136
PENGARUH SELF-CONTROL DAN MORAL DISENGAGEMENT TERHADAP AGGRESSIVE DRIVING PADA PENGEMUDI SEPEDA MOTOR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.psi) Disusun Oleh : Adam Luthfie (108070000085) FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

  • Upload
    vulien

  • View
    231

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

PENGARUH SELF-CONTROL DAN MORAL

DISENGAGEMENT TERHADAP AGGRESSIVE DRIVING

PADA PENGEMUDI SEPEDA MOTOR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar

Sarjana Psikologi (S.psi)

Disusun Oleh :

Adam Luthfie

(108070000085)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian
Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian
Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian
Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(QS: Al-Insyiroh: 5-6)

41. dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu

berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.

(QS: Al-Hud: 41)

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini Penulis persembahkan untuk kedua orantua tercinta yang selalu

berdoa dan bekerja keras untuk penulis seumur hidup, I LOVE U.

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Mei 2014

C) Adam Luthfie

D) Self-control dan Moral Disengagement terhadap Aggressive Driving pada

pengemudi sepeda motor

E) XII + 99 Halaman

F) Kecelakaan lalu lintas di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya yang

melibatkan pengemudi sepeda motor sebagai korban terbanyak dalam

kecelakaan lalu lintas. Sebesar 85% kejadian kecelakaan lalu lintas disebabkan

oleh faktor pengemudi. Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering

dilaporkan sebagai kelalaian faktor pengemudi adalah aggressive driving.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-control dan moral

disengagement dalam mempengaruhi aggressive driving pengemudi sepeda

motor. Independent Variable dalam penelitian ini adalah variabel low self-

control dengan dimensi-dimensinya: impulsivity, simple tasks, risk seeking,

physical activity, self-centered, dan temper, sementara itu variabel moral

disengagement dengan dimensi-dimensinya moral justification, euphemistic

labeling, advantageous comparison, disregarding/distorting the

consequences, displacement of responsibility, diffusion of responsibility,

dehumanization, dan attribution of blame.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melibatkan subjek

penelitian sebanyak 431 responden pengemudi sepeda motor. Untuk

mengukur aggressive driving, penulis menggunakan alat ukur yang dibuat

oleh Houston, Harris, & Norman (2003), alat ukur low self-control

berdasarkan adaptasi dan modifikasi dari Grasmick, dkk (1993), sedangkan

alat ukur moral disengagement berdasarkan adaptasi dan modifikasi dari

Bandura (1996) Uji validitas alat ukur diuji dengan menggunakan CFA

(confirmatory factor analysis) dan uji hipotesis penelitian diuji dengan

menggunakan multiple regression analysis. Semua teknik pengolahan dan

pengujian data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20.0 dan

LISREL 8.80.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara low self-control dan moral disengagement terhadap aggressive driving,

dengan proporsi varians sebesar 41,2%. Berdasarkan uji hipotesis minor,

hanya variabel impulsivity, risk seeking, self centered, moral justification, dan

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

vii

euphemistic labelling yang menunjukkan hasil yang signifikan pengaruhnya

terhadap aggressive driving. Sedangkan simple task, physical activity, temper,

advantageous comparison, diffusion of responsibility, displacement of

responsibility, disregard/distorting the consequences, dehumanization, dan

attribution of blame menunjukkan hasil yang tidak signifikan pengaruhnya

terhadap aggressive driving. Hal tersebut berarti menyatakan bahwa dari 14

independent variable yang ada, hanya lima independent variable yang

menunjukkan hasil signifikan pengaruhnya terhadap dependent variable.

Untuk penelitian selanjutnya, masih banyak faktor-faktor lain yang menarik

dan dapat dijadikan variabel independen seperti usia, jenis kelamin,

anonimitas, trait personality, consideration of future consequences, dan

tingkat stress, untuk melihat pengaruhnya terhadap aggressive driving. Hal

tersebut diperlukan untuk mengetahui sisa 58,8% faktor lain dari proporsi

varians 41,2% dalam penelitian ini yang mempengaruhi aggressive driving.

G) Bahan Bacaan: 41: 7 buku + 22 jurnal + 1 Tesis + 11 Online Artikel

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

viii

ABSTRACT

A) The Faculty of Psychology

B) Mei 13th

2014

C) Adam Luthfie

D) Self-control and Moral Disengagement Towards Aggressive Driving on

Motorcycle Driver

E) XII + 99 Pages + 21 Appendix Pages

F) Traffic accidents in Indonesia increased every year which involves motorcycle

drivers as majority victims in traffic accidents. Around 85% the incidents in

traffic accidents are caused by driver’s factor. One of the forms in traffic

accidents are often reported as the driver’s factor negligence is aggressive

driving. This research aims to determine the effect of self-control and moral

disengagement in influencing aggressive driving on motorcycle driver.

Independent variables in this research are low self-control with it’s

dimensions: impulsivity, simple tasks, risk seeking, physical activity, self-

centered, and temper, also moral disengagement with it’s dimensions: moral

justification, euphemistic labelling, advantageous comparison,

disregarding/distorting the consequences, displacement of responsibility,

diffusion of responsibility, dehumanization, and attribution of blame.

This research use quantitative methods which involving the research subject as

much as 431 motorcycle driver. To measure aggressive driving, the writer uses

the measurement scale based on aggressive driving behavior scale created by

Houston, Harris, & Norman (2003), low self-control measurement based on

adaptation and modifications of low self-control scale created by Grasmick,

Tittle, Bursik, & Arneklev (1993), and moral disengagement measurement

based on adaptation and modification of moral disengagement scale created by

Bandura, Barbaranelly, Caprara, & Pastorelli (1996). Validaty test of those

measurement were tested using CFA (Confirmatory Factor Analysis) and

hypotesis testing research were tested using multiple regression analysis. All

processing techniques and data testing using software SPSS version 20.0 and

LISREL version 8.80.

The results of this research show that there is a significant influence between

self-control and moral disengagement towards aggressive driving, with the

proportion of variance about 41.2%. Based on the minor hypothesis testing,

only impulsivity, risk-seeking, self-centered, moral justification, and

euphemistic labelling showed a significant influence towards aggressive

driving. Meanwhile simple task, physical activity, temper, advantageous

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

ix

comparison, diffusion of responsibility, displacement of responsibility,

disregard/distorting the consequences, dehumanization, and attribution of

blame showed an unsignificant influence towards aggressive driving. This

means that, from 14 independet variables, only five showed a significant

influence towards dependent variables.

For further research, there are many interesting factors that can be used as

another independet variables, such as: age, gender, anonymity, personality

trait, consideration of future consequences, and stress levels, to see its effect

towards aggressive driving. It is required to know the rest of the 58.8% other

factors from 41.2% proportion of variance that influencing towards aggressive

driving.

G) Materials: 41: 7 books + 22 journal articles + 1 Dissertation + 11 Online

Articles

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta

para sahabat, keluarga, para pengikutnya dan para penerus perjuangan beliau

hingga akhir zaman

Penelitian ini adalah manifestasi dari pemahaman penulis atas studi Ilmu

Psikologi yang telah dipelajari selama perkuliahan, khususnya studi Psikologi

Klinis dan Psikologi Sosial yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini.

Penelitian ini diajukan sebagai prasyarat kelulusan pendidikan sarjana di Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melibatkan banyak pihak yang

secara langsung meupun yang tidak langsung telah memberikan kontribusi bagi

penulis. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis selama ini untuk mengembangkan kemampuan sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi sebagai dosen pembimbing satu dan Ibu

Yufi Adriani, M.Psi sebagai dosen pembimbing dua yang telah meluangkan

waktunya dan sabar dalam membimbing, mengarahkan, memberikan

informasi, dan motivasi semangat kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik. Semoga ilmu yang Ibu berikan menjadi

ilmu yang bermanfaat dan terus mengakir pahalanya, Aamiin.

3. Ibu Desi Yustari Muchtar, M.Psi, Psi, selaku dosen pembimbing akademik

dari penulis yang telah memberikan motivasi, nasihat dan semangat selama

penulis menempuh studi.

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

xi

4. Bapak Drs. Rachmat Mulyono, M.Psi, selaku penguji sidang skripsi, yang

telah bersedia menjadi penguji sidang skripsi bagi penulis, semoga diberikan

kemudahan dalam segala urusan, Aamiin.

5. Semua partisipan penelitian yang telah menyediakan waktunya untuk

penelitian ini. Semoga studi kalian dapat selesai tepat waktu dengan hasil

yang memuaskan. semoga diberikan kesehatan dan dimudahkan segala urusan,

Aamiin.

6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

selama ini memberikan ilmu, wawasan, serta pengetahuan. Semoga Allah

memberikan berlipat-lipat pahala atas ilmu dan amal yang telah diberikan.

Para staff bagian Akademik, Umum, Keuangan, dan Perpustakaan Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu

dalam proses melengkapi persyaratan skripsi.

7. Ahmad Muslihat Somaningrat dan Eni Prilistanti yang merupakan orang tua

dari penulis yang telah bekerja keras, sabar dan memberikan banyak dukungan

yang tidak tergantikan untuk penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi S1. Terima kasih banyak atas segala doa yang selalu mengiringi penulis

seumur hidup. Untuk kakak perempuan tercinta Ahyani Billah, selesaikanlah

studi di Pakistan dan segera pulang, dan terima kasih atas dukungan yang

tidak habis meskipun jarak memisahkan. Untuk kakak laki-laki tercinta Abie

Abdillah, terima kasih banyak atas segala nasihat, tanpa dirimu penulis tidak

akan terbuka dan maju untuk melihat dunia lebih luas.

8. Untuk seseorang yang telah memberikan pelajaran berharga dalam menjalani

sebuah hubungan dan dukungan yang pernah diberikan, Anisha Arwan.

Semoga tetap berbahagia dan mengejar mimpimu.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis, Afthoni dan Faqih, menjadikan

motivasi semangat dan energi bagi penulis untuk maju. Dan teman-teman

penulis yang selalu mendengarkan curahan hati penulis Diani, Imah, Devy,

Herly, Andin, Finda, Lusi, dan Lisda, tanpa kalian, penulis akan sulit untuk

maju ke depan.

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

xii

10. Teman-teman penulis yang telah membantu menyemangati penulis dalam

menyelesaikan skripsi: Imam, Adhit, Gundah, Nazar, Dasep, Serdo, Azzam,

Bona, Alif, Qifty, Hibat, Lukman, Tio, Ipul, Roby, Endah, Ajeng, Sani, Panji,

Juned, Roy, Komeng dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

11. Kak Adiyo yang telah memberikan arahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Terima kasih juga kepada Kak Dara, Kak Adam, Kak Danny,

Kak Hany, Farah, Anya, Maulida, Ahfad, Freddy, Aji, Kak Rizky, Kak Budi,

Kak Agung, dan Kak Adi, yang telah menjadikan teman diskusi dalam segala

hal selama penulis menyelesaikan skripsi S1.

12. Bapak Jahja Umar, Ph.D. selaku dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta yang

telah memberikan ilmu-ilmu dan memperjuangkan metode penelitian

kuantitatif sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan maksimal.

13. Ibu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, Ibu Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si, dan Bapak

Miftahuddin, M.Si selaku dosen Fakultas Psikologi Uin Jakarta yang telah

memberikan ilmu-ilmu dan memberikan motivasi semangat kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Terima kasih kepada Ibu Luh

Putu Suta Haryanthi, M.Psi, Psi yang telah memperkenalkan penulis kepada

dunia Psikologi secara luas, semoga diberikan kesehatan dan dimudahkan

segala urusan, Aamiin.

14. Semua pihak yang belum bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan

moral, doa, dan pengertian mereka, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Hanya kata terima kasih yang sebesar-besarnya yang penulis haturkan,

semoga mereka mendapatkan balasan yang setimpal atas apa yang mereka

berikan.

Akhir kata, sangat besar harapan penulis agar skripsi ini memberikan manfaat,

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca dan

berkeinginan untuk mengeksplorasi lebih lanjut.

Jakarta, Mei 2014

Penulis

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

xiii

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH ................................ iii

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 9

1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................................ 9

1.2.2 Perumusan Masalah ................................................................. 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 11

1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................... 11

1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................... 11

1.4 Sistematika Penulisan ...................................................................... 12

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Aggressive Driving .......................................................................... 14

2.1.1 Definisi aggressive driving ..................................................... 14

2.1.2 Jenis-jenis aggressive driving ................................................. 15

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi aggressive driving .......... 17

2.1.4 Pengukuran aggressive driving ............................................... 25

2.2 Self-Control ...................................................................................... 26

2.2.1 Definisi self-control ................................................................ 26

2.2.2 Aspek-aspek self-control ......................................................... 28

2.2.3 Pengaruh self-control terhadap aggressive driving ................. 31

2.2.4 Pengukuran self-control .......................................................... 34

2.3 Moral Disengagement ...................................................................... 35

2.3.1 Definisi moral disengagement ................................................ 35

2.3.2 Aspek-aspek moral disengagement......................................... 36

2.3.3 Pengukuran moral disengagement .......................................... 40

2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................ 42

2.5 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 46

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

xiv

2.5.1 Hipotesis Mayor ...................................................................... 46

2.5.2 Hipotesis Minor ....................................................................... 46

2.5.3 Hipotesis Nihil ....................................................................... 47

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian ............................................................................. 48

3.2 Definisi Operasional ........................................................................ 49

3.2.1 Aggressive driving ................................................................... 50

3.2.2 Self-control .............................................................................. 50

3.2.3 Moral disengagement .............................................................. 50

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 51

3.3.1 Instrumen Penelitian................................................................ 51

3.4 Uji Validitas Konstruk ..................................................................... 54

3.4.1 Aggressive driving .................................................................. 54

3.4.2 Self-control .............................................................................. 56

3.4.3 Moral disengagement ............................................................. 57

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................ 60

3.6 Prosedur Penelitian .......................................................................... 63

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian ............................................................ 65

4.2 Hasil Analisis Deskriptif .................................................................. 66

4.3 Uji Hipotesis Penelitian.................................................................... 68

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian ......................................... 68

4.3.2 Proporsi Varians ...................................................................... 75

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 81

5.2 Diskusi ............................................................................................. 82

5.3 Saran ................................................................................................. 88

5.3.1 Saran metodologis ................................................................... 88

5.3.2 Saran praktis ............................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 95

LAMPIRAN

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data kecelakaan kendaraan bermotor di Indonesia.............................. 2

Tabel 3.1 Skor skala model likert ........................................................................ 51

Tabel 3.2 Blue print skala aggressive driving behavior ...................................... 52

Tabel 3.3 Blue print skala low self-control .......................................................... 52

Tabel 3.4 Blue print skala moral disengagement ................................................. 53

Tabel 3.5 Muatan faktor item aggressive driving ................................................ 55

Tabel 3.6 Muatan faktor item low self-control..................................................... 57

Tabel 3.7 Muatan faktor item moral disengagement ........................................... 59

Tabel 4.1 Tabel subjek penelitian berdasarkan data demografi ........................... 66

Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel penelitian .................................................. 67

Tabel 4.3 Tabel R. Square .................................................................................... 68

Tabel 4.4 Tabel Anova ......................................................................................... 69

Tabel 4.5 Tabel Koefisien Regresi ....................................................................... 70

Tabel 4.6 Proporsi varians masing-masing independent variable ..................... . 76

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Ilustrasi kerangka berpikir ............................................... 45

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala aggressive driving, skala low self-control, dan skala moral

disengagement

Lampiran 2 : Hasil Uji Validitas aggressive driving, low self-control, dan moral

disengagement

Lampiran 3 : Hasil Uji Regresi

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian tentang perilaku

mengemudi agresif (aggresive driving), pembatasan dan perumusan masalah, dan

tujuan dan manfaat penelitian

1.1 Latar Belakang Masalah

Kecelakaan lalu lintas di Indonesia menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO)

dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di bawah penyakit jantung koroner dan

tuberculosis (TBC) (www.bin.go.id, diunduh pada tanggal 10 Oktober 2013).

Data WHO tahun 2011 menyebutkan, sebanyak 67 % korban kecelakaan lalu

lintas berada pada usia produktif, yakni 22 – 50 tahun (www.bin.go.id, diunduh

pada tanggal 10 Oktober 2013).

Data kepolisian RI menyebutkan, pada tahun 2012 terjadi 109.038 kasus

kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, dengan

potensi kerugian sosial ekonomi sekitar Rp 203 triliun – Rp 217 triliun per tahun

(www.bin.go.id, diunduh pada tanggal 10 Oktober 2013). Selain itu dalam operasi

ketupat tahun 2013 tanggal 16 Agustus 2013 tercatat telah terjadi 3.279 kejadian

dengan korban meninggal dunia 719 orang, luka berat 1185 orang, dan luka

ringan 4.326 orang, kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan tersebut masih

didominasi sepeda motor yang mencapai 4.443 unit dari 6.244 unit kendaraan

yang mengalami kecelakaan (www.tribunnews.com, diunduh pada tanggal 10

Oktober 2013).

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

2

Tabel 1.1

Data Kecelakaan Kendaran Bermotor Di Indonesia

No. Jenis 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Kecelakaan 48.508 59.164 62.960 66.488 108.696 117.949 93.578

2. Luka berat 20.181 23.440 23.469 26.196 35.285 39.704 27.054

3. Luka ringan 46.827 55.731 62.936 63.809 108.945 128.312 104.976

4. Meninggal 16.955 20.188 19.979 19.873 31.195 29.544 23.382

5. Kerugian

materi (juta)

103.289 131.207 136.285 158.259 217.435 298.627 233.842

Sumber: Kantor Kepolisian Republik Indonesia (dalam Badan Pusat Statistik, diunduh pada tanggal

19 Oktober 2013)

Menurut Ogden (1994) penyebab kecelakaan lalu lintas jalan raya dapat

dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu faktor manusia, faktor kendaraan, dan

faktor jalan dan lingkungan. Pada dasarnya penyebab kecelakaan dapat dirinci lagi

lebih dalam yang terkait dengan karakteristik dan perilaku pengendara. Indikator

yang termasuk dalam faktor manusia meliputi kedisiplinan, keterampilan,

konsentrasi, kedewasaan, kecepatan, emosi, kelelahan, pengaruh obat-obatan atau

narkoba, serta aspek-aspek lain yang terkait dengan perilaku pengendara.

Selain itu Departemen Perhubungan RI mengumumkan bahwa 8 dari 10

kecelakaan di Indonesia melibatkan sepeda motor sebagai korban. Sekitar 85%

kejadian kecelakaan disebabkan oleh faktor pengemudi, itu berarti faktor

pengemudilah yang menjadi faktor utama atau faktor terbesar yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penyebab berikutnya adalah faktor kendaraan

4%, jalan dan prasarana 3%, pemakai jalan lainnya 3%, faktor lingkungan dan

sebagainya 5%. Dari 85% tersebut, modus kesalahan yang dilakukan pengemudi,

penyebab terbesar terjadinya tabrakan adalah pengemudi tidak sabar dan tidak

mau mengalah (26%), menyalip atau mendahului (17%), berkecepatan tinggi

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

3

(11%), sedangkan penyebab lainnya seperti pelanggaran rambu lalu lintas, kondisi

pengemudi dan lain-lain berkisar antara 0,5% – 8% (Badan Pusat Statistik, dalam

Muhaz, 2013).

Perilaku-perilaku para pengemudi sepeda motor (motorcycle driver),

seperti pengemudi tidak sabar dan tidak mau mengalah, menyalip atau

mendahului, berkecepatan tinggi, dan melanggar rambu lalu lintas, termasuk ke

dalam perilaku mengemudi agresif atau disebut juga dengan aggressive driving.

Menurut Houston, Harris, dan Norman (2003) definisi aggressive driving adalah

pola disfungsi dari perilaku sosial yang mengganggu keamanan publik.

Aggressive driving dapat melibatkan berbagai perilaku berbeda termasuk perilaku

membuntuti (tailgaiting), mengklakson (honking), melakukan gerakan kasar (rude

gesturing), dan mengedipkan lampu jauh (flashing light) di suasana lalu lintas

yang tenang.

National Highway Traffic Safety Administration (dalam Houston, Harris,

dan Norman, 2003) melaporkan bahwa aggressive driving merupakan penyebab

utama kecelakaan lalu lintas dan cedera. Pada tahun 2000, aggressive driving

dalam bentuk mengebut (speeding) sendiri sebanyak 703.000 orang cedera

menimbulkan kerusakan di jalan raya dan sebanyak 12.350 orang meninggal

akibat kecelakaan lalu lintas.

Fenomena aggressive driving di Indonesia bukanlah fenomena baru, salah

satu fenomena mengenai aggressive driving yang melibatkan kecelakaan lalu

lintas oleh pengemudi sepeda motor yang diberitakan oleh video.tvonenews.tv (21

Oktober 2013, diunduh pada tanggal 9 November 2013), yaitu: “Satu

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

4

pengendara tewas dalam kecelakaan yang terjadi antara 2 pengendara sepeda

motor besar (diatas 250 cc) menabrak sebuah mobil yang tengah putar arah

dijalan Panjang Raya, Jakarta Barat. Menurut saksi mata, kedua sepeda motor

saling mendahului dengan kecepatan tinggi dijalur Busway dari arah Kedoya

menuju Kebon Jeruk.”

Berdasarkan riset yang dilakukan di Amerika, kecelakaan di jalan raya

terjadi karena pengemudi masih belum bisa mengatur emosinya dan belum bisa

berfikir jauh atas apa yang telah dilakukannya. Ketidakmampuan mengatur emosi

tersebut dapat mempengaruhi seseorang berperilaku aggressive driving. Seperti

memaki pengendara lain dan juga membunyikan klakson berkali-kali dengan

intensitas yang cukup tinggi, dan juga tidak mau mengalah (Muhaz, 2013).

Sedangkan Tasca (2000) menyatakan bahwa aggressive driving dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor kepribadian individu

berhubungan dengan cara pemikiran, emosi, dan sifat faktor fisiologis, otak

individu tidak dapat lagi memproduksi sejumlah endorphin yang memberikan

perasaan nyaman. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, lingkungan teman

sebaya.

Salah satu faktor yang menyebabkan pengemudi sepeda motor berperilaku

aggressive driving adalah self-control. Menurut Hurlock (2000) Self-control bisa

muncul karena adanya perbedaan dalam pengelolaan emosi, cara mengatasi

masalah, tinggi rendahnya motivasi dan kemampuan mengolah segala potensi dan

pengembangan kompetensinya. Self-control berkaitan dengan bagaimana individu

mampu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya.

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

5

Menurut Schmeichel, Vohs, & Duke (2010) kesuksesan dalam self-control

memberikan kontribusi untuk kesuksesan dalam hidup, selama ini orang-orang

yang unggul dalam mengatasi kecerobohan dapat menikmati hubungan

interpersonal yang lebih memuaskan, mengurangi kecemasan, serta kesehatan

yang lebih besar dan kesejahteraan daripada orang lain. Sebaliknya, kegagalan

dalam self-control berkontribusi terhadap konflik interpersonal, kecanduan obat,

makan berlebihan, dan hal-hal merugikan yang lainnya.

