SKRIPSI AGUS

Embed Size (px)

Citation preview

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PEMELIHARAAN REM TROMOL

SKRIPSI Disajikan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Teknik Mesin

Oleh Agus Dwi Iskandar 5201405546

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

i

PERNYATAANSaya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang,

Agus Dwi Iskandar NIM. 5201405546

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTOHai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.Al Hasr: 18). Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan-mu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih Ibrahim: 7). Jadilah diri anda sendiri. Siapa lagi yang bisa melakukannya lebih baik ketimbang diri anda sendiri (Frank Giblin). Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah (Thomas Alva Edison). (QS.

PERSEMBAHANSkripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Bapak, ibu, adikku tercinta, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, doa dan pengorbanannya yang selalu mengiringi setiap langkahku. 2. Kerabat-kerabatku dan sahabatsahabatku tercinta, terima kasih atas kasih sayang, semangat, dan doanya.

iii

3. sejati. 4. seperjuangan.

Segenap keluarga besar EMI,

terimakasih atas segala kebersamaan dan persaudaraan Teman-teman PTM angkatan 2005

iv

ABSTRAK Iskandar, Agus Dwi. 2012. Pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe co-op co-op berbantuan multimedia Untuk meningkatkan hasil belajar Kompetensi pemeliharaan rem tromol. Skripsi, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Hadromi, S.Pd, MT, II. Dr. M. Khumaedi. Selama ini pembelajaran transmisi manual di SMK Muhammadiyah 1 Blora masih dilakukan dengan metode pembelajaran ekspositori, hasil belajarnya rendah sehingga perlu ditingkatkan. Tujuan penelitian eksperimen ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pemeliharaan sistem rem tromol siswa kelas XII program keahlian teknik otomotif tahun pelajaran 2011/2012. Permasalahan pada penelitian ini yaitu seberapa besar peningkatan hasil belajar yang mengunakan pembelajaran metode kooperatif tipe co-op co-op dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen control group pre-test post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII program keahlian teknik otomotif SMK Muhammadiyah 1 Blora tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diambil secara random sampling. Dari populasi 2 kelas diambil semuanya, 1 kelas sebagai kelompok eksperimen dan 1 kelas lainnya sebagai kelompok kontrol. Pemilihan kelompok dilakukan secara acak. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil belajar pemeliharaan sitem rem tromol siswa kelas XII jurusan otomotif SMK Muhammadiyah 1 Blora yang menggunakan pembelajaran ekspositori yaitu rata-rata awal sebesar 64,22 setelah pembelajaran menjadi 71,89, sedangkan untuk hasil belajar transmisi manual siswa kelas XII jurusan otomotif SMK Muhammadiyah 1 Blora yang menggunakan pembelajaran metode kooperatif tipe co-op co-op yaitu rata-rata awal sebesar 64 dan setelah pembelajaran menjadi 76,34. Berdasarkan uji perbedaan rata-rata diperoleh thitung = 2,39 dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 69 maka ttabel = 1,67. Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti rata-rata hasil belajar kelas eksperimen secara signifikan lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 12,34 (19,79%) sedangkan rata-rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol 7,67 (11,94%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penerapan pembelajaran metode kooperatif tipe co-op co-op dapat meningkatkan hasil belajar materi pemeliharaan system rem tromol. Oleh karena itu penulis menyarankan agar pembelajaran ini diterapkan pada konsep lain ataupun pada mata pelajaran yang lain. Kata kunci: pembelajaran metode kooperatif tipe co-op co-op, berbantuan multimedia, hasil belajar pada materi pemeliharaan system rem tromol.

v

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan skor 75 sebagai standar ketuntasan belajar minimal secara nasional. Siswa dikatakan tuntas apabila siswa menguasai paling tidak 75% dari seluruh kompetensi yang harus dikuasainya. Bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan kompetensi 75% harus diremidi. Siswa yang mencapai ketuntasan kompetensi 75% sampai 80% mendapat materi pengayaan, dan bagi siswa yang sudah mencapai ketuntasan 90% atau lebih dapat meneruskan ke kompetensi berikutnya. (Hamid, 2004). Tetapi pada kenyataannya, untuk bisa mencapai standar ketuntasan belajar minimal 75% tersebut masih dirasa berat oleh sebagian sekolah. Oleh karena itu, bagi sekolah yang belum bisa mencapai kriteria 75% dapat menentukan sendiri kriteria pencapaiannya. Namun agar terjadi peningkatan kualitas berkelanjutan, standar batas ketuntasan dinaikkan setiap tahun (Hamid, 2004). Berdasarkan pada wawancara peneliti dengan guru pengampu kompetensi sistem rem tromol SMK Muhammadiyah 1 Blora, di SMK tersebut telah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tetapi belum optimal 1

2

dalam memanfaatkan alat peraga matematika sebagai media pembelajaran matematika. Selama ini metode yang sering dipakai oleh guru dalam pembelajaran matematika adalah metode ekspositori. Dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdapat tujuh prinsip pelaksanaan KTSP yang harus diperhatikan oleh para pelaksana kurikulum (guru) dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan salah satu prinsip tersebut adalah kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar (Mulyasa 2007: 248). Meskipun menggunakan metode ekspositori tidaklah buruk tetapi ratarata belajar siswa masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar peserta didik SMK MUHAMMADIYAH 1 BLORA pada materi pokok pemeliharaan Rem Tromol berada dibawah standar ketuntasan yaitu dibawah 60% data ini dperoleh saat wawancara dengan guru pengampu. Hasil tersebut tentu masih jauh dari yang diharapkan. Penetapan metode yang tepat dan penggunaan media yang praktis dalam proses belajar mengajar mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan, serta dapat mempermudah siswa dalam menerima dan mengolah informasi yang diterimanya. Di samping itu, dapat memberi kesan pada diri siswa. Siswa akan berupaya untuk merespon dengan berbagai inderanya sehingga informasi tersebut akan lebih mudah dicerna dan disimpan dalam ingatannya (Arsyad, 1997:8). Adapun struktur tujuan suatu pembelajaran adalah jumlah saling

ketergantungan yang dibutuhkan siswa pada saat mereka mengerjakan tugas. Struktur

3

tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Tiap-tiap individu ikut andil menyumbang pencapaian tujuan tersebut. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama. Model pembelajaran Co-op Co-op merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada spesialisasi tugas dan siswa mengendalikan apa dan bagaimana mempelajari bahan yang ditugaskan kepada mereka. Siswa dalam suatu tim (kelompok) menyusun proyek yang dapat membantu kelompok lain dan setiap kelompok memberikan kontribusi yang menunjang tercapainya tujuan kelas. Co-op Co-op memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil, pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan dunia, dan selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman-teman sekelasnya (Slavin 2008: 229). Dibandingkan dengan metode ekspositori yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran kelas, metode pembelajaran Co-op Co-op lebih meningkatkan pemahaman mereka tentang kompetensi yang di ajarkan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi pemahaman baru tentang kompetensi yang di ajarkan dengan teman-teman sekelasnya Berdasarkan hal tersebut, peneliti bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul Pembelajaran Menggunakan Metode Kooperatif tipe Co-op Co-op Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi

Pemeliharaan Rem Tromol.

4

1.2. Pembatasan Masalah Mengingat begitu kompleksnya permasalahan menyangkut pembelajaran mata pelajaran system rem tromol, penulis akan memberikan pembatasan agar dalam pembahasannya menjadi lebih jelas. Dalam hal ini penulis hanya akan menguraikan permasalahan apakah ada perbedaan hasil belajar system rem tromol menggunakan pembelajaran ekspositori dan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Co-op co-op pada siswa XII SMK Muhammadiyah 1 Blora.

1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Seberapa besar hasil belajar kompetensi Pemeliharaan Rem Tromol siswa kelas XII yang di ajar dengan menggunakan metode ekspositori? b. Seberapa besar hasil belajar kompetensi Pemeliharaan Rem Tromol siswa kelas XII yang di ajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Coop Co-op berbantuan multimedia? c. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Blora yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia dibandingkan dengan hasil belajar yang pembelajarannya menggunakan metode ekspositori?

5

1.4. Penegasan Istilah Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka perlu adanya penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah juga dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian ini sebagai berikut. a. Model pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, diharapkan para siswa dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan saling berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang telah mereka kuasai pada saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing anggota kelompok. b. Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah meliputi orang, material atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan pelajar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru (Gerlach dan Ely dalam Arsyad, 1971:3). c. Power Point Power point adalah program dalam pembuatan slide presentasi (Mukhlas dan Thoyyib, 2005:11).

6

d.

Hasil Belajar Hasil belajar adalah usaha yang dilakukan individu atau siswa untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukannya dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif. (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa dalam Juniarti, 2007) .

1.5.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui hasil belajar kompetensi Pemeliharaan Rem Tromol siswa kelas XII yang di ajar dengan menggunakan metode metode ekspositori. b. Untuk mengetahui hasil belajar kompetensi Pemeliharaan Rem Tromol siswa kelas XII yang di ajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia c. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Blora yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia dibandingkan dengan hasil belajar yang

pembelajarannya menggunakan metode ekspositori.

