Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN TRANSPARANSI SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH :
FRANDRIEK KENANGAN PUTRA ZEBUA
130503200
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Transparansi Sebagai Variabel Moderating
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2015"adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas
akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari lembaga, dan/atau saya
kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2017 Yang Membuat Pernyataan
NIM. 130503200 Frandriek Kenangan Putra Zebua
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Transparansi Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui bukti empiris
pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan dengan transparansi
sebagai variabel moderatingpada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2013 hingga 2015.
Populasi penelitian ini sebanyak 149 perusahaan. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 64
perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan dengan 192 unit analisis. Data
penelitian diperoleh dari laporan tahunan dari perusahaan sampel yang diunduh
dari website BEI yaitu www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penghindaran pajak berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Transparansi tidak signifikan
dalam memoderasi hubungan antara penghindaran pajak terhadap nilai
perusahaan.
Kata Kunci : Penghindaran Pajak, Nilai Perusahaan, Transparansi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
Effect of Company Size, Profitability, Solvability, and Firm Size Of Audit Report Lag On Services Companies Listed on the Stock Exchange Year 2012-
2015 This study aims to analyze and find empirical evidence of Tax Avoidance influence on Corporate Value with Transparency as a moderating variable in the manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2013 to 2015. The population of this study were 149 companies. The sampling method used is purposive sampling method, so that the company obtained 64 samples to 3 years of observation (2013-2015) with 192 units of analysis. Data were obtained from audited financial statements, the independent auditor's report, and the annual reports of the companies sampled downloaded from the website of the Stock Exchange that www.idx.co.id. Data analysis technique used is descriptive statistical analysis. The results of this study indicate that tax avoidance significant negative effect on firm value. Transparency is not significant in moderating the relationship between tax avoidance on firm value. Keywords: tax avoidance, the value of the company, transparency.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kekuatan serta kemampuan kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh
Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan dengan Transparansi
sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di BEI Tahun 2013-2015" disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan,
saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E, MAFIS, Ak, CPA selaku
Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak.
selaku Sekretaris Departemen Akuntansi.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program
Studi S1 Akuntansi.
4. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM., Ak. selaku dosen pembimbing pada
penulisan skripsi ini, Bapak Drs. Hotmal Ja'far M.M., Ak., selaku dosen
penguji dan Bapak Abdillah Arif Nasution, SE, M.Si,Ak., selaku dosen
pembanding.
5. Seluruh dosen-dosen yang ada di Departemen Akuntansi. Terima kasih
untuk semua ilmu yang telah Bapak dan Ibu ajarkan kepada kami selama
menuntut ilmu di FEB USU.
6. Terima kasih untuk kedua orang tua penulis Bapak Sarozato Zebua dan
Ibu Masania Harefa untuk segala kasih sayang, motivasi, dan doa yang
mengiringi setiap langkah penulis. Untuk kakak dan adik-adik penulis,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
K’Ina Gisella, K’Suka, Bg Tole, Bg Man, Bg Sony, K’Tenun. Terima
kasih untuk doa dan motivasi selama ini. Untuk keponakan, Gisella,
Angga, dan Airin.
7. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan, Bani, Nita, Patar, Intan, Diva, Viki,
Stephanie, Willy, terima kasih untuk semua dukungan, bantuan dan
motivasi selama ini.
8. Buat keluarga, Tante Upik, Tante Felix, Agusman, serta sanak keluarga
lainnya yang telah memberikan dukungan doa kepada saya selama
menyelesaikan studi di Departemen Akuntansi FEB USU
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan,
untuk itu peneliti mengharapkan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Medan, Januari 2017
NIM. 130503200
Frandriek Kenangan Putra Zebua
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................................ i ABSTRAK .................................................................................................... ii ABSTRACK ................................................................................................. iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv DAFTAR ISI ................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 9 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 9 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ..................................................................... 11 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) .......................... 11 2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory) .......................... 14 2.1.3 Manajemen Pajak ................................................... 16 2.1.4 Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) .................... 18 2.1.5 Nilai Perusahaan .................................................... 21 2.1.6 Transparansi ........................................................... 22 2.2. Penelitian Terdahulu ............................................................ 24 2.3. Kerangka Konseptual .......................................................... 26 2.4. Hipotesis ............................................................................... 27 2.4.1 Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai
Perusahaan ............................................................. 27 2.4.2 Pengaruh Transparansi terhadap Hubungan
antara Penghindaran Pajak dengan Nilai Perusahaan ............................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian .................................................................... 31 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 31 3.3. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 33 3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................. 33 3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian . 34 3.5.1 Variabel Dependen ................................................... 34 3.5.2 Variabel Independen ................................................ 35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.5.3 Variabel Pemoderasi ................................................ 36 3.6 Teknik Analisis Data ............................................................ 38 3.6.1 Uji Statistik Deskriptif ............................................. 38 3.6.2 Uji Asumsi Klasik .................................................... 38 3.6.2.1 Uji Normalitas ......................................... 39 3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ................................ 40 3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................ 41 3.6.2.4 Uji Autokorelasi ....................................... 42 3.6.3 Analisis Regresi ........................................................ 42 3.6.4 Pengujian Hipotesis ................................................. 42 3.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi ....................... 43 3.6.4.2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t) 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................. 45 4.2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 46 4.2.1 Uji Asumsi Normalitas ............................................. 46 4.2.2 Uji Heteroskedastisitas ............................................. 49 4.2.3 Uji Autokorelasi ....................................................... 50 4.3 Analisis Koefisien Determinasi ........................................... 50 4.4 Analisis Regresi Linier Sederhana dan Uji t ........................ 51 4.5 Uji Signifikansi Variabel Moderating .................................. 53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……. ................................................................. 54 5.2 Saran …………. ................................................................. 55 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 56 LAMPIRAN .................................................................................................. 59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1. Realisasi Penerimaan Negara (Milyaran Rupiah) 2012-201.......... 2
2.1 Pengukuran Penghindaran Pajak.................................................... 20
2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu…………..................................... 24
3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria…………………….. 32
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………………….. 37
4.1 Statistik Deskriptif ……………………………………………..... 45
4.2 Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov………………. 46
4.3 Uji Normalitas setelah Data Ekstrim/Outlier Dieliminasi……….. 48
4.4 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson……………………. 50
4.5 Koefisien Determinasi………………………………………….... 51
4.6 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial……………………………….. 51
4.7 Uji Signifikansi Variabel Moderating ………………………….. 53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1. Kerangka Konseptual.................................................................. 27
4.1. Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal Probability Plot…. 48
4.2 Uji Heteroskedastisitas………………………………………... 49
4.3 Menghitung t tabel dengan rumus TINV …………………….. 52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Sampel & Populasi Penelitian Penelitian...................................... 59
Lampiran 2 Tabulasi Cash ETR Perusahaan Manufaktur……………………. 64
Lampiran 3 Tabulasi Tobin’s Q Perusahaan Manufaktur……………………. 66
Lampiran 4 Tabulasi Voluntary Disclosure Perusahaan Manufaktur…………68
Lampiran 5 Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji Regresi……………. 70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar melakukan
pembangunan di berbagai sektor. Pembangunan nasional ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Namun, apabila pemerintah dan rakyat
tidak dapat bekerjasama maka akan sulit untuk mencapai tujuan tersebut.Salah
satu sumber pembiayaan untuk pembangunan tersebut berasal dari pajak yang
dibayar rakyat kepada negara.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Definisi tersebut menegaskan bahwa pajak
merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Pajak memiliki manfaat sebagai
sumber dana bagi pemerintah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara (fungsi budgetair) dan sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi (fungsi
regulator). Oleh karena itu, pemerintah selalu menaikkan target penerimaan dari
sektor perpajakan. Perpajakan Indonesia sendiri dikelola pemerintah melalui
Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah Departemen Keuangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 1.1 memperlihatkan realisasi penerimaan negara Indonesia dari
tahun 2012 sampai 2015.
Tabel 1.1
Realisasi Penerimaan Negara (Milyaran Rupiah) 2012-2015
Sumber Penerimaan 2012 2013 2014 2015 I. Penerimaan Dalam Negeri 1.332.322 1.432.058 1.545.456 1.758.330
Penerimaan Perpajakan 980.518 1.077.306 1.148.865 1.489.255 Pajak Dalam Negeri 930.861 1.029.850 1.103.217 1.439.998
Pajak Penghasilan 465.069 506.442 546.180 679.370 Pajak Pertambahan Nilai 337.584 384.713 409.181 576.469 Pajak Bumi dan Bangunan
28.968 25.304 23.476 26.689
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
0 0 0 0
Cukai 95.027 108.452 118.085 145.739 Pajak Lainnya 4.210 4.937 6.293 11.729
Pajak Perdagangan Internasional
49.656 47.456 43.648 49.256
Bea Masuk 28.418 31.621 32.319 37.203 Pajak Ekspor 21.237 15.835 11.329 12.053
Penerimaan Bukan Pajak 351.804 354.751 398.590 269.075 Penerimaan Sumber Daya Alam
225.844 226.406 240.848 118.919
Bagian Laba BUMN 30.798 34.025 40.314 36.956 Penerimaan Bukan Pajak Lainnya
73.458 69.671 87.746 90.109
Pendapatan Badan Layanan Umum
21.704 24.648 29.681 23.090
II.Hibah 5.786 6.832 5.034 3.311 Jumlah 1.338.109 1.438.891 1. 550490 1.761.642 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia 2015
Berdasarkan tabel 1.1 tampak bahwa penerimaan dari sektor pajak dalam
realisasi penerimaan negara dari tahun 2012 sampai 2015 selalu meningkat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ketergantungan penerimaan negara dari sektor pajak mencapai sekitar 84,5 persen
pada tahun 2015(www.pajak.go.id). Sebagai sumber utama penerimaan negara,
pemerintah terus melakukan upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak agar
dapat digunakan untuk membiayai pembangunan demi kepentingan rakyat.
Pemerintah menyusun berbagai kebijakan dalam bentuk intensifikasi dan
ekstensifikasi dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak.
Salah satu kebijakan yang sedang dilakukan oleh pemerintah yaitu tax amnesty
(pengampunan pajak). Tax amnesty adalah program pengampunan yang diberikan
oleh pemerintah kepada Wajib Pajak meliputi penghapusan pajak yang seharusnya
terutang, penghapusan sanksi administrasi perpajakan, serta penghapusan sanksi
pidana di bidang perpajakan atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan
sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT, dengan cara melunasi seluruh
tunggakan pajak yang dimiliki dan membayar uang tebusan. Kebijakan amnesty
pajak merupakan terobosan kebijakan dan bagian reformasi perpajakan menuju
sistem perpajakan yang lebih berkeadilan serta meningkatkan penerimaan pajak
yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan. Pemerintah menargetkan
penerimaan pajak dari tax amnesty sebesar Rp 165 triliun (www.kemenkeu.go.id).
Upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan pajak ternyata
berlawanan dengan kepentingan para wajib pajak pribadi maupun badan yang
sebisa mungkin untuk menghindari pembayaran pajak. Perusahaan sebagai salah
satu wajib pajak memandang pajak sebagai beban bagi perusahaan. Hal ini
disebabkan pajak perusahaan dapat mempengaruhi posisi keuangan perusahaan,
kinerja keuangan, likuiditas, hasil operasi, dan arus kas. Bagi perusahaan, pajak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang dikenakan terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh dapat dianggap
sebagai biaya atau beban dalam menjalankan usaha. Oleh karena itu, perusahaan
cenderung untuk mengurangi beban pajak dalam memperbaiki kinerja perusahaan.
