Upload
devitasubamairi
View
494
Download
79
Embed Size (px)
DESCRIPTION
farkon
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II
PERCOBAAN II
“ SKRINING FITOKIMIA “
OLEH :
NAMA : MIKA FEBRYATI KADIR
NIM : O1A1 14 026
KELAS : A
KELOMPOK : I ( SATU )
ASISTEN : WIWIN HAERIYANI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hendaknya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah, sehingga praktikan dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Farmakognosi dengan percobaan “Skrining Fitokimia”.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada
seluruh pihak, khususnya kepada asisten atas kebijaksanaan dan kesediaannya dalam
membimbing sehingga laporan ini dapat selesai.
Praktikan menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan praktikum ini, karena praktikan hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan. Oleh karena itu, praktikan mohon maaf sebesar-besarnya serta kritik dan
saran sangat diperlukan yang membangun dari semua pihak. Praktikan juga berharap
laporan praktikum ini kedepannya dapat berguna bagi pembaca khususnya mahasiswa dan
mahasiswi Fakultas Farmasi.
Kendari, Mei 2016
Praktikan
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
1
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Farmakognosi merupakan ilmu yang mempelajari tentang obat, khususnya
yang berasal dari bahan alam. Dalam dunia kefarmasian bahan-bahan alam dalam
pembuatan obat bukanlah hal yang asing. Di Indonesia banyak sekali tanaman obat
yang sudah dijadikan sebagai bahan-bahan pembuatan obat. Belakangan ini bahan
alami banyak dipilih dikarenakan bahan-bahan alami memiliki efek samping yang
lebih sedikit dibandingan obat-obat sintesis yang beredar banyak di pasaran saat ini.
Bahan-bahan alam yang terdapat di alam ini memang sangat banyak namun
tidak semua bahan alam memiliki khasiat yang dapat dijadian obat yang efektif
untuk menyembuhkan sebuah penyakit. Oleh karena itu perlu dilakukannya
penelitian yang cukup panjang prosesnya untuk menentukan bahan aktif dan zat-zat
yang terkandung di dalamnya. Apabila sudah diketahui bahan aktif dan zat-zat yang
berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit maka baru bisa bahan alam tersebut
dijadikan sebagai bahan untuk membuat obat. Berbagai khasiat yang dapat
dihasilkan oleh tanaman tradisional yang ada, dimana merupakan efek dan khasiat
dari berbagai zat yang terkandung dalam tanaman tersebut. Sebagai contoh zat
kimia yang terkandung dalam tanaman yang biasa digunakan sebagai adalah
alkaloid, flavonoid, glikosida, terpenoid, saponin, tanin dan polifenol.
Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah
penapisan/skrining senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini
digunakan untuk mendeteksi senyawa tumbuhan berdasarkan golongannya.
Sebagai informasi awal dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai
aktivitas biologi dari suatu tanaman. Informasi yang diperoleh dari pendekatan ini
juga dapat digunakan untuk keperluan sumber bahan yang mempunyai nilai
ekonomi lain seperti sumber tanin, minyak untuk industri, sumber gum, dll. Metode
yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid,
flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin, kumarin, quinon, steroid/terpenoid.
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
2
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
Berdasarkan penjabaran di atas, untuk mengetahui kandungan kimia yang
berkhasiat obat pada bahan alam, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap
senyawa-senyawa tersebut dengan uij pereaksi kimia.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana cara
mengidentifikasi simplisia secara mikroskopis?
3. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara mengidentifikasi
simplisia secara mikroskopis.
4. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah agar mahasiswa/praktikan dapat
mengetahui cara mengidentifikasi simplisia secara mikroskopis.
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
3
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
B. Tinjauan Pustaka
Ekstraksi adalah proses penarikan komponen aktif yang terkandung dalam
tanaman menggunakan bahan pelarut yang sesuai dengan dengan kelarutan komponen
aktifnya. Ekstrak minyak atsiri dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu ekstraksi dengan
pelarut uap, ekstraksi dengan lemak dingin, dan ekstraksi dengan lemak panas (Yuliani
dan Suyanti, 2012). Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah etanol.