1.6. Manfaat Penelitian

7

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi siswa Dapat mempermudah pemahaman mengenai materi kompetensi kompetensi sistem rem dan meningkatkan hasil belajar siswa. b. Bagi guru Hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan guru tentang model dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. c. Bagi sekolah Pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah terutama pada kompetensi pemeliharaan rem tromol. d. Bagi peneliti Peneliti dapat menerapkan strategi dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

8

1.7. Sistematika Skripsi Sistematika penelitian skripsi ini akan disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Batasan Masalah, dan Sistematika Skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang Power point, Pembelajaran, Hasil Belajar, Sistem Rem, Kerangka berfikir, dan Hipotesis Penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang Rancangan Penelitian, Fokus Penelitian, Lokasi Penelitian, Variabel Penelitian, populasi, Sampel, Metode Pengumpulan Data, Prosedur penelitian, Analisis Perangkat Tes, dan Analisis Data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAN Bab ini berisi pembahasan tentang Hasil Penelitian dan Analisis Data BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang Simpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1.Landasan Teori 2.1.1. Pembelajaran kooperatif Belajar merupakan suatu tindakan atau perilaku yang menunjukkan perubahan dalam diri individu ke arah yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dalam proses belajar biasanya akan memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dalam kehidupannya, manusia pasti mengalami proses belajar untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dirinya. Belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman (Slavin dalam Anni 2004: 2). Pengalaman yang diperoleh akan dapat mengubah karakter individu itu sendiri. Menurut Gagne dan Berliner (dalam Anni 2004: 2) belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Menurut Gagne (dalam Dimyati 2002: 10) belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas (kecakapan). Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pegetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (a) stimulus yang berasal dari lingkungan, dan (b) proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati

10

pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa. Pola interaksi antara siswa dengan guru pada hakikatnya adalah hubungan dua pihak yang setara sehingga guru dan siswa merupakan subjek karena masing-masing mempunyai kesadaran dan kebebasan secara aktif (Hudojo 2002: 1-5). Dalam pembelajaran yang terjadi disekolah atau khususnya dikelas, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi belajarnya (Arikunto 2006: 4). Guru menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, metode dan teknik pembelajaran tertentu yang tepat untuk materi yang disajikan, serta fasilitas belajar yang diperlukan. Setiap guru harus memahami dan mengerti keadaan anak didiknya agar dapat memiliki strategi pembelajaran yang tepat untuk dilaksanakan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan optimal maka semua komponen pembelajaran dilaksanakan secara sistematis. Ciri-ciri suatu pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut. (a) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. (b) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. (c) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang siswa. (d) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. (e) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

11

menyenangkan bagi siswa. (f) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik fisik maupun psikologis.(Darsono dkk 2000: 25) Pembelajaran sistem rem yang ada di sekolah mengacu kepada fungsi sistem rem yaitu sebagai alat, pola pikir dan ilmu pengetahuan agar siswa mampu memahami dan menguasai konsep, komponen, fungsi, generalisasi dan prinsip kerja sitem rem secara menyeluruh. Selain itu pengorganisasian pembelajaran mempunyai peran langsung dalam proses pembelajaran. Adapun struktur tujuan suatu pembelajaran adalah jumlah saling ketergantungan yang dibutuhkan siswa pada saat mereka mengerjakan tugas. Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Tiap-tiap individu ikut andil menyumbang pencapaian tujuan tersebut. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama. Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling bergantung satu sama lain untuk mencapai satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. a) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama. b) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. c) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.d) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. f) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.g) Siswa berbagi

12

kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. h) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. c) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin berbeda-beda. d) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. (Ibrahim dkk 2000: 6-7). Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka merupakan alasan lain yang menguatkan. 2.1.1.1. Model pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op Model pembelajaran ini berorientasi pada tugas pembelajaran yang multivaset kompleks dan siswa mengendalikan apa dan bagaimana mempelajari bahan yang ditugaskan kepada mereka. Siswa dalam suatu tim (kelompok) menyusun proyek yang dapat membantu kelompok lain dan setiap kelompok memberikan kontribusi yang menunjang tercapainya tujuan kelas.

13

Model pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op secara garis besar terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut. a.Diskusi kelas seluruh siswa. b.Seleksi atau penyusunan tim siswa untuk mempelajari atau

menyelesaikan tugas tertentu. c.Seleksi tim topik. d.Seleksi topik mini (oleh anggota kelompok di dalam kelompok/timnya oleh mereka sendiri). e.Penyiapan topik mini. f. Presentasi topik mini. g.Persiapan presentasi tim. h.Presentasi tim. i. Evaluasi oleh siswa dengan bimbingan guru. 2.1.1.1.1. Penerapan model pembelajaran koperatif tipe Co-op co-op

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. a) Seluruh siswa dengan bimbingan guru melaksanakan diskusi kelas secara menyeluruh tentang materi yang akan dipelajari. b) Guru membentuk kelompok topik yang terdiri dari siswa

yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jumlah kelompok topik disesuaikan dengan banyaknya materi yang diajarkan.

14

c)

Guru memberikan topik yang berbeda kepada masing-

masing kelompok topik. d) Guru membagi topik-topik mini kepada masing-masing

kelompok topik. e) Siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-

masing berdasarkan topik yang telah diberikan. f)Seleksi topik mini oleh anggota kelompok didalam

kelompoknya masing-masing. g) Bila ada pertanyaan dari siswa, mintalah mereka

mengajukan pertanyaan kepada teman satu kelompoknya terlebih dahulu sebelum bertanya kepada guru. h) Penyiapan topik mini oleh setiap siswa dalam

kelompoknya masing-masing. i) Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok. j) Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator jika diperlukan. k) Masing-masing kelompok melakukan presentasi, satu

orang siswa mempresentasikan satu topik mini. l) Guru memotivasi dan membimbing siswa dari kelompok topik lain dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa yang maju. m) Setiap kelompok melakukan evaluasi dengan bimbingan

dari guru.

15

n)

Guru memberikan penilaian secara individu dan

kelompok. o) Guru membubarkan kelompok dan menyuruh siswa

kembali ke tempat duduknya masing-masing. p) Guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara

individu setelah semua materi selesai dipresentasikan oleh semua kelompok. q) Guru memberikan PR atau tugas rumah secara

individual. 2.1.1.1.2. Teori belajar yang mendukung model pembelajaran kooperatif

tipe Co-op co-op Teori belajar yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe Coop co-op antara lain adalah teori belajar penemuan dan

konstruktivisme. Teori belajar dari Bruner, dengan dalil utamanya sebagai berikut. (Ansari, 2004:44) a) Cara terbaik mempelajari sistem rem tromol adalah dengan menyusun representasinya. b) Penggunaan notasi yang sesuai perkembangan mental siswa akan memudahkan memahami konsep yang dipelajari. c) Agar konsep lebih bermakna bagi siswa, maka konsep itu harus dikontraskan dengan konsep lain dan disajikan dengan aneka ragam contoh.

16

d)

Agar siswa lebih berhasil belajar, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melihat kaitan antara satu konsep dengan konsep lain, antara satu teori dengan teori lain, dan antara sistem rem tromol dengan bidang lain. Dalil ini dilengkapi dengan tiga tahap penyajian pengetahun dari

Bruner (Ansari, 2004) yaitu: 1) enaktif, adalah sajian dunia anak yang bentuknya gerak, 2) ikonik, adalah sajian dunia anak yang bentuknya persepsi statik, dan 3) simbolik, adalah sajian dunia anak yang bentuknya bahasa dan simbol. Pendekatan mengajar dari teori belajar ini dikenal dengan nama Discovery. Selain discovery, teori lain yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op adalah konstruktivisme. Teori belajar konstuktivisme menyatakan bahwa siswa harus membangun

pengetahuan di dalam benak mereka sendiri. Setiap pengetahuan atau kemampuan hanya bisa diperoleh atau dikuasai oleh seseorang apabila arang itu secara aktif mengkonstruksi pengetahuan atau kemampuan itu di dalam pikirannya (Soedjoko 2006: 3).

Konstruktivisme dari Piaget, ide utamanya sebagai berikut. a. Pengetahuan tidak diberikan dalam bentuk jadi (final), tetapi siswa membentuk pengetahuannya sendiri melalui interasi dengan lingkungannya, melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru ke dalam pikiran. Akomodasi

17

adalah penyusunan kembali struktur kognitif karena adanya informasi baru, sehingga informasi itu mempunyai tempat. b. Agar pengetahuan diperoleh, siswa harus beradaptasi dengan lingkungannya. c. Pertumbuhan intelektual merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan seimbang. Tetapi, bila terjadi kembali keseimbangan, maka individu itu berada pada tingkat intelektual yang lebih tinggi dari sebelumnya. (Ansari,2004: 47) 2.2. Media Pengajaran Pemerolehan pengetahuan dan ketrampilan, perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (dalam Arsyad, 1997:7) ada tiga tingkatan utama modus siswa atau pelajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar (iconic) dan pengalaman abstrak (symbolic). Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar di atas digambarkan oleh Dale (dalam Arshad, 1997:7) sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan kepada siswa disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkannya sebagai pesan (decoding).

