Upload
nguyenliem
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH
PADA BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN
PERMAINAN “3 ON 3” PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 1 SUKOHARJO WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Dhian Indriyani 6101407188
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
ii
SARI
Dhian Indriyani. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Passing Bawah pada Bola Voli Dengan Menggunakan Permainan “3 on 3” Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Skripsi. PJKR. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.
Latar belakang dalam penelitian ini dikarenakan minat siswa dalam mengikuti
pelajaran penjasorkes sangat kurang sehingga menyebabkan nilai siswa SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang seharusnya dicapai dari alasan tersebut penulis tertarik untuk membuat modifikasi pembelajaran penjasokes khususnya untuk materi bola voli yaitu permainan “3 on 3” pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo tahun pelajaran 2010/2011. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan model permainan 3 on 3 untuk pembelajaran passing bawah bola voli, mengetahui seberapa besar pengaruh permainan 3 on 3 bola voli terhadap peningkatan hasil belajar passing bawah pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo Wonosobo.
Pada penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah seluruh siswa siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo Wonosobo yang berjumlah 128 anak. Teknik analisis data penelitian ini ingin mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar passing bawah dengan menggunakan permainan 3 on 3 bola voli yang dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek psikomotor, aspek kognitif dan aspek afektif, teknik yang digunakan untuk mendapatkan hasil akhir berupa nilai yang mencakup tiga aspek dalam belajar, yaitu psikomotor, kognitif dan afektif dari pembelajaran passing bawah bola voli yang telah dilakukan. Pada akhirnya hasil tersebut dapat dibandingkan dengan hasil belajar passing bawah bola voli yang diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Untuk mengetahui adanya peningkatan tiap aspek pada setiap siklus digunakan rumus prosentase deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli dengan menggunakan permainan 3 on 3 dilihat dari peningkatan hasil prosentase di setiap siklus pada tiap aspek. Aspek afektif pada siklus I 74.8%, siklus II 80%, dan siklus III 88.4%. Aspek kognitif pada siklus I 66.25%, siklus II 67.05%, siklus III 68.55%. Aspek psikomotor pada pre test (siklus I) 42% dan saat post test (siklus III) 66,44%. Selain itu juga adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing bawah bola voli dari tahun pelajaran 2009/ 2010 dan tahun pelajaran 2010/ 2011. Prosentase ketuntasan pada tahun 2009/ 2010 hanya mencapai 33,33% sedangkan tahun 2010/ 2011 telah mencapai 60,94%.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa permainan 3 on 3 dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli secara signifikan. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti bahwa model pembelajaran dengan menggunakan permainan 3 on 3 dapat menjadi alternatif yang digunakan oleh guru penjasorkes dalam penyampaian materi passing bawah pada bola voli. Selain itu perlunya inovasi dari guru penjasorkes dalam menerapkan model pembelajaran penjasorkes agar siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa isi dari skripsi ini benar-benar merupakan hasil
karya tulis ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil
jiplakan dari karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari
orang ataupun pihak lain yang ada di dalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan
dirujuk berdasarkan pedoman kode etik etika penyusunan karya tulis ilmiah.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Semarang, Juli 2011
Peneliti
Dhian Indriyani
NIM. 6101407188
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Ketua Panitia Sekretaris
Drs. Said Junaidi, M. Kes Dra. Heny Setyawati, M.Si NIP. 19690715 199403 1 001 NIP. 19670610 199203 2 001
Dewan Penguji
1. Mohamad Annas, S.Pd., M.Pd (Ketua) NIP. 19751105 200501 1 002
2. Drs. H. Tri Nurharsono, M.Pd (Anggota) NIP. 19600429 198601 1 001
3. Agung Wahyudi, S.Pd., M.Pd (Anggota) NIP. 19770908 200501 1 001
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja,
hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya
dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan, dan
perutnya dengan makanan. (Frederick E. Crane)
Jangan mengaku kalah sebelum mencoba karena jika engkau mengalah
sebelum mencoba maka engkaulah pecundang kekalahan, berjuang untuk
mendapatkan sesuatu bukan menunggu untuk mendapatkannya.
PERSEMBAHAN
1. Yang tercinta orang tua saya: Bapak Sunaryo dan Ibu
Ekopuji Adiningsih, terima kasih atas segala dukungan,
do’a, cinta dan kasih sayang, serta nasihat yang telah
diberikan.
2. Yang tercinta kakak dan adik saya: Endah Mara
Hajeng, Sandy Agung Nugroho dan Yudha Agung
Pamungkas.
3. V. H Dewangga N.P, atas cinta, do’a dan motivasinya
4. Sahabat di Wisma Dian, yang telah memberikan
bantuan dan motivasi.
5. Teman-teman PJKR dan almamater FIK UNNES
tercinta.
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat serta hidayah Allah SWT
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar
Passing Bawah pada Bola Voli dengan Menggunakan Permainan “3 on 3”
pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo Tahun Pelajaran
2010/ 2011. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelasaikan Studi Strata 1 yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi, S1, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Peneliti menyadari sepenuhnya
bahwa tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, antara
lain:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti menjadi mahasiswa UNNES.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan dorongan
dan semangat serta ijin penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. H. Tri Nurharsono, M.Pd selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan petunjuk, dorongan, dan motivasi serta membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Agung Wahyudi, S.Pd., M.Pd selaku Pembimbing Pendamping yang telah
sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan, dan membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo yang telah memberikan
ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian ini.
7. Guru pengampu penjasorkes SMP N 1 Sukoharjo, Wonosobo yang telah
memberikan banyak masukan.
vii
8. Siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo yang telah
bersedia menjadi subjek penelitian dan mengikuti proses penelitian dengan
semangat dan disiplin.
9. Ayah, Ibu, Kakak, Adik serta keluarga tercinta yang selalu memberikan
dukungan baik moral maupun materiil serta do’a restu demi terselesaikannya
skripsi ini.
10. Teman-teman Wisma Dian dan PJKR 07, yang telah banyak membantu
peneliti melaksanakan penelitian ini.
11. Semua pihak yang sudah membantu yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi semua pihak.
Semarang, Juli 2011
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i SARI .................................................................................................. ii PERNYATAAN ................................................................................ iii PENGESAHAN ................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................... vi DAFTAR ISI ..................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 8 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ............................................................... 10 2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani ..................................... 10 2.1.2 Tujuan Pendidikan Jasmani ........................................... 11 2.1.3 Pengertian Permainan Bola Voli ................................... 12 2.1.4 Teknik Dasar Permainan Bola Voli ............................... 13 2.1.5 Teknik Dasar Passing Bawah ........................................ 16 2.1.6 Perkembangan Fisik Anak Besar ................................... 17 2.1.7 Perkembangan Kemampuan Gerak dan Minat Melakukan
Aktivitas Fisik pada Anak Besar ................................... 18 2.1.8 Bermain ........................................................................ 18 2.1.8.1 Pengertian Bermain ................................................... 18 2.1.8.2 Makna Bermain dalam Pendidikan ............................ 19 2.1.8.3 Fungsi Bermain dalam Pendidikan ............................. 20 2.1.8.4 Permainan dan Pendidikan Jasmani ........................... 21 2.1.9 Hakekat Permainan 3 on 3 ............................................ 24 2.1.10 Modifikasi 3 on 3 untuk Belajar Passing Bawah ......... 25 2.1.11 Hasil Belajar Passing Bawah dengan Menggunakan
Permainan 3 on 3 ....................................................... 27 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................ 29 2.3 Hipotesis ...................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ............................................................. 32 3.2 Subjek Penelitian .......................................................... 34 3.3 Objek Penelitian ........................................................... 35
ix
3.4 Waktu Penelitian ........................................................... 35 3.5 Lokasi Penelitian .......................................................... 35 3.6 Prosedur Penelitian ....................................................... 36 3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................ 42 3.8 Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 42 3.9 Teknik Analisis Data ..................................................... 47 3.10 Indikator Keberhasilan Tindakan .................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ............................................................. 51 4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................... 51 4.2 Pembahasan .................................................................. 53 4.3 Model Tindakan Kelas dengan Permainan 3 on 3 ........... 55 4.4 Refleksi Model 3 on 3 .................................................... 57 4.5 Faktor Penghambat Penelitian ........................................ 67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ....................................................................... 69 5.2 Saran ............................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Usia, jumlah pemain, ukuran lapangan dan tinggi net ................ 24
3.1 Nilai test passing bawah ............................................................ 45
4.1 Hasil Prosentase Pengamatan/ Penilaian Seluruh Aspek pada
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo ................................... 51
4.2 Hasil Nilai Akhir Ketuntasan Siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Sukoharjo ............................................................ 52
4.3 Distribusi Ketuntasan Nilai Akhir Siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Sukoharjo ............................................................ 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 .................................................................................................. Bentuk
dan Ukuran Lapangan Bola Voli ..................................................... 13
2.2 Gerakan Passing Bawah ............................................................... 14
2.3 Gerakan Passing Atas .................................................................. 14
2.4 Lapangan 3 on 3 Bola Voli ........................................................... 25
2.5 Posisi Pemain di Lapangan ........................................................... 26
2.6 Desain Penelitian .......................................................................... 41
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Usulan Tema dan Judul Skripsi ............................................... 73
2. Surat Keputusan Pembimbing .......................................................... 74
3. Surat Ijin Observasi ......................................................................... 75
4. Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 76
5. Surat Rekomendasi Penelitian Kesbanglitmas .................................. 77
6. Surat Rekomendasi Dinas Pendidikan ............................................. 78
7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................ 79
8. Silabus Penjasorkes SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo ............... 80
9. RPP Permainan 3 on 3 Bola Voli ..................................................... 83
10. Blangko Penilaian Aspek Psikomotor .............................................. 96
11. Blangko Penilaian Aspek Afektif .................................................... 97
12. Blangko Penilaian Aspek Kognitif .................................................. 98
13. Hasil Penilaian Aspek Psikomotor ................................................... 99
14. Hasil Penilaian Aspek Afektif ......................................................... 105
15. Hasil Panilaian Aspek Kognitif ....................................................... 109
16. Nilai Akhir Passing Bawah Bola Voli Siswa Kelas VII SMP
Negeri 1 Sukoharjo, Wonososbo Tahun Pelajaran 2010/ 2011 ......... 124
17. Nilai Akhir Passing Bawah Bola Voli Siswa Kelas VII SMP
Negeri 1 Sukoharjo, Wonososbo Tahun Pelajaran 2009/ 2010 ......... 129
18. Dokumentasi Penelitian .................................................................... 134
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil
suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-
cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang
dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut serta
mewariskannya kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan
kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan (Fuad Ihsan, 2003: 2).
Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak, dalam Taman
Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan
kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik
selaras dengan dunianya (Ki Hadjar Dewantara dalam Fuad Ihsan 2003: 5).
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup (GBHN tahun 1973 dalam Fuad Ihsan 2003: 5). Tujuan utama dari pendidikan
2
adalah mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Perkembangan individu
secara menyeluruh berarti individu tersebut dapat berkembang pada aspek fisik,
mental, sosial, emosional dan spiritualnya secara baik.
Berdasarkan pada kebutuhan tersebut, pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan merupakan salah satu wadah yang dapat membantu individu untuk dapat
berkembang secara menyeluruh. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak
hanya terfokus pada aspek motoriknya saja tetapi juga terdapat aspek kognitif dan
afektif. Sehingga pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat dikembangkan di
lingkup satuan pendidikan sehingga dapat mengembangkan peserta didik yang ada.
Pangrazi dan Dauer mengungkapkan bahwa, pendidikan jasmani merupakan
bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani
didefinisikan sebagai pendidikan melalui gerak dan harus dilakukan dengan cara-cara
yang sesuai dengan konsepnya (Adang Suherman, 2000: 20).
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang di dalamnya terkandung
tugas untuk mengoptimalkan kemampuan siswa secara teoritis maupun praktik agar
mereka dapat survive di era globalisasi dengan memanfaatkan peluang dan usaha atau
keterampilan praktis yang dimilikinya sebagai hasil pembelajaran di sekolah
(Sutomo, dkk 2007: 37).
Oleh karena itu, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan menjadi salah
satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dari jenjang pendidikan dasar sampai
jenjang pendidikan menengah atas melalui aktivitas fisik. Pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan aspek psikomotor, kognitif
3
maupun afektif para peserta didik. Selain itu pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan juga dapat membiasakan siswa untuk melakukan pola hidup sehat. Cabang
olahraga yang menjadi salah satu materi yang diajarkan di Sekolah Menengah
Pertama adalah bola voli. Bola voli merupakan cabang olahraga yang sudah tidak
asing lagi bagi masyarakat di Indonesia, baik masyarakat perkotaan maupun
masyarakat pedesaan karena untuk melakukan olahraga ini tidak membutuhkan biaya
terlalu banyak, sarana dan prasarananya pun mudah didapatkan. Banyak masyarakat
menyukai olahraga ini sehingga banyak pula masyarakat yang ingin mempelajari
permainan bola voli secara lebih jauh. Sekolah merupakan salah satu tempat yang
tepat untuk bisa belajar tentang permainan bola voli dengan teknik-teknik yang benar.
Dalam pembelajaran bola voli sendiri terdapat beberapa teknik dasar yang
perlu dipelajari yaitu:
a. Serve terdiri dari serve bawah dan serve atas.
b. Passing terdiri dari passing atas dan passing bawah.
c. Smash terdiri dari smash long, medium dan quick.
d. Block terdiri dari single block, double block dan triple block.
Dari keempat teknik dasar di atas passing merupakan salah satu teknik yang
penting dan fundamental dalam permainan bola voli. Bagi para pemula selain serve,
passing bawah sangat menentukan jalannya permainan pada bola voli, oleh karena itu
untuk pembelajaran bola voli di sekolah passing bawah adalah teknik terpenting yang
harus dipelajari dan dikuasai dengan baik oleh para peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan di sekolah tidak bisa lepas dari kurikulum yang berlaku saat ini di
4
Indonesia yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yaitu kurikulum yang dikembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/ daerah, karakteristik sekolah/
daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik. Hal ini
jelas dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan suatu model/ metode
pembelajaran yang sesuai dengan sosial budaya masyarakat setempat dan sesuai
dengan karakteristik siswa (E Mulyasa 2006: 8).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 1
Sukoharjo, Wonosobo dengan melakukan wawancara dan diskusi dengan salah
satu guru penjasorkes dan juga melalui survei sarana prasarana yang dimiliki
sekolah tersebut, diperoleh informasi bahwa di SMP Negeri 1 Sukoharjo,
Wonosobo minat siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes masih sangat
kurang, dimana siswa lebih suka duduk-duduk atau berteduh tanpa melakukan
aktivitas olahraga pada jam pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan. Hanya beberapa siswa yang benar-benar mengikuti pelajaran
penjasorkes dengan baik dan sungguh-sungguh. Padahal di sekolah tersebut telah
memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai yang dapat menunjang
terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik.
Selain itu juga diperoleh data bahwa nilai bola voli khususnya passing bawah
pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo masih rendah dan masih
banyak siswa yang belum dapat memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan di sekolah tersebut. Hal tersebut menimbulkan berbagai
pertanyaan, apakah sekolah tersebut mematok standar KKM terlalu tinggi sehingga
5
siswa sulit untuk dapat memenuhi kriteria yang ditentukan ataukah memang kualitas
pembelajaran, baik dari guru maupun siswanya yang kurang optimal sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebagai guru penjasorkes untuk mengantisipasi
hal tersebut maka harus pandai-pandai membuat inovasi pembelajaran sebaik
mungkin untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswanya sehingga dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan dapat terpenuhi. Oleh karena itu
diperlukan suatu metode baru yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran passing bawah bola voli. Banyak faktor yang
menjadi penyebab kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap nilai penjasorkes itu sendiri, salah
satunya adalah faktor internal dari diri siswa tersebut dimana siswa merasa jenuh atau
bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru karena guru hanya memberikan materi
pokok tanpa disertai permainan atau variasi pembelajaran yang menarik yang dapat
meningkatkan minat atau motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes.
Sehingga perlu diadakannya materi pembelajaran yang bervariasi dan menarik yang
sesuai dengan karakteristik umur siswa SMP khususnya kelas VII yang berkisar
antara 10-12 tahun, dimana siswa pada umur tersebut cenderung masih gemar
bermain. Sehingga apa salahnya jika guru menerapkan model pembelajaran yang
berupa permainan, siswa tidak hanya akan bermain saja tetapi bisa sambil belajar.
Oleh karena itu perlunya metode pembelajaran yang mampu memotivasi
siswa untuk bergerak, salah satunya adalah metode pembelajaran passing bawah
bola voli dengan pendekatan permainan 3 on 3. Dimana dengan permainan
tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan motivasi atau minat siswa dalam
6
mengikuti pembelajaran penjasorkes di sekolah, yang pada akhirnya dengan
adanya minat siswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam melakukan passing bawah bola voli. Apalagi permainan tersebut diterapkan
pada siswa kelas VII, dimana pada usia anak kelas VII yang berkisar antara 10-12
tahun masih gemar bermain. Selain itu kemampuan gerak anak usia tersebut untuk
melakukan suatu gerakan koordinasi masih kurang. Sehingga dengan
diterapkannya modifikasi permainan tersebut dalam pembelajaran dapat
menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan tercapainya tujuan
dari pembelajaran tersebut.
