Upload
vannga
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUHPENERAPANPENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAl SISWA
m SMP NEGERI 250 JAKARTA
Skripsi
Diaj ukan Kepada Fakllltas Ilmll Tarbiyah Dan Kegmuan
Untllk Memenllhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Sllljana Pendidikllll [sllllll (S.PdJ)
Oleh
lIN QURROTUL AINI
105011000014
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
PENGARUHPENERAPANPENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAl SISWA
DI SMP NEGERI 250 JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah
Untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Tarbiyah
Oleh:
lIN QURROTUI, AINI~.105011000014
Dibawah Bimbingan
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HlDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
LEMBARPENGESAHAN
Skripsi berjudul "Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaehing
,and Learning (CTL) Terhadap Motivasi Belajar PAl Siswa di SMP Negeri 250
Jakarta" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal
29 Oesember 2009 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh
gelar Sarjana SI (S.PdJ) dalal1l bidang Pendidikan Agal1la.
Ciputat, 29 Oesember 2009
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia ( Ketua Jurusan PAl)
Or.H. Abd. Fattah Wibisono, MA
NIP. :195801I2 198803 1002
.~
Sekretaris Jurusan PAl
Drs. Safiuddin Shidiq, M.Ag
NIP. : 19670328200003 I 001
Penguji I
Drs. Faridal Arkal1l, M.Pd
NIP.: 19500307197903 I 004
I!L:'2..:~ ......SPenguji II
Tanenji, MA
NIP. : 19720712 199803 I 004
l d...o"",0). .
Mengetahui
Dekan Fakuitas IImu Tarbiyah dan Keguruan
,l,Ros ada MA
5 198703 1 003
SURAT PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Iin Qurrotul Aini
TempatJtanggallahir : Tangerang, 08 Desember 1987
NIM : 105011000014
Fakultas/Jurusan : Hmu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) terhadap Motivasi Belajar PAl Siswa
di SMP Negeri 250 Jakarta
Dosen Pembimbing : Bahrissalim, M.Ag. H.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh uj ian munaqasah.
ABSTRAK
lIN QURROTUL AINI"Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual TeaclJing and Leaming (CTL)Terhadap Motivasi Belajar PAl Siswa di SMP Negeri250 Jakarta"
Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkonstrnksipengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Belajar bukan jugasekedar mengumpulkan fakta-fakta yang lalu, tetapi pengetahuan itu padadasamya merupakan organisasi dari semua yang di pahami, sehingga denganpengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola berpikir, polabertindak dan kemampuan memecahkan masalah.
Oleh karena itu seorang guru tidak boleh hanya semata-mata memberikanpengetahuan kepada siswa. Akan tetapi, siswa harus 1l1embangun pengetahuandalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara-caramengajar yang membuat informasi menjadi sangat bennllkana dan relevan bagisiswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswauntuk menemukan ataumenerapkan sendiri ide-ide mereka dan juga dengan mengajak siswa agarmenyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka untukbelajar. Hal· inisesuai dengan motto dari pendekatan kontekstual yaitu "carabelajar terbaikadalah siswa mengkonstruksikan sendiri pemahamannya".
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untukmemperoleh infonnasi objektif mengenai, bagaimana motivasi belajar PAl siswadengan diterapkan pendekatan CTL, dan untuk mel1getahui ada tidaknya pengaruhantara penerapan pendekatan CTL terhadap motivasi belajar PAl siswa. Penelitianini dilakukan di SMP Negeri 250 Jakarta dengan menggunakan metode ex postfacto. Data diperoleh melalui angket, wawancara, observasi dan dokumentasi.Dengan sampel penelitian adalah 30 siswa. Pengambilan satupel dilakukandengan random sampling.
Dari hasil penghitungan rxy sebesar 0,473. Jika melihat pada pedoman atau
anear-anear menyatakan terdapat korelasi positif antara variable Xdan variable Yyang sedang atau cukupan. Sedangkan pada pengujian hipotesis bahwaterdapatpengaruh yang positif antara penerapan pendekatan CTL terhadaprnbtivasibelajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta. Hal tersebut dapatdilihatberdasarkan jumlah nilai rxy lebih besar dari r "'bl' atau r,pada taraf signifikansi 5
% (0,473> 0,361) maupun 1% (0,473>0,463).
KATAPENGANTAR
Alhamdulillah Rabbil 'Aalamiin, segala puji bagi Allah swt atas segala
nikmat-Nya, yang telah melimpahkan kasih sayang, pemberi segala potensi dalam
diri manusia, yang Maha Pemurah lagi Maha Mulia, yang Maha Perkasa lagi
Maha Penyayang, yang Maha Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik
baiknya.
Sholawat serta salam semoga Allah swt limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk dan pedoman kepada segenap
manusia ke jalan kebaikan, untuk kehidupan di dunia dan di akhirat.
Alhamdulillah; berkat bantuan dan petunjuk dari semua pihak baik secara
moril maupun materil, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun masih
jauh dari kesempumaan. Untuk itu dengan selesainya skripsi ini, penulis tidak
lupa mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam
Negeri (UlN) SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAl) Fakultas
Jlmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN)
SyarifHidayatullah Jakarta.
3. H. Bahrissalim, M.Ag dosen pembimbing skripsi yang telah, b@yak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, pengarahan -··serta
motivasi yang bermanfaat dan tak pernah henti-hentinya bagi penulis.
4. Dr. Hj. Siti Salmiah dosen Penasehat Akademik.
5. Seluruh dosen FITK yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya
kepada penulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.
6. Pimpinan dan para staf perpustakaan U1N Jakmta yang telah memberikan
fasilitas dan pelayanan unnlk mendapatkan buku-buku yang diperlukan
sampai selesainya penelitian ini.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta (H. Ahmad Basyir Nasuhi dan Hj. Tuhfatul
Millah) yang selalu memberikan Do'a dan motivasi moril maupun materil
serta kasih sayang dan perhatian yang tak henti-hentinya.
8. Kakak dan Adik-adiku tersayang A.Kholili Rahman, A.Faturahman,
AJamaliulail, Evi Nurlutfiah A.Haqqin Najili dan AbduITohim yang sudah
banyak membantu dari awal perkuliahan sampai selesai demi tercapainya
cita-cita penulis.
9. Drs. Muhammad Syuhairi Kepala SMP Negeri 250 Jakarta yang telah
memberikan izin penulis dalam penelitian skripsi.
10. Sobari, S.Ag Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMP Negeri 250 Jakarta
yang telah meluangkan waktu untuk membantu melengkapkan data-data
yang penulis perlukan sehingga penelitian skripsi dapat diselesaikan.
11. Sahabat setiaku, M.Dhaniyatul Firmansyah, Rohmat Himmatul Aliyah,
Siti Masruroh, Ulfa Qodarna, dan lin Rofina Danti tak akan terlupa pesan
dan kesannya yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat kebanggaanku, Nurrohmah, Fadhiah, Nur Awalia, Khaerul
Badriyah dan Susilawati yang selalu memberikan motivasi.
13. Ternan-ternan mahasiswa PAl angkatan 2005 khususnya kelas A (empat
tahun kita bersama)
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Bijaksana. Amin.
Penulis hanya bisa berdoa dan berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat serta sumbangan pemikiran bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya.
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah kita berharap. Semoga segala
aktivitas kita mempunyai nilai ibadah dan mendapat Ridla-Nya. Amin.
Jakarta, Desember 2009
Penulis
DAFTARISI
LEMBARPENGESAHAN
LEMBARPERNYATAAN
~Il~1r~...........•.•..................................•.....•~ ............•...... i
KATA PENGANTAR ii
))i\l!1r~I~I .............•.......................................................... j1V
DAFTAR TABEL 0 •• 0 ••••••••• , •••• " 0.. vii
DAFfAR LAMPIRAN viii
BAR I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Pembatasan Masalah 7
D. Perumusan Masalah 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 8
F. Sistematika Penulisan 8
BAR II LANDASAN TEORI
A. Strategi, Metode dan Pendekatan 10
B. Contextual Teaching and Learning (CTL) 11
1. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL 11
2. Definisi CTL 13
3. Krakteristik CTL 16
4. Peranan Guru dan Siswa dalam Pembehljaran CTL............ 17
5. Komponen-komponen Pembelajaran CTL 18
6. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional 21
C. Motivasi Belajar PAl 23
1. Motivasi 23
1. Definisi Motivasi 23
2. Tujuan Motivasi 25
3. Fungsi Motivasi 26
4. Sifat Motivasi 27
5. Macam-macam Motivasi 28
6. Peranan Motivasi dalm Belajar 28
2. Belajar 29
I. Definisi Belajar 29
2. Tujuan Belajar 30
3. Ciri-ciri dan Kriteria Kegiatan Belajar 31
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar 32
5. Prinsip-prinsip Bellliar 33
3. Indikator Motivasi Belajar 34
4. Hakekat Pembelajarall PAl 35
I. Defillisi Pelldidikan Agama Islam 35
2. Dasar-dasar Pelaksanaan PAl......................................... 37
3. Fungsi PAl 37
4. Tujuan dan Ruang Lillgkup PAl 38
D. Kerangka Berpikir 40
E. Perumusan Hipotesis 42
BAB ill METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu 43
B. Variabel Penelitian, Defmisi Konseptual dan Operasional 43
C. Metode Penelitian 44
D. Populasi dan Sampel 44
E. Tekllik Pellgumpulall Data 45
F. Instrument Penelitiall 46
G. Teknik Analisa Data 51
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 250 Jakarta 55
B. Deskripsi Data 62
C. Analisa Data 66
D. Interpretasi Data 70
BAD V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 72
B. Saran 73
DAFTAR PUSTA.KA , " 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Tabell
Tabel2
Tabel3
Tabel4
Tabel5-8
Tabel9-10
Tabel II
Tabel12
Tabel13
Tabel14
Tabel15
DAFTAR TABEL
: Data Populasi dan Sampel 45
: Kisi-kisi InstlUmen 47
: Interpretasi Kasar atau Sederhana r Product Moment 52
: Data Siswa 56
: Pendidik dan Tenaga Kependidikan 57
: Data Ruang Belajar 59
: Lapangan Olahraga dan Upacara 60
: Koleksi Buku Perpustakaan 61
: Fasilitas Penunjang Perpustakaan 61
: Distribusi Frekuensi Penerapan Pendekatan CTL 62
: Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar PAl 65
Lampiran I
Lampiran 2.1
Lampiran 2.2
Lampiran 2.3
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5.1
LamjJiran 5.2
Lampiran 5.3
Lampiran 6.1
Lampiran 6.2
Lampiran 6.3
Lampiran 7.1
Lampiran 7.2
Lampiran 8.1
LamjJiran 8.2
Lampiran 9.1
LamjJlran 9.2
Lampiran 9.3
Lampiran 9.4
Lampiran 10.1
Lampiran 10.2
Lampiran 10.3
Lampiran 10.4
Lampiran ll.l
Lampiran 11.2
DAFTAR LAMPmAN
: Lembar AngketIKuisioner
: Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum
: Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran PAl I
: Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran PAl II
: Lembar Observasi
:RPP
: Skor Hasil Uji Coba Instrumen variabel X
: Analisis Butir Uji Validitas Instrumen variabel X
: Tabel Hasil Analisis Item Instrumen variabel X
: Skor Hasil Uji Coba Instrumen variabel Y
: Analisis Butir Uji Validltas Instrumen variabel Y
: Tabel Hasil Analisis Item Instrumen variabel Y
: Skor Hasil Uji Reliabilitas Instrumen variabel X
: Langkah Perhltungan Reliabilitas Instrumen variabel X
: Skor Hasil Uji Reliabilitas Instrumen variabel Y
: Langkah Perhitungan Reliabilitas Instrumen variabel Y
: Skor Variabel Penerapan Pendekatan CTL (X)
: Perhitnngan Banyak Kelas, Panjang Kelas, dati Distribusi
Frekuensi Data Variabel X
: Perhitungan Mean, Median dati Modus Variabel X
: Perhitungan Simpangan Baku Val'iabel X
: Skor Variabel Motivasi Belajar Siswa (Y)
: Perhitnngan Banyak Kelas, Patljang Kelas, dan Distribusi
Frekuensi Data Variabel Y
: Perhitnngan Mean, Median dan Modus Variabel Y
: Perhitnngan Simpangan Baku Variabel Y
: Perhitungan Koefisien Korelasi untnk Pengujian Hipotesis
: Uji Signifikansi
Lampiran 11.3
Lampiran 12
Lampiran 13.1
Lampiran 13.2
: Perhitungan Koefisien Determinasi
: Data Sampel
: Nilai-nilai r Product Moment
: Nilai-nilai dalam Distribusi t
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak manusia menuntut kemajuau dau kehidupan, maka sejak itu
timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan
kebudayaan melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejarah pertumbuhau
masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam
memajukan kehidupan generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan
kemajuan masyarakatnya.
Masalah pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat penting
dalam kehidupan. Proses pendidikan mempakan kegiatan memobilisasi
segenap komponen pendidikan, oleh pendidik terarah kepada pencapaian
tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu di laksanakan sangat
menentukan kualitas dari pembelajaran.
l'endidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional dalam
UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidllpan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mlilla, sehat,
2
berilmu, ca!mp, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.1
Berdasarkan UU Sisdiknas diatas maka salah satu cirri manusia
berkualitas adalah mereka yang tangguh iman dan takwanya serta memiliki
akhlak mulia. Dengan demikian salah satu cirri kompetensi keluaran
pendidikan kita adalah ketangguhan dalam iman dan takwa serta memiliki
akhlak mulia, sebagai mana firman Allah swt. Dalam surat AI-Ahzab ayat 21:
'. ~T '. 'If' :M 1' .' ~ If . ~ i k::.;.. ~--t.&T J " . ~ ott ~ If J.ij.r;- r-"""~ 'J'ry.!U ~ ~,,~.J~r--u
~~:Mfij
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baikbagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Bagi umat Islam, dan khususnya pendidikan Islam, kompetensi iman
dan takwa serta memiliki akhlak mulia tersebut sudah lama disadari
kepentingannya, dan sudah diimplementasikan dalam lembaga pendidikan
Islam. Dalam pandangan Islam kompetensi imtak dan iptek serta akhlak mulia
diperlukan oleh manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di
muka bumi. Bagaimana peran khalifah tersebut dapat dilaksanakan,
diperlukan tiga hal (1) landasan yang kuat berupa imtak dan akhlak mulia, dan
(2) alat untuk melaksanakan perannya sebagai khalifah adalah iptek.
Dengan demikian tidak mengenal dikotomi antara imtak dan iptek,
namun justru sebaliknya perlu keterpadllan antara kedllanya. Berkaitan dengan
pengembangan imtak dan akhlak mulia maka yang perlu dikaji lebih lanjut
ialah peran pendidikan agama, sebagaimana dirumuskan dalam UU Sisdiknas
Nomor 20 Tahun 2003 , Pendidikan keagamaall berfungsi mempersiapkan
I Hasbullah, Dasar-dasar Jlmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GraHndo Persada, 2008),h.307
3
peserta didik meluadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan
nilai-nilai ajaran agamanya atau menjadi ahli ilmu agama?
Pendidikan keagamaan merupakan salah satu bahan kajian dalam
semua kurikulum pada semua jenjang pendidikan, mulai dari TK sampai
Perguruan Tinggi, karena dengan pendidikan manusia akan mendapat macam
macam ilmu pengetahuan, dan Allah swt akan mengangkat derajat bagi orang
orang yang memiliki ilmu pengetahuan, sebagaimana firman Allah swt dalam
surat AI-Mujaddalah ayat 11 :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengeJahuan beberapa derajat. dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu keljakan
Dalam kurikulum yang terbaru yaitu Kurikulum 2004 pada pendidikan
dasar dan menengah, Pendidikan agama merupakan salah satu mata pelajaran
yang wajib diikuti oleh peserta didik bersama dengan Pendidikan
Kewarganegaraan dan yang lainnya. Tantangan yang dihadapi dalam
Pendidikan Agama khususnya Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah mata
pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan agama Islam
bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana
mengarahkan peserta didik agar mell1i1iki kualitas iman, taqwa dan akhlak
ll1ulia.
Dengan dell1ikian ll1ateri pendidikan agall1a bukan hanya ll1engajarkan
pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian
siswa agar ll1emiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya
senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun ll1ereka berada, dan
dalall1 posisi apapun ll1ereka bekerja.
2Hasbullah, Dasar-dasar .,., h. 316
4
Maka saat ini permasalahan yang mendesak adalah bagaimana usaha
usaha yang harus dilakukan oleh para guru Pendidikan Agama Islam untuk
mengembangkan pola pembelajaran yang dapat memperluas pemahaman
peserta didik mengenai l\iaran-ajaran agamanya, mendorong mereka untuk
mengamalkaImya dan sekaligus dapat membentuk akhlak dan kepribadiannya.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,
luhur, dan indah untuk kehidupan. Tujuan pendidikan mempunyai dua fungsi
memberikan arah kepada segenap pendidikan dan merupakan sesuatu yang
ingin di capai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Pennasalahan yang sering kali di jumpai dalam pengajaran, khususnya
pengajaran agama islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada
siswa secara baik sehingga di peroleh hasil yang efektif dan efisien. Di
samping masalah lainnya yang juga sering di dapati adalah kurangnya
perhatian guru agama terhadap pola pembelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pengajaran secara baik. Karena proses pembelajaran PAl pada umumnya
hanya menggunakan metode ceramah, sehingga membuat siswa menjadijenuh
dalam proses pembelajaran.
Selain itu, sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara
apa yang mereka pell\iari dengan kehidupan nyata atau bagaimllna
pengetahuan tersebut akan di pergunakan/dimanfaatkan. Padahal hal
terpenting dalall1 pengajaran agama islam ialah kegiatan yang mendorotlg
supaya yang di ajar terampil memperbuat pekerjaan ibadat itu, baik dari segi
kegiatan badan, ataupun dad bacaan. Oleh karena itu dari pengajaran tersebllt
yang di ajar di harapkan dapat melakukan ibadat dengan mudah.
Melihat kenyataan tersebut menddrong kita untuk meningkatkah
motivasi belajar siswa agar mendapatkan hasil yang memuaskan. " Dalarn
proses belajar mengajar ada beberapa faktor yang dapllt mempengaruhi hasil
belajar siswa, di antaranya adalah: pertama karena faktor internal siswa
misalnya fisiologis atau psikologis. Kedua karena faktor eksternal, hal ini di
5
pengaruhi lingkungan alam dan lingkungan sosial".J Seseorang yang secara
internal memiliki dnkungan belajar yang tinggi, baik kondisi jasmani yang
sehat dan sempurna, kecerdasan, motivasi, bakat, minat serta pemahaman.
Tentunya akan lebih baik lagi jika didukung oleh faktor eksternal yang
menguntungkan. Oleh karena itn, dalam proses belajar mengajar perlu
diciptakan suasana dan cara yang mendukung dalam proses belajar mengajar.
Pola pembelajaran yang di butuhkan siswa adalah suatu proses yang
dapat membantu mereka untuk membangun keterkaitan antara informasi
(pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka
miliki atau mereka kuasai, yang dapat mengajarkan mereka untuk mempelajari
konsep dan memberitahukan bagaimana konsep tersebut dapat di pergunakan
di luar kelas serta proses yang memperkenankan mereka untuk bekerja
bersama-sama (cooperative).
Proses pembelajarall seperti ini diyakilli dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi siswa. Dengan kata lain, pendekatan pembelajaran
sangat berperan terhadap motivasi belajar siswa, yang implikasinya akan
berpengaruh terhadap hasil belajar yang di peroleh siswa. Salah satu
pendekatan pembelajaran yang mampu membantu guru mengaitkan materi
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa nntuk membuat
hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
adalah pendekatan kontekstual.
Pendekatan kontekstual ( CTL ) memnngkinkan proses belajar yang
tenang dan menyenangkan karena pembelajaran di lakukan secara alamiah,
sehingga peserta didik dapat mempraktikan secara langsung apa-apa yang
dipelajarinya. Dan juga pembelajaran kontekstual mendorong peserta didik
memahami hakikat, makna dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan
meraka rajln dan tenllotivasi untuk seMntlasa belajar, bahkan kecanduan
belajar.
3 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman lima Jaya, 1996), Cet. 2, h. 59
6
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Encih Suwarsih
(2009) dengan judul "Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Dengan
Bemuansa Nilai Terhadap Hasil Belajar Fisika" menyatakan bahwa sebagian
besar siswa memberikan respon positif terhadap penerapan pendekatan
kontekstual dan juga terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pendekatan
kontekstual dengan bemuansa nilai terhadap hasil belajar fisika. Oleh karena
itu pengajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual mendapatkan
respon yang positif dari siswa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian yang dalam kegiatannya
berusaha mengembangkan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang
bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pengembangan
pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) pada proses pembelajaran
diharapkan dapat memotivasi siswa untuk menjadi manusia yang berakhlakul
karimah. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang
berjudul "Pengllrllh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Terhadap Motivasi Belajar PAl Siswa di SMPN 250
Jakarta".
B. Identifikasi Ma~alah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang
masalah diatas, dapat diindentifikasi permasalahan yang menyangkut
Pengaruh Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Terhadap Motivasi Belajar PAl Siswa, yaitu:
1. Proses pembelajaran di SMPN 250 Jakarta.
2. Penerapan Jlendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
pembelajarall PAl di SMPN 250 Jakarta
3. Motivasi belajar siswa pada pembelajaran PAl di SMPN 250 Jakarta
4. Kompetensi guru PAl dalam penggunaan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) pada pembelajaran PAl di SMPN 250 Jakarta
7
5. Faktor pendukung dan penghambat penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran PAl di SMPN 250
Jakarta
6. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PAl dengan diterapkannya
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
7. Pengaruh penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) terhadap motivasi belajar PAl siswa
c. Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah di identifikasikan di atas, maka tidak
semua permasalahan dapat di teliti dalam waktu yang bersamaan. Untuk itu,
maka masalah yang akan di teliti dalam penelitian ini hanya di batasi pada dua
masalah pokok, yaitu sebagai berikut:
I. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Motivasi belajar yang dimaksud adalah suatu usaha yang disadari untuk
menggerakan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu.
3. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Negeri 250 Jakarta.
D. Perumusan MMalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapatlah di susun suatu
rumusan masalah yang akan di carikan jawabannya dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
I. Bagaimana penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) pada mata pelajaran PAl di SMPN 250 Jakarta?
8
2. Bagaimana motivasi bellUar siswa pada mata pelajaran PAl di SMPN 250
Jakarta?
3. Apakah terdapat pengaruh positif antara penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) terhadap motivasi belajar PAl siswa di
SMPN 250 Jakarta?
E. TUjuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah:
I. Untuk mengetahui penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada mata pelajaran PAl di SMPN 250 Jakarta.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAl di
SMPN 250 Jakarta.
3. Untuk mengetahui pengaruh positif antara penerapan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap motivasi belajar PAl
siswa di SMPN 250 Jakarta.
Adapun manfaat yang di peroleh dari hasil pelaksanaan penelitian ini
adalah:
I. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi kepala sekolah dan para guru
pada umumnya, khususnya guru PAl SMPN 250 Jakarta sebagai masukan
dalam penyelenggataan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL).
2. Penelitian ini juga di harapakan berguna bagi penulis dalam menambah
wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang materi atau kajian yang
akan di bahas.
F. Sistematika Pemllisan
Sistematika yang di maksud memberikan gambaran secara global
mengenai penulisan skripsi ini dan merupakan rangkaian apa saja yang akan di
uraikan nantinya, sehingga di harapkan dapat mempennudah pembaca dalam
mengikuti tahapan pembahasannya.
Susunan penulisan skripsi ini akan di uraikan sebagai berikut :
•
9
BAR I PENDAHULUAN, pada bab ini akan di uraikan sebagai berikut :
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II LANDASAN TEORl, menguraikan tentang Strategi, Pendekatan dan
Metodologi, Contextual Teaching and Learning ( latar belakang
filosofis dan psikologis CTL, definisi CTL, karakteristik CTL,
peranan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, dan beberapa
hal penting dalam pembelajaran CTL), motivasi belajar PAl (
pengertian dan beberapa hal penting tentang motivasi belajar, dan
hakikat pembelajaran PAl ), kerangka berpikir dan perumusan
hipotesis.
BAR III METODOLOGI PENELITIAN, dalam bab ini di jelaskan tentang
tempat dan waktu penelitian, Variabel penelitian, metode
penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisa data.
BAR IV HASIL PENELITIAN, pada bab ini di jelaskan gambaran umum
SMP Negeri 250 Jakarta, deskripsi data, al1alisa data dan
interpretasi data.
BAR V PENUTUP, bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
BABII
LANDASAN TEORI
A. Strategi, Metode dan Pendekatan
DaJam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan method, or
series ofactivities designed to achieves a particular educational goal (J. R.
David, J976). Jadi, dengan demikian strategi pembeJajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain
untuk meneapai tujuan pendidikan tertentu.1
Metode berasaJ dati bahasa Yunani (Greeka) yaitu metha dan hodos,
Metha berarti melalui atau meJewati, dan hodos berarti jaJan atau eara. Jadi,
metode adalah jaJan atau eara yang hams dilaJui untuk mencapai tujuan
tertentu?
