Skizofrenia Fix Fix Makalah (2)

8/16/2019 Skizofrenia Fix Fix Makalah (2)

http://slidepdf.com/reader/full/skizofrenia-fix-fix-makalah-2 1/26



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................I

DAFTAR ISI...............................................................................II

DAFTAR GAMBAR.....................................................................III

BAB I PENDAHULUAN....................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5

1.3 Tujuan........................................................................................................5

BAB II !N"EP TE!RI "I#!$RENIA %TA TERIN&I'.............................6

2.1 De()n)s)........................................................................................................6

&.(.(*mum........................................................................................................................ 6

&.(.& Tak Terinci.................................................................................................................. 7

2.2 Pat*()s)*l*g)..................................................................................................8

2.3 Et)*l*g)......................................................................................................10

&.+.( aktor biologi -teori teori somatogenesis/........................................................................10

&.+.& Teori model keluarga................................................................................................... 11

&.+.+ Teori budaya dan lingkungan.........................................................................................11

&.+.0 Teori belajar .............................................................................................................. 11

2.+. Man)(estas) l)n)s.........................................................................................11

&.0.( 1ejala Positif ............................................................................................................. 11

&.0.& 1ejala Negatif ............................................................................................................ 12

2., D)agn*s)s e-eraatan...................................................................................14

&.2.( Perubahan Proses Pikir ................................................................................................. 14

&.2.& Perubahan Sensori3Persepsi -4iasanya 5isual Atau Pendengaran/ 6ang 4erhubungan 7engan 8alusinasi

..................................................................................................................................... 17

&.2.+ 8ambatan "omunikasi 5erbal........................................................................................19

&.2.0 "etidakefektifan "oping !ndi9idu...................................................................................22

&.2.2 :esiko Perilaku "ekerasan Terhadap 7iri Sendiri Atau ;rang <ain ..........................................23

&.2.) 7iagnosa kepera#atan = isolasi sosial..............................................................................24

BAB III PENUTUP........................................................................25

3.1 es)m-ulan.................................................................................................25

2



3.2 "aran........................................................................................................ 25

DA$TAR PU"TAA......................................................................26

3



DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skizofrenia........................................................................................... 6

Gambar 2.Skizofrenia Tak Terinci...........................................................................8

Gambar 3. Otak Skizofrenia.........................................................................9

Gambar 4. Ciri Fisik Skizofrenia.................................................................14

3



BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu gangguan ji#a yang merupakan permasalahan kesehatan di seluruh

dunia adalah skizofrenia. Para pakar kesehatan ji#a menyatakan bah#a semakin

modern dan industrial suatu masyarakat, semakin besar pula stressor psikososialnya,

yang pada gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit karena tidak mampu

mengatasinya. Salah satu penyakit itu adalah gangguan ji#a skizofrenia. 7alam

sejarah perkembangan skizofrenia sebagai gangguan klinis, banyak tokoh psikiatri

dan neurologi yang berperan. %ulamula >mil "reaplin -($(?&)/ menyebutkan

gangguan dengan istilah dementia prekok yaitu suatu istilah yang menekankan proses

kognitif yang berbeda dan onset pada masa a#al. !stilah skizofrenia itu sendiri

diperkenalkan oleh >ugen 4leuler -($2@(?+?/, untuk menggambarkan munculnya

perpecahan antara pikiran, emosi dan perilaku pada pasien yang mengalami gangguan

ini. 4leuler mengindentifikasi symptom dasar dari skizofrenia yang dikenal dengan

0A antara lain = Asosiasi, Afek, Autisme dan Ambi9alensi.

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering, hampir ( penduduk dunia menderita psikotik selama hidup mereka di Amerika. Skizofrenia

lebih sering terjadi pada Negara industri terdapat lebih banyak populasi urban dan

pada kelompok sosial ekonomi rendah. Walaupun insidennya hanya ( per (''' orang

di Amerika Serikat, skizofrenia seringkali ditemukan di ga#at darurat karena beratnya

gejala, ketidakmampuan untuk mera#at diri, hilangnya tilikan dan pemburukan sosial

yang bertahap. "edatangan diruang ga#at darurat atau tempat praktek disebabkan

oleh halusinasi yamg menimbulkan ketegangan yang mungkin dapat mengancam ji#a

baik dirinya maupun orang lain, perilaku kacau, inkoherensi, agitasi dan penelantaran.

7iagnosis skizofrenia lebih banyak ditemukan dikalangan sosial ekonomi

rendah. 4eberapa pola interaksi keluarga dan faktor genetik diduga merupakan salah

satu faktor penyebab terjadinya skizofrenia.2 @2 penderita skizofrenia mulai

mengidapnya pada usia ($ 02 tahun. *sia remaja dan de#asa muda memang

beresiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stressor. "ondisi penderita sering

terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari

tahap penyesuaian diri.