Beberapa penelitian mengenai self-control dapat digunakan untuk

menjelaskan penggunaan obat-obatan terlarang (Agnew & White, dalam

Ellwanger dan Pratt, 2012), penyerangan (Maserolle & Piquero, dalam Ellwanger

dan Pratt, 2012), agresi antar pribadi (N. L. Piquero & Sealock, dalam Ellwanger

dan Pratt, 2012), kenakalan agresif (Aseltine, dalam Ellwanger dan Pratt, 2012),

agresif, resiko dan perilaku mempercepat kendaraan (Ellwanger, dalam Ellwanger

dan Pratt, 2012), serta kriminal dan kenakalan secara keseluruhan.

Banyak teori yang menganggap bahwa perilaku menyimpang, terutama

kejahatan, adalah hasil belajar individu dari lingkungan atau akibat tekanan dari

suatu keadaan tertentu. Denson, DeWall, dan Finkel (2012) menjelaskan bahwa

kegagalan dalam self-control dapat menimbulkan agresi dan begitu pula

sebaliknya, bahwa keberhasilan dalam self-control dapat mengendalikan perilaku

agresi. Gottfredson dan Hirschi (1990) dalam bukunya the general theory of crime

mengusulkan istilah low self-control untuk menggambarkan sifat abadi

kriminalitas (criminality) atau kecenderungan kriminal (criminal prospensity)

dimana seorang individu memiliki beberapa hal sehingga tidak bisa menahan

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

6

keinginan untuk melakukan tindakan kejahatan atau dianalogikan sebagai perilaku

yang dapat menghasilkan keuntungan pribadi secara nyata.

Kemudian Gottfredson dan Hirschi (1990) juga menjelaskan low self-

control sebagai karakteristik yang dimunculkan pada awal kehidupan dan tetap

relatif stabil sepanjang kehidupan. Individu dengan low self-control akan terlibat

dalam berbagai perilaku kriminal dan dianalogikan mereka memiliki kesempatan

untuk melakukannya.

Menurut Gottfredson dan Hirschi (dalam Ellwanger dan Pratt, 2012),

individu dengan low self-control cenderung memikirkan konsekuensi jangka

pendek, sesuka hati untuk segera mengabaikan pertimbangan konsekuensi jangka

panjang dari tindakan mereka. Mereka dengan low self-control cenderung

impulsif, kurangnya ketekunan dan keuletan, tidak dapat menunda kepuasan, tidak

memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah melalui lisan daripada sarana

fisik, dan memiliki sedikit toleransi untuk frustrasi atau ketidaknyamanan.

Penelitian yang dilakukan Anderson dan Bushman (2002) menjelaskan

bahwa agresi dapat diprediksi dengan sifat kepribadian yang dapat dihubungkan

dengan karakteristik utama dari low self control, yaitu: impulsivity, sensation

seeking, dan consideration of future consequences (CFC). Penelitian lain

dilakukan oleh Lin (2009) mengenai pemodelan aggressive driving: meneliti

tentang teori low self-control dengan general aggression model, penelitian

tersebut mencoba memahami aggressive driving dipandang sebagai masalah

kriminologi, dan mengeksplorasi teori self-control dari Gottfredson dan Hirschi.

Dua studi terpisah menampilkan sampel independen dengan ukuran yang berbeda

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

7

tetapi terkait yang digunakan untuk menjelaskan mengenai empat ciri-ciri low

self-control (sensation seeking, impulsivity, consideration of future consequence,

dan anger atau temper arousal) berhubungan dengan mengemudi beresiko dan

aggressive driving.

Hasil studi Lin (2009) mengungkapkan bahwa: 1) sensation seeking,

impulsivity, dan CFC berhubungan dengan aggressive driving melalui kepribadian

temperamental (seperti dorongan tabiat marah), 2) sensation seeking mungkin

menciptakan situasi (seperti mengemudi beresiko) untuk mereka yang bertindak

agresif, dan 3) orang yang impulsif dan pencari sensasi bisa menjadi frustasi oleh

kondisi mengemudi yang berbeda, dan tingkat frustasi dapat memediasi efek

impulsif dan mencari sensasi pada aggressive driving.

Rasionalisasi dari penjelasan di atas adalah individu dengan low self-

control senang melakukan resiko dan melanggar aturan tanpa memikirkan efek

jangka panjangnya, sedangkan individu dengan high self-control akan menyadari

akibat dan efek jangka panjang dari perbuatan menyimpang tersebut, sehingga

tidak melakukan perilaku agresi. Oleh karena itu penulis mengambil teori low

self-control oleh Gottfredson dan Hirschi (1990) untuk menjelaskan pengaruh

self-control terhadap perilaku aggressive driving.

Faktor lain penyebab banyaknya kasus kecelakaan yang telah disebutkan

sebelumnya dapat disebabkan karena padatnya kendaraan yang ada di jalan

sebagai akibat dari meningkatnya jumlah pengendara, terutama pengendara

sepeda motor, yang seringkali menimbulkan perilaku agresif (aggressive

behavior). Shinar (1999) melaporkan hubungan yang kuat antara kondisi

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

8

lingkungan dengan manifestasi pengemudi agresif. Pengemudi yang terbiasa

dengan kemacetan lebih jarang merasakan emosi marah saat mengemudi.

Lajunen (dalam Tasca, 2000) menjelaskan kemacetan yang tidak

diperkirakan dapat menimbulkan emosi marah pada pengemudi yang kemudian

dapat meningkatkan kecenderungan pengemudi untuk melakukan aggressive

driving. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku aggressive driving

tersebut adalah moral disengagement. Bandura, Barbaranelli, Caprara, &

Pastorelli (1996) mengembangkan teori moral disengagement untuk menjelaskan

bagaimana cara seseorang dapat membenarkan tindakan mereka dan melakukan

perilaku tidak bermoral/tidak manusiawi.

Penulis mendapati bahwa beberapa penelitian mengenai moral

disengagement dan perilaku agresif, mayoritas sampel remaja digunakan untuk

mengetahui hubungan dan memprediksi perilaku tersebut, salah satu penelitian

yang dilakukan oleh White-Ajmani & Bursik (2014) mengenai moral

disengagement dapat berkorelasi dengan perilaku agresi, tetapi hanya dalam

konteks balas dendam. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan perilaku yang

mengarahkan antara moral disengagement terhadap perilaku agresi berada dalam

konteks situasional. Kesimpulannya adalah moral disengagement memang terkait

dengan tindakan-tindakan tertentu sebagai bentuk agresi interpersonal. Namun,

diperlukan konteks situasional untuk menimbulkan perilaku agresif tersebut.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Caprara, Tisak, Alessandri, Fontaine,

Fida, & Paciello (2014). mengenai moral disengagement sebagai kontribusi untuk

mengetahui: adakah kecenderungan terhadap agresi dan kekerasan, hasilnya

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

9

menyatakan bahwa moral disengagement secara signifikan berkontribusi terhadap

hubungan antara pola permusuhan dan kekerasan.

Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menjelaskan perilaku agresif

yang dimunculkan dengan salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu, moral

disengagement adalah perilaku aggressive driving. Menurut penulis, seseorang

yang mengemudikan sepeda motor dalam salah satu faktor lingkungan yaitu

kondisi kemacetan yang tidak diperkirakan akan menimbulkan emosi marah pada

pengemudi lain, sehingga seseorang tersebut akan membenarkan tindakan mereka

dan melakukan perilaku tidak bermoral/tidak manusiawi (dalam penelitian ini

perilaku tidak manusiawi tersebut adalah aggressive driving).

Berdasarkan pemaparan fenomena di atas, penulis ingin melihat adakah

pengaruh self-control dan moral disengagement terhadap perilaku aggressive

driving pada pengemudi sepeda motor. Oleh karena itu penulis tertarik mengambil

tema skripsi dengan judul “Pengaruh Self-Control Dan Moral Disengagement

Terhadap Aggressive Driving Pada Pengemudi Sepeda Motor.”

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak meluas dan lebih terarah, penulis memberikan batasan pada

penelitian ini, yaitu:

1. Aggressive driving

Aggressive driving adalah pola disfungsi dari perilaku sosial yang

mengganggu keamanan publik. Aggressive driving dapat melibatkan

berbagai perilaku berbeda yaitu, perilaku membuntuti (tailgaiting),

mengklakson (honking), melakukan gerakan kasar (rude gesturing), dan

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

10

mengedipkan lampu jauh di suasana lalu lintas yang tenang (flashing

light).

2. Self-Control

Self-control adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri,

mengolah informasi, memilih suatu tindakan, mengatur, dan mengarahkan

bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi, dan

orang dengan low self-control memiliki perilaku yang cenderung impulsif,

memilih tugas-tugas sederhana, memiliki potensi mencari resiko yang

tinggi, mendukung kegiatan fisik, menjadi egois, dan memiliki emosi yang

berubah-ubah. Karakteristik low self-control adalah: impulsivity, simple

tasks, risk seeking, physical activity, self-centered, dan temper.

3. Moral disengagement

Moral disengagement adalah suatu proses sosial kognitif dimana standar

moral sebagai regulator internal perilaku tidak berfungsi dan mekanisme

regulasi diri dinonaktifkan sehingga menimbulkan perilaku tidak

manusiawi. Bentuk-bentuk moral disengagement yang saling terkait

adalah: moral justification, euphemistic labeling, advantageous

comparison, disregarding/distorting the consequences, displacement of

responsibility, diffusion of responsibility, dehumanization, dan attribution

of blame.

4. Sampel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel pengemudi sepeda

motor. Pengemudi sepeda motor merupakan seseorang yang menggunakan

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

11

kendaraan bermotor beroda dua atau tiga tanpa rumah-rumah (PP RI No.

43 Tahun 1993).

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah, sebagai berikut:

Apakah ada pengaruh signifikan self-control (impulsivity, simple tasks,

risk seeking, physical activity, self-centered, dan temper) dan moral

disengagement (moral justification, euphemistic labeling, advantageous

comparison, disregarding or distorting the consequences, displacement of

responsibility, diffusion of responsibility, dehumanization, dan attribution of

blame) terhadap aggressive driving yang dilakukan oleh pengemudi sepeda

motor?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris tentang ada atau tidaknya

pengaruh self-control dan moral disengagement terhadap aggressive driving pada

pengemudi sepeda motor, sehingga dapat dijadikan bahan sekaligus informasi

dalam meminimalisir pencegahan aggressive driving di jalan raya.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi upaya

pengembangan ilmu-ilmu psikologi melalui data-data yang diperoleh

dari proses penelitian ini, khususnya dalam bidang ilmu psikologi

(khususnya psikologi klinis dan psikologi sosial) dan dengan adanya

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

12

data-data yang dihasilkan, sehingga diharapkan dapat meminimalisir

pencegahan aggressive driving di jalan raya.

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Pihak Kepolisan Republik Indonesia sebagai bahan evaluasi

dan masukan dalam upaya peningkatan, pengembangan, dan

pencegahan, khususnya Polisi Lalu Lintas sebagai informasi

lebih lanjut mengenai kondisi psikologis pengemudi sepeda

motor.

2. Keluarga pelaku maupun korban aggressive driving untuk

lebih memahami pada kondisi psikologis pengemudi sepeda

motor sehingga tidak melakukan perilaku aggressive driving di

jalan raya.

3. Pemerhati atau peneliti lain sebagai referensi guna melakukan

penelitan serupa yang lebih komprehensif.

Dengan demikian, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu upaya

untuk menghimpun data tentang “pengaruh self-control dan moral disengagement

terhadap aggressive driving pada pengemudi sepeda motor”

1.4 Sistematika penulisan

BAB 1 Pendahuluan, berisi: latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB 2 Landasan teori, berisi: teori-teori dan pengukuran mengenai

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

13

aggressive driving, self-control, dan moral disengagement,

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian

BAB 3 Metode penelitian, berisi: pendekatan penelitian, populasi dan

teknik sampling, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji

validitas konstruk, dan teknik analisis data

BAB 4 Hasil penelitian, berisi: gambaran subjek penelitian, hasil analisis

deskriptif, dan uji hipotesis penelitian

BAB 5 Kesimpulan, diskusi dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab II ini akan dibahas beberapa pengertian dari Aggressive Driving, Self-

Control, dan Moral Disengagement, serta membahas mengenai kerangka berpikir

dan hipotesis penelitian.

2.1 Aggressive Driving

2.1.1 Definisi Aggressive Driving

Menurut Tasca (2000) suatu perilaku mengemudi dikatakan agresif jika dilakukan

secara sengaja, cenderung meningkatkan resiko tabrakan dan dimotivasi oleh

ketidaksabaran, kekesalan, permusuhan, dan atau upaya untuk menghemat waktu.

National Highway Traffic and Safety Administration (NHTSA) (dalam Tasca,

2000) menjelaskan aggressive driving sebagai penggunaan kendaraan bermotor

dengan cara yang membahayakan atau cenderung membahayakan orang lain atau

properti jalanan.

Kemudian definisi aggressive driving adalah pola disfungsi dari perilaku

sosial yang mengganggu keamanan publik. Aggressive driving dapat melibatkan

berbagai perilaku berbeda termasuk perilaku membuntuti (tailgaiting),

mengklakson (honking), melakukan gerakan kasar (rude gesturing), dan

mengedipkan lampu jauh di suasana lalu lintas yang tenang (flashing light)

(Houston, Harris, dan Norman, 2003).

Dula dan Ballard (2003) mendefinsikan pengendara agresif sebagai

perilaku mengemudi berbahaya (dangerous driving). Mengemudi berbahaya

dikategorikan agresi apabila terdapat intensi untuk melukai, emosi negatif dan

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

15

kognitif, seperti marah, frustasi, dan perenungan (semuanya dapat memicu

perilaku agresif), begitu pula dengan perilaku mengemudi beresiko yang sering

kali dibandingkan dengan agresif, namun tanpa intensi untuk melukai.

Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli mengenai

aggressive driving, maka dapat diberikan kesimpulan mengenai definisi

aggressive driving adalah mengemudi kendaraan bermotor dengan sengaja,

dimotivasi oleh ketidaksabaran, kekesalan, permusuhan, dan upaya untuk

menghemat waktu yang melibatkan berbagai perilaku berbeda, seperti membututi,

mengklakson, melakukan gerakan kasar, mengedipkan lampu di suasana lalu

lintas yang tenang, memiliki intensi melukai, dan emosi negatif sehingga dapat

membahayakan orang lain atau properti jalan. Dikatakan aggressive driving

karena mengasumsikan bahwa seseorang berhak meningkatkan resiko orang lain

untuk terkena bahaya yang mengganggu keamanan publik dengan intensi untuk

melukai.

2.1.2 Jenis-jenis Aggressive Driving

Tasca (2000) mengemukakan beberapa tingkah laku yang dapat dikategorikan

sebagai aggressive driving, yaitu:

1. membuntuti terlalu dekat;

2. keluar-masuk lajur;

3. menyalip dengan kasar;

4. memotong ke depan kendaraan yang berada di jalur dengan jarak

yang dekat;

5. menyalip dari bahu jalan;

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

16

6. berpindah-pindah lajur tanpa memberikan tanda;

7. menghalangi pengemudi lain untuk menyalip;

8. tidak mau memberikan kesempatan pengemudi lain untuk masuk ke

dalam lajur;

9. mengemudi dengan kecepatan tinggi yang kemudian menimbulkan

tingkah laku membuntutu dan pengemudi lain berpindah lajur;

10. melewati (menerobos) lampu merah;

11. melewati tanda yang mengharuskan berhenti (tanda stop) sehingga

dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.

Selain itu, Houston, Harris, dan Norman (2003) membagi perilaku

aggressive driving menjadi beberapa aspek, yaitu:

1. Perilaku Konflik (Conflict Behavior)

Conflict behavior melibatkan interaksi sosial langsung denganpengemudi

lain dan ditandai oleh tindakan yang tidak kompatibel yang memperoleh

respon konflik.

Indikator dari conflict behavior adalah:

a. Membunyikan klakson (honking)

b. Memberi isyarat kasar (rude gesturing)

c. Menyalakan lampu jauh. (flashing high beams)

2. Mengebut (Speeding)

Perilaku mengebut (speeding) termasuk kedalam perilaku beresiko (risk-

taking behavior), menurut Houston, Harris, dan Norman (2003) perilaku

speeding tersebut tidak jelas merupakan perilaku yang memperhitungkan

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

17

resiko, pembuatan keputusan secara impulsif atau hanyalah kecerebohoan

dari pengemudi.

Indikator dari speeding adalah:

a. Mengebut melewati batas kecepatan

b. Membuntuti kendaraan lain

c. Mempercepat kendaraan saat lampu kuning menyala

Dalam penelitian ini, penulis memakai jenis-jenis aggressive driving

menurut Houston, Harris, dan Norman (2003). Dikarenakan jenis-jenis tersebut

mewakili dan sesuai dengan kondisi psikologis di Indonesia.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Aggressive Driving

Di bawah ini adalah beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi aggressive

driving, yaitu:

1. Usia dan jenis kelamin

Hasil penelitian Parry (dalam Tasca, 2000) menunjukkan bahwa

kebanyakan pelaku aggressive driving yang terjadi melibatkan pengemudi

laki-laki usia muda antara usia 17-35 tahun, lebih tinggi dari pengemudi

perempuan pada rentang usia yang sama.

Menurut Tasca (2000) Aggressive driving termasuk ke dalam

perilaku melanggar lalu lintas, pengemudi laki-laki cenderung

meremehkan resiko yang terkait dengan pelanggaran lalu lintas. Menurut

mereka, peraturan lalu lintas adalah sesuatu yang menjengkelkan dan

berlebihan. Sedangkan pengemudi perempuan cenderung memandang

peraturan lalu lintas sebagai sesuatu yang penting, jelas dan masuk akal

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

18

serta merasa memiliki kewajiban untuk mematuhinya. Oleh karena itu,

pengemudi laki-laki banyak terlibat dalam aggressive driving daripada

pengemudi perempuan.

2. Anonimitas

Penelitian tentang perilaku agresif pada rangkaian lain telah secara

konsisten menunjukkan bahwa lebih mungkin dalam situasi yang memberi

anonimitas pada pelaku. Hal ini tampaknya membenarkan perilaku agresif

di jalan juga. Bahkan, pentingnya faktor anonimitas untuk studi agresi di

jalanan telah ditegaskan oleh Novaco (dalam Tasca 2000).

Novaco (dalam Tasca 2000) mengatakan bahwa: “pada umumnya,

seseorang akan kehilangan self-control ketika tidak sadar siapa mereka dan

tempat mereka dalam tatanan masyarakat. Di jalan raya, terutama pada

malam hari, menimbulkan anonimitas dan adanya kesempatan untuk

melarikan diri. Harapan untuk menerima hukuman dapat berkurang, dan

keinginan untuk agresif lebih mudah terjadi. Kesempatan untuk "lolos"

dapat melepaskan agresi yang seharusnya dapat dihentikan. Hal ini

dibuktikan dalam kemacetan lalu lintas, yang mengakibatkan beberapa

insiden agresi, terlepas dari keadaan stres.”

Anonimitas dapat dikatakan bahwa merupakan suatu kondisi

mengemudi yang memungkinkan seorang pengemudi tidak dapat diketahui

identitasnya, dikarenakan seseorang yang dalam kondisi anonimitas dapat

dengan mudah untuk melakukan tindakan agresif. Tasca (2000)

mengatakan bahwa orang yang dalam kondisi anonimitas dapat

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

19

menimbulkan perilaku agresif lebih tinggi dibandingkan faktor-faktor usia

dan jenis kelamin.

3. Faktor sosial

Dalam pandangan teori belajar-sosial (social learning), agresi adalah

respon yang dipelajari melalui observasi atau imitasi dari orang lain yang

terikat. Agresi, disebabkan oleh, hasil dari norma, pemberian hadiah,

hukuman, dan model untuk individual yang telah menunjukkannya (Grey,

dkk, dalam Tasca, 2000).

Banyaknya kasus aggressive driving yang tidak mendapatkan

hukuman dapat membentuk persepsi bahwa perilaku seperti ini normal dan

diterima (Novaco, dalam Tasca, 2000). Kondisi seperti inilah yang

menyebabkan pengemudi merasa bahwa perilaku aggressive driving yang

dilakukannya tidak atau kurang dikontrol, sehingga para pengemudi tetap

melakukan aggressive driving (Tasca, 2000).

4. Kepribadian

Arnett, dkk (dalam Tasca, 2000) menggunakan Arnett Inventory of

Sensation Seeking (AISs) dan, dari sub skala agresivitas California

Psychological Inventory (CPI) untuk mengukur masing-masing, sensaton-

seeking dan agresivitas dengan sampel dari 139 pembalap muda berusia

17-18 dan 38 orang dewasa berusia 41-59. Mereka menemukan kedua

karakter kepribadian secara signifikan terkait dengan perilaku mengemudi

ugal-ugalan seperti mengemudi 20 mph (32 km/jam) atau lebih di atas

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

20

batas kecepatan (diatas 100 km/jam), mobil balap lain dan lewat di zona

dilarang lewat.

Sensation seeking dan agresivitas secara signifikan berkorelasi

dengan remaja, memiliki skor lebih tinggi daripada orang dewasa dan

remaja laki-laki memiliki skor lebih tinggi dari remaja perempuan. Studi

ini menemukan tidak hanya hubungan antara trait agresivitas

(kecenderungan umum untuk menjadi agresif) dan mengemudi ugal-

ugalan, tetapi juga menemukan bahwa kondisi agresivitas (yaitu berada

dalam suasana hati yang marah pada waktu tertentu) berhubungan dengan

episode mengemudi dengan kecepatan tinggi.

5. Gaya hidup

Penelitian mengenai faktor gaya hidup belum dapat diaplikasikan secara

spesifik untuk perilaku aggressive driving. Menurut Tascca (2000) fokus

gabungan antara kepribadian dan faktor sosial yang khas dari penelitian

gaya hidup, akan menambah kemampuan untuk mengerti motivasi dari

seseorang yang sering memunculkan perilaku aggressive driving (seperti

pengemudi agresif).

Konsep gaya hidup mengarah kepada kelompok perilaku yang

khas dilakukan oleh individu dengan berbagai kepribadian. Beirness

(dalam Tasca, 2000) melakukan peninjauan terhadap berbagai penelitian

yang berhubungan dengan gaya hidup, performa mengemudi dan resiko

tabrakan yang difokuskan pada pengemudi usia muda. Mereka memiliki

gaya hidup seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

21

terlarang, merokok dan kelelahan karena bersosialisasi sampai larut

malam. Dimana gaya hidup tersebut menyerap pada semua aspek

kehidupan mereka, termasuk saat mereka berkendara.