Sttategi berbeda dengan metode. Strategi menul1juk j)ada sebuah
pereneanaan untuk meneapai sesuatu, sedangkan metode adaJah eara yang
dapat digunakan untuk melaksanaka\\ stHtegi.3
Jadi dengan demikian metode pada dasarnya berangkat dari snatu strategi
tertentu. WaJau seeara teoritik tersedia eukup banyak strategi dan metode
pembeJajaran yang dapat diterapkan di kelas, seyogyanya seorang pendidik
dapat memilih strategi dan metode yang efektif.
lWina Sanjaya, SlraJegi PembeJajaran Berorientasi S/Qndar Proses Pendidikan, (Jakarta:Keneana Prenada Media Group, 2005), h. 126
2 Prof. DR. Ramayulis, Mefodologi Pengajaran agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,1994), h. 104
3 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran. .... , h.127
1l
Adapun pendekatan sebenarnya berbeda baik dengan strategi maupun
metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran. Istilah ini merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya
strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau
tergantung dari pendekatan tertentu. Menurut Roy Killen (1998) misalnya, ada
dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada
guru (teacher centred approaches), dan pendekatan yang berpusat pada siswa
(student-centred approaches). 4
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi
pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan
berbagai metode pembelajaran.
B. Contextual Teachiug and Learning (CTL)
1. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL
a. Latar Belakdng Filosojis 'cTL
CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai
digagas oleh Mark BaldWin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean
Piaget. Pandangan filsafat konstruktivisme tentang hakekat pengetahuan
rnempengaruhi konsep tetltang proses bellijar, bahwa belajar bukanlah
sekedar menghafal akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan
melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil "pemberian" dari
orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi
yang dilakukan setiap individu.5
Pandangan Piaget tentang bagailhana sebenarnya pengetahuan
terbentilk dalam struktur kognitif atl~k, sangat berpengaruh terhadap
beberapa model pembelajaran di antaranya model pembelajaran
4Wina Sanjaya, Slra/egi Pembelqiaran. ..... , h. 1275 Wina Sanjaya, Pembelajaran Do/am Imp/emen/as; Kurikulum Berbasis Kompetensi.
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 111
12
kontekstual. Dan menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu
akan bennakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemberitahuan orang lain, tidak
akan menjadi pengetahuan yang bennakna. Pengetahuan yang demikian
akan mudah dilupakan dan tidak fungsional.6
b. Latar Belakang Psikologis CTL
Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa pengetahuan
terbentuk karena peran aktif subjek, maka dipandang dari sudut
psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran
ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan.
Belajar bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan stimulus dan
respon. Belajar tidak sesederhana itu. Belajar melibatkan proses mental
yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan atau
pengalaman?
Dari asumsi dan latar belakang yang mendasarinya, maka terdapat
beberapa hal yang hams anda pahami tentang belajar dalam konteks
CTL:8
a. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi
pengetahuan sesuai dehgan pengalaman yang mereka miliki
b. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan fakta yang lepas-Iepas.
Pengetahuan itu pada dasamya merupakan organisasi dari semua
yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki akan
berpengaruh terhadap pola-pola prilaku manusia.
c. Belajar adalah proses pemecahan masalah, sebah dengan
memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh yang
bukan hanya perkembangan intelektual akan tetapijuga mental dan
6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. .....• h. 2597 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dolam ... , h. 1138 Win. Sanjaya, Slralegi Pembelajaran.." h. 260
13
emosi. Belajar seCaIa kontekstual adalah belajar bagaimana anak
menghadapi setiap persoalan.
d. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara
bertahap dari yang sederhana menuju yang komplek.
e. Belajar pada hakekatnya adalah menangkap pengetahuan dari
kenyataan.
2. Definisi CTL
Teaching adalah refleksi sistem kepribadian seorang guru yang
bertindak secara professionaL Dan Learning adalah refleksi sistem
kepribadian siswa yang menunjukan prilaku yang terkait dengan tugas
yang diberikan.9 Dengan merujuk kedua definisi ini, dapat disimpulkan
bahwa dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator tanpa henti, yakni
membantu siswa menemukan makna (pengetahuan).
Pembelajaran kontekstual didasarkan pada pemikiran John Dewey
yang menjelaskan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang
dipelajari merupakan ornament atau bagian-bagian kecil kehidupan. lO Ada
beberapa pengertian yang di berikan oleh paIa ahli, di sini ditampilkan
empat pengertian yang berasal dari sumber yang berbeda-beda.
Pertama, Sistem CTt adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik
yang mereka pelajari dengan cara menghubungkah subjek-subjek
:1kademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu
dengan konteks keadadn pribadi, soshil, dan budaya mereka. Uhtuk
mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapan komponen berikul:
thembuat keterkailan-kelerkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan
yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan
9 A. Chaedar Alwasilah, Contextual Teaching & Learning lvfenjadikan Kegiatan Be/ajarMengajar Mengasyikan dan Bermakna. (Bandung: Mizan Learning Center, 2006), h. 19.
10 Abdurrahman, Meaningful/earning Re-invensi Kebermaknaan Pembelajaran,(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2007), Cet. I, h. 92
14
keIjasama, berfikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh
dan berkembang mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan
penilaian autentik.11
Kedua, CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menentukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka.12
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita fahami yaitu: (l)
dalam CTL proses pembelajarannya diorientasikan pada proses
pengalaman secara langsung, (2) dalam CTL juga siswa dituntut untuk
menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata, dan (3) CTL bukan hartya mengharapkan siswa dapat
memahami materi yang dipelajari, akan tetapi bagaimana materi pelajaran
itu dapat mewamai prilakunya.
Ketiga, CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan
pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan
peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu
lllenghubungkart dan menernpkan konijJetensi hasil belajar dalam
kehidupan sehari-hari.
CTL memungkinkan proses Helajar yang tenang dan
menyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara alamiah, sehingga
peserta didik memahami hakekat, makna, {jan manfaat belajar, sehingga
lllemungkinkan mereka raj in, dah termotivasi untuk terwujud ketika
~eserta didik menyadari tentang <lpa yang mereka perlukan untuk hidup,
dan bagaimana cara menggapainya.13
II A. Chaedar Alwasilah, Contextual Teaching & Learning ..., h. 6712 Wina Sanjaya, Pembe/ajaran da/am Imp/emen/asL., h. 109.13 E. Mulyasa, Imp/emen/asi Kuriku/um 2004. Panduan Pembe/ajaran KBK, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 137
15
Keempat, Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, del1gan melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni ; konstruktivisme
(constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat
belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
autentik (authentic assessment).
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa secara natural pikiran
mencari makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang,
dan itu dapat tetjadi melalui pencarian hubungan yang masuk akal dan
'w"'bermanfaat. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu
pendekatan pembelajaran kOl1tekstual menjadikan pengalaman lebih
relevan dan berarti bagi siswa dalam membal1gun pengetahuan yang akan
mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Pembelajaran
kontekstual menYl'\iikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran
yang dipelajari siswa del1gan konteks di mana materi tersebut digunakan,
serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya / cara
. b I' 14slswa e ajar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
CTL dapat dikatakan sebagai sebuah pel1dekatan pembelajaran yang
mengakui dan menunjukan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui
hubungan di dalam dan di latJrkelas, CTL menjadikan pengalaman lebih
relevan dan berarti bagi slswa dalam membangun pengetahuan yang akan
mereka terapkan dalam kehidl1pannya. CTL menyajikan suatu konsep
yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks
14 Trianto, Model-model Pembelajaran inovatifBerorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:l'restasi l'ustaka, 2007), h. 103-104
16
dimana materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana
cara belajar siswa.
Materi belajar akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan
menemukan arti di dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran
akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras
untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan selanjutnya siswa akan
memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan kemampuannya itu
dalam konteks di luar sekolah untuk menyelesaikan permasalahan dunia
nyata, baik secara mandiri maupuan secara kelompok.
3. Karakteristik CTL
Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran
yang menggunakan pendekatan CTL.
1. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan
yang sudah ada (activating knowledge), artinya apa yang akan
dipelajari tidak terlepas dari pengetahmln yang sudah dipelajari.
2. Pembelajaran yang konteksstual adalah belajar dalam rangka
memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).
3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahatni
dan diyakini.
4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge), artinya j:lengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak
perubahan prilaku siswa.
5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik
untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.'5
15 Wina Sanjaya, Stl'ategi Pembelajaran ... , h.256
17
4. Peranan Guru & 8iswa daJam Proses Pembelajaran CTL
Setiap siswa memiliki gaya yang berbeda dalam belajar. Perbedaan
yang dil11i1iki siswa tersebut Bobi Deporter (1992) menamakannya sebagai
unsur l110dalitas belajar. Menurutnya ada tiga tipe gaya belajar siswa, yaitu
tipe visual, auditorial, dan kinestetik. Tipe visual, adalah gaya belajar
dengan cara melihat, artinya siswa akan lebih cepat belajar dengan cara
l11enggunakan indra penglihatannya. Tipe auditorial, adalah tipe belajar
dengan cara l11enggunakan alat pendengarannya; sedangkan tipe kinestetik,
adalah tipe belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan l11enyentuh.
Dalal11 proses pel11belajaran kontekstual, setiap guru perlu
l11el11ahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu
menyesuaikan gaya l11engajar terhadap gaya belajar siswa. Dalam proses
pembelajaran konvensional hal ini sering terlupakan, sehiugga proses
pembelajaran tidak ubahnya sebagai proses pemaksaan kehendak, yang
menurut Paulo Freire sebagai sistem penindasan.
Sehubungan dengan hal itu, terdapat hal yang harus diperhatikan
bagi setiap guru manakala l11enggunakan pendekatan CTL.
I. Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu
yang sedang berkembang. Kel11ampuan belajar seseorang akan
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalat\\an
yang dimilikinya.
2. Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang batu
dan penuh tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal-hal yang
dianggap aneh dan baru.
3. Belajar bagi siswa adalah proses mertcari keterkaitan atal1
keterhubungan antara hal-hal yang baru detlgan hal-hal yang sudah
diketahui.
4. Belajar bagi anak adalah proses l11enyel11pumakan skema yang telah
ada (asimilasi) atau proses pembentukan skel11a baru (akomodasi),
dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi (mempermudah)
agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi.
18
Sesuai dengan asumsi yang mendasarinya, bahwa pengetahuan itu
diperoleh anak bukan dari informasi yang diberikan oleh orang lain
termasuk guru, akan tetapi dari proses menemukan dan
mengkonstruksinya sendiri, maka guru harus menghindari mengajar
sebagai proses penyampaian informasi. Guru perlu memandang siswa
sebagai subjek belajar dengan segala keunikannya.16
s. Komponen-Komponen Pembelajaran CTL
Dalam proses pembelajaran, konsep akan lebih bermakna bagi
siswa jika pengetahuan baru siswa diperoleh berdasarkan pengalaman
pribadi, berkomunikasi dengan orang lain, dan menghubungkan konsep
dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan tnjuh komponen
dalam CTL, yaitn: 17
I. Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)
pembelajaran kontekstUal. Pandangan konstruktivisme adalah
pengetahuan di bangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas
melalui konteks terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba.
Pengetalil1an bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah
yang siap diambil dan diingat. Tetapi manusia harus lnengkonstruksi
pengetahl1an itn dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Peserta didlk perlu dibisaakan untllk memecahkan rtJasalah,
menemukan sesuatn yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan
ide-ide. Peserta didlk harus mengkonstruksikan pengetahuan mereka
sendiri.
2. Bertanya
Pengetahuan yang di millki seseorang, selalu bermula dari
bertanya. Karena itu bertanya merupakan strategi pembelajaran yang
16 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implemenlasi ... , h.116-11717 Junaedi, dkk. Strategi Pembelajaran, Edisi Pertama ( Learning Assistance Program For
Islamic School, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008), h. 15-17
19
berbasis kontekstual. Dalam sebuah pembelajaran yang pr\lduktif,
kegiatan bertanya berguna untuk:
• Menggali informasi, baik administrasi maupun akademik
• Mengecek pemahaman peserta didik
• Membangkitkan respon pada peserta didik
• Mengetahui sejauh mana keigintahuan peserta didik
• Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui peserta didik
• Memfokuskan peserta didik pada sesuatu yang dikehendaki guru
• Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari peserta
didik, dan
• Untuk menyegarkan kembali pengetahuan peserta didik
3. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta
didik diharapkan bukan hanya hasil mengingat seperangkat fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry adalah sebagai
berikut:
• Observasi
• Bertanya
• Mengajukan dugaan
• Pengumpulan data
• penyimpulan
4. Masyarakat Belajar
Vygotsky, seorang psikolog Rusia, menyatakan bahwa
pengetahuan dan pemahaman anak ditopangbanyak OIeh komunikasi
dengan orang lain. Suatu permasalahan tidak mungkin dapat
dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Kerja
sama saling memberi dan menerima sangat dibufuhkan untuk
memecahkan suatu persoalan. Konsep masyarakatbelajar (learning
community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat
20
dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara
formal maupun dalam kelompok belajar secara alamiah.
5. Pemodelan
Yang dimaksud dengan komponen pemodelan adalah proses
pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang
dapat ditiru oleh setiap peserta didik. Misalnya, guru memberikan
contoh bagaimana merapatkan saf. Proses modeling tidak terbatas dari
guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan peserta didik yang
dianggap memiliki kemampuan.
6. Refleksi
Refleksi merupakan proses pengedapan pengalaman yang telah
dipelajari dan dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian
kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui
proses refleksi, pengalaman belajar itu akan menjadi bagian dari
pengetahuan yang dimilikinya.
7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik. Gambaran
perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran
dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru
mengidentifikasikan bahwa peserta didik mengalami kemacetan dalarn
belajar, maka guru segera bisa merlgambil tindakan yang tepat agar
peserta didik terbebas dari kemacetan belajar. Karena gambaran
gambaran tentang kemajuan belajar ltu diperlukan disepanjang proses
pembelajaran, assessment tidak dilakukan di akhir periode seperti akhir
semester.
Kemajuan belajar dinilai dari proses dengan berbagai cara, bukan
melalui hasil. Penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau
orang lain. Karekteristik authentic assessment adalah sebagai berikut:
• Dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
21
• Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
• Yang di ukur bllkan hanya mengingat fakta melainkan
keterampilan dan performansi
• Berkesinambllngan
• Terintegrasi, dan
• Oapat digunakan sebagai feed back
Sebllah kelas dikatakan menerapkan pendekatan CTL jika
menerapkan ketujllh prinsip tersebut dalam pembelajarannya. CTL dapat
diterapkan dalam kllriklllllm apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang
bagaimanaplln keadaannya (Oepdiknas, 2002).
Secara garis besar langkah-Iangklah penerapan CTL dalam kelas
sebagai berikut :
I) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemllkan sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahllan dan keterampilan barunya.
2) Laksanakan sejallh mllngkin kegiatan inkuiri lIntuk semlla topik
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bartanya
4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6) Lakllkan refleksi di akhir pertemllan
7) Lakukan penilaian yang sebenamya dengan berbagai cara. IS
6. Perbedaan CTL dengan Pelbbehljaran Konvensiollal
Apa perbedaan pokok antara pembelajaran CTL dan pembelajaran
konvensional seperti yang banyak diterapkan di sekolah sekarang ini? Oi
bawah ini dijelaskan secara singkat perbedaan kedlla model tersebllt dilihat
dari konteks tertentu.
1. CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa
berperan aktif dalam setiap proses pembellUaran dengan cara
18 Trianto, Model-model Pembelajaran ... , h. J06
22
~ene~gkan dan menggali sendiri matel'i pelajaran. Sedangkan, dalam
pembelajaran konvensional ditempatkan sebagai objek belajar
yang berperan sebagai penerima infOlmasi secara pasif.
2. Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalni kegiatan kelompok,
seperti kelja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi.
Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa lebih banyak
belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal
materi pelajaran.
3. Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara
riil; sedangkan dalam pembelajaran konvensional, pembelajaran
bersifat teoritis dan abstrak.
4. Dalam CTL, kemampnan didasarkan atas pengalaman; sedangkan
dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui
latihan-Iatihan.
5. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan
diri; sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah
nilai atau angka.
6. Dalam CTL, tindakall atau prilaku dibangun atas kesadaran diri
sendiri, misalnya individu tidak melakukan prilaku tertentu karena ia
menyadari bahwa prilaku itu memgikandan tidak bennanfaat;
sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tindakart atau prilaku
individu tidak melaknkan sesuatu disebabkart takut hukurrtan atan
sekadar untuk memperoleh aI1gka atau nilai gum.
Beberapa perbedaan pokdk di atas, menggambarkan bahwa CTL
memang memiliki karakteristik tersendiri baik diliHat dari asunisi maupun
proses pelaksanaan dan pengeloIaannya.19
19 Wina Sanjaya, Sfaralegi Pemhelajaran ... , h. 260-262
23
C. )\tlotivasi Belajar PAl
1. Motivasi
1. Definisi Motivasi
Motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin "movere" yang
kemudian menjadi "motion" yang artinya gerak atau dorongan untuk
bergerak. Jadi motif merupakan daya dorong, daya gerak, atau
penyebab seseorang untuk melakukan berbagai kegiatan dan dengan
tujuan tertentu?O Karena itu motivasi erat hubungannya dengan
"gerak" yaitu gerakan yang di lakukan manusia atau di sebut tingkah
laku atau amaliyah?l
Menurut Akyas Azhari dalam bukunya Psikologi Umum dan
Perkembangan bahwa motif adalah dorongan atau daya kekuatan dari
dalam diri seseorang yang mendorong yang bersangkutal1 untuk
berbuat atau bertingkah laku dalam rangka mencapai suatu tujuan
tertentu. Sedangkan motivasi adalah sesuatu daya yang menjadi
pendorong seseorang bertindak, dimana rumusan motivasi menjadi
sebmlh kebutuhan l1yata dan merupakan muara dari sebuah tindakal1?2
A()a tiga komponen utama dalam motivasi yaitu: (i) kebutuhan, (ii)
dorol1gan, dan (iii) tujuan. Kebutuhan teljadi bila individu merasa ada
ketidak seimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan.
Dorongan merupakal1 kekuatan mental untuk melakukan kegiatal1
dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan
mentai yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian
tujuan. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu?3
Dalam diri seseorang, tnotivasi berfungsi sebagai pendorong
kemampuan, usaha, keingitlan, menentukal1 arah, dan menyeleksi
20 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikon (Handung: RemajaRosdakarya,2004), Cet. 20, h. 114.
2' Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 7922 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT Mizan Publika,
2004), Cet. I, h. 65.23Dr. Dimyali dan Drs. Mudjiono, Be/ajar Dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2006), Cet.IlI, h.80-81
24
tingkah laku.14 Oleh karena itu, dalam psikologi motivasi diartikan
sebagai gejala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu
tingkah laku.15
Motivasi dapat juga berarti kekuatan yang menjadi pendorong
kegiatan individu, yang menunjukan kondisi dalam diri individu yang
mendorong atau menggerakan individu tersebut melakukan kegiatan
mencapai suatu tujuan.16
Sartain menggunakan kata motivasi dan drive untuk pengertian
yang sama. Ia mengatakan: pada umumnya suatu motivasi atau
dorongan adalah suatu pemyataan yang kompleks didalam suatu
organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan
(goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang
menentukanlmembatasi tingkah laku organisme itu. Jika yang kita
tekankan adalah faktanya/obyeknya, yang menarik organisme itu,
maka kita menggunakan istilah "perangsang" (incentive).17
Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah
laku yang menuntut/mendorong orang ulltuk memenuhi suatu
kebutuhan. Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu
keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu
kebutuhanltuJuan yang nyata ingin dicapai. 28
Pendapat lain mengatakan, Motivasi rnerupakan suatu usaha yang
disadari untuk menggerakan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga rnencapai haSil atau tujuan terterltu.29
"Abdul Mujib dan Jusuf Nlldzakir, Nuansa-nuansa Psikotogi Islam, (Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2002), h. 243
2S M. AlisUfSabri, Psikotogi Pendidikan... , h. 8526 Prof. Dr. Nana Syaodib Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
(Bandun~: Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.!, h. 617 Abd. Raehman Abror, Psikalogi Pendidikan. (Yogyakarta:Tiara Waeana Yogya,
1993), Ce~4, h. 6028 M. Alisuf Sabri, Penganlar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarata: Pedoman
IImu Jaya, 1993), Cet.!, h.l29.29 Abd. Raehman Abror, Psikologi Pendidikan.... h. 73.
25
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan babwa motivasi
merupakan daya gerak, daya dorong yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang yang menimbulkan tingkah laku karena adanya perangsang
dalam rangka mencapai tujuan (goal). Keberhasilan dalam kegiatan
belajar, bukan hanya ditentukan oleh faktor intelektual, tetapi juga
faktor-faktor non-intelektual, termasuk salab satunya yaitu motivasi.
Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam
dan luar individu. Terhadap tenaga-tenaga tersebut beberapa ahli
memberikan istilah yang berbeda, seperti, desakan atau drive, motif
atau motive, kebutuhan atau need dan keinginan atau wish.
Walaupun ada kesamaan dan semuanya mengarah kepada
motivasi, beberapa ahli memberikan arti khusus terhadap hal-hal
tersebut. Desakan diartikan sebagai dorongan yang diarahakan kepada
pemenuhan kebutuhan - kebutuhan jasmaniah. Motif adalah dorongan
yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rohaniah.
Kebutuhan merupakan suatu keadaan dimana individu merasakan
adanya kekurangan, atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya.
Keinginan adalab harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu
yang dibutuhkan. Walaupun ada variasi makna keempat hal tersebut
sangat bertalian erat dan sukar dipisahkan, dan semuanya termasuk
suatu kondisi yang mendorong individu melakukan kegiatan.
2. Tujulln Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adaJah untuk
menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keiIlgihan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dat>at mertit>eroleh
hasil atau mencapai tujuan tertentu.3° Setiap tindakall motivasi
mempunyai tujuan, makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan
dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu
30 Abd. Rachrnan Abror, Psikologi Pendidikan. ... , h. 73.
26
dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika
tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan
kebutuhan orang yang dimotivasi.
Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi
harus mengenal dan memahami benar-benar Jatar belakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.
3. Fungsi Motivasi
Winkel mengibaratkan motivasi dengan kekuatan mesin di
kendaraan. Mesin yang berkekuatan tinggi menjamin lajunya
kendaraan biar jalan itu mendaki dan kendaraan membawa muatan
yang berat.31
Adapun fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik sebagai
berikut:32
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan
perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. fa berfungsi sebagai mesin
bagi mobil ibarat Winkel sebelumnya. Besar keciinya motivasi
akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pendapat lain tentang Fungsi motivasi dijelaskan Abdul Rahman
Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab antara lain:
I) Penolong untuk berbuat dalam mencapai tujuan
2) Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai
3) Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai
motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang
ingin dicapai.33
31 Drs. H. Martinis Yamin, Sertifikasi Prates; Keguruan Di Indonesia, (Jakarta: GaungPersada Press, 2006), CeL I, h. I76
32 Prof.Dr.Oemar Hamalik, Proses Be/ajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003),Cet. II, h.I6I
27
Motivllsi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu
kegiatan, akan mempengaruhi kekuatan kegiatan tersebut, tetapi
motivasi juga dipengaruhi oleh tujuan. Makin tinggi dan berarti suatu
tujuan, makin besar motivasinya dan makin besar motivasi akan makin
kuat kegiatan yang dilaksanakau.
4. SiCat Motivasi
Menurut sifatnya motivasi dibedakan atas tiga maeam, yaitu:34
I) Motivasi takut (fear motivation), individu melakukan suatu
perbuatan karena takut.
2) Motivasi insentif (incentive motivation), individu melakukan
sesuatu perbuatan untuk mendapatkan suatu insentif. Bentuk
insentif ini bermaeam-maeam, seperti; mendapatkan honorarium,
bonus, hadiah, penghargaan, piagam, tanda jasa, kenaikan pangkat,
kenaikan gaji, promosijabatan dan sebagainya.
3) Sikap (attitude motivation atau self motivation), motivasi ini
bersifat instrinsik, muneul dari dalam diri individu, berbeda dari
kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrinsik dan
datang dari luar diri individu. Sikap merupakan suatu motivasi
karena menunjukan ketertarikan seseorang terhadap suatu objek.
Seseorang yang mempunyai sikap positif terhadap sesl1atu akan
menunjukan motivasi yang besar terliadap hal itu. Motivasi ini
datang dari dirinya sendiri karena addhya rasa senang atau suka
serta faktor-faktor subyektiflainnya.
Motivasi takut dan motivasi insentif bersifat ekstrlnsik artihya
lebiH terdapat pengaruh dari luar diri siswa, kedua motivasi ini perlu
diberikan kepada siswa untuk meneapai tujuan pembelajaran, namnn
motivasi sikap lebih penting, mengingat ia bersikap instrinsik atan dari
33 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, PSikologi Sualu Penganlar DalamPerspeklifIslam. (Jakarta: Keneano, 2005), CeLlI, h.149
34 Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinato, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. ... h, 64
28
dalam diri siswa, sehingga tidak ada kesan pell1aksaan, dan dilakukan
dengan penuh keikhlasan dan kesenangan.
5. Macam-macam Motivasi
M Alisuf Sabri menjelaskan, Pendorong timbulnya. tingkah laku
atau motivasi itu ada dua macalll yaitumotivasi intrinsikdan m()tivasi
ekstrinsik.35
Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tinlblll dalam diri
seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar,
misalnya: memahami konscp, memperoleh pengetahuan, melllperoleh
kemampuan dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
datangnya dari luar diri individu, atau motivasi ini tidak ada kaitannya
dengan tujuan belajar, misalnya: belajar karena takut pada guru,karena
ingin lulus, ingin memperoleh nilai tinggi, yang semuanya tidak ada
kaitan langsung dengan tujuan belajar yang dilaksanakan.
