60
KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN GABUS (Channa striata)YANG DIBERI PAKAN BERBAHAN BAKU TEPUNG KEONG MAS (Pomacea sp.) Oleh DENY HIDAYAT FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2013

Skripsi Deny Hidayat Caakep

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ikan Gabus (Channa striata), Keong Mas

Citation preview

  • KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI

    PAKAN IKAN GABUS (Channa striata)YANG DIBERI PAKAN

    BERBAHAN BAKU TEPUNG KEONG MAS (Pomacea sp.)

    Oleh

    DENY HIDAYAT

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    INDRALAYA

    2013

  • RINGKASAN

    DENY HIDAYAT. Kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan

    gabus (Channa striata) yang diberi pakan berbahan baku tepung keong mas

    (Pomacea sp.). (Dibimbing oleh ADE DWI SASANTI dan YULISMAN).

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pakan berbahan baku

    tepung keong mas terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi pakan

    benih ikan gabus. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima

    perlakuan berupa perbedaan persentase tepung keong mas dalam pakan yaitu dengan

    kode perlakuanAR 1 (0 % tepung keong mas : 50 % tepung ikan), AR 2 (12,5 %

    tepung keong mas : 37,5 % tepung ikan), AR 3 (25 % tepung keong mas : 25 %

    tepung ikan), AR 4 (37,5 % tepung keong mas : 12,5 % tepung ikan) dan AR 5 (50 %

    tepung keong mas : 0 % tepung ikan) yang diulang sebanyak tiga kali. Parameter

    yang diamati adalah kelangsungan hidup, pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan

    panjang mutlak dan efisiensi pakan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup tertinggi sebesar 86,67 %

    (AR 4). Rata-rata perlakuan bobot mutlak dan panjang mutlak tertinggi yaitu 4,96 g

    dan 0,9 cm (AR 5), dan untuk data efisiensi pakan tertinggi yaitu 29,45 % (AR 5).

    Pada pengamatan histologi ikan gabus ditemukan hemoragi dan nekrosit hepatosit

    pada semua perlakuan, sebelum perlakuan dan AR 1, AR 2, AR 4, AR 5 terdapat

    kongesti pada hati ikan gabus sedangkan degenerasi lemak didapatkan pada ikan

    gabus sebelum perlakuan.

  • SUMMARY

    DENY HIDAYAT. Survival rate, growth and feed efficiency of snake head ( Channa

    striata) was feid by golden apple snail (Pomaecea sp) flour (Supervised by ADE

    DWI SASANTI and YULISMAN ).

    The purpose to know influence feed from golden apple snail flour for survival,

    growth, and feed efficiency of snake head (C. striata). There search used completely

    randomized design with five treatments and three replications. The treatments were

    AR 1 (0 % golden apple snail flour : 50 % fish flour), AR 2 (12.5 % golden apple

    snail flour : 37.5 % fish flour), AR 3 (25 % golden apple snail flour : 25% fish flour),

    AR 4 (37.5 % golden apple snail flour : 12.5% fish flour) and AR 5 (50% golden

    apple snail flour : 0 % fish flour). The parameters observed were survival rate,

    absolute weight growth, absolute length growth and feed efficiency.

    The results of this research showed that the highest survival ratewas 86.67 % (AR 4).

    The highest bsolute weight and length growth was 4.96 g and 0.9 cm (AR 5).

    Whereas, the highest feed eficiency was 29.45 % (AR 1). In observation histology of

    snake head found hemoragi and nekrosit hepatosit in all treatment, before treatment

    and AR 1, AR 2, AR 4 dan AR 5 found congesti at snake head, whereas fat

    degeneration at snake head before treatment.

  • KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI

    PAKAN IKAN GABUS (Channa striata) YANG DIBERI PAKAN

    BERBAHAN BAKU TEPUNG KEONG MAS (Pomacea sp.)

    Oleh

    DENY HIDAYAT

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar

    Sarjana Perikanan

    Pada

    PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    INDRALAYA

    2013

    Skripsi

  • KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI

    PAKAN IKAN GABUS (Channa striata) YANG DIBERI PAKAN

    BERBAHAN BAKU TEPUNG KEONG MAS (Pomacea sp.)

    Oleh

    DENY HIDAYAT

    05081009005

    Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

    Gelar Sarjana Perikanan

  • i

    Skripsi berjudul Kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan berbahan baku tepung keong mas (Pomacea sp.) oleh Deny Hidayat telah dipertahankan di depan Komisi Penguji pada tanggal 10

    September 2013.

  • ii

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

    data dan informasi yang disajikan dalam skripsi ini, kecuali yang disebutkan dengan

    jelas sumbernya, adalah hasil penelitian dan investigasi dan belum pernah atau tidak

    sedang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan lain atau gelar

    kesarjanaan yang sama di tempat lain.

    Indralaya, Oktober2013

    Yang membuat pernyataan

    Deny Hidayat

  • iii

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

    Propinsi Sumatera Selatan pada tanggal 24Mei 1989, merupakan anak ketiga dari

    empat bersaudara yang dilahirkan dari pasangan Abak Safnir dan Amak Rosnida.

    Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat dasar di SDN 7 Martapura.

    sekolah menengah pertamadi SMPN 1 Martapura. Pendidikan sekolah menengah

    atas di SMAN1 Way Tuba Kabupaten Way Kanan Propinsi Lampung. Sejak Juli

    2008 penulis tercatat sebagai mahasiswa di Program Studi Budidaya Perairan,

    Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

    Penulis melakukan kegiatan Praktik Lapangan di Balai Pembenihan Triyoso

    Belitang BK VIII Kab. Ogan Komering Ulu Timur dengan judul Teknik

    Pemiijahan Ikan Bawal (Colossoma macropamum) Secara Buatan pada tahun 2011

    yang dibimbing oleh Bapak Muslim, S.Pi, M.Si. Sedangkan kegiatan Magang dengan

    judul Teknik Pembenihan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) di Balai Besar

    Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi, Jawa Barat pada tahun 2012 yang

    dibimbing oleh ibu Mirna Fitrani, S.Pi, M.Si.

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Assalammualaikum, wr.wb.

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

    senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Skripsi yang berjudul Kelangsungan hidup, pertumbuhan dan

    efisiensi pakan ikan gabus (Channa striata) yang beri pakan berbahan baku tepung

    keong mas (Pomacea sp.).

    Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Kedua orang tua, kakak dan adik penulis (Abak Safnir dan Amak Rosnida), uda

    Azril dan Rizal dan adik Tika Nurmala Sari.

    2. Bapak Dr.Ir. Erizal Sodikin selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

    Sriwijaya.

    3. Bapak Ir. Marsi, M.Sc. Ph.D. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian

    Universitas Sriwijaya.

    4. Bapak Ferdinand Hukama Taqwa, S.Pi., M.Si. selaku Ketua Program Studi

    Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

    5. Ibu Mirna Fitrani, S.Pi., M.Si. selaku Pembimbing Akademik.

    6. Ibu Ade Dwi Sasanti, S.Pi.,M.Si, pembimbing I dan Bapak Yulisman, S.Pi., M.Si,

    pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat,

    perhatian selama penelitian dan penyelesaian skripsi.

    7. Bapak Ir. Marsi, M.Sc. Ph.D., Bapak Muslim, S.Pi, M.Si., Bapak Syaifudin, S.Pi,

    M.Si., Bapak Ruspindo,S.Pi, M.Si., Amin, S.Pi, M.Si., Tanbiyaskur, S.Pi, M.Si.,

    Ibu Dade Jubaedah ,S.Pi, M.Si., Ibu Marini, S.Pi, M.Si dan Ibu Sefti Heza

    Dwinanti, S.Pi, M.Si. atas ilmu yang telah diberikan selama ini kepada penulis.

  • v

    8. Teman-teman BDA : Ari, Dimas, Tomi, Rudi, Sopian, Desi, Jimi, Nisa, Putri,

    Oriza, Sri, Coryzon, Rijal, Indra, Riri, Lina, Morina, Desmi, Yuri, Burman,

    Warasto, Dwi, Sumita, Fiza dan Khadi.

    9. Keluargaku dibedeng kades : Nyai, Yai, Ayuk Icut, Kak Iin, Yuk Enap, Kak

    Dayat, Ria, Ikbal, Riko, Azhari, Huda, Khalik, Yudha, Ade, Basrowi, Harnovi,

    Candra dan Zul. Terima kasih atas motivasi, dukungan,doa dan kekeluargaanya.

    10. Rekan HIMAPURA yang menghadirkan suasana kekeluargaan di tanah rantau.

    11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan

    penyelesaian skripsi ini.

    Penulis berdoa semoga segala bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal

    saleh di sisi Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

    bagi kita semua. Aamiin.

