Upload
hoangkhanh
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI KOMUNIKASI MAJELIS DHUHA NASIONAL
DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM MAJELIS
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Popy Oktarini
NIM: 109051000082
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1434 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu (S.I) di Universits
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah di cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universits Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari yang saya gunakan dalam penulisan ini bukan hasil
asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universits Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Juli 2013
Popy Oktarini
i
ABSTRAK
Popy Oktarini
“Strategi Komunikasi Majelis Dhuha Nasional dalam Mensosialisasikan
program majelis dhuha”.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kelancaran suatu
lembaga atau perusahaan, kelancaran suatu lembaga tanpa adanya komunikasi
maka lembaga tidak akan berjalan. Komunikasi penting bagi Majelis Dhuha
Nasional karena komunikasi membuat program majelis dhuha ini, dikenal oleh
masyarakat. Selain itu Majelis Dhuha Nasional merupakan lembaga dakwah yang
mengajak kepada kaum muslimin untuk melaksanakan shalat dhuha bersama-
sama di pagi hari, dilanjutkan dengan dzikir dan muhasabah disambung tausiyah
dan motivasi. Oleh karena itu sekarang ini banyak masyarakat yang malas
melakukan shalat sunnah dhuha dirumah. Oleh karena itu dengan program Majelis
Dhuha ini yang dilakukan seperti dimasjid akan tergiat bagi masyarakat untuk
melakukan shalat sunnah dhuha bersama-sama. Oleh karena itu agat kegiatan ini
berjalan lancar, maka di perlukan adanya strategi komunikasi Majelis Dhuha
Nasional dalam mensosialisasikan program Majelis Dhuha agar masyarakat
terbiasa melaksanakan shalat dhuha.
Bagaimana strategi komunikasi Majelis Dhuha Nasional dalam
mensosialisasikan program Majelis Dhuha?
Metode yang di gunakan pada penelitian disini adalah metode kualitatif.
Tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif analisis, yang bertujuan untuk
menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data.
Tehnik pengumpulan data melalui tehnik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Adapu respon yang diwawancarai adalah pengurus majelis dhuha nasional yang
berkaitan dengan program Majelis Dhuha Nasional serta para jama’ah yang
mengukuti program majelis dhuha nasional ini.
Strategi yang digunakan Majelis Dhuha Nasional dalam mensosialisasikan
program Majelis Dhuha adalah; dengan menggunakan media seperti, brosur,
Koran, televisi, dvd dan buku. Tidak hanya itu Majelis Dhuha Nasional juga
bekerjasama dengan pihak pemerintah dan swasta. Dan bentuk komunikasi yang
digunakan Majelis dhuha nasional dalam mensosialisasikan program majelis
dhuha yaitu komunikasi kelompok, komunikasi pribadi, dan komunikasi massa.
Dan faktor pendukung dan penghambat.
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan strategi komunikasi dan bentuk komunikasi semua itu berhasil
dilakukan oleh Majelis Dhuha Nasional dalam mensosialisasikan program Majelis
Dhuha. Dan hasil yang diperoleh sangant baik. Hal ini dapat dilihat dari program
Majelis dhuha sering dilakukan di masyarakat.
Keyword: Komunikasi, Majelis Dhuha Nasional, Program, Sosialisasi, Strategi.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta
alam. pertama-pertama penulis mengucap rasa syukur yang mendalam atas
diberikannya nikmat sehat, nikmat Islam dan nikmat iman oleh Allah SWT.
Karena dengan nikmat tersebut, penulis mendapatkan kemudahan untuk bisa
menyelesaikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk meraih gelar sarjana
dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Walaupun dalam
prosesnya, penulis menyadari banyak terjadi kendala yang dihadapi. Namun, atas
izin Allah SWT, penulis mampu menyelesaikanya dengan rasa syukur yang amat
mendalam.
Shalawat serta salam senantiasa terucap kepada baginda Nabi besar,
panutan semua umat Islam yang mengajak menuju jalan kebenaran serta
menyelamatkan umat Islam dari kesesatan, Nabi yang telah menerangi jalan
kehidupan dari kegelapan menuju jalan penuh terang benderang, yaitu Nabi
Muhammad saw beserta keluarga, para sahabat, dan tabi’in yang selalu mengikuti
perintah dan ajarannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan
mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dorongan semangat dari semua pihak yang
telah membantu dalam hal apapun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Arief Subhan M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pembantu Dekan
iii
Bidang Akademik, Bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pembantu
Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, dan juga Bapak Drs. Study Rizal
LK, M.A selaku pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
3. Ibu Umi Musyarofah, M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam.
4. Dr. Hj. Roudhonah. M.A selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar dan
meluangkan waktunya untuk membimbing hingga terselesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra, Rini Laili Prihatini, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membantu mengarahkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti
proses kegiatan akademik.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang
bermanfaat bagi penulis.
7. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan juga Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kemudahan penulis untuk mendapatkan berbagai
referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Kepada kedua orang tua ku, yang selalu mendoakan dan memberikan
motivasi kasih sayangnya, serta materi yang tidak terbatas demi kesuksesan
penulis untuk terus menuntut ilmu.
iv
9. Bapak Rohimuddin, selaku direktur Majelis Dhuha Nasional yang senantiasa
membantu penulis untuk mendapatkan berbagai sumber data guna untuk
menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak Abdul, selaku sekretaris Majelis Dhuha Nasional yang senantiasa
memberikan kemudahan bagi penulis untuk mendapatkan berbagai sumber
data guna untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh pengurus lembaga Majelis Dhuha Nasional yang bersedia menerima
penulis untuk meneliti serta meluangkan waktunya untuk membantu saat
wawancara dan observasi lapangan.
12. Teman-teman seperjuangan KPI C 2009, yang saling membantu satu sama
lain dan tetap menjaga kekompakan serta memberikan semangat.
13. Sahabat sejalan, Nany Suryaningsih, Fatmawati Harahap dan Siti dahlia yang
selalu menginspirasi, membantu, dan yang selalu menyemangati penulis,
hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telh diberikan mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi keluaruarga
besar komunikasi penyiaran islam pada khususnya.
Jakarta, 14 Mei 2013
Popy Oktarini
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan masalah ....................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5
D. Metodologi Penelitian .............................................................. 6
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 11
BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG STRATEGI KOMUNIKASI
DAN PROGRAM MAJELIS DHUHA
A. Strategi ..................................................................................... 13
1. Pengertian Strategi ........................................................... 13
2. Tahapan-tahapan Strategi ................................................. 15
B. Komunikasi............................................................................... 18
1. Pengertian Komunikasi ..................................................... 18
2. Unsur-Unsur Komunikasi .................................................. 21
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi .............................................. 23
4. Pengertian Strategi Komunikasi ........................................ 26
5. Langkah-Langkah Strategi Komunikasi ............................ 27
6. Fungsi Strategi Komunikasi .............................................. 30
7. Media Komunikasi ............................................................ 32
C. Sosialisasi Program Majelis Dhuha .......................................... 35
1. Pengertian Sosialisasi ........................................................ 35
2. Pengertian Majelis Dhuha ................................................. 37
BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS DHUHA NASIONAL
A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya Majelis Dhuha Nasional... 34
B. Visi dan Misi ............................................................................ 45
C. Struktur Organisasi Majelis Dhuha Nasional ........................... 45
D. Program-Program Majelis Dhuha Nasional ............................. 47
BAB IV TEMUAN DAN ANALISI
A. Strategi Komunikasi Majelis Dhuha Nasional dalam
Mensosialisasikan Program Majelis Dhuha ............................. 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 65
B. Saran ......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah lembaga biasanya mempunyai suatu sistem yang mengelola
lembaga, Agar lebih baik dan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Oleh karena itu komunikasi dalam sebuah lembaga penting, agar dalam
hubungan dengan masyarakat berjalan dengan baik dan mendapat feedback
atau umpan balik yang baik dari masyarakat.
Suatu penguasaan informasi dan pengetahuaan merupakan syarat
mutlak bagi seseorang dalam mengemban tugasnya di dalam suatu organisasi,
baik dalam hubungannya dengan pimpinan, maupun dengan masyarakat luar.
Informasi merupakan masukan yang semestinya dikuasai atau dimiliki oleh
setiap pimpinan dan staf sebuah lembaga atau perusahaan. Artinya tanpa
adanya suatu penguasaan ilmu pengetahuan tentang informasi maka sangat
sulit sebuah lembaga dalam mensosialisasikan programnya.1
Majelis Dhuha Nasional atau disingkat dengan nama MDN. Menurut
Ustadz Yusuf Mansyur yang menggagas Program Pembibitan Penghafal Al-
Quran (PPPA) ini, MDN lahir seiring dengan carut marut permasalahan sosial
yang tak habis mendera bangsa, seperti banyaknya korupsi dan masyarakat
miskin. MDN adalah kumpulan orang-orang yang melakukan shalat Dhuha,
baik di dalam ataupun di luar lingkungan keluarga dan dilakukan secara
1 Siti Sofiah Efriyanti, Strategi Komunikasi dalam Membangun Citra Positif Perusahaan,
NIM: 105051001914, H. 1
2
nasional. Dan majelis dhuha nasional ini mengajak masyarakat untuk
membiasakan diri melaksanakan shalat Dhuha. Di dalam majelis ini, shalat
Dhuha dikerjakan secara bersama-sama. Dan shalat Dhuha merupakan kunci
kelancaran rezeki.2
MDN ini dipandang sebagai gerakan yang berusaha menjadikan shalat
Dhuha sebagai gerakan masal untuk mempercepat rezeki Allah turun ke dunia
menurut ustad Yusuf Mansyur. Ini yang dilakukan oleh Yusuf Mansur.
Melalui MDN.3 dan menunjukkan bagaimana cara MDN menjadi sebuah
gerakan nasional. Melalui MDN, ini seakan diajak untuk menghidupkan dan
melaksanakan ibadah sunah karena Allah dan Rasul-Nya menjanjikan banyak
keutamaan di balik sunnah-sunnah yang senantiasa dikerjakan secara ikhlas.
Tak hanya itu, MDN sendiri memiliki aktivitas lainnya seperti zikir, doa,
tausyiah, konseling, serta jalan sehat MDN yang di pimpin langsung oleh
Yusuf Mansur. Selain itu sampai saat ini, sudah ada perwakilan daerah
Majelis Dhuha Nasional yang yang menyebar di beberapa wilayah seperti
Jabotabek, Jawa Timur, Palembang, dan Sumatra.4
Program MDN ini lebih kepada kegiatan shalat dhuha bersama-sama
di pagi hari, dilanjutkan dengan dzikir dan muhasabah, disambung dengan
tausiyah dan motivasi, dan kegiatan ini sangat tepat untuk mengawali
kegiatan aktivitas di pagi hari untuk meminta keberkahan rezeki sebagai
bentuk doa kepada Allah. Tetapi sekarang ini banyak masyarakat yang
melakukan shalat dhuha itu dirumah malas, tetapi dengan adanya program
2 Www.Majelisdhuhaanasional.com diakses pada tanggal 6 maret 2013 pada pukul 10.15
3 Www.Majelisdhuhaanasional.com diakses pada tanggal 6 maret 2013 pada pukul 10.15
4 Wawancara dengan Menejer Marketing MDN, Bpk Wisnu, Senin, 20 Januari 2013
3
Majelis dhuha ini yang bisa dilakukan disekolah, kampus, instansi pemerintah
dan swasta, mejelis taklim, masjid atau musholla serta perkantoran, mudah-
mudahan masyarakat bisa tergiat untuk melaksanakan shalat dhuha ini. Oleh
karena itu MDN ini ingin membuat masyarakat menggiatkan shalat dhuha
bersama-sama. MDN juga pernah melakukan training keagamaan serta
tausiyah dan motivasi di sekolah dan perkantoran. Karena dengan adanya
training keagaman serta tausiyah dan motivasi dalam pendidikan ini
mempunyai tujuan memberi pemahaman guru dan murid untuk memahami,
melakukan, dan mengetahui tujuan akan pentingnya Shalat Dhuha sebelum
memulai kegiatan belajar mengajar. dan hasilnya hanya mengandalkan otak
(IQ). Tanpa menyertainya kekuatan dari Sang Maha (Allah SWT). Sedangkan
majelis dhuha dalam perusahaan atau perkantoran ini bertujuan mengajak,
memahami para pekerja akan keberkahan rezeki, rezeki yang didapat bukan
karena semata-mata dari perusahaan, sangat ada keterkaitan dari Allah SWT.
Dhuha juga dimaksudkan memberi pemahaman bahwa kemajuan
usaha, keberkahan rezeki tidak hanya dilihat dari loyalitas kerja namun
loyalitas kepada ibadah kepada Allah. Tuhan pemberi rezeki kepada semua
makhluk, agar setiap langkah usahanya diridhai Allah SWT, Sehingga usaha
tersebut dapat membawa kemudahan dan kemanfaatan. Majelis Dhuha
Nasional ini sering kali mengadakan training kepada para pelajar yang mau
melaksanakan ujian nasional serta para pegawai perusahaan, dan tidak hanya
itu majelis dhuha ini tidak hanya dilakukan di dalam kota saja, melainkan
sampai ke luar kota. Dan majelis dhuha ini sering sekali menghadirkan
4
ceramanya melalui salah satu televisi swasta daerah yaitu ctv Banten.5
Komunikasi sangat berpengaruh dalam mensosialisasikan program
lembaga agar dapat dikenal dimasyarakat. dalam kaitannya bekerja sama
dengan media dalam mensosialisasikan program majelis dhuha dimedia
ataupun pada khalayak. Oleh karena itu peran divisi komunikasi sangat
menentukan dalam suatu lembaga atau organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi.
Lembaga dalam menjalankan kegiatannya tidak terlepas dari adanya
komunikasi. Karena komunikasi dalam suatu institusi memegang peran
penting terhadap proses kelancaran penyampaian pesan dan pertukaran pesan
atau informasi. Dalam rangka menjalankan perannya sebagai sentral
kemajuan lembaga, maka seseorang divisi komunikasi lembaga harus
mempunyai strategi yang kuat dalam menyampaikan komunikasi terhadap
publik atau masyarakat, sehingga komunikasi yang kuat bisa membawa
kearah kemajuan pada suatu perusahaan, lembaga, atau organisasi.6
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan
arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya.7
5 Wawancara Pribadi dengan Manejer Marketing Majelis Dhuha Nasional, Bpk Wisnu,
Senin, 20 Januari 2013 6 Rosadi Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi:Konsepsi dan Aplikasi,(Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada, 2002) h. 74 7 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung, PT. Remaja
Rosda Karya, 2007) h.32
5
Oleh karena itu melihat latar belakang tersebut diatas maka penulis
tertarik untuk mengangkat dalam sebuah penelitian yang berjudul
“STRATEGI KOMUNIKASI MAJELIS DHUHA NASIONAL DALAM
MENSOSIALISASIKAN PROGRAM MAJELIS ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan menjadi titik fokus yang jelas maka
peneliti membatasi hanya pada strategi komunikasi majelis dhuha nasional
dalam dalam mensosialisasikan program majelis dhuha.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi acuan dalam penelitian ini
adalah:
a. Bagaimana strategi komunikasi Mejelis Dhuha Nasional dalam
mensosialisasikan program mejelis dhuha?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui strategi strategi komunikasi majelis dhuha nasional
dalam mensosialisasikan program majelis dhuha.
2. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Akademik
6
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referansi atau perbandingan
bagi studi-studi yang akan datang, judul yang penulis angkat di
harapkan dapat menambahkan studi mengenai strategi komunikasi
majelis dhuha nasional dalam mensosialisasikan program majelis
dhuha.
b. Manfaat Praktis
Penelitian yang penulis lakukan dihaarapkan agar menjadi motivasi
bagi mahasiswa lain agar dapat memahami dan mempraktekkan
bagaimana strategi komunikasi yang baik dan efektif agar pesan yang
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh komunikan seperti yang
dilakukan mejelis dhuha nasional dalam mensosialisasikan program
majelis dhuha.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif analisis, yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.8
Dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy J.
Moleong terhadap pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor.
8 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda
Karya,2009), h. 6
7
“metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.9
Pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu
bersifat luwes atau fleksibel, tidak terlalu rinci, tidak lazim megidentifikasi
suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan
manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik
bermakna dilapangan.10
Pertimbangan penulis menggunakan pendekatan kualitatif, karena
penulis bermaksud meneliti secara mendalam, menyajikan data secara
akurat, dan menggambarkan kondisi sebenarnya secara jelas.
Selain itu, melaui pendekatan kualitatif ini penulis berharap dapat
menggambarkan dan menganalisis strategi komunikasi majelis dhuha
nasional dalam mensosialisasikan program majelis dhuha.
2. Subjek dan objek penelitian
a. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah pengurus Majelis Dhuha Nasional.
b. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi
majelis dhuha nasional dalam mensosialisasikan program majelis
dhuha.
9 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda
Karya,2009), h. 4 10
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grafindo Persada), h.39
8
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Wawancara atau interview
Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan Tanya jawab sambil betatap muka antara
pewawancara dengan orang yang diwawancarai.11
b. Pegamatan (Observasi)
Metode observasi yaitu untuk memperoleh dan mengumpulkan
data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung
dilapangan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang muncul
dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena yang
diselidiki.12
Observasi yang dilakukan adalah untuk mendapatkan data
yang berkaitan dengan penelitian dalam pencatatan apa yang bisa
dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, diraba oleh tangan dan
kemudian peneliti tuangkan dalam skripsi ini. Dan dalam observasi ini
penulis ikut serta dalam melaksanakan kegiatan MDN.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pencarian sumber data berupa catatan-catatan
resmi MDN yang berupa buku-buku atau foto-foto dan brosur yang
menyangkut dengan penelitian guna mendukung data penelitian.
11
Moh. Nazin, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia,1999), h.234 12
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (
Jakarta:LPSP3-UI,1998). H. 62
9
4. Teknik Analisis Data
Data-data yang terkumpul melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi dikumpulkan dan di analisis dengan landasan teori mengenai
strategi komunikasi yang akan penulis gunakan. Nantinya akan digunakan
untuk menjadi acuan pada saat mengnalisis data. Fase ini merupakan
proses penyederhanaan bentuk data agar mudah dibaca dan dipahami.
Setelah itu menganalisis data dengan menyusun kata-kata kedalam tulisan
yang lebih luas.
Informasi dan keterangan yang ditemukan dalam penelitian ini
adalah menggunakan filed research (penelitian lapangan) dengan
menggunakan deskriptif (menggunakan data kualitatif).13
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni,
tahun 2013. dan tempat pelaksanan penelitian ini adalah di Graha Majelis
Dhuha, komplek pesantren daarul qur’an. Jl. Sandong raya kampung Bulak
santri, kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang Banten.
6. Pedoman Penulisan
secara umum, teknik penelitian ini mengacu pada buku pedoman
penulisan karya ilmiah CeQDA yang diterbitkan oleh UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini peneliti melakukan peninjauan
di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 1997), h. 245
10
Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
peneliti menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tentang Strategi
Komunikasi.
Namun yang diteliti mahasiswa sebelumnya berbeda dengan isi
atau konten permasalahan yang peneliti teliti. Oleh karena itu, untuk
menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengakui karya
orang lain, maka peneliti mempertegaskan perbedaan antara masing-
masing judul masalah yang dibahas pada skripsi sebelumnya dengan judul
masalah yang akan diteliti. Skripsi sebelumnya yang membahas tentang
strategi komunikasi peneliti uraikan sebagai berikut.
1. “Strategi Komunikasi Dompet Dhuafa Republika Dalam
Mensosialisasikan Zakat”. Ditulis oleh M. Dzikril Amin, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
Tahun 2007. Berisikan tentang strategi komunikasi yang diterapkan
Dompet Dhuafa Republika khususnya dalam mensosialisasikan zakat.
Sedangkan persamaan yang peneliti teliti adalah pada kajian ilmunya
yaitu strategi komunikasi, sedangkan perbedaannya adalah pada objek
penelitiannya, jika M Dzikril Amin pada strategi komunikasi dompet
dhuafa republika dalam mensosialisasikan zakat, maka peneliti meneliti
tentang strategi komunikasi Majelis Dhuha Nasional dalam
Mensosialisasikan Program Majelis Dhuha
2. “ Strategi Komunikasi Program Pembibitan Penghafal Al qur’an
(PPPA) Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif. Ditulis
oleh Syarif Fadillah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
11
Jurusan Komunikasi penyiaran islam, Tahun 2011. Berisikan tentang
strategi komunikasi PPPA dalam mensosialisasikan program sedekah
produktif. sedangkan persamaanya adalah pada kajian strategi
komunikasi, sedangkan perbedaanya terletak pada objek penelitian jika
syarif strategi komuniksi program pembibitan penghafal al quran dalam
mensosialisasikan program sedekah produktif sedangkan peneliti
meneliti tentang strategi komunikasi majelis dhuha nasional dalam
mensosialisasikan program majelis dhuha.
3. “Strategi Komunikasi Rumah Busana Ranti dalam Mensosialisasikan
Busana Islami. Di tulis oleh Dian Putra, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi penyiaran islam, Tahun 2011.
Berisiskan tentang strategi komunikasi rumah busana ranti dalam
mensosialisasikan busana islami. Sedangkan persamaannya adalah pada
kejian ilmunya yaitu strategi komunikasi, sedangkan perbedaanya
adalah pada objek penelitiannya jika dian putra yaitu strategi
komunikasi rumah busana ranti dalam mensosialisasikan busana islami
sedangkan peneliti meneliti tentang strategi komunikasi majelis dhuha
nasional dalam mensosialisasikan program majelis dhuha.
E. Sistematika Penulisan
Untuk ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah analisis
materi dalam penulisan skripsi, maka penulis menjelaskan dalam sistematika
penulisan. Penelitian dalam skripsi ini dibagi menjadi lima baba, setiap bab
dirinci dalam beberapa sub bab sebagai berikut;
12
BAB I :Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teori Tentang Komunikasi Majelis Dhuha Nasional
Dan Program Majelis Dhuha
Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang berhubungan
dengan penelitian mengenai pengertian strategi, komunikasi,
strategi komunikasi, sosialisasi serta program majelis dhuha.
BAB III : Gambaran Umum Majelis Dhuha Nasional
Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah majelis dhuha
nasional, visi dan misi, dan struktur organisasi majelis dhuha
nasional.
BAB IV: Strategi Komunikasi Majelis Dhuha Nasional Dalam
Mensosialisasikan Program Majelis Dhuha
Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang strategi komunikasi
majelis dhuha nasional (MDN) dalam mensosialisasikan program
majelis dhuha.
BAB V : Penutup
Dalam penelitian ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari
pembahasan dan hasil penelitian, serta memberikan saran sebagai
bahan pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
BAB II
TINJAUAN TEORI TENTANG STRATEGI KOMUNIKASI
DAN PROGRAM MAJELIS DHUHA
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Istilah strategi diambil dari kata Yunani Strategia, (Stratos: militer,
dan memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang
jendral. konsep ini relevan pada situasi pada waktu itu yang sering
diwarnai perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk
pembangian dan penggunaan kakuatan militer dan material pada daerah-
daeran tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.1
Menurut Alo Liliweri kata strategi berasal dari akar kata bahasa
yunani strategos yang secara harfiah berarti “seni umum”, kelak term ini
berubah menjadi kata sifat strategia berarti “keahlian militer” yang
belakangan diadaptasikan ke dalam lingkungan bisnis modern. Kata
strategis bermakna sebagai:
a. Keputusan untuk melakukan suatu tindakan dalam jangka panjang
dengan segala akibatnya.
b. Penentuan tingkat kerentanan posisi kita dengan posisi para pesaing
(ilmu perang dan bisnis).
c. Pemanfaatan sumber daya dan penyebaran informasi yang relative
terbatas terhadapkemungkinan penyadapan informasi oleh para
1 Zianuddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21, Terjemahan A.E Priyono dan Ilyas
Hasan, ( Bandung: Mizan, 1996), h. Prakata
14
pesaing.
d. Penggunaanan fasilitas komunikasi untuk penyebaran informasi yang
menguntungkan berdasarkan analisis geografi dan topografi.
e. Penemuan titik-titik kesamaan dan perbedaan penggunaan sumber
daya dalam pasar informasi. 2
Definisi strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.3
Pengertian strategi menurut terminologi banyak diartikan oleh para
tokoh diantaranya:
Menurut Onong Uchjana Efendy, strategi adalah perencanaan
untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi
tidak berfungsi sebagai jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan
harus mampu menunjukkan taktik operasionalnya.4
Menurut Sandra Oliver, strategi public relations mendefinisikan
strategi sebagai sebuah cara untuk mencapai sebuah hasil akhir. Hasil
akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi, ada strategi yang luas
untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing
aktivitas. Dia juga menggambarkan, strategi adalah jalan yang dipilih oleh
organisasi untuk diikuti untuk mencapai misinya.5
2 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), h. 240 3 Hasan Alwi dan Hans Lapoliwa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,
2007), h.1092 4 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, ( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 32 5 Sandra Oliver. Strategi Public Relations ( Jakarta:Penerbit Erlangga, 2007), h. 2
15
Adapun menurut Stainer dan Mineer, strategi adalah penempatan
misi perusahaan, penempatan sasaran organisasi dalam mengikat kekuatan
eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk
mencapai sasaran dan memastikan implementasinyasecara tepat, sehingga
sasaran organisasi akan tercapai.6
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi,
dapat diambil kesimpulan, strategi adalah suatu proses perencanaan untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat dan
diharapkan dapat fokus dengan kekuatan-kekuatan yang ada dalam sebuah
bidang tertentu, dan diharapkan untuk tujuan di jangka panjang.
2. Tahapan – Tahapan Strategi
Seperti yang dikatakan oleh Joel Ros dan Michael, bahwa sebuah
organisasi tanpa adanya strategi diumpamakan seperti kapal tanpa adanya
kemudi, bergerak berputar dalam lingkaran. Organisasi yang demikian
seperti pengembara tanpa adanya tujuan tertentu.
Adapun proses strategi terdiri dari 3 tahapan:
a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah
pengembangan tujuan, mengenali peluang, dan ancaman eksternal,
menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menghasilkan strategi
alternative, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.7
6 George Steiner & John Mineer, Manajemen Strategik, ( Jakarta: Erlangga), h.20
7 Fred. R.David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta:Prenhalindo, 2002), h.3
16
b. Implementasi Strategi
Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam
mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,
mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan system informasi yang masuk.8
Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan
dalam strategi karena implementasi berarti memobolisasi untuk
mengubah strategi yang dirumuskan untuk menjadi tindakan.
Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan, mengalokasikan
sumber daya dan mengembangkan budaya yang mendukung strategi
merupakan usaha yang dilakukan dalam mengimplementasikan
strategi. Implementasi yang sukses memerlukan dukungan disiplin,
motivasi, dan kerja keras. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah
dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh
unit, tingkat dan organisasi.9 Ini berarti implementasi strategi yang
sukses tergantung dari kerja sama diantara semua fungsional dan
divisi sebuah organisasi.
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dalam strategi ialah evaluasi strategi. Tiga macam
aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
1) Meninjau faktor-faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman)
8 Fred. R.David, Manajemen Strategi Konsep , h.5
9 Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi, (Malang: Universitas Brawijaya, 2001), cet.
Ke-2, h. 215
17
dan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi
dasar asumsi pembuatan strategi.
Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang
dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi suatu hambatan
dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang
diantaranya strategi yang tidak efektif atau aktivitas implementasi
yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan
dicapai.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyatan). Menyelidiki penghimpunan dari rencana, mengevaluasi
prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah
penyampaian sasaran yang dinyatakan. kriteria untuk mengevaluasi
strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang
meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang
mengungkapkan apa yang telah terjadi.
3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi
sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa
strategi yang ada di tinggalkan atau merumuskan strategi yang
baru. Tindakan korektif diperuntukkan bila tindakan atau hasil
sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang
diharapkan.10
10
Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi , h. 104
18
B. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Secara historis, kata komuniksi berasal dari bahasa latin yaitu
perkataan communicare mempunyai arti “berpartisipasi atau
memberitahukan”.11
Pendapat lain mengatakan istilah komunikasi berasal
dari bahasa latin, communication yang berasal dari kata communis artinya:
“sama” dalam arti sama makna mengenai suatu hal.12
Komunikasi menurut bahasa (etimologi) dalam “Ensiklopedi
Umum” diartikan dengan “perhubungan”, sedangkan yang terdapat dalam
buku komunikasi berasal dari perkataan latin, yaitu:
a. Communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan.
b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku dimana-mana.
c. Communis Opinion, yang berarti pendapt umum ataupun pendapat
mayoritas.
d. Communico, yang berarti membuat sama.
e. Demikian juga communication yang berarti sama. Sama disini
maksudnya sama makna.
