109
PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SHALAT FARDU SISWA SMP ISLAM AL-MA’ARIF CINANGKA SAWANGAN DEPOK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh: MUTIA SARI NIM: 106011000132 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

  • Upload
    dominh

  • View
    215

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SHALAT FARDU

SISWA SMP ISLAM AL-MA’ARIF CINANGKA

SAWANGAN DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Oleh:

MUTIA SARINIM: 106011000132

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

Page 2: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SHALAT FARDU

SISWA SMP ISLAM AL-MA’ARIF CINANGKA

SAWANGAN DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

MUTIA SARI

NIM: 106011000132

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

Page 3: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul: “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islamterhadap Pelaksanaan Shalat Fardu Siswa SMP Islam Al-Ma’arif CinangkaSawangan Depok” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujianMunaqasah pada Selasa, 07 Juni 2011 di hadapan dosen penguji. Karena itu,penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang PendidikanAgama Islam.

Jakarta, 10 Juni 2011

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)Bahrissalim, M.Ag.NIP. 19680307 199803 1 002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)Drs. Sapiudin Shiddiq, M.Ag.NIP. 19670328 200003 1 001

Penguji IDrs. Muarif Sam, M.Pd.NIP. 19650717 199403 1 005

Penguji IIDra. Eri Rossatria, M.Ag.NIP.19470717 196608 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Page 4: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

i

Pedoman Transliterasi

1. Konsonan

أ = a ز = z ق = q

ب = b س = s ك = k

ت = t ش = sy ل = l

ث = ts ص = sh م = m

ج = j ض = dh ن = n

ح = h ط = th و = w

خ = kh ظ = zh ھ = h

د = d ع = ‘ ي = y

ذ = dz غ = g

ر = r ف = f

2. Vokal

Vokal (a) panjang = â, contoh: قال = qâla

Vokal (i) panjang = î, contoh: قیل = qîla

Vokal (u) panjang = û, contoh: دون = dûna

Diftong

و ― = au

ي ― = ai

Page 5: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

ii

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islamterhadap Pelaksanaan Shalat Fardu Siswa SMP Islam Al-Ma’arif CinangkaSawangan Depok”, ditulis oleh Mutia Sari (106011000132) di bawah bimbinganDr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatifmenggunakan deskriptif korelasional, melalui pengumpulan data yakni denganobservasi langsung ke lapangan untuk mendapatkan data dan fakta yang valid.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaranpendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Ma’arif dan pengaruhnya terhadappelaksanaan shalat fardu siswa SMP Islam Al-Ma’arif Cinangka SawanganDepok.

Berdasarkan analisa data hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapatkorelasi positif yang signifikan antara pembelajaran pendidikan agama Islamdengan pelaksanaan shalat fardu siswa SMP Islam Al-Ma’arif dan korelasinyatergolong sedang atau cukup.

Kontribusi hubungan pembelajaran pendidikan agama Islam denganpelaksanaan shalat fardu siswa SMP Islam Al Ma’arif Cinangka Sawangan Depoktergolong sedang atau cukup yang berarti masih terdapat faktor lain yangmempengaruhi pelaksanaan shalat fardu siswa.

Page 6: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmairrahim.

Tiada rangkaian kalimat yang paling indah selain memanjatkan untaian

kalimat syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

berbagai nikmat dan karunia-Nya dan menjadikan iman itu indah dalam hati

hamba-Nya serta menjadikan kecintaan akan risalah-Nya lebih dari segala apapun

di dunia ini. Dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat dipermudah dalam

penyelesaian skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam terhadap Pelaksanaan Shalat Fardu Siswa SMP Islam Al-

Ma’arif Cinangka Sawangan Depok” dengan sebaik-baiknya.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada insan mulia yang

menjadi uswah agung sepanjang masa Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para

sahabat dan pengikutnya yang selalu istiqomah menyeru dengan seruannya dan

berpedoman dengan petunjuknya.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu Pendidikan keIslaman (S.Pd.I). dalam penulisan skripsi ini,

penulis menyadari tentunya tidak sedikit kendala, hambatan dan kesulita yang

penulis hadapi. Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari

berbagai pihak segala kesulitan tersebut dapat penulis hadapi dengan sebaik-

baiknya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta para pembantu dekan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. dosen pembimbing skripsi atas

pengorbanannya, baik waktu, ilmu, pengalaman, kesabaran dan

Page 7: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

iv

keikhlasannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini. Cukuplah Allah SWT yang membalas

kebaikan dan kemurahan Bapak selama ini.

4. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA. dosen penasehat akademik yang

telah membantu penulis selama kuliah.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu

dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah

diajarkan dapat bermanfaat di kemudian hari.