    Indralaya, Oktober 2013

    Deny Hidayat

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv

    I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

    A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

    B. Tujuan ............................................................................................................. 3

    C. Hipotesis ......................................................................................................... 3

    II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 4

    A. Ikan Gabus (Channa striata) ......................................................................... 4

    B. Pemberian Pakan Buatan Pada Budidaya Ikan.............................................. 4

    C. Efisiensi Pakan .............................................................................................. 5

    D. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Gabus (Channa striata) ......... 6

    E. Tepung Keong Mas (Pomacea sp.) .............................................................. 6

    III. PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................................ 9

    A. Waktu dan Tempat ........................................................................................ 9

    B. Alat dan Bahan .............................................................................................. 9

    C. Metode Penelitian .......................................................................................... 10

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 18

    A. Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus ....................................................... 18

    B. Pertumbuhan Benih Ikan Gabus .................................................................... 20

    C. Efisiensi Pakan Benih Ikan Gabus ................................................................ 22

    D. Fisika Kimia Air Pemeliharaan Benih Ikan Gabus ....................................... 23

    x

  • vii

    E. Histologi Hati Ikan Gabus ............................................................................. 25

    V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 29

    A. Kesimpulan ................................................................................................... 29

    B. Saran .............................................................................................................. 29

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 30

    LAMPIRAN

    xi

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    1. Kandungan nutrisi tepung keong mas dan tepung ikan ...................................... 7

    2. Kandungan asam amino pada tepung keong mas dan tepung ikan. .................... 7

    3. Formulasi pakan uji yang digunakan dalam penelitian (%) ................................ 10

    4. Kisaran fisika kimia air benih ikan gabus selama penelitian .............................. 23

    xii

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    1. Tahapan penelitian ....................................................................................... 13

    2. Alur pembuatan tepung keong mas .............................................................. 14

    3. Kelangsungan hidup (%) benih ikan gabus .................................................. 18

    4. Pertumbuhan bobot mutlak benih ikan gabus .............................................. 20

    6. Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan gabus........................................... 20

    7. Efisiensi pakan benih ikan gabus ................................................................. 22

    8. Hasil histologi hati benih ikan gabus (C. striata) ........................................ 25

    xiii

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1. Denah penelitian........................................................................................... 33

    2. Benih ikan gabus terserang penyakit............................................................ 34

    3. Hasil analisis proksimat pakan setiap perlakuan .......................................... 35

    4. Data kelangsungan hidup benih ikan gabus ................................................. 36

    5. Data pertumbuhan bobot mutlak (g) benih ikan gabus ................................ 38

    6. Data pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan gabus .......................... 40

    7. Data efisiensi pakan (%) benih ikan gabus .................................................. 42

    xiv

  • xi

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu komoditas air tawar yang

    mempunyai nilai ekonomis tinggi. Menurut Muflikhah et al., (2008) di tahun 2008

    ikan gabus di Sumatera Selatan mencapai Rp. 30.000 - 80.000 per kg sedangkan

    menurut Kordi (2011) harga ikan gabus utuh segar di Kalimatan antara Rp. 8.000 -

    25.000 per kg. Namun pada tahun 2013 rata-rata ikan gabus dipasar mencapai Rp

    30.000 60.000 per kg. Oleh masyarakat Sumatera Selatan, ikan gabus banyak

    dimanfaatkan sebagai bahan baku hasil olahan seperti pembuatan pempek, laksan,

    tekwan dan model. Menurut Warta Perikanan, (2010) sebagian besar pasokan ikan

    gabus yang ada di pasaran berasal dari hasil tangkapan dari perairan umum.

    Berdasarkan data statistik, pada tahun 2008 yang tertangkap ikan gabus di

    perairan umum sebesar 29.842 ton atau turun 1,5% dibandingkan tahun 2007 yaitu

    sebesar 30.300 ton (Warta Perikanan, 2010). Hal tersebut dapat menjadi salah satu

    indikator terjadinya penurunan populasi ikan gabus di alam.

    Menurut Muflikhah et a.l, (2008) ikan gabus sudah banyak dibudidayakan

    secara komersil di beberapa negara seperti Thailand, Fhilipina, Vietnam dan

    Myanmar. Negara-negara tersebut secara geografis termasuk dalam kawasan Asia

    Tenggara yang mempunyai karakteristik geografi yang tidak jauh berbeda dengan

    lndonesia.

    Menurut Kordi (2011) pada budidaya ikan gabus, pakan yang digunakan

    masih berupa pakan alami, seperti ikan-ikan kecil dan ikan rucah. Penerapan

    1

  • xii

    pemberian pakan buatan untuk budidaya ikan gabus masih menjadi salah satu

    kendala dalam budidaya ikan gabus. Tingginya harga pakan disebabkan oleh

    mahalnya bahan baku yang digunakan terutama tepung ikan. Oleh karena itu, perlu

    dicari alternatif bahan pakan dengan harga relatif murah, mudah didapat, dan

    mengandung nutrisi yang baik, untuk mengurangi penggunaan tepung ikan. Salah

    satu bahan yang dapat digunakan adalah keong mas.

    Keong mas merupakan hama bagi tanaman padi, tetapi mengandung protein

    yang tinggi yang hampir setara dengan kandungan protein tepung ikan. Menurut

    Suktikno (2011) keong mas mempunyai kandungan protein sekitar 57,67%

    sedangkan ikan mempunyai kandungan protein berkisar antara 60-70%. Dengan

    demikian tepung keong mas dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pakan untuk

    mengurangi atau menggantikan tepung ikan dalam formulasi pakan.

    Menurut Muflikhah et al. (2008) bahwa benih ikan gabus dengan berat awal

    22 23 g yang dipelihara selama 6 minggu dengan pemberian pakan campuran

    (pasta) 25% ikan rucah, 25% keong mas dan 50% dedak, memberikan respon

    pertumbuhan yang terbaik yaitu pertambahan berat 56,94 g/ind, sintasan sebesar

    90,8%.

    Penelitian ini dilakukan untuk melihat penggunaan tepung keong mas pada

    pakan terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi pakan benih ikan

    gabus. Selain itu dilakukan pula histologi pada hati ikan gabus, untuk melihat

    pengaruh tepung keong mas terhadap hati ikan gabus, sebab kandungan lemak

    tepung keong mas yang tinggi dibandingkan lemak pada tepung ikan dapat

    mengganggu fungsi hati ikan gabus. Kandungan lemak pada tepung keong mas

    cukup tinggi yaitu sebesar 13,61 % sedangkan tepung ikan mengandung lemak

    2

  • xiii

    sebesar 6,8 % (Tarigan, 2007). Oleh sebab itu, perlu dilihat pengaruh pemanfaatan

    pakan tepung keong mas terhadap akumulasi lemak pada hati ikan gabus

    menggunakan metode histologi. Pengamatan kondisi hati sangat penting untuk

    mengetahui status kesehatan benih ikan gabus tersebut.

    B. Tujuan

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan berbahan baku

    tepung keong mas (Pomacea sp.) terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup,

    efisiensi pakan dan histologi hati benih ikan gabus (Channa striata).

    C. Hipotesis

    Diduga pakan berbahan baku tepung keong mas berpengaruh terhadap

    pertumbuhan, kelangsungan hidup, efisiensi pakan dan histologi hati benih ikan

    gabus

    3

  • 14

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Ikan Gabus (Channa striata)

    Ikan gabus memiliki ciriciri bentuk tubuh memanjang, berkepala besar agak

    gepeng mirip kepala ular dengan sisik-sisik besar di atas kepala dan permukaannya

    kasar. Sirip punggung panjang yang dasarnya mencapai pangkal ekor, permukaan

    sirip ini di atas atau sedikit di belakang sirip dada. Umumnya bagian punggung tubuh

    berwarna gelap dan bagian perut (abdominal) berwarna putih. Sirip ekor berbentuk

    bundar (Kottelat et al., 1993 dalam Bijaksana, 2011).

    Menurut Muslim (2007) habitat ikan gabus adalah perairan rawa banjiran

    yang lebih dikenal dengan istilah lebak lebung. Penyebaran ikan gabus berada di

    wilayah Jawa, Sulawesi, Maluku, India, Indocina, Srilanka, Filipina dan Cina. Di

    Kalimantan Selatan, ikan gabus terdapat hampir di semua jenis perairan umum (rawa

    pasang surut, sungai kecil dan waduk).

    B. Pemberian Pakan Buatan Pada Budidaya Ikan

    Protein merupakan senyawa organik kompleks tersusun atas asam amino

    yang mengandung unsur C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen) dan N (nitrogen).

    Protein diperlukan ikan untuk proses pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh,

    pembentuk enzim dan hormon serta antibodi dalam tubuhnya sehingga

    keberadaannya harus terus menerus disuplai dari makanan untuk pertumbuhan dan

    perbaikan jaringan tubuh (Harver, 1989 dan Furuichi, 1988 dalam Syamsunarno.,

    2009)

    4

  • 15

    Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alami yang terdiri atas

    unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, sterol, vitamin-

    vitamin yang larut di dalam lemak monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid,

    dan terpenoid. Lemak merupakan sumber energi dan sumber asam lemak essensial,

    memelihara dan menjaga membran dan jaringan tubuh, membantu dalam penyerapan

    vitamin yang larut dalam lemak dan untuk mempertahankan daya apung tubuh

    (NRC, 1983 dalam Syamsunarno, 2009).