Etanol disebut juga etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol
merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol
berwujud cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna (Munawaroh
dan Prima, 2010). Dari proses ekstraksi akan dihasilkan ekstrak. Ekstrak adalah sediaan
kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut
cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung (Depkes RI, 2008).
Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini
sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri. Metode ini dilakukan dengan
memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang
tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai
kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam
sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan
penyaringan. Sedangkan soxhletasi dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel
dalam sarung selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang
ditempatkan di atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke
dalam labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu reflux (Mukhriani, 2014).
Skirining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian
fitokimia yang bertujuan memberi gambaran tentang golongan senyawa yang
terkandung dalam tanaman yang diteliti. Metode skrining fitokimia yang dilakukan
dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna
(Simaremare, 2014). Pada uji fitokimia, dilakukan uji alkaloid, flavonoid, tanin, saponin,
dan steroid (Isnania dkk., 2014).
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
4
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
C. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Buah merica (Piperi nigri fructus)
2. Daun kumis kucing (Orthosiponis folium)
3. Daun jambu biji (Psidii folium)
4. Rimpang jahe (Zingiberis rhizoma)
5. Rimpang temulawak (Curcumae rhizoma)
6. Rimpang kunyit (Curcumae domestica rhizoma)
7. Kayu secang (Sappan lignum)
8. Rimpang kencur (Kaempferia rhizoma)
9. Kulit kayu manis (Cinnamomi korteks)
10. Rimpang lengkuas (Languatis rhizoma)
11. Kesumba (Carthami flos)
12. Daun alpukat (Perseae folium)
13. Buah ketumbar (Coriandri fructus)
14. Daun asam jawa (Tamarindi folium)
15. Daun pepaya (Caricae folium)
16. Biji kacang hijau (Phaseoli semen)
17. Daun kelor (Moringae folium)
18. Daun kembang sepatu (Hibisci Rosa-sinensis folium)
19. Daun kangkung air (Ipomoeae aquaticae folium)
20. Cengkeh (Caryophyllum)
21. Daun jarak (Ricini folium)
22. Daun ubi jalar (Batatasae folium)
23. Daun belimbing (Bilimbii folium)
24. Daun mengkudu (Morindae folium)
25. Daun jambu mete (Anacardii folium)
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
5
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
D. Klasifikasi Bahan
1. Merica (Piper nigrum L.) (Sarpian, 2003)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum L.
2. Kumis Kucing (Orthosiphon spicatus Bbs.) (Sunarto, 2009)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon spicatus Bbs.
3. Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) (Parimin, 2005)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Diotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn.
4. Jahe (Zingiber officinale Roxb.) (Rukmana, 2000)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
6
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Roxb.
5. Temulawak (Curcuma xantorrhiza Roxb.) (Rukmana, 1995)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xantorrhiza Roxb.
6. Kunyit (Curcuma domestica Val.) (Santoso,2008)Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica val.
7. Cengkeh (Caryophyllum) (Anonim,1978)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzigium
Spesies : Syzigium aromaticum L.
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
7
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
8. Asam (Tamarindi Folium) (Anonim,1978)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindus indica L.
9. Kasumba (Bixa orellana) (Anonim,1978)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Bixaceae
Genus : Bixa
Spesies : Bixa orellana
10. Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) (Anonim,1978)Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis L.
11. Mengkudu (Morindae citrifoliae) (Santoso,2008)Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
8
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.
12. Alpukat (Persea americana Mil) (Santoso,2008)Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mil
13. Pepaya (Carica papaya L.) (Lisa,2015)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
14. Jarak (Jatropha curcas) (Susilowati,2014)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha curcas
15. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) (Nisa,2014)Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
9
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmannii
16. Ubi Jalar (Manihot utilissima) (Supadmi,2009)
Regnum : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot utilissima
17. Kacang hijau (Vigna radiata L.) (Anonim,1978)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Rosales
Famili : Leguminasae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata L.
18. Lengkuas (Alpinia galangal) (Chasanah,2013)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Alpinieae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galanga
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
10
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
19. Belimbing (Averrhoa bilimbi) (Savitri,2014)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi
20. Kelor (Moringa oleifera L.) (Lutfiana,2013)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.
21. Ketumbar(Coriandrum) (Anonim,1978) Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum
22. Kangkung (Ipomoea reptans) (Badan POM,2008)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliapsida
Ordo : Solanales
Famili : Convovulceae
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
11
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomoea reptans
23. Kencur (Kaempferia galangal L.) (Anonim,1978)
Regnum : Plantae
Divisi : Tracheopyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galangal L.