Perusahaan melakukan berbagai cara untuk meminimalkan beban pajak
yang akan dibayar, salah satunya yaitu dengan manajemen pajak. Menurut
Lumbantoruan (1996), manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi
kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang harus dibayar dapat
ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
Manajemen pajak merupakan upaya dalam melakukan penghematan pajak secara
legal. Salah satu bentuk manajemen pajak adalah penghindaran pajak (tax
avoidance).
Penghindaran pajak (tax avoidance) tidak sama dengan penggelapan pajak
(tax evasion). Secara garis besar perbedaan utama terletak pada sisi legalitas.
Penggelapan pajak menggunakan cara yang tidak diperkenankan oleh ketentuan
undang-undang yang berlaku. Sedangkan penghindaran pajak adalah upaya
penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena
tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan, dimana metode dan teknik yang
digunakan cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahanyang terdapat dalam
undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri untuk memperkecil jumlah
pajak yang terutang. Hal tersebut diharapkan dapat menaikkan laba perusahaan
dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.
Kasus penghindaran pajak yang terjadi salah satunya adalah kedai kopi
asal Amerika Serikat, Starbucks. Dalam laporan keuangannya, Starbucks
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menyatakan kerugian sebesar 112 juta pounds selama 2008-2010 dan tidak
membayar Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) pada 2011. Namun, dalam
laporan ke investor, Starbucks menyatakan omset selama 2008-2010 dengan nilai
1,2 miliar pounds atau Rp 18 triliun. Kasus kedua, laporan pajak perusahaan
internet search engine, Google berbasis di USA. Perusahaan ini meraih untung di
Inggris senilai 398 juta pounds pada 2011, tapi hanya membayar pajak senilai 6
juta pounds. Keuntungan perusahaan cabang Inggris kemudian ditransfer ke
cabang Irlandia, Belanda, dan berakhir di Bermuda.Perusahaan multinasional
lainnya yang melakukan praktik penghindaran pajak yaitu Apple, Facebook,
Oracle, Microsoft, IBM, Johnson&Johnson, Yahoo, Pfizer, Abbott Laboratories,
dan HSBC (BBC news, 2012).
Di Indonesia, salah satu kasus yang terkenal yaitu penghindaran pajak
yang dilakukan perusahan Asian Agri. Penghindaran pajak Asian Agri pada
prinsipnya dilakukan secara terencana dan sistematis oleh para direktur dan
manajer Asian Agri. Perusahan membuat sebuah kebijakan untuk memperkecil
pajak (tax planning-meeting). Modus-modus yang digunakan yaitu menciptakan
biaya fiktif, mengecilkan penjualan dengan menggunakan jasa anak perusahaan
dan hedging fiktif. Penghindaran pajak Asian Agri menyebabkan negara
mengalami kerugian sebesar 1,3 triliun (Kompas, 2013).
Penghindaran pajak telah terjadi sekian lama yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahan besar di dunia. Berbagai cara yang dilakukan antara lain
melakukan investasi di negara tax haven, dimana negara yang tergolong dalam
kategori ini memiliki kemudahan untuk tidak membayar pajak untuk jangka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
waktu yang tidak terbatas, atau tarif yang rendah, pengawasan yang tidak ketat
atas valas, dan jaminan kerahasiaan bank. Praktik thin capitalization juga dinilai
memiliki andil dalam penghindaran pajak perusahaan. Teorinya, perusahaan
dibiayai dengan jumlah hutang yang lebih banyak daripada jumlah modal sendiri,
sehingga perusahaan menanggung beban pinjaman yang tinggi yang
mengakibatkan perusahaan terlihat seperti memiliki banyak hutang dengan pihak
lain. Transfer pricing juga merupakan salah satu mekanisme dalam melakukan
penghindaran pajak dengan cara menaikkan harga beli atau menurunkan harga
jual pada anak perusahaan, sehingga induk perusahaan tampak seolah-olah
mengalami kerugian.
Peningkatan nilai perusahaan merupakan tujuan perusahaan yang dapat
dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen, dimana suatu keputusan yang
diambil akan mempengaruhi keputusan lainnya dan nantinya akan berdampak
pada nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat terlihat pada kenaikan
harga saham perusahaan.Nilai perusahaan yang tinggi akan menjadi sinyal positif
yang dapat meningkatkan kesejahteraan bagi investor untuk menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut. Salah satu keputusan manajemen adalah
penghindaran pajak (tax avoidance) yang diharapkan dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Namun, disisi lain investor bertentangan dengan penghindaran pajak
tersebut dan merasa dirugikan. Investor sebagai principal menganggap
penghindaran pajak adalah tindakan yang tidak patuh terhadap undang-undang
perpajakan dan timbulnya biaya di kemudian hari seperti biaya yang timbul akibat
adanya pemeriksaaan pajak. Sedangkan manajer sebagai agen memandang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kebijakan penghindaran pajak adalah cara untuk meminimumkan beban pajak
secara legal dengan memanfaatkan celah-celah dari peraturan perpajakan sehingga
dapat meningkatkan laba perusahaan yang berpengaruh positif pada nilai
perusahaan. Timbulnya konflik kepentingan ini terjadi karena adanya asimetri
informasi sehingga mengakibatkan adanya perbedaan persepsi antara investor dan
manajer tentang kebijakan penghindaran pajak.
Untuk mengatasi masalah agensi tersebut sangat relevan dalam
mempertimbangkan transparansi informasi sebagai moderasi hubungan antara
penghindaran pajak dan nilai perusahaan. Menurut Wang (2010), transparansi
informasi merupakan ketersediaan informasi spesifik perusahaan kepada
pemegang saham luar yang mempengaruhi nilai perusahaan. Transparansi menjadi
alat untukmengawasi setiap tindakan manajer sehingga mengurangi kecemasan
investor terhadap biaya agensi tersembunyi terkait penghindaran pajak. Biaya
agensi merupakan biaya yang timbul karena tindakan manajer yang berbeda dari
tindakan untuk memaksimumkan kepentingan pemegang saham. Adanya
transparansi diharapkan mengurangi perilaku oportunistik manajer dan resiko
yang timbul dalam melakukan penghindaran pajak dapat terdeteksi.
Penelitian-penelitian sebelumnya tentang hubungan antara penghindaran
pajak, nilai perusahaan, dan transparansi informasi menghasilkan simpulan yang
berbeda-beda. Chen et al. (2010) menemukan adanya pengaruh negatif dari
penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan dan penghindaran pajak dapat
berpengaruh positif pada perusahaan yang transparan. Penelitian dari Wang
(2010) menyatakan bahwa penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap nilai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perusahaan dan perusahaan yang memiliki informasi transparan cenderung
melakukan penghindaran pajak. Menurut Chasbiandani dan Martani (2012),
penghindaran pajak jangka panjang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian penghindaran pajak juga pernah dilakukan oleh Desai dan Dharmapala
(2009) yang menemukan hubungan positif dan signifikan antara penghindaran
pajak dan nilai perusahaan untuk perusahaan yang memiliki tingkat kepemilikan
institusional yang tinggi. Hasil yang berbeda didapat oleh Simarmata (2012) yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan penghindaran pajak
terhadap nilai perusahaan. Perbedaan hasil dari penelitian-penelitian tentang
pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan menjadi motivasi
penelitian ini. Selain itu penelitian ini memfokuskan sampel penelitian pada salah
satu sektor kelompok perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
yaitu perusahaan manufaktur. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur karena
perusahaan tersebut melakukan aktivitas usaha secara menyeluruh mulai dari
pembelian bahan baku hingga menjadi barang jadi dan siap untuk dijual ke
pasaran sebagian usahanya terkait dengan aspek perpajakan. Perusahaan
manufaktur juga memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak dibandingkan
jenis usaha lain yang terdiri dari beberapa industri. Perusahaan sektor manufaktur
juga merupakan penyumbang penerimaan pajak terbesar (dilihat dari per sektor
usaha) dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya yaitu sebesar 316,49 triliun di
tahun 2012 dan 333,73 triliun di tahun 2013 (Inside Tax ed.18, 2013:34 dalam
Mulyani, 2013).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan TransparansiSebagai Variabel Moderating Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah penghindaran pajak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2013-2015?
2. Apakah transparansi dapat memoderasi hubungan antara penghindaran
pajak terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah penghindaran pajak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013-2015.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Untuk mengetahui apakah transparansimampu memoderasi hubungan
antara penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-
2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan
wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh penghindaran pajak
terhadap nilai perusahaan dengan transparansi informasi sebagai variabel
pemoderasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi di dalam melakukan penelitian sejenis mengenai nilai
perusahaandan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan memberikan pertimbangan bagi
perusahaan untuk menyajikan laporan tahunan yang lebih transparan dan
dapat diandalkan. Karena laporan keuangan yang transparan menjadi salah
satu pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya.
4. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk melakukan investasi.
5. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi
pemerintah untuk dapat menentukan kebijakan yang tepat dalam
mengatasi praktik penghindaran pajak tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (agency theory) membahas tentang hubungan atau
kontrak keagenan yang terjadi antara pemegang saham (principal) dengan
manajemen (agent). Konflik kepentingan antara agen dan principal dalam
mencapai kemakmuran yang dikehendakinya disebut sebagai masalah
keagenan.Dalam teori keagenan menunjukkan bahwa terdapat dua potensial
konflik keagenan. Pertama, masalah agensi antara manajemen dan pemegang
saham dan kedua, masalah agensi antara pemegang saham mayoritas dan
pemegang saham minoritas. Pada masalah agensi yang pertama, konflik
kepentingan muncul karena adanya hubungan kontraktual antara principal
dan agen.
Konflik kepentingan semakin meningkat karena pemegang saham
tidak dapat memonitor aktivitas manajer sehari-hari untuk memastikan bahwa
manajer bekerja sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Pemegang
saham tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja manajer, disisi
lain manajer memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri,
lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang
mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pemegang saham dan manajer. Kondisi ini dikenal dengan asimetri informasi
(asymmetric information).
Schift dan Lewin (1970) dalam Siregar (2012) menyatakan bahwa
manajer berada pada posisi yang memiliki lebih banyak informasi mengenai
kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan
dibandingkan dengan pemegang saham. Dengan adanya asimetri informasi
tersebut, manajemen mendapatkan dorongan untuk memaksimalkan
kepentingan pribadinya dengan memanfaatkan keterbatasan informasi yang
dimiliki pemegang saham. Oleh karena itu manajemen tidak akan selalu
bertindak sesuai apa yang diinginkan oleh pemegang saham, contohnya
seorang manajer akan memiliki alternatif pencatatan akuntansi yang akan
memperbesar laba akuntansi ketika bonus yang akan didapatkan oleh manajer
tersebut bersumber pada laba perusahaan, alternatif ini akan membuat bonus
manajer semakin besar dan menurunkan kekayaan pemegang saham
(Schroeder,et al., 2009).
Masalah agensi yang kedua akan terjadi apabila terdapat pemegang
saham mayoritas dan pemegang saham minoritas. Pemegang saham mayoritas
akan muncul pada saat pemegang saham secara aktif menginvestasikan
sumber dayanya dalam jumlah besar untuk mengontrol suatu perusahaan
secara langsung maupun tidak langsung sehingga kepemilikan akan
terkonsentrasi pada suatu entitas atau individu tertentu. Pergeseran konflik ini
terjadi karena pemegang saham mayoritas dapat mengendalikan manajemen
agar membuat keputusan yang menguntungkan pemegang saham mayoritas,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tanpa memikirkan kepentingan seluruh pemegang saham termasuk pemegang
saham minoritas. Pemegang saham mayoritas memiliki kendala absolute
sehingga dapat melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang saham
mayoritas tetapi merugikan pemegang saham minoritas.
Adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi yang terjadi
antara pemegang saham dan manajer mendorong manajer untuk menyajikan
informasi yang tidak sebenarnya kepada pemegang saham terutama jika
informasi yang disajikan tersebut berhubungan dengan pengukuran kinerja
manajemen. Hal ini mendorong manajer menyembunyikan beberapa
informasi yang tidak diketahui oleh pemegang saham sehingga digunakan
untuk kepentingan diri sendiri. Konflik kepentingan tersebut dapat
menyebabkan timbulnya suatu biaya yang disebut dengan agency cost. Biaya
keagenan (agency cost) adalah biaya yang dikeluarkan pemilik untuk
mengatur dan mengawasi kinerja para manajer sehingga mereka bekerja
untuk kepentingan perusahaan.
Jensen dan Meckling (1976) dalam Simarmata (2012) menyebutkan
tiga jenis biaya keagenan meliputi monitoring cost, bonding cost, residual
losses.
1) Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal
untuk memonitor perilaku para agen yaitu untuk mengukur, mengamati,
dan mengontrol perilaku agen. Contohnya biaya audit dan biaya untuk
menetapkan rencana kompensasi manajer, pembatasan anggaran, dan
aturan-aturan operasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2) Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh agen untuk menetapkan
dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak
untuk kepentingan principal. Contohnya biaya yang dikeluarkan oleh
manajer untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemegang saham.
3) Residual loss timbul dari kenyataan bahwa tindakan agen kadangkala
berbeda dari tindakan yang memaksimumkan kepentingan principal.
2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)
Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal, karena terdapat asimetris informasi (asymmetri information) antara
perusahaan dan pihak luar. Perusahaan (agent) mengetahui lebih banyak
mengenai perusahaan (principal) dan prospek yang akan datang daripada
pihak luar. Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga
yang rendah untuk perusahaan. Hal yang dapat terjadi atas asimetri informasi
menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Simarmata dapat menimbulkan 2
(dua) permasalahan, yaitu :
1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak
melaksanakan hal-hal yang disepakati dalam kontrak kerja.
2. Adverse Selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat
mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebuah
kelalaian dalam tugas.
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana sebuah perusahaan
seharusnya memberikan sinyal kepada pihak luar perusahaan. Sinyal tersebut
dapat berupa informasi berupa laporan tahunan yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa
informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan
dan informasi non akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan
laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang
relevan dan menggungkapkan informasi yang dianggap penting untuk
diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam mapun pihak luar
perusahaan.
Dengan adanya signaling theory ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pihak manajemen perusahaan terkhususnya perusahaan yang telah go public
pasti memberikan informasi kepada para investor sehingga investor dapat
mengetahui keadaaan perusahaan dan prospeknya di masa depan. Dalam
pengambilan keputusan untuk berinvestasi, investor dapat membedakan
perusahaan mana yang memiliki nilai perusahaan yang baik, sehingga di masa
mendatang dapat memberikan keuntungan bagi investor tersebut. Dalam
signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan
harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. Selain itu, bagi pihak
manajemen praktik penghindaran pajak yang telah dilakukan diharapkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dapat memberikan sinyal positif kepada pihak investor yang akan berdampak
terhadap naiknya nilai perusahaan. Karena pada dasarnya nilai perusahaan
dapat dikatakan baik salah satunya ditunjukkan oleh peningkatan harga saham
perusahaan dari waktu ke waktu.
2.1.3 Manajemen Pajak
Menurut Lumbantoruan (1996), manajemen pajak adalah sarana
untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak
yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan
likuiditas yang diharapkan. Tujuan manajemen pajak yaitu menerapkan
peraturan perpajakan secara benar dan melakukan usaha efisiensi untuk
mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya.
Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi
manajemen pajak yang terdiri atas perencanaan pajak (tax planning),
pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation), dan pengendalian
pajak (tax control). Pada umumnya penekanan perencanaan pajak untuk
meminimumkan kewajiban perpajakan. Oleh karena itu ketidakpatuhan
terhadap undang-undang dapat dikenakan sanksi, baik sanksi administrasi
maupun sanksi pidana. Untuk menghindari sanksi tersebut manajemen
berusaha untuk melakukan pengendalian atas beban pajak yang ditetapkan.
Menurut Suandy (2008), manajemen pajak adalah perencanaan
pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sehingga dapat menghindari pemborosan sumber data. Ada 3 unsur motivasi
perusahaan dalam melakukan tindakan manajemen pajak yaitu :
1. Kebijakan Perpajakan
Kebijakan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran
yang hendak dituju dalam sistem perpajakan, penerapan dan perlakuan
yang berbeda atas dasar peraturan pemerintah terhadap masing-masing
kondisi wajib pajak, membuat wajib pajak termotivasi untuk melakukan
manajemen pajak.
2. Undang-undang Perpajakan
Dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain
(Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri
Keuangan, dan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak), karena tidak adanya
undang-undang yang mengatur setiap permasalahan perpajakan secara
sempurna. Tidak jarang ketentuan-ketentuan tersebut bertentangan dengan
undang-undang itu sendiri, sehingga terbuka celah bagi wajib pajak untuk
menganalisis kesempatan tersebut dengan cermat untuk manajemen pajak
yang baik.
3. Administrasi perpajakan
Di Indonesia sangat sulit dalam pelaksanaannya karena wilayahnya
yang luas dan jumlah penduduk yang banyak. Hal ini mendorong
perusahaan untuk melakukan manajemen pajak dengan baik agar
terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena adanya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perbedaan pendapat. Ini disebabkan karena luasnya peraturan perpajakan
yang berlaku dan sistem informasi yang belum efektif.
2.1.4 Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Menurut Zain (2003), penghindaran pajak adalah proses
pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang
tidak dikehendaki. Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang benar-
benar legal. Penghindaran pajak juga diartikan sebagai cara mengurangi pajak
yang masih dalam batas ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
dan dapat dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak. Sedangkan Wang
(2010) mendefinisikan tax avoidance sebagai pengurang pajak eksplisit per
dolar dari laba akuntansi sebelum pajak. Dipercaya bahwa penghindaran
pajak perusahaan menggambarkan transfer kekayaan dari pemerintah kepada
korporasi dan harus menambah nilai perusahaan. Menurut Dyreng et al.,
(2008) penting untuk menekankan bahwa penghindaran pajak tidak selalu
berarti perusahaan terlibat dalam suatu yang tidak benar. Ada banyak
ketentuan atau celah dalam peraturan perpajakan yang memungkinkan dan
mendorong perusahaan untuk mengurangi tarif pajaknya.
Terdapat perbedaan antara penghindaran pajak (tax avoidance)
dengan penggelapan pajak (tax evasion). Tax avoidance tidak melanggar
perundang-undangan dan hanya memanfaatkan celah kelemahan yang ada
dalam undang-undang tersebut. Sedangkan tax evasion merupakan usaha
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari kewajiban perpajakan
dengan melanggar peraturan perundang-undangan yang ada.
Dalam penelitian Hoque et al., (2011) dalam Surbakti, 2012 diungkapkan
beberapa cara penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan, seperti :
1) Menampakkan laba dari aktivitas operasional sebagai laba dari modal
sehingga mengurangi laba bersih dan utang pajak perusahaan tersebut.
2) Mengakui pembelanjaan modal sebagai pembelanjaan operasional, dan
membebankan yang sama terhadap laba bersih sehingga mengurangi utang
pajak perusahaan.
3) Membebankan biaya personal sebagai biaya bisnis sehingga mengurangi
laba bersih.
4) Mencatat pembuangan yang berlebihan dari bahan baku dalam industri
manufaktur sehingga mengurangi laba kena pajak.
Dalam teori agensi, adanya pemisahan kepemilikan dan manajemen
mengindikasikan keputusan pajak perusahaan dapat memicu konflik agensi
antara kepentingan pribadi manajemen dan pemegang saham. Manajer
sebagai agent, dapat memanipulasi laporan dalam aktivitas penghindaran
pajak yang memberikan informasi keliru bagi investor. Manajer dapat
membenarkan aktivitas ini dengan mengatakan ketidaktahuan dalam
meminimalkan terdeteksinya aktivitas penghindaran pajak oleh pemeriksa
pajak atau fiskus (Chasbiandani dan Martani, 2012).
Ada banyak cara dalam pengukuran penghindaran pajak (tax
avoidance). Setidaknya terdapat dua belas cara yang dapat digunakan dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengukur tax avoidance yang umumnya digunakan (Hanlon dan Heitzman,
2010), dalam Simarmata, 2012 dimana disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.1
Tabel Pengukuran Penghindaran Pajak
Pengukuran Cara Perhitungan Keterangan
GAAP ETR 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑡𝑡𝑊𝑊𝑡𝑡𝑡𝑡𝑊𝑊 𝑊𝑊𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑖𝑖𝑊𝑊 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑊𝑊𝑡𝑡𝑒𝑒𝑊𝑊𝑖𝑖𝑒𝑒𝑊𝑊
𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑡𝑡𝑊𝑊𝑡𝑡𝑡𝑡𝑊𝑊 𝑒𝑒𝑊𝑊𝑊𝑊 − 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑎𝑎𝑖𝑖𝑡𝑡𝑊𝑊𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑊𝑊𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑖𝑖𝑊𝑊
Total tax expense per dollar of pre-tax
income
Current ETR 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑖𝑖𝑎𝑎𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑖𝑖𝑡𝑡 𝑊𝑊𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑖𝑖𝑊𝑊 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑊𝑊𝑡𝑡𝑒𝑒𝑊𝑊𝑖𝑖𝑒𝑒𝑊𝑊
𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑡𝑡𝑊𝑊𝑡𝑡𝑡𝑡𝑊𝑊 𝑒𝑒𝑊𝑊𝑊𝑊 − 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑎𝑎𝑖𝑖𝑡𝑡𝑊𝑊𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑊𝑊𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑖𝑖𝑊𝑊
Current tax expense per dollar of pre-tax
book income
Cash ETR 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑖𝑖𝑡𝑡𝑒𝑒ℎ 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑊𝑊𝑒𝑒 𝑒𝑒𝑡𝑡𝑊𝑊𝑊𝑊
𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑡𝑡𝑊𝑊𝑡𝑡𝑡𝑡𝑊𝑊 𝑒𝑒𝑊𝑊𝑊𝑊 − 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑎𝑎𝑖𝑖𝑡𝑡𝑊𝑊𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑊𝑊𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑖𝑖𝑊𝑊
Cash taxes paid per dollar of pre-tax
book income
Long-run Cash ETR
𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑖𝑖𝑡𝑡𝑒𝑒ℎ 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑊𝑊𝑒𝑒 𝑒𝑒𝑡𝑡𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑡𝑡𝑊𝑊𝑡𝑡𝑡𝑡𝑊𝑊 𝑒𝑒𝑊𝑊𝑊𝑊 − 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑎𝑎𝑖𝑖𝑡𝑡𝑊𝑊𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑊𝑊𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑖𝑖𝑊𝑊
Sum of cash taxes paid over n years
divided by the sum of pre-tax earning over
n years
ETR differential
Statutory ETR – GAAP ETR
The difference of between the
statutory ETR and firm’s GAAP ETR
DTAX Error term form the following regression : ETR
differential x Pre-tax book income = a+bx Conttrol+e
The unexplained portion of the ETR
differential
Total BTD Pre-tax book income – ((U.S CTE + Fgn CTE)/U.S
STR) - (NOLt- NOLt-1
The total difference between book and
taxable income ))
Temporary BTD
Deffered tax expense/U.S STR The total difference between book and
taxable income
Abnormal total BTD
Residual from BTD/TAit= βTAit + βmi
A measure of unexplained total
book-tax differences Unrecognized
tax benefits Disclosed amount post-FIN 48 Tax liability accrued
for taxes not yet paid
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
on uncertain positions
Tax shelter activity
Indicator variable for firms accused of engaging in tax shelter
Firm identified via firm disclosre, the
press, or IRS confidential data
Marginal tax rate Simulated marginal tax rate
Present value of taxes on an
additional dollar of income
2.1.5 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah persepsi penilaian investor terhadap
perusahaan yang dicerminkan dengan harga saham (Sugiyono, 2010). Tujuan
utama setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan yang
tercermin dari kemakmuran pemilik atau pemegang saham perusahaan.