Baik motivasi instrinsik maupun Illotivasiekstrinsikkeduacduanya
dapat nienjadi pendorong unttik belajar, tiamuti tentunya aktifitas
dalam belajarnya memberikan kepuasanlganjaran ·akhir kegiatan
belajarnya maka sebaiknya motivasi yang mendorong siswauntuk
belajar adalah motivasi instritisik.
6. Peratlan Motivasi dal~m Belajar
Motivasi belajar adalah kekllatati-kekllatan atautemiga4enaga
yang dapat memberikan dorongan kepadalcegiatan; belajaFniurid?6
Motivasi belajar dapat diarlikan juga sebagai •kesellltUhatidaya
penggerak psikis di dalam diri siswa yangmenilllbulkatik~giatan
belajar, menjamin kelangsungan kegiatan beMjar danl11~mbefilcan· arah
pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatti tujuan. Dikatakan
keseluruhan, kerena pada umumnyabeberapa motif yangbersallla
sama ikut menggerakan siswa untuk belajar. Peranannya yang khas
" M. AlisufSabri, Psikologi Pendidikan. .. , h. 8536 Drs. Amir Daien IndraKusuma. Pengal1tar Urnu PendidikiIn.( Sllrabaya:Usaha
Nasional. 1973), h. 162
29
adalah dalam hal membangkitkan gairah rasa senang dan semangat
untuk belajar.
Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi siswa
menjadi tekun dalam proses belajar, dan kualitas hasil belajar siswa
kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar
mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajamya.
2. Belajar
1. Definisi Belajar
Belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Manusia terlahir sebagai makhluk lemah yang tidak mampu
berbuat apa-apa. Akan tetapi melalui proses belajar dalam fase
perkembangannya manusia bisa menguasai berbagai skill maupun
pengetahuan.37 Ilelajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis
dan jenjarlg pendidikall. Drs. Muhibbin syah, MEd melldefillisikan
bahwa belajar merupakan tahapanperubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamal1 dan intel'aksi
dengah lingkungan yang melibatkan proses kognitif.38
Ngalim ptlnvanto dalam bukullya psikologi pendidikan
menyimputkan dad beberapa ahli tentang belajar, yakhi:39
I) IleJajar meI1lmbulkan suatu perubahan (dalam arti, tingkah laku,
ka]3asltas) ydhg relatif telap.
2) Peltt~ahan ilU, pada pokoknya, membedakan antara keadllan
sebeltiltl iI1dividu berada dalam situasi belajar dan seslldah
melakukan belajar.
37Dra. Fadilah Suralaga, dkk, Psik%gi Pendidikon Da/am PerspektijIs/am,( Jakarta:UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 59
38 Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psik%gi Pendidikan, (Bandung: Rem~jaRosdakarya,1995), Cel.n, h.91
39 Drs. M. Ngalim Purwanlo, MP., Psik%gi Pendidikon... , h. 67
30
3) Perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja
atau diperkuat.
Senada dengan Ngalim Purwanto, Sumadi Suryabrara,
menjelaskan pokok-pokok definisi belajar menurut para ahli, yakni:40
I) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral
changes, aktual, maupun potensial)
2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya
kecakapan baru.
3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)
Dari beberapa rumusan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan usaha yang disengaja, dalam rangka merubah
prilaku seseoranglsiswa, dimana perubahan itu berlangsung melalui
proses yang lama dan perubahan tersebut bersifat menetap. Jadi dalam
belajar dibutuhkan adanya ketekunan dan kesabaran agar hasil dari
bellUar yang dilakukan memperoleh hasil yang maksimaI.
2. Tujuall Belajar
Belajar adalah suafu aktifitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada
yang benar-benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari
oleh orang yang helajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitahrtya dengan
perubahan/pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajat yang
positif'serta dapat dicapai secara efektif hanyalah murtgkin tetjadi
dalam jltoses belajar mengajar disekolah.
Menurut Winarno Surachmad, sebagaimana dikutip MAlisufSdbri,
tujuan belajar disekolah itu ditujukah utl!uk mencapai:41
I) Pengumpulan pengetahuan
2) Pemahaman konsep dan kecekatan/keterampilan
3) Pembentukan sikap dan perbuatan
''0 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikon (Jakarta:Rajagrafindo Pcrsada,200J), Cel kela, h.232
41 M. AlisufSabri, Psikologi Pendidikall. ... , h. 58
31
Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan kita sekarang lebih
dikenal dengan tujuan pendidikan menurut Taksonomi Bloom yaitu
tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah: kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan
faktalingatan, pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berpikir analisis,
sintesis dan evaluasi. Tujuan belajar afektif untuk memperoleh sikap,
apresiasi, karakteristik tujuan psikomotorik untuk memperoleh
keterampilan fisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak maupun
keterampilan ekspresi verbal dan non verbal.
Tujuan belajar ini penting diketahui tidak hanya oleh siswa tetapi
juga oleh guru agar terjadi proses pembelajaran yang penuh motivasi
dan keselarasan tujuan, sehingga pembelajaran dapat berjalan baik dan
tujuan dari pembelajaran pun dapat tercapai.
3. Ciri-clti dan Kriteria kegiatan Belajar
Ontuk mengenal lebih jelas tentang kegiatan apa yang disebut
belajar, maka perlu diketahui mengenai ciri-ciri kegiatanbelajar dan
criterid persyaratan yang merupakan kondisi yang fundanlcntal dalam
kegiatan bell\iar itu.
Belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentiflkasi ciri-ciri
kegiatannya sebagai berikut:42
1) Belajar adalah aktlfitas yang mel1ghasilkanperubahanpaaa dlri
individu yang beldjar (dalam arti perubrthan titlgkah lakU) baik
aktual maupun potel1sial.
2) Perubahan itu prtda dasarnya adalah· diclapatkal1nya· kemampUan
baru yang berlaku dalam waktu yang relatltJama
3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).
42 M. AJisufSabri, Psikologi Pendidikan ... , h. 57
32
Selanjutnya, belajar sebagai suatu aktifitas internal psikologis,
meskipun prosesnya sullt untuk dilihat secara nyata, tetapi kriteria
persyaratan dalam proses belajar itu dapat ditetapkan berdasarkan
kondisi yang fundamental dalam setiap kegiatan belajar. Dalam
kegiatan yang disebut belajar harus ada empat kondisi yang
fundamental pada diri orang yang belajar, yaitu adanya:
I) Suatu dorongan atau kebutuhan untuk belajar/mempelajari sesuatu.
2) Suatu perangsangan atau isyarat tertentu sebagai signal/tanda atau
bahan atau materi yang akan dipelajari.
3) Suatu respon utama dari diri orang yang belajar, apakah berupa
tindakan motorik, pengamatan, pemikiran, penghayatan, atau
perubahan fisiologis.
Suatu ganjaran pengukuhan sebagai hasil belajar yang dicapai.
4. Fakto~-faldor yang Mempellgartlhi Belajat
Ausubel , mengelompokan faktor yang mempengaruhi belajar
kedalarn dua bagian yaitu:
1) Antar- perseorangan /pribadi (interpersonal Category)43
2) Situasi
Arltar-perseorangan/pribadi (intrapersonal category), yaitu faktor
faktor yang terdapat clalam did pelajar dan meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1) Faktor atau perubahan stnllctur kognitif (cognitive structure
val'iables)
2) Kesiapan yang berkembatlg (developmental readiness)
3) Kemampuan intelektual (intellectual ability)
4) Faktor l110tivasi dan sikap (motivational and attitudionaljaktors)
5) Faktor kepribadian (personality jaktors)
43 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP., Psikologi Pendidikan ... , h. 73
33
Katagori situasi (situational category), meliputi faktor-faktor
belajar sebagai berikut:
I) Susunan atau rencana bahan pengajaran (the arrangement of
instructional)
2) Faktor kelompok atau sosial tertentu (certain group and sosial
faktors)
3) Karakteristik guru (characteristics ofthe teacher)
Tokoh lain berpendapat, ada berbagai faktor yang mempengaruhi
proses dan hasH belajar siswa di sekolah, yang secara garis besarnya
dapat dibagi dalam dua bagian yakni:44
a. Faktor internal yakni fakor-faktor yang berasaldari dalarn diri
siswa, yakni :
I) Faktor fisiologis
2) Faktor psikologis.
b. Faktor eksternal siswa yakni faktor-faktor yang berasal dari luar
diri siswa, yakni:
I) Faktor-faktor Iingkungan
2) Faktor-faktor instrumental
Kedua faktor tersebut diatils sangat berperan dalam l11empengaruhi
belajar siswa, keberhasHan dan kegagalan dalam pel11belajaran di
sekolab sangat tergantung pada kedua faktor tersebut.
~. Prinsip-prinslp Belajar
Prinsip-prilislp belajar yang dikemukan oteh Nasution, antara lain;
I) Agar seseotang Henar - benar belajar ia }jams mempunyai suatu
tujuan
2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya dan bukan karena dipaksa oleh orang lain.
44 M. AlisufSabri, Psikologi Pendidikan ... , h. 59
34
3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran
kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang
berharga baginya
4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan tingkah lakunya
5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil
hasil sambilan atau sampingan.
6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melaknkan.
7) Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya, atau
secara intekektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis dan
sebagainya.
8) Dalam hal belajar seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan
dari orang lain.
9) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk
belajar.45
Untuk itulah perlu diperhatikan bagi setiap guru yang mengajar
prinsip-prinsip tersebut, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai,
sehingga guru mampu menyiapkan strategi yang baik dan metode yang
variatif.
3. I/itlikator Motivasi Belajar
Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari
dalam dan luar diri siswa yang sedang belajar unttik mengadrtkan
perubahan tingkah laku pada umumnya dan keinginan utlil1k belajar lebih
seri1angat lagi. Indikator atau petunjuk yang drtpat dljllHikan acUan bagi
motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
1) Adanya rasa ingin tahu, minat serta perhatian siswa terHarlap peilljaran.
2) Adanya keinginan untuk meningkatkan pengetahuan dan prestasi
(keberhasilan dalam bell\iar)
3) Adanya kreativitas dalam belajar.
45 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP., Psikologi Pendidikan ... , h. 92
35
4) Adanya keinginan, semallgat, usaha yang keras dan rasa kebutuhan:<'."Ci
dalam belajar.
5) Adanya ketekunanlintensitas yang cukup banyak dalam belajar.
6) Adanya keaktivan siswa dalam belajar.
7) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila mneguasai
pelajaran.
8) Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.
9) Adanya Iingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.
10) Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.
11) Adanya figur guru yang kompeten dan menarik dalam mengajar.
12) Adanya alatlmedia yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.
4. Hakekat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
1. Definisi Pendidikan Againa Islam
Urgensi pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari pengertian
pendidikan agama Islam itu sendiri. Di dalam UUSPN No. 2/1989
pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan
jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain Pendidikan Agama. Dan
dalam penjelasanya dinyatakan bahwa pendidikan agama mernpakan
usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhall Yang
Maha Esa sesuai dengan agama yallg dianut oleh peserta didik yang
bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional.
Dalam konsep Islam, Iman merupakan potensi rohani yang harus
diaktualisasikan dalam bentuk amal shaleh, sehingga menghasilkan
prestasi rohani (iman) yang disebut taqwa. Amal saleh itu menyangkut
keserasian dan keselarasan hubungan manusia dengan Allah dan
hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk kesalehan pribadi;
hubungan manusia dengan sesamanya yang membentuk kesalehan
sosial (solidaritas sosial), dan hubungan manusia dengan alam yang
36
membentuk kesalehan terhadap alam sekitar. Kualitas amal saleh akan
menentukan derajat ketaqwaan (prestasi rohani/iman) seseorang
dihadapan Allah swt.
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu:
I. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan/atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan; dalam
arti ada yang dibimbing, diajari danlatau dilatih dalam peningkatan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap
ajaran Agama Islam.
3. Pendidik atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang
melaukan kegiatan bimbingan, pengajaran danlatau latihan secara
sadar terhadap para peserta didiknya untuk l11encapaitujuan
pendidikan agama Islam.
4. Kegiatan (pembelajaran) pendidikan agamaIslamdiarahkall untuk
menil1gkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran Agama Islam dari pesertli didik, yang
disamping untuk kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus
untuk membentuk k~salehan sosial.
Usaha pembelajaran Pendidikan ••• Agama Islam •di sekolah
diharapk~n .agar mampu Ihembentuk kesdlehan pribadi dan sekaligus
kesalehm\ sosial sehingga pendidikanagama Islamdibarapkllh jangan
sampai: (I) Menumbuhkan semangat fllnatisme; (2) Metlurhhililkan
sikap intdleran dikalangan pesel1a didik dan masyarakat Ihclbrlesia; dan
(3) Memperlemah kerukunan hidup beragama serta petsatuan dan
kesatuan nasional (Menteri Agama RI, 1996). Walhasil pendidikan
agama Islam diharapkan mampu menciptakanukbuwah Islamiyah
dalam arti luas, yaitu ukhuwah fi al- 'ubudiyah,ukb\l\vah fi al-
37
insaniyah, ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab, dan ukhuwah fi din
al-Islam.46
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar
yang kuat. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal, yaitu:
Bagian kesembilan
Pendidikan Keagamaan
Pasal30
I) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan latau
kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan
nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur
pendidikan formal, nonformal, dan informal.
4) Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (I), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.47
3. Fungsi Ptndidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan agama Islam Untuk sekolah Imadrasah
mempunyai fungsi sbb :
Pertama, pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik kepada Allah swt yang telah ditanamkan
dalam lingkungan keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh
46 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Is/am: Upaya mengefektikan Pendidikan AgamaIslam di sekolah, (Bandung: Rosda Karya, 2004), Cet. 3, h. 75-77
41 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional (Jakarta: Direktorat Jendera! pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 21
38
kembangkan lebih Ianjut mengembangkan dalam diri anak mehUui";,'ii'
bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan
tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai tingkat
perkembangannya.
Kedua, Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Ketiga, Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik dengan Iingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungan sesuai dengan ajaran Islam.
Keempat, Kebaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan
kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengajaran dalam kehidupan
sehari-hari.
Kelima, Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal statis dari
lingkungannya atau dari budaya lain yangdapat membahayakan
dirinya yang menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia
seutulmya.
Keenam, Pengajaran tentang lImu pengetahuan keagamaan secara
umum (alam nyata dan non- nyata), sistem dan fungsiorial.
Ketujuh, Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan ariak·anak yang
memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut
dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimartfalitkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.48
4. Tujuau dau Ruaug Liugkup Pendidilmn Ag~ma Islam
Berbicara tentang tujuan pendidikan meHgajak klta betolcara
tentang tujuan hidup. Sebab pendidikan bertujtJah ul1ttlk metflelihara
kehidupan manusia. Dalam konteks Islam, AI-Qur'an (6: 162) dengan
tegas mengatakan bahwa apapun tindakan yang di kerjakan oleh
manusia haruslah dikaitkan dengan Allah:
48 Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikall... , h. 34
39
"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku dan ibadat haj/ku,.... '. . ...... .,c,'·\.S?"';\:" ,>,y;;;;;~«:; ::>";'. :':" :... "
selunlh hidup dan mat/ku, semuanya untuk Allah, Tuhan seluruh
a/am ".
Juga perbincangan tentang tujuan pendidikan memastikan kita
berbincang tentang sifat-sifat asal (nature) manusia menurut
pandangan Islam, sebab pada manusia itulah dicita-citakan sesuatu
yang ditanamkan oleh pendidikan:9
Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan: "untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara."
Di dalam GBPP PAl mata pelajaran pendidikan agama Islam
kurikulum 1999, tujuan PAl tersebut lebih dipersingkat lagi, yaitu:
"agar siswa memahami, menghayati, menyakini, dan mengamalkan
:uaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman,
bertaqwa kepada Allah swt dan berakhlak mulia". Untuk mencapai
tujuan tersebut maka ruang lingkup materi PAl (kurikulum 1994) pada
dasarnya mencakup tujuh ruang lingkup pokok, yaitu: Al-Clur'an
Hadits, keimanan syari'ah, Ibadah, Muamalah, Akhlak, dan Tarikh
(sejarah Islam) yang menekankan pada perkembangan politik. Pada
kurikulum 1999, di dapatkan menjadi lima praktis pokok, yaitu: Al-"Qur'an, Keimanan, Akhlak, Fiqh, dan Blmblngan Ibadah, serta Tarikh
(sejarah Islam) yang lebih menekarikan pada perkembarigan ajaran
agama, IImu pengetahuan dan kebudayaan. 50
49 Hasan Langgulung, "Manusia dan Pendidikan" Sua/u Analisa Psikologi danPendidiknn, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1995), Cet. IJI, h. 33
50 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: ... , h. 78-79
40
D. i(erangka Berllikir
Belajar dan pembelajaran adalah aktifitas dimana guru dan siswa dapat
saling berinteraksi. Didalam proses interaksi yang terjadi dikelas melibatkan
adanya perbedaan kecepatan setiap siswa dalam menerima dan memahami
suatu materi pelajaran, ada siswa yang cepat, sedang dan ada juga yang
lambat.
Beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses
pembelajaran siswa antara lain: pertama, hambatan psikologis misalnya
motivasi, minat, sikap dan intelegensi. Dan kedua adalah hambatan fisik
seperti kelelahan, sakit, dan keterbatasan dengan indra. Karena adanya
hambatan tersebut menyebabkan proses pembelajaran siswa kurang efektif
dan efisien. Oleh karena itu pendekatan CTL dapat dijadikan salah satu pilihan
pendekatan yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar
proses pembelajaran lebih bermakna.
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunianyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai. manusia yang
berakhlakul karimah. Hal tersebut di dasarkan padapikiran bahwa makna
muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya. Konteks tuemberi makna
pada isi. Semakin mampu para siswa mengaitkan pelajaran-pelajaran
akademis mereka dengan kehidupan sehari-hari mereka, semakin hanyak
makna yang akan mereka dapatkan dari pelajaran tersebut. Mampu nlengerti
makna dari pengetahuan dan keterampilan akan menuntut pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan.
Dengan konsep itu, proses pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi
siswa, dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar dapat
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi tuencapai suatu tujuan.
Dikatakan keseluruhan, kerena pada umumnya beberapa motifyang bersama-
41
sama ikut menggerakan siswa untuk belajar. Peranannya yang khas adalah
dalam hal membangkitkan gairah rasa senang dan semangat untuk belajar.
Proses pembelajaran CTL berlangsung alamiah. Dalam kegiatan ini
siswa bekerja dan mengalami sendiri, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Pada konteks
itu, siswa perlu mengerti apa makJm belajar, apa manfaatnya, dalam status
mereka dan bagaimana mencapainya. Siswa akan menyadari bahwa yang
mereka pelajari berguna bagi kehidupannya. Dengan demikian, siswa akan
lebih termotivasi dan memposisikan diri sendiri sebagai seseorang yang
memerlukan suatu bekal untuk hidupnya. Mereka mempelajari apa yang
bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Oalam upaya itu,
mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.
Dengan pendekatan CTL siswa dapat membangun ilmu pengetahuan
melalui percobaan-percobaan yang dilakukan dan proses pembelajaran sehari
hari. Hal ini ddpat meningkatkal1 motivasi belajar siswa dan beriinpllkasi
pada hasil belajar siswa yang metnuaskan.
Dengan demikian pendekatan CTL dijadikan salah satu pilihan
pendekatan yang efektif dalam proses pembelajaran PAl dengan
tneinperhatikan komponert-komponen dalam tTL yaitu:
I konstruktivisme
Ii Menemukan
• Bertanya
• Masyarakat beldjar
• Pemodelan
• Refleksi dan
• Penilaian yang sebenarnya
42
E. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, Hipotesis yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis
altematif (Ha), maka dapat diajukan hipotesis bahwa:
Ho = Tidak terdapat pengaruh yang positif antara penerapan pendekatan CTL
terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta
Ha = Terdapat pengaruh yang positif antara penerapan pendekatan CTL
terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta
RARll
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada SMP Negeri 250 Jakarta. JI. KH. Nairn
III Cipete utara Kebayoran baru Jakarta Selatan dad tanggal I September - 9
Desember 2009. Adapun tahapan dad penelitian ini adalah sebagai berikut:
I) Tahap persiapan
2) Tahap pengumpulan data
3) Tahap pengolahan dan analisis data
4) Tahap penulisan hasil penelitian
B. Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Opel'3sional
I. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini dikaji pengaruh antara satn variabel bebas
atau variabel independent dengan satu variabel terikat atau variabel
dependen. Variabel bebas yang dimaksud adalah penerapan pendekatan
CTL, sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi belajar PAl siswa.
2. Definisi Konseptual
a. Pendekatan CTL secara konseptual adalah suatn pendekatan
pembelajaran yang bertnjuan membantu siswa melihat makna dalam
bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari.
44
b. Adapun yang dill1aksud ll10tivasi belajar secara konseptual adalah
tingkat ef~\(tivi~~~r~;~;66i~J~r ll1engajar dalall1 ll1encapai tujuan
pell1belajaran yang telah ditetapkan.
3. Definisi Operasional
a. Secara operasional yang dill1aksud dengan pendekatan CTL, dalall1
penelitian ini adalah penerapan pendekatan CTL dalall1 proses kegiatan
pell1belajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutupan.
b. Adapun yang dimaksud dengan motivasi belajar secara operasional
dalam penelitian ini adl.llah motivasi belajar di tinjau dari jenisnya
yaitu: ekstrinsik, intrinsik dan bawaan.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode ex post facto. Kirlinger
mendefinisikan penelitian ex post facto sebagai "penelitian empiris yang
sistematis di mana peneliti tidak mengkontrol variabel tersebut telah terjadi
atau telah ada sebelumnya atau karena variabeltersebut tidak dapat di
manipulasL Kata ex post facto berarti dari sesudah fakta atau kejadian. Ini
berarti observasi dilakukan setelah fakta itu teljadi tanpa campur tangan dari
penelitL I
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
I. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto, "Populasi adalah keselumhan subyek
penelitian"? Dalam penelitian ini, penulis tidakll1enjadikal1 sernua siswa
SMP Negeri 250 Jakarta sebagai sasaran subyekpenelitian. Tetapi penulis
J Darsono Tj, Dasar-dasar PeneJilian, (Jakarla: Universitas Terbuka, 1999), Cet. Ill, h.129
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene/ilion: Suolu Pendekalan Praldil<, (Jakarta: RimekaCipla, 1998), Cel. XI, h. 1J5
45
""hanya menetapkan kelas VIII yang berjumlah 267 orang sebagai subyek;C'<\;"'-
penelitian.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto "Sampel adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti.',3 Adapun teknik pengambilan sampel yang di
gunakan adalah teknik random sampling yakni cara mengambil dengan
memberi hak yang sarna kepada setiap subjek untuk memperoleh
kesempatan (chance) dipilih mer\iadi sampeJ.4
Suharsimi Arikunto juga mengatakan bahwa "Apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian menjadi
penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih."s sedangkan system penarikan
sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengambil 10% dari 267 jumlah populasi yaitu 30 orang siswa.
Tabell
Data Populasi dan Sampel
No Kelas Jnmlah siswa Populasi Sampel
1 VlIl 267 267 30
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penclitian ini adalah
sebagai berikut :
I. Penyebaran Angket
Angket ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian penerapan
pendekatan CTL sebagai variabel bebas (variabel X) dan motivasi belajar
PAl sebagai variabel terikat (variabel y) kedua angket ini disebarkan atau
diisi oleh 30 orang responden.
3 Suharsimi Arjkunto~ Prosedur Penelitian: .. , h. 1174 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: , h. 1205 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: , h. 120
46
Angket dalam penelitian ini berisi sejumlah pemyataan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh
penerapan pendekatan CTL terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMP
Negeri 250 Jakarta. Angket ini disebarkan kepada siswa sebagai responden
penelitian
2. Wawaneara
Wawancara adalah pengumpulan data dan informasi dengan eara
memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk Iisan seeara terstruktur
dan sistematis yang dilakukan kepada kepala sekolah dan guru mata
pelajaran PAI kelas VIII.
3. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan pengamatan langsung seeara sistematis terhadap objek yang
sedang di teliti, observasi ini dilakukan untuk mendapatkart data proses
pembelajaran PAl dengan pendekatan CTL,dengan eara peneliti iknt hadir
dalam proses pembelajaran di kelas.
4. Studi Dokumentasi
Dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh data yang tidak bisa
dikejar dengan angket, melainkan diperoleh dengan data tertulis. Teknik
ini untuk mengambil data tentang keadaart guru dan siswa, sarana dan
prasarana dengan cara melihat dokumen yang telah ada dan tereatat di
sekolah.
F. Instrumen Penelitian
lnstrumen penelitian ini adalah dengan mengguriakal1 angket. Arigket ini
bersifat tertutup, artinya jawaban yang diberikan sudah ditentukan terlebih
dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan· jawaban lain.
Sedangkan alternatifjawaban yang digunakan adalah selalu (5L), sering (5R),
kadang-kadang (KK), pernah (PR), dan tidak pemah(TP).
Adapun angket yang disebarkan dalam bentuk pernyataan dirnana 20 butir
pernyataan untuk variabel X (penerapanpendekatan CTL)· dan 20 btitir
47
pemyataan untuk variabel Y (motivasi belajar PAl siswa) sehingga jumlah
pernyataan seluruhnya 40 butir pernyataan.