Pengertian komunikasi secara etimologis ini memberi pengertian
bahwa komunikasi yang dilakukan hendaknya dengan lambang-lambang
atau bahasa yang mempunyai kesamaan arti antara orang yang memberi
11
Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1974), h. 1 12
Onong uchjana Efendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992),
h. 4
19
pesan dengan orang yang menerima pesan.13
Adapun pengertian komunikasi menurut istilah (terminology)
banyak dikemukakan oleh sarjana yang menekuni ilmu komunikasi antara
lain:
Menurut Carl I. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah
“The Process by which an individuals (the communicator) transmits
stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other
individuals (communicant)” yang berarti: “proses dimana seseorang
(komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambing-
lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang-orang
lain (komunikan)”.14
Dalam kamus psikologi, Dictionary of Behavior Science,
menyebutkan 6 pengertian komunikasi, yang intinya adalah: Pertama,
penyampaian perubahan energy dari satu tempat ke tempat lain seperti
dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
Kedua, penyampaian atau penerima signal atau pesan oleh organism.
Ketiga, pesan yang disampaikan. Keempat, teori komunikasi. Proses yang
dilakukan satu system untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui
pengaturan signal-signal yang disampaikan. Kelima, pengaruh satu
wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan
dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitanpada wilayah
13
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN
Jaakarta Press, 2007), h. 19 14
Onong U. Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung:Alumni, 1981), h.6
20
lain. Keenam, pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.15
Menurut Hafied Cangara komunikasi berpangkal pada perkataan
latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun
kebersaman antara dua orang atau lebih. Sedangkan sebuah definisi yang
dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada
studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa:
“komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar
sesama manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap
dan tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah
laku”.16
Menurut Onong Uchjana Efendy, Hakikat komunikasi adalah
proses pernyatan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
sebagai alatnya.17
Menurut Harold Dwight Laswell, bahwa komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? Mengatakan apa?
Dengan saluran apa? Kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa? (who
says what in which channel to whom with what effect).18
Menurut Anwar Arifin mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu-
15
Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1985), h. 4 16
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
h. 18 17
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:
PT Citra Aditya Bakti,2003), h. 28 18
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 21
21
individu.19
Dari beberapa pakar ahli komunikasi tersebut dapat dapat
disimpulkan bahwa, komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau
informasi dari komunikator kepada komunikan melalui saluran media
dengan mengharapkan adanya perubahan prilaku.
2. Unsur-Unsur Komunikasi
a. Komunikator
Pengirim pesan yang dimaksud disini adalah manusia yang
mengambil inisiatif dalam berkomunikasi. Pesan disampaikan
komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi. Sumber peristiwa
komunikasi akan melibatkan sumber pembuat atau pengirim informasi.
Dalam komunikasi antar manusia, sumber terdiri dari satu orang. Tetapi
juga bisa dari satu kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.
Sumber disebut sender.20
b. Pesan
Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret
agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal
budinya menciptakan sejumlah lambing komunikasi berupa suara,
mimik, gerak-gerik, lisan dan tulisan. “pesan bersifat abstrak, seorang
komunikan tidak akan tahu apa yang ada di dalam benak seorang
komunikator, hingga seorang komunikator mewujudkan lambang-
19
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 25 20
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo,2000), h. 24
22
lambang komunikasi”.21
Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari
komunikator kepada komunikan. Pesan merupakan unsur yang sangat
menentukan dalam proses komunikasi. “agar pesan dapat diterima
dengan baik, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti”.22
Pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi adalah sesuatu
yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan
dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa
berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
Pesan biasanya disebut juga message, atau content.
c. Channel (saluran): Saluran komunikasi merupakan tempat berlalunya
pesan dari komunikator ke pada komunikan.23
d. Effect (Hasil): Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni
sikap dan tingkah laku orng, seseorang atau tidak dengan yang kita
inginkan.24
e. Komunikan: Komunikan adalah orang yang menerima pesan.25
f. Umpan Balik (Feed Back): Feed back adalah tanggapan, jawaban atau
respon komunikan kepada komunikator, bahwa komunikasinya dapat
21
Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi: Pendekatan Taksonomi Konseptual,
( Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 23 22
Modry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008)
Cet ke-1, h. 8 23
Onong Uchjana Efendy, Ilmu komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007). h, 18 24
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 1998). h, 24 25
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h, 46
23
diterima dan berjalan.26
Umpan balik (Feed Back) memainkan peranan
yang amat penting dalam komunikasi, sebab ia menentukan
berjalannya atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan. Oleh
karena itu umpan balik bisa bersifat positif dan dapat pula bersifat
negative.27
g. Source (Sumber): Sumber adalah dasar yang digunakan dalam
penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan
itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan
sejenisnya.28
3. Bentuk-Bentuk Komuniksi
Seperti halnya definisi komunikasi, atau bentuk komunikasi
dikalangan para pakar juga berbeda satu sama lainya. bentuk itu
didasarkan atas sudut pandang masing-masing pakar menurut pengalaman
dalam bidang studinya.
Adapun yang dimaksud dengan bentuk-bentuk komunikasi disini
adalah: komunikasi antar pribadi (interpersonl communication).
Komunikasi kelompok (group Communication). Dan komunikasi massa
(mass comunication).
a. Komuniksi antar pribadi ( Interpersonal Communication)
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung
antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung secara berhadapan muka
26
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h, 46. 27
Onog Uchjana Effendy, Dinamika Komuniksi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h,
14 28
Widjadja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat , (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h, 11.
24
(face to face) bisa juga melalui sebuah medium telepon.29
Menurut Roudhonah mengatakan banwa: “secara umum,
komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran
makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses
mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus
menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran, yaitu
tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
Sedangkan makna, sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut,
adalah kesamaan pemahaman di antara orang-orang yang berkomunikasi
terhadap pesan-pesan yang digunakan terhadap proses komunikasi.30
Jadi komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan
oleh dua orang dengan tatap muka secara langsung, dimana komunikator
bisa memberikan pesan secara langsung kepada komunikan dan juga dapat
menerima atau menanggapinya pesan dari komunikator secara langsung
serta dapat memberi umpan balik.
b. Komunikasi Kelompok (Group Communications)
Komunikasi kelompok berarti komunikasi yang berlangsung
antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya
lebih dari dua orang. Jumlah orang yang terdapat dalam komunikasi
kelompok tersebut kemudian dapat pula dibedakan menjadi dua bagian
berdasarkan kuantitasnya. Sekelompok orang yang menjadi komunikan
tersebut, bila berjumlah sedikit disebut dengan komunikasi kelompok
29
Onong Uchyana, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1981), h. 48 30
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press, 2007), cet Ke-1 h. 106
25
kecil, sedangkan bila berjumlah banyak atau besar disebut dengan
komunikasi kelompok besar.31
c. Komunikasi Massa (Mass Communication)
Komunikasi massa adalah “penyampaian pesan komunikasi
melalui atau menggunakan media massa modern, yang meliputi surat
kabar, siaran radio, dan televisi yang ditujukan kepada umum”. Termasuk
juga film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.32
Komunikasi massa dapat didefinisikan juga sebagai proses
komunikasi yang berlangsung dimana pesanya dikirim dari sumber yang
melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang
bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film.33
Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan
tertunda atau terbatas, akan tetapi, dengan perkembangan teknologi
komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti
radio dan televisi, maka umpan balik dari khalayak bisa bis dilakukan
dengan cepat kepada penyiar, misalnya melaui program interaktif.
Jadi komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan
menggunakan media yang ditunjukkan kepada sejumlah orang yang tidak
tampak oleh si penyampai pesan, seperti pembaca surat kabar, pendengar
radio, penonton televisi tidak tampk oleh komunikator.
31
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1990), h, 75 32
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 137 33
Hafied Chagara, Pengatar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998),
h. 37
26
4. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi
(communications menegement) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi komunikasi harus menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan , dalam arti kata
pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung pada suatu kondisi dan
situasi.34
Strategi komunikasi yaitu:
1. Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan dan
mempromosikan suati visi komunikasi dan satuan tujuan
komunikasi dalam suatu rumusan yang baik
2. Strategi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten,
komunikasi yang dilakukan berdasarkan satu pilihan
(keputusan) dari beberapa opsi komunikasi.
3. Strategi berbeda dengan taktik, strategi komunikasi menjelaskan
tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang
berbasis pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan
komunikasi. Adapun tektik adalah satu pilihan tindakan
komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Adalah tujuan akhir komunikasi, strategi berperan memfasilitasi
34
Fred R David, Manjemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 301
27
perubahan prilaku untuk mencapai tujuan komunikasi
manajemen.35
5. Langkah- langkah Dalam Strategi Komunikasi
Dalam rangka melaksanakan strategi komunikasi diperlukan
langkah-langkah strategi yang perlu dijalankan untuk menyususn langkah-
langkah tersebut dibutuhkan suatu pemikiran dengan memperhitungkan
komponen-komponen komunikasi serta faktor pendukung dan faktor
penghambat komunikasi. Kita mulai berturut-turut dari komunikasi
sebagai sasaran komunikasi, media, pesan, komunikator.
a. Mengenali Sasaran Komunikasi
Sebelum melancarkan komunikasi, perlu mempelajari siapa-siapa
yang menjadi sasaran komunikasi. Hal ini akan sangat bergantung pada
tujuan komunikasi, apakah tujuan komunikasinya hanya pada sebatas agar
komunikan mengetahui (dengan metode informative) atau agar
komunikan melakukan tindakan tertentu dengan metode persuasif.
Adapun tujuannya, metodenya dan banyak sasaran pada diri komunikan
perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:36
1) Faktor Kerangka Referensi
Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan harus
disesuaikan dengan kerangka-kerangka referensi. Kerangka referensi
seseorang terbentuk berdasarkan hasil dari perpaduan pengalaman,
pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi dan cita-
35 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), h. 240 36
Onong Ucjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, h. 35
28
cita. Kerangka referensi seseorang ada yang berbeda secara ekstrem
seperti antara murid SMP dengan mahasiswa. Ada juga perbedaan
yang gradual saja seperti seorang sarjana dengan sarjana yang lain
yang sama-sama lulusan universitas.
Dalam situasi komunikasi antarpribadi mudah untuk mengenal
kerangka referensi komunikan karena ia hanya satu orang. Yang sukar
adalah mengenal kerangka referensikomunikan dalam bentuk
kelompok. Ada kelompok yang individu-individunya sudah dikenal
seperti pengunjung rapat RW. Komunikasi harus disesuaikan dengan
referensi mereka.
Lebih sulit lagi mengenali kerangka referensi komunikan dalam
komunikasi massa sebab sifatnya heherogen. Oleh karena itu pesan
yang disampaikan kepada khalayak melalui media massa hanya
bersifat informative dan yang umum dapat dimengerti oleh semua
orang.37
2) Faktor Situasi dan Kondisi
Yang dimaksud dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada
saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi
yang bisa menghambat jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya,
dapat juga datang secara tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan.
Hambatan komunikasi yang datang tiba-tiba umpanya hujan lebat
disertai peti yang menggebu-gebu, gemuruh hadirin karena ada sesuatu
yang menarik perhatiannya ketika kita sedang berpidato.
37
Onong Ucjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, h. 35
29
Yang dimaksud kondisi disini ialah state of personlity komunikan,
yaitu keadan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan
komunikasi. Komunikasi tidak akan efektif apabila komunikan sedang
marah, sedih, bigung, sakit atau lapar. Dalam menghadapi komunikan
dengan kondisi seperti itu, kadang-kadang kita bisa menggunakan
komunikasi kita sampai datangnya suasana yang menyenangkan.
3) Pemilihan media komunikasi
Media komunikasi banyak jumlahnya mulai dari mulai yang
tradisional sampai yang modern yang dewasa ini banyak digunakan .
kita bias menyebut umpamanya kentogan, bedug, pagelaran kesenian,
surat papan pengumuman, telepon, telegram, pamphlet, poster,
spanduk, surat kabar majalah, film, radio, dan televise yang pada
umumnya dapat diklasifikasikan sebagai media tulisan, atau cetakan,
visual, aural, dan audio visual.
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau
gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan
dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan
dipergunakan. Dan dari sekian media komunikasi itu tidak dapat
ditegaskan dengan pasti sebab masing-masing menpunyai kelebihan
dan kekurangan.38
4) Pengkajian Tujuan Pesan Komuniksi
Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu, ini
38
Onong Ucjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, h. 35
30
menentukn teknik yang harus diambil apakah itu teknik informasi,
teknik persuasi, atau teknik intruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi
pesn dan lambing. Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambing yang
dipergunakan bisa macam-macam. Lambing yang yang bis
dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa,
gambar, warna, kial (gesture) dan sebagainya.
5) Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Ada factor yang penting pada dirikomunikator bila ia melancarkan
komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractiveness) dan
kredibilitas sumber. Daya tarik sumber, seorang komunikator akan
berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini, dan
prilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak
komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan
lain perkataan, komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator
dengannya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang
dilancarkan oleh komunikator. Sedangkan kredibilits sumber ,
komunikasi berhsil karena kepercayaan komunikan pada komuniktor.
Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian
yang dimiliki oleh komunikator.39
6. Fungsi Strategi Komunikasi
Berhasil tidaknya kegiatan komunikasi bergantung pada strategi
komunikasi. Lebih-lebih dalam kegiatan komunikasi massa, tanpa strategi
39
Onong Ucjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, h. 35
31
komunikasi media massa dalam bentuk apapun, atau bahkan lembaga-
lembaga yang mengikitsertakan komunikasi akan berpengaruh pada hasil
yang negative. Dengan demikian secara makro (planed multimedia
strategy) maupun secara mikro ( single communication medium strategy)
mempunyai fungsi ganda:
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informative,
persuasive, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk
memperoleh hasil yang optimal.
b. Menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural gap) akibat kemudahan
diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang
begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilaibudaya.40
Secara sentral, tujuan strategi komunikasi yang dituturkan oleh R.
Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya,
Techniques For Effecttive Communications, menyatakan bahwa tujuan
sentral kegiatan komunikasi terdiri dari tiga tujuan utama yaitu:
a. To secure understanding: Memastikan bahwa komunikasi mengerti
pesan yang diterima.
b. To establish acceptance: Andaikata ia sudah dapat mengerti dan
menerima, maka penerimanya itu harus dibina.
c. To motivate action: Dan pada akhirnya kegiatan di motivasikan.41
Tiga tujuan ini sangat berkaitan erat, karena pertama to secure
40
Onong U. Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h.28 41
Onong U. Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h. 32
32
understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang
diterimanya. Andai kata ia sudah dapat megerti dan menerima, maka
penerimaanya itu harus dibina (to astablish acceptance). Yang pada
akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).42
7. Media Komunikasi
Media komunikasi saat ini telah merasuk ke dalam kehidupan
modern. Melalui media, orang mampu membentuk opini dari informasi
dan interpretasi atas informasi yang mereka terima.
a. Buku
Produksi buku secara masal pertama kali dilakukan pada
pertengahan tahun 1400-an, telah mengubah sejarah manusia dengan
mempercepat pertukaran ide dan informasi antar manusia. Buku adalah
wahana utama dalam mengajarkan nilai-nilai sosial kepada generasi
baru dan sarana utama bagi generasi baru untuk memahami pelajaran
dari generasi lama.
b. Koran
Koran adalah media massa utama bagi orang untuk memperoleh
berita. Di sebagian kota besar, sumber berita hampir semua berasal dari
Koran. Ini memperkuat popularitas dan pengaruh Koran. Dan banyak
para pembaca membuat Koran menjadi media efektif dalam
menyampaikan pesan.
c. Brosur
Brosur adalah kertas cetakan yang mengandung informasi
42
Onong U. Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 32
33
tentang suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen
atau pengguna dengan harapan dapat dibeli atau dimanfaatkan oleh
konsumen atau pengguna. Informasi atau brosur ditulis dalam bahasa
yang ringkas dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu singkat.43
d. Spanduk
Spanduk termasuk sarana efektif komunikasi. Oleh karena itu
pada setiap tempat yang dianggap strategis, spanduk selalu ada. Tujuan
pemasangan spanduk ini untuk bermacam-macam menawarkan
produksi, imbauan, social, dan lain-lain.