Kenaikan harga saham akan memberikan keuntungan dan kemakmuran bagi
pemegang saham.
Tobin’s Q merupakan salah satu proksi untuk mengukur nilai
perusahaan. Tobin’s Q dikembangkan oleh James Tobin (1967) dan dinilai
dapat memberikan informasi yang paling baik, karena rasio ini dapat
menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi dalam kegiatan perusahaan
seperti terjadinya perbedaan crossectional dalam pengambilan keputusan
investasi (Simarmata, 2012). Semakin besar nilai Tobin’s Q maka semakin
besar nilai perusahaan dan mengindikasikan perusahaan memiliki prospek
yang baik. Hal ini karena nilai pasar asset perusahaan lebih besar
dibandingkan nilai buku asset perusahaan yang berarti semakin besar kerelaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki
perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004).
Nilai perusahaan mengindikasikan tingkat kemakmuran yang didapat
oleh pemegang saham. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi
kemakmuran pemegang saham (Simarmata, 2012). Pemegang saham akan
melakukan segala upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga
tingkat kesejahteraannya meningkat. Bagi perusahaan yang telah go public,
maka nilai perusahaannya akan tercermin dari harga saham yang terdapat di
bursa. Nilai perusahaan dapat meningkat jika perusahaan dikelola oleh orang
yang kompeten.
2.1.6 Transparansi
Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh
proses informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan
dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan
dipantau. Menurut Ilmiani et al. (2014) transparansi diartikan sebagai
keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan maupun dalam
mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
Transparansi informasi menjadikan akses informasi menjadi transparan dan
mudah untuk diakses oleh investor sehingga dapat meminimalisir perilaku
oportunistik manajer dalam melakukan penghindaran pajak sehingga
mengurangi resiko deteksi dan resiko yang diakibatkan oleh asimetri
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
informasi dari kebijakan penghindaran pajak yang dilakukan oleh manajer
perusahaan (Chen et al., 2010).
Prinsip dasar transparansi berhubungan dengan kualitas informasi
yang disajikan oleh perusahaan (Tjager et al., 2003). Kepercayaan investor
akan sangat tergantung dengan kualitas informasi yang disampaikan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk menyediakan
informasi yang jelas, akurat dan tepat waktu serta dapat dibandingkan dengan
indikator-indikator yang sama. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan
mengembangkan sistem akuntansi yang berbasiskan standar akuntansi yang
menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan yang berkualitas,
mengembangkan teknologi informasi dan sistem informasi akuntansi
manajemen untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan
proses pengambilan keputusan yang efektif oleh dewan komisaris dan direksi
termasuk juga mengumumkan jabatan kosong secara terbuka.
Transparansi juga merupakan salah satu prinsip penerapan Good
Corporate Governance, berdasarkan Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia tahun 2006 dijelaskan bahwa transparansi merupakan
pengungkapan kinerja perusahaan secara akurat dan tepat pada waktunya
serta transparansi atas hal-hal penting perusahaan. Untuk menjaga tujuan
dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang
relevan dan dipahami oleh stakeholders. Dengan kata lain, prinsip
transparansi menghendaki adanya keterbukaan dalam melaksanakan proses
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam penyajian (disclosure) yang
dimiliki oleh perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Nilai Perusahaan
No. Penulis Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Mihir A.
Desai dan
Dhammika
Dharmapala
(2009)
Corporate Tax
Avoidance and
Firm Value
Variabel
Independen :
Tax Avoidance
Variabel
Dependen :
Firm Value
Pengaruh tax
avoidance terhadap
nilai perusahaan
positif dan tidak
signifikan.
2. Tryas
Chasbiandani
dan Dwi
Martani
(2012)
Pengaruh Tax
Avoidan
Jangka
Panjang
terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel
Independen :
Tax Avoidance
Variabel
Dependen :
Nilai
Perusahaan
Short run tax
avoidance
berpengaruh positif
terhadap long run tax
avoidance, dan long
run tax avoidance
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Sedangkan short run
tax avoidance tidak
secara signifikan
mempengaruhi nilai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perusahaan.
3. Xiaohang
Wang (2010)
Tax
Avoidance,
Corporate
Transparency,
and Firm
Value
Variabel
Independen :
Tax Avoidance
Variabel
Dependen :
Firm Value
Variabel
Moderating :
Corporate
Transparency
Tax avoidance
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan, terutama
pada perusahaan
yang transparansinya
baik. Perusahaan
yang memiliki
transparansi baik
cenderung
melakukan
penghindaran pajak
4. Chen et al.
(2010)
Tax Avoidance
and Firm
Value :
Evidence from
China
Variabel
Independen :
Penghindaran
pajak
Variabel
Dependen :
Nilai
Perusahaan,
Biaya Agensi
Variabel
Moderating :
Transparansi
Informasi
Tax avoidance
meningkatkan biaya
agensi dan
berpengaruh negatif
terhadap nilai
perusahaan.
Tax avoidance
meningkatkan nilai
perusahaan pada
perusahaan yang
transparan.
5. Ari Putra
Permata
Simarmata
(2012)
Pengaruh Tax
Avoidance
Jangka
Panjang
Variabel
Independen :
Tax Avoidance
Variabel
Tax avoidance
jangka pendek tidak
memiliki efek
signifikan terhadap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Kepemilikan
Institusional
sebagai
Variabel
Pemoderasi
Dependen :
Nilai
Perusahaan
Variabel
Moderating
Kepemilikan
Institusional
nilai perusahaan dan
tidak ada kenaikan
nilai perusahaan
setelah melakukan
praktik tax
avoidance jangka
panjang.
Kepemilikan
institusional
berpengaruh pada
nilai perusahaan.
6. Armstrong et
al. (2013)
Corporate
Governance,
Incentives, and
Tax Avoidance
Variabel
Independen :
Tata Kelola
Perusahaan,
Insentif
Manajemen
Variabel
Dependen :
Tax Avoidance
Corporate
governance
cenderung akan
menurunkan tingkat
penghindaran pajak
yang dilakukan
perusahaan.
Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2016)
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian teoritis, maka variabel independen dalam penelitian ini
adalah penghindaran pajak, dengan nilai perusahaan sebagai variable dependen
dan transparansi sebagai variable moderating. Hubungan antara penghindaran
pajak, nilai perusahaan, dan transparansi dapat digambarkan dalam kerangka
sebagai berikut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan
Penghindaran pajak berkenaan dengan pengaturan sesuatu peristiwa
sedemikian rupa untuk meminimkan atau menghilangkan beban pajak dengan
memperhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan.
Sehingga penghindaran pajak tidak merupakan pelanggaran atas perundang-
undangan perpajakan atau secara etik tidak dianggap salah dalam rangka
usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimumkan atau
meringankan beban pajak dengan cara-cara yang dimungkinkan oleh undang-
undang pajak. Pada dasarnya penghindaran pajak dapat meningkatkan nilai
perusahaan karena terjadi pengambilalihan potensi kekayaan negara kepada
pemegang saham. Penghindaran pajak dilakukan dengan cara meminimalkan
jumlah pajak yang dibayar untuk memperoleh laba yang tinggi sehingga
dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Penghindaran Pajak (X)
Transparansi (Z)
H1
H2
Nilai Perusahaan (Y)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Praktik penghindaran pajak juga dapat menurunkan nilai perusahaan,
penghindaran pajak tidak selalu diingikan oleh pemegang saham karena
adanya gabungan biaya, yang meliputi biaya yang berkaitan langsung dan
tidak langsung dengan penghindaran pajak (Desai dan Dharmapala, 2009).
Biaya langsung meliputi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
perencanaan pajak, denda pajak, tambahan biaya kepatuhan. Selain biaya
langsung terlibat dalam penghindaran pajak, manajer harus memastikan
bahwa tindakan ini dapat disembunyikan oleh pihak otoritas pajak yang
berwenang. Biaya tidak langsung meliputi biaya agensi. Biaya agensi
merupakan biaya yang timbul karena tindakan manajer yang kadangkala
berbeda dari tindakan yang seharusnya yaitu memaksimumkan kepentingan
pemegang saham. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penghindaran
pajak mungkin akan lebih besar daripada manfaat yang diperoleh pemegang
saham sehingga kegiatan penghindaran pajak dapat berpotensi mengurangi
peningkatan nilai perusahaan.
Hanlon dan Slemrod (2009) dalam Siregar (2012) menyatakan
bahwa tindakan tax aggressiveness dapat meningkatkan atau menurunkan
nilai saham perusahaan. Jika tax aggressiveness dipandang sebagai upaya
untuk melakukan tax planning dan efisiensi pajak, maka pengaruhnya positif
terhadap nilai perusahaan. Namun jika dipandang sebagai tindakan non
compliance, justru akan meningkatkan resiko sehingga mengurangi nilai
perusahaan. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa pasar bereaksi
negatif terhadap tindakan tax avoidance.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perusahaan dengan pengungkapan pajak yang lebih luas mendapatkan reaksi
yang lebih baik. Ketika perusahaan tersebut memiliki goodcorporate
governance yang lebih baik maka reaksinya akan menjadi lebih positif.
Perusahaanyang lebih berorientasi pada konsumen reaksinya lebih negative
dan reaksi tersebut tergantung pada persepsi investoratas level penghindaran
pajak perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat
dikembangkan sebagai berikut :
H1 : Penghindaran pajak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
2.4.2 Pengaruh Transparansi terhadap Hubungan Penghindaran Pajak
dengan Nilai Perusahaan
Transparansi dapat didefinisikan sebagai ketersediaan informasi
mengenai perusahaan bagi pengguna publik, dapat juga berfungsi sebagai tata
kelola perusahaan yang efektif untuk mengurangi konflik kepentingan antara
pemegang saham. Transparansi informasi membuat operasi bisnis lebih
transparan bagi pemerintah, sehingga kemampuan untuk menghindari pajak
semakin melemah. Transparansi informasi dapat berkontribusi secara
langsung terhadap kinerja ekonomi dengan mendisiplinkan karyawan
perusahaan dalam pemilihan investasi yang lebih baik, manajemen aset yang
lebih efisien, dan mengurangi pengambilalihan kekayaan pemegang saham
minoritas dan mengurangi perilaku oportunistik manajemen (Bushman et al.,
2003).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian Wang (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang
transparan lebih agresif untuk menghindari pajak dibandingkan perusahaan
yang tidak transparan. Wang juga menemukan bahwa investor bereaksi
positif terhadap praktik penghindaran pajak tetapi nilai perusahaan akan
menurun saat transparansi informasi perusahaan menurun. Pernyataan
tersebut membuktikan adanya interaksi antara nilai perusahaan dan
penghindaran pajak. Penelitian Chen et al., (2010) menyatakan bahwa
penghindaran pajak akan berpengaruh positif pada nilai perusahaan yang
memiliki tingkat transparansi yang baik, dan berpengaruh negatif pada
perusahaan yang memiliki tingkat transparansi yang rendah. Perbedaan hasil
penelitian tersebut mengenai pengaruh transparansi informasi terhadap
hubungan nilai perusahaan dan penghindaran pajak menyebabkan
transparansi informasi menjadi variabel moderasi dalam hubungan antara
penghindaran pajak dengan nilai perusahaan, sehingga diajukan hipotesis :
H2 : Transparansi dapat memoderasi pengaruh penghindaran
pajak terhadap nilai perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal.
Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, dan bagaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel lainnya (Sugiyono, 2010:55).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian,
dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang,
peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti (Sarjono,
2011:21). Dengan kata lain, populasi adalah himpunan keseluruhan objek yang
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 sampai dengan 2015
yang berjumlah 149 perusahaan.
Menurut Sugiyono (2010:73), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Oleh sebab itu, sampel yang
diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili. Jika sampel
kurang representatif akan mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak
cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya (Erlina, 2011:81).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
teknik penentuan sampel dengan criteria tertentu. Kriteria penentuan sampel
dalam penelitian ini adalah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
tidak delisting selama periode 2013-2015.
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan secara
berturut-turut dari tahun 2013-2015.
3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah
periode 2013-2015.
4. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode penelitian tahun
2013-2015 (laba sebelum pajak positif).
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2013-
2015 adalah sebanyak 149 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan
diatas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No. Kriteria Jumlah
Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015 149
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar dan tidak delisting di BEI selama periode 2013-2015 (10)
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut dari tahun 2013-2015 (15)
3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupih periode 2013-2015 (27)
4. Perusahaan memiliki laba sebelum pajak positif periode 2013-2015 (33)
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria penelitian 64 Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2016)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan kriteria tersebut, perusahaan yang menjadi sampel penelitian
terdiri dari 64 perusahaan dengan periode penelitian selama 3 tahun, sehingga
total unit analisis sebanyak 192 amatan.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan dan diolah pihak lain sehingga tidak
perlu lagi digali/ dicari oleh peneliti bersangkutan tetapi hanya mengumpulkan
(Sinulingga, 2015 : 171). Data sekunder diperoleh dari penelitian-penelitian
terdahulu dan ditunjang dengan literatur-literatur lain. Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2013-2015 dan
dapat diakses dari www.idx.co.id atau dari situs resmi dari masing-masing
perusahaan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yaitu metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka dilakukan
dengan mengolah literatur, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang
berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Sedangkan metode
dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan sumber data dokumenter seperti
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode
2013-2015.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Menurut Erlina (2011), definisi operasional yaitu menjelaskan
karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.
Sedangkan variabel adalah suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:32). Pada penelitian ini,
variabel yang digunakan adalah variabel dependen, variabel independen, dan
variabel pemoderasi.
3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilai atau valuenya dipengaruhi
atau ditentukan oleh oleh nilai variabel lain. Bagi para peneliti, variabel
dependen merupakan variabel utama karena fokus penelitian pada umumnya
ditekankan pada perubahan yang terjadi pada variabel ini (Sinulingga,
2015:85). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nilai perusahaan.
Nilai perusahaan menggambarkan kemakmuran dari pemilik atau
pemegang saham perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka dapat
menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan dapat
dilihat dari harga pasar sahamnya. Nilai perusahaan dalam penelitian ini
diukur menggunaka rasio Tobin’s Q dengan rumus perhitungan :
𝑇𝑇𝑊𝑊𝑇𝑇𝑊𝑊𝑖𝑖′𝑒𝑒 𝑄𝑄 = 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 +𝐷𝐷𝑀𝑀𝐷𝐷𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keterangan :
MVE = Harga saham penutupan × jumlah saham yang beredar
DEBT = Utang lancar + utang jangka panjang
TA = Total aset
3.5.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen baik secara positif maupun secara negatif. Kata mempengaruhi
dalam konteks ini mempunyai arti bahwa jika variabel independen ada maka
variabel dependen juga ada, dan jika nilai variabel independen berubah maka
nilai variabel dependen juga berubah (Sinulingga, 2015:86).
Penghindaran pajak merupakan pemotongan atau pengurangan
kewajiban perusahaan. Dalam definisi luas, penghindaran pajak merupakan
rangkaian strategis perencanaan pajak, karena secara ekonomis berusaha
untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak. Biasanya tax avoidance
dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan hukum pajak dan
tidak melanggar hukum perpajakan. Pada penelitian ini, penghindaran pajak
diukur dengan menggunakan perhitungan Cash Effective Tax Rate (Cash
ETR). Cash ETR adalah model yang dikembangkan oleh Dyreng, et.al.
(2008), yaitu sebagai berikut :
𝐶𝐶𝑡𝑡𝑒𝑒ℎ 𝑀𝑀𝑇𝑇𝐸𝐸𝑊𝑊𝑡𝑡 = ∑ =1𝑁𝑁𝑡𝑡 𝐶𝐶𝑡𝑡𝑒𝑒ℎ 𝑇𝑇𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑃𝑃𝑡𝑡𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑊𝑊𝑡𝑡
∑ =1𝑁𝑁𝑡𝑡 (𝑃𝑃𝑊𝑊𝑊𝑊𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝐼𝐼𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑖𝑖𝑊𝑊 𝑊𝑊𝑡𝑡)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keterangan :
Cash ETRit
Cash Tax Paid
= Pengukuran tax avoidance perusahaan pada tahun t
it
Pretax Income
= Pajak yang dibayarkan perusahaan secara kas pada
tahun t (terdapat dalam laporan arus kas
perusahaan)
it
= Laba perusahaan sebelum pajak pada tahun t
3.5.3 Variabel Pemoderasi
Variabel pemoderasi adalah variabel yang turut mempengaruhi
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen (Sinulingga,
2015:87). Variabel pemoderasi dalam penelitian ini adalah transparansi
informasi yang akan mempengaruhi hubungan antara penghindaran pajak
terhadap nilai perusahaan. Transparansi informasi dapat diartikan sebagai
keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun
dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
Pengukuran transparansi informasi menggunakan proksi voluntary
disclosure, yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh
perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Pengukuran
transparansi informasi dilakukan melalui dua tahap, pertama yaitu
pengembangan butir-butir pengungkapan sukarela dan kedua adalah mencari
angkap indeks pengungkapan sukarela. Butir-butir pengungkapan sukarela
dalam laporan tahunan terdiri dari 50 item informasi yang telah
dikembangkan dan disesuaikan dengan peraturan Bapepam-LK Keputusan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
nomor Kep-431/BL/2012. Untuk proksi pengukurannya menggunakan
prosedur ceklist dengan skor 1 jika perusahaan mengungkapkan item dan skor
0 jika tidak mengungkapkan item. Sehingga tingkat pengungkapan sukarela
dihitung sebagai berikut :
𝐷𝐷𝐼𝐼𝐷𝐷𝐶𝐶 = 𝑗𝑗𝑎𝑎𝑖𝑖𝑊𝑊𝑡𝑡 ℎ 𝑊𝑊𝑡𝑡𝑊𝑊𝑖𝑖 𝑦𝑦𝑡𝑡𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑎𝑎𝑖𝑖𝑎𝑎𝑑𝑑𝑡𝑡𝑒𝑒𝑑𝑑𝑡𝑡𝑖𝑖 𝑒𝑒𝑊𝑊𝑊𝑊𝑎𝑎𝑒𝑒𝑡𝑡 ℎ𝑡𝑡𝑡𝑡𝑖𝑖𝑗𝑗𝑎𝑎𝑖𝑖𝑊𝑊𝑡𝑡 ℎ 𝑑𝑑𝑊𝑊𝑒𝑒𝑊𝑊𝑊𝑊𝑎𝑎𝑊𝑊𝑎𝑎 ℎ𝑡𝑡𝑖𝑖 𝑊𝑊𝑡𝑡𝑊𝑊𝑖𝑖 𝑊𝑊𝑖𝑖𝑊𝑊𝑊𝑊𝑑𝑑𝑒𝑒
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No Variabel Penelitian Definisi Indikator Skala
1. Nilai Perusahaan (Y)
Persepsi penilaian investor terhadap perusahaan yang dicerminkan dengan harga saham
𝑇𝑇𝑊𝑊𝑇𝑇𝑊𝑊𝑖𝑖′𝑒𝑒 𝑄𝑄 =
𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 + 𝐷𝐷𝑀𝑀𝐷𝐷𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
Rasio
2. Penghindaran Pajak (X)
Segala bentuk kegiatan yang memberikan efek terhadap kewajiban pajak, baik kegiatan diperbolehkan oleh pajak atau kegiatan khusus untuk mengurangi pajak dan biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan hukum pajak dan tidak melanggar hukum perpajakan.
𝐶𝐶𝑡𝑡𝑒𝑒ℎ 𝑀𝑀𝑇𝑇𝐸𝐸𝑊𝑊𝑡𝑡
=∑ = 1𝑁𝑁𝑡𝑡 𝐶𝐶𝑡𝑡𝑒𝑒ℎ 𝑇𝑇𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑃𝑃𝑡𝑡𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑊𝑊𝑡𝑡
∑ = 1𝑁𝑁𝑡𝑡 (𝑃𝑃𝑊𝑊𝑊𝑊𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝐼𝐼𝑖𝑖𝑖𝑖𝑊𝑊𝑖𝑖𝑊𝑊 𝑊𝑊𝑡𝑡)
Rasio
3. Transparansi (Z)
Keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan
𝐷𝐷𝐼𝐼𝐷𝐷𝐶𝐶
=𝑗𝑗𝑎𝑎𝑖𝑖𝑊𝑊𝑡𝑡ℎ 𝑊𝑊𝑡𝑡𝑊𝑊𝑖𝑖 𝑦𝑦𝑡𝑡𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑎𝑎𝑖𝑖𝑎𝑎𝑑𝑑𝑡𝑡𝑒𝑒𝑑𝑑𝑡𝑡𝑖𝑖
𝑗𝑗𝑎𝑎𝑖𝑖𝑊𝑊𝑡𝑡ℎ 𝑑𝑑𝑊𝑊𝑒𝑒𝑊𝑊𝑊𝑊𝑎𝑎𝑊𝑊𝑎𝑎ℎ𝑡𝑡𝑖𝑖 𝑊𝑊𝑡𝑡𝑊𝑊𝑖𝑖
Rasio
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Uji Statistik Deskriptif
Dalam uji statistik deskriptif menghasilkan deskripsi dari data yang
digunakan, sehingga menjadikan informasi lebih jelas dan lebih mudah untuk
dipahami. Statistik deskriptif dapat dilihat dari rata-rata (mean), nilai tengah
(median), nilai yang sering muncul (modus), standar deviasi, nilai maksimum,
dan nilai minimum (Ghozali, 2006). Statistik deskriptif dapat menjelaskan
variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Selain itu dapat
menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik memiliki tujuan untuk mengetahui dan menguji
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Sebelum
analisis regresi dilakukan, harus dilakukan uji asumsi klasik untuk
menentukan apakah model dari regresi tersebut memenuhi syarat-syarat untuk
lolos dari uji asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah data
tersebut harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung autokorelasi,
multikolinieritas, dan heteroskedastisitas.
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi data telah memenuhi persyaratan distribusi normal dan apakah
residual dalam model regresi sudah terdistribusi secara normal (Gujarati,
2009). Model regresi yang baik adalah memiliki data berdistribusi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
normal. Suatu data dapat dikatakan normal jika data tersebut memenuhi
persyaratan distribusi normal. Adapun cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan
analisis grafik dan ujiKolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan
keputusannya adalah
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah uji statistic Kolmogorov-Smirnov (K-S), yang dijelaskan
oleh Ghozali (2006). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
Ho : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah dengan
melihat nilai profitabilitas signifikansi data residual. Jika angka
profitabilitas kurang dari 0,05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara
normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas di atas 0,05 maka Ha ditolak
yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006).
3.6.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan menguji apakah terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang lainnya dalam model regresi (Ghozali, 2006). Jika varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homokedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terdapat
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian
ini, dapat digunakan grafik plot (scatterplot) antara nilai prediksi variabel
dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik
tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur dan data tersebut acak
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terdapat
heteroskedastisitas.
3.6.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi tersebut ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan adanya problem autokorelasi
(Ghozali, 2006). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time
series) karena gangguan pada seseorang individu/kelompok cenderung
mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok yang sama pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
periode berikutnya. Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji
Durbin-Watson. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil
dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field
(2009:220-221) menyatakan sebagai berikut.