4



1angguan ji#a skizofrenia merupakan gangguan ji#a yang berat dan ga#at

yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih

ga#at ketika muncul pada lanjut usia -lansia/ karena menyangkut perubahan pada

segi fisik, psikologis dan sosialbudaya. 1a#atnya gangguan ji#a Skizofrenia ini

menjadikan urgensi bagi semua kalangan terutama tenaga kesehatan agar dapat

memahami dan memberikan inter9ensi terbaik bagi penderita Skizofrenia. 7alam

makalah ini, penulis memberikan penjelasan mengenai Skizofrenia -tak terinci/

terutama dalam hal gejala klinis, diagnosis serta penanganan yang tepat pada pasien

dan keluarga pasien.

1.2 Rumusan Masalah

(. Apa yang dimaksud SkizofreniaB&. 4agaimana Skizofrenia muncul atau terjadiB

+. Apa penyebab SkizofreniaB

0. Apa yang dimaksud Skizofrenia tak terinciB

2. 4agaimana perbedaan Skizofrenia tak terinci dengan jenis Skizofrenia lain dilihat

dari etiologisnya, patofisiologisnya, dan manifestasi klinisnyaB

). Apa saja masalah kepera#atan yang dapat muncul pada pasien SkizofreniaB

@. 4agaimana penanganan pada pasien ataupun keluarga pasien SkizofreniaB

1.3 Tujuan

(. %engetahui definisi umum Skizofrenia

&. %engetahui bagaimana Skizofrenia muncul atau terjadi

+. %engetahui penyebab Skizofrenia

0. %engetahui bagaimana Skizofrenia tak terinci dan perbedaannya dengan jenis

Skizofrenia lain dilihat dari etiologisnya, patofisiologisnya, dan manifestasi

klinisnya

2. %engetahui masalah kepera#atan yang dapat muncul pada pasien Skizofrenia

). %engetahui bagaimana penanganan pada pasien ataupun keluarga pasien

Skizofrenia



BAB II !N"EP TE!RI "I#!$RENIA %Tak Ter)n/)'

2.1 De()n)s)

2.1.1Umum

Skizofrenia adalah penyakit paradigmatik psikiatri dimana sindrom klinis

9ariabel namun sangat mengganggu psikopatologi, yang melibatkan pikiran, persepsi,

emosi, gerakan, dan perilaku. >kspresi gejala ber9ariasi di seluruh pasien dan dari

#aktu ke #aktu, tetapi efek kumulatif dari penyakit selalu parah dan biasanya tahan

lama -"aplan et all , (??@/

Ada beberapa pendapat tentang pengertian skizofrenia yaitu menurut 1unadi,

skizofrenia berasal dari bahasa 6unani, CschizeinD yang berarti CterpisahD atau

CpecahD, dan CphrenD yang artinya Cji#aD. Pada skizofrenia terjadinya pecahan yaitu

ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku. Eadi, skizofrenia mengacu kepada

pepecahan ego aspek rasional dalam ji#asehingga penderitanya tidak lagi dapat

membedakan antara alam khayal dan alam riil. %enurut "raepelinada menyebutkan,

Cdementia pre cockD karena skizofrenia mengalami kemunduran intelengensi sebelum

#aktunya. 4leuler menggunakan istilah skizofrenia berarti pikiran 3 ji#a yang

terbelah 3 terpecah. 4leuler lebih menekankan pola perilaku yaitu tidak adanya

integrasi otak yang mempengaruhi pikiran, perasaan, dan afeksi. 7engan demikian,

tidak ada kesesuaian antara pikiran dan emosi antara persepsi terhadap kenyataan

yang sebenarnya.

6

Gambar 1. Skizor!"ia



2.1.2 Tak Ter)n/)

Suatu tipe yang seringkali dijumpai pada skizofrenia. Pasien yang jelas

skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam salah satu tipe

dimasukkan dalam tipe ini. PP71E !!! -Pedoman Penggolongan dan 7iagnosis

1angguan Ei#a/ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci. "riteria

diagnostic menurut PP71E !!! yaitu=

• %emenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

• Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik,

ataukatatonik

• Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca

skizofrenia.