6. Pimpinan dan segenap pegawai Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang turut memberikan andil besar

dalam menyediakan berbagai referensi dan sumber-sumber

7. Khususnya kedua orang tua tercinta, Bpk. Tamrin dan Ibu Nurlaila yang

tak pernah lelah menuntun dan memberi semangat, yang selalu

mencurahkan kasih sayang sepanjang masa dan do’a restu yang selalu

mengiringi setiap langkah penulis, tanpa itu semua mungkin penulis tidak

akan mampu berjuang setegar ini. Semoga Allah selalu memberkahi dan

membahagiakan mereka walaupun penulis belum mampu membuat

mereka bahagia, Amin.

8. Seorang terkasih yang selalu setia menemani dan menghiasi hari-hari

dengan penuh cinta dan ketulusan, suami tercinta Nurjaya. Dengan penuh

pengertian, motivasi dan tak henti-hentinya memberi dukungan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih “aa”…

semoga ketulusanmu membawa kepada kebahagiaan hakiki. Amin.

9. Teman-teman seperjuangan kelas D angkatan tahun 2006, Wye-Wye,

Koyah, Retno, Neneng, Neni, ijah dan semuanya semoga tercapai segala

asa dan harapan. Semangat.

10. Ust. Hariyanto dan teh Amel yang selalu memberi motivasi, dukungan

juga bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya.

11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Page 8: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

v

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberi menfaat bagi

pembaca umumnya sebagai bekal menambah ilmu pengetahuan. Amin.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa

karya tulis ini jauh dari sempurna mengingat keterbatasan pengetahuan,

pengalaman serta kemampuan saya dalam menulis, namun demikian, saya

berharap agar karya tulis ini dapat menjadi sumbangsih yang berarti dalam

dunia pendidikan.

Jakarta, 18 Maret 2011

Penulis

Page 9: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

v

DAFTAR ISI

PEDOMAN TRANSLITERASI......................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Permasalahan ................................................................................ 5

1. Identifikasi Masalah...................................................................... 6

2. Pembatasan Masalah..................................................................... 6

3. Perumusan masalah....................................................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ...................................... 8

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ......................... 12

3. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Agama ................... 19

4. Pendidikan Agama Islam di SMP ........................................ 22

B. Ibadah Shalat Fardu

1. Pengertian Ibadah Shalat Fardu ............................................ 26

2. Syarat dan Rukun Shalat ..................................................... 30

3. Kedudukan Shalat ................................................................ 38

4. Usia Melaksanakan Shalat ................................................... 43

Page 10: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

vi

C. Kerangka Berpikir........................................................................ 46

D. Pengajuan Hipotesis..................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 48

B. Metode Penelitian....................................................................... 48

C. Populasi dan Sampel .................................................................. 48

D. Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 49

2. Teknik Pengolahan Data ..................................................... 50

3. Analisis Data........................................................................ 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Islam Al Ma’arif ................................... 54

B. Deskripsi Data............................................................................ 60

C. Analisis Data.............................................................................. 77

D. Interpretasi Data......................................................................... 89

E. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 90

B. Saran............................................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 92

LAMPIRAN

Page 11: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

vii

DAFTAR TABEL

1 Kisi-Kisi Instrument Penelitian

2 Skor Jawaban Angket

3 Indeks Korelasi

4 Data Guru SMP Islam Al-Ma’arif

6 Struktur Kurikulum

7 Bidang Studi Agama Islam Penting Dipelajari Bagi Umat Islam

(Variabel X)