Adapun kisi-kisi instrumen dan uji coba instrumen penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Kisi-kisi instrumen
Tabel2
Variabel Dimensi Indikator No. Item
Penerapan a. Kegiatan 1. Penciptaan kondisi awal 1,2
pendekatan pembelajaran pembelajaran
CTL pendahuluan 2. Melaksanakan apersepsi 3
(apperception)
3. Melaksanakan penilaian awal 4
b. Kegiatan 1. Penjelasan tujuan, ruang Iingkup 5
pembelajaran dan manfaat materi
inti 2. Penjelasan prosedur pembelajaran 6
3. Konstruktivisme 7,8
4. Inkuiri 9,10
5. Bertanya 11
6. Masyarakat belajar/bekerjasama 12,13
7. Pemodelan 14
c. Kegiatan 1. Refleksi 15
penutupan 2. Menyimpulkan masalah sesuai 16
pembelajaran dengan indikator hasil belajar
3. Melakukan Penilaian 17
4. Pemberian umpan balik 18
5. Pemberian kegiatan tilldak lanjut 19,20
48
Motivasi a. Motivasi 1. Memb1l!!t bangga orang tua I<"C;;('_,::.: .>- :>-'i'~/':»-~'<
belajar PAl ekstrinsik 2. Suasana lingkungan 2
siswa 3. Pujiaan dari guru 3
4. Pemberian hadiah 4
5. Pemberian tugas 5
6. Kehadiran guru 6
7. Guru mengajar 7
8. Memenangkan kompetisi 8
b. Motivasi 1. Menggunakan waktu untuk 9
intrinsik belajar
2. Mencatat pelajaran 10
3. Bertanya pada guru II
4. Mengerjakan tugas tepat waktu 12
5. Mempelajari kembali pelajaran 13
6. Partisipasi dalam diskusi 14
7. Prestasi belajar 15
8. Mudah mengetjakan soal 16
9. Mendapat pengetahuan 17
10. Meraih cita-cita 18
II. Memperoleh infonnasi 19
c. Motivasi 1. Mengantuk saat belajar 20
bawaan
2. Uji coba instrumen
Kemudian instrumen yang digunakan sebagai alat ukur terlebih
dahulu dilakukan uji coba instl1Jmen kepada 30 siswa, pada tahap uji coba
tersebut yang dijadikan sebagai responden adalah siswa-siswi keJas VIII
sebagai sasaran penelitian. Ada dua langkah yang ditempuh dalam uji coba
instrumen yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
171
49
a. Uj i Validitas (Kesahihan)
Untuk menguji tingkat kesahihan atau kevalidan instrumen, maka
penelitian melakukan analisis butir, dimana pengujian validitas tiap
butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir
dengan skor total yang merupakan skor jumlah tiap skor butir. Skor
butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai
Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir dapat diketahui
dengan pasti butir-butir soal manakah yang tidak memenuhi syarat
syarat ditinjau dari validitasnya. Analisis butir ini menggunakan
korelasi Product moment dari Karl Pearson, yaitu:6
my -(u)(n)
Keterangan:
rry =Angka Indek Hubungan "r" Product Moment
M = Number ofeases
LXY =Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
LX = Jumlah seluruh skor X
LY = Jumlah seluruh skor Y
Adapun kriteria validitasnya adalah sebagai berikut :
Apabila rhitung>rtabel maka item soal tersebut dinyatakan valid.
Apabila rhitung<rtabel maka item soal tersebut dinyatakan tidak valid.
Hasil perhitungan koefisien korelasi (r,1') per-item soal di
konsultasikan dengan rtabel dengan N = 30 dan df = 28 (30-2) dengan
taraf signifikan 5% maka di peroleh r'abel sebesar 0,361 dan 1% sebesar
0,463.7 Apabila hasil rxy lebih besar dari rtabel maka item soal tersebut
dinyatakan valid.
Berdasarkan perolehan indeks validitas setiap butir, dengan jumlah
sampel uji coba (N=30) dan angka kritik 5%=0,361, 1%=0,463
6 Suharsirni Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta~ 2005), eet. VII, h.
7 Lampiran 13.1, Nilai-nilai rProduct Aloment
50
menunjukkan dari 20 butir pemyataan yang di ajukan temyata 6 butir
soal dinyatakan tidak valid, ke 6 butir' soal tersebut adalah nomor
3,4,8,11,19 dan 20, sehingga untuk variabel X terdapat 14 butir
pemyataan yang memenuhi syarat.8 Sedangkan variabel Y dari 20 butir
pemyataan yang di ajukan terdapat 15 butir pernyataan yang
memenuhi syarat sedangkan 5 butir pernyataan di nyatakan tidak valid
yaitu butir nomor 3,10,13,I7,dan 20.9 Sehingga dari 40 butir
pemyataan yang di nyatakan memenuhi syarat yaitu Variabel X 14
butir dan variabel Y 15 butir. Jadi, jumlah semua item pernyataan
adalah 29 butir yang nalltinya akall di bagikan kembali kepada 30
responden yang lain.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen yang
sudah diketahui kevaliditasannya cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data. Adapun rumus yang di
gunakan untuk uji reabilitas ini menggunakan rumus alpha mellgingat
angket yang digunakan berbentuk skala bertillgkat (rating scale) atau
instrumen yang skomya lIlerupakan rentanganbeberapa nilai (1 salllpai
5). RUlllus alpha yang digullakall yaitu: 10
[n ] [ si
2
]fIl= -- 1---n -1 st 2
Keterangan :
rll . Reliabilitas Instrnmen
n : Banyaknya butir pertanyaan atau banyakllya butir soal
s? : Jumlah varians skor tiap item
s? : Varians skor total
, Lampiran 5.3, Tabel Hasil Analisis Item Instrumen X9 Lampiran 6.3, Tabel Hasil Analisis Item Instrumen Y10 Asep Jihad dan Abdul Haris, Eva/llasi Pembe/ajarall, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), Cet. I, h. 180
51
Sebelum dimasukkan kedalam mmus alpha terlebih dahulu hams
diketahui jumlah varians butir dan varians total, setelah diperoleh hasil
perhitungan varians butir dan varians total bam di masukkan kedalam
rumus alpha. Kemudian hasil yang diperoleh dari perhitungan
reliabilitas ini di konsultasikan dengan kriteria reliabilitas. Adapun
kriteria reliabilitas adalah:
::; 0,20 reliabilitas : sangat rendah
0,20 < 0,40 reliabilitas : rendah
0,40 < 0,70 reliabilitas : sedang
0,70 < 0,90 reliabilitas : tinggi
0,90 < 1,00 reliabilitas : sangat tinggi
Berdasarkan perhitungan reliabilitas tes butir instrumen variabel X
di peroleh rhitung sebesar 0,83911 dan variabel Y sebesar 0,76512•
Sehingga dapat di simpulkan bahwa reliabilitas instromen angket
dalam penelitian ini termasuk kategori tinggi (untuk variabel X dan Y)
G. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian kuantitatif, anaHsis data mempakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam anaHsis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel, mentabulasidata berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteHti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis. Setelah hasil pengolahan data secara
kuantitatif melalui koesioner sudah terhitung, barulah di lakukan perhitungan
statistik dengan menggunakan rumus statistik.
Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas, maka langkah
selanjutnya adalah uji hipotesis. Vji hipotesis digunakan untuk mengetahui
kedudukan suatu hipotesis, apakah hipotesis di terima atau di tolak. Pada
11 Lampiran 7.1, Vji Reliabilitas Instrumen X12 Lampiran 8.1, Vji Reliabilitas Instrumen Y
52
pengujian ini tahap pertama adalah mencari nHa.i koefisien korelasi d..e.ngan.' ',' ',.',. ...•.. ->:'. ,",' '>:":';>':-/,:i,:~!r,?;~-,:, ,,'
menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai
berikut: 13
r _ my - (:EXXl:Y)'Y - ~N:EX2 -(:EXY!my2 -(l:yr]
Keterangan:
rxy = Angka Indek Hubungan "r" Product Moment
M = Number of Cases
l:XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
l:X = Jumlah seluruh skor X
l:Y = Jumlah seluruh skor Y
Setelah di peroleh nilai "r" langkah selanjutnya adalah memberikan
interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r " product moment, yaitu:
a. Interpretasi kasar atau sederhana
Yaitu dengan mencocokkan perhitungan denganangka indeks
korelasi "r" product moment. Seperti dibawah ini:
Tabel3
Besarnya "r" ProductInterpretasi
Moment (rIl')
Antara variabel X dan variabeJ Y memang
terdapat hubungan, akan tetapi hubungan itu
000.0,20 sangat lemah atau sangat rendah sehingga
hubungan itu diabaikan (dianggap tidak ada
hubungan antara variabel X dan variabeJ Y)
Antara variabel X dan variabel Y terdapat0,20·0,40
hubungan yang lemah atau rendah.
0,40·0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
13 Anas Sudijono, Penganlal' Slalislika Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2000), eel ke- 10), h. 206
53
" "n"h'1bungan yang sedang atau cukup.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat0,70 - 0,90
hubungan yang kuat atau tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat0,90-1,00
hubungan yang sangat kuat atau sangat tinggi.
b. Memberikan interpretasi terhadap r"Y dengan cara berkonsultasi pada
tabel nilai "r " product moment, yaitu:
Untuk lebih memudahkan interpretasi terhadap angka indeks
korelasi "r " product moment dapat ditempuh dengan jalan
berkonsultasi pada tabel nilai "r" product moment, prosedumya
adalah:
1. Terlebih dahulu merumuskan hipotesis ketjalaltematif
(Ha) dan hipotesis nihil (Ho).
2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang teJah
diajukan dengan jalan membandingkan besarnya "r"
product moment dengan "r" yang tercantum dalam tabel
(r,). Kemudian mencari derajat bebasnya (db) atau degress
freedomnya (df) yang rumusnya:
I df=N-nr
Keterangan:
Df = Degress freedom
N = Number of Cases
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah diperoleh hasil df, maka dapat dicari besar
"r " yang tercantum dalam tabel Nilai "Product Moment"
baik pada taraf signifikansi 5 % maupun pada taraf 1 %
54
kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi
positif yang signifikan atau tidak. 14
Setelah diperoleh koefisien korelasi maka perlu dilakukan pengujian taraf
signifikansi pengaruh, yaitu apakah pengaruh penerapan pendekatan CTL
terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta yang
ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 267 orang
siswa. Adapun rumus yang digunakan untuk uji signifikansi pengaruh adalah
rumus uji signifikansi korelasi product moment, yaitu sebagai berikut:15
r.Jn-2t= --i===
~1_r2
Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel
dalam distribusi t, dengan kriteria dalam pengujian sebagai berikut:
Terima Ho jika thitung < ttabel
Tolak Ho jika thitung> ttabel
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y
dapat diketahui melalui koefisien deterrninasi, koefisien deterrninasi antara
kedua variabel dapat di hitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi
yang telah di temukan dan selanjutnya di kalikan dengan 100%. Jadi
rumusnya adalah sebagai berikut:16
KD = r2 X 100%
Dimana:
KD : Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
r : Koefisien korelasi variabel X dan Y
14 Anas Sudjono, Pengantar Sialislik Pendidikan , h.193-195.15 Sugiyono, Sialislika Un/uk Peneli/ian. (Bandung: Alfabeta, 2009), CeL 14, h. 23016 Sugiyono, Slalis/ika Un/uk Penelilian..... , h. 231
BARN
HASIL PENELITIAN
: SMP NEGERI 250 JAKARTA
: 201016306246
:A2
: JL. KHM. Naim III, Cipete Utara
: (Kecamatall): Kebayoran Barn
: (Kabupaten/Kota): Jakarta Selatan
: (Propinsi) : DKl Jakarta
5. Telepon/HP/Fax: Telp. (021)7200396, Fax (021) 7265788
6. Status Sekolah : Negeri
7. Nllai Akreditasi Sekolah : A
A. Gambaran Umnm SMP Negeri 250 Jakarta
1. Profil SMP Negeri 250 Jakarta
1. Nama Sekolah
2. No. Statistik Sekolah
3. Tipe Sekolah
4. Alamat Sekolah
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolab
a. Visi SMP Negeri 250 Jakarta;
"Menjadkani sekolah yang berprestasi, berbudaya, dan beriptekberlandaskan iman dan takwa"
b. Misi SMP Ncgeri 250 Jakarta
" Memberikan pelayanan prima untuk meningkatkan prestasi "
lndikator Misi
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.
56
b. Meningkatkan motivasi, semangat, dan prestasi belajar siswa.
c. Meningkatkan kemampuan berhitung untuk meningkatkan daya
nalar siswa.
d. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi
komputer.
e. Membentuk generasi yang bertaqwa, mandiri dan memiliki prilaku
sopan santun.
f. Melaksanakan peningkatan minat baca AI'quran dan ibadah
lainnya
g. Memberantas buta aksara AI-Quran.
h. Meningkatkan prestasi olah raga dan seni melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
i. Melaksanakan peningkatall minat berkunjung dan baca buku pada
perpustakaan.
c. Tujuao Sekolah
SMP 250 adalah wadah pendidikan umum yang menampilkan
pendidikan illtegratif, yaitu pelldidikan l1asional yang disajikan secara
kaffah (utuh) berdasar kurikulum 2006 yang bermuatan life skill
meliputi dasar-dasar keagamaan, pengetahuan, ketrampilan budaya,
bela negara, dan disiplin yang dikembangkan melalui pola
pengembangan moto "Be/ajar bermakna", "Be/ajar bagaimana
be/ajar" dan "Be/ajar sambi/ bekelja ".
3. Data Siswa 4 (empat tahuo terakhir):
Tabel4
JumlahJml Pendaftar Kelas VII Kelas VIII Kelas IX (Kls. VII + VIII +
Th. Pelajaran (Cln Siswa IX)Barn)
Jml SiswaJumlah Jml Jumlah Jml Jumlah
Siswa RombelRombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2006/2007 280 260 7 257 7 261 7 778 21
2007/2008 420 276 7 269 7 245 7 790 21
57
2008/2009 465 270 7 277 7 239 7 786 21,,,'
2009/2010 1.608 272 7 267 7 262 7 801 21
4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Kepala sekolah
Tabel5
Nama Jenis Kelamin Usia Pend. MasaL P Akhir KeIja
1. Kepala Sekolah Drs. Muhammad Syuhairi L - 57 81 33
Wakil Kepala2. Alizar, S.Pd, MM L - 38 82 12
Sekolah
Wakil Kepala3. Sobari, S.Ag L - 50 81 20
8ekolah
b. Guru
1.Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Tabel6
No Jumlah dan Status GuruTingkat Pendidikan GTIPNS GTT/Guru Bantu Jumlah.
L P L P1. S3/S2 2 . - - 2
2. Sl 12 19 - 5 36
3. D-4 - - - - -4. D3/Sarmud I 1 - - 2
5. D2 - . . - -6. Dl - 2 - - 2
7. SMA/sederajat . - - - -Jum1ah 15 22 - 6 42
2. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang
pendidikan (keahlian)
58
Tabel7',," "c. ,= ,.
Jumlah guru dengan latarJumlah guru dengan latar
belakang pendidikan sesuaibelakang pendidikan yang
TIDAK sesuai dengan tugasNo. Guru
dengan tugas mengajarmengajar umlah
DI1D2 031 SI1D4 S2/S3 DIID2 D31 SlID4 S2/S3
Sarmud Sarmud
1. IPA - - 6 - - - - - 6
2. Matematika - - 5 I - - - - 6
3. Bahasa Indonesia I I 3 - - - - - 5
4. Bahasa Inggris - - 3 I - - - - 4
5. Pendidikan Agama - - 2 - - - I - 3
6. IPS I - 5 - - - - - 6
7. Penjasorkes - I I - - - - - 2
8. Seni Budaya - - 2 - - - - - 2
9. PKn - - 2 - - - - - 2
10. TIKIKeterampilan - - I - - - 1 - 2
II. BK - - 2 - - - - - 2
12. PLKJ - - - - - - I - I
13. TataBusana - - I - - - - - 1
Jumlah 2 2 34 2 - - 3 - 42
c. Tenaga Kependidikan: Tenaga Penduknng
Tabel8
Jumlah tenaga
No. Tenaga pendukung Jumlah tenaga pendukung dan pendukung ~umlalkualifikasi pendidikannya Berdasarkan Status
dan Jenis Kelamin
59
SMA Dl D2 S1 JmlPNS Honorer
SMP L P L P
1. Tata Usaha · 3 · - 5 8 1 3 2 2 8
2. Perpustakaan - I · · - I · - 1 - 1
3. Laboran lab.IPA · 1 - · - I - · 1 · I
4. Teknisi lab. - · - · · · - - · - -KOlnpuler
5. Laboran lab. - - - - · · · · · - .
Bahasa
6. PTD (Pend Tek. · · · - · · - · - · .Dasar)
7. Kantin 6 · · · · 6 - · - · -8. Penjaga Sekolah I · · · - 1 1 · - · 1
9. Tukang Kebun · · - · - · - - · · -10. Keamanan I · · · · I · · I · 1
11. Kebersihan 4 · · · · 4 I · 2 · 3
Jumlab 12 5 · - 5 22 4 3 7 2 15
5. Data Ruang Belajar (Kelas)
Tabel9
Jumlah dan ukuran Jml.ruang lainnya Jumlah ruang
Kondisi Ukuranyg digunakan untuk yg digunakan
Ukuran Ukuran Jumlah(d) r. Kelas u. R. Kelas7x9 m2 (a > 63m2 (b) <63m2 (c) =(a+b+c)
(e) (f)=(d+e)
Baik II . · · . -Rskringan · - · -Rsksedang · - · ·
Rsk Berat · - · ·
IRsk Totall
Keterangan kondisi:
Baik Kerusakan < 15%Rusak rin~an 15%-<30%Rusak sedang 30%-<45%Rusak berat 45%-65%Rusaktotal >65%
60
- ] I I-'-"'.~.
Data Ruang Belajar Lainnya
Tabell0
Jenis Ruangan Jumlah Ukuran Kondisi* Jenis Ruangan JurtIlah Ukuran Kondisi(buah) (px!) (buah) (px!)
l. 1 96 Baik 6. Lab. Bahasa - - -Perpustakaan
2. Lab. IPA 1 96 Balk 7. Lab 1 64 Baik
Komputer
3. Ketrampilan 1 64 Baik 8.PTD - - -
4. Multimedia 1 64 Baik 9. - - -SerbagunaJaula
5. Kesenian - - - 10................ - . -
6. Lapangan Olahraga dan Upacara
Tabell1
Lapangan Jumlah Ukuran Kondisi Keterangan(buah) (pxl)
I. Lapangan Olahraga
a. Basket 1 . Baik
b. Volly I - Baik Satu
61
c. Bulu Tangkis 2 , I/·Bai~iii Area
d. Sepak Bola! Futsal 1 - Baik
e.........................................
2. Lapangan Upacara 1 400 Baik
7. Kepemilikan Tanah
Status Tanah
Luas Lahanlfanah
Luas Tanah Terbangun
Luas Tanah Siap Bangun
Luas Lantai Atas Siap Bangun
8. Koleksi Buku Perpustakaan
Tabel12
Pemerintah
SHM (Milik Negara )
2.232 m2
3.219m2
....... m2
2....... m
No. Jenis Jumlah KondisiRusak Baik
1. Buku siswalpelajaran (semua 1.000 - 1.000mata pelaiaran)
2. Buku bacaan (misalnya novel,buku ilmu pengetahuan dan 2.233 - 2.233teknologj, dsb.)
9. Fasilitas Penunjang Perpustakaan
Tabel13
No. Jenis Jumlah !Ukuran! Spesifikasi
1. Komputer 1 Unit (15 Inc, 40 Gb,256 MB)
2. Ruang baca 1 (Ukr.10x6)
4. TV 1 Unit (29 Inc)
5. LCD -6. VCDIDVD player 1 Unit
62
7. T 2 Unit"
...........................................
Speaker Aktif
B. Deskripsi Data Penelitian
Data-data penelitian tentang penerapan pendekatan CTL terhadap motivasi
belajar PAI siswa di SMP Negeri 250 Jakarta di peroleh melalui angket,
wawancara, observasi dan doknmentasi. Angket di berikan kepada siswa kelas
VIII, dari populasi sebanyak 267 siswa, di ambil data sampel dengan
persentase 10% dari populasi, maka di peroleh hasil 30 orang siswa yang
menjadi sampel. Selanjutnya, dari siswa yang di jadikan responden di berikan
sebuah angket penelitian. Data yang sudah diperoleh dad siswa dalam bentuk
angket, kemudian diolah dalam bentuk tabel distribusi freknensi dengan
menggunakan rumus mean, median, modus dan simpangan baku, dan data
yang sudah di olah tersebut untuk menjawab dari perumusan masalah.
Wawancara penulis laknkan dengan Wakil Kepala Sekolah SMPN 250 Jakarta
dan Guru Mata Pelajaran PAl kelas VIII. Kemudian observasi penulis laknkan
untuk mengetahui proses pembelajaran PAl dengan menerapkan pendekatan
CTL. Dan yang terakhir doknmentasi yaitu lmtuk mendapatkan data yang
tidak bisa dikejar dengan angket, melainkan diperoleh dengan data tertulis.
1. Data Penel'apan Pendekatan CTL
Hasil penelitian yang di peroleh melalui angket yang di isi oleh
masing-masing siswa sebanyak 30 orang responden didapat skor tertinggi
59 dan skor tel'endah 30 dengan skor rata-rata 42. Perolehan data
selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Distribusi Fl'ekuensi Penel'apan Pendekatan CTL
Tabel14
Frekuensi FrekuensiInterval Nilai Tengah BatasKelas
Absolut Relatif
63
55 - 59 57 54,5 - 59,5 2 6,67%
50 - 54 52 49,5 - 54,5 4 13,33 %
45 -49 47 44,5 -49,5 3 10%
40 - 45 42 39,5 - 39,5 7 23,33 %
35 - 39 37 34,5 - 39,5 10 3,34 %
30 - 34 32 29,5 - 34,5 4 13,33 %
Berdasarkan data dalam tabel distribusi dapat diketahui dari 30
orang responden yang mendapat skor dibawah rata-rata sebanyak 17 orang
atau ( 56,67 % ), sedangkan yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak
13 orang ( 43,33 % ).
Untuk mentukan tinggi rendahnya rata-rata tingkat penerapan
pendekatan CTL dapat diperoleh dengan cara:
a. Untuk kategori sedang
1) Batasbawah =X-S
=42-7,55
= 34,55
2) Batas atas = X + S
=42 + 7,55
= 49,55
Keterangan : X = nilai rata-rata
S = Simpangan baku
Jadi untuk kategori sedang rentang nilainya adalah 34,45 - 49,55
b. Untuk kategori buruk = skor terendah sampai 34,45 ( 30 - 34,45 )
c. Untuk kategori baik =49,55 sampai skor tertinggi ( 49,55 - 59 )
Lebih jelasnya diinterprestasikan ke dalam:
30 - 34,45 = rata-rata penerapan pendekatan CTL buruk
34,45 - 49,55 = rata-rata penerapan pendekatan CTL sedang
49,55 - 59 = rata-rata penerapan pendekatan CTL tinggi
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulakan bahwa nilai rata
rata penerapan pendekatan CTL di SMP Negeri 250 Jakarta adalah sedang.
64
Adapun mengenai pelaksanaan ketujuh komponen dari pendekatan CTL
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:1
Kegiatan konstruktivisme dan inkuiri dapat terlihat bahwa
pengetahuan dan keterampilan siswa di peroleh dari mengkonstruksi dan
menemukan sendiri, hal ini bisa terlihat ketika siswa mempelajari tentang
"Hari Akhir" dan siswa menonton film "BeIjalan menuju Akhirat". Pada
saat menonton siswa melakukan pengamatan dan mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya. Dan siswa menyajikan hasil pengamatannya dalam
bentuk laporan.
Dalam kegiatan bertanya sudah di dominasi oleh siswa, karena di
kelas guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membimbing
siswa untuk menemukan dan memahami pengetahuan yang sedang di
pelajarinya.
Mengenai aspek masyarakat belajar guru menggunakan metode
diskusi. Hal ini dimaksudkan agar siswa berkesempatan untuk
mengembangkan kemampuan analisis, kritisme sikap ilmiah dan
kemampuan sharing ide.
Dalam kegiatan modeling, guru menyuruh salah seorang siswa
untuk melarutkan gula ke dalam gelas, kemudian siswa tersebut di suruh
untuk meminumnya. Guru bertanya mengenai apa yang di rasakannya.
Simulasi tersebut mengilustrasikan bahwa hari akhir itu bisa kita rasakan
tetapi tidak bisa di lihat, walaupun tanda-tanda hari akhir bisa kita libat
tetapi kita tidak dapat memprediksinya kapan hari akhir itu datang.
Diakhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa mengenai
kegiatan hari itu, selain itu siswa mencatat poin-poin penting apa yang
sudab dipel!\iarinya. Sehingga siswa dengan senang hatil11engungkapkan
apa yang di pikirkan dan dirasakannya.
1 Lampiran 3, Hasil Observasi
65
Mengenai penilaian, guru menggunakan berbagai eara untuk,,';:i>·;,··,._-_-:-;;_-;;;;,,_-;_:_--_,<-_-~<;;_:;i;::f'-S';',;;;'.• :,_,:'..;:,,,?',"
menilai kemampuan siswa dan sekolahpun melakukan evaluasi tersendiri
baik dalam bentuk penilaian kelas maupun yang lainnya?