"riteria diagnostic menurut 7S%!5-7iagnostic and Statitical %anual of

%ental 7isorders/ suatu tipe skizofrenia di mana ditemukan gejala yang memenuhi

kriteria A tetapi tidak memenuhi kriteria untuk tipe paranoid, terdisorganisasi atau

katatonik. "riteria 7iagnostik A = 1ejala karakteristik= dua atau lebih berikut, masing

masing ditemukan untuk bagian#aktu yang bermakna selama periode ( bulan

-atau kurang jika diobati dengan berhasil/=

(/ Waham

&/ 8alusinasi

+/ 4icara terdisorganisasi -misalnya sering menyimpang atau inkoheren/

0/ Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas

2/ 1ejala negati9e yaitu, pendataran afektif, alogia atau tidak ada

kemauan -a9olition/

7



Gambar 2.Skizor!"ia Tak T!ri"#i

2.2 Pat*()s)*l*g)

Pre9alensi penderita skizofrenia di !ndonesia adalah ',+ ( dan biasanya

timbul pada usia sekitar ($ 02 tahun. Skizofrenia disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain= faktor genetik, faktor lingkungan dan faktor keluarga. Skizofrenia tidak

hanya menimbulkan penderitaan bagi indi9idu penderitanya tetapi juga bagi orang

orang terdekat. Penderita skizofrenia sering kali mengalami gejala positif dan negatif

yang memerlukan penanganan serius. Penderita skizofrenia juga mengalami

penurunan moti9asi dalam berhubungan sosial, perilaku ini sering tampak dalam

bentuk perilaku autistic dan mutisme.Akibat adanya penurunan moti9asi ini sering tampak timbulnya masalah

kepera#atan isolasi sosial menarik diri dan jika tidak diatasi dapat menimbulkan

perubahan persepsi sensoris halusinasi. 8alusinasi yang terjadi pada penderita

skizofrenia tidak saja disebabkan oleh perilaku isolasi sosial tetapi juga dapat

disebabkan oleh gangguan konsep diri harga diri rendah. 7ampak dari halusinasi yang

timbul akibat skizofrenia ini sangat tergantung dari isi halusinasi. Eika isi halusinasi

mengganggu, maka penderita skizofrenia akan cenderung melakukan perilaku

kekeeraan sedangkan halusinasi yang isinya menyenagkan dapat mengganggu dalam

berhubungan sosial dan dalam pelaksanaan akti9itas seharihari termasuk akti9itas

per#atan diri.

Skizofrenia sering dimanifestasikan dalam bentuk #aham, perilaku katatonik,

adanya penurunan moti9asi dalam melakukan hubungan sosial serta penurunan dalam

melakukan akti9itas seharihari. Waham yang dialami pasien skizofrenia dapat

berakibat pada kecemasan yang berlebihan jika isi #ahamnya tidak mendapatkan

perlakuan dari lingkungan sehingga berisiko menimbulkan perilaku kekerasan yangdiarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Adanya perilaku katatonik,

8



menyebabkan perasaan tidak nyaman pada diri penderita, hal ini karena kondisi

katatonik ini berdampak pada hambatan untuk melakukan akti9itas seharihari.

Gambar $. %&ak Skizor!"ia

8ambatan dalam akti9itas seharihari menyebabkan koping indi9idu menjadi

tidak efektif yang dapat berlanjut pada gangguan konsep diri harga diri rendah dan

bila tidak diatasi berisiko menimbulkan perilaku kekerasan - !ngram, (??)/. Penderita

dapat mengalami ambi9alensi, kondisi ini dapat menimbulkan terjadinya penurunan

moti9asi dalam melakukan akti9itas pera#atan diri dan kemampuan dalam

berhubungan sosial dengan orang lain. Adanya ambi9alensi membuat penderita

menjadi kesulitan dalam pengambilan keputusan sehingga dapat berdampak pada

penurunan moti9asi dalam melakukan akti9itas seharihari. Penderita skizofrenia yang

menunjukkkan adanya gejala negatif ambi9alensi ini, sering kali dijumpai cara

berpakaian dan berpenampilan yang tidak sesuai dengan realita seperti rambut tidak

rapi, kuku panjang, badan kotor dan bau.

Fase munculnya Skizofrenia:

(. ase prodromal

"emunduran dalam #aktu lama - ) sampai (& bulan / dalam tingkat fungsi

pera#atan diri, sosial, #aktu luang, pekerjaan, atau akademis

Timbul gejala positif dan negatif

Periode kebingungan pada klien dan keluarga

&. ase aktif

Permulaan inter9ensi asuhan kesehatan, khususnya hospitalisasi

Pengenalan pemberian obat dan modalitas terapeutik lainnya

9



Pera#atan difokuskan pada rehabilitasi psikiatrik saat klien berusaha untuk

hidup dengan penyakit yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku

+. ase :esidual

Pengalaman seharihari dengan penangan gejala

Pengurangan dan penguatan gejala Adaptasi

Skizofrenia merupakan bentuk gangguan psikotik -penyakit mental berat/

yang relatif sering. Skizofrenia merupakan sindrom dengan berbagai presentasi dan

satu 9ariabel, perjalanan penyakit umumnya jangka panjang serta sering kambuh.