Permainan 3 on 3 merupakan suatu modifikasi permainan bola voli yang
diciptakan untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes dan
juga dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan passing
bawah bola voli.
Selain dari penjelasan diatas, alasan peneliti memfokuskan masalah pada
cabang bola voli karena peneliti lebih menguasai materi bola voli dibandingkan
dengan cabang olahraga yang lain, sehingga akan lebih mudah pada saat akan
melakukan penelitian di sekolah.
Dari latar belakang masalah diatas maka peneliti ingin mengadakan
penelitian tentang pembelajaran bola voli yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Passing Bawah Bola Voli dengan Menggunakan Permainan 3 on 3
pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Sukoharjo Wonosobo Tahun Pelajaran 2010/
2011”.
7
1.2 Rumusan Masalah
Dalam suatu penelitian tentu mempunyai permasalahan yang perlu diteliti,
dianalisis dan diusahakan pemecahannya. Penulis melakukan penelitian ini karena
tertarik dengan permasalahan-permasalahan yang ada pada saat pembelajaran bola
voli di sekolah, khususnya mengenai teknik dasar passing bawah. Passing bawah
merupakan teknik dasar pada bola voli yang sangat penting dan perlu dipelajari.
Tetapi pada kenyataan yang terjadi di sekolah banyak siswa yang masih sulit untuk
dapat melakukan passing bawah dengan baik. Siswa banyak yang mengeluh dengan
berbagai alasan salah satunya karena passing bawah sulit untuk dilakukan. Dengan
persepsi tersebut, siswa pasti merasa tidak suka dan pada akhirnya akan malas untuk
belajar passing bawah. Oleh karena itu, sebagai guru penjasorkes harus pandai-pandai
membuat model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam melakukan
pembelajaran. Dengan melihat karakteristik siswa kelas VII yang pada dasarnya
masih gemar bermain maka metode pembelajaran menggunakan permainan
merupakan salah satu alternatif yang tepat yang dapat dilakukan oleh guru
penjasorkes saat melakukan pembelajaran di sekolah. Sehingga dengan metode
permainan tersebut dapat menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Peneliti menciptakan permainan 3 on 3 bola voli yang diharapkan akan dapat
meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa kelas VII.
Setelah mengetahui dan memahami uraian di atas, maka yang dijadikan
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana model permainan 3 on 3 bola voli terhadap hasil belajar passing
bawah.
8
2. Apakah permainan 3 on 3 bola voli dapat meningkatkan hasil belajar passing
bawah bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo Wonosobo.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Menciptakan model permainan 3 on 3 untuk pembelajaran passing bawah
bola voli.
1.3.2 Mengetahui seberapa besar pengaruh permainan 3 on 3 bola voli terhadap
peningkatan hasil belajar passing bawah pada siswa kelas VII SMP Negeri
1 Sukoharjo Wonosobo.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.1.1 Bagi sekolah/ guru penjasorkes
Dengan adanya penelitian tentang modifikasi permainan 3 on 3 bola voli
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai motivasi kepada guru penjas untuk dapat
menciptakan inovasi atau variasi baru dalam proses pembelajaran sehingga siswa
akan lebih aktif bergerak dan tidak merasakan kebosanan dalam mengikuti
pelajaran penjasorkes di sekolah.
1.1.2 Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang modifikasi permainan bola voli yang dapat diterapkan dalam
pengajaran penjasorkes di sekolah.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan
aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung, tidak
terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian
integral dari proses pendidikan keseluruhan pendidikan jasmani merupakan usaha
yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik neuromuskuler,
intelektual dan sosial (Abdulkadir Ateng, 1992: 4).
Pengertian pendidikan jasmani dapat dibedakan dari dua sudut pandang,
yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern.
a. Pandangan tradisional
Pandangan tradisional menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua
komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani (dikhotomi).
Pandangan ini menganggap bahwa pendidikan jasmani hanya semata-mata
mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang, atau penyelaras
pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain pendidikan jasmani hanya sebagai
pelengkap saja (Adang Suherman, 2000: 17).
Undang-Undang No empat tahun 1950 Bab VI Pasal 9 sebagai berikut,
Pendidikan jasmani yang menuju keselarasan antara tumbuhnya badan dan
10
perkembangan jiwa dan merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang sehat kuat lahir batin, diberikan pada segala sekolah (Adang
Suherman, 2000: 17).
b. Pandangan modern
Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh
(holistik). Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan jasmani (Adang Suherman, 2000: 22).
2.1.2 Tujuan Pendidikan Jasmani
Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam
empat kategori, yaitu:
a. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan
aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai
organ tubuh seseorang (physical fitness).
b. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan
gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful).
c. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir
dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani
ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya pengetahuan, sikap dan tanggung jawab siswa.
d. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat (Adang
Suherman, 2000: 23).
11
Dari penjabaran di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari
pendidikan jasmani sejalan dengan tujuan pendidikan secara umum yaitu untuk
mewujudkan kemampuan manusia dalam 3 aspek yaitu aspek kognitif, aspek
psikomotorik dan aspek afektif.
2.1.3 Pengertian Permainan Bola Voli
Permainan bola voli adalah permainan beregu. Setiap regu berada pada
petak lapangan permainan masing-masing dengan dibatasi oleh net. Bola
dimainkan dengan satu atau kedua tangan hilir mudik atau bolak-balik melalui
atas net secara teratur sampai bola menyentuh lantai (mati) di petak lawan dan
mempertahankan agar bola tidak mati di petak permainan sendiri (Machfud
Irsyada, 2000: 14).
Permainan bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam
setiap lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda
untuk digunakan pada keadaan khusus dan pada akhirnya adalah untuk
menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang. Tujuan dari permainan
bola voli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai
lapangan lawan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat
memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok).
Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis
melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh
lantai, bola “keluar” atau satu tim gagal mengembalikan bola secara sempurna.
Dalam permainan bola voli, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu
angka (Rally Point System). Apabila tim yang sedang menerima servis
12
memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan
servis berikutnya, serta pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah jarum
jam (PP PBVSI, 2005: 1).
Adapun bentuk dan ukuran lapangan bola voli sebagai berikut:
Gambar 2.1. Bentuk dan Ukuran Lapangan Bola Voli.
(http.revasportcommunity.blogspot.com)
2.1.4 Teknik Dasar Permainan Bola Voli
Teknik adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian
suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti
dalam cabang permainan bola voli (Suharno HP, 1982: 11).
Adapun teknik dasar permainan bola voli terdiri dari service, passing, set-
up, smash dan blok (M. Yunus, 1992: 68).
13
a. Servis
Dalam permainan bola voli unsur utama yang paling penting adalah
service, karena service merupakan pembuka permainan. Hal ini sesuai dengan
pendapat M. Yunus (1992: 137) bahwa “ service merupakan pukulan permulaan
untuk memulai pertandingan”.
b. Passing
Menurut Herry Koesyanto 2003, passing adalah mengoperkan bola kepada
teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal
untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Passing adalah mengoperkan
bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai
langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan (M. Yunus 1992:
79). Macam-macam passing antara lain: passing bawah dan passing atas.
Gambar 2.2. Gerakan passing bawah
(Sumber: Viera, Barbara L. Bolavoli Tingkat pemula, 2004: 20)
Gambar 2.3. Gerakan passing atas
(Sumber: Yunus, M. Olahraga Pilihan Bolavoli, 1992: 9)
14
c. Umpan (Set – up)
Umpan adalah menyajikan bola kepada teman dalam satu regu, yang
kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan kedaerah lawan dalam
bentuk smash. Umpan yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yakni:
- Bola harus melambung diatas jaring dengan tenang didaerah serang lapangan
sendiri.
- Bola harus berada diatas jaring-jaring dengan ketinggian yang cukup agar
dapat di smash oleh smasher.
- Jarak umpan dengan net sesuai dengan tipe serangan yang diinginkan. Pada
umpan normal jarak bola dengan net berkisar 20–50 cm
d. Smash/ spike
Smash adalah tindakan memukul bola yang lurus kebawah sehingga bola
akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas jaring menuju lapangan
lawan dan lawan akan sulit menerimanya. Dalam permainan bola voli smash
berguna sebagai alat penyerangan yang paling mematikan. Dikatakan oleh M.
Yunus (1992: 108), smash merupakan pukulan yang utama dalam penyerangan
dalam usaha mencapai kemenangan.
e. Bendungan/ block
Bendungan adalah tindakan membentuk benteng pertahanan untuk
menangkis serangan lawan dan dapat dikatakan bahwa block merupakan
pertahanan yang pertama bagi serangan dengan cara membendung smash tersebut
di depan jaring (M. Yunus, 1992: 119).
15
2.1.5 Teknik Dasar Passing Bawah
Passing bawah merupakan teknik pada permainan bola voli yang sangat
mendasar. Passing bawah digunakan sebagai langkah awal untuk menyusun pola
serangan kepada regu lawan (Herry Koesyanto, 2003: 22).
Passing bawah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan satu tangan
dan dua tangan. Passing bawah satu tangan biasanya dipergunakan apabila bola
berada agak jauh dari badan dan agak rendah. Bentuk-bentuk melakukan passing
bawah antara lain:
a. Menggunakan lengan dengan jari-jari menggenggam
b. Punggung tangan dengan jari-jari terbuka
c. Pergelangan tangan bagian dalam dengan tangan menggenggam
Sedangkan passing bawah dengan dua tangan ada beberapa bentuk sikap
tangan sebelum melakukan passing bawah dua tangan antara lain:
a) The Dig (Clenched First Method) yaitu kedua ibu jari sejajar dan jari-jari
tangan yang satu membungkus jari tangan lainnya, ini asalnya dari Amerika.
Bentuk ini sering digunakan bagi pemain yang sudah tinggi kemampuan
passing bawahnya, karena lebih fleksibel apabila menerima bola dari arah
manapun.
b) Mengemis (Thumb Over Palm Method) yaitu kedua telapak tangan menghadap
ke atas dengan punggung satu tangan menempel pada telapak tangan lainnya
dan dijepit ibu jari. Perkenaan bola diatas pergelangan tangan (bagian
proksimal) bentuk ini lebih tepatnya bagi pemula karena untuk mempermudah
mengantisipasi bola pada bidang perkenaan (Herry Koesyanto, 2003: 26).
16
Tahapan-tahapan melakukan passing bawah:
a) Tahapan persiapan
Tubuh bergerak ke arah bola dengan posisi kedua kaki merenggang, tekuk lutut,
tahan tubuh dalam posisi rendah. Genggam jemari tangan, bentuk landasan
dengan lengan, ibu jari sejajar, siku terkunci, lengan sejajar dengan paha,
punggung lurus, mata mengikuti arah bola.
b) Tahapan pelaksanaan
Menerima bola di depan badan, sedikit mengulurkan kaki, tidak mengayunkan
lengan, berat badan dialihkan ke depan, pukul bola jauh dari badan, pinggul
bergerak ke depan, perhatikan bola pada saat menyentuh lengan.
c) Gerakan lanjutan
Jari tangan tetap digenggam, siku tetap terkunci, lengan harus sejajar dengan
bahu, pindahkan berat badan ke arah sasaran, perhatikan bola bergerak ke sasaran.
2.1.6 Perkembangan Fisik Anak Besar
Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 10 atau 12
tahun. Perkembangan fisik pada anak besar cenderung berbeda dengan masa
sebelum dan sesudahnya. Pertumbuhan tangan dan kaki lebih cepat dibandingkan
pertumbuhan togok. Pada tahun-tahun awal masa anak besar pertumbuhan
jaringan tulang lebih cepat dibanding pertumbuhan jaringan otot dan lemak,
dengan demikian pada umumnya anak menjadi tampak kurus. Pada tahun-tahun
terakhir masa anak besar perkembangan jaringan otot mulai menjadi cepat, hal ini
berpengaruh pada peningkatan kekuatan yang menjadi cepat juga. Perkembangan
17
kemampuan fisik yang tampak pada masa anak besar, selain kekuatan juga
fleksibilitas dan keseimbangan (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993: 115).
2.1.7 Perkembangan Kemampuan Gerak dan Minat Melakukan Aktivitas
Fisik pada Anak Besar
Perkembangan kemampuan gerak adalah sejalan dengan perkembangan
koordinasi, fleksibilitas, keseimbangan serta perkembangan kemampuan fisik
yang lain. Peningkatan kemampuan gerak bisa diidentifikasikan berdasarkan
peningkatan efisien, kelancaran, kontrol dan variasi gerakan serta besarnya tenaga
yang bisa disalurkan melalui gerakan. Pada umumnya anak besar baik anak laki-
laki maupun anak perempuan mengalami peningkatan yang besar dalam hal
minatnya melakukan aktivitas fisik. Karena menyenangi aktivitas kelompok,
aktivitas yang bersifat kompetitif, aktivitas gerak ritmik dan yang bersifat
kepahlawanan. Anak besar memerlukan aktivitas gerak yang beragam yang bisa
meningkatkan kemampuan fisik, keterampilan, kreativitas serta sifat sosialnya
(Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993: 131).
2.1.8 Bermain
2.1.8.1 Pengertian Bermain
Dari penjabaran di atas dapat diketahui bahwa karakteristik anak besar
yaitu pada usia 10-12 tahun masih gemar bermain atau melakukan permainan
dengan aktivitas kelompok yang bersifat kompetitif.
Beberapa pendidik mengatakan bahwa bermain adalah belajar
menyesuaikan diri dengan keadaan. Anak-anak bermain di dalam daerah
lingkungannya serta benda-benda yang terdapat di daerah itu. Dengan bermain
18
mereka akan mengenal ciri-ciri dan sifat-sifat setiap benda yang dimainkan
(Soemitro, 1992: 2).
Nilai-nilai yang terkandung di dalam bermain dan rekreasi hampir sama.
Kegiatan anak-anak biasanya dianggap bermain, sedang kegiatan orang dewasa
dikategorikan sebagai rekreasi atau mengisi waktu luang. Ada beberapa pakar
pendidikan yang menyatakan bermain adalah kegiatan yang membantu anak
berkembang menjadi manusia. Ada pula yang mengatakan bahwa bermain adalah
bahasa alami seorang anak. Pakar yang lain menyatakan bahwa dalam bermain,
anak-anak dapat memperlihatkan kemampuannya, minat dan sikapnya,
kedewasaannya dan responnya terhadap semua itu. Ada pendapat lain lagi yang
menyatakan bahwa bermain merupakan bumbu-bumbu yang sangat vital dalam
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik, mental, maupun sosial anak
(Soemitro, 1992: 4).
2.1.8.2 Makna Bermain dalam Pendidikan
Bermain mempunyai keterkaitan dengan pendidikan. Keterkaitan itu salah
satunya adalah makna bermain dalam pendidikan. Makna bermain dalam
pendidikan tersebut sebagai berikut:
a. Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan sukarela atas dasar rasa
senang.
b. Bermain dengan rasa senang, menumbuhkan aktivitas yang dilakukan secara
spontan.
c. Bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, kadang-kadang
memerlukan kerja sama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui
19
kemampuan teman, patuh pada peraturan dan mengetahui kemampuan dirinya
sendiri (Sukintaka, 1992: 7).
2.1.8.3 Fungsi Bermain dalam Pendidikan
Bigo, Kohnstam dan Palland (1950: 275-276) yang dikutip oleh Sukintaka
(1992: 5), berpendapat bahwa permainan mempunyai makna pendidikan, dengan
uraian sebagai berikut:
a. Permainan merupakan salah satu dari banyak wahana untuk membawa anak
kepada hidup bersama atau bermasyarakat. Anak akan memahami dan
menghargai dirinya atau temannya. Pada anak yang bermain, akan tumbuh
rasa kebersamaan, yang sangat baik bagi pembentukan rasa sosialnya.
b. Dalam permainan anak akan mengetahui kekuatannya, menguasai alat
bermain dan mengetahui sifat alat.
c. Dalam permainan, anak akan mempunyai suasana yang tidak hanya
mengungkapkan fantasinya saja tetapi juga akan mengungkapkan semua sifat
aslinya dan pengungkapan itu dilakukan secara patuh dan spontan. Anak laki-
laki dan perempuan yang berumur sama akan berbuat yang berbeda terhadap
permainan yang sama.
d. Dalam permainan, anak akan mengungkapkan macam-macam emosinya dan
sesuai dengan yang diperolehnya saat itu jenis emosi itu diungkapkan serta
tidak mengarah pada prestasi.
e. Dalam bermain, anak akan dibawa kepada kesenangan, kegembiraan
dan kebahagiaan dalam dunia kehidupan anak. Semua situasi ini mempunyai
wahana pendidikan.
20
f. Permainan akan mendasari kerjasama, taat kepada peraturan permainan,
pembinaan watak jujur dalam bermain, dan semuanya ini akan membentuk
sifat “fair play” (jujur, sifat ksatria, atau baik) dalam bermain.
g. Bahaya dalam bermain dapat saja timbul, dan keadaan ini akan banyak
gunanya dalam hidup yang sesungguhnya.