Menurut M. Dahlan Al Barry dalam kamus modern bahasa
Indonesia spanduk adalah kain yang dipasang-direntangkan yang berisi
suatu tulisan (promosi, semboyan dan sebagainya).44
e. Majalah
Saat ini majalah-majalah besar merupakan media massa yang
mempengaruhi kultur Negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat.
Literature besar dab ide-ide besar lainnya masuk dalam format majalah
yang berbeda dengan buku, dan dapat dijangkau oleh semua orang.
Periklanan memanfaatkan majalah diantaranya membangun
pasar nasional untuk produk-produk mereka. Karena orang mempunyai
selera yang sangat luar biasa pada majalah. Singkatnya majalah adalah
media pervasive. Keluasan audiens majalah membuat majalah menjadi
43
M. Dahlan Al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Yogyakarta, rkola, 1994), h.
617 44
M. Dahlan Al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, h. 617
34
media yang amat kompetitif.45
f. Advertising
Advertising adalah ekonomi konsumen yang penting. Tanpa
iklan, orang sulit mengetahui bermacam-macam produk dan jasa yang
tersedia. Advertising dalam kenyataannya adalah penting untuk
masyarakat yang makmur. Advertising juga merupakan basis financial
dari media massa yang kontemporer. Walaupun demikian, advertising
bukan media massa, tetapi mengandalkan pada media untuk
menyampaikan pesannya.
g. Radio
Radio dapat mewakilinya sebagai alat komunikasi massa, yang
dewasa ini dapat ditemukan dimana-mana. Radio mempunyai suatu
keuntugan yang unik, disbanding, dengan media lain, yakni dari
kecepatannya, terutama menganai penyebaran atau penyiaran-penyiaran
berita-berita. Dan radio juga tidak mengenal rintangan geografis. Oleh
karena itu berita radio dapat saja diterima dimana saja, sehingga
khalayak yang dicakup jauh lebih besar. Dan ada kelebihan lainnya dari
radio ialah bahwa ia dapat diterima oleh baik yang berpendidikan tinggi
maupun oleh yang berpendidikan rendah.46
h. Televisi
Televis adalah penggabungan antara radio dan film, sebab
45
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), h. 107 46
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: CV Armico, 1984), cet ke-2, h, 81
35
televisi dapat meneruskan suatu peristiwa dalam bentuk gambar hidup
dengan suara dan bahkan dengan warna. 47
Banyaknya audiens televisi menjadikannya sebagai media
dengan efek yang besar terhadap orang dan kultur juga terhadap media
lain. Sekarang televis adalah media massa dominan untuk hiburan dan
berita. Tidak bisa kita pungkiri, di indonesia hampir disetiap rumah
tangga memiliki satu televisi. Jelas bahwa televisi mampu
mempengaruhi gaya hidup masyarakat.
i. Internet
Internet muncul sebagai media massa besar yang melebihi
media tradisional dalam banyak hal. Setiap perusahaan media maasa
besar menempatkan produknya di internet. Ribuan perusahaan baru
membangun jaringan di internet. Teknologi ini sangat langsung dan
aksasnya murah, sehingga jutaan individu bisa membuat situs milik
sendiri.48
C. Sosialisasi Program Majelis Dhuha Nasional
1. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung
penegertian proses belajar seseorang anggota masyarakat untuk mengenal
dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya, dapat juga
47
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, h, 85 48
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), h. 262
36
diartikan usaha untuk mengubah milik perseorangan menjadi milik
umum.49
Banyak yang mendefinisikan sosialisasi sebagai “a procces by
which achil learns to be a participant member of society”-proses melalui
yang mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat. Definisi ini disajikan dalam suatu pokok
bahasan berjudul society in man- dari sini tergambar pandangannya bahwa
melalui sosialisasi masyarakat dimaksukkan ke dalam manusia.50
Tetapi apa yang akan terjadi jika seseorang tidak mengalami
sosialisasi?, karena kemampuan seseorang untuk berperan sebagai anggota
masyarakat tergantung pada sosialisasi, apabila seorang manusia tidak
mengalami sosialisasi maka orang tersebut tidak akan dapat berinteraksi
dengan orang lain.
Menurut sejumlah tokoh sosiologi yang diajarkan melalui
sosialisasi ialah peran-peran. Oleh sebab itu teori sosialisasi sejumlah
tokoh sosiologi merupakan teori yang mengenai peran yang harus
dijalankannya, serta peran yang tidak harus dijalankan oleh orang lain.51
Maka, jika memerhatikan pelaksanaan proses sosialisasi, dapat
dilihat bahwa sosialisasi adalah proses yang diikuti secara aktif oleh dua
pihak. Pihak pertama adalah pihak yang mensosialisasi, aktivitas
49
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), Cet ke-2, h.1085) 50
Kamanto Sunarto, Pengantar sosiologi, ( Jakarta: Lembaga Penerbit Fak Ekonomi UI,
2002) Edisi ke-2, h.23 51
Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar, ( Jakarta: Prenada Media,
2005), h.56
37
mensosialisasikan itu disebut aktivitas mensosialisasi, sedangkan aktivitas
disosialisasi disebut aktivitas internalisasi. Aktivitas tersebut biasanya
dilakukan lewat media, ada banyak media dalam melakukan aktivitas
sosialisasi seperti keluarga, kelompok bermain, sekolah, lingkungan kerja,
dan media massa.52
2. Pengertian Majelis Dhuha
Majelis dhuha merupakan kegiatan dakwah untuk mengajak kaum
muslimin untuk mengerjakan shalat dhuha. Shalat dhuha yang dikerjakan
pada waktu matahari sedang naik. Sekurang-kurangnya shalat dhuha itu
dua raka‟at, boleh empat raka‟at, enam raka‟at, delapan raka‟at atau dua
belas raka‟at. Shalat dhuha ini dilakukan sekitar pukul tujuh sebelum
masuk waktu zhuhur.53
ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan mengenai shalat dhuha, yaitu
surat Ad-dhuha ayat 1:
ؤااضحىArtinya:
“Demi waktu dhuha” pada ayat pertama ini Allah bersumpah, tegasnya
memerintahkan, memperhatikan waktu dhuha. Waktu dhuha ialah sejak
pagi setelah matahari terbit, sampai naik sampai menjelang tengah hari.
Waktu dhuha diambil persumpahan oleh Allah untuk menarik
perhatian manusia kepadaNya. Mungkin oleh karena, pada waktu
demikian orang sedang lincah, kekuatan, kesegaran masih ada berkat tidur
yang nyenyak pada malamnya maka di waktu dhuha itulah kesempatan
52
Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar, h. 56 53
Moh Rifai, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: C.V. Toha Putra, 1976), h.
83
38
yang baik untuk berusaha dimuka bumi allah. Sepanjang yang dianjurkan
oleh Allah sendiri.54
Adapun penjelasan hadist menganai shalat dhuha.
عن أبي هريرةرضي اهلل عنه قال: أوصا ني خهيهي بثال ث الأدعهن حتى أيىث:
صىو ثال ثت أيا و ين كم شهر, وصالةانضحى, ونىو عهى وتر.55
Artinya:
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Kekasihku telah mewasiatkan
kepadaku tiga hal, aku tidak akan meninggalkan ketiganya hingga aku mati;
berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur setelah melakukan
shalat Witir.”s
Adapun dalam rakaat shalat dhuha mempunyai makna atau arti.
Dalam riwayat Ath-Thabrani dari Hadist Abu Darda, Nabi SAW disebutkan,
وين ين صهى انضحى ركعتين نى يكتب ين انغافهين. وين صهى أربعا كتب ين انتائبين,
ا نيا كتب ين انعا بدين, وين صهى ثنتي عشرةبنى صهى ستا كفى ذنك انيىو, وين صهى ث
هلل نه بيتا في انجنتا56
Artinya:
Barang siapa shalat dhuha dua rakaat, maka tidak ditulis sebagai orang-
orang lalai; barang siapa shalat dhuha empat rakaat, maka ditulis sebagai
orang-orang bertaubat; barang siapa shalat dhuha enam rakaat, maka
dicukupkan untuknya pada hari itu, barang siapa shalat dhuha delapan
rakaat, maka ditulis dalam golongan ahli ibadah, dan barang siapa shalat
dhuha dua belas rakaat maka dibangunkan untuknya rumah di surga).
Program majelis dhuha ini merupakan rangkaian paket kegiatan
Shalat dhuha bersama-sama di pagi hari, dan dilanjutkan dengan dzikir dan
muhasabah, disambung dengan tausiyah motivasi. Kegiatan ini sangat
tepat untuk mengawali aktifitas di pagi hari untuk meminta keberkahan
54
Hamka, Tafsir Al Azhar Juzu xxx, ( Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1982), h. 35 55
Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari, ( Jakarta: Pustaka
Azzam, 2011), h. 358 56
Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari, h. 349
39
rezeki sebagai bentuk doa kepada Allah sebelum berikhtiar mencari
karunia-Nya. Majelis Dhuha bisa dilaksanakan di sekolah, kampus,
perusahaan, instansi pemerintah dan swasta, majelis taklim perumahan,
majelis taklim perkantoran dan lain-lain.57
Adapun majelis dhuha corporations (dhuha diperusahaan) ini
Bertujuan mengajak, memahami para pekerja akan keberkahan rizki, yang
didapat bukan semata-mata dari perusahaan, sangat ada keterkaitan dari
Allah SWT, dhuha juga dimaksudkan memberi pemahaman bahwa,
kemajuan usaha, keberkahan rizki tidak hanya dilihat dari loyalitas kerja,
namun, loyalitas ibadah kepada Allah SWT. Tuhan pemberi rezeki kepada
semua makhluk, dhuha juga mengajak para pekerja akan selalu ingat Allah,
mohon petunjuk agar setiap langkah usahanya di ridha Allh SWT. sehingga
usaha tersebut dapat membawa kemudahan dan kemanfa‟atan luar biasa.
Dalam hiruk pikuk sebuah pekerjaan, dalam perusahaan, tentu
dibutuhkan sebuah ketenangan dan kemapanan mental yang memadai agar
sampai pada tujuan dan cita-cita, bahwa pencapaian tersebut haruslah
seiring dengan aktifitas para karyawan yang bernaung di dalamnya, demi
membangun sebuah komunitas karyawan yang produktif, karyawan yang
memiliki orientasi pengembangan yang maksimal, kita perlu menghadirkan
Allah dalam tangga-tangga kesuksesan , salah satunya adalah mendawan
sholat dhuhaa setiap memulai aktifitas dan kesibukkan harian kita.
Sedangkan yang selanjutnya yaitu majelis dhuha yang dilakukan
57
Www.Majelisdhuhaanasional.com , diakses Tgl 04-03-2013, jam 11.00
40
dipemerintahan seperti kecamatan dan kelurahan yaitu menciptakan
lingkungan pemerintahan yang kondusif memang bukan perkara mudah,
selalin dibutuhkan sosok figur pemimpin yang memadai harus juga
ditunjang dengan kegiatan-kegiatan yang menunjang proses pemerintahan
dalam sebuah institusi, kegiatan penunjang maksimalisasi tersebut dapat
berupa motivation training, atau beragam konsep lainnya, namun
bagaimanapun manusia tidak dapat dipisah dengan penciptanya ranah
spritualitas pegawai, harus juga dilengkapi demi terwujudnyabalancing
kemapanan paradigma mereka, sehingga dialegtika spritual, profesionalitas
dan individualitas dan individualis ability dapat bersinergi berbuah
kematangan berfikir, kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, serta
kearifan dalam bertindak, demi memenuhi kebutuhan spritual pegawai,
MDN (Majelis Dhuhaa Nasional) mengajak para pegawai jajaran
pemerintahan (yang muslim) untuk sama-sama membudayakan berdhuhaa
sebelum memulai aktifitas pekerjaan, dalam rangka bermunajat memohon
campur tangan Allah SWT. Dalam membimbing kita untuk kebajikan dan
keberkahan kerja dan hasil kerja.
Majelis dhuha yang dilakukan di masjid, bertujuan untuk
makmurkan masjid, mengajak para jama‟ah untuk sama-sama memohon
keberkahan, kesehatan keluarga, usaha, rizki dan segudang hajat yang kita
pinta. Dhuha juga dimaksudkan menjalin silaturrohmi antara jama‟ah
selama sepekan disibukkan dengan bekerja, maka dhuha yang dilakukan di
41
masjid adalah, ladang amal, silaturrahmi, dan kumpulan do‟a.58
Majelis dhuha yang dilakukan di sekolah, Bertujuan memberi
pemahaman guru dan murid, baik sekolah negeri maupun swasta, untuk
memahami, melakukan dan mengetahui tujuan akan pentingnya shalat
dhuha sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. kurang hasilnya sistem
pendidikan kita, disebabkan karena kita hanya mengandalkan otak (IQ),
tanpa menyertainya dengan kekuatan dari sang maha (Allah SWT).
sehingga output yang dihasilkan saat ini, mayoritas hanya pintar secara
knowladge, namun sering dengan iman dan kejujuran. ini diharapkan
menjadi solusi, agar generasi akan datang tidak hanya pintar, namun juga
benar, beriman dan berakhlak mulia.
Majelis dhuha yang di lakukan di kampus, Bertujuan untuk
mengajak, mengamalkan, memahami akan pentingnya meminta keberkahan
„ilmu, pekerjaan, jodoh dan hal-hal lainnya yang inginkan. Dhuha kampus
ini memberi pemahaman kepada para mahasiswa akan pentingnya
menyertai belajar dengan mengingat kepada Allah SWT.