Selama penerapan pendekatan CTL di sekolah ini menurut bapak
Sobari, S.Ag selaku Wakasek Kurikulum dan juga guru mata pelajaran
PAl tidak menemukan kendala yang sulit saat menerapkannya, akan tetapi
terkadang kesulitan apabila memerlukan media atau sarana yang sesuai
konteksnya3 Karena untuk penerapan pendekatan CTL harus ada faktor
pendukung seperti sarana dan prasarana.
2. Data Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 250 Jakarta
Data yang diperoleh melalui angket yang diisi oleh masing-masing
siswa sebanyak 30 orang didapat skor tertinggi 67 dan skor terendah 35
dengan skor rata-rata 56,43. Perolehan data selengapnya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar PAI Siswa di SMPN 250
Jakarta
Tabel15
Frekuensi FrekuensiInterval Nilai Tengah Batas Kelas
Absolut Relatif
65 -70 67,5 64,5 -70,5 2 16,67 %
59 - 64 61,5 58,5 -64,5 6 20%
53 - 58 55,5 52,5 - 58,5 11 36,67 %
47-52 49,5 36,5 -52,5 5 16,67 %
41-46 43,5 40,5 -46,5 2 6,67%
35 -40 37,5 34,5 -40,5 1 3,33 %
2 Lampiran 2.3, HasH Wawancara3 Lampiran 2.3~ Hasil Wawancara
66
=X-S= 56,43 - 7,66
= 48,77
=X+S=56,43 + 7,66
= 64,09
2) Batas atas
Berdasarkan data dalam tabel distribusi frekuensi dapat diketahui:;,(0;'-", <::,;';:':;.;'" .. ,-.--"._"
dari 30 orang responden yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak
9 orang atau ( 30 % ), sedangkan yang mendapat skor di atas rata-rata
sebanyak 21 orang atau ( 70 % ).
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata tingkat motivasi
belajar PAI siswa di SMP Negeri 250 Jakarta dapat diperoleh dengan eara:
a. Untuk kategori sedang
1) Batas bawah
Keterangan :
X = nilai rata-rata
S = simpangan baku
Jadi untuk kategori sedang rentang nilainya adalah 48,77 - 64,09
b. Untuk kategori buruk = skor terendah sampai 48,77 ( 35 - 48,77 )
e. Untuk kategori baik = 64,09 sampai skor tertinggi ( 64,09 - 67 )
Lebih jelas lagi diinterprestasikan ke dalam:
35 -48,77 = rata-rata motivasi belajar PAl siswa rendah
48,77 - 64,09 =rata-rata motivasi belajar PAl siswa sedang
64,09 - 67 =rata-rata motivasi belajar PAl siswa tinggi
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata
rata motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta dikategorikan
sedang.
C. Analisa Data
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif
(Ha) yang menyatakan ada pengaruh yang positif antara penerapan pendekatan
CTL dengan motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta. Maka
67
1llIlgkahxang ditempuh untuk membuktikan dan mengetahui pengaruh antara
kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis
Data yang dikorelasikan adalah data variabel penerapan
pendekatan CTL dengan data variabel motivasi belajar PAl siswa,
kedua data variabel tersebut dikorelasikan dengan menggunakan rumus
korelasi product moment. Seperti yang telah di kemukakan
sebelumnya, dalam memberikan interpretasi terhadap rxy dapat
ditempuh dengan dua cara, yaitu (l) dengan cara sederhana, dan (2)
dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai "r" product moment (ra.
a) Interpretasi secara sederhana
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi diperoleh rxy sebesar
0,473.4 angka indeks yang di peroleh tidak bertanda negatif. Ini
berarti pengaruh antara variabel X (penerapan pendekatan
CTL) dan variabel Y (motivasi belajar PAl siswa di SMP
Negeri 250 Jakarta ) terdapat pengaruh yang searah, dengan
istilah lain terdapat pengaruh yang positif diantara kedua
variabel tersebut. Selanjutnya apabila dilihat dari besamya rxy
yang diperoleh (yaitu '" 0,473) terletak antara 0.40-0.70. berarti
korelasi positif antara variabel X dan variabel Y itu adalah
termasuk korelasi positifyang sedang atau cukup.
b) lnterpretasi dengan menggunakan tabel nilai "r" product
moment (r,), dengan terlebih dahulu merumuskan hipotesis
sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh yang positif antara penerapan
pendekatan CTL terhadap motivasi belajar PAl
siswa di SMP Negeri 250 Jakarta
4 Lampiran 11.1, Perhitungan Koefisien Korelasi untuk Pengujian Hipolesis
68
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang positifantara penerapan
pendekatan CTL terhadap motivasi belajar PAl
siswa di SMP Negeri 250 Jakarta
Untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang
telah diajukan dengan jalan membandingkan besamya "r" yang
telah diperoleh dalam proses perhitungan (rxy) atau "r" hitung (rh)
dengan besamya "r" yang tercantum pada tabel nilai "r" Product
Moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db)
atau degree of fredomnya (df) yang rumusnya sebagai berikut:
df=N-nr
=30-2
=28
Setelah diperoleh df maka dapat dicari besamYll "r" yang
tercantum dalam tabel nilai "r" Product Moment,baik pada taraf
signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Dengan
melihat tabel nilai "r" Product Moment, maka dapat diketahui
bahwa dengan df sebesar 28 diperoleh "r" Product Moment pada
taraf signifikansi 5% sebesar 0,361 dan pada tarafsignifikansi 1%
sebesar 0,463.5 Dengan istilah lain:
rt pada t.s 5% = 0,361
rt pada t.s 1%= 0,463
Dengan melihat besarnya rh yang diperoleh adalah = 0,473,
sedangkan rt masing-masing sebesar 0,361 dan 0,463. Dengan
demikian rhitung lebih besar daripada rtubeb baik pada taraf
signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Karena rhitung
lebih besar daripada rtabeb maka hipotesa nihil dUo/ak, sedangkan
hipotesa altematif diterima atau disetujui. Ini berarti terdapat
pengaruh yang positif antara penerapan pendekatan CTL (variabel
5 Lampiran 13.1, Nilai-nilai r Product ,Moment
69
X) terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta'>/;%,>;
(variabel Y).
2. Uji signifikansi
Hasil pengujian uji signifikansi korelasi product moment dengan
rumus uji signifikansi korelasi product moment menghasilkan t hitung
sebesar 2,843.6 Harga t hitung tersebut selanjutuya dibandingkan
dengan harga t tabel untuk kesalahan I % uji dua pihak dengan derajat
kebebasan ( df = 30 - 2 ) maka t tabel adalah t ( 30 - 2 ; I % ) = t ( 28
; I % ). Dengan demikian dari daftar nilai-nilai distribusi t diperoleh t
tabel sebesar 2,763.7 Hal ini menunjukan bahwa t hitung sebesar 2,843
temyata lebili besar dari pada t tabel sebesar 2,763 (2,843> 2,763 ).
Berdasarkan hasil perhitungan, dapatlah diketahui dan disimpulkan
bahwa koefesien korelasi secara signifikansi menunjukan pengaruh
antara penerapan pendekatan CTL dengan motivasi belajar PAI siswa
di SMP Negeri 250 Jakarta. Dengan demikian kesimpulan tersebut
dapat digeneralisasikan ke populasi dimana sampellni di ambi!.
3. Koefisien Determinasi
Sedangkan koefisien determinasi antara kedua variabel adalah
sebesar ( 0,473)2 x ( 100 % ) = 22,38 %.8 Hal ini mengandung
pengertian bahwa penerapan pendekatan CTL memberikan kontribusi
determinasi sebesar 22,38 % terhadap motivasi belajar PAl siswa di
SMP Negeri 250 Jakarta.
6 Lampiran 11.2, Uji Signiflkansi dengan ruml/S uji signifikansi kare/as!product moment1 Lampiran 13.2~ Ni/ai-nilai do/am Distribusi t8 Larnpiran 11.3, Perhitungan Koeftsien Determinasi
70
D. Interpretasi Data
Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri untuk
melihat gambaran secara umum mengenai pengaruh antara penerapan
pendekatan CTL dengan motivasi belajar siswa pada mata· pelajaran PAl
dimana penerapan pendekatan CTL memberikanpengaruh yangcukup besar
terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta. Berdasarkan
hasil analisis data dengan menggunakan rumus korelasi product moment
diperoleh nilai indeks korelasi ( rxy) yaitu sebesar 0,473 dan tingkat korelasi
antara penerapan pendekatan CTL terhadap motivasi belajar PAl siswa di
SMP Negeri 250 Jakaftll; setelah di konsultasikan pada tabel interpretasi angka
korelasi Product moment menunjukkan hasil interpretasi padakategori sedang
ataucukup.
Sedangkan setelah dikonsultasikan untuk N = 30 pada taraf siguifikansi 5
% diperoleh nHai tabel sebesar 0,361.Ini berarti !hitung> rtabelbegifujugllpada
taraf signifikansi 1 % diperoleh nilai tabel sebesar 0,463 sepinggabaikpada
taraf signifikansi 5 % maupun 1 % rhiulOg lebihbesar dari~a4!1rtabelmakaHo
yang menyatakan tidak ada pengaruh antara penerap~ pendekatan .cndengan motivasi belajar PAI siswa di SMP Negeri 250' Jakartliberhllsil
ditolak.
Berdasarkan hasil analisa di atas dapat di jelaskan bahwa tinggirendahriya
motivasi bellijar PAI siswa di SMP Negeri 250 Jakartadi •• pengaruhi •()leh
tinggi rendllhhya pehentJ'an pendekatah ctL.Berdasarkan hasil pengujian uji signifikahsi korelasi product moment
dengan rumus uji signifikansi korelasi produCimoment,menunjukkanbahwa
thitung sebesar 2,843 ternyata lebihbesar dan pada ttabel sebesar 2,763 (
2,843>2,763) sehingga dapat disimpulkan koefisien korelasi secara sighifikan
menunjukkan pengaruh antara penerapan pendekatan CTL dengllnmotivasi
belajara PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta. Dengan demikian kesimpulan
tersebut dapat digeneralisasikan ke populasi di mana sall1pel ini di ambi!.
Berdasarkan perhitungan statistik hasil uji sigl1ifikansidankoefisien
korelasi menunjukkka[! bahwa 22,38% motivasi belajarPAIsiswa<diSMP
71
Negeri 250 Jakarta.di tentukan oleh penerapan pendekatan CTL. Artinya"\::::;:,.:.:,;,,c""?:;,'.};Y;;'.c -
varian yang terjadi pada variabel motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri
250 Jakarta di tentukan oleh varian yang teIjadi pada variabel penerapan
pendekatan CTL. Hal ini sering di nyatakan bahwa pengaruh penerapan
pendekatan CTL terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250
Jakarta sebesar 22,38%. Jadi selain faktor penerapan pendekatan CTL masih
terdapat pula faktor-faktor lainnya yang memberikan kontribusi sebesar
77,62% terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasH penelitian di SMP Negeri 250 Jakarta yang merujuk
pada rumusan permasalahan, maka dapat di ambil kesimpulan, yaitu:
I. Data yang diperoleh dari variabel' penerapan pendekatan CTL di dapat
skor tertinggi 59 dan skor terendah 30 dengan skor rata-rata 42. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan CTL yang di
laksanakan oleh guru PAl di SMP Negeri 250 Jakarta di kategorikan
sedang. Dan juga proses pelaksanaan pembelajaran kontekstual di SMP
Negeri 250 Jakarta sudah menerapkan ketujuh komponen dari
pembelajaran kontekstual yaitu, konstruktivisme, inkuiri, bertanya,
masyarakat belajar, pemodeIan, refleksi dan authentic assessment.
2. Adapun data yang di peroleh dari variabel motivasi belajar PAl siswa di
SMP Negeri 250 Jakarta didapat skor tertinggi 67 dan skor terendah 35
dengarl skor rata-rata 56,43 sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta di kategorikan sedang.
3. Setelah penulis mengamilisa hasH penelitian dengan mengguhakan teknik
korelasi product moment dengan rxy sebesar 0,473, dapat di katakan
bahwa penerapan pendekatan CTL mempunyai pengaruh yang positif
terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta. Dan
berdasarkan perhitungan statistik menunjukkan bahwa penerapan
pendekatan CTL memberikan kontribusi determinasi sebesar 22,38 %
73
terhadap mot!vasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250 Jakarta. Dengan
demikian dapat d! simpulkan bahwa penerapan pendekatan CTL ikut
menentukan dalam meningkatkan motivasi belajar PAl siswa di SMP
Neger! 250 jakarta.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian maka pada bagian in! perlu kiranya penulis
memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian
ini. Di antara saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
I. Hendaknya kepala sekolah dan bagian sarana dan prasarana lebih
melengkapi media pembelajaran PAl guna kelancaran dalam proses
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual.
2. Hendaknya guru PAl mempertahankan penggunaan pendekatan CTL
dalarn mengajar, atau lebih di tingkatkan lagi sehingga siswa dapat
termotivasi untuk belajar.
3. Hendaknya guru dapat menghilangkan persepsi yang kurang baik pada
dir! siswa mengenai pelajaran PAl agar tidak lagi di kenaI dengan
pelajaran yang membosankan sehingga siswa termotivasi untuk
mempelajari bahan pelajaran PAI dan mendapat manfaat dalam
mengikutinya.
4. Hendaknya siswa dapat termotivasi untuk belajar dalam usaha
menemukan konsep yang terkandung pada mata pelajaran PAl dan marnpu
menerapkannya dalam kehidupan sehar!-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996.
____, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2005
Azhari Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT Mizan Publika,
2004
Alwasilah, A. Chaedar, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, Bandung: Mizan Learning
Center, 2006.
Abdurrahman, Meaningfid Learning Re-invensi Kebermaknaan Pembelajaran,
Yogyakarta: Pnstaka Pelajar, 2007.
Daien Indrakusuma, Amir , Pengantar llmu Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional, 1973
Dimyati dan Mudjiono, Belqjar Dan Pembelajaran, Jakarta: PT Asdi Mahasatya,
2006
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008
Jihad, Asep dan Haris, Abdul, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2008
Junaedi, dkk. Strategi Pembelajaran, Edisi Pertama (Learning Assistance
Program For Islamic School, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008)
Langguluug, Hasan, "Manllsia dan Pendidikan" SlIatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1995
Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
Bandung: Rosda Karya, 2005.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengejektifkan Pendidikan
Agama Islam di sekolah, Bandung: Rosda Karya, 2004.
Mujib Abdul dan Nudzakir Jusuf, NlIansa-nllansa Psikologi Islam, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2002
76
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pelldidikan Nasiollal,cJakartl!:.Direlqorat Jellderal pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2006
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Kegurzwn Di Indonesia, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2006
Lampiran 1LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
Angket ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan
eTL terhadap motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran PAl. Data dari angket
ini akan di gunakan sebagai data penelitian dalam rangka menyusun skripsi. Oleh
karena ito, diharapkan kepada para responden untuk memberikan jawaban yang
jujur agar peneliti dapat memberikan gambaran yang objektif tentang objek yang
sedang di teliti.
t. ldentitas Responden
1. Kelas
2. Jenis kelamin
n. Petunjuk Pengisiau
Pilihlah jawaban dengan menuliskan tanda checklist (v ) pada kotak yang
telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut:
1. SL : Selalu : Mempunyai bobot nilai 5
2. SR : Sering : Mempunyai bobot nilai 4
3. KK : Kadang-kadang : Mempunyai bobot nilai 3
4. PR : Pemah : Mempunyai bobot nilai 2
5. TP : Tidak Pemah : Mempunyai bobot nilai 1
Jika membatalkan jawaban, silakan jawaban yang dibatalkan diberi tanda
(X), kemudian beri tanda checklist (v) padajawaban yang dimaksud.
ANGKET PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUALTEACHING AND LEARNING/eTL (Variabel X)
ALTERNATIF JAWABANPERNYATAAN SL SR KK PR TP
Guru PAl mengecek atau memeriksa kehadiran peserta didik danmelihat kesiaoan belaiar oeserta didikGuru PAl menciptakan suasana belajar yang demokratis,membangkitkan motivasi belajar dan membangkitkan perbatian pesertadidikGuru PAl mengajukan pertanyaan tentang baban pelajaran yang sudahdipelajari sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawabanpeserta didik, dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akandibahasPada awal pembelajaran guru PAl mengadakan penilaian untukmengetabui tingkat perkembangan koguitit: afektif dan pengalamansiswa berhubungan dengan bahan pellYaranGuru PAl mengutarakan tujuan, ruang lingkup dan manfuat dari materiyang akan dioelaiari serta kerultian bila tidak mempelaiarinvaGuru PAl menjelaskan altematif kegiatan belajar yang akan dialamipeserta didik tentang kegiatan-kegiatan belajar yang bams ditempuhdalam memoelaiari temaltooicMateri yang diajarkan oleh guru PAl berorientasi pada pemecabanmasalahGuru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan menyusunpengetabuan dan menerapkan idenya sendiriGuru meminta siswa untuk merumuskan masalah, mengajukanhipotesis, mengumpulkan data, menguji bipotesis berdasarkan datayang di temukan dan membuat kesimpulanPengetahuan dan keterampilan saya peroleh dari menemukan sendiridari kegiatan belajar mengajar di kelas bukan berasal dari ceramahguruDalam proses pembelajaran, guru PAl menstimulus siswa denganpertanyaan-pertanyaan agar siswa dapat menemukan sendiri setiapmateri yang dipelaiarinvaGuru PAl membentuk kelompok belajar dan mendorong siswa untukbelajar dan bekeria sama dalam kelompoknyaDalam proses pembelajaran guru menganjurkan yang pandai mengajariyang lemah, yang tabu mengajari yang belum tahu, yang mempunyaigagasan segera memberi usul, dan seterusnvaDalam proses pembelajaran guru PAl memperagakan sesuatu sebagaicontoh yang dapat ditiru oleh setiap siswaSetiap berakhir proses pembelajaran, guru PAl memberikankesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apayang telah dipelajarinya
Guru PAl membantu siswa untuk menyimpulkan materi danmenugaskan mereka untuk membuat karangan tentang pengalaman
, ';;;'2>, "C"',,," !'",;,belaiar mereka dengan tema vang telah dibahasPada akhir pelajaran guru PAl mengadakan penilaian untukmengetahui apa yang telah siswa knasai dari seluruh kompetensi yangtelah ditentukanSetelah melaknkan penilaian dan akan mengakhiri pembelajaran guruPAl memberikan umpan batik terhadap kemaiuan belaiar siswaGuru PAl memberikan kepada siswa yang telah mencapai prestasisarna atau melebihi dari yang ditargetkanGuru PAI memberikan remedial kepada siswa yang mengalamihambatan atau keterlambatan dalam mencapai target pembelajaranvang telah ditentukan
ANGKETMOTIVASI BELAJAR PAl(Variabel Y)
ALTERNATIFPERNYATAAN JAWABAN
SL SR KK PR TP
lava rajin kesekolah untuk menyenangkan hati orang tua)iskusi kelompok membuat saya tidak suka belajariaat saya mendapatkan hasil belajar yang baik guru PA! memberikanIIJiian)alam proses pembelajaran guru PAl memberikan hadiah jika sayalapat meniawab pertanvaan dari guru}uru PAl selalu memberikan tugas untuk di ketjakan dirumah;aya tidak senangjika guru PA! tidak masuk kelas}urn PAl menggunakan banYak cam agar sava semangat belaiar;etiap ada perlombaan cerdas cermat saya selalu berusaha untuk ikut:erta;aya menggunakan waktu luang untuk belaiar PA!lava mencatat materi yang di berikan oleh guru PAllaya bertanya tentang pelaiaran PA! yang belum saya mengertilava mengeriakan tugas PA! tepat pada waktunyalava memoelaiari kembali pell\iaran yang barn saya pelaiarilika guru PA! mengadakan diskusi kelas saya ikut beroartisipasilaya mendapatkan hasil belaiar yang booklava mudah mengeriakan soal-soal vahg di berikan oleh guru PAllava senang ke oeroustakaan untuk mempelaiari oengetahuan yang baruJntuk mencapai cita-cita saya sela1u bekerja keras dengan cara lebih.ekun tanpa di perintahkan oleh orang lain;aya selalu mencari informasi terbarn mengenai pelajaran di sekolah,,epada teman vanl!: lebili pintar dari sava;aya pemah mengantuk saat sedang belajar PAl karena pelajaran yangnembosankan
Lampiran 2.1HASIL WAWANCARA
Hari I.Tanggal
Nama
Jabatan
Tempat
: Senin, 05 Oktober 2009ce":':"}""':'"'
: Sobari, S.Ag
: Waldl Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
: Ruang Waldl Kepala Sekolah SMPN 250 Jakarta
1. Tanya: Dapatkah Bapak menceritakan tentang profil SMP Negeri 250 Jakarta ini?
Jawab : Bisa anda lihat di Profil SMP Negeri 250 Jakarta
2. Tanya: Berapa banyak jumlah siswa yang ada di sekolah ini?
Jawab : Kelas VII berjumlah 272 dengan Jumlah Rombel 7
Kelas VIII berjumlah 267 dengan Jumlah Rombel 7
Kelas IX berjumlah 262 dengan Jumlah Rombel 7
3. Tanya: Kapan saja waktu belajar dan hari aktif sekolahnya?
Jawab : Senin sampaijum'at dan hari sabtu ekstrakuliknler
4. Tanya: Apakah di sekolah ini dalam proses pembelajaran menerapkan pendekatan
CTL?
Jawab: Ya
5. Tanya: Sejak kapan hal tersebut di laksanakan?
Jawab : Sejak tahun 2005
6. Tanya : Mata Pelajaran apa saja yang menerapkan pendekatan CTL, apakah
semua Mata Pelajaran atau hanya beberapa?
Jawab : Semua Mata Pelajaran
7. Tanya: Apakah guru-guru sudah pemah mengiknti training CTL? Berapa kali?
Jawab : Sudah, ada yang 1 kati, 2 kali bahkan lebih
8. Tanya: Berapa persen (%) yang pernah mengikuti training CTL?
Jawab: 100%
9. Tanya : Apakah di sekolah ini terdapat sarana dan prasarana yang dapat
menunjang proses pembel:yaran secara optimal?
Jawab : Ya, dapat mempermudah dan praktis dalam penyampaian materi sehingga
dapat dengan mudah di serap dan di mengerti oleh siswa
10. Tanya: Bagaimanakah eara Bapak memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada
(memakai, merawat, memperbaiki)?
Jawab : Di sesuaikan dengan kebutuhan yang ada
1J. Tanya : Apa yang Bapak lakukan jika sarana dan prasarana di sekolah tidak
terdapat, padahal itu cukup penting untuk menunjang proses pembelajaran yang
akan di berikan pada peserta didik?
Jawab : Visualisasi, guru membuat sendiri media tersebut atau mengusahakannya,
dan walaupun media tersebut tidak terdapat tetap di usahakan agar Kompetensi
Dasar yang telah di buat dapat tercapai
Jakarta, 05 Oktober 2009
Interviewer
~.(lin Qurrotul Aini)
In rviewee
-(8 ari, 8.Ag)
Lampiran 2.2BASIL WAWANCARA
Hari / Tanggal
Nama
Jabatan
Tempat
: Selasa, 06 Oktober 2009
: Hj. Nurlaili, S.Pd.I
: Guru Pendidikan Agama Islam
: Ruang guru SMPN 250 Jakarta
1. Tanya : Sebelum proses pembelajaran di mulai, persiapan apa saja yang di
lakukan oleh BapaklIbu?
Jawab:RPP
2. Tanya: Metode pembelajaran apa yang BapaklIbu gunakan, jika di lihat pada
kondisi siswa yang berbeda-beda baik dari segi minat, bakat serta kondisi
lingkungan yang berbeda-beda?
Jawab: Tanyajawab
3. Tanya: Bagaimana keadaan siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung
dengan metode pembelajaran yang BapaklIbu berikan?
Jawab : Sebagian menerima, sebagian kurang memperhatikan
4. Tanya : Apakah Bapak/lbu memberikan keleluasaan kepada siswanya untuk
bertanya, menanggapi, menjawab atau memberikan komentar setiap ada
permasalahan?
Jawab:Ya
5. Tanya: Jenis penilaian apa saja yang sering di lakukan oleh BapaklIbu?
Jawab : Pemahaman, konsep dan penerapan
6. Tanya : Apakah yang menjadi buku rujukan atau pedomanBapaklIbu dalam
mengajar, apa hanya mengandalkan buku paket saja atau yang lainnya?
Jawab : Tidak, menambah dengan buku baeaan lain yang sesuai dengan materi
7. Tanya : Bagaimana earn BapaklIbu mengetahui bahwa materi yang telah di
ajarkan dapat menjadi bekal hidup bagi siswanya sebagai anggota keluarga,
masyarakat maupun warga Negarn yang baik?
Jawab : Dengan melihat prilaku siswa sehari-hari
8. Tanya : Apakah materi yang telah di ajarkan selama ini telah sesuai dengan
karakteristik siswa (minat, bakat, kemampuan dan lingkungan yang berbeda
beda)?
Jawab : Tidak semua materi sesuai dengan minat dan kemampuan siswa
9. Tanya: Materi ajar yang telah di berikan dapat memberikan kepuasan tersendiri
baik dalam bentuk nilai atau insentif yang sangat berguna bagi kehidupannya di
masa yang akan datang. Apakah hal te~but b~nar'<11;lJl bag'!imanll }l1enurut
BapaklIbu?