Bucher berpendapat bahwa permainan yang telah lama dikenal oleh anak-
anak, orang tua, laki-laki maupun perempuan, mampu menggerakkan untuk
berlatih, bergembira dan rileks. Permainan merupakan salah satu komponen
pokok pada tiap program pendidikan jasmani, oleh sebab itu guru pendidikan
jasmani harus mengenal secara mendalam tentang seluk beluk permainan.
Cowell dan Hozelt dalam Sukintaka (1992: 7), mengatakan bahwa untuk
membawa anak-anak kepada cita-cita pendidikan, maka perlu adanya usaha
peningkatan keadaan jasmani, sosial, mental dan moral anak yang optimal. Agar
memperoleh peningkatan tersebut, anak dapat dibantu dengan permainan karena
anak dapat menampilkan dan memeperbaiki keterampilan jasmani, rasa sosial,
percaya diri, peningkatan moral dan spiritual lewat “fair play” dan
“sportmanship” atau bermain dengan jujur, sopan dan berjiwa olahragawan sejati.
2.1.8.4 Permainan dan Pendidikan Jasmani
Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan
jasmani. Oleh sebab itu permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan
yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani.
Jika anak bermain atau diberi permainan dalam rangka pelajaran
pendidikan jasmani, maka anak akan melakukan permainan itu dengan rasa
21
senang. Karena rasa senang inilah maka anak akan mengungkapkan keadaan
pribadinya yang asli pada saat mereka bermain, baik itu berupa watak asli,
maupun kebiasaan yang telah membentuk kepribadiannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan bermain orang dapat
mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap, dan
perilaku. Dari situasi yang timbul ini maka seorang guru pendidikan jasmani dapat
melaksanakan kewajibannya. Sebab dari situasi itu, bilamana perlu, guru dapat
memberi pengarahan, koreksi, saran, latihan, atau dorongan yang tepat agar anak
didiknya berkembang lebih baik, dan dapat mencapai kedewasaan yang
diharapkan. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dengan bermain kita
dapat meningkatkan kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia.
(Sukintaka, 1992: 11-12).
Bermain mempunyai peranan dalam aspek jasmani pribadi manusia.
Sasaran jasmani tersebut sebagai berikut:
a. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Aktivitas bermain pada anak-anak banyak dilakukan dengan aktivitas
jasmani. Aktivitas jasmani ini sangat penting bagi anak-anak dalam masa
pertumbuhannya. Gerak mereka berarti berlatih tanpa disadarinya. Dasar gerak
mereka menjadi lebih baik, karena kekuatan otot, kelentukan, daya tahan otot
setempat, dan daya tahan kardiovaskuler menjadi baik. Di samping itu bertambah
panjang dan bertambah besar otot-otot mereka. Dari pertumbuhan mereka, berarti
semakin baik pula fungsi organ tubuh mereka, sehingga dapat dikatakan, bahwa dari
22
pertumbuhan mereka, akan terjadi perkembangan yang lebih baik (Sukintaka, 1992:
12).
b. Kemampuan Gerak
Kemampuan gerak sering juga disebut gerak umum (general motor
ability). Kemampuan gerak itu merupakan kemampuan seseorang dalam
melakukan tugas gerak yang spesifik yang agak luas terhadap keterampilan gerak
(motor skill) yang banyak.
Kemampuan gerak dalam berolahraga biasanya juga akan memberi
pengaruh kepada gerak dan sikap gerak sehari-hari. Kemampuan gerak akan
didasari oleh gerak dasar yang baik. Adapun dasar gerak itu ialah, kekuatan otot,
kelentukan otot, daya tahan otot setempat, dan daya tahan kardiovaskuler
(Sukintaka, 1992: 16).
c. Kesegaran Jasmani
Anak yang bermain secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama
merupakan keadaan yang dapat diharapkan berkembangnya kesegaran
jasmaninya. Sehingga dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dan kuat,
tanpa kelelahan yang berarti dan dengan energi yang besar mendapatkan
kesenangan dalam menggunakan waktu luang (Sukintaka, 1992: 27).
d. Kesehatan
Dalam batasan kesegaran jasmani dapat disimpulkan bahwa anak yang
bermain tidak menjadi sakit yang berarti bahwa mereka bahkan menjadi baik.
Kegiatan jasmani yang dilakukan anak dengan rasa senang ini akan menjadikan
anak lebih tahan terhadap beberapa penyakit (Sukintaka, 1992: 27).
23
2.1.9 Hakekat Permainan 3 on 3
Permainan 3 on 3 adalah permainan bola voli yang dimodifikasi
sedemikian rupa dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan passing bawah bola voli. Selain itu juga agar siswa lebih aktif
bergerak sehingga anak merasa gembira dan tertarik untuk melakukan teknik yang
paling mendasar dalam permainan bola voli ini. Untuk lebih jelasnya, peneliti
sajikan tabel tentang umur anak, jumlah pemain, ukuran lapangan, tinggi net (M
Yunus, 1992: 189).
Menurut Horst Baacke (1989: 90), jumlah regu, ukuran lapangan dan
ketinggian net untuk berbagai tingkat umur dikemukakan seperti tabel berikut ini:
Tabel 2.1. Usia, jumlah pemain, ukuran lapangan dan tinggi net
Umur 9-11 Th 10-12 Th 11-13 Th
Regu 2 VS 2 3 VS 3 4 VS 4
Lapangan3 x 9 m
4,5 x 9 m
6 x 9 m
6 x 12 m
8 x 12 m
9 x 12 m
Net 210 ± 5 cm 210 ± 5 cm 220 ± 5 cm
(Sumber: M Yunus, Olahraga Pilihan Bolavoli, 1992: 189)
Sesuai dengan karakteristik umur siswa SMP kelas VII yang rata-rata
berkisar antara 10 – 12 tahun, maksimal pedoman ukuran lapangan dan ketinggian
net yang digunakan untuk permainan 3 on 3 pada bola voli adalah sebagai berikut:
- Panjang lapangan : 9 m
- Lebar lapangan : 6 m
- Tinggi net putri : 210 cm = 2,1 m
- Tinggi net putra : 215 cm= 2,15 m
24
Gambar 2.4. Lapangan 3 on 3 bola voli.
2.1.10 Modifikasi 3 on 3 untuk belajar passing bawah
Permainan 3 on 3 ini merupakan permainan modifikasi sehingga selain
dari ukuran lapangan, untuk peraturan permainannya juga mengalami perubahan
sebagai berikut:
A. Angka, set dan memenangkan pertandingan
a. Mendapatkan angka
Perhitungan angka dengan sistem rally point. Tim yang memenangkan setiap
reli maka memperoleh poin 1.
b. Memenangkan satu set
Untuk permainan 3 on 3 bola voli ini permainan selesai apabila salah satu tim
mencapai angka 25. Dalam kedudukan 24-24, permainan dilanjutkan sampai
tercapai selisih 2 (dua) angka (26-24, 27-25, dst).
c. Memenangkan satu pertandingan
Adalah apabila satu regu yang dapat memenangkan set. Permainan ini
diterapkan dalam pembelajaran sehingga hanya dimainkan dengan 1 kali
kemenangan karena keterbatasan waktu atau dapat disesuaikan dengan waktu
yang tersedia.
9 m
6 m
25
B. Posisi pemain dan rotasi (perputaran)
a. Posisi
Gambar 2.5. Posisi pemain di lapangan
Posisi 1 adalah yang melakukan serve, selanjutnya secara berurutan posisi
2, 3 adalah mengikuti lawan arah jarum jam.
b. Rotasi (perputaran)
Rotasi dilakukan apabila satu regu dapat memenangkan rally, yaitu
bergeser satu posisi menurut arah jarum jam.
C. Memainkan bola
a. Setiap regu diperkenankan terlebih dahulu memantulkan bola maksimal 5x
sebelum mengembalikan bola melewati atas net.
b. Seorang pemain boleh memantulkan bola 2x berturut-turut.
c. Ciri khas pantulan/ sentuhan
Pemain dapat melakukan sentuhan bola hanya dengan menggunakan passing
bawah.
D. Servis
a. Hakekat servis
Servis adalah suatu upaya memulai permainan dengan cara memasukkan
bola ke daerah lawan oleh pemain kanan baris belakang (posisi 1). Teknik yang
digunakan adalah dengan cara mengayunkan lengan dari bawah untuk memukul
bola. Dalam permainan ini menggunakan servis bawah.
2
3
1
26
Bola dinyatakan dalam permainan apabila bola telah dipukul dan melewati
net. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola ”keluar” atau satu
tim gagal mengembalikan bola. Dalam permainan 3 on 3 ini tim yang
memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (Rally Point System).
b. Giliran servis
Setiap tim yang memenangkan rally, pemain melakukan rotasi untuk
melakukan servis. Tidak ada pemain yang melakukan servis 2x berturut-turut.
E. Pukulan/ serangan.
Dalam permainan ini hanya diperbolehkan menggunakan passing bawah
dalam mengumpan/ mengoper bola. Apabila salah satu dari anggota tim
menggunakan teknik selain passing bawah maka bola dinyatakan “mati” dan poin
didapatkan oleh tim lawan.
2.1.11 Hasil Belajar Passing Bawah dengan Menggunakan Permainan 3 on 3
2.1.11.1 Hasil
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) (Depdiknas, 2007:
391).
2.1.11.2 Belajar
Belajar adalah berusaha atau berlatih agar mendapatkan kepandaian (Herry
Koesyanto, 2003: 10).
Menurut Slameto, 2010: 2 bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
27
2.1.11.3 Hasil Belajar Passing Bawah
Dalam penelitian ini untuk menentukan hasil belajar passing bawah
mencakup 3 ranah/ aspek, yaitu:
a. Aspek psikomotor
Tujuan pembelajaran aspek psikomotor adalah membentuk dan meningkatkan:
1) Persepsi motorik
2) Gerak dasar
3) Keterampilan gerak dan tari
Untuk memperoleh data siswa pada aspek psikomotor ini dilakukan tes
passing bawah selama 60 detik. Tes ini dilakukan 2 kali yaitu pada siklus I (pre
test) dan pada siklus III (post test).
b. Aspek afektif
Tujuan pembelajaran aspek afektif adalah membentuk dan meningkatkan respon
yang sehat terhadap aktivitas fisik, yang diupayakan untuk dicapai melalui:
1) Aktualisasi diri
2) Rasa percaya diri
3) Pengenalan diri sendiri
Pada aspek afektif ini dilakukan pengamatan menggunakan lembar
observasi berupa check list. Pengamatan ini dilakukan pada tiap siklus untuk
mengetahui ada atau tidaknya peningkatan pada tiap siklus.
c. Aspek kognitif
Tujuan pembelajaran aspek kognitif adalah membentuk dan meningkatkan:
1) Pengetahuan
2) Fakta
3) Informasi
28
4) Keterampilan dan kemampuan intelektual
Untuk aspek kognitif ini juga dilakukan pengamatan pada tiap siklus
menggunakan lembar pengamatan yang berupa check list. Hal itu dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya peningkatan untuk aspek kognitif pada siswa saat
mengikuti pembelajaran.
2.2 Kerangka Berpikir
Pembelajaran passing bawah di sekolah merupakan suatu proses belajar
yang dilakukan dengan cara bimbingan, pemberian pengetahuan atau materi
tentang passing bawah secara rinci dan terprogram kepada siswa. Pemberian
materi juga harus memperhatikan siapa yang akan diberikan materi tersebut,
karena tiap jenjang pendidikan memiliki karakter yang berbeda pada siswanya.
Dengan melihat karakteristik siswa kelas VII dimana siswa tersebut masih gemar
bermain, maka seorang guru harus pandai-pandai membuat inovasi atau variasi
model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Untuk bisa mengikuti pembelajaran dengan baik harus
didasari rasa suka terlebih dahulu, karena apabila siswa sudah tidak suka terhadap
model pembelajaran yang diberikan oleh guru maka siswa akan malas atau merasa
bosan untuk mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa tersebut.
Berdasarkan pemahaman diatas, maka sebagai guru harus mampu
menciptakan suatu model pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak
merasa bosan dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Begitu juga dalam
pembelajaran passing bawah, seorang guru harus bisa menciptakan model
pembelajaran yang baru yang membuat siswa tertarik untuk mengikutinya. Salah
satunya adalah dengan menciptakan sebuah permainan yang didalamnya berisi materi
29
passing bawah yaitu permainan 3 on 3 bola voli. Dengan permainan bola voli yang
telah dimodifikasi tersebut diharapkan siswa akan senang mengikuti pembelajaran
yang juga pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar passing bawah.
Dalam penelitian ini terdiri dari 3 siklus, dimana dalam setiap siklus
tersebut siswa diberikan materi pembelajaran yang berupa permainan 3 on 3. Pada
siklus I sebelum masuk ke materi inti, siswa melakukan pre test passing bawah
selama 60 detik yang bertujuan untuk mengetahui aspek psikomotor siswa
sebelum diberikan permainan 3 on 3. Setelah selesai melakukan pre test maka
siswa diberikan materi permainan 3 on 3 dan langsung mempraktikkannya. Pada
siklus II siswa langsung melakukan permainan 3 on 3, tetapi sebelumnya
melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pada siklus III sama dengan siklus II
hanya saja sebelum pelajaran berakhir siswa melakukan post test passing bawah
selama 60 detik untuk mengetahui aspek psikomotor siswa setelah diberikan
materi permainan 3 on 3 bola voli ini. Pada saat dilaksanakannya pembelajaran
dengan permainan 3 on 3 ini seorang guru juga harus selalu mengamati segala
kegiatan yang dilakukan oleh siswa dengan membuat lembar pengamatan yang
mencakup 3 aspek dalam pembelajaran yaitu aspek psikomotor, aspek afektif dan
juga aspek kognitif. Dari hasil pengamatan yang dilakukan tersebut maka akan
dapat diketahui apakah ada peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli
dengan menggunakan permainan 3 on 3 pada siswa kelas VII SMP Negeri 1
Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo.
2.3 Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 64), hipotesis adalah suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul.
30
Pada penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Ada
Peningkatan Hasil Belajar Passing Bawah dengan Menggunakan Permainan 3 on
3 Bola Voli pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo”
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah eksperimen dalam bentuk
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan
sendiri adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok
sasaran dan hasilnya langsung dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan.
Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi
dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian
tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan
tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil
jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-
pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama
lain (Suharsimi Arikunto, 2006: 90).
Sedangkan penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Kelas yang dimaksud disini adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud
ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar (Suharsimi
Arikunto, 2006: 91).
32
Oleh karena itu sekarang ini Penelitian Tindakan Kelas juga hadir untuk
memenuhi kebutuhan guru pendidikan jasmani atau pelatih olahraga akan metode
penelitian yang sederhana, lentur dan untuk memecahkan masalah praktis.
Menurut Agus Kristianto, 2010, karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dalam pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah sebagai berikut:
a. PTK merupakan Penelitian Praktis
PTK merupakan penelitian praktis (practical inquiry) yang bertujuan
untuk memperbaiki situasi praktis. Perbaikan dilakukan dalam setting alami dan
riil terjadi di lapangan. PTK tidak menguji pengetahuan dan teori-teori.
b. PTK merupakan Penelitian Kolaborasi
Karakteristik yang kedua adalah bahwa PTK pendidikan jasmani dan
kepelatihan olahraga itu suatu penelitian kolaborasi. Sehebat dan sejenius apapun
seorang guru penjas atau pelatih olahraga, maka ketika melakukan PTK harus
berkolaborasi dengan pihak lain. Pihak yang berkolaborasi adalah pihak-pihak
yang secara riil menjadi komponen inti sesuai masalah dalam praktik
pembelajaran yang diteliti .
c. PTK merupakan Penelitian Self-Monitoring
Karakteristik ketiga adalah bahwa PTK merupakan penelitian berbentuk
self-monitoring. PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dengan
mengedepankan penajaman kemampuan merefleksi berdasarkan apa yang telah
direncanakan, dilaksanakan dan diobservasi. Self monitoring guru pendidikan
jasmani lebih menukik pada berbagai bentuk tindakan (aksi) berupa aksi inovatif
dalam dimensi: (1) metode/pendekatan pembelajaran, (2) media pembelajaran,
33
dan atau (3) asesmen/penilaian. Desain atas tindakan inovatif guru dalam dimensi-
dimensi tersebut dibingkai dalam satu kesatuan masalah yang terjadi antara
interaksi guru dan siswa tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.
Menurut Kurt Lewis didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian
tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah,
yaitu:
a) perencanaan atau planning
b) tindakan atau acting
c) pengamatan atau observing, dan
d) refleksi atau reflecting
3.1 Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel
adalah sebagian dari populasi itu. (Sugiyono, 2008: 215)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri
1 Sukoharjo Wonosobo yang berjumlah 128 anak. Dengan jumlah populasi
tersebut, maka sekaligus dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total sampling yaitu subjek penelitian yang diambil adalah seluruh siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Sukoharjo Wonosobo yang berjumlah 128 anak.
34
3.2 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar pada siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo tahun pelajaran 2010/ 2011.