Tabel 1. Contoh penyerapan komunikasi

18

Pesan diproduksi dengan : Berbicara, menyanyi, memainkan alat musik, dsb. Memvisualisasikan melalui film, lukisan, gambar, model, patung, grafik, kartun, gerakan nonverbal dsb. Menulis atau mengarang

Pesan dicerna dan diinterpretasikan dengan : Mendengarkan Mengamati

Membaca

Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media. Jadi media dapat diartikan segala sesuatu yang dapat di indera yang berfungsi sebagai perantara atau alat untuk proses komunikasi (Rohani, 1997 : Gerlach dan Ely (dalam Arshad, 1971:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam kegiatan ini, (Ahmad Rohani, 1997) mendefinisikan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah. Pada bagian lain dikatakan bahwa media pembelajaran memiliki ciri - ciri umum : (a) Media pembelajaran identik dengan alat peraga langsung dan tidak langsung. (b) Media pembelajaran digunakan dalam proses komunikasi belajar

19

mengajar. (c) Media pembelajaran merupakan alat yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. (d) Media pembelajaran memiliki muatan normatif bagi kepentingan pendidikan. (e) Media pembelajaran erat kaitannya dengan metode mengajar khususnya, maupun komponen komponen sistem pembelajaran lainnya. Menurut Derex Rowntree (dalam Rohani, 1997 : 7) bahwa media pembelajaran mempunyai fungsi yang cukup berarti didalam proses belajar mengajar, yang meliputi : (1) Membangkitkan motivasi belajar. (2) Mengulang apa yang telah dipelajari. (3) Menyediakan stimulus belajar. (4) Mengaktifkan respon peserta didik. (5) Memberikan balikan dengan segera. (6) Menggalakkan latihan yang serasi. Dari uraian di atas memberikan gambaran bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Makin banyak alat yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Hal tersebut hanya dapat dicapai jika dalam pembelajaran guru berupaya manfaatkan alat bantu atau media pembelajaran yang dapat memberi peluang pada siswa untuk merespon dengan berbagai inderanya.

2.2.1. Media Microsoft Office Power Point Microsoft Office Power Point suatu program aplikasi yang digunakan untuk merancang dan mempresentasikan suatu animasi dalam bentuk slide.

20

Presentasi tersebut dibuat berdasarkan slide demi slide yang ditampilkan melalui layar monitor atau melalui layar lebar dengan bantuan alat LCD Proyektor atau infocus (Suarna, 2008:9). Produk yang tergolong dalam Microsoft Office meliputi : Word, Excel, dan Power Point, Outlook, Power Viewer, Access, Front Page, Infopath, Onenote, Publisher. Penggunaan program ini memiliki kelebihan sebagai berikut (Hidayat, 2008) : (1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf, dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar. (2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji. (3) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik. (4) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan. (5) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang - berulang. (6) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik (CD / disket / flashdisk), sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana. Dalam bagian lain disebutkan pula bahwa pemanfaatan media power point dalam pembelajaran berguna untuk : (a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). (b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. (c) Mengatasi sikap pasif anak didik. (d) Mempermudah guru dalam melaksanakan pengelolaan kelas dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Penyajian materi pembelajaran menggunakan media power point dapat dilakukan secara bertahap berdasarkan slide demi slide. Karena itulah maka penyampaian materi dapat dilakukan secara ringkas, runtut, logis, berkelanjutan

21

serta sambung menyambung. Hal ini dapat membantu siswa dalam menyimpan informasi yang diterima dalam ingatannya. Dalam fungsinya sebagai alat bantu mengajar, power point tidak menyajikan materi pelajaran secara detail, tetapi sebaiknya dibuat secara garis besar (Kethut, 2008:2). Yang membedakan antara media presentasi dengan media pada umumnya adalah bahwa pada media presentasi pesan atau materi yang akan disampaikan dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (proyektor). Dalam pembuatan media power point untuk pembelajaran melalui tahapan sebagai berikut (Kethut, 2008:4) : (a) Menyiapkan materi ajar yang akan disajikan. (b) Menganalisa kesesuaian materi ajar dengan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (c) Meringkas materi agar secara garis besar ingat bahwa fungsi media power point adalah sebagai alat bantu bukan media pembelajaran yang akan dipelajari secara mandiri oleh siswa. (d) Membuat media power point dalam bentuk slide demi slide dari materi ajar yang akan disajikan yang disesuaiokan dengan keluasan materi dan ketersediaan atau alokasi waktu yang ada. Agar tampilannya lebih menarik, dalam pembuatan media power point ini dapat menggunakan kombinasi warna, huruf maupun animasi gambar. (e) Menyiapkan perangkat pendukung seperti komputer atau LCD proyektor atau infocus. (f) Menampilkan media pembelajaran power point melalui layar monitor atau melalui layar lebar dengan bantuan alat LCD didepan kelas. Penyampaian materi ajar menggunakan media power point ini dilakukan secara runtut sebagai mana terdapat dalam RPP yang telah dipersiapkan guru. Dengan begitu maka skenario proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara akurat.

2.2.2. Metode ekspositori

22

Metode ekspositori yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode yang biasa dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar yaitu dengan cara berbicara awal pelajaran (ceramah), menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab kemudian siswa diberikan tugas atau soal untuk dikerjakan kemudian setiap siswa ditunjuk untuk mengerjakan soal tersebut di depan kelas. Metode ekspositori lebih berpusat pada guru (teacher centered), Sudjana (dalam Wilantarara 2003:33-34) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru menekankan pentingnya aktivitas guru dalam membelajarkan siswa. Siswa berperan sebagai pengikut dan penerima pasif dari kegiatan yang dilaksanakan. Ciri pembelajaran ini adalah: (1) dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa bersifat pasif dan hanya melakukan kegiatan melalui pembuatan pendidik, (2) bahan belajar terdiri atas konsep-konsep dasar atau materi belajar yang tidak dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa sehingga peserta didik membutuhkan informasi yang tuntas dan gamblang dari guru, kegiatan yang dilaksanakan, (3) pembelajaran tidak dilaksanakan melalui kegiatan laboratorium. Keunggulan dari metode pembelajaran yang berpusat pada guru ini adalah: (1) bahan belajar dapat disampaikan secara tuntas, (2) dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar, (3) pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu yang telah disediakan, (4) target materi relatif mudah dicapai. Sedangkan kelemahan yang terjadi adalah: (1) sangat membosankan karena mengurangi motivasi dan kreativitas siswa, (2) keberhasilan perubahan sikap dan perilaku peserta didik relatif sulit diukur, (3) kualitas pencapaian tujuan belajar yang telah dietapkan adalah relatif rendah karena pendidik sering hanya mengejar target waktu untuk menghabiskan target materi pembelajaran, pembelajaran kebanyakan menggunakan ceramah dan tanya jawab (Sudjana dalam Wilantarara, 2003). 2.3. Tingkat Cara Berpikir Akademik Sebelum memberi tugas, guru harus menetapkan tingkat pikiran yang dharapkan dari siwa. Tugas yang diberikan guru dapat diklasifikasi sebagai menjadi bagian dari beberapa tingkat kerumitan dan kecanggihan akademik.

23

Tinkat pikiran yang harus ditunjukan kepada siswa juga diacu sebagai lingkup kognitif. Dalam semua mata pelajaaraan akademik, ada enam tingkat cara berfikir akademik atau kerumitan yang berbeda-beda, dipakaai untuk menglassifikasi tugas akademik seorang siswa. Tugas seoarang siswa dapat diklasifikasikan ke dalam enam kategorim kognitif berikut ini : (1) Tingkat pengetahuan, (2) Tingkat pemahaman, (3) Tingkat penerapan, (4) Tingkat analisis, (5) Tingkat sintesis, (6) Tingkat evaluasi a. Tingkat Pengetahuan Jawaban paling sederahana yang dapat diciptakan siswa menjadi bagian dari tingkat pengetahuan. Tipe jawaban ini menghendaki siswa mengingat-ingat informasi, seperti faakta, aturan, atau setrategi penyelesaian masalah.beberapa kata kerja yang biasa dipakai pada tingkat pengetahuan adalah Atur ingat-ingat sebutkan ulangi Kutip gambarkan hubungkan reproduksi Urutkan cocokkan beri nama tabulasi Tetapkan Kenali garis bawahi ulangi Daftar perkenalkan nyatakan pilih Dengan memperhatikan kata kerja yang dipakai oleh guru dalam member tugas atau soal, siswa akan mengenali bahwa guru berharap jawabannya akan bertingkat pengetahuan. b. Tingkat Pemahaman Tingkat pemahaman menghendaki siswa mengubah bentuk komunikasi itu; menafsirkan fakta, menyatakan kembali apa yang dia lihat, menterjamahkan dalam suatu konteks baru, menarik kesimpulan, dan melihat konsekuensi. Beberapa kata kerja yang dipakai guru pada tingkat ini adalah

Perbaiki Pertahankan Uraikan Klasifikasikan Cariciri khasnya

jelaskan pertajam bedakan perluas ubah

berikan laporkan generalisir perkirakan diskusikan prediksikan simpulkan ringkas

24

Dalam tingkat ini siswa diharapkan mampumenarik kesimpulan dari bahan mata pelajaran itu. c. Tingkat Penerapan Soal yang ditulis pada tingkat penerapan menghendaki siswa menggunakan informasi yang sudah diperoleh sebelemnya dalam suatu tatanan baru dan dalam suatu cara yang berbeda dari konteks aslinya. Ini berarti siswa tidak boleh berusaha mempercayai konteks asli yang di dalamnya persoalan itu dipelajari. Beberapa kata kerja pada tingkat ini adalah Terapkan pilih kembangkan tunjukkan demonstrasikan buat ambil contoh manfaatkan Siapkan kaitkan pindahkan hasilkan perhiyungkan klasifikasikan gambarkan tafsirkan buat eksperimen upayakan atur Temukan seleseikan pakai Dalam tingkat ini sisswa diharapkaan mengerjakan soal diluar konteks assli ketika pertama kali mempelajari bahan itu dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan kecakapan dan pengetahuan yang dipelajari di kelas. d. Tingkat Analisis Tingkat analisis menghendaki siswa mengenali kesalahankesalahan logis, menunjukan kontradiksi atau membedakan diantara fakta,p pendapat, hipotesis, asumsi, dan simpulan. Siswa diharaap menggambarkan hubungan antar ide. Berikut ini adalah beberapa kata kerja pada tingkat ini : analisis garis bawahi bedakan tunjukan rincikan Asosiasikan gambarkan bedakan pisakan buat diagram simpulkan tegaskan bedakan Hubungkan kurangi bandingkan e. Tingkat Sintesis Tingkat sintesis akan menghendaki siswa menciptakan sesuatau yang unik atau asli, dan bias jadi menghendaki jawaban atau hasil kerja siswa yang menghasilkan satu kombinasi ide untuk membentuk suatu keseluruhan ide yang baru. Beberapa kata kerja yang biasa dipakai Kategorikan Susun bangun sintesiskan Desain integritaskan temukan hipotesiskan Prediksikan hadapkan integritaskan susun Kumpulkan kombinasikan ciptakan Rencanakan perluas formulassikan

25

Hasilkan rencanakan (Alex Shirran,2008:10) 2.4. Kompetensi Sistem Rem Tromol a. Sistim Rem

teorisasikan

Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan lajunya kendaraan. Kelengkapan ini pada kendaraan sangat penting dan berfungsi sebagai pengamanan keselamatan jiwa dalam dan untuk pengendaraan yang aman. Pada prinsipnya rem merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga untuk memberhentikan kendaraan di tempat manapun dan dalam berbagai kondis dapat berfungsi dengan baik dan aman.