Jawab : Ya, semua siswa merespon tetapi tidak semua materi
10. Tanya : Bagaimanakah cara Bapak/Ibu memotivasi siswa agar dapat
memperdalam atau menggali ilmu lebih luas?
Jawab : Membaca dan membaca materi yang telah dan akan di berikan di sekolah
II. Tanya : Sejak kapan sekolah BapaklIbu menerapkan pendekatan ClL dalam
proses pembelajaran?
Jawab : Tahun 2005
12. Tanya: Apa yang menjadi dasar atau alasan apa sekolah BapaklIbu menerapkan
pendekatan ClL dalam proses pembelajaran?
Jawab : Karena pendekatan ini berlandaskan menemukan, bertanya, pemodelan
dan penilaian yang sebenarnya
13. Tanya: Apakah guru-guru sudah pemah mengikuti training CTL? Berapa kali?
Jawab : Sudah, I kali
14. Tanya: Berapa persen yang pemah mengikuti training ClL?
Jawab: 100%
15. Tanya : Faktor apa sajakah yang mendorong sekolah Bapak/Ibu menerapkan
pendekatan ClL?
Jawab : - Agar anak dapat mengetahui permasalahan dengan langsung
- Agar bermakna proses pembelajarannya
16. Tanya: Fasilitas apa saja yang di perlukan untuk melaksanakan pendekatan CTL?
Jawab : AI-Qur'an, perlengkapan shalat, tempat wudhu, dan sumber belajar
lainnya
17. Tanya: Apakah kelebihan pendekatan CTL jika di bandingkan dengan yang
lainnya?
Jawab : Anak lebih cepat mengerti dan menguasai KDnya
18. Tanya: Apakah BapakJIbu merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan ClL?
Jawab : Tidak
19. Tanya: Bagaimana cara sekolah BapaklIbu mengetahui dan mensosialisasikan
ClL?
Jawab : Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan
20. Tanya Bagaimanakah tanggapan siswa dengan dilaksanakarmya pendekatan
CTL?
Jawab : Menerima dC:l1gan
21. Tanya: Mata Pelajaran apa saja yang menerapkan pendekatan CTL dalam proses
pembelajaran?
Jawab : Semua mata pelajaran
22. Tanya; Bagaimanakah proses evaluasi yang di lakukan sekolah BapaklIbu ketika
menerapkan pendekatan CTL, apa ada perbedaan khusus dan di lakukan terpisab,
jika yaJ tidak apa alasannya?
Jawab : Dengan praktek
23. Tanya: Bagaimanakah hasil belajar siswa setelab di terapkan pendekatan CTL,
apakah ada perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudahnya, kemudian
dalam bentuk apa?
Jawab ; Ada, dalam bentuk prilakunya
Jakarta, 06 Oktober 2009
Interviewer
(lin Qurrotul Aini)
Interviewee
jiU.(Hj. Nurlaili, S.Pd.I)
Lampiran 2.3HASIL WAWANCARA
/Tanggal
Nama
Jabatan
Tempat
: Senin, 05 Oktober 2009
: Sobari, S.Ag
: Guru Pendidikan Agama Islam
: Ruang Wakil Kepala SMPN 250 Jakarta
1. Tanya : Sebelum proses pembelajaran di mulai, persiapan apa saja yang di
lakukan oleh Bapak/Ibu?
Jawab : Mengkondisikan siswa agar lebih berkonsentrasi dalam belajar,
membersihkan ruangan dari sampah dan menyuruh ketua kelas untuk memimpin
doa sebelum belajar
2. Tanya: Metode pembelajaran apa yang BapaklIbu gunakan, jika di lihat pada
kondisi siswa yang berbeda-beda baik dari segi minat, bakat serta kondisi
lingkungan yang berbeda-beda?
Jawab : Disesuaikan dengan materi yang akan di sampaikan
3. Tanya: Bagaimana keadaan siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung
dengan metode pembelajaran yang Bapak/Ibu berikan?
Jawab : Memperhatikan dan menanyakan sesuatu yang kurang di pahaminya
4. Tanya : Apakah Bapak/Ibu memberikan keleluasaan kepada siswanya untuk
bertanya, menanggapi, menjawab atau memberikan komentar setiap ada
permasalahan?
Jawab:Ya
5. Tanya: Jenis penilaian apa saja yang sering di lakukan oleh Bapak/Ibu?
Jawab : Mengerjakan pertanyaan dalam bentuk essay maupun pilihan ganda yang
di laksanakan setelah pembelajaran selesai
6. Tanya : Apakah yang menjadi buku rujukan atau pedoman Bapak/Ibu dalam
mengajar, apa hanya mengandalkan buku paket saja atau yang lainnya?
Jawab : Tidak, terkadang membaca atau mencari topic-topik tentang agama yang
ada di koran atau majalah
7. Tanya : Bagaimana cara BapaklIbu mengetahui bahwa materi yang telah di
ajarkan dapat menjadi bekal hidup bagi siswanya sebagai anggota keluarga,
masyarakat maupun warga Negara yang baik?
Jawab : Siswa menerapkannya dan dalam menerapkannya itu bukan hanya ingin
mendapatkan nllai tetapi mereka sadar bahwa itu semua adalah bagian dari
rutinitasnya.
8. Tanya : Apakah materi yang telah di ajarkan selama ini telah sesuai dengan
karakteristik siswa (minat, bakat, kemampuan dan lingkungan yang berbeda
beda)?
Jawab : Sudah, disesuaikan dengan materi yang telah di ajarkannya dan masih
sebatas pengetahuan
9. Tanya: Materi ajar yang telah di berikan dapat memberikan kepuasan tersendiri
baik dalam bentuk nllai atau insentif yang sangat berguna bagi kehidupannya di
masa yang akan datang. Apakah hal tersebut benar, dan bagaimana menurut
Bapak/Ibu?
Jawab : Ya, semua siswa merespon tetapi tidak semua materi
10. Tanya : Bagaimanakah eara BapaklIbu memotivasi siswa agar dapat
memperdalam atau menggali i1mu lebih luas?
Jawab : Belajar di rumah, sering berdiskusi dan latihan-Iatihan soal kemudian
menyelesaikannya secara bersama-sama atau kelompok
11. Tanya : Sejak kapan sekolah Bapakllbu menerapkan pendekatan CTL dalam
proses pembelajaran?
Jawab : Tahun 2005
12. Tanya: Apa yang menjadi dasar atau alasan apa sekolah Bapak/Ibu menerapkan
pendekatan CTL dalam proses pembelajaran?
Jawab : Adanya keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan
tercapainya tujuan pendidikan secara optimal
13. Tanya: Apakah guru-guru sudah pemah mengikuti training CTL? Berapa kali?
Jawab : Sudah, ada yang 1 kali, 2 kali bahkan lebih
14. Tanya: Berapa persen yang pemah mengikuti training CTL?
Jawab: 100%
15. Tanya: Faktor apa sajakah yang mendorong sekolah Bapakllbu menerapkan
pendekatan CTL?
Jawab : Agar bermakna proses pembelajarannya
16. Tanya: Fasilitas apa saja yang di perlukan untuk melaksanakan pendekatan CTL?
Jawab : Disesuaikan dengan materi
17. Tanya: Apakah kelebihan pendekatan CTL jika di bandingkan dengan yang
lainnya?
Jawab : Mereka tidak perlu lagi menghafal akan tetapi dengan sendjrinya .l\kan;.','-,.-" .,'"[0'2,....;.-..•.......".... ,',');.,,,.,.,..•_",... <'i:iY;'i
ingat sendiri
18. Tanya: Apakah BapaklIbu merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan CTL?
Jawab : Tidak, akan tetapi terkadang kesulitan apabila memerlukan media atau
sarana yang sesuai konteksnya
19. Tanya: Bagaimana cara sekolah BapaklIbu mengetahui dan mensosialisasikan
CTL?
Jawab : Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan juga mencari sumber buku
buku tentang CTL
20. Tanya : Bagaimanakah tanggapan siswa dengan dilaksanakannya pendekatan
CTL?
Jawab : Lebih respon atau lebih aktif
21. Tanya: Mata Pelajaran apa saja yang menerapkan pendekatan CTL dalam proses
pembelajaran?
Jawab : Semua mata pelajaran
22. Tanya: Bagaimanakah proses evaluasi yang di lakukan sekolah Bapak/Ibu ketika
menerapkan pendekatan CTL, apa ada perbedaan khusus dan di lakukan terpisah,
jika yal tidak apa alasannya?
Jawab : Sekolah melakukan evaluasi tersendiri baik dalam bentuk penilaian kelas
maupun yang lainnya
23. Tanya: Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah di terapkan pendekatan CTL,
apakah ada perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudahnya, kemudian
dalam bentuk apa?
Jawab : Dari aspek kognitif memang ya, di Iihat pada hasil ujian nasional yang
meningkat
Jakarta, 05 Oktober 2009
Interviewer
(lin Qurrotul Aini)
Lampiran3
LEMBAR OBSERVASI
Pelaksanaan P~mbelajara",lf?llt~~!.Il~I~lSlVIPN250
Hari / Tanggal
Kelas
Waktu
Nama Guru
: Senin, 09 November 2009
; VIII
: 10.15 - 11.15
: Sobari, S.Ag
Keterangan:
A: Selalu
C: Jarang
B: Sering
D: Tidak pernah
1. Pemunculan Aspck Koustruktivisme dan Inkuiri :
No Indikator Skor Keterangan
A B C D
1 Materi yang di ajarkan guru
sudah di orientasikan dan Jdidekatkan dengan
kebutuhan sehari-hari siswa
2 Pengetahuan dan
keterarnpilan siswa
diperoleh dari
"mengko~truksi" sendiri Joleh siswa ( tidak berasal
dari mendengarkan ceramah
guru)
3 Guru sudah mengurangi
kegiatan ceramah dalam Jpenyampaian materi
4 Siswa melakukan
pengamatan serta Vmengumpulkan data
sebanyak-banyaknya.
5 Guru sudah menggunakan
",,;c;: ,lJJ:rp!~~L .' sllmber / media J
untuk menunjang KBM
yang riil
6 Apakah focus kegiatan
sudah berpindah dari guru Jke siswa?
7 Guru telah mengusahakan
berbagai variasi kegiatan
belajar-mengajar agar siswa Jbelajar dengan senang
8 Siswa menyajikan hasil
pengamatannya dalam
bentuk gambar, tulisan atau Jlaporan
2. Pemunculan Aspek Bertanya :
No Indikator Skor Keterallgau
1 2 3 4
1 Kegiatan bertanya sudah
didominasi oleh siswa ./dibandingkan oleh guru
2 Di kelas siswa dibiasakn
untuk bertanya ./
3 Pertanyaan 'mengapa' dan
'bagaimana' sudah lebih
banyak, dibandingkan ./pertanyaan 'apa' dan
'siapa'
4 Pertanyaan guru
mendorong siswa untuk /bertanya lebih jauh
3. Pemunculan Aspek Masyarakat Belajar :
No Indikator Skor Keterangan
1 2 3 4
1 Guru sering menciptakan
learning community? (anak
lebih banyak belajar dalam .jkelompok, dari pada belajar
sendiri)
2 Kelompok belajar ito
menyebabkan siswa lebih .jbergairah dalarn belajar
3 Semua siswa selalu
berpartisipasi secara aktif Jdalam diskusi dan kegiatan
kelompok
4 Guru mendorong semua
anggota kelompok bekelja Jdan berkarya
5 Apakah kegiatan
pembelajaranV
dimungkinkan dilaksanakan
di luar kelas
4. Pemuncnlan Aspek Pemodelan :
No Indikator Skor Keterangan
1 2 3 4
1 Modeling menjadi alatJpembelajaran
2 Model yang dihadirkan
tidak hanya guru sendiri, Japakah guru sering
memodelkan diri?
3 Guru menggunakan
sumber-sumber belajar/
yang terdekat dan tersedia
sebagai model?
5. Pemunculan Aspek Refleksi :
No Indikator Skor Keterangan
1 2 3 4
1 Guru sering melakukanJ
kegiatan refleksi
2 Siswa didorong melakukan
kegiatan refleksi dan
melakukannya dengan Jsenanghati
3 Siswa dengan senang hati
mengungkapkan apa yang -/dipikirkan dan dirasakannya
4 Siswa ditanya mengenai
pendapatnya tentang ./pelajaran pada hari itu
5 Siswa mencatat apa yang,/
dipelajarinya
6. Pemunculan Aspek Authentic Assesment :
No Indikator Skor Keterangan
1 2 3 4
1 Guru melakukan kegiatan
authentic assessment untuk -/mendapatkan data penilaian
2 Guru menggunakan
berbagai cara untuk menilai Jkemampuan siswa
3 Guru menggunakan
penilaian produk atau
kinelja
4 Guru telah meninggalkan
bentuk-bentuk tes yang
sifatnya hafalan dan Jmengingat kembali untuk
mengukur kemajuan belajar
siswa
5 Guru mengutamakan
penilaian proses dari pada Vtes
6 Guru menggunakan
berbagai strategi untuk Jmengumpulkan data
penilaian
7 Guru telah memajang hasil
karya siswa didepan kelas,
-/di dinding atau di majalah
dinding sebagi bentuk
penghargaan
Observer
(lin Qurrotnl AiDi) (Sob ri, S.Ag)
Lampiran
RENCANAPELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)(3.1. )
SMP IMTs
Mata Pelajaran
Kelas I Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu
SMP Negeri 250Jakarla
Pendidikan Agama Islam
VIII I I
3. Meningkatkan keimanan kepada han akhir
3.1 Menjelaskan pengerlian benman kepada han akhir
1.1.1 Menjelaskan pengerlian hari akhir
1.1.2 Menjelaskan nama-nama han akhir dan macam
macam han kiamat
1.1.3 Menjelaskan berbagai peristiwa terkait dengan han
akhir
1.1.4 Menjelaskan pengerlian iman kepada hari akhir
1.1.5 Menjelaskan hikmah benman kepada han akhir
2 x 40 menit (1 x perlemuan)
A. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajan materi ini, siswa dapat :
1. Menjelaskan pengerlian han akhir.
2. Menjelaskan nama-nama han akhir dan macam-macam han kiamat.
3. Menjelaskan berbagai peristiwa terkait dengan hari akhir.
4. Menjelaskan pengerlian iman kepada han akhir.
5. Menjelaskan hikmah benman kepada han akhir.
B. Materi Pembelajaran1. Pengerlian hari akhir
Han akhir disebutjuga hari kiamat, yaitu hari hancumya alam semesta.Dengan adanya kematian dan kehancuran itu, para ulama sepakat bahwa
kiamat itu ada dua macam, yaitu:
a. Kiamat Sugra (kiamat keeil) yaitu terjadinya kerusakan atau kematian
yang dialami oleh sebagian keeil manusia yang ada di dunia. Contoh:
kamatian, sakit atau terkena bencana alam.
b. Kiamat Kubra (kiamat besar) yaitu terjadinya kematian dan
kehancuran seluruh alam raya tanpa terkeeuali.
2. Nama-nama hari akhir:a. Yaumul Barzah (alam barzahlkubur). Alam ini adalah alam pembatas
antara alam dunia dan akhirat.
b. Yaumul Ba'atd, yaitu hari dibangkitkannya kembali dari alam kubursetelah malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua.
c. Yaumul Mahsyar (hari di kumpul) di suatu tempat yang bernamapadang mahsyar, di sini manusia menerima catatan amalnya selamahidup di dunia, baik amal buruk maupun amal baik.
d. Yaumul Mizan (hari penimbangan) yaitu ditimbangnya seluruh amal
baik & amal buruk.
e. Yaumul Hisab (hari perhitungan) yaitu saat diperhitungkannya seluruhamal perbuatan.
3. Peristiwa yang terjadi setelah akhir:
a. Matinya semua makhluk hidup dan alam semesta.b. Dibangkitkannya manusia yang bisa diadiii dari alam barzah.c. Dikumpulkannya di padang mahsyar.
d. Dibagikan buku catatan amal baik dan amal buruk.e. 8etelah itu ditimbang amal baiknya dan amal buruk.f. Yang amal baiknya berat dirnasukkan ke dalam surga melewati Sirotol
Mustaqim.g. Dan yang amal buruknya berat maka dirnasukkan ke dalam neraka.
4. Pengertian iman kepada hari akhir :
Pengertian iman kepada hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati
bahwa hari akhir itu pasti akan te~adi atas kehendak Allah 8WT.5. Fungsi iman kepada hari akhir.
a. Manusia menjadi rajin beribadahb. Terdorong agar selalu meminta ampun kepada Allah 8WTc. Menumbuhkan rasa senang untuk berprilaku baikd. Tergerak dalam menghindari perbuatan dan perilaku yang tidak baik
c. Metode dan Pendekatan Pembelajaran1. Metode:
a. Ceramah : Guru menjelaskan tentang materi pelajaran.
b. Diskusi : 8iswa mendiskusikan hal-hal yang berkaitandengan materi.
C. Resitasi : Pemberian tugas kepada siswa.
2. Pendekatan : CTL
D. Langkah-Iangkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basma/ahdan berdo'a.
b. Membaca ayat-ayat AI-Our'an selama 5 - 10 menit.C. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserla kompetensi dasar
yang akan dicapai.
d. MemOOgi siswa dalam beberapa kelompok, dan memilih salahseorang seOOgai ketua.
2. Kegiatan Intia. Siswa menyaksikan film dokumenter dengan judul "Perjalanan Menuju
Akhiraf.
b. Siswa mencatat hal-hal yang penting yang berkaitan dengan materi.
C. Tiap-tiap kelompok berdiskusi beberapa hal tentang materi yang
diberikan guru.d. Tiap-tiap kelompok mencatatkan hasil diskusinya dalam kerlas karlon.
e. Ketua kelompok menyampaikan hasil diskusinya.f. Sharing tentang film tersebut, sambil menjelaskan beberapa materi
yang belum jelas.
g. Memberikan reward kepada kelompok yang paling OOikpenguasaannya I penampilannya.
3. Kegiatan Penutupa. Menyimpulkan materi pelajaran
b. Mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran .c. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa yang berkaitan dengan
materi.
d. Siswa bersama-sama membaca satu surat pendek dari AI-Our'ansebagai penutup kegiatan pembelajaran
E. Alat I Sumber Belajar
1. AI-Qur'an dan terjemahan.2. Buku PAl 3 untuk Kelas IX, Penerbit PT Galaxy Puspa Mega3. LKS PAl4. VCD/LCD
F. Penilaiana. Teknik : Terlulis dan porlopolio.
b. Instrumen soal terlulis
A. Pilihan Ganda
1. Umat Islam wajib beriman kepada hari kiamat. Beriman kepada harikiamat adalah merupakan rukun iman yang ke ....
a. 3 C. 5
b. 4 d. 62. Perhalikan pemyalaan berikul :
1. gempa di Bengkulu2. seseorang lidak lulus ujian3. banyaknya perbualan maksiyal4. hancumya alam semeslaManakah pemyalaan lersebul yang merupakan conloh kiamat sughro!
a. nomor 1 c. nomor 3b. nomor 3 d. nomor 4
3. Perhatikan pemyalaan berikut :1. tsunami di Aceh2. mewabahnya penyakin flu burung3. hancumya alam semesla4. meninggalnya seseorang5. Manakah pemyalaan tersebut yang merupakan contoh kiamat
kubro!a. nomor 1 c. nomor 3b. nomor 3 d. nomor 4
4. Kiamat sugho artinya, kiamat ....a. kecil c. menengahb. sedang d. besar
5. Perhatikan ayat berikul !.!, •• • or •
•.i :r..... _ . . .:::-:,; ...... ":'_..,;..,r..: ...,--.. _... "" --
Artinya:"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyatr
Ayal dialas berkailan dengan kiamal ....a. kiamal sughro c. alam makhsyarb. kiamat kubro d. siksa kubur
Berikut ini adalah pHihan jawaban untuk soal nomor 6 sampai 10!1. hari berkumpulnya umat manusia2. hari dibangkilkannya manusia dari alam kubur.3. hari penghilungan amal perbualan Manusia.4. hari pembalasan amal baik & buruk5. alam kubur
6. Yaumil ba'als, adalah ...a. nomor 1 c. nomor 3b. nomor 2 d. nomor 4
7. Yaumil mahsyar, adalah ...a. nomor 1 c. nomor 3b. nomor 2 d. nomor 4
8. Yaumiljaza', adalah ...a. nomor 1 c. nomor 3b. nomor 2 d. nomor 4
9. Yaumil hisab, adalah ...a. nomor 2 c. nomor 4b. nomor 3 d. nomor 5
10. Barzah, adalah ...
a. nomor2b. nomor3
6. B7. A8. D9. C10. D
B. EssaylUraian1. Jelaskan pengertian hari akhir !2. Sebutkan nama-nama hari akhir !3. Sebutkan peristiwa yang te~adi yang terkait dengan hari akhir I4. Jelaskan pengertian iman kepada hari akhir !5. Jelaskan hikmah beriman kepada hari akhir !
c. Kunci Jawaban1) Pilihan Ganda
1. C2. A3. B4. A5. B
2). Uraian1. Hari akhir disebut juga hari kiamat, yaitu hari hancumya alam
semesta.2. Nama-nama hari akhir :
a. Yaumul Barzah,
b. Yaumul Ba'atd,c. Yaumul Mahsyar,
d. Yaumul Mizan,
e. Yaumul Hisab.
3. Peristiwa yang terkait dengan hari akhir:a. Matinya semua makhluk hidup dan alam semesta.b. Dibangkitkannya manusia yang bisa diadili dari alam barzah.
c. Dikumpulkannya di padang mahsyar.d. Dibagikan buku catatan amal baik dan amal buruk.