“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951) original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.
3.6.3 Analisis Regresi
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
sederhana dan pengujian moderasi dengan pendekatan residual. Teknik
analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui ketergantungan suatu
variabel terikat terhadap satu atau lebih variabel dengan atau tanpa variabel
moderator. Analisis ini juga dapat menduga besar arah dari hubungan tersebut
serta mengukur derajat keeratan hubungan antara variabel terikat dengan
variabel bebas (Ghozali, 2006). Analisis regresi dilakukan dengan bantuan
program SPSS. Model regresi linear sederhana menggunakan persamaan
sebagai berikut :
Y = α + β1X1
Keterangan :
+ е . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Y = Nilai perusahaan
X1
α = Konstanta
= Penghindaran pajak
β = Koefisien regresi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
е = Standar eror
Ghozali (2013) menyatakan terdapat tiga cara menguji regresi dengan
variabel moderating, yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, dan
(3) uji residual. Dalam penelitian ini digunakan uji residual. Digunakannya
uji residual karena pada uji interaksi dan uji nilai selisih mutlak mempunyai
kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel
independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary
least square (OLS) (Ghozali, 2013). Untuk mengatasi multikolinearitas ini,
maka dikembangkan metode lain yang disebut uji residual.
3.6.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini berguna untuk memeriksa atau menguji
apakah koefisien regresi yang didapat adalah signifikan atau secara statistik
nilainya tidak sama dengan nol. Uji hipotesis dilakukan untuk memperoleh
gambaran mengenai hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
3.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1. Nilai koefisien
determinasi yang lebih kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai
Adjusted R2 yang mendekati 1 berarti kemampuan variabel-variabel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel-variabel dependen (Ghozali, 2006).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model
regresi terbaik. Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif,
walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif (Ghozali, 2006).
Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2006), jika dalam uji empiris
didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2
dianggap
bernilai nol.
3.6.4.2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji-t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Uji-t dilakukan
dengan menggunakan tingkat keyakinan (significance level) di tabel
koefisien hasil regresi statistik. Ketentuan dalam uji-t yaitu :
1. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. <
0,05), maka variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikan (Sig. > 0,05),
maka variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan
nilai standar deviasi, dari variabel penghindaran pajak, nilai perusahaan, dan
transparansi.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Penghindaran Pajak, Nilai
Perusahaan, dan Transparansi N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Penghindaran Pajak 192 .01 37.06 .6322 2.76192
Nilai Perusahaan 192 .34 18.64 2.2855 2.89843
Transparansi 192 .52 .96 .8067 .07425
Valid N (listwise) 192
Tabel 4.1. menunjukkan variabel nilai perusahaan (Tobin’s Q) memiliki
nilai minimum 0,34 dan nilai maksimum 18,64. Sementara rata-rata dan standar
deviasi dari nilai perusahaan adalah 2,2855 dan 2,89843. Hasil ini menunjukkan
bahwa rata-rata perusahaan yang digunakan sebagai sampel memiliki nilai yang
positif (meningkat). Semakin tinggi nilai Tobin’s Q perusahaan berarti semakin
tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang lebih besar dari 1 menunjukkan
besarnya pertumbuhan perusahaan yang didasarkan pada nilai pasar saham
perusahaan. Hal ini berarti bahwa rata-rata nilai pasar saham perusahaan yang
dimiliki oleh perusahaan sampel lebih besar dari nilai buku asset perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Variabel penghindaran pajak memiliki nilai minimum adalah 0,01 dan
nilai maksimum 37,06. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari penghindaran
pajak adalah 0,6322 dan 2,76192. Diketahui nilai transparansi minimum adalah
0,52 dan nilai transparansi maksimum 0,96. Sementara rata-rata dan standar
deviasi dari transparansi adalah 0,8067 dan 0,07425.
4.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Asumsi Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan
𝛼𝛼 = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas 𝑒𝑒,
dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika nilai probabilitas 𝑒𝑒 ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 4.2 Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 192 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .81149407 Most Extreme Differences Absolute .105
Positive .105 Negative -.075
Kolmogorov-Smirnov Z 1.453 Asymp. Sig. (2-tailed) .029 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas p
atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,029. Karena nilai probabilitas p, yakni
0,029, lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini
berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Untuk memperoleh hasil terbaik,
maka data pencilan atau outlier yang ada dihilangkan. Outlier adalah data
yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari
observasi-obsevasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk
sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2013:41-43).
Untuk mengurangi pengaruh dari ketidaknormalan dapat dilakukan
dengan mengeliminasi atau menghapus data outlier. Gamst, dkk (57:2008)
memberikan saran terhadap data outlier sebagai berikut, “One way to reduce
non-normality within a variable is to eliminate outliers that are clearly not
representative of the population under study”. Sejalan dengan Gamst, dkk,
Field (2009:153) juga menyatakan sebagai berikut.
“If you detect outliers in the data there are several options for reducing impact of these values. However, before you do any of these things, it’s worth checking that the data have been entered correctly for the problem cases. If the data are correct then the three main options you have are: Remove the case: This entails deleting the data from the person who contributed the outlier.”
Berdasarkan pendapat para pakar statistik di atas, maka untuk
mengurangi pengaruh ketidaknormalan, maka data outlier dieliminasi.
Setelah data outlier dieliminasi, maka data yang semula 192 dieliminasi
menjadi 188. Hasil pengujian normalitas yang kedua diperlihatkan dalam
Tabel 4.3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.3 Uji Normalitas setelah Data Ekstrim/Outlier Dieliminasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 188 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .74215558 Most Extreme Differences Absolute .098
Positive .098 Negative -.067
Kolmogorov-Smirnov Z 1.348 Asymp. Sig. (2-tailed) .053 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.3, nilai probabilitas atau Asymp. Sig (2-tailed)
adalah 0,053. Oleh karena nilai probabilitas, yakni 0,053 lebih besar
dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka asumsi normalitas
terpenuhi.
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal Probability Plot
Berdasarkan uji normalitas dengan pendekatan normal probability plot
(Gambar 4.1), titik-titik menyebar cukup dekat dengan garis diagonal. Hal ini
mengindikasikan asumsi normalitas terpenuhi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID
pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X. (Ghozali, 2013). Ghozali (2013)
menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.2, tidak terdapat pola yang
begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson.
Berikut hasil berdasarkan uji Durbin-Watson.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .176a .031 .026 .74415 1.826 a. Predictors: (Constant), Penghindaran Pajak b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih
besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009:220-221) menyatakan
sebagai berikut.
“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951) original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.
Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah
1,826. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di
antara 1 dan 3, yakni 1 < 1,826 < 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi.
Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.
4.3 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (𝐸𝐸2) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang
mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.5 Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .176a .031 .026 .74415 1.826 a. Predictors: (Constant), Penghindaran Pajak b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Berdasarkan Tabel 4.5, nilai koefisien determinasi 𝐸𝐸2 terletak pada kolom
Adjusted R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 𝐸𝐸2 = 0,031.
Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas penghindaran pajak mempengaruhi
variabel nilai perusahaan sebesar 3,1%, sisanya sebesar 96,9% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain.
4.4 Analisis Regresi Linear Sederhana dan Uji Signifikansi Pengaruh Parsial
(Uji t)
Tabel 4.6 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk
pengujian pengaruh secara parsial.
Tabel 4.6 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji 𝒕𝒕) Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .185 .090 2.049 .042
Penghindaran Pajak -.149 .061 -.176 -2.434 .016 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai
berikut.
𝑌𝑌 = 0,185 − 0,149𝑋𝑋 + 𝑊𝑊
Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana di atas, diketahui:
Nilai koefisien dari penghindaran pajak adalah -0,149, yakni bernilai
negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan penghindaran pajak
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain,
penghindaran pajak yang semakin sering dilakukan atau meningkat,
cenderung menurunkan nilai perusahaan.
Gambar 4.3 merupakan perhitungan nilai t tabel. Df = 186 (Jumlah
pengamatan setelah eliminasi = 188 – 2 (X dan Y) = 186)
Gambar 4.3 Menghitung t tabel dengan Rumus TINV dalam
Microsoft Excel
Dari Tabel 4.6, diketahui:
Nilai t hitung dari penghindaran pajak adalah |-2,434| > t tabel |1,972|
(Gambar 4.3)
Nilai Sig. 0,016 < 0,05
Maka penghindaran pajak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.5 Uji Signifikansi Transparansi dalam Memoderasi Hubungan antara
Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan
Ghozali (2013) menyatakan terdapat tiga cara menguji regresi dengan
varaibel moderating, yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, dan (3) uji
residual. Dalam penelitian ini digunakan uji residual. Digunakannya uji residual
karena pada uji interaksi dan uji nilai selisih mutlak mempunyai kecenderungan
akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini
akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary least square (OLS)
(Ghozali, 2013). Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka dikembangkan
metode lain yang disebut uji residual.
Tabel 4.7 Uji Signifikansi Transparansi dalam Memoderasi Hubungan
antara Penghindaran pajak terhadap Nilai Perusahaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .059 .004 15.636 .000
Nilai Perusahaan -.004 .004 -.071 -.972 .332 a. Dependent Variable: abs_residual_moderasi
Dalam pengujian moderasi dengan pendekatan uji residual, suatu variabel
dikatakan memoderasi variabel bebas jika koefisien regresi variabel tak bebas
bernilai negatif dan signifikan (Ghozali, 2013:244). Perhatikan bahwa koefisien
regresi dari nilai perusahaan, pada Tabel 4.7 adalah -0,004 (bernilai negatif),
namun tidak signifikan (Sig. 0,332 <>0,05). Hal ini berarti transparansi tidak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
signifikan dalam memoderasi hubungan antara penghindaran pajak terhadap nilai
perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan penulis pada bab
terdahulu maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Penghindaran pajak mempengaruhi variabel nilai perusahaan sebesar
3,1%, sisanya sebesar 96,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Penghindaran pajak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Transparansi tidak signifikan dalam memoderasi hubungan antara
penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan.
5.2. Saran
Berdasarkan dari pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan
dalam penulisan skripsi ini maka penulis mencoba memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperbanyak
jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian mengenai nilai
perusahaan,
2. Periode penelitian ini hanya terbatas pada 3 tahun saja yaitu 2013-2015,
maka untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode
penelitian lebih dari 3 tahun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Sampel pada penelitian ini terbatas pada perusahaan yang bergerak
dibidang manufaktur. Sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat
menggunakan sampel perusahaan yang bergerak disektor lain, misalnya
sektor keuangan seperti perbankan, sector property dan real estate dan
lain sebagainya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R. dan Reeb, D., 2003. Founding Family and Firm Performance: Evidence from the S&P500. Journal of Finance58, 1301-1328.
Armstrong, Christian, L Blonin, Jennifer, D Jagolinzer, Alan and Larcker, David, 2013. “Corporate Governance, Incentives, and Tax Avoidance”, Journal of Empirical Finance, vol 18.
Bushman, R.M. and A.J. Smith. 2003. ”Transparency, Financial Accounting Information and Coroporate Governance”, Economic Policy Review, 9,65-87.
Chasbiandani, Tryas dan Dwi Martani, 2012. “Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap Nilai Perusahaan”. Tesis. Universitas Indonesia
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., dan Shevlin T.J. 2010. “Are Family Firms More Tax Aggressive Than Non Family Firms?” Journal of Financial Economics,95, 41-61.
Desai, Mihir A. dan Dhammika Dharmapala, 2009. “Corporate Tax Avoidance and Firm Value”. The Review Of Economic and Statistic. 91, 537-546.