24. Jambu mete (Anacardium occidentale L) (Badan POM,2008)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Anacardium
Spesies : Anacardium occidentale L.
25. Secang (Caesalpinia sappan L.) (Badan POM,2008)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotyledoneae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Caesalpinia
Spesies : Caesalpinia sappan L.
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
12
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
E. Deskripsi Tanaman
1. Merica (Piper nigrum L.)
Batang tanaman merica beruas-ruas. Ukuran batang berdiameter 6-25 mm.
Daun merica berbentuk bundar lebar atau lonjong seperti daunt alas. Bagian
pangkal daun berbentuk bulat dan semakin ke ujung semakin meruncing.
Permukaan atas daun tanaman merica berwarna hijau tua mengkilap, sedangkan
permukaan bawah berwarna hijau pucat dan buram. Bunga lada termasuk bunga
berumah satu dan merupakan bunga duduk. Buah merica berbentuk bulat seperti
bola. Buah yang masih muda (mentah) memiliki kulit luar (epikarp) berwarna hijau
mengkilap, setelah masak berubah menjadi kuning dan merah menyala. Buah
merica memiliki rasa pedas yang berbeda dengan pedas dari cabai rawit (Sarpian,
2003).
2. Kumis Kucing (Orthosiphon spicatus Bbs.)
Kumis kucing merupakan tumbuhan tak berkayu atau disebut terna,
tumbuh tegak, siklus hidup relatif panjang, tinggi dapat mencapai 2 meter. Batang
bentuk bulat, silindris, relatif kecil, berwarna coklat, berbulu, pendek atau gundul,
basah. Daun tunggal, berbentuk bulat telur, sedikit melengkung, berumpuk atau
memisah, bagian tepi bergerigi, agak kasar, tak teratur, tulang dau, dan tangkai
berwarna hijau keunguan, berbintik halus. Bunga majemuk berupa tandan yang
keluar di bagian ujung cabang, warna keunguan dan putih. Buahnya bulat telur,
banyak, berwarna hijau, dan akan berubah hitam bila sudah masak (Sunarto, 2009).
3. Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)
Jambu biji merupakan tanaman perdu bercabang banyak. Tingginya dapat
mencapai 3-10 m. batang jambu biji memiliki ciri khusus, diantaranya berkayu keras,
liat, tidak mudah patah, kuat, dan padat. Daun jambu biji berbentuk bulat panjang,
bulat langsing, atau bulang oval dengan ujung tumpul atau lancip. Warna daun
beragam seperti hijau tua, hijau muda, merah tua, dan hijau berbelang kuning.
Permukaan daun ada yang halus mengilap dan halus biasa. Buah jambu biji
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
13
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
berbentuk bulat atau bulat lonjong dengan kulit buah berwarna hijau saat muda dan
berubah kuning muda mengilap setelah matang (Parimin, 2005).
4. Jahe (Zingeberis officinale Roxb.)
Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan tinggi
antara 30 cm – 75 cm. berdaun sempit memanjang menyerupai pita dan tersusun
teratur dua baris berseling. Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai
dari agak pipih sampai gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-
kuningan hingga kuning kemerah-merahan. Rimpang jahe berwarna kuning muda
atau kuning, berserat halus dan sedikit. Beraroma maupun berasa kurang tajam
(Rukmana, 2000).
5. Temulawak (Curcumae xantorrhiza Roxb.)
Temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun. Tanaman
ini berbatang semu dan mencapai ketinggian 2-2,5 meter. Daun tanaman
temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Warna bunga umumnya kuning
dengan kelopak bunga kuning tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Rimpang
induk bentuknya bulat seperti telur, sedangkan rimpang cabang terdapat bagian
samping yang bentuknya memanjang. Warna kulit rimpang adalah kuning kotor.
Warna daging rimpang adalah kuning, dengan cita rasanya pahit, berbau tajam,
serta keharumannya sedang (Rukmana, 1995).
6. Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan
tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna
keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah
lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan
berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri
(Anonim, 1978).