8 Bidang Studi Agama Islam Bermanfaat untuk Menambah Pengetahuan dan

Pengalaman Ajaran Islam

9 Materi Pendidikan Agama Islam Sulit Dipelajari

10 Senang Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

11 Rajin Mengikuti Pelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

12 Guru Memotivasi Anda untuk Melaksanakan Shalat

13 Setelah Ruku’ Langsung Sujud Tanpa I’tidal Terlebih Dahulu

14 Bersosialisasi dengan Orang yang Ada di Sekitar

15 Menyadari Kekurangan yang Ada dalam Diri Sendiri

16 Shalat Diyakini Dapat Menjaga Kesehatan Orang yang

Melaksanakannya

17 Membaca Amin Setelah Membaca Al-Fatihah

18 Membaca Al-Qur’an Sesuai dengan Ilmu Tajwid

19 Berkeinginan Membalas Kejahatan Orang Lain

20 Saya Tidak Mengangkat Kedua Tangan Ketika Rakaat Ketiga

21 Membaca Al-Quran Setelah Shalat

22 Jika di Dalam Bus Saya Shalat dengan Tidak Menghadap Kiblat

23 Sujud Syukur Jika Mendapat Nikmat

24 Mengakui Kelebihan Orang Lain

25 Merasa Berhasil Walaupun Tidak Berdo’a26 Ketika Takbiratul Ihram Saya

Tidak Membaca Allahu Akbar

26 Ketika Takbiratul Ihram Saya Tidak Membaca Allahu Akbar

Page 12: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

viii

Tabel Deskripsi Variabel Y

27 Mengikuti Shalat Berjama’ah (Zuhur) di Sekolah Tidak Perlu

28 Wajib Menjaga Kebersihan di Sekolah

29 Merasa Diawasi Oleh Allah Karena Itu Anda Melakukan

Kebaikan

30 Melakukan Kebaikan Jika Banyak Orang

31 Shalat Berjamaah Lebih Baik daripada Shalat Sendiri

32 Melaksanakan Shalat 5 Waktu Sehari Semalam

33 Melaksanakan Shalat Tanpa disuruh Oleh Orang Tua

34 Berdo’a Setelah Shalat

35 Shalat Sunnah Dilakukan untuk Menyempurnakan Shalat Fardu

36 Merasa Tenang Setelah Melaksanakan Shalat

37 Senang Melakukan Puasa Sunnah

38 Shalat di Awal Waktu

39 Tenang-tenang Saja Jika Meninggalkan Shalat

40 Shalat Adalah Kebutuhan Sehari-hari

41 Memenuhi Syarat-syarat Shalat

42 Saya Merasa Dekat dengan Allah Setiap Shalat

43 Terlambat Masuk Sekolah dan Mengerjakan Shalat

44 Melaksanakan Shalat Terburu-buru

45 Melaksanakan Shalat dengan Tertib

46 Membaca Surat dengan Tartil atau Perlahan-lahan

47 Rekapitulasi Skor Hasil Angket Variabel X

48 Rekapitulasi Skor Hasil Hasil Angket Variabel Y

49 Analisis Korelasi Variabel Pendidikan Agama Islam (X) dan

Variabel Ibadah Shalat Fardu (Y)

Page 13: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama merupakan suatu sistem kependidikan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh manusia dalam

rangka meningkatkan penghayatan dan pengamalan agama dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Agama memiliki peranan yang sangat strategis dalam memperbaiki

atau membina sikap dan tingkah laku manusia, yaitu membina budi pekerti

luhur seperti, kebenaran, keikhlasan, kejujuran, keadilan, kasih sayang, cinta

mencintai dan menghidupkan hati nurani manusia untuk memperhatikan Allah

SWT, baik dalam keadaan sendiri maupun bersama orang lain.

Pendidikan Agama Islam ialah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadis, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi

tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya

dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud

persatuan dan kesatuan bangsa.

Page 14: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

2

Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan

dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal

keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah ikhtiar manusia dengan jalan

bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si

peserta didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran

agama. Oleh karena itulah, Pendidikan Islam sangat penting sebab dengan

Penddikan Islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan

mendidik anak diarahkan kepada perkembangan jasmani dan rohani sehingga

mampu membentuk kepribadian yang utama yang sesuai dengan ajaran agama

Islam.

Pendidikan Agama Islam hendaknya ditanamkan dalam pribadi anak

sejak ia lahir bahkan sejak dalam kandungan dan kemudian hendaklah

dilanjutkan pembinaan pendidikan ini di sekolah, mulai dari taman kanak-

kanak sampai dengan perguruan tinggi. Sebab pendidikan pada masa kanak-

kanak merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya.

Perkembangan agama pada seseorang sangatlah ditentukan oleh pendidikan

dan pengalaman hidup sejak kecil, baik dalam keluarga, sekolah, maupun

dalam lingkungan masyarakat terutama pada masa pertumbuhan

perkembangannya.

Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran di

sekolah umum mempunyai peranan penting dalam menanamkan rasa takwa

kepada Allah SWT yang pada akhirnya dapat menimbulkan rasa keagamaan

yang kuat dan melahirkan perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran agama

yang diyakini, tentunya juga dengan melaksanakan ibadah secara sempurna

sebagai bekal di akhirat.

Page 15: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

3

Pendidikan Agama Islam membekali siswa untuk memiliki

pengetahuan agama Islam dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya pendidikan agama

untuk mendukung siswa dalam mengoptimalisasikan tujuan tersebut.

Oleh karenanya, pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah

tidak hanya diberikan berupa materi-materi saja tetapi juga mengadakan

praktik jika ada keterkaitan dengan perbuatan ibadah, seperti shalat, puasa,

mengaji, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perbuatan dalam

Pendidikan Agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran

Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan siswa untuk memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan keyakinan akan agama yang dianutnya

sehingga menimbulkan kesadaran beragama dengan selalu melaksanakan

ibadah sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

Di antara ibadah dalam Islam itu, shalatlah yang membawa manusia

kepada sesuatu yang amat dekat dengan Tuhan, apabila dihayati. Di dalamnya

terdapat dialog antara dua pihak yang berhadapan antara manusia dengan

Tuhan. Dalam shalat, manusia menuju kesucian Tuhan, berserah diri kepada

Tuhan, memohon pertolongan, perlindungan, petunjuk, ampunan, rezeki, juga

memohon dijauhkan dari kesesatan, perbuatan yang tidak baik dan perbuatan

yang jahat.