4. Pengertian iman kepada hari akhir adalah meyakini dengansepenuh hati bahwa hari akhir itu pasti akan terjadi atas
kehendak Allah SWT.5. Fungsilhikmah iman kepada hari akhir:
a. Manusia menjadi rajin beribadah
b. Terdorong agar selalu meminta ampun kepada Allah SWT
c. Menumbuhkan rasa senang untuk berprilaku baik
d. Tergerak dalam menghindari perbuatan dan perilaku yang
tidak baik
·... ,,"~. Penskaran..,-NaSaal Aspek yang dinilai Scar
PG1 s.d 10 10 x 1 = 10 10
Uraian11 s.d 15 5x4=20 10
30:30x100=100Scar Maksimum 100
Mengetahui,Kepala SMPN 250 Jakarta
Drs. MUhammad SyuhairiNIP. 130608485
Jakarta, 13 Juli 2009Guru Pend. Agama Islam
Sabari, S. Ag.NIP. 131 913119
,iran 5.1
Skor Basil Uji Coba IlIStrumell Variabel X
Tabel16
No. Item Pellerapall Pelldekatan CTL Skor KuadratII Total SkorTotal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
5 2 5 1 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 2 5 5 5 5 86 73963 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 I 3 3 4 2 3 3 2 5 61 37215 5 3 2 4 5 3 4 3 2 3 4 5 5 5 4 3 5 4 5 79 62415 5 4 3 5 5 5 4 4 4 4 2 3 4 1 3 3 1 3 5 73 53295 4 5 3 5 5 4 4 4 4 2 3 4 1 3 3 1 1 3 5 59 34815 5 3 5 5 3 3 4 2 3 1 1 3 4 4 1 3 1 1 5 73 53295 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 2 3 4 5 3 5 5 5 5 82 67245 4 5 5 3 3 3 3 3 4 5 5 3 2 3 2 4 3 3 3 71 50414 3 5 5 3 3 3 2 4 2 2 1 5 2 3 4 4 3 3 4 61 37213 2 5 1 5 1 1 1 1 1 5 3 2 5 1 1 2 3 3 5 51 26015 4 5 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 1 1 5 54 29164 3 2 2 3 2 2 3 2 I 2 2 3 3 2 3 3 I 1 5 49 24015 4 5 3 4 5 4 4 4 2 1 3 4 2 3 3 2 2 4 5 69 47615 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 89 79215 3 3 5 5 4 2 3 4 3 5 1 4 4 5 3 5 4 4 5 77 59295 4 5 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 1 1 5 54 29165 4 3 4 4 3 5 2 1 2 3 2 2 3 3 4 4 2 1 5 62 38443 3 4 3 3 1 2 2 2 3 5 2 4 3 2 2 4 3 3 5 60 36003 3 4 4 3 1 2 2 2 3 5 2 2 4 3 2 4 3 3 5 60 36005 5 5 5 5 3 3 5 4 5 4 5 3 3 4 2 1 1 1 5 74 54765 5 3 1 5 5 4 3 3 1 3 3 5 5 4 3 5 4 3 5 75 5625
5 3 3 I 5 5 4 3 I 2 I 2 I 2 I 2 5 2 I 5 54 29165 5 3 3 5 5 4 3 I 2 I 3 5 3 I 3 5 2 I 5 65 42255 4 5 3 5 5 5 5 4 3 5 3 2 5 4 4 4 4 5 5 85 72255 4 4 3 3 4 3 2 5 2 4 2 3 2 3 2 4 2 4 5 66 43565 4 4 3 3 4 3 5 2 I 3 4 3 2 4 4 4 5 4 5 72 51845 5 3 2 2 2 I 4 4 2 I 3 4 2 3 3 2 2 4 5 55 30253 3 4 4 3 I 2 2 2 3 5 2 2 4 3 2 4 3 5 3 60 36005 4 3 I 5 5 4 3 I 2 3 I 2 I 2 I 2 0 0 I 46 21165 5 4 5 5 5 5 3 4 4 2 3 5 2 2 I 3 2 I 5 71 5041138 118 120 91 119 107 96 99 88 77 99 76 98 95 91 79 101 79 82 141 1993 136261
652 488 506 335 497 445 327 361 268 241 391 228 354 343 321 239 403 263 292 685
0 0 '<T ..... N N '<T oo oo~
V') oo~ 0 M ;:t '4:> '<T 0 0-
0 c:- oo .... V') '4:>~
V') oo M M ..... 0 0- M N 0'<T. N M '4:>
~N 0- 0- M oo. M '4:>. '<T. V') 0), M .... '"0
.... o· <:5 <:5 0 <:5 <:5 <:5 <:5 .... <:5 - .... <:5 .... '" <:5 <:5
3096
.J(516)(115781)
30(9271) - (138)(1993)
r. _ AlLY -(}X)(:EY)
i"'!i~i=Jr.W}X2 -(}XyIAlLy 2- (:EY)'J
278130 - 275034='.j[if.'19::':5:760:=_=:1:790:;C44C7Ir.4C':"08::::7C':"83""0=_""'39::':7=20:;C4'7i9)
3096
../59742996
3096=
7729,3
= 0,400553737
= ~~O(652) -(138)2130(136261) - (1993Y]
Tabell7No. X Y X' y' XV>'
Responden1 5 86 25 7396 430
2 3 61 9 3721 183
3 5 79 25 6241 395
4 5 73 25 5329 365
5 5 59 25 3481 295
6 5 73 25 5329 365
7 5 82 25 6724 410
8 5 71 25 5041 355
9 4 61 16 3721 244
10 3 51 9 2601 153
11 5 54 25 2916 270
12 4 49 16 2401 196
13 5 69 25 4761 345
14 5 89 25 7921 445
15 5 77 25 5929 385
16 5 54 25 2916 270
17 5 62 25 3844 310
18 3 60 9 3600 180
19 3 60 9 3600 180
20 5 74 25 5476 370
21 5 75 25 5625 375
22 5 54 25 2916 270
23 5 65 25 4225 325
24 5 85 25 7225 425
25 5 66 25 4356 330
26 5 72 25 5184 360
27 5 55 25 3025 275
28 3 60 9 3600 180
29 5 46 25 2116 230
30 5 71 25 5041 355
Jum1ah 138 1993 652 136261 9271
Lampiran 5.2Analisis Bntir Vji Validitas Instrnmell X
Butirl
Analisis Bntir Uji Validitas Instrnmen XBntir2
.J(716)(115781)
J[30(488)-(118)Z130(136261) -(1993)' J
244290-235174= '''lE''14:=':64':':0:=-=='13='=9'='24''"!I:=':I'=''57='8:''i1]
9116
NLY -(LX)(I:Y)rxy )[m:xI -(LX)' INLYz-(nf1
30(8143) -(118)(1993)
9116= '.,f8='=2'='=89=='91=9""6
9116=
9104,8
= 1,00123012
No. X Y X' y' XVResponden
1 2 86 4 7396 172
2 4 61 16 3721 244
3 5 79 25 6241 395
4 5 73 25 5329 365
5 4 59 16 3481 236
6 5 73 25 5329 365
7 4 82 16 6724 410
8 4 71 16 5041 355
9 3 61 9 3721 183
10 2 51 4 2601 102
11 4 54 16 2916 216
12 3 49 9 2401 147
13 4 69 16 4761 276
14 5 89 25 7921 445
15 3 77 9 5929 231
16 4 54 16 2916 216
17 4 62 16 3844 248
18 3 60 9 3600 180
19 3 60 9 3600 180
20 5 74 25 5476 370
21 5 75 25 5625 375
22 3 54 9 2916 162
23 5 65 25 4225 325
24 4 85 16 7225 340
25 4 66 16 4356 264
26 4 72 16 5184 288
27 5 55 25 3025 275
28 3 60 9 3600 180
29 4 46 16 2116 184
30 5 71 25 5041 355
Jumlah 118 1993 488 136261 8143
Lampiran 5.3
Tabel Basil Analisis Item Instrnmen X
Tabel18
No. Bntir Koefisien Korelasi rtabel Keterangan
Instrnmen
I 0,400 0,361 Valid
2 1,00 0,361 Valid
3 0,284 0,361 Invalid
4 0,317 0,361 Invalid
5 0,652 0,361 Valid
6 0,462 0,361 Valid
7 0,424 0,361 Valid
8 0,258 0,361 Invalid
9 0,988 0,361 Valid
10 0,976 0,361 Valid
11 0,335 0,361 Invalid
12 1,838 0,361 Valid
13 0,372 0,361 Valid
14 1,670 0,361 Valid
15 1,403 0,361 Valid
16 0,574 0,361 Valid
17 1,996 0,361 Valid
18 3,334 0,361 Valid
19 0,120 0,361 Invalid
20 0,309 0,361 Invalid
>.1Skor Hasil Uji Coha Instrumen Variabel Y
Tahel19
No. Item Motivasi Belajar Siswa Skor KuadratTotal Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 91 82814 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 75 56251 5 5 4 1 4 4 4 2 3 4 5 3 4 5 4 2 5 4 5 72 51841 5 5 4 1 4 4 4 2 3 4 5 3 4 5 2 5 3 3 2 75 56254 3 4 3 3 4 5 3 3 3 3 2 5 3 2 4 5 2 1 5 67 44895 5 5 4 5 3 4 5 1 4 5 1 1 3 5 5 5 5 4 3 78 60845 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 90 81002 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 73 53292 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 54 29162 5 5 2 5 3 5 3 2 3 4 3 4 3 5 4 5 3 3 3 72 51841 5 4 4 5 4 4 5 3 2 5 2 5 4 4 5 5 4 4 5 80 64001 5 4 4 5 4 4 5 3 2 5 2 5 4 4 5 5 3 3 5 78 60844 5 3 5 3 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 3 4 2 3 5 81 65614 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 93 86494 5 5 4 4 5 5 4 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 4 3 88 77441 5 4 4 5 4 4 5 3 2 5 2 5 4 4 5 5 4 4 5 80 64005 5 4 5 3 5 3 5 2 3 3 5 5 5 4 5 5 5 3 4 86 73962 5 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 4 3 4 4 5 3 3 3 78 60842 5 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 4 3 4 4 5 3 3 3 72 51845 3 5 3 3 5 3 5 4 5 5 4 4 5 5 3 5 5 3 4 84 7056
3 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 4 3 3 3 80 64005 5 5 4 5 5 5 5 2 I 4 4 4 5 4 3 2 4 0 I 73 53293 4 5 3 5 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 3 5 2 3 5 71 50415 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 93 86493 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 3 3 74 54763 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 5 4 3 5 3 3 76 57764 5 3 5 3 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 3 4 2 3 5 81 65612 5 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 3 3 4 3 5 3 3 3 76 57762 5 2 2 4 4 3 3 3 5 4 3 5 5 5 4 5 3 5 5 77 59292 5 4 2 2 4 3 3 3 5 4 4 5 5 5 4 0 3 5 5 73 532992 140 126 119 120 126 127 129 86 107 126 109 119 120 132 121 128 107 100 117 2341 184641
344 666 544 497 516 546 557 577 264 409 548 437 499 494 600 509 588 413 366 493
00 - '" 0 00 t- oo '<t 0\ 00 - t"l t- oo '" t- '<t 0\ tt '<t0\ t- - 0 0\ - 0\ M 00 0 - t- '<t M t"l 00 00 00 0\'<t, '<t, - '" ~ 6 t"l 00 t"l t"l t- 6 t"l '<t '" "'t t"l t-, 00 M0 0 0' 0' - 0' 0' 0' 0' 0' 0' 0' 0 0 0' 0 0 0'
Lampiran 6.2Analisis Bntir Uji Validitas Instrnmen Y
BntirITabel20
No. X Y X' I.",> ''ltV,",
Responden'CC
I 5 91 25 8281 455
2 4 75 16 5625 300
3 I 72 1 5184 72
4 1 75 I 5625 75
5 4 67 16 4489 268
6 5 78 25 6084 390
7 5 90 25 8100 450
8 2 73 4 5329 146
9 2 54 4 2916 108
10 2 72 4 5184 144
II I 80 I 6400 80
12 1 78 1 6084 78
13 4 81 16 6561 324
14 4 93 16 8649 372
15 4 88 16 7744 352
16 I 80 I 6400 80
17 5 86 25 7396 430
18 2 78 4 6084 156
19 2 72 4 5184 144
20 5 84 25 7056 420
21 3 80 9 6400 240
22 5 73 25 5329 365
23 3 71 9 5041 213
24 5 93 25 8649 465
25 3 74 9 5476 222
26 3 76 9 5776 228
27 4 81 16 6561 324
28 2 76 4 5776 152
29 2 77 4 5929 154
30 2 73 4 5329 146
Jumlah 92 2341 344 184641 7353
NLY -(uX1:Y)rxy ~m:x2 -(uy INLy2 -(1:yf)
= ~[30(344) -(92)2 I30(184641)-(2341f J220590-215372
= '''li'.'''j0:':'32:=:0==-~84~6=:'i4IF-5 5:':'3~92=:'30:=_=:5=:=48:':'02:=:831]
5218
.J(856)(58949)
5218= '.,11'=0';;94;';;0";'93'=4=4
5218=
10459,8
= 0,49886231
Analisis Butir Uji Validitas Instrumen Y
Butir2No. X Y X' y' XY
,'oJ' Respondeii" "I 5 91 25 8281 455
2 5 75 25 5625 375
3 5 72 25 5184 360
4 5 75 25 5625 375
5 3 67 9 4489 201
6 5 78 25 6084 390
7 5 90 25 8100 450
8 4 73 16 5329 292
9 3 54 9 2916 162
10 5 72 25 5184 360
11 5 80 25 6400 400
12 5 78 25 6084 390
13 5 81 25 6561 405
14 5 93 25 8649 465
15 5 88 25 7744 440
16 5 80 25 6400 400
17 5 86 25 7396 430
18 5 78 25 6084 390
19 5 72 25 5184 360
20 3 84 9 7056 252
21 5 80 25 6400 400
22 5 73 25 5329 365
23 4 71 16 5041 284
24 5 93 25 8649 465
25 4 74 16 5476 296
26 4 76 16 5776 304
27 5 81 25 6561 405
28 5 76 25 5776 380
29 5 77 25 5929 385
30 5 73 25 5329 365
Jumlah 140 2341 666 184641 10999
rxy = Jlm;x2 -(~;x")2lmy2 - (2:YY130(10999) - (140)(2341)
= .J[30(666) -(140)2 !J0(184641)-(2341YJ
329970 - 327740= '~i719:':9780:=_::'1~96";'070Ir=5~53":'92:':370=_754:':'87.02='='851]
2230- J(380)(58949)
2230=''')==22=40='='0==62=0
2230=
4732,9
= 0,471169895
Lampiran 6.3
Tabel Hasil Analisis Item Instrnmen Y
Tabel21
No. Butir Koefisien Korelasi r tabel Keterangan
Instrumen
1 0,498 0,361 Valid
2 0,471 0,361 Valid
3 0,116 0,361 Invalid
4 0,600 0,361 Valid
5 1,898 0,361 Valid
6 0,417 0,361 Valid
7 0,398 0,361 Valid
8 0,524 0,361 Valid
9 0,389 0,361 Valid
10 0,308 0,361 Invalid
11 0,711 0,361 Valid
12 0,473 0,361 Valid
13 0,347 0,361 Invalid
14 0,428 0,361 Valid
15 0,636 0,361 Valid
16 0,487 0,361 Valid
17 0,354 0,361 Invalid
18 0,759 0,361 Valid
19 0,574 0,361 Valid
20 0,294 0,361 Invalid
Impiran 7.1Skor Hasil Ujl Reallbllltas Inst....men Varlabel X
Tabe122
~o. No. Item Penerapan Pendekatan CTL Skor Kuadrat~esponden Total Skor
Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 5 2 5 1 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 2 5 5 5 5 86 73962 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 1 3 3 4 2 3 3 2 5 61 37213 5 5 3 2 4 5 3 4 3 2 3 4 5 5 5 4 3 5 4 5 79 62414 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 4 2 3 4 1 3 3 1 3 5 73 53295 5 4 5 3 5 5 4 4 4 4 2 3 4 1 3 3 1 1 3 5 59 34816 5 5 3 5 5 3 3 4 2 3 1 1 3 4 4 1 3 1 1 5 73 53297 5 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 2 3 4 5 3 5 5 5 5 82 67248 5 4 5 5 3 3 3 3 3 4 5 5 3 2 3 2 4 3 3 3 71 50419 4 3 5 5 3 3 3 2 4 2 2 1 5 2 3 4 4 3 3 4 61 372110 3 2 5 1 5 1 1 1 1 1 5 3 2 5 1 1 2 3 3 5 51 260111 5 4 5 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 1 1 5 54 291612 4 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 1 1 5 49 240113 5 4 5 3 4 5 4 4 4 2 1 3 4 2 3 3 2 2 4 5 69 476114 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 89 792115 5 3 3 5 5 4 2 3 4 3 5 1 4 4 5 3 5 4 4 5 77 592916 5 4 5 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 1 1 5 54 291617 5 4 3 4 4 3 5 2 1 2 3 2 2 3 3 4 4 2 1 5 62 384418 3 3 4 3 3 1 2 2 2 3 5 2 4 3 2 2 4 3 3 5 60 360019 3 3 4 4 3 1 2 2 2 3 5 2 2 4 3 2 4 3 3 5 60 360020 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 4 5 3 3 4 2 1 1 1 5 74 547621 5 5 3 1 5 5 4 3 3 1 3 3 5 5 4 3 5 4 3 5 75 562522 5 3 3 1 5 5 4 3 1 2 1 2 1 2 1 2 5 2 1 5 54 291623 5 5 3 3 5 5 4 3 1 2 1 3 5 3 1 3 5 2 1 5 65 4225
)~ t'
24 5 4 5 3 5 5 5 5 4 3 5 3 2 5 4 4 4 4 5 5 85 722525 5 4 4 3 3 4 3 2 5 2 4 2 3 2 3 2 4 2 4 5 66 435626 5 4 4 3 3 4 3 5 2 1 3 4 3 2 4 4 4 5 4 5 72 518427 5 5 3 2 2 2 1 4 4 2 1 3 4 2 3 3 2 2 4 5 55 302528 3 3 4 4 3 1 2 2 2 3 5 2 2 4 3 2 4 3 5 3 60 360029 5 4 3 1 5 5 4 3 1 2 3 1 2 1 2 1 2 0 0 1 46 211630 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 2 3 5 2 2 1 3 2 1 5 71 5041
Jumlah 138 118 120 91 119 107 96 99 88 77 99 76 98 95 91 79 101 79 82 141 1993 136261
JumlahKuadra! '" 00 '" V> r-- V> r-- - 00 - - 00 '<t '" - '" '" '" '" V>
V> 00 0 '" :?il :;j: '" '" '" <!i '" '" V> '<t '" '" ~ '" '" 00
'" '<t V> '" '" M '" M '" '" M '" '" '" '" '"Kuadra!Jumlah :;j: '<t 0 - ~ - -'" 0 - '" '" - '<t '" - '" '<t V> - - 0 - '<t 00
0 '" '<t 00 - - 0 '<t '" 0 r-- 0 '" 00 '<t ~ ~ '" 000- M '<t '" '<t - '" ~
r-- S!; 00 r--~ 8\ '" &3 r-- '"- - - 00 - - 0- r-- 0- V> 00 - '" -
VarianButir 0,57 0,79 0,86 1,97 0,83 2,11 0,66 1,14 0,33 1,44 2,14 1,18 1,13 1,40 1,5 1,03 2,1 1,83 2,26 0,74
I
IY= 1993 IY,' =
ISb' = 26,01
8,' = 128,7
f" = 0,839
Lampiran 7.2
Langkah Perhitungan Realibilitas Instromen Variabel X
Dnlnk menguji reliabilitas, di lakukan langkab-langkah sebagal berikul:
1: Me~btl~tl~rii~k~ijll~dasarkan skur butir yang di peroleh
No. Responden X Y X' y'
I 5 86 25 7396
2 3 61 9 3721
3 5 79 25 6241
4 5 73 25 5329
5 5 59 25 3481
6 5 73 25 5329
7 5 82 25 6724
8 5 71 25 5041
9 4 61 16 3721
10 3 51 9 2601
11 5 54 25 2916
12 4 49 16 2401
13 5 69 25 4761
14 5 89 25 7921
15 5 77 25 5929
16 5 54 25 2916
17 5 62 25 3844
18 3 60 9 3600
19 3 60 9 3600
20 5 74 25 5476
21 5 75 25 5625
22 5 54 25 2916
23 5 65 25 4225
24 5 85 25 7225
25 5 66 25 4356
26 5 72 25 5184
27 5 55 25 3025
28 3 60 9 3600
29 5 46 25 2116
30 5 71 25 5041
IL_J_Um_l_ah LI_13_8_...lI_I_99_3_...l1_6_52__ 1 136261
2. Menghitung varians liap bulir dengan rumus :s,' = IX2
- a:xtN
NDimana:Si2 : Varians butirIX2
: Jumlah X kuadmtIX : Jumlah skor liap bulirN : Number ofcases
s,' = IX2- a:xt
NN
= 652 - L!1l.f30
30=652-634,8
30= 17.2
30=0,57
Jumlah varians semua item variahle X ( Is.2) adalah = 0,57 + 0,79 + 0,86 + 1,97 + 0,83 +
2,11 +0,66+ 1,14+0,33 + 1,44+ 2,14+ 1,18+ 1,13 + 1,40+ 1,5 + 1,03 +2,1 + 1,83 +2,26+ 0,74 = 26,01
3. MenghiIung varians tolal dengan rumus :s,z = IX2
- a:xtN
N= 136261-( 1993 i
3030
- 136261 132401,630
=3859,430
= 128,7
4. Dimasukkan kedalarn rumus alpha
rll= [~][1-~]n-l Sf
2
= [~] [1- 26,oI]20-1 128,7
= [~~] [1- 0,202]
= ( 1,052) (0,798)= 0,839
5. Hasil-hasil perhitungan yang di peroleh di konsultasikan dengan kriteria reliabilitas
,ampiran 8.1Skor Basil Vji Reailbilitas Instrumen Variabel Y
Tabel23
No. No. Item Motivasi Be1ajar Siswa Skor KuadratResponden Total Skor
Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 lO 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 91 82812 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 75 56253 I 5 5 4 I 4 4 4 2 3 4 5 3 4 5 4 2 5 4 5 72 51844 I 5 5 4 I 4 4 4 2 3 4 5 3 4 5 2 5 3 3 2 75 56255 4 3 4 3 3 4 5 3 3 3 3 2 5 3 2 4 5 2 I 5 67 44896 5 5 5 4 5 3 4 5 I 4 5 I I 3 5 5 5 5 4 3 78 60847 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 90 81008 2 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 73 53299 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 54 291610 2 5 5 2 5 3 5 3 2 3 4 3 4 3 5 4 5 3 3 3 72 518411 I 5 4 4 5 4 4 5 3 2 5 2 5 4 4 5 5 4 4 5 80 640012 I 5 4 4 5 4 4 5 3 2 5 2 5 4 4 5 5 3 3 5 78 608413 4 5 3 5 3 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 3 4 2 3 5 81 656114 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 93 864915 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 4 3 88 774416 I 5 4 4 5 4 4 5 3 2 5 2 5 4 4 5 5 4 4 5 80 640017 5 5 4 5 3 5 3 5 2 3 3 5 5 5 4 5 5 5 3 4 86 739618 2 5 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 4 3 4 4 5 3 3 3 78 608419 2 5 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 4 3 4 4 5 3 3 3 72 518420 5 3 5 3 3 5 3 5 4 5 5 4 4 5 5 3 5 5 3 4 84 705621 3 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 4 3 3 3 80 6400
22 5 5 5 4 5 5 5 5 2 1 4 4 4 5 4 3 2 4 0 1 73 532923 3 4 5 3 5 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 3 5 2 3 5 71 504124 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 93 864925 3 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 3 3 74 547626 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 5 4 3 5 3 3 76 577627 4 5 3 5 3 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 3 4 2 3 5 81 656128 2 5 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 3 3 4 3 5 3 3 3 76 577629 2 5 2 2 4 4 3 3 3 5 4 3 5 5 5 4 5 3 5 5 77 592930 2 5 4 2 2 4 3 3 3 5 4 4 5 5 5 4 0 3 5 5 73 5329
Juml.h 92 140 126 119 120 126 127 129 86 107 126 109 119 120 132 121 128 107 100 117 2341 184641
344 666 544 497 516 546 557 577 264 409 548 437 499 494 600 509 588 413 366 493Juml.hKu.dratKu.dratJumlah 0 "" ;;:: 8 ~ "" - ~ ~ - - 8
~ - ;l; ~ 8 ""..,. 0 .... N ..,."" '" ""
..,.'""" "" '" - ::J: '" - "" ""
..,.'" '" - ::J: "" G
..,.8 ""..,.
"" on ..,. on "" "" ~ - on - ..,. ..,. - '"'" - - - - - - - - - - - - - - - - - -VarianBetir
"" N "" M ""..,. ..,.
