Upload
hahuong
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS PENGARUH INDIKATOR MAKRO DAN MIKRO TERHADAP PREDIKSI KEBANGKRUTAN (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009)
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
NINDIA DESIYANI F1207046
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
ANALISIS PENGARUH INDIKATOR MAKRO DAN MIKRO
TERHADAP PREDIKSI KEBANGKRUTAN (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009)
Surakarta, 07 Juli 2011
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
(Heru Agustanto, SE, ME)
NIP.195808141986011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-
syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta, 28 Juli 2011
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. Bambang Hadinugroho., M.Si Sebagai Ketua (…………………..)
NIP. 195503011985031002
2. Heru Agustanto, SE, ME Sebagai Pembimbing (…………………..)
NIP. 195808141986011001
3. Deny Dwi Hartomo, S.E., M.Sc Sebagai Anggota (…………………..)
NIP. 198312102008121002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO “Percaya dan yakinlah bahwa jika kita mempunyai niat baik, optimis, yakin, kelak kita akan menjadi orang yang berguna dan bermanfaat”
(penulis)
“Bantulah sesama mu karena itu akan memudahkan mu” (Penulis)
“Jangan pernah kau sia-siakan waktu dan kesempatan”
(Penulis)
“Spirit is the most valuable asset, more than money and any other power” (Zig Ziglar)
“Jadilah manusia yang bermanfaat bukan hanya bagi diri sendiri
tetapi bermanfaat bagi sesama dan bantulah sesama mu karna akan meringankan mu”
(Penulis)
“Jangan mudah untuk menyerah, teruslah berusaha, belajar, dan berdoa karna di setiap kesulitan pasti ada kemudahan”
(Penulis)
“When you stop learning, you stop moving forward” (Andrew Ho)
“The only man who never makes mistakes is the man who never
Does anything” (Theodore Roosevelt)
“A day will never be anymore than what you make of it”
(Josh S. Hinds)
“They can because they think they can” (virgil)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Dengan segala usaha dan perjuangan yang melelahkan, penantian yang membutuhkan waktu selama empat tahun untuk mencapai sebuah cita-cita menjadi seorang Sarjana. Akhirnya, penulis dapat menyelesaikan sebuah karya untuk mencapai sebagian tujuan hidup: gelar Sarjana Ekonomi.”
Sebuah Karyaku ini saya dedikasikan kepada:
1. Allah SWT hanya kepadamulah hamba menyembah, meminta
pertolongan, dan berserah diri, yang memberikanku warna
kehidupan, mengatur skenario hidupku, serta menuntunku dalam
setiap langkahku.
2. Nabi Muhammad SAW yang membawa kebenaran, petunjuk bagi
setiap umat.
3. Kedua orang tuaku yang telah mendidik dan membesarkanku, yang
selalu menyayangiku & mencintaiku, mendoakanku, membimbingku,
pemberi nasihat, yang tak pernah lelah memberiku motivasi baik
spiritual maupun moral dalam setiap langkahku.
4. Kedua adikku (Atika & Novita) mereka adalah inspirasiku dalam
hidup, yang telah menghormatiku, menyayangiku serta mendoakanku.
5. Soetarmi, BA terima kasih engkau telah menjadikanku sebagai orang
yang displin & bertanggung jawab.
6. Kukuh Prasetya Hadi, SE terima kasih atas support yang kau berikan
kepadaku, tak pernah lelah memberikan motivasi dalam kuliah &
terselesainya skripsi ini.
7. Sahabatsahabatku (Shely, Ema, Endah, Nuria, Ida, Putri, Mbak
Rusty, Riza, Suryo, Dyon, Mas Hengky) terima kasih kawan atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
dukungan yang diberikan, jangan pernah untuk takut gagal, karna
kegagalan sebuah kunci menuju kesuksesan, raihlah cita‐cita kalian
setinggi mungkin.
8. Keluarga besar Griya Dicma (Neri, Mbak Uwi, Yola, Nina, Ester,
Uci, Kak Lyrie, Hiemah, Anies, Mbak Fafa, Kak Rany, Mbak Ida)
ayo kawan perjuangan belum berkahir, ini baru awal dari semuanya,
capailah cita‐cita kalian.
9. Temanteman Angkatan 2007 kalian semua adalah teman‐teman
yang berarti buatku, simpanlah kenangan yang pernah kita buat
selama kita menghabiskan waktu bersama di Fakultas Ekonomi.
10. Sahabat Lamaku (Ira, Ayu, Lilis, Fitria, Acuk) mari kita berjuang
agar kita menjadi orang besar & orang yang dapat dibanggakan.
11. Anak anak Belukar (Kiki, Jalu, Mora, Pak Adjie) & (Efek Rumah
Kaca & TTATW) terima kasih selama ini telah menjadi inspirasi
dalam hobiku, jadikan musik sebagai karya yang indah & mempunyai
arti bukan sekedar popularitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “ANALISIS PENGARUH INDIKATOR
MAKRO DAN MIKRO TERHADAP PREDIKSI KEBANGKRUTAN”.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memnuhi syarat
dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan (program) Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis hadapi.
Namun, berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Wisnu Untoro selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
2. Dr. Hunik Sri Runing S., M.Si selaku Ketua jurusan Manajemen.
3. Reza Rahardian, SE, Msi selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.
4. Prof. Dr. Hartono, MS selaku Pembimbing Akademik.
5. Heru Agustanto, SE, ME selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Mbak Emi dan Mas Andiyas, pemberi masukan yang berarti dalam
penyelesian skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Sahabat-sahabat FE angkatan 2007 dan semua sahabat baikku yang
selalu memberi motivasi dan semangat dengan terciptanya karya ini.
8. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini memiliki kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk
penulis, tetapi juga pihak lain yang bisa mendapatkan manfaat dari penulisan
skripsi ini.
Surakarta, 07 Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI HALAMAN
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
ABSTRAK ................................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
BAB II. LANDASAN TEORI
A. LAPORAN KEUANGAN................................................................ 9
1. Pengertian Laporan Keuangan .............................................. 9
2. Tujuan Laporan Keuangan .................................................... 9
3. Pengguna Laporan Keuangan ................................................ 9
4. Komponen Laporan Keuangan .............................................10
5. Analisis Laporan Keuangan ..................................................11
B. RASIO KEUANGAN....................................................................... 14
C. KEBANGKRUTAN.......................................................................... 17
D. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEBANGKRUTAN.................. 20
E. PREDIKISI FINANCIAL DISTRESS.............................................. 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
F. PENGUKURAN FINANCIAL DISTRESS..................................... 28
G. PENELITIAN TERDAHULU.......................................................... 30
H. KERANGKA PEMIKIRAN............................................................. 34
I. HIPOTESIS....................................................................................... 36
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL............................................. 39
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................................ 40
C. VARIABEL PENELITIAN .............................................................. 40
D. METODE ANALISIS DATA............................................................ 47
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................... 54
B. Pengolahan Data ............................................................................... 60
1. Uji Normalitas Data ............................................................... 60
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 62
a. Uji Multikolonieritas ............................................... 62
b. Uji Autokorelasi ...................................................... 63
c. Uji Heterokedastisitas ............................................. 64
C. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 66
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 74
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 84
B. Keterbatasan ..................................................................................... 86
C. Implikasi ........................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
II. I KERANGKA PEMIKIRAN................................................... 35
IV. I Hasil Uji Heterokedastisitas Kategori Distress....................... 65
IV. 2 Hasil Uji Heterokedastisitas Kategori Grey Area.................. 65
IV. 3 Hasil Uji Heterokedastisitas Kategori Non Distress.............. 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel IV.1 Statistik Deskriptif Kategori Distress......................................... 55
Tabel IV.2 Statistik Deskriptif Kategori Grey Area..................................... 57
Tabel IV.3 Statistik Deskriptif Kategori Non Distress ................................ 58
Tabel IV.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Kategori Distress.................... 60
Tabel IV.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Kategori Grey Area ............... 61
Tabel IV.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Kategori Non Distress............ 61
Tabel IV.7 Hasil Uji Multikolinieritas Kategori Distres.............................. 62
Tabel IV.8 Hasil Uji Multikolinieritas Kategori Grey Area........................ 62
Tabel IV.9 Hasil Uji Multikolinieritas Kategori Non Distress.................... 63
Tabel IV.10 Hasil Uji Autokorelasi Kategori Distress................................ 63
Tabel IV.11 Hasil Uji Autokorelasi Kategori Grey Area............................ 64
Tabel IV.12 Hasil Uji Autokorelasi Kategori Non Distress........................ 64
Tabel IV.13 Hasil Uji F Kategori Distress ................................................. 67
Tabel IV.14 Hasil Uji F Kategori Grey Area.............................................. 67
Tabel IV.15 Hasil Uji F Kategori Non Distress.......................................... 68
Tabel IV.16 Hasil Uji T Kategori Distress................................................. 69
Tabel IV.17 Hasil Uji T Kategori Grey Area.............................................. 70
Tabel IV.18 Hasil Uji T Kategori Non Distress.......................................... 71
Tabel IV.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi Kategori Distress................ 72
Tabel IV.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi Kategori Grey Area............... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Tabel IV.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi Kategori Non Distress........... 73
Tabel IV.22 Hasil Uji Hipotesis dan Regresi Kategori Distress ................... 74
Tabel IV.23 Hasil Uji Hipotesis dan Regresi Kategori Grey area................. 77
Tabel IV.24 Hasil Uji Hipotesis dan Regresi Kategori Non Distress............ 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH INDIKATOR MAKRO DAN MIKRO TERHADAPPREDIKSI KEBANGKRUTAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2007-2009)
Nindia Desiyani F1207046
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang
terdiri dari Kurs, Tingkat Suku Bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan Free Cash Flow (FCF) terhadap financial distress dan non financial distress sebagai variabel terikat secara simultan dan untuk mengetahui variabel bebas yang mempunyai pengaruh secara parsial terhadap financial distress dan non financial distress. Penelitian ini didasarkan pada hipotesis yang mengacu pada penelitian Arnab Bhattacharjee dan Jie Han (2010) yang menemukan bahwa variabel mikro ekonomi menggunakan ukuran perusahaan/profitabilitas, struktur financial dan cash flow. Sedangkan variabel makro ekonomi menggunakan siklus bisnis, tingkat suku bunga dan kurs.
Obyek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan periode penelitian 2007-2009. Jenis penelitian explanatory research, yaitu menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti melalui suatu pengujian hipotesis yang dilakukan.
Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dan menghasilkan 375 sampel perusahaan dalam tahun pengamatan. Alat analisis data yang digunakan regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS 17. Sebelum dilakukan analisis, data diuji mengenai normalitas, multikolonieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitasnya. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi linear berganda dengan pengujian nilai F dan nilai t. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel independen Kurs, Tingkat Suku Bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan Free Cash Flow (FCF) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap financial distress dan non financial distress. Sedangkan hasil uji t pada kategori distress menunjukkan bahwa hanya variabel Kurs, Return On Asset (ROA) dan Debt to Total Asset (DTA) yang berpengaruh secara parsial terhadap financial distress. Dan hasil uji t pada kategori non distress menunjukkan bahwa hanya variabel Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan Free Cash Flow (FCF) yang berpengaruh secara parsial terhadap non financial distress.
Kata Kunci: Kurs, Tingkat Suku Bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total
Asset (DTA) dan Free Cash Flow (FCF)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRACT
THE ROLE OF MICRO AND MACRO INDICATORS AGAINST THE BANCRUPTCY PREDICTION
(Case study on manufactured companies listed on BEI during 2007-2009 period)
Nindia Desiyani F1207046
This study aims to determine the simultaneous effect of independent variables consist of the currency, interest rate, Return On Assets (ROA), Debt to Total Assets (DTA) and Free Cash Flow (FCF), on financial and non financial distress variable reperesented by Z-score as the dependent variable. It is also meant to identify which independent variables that have partial effect on financial distress and non-financial distress variable reperesented by Z-score. The study based on a hypothesis that refers to the research that was conducted by Arnab Bhattacharjee and Jie Han (2010), where they used micro-economic variables (company's size / profitability, financial structure and cash flow) and macro-economic variables (business cycle, interest rates and exchange rates) as independent variables.
The object of this study is manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange during 2007-2009 period. The study itself is an explanatory research which try to explains if there any relationship between the variables studied through a hypothesis testing performed.
The purposive sampling method was used to generate 375 sample firms during the observation period. Then, the sample analyzed using multiple linear regression through SPSS 17 as the analysis tool (F-test and T-test). Before the analysis, the data obtained were also tested for normality, multicolliniearity, autocorrelation and heteroscedasticity to ensure their validity and reliability. F-test results showed that the independent variables Currency, Interest Rate, Return On Assets (ROA), Debt to Total Assets (DTA) and Free Cash Flow (FCF), simultaneously affect the non-financial distress and financial distress variable represented by the Z-Score. While for the distress category, t-test results indicate that only Currency, Return On Assets (ROA) and Debt to Total Assets (DTA) variables affect the financial distress variable represented by the Z-Score. For the non-distress category, t-test result showed that only rate Return On Assets (ROA), Debt to Total Assets (DTA) and Free Cash Flow (FCF) variables that affect non-financial distress variables represented by the Z-Score.