Di dalam shalat disamping berdialog dan bermunajat, seseorang juga

mengahayati iman, mengulang-ulangi kata-kata yang terkandung dalam rukun

iman yang enam. Dan siap menghambakan diri kepada Tuhan ketika orang

melakukan shalat, ia menyadari kedudukannya sebagai makhluk dan hamba

Tuhan. Di sini orang mengulangi membaca kitab sucinya, menguatkan

kegemaran Rasul-Nya, mengingat-ingat hari akhirat, hari perhitungan dan

pertanggungan jawab amal dan sebagainya.1

Shalat merupakan pondasi terbaik bagi amal kebaikan di dunia ini,

serta rahmat dan kemuliaan di akhirat kelak. Shalat adalah ibadah yang sangat

1 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf “ Nilai-nilai Akhlak /Budi pekerti dalam Ibadat dantasawuf ”, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Edisi kedua, h. 7.

Page 16: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

4

penting bagi orang Islam. Ibadah shalat yang dilakukan dengan baik,

berpengaruh bagi orang yang melakukannya. Ibadah jika dilakukan membawa

ketenangan, ketenteraman, dan kedamaian dalam hidup. Shalat wajib

dijalankan oleh setiap muslim, apabila ditinggalkan akan mendapatkan dosa.

Begitu pentingnya shalat bagi kaum muslimin, sehingga para orang tua

maupun guru berkewajiban mendidik anak-anaknya untuk melaksanakan

shalat sejak dini.

Berhubungan dengan hal tersebut, dalam standar kompetensi mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berisi kemampuan minimal yang

dikuasai siswa selama menempuh Pendidikan Agama Islam di SMP.

Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan

dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan

ketakwaan kepada Allah SWT. kemapuan-kemampuan yang tercantum dalam

komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan

dasar umum yang dicapai di SMP yaitu:

1. Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun Islam yang disertaidengan mengetahui fungsinya serta terefleksi dalam sikap perilaku,dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal maupunhorizontal.

2. Mampu membaca Al-Qur’an dan surat-surat pilihan sesuai dengantajwidnya, mengartikan, dan menyalinnya, serta mampu membaca,mengartikan, dan menyalin hadis-hadis pilihan.

3. Mampu beribadah dengan tuntunan syari’at Islam baik ibadahwajib dan ibadah sunah maupun muamalah.

4. Mampu berakhlak mulia dengan meneladani sifat, sikap, dankepribadian Rasulullah serta Khulafaur Rasyidin.

5. Mampu mengamalkan sistem mu’amalat Islam dalam tatakehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.2

Berdasarkan penjabaran di atas, jelaslah bahwa pembelajaran

pendidikan agama Islam sangat mendukung siswa dalam pelaksanaan shalat

mereka. Dengan adanya pembelajaran Agama Islam di tiap jenjang pendidikan

akan sangat mempengaruhi kualitas ibadah siswa, sehingga pembelajaran

pendidikan agama tidak bisa diabaikan dalam proses pelaksanaan

2 Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP danMTS, (Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003), h. 10-11

Page 17: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

5

pembelajaran di sekolah. Dengan adanya keseriusan penyampaian materi,

seorang guru dapat mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan

hubungan manusia dengan Allah SWT (hablum minallâh), sesama manusia

(hablum minannâs), maupun hubungannya dengan alam (hablum minal’alam).

Pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Al-Ma’arif Cinangka

sudah cukup baik. Dalam pembelajaran, selain membekali siswa dengan

pengetahuan-pengetahuan agama, guru juga membiasakan siswa membaca Al-

Qur’an sebelum memulai pembelajaran dan senantiasa mengajak siswa untuk

melaksanakan praktek-praktek ibadah. Selain itu sekolah juga mengadakan

pengajian rutin setiap bulan. Ini dilakukan hanya untuk memotivasi siswa agar

giat melaksanakan ibadah khususnya shalat lima waktu. Shalat merupakan

pondasi terbaik bagi amal kebaikan di dunia, serta rahmat dan kemuliaan di

akhirat kelak. Shalat adalah kewajiban mutlak dari Allah yang tidak dapat

ditinggalkan, jika ditinggalkan akan mendapatkan dosa dan akan celaka jika

lalai dalam shalatnya.