    Hastings, (1976) dalam Syamsunarno, (2009), karbohidrat merupakan salah

    satu sumber energi yang diperlukan oleh tubuh, karbohidrat dalam ransum ikan

    tropis yang dimanfaatkan secara baik adalah 30%. Fungsi utama karbohidrat adalah

    menyediakan energi untuk proses kehidupan normal. Selain sebagai sumber energi,

    peranan karbohidrat juga sebagai prekursor yang sangat diperlukan untuk

    pertumbuhan, misalnya untuk biosintesis berbagai asam amino esensial dan asam

    nukleat. Manfaat lain karbohidrat, termasuk lemak dalam pakan adalah dapat

    mengurangi penggunaan protein sebagai sumber energi yang dikenal sebagai protein

    sparing effect. Ikan-ikan air tawar dan ikan laut dapat mencerna karbohidrat.

    Kemampuan ikan laut mencerna karbohidrat adalah sekitar 20%, sedangkan ikan air

    tawar mampu mencerna diatas 20%. Menurut Habib et al. (1994) ikan air tawar

    membutuhkan karbohidrat sebanyak 12 % untuk proses pertumbahan.

    C. Efisiensi Pakan

    Efisiensi pakan digunakan untuk menunjukkan persentase pakan yang diubah

    menjadi daging atau pertambahan bobot (Haetami et al., 2007). Semakin tinggi nilai

    efisiensi pakan memberikan gambaran bahwa kualitas pakan yang diberikan semakin

    5

  • 16

    baik sehingga efisiensi pakannya juga semakin baik (Halver, 1989 dan Furuichi,

    1988, dalam Syamsunarno., 2009). Peningkatan efisiensi pakan dipengaruhi oleh

    penggunaan protein hewani. Kordi (2009), menyatakan bahwa ikan karnivora lebih

    cepat mencernan protein hewani dibanding protein nabati.

    D. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Gabus (Channa striata)

    Pertumbuhan didefinisikan sebagai suatu perubahan ukuran, dapat berupa

    panjang dan bobot dalam waktu tertentu. Kebutuhan energi untuk pertumbuhan

    dipengaruhi oleh faktor jenis ikan, umur, kondisi lingkungan, dan asupan. Hewan

    yang berukuran kecil pada umumnya mempunyai laju metabolisme dan pertumbuhan

    lebih tinggi dibandingkan hewan berukuran dewasa (Mudjiman, 2004). Menurut

    Sutarya (2000) dalam Adrizal (2002), jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan

    berpengaruh terhadap pertumbuhan.

    Menurut Effendie (1997) tingkat kelangsungan hidup ikan didefinisikan

    sebagai jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan yang

    ditebar pada awal pemeliharaan. Menurut Mulyanto (1992) dalam Mardoni (2005),

    faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan meliputi faktor internal dan

    eksternal. Faktor internal adalah yang berasal dari ikan itu sendiri antara lain : daya

    tahan tubuh terhadap penyakit, dan kemampuan memanfaatkan makanan. Faktor

    eksternal meliputi seluruh kondisi lingkungan ikan hidup dan tumbuh, meliputi sifat

    fisika, kimia dan biologi perairan.

    E. Tepung Keong mas (Pomacea sp)

    Keong mas atau sering disebut siput murbai, merupakan salah satu hama

    dalam produksi padi. Keong mas hidup di kolam, rawa dan sawah. Setiap tahun

    keong mas tersedia di alam dan karena itu pemanfaatan keong mas sebagai bahan

    6

  • 17

    alternatif sebagai bahan campuran pakan dan sebagai subtitusi tepung ikan yang

    selama ini sebagai bahan baku utama pembuatan pakan ikan. Hal ini dikarenakan

    kandungan nutrisi pada keong mas cukup tinggi dan hampir mendekati kandungan

    nutrisi pada ikan. Perbandingan nutrisi tepung keong mas dan tepung ikan dapat

    dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

    Tabel 1. Kandungan nutrisi tepung keong mas dan tepung ikan.

    Nutrisi Tepung keong mas (%) Tepung ikan (%)

    Protein 57,76 63,76

    Lemak 14,62 3,70

    Abu 15,3 18,28

    Karbohidrat 0,86 4,10

    Kadar air 11,05 3,70

    Sumber : Laboratorium Fisika kimia BBPBAP Jepara (2006) dalam Sutikno (2011),

    dan Kordi, (2009).

    Tabel. 2. Kandungan asam amino pada tepung keong mas dan tepung ikan.

    Asam amino Tepung keong mas (%) Tepung ikan (%)

    Arginin 4,88 9,93

    Histidin 1,43 1,50

    Isoleusin 2,64 3,35

    Leusin 4,62 5,53

    Lysin 4,35 4,16

    Methionin 2,62 1,57

    Fenilalin 2,62 2,83

    Treonin 2,72 3,51

    Valin 3,07 3,91

    Sumber : Abidin (2005) dalam Suktikno, (2011).

    Menurut Suktikno (2011), daging keong mas mempunyai kandungan protein

    sekitar 57,76 %, kadar ini hampir sebanding dengan kadar protein yang dimiliki

    tepung ikan yaitu sekitar 60-70%. Dari segi kandungan asam amino, tepung keong

    mas memiliki kandungan asam amino hampir sebanding dengan kandungan asam

    amino tepung ikan sehingga tepung keong mas dapat dijadikan makanan dengan

    kualitas yang baik dan mampu menggantikan tepung ikan. Hasil penelitian Firdus

    7

  • 18

    dan Muchlisin (2005), menyatakan bahwa keong mas mempunyai potensi untuk

    dijadikan pakan alternatif dalam usaha budidaya ikan kerapu lumpur, karena

    memberikan angka pertumbuhan yang tidak berbeda nyata dengan pakan ikan rucah

    yang selama ini digunakan.

    8

  • 19

    III. PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat

    Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 - Februari 2013

    bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Program Studi Budidaya Perairan,

    Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

    B. Alat dan Bahan

    1. Alat

    Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan gabus selama penelitian

    adalah terpal berbentuk persegi empat berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm. Alat yang

    digunakan untuk mengukur kualitas air yaitu DO meter yang berfungsi sebagai

    pengukur kandungan oksigen terlarut, kertas pH digunakan untuk mengukur pH air,

    termometer ketelitian 10C digunakan untuk mengukur suhu air, dan spektrofotometer

    digunakan untuk mengukur amonia.

    Alat yang digunakan untuk pembuatan pakan yaitu mincer yang berfungsi

    sebagai pencetak pakan, oven berfungsi sebagai pengering pakan, timbangan analitik

    digunakan sebagai alat penimbang bahan pakan, toples plastik digunakan sebagai

    wadah pakan, baskom digunakan sebagai wadah pembuatan adonan pakan, dan

    sendok digunakan untuk mengambil bahan yang ditimbang.

    2. Bahan

    Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih ikan gabus dengan rata-rata

    panjang 10,8 - 12,8 cm dan berat 2,97 4,96 g. Sedangkan bahan pakan yang

    9

  • 20

    digunakan dalam penelitian adalah tepung keong mas, tepung ikan, tepung kedelai,

    tepung kunyit, tepung tapioka, dedak halus, minyak kedelai dan vitamin mix.

    Formulasi pakan uji yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 4 berikut

    ini.

    Tabel 4. Formulasi pakan uji yang telah digunakan dalam penelitian (%).

    No Bahan Komposisi pakan

    AR 1 AR 2 AR 3 AR 4 AR

    5

    1 Tepung keong mas 0 12,5 25 37,5 50

    2 Tepung ikan 50 37,5 25 12,5 0

    3 Dedak halus 21 21 21 21 21

    4 Tepung kedelai 10 10 10 10 10

    5 Tepung tapioka 10 10 10 10 10

    6 Tepung kunyit 5 5 5 5 5

    7 Minyak kedelai 3 3 3 3 3

    8 Vitamin Mix 1 1 1 1 1

    Total 100 100 100 100 100

    Protein (%) 33,05 33,05 33,05 33,05 33,05

    GE = (Kkal/100 g) 294 291,69 323,52 347,45 363

    C/P = (Kkal/100 g) 8,9 8,8 9,79 11 11

    C. Metode penelitian

    1. Rancangan Percobaan

    Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima

    perlakuan dan tiga ulangan dengan kode perlakuan (AR 1, AR 2, AR 3, AR 4, AR 5

    ). Perlakuan yang dicobakan berdasarkan perbedaan persentase tepung keong mas

    dan tepung ikan dalam pakan benih ikan gabus.

    AR 1 = Pakan dengan 0 % tepung keong mas dan 50 % tepung ikan

    AR 2 = Pakan dengan 12,5 % tepung keong mas dan 37,5 % tepung ikan

    AR 3 = Pakan dengan 25 % tepung keong mas dan 25 % tepung ikan

    AR 4 = Pakan dengan 37,5 % tepung keong mas dan 12,5 % tepung ikan

    AR 5 = Pakan dengan 50 % tepung keong mas dan 0 % tepung ikan

    10

  • 21

    2. Cara Kerja

    1. Pembuatan Tepung Keong Mas

    Tepung keong mas dibuat berdasarkan Margono et al., (1993). Dalam

    pembuatan tepung keong mas, keong mas terlebih dahulu dikeluarkan lendir dan

    kotorannya dengan cara direndam dalam air mengalir selama dua hari, kemudian

    direndam menggunakan air garam sebanyak 250 g.l-1 air. Lalu diaduk dan didiamkan

    selama 15 menit sampai lendir keluar. Proses penggaraman dilakukan dua kali,

    namun, pada penggaraman kedua menggunakan garam sebanyak 150 g.l-1 air.