Dyreng, Scott, Michelle Hanlon dan Edward Maydew. 2008. Long Run Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review. 83, 61-82.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Ghozali, Imama. 2006. Aplikasi Ananlisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.
Hanlon, Michelle and Joel Slemrod, 2009. “What does tax aggressiveness signal? Evidence from stock price reactions to news about tax shelter involvement”, Journal of Publik Economics, 93, 126-141.
Houston, dan Brigham, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Ilmiani, Amalia, Sutrisno, dan Catur Ragil, 2014. Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan dengan Transparansi sebagai Variabel Pemoderasi, E-Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Pekalongan.
Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Manajerial Behaviour, Agency Cost, and Owners Structure”, Journal of Financial and Economics, 3, 305-360.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lumbantoruan, Sophar. 1996. Akuntansi Pajak, edisi revisi, PT Gramedia, Jakarta.
Mardiasmo, 2011. Perpajakan, Penerbit Andi, Jogjakarta.
Mulyani, Sri, Darmianto, dan WI Endang, 2013. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Koneksi Politik, dan Reformasi Perpajakan terhadap Penghindaran Pajak. E-Jurnal Fakultas ilmu Administrasi Program Perpajakan, Universitas Brawijaya.
Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL : Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset, Salemba Empat, Jakarta.
Schift, M. and A.W. Lewin. 1970. “The Impact of People on Budgets”. The Accounting Review. Vol. 45, 259-268.
Schoreder, Roger C., 1989. Manajemen Operasi Pengambilan Keputusan dalam Fungsi Operasi (Terjemahan), Penerbit Erlangga, Jakarta.
Simarmata, Ari Putra Permata. 2012. “Pengaruh Penghindaran Pajak Jangka Panjang pada Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Institusional sebagai Variabel Pemoderasi”. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Sinulingga, Sukaria. 2015. Metode Penelitian, USU Press, Medan.
Siregar, Daniel Rheza. 2012. “Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Keluarga sebagai Variabel Moderasi”. Skripsi. Universitas Indonesia.
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Sukamulja, Sukmawati, 2004. “Good Corporate Governance di Sektor Keuangan: Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta), Journal Benefit, Vol.8, No.I, Juni:1-25.
Surbakti, Theresa Adelina Victoria, 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak di Perusahaan Industri Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2008-2010, Skripsi Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Tjager, I Nyoman et al. 2003. Corporate Governance : Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia, Prenhallindo, Jakarta.
Undang-Undang Perpajakan No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Waluyo, 2009. Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Wang, Tina, 2010. “Tax Avoidance, Corporate Transparency, and Firm Value”. University of Texas at Austin.
Zain, Mohammad, 2003. Manajemen Perpajakan. Salemba Empat, Jakarta.
www.bbc.co.id (Diakses pada 21 Agustus 2016 pukul 20.00 WIB)
www.bps.go.id (Diakses pada 19 Agustus 2016 pukul 08.30 WIB)
www.idx.com (Diakses pada 23 Agustus 2016 pukul 14.00 WIB)
www.kemenkeu.go.id (Diakses pada 19 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB)
www.kompas.com (Diakses pada 21 Agustus 2016 pukul 21.00 WIB)
www.pajak.go.id (Diakses pada 19 Agustus 2016 pukul 12.00 WIB)
www.sahamok.com (Diakses pada 22 Agustus 2016 pukul 15.30 WIB)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria
No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4 1. ADES Akasha Wira International Tbk √ √ √ √ 1 2. ADMG Polychem Indonesia Tbk √ √ - - 3. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ 2 4. AKKU Alam Karya Unggul Tbk √ - - - 5. AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk √ √ √ √ 3 6. ALDO Alkindo Naratama Tbk √ - - - 7. ALKA Alaska Industrindo Tbk √ √ √ - 8. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk √ √ √ - 9. ALTO Tri Banyan Tirta Tbk √ √ √ - 10. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk √ √ √ √ 4 11. AMIN Ateliers Mecaniques D’Indonesia - - - - 12. APLI Asiaplast Industries Tbk √ - - - 13. ARGO Argo Pantes Tbk √ - - - 14. ARNA Arwana Citra Mulia Tbk √ - - - 15. ASII Astra International Tbk √ √ √ √ 5 16. AUTO Astra Auto Part Tbk √ √ √ √ 6 17. BAJA Saranacentral Bajatama Tbk √ √ √ - 18. BATA Sepatu Bata Tbk √ √ √ √ 7 19. BIMA Primarindo Asia Infrastruture Tbk √ √ √ - 20. BOLT Garuda Metalindo Tbk - - - - 21. BRAM Indo Kordsa Tbk √ √ - - 22. BRNA Berlina Tbk √ √ √ - 23. BRPT Barito Pasific Tbk √ √ - - 24. BTON Beton Jaya Manunggal Tbk √ √ √ √ 8 25. BUDI Budi Starch and Sweetener Tbk √ √ √ √ 9 26. CEKA Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ 10 27. CINT Chitose International Tbk √ - - - 28. CNTX Centex Tbk √ - - - 29. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ √ √ √ 11 30. CTBN Citra Turbindo Tbk √ √ - - 31. DAJK Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk √ √ √ - 32. DAVO Davomas Abadi Tbk - - - - 33. DLTA Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ 12 34. DPNS Duta Pertiwi Nusantara √ √ √ √ 13 35. DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ √ 14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36. EKAD Ekadharma International Tbk √ √ √ √ 15 37. ERTX Eratex Djaya Tbk √ √ - - 38. ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk √ √ - - 39. ETWA Eterindo Wahanatama Tbk √ - - - 40. FASW Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ √ - 41. FPNI Lotte Chemical Titan Tbk √ √ - - 42. GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ √ √ - 43. GDYR Goodyear Indonesia Tbk √ √ - - 44. GGRM Gudang Garam Tbk √ √ √ √ 16 45. GJTL Gajah Tunggal Tbk √ √ √ - 46. HDTX Panasia Indo Resources Tbk √ √ √ - 47. HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk √ √ √ √ 17 48. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 18 49. IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk √ √ √ √ 19 50. IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk √ - - - 51. IKBI Sumi Indo Kabel Tbk √ √ - - 52. IMAS Indomobil Sukses International Tbk √ √ √ √ 20 53. IMPC Impack Pratama Industry Tbk √ - - - 54. INAF Indofarma Tbk √ √ √ - 55. INAI Indal Aluminium Industry Tbk √ √ √ √ 21 56. INCI Intan Wijaya International Tbk √ √ √ √ 22 57. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 23 58. INDR Indo Rama Synthetic Tbk √ √ - - 59. INDS Indospring Tbk √ √ √ √ 24 60. INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk √ √ - - 61. INRU Toba Pulp Lestari Tbk √ √ - - 62. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk √ √ √ √ 25 63. IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk √ √ - - 64. ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk √ - - - 65. ITMA Sumber Energi Andalan Tbk - √ - - 66. JECC Jembo Cable Company Tbk √ √ √ √ 26 67. JKSW Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk √ √ √ - 68. JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk √ √ √ √ 27 69. JPRS Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ - 70. KAEF Kimia Farma Tbk √ √ √ √ 28 71. KBLI KMI Wire and Cable Tbk √ √ √ √ 29 72. KBLM Kabelindo Murni Tbk √ √ √ √ 30 73. KBRI Kertas Basuki Rachamt Indo Tbk √ √ √ - 74. KDSI Kedaung Setia Industial Tbk √ √ √ √ 31 75. KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ √ - 76. KICI Kedaung Indah Can Tbk √ √ √ √ 32 77. KINO Kino Indonesia Tbk - - - - 78. KLBF Kalbe Farma Tbk √ √ √ √ 33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
79. KRAH Grand Kartech Tbk √ √ √ - 80. KRAS Krakatau Steel Tbk √ √ - - 81. LION Lion Metal Works Tbk √ √ √ √ 34 82. LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk √ √ √ - 83. LMSH Lion Mesh Prima Tbk √ √ √ √ 35 84. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ √ - 85. MAIN Malindo Feedmill Tbk √ √ √ - 86. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ - - 87. MBTO Martina Berto Tbk √ √ √ - 88. MERK Merck Tbk √ √ √ √ 36 89. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ 37 90. MLIA Mulia Industrindo Tbk √ √ √ - 91. MRAT Mustika Ratu Tbk √ √ √ - 92. MYOR Mayora Indah Tbk √ √ √ √ 38 93. MYRX Hanson International Tbk - √ √ - 94. MYTX Apac Citra Centertex Tbk √ √ √ - 95. NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ - - 96. NIPS Nippres Tbk √ √ √ √ 39 97. PAFI Pan Asia Filament Inti Tbk - - - - 98. PBRX Pan Brothers Tbk √ √ - - 99. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ √ √ 40 100. POLY Asia Pasific Fibers Tbk √ √ - - 101. PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk √ - - - 102. PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ √ - 103. PTSN Sat Nusa Persada Tbk √ √ - - 104. PYFA Pyridam Farma Tbk √ √ √ √ 41 105. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk √ √ √ √ 42 106. RMBA Bentoel International Investama Tbk √ √ √ - 107. ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ √ √ 43 108. SAIP Surabaya Agung Industry Pulp Tbk - - - - 109. SCCO Supreme Cable Manufacturing Tbk √ √ √ √ 44 110. SCPI Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ - 111. SIAP Sekawan Intipratama Tbk √ √ √ - 112. SIDO Industri Jamu Sido Muncul Tbk √ √ √ √ 45 113. SIMA Siwani Makmur Tbk √ - - - 114. SIPD Siearad Produce Tbk √ √ √ - 115. SKBM Sekar Bumi Tbk √ √ √ √ 46 116. SKLT Sekar Laut Tbk √ √ √ √ 47 117. SMBR Semen Baturaja Persero Tbk √ √ √ √ 48 118. SMCB Holcim Indonesia Tbk √ √ - √ 119. SMGR Semen Indonesia Tbk √ √ √ √ 49 120. SMSM Selamat Sempurna Tbk √ √ √ √ 50 121. SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ - - -
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
