Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARANANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAANKEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPPKAD)
PEMERINTAH KABUPATENLUWU UTARA
WINA WARDANI
105730396412
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Wina WardaniJudul Skripsi : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Kejelasan
Sasaran Anggaran dan Komitmen Organisasi TerhadapKinerja Pegawai pad Dinas DPPKAD Kabupaten LuwuUtara
NIM : 1057 3039 6412Jurusan : AkuntansiFakultas : Ekonomi dan BisnisPerguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diujikan di depan panitia
Penguji Skripsi Strata Satu (S1) pada hari Selasa, 8 November 2016 pada program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Makassar, 2016
Menyetujui :Pembimbing I
Dr. H. Andi Rustam, SE, MM.AK., CA.CPAiNBM: 1165156
Pembimbing II
Ismail Rasulong, SE, MMNBM: 903074
Mengetahui,
Dekan Fakultas EkonomiUniversitas Muhammadiyah Makassar
Dr.H. Mahmud Nuhung, MANBM : 497 794
Ketua JurusanAkuntansi
Ismail Badollahi, SE, M. Si. Ak. CANBM :1073428
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah di sahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar dengan
No. 132 Tahun 2016, 1438 H/2016 M yang di pertahankan di depan penguji pada
hari Sabtu, 12 November 2016 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar……………….2016
Panitia Ujian:
1. Pengawas Umum
Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM (………………………)(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua Dr. H. Mahmud Nuhung, S.E, M. A (………………………)(Dekan Fak. Ekonomi & Bisnis)
3. SekretarisDra. H. Sultan Sarda, MM (………………………)(WD I Dekan Fak. Ekonomi & Bisnis)
4.Pengujia) Dr. Andi Rustam, SE., MM. Ak. CA (………………………)
b) Saida Said, SE., MM. Ak. (………………………)
c) Dra. Lilly Ibrahim, M. Si (………………………)
d) Dr. H. Muhram BL, SE., M.SI (………………………)
iv
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan,
Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain
Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu
berharap.
Kupersembahkan karya ini sebagai
tanda baktiku kepada ayahanda
dan ibunda tercinta yang telah
membesarkan, mengasihi,
membiayai, serta do’a yang tiada
henti demi keberhasilanku.
v
ABSTRAK
Wina Wardani. 2016. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran KejelasanSasaran Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Pengelola KeuanganPada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah PemerintahKabupaten Luwu Utura. Dibimbing oleh Andi Rustam dan Ismail Rasulong.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Partisipasi PenyusunanAnggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Komitmen Organisasi TerhadapPengelola Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset DaerahPemerintah Kabupaten Luwu Utara
Penelitian menggunakan desain survey dan sumber data berupa data primer,yaitu data yang dikumpulkan melalui kuisioner. Jumlah responden sebanyak 63dengan menggunakan metode Purposive Sampling di mana pengambilan sampeldilakukan dengan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Responden dalam penelitian yaitu pegawai Dinas Pendapatan PengelolaanKeuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. Metode analisisyang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Partisipasi PenyusunanAnggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Komitmen Organisasi berpengaruhpositif dan signifikan Terhadap Pengelola Keuangan Dinas PendapatanPengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel PartisipasiPenyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Komitmen Organisasiberpengaruh positif dan signifikan Terhadap Pengelola Keuangan DinasPendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten LuwuUtara.
Kata Kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran,Komitmen Organisasi dan Kinerja
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “(pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran,kejelasan sasaran anggaran dan komitmen organisasi
terhadap kinerja pengelolaan keuangan )”. Tak lupa pula, penulis hanturkan salam
dan shalawat kepada Nabi junjungan kita, pemberi rahmat bagi alam semesta
yaitu Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa kita keluar dari
alam gelap gulita menuju ke alam yang terang benderang seperti saat ini. Skripsi
yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan
Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dan dalam penulisan skripsi ini penulis sadari bahwa tak sedikit hambatan yang di
alami, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, hambatan
tersebut dapat di atasi, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih yang setulusnya kepada:
vii
1. Dr.H.Abd.Rahman Rahim,SE,MM selaku Rektorat Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. H. Mahmud Nuhung, MA, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Dr.H Andi Rustam.SE., MM. Ak. CA, selaku pembimbing I yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
Karena beliaulah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ismail Rasulung, SE., MM, selaku pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi. Karena
beliaulah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ismail Badollahi, SE., M. Si, Ak. CA, selaku ketua jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Para dosen pengajar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi Akuntansi 10 Angkatan 2012,
terima kasih atas kebersamaan selama penulis menempuh pendidikan di
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar. Banyak kenangan
yang tidak terlupakan bersama kalian dan semoga Allah SWT senantiasa
memberikan kesempatan untuk bertemu lagi dan sukses bersama kalian.
9. Terima kasih tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang tua Ayah
“Ujang Sapta” dan Ibu “Meriyanti” karena berkat kasih sayang, bimbingan
serta doa’nyalah, penulis bisa sampai pada jenjang ini.
viii
Spesial kepada “M.Akbar” yang senantiasa selalu menyemangati dan
membantu saya dalam menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar. Banyak kenangan yang tidak terlupakan bersamanya
dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesempatan untuk bertemu lagi
dan sukses bersamanya.
Tidak ada kesempatan di muka bumi ini, begitu pula dengan penulis
yang hadir dengan penuh keterbatasan sehingga penulis menyadari bahwa karya
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran serta kritik yang membangun sangat
penulis butuhkan.
Akhirnya penulis berharap semoga bantuan dan perhatian yang telah
diberikan kepada penulis mendapatkan berkah dan balasan yang lebih besar dan
beelipat ganda dari Allah SWT. Amin. Wassalam…
Makassar, Agustus 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
MOTTO ................................................................................................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7
D. Kegunaan Penelitian............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 10
A. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 10
B. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...................................................... 14
C. Kejelasan Sasaran Anggaran.............................................................. 21
D. Komitmen Organisasi......................................................................... 23
E. Kinerja Pegawai ................................................................................. 27
F. Kerangka Pemikiran........................................................................... 30
G. Hipotesis Penelitian............................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 34
A. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 34
B. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 34
C. Jenis Data dan Sumber Data .............................................................. 35
D. Populasi dan Sampel .......................................................................... 35
E. Operasional Variabel.......................................................................... 38
F. Pengujian Instrumen Penelitian.......................................................... 42
G. Transformasi Data .............................................................................. 45
x
H. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 46
I. Metode Analisis.................................................................................. 48
J. Pengujian Hipotesis............................................................................ 49
BAB 1V GAMBARAN UMUM .......................................................................... 52
A. Sejarah Singkat DPPKAD.................................................................. 52
B. VISI DAN MISI DPPKAD LUWU UTARA .................................... 53
C. STRUKTUR ORGANIASI DPPKAD LUWU UTARA................... 55
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 56
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 56
B. Pembahasan........................................................................................ 75
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 83
A. SIMPULAN ....................................................................................... 83
B. Saran................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86
RIWAYAT HIDUP............................................................................................... 88
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu .................................... 13
Tabel 2. Populasi Penelitian.................................................................................. 36
Tabel 3. Sampel Penelitian.................................................................................... 37
Tabel 4. Operasional Variabel Penelitian.............................................................. 39
Tabel 5. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien ............. 44
Tabel 6. Distribusi dan Pengembalian Kuesioner ................................................. 56
Tabel 7. Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 57
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden .............................................................. 57
Tabel 9. Masa Kerja Responden ........................................................................... 58
Tabel 10. Usia Responden..................................................................................... 58
Tabel 11. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 59
Tabel 12. Tanggapan responden mengenai Partisipasi penyusunan anggaran X1 61
Tabel 13. Tanggapan responden mengenai Kejelasan sasaran anggaran X2 ........ 62
Tabel 14. Tanggapan responden mengenai Komitmen Organisasi X3 ................. 63
Tabel 15. Tanggapan responden mengenai Kinerja Pegawai Y ........................... 64
Tabel 16. Hasil Uji Validitas................................................................................. 65
Tabel 17. Hasil Uji Reliabilitas............................................................................. 67
Tabel 18. Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................... 69
Tabel 20. Model Persamaan Regresi..................................................................... 71
Tabel 21. Hasil Uji Simultan (Uji F)..................................................................... 74
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian ......................................................... 32
Gambar 2. Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 68
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia instansi pemerintah dituntut menciptakan pegawai yang
berkinerja tinggi. Pegawai negeri ini yang berkinerja menjadi ujung tombak
dan salah satu komponen utama yang berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan pemerintahan. Keberhasilan suatu pemerintah dalam
pelayanan terhadap masyarakat, sangat ditentukan oleh sejauh mana pegawai
dapat memaksimalkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai aparatur pemerintah dengan baik, handal serta
berkinerja tinggi.
Instansi pemerintah dituntut memiliki aparatur pemerintah yang baik,
handal serta berkinerja tinggi, hal ini dimaksudkan agar pegawai dapat bekerja
dengan maksimal dan berdaya guna bagi kepentingan pemerintah. Pegawai
negeri sebagai aparatur pemerintah ini memiliki peranan dan posisi penting,
tidak saja sebagai pelaksana tetapi juga sebagai pemikir, perencana dan
penilaian segala bentuk kegiatan yang diprogramkan pemerintah (Sinuraya,
2009).
Fenomena yang terjadi dalam perkembangan di Instansi Pemerintahan
dewasa ini yaitu semakin menguatnya tuntutan melaksanakan program
pemerintah yang sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi yang
menjadi kewenangan pegawai yang bersangkutan dalam penyelanggaraan
2
pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat (Sardjito dan Muthaher,
2007). Penyelenggaran pemerintah ini tidak terlepas dari baik buruknya kinerja
pegawai. Kinerja pegawai dapat ditentukan oleh beberapa faktor yang
dijadikan pertimbangan yaitu melalui partisipasi penyusunan anggaran,
kejelasan sasaran anggaran dan komitmen organisasi.
Salah satu wujud untuk meningkatkan kinerja pegawai yakni melalui
partisipasi penyusunan anggaran. Partisipasi penyusunan anggaran mempunyai
dampak langsung terhadap perilaku manusia terutama bagi orang yang terlibat
langsung dalam penyusunan anggaran, dengan adanya partisipasi pegawai
dalam proses penyusunan anggaran dapat meningkatkan kesadaran pegawai
akan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Rendahnya kualitas pegawai yang berdampak pada rendahnya
partisipasi pegawai dalam penyusunan anggaran, dapat dilihat dari adanya
fenomena yang terjadi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Luwu Utara, berdasarkan hasil wawancara
langsung kepada salah satu pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
memiliki kendala-kendala dalam menyusun anggaran yaitu, dari semua bidang
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) lambat dalam menyetor
perencanaan kegiatannya dengan kas anggaran.
Partisipasi penyusunan anggaran merupakan aspek penting dengan
adanya tuntutan efesiensi dan efektifitas anggaran yang berorientasi pada
kinerja dalam pencapaian keberhasilan dari suatu organisasi, karena anggaran
3
yang tidak efisien dan efektif dapat mengagalkan perencanaan dan
penganggaran (Amertadewi dan Dwirandra, 2013). Agar anggaran tepat
sasaran dan sesuai dengan tujuan maka diperlukan kinerja yang baik dari
pegawai (Azhar dkk, 2009).
Meningkatkan kinerja pegawai selain dengan melalui partisipasi
penyusunan anggaran, yaitu dengan adanya kejelasan sasaran anggaran. Upaya
agar pelaksana anggaran dapat berjalan secara efektif, maka penyusunan
anggaran harus memperhatikan karakteristik sistem penganggaran yaitu
kejelasan sasaran anggaran. Kejelasan sasaran anggaran, mengambarkan
sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan
agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab
atas pencapaian anggaran tersebut (Kenis, 1979).
Fenomena kejelasan sasaran anggaran dapat dilihat dari temuan pada
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Luwu Utara. Berdasarkan temuan BPK pada tahun 2012 adanya
penyimpangan-penyimpangan dalam organisasi pemerintahan baik pimpinan
maupun pegawai yang menyebabkan kerugian daerah. Adapun penyimpangan
yang terjadi antara lain penggunaan anggaran yang tidak jelas yaitu
pembayaran tenaga pengajar (guru) yang tidak melaksanakan tugasnya selama
2 tahun dan terdapat dana pemadam kebakaran yang pelaporannya tidak jelas.
Pengelolaan aset daerah yang tidak maksimal, dapat dilihat dimana ada
sebagian aset daerah yang terdaftar namun barangnya tidak ada sebaliknya
barangnya ada tapi tidak terdaftar
4
Kejelasan sasaran anggaran berimplikasi pada aparat untuk menyusun
anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai instansi pemerintah.
Kejelasan sasaran anggaran akan membantu pegawai untuk mencapai kinerja
yang diharapkan, dimana dengan mengetahui sasaran anggaran maka tingkat
kinerja dapat tercapai. Sasaran anggaran yang jelas akan mempermudah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas
organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila terdapat ketidakjelasan sasaran
anggaran akan menyebabkan pelaksana anggaran menjadi bingung, tidak
tenang dan tidak puas dalam bekerja, hal ini akan menyebabkan pelaksana
anggaran tidak termotivasi untuk mencapai kinerja yang diharapkan (kenis,
1979).
Kejelasan sasaran anggaran ini terkait dengan komitmen organisasi
dalam penggunaan anggaran karena apabila tercipta dalam diri pegawai merasa
memiliki hak dan tanggungjawab dalam organisasi untuk mencapai tujuan, visi
dan misi organisasi maka akan menghasilkan kinerja yang baik. Keberhasilan
dan kinerja pegawai dalam suatu bidang pekerjaan sangat ditentukan oleh
adanya komitmen seseorang terhadap organisasinya dimana pegawai merasa
memiliki organisasi dan berusaha mengembangkannya untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi (Prasetyono dan Nurul, 2007).
Setiap pegawai yang memiliki komitmen terhadap organisasi akan
menunjukan sikap dan perilaku positif terhadap organisasinya, memiliki jiwa
untuk tetap membela organisasinya, rasa tanggungjawab atas tujuan organisasi,
5
dan memiliki keyakinan untuk membantu tercapainya tujuan organisasi.
fenomena yang terjadi di DPPKAD Pemerintah Kabupaten Luwu Utara masih
memiliki kekurangan kedisiplinan pegawai dalam melaksanakan tugas dilihat
dari adanya pegawai keluar dari kantor di waktu jam kerja dengan kepentingan
pribadi, menurunnya kedisiplinan pegawai juga dapat di lihat dari pegawai
yang tidak hadir pada hari kerja dan bahkan pulang belum pada waktu yang
ditentukan. Hal ini merupakan buktinyata bahwa masih kurang optimalnya
komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai.
Penelitian mengenai partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan
sasaran anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja merupakan
penelitian yang masih banyak diperdebatkan. Hasil penelitian Sardjito dan
Muthaher (2007) terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, semakin
tinggi partisipasi penyusunan anggaran maka akan semakin meningkat kinerja
aparat pemerintahan daerah. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian
Azhar dkk, (2009) pengujian ini berhasil membuktikan bahwa partisipasi yang
tinggi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja aparat pemda.
Sementara hasil penelitian Sutrisna (2011) partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan
Penelitian mengenai kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja, hasil
penelitian Mawikere dkk, (2007) kejelasan sasaran anggaran terbukti
berpengaruh terhadap kinerja manajerial pemprov Sulut. Penelitian tersebut
sejalan dengan penelitian Emilia dkk, (2013) kejelasan sasaran anggaran
6
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pemerintahan, hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kejelasan sasaran dalam anggaran
maka semakin tinggi pula tingkat kinerja pemerintah. Berbeda dengan
penelitian Nurhalimah dkk, (2013) Kejelasan sasaran anggaran tidak
berpengaruh terhadap kinerja aparatur perangkat daerah di pemerintah aceh.
Penelitian yang lainnya mengenai komitmen organisasi terhadap
kinerja aparatur pemerintahan juga dilakukan oleh Ambarwati dkk, (2013)
komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
aparatur pemerintahan sejalan dengan penelitian Sumarno (2005) yaitu
pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial adalah positif dan
signifikan, sebaliknya penelitian Tunti (2013) menunjukkan bahwa komitmen
organisasi tidak mempengaruhi kinerja manajerial.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran,
Kejelasan Sasaran Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Pemerintah Kabupaten Luwu Utara”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah dalam
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan
komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
7
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah
kabupaten Luwu Utara
2. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
3. Apakah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
DaerahPemerintah Kabupaten Luwu Utara
4. Apakah komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
DaerahPemerintah Kabupaten Luwu Utara.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan akhir yang ingin dicapai peneliti dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis partisipasi penyusunan anggaran,
kejelasan sasaran anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja
pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhpartisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
3. Untuk mengetahui dan menganalisispengaruh kejelasan sasaran anggaran
terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu utara
8
4. Untuk mengetahui dan menganalisispengaruh komitmen organisasi
terhadapa kinerja pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan yaitu sebagai
berikut:
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah ilmu
pengetahuan serta sebagai bahan bacaan dan referensi atau acuan yang
bermanfaat bagi penelitian selanjutnya terkait partisipasi penyusunan
anggaran, kejelasan sasaran anggarandan komitmen organisasi terhadap
kinerja.
2. Praktis
Dapat menambah wacana tentang penerapan anggaran terhadap kinerja pada
organisasi sektor publik yang selanjutnya dapat dijadikan informasi
tambahan atas penelitian sejenis dimasa mendatang serta memberikan
informasi pada masyarakat tentang kinerja DPPKAD Pemerintah Kabupaten
Luwu Utara.
3. Kebijakan
Bagi pimpinan dan pegawai semoga hasil dari penelitian ini diharapkan
memberikan masukan berharga serta sebagai bahan informasi bagi pimpinan
dan pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
9
(DPPKAD) Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan dalam meningkatkan
kinerja pegawai dan melaksanakan pembangunan otonomi daerah yang
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang sebelumnya berkaitan dengan penelitian ini sangat
penting untuk diuraikan karena sebagai bahan informasi dan acuan dalam
melakukan penelitian.Sardjito dan Muthaher (2007) melakukan penelitian
tentang “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja
Pegawai Pemerintah Daerah:Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Moderating”.
Penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran (X), dan variabel dependen adalah kinerja
Pegawai Pemerintah Daerah (Y). Data dalam penelitian ini diperoleh dari data
primer melalui metode survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
sensus, berdasarkan data dikantorPemerintah kota dan kabupaten semarang
sebanyak 18 kantor dinas dan ada 150 pejabat dari dinas dan kantor pada
pemerintah daerah kota/kabupaten Semarang, dengan pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pegawai
pemerintah daerah, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2,054
dengan signifikan sebesar 0,042 yang lebih kecil dari α = 0,005. Semakin
tinggi partisipasi penyusunan anggaran maka akan semakin meningkat kinerja
pegawai pemerintah daerah. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
11
budaya organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 1,405
dengan signifikan sebesar 0,016 yang lebih kecil dari α = 0,05.
Hasil ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kesesuaian antara
partisipasi penyusunan anggaran dan budaya organisasi yang berorientasi pada
orang akan semakin tinggi kinerja pegawai pemerintah daerah (kabag/kasub).
Terdapat pengaruh signifikan antara variabel komitmen organisasi dalam
memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja pegawai
pemerintah daerah, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 4,825
dengan signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hasil ini
menunjukkan semakin tinggi tingkat komitmen organisasi akan menyebabkan
peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah dalam berpartisipasi penyusunan
anggaran.
Mawikere dkk, (2007) dengan judul “Kejelasan Sasaran Anggaran
Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Job-Relevant
Information Pada Pemda Sulawesi Utara”. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah kejelasan sasaran anggaran (X) dan variabel dependen
yang digunakan adalah kinerja manajerial (Y). Penelitian ini menggunakan
model path analysis. Hasil penelitian kejelasan sasaran anggaran berpengaruh
terhadap kinerja manajerial pemprov Sulut, dapat dibuktikan dalam penelitian
ini. Kejelasan sasaran anggaran terbukti berpengaruh terhadap job-relevant
information. Job-relevant Information berpengaruh terhadap kinerja manajerial
pemprov Sulut, terbukti dalam penelitian ini. Kejelasan sasaran anggaran
12
berpengaruh terhadap kinerja manajerial pemprov Sulut, melalui Job-relevant
information.
Sinuraya (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan”. Variabel independen Pertisipasi
Penyusunan Anggaran (X1), Komitmen Organisasi (X2), sedangkan variabel
dependen adalah Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan (Y). Penelitian ini
menggunakan jenis uji regresi berganda (multiple regression). Penelitian ini
menganalisis mengenai pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan
komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan, khususnya
ditujukan untuk karyawan bank swasta maupun bank pemerintah di kota
Bandung.
Penelitian ini dengan pengujian secara parsial bahwa, pertama, adanya
pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kepuasan kerja.
Kedua, adanya pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja karyawan. Ketiga, adanya pengaruh antara komitmen organisasi dengan
kepuasan kerja. Keempat, adanya pengaruh antara komitmen organisasi dengan
kinerja karyawan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan secara simultan
perusahaan perlu untuk meningkatkan partisipasi penyusunan anggaran dan
komitmen organisasi agar dapat meningkatkan kinerja karyawannya.
Berikut ini persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu sebagaimana yang diuraikan dalam tabel 2.1
13
Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Persamaan Perbedaan Hasil1. Sardjito,Bamb
angdanMuthaher,Osmad 2007Pengaruhpartisipasipenyusunananggaranterhadap kinerjaaparatpemerintahdaerah: budayaorganisasi dankomitmenorganisasisebagai variabelpemoderating.
a.Partisipasipenyusunananggaran sebagaivariabelindependen
b. Kinerjaaparat pemerintahsebagai variabeldependen
c.Menggunakanmetode analisisregresi linearberganda
a.Komitmenorganisasisebagaivariabelpemoderating.
b. Tempatpenelitian
a.Terdapat pengaruh yangsignifikan antarapartisipasi penyusunananggaran terhadap kinerjaaparat pemerintah daerah
b.Terdapat pengaruh yangsignifikan antara variablebudaya organisasi dalammemoderasi partisipasipenyusunan anggarandengan kinerja manajerial
c.Terdapat pengaruhsignifikan antara variablekomitmen organisasi dalammemoderasi partisipasipenyusunan anggarandengan kinerja aparatpemrintah daerah
2. Mawikere, MLidiadkk, 2007Kejelasansasarananggaran danpengaruhnyaterhadap kinerjamanajerialmelalui job-relevantinformationpada pemdaSulawesi Utara.
a. Kejelasansasaran anggransebagai variabelindependen
b. Kinerjamanajerial sebagaivariabel dependen
a. Penelitianmenggunakanmetode Pathanalysis,
b.TempatPenelitian
a. Kejelasan sasarananggaran berpengaruhterhadap kinerja manajerialpemprov Sulut.
b. Kejelasan sasarananggaran berpengaruhterhadap job-relevantinformation.
c. job-relevantinformation berpengaruhterhadap kinerja manajerialpemprov Sulut
d. Kejelasan sasarananggaran berpengaruhterhadap kinerja manajerialpemprov Sulut melalui job-relevan Information
14
3. Sinuraya,Candra 2009Pengaruhpartisipasipenyusunananggaran dankomitmenorganisasiterhadapkepuasan kerjadan kinerjakaryawan
a. Partisipasipenyusunananggaran danKomitmenorganisasi sebagaivariabelindependen
b. Kinerjakaryawan sebagaivariabel dependen
a.Penelitianmenggunakandua variabeldependen ,terhadapkepuasan kerjadan kinerjakaryawan.
b. Penelitianmenggunakananalisisregresisederhana
c. Tempatpenelitian
a. Adanya pengaruhantara partisipasipenyusunan anggaranterhadap kepuasan kerja.
b. Adanya pengaruhantara partisipasipenyusunan anggaranterhadap kinerja karyawan
c. Adanya pengaruhantara komitmen organisasidengan kepuasan kerja
d. Adanya pengaruhantara komitmen organisasidengan kinerja karyawan
B. Partisipasi Penyusunan Anggaran
1. Definisi Partisipasi Penyusunan Anggaran
Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh
dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat dan
penerima keputusan dan mengarah pada seberapa besar tingkat keterlibatan
aparat pemerintah daerah dalam menyusun anggaran daerah serta
pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran tersebut, sehingga partisipasi
dalam penyusunan anggaran dapat diartikan merupakan keikutsertaan
seseorang dalam menyusun dan memutuskan anggaran secara bersama
(Bangun, 2009).
Tingkat partisipasi yang lebih tinggi akan menghasilkan moral yang
lebih baik dan inisiatif yang lebih tinggi pula.Partisipasi telah ditunjukkan
berpengaruh secara positif terhadap sikap pegawai, meningkatkan kuantitas
dan kualitas produksi, dan meningkatkan kerja sama diantara peminpin (Sord
dan Welsch, 1995dalam Sardjito dan Muthaher, 2007).Partisipasi yang baik
15
diharapkan dapat meningkatkan kinerja, yaitu ketika suatu tujuan dirancang
dan secara partisipatif disetujui, maka seseorangakan mengintegrasikan tujuan
yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya,
karena mereka ikut terlibat dalam proses penyusunan anggaran tersebut (Azhar
dkk, 2009).
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang
hendak dicapai selama periode waktu tertentuyang dinyatakan dalam ukuran
finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk
mempersiapkan suatu anggaran.Penganggaran merupakan suatu proses politik
dalam organisasi sektor publikmerupakan tahapan yang cukup rumit dan
mengandung nuansa politik yang tinggi berbeda dengan penganggaran pada
sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang
tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor publik anggaran justru
harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan dan diberi
masukan. Anggaran sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai
dengan uang publik (Mardiasmo 2002:61).
Ada beberapa pengertian mengenai anggaran. (Anthony dan
Govindarajan,2005:73) menyatakan, Anggaran merupakan alat penting untuk
perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi.
Mowen dan Hansen (2009:423) menyatakan bahwa:
“Anggaran adalah rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebutmendefenisikan tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.Sebelum anggaran di persiapkan, organisasi seharusnya mengembangkanrencana strategis. Rencana strategis mengidentifikasi strategi-strategi
16
untuk aktifitas dan operasi di masa depan, umumnya mencakupsetidaknya untuk lima tahun kedepan”.
Menurut Nordiawan Deddi (2006:48), bahwa:
“Anggaran dapat dinyatakan sebagai pernyataan mengenai estimasikinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuranfinansial. Bagi organisasi sektor publik seperti pemerintah, anggarantidak hanya sekedar rencana tahunan tetapi juga merupakan bentukakuntabilitas atas pengelolaan dana publik yang dibebankan kepadanya”.
Pengertian penganggaran (budgeting) dalam arti sempit adalah proses
mempersiapkan anggaran, sedangkan pengertian anggaran (budget) dalam arti
sempit adalah rencana kerja keuangan. Defenisi anggaran dalam arti luas,
anggaran merupakan suatu proses yang terus menerus, yang dimulai dari tahap
penyusunan anggaran sampai pada tahap pengesahan dan pertanggungjawaban
pihak yang terkait, setelah tahap terakhir maka dimulai lagi tahap penyusunan
anggaran untuk tahun baru, demikian seterusnya.
Berdasarkan defenisi diatas maka dapat diketehui bahwa anggaran
merupakan sebuah rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi
pengeluaran yang diusulkan dalam sumber pendapatan yang diharapkan untuk
membiayai dalam periode waktu tertentu. Proses penyusunan anggaran
merupakan kegiatan yang penting dalam melibatkan berbagai pihak, baik
manajer maupun karyawan yang memainkan peranan dalam mempersiapkan
dan mengevaluasi berbagai alternative dari tujuan anggaran, dimana anggaran
digunakan sebagai tolak ukur kinerja manajer/pimpinan maupun
karyawan/pegawai.
17
Partisipasi anggaran merupakan sebagai proses dimana
bawahan/pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan
mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran (Chong, 2002 dalam
Ompusunggung dan Bawono 2006). Sedangkan menurut (Brownell, 1982)
Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individu-
individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap
penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan
akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan pendekatan yang
secara umum dapat meningkatkan kinerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efektifitas organisasi. Jadi partisipasi dalam penyusunan
anggaran dapat diartikan sebagai keikutsertaan seorang dalam menyusun dan
memutuskan anggaran secara bersama.
2. Pengukuran Partisipasi Penyusunan Anggaran
Mardiasmo (2002:70) mengemukakan bahwa partisipasi anggaran
pada akuntansi sektor pemerintahan terdapat empat siklus anggaran yang
meliputi empat tahap sebagai berikut:
a. Tahap persiapan anggaran, dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar
taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan adanya penafsiran
tersebut maka perlu diperhatikan sebelum menyetujui taksiran pengeluaran,
hendaknya terlebih dahulu dilakukan penafsiran pendapatan secara lebih
akurat.
18
b. Tahap ratifikasi anggaran, tahap ini merupakan tahap yang melibatkan
proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif
dituntut tidak hanya memiliki managerial skill, namun juga harus
mempunyai political skill, dan coalition building yang memadaidan
memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan
dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.
c. Tahap pelaksanaan anggaran, tahap ini merupakan tahapan yang sangat
penting dan harus diperhatikan oleh manajer keuangan pemerintah. Dalam
hal ini manajer keuangan publik mempunyai sistem (informasi) akuntansi
dan sistem pengendalian manajemen.
d. Tahap pelaporan dan evaluasi anggaran, tahap pelaporan ini terkait dengan
aspek akuntabilitas. Jika pada tahap implementasi telah didukung dengan
sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka
diharapkan pelaporan dan evaluasi anggaran tidak akan menemukan banyak
masalah.
Menurut Mahoney (1963) dalam Yuliana (2014) anggaran memiliki
dua peranan. Pertama, anggaran berperan sebagai rencana keuangan dalam
bentuk pendapatan dan biaya yang ingin dicapai oleh pusat
pertanggungjawaban. Kedua, anggaran berperan sebagai alat komunikasi,
motivasional, koordinasi, mendelegasikan wewenang dari atasan kepada
bawahan, proses penganggaran dan pengendalian serta evaluasi kinerja
manajerial. Selain itu, Siegel dan Marconi (1989) dalam Yuliana (2014)
melihat adanya manfaat dari partisipasi anggaran antara lain:
19
a. Meningkatkan moral dan inisiatif seluruh tingkatan manajemen dalam
mengembangkan ide dan informasi
b. Meningkatkan group cohesiveness yang kemudian meningkatkan kerjasama
antar individu dalam pencapaian tujuan
c. Memudahkan terbentuknya group internalization yaitu penyatuan tujuan
individu dan organisasi
d. Mengurangi tekanan dan kebingungan dalam melaksanakan pekerjaan
e. Atasan menjadi lebih tanggap pada masalah-masalah sub bagian tertentu
serta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antar
departemen.
Kinerja yang efektif adalah apabila tujuan dari anggaran tercapai dan
partisipasi bawahan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan
tersebut (Argyris, 1952 dalam Yuliana, 2014)dengan demikian dapat dikatakan
bahwa partisipasi anggaran dapat menghasilkan keputusan dengan kualitas
yang optimal dan memiliki peran dalam meningkatkan kinerja.
Anggaran partisipatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
meneliti bagaimana para pimpinan publik dan pegawai berperan dalam proses
penyusunan anggaran pemerintah berdasarkan teori Milani (1975) dalam
Handayani (2013) yaitu dengan indikator partisipasi dalam penyusunan
anggaran terdiri dari:
a. Keterlibatan bawahan dalam penyusunan anggaran
b. Alasan yang logis oleh atasan dalam melakukan revisi anggaran
c. Mengajak atasan untuk mendiskusikan anggaran yang diusulkan
20
d. Pengaruh usulan bawahan yang tercermin dalam usulan final
e. Menilai kontribusi bawahan terhadap anggaran
f. Frekuensi bawahan dimintai usulan ketika anggaran sedang disusun.
3. Struktur Penyusunan Anggaran di DPPKAD Kabupaten Luwu Utara
Berdasarkan struktur penyusunan anggaran di atas dapat diketahui
bahwa semua bidang/kepala seksi menyusun program kegiatan kemudian
dikumpul di sekertaris atau bagian tata usahanya lalu dikirim ke tim anggaran
Pemerintah Daerah. Setelah itu di asistensi untuk persetujuan
ditambah/dikurangi kegiatan yang direncanakan, setelah di asistensi seluruh
kegiatan tersebut dilakukan penginputan di SIMDA pada bidang anggaran
Penyusunan Anggaran Setiap Bidang
Asistensi
Pengimputan di SIMDA (SistemInformasi Simpanan Daerah)
Pengesahan di DPRD
Penandatanganan Asistensi DPA danRKA
21
DPPKAD. Pengesahan dilaksanakan di DPRD Kabupaten Luwu Utara dan
dikirim ke Provinsi untuk di asistensi kemudian dikembalikan ke Pemda Kota.
Di revisi kembali sesuai dengan hasil asistensi Provinsi, kemudian di bawah ke
DPR untuk disahkan menjadi Perda tentang APBD. Setelah itu ditanda tangani
Walikota dan Ketua DPR.
C. Kejelasan Sasaran Anggaran
Tujuan yang jelas akan mengatur perilaku, ketidakjelasan sasaran
anggaran akan menyebabkan pelaksana anggaran menjadi bingung, tidak
tenang dan tidak puas dalam bekerja (Kenis 1979).Kejelasan sasaran anggaran
berimplikasi pada aparat untuk menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang
ingin dicapai instansi pemerintah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai rencana kerja
Pemerintah daerah merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk
mencapai tujuan daerah. Jika kualitas anggaran pemerintah daerah rendah,
maka kualitas fungsi-fungsi pemerintah cenderung lemah. Anggaran daerah
seharusnya tidak hanya berisi mengenai informasi pendapatan dan penggunaan
dana (belanja), tetapi harus menyajikan informasi mengenai kondisi kinerja
yang ingin dicapai. Anggaran Pemerintah daerah harus bisa menjadi tolak ukur
pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga perencanaan anggaran daerah
harus bisa menggambarkan sasaran kinerja secara jelas. Menurut Kenis (1979)
kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan
secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti
oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran
22
tersebut,oleh sebab itu sasaran anggaran daerah harus dinyatakan secara jelas,
spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung-jawab untuk
menyusun dan melaksanakannya.
Pelaksanaan anggaran memberikan reaksi positif dan secara relatif
sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan sasaran anggaran. Reaksi tersebut
adalah peningkatan kepuasan kerja, penurunan ketegangan kerja, peningkatan
sikap pegawai terhadap anggaran, kinerja anggaran dan efisiensi biaya pada
pelaksana anggaran secara signifikan, jika sasaran anggaran dinyatakan secara
jelas. Anggaran tidak hanya sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya
dan pendapatan dalam pusat pertangungjawaban dalam suatu organisasi, sisi
lain anggaran juga merupakan alat bagi pemerintah untuk mengkoordinasikan,
mengkomunikasikan, mengevaluasi kinerja dan memotivasi. Penentuan tujuan
spesifik akan lebih produktif dari pada tidak menetapkan tujuan spesifik yang
akan mendorong pegawai untuk melakukan yang terbaik bagi pencapaian
tujuan yang dikehendaki,oleh sebab itu kejelasan sasaran anggaran daerah
harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang
bertanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakannya.
Kenis (1979) mengemukakan terdapat 3 pengukuran kejelasan sasaran
anggaransebagai berikut:
1. Adanya kejelasan sasaran
2. Tidak adanya kejelasan (penetapan sasaran anggaran yang mendua)
3. Adanya pemahaman yang tinggi terhadap sasaran yang dicapai
23
D. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana
seseorang pegawai merasa memiliki organisasi dan berusaha
mengembangkannya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Komitmen
memiliki arti janji antara dua pihak yang melibatkan individu atau sekelompok
individu sebagai subjek yang melakukan aktifitas terhadap subjek lainnya. Janji
atau komitmen tersebut dapat diarahkan kepada berbagai hal, misalnya janji
antara individu dengan pekerjaanya yang disebut sebagai profesi dan janji yang
dibuat oleh sekelompok individu dengan organisasi yang disebut komitmen
organisasi.
Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu untuk
berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan
tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan
kepentingan sendiri. Dorongan yang ada pada setiap individu dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi dalam berpatisipasi dalam
penyusunan anggaran dan dapat meningkatkan kinerja manajerial (Weiner
dalam Wulandari 2011).
Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong anggota organisasi
berusaha keras mencapai tujuan. Komitmen yang tinggi akan menjadikan
individu lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi dan
berusaha menjadikan organisasi lebih baik. Komitmen organisasi yang rendah
akan membuat individu untuk berbuat untuk kepentingan pribadinya.
Komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam
24
menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan (Nouri
dan Parker 1996 dalam Azhar dkk, 2009).
Pada konteks pemerintah daerah, pegawai yang memiliki komitmen
organisasi yang tinggi akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk
membuat anggaran menjadi relatif cepat. Kejelasan sasaran anggaran akan
mempermudah pegawai pemerintah daerah dalam menyusun anggaran dan
mencapai target-target anggaran yang telah ditetapkan (Azhar dkk,
2009).Komitmen yang tinggi dari pegawai pemerintah daerah akan berdampak
pada tanggungjawab terhadap penyusunan anggaran.
Panggabean (2004:135) menyatakan komitmen organisasi dapat
didefinisikan dengan dua cara yang amat berbeda. Cara pertama diajukan oleh
Porter dkk, (Mowday, Porter, dan Steer, 1982; Porter, Steer, Mowday dan
Boulian, 1974) komitmen adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan
seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Becker menggambarkan komitmen
sebagai kecendrungan untuk terikat dalam garis kegiatan yang konsisten karena
menganggap adanya biaya pelaksanaan kegiatan yang lain (berhenti bekerja).
Komitmen organisasi merupakan perasaan identifikasi, keterlibatan,
dan kesetiaan yang di ekspresikan oleh pegawai terhadap organisasi.
Komitmen terhadap suatu organisasi melibatkan tiga sikap: (1) rasa identifikasi
dengan tujuan organisasi, (2) perasaan terlibat dalam tugas-tugas organisasi,
dan (3) perasaan setia terhadap organisasi (Ivancevich dkk, 2005:234).Mayer
dan Allen (1990) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai sebuah konsep
yang memiliki tiga dimensi yaitu affective, normative, dan contunuance.
25
Affective commitment adalah tingkat seberapa jauh seorang secara emosi
terikat, mengenal, dan terlibat dalam organisasi. Continuance commitment
adalah suatu penilaian terhadap biaya yang terkait dengan meninggalkan
organisasi. Normative commitment merujuk kepada tingkat seberapa jauh
seseorang secara psychological terikat untuk menjadi karyawan/pegawai dari
sebuah organisasi yang didasarkan kepada perasaan seperti kesetiaan, affeksi,
kehangatan, pemilikan, kebanggan, kesenangan, kebahagiaan dan lain-lain
(Panggabean,2004:135).
Berbagai definisi komitmen organisasi tersebut di atas, maka pada
dasarnya komitmen organisasi merupakan kepercayaan dalam diri individu
yang merasa memiliki hak dan tanggungjawab terhadap organisasi, serta
mengidentifikasikan dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan dan tujuan-tujuan
organisasi yang bukan hanya sebagai kesetiaan yang pasif terhadap organisasi,
namun komitmen dalam menyiratkan hubungan pegawai dan organisasi secara
aktif. Bagi pekerja merasa jiwanya terikat dengan nilai-nilai organisasional
yang ada maka dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga kinerjanya
dapat meningkat dengan baik.
1. Pengukuran Komitmen Pada Organisasi
Komitmen organisasi menggunakan pengukuran indikator yang
dikembangkan oleh (Meyer dan Allen 1990) dalam
(Panggabean,2004:135).Model pengukuran tersebut dalam bentuk kuisioner
yang terdiri dari :
a. Komitmen yang berkelanjutan (continuance commitment)
26
b. Merasa cukup dengan pekejaan yang dilakukan saat ini, hal tersebut
dapat diindikasikan ketika pegawai telah mendapatkan sesuatu pekerjaan
melebihi atau sesuai dengan harapan dan keinginan
c. Merasa rugi bila meninggalkan pekerjaannya, hal ini dapat diindikasikan
ketika pegawai merasa bahwa jika ia meninggalkan pekerjaannya ia akan
rugi sebab mata pencahariannya dalam kelangsungan hidup pegawai
berasal dari pekerjaan sebagai pegawai
2. Komitmen Afektif (affective Commitment)
a. Merasa memiliki organisasi, hal tersebut dapat diindikasikan ketika
pegawai merasa memiliki kekuatan yang disebabkan oleh banyaknya
kontribusi yang mereka berikan untuk kepentingan organisasi.
b. Merasa terikat secara emosional dengan organisasi, hal tersebut dapat
diindikasikan ketika pegawai merasa sesuai dengan visi dan misi
organisasi.
c. Merasa tenang dalam hidupnya, hal tersebut dapat diindikasikan ketika
pegawai telah mendapatkan manfaat dari pekerjaannya dan kepentingan-
kepentingannya terpenuhi.