7. Asam (Tamarindi folium)
Helaian anak daun berwarna hijau kecoklatan atau hijau muda, bentuk
bundar panjang, panjang 1 cm sampai 2,5 cm, lebar 4 mm sampai 8 mm, ujung daun
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
14
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
membundar, pinggir daun rata hampir sejajar satu sama lain. Tulang daun terlihat
jelas. Kedua permukaan daun halus dan licin, permukaan bawah berwarna lebih
muda (Anonim, 1978).
8. Kasumba (Carthami flos)
Pohon kecil, tingginya 2 - 8 m. Bentuk daun bundar telur hampir seperti
jantung, warna merah tua keunguan. Perbungaan bentuk malai 8 - 50 bunga warna
merah gelap. Buah seperti buah rambutan warna merah tua/gelap yang umumnya
bagian ujung terlihat merekah sehingga biji-bijinya dapat keluar cepat. Manfaat
tumbuhan : Biji-biji kesumba masih dipakai untuk mewarnai bahan anyaman dan
kipas, mengandung zat pewarna yang disebut bixin. Zat ini dapat diekstraksi dengan
merendam biji dalam air. Biji biasa digunakan untuk mewarnai produk-produk
makanan (Anonim, 1978).
9. Kembang sepatu (Hibisci Rosa-sinensis folium)
Batang berbentuk Bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu
setelah tua putih kotor.Daun : Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal
tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.Bunga : Tunggal, bentuk
terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan,
mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda,
benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung,
merah (Anonim, 1978).
10. Mengkudu (Morindae citrifoliae fructus)
Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8cm. Batang berkayu,
bulat, kulit kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan
pangkal runcing. Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai,
benang sari 5. Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm,
hijau kekuningan (Santoso, 2008).
11. Alpukat (Perseae folium)
Jenis pohon kecil dengan tinggi 3 sampai 10 m, berakar tunggang, batang
berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, dan ranting berambut
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
15
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
halus. Daun pada tanaman alpukat ini berbentuk tunggal dengan tangkai yang
panjangnya 1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong
sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi
rata kadang-kadang agak menggulung ke atas, bertulang menyirip, panjang 10-20
cm, lebar 3-10 cm (Anonim, 1978).
12. Pepaya (Caricae folium)
Pepaya merupakan tanaman herba. Batangnya berongga, biasanya tidak
beracun, dan tingginya dapat mencapai 10 m. Daunnya merupakan daun tunggal,
berukuran besar, dan bercangkap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya
terdiri dari tiga jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan bunga semurna. Bentuk
buah bulat sampai lonjong. Batang, daun, dan buahnya mengandung getah yang
memiliki daya enzimatis, yaitu dapat memecah protein. Pertumbuhan tanaman
papaya termasuk cepat karena antara 10-12 bulan setelah ditanam buahnya telah
dapat dipanen (Lisa, 2015).
13. Jarak (Ricini folium)
Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet
dan ubikayu. Pohonnya berupa perdu dengan tinggi tanaman 17 m, bercabang tidak
teratur. Batangnya berkayu, silindris bila terluka mengeluarkan getah. Daunya
berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari dengan 5–7
tulang utama, warna daun hijau (permukaan bagian bawah lebih pucat dibanding
bagian atas). Panjang tangkai daun antara 4–15 cm. Bunga berwarna kuning
kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu. Bunga jantan
dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul diujung
batang atau ketiak daun. Buah berupa buah kotak berbentuk bulat telur, diameter
2–4 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan kuning jika masak. Buah jarak
terbagi 3 ruang yang masing – masing ruang diisi 3 biji. Biji berbentuk bulat lonjong,
warna coklat kehitaman. Biji inilah yang banyak mengandung minyak dengan
rendemen sekitar 30–40 % (Susilowati, 2014).