6. Sikap pengemudi (driver attitude)

Pengemudi lebih mungkin untuk melakukan pelanggaran lalu lintas secara

agresif jika mereka mengalami situasi lalu lintas yang menghambat laju

kendaraan mereka atau ketika pengemudi lain menunjukkan permusuhan

langsung terhadap mereka. Pengemudi yang berfikir memiliki

keterampilan mengemudi yang tinggi, penanganan kendaraan lebih

mungkin untuk mengalami kemarahan dalam situasi lalu lintas yang

menimbulkan laju kendaraannya terhambat. Sebaliknya, pengemudi yang

berfikir untuk memperoleh keselamatan lebih tinggi, mungkin akan sedikit

terganggu oleh laju kendaraan lain yang terhambat atau permusuhan dari

pengemudi lain. Ini adalah contoh dari pengemudi yang dilaporkan

mengemudi lebih defensif (misalnya menjaga jarak aman).

Hal tersebut dapat diartikan bahwa orang yang memiliki

keterampilan yang tinggi dalam menangani kendaraan lebih berpeluang

untuk melakukan aggressive driving. Sedangkan orang yang memiliki

keterampilan yang tinggi dalam hal keselamatan, kecil kemungkinan untuk

melakukan aggressive driving, karena ia lebih mengutamakan keselamatan

(Tasca, 2000).

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

22

7. Faktor Lingkungan

Shinar (1999) melaporkan hubungan yang kuat antara kondisi lingkungan

dengan manifestasi pengemudi agresif. Pengemudi yang terbiasa dengan

kemacetan lebih jarang merasakan emosi marah saat mengemudi. Lajunen

(dalam Tasca, 2000) menjelaskan kemacetan yang tidak diperkirakan

dapat menimbulkan emosi marah pada pengemudi yang kemudian dapat

meningkatkan kecenderungan pengemudi untuk melakukan aggressive

driving.

Ellison-Potter, dkk (dalam Lin, 2009) meneliti tentang ciri-ciri

agresifitas yang dimanipulasi oleh kemunculan kata-kata agresif atau kata-

kata netral pada layar komputer di papan iklan atau tanda di gedung

bangunan. Peneliti melihat bahwa perilaku aggressive driving lebih tinggi

pada kelompok dengan kata-kata agresif dibandingkan dengan kelompok

lain. Kemudian Sarwono (1995) menyatakan bahwa crowd situation

(kepadatan) seringkali memberikan dampak pada manusia, salah satunya

yaitu timbulnya perilaku agresif.

8. Impulsiveness

Impulsiveness adalah faktor pribadi lain yang memberikan kontribusi

untuk terlibat dalam perilaku mengemudi agresif. Impulsif adalah sebuah

konsep yang mirip dengan sensation seeking, tetapi impulsif berhubungan

dengan derajat seseorang kontrol atas pikiran dan perilaku (Barratt, dalam

Lin, 2009). Alasan bahwa impulsif dapat menyebabkan pengambilan risiko

adalah bahwa individu mungkin hanya kekurangan pengendalian diri

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

23

diperlukan untuk menahan diri dari terlibat di dalamnya. Karena sensation

seeking dan impulsif yang terkait, beberapa peneliti percaya kedua konsep

milik sebuah konstruksi tunggal, misalnya, Zuckerman (dalam Lin, 2009).

9. Consideration of future consequences (CFC)

Seseorang dengan CFC rendah, fokus pada konsekuensi langsung dari

tindakan mereka, dan kurang memperhatikan konsekuensi tertunda dari

tindakan mereka. Seseorang dengan CFC tinggi menilai konsekuensi

keterlambatan tindakan mereka sebagai lebih penting daripada

konsekuensi langsung. Sejumlah studi empiris telah dikaitkan dengan

berbagai perilaku CFC, seperti tanggung jawab fiskal (Joireman, Sinta, &

Spangenberg), perilaku kesehatan (Orbell, Perugini, & Rakow; Sirois),

kepedulian lingkungan (Joireman, Van Lange, & Van Vugt), kemarahan

(Joireman), dan agresi secara umum (Joireman, dalam Lin, 2009).

10. Stress

Tingkat stres yang tinggi selama mengemudi adalah salah satu faktor

potensial yang dapat menyebabkan kemarahan dan aggressive driving.

Hennessy dan Wiesenthal (2001) menemukan bahwa pengemudi dengan

disposisi untuk melihat mengemudi seperti umumnya mengalami stres

lebih mungkin untuk terlibat dalam mengemudi agresi daripada pengemudi

yang menganggap mengemudi dalam keadaan kurang stres. Hal ini dapat

disebabkan oleh persepsi atau penilaian situasi mengemudi.

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

24

11. Perilaku kognitif

Bagaimana seseorang memproses informasi mereka di saat mengemudi

juga dapat mempengaruhi manifestasi perilaku aggressive driving.

Pelabelan merendahkan, pikiran untuk membalas dendam, pembalasan

dendam, dan agresi yang ditemukan terkait dengan aggressive driving dan

risky driving (Lin, 2009).

Studi lain terkait sikap positif terhadap melakukan pelanggaran

dengan mengemudi ugal-ugalan dan kurang tanggap terhadap kampanye

keselamatan lalu lintas . Selain itu, keyakinan tentang reaksi orang lain,

diantisipasi penyesalan, dan rasa tanggung jawab pribadi secara signifikan

berkorelasi dengan kemungkinan yang dilaporkan sendiri melakukan

pelanggaran mengemudi dan aggressive driving (Lin, 2009).

12. Agresi secara umum

Sejumlah studi empiris telah menunjukkan bahwa agresi umum dikaitkan

dengan mengemudi agresif yang dilaporkan sendiri, mengemudi ugal-

ugalan, dan mengemudi yang melanggar lalu lintas. Namun, agresi umum

tidak selalu berhubungan dengan mengemudi berisiko, dan beberapa

pengemudi dengan tingginya tingkat kecelakaan kendaraan bermotor dan

pelanggaran lalu lintas tidak memiliki tingkat agresi. Temuan ini

menyiratkan bahwa agresi umum mungkin tidak perlu dan tidak cukup

untuk berisiko dan aggressive driving dapat terjadi. Seperti halnya dengan

impulsif, agresi dapat dimoderasi oleh variabel lain (misalnya, sensation

seeking) untuk mempengaruhi perilaku mengemudi (Lin, 2009).

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

25

13. Mengemudi dengan marah

Deffenbacher, dkk (dalam Lin, 2009) telah memberikan bukti untuk

mendukung mereka model kondisi sifat mengemudi dengan marah: sifat

(umum) kemarahan mengemudi memprediksi situasi tertentu kemarahan

mengemudi dan aggressive driving. Penelitian lain juga menunjukkan

bahwa pengemudi yang agresif yang tinggi biasanya mengalami

kemarahan secara umum.

Serupa dengan konstruk agresi umum, kemarahan mengemudi

tidak selalu memprediksi respon agresif, dan mengemudi dengan marah

yang tinggi tidak selalu mengemudi lebih agresif pengemudi dengan

kondisi marah yang rendah (Ellison-Potter, dkk, dalam Lin, 2009). Selain

itu, mengemudi dengan marah hanya sebagian kecil mempengaruhi

hubungan antara aggressive driving dan karakteristik lainnya seperti

agresi, impulsif, dan sensation seeking. Beberapa jenis mengemudi agresi

tidak tampak berhubungan dengan mengemudi dengan marah

(Deffenbacher, dkk, dalam Lin 2009).

2.1.4 Pengukuran Aggressive Driving

Pengukuran terhadap aggressive driving telah dilakukan dengan berbagai metode.

Menurut Tasca (2000) penelitian terhadap aggressive driving dapat dibagi

menjadi dua kategori utama, yaitu: (1) survei driving public, berupa self report

para responden, dan (2) eksperimen berskala kecil yang melibatkan sedikit sampel

pengemudi, yang pada umumnya dirancang untuk memunculkan perilaku agresif

dalam setting yang direncanakan.

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

26

Pengukuran terhadap aggressive driving selanjutnya dilakukan oleh

Houston, Harris, dan Norman (2003) yang mengembangkan alat ukur perilaku

aggressive driving dengan nama Aggressive Driving Behavior Scale (ADBS).

Skala dibuat dengan cara melakukan self-report terhadap 200 orang responden

berusia 18-24 tahun yang kemudian menghasilkan 11 item baru yang dikatakan

sebagai aggressive driving. ADBS memiliki dua subskala yaitu perilaku konflik

(conflict behavior) dan mengebut (speeding).

Selain itu, penelitian lain mengenai alat ukur aggressive driving dilakukan

oleh Dula (dalam Willemsen, Dula, Declerc, dan Verhaeghe, 2007) dengan nama

Dula Dangereous Driving Index (DDDI), penelitian dilakukan di Belgia dan

USA. Subskala dari DDDI adalah Risky Driving (mengemudi beresiko), Negative

Cognitive/Emotional Driving (mengemudi dengan kognitif/emosi negatif), dan

aggressive driving (mengemudi agresif).

Dalam penelitian ini, penulis mengadaptasi dan modifikasi aggressive

driving behavior scale (ADBS) oleh Houston, Harris, dan Norman (2003), dengan

reliabilitas cronbach α sebesar 0.80, oleh karena itu menurut penulis lebih sesuai

dan cocok sesuai karakteristik pengemudi sepeda motor untuk mengukur

aggressive driving di Indonesia.

2.2 Self-Control

2.2.1 Definisi self-control

Averill (1973) mendefinisikan self-control sebagai kemampuan untuk

membimbing tingkah laku sendiri (behavior control), kemampuan untuk

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

27

mengolah informasi (cognitive control), dan kemampuan untuk memilih suatu

tindakan yang diyakininya (decisional control).

Calhoun dan Acocella (1990) mendefinisikan self-control sebagai

pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata

lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Menurut teori low self-

control oleh Gottfredson dan Hirschi (dalam Grasmick, Tittle, Bursik, &

Arneklev, 1993), ada enam aspek penting, yaitu: individu dengan low self-control

cenderung impulsif (impulsive), lebih memilih tugas-tugas sederhana (prefer

simple tasks), memiliki potensi mencari resiko yang tinggi (have a high risk-

seeking potential), mendukung kegiatan fisik (sebagai pengganti untuk kegiatan

mental), menjadi egois (self-centered), dan memiliki emosi (temper) yang

berubah-ubah. Masing-masing karakteristik ini menyebabkan orang untuk fokus

terhadap perbedaan pada manfaat langsung dari perilaku kriminal daripada

konsekuensi yang lebih jauh terkait dengan tindakan mereka.

Hurlock (2000) menyebutkan bahwa self-control berkaitan dengan

bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam

dirinya. Menurut konsep ilmiah, pengendalian emosi berarti mengarahkan energi

emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial. Ada

tiga kriteria emosi, yaitu dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara

sosial, dapat memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkan untuk

memuaskan kebutuhannya dan sesuai degnan harapan masyarakat, dan dapat

menilai secara kritis sebelum meresponnya dan memutuskan cara beraksi terhadap

situasi tersebut.

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

28

Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan oleh para ahli sebelumnya,

peneliti memberikan kesimpulan self-control dapat diartikan sebagai kemampuan

untuk membimbing tingkah laku sendiri, mengolah informasi, memilih suatu

tindakan, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa

individu kearah konsekuensi, dan orang dengan low self-control, memiliki

perilaku yang cenderung impulsif, memilih tugas-tugas sederhana, memiliki

potensi mencari resiko yang tinggi, mendukung kegiatan fisik, menjadi egois, dan

memiliki emosi yang berubah-ubah.

2.2.2 Aspek-Aspek Self-Control

Averill (1973) mengemukakan aspek-aspek self-control, yaitu:

1. kontrol perilaku

kontrol perilaku merupakan kesiapan terjadinya suatu respons yang dapat

secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang

tidak menyenangkan.

Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjadi dua komponen,

yaitu:

a. mengatur pelaksanaan (regulated administration), merupakan

kemampuan individu untuk menentukan siapa yang

mengendalikan situasi atau keadaan. Apakah dirinya sendiri

atau aturan perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya

dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber

eksternal.

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

29

b. Kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifability),

merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan

kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada

beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau

menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu diantara

rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan

stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi

intensitasnya.

2. Kontrol kognitif (cognitive control)

Kontrol kognitif merupakan kemampuan individu dalam mengolah

informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai,

atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif

sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri dari

dua komponen, yaitu:

a. Memperoleh informasi (information gain) adalah dengan

informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan

yang tidak menyenagkan, individu dapat mengantisipasi

keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan.

b. Melakukan penilaian (appraisal), berarti individu berusaha

menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan

cara memerhatikan segi-segi positif secara subjektif.

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

30

3. Mengontrol keputusan (decisional control)

Mengontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk memilih

hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada seseuatu yang diyakini atau

disetujuinya. Self-control dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik

dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri

individu untuk memilih kemungkinna berbagai tindakan

Gottfredson dan Hirschi (dalam Grasmick, Tittle, Bursik, & Arneklev,

1993) menjelaskan aspek-aspek low self-control, yaitu:

1. Impulsivity, yaitu kecenderungan untuk menanggapi rangsangan

yang nyata di lingkungan terdekat, untuk memiliki orientasi kegiatan

yang nyata saat ini dan sekarang, berbeda dengan high self-control

yang memungkinkan orang untuk menunda kepuasan.

2. Simple tasks, melibatkan kecenderungan kurangnya ketekunan,

keuletan, ketekunan atau dalam tindakan, sehingga seseorang dengan

low self-control lebih mudah atau gratifikasi sederhana untuk

mendapatkan keinginan dan mencoba untuk menghindari tugas-tugas

kompleks.

3. Risk seeking, yaitu kecenderungan untuk menjadi penjelajah

daripada berhati-hati karena seseorang dengan tindak kriminal

memandang kegiatan harusnya lebih menarik, berisiko, atau

mendebarkan.

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

31

4. Physical activity, seseorang dengan low self-control mencakup

preferensi untuk aktivitas fisik daripada aktivitas kognitif dan

mental.

5. Self-centered, orang dengan low self-control cenderung egois, acuh

tak acuh, atau tidak sensitif terhadap penderitaan dan kebutuhan

orang lain.

6. Temper, yaitu seseorang dengan low self-control cenderung memiliki

toleransi minimal untuk frustrasi dan sedikit kemampuan untuk

merespon konflik melalui lisan daripada fisik.

Dalam penelitian ini penulis memakai teori Gottfredson dan Hirschi

dikarenakan aspek-aspek low self-control tersebut mewakili dan sesuai dengan

karakteristik aggressive driving, sehingga penelitian ini menjadi fokus dan

terarah.

2.2.3 Pengaruh Self-Control Terhadap Aggressive Driving

Calhoun dan Acocella (1990) menyatakan bahwa self-control dapat dijadikan

sebagai pengatur proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang. Dengan

kata lain, serangkaian yang membentuk proses dirinya sendiri. dengan begitu

individu dengan self-control-nya yang tinggi akan sangat memperhatikan cara-

cara yang tepat untuk bagaimana berperilaku dalam situasi yang bervariasi.

Seseorang cenderung untuk mengubah perilakunya sesuai dengan permintaan

situasi sosial yang kemudian dapat mengatur kesan.

Peneliti lain yaitu Gottfredson dan Hirschi (1990) menyatakan dalam

publikasi awalnya tentang self-control, bahwa sifat-sifat pribadi berhubungan

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

32

dengan kurangnya self-control adalah mereka yang impulsif, tidak peka, secara

fisik (bertentangan dengan mental), mengambil resiko, memiliki pandangan

sempit, dan non-verbal.

Hubungan dari sifat-sifat (self-control) ini untuk agresi dan agresivitas

dalam berkendara tampaknya sudah cukup jelas dengan karakteristik aggressive

driving itu sendiri, yang dijelaskan kembali oleh Gottfredson dan Hirschi (1990),

berpendapat bahwa kecelakaan mobil (automobile accidents) merupakan residu

dari sejumlah perilaku mengemudi berisiko: ngebut, minum, membuntuti

kendaraan, kurangnya perhatian, dan pengambilan resiko ugal-ugalan. Perilaku ini

ditunjukkan oleh mereka yang memiliki sedikit hal untuk pengemudi dan yang

menekankan manfaat jangka pendek (misalnya, sensasi tinggi, mengurangi waktu

perjalanan) yang mengalir dari impulsif, berisiko, dan perilaku mengemudi

egosentris pada kehilangan biaya lebih dari konsekuensi potensial terpencil

(misalnya: mendapat surat tilang, kecelakaan, dan teguran sosial). Dengan

demikian, kecelakaan (dan mungkin pelanggaran hukum lalu lintas) sering

merupakan hasil dari perilaku aggressive driving.

Penelitian terbaru pada General Aggression Model (GAM) (Anderson &

Bushman, 2002) menunjukkan bahwa agresi diperkirakan oleh tiga ciri-ciri

kepribadian yang saling berhubungan yang dapat dianggap menjadi salah satu

karakteristik dari low self-control, yaitu: impulsif (impulsivity), mencari sensasi

(sensation seeking), dan pertimbangan konsekuensi masa depan (consideration of

future consequences). Ciri-ciri ini cenderung untuk memunculkan perilaku agresi

melalui kognisi yang bertentangan dan dorongan kemarahan. Penelitian lain

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

33

dilakukan oleh Lin (2009) mengenai pemodelan aggressive driving: meneliti

tentang teori low self-control dengan general aggression model, penelitian

tersebut mencoba memahami aggressive driving dipandang sebagai masalah

kriminologi, dan mengeksplorasi teori self-control dari Gottfredson dan Hirschi.

Dua studi terpisah menampilkan sampel independen dengan ukuran yang berbeda

tetapi terkait yang digunakan untuk menjelaskan mengenai empat ciri-ciri low

self-control (sensation seeking, impulsivity, consideration of future consequence,

dan anger atau temper arousal) berhubungan dengan mengemudi beresiko dan

aggressive driving.

Hasil studi Lin (2009) mengungkapkan bahwa: 1) sensation seeking,

impulsivity, dan CFC berhubungan dengan aggressive driving melalui kepribadian

temperamental (seperti dorongan tabiat marah), 2) sensation seeking mungkin

menciptakan situasi (seperti mengemudi beresiko) untuk mereka yang bertindak

agresif, dan 3) orang yang impulsif dan pencari sensasi bisa menjadi frustasi oleh

kondisi mengemudi yang berbeda, dan tingkat frustasi dapat memediasi efek

impulsif dan mencari sensasi pada aggressive driving.

Penelitian lain dilakukan oleh Ellwanger dan Pratt (2012) mengenai self

control, dampak negatif dan agresi pengendara remaja, menunjukkan bahwa

kemarahan sebagian besar merupakan konsekuansi dari self control, self control

dan dampak negatif memberi efek langsung secara signifikan terhadap aggressive

driving.

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

34

2.2.4 Pengukuran Self-Control

Gottfredson dan Hirschi (1990) jelas menegaskan bahwa keenam sifat

(impulsivity, simple tasks, risk seeking, physical activity, self-centered, dan

temper) yang telah digambarkan tidak memiliki cara-cara alternatif low self-

control, melainkan, mereka membentuk sifat laten unidimensional tunggal.

Menurut Gottfredson dan Hirschi (1990) ada kecenderungan cukup untuk sifat-

sifat ini untuk datang bersama-sama pada orang-orang yang sama, dan karena sifat

tersebut cenderung bertahan sepanjang hidup, tampaknya masuk akal untuk

mempertimbangkan sebagai konstruk stabil yang berguna dalam menjelaskan

kriminalitas.

Dengan kata lain, analisis faktor mengindikasikan valid dan reliabel dari

enam komponen diharapkan dapat cocok dengan model one-factor, membenarkan

penciptaan skala tunggal yang disebut skala low self-control. Pada dasarnya, ini

adalah premis yang sangat penting dalam teori Gottfredson dan Hirschi, ciri

kepribadian unidimensional diharapkan untuk memprediksi keterlibatan dalam

semua jenis kejahatan serta hasilakademik, hasil angkatan kerja, sukses dalam

pernikahan, berbagai perilaku ceroboh, seperti merokok dan minum, dan bahkan

kemungkinan terlibat dalam kecelakaan. Bukti bahwa sifat seperti itu ada adalah

langkah yang paling dasar dalam agenda penelitian untuk menguji hipotesis

Gottfredson dan Hirschi telah disajikan (dalam Grasmick, Tittle, Bursik, Jr., dan

Arneklev, 1993).

Seperti disebutkan sebelumnya, enam komponen dari personality trait

Gottfredson dan Hirschi menyebutnya low self-control diidentifikasi sebagai:

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

35

impulsivity, simple tasks, risk seeking, physical activity, self-centered, dan temper.

Berbagai kombinasi item yang diujicobakan pada beberapa sampel mahasiswa

dengan tujuan memilih total 24 item, empat untuk masing-masing dari enam

komponen, yang memiliki variasi cukup dan yang cenderung unidimensional

dalam struktur faktor (Grasmick, dkk, 1993).

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan teori low self-

control oleh Gottfredson dan Hirschi sebagai acuan untuk skala low self-control,

penulis mengadaptasi dan modifikasi skala low self-control oleh Grasmik, dkk

(1993), dengan nilai reliabilitas cronbach α sebesar 0.805, sehingga menurut

penulis dapat sesuai dengan kondisi dan budaya di Indonesia.

2.3 Moral Disengagement

2.3.1 Definisi Moral Disengagement

Bandura (2002) menjelaskan moral disengagement sebagai proses tidak

berfungsinya standar moral sebagai regulator internal perilaku dan tidak

beroperasinya mekanisme regulasi diri kecuali mereka diaktifkan sehingga

menimbulkan perilaku yang menyebabkan reaksi moral dapat terlepas.

Selain itu, Detert, Trevino, & Sweitzer (2008) menjelaskan moral

disengagement sebagai suatu proses di mana individu membuat keputusan moral

yang tidak etis saat proses regulasi diri dinonaktifkan melalui penggunaan

beberapa mekanisme kognitif kolektif yang saling terkait.

Definisi lainnya oleh Hyde, Shaw, & Moilanen (2010) menjelaskan moral

disengagemenet sebagai suatu proses ketika salah satu keyakinan atau nilai-nilai

moral membenarkan perilaku antisosial, terdapat kurangnya disonansi atau

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

36

hambatan untuk terlibat dalam tindakan antisosial sehingga tindakan tersebut

dapat diterima. Sedangkan Shulman, Cauffman, & Fagan (2011) menjelaskan

moral disengagement sebagai proses untuk menghindari sanksi internal dengan

cara membangun pembenaran atas perilaku yang melanggar standar moral.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, penulis

menyimpulkan bahwa moral disengagement adalah suatu proses sosial kognitif di

mana standar moral sebagai regulator internal perilaku tidak berfungsi dan proses

regulasi diri dinonaktifkan sehingga menimbulkan perilaku tidak manusiawi.

2.3.2 Aspek-aspek Moral Disengagemnt

Menurut Bandura (1999) teori psikologi mengenai moralitas yang sudah ada

terlalu memberikan penekanan yang besar pada penalaran moral (moral

reasoning), sehingga mengabaikan perilaku moral. Manusia membiarkan

kesalahan tanpa menghiraukan bagaimana individu tersebut bsia membenarkan

perilaku tidak manusiawi yang mereka lakukan. Regulasi dari tindakan manusia

melibatkan lebih dari penalaran moral. Terdapat suatu teori dari agen moral yang

menghubungkan antara pemikiran dengan penalaran moral sehingga

memunculkan perilaku moral. Sebuah teori mengenai agen moral menentukan

mekanisme di mana individu dituntut hidup sesuai dengan standar moral.