2.3 Et)*l*g)

Penyebab skizofrenia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, #alaupun

begitu banyak ahli yang mencoba mengemukakan beberapa teorinya. %enurut

ortinash, penyebab skizofrenia sebagai berikut=

2.3.1 $akt*r 0)*l*g) %te*r) te*r) s*mat*genes)s'

a. aktor faktor genetic -keturunan/

4erbagai penelitian menunjukkan bah#a gen yang di#arisi seseorang sangat

kuat mempengaruhi resiko seseorang mengalami skizofrenia.

b. 4iochemistry -ketidakseimbangan kimia#i otak/

4eberapa bukti memunjukkan bah#a skizofrenia mungkin berasal dari

ketidakseimbangan kimia#io tak yang disebut neurotransmitter yaitu kimia#i

otak yang memungkinkan neuron neuron berkomunikasi satu sama lain.

4eberapa ahli mengatakan bah#a skizofrenia berasal dari neurotransmitter

dopamine yang berlebihan di bagian bagian tertentu otak atau dikarenakan

sensi9itas yang abnormal terhadap dopamine.

c. Neuroanatomy -abnormalitas struktur otak/

4erbagai teknik imaging, seperti %:! telah membantu para ilmu#an untuk menemukan abnormalitas structural spesifik pada otak pasien.

2.3.2 Te*r) m*el keluarga

4eberapa pola asuh kelurga memyebabkan gangguan perkembangan anak.

2.3.3 Te*r) 0uaa an l)ngkungan

Skizofrenia dapat terjadi pada semua status soasial ekonomi tetapi

seringkali lebih banyak ditemukan pada kelompok dengan social ekonomi rendah.

10



2.3.+ Te*r) 0elajar

Perilaku, perasaan dan cara berpikir seseorang diperoleh dari belajar.

"emungkinan penyebab =

"urang percaya Ansietas bertambah

Pikiran #aham3halusinasi

"etidakseimbangan kimia yang menghambat pemrosesan informasi

:asa tidak nyata

2.+. Man)(estas) l)n)s

1ambaran gangguan ji#a skizofrenia beraneka ragam mulai dari gangguan pada alam pikir, perasaan, dan perilaku yang mencolok sampai yang tersamar. 1ejala

skizofrenia dapat dibagi menjadi & kelompok yaitu gejala positif dan negatif.

2.+.1 4ejala P*s)t)(

(. 7elusi 3 Waham.

Suatu keyakinan yang tidak rasional - tidak masuk akal /. %eskipun telah

dibuktikan secara obyektif bah#a keyakinannya itu tidak rasional, namun

penderita tetap meyakini kebenarannya. %erasa dirinya orang besar, serbamampu, serba hebat, dll.

&. 8alusinasi.

Pengalaman panca indra tanpa adanya rangsangan atau stimulus. %isalnya

penderita mendengar suarasuara 3 bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber

dari suara bisikan itu.

+. "ekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya.

%isalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya.

0. 1aduh

%isalnya gelisah, tidak dapat diam, mondarmandir, agresif, bicara dengan

semangat dan gembira berlebihan.

). Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakanakan ada ancaman terhadap

dirinya.

@. %enyimpan rasa permusuhan.

2.+.2 4ejala Negat)(

(. Alam perasaan - afek / tumpul atau mendatar

1ambaran alam perasaan ini dapat terlihat dari #ajahnya yang tidak menunjukan

ekspresi.&. Asosial

11



%enarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul, suka melamun.

+. "ontak emosional amat miskin

Sukar diajak bicara, pendiam.

0. Pasif, apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.

2. Sulit dalam berpikir abstrak

). Pola pikir stereotip.@. Tidak ada atau kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif, tidak ada

upaya dan usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apaapa dan

serba malas - kehilangan nafsu /.

Tipe 1ejala umum

Paranoid

Tak terorganisasiTak ter)n/) 5aham

Halus)nas)

T)ak k*heren

Per)laku t)ak ter*rgan)sas) ang t)ak a-at

)g*l*ngkan ke t)-e la)n

:esidual

%enurut "ay et membagi symptom skizofrenia atas.