    Setelah itu direbus di air mendidih selama 20 menit, kemudian didinginkan lalu

    dipotong tipis. Potongan keong mas selanjutnya direndam dalam natrium benzoat

    sebanyak 2 g.kg-1 daging keong mas. Selanjutnya keong mas dikeringkan dibawah

    sinar matahari 3 hari. Selanjutnya, ditumbuk dan diayak sehingga menjadi tepung.

    2. Pembuatan Pakan

    Pembuatan pakan dimulai dengan menimbang bahan baku pakan sesuai

    dengan formulasi. Bahan baku pakan dipisahkan antara bahan yang bersifat kering

    seperti tepung keong mas, tepung ikan, tepung tapioka, tepung kedelai, dedak halus,

    tepung kunyit dan vitamin mix dengan bahan yang bersifat cair seperti minyak

    kedelai dan air panas. Pembuatan pakan dimulai dengan mencampurkan vitamin

    mix, tepung kunyit, tepung tapioka, tepung kedelai, dedak halus, tepung ikan dan

    tepung keong mas secara merata selanjutnya ditambahkan minyak kedelai, dan air

    panas dan diaduk hingga membentuk padatan, kemudian dicetak dengan alat mincer.

    Hasil cetakan dipotong-potong dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 500

    - 600 C selama 10 jam.

    11

  • 22

    3. Persiapan Wadah Pemeliharaan dan Aklimatisasi Ikan

    Wadah yang digunakan yaitu terpal persegi empat ukuran 30 cm x 30 cm x

    30 cm sebanyak 15 buah. Wadah pemeliharaan dicuci dengan air bersih dan

    dikeringkan. Air yang digunakan sebagai media hidup ikan sebelumnya harus

    diendapkan terlebih dahulu dalam tandon. Selanjutnya wadah diisi air sebanyak 15

    liter dengan ketinggian 16,7 cm. Setelah itu ikan ditebar sebanyak sepuluh ekor

    dengan ukuran 10,8 - 12,8 cm pada setiap wadah pemeliharaan, dan dilakukan

    aklimatisasi selama 3 hari. Selama proses aklimatisasi ikan diberi pakan sesuai

    perlakuan. Pakan diberikan secara at satiation (diberi makan sampai kenyang).

    Frekuensi pemberian pakan selama masa aklimatisasi sebanyak tiga kali sehari pada

    pagi hari pukul 08.00 WIB, siang hari pukul 12.00 WIB dan sore hari pukul 16.00

    WIB.

    4. Pemeliharaan Benih Ikan Gabus

    Setelah proses aklimatisasi selesai, benih ikan gabus ditimbang, dan diukur

    panjangnya. Setelah itu pengambilan satu sampel benih ikan gabus dari stok benih

    ikan gabus untuk diambil hatinya sebagai data awal histologi hati. Selanjutnya, benih

    ikan gabus dipelihara selama 30 hari. Selama pemeliharaan, benih ikan gabus diberi

    pakan secara at satiation (diberi makan hingga kenyang). Frekuensi pemberian pakan

    selama pemeliharaan sebanyak tiga kali sehari pada pagi hari pukul 08.00 WIB,

    siang hari pukul 12.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB. Pada akhir penelitian,

    benih ikan gabus ditimbang, diukur panjangnya. Dilakukan juga pengambilan sampel

    hati ikan gabus pada setiap perlakuan untuk melihat pengaruh penggunaan pakan

    berbahan tepung keong mas terhadap hati ikan gabus.

    12

  • 23

    Gambar 1. Tahapan penelitian

    Pembuatan pelet

    tepunkeong mas

    Aklimatisasi ikan selama tiga hari terhadap pakan sesuai perlakuan

    1 7a 14a 21a 30a

    SR, P dan F

    ---------------------------------------------------------------------------------------------

    Pembuatan tepung

    keong mas

    13

  • 24

    14

  • 25

    5. Parameter yang diamati

    a. Kelangsungan Hidup

    Penghitungan tingkat kelangsungan hidup/survival rate ikan menggunakan

    rumus menurut Effendi et al., (2006) sebagai berikut :

    SR = Nt

    No x 100%

    Keterangan : SR = Tingkat kelangsungan hidup

    Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)

    No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

    b. Pertumbuhan panjang mutlak

    Penghitungan pertumbuhan panjang mutlak menggunakan rumus Effendie

    (1997) sebagai berikut :

    L = L2 - L1

    Keterangan : L = Pertumbuhan panjang mutlak (cm)

    L2 = panjang akhir ikan (cm)

    L1 = panjang awal ikan(cm)

    c. Pertumbuhan bobot mutlak

    Penghitungan pertumbuhan bobot mutlak menggunakan rumus Weatherley

    (I972) dalam Dewantoro, (2001) sebagai berikut :

    W = Wt-W0

    Keterangan : W = Pertumbuhan bobot mutlak (g)

    Wt = Bobot ikan di akhir pemeliharaan (g)

    W0 = Bobot ikan di awal pemeliharaan (g)

    15

  • 26

    f. Menghitung efisiensi pakan

    Penghitungan Efisiensi pakan dengan rumus Zonneveld et al., (1991) dalam

    Effendi et al, (2006) adalah sebagai berikut :

    =(Wt+D)Wo

    F x 100%

    Keterangan :

    FE = Efisiensi pakan (%)

    Wt = Bobot ikan uji pada akhir penelitian (g)

    Wo = Bobot ikan uji pada awal penelitian (g)

    D = Bobot total ikan yang mati selama pemeliharaan (g)

    F = Jumlah total pakan yang diberikan (g)

    g. Kualitas air

    Pengukuran parameter kualitas air meliputi suhu, pH, DO dan amonia.

    Pengukuran suhu dan pH dilakukan setiap hari sedangkan DO dan amonia diukur

    pada awal dan akhir pemeliharaan benih ikan gabus.

    f. Histologi

    Organ yang diamati untuk histologi adalah hati. Proses histologi meliputi :

    fiksasi, pemotongan organ, dehidrasi penjernihan dan pengisian parafin, pembuatan

    blok parafin, pembuatan preparat sediaan dan pewarnaan

    4. Analisa Data

    Data kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi pakan diuji secara

    statistik, dilakukan berdasarkan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jika

    didapatkan nilai F hitung lebih besar dari F (5%) maka dilanjutkan dengan uji lanjut

    16

  • 27

    Beda Nyata Terkecil (BNT). Fisika kimia air (suhu, pH, oksigen terlarut, amonia)

    dan histologi hati dianalisis secara deskriptif.

    17

  • 28

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus

    Kelangsungan hidup benih ikan gabus selama 30 hari pemeliharaan pada

    semua perlakuan berkisar antara 50 % - 86,67 %. Rata-rata nilai kelangsungan hidup

    benih ikan gabus yang dipelihara selama 30 hari pada setiap perlakuan tersaji pada

    Gambar 3.

    Gambar 3. Kelangsungan hidup (%) benih ikan gabus

    Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan tepung keong

    mas tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup benih ikan gabus,

    peningkatan persentase tepung keong mas sampai batas 37,5 % dalam formulasi

    pakan mengakibatkan kelangsungan hidup benih ikan gabus meningkat, sedangkan

    pakan yang mengandung 50 % tepung keong mas kelangsungan hidupnya menurun

    73,3370

    76,67

    86,67

    50

    Kel

    an

    gsu

    ng

    an

    hid

    up

    (%

    )

    % Keong mas

    18

  • 29

    Berdasarkan hasil pengamatan benih ikan gabus selama pemeliharaan,

    kematian benih ikan gabus diduga akibat infeksi bakteri dan jamur. Kelainan klinis

    seperti timbul bentuk kapas putih pada tubuh benih ikan gabus, mata menonjol,

    adanya bercak merah pada salah satu sirip dada, seluruh tubuh melepuh, dan luka-

    luka. Adanya penyakit pada benih ikan gabus, terjadi pada saat dua minggu

    pemeliharan benih ikan gabus. Adapun ikan yang terinfeksi dapat dilihat pada

    Lampiran 2.

    Kondisi tersebut juga terjadi pada penelitian Sopian (2013) bahwa rendahnya

    nilai kelangsungan hidup benih ikan gabus disebabkan serangan penyakit dan sifat

    kanibalisme ikan gabus. Hal ini sesuai pula dangan pernyataan Van Duijn (1976)

    dalam Mutaqin (2006) yang menyatakan bahwa ikan mempunyai daya tahan tubuh

    yang besar terhadap penyakit asalkan kondisi badannya tidak diperlemah oleh suatu

    sebab. Menurut Angga dan Safrudin (1982) dalam Mutaqin (2006) bahwa stres

    merupakan gangguan mekanisme homeostatik, sehingga memudahkan terjadinya

    suatu penyakit.