Gambar 2. Rangkaian Rem b. Prinsip Kerja Rem

26

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila putaran mesin di bebaskan (Kopling di injak), kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak

kendaraan hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetik (tenaga gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaliknya rem mengubah energi kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja oleh adanya sistim gabungan penekanan melawan sistim gerak putar. Efek pengereman (braking effec) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

Gambar 2. Prinsip Kerja rem

27

Gambar 3. Rem Tromol c. Type Rem Rem dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaan. 1) Rem kaki digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan, 2) Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan, 3) Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada kendaraan berat

28

Gambar 4. Tipe rem Selanjutnya Engines brake adakalanya digunakan untuk menurunkan kecepatan kendaraan. Braking effec (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putaran dari mesin itu sendiri, tidak ada peralatan khusus yang di butuhkan. Engines brake bekerja dengan cara melepaskan/menurunkan pedal gas. 1) Rem Kaki Rem kaki dikelompokan menjadi dua tipe : rem hidraulis (hydraulic brake) dan rem pneumatik (pneumatic brake). Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibanding dengan tipe lainnya, dan juga konstruksinya lebih sederhana. Master silinder tipe Tandem, sistim hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk roda depan dan untuk roda belakang. Dengan

29

demikian bila salah satu tidak bekerja, maka yang lainnya tetap akan berfungsi dengan baik.

Gambar 5. Master Silinder Tandem Tipe Ganda konvensional 2) Boster Rem Boster Rem berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga pengemudi tika memerlukan penekanan yang kuat. Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat juga dipasangkan dengan cara terpisah dari master silinder itu sendiri Boster rem dilengkapi diaprahma (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dengan kevacuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin.

30

Gambar 6. Rem Hidraulis

Bekerjanya rem hidraulis sebagai berikut : Rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.

31

Gambar 7. Sistem Rem

d. Mekanisme Kerja 1) Master Silinder Fungsi master silinder adalah mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis. Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Master silinder dibagi kedalam dua tipe : 1. Tipe tunggal, dan 2. Tipe ganda. Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe tunggal (single type master cylinder). Master silinder tipe tunggal umumnya banyak digunakan untuk pengoperasian unit kopling yang menggunakan type hidraulis.

32

Gambar 8. Tipe Tunggal dan Tipe ganda

Gambar 9. Tipe Plunger

Gambar 10. Tipe Konvensional

Gambar 11. Tipe Portless

Untuk kendaraan yang digerakan oleh mesin diesel penggunaan boster rem diganti dengan pompa vacum, karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.

Boster rem terdiri dari rumah boster, piston boster, membran, reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrolan. Boster body

33

dibagi menjadi bagian depan dan bagian belakang, dan masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan piston boster. Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi. Termasuk katup udara, katup vacum, katup pengontrol den sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup

Gambar 12. Boster body

2)

Katup pengimbang ( P.Valve )

34

Pada umumnya kendaraan yang mesinnya terletak di depan, bagian depan lebih berat dibanding dengan bagian belakang. Bila kendaraan direm maka titik pusat grafitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya inertia, dan kerena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.

Gambar 13. Pusat Gravitasi Rem Pada mesin di depan Dengan alasan tersebut diperlukan alat pengimbang sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang. Alat tersebut disebut Katup pengimbang

(proportioning valve) atau biasa disebut katup P. Alat ini bekerja secara otomotis menurunkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang (mengadakan perbedaan tekanan hidraulis antara silinder roda depan dan silinder roda belakang), dengan demikian daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang lebih kecil dibanding daya pengereman roda depan. Tipe-tipe Katup penyeimbang :

35

Katup P Katup P ganda LSPV ( Load Sensing and Proportioning Valve ) P & BV ( Proportioning and By pass Valve ) DSPV (Decelaraion Sensing and Proportion Valve)

Gambar 14. Katup P

Gambar 16. LSPV Gambar 15. Katup P ganda

e. Penyetelan otomatis

36

Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis (automatic brake shoe clearence adjustment ) mengacu pada penyetelan celah antara tromol dan kanvas, yang bekerja secara otomatis, seperti berikut dibawah ini : Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan mundur Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan maju Penyetelan dilakukan dengan tuas rem parkir.

f. Penyetelan konvensional secara berkala Penyetelan celah antara kanvas rem dengan tromol dilakukan sesuai dengan jadual berdasarkan pada sfesifikasi pabrik atau disesuaikan dengan kebutuhan. Penyetelan rem kedua roda depan maupun kedua roda belakang hasil pengukuran celah disesuaikan dengan sfesifikasi kendaraan tersebut. Sfesifikasi :

1.Tebal kanvas rem + sepatu rem

Standar 7 mm

Batas limit 3 mm

37

2. Diameter tromol 3. Keovalan tromol 4.Celah kanvas rem dengan tromol 5. Jarak main pedal 6. Jarak pedal ke lantai dengan tekanan 20 - 30 kg 7. Minyak rem 8. Penggantian minyak rem g. Langkah penyetelan

2 mm 0,5 mm 3 6 gigi penyetel 2 7 mm 50 mm DOT 3. DOT 4 80.000 Km

Putar roda gigi penyetel pada silinder roda sampai habis melalui lubang penyetel pada backing plate ( sampai roda tidak berputar ), dan kemudian kembalikan gigi penyetel tersebut berkisar antara 3 6 gigi. Lakukan hal tersebut pada setiap roda. h. Langkah membuang udara 1) Pasangkan slang penampung minyak yang tembus pandang pada nipel pembuang udara. 2) Tekan atau pompa pedal rem beberapa kali sampai terasa keras dan tahan dengan tekanan penuh pedal rem tersebut. 3) Longgarkan dan kencangkan kembali baut nipel pembuang udara dengan kunci khusus dalam waktu yang singkat, yakinkan cairan minyak rem dan gelembung udara telah keluar. 4) Ulangi pekerjaan no 2 & 3 sampai dapat diyakinkan minyak rem keluar tanpa gelembung. 5) Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang.

38

i. REM TROMOL URAIAN Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda. Karena self-energizing action

ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenega mengembangnya sepatu, tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil.

Gambar 17. Self Energizing Action

REFERENSI Self-energizing action Ada dua jenis sepatu rem, seperti diperlihatkan pada gambar sebelah kiri : leading shoes (primer) dan trailing shoes (sekunder). Bila ujung bagian atas (atau toe) pada sepatu rem didorong ke arah tromol rem (oleh wheel cylinder) yang berputar pada arah seperti ditunjukan dengan pana, sepatu rem cenderung melengket.

39

Komponen Komponen rem tromol terutama terdiri dari : 1) Backing plate 2) Silinder roda ( Wheel cylinder) 3) Sepatu rem dan kanvas (Brake shoe and lining) 4) Tromol rem (Brake drum)

Gambar 18. Komponen Rem Tromol 1) Backing Plate Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle hausing, atau axle carrir bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate. Bila permukaan gesek sepatu rem aus berlebihan, rem akan bergetar. Sepatu rem harus diperiksa dengan teliti setiap kali rem di bongkar untuk mencegah problem tersebut.

40

Gambar 19. Backing plate 2) Silinder Roda Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 20. Tipe Double Piston

Gambar 21. Tipe single Piston

Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistim yang menggunakan dua piston untuk menggerakan kedua sepatu rem, yaitu satu

41

piston untuk setiap sisi silinder roda, sedangkan sistim yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan hanya satu sepatu rem. Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakan piston cup, piston akan menekan kearah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem. Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali keposisi semula karena adanya kekuatan pegas pengembali sepatu rem dan pegas kompresi mengkerut. Bleeder flugh disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara palsu dari pipa-pipa minyak rem (ruang kosong).

3) Sepatu Rem dan Kanvas Rem Sepatu rem (brake shoe), seperti juga tromol (Drum brake) memiliki bentuk setengah lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari plat baja. Dimana kanvas rem dipasang padanya dengan cara dikeling ( pada kendaraan besar) atau dilem ( kendaraan kecil ). Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus dan harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi . Koefisien gesek tsb sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan turun naiknya temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas ( lining ) terbuat dari campuran fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.

