72
Modul 2 Masalah Dan Potensi Daerah Diklat Teknis Perencanaan Pembangunan Daerah (Regional Development Planning) Eselon IV

skripsi depdagri

  • Upload
    lisaqyu

  • View
    369

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: skripsi depdagri

Modul 2Masalah Dan Potensi Daerah

Diklat TeknisPerencanaan Pembangunan Daerah

(Regional Development Planning)Eselon

IV

I

Page 2: skripsi depdagri

SAMBUTAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN DIKLAT APARATURLEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Selaku Instansi Pembina Diklat PNS, Lembaga Administrasi Negara senantiasa melakukan penyempurnaan berbagai produk kebijakan Diklat yang telah dikeluarkan sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS. Wujud pembinaan yang dilakukan di bidang diklat aparatur ini adalah penyusunan pedoman diklat, bimbingan dalam pengembangan kurikulum diklat, bimbingan dalam penyelenggaraan diklat,standarisasi, akreditasi Diklat dan Widyaiswara, pengembangan sisteminformasi Diklat, pengawasan terhadap program dan penyelenggaraan Diklat,pemberian bantuan teknis melalui perkonsultasian, bimbingan di tempat kerja,kerjasama dalam pengembangan, penyelenggaraan dan evaluasi Diklat.Sejalan dengan hal tersebut, melalui kerjasama dengan DepartemenDalam Negeri yang didukung program peningkatan kapasitas berkelanjutan(SCBDP), telah disusun berbagai kebijakan guna lebih memberdayakandaerah seperti peningkatan kapasitas institusi, pengelolaan dan peningkatanSDM melalui penyelenggaraan Diklat teknis, pengembangan sistem keuangan,perencanaan berkelanjutan dan sebagainya.Dalam hal kegiatan penyusunan kurikulum diklat teknis dan moduldiklatnya melalui program SCBDP telah disusun sebanyak 24 (dua puluhempat) modul jenis diklat yang didasarkan kepada prinsip competency basedtraining. Penyusunan kurikulum dan modul diklat ini telah melewati proses yangcukup panjang melalui dari penelaahan data dan informasi awal yang diambildari berbagai sumber seperti Capacity Building Action Plan (CBAP) daerahyang menjadi percontohan kegiatan SCBDP, berbagai publikasi dari berbagaimedia, bahan training yang telah dikembangkan baik oleh lembaga donor,perguruan tinggi, NGO maupun saran dan masukan dari berbagai pakar dantenaga ahli dari berbagai bidang dan disiplin ilmu, khususnya yang tergabungdalam anggota Technical Review Panel (TRP).Disamping itu untuk lebih memantapkan kurikulum dan modul diklat initelah pula dilakukan lokakarya dan uji coba/pilot testing yang dihadiri oleh parapejabat daerah maupun para calon fasilitator/trainer.Dengan proses penyusunan kurukulum yang cukup panjang ini kamipercaya bahwa kurikulum, modul diklatnya berikut Panduan Fasilitator sertaPedoman Umum Diklat Teknis ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhanpelatihan di daerah masing-masing.iiHarapan kami melalui prosedur pembelajaran dengan menggunakanmodul diklat ini dan dibimbing oleh tenaga fasilitator yang berpengalaman danbersertifikat dari lembaga Diklat yang terakreditasi para peserta yangmerupakan para pejabat di daerah akan merasakan manfaat langsung daridiklat yang diikutinya serta pada gilirannya nanti mereka dapat menunaikantugas dengan lebih baik lagi, lebih efektif dan efisien dalam mengelola berbagaisumber daya di daerahnya masing-masing.Penyempurnaan selalu diperlukan mengingat dinamika yang sedemikiancepat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Dengan dilakukannyaevaluasi dan saran membangun dari berbagai pihak tentunya akan lebihmenyempurnakan modul dalam program peningkatan kapasitas daerah secaraberkelanjutan.

Page 3: skripsi depdagri

Semoga dengan adanya modul atau bahan pelatihan ini tujuankebijakan nasional utamanya tentang pemberian layanan yang lebih baikkepada masyarakat dapat terwujud secara nyata.iiiKATA PENGANTARDIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAHSetelah diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang PemerintahanDaerah, yang kemudian diganti dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah terjadiperubahan paradigma dalam pemerintahan daerah, yang semula lebihberorientasi sentralistik menjadi desentralistik dan menjalankan otonomiseluas-luasnya. Salah satu aspek penting kebijakan otonomi daerah dandesentralisasi adalah peningkatan pelayanan umum dalam rangka mewujudkankesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan daya saing daerah.Berdasarkan pengalaman penyelenggaraan pemerintahan di banyak negara,salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan otonomi daerahadalah kapasitas atau kemampuan daerah dalam berbagai bidang yangrelevan. Dengan demikian, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepadamasyarakat dan peningkatan daya saing daerah diperlukan kemampuan ataukapasitas Pemerintah Daerah yang memadai.Dalam rangka peningkatan kapasitas untuk mendukung pelaksanaandesentralisasi dan otonomi daerah, pada tahun 2002 Pemerintah telahmenetapkan Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan KapasitasDalam Mendukung Desentralisasi melalui Keputusan Bersama Menteri DalamNegeri dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/KepalaBappenas. Peningkatan kapasitas tersebut meliputi sistem, kelembagaan, danindividu, yang dalam pelaksanaannya menganut prinsip-prinsip multi dimensidan berorientasi jangka panjang, menengah, dan pendek, serta mencakupmultistakeholder, bersifat demand driven yaitu berorientasi pada kebutuhanmasing-masing daerah, dan mengacu pada kebijakan nasional.Dalam rangka pelaksanaan peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah,Departemen Dalam Negeri, dengan Direktorat Jenderal Otonomi Daerahsebagai Lembaga Pelaksana (Executing Agency) telah menginisiasi programpeningkatan kapasitas melalui Proyek Peningkatan Kapasitas yangBerkelanjutan untuk Desentralisasi (Sustainable Capacity Building Project forDecentralization/SCBD Project) bagi 37 daerah di 10 Provinsi denganpembiayaan bersama dari Pemerintah Belanda, Bank Pembangunan Asia(ADB), dan dari Pemerintah RI sendiri melalui Departemen Dalam Negeri dankontribusi masing-masing daerah. Proyek SCBD ini secara umum memilikitujuan untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam aspek sistem,kelembagaan dan individu SDM aparatur Pemerintah Daerah melaluipenyusunan dan implementasi Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas(Capacity Building Action Plan/CBAP).ivSalah satu komponen peningkatan kapasitas di daerah adalah PengembanganSDM atau Diklat bagi pejabat struktural di daerah. Dalam memenuhi kurikulumserta materi diklat tersebut telah dikembangkan sejumlah modul-modul diklatoleh Tim Konsultan yang secara khusus direkrut untuk keperluan tersebut yangdalam pelaksanaannya disupervisi dan ditempatkan di Lembaga AdministrasiNegara (LAN) selaku Pembina Diklat PNS.Dalam rangka memperoleh kurikulum dan materi diklat yang akuntabel dan

Page 4: skripsi depdagri

sesuai dengan kebutuhan daerah, dalam tahapan proses pengembangannyatelah memperoleh masukan dari para pejabat daerah dan telah diujicoba (pilottest), juga melibatkan pejabat daerah, agar diperoleh kesesuaian/ relevansidengan kompetensi yang harus dimiliki oleh para pejabat daerah itu sendiri.Pejabat daerah merupakan narasumber yang penting dan strategis karenamerupakan pemanfaat atau pengguna kurikulum dan materi diklat tersebutdalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.Kurikulum dan meteri diklat yang dihasilkan melalui Proyek SCBD ini, selainuntuk digunakan di lingkungan Proyek SCBD sendiri, dapat juga digunakan didaerah lainnya karena dalam pengembangannya telah memperhatikan aspekaspekyang berkaitan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.Selain itu juga dalam setiap tahapan proses pengembangannya telahmelibatkan pejabat daerah sebagai narasumber.Dengan telah tersedianya kurikulum dan materi diklat, maka pelaksanaanpeningkatan kapasitas Pemerintah Daerah, khususnya untuk peningkatankapasitas individu SDM aparatur daerah, telah siap untuk dilaksanakan.Diharapkan bahwa dengan terlatihnya para pejabat daerah maka kompetensimereka diharapkan semakin meningkat sehingga pelayanan kepadamasyarakat semakin meningkat pula, yang pada akhirnya kesejahteraanmasyarakat dapat segera tercapai dengan lebih baik lagi.vDAFTAR ISISambutan Deputy IV - LAN .......................................................................................... iKata Pengantar Dirjen Otonomi Daerah - Depdagri ................................................iiiDaftar Isi .................................................................................................................. vBAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1A. Deskripsi Singkat...................................................................................... 1B. Hasil Belajar ............................................................................................. 2C. Indikator Hasil Belajar.............................................................................. 2D. Pokok Bahasan ......................................................................................... 2BAB II MASALAH DAN POTENSI DAERAH ...................................................... 3A. Pendahuluan.............................................................................................. 3B. Masalah..................................................................................................... 3C. Potensi Daerah........................................................................................ 10D. Latihan .................................................................................................... 11E. Rangkuman............................................................................................. 12BAB III MENGATASI PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH........ 13A. Pendahuluan............................................................................................ 13B. Apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah? ............................ 14C. Kebijakan Percepatan Pembangunan Daerah......................................... 27D. Latihan .................................................................................................... 37E. Rangkuman............................................................................................. 37Daftar Pustaka1BAB IPENDAHULUANA. Deskripsi SingkatSalah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan daerah ialahpemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi daerah dan potensi yangdimiliki daerah tersebut. Untuk itu diperlukan metode atau cara yang tepat untuk

Page 5: skripsi depdagri

mengidentifikasi masalah dan potensi daerah. Permasalah yang tersusun denganbaik memudahkan untuk mencari alternatif pemecahan masalah dan resikonyadapat diperhitungkan secara dini.Dalam konteks desentralisasi (otonomi daerah) dimana Pemerintah Daerah (PemdaKabupaten/Kota) memiliki kewenangan penuh merencanakan dan melaksanakanpembangunannya. Perubahan dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasimenyebabkan terjadi perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang sangatfundamental menuntut perlunya sistem perencanaan pembangunan daerah yangkomprehensif dan mengarah kepada perwujudan kepemerintahan yang baik (goodgovernance) yang antara lain adalah transparansi, akuntabilitas, demokrasi, danpartisipasi masyarakat, yang pada akhirnya dapat menjamin pemanfaatan danpengalokasian sumber dana pembangunan yang semakin terbatas menjadi lebihefisien dan efektif serta berkelanjutan.Cepatnya dan lambatnya laju pertumbuhan pembangunan daerah dipengaruhibanyak faktor, antara lain kemampuan untuk menggunakan kekuatan dan peluangyang dimiliki serta kemampuan mengatasi kelemahan-kelemahan dan/ataumasalah dan ancaman yang dihadapi dalam proses pembangunannya.Masalah didefinisikan sebagai perbedaan antara harapan dan kenyataan atauperbedaan antara situasi yang ada sekarang dan yang seharusnya terjadi.Pertanyaannya kenapa harapan dan kenyataan tidak terjadi? Jawaban singkat daripertanyaan ini ada faktor-faktor yang menyebabkan harapan tidak bisa terrealisasi.Barangkali dapat dikatankan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh pemerintahdaerah dalam melaksanakan pembangunannya buka semata-semata karenaketerbatasan sumber dana pembangunan atau terbatasnya sumberdaya alam ataulemahnya sumberdaya manusia yang dimiliki, tetapi yang penting diperhatikanadalah bagaiman keadaan manajemen pembangunannya. Pada saat kita bicaramanajemen pembangunan tentunya tidak terlepas dari sistem perencanaan dankemampuan pemerintah daerah untuk membuat kebijakan pembangunan yangmenstimulasi terjadi pertumbuhan, baik dalam ekonomi, sosial budaya, danpelayanan publik.Modul ini membahas permasalahan dan potensi daerah serta peluang-peluang apayang bisa diperbuat oleh daerah untuk meningkatkan pembangunannya.22B. Hasil BelajarSetelah mempelajari modul dan mengikuti mata ajar ini, peserta diharapkanmengerti, memahami dan mampu melakukan identifikasi masalah dan potensiyang dimiliki daerah serta menyusun program-program yang dapat meningkatkanlaju pembangunan daerahnya.C. Indikator Hasil BelajarSetelah mengikuti proses pembelajaran modul ini, para peserta mengerti danmampu untuk:1. Menjelaskan persalahanan daerahnya dan dapat membuat struktur kebijakantindak yang lebih tepat dalam menetapkan rencana pembangunan.2. Menyusun program dan/atau kegiatan yang sesuai dengan potensi daerahnya.D. Pokok BahasanPokok bahasan dalam modul ini terdiri dari:1. Permasalah pembangunan daerah.2. Apa yang harus diperbuat pemerintah daerah.3. Merangsang Pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah.