Dhuha menjadi solusi terhadap kuliah yang tak kunjung usai.
pekerjaan yang tak kunjung datang, jodoh yang belum datang. dhuhaa juga
memberi energi positif, rizki orang tua kita, dalam hal kewajiban mendidik
putra-putrinya menjadi manusia yang berguna bagi agama, nusa dan
bangsa.
Majelis dhuha yang di lakukan di keluarga, ini bertujuan untuk
58
Wawancara Pribadi dengan Direktur Majelis Dhuha Nasional, Bapak Rohimuddin,
Kamis 25 April 2013
42
mengharapkan keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, dan meminta
bimbingan dari Allah SWT, agar putra-putri kita menjadi anak yang sholeh
sholehah. Dhuha family juga mengajak untuk berdo‟a bersama-sama
keluarga dan juga menjalin semakin eratnya hubungan antara keluarga.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM MAJELIS DHUHA NASIONAL
A. Sejarah Majelis Dhuha Nasional
Majelis Dhuhaa Nasional (MDN) berdiri tahun 2005 bertempat di
Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an bertempat di Jl. Sandong Raya Rw. 05,
Kampung Bulak, Pondok Pucung, Karang Tengah Kota Tangerang Banten
(yang sekarang menjadi kantor pusat MDN dan menjadi Pesantren Tahfizh
Ad-Dhuha untuk Siswa SMP), sebagai aplikasi Daarul Qur’an (DQ).
Metode, yang setiap hari diterapkan oleh santri Daarul Qur’an (DQ) sebelum
memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah, dalam rangka
menghidupkan sunnah-sunnah nabi Muhammad (Ihyaa-ussunnah) dan
mengajarkan kepada siswa dan siswi agar berdo’a dulu sebelum belajar,
dengan tujuan agar rezeki yang berupa ‘ilmu dapat bermanfa’at fiddunya wal
akhirah. Seiring sejalan program pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Ustadz.
Yusuf Mansur, ustadz Rohimuddin Husien dan Tim juga mengusung dakwah
untuk masyarakat yang berada di lingkungan pesantren, berawal Program
Dzikir Munajat yang dikemas dalam kegiatan Tahajjud bersama sebulan
sekali, dipesantren DAQU Bulak Santri berjalan setahun, lalu dipindahkan
program Dzikir Munajat tersebut ke masjid-masjid.1
Dirasa belum maksimal, tercetus program dakwah kedua untuk
masyarakat, yakni Gerakan Subuh Berjama’ah (GSB), beberapa lama
kemudian masyarakat merasa waktunya sangat sempit, karena mereka
1 www.majelisdhuhaanasional.com di akses pada tanggal 2 april 2013 pada pukul 14.00 wib
44
harus bersiap-siap berangkat bekerja, sekolah, dan lain-lain.
Majelis Dhuha Nasional, mempunyai begitu banyak
keuntungan yaitu:
Yang pertama, tentu saja adalah Majelis Dhuha itu sendiri, yaitu
dimana jamaah mendapatkan keuntungan dari orang-orang yang pada
sholat Dhuha, ditempat yang di tunjuk, di tempat yang di pilih, di tempat
yang di pakai, apakah itu di rumah , di masjid, di majelis, di tempat kerja,
di kantor, atau di manapun tempat yang betul-betul di pilih sebagai tempat
pelaksanaan sholat Dhuha, jamaah yang sholat dhuha sana dan kita
sebagai peyelenggara mendapat pahalanya.
Yang kedua, Majelis silaturahmi, karena dengan di adakan shalat
dhuha jamaah bisa saling bersilaturahmi dengan saudara sesama muslim
dengan menyapa atau menanyakan kabar.2
Yang ketiga, Majelis Ilmu, bahwa didalam satu kegiatan Majelis
Dhuha Nasional, Wisata Hati dan Daarul Qur’an, menyiapkan, satu tayangan
berupa DVD untuk diperlihatkan, didengar, dipelajari, dan dijadikan kuliah
Dhuha setiap diadakan kegiatan shalat dhuha.
Yang keempat, menjadi Majelis sedekah, karena dengan adanya
kegiatan majelis dhuha ini sebagai jamaah bisa menyediakan makanan dan
minuman bagi jamaah yang mengikuti.3
Majelis Dhuha Nasional Pusat, membuat terobosan baru dengan
2 Www.Majelisdhuhaanasional.com di akses pada tanggal 2 April 2013, Pukul 14.00 Wib
3 Www.Majelisdhuhaanasional.com di akses pada tanggal 2 April 2013, Pukul 14.00 Wib
45
mencetuskan program MDN yang langsung kepada objeknya, sehingga,
Akhirnya digulirkanlah program program MDN yang baru yaitu :
B . Visi dan Misi
Visi : Menasionalkan Dhuhaa dan Men-dhuhaa-kan Nasional
Yaitu adalah majelis dhuha nasional ini ingin mensosialisasikan program
kegiatan shalat dhuha secara nasional.
Misi : Memasyarakatkan Sholat Dhuha ke seluruh Pelosok Negeri
Yaitu adalah majelis dhuha nasional ingin melakukan kegiatan sholat dhuha
ini kesemua tempat dengan datang langsung ketempat tersebut.
Motto : Allah dulu, Allah lagi, Allah terus
Yaitu adalah bahwa dalam melakukan semua kegiatan itu kita mulai dengan
menyebut nama allah.
C. Struktur Organisasi
PEMBINA
DIREKTUR
SEKRETARIS GENERAL
MANAGER
MANAGER
PROGRAM
MANAGER
MARKETIN
GG
DEWAN
SYARIAH
46
Pembina: KH. Yusuf Mansur
Pembina: Berfungsi melaksanakan keputusan-keputusan rapat serta
memberikan arahan mengenai lembaga.
Direktur: Ustadz Rohimuddin Husein
Direktur: Berfungsi sebagai pimpinan lembaga yang mengatur atau
mengendalikan sumber daya manusia dalam upaya tercapainya
suatu tujuan serta melaksanakan tugas.
Sekretaris: Ustadz Abdul Rohman Abdillah
Sekretaris: Berfungsi sebagai surat menyurat dan membantu menyelesaikan
pekerjaan pimpinan agar berjalan efektif serta membantu
melancarkan kegiatan lembaga atau organisasi.
General Manager: Ustadz Miftahurrohman
General Manager : Berfungsi memiliki tanggung jawab pada seluruh bagian
dan memimpin beberapa unit bidang.
Manager Program : Ustadz Imamuddin
Manager Program: Berfungsi mengkordinasi penyusunan rencana program
agar kegiatan berjalan lancar dan agar sarana dan
prasarana mendukung kegiatan.
Manager Marketing : Ustadz Sihabuddin Husein
Manager Marketing:Berfungsi sebagai menawarkan atau mengajak konsumen
atau masyarakat mengenai program-program lembaga
untuk mencapai tujuan.
Dewan Syariah: Ustadz H.Abdurrohman, Lc, M.Sh
47
Dewan Syariah: Berfungsi sebagai dewan penasehat.
D. Program-Program Majelis Dhuha Nasional
1. Majelis Dhuhaa
Merupakan rangkaian paket kegiatan Sholat Dhuhaa bersama-sama
di pagi hari, dilanjutkan dengan dzikir dan muhasabah, disambung dengan
Tausiyah motivasi. Kegiatan ini sangat tepat untuk mengawali aktifitas di
pagi hari untuk meminta keberkahan rezeki sebagai bentuk doa kepada
Allah sebelum berikhtiar mencari karunia-Nya. Majelis Dhuhaa bisa
dilaksanakan di sekolah, kampus, perusahaan, instansi pemerintah dan
swasta, majelis taklim perumahan, dan perkantoran.
2. Majelis Khotmil Qur’an
Merupakan paket layanan kegiatan khataman Al Qur’an (membaca
Al Qur’an sampai selesai 30 Juz) yang dipandu oleh para Ustadz, Asaatidz
Majelis Dhuhaa Nasional dan Santri Daarul Qur’an untuk memohon
keberkahan dan mengabulkan segala hajat. Waktu pelaksanaan kegiatan
ini sangat fleksibel, biasa pagi, siang, sore bahkan malam hari. Kegiatan
ini biasa dilaksanakan di perumahan, sekolah, perusahaan, instansi
pemerintahan dan swasta, serta masjid dan perumahan.
3. Tahajjud Center
Merupakan paket layanan sholat malam (qiyamullail) yang
dilaksanakan secara berjamaah, diteruskan dengan dzikir dan muhasabah.
Kegiatan ini dipandu oleh para Ustadz, Asaatidz Majelis Dhuhaa Nasional
48
dan Santri Daarul Qur’an. Waktu pelaksanaannya dimulai usai tengah
malam hari, sebagai ikhtiar permohonan doa dan hajat yang ingin segera
terkabul. Kegiatan ini bisa dilaksanakan di perumahan pribadi, sekolah,
kampus, perusahaan, instansi pemerintah dan swasta, majelis taklim
perumahan, dan perkantoran.
4. Khotib Center
Merupakan layanan khutbah Jum’at yang disampaikan oleh para
Ustadz Daarul Qur’an. Program ini diperuntukan bagi masjid perumahan,
masjid perkantoran, masjid sekolah, masjid kampus, dan masjid
perusahaan, Yang menjalin kerja sama dengan MDN dan Daarul Qur’an.
5. MDN Learning Center
Merupakan layanan belajar Islam dan Mengaji dan kajian-kajian
lain yang dipandu oleh para Ustadz, Asaatidz Majelis Dhuhaa Nasional
dan Santri Daarul Qur’an. Program ini berbentuk : Privat Mengaji,
tausiyah inspirasi, seminar pendidikan, seminar motivasi, dll. Kegiatan ini
tepat dilaksanakan untuk pribadi (privat), keluarga, majelis taklim
perumahan, dan perkantoran.
6. MDN Training Center
Merupakan program layanan pelatihan / training yang dipandu oleh
para trainer Asaatidz Majelis Dhuhaa Nasional dan trainer Daarul Qur’an
yang ahli dibidang memotivasi spirit kehidupan. Program ini berbentuk
training spiritual, training motivasi dan pendidikan.
49
7. Dhuha Goes to Coorporate
Bertujuan mengajak, memahami para pekerja akan keberkahan
rezeki, rezeki yang didapat bukan semata-mata dari perusahaan, sangat ada
keterkaitan dari Allah SWT. Dhuha juga dimaksudkan memberi pemahaman
bahwa, kemajuan usaha, keberkahan rezeki tidak hanya dilihat dari loyalitas
kerja, namun, loyalitas ibadah kepada Allah SWT. Tuhan pemberi rezeki
kepada semua makhluk. Dhuha juga mengajak para pekerja akan selalu
ingat Alloh, mohon petunjuk agar setiap langkah usahanya di ridho Allah
SWT. sehingga usaha tersebut dapat membawa kemudahan dan
kemanfa’atan luar biasa.4
Dalam hiruk pikuk sebuah pekerjaan, dalam perusahaan, tentu
dibutuhkan sebuah ketenangan dan kemapanan mental yang memadai agar
sampai pada tujuan dan cita-cita, perusahaan tak pelak, bahwa pencapaian
tersebut haruslah seiring dengan masifitas para karyawan yang bernaung
didalamnya, demi membangun sebuah komunitas karyawan yang produktif,
karyawan yang memiliki orientasi pengembangan yang maksimal, kita perlu
menghadirkan Alloh dalam tangga-tangga kesuksesan , salah satunya adalah
mendawan sholat dhuha setiap memulai aktifitas dan kesibukkan harian
kita.
8. Dhuha Goes to Goverenment
Menciptakan lingkungan pemerintahan yang kondusif memang
bukan perkara mudah, selalin dibutuhkan sosok figur pemimpin yang
4 Wawancara Pribadi dengan Direktur MDN, Bapak Rohimuddin
50
memadai harus juga ditunjang dengan kegiatan-kegiatan yang menunjang
proses pemerintahan dalam sebuah institusi, kegiatan penunjang
maksimalisasi tersebut dapat berupa motivation training, atau beragam
konsep lainnya, namun bagaimanapun manusia tidak dapat dipisah dengan
penciptanya ranah spritualitas pegawai, harus juga dilengkapi demi
terwujudnya balancing kemapanan paradigma mereka, sehingga dialegtika
spritual, profesionalitas dan individualitas dan individualis ability dapat
bersinergi berbuah kematangan berfikir, kebijaksanaan dalam mengambil
keputusan, serta kearifan dalam bertindak, demi memenuhi kebutuhan
spritual pegawai, MDN (Majelis Dhuhaa Nasional) mengajak para pegawai
jajaran pemerintahan (yang muslim) untuk sama-sama membudayakan
berdhuhaa sebelum memulai aktifitas pekerjaan, dalam rangka bermunajat
memohon campur tangan Allah SWT. Dalam membimbing untuk kebajikan
dan keberkahan kerja dan hasil kerja.
9. Dhuha Goes to Mosque
Bertujuan memakmurkan masjid, mengajak para jama’ah untuk
sama-sama memohon keberkahan, kesehatan keluarga, usaha, rezeki dan
segudang hajat yang kita pinta.Dhuha juga dimaksudkan menjalin
silaturrohmi antara jama’ah selama sepekan disibukkan dengan kerja, maka
Dhuha Goes to Mosque, ladang amal, silaturahmi, dan kumpulan do’a.5
10. Dhuha Goes to School
Bertujuan memberi pemahaman guru dan murid, baik sekolah
5 Wawancara Pribadi dengan Direktur MDN, Bpk Rohimuddin
51
negeri maupun swasta, untuk memahami, melakukan dan mengetahui tujuan
akan pentingnya shalat dhuha sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
kurang hasilnya sistem pendidikan sekarang ini, disebabkan karena hanya
mengandalkan otak (IQ), tanpa menyertainya dengan kekuatan dari sang
maha (Allah SWT). sehingga output yang dihasilkan saat ini, mayoritas hanya
pintar secara knowladge, namun sering dengan iman dan kejujuran.6
11. Dhuha Goes to Campus
Bertujuan untuk mengajak, mengamalkan, memahami akan
pentingnya meminta keberkahan, ilmu, pekerjaan, jodoh dan hal-hal lainnya
yang inginkan. Dhuha goest to campus, memberi pemahaman kepada para
mahasiswa akan pentingnya menyertai belajar dengan mengingat kepada
Allah SWT.
12. Dhuha Goes to Family
Bertujuan untuk mengharapkan keluarga yang sakinah mawaddah
warohmah, dan meminta bimbingan dari Allah SWT, agar putra-putri
menjadi anak yang sholeh sholehah. Dhuha goes to fmily juga mengajak
untuk berdo’a bersama-sama keluarga dan juga menjalin semakin eratnya
hubungan antara keluarga.
Dengan program diatas, sudah banyak pelaksanaan Sholat Dhuhaa
Bersama dilaksanakan, bahkan sudah banyak berdiri tempat-tempat Majelis
Dhuhaa Nasional di beberapa daerah, seperti Kalimantan, Lampung, Jambi,
6 Www.Majelisdhuhaanasional.com di akses pada tanggal, 2 April 2013. Pukul 14.00 Wib.
52
Palembang, Medan dan Lain sebagainya, termasuk sudah banyak kegiatan-
kegiatan Sholat Dhuhaa bersama yang diadakan dimasjid dan Mushollah juga
sekolah dan pemerintahan ditambah lagi perusahaan-perusahaan diwilayah
sekiatar DKI Jakarta.
Sampai dengan sekarang program ini ditawarkan untuk semua
lapisan masyarakat, selain program diatas MDN juga membentuk perwakilan-
perwakilan ditingkat :
2. Provinsi yang kami sebut dengan : Dewan perwakilan Wilayah (DPW),
3. Kabupaten yang kami sebut dengan : Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Kecamatan yang kami sebut dengan : Dewan perwakilan kecamatan
(DPK)
5. Dan tempat-tempat kecil yang kami sebut untuk kegiatan Dhuha Bersama
yang diadakan oleh perwakilan – perwakilan diatas.
53
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Strategi Komunikasi Majelis Dhuha Nasional dalam Mensosialisasikan
Program Majelis dhuha
Majelis Dhuha Nasional dalam mensosialisasikan program majelis
dhuha memiliki strategi . Hal ini diperlukan untuk dapat mencapai tujuan
yang direncanakan sebuah perusahaan atau lembaga. Sebab strategi adalah
cara-cara suatu perusahaan atau kegiatan akan berjalan kearah tujuan yang
sudah direncanakan terlebih dahulu.
Oleh karena strategi komunikasi yang dilakukan Majelis Dhuha
Nasional adalah sebagai berikut.
1. Media Televisi
Majelis Dhuha Nasional (MDN) untuk mensosialisasikan program
majelis dhuha lewat media elektronik yaitu melalui media televisi.
Dengan media televise ini, majelis dhuha nasional dalam
mensosialisasikan program mejelis dhuha yang ditayangkan di CTV
Banten setiap hari jam 19.30 dengan penceramah pimpinan majelis
dhuha nasional yaitu ustad Yusuf Mansyur.
Ctv Banten merupakan tv daerah untuk provinsi Banten dengan
memberikan informasi-informasi mengenai kejadian atau pristiwa di
sekitar provinsi banten seperti, pandegelang, kota tangerang dan lain-lain.
Ctv Banten acaranya mengenai berita, musik, tayangan pengobatan,
komedi dan lainnya. Dengan media televisi ini diharapkan agar program
54
majelis dhuha nasional ini bisa dikenal atau lihat oleh semua orang,
kerena dengan penceramah ustad Yusuf Mansur ini masyarakat akan
tertarik untuk melihat atau menonton tayangan tersebut dan
melaksanakan shalat dhuha di rumah. Dan juga nantinya bisa masyarakat
berbagi ilmu kepada yang lain yang tidak tahu, mudah-mudahan
masyarakat nanti akan terbiasa melakukan shalat dhuha. Oleh karena itu
masyarakat bisa mensukseskan program ini dengan melaksanakan
bersama-sama kegiatan shalat dhuha ini yang dilakukan seperti di
masjid,di rumah ataupun di kantor.1
2. Mengajak masyarakat secara bersama-sama yang ada disekitar
lingkungan kantor majelis dhuha nasional untuk melakukan shalat
dhuha.
Majelis Dhuha Nasional mengajak masyarakat untuk melakukan
shalat dhuha bersama-sama, agar nantinya orang-orang atau masyarakat
luar menilai bahwa shalat dhuha itu tidak hanya dilakukan sendiri-sendiri
dan mereka tertarik untuk mengadakan sholat dhuha ini dilaksanakan
secara bersama-sama dan pahalanya pun lebih banyak dari pada dilakukan
secara sendiri-sendiri. Dan juga masyarakat akan tertarik melakukan shalat
dhuha ini dengan bekerja sama dengan majelis dhuha nasional. Karena
yang dilakukan oleh majelis dhuha ini dalam mensosialisasikan kegiatan
shalat dhuhan tidak hanya yang dilakukan shalat dhuha saja, seperti
memulainya dengan shalat taubat,di lanjutkan dengan shalat dhuha, dzikir,
1 Wawancara Pribadi dengan Ustad Abdul, Sekretaris Majelis Dhuha Nasionl, Selasa, 19
April 2013.
55
dan ceramah. Karena majelis dhuha ini banyak manfaatnya, misalnya,
sebagai silaturahmi sebagai kaum muslimin kepada sesama, bisa
menembah ilmu pengetahuan agama dengan mengikuti kegiatan majelis
dhuha nasional ini dan masih banyak lagi manfaatnya bagi masyarakat.
3. Media Internet
Di zaman ini orang-orang semakin mudah dalam dalam
mendapatkan suatu informasi atau berita dari manapun sumbernya, baik
dari media massa atupun media internet. Oleh karena itu media internet
sangat berpengaruh sekali bagi kehidupan seseorang, karena sehari saja
ketinggalan suatu berita , kita akan dibilang kurang uptuodat. Oleh sebab
itu media internet itu sangat penting selain juga harganya pun terjangkau
dan kita juga bisa ke warung warnet dengan harga yang cukup terjangkau
bagi masyarakat. Oleh karena itu Majelis dhuha nasional mempunyai
website yaitu www.majelisdhuhaanasional.com, yang didalmnya banyak
program-program yang dilakukan majelis dhuha nasional termsuk program
unggulan serta program yang lainnya.
Tidak hanya itu saja bisa dilihat juga mengenai kegiatan majelis
dhuha yang akan dilakukan ditempat-tempat atau daerah-daerah yaang
mejelis dhuha kunjugi. Serta majelis dhuha nasional mempunyi banyak
produk, yaitu seperti buku, baju, pulpen, cd dan dvd dan lain-lain. Tidak
hanya itu majelis dhuha nasional juga mempunyai facebook ini juga
sebagai media sosialisasi karena semua kegiatan dan acara yang akan
mereka laksanakan bisa memberitahukan melaui facebook tersebut. Dan
56
tidak hanya itu saja kita bisa melihat kegiatan yang telah dilaksanakan
majelis dhuha nasional pusat. 2
4. Menjalin Hubungan kerja sama dengan pihak pemerintah dan
swasta.
Dalam mensosialisasikan program mejelis dhuha. Majelis dhuha
nasional ini tidak hanya melakukan shalat dhuha dimasjid, mushola,
majelis taklim dan perumahan saja. Tetapi majelis dhuha ini bekerjasama
dalam mengadakan kegiatan shalat dhuha dengan pihak pemerintah seperti
sekolah ,kecamatan, sedangkan pihak swasta seperti perusahaan dan hotel.
Dan lain-lain. Oleh karena itu kegiatan shalat dhuha yang dilakukan
dengan pihak pemerintah dan swasta berjalan lancar dan tersosialisasikan
karena sudah ada perusahaan yang berkerja sama dengan majelis dhuha
nasional seperti Bank Mega yang bekerjasama dengan Trans Tv dalam
melaksanakan kegiatan shalat dhuha ini. Adapun majelis dhuha nasional
yang dilakukan dengan pihak pemerintah yaitu dengan mengadakan shalat
dhuha di sekolah dengan para siswa dan siswi yang sudah beliau lakukan
di sekitar kota tangerang.3
5. Media Buku
Buku merupakan wahana utama dalam pertukaran ide dan
informasi, dan sebagai wahana utama dalam mengajarkan nilai-nilai sosial
kepada generasi baru. Majelis dhuha dalam mensosialisasikan program
2 Wawancara pribadi dengan Ustadz Abdul. Sekretaris Majelis Dhuha Nasional, Selasa,
15 April 2013. 3 Wawancara Pribadi dengan Direktur Majelis Dhuha Nasional, Rohimiddin, Kamis 25
April 2013.
57
kegiatan shalat dhuha ini dengan cara menjualnya kepada masyarakat
pada kegitan shalat dhuha dilakukan, atau bisa membelinya langsung
kekantor pusat majelis dhuha nasional, atau bisa juga memesannya melalui
webside majelis dhuha nasional. Karena dengan media buku ini mudah
dijangkau oleh masyarakat selain harga juga tidak terlalu mahal. Oleh
karena itu majelis dhuha nasional dalam mensosialisasikan program tidak
hanya mengguna seperti yang diatas saja. Dengan media buku ini yang
dijual majelis dhuha nasional bisa memberikan pengetahuan dan ilmu
kepada masyarakat mengenai shalat dhuha dan keutamaanya, agar
masyarakat nantinya terbiasa mengerjakan shalat dhuha dengan panduan
buku dari majelis dhuha nasional dan juga bisa memberikan informasi
kepada yang lainnya.
6. Dengan menggunakan media Brosur
Brosur adalah kertas cetakan yang mengandung informasi tentang
suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen atau
pengguna dengan harapan dapat dibeli atau dimanfaatkan oleh konsumen
atau pengguna. Informasi atau brosur ditulis dalam bahasa yang ringkas
dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu singkat.4
Majelis Dhuha Nasional juga menggunakan brosur sebagai salah
satu media untuk mensosialisasikan program majelis dhuha agar
programnya ini dikenal oleh masyarakat. Penggunaan brosur sebagai
media dalam mensosialisasikan program mjelis dhuha ini merupakan
4 M. Dahlan Al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Yogyakarta, rkola, 1994), h.
617
58
langkah MDN dalam mensosialisasikan program majelis dhuha ini agar
msyarakat dari golongan manapun bisa ikut berpartisipasi dalam program
majelis dhuha ini. Ada brosur yang disebut dalam mensosialisasikan
program mejelis dhuha ini yaitu karena majelis dhuha ini melihat
perbedaan terhadap golongan seperti pelajar dan karyawan maka majelis
dhuha nasional membuat program mejelis dhuha goes to school dan lain-
lain. Dan brosur ini juga bisa dilihat bagimana majelis dhuha goes to
school dan lain-lain. Dengn adanya brosur ini maka program majelis
dhuha ini bisa tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat. Dan agar
masyarakat juga bisa bekerjasama dengan majelis dhuha nasional dalam
melaksanakan kegitan sholat dhuha ini. Karena tidak hanya sholat saja
tetapi ada tausiyah dan zikir bersama.
Majelis dhuha nasional juga memasang banner ditempat-tempat
strategis, dimana tempat tersebut banyak orang yang melihat majelis dhuha
nasional.5
Seperti penjelasan diatas bahwa majelis dhuha nasional dalam
mensosialisasikan program majelis dhuha dengan cara memberikan atau
membagikan brosur kepada masyarakat dalam kegiatan shalat dhuha yang
sedang dilakukan contoh dimasjid. Dan disitulah brosur dibagikan. Dan
tidak hanya itu kalau sedang ada acara kegiatan majelis dhuha lainnya,
mereka mensosialisasikanya program mjelis dhuha. Dengan adanya brosur
ini yang didalamnya berisi manfaat dari program-program majelis dhuha
5 Wawancara pribadi dengan ustadz Abdul Abdillah, sekretaris majelis dhuha nasional
59
ini masyarakat akn tertarik dan bisa mengundang majelis dhuha nasional
dalam melakukan shalat dhuha serta tausiyah dan lainnya.
7. Media Koran
Koran adalah media massa utama bagi orang untuk memperoleh
berita. Di sebagian kota besar, sumber berita hampir semua berasal dari
Koran. Ini memperkuat popularitas dan pengaruh Koran. Dan banyak para
pembaca membuat Koran menjadi media efektif dalam menyampaikan
pesan.
Dari penjelasan diatas bahwa peran koran sangat berpengaruh
bagi majelis dhuha nasional dalam mensosialisasikan program majelis
dhuha kepada masyarakat. Agar program majelis dhuha ini berhasil maka
mejelis dhuha nasional dalam mensosialisasikan programnya melalui
Koran. Yang mana setiap masyarakat sering membaca koran, karena
hargaya pun terjangkau bagi masyarakat. Oleh sebab itu majelis dhuha
nasional dalam mensosialisasikan programnya itu agar terkenal
dimasyarakat atau memberi tahu masyarakat bahwa majelis dhuha ini
menarik kegitannya dan nantinya banyak dari masyarakat yang tertarik
dengan program majelis dhuha nasional ini dan mereka mau di ajak
bekerjasama dalam mensukseskan kegiatan shalat dhuha ini yang bisa
dilakukan di masjid, sekolah, dan perusahaan.
8. DVD Majelis Dhuha Nasional
Majelis Dhuha Nasional dalam mensosialisasikan programnya itu
dengan cara menjual dvd mdn yang dalam dvd tersebut ada ceramah ustad
60
Yusuf Mansyur yang terdiri dari 16 seri dvd mengenai materi shalat dhuha
ini. Dengan adanya dvd yang berisi 16 seri ini, mudah-mudahan majelis
dhuha bisa mewakili ilmu serta keutamanya shalat dhuha ini dan bisa di
sosialisasikan dalam lingkungan keluarga dengan cara bersama-sama
melihat ceramah ustad Yusuf mansyur ini melalui media dvd ini. Sehingga
dengan melihat dvd ini masyarakat bisa mengamalkannya bagi masyarakat
yang lain juga. Dengan adanya dvd ini mudah-mudahan masyarakat bisa
mengetahui pentingnya shalat dhuha, serta dengan melihat ceramah ustad
Yusuf Mansyur ini masyarakat bisa terbiasa melakukan shalat dhuha
dirumahnya sendiri karena betapa penting dalam mengerjakan sesuatu itu
dimulai dengan shalat dan menyebut nama Allah, sehingga pekerjaan yang
kita lakukan ini nantinya mendapat ridha Alla serta kelancaran rizki.
9. Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat
Majelis dhuha nasional merupakan lembaga dakwah yang mengajak
masyarak untuk melakukan shalat sunnah dhuha. Majelis dhuha ini
mempunyai banyak terwakilan atau tempat-tempat mejelis dhuha setiap
daerah, adapun factor yang menjadi penghambat dalam melakukan strategi
komunikasi Majelis Dhuha Nasional dalam mensosialisasikan program
Majelis Dhuha, faktor pendukung yakni:
1. Majelis dhuha nasional ini dikenal oleh banyak masyarakat karena
penggagasnya atau pendirinya adalah salah satu ustadz yang sudah cukup
terkenal dikalangan masyarakat yaitu ustadz Yusuf Mansyur. Inilah yang
mendorong lembaga majelis dhuha nasionl ini dikenal oleh masysrakat.
61
Dan ini lah yang menjadikan majelis dhuha nasional ini dikenal oleh
msyarakat.