Menurut Bandura (1999), mekanisme regulasi diri tidak ikut bermain,

kecuali mereka diaktifkan, dan terdapat banyak dorongan sosial dan psikologis

dimana sanksi diri dapat terlepas dari perilaku yang tidak manusiawi. Aktivasi

selektif dan pelepasan kendali internal memberikan jalan bagi manusia dengan

standar moral yang sama untuk berperilaku berbeda dalam situasi yang berbeda.

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

37

Mekanisme tersebut menurut Bandura (dalam Feist & Feist, 2010) adalah:

1. Mendefinisikan ulang perilaku

Mekanisme yang pertama, yaitu dengan mendefinisikan ulang suatu

perilaku. Orang menjustifikasi suatu perilaku yang salah dengan

melakukan restrukturisasi kognitif sehingga membuat mereka mampu

meminimalisir atau lepas dari tanggung jawab. Mereka dapat melepaskan

diri dari tanggung jawab perilaku mereka setidaknya melalui tiga teknik:

a. Moral Justification

Moral justification adalah perilaku yang salah dibuat seolah-olah

dapat dibela ataupun malah menjadi benar. Misalnya, mencuri

merupakan hal yang wajar jika dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

b. Advantageous comparison

Advantageous comparison adalah dengan memakai perbandingan

yang bersifat menenangkan atau menguntungkan antara perilaku

tersebut dengan suatu keburukan yang lebih parah yang dilakukan

oleh orang lain. Misalnya, seorang anak melakukan vandalisme di

gedung sekolah akan menggunakan alasan bahwa orang lain

memecahkan lebih banyak kaca jendela dibandingkan dirinya.

c. Euphemistic labeling

Euphemistic labeling adalah dengan menggunakan label yang

bersifat memperhalus suatu perilaku, untuk membuat perilaku tercela

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

38

menjadi tampak kurang berbahaya atau bahkan ramah. Misalnya,

berbagi jawaban saat ujian untuk membantu teman.

2. Tidak menghiraukan atau mendistorsi konsekuensi dari perilaku

Mekanisme kedua yaitu menghindari tanggung jawab, meliputi:

meminimalisasi, mendistorsi atau mengaburkan hubungan antara perilaku

dan konsekuensi merusak dari hal tersebut. Bandura mengenali setidaknya

ada tiga teknik, yaitu:

a. Minimizing of consequences

Manusia dapat meminimalisasi konsekuensi dari perilaku mereka.

Sebagai contoh, seorang pengemudi menerobos lampu merah dan

menabrak seorang pejalan kaki. Saat pihak yang terluka tergeletak di

trotoar, tidak sadarkan diri dan mengalami pendarahan, pengemudi

tersebut berkata: “cederanya tidak terlalu parah, ia akan baik-baik

saja.”

b. Disregard of consequences

Manusia dapat tidak menghiraukan konsekuensi dari tindakannya,

saat mereka tidak dapat secara langsung melihat dampak buruk

perilaku mereka. Pada masa perang, pimpinan negara dan para

jenderal tentara seringkali tidak melihat seluruh kerusakan dan

kematian yang dihasilkan dari keputusan mereka.

c. Distortion of consequences

Manusia dapat mendistorsi atau salah menginterpretasikan

konsekuensi dari tindakan mereka. Misalnya: saat orang tia

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

39

memukuli anaknya dengan parah sampai membuat anaknya

mengalami memar-memar serius, tetapo mereka menjelaskan bahwa

anak tersebut membutuhkan disiplin untuk dapat tumbuh dewasa

dengan baik.

3. Memindahkan atau mengaburkan tanggung jawab

Mekanisme ketiga, yaitu melepaskan tindakan dari konsekuensinya dengan

memindahkan (displacement of responsibility) atau mengaburkan

tanggung jawab (diffusion of responsibility.

a. Displacement of responsibility

Dengan melakukan pemindahan, seseorang dapat meminimasisir

konsekuensi dari tindakannya dengan menempatkan tanggung jawab

pada sumber eksternal. Contohnya, seseorang tidak dapat disalahkan

karena perilakunya yang buruk jika teman-temannya menekan

seseorang untuk melakukannya.

b. Diffusion of responsibility

Mengaburkan tanggung jawab adalah menyebarkan kesalahan yang

dilakukan sehingga tidak ada satu pun orang yang bertanggung

jawab. Misalnya, jika kelompok memutuskan bersama untuk

melakukan suatu kejahatan, tidak adil untuk menyalahkan salah satu

anggota kelompok dalam perbuatan itu.

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

40

4. Dehumanization dan attribution of blame

Mekanisme keempat yaitu dengan melakukan dehumanisasi

(dehumanization) dan menyalahkan orang lain (attribution of blame)

terhadap korban.

a. Dehumanization

Manusia dapat mengaburkan tanggung jawab atas tindakan mereka

dengan melakukan dehumanisasi atas korban. Misalnya: pada masa

perang, manusia sering melihat musuh tidak sebagai manusia

sepenuhnya, sehingga mereka tidak perlu merasa bersalah untuk

membunuh manusia sebagai tentara musuh.

b. Attribution of blame

Manusia dapat mengaburkan tanggung jawab atas tindakan mereka

dengan menyalahkan orang lain. Misalnya: jika seseorang

kehilangan benda berharga karena dicuri, pencuri sebagai pelaku

menyatakan perilakunya tersebut adalah kesalahan mereka sendiri

yang meletakkan bendanya di sembarang tempat.

2.3.3 Pengukuran Moral Disengagement

Penelitian awal dilakukan oleh Bandura, Barbaranelli, Caprara, dan Pastorelli

(1996) dengan judul: mechanisms of moral disengagement in the exercise of

moral agency, studi ini meneliti struktur dan dampak perilaku moral

disengagement yang dapat merugikan dan melalui proses psikologis yang

diberikannya dampaknya. Path analyses menunjukkan bahwa moral

disengagement yang mendorong perilaku merugikan dengan mengurangi

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

41

prososial dan antisipatif diri dari ancaman dan dengan mempromosikan reaksi

kognitif dan afektif kondusif untuk agresi. Struktur tersebut memberikan pengaruh

yang sangat mirip untuk agresi interpersonal dan perilaku kenakalan.

Penelitian lain dilakukan oleh Osofsky, Bandura, & Zimbardo (2005)

tentang: the role of moral disengagement in the execution process, moral

disengagment yang berkaitan dengan proses eksekusi, diukur dengan 19 item

yang diselesaikan secara tanpa nama oleh setiap peserta. Item tersebut menilai

delapan mekanisme yang dijelaskan melalui sanksi diri yang terlepas dari kegiatan

berbahaya/mematikan.

Penelitian lain dilakukan oleh McAlister, dkk (2006) mengenai mechanism

of moral disengagement in support of military force: the impact of sept. 11, moral

disengagement diukur dengan 10 item. Penelitian lainnya oleh Detert, dkk (2008)

tentang moral disengagement in ethical decision making: a study of antecedents

and outcomes, pengukuran moral disengagement menggunakan alat ukur yang

telah dikembangkan oleh Bandura dan digunakan dalam berbagai penelitian lain,

yaitu skala mechanisms of moral disengagement.

Dari beberapa penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis

memutuskan untuk melakukan modifikasi skala sesuai dengan penelitian oleh

Bandura, dkk (1996), yaitu skala mechanisms of moral disengagement, dengan

nilai reliabilitas cronbach α sebesar 0.82. Skala tersebut dipilih karena memiliki

beberapa item yang sesuai dengan penelitian ini.

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

42

2.4 Kerangka Berpikir

Meningkatnya kendaraan bermotor yang signifikan setiap tahunnya, menimbulkan

berbagai macam permasalahan di jalan raya, salah satunya adalah kecelakaan lalu

lintas. Menurut Sarwono (1995) banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi, dapat

disebabkan karena padatnya kendaraan yang ada di jalan sebagai akibat dari

meningkatnya jumlah pengendara, terutama pengendara sepeda motor, yang

seringkali menimbulkan tingkah laku agresif. Kepadatan seringkali memiliki

dampak pada manusia, salah satunya yaitu timbulnya perilaku agresif.

Penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah kelalaian manusia, baik

manusia tersebut mengalami kelelahan, mengantuk, mengebut dijalan raya,

melanggar rambu lalu lintas, minum-minuman keras ketika mengemudi, bertindak

agresif di jalan raya, dan sebagainya. Houston, Harris, dan Norman (2003)

menjelaskan Aggressive driving adalah pola disfungsi dari perilaku sosial yang

mengganggu keamanan publik. Aggressive driving dapat melibatkan berbagai

perilaku berbeda termasuk perilaku membuntuti (tailgaiting), mengklakson

(honking), melakukan gerakan kasar (rude gesturing), dan mengedipkan lampu

jauh di suasana lalu lintas yang tenang (flashing light).

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli

sebelumnya, penulis menyimpulkan definisi aggressive driving sebagai

mengemudi kendaraan bermotor dengan sengaja, dimotivasi oleh ketidaksabaran,

kekesalan, permusuhan, dan upaya untuk menghemat waktu yang melibatkan

berbagai perilaku berbeda, seperti membututi, mengklakson, melakukan gerakan

kasar, mengedipkan lampu di suasana lalu lintas yang tenang, memiliki intensi

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

43

melukai, dan emosi negatif sehingga dapat membahayakan orang lain atau

properti jalan. Dikatakan aggressive driving karena mengasumsikan bahwa

seseorang berhak meningkatkan resiko orang lain untuk terkena bahaya yang

mengganggu keamanan publik dengan intensi untuk melukai.

Dalam penelitian ini, Aggressive driving dapat terjadi dikarenakan

beberapa faktor, salah satunya adalah self-control. Menurut Gottfredson dan

Hirschi (1990), individu yang memiliki low self-control cenderung mengejar

jangka pendek, kesenangan langsung didapat untuk mengabaikan pertimbangan

konsekuensi jangka panjang dari tindakan mereka. Mereka yang tidak memiliki

self-control adalah seseorang yang impulsif, kurangnya ketekunan dan keuletan,

tidak dapat menunda kepuasan, tidak memiliki kemampuan untuk memecahkan

masalah melalui lisan daripada sarana fisik, dan memiliki sedikit toleransi untuk

frustrasi atau ketidaknyamanan.

Hubungan dari sifat-sifat (self-control) ini untuk agresi (aggression) dan

aggressive driving tampaknya sudah cukup jelas dengan karakteristik aggressive

driving itu sendiri, yang dijelaskan kembali oleh Gottfredson dan Hirschi (1990)

bahwa kecelakaan mobil (automobile accidents) merupakan residu dari sejumlah

perilaku mengemudi berisiko (risk driving behavior): mengebut, minum-minuman

keras, membuntuti kendaraan, kurangnya perhatian, dan pengambilan resiko

dengan cara ugal-ugalan. Perilaku ini ditunjukkan oleh mereka yang memiliki

sedikit hal untuk pengemudi dan yang menekankan manfaat jangka pendek

(misalnya, sensasi tinggi, mengurangi waktu perjalanan) yang mengalir dari

perilaku impulsif, berisiko, dan perilaku mengemudi egosentris tidak memikirkan

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

44

resiko lebih lanjut (misalnya: mendapat surat tilang, kecelakaan, dan teguran

sosial). Dengan demikian, kecelakaan (dan mungkin pelanggaran hukum lalu

lintas) sering merupakan hasil dari perilaku aggressive driving.

Pengemudi yang agresif (aggressive driver) menurut teori self-control

biasanya memiliki sikap yang impulsif, kurangnya ketekunan dan keuletan, tidak

dapat menunda kepuasan, tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah

melalui lisan daripada sarana fisik, dan memiliki sedikit toleransi untuk frustrasi

atau ketidaknyamanan, sehingga ditunjukkan ke dalam aggressive driving. Dalam

penelitian ini penulis ingin meneliti mengenai self-control dari pengemudi agresif.

Faktor lain yang mempengaruhi aggressive driving adalah moral

disengagement. Bandura, dkk (1996) mengembangkan teori moral disengagement

untuk menjelaskan bagaimana cara seseorang dapat membenarkan tindakan

mereka dan melakukan perilaku tidak bermoral/tidak manusiawi. Penulis

mendapati bahwa mekanisme-mekanisme moral disengagement dapat membentuk

suatu perilaku agresif seseorang, sehingga seseorang dapat dengan mudahnya

melepas standar moral sebagai regulator internal perilaku sehingga tidak berfungsi

dan mekanisme regulasi diri dinonaktifkan sehingga menimbulkan perilaku tidak

manusiawi.

Dalam penelitian ini, tindakan tidak manusiawi tersebut adalah

aggressive driving. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi aggressive

driving (seperti: sensation seeking, impulsiveness, dan consideration of future

consequences) secara definisi hampir mirip dengan mekanisme-mekanisme moral

disengagement (seperti moral justification, advantageous comparison dan

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

45

disregarding/distorting consequences). Penulis ingin meneliti bahwa seseorang

(dalam penelitian ini pengemudi sepeda motor) dengan moral disengagement

dalam mengemudi sepeda motor akan berperilaku aggressive driving.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan dengan bagan di

bawah ini:

.

Gambar 2.1

Bagan Ilustrasi Kerangka berpikir

Low Self -control

Impulsivity

Simple tasks

Risk seeking

Physical activity

Aggressive

Driving

Self-centered

Temper

Moral Disengagement

Moral justification

Advantageous comparison

Euphemistic labelling

Disregard or distorting of

consequences

Displacement of

responsibility

Diffusion of responsibility

Attribution of blame

Dehumanization

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

46

2.5 Hipotesis Penelitian

2.5.1 Hipotesis Mayor

Ha: ada pengaruh yang signifikan self-control dan moral disengagement terhadap

aggressive driving

2.5.2 Hipotesis Minor

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan impulsivity terhadap aggressive driving.

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan simple tasks terhadap aggressive driving.

Ha3: Ada pengaruh yang signifikan risk seeking terhadap aggressive driving.

Ha4: Ada pengaruh yang signifikan physical activity terhadap aggressive driving.

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan self-centered terhadap aggressive driving.

Ha6: Ada pengaruh yang signifikan temper terhadap aggressive driving.

Ha7: Ada pengaruh yang signifikan antara moral justification terhadap aggressive

driving.

Ha8: Ada pengaruh yang signifikan euphemistic labeling terhadap aggressive

driving.

Ha9: Ada pengaruh yang signifikan advantageous comparison terhadap

aggressive driving.

Ha10: Ada pengaruh yang signifikan disregard/distorting of consequences

terhadap aggressive driving.

Ha11: Ada pengaruh yang signifikan displacement of responsibility terhadap

aggressive driving.

Ha12: Ada pengaruh yang signifikan diffusion of responsibility terhadap

aggressive driving.

Ha13: Ada pengaruh yang signifikan dehumanization terhadap aggressive driving.

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

47

Ha14: Ada pengaruh yang signifikan attribution of blame terhadap aggressive

driving.

2.5.3 Hipotesis Nihil

H0: tidak ada pengaruh yang signifikan self-control dan moral disengagement

terhadap aggressive driving

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

48

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang, subjek penelitian berupa populasi dan sampel,

serta teknik pengambilan sampel. Kemudian akan dibahas mengenai definisi

operasional dari variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, validitas

konstruk, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

3.1 Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang merupakan subjek penelitian adalah pengemudi sepeda

motor di Indonesia. Jumlah populasi dalam penelitian ini merupakan populasi

yang tidak terhingga (infinite population), dikarenakan pengemudi sepeda motor

di Indonesia merupakan kelompok objek dengan ukurannya tidak terhingga

(infinite) yang jumlah populasinya tidak terbatas (Reksoatmodjo, 2006).

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian

ini, yang dijadikan sampel penelitian adalah pengemudi sepeda motor di

Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Non-Probability Sampling, dimana tidak semua anggota populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dengan teknik sampel berupa

convenience/incidental sampling, merupakan teknik dalam memilih sampel,

peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.

Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tersebut ada di situ atau

kebetulan penulis mengenal orang tersebut (Sugiyono, 2010).

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

49

Adapun alasan penulis memilih sampel tersebut ialah sebagai berikut:

1. Pengemudi sepeda motor diasumsikan memiliki tingkat variabel

independen dan dependen yang bervariasi, misalnya pengemudi

yang mengikuti/tidak suatu komunitas motor di Indonesia dengan

berbagai macam variasi dan jenis komunitas motor di Indonesia dan

dengan berbagai macam perilaku mengemudi (driving behavior).

2. Kemampuan membaca dan memahami kuesioner yang cukup baik

sesuai dengan standard syarat pembuatan SIM C (Surat Izin

Mengemudi untuk sepeda motor).

3. Usia pengemudi sepeda motor dalam penelitian ini adalah 17 – 66

tahun.

4. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

3.2 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yakni variabel bebas (independent

variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Adapun kedua variabel

tersebut adalah:

a. Varibel terikat (dependent variabel), yaitu aggressive driving,

b. Variabel bebas (independent variabel), yaitu variabel self-control

dan moral disengagement.

Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut adalah:

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

50

3.2.1 Aggressive Driving

Aggressive driving adalah skor yang diperoleh dari pengemudi sepeda motor

dengan mengisi kuesioner yaitu aggressive driving behavior scale oleh Houston,

Harris, dan Norman (2003). Dengan dua dimensi yaitu: conflict behavior dan

speeding. Dimensi-dimensi tersebut yang kemudian menjadi indikator dari

aggressive driving. Masing-masing dimensi kemudian dijadikan beberapa

pernyataan yang menunjukkan bagaimana perilaku aggressive driving seorang

pengemudi sepeda motor.

3.2.2 Self-Control

Pengukuran dari skala self-control ini adalah skor yang diperoleh dari pengemudi

sepeda motor yang dilakukan dengan cara mengisi kuesioner berdasarkan teori

low self-control Gottfredson dan Hirschi (1990), penulis mengadaptasi dan

memodifikasi kuesioner low self-control oleh Grasmick, dkk (1993), dengan

dimensi-dimensi berupa impulsivity, simple tasks, risk seeking, physical activity,

self-centered, dan temper.

3.2.3 Moral disengagement

Pengukuran dari skala moral disengagement ini adalah skor yang diperoleh dari

pengemudi sepeda motor yang dilakukan dengan cara mengisi kuesioner oleh

Bandura (1996), dengan dimensi-dimensi berupa: moral justification, euphemistic

labeling, advantageous comparison, disregarding or distorting the consequences,

displacement of responsibility, diffusion of responsibility, dehumanization, dan

attribution of blame.

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

51

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner.

Metode penelitian data menggunakan metode skala Likert. Skala Likert

menggunakan empat kategori respon. Skala ini dipilih untuk menghindari jawaban

yang berada ditengah-tengah (netral) dengan bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Skor skala model Likert

Skala Favorable Unfavorable

(SS) Sangat Sesuai 4 1

(S) Sesuai 3 2

(TS) Tidak Sesuai 2 3

(STS)Sangat Tidak Sesuai 1 4

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dijelaskan

sebagai berikut:

1. Isian biodata subjek penelitian. Berisi pertanyaan mengenai biodata

responden, seperti: nama/inisial responden, jenis kelamin, usia

responden.

2. Skala aggressive driving behavior. Skala ini adalah skala yang

dibuat atau disusun oleh penulis berdasarkan adaptasi dan modifikasi

dari Houston, Harris, dan Norman (2003) dengan nilai reliabitas

cronbach α sebesar 0.80, dalam penelitian ini penulis menggunakan

skala likert. Adapun blueprint skala tersebut terdapat dalam tabel di

bawah ini:

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

52

Tabel 3.2.

Blue Print Skala Aggressive Driving Behavior

3. Skala low self-control. Skala ini adalah skala yang dibuat atau

disusun oleh peneliti berdasarkan adaptasi dan modifikasi dari

Grasmick, dkk (1993) dengan nilai reliabitas cronbach α sebesar

0.805, dalam penelitian ini penulis menggunakan skala Likert.

Adapun blueprint skala tersebut terdapat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.3.

Blue Print Skala Low Self-Control

No. Aspek Indikator Item

1. Conflict Behavior Interaksi sosial langsung dengan pengemudi lain dan

ditandai oleh tindakan yang tidak kompatibel yang

memperoleh respon konflik

1, 2, 3, 4, 5, 6,

7

2. Speeding - Mengebut melewati batas kecepatan,

- Membuntuti kendaraan lain, dan

- Mempercepat kendaraan saat lampu kuning

menyala

8, 9, 10, 11

No. Aspek Indikator Item

1. Impulsivity Kecenderungan untuk menanggapi

rangsangan yang nyata di lingkungan

terdekat, untuk memiliki orientasi kegiatan

yang nyata saat ini dan sekarang

1, 7, 13, 19

2. Simple Tasks Kecenderungan kurangnya ketekunan,

keuletan, dan keyakinan dalam tindakan,

mengambil tugas-tugas yang mudah

2, 8, 14, 20

3. Risk Seeking Kecenderungan untuk menjadi penjelajah

daripada berhati-hati, seseorang

memandang kegiatan harusnya lebih

menarik, beresiko, atau mendebarkan

3, 9, 15, 21

4. Physical Activities Seseorang lebih memilih aktivitas fisik

daripada aktivitas kognitif dan mental

4, 10, 16, 22

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

53

4. Skala moral disengagement. Skala ini adalah skala yang dibuat atau

disusun oleh peneliti berdasarkan hasil elisitasi data dan modifikasi

dari Bandura, dkk (1996) dengan nilai reliabitas cronbach α sebesar

0.82, dalam penelitian ini penulis menggunakan skala Likert.

Adapun blueprint skala tersebut terdapat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.4.

Blue Print Skala Moral Disengagement

5. Self-Centered Seseorang cenderung egois, acuh tak acuh,

atau tidak sensitif terhadap penderitaan dan

kebutuhan orang lain

5, 11, 17, 23

6. Temper Seseorang cenderung memiliki toleransi

minimal untuk frustasi dan sedikit

kemampuan untuk merespon konflik

melalui lisan daripada fisik

6, 12, 18, 24

No. Aspek Indikator Item

1. Moral Justification Perilaku salah dibuat seolah-olah dapat

dibela ataupun malah dibenarkan

1, 9, 17, 25

2. Euphemistic Labelling Menggunakan label yang bersifat

memperhalus untuk membuat perilaku

tercela menjadi tampak kurang berbahaya

atau bahkan ramah

2, 10, 18, 26

3. Advantageous Comparison Perbandingan yang bersifat menenangkan

atau menguntungkan antara perilaku

tersebut dengan suatu keburukan yang

dilakukan orang lain

3, 11, 19, 27

4. Diffusion of responsibility Menyebarkan kesalahan yang dilakukan

sehingga tidak ada satu orang pun yang

bertanggung jawab

4, 12, 20, 28

5. Displacement of

responsibility

Meminimalisasi konsekuensi dari

tindakannya dengan menempatkan

tanggung jawab pada sumber eksternal

5, 13, 21, 29

6. Disregard/distorting the Tidak menghiraukan konsekuensi dari

tindakannya dan mendistorsi atau salah

6, 14, 22, 30

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

54

3.4 Uji Validitas Konstruk

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah CFA (Confirmatory

Factor Analysis) untuk pengujian validitas instrumen penulis menggunakan

software LISREL 8.80. Untuk menguji validitas instrumen aggressive driving,

penulis mendapati bahwa item yang ada mengukur satu faktor yaitu skala

aggressive driving. Sedangkan untuk instrumen self-control dan moral

disengagement, penulis mendapati bahwa low self-control memiliki 6 dimensi dan

moral disengagement memiliki 8 dimensi. Oleh karena itu penulis menggunakan

model second order dalam menguji validitas alat ukur self-control dan moral

disengagement.