3.3 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan 3 kali pertemuan untuk setiap kelas
yaitu setiap hari senin-kamis selama 3 minggu, sesuai dengan jadwal pelajaran
penjasorkes untuk kelas VII di SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo. Penelitian
ini dimulai pada tanggal 2-19 Mei 2011.
3.4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukoharjo, Kecamatan
Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo pada siswa kelas VII semester 2 tahun Pelajaran
2010/ 2011. Penelitian yang dilaksanakan dalam tiga siklus ini akan mengaplikasikan
pembelajaran dengan pokok permasalahan bagaimana cara meningkatkan hasil
belajar passing bawah dengan menggunakan permainan 3 on 3 bola voli yang
dilaksanakan menggunakan lapangan bola voli yang dibuat dengan ukuran yang telah
dimodifikasi sebanyak 4 buah lapangan dengan ukuran masing-masing 9 x 6 meter.
Penggunaan lapangan bola voli ini sebagai tempat pelaksanaan pembelajaran bola
voli. Dalam setiap pertemuan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran tiap kelas
ada 32 anak sehingga dengan 4 lapangan yang dibagi menjadi 2 lapangan untuk laki-
laki dan 2 untuk perempuan sangat mencukupi bagi semua siswa. Sedangkan siswa
yang belum mendapat giliran maka akan bertindak sebagai wasit.
35
3.5 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat 3 siklus dimana setiap siklus
terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan/ perlakuan, pengamatan, dan
refleksi. Ketiga siklus ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli dengan menggunakan
permainan 3 on 3. Hasil belajar passing bawah ini mencakup 3 aspek, yaitu aspek
psikomotor, aspek kognitif dan juga aspek afektif. Untuk mengetahui peningkatan
pada aspek psikomotor diadakan pre test yang dilakukan pada siklus I dan post
test pada siklus III. Sedangkan untuk aspek kognitif dan afektif dilakukan
pengamatan pada setiap siklus. Pada penelitian ini terdapat 3 siklus yang akan
dilakukan.
Dalam setiap siklus terdapat materi permainan 3 on 3 yang dijadikan
sebagai tindakan. Setiap siklus terdapat empat tahap yang terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Dari keempat tahap tersebut diatas akan
diterangkan secara rinci sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam penelitian, antara lain sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian
c. Mempersiapkan lembar pengamatan
d. Mempersiapkan dokumentasi
36
2. Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan/ perlakuan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian yang sudah direncanakan. Sebelum menuju ke
kegiatan inti yaitu pemberian materi permainan 3 on 3, peneliti melakukan
kegiatan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Siswa dibariskan dan dihitung
b) Berdo’a bersama
c) Siswa dipresensi
d) Pemanasan
• Lari keliling lapangan voli
• Streching statis dan dinamis
2) Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan pengertian dan kegunaan passing bawah
Passing bawah merupakan suatu cara yang digunakan untuk menerima
servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke bawah dan
memukul bola yang jatuh dari net.
b. Sebelum guru menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci mengenai passing
bawah, guru melakukan pre test terhadap siswa. Pre test ini dilakukan dengan
cara melakukan unjuk kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah.
c. Setelah semua siswa melakukan pre test tersebut, maka guru menjelaskan dan
memperagakan tahapan-tahapan melakukan teknik passing bawah yang benar.
37
Tahapan persiapan
Tubuh bergerak kearah bola dengan posisi kedua kaki merenggang,
tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah. Genggam jemari tangan,
bentuk landasan dengan lengan, ibu jari sejajar, siku terkunci, lengan
sejajar dengan paha, punggung lurus, mata mengikuti arah bola.
Tahapan pelaksanaan
Menerima bola di depan badan, sedikit mengulurkan kaki, tidak
mengayunkan lengan, berat badan dialihkan ke depan, pukul bola jauh
dari badan, pinggul bergerak ke depan, perhatikan bola pada saat
menyentuh lengan.
Gerakan lanjutan
Jari tangan tetap digenggam, siku tetap terkunci, lengan harus sejajar
dengan bahu, pindahkan berat badan kearah sasaran, perhatikan bola
bergerak ke sasaran.
d. Setelah siswa mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa
mencoba melakukan passing bawah yang diterapkan dalam sebuah permainan
yaitu permainan 3 on 3.
Gambaran Permainan
Permainan 3 on 3 merupakan modifikasi dari permainan bola
voli yang bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti
pelajaran pendidikan jasmani. Tetapi tujuan yang paling utama dari
permainan ini, diharapkan para siswa dapat meningkatkan
kemampuannya dalam melakukan passing bawah dengan
38
menggunakan permainan 3 on 3 bola voli. Di dalam permainan ini
jumlah pemain hanya 3 orang dalam setiap tim. Siswa yang belum
mendapat giliran melakukan permainan maka siswa tersebut bertindak
sebagai wasit. Dengan begitu tidak banyak siswa yang hanya diam
tanpa melakukan aktivitas apapun.
Peralatan permainan
- Peluit
- Net bola voli/ bulutangkis
- Tiang dari besi/ bambu
- Tali ravia
- Bola voli
Aturan permainan
a) Setiap tim terdiri dari 3 orang.
b) Servis menggunakan servis bawah.
c) Pemain dapat melakukan sentuhan bola hanya dengan
menggunakan passing bawah.
d) Apabila salah satu dari anggota tim menggunakan teknik selain
passing bawah maka bola dinyatakan “mati” dan poin didapatkan
oleh tim lawan.
e) Setiap regu diperkenankan terlebih dahulu memantulkan bola
maksimal 5x sebelum mengembalikan bola melewati atas net.
Seorang pemain boleh memantulkan bola 2x berturut-turut.
39
f) Bola dinyatakan dalam permainan apabila bola telah dipukul dan
melewati net. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai,
bola ”keluar” atau satu tim gagal mengembalikan bola. Dalam
permainan 3 on 3 ini tim yang memenangkan sebuah reli
memperoleh satu poin (Rally Point System).
g) Setiap tim yang memenangkan rally, pemain melakukan rotasi
untuk melakukan servis. Rotasi dilakukan dengan cara bergeser
searah jarum jam. Tidak ada pemain yang melakukan servis 2x
berturut-turut.
h) Permainan selesai atau game apabila salah satu tim mencapai
angka 25. Dalam kedudukan 24-24, permainan dilanjutkan sampai
tercapai selisih 2 (dua) angka (26-24, 27-25, dst).
i) Pertandingan berakhir apabila satu regu dapat memenangkan set.
Permainan ini diterapkan dalam pembelajaran sehingga hanya
dimainkan dengan 1 kali kemenangan karena keterbatasan waktu
terkecuali masih ada waktu tersisa siswa bisa melakukannya
kembali.
3) Penutup
a. Evaluasi kegiatan
b. Membariskan siswa
c. Berdo’a untuk mengakhiri kegiatan.
40
3. Observasi
Observasi dilakukan secara cermat, tepat dan rinci atas semua aktivitas siswa
selama proses pembelajaran. Selain itu juga dilakukan pengisian lembar
observasi dan mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan pada saat
pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi adalah menganalisis jalannya
pembelajaran yang telah berlangsung. Peneliti juga menganalisa data yang
telah diperoleh dari lembar observasi, masukan dari teman sejawat dan juga
guru penjasorkes yang bersangkutan. Berdasarkan analisis tersebut kemudian
diidentifikasi dan dijadikan bahan masukan untuk siklus berikutnya.
Secara operasional prosedur penelitian dalam setiap siklus dapat dilihat
seperti gambar berikut:
Siklus I Siklus II Siklus III
RP RP
Gambar 3.1. Desain penelitian
Keterangan :
P : Perencanaan R : Refleksi
T : Tindakan RP : Revisi Perencanaan
O : Observasi
41
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu:
1. Dokumentasi, yaitu untuk memperoleh data nama siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/ 2011. Selain itu juga daftar nilai
passing bawah siswa kelas VII SMP Negeri
2. Observasi (pengamatan), yaitu untuk memperoleh data siswa yang meliputi
aspek kognitif dan aspek afektif.
3. Tes, dalam penelitian ini menggunakan tes passing bawah dimana siswa
melakukan passing bawah secara individu selama 60 detik. Tes tersebut
digunakan untuk mengungkap aspek psikomotor dengan mengetahui
kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah bola voli.
3.7 Instrumen pengumpulan data.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Suharsimi Arikunto, 2006: 160).
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah:
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. SILABUS
Silabus dibuat sebagai pedoman dalam pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
42
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat dan digunakan sebagai panduan
peneliti untuk mengatur jalannya proses pembelajaran.
c. Lembar observasi
Lembar observasi ini untuk mengontrol siswa dalam setiap pembelajaran yang
meliputi aspek afektif dan kognitif. Lembar observasi ini berupa check list.
2) Instrumen evaluasi
Instrumen evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran berupa tes hasil
belajar permainan 3 on 3 bola voli yang meliputi 3 aspek yaitu:
a. Aspek Psikomotor
Pada aspek psikomotor menggunakan tes yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah. Dalam
penelitian ini menggunakan tes passing bawah untuk anak usia 13-15
tahun yang mempunyai tingkat validitas 0,733 dan reliabilitas 0,758. Tes
tersebut bertujuan untuk mengukur keterampilan dalam melakukan pass
bawah selama 60 detik (Depdiknas, 1999: 3).
Adapun untuk teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a) Alat dan perlengkapan
- Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
- Bola voli
- Stopwatch
- Lapangan dengan bentuk segi empat sama sisi dengan ukuran 4,5 x
4,5 m
43
- Bangku/ box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar petugas tes
yang berdiri diatasnya, pandangannya segaris (horisontal) dengan
tinggi net.
b) Petugas tes
Petugas tes terdiri dari 2 orang yang masing-masing bertugas
sebagai berikut:
1. Petugas tes I
- Berdiri bebas di dekat area peserta tes
- Menghitung waktu selama 60 detik
- Memberi aba-aba
- Mengamati kaki peserta tes jika keluar area
2. Petugas tes II
- Berdiri diatas bangku/box
- Menghitung passing bawah yang benar
c) Pelaksanaan
1) Peserta tes berdiri berdiri di tengah area ukuran 4,5 x 4,5 meter.
2) Untuk memulai tes, bola dilambungkan sendiri oleh peserta tes,
setelah mendengar aba-aba “ya”
3) Setelah bola dilambungkan, peserta tes melakukan passing bawah
dengan ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 untuk
putri.
44
4) Bila peserta tes gagal melakukan pass bawah dan bola keluar area,
maka peserta tes segera mengambil bola tersebut dan melanjutkan
pass bawah kembali
5) Bila kedua kaki peserta berada di luar area, maka petugas tes I
memerintahkan agar peserta tes kembali ke area, dan bola yang
terpantul sewaktu kedua kaki berada di luar area tidak dihitung.
d) Pencatatan hasil
Pass bawah yang dianggap benar dan dihitung adalah bila bola
mencapai ketinggian minimal 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk
putri dan dilakukan didalam area selama 60 detik.
e) Norma Penilaian
Cara penilaian dimulai dengan tes dan pengukuran dilapangan sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan dan teknis, hasil yang diperoleh
kemudian dimasukkan dan disesuaikan dengan tabel nilai tes.
f) Nilai tes
Tabel 3.1. Nilai tes passing bawah
NO HASIL
NILAI LAKI-LAKI PEREMPUAN
1. > 47 > 45 5 2. 40 – 46 37 – 44 4 3. 27 – 39 21 – 36 3 4. 17 – 26 13 – 20 2 5. < 16 < 12 1
(Sumber: Depdiknas, Petunjuk Tes Keterampilan Bola Voli usia
13-15 tahun. 1999: 17)
45
b. Aspek Afektif dan Kognitif
Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah check list. Check
list adalah suatu daftar yang berisi nama – nama subjek dan faktor – faktor
yang hendak diselidiki. Check list dimaksudkan untuk menyistematiskan
catatan observasi, dengan check list dapat lebih dijamin bahwa peneliti
mencatat sikap kejadian yang betapapun kecilnya tetapi telah dipandang
penting dan telah ditetapkan akan diselidiki.
Berikut adalah instrumen yang di pakai yaitu check list untuk
aspek afektif dalam bermain 3 on 3 bola voli:
No Indikator kemampuan Ya Tidak
1 Bekerja sama dengan teman satu tim. (A)
2 Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak
ragu-
ragu). (B)
3 Mentaati peraturan. (C)
4 Menghormati wasit (sportif). (D)
5 Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam
bermain. (E)
Keterangan: berikan skor 1 untuk jawaban “ ya” atau skor 0 untuk jawaban
“ tidak”.
46
Berikut adalah instrumen yang di pakai yaitu check list untuk aspek
kognitif dalam bermain 3 on 3 bola voli:
No Indikator kemampuan Kualitas indikator
1 2 3 4 5
1 Bagaimana posisi kedua kaki saat
melakukan passing bawah dalam
permainan bolavoli? (A)
2 Bagaimana posisi kedua tangan saat
melakukan passing bawah dalam
permainan bola voli? (B)
3 Bagaimana perkenaan bola dengan
yang benar saat melakukan passing
bawah? (C)
4 Memahami peraturan permainan 3 on
3 bola voli. (D)
Keterangan: berikan tanda ( √) pada setiap kualitas jawaban.
3.8 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini ada 2 teknik analisis data yang digunakan untuk
menghasilkan kesimpulan yaitu:
1. Teknik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil
belajar passing bawah dengan menggunakan permainan 3 on 3 bola voli yang
dilihat dari tiap aspek, yaitu aspek psikomotor, aspek kognitif dan aspek afektif.
47
2. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan hasil akhir berupa nilai yang
mencakup tiga aspek dalam belajar, yaitu psikomotor, kognitif dan afektif dari
pembelajaran passing bawah bola voli yang telah dilakukan. Pada akhirnya
hasil tersebut dapat dibandingkan dengan hasil belajar passing bawah bola
voli yang diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2009/2010.
3.8.1 Peningkatan Hasil Belajar Passing Bawah Tiap Aspek pada Setiap
Siklus
Untuk mengetahui adanya peningkatan tiap aspek pada setiap siklus digunakan
rumus dibawah ini:
Prosentase skor ( % ) = Nn x 100%
Keterangan : n = Jumlah skor jawaban responden
N = jumlah skor jawaban ( Moh ali, 1987: 184)
Setelah hasil diperoleh maka dapat dibandingkan ada atau tidaknya peningkatan
tiap aspek pada tiap siklus.
3.8.2 Hasil Akhir Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli dengan
Menggunakan Permainan 3 on 3
3.9.2.1 Aspek Psikomotor
Penilaian terhadap kualitas unjuk kerja siswa, dengan rentang nilai antara
1 sampai dengan 5. Dari jumlah skor yang didapat kemudian digunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui nilai yang diperoleh dari aspek psikomotor.
Jumlah skor yang diperoleh
Nil i 50
48
3.9.2.2 Aspek Afektif
Data observasi diperoleh pada setiap tindakan yaitu dengan menggunakan
check list yang dilakukan pada setiap siklus, untuk menilai ada perubahan
peningkatan sikap siswa pada setiap siklus.
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa
menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Apabila siswa tersebut
mampu menunjukkan perilaku yang diharapkan maka berikan tanda cek ( √ ) dan
mendapat skor 1, tetapi apabila siswa tidak dapat menunjukkan perilaku yang
diharapkan maka berikan tanda cek ( √ ) dan mendapat nilai 0.
Rumus yang digunakan untuk memperoleh hasil pada aspek afektif adalah
sebagai berikut:
3.9.2.3 Aspek kognitif
Siswa memperagakan dengan baik indikator-indikator yang harus dicapai
pada saat melakukan passing bawah dalam permainan 3 on 3 bola voli. Jika
indikator-indikator tersebut dapat tercapai maka berikan tanda cek ( √ ). Penilaian
terhadap kualitas gerakan yang diperagakan siswa, dengan rentang nilai antara 1
sampai dengan 5.
Rumus yang digunakan untuk memperoleh hasil pada aspek kognitif
adalah sebagai berikut:
Jumlah skor yang diperoleh
Nil i 30
Jumlah skor yang diperoleh
Nil i 20
49
3.9.2.4 Nilai akhir hasil belajar passing bawah
Nilai akhir dari pembelajaran passing bawah bola voli menggunakan
permainan 3 on 3 ini diperoleh dari gabungan ketiga aspek di atas.
Untuk menentukan nilai akhir tersebut digunakan rumus sebagai berikut:
3.10 Indikator Keberhasilan Tindakan
Indikator keberhasilan tindakan meliputi:
1. Adanya peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli dengan
menggunakan permainan 3 on 3.
2. Prosentase ketuntasan siswa kelas VII tahun pelajaran 2010/ 2011 ini lebih
baik dari prosentase ketuntasan siswa kelas VII tahun pelajaran 2009/ 2010.
Nilai akhir =Nilai psikomotor + nilai afektif + nilai kognitif
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini merupakan pengamatan dari lapangan mengenai proses
pelaksanaan pembelajaran passing bawah bola voli dengan menggunakan
permainan 3 on 3 pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Kabupaten
Wonosobo. Dalam pembelajaran ini dilaksanakan selama 3 siklus, tiap siklus
dilakukan 1 kali pertemuan. Pada tiap siklus selalu dilakukan pengamatan baik
dari aspek afektif maupun aspek kognitif. Untuk aspek psikomotor dilakukan pre
test pada siklus I dan post test pada siklus III.