122. SPMA Suparma Tbk √ √ √ - 123. SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia tbk √ √ √ √ 51 124. SRIL Sri Rejeki Isman Tbk √ √ - - 125. SRSN Indo Acitama Tbk √ √ √ √ 52 126. SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk √ - - - 127. STAR Star Petrochem Tbk √ √ √ √ 53 128. STTP Siantar Top TBk √ √ √ √ 54 129. SULI SLJ Global Tbk √ √ - - 130. TALF Tunas Alfin Tbk √ √ √ √ 55 131. TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk √ √ - - 132. TCID Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √ 56 133. TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk √ √ - - 134. TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ √ - 135. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ - - 136. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ √ 57 137. TPIA Chandra Asri Petrochemical √ √ - - 138. TRIS Trisula International Tbk √ √ √ √ 58 139. TRST Trias Sentosa Tbk √ √ √ √ 59 140. TSPC Tempo Scan Pasific Tbk √ √ √ √ 60 141. ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk √ √ √ √ 61 142. UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk √ √ - - 143. UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk √ √ √ √ 62 144. UNTX Unitex Tbk - - - - 145. UNVR Unilever Indonesia √ √ √ √ 63 146. VOKS Voksel Electric Tbk √ √ √ - 147. WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk √ √ √ √ 64 148. WTON Wijaya Karya Beton Tbk - √ - - 149. YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk √ √ √ -
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 2
Cash ETR Perusahaan Manufaktur Tahun 2013-2015
Emiten 2013 2014 2015 ADES 0.083184106 0.240996362 0.287221279 AISA 0.057130338 0.07464011 0.133883521 AKPI 0.149132955 0.121029175 0.671070803
AMFG 0.228781617 0.270497 0.329485658 ASII 0.231878792 0.206519329 0.331023943
AUTO 0.197642448 0.263378978 0.47565937 BATA 2.698684073 0.349782574 0.257795936 BTON 0.200710628 0.539089303 0.184393474 BUDI 0.140081455 0.186879139 0.426532374 CEKA 0.271782669 0.343170561 0.196315259 CPIN 0.225460134 0.328377534 0.275341116 DLTA 0.279235026 0.266148894 0.27671715 DPNS 0.063200073 0.322157123 0.430310713 DVLA 0.332112957 0.463671959 0.244160583 EKAD 0.263435909 0.315350147 0.256302126 GGRM 0.256508705 0.229148004 0.211943221 HMSP 0.251758788 0.291787998 0.274483795 ICBP 0.30882342 0.297670068 0.296765989 IGAR 0.408273907 0.215572672 0.327808799 IMAS 1.028081382 37.05952667 3.274098885 INAI 0.598132967 0.325670792 0.30007021 INCI 0.007524433 0.034276794 0.10021579 INDF 0.422569477 0.385058539 0.470294538 INDS 0.270554716 0.368315775 9.892566435 INTP 0.25089452 0.219150293 0.216106114 JECC 0.628238835 0.306325322 0.249999971 JPFA 0.366223672 0.717297424 0.190409029 KAEF 0.348519066 0.158999194 0.201667034 KBLI 0.616633358 0.460602662 0.300481061
KBLM 2.127539473 0.371042081 0.658083617 KDSI 0.285194324 0.270393986 1.289343139 KICI 0.179040027 0.38085612 0.867672898
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KLBF 0.253021933 0.2352241 0.257447024 LION 0.29412919 0.255918946 0.199535625 LMSH 0.198528362 0.433341496 0.389745359 MERK 0.243560354 0.349426009 0.289433348 MLBI 0.219133832 0.315184471 0.270746863 MYOR 0.254791868 1.215267932 0.126497134 NIPS 0.318703474 0.351339714 0.436209065 PICO 0.409992349 0.196425854 0.133850563 PYFA 0.206898892 0.440614349 0.3525695 RICY 0.657927735 0.554028767 0.436175966 ROTI 0.264576905 0.190315618 0.201697502 SCCO 0.358485734 0.24447927 0.209570724 SIDO 0.964466291 0.44096318 0.240309137 SKBM 0.103285302 0.308387717 0.455582293 SKLT 0.352905683 0.277840015 0.564417628 SMBR 0.254882839 0.17474761 0.141744776 SMGR 0.221719036 0.215290392 0.229639895 SMSM 0.201695343 0.251377622 0.257852692 SQBB 0.256157585 0.267083849 0.301501735 SRSN 0.315802477 0.273218224 0.466470007 STAR 1.046901441 1.026362985 2.498453498 STTP 0.218960855 0.31794961 0.22078056 TALF 0.230349396 0.248100267 0.290518109 TCID 0.28111143 0.279296806 0.090182331 TOTO 0.284265414 0.25983772 0.308080222 TRIS 0.273973025 0.445236694 0.322870167 TRST 0.395632162 0.616272062 0.655192279 TSPC 0.551457538 0.575897482 0.646978981 ULTJ 0.390265267 0.334868188 0.159446379 UNIT 0.257545516 0.763306387 2.448158014 UNVR 0.252291024 0.242172245 0.244027261 WIIM 0.194902703 0.415864782 0.232581225
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 3
Tobin’s Q Perusahaan Manufaktur Tahun 2013-2015
Emiten 2013 2014 2015 ADES 3.07 2.02 1.41 AISA 1.36 1.43 0.99 AKPI 0.77 0.79 0.82
AMFG 1.08 1.08 0.87 ASII 1.79 1.76 1.47
AUTO 1.64 1.70 0.83 BATA 2.44 2.30 1.78 BTON 0.77 0.72 0.61 BUDI 0.82 0.81 0.75 CEKA 0.83 0.93 0.84 CPIN 3.89 3.45 2.22 DLTA 7.24 6.53 4.19 DPNS 0.74 0.56 0.59 DVLA 2.30 1.75 1.35 EKAD 1.10 1.21 0.97 GGRM 2.01 4.66 2.07 HMSP 10.46 11.13 11.66 ICBP 3.17 3.46 3.34 IGAR 1.19 1.12 0.76 IMAS 1.31 1.18 0.99 INAI 0.96 0.96 0.92 INCI 0.39 0.36 0.42 INDF 1.25 1.21 1.03 INDS 0.84 0.66 0.34 INTP 2.90 3.34 3.11 JECC 1.23 1.17 0.88 JPFA 1.52 1.31 0.71 KAEF 1.67 3.13 1.92 KBLI 0.76 0.72 0.65
KBLM 0.86 0.82 0.77 KDSI 0.75 0.74 0.74 KICI 0.63 0.57 0.56 KLBF 5.43 7.11 4.72 LION 1.42 1.07 1.14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LMSH 0.76 0.61 0.57 MERK 6.34 5.23 4.99 MLBI 14.63 12.04 8.86 MYOR 2.99 2.42 2.95 NIPS 1.00 1.12 1.01 PICO 0.80 0.78 0.71 PYFA 0.91 0.86 0.74 RICY 0.76 0.76 0.75 ROTI 3.40 3.82 2.93 SCCO 1.11 1.00 0.91 SIDO 3.67 3.31 3.02 SKBM 1.43 1.91 1.71 SKLT 0.95 1.16 1.27 SMBR 1.29 1.35 0.97 SMGR 3.02 3.07 2.05 SMSM 3.33 4.25 3.44 SQBB 0.41 0.41 0.45 SRSN 0.97 0.94 0.93 STAR 0.67 0.68 0.66 STTP 1.91 2.74 2.53 TALF 1.83 1.87 1.44 TCID 1.83 2.21 1.77 TOTO 2.59 2.34 3.33 TRIS 1.26 1.12 0.97 TRST 0.69 0.79 0.68 TSPC 2.99 2.57 1.56 ULTJ 4.91 3.91 3.43 UNIT 0.52 0.51 0.51 UNVR 15.54 17.94 18.64 WIIM 1.51 1.35 1.17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4
Voluntary Disclosure Perusahaan Manufaktur Tahun 2013-2015
Emiten 2013 2014 2015 ADES 0.72 0.74 0.8 AISA 0.86 0.92 0.92 AKPI 0.72 0.82 0.82
AMFG 0.94 0.92 0.94 ASII 0.82 0.82 0.84
AUTO 0.86 0.86 0.92 BATA 0.8 0.76 0.8 BTON 0.82 0.82 0.82 BUDI 0.82 0.84 0.86 CEKA 0.52 0.58 0.64 CPIN 0.82 0.82 0.84 DLTA 0.72 0.78 0.78 DPNS 0.8 0.82 0.86 DVLA 0.74 0.8 0.8 EKAD 0.78 0.82 0.8 GGRM 0.74 0.76 0.78 HMSP 0.7 0.74 0.84 ICBP 0.88 0.86 0.92 IGAR 0.84 0.84 0.84 IMAS 0.8 0.86 0.84 INAI 0.64 0.76 0.74 INCI 0.74 0.72 0.8 INDF 0.84 0.84 0.88 INDS 0.78 0.78 0.78 INTP 0.8 0.82 0.88 JECC 0.84 0.84 0.88 JPFA 0.88 0.9 0.92 KAEF 0.72 0.88 0.92 KBLI 0.8 0.78 0.76
KBLM 0.88 0.86 0.96 KDSI 0.82 0.78 0.82 KICI 0.78 0.76 0.76 KLBF 0.82 0.88 0.9 LION 0.78 0.78 0.82 LMSH 0.74 0.8 0.8 MERK 0.78 0.82 0.86
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MLBI 0.76 0.78 0.8 MYOR 0.86 0.88 0.86 NIPS 0.76 0.76 0.76 PICO 0.66 0.66 0.66 PYFA 0.78 0.76 0.8 RICY 0.8 0.78 0.82 ROTI 0.82 0.82 0.84 SCCO 0.86 0.88 0.9 SIDO 0.8 0.86 0.9 SKBM 0.8 0.82 0.82 SKLT 0.72 0.8 0.76 SMBR 0.74 0.84 0.88 SMGR 0.7 0.92 0.94 SMSM 0.86 0.82 0.88 SQBB 0.62 0.66 0.66 SRSN 0.86 0.88 0.84 STAR 0.8 0.78 0.84 STTP 0.74 0.74 0.72 TALF 0.72 0.72 0.74 TCID 0.8 0.82 0.84 TOTO 0.72 0.88 0.92 TRIS 0.86 0.92 0.9 TRST 0.7 0.78 0.74 TSPC 0.68 0.68 0.68 ULTJ 0.72 0.78 0.8 UNIT 0.7 0.8 0.84 UNVR 0.9 0.92 0.92 WIIM 0.88 0.9 0.9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 5 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Penghindaran Pajak 192 .01 37.06 .6322 2.76192
Nilai Perusahaan 192 .34 18.64 2.2855 2.89843
Transparansi 192 .52 .96 .8067 .07425
Valid N (listwise) 192
Pengujian Normalitas Tahap Pertama
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 192 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .81149407 Most Extreme Differences Absolute .105
Positive .105 Negative -.075
Kolmogorov-Smirnov Z 1.453 Asymp. Sig. (2-tailed) .029 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Casewise Diagnosticsa
Case Number Std. Residual Nilai Perusahaan Predicted Value Residual
191 3.043 2.93 .4492 2.47609 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengujian Normalitas Tahap Kedua
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 191 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .79343516 Most Extreme Differences Absolute .104
Positive .104 Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z 1.433 Asymp. Sig. (2-tailed) .033 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Casewise Diagnosticsa
Case Number Std. Residual Nilai Perusahaan Predicted Value Residual
127 3.080 2.89 .4366 2.45044 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Pengujian Normalitas Tahap Ketiga (Jarak 2.9)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 190 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .77519029 Most Extreme Differences Absolute .102
Positive .102 Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z 1.410 Asymp. Sig. (2-tailed) .037 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Casewise Diagnosticsa
Case Number Std. Residual Nilai Perusahaan Predicted Value Residual
63 2.994 2.74 .4163 2.32713 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Pengujian Normalitas Tahap Keempat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 189 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .75838656 Most Extreme Differences Absolute .101
Positive .101 Negative -.069
Kolmogorov-Smirnov Z 1.385 Asymp. Sig. (2-tailed) .043 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Casewise Diagnosticsa
Case Number Std. Residual Nilai Perusahaan Predicted Value Residual
37 2.969 2.68 .4251 2.25796 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengujian Normalitas Tahap Kelima
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 188 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .74215558 Most Extreme Differences Absolute .098
Positive .098 Negative -.067
Kolmogorov-Smirnov Z 1.348 Asymp. Sig. (2-tailed) .053 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .176a .031 .026 .74415 1.826 a. Predictors: (Constant), Penghindaran Pajak b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.281 1 3.281 5.925 .016a
Residual 102.999 186 .554 Total 106.280 187
a. Predictors: (Constant), Penghindaran Pajak b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .185 .090 2.049 .042
Penghindaran Pajak -.149 .061 -.176 -2.434 .016 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.15636 Cases < Test Value 94 Cases >= Test Value 94 Total Cases 188 Number of Runs 92 Z -.439 Asymp. Sig. (2-tailed) .661 a. Median
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengujian Moderasi dengan Pendekatan MRA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.551 1.779 1.433 .153 Penghindaran Pajak
-2.414 2.192 -3.372 -1.101 .272 .001 1743.827
Transparansi -.604 2.177 -.022 -.277 .782 .833 1.200
XZ 2.771 2.565 3.311 1.080 .281 .001 1746.058 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Pengujian Moderasi dengan Pendekatan Residual
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .059 .004 15.636 .000
Nilai Perusahaan -.004 .004 -.071 -.972 .332 a. Dependent Variable: abs_residual_moderasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA