102
SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM PENDINGIN DAN PENCAHAYAAN GEDUNG BIOSKOP CJ CGV SITE MAKASSAR” MUH. NUR ALFIAN 10582170715 ALAMSYAH 10582172115 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019/2020

SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

SKRIPSI

“STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM

PENDINGIN DAN PENCAHAYAAN GEDUNG BIOSKOP CJ

CGV SITE MAKASSAR”

MUH. NUR ALFIAN

10582170715

ALAMSYAH

10582172115

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019/2020

Page 2: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

i HALAMAN JUDUL

STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM

PENDINGIN DAN PENCAHAYAAN GEDUNG BIOSKOP CJ

CGV SITE MAKASSAR

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Fakultas Teknik

MUH. NUR ALFIAN ALAMSYAH

10582170715 10582172115

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019/2020

Page 3: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan
Page 4: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan
Page 5: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO : “Bekerja keraslah dan teruslah berbuat baik, hal luar biasa akan terjadi.”

Sesunguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al-Insyirsah 5-6) PERSEMBAHAN Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karena kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan. Sekaligus sebagai ungkapan terimakasihku kepada : Bapak dan Ibu semoga rahmat-Nya selalu tercurah untukmu Saudara-saudari kami semangat, harapan dan doa selalu menyertai kalian Kepada Kerabat, Do’a dan harapan akan selalu menyertai langkah kalian Kepada Istri yang tercintai, terima kasih atas semuanya Teman-teman TE 2015

Page 6: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

v PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muh. Nur Alfian & Alamsyah

Stanbuk : 10582170715 & 10582172115

Judul Skripsi : STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM

PENDINGIN DAN PENCAHAYAAN GEDUNG

BIOSKOP CJ CGV SITE MAKASSA

Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang

sepengetahuan kami juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Makassar, 15 Agustus2020

Yang membuat pernyataan

Muh Nur Alfian & Alamsyah

Page 7: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

vi KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Efisiensi Energi

Listrik Pada Sistem Pendingin Dan Pencahayaan Gedung Bioskop CJ CGV

Site Makassar”, diajukan untuk memenuhi syarat akhir untuk menyelesaikan pendidikan Program Strata 1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan mengingat penyusun hanya manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami menerima dengan ikhlas dan senang hati segala koreksi serta perbaikan guna penyempurnaan tulisan ini agar kelak dapat bermanfaat. Perlu didasari bahwa penyusunan karya tulis ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya dengan kerendahan hati kami sampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, S.T., M.T., IPM sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. 2. Ibu Adriani S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar juga sebagai Pembimbing II

Page 8: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

vii dan Ibu Dr. Ir. Hj. Hafsah Nirwana, M.T. Selaku Pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing kami. 3. Bapak dan ibu dosen serta setiap pegawai pada fakultas teknik atas segala waktunya telah mendidik dan melayani penulis selama mengukiti proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Ayahanda, Ibunda dan Istri yang tercinta, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala limpahan kasih sayang, doa dan pengorbanan terutama dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah. 5. Saudara-saudaraku serta rekan-rekan mahasiswa fakultas teknik terkhusus angkatan 2015 yang dengan keakraban dan persaudaraan banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah Azza Wajalla dan skripsi yang sederhan ini dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan negara. Amin. Makassar, 15 Agustus 2020 Penulis

Page 9: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

viii Makassar, 15 Agustus 2020

Penulis

Muh. Nur Alfian1, Alamsyah2

Studi Efisiensi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin dan Pencahayaan Gedung Bioskop CJ CGV Site Makassar.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

ABSTRAK

Seiring meningkatnya bioskop dan jumlah minat menonton layar lebar pertahun artinya bertambah pula pemakaian listrik khususnya pada beban listrik lampu dan AC. Penerapan efisiensi diperlukan untuk menghemat biaya demi perkembangan semua pihak karna fungsi dari efisiensi energi adalah membangun ekonomi tanpa harus meningkatkan konsumsi energi.

Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan gedung bioskop CJ CGV Site Makassar, Dimana audit energi ini kegiatan mencari profil energi yang di konsumsi oleh gedung bioskop, audit energi dilakukan dengan cara pengumpulan dan penyusunan data energi bangunan bioskop CGV DGS Site Makassar.

Hasil dari analisis data sistem pendingin bahwa AC yang melayani Area Entry Corridor, Exit Corridor, dan Staff Room sudah cukup dengan menggunakan AC 20 PK, dan kapasitas AC yang terpasang yaitu 22 PK artinya sudah melebihi 2 PK dari perhitungan normal. Serta dari hasil analisis data dari sistem pencahayaan diketahui bahwa penerangan yang terpasang kurang 2 buah dari perhitungan normal, atau lampu penerangan untuk exit corridor CGV DGS remang-remang.

Hasil dari analisis penghematan energi melalui pengurangan jam operasional khususnya untuk pencahyaan dan sistem pendingin selama sejam perhari akan menghemat Rp. 1.312.835,61 perbulan dan untuk setahun maka akan menekan biaya hingga sebesar Rp 15.754.027,32.

Kata Kunci : Efisiensi Energi listrik, Sistem Pendingin dan Pencahayaan Bioskop.

Page 10: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

ix Muh. Nur Alfian1, Alamsyah2 Studi Efisiensi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin dan Pencahayaan Gedung

Bioskop CJ CGV Site Makassar. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

ABSTRACT

Along with the increase in cinemas and the number of interest in watching the big screen per year, this means that the consumption of electricity, especially in light and AC electricity loads, also increases. The application of efficiency is needed to save costs for the development of all parties because the function of energy efficiency is to build the economy without having to increase energy consumption.

By applying a qualitative method that is an electrical energy audit in terms of the cooling and lighting system aspects of the CJ CGV Site Makassar cinema, where this energy audit is an activity of looking for the energy profile consumed by the cinema, the energy audit is carried out by collecting and compiling energy data for the cinema building. CGV DGS Site Makassar.

The results of the cooling system data analysis show that the air conditioner that serves the Entry Corridor, Exit Corridor, and Room Staff is sufficient to use 20 PK AC, and the installed AC capacity is 22 PK, meaning that it has exceeded 2 PK from normal calculations. As well as from the results of data analysis from the lighting system, it is known that the lighting installed is less than 2 normal calculations, or the lighting for the CGV DGS exit corridor is dim.

The results of the analysis of energy savings through a reduction in operating hours especially for lighting and cooling systems for an hour per day will save Rp.1,312,835.61 per month and for a year it will reduce costs up to Rp.15,754,027.32.

Keywords: Electrical Energy Efficiency, Cinema Cooling and Lighting System.

Page 11: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

x DAFTAR ISI

SAMPUL

JUDUL ..............................................................................................................i

PENGESAHAN ................................................................................................ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN ..........................................................................v

KATA PENGANTAR ......................................................................................vi

ABSTRAK ........................................................................................................viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv

DAFTAR TABEL .............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 2

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2

D. Batasan Masalah ......................................................................... 2

E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 2

F. Sistematika Penulis ..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5

2.1 Penjelasan Singkat Bioskop CJ CGV Site Makasar .................. 5

2.2 Studi Terdahulu ........................................................................... 5

Page 12: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

xi 2.2.1 Audit Energi Listrik Pada PT. X .......................................... 5

2.2.2 Analisis Peningkatan Efisiensi Penggunaan

Energi Listrik Pada Sistem Pencahayaan Dan Air

Conditioning Di Gedung Graha Mustika Ratu ................... 6

2.2.3 Audit Energi Dan Analisis Peluang Penghematan

Konsumsi Energi Pada Sistem Pengkondisian

Udara Di Hotel Santika Premiere ......................................... 7

2.2.4 Peluang Hemat Energi Listrik Pada Sistem

Pengkondisian Udara Dan Sistem Pencahayaan

Gedung Radiologi Rumah Sakit Dr. Adhyatma,

Mph Semarang ..................................................................... 8

2.2.5 Studi Sistem Pencahayaan Dan Ac (Air

Conditioner) Pada Gedung Dome Dan Gedung F

Universitas Islam Malang .................................................... 9

2.3 Landasan Teori ............................................................................ 10

2.3.1 Energi Listrik ....................................................................... 10

2.3.2 Efisiensi Dan Konservasi Energi Listrik ............................. 11

2.3.3 Intensitas Energi Listrik ........................................................ 12

2.3.4 Petunjuk Teknis Audit Energi Listrik Bangunan

Gedung ................................................................................. 14

2.4 Sistem Pendingin Dan Pencahayaan ........................................... 21

2.4.1 Sistem Pendingin.................................................................. 21

2.4.2 Sistem Pencahayaan ............................................................. 25

Page 13: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

xii BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................ 31

1. Tempat ................................................................................ 31

2. Waktu Pelaksanaan ............................................................. 31

B. Metodelogi Pengumpulan Data .................................................. 31

1. Studi Literatur ..................................................................... 31

2. Metode Pengumpulan Data ................................................. 33

3. Analisa Data ........................................................................ 34

C. Flowchart ................................................................................... 34

BAB IV HASIL DAN BAHASAN ..................................................................... 35

4.1 Umum ........................................................................................... 35

4.2 Sistem Kelistrikan ....................................................................... 36

4.3 Data Sistem Pengkondisi Udara Dan Lampu ............................... 38

4.3.1 Analisa Sistem Pendingin .................................................... 38

4.3.2 Sistem Pencahayan ............................................................... 39

4.4 Biaya Energi Listrik Bulanan ...................................................... 44

4.5 Analisa Penghematan Energi Listrik ............................................ 45

4.5.1 Analisis Pemakaian Energi Pada Lampu Dan AC .................. 46

4.5.2 Peluang Penghematan Energi ................................................ 46

4.5.3 Analisis PHE Pada Lampu Dan AC ...................................... 48

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 49

Kesimpulan ........................................................................................ 49

Saran .................................................................................................. 49

Page 14: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

xiii DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51

LAMPIRAN ......................................................................................................... 54

Page 15: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Perbandingan Indeks Efisiensi ............................................ 14

Gambar 3.1 Flowchart Tahapan Penelitian ........................................................ 34

Page 16: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

xv DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar IKE ......................................................................................... 13

Tabel 4.1 Area Plan CGV ..................................................................................... 36

Tabel 4.2 Beban Electrical CGV ......................................................................... 37

Tabel 4.3 Total AC .............................................................................................. 39

Tabel 4.4 Jenis Lampu Audi ................................................................................ 41

Tabel 4.5 Jenis Lampu PA ................................................................................... 41

Tabel 4.6 Jenis Lampu Lobi Dan Koridor ........................................................... 42

Tabel 4.7 Jenis Lampu Lobi & Koridor (Premium) ............................................. 42

Tabel 4.8 Area Spesial ......................................................................................... 43

Tabel 4.9 Total Lampu ........................................................................................ 43

Tabel 4.11 Utility Electrical Mountly ................................................................. 44

Tabel 4.12 Cost Energy ....................................................................................... 44

Page 17: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1. Surat Permohonan Penelitian ......................................................... 55

Lampiran 2. Surat Balasan Permohonan Penelitian ........................................... 56

Lampiran 3. Area Plan Foyer CGV DGS ........................................................... 57

Lampiran 4. Area Plan Projection CGV DGS .................................................... 58

Lampiran 5. CGV DGS Makassar Dan Meeting Terkait Defect List ................ 59

Lampiran 6. Berita Acara Pencatatan Cost Energy .......................................... 60

Lampiran 7. Pengecekan Semua Panel CGV ...................................................... 61

Lampiran 8. Pengecekan Pressure Freon Dan Penggantian Lampu ................... 62

Lampiran 9. Asbuilt Drawing Diagram Sistem Elecreical .................................. 63

Lampiran 10. Asbuilt Drawing Panel Utama ..................................................... 64

Lampiran 11. Asbuilt Drawing Panel Cos 100 kVA ........................................... 65

Lampiran 12. Asbuilt Drawing Panel Consession .............................................. 66

Lampiran 13. Asbuilt Drawing LP-Foyer .......................................................... 67

Lampiran 14. Asbuilt Drawing LP-Projection ................................................... 68

Page 18: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

xvii Lampiran 15. Asbuilt Drawing P-VAC Foyer .................................................... 69

Lampiran 16. Asbuilt Drawing P-VAC Projection ............................................ 70

Lampiran 17. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 1-2 ............................................... 71

Lampiran 18. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 3-4 ............................................... 72

Lampiran 19. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 5-6 ............................................... 73

Lampiran 20. Data Beban Dan Jumlah Lampu .................................................. 74

Lampiran 21. Data Jumlah Dan Beban AC ......................................................... 75

Lampiran 22. Spesifikasi Indoor Dan Outdoor AC Splitduct CGV ................... 81

Lampiran 23. Dua Unit Indoor Outdoor AC Splitduct ....................................... 82

Lampiran 24. Data Equipment F&B CGV ......................................................... 83

Lampiran 25. Data Fan/Exhaust CGV ............................................................... 84

Page 19: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era milenial sekarang, perkembangan bioskop sangatlah pesat, berbagai

nama bioskop baru bermunculan seiring dari meningkatnya jumlah penonton

pertahun, maka dari itu bioskop-bioskop di indonesia semakin gencar-gencarnya

memperbesar kapasitas gedung dan menambah site bioskop, site untuk cgv sendiri

di indonesia sudah hampir 80 cabang di seluruh indonesia dari tahun 2006 hingga

sekarang.

Untuk memenuhi kebutuhan penonton tadi semakin banyak pula gedung

bioskop dibangun, artinya pemakaian energi listrik bertambah, karna dalam

gedung bioskop tentu tidak luput dari energi listrik, kita tahu bahwa semua

perangkat mulai dari proyector, PC, server, LCD, UPS, lampu, AC, dan lain-lain

menggunkan listrik sebagai sumber tenaga berjalannya pertunjukan.

Menurut penelitian, penggunaan beban listrik untuk lampu dan AC pada

gedung bertingkat di indonesia sangat tinggi, kurangnya pengontrolan

penggunaan lampu dan AC mengakibatkan lonjakan beban listrik.

Penerapan efisiensi diperlukan untuk menghemat biaya demi perkembangan

semua pihak karna fungsi dari efisiensi energi adalah membangun ekonomi tanpa

harus meningkatkan konsumsi energi, karna kita tahu bahwa untuk mengantisipasi

kelangkaan energi di masa depan, penting bagi pemilik dan pengembang

bangunan untuk menerapkan sistem strategi efisiensi energi.

Page 20: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

2 B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh efisiensi energi listrik pada sistem pendingin dan

pencahayaan gedung bioskop?

2. Bagaimana menganalisis energi listrik pada sistem pendingin dan

pencahayaan gedung bioskop?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui pengaruh efisiensi energi listrik pada sistem pendingin dan

pencahayaan gedung bioskop.

2. Mengetahui menganalisis data dari efisiensi energi listrik pada sistem

pendingin dan pencahayaan gedung bioskop.

D. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah penulis melakukan penelitian ini yaitu:

- Pengambilan data dan pengecekan equipment bioskop CGV meliputi

jumlah dan kapasitas lampu dan AC.

- Pengambilan data Settingan rata-rata suhu, dan penerangan ruangan

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

- Bagi Perusahaan

Menambah informasi dan penambahan wawasan dalam hal efisinsi

energi listrik.

- Bagi Perguruan Tinggi

Page 21: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

3 Sebagai bahan penambahan wawasan keilmuan kepada Universitas

Muhammadiyah Makassar terutama Fakultas Teknik khususnya Jurusan

Teknik Elektro mengenai efisiensi energi listrik.

- Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan untuk mengkaji dan mengembangkan diri serta menjadi

referensi bagi studi selanjutnya dalam hal efisiensi energi listrik pada

sistem pendingin dan pencahayaan pada gedung

- Bagi Peneliti

Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pelajaran dalam hal

keilmuan di bidang efisiensi energi listrik.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika bertujuan untuk memudahkan pemahaman dan pembahasan

tentang efisiensi energi listrik pada sistem pendingin dan pencahayaan gedung

bioskop, penyususnan proposal ini dibuat dan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Di bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat studi yang dilakukan serta hasil

studi yang dilakukan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi pendukung mengenai teori-teori yang berkaitan

dengan judul studi.

BAB III : METODE PENELITIAN

Page 22: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

4 Di bab ini membahas mengenai cara, waktu, dan tempat studi

dilakukan.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibahas hasil dari studi.

BAB V : PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN)

Pada bab ini adalah penutup yang berisi tentang simpulan dan saran

terkait judul penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi sumber-sumber bahan rujukan tulisan karya ilmia.

LAMPIRAN

Terlampir semua data-data pdendukung dalam tulisan ini.

Page 23: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan Singkat Bioskop CJ CGV Site Makasar Bioskop CGV Site Makassar yang tepatnya berlokasi di lt. 4 mall DGS Jl. Printis Kemerdekaan No. Km, Daya, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90241. Bioskop yang beroprasi pada tanggal 23 Januari 2018 ini adalah salah satu dari sekian cabang dibawah naungan oleh CJ Group yang berpusat di korea selatan, cabangnya bukan hanya di Indonesia tetapi juga meliputi diberbagai negara. 2.2 Studi Terdahulu Studi tentang efisiensi energi menjadi salah satu metode yang komprehensif dalam pemeriksaan penggunaan energi dan pemborosan pada bangunan, pengertian studi efisiensi energi itu sendiri yaitu kegiatan untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada suatu bangunan untuk mengetahui potret penggunaan energi dan mencari peluang penghematan konsumsi energi, studi tentang efisiensi energi berfokus terutama pada sistem pendingin ruangan dan pencahayaan, berikut adalah penelitian studi efisiensi energi yang sudah dilakukan dan digunakan untuk bahan referensi penulis : 2.2.1 Audit Energi Listrik Pada PT. X

Menurut Nirita Noviyati Rahayu, Dede Suhendi, dan Evyta Wismiana yakni dengan adanya kebijakan pencabutan subsidi listrik dari pemerintah, dapat

Page 24: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

6 membuat semua sektor harus berbenah. Termasuk PLN sebagai salah satu perusahaan milik Negara sebagai pengelola penyedia di bidang energi listrik. Salah satu langkah yang paling nyata adalah dengan menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL). Kenaikan TDL tentunya akan berimbas kepada sektor gedung perkantoran maupun industri yang mayoritas menggunakan listrik dari PLN. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, pengelola PT. X harus melakukan penghematan guna menekan penggunaan listrik yang selanjutnya akan mengurangi pembayaran rekening listrik. Penghematan energi listrik pada PT. X dapat dilakukan pada beban penerangan dan sistem pengondisian udara, dengan cara mengurangi jam kerja operasi lampu dan dengan menaikkan temperatur Air Conditioning (AC). Potensi penghematan yang dapat diperoleh berdasarkan audit energi listrik yaitu pertama, dengan pengurangan jam kerja lampu serta pensaklaran ulang yaitu sebesar 7.480,08 kWh/tahun dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp. 8.978.040,00/tahun. Yang kedua dengan melakukan pengaturan suhu AC yaitu sebesar 37.280,16 kWh/tahun dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp. 32.306.986,00/tahun. 2.2.2 Analisis Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik Pada Sistem

Pencahayaan Dan Air Conditioning Di Gedung Graha Mustika Ratu Seno Riyadi menyebutkan konsumsi energi listrik terbesar di gedung Graha Mustika Ratu (GMR) digunakan untuk sistem pengkondisian udara yaitu hampir sekitar 69,49% dari total penggunaan listrik, berikutnya 23,15% penggunaan energi listrik untuk sistem penerangan dan stop kontak ruang sewa. Hal ini maka

Page 25: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

7 diupayakan peningkatan efisiensi energi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa untuk mengefisienkan pemakaian energi adalah konservasi energi. Konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau proses penghematan energi. Dalam proses ini meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk menghitung tingkat konsumsi energi suatu gedung atau bangunan. Berdasarkan audit awal terlihat bahwa IKE (Intesitas Konsumsi Energi) di gedung GMR rata-rata 22,70 kWH/m2/bulan lebih besar dari standar Permen ESDM RI No. 13 Tahun 2013 yaitu 18,5 kWH/m2/bulan. Dari hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE untuk energi listrik adalah sebesar 23 kWH/m2/bulan. Pencarian Peluang Hemat Energi (PHE) pada audit energi ini dimulai dengan melakukan pengurangan jam operasional sistem pengkondisian udara dan penggantian sistem penerangan ke jenis lampu Light Emiting Diode (LED) dan didapatkan nilai IKE 19,97 kWH/m2/bulan yaitu masuk dalam kategori boros. Pembaharuan sistem dengan mengganti mesin pendingin yang sudah tua dengan mesin pendingin efisiensi tinggi juga merupakan alternatif dalam menghemat konsumsi listrik, hanya saja perlu mengeluarkan biaya investasi yang tinggi. Intensitas konsumsi energi listrik di gedung GMR dapat mencapai target kategori cukup efisien yaitu 14,04 kWH/m2/bulan dari rekomendasi peluang hemat energi yang telah peneliti lakukan. 2.2.3 Audit Energi Dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi Energi

Pada Sistem Pengkondisian Udara Di Hotel Santika Premiere

Semarang

Page 26: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

8 Agus Rianto Menjelaskan bahwa pada audit energi di Hotel Santika Premiere terlihat bahwa konsumsi energi listrik adalah yang paling dominan. Sebagaimana menurut persenstasi energi yang dipakai, komposisi energi listrik dapat mencapai 91% dari total konsumsi energi, sedangkan solar 6%, air 3%. berdasarkan audit awal terlihat bahwa IKE (Intesitas Konsusi Energi) di Hotel Santika Premiere mencapai 341,683 kWH / m2 year lebih besar dari standar ASEAN-USAID yaitu 300 kWH / m2 year. Berdasarkan hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE untuk energi listrik adalah sebesar 403,08 kWH / m2 year. Peluang Hemat Energi (PHE) pada audit energi ini adalah dengan pembersihan pada unit FCU yaitu meliputi pembersihan saringan udara (filter), sudu kipas, sirip (fin) evaporator dan kisi keluaran (grill) pada unit-unit FCU. Peluang Hemat Energi (PHE) yang kedua adalah dengan Mengatur (setup) temperatur air keluar (Leaving Chilled Water Temperature = LCWT) pada chiller, dari hasil perhitungan IKE setelah penerapan PHE, didapati nilai yang masih cukup tinggi sehingga usaha penghematan masih harus dilakukan. 2.2.4 Peluang Hemat Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Dan

Sistem Pencahayaan Gedung Radiologi Rumah Sakit Dr. Adhyatma,

Mph Semarang Bayu Landini mengatakan penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan audit energi listrik sistem pengkondisian udara dan sistem pencahayaan di gedung radiologi rumah sakit Dr. Adhyatma, MPH guna memangkas biaya energi listrik dengan cara penerapan peluang hemat energi (PHE). Metode yang digunakan

Page 27: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

9 meliputi pengukuran beban panel, pedataan AC dan lampu beserta rata - rata penggunaan kedua beban tersebut. Pengukuran panel AC dilakukan untuk mengetahui karakteristik beban dan profil beban AC. PHE yang diterapkan antara lain penggantian refrigeran AC, penerapan AC inverter, penerapan lampu TL yang lebih efisien dan penerapan ballast elektronik. Dari hasil penelitian, dapat dicapai penghematan energi listrik sebesar 6624,73 kWh per bulan. Pengaplikasian PHE pada seluruh gedung yang ada di rumah sakit akan membantu menekan biaya energi listrik tanpa mengganggu kegiatan operasional rumah sakit. 2.2.5 Studi Sistem Pencahayaan Dan Ac (Air Conditioner) Pada Gedung

Dome Dan Gedung F Universitas Islam Malang Menurut Moh. Mukhlis, Bambang Dwi Sulo, serta Bambang Minto Basuki yakni, Gedung Dome merupakan salah satu gedung di kawasan Universitas Islam Malang dengan fungsinya sebagai tempat perkuliahan dan sebagai tempat terselenggaranya acara besar di kampus Universitas Islam Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil Intensitas Konsumsi Energi Listrik dengan berbagai peralatan yang menkonsumsi energi listrik sesuai jam operasionalnya. Pada penelitian ini menggunakan Audit Energi listrik sebagai metodenya. Audit energi listrik dilakukan untuk menghitung besarnya konsumsi energi listrik pada gedung Dome UNISMA dan mengidentifikasi peluang penghematan energi listrik pada gedung tersebut. Dari audit energi listrik yang dilakukan juga akan diketahui besar konsumsi energi listrik pada setiap sektor peralatan yang digunakan,

Page 28: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

10 meliputi sistem pencahayaan, sistem tata udara, dan pompa air. Dari hasil penelitian, didapatkan IKE pada gedung Dome UNISMA secara perhitungan dari alat-alat yang mengkonsumsi listrik sebesar 117,72 kWh/m2 per Tahun. Dengan IKE sebesar itu, dapat dikatakan bahwa gedung Dome UNISMA masih dikategorikan bangunan hemat energi dan efisien, karena berada di bawah standar IKE yang ditetapkan oleh ASEAN-USAID, yaitu sebesar 240 kWh/m2 per tahunnya. Sistem pendingin udara menjadi pengkonsumsian energi terbesar dengan nilai 53.504,26 kWh/Bulan. Intensitas cahaya pada setiap ruangan kurang dari standar yang sudah ada. Peluang penghematan energi yakni dengan menerbitkan SOP penggunaan AC (Air Conditioner) dan Lampu pada setiap ruangan. 2.3 Landasan Teori

2.3.1 Energi Listrik Energi listrik merupakan energi utama yang dibutuhkan untuk memanaskan, lampu penerangan, menggerakkan motor, mendinginkan atau menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain, dengan kata lain energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik, perangkat-perangkat listrik ini akan mengubah energi listrik ini menjadi bentuk yang lain karna energi yang dihasilkan bisa berasal dari berbagai sumber, seperti batu bara, air, minyak, matahari, angin, panas bumi, nuklir, dan lainnya, satuan lain energi listrik yaitu KWh atau kilo watt per jam.

Page 29: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

11 Pada umumnya listrik dihasilkan dari pembangkit listrik, contohnya : PLTD, PLTB, PLTM, PLTU, PLTS (surya), PLTA, dan lain-lain, tenaga listrik yang dibuat oleh generator kisaran antara 6kv-24kv dan memalui Trafo step-up energi ini akan dinaikkan lagi kisaran 500kv lalu dialirkan melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi atau SUTET dengan tegangan segitu maka jaraknya lebih panjang lagi, karna jika saluran terlalu pendek akan mengalami kebakaran, melalui trafo step down listrik akan diturunkan lagi menjadi 150kv dan dialirkan ke saluran udara tegangan tinggi biasa disingkat SUTT, penurunan tegangan dibutuhkan karena jarak yang dilalui sudah dekat dan tidak sejauh yang tadi dengan lokasi pemukiman penduduk, proses selanjutnya melalui dialirkan melalui jaringan tegangan menengah atau JTM dan tegangan akan diturunkan lagi menjadi 20kv melalui trafo step down, karena telah banyak melewati trafo step down akan ditrunkan lagi menjadi 220v lewat gardu distribusi dialirkan ke rumah-rumah warga dengan melewati jaringan tegangan rendah atau JTR, tegangan ini sudah siap untuk dialirkan setiap rumah warga. 2.3.2 Efisiensi Dan Konservasi Energi Listrik Efisiensi dan konservasi energi yaitu usaha yang dilakukan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan dalam menggunakan sebuah sistem dan peralatan yang berfokus pada efisiensi energi. Efisiensi energi itu sendiri diartikan sebagai semua cara atau teknik yang memiliki prinsip tersendiri agar memungkinkan supaya yang dihasilkan penggunaan energi lebih efisien dan membantu penurunan permintaan energi global, salah satu contoh efisiensi energi

Page 30: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

12 yaitu memakai pencahayaan hemat energi dan bukan bukan memakai lampu yang masih tradisional seperti bola lampu pijar. Efisiensi dan konservasi energi harus dianggap hal penting sebagai usaha untuk mengurangi kebergantungan manusia kepada sumber daya alam (fosil), efek di dalam rumah tangga juga memberikan dampak lain yaitu memberikan efek emisi CO2 yang dalam jumlah sangat besar, sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa tindakan sederhana memberikan efek kontribusi untuk menyelamatkan lingkungan. Dimulai dari diri sendiri dengan langkah sederhana seperti mematikan lampu ketika tidur dimalam hari, mematikan manual peralatan elektronik dan tidak mengaktifkan dalam kondisi stand-by atau mengaktifkan timer pada AC dan TV. Contoh efisiensi energi : 1. Memilih teknologi yang terbaru yang mampu dimiliki 2 Penggunaan energi yang lebih sedikit akan memberikan kenyamanan hidup. 3. Penggunakan energi dengan bijaksana. 4. Mengurangi kebocoran energi yang tidak perlu. 2.3.3 Intensitas Energi Listrik Dalam artikel yang diunggah PT. Bika Solusi Perdana pada September 2015 yang lalu menjelaskan tentang Intensitas Konsumsi Energi (Energy Use Intensity) atau IKE (EUI) berdasarkan formula perhitungan dalam Peraturan Gubernur No. 38 tahun 2012 adalah besar energi yang digunakan suatu bangunan gedung

Page 31: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

13 perluas area yang dikondisikan dalam satu bulan atau satu tahun. Area yang dikondisikan adalah area yang diatur temperatur ruangannya sedemikian rupa sehingga memenuhi standar kenyamanan dengan udara sejuk disuplai dari sistem tata udara gedung. IKE dijadikan acuan untuk melihat seberapa besar konservasi energi yang dilakukan gedung tersebut. Bila diindustri/pabrik, istilah yang digunakan dan serupa tujuannya adalah konsumsi energi spesifik (Spesific Energy Consumption) yaitu besar penggunaan energi untuk satuan produk yang dihasilkan. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 38 tahun 2012, standar IKE untuk berbagai tipe/fungsi bangunan adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar IKE Jika pada rentang lebih rendah daripada batas bawah, maka bangunan gedung tersebut dikatakan hemat sehingga perlu mempertahankan dengan melaksanakan SOP dan pemeliharaan yang sistematis. Jika di antara batas bawah dan acuan, maka bangunan gedung tersebut dikatakan agak hemat sehingga perlu meningkatkan kinerja dengan melakukan tuning up. Jika di antara acuan dan batas atas, maka bangunan gedung tersebut dikatakan agak boros sehingga perlu melakukan beberapa perubahan. Bila di atas batas atas, maka perlu

Page 32: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

14 dilakukan retrofitting atau replacement. namun bila dibandingkan dengan Jepang sebagai benchmark, masih banyak nilai IKE yang dapat dikejar para pelaku/praktisi industri bangunan gedung untuk menggunakan energi seoptimal mungkin. Berikut adalah grafik perbandingan indeks efisiensi energi/intensitas konsumsi energi antara Jepang dan Indonesia : Gambar 2.1 Grafik Perbandingan Indeks Efisiensi

2.3.4 Petunjuk Teknis Audit Energi Listrik Bangunan Gedung Petunjuk teknis konservasi energi bidang audit energi pada bangunan gedung ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan gedung dalam rangka peningkatan

Page 33: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

15 efisiensi penggunaan energi sehingga dapat menekan pengeluaran biaya energi. Audit energi bertujuan mengetahui potret penggunaan energi dan mencari usaha yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Lingkup bahasan petunjuk teknis ini meliputi : 1. Kriteria audit energi 2. Audit energi awal 3. Audit energi rinci Oleh Ismanto Dwi Putra, agar dapat menghitung pemakaian listrik industri dengan tegangan 380volt / 3phase, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terlebih dahulu, antara lain: 1. Total kebutuhan daya listrik (KW), Untuk menentukan besar Daya Terpasang 2. Daya terpasang (KVA) 3. Lama pemakaian listrik (Jam) pada Waktu Beban Puncak (WBP) 4. Lama pemakaian listrik (Jam) Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) 5. Faktor perbandingan harga WBP dengan LWBP 6. Perhitungan KWH meter 7. Faktor perkalian CT pada KWH meter 8. Faktor daya (Cosphi) 9. Total Daya reaktif (KVArh) Contoh perhitungan:

Page 34: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

16 Pada suatu industri yang menggunakan Listrik dari PLN untuk kebutuhan berbagai peralatan listriknya, adapun listrik yang digunakan adalah listrik 3 phase dengan Tegangan 380Volt / 220Volt, dengan rincian kebutuhan daya berbagai peralatan listrik yang digunakan sebagai berikut: Total Kebutuhan Daya: - 1 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 75KW - 2 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 30KW - 1 Unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 15KW - 1 unit elektro motor 3 phase 380 volt daya 7,5 kw - 1 unit Heater 3 phase 380 Volt daya 22KW - 1 unit Blower 3phase 380 Volt daya 18KW - Lampu mercury 250watt sebanyak 30 buah (10 buah / phase), total 2,5kw Total kebutuhan daya = 75kw + (2 x 30kw) + 15kw + 7,5kw + 22kw + 18kw + 2,5kw. Total kebutuhan Daya = 200KW Dari perhitungan Total daya berbagai peralatan listrik yang digunakan industri tersebut diatas, dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan Daya Terpasang dari PLN. Karena Total kebutuhan daya pada industri tersebut adalah sebesar 200KW, maka Daya yang terpasang pada Industri tersebut termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM (Daya diatas 200KVA), dengan menggunakan sebuah Trafo dengan daya 250KVA. Daya terpasang adalah diatas 200KVA dan termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM. Karena Industri tersebut beroperasi

Page 35: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

17 selama 12 jam dari mulai pukul 08.00-20.00 setiap harinya, Maka dapat dihitung lama pemakaian listrik adalah sebagai berikut: Waktu beban puncak ditetapkan dari mulai jam 17.00 sampai dengan 20.00 atau selama 3 Jam. Lama pemakaian listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP) selama sebulan, menjadi: 3 Jam x 30 Hari = 90 Jam/bulan. Lama pemakaian listrik Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) selama sebulam, menjadi: (12 jam - 3 jam) x 30 Hari = 270 jam/bulan. Faktor perbandingan harga WBP dan LWBP (K) disesuaikan dengan karakteristik beban sistem kelistrikan yang digunakan, dan hal ini ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan PT.PLN, nilai perbandingannya (K) antara 1,4 s/d 2. Contoh perhitungan: Dalam hal ini kita anggap Listrik industri tersebut dikenakan perbandingan harga saat pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP) sebesar 1,4. K = 1,4. Perhitungan KWH meter untuk mengetahui jumlah pemakaian atau KWH sebulan pada instalasi listrik 3 phase/ 380volt, berbeda dengan perhitungan KWH meter pada listrik 1 phase seperti yang biasa terpasang di rumah-rumah. KWH meter yang biasa kita gunakan di rumah, kita dapat mengetahui jumlah pemakaian KWH sebulan hanya dengan mengurangkan Angka KWH Akhir dengan Angka KWH Awal, namun untuk menghitung total pemakaian KWH sebulan pada KWH meter Instalasi listrik 3 phase, menggunakan perhitungan: - (KWH Akhir - KWH Awal) x Faktor perkalian CT

Page 36: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

18 - Faktor Perkalian CT pada KWH meter 3 phase Sebagai contoh: Jika Pada instalasi listrik Industri tersebut dipasang KWH-Meter 3phase, dengan menggunakan Ratio CTsebesar 500/5, atau Faktor perkaliannya adalah 500 : 5 = 100.Berbeda dengan KWH Meter yang biasa digunakan untuk instalasi listrik rumah tangga, KWH meter 3 phase dengan daya yang cukup besar biasanya harus menggunakan faktor perkalian dari CT yang terpasang. Jika CT yang terpasang pada KWHmeter adalah 500/5, ini berarti setiap 500 Ampere daya yang terukur maka CT akan mengirimkan sinyal arus sebesar 5 Ampere ke KWH meter. Ukuran CT yang digunakan pada KWH meter 3phase menjadi faktor perkalian untuk menghitung total KWH yang terpakai. Contoh perhitungan: Pada KWH meter yang terpasang pada industri tersebut tercatat data KWH awal dan KWH Akhir selama sebulan adalah sebagai berikut: KWH awal : 00000 KWH akhir : 00540 Total Pemakaian (KWH): (KWH akhir - KWH awal) x Faktor (CT) Total Pemakaian (KWH): (00540 - 00000) x 100 Total Pemakaian (KWH): 54.000 KWH/bulan Dengan pembagian beban WBP dan LWBP, sebagai berikut: Beban WBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 3 Jam = 13.500 kwh/bulan. Beban LWBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 9 Jam = 40.500 kwh/bulan.

Page 37: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

19 Faktor Daya (Cosphi) adalah nilai perbandingan antara Daya Semu (KVA) dengan Daya Aktif (KW), semakin baik faktor daya pada instalasi listrik 3 phase maka nilai Daya Aktif semakin mendekati nilai daya semu. Jika suatu instalasi listrik memiliki nilai faktor daya (cosphi) = 1, maka nilai daya aktif sama dengan nilai daya semu. Jika Cosphi = 1,00. maka Daya aktif (KW) = Daya Semu (KVA) Faktor daya (Cosphi) dipengaruhi oleh seberapa besar Daya reaktif yang dihasilkan oleh instalasi listrik tersebut, dan daya reaktif ini berasal dari pemakaian berbagai alat-alat listrik yang menghasilkan induksi atau daya harmonik. Semakin banyak jumlah pemakaian peralatan listrik yang menghasilkan daya harmonik, maka Daya reaktif yang dihasilkan akan semakin besar.Semakin besar daya reaktif yang dihasilkan maka semakin rendah nilai faktor daya (Cosphi) pada instalasi listrik tersebut. Pada perhitungan Tagihan listrik untuk industri, jika faktor daya yang dihasilkan lebih rendah dari 0,85. maka akan terjadi penambahan biaya yang dihitung berdasarkan daya reaktif yang dihasilkan. Untuk menghindari meningkatnya biaya tagihan listrik untuk industri, maka faktor daya harus diupayakan lebih besar dari 0,85, cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang Capasitor Bank pada instalasi listrik tersebut. Contoh perhitungan: Faktor daya pada listrik Industri tersebut adalah 0.90, nilai faktor daya diperbaiki dengan menggunakan Capasitor Bank, sehingga perusahaan tersebut tidak dikenakan biaya kelebihan daya reaktif (KVArh). Jika suatu instalasi listrik

Page 38: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

20 3phase memiliki faktor daya dibawah 0,85 maka akan dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif yang nilainya untuk golongan tarif I3, adalah sebesar: Biaya kelebihan Daya reaktif untuk Golongan Tarif I3 = Rp.1.114,74/KVArh. Contoh perhitungan: Karena instalasi listrik pada industri tersebut memiliki faktor daya 0,90 atau lebih besar dari 0,85. maka tidak dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (KVArh). Total Biaya Pemakaian Listrik untuk Industri Golongan Tarif I3 tersebut, adalah sebagai berikut: - Biaya Beban = Rp. 0 (Biaya beban dikenakan jika Lama pemakaian kurang dari 40 Jam/bulan) - Total Biaya WBP + LWBP - Biaya Pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP): - K x KWH x Rp.1.035,78 - 1,4 x 13.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.19.576.242 - Biaya Pemakaian Luar Waktu Beban Puncak (LWBP): - Kwh x Rp.1.035,78 - 40.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.41.949.090 - Total Biaya Pemakaian Listrik: Rp.19.576.242 + Rp.41.949.090 = Rp.61.525.332 - Biaya pemakaian Daya Reaktif (KVArh) = Rp.0 (Dikenakan biaya KVArh jika Faktor daya dibawah 0,85). - Biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ): 3% x Rp.61.525.332 = Rp.1.845.759,96 - Biaya Materai: Rp.6.000

Page 39: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

21 Total biaya keseluruhan yang harus dibayar oleh Industri tersebut, adalah: Rp.63.377.091,96. Sumber : Cara Menghitung Pembakaian Listrik Industri, Ismanto Dwi Putra. 2.4 Sistem Pendingin Dan Pencahayaan Di dalam penelitian efisiensi energi listrik ini dua hal yang menjadi fokus menjadi pembahasan yaitu sistem pendingin ruangan dan sistem penerangan atau pencahayaan pada gedung. 2.4.1 Sistem Pendingin Sistem pendingin atau pengkondisi udara merupakan suatu mesin atau sistem yang dirancang menstabilkan kelembapan dan suhu udara disuatu area, pada umumpnya sistem pendingin ini menggunakan refrigerasi sistem yang sekarang ini digunakan beberapa pengguna antara lain untuk mendinginkan ruangan, pembuat es, lemari pendingin dan lain sebagainya. Keadaan gedung-gedung sekarang ini memakai beberapa fasilitas agar mendapatkan kenyamanan kepada tamu dan penghuninya, fasilitas yang memberikan kenyamanan ini disebut dengan utilitas bangunan dengan distribusi pemakaian sistem tata udara dan lampu menjadi konsumen pemakai listrik terbesar, pada gedung seperti kantor, hotel, apartemen, rumah sakit, bioskop, dan mall hampir semua menggunakan listrik contohnya untuk keperluan eskalator, pendingin ruangan, lampu penerangan, dan lift, untuk mendinginkan ruangan dengan menggunakan sistem tata udara atau dikenal dengan Air conditioner.

Page 40: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

22 Sistem tata udara terbagi menjadi 2 pada dasarnya : - Sistem tata udara tidak langsung atau Indirect colling adalah refrigran yang dipakai bukan freon tetapi dari air dingin atau water chilled dengan suhu sekitar 50 derajat celcius sistem ini dikenal dengan sistem tata udara terpusat central air conditioning system yang memakai refrigran sebagai zat pendingin air es dihasilkan dalam chiller atau mesin pembuat es. - sistem tata udara langsung Direct cooling adalah suhu udara dari refrigerant freon disalurkan ke dalam ruangan tanpa saluran udara atau ducting sistem ini udara diturunkan suhunya oleh, tipe yang digunakan adalah AC package berkapasitas sampai 10 pk, AC split berkapasitas 0,5 – 3 pk, dan AC Window berkapasitas 0,5 – 2 pk. Komponen-komponen pada sistem pengkondisian udara meliputi sebagai berikut : - Sistem pipa: pipa refrigerasi, pipa air, dan pompa. - Sistem penghasil kalor/panas: mesin refrigerasi. - Sistem instalasi udara: fan/kipas, dan saluran udara/ducting - Pengkondisian udara: saringan udara, pendingin udara, pelembab dan pemanas udara. Cara Menghitung PK AC Berdasarkan Luas Ruangan Dipublikasi pada Desember 24, 2011 oleh henrynuryani. Air Conditioner atau yang lebih dikenal dengan sebutan AC merupakan sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara dan kelembaban suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu). di Indonesia

Page 41: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

23 AC mungkin lebih akrab dengan mesin pendingin udara namun tidak demikian di negara-negara yang memiliki musim dingin. selain bisa mendinginkan udara AC juga bisa menjadi penghangat dikala musim dingin. Salah satu hal yang sering menjadi pertanyaan saat kita memutuskan akan menggunakan air conditioner adalah bagaimana cara mengetahui PK AC yang sesuai dengan ru angan kita? Hal ini perlu mendapat perhatian karena hubungannya dengan besaran pemakaian listrik yang harus kita bayar tiap bulannya. Unit air conditioner yang terlalu besar dibanding luas ruangan akan membuat pemakaian listrik menjadi boros, begitu juga dengan unit air conditioner yang terlalu kecil. Unit air conditioner yang terlalu kecil dibanding luas ruangan akan membutuhkan waktu yang lama untuk mendinginkan ruangan, hal ini tentu juga membuat tagihan listrik menjadi besar. Ada 3 faktor yang perlu diperhatikan pada saat menentukan kebutuhan PK AC, yakni daya pendinginan AC (BTU/hr British Thermal Unit per hour), daya listrik (watt), dan PK compressor AC. Sebagian dari kita mungkin lebih mengenal angka PK (Paar d Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP)) pada AC. Sebenarnya PK itu adalah satuan daya pada compressor AC bukan daya pendingin AC. Namun PK lebih dikenal ketimbang BTU/hr di masyarakat awam. Lalu bagaimana cara menghitung dan menyesuaikan daya pendingin air conditioner dengan ruangan Anda? Untuk menyiasatinya, maka kita konversi dulu PK BTU/hr luas ruangan (m2). Ada beberapa rumus cara menentukan PK AC yang sesuai untuk ruangan, saya akan menuliskan 2 diantaranya. Daya Pendingin PK AC

Page 42: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

24 AC ½ PK = ±5.000 BTU/h AC ¾ PK = ± 7000 BTU/h, AC 1 PK = ± 9000 BTU/h, AC 1½ PK = ± 12.000 BTU/h, AC 2 PK = ± 18.000 BTU/h. Cara 1 : [Panjang Ruangan (m) x Lebar Ruangan (m) x Tinggi Ruangan/3 (m)] x 500 (Faktor Suhu). Contoh : Ruangan berukuran panjang 5 m, lebar 3 dan tinggi standar 3 m. Maka hasil perka liannya menjadi [5 x 3 x 3]/3 x 500 = Maka setelah dicocokkan dengan spoiler diatas, angka tersebut berada diantara 7000 dan 9000, jadi dapat digunakan AC dengan ¾ PK atau 1 PK. Sebagai saran, sebaiknya digunakan AC berukuran 1 PK agar kerja AC tidak terlalu berat, karena bila yang digunakan AC ¾ PK, berarti AC harus bekerja lebih berat agar dapat menyesuaikan dengan ukuran ruangan. Cara 2 : (W x H x I x L x E) / 60 = kebutuhan BTU W = panjang ruang (dalam feet) H = tinggi ruang (dalam feet) I = nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas). L = lebar ruang (dalam feet) E = nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika menghadap timur; nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap bar at. 1 PK = BTU/h 1 m2 = 600 BTU/hr 3 mx = 10 kaki > 1 m = 3.33 kaki Contoh : Ruang berukuran 5mx3m atau (16,5 kaki x 10 kaki), tinggi ruangan 3m (10 kaki) tidak berinsulasi, dinding panjang menghadap ke timur. Kebutuhan BTU = (16,5 x 10 x 18 x 10 x 17) / 60 = 8415 BTU alias cukup dengan AC 1 PK. Agar air conditioner memberikan hasil yang maksimal

Page 43: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

25 dalam menyediakan udara yang segar berikut beberapa tips yang dapat dilakukan: Sesuaikan ukuran ruangan dengan kapasitas air conditioner. Jangan diletakkan tepat di depan pintu, karena udara akan lebih mudah keluar ke ruangan lain. Jangan letakkan air conditioner terlalu dekat dengan atap. Air conditioner m engambil udara dari atas, maka bila terlalu dekat dengan plafon, ruang yang sempit menyebabkan udara yang masuk tidak maksimal. Cuci filter air conditioner 1 bulan sekali. Lakukan pencucian evaporator AC 3 bulan sekali. PENTING Penambahan refrigerant atau Freon AC hanya diperlukan untuk mengganti volume Freon yang hilang akibat kebocoran. Selama unit AC tidak mengalami kebocoran, Anda tidak akan perlu untuk mengisi refrigerant/freon pada saat melakukan service AC. Sumber : Cara Menghitung Kebutuhan Kapasitas AC Ruangan, Hendrynuryani. 2.4.2 Sistem Pencahayaan Pengertian pencahayaan yaitu suatu penerangan agar kita dapat merasakan kenyamanan beraktifitas dan beristirahat, berdasarkan sumber energi yang dipakai sistem pencahayaan dalam ruang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem penerangan buatan dan sistem penerangan alami, masing-masing sistem memiliki kekurangan dan kelebihan pada karakteristik kedua sistem ini. Untuk menghasilkan panas dan cahaya lewat lampu pijar di abad milenial sekarang ini, kita masih memakai prinsip yang sama dalam hal ini, di dalam beberapa tahun terakhir ini, produk-produk penerangan menjadi lebih beraneka ragam dan canggih, studi menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan

Page 44: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

26 yaitu 3-10% pemakaian energi di sektor industri sedangkan 20 – 45% pemakaian energi total untuk bangunan komersial, hampir kebanyakan pengguna energi industri serta komersial yang peduli masalah efisiensi energi dalam sistem pencahayaan, seringkali penghematan energi yang cukup berarti bisa didapatkan dengan cara yang masuk akal dan minim. Mengganti sumber lampu pijar atau lampu uap merkuri atau dengan logam sodium atau holida bertekanan tinggi akan menghasilkan hal positif lainnya seperti, meningkatkan jarak penglihatan dan pengurangan biaya energi, pengaturan waktu penerangan, memasang dan menggunakan kontrol foto, serta dapat memperoleh penghematan yang sangat luar biasa dari sistem manajemen energi. Meski seperti itu, dalam beberapa hal tampaknya untuk menghasilkan efisiensi energi yang diinginkan perlu mempertimbangkan modifikasi rancangan penerangan, penting untuk difahami bahwa lampu yang efisien, belum tentu merupakan sistem penerangan yang efisien juga. Oleh Eko Haryono, Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya pasti membutuhkan penerangan. Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat-tempat tersebut karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat tersebut tidak memenuhi standard yang perlu diterapkan. Perencanaan penerangan suatu tempat harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain intensitas penerangan saat digunakan untuk bekerja, intensitas penerangan ruang pada umumnya, biaya instalasi, biaya pemakaian energi dan biaya pemeliharaannya.

Page 45: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

27 Perlu diperhatikan, perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekitarnya harus dihindari karena mata kita akan memerlukan daya yang besar untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut yang menyebabkan mata mudah lelah. Untuk mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang baik dan merata, kita harus dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut. Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan digunakan, dan masih banyak lagi. Daya Pencahayaan Maksimum Menurut SNI 1. Untuk Ruang Kantor/ Industri adalah 15 watt / m2 2. Untuk Rumah tak melebihi 10 watt / m2. 3. Untuk Toko 20-40 watt / m2. 4. Untuk Hotel 10-30 watt / m2. 5. Untuk Sekolah 15-30 watt / m2. 6. Untuk Rumah sakit 10-30 watt / m2 . Coba terapkan perhitungan tersebut di atas pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi. Terdapat dua aspek penting dari perencanaan penerangan, pertama yaitu menentukan jumlah armature yang dibutuhkan berdasarkan nilai intensitas yang

Page 46: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

28 diberikan, sedangkan yang kedua adalah rekomendasi pemasangan berdasarkan bentuk ruangan. Untuk mendapatkan jumlah lampu pada suatu ruang dapat dihitung dengan metode factor utilisasi ruangan, rumusnya adalah sebagai berikut : N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( kΦ x η LB x η R ) Dimana : N = Jumlah armature 1.25 = Faktor Perencanaan E = Intensitas Penerangan ( Lux ) L = Panjang Ruang ( meter ) W = Lebar Ruang ( meter ) Φ = Flux Cahaya ( Lumen ) η LB = Efisiensi armature ( % ) η R = Factor Utilisasi Ruangan ( % ) Flux Cahaya sendiri bisa diketahui melalui rumus berikut : Ø = W x L/w Dimana : Ø = Flux Cahaya ( Lumen ) W = daya lampu ( Watt ) L/w= Luminous Efficacy Lamp ( Lumen / watt ) Beberapa data tersebut di atas dapat dilihat pada catalog ( kardus ) lampu Faktor Ruangan ( k ) dapat diketahui dari data dimensi ruangan, rumusnya sebagai berikut :

Page 47: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

29 K = ( A x B ) / ( h ( A + B )) Dimana : A = lebar ruangan ( meter ) B = panjang ruangan ( meter ) H = tinggi ruangan ( meter ) h = H – 0.85 ( meter ) Perkantoran = 200 - 500 Lux Apartemen / Rumah = 100 - 250 Lux Hotel = 200 - 400 Lux Rumah sakit / Sekolah = 200 - 800 Lux Basement / Toilet / Coridor / Hall / Gudang / Lobby = 100 - 200 Lux Restaurant / Store / Toko = 200 - 500 Lux Contoh Perhitungan Pencahayaan : Parameter perencanaan untuk perhitungan penerangan ruang dipengaruhi oleh dimensi ruangan, kualitas cahaya yang disesuaikan dengan fungsi ruangan, jumlah lampu tiap armature, jenis lampu dan warna ruangan. Dari data-data tersebut dapat diketahui jumlah armature dan pemasangannya. Suatu contoh perencanaan penerangan ruang meeting dengan data dimensi ruangan : A = 15 meter, B = 8 meter, H = 3.5 meter dan h = 2.5 meter Intensitas yang dikehendaki pada ruangan sebesar 300 Lux Lampu yang dipakai adalah Osram Dulux EL/D 2x24 Watt dari data di kardusnya memiliki 1800 lumen dan nilai efisiensi armature sebesar 0.58.

Page 48: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

30 Tingkat refleksi ruangan diketahui sebagai berikut : langit-langit = 0.8 ; dinding = 0.5 dan lantai 0.3. Factor utilitas ruangan diketahui dari table sebesar 0.91 perhitungan dimulai dengan mencari factor ruangan ( k ) K = ( A x B ) / ( h ( A + B )) K = ( 15 x 8 ) / ( 2.5 ( 15 + 8 )). Sumber : Perhitungan Penerangan Suatu Rungan, Eko Heriyanto.

Page 49: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

31 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penyusunan tugas akhir metode penelitian yang digunakan yakni:

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Studi pada tugas akhir ini dilakukan selama 2 bulan lamanya

dilakukan pada bulan Desember 2019 hingga pada bulan Januari 2020.

Penulis memulai dengan studi literatur yaitu, mencari situs-situ yang

berkaitan dengan judul, jurnal, dan buku-buku.

2. Tempat Penalitian

Tempat pelaksanaan dilakukan di bioskop CJ CGV Site lt. 4 Mall

DGS yang berlokasi di Jl. Printis Kemerdekaan No. Km 14 Daya,

Kec. Biringkanaya, Kota Makassar. Jenis kegiatan yang dilakukan

yaitu survey lokasi dan pengambilan data di wilayah kerja.

B. Metodelogi Penelitian

1. Studi Literatur

Dalam Penelitian ini penulis menerapkan metode kualitatif yang

bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan

pencahayaan suatu gedung bioskop, Dimana audit energi ini kegiatan

mencari profil energi yang di konsumsi oleh gedung bioskop, audit

energi dilakukan dengan cara pengumpulan dan penyusunan data

Page 50: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

32 energi bangunan. Data yang diperlukan adalah meliputi data sebagai

berikut:

a. Data Primer:

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengkuran,

perhitungan, dan pengamatan langsung di lapangan.data primer dapat

berupa:

- Dokumentasi bangunan yang meliputi, Denah tapak dan potongan

bangunan semua lantai, Diagram satu garis saluran listrik lengkap

dengan penjelasannya, dan Denah instalasi AC.

- Pembayaran rekening listrik perbulan pada satu tahun terakhir

b. Data Skunder:

Data skunder adalah data yang sumber tulisannya pernah dibuat

sebelumnya, kami melakukan penelusuran pada beberapa sumber

tertulis, baik berupa dokumen - dokumen milik CGV, jurnal, dan

artikel, atau buku yang relevan dengan persoalan yang dikaji. Dan

berikut manfaat dan kekurangan dalam penelitian ini :

Manfaat/Kelebihan Penelitian

• Hasil Penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam

mencari sebab masalah terkait efisiensi energi.

• Hasil penelitian dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan

penelitian mengenai efisiensi energi khususnya dibidang bioskop.

• Menambah wawasan dan kemampuan berfikir tentang pentingnya

penerapan efisiensi energi kepada penulis dan pihak perusahaan.

Page 51: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

33 Kekurangan Penelitian

• Laporan penelitian belum menghitung secara rinci masing- masing

total beban lampu dan juga AC.

• Penelitian ini hanya membahas efisiensi energi listrik, tidak

membahas efisiensi air yang dinilai tidak kalah penting dalam studi

efisiensi.

• Penelitian tidak membahas jenis AC dan lampu lainnya secara

keseluruhan sehingga memungkinkan untuk dilakukan

pengembangan.

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam

penelitian ini. Maka menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

a. Metode penelitian Lapangan

Mengadakan penelitian dan pengambilan data di bioskop CJ

CGV Site Makassar. Kemudian mengadakan pembahasan/studi

hasil pengukuran dan menyimpulkan hasil studi tersebut.

b. Metode Diskusi/Wawancara

Mengadakan metode diskusi/wawancara kepada karyaawan

CGV dan informasi dari sumber langsung sangat berguna dalam

memahami kondisi real yang biasa terjadi dilapangan serta

dengan dosen yang lebih mengetahui bahan yang akan kami

bahas.

Page 52: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

34 3. Analisa Data

Dengan melihat hasil pencatatan cost energy CGV, kita mengetahui

bahwa penerapan efisiensi sistem pendingin dan pencahayaan ini

sangat efektif untuk menekan cost electrical, bukan hanya pada biaya

tetapi juga berefek kepada umur equipment yaitu lampu-lampu dan

AC pendingin auditorium.

C. Flowchart

Di bawah ini adalah flowchart dari skripsi ini :

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengolahan Data

Hasil dan Kesimpulan

Selesai

Pengambilan Data : 1. Data Asbuild Drawing Electrical 2. Data Asbuilt Drawing AC 3. Data-Data Lampu Dan AC 4. Data-Data Beban 5. Data Equipment

Data

Tidak

Ya

Page 53: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

35 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Gedung Bioskop CJ CGV Site Makssar yang berlokasi di Mall DGS lt. 4, Jl.

Printis Kemerdekaan No. Km 14, Daya, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar,

Sulawesi Selatan yang diresmikan pada 23 Januari 2018. Seperti yang terlihat

pada Tabel 4.1 bangunan bioskop ini memiliki total luasnya 1267.72 m2. Bioskop

yang memiliki 6 auditorium ini berada diantara perbatasan Makassar-Maros

menjadi tempat favorit baru khususnya untuk orang yang berada diluar kota

Makassar karna selain alasan jarak yang lebih dekat, CGV juga menyajikan hal

yang baru dan unik dalam dunia bioskop.

Dengan luas 1267.72 m2, memungkinkan pihak CGV membuatkan ruangan

khusus untuk AC dan projector yang ditempatkan di lantai atas atau yang mereka

namakan Projection Room (Lampiran 4), dan semua oprasional lain tempatnya

dilantai bawah atau Foyer Area (Lampiran 3). Ini tentu sangat bagus diterapkan

ditempat lain, yang dimana ac splitductnya ditempatkan di atas plafon,

penampatan ac splitduct di atas plafon memang menghemat tempat namun

kekurangannya yaitu sangat sulit dilakukan maintenance atau perawatan dan

perbaikan atas kerusakan unit yang sering terjadi.

Memungkinkan lebih cepatnya diatasi apabila terjadi kerusakan jika unit

berada dilantai dibandingkan yang diatas plafon, teknisi leluasa untuk melakukan

pengecekan kondisi unit baik v-belt, motor, pipa, evaporator, dan lain-lain.

Page 54: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

36 Tabel 4.1 Area Plan CGV

(Sumber : Document Asbuilt Drawing)

4.2 Sistem Kelistrikan

Bioskop CGV merupakan konsumen tegangan menengah dengan tarif bisnis atau

B3 yang dialirkan dari LVDP mall DGS yang terletak di lantai ground menuju ke

panel utama CGV di lantai 4, CGV memiliki panel sendiri dengan terpisah dengan

pihak mall seperti yang tertera di lampiran 9 sampai lampiran 19, beban yang

terpasang yaitu 532.500 VA atau 425.058 Watt dan beban maksimum yaitu

449.000 VA atau 358.977 Watt (Tabel 4.2), pihak mall DGS juga menyediakan

FLOOR ROOM ROOM NAME AREA (M2) FLOOR ROOM ROOM NAME AREA (M2)101 CINEMA HALL 306.3 M2 106 COLD STORAGE 22.3 M2

102 ENTRY CORRIDOR 213.3 M2 108A STORAGE 27.1 M2

103 TICKET BOX 18.2 M2 108A STORAGE 55.7 M2

104 POPCORN ZONE 26.9 M2 109 TOILET (M) & CLEANING ROOM 36.9 M2

105A BACK KITCHEN 29.5 M2 110 TOILET (W) & DIFABLE 54.9 M2

105B BACK KITCHEN 19.6 M2 111 GG LOUNGE 94.6 M2

FLOOR ROOM ROOM NAME AREA (M2) FLOOR ROOM ROOM NAME AREA (M2)112 SMOKING CORNER 14.2 M2 120 USER STORAGE 8.2 M2

113 OFFICE 26.1 M2 121 PANEL & UPS 30. 55 M2

114 STAFF ROOM 42.4 M2 122 GARBAGE STORAGE 5.77 M2

116A EXIT CORRIDOR 113.6 M2 STAIR CASE 10 M2

116B EXIT CORRIDOR 98 M2

119 HOUSE KEEPING 13.6 M2

FOYER LEVEL

FOYER LEVEL

FLOR LEVEL

FLOOR LEVEL

AREA PLANE CGV DGS MAKASAR

TOTAL = 1267.72 M2

Page 55: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

37 genset dengan kapasitas yang sama untuk antisipasi apabila listrik dari PLN

padam.

Tabel 4.2 Beban Electrical CGV

(Sumber : Document Asbuilt Drawing CGV)

BEBAN PANEL BEBAN TERPASANG (WATT) DEMAND FACTOR BEBAN MAKSIMUM (WATT)

PLN-ON GENSET-ON PLN-ON GENSET-ON

LP-FOYER 14.533 14.533 0,8 17.946 17.946

P-VAC FOYER 52.470 52.470 0,85 51.620 51.620

P-CONSESSION 58.807 58.807 0,9 52.926 52.926

P-UPS FOYER 10.400 10.400 0,8 4.160 4.160

LP-PROJECTION 2.784 2.784 0,8 2.227 2.227

P-VAC PROJECTION 192.520 192.520 0,85 163.642 163.642

P-UPS AUDI 1 21.857 21.857 0.8 17.486 17.486

P-UPS AUDI 2 14.917 14.917 0,8 11.934 11.934

P-UPS AUDI 3 14.047 14.047 0,8 11.328 11.328

P-UPS AUDI 4 14.047 14.047 0,8 11.328 11.328

P-UPS AUDI 5 14.229 14.229 0,8 11.383 11.383

P-UPS AUDI 6 15.447 15.447 0,8 12.358 12.358

JUMLAH 426.058 426.058

TOTAL KW 426 426 358.977 358.977

TOTAL KVA 532,5 532,5 449 449

408,1

-

-

-

-

SCHEDULE BEBAN ELEKTRIKAL

BEBAN PLN MAXIMUM DIBAGIDIVERSITY FACTOR 1,1

SAMBUNGAN PLN

BEBAN TRAFO

FAKTOR PEMBEBANAN GENSET (85%)

KAPASITAS GENSET

LANTAI FOYER

LANTAI PROJEC

TION

Page 56: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

38 4.3 Data Dan Analisis Sistem Pendingin Dan Pencahayaan

Bisa dilihat pada lampiran 20 tertera data beban dan jumlah lampu, pada

lampiran 21 adalah data jumlah dan beban AC. Dibawah ini adalah analisis

penghematan dari sistem pendingin ruangan dan pencahayaan yang diambil

contoh dari lampiran 20 dan lampiran 21.

4.3.1 Analisis Sistem Pendingin

Untuk pengkondisi udara pada bioskop CGV ada beberapa jenis dan jumlah

pendingin ruangan yang berfungsi untuk mendistribusikan udara segar dan bersih

ke auditurium dan untuk ruangan-ruangan lain (Lampiran 21). Pengkondisi udara

adalah bagian peralatan yang paling penting sebab untuk kenyamanan penonton

sangat diperlukan pengkondisi udara dimana peralatan ini difungsikan untuk

memastikan bahwa udara yang telah diproses sehingga menjadi segar dan bersih

ini dapat terdistribusi merata sehingga para penonton bisa merasa nyaman ketika

di dalam auditorium.

Untuk mengetahui apakah AC sudah sesuai dengan luas ruangan, kita ambil

contoh dari menghitung Corridor Foyer, Exit Corriodor dan Staff Room, seperti

yang terlihat di Tabel 4.1 Corridor Foyer/Entry Corridor luasnya 213,3 M2 , Exit

Corridor 113,6 M2 , dan Satff Room 42,4 M2 dengan dilayani 1 Unit AC

berkapasitas 200.000 Btu/Hr.

Rumus mengatahui kesesuaian Ac dan ruangan :

Total Luas Ruangan = 213,3 M2 + 113,6 M2 + 42,4 M2

Total Luas = 369,3 M2

Kapasitas AC = 200.000 Btu/Hr : 9000 Btu/Hr (Per PK)

Page 57: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

39 Total Pk = 22,2 PK

Kebutuhan Ruangan = 369,3 (Luas Ruangan) x 500 (Faktor Suhu)

= 184.650 Btu/Hr : 9000 Btu/Hr (Per PK)

= 20 PK

Jadi didapati hasil dari perhitungan diatas disimpulkan bahwa AC yang melayani

Area Entry Corridor, Exit Corridor, dan Staff Room sudah cukup dengan

menggunakan AC 20 PK, dan kapasitas AC yang terpasang yaitu 22 PK artinya

sudah melebihi 2 PK dari perhitungan normal.

Dalam Bioskop CGV terdapat 4 jenis AC yang berbeda yaitu Split wall, Cassiet,

Split Duct, FCU, penggunaan jenis AC disesuaikan dengan ruangan itu sendiri,

spesifikasi salah satu AC dalam bioskop CGV dapat dilihat pada lampiran 21-22.

Tabel 4.3 Total AC

4.3.2 Analisis Sistem Pencahayan

Bioskop CGV memiliki standar sistem pencahayaan, pada jenis lampunya terbagi

menjadi 5 area dan pada area-area tersebut digunakan tipe lampu berbeda-beda

sesuai dengan standar CGV (Tabel 4.4 - 4.9), untuk mengetahui apakah sudah

sesuai jumlah penchayaan yang terpasang dengan luas, kita akan mengambil

contoh pada exit corridor bioskop, exit corridor bioskop sama dengan standar

yang dipakai dalam hotel dan restoran, perhitungannya sebagai berikut :

NO JENIS AC TOTAL INDOOR TOTAL OUTDOOR MERK

1 SPLIT WALL 6 6 MC QUAY2 CASSIET 2 2 MC QUAY3 SPLITDUCT 4 4 MC QUAY4 FCU 8 14 MC QUAY

TOTAL 46 UNIT

Page 58: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

40 Lobby & Koridor standar pencahayaanya adalah 100 LUX

N = E x L x W Ø x LLF x Cu x n

N = Jumlah tiktik lampu

E = Kuat Penerangan (LUX)

L = Panjang (Length) ruangan dalam satuan meter

W = Lebar (Widht) ruangan dalam satuan meter

Ø = Total nilai pencahayaan dalam satuan lumen

LLF = (Light Loss Factor) Faktor kehilanangan / kerugian cahaya,

biasa nilainya 0,7-0,8

Cu = Coeffesien OF Utillization

n = Jumlah lampu

Exit corridor bioskop CGV DGS (Tabel 4.1) berukuran 113,6 M2 atau sama

dengan Lebar 2,5 meter dan Panjang 45,4 meter, Lampu LED Downlight 9 Watt

22 pcs

N = 100 LUX x 45,4 meter x 2,5 meter 675 Ø x 0,5 Cu x 0,7 LLF

= 11.360 / 236,25

= 48 Pcs

Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa penerangan yang terpasang kurang

2 buah dari perhitungan normal, tapi atas info langsung dari project manager CGV

mengatakan bahwa lampu yang terpasang sudah sesuai standart penerangan CGV

dikarenakan selain untuk efisiensi energi karna area tersebut memang jarang

digunakan, sekaligus agar penonton tidak terganggu karna cahaya terang saat

Page 59: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

41 CODE FUCTIONLS-01 Wall LightLS-03 General LightLS-05 Step LightLS-06 Passage LightLS-14 Vestibul LightLS-20.1 Back Screen KETERANGANSPESIFIKASI Black Matt ArmaturPhil ip Essential MR16 - 6,5W - 3000 K Black Matt ArmatureTKO - Phil ip LED TUBE 1 x 8 W - 6500 K White color ArmatureGuide Lamp LED BAR - DC 3 WattOSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable Controll ing by dimmer systemControll ing by saklar Hotel & UPSBlack Color ArmaturePHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 KSteplighting LED BAR - DC 3 Wattpintu exit corridor auditorium terbuka karna exit corridor dan auditorium

bersampingan maka dari itu dirancang untuk suasana temaram untuk kenyamanan

visual saat film sedang show.

Jenis lampu pada area sesuai standar CGV : 1. Lampu Auditorium Area

Tabel 4.4 Jenis Lampu Audi

(Sumber : Buku Standar Lampu CGV Cinemas) 2. Lampu Projector Room

Tabel 4.5 Jenis Lampu PA

(Sumber : Buku Standar Lampu CGV Cinemas)

CODE FUCTION SPESIFIKASI KETERANGANProjector Room, Storage, Kitchen,General Light Back Screen, Stair caseLS-40 Track Lamp TRACK LAMP LED MR16 - 4W - 2700 K - VAC 220 Volt portholeLS-20LS-20.1 TKI - Philip LED TUBE 2 x 8 W - 6500 K - white color OfficeTKO - Philip LED TUBE 1 x 8 W - 6500 K - white colorGeneral Light

Page 60: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

42 3. Lampu Hall & Corridor (Reguler) Area

Tabel 4.6 Jenis Lampu Lobi Dan Koridor

(Sumber : Buku Standar Lampu CGV Cinemas)

4. Lampu Hall & Corridor (Premium) Area

Tabel 4.7 Jenis Lampu Lobi & Koridor (Premium)

(Sumber : Buku Standar Lampu CGV Cinemas)

LS-10 Track LightLS-14 Spot LightLS-15.1 Recess Down LightLS-19 Seating Lamp LED Candle 2.7W/2 2700K+ Bracket Fixture

(E14)

CODE FUCTION SPESIFIKASILED PAR30 15W 3000K

+ Track Light Fixture (E27)

LED MR16 6.5W 3000K + Spotlight Fixture (Matt

Black)

LED Downlight 9W 5" 3000K - Black CoverCODE FUCTION SPESIFIKASIWall LampLS-31 Wall LampLS-37 Wall LampLS-36 Wall LampLS-32 Wall LampLS-43 Hanging LampLS-42 Wall LampLS-41 DH043 Bracket Lighting + LED Lamp 3000KLED BULB 8W 3000K + Downlight Outbow Fixture (E27)LED BULB 8W/2 3000K + Downlight Outbow Fixture (E27)LED BULB 4W 3000K +

Bracket Fixture 90850LED Edison BULB 4W

3000K + Bracket Fixture 4748

LED BULB 4W/2 3000K + Pendant Fixture (E27)

LED BULB 8W/2 3000K + Pendant Fixture (E27)

Page 61: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

43 5. Special Lighting (Premium) Area

Tabel 4.8 Area Spesial

(Sumber : Buku Standar Lampu CGV Cinemas)

Dari semua lampu diatas memakai jenis LED dan jumlah keseluruhannya adalah

560 lampu. Tetapi ada beberapa lampu yang sudah diganti karna sudah rusak dan

diganti dengan spesifik yang sama dan adapula diganti dengan spesifikasi

berbeda.

Tabel 4.9 Total Lampu

(Sumber : Log Sheet Asset MEP CGV DGS)

No Jenis Lampu Jumlah Sejenis

1 LS- 01 52

2 LS- 08 7

3 LS- 10 20

4 LS -12 133

5 LS - 14 174

6 LS- 14-1 32

7 LS- 15 76

8 LS- 19 12

9 LS- 20 33

10 LS- 40 21

JUMLAH LAMPU SITE DGS

Total Keseluruhan lampu = 560 pcs

CODE FUCTION SPESIFIKASILS-19 Seating Lamp LED Candle 2.7W/2 2700K+ Bracket Fixture

(E14)

Recess Down LightLS-15.1 Spot LightLS-14 Track LightLS-10 LED PAR30 15W 3000K + Track Light Fixture

(E27)

LED MR16 6.5W 3000K + Spotlight Fixture (Matt

Black)

LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover

Page 62: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

44 4.4 Biaya Energi Listrik Bulanan

Berikut nilai kWh dan Rupiah pemakaian listrik bioskop CGV DGS terhitung dari

periode Januari sampai Desember 2019. Total kWh pada tabel 4.10 adalah

836.507 kWh/tahun dan ini senilai total tabel 4.11 yaitu Rp. 992.771.313,39.

Tabel 4.10 Utility Electrical Mountly

(Sumber : Log Sheet Cost Energy CGV)

Tabel 4.11 Cost Energy

(Sumber : Log Sheet Cost Energy CGV)

LWBP 596733 637025 679159 725936 786680 835687USAGE 40282 40292 42134 46777 60744 49007

WBP 195789 212857 230282 250776 274591 295050USAGE 14806 17068 17425 20494 23815 20459

LWBP 885501 933728 982863 1037079 1093391 1151021

USAGE 49814 48227 49135 54216 56312 57630WBP 315565 335952 356090 378908 401282 422920

USAGE 20515 20387 20138 22818 22374 21638

Total Keseluruhan LWBP + WBP 836507

May June

241937

594570Tota LWBP

Total WBP

September October November

UTILITY MOUNTHLY JANUARY-JUNY SITE DGS MAKASSAR 2019

ITEM Detail January February March April

Listrik

UTILITY MOUNTHLY JULY-AUGUST SITE DGS MAKASSAR 2019

ITEM Detail July August December

Listrik

January February March April May June2019

Metering LWBP 40282 40292 42134 46777 60744 49007Metering WBP 14806 17068 17425 20494 23815 20459

Biaya LWBP Rp.1.035,78 41.723.289,96 41.733.647,76 43.641.554,52 48.450.681,06 62.917.420,32 50.760.470,46Biaya WBP Rp. 1.553,67 23.003.638,02 26.518.039,56 27.072.699,75 31.840.912,98 37.000.651,05 31.786.534,53

Electric Total 64.726.927,98 68.251.687,32 70.714.254,27 80.291.594,04 99.918.071,37 82.547.004,99

Jully August September October November December

Metering LWBP 49814 48227 49135 54216 56312 57630Metering WBP 20515 20387 20138 22818 22374 21638

Biaya LWBP Rp.1.035,78 51.596.344,92 49.952.562,06 50.893.050,30 56.155.848,48 58.326.843,36 60.729.341,40Biaya WBP Rp. 1.553,67 31.873.540,05 31.674.670,29 31.287.806,46 35.451.642,06 34761812,58 33618311,46

Electric Total 83.469.884,97 81.627.232,35 82.180.856,76 91.607.490,54 93.088.655,94 94.347.652,86

ITEM DetailCost (Rp)

ITEM DetailCost (Rp)

Total Cost Listrik Untuk Tahun 2019 992.771.313,39

Electrical

Electrical

Page 63: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

45 4.5 Analisa Pemakaian Energi Listrik Secara Keseluruhan

Dari data history pemakaian energi listrik bioskop CGV DGS priode Januari

sampai dengan Desember 2019, maka dapat dihitung jumlah kWh total yang

dikonsumsi selama tahun 2019 dan juga jumlah total biaya yang harus dibayar

untuk pengadaan energi listrik pada periode tersebut (Tabel 4.10 dan Tabel 4.11).

Berikut perhitungan tarif rata-rata yang dikenakan PLN. Biaya pemakaian listrik :

1. Tarif WBP (Waktu Beban Puncak) per kWh dari PLN

Harga Rp. 1.553,67/kWh jam berlaku pukul 18.00 s/d 22.00 (4 Jam)

2. Tarif LWBP (Luar Waktu Beban Puncak) per kWh dari PLN

Harga Rp. 1.035,78/kWh jam berlaku pukul 22.00 s/d 18.00 (20 Jam)

Sebagai contoh perhitungan menggunakan data pemakaian energi listrik pada

bulan Desember 2019 (Tabel 4.10 & 4.11). Untuk menghitung total biaya

penggunaan rekening listrik pada bulan Desember 2019, diketahui :

- LWBP = 57.630 kWh

- WBP = 21.638 kWh

Penyelesaian :

Total kWh

- LWBP = 57.630 x Rp 1.553,67

- WBP = 21.638 x 1.035,78

= Rp 60.729.341,40 + Rp 33.618.311,46

= Rp. 94.347.652,86

Jadi total biaya Desember adalah Rp. 94.347.652,86

Page 64: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

46 4.5.1 Analisis Pemakaian Energi Listrik Pada Lampu Dan AC

Jadi total beban pada semua unit AC baik indoor maupun outdoor serta ditambah

dengan total beban semua lampu adalah 42.249,50 Watt. (Lampiran 20-21).

Untuk Menghitung rupiah dari pemakaian sebulan melalui rumus berikut :

- LWBP (Luar Waktu Beban Puncak)

= 42.249,50 Watt / 1000 (Kilo Watt)

= 42,2 kW x 13 Jam Oprasional LWBP x 30 Hari

= 16.477,3 kWh x 1.035,78 Harga Per kWh LWBP

= Rp 17.066.863

- WBP (Waktu Beban Puncak)

= 42.249,50 Watt / 1000 (Kilo Watt)

= 42,2 kW x 3 Jam Oprasional WBP x 30 Hari

= 3.802,4 kWh x 1.553,67 Harga Per kWh WBP

Total LWBP + WBP

= Rp 17.066.863 + Rp 5.907.760,29

= Rp 22.974.623,26

Jadi biaya untuk pemakaian normal setiap bulan untuk lampu dan AC adalah

sebesar Rp 22.974.623,26 untuk lampu dan AC yang beropasional 16 jam per hari

selama sebulan.

4.5.2 Peluang Penghematan Energi

Melalui pengamatan lapangan penulis menyimpulkan bahwa jadwal kerja

karyawan CGV terbagi 3 yaitu, Pagi 08:00-16:00, Siang 12:00-20:00, dan Sore

Page 65: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

47 17:00-01:00, dimana yang karyawan yang masuk pagi bertugas untuk melakukan

persiapan oprasional, mereka mulai menyalakan semua equipment termasuk AC

dan lampu di jam 09:00, sedangkan jam buka CGV itu sendiri dimulai pada jam

11:00, berarti adanya energi terbuang percuma percuma selama 2 jam. Dengan

pengamatan lapangan secara langsung penulis menyarankan prepare oprasional

terutama pada AC dan lampu Auditorium di oprasionalkan satu jam sebelum

bioskop buka, karna lampu dan AC sangat memakan banyak beban dengan biaya

yang tidak sedikit. Cara menghitung penghematan energi listrik pada lampu dan

AC selama sejam yaitu :

- LWBP

= 42.249,50 Watt / 1000 (Kilo Watt)

= 42,2 kW x 12 Jam Oprasional LWBP x 30 Hari

= 15.209,8 kWh x 1.035,78 Harga Per kWh LWBP

= Rp 15.754.027

- WBP

= 42.249,50 Watt / 1000 (Kilo Watt)

= 42,2 kW x 3 Jam Oprasional WBP x 30 Hari

= 3.802,4 kWh x 1.553,67 Harga Per kWh WBP

= Rp 5.907.760,29

- Total LWBP + WBP

= Rp 21.661.787,65

Penghematan energi dengan pengurangan jam menghasilkan Rp 21.661.787,65

per bulan.

Page 66: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

48 4.5.3 Analisis Penghematan Energi Pada Lampu Dan AC

Dengan mengurangi jam oprasional pada lampu dan AC selama sejam yang

tadinya 16 jam oprasional perhari akan dikurangi 1 jam menjadi 15 jam perhari di

jam awal oprasional. Jadi untuk mengetahui peluang penghematan energi dari

pengurangan jam oprasional yaitu dengan cara :

Cost Energi Normal/Bulan – Cost Energi Pengurangan 1 jam dalam sebulan

= Rp. 22.974.623,26 – Rp. 21.661.787,65

= Rp 1.312.835,61

Jadi hasil pengurangan jam oprasional menghemat Rp. 1.312.835,61 perbulan dan

jika dikali setahun maka akan menghemat sebesar Rp 15.754.027,32 dan nilai ini

tergolong cukup besar.

Page 67: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

49 BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Jadi didapati hasil dari perhitungan diatas disimpulkan bahwa AC yang

melayani Area Entry Corridor, Exit Corridor, dan Staff Room sudah cukup

dengan menggunakan AC 20 PK, dan kapasitas AC yang terpasang yaitu

22 PK artinya sudah melebihi 2 PK dari perhitungan normal. Serta dari

hasil analisis data sistem pencahayaan diketahui bahwa penerangan yang

terpasang kurang 2 buah dari perhitungan normal, atau lampu penerangan

untuk exit corridor CGV DGS remang-remang.

2. Hasil dari analisis penghematan energi melalui pengurangan jam

oprasional khususnya untuk pencahyaan dan sistem pendingin selama

sejam perhari akan menghemat Rp. 1.312.835,61 perbulan dan untuk

setahun maka akan menekan biaya hingga sebesar Rp 15.754.027,32.

SARAN

Adapun saran yang diberikan untuk penelitian analisis energi ini adalah

perlu dibentuk tim dan penerapan sistem manajemen energi, agar dapat dilakukan

dengan beragam cara dari kegiatan operasional dan pemeliharaan yang sederhana

Page 68: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

50 untuk memastikan penggunaan peralatan dan sistem dilaksanakan secara efisien

dan efektif.

1. Untuk perusahaan pengontrolan penentuan jam menyalakan dan

mematikan AC, Lampu, dan peralatan listrik lainnya sesuai dengan

kebutuhan serta pengecekan dan perawatan berkala pada semua peralatan

listrik demi berhasilnya penghematan energi serta menjaga keandalan

equpment.

2. Untuk pelaksanaan analisis selanjutnya sebaiknya dilakukan juga dari segi

penghematan air, penghematan pompa air. hal ini untuk mendapatkan nilai

IKE listrik yang lebih kecil atau setidaknya mendekati bahkan kurang dari

standart nilai IKE listrik.

3. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan data-data dari tulisan

ini agar dapat mengetahui nilai estimasi, nilai real, dan nilai setelah

manajemen energi sehingga di tahun berikutnya dapat diprediksi nilai

kemungkinan penghematan energi menggunakan metode pendekatan

berdasarkan tahun sebelumnya.

Page 69: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

51 DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2015, September 30). Intensitas Konsumsi Energi, PT Bika Solusi

Perdana Diakses 15 Januari melalui

https://www.bikasolusi.co.id/intensitas-konsumsi-energi/

Agus Rianto. 2017. Audit Energi Dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi

Energi Pada Sistem Pengkondisian Udara Di Hotel Santika Premiere

Semarang, Semarang : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang.

Bayu Landidi. 2013. Peluang Hemat Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian

Udara Dan Sistem Pencahayaan Gedung Radiologi Rumah Sakit Dr.

Adhyatma, Mph Semarang, Yogyakarta : Jurusan Teknik Elektro Dan

Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadja Mada

Yogyakarta.

Eko Heriyanto. 2013. Perhitungan Penerangan Suatu Rungan.diakses pada 23

Desember 2019, melalui http://hariyantoeko./2013/01/perhitungan-

penerangan-suatu-ruangan.html.

Hendrynuryani. 2011, Desmber 24. Cara Menghitung PK AC Berdasarkan Luas

Ruangan, Docplayer. Diakses pada 23 Desember 2019, melalui

https://docplayer.info/31492101-Ada-beberapa-rumus-cara-

menentukan-pk-ac-yang-sesuai-untuk-ruangan-saya-akan-me-nuliskan-

2-diantaranya.html.

Humas EBTKE. (2019, Juli 2). Buku regulasi bidang konservasi energi 2018 ,

Page 70: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

52 Jakarta: kementrian energi dan sumberdaya mineral. Diakases 15

Januari 2020 melalui

http://ebtke.esdm.go.id/post/2019/07/12/2284/buku.regulasi.bidang.kon

servasi.energi.2018.

Ismanto Dwi Putra (2018) Cara Menghitung Biaya Pemakaian Listrik. Diakses 15

Januari 2020 melalui https://engineering4better.com/2018/04/cara-

menghitung-biaya-pemakaian-listrik.html.

Kementrian Perindusteian. (2011, Januari). Pedoman teknis audit energi dalam

implementasi konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 dalam

sektor industri (fase 1), Jakarta : pusat pengkajian industri hijau dan

lingkungan hidup badan pengkajian kebijakan, iklim, dan mutu industri.

Kompas. (2013, Juli 16). Efisiensi Energi Bagi Industri. Jakarta : Kementrian

Perindustrian. Diakses pada 21 Desember 2019 melalui

https://kemenperin.go.id/artikel/6796/Efisiensi-Energi-Bagi-Industri.

Muchlisin Riadi. (2013, Desember 23). Sistem Pencahayaan Alami. Kajian

Pustaka.com. Diakses pada 22 Desember 2019 melalui

https://www.kajianpustaka.com/2013/12/sistem-pencahayaan-

alami.html.

Nirita Noviyati Rahayu, Dede Suhendi, Evyta Wismiana. 2016. Audit Energi

Listrik Pada Pt. X, Pakuan : Fakultas Teknik Elektro, Universitas

Pakuan.

Seno Riyadi. 2016. Analisis Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik

Pada Sistem Pencahayaan Dan Air Conditioning Di Gedung Graha

Page 71: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

53 Mustika Ratu, Jakarta : Program Studi Teknik Elektro, Sekolah Tinggi

Teknologi Indonesia, Jakarta, Juara Mangapul Tambunan, Program

Studi Teknik Elektro, Sttpln Jakarta.

Tri Wahyu Budiman. 2019. Audit Energi Listrik Dan Analisis Peluang

Penghematan Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin Dan

Pencahayaan Di Gedung D3 Ekonomi Uii, Yogyakarta: Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta.

Wilfrid. 2019. Buku Manual Standar lampu CGV cinemas, Jakarta : Project

Manager CGV Area Timur.

Wilfrid. 2019. Asbuilt Drawing CGV site DGS Makasssa, Jakarta : Project

Manager CGV Area Timur.

Zaki Siregar. (2018, April 18). Konservasi Energi Dan Efisiensi Energi, Apa

Bedanya?. Enviroment Indonesia Center. Diakses pada 21 Desember

2019 melalui https://environment-indonesia.com/konservasi-energi/.

Page 72: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 73: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan
Page 74: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan
Page 75: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

57 Lampiran 3. Area Plan Foyer CGV DGS

Page 76: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

58 Lampiran 4. Area Plan Projection CGV DGS

Page 77: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

59 Lampiran 5. CGV Site DGS Makassar Dan Meeting Terkait Defect List

Page 78: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

60 Lampiran 6. Berita Acara Pencatatan Cost Energy

Page 79: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

61 Lampiran 7. Pengecekan Semua Panel CGV

Page 80: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

62 Lampiran 8. Pengecekan Pressure Freon Dan Penggantian Lampu

Page 81: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

63 Lampiran 9. Asbuilt Drawing Diagram Sistem Elecreical

Page 82: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

64 Lampiran 10. Asbuilt Drawing Panel Utama

Page 83: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

65 Lampiran 11. Asbuilt Drawing Panel Cos 100 kVA

Page 84: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

66 Lampiran 12. Asbuilt Drawing Panel Consession

Page 85: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

67 Lampiran 13. Asbuilt Drawing LP-Foyer

Page 86: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

68 Lampiran 14. Asbuilt Drawing LP-Projection

Page 87: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

69 Lampiran 15. Asbuilt Drawing P-VAC Foyer

Page 88: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

70 Lampiran 16. Asbuilt Drawing P-VAC Projection

Page 89: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

71 Lampiran 17. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 1-2

Page 90: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

72 Lampiran 18. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 3-4

Page 91: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

73 Lampiran 19. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 5-6

Page 92: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

74 Lampiran 20. Data Beban Dan Jumlah Lampu

NO LOKASI SPESIFIKASI JUMLAH LAMPU

JUMLAH WATT

1 PROJECTOR TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 10 PCS + OSRAM LED PAR 30 - 9W -

2700 K - Dimmable X 21 PCS 31 PCS 269 Watt

2 OFFICE TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 2 PCS 2 PCS 16 Watt

3 FOYER Philip Essential MR16 - 6,5W - 3000 K X 78 PCS 78 PCS 507 Watt

4 JANITOR Philip Essential MR16 - 6,5W - 3000 K X 1 PCS 1 PCS 6,5 Watt

5 KITCHEN GOLD CLASS

TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 1 PCS + Philip Essential MR16 - 6,5W -

3000 K X 3 PCS 4 PCS 27,5 Watt

6 STORAGE STAFF

TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 13 PCS 3 PCS 104 Watt

7 MUSHALLAH LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 2 PCS 2 PCS 18 Watt

8 PANTRY LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 6 PCS 6 PCS 54 Watt

9 LOKER MALE

LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 2 PCS 2 PCS 18 Watt

10 LOKER FEMALE

LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cove X 2 PCS 2 PCS 18 Watt

11 GATE LED BULB 8W 3000K + Downlight Outbow Fixture (E27) X 80 PCS 80 PCS 640 Watt

12 STORAGE LOUNGE

TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K X 2 PCS 2 PCS 16 Watt

13 CAFFE GOLD CLASS Philip Essential MR16 - 6,5W - 3000 K X 26 PCS 26 PCS 169 Watt

14 LOBBY

LED BULB 8W/2 3000K + Downlight Outbow Fixture (E27) X 20 PCS + LED Downlight 9W 5"

3000K - Black Cover X 19 PCS + LED MR16 6.5W 3000K + Spotlight Fixture X 9 PCS

47 PCS 389,5 Watt

15 LOUNGE LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 2

PCS + LED BULB 4W/2 3000K + Pendant Fixture (E27) X 2 PCS

4 PCS 26 Watt

Page 93: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

75 16 SERVER TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 2 PCS 2 PCS 316 Watt

17 CONSESSION LED MR16 6.5W 3000K + Spotlight Fixture (Matt Black) X 12 PCS 12 PCS 78 Watt

18 COLD STORAGE

TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 5 PCS 5 PCS 40 Watt

19 KITCHEN TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 3 PCS 3 PCS 24 Watt

20 TICKET BOX LED MR16 6.5W 3000K + Spotlight Fixture (Matt Black) X 13 PCS 13 PCS 84,5 Watt

21 KORIDOR

EMERGENCY 01

LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 22 PCS 22 PCS 198 Watt

22 KORIDOR

EMERGENCY 02

LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 22 PCS 22 PCS 198 Watt

23 GUDANG TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K X 1 PCS 1 PCS 8 Watt

24 HK ROOM TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K X 2 PCS 2 PCS 16 Watt

25 UPS ROOM TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K X 2 PCS 2 PCS 16 Watt

26 TOILET MALE LED MR16 6.5W 3000K X 16 PCS 3 PCS 104 Watt

27 TOILET DESABLE LED MR16 6.5W 3000K X 3 PCS 3 PCS 19,5 Watt

28 TOILET FEMALE LED MR16 6.5W 3000K X 16 PCS 16 PCS 104 Watt

29 AUDI 1 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 9 PCS +

OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 15 PCS

24 PCS 216 Watt

30 AUDI 2 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 16 PCS +

OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 16 PCS

22 PCS 288 Watt

31 AUDI 3 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 9 PCS +

OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 13 PCS

22 PCS 198 Watt

Page 94: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

76 32 AUDI 4 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 9 PCS +

OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 13 PCS

22 PCS 198 Watt

33 AUDI 5 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 9 PCS +

OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 13 PCS

22 PCS 198 Watt

34 AUDI 6 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 9 PCS +

OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 12 PCS

21 PCS 189 Wat

TOTAL LAMPU DAN BEBAN 552 PCS 4771,5 Watt

Page 95: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

77 Lampiran 21. Data Jumlah Dan Beban AC

NO Area

Deskripsi Barang Spesifikasi NO Area

Deskripsi Barang

Spesifikasi

Indoor Merk Indoor Merk

1

UPS

Split

wall

01

MC

QU

AY

SUPPLY : 220-230

12

PA. R

oom

FCU

5A

MC

QU

AY

SUPPLAY : 380-415V/3PH/50HZ

WATT : 2080 WATT : 1.630

AMPERE : 9.62 AMPERE : 3.1

NILAI KW : 6.30 NILAI KW : 43.96

BTU : 21500 BTU : 150.000

FREON : R410A FREON : R407C

MADE IN MALAYSIA

MADE IN INDONESIA

2

UPS

Spl

itwal

l 02

MC

QU

AY

SUPPLAY : 220-240/~/50

13

PA. R

oom

FCU

5B

MC

QU

AY

SUPPLAY : 380-415V/3PH/50HZ

WATT : 2080 WATT : 1.630

AMPERE : 9.62 AMPERE : 3.1

NILAI KW : 6.30 NILAI KW : 43,96

BTU : 21500 BTU : 150.000

FREON : R410A FREON : R407C

MADE IN MALAYSIA

MADE IN INDONESIA

3

Kitc

hen

Spl

itwal

l

MC

QU

AY

SUPPLAY : 220-240/~/50

14

PA. R

oom

FCU

6

MC

QU

AY

SUPPLAY : 380-415V/3PH/50HZ

WATT : 915 WATT : 2.730

AMPERE : 4.26 AMPERE : 5.0

NILAI KW : 2.78 NILAI KW : 58,62

BTU : 9500 BTU : 200.000

FREON : R410A FREON : R407C

MADE IN MALAYSIA

MADE IN INDONESIA

4

Kitc

he n Sp

litwa ll M

C Q

UAY

SUPPLAY : 220-240/~/50 15

PA.

Room

Split

duc

t ko

ridor

01

PA

MC

QU

AY SUPPLAY : 380-

415V/1PH/50HZ

Page 96: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

78 WATT : 915 WATT : 774

AMPERE : 4.26 AMPERE : 3.4

NILAI KW : 2.78 NILAI KW : 21,97

BTU : 9500 BTU : 75.000

FREON : R410A FREON : R407C

MADE IN MALAYSIA

MADE IN INDONESIA

5

Serv

er R

oom

Split

wall

MC

QU

AY

SUPPLAY : 220-240/~/50

16 PA

. Roo

m

Split

duct

kor

idor

02

PA

MC

QU

AY

SUPPLAY : 220-240 V/1 PH/50 HZ

WATT : 915 WATT : 774

AMPERE : 4.26 AMPERE : 3.4

NILAI KW : 2.78 NILAI KW : 21,97

BTU : 9500 BTU : 75.000

FREON : R410A FREON : R407C

MADE IN MALAYSIA

MADE IN INDONESIA

6

Serv

er R

oom

Split

wall

MC

QU

AY

SUPPLAY : 220-240/~/50

17

gold

cla

ss

Split

duct

kor

idor

01

PA

MC

QU

AY

SUPPLAY : 380-415 V/ 3 Ph/ 50 Hz

WATT : 915 WATT : 2700/5.20

AMPERE : 4.26 AMPERE : 6,20

NILAI KW : 2.78 FREON : R410A

BTU : 9500 MADE IN MALAYSIA

FREON : R410A

MADE IN MALAYSIA

7

PA R

oom

FCU

01

MC

QU

AY

SUPPLAY : 380-415 V/3Ph/50Hz

18

gold

cla

ss

Split

duct

kor

idor

02

PA

MC

QU

AY

SUPPLAY : 380-415 V/ 3 Ph/ 50 Hz

WATT : 3.370 WATT : 2700/5.20

AMPERE : 6,3 AMPERE : 6,20

NILAI KW : 73.27 FREON : R410A

BTU : 250.000

MADE IN MALAYSIA

Page 97: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

79 FREON : R407C

MADE IN INDONESIA

8

PA. R

oom

FCU

2A

MC

QU

AY

SUPPLAY : 380-415V/3PH/50HZ

19

Lobb

y

Split

duct

01

Lobb

y

MC

QU

AY

SUPPLAY : 380-415V/1PH/50HZ

WATT : 2.730 WATT : 1.100

AMPERE : 5,0 AMPERE : 2,7

NILAI KW : 58.62 NILAI KW : 35,64

BTU : 80000 BTU : 125.000

FREON : R410A ( 2.5 kg ) FREON : R407C

MADE IN INDONESIA

MADE IN INDONESIA

9

PA. R

oom

FCU

2B

MC

QU

AY

SUPPLAY : 380-415V/3PH/50HZ

20

Lobb

y

Split

duct

02

Lobb

y

MC

QU

AY

SUPPLAY : 380-415V/1PH/50HZ

WATT : 2.730 WATT : 1.100

AMPERE : 5,0 AMPERE : 2,7

NILAI KW : 58.62 NILAI KW : 35,64

BTU : 200.000

BTU : 125.000

FREON : R407C FREON : R407C

MADE IN INDONESIA

MADE IN INDONESIA

10

PA. R

oom

FCU

3

MC

QU

AY

SUPPLY : 380-415V/3PH/50HZ

21

Korid

or F

oyer

Split

duct

Kor

idor

Foy

er

MC

QU

AY

SUPPLAY : 220-240 V/1 PH/50 HZ

WATT : 2.730 WATT : 1.220

AMPERE : 5,0 AMPERE : 7,4

NILAI KW : 58.62 NILAI KW : 29,31

BTU : 200.000

BTU : 125.000

FREON : R407C FREON : R407C

MADE IN INDONESIA

MADE IN INDONESIA

11

PA.

Room

FCU

4

MC

QU

AY SUPPLAY : 380-

415V/3PH/50HZ 22

Offi

ce

Split

duc

t Offi

ce

MC

QU

AY SUPPLAY : 380-

415 V/3 PH/50 HZ

Page 98: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

80 WATT : 2.730 WATT : 3.370

AMPERE : 5,0 AMPERE : 6.3

NILAI KW : 58.62 NILAI KW : 73.27

BTU : 200.000

BTU : 250.000

FREON : R407C FREON : R407C

MADE IN INDONESIA

MADE IN INDONESIA

Total Unit 22 Unit Indoor

Total Watt 37.478 Watt

Page 99: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

81 Lampiran 22. Spesifikasi Indoor Dan Outdoor AC Splitduct CGV

Page 100: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

82 Lampiran 23. Dua Unit Indoor Outdoor AC Splitduct

Page 101: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

83 Lampiran 24. Data Equipment F&B CGV 1 HOTDOG WARMER Equipment HOTDOG WARMER 220 VOLT 8 Kw50 HzMade in China2 WARMER DISPLAY ( NACHOS ) EquipmentWARMER DISPLAY ( NACHOS ) 230 VOLT1490 WATTMade In USA50 Hz3 CHILLER SEDANG NO 1 Equipment CHILLER NO 1 220-240 V / 1P / 50 HZ1.6 AVOLUME 282 L4 CHILLER NO 2 Equipment CHILLER SEDANG NO 2 220 V/ 1PH/ 50 Hz 220 WATTVolume 200 L5 ICE MAKER 01 Equipment ICE MAKER 01 11 A, 1Ph, 230 V, 50HZ, 1710 WR404A / 500 gr6 ICE MAKER 02 Equipment ICE MAKER 02 11 A, 1Ph, 230 V, 50HZ, 1710 WR404A / 500 gr7 WATER HEATER Equipment WATER HEATER 220V ~ 240V50 Hz ~ 60 Hz50LMpa 0.7 - 7 Bar8 FRAYER 01 Equipment FRAYER 220 V 1 PHASE 60 Hz 7000 WattLP-708020449 FRAYER 02 Equipment FRAYER 220 V 1 PHASE 60 Hz / 7000 WattLP-7080204310 FREZZER NO 1 Equipment FREZZER NO 19 FREZZER NO 2 Equipment FREZZER NO 211 FREZZER NO 3 Equipment FREZZER NO 312 FREZZER NO 4 Equipment FREZZER NO 413 FREZZER NO 5 Equipment FREZZER NO 514 FREZZER NO6 Equipment FREZZER NO 615 FREZZER NO7 Equipment FREZZER NO 716 OVEN / MICROWAVE Equipment OVEN / MICROWAVE INPUT : 6.2 A 220 V 50 Hz 800 wattCapasitas 23 LFrekuensi 2450 mHz17 UV DRINKING WATER Equipment UV DRINKING WATER ULTRAVIOLET POWERMODEL UV-6INPUT 220 ~ 240 V50 / 60 Hz10 ~ 40 watt18 Chiller 03 Equipment Daya 200 Watt220 V/1 Ph / 50 HzMedia pemndingin R 600 a220 V 1 PHASE 50 Hz SpesifikasiDeskripsi BarangNo Area Kategory 1200W/220V, 1312W/230V, 1428W/240V

Page 102: SKRIPSI “STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM ... · Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan

84 Lampiran 25. Data Fan/Exhaust CGV

TOILET 1.625GUDANG LOKER AUDI 5 300

KITCHEN (1) 1.000KITCHEN (2) 2.000

COLD STORAGE (1) 300COLD STORAGE (2) 300

STORAGE GOLD CLASS 440BACK KITCHEN GOLD CLASS -

PROYECTORE AREA 4.200R. PROJECTION 700

KW V/Ph/Hz0,33 220/1/500,14 220/1/500,28 220/1/500,65 380/3/500,16 220/1/500,16 220/1/500,16 220/1/500,16 220/1/501,47 380/3/500,16 220/1/50

1.450 AXIAL FAN1.450 WALL FAN1.450 AXIAL FAN1.450 AXIAL FAN1.450 WALL FAN1.450 CEILLING FAN1.450 CENTRIFUGAL INLINE1.450 CENTRIFUGAL INLINE1.450 AXIAL FAN1.450 CENTRIFUGAL INLINE

LANTAI FOYER AREA

LANTAI PROJECTION

LOKASI

LOKASI

DAFTAR PERALATAN FAN

ELEKTRIKAL

LANTAI FOYER AREA

TYPE FAN

LANTAI FOYER AREA

LANTAI PROJECTION

LANTAI PROJECTION

LOKASI RUANG YANG DILAYANI

KAPASITAS UDARA (CFM)

PUTARAN (RPM)