(. Simptom positif

a. Waham

b. "ekacauan proses pikir

c. Perilaku halusinasi

d. 1aduh gelisah

e. Waham3ide kebesaran

f. "ecurigaan3kejaran

g. Permusuha

&. Simptom negatif=

a. Afek tumpul

b. Penarikan emosional

c. "emiskinan rapport

d. Penarikan diri dari hubungan social secara pasif3apatis

e. "esulitan dalam pemikiran abstrak

f. "urangnya spontanitas dan arus percakapan

g. Pemikiran stereotipik

+. Simptom psikopatologi umum=

12



a. "ekha#atiran somatic

b. Ansietas

c. :asa bersalah

d. "etegangan -tension/

e. %annerism dan sikap tubuh

f. 7epresig. :etardasi motorik

h. "etidakkooperatifan

i. !si pikiran yang tidak biasa

j. 7isorientasi

k. Perhatian buruk

l. "urangnya daya nilai dan daya tilikan

m. 1angguan dorongan kehendak

n. Pengendalian impuls yang buruk

o. Preokupasi

p. Penghindaran social secara aktif

13



2., D)agn*s)s e-eraatan

2.,.1 Peru0ahan Pr*ses P)k)r

a. "emungkinan penyebab

"urang percaya Ansietas bertambah

Pikiran #aham atau halusinasi

"etidakseimbangan kimia yang menghambat pemrosesan informasi

:asa tidak nyata

b. 4atasan karateristik

:entang perhatian terbatas atau tidak ada

8ipersensitif terhadap stimulus normal

"omunikasi 9erbal dan non9erbal tidak konsisten

okus percakapan berpindahpindah

Tidak mampu menyelesaikan masalah

• Tujuan jangkapanjang

"lien mempertahankan tingkat fungsi yang optimal meskipun terdapat pikiran

yang tidak terorganisasi

Tujuan jangkapendek F(

"lien mengungkapkan secara 9erbal perasaan aman dan penerimaan oleh staf

!nter9ensi dan rasional

4erbicara dengan klien sederhana langsung, dan jujur. Interaksi yang tidak

jelas atau ruwet menambah rasa tidak percaya.

Pertahankan harapan yang konsisten untuk perilaku yang tidak mengganggu,

termasuk mentaati peraturanperaturan unit. Pengharapan yang tetap akan

perilaku yang bisa diterima dan peraturan-peraturan yang terdefinisi dengan

baik akan menciptakan lingkungan yang aman.

Terangkan semua unit dan prosedur pera#atan kesehatan sebelum

melaksanakannya. prosedur dan peristiwa yang sudah diinformasi dan

dipersiapkan akan meningkatkan kepercayaan klien.

Tujuan jangkapendek F&

"lien mengidentifikasi gejala penyakit dan mendiskusikan perasaan yang

ditimbulkan oleh pemikiran yang tidak realistic


14

Gambar 4. 'iri Fi(ik Skizor!"ia



4antu klien mengidentifikasi dan menggunakan teknik berhenti berfikir,

seperti mengatakan CstopD jika muncul pikiran atau ansietas dan ketakutan

yang tidak terorganisasi. Klien dapat mengurangi ansietasnya dengan

menggunakan teknik berhenti-berpikir untuk memutus perilaku maladaptive

dan pemikiran yang tidak logis.

4erinteraksi dengan klien dengan mendiskusikan realitias. 8indari

menggunakan sesuatu yang abstrak, bermakna ganda, dan humor selama

diskusi. Interaksi yang komplek dan abstrak membuat klien ini stress dan

tidak meningkatkan diskusi yang sehat berdasarkan realitas.

Eangan menantang isi pikiran yang tidak terorganisasi. Menantang klien akan

meningkatkan rasa tidak percaya dan konflik antara klien dan perawat.

"atakan kepada klien jika pera#at tidak memahami percakapan yang sedang

dilakukan. Bila muncul pikiran atau pembicaraan yang tidak menentu dalam

percakapan klien-perawat perawat perlu mengetahui kapan informasi yang

diberikan oleh klien tidak dimengerti

7orong klien untuk mendiskusikan perasaannya yang disertai dengan pikiran

pikiran mengganggu. Mendiskusikan perasaan dapat membantu menfokuskan

interaksi berdasarkan situasi nyata.

7orong klien untuk mendiskusikan bagaimana pikiranpikiran yang

mengganggu dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan klien seharihari.

!engan mendiskusikan masalah yang muncul akibat pikiran yang

mengganggu perawat membantu klien untuk tetap berada pada realitas dan

berfokus padi situasi disini dan saat ini.

Tujuan jangkapendek F+

"lien mancari bantuan dari staf untuk membedakan antara pikiran yang realistis

dan tidak ralitis.


Ajarkan klien untuk memfokuskan diri pada suara pera#at atau pemberi

pera#atan lain jika pikiran yang mengganggu muncul dan mengalihkan

perhatian klien dari realita. Belajar untuk tidak mengindahkan pikiran

pengganggu akan membantu klien mengembangkan kemampuan untuk

berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

7orong klien untuk menyatakan secara 9erbal pikiran negati9e danmengganggu yang muncul dari interaksi dengan staf. "mpan balik membantu

1



klien memeriksa interpretasi yang salah dari pembicaraan dan tidakan orang

lain.