Page 6: skripsi depdagri

4. Mendorong Pendirian Usaha Baru melalui Entrepreneurship.5. Melakukan Manajemen Asset untuk Merangsang Pertumbuhan Swasta.6. Melakukan Manajemen Modal untuk Mendorong Sektor Swasta.7. Menggali Pendapatan Daerah8. Kebijakan Percapatan Pembangunan Daerah9. Penciptaan Lapangan kerja10. Pengembangan Sektor Informal11. Reformasi Peraturan dan Perundangan.3BAB IIMASALAH DAN POTENSI DAERAHA. PendahuluanMasalahan adalah proses untuk memunculkan dan menguji konsepsualisasialternatif dari keadaan bermasalah (prolematic situation). Permasalah yangtersusun dengan baik (well structured) dapat langsung dapat dipecahkan, tetapipermasalahan yang tidak tersusun dengan baik (ill structured) maka terlebihdahulu harus didefinisikan. Dengan mendefiniskan permasalahan, analis (analyst)atau perencana (planner) tidak hanya menempatkan dirinya dalam keadaanbermasalah yang diamati, tetapi juga menguji pemikiran dan wawasannya secarakreatif. Permasalah yang tersusun baik pengambil keputusannya adalah satu atausedikit serta terjadi konsensus, alternatifnya sedikit, hasilnya jelas, dan risikonyadapat diperhitungkan (Partowidagdo 1999).Dalam konteks desentralisasi (otonomi daerah) dimana Pemerintah Daerah (PemdaKabupaten/Kota) memiliki wewenang penuh merencanakan dan melaksanakanpembangunannya yang didasarkan pada kekayaan sumber daya alam dan manusiayang dimilikinya. Perubahan dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasimenyebabkan terjadi perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang sangatfundamental menuntut perlunya sistem perencanaan pembangunan daerah yangkomprehensif dan mengarah kepada perwujudan kepemerintahan yang baik (goodgovernance) yang antara lain adalah transparansi, akuntabilitas, demokrasi, danpartisipasi masyarakat, yang pada akhirnya dapat menjamin pemanfaatan danpengalokasian sumber dana pembangunan yang semakin terbatas menjadi lebihefisien dan efektif serta berkelanjutan.Dalam dinamika desentralisasi, ada daerah mampu memacu pembangunan secaracepat, sementara itu ada juga daerah mengalami banyak masalah atau kendaladalam melaksanakan pembangunannya. Cepatnya dan lambatnya lajupertumbuhan pembangunan daerah dipengaruhi banyak faktor, antara lainkemampuan untuk menggunakan kekuatan dan peluang yang dimiliki sertakemampuan mengatasi kelemahan-kelemahan dan/atau masalah dan ancaman yangdihadapi dalam proses pembangunannya. Bagian ini membahas identifikasimasalah dan potensi yang dimiliki suatu daerah.B. MasalahKetika kita membayangkan tentang apa arti pembangunan, maka yang terlintasdibenak kita ialah usaha-usaha perubahan suatu keadaan menjadi keadaan yanglebih baik. Keadaan yang lebih baik yang diharapkan adalah: (1) kesejahteraanSetelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu menggunakanpenstrukturan masalah (Problem Structuring) untuk mengidentifikasi masalah danpotensi daerah secara jelas.44yang lebih baik (pendidikan, kesehatan, perumahan, pangan, pendapatan); (2)

Page 7: skripsi depdagri

kualitas hidup yang lebih baik (sehat, aman, dan lain-lain); (3) perkenomian yanglebih baik (lapangan kerja, pendapatan, menabung, dan lain-lain). Pertanyaannyaapakah keadaan itu telah dicapai, atau apakah kita sudah puas dengan keadaandimana kita berada. Pertanyaan berikutnya adalah dibandingkan dengan negaranegaramaju dan negara sedang berkembang atau negara miskin, dimana posisi riilkita berada?Untuk menjawab pertanyaan di atas maka kita harus jujur untuk menilai posisidimana kita berada sekarang. Ini penting untuk mengetahui dari titik mana kitamulai melakukan reformasi pembangunan secara total.Sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sampai saat ini 2007, pembangunan diIndonesia telah memasuki 62 tahun, suatu periode waktu yang cukup panjang.Namun demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa baru sebagian kecil citacitakemerdekaan yang telah dicapai. Masih banyak hal-hal strategis yang belumdiselesaikan, antara lain:1. Menghapus kemiskinan dan memberantas korupsi;2. Membangun industri (sektor riil) berbasis Sumber Daya Alam (SDA) yangsebenarnya Indonesia memiliki kekayaan yang besar untuk rakyat;3. Membangun karakter bangsa yang mandiri (yang dapat dibanggakan);4. Membangun institusi untuk ”Good Governance” dan “Good Civil Society”;5. Merencanakan pembangunan sesuai dengan karakter, berbasis geografis dannegara kepuluan terbesar di dunia.Sementara itu ada hal-hal yang semestinya diberi prioritas untuk dikerjakan tapiterlalaikan, yaitu:1. Pengembangan sektor mikro, industri/riil berbasis SDA;2. Usaha-usaha produktif atau ”Directly Productive Activities” (DPA)3. Sumber-sumber lainnya yang berbasis kekayaan negara.;4. Kewilayah, desentralistik.Sebenarnya dimulai pada jaman orde baru tahun 1967, pemerintah Indonesia telahmelakukan pembangunan yang berbasis SDA, persoalannya kebijakanpembangunan ekonomi pada waktu itu terpaku pada pembangunan sektor primer(jual bahan baku hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanantangkap, dan enersi sumber daya mineral/ESDM).Nilai tambah dari kebijakan ekonomi ini dinikamati oleh negara-negara pembalihasil-hasil sektor primer kita. Fakta dan fenomena dari kebijakan pembangunan inidigambarkan seperti berikut:55Fakta FenomenaJutaan Ha hutan telah hilang/rusak:1. Sebagian dengan izin resmi;2. Jika di Riau telah hilang 5 juta Ha,sebaliknya ada yang utung sebesatRp 1.500 Trillium (1 Ha Kayuhutan memberikan keuntungan Rp300.000,=)3. Jika keuntungna tersebut di atasdigunakan 50% untuk membangunRiau, maka Riau akan maju setaradengan Malaysia;4. Negara dan rakyat tidak mendapat

Page 8: skripsi depdagri

bagian yang berarti, faktanyarakyat tetap miskin.Ribuan Ha tanah berubah menjadiperkotaan ...1. Sebagian konversi ini denganizin;2. Tanah murah dibeli sikayaberubah jadi kavling sangatmahal, dan pengembanguntung besar;3. Kalau saja, keuntunganberbagi dengan rakyat danPemda, maka akan jadimakmur dan adil;4. Tetapi sayangnya, negara danrakyat tidak mendapat bagian,dan tetap miskin.Keadaan yang diutarakan di atas terjadi karena kita masih terpaku pada pemikiranbahwa kita adalah bangsa yang kaya dengan SDA. Untuk keluar dari keadaan itu,maka diperlukan adanya transformasi karakter bangsa, yaitu dari bangsa dengankarakter kumuh menjadi bangsa bermartabat. Bagaimana proses seharus terjadi.Gambar berikut ini memberikan ilustrasi proses transformasi tersebut.MISKINLOOSERKAYAWINNERKAYASDABANGSA KUMUH BANGSA BERMARTABATSUBSISTEM PRIMERSEKUNDERTERSIEREKONOMI BANGSA:HUT, TAN, OLAH, PERDAG,IKAN, MANUFAK, JASA2,TERNAK KONSTRK PARIWISATATAMBANG

KAYASDA40% URBAN60% RURAL60% URBAN40% RURALPENDIDIKAN RENDAH CERDASMUDAH MARAH GENTELMENINWARD OUTWARDINFERIOR BERRDAYA SAINGKARAKTER BANGSA

Gambar 2.1. Desain Transformasi Menjadi Bangsa BermartabatGambar di atas mengilustrasikan bahwa bangsa Indonesia sebenarnya kaya,memiliki SDA, terletak geografisnya sangat strategis di dunia, tetapi padakenyataannya masih miskin. Ciri-ciri ini ditandai dengan distribusi penduduk yang6660% tinggal dipedesaan, 40% tinggal di perkotaan dengan kegiatan ekonomi masihpada sektor primer (produksi bahan mentah hasil pertanian, perkebunan,kehutanan, peternakan, perikanan, dan galian mineral/tambang). Dalam kondisiyang demikian nilai tambah dari produk yang dijual kecil atau keuntungan yangdiperoleh rendah.

Page 9: skripsi depdagri

Untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan ekonomi, maka harus bergesermenjadi sektor sekunder dan tersier yang ditandai dengan kegiatan pengolahanhasil sektor primer (meningkatkan nilai tambah), manufaktur, konstruksi,perdagangan, jasa, dan parawisata. Prasyarat yang diperlukan adalah sumberdayamanusia (SDM) yang berkualitas dengan ciri berpikir berorientasi kemasa depan,memiliki daya saing, dan cerdas. Dengan mencapai hal itu maka SDA yangbanyak dapat dikelola secara efisien membuat bangsa Indonesia kaya danbermartabat. Kondisi yang demikian menyebabkan terjadinya pergeserandemografis, 60% penduduk tinggal di kota dan 40% tinggal didaerah pedesaan.Pada bagian berikut dibahas masalah yang berhubungan dengan kebijakanpembangunan. Masalah tersebut adalah sebagai berikut:1. Lemahnya Struktur Kebijakan TindakUntuk mengetahui sejauh mana suatu kebijakan tindak tepat atau tidak makabiasanya digunakan analisis kebijakan terpusat (Centered Policy Analysis).Tujuan analisis ini ialah membantu menstrukurisasi kebijakan tindak secaratepat sebagai dasar menyusun kebijakan lainnya yang diperlukan untukmerencanakan adan melaksanakan upaya pemecahan masalah (misalnya,membuat program/proyek dan/atau kegiatan). Gambar 2.2 dibawahmenyajikan diagram Pusat Analisis Kebijakan (Centered Policy Analysis).POLICYPERFORMANCEPOLICYACTIONSPOLICYOUTCOMESPOLICYFUTURESEvaluation ForcastingMonitoring RecommendationProblemStructuringProblemStructuringPOLICYACTIONSProblemStructuringProblemStructuring

Gambar 2.2. Diagram Pusat Analisis KebijakanDiagram di atas memperlihatkan siklus proses kebijakan tindak (PolicyAction), dimana sebelum dia menjadi sebagai tampilan kebijakan (policyperformance) dan selanjutnya menjadi kebijakan masa depan (policy77futures) lalu menjadi kebijakan tindak (policy actions) lagi, lalumenghasilkan hasil kebijakan (policy outcome) dan kembali ke pelaksanaankebijakan (policy performance) lagi, jelas kelihatannya bahawapenstrukturan masalah (Problem Structruring) merupakan inti daripenyusunan suatu kebijakan tindak (policy action).Nilai strategis yang dimiliki oleh penstrukturan masalah (ProblemStructruring) adalah sangat menentukan arah dari kebijakan yang dibuatsebagai landasan/dasar suatu program/proyek dan/atau kegiatan untukmenyelesaikan masalah-masalah pembangunan. Kalau dalam suatu prosesperencanaan pembangunan sudah terjadi ketidak tepatan dalampenstrukturan masalah (Problem Structruring) atau mengidentifikasianmasalah-masalah yang dihadapi dalam pembangunan, maka dapatdibayangkan apa hasil (outcome) dari kebijakan-kebijakan, program-program

Page 10: skripsi depdagri

yang dibuat untuk menyelesaikan persoalan.Untuk itu dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan nasional dandaerah ”musrembang” menjadi suatu kegiatan strategis yang penting. Bukanhanya sebagai kegiatan normatif dalam proses perencanaan pembangunantetapi seharus menjadi pendekatan pertisipatif dalam penjaringan masalahmasalahdan kebutuhan –kebutuhan dan/atau tuntutan rakyat atau parapemangku kepentingan akan pelayanan publik yang lebih baik.Salah satu contoh penstrukturan masalah yang kurang tepat ialah kebijakanpenanggulangan dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 1Oktober 2005 terhadap rakyat miskin melalui program Bantuan LangsungTunai (BLT). Dari berbagai hasil evaluasi lembaga-lembaga penelitianditemukan bahwa bantuan tersebut tidak tepat sasaran. Banyak penerima BLTjestru bukan rakyat miskin, sementara rakyat miskin tidak mendapat bantuantersebut. Walaupun tidak diragukan bahwa program BLT bertujuan untukmembantu rakyat miskin yang kena dampak kenaikan BBM.12. Lemahnya Iklim Usaha KondusifSudah merupakan pembicaraan umum bahwa salah satu kendala yangdihadapi banyak dihadapi oleh pengusaha di daerah ialah belum terciptanyaiklim usaha yang kondusif. Hal itu ditandai dengan banyak pungutan danpanjangnya birokrasi yang ditempuh. Beberapa penelitian melaporkan bahwadi daerah perkotaan berbagai pungutan yang dihadapi oleh pungusaha kecil,yaitu: (a) tingginya beban pungutan yang harus dipikul oleh usaha kecil danmenengah, rata-rata 13,7 juta per unit usaha per tahun; (b) pungutan-pungutantersebut berlaku satu setengah tahun lebih cepat daripada pemilikan legalitasusaha; dan (c) prosedur pengurusan legalitas usaha tidak jelas dan mahalsehingga hanya sekitar 11,3% usaha kecil dan menengah yang memiliki aktependirian perusahaan. Sementara hambatan di daerah kabupaten adalah: (1)tingginya beban pungutan yang harus dipikul oleh usaha kecil dan menengah,1 Lihat Kajian Cepat Pelaksanaan Subsidi Langsung Tunai Tahun 2005 di Indonesia: Studi Kasus diLima Kabupaten/Kota. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta. Januari 2006.88yaitu 3,7 juta rupiah per unit usaha per tahun; (2) pungutan-pungutan tersebutberlaku dua setengah tahun lebih cepat dari pemilikan legalitas usaha; dan (3)prosedur pengurusan legalitas usaha tidak jelas dan mahal sehingga hanyasekitar 6,8% usaha kecil dan menengah yang memiliki akte pendirianperusahaan.2Kalau keadaan tidak diatasi secara cepat, harapan untuk menumbuhkanekonomi lokal sebagai penunjang perekonomian daerah akan terhambat.Untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, pemerintah daerah perluberfikir realistis, yaitu dengan menentukan terlebih dahulu, bagi siapa iklimyang kondusif itu akan diadakan. Tentu ini akan sangat terkait dengan strategipembangunan ekonomi yang telah ditetapkan. Iklim usaha bagi usaha kecil,misalnya, tidak selalu sama dengan iklim usaha bagi usaha besar. Bila strategiyang ditetapkan menentukan bahwa yang akan dikembangkan adalah usahabesar misalnya, dan yang akan ditarik adalah investasi modal asing dan dalamnegeri, pemerintah daerah perlu menentukan apa yang perlu disediakan olehpemerintah daerah dalam rangka menciptakan iklim usaha yang kondusifuntuk usaha besar.3. Belum mebudayakanya Prinsip Tata Kemerintahan Yang Baik (Good