Keywords: Currency, Interest Rate, Return On Assets (ROA), Debt to Total
Assets (DTA) and Free Cash Flow (FCF)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Negara Amerika Serikat merupakan negara maju yang dikenal sebagai
pusat perekonomian di dunia. Amerika Serikat pun mencatat sejarah kelam
dalam perekonomian karena mengalami krisis ekonomi pada tahun 2008 yang
diawali dengan kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu
perusahaan investasi atau bank keuangan senior dan terbesar keempat di
Amerika Serikat. Krisis tersebut terus merambat ke sektor riil dan non-
keuangan di seluruh dunia. Krisis keuangan di Amerika Serikat pada awal
dan pertengahan tahun 2008 telah menyebabkan menurunnya daya beli
masyarakat Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai konsumen
terbesar atas produk-produk dari berbagai negara di seluruh dunia.
Krisis global berdampak dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi
dunia, selain menyebabkan volume perdagangan global pada tahun 2009
merosot tajam, juga akan berdampak pada banyaknya industri besar yang
terancam bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi, dan terjadinya
lonjakan jumlah pengangguran dunia. Bagi negara-negara berkembang dan
emerging markets, situasi ini dapat merusak fundamental perekonomian, dan
memicu terjadinya krisis ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Indonesia merupakan negara yang masih sangat bergantung dengan
aliran dana dari investor asing, dengan adanya krisis global ini secara
otomatis para investor asing tersebut menarik dananya dari Indonesia. Hal ini
berakibat jatuhnya nilai mata uang kita. Aliran dana asing yang tadinya akan
digunakan untuk pembangunan ekonomi dan untuk menjalankan perusahaan-
perusahaan hilang, banyak perusahaan yang tidak berdaya, yang pada
ujungnya negara kembalilah yang harus menanggung hutang perbankan dan
perusahaan swasta. Berdasarkan kondisi ini banyak perusahaan di Indonesia
yang mengalami krisis keuangan, sehingga dapat menimbulkan potensi
kebangkrutan.
Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui
laporan keuangan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan
perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat
berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Agar
informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan
keputusan, data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomis. Foster (1986) dalam Luciana
menyatakan empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan dilakukan
dengan model rasio keuangan yaitu:
1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan
atau antar waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik
yang digunakan.
3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan rasio keuangan.
4. Untuk mengkaji hubungan empiris antara rasio keuangan dan estimasi
atau prediksi variabel tertentu (seperti kebangkrutan atau financial
distress).
Untuk membuktikan bahwa laporan keuangan bermanfaat maka
dilakukan penelitian mengenai manfaat laporan keuangan. Salah satu bentuk
penelitian mengenai manfaat laporan keuangan untuk tujuan memprediksikan
kinerja suatu perusahaan seperti kebangkrutan dan financial distress.
Penurunan kinerja keuangan yang sering disebut sebagai financial distress
dapat dialami oleh berbagai perusahaan besar ataupun kecil dari berbagai
sektor industri (Shcuppe, 2005). Dalam siklus hidup perusahaan, penurunan
kinerja keuangan dapat terjadi karena faktor internal maupun eksternal
(Francis & Desai, 2005).
Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang financial sangat membantu dalam menilai
prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Rasio
keuangan dapat memberikan indikasi mengenai perusahaan, memiliki kas
yang cukup atau tidak untuk untuk memenuhi kewajiban financial-nya,
besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan,
perencanaan pengeluaran investasi yang baik dan struktur modal yang sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat
dicapai.
Kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan bisa bervariasi antara
kesulitan likuiditas, yaitu perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban
sementara waktu, sampai dengan kesulitan solvabilitas yaitu kewajiban
financial perusahaan sudah melebihi kekayaannya. Apabila prospek
perusahaan dirasa tidak memberikan harapan, maka likuidasi terpaksa
ditempuh.
Sebelum kebangkrutan terjadi, perusahaan mengalami financial distress
yaitu kondisi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan terancam
bangkrut. Pada umumnya kemungkinan terjadi financial distress semakin
meningkat dengan meningkatnya penggunaan hutang.
Banyak model atau teknik yang dapat digunakan dalam memprediksi
tentang potensi kebangkrutan. Rasio keuangan merupakan salah satu
informasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi kinerja
perusahaan. Salah satu teknis yang digunakan dalam analisis kebangkrutan
perusahaan adalah dengan menggunakan analisis diskriminan yang dapat
digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan, dan menggunakan
model yang dinilai (Z) Z-Score. Z-Score adalah skor yang ditentukan dari
tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan.
Penelitian tentang studi prediksi kebangkrutan pertama kali dilakukan
oleh Beaver (1966) yang menggunakan dua rasio keuangan pada lima tahun
sebelum terjadinya kebangkrutan. Dalam studinya, Beaver membuat enam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kelompok rasio keuangan dan membuat univariate analisis yaitu
menghubungkan tiap-tiap rasio untuk menentukan rasio yang mana yang
paling baik digunakan sebagai prediktor. Rasio keuangan tersebut terdiri dari
cash flow ratios net income ratios, debt to total assets to content debt ratio,
turn over ratios & liquid assets to total assets ratio. Dari 6 kelompok rasio
tersebut, Beaver menemukan bahwa rasio dari aliran kas terhadap kewajiban
total merupakan prediktor yang paling baik untuk menentukan tingkat
kebangkrutan perusahaan. Dalam studi ini Beaver menemukan bahwa rasio
keuangan terbukti sangat berguna untuk prediksi kebangkrutan dan dapat
digunakan untuk membedakan secara akurat perusahaan yang akan bangkrut
dan yang tidak.
Platt dan Platt (2002) melakukan penelitian terhadap 24 perusahaan
yang mengalami financial distress dan 62 perusahaan yang tidak mengalami
financial distress, dengan menggunakan model logit mereka berusaha untuk
menentukan rasio keuangan yang paling dominan untuk memprediksi adanya
financial distress. Temuan dari penelitian ini adalah: Variabel EBITDA/sales,
current assets/current liabilities dan cash flow growth rate memiliki
hubungan negatif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami
financial distress. Semakin besar rasio ini, maka semakin kecil kemungkinan
perusahaan mengalami financial distress. Sedangkan variabel net fixed
assets/total assets, long-term debt/equity dan notes payable/total assets,
memiliki hubungan positif terhadap kemungkinan perusahaan akan
mengalami financial distress.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Meliza (2003) memberikan
bukti bahwa rasio net income/total assets,shareholder equity/total assets,
retained earning/total asset, dan total debt/total assets dapat digunakan untuk
memprediksi probabilitas perusahaan yang mengalami kondisi financial
distress.
Penelitian yang dilakukan oleh Arnab Bhattacharjee dan Jie Han (2010)
menguji faktor mikro ekonomi dan makro ekonomi terhadap financial
distress pada perusahaan bursa efek di China selama periode transisi ekonomi
1995-2006. Hasilnya mengindikasikan bahwa variabel makro ekonomi dan
faktor institute berdampak pada financial distress. Variabel mikro ekonomi
yang diteliti oleh Jie Han (2010) menggunakan ukuran
perusahaan/profitabilitas, struktur financial, dan cash flow sedangkan variabel
makro ekonomi dalam penelitian ini menggunakan siklus bisnis, tingkat suku
bunga dan kurs.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH
INDIKATOR MAKRO DAN MIKRO TERHADAP PREDIKSI
KEBANGKRUTAN (Studi kasus pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia periode 2007-2009)”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Kurs, Tingkat Suku Bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total
Asset (DTA), dan Cashflow berpengaruh terhadap financial distress pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2007-2009?
2. Apakah Kurs, Tingkat Suku Bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total
Asset (DTA), dan Cashflow berpengaruh terhadap non financial distress
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2007-2009?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Kurs, Tingkat Suku Bunga, Return On Asset
(ROA), Debt to Total Asset (DTA), dan Cashflow terhadap financial
distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2009.
2. Untuk menganalisis pengaruh Kurs, Tingkat Suku Bunga, Return On Asset
(ROA), Debt to Total Asset (DTA), dan Cashflow terhadap non financial
distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak pengguna laporan keuangan yaitu stakeholder adalah
sebagai bahan informasi untuk mengetahui posisi perusahaan sehingga
dapat mengambil suatu kebijakan sehubungan dengan hal tersebut.
b. Memberi masukan pada manajemen sebagai pertimbangan untuk
pengambilan kebijaksanaan di masa yang datang agar dapat
mengantisipasi adanya financial distress.
c. Hasil penelitian ini akan memberikan pengetahuan empiris mengenai
pengaruh variabel-variabel makro ekonomi dan mikro ekonomi dalam
memprediksi financial distress.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti adalah sebagai bahan pengetahuan dalam membandingkan
antara teori yang ada dan aplikasinya dilapangan, dan bagi peneliti
selanjutnya yang mengambil tema yang sama dengan penelitian ini
diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat.
b. Sebagai bahan referensi bagi ilmu-ilmu manajemen, khususnya
manajemen keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LAPORAN KEUANGAN
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu yang
merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi
ekonomi suatu perusahaan (Syafri, 2002 : 105).
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi (Kuswadi, 2004 : 13-14).
3. Pengguna Laporan Keuangan
1) Pemilik Perusahaan
2) Manajemen Perusahaan
3) Investor
4) Kreditur atau Banker
5) Pemerintah dan Regulator
6) Bagi lembaga pemerintahan lainnya, bisa menjadi bahan penyusunan
data dan statistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
7) Analisis, akademis, Pusat Data Bisnis
4. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut:
1) Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal
perusahaan tertentu yang bertujuan menunjukkan posisi keuangannya.
2) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang sistematis tentang penghasilan,
biaya, laba rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.
3) Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan yang sistematis tentang
peningkatan atau penurunan kekayaan perusahaan dalam periode
tertentu.
4) Laporan Arus Kas (cash flow)
Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas.
5) Catatan atas Laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah penjelasan naratif atau rincian dari
jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan
laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
5. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Leopold A. Bernstein, dalam Yulia Purwanti (2005) analisis
laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi
dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Dwi Prastowo dan Rifka
Juliaty, 2002:52).
Tujuan analisis laporan keuangan menurut Dwi Prastowo dan Rifka
Juliaty (2002:53) dalam Yulia Purwanti (2005) antara lain:
1. Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau
merger.
2. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di
masa datang.
3. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen,
operasi atau masalah lainnya.
4. Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
Tehnik analisis laporan keuangan dikategorikan menjadi dua metode,
yaitu (Dwi Prastowo:54) dalam Yulia Purwanti (2005):
1. Metode analisis horizontal, adalah metode analisis yang dilakukan
dengan cara membandingkan laporan keuangan oleh beberapa
periode sehingga dapat diketahui perkembangan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kecenderungannya. Metode ini terdiri dari empat analisis, antara
lain:
a. Analisis komparatif (comparative financial statement analysis)
Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan
laba rugi atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode
ke periode berikutnya.
b. Analisis trend
Adalah suatu metode atau tehnik analisa untuk mengetahui
tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan
tendensi tetap, naik atau bahkan turun. Sebuah alat yang berguna
untuk perbandingan tren jangka panjang adalah tren angka
indeks. Analisis ini memerlukan tahun dasar yang menjadi
rujukan untuk semua pos yang biasanya diberi angka indeks
100. Karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua
perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dimana kondisi
bisnis normal.
c. Analisis arus kas (cash flow analysis)
Adalah suatu analisa untuk sebab-sebab berubahnya jumlah
uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta
penggunaan uang kas selama periode tertentu. Analisis ini
terutama digunakan sebagai alat untuk mangevaluasi sumber
dana penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan
pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pendanaannya dan menggunakan sumber dananya. Walaupun
analisis sederhana laporan arus kas memberikan banyak
informasi tentang sumber dan penggunaan dana, penting untuk
menganalisis arus kas secara lebih rinci.
d. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis)
Adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan
laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain
atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang
dibudgetkan untuk periode tersebut.
2. Metode analisis vertikal, adalah metode analisis yang dilakukan
dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu.
Metode ini terdiri dari tiga analisis, antara lain:
a. Analisis common – size
Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase
investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktiva dan
untuk mengetahui struktur modal dengan komposisi anggaran
yang dihubungkan dengan jumlah penjualan. Analisis common
size menekankan pada 2 faktor, yaitu:
1) Sumber pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara
kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan ekuitas.
2) Komposisi aktiva, termasuk jumlah untuk masing-masing
aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Analisis impas (break – even)
Adalah analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus
dicapai oleh perusahaan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian, tetapi belum memperoleh keuntungan yang
diharapkan. Dengan analisa break-even ini juga akan diketahui
berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai
tingkat penjualan.
c. Analisis ratio
Analisis ratio adalah suatu cara untuk menganalisis laporan
keuangan yang mengungkapkan hubungan matematik antara
suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara
satu pos dengan pos lainnya.
B. RASIO KEUANGAN
Beberapa studi telah menguji penggunaan informasi analisis keuangan
dengan menggunakan rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan, untuk menggambarkan hubungan antara
rasio keuangan dengan perubahan kondisi ekonomi pada suatu negara. Pada
umumnya analisis terhadap rasio merupakan langkah awal dalam analisis
keuangan guna menilai prestasi dan kondisi keuangan pada perusahaan.