3.4.1 Aggressive Driving

Penulis menguji apakah 11 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur skala aggressive driving. Model dikatakan fit apabila nilai p-

value lebih besar dari 0.05. Dari hasil analisis CFA yang telah dilakukan dengan

model first order, ternyata menghasilkan Chi-Square = 164,56, df = 44, P-value =

0,0000, RMSEA = 0,080. Sehingga penulis melakukan modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya.

consequences menginterpretasikan konsekuensi dari

tindakan mereka

7. Dehumanization Mengaburkan tanggung jawab atas

tindakan mereka dengan melakukan

dehumanisasi

7, 15, 23, 31

8. Attribution of blame Mengaburkan tanggung jawab atas

tindakan yang dilakukan dengan

mengatribusikan kesalahan korban

8, 16, 24, 32

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

55

Setelah dilakukan modifikasi, diketahui nilai Chi-Square = 45.36, df = 34,

P-value = 0.9219, RMSEA = 0.028. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >

0.05, yang artinya model satu faktor dapat diterima (valid) yang berarti seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu aggressive driving.

Selanjutnya, penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di buang atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1,96, maka hasilnya signifikan, dan sebaliknya jika

nilai t < 1,96, maka hasilnya tidak signifikan. Dari tabel 3.5, hasilnya menunjukan

nilai t bagi koefisien muatan faktor 11 item ada 2 item yang menunjukkan tidak

signifikan, yaitu item 1 dan item 3.

Tabel 3.5

Muatan faktor item aggressive driving

No. Item Koefisien Standar eror Nilai t Signifikan

1 0,08 0,05 1,40 X

2 0,49 0,05 9,75 √

3 -0,02 0,05 -0,37 X

4 0,53 0,05 10,69 √

5 0,67 0,05 14,06 √

6 0,57 0,05 11,33 √

7 0,18 0,05 3,30 √

8 0,71 0,05 15,22 √

9 0,56 0,05 11,21 √

10 0,69 0,05 14,48 √

11 0,52 0,05 10,29 √

Ket: √ = signifikan (nilai t > 1.96), X=tidak Signifikan (nilai t < 1,96)

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

56

3.4.2 Self Control

Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya, validitas dari low self-control

diuji dengan analisis faktor konfirmatorik second order di mana impulsivity,

simple tasks, risk seeking, physical activity, self-centered dan temper sebagai

dimensinya. Model dikatakan fit apabila nilai p-value lebih besar dari 0,05.

Penulis melakukan CFA dan menemukan model tidak fit (chi square = 1213,25,

df= 246, p-value= 0,0000, RMSEA= 0,096).

Dikarenakan p-value tidak lebih besar dari 0,05 penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit (Chi-square=

192,19, df= 166, P-value 0.08013, RMSEA= 0.019)

Selanjutnya, penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1,96, maka hasilnya signifikan, dan jika nilai t < 1,96,

maka hasilnya tidak signifikan. Dari tabel 3.6, hasilnya menunjukan nilai t bagi

koefisien muatan faktor 24 item ada satu item yang menunjukkan tidak signifikan,

yaitu item yang berasal dari dimensi simple tasks item 14.

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

57

Tabel 3.6

Muatan faktor item low self-control

Dimensi No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Impulsivity 1 1,00* -* -* √

7 0,89 0,08 10,60 √

13 1,07 0,09 11,69 √

19 0,71 0,09 8,21 √

Simple Tasks 2 1,00* -* -* √

8 2,80 0,71 3,95 √

14 -0,25 0,27 -0,91 X

20 2,16 0,54 4,02 √

Risk Seeking 3 1,00* -* -* √

9 3,66 0,98 3,72 √

15 2,55 0,66 3,88 √

21 2,17 0,57 3,82 √

Physical

Activity

4 1,00* -* -* √

10 1,24 0,20 6,29 √

16 0,84 0,17 5,05 √

22 0,66 0,15 4,39 √

Self-centered 5 1,00* -* -* √

11 0,74 0,09 8,57 √

17 0,90 0,09 10,37 √

23 1,02 0,09 11,57 √

Temper 6 1,00* -* -* √

12 1,35 0,17 7,98 √

18 0,35 0,12 3,07 √

24 1,02 0,15 6,82 √

Ket: √ = signifikan (nilai t > 1.96), X=tidak Signifikan (nilai t < 1,96), * koefisien ditetapkan 1

3.4.3 Moral Disengagement

Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya, validitas dari low self-control

diuji dengan analisis faktor konfirmatorik second order di mana moral

justification, euphemistic labelling, advantageous comparison, diffusion of

responsibiliy, displacement of responsibility, disregard/distorting the

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

58

consequence, dehumanization dan attribution of blame sebagai dimensinya.

Model dikatakan fit apabila nilai p-value lebih besar dari 0.05. Penulis melakukan

CFA dan menemukan model tidak fit (chi square = 2179,07, df= 456, p-value=

0,0000, RMSEA= 0,094).

Dikarenakan p-value tidak lebih besar dari 0,05 penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit (Chi-square=

348,37, df= 310, P-value 0.06575, RMSEA= 0.017.

Selanjutnya, penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1,96, maka hasilnya signifikan, dan jika nilai t < 1,96,

maka hasilnya tidak signifikan. Dari tabel 3.7, hasilnya menunjukan nilai t bagi

koefisien muatan faktor 32 item tidak ada item yang tidak signifikan.

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

59

Tabel 3.7

Muatan faktor item moral disengagement

Dimensi No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Moral Justification 1 1,00* -* -* √

9 0,82 0,11 7,40 √

17 1,15 0,13 9,13 √

25 0,98 0,12 8,44 √

Euphemistic

Labelling

2 1,00* -* -* √

10 0,94 0,11 8,81 √

18 1,08 0,11 9,57 √

26 0,99 0,11 9,12 √

Advantageous

Comparison

3 1,00* -* -* √

11 2,06 0,41 6,76 √

19 1,02 0,19 5,45 √

27 1,60 0,26 6,04 √

Diffusion of

responsibility

4 1,00* -* -* √

12 1,68 0,34 4,96 √

20 1,19 0,27 4,33 √

28 0,74 0,21 3,57 √

Displacement of

responsibilit

5 1,00* -* -* √

13 1,36 0,20 6,68 √

21 1,33 0,19 6,90 √

29 1,04 0,18 5,74 √

Disregard/

distorting the

Consequences

6 1,00* -* -* √

14 1,34 0,17 7,94 √

22 1,32 0,16 8,28 √

30 1,35 0,16 8,40 √

Dehumanization 7 1,00* -* -* √

15 0,90 0,10 9,20 √

23 0,94 0,10 9,31 √

31 0,99 0,10 9,73 √

Attribution of

Blame

8 1,00* -* -* √

16 0,54 0,09 6,08 √

24 0,97 0,13 7,72 √

32 0,80 0,10 7,90 √

Ket: √ = signifikan (nilai t > 1.96), X=tidak Signifikan (nilai t < 1,96), * koefisien ditetapkan 1

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

60

3.5 Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan analisa data statistik sebagai cara untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas (independent variable), yaitu low self-

control dan moral disengagement terhadap variabel terikat (dependent variable),

yaitu aggressive driving. Dikarenakan variabel bebas (independent variabel) yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 14 variabel dan variabel terikat

(dependent variabel) berjumlah satu variabel, maka penulis menggunakan teknik

analisis regresi berganda. Regresi berganda merupakan model statistika yang

digunakan apabila parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu variabel

terikat dengan lebih dari satu variabel ingin diestimasikan (Nazir, 2009). Sehingga

susunan persamaan regresi penelitiannya adalah:

Keterangan:

Y : Aggressive driving

a : Konstan

b : Koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X

X1 : Impulsivity

x2 : Simple tasks

X3 : Risk seeking

X4 : Physical activity

X5 : Self-centered

X6 : Temper

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

61

X7 : Moral justification

X8 : Euphemistic labelling

X9 : Advantageous comparison

X10 : Diffusion of responsibility

X11 : Displacement of responsibility

X12 : Disregard/distorting the consequences

X13 : Dehumanization

X14 : Attribution of blame

e : Residual

Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan

analisis. Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yang merupakan

koefisien korelasi berganda antara independent variable dengan dependent

variable.

Kemudian besarnya kemungkinan yang disebabkan oleh faktor-faktor

yang telah disebutkan tadi ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau

R². Fungsi R² ini digunakan untuk melihat proporsi varians dari aggressive

driving yang dipengaruhi oleh low self-control dan moral disengagement. Untuk

mendapatlan nilai R², digunakan rumusan sebagai berikut:

R2 =

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

62

Berikutnya, untuk membuktikan apakah regresi Y dan X signifikan atau

tidak, maka dapat dapat diuji dengan menggunakan uji F. Untuk membuktikan hal

tersebut digunakanlah rumus sebagai berikut :

Keterangan:

k = Jumlah IV

N = Jumlah sampel

Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah independent

variable yang diujikan tersebut memiliki pengaruh terhadap dependent variable

nya. Kemudian untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan independent

variable signifikan terhadap dependent variable, maka peneliti melakukan uji t.

Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

b : Koefisien Regresi

sb : Standar Error dari b

Hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh

peneliti nantinya. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 20.0.

F =

t =

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

63

3.6 Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

1. Penulis merumuskan masalah, menentukan variabel yang akan diteliti,

melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat mengenai variabel-variabel yang tepat untuk

kepentingan penelitian.

2. Meminta kesediaan (informed consent) kepada para responden, yaitu

pengemudi sepeda motor, untuk menjadi responden dalam penelitian

ini kemudian penulis membagikan instrumen berupa kuesioner kepada

pengemudi sepeda motor secara langsung, baik yang mengikuti klub

motor maupun tidak mengikuti klub motor, dan melalui media

elektronik (online via internet menggunakan perangkat google

document).

3. Setelah mendapatkan data, Penulis memberikan kode berdasarkan

skala likert dengan melakukan skoring sebanyak 431 responden, hasil

berupa angka yang telah diisi oleh responden dimasukkan ke dalam

microsoft excel, kemudian penulis melakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan menggunakan CFA (Confirmatory Factor

Analysis) yang diolah dengan menggunakan LISREL 8.80.

4. Pengolahan data:

a. Penulis memberikan kode dan melakukan skoring sebanyak 431

responden, hasil berupa skala likert yang telah diisi oleh

responden dimasukkan ke dalam microsoft excel.

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

64

b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

membuat tabel data.

c. Melakukan analisis data dengan menggunakan teknik analisis

regresi dengan menggunakan SPSS 20.0.

5. Membuat kesimpulan dan analisa hasil penelitian dan laporan akhir

penelitian.

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

65

65

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran subjek penelitian, deskripsi hasil

penelitian, analisa data dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penyebaran kuesioner sebanyak 400

lembar kuesioner kepada responden pengemudi sepeda motor di wilayah Jakarta,

Tangerang, dan Tangerang Selatan. Dengan rincian sebagai berikut: penulis

melakukan penyebaran sebanyak 250 kuesioner di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, sebanyak 220 kuesioner yang penulis terima kembali. Kemudian

sebanyak 150 kuesioner, penulis melakukan penyebaran kepada pengemudi

sepeda motor yang mengikuti club/komunitas motor di wilayah Jakarta,

Tangerang, dan Tangerang Selatan, sebanyak 70 kuesioner yang penulis terima

kembali. Selain itu, penulis juga melakukan penyebaran kuesioner di media

elektronik (online via internet) dengan menggunakan perangkat google document,

sebanyak 141 responden mengisi kuesioner di media elektronik. Sehingga total

sampel dalam penelitian ini sebanyak 431 responden pengemudi sepeda motor.

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.1, menunjukkan bahwa dari

431 sampel yang ada, mengenai persentase perbandingan jenis kelamin responden

pengemudi sepeda motor, sampel laki-laki berjumlah 311 orang (72%), sedangkan

sampel perempuan berjumlah 120 orang (28%). Dengan demikian dapat diberikan

kesimpulan, bahwa sebagian besar jenis kelamin sampel dalam penelitian ini

adalah laki-laki.

Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

66

Tabel 4.1

Tabel subjek penelitian berdasarkan data demografi

Variabel N %

Jenis kelamin

Laki-laki 311 72

Perempuan 120 28

Total 431 100

Usia

17-25 345 80,1

26-35 64 14

36-45 16 3,7

46-55 4 0,9

56-66 2 0,5

Total 431 100

Selanjutnya, dalam tabel 4.1 dijelaskan mengenai rentang usia, dapat

dilihat bahwa mayoritas rentang usia dari total 431 sampel dalam penelitian ini

berkisar pada usia 17-25 tahun, yaitu sebanyak 345 orang (80,1%). Sampel lain

berusia 26-35 tahun sebanyak 64 orang (14%), 36-45 tahun sebanyak (3,7%), 46-

55 tahun sebanyak 4 orang (0,9%), dan 56-66 tahun sebanyak 2 orang (0,5%).

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Dalam tabel 4.2 akan ditampilkan mengenai mean, standard deviation, rentangan,

range, dan variance dari masing-masing variabel penelitian. Berdasakan data

yang terdapat pada tabel 4.2 tentang analisis deskriptif, dengan total sampel

sebesar 431 orang, maka dapat diketahui bahwa nilai terendah dari variabel

aggressive driving sebesar 27,82 dan nilai tertinggi sebesar 81,12, variabel

impulsivity dengan nilai terendah sebesar 33,63 dan nilai tertinggi sebesar 81, 13,

variabel simple tasks dengan nilai terendah sebesar 33,15 dan nilai tertinggi

sebesar 72,56, variabel risk seeking dengan nilai terendah sebesar 31,54 dan nilai

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

67

tertinggi sebesar 78,57, variabel physical activity dengan nilai terendah sesebsar

25,96 dan nilai tertinggi sebesar 69,70, variabel self-centered dengan nilai

terendah sebesar 34,06 dan nilai tertinggi sebesar 83, 10, variabel temper dengan

nilai terendah sebesar 32,20 dan nilai tertinggi sebesar 76,34.

Tabel 4.2

Deskripsi statistik variabel penelitian

Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Aggressive Driving 431 27.82 81.12 50.0000 8.76766

Impulsivity 431 33.63 81.13 50.0000 8.11960

Simple Tasks 431 33.15 72.56 50.0000 6.83935

Risk Seeking 431 31.54 78.57 50.0000 7.67153

Physical Activity 431 25.96 69.70 50.0000 7.92892

Self Centered 431 34.06 83.10 50.0000 7.96029

Temper 431 32.20 76.34 50.0000 7.07783

Moral Justification 431 30.34 71.58 50.0000 8.03125

Euphemistic Labelling 431 36.25 81.03 50.0000 7.62541

Advantageous Comparison 431 38.91 76.84 50.0000 9.07264

Diffusionof Responsibility 431 33.04 72.60 50.0000 6.52192

Displacement of Responsibility 431 31.07 75.70 50.0000 7.43870

Disregard The Consequences 431 32.85 77.15 50.0000 7.86238

Dehumanization 431 35.13 80.62 50.0000 8.02350

Attribution of Blame 431 32.72 74.01 50.0000 6.78003

Valid N (listwise) 431

Kemudian variabel moral justification dengan nilai terendah sebesar 30,34

dan nilai tertinggi sebesar 71,58, variabel euphemistic labelling dengan nilai

terendah sebesar 36,25 dan nilai tertinggi sebesar 81,03, variabel advantageous

comparison dengan nilai terendah sebesar 38,91 dan niilai tertinggi sebesar 76,84,

variabel diffusion of responsibility dengan nilai terendah sebesar 33,04 dan nilai

tertinggi sebesar 72,60, variabel displacement of responsibility dengan nilai

terendah sebesar 31,07 dan nilai tertinggi sebesar 75,70, variabel

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

68

disregard/distorting the consequences dengan nilai terendah sebesar 32,85 dan

nilai tertinggi sebesar 77,15, variabel dehumanization dengan nilai terendah

sebesar 35,13 dan nilai tertinggi sebear 80,62, dan variabel attribution of blame

dengan nilai terendah sebesar 32,72 dan nilai tertinggi sebesar 74,01.

4.3 Uji hipotesis penelitian

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada subbab uji hipotesis penelitian ini, penulis akan menjelaskan tentang hasil

perhitungan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) yang akan

diolah dengan menggunakan software SPSS 20.0. dalam analisis regresi ini,

terdapat 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R Square untuk mengetahui

berapa persentase varians DV yang dijelaskan oleh IV, lalu apakah secara

keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV, kemudian melihat

signifikan atau tidak signifikan koefisien regresi dari masing-masing IV.

Pada langkah pertama, penulis melihat besaran R

Square untuk

mengetahui berapa persentase varians DV yang dijelaskan oleh IV, seperti yang

terdapat pada tabel 4.3:

Tabel 4.3

Tabel R Square

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .642a .412 .393 6.83302 .412 20.854 14 416 .000

a. Predictors: (Constant), Attribution of blame, Physical activity, Advantageous comparison, Simple task, Diffusion of

responsibility, Risk seeking, Temper, Moral justification, Displacement of responsibility, Dehumanization, Self-

centered, Disregard the consequences, Impulsivity, Euphemistic labelling

Page 86: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

69

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.3, maka dapat diketahui

bahwa perolehan R square sebesar 0,412 atau 41,2%, hal tersebut menjelaskan

bahwa proporsi varians dari variabel aggressive driving yang secara keseluruhan

bisa diterapkan pada seluruh independent variable adalah sebesar 41,2%. Dengan

kata lain, penyebab bervariasinya skor aggressive driving yang ditentukan oleh 14

variabel lainnya secara bersama-sama adalah sebesar 41,2%. Sedangkan sisanya

sebesar 58,8% disebabkan oleh aspek-aspek lain diluar penelitian ini.

Pada langkah kedua, penulis menganalisis dampak dari seluruh

independent variable terhadap aggressive driving. Hal tersebut dapat dilihat

berdasarkan nilai signifikansi pada uji F di tabel 4.4. Berdasarkan data yang

terdapat pada tabel 4.4, maka dapat diketahui bahwa nilai signifikan yang terdapat

dalam penelitian ini adalah 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari

keseluruhan IV terhadap DV menunjukkan nilai yang signifikan pada taraf

signifikansi 5% atau 0,000 < 0,05. Sehingga, terdapat pengaruh yang signifikan

dari impulsivity, simple tasks, risk seeking, physical activity, self centered, temper,

moral justification, euphemistic labelling, advantageous comparison, diffusion of

responsibility, displacement of responsibility, disregard/distorting of

consequences, dehumanization, attribution of blame terhadap aggressive driving.

Tabel 4.4

Tabel Anova

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 13631.782 14 973.699 20.854 .000b

Residual 19423.128 416 46.690

Total 33054.910 430

a. Dependent Variable: Aggressive driving

Page 87: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

70

Pada langkah terakhir, penulis ingin melihat koefisien regresi tiap

independent variable, jika nilai t > 1,96 maka koefisien regresi tersebut signifikan,

yang menyatakan bahwa IV tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap

aggressive driving, seperti ditampilkan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Tabel koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) 1.767 3.845 .459 .646

Impulsivity .218 .058 .201 3.727 .000

Simple Task -.033 .058 -.026 -.567 .571

Risk Seeking .300 .054 .263 5.551 .000

Physical Activity -.053 .048 -.048 -1.110 .268

Self-Centered .127 .060 .116 2.142 .033

Temper -.048 .058 -.039 -.832 .406

Moral Justification .139 .052 .127 2.669 .008

Euphemistic Labelling .128 .063 .111 2.011 .045

Advantageous Comparison .002 .047 .002 .043 .966

Diffusion of Responsibility .015 .059 .011 .257 .797

Displacement Of

Responsibility .102 .057

.087 1.812 .071

Disregard/distorting The

Consequences -.003 .058

-.003 -.049 .961

Dehumanization .076 .057 .069 1.331 .184

Attribution Of Blame -.006 .064 -.004 -.088 .930

a. Dependent Variable: Aggressive Driving

b. Predictors: (Constant), Attribution of blame, Physical activity, Advantageous comparison,

Simpletask, Diffusion of responsibility, Risk seeking, Temper, Moral justification,

Displacement of responsibility, Dehumanization, Self-centered, Disregard/distorting the

consequences, Impulsivity, Euphemistic labelling

Page 88: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

71

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.5 tersebut dapat dirumuskan

persamaan regresi sebagai berikut:

Y (aggressive driving) = 1,767 (constant) + 0,218 (impulsivity) – 0,033

(simple tasks) + 0,3 (risk seeking) – 0,53 (physical activity) + 0,127 (self

centered) – 0,048 (temper) + 0,139 (moral justification) + 0,128

(euphemistic labelling) + 0,002 (advantageous comparison) + 0,15

(diffusion of resposibility) + 0,102 (displacement of responsibility) –

0,003 (disregard/distorting the consequences) + 0,076

(dehumanization) – 0,006 (attribution of blame)

Dari persamaan regresi tersebut, maka dapat dibuat prediksi tentang berapa

harga Y (aggressive driving) jika setiap IV diketahui. Sesuai dengan tabel 4.5,

maka dapat diketahui signifikan atau tidaknya pengaruh masing-masing IV

terhadap DV. Nilai signifikan tersebut dapat dilihat pada kolom nilai sig. Jika p <

0,05 maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap

aggressive driving, dan jika p > 0,05 maka koefisien regresi yang dihasilkan tidak

signifikan pengaruhnya terhadap aggressive driving.

Dari hasil tersebut yang ditunjukkan dalam tabel 4.5 hanya impulsivity,

risk seeking, self centered, moral justification, dan euphemistic labelling yang

menunjukkan hasil yang signifikan pengaruhnya terhadap aggressive driving.

Sedangkan simple task, physical activity, temper, advantageous comparison,

diffusion of responsibility, displacement of responsibility, disregard/distorting the

consequences, dehumanization, dan attribution of blame menunjukkan hasil yang

tidak signifikan pengaruhnya terhadap aggressive driving. Hal tersebut berarti

Page 89: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

72

menyatakan bahwa dari 14 IV yang ada, hanya lima IV yang menunjukkan hasil

signifikan pengaruhnya terhadap DV.

Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing

IV yang ditampilkan pada tabel 4.5 adalah sebagai berikut:

1. Variabel impulsivity

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.201 dengan

signifikansi 0.000 (p < 0.05), yang berarti bahwa variabel impulsivity

secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive

driving. Hal tersebut, semakin tinggi impulsivity seorang pengemudi

sepeda motor maka akan semakin tinggi juga aggressive driving.