Page 11: skripsi depdagri

Governance) Sistem Birokrasi Pemerintah Daerah.Walaupun prinsip tata pemerintahan yang baik telah dterima sebagai suatutata nilai dianut oleh sistem pemerintahan daerah dan aparat-aparatnya, tetapipada kenyataannya tata nilai tersebut baru sampai batas wacana saja. Masalahyang diutarankan di atas terjadi adalah fakta yang menunjukkan bahwa TataKepemeritahan yang Baik belum diterapkan secara baik di banyakpemerintahan daerah.Tata Kepemetintahan yang baik terdiri dari 14 butir.a. Prinsip Wawasan ke Depanb. Prinsip Keterbukaan dan Transparansic. Prinsip Partisipasi Masyarakatd. Prinsip Tanggung Gugat (Accountability)e. Prinsip Supremasi Hukum (Rule Of Law)f. Prinsip Demokrasi (Democracy)g. Prinsip Profesionalisme dan Kompetensi (Profesionalism AndCompetency)h. Prinsip Daya Tanggap (Responsiveness)i. Prinsip Efisiensi dan Efektifitas (Efficiency And Effectiveness)j. Prinsip Desentralisasi (Decentralization)k. Prinsip Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta dan Masyarakat(Private and Civil Society Partnership)2 Brahmanito , I "Desentralisasi Fiskal dan Implikasmya Terhadap Kondusifitas Iklim Usaha DaerahKota dan Kabupaten di Indonesia", makalah disampaikan dalam National Policy Workshop, TAF, CESS.CAPS. HUKEI. dan CEMCED_ 2001. hal 7-1499l. Prinsip Komitmen pada Pengurangan Kesenjangan (Commitment toReduce Inequality)m. Komitmen pada Perlindungan Lingkungan Hidup (Commitment ToEnvironmental Protection)n. Prinsip Komitmen pada Pasar yang Fair (Commitment To Fair Market)4. Lemahnya Manajemen KewilayahanPemahaman desentralisasi sebagai upaya daerah untuk mempercepatpembangunannya juga belum dilaksanakan secara baik. Dalam banyak haldesentralisasi diterjemahkan secara sempit, misalnya pemikiran atau egosektoral masih masih mendominasi pola pikir perencana dan pengambilkebijakan di banyak daerah. Padahal dengan pola desentralisasimemungkinkan daerah memacu pembangunannya lebih melalui peningkatankerjasama antar daerah dan wilayah. Dengan kata lain menerapkan manjemenkewilayahan secara baik. Dengan manajemen kewilayahan yang baik,kemungkinan pembentukan pusat-pusat pertumbuhan antar provinsi,kabupaten dan kota dapat dilaksanakan dengan cepat dan sinergi. Gambar 2.3.memperlihatkan suatu manajemen kewilayahan yang baik.S1 S2 S3 S4……SNP1P2 P3P4PROVINSI A PROVINSI B• SEKTOR DITETAPKAN S/D SATUAN 3DGN PILIHAN LOKASI KAB/KOTA)SECARA MASING-MASINGTIDAK SINERGIS1 S2 S3 S4…… SNGUB A GUB BPROVINSI A PROVINSI B• SEKTOR menetapkan program & alokasi (satuan 2) besertaarahannya utk tiap-tiap provinsi

Page 12: skripsi depdagri

• GUBERNUR diberikan kewenangan menetapkan satuan 3pilihan lokasinyaSINERGI antar sektor, antar daerah, & fokus

MANAJEMEN KEWILAYAHANGambar 2.3. Manajemen Kewilayahan1010C. Potensi Daerah1. PendahuluanSecara umum dapat dikatakan bahwa potensi daerah terdiri dari: (1) sumberdaya alam, (2) sumber daya manusia, (3) Letak geografis.Kemampuan daerah untuk memanfaatkan ketiga potensi tersebut menentukanlaju pertumbuhan pembangunan suatu daerah. Ketiga potensi ini mempunyaikontribusi terhadap pembangunan ekonomi, sosial-budaya, sarana-prasarana(infrastruktur), dan lingkungan. Keterkaitan ketiga potensi menjadi modaldasar pembanguna daerah disajikan pada gambar 2.3.Gambar 2.4. Diagram Keterkaitan Potensi Sumber Daya Daerah11112. Identifikasi Potensi Dengan Analisis SituasiAnalisis situasi merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untukmengidentifikasi secara komprehensif potensi daerah yang gambaran keadaansosial, ekonomi, politik, demografi, lingkungan dan keadaan fisikdaerah/wilayah. Analisis situasi menghasilkan suatu Kerangka Situasi (FrameConditions) suatu daerah/wilayah.Sebelum proses perencanaan dimulai, terlebih dahulu keadaan eksisting suatudaerah/wilayah perlu diketahui. Untuk itu diperlukan pedekatan atau metodayang dapat memberikan gambaran komprehensif daerah yang mencakupkeadaan sosial-budaya, ekonomi, politik, demografi, ekologi/lingkungan,iklim, dan keadaan fisik wilayah (topografi, physiografi, hidrologi).Pendekatan analisis situasi salah satu metoda yang dapat digunakan untuktujuan tersebut di atas. Analisis situasi dilakukan dengan menggunakanAnalisis Masalah, Analisis Potensi, dan Analisis Partisipatif.Hasil yang diharapkan dari analisis situasi : merupakan “Kerangka Situasiatau “Frame Conditions” yang memberikan gambaran keadaandaerah/wilayah sebagai berikut:a. Masalah-masalah terpenting yang dihadapi masyarakat dan faktor-faktorpenyebabnya, berdasarkan data daerah/regional,b. Potensi terpenting yang dimiliki wilayah, untuk pemecahan masalah(kemampuan, penduduk, sumber-sumber alam, potensi sosio-ekonomi,letak geografis),c. Deliniasi penduduk/ masyarakat yang akan menjadi cikal bakal kelompoksasaran program.d. Definisi awal dari sektor-sektor prioritas atau kluster aktivitas sosioekonomiyang direncanakan untuk dicapai.Kerangka Situasi (Frame Conditions) adalah situasi eksisting (sesungguhnya)dari daerah/wilayah yang dianalisis. Penekanannya terhadap masalah dansistem yang memungkinkan terjadinya masalah tersebut. Selain juga dipelajarikemungkinan adanya potensi yang dapat dikembangkan yang mengarahkepada kondisi spesifik daerah.Kerangka Situasi (Frame Conditions) menggambarkan keadaan yangsesungguhnya terjadi pada saat melakukan pengamatan lapangan, dan dapat

Page 13: skripsi depdagri

dipakai sebagai titik tolak menentukan langkah-langkah pemecahan masalahatau mendayagunakan potensi yang ada.D. Latihan1. Diskusikan dalam kelompok,faktor-faktor yang merupakan masalah dalampembangunan daerah dan rumuskan bagaimana mengatasi masalah tersebut.Kemudian hasil diskusi tersebut di presentasikan dalam diskusi panel.12122. Diskusikan dalam kelompok, bagaiman cara terbaik untuk mengidentifikasipotensi yang dimiliki daerah, dan bagaimana cara untuk memanfaatkanpotensi tersebut? Presentasikan hasil diskusinya dalam diskusi panel.3. Diskusikan dalam kelompok, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan suatudaerah lambat perkembangannya. Dan dengan cara apa yang dapat dilakukanagar suatu daerah dapat memanfaatkan potensi menjadi pendukung kemajuanpembangunannya.E. RangkumanMasalah diartikan sebagai perbedaan antara harapan dan kenyataan atau perbedaanantara situasi yang ada sekarang dan yang seharusnya terjadi. Pertanyaannyakenapa harapan dan kenyataan tidak terjadi? Jawaban singkatnya, karena adanyafaktor-faktor yang menyebabkan harapan tidak bisa terealisasi.Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam melaksanakanpembangunannya buka semata-semata karena keterbatasan sumber danapembangunan atau terbatasnya sumberdaya alam atau lemahnya sumberdayamanusia yang dimiliki, tetapi faktor manajemen pembangunan yang diterapkanturut memberikan kontribusi. Manajemen pembangunan tidak terlepas dari sistemperencanaan dan kemampuan pemerintah daerah untuk membuat kebijakanpembangunan yang menstimulasi terjadi pertumbuhan, baik dalam ekonomi, sosialbudaya, dan pelayanan publik.13BAB IIIMENGATASI PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAHA. PendahuluanDalam sistem desentralisasi atau otonomi daerah, setiap pemerintah daerahseharusnya mampu memanfatkan peluang-peluang yang ada untuk meningkatkanpembangunannya agar dapat memenuhi kebutuhan rakyat/masyarakatnya. Denganperencanaan pembangunan yang baik dan kemampuan manajemen pembangunanyang prima suatu daerah tidak selalu harus mengandalkan sumberdaya yangmendukung pembangunannya berbasis pada ekploitasi sumberdaya alamnya,khususnya sumberdaya yang tidak terbarukan.Ada banyak contoh suatu pembangunan daerah yang berhasil tanpa bertumpu padaekploitasi sumberdaya alamnya saja. Misalnya, provinsi Gorontalo dari daerahyang minus dapat berkembang dengan cepat melalui pemberdayaan masyarakatdalam kegiatan pertanian. Kunci keberhasilannya terletak pada perencanaanpembangunaan daerah yang rasional, inovatif serta manajemen pembangunan yangbaik.Contoh lainnya ialah Pemerintah Kabupaten Gianyar di provinsi Bali,mengembangkan manajemen pembangunan dengan mendorong pertumbuhanusaha kecil dengan membantu mendapatkan akses kesumber-sumber permodalan.Inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Gianyar dalam program Gianyar Sejahteramerupakan contoh yang baik bagi keterlibatan pemerintah daerah dalam

Page 14: skripsi depdagri

menyediakan modal usaha bagi usaha kecil. Pada prinsipnya program ini bertujuanuntuk meningkatkan ekonomi keluarga agar lebih produktif.Kesimpulan yang dapat ditarik contoh-contok sukses pembangunan daerah di atasadalah dengan perencanaan dan manajemen pembangunan yang baik, kemajuanperekonomian daerah dapat terjadi tanpa hanya semata-mata bergantung padaeksploitasi sumberdaya alam saja. Bagian berikut membahas hal-hal yangmungkin dapat dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan lajupembangunannya.Setelah mengikuti mempelajari bab ini, diharapkan peserta mampu untuk menyusunrencana yang dapat meningkatkan laju pembangunan daerahnya.1414B. Apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah?3

1. Membuat Rencana Strategi Pengembangan Ekonomi Daerah.Yang pertama kali perlu dibuat dalam rangka menyusun rencana strategiadalah membuat visi dan misi daerah dalam upaya untuk mengembangkanekonomi daerah dengan menggunakan metoda strength-weaknes-opportunitythreatatau SWOT. Metoda mi sangat berguna untuk mengetahui kedudukansesuatu organisasi atau daerah dalam lingkungan pesaing-pesaingnya denganmelihat kemampuan dan kelemahannya sendiri. Untuk menggunakannya tentudiperlukan adanya bantuan dari tenaga ahli.4 Cara yang lebih mutakhir dalammembuat visi dan misi daerah adalah dengan menggunakan proses demokrasi,yaitu dengan melibatkan komponen-komponen masyarakat dan swasta ataupemangku kepentingan (stakeholder).Contoh-contoh aplikasi perencaraan strategis dalam pembangunan ekonomidaerah adalah sebagai berikut:Penyusunan rencana strategis, visi, dan misi daerah berdasarkan partisipasimasyarakat juga dilaksanakan secara luas di negara-negara Eropa Timur.Salah satu contohnya adalah di Hongaria, yang dipelopori oleh sebuah kotakecil Nagyata. Transisi ke arah demokrasi dan ekonomi pasar telahmenyebabkan kota Nagyata mengalami kesulitan. Pada pertengahan 1990anNagyata mengalami pengangguran setinggi 25%, berkurangnya dukungan daripemerintah pusat, dan ketidak-puasan masyarakat terhadap pelayananpemerintah daerah. Walikota yang baru, bekas guru perempuan yang masihbelum berpengalaman, kemudian meminta bantuan The Canadian UrbanInstitute yang baru meluncurkan sebuah program untuk membantu pemerintahdaerah merumuskan strategi pengembangan ekonomi daerah berdasarkanpartisipasi masyarakat. Tujuan proyek adalah untuk mendemokratisasikanmanajemen kota dan untuk merealisir visi daerah yang mempersatukan semuaunsur kota. Proyek tersebut dimulai dengan penyusunan sebuah visi rencanapengembangan ekonomi daerah berdasarkan partisipasi masyarakat Salah satubagian dari rencana tersebut adalah sebuah strategi untuk menarik danmempertahankan investasi yang ramah lingkungan, yang kemudiandilaksanakan dengan kampanye promosi yang agresif. Strategi ini terbuktisukses dalam menarik investasi dari luar, termasuk investasi sebesar 20 jutadolar AS dari sebuah perusahaan elektronik Jepang yang menciptakan lebihdari 900 lapangan kerja. Peningkatan investasi tersebut memungkinkanNagyata untuk memperoleh sumberdaya yang lebih besar untuk membiayaiaspek-aspek lain dari visi daerah tersebut, antara lain pembangunan kawasan3 Bagian ini dikutip dari Ir. Sussongko Suhardjo, MSc, MPA, PhD. Pembangunan Daerah MendorongPemda Berjiwa Bisnis. Panta Rei. 2006. Jakarta. Hal 170-197.

Page 15: skripsi depdagri

4 Referensi bagi penggunaan SWOT ini banyak sekali, baik untuk diaplikasikan dalam dunia bisnisswasta maupun di lingkungan pemerintahan. Dalam SCBD Program, disediakan Modul FormulasiPerencanaan Strategis. Untuk penerapan SWOT di lingkungan pemerintahan dan organisasi publiklainnya lihat misalnya John M. Brqsoq Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations (SanFrancisco & London. lossey Bass. 1988).hal.117-162.1515rekreasi dan fasilitas informasi yang kemudian terbukti mendorongpeningkatan pariwisata dan memicu perkembangan ekonomi lebih lanjut.Keberhasilan proyek ini telah menjadikan Walikota Nagyata sebagai seorangpolitisi terkemuka di Hongaria, dan pendekatan perencanaan strategisberdasarkan partisipasi masyarakat sekarang telah menjadi proses umumdilaksanakan oleh semua daerah di Hongaria.Contoh di IndonesiaKota Bandung beberapa waktu yang lalu telah dapat merumuskan visi danmisinya melalui proyek city development strategy (CDS) dengan bantuanBank Dunia, yang prosesnya cukup panjang, mulai dari rapat warga di tingkatlingkungan, wilayah, sampai ke tingkat kota. Keterlibatan lembaga swadayamasyarakat dalam penyusunan visi dan misi ini sangat kuat, seperti jugaketerlibatan pemerintah daerah. Yang lebih baik lagi mungkin adalah yangdilakukan di Kendari dengan bantuan UNDP dalam program breakthrough inurban initiautives in local development (BUILD), di mana sebelum rapat-rapatuntuk menyusun visi dan misi tersebut diselenggarakan, baik lembagalembagamasyarakat maupun pejabat pemerintah daerah terlebih dahuludiberikan pelatihan, sehingga peran dari fasilitator dalam menyusun visi danmisi dapat dikurangi.2. Berusaha Menciptakan Iklim Usaha yang Kondusif.Dari berbgai sumber hasil penelitian menunjukkan bahwa kondusifitas iklimusaha di daerah perkotaan di Indonesia dicirikan dengan: (a) tingginya bebanpungutan yang harus dipikul oleh usaha kecil dan menengah, yaitu rata-rata13,7 juta per unit usaha per tahun; (b) pungutan-pungutan tersebut berlakusatu setengah tahun lebih cepat daripada pemilikan legalitas usaha; dan (c)prosedur pengurusan legalitas usaha tidak jelas dan mahal sehingga hanyasekitar 11,3% usaha kecil dan menengah yang memiliki akte pendirianperusahaan.Adapun kondusifitas usaha di daerah kabupaten dicirikan dengan: (1)tingginya beban pungutan yang harus dipikul oleh usaha kecil dan menengah,yaitu 3,7 juta rupiah per unit usaha per tahun; (2) pungutan-pungutan tersebutberlaku dua setengah tahun lebih cepat dari pemilikan legalitas usaha; dan (3)prosedur pengurusan legalitas usaha tidak jelas dan mahal sehingga hanyasekitar 6,8% usaha kecil dan menengah yang memiliki akte pendirianperusahaan.5 Sebagai perbandingan, kemudahan-kemudahan yang dimintaoleh Asian Development Bank bagi penanaman modal asing, menurut BadanKoordinasi Penanaman Modal, adalah sebagai berikut:6

a. Menyusun undang-undang penanaman modal yang baru:5 Brahmanito , I "Desentralisasi Fiskal dan Implikasmya Terhadap Kondusifitas Iklim Usaha DaerahKota dan Kabupaten di Indonesia", makalah disampaikan dalam National Policy Workshop, TAF, CESS.CAPS. HUKEI. dan CEMCED_ 2001. hal 7-146 "Hati-hati Menyusun UU Investasi”, Suara Pembaruan, 12 September 2001, hal.516161) Tidak membedakan aturan untuk PMA dan PMDN;