14. Kayu manis (Cinnamomum burmannii)
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
16
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
Semak atau pohon kecil, tinggi 5 m sampai 15 m, pepagangan (kulit) berbau
khas. Helaian daun berbentuk lonjong, panjang 4 cm sampai 14 cm, lebar 1,5 cm
sampai 6 cm, permukaan atas halus, permukaan bawah berambut berwarna kelabu
kehijauan yang tertekan pada permukaan daun atau bertepung, daun muda
berwarna merah pucat; berpenulangan 3; panjang tangkai daun 0,5 cm sampai 1,5
cm. Perbungaan berupa malai, berambut halus berwarna kelabu yang tertekan pada
permukaan; panjang gagang bunga 4 mm sampai 12 mm, juga berambut halus;
tenda bunga, panjang 4 mm sampai 5 mm, helai tenda bunga sesudah berkembang
tersobek secara melintang dan terpotong agak jauh dari dasar bunga; benang sari
lingkaran ketiga, mempunyai kelenjar di tengah-tengah tangkai sari. Buah adalah
buah buni, panjang lebih kurang 1 cm (Nisa, 2014).
15. Daun ubi (Batatasae folium)
Tanaman perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang.
Akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi
umbiakar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan
panjang 50-80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna
putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun
ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya
warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi
manusia. Umbi ketela pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat
namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada
daunsingkong karena mengandung asam amino metionina (Supadmi, 2009).
16. Kacang hijau (Phaseoli semen)Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi,
antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian
utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau
dan ada yang ungu. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara
6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan
dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji
kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
17
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning,
cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang
pada permukaan (Anonim, 1978).
17. Lengkuas (Languatis Rhizoma)
Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-
2,5 meter. Tanaman ini memilki akar tak teratur. Pada lapisan luar terdapat kulit
tipis berwarna coklat sedangkan dibagian tangkai yang berbentuk umbi berwarna
merah. Bagian dalam berwarna putih dan jika dikeringkan menjadi kehijau-hijauan.
Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri atas susunan pelepah pelepah
daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang antara daun yang terdapat pada
bagian bawah terdiri atas pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang
terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya juga muncul
pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga
memiliki aroma yang khas (Chasanah, 2013).
18. Belimbing (Bilimbii folium)
Pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan diameter
pangkal batang mencapai 30 cm. Batangnya bergelombang dan tidak rata, kasar dan
berbenjol- benjol, percabangan sedikit, arah condong ke atas. Cabang muda
berambut halus seperti beledu dan berwarna cokelat muda. Daun majemuk
menyirip ganjil sepanjang 30-60 cm dengan 11-45 pasang anak daun. Anak daun
berwarna hijau, permukaan bawah berwarna hijau muda, bertangkai pendek,
berbentuk bulat telur hingga jorong dengan ujung agak runcing, pangkal daun
membulat, tepi daun rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm. Bunga majemuk yang
tersusun dalam malai, berkelompok. Bunga belimbing asam, seperti buah kepel,
tumbuh keluar dari batang atau percabangan yang besar.Bunga kecil-kecil
berbentuk bintang, berwarna ungu kemerahan. Buah berupa buni, bentuk bulat
lonjong bersegi, panjang 4-6,5 cm, berwarna hijau kekuningan, berair banyak, jika
masak rasa asam. Bentuk biji bulat telur, gepeng. kuningan. Perbanyakan dengan
biji dan cangkok (Savitri, 2014).
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
18
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
19. Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya berbentuk
lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah muda. Tanaman herba
tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang berwarna kuning tua
atau jingga terang. Perbanyakannya dengan anakan (Santoso, 2008).
20. Kelor (Moringae folium)
Moringa oleifera L. dapat berupa semak atau dapat pula berupa pohon
dengan tinggi 12 m dengan diameter 30 cm. Kayunya merupakan jenis kayu lunak
dan memiliki kualitas rendah. Daun tanaman kelor memiliki karakteristik bersirip tak
sempurna, kecil, berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun memiliki
warna hijau sampai hijau kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur
terbalik, panjang 1-3 cm, lebar 4 mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal
daun membulat, tepi daun rata. Kulit akar berasa dan berbau tajam dan pedas, dari
dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang. Tidak
keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam
agak berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian
besar terpisah. Moringa oleifera L. mengandung kombinasi senyawa yang unik yaitu
isotiosianat dan glukosinolat. Isotiosianat (ITC) merupakan zat yang terdapat dalam
berbagai tanaman, termasuk Moringa oleifera L., dan memiliki potensi sebagai agen
kemopreventif (Lutfiana, 2013).
21. Ketumbar (Coriandri fructus)
Tanaman ketumbar berupa semak semusim, dengan tinggi sekitar satu meter.
Akarnya tunggang bulat, bercabang dan berwarna putih. Batangnya berkayu lunak,
beralur, dan berlubang dengan percabangan dichotom berwarna hijau. Tangkainya
berukuran sekitar 5-10 cm. Daunnya majemuk, menyirip, berselundang dengan tepi
hijau keputihan. Buahnya berbentuk bulat, waktu masih muda berwarna hijau dan
setelah tua berwarna kuning kecokelatan. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna
kuning kecokelatan Ketumbar dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun
dataran tinggi hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
19
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
dipanen setelah berumur tiga bulan, kemudian dijemur dan buahnya yang berwarna
kecoklatan dipisahkan dari tanaman (Anonim, 1978).
22. Kangkung (Ipomoeae aquaticae folium)
Kangkung merupakan tanaman yang sangat tergolong lama tumbuh, tanaman
ini memiliki akar tunggang dan bercabang-cabang. Perakaran ini menembus dengan
kedalam 60 – 100 cm, dan menyebar luas secara mendatar 150 cm hingga lebih,
terutamanya tanaman kangkung pada air. Batang pada tanaman kangkung bult dan
berlubang, berbuku-buku, dan banyak mengandung air. Terkadang buku-buku
tersebut mengeluarkan akar tanaman yang serabut dan juga berwarna putih dan
ada juga berwrana kecoklatan tua. Kangkung juga memiliki tangkai dauan melekat
pada buku-buku batang dan di keiak batang terdapat mata tunas yang dapat
tumbuh cabang baru. Bentuk dauan memiliki ujung runcing dan juga tumpul,
permukaan dauan berwarna hijau tua , dan juga berwarna hijau muda (Badan POM,
2008).
23. Kencur (Kaempferia rhizoma)Simplisia berupa irisan pipih, bau khas, rasa pedas, bentuk hamper bundar
sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 1-4 mm, panjang 1-5 cm, lebar 0,5-3 cm,
bagian tepi berombak dan keriput, warna cokelat sampai cokelat kemerahan, bagian
tegah berwarna putih sampai putih kecoklatan. Korteks sempit, lebar lebih kurang 2
mm, warna putih (Anonim, 1978).
24. Jambu mente (Anacardii folium)
Anacardium occidentale, berbentuk pohon, berwarna coklat tua, batang
berkayu (lignosus), silindris, permukaan kasar, percabangan monopodial. Arah
tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas dan ada
yang mendatar. Daun merupakan daun tunggal yang hanya tumbuh di ujung-ujung
ranting. Daun pada Anacardium occidentale L. merupakan daun tidak lengkap
karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya
disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (1,5-3 cm), daun berbentuk bulat
telur sungsang dan guratan rangka daunnya terlihat jelas bulat telur terbalik,
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
20
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
kebanyakan dengan pangkal runcing dan ujung membulat. Helaian daun tunggal,
warna hijau kekuningan sampai hijau tua kecoklatan, panjang 4 cm sampai 22 cm,
lebar 2 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus) tidak terbentuk
sudut sama sekali, pangkal daun runcing (acutus) yakni jika kedua tepi daun di
kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada
puncak daun membentuk suatu sudut lancip (kurang dari 90º) (Badan POM, 2008).
25. Secang (Sappan lignum)
Habitus berupa semak atau pohon kecil, tinggi lebih dari 10m. Ranting-ranting
berlentisel dan berduri, bentuk duri bengkok, tersebar. Daun majemuk, panjang 25-
40 cm, bersirip, 9-14 pasang sirip, panjang sirip 9-15 cm, setiap sirip mempunyai
sepuluh sampai dua puluh pasang anak daun yang berhadapan. Anak daun tidak
bertangkai, bentuk lonjong, pangkal daun hampir rompang, ujung bundar serta
sisinya agak sejajar, panjang anak daun 10-25 mm, lebar 3-11 mm. Perbungaan
berupa malai, terdapat di ujung, panjang malai 10-40 cm, panjang gagang bunga 15-
20 cm, pinggir kelopak berambut, panjang daun kelopak yang terbawah ±10 mm,
lebar ±4 mm, tajuk memencar berwarna kuning, helaian bendera membundar
bergaris tengah 4-6 mm, empat helai daun tajuk lainnya juga membundar dan
bergaris tengah ±10 mm, panjang benang sari ±15 mm, panjang putik ±18 mm.
Polong berwarna hitam, berbentuk lonjong, pipih dengan panjang 8-10 cm, lebar 3-
4 cm, berisi 3-4 biji, panjang biji 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal 5-7 mm (Badan
POM, 2008).
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
21
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
F. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
No.Nama
SimplisiaGambar
Gambar
PustakaKeterangan
1 Jambu Mete 1.Epidermis atas
2 Kangkung 1.Epidermis atas
3 Ubi jalar1.Epidermis atas
dengan stomata
4 Ketumbar 1. Endokarp
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
22
11
1
1
1
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
5 Kencur 1.Parenkim
6 Kumis kucing 1.Epidermis atas
7 Lengkuas 1.Parenkim korteks
8 Belimbing1.Fragmen
epidermis bawah
9 Kunyit 1.Butir pati
10 Temulawak 1.Rambut penutup
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
23
1
1
1
1
1
1
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
11 Kacang hijau 1.Endosperm
12 Kelor 1.Epidermis bawah
13 Seppan 1.Serabut xylem
14 Cengkeh 1.Epidermis
15 Jambu biji1.Hablur kalsium
oksalat
16 Kesumba1.Fragmen tangkai
sari
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
24
1
1
1
1
1
1
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
17 Asam 1.Epidermis atas
18 Alpukat1.Fragmen
epidermis atas
19
Kembang
sepat
u
1.Mesofil
20 Pepaya 1.Hablur kalsium oksalat
21 Mengkudu 1. Epidermis atas
22 Jahe 1.Amilum
23 Jarak 1.Epidermis bawah
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
25
1
1
1
1
1
1
1
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
24 Lada hitam1.Fragmen epikarp
berikut hipodermis
25 Kayu manis 1.Sel batu
2. Pembahasan
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
26
1
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
G. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pemeriksaan simplisia secara mikroskopi merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan simplisia, namun terbatas
pada segi kualitatif saja. Pemeriksaan secara mikroskopi dilakukan dengan
mikroskop yang derajat perbesarannya disesuaikan denga keperluan. Dengan
adanya pemeriksaan simplisia secara mikroskopi ini dapat diketahui struktur sel dan
jaringan pada simplisia yang secara umum berupa epidermis, endokarp, butir pati,
rambut penutup, sel batu, dan bagian lainnya.
2. Saran
Saran dari percobaan ini adalah pada saat pengujian organoleptik
diharapkan praktikan dapat lebih serius dalam proses pengerjaannya sehingga
kesalahan dalam proses pengujian dapat diminimalisir. Selain itu, diharapkan pula
pada proses preparasi simplisia dilakukan dengan baik dan benar agar simplisia yang
diuji benar-benar murni dan bebas dari pengotor.
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
27
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. 2009. Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I. Jakarta : Departemen Kesahatan Republik Indonesia.
Isnania, Fatimawali, dan Frenly W. 2014. Aktivitas Diuretik dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 3(3).
Makhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, Dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal Kesehatan. Vol. 7(2).
Munawaroh, S dan Prima A.H. 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. Jurnal Kompetensi Teknik. Vol. 2(1).
Parimin, S.P. 2005. Jambu Biji Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Bogor : Penebar Swadaya.
Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe. Yogyakarta : Kanisius.
Rukmana, R. 1995. Temulawak : Tanaman Rempah dan Obat. Yogyakarta : Kanisius.
Rukmi, I. 2009. Keanekaragaman aspergillus pada berbagai simplisia jamu Tradisional. Jurnal Sains & Matematika. Vol. 17(2).
Sarpian, T. 2003. Pedoman Berkebun Lada dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta : Kanisius.
Simaremare, E.S. 2014. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Gatal (laportea decumana (Roxb.) Wedd). Pharmacy. Vol. 11(1).
Sunarto, H. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hiperteni, Asam Urat, dan Obesitas. Jakarta : PT Alex Media Komputindo.
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
28
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA
Yuliani, S dan Suyanti S. 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Jakarta : Penebar Swadaya.
MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026
29