2.,.2 Peru0ahan "ens*r)6Perse-s) %B)asana 7)sual Atau Penengaran' 8ang

Berhu0ungan Dengan Halus)nas)

a. "emungkinan penyebab =

!nterpretasi yang tidak akurat terhadap rangsang lingkungan

"ehilangan batas ego

Peristi#a traumatis emosional

7isfungsi otak

Adanya halusinasi atau ilusi

b. 4atasan karakteristik

Peningkatan perhatian kepada bunyi, suara atau gambar -halusinasi/ dari

dalam diri -internal/ samentara tidak ada rangsang eksternal

%erasakan sensasi tubuh yang aneh

!nteraksi dengan orang lain terbatas atau tidak ada

Tidak bisa berkonsentrasi

:espons terhadap realita tidak tepat


"lien mengembangkan strategi untuk mengurangi ansietas dan mengelola perilaku

serta perasaan akibat hilangnya kesinambungan dalam pengalaman yang

ditangkap oleh panca indra dan yang dipersepsikan secara normal


"lien menetapkan kendali atas halusinasi


%onitor tandatanda halusinasi pada klien, misalnya menoleh ke salah satusisi, melihat sekeliling ruangan, dan berbicara sendiri. Intervensi yang tepat

dan segera dapat memungkinkan klien mengelola halusinasi atau

membicarakan isi halusinasi tersebut.

7orong klien untuk menceritakan isi halusinasi. perawat harus mengetahui

isis halusinasi agar dapat membantu klien memproses pikiran dan perasaan

yang berhubungan dengan halusinasi tersebut dan mencegah perilaku agresif

dan membahayakan.

16



4ila halusinasi timbul, orientasikan klien pada realita dan beri umpan balik

berdasarkan situasi saat itu. #rientasi akan mengurangi ansietas dan

membantu klien untuk bertahan pada situasi yang berdasarkan realita.

Eangan menyangkal pengalaman klien, namun terangkan bah#a persepsi

sensori klien tidak sama dengan persepsi sensori orang lain. Kejujuran

perawat membantu klien menyadari bahwa halusinasi merupakan

pengalaman internal klien yang tidak didasari oleh realita eksternal .

4erbicara dengan klien saat klien sedang mengalami halusinasi secra aktif.

Berbicara dengan klien selama halusinasi akan memberi rangsang saingan

atau membantu klien memahami isu-isu di balik halusinasi seperti harga diri

kemarahan dan kekuatan.

4eritahu klien tentang caracara hubungan interpersonal yang dapat membantu

memenuhi kebutuhan, mengurangi ansietas, dan menurunkan kebutuhan untuk

berhalusinasi. Klien memerlukan bantuan untuk mengembangkan hubungan

dengan sesamanya dengan sesamanya kerena mereka telah belajar untuk

menggunakan diri pada suara-suara jika mereka sedang sendirian.

4antu klien mengidentifikasi perasaan mana yang mengarahkannya pada

halusinasi. mengalihkan perhatian klien dari sisi halusinasi ke isi perasaan

awal akan membantu klien meningkatkan pemahaman diri.

Ajarkan teknik distraksi pada klien, seperti bernyanyi mengiringi music,

mendengarkan radio, dan membaca dengan suara keras. !istraksi dapat

digunakan membawa klien yang berhalusinasi aktif kembali ke kenyataan.

Sediakan klien kesempatan untuk terlibat dalam akti9itas konkret, seperti

karya seni, music, permainan, dan tugastugas khusus. $alusinasi sering kali

mengganggu jika klien seorang diri dan pikirannya kosong.


"lien mendiskusikan isuisu yang menekankan realitas


"uatkan semua percakapan yang mengacu pada realitas. Penguatan positif

meningkatkan kecenderungan untuk melanjutkan perilaku yang berdasarkan

realitas.

Ajarkan klien tentang sifat halusinasi dan bagaimana pengalaman afektif fan

peristi#a eksternal dapat membangkitkan halusinasi. Membantu klien

memahami peristiwa mana yang membangkitkan halusinasi akanmeningkatkan keterampilan koping. Klien dapat diajar untuk mengenali

17



dengan menghindari stressor eksternal serta mendiskusikan perasaan nyeri

agar kekuatan nyeri tersebut dapat berkurang.

Ajari klien beberapa strategi untuk menurunkan stress melalui latihan dan

penghindaran stressor yang sudah dikenal. Eangan menggunakan imajinasi

terbimbing atau relaksasi progesif. Mengurangi stress akan menurunkan

timbulnya halusinasi% namun penggunaan imajinasi terbimbing atau relaksasi

progesif dalam diri klien yang mempunyai batasan ego buruk dapat

memperburuk halusinasi.