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari perbandingan antara
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan. Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan
sebagainya.
Menurut Kuswadi (2004:187) dalam Nur Fitriyani (2008) analisa rasio
dapat digunakan untuk menilai:
a. Kemampuan laba (profitability ratio)
b. Kemampuan likuiditas (liquidity ratio)
c. Aktivitas (activity ratio)
d. Efisiensi dan efektivitas penggunaan dana dan biaya
Menurut Agus Sartono (2001, 115) rasio keuangan yang sering digunakan
adalah:
a. Rasio Likuiditas
Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai
berikut:
1) Rasio Lancar =
2) Rasio Cepat =
3) Rasio Kas atas Hutang Lancar =
b. Solvabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di
likuidasi. Rasio Solvabilitas antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
1) Debt to Equity Ratio =
2) Debt Ratio =
3) TIE =
c. Profitabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan dan sebagainya.
1) Net Profit Margin =
2) Asset turn over =
3) Return on Equity =
4) Return on Asset =
5) Basic Earning Power =
d. Rasio Aktivitas
Menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan
kegiatan lainnya.
Rasio ini antara lain:
1) Inventory Turnover =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Receivable Turnover =
3) Total Assets Turnover =
4) Fixed Asset Turn Over =
5) DSO =
Sedangkan Altman menggunakan rasio-rasio tertentu untuk prediksi
kebangkrutan perusahaan, yaitu:
a. Modal Kerja / total aktiva (Working Capital / Total Assets)
b. Laba ditahan / total aktiva (Retained Earning / Total Assets)
c. Laba sebelum bunga dan pajak / total aktiva (EBIT / Total Assets)
d. Harga pasar ekuitas / total utang (Market Value Equity / Book Value
of Total Debt)
e. Penjualan / total aktiva (Sales / Total Assets)
C. KEBANGKRUTAN
Manajemen cukup sering mengalami kegagalan dalam membesarkan
perusahaan, akibatnya prospek perusahaan tidak terlihat jelas. Perusahaan
menjadi tidak sehat bahkan berkelanjutan mengalami krisis yang
berkepanjangan akhirnya akan mengarah pada kebangkrutan. Kebangkrutan
(bankruptcy) biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. (Supardi, 2003 : 79)
dalam Aprilia Nugraheni (2005).
Menurut Martin (1995) dalam Supardi & Mastuti (2003), kebangkrutan
didefinisikan ke dalam beberapa pengertian yaitu:
1. Economic Distress, berarti perusahaan kehilangan uang atau
pendapatan sehingga tidak mampu menutup biaya sendiri karena
tingkat laba yang lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang
dan arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan
terjadi bila arus kas perusahaan sebenarnya jauh di bawah arus kas
yang diharapkan atau tingkat pendapatan atas biaya historis dan
investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan yang
dikeluarkan untuk biaya investasi.
2. Financial Distress, berarti kesulitan dana untuk menutup
kewajiban perusahaan atau kesulitan likuiditas yang di awali
dengan kesulitan ringan sampai pada kesulitan yang lebih serius,
yaitu jika hutang lebih besar dibandingkan asset. Definisi financial
distress yang lebih pasti sulit dirumuskan tetapi terjadi dari
kesulitan ringan sampai berat.
Menurut Suwarsono tahun 1996 dalam Aprilia Nugraheni,2005 (Adnan
dan Taufiq, 2001:187) ada beberapa tanda atau indikator manajerial dan
operasional yang muncul ketika perusahaan akan mengalami kebangkrutan
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1) Indikator dari lingkungan bisnis
Pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ekonomi pembentuknya
memberikan indikasi bagi manajemen dalam melakukan pengambilan
keputusan ekspansi usaha. Pertumbuhan ekonomi yang rendah menjadi
indikator yang cukup penting pada lemahnya peluang bisnis. Tersedianya
kredit dan aktivitas pasar modal dapat digunakan sebagai indikator
mudah atau sulitnya, mahal atau murahnya dana yang diperlukan.
Meningkatnya populasi bisnis dapat digunakan sebagai indikator
meningkatnya persaingan dan semakin berkuranganya laba potensi yang
dijanjikan karena adanya perubahan struktur pasar.
2) Indikator internal
Sinyal kegagalan yang dapat ditemukan pada variabel internal dapat
dijumpai pada setiap tahapan daur kehidupan organisasi, awal
pertumbuhan, pertengahan dan kedewasaan. Untuk disebut sebagai
perusahaan yang sakit manajemen tidak perlu menunggu munculnya
semua indikator. Adanya beberapa indikator sudah cukup tanda tidak
sehatnya suatu perusahaan. Tidak berbeda dengan indikator yang berasal
dari lingkungan bisnis, permasalahan akan menjadi lebih kompleks jika
terjadi interaksi antar indikator.
3) Indikator kombinasi
Seringkali perusahaan yang sakit disebabkan oleh interaksi atau
kombinasi antara ancaman yang datang dari lingkungan bisnis dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kelemahan yang berasal dari variabel internal yang mengakibatkan
perusahaan berkemungkinan mengalami kebangkrutan.
D. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEBANGKRUTAN
Dalam Darsono dan Ashari (2005) dalam Daulat Sihombing (2008), secara
garis besar penyebab kebangkrutan bisa dibagi menjadi dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
bagian internal manajemen perusahaan. Sedangkan faktor eksternal bisa
berasal dari faktor luar yang berhubungan langsung dengan operasional
perusahaan atau faktor perekonomian secara makro.
Faktor-faktor internal yang dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan
meliputi:
1. Manajemen yang tidak efisien mengakibatkan kerugian terus menerus
yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar
kewajibannya. Ketidakefisienan ini diakibatkan oleh pemborosan dalam
biaya, kurangnya keterampilan dan keahlian manajemen.
2. Ketidakseimbangan dalam modal yang dimiliki dengan jumlah piutang-
hutang yang dimiliki. Hutang yang terlalu besar mengakibatkan biaya
bunga yang besar sehingga memperkecil laba bahkan bisa
menyebabakan kerugian. Piutang yang terlalu besar juga merugikan
karena aktiva yang menganggur terlalu banyak sehingga tidak
menghasilkan pendapatan.
3. Moral hazard oleh manajemen. Kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan bisa mengakibatkan kebangkrutan. Kecurangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
ini mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yang pada akhirnya
membangkrutan perusahaan. Kecurangan dapat berupa manajemen
yang korup atau memberikan informasi yang salah pada pemegang
saham atau investor.
Sedangkan, faktor-faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan
adalah sebagai berikut:
1. Perubahan dalam keinginan pelanggan yang tidak diantisipasi oleh
perusahaan yang mengakibatkan pelanggan lari atau berpindah
sehingga terjadi penurunan dalam pendapatan. Untuk menjaga hal
tersebut perusahaan harus selalu mengantisipasi kebutuhan pelanggan
dengan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
2. Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok lagi
kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, perusahaan harus selalu menjalin
hubungan baik dengan supplier dan tidak menggantungkan kebutuhan
bahan baku pada satu supplier sehingga risiko kekurangan bahan baku
dapat diatasi.
3. Faktor debitor juga harus diantisipasi untuk menjaga agar debitor
tidak melakukan kecurangan. Terlalu banyak piutang yang diberikan
kepada debitor dengan jangka waktu pengembalian yang lama akan
mengakibatkan banyak aktiva menganggur yang tidak memberikan
penghasilan sehingga mengakibatkan kerugian yang besar bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan harus
selalu memonitor piutang yang dimiliki dan keadaan debitor agar
dapat melakukan perlindungan dini terhadap aktiva perusahaan.
4. Hubungan yang tidak harmonis dengan kreditor juga bisa berakibat
fatal terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mengantisipasi
hal tersebut, perusahaan harus bisa mengelola hutangnya dengan baik
dan juga membina hubungan baik dengan kreditor.
5. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan agar selalu
memperbaiki diri sehingga bisa bersaing dengan perusahaan lain
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Semakin ketatnya persaingan
menuntut perusahaan agar selalu memperbaiki produk yang
dihasilkan, memberikan nilai tambah yang lebih baik lagi kepada
pelanggan.
6. Kondisi perekonomian secara global juga harus selalu diantisipasi
oleh perusahaan.
Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dibagi menjadi dua (Arnab
Bhattacharjee dan Jie Han, 2010) yaitu:
1. Makro Ekonomi
a. Nilai Tukar (Kurs)
Kurs merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap
mata uang negara lain. Mata uang internasional yang selalu
dijadikan standar mata uang negara-negara di dunia adalah Dollar
Amerika (USD). Salah satu alasannya, adalah karena USD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
memiliki nilai tukar yang relatif konstan terhadap mata uang
manapun.
Nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar
nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal digunakan dalam
sehari-hari seperti misalnya berapa rupiah yang harus dikeluarkan
untuk mendapatkan satu Dollar Amerika, sedangkan nilai tukar riil
adalah nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga
relatif yaitu harga-harga di dalam negeri dibandingkan dengan
harga-harga di luar negeri.
b. Tingkat Suku Bunga
Menurut Nopirin (1996), Suku Bunga adalah biaya yang
harus dibayarkan oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan
merupakan imbalan bagi pemberi atas investasinya.
Suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang.
Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara
umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk
setiap satu rupiah yang diinvestasikan.
2) Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami
koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga
nominal dikurangi laju inflasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Mikro Ekonomi
a. Profitabilitas
Rasio profitabilitas, digunakan untuk mengukur seberapa
efektif pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan
keuntungan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal
saham tertentu. Ada tiga rasio profitabilitas yaitu:
1) Profit Margin on Sales, dihitung dengan cara membagi laba
setelah pajak dengan penjualan. Profit margin menghitung
sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
pada tingkat penjualan tertentu.
2) Return on Total Assets, perbandingan antara laba setelah pajak
dengan total aktiva guna guna mengukur tingkat pengembalian
investasi total. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.
3) Return on Net Worth, perbandingan antara laba setelah pajak
dengan modal sendiri guna mengukur tingkat keuntungan
investasi pemilik modal sendiri. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal
saham tertentu.
b. Struktur Modal
Menurut Martono dan Agus Harjito (2005 : 5), struktur
modal (capital struktur) adalah perbandingan atau imbangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh
perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.
Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri
berasal dari modal saham, laba ditahan dan cadangan.
Menurut Warsono (1998) struktur modal perusahaan secara
umum terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu:
1. Hutang jangka panjang (long term debt), yaitu hutang yang
masa jatuh tempo pelunasannya lebih dari sepuluh tahun.
Komponen terdiri dari: hutang hipotik, dan obligasi.
2. Modal sendiri (equity), yaitu terdiri dari saham preferen,
saham biasa dan laba ditahan.
c. Aliran Kas (Cashflow)
Aliran kas atau sering disebut cash flow merupakan tabel
yang menunjukkan besarnya penerimaan kas serta pengeluaran kas
pada suatu periode (misalnya satu tahun).
Apabila perusahaan mengalami defisit terus menerus, maka
saldo kas semakin lama akan menjadi semakin kecil. Dalam
keadaan semacam ini, manajemen perusahaan harus menentukan
kebijakan pembelanjaan yang tepat, sehingga perusahaan dapat
terhindar dari keadaan kekurangan uang kas.
Melalui aliran kas ini manajemen perusahaan akan dapat
mengetahui kapan perusahaan tersebut mempunyai saldo kas yang
cukup besar serta kapan perusahaan tersebut kekurangan uang kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dengan diketahuinya keadaan ini perusahaan akan dapat
menyiapkan diri lebih dini sehingga tidak terjebak di dalam
kesulitan keuangan.
E. PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS
Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dari
sebuah perusahaan adalah kegunaannya untuk meramal kontinuitas atau
kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan
sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan untuk mengantisipasi
kemungkinan adanya potensi kebangkrutan.
Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam
keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress terjadi sebelum
kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri biasanya diartikan sebagai suatu keadaan
atau situasi dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi
kewajiban-kewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan
ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga
tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat dicapai yaitu profit,
sebab dengan laba yang diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk
mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi perusahaan dan kewajiban-
kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau aktiva yang
dimiliki. Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan
mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat
melakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi yang mengarah kepada
kebangkrutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Prediksi financial distress perusahaan menjadi perhatian dari banyak
pihak. Pihak-pihak yang menggunakan model tersebut meliputi:
1. Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress
mempunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam
memutuskan apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan
kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.
2. Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika
akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan
pembayaran kembali pokok dan bunga.
3. Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab
mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan
individu, hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk
mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai
stabilitas perusahaan.
4. Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dalam
antitrust regulation.
5. Auditor. Prediksi financial distress dapat menjdi alat yang berguna bagi
auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan.
6. Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka
perusahaan akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara)
dan biaya tidak langsung (kerugian penjualan atau kerugian paksaan akibat
ketetapan pengadilan). Sehingga dengan adanya model prediksi financial
distress diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari
kebangkrutan.
F. PENGUKURAN FINANCIAL DISTRESS
Sangat sulit untuk mendefinisikan secara obyektif tahap permulaan adanya
kondisi financial distress, sehingga dilakukan pengukuran financial distress
oleh beberapa peneliti:
1. Edward I. Altman (1968)
Pada tahun 1968 Altman meniliti manfaat laporan keuangan dalam
memprediksi kebangkrutan. Dalam penelitian dengan metode multiple
discriminant analysis (MDA) tersebut, Altman menemukan formula yang
dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan dengan
istilah yang sangat terkenal yaitu Z-score. Z-score adalah skor yang
ditentukan dari lima rasio keuangan yang masing-masing dikalikan dengan
bobot tertentu dan akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan
perusahaan dengan rumus sebagai berikut:
+ + +
+
Di mana:
= working capital/total assets
= retained earning/total assets
= earning before interest and tax/total assets
= market value of equity/book value of debt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
= sales/total assets
Apabila Z-score lebih tinggi dari 2,99; maka perusahaan tersebut
termasuk dalam sektor perusahaan non-bankrupt, jika Z-score kurang dari
1,81 termasuk perusahaan yang mempunyai kemungkinan bangkrut dan
jika Z-score antara 1,81 – 2,99 didefinisikan sebagai zone of ignorance
atau grey area. Jika perusahaan tidak go public maka nilai pasar saham
tidak bisa dihitung sehingga Altman menggunakan nilai buku saham biasa
dan saham preferen untuk mengganti nilai pasar saham (market value of
equity) dan kemudian mengembangkan model diskriminan
kebangkrutannya menjadi:
+ + +
+
Nilai Z kritis yang ditemukan yaitu 1,2; jika Z-score kurang dari 1,2
maka termasuk perusahaan yang mempunyai kemungkinan bangkrut, jika
Z-score antara 1,2 – 2,90 termasuk dalam zone of ignorance. Sedangkan
jika Z-score lebih dari 2,90 maka termasuk dalam perusahaan non-
bankrupt. Model tersebut kemudian dapat digunakan untuk perusahaan
yang go public dan tidak go public (Hanafi, 2004).
2. Richard Taffler (1983)
Sejalan dengan Altman, Taffler (1983) menggunakan model
diskriminan dalam pengukuran financial distress, dengan menggunakan Z-
score dengan elemen yang berbeda sebagai berikut:
+ + + +
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Di mana:
= profit before tax / current liabilities
= current assets / total liabilities
= current liabilities / total assets
=no‐credit interval =
Di mana:
CA current assets
CL current liabilities
PBT profit before tax
adalah faktor yang mengukur profitabilitas, adalah faktor yang
mengukur posisi modal kerja, mengukur risiko keuangan, dan
mengukur likuiditas. Jika Z-score negatif maka perusahaan mempunyai
resiko kebangkrutan, sedangakan jika Z-score positif mengindikasikan
perusahaan tidak beresiko bangkrut (Agarwal & Taffler,2002).
Model ini banyak digunakan di Inggris untuk mengetahui kesehatan
keuangan perusahaan, dan pertama kali dikembangkan tahun 1977 untuk
menganalisa industri manufaktur dan konstruksi.
G. PENELITIAN TERDAHULU
Studi mengenai kebangkrutan perusahaan pertama kali dikemukakan oleh
Beaver (1966) di Amerika Serikat yang menggunakan 29 rasio keuangan
perusahaan pada lima tahun sebelum kebangkrutan. Sampel yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
sebanyak 79 perusahaan gagal dan 79 perusahaan sehat. Tujuan penelitiannya
yaitu mengetahui apakah rasio-rasio keuangan terpilih bisa digunakan untuk
mendeteksi kebangkrutan dan berapa lama kebangkrutan tersebut terjadi sejak
rasio-rasio keuangan mengalami penurunan atau menjadi tidak sehat. Beaver
membuat enam kelompok rasio, yaitu: cash flow ratios, net income rasio, debt-
to-total asset rasio, liquid asset-to-current ratios, turn over ratios dan liquid
asset-to-total asset ratios. Dari keenam kelompok rasio tersebut, Beaver
mengemukakan bahwa rasio dari aliran kas (cash flows) terhadap kewajiban
total (total debt) merupakan prediktor yang baik untuk menentukan tingkat
kebangkrutan sebuah perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi (2003)
disebutkan bahwa rasio financial leverage yaitu variabel hutang lancar dibagi
dengan total aktiva (CL/TA). Koefisien dalam variabel ini bertanda negatif,
artinya variabel CL/TA memiliki pengaruh negatif terhadap financial distress
suatu perusahaan.
McCue (1991) mendefinisikan financial distress sebagai arus kas negatif
sedangkan Hofer (1980) dan Whitaker (1999) mendefinisikan financial distress
sebagai perubahan harga ekuitas.
Berdasarkan penelitian Yuliani (2010) bahwa rasio keuangan profit
margin, ROA, net working capital to assets ratio, CFTS, dan CFTL merupakan
variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap peluang terjadinya
financial distress.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Penelitian yang dilakukan oleh Hofer (1980) dan Whitaker (1999)
mendefinisikan financial distress sebagai suatu kondisi perusahaan mengalami
laba bersih (net income) negatif selama beberapa tahun. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Luciana (2004) mendefinisikan kondisi financial distress
sebagai suatu kondisi dimana perusahaan mengalami delisted akibat laba bersih
dan nilai buku ekuitas negatif berturut-turut serta perusahaan tersebut telah di
merger.
Platt dan Platt (2002) dan Almilia dan Kristijadi (2003) menggunakan
rasio keuangan yang berasal dari informasi dan di dalam neraca dan laporan
rugi laba. Almilia mengembangkannya dengan menambahkan informasi dari
laporan arus kas untuk memprediksi kondisi financial distress menggunakan
analisis multinomial logit. Atmini dan Wiryana (2005) menggunakan laba dan
arus kas sebagai indikator kondisi financial distress suatu perusahaan.
Altman (1968) merupakan penelitian awal yang mengkaji pemanfaatan
analisis rasio keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan
perusahaan. Dengan menggunakan analisis diskriminan, fungsi diskriminan
akhir yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan
memasukkan rasio-rasio keuangan berikut: working capital/total assets,
retained earnings/total assets, earning before interest and taxes/total assets,
market value equity/book value of total debt, sales/total assets. Secara umum
disimpulkan bahwa rasio-rasio keuangan tersebut bisa digunakan untuk
memprediksi kebangkrutan perusahaan, dengan pendekatan multivariate.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Hasil penelitian dari Sesilia (2009) menunjukkan variabel working
capital/total asset, retained earning/total asset, Current Ratio, Quick Ratio,
dan rata-rata umur persediaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kebangkrutan. Sedangkan EBIT/total assets, rata-rata umur piutang, ROA,
dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kebangkrutan.
Cheng et.al (2006), melakukan penelitian dengan menggunakan 21
variabel. Hasil penelitian menunjukkan signifikan negatif pada variabel ROA
dan positif pada variabel cash flow adequacy ratio terhadap financial distress.
Platt dan Platt (2002) melakukan penelitian terhadap 24 perusahaan yang
mengalami financial distress dan 62 perusahaan yang tidak mengalami
financial distress, dengan menggunakan model logit mereka berusaha untuk
menentukan rasio keuangan yang paling dominan untuk memprediksi adanya
financial distress. Temuan dari penelitian ini adalah: Variabel EBITDA/sales,
current assets/current liabilities dan cash flow growth rate memiliki hubungan
negatif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress.
Semakin besar rasio ini, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan
mengalami financial distress. Sedangkan variabel net fixed assets/total assets,
long-term debt/equity dan notes payable/total assets, memiliki hubungan
positif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress.
Atmini (2005) juga meneliti mengenai manfaat laba dan arus kas untuk
memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan Textile Mill Products
dan Apparel And Other Textile Products. Hasil dari penelitian ini membuktikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
bahwa model laba merupakan model yang lebih baik daripada model arus kas
dalam memprediksi kondisi financial distress.
Penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Meliza (2003) memberikan
bukti bahwa rasio net income/total assets,shareholder equity/total assets,
retained earning/total asset, dan total debt/total assets dapat digunakan untuk
memprediksi probabilitas perusahaan yang mengalami kondisi financial
distress.
Penelitian yang dilakukan oleh Arnab Bhattacharjee dan Jie Han (2010)
menguji faktor mikro ekonomi dan makro ekonomi terhadap financial distress
pada perusahaan bursa efek di China selama periode transisi ekonomi 1995-
2006. Hasilnya mengindikasikan bahwa variabel makro ekonomi dan faktor
institute berdampak pada financial distress. Variabel mikro ekonomi yang
diteliti oleh Jie Han (2010) menggunakan ukuran perusahaan/profitabilitas,
struktur financial, dan cash flow sedangkan variabel makro ekonomi dalam
penelitian ini menggunakan siklus bisnis, tingkat suku bunga dan kurs.
H. KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk menggambarkan penelitian yang dilakukan yaitu pengaruh Kurs,
Tingkat Suku Bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan
Cashflow terhadap financial distress dan non financial distress maka dapat
dilihat pada bagan kerangka pemikiran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Variabel Independen Variabel Dependen
GAMBAR II.I
Distress
Non Distress
Kurs
Tingkat Suku Bunga
ROA
DTA
Cashflow
Kurs
Tingkat Suku Bunga
ROA
DTA
Cashflow
Kinerja
Altman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Dari kerangka pemikiran teoritis di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Financial distress adalah kondisi perusahaan yang mengalami kesulitan
keuangan dan terancam bangkrut. Faktor-faktor yang menyebabkan
kebangkrutan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor makro
ekonomi (Kurs dan Tingkat Suku Bunga) dan faktor mikro ekonomi (ROA,
Debt to Total Asset, dan Cashflow).
2. Penelitian ini menguji pengaruh Kurs, Tingkat Suku Bunga, ROA, Debt to
Total Asset, dan Cashflow terhadap perusahaan yang mengalami financial
distress dan non financial distress. Sedangkan perusahaan yang distress
dan non distress diukur dengan metode Altman Z-Score. Kurs, Tingkat
Suku Bunga, ROA, Debt to Total Asset, dan Cashflow merupakan variabel
independen sedangkan financial distress dan non financial distress
merupakan variabel dependen.
I. HIPOTESIS
Penelitian yang dilakukan oleh Arnab Bhattacharjee dan Jie Han (2010) di
Cina dengan menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa variabel
makro ekonomi (siklus bisnis, tingkat suku bunga dan kurs) dan mikro
ekonomi (profitabilitas, struktur financial, dan cash flow) berpengaruh
signifikan terhadap financial ditress.
Berdasarkan studi empiris tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1 = Kurs mempunyai pengaruh terhadap financial distress pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
H2 = Kurs mempunyai pengaruh terhadap non financial distress pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2007-2009.
H3 = Tingkat Suku Bunga mempunyai pengaruh terhadap financial distress
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007-2009.
H4 = Tingkat Suku Bunga mempunyai pengaruh terhadap non financial
distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2009.
H5 = Return On Asset mempunyai pengaruh terhadap financial distress pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2007-2009.
H6 = Return On Asset mempunyai pengaruh terhadap non financial distress
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007-2009.
H7 = Debt to Total Asset mempunyai pengaruh terhadap financial distress
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007-2009.
H8 = Debt to Total Asset mempunyai pengaruh terhadap non financial distress
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007-2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
H9 = Cashflow mempunyai pengaruh terhadap financial distress pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2007-2009.
H10 = Cashflow mempunyai pengaruh terhadap non financial distress pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2007-2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Populasi adalah sekumpulan objek yang memiliki kesamaan
karakteristik dan ciri-ciri dalam satu atau beberapa hal dan membentuk
masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2007 sampai 2009.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih
sedikit daripada jumlah populasi). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode purposive sampling,
yaitu sampel dipilih berdasarkan kesesuaian karakteristik dengan kriteria
sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif. Kriteria
tersebut adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2007-2009.
2. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan
keuangannya secara rutin dan mempunyai data keuangan yang
lengkap sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3. Memiliki komponen-komponen indikator perhitungan yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh faktor makro ekonomi
(Kurs dan Tingkat Suku Bunga) dan faktor mikro ekonomi (Return On Asset,
Debt to Total Asset dan cash flow) terhadap financial distress dan non
financial distress.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan
data sekunder, yaitu data atau informasi dilakukan pihak lain berupa bahan
tulisan yang menunjang dan berhubungan dengan penelitian ini, melalui data
kurun waktu (time series) periode 2007-2009.
Data sekunder diperoleh dari JSX Monthly Statistic dan Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) yang dikeluarkan oleh Bursa Efek
Indonesia, sedangkan data mengenai tingkat suku bunga dan kurs diperoleh
dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang dikeluarkan Bank Indonesia
dan dari publikasi penerbitan seperti: Laporan Keuangan Bank Indonesia,
Badan Pusat Statistik, serta sumber lainnya.
C. VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel independen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah variabel makro ekonomi seperti kurs dan tingkat suku bunga
sedangkan variabel mikro ekonomi seperti Retun On Asset, Debt to Total
Asset, dan cashflow. Kategori variabel-variabel tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a. Makro Ekonomi
1) Kurs
Menurunnya kurs rupiah terhadap mata uang asing memiliki
pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Menurunnya
kurs dapat meningkatkan biaya impor bahan baku dan peralatan yang
dibutuhkan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan biaya
produksi.