42

Gambar 22. Sepatu Rem dan Kanvas Rem 4) Tromol Rem Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar penampangnya seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Tromol rem dapat diartikan sebagai bagian yang menutupi kelengkapan rem roda yang diantaranya sepatu rem dan kelengkapan termasuk backing plate, dimana posisinya tidak bersentuhan (bebas berputar). Ketika kanvas rem menekan permukaan bagian dalam tromol rem oleh adanya tekanan hidraulis diartikan sistim rem bekerja dan menimbulkan gesekan yang berakibat timbul reaksi panas yang dapat mencapai suhu panas 200 300 derajat celcius. Seperti yang telah di jelaskan dalam pasal yang lalu dimana rem berfungsi merubah tenaga putar dari tromol menjadi tenaga panas.

43

Gambar 23. Tromol Rem

44

TIPE REM TROMOL 1) Tipe leading dan traling 2) Tipe two leading 3) Tipe uni servo 4) Tipe duo servo 1) Tipe leading dan tipe trailing Seperti terlihat pada gambar dibawah I ni, pada bagian ujung atas masing-masing sepatu rem ditekan membuka oleh silinder roda ( Wheel Cylinder), sedangkan bagian ujung bawah berputar atau mengembang. Tipe ini hanya terdapat pada silinder roda tunggal ( single wheel cylinder). Bila tromol berputar kearah depan, seperti arah panah, dan pedal rem diinjak, maka bagian ujung atas sepatu di tekan membuka kesekeliling ujung bawah oleh silinder roda dan berlaku daya pengereman terhadap tromol. Sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan sepatu yang kanan disebut trailing shoe.

45

Gambar 24. Tipe leading dan tipe trailing2)

Tipe two leading Two leading shoe dibagi menjadi dua : 1. Single action, dan 2. Double action Tipe single action two leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing mempunyai satu piston pada tiap sisinya, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

46

Gambar 25. Tipe Single-Action two-leadading

Gambar 26. Tipe Double-Action two Leading

Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak maju maka kedua sepatu akan berfungsi sebagai leading shoe. Apabila tromol berputar seperti arah panah pada gambar, Maka tipe ini mempunyai tekanan pengereman yang tinggi tetapi ada suatu kerugian pada tipe ini bila rem berputar dalam arah yang berlawanan (arah mundur), maka kedua sepatu akan bekerja sebagai trailing shoe dan menghasilkan tenaga pengereman yang kecil. Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang dan niaga. Tipe Double action two leading shoe mempunyai dua silinder roda, dan pada tiap sisinya terdapat dua piston. Bila tipe single action bekerja sebagai self energizing force dalam satu arah saja maka tipe double action ini bekerja

47

efisiensi du arah, maju dan arah mundur. Tipe ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.3)

Tipe Uni-Servo Tipe Uni-Servo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan penyetelannya berhubungan dengan kedua sepatunya. Bila piston didalam wheel cylinder mendorong bagian atas kiri hingga menyentuh tromol, maka fungsi sepatu-sepatu sebagai leading shoe dan bekerja dengan daya pengereman yang tinggi. Kelemahan pada tipe ini bila tromol berputar pada arah yang berlawanan maka kedua sepatu berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu menghasilkan daya pengereman yang kecil, lihat gambar dibawah ini.

Gambar 27. Tipe Uni-Servo

48

4)

Tipe Duo-Servo Tipe Duo-Servo ini merupakan persi penyempurnaan dari Uni-Servo yang mempunyai dua piston pada setiap silinder rodanya. Selama silinder roda menekan kedua sepatu rem saat rem bekerja maka tipe ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa terpengaruh oleh gerak arah putaran roda. Tipe ini digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.

Gambar 28. Tipe Duo-Servo

Keuntungan : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik

49

2.5. Kerangka Berfikir Hasil belajar pada materi sistem rem tromol akan lebih optimal jika dalam proses belajar mengajarnya guru menggunakan metode yang tepat. Dengan metode yang tepat, pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Di sisi lain penggunaan media akan dapat memvisualisasikan materi yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit, sehingga siswa akan lebih mudah menerima dan memahaminya. Dalam beberapa keadaan, pemanfaatan metode atau alat bantu dapat menciptakan suasana proses pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menambah motivasi belajar siswa. Terlebih lagi jika media atau alat bantu tersebut disesuaikan dengan kesenangan siswa dan kemajuan teknologi informasi. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana kalau dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Co-op Coop berbantuan alat peraga serta masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Peneliti membandingkan antara pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia dengan pembelajaran dengan metode ekspositori. Peneliti lebih mengunggulkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Coop dengan segala kelebihannya. Ada banyak alasan yang membuat peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op. Salah satunya adalah berdasarkan teori dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman

50

sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka merupakan alasan lain yang menguatkan.Tujuan yang diharapkan antara lain: 1) siswa dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri, 2) siswa dapat mengembangkan kemampuan kelompoknya, 3) guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, 4) siswa menjadi aktif dalam proses belajar mengajar, 5) Hasil Belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia lebih baik dibandingkan hasil belajar dengan menggunakan metode ekspositori. 3. Pembelajaran di SMK Muhammadiyah 1 Blora 1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pemeliharaan rem tromol 2. Model pembelajaran yang digunakan kurang inovatif a. Teori konstruktivisme b. Teori belajar c. KTSP Model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op Siswa dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri. Siswa dapat mengembangkan kemampuan kelompoknya. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif. Hasil Belajar dengan model tersebut lebih baik. Gambar 10. Bagan Kerangka Berpikir

Multimedia

51

2.6.Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang telah disajikan, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Ada peningkatan hasil belajar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Blora yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia dibandingkan dengan hasil belajar yang pembelajarannya menggunakan metode ekspositori.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Pendekatan Penelitian 3.1.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Blora tahun pelajaran 2011/2012 jurusan otomotif yaitu sebanyak 77 siswa yang tersebar dalam dua kelas. 3.1.2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006: 131). Untuk dapat mengumpulkan data yang diinginkan dan mewakili seluruh populasi yang jumlahnya banyak, maka diperlukan sampel yang diambil dari populasi dalam lingkungan penelitian. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling yaitu dengan memilih secara acak satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Objek yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XII.7 Otomotif dan XII.3 Otomotif. Dengan pertimbangan bahwa peserta didik yang diambil untuk penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama, diampu oleh guru yang sama, dan pembagian kelas tidak berdasarkan rangking sehingga peserta didik sudah tersebar secara acak pada kelas yang telah ditentukan. Kemampuan pada tiap kelas 52

53

juga sama, ditunjukkan dengan data nilai raport kelas XI yang homogen. Kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas XII.7 Otomotif dan kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol yaitu kelas XII.3 Otomotif. Masing-masing terdiri dari 40 siswa dan 37 siswa. Sedangkan untuk kelas uji coba diambil satu kelas yaitu kelas XII.3 Mesin Otomotif. 3.2. Variabel Penelitian Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah, sehingga disebut juga ubahan. Variabel dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian, atau juga berarti faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Samsudi, 2006: 7). Variabel yang diungkap dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa tentang fenomena sistem rem pada pokok bahasan pemeliharaan sistem rem tromol melalui penggunaan pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op berbantuan multimedia. 3.3. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen. Metode ini dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat efeknya terhadap hasil belajar (Arikunto, 2006: 89). Dalam hal ini, peneliti memberikan perlakuan secara langsung kepada sampel penelitian yaitu dengan memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe coop co-op berbantuan multimedia pada kelas eksperimen, dan pembelajaran dengan

54

menggunakan metode ekspositori pada kelas kontrol. Sehingga akan didapat hasil perbedaan antara kedua jenis pembelajaran. Prosedur pelaksanaan metode eksperimen ini adalah sebagai berikut: 3.1.1. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Adapun desain penelitiannya adalah sebagai berikut. Tabel 1. Desain Penelitian

Kelompok E K Keterangan:

Pretest Y1 Y1

Perlakuan X1 X2

Posttest Y2 Y2

E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok Kontrol X1 : Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Kooperatif tipe Co-op Co-op Berbantuan Multimedia X2 : Pembelajaran tanpa Menggunakan Metode Kooperatif tipe Coop Co-op Berbantuan Multimedia Y1 : Pre Test materi pemeliharaan rem tromol Y2 : Post Test materi pemeliharaan rem tromol

55

3.1.2.

Alur Penelitian

Alur penelitiannya sebagai berikut. Mulai

Menyusun RPP sesuai silabi Menyusun dan menguji coba instrumen

Pre test

Pre test

Pembelajaran menggunakan metode ekspositori

Pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia

Post test

Post test

Hasil Belajar Analisis data

Kesimpulann

56

Selesai 3.1.3. Pelaksanaan Penelitian 3.1.3.1. Tes sebelum perlakuan (pre test) Gambar .Bagan Alur penelitian Sebelum siswa mendapatkan pembelajaran, setiap siswa diberikan tes awal (pre test) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pre test ini dikenakan pada kelas sample, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol setelah soal tes yang berupa pilihan ganda di uji cobakan pada kelas uji coba instrumen sehingga didapatkan soal-soal tes yang valid dan reliabel untuk eksperimen. 3.1.3.2. Pemberian perlakuan (treatment) Perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen. Perlakuan yang diberikan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia siswa diharapkan akan mengalami perubahan hasil belajar. Pada kondisi ini siswa lebih aktif untuk praktik dan bertanya atau menjawab permasalahan atau materi yang sedang dibahas. 3.1.3.3. Tes setelah perlakuan (post test) Memberikan tes akhir (post test) untuk mengetahui hasil belajar siswa baik pada siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-

57

op Co-op atau siswa yang menggunakan model pembelajaran ekspositori dan juga apakah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia dapat berefek terhadap hasil belajar siswa. 3.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.4.1. Metode observasi Dalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan seluruh alat indera. Jadi, observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto, 2006: 156). Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan adalah pendataan mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan kondisi pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar mengenai materi pemeliharaan system rem tromol di SMK Muhammadiyah 1 Blora. 3.4.2. Metode dokumentasi Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan awal siswa yang menjadi sampel penelitian. Data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan homogenitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. 3.4.3. Metode Tes Metode tes digunakan untuk memperoleh data skor hasil belajar dari tes materi sitem rem tromol pada kelas sampel yang sebelumnya telah diujicobakan

58

pada kelas uji coba. Tes uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas soal, daya pembeda soal, taraf kesukaran soal, dan reliabilitas soal sehingga diperoleh soal dalam kategori baik. Data ini digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. Metode ini mengungkap data dengan cara melakukan tes dengan pertanyaan-pertanyaan atau perintah yang harus dilakukan oleh responden. Tujuannya untuk mengetahui data yang menunjukkan kemampuan atau hasil belajar responden pada tahap pengetahuan (kognitif) terhadap materi pemeliharaan rem tromol. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang telah ditentukan sebelumnya. Bentuk tes tersebut yaitu tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Dalam penyusunan perangkat tes, langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut. a. Materi yang akan di tes dibatasi pada aspek-aspek kognitif

(pengetahuan) materi pemeliharaan rem tromol yang meliputi pemahaman bagian-bagian atau komponen rem tromol, cara pemeriksaan komponen, gambar komponen dan rangkaiannya, serta analisis kerusakannya b. Menyusun jumlah soal sebanyak 35 butir soal objektif

pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Pilihan soal objektif ini dengan pertimbangan sebagai berikut. 1) Dapat mewakili isi dan keluasan materi 2) Dapat dinilai secara objektif oleh siapapun

59

3) Kunci jawaban tersedia secara pasti sehingga mudah dikoreksi. Setelah soal disusun, dilakukan uji coba terlebih dahulu agar pengukuran dalam penelitian dapat memberikan hasil yang mencerminkan keadaan yang diukur. Hal tersebut untuk mengetahui: validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. Alasan yang digunakan tes pilihan ganda yaitu mempermudah pemberian nilai dan tes pilihan ganda tidak bersifat subjektif. Tabel 2. Kisi-kisi penelitian tes hasil belajar kompetensi Memelihara/service system rem dan Komponen-komponennyaKompetensi dasar Kognitif Penerapan

Indikator Siswa dapat menjelaskan fungsi komponenkomponen yang diperiksa Siswa dapat mendiagnosa dan memeriksa komponenkomponen yang rusak Siswa dapat melakukan kegiatan pemeliharaan / servis dilaksanakan berdasarkan SOP, undangundang K3

Pengetahuan

Pemahaman

Analisis

Sintesis

Evaluasi

Memelihara/ servis sistem rem dan komponenkomponennya

1, 6, 8, 23, 29

2, 3, 18, 27, 34

9, 13, 24 14, 25, 26, 31

15,16, 17,21, 7, 28,30 32,33

20

4, 5, 35

17

19

10,11, 12, 22

60

3.5. Instrumen Penelitian 3.5.1. Validitas butir soal Rumus yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal tes adalah rumus korelasi point biserial. rpbi = M p Mt SDt p q

Keterangan : rpbi Mp = koefesien korelasi biserial = mean skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang

dicari validitasnya Mt SDt p q = mean skor total = standar deviasi dari skor total = proporsi siswa yang menjawab benar = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 p)(Sudijono,

2009: 258). Uji signifikansi untuk menentukan valid tidaknya suatu item adalah bila koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,3 maka butir instrumen dinyatakan valid (Sugiyono, 2009 : 179). Uji validitas memakai rumus point biserial, kemudian jika harga dari rpbi lebih besar atau sama dengan 0,3 maka item tersebut dikatakan valid. Soal dengan kriteria valid adalah soal nomor 1,2,3,4,6,7,8,10,13,14,15,16,18,19,21,

61

22,23,25,28,29,30,31,34,35. Soal dengan kriteria tidak valid adalah soal no. 9, 11,12,17,20,24,26,27,32,33. 3.5.2. Taraf Kesukaran Soal Rumus yang digunakan untuk mengetahui taraf kesukaran tes adalah. P= B (Arikunto, 2007:209) JS

Keterangan : P = taraf kesukaran B = siswa yang menjawab soal dengan benar JS = banyaknya peserta tes Klasifikasi taraf kesukaran adalah sebagai berikut: 0,00 P 0,30 : soal sukar 0,30 P 0,70 : soal sedang 0,70 P 1,00 : soal mudah Soal dengan kriteria mudah adalah soal no.3,4,6,8,15. Soal dengan kriteria sedang adalah soal no.1,2,5,7,10,11,12,13,14,16,18,19,21,22,23,25,26, 27,28,29,30,31,33,34,35. Dan soal dengan kriteria sukar adalah soal no. 9,17,20,24, dan 32 3.5.3. Reliabilitas Reliabilitas mengandung arti bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, akan menghasilkan data yang

62

dipercaya juga. Jika datanya memang benar-benar sesuai dengan kenyataan, maka beberapa kali pun diambil tetap akan memberi hasil yang sama. (Arikunto, 2002:154). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas penelitian menggunakan uji reliabilitas internal dapat ditentukan dengan rumus KR-20:

k Vt pq r11 = Vt ( k 1) Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Vt = Varian total p = proporsi subjek yang menjawab benar q = proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1-p)(Arikunto, 2006 : 188). Kemudian r11 yang diperoleh di konsultasikan dengan tabel product moment. Bila koefisien reliabilitas 0,5 dapat dipakai untuk penelitian. Apabila r11 > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa soal reliabel (Surapranata, 2004: 114). Maka instrumen yang memiliki reliabel inilah yang akan dipakai dalam penelitian. Hasil uji coba tes diperoleh r11 = 0,97 > 0.325 sehingga dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut reliabel. 3.5.4. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang

63

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi berkisar antara 0,00-1,00. Langkah-langkah untuk menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut. a. Menyusun urutan peserta tes atas dasar nilai yang diperoleh dari skor yang paling tinggi sampai skor terendah. b. Memisahkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok sama besar, kelompok atas 50% dan kelompok bawah 50%. Dalam tes uji coba ini terdiri dari 40 Siswa. c. Menghitung jawaban benar dari masing-masing kelompok. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal (Arikunto, 2007: 213) adalah :

BA BB = = PA PB JA JB Keterangan : D=D= indeks diskriminasi JA= banyaknya peserta kelompok atas JB= banyaknya peserta kelompok bawah BA= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA= proporsi pesrta kelompok atas yang menjawab benar PB= proporsi peserta kelompk bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2007) sebagai berikut: D < 0 atau negatif = sangat jelek

64

D = 0,00 - ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti rata-rata kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen secara signifikan lebih baik daripada kelas kontrol. Selain itu diperoleh thitung =7,88 dengan dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 39 maka ttabel = 1,69. Karena thitung -ttabel maka Ho diterima yang berarti kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen mencapai ketuntasan belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op lebih efektif Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

76

Siswa Kelas VII Semester 2 SMP N 1 Klaten Tahun Pelajaran 2007/2008 Pada Materi Pokok Segiempat jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Dari hasil penelitian ini dan juga didukung dengan hasil penelitian sejenis, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pemeliharaan sistem rem tromol siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Blora lebih efektif daripada pembelajaran pemeliharaan sistem rem tromol menggunakan metode ekspositori.

BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Hasil belajar kompetensi Pemeliharaan Rem Tromol siswa kelas XII jurusan otomotif SMK Muhammadiyah 1 BLORA yang menggunakan metode ekspositori yaitu rata-rata awal sebesar 62,43 setelah pembelajaran menjadi 72,59 b. Hasil belajar kompetensi Pemeliharaan Rem Tromol siswa kelas XII jurusan otomotif SMK Muhammadiyah 1 BLORA yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia yaitu rata-rata awal sebesar 64,50 dan setelah pembelajaran menjadi 79,13. c. Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan metode ekspositori pada materi Pemeliharaan Rem Tromol di kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Blora tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t hitung = 3,75 > ttabel = 1,67 yang berarti rata-rata hasil belajar siswa dalam bentuk tes kemampuan berbeda secara signifikan. Perbedaan hasil belajar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Blora yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan 77

78

multimedia dibandingkan dengan hasil belajar yang pembelajarannya menggunakan metode ekspositori dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan hasil belajar kelas eksperimen = 14,63 (22,68%) dan kontrol = 10,16 (15,77%).

5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dalam skripsi ini disarankan hal-hal berikut. a. Model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia seharusnya dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b. Seharusnya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op berbantuan multimedia terhadap hasil belajar sebagai penyempurna penelitian ini.

79

80

Lampiran 1.Kisi-Kisi Instrument Test KISI-KISI INSTRUMEN TES NAMA SEKOLAH SMK MUHAMMADIYAH MATA DIKLAT Servis Rem KELAS/SEMESTER /5 STANDAR KOMPETENSI Memperbaiki sistem rem ALOKASI WAKTU menitKompetensi dasar Indikator Pengetahuan Pemahaman Kognitif Penerapan Analisi s Sintesis Evaluasi

: 1 BLORA : : : : 30 XII

Memelihara/ servis sistem rem dan komponenkomponennya

Siswa dapat menjelaskan fungsi komponenkomponen yang diperiksa Siswa dapat mendiagnosa dan memeriksa komponenkomponen yang rusak Siswa dapat melakukan kegiatan pemeliharaan / servis dilaksanakan berdasarkan SOP, undangundang K3

1, 6, 8, 23, 29

2, 3, 18, 27, 34

9, 13, 24 14, 25, 26, 31

15,16, 17,21, 32,33 7, 28,30

20

4, 5, 35

17

19

10,11, 12, 22

81

Lampiran 2. LEMBAR UJI COBA SOAL TES INSTRUMENT TEST Nama Mata pelajaran Kelas / semester Standar kompetensi Kompetensi dasar Alokasi waktu PETUNJUK UMUM: 1. 2. 3. 4. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia. Tulis nama dan nomor absen pada kolom yang tersedia. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu. Bila menjawab soal salah dan ingin memperbaikinya, lakukan sebagai berikut: Jawaban semula Pembetulan : : a a b b c c d d : SMK MUHAMMADIYAH I BLORA : Kompetensi Kejuruan : XII TKR / 5 : Memelihara/ servis Sistem Rem : Mengidentifikasi sistem rem : 30 menit

PETUNJUK UMUM : Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang tepat ! 1. a. b. c. d. Di bawah ini adalah pengertian dari rem yang benar? Suatu sitem yang di rancang untuk mengurangi dan menghentikan laju Suatu sitem yang di gunakan untuk menambah kecepatan pada Sitem yang di gunakan untuk mengurangi kinerja mesin Suatu sitem yang bertujuan untuk menghentikan kinerja mesin

kendaraan kendaraan

82

2.

Di bawah ini adalah jenis jenis tipe rem yanga ada pada kendaraan?

a. b. c. d.

Rem parkir, rem kaki, rem tambahan Rem kaki, rem hidolik, rem tangan Rem tangan, rem kaki, rem pedal Rem cakram,rem tangan,rem hidrolik

3. a. b. c. d. 4. a. b. c. d. 5.

Jenis rem merurut tipe rem kaki? Hidrolist, pneumatik Hidrolis, mekanis Mekanis, rem roda belakang Pneumatik, mekanis Komponen pada rem yang menghasilkan tekanan hindrolis adalah Handel rem Tromol rem Kanvas rem Pedal rem Di bawah ini mana yang termasuk empat komponen utama penahan plat

pada rem tromol? a. tromol (drum), axle shaft, plat penahan (backing plate), rumah

differensial

83

b. c. d. 6. a. b. c. d.

silinder roda, sepatu rem, pegas rem, rumah differensial silinder roda, sepatu rem, pegas rem, pengunci sepatu rem dan tromol (drum), axle shaft, plat penahan (backing plate) Dibawah ini yang merupakan bagian tipe- tipe rem adalah? Rem parkir, rem kaki, rem tambahan Rem kaki, rem parkir, master rem, boster rem silinder roda, sepatu rem, pegas rem, rumah differensial tromol (drum), axle shaft, plat penahan (backing plate), rumah

perangkat penyetelan

differensial 7. Untuk melipat gandakan daya penekanan pada pedal rem adalah

keunggulan dari? a. Boster Rem b. Piston c. Katub Penyeimbang d. Tuas Rem 8. Rem kaki yang mempunyai arti di bawah ini? a. Sebuah rem yang di gerakkan oleh oil yang dai salurkan melalui selang penghubung dan udara yang menekan piston untuk menekan kampas rem agar bergesekan dengan piringan cakram. b. c. d. 9. a. Rem yang di gerakkan oleh kaki Suatu rem yang di gunkan pada kendaraan berat Rem yang di pasang untuk mempergagah penampilan Tromol rem,silinder roda,backing plate,kanvas rem,sepatu rem

Bagian-bagian dari rem tromol?

84

b. c. d. 10. a. b. c. d. DOT 3 DOT 4

Kanvas rem ,cakram,backing plate Kaliper,disc pad, tromol Kaliper, cakram, sepatu rem

DOT berapakah yang lazim digunakan untuk penggunaan minyak rem ?

DOT 03 DOT3. Dan DOT 4 a. c. d. 8000 km 1000 km 500 km

11. Pemeriksaan berkala kanvas rem dilakukan pada setiap mencapai jarak tempuh.. b.3000 km

12. Pemasangan dari rem tangan tipe Center brake yang di pasang pada tipe rem tromol di mana? a. Tipe rem parkir dipasangkan diantara transmisi dan propeller shaft b. c. d. Di pasang di antara tromol Selah selah propeler Semua jawaban salah

13. Nama dari bagian brake booster yang bertanda huruf A di bawah ini ?

A?

a. b.Piston

Inlet port

85

c. d.

Compensating port Outlet Valve

14. Nama dari bagian brake booster yang bertanda huruf A di bawah ini ?

a. b. c. d.

Engsel Piston power Booster Push

15. Tipe ganda konvensional dan tipe konvensional adalah merupakan bagian dari master silinder tipe? a. Tunggal b. Ganda c. Uni-servo d. Duo-servo 16. Center brake dan rem roda belakang adalah merupakan bagian dari? a. Rem hidraulis b. Rem kaki c. Rem tambahan d. Rem mekanik 17. Untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan adalah merupakan fungsi dari? a. Rem hidraulis

86

b. Rem kaki c. Rem tambahan d. Rem mekanik 18. Fungsi dari Master silinder adalah a. Berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem piringan). b. c. d. Berfungsi melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga Berfungsi menekan piston rod dan piston rod menekan piston Plunger dapat tertekan keatas sekaligus check valve tertutup daya pengereman yang lebih besar. pada master silinder. 19. Dibawah ini yang dibuat dari baja press, yang dibuat pada axle hausing, atau axle carrir bagian belakang adalah a. b. c. d. Kanvas Sepatu Rem Silinder Roda Backing Plate

20. Dibawah ini yang bukan merupakan bahan dasar ndari kanvas rem adalah a. Campuran fiber metallic dengan brass b. Lead c. Besi d. Plastik

87

21. Dibawah ini tipe rem tromol yang dibagi menjadi single action dan double action adalah.. a. Tipe leading dan tralling b. Tipe two-leading c. Tipe Uni-servo d. Tipe Duo-servo 22. Rem kaki yang mempuanyai arti seperti di bawah ini? a. Sebuah rem yang di gerakkan oleh oil yang dai salurkan melalui selang penghubung dan udara yang menekan piston untuk menekan kampas rem agar bergesekan dengan piringan cakram. b. Rem yang di gerakkan oleh kaki c. Suatu rem yang di gunkan pada kendaraan berat d. Rem yang di pasang untuk mempergagah penampilan 23. Dibawah ini yang tidak termasuk tipe tunggal master silinder adalah.. a. b. c. d. Tipe plunger Tipe konvensional Tipe portless Tipe ganda konvensional

24. Di bawah ini ada banyak tipe rem parkir dan biasanya digunakan pada kendaraan commercial ?

a. Lever type

88

b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d.

Stick tyipe Pedal type Lever type dan stick type

25. Bagian-bagian dari master silinder tandem tipe ganda konvensional? Return spring, piston, tangki cadangan Rumah boster, piston boster, membrane, reaction mechanism, Tromol rem, kanvas rem, silinder roda, backing plate Brake shoe,, brake lining Return spring, piston, tangki cadangan Rumah boster, piston boster, membrane, reaction mechanism, Tromol rem, kanvas rem, silinder roda, backing plate Brake shoe, brake lining a. Secara otomatis menurunkan tekanan hidrolis pada silinder roda belakang b. Berfungsi melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar.

mekanisme katup pengontrolan

26. Bagian-bagian dari boster?

mekanisme katup pengontrolan

27. Kelebihan dari katub penyeimbang adalah..

c. Berfungsi menekan piston rod dan piston rod menekan piston pada master silinder. d. Plunger dapat tertekan keatas sekaligus check valve tertutup 28. Saat kendaraam maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik, ini adalah kentungan dari tipe rem tromol?

89

a. Tipe leading dan tralling b. Tipe two-leading c. Tipe Uni-servo d. Tipe Duo-servo 29. Di bawah ini adalah yang tidak termasuk rem parkir? a. Sharing b. Devoted c. Center brake d. Semua jawaban benar 30. Bila tromol berputar pada arah yang berlawanan maka kedua sepatu berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu menghasilkan daya pengereman yang kecil, ini adalah merupakan kelemahan dari? a. Tipe leading dan tralling b. Tipe two-leading c. Tipe Uni-servo d. Tipe Duo-servo 31. Gbr. Komponen-komponen rem,yang menunjukkan pedal rem di tunjukkan pada pada huruf apa?

90

a. b.

(B) (D)

c. ( G ) d. ( H ) adalah merupakan

32. Kanvas rem, sepatu rem, tromol rem, backing plate komponen dari rem? a. Rem tromol b. Rem cakram c. Rem kaki d. Rem parkir

33. Reservoir tank, fluid passage, return spring, piston, piston cup adalah merupakan komponen dari master silinder tipe? a. Tipe Plunger b. Tipe Konvensional c. Tipe Portless d. Tipe Uni-servo 34. Brake booster mempunyai peran penting dalam sistem rem ? a. b. c. d. Untuk melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman menjadi lebih besar Sebagai penggerak dalam sistem rem Brake booster sebagai fariasi dari sitem rem Brake booster menambah daya dalam kinerja dari penggerak roda

35. Cara kerja dari valve pada tekanan master cylinder rendah? a. Control valve tertekan kedepan untuk menekan vacuum valve menutup dan bila diinjak lebih jauh lagi air valve terbuka Gerakan ini

91

selanjutnya menekan piston rod dan piston rod menekan piston pada master silinder b. Tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan ke semua silinder roda, tekanan didalam silinder roda tersebut menekan piston kearah luar dan selanjutnya c. Cara kerja saat tekanan master cylinder rendah pada blend valve sama dengan cara kerja saat tekanan master cylinder rendah pada proportioning valve d. Semua jawaban salah

Lampiran 3. Kunci Jawaban Uji Coba Test

92

KUNCI JAWABAN 1. A 2. A 3. A 4. B 5. C 6. B 7. A 8. B 9. A 10. D 11. A 12. A 13. C 14. B 15. B 16. D 17. B 18. A 19. D 20. C 21. B 22. B 23. D 24. D 25. A 26. B 27. A 28. D 29. D 30. C 31. B 32. A 33. A 34. A 35. C

93

Lampiran 4. Lembar Jawaban

Nama : No Absen : Kelas : 1. A B C D 2. A B C D 3. A B C D 4. A B C D 5. A B C D 6. A B C D 7. A B C D 8. A B C D 9. A B C D 10. A B C D 11. A B C D 12. A B C D LEMBAR JAWABAN 18. A B C D 19. A B C D 20. A B C D 21. A B C D 22. A B C D 23. A B C D 24. A B C D 25. A B C D 26. A B C D 27. A B C D 28. A B C D 29. A B C D 35. A B C D

94

13. A B C D 14. A B C D 15. A B C D 16. A B C D 17. A B C D

30. A B C D 31. A B C D 32. A B C D 33. A B C D 34. A B C D

Lampiran 5. Lembar Soal Test INSTRUMENT TEST Nama Mata pelajaran Kelas / semester Standar kompetensi Kompetensi dasar Alokasi waktu PETUNJUK UMUM: 1. 2. 3. 4. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia. Tulis nama dan nomor absen pada kolom yang tersedia. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu. Bila menjawab soal salah dan ingin memperbaikinya, lakukan sebagai Jawaban semula Pembetulan : : a a b b c c d d : SMK MUHAMMADIYAH I BLORA : Kompetensi Kejuruan : XII TKR / 5 : Memelihara/ servis Sistem Rem : Mengidentifikasi sistem rem : 30 menit

berikut:

95

PETUNJUK UMUM : Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang tepat ! 1. a. b. c. d. 2. a. b. Di bawah ini adalah pengertian dari rem yang benar? Suatu sitem yang di rancang untuk mengurangi dan menghentikan laju Suatu sitem yang di gunakan untuk menambah kecepatan pada Sitem yang di gunakan untuk mengurangi kinerja mesin Suatu sitem yang bertujuan untuk menghentikan kinerja mesin Di bawah ini adalah jenis jenis tipe rem yanga ada pada kendaraan? Rem parkir, rem kaki, rem tambahan Rem kaki, rem hidolik, rem tangan

kendaraan kendaraan

c. d. 3. a.

Rem tangan, rem kaki, rem pedal Rem cakram,rem tangan,rem hidrolik Jenis rem merurut tipe rem kaki? Hidrolist, pneumatik

b. Hidrolis, mekanis c. Mekanis, rem roda belakang d. Pneumatik, mekanis 4. a. Komponen pada rem yang menghasilkan tekanan hindrolis adalah Handel rem

96

b. c. d. 5.

Tromol rem Kanvas rem Pedal rem Di bawah ini mana yang termasuk empat komponen utama penahan plat

pada rem tromol? a. b. c. d. 6. a. b. c. d. tromol (drum), axle shaft, plat penahan (backing plate), rumah silinder roda, sepatu rem, pegas rem, rumah differensial silinder roda, sepatu rem, pegas rem, pengunci sepatu rem dan tromol (drum), axle shaft, plat penahan (backing plate) Dibawah ini yang merupakan bagian tipe- tipe rem adalah? Rem parkir, rem kaki, rem tambahan Rem kaki, rem parkir, master rem, boster rem silinder roda, sepatu rem, pegas rem, rumah differensial tromol (drum), axle shaft, plat penahan (backing plate), rumah

differensial

perangkat penyetelan

differensial 7. Untuk melipat gandakan daya penekanan pada pedal rem adalah

keunggulan dari? a. Boster Rem b. Piston c. Katub Penyeimbang d. Tuas Rem

97

8.

Rem kaki yang mempunyai arti di bawah ini?

a. Sebuah rem yang di gerakkan oleh oil yang dai salurkan melalui selang penghubung dan udara yang menekan piston untuk menekan kampas rem agar bergesekan dengan piringan cakram. b. c. d. 9. a. b. c. d. Rem yang di gerakkan oleh kaki Suatu rem yang di gunkan pada kendaraan berat Rem yang di pasang untuk mempergagah penampilan DOT berapakah yang lazim digunakan untuk penggunaan minyak rem ? DOT 3 DOT 4 DOT 03 DOT3. Dan DOT 4

10. Nama dari bagian brake booster yang bertanda huruf A di bawah ini ?

A?

a. b. c. d.

Inlet port Piston Compensating port Outlet Valve

11. Nama dari bagian brake booster yang bertanda huruf A di bawah ini ?

98

a.

Engsel b. c. d. Piston power Booster Push

12. Tipe ganda konvensional dan tipe konvensional adalah merupakan bagian dari master silinder tipe? a. Tunggal b. Ganda c. Uni-servo d. Duo-servo 13. Center brake dan rem roda belakang adalah merupakan bagian dari? a. Rem hidraulis b. Rem kaki c. Rem tambahan d. Rem mekanik 14. Fungsi dari Master silinder adalah

99

a.

Berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik

minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem piringan). b. c. d. Berfungsi melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga Berfungsi menekan piston rod dan piston rod menekan piston Plunger dapat tertekan keatas sekaligus check valve tertutup daya pengereman yang lebih besar. pada master silinder. 15. Dibawah ini yang dibuat dari baja press, yang dibuat pada axle hausing, atau axle carrir bagian belakang adalah a. b. c. d. Kanvas Sepatu Rem Silinder Roda Backing Plate

16. Dibawah ini tipe rem tromol yang dibagi menjadi single action dan double action adalah.. a. Tipe leading dan tralling b. Tipe two-leading c. Tipe Uni-servo d. Tipe Duo-servo 17. Rem kaki yang mempuanyai arti seperti di bawah ini? a. Sebuah rem yang di gerakkan oleh oil yang dai salurkan melalui selang penghubung dan udara yang menekan piston untuk menekan kampas rem agar bergesekan dengan piringan cakram. b. Rem yang di gerakkan oleh kaki

100

c. Suatu rem yang di gunkan pada kendaraan berat d. Rem yang di pasang untuk mempergagah penampilan 18. Dibawah ini yang tidak termasuk tipe tunggal master silinder adalah.. a. b. c. d. a. b. c. d. Tipe plunger Tipe konvensional Tipe portless Tipe ganda konvensional Return spring, piston, tangki cadangan Rumah boster, piston boster, membrane, reaction mechanism, Tromol rem, kanvas rem, silinder roda, backing plate Brake shoe,, brake lining

19. Bagian-bagian dari master silinder tandem tipe ganda konvensional?

mekanisme katup pengontrolan

20. Saat kendaraam maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik, ini adalah kentungan dari tipe rem tromol? a. Tipe leading dan tralling b. Tipe two-leading c. Tipe Uni-servo d. Tipe Duo-servo 21. Di bawah ini adalah yang tidak termasuk rem parkir? a. Sharing b. Devoted c. Center brake d. Semua jawaban benar 22. Bila tromol berputar pada arah yang berlawanan maka kedua sepatu berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu menghasilkan daya pengereman yang kecil, ini adalah merupakan kelemahan dari?

101

a. Tipe leading dan tralling b. Tipe two-leading c. Tipe Uni-servo d. Tipe Duo-servo 23. Gbr. Komponen-komponen rem,yang menunjukkan pedal rem di tunjukkan pada pada huruf apa?

a. b.

(B) (D) a. b. c. d. a.

c. ( G ) d. ( H ) Untuk melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya

24. Brake booster mempunyai peran penting dalam sistem rem ? pengereman menjadi lebih besar Sebagai penggerak dalam sistem rem Brake booster sebagai fariasi dari sitem rem Brake booster menambah daya dalam kinerja dari penggerak roda Control valve tertekan kedepan untuk menekan vacuum valve menutup dan bila diinjak lebih jauh lagi air valve terbuka Gerakan ini selanjutnya menekan piston rod dan piston rod menekan piston pada master silinder

25. Cara kerja dari valve pada tekanan master cylinder rendah?

102

b.

Tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan ke semua silinder roda, tekanan didalam silinder roda tersebut menekan piston kearah luar dan selanjutnya

c.

Cara kerja saat tekanan master cylinder rendah pada blend valve sama dengan cara kerja saat tekanan master cylinder rendah pada proportioning valve

d.

Semua jawaban salah

Lampiran 6. Kunci Jawaban Test

KUNCI JAWABAN 1. A 2. A 3. A 4. B 5. C 6. B 7. A 8. B 9. D 10. C 11. B 12. B 13. D 14. A 15. D 16. B 17. B 18. D 19. A 20. D 21. D 22. C 23. B 24. A 25. C

103

Lampiran 7. Lembar Jawaban Test Nama : No Absen : Kelas : LEMBAR JAWABAN 1. A B C D 2. A B C D 3. A B C D 4. A B C D 5. A B C D 6. A B C D 7. A B C D 8. A B C D 9. A B C D 10. A B C D 11. A B C D 12. A