Page 16: skripsi depdagri

2) Memproteksi pengambil-alihan investasi;3) Memberikan hak untuk merepatriasi atas modal dalam valuta asingbeserta keuntungannya;4) Sektor dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) dikurangi.b. Memberikan kebebasan berinvestasi di semua sektor:1) Sektor dalam DNI dikurangi;2) Jumlah investasi, asal modal, ataupun tujuan ekspor tidak dibatasi.c. Perizinan dan prosedur pembentukan perusahaan lebih terbuka,sederhana, cepat, dan transparan.d. Perpajakan:1) Mengurangi dan menyederhanakan peraturan perpajakan;2) Memberikan insentif perpajakan kepada investor yang berinvestasidi sektor dan daerah tertentu.e. Pemerintah menjamin penukaran mata uang asing untuk transaksi imporserta pelaksanaan pembayaran transaksi bisnis lainnya;f. Memberikan akses pendanaan dalam negeri kepada perusahaan asing.g. Memperbolehkan penggunaan tenaga kerja asing pada jabatan tertentu,sepanjang jabatan itu belum diisi oleh tenaga kerja lokal.h. Pemerintah menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukunginvestasi, misalnya transportasi, jaringan listrik, saluran air minum, dantelekomunikasi, melalui mekanisme kerjasama dengan menarik modalswasta.i. Pemerintah menjamin ketersediaan lahan bagi industri dan kegiatankomersial lainnya.j. Pemerintah harus melindungi investor asing, didasarkan pada perjanjianyang sudah disetujui pada perjanjian kerjasama bilateral.k. Pemerintah menerbitkan peraturan pajak baru agar tidak terjadi pajakganda; aturan ini juga didasarkan pada konvensi internasional.l. Sengketa dengan investor diselesaikan melalui arbitrase.Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian pada daftar tersebut di atas.Pertama, kondisi-kondisi yang diminta tersebut adalah kebijakan yang biasaada di semua negara yang ingin menarik modal asing, dari Cina, Thailand,sampai Amerika Serikat. Artinya, tidak ada dari permintaan-permintaantersebut yang aneh atau hanya berlaku untuk Indonesia saja. Apabila Cina danThailand sudah memenuhi permintaan-permintaan tersebut, sulit bagiIndonesia untuk menolak apabila tetap ingin bersaing dengan kedua negaratersebut untuk menarik modal asing. Kedua, sebagian besar permintaan di atashanya dapat dipenuhi oleh pemerintah pusat, namun ada beberapa yangseharusnya dipenuhi oleh pemerintah daerah. Butir 3 (perizinan), 4(perpajakan), 8 (sarana dan prasarana), dan 9 (persediaan lahan) merupakankewenangan pemerintah daerah dan karenanya harus dipenuhi olehpemerintah daerah.Dalam upaya untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, pemerintahdaerah perlu berfikir realistis, yaitu dengan menentukan terlebih dahulu, bagisiapa iklim yang kondusif itu akan diadakan. Tentu ini akan sangat terkait1717dengan strategi yang telah ditetapkan. Iklim usaha bagi usaha kecil, misalnya,tidak selalu sama dengan iklim usaha bagi usaha besar. Bila strategi yangditetapkan menentukan bahwa yang akan dikembangkan adalah usaha besar

Page 17: skripsi depdagri

misalnya, dan yang akan ditarik adalah investasi modal asing dan dalamnegeri, pemerintah daerah perlu menentukan apa yang perlu disediakan olehpemerintah daerah dalam rangka menciptakan iklim usaha yang konsusifuntuk usaha besar. Dan unsur-unsur yang membentuk iklim kondusif sepertiyang dituntut oleh ADB di atas, pemerintah daerah mempunyai sebagiankewenangan dalam perijinan, perpajakan dan retribusi daerah, pengadaanprasarana dan sarana, serta persediaan lahan.3. Merangsang Pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah.Ketua Komite Ekonomi APEC, Mitsuru Takeuchi, memang mengatakanbahwa tatanan ekonomi baru dunia sangat terkait dengan perkembangan usahakecil dan menengah, dan hal itu tidak dapat dilepaskan dari basis teknologiinformasi. la mengatakan bahwa dalam perkembangan teknologi yang sangatcepat justru perusahaan skala kecil dan menengah yang mampu dengan cepatmenyesuaikan diri daripada perusahaan besar. Menariknya, satu atau duadekade terakhir ini telah menunjukkan betapa usaha kecil dan menengah telahmenciptakan begitu banyak kesempatan kerja, sedang perusahaan besar justrumengurangi pekerja. Studi kasus di Taiwan menunjukkan betapa peran usahakecil dan menengah dalam dua dekade ini benar-benar menjadi mesinpertumbuhan ekonomi. Kuncinya adalah keterkaitan antara usaha besar danusaha kecil dan menengah, di mana usaha kecil dan menengah memasokkomponen bagi kegiatan produksi usaha besar yang telah mempunyai pasarekspor.7 The Asia Foundation juga menganjurkan agar pola pembinaan usahakecil diubah, yang semula dengan model bapak - anak angkat, sekarang harusdiubah menjadi model kemitraan strategis, yaitu keduanya harus mempunyaikedudukan yang sejajar.8Kemitraan antara perusahaan besar dengan perusahaan menengah dan kecilseperti tersebut di atas pada hakekatnya adalah salah satu upaya untukmembantu pemasaran produk perusahaan kecil dan menengah. Namunkemitraan tersebut sebenarnya juga membantu perusahaan besar dalammemperoleh bahan baku yang lebih murah dengan mutu yang tidakberkurang.Contoh yang baik tentang upaya pemerintah untuk mendorong keterkaitanantara usaha besar dan kecil adalah yang diperlihatkan oleh pemerintahSingapura dalarn melaksanakan program peningkatan industrinya. EconomicDevelopment Board yang dibentuk oleh pemerintah Singapura mempunyaisebuah program yang bernama Local Industry Upgrading Program (LIUP),yang dimulai pada tahun 1986. LIUP merupakan suatu sarana untukmemanfaatkan sumberdaya teknologi dan pelatihan dari perusahaan-7 ”Usaha Kecil Kini Selayaknya Ditopang Internet”, Bisnis Indonesia, 1 Desember 2000, hal. 178 ”Penerapan Otda Hambat Perdagangan Antar daerah", Suara Pembaruan, 18 April 2001. hal. 71818perusahaan multinasional yang ada di Singapura. Elemen utama dari LIUPadalah penempatan seorang ahli teknik secara penuh-waktu dari sesuatuperusahaan multinasional ke sebuah perusahaan lokal yang sudah atau dapatmenjadi pemasok bahan baku atau jasa kepada perusahaan multinasionaltersebut. LIUP menanggung biaya kompensasi (misalnya perbedaan gaji dantunjangan lainnya) dari penempatan ahli teknik yang sudah berpengalamandari perusahaan multinasional tersebut sebagai manajer di perusahaan lokal,biasanya untuk selama dua atau tiga tahun. Program LIUP ternyata

Page 18: skripsi depdagri

memberikan keuntungan kepada kedua pihak: perusahaan lokal memperolehteknologi baru yang ditularkan oleh perusahaan multinasional sertameningkatkan kualitas produknya, sedangkan perusahaan multinasionalmemperoleh pemasok lokal yang bisa diandalkan, serta yang memenuhi syaratkualitas dan waktu pasokan yang standard. Dimulai dengan beberapaperusahaan dalam industri elektronik, program LIUP dengan cepatberkembang ke perbaikan kapal, teknologi informasi, dan pelayanankesehatan. Pada tahun 1992 LIUP sudah mencakup 32 perusahaanmultinasional yang membantu sebanyak 180 perusahaan lokal kecil dansedang. Tugas pertama dari LIUP adalah untuk membuat daftar singkat (shortIlist), dengan berkonsultasi dengan Economic Development Board, empatsampai lima perusahaan yang memenuhi syarat untuk dibantu oleh programtersebut. Kriteria terpenting dalam memilih perusahaan lokal yang akandibantu termasuk semangat enterpreneurial, kemampuan managerial, sertakomitmen terhadap rencana pengembangan dan peningkatan mutu.Kebanyakan perusahaan yang masuk dalam daftar singkat LIUP adalahperusahaan-perusahaan yang mempunyai niat untuk menjadi pemasok dariperusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan multinasional dengan tegasmengakui keuntungan yang mereka peroleh dari program ini: dengan adanyapemasok lokal yang bisa diandalkan maka mereka tidak perlu lagi mengimporkebutuhan-kebutuhannya dari luar negeri.9 Pelajaran yang dapat ditarik dankasus mi adalah bahwa pemerintah mempunyai peranan dan dapat mendorongterbentuknya hubungan antara perusahaan lokal sebagai pemasok denganperusahaan multinasional sebagai pemakai pasokan perusahaan lokal, denganmemberikan jaminan bahwa perusahaan lokal akan dapat memasok komponenproduksi dengan kualitas yang dapat dipertanggung-jawabkan. Dalam kasusSingapura, jaminan itu diberikan dalam bentuk penempatan tenaga ahli dariperusahaan multinasional di perusahaan lokal dengan tanggungan pemerintah.Keterkaitan dan kerjasama juga dapat dilakukan dan didorong pelaksanaannyadi antara perusahaan-perusahaan yang serupa baik dalam hal ukuran maupunbidang kerjanya. Program kerjasama antar Perusahaan Serupa di Kolombia,misalnya, menggalang kerjasama antar perusahaan yang sama. Asocalzaadalah sebuah asosiasi antar 16 pengusaha kecil pabrik sepatu, yang denganpimpinan salah satu anggotanya bersatu untuk menghemat biaya sertameningkatkan daya saing mereka dalam pasaran ekspor. Kelompok yang9 Henry Gomez, Carlos Davila, dan Valerie Hammond ”management Innovation in the DevelopingWorld: INTERMAN Management Innovation Prograammes (Geneva- Interman. 1995). hal. 291919sangat terintegrasi dan kohesif ini menyediakan lapangan kerja bagi 1.000pegawai.Perusahaan-perusahaan anggota secara bersama memiliki dan memakai saranafisik (pabrik), peralatan, dan bahan baku, tidak berdasarkan aturan ataupunpenata-bukuan yang formal, namun hanya mengandalkan pada nilai-nilaitradisional saling percaya, saling mendukung, dan persahabatan.10 Adabanyak keuntungan yang dapat diperoleh dari kerjasama atau kemitraan antarsesama industri kecil. Pertama, bila produk dari usaha kecil telah menjadimasukan bagi proses produksi usaha kecil yang lain, maka pasar bagi produkusaha kecil tersebut sebagian telah terjamin oleh usaha kecil yangmenggunakan produknya sebagai bahan baku, sehingga usaha kecil tersebut

Page 19: skripsi depdagri

hanya tinggal menggarap potensi pasar lain bagi sisa produksinya, seperti kepasar ekspor, atau pemerintah, atau ke konsumen akhir. Kedua, produk yangditawarkan oleh setiap usaha kecil menjadi semakin beragam dengan membeliproduk yang dihasilkan oleh usaha kecil yang lain; semakin beragam produkyang ditawarkan sesuatu perusahaan, semakin besarlah segmen pasar yangdapat dikuasai oleh sebuah usaha kecil. Ketiga, semua usaha kecil yangmenjadi anggota kemitraan akan memperoleh peningkatan efisiensi yangdihasilkan oleh upaya pemasaran dan promosi bersama, dibandingkan denganupaya sendiri-sendiri.11

Namun untuk dapat berkembang, usaha kecil tetap harus dapat menghadapipersaingan bebas, dan beberapa prasyarat yang harus dipenuhi agar usahakecil dapat berperan dalam menghadapi persaingan bebas adalah:a. Usaha kecil harus mempunyai sistem manajemen yang balk, dan untukitu diperlukan bimbingan dan pelatihanb. Usaha kecil harus mempunyai produktivitas yang tinggi,c. Usaha kecil harus mempunyai sitem mutu yang standard, sehinggadiperlukan pembinaan agar mereka bisa mencapai sertifikat IS09000d. Usaha kecil harus mempunyai akses pasar yang besar, antara lain melaluikemitraan dan melalui peningkatan mutu sesuai dengan standardinternasionale. Usaha kecil harus bergerak dalam bidang usaha yang peluang tumbuhnyarelatif tinggi,f. Usaha kecil harus mempunyai sumberdaya yang besar, terutama dalammodal kerja yang berkesinambungan, wajar, dan sesuai dengan tingkatkeuntungan usaha yang ditangani.12

Dalam hubungan ini pemerintah daerah dapat membantu, misalnya, dalammeningkatkan kualitas produk melalui pengkaitan usaha besar dan kecil,10 Henry Gomez, Carlos Davila, dan Valerie Hammond ”management Innovation in the DevelopingWorld: INTERMAN Management Innovation Prograammes (Geneva- Interman. 1995). hal. 18-1911 Prasetyo Soepono. "Expecting Growth Despite of Economic Crisis The Case of Production andMarketing in Small and MediumSized Firms in the Special Region of Yogyakarta", dalam Gajah MadaInternational Journal of Business.Vol. 2 No. 2 May 2000 hal 229-3012 Rustam Effendy. "Pemberdayaan Usaha Kecil Menghadapi Perdagangan Bebas". dalam Usaha KecilIndonesia: Tantangan Krisis dan Globalisasi. ha1. 312-32020melalui pengkaitan antara universitas dengan usaha kecil, dan pemberianfasilitas konsultansi yang dibiayai oleh pemerintah daerah. Praktek-praktekyang diperlihatkan oleh Asosiasi Produsen Kerajinan di Nepal merupakancontoh-contoh yang baik untuk ditiru oleh pemerintah daerah yangPemerintah daerah juga dapat membantu mendorong pertumbuhan usaha kecildengan membantu akses usaha kecil ke modal. Inovasi yang dilakukan olehKabupaten Gianyar dalam program Gianyar Sejahtera merupakan contoh yangbaik bagi keterlibatan pemerintah daerah dalam menyediakan modal usahabagi usaha kecil. Pada prinsipnya program ini bertujuan untuk meningkatkanekonomi keluarga agar lebih produktif. Adapun kegiatan yang dilakukanantara lain adalah: pelatihan ketrampilan, penyediaan modal kerja, danpengadaan peralatan produksi bagi keluarga miskin yang membutuhkan.Dalam penyediaan modal kerja pemerintah Kabupaten Gianyar bekerjasamadengan Bank Pembangunan Daerah, di mana sebagian dan dana proyekdialokasikan ke dalam rekening tabungan dari setiap penerima bantuan pada