'" - N .... .... ..,."" ~ "" N
q 6' d- '" ;::,~ ~, ~ on "", ~ '" ~ 6' ~
.... M :3- N,N 0 0 0 0 - o' -' ..: -
LY -2341 LY, -184641
LSb' ~ 17,87
s.' ~ 65,5
rll ~ 0,765 ;,
;I~
Lampiran 8.2Langkah PerhitDngan ReaUbilitas Instrnmen Variabel Y
Untuk menguji reliabilitas, di lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
I. Membuat lembar kOlja berd~~llrkaii~~k\,i:butir yang di peroleh
No. Responden X Y X' Y'
I 5 91 25 8281
2 4 75 16 5625
3 I 72 I 5184
4 I 75 I 5625
5 4 67 16 4489
6 5 78 25 6084
7 5 90 25 8100
8 2 73 4 5329
9 2 54 4 2916
10 2 72 4 5184
II I 80 1 6400
12 I 78 1 6084
13 4 81 16 6561
14 4 93 16 8649
15 4 88 16 7744
16 I 80 1 6400
17 5 86 25 7396
18 2 78 4 6084
19 2 72 4 5184
20 5 84 25 7056
21 3 80 9 6400
22 5 73 25 5329
23 3 71 9 5041
24 5 93 25 8649
25 3 74 9 5476
26 3 76 9 5776
27 4 81 16 6561
28 2 76 4 5776
29 2 77 4 5929
30 2 73 4 5329
I_Jum_
1ah192 1_2_34_1_..1-_3_44_1184641
2. Menghitung varians liap bulir dengan rumus :8;' = DC' - u::xf
NN
Dimana:S; :VariansbutirIX' : Jumlah X kuadratIX : Jumlah skor liap butirN : Number ofcases
s;'= IX'-u::xfN
N=344-L2ll
3030
=344-282.130
=61.930
=2,06
Jumlah varians semua item variable X (Is.') adaJah = 2,06 +0,42 + 0,49 + 0,83 + 1,2 + 0,56+ 0,64 + 0,74 + 0,58 + 0,91 + 0,62 + 1,37 + 0,9 + 0,47 + 0,64 + 0,7 + 1,39 + 1,04 + 1,09 +1,22 = 17,87
3. Menghitung varians total dengan rumus :SI' = DC' - u::xf
NN
= 184641-{ 2341 i30
30= 1&4641 - 182676
30
= 196530
=65,5
4. Dimasukkan kedalam rumus alpha
rll= [~J[I-~]n-l st'
= [~J [1- 17,87]20-1 65,5
= [~~ ] [1- 0,272]
= ( 1,052)( 0,728 )= 0,765
5. Basil-hasil perhitungan yang di peroleh di konsultasikan dengan krileria reliabilitas
Lsmpiran 9.1Skor Vsrisbel Penerapan Pendekotan CTL (X)
Tahel24No. Responden No. Item pendekotsn CTL JumlahSkor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 16 11 12 13 14I. 5 4 3 4 4 2 3 3 2 2 2 3 3 4 442. 5 4 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 1 363. 5 4 4 3 5 1 2 2 2 3 3 4 4 2 444. 5 5 4 3 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 395. 5 5 4 3 5 1 2 2 2 3 3 4 4 2 456. 5 4 2 5 5 2 1 2 3 5 3 2 3 4 477. 5 3 5 4 2 4 3 1 4 4 5 3 5 4 528. 5 3 5 3 2 2 2 2 4 3 2 1 3 2 399. 5 5 5 5 4 3 3 1 4 5 2 2 2 1 4710. 5 5 5 5 5 4 5 1 5 4 4 4 3 4 59II. 3 3 5 2 3 3 3 1 4 5 2 2 2 1 3912. 5 4 5 5 4 1 2 2 1 2 1 2 5 2 4113. 4 5 4 5 2 5 3 3 4 4 2 5 4 3 5314. 5 4 5 3 5 3 4 3 3 4 4 3 5 4 5515. 5 4 5 5 4 1 2 2 1 2 1 1 4 3 4016. 5 3 5 5 5 1 5 1 3 1 4 3 1 1 4317. 5 3 5 4 2 4 4 1 4 4 5 3 5 4 5318. 3 3 3 1 2 2 3 2 2 4 3 3 4 3 3819. 4 2 5 2 3 3 3 1 4 5 2 2 1 2 3920. 4 5 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 3 3 5321. 5 2 5 3 2 5 3 2 1 2 1 2 5 2 4222. 3 3 3 1 2 2 3 2 2 4 3 2 4 2 3623. 3 3 3 1 2 2 3 2 2 4 3 2 4 2 3624. 3 3 3 4 5 2 3 2 2 2 3 2 4 3 4125. 5 4 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3226. 4 5 3 2 2 1 1 3 3 1 4 1 2 3 3527. 5 2 3 5 4 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3228. 4 4 1 2 1 2 1 2 5 4 3 0 1 0 3029. 3 5 2 0 2 2 1 5 4 0 3 2 1 3 3330. 5 4 2 1 1 0 3 5 4 3 2 1 1 5 37
Jumlah 1260
Lampiran 9.2
Perhitungan Banyak Kelas, Panjang Kelas, dan Distrihusi Fr4~:~I~;!lt~i~~;"//V&~'VariahelX
Diketahui:
Skor Tertinggi = 59
Skor Terendah = 30
Panjang Kelas ( Range)
Banyaknya Kelas ( K )
Panjang Interval Kelas (P)
=59-30=29
= I +3,3 Log 30
= I + 3,3 (1,477)
= I +4,874
= 5,874
:P=RK
=295,874
= 4,937
Menentukan Frekuensi Relative dengan rumus :
Frekuensi Relative: Frekuensi Absolut X 100%L Frekuensi Absolut
Dari perhitungan di atas, maka table distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :
Tabel25
Skor Frekuensi Absolut Frekuensi Relative
30-34 4 .1- X 100% = 13,3330
35-39 10 ~ X 100%-33,3330
40-44 7 L X 100% - 23,3330
45-49 3 ..L X 100%= 1030
50-54 4 .1- X 100% -13,3330
55 -59 2 L X 100% - 6,6730
Jumlab 30 100%
Lampiran 9.3
Interval f fkb flta
KelasI
55-59 2 30=N 2
50-54 4 28 6
45-49 3 24 9
40-44 7 21 16
35 -39 10 14 26
30-34 4 4 30=N
1. Mean
Diketahui:
LX= 1260
N =30
Mx = LXN
= 126030
= 42
2. Median
Mdn=f,+ (Y2N-fkbl Xif;
= 39,35+ (15 14) X 57
= 39,35 + 1. X 57
= 39,35 + 0,714
= 40,064
Dimana;
Mdn = Median atau Nilai Rata-rata
Pertengahan
f, = lower limit (Batas Nyata
dari interval yang
mengandung Median)
= interval class (kelas interval)
fkb = frekuensi kumulatifyang terletak di
bawah interval yang mengandung
Median
fi = frekuensi aslinya (yaitu frekuensi
dllri interval yang mengandung
Median)
N = Number ofCases
Diketahui:
f, = 39,35
fkb = 14
fi =7
=5
3. Modus
M., =C+ ( fa ) Xif.+fb
= 39,35 + ( 3 ) X 53 + 10
=39,35+1. X513
= 39,35 + 1,15
= 40,5
Dimana:
M.,=Modus
f, = lower limit (Batas Nyata dllri
interval yang mengandung Modus)
f. = frekuensi yang terletak di atas
interval yang mengandung Modus
fb = frekuensi yang terletak di bawah
interval yang mengandung Modus
= interval class (kelas interval)
Diketahui:
f, = 39,35
f. =3
fb = 10
=5
Lampiran 9.4 30 37 42 1369 1764 1554
Perhitnngan Simpangan Baku Variabe1 X Jumlah0 M
..,. - ~'" '"<- '<t
N '" '" '"No,",,'" "'·'·X'" ...•.•..y XL yL XV - - ..,. <- -'" '" <-Responden
I 44 57 1936 3249 2508Simpangan ( S2)
2 36 47 1296 2209 1692S2 =NIX2-O:X)2
3 44 58 1936 3364 2552N(N-1)
4 39 67 1521 4489 2613 = 30 (54574) - 0260l
5 45 66 2025 4356 2970 30X29= 1637220-1587600
6 47 63 2209 3969 2961 870
7 52 65 2704 4225 3380 = 49620870
8 39 58 1521 3364 2262 = 57,03
9 47 59 2209 3481 2773
10 59 65 3481 4225 3835 Standar Deviasi (SD)
11 39 35 1521 1225 1365 SD =,;sr
12 41 54 1681 2916 2214= ';57,03
=7,5513 53 63 2809 3969 3339
14 55 57 3025 3249 3135
15 40 59 1600 3481 2360
16 43 58 1849 3364 2494
17 53 57 2809 3249 3021
18 38 57 1444 3249 2166
19 39 58 1521 3364 2262
20 53 58 2809 3364 3074
21 42 59 1764 3481 2478
22 36 65 1296 4225 2340
23 36 50 1286 2500 1800
24 41 58 1681 3364 2378
25 32 50 1024 2500 1600
26 35 51 1225 2601 1785
27 32 64 1024 4096 2048
28 30 43 900 1849 1290
29 33 50 1089 2500 1650
Skor Vsrisbel Motivssi Relsjsr Sisws (II)
Tsbe126
No. Responden No. Item Motivssi Belajsr Sisws Jnmlsb Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15I. 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 572. 1 5 1 3 5 4 5 1 4 0 3 5 5 2 3 473. 1 5 4 5 4 4 5 3 5 0 4 4 5 5 4 584. 5 5 5 3 5 3 5 2 5 5 4 5 5 5 5 675. 5 5 3 5 3 5 3 5 5 5 4 5 5 5 3 666. 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 4 5 3 5 4 637. 5 5 5 3 5 3 5 2 5 5 4 5 5 5 3 658. 1 5 4 3 4 5 5 3 5 2 4 4 5 4 4 589. 5 4 3 5 4 1 5 5 5 5 4 3 4 3 3 5910. 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 3 6511. 5 5 2 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 3512. 1 5 4 5 4 5 4 3 3 3 3 4 3 4 3 5413. 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 3 6314. 4 4 4 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 0 4 5715. 4 4 4 5 5 5 3 3 4 5 3 4 4 3 3 5916. 2 5 4 5 5 5 3 3 4 5 3 4 4 3 3 5817. 1 5 4 5 5 5 3 3 4 5 3 4 4 3 3 5718. 3 4 3 5 5 5 5 3 3 3 3 4 4 3 4 5719. 5 3 3 3 5 3 5 3 5 2 4 5 4 5 3 5820. 5 5 4 5 5 5 5 2 4 0 4 4 5 3 2 5821. 5 5 4 5 5 5 5 1 3 0 5 5 5 2 4 5922. 5 5 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4 5 4 4 6523. 1 4 4 3 4 3 4 3 3 3 5 4 3 3 3 5024. 5 5 4 5 5 5 5 2 4 0 4 4 5 3 2 5825. 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 5026. 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5127. 4 5 3 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 6428. 4 3 2 2 2 2 3 3 4 1 3 4 3 4 3 4329. 3 0 3 3 2 5 5 5 5 2 5 5 2 3 2 5030. 4 3 5 4 3 2 1 0 4 3 4 5 3 0 1 42
Jnmlsb 1693
Lampiran 10.2
Perbitnngan Banyak Kelas, Panjang Kelas, dan Distribusi Frekuensi Data
Variabel Y
Diketahui:
Skor Tertinggi = 67
Skor Terendab = 35
Panjang Kelas ( Range)
Banyaknya Kelas ( K )
Panjang Interval Kelas (P)
=67-35 =32
= I +3,3 Log 30
= I + 3,3 (1,477)
= I + 4,874
= 5,874
:P=RK
= 32"":-:::-:-5,874
= 5,447
Menentukan Frekuensi Relative dengan rnmus :
Freknensi Relative: Frekuensi Absolut X 100%L Frekuensi Absolut
Dari perbitungan di atas, maka table distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :
Tabel27
Skor Frekuensi Absolut Frekuensi Relative
35-40 1 _1_ X 100% = 3,330
41-46 2 .L X 100%=6,730
47-52 5 ..L X; 100% - 16,730
53-58 11 ..lL X 100%=36,730
59-64 6 L X 100%-2030
65-70 5 ..L X 100%= 16,730
Jumlab 30 100%
Lampiran 10.3
Interval f fllb fila
Kelas
65-70 2 30-N 2
59-64 4 28 6
53-58 3 24 9
47-52 7 21 16
41-46 10 14 26
35-40 4 4 30=N
I. Mean
Diketahui:
IX = 1693
N =30
Mx= IXN
= 169330
= 56,43
2. Median
Mdn = t + (Y2 N - fk~} Xifi
= 52,47+( 15-8) X 6II
=52,47+2 X6II
= 52,47 + 3,8
= 56,27
Dimana:
Mdn = Median atau Nilai Rata-rata
Pertengahan
t = lower limit (Batas Nyata
dari interval yang
mengandung Median)
= interval class (kelas interval)
fkb = frekuensi kumulatifyang terletak di
bawah interval yang mengandung
Median
fi = frekuensi aslinya (yaitu frekuensi
..• ········darHfii~r\ialyangmengandung
Median)
N = Number ofCases
Diketahui:
t = 52,47
fkb =8
fi = II
=6
3. Modus
Mo =t+ ( f. ) Xifa+fb
= 52,47 + ( 6 ) X 66+5
= 52,47+§.. X6II
= 52,47 + 0,54 X 6
= 55,71
Dimana:
M,,=Modus
t = lower limit (Batas Nyata dari
interval yang mengandung Modus)
fa = frekuensi yang terletak di atas
interval yang mengandung Modus
fb = frekuensi yang terletak di bawah
interval yang mengandung Modus
= interval class (kelas interval)
Diketahui:
t = 52,47
fa =6
fb =5
=6
Lampiran 10.4 30 37 42 1369 1764 1554
Perbitungan Simpaugan Bakn Variabel Y Jumlah ... - '"0 M r- ... '"'" '"'" '"on N 00
No. X Y···· 1','iX' I':;;··y···· XV - - ... r- -on '" r-Responden
I 44 57 1936 3249 2508Simpangan ( S2)
2 36 47 1296 2209 1692S2 =N )"X2_ O:X )2
3 44 58 1936 3364 2552N(N-l )
4 39 67 1521 4489 2613 = 30 (97241) - 0693i30X295 45 66 2025 4356 2970
= 2917230-28662496 47 63 2209 3969 2961 870
7 52 65 2704 4225 3380 = 50981870
8 39 58 1521 3364 2262 = 58,60
9 47 59 2209 3481 2773
10 59 65 3481 4225 3835 Standar Deviasi (SD)
11 39 35 1521 1225 1365 SD =...JS2
12 41 54 1681 2916 2214=...J58,60
=7,6613 53 63 2809 3969 3339
14 55 57 3025 3249 3135
15 40 59 1600 3481 2360
16 43 58 1849 3364 2494
17 53 57 2809 3249 3021
18 38 57 1444 3249 2166
19 39 58 1521 3364 2262
20 53 58 2809 3364 3074
21 42 59 1764 3481 2478
22 36 65 1296 4225 2340
23 36 50 1286 2500 1800
24 41 58 1681 3364 2378
25 32 50 1024 2500 1600
26 35 51 1225 2601 1785
27 32 64 1024 4096 2048
28 30 43 900 1849 1290
29 33 50 1089 2500 1650
Lampiran 11.1
Perbitungan Koefisien Korelasi nntuk Pengnjian Hipotesis
Tabel28
No. X Y XL yL XVResponden
1 44 57 1936 3249 2508
2 36 47 1296 2209 1692
3 44 58 1936 3364 2552
4 39 67 1521 4489 2613
~ 4~ 66 ~O~~ 4356 2,970.
6 47 63 2209 3969 2961
7 52 65 2704. 4225 3380
8 39 58 1521 3364 2262
9 47 59- 2209. 3481 2773-
10 59 65 3481 4225 3835
11 39 35 1521 1225 1365
12 41 54 1681 2916 2214
13 53 63- 2809 3969 3339
14 55 57 3025 3249 3135
15 40 59 1600 3481 2360
16 43 58 1849 3364 2494
17 53 57 2809 3249 3021
18 38 57 1444 3249 2166
19 39 58 1521 3364 2262
20 53 58 2809 3364 3074
21 42 59 1764 3481 2478
22 36 65 1296 4225 2340
23 36 50 1286 2500 1800
24 41 58 1681 3364 2378
25 32 50 1024 2500 1600
26 35 51 1225 2601 1785
27 32 64 1024 4096 2048
28 30 43 900 1849 1290
rxy
29 33 50 1089 2500 1650
30 37 42 1369 1764 1554
Jumlah0 M .". - '"'0 '"
t- .". '"'" '0 V) '" 00- - .". t- -V) '" t-
DlketahUl :
N=30
IX= 1260
IY= 1693
IX2 =54574
Iy2 = 97241
IXY=71899
Dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment dari Karl Pearson, berikut ini :
mY-(~XL:Y)
30(71899) - (1260)(1693)
= .J[30(54574) -(1260)2130(97241) - (1693Y12156970- 2133180
= 'v'[i=16=3=72=2=0=-1=5=87=6=00'1=29=1==72=30=-=2==8=66=2=49']
23790=1~7:(4":'96'='20""C)';";(57:09"='8::"1)
23790= '.j;;:"25:':2""96:':7'='72:':270
23790=
50295,8
= 0,473001721
Setelah di peroleh nilai r,,, = 0,473 kemudian di konsultasikan pada tabel interpretasi angka korelasi
product moment dengan hasil interpretasi sedang atau cukup.
Berdasarkan penghitungan di atas dapat di ketahui bahwa harga titik r untuk N=30 (dk = 30 - 2 )
pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,361 dan pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,463 ini berarti r
hitung> r tabel pada taraf signifikansi 5% maupun 1%, dengan demikian Ho yang menyatakan tidak ada
pengaruh antara penerapan pendekatan CTL terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMP Negeri 250
Jakarta berhasil di tolak.
Lampiran 11.2
Ujisignifikansi
Dengan rumus uji signifikansi korelasi Product Moment sebagai berikut:
t = r.,r;;::2-./I_r2
= 0,473.J30=2
~1-(0,473)2
0,473.J2i!= f-JI;=-=:':0=:",22~3=72:':"9
= (0,473)(5,29)
-./0,776271
= 2,50217
O,~~
= 2,843375
nilai pengujian dengan derajat kebebasan (dk = 30. - 2 ) dan taraf signifikan 1%
maka pengujian t ( 30 - 2 ; 1% ) t ( 28 ; 1% ) dari daftar distribusi t di dapat ttnbel =
2,763, karena nilai.1hitung lebih besar dari ltnbel ( 2,843> 2,763), artinyanilai 1hitung
berada di daerah penolakan Ho maka dengan demikian Ho ditolak.
Dengan demikian hipotesis kerja ( M. ) yang menyatakan terdapat pengaruh yang
positif antara penerapan pendekatan CTL terhadap motivasi belajar PAl siswa di
SMPN 250 Jakarta di teriJna. Maka dapat di simpulkan bahwa pengaruh antara
penerapan pendekatan CTL terhadap motivasi belajar PAl siswa di SMPN 250
Jakarta dapat di geilerillisasikail ke popillasi difuana sampel iili di aillbiI..
Lampiran 11.3
Pcrbitungan Kocfisicu Dctcrminasi
Untuk mengetahui kontribusi yang di berikan variabel X terhadap variabel Y,
maka di lakukan penghitungan koefisien determinasi (KD) dengan rnmus sebagai
berikut:
KD = rx/ X 100%
= (0,473i X 100%
= 0,223729 X 100%
=22,3729%
Dari hasil perhitungan koefisien determinasi di alas, nampak bahwa KD di
peroleh sebesar 22,38%, variabel Y (Motivasi Belajar PAl Siswa di SMP negeri
250 Jakarta) turnt di tentukan oleh variabel X ( Penerapan Pendekatan CTL ),
sedangkan 77,62% di tentukan oleh faktor-faktor lain.
Lampiran 12
DATASAMPEL
Tabel29..•;J;;),;;;," ..
NO NAMASISWA LIP KELAS
1 Aditya Rahman L VIll.l
2 Alfiyah Rohana P VIll.l
3 AminFauzi L VllI.l-- ._,- ..- _.- - -
4 Aiiliya Tasya Ulfiana P VIll.l
5 Awliyana Nur Annisa P Vlll.l
6 FajarReza L VIll.l
7 Fransisca Wulandari Ahmadi P Vlll.l
8 Indah Fauziah P VIll.l
9 Muhamad Fajri L Vlll.l
10 Muhamad Rizki L VIll.l
11 Novita P Vlll.l
12 Sundoni Andrianto L VIII.1
13 Adrian Alfianto L Vlll.2
14 Alviati Fatonah L Vlll.2
15 Hany Hafidatunnisa P VIll.2
16 Mutia Nur Tahani P VllI.2
17 WOr<lIn<!ahpuspita Wi<!yaNjlri p \1111.2
18 Aisya Sekar Anindtiya P VIll.3
19 Bantu Prakasa L VIII.3
20 Faiza Ja'far Shodiq L VIl!.3
21 Mira Nurahma P Vlll.3
22 Nur Laeli Sofiyah P VIIl.3
23 Rina Alfiana P VIll.3
24 Rivan Alfianto L VIl1.3
25 Syajida Chairullah Tulfah P VIll.3
26 Dwi Novitasari P VIllA
27 Fikrie Aulia L VIllA
28 Muhamad Syahruli L VIllA-~---- -
29 Muhamad Farhan Praditya Putra L VIllA
30 Sisca Apriliani P VIllA
31 Siti Aisyah P VIllA
32 Taufah Syafii L VIllA
33 Aldi Febrianto Ridwan L Vlll.5
34 Ayu Lestari P VIII.5
35 Dede Saputra L VIII.5
36 Faras Karisma L VIII.5
37 Muhummad AI Hasan L VIII.5
38 Muhamad Khaidir Padil L VITI.5
39 Ridwan Santoso L VIll.5
40 Rima Nurul Qomarini P VIII.5
41 ~Ildy J?r.l11()to L VUJ,~
42 Siti Aisyah P VIII.5
43 Anangga Dwipasoca Trayodasa L Vll1.6.
44 Doni Rahmat L VllI.6
45 Fahrul RoziIsbak L VIII.6
46 I1yas Mustaqim L VIII.6
47 Riska Silviya p. VIll.6
48 Septi Dwi Komala P VIll.6
49 Yusfi Walidaen L VITI.6
50 Aliefah Juliana P VIII.7
51 Devi Wulandari P VIII.7
52 Devina Soraya P VI1I.7
53 Erlangga Aji Pangesta L VITI.7
54 Kartika P VIII.7
55 Muhamad Fadhil Mufid L VllI.7
56 Muhamad Nurul Amin L VITl.7
57 Reza Burhan Nurdin L Vlll.7
58 Sari Nandes Poetri P VIII.7
59 Tawfik L VIII.7
60 Yuni Syarah P VIII.7
m 13.1 NILAI-NILAI r PODUCT MOMENT
NTaraf Signifikan
NTaraf Signifikan
NTaraf Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%I···
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,Y17 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,'798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 .0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
mpiran 13.2
TABEL IINILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t
ex untuk uji dua fihak (two tail test)
I 0,50 0,20 0,10 0,05 Q,02 0,01
ex untuk uji satu fihak (one tail test)
dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,Q1 0,005
I 1,000 3,078 6,314 12,706 31,821 63,6572 0,816 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925
3 0,765 1,638 2,353 3,182 4,541 5,8414 0,741 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604
5 0,727 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032
6 0,718 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707
7 0,711 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499
8 0,706 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355
9 0,703 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250
10 0,700 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169
II 0,697 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106
12 0,695 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055
13 0,692 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012
14 0,691 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977
15 0,690 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947
16 0,689 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921
17 0,688 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898
18 0,688 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878
19 0,687 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861
20 0,687 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845
21 0,686 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831
22 0,686 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819
23 0,685 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807
24 0,685 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797
25 0,684 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787
26 0,684 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779
27 0,684 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771
28 0,683 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763
29 0,683 1,31 I 1,699 2,045 2,462 2,756
30 0,683 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750
40 0,681 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704
60 0,679I
1,296 1,671 2,000 2,390 2,660- -- • .... r. r. r, .-,ro '" L 1'1
NomorLampiranPerihal
: Istimewa: I (snm) herkas: ?engl\iuan Proposal Skripsi
Jakarta, Januari 2009
Kepasa Yth.Jurusan Pendidiknn Agama IslanlFakult~s Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN SyarifHidayatullall Jakarta
di-Tempat
Assalamu 'alaikum Wr. Wh.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
NamaNIMSemesterJurusan
: lin QUITotuI Aini: 1050IlOOOOI4: VII (Tlyuh): Pendidikan Agama Islam
•
Bermaksud mengajukan Proposal Skripsi dengan judul "Pengaruh Penerapan
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Motivasi
Belajar Siswa pada mata pelajaran PAl di SMP Negari 250 JaIGlrta". Sebagai
ballan pertil.llbangan, berikut ini saya lampirkan proposal skripsi (termasuk outline
dan daflar pustaka).
Demikianlall pengajuan proposal ini saya sampaikan, ata perhatian dan persehyuanBapak, saya tlcapkan terimakasih.
Wassalamu 'alaikull: Wr. Wh.
Mengetahui,. Dosen Pembill1bing Seminar PfC\posal
Iosada.M.A.
Mengetahni,Dosen P bim 'ng ak, emik
('- ~/~~~H'S't~ I~Ir. . ill ~ a mm 1
\p N.
, t S i..
~ .
Pemohon,
~.lin Ourrotnl Ain;NIM.105011000014
~DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-081UINJAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit 5 Januari 2009FITK No. Revisi: 00JI. lr. H. Juanda No 95 C/putat 15412lndonasla Hal 1/1
SURAl BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor: Un.01lF.lIPP.009/...l.? 7.. .12009Lamp. :-Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.Babrissalim, M.AgPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN SyarifHidayatullahJakarta.
Assalamu 'alaikum wr.wb.
Jakarta, 04 Mei 2009
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing IIII (materilteknis)penulisan skripsi mahasiswa:
NamaNIMSemesterJurusanJudul Skripsi
: lin Qurrotul Aini: 105011000014: VIII: Pendidikan Agama Islam: "Pengarub Penerapan Pendekatan CTL Terhadap Motivasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran PAl di SMPN 250 Jakarta".
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkntan pada tanggal 30 Januari
2009, abstraksiloutline teriampir. Saudara dapat melakukan peruballan redaksional pada
judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perIJI, mohon pembimbing
menghubungi Jurusan teriebih dahulu.
Bimbingall skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (ellam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (ellam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan keIja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr.wb.
Tembusan:1. Dekall FITK2. Mahasiswa Ybs.
~OEPARTEMEN AGAMA No.Ookumen FITK-FR-AKD-082UINJAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbil 5 Januari 2009FITK No. Revisi: 00JI. Ir. H. Jusnda No 95 Clputat 15412lndon&sla Hal 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor: Un.01/F.1IPP.009/..~.~~ .. .12009Lamp. : Outline/ProposalHal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada yth.Kepala SMP Negeri 250Ja1mrta.
Assalamu 'alaikum wr. wh.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Jakarta,27 Agustus2009 .•.
NamaN1MSemesterJurusanJudul Skripsi
: lin Qurrotul Aini: 105011000014:lX: Pendidikan Agama Islam: "Pengaruh Penerapan Pendekatan eTL Terhadap Motivasi Be1ajar
Siswa pada Mata Pe1ajaran PA.l di SMPN 250 Jakarta".
Adalah benar mahasiswi Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Keguruan (F1TK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian
(riset) di instansi yang saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut me1aksanakan
penelitiall di tempat dimaksud.
Atas perhatian dan keIja sama Saudara, kami ncapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wh.
Tembnsan:I. Dekan FlTK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Malmsiswi yang bersangkntan
~OEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-091UINJAKARTA FORM (FR) Tgl. Ternit 5 Januari 2009
FITK No. Revisi: 00J/. Jr. H. Juanda No 95 Clputat 15412 Indonesia Hal 1/1
SURAT PERMOHONAN RISETIWAWANCARA
Nomor: Un.01/F.l/PP.009/..~~.C? .12009Lamp. :Hal : RisetIWawancara
Kepada ytb.Kepala SMP Negeri 250Jakalia.
Assalamu 'alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
. Jakartlt, 27A~tus 2009
NamaNIMSemesterJurusanJudul Skripsi
: lin Qurrotul Aini: 105011000014:IX: Pendidikan Agama Islam: "Peugaruh Penerapan Pendekatan eTL Terhadap Motivasi Belajar
Siswa pada Mala Pelajaran PAl di SMPN 250 Jakarta".
Adalah benar mahasiswi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatl111ah Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan Riset
Wawancara di instansi yang saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan
penelitian di tempat dimaksud.
Demikianlah, alas perhatian dan bantuannya keIja sama Saudara, kami ucapkan
terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr.wb.
PEMERINTAH PROVINSI DAERAHKHUSUSIDUKOTAJAKARTADINAS PENDIDIKANDASAR
S~t~EGERI250Jalan : KHM. Nairn ill, Cipete Utara, Kebayoran Barn
TELP (021) 7200396, FAX (021) 7265788JAKARTA SELATAN
KodePos: 12150
SURAT KETERANGANNomor: 721 /1.851.55
Kepala sMP Negeri 250 Jakarta dengan ini menerangkan bawa :
NamaNlM
Jurusan
Fakultas
: lin Qurrotul Aini: 105011000014
: Pendidikan Agama Islam
: llmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
Nama tersebut di atas telah melaksanakanpenelitian yangberjud~ii"pe~eraPaJ1
Pendekatan CTL terhadap Motivasi Belajar PAl siswa" terhitungmulaitanggal 1
September 2009 s.d. 9 Desember 2009.
Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk dapat dperigunakan defl1glln mestinya..
esember 200
uhammad Syuhairi
~="1<ITIP. 130608485