2.,.3 Ham0atan *mun)kas) 7er0al

a. "emungkinan penyebab = "urang rasa percaya

Ansietas hebat

:egresi

!nteraksi yang sehat tidak mencukupi

Pemikiran tidak terorganisasi3tidak menentu

b. 4atasan krakteristik =

%enggunakan pembicaraan simbolik -katakata yang hanya bermakna bagi

klien/

8anya menggunakan komunikasi konkret, jika klien tidak dapat bepikir secra

abstrak

"omunikasi 9erbal dan non9erbal tidak sama -klien yang berbicara dengan

emosi tinggi mengalaminya dengan cara yang datar, tidak menunjukan afek

apapun, atau klien kelihatan gelisah tetapi tidak dapat mengatakan apa yang

digelisahkan /

Sulit mempertahankan kontak mata

8anya berbicara sedikit -miskin pembicaraan/


"lien terlibat dalam komunikasi 9erbal yang sesuai dengan pera#at dan orang lain


"lien berinteraksi satu per satu dengan pera#at

!nteraksi dan rasional

18



4uat #aktu untuk berinteraksi eksklusif satu per satu dengan klien. &ebuah

hubungan satu per satu adalah syarat penting untuk intervensi keperawatan

yang lain.

4ari klien dukungan dan pengalaman bercakapcakap positif dengan cara

berbicara kepada klien tentang minat pribadi, hobi, tempat yang disukai, dan

akti9itas yang disukai. &ebuah hubungan suportif 'bersifat mendukung( dapat

menurunkan rasa takut terhadap orang dan membuka kesempatan untuk

berinteraksi

- 4eri model kepada klien dalam mengekspresikan perasaan misalnya

menyatakan secara 9erbal tentang kesedihan atau rasa. Memberi model dalam

mendemonstrasikan perasaan mengajarkan klien untuk berinteraksi dengan

cara yang lebih sehat. Tujuan jangkapendek F&

"lien mendemontrasikan komunikasi 9erbal dan non9erbal yang sesuai

-kongruen/


;bser9asi dan pantau komunikasi 9erbal dan non9erbal klien. memfokuskan

perhatian pada komunikasi klien membantu perawat mengidentifikasi danmengatasi ketidaksamaan.

5alidasi makna komunikasi 9erbal dan non9erbal dengan mengidentifikasi

ketidakcocokan dalam komunikasi klien. Sebagai contoh, klien terta#a saat

menyatakan, Ckeluarga saya berharap semogga saya mati. C )alidasi

memungkinkan klien memahami bagaimana perawat mempersepsikan apa

yang dikatakan dan memberi kesempatan untuk mempelajari cara

mengekspresikan pikiran dan perasaan yang konsisten.

Perhatikan munculnya tema dan isuisu bermakna ketika klien mulai

berkomunikasi dengan pera#at. &etelah klien merasa nyaman bercerita

secara verbal kepada perawat isu-isu penting menjadi terlihat.

Tujuan jangkapendek F+

"lien mempelajari caracara ekspresikan diri yang jelas dan dapat dimengerti


19



Eika berbicara dengan klien, gunakan strategi komunikasi fasilitatif, masalnya

refleksi -mengulangi pernyataan klien/ dan klarifikasi -meminta klien

menjelaskan apa yang tidak dipahami pera#at/. &trategi seperti refleksi dan

klarifikasi memfasilitasi interaksi perawat-klien dan membantu klien

mengembangkan pemahaman diri dan harga diri.

%ulai interaksi dengan klien secara teratur. Klien butuh banyak kesempatan

untuk latihan dan memperhalus keterampilan komunikasi yang dapat

membantu pengembangan rasa percaya diri.

7orong klien untuk mengekspresikan perasaannya mengenai situasi dan

peristi#a yang nyata. Penguatan membantu klien mempraktikan ekspresi

perasaan dan berkonsentrasi dalam berespons terhadap stimulus lingkungan.

2.,.+ et)ake(ekt)(an *-)ng In)9)u

a. "emungkinan penyebab =

Tidak mampu mempercayai atau berhubungan dengan orang lain

"urang percaya diri "esepian

%erasa ditolak

"urang system pendukung

b. 4atasan karakteristik =

%enghindari orang dan kesempatan berinteraksi

Tidak mampu melakukan akti9itas pera#atan diri

%enggunakan peetahanan, seperti regresi dam proyeksi

%enarik diri secara emosi dan diri


"lien mendemonstrasikan keterampilan koping yang adaptif


"lien mengeskplorisasi caracara mengetahui masalah dan situasi yang membuat

stress


20



Setelah terjalin hubungan saling percaya , dorong klien untuk

mengungkapakan perasaan secara 9erbal. *ksplorasi perasaan membantu

mengidentifikasi masalah utama klien.

Akui identifikasi klien tentang Ckebiasaan burukD dan rangsangrangsang yang

perlu dikontrol. Identifikasi masalah tertentu memungkinkan klien untuk

menentukan keterampilan koping mana yang diperlukan.

7orong klien untuk mengidentifikasi konsekuensi dari perilaku impulsi9e dan

perilaku aneh. Identifikasi konsekuensi yang negative dapat memotivasi klien

untuk mempelajari perilaku yang lebih adaptif.

2.,., Res)k* Per)laku ekerasan Terhaa- D)r) "en)r) Atau !rang La)nc. "emungkinan penyababnya =

"urang percaya

"urang control terhadap rangsang

Ansietas meningkat

"emarahan meningkat

Waham atau halusinasi

d. 4atasan karakteristik =

<angkah atau gerakan cepat

Pembicaraan atau perilaku mengancam

>kspresi #ajah marah

Asik sendiri disertai akti9itas psikomotor yang meningkat

%enyatakan secara 9erbal tentang tindakan kekerasan sebelumnya


"lien tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain


Pola perilaku gelisah klien dicegah atau dikontrol

!nter9ensi dan rasional =

Pertahankan lingkungan yang tenang, tidak merangsang dengan cara

mengurangi keributan, membatasi jumlah orang dalam ruangan, dan

meredupkan lampu. +ingkungan yang tenang menurunkan ansietas dan

memperkecil kemungkinan terjadinya agitasi.


21



"lien mengenali tandatanda peningkatan agitasi dan mempelajari koping efektif

untuk mencegah peningkatan reaksi agitasi

!nter9ensi dan rasional =

4antu klien mengidentifikasi dan mendiskusikan perasaan negatifnya, seperti

marah, rasa takut, dan kehilangan control diri yang ditimbulkan oleh stressor.

Identifikasi stressor dan perasaan negative yang menyertainya merupakan

langkah pertama mengontrol stressor tersebut

4atasan karakteristik =

rentang perhatian terbatas atau tidak ada 8ipersensitif terhadap stimulus normal

"omunikasi 9erbal dan non9erbal tidak konsisten

okus percakapan berpindahpindah

Tidak mampu menyelesaikan masalah

2.,.: D)agn*sa ke-eraatan ; )s*las) s*s)al

"emungkinan penyebab

"urang rasa percaya

%erasa terancam oleh situasi sosial %erasa terasing

7epresi

7isalahperlakukan oleh orang lain

Takut berbuat salah secara sosial

4atasan karakteristik =

Sedikit atau tidak ada interaksi dengan staff atau klien lain

Tinggal sendiri

"ontak mata sedikit atau tidak ada >kspresi #ajah sedih, tertekan

7idominasi oleh komunikasi non9erbal atau ja#aban yang monosilabel

22





DA$TAR PU"TAA

24



"aplan, 8!, Sadock 4E, 1reb EA, Skizofrenia, dalam = Sinopsis Psikiatri, ed @, 9ol

(.4inarupa aksara, (??@

%aslim, :usdi. 4uku Saku 7iagnosis 1angguan Ei#a :ujukan :ingkasan dari PP71E

!!! 4agian !lmu "edokteran Ei#a " *nika Atmajaya, Eakarta, &''(.

4uchanan :.A., Garpenter W.T. Schizophrenia. !N= Saddock 4.E., Saddock 5.A

"aplan H SaddockIs Gomprehensi9e teJtbook of Psychiatry. @th ed. <ippincott Williams H

WilkinsPublishers, &'''. P. &&$&.

Gopel, <inda Garman., -&''@/. "epera#atan Ei#a dan Psikiatri, Pedoman "linis

Pera#at >disi &. Eakarta=>1G.

Wardana P.A.". 8ubungan Pengetahuan 7an Sikap "eluarga tentang Skizofrenia

dengan "ekambuhan pasien Skizofrenia di *nit :a#at Ealan :S.Ei#a Pusat

7r.Soeharto 8eerdjan Eakarta tahun &''?

NAN7A. -&'(2/. Nursing 7iagnoses= 7efinitions H Glassification &'(2&'(@.

Philadelphia= NAN7A !nternational.

4ulecheck, 1loria %., 4utcher, 8o#ard "., 7ochterman, E. %cGloskey. &'(&.

Nursing !nter9entions Glassification -N!G/. ifth >dition. !o#a = %osby >lsa9ier.

Ehonson,%arion. &'(&. !o#a ;utcomes Project Nursing Glassification -N;G/. St.

<ouis ,%issouri K %osby.

2

Documents

Skizofrenia Fix Fix Makalah (2)