Page 20: skripsi depdagri

BPD Bali, dan atas dasar rekening tersebut BPD Bali akan memberi pinjamankepada penerima bantuan yang besarnya lima kali lipat dari dana yangditabung. Pola penjaminan kredit perbankan oleh pemerintah daerah jugadianjurkan oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah barubaruini. Anjuran tersebut ternyata telah disambut baik oleh AsosiasiPemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi). Kabupaten Kutai,misalnya, telah menyisihkan seratus juta rupiah per desa dan KabupatenKebumen menyediakan seratus juta rupiah sebagai dana4. Mendorong Pendirian Usaha Baru melalui Entrepreneurship.Pengalaman menunjukkan bahwa pendirian usaha baru merupakan penciptalapangan kerja terbesar. Oleh karena itu maka pendirian usaha baru olehmasyarakat seharusnya merupakan prioritas yang perlu ditempuh olehpemerintah-pemerintah daerah. Namun pendirian usaha baru akan sangattergantung pada banyak faktor, antara lain iklim usaha yang kondusif danadanya jiwa entrepreneurship di kalangan masyarakat. Tanpa jiwaentrepreneurship, tidak akan ada anggota masyarakat yang akan beranimendirikan usaha sendiri.Banyak ahli yang telah menulis teori-teori tentang entrepreneurship, namunyang paling praktis justru tulisan yang bukan mengenai entrepreneurshipnamun implikasinya terhadap entrepreneurship sangat besar. RobertKiyosaki, pengarang buku bestseller diseluruh dunia Rich Dad Poor Dad,dalam bukunya yang kedua, menggolongkan kegiatan ekonomi manusiamenjadi 4 jenis yang masing-masing menempati satu kuadran seperti berikutini,2121Di mana E adalah employee atau pegawai, S adalah self-employed atau orangyang mempekerjakan diri sendiri, 0 adalah pemilik usaha atau perusahaan,dan I adalah investor. Argumen dasarnya adalah bahwa orang-orang yangberada pada kuadran E dan S tidak akan pernah "kaya" atau mempunyaikebebasan keuangan. Selamanya, orang-orang ini akan bekerja untukmemperoleh uang. Grafik pendapatannya biasanya meningkat denganperlahan sejalan dengan meningkatnya usia dan pengalaman kerja, namunkemudian langsung anjlok saat memasuki masa pensiun. Padahal denganmemasuki usia pensiun, kebutuhan pengeluaran tidak berkurang, malahanmungkin meningkat, karena meningkatnva biaya pemeliharaan kesehatanakibat usia lanjut.Untuk bisa memperoleh kebebasan keuangan, maka mereka yang berada padakuadran E dan S harus berpindah ke kuadran 0 atau pemilik usaha/perusahaan.Inilah pada dasarnya proses transformasi dari seorang pegawai menjadiseorang entrepreneur. Seorang entrepreneur mempunyai atribut-atribut yangsangat berbeda dengan pegawai pada umumnya. Atribut pertama yang harusdipunyai oleh seorang entrepreneur adalah bahwa dia harus mempunyai visijangkapanjang ke depan. Sebagaimana kita ketahui, visi seorang pegawainegeri adalah: hari ini bekerja, sore nanti memperoleh upah (pekerja harian);atau minggu ini bekerja, akhir minggu memperoleh upah (buruh bangunanmisalnya); atau bulan ini bekerja, dia akhir bulan memperoleh gaji.Atribut kedua dari seorang entrepreneur adalah adanya komitmen untukuntuk mencurahkan segala pehatian dan kemampuannya untukmengembangkan usahanya. Seorang pegawai tentu tidak akan mempunyai

Page 21: skripsi depdagri

komitmen seperti itu karena orientasinya hanya memperoleh upah atau gajipada akhir hari/minggu atau bulan. Atribut ketiga dari seorang entrepreneuradalah kepercayaan diri bahwa dia akan berhasil. Atribut keempat seorangentrepreneur adalah kedisiplinan dalam mengejar tujuan dari usaha yangdilakukannya. Atribut kelima, yang terpenting, adalah keberanian dankemauan untuk mengambil risiko. Seorang entrepreneur, misalnya, tidak akankeberatan untuk berhenti dari pekerjaan yang dipunyainya sekarang yangmembenkan jaminan keamanan masa depan, demi mengejar cita-cita untukmempunyai usaha sendiri. Resikonya adalah bahwa mungkin dia akankehilangan segalanya. Seorang pegawai, di lain pihak, selalu mementingkanjaminan keamanan jangka panjang yang diberikan oleh status pegawai tetap,dan tidak akan bersedia untuk mengorbankannya meskipun dengan prospekakan mempunyai usaha sendiri. Atribut keenam adalah keperdulian terhadap2222konsumen. Semua organisasi, baik perusahaan swasta maupun aparatpemerintah, mempunyai konsumen. Tanpa konsumen maka organisasi itutidak ada gunanya. Atribut ketujuh dari seorang entrepreneur adalahkreativitas.Untuk bisa berhasil dalam mengembangkan usaha, maka seorangentrepreneur harus mempunyai beberapa keahlian penting. Keahlian pertamaadalah analisis, terutama menganalisis lingkungan usaha yang merupakanpasar bagi produk perusahaan yang dia pimpin. Misalnya, dia harusmenganalisa apa yang dibutuhkan oleh pasar, dan apa yang bisa dipasok olehperusahaannya. Keahlian kedua adalah penciptaan jaringan kerja, terutamapara pemasok dan pemakai produk. Keahlian ketiga adalah penciptaan danpembinaan hubungan bisnis, termasuk dengan sektor keuangan danpermodalan. Keahlian keempat adalah persuasi dan negosiasi. Keahliankelima adalah penjualan. Keahlian keenam adalah finansial.Kyosaki berpendapat bahwa untuk berpindah dari kuadran E dan S ke kuadran0, ada 3 alternatif jalan yang dapat ditempuh. Pertama, membangunperusahaan yang cukup besar sekaligus. Pengalaman Kyosaki, diperlukanminimal 3 kali percobaan jatuh-bangun untuk mendapatkan sebuahperusahaan yang mapan, stabil, dan menguntungkan. Artinya, orang harusmembentuk perusahaan dan bangkrut dua kali sebelum membuat perusahaanketiga yang mapan dan menguntungkan. Dengan jatuh-bangun sebanyak tigakah ini, Anda diperkirakan sudah dapat mempunyai atribut-atribut dankeahliankeahlian yang diperlukan oleh seorang entrepreneur sebagaimanadiuraikan di atas.Akan tetapi, tentu untuk membuat perusahaan yang cukup besar tidak hanyadiperlukan tekad yang besar, namun juga modal yang cukup besar. Nah, setiapkali perusahaannya bangkrut, karena sebab apapun (misalnya produknya tidakditerima konsumen, atau manajemennya buruk sehinga rugi terus, atau jadwalpoduksinya tidak teratur sehinga distributor sulit memperoleh produk untukdipasarkan, dan sebagainya), maka tentu sang entrepreneur akan kehilangansegalanya termasuk modal awal. Ini yang dimaksud dengan risiko, yangmenjadi salah satu unsur penting dari seorang entrepreneur. Berapa banyakorang di Indonesia yang mau merisikokan hartanya seperti itu untukmembangun sebuah usaha satu kah? Mungkin tidak lebih dari 5%. Yangbersedia mengambil risiko membangun usaha 3 kah pasti lebih sedikit lagi.

Page 22: skripsi depdagri

Keuntungan dari warganegara dan sebuah negara kaya seperti AmerikaSerikat adalah banyaknya alternatif sumber untuk memperoleh modalpendirian usaha, sehingga kalau sekali seorang entrepreneur bangkrut, masihada kemungkinan untuk memperoleh modal pendirian usaha berikutnya. Dinegara seperti negara kita, tentu begitu kita bangkrut, sulit untuk mencarimodal pendirian usaha lagi.Cara kedua untuk berpindah kuadran dari E dan S ke 0, menurut Kyosaki,adalah dengan membeli franchise atau waralaba dari pemiliknya. Tentu modalyang diperlukan cukup besar. Modal awal ini diperlukan untuk pembelian2323franchise atau waralaba. Saat ini, harga waralaba asing seperti MacDonald,A&W, KFC, dan lain-lain mungkin diperlukan lebih dari satu milyar rupiah,sedangkan untuk waralaba dalam negeri, seperti rumah makan Sederhana,Bakmi Japos, dan sebagainya, mungkin diperlukan beberapa ratus juta sampaimendekati satu milyar rupiah. Selain itu diperlukan modal untuk pengadaansarana penjualan atau outlet. Biayanya tentu bervariasi, tergantung di manalokasi outlet tersebut, apakah bangunan sendiri atau dalam komplekspertokoan/mal, besarnya persil, kualitas bangunannya, dan sebagainya. Selainitu masih diperlukan juga modal kerja. Apabila itu masih belum cukup, makaAnda dapat membeli waralaba untuk beberapa lokasi. Meskipun biayanyacukup besar, namun tingkat keberhasilan waralaba biasanya sangat tinggi.Artinya, kemungkinan sebuah restoran waralaba untuk gagal sehinggapemiliknya bangkrut, sangat kecil, karena pasar dari waralaba itu sebenarnyasudah tersedia. Karena itu maka waralaba adalah sarana yang baik bagi orangorangdan kuadran E dan S untuk pindah ke kuadran O. Begitu mengeluarkanmodal untuk membeli dan mengoprasikan sebuah waralaba, Anda sudahmenjadi pemilik perusahaan dan masuk ke kuadran O. Gampang kan?Kelemahannya adalah bahwa dengan cara ini, Anda akan memerlukan waktuyang lama sekah untuk dapat menguasai atributatribut dan keahlian-keahlianyang diperlukan oleh seorang entrepreneur. Ini akan diperlukan apabila Andaingin melakukan eskpansi ke bidang-bidang usaha lain yang tidak dikuasaioleh jaringan waralaba. Maksudnya, dengan waralaba saja, Anda barumenjadi seorang "setengah entrepreneu".Cara ketiga untuk berpindah dari kuadran E dan S ke kuadran 0 menurutRobert Kyosaki adalah melalui network marketing. Ini adalah cara yangpaling murah untuk belajar dan berlatih menjadi seorang entrepreneur.Mengapa? Pertama, network marketing yang baik biasanya mempunyaiprestasi, sistem distribusi, dan program kompensasi yang telah mapan,sehingga para anggotanya tidak perlu khawatir bahwa usaha mereka tidakakan jalan. Kedua, network marketing yang baik biasanya mempunyaipeluang bisnis yang meyakinkan. Ketiga, network marketing yang baikbiasanya mempunyai program pendidikan dan pelatihan jangka-panjang, yangmenjamin para anggotanya akan menguasai keahhan-keahlian yangdiperlukan oleh seorang entrepreneur. Keempat, network marketing yang baikbiasanya mempunyai program bimbingan yang kuat, yang menjamin paraanggotanya dapat mempunyai atribut-atribut seorang entrepreneur. DanKelima, network marketing yang baik biasanya mempunyai pemimpinpemimpinyang terdiri dari orang-orang yang dihormati.Bila Anda sudah berhasil menjadi seorang entrepreneur dan sudah

Page 23: skripsi depdagri

mempunyai cukup dana yang dapat diinvestasikan, maka Anda dapat pindahkuadran lagi, dari 0 ke I, dari pemilik usaha menjadi investor. Di di sini, uangbekerja untuk Anda, uang menghasilkan uang. Caranya? Banyak. Anda dapatmenyimpan uang Anda di bank dalam tabungan atau deposito, danmemperoleh bunga tanpa berbuat apa-apa. Kalau keuntungan yang diperolehbelum memuaskan Anda, Anda dapat menginvestasikan uang Anda dalamsurat berharga: saham, obligasi, dan sebagainya, yang bunganya biasanya2424lebih tinggi daripada bunga bank. Anda tidak perlu menguasai financialengineering untuk melakukan investasi. Anda cukup mempercavakan uangAnda pada fund manager Yang dewasa ini bertebaran di kota-kota besar.Kalau belum puas juga, Anda bisa investasi dalam properti. Punyai beberaparumah, atau apartemen, atau ruko, atau bentuk-bentuk properti lainnya,kemudian sewakan properti-properti tersebut, dan Anda memperolehpendapatan rutin tanpa harus bekerja.Untuk merangsang entrepreneurship di kalangan pemerintah daerah, mungkinada baiknya bila pemerintah daerah mengajurkan para pegawainya, terutamayang sudah mendekati usia pensiun, untuk bergabung dalam sebuah networkmarketing yang baik sehingga mereka dapat menjadi entrepreneur pada saatmereka sudah pensiun, atau dapat menularkan jiwa entrepreneurship kepadarekan-rekan mereka di kantor kalau mereka masih bekerja, sehinggapemerintah daerah secara keseluruhan akan menjadi lebih entrepreneurial.5. Melakukan Manajemen Asset untuk Merangsang Pertumbuhan Swasta.Pengamatan sementara menunjukkan bahwa pemerintah daerah di Indonesiamemiliki aset dalam jumlah yang sangat besar, baik dalam bentuk gedung,kendaraan, rumah, sarana pelayanan umum, prasarana, maupun lahan kosong.Selama ini pemanfaatan dari aset-aset tersebut nampaknya belum optimaldalam arti hasil dari pemanfaatan itu belum sesuai dengan nilai daripada asetasettersebut. Masalah yang selama ini dihadapi adalah: pertama, pemerintahdaerah banyak yang tidak mengetahui secara pasti aset apa saja yangdimilikinya, dan kedua, kebanyakan pemerintah daerah tidak mengetahui nilaisebenarnya dari aset yang mereka miliki. Proses ruilslag aset daerah selamaini banyak disoroti karena dinilai tidak adanya kesesuaian antara nilai asetyang dikorbankan dengan nilai aset yang diterima sebagai hasil dari prosestersebut. Untuk mengoptimalkan manajemen aset pemerintah daerah, padadasarnya pemerintah daerah perlu melakukan beberapa kegiatan. Pertama,pemerintah daerah perlu melakukan inventarisasi atas semua aset yangdimilikinya, termasuk melengkapi dokumen kepemilikan aset-aset tersebut.Kedua, pemerintah daerah perlu melakukan pengkajian atas nilai yangsebenamya (appraisal) dan aset-aset yang dimilikinya. Karena banyak carayang dapat dipergunakan untuk menentukan nilai aset (misalnya nilaipembelian, nilai buku, nilai pasar, nilai sewa, dan sebagainya), makaseyogyanya pemerintah daerah mengandalkan jasa dari ahli dan perusahaanpenilai yang ada. Dewasa ini banyak ahli dan perusahaan appraisal yangdapat dimanfaatkan jasanya untuk melakukan pengkajian nilai aset tersebut.Ketiga, pemerintah daerah perlu membuat rencana optimalisasi pemanfaatanaset-aset yang dimilikinya. Misalnya apabila harga sewa dan aset pemerintahdaerah yang sekarang dipergunakan oleh swasta atau masyarakat atau bahkanperusahaan ataupun pegawai pemerintah daerah sendiri, terlalu rendah