2. Banyaknya tempat atau keterwakilan daerah dalam mengikuti program
majelis dhuha sehingga program ini masih terus diikuti sampai sekarang.
Dengan adanya keterwakilan daerah ini maka majelis dhuha nasional ini
bisa menjalankan kegiatannya.
Selain faktor pendukung yang mempengaruhi dalam
mensosialisasikan program majelis dhuha, ada faktor penghambat dalam
mensosialisasikan program majelis dhuha yakni:
1. Banyaknya anggapan masyarakat bahwa shalat dhuha ini bisa dilakukan
sendiri. Padahal kalau dikerjakan secara sendiri kemauan untuk
melaksanakannya kecil. Sedangkan kalau dilaksanakan bersama-sama
motivasinya lebih tinggi untuk melaksanakannya serta pahalanya pun
lebih besar.
2. Adanya kendala dalam masyarakat dalam melakukan program kegiatan
majelis dhuha ini yaitu takut adanya aliran sesat.6
3. Waktu pada pagi hari membuat masyarakat berbentrokan pada waktu
bekerja, sehingga susah untuk mensosialisasikan program majelis dhuha
ini.
Majelis Dhuha Nasional juga menggunakan bentuk komunikasi
dalam mensosialisasikan programnya, yaitu dengan bentuk-bentuk
komunikasi di bawah ini:
6 Wawancara Pribadi dengan Direktur Majelis Dhuha Nasional, Rohimuddin Husein,
Kamis 25 April 2013.
62
1. Komunikasi antarpribadi ( Interpersonal Communications)
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung
antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung secara berhadapan muka
(face to face) bisa juga melalui sebuah medium telepon.7
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan sekretaris majelis dhuha
nasional adalah dengan cara mengadakan pertemuan dengan para dewan
ketua masjid, pimpinan perusahaan serta kepala dinas sekolah untuk
mengadakan kegiatan shalat sunah dhuha, tausiyah, dzikir, dan training
motivasi bagi semua orang atau jamaah yang mengikuti kegiatan tersebut.
Maka oleh karena itu komunikasi antar pribadi sangat diutamakan oleh
majelis dhuha nasional ini dalam mensosialisasikan program. Karena
komunikator berusaha membuat tertarik komunikan untuk melaksanakan
program majelis dhuha ini.8
2. Komunikasi Kelompok (Group Communications)
Komunikasi kelompok berarti komunikasi yang berlangsung antara
seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari
dua orang. Dalam proses komunikasi kelompok majelis dhuha nasional
atau komunikator menunjukkan pesannya kepada komunikan dengan
beberapa cara, diantaranya:
a. Mengadakan kegitan shalat dhuha goes to family
Dalam hal ini mejelis dhuha nasional mengadakan shalat dhuha
ini secara masal atau mengajak seluruh perwakilan mejelis dhuha yang
7 Onong Uchyana, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1981), h. 48
8 Wawancara pribadi dengan Ustadz Abdul. Sekretaris Majelis Dhuha Nasional, Selasa,
15 April 2013
63
ada didaerah tangerang dan masyarakat sekitar yang ada diwilayah
kantor majelis dhuha nasional. Dengan adanya kegiatan seperti ini maka
program majelis dhuha nasional bisa tersosialisasikan.
b. Mengadakan road show keluar kota
Biasanya mejelis dhuha ini tidak hanya diadakan di dalam kota
Jakarta saja, tetapi karena simpul-simpul atau tempat keterwakilan
majelis dhuha ini ada luar kota maka mejelis dhuha nasional ini
mengadakan road show ke luar jawa dan Sumatra seperti jambi dan
lampung yang Majelis Dhuha Nasional kunjungi. Serta bertemu dengan
dewan perwakilan daerah mejelis dhuha nasional ini, karena setiap
daerah mempunyakil dewan perwakilan majelis dhuha.
Bentuk komunikasi kelompok yang dilakukan majelis dhuha
nasional berjalan efektif dalam mensosialisasikan program majelis
dhuha ini, indikasi ini dilihat pada banyaknya daerah yang membuat
tempat majelis dhuha nasional, walaupun masih ada yang kegiatannya
masih belum berjalan dengan lancar. Tetapi dengan adanya road show
majelis dhuha nasional ini maka masyarakat akan tahu mengenai
program majelis dhuha.
3. Komunikasi Massa (Mass Communication)
Komunikasi massa adalah “penyampaian pesan komunikasi melalui
atau menggunakan media massa modern, yang meliputi surat kabar, siaran
radio, dan televisi yang ditujukan kepada umum”. Komunikasi massa yang
dilakukan Majelis Dhuha Nasional yaitu dengan cara memasang iklan
64
mengenai program majelis dhuha nasional pada Koran agar masyarakat
bisa melihat dan tertarik terhadap program-program majelis dhuha, dan
juga bisa melaksanakan shalat dhuha dengan bekerja sama dengan majelis
dhuha nasional. Serta menyiarkan ceramah ustad Yusuf mansyur mengenai
shalat dhuha yang disiarkan di televisi. Dan tidak hanya itu majelis dhuha
nasional juga menjual DVD atau VCD dan buku yang ditawarkan majelis
dhuha nasional kepada para jamaah atau komunikan. Dan juga biasanya
dvd tersebut diputar pada saat kegiatan program shalat dhuha yang mana
dvd ini menghadirkan ceramah-ceramah ustadz Yususf Mansyur.9
9 Wawancara Pribadi dengan Direktur Majelis Dhuha Nasional, Rohimiddin, Kamis 25
April 2013
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah banyak menguraikan, dan menganalisis tentang strategi
komunikasi Majelis Dhuha Nasional dalam mensosialisasikan program
majelis dhuha, dapat di ambil kesimpulan, sebagai berikut:
Dalam mensosialisasikan program majelis dhuha, dibutuhkan
beberapa strategi yang digunakan majelis dhuha nasional yaitu dengan
menggunakan media audio visual yaitu:
a. Dengan menggunakan media televisi adalah media elektronik. Dengan
media elektronik majelis dhuha nsional dalam mensosialisasikan program
mejelis dhuhah nasional yang ditayangkan di CTV Banten.
b. Menggunakan media internet
Karena sekang ini jaman sudah canggih banyak orang-orang semakin
mudah dalam dalam mendapatkan suatu informasi atau berita dari
manapun sumbernya, baik dri media massa atupun media internet. Hal
inilah yang digunakan MDN dalam mensosialisasikan programnya melalui
internet.
c. Dengan Menjual DVD Majelis Dhuha Nasional.
Dvd ini ialah rekaman atau video tentang ustad Yusuf Mansyur mengenai
materi shalat dhuha, yang akan di jual atau diperlihatkan untuk jama’ah.
66
Tidak hanya media audio visual saja yang di gunakan majelis
dhuha nasional, tetapi majelis dhuha nasional juga menggunakan media
visual, yaitu:
a. Menggunakan media buku. Buku merupakan wahana utama dalam
pertukaran ide dan informasi, dan sebagai wahana utama dalam
mengajarkan nilai-nilai sosial kepada generasi baru.
b. Menggunakan media brosur. Brosur adalah kertas cetakan yang
mengandung informasi tentang suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan
kepada konsumen atau pengguna dengan harapan dapat dibeli atau
dimanfaatkan oleh konsumen atau pengguna.
c. Menggunakan media koran. Koran adalah media massa utama bagi orang
untuk memperoleh berita. Di sebagian kota besar, sumber berita hampir
semua berasal dari Koran. Oleh karena itu majelis dhuha nasional dalam
mensosialisasikan programnya menggunakan Koran, karena ini memperkuat
popularitas dan pengaruh Koran. Dan menjadi media efektif dalam
menyampaikan pesan.
Tidak hanya itu saja yang digunakan majelis dhuha nasional dalam
mensosialisasikan programnya, yaitu dengan cara:
a. Mengajak masyarakat secara bersama-sama yang ada disekitar lingkungan
kantor majelis dhuha nasional untuk melakukan shalat dhuha. Yang mana
nantinya orang-orang atau masyarakat luar menilai bahwa shalat dhuha itu
tidak hanya dilakukan sendiri-sendiri dan mereka tertarik untuk
mengadakan sholat dhuha ini dilaksanakan secara bersama-sama.
67
b. Menjalin Hubungan kerja sama dengan pihak pemerintah dan swasta
dalam mensosialisasikan program mejelis dhuha. Majelis dhuha ini tidak
hanya melakukan shalat dhuha dimasjid, mushola, majelis taklim dan
perumahan saja. Tetapi majelis dhuha ini bekerjasama dalam mengadakan
kegiatan shalat dhuha dengan pihak pemerintah seperti sekolah ,kecamatan
dan lain-lain. Adapun Faktor pendukung dan penghambat majelis dhuha
nasional dalam mensosialisasikan program majelis dhuha yaitu: faktor
pendukung Majelis dhuha nasional ini yaitu karena penggagasnya atau
pendirinya adalah salah satu ustadz yang sudah cukup terkenal dikalangan
masyarakat yaitu ustadz Yusuf Mansyur. Inilah yang mendorong lembaga
majelis dhuha nasional ini dikenal oleh masysrakat. Dan Banyaknya
tempat atau keterwakilan daerah dalam mengikuti program majelis dhuha
sehingga program ini masih terus diikuti sampai sekarang. Adapun faktor
penghambat yaitu, Banyaknya anggapan masyarakat bahwa shalat dhuha
ini bisa dilakukan sendiri. Dan Adanya kendala dalam masyarakat dalam
melakukan shalat dhuha yaitu takut adanya aliran sesat dan berbentrokan
dengan jam kerja, yang mana waktu dipagi hari membuat masyarakat
susah untuk melaksanakan shalat dhuha.
Adapun dalam mensosialisasikan program majelis dhuha ini,
maajelis dhuha nasioanal juga menggunakan bentuk-bentuk komunikasi
dalam mensosialisasikan program majelis dhuha. Bentuk komunikasi
interpersonal dengan mengadakan pertemuan kepada dewan ketua masjid
untuk didakannya kegiatan shalat dhuha, agar kegiatan ini berjalan dengan
68
lancar. Dan juga menemui kepala dinas pendidikan untuk mengajak kerja
sama dalam kegiatan shalat dhuha ini dengan siswa. Komunikasi
kelompok juga bentuk komunikasi majelis dhuha nasional Karena
Mengadakan kegitan shalat dhuha goest to family Dalam hal ini mejelis
dhuha nasional mengadakan shalat dhuha ini secara bersama-sama atau
mengajak seluruh perwakilan mejelis dhuha yang ada didaerah tangerang
untuk menjalin silaturahmi. Tidak hanya itu majelis dhuha nasional juga
mengadakan road show keluar kota. Biasanya mejelis dhuha ini tidak
hanya diadakan di dalam kota Jakarta saja, tetapi karena keterwakilan
majelis dhuha yang ada di daerah atau luar kota maka mejelis dhuha
nasional ini mengadakan road show ke luar jawa dan Sumatra serta
lampung. Komunikasi massa juga di gunakan majelis dhuha nasional
sebagai sosialisasi Dengan cara menjual dvd atau vcd dan buku yang
ditawarkan majelis dhuha nasional kepada para jamaah.
B. Saran
Beberapa saran yang penulis utarakan dalam skripsi ini, antara lain:
1. Kepada para pengurus Majelis Dhuha Nasional, program mejelis dhuha
merupakan kegitan shalat dhuha yang dilakukan secara bersama-sama
serta untuk menggerakkan sunnah Rasulullah. Oleh karena itu buatlah
program majelis dhuha ini menarik, sehingga masyarakat mau
melaksanakan kegiatan shalat dhuha serta mensukseskan program majelis
dhuha ini.
69
2. Majelis Dhuha Nasional, dalam mensosialisasikan program mejelis dhuha
ini harus mengiklankan majelis dhuha nasional di media cetak harus
menarik sehingga iklan tersebut akan dibaca orang. Dan dalam
mensosialisasikannya harus ada kerja sama yang tidak putus sampai di situ
saja sehingga program majelis dhuha ini bisa terus berjalan dan
dilaksanakan. Serta dalam mensosialisasikanya harus juga menggunakan
media yang sudah cukup mempunyai nama atau banyak pembaca atau
penonton yang melihantnya sehingga sosialisasi ini bisa tercapai kesemua
penjuru atau masyarakat. Hendaknya memunculkan ide-ide baru dalam
mensosialisasikan program majelis dhuha, seiring denga perubahan zaman
yang semakin berkembang pesat sekarang ini.
70
DAFTAR PUSTAKA
Al Barry, M. Dahlan, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Yogyakarta, rkola,
1994).
Al Asqalani, Ibnu Hajar, Fathul Baari Shahih Al Bukhari, (Jakarta, Pustaka
Azzam, 2011)
Alwi, Hasan dan Hans Lapoliwa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,
2007)
Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi; Sebagai Pengantar Ringkas, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1995).
--------------,Strategi Komunikasi, (Bandung: CV Armico, 1984).
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta:
Rineka Cipta, 1997).
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada).
Cangara, Hafied , Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007).
David, Fred R, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta:Prenhalindo, 2002).
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung, PT.
Remaja Rosda Karya, 2007)
--------------,Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1981 ).
--------------,Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992).
--------------,Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra Aditya
Bakti, 2003).
Efriyanti, Siti Sofiah , Strategi Komunikasi dalam Membangun Citra Positif
Perusahaan, NIM: 105051001914, H. 1
Hamka, Tafsir Al Azhar Juzu xxx, ( Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1982).
Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi, (Malang: Universitas Brawijaya, 2001).
Liliweri, Alo, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011).
71
Modry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2008).
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda
Karya,2009).
Mortopolo, Ali, Strategi Kebudayaan, ( Jakarta: Prenhalindo, 2002).
Nazin, Moh, , Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia,1999).
Narwoko, Dwi, dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar, ( Jakarta:
Prenada Media, 2005).
Oliver, Sandra, Strategi Public Relations ( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007).
Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi,(
Jakarta:LPSP3-UI,1998).
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1985).
Rifai, Moh, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: C.V. Toha Putra,
1976).
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan
UIN Jaakarta Press, 2007).
Ruslan, Rosadi, Manajemen Humas dan Komunikasi:Konsepsi dan
Aplikasi,(Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002)
Salam, Syamsir, dan Jaenal Arifin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN
Press, 2006).
Sardar, Zianuddin , Tantangan Dunia Islam Abad 21, Terjemahan A.E Priyono
dan Ilyas Hasan, ( Bandung: Mizan, 1996).
Steiner , George dan John Mineer, Manajemen Strategik, ( Jakarta: Erlangga).
Sunarto, Kamanto, Pengantar sosiologi, ( Jakarta: Lembaga Penerbit Fak
Ekonomi UI, 2002).
Susanto , Astrid S., Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta,
1974).
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:
Balai Pustaka, 2002).
72
Vardiansyah, Dani, Pengantar Ilmu Komunikasi: Pendekatan Taksonomi
Konseptual, ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2004).
Vivian, John, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008).
Widjadja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat , (Jakarta: Bumi Aksara, 2002).
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo,2000).
Online:
Www.Majelisdhuhaanasional.com
HASIL WAWANCARA
Nama : Abdul Rohman Abdillah
Jabatan : Sekretaris
Tanggal : 15 April 2013
Dengan Abdul Rohman Abdillah ( sekretaris majelis dhuha nasional)
A: bagaimana ustad sejarah Majelis dhuha nasional?
B: awalnya majelis dhuha nasional di gagas oleh figur yang cukup kuat yaitu
ustad yusuf Mansur. Awalnya beliau yang mendirikannya, dan pada waktu itu
dhuha itu dilakukan disekolah darul quran dan setelah itu oleh ustad rohimudih
direktur Majelis dhuha nasional membuat suatu program majelis dhuha seperti
goes to school, goes to campus dan lain-lain agar majelis dhuha ini langsung
mengena kepada objeknya.
A: Komunikasi itu penting ga ustad dalam mensosialisasikan program majelis
dhuha nasional?
B: penting karena tanpa komunikasi program mdn ini tidak akan berjalan
A: Bagaimana strategi komunikasi dalam mensosialisasikan program majelis
dhuha ustad?
B: awalnya kita dalam mensosialisasikan program majelis dhuha nasional dengan
cara menjemput bola maksudnya waktu itu kita mendangkan kemasjid-masjid
untuk mengadakan sholat dhuha dengan menemui dewan ketua masjid untuk
melaksanakan sholat dhuha dan juga kita menunjukkan proposal untuk kegiatan
mdn dan tentu kita memberikan brosurnya kepada dewan ketua mesji tersebut.
Dan juga tidak hanya itu masyarakat juga melihat karena pusat mdn ini kantornya
di Jakarta banyak yang beranggapan wah dan gitu karena Jakarta itu dipandang
bagus. Kalau di luar daerah
A: Hambatan dalam mensosialisasikan program majelis dhuha bagaimana ustad?
B: hmbatanya palingan orang menganggap bahwa shalat dhuha koq dilakukan
bersama-sama. Banyak yang beranggapan seperti itu. Ada juga tempat atau
masjidnya sedang diperbaiki dan macam-macam
A: tanggapan masyarakat disekitar kantor majelis dhuha nasional bagaimana
ustad?
B: tanggapanya si biasa-biasa saja, baiklah tapi ada juga penolakan
A: adakah media yang digunakan dalam mensosialisasikan ustad?
B: media yang kita gunakan dalam mensosialisasikan itu seperti brosur, spanduk
kalau ada kegiatan majelis dhuha nasional dan juga wabside kita yang bisa dibuka
atau diakses walaupun tidak semua orang. Disitu udah ada sejarah dan program-
program mdn
A: Bagaimana kerja sama MDN dengan pihak lain?
B: misalnya kita mengadakan majelis dhuha di tangerang dan kita bekerja sama
dengn mui kota tangerang seperti itu saja.
A: Adakah sponsor dalam mensosialisasikan program MDN?
B: tidak ada, mdn hanya melakukannya dengan sendiri belum ada sponsor
palingan hanya ada kerja sama dengan pihak lain.
A: Adakah eveluasi ustad dalam mensosialisasikan program majelis dhuha
nasional?
B: pasti adalah karena itu penting, karena masyarakat ada yang beranggapan
shalat dhuha itu koq dilakukan bersama-sama.
A: apakah harapan mdn kedepanya ustad?
B: ya kalo harapnya mereka tahu cara melaksanakan shalat dhuha dan keutaman
shalat dhuha. Kan soalnya sebelum kita melakukan apa-apa yang lain pasti kita
lebih dulu meminta kepada allah
A: ustad apakah mdn sudah berhasil belum?
B: berhasil, Karen kita sudah melaksanakan dibeberapa tempat. Dan yang penting
mereka sudah melaksanakan shalat dhuha minimal sudah 50% lah. Soalnya kita
kan dakwah kita hanya menyampaikan dan mengajak.
Tangerang, 15 April 2013
Abdul Rohman Abdillah
HASIL WAWANCARA
Nama : Rohimuddin Husein
Jabatan : Direktur
Tanggal : 25 April 2013
1. Kenapa namanya Majelis Dhuha Nasional ustad?
Karena majelis itu artinya dalam bahasa arab tempat, jadi dhuha kegiatannya
makanya dinakan majelis dhuha nasional karena kita ingin mendhuhakan
secara nasional.
2. Sejarah Majelis Dhuha Nasional bagaimana ustad?
Awalnya majelis dhuha nasional didirikan oleh ustad Yusuf Mansyur dan
beliau mengamanatkan kepada saya majelis dhuha nasional. Dan saya pun
membuat program yang langsung kepada subjeknya, seperti, dhuha di sekolah
atau goes to school, karena dhuha disekolah tidak usah mencari orang-
orangnya lagi karena sudah ada siswanya sehingga gampang untuk kita
melaksanakan dhuha.
3. Majelis Dhuha Nasional itu seperti apa ustad?
Majelis dhuha yaitu kegiatan shalat dhuha yang dilakukan secara bersaama-
sama.
4. Cara majelis dhuha nasional dalam mensosialisasikan program majelis dhuha
seperti apa ustad?
Kita dengan cara road show keluar Jakarta di Sumatra, jawa dan lampung.
5. Adakah factor pendukung dan penghambat dalam mensosialisasikan program
majelis dhuha?
Penghambatnya pasti ada yaitu palig jamaahnya kalau perempuan itu
mempunyai halangan. Sedangkan laki-lakinya kalau ada acara bola di televise
membut mereka bergadang dan bagun kesiangan . itu saja si hambatanya.
6. Adakah kerja sama ustad dengan pihak lain atau sponsor?
Misalnya kalau ada acara besar atau sifatnya nasional pasti ada tapi sifatnya
sementara.
Tangerang, 5 mei 2013
Rohimmudin Husein
HASIL WAWANCARA
Nama : Ibu Hj. Safri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga/ Jama’ah MDN
Tanggal : 7 Juli 2013
Tempat : Masjid Nurul Hikmah
1. Bagaimana pendapat anda mengenai Majelis Dhuha Nasional?
Pendapatnya mengenai Majelis Dhuha ini baik. Alhamdulillah selama Majelis
Dhuha ini dibuka orang-orang senang dan antusias. Dan kegitan shalat dhuha
ini dilakukan setiap minggu sekali.
2. Apakah sebelumnya anda sudah pernah melihat Majelis Dhuha Nasional?
Sebelumnya saya aktifnya di masjid Al Madinah Ciledug mengikuti shalat
dhuha ini. Dan kita tertarik untuk membuat kegiatan shalat dhuha di Masjid
Nurul Hikmah sekarang ini, dengan kita dengan remaja masjid. Dan saya tau
juga dari selebaran-selebaran serta pimpinanya itu dari Darul Qur’an.
3. Apa yang menarik menurut anda tentang Majelis Dhuha Nasionl?
Adanya masukan atau tambhan mengenai pengetahuan agama dan dari
penceramahnya pun itu orang-orang dari Majelis Dhuha dan ad juga dari luar.
4. Apa saja manfaat yang anda dapat dari Majelis Dhuha Nasional?
Untuk memkmurkan masjid
5. Menurut anda Majelis Dhuha Nasional ini sudah bagus dalam
menyampaikan materi?
Bagus, dn responya baik bagi masyarakat.
HASIL WAWANCARA
Nama : Ibu Sundarti
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga/ Jama’ah MDN
Tanggal : 7 Juli 2013
Tempat : Masjid Nurul Hikmah
1. Bagaimana pendapat anda mengenai Majelis Dhuha Nasional?
Baik, dengan adanya kegiatan shalat dhuha ini di Masjid. Masyarakat juga jdi
rajin, soalnya kan kalu dirumah itu males.
2. Apakah sebelumnya anda sudah pernah melihat Majelis Dhuha Nasional?
Sebelumnya saya mengikuti Majelis Dhuha di Masjid Al Madinah, tpi
sekarang sudah ada dimasjid kita jadi banyak masyarakat yang mengikuti.
3. Apa yang menarik menurut anda tentang Majelis Dhuha Nasionl?
Menariknya semuanya yah dari shalat dhuha, pesan atau materi yang
disampaikan dari para ustad.
4. Apa saja manfaat yang anda dapat dari Majelis Dhuha Nasional?
Manfaatnya si bisa menambah ilmu agama atau menambah wawasan dengan
kita belajar. Saya ini kn masih awam atau belum mengerti mengenai agama.
5. Menurut anda Majelis Dhuha Nasional ini sudah bagus dalam
menyampaikan materi?
Sudah bagus karena dalam menyampaikan materi mudah dimengerti oleh
saya.
HASIL WAWANCARA
Nama : Wiwi
Pekerjaan : Pelajar/ Jama’ah MDN
Tanggal : 7 Juli 2013
Tempat : Masjid Nurul Hikmah
1. Bagaimana pendapat anda mengenai Majelis Dhuha Nasional?
Ini kegiatannya rutin, dimulai udah lama kegiatannya. Wrganya juga antusias,
ceramah-ceramahnya juga dari ustad-ustad MDN. Dan disini juga ibi-ibunya
mendukung karena meninggalkan dulu masaknya dan pekerjaan rumah.
2. Apakah sebelumnya anda sudah pernah melihat Majelis Dhuha Nasional?
Awalnya di Masjid Al Madinah kita tahu, dan disini juga remaja masjid
mengusulkan Majelis Dhuha Nasional, lhamdilillah banyak yang ikut.
3. Apa yang menarik menurut anda tentang Majelis Dhuha Nasionl?
Awalnya shalat taubat dulu, dhuha, dan dzikir. Dzikir in ibis menyentuh
persaan kita untuk mengikuti dan bisa menambah ilmu, dan bagus juga ada
tusiyahnya.
4. Apa saja manfaat yang anda dapat dari Majelis Dhuha Nasional?
Buat belajar shalat dhuha agar dirumah dibiasakan dan cara shalat dhuha yang
baik buat mantepin dihati.
5. Menurut anda Majelis Dhuha Nasional ini sudah bagus dalam
menyampaikan materi?
Dalam menyampaikan menarik dan mudah dimengerti, kalau saya sendiri
cara menyampaikannya enak.
HASIL WAWANCARA
Nama : Dyah
Pekerjaan : Pelajar/ Jama’ah MDN
Tanggal : 7 Juli 2013
Tempat : Masjid Nurul Hikmah
1. Bagaimana pendapat anda mengenai Majelis Dhuha Nasional?
Menurut saya gimana ya… baik, bagus, eeh bisa mengajak orang-orang yang
tidak tahu menjadi tahu.
2. Apakah sebelumnya anda sudah pernah melihat Majelis Dhuha Nasional?
Aku disini baru yah mengikuti shalat dhuha ini.
3. Apa yang menarik menurut anda tentang Majelis Dhuha Nasionl?
Dari materinya, sholatnya dn semuanya.
4. Apa saja manfaat yang anda dapat dari Majelis Dhuha Nasional?
Bisa meningkatkan orang-orang banyak istikomh dan takwah.
5. Menurut anda Majelis Dhuha Nasional ini sudah bagus dalam
menyampaikan materi?
Alhamdulilah bagus dan insyaallah bisa.
HASIL WAWANCARA
Nama : Sumi
Pekerjaan : Pelajar/ Jama’ah MDN
Tanggal : 7 Juli 2013
Tempat : Masjid Nurul Hikmah
1. Bagaimana pendapat anda mengenai Majelis Dhuha Nasional?
Menurut aku bagus dengan adanya kegiatan Majelis Dhuha ini
2. Apakah sebelumnya anda sudah pernah melihat Majelis Dhuha Nasional?
Sebelumnya saya melakukan shalt dhuha disini ajah.
3. Apa yang menarik menurut anda tentang Majelis Dhuha Nasionl?
Yang menriknya semuanya palagi materinya bisa menambah ilmu.
4. Apa saja manfaat yang anda dapat dari Majelis Dhuha Nasional?
Manfaatnya banyak kita tahu keutamaan tentang shalat dhuha bisa menambah
ilmu yang disampaikan.
5. Menurut anda Majelis Dhuha Nasional ini sudah bagus dalam
menyampaikan materi?
Bgus mudah dimengerti.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PROFIL MAJELIS DUHA NASIONAL
Tampak dari depan kantor Majelis Dhuha Nasional
Pengurus Majelis Dhuha Nasional
Brosur Majelis Dhuha Nasional
Produk-Produk Majelis Dhuha Nasional
DVD MDN Jaket
Kaos MDN
Program-Program Majelis Dhuha Nasional
Kegiatan Majelis Dhuha Nasional
Sosialisai Majelis Dhuha Nasional
Dhuha Bersama dan Training di Islamic Village Tangerang
Dhuha Bersama di Brigade Infantri 3 Lampung
Pada tanggal 23 Januari 2013
Dhuha Bersama di Masjid Istiqlal Lampung Tengah
Pada tanggal 24 Januari 2013
Dhuha Bersama di Kab. Batanghari Jambi
Dhuha Bersama di Masjid Arroudhoh Jambi
Dhuha Bersama di Lampung
JADWAL ROADSHOW
MDN ( Majelis Dhuhaa Nasional)
NO HARI/TANGGAL TEMPAT P. JAWAB NO. TLP 01 Setiap Hari
Sabtu SMAN 09 Kunciran H. Syarif
02. Setiap Hari Minggu
Rawa Mangun, Tanjung Periuk (prifat) Pukul. 13.00
Bapak Daniel
03. Setiap Hari Minggu
Pondok Rajeg (Masjid Nurul Hikmah)
Bapak Arbi 083878960425
04. Minggu Pertama Musholaa Gang Sawo 1
Ibu Sufinah 082112609255
Minggu Ke 2 Depok (Perumahan Permata Depok)
Bapak Hanif/fery
081388138889
TPA Arafat gang sawo 3
Ibu Lutfiyah
085885318488
Minggu Ke 3 Pasar Kamis Ibu Yani/Ibu Jamilah
021-95150592
Cipinang Ust. Taufik
Cluster Palem (Royal)
Bapak Taufik
Pondok Rajeg (Masjid Nurul Hikmah)
Bapak Arby
Masjid Raya Al-A’zhom
Ibu Dian
Minggu Ke 4 Pondok Rajeg Bapak Arbi 083878960425
(Masjid Nurul Hikmah)
Poris Plawad (musholla al-istiqomah)
Selasa Pertama Masjid Nurul Iman (poris Pelawad)
Selasa Ke 2 Masjid Al-Ma’wa
Ibu Hj. Andi
Rabu Pertama