54
WRAP UP Skenario 1 “BLOK CAIRAN” “KEKURANGAN CAIRAN “ Kelompok A1 Ketua Kelompok 1102014045 Aswan Bagastoro Sekertari! 1102014058 Bianca Caterinalisendra An""ota 1. 1102013021 Alsabaravi Ghiffari 2. 1102014022 Ananda Uica !essa"ati 3. 110201403# Antania $araswati 4. 110201405% B&nga 'is(alina 5. 11020140#1 Choir&nnisa )a&al A(hir #. 11020140#% *es+ ,ndriani -. 11020140-4 *ias A i /&s&a 8. 11020140133 ,rene ovita %. 1102014143 /hansadhia . oooiindie l. et end. $&"ra"to Ce"a(a6&tih a(arta 10510 7el". #2.21.42445-4 'a . #2.21.42445 Daftar Isi Daftar Isi........................................................................... ..............1 Skenario...................................................................... .........................2

Skenario Kekurangan Cairan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas. Komposisi cairan dan larutanKomposisi Cairan Tubuh menurut departemen kesehatan RI 20101. AirMerupakan senyawa utama dalam tubuh manusia (Horne, 2001), sedangkan menurut Price (2006), air adalah pelarut bagi semua zat terlarut dalam tubuh baik dalam tubuh suspensi maupun larutan.2. Solut (terlarut )Selain air cairan tubuh mengandung 2 jenis substansi terlarut (zat terlarut)

Citation preview

WRAP UPSkenario 1BLOK CAIRANKEKURANGAN CAIRAN

Kelompok A1

Ketua Kelompok: 1102014045 Aswan BagastoroSekertaris: 1102014058 Bianca CaterinalisendraAnggota:1. 1102013021 Alsabaravi Ghiffari2. 1102014022 Ananda Umica Ressapati3. 1102014036 Antania Saraswati4. 1102014059 Bunga Fiskalina5. 1102014061 Choirunnisa Yaumal Akhir6. 1102014069 Desy Indriani7. 1102014074 Dimas Aji Kusuma8. 11020140133 Irene Novita9. 1102014143 Khansadhia H. Moooiindie

Jl. Letjend. Suprapto, CempakaPutih, Jakarta 10510 Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.42445

Daftar IsiDaftar Isi.....................................................................................................................................1Skenario......................................................................................................................................2Kata Sulit....................................................................................................................................3Pertanyaan..................................................................................................................................3Brain Storming...........................................................................................................................3Hipotesa......................................................................................................................................6Learning Objective.....................................................................................................................9Pembahasan1. Memahami dan Menjelaskan cairan dan Larutan..101.1. Definisi cairan dan larutan1.2. Komposisi cairan dan larutan1.3. Fungsi cairan dan Larutan1.4. Perbedaan cairan dan Larutan1.5. Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan cairan dalam tubuh..212.1. Mekanisme keseimbangan2.2. Kompartmen keseimbangan cairan tubuh(kadar)2.3. Input output3. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi dan Hipovalemi...273.1. Definisi Dehidrasi dan Hipovolemi3.2. Gejala dehidrasi dan hipovolemi3.3. Klasifikasi dehidrasi dan hipovolemi3.4. Mekanisme dehidrasi dan hipovolemi4. Gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh...384.1. Hiponatremi4.2. Hipokalemi5. Etika minum dalam Islam..48Daftar Pustaka........................................................................................................................................54

Skenario

Kekurangan cairanSeorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI kaarena pingsan setelah berolahraga. Pada pemeriksaan fisik tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa kerumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS,penderita segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaanlaboratorium menununjukan kadar natrium: 130 mEq/L, kalium: 2,5 mEq/L dan klorida:95 mEq/L. Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam

Kata Sulit1. Cairan Elektrolit :Cairan yang dapat mengalirkan arus listrik (ion)2. Cairan Tubuh :Cairan sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu3. Larutan :Campuran yang bersifat homogen dalam molekul,ion atau atom. Dari dua zat atau lebih4. Infus :Memasukan Cairan tertentu ke dalam tubuh5. Nilai meq :Jumlah satuan ion yang di butuhkan untuk menetralkan muatan elektron ion6. Natrium :Kation utama di cairan ekstraseluler7. Klorida :Anion utama di cairan Ekstraseluler8. Kalium :Kation utama di cairan IntraselulerPertanyaan1. Sebutkan apa saja Gejala dari kekurangan cairan selain merasa lemas, bibir dan lidah kering?2. Penyakit apa yang ditimbulkan dari kekurangan cairan elektrolit?3. Jelaskan bagaimana mekanisme tubuh saat kekurangan Cairan?4. Bagaimana penangganan Dehidrasi5. Apa fungsi cairan elektrolit sendiri bagi tubuh kita?6. Zat-zat apa yang terkandung dalam Infus cairan elektrolit?7. Bagaimana Cara pencegahan dehidrasi?8. Faktor dan penyebab apa saja yang dapat mempengaruhi kekurangan cairan?9. Sebutkan etika minum dalam islam?10. Mineral apa saja yang ada dalam tubuh manusia?11. Sebutkan komposisi cairan dalam tubuh manusia?Brain Storming1 Gejala dehidrasi1) Dehirasi ringan :yang ditandai oleh mulut dan bibir kering turgor kulit normal, tenggorokan kering dan sakit kepala.2) Dehidrasi sedang :yang ditandai oleh mengantuk, pusing, otot lemah, mata kering, haus urin sedikit dan berwarna gelap/kuning tua, demam

3) Dehidrasi berat: urin gelap, hipotensi, ekstremitas dingin, kram otot, lemah, lidah bengkak, nadi cepat, mata cekung, menggigil, penurunan fungsi ginjal pingsan 2 Penyakit yang ditimbulkan dari kekurangan cairan elektrolit adalah Hipovolemi: adalah situasi darurat dimana terdapat kekurangan cairan dan darah yang parah yang membuat jantung tidak bisa memompa cukup darah ke organ-organ tubuh. Hiponatremia: adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal. Hipokalemia: adalah rendahnya kadar kalium didalam darah kita bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan.3)mekanisme tubuh saat kekurangan Cairansaat tubuh mendeteksi kekurangan dengan 3 cara:1) baroreseptor terdapat di aorta dan sinus2) Osmoresepto terdapat di hipotalamus3) Volume reseptor terdapar di atrium jantung Apabila kekurangan cairan: memberi sinyal kepada hipofisis, mengaktifkan ADH sehingga untuk mengeluarkan sedikit urinApabila Kelebihan Cairan: Hormon ADH non aktif sehingga urin keluar banyak Aktifin hormon antipretin sehingga ekskrsi cairan banyak4 Penangganan dehidrasi:Dehidrasi ringan: Mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas atau 2 L perhari Pemeriksaan fisik dan turgol kulitDehidrasi berat: Infus (penanggan penyakit sebelumnya)5 Fungsi cairan elektrolit dalam tubuh:Menjaga keseimbangan homeostatis tubuh yaitu keseimbangan cairan tubuh dan membantu dalam metabolism sel dan dalam pencernaan sel6 Zat-zat yang terkandung dalam Infus cairan elektrolitNacl, dextrose, kalium, magnesium,zinc

7 Cara pencegahan dehidrasiMengkonsumsi air mineral minimal 8 gelas atau 2 liter perhariMenjaga aktivitas agar teraturHindari minuman yang berkafein dan alkholHindari merokok

8 Faktor dan penyebab yang dapat mempengaruhi kekurangan cairanKekurangan asupan airKekurangan zat natrium dalam tubuhLatihan yang berlebihan yang tidak dibarengi asupan makananSinar panas matahariDiet kerasObat-obatan yang di gunakan terlalu lama contoh: pemberian obat deuretika yang panjangLuka bakar yang dapat mengakibatkan seseorang kehilangan banyak cairan tubuh9 etika minum dalam islam:1. Memakan makanan yang halal dan baik2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan3. Makan dan minum sambil duduk4. Membaca bismillah sebelum makan dan minum5. Makan dan minum menggunakan tangan kanan6. Makan dengan tiga jari7. Memungut makanan yang jatuh8. Tidak mencela makanan9. Tidak boleh bernafas dan meniup wadah10. Tidak makan dan minum secara berlebihan

10 mineral yang dibutuhkan bagi manusia: Mineral dalam tubuh: Makro: Mikro:Natrium zincKalium kobalMagnesium ferumKalsium Selenium

11 komposisi cairan dalam tubuh manusia: Kompartemen Intrasel:Cairan Intrasel (intracellular fluid) adalah cairan yang terdapat dala sel tubuh. Volume Cairan Intrasel sekitar 30% berat badan atau 60% dari jumlah air tubuh total. Kandungan air di intrasel lebih banyak dari ekstrasel dan persentae voluma CIS pada anak lebih kecil daripada dewasa. CIS berperan dalam preses replikasi dan sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas ekstrasel Kompartemen Ekstrasel :CES adalah cairan diluar sel.CES dibagi menjadi 3 bagian: Interstisial : cairan disekitar sel. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Intravaskular : cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Transelular : cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh.

HipotesaAktifitas sehari-hari atau penyakit dapat menyebabkan tidak seimbangnya cairan tubuh yaitu dehidrasi dan hipovolemi serta ketidakseimbangan elektrolit yang menyebabkan hypokalemia dan hiponatermia. Olahraga yang teratur dan asupan cairan tubuh sehari-hari sesuai etika islam harus di jaga agar kondisi tubuh tetap optimal sehingga tubuh tidak kekurangan cairan

Learning Objective

1. Memahami dan Menjelaskan cairan dan Larutan.1.1 Definisi cairan dan larutan1.2 Komposisi cairan dan larutan1.3 Fungsi cairan dan Larutan1.4 Perbedaan cairan dan Larutan1.5 Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan cairan dalam tubuh2.1 Mekanisme keseimbangan2.2 Kompartmen keseimbangan cairan tubuh(kadar)2.3 Input output3. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi dan Hipovalemi3.1 Definisi Dehidrasi dan Hipovolemi3.2 Gejala dehidrasi dan hipovolemi3.3 Klasifikasi dehidrasi dan hipovolemi3.4 Mekanisme dehidrasi dan hipovolemi4. Gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh4.1 Hiponatremi4.2 Hipokalemi5. Etika minum dalam Islam

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan1.1 Definisi Cairan dan Larutan Definisi cairan Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas.(Sukmariah, M, & Kamiyanti, A. 1990. Kimia kedokteran. Jakarta : Binarupa Aksara)

cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zatterlarut). Cairan sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.Cairan di dalam tubuh sebanyak 60% dari berat tubuh atau 2/3 dari berat tubuh.(Mima & Swearingen, 1995)

Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (Price, 2006).

Cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut /zat terlarut (Horne, 2001).Kesimpulan: Cairan adalah larutan/air(pelarut/solvent) dan solute (elektrolit dan non elektrolit) Definisi larutana. Menurut R. Voight hal. 391Larutan adalah sediaan cair yang mengandung obat terlarut, menurut aturannya didalam air atau cairan yang didominasi air.

b. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV hal. 15Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang saling bercampur.

c. Menurut Ansel hal. 304Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, biasanya dilarutkan didalam air, yang karena bahannya, cara peraciknya atau penggunaannya tidak dimasukkan dalam produk lain.

d. Menurut Formulariun Nasional hal. 332Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, biasanya dilarutkan didalam air atau lebih didalam pelarut, dimasukkan kedalam rongga tubuh.

e. Menurut Parrot hal. 174Larutan adalah suatu sistem farmasi yang berisi atau lebih, preparat cair yang mengandung satu atau lebih zat terlarut dan dimana metode pembuatannya tidak menggunakan metode persiapan atau bahan terklasifikasi dalam katekori lain.

f. Menurut RPSLarutan adalah campuran homogen yang dibuat dengan cara melarutkan zat cair, padat atau garam dalam pelarut- pelarut (beberapa pelarut) lain dan mewakili beberapa kelompok sediaan yang mana molekul pada pelarut atau bahan pelarut yang terdispersi dalam larutan.

g. Menurut Scovilles hal.125Larutan adalah campuran homogen atau campuran dari dua atau lebih untuk bentuk larutan yang jernih, larutan dikatakan homogeny, karena mewakili pelarut dalam suatu molekuler atau submolekuler ionik yang tetap dalam keadaan subdivision.

f. .Menurut kimia kedokteran edisi 2 Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut)

Kesimpulan :Larutan (solute) merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua komponen atau lebih. Komponen yang lebih sedikit disebut sebagai solute (zat terlarut), sedangkan yang jumlahnya lebih banyak dinyatakan sebagai solven (pelarut).Jenis cairan dan larutanJenis-Jenis larutanBerdasarkan FasanyaSolvent(Pelarut)ContohSolute(Terlarut)ContohContoh campuran

Zat cairAirZat cairAlkoholSpiritus

Zat cairAsetonGasAsetilenZat untuk las

Zat cairAirZat padatGaramLarutan garam

GasUdaraZat cairMinyak WangiSpray

GasO2GasHeGas untuk mengelas

GasO2Zat padatNaftalenKamfer

Zat padatCdZat cairHgAmalgam gigi

Zat padatPdGasH2Gas oven

Zat padatAuZat padatAg

Berdasarkan Kejenuhana) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).

Berdasarkan Daya Hantar Listriknya Kekuatannya tergantung pada nilai koefisien ionisasinya () a)Elektrolit Dapat menghantarkan arus listrik - Kuat =1 - lemah 0 < < 1 b)Non Elektrolit Tidak dapat menghantarkan arus listrik = 0

Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlaruta)Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.

Macam-macam Cairana. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia. Volumenya Lebih kurang dari 33 % berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan ektrasel. Contoh : Kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anionb. Cairan Ektrasel : Cairan yang terdapat diluar tubuh. Cairan ektrasel terdiri: Cairan Intersisium atau cairan antar sel yang berada diantara sel Cairan Intravaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma darah Cairan Transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak ( likuor serebropinal), bola mata, sendi.Cairan ektrasel berperan sebagai :-Penghantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, baebagai ion, dan regulator hormon)-Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.Contoh Na sebagai Kation, klorida sebagai anion.

1.2Komposisi cairan dan larutanKomposisi Cairan Tubuh menurut departemen kesehatan RI 20101. AirMerupakan senyawa utama dalam tubuh manusia (Horne, 2001), sedangkan menurut Price (2006), air adalah pelarut bagi semua zat terlarut dalam tubuh baik dalam tubuh suspensi maupun larutan.2. Solut (terlarut )Selain air cairan tubuh mengandung 2 jenis substansi terlarut (zat terlarut), yaitu :a. ElektrolitElektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berkaitan satu sama lain (miliekuivalen / liter [mEq/v]) atau dengan berat molekul dalam gram (milimol/liter [mol/L]).1) KationMerupakan ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraseluler utama adalah Natrium (Na+), sedangkan kation intraseluler utama adalah Kalium (K+). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa Natrium ke luar dan Kalium ke dalam.2) AnionMerupakan ion-ion yang membentuk muatan negative dalam larutan. Anion ekstraseluler utama adalah Klorida (Cl-), sedangkan anion intraseluler utama adalah Fosfat (Po43-).b. Non-elektrolitAdalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan bermuatan listrik ( Prrice, Sylvia ). Nonelektrolit terdiri dari protein, urea, glukosa, oksigen, karbondioksida, dan asam-asam organik.Tabel 1. Komposisi Elektrolit dalam Cairan Tubuh Manusi

Tabel 2. Gambaran Perbedaan Kation/Anion dalam Cairan Intraselular dan Interstitial

1.3 Fungsi Cairan dan LarutanFungsi Larutan :Secara umum berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut)Fungsi Cairan antara lain :a. sebagain pelarut dan alat angkutSebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan seperti oksigen dan hormon. Zat-zat gizi dan hormon ini di bawa ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan. Di samping itu, cairan tubuhjuga berperan sebagai alat angkut berbagai komponen sisa metabolisme termasuk kabondioksida dan urea untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, ginjal, dan kulit.b. sebagai katalisatorSebagai komponen yang mempermudah dan mempercepat berbagai reaksi biologik di dalam tubuh, termasuk di dalam saluran pencernaan.cairan tubuh juga diperlukan untuk memecah dan menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana.c. sebagai pelumasDalam air sendi-sendi tubuh sehingga tidak saling bergesekan dan dapat bergerak dengan bebas tanpa menimbulkan rasa sakit.d. sebagai pengatur suhu tubuhKarena cairan seperti air mempunyai kemampuan untukmenyalurkan panas, sehingga memegang peranan penting dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh. Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 derajat Celcius. Suhu ini merupakan suhu paling cocok untuk bekerjanya enzim-enzim dalam tubuh. Kelebihan panas yang diperoleh dari metabolisme tubuh perlu segera dikeluarkan dari dalam tubuh. Sebagian besar pengeluaran suhu ini melalui penguapan (keringat) sehingga suhu tubuh tetap stabil.e. sebagai peredam benturanTerdapat pada permukaan organ-organ tubuh tertentu yang bersifat lunak untuk menghindari dan meredam benturan yang dapat menyebabkan kerusakan. Diantaranya adalah cairan dalm bola mata, jaringan syaraf tulang belakang, dan air ketuban untuk menghindari benturan pada janin.f. Menjaga Dengan terapi air yang penggunaanya secara internal dengan minum air atau ekternal sebagai pengobatan penyakit.

Hal ini terjadi karena cairan yang berupa air diminum dengan jumlah cukup dan metode yang benar dapat memurnikan racun-racun yang terdapat di dalam tubuh. Terapi air juga dapat menjaga ketersediaan air dalam tubuh sehingga darah tidak mengalami kekentalan yang berlebihan yang dapat menyebabkan darah tinggi. Terapi air dapt juga untuk menjaga kecantikan. Kulit merupakan bagian terluar yang langsung bersentuhan dengan udara luar, panas, cahaya matahari juga polusi. Untuk menjaga elastisitas kulit, air yang diperlukan dalam jumlah yang cukup mutlak diperlukan. Air dapat melembabkan kulit sehingga tidak mudah kering dan menimbulkan kerutan. Untuk menjaga keseimbangan berat badan, air sangat mutlak diperlukan. Ternyata air dapat meningkatkan metabolisme dan menekan nafsu makan. Minum banyak air putih dapat menyaring kelebihan kalori. h. kecantikan dan kesehatan tubuhTransport cairan dalam tubuh ada 4, yaitu: 1. DifusiPergerakan molekul melintasi membran semipermeabel dari kompartemen dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah

2. Osmosis Pergerakan dari solvent (pelarut) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi. 3. Transport aktif Pergerakan dari konsentrasi tinggi ataupun rendah. Proses transpor aktif penting untuk mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan intraselular dan ekstraselular. 4. FiltrasiProses perpindahan cairan dan solut melintasi membran bersama-sama dari kompartemen bertekanan tinggi menuju kompartemen bertekanan rendah. (Faqih, 2009) 1.4 Perbedaan Cairan dan Larutan1. Larutan itu campuran homogen dari dua zat atau lebih serta sama ukuran partikelnya, tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut partikel-partikel penyusunnya berukuran sama. Dalam larutan fase cair pelarutnya (solvent) adalah cairan dan zat terlarut di dalamnya disebut zat terlarut(solute) bisa berwujud cair, padat, atau gas. 1. Sedangkan cairan, adalah campuran yang heterogen yaitu antara pelarut dan zat terlarutnya masih dapat dibedakan. Partikel-partikel pembentuknya solute maupun solventnya masih menunjukkan sifat dari masing-masing partikel tersebut.. (juliantara, 2009)1. Kesimpulanya: Cairan terdiri dari 1 zat, sedangkan larutan terdiri dari 2 zat atau lebih yang terdiri dari solute dan solvent

1.5 Faktor yang mempengaruhi larutan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain :1. PH2. Temperatur3. Jenis pelarut4. Bentuk dan ukuran partikel zat5. Konstanta dielektrik pelarut6.adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk kompleks, ion sejenis dll.

1. Pengaruh pH Zat aktif yang sering digunakan di dalam dunia pengobatan umumnya adalah Zat organik yang bersifat asam lemah, dimana kelarutannya sangat dipengaruhi oleh pH pelarutnya. Kelarutan asam-asam organik lemah seperti barbiturat dan sulfonamide dalam air akan bertambah dengan naiknya pH karena terbentuk garam yang mudah larut dalam air. Sedangkan basa-basa organik lemah seperti alkoholida dan anastetika lokal pada umumnya sukar larut dalam air. 2. Pengaruh temperatur (suhu) Kelarutan zat padat dalam larutan ideal tergantung kepada temperatur, titik leleh zat padat dan panas peleburan molar zat tersebut. Kelarutan suatu zat padat dalam air akan semakin tinggi bila suhunya dinaikan. Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antar molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antar molekul zat padat menjadikan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, adannya pengaruh kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutan gas dalam air berkurang. Hal ini disebabkan karena gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan air bila suhu meningkat. SuhuUntuk Campuran padat-cair pada umumnya :Jika suhu tinggi maka kelarutanyaakan tinggi(T > Kelarutan >)3. Pengaruh jenis pelarut Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar dan ionik, begitu pula sebaliknya. Kelarutan juga bergantung pada struktur zat, seperti perbandingan gugus polar dan non polar dari suatu molekul. Makin panjang rantai gugus non polar suatu zat, makin sukar zat tersebut larut dalam air. Sifat solute dan solventnyaBerlaku aturan like dissolve likeYakni suatu solute akan mudah larut dalam solvent yang punya sifat yang sama dengan solute,di mana solute polar mudah larut dalam solvent polar dan solute non polar mudah larut dalam solvent non polar.Contoh : garam dapur (polar) larut dalam air (polar)4. Pengaruh bentuk dan ukuran partikel Kelarutan suatu zat akan naik dengan berkurangnya ukuran partikel suatu zat,Pengaruh konstanta dielektrik Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan zat-zat non polar sukar larut di dalamnya, begitu pula sebaliknya.5. Pengaruh penambahan zat-zat lain Surfaktan adalah suatu zat yang sering digunakan untuk menaikan kelarutan suatu zat. Molekul surfaktan terdiri atas dua bagian yaitu bagian polar dan non polar apabila didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah, akan berkumpul pada permukaan dengan mengorientasikan bagian polar ke arah air dan bagian non polar kearah udara, surfaktan mempunyai kecenderungan berasosiasi membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. LO. 2 Memahami & Menjelaskan Keseimbangan Cairan Dalam Tubuh2.1) Mekanisme KeseimbanganDari beberapa sumber pengeluaran dan pemasukan H2O, hanya dua sumber yang dapat diatur oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan H2O. Untuk input H2O, rasa haus dapat diatur untuk memenuhi intake H2O dan untuk output H2O, ginjal dapat mengatur banyaknya urin yang akan dibentuk. Pengaturan pengeluaran H2O pada urin adalah faktor terpenting dalam menjaga keseimbangan H2O. Beberapa faktor lain dapat diatur, namun tidak menjadi pengaturan utama dalam menjaga keseimbangan H2O. Asupan air dari makanan dapat diatur untuk menjaga keseimbangan energi, dan kontrol terhadap pengeluaran keringat penting untuk menjaga suhu tubuh. H2O yang dihasilkan secara metabolik dan pengeluaran H2O dengan cara insensible loss tidak dapat diatur oleh tubuh Pengaturan output air oleh vasopressin pada urin Perubahan osmolaritas cairan ekstraselular yang disebabkan oleh ketidak seimbangan input/output H2O dapat dikompensasi secara cepat dengan mengatur pengeluaran H2O oleh urin, tanpa harus mengeksresi zat-zat garamnya. Oleh karena itu, reabsorbsi dan eksresi H2O dibedakan dari reabsorbsi dan eksresi solute, sehingga jumlah H2O bebas yang dijaga/dibuang dapat berubah secara cepat untuk menjaga osmolaritas cairan ekstraselular. Reabsorbsi dan eksresi H2O bebas diatur oleh sekresi hormon vasopressin. Di seluruh nefron ginjal, reabsorbsi H2O sangat penting untuk mengatur volume cairan ekstraselular karena reabsorbsi garam disertai dengan reabsorbsi H2O dalam jumlah yang sama. Namun pada distal dan tubulus kolektivus, reabsorbsi H2O bebas dapat terjadi tanpa harus menyerap garam dalam jumlah yang sama. Hal ini dikarenakan adanya gradien osmotik vertikal dalam medulla ginjal, di mana terdapat sebagian dari tubulus itu.Vasopressin meningkatkan permeabilitas terhadap H2O di bagian akhir tubulus tersebut. Jumlah H2O bebas yang direabsorbsi sangat bervariasi, tergantung dari jumlah vasopressin yang disekresi, dan dari osmolaritas cairan ekstraselular.

Vasopressin diproduksi di hypothalamus, dan disimpan di kelenjar pituitary. Vasopressin disekresi dari bagian posterior kelenjar pituitary atas perintah dari hypothalamus. Pengatur input air oleh mekanisme haus Haus adalah sensasi yang dirasakan secara subjektif, yang mendorong manusia untuk minum. Pusat haus terletak di hypothalamus, dekat dengan sel-sel yang mensekresi vasopressin. Pusat kontrol hypothalamus yang mengatur sekresi vasopressin dan rasa haus bekerja secara bersamaan. Adanya vasopressin dan rasa haus distimulasi oleh defisit H2O, dan kebalikannya, ditekan oleh adanya H2O bebas. Oleh karena itu, perintah untuk mengurangi output H2O oleh urin biasanya diiringi dengan rasa haus, supaya segera mendapat asupan H2O.

Gambar 4. Regulasi Sekresi Vasopressin & Rasa Haus (Sherwood, et. al., 2010) Peranan osmoreseptor hypothalamus Pusat penerimaan input rasa haus dan sekresi vasopressin terletak pada bagian osmoreseptor hypothalamus. Osmoreseptor ini terus-menerus memonitor osmolaritas dari cairan yang mengelililinginya. Ketika osmolaritas cairan meningkat (karena kekurangan H2O), kebutuhan untuk menahan pengeluaran H2O meningkat. Hal ini menyebabkan sekresi vasopressin dan adanya rasa haus. Akibatnya, terjadi peningkatan reabsorbsi H2O di distal dan tubulus kolektivus, sehingga H2O dapat dikonservasi; namun di saat yang bersamaan, tubuh tetap memaksa agar intake H2O dilakukan segera. Seluruh mekanisme tersebut dapat mengganti H2O yang berkurang dari cairan ekstraselular, sehingga kondisi hipertonis cairan dapat diatasi. Kebalikannya, apabila terjadi kelebihan H2O, dengan manifestasi rendahnya osmolaritas cairan ekstraselular, menyebabkan meningkatnya produksi urin, dan menghilangkan rasa haus. Peranan reseptor volume pada arteri kiri jantung Meskipun stimulus sekresi vasopresin dan rasa haus terjadi karena peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular, namun sel pensekresi vasopressin dan pusat rasa haus juga dipengaruhi oleh perubahan volume cairan ekstraselular yang dideteksi oleh reseptor volume pada arteri kiri jantung. Reseptor-reseptor ini merespon tekanan peregangan pembuluh darah yang dipengaruhi oleh aliran darah, yang dapat dianggap sebagai volume cairan ekstraselular. Reseptor tersebut memonitor seberapa penuhnya pembuluh darah. Ketika terjadi penurunan volume ekstraselular yang tinggi (penurunan volume lebih dari 7%) 2.2 Kompartemen dan Kadar Keseimbangan Cairan Dalam Tubuh

Cairan intraselular dan ekstraselularCairan dalam sel (cairan intraselular), dan cairan yang terdapat di sekitaran sel (cairan ekstrasel). 2/3 cairan terdapat di dalam sel (cairan intraselular). 1/3 nya terdapat di cairan ekstraselular.

Di ekstraselular terbagi menjadi 2, yaitu cairan plasma dan cairan interstitial. Cairan plasma adalah cairan yang ada di dalam darah dan merupakan 1/5 dari cairan ekstraselular. Cairan interstitial adalah cairan yang terdapat pada rongga antar sel, dan merupakan 4/5 dari cairan ekstraselular.

Dua kategori cairan ekstraselular yang tergolong sedikit yaitu cairan limfe dan cairan transelular. Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari cairan interstitial ke plasma darah melalui system limfe, yang berfungsi sebagai imunitas tubuh. Cairan traselular terdiri dari cairan kumpulan cairan-cairan yang terspesialisai, yaitu cairan yang disekresikan oleh sel tertentu, yang ditujukan kepada bagian tubuh tertentu dengan fungsi spesifik. Cairan transelular meliputi cairan serebrospinal (mengeilingi,melindungi, dan menutrisi otak dan saraf tulang belakang), cairan intraocular( mempertahankan bentuk dan menutrisi mata), cairan synovial (melumasi dan berfungsi sebagai bantalan persendian), cairan pericardial, intrapleural, dan peritoneal (secara berurutan, melumasi gerakan jantung,paru-paru,usus), dan cairan digestistivus. (Sherwood, et al, 2010)

2.3 Input output cairan tubuh1.Intake CairanSebanyak 1250 ml H2O didapatkan dari minuman, namun dengan jumlah yang hampir sama yaitu 1000 ml H2O didapatkan dari makanan (dalam bentuk padat). Perlu diingat otot memiliki kandungan air sebanyak 75%, buah dan sayuran memiliki kandungan air sebanyak 60-90%. Sehingga, sebagian besar air yang didapatkan manusia sehari-harinya, berasal dari makanan padat dan minuman. Sisanya, sumber H2O yang paling kecil didapatkan adalah proses metabolism tubuh. Beberapa reaksi kimia di dalam sel mengkonversi bahan makanan dan o2 menjadi energy, dengan menghasilkan CO2 dan H2O, proses metabolisme ini mengeluarkan h2o dari sel menuju cairan ekstraselular sebanyak 350 ml setiap harinya. Sehingga, rata-rata input H2O manusia setiap harinya adalah 2600 ml. sumber H2O lain juga didapatkan dalam kondisi terapi/pengobatan, misalnya melalui infus.

2.Output CairanKehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :a. UrineProses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius merupakan proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.b.IWL (Insesible Water Loss)IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.d. KeringatBerkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.d.FesesPengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).Kesimpulan: Input:Asupan cairan : 1250 ml/hariH2O dalam makanan : 1000 ml/hariH2O yang diproduksi : 350 ml/harioleh metabolismeJumlah : 2600 ml/hari

Output:Urine: 1500 ml/hariFaeces: 100 ml/hariKeringat: 100 ml/hariInsensible water loss : 900 ml/hariJumlah : 2600 ml/hari

LO 3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh3.1) Definisi Dehidrasi & Hipovolemi1. Dehidrasi adalah suatu keadaan terlalu banyaknya cairan tubuh yang hilang dan tidak dapat digantikan dengan baik. Menurut Mann dan Stewart (2007) dan Gavin (2006), dehidrasi disebabkan karena meningkatnya kehilangan cairan tubuh, kurangnya asupan air, atau oleh kedua hal tersebut. Dehidrasi ditandai oleh munculnya rasa haus. Apabila rasa haus tersebut tidak direspon dengan meminum air dalam jumlah yang cukup maka keadaannya akan semakin memburuk. Rasa haus ini akan semakin sulit diterima dan direspon seiring dengan bertambahnya usia. Akibatnya, rasa haus tersebut akan berkembang menjadi rasa lemah dan lemas, letih, kehilangan kesadaran, bahkan kematian (Whitney & Rolfes 2008; Adyas, 2011). Dehidrasi dideskripsikan sebagai suatu keadaan keseimbangan cairan yang negatif atau terganggu yang bisa disebabkan oleh berbagai jenis penyakit (Huang et al, 2009). Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada pemasukan air(input) (Suraatmaja, 2010). Cairan yang keluar biasanya disertai dengan elektrolit (Latief, dkk., 2005).2. Hipovolemi adalah Kekurangan volume cairan ( FVD ) kehilangan air dan elektrolit dengan proporsi yang sama. Jadi resiko elektrolit dan air sama besar. Hipovolemia berbeda dengan istilah dehidrasi, dehidrasi itu sendiri adalah hilangnya air saja namun kadar Na meningkat, jadi rasio elektrolit dan air tidak sama besar. Kekurangan volume cairan terjadi akibat hilangnya cairan tubuh yang lebih cepat atau lebih banyak dari asupanya tetapi bias uga semata mata akibat masukan yang tidak adekuat yang terjadi cukup lama. Hipovolemi adalah kekurangan cairan terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama ketika mereka pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama. (Brunner & Suddarth, 2002). Hipovolemi adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraselular (CES) Hipovolemi adalah penipisan volume CES (kalau yang berak dapat menimbulkan syok hipovolemik) Hipovolemi adalah kekurangan cairan-cairan di bagian CES Hipovolemi adalah suatu keadaan berkurangnya volume air ekstrasel. Hipovolemi disebut juga disebut juga deplesi volume,Pada hipovolemia berkurangnya air dan natrium terjadi dalamjumlahyang sebanding. Sedangkan Dehidrasi adalah berkurangnya volume akibat perpindahan air ekstrasel ke intrasel . Peningkatan ini terjadi akibat peningkatan osmolalitas efektif ekstrasel.

3.2 Gejala Dehidrasi dan Hipovolemi Gejala HipovolemiaUntuk yang ringan, akan merasa lemah, cepat lelah dan haus. Gangguan itu bisa berlanjut menjadi kram otot dan hipotensi ortostatik, yaitu pandangan menjadi gelap ketika berdiri dalam waktu lama. Sedangkan pada tingkat yang lebih berat, hipovolemia dengan tingkat kekurangan cairan hampir 6% ke atas dapat menyebabkan otot melemah, bicara tidak lancar, bibir menjadi biru, bahkan syok. Gejala-gejala dehidrasi, seperti kurang konsentrasi, sulit menyelesaikan segala macam tugas dan sakit kepala, juga dapat timbul. Gejala DehidrasiTanda atau gejala dehidrasi meliputi : dehidrasi ringan, gejala yang biasanya muncul seperti terasa haus, bibir kering, tenggorokan kering, kulit kering dan sakit kepala; dehidrasi sedang, gejalanya seperti pusing, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, lemah, urine kental (warna kuning), volume urine sedikit; dan dehidrasi berat, dengan gejala seperti kram otot, lidah bengkak, sirkulasi darah memburuk, fisik sangat lemah, penurunan fungsi ginjal dan pingsan Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat seperti pada tabel di bawah ini:

3.3 Klasifikasi Dehidrasi dan HipovolemiDehidrasi dapat dibedakan menjadi:1, 21. Dehidrasi isotonik, terjadi jika terjadi kehilangan air dan garam dalam proporsi yang sama sebagaimana air dan garam pada cairan di sekitar sel. Konsentrasi sodium serum dan osmolalitas serum tidak terpengaruh jika yang hilang adalah cairan dari intravaskular. Konsekuensinya,fluid shifttidak terjadi. Sodium serum tetap dalam batas normal, yaitu 135 dan 145 mEq/L.2. Dehidrasi hipertonik, biasanya terjadi pada bayi atau anak-anak. Hipertonik berarti ada kadar garam yang tinggi dalam darah sehingga dehidrasi jenis ini dapat terjadi saat terjadi kehilangan lebih banyak air daripada garam. Diare berair dan muntah yang berlebihan bisa menjadi penyebabnya.3. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika sodium yang hilang lebih dari cairan atau saat tubuh mempertahankan air dan konsentrasi sodium serum di bawah 135 mEq/L. Kekurangan sodium menyebabkan air berpindah dari ekstraseluler ke intraseluler. Penyebabnya bisa pemberian air putih untuk menggantikan keringat yang hilang, administrasi cairan IV yang tidak tepat (larutan terlalu hipotonik) atau penggunaan air keran bukannya suntikan saline. Eksresi sodium yang tidak normal juga bisa menyebabkan dehidrasi jenis ini seperti pada pasien dengan fibrosis kistik.Dehidrasi yaitu suatu keadaan tubuh dimana cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk. Menurut keadaan klinisnya, dehidrasi dibagi menjadi:1,51.Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB): turgor berkurang, suara serak (vox cholerica), pasien tidak syok. Menurut klasifikasi WHO, dehidrasi ringan ditandai dengan penurunan cairan 5% dari total berat badan tanpa ada keluhan mencolok selain anak terlihat lesu, haus, dan agak rewel.2.Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien dalam keadaan presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam. Menurut klasifikasi WHO, dehidrasi berat ditandai dengan penurunan cairan 5%-10% dari total BB dengan tanda berupa gelisah, cengeng , kehausan, mata cekung, dan kulit keriput.3.Dehidrasi berat (hilang cairan >8% BB): tanda sama dengan dehidrasi sedang disertai dengan kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, dan sianosis. Menurut klasifikasi WHO, dehidrasi berat ditandai dengan penurunan cairan tubuh >10% dari total berat badan dengan tanda berupa berak cair terus-menerus, muntah terus-menerus, kesadaran menurun, sangat lemas, terus mengantuk, tidak bisa minum, tidak mau makan, mata cekung, bibir kering dan biru. Selain itu, terdapat pula tanda berupa cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik, tidak kencing selama 6 jam atau lebih (frekuensi berkurang), dan terkadang disertai panas tinggi dan kejang.Pada umumnya, kehilangan 10-20% cairan tubuh tidak menimbulkan gejala klinik apapun. Istilah hipovolemi ringan digunakan bila terdapat kehilangan kurang dari atau sama dengan 20% volume plasma. Hipovolemi sedang apabila tedapat kehilangan 20-40% volume plasma. Hipovolemi berat terjadi apabila kehilangan lebih dari atau sama dengan 40% volume plasma.

Gejala klinis syok hipovolemikRingan(40% volume darah)

Ekstremitas dingin, waktu pengisian kapiler meningkat, diaphoresis, vena kolaps,cemasSama dengan yang ringan, ditambah takikardia, takipnea, oliguria, dan hipotensi ortostatikSama, ditambah ketidakstabilan hemodinamik, takikardia bergejala hipotensi, dan perubahan kesadaran

3.4 Mekanisme dehidrasi & hipovolemiMekanisme DehidrasiSaat air yang hilang lebih banyak daripada air yang masuk, dehidrasi akan menstimulasi rasa haus. Pengurangan volume darah akan menyebabkan tekanan darah turun. Perubahan tersebut akan menstimulasi ginjal melepaskan renin yang akan mempromosikan pembentukan angiotensin II. Peningkatan impuls saraf dari osmore-septor di hipotalamus , memicu peningkatan osmolaritas darah, dan meningkatkan angiotensin II di darah yang keduanya akan menstimulasi pusat rasa haus di hipotalamus. Sinyal lain yang menstimulasi rasa haus berasal dari neuron mulut yang mendeteksi kekeringan karena pengurangan aliran saliva serta baroreseptor yang mendeteksi penurunan tekanan darah pada jantung dan pembuluh darah. Peningkatan sensasi rasa haus akan memacu seseorang untuk meningkatkan asupan airnya. Namun, terkadang sensasi haus tersebut tidak terjadi dengan baik atau akses air terbatasi sehingga dehidrasi yang signifikan mungkin muncul. Hal tersebut sering terjadi pada orang tua, bayi, dan pada orang yang mengalami gangguan mental.4Pengaturan Kehilangan Air dan Solute4Tingkat kehilangan garam urin (NaCl) merupakan faktor utama yang menentukan volume cairan tubuh. Hal tersebut dikarenakan air mengikuti solute melalui proses osmosis sementara solute yang paling utama dalam cairan ekstraseluler dan urin adalah sodium (Na+) dan Cl-. Melalui mekanisme yang sama, osmolaritas cairan tubuh juga ditentukan oleh banyaknya air yang hilang melalui urin.Ada tiga hormon penting yang meregulasi kadar reabsorpsi Na dan Cl pada ginjal, yaitu angiotensin II, aldosteron, dan atrial natriuretic peptide (ANP). Saat dehidrasi, Angiotensin II dan aldosteron akan mempromosikan reabsorpsi Na dan Cl yang akan mengkonservasi volume cairan tubuh dengan mengurangi kehilangan melalui urin. Di sisi lain, jika terjadi peningkatan volume darah seperti saat minum air terlalu banyak, atrium jantung akan teregang dan terjadi promosi pelepasan ANP. ANP ini akan memberikan efek natriuresis, yang akan meningkatkan eksresi Na maupun Cl diikuti ekskresi air. Selain itu juga terjadi perlambatan pelepasan renin dari sel juxtaglomerular ginjal. Akibatnya, hanya sedikit angiotensin II yang terbentuk sehingga glomerular filtration rate meningkat disertai pengurangan reabsorpsi Na, Cl dan air pada tubulus ginjal. Sebagai tambahan, pengurangan angiotensin II akan berdampak pada rendahnya kadar aldosteron yang juga akan menyebabkan penurunan reabsorpsi Na dan Cl pada duktus colectivus.Hormon utama yang meregulasi kehilangan air adalah antidiuretik (ADH)yang lebih dikenal dengan vasopressin. Hormon ini diproduksi oleh sel neurosekretori yang ber-ada pada hipotalamus dan meluas ke hipofisis posterior. Selain menstimulasi mekanisme rasa haus, peningkatan osmolaritas cairan tubuh akan menstimulasi pelepasan ADH. ADH akan mempromosikan insersi proteinwater-channel(aquaporin-2) ke membran apikal sel prinsipal pada duktus kolektivus ginjal. Molekul air berpindah melalui osmosis dari cairan tubulus renal ke dalam sel dan kemudian dari sel ke dalam aliran darah. Hasilnya adalah produksi urin yang sedikit dan sangat terkonsentrasi. Intake air yang dilakukan saat merasa haus akan mengurangi osmolaritas cairan interstitial dan darah. Dalamm beberapa menit, sekresi ADH akan dihentikan dan kadar dalam darah dengan segera menjadi nol. Saat sel prinsipal tidak terstimulasi ADH, molekul aquaporin-2 disingkirkan dari membran apikal melalui endositosis.Pada beberapa kondisi, faktor selain osmolaritas darah juga dapat berpengaruh pada sekresi ADH. Pengurangan volume darah yang besar yang terdeteksi baroreseptor pada atrium kiri dan dinding pembuluh darah juga menstimulasi pelepasan ADH. Pada dehidrasi yang berat glomerular filtration rate berkurang karena tekanan darah turun sehingga air yang hilang melalui urin juga sedikit. Jika intake air banyak, tekana darah akan naik sehingga GFR juga naik dan urin banyak keluar.Mekanisme HipovolemikPatofisiologi sangat berhubungan dengan penyakit primer penyebab renjatan. Namun secara umum bila terjadi penurunan tekanan darah maka tubuh akan mengadakan respon untuk mempertahankan sirkulasi dan perfusi yang adekuat pada organ-organ vital melalui refleks neurohumoral. 1,2,5-8 Integritas sirkulasi tergantung pada volume darah yang beredar, tonus pembuluh darah dan sistim pompa jantung. Gangguan dari salah satu fungsi tersebut dapat menyebabkan terjadinya renjatan. Bila terjadi hipovolemi maka mekanisme kompensasi yang terjadi adalah melalui: 1,2,6,7 1. Baroreseptor Reseptor ini mendapat rangsangan dari perubahan tegangan dalam pembuluh darah. Bila terjadi penurunan tekanan darah maka rangsangan terhadap baroreseptor akan menurun, sehingga rangsangan yang dikirim baroreseptor ken pusat juga berkurang, sehingga akan terjadi : - Penurunan rangsangan terhadap cardioinhibitory centre. - Penurunan hambatan terhadap pusat vasomotor Akibat dari kedua hal tersebut maka akan terjadi vasokonstriksi dan takikardia. Baroreseptor ini terdapat di sinus karotikus, arkus aorta, atrium kiri dan kanan ventrikel kiri dan dalam sirkulasi paru. Baroreseptor sinus karotikus merupakan baroreseptor perifer yang paling berperan dalam pengaturan tekanan darah. 2. Kemoreseptor Respon baroreseptor mencapai respon maksimal bila tekanan darah menurun sampai 60 mmHg. Bila tekanan darah menurun di bawah 60 mmHg maka yang bekerja adalah kemoreseptor, yang terangsang bila terjadi hipoksia dan asidosis jaringan. Akibat rangsangan kemoreseptor ini adalah vasokonstriksi yang luas dan rangsangan pernafasan. 3. Cerebral Ischiemic ReceptorBila aliran darah ke otak menurun sampai