Page 24: skripsi depdagri

dibandingkan dengan nilai sebenarnya dari aset tersebut, maka mungkin perludilakukan penyesuaian atas harga sewa. Aset yang menurut rencanapembangunan daerah tidak akan pernah dipergunakan oleh pemerintah daerahmungkin lebih baik dijual dengan harga sesuai dengan hasil penilaian.2525Kasus Usaha Ekonomi Pemerintah Daerah, Surigao, Filipina, merupakancontoh yang baik dan optimalisasi pemanfaatan aset milik pemerintah daerah.Pemerintah kota dengan berani mengembangkan dan mengelola empat proyekyaitu pasar kota, bangunan komersial, terminal terpadu, dan Pusat Pelatihandan Resor Pantai Maharlika. Pasar kota menyediakan ruang yang lebih luas,saluran air limbah tertutup, kawasan khusus bongkar muat kargo, dan alattimbang umum untuk melakukan verifikasi kebenaran berat barang. Bangunankomersial yang tadinya merupakan asset yang tidak dimanfaatkan telahdiubah menjadi supermarket yang lengkap. Terminal yang dibangunmensentralisir 5 terminal yang tadinya saling terpisah di tempat yang berbedadan mendorong perluasan kota menjauh dan pusat kota. Pusat pelatihan danresor pantai menyediakan sarana pelatihan, istirahat, dan rekreasi di dalamkota. Dengan program ini, dana yang dihasilkan secara lokal terus meningkatdengan stabil, dari 4 juta peso pada tahun 1992 menjadi 17 juta peso padatahun 1998, atau peningkatan sebesar lebih dari 400% selama 6 tahun.Keberhasilan ini kemudian menyebabkan dibentuknya Kantor UsahaEkonomi Kota yang dikelola oleh staf teknis yang mampu dan dilengkapidengan anggaran. Program tersebut juga memberi dampak positif terhadapsektor bisnis yang menarik investasi ke kota ini dan mendorong perbaikansarana pelayanan umum.Yang sebenarnya perlu lebih lanjut dibahas di sini adalah kemungkinanpemanfaatan atau optimalisasi pemanfaatan aset daerah untuk mendorongpertumbuhan sektor swasta di daerah. Banyak yang dapat dilakukan olehpemerintah daerah dalam hal ini. Misalnya, aset yang masih belumdipergunakan dapat dimanfaatkan dengan kerjasama dengan perusahaanswasta untuk melakukan kegiatan-kegiatan komersial. Bangunan atau lahanmilik pemerintah daerah yang selama ini tidak atau kurang dimanfaatkan,dapat dibangun menjadi gedung komersial, baik oleh sebuah perusahaanswasta dengan sewa dari pemerintah daerah, oleh sebuah perusahaan swastadengan perjanjian bagi hasil atas keuntungan dari komersialisasi penggunaangedung atau lahan tersebut, oleh sebuah perusahaan patungan antarapemerintah daerah dengan sebuah perusahaan swasta, atau dengan pola built--operate-transfer oleh sebuah perusahaan swasta. Kota Depok di Jawa Baratmisalnya, baru-baru mi menyerahkan seluruh manajemen atas pelayanankebersihan di kota tersebut, yang antara lain mencakup pengalihan hakpengoperasian dari semua aset pemerintah daerah yang selama inidipergunakan untuk penyelenggaraan pelayanan kebersihan, dari pemerintahdaerah kepada sebuah perusahaan swasta.6. Melakukan Manajemen Modal untuk Mendorong Sektor Swasta.Modal yang dimiliki oleh pemerintah daerah pada dasarnya terdapat dalamanggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Di luar belanja-belanjayang sudah biasa dilakukan oleh pemerintah daerah selama ini, pada dasarnyaada kegiatan yang jarang dilakukan oleh pemerintah daerah melaluiAPBDnya, yaitu penyertaan modal. Selama ini, penyertaan modal yang

Page 25: skripsi depdagri

dilakukan pemerintah daerah adalah terbatas pada penyertaan modal daerah2626dalam pembentukan perusahaan daerah atau penyertaan modal padaperusahaan daerah yang sudah ada. Banyak pemerintah daerah yang setiaptahun harus melakukan penyertaan modal daerah pada perusahaan daerah airminum mereka, karena tanpa penyertaan modal tersebut PDAM dimaksudtidak akan dapat beroperasi akibat biaya operasinya lebih tinggi daripendapatannya. Yang jarang dilakukan oleh pemerintah daerah adalahmenyertakan modal dalam perusahaan swasta, yang bentuknya bisa sajaberupa: (a) pembentukan perusahaan swasta baru berpatungan denganperusahaan swasta yang sudah ada, (b) membeli saham perusahaan swastayang sudah beroperasi, (c) melakukan manajemen modal dalam surat berhargaperusahaan swasta, (d) melakukan kegiatan seperti modal ventura.Kegiatan yang ketiga biasanya dilakukan oleh pemerintah daerah yangmengalami surplus anggaran. Karena keuntungan yang dapat diperoleh dariperdagangan surat berharga biasanya lebih tinggi daripada bunga deposito,maka pemerintah daerah dapat menggunakan surplusnya untuk membangunportfolio surat berharga yang dapat memperbesar surplus tersebut jangkawaktuyang relatif pendek, dan kemudian menjualnya kembali bila kebutuhanakan dana sudah ada. Sudah barang tentu akan diperlukan jasa fund manageruntuk menghindarkan kerugian dan memaksimalkan keuntungan.Adapun kegiatan yang keempat dapat dilaksanakan bila ada usaha kecil yangbermaksud untuk melaksanakan sebuah proyek investasi kecil yang secaraekonomis layak namun kekurangan dana investasi. Biasanya proyek-proyeksemacam ini adalah kegiatan ekstraksi dan pengolahan sumberdaya alam ataupertanian yang menggunakan teknologi tepat guna, dan pasar bagi produknyatelah tersedia baik di daerah setempat, di daerah lain, maupun di negara lain.Dengan menyertakan modal semacam ini pemerintah daerah dapatmemperoleh sebagian saham dasi proyek investasi tersebut, dan sekaligusmemanfaatkan potensi daerah yang belum dikembangkan. Apabila proyekproyekinvestasi semacam ini cukup banyak jumlahnya, maka pemenntahdaerah akan mempunyai penyertaan modal atau saham di banyak usaha kecilyang mengolah sumberdaya alam daerah dan secara tidak langsungmengembangkan ekonomi daerah itu. Yang diarah seyogyanya bukankeuntungan dari usaha tersebut setiap tahun karena mungkin tidak terlalubesar. Namun bila usaha-usaha tersebut telah berjalan lancar atau bahkantelah membesar, seyogyanya pemerintah daerah melepaskan saham yangdimilikinya dengan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi kepada mitraawalnya atau kepada perusahaan dan orang lain. Contoh daripada proyekproyeksemacam ini misalnya adalah pengolahan kelapa menjadi minyakkelapa, pembuatan pakan ternak, penanaman komoditas komersial,pengolahan sampah menjadi kompos, dan sebagainya, dengan modal investasiyang tidak begitu besar (misalnya antara 1 sampai 2 miliar rupiah).2727C. Kebijakan Percepatan Pembangunan Daerah1. Penciptaan Lapangan kerjaPrioritas utama bagi strategi dan program pembangunan daerah danpengembangan ekonomi daerah seharusnya diletakkan pada penciptaan

Page 26: skripsi depdagri

lapangan kerja. Bila semua orang bekerja dan mempunyai penghasilansendiri, maka mereka akan dapat membeli semua kebutuhannya denganpenghasilan tersebut. Beban pemerintah daerah dalam penyelenggaraanpelayanan umum selama ini semakin berat adalah akibat semakin banyakorang tidak mampu membeli pelayanan tersebut karena tidak mempunyaipekerjaan dan penghasilan atau penghasilannya kurang. Beberapakebijaksanaan yang dapat ditempuh pemerintah daerah untuk mendorongpenciptaan lapangan kerja di daerah adalah sebagai berikut.13 Pertama,mendorong penerapan kebijaksanaan dan program-program yang padat tenagakerja atau labor intensive.Penyelenggaraan pelayanan umum pada umumnya menciptakan lapangankerja, baik pada tahap pembangunan prasarana dan sarananya, maupun padatahap operasi dan pemeliharaannya. Oleh karenanya maka kebijaksanaanpemerintah daerah untuk menyelenggarakan pelayanan umum denganteknologi yang lebih sederhana pada dasarnya akan menciptakan lapangankerja lebih banyak. Dalam tahap pembangunan gedung, maka bagi perusahaankontraktor penggunaan scafolding dari bambu dan tali-temali, misalnya,sebenarnya lebih menguntungkan daripada metal: (a) bahan bambu lebihmurah dari metal, (b) struktur bambu lebih ringan dan lebih tahan gempadaripada besi, (c) teknologinya lebih rendah sehingga tenaga kerja tidak ahlipun bisa menanganinya, yang akan menyebabkan biaya buruh berkurang.Selain itu, karena waktu pemasangannya lebih lama, maka penggunaan buruhjuga akan lebih banyak, sehingga bagi ekonomi daerah secara keseluruhanakan lebih menguntungkan. Namun kebanyakan pemerintah daerah, karenatidak menyadari akan keuntungan-keuntungan ini, akan memilih perusahaanperusahaanyang lebih besar dan lebih padat modal, sehingga mengurangipotensi penciptaan lapangan kerja di daerah. Contoh lain yang sangatmenyolok adalah dalam penyelenggaraan pelayanan kir kendaraan bermotor.Di kota-kota besar di Indonesia, Dinas LLAJR memiliki dan mengoperasikanunit pengujian kendaraan bermotor "otomatis", yang dapat memprosespengujian kendaraan bermotor hanya dalam waktu beberapa menit. Argumenbagi penerapan teknologi otomatis adalah karena jumlah kendaraan bermotoryang harus diuji banyak maka waktu pengujian bagi setiap kendaraan harussingkat, sehingga dalam satuan waktu tertentu dapat diuji jumlah kendaraanyang besar. Akibat dari kebutuhan akan otomatisasi ini maka investasi yangdiperlukan untuk membangun sarana pengujian menjadi besar, dan olehkarenanya maka apabila pemerintah atau pemerintah daerah tidak dapatmenyediakan anggarannya, perlu dikerjasamakan dengan perusahaan swasta.Dalam prakteknya, akibat dari otomatisasi ini maka pelayanan pengujian13 “The future of Urban Employment”, (Geneva: International Labour Office. May 1996) ha1.33-602828kendaraan menjadi sangat padat modal dan tidak efisien bagi semua pihak.Bagi pemilik kendaraan, karena kebutuhan otomatisasi dan sarana pengujianyang padat modal, maka biaya pengujian menjadi tinggi. Bagi pemerintah,biaya investasi terlalu tinggi, dan bila dikerjasamakan dengan swasta, potensipendapatan daerah berkurang akibat harus dibagi dengan perusahaan swastayang menjadi mitranya. Selain itu, karena kapasitas pengujian terbatas (diDKI Jakarta, misalnya, hanya ada dua unit pengujian kendaraan bermotor bagisemua kendaraan umum yang ada), tidak semua kendaraan yang seharusnya

Page 27: skripsi depdagri

diuji dapat teruji.14 Bagi ekonomi secara keseluruhan, unit pengujiankendaraan bermotor tidak menciptakan lapangan kerja. Karena itu makakebijakan pengujian emisi kendaraan bermotor pribadi yang "dikuasakan"kepada bengkel-bengkel swasta yang akan dilaksanakan oleh pemerintah DKIJakarta sudah cukup tepat.Di negara-negara maju, terutama Amerika Serikat, pengujian kendaraanbermotor dilakukan secara padat tenaga kerja dan bukan secara padat modal.Jadi untuk kota sebesar Jakarta, mungkin akan ada 1000 buah bengkel yangdiberi kewenangan (lisensi) untuk menguji dan menerbitkan sertifikat lulus ujiatas nama dinas LLAJR, dan masing-masing bengkel terdapat paling tidakseorang montir ahli yang telah dilatih, mempunyai sertifikat up kendaraanbermotor, dan diberi kewenangan untuk menanda-tangani sertifikat lulus ujiatas nama dinas LLAJR. Pengujian dilakukan secara manual: membuka roda,mengukur ketebalan "kembang" ban, mengukur ketebalan kampas rem,memeriksa mekanisme rem, mencoba sinyal belok kiri, kanan, dan "hazard",mencoba klakson, dan sebagainya. Satu-satunya pengujian yang harusdilakukan secara padat modal adalah menguji emisi atau asap kendaraanbermotor, yang memang harus menggunakan mesin. Waktu yang diperlukanuntuk melakukan pengujian kira-kira antara 30 menit sampai satu jam,tergantung pada besarnya kendaraan. Dengan demikian maka kapasitas darikota sebesar Jakarta untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor per hari,dengan asumsi 8 jam kerja sehari, adalah 1000 bengkel dikalikan denganantara 8 dan 16, yaitu antara 8.000 kendaraan besar sampai 16.000 kendaraankecil. Dengan menggunakan mesin otomatis, yang di Jakarta hanya ada,misalnya 10 buah, dan masing-masing dapat melakukan pengujian sebuahkendaraan setiap 5 menit atau 12 buah per jam, maka kapasitasnya adalah 10unit dikalikan dengan 8 jam dikalikan dengan 12 buah per jam, yaitu sekitar960 buah kendaraan per hari. Keuntungan dan pengujian kendaraan secaramanual jelas sekali. Bagi pemilik kendaraan, biayanya pasti lebih murahkarena pelayanannya padat tenaga kerja, bukan padat modal. Bagi pemerintah,tidak perlu ada anggaran bagi pengujian, dan pemerintah tetap dapatmemperoleh retribusi pengujian kendaraan bermotor yang merupakan "harga"dan formulir sertifikat uji. Selain itu, jumlah kendaraan bermotor yang dapatdiuji setiap tahun juga jauh lebih besar, sehingga semua kendaraan, tidakhanya kendaraan umum, dapat diuji, dan ini akan meningkatkan keselamatanumum di jalan raya. Bagi ekonomi secara keseluruhan, tercipta sekian banyak14 Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu-lintas, seharusnya semua kendaraanbermotor perlu mendapat peneujian kelaikan setiap tahun Karena keterbatasan kapasitas. saat ini hanyakendaraan umum saja yang harus diuji kelaikannya2929lapangan kerja bagi industri bengkel kendaraan bermotor. Namun bagi unitpemerintah daerah yang menangani pelayanan ini kerugiannya jelas:berurusan dengan dua atau tiga buah perusahaan besar (mitra dalammembangun dan mengoperasikan unit pengujian kendaraan bermotor) jelaslebih mudah dan lebih menguntungkan daripada berurusan dengan ratusanbengkel dan montir.2. Pengembangan Sektor InformalKedua, mendorong pengembangan sektor informal menjadi sektor formal.Salah satu yang bisa dilakukan pemerintah daerah untuk mengembangkansektor informal adalah dengan memberikan kepada sektor informal akses ke