    Berdasarkan Kordi, (2009) bahwa rendahnya kelangsungan hidup suatu biota

    budidaya dipengaruhi beberapa faktor salah satunya nutrisi pakan yang tidak sesuai.

    Pakan yang berbahan baku tepung keong mas yang memiliki kandungan lemak yang

    tinggi diduga berpotensi terhadap penimbunan lemak pada hati ikan yang dapat

    memperberat kerja hati sehingga kondisi fisiologi ikan menurun. Kordi (2009)

    menyatakan bahwa lemak berpengaruh terhadap rasa dan tekstur pakan, tetapi

    kandungan lemak berlebihan pada pakan akan mempengaruhi mutu pakan, yaitu

    mudah mengalami oksidasi dan menghasilkan bau tengik, dan ikan yang banyak

    mengkonsumsi lemak, juga akan mengalami penimbunan lemak pada dinding rongga

    19

  • 30

    abdominal, usus sehingga terjadi gejala liver lipid degeneration (LLD), kerusakan

    pada ginjal, edema dan anemia yang dapat menimbulkan kematian.

    B. Pertumbuhan Benih Ikan Gabus

    Pertumbuhan bobot mutlak dan pertumbuhan panjang mutlak selama

    penelitian tersaji pada Gambar 4 dan 5 berikut:

    4,44

    3,48 3,55

    2,97

    4,96

    Per

    tum

    bu

    ha

    n b

    ob

    ot

    mu

    tla

    k

    (g)

    % keong mas

    0,9

    0,7

    0,4

    0,5

    Series1, 50, 0.9

    Per

    tum

    bu

    ha

    n p

    an

    jan

    g m

    utl

    ak

    (cm

    )

    % keong mas

    Gambar 4. Pertumbuhan bobot mutlak (g) benih ikan gabus

    Gambar 5. Pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan

    gabus

    20

  • 31

    Analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung keong mas dalam

    pakan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot mutlak dan

    pertumbuhan panjang mutlak benih ikan gabus. Meskipun secara ANOVA tidak

    berpengaruh nyata, namun pertumbuhan bobot mutlak tertinggi terdapat pada

    perlakuan 50 % tepung keong mas diperoleh sebesar 4,96 g, sedangkan pertumbuhan

    bobot mutlak terendah terdapat pada perlakuan 37,5 % tepung keong mas yaitu

    sebesar 2,97 g. Untuk pertumbuhan panjang mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan

    0 % tepung keong mas, dan 50 % tepung keong mas yaitu sebesar panjang 0,9 cm,

    sedangkan pertumbuhan panjang mutlak terendah terdapat pada perlakuan 25 %

    tepung keong mas yaitu sebesar 0,4 cm.

    Prihadi (2007), menyatakan pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor

    yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar, adapun faktor dari dalam meliputi sifat

    keturunan, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan dalam memanfaatkan

    makanan, sedangkan faktor dari luar meliputi sifat fisika, kimia dan biologi perairan.

    Faktor makanan dan suhu perairan merupakan faktor utama yang dapat

    mempengaruhi pertumbuhan ikan. Menurut Arofah, (1991) dalam Prihadi, (2007),

    menyatakan bahwa pertumbuhan ikan dapat terjadi jika jumlah makanan melebihi

    kebutuhan untuk pemeliharaan tubuhnya.

    Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah kandungan protein

    dalam pakan, sebab protein berfungsi membentuk jaringan baru untuk pertumbuhan

    dan menggantikan jaringan yang rusak. Menurut Khans et al., (1993) dalam Kordi,

    (2009) kekurangan protein berpengaruh negatif terhadap konsumsi pakan,

    konsekuensinya terjadi penurunan pertumbuhan bobot. Menurut Kordi, (2009)

    kelebihan protein dan lemak dapat menimbulkan penimbunan lemak, nafsu makan

    21

  • 32

    ikan berkurang. Nilai nutrisi (gizi) pakan pada umumnya dilihat dari komposisi zat

    gizi dan berapa komponen nutrisi yang penting dan harus tersedia dalam pakan,

    antara lain protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin.

    C. Efisiensi Pakan Benih Ikan Gabus

    Nilai efisiensi pakan pada setiap perlakuan selama pemeliharaan disajikan

    pada Gambar 6.

    Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pakan berbahan baku tepung

    keong mas tidak berpengaruh nyata terhadap nilai efisiensi pakan benih ikan gabus.

    Namun nilai efisiensi pakan tertinggi diperoleh pada perlakuan 0 % tepung keong mas

    (29,45 %), sedangkan nilai efisiensi pakan terendah diperoleh pada perlakuan 37,5 %

    tepung keong mas (12,74%). Menurut Kordi (2011), semakin tinggi nilai efisiensi

    pakan menunjukkan penggunaan pakan oleh ikan semakin efisien. Berdasarkan

    hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa nilai efisiensi pakan dari semua

    perlakuan sebesar 12,74 % - 29,45 %. Nilai efisiensi ini tergolong rendah bila

    29,45

    18,97

    21,47

    12,74

    18,97

    Efi

    sien

    si p

    ak

    an

    (%

    )

    % keong mas

    Gambar 6. Efisiensi pakan (%) benih ikan gabus

    22

  • 33

    dibandingkan ikan air tawar yang lainnya seperti nilai efisiensi pakan ikan nila

    mencapai 50,23 % (Kurniasari, 2003 dalam Sugianto, 2007). Nilai efisiensi pakan

    ikan patin mencapai 73,1% (Meilisca, 2003 dalam Sugianto, 2007). Nilai efisiensi

    pakan ikan mas mencapai 53,45 % (Suparyani, 1994 dalam Sugianto, 2007). Nilai

    efisiensi pakan ikan gurame mencapai 45,75 % (Suryani, 2001 dalam Sugianto,

    2007).

    Rendahnya nilai efisiensi pakan pada penelitian ini diduga disebabkan oleh

    bahan pakan yang digunakan memiliki kecernaan yang rendah, terutama bahan yang

    bersumber dari nabati. Bahan baku nabati secara fisiologis sulit dicerna oleh ikan

    yang bersifat karnivora, termasuk ikan gabus, yang secara food habit dan feeding

    habit tergolong ikan karnivora dan predator. Djarijah, (1995) dalam Hariyadi et al.,

    (2005), menyatakan faktor yang menentukan tinggi rendahnya efisiensi pakan adalah

    jenis sumber nutrisi dan jumlah dari tiap-tiap komponen sumber nutrisi dalam pakan

    tersebut.

    D. Fisika Kimia Air Pemeliharaan Benih Ikan Gabus

    Kisaran fisika kimia air yang diperoleh dalam tiap pengambilan sampel dari

    masing-masing perlakuan selama penelitian disajikan dalam Tabel 5 berikut

    Tabel 5. Kisaran fisika kimia air benih ikan gabus selama penelitian Perlakuan Parameter kualitas air

    Suhu (0C) pH DO (mg.L-1) Amonia (mg.L-1) AR 1 24 31 6 7 0,85 1,11 0,044 0,054 AR 2 24 31 6 7 0,84 1,20 0,044 0,056 AR 3 25 31 6 7 0,86 1,39 0,044 1,642 AR 4 25 31 6 7 0,93 0,96 0,044 0,173 AR 5 24 31 6 7 0,83 1,12 0,044 1,642 Batas toleransi* 25 32 6,5 9 4-7 < 1

    Keterangan*: Sukadi (1989) dalam Kordi (2011)

    23

  • 34

    Nilai pH selama penelitian berkisar antara 6-7, sementara menurut Kordi

    (2011), pH yang baik untuk pemeliharaan benih ikan gabus adalah 6,5 9. Apabila

    pH kurang dari kisaran optimal maka pertumbuhan ikan terhambat dan ikan sangat

    sensitif terhadap bakteri dan parasit. Sedangkan jika pH lebih dari kisaran optimal

    maka pertumbuhan ikan terhambat. Namun pada kondisi yang kurang optimal, suatu

    jenis ikan akan mencapai ukuran yang lebih kecil dibandingkan pada kondisi yang

    optimal (Effendi, 2003, dalam Almaniar., 2011).

    Kisaran nilai suhu yang diukur pada awal sampai akhir penelitian berkisar

    antara 24 - 310C. Menurut Kordi (2011), ikan gabus mampu hidup pada perairan

    yang bersuhu >240C, sedangkan jika suhu perairan < 240C ikan gabus masih tetap

    bertahan hidup, namun nafsu makan mulai menurun dan dapat menimbulkan

    kegiatan bakteri diperairan. Hal ini dikarenakan ikan tersebut mampu tumbuh dengan

    baik pada suhu 25 320C. Oleh sebab itu, suhu memegang peranan penting sebagai

    faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan organisme air tawar dan

    berhubungan erat dengan laju metabolisme untuk pernafasan dan reproduksi

    (Effendi, 2003, dalam Almaniar., 2011).