2. Variabel simple task

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.026 dengan

signifikansi 0.571 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel simple task tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive driving.

3. Variabel risk seeking

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,263 dengan

signifikansi 0.000 (p < 0.05), yang berarti bahwa variabel risk seeking

secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive

driving. Hal tersebut berarti semakin tinggi risk seeking seorang

pengemudi sepeda motor maka akan semakin tinggi pula aggressive

driving.

Page 90: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

73

4. Variabel physical activity

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.048 dengan

signifikansi 0.268 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel physical activity

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive driving.

5. Variabel self-centered

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,116 dengan

signifikansi 0.033 (p < 0.05), yang berarti bahwa variabel sel-centered

secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive

driving. Hal tersebut berarti semakin tinggi self-centered seorang

pengemudi sepeda motor maka akan semakin tinggi pula aggressive

driving.

6. Variabel temper

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.039 dengan

signifikansi 0.406 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel temper tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive driving.

7. Variabel moral justification

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,127 dengan

signifikansi 0.008 (p < 0.05), yang berarti bahwa variabel moral

justification secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

aggressive driving. Hal tersebut berarti semakin tinggi moral justification

seorang pengemudi sepeda motor maka akan semakin tinggi aggressive

driving.

Page 91: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

74

8. Variabel euphemistic labelling

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,111 dengan

signifikansi 0.045 (p < 0.05), yang berarti bahwa variabel euphemistic

labelling secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

aggressive driving. Hal tersebut berarti semakin tinggi euphemistic

labelling seorang pengemudi sepeda motor maka semakin tinggi

aggressive driving.

9. Variabel advantageous comparison

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.002 dengan

signifikansi 0.966 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel advantageous

comparison tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive

driving.

10. Variabel diffusion of responsibility

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.011 dengan

signifikansi 0.797 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel diffusion of

responsibility tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

aggressive driving.

11. Variabel displacement of responsibility

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.087 dengan

signifikansi 0.071 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel displacement of

responsibility tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

aggressive driving.

Page 92: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

75

12. Variabel disregard/distorting the consequences

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.003 dengan

signifikansi 0.961 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel

disregard/distorting the consequences tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap aggressive driving.

13. Variabel dehumanization

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.069 dengan

signifikansi 0.184 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel dehumanization

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive driving.

14. Variabel attribution of blame

Pada tabel 4.5 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.004 dengan

signifikansi 0.930 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel attribution of

blame tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive

driving.

4.3.2 Proporsi Varians

Berdasarkan koefisien regresi yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam penelitian

ini terdapat lima IV yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap DV.

Pembahasan selanjutnya dari subbab ini, penulis ingin mengetahui bagaimana

penambahan proporsi varians dari masing-masing independent variable terhadap

aggressive driving.

Pada tabel 4.6 menunjukkan kolom pertama (Model) adalah IV yang

dianalisis secara satu per satu, kolom kedua (R Square) merupakan penambahan

varians DV dari tiap IV yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom ketiga (R

Page 93: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

76

Square Change) merupakan nilai murni varians DV dari tiap IV yang dimasukkan

secara satu per satu, kolom keempat (F Change) adalah nilai F hitung bagi IV

yang bersangkutan, kolom DF adalah derajat bebas bagi IV yang bersangkutan

pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator, dan yang terakhir yaitu kolom

signifikansi (sig. F Change).

Besarnya proporsi varians terhadap aggressive driving ditampilkan sebagai

berikut:

Tabel 4.6

Proposi Varians masing-masing independent variable

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .496a .246 .245 7.62044 .246 140.214 1 429 .000

2 .496b .246 .243 7.62889 .000 .051 1 428 .821

3 .584c .341 .336 7.14352 .094 61.136 1 427 .000

4 .584d .341 .335 7.15137 .000 .063 1 426 .802

5 .599e .358 .351 7.06375 .018 11.635 1 425 .001

6 .599f .358 .349 7.07204 .000 .004 1 424 .948

7 .625g .390 .380 6.90226 .032 22.114 1 423 .000

8 .635h .403 .392 6.83826 .013 8.955 1 422 .003

9 .635i .403 .391 6.84444 .000 .239 1 421 .625

10 .636j .405 .391 6.84454 .001 .988 1 420 .321

11 .640k .410 .394 6.82353 .005 3.589 1 419 .059

12 .640l .410 .393 6.83125 .000 .054 1 418 .817

13 .642m .412 .394 6.82489 .003 1.780 1 417 .183

14 .642n .412 .393 6.83302 .000 .008 1 416 .930

a. Predictors: (constant), impulsivity

b. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask

c. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking

d. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity

e. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity, selfcentered

f. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity, selfcentered, temper

Page 94: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

77

Berdasarkan tabel 4.6, maka dapat diketahui proporsi varians dari masing-

masing variabel IV terhadap aggressive driving. Berikut informasi yang dapat

dijelaskan:

1. Variabel impulsivity memberikan sumbangan sebesar 24,6% dalam

varians aggressive driving. Sumbangan tersebut signifikan secara

statistik dengan F = 140,214 dan df = 1,429.

2. Variabel simple tasks memberikan sumbangan sebesar 0% dalam

varians aggressive driving Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik dengan F = 0,051 dan df = 1, 428.

g. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity, selfcentered, temper,

moraljustification

h. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity, selfcentered, temper,

moraljustification, euphemisticlabelling

i. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity, selfcentered, temper,

moraljustification, euphemisticlabelling, advantageouscomparison,

j. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity, selfcentered, temper,

moraljustification, euphemisticlabelling, advantageouscomparison, diffusionofresponsibility,

k. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity, selfcentered, temper,

moraljustification, euphemisticlabelling, advantageouscomparison, diffusionofresponsibility,

displacementofresponsibility,

l. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity, selfcentered, temper,

moraljustification, euphemisticlabelling, advantageouscomparison, diffusionofresponsibility,

displacementofresponsibility, disregard/distortingtheconsequences,

m. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity, selfcentered, temper,

moraljustification, euphemisticlabelling, advantageouscomparison, diffusionofresponsibility,

displacementofresponsibility, disregard/distortingtheconsequences, dehumanization

n. Predictors: (constant), impulsivity, simpletask, riskseeking, physicalactivity, selfcentered, temper,

moraljustification, euphemisticlabelling, advantageouscomparison, diffusionofresponsibility,

displacementofresponsibility, disregard/distortingtheconsequences, dehumanization , attributionofblame

Page 95: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

78

3. Variabel risk seeking memberikan sumbangan sebesar 9,4% dalam

varians aggressive driving. Sumbangan tersebut signifikan secara

statistik dengan F = 61,136 dan df = 1,427.

4. Variabel physical activity memberikan sumbangan sebesar 0% dalam

varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik dengan F = 0.063 dan df = 1,426.

5. Variabel self-centered memberikan sumbangan sebesar 1,8% dalam

varians aggressive driving. Sumbangan tersebut signifikan secara

statistik dengan F = 11,635 dan df = 1,425.

6. Variabel temper memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians

aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik dengan F = 0,004 dan df = 1,424.

7. Variabel moral justification memberikan sumbangan sebesar 3,2%

dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut signifikan

secara statistik dengan F = 22,114 dan df = 1,423.

8. Variabel euphemistic labelling memberikan sumbangan sebesar

1,3% dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut

signifikan secara statistik dengan F = 8,955 dan df = 1,422.

9. Variabel advantageous comparison memberikan sumbangan sebesar

0% dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak

signifikan secara statistik dengan F = 0,239 dan df = 1,421.

Page 96: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

79

10. Variabel diffusion of responsibility memberikan sumbangan sebesar

0,1% dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak

signifikan secara statistik dengan F = 0,988 dan df = 1,420.

11. Variabel displacement of responsibility memberikan sumbangan

sebesar 0,5% dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut

tidak signifikan secara statistik dengan F = 3,589 dan df = 1,419.

12. Variabel disregard/distortng the consequences memberikan

sumbangan sebesar 0% dalam varians aggressive driving.

Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =

0,054 dan df 1,418.\

13. Variabel dehumanization memberikan sumbangan sebesar 0,3%

dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak

signifikan secara statistik dengan F = 1,780 dan df 1,417.

14. Variabel attribution of blame memberikan sumbangan sebesar 0%

dalam varians intensi membuang sampah pada tempatnya.

Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =

0,008 dan df 1,416.

Dengan demikian dapat diberikan kesimpulan bahwa terdapat lima IV,

yaitu: impulsivity, risk seeking, self-centered, moral justification, dan euphemistic

labelling yang memiliki sumbangan secara signifikan terhadap aggressive driving.

Jika dilihat dari pertambahan R square yang dihasilkan setiap kali dilakukan

penambahan IV (sumbangan proporsi varian yang diberikan), dari ke-14 IV

Page 97: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

80

tersebut dapat dilihat variabel mana yang paling besar memberikan sumbangan,

yaitu impulsivity, sebesar 24,6%.

Page 98: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

81

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan hasil penelitian, diskusi

tentang hasil penelitian serta saran metodologis dan saran praktis untuk penelitian

selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah penulis lakukan

dengan menggunakan uji multiple regression pada bab sebelumnya, maka

penelitian ini dapat disimpulkan “terdapat pengaruh yang signifikan antara self-

control dan moral disengagement terhadap aggressive driving pada pengemudi

sepeda motor.” Kemudian, jika dilihat proporsi varians dari variabel aggressive

driving yang secara keseluruhan bisa diterapkan pada seluruh independent

variable adalah sebesar 41,2%. Dengan kata lain, penyebab bervariasinya skor

aggressive driving yang ditentukan oleh 14 variabel lainnya secara bersama-sama

adalah sebesar 41,2%. Sedangkan sisanya sebesar 58,8% disebabkan oleh aspek-

aspek lain diluar penelitian ini.

Selanjutnya berdasarkan uji hipotesis minor, mengenai signifikan atau

tidaknya pengaruh masing-masing IV terhadap DV, hanya impulsivity, risk seking,

self centered, moral justification, dan euphemistic labelling yang menunjukkan

hasil yang signifikan pengaruhnya terhadap aggressive driving. Sedangkan simple

task, physical activity, temper, advantageous comparison, diffusion of

responsibility, displacement of responsibility, disregard/distorting the

consequences, dehumanization, dan attribution of blame menunjukkan hasil yang

Page 99: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

82

tidak signifikan pengaruhnya terhadap aggressive driving. Hal tersebut berarti

menyatakan bahwa dari 14 IV yang ada, hanya lima IV yang menunjukkan hasil

signifikan pengaruhnya terhadap DV.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini,

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self-control dan moral

disengagement terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor dengan nilai

signifikan sebesar 0,000. Selain itu, nilai proporsi varians IV terhadap DV sebesar

0,412 atau 41,2%, yang artinya self-control dan moral disengagement memiliki

pengaruh terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor sebesar 41,2%

dan sisanya sebesar 58,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian

ini. Hal tersebut mendukung berbagai penelitian-penelitian terdahulu mengenai

low self-control memiliki pengaruh terhadap aggressive driving (Gottfredson dan

Hirschi, 1990; Lin, 2009; Anderson dan Bushman, dalam Lin, 2009; dan

Ellwanger dan Pratt, 2012), sementara itu, berdasarkan penelusuran penulis belum

ada penelitian-penelitian terdahulu yang secara langsung meneliti mengenai moral

disengagement memiliki pengaruh aggressive driving.

Selain melihat pengaruh IV terhadap DV secara keseluruhan, yaitu self-

control dan moral disengagement terhadap aggressive driving pengemudi sepeda

motor, penulis melihat pengaruh dari masing-masing dimensi low self control dan

moral disengagement. Dimensi-dimensi yang memiliki pengaruh signifikan

tersebut adalah: impulsivity, risk seking, self centered, moral justification, dan

euphemistic labelling yang menunjukkan hasil yang signifikan pengaruhnya

Page 100: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

83

terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor. Sedangkan simple task,

physical activity, temper, advantageous comparison, diffusion of responsibility,

displacement of responsibility, disregard/distorting the consequences,

dehumanization, dan attribution of blame menunjukkan hasil yang tidak

signifikan pengaruhnya terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor.

Sangatlah jelas bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari low self-

control terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor, yang dijelaskan

kembali oleh Gottfredson dan Hirschi (1990), bahwa kecelakaan mobil

(automobile accidents) merupakan residu dari sejumlah perilaku mengemudi

berisiko: ngebut, minum, membuntuti kendaraan, kurangnya perhatian, dan

pengambilan resiko ugal-ugalan. Perilaku ini ditunjukkan oleh mereka yang

memiliki sedikit hal untuk pengemudi dan yang menekankan manfaat jangka

pendek (misalnya, sensasi tinggi, mengurangi waktu perjalanan) yang mengalir

dari impulsif, berisiko, dan perilaku mengemudi egosentris pada kehilangan biaya

lebih dari konsekuensi potensial terpencil (misalnya: mendapat surat tilang,

kecelakaan, dan teguran sosial). Dengan demikian, kecelakaan (dan mungkin

pelanggaran hukum lalu lintas) sering merupakan hasil dari perilaku aggressive

driving.

Dalam penelitian ini variabel Impulsivity memiliki sumbangan proporsi

varian yang paling besar, yaitu sebesar 24,6%. Selain itu, diperoleh nilai koefisien

regresi sebesar 0.201 dengan signifikansi 0.000 (p < 0.05), yang berarti bahwa

variabel impulsivity secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

aggressive driving. Hal tersebut menyatakan semakin tinggi impulsivity seorang

Page 101: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

84

pengemudi sepeda motor maka akan semakin tinggi juga aggressive driving

pengemudi sepeda motor. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian mengenai

variabel impulsivity yang dilakukan oleh Anderson dan Bushman, 2002; Dahlen,

et al, dalam Lin, 2009; dan Lin, 2009, menyatakan bahwa pengemudi sepeda

motor dapat menyebabkan perilaku aggressive driving karena kekurangan

pengendalian diri (low self-control) untuk menahan diri dalam berperilaku

aggressive driving dikarenakan memiliki orientasi kegiatan yang nyata saat ini

dan sekarang, berbeda dengan high self-control yang memungkinkan orang untuk

menunda kepuasan.

Variabel kedua yang memiliki sumbangan proporsi varians cukup besar

adalah risk seeking, yaitu sebesar 9,4%. Selain itu, diperoleh nilai koefisien

regresi sebesar 0,263 dengan signifikansi 0.000 (p < 0.05), yang berarti bahwa

variabel risk seeking secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

aggressive driving. Hal tersebut berarti semakin tinggi risk seeking seorang

pengemudi sepeda motor maka akan semakin tinggi pula aggressive driving. Hasil

tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arnett, dkk (dalam Tasca,

2000); dan Lin, 2009, menyatakan bahwa kecenderungan untuk menjadi

penjelajah daripada berhati-hati karena pengemudi sepeda motor dengan risk

seeking yang tinggi memandang kegiatan harusnya lebih menarik, berisiko, atau

mendebarkan sehingga mengemudi dengan kecepatan tinggi.

Variabel ketiga yang memiliki sumbangan proporsi varians cukup besar

yaitu self-centered, yaitu sebesar 1,8%. Selain itu, diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0,116 dengan signifikansi 0.033 (p < 0.05), yang berarti bahwa variabel

Page 102: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

85

sel-centered secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive

driving. Hal tersebut berarti semakin tinggi self-centered seorang pengemudi

sepeda motor maka akan semakin tinggi pula aggressive driving. Hasil tersebut

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tasca (2000), menyatakan bahwa

pengemudi sepeda motor dengan self-centered tinggi, yaitu: cenderung egois,

acuh tak acuh, atau tidak sensitif terhadap penderitaan dan kebutuhan orang lain,

dan berfikir memiliki keterampilan mengemudi yang tinggi, sehingga dalam

mengemudikan sepeda motor dapat berperilaku aggresive driving. Sebaliknya,

apabila pengemudi sepeda motor dengan self-centered yang rendah, pengemudi

sepeda motor akan berfikir untuk memperoleh keselamatan lebih tinggi sehingga

mengemudi lebih defensif (menjaga jarak aman).

Variabel keempat yang memiliki sumbangan proporsi varians cukup besar

adalah moral justification, yaitu sebesar 3,2%. Selain itu, diperoleh nilai koefisien

regresi sebesar 0,127 dengan signifikansi 0.008 (p < 0.05), yang berarti bahwa

variabel moral justification secara positif memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap aggressive driving. Hal tersebut berarti semakin tinggi moral

justification seorang pengemudi sepeda motor maka akan semakin tinggi

aggressive driving. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Novaco (dalam Tasca, 2000), menyatakan bahwa banyaknya kasus aggressive

driving yang tidak mendapatkan hukuman dapat membentuk persepsi bahwa

perilaku tersebut normal dan diterima, sehingga pengemudi sepeda motor dengan

moral justification tinggi melakukan perilaku aggressive driving dibuat seolah-

olah dapat dibela ataupun malah menjadi benar.

Page 103: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

86

Variabel kelima yang memiliki sumbangan proporsi varians cukup besar

adalah euphemistic labelling, yaitu sebesar 1,3%. Selain itu, diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 0,111 dengan signifikansi 0.045 (p < 0.05), yang berarti

bahwa variabel euphemistic labelling secara positif memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap aggressive driving. Hal tersebut berarti semakin tinggi

euphemistic labelling seorang pengemudi sepeda motor maka semakin tinggi

aggressive driving. Sesuai dengan definisi dari euphemistic labelling oleh

Bandura (1999), bahwa seorang pengemudi sepeda motor yang melakukan

aggressive driving dengan euphemistic labelling yang tinggi, menggunakan label

yang bersifat memperhalus perilaku aggressive driving tersebut, untuk membuat

perilaku tersebut menjadi tampak kurang berbahaya.

Sementara itu, penulis melihat bahwa, terdapat beberapa IV memiliki

pengaruh tidak signifikan terhadap DV, seperti variabel temper yang memiliki

sumbangan proporsi varians sebesar 0%, dengan koefisien regresi sebesar - 0.039

dengan signifikansi 0.406 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel temper memiliki

pengaruh yang tidak signifikan terhadap aggressive driving. Hal tersebut

menyatakan bahwa semakin tinggi temper maka semakin rendah aggressive

driving pengemudi sepeda motor. Pernyataan tersebut berbeda dengan penelitian

Deffenbacher, dkk (dalam Lin, 2009) yang telah memberikan bukti untuk

mendukung model kondisi sifat mengemudi dengan marah: sifat (umum)

kemarahan mengemudi memprediksi situasi tertentu kemarahan mengemudi dan

aggressive driving. Hal tersebut sesuai dengan pengertian temper menurut

Gottfredson dan Hirschi (1990) adalah seseorang dengan low self-control

Page 104: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

87

cenderung memiliki toleransi minimal untuk frustrasi dan sedikit kemampuan

untuk merespon konflik melalui lisan daripada fisik, sehingga pengemudi sepeda

motor, cenderung melakukan tindakan agresif.

Namun, penelitian lain juga menunjukkan bahwa pengemudi yang

memiliki agresivitas yang tinggi tidak selalu mengalami kemarahan secara umum.

Dijelaskan pada penelitian oleh Ellison-Potter, et al (dalam Lin, 2009)

menyatakan bahwa mengemudi dalam kondisi marah, tidak selalu

memprediksikan respon secara agresif, dikarenakan ada beberapa karakteristik

agresi tersebut meliputi impulsif dan sensation seeking. Beberapa jenis

mengemudi agresi tidak tampak berhubungan dengan mengemudi dengan marah.

Menurut penulis, dalam penelitian ini ada beberapa kemungkinan yang

dialami oleh pengemudi sepeda motor, yaitu ketika mengemudikan sepeda motor

dalam kondisi marah, maka pengemudi sepeda motor dapat mengendalikan marah

tersebut untuk tidak mengemudikan sepeda motor dengan agresif sehingga dapat

mendukung hipotesis minor mengenai variabel temper memiliki pengaruh tidak

signifikan terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor.

Dalam penelitian ini, penulis juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti

belum adanya penelitian secara langsung mengenai variabel moral disengagement

yang memiliki pengaruh terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor,

sehingga penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tersebut dengan

menggunakan variabel moral disengagement. Karena penulis mempunyai

anggapan bahwa sebagai manusia yang rasional, dalam melakukan suatu perilaku

dapat dipastikan ada sebab dan akibat. Dijelaskan oleh Bandura, dkk (1996) yang

Page 105: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

88

mengembangkan teori moral disengagement untuk menjelaskan bagaimana cara

seseorang dapat membenarkan tindakan mereka dan melakukan perilaku tidak

bermoral/tidak manusiawi. Menurut penulis, seseorang yang mengemudi sepeda

motor dalam kondisi kemacetan yang tidak diperkirakan yang menimbulkan

impulsivitas pada diri pengemudi (seperti dorongan untuk mengebut/tidak sabar

menghadapi kemacetan, mengklakson berkali-kali, memaki pengendara lain, dan

sebagainya), dorongan-dorongan impulsif tersebut akan membenarkan tindakan

mereka dan melakukan perilaku tidak bermoral/tidak manusiawi (dalam penelitian

ini perilaku tidak manusiawi yang ditunjukkan adalah aggressive driving).

5.3 Saran

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu

penulis membagi saran menjadi dua, yaitu saran metodologis dan saran praktis.

Saran tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian lain yang akan

meneliti dengan menggunakan variabel yang sama.

5.3.1 Saran Metodologis

1. Untuk penelitian selanjutnya, masih banyak faktor-faktor lain yang

menarik dan dapat dijadikan variabel independen seperti usia, jenis

kelamin, anonimitas, trait personality, consideration of future

consequences, dan tingkat stress, untuk melihat pengaruhnya terhadap

aggressive driving. Hal tersebut diperlukan untuk mengetahui sisa

58,8% faktor lain dari 41,2% variabel dalam penelitian ini yang

mempengaruhi aggressive driving.

Page 106: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

89

2. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan ragam dan

karakteristik sampel penelitian yang tidak ditunjukan hanya

pengemudi sepeda motor, tetapi bisa diujicoba kepada pengemudi

angkutan umum ataupun pengemudi mobil pribadi atau supir.

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan skala

lain yang lebih variatif, seperti skala semantik diferensial agar

konstruk-konstruk psikologis yang diukur memiliki hasil yang lebih

bervariatif.

4. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel sebanyak 431

sampel di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Tangerang Selatan,

dimungkinkan dalam penelitian selanjutnya dapat memperbanyak atau

menambahkan jumlah sampel dan memperluas wilayah penyebaran

kuesioner.

5.3.2 Saran Praktis

Dalam penelitian ini diberikan kesimpulan bahwa low self-control dan moral

disengagement memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive driving

pengemudi sepeda motor. Hal tersebut tentunya menjadi masukan dan bahan

evaluasi kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia, khususnya Polisi Lalu

Lintas, dalam upaya peningkatan, pengembangan, dan pencegahan serta masukan

untuk para pengemudi sepeda motor sehingga diharapkan tidak melakukan

aggressive driving di jalanan. Di bawah ini adalah saran praktis tersebut:

Page 107: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

90

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah kepolisian Nasional di

Indonesia. Direktorat lalu lintas adalah bagian dari kepolisian yang diberi

tangan khusus di bidang lalu lintas yang bertugas menyelenggarakan dan

membina fungsi lalu lintas kepolisian, yang meliputi penjagaan,

pengaturan, pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa

lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi kendaraan bermotor,

penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu

lintas. Berdasarkan hal tersebut, menurut penulis, saran yang sesuai

adalah:

a. Memberikan edukasi (seperti: seminar gratis, pelatihan safety

driving, dan sebagainya) kepada masyarakat pada umumnya,

khususnya kepada pengemudi sepeda motor tentang pentingnya

mematuhi peraturan lalu lintas, serta memberikan sanksi yang

lebih dipertegas kepada pelanggar-pelanggar peraturan lalu lintas

agar menimbulkan efek jera, sehingga pengemudi sepeda motor

tidak melakukan aggressive driving. Seperti program Operasi

Simpatik 2012 (wew.tmcmetro.com, diunduh pada tanggal 17

Mei 2014) mengenai sosialisasi dan tindakan edukatif terkait

peraturan kelalulintasan, dapat dilaksanakan setiap hari.

b. Melakukan penyelenggaraan dan pembinaan partisipasi

masyarakat melalui kerja sama lintas sektoral, pendidikan

masyarakat dan pengkajian masalah di bidang lalu lintas. Seperti

Page 108: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

91

Program menyalakan lampu di siang hari (wew.tmcmetro.com,

diunduh pada tanggal 17 Mei 2014), fungsinya untuk

memberitahukan pengemudi lain (selain pengemudi sepeda

motor). Selain itu terdapat program gamifikasi

(wew.tmcmetro.com, diunduh pada tanggal 17 Mei 2014), yaitu

masyarakat melaporkan pelanggar lalu lintas dengan

menggunakan foto dan/atau video sehingga, pelanggar tersebut

dapat tertangkap.

c. Meningkatkan kinerja aparat yang berwenang dalam

menyelenggarakan patroli jalan raya dan penindakan pelanggaran

serta penanganan kecelakaan lalu lintas, dalam menegakkan

hukum dan menimbulkan ketertiban lalu lintas serta menjamin

kelancaran arus lalu lintas. Seperti program Operasi Zebra

(wew.tmcmetro.com, diunduh pada tanggal 17 Mei 2014)

mengenai pengendalian pengemudi di bawah umur, aksi-aksi

geng motor, melawan arus, dan sebagainya.

2. Disarankan bagi para pengemudi sepeda motor untuk:

a. Meningkatkan high self-control selama mengemudikan sepeda

motornya. Sehingga dapat lebih menghargai pengemudi sepeda

motor lainnya selama di jalanan, agar tidak menimbulkan konflik.

Cara untuk meningkatkan high self-control menurut Fujita (2008)

adalah:

Page 109: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

92

1. Global processing, hal ini berarti mencoba untuk fokus pada

batang kayu daripada pohon, maksudnya adalah melihat

gambaran besar dan tindakan khusus sebagai salah satu

bagian dari rencana besar atau tujuan. Sebagai contoh,

seseorang yang mencoba berkendara harus fokus pada tujuan

akhir dan bagaimana setiap keputusan individu agar

berkendara lebih aman (safety driving) sehingga memberikan

kontribusi dari tujuan itu.

2. Abstract reasoning, hal ini berarti berusaha menghindari

mengingat rincian spesifik dari situasi yang dihadapi dalam

mendukung pemikiran tentang bagaimana tindakan masuk ke

dalam suatu kerangka menyeluruh kearah yang filosofis.

Seseorang mencoba untuk menambahkan lebih banyak

pengendalian diri untuk rezim latihan mereka mungkin

mencoba untuk berpikir sedikit tentang rincian dari latihan,

dan bukan fokus pada visi abstrak dari diri fisik yang ideal,

atau bagaimana olahraga dapat menyediakan waktu untuk

menghubungkan kembali pikiran dan tubuh (mind-body

connection).

3. High-level categorisation, hal Ini berarti berpikir tentang

konsep-konsep tingkat tinggi daripada kasus tertentu.

Maksudnya adalah setiap proyek jangka panjang, baik dalam

bisnis, akademisi atau di tempat lain dengan mudah bisa

Page 110: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

93

terjebak dengan berfokus terlalu banyak pada hal-hal kecil

dari proses sehari-hari dan melupakan tujuan akhir.

mengkategorisasi tugas atau proyek tahap konseptual dapat

membantu seorang individu atau kelompok mempertahankan

fokus mereka dan mencapai lebih disiplin diri.

b. Menerapkan perilaku safety driving dan defensive driving. Safety

driving adalah bagian dari budaya keselamatan jalan (road safety

culture) yang melihat bagaimana tindakan aman seseorang dalam

mengemudi. Selain itu, defensive driving adalah mengendarai

kendaraan dengan cara-cara/tehnik yang aman dan berusaha

mencegah kecelakaan meskipun yang disebabkan oleh pengemudi

sepeda motor lain atau pemakai jalan lain. Cara untuk melakukan

safety driving dan defensive driving menurut AAA Foundation

For Traffic Safety (2013) adalah:

1. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan untuk menyinggung

pengendara lain:

a. Memotong jalan pengemudi lain

b. Sengaja mengemudi lebih lamban daripada pengemudi

lain

c. Tailgaiting, sengaja mengikuti pengemudi lain

d. Gestures, membuat gerakan-gerakan kasar

Page 111: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

94

2. Hal-hal yang tidak boleh di munculkan saat berkendara:

a. Ketika sedang dalam kondisi marah, lebih baik mengalah

memberikan jalan kepada kendaraan lain

b. Hindari kontak mata terhadap pengendara lain

c. Mintalah bantuan, apabila ada pengemudi lain yang

melakukan aggressive driving.

3. Hal-hal yang harus di sesuaikan saat mengemudikan sepeda

motor:

a. Lupakan kemenangan, banyak kejadian saat

mengemudikan kendaraan, kendaraan lain seakan-akan

mengajak untuk mempercepat kendaraannya, kurangilah

kecepatan kendaraan.

b. Kenali pengemudi lain, ketika melihat pengemudi lain

sedang terburu-buru, lebih baik mengalah

c. Jika merasa mengalami masalah, carilah bantuan, jangan

melampiaskan saat mengemudi

Page 112: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

95

DAFTAR PUSTAKA

AAA Foundation For Traffic Safety. (2013). Road rage: how to avoid aggressive

driving.

Anderson, C., & Bushman, B. J. (2002). Human aggression. Annual Review

Psychology: Iowa State University. 27-51.

Averill, J. R. (1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to

stress. Psychology bulletin. Vol. 80, 263-303

Bandura, A., Barbaranelli, C., Caprara, G., & Pastorelli, C. (1996). Mechanisms

of moral disengagement in the exercise of moral agency. Personality and

social psychology review, 71, 364-374.

Bandura, A. (1999). Moral disengagement in the perpetration of inhumanities.

Personality and social psyhcology review, 3, 193-209.

Bandura, A. (2002). Selective moral disengagement in the exercise of moral

agency. Journal moral of education, 31, 101-119.

Bin.go.id. (2013). Kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh terbesar ketiga.

Diunduh tanggal pada tanggal 10 oktober 2013 dari

http://www.bin.go.id/awas/detil/197/4/21/03/2013/kecelakaan-lalu-lintas-

menjadi-pembunuh-terbesar-ketiga.

Calhoun, J.F., Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjustment and Human

Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc.

Caprara, G. V., Tisak, M. S, Alessandri, G., Fontaine, R.G., Fida, R., & Paciello,

M. (2014). The contribution of moral disengagement in mediating

individual tendencies toward aggression and violence. Developmental

Psychology. Vol. 50, No. 1, 71-85. Doi: 10.1037/a0034488

Denson, T. F., DeWall, C. N., & Finkel, E.J. (2012). Self-control and aggression.

Journal of Psychological Science. Vol. 21, No. 1, 20-25. Doi:

10.1177/0963721411429451

Detert, J. R., Trevino, K.L. & Sweitzer, V. L. (2008). Moral disengagement in

ethical decision making: a study of antecedents and ouctomes. Journal of

applied psychology. Vol. 93, 374-391

Dula, C. S., & Ballard, M. E. (2003). Development and evaluation of a measure of

dangereous, aggressive, negative emotional, and risky driving. Journal of

Applied Social Psychology. Vol. 33, No. 2, 263-282.

Page 113: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

96

Ellwanger, S. J., & Pratt, Travis C. (2012). Self-control, negative affect, and

young driver aggression: an assessment of competing theoretical claims.

International journal of offender therapy and comparative criminology,

XX (X) 1-22. doi: 10.1177/0306624X12462830.

Feist, J. & Feist, G. J. (2007). Theories of personality (teori kepribadian). Smitha

Prathita Sjahputri (terj.). Jakarta: Salemba Humanika.

Fujita, K., Eyal T., Chaiken, S., Trope, Y., & Liberman, N. (2008). Influencing

attitudes toward near and distant objects. Journal of Experimental Social

Psychology, Vol. 44 No. 3, 562-572

Gottfredson, M. R., & Hirschi, T. (1990). A general theory of crime. Stanford

University Press, Stanford: California.

Grasmick, H. G., Tittle, C. R., Bursik, Jr., R. J., & Arneklev, B. J. (1993). Testing

the core empirical implications of Gottfredson and Hirschi’s general

theory of crime. Journal of research in crime and delinquency. Vol. 30,

No. 5. 5-29. doi: 10.1177/0022427893030001002

Hennessy, D. A., & Wiesenthal, D. L. (2001). Gender, driver aggression, and

driver violence: an applied evaluation. Sex roles. Vol. 44, No. 11/12, 661-

676.

Houston, J.M., Paul B. H., & Norman, M. (2003). The aggressive driving

behavior scale: developing a self-report measure of unsafe driving. North

american journal of psychology (NAJP). Vol. 5, No.2, 269-278.

Hurlock, E. B. (2000). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hyde, L. W., Shaw, D. S., & Moilanen, K. L. (2010). Developmental precursors

of moral disengagement and the role of moral disengagement in the

development of antisocial behavior. Journal of abnormal child

psychology, Vol. 38, 197-209. doi: 10.1007/s10802-009-93568-5

Kepolisian Republik Indonesia. (2011). Jumlah kecelakaan, korban mati, luka

berat, luka ringan, dan kerugian materi yang diderita tahun 1992-2011.

Diunduh tanggal 10 oktober 2013 dari http://www.bps.go.id/

tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=17&notab=14.

Lin, Y. S. (2009). Modelling aggressive driving assessing low self-control theory

with the general aggression model. Disertasi tidak dipublikasikan,

disertasi program Doctor of Philosophy: Washington State University.

Mcalister, A. L., Bandura, A., & Owen, S. V. (2006). Mechanisms of moral

disengagement in support of military force: the impact of sept. 11. Journal

of social and clinical psychology, Vol. 25, No. 2, 141-165

Page 114: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

97

Muhaz, M. (2013). Kematangan emosi dengan aggressive driving pada

mahasiswa. Jurnal online psikologi, vol. 01 no. 02. Diunduh dari

http://ejournal.umm.ac.id.

Ogden, K. W. (1994). Traffic engineering road safety: a practitioner’s guide. The

Australian Government Publishing Service, Department of Civil

Engineering Monash University.

Osofsky, M. J., Bandura, A. & Zimbardo, P. G. (2005). The role of moral

disengagement in the execution process. Law and human behavior, Vol.

29, 371-393

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (1993). Tentang sarana dan lalu lintas

jalan presiden republik indonesia. PP RI, No. 43 Tahun 1993.

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo.

Schmeichel, B. J., Vohs, K. D., & Duke, S. C. (2010. Self-control at high and low

levels of mental construal. Social Psychological and Personality Science,

1-8. Doi: 10.1177/194855061038595

Shinar, D. (1998). Aggressive driving: the contribution of the drivers and the

stiuation. Transportation Research Part F 1, 137-160. pii: S1369-

8478(99)00002-9.

Shulman, E. P., Cauffman, E., Piquero, A. R., & Fagan J. (2011). Moral

disengagement among serious juvenile offenders: a longitudinal study of

the relations between morally disengaged attitudes and offending.

Developmental Psychology, Vol. 11, 1-14

Suhendi, A. (2013). 719 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas. Diunduh

tanggal 10 oktober 2013 dari http://www.tribunnews.com/nasional/

2013/08/17/719-orang-tewas-akibat-kecelakaan-lalu-lintas.

Tasca, L. (2000). A review of the literature on aggressive driving research. Road

User Safety Branch: Canada. Diunduh pada tanggal 10 september 2013

dari http://www.aggressive.drivers.com/papers/tasca/tasca.pdf.

Tmcmetro.com. (2014). Operasi simpatik 2012 diawali dengan sosialisasi dan

tindakan edukatif. Diunduh pada tanggal 17 Mei 2014 dari http://wew.tmcmetro.com/news/2012/03/operasi-simpatik-2012-diawali-dengan-sosialisasi-dan-tindakan-edukatif

Tmcmetro.com. 2014. Ops zebra 2013 guna tekan pelanggaran lalu lintas.

Diunduh pada tanggal 17 Mei 2014 dari http://wew.tmcmetro.com/news/2013/12/ops-zebra-2013-guna-tekan-pelanggaran-lalu-lintas

Page 115: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

98

Tmcmetro.com. (2014). Siang hari, sepeda motor wajib nyalakan lampu utama.

Diunduh pada tanggal 17 Mei 2014 dari http://wew.tmcmetro.com/news/2012/05/siang-hari-sepeda-motor-wajib-nyalakan-lampu-utama

Tmcmetro.com. (2014). Potret pelanggar lalu lintas upload dan dapatkan

hadiahnya. Diunduh pada tanggal 17 Mei 2014 dari http://wew.tmcmetro.com/news/2013/12/potret-pelanggar-lalu-lintas-upload-dan-dapatkan-hadiahnya

Tvonenews.tv. (2013). Saling mendahului, 2 motor besar terlibat kecelakaan.

Diunduh pada tanggal 9 November 2013 dari http://video.

tvonenews.tv/arsip/view/75932/2013/10/21/saling_mendahului_2_motor_

besar_terlibat_kecelakaan.tvOne.

Willemsen, J., Dula, C.S., Declerq, F., & Verhaghe, P. (2008). The Dula

Dangerous Driving Index: an investigation of reliability and validity

across cultures. Accicent Analysis and Prevention. Vol. 40, 798-806

White-Ajmani, M. L., & Bursik, K. (2014). Situational context moderates the

relationship between moral disengagement and aggression. Psychology of

Violence, Vol. 4 No. 1, 90-100. Doi: 10.1037/a0031728.

Page 116: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

LAMPIRAN

Page 117: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Kepada partisipan,

Saya adalah Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Psikologi yang sedang melakukan penelitian, dalam rangka

menyelesaikan skripsi S1.

Saya memohon kesediaan Anda untuk berpartisipasi menjadi partisipan

dalam penelitian saya. Saya harap hasil dari partisipasi Anda dapat membantu

perkembangan ilmu pengetahuan psikologi, khususnya di bidang perilaku

mengemudi sepeda motor. Saya sangat tertarik dengan pengalaman Anda selama

mengemudikan sepeda motor sehari-hari. Oleh karena itu saya akan memberikan

beberapa pernyataan dalam bentuk kuesioner.

Saya mohon Anda memberikan informasi yang menggambarkan diri Anda

sejujur-jujurnya karena semua jawaban yang Anda berikan akan dijamin

kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak

akan disebarluaskan.

Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan yang

Anda berikan jawaban.

Oleh karena itu, saya mohon untuk mengisi identitas pribadi terlebih

dahulu

Identitas diri

Nama (Inisial) :

Usia :

Jenis Kelamin :

1. Apakah Anda mengikuti suatu Komunitas atau Klub Motor?

(pilih salah satu)

Ya

Tidak

Jika Ya, Berikan alasan Anda dan sebutkan Komunitas atau Klub Motor Anda!

Page 118: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

Alasan:

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Di bawah Ini adalah beberapa pernyataan yang paling menggambarkan diri Anda

Ketika mengemudi sepeda motor:

Berilah tanda silang (X) untuk satu jawaban yang paling menggambarkan diri

Anda.

Bila ada pilihan jawaban yang tidak menggambarkan diri Anda, Anda tetap di

minta memilih satu jawab yang paling mendekati diri Anda.

Contoh:

Skala Aggressive Driving Behavior

Pada saat mengemudikan sepeda motor, saya . . . . .

NO. ITEM STS TS S SS

1. Sengaja menekan rem ketika motor lain berjalan

terlalu dekat

X

Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju

Pada saat mengemudikan sepeda motor, saya . . . . .

NO. ITEM STS TS S SS

1. Sengaja menekan rem ketika motor lain berjalan

terlalu dekat

2. Membuat gerakan kasar pada pengemudi lain

ketika mereka melakukan sesuatu yang tidak

saya suka

3. Membunyikan klakson saat pengemudi lain

melakukan tindakan yang tidak tepat

4. Menyalip diantara kendaraan lain ketika

pengemudi lain menjaga jarak antara kendaraan

Page 119: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

lain

5. Mempercepat kendaraan ketika pengemudi lain

mencoba untuk menyalip saya

6. Mengikuti kendaraan lain di depan saya dengan

jarak sangat dekat, supaya kendaraan lain tidak

masuk ke jalur di depan saya

7. Mengedipkan lampu jauh untuk memperlambat

laju kendaraan lain sehingga kendaraan tersebut

tidak menghalangi jalan saya

8. Menempel kendaraan lain yang melaju dengan

jarak yang sangat dekat

9. Mengemudi di atas batas kecepatan (di atas 80

km/jam)

10. Melewati kendaraan lain dengan jarak yang

sangat sempit

11. Mempercepat kendaraan di perempatan saat

lampu lalu lintas berubah dari kuning ke merah

Berilah tanda silang (X) untuk satu jawaban yang paling menggambarkan diri

Anda.

Bila ada pilihan jawaban yang tidak menggambarkan diri Anda, Anda tetap di

minta memilih satu jawab yang paling mendekati diri Anda.

Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju

Skala Low Self-Control

Saya adalah seseorang yang . . . .

NO. ITEM STS TS S SS

1. Bertindak setiap saat tanpa berpikir terlebih

dahulu

2. Mencoba menghindari hal-hal yang akan

menjadi rumit

3. Menguji diri saya sendiri saat ini dengan

melakukan kegiatan yang sedikit beresiko

4. Memilih melakukan kegiatan secara fisik

STS TS S SS

Page 120: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

dibandingkan dengan cara emosi

5. Mementingkan diri sendiri terlebih dahulu,

meskipun hal tersebut menyulitkan orang lain

6. Mudah kehilangan kesabaran

7. Tidak mencurahkan banyak pikiran dan usaha

untuk mempersiapkan masa depan

8. Cenderung berhenti atau mundur ketika ada

suatu hal yang menjadi semakin rumit

9. Melakukan sesuatu yang beresiko hanya untuk

bersenang-senang

10. Merasa lebih baik saat berpergian, dibandingkan

harus duduk dan berpikir

11. Tidak terlalu simpati terhadap orang lain yang

memiliki masalah

12. Ketika marah, saya merasa seperti ingin

menyakiti orang lain dibandingkan menjelaskan

kepada mereka kenapa saya marah

13. Melakukan hal yang membuat saya senang saat

ini, meskipun hal tersebut mengorbankan tujuan

jangka panjang saya

14. Senang saat melakukan hal yang mudah

dilakukan

15. Tertarik melakukan sesuatu yang dapat membuat

saya mendapatkan masalah

16. Lebih memilih keluar dan melakukan sesuatu

dibandingkan membaca dan merenung

17. Melakukan suatu tindakan yang menyebabkan

orang lain marah, itu masalah mereka bukan

masalah saya.

18. Ketika marah, orang lain lebih baik menjauh dari

saya

19. Peduli dengan apa yang terjadi pada diri saya

dalam jangka pendek dibandingkan jangka

panjang

20. Membenci tugas-tugas berat yang membuat saya

mengeluarkan batas kemampuan saya

21. Lebih mementingkan kegembiraan dan

petualangan dibandingkan keamanan

STS TS S SS

Page 121: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

22. Merasa memiliki banyak energi dan keinginan

yang besar untuk melakukan aktivitas

dibandingkan orang-orang yang seumur saya

23. Mencoba mendapatkan sesuatu yang saya

inginkan, walaupun menyebabkan masalah bagi

orang lain

24. Sulit berbicara dengan tenang tanpa menjadi

marah, apabila memiliki perbedaan pendapat

yang serius dengan orang lain

Berilah tanda silang (X) untuk satu jawaban yang paling menggambarkan diri

Anda.

Bila ada pilihan jawaban yang tidak menggambarkan diri Anda, Anda tetap di

minta memilih satu jawab yang paling mendekati diri Anda.

Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju

Skala Moral Disengagement

Menurut Saya . . . . .

NO. ITEM STS TS S SS

1. Berkelahi dengan orang lain untuk melindungi

teman merupakan perbuatan yang sah-sah saja

2. Saat bercanda, menampar dan mendorong

merupakan perbuatan yang sah-sah saja

3. Lebih baik merusak barang milik orang lain

dibandingkan memukul orang lain.

4. Seseorang yang mengikuti kelompok geng motor

tidak harus disalahkan untuk masalah yang

dilakukan oleh geng motor tersebut

5. Jika seseorang tinggal dalam kondisi yang buruk,

mereka tidak dapat disalahkan untuk berperilaku

agresif

6. Tidak apa-apa untuk mengatakan kebohongan

kecil, karena bohong tidak benar-benar

membahayakan orang lain

7. Beberapa orang layak diperlakukan seperti

STS TS S SS

Page 122: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

binatang

8. Jika seseorang berperilaku nakal dan berkelahi di

sekolah, hal tersebut merupakan kesalahan guru

mereka

9. Memukul seseorang yang berkata buruk terhadap

keluarga saya merupakan perbuatan yang sah-

sah saja

10. Memukul teman yang menjengkelkan adalah

pelajaran untuknya

11. Mencuri sedikit uang bukanlah hal yang terlalu

serius dibandingkan dengan mereka yang

mencuri banyak uang

12. Seseorang tidak boleh disalahkan karena

menyarankan orang lain untuk melanggar hukum

13. Jika seseorang tidak disiplin, mereka tidak harus

disalahkan karena berperilaku tidak pantas

14. Tidak apa-apa untuk mengejek seseorang

dikarenakan seseorang tersebut senang diejek

15. Memberikan perlakuan buruk pada seseorang

yang berperilaku tidak baik merupakan

perbuatan yang sah-sah saja

16. Jika barang seseorang dicuri, hal tersebut adalah

salah dia karena ceroboh dalam menaruh barang

17. Berkelahi merupakan perbuatan yang sah-sah

saja ketika kehormatan teman saya terancam

18. Mengambil sepeda seseorang tanpa izin

hanyalah “meminjam”

19. Lebih baik mengejek teman dibandingkan

memukul teman

20. Jika suatu kelompok memutuskan untuk

melakukan sesuatu yang membahayakan,

tidaklah adil untuk menyalahkan seseorang yang

berada dalam kelompok tersebut

21. Seseorang tidak boleh disalahkan jika

menggunakan kata-kata buruk dikarenakan

teman-temannya melakukannya

22. Mengejek seseorang tidaklah benar-benar

melukainya

23. Seseorang yang menjengkelkan tidak berhak

Page 123: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

diperlakukan seperti manusia

24. Seseorang yang melakukan perlakuan buruk

pantas untuk mendapatkan perlakuan buruk pula

25. Berbohong merupakan hal yang baik untuk

menolong teman agar keluar dari kesulitan

26. Sekali-sekali “teler” bukanlah merupakan hal

yang buruk

27. Mengambil barang tanpa membayar bukan

merupakan tindakan serius bila dibandingkan

dengan orang-orang yang melakukan tindakan

ilegal lainnya

28. Menyalahkan seseorang karena kerusakan kecil

yang dilakukan oleh kelompoknya adalah

perbuatan yang tidak adil

29. Seseorang tidak boleh disalahkan karena

berperilaku buruk jika dipaksa oleh teman-

temannya

30. Perilaku mengejek dikalangan anak-anak tidak

membahayakan siapa pun

31. Beberapa orang patut diperlakukan buruk karena

orang tersebut tidak merasakan apa-apa

32. Seseorang tidak boleh disalahkan untuk

berperilaku buruk apabila orang tua mereka

menuntut mereka terlalu banyak

STS TS S SS

Page 124: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

LAMPIRAN 2

1. Validitas CFA Aggressive Driving

VALIDITAS CFA AGGDRIVING

DA NI=11 NO=431 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11

PM SY FI=AGG.COR

MO NX=11 NK=1 LX=FR PH =ST TD = SY

LK

AGGDRIVING

FR LX 1 - LX 11

FR TD 7 3 TD 6 5 TD 3 1 TD 10 9 TD 11 7 TD 7 6 TD 8 3 TD 11 10 TD 2 1 TD

9 7

PD

OU TV SS MI

Path diagram analisis konfirmatorik dari aggressive driving

Ket: chi-square=45,36, df=34, P-value=0,09219, RMSEA=0,028

Page 125: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

2. Validitas CFA Low Self-Control

UJI VALIDITAS 2ND ORDER LSCONTROL

DA NI=24 NO=431 MA=KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13

ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24

KM SY FI=LSCONTROL.COR

MO NY=24 NE=6 NK=1 PH=ST TE=SY

LE

IMPULS SMPLTSK RSKSKING PSCLACVT SLFCTRD TEMPER

LK

LSCONTROL

FR LY 2 1 LY 3 1 LY 4 1

FR LY 6 2 LY 7 2 LY 8 2

FR LY 10 3 LY 11 3 LY 12 3

FR LY 14 4 LY 15 4 LY 16 4

FR LY 18 5 LY 19 5 LY 20 5

FR LY 22 6 LY 23 6 LY 24 6

VA 1 LY 1 1 LY 5 2 LY 9 3 LY 13 4 LY 17 5 LY 21 6

FR TE 1 1 TE 2 2 TE 3 3 TE 4 4 TE 5 5 TE 6 6 TE 7 7 TE 8 8 TE 9 9

FR TE 10 10 TE 11 11 TE 12 12 TE 13 13 TE 14 14 TE 15 15 TE 16 16

FR TE 17 17 TE 18 18 TE 19 19 TE 20 20 TE 21 21 TE 22 22 TE 23 23 TE 24 24

FR TE 16 9 TE 7 5 TE 24 20 TE 24 23 TE 6 1 TE 17 13 TE 16 2 TE 11 5 TE 18 14

FR TE 9 6 TE 23 15 TE 11 7 TE 7 1 TE 8 7 TE 8 5 TE 22 11 TE 24 11 TE 19 18 TE 19 11

FR TE 23 2 TE 19 7 TE 16 12 TE 12 9 TE 13 7 TE 14 12 TE 15 12 TE 11 6 TE 11 9 TE 14 4

FR TE 15 11 TE 15 7 TE 14 7 TE 16 7 TE 20 6 TE 22 3 TE 19 2 TE 16 1 TE 15 5 TE 14 5

FR TE 15 8 TE 14 10 TE 14 8 TE 14 9 TE 15 9 TE 21 14 TE 19 16 TE 4 1 TE 3 1 TE 7 3

FR TE 20 4 TE 14 1 TE 15 1 TE 12 1 TE 18 16 TE 19 5 TE 10 5 TE 17 16 TE 17 9 TE 8 4

FR TE 18 3 TE 16 6 TE 24 22 TE 20 5 TE 22 16 TE 15 6 TE 15 13 TE 14 13 TE 14 6 TE 15 2

FR TE 23 13 TE 5 4 TE 12 6 TE 12 11 TE 13 9 TE 24 12 TE 16 8 TE 21 10 TE 22 7 TE 20 12 TE 20 9

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Page 126: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

Path diagram analisis konfirmatorik dari low self control

Ket: Chi-square= 192,19, df= 166, P-value 0.08013, RMSEA= 0.019

Page 127: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

3. Validitas CFA Moral Disengagement

UJI VALIDITAS 2ND ORDER MDSNGGMNT

DA NI=32 NO=431 MA=KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13

ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23

ITEM24

ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 ITEM30 ITEM31 ITEM32

KM SY FI=MD.COR

MO NY=32 NE=8 NK=1 PH=ST TE=SY

LE

MRLJST EULBL ADVCMPR DIFREP DISREP DISCONS DEHUM ATTBLME

LK

MDSNGGMNT

FR LY 2 1 LY 3 1 LY 4 1

FR LY 6 2 LY 7 2 LY 8 2

FR LY 10 3 LY 11 3 LY 12 3

FR LY 14 4 LY 15 4 LY 16 4

FR LY 18 5 LY 19 5 LY 20 5

FR LY 22 6 LY 23 6 LY 24 6

FR LY 26 7 LY 27 7 LY 28 7

FR LY 30 8 LY 31 8 LY 32 8

VA 1 LY 1 1 LY 5 2 LY 9 3 LY 13 4 LY 17 5 LY 21 6 LY 25 7 LY 29 8

FR TE 1 1 TE 2 2 TE 3 3 TE 4 4 TE 5 5 TE 6 6 TE 7 7 TE 8 8 TE 9 9

FR TE 10 10 TE 11 11 TE 12 12 TE 13 13 TE 14 14 TE 15 15 TE 16 16

FR TE 17 17 TE 18 18 TE 19 19 TE 20 20 TE 21 21 TE 22 22 TE 23 23 TE 24 24

FR TE 25 25 TE 26 26 TE 27 27 TE 28 28 TE 29 29 TE 30 30 TE 31 31 TE 32 32

FR TE 18 14 TE 12 8 TE 17 13 TE 20 16 TE 21 4 TE 26 2 TE 12 10 TE 26 18 TE 31 27

FR TE 32 10 TE 6 2 TE 28 12 TE 28 23 TE 28 24 TE 32 5 TE 11 8 TE 25 20 TE 30 6

FR TE 21 17 TE 31 29 TE 32 18 TE 13 9 TE 14 10 TE 31 13 TE 11 3 TE 25 24 TE 31 25

FR TE 11 2 TE 31 7 TE 17 15 TE 21 14 TE 28 4 TE 12 1 TE 10 1 TE 6 1 TE 31 3 TE 24 8

FR TE 31 16 TE 19 11 TE 26 11 TE 32 23 TE 20 15 TE 16 15 TE 23 19 TE 32 16 TE 16 1

FR TE 31 22 TE 26 22 TE 24 22 TE 30 26 TE 29 14 TE 14 12 TE 32 25 TE 25 3 TE 28 3

FR TE 10 3 TE 29 5 TE 12 3 TE 31 10 TE 16 12 TE 27 2 TE 32 26 TE 31 8 TE 19 13 TE 18 13

FR TE 17 2 TE 8 3 TE 26 5 TE 25 11 TE 28 11 TE 27 12 TE 27 14 TE 22 2 TE 11 6 TE 4 2

FR TE 19 10 TE 31 5 TE 29 7 TE 21 18 TE 5 3 TE 30 4 TE 30 1 TE 10 9 TE 27 4 TE 28 27

FR TE 16 11 TE 15 11 TE 30 16 TE 32 1 TE 14 6 TE 19 12 TE 18 4 TE 14 3 TE 31 14

FR TE 17 4 TE 23 17 TE 31 12 TE 14 8 TE 32 19 TE 32 20 TE 32 17 TE 22 21 TE 29 17

FR TE 20 10 TE 15 10 TE 28 26 TE 12 2 TE 29 6 TE 7 6 TE 29 24 TE 5 2 TE 5 1 TE 12 7

FR TE 29 23 TE 19 3 TE 29 15 TE 30 3 TE 32 15 TE 15 14 TE 19 15 TE 28 16 TE 32 6 TE 32 11

FR TE 11 9 TE 7 1 TE 16 9 TE 10 7 TE 31 23 TE 17 11 TE 22 9 TE 20 11 TE 17 8 TE 30 21

FR TE 26 21 TE 30 17 TE 17 12 TE 17 1 TE 22 14 TE 31 18 TE 26 14 TE 21 11 TE 20 18

FR TE 21 12 TE 32 31 TE 26 3 TE 24 18

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Page 128: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

Path diagram analisis konfirmatorik dari moral disengagement

Ket: chi-square= 2179,07, df 456, P-value= 0,06575, RMSEA= 0,094

Page 129: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

LAMPIRAN 3

Excluded Variablesa

Model Beta In t Sig. Partial

Correlation

Collinearity

Statistics

Tolerance

1

SIMPLETASK .010b .226 .821 .011 .821

RISKSEEKING .343b 7.802 .000 .353 .797

PHYSICALACTIVITY .081b 1.928 .055 .093 .990

SELFCENTERED .261b 5.044 .000 .237 .619

TEMPER .113b 2.444 .015 .117 .810

MORALJUSTIFICATION .237b 5.761 .000 .268 .965

EUPHEMISTICLABELLING .295b 6.275 .000 .290 .731

ADVANTAGEOUSCOMPAR

ISON .149

b 3.257 .001 .156 .822

2

RISKSEEKING .345c 7.819 .000 .354 .795

PHYSICALACTIVITY .082c 1.916 .056 .092 .956

SELFCENTERED .268c 5.078 .000 .239 .600

TEMPER .117c 2.456 .014 .118 .767

MORALJUSTIFICATION .240c 5.775 .000 .269 .949

EUPHEMISTICLABELLING .298c 6.287 .000 .291 .720

ADVANTAGEOUSCOMPAR

ISON .149

c 3.246 .001 .155 .816

3

PHYSICALACTIVITY -.011d -.250 .802 -.012 .875

SELFCENTERED .177d 3.415 .001 .163 .560

TEMPER .027d .571 .568 .028 .714

MORALJUSTIFICATION .183d 4.527 .000 .214 .908

EUPHEMISTICLABELLING .227d 4.889 .000 .230 .682

ADVANTAGEOUSCOMPAR

ISON .122

d 2.822 .005 .135 .811

4

SELFCENTERED .177e 3.411 .001 .163 .560

TEMPER .029e .611 .542 .030 .700

MORALJUSTIFICATION .202e 4.809 .000 .227 .834

EUPHEMISTICLABELLING .227e 4.877 .000 .230 .679

ADVANTAGEOUSCOMPAR

ISON .122

e 2.808 .005 .135 .801

5 TEMPER -.003

f -.065 .948 -.003 .672

MORALJUSTIFICATION .194f 4.658 .000 .221 .831

Page 130: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

EUPHEMISTICLABELLING .200f 4.182 .000 .199 .638

ADVANTAGEOUSCOMPAR

ISON .094

f 2.118 .035 .102 .761

6

MORALJUSTIFICATION .197g 4.703 .000 .223 .818

EUPHEMISTICLABELLING .200g 4.179 .000 .199 .638

ADVANTAGEOUSCOMPAR

ISON .094

g 2.116 .035 .102 .761

7

EUPHEMISTICLABELLING .147h 2.992 .003 .144 .584

ADVANTAGEOUSCOMPAR

ISON .070

h 1.592 .112 .077 .749

8 ADVANTAGEOUSCOMPAR

ISON .023

i .489 .625 .024 .638

a. Dependent Variable: AGGRESSIVEDRIVING

b. Predictors in the Model: (Constant), IMPULSIVITY

c. Predictors in the Model: (Constant), IMPULSIVITY, SIMPLETASK

d. Predictors in the Model: (Constant), IMPULSIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING

e. Predictors in the Model: (Constant), IMPULSIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, PHYSICALACTIVITY

f. Predictors in the Model: (Constant), IMPULSIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, PHYSICALACTIVITY,

SELFCENTERED

g. Predictors in the Model: (Constant), IMPULSIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, PHYSICALACTIVITY,

SELFCENTERED, TEMPER

h. Predictors in the Model: (Constant), IMPULSIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, PHYSICALACTIVITY,

SELFCENTERED, TEMPER, MORALJUSTIFICATION

i. Predictors in the Model: (Constant), IMPULSIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, PHYSICALACTIVITY,

SELFCENTERED, TEMPER, MORALJUSTIFICATION, EUPHEMISTICLABELLING

Page 131: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .635a .403 .391 6.84444 .403 31.623 9 421 .000

2 .636b .405 .391 6.84454 .001 .988 1 420 .321

3 .640c .410 .394 6.82353 .005 3.589 1 419 .059

4 .640d .410 .393 6.83125 .000 .054 1 418 .817

5 .642e .412 .394 6.82489 .003 1.780 1 417 .183

6 .642f .412 .393 6.83302 .000 .008 1 416 .930

a. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER,

SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY

b. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER,

SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY, DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY

c. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER,

SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY, DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY

d. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER,

SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY, DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY,

DISREGARDTHECONSEQUENCES

e. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER,

SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY, DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY,

DISREGARDTHECONSEQUENCES, DEHUMANIZATION

f. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK, RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER,

SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY, DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY,

DISREGARDTHECONSEQUENCES, DEHUMANIZATION, ATTRIBUTIONOFBLAME

Page 132: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 13332.618 9 1481.402 31.623 .000b

Residual 19722.292 421 46.846

Total 33054.910 430

2

Regression 13378.884 10 1337.888 28.558 .000c

Residual 19676.026 420 46.848

Total 33054.910 430

3

Regression 13546.011 11 1231.456 26.448 .000d

Residual 19508.899 419 46.561

Total 33054.910 430

4

Regression 13548.525 12 1129.044 24.194 .000e

Residual 19506.385 418 46.666

Total 33054.910 430

5

Regression 13631.421 13 1048.571 22.512 .000f

Residual 19423.489 417 46.579

Total 33054.910 430

6

Regression 13631.782 14 973.699 20.854 .000g

Residual 19423.128 416 46.690

Total 33054.910 430

a. Dependent Variable: AGGRESSIVEDRIVING

b. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING,

IMPULSIVITY

c. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING,

IMPULSIVITY, DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY

d. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING,

IMPULSIVITY, DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY

e. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING,

IMPULSIVITY, DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY,

DISREGARDTHECONSEQUENCES

f. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING,

IMPULSIVITY, DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY,

DISREGARDTHECONSEQUENCES, DEHUMANIZATION

Page 133: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

g. Predictors: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING,

IMPULSIVITY, DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY,

DISREGARDTHECONSEQUENCES, DEHUMANIZATION, ATTRIBUTIONOFBLAME

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.891 3.573 1.089 .277

IMPULSIVITY .227 .058 .210 3.936 .000

SIMPLETASK -.026 .057 -.020 -.462 .644

RISKSEEKING .307 .054 .269 5.718 .000

PHYSICALACTIVITY -.047 .047 -.042 -.985 .325

SELFCENTERED .142 .059 .129 2.412 .016

TEMPER -.035 .057 -.028 -.609 .543

MORALJUSTIFICATION .174 .047 .160 3.667 .000

EUPHEMISTICLABELLING .158 .061 .137 2.571 .010

ADVANTAGEOUSCOMPARIS

ON .022 .046 .023 .489 .625

2

(Constant) 2.535 3.825 .663 .508

IMPULSIVITY .230 .058 .213 3.979 .000

SIMPLETASK -.027 .057 -.021 -.480 .632

RISKSEEKING .302 .054 .264 5.592 .000

PHYSICALACTIVITY -.051 .048 -.046 -1.064 .288

SELFCENTERED .136 .059 .124 2.310 .021

TEMPER -.037 .057 -.030 -.637 .525

MORALJUSTIFICATION .167 .048 .153 3.466 .001

EUPHEMISTICLABELLING .157 .061 .137 2.566 .011

ADVANTAGEOUSCOMPARIS

ON .017 .046 .017 .368 .713

DIFFUSIONOFRESPONSIBIL

ITY .055 .055 .041 .994 .321

3

(Constant) 1.988 3.824 .520 .603

IMPULSIVITY .228 .058 .211 3.949 .000

SIMPLETASK -.036 .057 -.028 -.632 .528

RISKSEEKING .304 .054 .266 5.649 .000

PHYSICALACTIVITY -.059 .048 -.054 -1.242 .215

SELFCENTERED .137 .059 .124 2.323 .021

TEMPER -.041 .057 -.033 -.718 .473

MORALJUSTIFICATION .150 .049 .137 3.079 .002

Page 134: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

EUPHEMISTICLABELLING .145 .061 .126 2.364 .019

ADVANTAGEOUSCOMPARIS

ON .011 .046 .012 .243 .808

DIFFUSIONOFRESPONSIBIL

ITY .021 .058 .016 .362 .718

DISPLACEMENTOFRESPON

SIBILITY .101 .053 .086 1.895 .059

4

(Constant) 1.989 3.829 .519 .604

IMPULSIVITY .227 .058 .210 3.925 .000

SIMPLETASK -.037 .057 -.029 -.651 .515

RISKSEEKING .303 .054 .265 5.625 .000

PHYSICALACTIVITY -.059 .048 -.054 -1.240 .216

SELFCENTERED .135 .059 .123 2.283 .023

TEMPER -.040 .058 -.032 -.696 .487

MORALJUSTIFICATION .148 .050 .135 2.973 .003

EUPHEMISTICLABELLING .143 .062 .125 2.303 .022

ADVANTAGEOUSCOMPARIS

ON .009 .047 .009 .195 .846

DIFFUSIONOFRESPONSIBIL

ITY .021 .058 .015 .355 .723

DISPLACEMENTOFRESPON

SIBILITY .098 .055 .083 1.768 .078

DISREGARDTHECONSEQUE

NCES .013 .057 .012 .232 .817

5

(Constant) 1.741 3.830 .455 .650

IMPULSIVITY .217 .058 .201 3.734 .000

SIMPLETASK -.034 .057 -.026 -.588 .557

RISKSEEKING .300 .054 .262 5.561 .000

PHYSICALACTIVITY -.053 .048 -.048 -1.114 .266

SELFCENTERED .127 .059 .116 2.144 .033

TEMPER -.048 .058 -.039 -.832 .406

MORALJUSTIFICATION .138 .050 .126 2.747 .006

EUPHEMISTICLABELLING .127 .063 .111 2.012 .045

ADVANTAGEOUSCOMPARIS

ON .002 .047 .002 .047 .963

DIFFUSIONOFRESPONSIBIL

ITY .014 .058 .011 .248 .804

DISPLACEMENTOFRESPON

SIBILITY .101 .055 .086 1.837 .067

DISREGARDTHECONSEQUE

NCES -.003 .058 -.003 -.050 .960

DEHUMANIZATION .075 .056 .069 1.334 .183

6 (Constant) 1.767 3.845 .459 .646

Page 135: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

IMPULSIVITY .218 .058 .201 3.727 .000

SIMPLETASK -.033 .058 -.026 -.567 .571

RISKSEEKING .300 .054 .263 5.551 .000

PHYSICALACTIVITY -.053 .048 -.048 -1.110 .268

SELFCENTERED .127 .060 .116 2.142 .033

TEMPER -.048 .058 -.039 -.832 .406

MORALJUSTIFICATION .139 .052 .127 2.669 .008

EUPHEMISTICLABELLING .128 .063 .111 2.011 .045

ADVANTAGEOUSCOMPARIS

ON .002 .047 .002 .043 .966

DIFFUSIONOFRESPONSIBIL

ITY .015 .059 .011 .257 .797

DISPLACEMENTOFRESPON

SIBILITY .102 .057 .087 1.812 .071

DISREGARDTHECONSEQUE

NCES -.003 .058 -.003 -.049 .961

DEHUMANIZATION .076 .057 .069 1.331 .184

ATTRIBUTIONOFBLAME -.006 .064 -.004 -.088 .930

a. Dependent Variable: AGGRESSIVEDRIVING

Page 136: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29089/1/ADAM... · Salah satu bentuk kecelakaan lalu lintas yang sering dilaporkan sebagai kelalaian

Excluded Variablesa

Model Beta In t Sig. Partial

Correlation

Collinearity

Statistics

Tolerance

1

DIFFUSIONOFRESPONSIBIL

ITY .041

b .994 .321 .048 .840

DISPLACEMENTOFRESPON

SIBILITY .091

b 2.112 .035 .103 .764

DISREGARDTHECONSEQUE

NCES .040

b .819 .413 .040 .596

DEHUMANIZATION .072b 1.438 .151 .070 .559

ATTRIBUTIONOFBLAME .034b .725 .469 .035 .649

2

DISPLACEMENTOFRESPON

SIBILITY .086

c 1.895 .059 .092 .691

DISREGARDTHECONSEQUE

NCES .035

c .713 .476 .035 .589

DEHUMANIZATION .068c 1.355 .176 .066 .555

ATTRIBUTIONOFBLAME .025c .526 .599 .026 .620

3

DISREGARDTHECONSEQUE

NCES .012

d .232 .817 .011 .549

DEHUMANIZATION .068d 1.355 .176 .066 .555

ATTRIBUTIONOFBLAME .006d .119 .905 .006 .590

4 DEHUMANIZATION .069

e 1.334 .183 .065 .531

ATTRIBUTIONOFBLAME .005e .111 .912 .005 .590

5 ATTRIBUTIONOFBLAME -.004f -.088 .930 -.004 .577

a. Dependent Variable: AGGRESSIVEDRIVING

b. Predictors in the Model: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY

c. Predictors in the Model: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY,

DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY

d. Predictors in the Model: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY,

DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY

e. Predictors in the Model: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY,

DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY, DISREGARDTHECONSEQUENCES

f. Predictors in the Model: (Constant), ADVANTAGEOUSCOMPARISON, PHYSICALACTIVITY, SIMPLETASK,

RISKSEEKING, MORALJUSTIFICATION, TEMPER, SELFCENTERED, EUPHEMISTICLABELLING, IMPULSIVITY,

DIFFUSIONOFRESPONSIBILITY, DISPLACEMENTOFRESPONSIBILITY, DISREGARDTHECONSEQUENCES,

DEHUMANIZATION