Page 28: skripsi depdagri

sumberdaya yang sama dengan yang diberikan kepada sektor-sektor laindalam ekonomi. Sumberdaya-sumberdaya tersebut antara lain adalah:pelayanan dasar dan prasarana, pasar-pasar tertentu, lahan dan tempat usaha,dan pemberian kredit. Akhirnya, karena aset utama dan sektor informal padadasarnya adalah tenaga kerja yang mereka miliki, maka pemerintah danpemerintah daerah dapat meningkatkan produktivitas aset tersebut denganmemberikan pelatihan dan pendidikan. Pendidikan dan pelatihan dapatmeningkatkan kemampuan mereka untuk merespons perubahan kondisi pasardengan cepat.Contoh yang baik dari kebijaksanaan untuk mendorong perkembangan sektorinformal adalah pembentukan Undugu Society di Kenya. Undugu Society diKenya dibentuk terutama untuk memenuhi kebutuhan anak jalanan, anak-anakkurang mampu lainnya, pemuda, dan penduduk pemukiman kumuh yangmiskin. Pertama, sejak didirikan, Undugu telah melaksanakan programpendidikan dan pelatihan keahlian, dan juga telah memberikan tempat tinggalbagi anak jalanan yang tidak mempunyai rumah selama mereka bersekolah.Undugu mengoperasikan rumah penampungan bagi anak jalanan danmenyediakan makanan bagi semua pesertanya. Banyak anak yang telahdirehabilitasi, dan banyak di antaranya yang telah menjalani kehidupanproduktif yang normal dan membantu keluarga mereka. Kedua, menyadariakan pentingnya kebutuhan untuk meningkatkan potensi golongan yangkurang mampu dalam masyarakat, Undugu telah membantu para perempuandari pemukiman kumuh dan kaum miskin lainnya untuk memperoleh kredituntuk melaksanakan kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Paraperempuan ini dilatih dalam menjalankan usaha kecil. Para perempuan initelah mampu untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan karenanya hal initelah mengurangi jumlah anak yang turun ke jalan. Ketiga, unit produksi danperbengkelan dan Undugu menghasilkan pendapatan, dan keseluruhanpendapatan unit-unit tersebut menyumbang sampai 30% dari anggaranUndugu. Keempat, Undugu juga telah membantu para petani dab wilayahkering di Kenya untuk menerapkan teknik pertanian lahan kering dan telahmelatih penyuluh pertanian untuk mendiseminasikan teknologi tepat guna kelebih banyak petard. Banyak sekali siswa yang telah memperoleh manfaat dariprogram beasiswa Undugu, dan beberapa di antaranya telah berhasilmenyelesaikan studi di 5 universitas lokal.30303. Reformasi Peraturan dan PerundanganEvaluasi dan reformasi peraturan-perundangan yang menghambat penciptaanlapangan kerja dan perlindungan sosial. Salah satu di antaranya adalahperaturan-perundangan yang mengatur pembentukan usaha baru danpenggunaan tanah. Prosedur yang berbelit-belit mengenai pembentukan danpendaftaran perusahaan, peraturan penggunaan tanah yang melarang operasibisnis di kawasan perumahan, tindakan penertiban oleh pemerintah daerah,berbagai ijin yang diperlukan, dan keharusan untuk melaporkan kegiatan,semuanya memberikan beban yang berat kepada sektor informal maupunformal. Salah satu sebab mengapa sektor informal tetap informal adalahkarena para pengusaha sektor informal tidak mampu untuk membiayaipengurusan dokumen untuk merubah usaha mereka menjadi legal atau formal.Usaha kecil dan mikro adalah jenis usaha yang paling dirugikan oleh

Page 29: skripsi depdagri

peraturan perundangan semacam ini karena biaya pengurusan ijin usaha samasaja baik bagi usaha besar, kecil, maupun mikro. Oleh karena itu makamungkin seluruh peraturan-perundangan yang ada perlu dievaluasi dandireformasi untuk merubah hambatan-hambatan bagi penciptaan lapangankerja dalam bentuk usaha kecil dan mikro. Pemerintah dapat mengurangihambatan legal terhadap dunia usaha antara lain dengan melaksanakankebijaksanaan sebagai berikut.a. Mengurangi birokrasi dan menurunkan biaya untuk memperoleh ijin yangberkaitan dengan usaha kecil dan mikrob. Melakukan pengawasan dan melatih para penegak hukum, termasukaparat ketentraman dan ketertiban.c. Menyebarkan informasi dan menyederhanakan prosedur perijinan danpersyaratan-persyaratannya. Keempat, merubah peraturan penggunaantanah yang restriktif.d. Pengembangan kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta danmasyarakat.Sektor swasta memainkan peranan penting dalam menciptakan lapangankerja, memupuk kekayaan, dan meningkatkan pelayanan. Masyarakat, di lainpihak, perlu dilibatkan dalam proses pengembangan ekonomi agar tidakmenjadi kelompok marjinal dan radikal. Karena itu maka tantangan bagipemerintah dan pemerintah daerah adalah untuk membangun kemitraandengan sektor swasta, dengan organisasi pengusaha dan organisasi buruh, agarmereka dapat lebih aktif dalam ikut menciptakan lapangan kerja.Penduduk miskin, yang selama ini tersingkir dari perkembangan ekonomi,memerlukan organisasi gotong-royong dan atau koperasi, yang dapatberfungsi untuk menjadi sarana kelembagaan bagi peningkatan penciptaanlapangan kerja dengan cara:3131a. pembentukan organisasi yang dapat mengartikulasikan kepentinganpenduduk miskin, sejenis serikat buruh bagi pegawai sektor formal;b. menyediakan pelayanan sosial bagi para anggotanya;c. bertindak sebagai saluran penyediaan bantuan dari pemerintah danpemerintah daerah, lembaga nonpemerintah, dan lembaga-lembaga donor;d. memperbaiki kaitan dengan sektor formal; dane. menyediakan katalis bagi program-program perbaikan lingkungantermasuk memperjuangkan prioritas penduduk setempat, pelaksanaanproyek berdasarkan kontrak, dan mengumpulkan sumbangan/pungutansosial bagi operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana setempat.Untuk itu maka pemerintah dan pemerintah daerah, bekerjasama denganserikat buruh, asosiasi pengusaha, serta lembaga non-pemerintah dan lembagadonor internasional, dapat melaksanakan berbagai kebijaksanaan yang dapatmendorong berfungsinya organisasi kemasyarakatan atau gotong royong ini.Langkah-langkah yanhg dapat dilakukan adalah:a. pemerintah dapat menciptakan kerangka kebijaksanaan dan peraturanperundanganyang kondusif, di mana kedudukan koperasi dan organisasigotong-royong lainnya harus sejajar dengan perusahaan swasta.b. membangun kerjasama dengan koperasi dan organisasi gotong-royonglainnya. Di India misalnya, sebuah serikat buruh mendorong paraanggotanya untuk membentuk koperasi pegawai yang kemudian

Page 30: skripsi depdagri

mengambil alih kepemilikan dan manajemen sebuah perusahaan swastayang telah mengalami kemunduran selama bertahun-tahun. Dalam waktusetahun, perusahaan dimaksud telah dihidupkan kembali dan telah menjadiperusahaan yang menguntungkan, dan karena itu mempertahankanlapangan kerja yang ada.c. pemerintah dan pemerintah daerah dapat mengembangkan kebijakanuntuk memberikan dukungan keuangan melalui organisasi gotong-royongdalam bentuk pinjaman, jaminan kredit, hibah, atau pengurangan danpenangguhan pajak. Prioritas harus diberikan pada kegiatan-kegiatan yangdapat memperlihatkan bagaimana dana tersebut dapat digunakan untukmenciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan.d. memenuhi kebutuhan organisasi gotong-royong akan pendidikan danpelatihan.4. Menggali Pendapatan DaerahMeskipun pemerintah daerah pada dasarnya dapat mendorong perkembanganekonomi daerah tanpa atau dengan biaya yang terbatas, namun pendapatan3232daerah tetap penting untuk dapat berjalannya berbagai kegiatan pemerintahdaerah dan pelayanan umum. Pemerintah daerah perlu meningkatkan danmengoptimalkan potensi pendapatan daerah dari berbagai sumber. Dalambahasan ini, pendapatan daerah tidak dibatasi pada pendapatan asli daerahsaja, namun juga mencakup pendapatan daerah lainnya seperti misalnya, bagihasil pajak.Mengingat bahwa sampai batas-batas tertentu ekstensifikasi pajak danretribusi daerah telah dibatasi oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 1997tentang Pajak dan Retribusi Daerah, maka pemerintah daerah perlu lebihkreatif lagi untuk meningkatkan pendapatan daerah tanpa harus melanggarperaturan pemerintah maupun dunia usaha.Dalam bahasan ini akan diuraikan cara-cara untuk menggali pendapatandaerah yang berlaku bagi kebanyakan pemerintah daerah. Masing-masingpemerintah daerah pasti mempunyai kekhususannya sendiri-sendiri, sehinggapedoman ini tidak berlaku untuk mereka. Modifikasi terhadap pedoman inidengan melihat pengalaman daerah atau negara lain, baik melalui literatur,forum-forum diskusi, seminar dan lokakarya, serta melalui studi banding,perlu dilakukan.Kebijakan-kebijakan yang perlu dibuat adalah:a. Kebijakan pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah adalahmengusahakan sejauh mungkin agar sebanyak mungkin pendudukdaerahnya bekerja dan memperoleh penghasilan.Keuntungannya adalah bahwa penduduk yang mempunyai penghasilanlebih tidak tergantung pada pelayanan yang disediakan oleh pemerintahkarena dapat "membeli" sendiri pelayanan yang dibutuhkan denganpenghasilannya. Dengan demikian maka dana pemerintah daerah yangsedianya akan dipergunakan untuk penyelenggaraan pelayanan umumtersebut dapat digunakan untuk penggunaan lain. Selain itu, semakinbanyaknya penduduk yang bekerja akan menyebabkan semakin tingginyapendapatan regional atau produk regional bruto, sehingga dengan taxratio yang tidak meningkatpun pendapatan daerah akan meningkatDengan pendapatan regional yang lebih tinggi, yang berarti pendapatan

Page 31: skripsi depdagri

per kapita penduduk juga lebih tinggi, maka pengeluaran penduduk untukpajak (tontonan, hotel & restoran, dan sebagainya) dan retribusi (parkir,kebersihan, dan sebagainya) akan lebih tinggi pula, yang mengakibatkanpendapatan ash daerah akan menjadi lebih tinggi.b. Kebijakan kedua yang harus ditempuh adalah mendorong penggunaanlahan ke arah penggunaan bagi kegiatan yang tingkatannya lebih tinggi:primer, sekunder, dan tertier. Jadi apabila ada lahan yang masih kosong,harus didorong agar masyarakat menggunakannya, minimal untukkegiatan sektor primer seperti untuk bercocok tanam, sehingga dengandemikian dapat dikenakan PBB Pedesaan. Lebih baik lagi bilapenggunaan ditingkatkan menjadi perkebunan, sehingga bisa dikenakan3333PBB Perkebunan. Untuk sektor primer mungkin yang terbaik adalahlahan dipergunakan untuk kegiatan tambang, sehingga bisa dikenakanPBB pertambangan. Akan lebih baik lagi apabila di dekat perkebunanatau tambang tersebut dapat didirikan kegiatan industri yang mengolahhasil perkebunan atau pertambangan, yang sudah termasuk dalamkegiatan sektor sekunder. Keuntungan dari pengunaan lahan untukkegiatan sekunder tidak hanya dari pengenaan PBB perkotaan yangsudah lebih tinggi daripada PBB pedesaan maupun PBB kegiatan sektorprimer lainnya, namun juga dari pendapatan-pendapatan daerah lainnyayang diakibatkan oleh kegiatan industri tersebut, terutama yangberkenaan dengan gaji atau upah buruh kegiatan sektor sekunder yangumumnya lebih tinggi daripada gaji atau upah buruh pada sektor primer.Ini akan menyebabkan pendapatan regional dan pendapatan per kapitapenduduk di wilayah itu lebih tinggi. Melalui efek multiplier dari gajiatau upah buruh itu, maka apabila tax ratio tidak berubah, pendapatandaerah juga akan meningkat. Jadi apabila di suatu kawasan adaperkebunan kelapa sawit yang cukup luas, misalnya, maka seyogyanyadidorong agar di situ dibangun pabrik pengolahan kelapa sawit untukmenghasilkan crude palm oil atau CPO. Apabila di suatu kawasan adaperkebunan karet yang cukup luas, maka perlu didorong agar di situdibangun pabrik karet. Apabila di suatu kawasan ada gunung kapur, perludidorong bukan hanya penambangan dan pengiriman kapur ke tempatlain (contoh: kawasan Padalarang di Kabupaten Bandung), tetapi jugapembangunan pabrik semen.Kalau terpaksa, pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modaldalam industri yang dipandang penting untuk mengembangkan ekonomidaerahnya. Selain kegiatan sektor sekunder seperti industri di atas,mungkin bagi pemerintah daerah lebih mudah untuk mengembangkankegiatan dalam sektor tertier tertentu, seperti kegiatan perdagangan ataujasa. Kegiatan-kegiatan ini terutama akan berlokasi di kawasanperkotaan, namun tidak memerlukan lahan yang terlalu besar.Maksudnya, kebutuhan lahan per pegawai pada sektor jasa lebih kecildan pada sektor industri atau pertambangan, dan jauh lebih kecil daripadakebutuhan lahan di sektor pertanian.c. Kebijakan ketiga yang perlu ditempuh oleh pemerintah daerah adalahmengembangkan kawasan perkotaan, terutama di daerah daerah yangmasih didominasi oleh kawasan dan kegiatan pedesaan (wilayah