    Selama pemeliharaan benih ikan gabus, nilai kandungan oksigen terlarut

    berkisar antara 0,93 0,96 mg. L-1 tergolong cukup rendah bila dibandingkan dengan

    hasil penelitian Almaniar (2011), yaitu berkisar antara 1,88-3,05 mg.L-1. Walaupun

    kandungan oksigen terlarut pada penelitian ini cukup rendah, namun menurut Kordi

    (2011), ikan gabus mampu hidup pada perairan yang minim oksigen yang mencapai

    kurang dari 2 mg.L1, karena ikan gabus mampu mengambil oksigen langsung dari

    udara dengan menyembulkan mulut ke permukaan air yang merupakan alat

    pernafasan tambahan yaitu divertikula. Nilai amonia pada penelitian ini cenderung

    24

  • 35

    rendah, kecuali pada perlakuan AR 1 (0,044 1,642 mg.L-1). Hal tersebut

    menandakan bahwa hanya sebagian pakan yang dikatabolisme menjadi energi

    sehingga amonia yang diekskresikan relatif lebih rendah. Berdasarkan hasil

    penelitian Almaniar (2011), diketahui bahwa benih ikan gabus masih dapat hidup

    pada kandungan amonia sebesar 0,62 - 2,42 mg.L-1.

    E. Histologi hati ikan gabus

    Untuk melihat pengaruh pakan berbahan baku tepung keong mas terhadap

    hati benih ikan gabus dilakukan perbandingan antara ikan sebelum diberi perlakuan

    dan ikan setelah diberi perlakuan melalui pengambilan sampel hati untuk dibuat

    histologi (Gambar 7).

    Gambar 7. Hasil histologi hati benih ikan gabus.

    Keterangan :

    A : Kongesti AB : Degenerasi lemak

    B : Nekrosis hepatosit C : Haemorhagie

    Ikan sebelum perlakuan

    25

  • 36

    Berdasarkan hasil histologi hati benih ikan gabus terlihat perbedaan kondisi

    hati benih ikan gabus sebelum diberi perlakuan hingga akhir penelitian. Pada tahap

    sebelum diberi perlakuan penelitian keadaan hati benih ikan gabus terlihat berwarna

    merah cerah, adanya degenerasi lemak, nekrosis hepatosit, haemorhagie dan tidak

    terdapat kematian sel-sel (Gambar 7), sedang pada akhir penelitian (0 %, 12,5 %, 25

    %, 37,5 %, 50 %) menunjukkan adanya kematian sel-sel (nekrosis) di hati benih ikan

    gabus.

    Organ hati memiliki beberapa fungsi, yaitu biotransformasi zat-zat berbahaya

    menjadi zat-zat yang tidak berbahaya yang kemudian diekskresi oleh ginjal. Fungsi

    yang lain adalah pembentukan dan ekskresi empedu, metabolisme garam empedu,

    metabolisme karbohidrat (Glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis), sintesis

    protein, metabolisme dan penyimpanan lemak (Anderson, 1995 dalam Yuniar,

    2009). Fungsi organ hati dapat terganggu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah

    faktor pengkonsumsian pakan yang mengandung kadar lemak yang berlebih.

    Pada penelitian ini pakan yang digunakan sebagai salah satu bahan baku

    penyusun pakan. Tepung keong mas diketahui memiliki kadar lemak 14,62 %. Hal

    tersebut mempengaruhi kandungan lemak pada pakan yang ditambahkan bakan baku

    tepung keong mas. Kandungan lemak yang tinggi dapat mempengaruhi nafsu makan,

    pertumbuhan, penimbunan lemak pada hati ikan dan dapat menyebabkan perubahan

    struktur jaringan/kerusakan sel hati ikan gabus.

    Tingkat kerusakan hati menurut Darmono (1995) dalam Yuniar (2009),

    dibagi menjadi tiga yaitu ringan, sedang dan berat. Perlemakan hati termasuk dalam

    tingkat ringan ditandai dengan pembengkakan sel, tingkat sedang yaitu kongesti dan

    hemoragi, sedangkan tingkat berat yaitu kematian sel atau nekrosis, hipertropi dan

    26

  • 37

    hyperplasia yang merupakan jenis kerusakan akibat bertambahnya ukuran dan

    komponen dalam jaringan atau sel. Pada perlakuan 12,5 % tepung keong mas tidak

    ditemukan kongesti pada hati benih ikan gabus.

    Menurut Yuniar (2009) perlemakan hati adalah penimbunan lemak yang

    berlebihan pada sel-sel hati yang merupakan respon organ hati terhadap kadar lemak

    yang cukup tinggi pada bahan pakan dan terjadi jika total timbunan lemak lebih dari

    5% berat total organ hati yang normal. kongesti adalah terjadinya pembendungan

    darah pada hati yang disebabkan adanya gangguan sirkulasi yang dapat

    mengakibatkan kekurangan oksigen dan zat gizi. Pada sel hati, kongesti didahului

    dengan pembengkakan sel hati dimana sel hati membesar yang mengakibatkan

    sinusoid menyempit sehingga aliran darah terganggu.

    Menurut Plumb (1994) dalam Ersa (2008), nekrosis adalah kematian sel-sel

    atau jaringan yang menyertai degenerasi sel pada setiap kehidupan hewan dan

    merupakan tahap akhir degenerasi. Karakteristik dari jaringan nekrotik, yaitu

    memiliki warna yang lebih pucat dari warna normal, hilangnya daya rentang

    (jaringan menjadi rapuh dan mudah terkoyak), atau memiliki konsistensi yang buruk

    atau pucat (seperti bubur), dan kadang-kadang menimbulkan bau yang tidak enak.

    Nekrosis dapat disebabkan oleh trauma, agen-agen biologis (virus, bakteri, jamur dan

    parasit), agen-agen kimia atau terjadinya gangguan terhadap penyediaan darah pada

    suatu daerah khusus dan hemoragi adalah keluarnya darah dari sirkulasi

    kardiovaskuler dan biasanya terdapat kerusakan pada susunan kardiovaskuler

    tersebut (arteri, vena dan kapiler) (Sudiono, 2003 dalam Yuniar, (2009 ). Menurut

    Ersa (2008) hemoragik ditandai oleh kehadiran dari sejumlah besar eritrosit dan

    komponen-komponen darah lain pada permukaan organ atau di dalam eksudat.

    27

  • 38

    Kematian benih ikan gabus pada setiap perlakuan selama penelitian diduga

    terganggunya fungsi hati. Menurut Kamaludin (2011) dan Ayuningtias (2008)

    terdapat gangguan nekrosis pada lele dumbo yang dapat mengakibatkan kerusakan

    sel-sel. Dengan demikian, adanya nekrosis pada hati ikan gabus dapat

    mengakibatkan kerusakan hati ikan gabus yang berakibat kematian.

    28

  • 39

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Penggunan tepung keong mas sebagai bahan pakan ikan gabus tidak berpengaruh

    nyata terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan gabus.

    2. Hasil pengamatan histologi menunjukan bahwa pada benih ikan gabus terdapat

    haemorhagie pada semua perlakuan. Kongesti ditemukan pada ikan sebelum

    diberi perlakuan, AR 1, AR 2, AR 4 dan AR 5 sedangkan nekrosis hepatosit

    terdapat pada AR 1, AR 2, AR 3, AR 4 dan AR 5 dan degenerasi lemak pada ikan

    sebelum perlakuan.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

    nilai kecernaan dan profil asam amino pakan berbahan baku tepung keong mas.

    29

  • 40

    DAFTAR PUSTAKA

    Adrizal. 2002. Aplikasi program linier untuk menganalisis pemanfaatan

    Salviniamolesta sebagai bahan pakan itik. Disertasi. Program Pascasarjana

    Institut Pertanian Bogor. Bogor (tidak dipublikasikan).

    Ayuningtias, A.M., 2008. Efektivitas campuran meniran Phyllanthus niruri dan

    bawang putih Allium sativum untuk pengendalian infeksi bakteri Aeromonas

    hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

    Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen Budidaya Perairan.

    Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Bogor

    (Dipublikasikan).

    Almaniar, S. 2011. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gabus (Channa

    striata) pada pemeliharaan dengan padat tebar yang berbeda. Skripsi.

    Fakultas Pertanian Program Studi Budidaya Perairan Universitas Sriwijaya.

    Indralaya (tidak dipublikasikan).

    Bijaksana, U. 2011. Pengaruh Beberapa Parameter Air pada Pemeliharaan Larva

    Ikan Gabus, Channa striata Blkr Di dalam Wadah Budidaya. Fakultas

    Perikanan Program Studi Budidaya Perairan Universitas Lambung Mangkurat

    Banjar baru.

    Dewantoro, G.W. 2001. Fekunditas dan produksi larva pada ikan cupang (Betta

    splendens Regan) yang berbeda umur dan pakan alaminya. Fakultas Biologi,

    Universitas Nasional Jakarta. Jurnal Iktiologi Indonesia, l. (2): 49 52.

    Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta

    Effendi, I. N.J. Bugri, dan Widanarni. 2006. Pengaruh padat penebaran terhadap

    kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurami Osphronemus

    gouramy. ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2): 127-135.

    Ersa, I.V. 2008. Gambaran histopatologi insang, usus dan otot pada ikan mujair

    (Oreochromis mossambicus ) di daerah ciampea bogor. Skripsi.

    Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor (Dipublikasikan).