3. Komitmen normatif (Normative Commitment)
Merasa dibutuhkan oleh anggota organisasi, hal tersebut dapat diindikasikan
ketika pegawai menganggap bahwa kepentingan anggota organisasi
merupakan kepentingan dan tanggungjawabnya.
27
E. Kinerja Pegawai
Bastian (2006:274) menjelaskan bahwa kinerja adalah gambaran
pencapaian pelaksana suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Kinerja pegawai
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadannya (Mangkunegara, 2006:9). Kinerja pegawai
adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas
yang dicapai pegawai dalam periode tertentu untuk melaksanakan tugas
kerjanya sesuai denga tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Seseorang pegawai yang memiliki kinerja yang memadai
memungkinkan dia dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik sesuai dengan yang diharapkan, tanpa kinerja yang baik seseorang
pegawai akan bekerja kurang maksimal dan kurang berdaya guna bagi
organisasi. Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam
mencapai produktifitas kerja yang tinggi. Tercapainya kinerja yang baik tidak
terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Kinerjasalah satu
faktor yang dapat digunakan untuk menilai pengelolaan organisasi secara
efektif.
Schiff dan Lewin (1970) dalam Sardjito dan Muthaher (2007),
mengemukakan bahwa anggaran yang telah disusun memiliki peranan sebagai
perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran digunakan sebagai
sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Seiring dengan
28
peranan anggaran tersebut, Argyris (1952) dalam Sardjito dan Muthaher
(2007), menyatakan bahwa kunci dari kinerja yang efektif adalah apabila
tujuan dari anggaran tercapai dan partisipasi dari bawahan memegang peranan
penting dalam mencapai tujuan tersebut.
Kinerja pegawai dilihat berdasarkan kemampuan pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugas manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi,
koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negosiasi dan representasi (Mahoney
dalam Sardjito dan Muthaher, 2007). Menurut Santoso (2009) dalam Sardjito
dan Muthaher (2007),ada beberapa faktor yang diduga menyebabkan kinerja
pemerintah daerah rendah diantaranya karena sistem pengelolaan keuangan
daerah yang masih lemah dimulai dalam proses perencanaan dan penganggaran
APBD, pelaksanaan/penatausahaan APBD, pertanggungjawaban yang berupa
pelaporan hasil pelaksanaan APBD dan pengawasan.
Penilaian kinerja menurut Martoyo (2000:92) adalah proses melalui
organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai.
Penilaian prestasi kerja tersebut dilakukan dengan tertib dan benar maka dapat
membawa peningkatan motivasi kerja sekaligus meningkatkan loyalitas
pegawai kepada organisasi.
Martoyo (2000:97) terdapat beberapa sifat yang paling umum dinilai
dari pegawai, sebagai berikut:
1. Quality merupakan kualitas kerja pegawai yang dicapai berdasarkan syarat-
syarat kesesuaian yang telah ditetapkan atau seberapa baik kualitas kerjanya.
2. Quality of work adalah menyangkut jumlah kerja yang dilakukan atau
29
dicapai seseorang pegawai dalam satu periode waktu yang diperlukan.
3. Knowledge of job merupakan seberapa baik pemahaman pegawai pada
prosedur kerja atau tata kerja serta informasi teknis mengenai pekerjaan
yang telah ditetapkan, meliputi tingkat pemahaman dan tingkat
pengamalan/implementasi.
4. Cooperation menyangkut kesediaan seluruh pegawai untuk berpartisipasi
dan bekerja sama dengan pegawai lainnya, baik vertical maupun horizontal
didalam atau diluar pekerjaan, sehingga hasil pekerjaan yang dicapai
semakin baik.
5. Dependability adalah kemampuan/kompetensi seorang pegawai untuk dapat
diandalkan khususnya kesiapan untuk bekerja atau menyelesaikan pekerjaan
tepat pada waktunya.
6. Adaptability berkaitan dengan kemampuan seseorng pegawai untuk
beradaptasi dengan kondisi dan perubahan yang terjadi dilingkungan kerja.
Misalnya kebijakan tentang tata kerja yang disebabkan oleh perubahan
unsur pimpinan.
7. Attendence yang dalam penelitian ini berhubungan dengan
absensi/kedisiplinan yaitu sering tidaknya pegawai meninggalkan pekerjaan.
8. Initiative merupakan inisiatif dalam menjalankan fungsi atau
motivasi/dorongan kerja seseorang pegawai, untuk tidak menganggu atau
selalu diarahkan tata dan teknis kerja.
9. Health adalah kemampuan pegawai dalam memelihara dan menjaga
kesehatan lingkungan kerjanya misalnya empati, hubungan kerja yang sehat,
30
tata ruang.
F. Kerangka Pemikiran
Dengan adanya partisipasi pegawai dalam penyusunan anggaran
diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada pegawai untuk lebih
bertanggungjawab pada pekerjaan yang telah dibebani kepadanya. Partisipasi
seorang pegawai dalam penyusunan anggaran dapat memotivasinya untuk lebih
berperan dalam berorganisasi. Setiap individu memiliki kepuasan kerja dengan
individu lainnya, dimana sikap tersebut bisa menghasilkan kinerja yang positif
yang bisa menguntungkan organisasi sebaliknya kinerja yang negatif yang bisa
merugikan organisasi tersebut. Jika seseorang merasa senang jiwanya terikat
dengan nilai-nilai organisasi yang ada, sehingga kinerjanya dapat meningkat.
Partisipasi penyusunan anggaran merupakan keterlibatan seluruh
pegawai dalam suatu instansi untuk melakukan kegiatan dalam pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan dalam anggaran, dengan adanya keterlibatan
tersebut akan mendorong pegawai untuk bertangung jawab terhadap masing-
masing tugas yang diembannya sehingga para pegawai akan meningkatkan
kinerjanya agar mereka dapat mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan
dalam anggaran.
Kejelasan sasaran anggaran yang ada diorganisasi akan berpengaruh
terhadap kinerja masing-masing pegawai,jika kejelasan sasaran anggaran jelas
arus keluar dan masuknya bisa memotivasi para pegawai. Target yang dicapai
bukan malah melakukan pekerjaan yang sama sekali yang tidak
31
menguntungkan bagi organisasi, karena efek dari ketidaktahuan tersebut bisa
membuat pegawai tidak termotivasi untuk mencapai target, sehingga
menimbulkan pikiran negatif kalau aliran dana yang ada diorganisasi telah
diselewengkan atau dipakai tidak untuk keperluan organisasi.
Untuk melaksanakan fungsinya tersebut secara efektif, perlu adanya
penyusunan program dan anggaran serta pengendalian yang memadai dengan
adanya kesadaran seseorangterhadap tanggungjawab pekerjaanya melalui
komitmen organisasi. Kondisi mengenai tingkat komitmen organisasi yang
dimiliki oleh pegawai harus dalam kondisi yang sangat baik. Setiap individu
melakukan tugasnya dengan baik sebagai hasil dari loyalitas mereka terhadap
organisasi yang menaungi mereka. Walaupun secara rill sebagian besar
individu yang menjadi pengambil kebijakan memiliki perbedaan latar belakang
pendidikan terhadap status jabatannya di dalam organisasi, hal itu tidak
mengurangi komitmen mereka sedikit pun.
Komitmen organisasi dapat tercipta apabila individu dalam organisasi
sadar akan hak dan kewajibannya dalam organisasi tanpa melihat jabatan dan
kedudukan, hal ini disebabkan pencapaian tujuan organisasi merupakan hasil
kerja semua angota organisasi yang bersifat kolektif. Komitmen organisasi
masing-masing individu akan berbeda satu sama lain. Semakin tinggi
komitmen yang dimiliki oleh individu maka semakin tinggi tingkat
keberhasilan tujuan instansi itu tercapai.
Secara ringkas kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada
gambar 2.2 dibawah ini.
32
Keterangan :
Pengaruh Simultan
Pengaruh Parsial
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang, landasan teori dan kerangka
pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan
Komitmen Organisasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja Pegawai DPPKAD Kabupaten Luwu Utara
H2 : Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Pegawai DPPKAD Kabupaten Luwu Utara
H3 : Kejelasan Sasaran Anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Pegawai DPPKAD Kabupaten Luwu Utara
Kinerja Pegawai
(Y)
PartisipasiPenyusunanAnggaran
( )
KejelasanSasaran
Anggaran( )
KomitmenOrganisasi
( )
33
H4 : Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai
DPPKAD Kabupaten Luwu Utara
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan dikantor Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD KABUPATEN LUWU
UTARA yang beralamat di JL Andi Jemma No.1 Masamba Provinsi Sulawesi
Selatan. Sedangkan waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 2
bulan, dari bulan mei sampai bulan juni 2016.
B. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan satu produser yang standar, yang
dilakukan secara sistematis untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung pada tempat penelitian DPPKAD Pemerintah Kabupaten
Luwu Utara.
2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
Tanya jawab dengan responden. Wawancara adalah suatu percakapan
langsung dengan tujuan-tujuan tertentu. Teknik wawancara ini semata-mata
hanya untuk memperjelas kebenaran dari angket.
3. Kuesioner, yaitu metode yang dilakukan dengan memberikan daftar berisi
seperangkat pertanyaan yang ditujukan kepada responden yakni para
pegawai DPPKAD Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
35
4. Teknik Kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari buku-buku dan artikel
atau jurnal dari lembaga/instansi yang terkait dan teori yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
C. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
data yang sesuai dengan kenyataan yang terjadi dan untuk membuktikannya
harus sesuai dengan fakta dan kenyataan yang dilapangan atau data yang
diperoleh dari hasil kuisioner responden.
2. Sumber Data
a) Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
para responden (sumber asli) yang dalam penelitian ini berupa jawaban
responden atas penyebaran kuesioner.
b) Data skunder adalah Sumber data yang diperoleh melalui dokumen atau
literatur yang berkaitan dengan penelitian. Sumber data yang digunakan
adalah dokumen atau catatan yang diperoleh dari DPPKAD.
D. Populasi dan Sampel
1. PopulasI
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya
Sugiyono (2013:389). Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai
36
DPPKAD Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. Adapun jumlah dari berbagai
jabatan pegawai negeri Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Pemerintah Kabupaten Luwu Utara terlampir sebagai
berikut :
Tabel 2. Populasi Penelitian
Jumlah Pegawai Negeri Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan AsetDaerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
No Jabatan/Sub Bagian Jumlah
1 Kepala Dinas 12 Sekretaris 13 Bendahara 154 Kepala Bidang 55 Kepala Sub Bagian 36 Kepala Seksi 127 Pegawai Bidang Pendapatan I 338 Pegawai Bidang Anggaran 179 Pegawai Bidang Aset Daerah 1110 Pegawai Bidang Akuntansi 2111 Pegawai Bidang Pendapatan II 1112 Pegawai Unit Pengelolaan Teknis Daerah (UPTD) 18
Jumlah 147Sumber :DPPKAD Kabupaten Luwu Utara (2015)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiyono (2013:116). Sampel dalam penelitian adalah
pegawai yang ikut dalam penyusunan anggaran. Metode pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dimana
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono 2013:122).Pemilihan sampel berdasarkan
kriteria dengan jumlah sampel sebanyak 63 responden.
37
Adapun Kriteria responden dalam pemilihan sampel sebagai berikut:
a. Responden merupakan pihak yang sudah tercatat sebagai pegawai negeri
sipil tetap di DPPKAD Kabupaten Luwu Utara.
b. Responden dalam penelitian ini yaitu pegawai yang sudah bekerja
minimal selama satu tahun karena dimungkinkan selama satu tahun
sudah mengetahui aturan, tujuan dan program kerja dalam DPPKAD
pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
c. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai yang terlibat dalam
proses penyusunan anggaran.
Tabel 3. Sampel Penelitian
Jumlah Pegawai Negeri Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan AsetDaerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
No Jabatan/Sub Bagian Jumlah
1 Kepala Bidang 5
2 Kepala Sub Bagian 3
3 Kepala Seksi 12
4 Pegawai Bidang Pendapatan I 4
5 Pegawai Bidang Anggaran 17
6 Pegawai Bidang Aset Daerah 4
7 Pegawai Bidang Akuntansi 4
8 Pegawai Bidang Pendapatan II 6
9 PegawaiUnit Pengelolaan Teknis Daerah(UPTD) 8
Jumlah 63
Sumber :DPPKAD Kabupaten Luwu Utara (2015)
38
E. Operasional Variabel
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah diungkapkan, maka
variabel penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebasnya adalah
partisipasi penyusunan anggaran,kejelasan sasaran anggaran, komitmen
organisasi sedangkan variabel terikatnya kinerja pegawai.
Partisipasi penyusunan anggaran dalam penelitian ini seberapa jauh
tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam menentukan dan menyusun
anggaran yang ada dalam divisi atau bagiannya, baik secara periodik maupun
tahunan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari
penelitian yang terkait dengan proses penyusunan anggaran pemerintah
berdasarkan teori Milani (1975) dalam Handayani (2013).
Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran
ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat
dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran
anggaran tersebut, oleh sebab itu sasaran anggaran pemerintah daerah harus
dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang
bertanggungjawab untuk melaksanakannya. Variabel kejelasan sasaran
anggaran diukur dengan menggunakan pernyataaan yang digunakan oleh Kenis
(1979).
Komitmen organisasi dalam penelitian ini menunjukkan tingkat
keterlibatan pegawai yang bekerja di DPPKAD Pemerintah Kabupaten Luwu
Utara. Keterlibatan kerja yang tinggi oleh seorang pegawai berarti adanya
39
komitmen pada organisasi yang tinggi terhadap organisasi tempat dia bekerja.
Komitmen organisasi diukur dengan mengadopsi instrumen yang
dikembangkan oleh (Meyer dan Allen 1990) dalam (Panggabean, 2004:135)
yaitu berdasarkan indikator dari komitmen yang berkelanjutan, komitmen
afektif dan komitmen normatif.
Kinerja dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana anggota-
anggota dalam organisasi pemerintahan berupaya untuk memberikan pelayanan
terbaik dengan mendayagunakan sumber daya yang ada di organisasinya untuk
memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai pihak yang dilayani. Kinerja
pegawai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Martoyo, 2000:97) yaitu,
kualitas, kualitas pekerjaan, pengetahuan tentang pekerjaan, kerja sama,
kemampuan/kompetensi, adaptasi, absensi/kehadiran, inisiatif, kesehatan
lingkungan kerja. Operasional variabel diuraikan dalam tabel 3.3 sebagai
berikut :
Tabel 4. Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Indikator Skala
No.Kuesioner
1.PartisipasiPenyusunanAnggaran (X1)Milani (1975)dalamHandayani
1. Keterlibatan bawahan dalampenyusunan anggaran
2. Alasan yang logis olehatasan dalam melakukanrevisi anggaran
3. Mengajak atasan untukmendiskusikan anggaranyang diusulkan
4. Pengaruh usulan bawahanyang tercermin dalam usulan
Ordinal
1
2
3
4
40
(2013) final5. Menilai kontribusi bawahan
terhadap anggaran6. Frekuensi bawahan dimintai
usulan ketika anggaransedang disusun.
5
6
2.
KejelasanSasaranAnggaran (X2)Kenis (1979)
1. Adanya kejelasan sasaran2. Tidak adanya kejelasan
(penetapan sasaran anggaranyang mendua)
3. Adanya pemahaman yangtinggi terhadap sasaran yangdicapai
Ordinal
1& 2
3&4
5 & 6
3.
KomitmenOrganisasi (X3)Meyer danAllen (1990)dalamPanggabean(2004:135)
1. Komitmen berkelanjutan:a. Merasa cukup dengan
pekerjaan yang dilakukanb. Merasa rugi bila
meninggalkanpekerjaannya
Ordinal
3
4
5, 9, 10 &11
7
6& 8
1 &2
2.Komitmen normatif:a. Merasa memiliki
organisasib. Merasa terikat secara
emosional denganorganisasi
c. Merasa tenang dalamhidupnya
3.Komitmen afektif:Merasa dibutuhkanolehorganisasi
4.
Kinerja Pegawai DPPKADAKabupatenLuwu Utara (Y)Martoyo(2000:97)
1. Kualitas2. Kualitas pekerjaan3. Pengetahuan tentang
pekerjaan4. Kerja sama5. Kemampuan/kompetensi6. Adaptasi7. Absensi/kehadiran8. Inisiatif9. Kesehatan lingkungan
kerja
Ordinal
12& 3
4
5 & 67891011
Sumber : Data diolah, 2015
Indikator-indikator tersebut diatas, baik variabel independen maupun
variabel dependen menjadi dasar untuk pembuatan kuisioner. Pengukuran
41
untuk variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini
menggunakan skala ordinal dan teknik pengukuran Skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi, seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka
variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan tolok ukur untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2013:133).
Skala likert secara umum menggunakan 5 kategori jawaban, yang
masing-masing jawaban diberi score atau bobot yaitu banyaknya score antara
5-1. Penggunaan Skala likert selanjutnya diklasifikasikan sebagai berikut:
sangat dilibatkan sampai dengan sangat tidak dilibatkan diberi bobot 5-1,
sangat logis sampai dengan sangat tidak logis diberi bobot 5-1, sangat sering
sampai dengan sangat tidak sering diberi bobot 5-1, sangat banyak sampai
dengan sangat tidak banyak diberi bobot 5-1, sangat penting sampai dengan
sangat tidak penting diberi bobot 5-1, sangat jelas sampai dengan sangat tidak
jelas diberi bobot 5-1, sangat mengetahui sampai dengan sangat tidak
mengetahuidiberi bobot 5-1, sangat bingung sampai dengan sangat tidak
bingung diberi bobot 1-5, sangat puas sampai dengan sangat tidak puas diberi
bobot 5-1, sangat paham sampai dengan sangat tidak paham diberi bobot 5-1,
sangat bersedia sampai dengan sangat tidak bersedia diberi bobot 5-1, sangat
sama sampai dengan sangat tidak sama diberi bobot 5-1, sangat tertarik sampai
dengan sangat tidak tertarik diberi bobot 5-1, sangat terancam sampai dengan
sangat tidak terancam diberi bobot 5-1, sangat peduli sampai dengan sangat
42
tidak peduli diberi bobot 5-1, sangat membanggakan sampai dengan sangat
tidak membanggakan diberi bobot 5-1, sangat bangga sampai dengan sangat
tidak bangga diberi bobot 5-1, sangat senang sampai dengan sangat tidak
senang 5-1, sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju 5-1, sangat
memberikan sampai dengan sangat tidak memberikan 5-1, sangat menerima
sampai dengan sangat tidak menerima 5-1, sangat sesuai sampai dengan sangat
tidak sesuai 5-1, sangat tepat waktu sampai dengan sangat tidak tepat waktu 5-
1, sangat bisa sampai dengan sangat tidak bisa 5-1, dan sangat mampu sampai
dengan sangat tidak mampu 5-1.
Data yang dihimpun dengan menggunakan daftar pertanyaan
(indikator) yang ditujukan sebagai alat ukur teknik Skala Likert. Setiap
jawaban diberikan skor numeric (angka) untuk menentukan pendapat pegawai
yang ikut dalam partisipasi penyusunan anggaran DPPKAD Kabupaten Luwu
Utara tentangpartisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan
komitmen organisasi terhadap kinerja. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono 2013:132).
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Validitas (validity) dan reliabilitas (reliability) suatu hasil penelitian
tergantung pada alat pengukur (instrument) yang digunakan.Instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data harus valid dan reliable. Untuk
43
menghasilkan data yang handal oleh karena itu,perlu dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas atau Kesalihan (validity)
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner
tersebut (Ghozali, 2006:45).Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan
masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor untuk masing-masing
variabel, dalam memberi interpretasi terhadap koefisien korelasi, Masrun
mengemukakan:
“Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total)
dan korelasinya tinggi, melanjutkan bahwa item tersebut mempunyai
validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk memenuhi
syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antar butir dengan skor total
kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid
Sugiyono (2013:188).
Menurut Sugiyono (2013:250), untuk dapat memberikan penafsiran
akan besar atau kecil hubungan terhadap korelasi yang telah dihitung dapat
berpedoman pada ketentuan-ketentuan seperti yang tertera pada tabel
berikut ini :
44
Tabel 5. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien
INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN
0,00 – 0,199 Tidak Setujuh
0,20 – 0,399 Kurang Setujuh
0,40 – 0,599 Ragu-ragu
0,60 – 0,799 Setuju
0,80 – 1,000 Sangat Setuju
Sumber: Sugiyono (2013:250)
2. Uji Keandalan (Reliabilitas)
Uji reliabilitas atau keandalan dimaksudkan untuk mengetahui apakah
alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan,
keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan
gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan terhadap
pernyataan-pernyataan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala
yang sama. Uji reliabilitas ini dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang
sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten
bila dilakukan pengukuran kembali dengan gejala yang sama.
Menurut Ghozali (2006:41) reliabilitas adalah alat untuk mengukur
suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur
45
obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama, suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60
(Ghozali,2006:42).
G. Transformasi Data
Variabel-variabel dalam penelitian ini diukur dengan melakukan
penyebaran kuesioner. Untuk keperluan pengolahan data, maka tanggapan
responden terhadap item-item pernyataan yang diajukan dalam kuesioner
penelitian yang di ukur dengan skala likert, akan dinaikkan dari skala
pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval.
Menganalisis di perlukan data dengan ukuran interval sebagai syarat
dalam menggunakan alat Analisis Regresi Berganda. Seluruh variabel yang
berskala ordinal terlebih dahulu dinaikkan atau di transformasikan tingkat
pengukurannya ke tingkat interval melalui Method of Succesive Interval (MSI)
dengan langkah sebagai berikut:
1. Perhatikan setiap item pernyataan dalam kuesioner.
2. Untuk setiap item tersebut, tentukan beberapa orang responden yang
mendapat skor 1,2,3,4,5 disebut frekuensi (F).
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden proporsi (P)
4. Hitung Proporsi Komulatif (Pk).
5. Gunakan tabel normal, hitung nilai Z setiap proporsi komulatif.
6. Nilai Densitas Normal (Fd) yang sesuai dengan nilai Z.
7. Tentukan nilai Interval (Scale Value) untuk setiap skor jawaban sebagai
berikut :
46
NilaiInterval = ( )– ( )( ) − ( )8. Sesuai dengan skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang
nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar)diubah menjadi sama dengan
1( satu ).
Transformed Scale Value = Y =SV+SV min + 1
Dimana :
Density at Lower Limit : Kepadatan batas bawah
Density at UpperLimit : Kepadatan batas atas
Area underUpper Limit : Daerah dibawah batas atas
Area Under Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah
H. Uji Asumsi Klasik
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini secara teoritis
akan menghasilkan nilai parameter model penduga yang sah bila dipakai
asumsi klasik. Asumsi klasik menurut Ghozali (2006:89) yaitu Normalitas,
Multikolonieritas dan Heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
untuk mengetahui normalitas distribusi data dapat dilakukan dengan
menggunakan One Sample Kolmogorof Smirnov-Test (nilai α = 5%).
Pemilihan One Sample Kolmogrof Smirnov-Test sebagai alat ukur
normalitas bertujuan untuk mengetahui nilai signifikannya. Jika nilai
47
signifikasi dari pengujian One Sample Kolmogorof Smirnov-Test lebih besar
dari 0.05 maka data mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2006:110).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan
lain. Jika variance dari residual satu kepengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskesdatisitas dan jika berbeda di sebut Heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi
Heteroskesdatisitas (Ghozali, 2006).Gujarati, (2003) menyatakan untuk
mendeteksi adanya Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji
Glejser dengan mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap
variabel independen (Ghozali,2006:105).
Koefisien korelasi dari masing-masing variabel independen yang signifikan
pada tingkat kepercayaan 1%, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.
Sebaliknya, jika tidak ada koefisien korelasi dari masing-masing variabel
independen yang signifikan pada tingkat kepercayaan 1%, berarti tidak ada
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi variabel independen (Ghozali,
2006:91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam
model regresi adalah sebagai berikut :
48
1. Besaran korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah
0,5). Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikol.
2. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance, yaitu
mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 (satu) dan mempunyai angka
Tolerance mendekati 1 (satu).
Catatan : Tolerance = 1 NIF atau bisa juga VIF = 1/Tolerance
I. Metode Analisis
Pengujian untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka digunakan metode analisis yang dapat dijadikan alat untuk
melakukan penelitian terhadap Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran,Kejelasan Sasaran Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap
Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Tengah.
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur besarnya
pengaruh beberapa (minimal dua) variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y) Sugiyono, (2013:277). Penelitian ini yang menjadi variabel
independen adalah partisipasi penyusunan anggaran (X1), kejelasan sasaran
anggaran (X2) dan komitmen organisasi (X3) sedangkan variabel dependen
adalah kinerja (Y). Hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas
dapat dirumuskan sebagai persamaan regresi berikut :
Dimana:
Y = Variabel dependen
Y = a + b1X1 + b2X2 + ……………..+ bnXn + e
49
X1-Xn = Variabel independen
a = Intercept/constanta
b1-bn = Koefisien regresi
e = Error atau sisa (residual)
Apabila model tersebut ditransferkan kedalam penelitian ini, maka
model regresi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
Y = Kinerja Pegawai
X1 = Partisipasi penyusunan anggaran
X2 = Kejelasan sasaran anggaran
X3 = Komitmen organisasi
a = Intercept/constanta
b1-b3 = Koefisien regresi
e = Error atau sisa (residual)
J. Pengujian Hipotesis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
statistic Analisis Regresi Linear Berganda untuk membuktikan hipotesis yang
diajukan. Pengukuran regresi berganda dalam penelitan ini menggunakan
bantuan perangkat lunak computer dalam program statistic SPSS for windows.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama dengan
menggunakan Uji Fisher (Uji F) untuk melihat secara simultan pengaruh semua
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
50
variabel independen terhadap variabel dependen. Kedua, (Uji t) untuk melihat
secara parsial pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen.
1. Uji F (Uji Simultan)
Uji f digunakan untuk mengetahui apakah ketiga variabel independen yang
diteliti secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, dilakukan
perbandingan antara f hitung dengan f tabel pada tingkat kepercayaan 95%
(α 0,05) dengan pedoman sebagai berikut :
1. Jika fhitung > ftabelpada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 maka
terbukti secara simultan partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan
sasaran anggaran dan komitmen organisasi (Variabel X), berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai (Variabel Y).
2. Jika fhitung <ftabel pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 maka
terbukti secara simultanpartisipasi penyusunan anggaran, kejelasan
sasaran anggaran dan komitmen organisasi (Variabel X), tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Variabel Y).
2. Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen, secara parsial (individual) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Adapun caranya yaitu dengan
51
melakukan perbandingan antara thitung > ttabel pada tingkat kepercayaan 95%
thitung > ttabel (α 0,05), dengan pedoman sebagai berikut:
1. Apabila thitung > ttabel dan p < 0,05, maka variabel independen yang
diamati secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
2. Apabila thitung < ttabel dan p > 0,05, maka variabel independen yang
diamati secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Nilai t hitung diperoleh dari hasil perhitungan statistik (SPSS) dalam
tabel ANOVA. Sedangkan t tabel diperoleh dengan melihat tabel t (sesuai
dengan tingkat kepercayaan yang ditentukan) dengan caradf (degree of
freedom). Nilaidf = N-K, dimana N = jumlah sampel dan K = jumlah variabel
penelitian, karena uji t bersifat dua sisi maka nilai α di bagi 2. Jadi nilai t
merupakan nilai dari df(α/2).
52
BAB 1V
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat DPPKAD
Pada tahun 1999, saat awal bergulirnya Reformasi di seluruh wilayah
Republik Indonesia, dimana telah dikeluarkannya UU No.22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan di Daerah, dan mengubah mekanisme pemerintahan
yang mengarah pada Otonomi Daerah. Tepatnya pada tanggal 10 Pebruari
1999, oleh DPRD Kabupaten Luwu mengeluarkan Surat Keputusan Nomor
03/Kpts/DPRD/II/1999 tentang Usul dan Persetujuan Pemekaran Wilayah
Kabupaten Dati II Luwu yang dibagi menjadi dua Wilayah Kabupaten dan
selanjutnya Gubernur KDH Tk.I Sul-Sel menindaklanjuti dengan Surat
Keputusan No.136/776/OTODA tanggal 12 Pebruari 1999. Akhirnya pada
tanggal 20 April 1999, terbentuklah Kabupaten Luwu Utara ditetapkan dengan
UU Republik Indonesia No.13Tahun 1999. Pada awal pembentukannya,
Kabupaten Luwu Utara dengan batas Saluampak Kec. Sabbang sampai dengan
batas Propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, terdiri dari 19
Kecamatan, yaitu:
1. Kec.Sabbang
2. Kec.PembantuBaebunta
3. Kec.Limbong
4. Kec.PembantuSeko
5. Kec.Malangke
6. Kec.Malangkebarat
53
7. Kec.Masamba
8. Kec.Pembantu Mappedecen
9. Kec.Pembantu Rampi
10. Kec.Sukamaju
11. Kec.Bone-bone
12. Kec.PembantuBura
13. Kec.Wotu
14. Kec.PembantuTomon
15. .Kec.Mangkutana
16. Kec.PembantuAngkona
17. Kec.Malili
18. Kec.Nuha
19. Kec. Pembantu Towuti
Dengan demikian, pasca pemekaran tersebut Kabupaten Luwu Utara
terdiri dari sebelas kecamatan masing-masing Kecamatan Sabbang, Kecamatan
Baebunta, Kecamatan Limbong, Kecamatan Seko, Kecamatan Masamba,
Kecamatan Rampi, Kecamatan Malangke, Kecamatan Malangke Barat,
Kecamatan Mappedeceng, Kecamatan Sukamaju dan Kecamatan Bone Bone.
B. VISI DAN MISI DPPKAD LUWU UTARA
Visi DPPKAD Kabupaten Luwu Utara adalah :
MENINGKATKAN PENDAPATAN DAERAH DAN MEWUJUDKAN TATAKELOLA KEUANGAN DAN ASET YANG AKUNTABEL DANBERKELANJUTAN
Visi tersebut diuraikan sebagai berikut :
54
1. DPPKAD Kabupaten Luwu Utara adalah merupakan institusi yang
merumuskan dan menyusun kebijakan pengelolaan keuangan daerah yang
meliputi pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang tertuang di dalam
Peraturan Daerah dan Peraturan / Keputusan Bupati.
2. Pembina administrasi pengelolaan keuangan daerah yang strategis diartikan
bahwa DPPKAD Kabupaten Luwu Utara menjalankan fungsi PPKD,
pembinaan administratif pengeloaan kauangan daerah yang didasrakan pada
ketentuan dan peraturan yang berlaku, yang sangat menetukan kelancaran
dan efektifitas kinerja birokrasi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah.
3. Dalam mendukung Visi dan Misi Bupati Luwu Utara adalah sebagai unsur
pelaksana teknis operasional, yang mendukung dan mempercepat akeslerasi
pembangunan sebagaimana Visi dan Misi Bupati terpilih yang telah
dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) tahun 2013-2018.
MISI DPPKAD
Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, DPPKAD Kabupaten Luwu Utara
melaksanakan beberapa Misi, antara lain :
1. Mengoptimalkan Pendapatan;
2. Perbaikan Tata Kelola Keuangan;
3. Perubahan Sistem Akuntansi Pemerintah dari Cash Basic menjadi
Accrual Basic
4. Mempertahankan Predikat Wajar Tanpa Pengecualian.
55
C. STRUKTUR ORGANIASI DPPKAD LUWU UTARA
56
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
a. Gambaran Umum Responden
Penelitian ini dilakukan terhadap Pegawai dikantor Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah kab, Luwu
Utara. Data untuk penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner
yang dibagikan secara langsung kepada responden yaitu Pegawai dikantor
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Pemerintah kab, Luwu Utara. Jumlah Kuesioner yang disebarkan
berdasarkan auditor yang ada di Pegawai dikantor Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah kab, Luwu
Utara.
Tabel 6. Distribusi dan Pengembalian Kuesioner
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah kuisioner yang disebar 63
2 Jumlah kuisioner yang tidak kembali (33)
3 Jumlah kuisioner yang kembali 30
4 Jumlah kuisioner yang dapat diolah 30Sumber : Data primer yang diolah, 2016
b. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah dikantor Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah kab, Luwu
57
Utara. Berikut ini adalah gambaran mengenai identitas responden yang
terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, Lama Bekerja, usia responden.
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 7. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-Laki 17 56.67
Perempuan 13 43.33
Jumlah 30 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa dari 30 responden,
jumlah sampel terbanyak dalam penelitian ini adalah laki-laki sebanyak 17
atau 56.67%.
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
S2 23 77%
S1 7 23%
Diploma 0 0
SMA 0 0
Jumlah 30 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa dari 30 responden,
jumlah sampel terbanyak dalam penelitian ini adalah S2 sebanyak 23 orang
atau 77%.
58
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 9. Masa Kerja Responden
Masa Frekuensi Persentase
1-5 Tahun 19 63.33%
6-10 Tahun 11 36.67%
11-15 Tahun 0 0.00%
16-20 Tahun 0 0.00
Total 30 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa dari 30 responden,
jumlah sampel masa kerja terbanyak dalam penelitian ini adalah 1-5 tahun
sebanyak 19 orang atau 263.33%
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 10. Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
21 – 30 tahun 21 70.00
31 – 40 tahun 7 23.33
41 – 50 tahun 2 6.67
Diatas 50 tahun 0 0.00
Jumlah 30 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 30 responden,
jumlah sampel terbanyak dalam penelitian ini adalah usia 21-30 tahun
sebanyak 21 orang atau 70%
59
2. Hasil Uji Instrumen Penelitian
a. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partisipasi
penyusunan anggaran, Kejelasan sasaran anggaran, Komitmen organisasi,
dan Kinerja Pegawai. Variabel-variabel tersebut akan di uji dengan statistik
deskriptif.
Tabel 11. Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
kinerja pegawai 4.5833 .56390 30
Partisipasi penyusunan anggaran4.2723 .54057 30
Kejelasan sasaran anggaran3.6660 .88885 30
Komitmen organisasi 4.4860 .51714 30
0- 1 = Sangat tidak setuju1,1 - 2 = tidak setuju2,1 - 3 = ragu-ragu3,1 - 4 = setuju4,1 – 5 = sangat setuju
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.1 menjelaskan hasil statistik deskriptif tentang variabel-
variabel dalam penelitian ini, antara lain :
1) Partisipasi penyusunan anggaran (X1)
Berdasarkan tabel 8 diatas X1 memiliki nilai mean 4.27 berada di skala
nilai yang menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju. Nilai standar deviasi
menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 0,540 dari nilai rata-rata jawaban
responden.
60
2) Kejelasan sasaran anggaran (X2)
Berdasarkan tabel 8 diatas X2 memiliki nilai mean 3,66 berada di skala
nilai yang menunjukkan pilihan jawaban setuju. Nilai standar deviasi
menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 0,888 dari nilai rata-rata jawaban
responden.
3) Komitmen organisasi (X2)
Berdasarkan tabel 8 diatas X2 memiliki nilai mean 4,48 berada di skala
nilai yang menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju. Nilai standar deviasi
menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 0,517 dari nilai rata-rata jawaban
responden
4) Kinerja Pegawai (Y)
Berdasarkan tabel 8 diatas Y memiliki mean 4.58 berada di skala nilai
yang menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju. Nilai standar deviasi
menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 0,563 dari nilai rata-rata jawaban
responden.
b. Tanggapan Responden Mengenai Indikator Penelitian
Setelah melakukan penelitian dan diperoleh data yang diperlukan
sebagai informasi yang akurat. Selanjutnya, akan dilakukan deskriptif
penelitian untuk memberikan penjelasan mengenai hasil jawaban dari masing-
masing responden atas pertanyaan yang di ajukan pada saat penelitian.
Deskriptif data hasil penelitian untuk memberikan gambaran umum
mengenai penyebaran distribusi frekuensi. Nilai-nilai yang akan di sajikan
setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan metode statistik
61
deskriptif. Berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk kepada masalah
penelitian, maka deskriptif data dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu :
Partisipasi penyusunan anggaran, Kejelasan sasaran anggaran, Komitmen
organisasi, dan Kinerja Pegawai. Hasil perhitungan statistic deskriptif masing-
masing variabel secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Uraian singkat
hasil perhitungan statistic deskriptif tersebut dikemukakan berikut ini.
Tabel 12. Tanggapan responden mengenai Partisipasi penyusunan anggaran X1
Item Frekuensi, skor, dan persentase
TotalRata-
rataPertanyaanSTS TS N S SS
1 2 3 4 5
Setiap penyusunan
anggaran, bawahan selalu
dilibatkan
F 0 1 4 16 9 30
4.10Skor 0 2 12 64 45 123
% 0% 3.33 13.33 53.33 30.00 10000%
Atasan selalumenyampaikan alasan yanglogis dalam menyampaikanrevisi anggaran
F 0 1 3 13 13 30
4.27Skor 0 2 9 52 65 128
% 0% 3.33 10.00 43.33 43.33 10000%
Bawahan mengajak atasanuntuk mendiskusikananggaran yang diusulkan
F 0 2 1 14 13 30
4.27Skor 0 4 3 56 65 128
% 0% 6.67 3.33 46.67 43.33 10000%
Pengaruh usulan bawahantercermin dalam usulan final
F 0 0 2 7 21 30
4.63Skor 0 0 6 28 105 139
% 0% 0.00 6.67 23.33 70.00 10000%
Atasan dapat menilaikontribusi bawahanterhadap anggaran terkaitdengan cara kerja
F 0 1 4 16 9 30
4.10Skor 0 2 12 64 45 123
% 0% 3.33 13.33 53.33 30.00 10000%
Frekuensi bawahan dimintai
usulan ketika anggaran
sedang disusun
F 0 1 3 13 13 30
4.27Skor 0 2 9 52 65 128
% 0% 3.33 10.00 43.33 43.33 10000%
Rata-rata Keseluruhan 4.21
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
62
Tabel 13. Tanggapan responden mengenai Kejelasan sasaran anggaran X2
Item Frekuensi, skor, dan persentase
TotalRata-
rataPertanyaan
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
Saya mengetahui dengan
jelas dan spesifik sasaran
anggaran di bagian saya
F 1 10 4 8 7 30
3.30Skor 0 20 12 32 35 99
% 0% 33.33 13.33 26.67 23.33 9667%
Saya berpendapat bahwa
sasaran anggaran di bagian
saya mendua dan tidak jelas
F 0 6 0 15 9 30
3.90Skor 0 12 0 60 45 117
% 0% 20.00 0.00 50.00 30.00 10000%
Saya memiliki pemahaman
yang jelas atas bagaian
sasaran anggaran yang
merupakan priorotas yang
lebih penting dibandingkan
dengan yang lainya
F 0 9 0 10 11 30
3.77Skor 0 18 0 40 55 113
% 0% 30.00 0.00 33.33 36.67 10000%
Rata-rata Keseluruhan 3.66
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
63
Tabel 14. Tanggapan responden mengenai Komitmen Organisasi X3
Item Frekuensi, skor, dan persentaseTotal Rata-
rataPertanyaanSTS TS N S SS
1 2 3 4 5Komitmen afektif
Saya bersedia bekerja lebih keras dari padayang diharapkan agar organisasi ini sukses
F 0 0 1 3 26 304.83Skor 0 0 3 12 130 145
% 0% 0.00 3.33 10.00 86.67 10000%
Saya menemukan bahwa nilai-nilai sayasama dengan nilai-nilai organisasi.
F 0 1 1 3 25 304.73Skor 0 2 3 12 125 142
% 0% 3.33 3.33 10.00 83.33 10000%
Komitmen berkelanjutanSaya memiliki tingkat ketertarikan untuk
tetap bertahan pada organisasi dalammengembangkan karir saya
F 0 0 4 5 21 304.57Skor 0 0 12 20 105 137
% 0% 0.00 13.33 16.67 70.00 10000%Saya memiliki tingkat gangguan terhadap
karir saya jika keluar dari tempat sayabekerja sekarang
F 0 7 2 2 19 304.10Skor 0 14 6 8 95 123
% 0% 23.33 6.67 6.67 63.33 10000%Komitmen normative
Saya sungguh peduli mengenai nasiborganisasi ini.
F 0 2 3 2 23 304.53Skor 0 4 9 8 115 136
% 0% 6.67 10.00 6.67 76.67 10000%Saya membanggakan organisasi ini sebagaitempat kerja yang menyenangkan kepada
teman-teman saya
F 0 0 3 4 23 304.67Skor 0 0 9 16 115 140
% 0% 0.00 10.00 13.33 76.67 10000%Saya bangga mengatakan kepada orang
bahwa saya merupakan bagian dariorganisasi ini.
F 0 0 3 6 21 304.60Skor 0 0 9 24 105 138
% 0% 0.00 10.00 20.00 70.00 10000%
Saya sangat senang memilih organisasi inisebagai tempat kerja dari pada organisasi
lain
F 0 0 5 11 14 304.30Skor 0 0 15 44 70 129
% 0% 0.00 16.67 36.67 46.67 10000%
Bagi saya organisasi ini merupakan tempatkerja terbaik.
F 0 2 3 10 15 304.27Skor 0 4 9 40 75 128
% 0% 6.67 10.00 33.33 50.00 10000%
Organisasi ini memberi inspirasi terbaikmengenai cara mencapai kinerja
F 0 3 1 8 18 304.37Skor 0 6 3 32 90 131
% 0% 10.00 3.33 26.67 60.00 10000%
Saya akan menerima tugas apa saja agardapat tetap bekerja di organisasi ini.
F 0 3 1 8 18 304.37Skor 0 6 3 32 90 131
% 0% 10.00 3.33 26.67 60.00 10000%Rata-rata Keseluruhan 4.71
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
64
Tabel 15. Tanggapan responden mengenai Kinerja Pegawai Y
Item Frekuensi, skor, dan persentase
Total Rata-rataPertanyaan
STS TS N S SS1 2 3 4 5
Hasil pekerjaan yang saya selesaikantelah memenuhi standard dan syarat
yang telah ditetapkan
F 0 0 1 3 26 30
4.83Skor 0 0 3 12 130 145
% 0% 0.00 3.33 10.00 86.67 10000%Selama ini saya dapat menyelesaikanpekerjaan yang menjadi tugas saya
sesuai dengan target yang ditetapkandan waktu yang ditentukan
F 0 1 1 3 25 30
4.73Skor 0 2 3 12 125 142
% 0% 3.33 3.33 10.00 83.33 10000%
Pimpinan memberikan penjelasankepada saya sebagai pegawai mengenai
petunjuk teknis berkaitan denganpekerjaan
F 0 0 4 5 21 30
4.57Skor 0 0 12 20 105 137
% 0% 0.00 13.33 16.67 70.00 10000%
Dalam melaksanakan pekerjaan, sayadapat bekerja sama dengan rekan kerja
saya yang sederajat
F 0 7 2 2 19 30
4.10Skor 0 14 6 8 95 123
% 0% 23.33 6.67 6.67 63.33 10000%
Dalam melaksanakan pekerjaan, sayadapat bekerja sama dengan
atasan/bawahan saya.
F 0 2 3 2 23 30
4.53Skor 0 4 9 8 115 136
% 0% 6.67 10.00 6.67 76.67 10000%
Saya dapat melaksanakan pekerjaantanpa tergantung dengan orang lain,
sehingga mampu menyelesaikanpekerjaan tepat pada waktunya
F 0 0 3 4 23 30
4.67Skor 0 0 9 16 115 140
% 0% 0.00 10.00 13.33 76.67 10000%
Selain itu, saya mampu menyesuaikandiri dengan perubahan yang terjadi
dilingkungan tempat kerja
F 0 2 3 2 23 30
4.53Skor 0 4 9 8 115 136
% 0% 6.67 10.00 6.67 76.67 10000%
Berkaitan dengan absensi, saya tidakpernah meninggalkan pekerjaan, kecualisakit atau ada hal yang sangat penting
F 0 0 5 11 14 30
1.00Skor 0 0 3 4 23 30
% 0% 0.00 16.67 36.67 46.67 10000%
Saya sering mempunyai inisiatif dalamhal-hal tertentu
F 0 2 3 2 23 30
4.53Skor 0 4 9 8 115 136
% 0% 6.67 10.00 6.67 76.67 10000%
Dalam melaksanakan kerja saya dapatmenjaga hubungan kerja yang sehat
dengan rekan kerja saya
F 0 0 3 4 23 30
4.67Skor 0 0 9 16 115 140
% 0% 0.00 10.00 13.33 76.67 10000%
Rata-rata Keseluruhan 4.71Sumber : Data primer yang diolah, 2016
65
c. Hasil Uji Kualitas Data
1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas (uji kesahihan) adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur sah/valid tidaknya kuesioner. Kriteria yang digunakan valid atau
tidak valid adalah apabila koefisien korelasi r hitung kurang dari nilai r table
dengan tingkat signifikansi 5 persen berarti butir pertanyaan tersebut tidak
valid (Ghozali, 2005).
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji validitas pada Empat variabel yang
terdiri dari: ). Partisipasi penyusunan anggaran, Kejelasan sasaran anggaran,
Komitmen organisasi, dan Kinerja Pegawai
Tabel 16. Hasil Uji Validitas
Butir Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
Partisipasi
penyusunan
anggaran
P1 0.727 0,31 VALID
P2 0.823 0,31 VALID
P3 0.609 0,31 VALID
P4 0.352 0,31 VALID
P5 0.727 0,31 VALID
P6 0.823 0,31 VALID
Kejelasan sasaran
anggaran
P1 0.315 0,31 VALID
P2 0.542 0,31 VALID
P3 0.382 0,31 VALID
66
Komitmenorganisasi
P1 0.502 0,31 VALID
P2 0.344 0,31 VALIDP3 0.351 0,31 VALIDP4 0.374 0,31 VALIDP5 0.62 0,31 VALIDP6 0.57 0,31 VALIDP7 0.644 0,31 VALIDP8 0.513 0,31 VALIDP9 0.495 0,31 VALIDP10 0.759 0,31 VALID
P11 0.759 0,31 VALID
KinerjaPegawai
P1 0.675 0,31 VALIDP2 0.391 0,31 VALIDP3 0.463 0,31 VALIDP4 0.284 0,31 VALIDP5 0.875 0,31 VALIDP6 0.618 0,31 VALIDP7 0.875 0,31 VALIDP8 0.618 0,31 VALIDP9 0.875 0,31 VALIDP10 0.618 0,31 VALID
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa Partisipasi penyusunan
anggaran, Kejelasan sasaran anggaran, Komitmen organisasi, dan Kinerja
Pegawai memiliki nilai r-hitung diatas r-table sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh item pertanyaan dalam penelitian tersebut valid.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Uji reliabilitas ini
dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden melalui
pertanyaan yang diberikan, menggunakan metode statistic Cronbach Alpha
67
dengan signifikansi yang digunakan lebih dari (>) 0,60. Adapun hasil dari
pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 17. Hasil Uji Reliabilitas
VariabelCronbach's
KeteranganAlpha
Partisipasi penyusunan anggaran 0.807 Reliabel
Kejelasan sasaran anggaran 0.692 Reliabel
Komitmen organisasi 0.83 Reliabel
Kinerja Pegawai 0.872 ReliabelSumber : Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel Partisipasi penyusunan
anggaran, Kejelasan sasaran anggaran, Komitmen organisasi, dan Kinerja
Pegawai mempunyai nilai conbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini
menunjukkan bahwa item pertanyaan dalam penelitian ini bersifat reliabel.
Sehingga setiap item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh
data yang konsisten dan apabila pertanyaan diajukan kembali maka akan
diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
d. Hasil Uji Asumsi Klasik
1) Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi, error yang dihasilkan mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data
digunakan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
yang hasil pengujiannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
68
Gambar 2. Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 3.1 terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini
menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi
normalitas.
2) Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya
korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu model
regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-
variabel independennya, maka hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependennya menjadi terganggu. Untuk menguji
multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF (Variance
Inflation Faktor). Jika nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance lebih besar
dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas
69
(Sunjoyo,dkk., 2013). Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 18. Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.522 1.915
.544 1.839
.360 2.775
Sumber : Data yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.8, terlihat bahwa variabel Partisipasi penyusunan
anggaran, Kejelasan sasaran anggaran, Komitmen organisas. memiliki nilai
tolerance diatas 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10. Hal ini berari dalam model
persamaan regresi tidak terdapat gejala multikoloniaritas sehingga data
dapat digunakan dalam penelitian ini.
3) Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians pada residual dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode
scatterplot di mana penyebaran titik-titik yang ditimbulkan terbentuk secara
acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu serta arah penyebarannya
berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil pengujian
heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
70
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 4.1 grafik scatterplot menunjukkan bahwa data
tersebar pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola yang jelas dalam
penyebaran data tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
heterokedaktisitas pada model regresi tersebut, sehingga model regresi layak
digunakan untuk Partisipasi penyusunan anggaran, Kejelasan sasaran
anggaran, Komitmen organisasi
e. Hasil Uji Hipotesis
1) Analisis Regresi Linear Berganda
Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan
menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut
adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda.
Partisipasi penyusunan anggaran, Kejelasan sasaran anggaran, Komitmen
organisasi, dan Kinerja Pegawai
71
Tabel 19. Model Persamaan Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) .005 .460 .012 .991
Partisipasi penyusunan
anggaran.357 .125 .343 2.870 .008
Kejelasan sasaran anggaran .213 .074 .336 2.871 .008
Komitmen organisasi .506 .157 .464 3.230 .003
Sumber : Data yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi yang terbentuk pada
uji regresi ini adalah:
Y = 0.005 + 0,357X1 + 0.213X2 + 0.506X3 + e
Hasil pengujian yang diperoleh diatas adalah sebagai berikut :
a. Nilai konstanta (α) yang diperoleh sebesar 0.005 artinya jika variabel
Partisipasi penyusunan anggaran, Kejelasan sasaran anggaran, Komitmen
organisasi bernilai 0 maka besarnya tingkat Kinerja Pegawai yang terjadi
adalah sebesar 0.005.
b. Koefisien regresi X1 = + 0,357 artinya jika Partisipasi penyusunan
anggaran naik sebanyak 1 satuan, maka Kinerja Pegawai sebesar + 0,357.
c. Koefisien regresi X2 = 0.213 artinya jika Kejelasan sasaran naik
sebanyak 1 satuan maka Kinerja Pegawai meningkat sebesar 0.213.
d. Koefisien regresi X3 = 0.506 artinya jika Komitmen organisasi naik
sebanyak 1 satuan maka Kinerja Pegawai meningkat sebesar 0.506.
72
2) Hasil Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan uji t
yaitu dengan melihat nilai signifikansi t hitung, Jika nilai signifikansi t
hitung < dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujiannya dapat
dilihat pada tabel 4 9.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) .005 .460 .012 .991
Partisipasi penyusunan
anggaran.357 .125 .343 2.870 .008
Kejelasan sasaran anggaran .213 .074 .336 2.871 .008
Komitmen organisasi .506 .157 .464 3.230 .003
Sumber : Data yang diolah, 2016
Melalui statistik uji-t yang terdiri dari Partisipasi penyusunan
anggaran (X1), Kejelasan sasaran anggaran (X2) dan Komitmen organisasi
(X3) dapat diketahui secara parsial pengaruhnya terhadap Kinerja pegawai
(Y).
a. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Berdasarkan hasil pengujian Uji Parsial (Uji-t) hipotesis X1 diperoleh
bahwa Partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja pegawai. Pengujian pengaruh variabel
73
Partisipasi penyusunan anggaran terhadap Kinerja pegawai dapat
diketahui dengan melihat nilai t table sebesar 2,870 dengan signifikansi
sebesar 0,008. Nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05 yang
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel Partisipasi
penyusunan anggaran terhadap Kinerja pegawai. Sehingga hipotesis 1
yang menyatakan bahwa Partisipasi penyusunan anggaran memiliki
pengaruh terhadap Kinerja pegawai diterima.
b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Berdasarkan hasil pengujian Uji Parsial (Uji-t) hipotesis X3 diperoleh
bahwa Kejelasan sasaran anggaran memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja pegawai. Pengujian pengaruh variabel
Kejelasan sasaran anggaran terhadap Kinerja pegawai audit dapat
diketahui dengan melihat nilai t tabel yang diperoleh sebesar 2.871
dengan signifikansi sebesar 0,008. Nilai signifikansi yang berada di
bawah 0,05 yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari
variabel Kejelasan sasaran anggaran terhadap Kinerja pegawai. Sehingga
hipotesis 2 yang menyatakan bahwa Kejelasan sasaran anggaran
memiliki pengaruh terhadap Kinerja pegawai diterima.
c. Pengujian Hipotesis Kedua (H3)
Berdasarkan hasil pengujian Uji Parsial (Uji-t) hipotesis X3 diperoleh
bahwa Komitmen organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja pegawai. Pengujian pengaruh variabel Komitmen
organisasi terhadap Kinerja pegawai dapat diketahui dengan melihat nilai
74
t tabel yang diperoleh sebesar 3.230 dengan signifikansi sebesar 0,003.
Nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05 yang menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan dari variabel Komitmen organisasi terhadap
Kinerja pegawai. Sehingga hipotesis 2 yang menyatakan bahwa
Komitmen organisasi memiliki pengaruh terhadap Kinerja pegawai
diterima.
d. Hasil Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel
dependen. Dengan kriteria pengujian tingkat kepercayaan yang
digunakan adalah 95% atau taraf signifikansi 5% (α=0,05). Jika taraf
signifikansinya > 0,05 Ha ditolak dan jika taraf signifikansinya < 0,05 Ha
diterima. Hasil pengujiannya sebagai berikut : Partisipasi penyusunan
anggaran, Kejelasan sasaran anggaran, Komitmen organisasi, dan Kinerja
Pegawai
Tabel 20. Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7.438 3 2.479 36.142 .000b
Residual 1.784 26 .069
Total 9.222 29
a. Dependent Variable: kinerja pegawai
b. Predictors: (Constant), Komitmen organisasi, Kejelasan sasaran anggaran, Partisipasi
penyusunan anggaranSumber : Data yang diolah, 2016
75
Pengujian signifikan bertujuan untuk mengetahui signifikansi korelasi
Partisipasi penyusunan anggaran (X1), Kejelasan sasaran anggaran (X2), dan
Komitmen organisasi (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja
Pegawai (Y). Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan uji F.
Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai P value sebesar 0,000b lebih kecil dari
0,05. Kesimpulannya berarti bahwa secara somultan Partisipasi penyusunan
anggaran, Kejelasan sasaran anggaran, Komitmen organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai
B. Pembahasan
1. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran
dan Komitmen Organsasi Terhadap Kinerja PegawaiDinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kab. Luwu Utara.
Berdasarkan uji hipotesis pertama membuktikan bahwa partisipasi
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan komitmen organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dinas pendapatan
pengelolaan keunagan dan aset daerah pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
Berdasarkan fakta yang diperoleh dari tanggapan responden, pegawai
memberikan partisipasi berupa usulan untuk kelancaran kegiatan operasional
terhadap penyusunan anggaran yang terjadi di dinas. Usulan yang diberikan
pegawai berupa usulan mengenai anggaran peralatan kantor, konsumsi, dan
lain sebagainya. Usulandari pegawai kemudian diseleksi kembali oleh tiap
kepala, untuk dimasukkan pada anggaran final.Pendapat ini sejalan dengan
penelitian Bangun (2009) yang menyatakan bahwa, partisipasi sebagai proses
76
pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai
dampak masa depan bagi pembuat dan penerima keputusan dan mengarah pada
seberapa besar tingkat keterlibatan aparat pemerintah daerah dalam menyusun
anggaran daerah serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran
tersebut, sehingga partisipasi dalam penyusunan anggaran yakni keikutsertaan
seseorang dalam menyusun dan memutuskan anggaran secara bersama.
Pegawai di DPPKAD mengetahui kejelasan sasaran anggaran sesuai
dengan target dan mencapai sasaran yang dianggarkan, sehingga kepuasan
pegawai akan kejelasan sasaran anggaran meningkat. Pendapat ini didukung
oleh penelitian Kenis (1979) yang menyatakan bahwa kejelasan anggaran akan
mengatur perilaku pihak-pihak yang berada dalam organisasi terhadap
penggunaan anggaran.
Berdasarkan data faktual yang diperoleh dari responden yang
menyatakan bahwa, pegawai di dppkad Kabupaten Luwu Utara merasa bangga
dengan penempatan kerjanya, setia terhadap pekerjaannya, dan terlibat dengan
tugas-tugas organisasi seperti penyusunan anggaran untuk mencapai tujuan
organisasi. Pendapat ini didukung penelitian Azhar, dkk (2009) yang
menyatakan komitmen organisasi yang kuat akan mendorong anggota
organisasi berusaha keras mencapai tujuan organisasi dan komitmen organisasi
merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk
pencapaian kinerja yang diharapkan.
Pegawai di dppkad memiliki peranan dalam perencanaan penyusunan
anggarandan bekerja sama dengan pegawai lain dalam mencapai tujuan
77
organisasi. Pendapat ini didukung olehMangkunegara (2006) yang menjelaskan
bahwa kinerja pegawai merupakan hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas
yang dicapai pegawai dalam periode tertentu untuk melaksanakan tugas
kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
2. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Aggaran Terhadap Kinerja Pegawai
dan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah
Kab. Luwu Utara
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua, diperoleh bukti secara
empiris bahwa Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh positif dan
signifikan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Sardjito (2007) yang
menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di dppkad, pegawai ikut
serta dalam proses penyusunan anggaran atau berpartisispasi dalam
penyusunan anggaran ,sehingga partisipasi anggaran dapat membentuk sikap,
perilaku pegawai dan memunculkan rasa memiliki terhadap organisasi serta
termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian Sinuraya (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
partisipasi dalam penyusunan anggaran maka semakin tinggikinerja pegawai.
78
3. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah
Kab. Luwu Utara
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga, diperoleh bukti secara
empiris bahwa Kejelasan Sasaran Anggaran berpengaruh positif dan signifikan
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan Mawikere (2007) yang menyatakan
kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
Berdasarkan fakta yang diperoleh dari pernyataan responden, sasaran
anggaran yang digunakan tujuannya jelas, pengelolaan asetnya maksimal dan
pelaporan sesuai dengan keadaan sebenarnya.Kejelasan sasaran anggaran
sangat penting dalam menentukan kinerja pegawai Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Kenis (1979) yang menjelaskan bahwa
kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana anggaran ditetapkan secara
jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh
orang yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran anggaran
tersebut.Tujuan yang jelas akan mengatur perilaku, ketidakjelasan sasaran
anggaran akan menyebabkan pelaksana anggaran menjadi bingung, tidak
tenang dan tidak puas dalam bekerja, sehingga dengan mengutamakan
79
kejelasan sasaran sasaran anggaran akan meningkatkan kinerja. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) dengan hasil
pengujian bahwa variabel kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan
terhadap kinerja.
4. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kab.
Luwu Utara
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat, diperoleh bukti secara
empiris bahwa Komitmen Organisasi berpengaruh positif dan signifikan
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yyang dilakukan Ambarwati (2013) yang menyatakan
komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
Berdasarkan fakta yang diperoleh dari pernyataan responden,
komitmen yang timbul dari dalam diri masing-masing individu terhadap
organisasinya akan membuat perasaan identifikasi, keterlibatan, dan kesetiaan
yang diekspresikan oleh pegawai terhadap organisasi. Komitmen organisasi
sangat penting dalam menunjang kinerja pegawai karenaKomitmen Organisasi
yang semakin kuat akan membuat kinerja pegawai Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
semakin baik dari waktu ke waktu. Sebagaimana yang dikatakan oleh
80
(Panggabean, 2004:135) bahwa komitmen organisasi merupakan rasa
identifikasi dengan tujuan organisasi, perasaan terlibat dalam tugas-tugas
organisasi dan perasaan setia terhadap organisasi. Pegawai yang memiliki
komitmen tinggi akan menerima semua tugas dantanggung jawab pekerjaan
yang diberikan padanya, selain itu juga sikap kehangatan afeksi dan loyalitas
terhadap organisasi merupakan evaluasi dari komitmen serta adanya ikatan
emosional dan keterikatan antara organisasi dengan pegawai sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sinuraya (2009) dengan hasil pengujian bahwa variabel
komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
83
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan mengenai
pengaruhPartisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian
menunjukkan bahwa Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran
Anggaran dan Komitmen Organisasi secara simultan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai dinas pendapatan pengelolaan
keuangan dan aset daerah pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa secara parsial Partisipasi Penyusunan Anggaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten
Luwu Utara.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa secara parsial Kejelasan Sasaran Anggaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten
Luwu Utara.
84
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa secara parsial Komitmen Organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu
Utara.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil kesimpulan
yang diperoleh, maka saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebaiknya pimpinan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara memberikan perhatian terus-
menerus terhadap kinerja pegawainya.
2. Sebaiknya jika dalam nyusun anggaran harus secara jelas, dan pengelolaan
aset yang digunakan harus secara maksimal, serta pelaporan mengenai aset
dan penggunaan anggaran yang dilaporkan harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
3. Sebaiknya Instansi DPPKAD Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
memberikan kesempatan kepada media dan masyarakat untuk memperoleh
informasi mengenai perencanaan dan pelaksanaan program Pemerintah,
selain itu pimpinan/atasan memberikan wewenang kepada pegawai yang
tepat untuk terlibat dalam kegiatan organisasi sesuai dengan
tanggungjawabnya.
85
4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menanmbahkan dan
menggunakan variabel-variabel lain seperti pengendalian internal,
kompensasi, lingkungan Internal dll, yang kemungkinan akan berpengaruh
terhadap Kinerja Pegawai, hal ini di sebabkan karena dari hasil penelitian
diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,268 atau 26,8% sebagai
sisanya73,2% merupakan variabel lain tidak disertakan dalam perhitungan
model ini.
86
DAFTAR PUSTAKA
Al Azhar L, Agusti.,dkk.,2010. Pengaruh Partisipasi Penyusunan AnggaranTerhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Komitmen OrganisasiDan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating (Studi Empirispada Kabupaten Kuantan Singingi). Jurnal Ekonomi Volume 17, Nomor3.
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan.,2005. Sistem PengendalianManajemen Buku 2. Terjemahan Kurniawan Tjakrawala. Jakarta:Salemba Empat
Emilia Nur, Abdillah.,dkk.,2013. Pengaruh Partisipasi Dalam Anggaran DanKejelasan Sasaran Anggaran Serta Peran Manajerial PengelolaanKeuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empirispada Pemerintah Provinsi Bengkulu). Jurnal Fainerss Volume 3, Nomor3.
Ghozali Imam.,2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS.Cetakan IV. Semarang: Badan Penelitian Universitas Diponegoro
Hansen Don R dan Women Maryanne M.,2009. Akuntansi Manajerial Buku 1Edisi 8. Terjemahan Kwary Deny Arnos. Jakarta: Salemba Empat
Indra Bastian.,2006. Akuntansi Sektor Publik suatu pengantar. Jakarta: Erlangga
M.Mawikere Lidia, Suhardito dan Bambang.,2007. Kejelasan Sasaran AnggaranDan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Job-RelevantInformation Pada Pemda Sulawesi Utara. Jurnal Akuntansi danKeuangan Sektor Publik Pertama.
Mardiasmo.,2007. Akuntansi sektor publik Edisi IV. Yogyakarta:ANDI
Munawar, Irianto.,dkk.,2006. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran TerhadapPerilaku, Sikap, Dan Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Di KabupatenKupang. SNA 9 Padang.
Ompusunggung1 Bornadi Krisler dan Bawono2 Rangga.,2011. PengaruhPartisipasi Anggaran Dan Job Relevant Information (JRI) TerhadapInformasi Asimetris (Studi pada Badan Layanan Umum UniversitasNegeri di Kota Purwokerto Jawa Tengah). SNA 9 Padang
Prasetyono,Nurul Kompyurini.,2007.Analisis Kinerja Rumah Sakit DaerahBerdasarkan Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi Dan AkuntabilitasPublik.SNA X Unhas Makassar
87
Pratiwi, Suyono dan Ambarwati.,2013. Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dan Komitmen Organisasi terhadapKinerja Aparatur Pemerintahan (Studi Empiris pada Instansi-Instansidalam Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Banyumas). SNAXVI Manado.
Putra Deki.,2013. Pengaruh Akuntabilitas Publik Dan Kejelasan SasaranAnggaran Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang).Tesis Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Padang.
Sardjito Bambang dan Muthaher.,2007. Pengaruh Partisipasi PenyusunanAnggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: BudayaOrganisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating.SNA Makassar.
Sinuraya, Candra.,2009. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran danKomitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan.Jurnal Akuntansi, Universitas Kristen Maranatha, Volume 1, Nomor 1Bandung.
Sugiyono.,2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D). Cetakan 17. Bandung:Alfabeta
Syafrial.,2009. Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, KejelasanSasaran Anggaran dan Partisipasi Penyusunan Anggaran TerhadapKinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah. Tesis. UniversitasSumatera Utara
Wulandari Nur Endah.,2011. Pengaruh Partisipasi Penyusunan AnggaranTerhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Kepuasan Kerja DanKomitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris padaPemerintah Daerah Kabupaten Demak).
www.luwuutara.bpk.go.id
Yuliana Ria.,2014. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja ManajerialMelalui Trust Dan Self-Efficacy Sebagai Variabel Intervening. SNAXVII Mataram.
Zulkiram Moh. Rizal.,2014. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran DanKejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai Pada SatuanKerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Tengah. SkripsiJurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.
88
RIWAYAT HIDUP
Wina wardani lahir di Baliase Kec. Masamba
Kabupaten Luwu Utara 22 tahun yang lalu tepatnya
pada tanggal 27 Januari 1995, terlahir sebagai putri dari
buah hati pasangan Ujang Sapta dan Merianti.
Penulis menempuh sekolah dasar (SD) pada tahun 2000
tepatnya di SDN 092 Lindu Kecamatan Masamba
Kabupaten Luwu Utara dan tamat pada tahun 2006.
Pada tahun yang sama penulis menempuh pendidikan ke jenjang sekolah lanjutan
tingkat pertama di SMP Negeri 2 Masamba dan tamat pada tahun 2009 kemudin
melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah lanjutan tingkat menengah SMA
Negeri 1 Masamba Kabupaten Luwu Utara dan tamat pada tahun 2012. Pada
tahun yang sama penulis melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dan diterima di
Universitas Muhammadiyah Makassar jurusan Akuntansi S1 dan menjadi
mahasiswa sampai sekarang dan masih menimba ilmu yang Insha Allah dapat
menyelesaikan studinya dengan baik dan tepat pada waktunya hingga menjadi
kebanggaan bagi kedua orang tuanya. Pada tahun 2016 penulis menyelesaikan
studi dengan membuat sebuah karya tulis yang berjudul “Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran,Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah (DPPKADA) Pemerintah Kabupaten Luwu Utara”.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabaraqatuh.