78
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman manajemen suatun perusahaan dituntut untuk dapat mengembangkan dan mengendalikan aktivitas perusahaan secara efektif dan efesien, sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya ditengah persaingan yang terjadi diantara perusahaan-perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya ditengah persaingan yang terjadi diantara perusahaan-perusahaan yang ada. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu kosep manajemen yang mampu menjalankan fungsinya sebagai fungsi pengendalian yang merupakan fungsi untuk mengukur hasil yang mencapai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang 1

Skipsi Taman 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal skripsi

Citation preview

Page 1: Skipsi Taman 2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan jaman manajemen suatun perusahaan

dituntut untuk dapat mengembangkan dan mengendalikan aktivitas

perusahaan secara efektif dan efesien, sehingga perusahaan dapat

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya ditengah persaingan yang

terjadi diantara perusahaan-perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

hidup usahanya ditengah persaingan yang terjadi diantara perusahaan-

perusahaan yang ada.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu kosep

manajemen yang mampu menjalankan fungsinya sebagai fungsi

pengendalian yang merupakan fungsi untuk mengukur hasil yang mencapai

dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam suatu perusahaan yang

bergerak dibidang industry, siklus kegiatan usahanya terpusat dibagian

produksi, dimana pada bagian produksi ini kegiatannya dimulai dari

pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan berakhir dengan penyeraha

produk tersebut kebagian gudang untuk diserahkan kepada pembeli. Untuk

mengendalikan kegiatan produk tersebut perlu ditetapkan berapa selisih

yang berfungsi sebagai pembanding atas kegiatan tersebut.

Pengendalian terhadap biaya bahan baku tidak cukup hanya dengan

menetapkan standar tetapi juga harus dilakukan analisis perbandingan

1

Page 2: Skipsi Taman 2012

terhadap pelaksanaan sesungguhnya. Sehingga dapat ditentukan apakah

pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan secara efisien atau tidak. Analisis

yang dilakukan sering disebut sebagai selisih.

Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa tujuan utama penggunaan anlisis selisih itu adalah untuk mengetahui

penyimpangan yang terjadi antara biaya bahan baku sesungguhnya dengan

biaya bahan baku standar yang telah ditetapkan,oleh karena itu penggunaan

analisis selisih sangat membantu manajemen dalam melakukan usahanya

untuk mencapai tingkat efesiensi pemakaian bahan baku.

Bertiti tolak dari hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan menggunakan judul “ Peranan Analisis Selisih dalam Efesiensi

Pemakaian bahan Baku Pada PT. Artha Mulia Plasindo “.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Adapun masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana penetapan analisis selisih yang ada pada perusahaan ?

2. Bagaimana efesiensi pemakaian bahan baku yang di lakukan oleh

perusahaan?

3. Sampai sejauh mana peranan analisis selisih bahan baku yang dilakukan

oleh perusahaan ?

Ruang lingkup atau objek pembahasan dlam skripsi ini akan dibatasi pada

penerapan analisis selisih dalam efesiensi pemakaian bahan baku.

2

Page 3: Skipsi Taman 2012

C. Definisi Variabel

Untuk mkepentingan pembahasan,terlebih dahulu penulis akan

mengungkapkan yang terkait akan diteliti. Adapun penelitian variabel adalah

“Objek penelitian apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penulis”.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

1. Variabel Terkait : Pemakaian Bahan Baku ( Y )

2. Variabel Bebas : Analisis Selisih ( X )

Definisi ke dua variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengertian bahan baku menurut Suadi ( 2000;64 ) adalah bahan baku

yang menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.

b. Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses

menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir

dari perusahaan ( Syamsudin,2001:281).

c. Pemakaian bahan baku adalah seberapa banyak jumlah bahan baku yang

dipergunakan dalam proses produksi

d. Selisih (variance) adalah penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya

standar”.(Mulyadi, 2000, 424).

e. Perbedaan antara harga standar dengan harga sesungguhnya serta

kuantitas standar dengan kuantitas sesungguhnya disebut varian (selisih)”.

(Garrison, 2000, 476).

D. Kerangka Pemikiran

Salah satu fungsi manajemen adalah melaksanakan fungsi control atas

aktivitas perusahaan. Salah satu yang menjadi objek pengendalain adalah

3

Page 4: Skipsi Taman 2012

pengendalian biaya produksi. Biaya bahan baku adalah biaya yang

dikeluarkan untuk mmemperoleh bahan baku dan menempatkannya dalam

keadaan siap untuk diolah menjadi produk.

Agar pemakain bahan baku dapat digunakan secara efesien maka perlu

adanya analisis selisih yang dalam hal ini berfungsi untuk emngetahui

seberapa banyak jumlah bahan baku yang dipergunakan dalam proses

produksi. Analisis ini bukan merupakan akhir dari proses pemakaian bahan

baku yang efesien dengan menggunakan analisis selisih,melainkan dasar

analisis biaya yang sesungguhnya terjadi selama proses produksi untuk

kemudian dilanjutkan dengan tindakan –tindakan perbaikan bila diperlukan.

Agar proses analisis selisih ini dapat digunakan sebagai salah satu alat yang

diandalkan bagi manajemen dalam efesiensi pemakaian bahan baku maka

analisis tersebut harus memenuhi hal sebagai berikut :

1. Ditetapkan secara ilmiah dan cermat.

2. Menggunakan analisis yang cermat mengenai hasil prestasi yang lalu

dengan mempertimbangkan perkiraan yang terjadi dimasa yang akan

datang.

E. Asumsi

Menurut winarno Surakhman (1982 : 97): “ sebuah titik tolak pemikiran

yang sebenarnya “. Dari uraian tersebut diatas maka penulis dapat

mengambil asumsi sebagai berikut :

1. Tidak terjadi perubahan harga-harga.

2. Tidak terjadi perubahan teknologi yang sangat signifikan.

4

Page 5: Skipsi Taman 2012

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap sesuatu soal yang

dimaksud sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari

jawaban yang sebenarnya.

Menurut suharsani dalam bukunya yang berjudul: “ Prosedu

penelitian suatu pendekatan praktek “. Bahwa hipotesis merupakan suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai

terbukti melalui data yang terkumpul.Berdasarkan kerangka berfikir di

atas,maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. Tanpa peranan

analisis perusahaan tidak bisa mengendalikan pemakaian bahan baku dengan

tepat.

G. Tujuan dari Manfaat Penelitian

Tujuan pokok penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaiman peranan penerapan analisis selisih yang

berlaku diperusahaan.

2. Untuk mengetahui apakah manajemen perusahaan telah menerapkan

analisis selisih untuk mengendalikan bahan baku dalam proses

produksi.Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan masukan

kepada Unit Head dan karyawan perusahaan dalam upaya meningkatkan

kinerjanya.

5

Page 6: Skipsi Taman 2012

BAB I1

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Analisis Selisih

Analisis selisih biaya bahan baku adalah analasis yang digunakan untuk

mengetahui penyimpangan yang terjadi antara biaya bahan baku

sesungguhnya dengan biaya bahan baku standar yang telah ditetapkan.

Berikut ini diuraikan pengertian dari analisis selisih.Pengendalian terhadap

biaya bahan baku tidak cukup hanya dengan menetapkan standar tetapi juga

harus dilakukan analisis perbandingan terhadap pelaksanaan sesungguhnya.