    Firdus dan Z.A. Muklisin. 2005. Pemanfaatan keong mas (Pomacea canaliculata) sebagai pakan alternatif dalam budidaya ikan kerapu lumpur (Epinephelus

    tauvina). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jurusan Biologi.

    Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. ENVIRO 5 (1): 64-66.

    30

  • 41

    41

    Habib, M.A.B, M. R Hasan dan A.M Akand. 1994. Dietary carbohydrate utilization

    by silver barb Puntius gonionotus. In S. S. De Silva ed. Asian Fish. Soc.

    Spec. Publ. Asian Fisheries Society, Manila, Phillippines. pp.57-62.

    Haetami, K. 2012. Konsumsi dan efisiensi pakan dari ikan jambal siam yang diberi

    pakan dengan tingkat energy protein yang berbeda. Fakultas Perikanan dan

    Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.Bandung. Jurnal Akuatik Volume III.

    Haetami, K., I. Susangka dan Y. Andriani. 2007. Kebutuhan dan pola makan ikan

    jambal siam dari berbagai tingkat pemberian energi protein pakan dan

    pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan efisiensi. Fakultas Perikanan dan

    Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

    Hariyadi, B. A. Haryono dan U. Susilo. 2005. Evaluasi efisiensi pakan dan efisiensi

    protein pakan ikan karper (Ctenopharyngodon idella) yang diberi pakan

    dengan kadar karbohidrat dan energy yang berbeda. Fakultas Biologi.

    Universitas Soedirman. Purwokerto Banyumas. Jawa Tengah.

    Kamaludin, I. 2011. Efektivitas ekstrak lidah buaya Aloe vera untuk mengobati

    infeksi pada ikan lele dumbo Clarias sp melalui pakan. Skripsi. Intitut

    Pertanian Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan

    Ilmu Kelautan. Departemen Budidaya Perairan. Bogor (Dipublikasikan).

    Kordi, K. M.G.H. 2009. Budidaya Perairan. Citra Ditya Bakti. Bandung.

    Kordi, K. M.G.H. 2011. Panduan Lengkap Bisnis dan Budidaya Ikan Gabus. Lily

    Publisher. Yogyakarta.

    Mardoni, E. 2005. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gabus (Channa

    striata) diberi pakan alami yang berbeda. Skripsi. Fakultas Pertanian UMP.

    Palembang (dipublikasikan).

    Margono T, S. Detty,H. Sri . 1993. Panduan Teknologi Pangan. Pusat Informasi

    Wanita dalam Pembangunan. PDII LIPI. Jakarta.

    Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Muflikhah, N., S. Makmur, dan N.K. Suryati. 2008. Gabus. Badan Riset Kelautan

    dan Pusat Riset Perikanan Tangkap Balai Riset Perikanan Perairan Umum.

    Muslim. 2007. Potensi, Peluang dan Tantangan Budidaya Ikan Gabus (Channa

    striata) di Povinsi Sumatera Selatan. Prosiding. Forum Perairan Umum

    Indonesia iv. BRPPU. Palembang.

    Mutaqin, Z. 2006. Pola sebaran hama dan penyakit ikan yang disebabkan oleh

    penyakit dan bakteri pada beberapa provinsi di Indonesia. Skripsi. Institut

    Pertanian Bogar. Fakultas Kedokteran Hewan. Bogor. (Dipublikasikan).

    31

  • 42

    42

    Prihadi, D.J. 2007. Pengaruh jenis dan waktu pemberian pakan terhadap tingkat

    kelangsungan hidup dan pertumbuhan kerapu macan (Epinephelus

    fuscoguttatus) dalam keramba jarring apung di Balai Budidaya Laut

    Lampung. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

    Bandung. Jurnal Akuakultur Indonesia 493-953-1.

    Rakhmi. 2009. Pengaruh tepung cumi dalam pakan berkadar protein rendah terhadap

    pertumbuhan ikan lele dumbo (Clarias sp). Skripsi. Intitut Pertanian Bogor.

    Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

    Departemen Budidaya Perairan. Bogor. (Dipublikasikan).

    Sopian. 2013. Pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan gabus (Channa striata) yang

    diberi pakan dengan kadar protein berbeda. Skripsi. Fakultas Pertanian

    Program Studi Budidaya Perairan Universitas Sriwijaya. Indralaya. (tidak

    dipublikasikan).

    Sugianto, D. 2007. Pengaruh tingkat pemberian maggot terhadap pertumbuhan dan

    efisiensi pemberian pakan benih ikan gurame (Osphronemus gouramy).

    Skripsi. Intitut Pertanian Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas

    Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen Budidaya Perairan. Bogor.

    (Dipublikasikan).

    Suktikno. E. 2011. Pembuatan pakan buatan ikan bandeng. Direktorat Jenderal

    Perikanan Budidaya Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara.

    Syamsunarno, M. S. 2009. Nilai nutrisi tepung biji karet (Hevea brasiliensis) dalam

    pakan ikan lele (Clarias sp). Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sekolah

    Pascasarjana. Mayor Ilmu Akuakultur. Bogor.

    Tarigan, S. J. B. 2007. Pemanfaatan tepung keong mas sebagai subtitusi tepung ikan

    dalam ransum terhadap performans kelinci jantan lepas sapi. Skripsi.

    Universitas Sumatera Utara. Fakultas Pertanian. Departemen Perternakan.

    Medan. (Dipublikasikan).

    Yuniar, V. 2009. Toksisitas merkuri (Hg) terhadap tingkat kelangsungan hidup,

    pertumbuhan, gambaran darah dan kerusakan organ pada ikan nila

    Oreochromis niloticus. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan

    dan Ilmu Kelautan. Departemen Budidaya Perairan. Bogor. (Dipublikasikan).

    Warta Perikanan .2010. Potensi Tersembunyi: wild fresh water fish . Kementerian

    Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

    32

  • 43

    43

    33

  • 44

    44

    13

    34

  • 45

    45

    Lampiran 3. Hasil analisis proksimat pakan setiap perlakuan

    No Kode Kadar air (%)

    Kadar abu

    (%) Kadar lemak

    (%) Kadar

    protein (%) Kadar karbohidrat

    (%)

    1 AR 1 7,15 30,40 8,3 17,1 38, 94 2 AR 2 6,22 30,44 8,6 15,1 41,17 3 AR 3 5,84 31,25 8,1 15,6 40,56 4 AR 4 6,64 18,25 15,8 17,2 46,62 5 AR 5 5,63 15,90 11,56 16,0 52,46

    Sumber : Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya.

    35

  • 46

    46

    Lampiran 4. Data kelangsungan hidup benih ikan gabus

    a. Data kelangsungan hidup (%) benih ikan gabus selama 30 hari pemeliharaan

    Perlakuan Ulangan Hari ke-0

    (Ekor)

    Hari ke-30

    (Ekor)

    Tingkat Kelangsungan

    Hidup

    (%)

    AR 1

    1 10 7 70

    2 10 6 60

    3 10 9 90

    Jumlah 30 22 220

    Rata-rata 10 7,3 70,33

    AR 2

    1 10 9 90

    2 10 9 90

    3 10 3 30

    Jumlah 30 21 210

    Rata-rata 10 7 70

    AR 3

    1 10 9 90

    2 10 8 80

    3 10 6 60

    Jumlah 30 23 230

    Rata-rata 10 7,66 76,66

    AR 4

    1 10 10 100

    2 10 9 90

    3 10 7 70

    Jumlah 30 26 260

    Rata-rata 10 8,66 86,66

    AR 5

    1 10 6 60

    2 10 6 60

    3 10 3 30

    Jumlah 30 18 180

    Rata-rata 10 5 50

    36

  • 47

    47

    Lampiran 4. lanjutan

    b. Perhitungan analisa sidik ragam kelangsungan hidup benih ikan gabus

    Kelangsungan hidup (%) benih ikan gabus

    U I U II U III Jumlah Rata-rata

    AR I 70 60 90 220 73,3

    AR 2 90 90 30 210 70

    AR 3 90 80 60 230 76,7

    AR 4 100 90 70 260 86,7

    AR 5 60 60 30 150 50

    Jumlah 410 380 280 1070 214

    Rata-rata

    42,8

    FK = T2

    kt

    = 10702/3x5

    =1.144.900

    = 76.326,67

    JK total = (702)+(902)+(902)..(602)+(702)+(302) - 76.326,67

    = 82.900 - 76.326,67

    = 6.573,33

    JK Perlakuan = 2

    = 2202+2102+2302+2602+1502

    3 -76.326,67

    = 78.500 76.326,67

    = 2.173,33

    JK galat = JK total JK perlakuan

    = 6,573,33 2.173,33 = 4.400

    SK DB JK KT F hitung 5%

    Perlakuan 4 2.173,33 543,33 0,99* 3,11

    Galat 8 4.400 550

    Total 12 6.573,33

    Keterangan * : Tidak berpengaruh nyata

    37

  • 48

    48

    Lampiran 5. Data pertumbuhan bobot mutlak (g) benih ikan gabus

    a. Data pertumbuhan bobot mutlak (g) benih ikan gabus selama 30 hari pemeliharaan

    Perlakuan Ulangan

    hari ke 0

    (g)

    hari ke 30

    (g)

    Pertumbuhan bobot mutlak (g)

    benih ikan gabus

    1 7,99 11,39 3,4

    AR 1 2 7,51 14,46 6,95

    3 6,23 9,21 2,98

    Jumlah

    23,73 35,06 13,33

    Rata-rata

    7,91 11,69 4,44

    1 11,02 14,13 3,11

    AR 2 2 14,92 15,2 0,28

    3 7,96 15 7,04

    Jumlah

    33,9 44,33 10,43

    Rata-rata

    11,3 14,78 3,48

    1 10,55 12,16 1,61

    AR 3 2 9,83 14,23 4,40

    3 9,84 14,47 4,63

    Jumlah

    30,22 40,86 10,64

    Rata-rata

    10,1 13,62 3,55

    1 12,81 13,94 1,13

    AR 4 2 9,65 13,15 3,5

    3 8,21 12,48 4,27

    Jumlah

    3067 39,57 8,9

    Rata-rata

    10,22 13,19 2,97

    1 8,22 11,31 3,09

    AR 5 2 7,82 12,64 4,82

    3 9,04 16,01 6,97

    Jumlah

    25,08 39,96 14,88

    Rata-rata

    8,36 13,32 4,96

    38

  • 49

    49

    Lampiran 5. lanjutan

    b. Perhitungan analisa sidik ragam pertumbuhan bobot mutlak (g) benih ikan gabus

    Pertumbuhan bobot mutlak (g) benih ikan gabus

    Perlakuan U I U II U III

    jumlah Rata-rata

    AR 1 3,4 6,95 2,98

    13,33 4,44

    AR 2 3,11 0,28 7,04

    10,43 3,48

    AR 3 1,61 4,4 4,63

    10,64 3,55

    AR 4 1,13 3,5 4,27

    8,9 2,97

    AR 5 3,09 4,82 6,97

    14,88 4.96

    Jumlah 12,34 19,95 25,89

    58,18 19,39

    Rata-rata

    3,88

    FK = 2

    = 58,182/3x5

    = 3.384,9122/15

    = 225,66

    JK total = (3,4)2+(3,11)2+(1,61)2..(4,63)2+(4,27)2+(6,97)2 225,66

    = 284,57 - 225,66

    = 58,90437

    JK Perlakuan = 2

    = (13,332 + 10,432 + 10,642 + 8,92 + 14,882 / 3) 225,66

    = 233,44 225,66

    = 7,78

    JK galat = JK total JK perlakuan

    = 58,90 7,78 = 1.669,19

    SK DB JK KT F hitung F tabel 5 %

    Perlakuan 4 7,78 1,94 0,30* 3,11

    Galat 8 51,13 6,39

    Total 12 58,90

    Keterangan * : Tidak berpengaruh nyata

    39

  • 50

    50

    Lampiran 6. Data pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan gabus

    a. Data pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan gabus selama 30 hari

    pemeliharaan

    Perlakuan Ulangan

    Hari ke 0

    (cm)

    Hari ke

    30 (cm)

    Pertumbuhan panjang mutlak

    (cm) benih ikan gabus

    1 11,6 12,6 1

    AR 1 2 11,5 13,1 1,6

    3 11,1 11,3 0,2

    Jumlah

    34,2 37 2,8

    Rata-rata

    11,4 12,3 0,9

    1 12,8 13,2 0,4

    AR 2 2 12,3 12,8 0,5

    3 11,6 12,9 1,3

    Jumlah

    36,7 38,9 2,2

    Rata-rata

    12,3 12,9 0,7

    1 12,2 12,7 0,5

    AR 3 2 11,5 11,7 0,2

    3 12,1 12,7 0,6

    Jumlah

    35,8 37,1 1,3

    Rata-rata

    11,9 12,4 0,4

    1 12 12,6 0,6

    AR 4 2 12,1 12,6 0,5

    3 11,6 12,1 0,5

    Jumlah

    35,7 37,3 1,6

    Rata-rata

    11,9 12,4 0,5

    1 10,8 11,8 1

    AR 5 2 11,3 11,8 0,5

    3 12,3 13,5 1,2

    Jumlah

    34,4 37,1 2,7

    Rata-rata

    11,5 12,4 0,9

    40

  • 51

    51

    Lampiran 6. Lanjutan

    b.Perhitungan analisa sidik ragam pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan

    gabus

    Pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan gabus

    Perlakuan U I U II U III Jumlah Rata-rata

    AR 1 1 1,6 0,2 2,8 0,9

    AR 2 0,4 0,5 1,3 2,2 0,7

    AR 3 0,5 0,2 0,6 1,3 0,43

    AR 4 0,6 0,5 0,5 1,6 0,5

    AR 5 1 0,5 1,2 2,7 0,9

    Jumlah 3,5 3,3 3,8 10,6 3,5

    Rata-rata

    0,7

    FK = 2

    = 10,62/5x3

    = 112,36/15

    = 7,49

    JK total = (1)2+(0,4)2+(0,5)2..(0,6)2+(0,5)2+(1,2)2 7,49

    = 9,9 - 7,49

    = 2,41

    JK Perlakuan = 2

    = (2,82 + 2,22 + 1,32 + 1,62 + 2,72/3) 7,49

    = 8,07 7,49

    = 0,58

    JK galat = JK total JK perlakuan

    = 2,40 0,58 = 1,83

    SK DB JK KT F hitung 5%

    Perlakuan 4 0,58 0,15 0,64* 3,11

    Galat 8 1,83 0,23

    Total 12 2,41

    Keterangan *: Tidak berpengaruh nyata

    41

  • 52

    52

    Lampiran 7. Data efisiensi pakan (%) benih ikan gabus

    a. Data efisiensi pakan (%) benih ikan gabus selama 30 hari pemeliharaan

    Perlakuan Ulangan

    Bobot

    ikan (g)

    awal

    Bobot

    ikan (g)

    akhir D*

    Jumlah

    pakan

    dikonsumsi

    Efisiensi pakan

    (%) beniih ikan

    gabus

    1 79,99 79,73 17,3 124,85 13,65

    AR 1 2 79,59 87,81 49,72 124,92 49,99

    3 62,23 82,92 10,3 125,23 24,71

    Jumlah

    221,81 250,46 77,32 375 88,35

    Rata-rata

    73,94 83,49 25,77 125 29,45

    1 110,22 127,18 9,5 122,11 21,66

    AR 2 2 149,24 136,4 18,4 121,13 4,59

    3 79,63 45 65,06 119,76 30,74

    Jumlah

    339,09 308,58 92,99 363 57,01

    Rata-rata

    113,03 102,86 30,99 121 18,97

    1 105,46 118,74 10,83 121,6 12,17

    AR 3 2 98,27 113,83 22,73 119,5 32,04

    3 98,36 86,8 36,02 120,9 20,23

    Jumlah

    302,09 319,37 69.58 362 64,45

    Rata-rata

    100,7 106,46 23,19 120,7 21,47

    1 128,13 139,37

    154,01 7,30

    AR 4 2 96,45 118,33 6,48 153,87 18,43

    3 82,06 87,39 13,93 154,12 12,50

    Jumlah

    306,64 345,09 20,41 462 38,23

    Rata-rata

    102,21 115,03 6,80 154 12,74

    1 82,18 72,84 19,46 151,52 26,31

    AR 5 2 78,16 75,83 30,89 152,8 18,69

    3 90,37 90,37 60,76 153,68 11,99

    Jumlah

    250,71 239,04 111,11 458 57,01

    Rata-rata

    83,57 79,68 37,04 152,7 18,97

    Keterangan *: Bobot ikan (g) mati

    42

  • 53

    53

    Lampiran 7. Lanjutan

    b. Perhitungan analisa sidik ragam efisiensi pakan benih ikan gabus

    Efisiensi pakan (%) benih ikan gabus

    Perlakuan U I U II U III

    jumlah Rata-rata

    AR 1 13,65 49,99 24,71

    88,35 29,45

    AR 2 21,67 4,59 30,75

    57,01 18,97

    AR 3 12,18 32,04 20,23

    64,45 21,47

    AR 4 7,3 18,43 12,5

    38,23 12,74

    AR 5 26,32 18,7 11,99

    57,01 18,97

    Jumlah 81,12 123,75 100,18

    305,05 101,6

    Rata-rata

    20,32

    FK = 2

    = 305,052/5x3

    = 93.055,5/15

    = 6.203,7

    JK total = (13,65)2+(21,67)2+(12,18)2..(20,23)2+(12,5)2+(11,99)2 6.203,7

    = 8.051,69 - 6.203,7

    = 1.847,99

    JK Perlakuan = 2

    = (88,352+ 57,012 + 64,452 + 38,232 + 57,012/3) - 6.203,7

    = 6.640,45 6.203,7

    = 436,75

    JK galat = JK total JK perlakuan

    = 1.847,99 436,75

    = 1.411,24

    43

  • 54

    54

    Lampiran 7. Lanjutan.

    SK DB JK KT F hitung F tabel 5%

    Perlakuan 4 436,75 109,19 0,62* 3,11

    Galat 8 1411,24 176,41

    Total 12 1847,99

    Keterangan: * = Tidak berpengaruh nyata.

    44

  • lv

    lv