Apabila biaya produksi meningkat, maka pengeluaran kas
untuk anggaran pembelian bahan baku dan pembelian aktiva tetap
akan semakin besar sehingga kemungkinan perusahaan akan
mengalami financial distress juga akan semakin besar. Kurs yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kurs rupiah terhadap USD
dollar di Bank Indonesia yang terdapat pada data laporan tahunan.
2) Tingkat suku bunga
Secara umum semakin rendah tingkat bunga maka akan
semakin besar intensitas aliran dana sehingga semakin besar tingkat
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya semakin tinggi tingkat bunga
maka semakin rendah tingkat pertumbuhan ekonomi.
Jika tingkat bunga tinggi maka perusahaan akan semakin sulit
untuk membayar kewajiban hutang kepada debitor, sehingga
menyebabkan perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan yang
dapat menyebabkan distress. Suku bunga yang digunakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
penelitian ini adalah suku bunga pemerintah di Bank Indonesia yang
terdapat pada data laporan tahunan.
b. Mikro Ekonomi
1) Profitabilitas
Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan salah satu rasio
keuangan yaitu Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA)
merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return On Asset (ROA)
digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat
diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh
kekayaannya. ROA diukur dengan rumus berikut:
ROA =
Tinggi rendahnya Return On Asset (ROA) tergantung pada
pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan
efisiensi dari operasional perusahaan. Return On Asset (ROA) yang
rendah disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang
menganggur, investasi dalam persediaan terlalu banyak, dan lain-
lain. Jika Return On Assets (ROA) rendah berarti pengelolan asset
perusahaan oleh manajemen tidak efisien sehingga dapat
menyebabkan perusahaan mengalami financial distress.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2) Struktur Modal
Pada penelitian ini struktur modal diukur dengan Debt to Total
Asset, rasio yang mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang. Karena semua hutang mengandung risiko maka
semakin besar prosentasenya semakin besar pula risiko yang
ditanggung perusahaan.
Kecenderungan perusahaan yang makin banyak menggunakan
hutang, tanpa disadari secara berangsur-angsur, akan menimbulkan
kewajiban yang semakin berat bagi perusahaan saat harus melunasi
(membayar kembali) hutang tersebut. Jika perusahaan tidak dapat
melunasi kewajiban akan menyebabkan terjadinya financial distress.
Debt to Total Asset dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Debt to Total Asset = 100%
3) Aliran Kas (Cashflow)
Aliran kas atau sering disebut cash flow merupakan tabel yang
menunjukkan besarnya penerimaan kas serta pengeluaran kas pada
suatu periode (misalnya satu tahunan). Menurut Eugene F. Brigham
untuk menghitung free cash flow dapat digunakan rumus berikut:
Arus kas bersih Arus kas operasi – Beban Bunga 1‐
Tarif pajak
Arus kas operasi Laba operasi 1‐Tarif pajak
Penyusutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Apabila perusahaan mengalami defisit terus menerus, maka
saldo kas semakin lama akan menjadi semakin kecil. Sampai dengan
saat tertentu saldo kas akan habis dan jika periode tersebut
pengeluaran kas masih tetap lebih besar daripada penerimaan kas,
saldo kas perusahaan akan menjadi negatif atau minus.
Dalam keadaan semacam ini artinya terdapat kewajiban
keuangan yang harus dipenuhi oleh perusahaan, namun pada
kenyataannya perusahaan yang bersangkutan tidak dapat lagi
memenuhi kewajiban keuangan tersebut. Sehingga perusahaan
mengalami kesulitan keuangan, dan akan mengakibatkan terjadinya
financial distress.
2. Variabel dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah financial distress dan non financial distress. Financial distress
adalah kondisi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan
terancam bangkrut. Sedangkan non financial distress adalah kondisi
perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan dan tidak terancam
bangkrut.
Variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
metode Altman Z-Score. Z-Score merupakan skor yang ditentukan dari
hitungan standar dikalikan rasio-rasio keuangan yang akan menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Rumus yang telah
diformulasikan Altman adalah sebagai berikut:
Rasio-rasio tersebut terdiri dari:
1) Working Capital/Total Asset ( )
Merupakan rasio yang mendeteksi likuiditas yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dari total aktiva dan posisi modal kerja. Jika
dikaitkan dengan indikator-indikator kebangkrutan seperti yang
disebutkan diatas, maka indikator yang dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan
adalah indikator internal seperti ketidakcukupan kas, utang dagang
membengkak, utilisasi modal (harta kekayaan) menurun,
penambahan utang yang tidak terkendali dan beberapa indikator
lainnya.
2) Reatined Earnings/Total Asset ( )
Laba ditahan terhadap total harta (Retained Earnings to
Total Asset) digunakan untuk mengukur akumulasi laba selama
perusahaan beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh terhadap
rasio tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi
memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan. Hal
= + + + +
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
tersebut menyebabkan perusahaan yang masih relatif muda pada
umumnya akan menunjukkan hasil rasio yang rendah, yang kecuali
labanya sangat besar pada masa awal berdirinya.
3) Earning Before Interest and Taxes/Total Asset ( )
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dari aktiva yang digunakan. Beberapa indikator
yang dapat digunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada
kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya adalah piutang
dagang, rugi terus menerus dalam beberapa kwartal, persediaan
meningkat, penjualan menurun.
4) Market Value Of Equity/Book Value Of Total Debt ( )
Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang (market
value of equity/book value of total debt) digunakan untuk
mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dapat turun nilainya
sebelum jumlah hutang lebih besar daripada aktivanya dan
perusahaan menjadi pailit.
5) Sales/Total Asset ( )
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur aktivitas
perusahaan. Rasio ini mendeteksi kemampuan dana perusahaan
yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu
periode tertentu. Rasio ini dapat pula dikatakan sebagai rasio yang
mengukur modal yang diinvestasikan oleh perusahaan untuk
menghasilkan revenue.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
D. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah model yang
dibentuk oleh variabel yang mempunyai atau mendekati distribusi
normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan model Kolmogrov-Smirnov pengujian dua arah (two-tailed
test). Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi yang
diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukannya yaitu 0,05.
Apabila nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf signifikansi yaitu
0,05 maka data berdistribusi normal.
Jika data berdistribusi tidak normal maka akan digunakan metode
trimming, yaitu membuang data yang bersifat outliers tersebut. Selain itu,
dapat dilakukan transformasi data dengan menggunakan bentuk log
sehingga nilai transformasi tersebut dapat memenuhi data yang
ditentukan.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas mempunyai arti adanya hubungan yang
sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel
independen dari model regresi (Gujarati, 1993:157). Multikolinearitas
merupakan suatu kedaan dimana satu atau lebih variabel bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
lainnya atau dengan kata lain suatu variabel bebas merupakan fungsi
linear dari variabel bebas lainnya. Akibat adanya multikolinearitas
adalah estimasi akan terafiliasi sehingga menimbulkan bias. Uji ini
dilakukan dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF). Apabila
nilai VIF melebihi angka 10, maka disimpulkan telah terjadi
multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF dibawah angka 10, maka
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang terletak berderetan menurut waktu (seperti data time
series) atau korelasi antara tempat yang berdekatan (seperti data cross
sectional). Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi
adalah uji Durbin-Watson (D-W). Uji Durbin-Watson dihitung
berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor
pengganggu yang berurutan. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi
dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (D-W) untuk mendeteksi
autokorelasi bias dilihat dalam tabel D-W.
Namun demikian, kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut
(Santoso, 2001:219):
1) Angka D-W dibawah , berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W diantara sampai , berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W diatas , berarti ada autokorelasi negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji dalam model regresi
ada tidaknya ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara variabel dependen dan residualnya dimana sumbu Y
adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –
Y sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali, 2005). Dasar
analisis:
1) Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Regresi Liniear Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi liniear berganda untuk menguji kekuatan pengaruh kurs,
tingkat suku bunga, Return On Asset, Debt Total Asset, dan cashflow
terhadap financial distress dan non financial distress. Dalam
menganalisis data tersebut menggunakan Statistical Package for Social
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Science (SPSS) for Windows. Model regresi Liniear berganda tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
Y = + + + + + +
Keterangan:
Y = Financial Distress / Non Financial Distress
= Konstanta
= Kurs
= Tingkat suku bunga
= Return On Asset
= Debt to Total Asset
= Cashflow
= Koefisien Regresi
= Kesalahan pengganggu
Pengujian yang dilakukan dalam pengujian ini adalah uji
normalitas data dan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji
multikolineritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas, sedangkan
untuk menguji hipotesis dengan pengujian koefisien regresi simultan (Uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
F), pengujian koefisien regresi parsial (Uji t) dan pengujian koefisien
determinasi.
a. Pengujian koefisien regresi secara simultan (Uji F)
Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat. Hipotesis nol ( ) yang hendak diuji adalah semua
parameter dalam model sama dengan nol, atau:
: = = ……. = = 0
Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya
( ) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
: …….. 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan untuk menguji variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan membandingkan
nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang
telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi maka
variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan atau hipotesis diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b. Pengujian koefisien regresi secara parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel
independen secara parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel
dependen, dengan asumsi variabel independen yang lain konstan.
Hipotesis nol ( ) yang hendak diuji adalah suatu parameter ( )
sama dengan nol, atau:
: = 0
Artinya, variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( )
parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
: 0
Artinya, variabel independen merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan
membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf
signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai
signifikansi maka variabel independen mampu
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau hipotesis
diterima.
c. Koefisien Determinasi (Uji )
Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan
perkiraan dalam analisis regresi. Koefisien determinasi ( ) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. dikatakan baik jika semakin
mendekati 1. Jika sama dengan 1 berarti bahwa variabel
independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika sama dengan 0, maka tidak ada pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini mengambil populasi perusahaan-perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 sampai tahun 2009.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
periode tahun 2007 sampai 2009 diperoleh sampel 375 perusahaan yang
terdiri dari perusahaan manufaktur dalam kategori distress, grey area dan non
distress. Pengujian hipotesis menggunakan uji Regresi Linear Berganda dan
diproses dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.00 for
Windows. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode purposive sampling.
Keterangan 2007 2008 2009
1. Jumlah populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan manufaktur yang data keuangannya tidak lengkap sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
150
21
148
16
146
32
Total Sampel 129 132 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Pengelompokkan sampel penelitian menurut perhitungan metode
Altman Z-score dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Keterangan 2007 2008 2009
1. Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam
kategori distress
2. Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam
kategori grey area
3. Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam
kategori non distress
39
52
38
37
65
30
31
50
33
Total Sampel 129 132 114
Untuk mengetahui gambaran statistik deskriptif tentang data Kurs,
Tingkat Suku Bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA),
dan Free Cash Flow (FCF) pada kategori distress, grey area, dan non distress
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
TABEL IV. 1
STATISTIK DESKRIPTIF
KATEGORI DISTRESS
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang tercantum pada tabel IV.1
(kategori distress), diketahui nilai rata-rata variabel Z-score sebesar 0,0225.
Nilai Z-score terkecil dicapai oleh PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk., yaitu
sebesar -4,26 pada tahun 2008. Sedangkan nilai Z-score terbesar dicapai oleh
PT. Eratex Djaja Tbk., yaitu sebesar 1,19 pada tahun 2007.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Zscore 107 -4.26 1.19 .0225 1.19591
KURS 107 9400.00 10950.00 9942.9065 735.67191
IRATE 107 12.54 14.61 13.6334 .83966
ROA 107 -90.37 45.18 -6.0504 18.82090
DTA 107 .18 3.37 .9793 .69550
FCF 107 -6526829.0
0
33159799.00
509975.6542
3.77153E6
Valid N (listwise)
107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Variabel kurs memiliki nilai rata-rata sebesar 9942,9065. Nilai kurs
terkecil sebesar Rp 9400 pada bulan Desember tahun 2009. Sedangkan nilai
kurs terbesar sebesar Rp 10950 pada bulan Desember tahun 2008.
Variabel tingkat suku bunga memiliki nilai rata-rata sebesar 13,6334.
Nilai tingkat suku bunga terkecil sebesar 12,54% pada bulan Desember tahun
2009. Sedangkan nilai tingkat suku bunga terbesar sebesar 14,61% pada
bulan Desember tahun 2007.
Variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai rata-rata sebesar -
6,0504. Nilai ROA terkecil dicapai oleh PT. Allbond Makmur Usaha Tbk.,
yaitu sebesar -90,37 pada tahun 2007. Sedangkan nilai ROA terbesar dicapai
oleh PT. Unitex Tbk., yaitu sebesar 45,18 pada tahun 2007.
Variabel Debt to Total Asset (DTA) memiliki nilai rata-rata sebesar
0,9793. Nilai DTA terkecil dicapai oleh PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.,
yaitu sebesar 0,18 pada tahun 2007. Sedangkan nilai DTA terbesar dicapai
oleh PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk., yaitu sebesar 3,37 pada tahun
2007.
Variabel Free Cash Flow (FCF) memiliki nilai rata-rata sebesar
509975,6542. Nilai FCF terkecil dicapai oleh PT. Kedaung Indah Can Tbk.,
yaitu sebesar -6526829,00 pada tahun 2007. Sedangkan nilai FCF terbesar
dicapai oleh PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk., yaitu sebesar
33159799,00 pada tahun 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
TABEL IV. 2
STATISTIK DESKRIPTIF
KATEGORI GREY AREA
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang tercantum pada tabel IV.2
(kategori grey area), diketahui nilai rata-rata variabel Z-score sebesar 1,9616.
Nilai Z-score terkecil dicapai oleh PT. Multi Prima Sejahtera Tbk., yaitu
sebesar 1,20 pada tahun 2009. Sedangkan nilai Z-score terbesar dicapai oleh
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., yaitu sebesar 2,89 pada tahun 2008.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Zscore 167 1.20 2.89 1.9616 .47225
KURS 167 9400.00 10950.00 10009.2096 753.31200
IRATE 167 12.54 14.61 13.5660 .81199
ROA 167 -16.41 147.82 4.1220 12.16658
DTA 167 .09 1.96 .5675 .21845
FCF 167 -41184826.00 12893992.00 192508.3353 3.57746E6
Valid N (listwise) 167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Variabel kurs memiliki nilai rata-rata sebesar 10009,2096. Nilai kurs
terkecil sebesar Rp 9400 pada bulan Desember tahun 2009. Sedangkan nilai
kurs terbesar sebesar Rp 10950 pada bulan Desember tahun 2008.
Variabel tingkat suku bunga memiliki nilai rata-rata sebesar 13,5660.
Nilai tingkat suku bunga terkecil sebesar 12,54% pada bulan Desember tahun
2009. Sedangkan nilai tingkat suku bunga terbesar sebesar 14,61% pada
bulan Desember tahun 2007.
Variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai rata-rata sebesar
4,1220. Nilai ROA terkecil dicapai oleh PT. BAT Indonesia Tbk., yaitu
sebesar -14,61 pada tahun 2008. Sedangkan nilai ROA terbesar dicapai oleh
PT. Eterindo Wahanatama Tbk., yaitu sebesar 147,82 pada tahun 2008.
Variabel Debt to Total Asset (DTA) memiliki nilai rata-rata sebesar
0,5675. Nilai DTA terkecil dicapai oleh PT. Intanwijaya Internasional Tbk.,
yaitu sebesar 0,09 pada tahun 2008. Sedangkan nilai DTA terbesar dicapai
oleh PT. Inter Delta Tbk., yaitu sebesar 1,96 pada tahun 2008.
Variabel Free Cash Flow (FCF) memiliki nilai rata-rata sebesar
192508,3353. Nilai FCF terkecil dicapai oleh PT. Nipress Tbk., yaitu sebesar
-41184836,00 pada tahun 2007. Sedangkan nilai FCF terbesar dicapai oleh
PT. Nipress Tbk., yaitu sebesar 12893992,00 pada tahun 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
TABEL IV. 3
STATISTIK DESKRIPTIF
KATEGORI NON DISTRESS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Zscore 101 2.90 15.34 5.0128 2.61552
KURS 101 9400.00 10950.00 9867.5446 707.17981
IRATE 101 12.54 14.61 13.6099 .87192
ROA 101 -5.06 40.67 12.9062 9.28884
DTA 101 .07 2.05 .3973 .24741
FCF 101 -4595449.0
0
15049081.00
588476.9208
1.73599E6
Valid N (listwise)
101
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang tercantum pada tabel IV.3
(kategori non distress), diketahui nilai rata-rata variabel Z-score sebesar
5,0128. Nilai Z-score terkecil dicapai oleh PT. Gudang Garam Tbk., yaitu
sebesar 2,90 pada tahun 2007. Sedangkan nilai Z-score terbesar dicapai oleh
PT. Mandom Indonesia Tbk., yaitu sebesar 15,34 pada tahun 2007.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Variabel kurs memiliki nilai rata-rata sebesar 9867,5446. Nilai kurs
terkecil sebesar Rp 9400 pada bulan Desember tahun 2009. Sedangkan nilai
kurs terbesar sebesar Rp 10950 pada bulan Desember tahun 2008.
Variabel tingkat suku bunga memiliki nilai rata-rata sebesar 13,6099.
Nilai tingkat suku bunga terkecil sebesar 12,54% pada bulan Desember tahun
2009. Sedangkan nilai tingkat suku bunga terbesar sebesar 14,61% pada
bulan Desember tahun 2007.
Variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai rata-rata sebesar
12,9062. Nilai ROA terkecil dicapai oleh PT. BAT Indonesia Tbk., yaitu
sebesar -5,06 pada tahun 2007. Sedangkan nilai ROA terbesar dicapai oleh
PT. Unilever Indonesia Tbk., yaitu sebesar 40,67 pada tahun 2009.
Variabel Debt to Total Asset (DTA) memiliki nilai rata-rata sebesar
0,3973. Nilai DTA terkecil dicapai oleh PT. Mandom Indonesia Tbk., yaitu
sebesar 0,07 pada tahun 2007. Sedangkan nilai DTA terbesar dicapai oleh PT.
Inter Delta Tbk., yaitu sebesar 2,05 pada tahun 2009.
Variabel Free Cash Flow (FCF) memiliki nilai rata-rata sebesar
588476,9208. Nilai FCF terkecil dicapai oleh PT. Inter Delta Tbk., yaitu
sebesar -4595449,00 pada tahun 2009. Sedangkan nilai FCF terbesar dicapai
oleh PT. Yanaprima Hastepersada Tbk., yaitu sebesar 15049081,00 pada
tahun 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
B. Pengolahan Data
Sebelum melakukan regresi untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian asumsi klasik yang
merupakan persyaratan untuk melakukan regresi.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Hasil pengujian normalitas data dengan
menggunakan uji kolmogrov-smirnov pada kategori distress, grey area,
dan non distress dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
TABEL IV. 4
HASIL UJI KOLMOGOROV – SMIRNOV
KATEGORI DISTRESS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 107
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .88768170
Most Extreme Differences Absolute .132
Positive .132
Negative -.127
Kolmogorov-Smirnov Z 1.362
Asymp. Sig. (2-tailed) .056
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
TABEL IV. 5
HASIL UJI KOLMOGOROV – SMIRNOV
KATEGORI GREY AREA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 167
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .45611301
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .059
Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z .773
Asymp. Sig. (2-tailed) .588
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
TABEL IV. 6
HASIL UJI KOLMOGOROV – SMIRNOV
KATEGORI NON DISTRESS
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Dari hasil pengujian dengan Uji Kolmogorov-Smirnov dari ketiga
kategori yaitu distress, grey area, dan non distress nilai signifikansi
variabel pengganggu atau residual (e) lebih besar dari taraf signifikansi
yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 101
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .31882703
Most Extreme Differences Absolute .115
Positive .115
Negative -.055
Kolmogorov-Smirnov Z 1.153
Asymp. Sig. (2-tailed) .140
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji ada hubungan yang
sempurna atau hubungan yang hampir sempurna diantara variabel bebas
pada model regresi. Hasil pengujian multikolonieritas ditunjukkan dalam
tabel berikut ini:
TABEL IV. 7
HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Kurs 0,909 1,100 Tidak terjadi multikolonieritas
IRATE 0,929 1,077 Tidak terjadi multikolonieritas
ROA 0,887 1,127 Tidak terjadi multikolonieritas
DTA 0,989 1,012 Tidak terjadi multikolonieritas
FCF 0,980 1,020 Tidak terjadi multikolonieritas
Kategori Distress
TABEL IV. 8
HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Kurs 0,990 1,010 Tidak terjadi multikolonieritas
IRATE 0,957 1,045 Tidak terjadi multikolonieritas
ROA 0,966 1,036 Tidak terjadi multikolonieritas
DTA 0,954 1,048 Tidak terjadi multikolonieritas
FCF 0,967 1,034 Tidak terjadi multikolonieritas
Kategori Grey Area
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
TABEL IV. 9
HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
LNKurs 0,988 1,012 Tidak terjadi multikolonieritas
LNIRATE 0,891 1,122 Tidak terjadi multikolonieritas
LNROA 0,801 1,248 Tidak terjadi multikolonieritas
LNDTA 0,909 1,100 Tidak terjadi multikolonieritas
LNFCF 0,792 1,262 Tidak terjadi multikolonieritas
Kategori Non Distress
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Dari tabel IV.7 (kategori distress), tabel IV.8 (kategori grey area)
dan tabel IV.9 (kategori non distress) diketahui bahwa nilai tolerance
untuk semua variabel independen lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF
bernilai kurang dari 10, maka dapat disimpulkan kurs, tingkat suku
bunga, ROA, DTA dan FCF tidak terdapat gejala multikolonieritas.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi adanya korelasi
internal diantara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang
tersusun dalam rangkaian ruang dan waktu. Adapun dasar pengambilan
keputusan dalam uji Durbin-Watson ini, yaitu jika nilai du < d < 4 – du,
maka tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif pada model regresi.
Hasil pengujian autokorelasi ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
TABEL IV.10
HASIL UJI AUTOKORELASI
Nilai d Hitung Nilai du Tabel Nilai 4 – du
2,221 1,7837 2,2163
Kategori Distress
TABEL IV.11
HASIL UJI AUTOKORELASI
Nilai d Hitung Nilai du Tabel Nilai 4 – du
1,820 1,8089 2,1911
Kategori Grey Area
TABEL IV.12
HASIL UJI AUTOKORELASI
Nilai d Hitung Nilai du Tabel Nilai 4 – du
1,989 1,7809 2,2191
Kategori Non Distress
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Diketahui bahwa nilai pada tabel IV.10, IV.11 dan IV.12 berada
diantara dan maka dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi ketiga kategori tidak terdapat autokorelasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 105). Cara memprediksi ada
tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari
scatterplot yang dihasilkan. Gambar scatterplot pola sebagai berikut:
GAMBAR IV. 1
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
KATEGORI DISTRESS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
GAMBAR IV. 2
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
KATEGORI GREY AREA
GAMBAR IV. 3
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
KATEGORI NON DISTRESS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Dari grafik scatterplot (gambar IV. 1, IV. 2 dan IV. 3) diatas nampak
bahwa penyebaran titik-titik data adalah menyebar, tidak berkumpul hanya
diatas atau dibawah saja. Kemudian penyebarannya tidak membentuk pola
bergelombang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linear
berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas sehingga layak
untuk digunakan dalam penelitian.
C. Pengujian Hipotesis
Setelah melalui proses uji normalitas data, uji multikolonieritas, uji
autokorelasi dan uji heteroskedastisitas, maka model persamaan regresi layak
untuk diuji lebih lanjut, untuk menguji hipotesis diantara variabel-
variabelnya.
1. Pengujian Koefisiensi Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
TABEL IV.13
HASIL UJI F
KATEGORI DISTRESS
TABEL IV.14
HASIL UJI F
KATEGORI GREY AREA
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 2.488 5 .498 2.319 .046a
Residual 34.534 161 .214
Total 37.022 166
a. Predictors: (Constant), FCF, ROA, KURS, IRATE, DTA
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 68.075 5 13.615 16.463 .000a
Residual 83.526 101 .827
Total 151.601 106
a. Predictors: (Constant), FCF, DTA, KURS, IRATE, ROA
b. Dependent Variable: Zscore
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 2.488 5 .498 2.319 .046a
Residual 34.534 161 .214
Total 37.022 166
a. Predictors: (Constant), FCF, ROA, KURS, IRATE, DTA
b. Dependent Variable: Zscore
TABEL IV.15
HASIL UJI F
KATEGORI NON DISTRESS
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 5.824 5 1.165 10.886 .000a
Residual 10.165 95 .107
Total 15.989 100
a. Predictors: (Constant), LnFCF, LnKURS, LnDTA, LnIRATE, LnROA
b. Dependent Variable: LnZscore
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Dari hasil uji F diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi F
pada tabel IV.13 sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu
0,05. Nilai signifikansi F pada tabel IV.14 sebesar 0,046 lebih kecil dari
taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi F pada tabel IV.15 sebesar
0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel independen kurs, tingkat suku bunga, Return On Asset
(ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan Free Cash Flow (FCF) secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat kebangkrutan.
Dengan demikian dapat disimpulkan model penelitian ini dapat
diterima.
2. Pengujian Koefisiensi Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui variabel independen secara
parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan
asumsi variabel independen yang lain konstan. Variabel-variabel
independen yang digunakan dalam penelitian yaitu kurs, tingkat suku
bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA), Free Cash
Flow (FCF) terhadap tingkat kebangkrutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
TABEL IV.16
HASIL UJI t
KATEGORI DISTRESS
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Dari hasil uji t pada tabel IV.16 diatas, menunjukkan bahwa
variabel ROA dan DTA nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95,0% Confidence
Interval for B Correlations Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta Lower Bound
Upper Bound
Zero-order Partial Part
Tolerance VIF
1 (Constant)
-3.264 2.077
-1.572 .119 -7.384 .855
KURS .000 .000 .129 1.671 .098 .000 .000 -.028 .164 .123 .909 1.100
IRATE .157 .109 .110 1.440 .153 -.059 .374 .062 .142 .106 .929 1.077
ROA -.032 .005 .497 6.337 .000 .022 .041 .464 .533 .468 .887 1.127
DTA .763 .128 -.444 -5.971 .000 -1.016 -.509 -.476 -.511 -.441
.989 1.012
FCF -2.075E
-8
.000 -.065 -.877 .382 .000 .000 -.064 -.087 -.065
.980 1.020
a. Dependent Variable: Zscore
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Maka dapat disimpulkan variabel ROA dan DTA secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap distress. Sedangkan KURS, IRATE
dan FCF nilai signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansi 0,05.
Maka variabel KURS, IRATE, dan FCF secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap distress.
Dari hasil uji t diatas dapat disimpulkan bahwa variabel ROA dan
DTA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap distress.
Sedangkan variabel KURS, IRATE, dan FCF secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap distress.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
TABEL IV.17
HASIL UJI t
KATEGORI GREY AREA
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Dari hasil uji t pada tabel IV.17 diatas, menunjukkan bahwa
variabel DTA nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Maka dapat
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95,0% Confidence Interval for B Correlations
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Lower Bound
Upper Bound
Zero-order
Partial Part
Tolerance VIF
1 (Constant)
1.902 .785
2.422 .017 .351 3.452
KURS 6.806E-5
.000 .109 1.419 .158 .000 .000 .103 .111 .108 .990 1.010
IRATE -.025 .045 -.044 -.560 .576 -.115 .064 -.076 -.044
-.043
.957 1.045
ROA .000 .003 .007 .091 .928 -.006 .006 .054 .007 .007 .966 1.036
DTA -.492 .168 -.228 -2.921
.004 -.825 -.159 -.229 -.224
-.222
.954 1.048
FCF 1.534E-9
.000 .012 .150 .881 .000 .000 .018 .012 .011 .967 1.034
a. Dependent Variable: Zscore
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
disimpulkan variabel DTA secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap grey area. Sedangkan KURS, IRATE, ROA dan FCF nilai
signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Maka variabel
KURS, IRATE, ROA dan FCF tidak berpengaruh signifikan terhadap
grey area.
Dari hasil pengujian uji t diatas dapat disimpulkan bahwa variabel
ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap grey area.
Sedangkan variabel KURS, IRATE, ROA dan FCF secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap grey area.
TABEL IV.18
HASIL UJI t
KATEGORI NON DISTRESS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95,0% Confidence
Interval for B Correlations Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta Lower Bound
Upper Bound
Zero-order Partial Part
Tolerance VIF
1 (Constant)
2.759 4.672
.590 .556 -6.516 12.033
LnKURS
-.361 .473 -.063 -.763 .447 -1.300 .578 -.069 -.078 -.062 .988 1.012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
LnIRATE
.331 .539 .053 .615 .540 -.739 1.401 -.124 .063 .050 .891 1.122
LnROA .169 .041 .375 4.103 .000 .087 .250 .503 .388 .336 .801 1.248
LnDTA -.209 .061 -.295 -3.440 .001 -.330 -.088 -.348 -.333 -.281 .909 1.100
LnFCF .050 .020 .232 2.527 .013 .011 .089 .324 .251 .207 .792 1.262
a. Dependent Variable: LnZscore
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Dari hasil uji t pada tabel IV.18 diatas, menunjukkan bahwa
variabel ROA, DTA dan FCF nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05.
Maka dapat disimpulkan variabel ROA, DTA dan FCF secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap non distress. Sedangkan KURS dan
IRATE nilai signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansi 0,05.
Maka variabel KURS dan IRATE secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap non distress.
Dari hasil pengujian uji t diatas dapat disimpulkan bahwa variabel
ROA, DTA dan FCF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
non distress. Sedangkan variabel KURS dan IRATE secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap non distress.
3. Koefisien Determinasi (Uji )
Koefisien determinasi (Uji ) digunakan untuk mengetahui
tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Nilai R2 besarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
antara 0 dan 1. R2 dikatakan baik jika mendekati 1, sedangkan jika R-
square 1 berarti variabel independen berpengaruh sempurna pada
variabel dependen, sedangkan jika R-square 0, maka tidak ada pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian koefisien
determinasi uji (R2) ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:
TABEL IV.19
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI
KATEGORI DISTRESS
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Hasil uji hipotesis dan regresi dari tabel IV.19 (kategori distress)
diperoleh nilai Adj. R2 sebesar 0,422 atau 42,2%. Hal ini menunjukkan
bahwa 42,2% dari nilai variabel dependen yaitu Z-score dapat dijelaskan oleh
KURS, IRATE, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan Free
Cash Flow (FCF) sedangkan sisa variabel dependen yaitu sebesar 57,8%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .670a .449 .422 .90939 .449 16.463 5 101 .000 2.221
a. Predictors: (Constant), FCF, DTA, KURS, IRATE, ROA
b. Dependent Variable: Zscore
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
TABEL IV.20
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI
KATEGORI GREY AREA
Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .259a .067 .038 .46314 .067 2.319 5 161 .046 1.820
a. Predictors: (Constant), FCF, ROA, KURS, IRATE, DTA
b. Dependent Variable: Zscore
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Hasil uji hipotesis dan regresi dari tabel IV.20 (kategori grey area)
diperoleh nilai Adj. R2 sebesar 0,038 atau 3,8%. Hal ini menunjukkan
bahwa 3,8% dari nilai variabel dependen yaitu Z-score dapat dijelaskan
oleh KURS, IRATE, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset
(DTA) dan Free Cash Flow (FCF) sedangkan sisa variabel dependen
yaitu sebesar 96,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
TABEL IV.21
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI
KATEGORI NON DISTRESS
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Hasil uji hipotesis dan regresi dari tabel IV.21 (kategori non
distress) diperoleh nilai Adj. R2 sebesar 0,331 atau 33,1%. Hal ini
menunjukkan bahwa 33,1% dari nilai variabel dependen yaitu Z-score
dapat dijelaskan oleh KURS, IRATE, Return On Asset (ROA), Debt to
Total Asset (DTA) dan Free Cash Flow (FCF) sedangkan sisa variabel
dependen yaitu sebesar 66,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
Model Summaryb
Model R
R Squar
e
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change
F Chang
e df1 df2
Sig. F Chan
ge
1 .604a .364 .331 .32711 .364 10.886 5 95 .000 1.989
a. Predictors: (Constant), LnFCF, LnKURS, LnDTA, LnIRATE, LnROA
b. Dependent Variable: LnZscore
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian dengan uji F dapat disimpulkan bahwa model
regresi yang diajukan dalam penelitian ini layak digunakan untuk melihat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Pada model regresi ini akan dibahas pengaruh parsial variabel
independen terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan diperoleh
hasil persamaan regresi seperti dibawah ini:
TABEL IV.22
HASIL UJI HIPOTESISI DAN REGRESI
KATEGORI DISTRESS
Variabel B t Sig.
(Constanta) -3,264 -1,572 0,119
KURS 0,000 1,671 0,098
IRATE 0,157 1,440 0,153
ROA -0,032 -6,337 0,000
DTA 0,763 5,971 0,000
FCF -2,075E-8 -0,877 0,382
Adjusted R Square = 0,422
Std. Error of The Estimate = 0,90939
F Hitung = 16,463
F (Sig.) = 0,000
Variabel Dependen = Z-score
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Berdasarkan hasil uji hipotesis dan regresi pada tabel IV.22 diatas maka
model regresi sebagai berikut:
Y = -3,264 + 0,000 + 0,157 0,032 + 0,763 2,075E-8
t = -1,572 1,671 1,440 -6,337 5,971 -0,877
Keterangan: Y = Z-score
= KURS
= IRATE
= ROA
= DTA
= FCF
Dari persamaan model regresi diatas, pengaruh masing-masing variabel
indepeden terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh kurs terhadap financial distress
Persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa koefisien
regresi variabel kurs adalah positif. Hal ini berarti bahwa apabila
kurs mengalami kenaikan akan mengakibatkan perusahaan tidak
mengalami financial distress. Nilai signifikansi kurs yaitu sebesar
0,098 berpengaruh signifikan pada (alpha) 10% lebih kecil dari
taraf signifikansi yaitu 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
variabel kurs secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
financial distress.
2. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap financial distress
Koefisien regresi variabel tingkat suku bunga adalah
positif. Hal ini berarti bahwa apabila suku bunga mengalami
kenaikan akan mengakibatkan perusahaan mengalami financial
distress. Nilai signifikansi tingkat suku bunga yaitu sebesar 0,153
lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel tingkat suku bunga secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap financial distress.
3. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap financial distress
Koefisien regresi variabel Return On Asset (ROA) adalah
negatif. Hal ini berarti bahwa apabila Return On Asset (ROA)
mengalami penurunan akan mengakibatkan perusahaan mengalami
financial distress. Nilai signifikansi Return On Asset (ROA) yaitu
sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap financial distress.
Variabel Return On Asset (ROA) menunjukkan pengaruh
negatif dan signifikan terhadap financial distress pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
2009. Tanda negatif pada koefisien menunjukkan bahwa rendahnya
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan, berarti semakin rendah ROA akan menyebabkan
perusahaan menjadi distress (bangkrut).
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Cheng et al. (2006) yang menyatakan bahwa Return
On Asset berpengaruh signifikan negatif terhadap financial
distress.
4. Pengaruh Debt to Total Asset terhadap financial distress
Koefisien regresi variabel Debt to Total Asset (DTA)
adalah positif. Hal ini berarti bahwa apabila Debt to Total Asset
(DTA) mengalami kenaikan akan mengakibatkan perusahaan
mengalami financial distress. Nilai signifikansi Debt to Total Asset
(DTA) yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Total Asset
(DTA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap financial
distress.
Variabel Debt to Total Asset (DTA) menunjukkan pengaruh
positif dan signifikan terhadap financial distress pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-
2009. Tanda positif pada koefisien menunjukkan bahwa tingginya
hutang yang dimiliki perusahaan akan menyebabkan pengaruh
yang tinggi pada kebangkrutan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
5. Pengaruh Free Cash Flow (FCF) terhadap financial distress
Koefisien regresi variabel Free Cash Flow (FCF) adalah
negatif. Hal ini berarti bahwa apabila Free Cash Flow (FCF)
mengalami penurunan akan mengakibatkan perusahaan mengalami
financial distress. Nilai signifikansi Free Cash Flow (FCF) yaitu
sebesar 0,382 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel Free Cash Flow (FCF) secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress.
Tanda negatif pada koefisien menunjukkan bahwa semakin kecil
kas yang dimiliki perusahaan, maka kemungkinan perusahaan
mengalami financial distress akan semakin besar.
TABEL IV.23
HASIL UJI HIPOTESISI DAN REGRESI
KATEGORI GREY AREA
Variabel B t Sig.
(Constanta) 1,902 2,422 0,017
KURS 6,806E-5 1,419 0,158
IRATE -0,025 -0,560 0,576
ROA 0,000 0,091 0,928
DTA -0,492 -2,921 0,004
FCF 1,534E-9 0,150 0,881
Adjusted R Square = 0,038
Std. Error of The Estimate = 0,46314
F Hitung = 2,319
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
F (Sig.) = 0,046
Variabel Dependen = Z-score
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Berdasarkan hasil uji hipotesis dan regresi pada tabel IV.23 diatas maka
model regresi sebagai berikut:
Y = 1,902 + 6,806E-5 0,025 + 0,000 0,492 + 1,534E-98
t = 2,422 1,419 -0,560 0,091 -2,921 0,150
Keterangan: Y = Z-score
= KURS
= IRATE
= ROA
= DTA
= FCF
Dari persamaan model regresi diatas, pengaruh masing-masing variabel
indepeden terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh kurs terhadap grey area
Persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa koefisien
regresi variabel kurs adalah positif. Hal ini berarti bahwa apabila
kurs mengalami kenaikan akan mengakibatkan perusahaan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
berada dalam kondisi grey area. Nilai signifikansi kurs yaitu
sebesar 0,158 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel kurs secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap grey area.
2. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap grey area
Koefisien regresi variabel tingkat suku bunga adalah
negatif. Hal ini berarti bahwa apabila suku bunga mengalami
penurunan akan mengakibatkan perusahaan tidak berada dalam
kondisi grey area. Nilai signifikansi tingkat suku bunga yaitu
sebesar 0,576 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat suku bunga secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap grey area.
3. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap grey area
Koefisien regresi variabel Return On Asset (ROA) adalah
positif. Hal ini berarti bahwa apabila Return On Asset (ROA)
mengalami kenaikan akan mengakibatkan perusahaan tidak berada
dalam kondisi grey area. Nilai signifikansi Return On Asset (ROA)
yaitu sebesar 0,091 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Asset (ROA)
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap grey area.
Tanda positif pada koefisien menunjukkan bahwa semakin besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
laba perusahaan yang dihasilkan dari aktiva yang dipergunakan
maka kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan juga
kecil.
4. Pengaruh Debt to Total Asset (DTA) terhadap grey area
Koefisien regresi variabel Debt to Total Asset (DTA)
adalah negatif. Hal ini berarti bahwa apabila Debt to Total Asset
(DTA) mengalami penurunan akan mengakibatkan perusahaan
tidak berada dalam kondisi grey area. Nilai signifikansi Debt to
Total Asset (DTA) yaitu sebesar 0,004 lebih kecil dari taraf
signifikansi yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Debt to Total Asset (DTA) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap grey area.
Variabel Debt to Total Asset (DTA) menunjukkan pengaruh
negatif dan signifikan terhadap grey area pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-
2009. Tanda negatif pada koefisien menunjukkan bahwa rendahnya
hutang yang dimiliki perusahaan maka kemungkinan perusahaan
mengalami kebangkrutan kecil.
5. Pengaruh Free Cash Flow (FCF) terhadap grey area
Koefisien regresi variabel Free Cash Flow (FCF) adalah
positif. Hal ini berarti bahwa apabila Free Cash Flow (FCF)
mengalami kenaikan akan mengakibatkan perusahaan tidak berada
dalam kondisi grey area. Nilai signifikansi Free Cash Flow (FCF)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
yaitu sebesar 0,881 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa variabel Free Cash Flow (FCF)
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap grey area.
Tanda positif pada koefisien menunjukkan bahwa semakin besar
kas yang dimiliki perusahaan, maka kemungkinan perusahaan
mengalami financial distress akan semakin kecil.
TABEL IV.24
HASIL UJI HIPOTESISI DAN REGRESI
KATEGORI NON DISTRESS
Variabel B t Sig.
(Constanta) 2,759 0,590 0,556
KURS -0,361 -0,763 0,447
IRATE 0,331 0,615 0,540
ROA 0,169 4,103 0,000
DTA -0,209 -3,440 0,001
FCF 0,050 2,527 0,013
Adjusted R Square = 0,331
Std. Error of The Estimate = 0,32711
F Hitung = 10,886
F (Sig.) = 0,000
Variabel Dependen = Z-score
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Y = 2,759 0,361 + 0,331 + 0,169 0,209 + 0,050
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
t = 0,590 + -0,763 + 0,615 + 4,103 + -3,440 + 2,527
Keterangan: Y = Z-score
= KURS
= IRATE
= ROA
= DTA
= FCF
Dari persamaan model regresi diatas, pengaruh masing-masing variabel
indepeden terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh kurs terhadap non financial distress
Persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa koefisien
regresi variabel kurs adalah negatif. Hal ini berarti bahwa apabila
kurs mengalami kenaikan akan mengakibatkan perusahaan
mengalami financial distress. Nilai signifikansi kurs yaitu sebesar
0,447 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel kurs secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap non financial distress.
2. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap non financial distress
Koefisien regresi variabel tingkat suku bunga adalah
positif. Hal ini berarti bahwa apabila suku bunga mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
kenaikan akan mengakibatkan perusahaan mengalami financial
distress. Nilai signifikansi tingkat suku bunga yaitu sebesar 0,540
lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel tingkat suku bunga secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap non financial distress.
3. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap non financial distress
Koefisien regresi variabel Return On Asset (ROA) adalah
positif. Hal ini berarti bahwa apabila Return On Asset (ROA)
mengalami kenaikan akan mengakibatkan perusahaan tidak
mengalami financial distress. Nilai signifikansi Return On Asset
(ROA) yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Asset
(ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap non
financial distress.
Variabel Return On Asset (ROA) menunjukkan pengaruh
positif dan signifikan terhadap non financial distress pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2009. Tanda positif pada koefisien menunjukkan
bahwa semakin besar laba perusahaan yang dihasilkan dari aktiva
yang dipergunakan yang menyebabkan perusahaan tidak
mengalami kebangkrutan.
4. Pengaruh Debt to Total Asset (DTA) terhadap non financial distress
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Koefisien regresi variabel Debt to Total Asset (DTA)
adalah negatif. Hal ini berarti bahwa apabila Debt to Total Asset
(DTA) mengalami penurunan akan mengakibatkan perusahaan
tidak mengalami financial distress. Nilai signifikansi Debt to Total
Asset (DTA) yaitu sebesar 0,001 lebih kecil dari taraf signifikansi
yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Total
Asset (DTA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap non
financial distress.
Variabel Debt to Total Asset (DTA) menunjukkan pengaruh
negatif dan signifikan terhadap non financial distress pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2009. Tanda negatif pada koefisien menunjukkan
bahwa rendahnya hutang yang dimiliki perusahaan akan
menyebabkan perusahaan tidak bangkrut.
5. Pengaruh Free Cash Flow (FCF) terhadap non financial distress
Koefisien regresi variabel Free Cash Flow (FCF) adalah
positif. Hal ini berarti bahwa apabila Free Cash Flow (FCF)
mengalami kenaikan akan mengakibatkan perusahaan tidak
mengalami financial distress. Nilai signifikansi Free Cash Flow
(FCF) yaitu sebesar 0,013 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Free Cash Flow
(FCF) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap non financial
distress.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Variabel Free Cash Flow (FCF) menunjukkan pengaruh
positif dan signifikan terhadap non financial distress pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2009. Tanda positif pada koefisien menunjukkan
bahwa semakin besar kas yang dimiliki perusahaan, dapat
membuat perusahaan tidak bangkrut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009, menggunakan kurs,
tingkat suku bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan
Free Cash Flow (FCF) sebagai variabel penjelasnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagi berikut:
1. Dari hasil uji statistik pada kategori distress didapat nilai F signifikan
pada 0,000 yang berarti variabel-variabel bebas yaitu kurs, tingkat suku
bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan Free
Cash Flow (FCF) dalam penelitian ini secara simultan berpengaruh
terhadap variabel terikat yaitu Z-score. Hasil penelitian diperoleh nilai
adjusted R2 sebesar 0,422 yang berarti variabel independen yaitu kurs,
tingkat suku bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA)
dan Free Cash Flow (FCF) dapat menjelaskan variabel dependen yaitu
Z-score sebesar 42,2%. Sedangkan sisanya sebesar 57,8% dijelaskan
oleh variabel lain di luar model.
2. Hasil uji statistik pada kategori grey area didapat nilai F signifikan
pada 0,046 yang berarti variabel-variabel bebas yaitu kurs, tingkat suku
bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan Free
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
97
Cash Flow (FCF) dalam penelitian ini secara simultan berpengaruh
terhadap variabel terikat yaitu Z-score. Hasil penelitian diperoleh nilai
adjusted R2 sebesar 0,038 yang berarti variabel independen yaitu kurs,
tingkat suku bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA)
dan Free Cash Flow (FCF) dapat menjelaskan variabel dependen yaitu
Z-score sebesar 3,8%. Sedangkan sisanya sebesar 96,2% dijelaskan
oleh variabel lain di luar model.
3. Hasil uji statistik pada kategori non distress didapat nilai F signifikan
pada 0,000 yang berarti variabel-variabel bebas yaitu kurs, tingkat suku
bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan Free
Cash Flow (FCF) dalam penelitian ini secara simultan berpengaruh
terhadap variabel terikat yaitu Z-score. Hasil penelitian diperoleh nilai
adjusted R2 sebesar 0,331 yang berarti variabel independen yaitu kurs,
tingkat suku bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA)
dan Free Cash Flow (FCF) dapat menjelaskan variabel dependen yaitu
Z-score sebesar 33,1%. Sedangkan sisanya sebesar 66,9% dijelaskan
oleh variabel lain di luar model.
4. Hasil dari analisis uji t yaitu pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial adalah sebagai berikut:
a. Pada kategori distress variabel kurs, Return On Asset (ROA) dan
Debt to Total Asset (DTA) secara parsial berpengaruh terhadap Z-
score dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05. Sedangkan
variabel lainnya yaitu kurs, tingkat suku bunga, dan Free Cash
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
98
Flow (FCF) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Z-score
dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05.
b. Pada kategori grey area variabel Debt to Total Asset (DTA) secara
parsial berpengaruh terhadap Z-score dengan nilai signifikansi
kurang dari 0,05. Sedangkan variabel lainnya yaitu kurs, tingkat
suku bunga, Return On Asset (ROA) dan Free Cash Flow (FCF)
secara parsial tidak berpengaruh terhadap Z-score dengan nilai
signifikansi lebih dari 0,05.
c. Pada kategori non distress variabel Return On Asset (ROA), Debt
to Total Asset (DTA) dan Free Cash Flow (FCF) secara parsial
berpengaruh terhadap Z-score dengan nilai signifikansi kurang
dari 0,05. Sedangkan variabel lainnya yaitu kurs dan tingkat suku
bunga, secara parsial tidak berpengaruh terhadap Z-score dengan
nilai signifikansi lebih dari 0,05.
5. Hasil uji Altman Z-score menunjukkan perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak semuanya
memiliki prediksi bangkrut. Namun memiliki prediksi bangkrut, grey
area, dan tidak bangkrut.
B. KETERBATASAN
1. Hasil penelitian menunjukkan kecilnya pengaruh variabel independen
yaitu kurs, tingkat suku bunga, Return On Asset (ROA), Debt to Total
Asset (DTA) dan Free Cash Flow (FCF) dikarenakan metode Altman Z-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
99
Score kurang tepat dalam pengambilan sampel penelitian pada perusahaan
yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk
penelitian selanjutnya menggunakan metode pengambilan sampel yang
lebih baik agar penelitian ini tertuju pada objek yang tepat (tepat sasaran)
sehingga hasil penelitian dengan menggunakan metode Altman Z-Score
lebih akurat.
2. Penelitian ini juga terbatas pada perusahaan yang hanya menggunakan
populasi dari perusahaan manufaktur serta pada pengamatan yang relatif
pendek yaitu selama tiga tahun dengan sampel yang terbatas yaitu 375
perusahaan dengan periode pengamatan 2007-2009. Sehingga perlu
dikembangkan lagi dalam cangkupan populasi yang lebih luas yaitu
semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode
yang lebih panjang tidak hanya tiga tahun.
3. Bagi pihak manajemen perusahaan selaku pembuat kebijakan setelah
mengetahui seberapa besar potensi kebangkrutan perusahaan sebaiknya
terus mengawasi perusahaan-perusahaan yang berada dalam keadaan
distress agar manajemen mengambil langkah yang tepat untuk membuat
perusahaan berada dalam kondisi tidak bangkrut dan grey area agar
manajemen lebih berhati-hati mengambil langkah sehingga perusahaan
tidak mengarah pada kondisi bangkrut.
C. IMPLIKASI
1. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel kurs, tingkat suku bunga, Return
On Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA), dan Free Cash Flow (FCF)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
100
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prediksi
kebangkrutan. Berdasarkan hasil tersebut, bagi para manajer bisa
mempertimbangkan variabel kurs, tingkat suku bunga, Return On Asset
(ROA), Debt to Total Asset (DTA), dan Free Cash Flow (FCF) dalam
memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Walaupun koefisien
Adjusted R2 pada kategori grey area rendah tetapi manajer juga harus
mempertimbangkannya untuk mengetahui perusahaan tersebut akan
bangkrut atau tidak bangkrut sehingga dapat mengambil kebijakan apabila
perusahaan mengalami kebangkrutan. Kebijakan yang dapat diambil
seperti meningkatkan penjualan, seminimal mungkin untuk mengurangi
hutang, dan secara cepat dapat beradaptasi pada persaingan bisnis yang
semakin ketat.
2. Berdasarkan hasil uji t pada kategori distress menunjukkan bahwa variabel
kurs, Return On Asset (ROA) dan Debt to Total Asset (DTA) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap prediksi kebangkrutan pada
perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, baik manajer atau investor yang
akan menanamkan sahamnya sebaiknya memperhatikan variabel ROA
dan DTA dalam memprediksi kebangkrutan.
3. Hasil uji t kategori grey area menunjukkan bahwa hanya variabel Debt to
Total Asset (DTA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prediksi
kebangkrutan pada perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, baik manajer
atau investor yang akan menanamkan sahamnya sebaiknya
memperhatikan variabel DTA dalam memprediksi kebangkrutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
101
4. Hasil uji t kategori grey area menunjukkan bahwa hanya variabel Debt to
Total Asset (DTA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prediksi
kebangkrutan pada perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, baik manajer
atau investor yang akan menanamkan sahamnya sebaiknya
memperhatikan variabel DTA dalam memprediksi kebangkrutan.
5. Hasil uji t kategori non ditress menunjukkan bahwa variabel Return On
Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA) dan Free Cash Flow (FCF)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prediksi kebangkrutan
pada perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, baik manajer atau investor
yang akan menanamkan sahamnya sebaiknya memperhatikan variabel
DTA dalam memprediksi kebangkrutan.
6. Berdasarkan hasil uji t pada kategori distress, grey area, dan non distress
bahwa variabel Debt to Total Asset (DTA) yang sering muncul berarti
bahwa setiap perusahaan harus bisa menggunakan hutang dengan sebaik-
baiknya agar perusahaan tidak mengalami kebangkrutan.
7. Berdasarkan perhitungan Altman Z-score tingkat prediksi kebangkrutan
perusahaan di bagi menjadi 3 kategori yaitu distress, grey area, dan non
distress. Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh variabel antara kategori distress, grey area, dan non
distress.