Sehingga dapat ditentukan apakah pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan

secara efisien atau tidak. Analisis yang dilakukan sering disebut sebagai

selisih.

Pengertian selisih dalam buku Akuntansi Biaya dinyatakan sebagai

berikut:

“Selisih (variance) adalah penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya

standar”.(Mulyadi, 2000, 424)

Sedangkan pengertian selisih dalam buku Akuntansi Manajerial adalah

sebagai berikut:

“perbedaan antara harga standar dengan harga sesungguhnya serta

kuantitas standar dengan kuantitas sesungguhnya disebut varian

(selisih)”.(Garrison, 2000, 476)

6

Page 7: Skipsi Taman 2012

Dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa selisih

adalah penyimpangan harga dan jumlah yang sesungguhnya terjadi dengan

harga dan jumlah standar yang ditetapkan. Seringkali, penyebab varian adalah

standar yang sudah usang atau proses penganggaran yang kurang baik dan

bukan kinerja aktual. Bila varian tidak dapat dikendalikan oleh manajer ,

maka tindak lanjut tidak dapat diambil alih olehnya.Analisis varian mencakup

analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan pendalaman

penyebab terjadinya suatu penyimpangan. Salah satu jumlah diperlakukan

sebagai dasar, standar, atau titik pedoman.

Menurut Welsch (2000:498) analisis varian mempunyai aplikasi yang luas

dalam pelaporan keuangan yaitu:

1. Penyelidikan varian antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil

aktual dari periode sebelumnya.

2. Penyelidikan varian antara hasil aktual dan biaya standar.

3. Penyelidikan varian antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan

atau dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa varian adalah

selisih yang timbul disebabkan adanya perbedaan antara harga yang

sesungguhnya dengan harga standar serta kuantitas sesungguhnya dengan

kuantitas standar.

7

Page 8: Skipsi Taman 2012

1. Manfaat Analisis Selisih

Analisis selisih dilakukan oleh para penyelia karena adanya manfaat yang

dapat diambil dari analisis selisih tersebut bagi pihak perusahaan. Dalam buku

akuntansi biaya perencanaan dan pengendalian biaya serta Pengambilan

Keputusan dijelaskan lebih khusus mengenai manfaat analisis selisih bahan

baku sebagai berikut:

Manfaat analisis harga bahan baku:

1. Selisih harga bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab dari bagian

pembelian karena bagian tersebut telah membeli bahan baku dengan harga

lebih tinggi atau lebih rendah dibanding standar. Oleh karena itu

perhitungan selisih harga bahan baku dapat dipakai menilai prestasi bagian

pembelian.

2. Perhitungan selisih harga bahan baku dapat bermanfaat untuk

mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap laba

yang diperoleh perusahaan”.

Manfaat analisa selisih kuantitas bahan baku:

a. Selisih kuantitas bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab

kepala departemen produksi di pabrik dimana terjadi selisih tersebut, hal

ini disebabkan bagian atau departemen tersebut telah memakai bahan

dalam kuantitas yang lebih besar (tidak efisien), atau lebih kecil (efisien)

dibandingkan dengan kuantitas standar. Oleh karena itu perhitungan

8

Page 9: Skipsi Taman 2012

selisih kuantitas bahan baku dapat dipakai menilai prestasi departemen

produksi.

b. Perhitungan selisih kuantitas bahan baku berguna untuk mengukur

pengaruh akibat efisiensi pemakaian bahan baku terhadap laba yang

diperoleh perusahaan”.

(Supriyono, 1997, 104-106)

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat dari analisis

selisih harga bahan baku adalah untuk menilai kinerja bagian pembelian

dan mengukur akibat kenaikan atau turunnya harga terhadap laba

perusahaan. Sedangkan manfaat dari analisis selisih kuantitas adalah untuk

menilai kinerja bagian produksi dan mengukur pengaruh akibat efisiensi

pemakaian bahan baku terhadap laba perusahaan.

2. Penyebab Terjadi Selisih

Agar dapat dilakukan tindakan korektif yang tepat atas selisih yang terjadi,

maka sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu penyebab terjadinya selisih

antara aktual dengan standar, sehingga dapat dilakukan pengendalian atas

selisih yang terjadi. Dalam buku Akuntansi Biaya Perencanaan dan

Pengendalian Biaya serta Pengambilan Keputusan dijelaskan lebih khusus

penyebab terjadinya selisih biaya bahan baku sebagai berikut:

“Penyebab selisih harga bahan baku:

1. Fluktuasi harga pasar bahan baku yang bersangkutan.

9

Page 10: Skipsi Taman 2012

2. Kontrak dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan.

3. Pembelian dari supplier yang lokasinya lebih menguntungkan atau tidak

menguntungkan.

4. Kegagalan di dalam memanfaatkan kesempatan potongan pembelian atau

ketidaktepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan.

5. Tambahan pembayaran harga bahan baku karena adanya pembelian

khusus yang harus dilakukan.

6. Pembelian dalam jumlah yang ekonomis atau tidak ekonomis.

7. Faktor-faktor internal yang mengakibatkan harus dilakukan pembelian

bahan yang mendadak.

”Penyebab selisih kuantitas bahan baku ;

1. Perubahan rancangan produk, mesin, peralatan atau metode

pengolahan produk yang belum dinyatakan dalam standar.

2. Pemakaian bahan baku subtitusi yang menguntungkan atau merugikan.

3. Selisih hasil dari bahan baku yang mengakibatkan kuantitas yang

dipakai lebih besar atau lebih kecil dibanding standar.

4. Kerugian bahan baku karena rusak atau susut yang disebabkan

karyawan tidak terlatih, tidak diawasi, teledor atau bekerja tidak

memuaskan baik dipabrik maupun di gudang bahan.

5. Pengawasan yang terlalu kaku.

6. Kurangnya peralatan atau mesin.

10

Page 11: Skipsi Taman 2012

7. Kegagalan di dalam mengatur mesin dan peralatan dalam kondisi yang

baik”.(Supriyono, 1997, 104-106)

Jadi penyebab dari selisih harga bahan baku adalah adanya

fluktuasi harga; kontrak dan jangka waktu pembelian; lokasi supplier;

kegagalan memanfaatkan kesempatan potongan pembelian atau

ketidaktepatan perkiraan jumlah potongan; tambahan pembayaran karena

pembelian khusus; jumlah pembelian yang ekonomis atau tidak, dan

faktor-faktor internal yang mengakibatkan harus dilakukan pembelian

mendadak. Sedangkan penyebab selisih kuantitas bahan baku adalah

adanya perubahan rancangan produk, mesin atau metode produksi;

pemakaian bahan subtitusi; selisih hasil bahan baku; kinerja karyawan

yang buruk; kurangnya mesin; dan kegagalan dalam mengatur mesin

3. Perhitungan Analisis Selisih

Dalam buku Akuntansi Biaya, analisis selisih biaya bahan baku yang

termasuk dalam biaya produksi langsung, ada tiga model analisis selisih biaya

bahan baku sebagai berikut:

a. Model satu selisih (The One-Way Model)

b. Model dua selisih (The Two-Way Model)

c. Model tiga selisih (The Three-Way Model (Mulyadi, 2000, 424)

Uraian dari masing-masing model analisis adalah sebagai berikut:

11

Page 12: Skipsi Taman 2012

1. Model satu selisih

Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya

standar tidak dipecah ke dalam selisih harga dan selisih kuantitas. Analisis

selisih dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini:

Keterangan:

St = Total selisih

HSt = Harga standar

KSt = Kuantitas standar

HS = Harga sesungguhnya

KS = Kuantitas sesungguhnya

b. Model dua selisih

Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya

standar dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih

kuantitas atau efisiensi. Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan

dengan persamaan berikut:

Keterangan:

SH = Selisih harga SK = Selisih kuantitas

HSt = Harga standar KSt = Kuantitas standar

HS = Harga sesungguhnya KS = Kuantitas sesungguhnya

12

Page 13: Skipsi Taman 2012

c. Model tiga selisih

Dalam model ini, selisih antara biaya standar dengan biaya

sesungguhnya dipecah menjadi tiga macam selisih berikut: selisih harga,

selisih kuantitas dan selisih harga/kuantitas. Model ini menghitung selisih

berdasarkan hubungan harga dan kuantitas standar dengan harga dan

kuantitas sesungguhnya yang dapat terjadi dengan tiga kemungkinan

berikut:

1. Harga dan kuantitas standar masing-masing

lebih tinggi atau lebih rendah dari harga dan kuantitas sesungguhnya.

Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai berikut:

2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun

sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya.

Perhitungan selisih dalam kondisi seperti ini dengan model tiga

selisih dilakukan dengan rumus:

3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya

kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya.

Perhitungan selisih dalam kondisi seperti ini dapat dinyatakan dengan

rumus:

SH = (HSt – HS) x HS

4. Peranan Analisis Selisih Dalam Efisiensi Pemakaian Bahan Baku

Pelaksanaan penerapan analisis selisih berpengaruh terhadap pemakaian

bahan baku. Karena dengan adanya biaya standar sebagai tolok ukur dalam

13

Page 14: Skipsi Taman 2012

pelaksanaan pengendalian biaya bahan baku, perusahaan akan mengetahui

jika terjadi penyimpangan biaya dari rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Dalam buku Akuntansi Biaya diuraikan mengenai pengaruh biaya standar

terhadap pengendalian biaya sebagai berikut:

“Biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah

informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi

kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari

biaya standar yang ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini mencatat

biaya yang seharusnya dikeluarkan dengan biaya sesungguhnya terjadi,

dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dengan biaya

sesungguhnya serta analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari

biaya standar”.(Mulyadi, 2000, 416)

Kutipan diatas menjelaskan bahwa biaya standar merupakan suatu sistem

yang mengolah informasi sedemikian rupa untuk mendeteksi penyimpangan

biaya serta analisis dari penyimpangan biaya tersebut.

Dalam buku Akuntansi Manajemen disebutkan juga pengaruh dari biaya

standar sebagai berikut:

“Biaya standar mempermudah penyorotan biaya produksi yang mesti

dikendalikan dan untuk mengevaluasi kinerja manajemen dan

karyawan”.(Henry Simamora, 1999, 300)

14

Page 15: Skipsi Taman 2012

Kutipan diatas menjelaskan bahwa adanya biaya standar mempermudah

pengendalian biaya dan menilai kinerja manajemen dan karyawan.

Berdasarkan uraian diatas, maka biaya standar menentukan jumlah biaya yang

seharusnya terjadi dalam suatu proses produksi. “Biaya yang seharusnya”

mengandung pengertian efisiensi, yaitu perbandingan tertentu antara masukan

dengan keluaran. Sedangkan pengendalian merupakan proses membandingkan

antara biaya aktual dengan biaya standar. Jadi jelaslah bahwa biaya standar

mempunyai pengaruh terhadap efisiensi pendalian biaya bahan baku.

B. Pengertian Bahan Baku

Seluruh perusahaan yang berproduksi untuk menghasilkan satu atau beberapa

macam produk tentu akan selalu memerlukan bahan baku untuk pelaksanaan proses

produksinya. Bahan baku merupakan input yang penting dalam berbagi produksi.

Kekurangan bahan baku yang tersedia dapat berakibat terhentinya proses produksi

karena habisnya bahan baku untuk diproses. Akan tetapi terlalu besarnya bahan baku

dapat mengakibatkan tingginya persediaan dalam perusahaan yang dapat

menimbulkan berbagai resiko maupun tingginya biaya yang dikeluarkan perusahaan

terhadap persedian tersebut.

Untuk lebih memahami arti dari bahan baku, maka penulis akan mengemukakan

beberapa pendapat mengenai pengertian dari bahan baku.

a. Pengertian bahan baku menurut Suadi ( 2000;64 ) adalah bahan baku yang

menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.

b. Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses

menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari

perusahaan

15

Page 16: Skipsi Taman 2012

( Syamsudin,2001:281)

c. Kebutuhan Bahan Baku

Pada umumnya persediaan bahan baku yang diselenggarakan oleh suatu

perusahaan akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses produksi

yang bersangkutan tersebut. Dengan demikian maka besarnya persediaan bahan

baku tersebut untuk pelaksanaan proses produksi yang ada didalam perusahaan.

Jadi untuk menentukan berapa banyak bahan baku yang dibeli oleh suatu

perusahaan pada suatu periode akan banyak tergantung kepada berapa besarnya

kebutuhan perusahaan tersebut akan masing – masing jenis bahan baku untuk

keperluan proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahan yang

bersangkutan (Ahyar,2003:171).

Untuk dapat mengetahui berapa besarnya kebutuan bahan baku yang

diperlukan perusahaan pada suatu perode tersebut maka manajemen perusahaan

tentunya akan menggunakan data yang cukup relevan untuk mengadakan

peramalan kebutuhan bahan baku dalam perusahaan tersebut. Beberapa data yang

dapat dipergunakan dalam penyusunan peramalan kebutuhan bahan baku ini

antara lain adalah data dari perencanaan produksi yang akan dilaksanakan dalam

perusahaan yang bersangkutan tersebut. Disamping data tersebut,maka kadang-

kadang manajemen perusahaan Bahan yang bersangkutan akan mempergunakan

data penggunaan bahan baku dari beberapa periode yang lalu.

1. Tingkat Penggunaan Bahan Baku

Usaha untuk mengadakan peramalan kebutuhan bahan baku dari suatu

perusahaan akan dapat dilaksanakan dengan perhitungan atas dasar tingkat

penggunaan bahan baku yang berlaku dan dipergunakan didalam perusahaan

yang bersangkutan.

16

Page 17: Skipsi Taman 2012

Yang dimaksud dengan penggunan bahan baku ini adalah seberapa banyak

jumlah bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi. Tingkat

penggunaan bahan baku atau yang sering disebut dengan material usage rate ini

akan dapat dipergunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan bahan baku untuk

keperluan proses produksi apabila diketahui produk apa dan berapa jumlah unit

masing – masing yang akan diproduksi didalam perusahaan yang bersangkutan.

Tingkat bahan baku ini pada umumnya akan relatif tetap di dalam perusahaan

tersebut kecuali terdapat perubahan –perubahan yang terjadi dalam produk akhir

perusahaan,atau didalam bahan baku itu sendiri. Perubahan produk perusahaan

ini misalnya terdapat perubahan desain dan bentuk produk ,perubahan kualitas

produk dan lain sebagainya. Sedangkan yang terjadi didalam bahan baku ini

misalnya terdapat penurunan kualitas bahan sehingga lebih banyak bahan baku

yang menjadi atval dan sebagainya (Ahyar,2003:175)

Apabila manajemen perusahaan tersebut mengetahui tingkat penggunaan

bahan yang berlaku dan yang dipergunakan diperusahaan tersebut,maka

manajemen perusahaan yang bersangkutanj tersebut akan dapat menyusun

perkiraan kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi tersebut

dengan segera. Frekuensi atau jumlah penggunaan bahan baku juga

mempengaruhi tingkat persediaan. Semakin sering atau semakin banyak suatu

bahan baku kayu jati yang digunakan perusahaan meubel dalam proses produksi

maka akan semakin besar jumlah persediaan barang tersebut yang oleh

perusahaan.

2. Biaya Bahan Baku

Biaya merupakan salah satu hal yang paling esensial dalam

kehidupan suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena setiap kegiatan

17

Page 18: Skipsi Taman 2012

perusahaan hampir pasti akan dipertemukan dengan biaya. Demikian

halnya dengan perusahaan industri, dalam melakukan proses produksi

memerlukan pengorbanan faktor–faktor produksi untuk menghasilkan

produk atau jasa. Nilai dari faktor-faktor produksi yang dikeluarkan atau

dikorbankan inilah yang disebut biaya. Namun tidak semua nilai dari

faktor–faktor produksi yang dikeluarkan tersebut dikategorikan sebagai

biaya yang seharusnya terjadi, bisa juga biaya tersebut dikategorikan

sebagai pemborosan atau kerugian.Sebelum dijelaskan tentang biaya

bahan baku, lebih dahulu kita melihat bagaimana konsep atau pengertian

biaya yang lazim digunakan dalam dunia akuntansi seperti yang

dikemukakan oleh Kusnadi (2000 : 168) bahwa :

Biaya didefinisikan sebagai manfaat yang dikorbankan dalam

rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat barang dan jasa yang

dikorbankan diukur dalam rupiah melalui pengukuran aktiva atas

pembebanan utang pada saat manfaat diterima.

Lebih lanjut Sutrisno (2001:1) mengemukakan bahwa ”Biaya

dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan

satuan uang yang telah terjadi atau yang mungkin akan terjadi untuk

tujuan tertentu”.

Kartandinata (2000:24) berpendapat bahwa ”Biaya adalah

pengorbanan yang diukur dengan satuan uang, yang dilakukan dan harus

18

Page 19: Skipsi Taman 2012

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan Kusnadi

(2000:372) berpendapat bahwa

”Biaya sebagai manfaat (benefit) yang dikorbankan dalam rangka

memperoleh barang dan jasa”.Berdasarkan beberapa pengertian yang telah

dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya mengandung

empat unsur pokok yaitu :

1).Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.

2).Diukur dalam satuan uang.

3).Telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.

4).Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Salah satu komponen yang paling utama dalam proses produksi

adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku ini terdiri dari biaya bahan

baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Pendapat yang

dikemukakan oleh Nafarin (2004:82) bahwa ”bahan baku merupakan

bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak

tepisahkan dari produk jadi”.

Dari definisi tersebut tampak bahwa biaya bahan baku langsung

adalah semua bahan yang dapat diidentifikasi secara langsung dengan

produk jadi dalam suatu proses pengolahan. Harga pembelian (perolehan)

yang dipakai dalam proses pengolahan produk tesebut dinamakan biaya

19

Page 20: Skipsi Taman 2012

bahan baku langsung. Bahan baku lain yang digunakan dalam mengolah

barang jadi dan menjadi bagian dari barang tersebut tetapi tidak dapat

diidentifikasi pemakaiannya pada produk yang dihasilkan atau nilainya

relatif kecil sehingga tidak praktis diikuti jejaknya pada prduk jadi

dinamakan bahan tidak langsung, bahan tidak langsung ini biasa

dibebankan pada biaya overhead pabrik.

Hal senada dikemukakan oleh Sutrisno (2001:3) bahwa ”biaya

bahan baku merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang

menjadi bagian pokok produk selesai”. Berdasarkan beberapa pengertian

yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya

bahan baku merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan atas berbagai

macam bahan baku yang dipakai dalam proses produksi.

3. Prosedur Pembelian bahan baku

Pelaksanaan fungsi pembelian bahan merupakan tanggung jawab

bagian pembelian. Salah satu bentuk tanggung jawab itu adalah melakukan

pembelian bahan sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan, dengan harga

dan cara pembayaran yang menguntungkan bagi perusahaan. Prosedur

pembelian dimulai dari bagian produksi yang meminta bahan yang

dibutuhkan sesuai dengan rencana kerja.

Menurut Sunarto (2003:22) bahwa dokumen intern yang

digunakan umumnya terdiri dari tiga macam yaitu :

20

Page 21: Skipsi Taman 2012

1. Permintaan pembelian.

Adalah permintaan tertulis yang dibuat untuk memberitahu bagian

pembelian akan kebutuhan bahan atau perlengkapan. Dokumen ini berisi

spesifikasi detail mengenai bahan misalnya jenis, ukuran, warna, jumlah

yang dibutuhkan, dan kapan bahan tersebut harus siap. Dokumen ini dibuat

dua rangkap yang sama yang mana lembar asli diserahkan kebagian

pembelian dan arsipnya untuk bagian gudang.

2. Pesanan pembelian.

Adalah dokumen yang dikirim kepada pemasok sebagai tindak

lanjut disetujuinya permintaan pembelian oleh bagian pembelian. Setiap

pembelian yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebaiknya dengan pesanan

pembelian yang formulirnya bernomor seri sebagai alat pengawasan. Isi

pesanan pembelian terdapat nama perusahaan, nama pemasok, tanggal

pesanan, penjelasan mengenai barang, harga barang, pengiriman,

penyimpanan asuransi, dan tanda tangan yang berwenang.

3. Laporan penerimaan barang.

Adalah laporan yang dibuat oleh penerima barang yang dibeli.

Laporan dibuat berdasarkan pengamatan fisik barang yang diterima.

Laporan ini umumnya berisi nama pengirim, nomor pesanan, data

pengiriman, penjelasan mengenai barang, keterangan, dan tanda tangan

penerima.

21

Page 22: Skipsi Taman 2012

4. Pemakaian bahan baku

Menurut Sunarto (2000:23) bahwa ”Kewenangan untuk memberikan

otorisasi pemakaian bahan berada pada manajer atau kepala bagian

produksi”. Berdasarkan hal diatas maka kepala bagian produksi pun harus

bertanggung jawab atas setiap pemakaian yang terjadi, sehingga setiap

pemakaian bahan harus dilengkapi dengan dokumen. Dokumen yang

digunakan adalah bukti permintaan bahan atau apa saja yang berarti sama

dengan permintaan pengeluaran atau pemakaian bahan. Dokumen ini dibuat

oleh perminta yaitu bagian produksi dengan mengisikan nama bahan, jumlah

kuantitas, dan tujuan pemakaian.

Dari pengertian biaya yang dijelaskan sebelumnya bahwa biaya

merupakan nilai dari faktor-faktor produksi yang dikeluarkan atau

dikorbankan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa. Ini berarti semua

pengorbanan merupakan biaya, padahal tidak semua nilai dari faktor-faktor

produksi yang dikeluarkan tersebut dikategorikan sebagai biaya yang

seharusnya terjadi, karena didalamnya masih terdapat unsur-unsur yang tidak

efisien, dalam hal ini dikategorikan sebagai suatu pemborosan atau kerugian.

Untuk menghindari hal tersebut perlu ditetapkan suatu patokan atau dasar

yang baik yaitu dengan menetapkan biaya standar, dalam hal ini biaya bahan

baku standar. Namun lebih dahulu dijelaskan tentang biaya standar menurut

beberapa ahli.

22

Page 23: Skipsi Taman 2012

Welsch (2000:532) mendefinisikan bahwa ”Biaya standar adalah biaya

yang diperkirakan atau ditentukan terlebih dahulu untuk bahan, tenaga kerja,

dan overhead pabrik dalam keadaan tertentu”. Sedangkan menurut

Kartandinata (2000:213) bahwa ”Biaya standar adalah biaya yang ditentukan

terlebih dahulu (predermined cost) untuk memproduksi satu unit atau

sejumlah produk dalam jangka waktu produksi berikutnya

23

Page 24: Skipsi Taman 2012

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode yang di gunakan

Metode penelitian yang akan digunakan pada skripsi ini yaitu kuantitatif.

Adapun jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskrptif. Penelitian

deskriptif yaitu mengumpulkan data-data yang dapat menggambarkan atau

melukiskan keadaan objek penelitian dengan jelas dan mengadakan analisis terhdap

masalah yang ada pada obyek tersebut.

B. Tahap-tahap Penelitian

Tahap penelitian ini menggunakan tiga hal yaitu :

1. Tahap Penelitian Lapangan

Dalam tahap penelitian lapangan ada enam kegiatan yang di lakukan yaitu

a. Menyusun Laporan Proposal

Fase ini menggambarkan tentang lapangan penelitian yang disusun

berdasarkan tujuan penelitian dan mengkomunikasikan kesimpulan hasil atau

temuan penelitian serta rekomendasi yang diperlukan.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Metode memilih lapangan penelitian merupakan metode yang didasarkan

atas lokasi grafis yang mempengaruhi ketepatan astimasi terhadap parameter

tersedianya waktu,biaya, dan tenaga.

c. Mengurs Perizinan

Kegiatan yang dilakukan adalah membuat surat administratif. Surat tersebut

meliputi surat penelitian,surat pembimbing dan keterangan penelitian.

d. Melakukan survey pendahuluan

24

Page 25: Skipsi Taman 2012

Survey pendahuluan yang dilakuakn merupakan serangkaian kegiatan untuk

mengetahui gambaran secara umum apakah obyek yang akan diteliti

mempunyai relevansi dengan proposal penelitian’

e. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan yang dipilih adalah karyawan yang mempunyai hubungan langsung

maupun tidak langsung terhadap kegiatan yang ada pada PT.Jesi Pratama

Mulia Furnishings

f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Menyiapkan peralatan bagian yang cukup penting dalam kegiatan penelitian

karena perlengkapan ini sangat mendukung keberhasilan penelitian sendiri.

2. Tahap Penelitian

Ada tiga kegiatan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

a. Memahami latar belakang penelitian

Untuk mendapatka hasil yang maksimal peneliti harus memahami latar

belakang dari penelitian,masalah yang di angkat merupakan manifestasi dari

latar belakang tersebut.

b. Memasuki Lapangan

Tahap ini peneliti terjun langsung kelapangan mengumpulkan data sesuai

dengan prosedur yang telah di tetapkan,sehingga data-data yang diambil

sesuai dengan pokok permasalahan.

c. Berperan Serta Sambil Mengumpulkan data

Dalam mengumpulkan data seorang peneliti harus berperan aktif mengajukan

pertanyaan-pertanyaan,wawancara dan mencari data-data yang mendukung

permasalahan,sehingga data tersebut benar-benar valid.

25

Page 26: Skipsi Taman 2012

3. Tahap Pasca Penelitian

Kegiatan yang dilakukan yaitu :

Menyusun konsep analisis daya yang perlu dipertimbangkan adalah yang

diperoleh,setiap data dan permasalahan mempunyai karakter analisis kuantitatif dan

kualitaif.

C. Tehnik Pengumpulan Data

Data untuk mendukung penyusunan skripsi ini, data tersebut di analisis berasal

dari sumber sebagai berikut :

1. Data Primer

Merupakan data langsung yang di peroleh dari dalam PT.Artha Mulia Plasindo

antara lain berupa sejarah singkat dan bidang usaha perusahaan,struktur

organisasi,uraian tugas dan tanggung jawab,hasil wawancara langsung dengan

pihak terkait serta observasi lapangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder di peroleh dengan cara mengumulkan berbagai dokumentasi di

perusahaan,buku-buku pustaka serta catatan –catatan kuliah yang relevan dengan

judul skripsi.

Sedangkan metode penelitian dengan cara mengumpulkan metode kasus, dimana

data metode ini penelitian dilakukan dengan membahas dan menganalisis

masalah-masalah berdasarkan kondisi dan asumsi yang sebenarnya terjadi

diperusahaan.

Untuk memperoleh data tersebut serta informasi yang penulis butuhkan baik

berupa data primer maupun data sekunder, maka teknik pengumpulan data yang

di gunakan dalam penelitian ini adalah :

3. Penelitian Lapangan ( Field Research )

26

Page 27: Skipsi Taman 2012

a. Observasi

Yaitu penelitian langsung kelapangan dan mengamati berbagai cara

penerapan analisi selisih yang berlaku di perusahaan.

b. Wawancara

Adalah suatu tehnik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab

dengan pihak terkait dengan perusahaan sehubungan dengan obyek yang

diteliti.

c. Dokumentasi

Yaitu suatu tehnik pengumpulan data yangt dilakukan dengan melihat

catatan-catatan dan dokumentasi yang relevan dengan obyek pembahasan

yangt dilakukan.

4. Penelitian Kepustakaan

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menggunakan data sekunder yaitu

dengan cara mengumpulkan berbagai catatan kuliyah,buku-buku pustaka yang

relevan dengan judul skripsi.

Setelah semua data terkumpul kemudian diolah,dianlisis dan diproses lebih lanjut

dengan berdasarkan teori-teori yang ada dan telah di pelajari selama kuliyah.

27

Page 28: Skipsi Taman 2012

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

PT. Artha Utama Plasindo adalah merupakan akusisi atau

pengambilalihan kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh sekelompok

keluarga yang didirikan pada tahun 1990,yang beralokasi dikawasan MM

2100 Kabupaten Bekasi. PT. Artha Utama Plasindo memproduksi

berbagai kebutuhan rumah tangga dengan bahan baku busa. Hasil

produksi PT. Artha Utama Plasindo berupa springbed,kasur,busa,bantal

dan guling.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan kebijaksanaan dari

pemilik perusahaan maka,perusahaan tersebut tetap menggunakan merk

dagang terdahulu sebelum diambil alih yaitu factory.

PT. Artha Utama Plasindo secara hukum tercatat dalam kantor pusat

BKPN dengan Nomor : 507/I/PMDN/1995 dengan akte notaris

nomor :117 yang disusun oleh S.P Henny Singgih,SH.

PT. Artha Utama Plasindo memperkerjaka ±110 orang karyawan terdiri

dari 37 staff dan 73 karyawan oprtor. Saat ini PT. Artha Utama Plasindo

melakukan ekspansi bisnis keluar pulau jawa bahkan sampai ke seluruh

Indonesia untuk mencapai target tersebut maka didirikan pabrik baru di

Lombok dan Lampung.

B. Struktur Organisasi PT. Artha Utama Plasindo

28

Page 29: Skipsi Taman 2012

Dalam menjalankan usahanya PT. Artha Utama Plasindo

menerapkan sistem manajemen modern. Untuk itu, perusahaan sadar

bahwa kejelasan tugas,wewenang dan tanggungjawab dapat meningkatkan

produktivitas karyawan.

Sejak berdirinya PT. Artha Utama Plasindo telah beberapa kali melakukan

restrukturisasi organisasi,dimana perusahaan cenderung mengarah pada

sistem desentralisasi dan mempersempit bagian dengan tujuan

mempermudah komunikasi dan pengawasan (control ).

Struktur organisasi PT. Artha Utama Plasindoditunjukan pada bagan 3.1

dan untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan uraian tugas,wewenang

serta tanggung jawab seperti terurai berikut :

1. Unit Head

Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh empat Division Head,

dengan membawahi :

1. Secretaries

2. Personnel dan General Affair Division Head

3. Production Division Head

4. Marketing Division Head

5. Financial dan Accounting Division Head

Uraian tugas dan wewenang dan tanggung jawab unit head adalah sebagai

berikut :

1. Membuat,melaksanakan,mengawasi kebijakan perusahaan.

2. Bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan final.

29

Page 30: Skipsi Taman 2012

3. Menjamin kesinambungan manajemen.

4. Memberikan pengarahan kepada bawahan.

5. Mengeluarkan intruksi dan peraturan untuk menentukan kebijakan

perusahaan.

6. Menanadatangani segaala jenis perjanjian dengan pihak lain.

7. Berhak mengangkat Division Head

2. Secretaries

Bertanggung jawab langsung kepada Unit Head

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab Secretaries adalah :

1. Membantu Unit Head dalam menyiapkan segala urusan yang ada.

2. Membantu Unit Head dalam merencanakan kebijakan perusahaan.

3. Membantu Unit Head dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Personnel and General Affair division Head.

Bertanggun jawab langsung kepada Unit Head

Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh dua departemen Head dengan

membawahi :

1. Personnel Departemen Head

2. General Affair departemen Head

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab Personnelan GA Division

Head adalah:

30

Page 31: Skipsi Taman 2012

1.Membuat kebijakan yang berhubungan dengan tenaga kerja baik urusan

internal maupun eksternal.

2.Membuat Job Description dan Job Speciation terhadap karyawan.

3.Bertanggung jawab menentukan kebijakan terhadap penerimaan

karyawan dan persyaratan serta tunjangan kepada karyawan.

4. Personnel Departemen Head

Bertanggung jawab langsung kepada Personnel an GA Division Head.

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :

1.Mencari dan menyeleksi setiap calon tenaga kerja.

2.Bertanggung jawab atas pengadaan tenaga kerja.

3.Membantu karyawan dalam mengembangkan karier’

4. General Affair Departemen Head.

Bertanggung jawab langsung kepada Personnelan GA Division Head.

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :

1. Mengawasi kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh Unit Head.

2. Bertanggung jawab melaksanakan ketentuan yang telah dibuat oleh

perusahaan.

6. Production Division Head.

Bertanggung jawab langsung kepada Unit Head. Dalam menjalankan

tugasnya dibantu tiga Departement Head dengan membawahi :

31

Page 32: Skipsi Taman 2012

1. Productioan Departement Head.

2. Purchasing Departement Head.

3.maintenance and Technique Departement Head.

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :

1. Membuat mengorganisir serta mengawasi kebijakan yang berhubungan

dengan produksi.

2. Bertanggung jawab melaksanakan ketentuan yang telah dibuat oleh

perusahaan.

3. Bertanggung jawab atas kegiatan produksi,serta mempersiapkan bahan

baku yang diperlukan untuk proses produksi.

4. Membuat jadwal proses produksi.

5. Bertanggung jawab atas mutu dan produk dan kelancran produksi.

7. Production Departement Head.

Bertanggung jawab langsung kepada Production Division Head.

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :

1. Menjamin kelancran produksi yang telah di delegasikan oleh

Production Division Head.

2. Menjalankan jadwal yang telah dibuat Production Division Head dan

memberi laporan tentang persediaan barang jadi.

8. Purchasing Departement Head.

Bertanggung jawab langsung kepada Production Division Head.

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :

32

Page 33: Skipsi Taman 2012

1. Bertanggung jawab atas pembelian barang dan bahan - bahan yang

diperlukan untuk opersional perusahaan.

2. Bertanggung jawab terhadap semua administrasi gudang.

Menjamin penyediaan bahan baku yang diperlukan untuk kelancran

produksi secara efektif dan efisien.

4. Membuat laporan pembelian yang telah dilakukan.

9. Maintenance Purchasing.

Bertanggung jawab lansung kepada Production Division Head.

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :

1. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala trhadap mesin-mesin

produksi.

2. Bertanggung jawab memelihara mesin- produksi.

3. Melakukan standar kerja mesin dan standarisasi pengoperasian serta

standarisasi hasil maupun standarisasi pemeliharaannya.

4. Melakukan pengecekan instlasi listrik,air, dan lainnya.

10. Markeing Division Head.

Bertanggung jawab langsung kepada Unit Head.

Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Departement Head dengan

membawahi :

1. Marketing Product A Departement Head.

33

Page 34: Skipsi Taman 2012

2. Marketing Product B Departement Head.

3. Warehouse and Distribution Departement Head.

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :

1. Membuat,mengorganisir serta mengawasi kebijakan yang berhubungan

dengan strategi pemasaran.

2. Bertanggung jawab melaksanakan ketentuan yang telah di buatoleh

perusahaan.

3. Mengusahakan agar pemenuhan pesanan dari para pelanggan dapat

dilaksanakan tepat waktu.

4. Bertanggung jawab pada semua hasil penjualan.

11.Marketing Product A Departement Head

Bertanggung jawab langsung kepada Marketing Division Head.

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :

1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat

Marketing Division Head.

2. Bertanggung jawab terhadap produk golongan A ( kaasur busa,

bantal, guling ,dan kasur ).

3. Mengajukan perubahan strategi pemasaran kepada Marketing Division

Head dan mengarahkan para salesman dalam melaksanakan tugas.

34

Page 35: Skipsi Taman 2012

4. Mencari pelanggan baru untuk memperluas daerah pemasaran.

12.Marketing Produk B departement Head.

Bertanggung jawab langsung kepada Marketing Division Head

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :

1.Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan yang telah dibua

Marketing Division Head

2.Bertanggung jawab terhadap penjualan produk penjualan golongan B

( busa pesanan/Centian )

3.Mengajukan perubahan strategi pemasaran Marketing Division Head

4. Mengarahkan pada selesman dalam melaksanakan tugas

5. Mencari pelanggan baru untuk memperluas daerah pemasaran

13.Warehouse and Distribution departement head

Bertanggung jawablangsung kepada Marketing Division Head.

Uraian tugas,wewnang dan tanggung jawab adalah :

1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat

Marketing Division Head

2. Bertanggung jawab terhadap semua yang berhubungan

denganpenggunaan dan pendistribusan.

35

Page 36: Skipsi Taman 2012

3. Melakukan pengawasan terhadap persediaan,penerimaan,dan

pengeluaran bahan baku mampu barang jadi.

4. Menerima, mengatur dan mengatur bahan baku dan barang jadi.

14. financial and accounting division head

Bertanggung jawab langsung kepada unit head .

Dalam menjalan kan tugasnya dibantu oleh dua Departement head.dengan

membawahi

1). Tax Unit Head

2). Fand A Departemen Head

Uraian tugas , wewenang dan tanggung jawab adalah :

1. Membuat,mengorganisir dan melakukan pengawasan terhadap

kebijakan yang berhubungan dengan keuangan dan akuntansi.

2. Bertanggung jawab melaksanakan ketentuan yang telah dibuat oleh

perusahaan.

3. Mencari sumber dana dan mengalokasikan dana perusahaan.

4. Melaksanakan semua pembayaran hutang,gaji dan pengeluatan rutin

setelah memeriksa dokumen pendukungnya.

15. Tax Departemen Head

36

Page 37: Skipsi Taman 2012

Bertanggung jawab langsung kepada financial and accounting division

head

Uraian tugas,wewenang dan tanggung jawab adalah :

1. Bertanggung jawab terhadap perpajakan perusahan

2. Menjamin kelancaran perpajakan perusahaan.

16. financial accounting departement head.

Bertanggung jawab langsung kepada financial and accounting division head.

Uraian tugas ,wewenang dan tanggung jawab adalah :

1.Melaksanakan semua kebijakan yang telah ditetapkan oleh financial

and accountig division head

2.Bertanggung jawab atas pembayaran hutang dan tagihan piutang

perusahaan .

37

Page 38: Skipsi Taman 2012

Struktur Organisasi PT. Artha Utama Plasindo

38

F and ADivision Head

MarketingDivision Head

ProductionDivision

Head

Personnel And GA Division

Head

W and DDepartement

Head

Tax unitDepartement

Head

Product ADepartement

Head

Personnel Departement

Head

ProductionDeparteme

nt Head

M and TDepartement

Head

F and ADepartement

Head

GADepartement

Head

Product BDepartement

Head

PurchasingDeparteme

nt Head

Unit Head

Secretaries

Page 39: Skipsi Taman 2012

Tabel 3.2

Data produksi Kasur Busa Low Standar Ukuran 200 x 180 x 100

Juli 2011

( Perunit )

Ukuran

Kualitas

DM Q630 Q640

200 x 70 5 - -

200 x 70 14 - -

200 x 75 9 12 12

200 x 80 2717 185 -

200 x 90 - - 42

200 x 115 268 - -

200 x 120 52 - -

200 x 140 - - -

200 x 145 4 1 -

200 x 150 5 - 2

200 x 160 14 - -

Sumber : PT. Artha Utama Plasindo

39

Page 40: Skipsi Taman 2012

Tabel 3.3

Data produksi Kasur Busa Low Standar Ukuran 200 x 180 x 100

Juli 2011

( Perunit )

Ukuran

Kualitas

DM Q630 Q640

200 x 70 3 - -

200 x 70 9 - -

200 x 75 9 12 6

200 x 80 2372 12 -

200 x 90 - - 42

200 x 115 268 - 26

200 x 120 200 - -

200 x 140 26 - -

200 x 145 4 1 -

200 x 150 7 - 2

200 x 160 2 - -

Sumber : PT. Artha Utama Plasindo

C. Proses Produksi

PT. Artha Utama Plasindo bergerak dalam bidang kebutuhan rumah tangga.

Sejak dilakukannya akusisi sampai saat ini PT. Artha Utama Plasindo telah

menambah berbagai macam produk yang dihasilkan. Jenis produk tersebut antara lain

40

Page 41: Skipsi Taman 2012

kasur busa. Dalam proses produksi yang dilakuka PT. Atha Utama Mulia Plasindo

melalui beberapa tahapan antara lain tahapan persiapan pengolahan busa,tahap

pemotongan busa,tahap penjahitan dan tahap penyempurnaan. Adapun proses

produksi untuk membuat kasur busa dengan kualitas low standar adalah sebagai

berikut :

1. Tahap Persiapan Pengolahan Busa

Proses persiapan pengolahan busa ini adalah menyiapkan bahan baku yang

akan diolah diantaranya Poliycol,Toloenot,Serfetan Agant, A Mine, Staonus

Oetote,Ment Clord dan Amgar. Semua bahan di campur sedikit-sedikit lalu di olah

melalui bantuan mesindengan wamtu +_ 30 menit. Ukuran dan kualitas yang akan

dibuat sesuai dengan order produksi.

2. Tahap Pemotongan

Setelah selesai diolah,busa dikirim kebagian potong untuk dilakukan

pemotongan sesuai order produks

3. Tahap Penjahitan.

Kain yang sudah dijahit mengikuti standar penjahitan sesuai dengan ukuran

busa dan jenis kain yang diinginkan seuai dengan order produksi.

41

Page 42: Skipsi Taman 2012

4. Tahap Penyempurnaan.

a. Persiapan.

`Pada tahap persiapan ini dilakukan pemeriksaan setiap kain yang datang

dari bagian jahit sebelum penyarungan. Kemudian disiapkan stiker sesuai

dengan ukuran dan kualitas busa.

b. Tahap Penyarungan.

Setelah busa dipotong-potong lalu diinginkan beberapa saat agar tidak

lengket dan mengkerut setelah itu dilakukan penyarungan.

c. Tahap Pengemasan.

Busa yang sudah disarung diberi stiker dan label ukuran,kemudian

dilakukan pengepakan agar kasur busa sesuai dengan ukuran dan

kualitas,serta melakukan pemeriksaan terhadap mutu dan kualitas produk

yang dihasilkan. Setelah itu kasur ditransfer kebagian gudang untuk

mempermudah pengiriman.

D. Analisa Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan PT. Artha Utama Plasindo adalah sebagai berikut :

1). Poliyol

42

Page 43: Skipsi Taman 2012

2). Toloenet

3). Surfetan Agent

4). A Mine

5). Staonus Octote

6). Menth Clord

7). Amgar

8). Kain Quilting Q.630

9). Kain Quilting Q.640

10). Kain Kembang

E. Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar

Biaya Bahan Baku Standar terdiri dari :

a. Masukan fisik (Quantity) yang diperlkan untuk memproduksisejmlah keluaran

fisik tertentu yang disebut kuantitas standar. Penentuan kuantitas standar bahan

baku dimulai dari persiapan spesifikasi produk,baik ukuran, bentuk,warna maupn

mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu order produksi yang berisi

spesifikasi dan jumlah tiap – tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi

prodk selesai. Kuantitas bahan baku ini ditentukan dengan menggunakan analisis

43

Page 44: Skipsi Taman 2012

catatan masa lalu dalam bentk menghitung rata – rata pemakaian bahan baku

produk yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.

b. Harga persatuan masukan fisik yang disebut harga standar .

Penentuan harga standar dimulai dari daftar pemasok,catalog dan juga informasi

lain yang berhubngan dengan kemungkinan adanya perubahan – perubahan harga

di masa mendatang.

F. Penerapan Analisis Selisih untk Efesiensi Pemakaian Bahan Baku

Berikt ini akan diuraikan beberapa hal mengenai penerapan analisis selisih untuk

efesiensi pemakaian bahan baku:

1. Efesiensi biaya dapat dikur dengan menetapkan perbandingan antara biaya yang

sebenarnya dengan analisis selisih

2. Selisih antara biaya sebenarnya dengan biaya standar dapat di analisis dari

penyimpangan kuantitas dan harga yang timbl pada bahan baku.

3. Berdasarkan analisis penyimpangan tersebut manajemen dapat mengambil

tindakan untuk menekan biaya yang terlau tinggi sesuai standar yang di

tetapkan.

44

Page 45: Skipsi Taman 2012

Berikut ini di sajikan uraian penerapan analisi selisih untuk efesiensi pemakaian

bahan baku pada PT. Artha Mulia Plasindo dengan produk kasur bsa low standar

dengan ukuran 200 x 180 x100. Sedangkan periode yang di ambil maret 2011.

45

Page 46: Skipsi Taman 2012

Tabel 3.4

Laporan Pembelian Bahan Baku Aktual

Khusus Busa Low Standar ukuran 200 x 180 x 100

Maret 2011

(dalam Rp.000,)

KODE BAHAN BAKU

KUANTITAS HARGA JUMLAH

281P POLIYOL

7.043 38 267.634

325T TOLOENET 5.574 29 161.646

827SI SURFERTAN AGANT

19 11 209

265A A MINE 19 18 342

118S SATONUS OCTOATE

27 29 783

114M MENTH CLORD

1.604 3 4.812

A53 AMGAR 2 67 134

Q18 KAIN Q.630 174 18 3.132

Q16 KAIN Q.640 451 21 9.471

DM KAIN KEMBANG

5.217 12 62.604

TOTAL 510.767

Dari table diatas dapat diketahui bahwa bahan baku standar ini yang

ditetapkan untuk bahan baku berdasarkan harga yang berlaku pada bulan maret

2011,biaya untuk 1 unit kasur busa low standar ukuran 200 x180 x 100 adalah Rp.

510. 767,00.

46

Page 47: Skipsi Taman 2012

Tabel 3.4

Laporan Pembelian Bahan Baku

Khusus Busa Low Standar ukuran 200 x 180 x 100

Maret 2011

(dalam Rp.000,)

KODE BAHAN BAKU KUANTITAS HARGA SELISIH JUMLAH

ST AKT281P

POLIYOL7.043 38 28 1 7.043

325T TOLOENET 5.574 30 29 1 5.574

827SI SURFERTAN AGANT

19 13 11 2 19

265A A MINE 19 19 18 1 19

118S SATONUS OCTOATE

27 32 29 3 81

114M MENTH CLORD 1.604 3 3 0 0

A53 AMGAR 2 67 67 0 0

Q18 KAIN Q.630 174 20 18 2 348

Q16 KAIN Q.640 451 18 21 (3) (1.353)

DM KAIN KEMBANG 5.217 10 12 (2) (10.437)

TOTAL 1.316

Sumber : PT. Artha Mulia Plasindo

Atas standar yang telah ditetapkan diatas,perusahaanmenggunakan alat

yaitu analisisselisih dlam pemakaian bahan baku terdapat selisih yaitu harga

Rp.1316 yang berartiharga sebenarnya-(517678)lebih rendah dibandingkan harga

standar (510767):

47

Page 48: Skipsi Taman 2012

Tabel 3.4

Laporan kuantitas Bahan Baku

4Khusus Busa Low Standar ukuran 200 x 180 x 100

Maret 2011

(dalam Rp.000,)

KODE BAHAN BAKU

HARGA SELISIH JUMLAHST AKT

281P POLIYOL

38 7.043 38 494

325T TOLOENET 30 5.574 29 (493)

827SI SURFERTAN AGANT

13 19 11 11

265A A MINE 19 19 18 54

118S SATONUS OCTOATE

32 27 29 (145)

114M MENTH CLORD

3 1.604 3 (87)

A53 AMGAR 67 2 67 134

Q18 KAIN Q.630 20 174 18 (198)

Q16 KAIN Q.640 18 451 21 (273)

DM KAIN KEMBANG

10 5.217 12 (192)

Total(376)

Sumber : PT. Artha Mulia Plasindo

Secara keselruhan kuantitas sebenarnya diatas standar dimana terdapat

selisih sebesar 375,untuk itu bahan baku ini terdapat efesiensi penggunaan bahan

baku.

48

Page 49: Skipsi Taman 2012

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Peranan Analisis Selisih Dalam Efesiensi

Pemakaian Bahan Baku Pada PT.Artha Mulia Plasindo di kabupaten bekasi serta

perhitungan analisisnya,maka kesimpulan yang dapat di kemukakan adalah sebagai

berikut :

1. Analisis selisih sudah di terapakan oleh perusahaan dalam menjaga proses

produksi yang berdasarkan bahan baku yang kualitas dan kuantitasnya ketika

dalam keadaan relatif stabil.

2. Dilakukannya analisis selisih ini terkadang manajemen tidak mengetahui sebabnya

yaitu perubahan harga bahan yang dibeli.

3. Adanya selisih akan menjadi tanggung jawab manajer pembelian dan

membebankan selisih kuantitas menjadi tanggung jawab fungsi produksi.

4. Dalam pemakaian bahan baku harus diperhitungkan cadanganuntuk bahan

tersisa,kerusakan,kebocoran,penyusutan dan penguapan yang ada dalam batas-

batas wajar.

B. Saran

1. Perusahaan perlu menerapkan kebijakan mengenai batasan analisis varian serta

tindaklanjut yang diperlukan. Misalnya bila penyimpangan 57 % dapat dianggap

wajar, penyimpangan 5 % - 10 % perlu di musyawarahkan. Antara bagian

49

Page 50: Skipsi Taman 2012

pembelian bagian produksi yang mengenai bahan baku dan penyimpangan diatas

10 % maka perl adanya peninjauan kembali.

2. Dalam perubahan penyusunan analisis varian dapat dilakukan paling sedikit tiga

kali, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan evaluasi terhadap penyimpangan

yang terjadi untk segera mungkin diambil langkah perbaikan pada periode tersebut

50

Page 51: Skipsi Taman 2012

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek).

Jakarta : Mekar Cipta.

Kartandinata, Abas. 2010. Akuntansi dan Analisis Biaya : suatu pendekatan

terhadap tingkah laku biaya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kusnadi, HMA. 2010. Studi Kelayakan Proyek Bisnis. Malang:Universitas

Brawijaya.

Kusnadi. 2010. Pengantar Akuntansi Keuangan I (prinsip, prosedur, dan

metode). Malang : Universitas Brawijaya Malang.

Mulyadi. 2011. Akuntansi Manajemen, Edisi ketiga. Salemba Empat, Jakarta.

Nafarin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.

Noreen, Garrison. 2001. Akuntansi Manajerial. Buku Kedua. Edisi

Terjemahan, A. Totok Budisantoso. Jakarta : Salemba Empat.

Shim, Jack. Dan Siegel. Joel G. 2001. Budgeting, (alih bahasa Juliaus Mulyadi

dan Neneng Natalia). Jakarta : Erlangga.

Sunarto .2003. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Penerbit Amus.

51

Page 52: Skipsi Taman 2012

Supriyono, R.A. 2011. Akuntansi Biaya (perencanaan dan pengendalian

biaya serta pengambilan keputusan ). Cetakan keenam.

Yogyakarta : BPFE.

Supriyono, R.A.Dr. 2011. Akuntansi biaya (pengumpulan biaya dan

penentuan harga pokok). Yogyakarta : BPEE

Sutrisno. 2001. Akuntansi Biaya Untuk Manajemen. Edisi kedua. Yogyakarta :

Ekonisia Fakultas Ekonomi UI.

Terry, George R. 2007. Guide To Management,(alih bahasa Jay Smith).

Cetakan pertama. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

52