Page 32: skripsi depdagri

kabupaten). Mengapa? Sebab kawasan perkotaanlah yang biasanyamenampung kegiatan-kegiatan sekunder dan tertier pada umumnya.Akibatnya, maka obyek obyek pendapatan asli daerah (PAD) kebanyakanberada di kawasan perkotaan. Pasal 2 ayat (2) Udang-undang Nomor 34Tahun 2000, misalnya, mencatumkan jenis-jenis pajak kabupaten/kotasebagai benkut: (1) Pajak Hotel; (2) Pajak Restoran; (3) Pajak Hiburan;(4) Pajak Reklame; (5) Pajak Penerangan Jalan; (6) Pajak PengambilanBahan Galian Golongan C; (7) Pajak Parkir.3434Jadi selain pajak pengambilan bahan galian golongan C, yang lokasinyajustru di daerah pedesaan, jenis-jenis pajak yang lain mempunyai obyekyang biasanya berlokasi di kawasan perkotaan, atau terkait dengankegiatan perkotaan.Sedangkan retribusi-retribusi yang secara spesifik tercantum dalamPenjelasan pasal 18 ayat (1) dari Undang-undang yang sama adalahdengan obyek:1) jasa Umum: pelayanan kesehatan dan pelayanan persampahan;2) Jasa Usaha: penyewaan aset pemerintah daerah, penyediaan tempatpenginapan, usaha bengkel kendaraan, tempat penycucian mobil, danpenjualan bibit;3) Perizinan Tertentu: izin mendirikan bangunan dan izin peruntukanpenggunaan tanah.Kita lihat bahwa dari salah satu retribusi atas jasa umum, yaitu retribusipelayanan persampahan, merupakan retribusi yang obyeknya umumnyaberada di kawasan perkotaan. Mengapa? Karena di kawasan perdesaan,dengan luas persil rumah yang cukup besar, penduduk dapat membuangsampahnya di halamannya sendiri, membiarkannya membusuk ataumembakarnya, sehingga pelayanan persampahan tidak diperlukan.Akibatnya maka pemerintah tidak bisa menerapkan retribusipersampahan.Demikian juga dengan pelayanan kesehatan, pada umumnya jugaterkonsentrasi di kawasan perkotaan. Baik rumah sakit provinsi maupunrumah sakit kabupaten/kota, semuanya terletak di wilayah kota atau dikawasan perkotaan di wilayah kabupaten. Dengan demikian maka obyekretribusi ini juga lebih banyak berlokasi di kawasan perkotaan.Selain itu tiga dari lima obyek retribusi jasa usaha, juga merupakanobyek-obyek yang berlokasi terutama di kawasan perkotaan, yaitupenyediaan tempat penginapan, usaha bengkel kendaraan, dan tempatpencucian mobil. Sedangkan satu obyek lainnya, yaitu penyewaan asetpemerintah daerah bisa berada di kawasan perkotaan maupun perdesaan.Hanya satu jenis retribusi jasa usaha, yaitu retribusi penjualan bibit, yangobyeknya kemungkinan besar lebih banyak di kawasan perdesaandaripada perkotaan.Kemudian dari dua obyek retribusi perizinan, sebuah berlokasi dikawasan perkotaan, yaitu izin mendirikan bangunan. Sedangkan yanglainnya, yaitu izin peruntukan penggunaan tanah, biasanya berlokasi dikawasan pinggiran kota yang sedang dalam proses berubah dari kawasanperdesaan menjadi kawasan perkotaan, atau di kawasan perkotaan yangsedang dalam proses peremajaan.

Page 33: skripsi depdagri

Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa memang sistimpendapatan daerah di Indonesia menguntungkan kawasan perkotaan3535daripada kawasan perdesaan. "Kawasan" di sini tidak berarti haruskawasan yang terletak dalam kota otonom, tetapi juga bisa berartikawasan perkotaan yang ada di wilayah kabupaten. Demikian juga"perdesaan" tidak berarti hanya kawasan perdesaan yang ada di wilayahkabupaten, tetapi juga di wilayah kota otonom.Dengan demikian maka bila di kawasan perdesaan, terutama di wilayahkabupaten, dikembangkan kegiatan-kegiatan industri dan/atauperdagangan yang cukup besar, maka kawasan itu akan berubah menjadikawasan perkotaan.15 Jadi misalnya, pemerintah-pemerintah kabupatenyang wilayahnya, terutama kawasan perkotaannya, berkurang akibatsebagian dari kawasan perkotaan berubah status administrasi menjadipemerintah daerah kota (dulu bernama kotamadya), atau diambil olehperluasan ualayah kota (kotamadya), maka biasanya pendapatandaerahnya menurun secara drastis. Untuk meningkatkannya kembali,pemerintah kabupaten ini perlu mengembangkan ibukota-ibukotakecamatan yang ada di wilayahnya menjadi kawasan perkotaan dengancara mengembangkan kawasan pusat perdagangan (pasar, ruko,pertokoan, perbankan, dan sebagainya), terminal, hiburan (bioskop,taman hiburan, amusement center, dan lain-lain), jasa-jasa lainnya (salon,penjahit, tukang cukur, dan sebagainya).Contoh klasik adalah Kabupaten Tangerang, yang setelah adanya rencanapembentukan Kota (Kotamadya) Tangerang, membangun ibukotaibukotakecamatannya menjadi kawasan perkotaan (Ciputat, Pamulang,Serpong, dan sebagainya), bahkan ibukota kabupatenpun dipindahlan kekawasan yang semula bukan kawasan perkotaan. Kalau Andamengunjungi kota Orlando di mana terdapat Disneyworld, jangan dikirabahwa kawasan itu sebelumnya merupakan kawasan perkotaan yangsudah berkembang. Awalnya kawasan itu adalah padang rumput danrawa-rawa. Pemerintah Orlando mengundang Walt Disney, yang saat itubaru mempunyai Disneyland di Los Angeles, untuk membangun saranayang serupa di Orlando, sekaligus menawarkan berbagai insentif agarWalt Disney tertarik. Jadi kawasan itu kawasan perkotaan dengan obyekutama Disneyworld dan kawasan human dan perhotelan Buena Ventura,dua-duanya merupakan obyek bagi pengenaan pajak-pajak dan retribusiyang bersifat perkotaan.Sayang sekali di seluruh dunia ini tidak ada bahan perbandingan untukmenentukan berapa besar bagian dari produk domestik regional bruto(PDRB) yang seharusnya dipungut menjadi pendapatan asli daerah (PADsebagai bagian dari PDRB), sehingga tidak ada pedoman yang bisadiberikan di sini. Namun, sebagai pedoman, mungkin bisa dipakai ukuran15 Ada 3 cara bagi kawasan pedesaan untuk berubah menjadi kawasan perkotaan. Pertama kegiatanutama kawasan tersebut berubah dari yang semula didominasi pertanian menjadi industri atau jasa.Kedua, perluasan kawasan sehingga merambah ke kawasan-kawasan yang semula pedesaan Ketiga,status pemerintahan daerah berubah dari kabupaten menjadi kota sehingga semua kawasan yang tennasukberubah dari desa inenjadi kota3636

Page 34: skripsi depdagri

"kepantasan" bagi sebuah daerah otonom, yang seharusnya bisamembiayai dirinya sendiri, maka seharusnya pendapatan asli daerahminimal adalah 50% dari pendapatan daerah secara keseluruhan. Namunpedoman ini akan diperdebatkan mengingat bahwa upava penggalianpendapatan ash daerah dibatasi oleh peraturan perundangan sehinggapemerintah-pemerintah daerah tidak bisa mengenakan berbagai pungutansesukanva. Karena PAD sebenarnya bisa lebih besar apabila tidak adapembatasan, maka yang seharusnya menunjukkan kemampuanmembiayai sendiri bukan hanya PAD, namun juga bagian dari bagi hasilpajak. Karena itu maka seharusnya:PAD + Bagi Hasil Pajak > 50% x Pendapatan DaerahAtauPAD + Bagi Hasil Pajak > DAUPejabat daerah di Indonesia sejak dimulainya era reformasi jugadijangkiti oleh suatu gejala yang disebut sebagai dutch disease: "negarayang kaya dengan sumberdaya alamnya justru cenderung miskin karenawarisan itu". Indonesia sejak awal sudah terkontaminasi oleh penyakityang awalnya berjangkit di negara penjajah kita. Bila kitamembandingkan laju pertumbuhan ekonomi kita selama kurun 1950sampai sekarang dengan negara-negara yang lebih miskin sumberdayaalam dibandingkan kita, seperti Korea, Taiwan, Singapura, dan bahkanMalaysia dan Thailand, ternyata kita yang mempunyai sumberdaya alamyang sangat besar justru mengalami laju pertumbuhan ekonomiterrendah. Penyakit ini sekarang menjangkiti pejabat-pejabat daerah kitayang menuntut bagian yang besar dari pemanfaatan sumberdaya alamyang ada di wilayah mereka. Bila kecenderungan ini berlanjut,dikhawatirkan bahwa semakin besar kandungan sumberdaya alam disesuatu daerah, akan semakin rendah laju pertumbuhan ekonomidaerahnya.d. Kebijakan keempat yang pelu dilaksanakan adalah dengan melakukanmanajemen asset pemerintah daerah demi mengoptimalkan pendapatandaerah, yaitu dengan: melakukan inventarisasi atas semua aset yangdimiliki, melakukan pengkajian atas nilai yang sebenarnya (appraisal)dari aset tersebut, dan membuat rencana optimalisasi pemanfaatan aset,termasuk bekerjasama dengan sektor swasta.e Kebijakan kelima yang perlu dilaksanakan adalah berkaitan denganbelanja daerah yang dapat mengoptimalkan pendapatan daerah.Pemerintah daerah perlu menyisihkan sebagian dari angaran belanjanyauntuk mengembangkan usaha daerah. Untuk ini maka pemerintah daerahdapat:1) Melakukan penyertaan modal melalui pembentukan perusahaanswasta baru berpatungan dengan perusahaan swasta yang sudah ada;2) Membeli saham perusahaan swasta yang sudah beroperasi,37373) Melakukan manajemen modal dalam surat berharga perusahaanswasta,4) Melakukan kegiatan seperti modal ventura.D. Latihan1. Diskusi Kelompok. Diskusikan masalah utama yang dihadapi oleh

Page 35: skripsi depdagri

pemerintah daerah, dan bagaimana cara untuk keluar dari masalah tersebut.2. Diskusikan potensi apa saja yang dimiliki oleh daerah, dan bagaimanapotensi-potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunandaerah.3. Diskusikan kebijkan apa saja yang dapat dibuat oleh pemerintah daerah untukmeningkatkan pembangunan daerah?E. RangkumanDengan perencanaan pembangunan yang baik dan kemampuan manajemenpembangunan yang prima suatu daerah tidak selalu harus mengandalkansumberdaya yang mendukung pembangunannya berbasis pada ekploitasisumberdaya alamnya, khususnya sumberdaya yang tidak terbarukan. Tetapidengan upaya-upaya yang inovatif dan keartif pemerintah daerah dapat memacupembangunan dengan cepat. Upaya-upaya tersebut antara lain adalah: (1)membuat rencana strategi pengembangan ekonomi daerah; (2) merangsangpertumbuhan usaha kecil dan menengah; (3) mendorong pendirian usaha barumelalui entrepreneurship; (4) melakukan manajemen asset untuk merangsangpertumbuhan swasta; dan (5) melakukan manajemen modal untuk mendorongsektor swasta.Selain upaya-upaya tersebut di atas, pemerintah daerah perlu membuat kebijakanuntuk percepatan pembangunan daerahnya. Kebijakan tersebut antara lain adalah:(1) penciptaan lapangan kerja; (2) pengembangan sektor informal; (3) reformasiperaturan dan perundangan; dan (4) menggali pendapatan daerah.DAFTAR PUSTAKAArsyad, Lincolin. (1999). Pengantar Perencanaan dan Pembangunan EkonomiDaerah. BPFE, Universitas Gaja Mada, YogyakartaBappenas. (2004). Sistem Perencanaan Nasional (SPPN) Berdasarkan UU 25/2004:Bahan Sosialisasi Umum. Bappenas, Jakarta.Bappenas (2004). RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD: Bimbingan Teknis, SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Bappenas, JakartaGTZ German Technical Cooperation dan USAID Clean Urban Project (2000).Assessment Methods, Tools and Instruments : Local Development Planning.GTZ office, Jakarta.GTZ German Technical Cooperation dan USAID Clean Urban Project (2000). LocalDevelopment Planning. GTZ office, JakartaHamzens, Wldani (2005). Perencanaan di Indonesia 25 Tahun Mendatang. Labdawara,BogorLembaga Administrasi Negara (LAN) dan Deutsche Stiftung fur InternationaleEntwicklung (DSE). (1999). Modul Pendidikan dan Pelatihan PerencanaanPembangunan Wilayah. LAN, JakartaLampiran Surat Edaran Bersama, Menteri Negara Perencanaan PembangunanNasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri, Nomor:0259/M.PPN/I/2005 dan 050/166/SJ, Prihal: Tata Cara PenyelenggaraanMusyawarah Perencanaan Pembangunan Tahun 2005 (MUSRENBANGTAHUN 2005).Undang-Undang Otonomi Daerah: Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004 TentangPemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor.33 Tahun 2004 TentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat Dan Pemerintah Daerah.Fokusmedia, Jakarta. 2006.Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 25 Tahun 2004 Tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional.

Page 36: skripsi depdagri

Partowidagdo, Widjajono (1999). Memahami Analisis Kebijakan; Kasus ReformasiIndonesia. Program Studi Pembangunan Program Pasca Sarjana ITB,Bandung.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata CaraPenyusunan Rencana Pembangunan Nasional.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana.Widodo, Tri (2006). Perencanaan Pembangunan Daerah: Aplikasi Komputer (EraOtonomi Daerah. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.22Suharjo, Sussongko (2006). Pembangunan Daerah Mendorong Pemda Berjiwa Bisnis.Panta Rei, Jakarta.Tarigan, Robinson (2005). Perencanaan Pembangunan Wilayah. PT. Bumi Aksara,JakartaTarigan, Robinson (2005). Ekonmi Regional: Teori dan Aplikasi. PT. Bumi Aksara,JakartaThis document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.