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Hasil pengamatan dan penilaian pre-test dan post-test atau dari setiap
siklus dari seluruh aspek yaitu aspek afektif, aspek kognitif dan aspek psikomotor
siswa kelas VII SMPNegeri 1 Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo di peroleh hasil
pada lampiran dan dapat dirangkum pada tabel sebagai berikut:
51
Tabel 4.1
Hasil Prosentase Pengamatan/ Penilaian Seluruh Aspek Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo
Tahun Pelajaran 2011/ 2011
No Jenis
Aspek
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
Total Rata-rata % Nilai
max Total Rata-rata % Nilai
max Total Rata-rata % Nilai
max1. Afektif 479 3.74 74,8% 5 512 4 80 % 5 566 4.42 88.4% 5 2. Kognitif 1696 13.25 66,25% 17 1716 13.41 67.05% 17 1755 13.71 68.55% 17 3. Psikomotor 270 2.1 42% 4 - - - - 425 3.32 66.4% 5
Hasil penilaian akhir siswa kelas VII SMPNegeri 1 Sukoharjo, Kabupaten
Wonosobo didapat nilai akhir siswa dengan kriteria ketuntasan minimum 75 di
peroleh hasil pada lampiran dan dapat dirangkum pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Nilai Akhir Ketuntasan Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo,
Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2010/ 2011
No Keterangan Jumlah Prosentase
1. TUNTAS 78 60.94%
2. TIDAK TUNTAS 50 39.06%
JUMLAH SISWA 128 100%
Hasil penilaian akhir tahun 2009/2010 dan hasil penilaian akhir tahun
2010/2011siswaKelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo.
Distribusi ketuntasan dari masing-masing siswa diperoleh hasil seperti pada
lampiran dan dapat dirangkum pada tabel berikut:
52
Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Nilai Akhir Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo
No Keterangan Tahun 2009/2010 Tahun 2010/2011
Jumlah siswa Prosentase Jumlah siswa Prosentase
1. Tuntas 44 33.33% 78 60.94%
2. Tidak Tuntas 88 66.67% 50 39.06%
Jumlah Keseluruhan 132 100% 128 100%
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa peningkatan hasil belajar
passing bawah pada bola voli dengan menggunakan permainan “3 on 3 pada
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo Wonososbo adalah sebagai berikut:
Berdasarkan pada hasil penelitian pada setiap aspek afektif, aspek kognitif
dan aspek psikomotor dari siklus I, siklus II dan siklus III pada tabel 4.1
diperoleh hasil dari aspek afektif pada siklus I adalah total 479, rata-rata 3,74,
prosentase 74.80% dan nilai maksimal 5, pada siklus II total 512, rata-rata 4,
prosentase 80%,nilai maksimal 5, pada siklus III total 566, rata-rata 4.42,
prosentase 88.40%,nilai maksimal 5. Hasil dari aspek kognitif afektif pada siklus I
adalah total 1696, rata-rata 13,25, prosentase 66.25% dan nilai maksimal 17, pada
siklus II total 1716, rata-rata 13.41, prosentase 67.05%,nilai maksimal 17, pada
siklus III total 1755, rata-rata 13.71, prosentase 68.55%, nilai maksimal 17. Hasil
dari aspek psikomotor pada siklus I total 270, rata-rata 2.1, prosentase 42%,nilai
maksimal 4, pada siklus III total 425, rata-rata 3.32, prosentase 66.4%,nilai
maksimal 5. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar
passing bawah bola voli dengan menggunakan permainan 3 on 3 pada setiap
53
siklus untuk aspek afektif ,aspek kognitif dan aspek psikomotor yaitu dengan
perolehan prosentase aspek afektif siklus I sebesar 74.80%, siklus II sebesar 80%,
siklus III sebesar 88.40% ,apek kognitif siklus I sebesar 66.25%, siklus II sebesar
78.88%, siklus III sebesar 80.65% dan perolehan prosentase aspek psikomotor
siklus I sebesar 42%, siklus III sebesar 66.4%. Berdasarkan hasil penelitian
ketuntasan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Kabupaten
Wonosobo Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dengan kriteria ketuntasan minimal 75.
Dari jumlah siswa 128 orang diperoleh hasil siswa yang ”tuntas” berjumlah 78
dengan jumlah prosentase sebesar 60.94%, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya adanya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, sarana
prasarana yang mendukung proses pembelajaran dan model pembelajaran 3 0n 3
permainan bola voli. Sedangkan jumlah siswa ”tidak tuntas” berjumlah 50 dengan
jumlah prosentas 39.06%, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
kurang adanya minat dalam mengikuti pembelajaran, siswa kurang bersungguh-
sungguh dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian ketuntasan belajar siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo tahun 2009/ 2010 dengan kriteria
ketuntasan minimal 73 dari jumlah siswa 132 orang diperoleh hasil siswa yang
”tuntas” berjumlah 44 dengan jumlah prosentase sebesar 33.33% dan jumlah
siswa ”tidak tuntas” berjumlah 88 dengan jumlah prosentase 66.67%, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya model pembelajaran yang monoton
atau kurang bervariatif yang menyebabkan siswa jenuh dan kurang berminat
mengikuti pembelajaran. Sedangkan hasil penelitian ketuntasan belajar siswa
54
kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo tahun 2010/ 2011
dengan kriteria ketuntasan minimal 75 dari jumlah siswa 128 orang diperoleh
hasil siswa yang ”tuntas” berjumlah 78 dengan jumlah prosentase sebesar 60.94%
dan jumlah siswa ”tidak tuntas” berjumlah 50 dengan jumlah prosentase 39.06%,
hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya diterapakan model
pembelajaran permainan 3 on 3 bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 1
Sukoharjo yang bertujuan agar siswa tidak jenuh megikuti pembelajaran passing
bawah bola voli. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa adanya peningkatan jumlah
prosentase ketuntasan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo Wonosobo.
Prosentase ketuntasan siswa kelas VII tahun pelajaran 2010/ 2011 lebih baik dari
pada prosentase ketuntasan siswa kelas VII tahun pelajaran 2009/ 2010. Walaupun
demikian, dari hasil yang telah diperoleh masih belum memuaskan karena masih
banyak siswa yang belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditentukan oleh sekolah. Hal tersebut perlu dikaji lebih dalam lagi, agar kita
tahu apa yang perlu diperbaiki, apakah dalam menentukan standar KKM, karena
dalam menentukan standar KKM juga harus mempertimbangkan kemampuan
siswanya, ataukah kualitas pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswanya kurang optimal.
4.3 Model Tindakan Kelas dengan Permainan 3 on 3
Model tindakan kelas dengan permainan 3 on 3 bola voli ini diciptakan
untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes khususnya
passing bawah bola voli, yang pada akhirnya diharapkan akan dapat
55
meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa kelas VII. Dengan
menggunakan permainan 3 on 3 ini siswa akan selalu aktif melakukan gerakan
yang juga dapat meningkatkan kemampuan gerak. Dalam permainan ini siswa
akan melatih kecepatan, ketepatan, kelentukan maupun koordinasi. Untuk lebih
jelasnya akan diterangkan secara lebih rinci tentang permainan 3 on 3 ini:
Gambaran Permainan
Permainan 3 on 3 merupakan modifikasi dari permainan bola voli yang
bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan
jasmani. Tetapi tujuan yang paling utama dari permainan ini, diharapkan para
siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan passing bawah
dengan menggunakan permainan 3 on 3 bola voli. Di dalam permainan ini jumlah
pemain hanya 3 orang dalam setiap tim. Siswa yang belum mendapat giliran
melakukan permainan maka siswa tersebut bertindak sebagai wasit. Dengan
begitu tidak banyak siswa yang hanya diam tidak melakukan aktivitas apapun.
Peralatan permainan
- Peluit
- Net bola voli
- Tiang dari besi dan bambu
- Tali ravia
- Bola voli
Aturan permainan
a) Setiap tim terdiri dari 3 orang.
b) Servis menggunakan servis bawah.
56
c) Pemain dapat melakukan sentuhan bola hanya dengan menggunakan
passing bawah.
d) Apabila salah satu dari anggota tim menggunakan teknik selain passing
bawah maka bola dinyatakan “mati” dan poin didapatkan oleh tim lawan.
e) Setiap regu diperkenankan terlebih dahulu memantulkan bola maksimal 5x
sebelum mengembalikan bola melewati atas net. Seorang pemain boleh
memantulkan bola 2x berturut-turut.
f) Bola dinyatakan dalam permainan apabila bola telah dipukul dan melewati
net. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola ”keluar”
atau satu tim gagal mengembalikan bola. Dalam permainan 3 on 3 ini tim
yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu poin (Rally Point
System).
g) Setiap tim yang memenangkan rally, pemain melakukan rotasi untuk
melakukan servis. Rotasi dilakukan dengan cara bergeser searah jarum
jam. Tidak ada pemain yang melakukan servis 2x berturut-turut.
h) Permainan selesai atau game apabila salah satu tim mencapai angka 25.
Dalam kedudukan 24-24, permainan dilanjutkan sampai tercapai selisih 2
(dua) angka (26-24, 27-25, dst).
i) Pertandingan berakhir apabila satu regu dapat memenangkan set.
Permainan ini dimainkan dengan 2 kali kemenangan. Bagi tim yang
menang akan bertanding kembali dengan tim yang menang, begitu juga
sebaliknya, tim yang kalah akan bertemu lagi dengan tim yang kalah.
57
4.4 Refleksi Model Tindakan Kelas dengan Permainan 3 on 3
4.4.1 Siklus I
Pada siklus ini terdapat empat tahap yang terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Dari keempat tahap tersebut diatas akan
diterangkan secara rinci sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam penelitian, antara lain sebagai berikut:
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian
d. Mempersiapkan lembar pengamatan
e. Mempersiapkan dokumentasi
2. Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan/ perlakuan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian yang sudah direncanakan. Sebelum menuju ke
kegiatan inti yaitu pemberian materi permainan 3 on 3, peneliti melakukan
kegiatan sebagai berikut:
4) Pendahuluan
a) Siswa dibariskan dan dihitung
b) Berdo’a bersama
c) Siswa dipresensi
d) Pemanasan
• Lari keliling lapangan voli
58
• Streching statis dan dinamis
5) Kegiatan inti
e. Guru menjelaskan pengertian dan kegunaan passing bawah
Passing bawah merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke
bawah dan memukul bola yang jatuh dari net.
f. Sebelum guru menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci mengenai passing
bawah, guru melakukan pre test terhadap siswa. Pre test ini dilakukan dengan
cara melakukan unjuk kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah.
Tes passing bawah ini dilakukan selama 60 detik.
g. Setelah semua siswa melakukan pre test tersebut, maka guru menjelaskan dan
memperagakan tahapan-tahapan melakukan teknik passing bawah yang benar.
Tahapan persiapan
Tubuh bergerak kearah bola dengan posisi kedua kaki merenggang,
tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah. Genggam jemari tangan, bentuk
landasan dengan lengan, ibu jari sejajar, siku terkunci, lengan sejajar dengan
paha, punggung lurus, mata mengikuti arah bola.
Tahapan pelaksanaan
Menerima bola di depan badan, sedikit mengulurkan kaki, tidak
mengayunkan lengan, berat badan dialihkan ke depan, pukul bola jauh dari
badan, pinggul bergerak ke depan, perhatikan bola pada saat menyentuh
lengan.
59
Gerakan lanjutan
Jari tangan tetap digenggam, siku tetap terkunci, lengan harus sejajar
dengan bahu, pindahkan berat badan kearah sasaran, perhatikan bola bergerak
ke sasaran.
h. Setelah siswa mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa
mencoba melakukan passing bawah yang diterapkan dalam sebuah permainan
yaitu permainan 3 on 3.
Gambaran Permainan
Permainan 3 on 3 merupakan modifikasi dari permainan bola voli yang
bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pelajaran
pendidikan jasmani. Tetapi tujuan yang paling utama dari permainan ini,
diharapkan para siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan
passing bawah dengan menggunakan permainan 3 on 3 bola voli. Di dalam
permainan ini jumlah pemain hanya 3 orang dalam setiap tim. Siswa yang
belum mendapat giliran melakukan permainan maka siswa tersebut bertindak
sebagai wasit. Dengan begitu tidak banyak siswa yang hanya diam tidak
melakukan aktivitas apapun.
Peralatan permainan
- Peluit
- Net bola voli
- Tiang dari besi dan bambu
- Tali ravia
- Bola voli
60
Aturan permainan
a) Setiap tim terdiri dari 3 orang.
b) Servis menggunakan servis bawah.
c) Pemain dapat melakukan sentuhan bola hanya dengan menggunakan
passing bawah.
d) Apabila salah satu dari anggota tim menggunakan teknik selain
passing bawah maka bola dinyatakan “mati” dan poin didapatkan oleh
tim lawan.
e) Setiap regu diperkenankan terlebih dahulu memantulkan bola
maksimal 5x sebelum mengembalikan bola melewati atas net. Seorang
pemain boleh memantulkan bola 2x berturut-turut.
f) Bola dinyatakan dalam permainan apabila bola telah dipukul dan
melewati net. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai,
bola ”keluar” atau satu tim gagal mengembalikan bola. Dalam
permainan 3 on 3 ini tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh
satu poin (Rally Point System).
g) Setiap tim yang memenangkan rally, pemain melakukan rotasi untuk
melakukan servis. Rotasi dilakukan dengan cara bergeser searah jarum
jam. Tidak ada pemain yang melakukan servis 2x berturut-turut.
h) Permainan selesai atau game apabila salah satu tim mencapai angka
25. Dalam kedudukan 24-24, permainan dilanjutkan sampai tercapai
selisih 2 (dua) angka (26-24, 27-25, dst).
61
i) Pertandingan berakhir apabila satu regu dapat memenangkan set.
Permainan ini dimainkan dengan 2 kali kemenangan. Bagi tim yang
menang akan bertanding kembali dengan tim yang menang, begitu
juga sebaliknya, tim yang kalah akan bertemu lagi dengan tim yang
kalah.
6) Penutup
a. Evaluasi kegiatan
b. Membariskan siswa
c. Berdo’a untuk mengakhiri kegiatan.
3. Observasi
Observasi dilakukan secara cermat, tepat dan rinci atas semua aktivitas siswa
selama proses pembelajaran. Selain itu juga dilakukan pengisian lembar
observasi dan mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan pada saat
pembelajaran berlangsung oleh peneliti dan guru penjasorkes.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru penjasorkes menganalisa jalannya
pembelajaran yang telah berlangsung. Dari hasil pengamatan yang dilakukan
pada saat siswa melakukan pembelajaran passing bawah dengan model
permainan 3 on 3 siswa dapat melakukannya dengan baik. Dari sarana dan
prasarana yang digunakan dalam permainan 3 on 3 tidak mempengaruhi
jalannya permainan. Siswa terlihat senang melakukan permainan tersebut.
Sedangkan dari segi peraturan yang dibuat masing banyak siswa yang sering
melanggarnya, misalnya:
62
a. Siswa masih menggunakan passing atas untuk menerima atau mengoper
bola.
b. Sebagian siswa melakukan servis dengan servis atas.
c. Pada peraturan diperbolehkan melakukan maksimal 5x sentuhan terhadap
bola dan maksimal 2x sentuh untuk setiap anak, tetapi pada
pelaksanaannya anak melakukan hanya dengan 1x sentuh dan bola
langsung dikembalikan kepada lawan.
Berdasarkan analisis tersebut kemudian diidentifikasi dan dijadikan bahan
masukan untuk siklus berikutnya. Siswa juga diberikan pengarahan kembali
tentang peraturan yang berlaku agar permainan 3 on 3 ini efektif diterapkan
dalam pembelajaran.
4.4.2 Siklus II
Pada siklus ini juga terdapat empat tahap yang terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam penelitian dengan melengkapi kekurangan yang terjadi pada siklus I, antara
lain sebagai berikut:
a. Menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian
b. Mempersiapkan lembar pengamatan
c. Menyiapkan dokumentasi
63
2. Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan/ perlakuan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian yang sudah direncanakan. Pada penelitian ini
hanya ada satu tindakan yang akan dilakukan yaitu penerapan permainan 3 on 3
bola voli yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah, oleh
karena itu tindakan yang dilakukan pada setiap siklus sama yaitu dengan materi
inti permainan 3 on 3 bola voli. Sebelum menuju ke kegiatan inti yaitu pemberian
materi permainan 3 on 3, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a. Siswa dibariskan dan dihitung
b. Berdo’a bersama
c. Siswa dipresensi
d. Pemanasan
• Lari keliling lapangan voli
• Streching statis dan dinamis
2) Kegiatan inti
Pada siklus I guru telah menerangkan tentang passing bawah dan permainan 3 on
3, untuk kegiatan inti pada siklus II ini siswa langsung melakukan permainan 3 on
3 sesuai dengan instruksi yang diperintahkan oleh guru. Setiap kelas terdiri dari
32 anak, sedangkan lapangan yang tersedia 4 buah lapangan, 2 lapangan putri dan
2 lapangan putra. Oleh karena itu agar pelaksanaan pembelajaran lebih efektif
maka dari jumlah siswa 32 anak dibagi menjadi 24 anak sebagai pemain
sedangkan sisanya 8 anak sebagai wasit dan pencatat skor. Dengan begitu semua
64
anak mendapat kesempatan untuk mempelajari passing bawah dengan
menggunakan permainan 3 on 3. Apabila permainan telah selesai 1 set maka
saling bergantian dari yang tadinya menjadi pemain berganti menjadi wasit dan
pencatat skor, begitu seterusnya sampai jam pelajaran penjasorkes berakhir.
3) Penutup
a. Evaluasi kegiatan
b. Membariskan siswa
c. Berdo’a untuk mengakhiri kegiatan.
3. Observasi
Observasi dilakukan secara cermat, tepat dan rinci atas semua aktifitas siswa
selama proses pembelajaran.Selain itu juga dilakukan pengisian lembar
observasi dan mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan pada saat
pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Dari kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini tidak ada kendala yang berarti
dalam proses pembalajaran. Pada saat melakukan servis masih banyak yang
menggunakan servis atas sehingga permainan tidak berjalan dengan lancar.
Setelah siswa diberi penjelasan untuk menggunakan servis atas dan siswapun
melaksanakannya, permainan dapat berjalan dengan lancar.
4.4.3 Siklus III
Siklus ke III ini merupakan siklus yang terakhir dalam penelitian ini.
Siklus ini juga terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi akhir.
65
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam penelitian dengan melengkapi kekurangan yang terjadi pada siklus II,
antara lain sebagai berikut:
a. Menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian
b. Mempersiapkan lembar pengamatan
c. Mempersiapkan dokumentasi
2. Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan/ perlakuan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian yang sudah direncanakan. Tindakan yang akan
dilakukan yaitu penerapan permainan 3 on 3 bola voli yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar passing bawah. Sebelum menuju ke kegiatan inti yaitu
pemberian materi permainan 3 on 3, peneliti yang bertindak sebagai guru
melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a. Siswa dibariskan dan dihitung
b. Berdo’a bersama
c. Siswa dipresensi
d. Pemanasan
• Lari keliling lapangan voli
• Streching statis dan dinamis
2) Kegiatan inti
66
a. Siswa melakukan kembali permainan 3 on 3 bola voli sesuai dengan instruksi
yang diberikan oleh guru. Untuk prosedur pelaksanaannya sama dengan
pelaksanaan pada siklus II yaitu:
Siswa yang berjumlah 32 anak dibagi menjadi 24 anak sebagai pemain
sedangkan sisanya 8 anak sebagai wasit dan pencatat skor. Dengan begitu
semua anak mendapat kesempatan untuk mempelajari passing bawah dengan
menggunakan permainan 3 on 3. Apabila permainan telah selesai 1 set maka
saling bergantian dari yang tadinya menjadi pemain berganti menjadi wasit
dan pencatat skor, begitu seterusnya.
b. Siswa melakukan post test passing bawah
3) Penutup
1. Evaluasi kegiatan
2. Membariskan siswa
3. Berdo’a untuk mengakhiri kegiatan
3. Observasi
Observasi dilakukan secara cermat, tepat dan rinci atas semua aktivitas siswa
selama proses pembelajaran baik dari aspek kognisi, afeksi dan juga
psikomotor.Selain itu juga dilakukan pengisian lembar observasi dan
mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Pada siklus terakhir ini kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana.
Siswa sudah menjalankan proses pembelajaran dengan baik. Dengan
67
pengelolaan kelas yang baik maka pembelajaran akan berjalan lebih efektif
dan teratur.
4.5 Faktor Penghambat Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi kendala adalah bagaimana cara
mengelola kelas dengan baik karena guru harus bisa mengawasi segala aktivitas
yang dilakukan oleh siswa. Proses pembelajaran passing bawah dengan model
permainan 3 on 3 yang dilakukan akan tidak efektif apabila guru tidak
memperhatikan jalannya permainan tersebut, karena siswa akan bermain sesuka
hatinya tanpa memperhatikan peraturan yang harus ditaati. Selain itu juga faktor
keseriusan dari siswa.
68
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1) Dari hasil penelitian yang dilakukan ada peningkatan hasil belajar passing
bawah bola voli dengan menggunakan model permainan 3 on 3 dilihat dari
peningkatan hasil prosentase pada setiap siklus. Pada Aspek afektif pada
siklus I 74.8%, siklus II 80%, dan siklus III 88.4%. Aspek kognitif pada siklus
I 66.25%, siklus II 67.05%, siklus III 68.55%. Aspek psikomotor pada pre test
(siklus I) 42% dan saat post test (siklus III) 66,44%
2) Dari hasil ketuntasan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing bawah
bola voli tahun pelajaran 2010/ 2011 lebih baik dari hasil belajar siswa dalam
pembelajaran passing bawah bola voli tahun pelajaran 2009/ 2010 dengan
peningkatan 27.61%.
5.2 Saran
Saran yang dapat penyusun berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
69
A. Model pembelajaran dengan menggunakan permainan 3 on 3 dapat menjadi
alternatif yang digunakan oleh guru penjasorkes dalam penyampaian materi
passing bawah pada bola voli.
B. Perlunya inovasi dari guru penjasorkes dalam menerapkan model
pembelajaran penjasorkes agar siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti
pembelajaran.
C. Dalam menentukan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus
disesuaikan dengan kemampuan peserta didiknya agar siswa juga dapat
memenuhi standar tersebut.
D. Hasil penelitian dapat digunakan untuk peneliti-peneliti selanjutnya.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Ateng. 1992. Asaz dan Landasan Pendidikan Jasmani. Semarang.
Departemen pendidikan dan kebudayaan.
Adang Suherman. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud.
Agus Kristianto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta. UNS Press
Depdiknas. 1999. Petunjuk Tes Keterampilan Bola Voli Usia 13-15 tahun. Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi
Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Yogyakarta. Balai Pustaka
PT (Persero)
E Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fuad Ihsan. 2003. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Herry Koesyanto.2003. Belajar Bermain Bola Voli.FIK Unnes Semarang.
http://revasportcommunity.blogspot.com/2010/10/bola-voli-lapangan-permainan-ukuran.html.
Machfud Irsyada. 2000. Bola Voli. Jakarta: Depdikbud
M Yunus. 1992.Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: Depdikbud.
Mohamad Ali. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:
Offset Angkasa
Soemitro. 1992. Permainan Kecil. Jakarta: Depdikbud
Sugiyanto, dan Sudjarwo. 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud
71
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharno HP, 1982.Dasar-Dasar Permainan Bolavoli.Yogyakarta : IKIP
Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sukintaka. 1992. Teori Bermain untuk D2 PGSD. Jakarta: Depdikbud
Sutomo, dkk. 2007. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.
Perwasitan PP. PBVSI, Dewan & Bidang. 2005. Peraturan Permainan Bola Voli. Jakarta : Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia.
Viera, Barbara L. 2004. BOLA VOLI (Tingkat Pemula) diterjemahkan oleh Monti. Jakarta: Raja Grafindo Persada
72
73
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
PPEERRAANNGGKKAATT PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN
SSIILLAABBUUSS PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII /2
84
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo
Kelas : VII (Tujuh)
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Semester : 2 (Dua)
Standar Kompetensi : 8. Mempraktikan teknik dasar permainan dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
8.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olah raga beregu bola besar lanjutan dengan koordinasi
Sepak Bola
• Mengumpan,menggir
ing dan menahan bola menggunakan kaki bagian dalam dan luar serta serta menahan dengan telapak kaki secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan variasi teknik dasar
• Bermain dengan peraturan yang
Aspek Psikomotor • Mengumpan,
menggiring dan menahan bola menggunakan kaki bagian dalam dan luar serta serta menahan dengan telapak kaki
• Melakukan variasi teknik dasar
• Bermain dengan peraturan yang
Tes praktik (Kinerja)
Tes Contoh Kinerja
Lakukan variasi dan kombinasi teknik dasar mengumpan, menggiring dan manahan bola menggunakan kaki bagian dalam dan luar serta menahan dengan telapak kaki !
3x2x40 menit
Buku teks, Buku refernsi, bola kaki, lapangan sepakbola .
85
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan **)
dimodifikasi untuk memupuk kerja sama dan toleransi
dimodifikasi
Aspek Kognitif • Mengetahui
bentuk variasi dan kombinasi teknik dasar mengumpan,menggiring dan menahan bola menggunakan kaki bagian dalam dan luar serta menahan dengan telapak
Aspek Afektif • Kerjasama,
toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan,
Tes tertulis Tes observasi
Pilihan ganda/uraian singkat Lembar observasi
Posisi telapak kaki yang benar saat menahan bola dengan telapak kaki, adalah ... a. menghadap
arah bola b. menyamping
arah bola c. memutar arah
bola d. membelakangi
arah bola Kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia
86
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
Bola Voli
• Melakukan passing
atas dan bawah secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan servis bawah dan smash tanpa awalan secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan variasi teknik dasar secara berpasangan atau kelompok
• Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi untuk me nanamkan nilai kerja sama dan
bersedia berbagi tempat dan peralatan
Aspek Psikomotor • Melakukan passaing
atas dan bawah (penguatan) • Melakukan servis
bawah dan smash tanpa awalan
• Melakukan variasi teknik dasar
• Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi
Aspek Kognitif • Mengetahui bentuk
variasi dan kombinasi teknik dasar passing atas dan bawah, servis
Tes praktik (Kinerja) Tes tertulis
Tes Contoh Kinerja Pilihan ganda/uraian singkat
berbagi tempat dan peralatan
Lakukan variasi dan kombinasi teknik dasa (passing, servis ,smash tan- pa awalan) !
Posisi telapak tangan yang benar saat melakukan servis bawah, adalah ...
3x2x40 menit
Buku teks, Buku refernsi, Bolavoli,net, lapangan bolavoli
87
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
Bola Basket
keberanian
• Melakukanmenggirin
g, passing bola dari (dada,pantul dan atas kepala) secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan shooting satu tangan dari
bawah dan smash tanpa awalan
Aspek Afektif • Kerjasama,
toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
Aspek Psikomotor • Melakukan
menggiring, passing (dada, pantul, dari atas kepala (penguatan)
• Melakukan shooting satu tangan dari depan
Tes observasi rvasi Tes praktik (Kinerja)
Lembar observasi Tes Contoh Kinerja
a. menghadap arah bola
b. menyamping arah bola
c. memutar arah bola
d. membelakangi arah bola
Kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan Lakukan variasi dan kombinasi teknik dasar (passing bola dari dada, pantul dan atas kepala, shooting satu tangan dari depan
3x2x40 menit
Buku teks, Buku refernsi, Bolabasket, lapangan bolabasket
88
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
depan dada dan lay- up shoot secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan variasi teknik dasar secara berpasangan atau kelompok
• Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi untuk memupuk siksp menghargai lawan
dada dan lay- up shoot
• Melakukan variasi teknik dasar
• Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi
Aspek Kognitif • Mengetahui bentuk
variasi dan kombinasi teknik dasar passing (dada, pantul, dari atas kepala (penguatan) dan shooting satu tangan dari depan dada dan lay- up shoot
Aspek Afektif • Kerjasama,
toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan,
Tes tertulis Tes observasi rvasi
Pilihan ganda/uraian singkat Lembar observasi
dada dan lay-up shoot)
Posisi lengan yang benar setelah melakukan passing, adalah ... a. lurus b. menyilang c. memutar d. meneukuk
Kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai
2x2x40
Buku teks, buku refernsi,bulu-tangkis, net, raket,
89
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen 8.2 Mempraktikk
an variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olah raga beregu bola keci lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan,
Bulu Tangkis
• Melakukan pegangan
raket , pukulan servis dan pukulan backhand secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan variasi teknik dasar
• Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi untuk memupuk kerja sama dan toleransi
bersedia berbagi tempat dan peralatan
Aspek Psikomotor • Memegang raket
untuk servis dan pukulan backhand
• Melakukan variasi teknik dasar
• Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi
Aspek Kognitif • Mengetahui bentuk
variasi dan kombinasi teknik dasar megangan raket , pukulan servis dan pukulan backhand
Tes praktik (Kinerja) Tes tertulis
Tes Contoh Kinerja Pilihan ganda/uraian singkat
lawan, bersedia
Lakukan variasi dan kombinasi teknik dasar pegengan raket dan pukulan servis dan backhand ! Bentuk gerakan lengan yang benar saat melakukan servis backhand, adalah ... a. memukul b. mendorong c. memutar d. meneukuk
menit
sutlecokc, lapangan bulutangkis. Buku teks, buku
90
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen bersedia berbagi tempat dan peralatan **)
Tenis Meja
• Memegang bat servis
dan pukulan backhand secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan variasi teknik dasar secara berpasangan atau kelompok
• Bermain dengan peraturan yang
dimodifikasi untuk menanamkan nilai keberanian dan kerja
Aspek Afektif • Kerjasama,
toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
Aspek Psikomotor • Memegang bat
servis dan pukulan backhand
• Melakukan variasi teknik dasar
• Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi
Aspek Kognitif • Mengetahui bentuk
variasi dan kombinasi teknik dasar megangan raket , pukulan
Tes observasi Tes praktik (Kinerja) Tes tertulis
Lembar observasi Tes Contoh Kinerja Pilihan ganda/uraian singkat
Kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan Lakukan variasi dan kombinasi teknik dasar pegangan bat pukul an servis dan back hand ! Bentuk gerakan lengan yang benar saat melakukan servis
2x2x40 menit
refernsi, bad, bola pingpong, meja pingpong, net
91
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
Tenis
sama • Memegang raket dan
pukulan backhand secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan variasi teknik dasar secara berpasangan atau kelompok
• Bermain dengan
servis dan pukulan backhand
Aspek Afektif • Kerjasama,
toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
Aspek Psikomotor • Memegang raket
dan pukulan backhand
• Melakukan variasi teknik dasar
• Bermain dengan peraturan yang dimodifikas
Tes observasi Tes praktik (Kinerja)
Lembar observasi Tes Contoh Kinerja Pilihan
backhand, adalah ... a. mengayun b. mendorong c. memutar d. meneukuk Kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan Lakukan variasi dan kombinasi teknik dasar pegangan raket pukulan servis dan back hand ! Posisi awal raket
2x2x40 menit
Buku teks, buku refernsi, raket tenis, bola tenis, net, lapangan tenis
92
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
Soft Ball
peraturan yang dimodifikas untuk me nanamkan nilai keberanian dan kerja sama
• Memgang stick dan
memukul (swing dan bunch) secara berkelompok
• Melakukan variasi
Aspek Kognitif • Mengetahui bentuk
variasi dan kombinasi teknik dasar megangan raket , dan pukulan backhand
Aspek Afektif • Kerjasama,
toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
Aspek Psikomotor • Memgang stick dan
memukul (swing dan bunch)
• Melakukan variasi teknik dasar
Tes tertulis Tes observasi Tes praktik (Kinerja)
ganda/uraian singkat Lembar observasi Tes Contoh Kinerja
yang benar sebelum memukul bola dengan teknik pukulan backhand, adalah ...
Kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan Lakukan vriasi dan kombinasi teknik dasar pegangan stick pukulan swing dan
2x2x40 menit
Buku teks, buku refernsi, stick, bola softball, glove
93
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
teknik dasar berpasangan atau kelompok
• Bermaindengan peraturan yang dimodifikasi
• Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi
Aspek Kognitif • Mengetahui bentuk
variasi dan kombinasi teknik dasar megangan stick , dan pukulan (swing dan bunch)
Aspek Afektif • Kerjasama,
toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
Tes tertulis Tes observasi
Pilihan ganda/uraian singkat Lembar observasi
bunch !
Posisi badan yang benar saat melakukan pukulan bunch, adalah ...
a. menghadap arah bola
b.membelakangi arah bola
c. menyamping arah bola
d. memutar arah bola
Kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan
2x2x40 menit
Buku teks, buku refernsi, lapangan, start block, bendera stop watch
94
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen 8.3 Mempraktikk
an variasi dan kombinasi teknik dasar atletik serta nilai toleransi, percaya diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia berbagi tempat dan peralatan **)
Lari Jarak Pendek 50M
• Melakukanteknik start
jongkok, lari, finish secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan variasi teknik dasar start jongkok, lari, finish secara
berpasangan atau kelompok
• Melakukan lomba lari dengan peraturan yangdimodifikasi untuk menanamkan nilai di- siplin dan percaya di- ri
Aspek Psikomotor • Melakukanteknik
start jongkok, lari, finish
• Melakukan variasi teknik dasar start jongkok, lari, finish
Aspek Kognitif • Mengetahui
bentuk variasi dan kombinasi teknik dasar start jongkok, lari, finish
Aspek Afektif • Toleransi, percaya
diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia berbagi
Tes praktik (Kinerja) Tes tertulis Tes observasi
Tes Contoh Kinerja Pilihan ganda/uraian singkat Lembar observas
peralatan Lakukan variasi dan kombinasi teknik dasar start jongkok, lari, finish ! Posisi badan yang benar saat melakukan lari jarak pendek, adalah ...
a. condong ke depan
b.membungkuk ke depan
c. melenting ke belakang
d. miring ke samping
2x2x40 menit
Buku teks, buku refernsi, bak lompat, bendera
95
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
Tolak Peluru Awalan Menyamping
• Melakukan teknik
dasar posisi awalan, memegang peluru, meletakan peluru dan menolak secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan variasi teknik dasar secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan lomba tolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi untuk
tempat dan peralatan
Aspek Psikomotor • Melakukan teknik
dasar posisi awalan, memegang peluru, meletakan peluru dan menolak
• Melakukan variasi teknik dasar memegang peluru, meletakan peluru dan menolak
• Melakukan lomba tolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi
Tes praktik (Kinerja)
Tes Contoh Kinerja
Toleransi, percaya diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia berbagi tempat dan peralatan Lakukan variasidan kombinas teknik dasar posisi awalan, Lakukan memegang peluru, meletakan peluru dan menolak !
96
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
Lompat Jauh Gaya
menanamkan nilai kebe ranian dan percaya diri
• Melakukan teknik
dasar awalan, meno-
Aspek Kognitif • Mengetahui
bentuk variasi dan kombinasi teknik dasar posisi awalan, memegang peluru, meletakan peluru dan menolak
Aspek Afektif • Toleransi, percaya
diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia berbagi tempat dan peralatan
Aspek Psikomotor • Melakukan teknik
dasar awalan,
Tes tertulis Tes observasi Tes praktik
Pilihan ganda/uraian singkat Lembar observasi Tes Contoh
Cara meletekan
peluru yang benar adalah ....
Toleransi, percaya diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia berbagi tempat dan peralatan
Lakukan variasi teknik dasar
2x2x40 menit
Buku teks, buku refernsi, bak lompat, bendera
97
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen 8.4 Mempraktikk
Jongkok
lak, posisi di udara, dan mendarat cara ber- pasangan atau kelom- pok
• Melakukan variasi teknik dasar cara ber pasangan atau kelompok
• Melakukan lomba lompat jauh gaya jongkok dengan peraturan yang dimodifikasi untuk menanamkan nilai kebe ranian dan percaya diri
menolak, posisi di udara, dan mendarat
• Melakukan variasi teknik dasar awalan, meno lak, posisi di udara, dan mendarat
• Melakukan lomba lompat jauh gaya jongkok dengan peraturan yang dimodifikasi
Aspek Kognitif • Mengetahui
bentuk variasi dan kombinasi teknik dasar awalan, menolak, posisi di udara, dan mendarat
Aspek Afektif • Toleransi, percaya
(Kinerja) Tes tertulis Tes
Kinerja Pilihan ganda/uraian singkat Lembar
awalan, menolak, posisi di udara, dan mendarat !
Cara melakukan awalan lompat jauh dilakukan dengan ...
Toleransi, percaya
2x2x40 menit
Buku teks, buku refernsi, lapangan, pelindung badan, matras
98
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen an variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan olah raga beladiri lanjutan dengan dengan koordinasi baik serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan dan percaya diri
Pencak Silat
• Melakukan teknik
dasar tenendang (depan, belakang, samping, busur depan dan belakang) secara ber- pasangan atau kelompok
• Melakukan teknik dasar pukulan (depan, bawah, atas, samping) secara berpasangan atau kelompok
diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia berbagi tempat dan peralatan
Aspek Psikomotor • Melakukan variasi
dan kombinasi teknik dasar menendang (depan, belakang, samping, busur depan dan belakang)
• Melakukan variasi dan kombinasi teknik dasar pukulan (depan, bawah, atas, samping)
observasi Tes praktik (Kinerja)
observasi Tes Contoh Kinerja
diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia berbagi tempat dan peralatan Lakukan variasi dan kombinasi teknik dasar tenendang dan pukulan !
2x2x40 menit
Buku teks, buku refernsi, lapangan , pelindung badan, matras
99
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen Karate
• Melakukan teknik
dasar tendangan secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan teknik dasar pukulan secara berpasangan atau kelompok
Aspek Kognitif • Mengetahui
bentuk variasi dan kombinasi teknik dasar menendang (depan, belakang, samping, busur depan dan belakang) dan pukulan (depan, bawah, atas, samping)
Aspek Afektif • Keberanian,
kejujuran, menghormati
lawan dan percaya diri
Aspek Psikomotor • Melakukan variasi
dan kombinasi teknik dasar
Tes tertulis Tes observasi Tes praktik (Kinerj
Pilihan ganda/uraian singkat Lembar observasi Tes Contoh Kinerja
Posisi lutut kaki yang benar saat melakukan tendangan, adalah .. .
Keberanian, kejujuran, menghormati
lawan dan percaya diri
Lakukan variasi dan kombinasi teknik dasar
2x2x40 menit
Buku teks, buku refernsi, lapangan , pelindung badan, matras
100
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen Judo
• Melakukan teknik
dasar bantingan secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan teknik dasar kuncian secara berpasangan atau kelompok
• Melakukan variasi teknik dasar secara berpasangan atau kelompok
tendangan dan pukulan
Aspek Kognitif • Mengetahui
bentuk variasi dan kombinasi teknik dasar tendangan dan pukulan
Aspek Afektif • Keberanian,
kejujuran, menghormati
lawan dan percaya diri
Aspek Psikomotor • Melakukan variasi
dan kombinasi teknik dasar bantingan
• Melakukan variasi dan kombinasi
a) Tes tertulis Tes observasi Tes praktik (Kinerja)
Pilihan ganda/uraian singkat Lembar observasi Tes Contoh Kinerja
pukulan dan tendangan ! Posisi lutut kaki yang benar saat melakukan tendangan, adalah .. . Keberanian, kejujuran, menghormati
lawan dan percaya diri
Lakukan variasi dan kombinasi teknik dasar bantingan dan kuncian !
101
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian
Kompetensi*
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen teknik dasar kuncian
Aspek Kognitif • Mengetahui
bentuk variasi dan kombinasi teknik dasar bantingan dan kuncian
Aspek Afektif • Keberanian,
kejujuran, menghormati
lawan dan percaya diri
Tes tertulis Tes observasi
Pilihan ganda/uraian singkat Lembar observasi
Posisi badan yang benar saat akan melakukan teknik bantingan adalah ....
Keberanian, kejujuran, menghormati
lawan dan percaya diri
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness) Kerja sama ( Cooperation ) Toleransi ( Tolerance ) Percaya diri ( Confidence ) Keberanian ( Bravery )
152
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VII / 2
Standar Kompetensi
1. Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai
yang terkandung didalamnya.
Kompetensi Dasar
1.1 Mempraktikan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar
beregu serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, memecahkan masalah,
menghargai teman keberanian.
Alokasi Waktu : 3 x 2 x 40 menit (3 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan passing bawah bola voli dengan benar.
b. Siswa dapat bermain bola voli dengan baik menggunakan peralatan dan
peraturan yang dimodifikasi untuk memupuk nilai kerja sama, toleransi,
percaya diri, keberanian, menghargai teman.
B. Materi Pembelajaran
Permainan Bola voli
• Passing bawah bolavoli
• Bermain bola voli menggunakan peralatan dan peraturan yang
dimodifikasi
Lampiran 9
153
C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = Pre test dan penugasan
- Pertemuan 2 = Penugasan
- Pertemuan 3 = Penugasan dan post test
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 menit)
i. Guru menjelaskan pengertian dan kegunaan passing bawah
Passing bawah merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang
ke bawah, dan memukul bola yang jatuh dari net.
j. Sebelum guru menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci mengenai
passing bawah, guru melakukan pre test terhadap siswa. Pre test ini
dilakukan dengan cara melakukan unjuk kemampuan siswa dalam
melakukan passing bawah.
k. Setelah semua siswa melakukan pre test tersebut, maka guru
menjelaskan dan memperagakan tahapan-tahapan melakukan teknik
passing bawah yang benar.
154
Tahapan persiapan
Tubuh bergerak kearah bola dengan posisi kedua kaki
merenggang, tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah.
Genggam jemari tangan, bentuk landasan dengan lengan, ibu
iari sejajar, siku terkunci, lengan sejajar dengan paha,
punggung lurus, mata mengikuti arah bola.
Tahapan pelaksanaan
Menerima bola di depan badan, sedikit mengulurkan
kaki, tidak mengayunkan lengan, berat badan dialihkan ke
depan, pukul bola jauh dari badan, pinggul bergerak ke depan,
perhatikan bola pada saat menyentuh lengan.
Gerakan lanjutan
Jari tangan tetap digenggam, siku tetap terkunci,
lengan harus sejajar dengan bahu, pindahkan berat badan
kearah sasaran, perhatikan bola bergerak ke sasaran.
l. Setelah siswa mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh guru,
siswa mencoba melakukan passing bawah yang diterapkan dalam
sebuah permainan yaitu permainan 3 on 3.
155
Gambaran Permainan
Permainan 3 on 3 merupakan modifikasi dari
permainan bola voli yang bertujuan untuk meningkatkan
minat siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani.
Tetapi tujuan yang paling utama dari permainan ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
passing bawah pada permainan bola voli. Di dalam permainan
ini jumlah pemain hanya 3 orang dalam setiap tim. Walaupun
tidak melibatkan banyak anak dalam sekali permainan tetapi
permainan ini akan lebih efektif dan terfokus karena siswa
bisa benar-benar diamati oleh guru.
Peralatan permainan
- Peluit
- Net
- Tiang
- Bola voli
Aturan permainan
j) Setiap tim terdiri dari 3 orang.
k) Servis menggunakan servis bawah.
l) Pemain dapat melakukan sentuhan bola hanya dengan
menggunakan passing bawah.
156
m) Apabila salah satu dari anggota tim menggunakan teknik
selain passing bawah maka bola dinyatakan “mati” dan
poin didapatkan oleh tim lawan.
n) Setiap regu diperkenankan terlebih dahulu memantulkan
bola maksimal 5x sebelum mengembalikan bola melewati
atas net. Seorang pemain boleh memantulkan bola 2x
berturut-turut.
o) Bola dinyatakan dalam permainan apabila bola telah
dipukul dan melewati net. Permainan dilanjutkan hingga
bola menyentuh lantai, bola ”keluar” atau satu tim gagal
mengembalikan bola. Dalam permainan 3 on 3 ini tim yang
memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (Rally
Point System).
p) Setiap tim yang memenangkan rally, pemain melakukan
rotasi untuk melakukan servis. Rotasi dilakukan dengan
cara bergeser searah jarum jam. Tidak ada pemain yang
melakukan servis 2x berturut-turut.
q) Permainan selesai atau game apabila salah satu tim
mencapai angka 25. Dalam kedudukan 24-24, permainan
dilanjutkan sampai tercapai selisih 2 (dua) angka (26-24,
27-25, dst).
r) Pertandingan berakhir apabila satu regu dapat
memenangkan set. Permainan ini diterapkan dalam
157
pembelajaran sehingga hanya dimainkan dengan 1 kali
kemenangan karena keterbatasan waktu.
3. Penutup
a. Evaluasi kegiatan
b. Membariskan siswa
c. Berdo’a untuk mengakhiri kegiatan.
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menginstruksikan kepada siswa untuk melakukan permainan bola
voli yang telah dimodifikasi yaitu permainan 3 on 3.
Gambaran Permainan
Permainan 3 on 3 merupakan modifikasi dari permainan
bola voli yang bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam
mengikuti pelajaran pendidikan jasmani. Tetapi tujuan yang paling
utama dari permainan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam melakukan passing bawah pada permainan bola voli.
Di dalam permainan ini jumlah pemain hanya 3 orang dalam setiap
tim. Walaupun tidak melibatkan banyak anak dalam sekali
158
permainan tetapi permainan ini akan lebih efektif dan terfokus
karena siswa bisa benar-benar diamati oleh guru.
Peralatan permainan
- Peluit
- Net
- Tiang
- Bola voli
Aturan permainan
i. Setiap tim terdiri dari 3 orang
ii. Servis menggunakan servis bawah.
iii. Pemain dapat melakukan sentuhan bola hanya dengan
menggunakan passing bawah.
iv. Apabila salah satu dari anggota tim menggunakan teknik
selain passing bawah maka bola dinyatakan “mati” dan poin
didapatkan oleh tim lawan.
v. Setiap regu diperkenankan terlebih dahulu memantulkan bola
maksimal 5x sebelum mengembalikan bola melewati atas net.
Seorang pemain boleh memantulkan bola 2x berturut-turut.
vi. Bola dinyatakan dalam permainan apabila bola telah dipukul
dan melewati net. Permainan dilanjutkan hingga bola
menyentuh lantai, bola ”keluar” atau satu tim gagal
mengembalikan bola. Dalam permainan 3 on 3 ini tim yang
159
memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (Rally
Point System).
vii. Setiap tim yang memenangkan rally, pemain melakukan rotasi
untuk melakukan servis. Rotasi dilakukan dengan cara
bergeser searah jarum jam. Tidak ada pemain yang melakukan
servis 2x berturut-turut.
viii. Permainan selesai atau game apabila salah satu tim mencapai
angka 25. Dalam kedudukan 24-24, permainan dilanjutkan
sampai tercapai selisih 2 (dua) angka (26-24, 27-25, dst).
ix. Pertandingan berakhir apabila satu regu dapat memenangkan
set. Permainan ini diterapkan dalam pembelajaran sehingga
hanya dimainkan dengan 1 kali kemenangan karena
keterbatasan waktu.
3. Penutup
a. Evaluasi kegiatan
b. Membariskan siswa
c. Berdo’a untuk mengakhiri kegiatan.
Pertemuan 3 (2 x 40 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Siswa melakukan kembali permainan 3 on 3 bola voli sesuai dengan
instruksi yang diberikan oleh guru.
Gambaran Permainan 3 on 3
160
Permainan 3 on 3 merupakan modifikasi dari permainan bola
voli yang bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam
mengikuti pelajaran pendidikan jasmani. Tetapi tujuan yang paling
utama dari permainan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam melakukan passing bawah pada permainan bola voli. Di
dalam permainan ini jumlah pemain hanya 3 orang dalam setiap tim.
Walaupun tidak melibatkan banyak anak dalam sekali permainan
tetapi permainan ini akan lebih efektif dan terfokus karena siswa bisa
benar-benar diamati oleh guru
Aturan permainan
a) Setiap tim terdiri dari 3 orang.
b) Servis menggunakan servis bawah.
c) Pemain dapat melakukan sentuhan bola hanya dengan
menggunakan passing bawah.
d) Apabila salah satu dari anggota tim menggunakan teknik selain
passing bawah maka bola dinyatakan “mati” dan poin didapatkan
oleh tim lawan.
161
e) Setiap regu diperkenankan terlebih dahulu memantulkan bola
maksimal 5x sebelum mengembalikan bola melewati atas net.
Seorang pemain boleh memantulkan bola 2x berturut-turut.
f) Bola dinyatakan dalam permainan apabila bola telah dipukul dan
melewati net. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh
lantai, bola ”keluar” atau satu tim gagal mengembalikan bola.
Dalam permainan 3 on 3 ini tim yang memenangkan sebuah reli
memperoleh satu angka (Rally Point System).
g) Setiap tim yang memenangkan rally, pemain melakukan rotasi
untuk melakukan servis. Rotasi dilakukan dengan cara bergeser
searah jarum jam. Tidak ada pemain yang melakukan servis 2x
berturut-turut.
h) Permainan selesai atau game apabila salah satu tim mencapai
angka 25. Dalam kedudukan 24-24, permainan dilanjutkan
sampai tercapai selisih 2 (dua) angka (26-24, 27-25, dst).
i) Pertandingan berakhir apabila satu regu dapat memenangkan set.
Permainan ini diterapkan dalam pembelajaran sehingga hanya
dimainkan dengan 1 kali kemenangan karena keterbatasan
waktu.
c. Siswa melakukan post test passing bawah
3. Penutup
d. Evaluasi kegiatan
e. Membariskan siswa
162
f. Berdo’a untuk mengakhiri kegiatan
E. Sumber Belajar
- Ruang terbuka yang datar dan aman
- Bola
- Net
- Buku teks
163
F. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator pencapaian kompetensi
Penilaian
TeknikBentuk
InstrumenContoh
Instrumen Aspek Psikomotor • Melakukan passing bawah
Aspek Kognitif • Mengetahui dan
memahami permainan 3 on 3 dan teknik dasar passing bawah
Aspek Afektif • Kerja sama, toleransi,
memecahkan masalah, menghargai teman dan keberanian
Tes praktik (Kinerja) Tes observasi Tes observasi
Tes Contoh Kinerja Lembar observasi
Lembar observasi
• Lakukan teknik dasar passingbawah bola voli selama 60 detik
• Memahami peraturan permainan
3 on 3 • Memahami dan mempraktikkan
teknik dasar passing bawah dengan baik
• Mengikuti pembelajaran dengan tertib dan disiplin
• Menghormati kepemimpinann wasit
• Bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran
Lanjutan lampiran 9
164
BLANGKO TES PASSING BAWAH UNTUK ASPEK PSIKOMOTOR
KELAS VII SMP NEGERI 1 SUKOHARJO, KABUPATEN WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
NO NAMA L/ P PRE TEST
POST TEST
Lampiran 10
165
BLANGKO CHECK LIST UNTUK ASPEK AFEKTIF DALAM
PERMAINAN 3 ON 3 BOLA VOLI
No Indikator kemampuan Ya Tidak
1 Bekerja sama dengan teman satu tim. (A)
2 Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak
ragu-ragu). (B)
3 Mentaati peraturan. (C)
4 Menghormati wasit (sportif). (D)
5 Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam
bermain. (E)
Keterangan: berikan skor 1 untuk jawaban “ ya” atau skor 0 untuk jawaban
“ tidak”.
Lampiran 11
166
BLANGKO CHECK LIST UNTUK ASPEK KOGNITIF DALAM
PERMAINAN 3 ON 3 BOLA VOLI
No Indikator kemampuan Kualitas indikator
1 2 3 4 5
1 Bagaimana posisi kedua kaki saat
melakukan passing bawah dalam
permainan bolavoli? (A)
2 Bagaimana posisi kedua tangan saat
melakukan passing bawah dalam
permainan bola voli? (B)
3 Bagaimana perkenaan bola dengan
yang benar saat melakukan passing
bawah? (C)
4 Memahami peraturan permainan 3 on 3
bola voli. (D)
Keterangan: berikan tanda ( √) pada setiap kualitas jawaban.
Lampiran 12
167
HASIL PRE TEST PASSING BAWAH BOLA VOLI KELAS VII SMP NEGERI 1 SUKOHARJO, WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
NO NAMA L/ P
SIKLUS I
JUMLAH Hasil
KLASIFIKASI SKOR
1 2 3 4 51 ADELINA ESA RISMUNTIA P 10 √ 1 2 AGUNG RISMANTO L 29 √ 3 3 ARINI KHOIRIYAH P 12 √ 1 4 DAENY DOEWEY EFENDY L 33 √ 3 5 DIANA NOVITASARI P 13 √ 2 6 DONI L 31 √ 3 7 FAJAR SUROTO L 28 √ 3 8 FILLI P 16 √ 2 9 GYSSELA DHIAN ANISHA P 21 √ 3
10 HAERUL ANAM L 34 √ 3 11 IMAM S L 28 √ 3 12 ISTI WULANDARI P 10 √ 1 13 KHAIRUL UMAM L 29 √ 3 14 KHUSNUL KHOTIMAH P 22 √ 3 15 KOMARUDIN L 21 √ 2 16 LUKMAN PAMBUDI L 30 √ 3 17 MIJIL TAUFIK L 27 √ 3 18 NUR ALFIYANA P 17 √ 2 19 PEDRI SAPUTRA L 28 √ 3 20 PRABOWO JATI NUGROHO L 31 √ 3 21 RHEGA ESTRI RAHAYU P 13 √ 2 22 ROMA SUBYANTO L 34 √ 3 23 SILFIA P 11 √ 1 24 SISKA AGENG KURNIA P 19 √ 2 25 SISKA RETNO UTAMI P 22 √ 3 26 SRI MANINGSIH P 23 √ 3 27 SUCI TRI LESTARI P 15 √ 2 28 TRIASNI YULAIKA P 11 √ 1 29 TULUS YUWONO L 33 √ 3 30 UMI FEBRI YANTI P 21 √ 3
168
31 VEGA INDRA CAHYA L 28 √ 3 32 VERANIKA FALCA M P 12 √ 1 33 ANA PRATIWI P 30 √ 3 34 ANDRE SETIAWAN L 32 √ 3 35 ANDRIYANTO L 30 √ 3 36 ARIF SETIYONO L 24 √ 2 37 DODY SETIYAWAN L 35 √ 3 38 DWI ANANG S L 14 √ 2 39 DWI FITRIYANI P 20 √ 2 40 ERU RASTIYONO L 33 √ 3 41 FAIZAL KUMARUL S L 24 √ 2 42 FAJAR SUROTO L 22 √ 2 43 FATIHATUL P 20 √ 2 44 GILANG RAMADHAN R L 26 √ 2 45 GUNTUR TRY PAMUNGKAS L 24 √ 2 46 HENDRI MAH WIJAYANTI P 22 √ 3 47 INAYATUL AULIA P 20 √ 2 48 ISMA MUTMAINAH P 26 √ 3 49 ISMIYATI AHADIYAH P 12 √ 1 50 KHOLIFAH P 11 √ 1 51 LIAN DWI MUHAROM L 26 √ 2 52 LISTA ELITIANA P 19 √ 2 53 LULU ARVIANA P 19 √ 2 54 MEGA SANTIKA P 15 √ 2 55 NARIYATI P 21 √ 3 56 NORMAN SANTOSO L 27 √ 3 57 RINDO ARFAN L 29 √ 3 58 RIZKI OKTAVIA P 17 √ 2 59 SLAMET BUDI RIYANTO L 35 √ 3 60 SONIA APRILIA SARASWATI P 19 √ 2 61 TRI ANTORO L 34 √ 3 62 TRISKA SETIA DINANTI P 23 √ 3 63 ULI FATMAWATI P 28 √ 3 64 YUNI SUTANTRI P 19 √ 2 65 AHMAD AZI WIBOWO L 24 √ 2 66 ANGGA YUNIS P L 21 √ 2
169
67 ASRIYATI P 12 √ 1 68 BAYU PUTRA PRATAMA L 28 √ 3 69 DEVITA APRILLIANY P 9 √ 1 70 DIAS TARI P 11 √ 1 71 DINA PANCA WARDANI P 9 √ 1 72 IHSAN DWI AMINUDIN L 19 √ 2 73 ISKA APRILIA P 12 √ 1 74 KUSWANTORO L 40 √ 4 75 LUSI SEPTIANA P 11 √ 1 76 MARVITANINGSIH P 12 √ 1 77 MOCHAMAD ANDI S L 34 √ 3 78 MUHAMAD ALFIAN AFANDI L 31 √ 3 79 NANANG RAHAYU L 28 √ 3 80 NOFIANINGSIH P 10 √ 1 81 NUGROHO ADE P L 25 √ 2 82 PUTRI PUJA PANGESTI P 18 √ 2 83 RINI SUPRIHATIN P 11 √ 1 84 RISKA UTAMI P 10 √ 1 85 RISKI FITRI ANA P 12 √ 1 86 SARA ASIANA P 12 √ 1 87 SITI FATIMAH P 9 √ 1 88 SITI NURALISAH P 13 √ 2 89 SULISTIANTO L 28 √ 3 90 TRI SETIYOWATI P 17 √ 2 91 TRIO AFRI SAPUTRA L 23 √ 2 92 TUTI AMBARWATI P 11 √ 1 93 YUDIYANTO L 26 √ 2 94 YULDI BADRUN N L 29 √ 3 95 YULIADI SETIYAWAN L 31 √ 3 96 YULIYAH P 12 √ 1 97 ABI MAHENDRA L 28 √ 3 98 ADI TOSA L 32 √ 3 99 ALMANIA FITROHTULUYONO L 25 √ 2 100 ANGGA WIDIONO L 20 √ 2 101 ASRIAH P 11 √ 1 102 DESI SOLEHATUN P 10 √ 1
170
103 ELI ERNAWATI P 9 √ 1 104 ERWIN L 23 √ 2 105 FILDAYANTI P 10 √ 1 106 HANIF SANDI DWI S L 25 √ 2 107 HUDA FITRIYANTO L 34 √ 3 108 HUSOENI KHASAN AS'ARI L 20 √ 2 109 INDRA SETIAWAN L 18 √ 2 110 IPI SILVIYA P 12 √ 1 111 ISTI ZUMAROH P 11 √ 1 112 KRISTIYAH P 14 √ 2 113 MAMAS SUTOPO L 10 √ 1 114 MORNING TYAS CHAMSIYAH P 14 √ 2 115 MUNASEH P 8 √ 1 116 NESA KUSMINAH P 16 √ 2 117 PRIHAJENG SEKAR MENUR P 20 √ 2 118 RESTI NOVIANA P 13 √ 2 119 RIA TRI YANA P 15 √ 2 120 RISKA GUNAWAN P 22 √ 3 121 RONI VERBALANI L 26 √ 2 122 RRAYUDHA DWI YANDARU L 28 √ 3 123 SALFIA P 12 √ 1 124 SASKIA FARAH SAUFIKA P 17 √ 2 125 STEVEN WIJAYA L 19 √ 2 126 TAAT NURJIANSAH L 18 √ 2 127 TITIN APRILIANA P 14 √ 2 128 YUDA ABADILLAH L 15 √ 1
TOTAL 270 RATA-RATA 2,1
PROSENTASE ASPEK PSIKOMOTOR PRE-TEST 42% NILAI MAKSIMAL 4
171
A B C D E A B C D E A B C D E1 ADELINA ESA RISMUNTIA 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 302 AGUNG RISMANTO 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 0 3 1 1 1 1 0 4 243 ARINI KHOIRIYAH 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 304 DAENY DOEWEY EFENDY 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 4 245 DIANA NOVITASARI 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 4 246 DONI 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 0 3 1 1 1 1 0 4 247 FAJAR SUROTO 1 0 1 1 0 3 1 0 1 1 0 3 1 1 0 1 0 3 188 FILLI 0 0 1 1 1 3 0 0 1 1 0 2 1 1 1 1 0 4 249 GYSSELA DHIAN ANISHA 0 0 1 1 1 3 0 1 1 1 0 3 1 1 1 1 0 4 24
10 HAERUL ANAM 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 3011 IMAM S 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 3012 ISTI WULANDARI 1 0 1 1 0 3 1 0 1 1 1 4 1 1 0 1 1 4 2413 KHAIRUL UMAM 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 3014 KHUSNUL KHOTIMAH 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 3015 KOMARUDIN 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 3016 LUKMAN PAMBUDI 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 3017 MIJIL TAUFIK 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 3018 NUR ALFIYANA 0 0 1 1 0 2 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 2419 PEDRI SAPUTRA 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 0 2 1 1 1 1 0 4 2420 PRABOWO JATI NUGROHO 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 0 2 1 1 1 1 0 4 2421 RHEGA ESTRI RAHAYU 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 4 2422 ROMA SUBYANTO 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 4 2423 SILFIA 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 4 2424 SISKA AGENG KURNIA 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 3025 SISKA RETNO UTAMI 0 1 0 1 0 2 0 1 1 1 0 3 1 1 0 1 0 3 1826 SRI MANINGSIH 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 3027 SUCI TRI LESTARI 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 0 3 1 1 1 1 0 4 2428 TRIASNI YULAIKA 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 3029 TULUS YUWONO 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 4 2430 UMI FEBRI YANTI 1 0 1 1 1 4 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 30
HASIL PENGAMATAN ASPEK AFEKTIFKELAS VII SMP NEGERI 1 SUKOHARJO, WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
NO NAMASIKLUS I
JUMLAHSIKLUS II
JUMLAHSIKLUS III
JUMLAH NILAI AKHIRINDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
172
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51 ADELINA ESA RISMUNTIA P ? ? ? ? 17 20.02 AGUNG RISMANTO L ? ? ? ? 15 17.63 ARINI KHOIRIYAH P ? ? ? ? 13 15.34 DAENY DOEWEY EFENDY L ? ? ? ? 14 16.55 DIANA NOVITASARI P ? ? ? ? 12 14.16 DONI L ? ? ? ? 12 14.17 FAJAR SUROTO L ? ? ? ? 14 16.58 FILLI P ? ? ? ? 15 17.69 GYSSELA DHIAN ANISHA P ? ? ? ? 13 15.3
10 HAERUL ANAM L ? ? ? ? 15 17.611 IMAM S L ? ? ? ? 17 20.012 ISTI WULANDARI P ? ? ? ? 17 20.013 KHAIRUL UMAM L ? ? ? ? 14 16.514 KHUSNUL KHOTIMAH P ? ? ? ? 14 16.515 KOMARUDIN L ? ? ? ? 12 14.116 LUKMAN PAMBUDI L ? ? ? ? 17 20.017 MIJIL TAUFIK L ? ? ? ? 15 17.618 NUR ALFIYANA P ? ? ? ? 17 20.019 PEDRI SAPUTRA L ? ? ? ? 12 14.120 PRABOWO JATI NUGROHO L ? ? ? ? 16 18.821 RHEGA ESTRI RAHAYU P ? ? ? ? 17 20.022 ROMA SUBYANTO L ? ? ? ? 16 18.823 SILFIA P ? ? ? ? 13 15.324 SISKA AGENG KURNIA P ? ? ? ? 12 14.125 SISKA RETNO UTAMI P ? ? ? ? 15 17.626 SRI MANINGSIH P ? ? ? ? 13 15.327 SUCI TRI LESTARI P ? ? ? ? 15 17.628 TRIASNI YULAIKA P ? ? ? ? 13 15.329 TULUS YUWONO L ? ? ? ? 13 15.330 UMI FEBRI YANTI P ? ? ? ? 14 16.5
HASIL PENGAMATAN ASPEK KOGNITIF (SIKLUS II)SISWA KELAS VII, SMP NEGERI 1 SUKOHARJO, WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
NO NAMA L/ PINDIKATOR ASPEK KOGNITIF
JUMLAHA B NILAI AKHIR
C D
173
No Nama L/P KKM Nilai Akhir Keterangan1 AAN AFIF KURNIAWAN L 73.00 75.00 TUNTAS2 ADESTIYA HERMAWAN L 73.00 80.00 TUNTAS3 ALI ADI SETIYAN L 73.00 75.00 TUNTAS4 ANGGUN P 73.00 85.00 TUNTAS5 ANITA TRISNAWATI P 73.00 80.00 TUNTAS6 AWAN NIGYANTORO L 73.00 80.00 TUNTAS7 BARUDIN L 73.00 80.00 TUNTAS8 CHANA SRI KUSMIYATI P 73.00 80.00 TUNTAS9 DEKA ROMADHON L 73.00 85.00 TUNTAS10 DONO P 73.00 80.00 TUNTAS11 ENDAH ERNA WATI L 73.00 80.00 TUNTAS12 FERI PRATAMA L 73.00 80.00 TUNTAS13 GANANG PANGGAYUH L 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS14 GILANG SURYA ARBI L 73.00 75.00 TUNTAS15 JUNJUNG PRIYUDHANA L 73.00 85.00 TUNTAS16 NADIYAH P 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS17 NADYA PRIHATININGSIH P 73.00 80.00 TUNTAS18 NANDANG FERYATNA L 73.00 85.00 TUNTAS19 NORA MERIYANA P 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS20 RADEKA ANGGARA L 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS21 RINI SEPTIANA P 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS22 RISMA APRIYONO L 73.00 80.00 TUNTAS23 RISTI HUTAMI P 73.00 80.00 TUNTAS24 RIZKI FEBRIANSYAH L 73.00 80.00 TUNTAS25 SELFIANA P 73.00 80.00 TUNTAS26 SLAMET SUPARDI L 73.00 85.00 TUNTAS27 SRI INDARWATI P 73.00 80.00 TUNTAS28 SUPARTI P 73.00 90.00 TUNTAS29 SURONO L 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS30 TRI HANDAYANI P 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS31 WIDIYANTI P 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS32 YAYAN ANDIKA L 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS33 YUNIARTI NINGSIH P 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS34 ADI SUSANTO L 73.00 80.00 TUNTAS35 AGUNG PAMUJI L 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS36 AGUS SAPUTRA L 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS37 AHMAD MA'RUF L 73.00 80.00 TUNTAS38 ALIN SETIFANI P 73.00 80.00 TUNTAS39 ANGGI EKO PAMBUDI L 73.00 80.00 TUNTAS40 ARIAN SUKMA WIJAYA L 73.00 80.00 TUNTAS41 DEVI YULIANI P 73.00 85.00 TUNTAS42 DITA RIYANI P 73.00 80.00 TUNTAS43 ENDARKO L 73.00 90.00 TUNTAS44 ERIKO WINTOKO L 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS45 ERNA SEPTIYANI P 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS46 FADHILAH ULFA K M P 73.00 70.00 TIDAK TUNTAS47 FIRMAN SOLEH HAKIM L 73.00 80.00 TUNTAS48 HARYATI P 73.00 80.00 TUNTAS49 JULIANA L 73.00 80.00 TUNTAS50 KHARISUN L 73.00 80.00 TUNTAS
HASIL NILAI AKHIR BOLA VOLISISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUKOHARJO, KAB. WONOSOBO
TAHUN 2009/2010
174
DOKUMENTASI PENELITIAN
Peneliti memberikan pengarahan kepada siswa
Siswa melakukan pemanasan lari mengelilingi lapangan
Lampiran 18
175
Siswa melakukan streching
Siswa melakukan pre test passing bawah
176
Siswa melakukan pre test passing bawah
Guru memberikan penjelasan tentang passing bawah
177
Siswa melakukan permainan 3 on 3
Siswa melakukan permainan 3 on 3
178
Siswa melakukan post test passing bawah
Siswa melakukan post test passing bawah
179
Guru melakukan evaluasi akhir
Foto bersama