Namun demikian, realitanya siswa masih ada siswa yang tidak

melaksanakan shalat atau meninggalkan shalat, sering menunda-nunda waktu

shalat, bermain musik pada waktu shalat dan sulit membaca Al-Quran. Oleh

karena itulah penulis ingin meneliti pengaruh pembelajaran pendidikan agama

Islam terhadap pelaksanaan shalat fardu siswa SMP Islam Al-Ma’arif sehari-

hari. Dan penulis bermaksud membahas masalah tersebut dalam penulisan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

terhadap Pelaksanaan Shalat Fardu Siswa SMP Islam Al-Ma’arif

Cinangka Sawangan Depok”.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah yang timbul, antara lain:

a. Pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Ma’arif

b. Aspek-aspek pendidikan agama Islam yang menjadi fokus sekolah

Page 18: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

6

c. Pelaksanaan shalat fardu siswa

d. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan, latihan, dan

pembiasaan shalat fardu di sekolah

e. Kultur Islam di sekolah

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi

permasalahannya sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Ma’arif

b. Pelaksanaan shalat fardu siswa SMP Islam Al-Ma’arif

c. Pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap pelaksanaan

shalat fardu siswa dalam kehidupan sehari-hari

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, penulis mengajukan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-

Ma’arif?

b. Bagaimana pelaksanaan shalat fardu siswa?

c. Adakah pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap

pelaksanaan shalat fardu siswa dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMP Islam

Al-Ma’arif

b. Untuk mengetahui pelaksanaan shalat fardu siswa SMP Islam Al-

Ma’arif

c. Untuk mencari pengaruh pelaksanaan pendidikan agama Islam

terhadap pelaksanaan ibadah shalat fardu siswa

Page 19: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

7

2. Kegunaan Penelitian

a. Untuk menambah khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan.

b. Sebagai acuan penelitian lebih lanjut.

c. Sebagai bukti tertulis bahwa telah menyelesaikan tugas akhir

perkuliahan dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana SI (S,Pd.I).

Page 20: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

8

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dalam literatur kependidikan Islam, istilah pendidikan mengandung

pengertian ta’lîm, tarbiyah, irsyad, tadris, ta’dîb, tazkiyah dan tilâwah.1

Kata “tarbiyah” berarti pendidikan, pengasuhan, dan sebagainya.

Selain itu kata “tarbiyah” mencakup banyak arti seperti kekuasaan,

perlengkapan, pertanggungjawaban, perbaikan, penyempurnaan , dan lain-lain.

Kata ini juga merupakan predikat bagi suatu kebesaran, keagungan,

kekuasaan, dan kepemimpinan.2

Istilah lain dari pendidikan adalah “ta’lîm” yang berarti pengajaran

yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan

keterampilan. Menurut Rasyid Ridha sebagaimana dikutip oleh Ramayulis,

ta’lim berarti proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu

tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Pemaknaan ini didasarkan atas

firman Allah dalam surat Al-Baqarah 2 ayat 31 tentang ‘allama Tuhan kepada

Adam AS sebagai berikut:

1 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),h. 7.

2 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 14.

Page 21: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

9

“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,Kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benarorang-orang yang benar!"

Kehadiran Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW diyakini

dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan

batin. Dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa Allah SWT telah menganugerahkan

kepada manusia suatu kelebihan dan keutamaan di atas makhluk lainnya yaitu

fitrah, kebebasan, ruh yang kekal dan akal. Sebagaimana firman Allah SWT

dalam surat Al-Isra 17 ayat 70:

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkutmereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baikdan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakanmakhluk yang telah Kami ciptakan”.

Pendidikan itu pada dasarnya adalah perpindahan budaya dari satu

generasi kepada generasi berikutnya supaya manusia tetap berada pada fase

yang telah dicapainya.3 Dalam Islam, pendidikan adalah sumber cahaya

kehidupan seseorang. Oleh karena itu, agama Islam menetapkan bahwa

pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan

wanita, dan berlangsung seumur hidup.

Menurut al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Asronunni’am

Sholeh, pendidikan yang benar merupakan sarana untuk mendekatkan diri

kepada Allah SWT. Pendidikan juga dapat mengantarkan manusia untuk

3 Hasan Langgulung, Pendidikan Dan Peradaban Islam, (Jakarta: Maha Grafindo, 1985),Cet. 3, h. 42.

Page 22: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

10

menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.4 Hal ini menyadarkan kita

bahwa betapa pentingnya makna yang terkandung pada implementasi dari

pendidikan itu sendiri. Manusia memiliki kebebasan dalam urusan dunianya,

namun di samping itu pula ia berhak menentukan jalan hidupnya di kemudian

hari, yakni yaumul akhirat. Akan tetapi, keduanya tidak akan tercapai apabila

tidak ditopang dengan pendidikan.

Dalam mendefinisikan Pendidikan Agama Islam, banyak perbedaan

yang dikemukakan oleh sejumlah tokoh pendidikan. Perbedaan tersebut

tidaklah mengurangi makna dari pendidikan Islam itu sendiri, tetapi akan

memperkaya wawasan dalam pengembangan pendidikan. Berikut beberapa

penjelasannya:

a. Dalam buku Pendidikan Agama Islam berbasis Kompetensi (Konsep

dan Implementasi Kurikulum 2004), Depdikbud, mendefinisikan

Pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha sadar untuk

menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan

mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

dan latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati

agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam

masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.5

b. Dalam buku Ilmu Pendidikan Islam, Dr. Zakiah Daradjat memberikan

pengertian tentang Pendidikan Agama Islam yang dipahami sebagai

usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan

ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi

motivasi, dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung

pelaksanaan ide pembentukan pribadi Muslim.6

c. Menurut Hasan Langgulung, Pendidikan Agama Islam diartikan

sebagai proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan,

4 Asronunni’am Sholeh, Reorientasi Pendidikan Islam: Mengurai Relevansi Konsep Al-Ghazali Dalam Konteks Kekinian, (Jakarta: Elsas, 2005), Cet. 2, h. 57.

5 Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, h. 130.

6 Zakiah Daradjat, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1996), Cet. 3, h. 25-26.

Page 23: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

11

memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan

dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya

di akhirat.7

d. Ahmad Marimba menyebutkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah

bimbingan jasmani dan rohani, berdasarkan hukum-hukum agama

Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut

ukuran-ukuran Islam.8

e. Zuharini menjelaskan dalam bukunya, Filsafat Pendidikan Islam,

Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada

pembentukan Kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau

suatu upaya, memikir, memutuskan, berbuat berdasarkan nilai-nilai

Islam serta bertanggung jawab dengan nilai-nilai Islam itu.9

Dari beberapa pengertian di atas menunjukkan bahwa pendidikan

Agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Islam itu

sendiri, sehingga dalam menjalankan kehidupan manusia selalu dilandasi

dengan ajaran Islam yang pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat. Dengan demikian, pendidikan berperan sebagai wadah

untuk menginternalisasi dan mengembangkan ajaran Islam tersebut dalam

kehidupan manusia secara individu maupun kelompok masyarakat yang lebih

luas. Kemudian karena Islam mengkaji dan memandang manusia secara utuh

maka pendidikan Islam pun berupaya untuk mengembangkan potensi manusia

secara utuh (baik jasmani maupun rohani), sehingga melahirkan Muslim yang

kaffah, yaitu seorang muslim yang mengamalkan ajaran Islam secara utuh

sesuai dengan kadar kemampuannya.

Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan Agama Islam merupakan

kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk pedagogis manusia dilahirkan

7 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), h. 100.

8 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif,1980), Cet. 4, h. 23.

9 Zuharini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. 3, h. 152.

Page 24: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

12

dengan membawa berbagai potensi dapat dididik dan mendidik sehingga

mampu menjadi khalifah di bumi. Dengan kata lain, Pendidikan Agama Islam

juga merupakan proses yang ideal untuk mengembangkan berbagai potensi

yang dimiliki oleh manusia yang akan nilai (full values) sesuai dengan

tuntunan atau ajaran Islam sehingga ia mampu menjalani hidupnya sesuai

dengan hakikat kehidupan yang sesungguhnya sebagai hamba Allah SWT

yang senantiasa tunduk dan patuh pada-Nya dan pada akhirnya memperoleh

kehidupan yang selamat di dunia dan akhirat.

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

a. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah

memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai

landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan Islam tentu saja

didasarkan kepada falsafah hidup umat Islam dan tidak didasarkan kepada

falsafah suatu negara, sebab sistem pendidikan Islam tersebut dapat

dilaksanakan di mana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan

waktu.10

Dasar Pendidikan Agama Islam dapat dibagi kepada dua kategori,

yaitu: dasar religius dan dasar yuridis/hukum.

1) Dasar Religius

Dasar pendidikan Islam adalah segala ajarannya yang bersumber dari

Al-Qur’an, Sunnah dan Ijtihad (ra’yu). Dasar inilah yang membuat

pendidikan Islam menjadi ada, tanpa dasar ini tidak akan ada pendidikan

Islam.

a) Al-Qur’an

Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh

Jibril kepada Nabi Muhammad SAW yang di dalamnya terkandung ajaran

10 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 121

Page 25: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

13

pokok sangat penting yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh

aspek kehidupan melalui Ijtihad. Ajaran yang terkandung di dalam Al-

Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan

masalah keimanan yang disebut aqidah, dan yang berhubungan dengan amal

yang disebut dengan syari’ah dan istilah-istilah yang biasa digunakan dalam

membicarakan ilmu tentang syari’ah ini ialah:

(1) Ibadah untuk perbuatan yang langsung berhubungan dengan Allah

(2) Muamalah untuk perbuatan yang berhubungan selain dengan Allah

(3) Akhlak untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti

dalam pergaulan

Pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk

membentuk manusia, termasuk ke dalam ruang lingkup mu’amalah.

Pendidikan sangat penting karena ikut menentukan corak dan bentuk amal

serta kehidupan manusia baik pribadi maupun masyarakat.

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat-ayat yang dapat diambil

sebagai landasan Pendidikan Agama Islam yaitu terdapat dalam surat An-

Nahl 16 ayat 64 :

“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkanagar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkanitu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”

Dalam Surat Al-Isra 17 ayat 9 yang berbunyi:

Page 26: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

14

“Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebihlurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yangmengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”

Selanjutnya firman Allah SWT dalam Surat Shâd 38 ayat 29:

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh denganberkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat Nya dan supaya mendapatpelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”

Al-Quran merupakan kitab Allah SWT yang memiliki perbendaharaan

yang besar bagi pengembangan umat manusia. Ia merupakan sumber

pendidikan terlengkap, baik itu pendidikan kemasyarakatan (sosial), moral

(akhlak), maupun spiritual (kerohanian), serta material (kejasmanian) dan

alam semesta. Al-Quran merupakan sumber nilai yang absolut dan utuh

sampai akhir zaman, eksistensinya tidak akan pernah mengalami perubahan

dan terjamin kemurniannya sampai kapanpun.

b) Sunah (Hadis).

Sunnah ialah perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad

SAW. Sunnah merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-Quran.

Sunnah dapat dijadikan dasar pendidikan Agama Islam karena sunnah menjadi

sumber utama pendidikan Agama Islam karena Allah SWT menjadikan

Muhammad SAW sebagai teladan bagi umatnya. Firman Allah SWT dalam

Surat Al-Ahzab 33 ayat 21 yang berbunyi:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baikbagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Page 27: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

15

Nabi mengajarkan dan mempraktekkan sikap dan amal baik kepada

istrinya dan sahabatnya, dan seterusnya mereka mempraktekkan pula seperti

yang dipraktekkan Nabi dan mengajarkan pula kepada orang lain.

Sabda Rasulullah SAW:

“Kutinggalkan kepadamu dua perkara (pusaka) tidaklah kamu akan tersesatselama-lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaituKitabullah dan Sunnah Rasulullah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)11

Prinsip menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagi dasar pendidikan

Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran keyakinan semata. Lebih

jauh kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh

akal yang sehat dan bukti sejarah. Dengan demikian barangkali wajar jika

kebenaran itu kita kembalikan kepada pembuktian kebenaran pernyataan

Allah SWT dalam Al-Qur’an. Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah 2

ayat 2:

“Kitab(Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi merekayang bertaqwa”.

Al-Qur’an dan Sunnah disebut sebagai dasar pokok karena

keabsahan dasar ini sebagai pedoman hidup sudah mendapat jaminan Allah

SWT dan Rasul-Nya. 12

c). Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berpikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari’at Islam

untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum syari’at Islam dalam

11 Malik bin Anas, Al-Muatho’, (Beirut: Dâr al-Kitab al-‘Arabi, 2004), Jilid 2, h. 899.12 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 123-124.

Page 28: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

16

hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur’an dan

Sunnah.

Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek pendidikan,

tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam

pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang diolah

oleh akal dari para ahli pendidikan Islam. Teori-teori pendidikan baru hasil

ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup.13

2) Dasar Yuridis / Hukum

Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama berasal dari perundang-

undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam

melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis

formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu:

a) Landasan idiil Pancasila, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa

mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya

kepada Tuhan Yang Maha Esa atau dengan kata lain harus beragama.

Untuk mewujudkan manusia yang mampu mengamalkan ajaran agamanya

sangat diperlukan pendidikan agama karena pendidikan agama mempunyai

tujuan membentuk manusia bertakwa kepada Allah SWT.

b) Landasan struktural/konstitusional yakni Undang-Undang Dasar 1945

dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 berbunyi:

(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang maha Esa.

(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya itu.14

c) Landasan operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No IV/MPR/1973

yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No IV/MPR 1978 jo.

Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap MPR No

II/MPR/1988 dan Tap MPR No II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar

13 Zakiah Daradjat, Ilmu pendidikan Islam…, h. 2214 Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), Cet. 2,

h. 24.

Page 29: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

17

Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan

pendidikan agama secara langsung dimasukkan ke dalam kurikulum

sekolah-sekolah formal mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan

Tinggi.15

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan. Karena itu, tujuan

Pendidikan Agama Islam merupakan sasaran yang akan dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.16

Tujuan umum Pendidikan Agama yaitu peningkatan ketakwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana dimaksudkan oleh GBHN,

hanya dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif,

yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara, yang sekaligus juga

menjadi tujuan pengajaran agama, yaitu: membina manusia beragama,

berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam

dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan

dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan

kejayaan hidup dunia dan akhirat.17

Selanjutnya tujuan dasar ini diperinci oleh Prof. Dr. Hj. Zakiah

Daradjat, sebagai berikut:

1) Mengetahui dan melaksanakan ibadah dengan baik. Ibadah

harus sesuai dengan yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah

SAW yang antara lain mengakui dengan setulus hati dan

seyakin-yakinnya tanpa ada keraguan bahwa Tuhan yang wajib

disembah hanya Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai

Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan

15 Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi…, h.132-133.

16 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 19.17 Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1995), Cet. I, h. 172.

Page 30: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

18

puasa di bulan Ramadhan serta menunaikan ibadah haji bagi

yang mampu.

2) Memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, sikap dan

perbuatan uang diperlukan untuk mendapatkan nafkah bagi diri

sendiri dan keluarganya.

3) Mengetahui dan mempunyai keterampilan untuk melaksanakan

peranan kemasyarakatannya dengan baik, berakhlak mulia

dengan titik tekan pada dua sasaran, pertama, akhlak mulia yang

diperlukan untuk berhubungan dengan orang lain, diri sendiri,

dan umat. Akhlak ini meliputi berbakti kepada orang tua,

membelanjakan harta di jalan Allah, bersikap rendah hati, tidak

sombong, adil, ihsan, menjauhi perbuatan keji, menghindari

kemungkaran, berhati-hati, menjauhi sikap aniaya, menjauhi

pembicaraan yang tidak ada gunanya, menepati janji dan

sumpah yang diungkapkan. Kedua, akhlak yang terkait dengan

kasih sayang kepada orang yang lemah dan kasih sayang kepada

hewan, seperti membuang duri di jalan, memberi minum hewan

yang kehausan, menyembelih hewan dengan cara yang ma’ruf

sesuai dengan syari’at Islam.

Di bawah ini disebutkan beberapa tujuan pendidikan Agama dalam

segala tingkat pengajaran umum adalah sebagai berikut:

a) Menanamkan perasaan cinta dan taat kepada Allah dalam hatianak-anak yaitu dengan mengingatkan nikmat Allah yang tidakterhitung banyaknya.

b) Menanamkan i’tikad yang benar dan kepercayaan yang betuldalam dada anak-anak.

c) Mendidik anak-anak dari kecilnya, supaya melaksanakanperintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya denganmengisi hati mereka agar takut kepada Allah.

d) Mendidik anak-anak dengan membiasakan akhlak yang muliadan kebiasaan yang baik.

e) Mengajarkan anak-anak agar mengetahui macam-macamibadah yang wajib dikerjakan dan cara melakukannya, sertamengetahui hikmah-hikmah dan pengaruhnya untuk mencapaikebahagiaan di dunia dan di akhirat.

f) Memberi mereka pedoman hidup di dunia dan di akhirat.

Page 31: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

19

g) Memberikan contoh dan suri tauladan yang baikh) Membentuk warga negara yang baik dan masyarakat yang baik,

yang berbudi luhur dan berakhlak mulia serta berpegang teguhpada ajaran agama.18

Berbicara Pendidikan Agama Islam, baik makna maupun tujuannya

haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan

melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga

dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik

yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat

kelak.

Berdasarkan penjabaran di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan

Pendidikan Agama Islam ialah menciptakan pribadi muslim yang seluruh

aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang yang berkepribadian muslim dalam

Al-Quran disebut “Muttaqin” yakni orang yang bertaqwa. Oleh karena itu,

pendidikan Islam berarti juga pembentukan manusia yang bertaqwa. Ajaran

Islam jika diamalkan dengan sungguh-sungguh akan memberikan ketenangan

dalam hati dan dapat memperoleh kebahagiaan hakiki di dunia dan di akhirat.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Agama

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan agama banyak,

diantaranya sebagai berikut:

a. Pengajaran agama yang disusun dalam rencana pengajaran yang

ditetapkan untuk sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan

tinggi.19

Pendidikan agama dalam sekolah sangat penting untuk pembinaan

dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, karena

pendidikan agama mempunyai dua aspek terpenting.

18 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam: Metode mengajarkanPendidikan Agama di SD, SMP, SMA dan Fakultas Umum serta metode Mengajarkan Ilmu Agamadi PGAN 6 Tahun, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1983), Cet. 2, h. 13.

19 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam: Metode MengajarkanPendidikan Agama di SD, SMP, SMA dan Fakultas Umum serta Metode Mengajarkan IlmuAgama di PGAN 6 Tahun…, h. 16-17.

Page 32: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

20

Aspek pertama dari pendidikan agama adalah yang ditujukan pada

jiwa atau pembentukan kepribadian anak didik diberi kesadaran

adanya Tuhan, lalu dibiasakan melakukan perintah-perintah Tuhan dan

meninggalkan larangan-larangan-Nya. Dalam hal ini anak didik

dibimbing agar terbiasa kepada peraturan yang baik, yang sesuai

dengan ajaran agama, seperti yang diberikan oleh keluarga yang

berjiwa agama.

Pendidikan agama di sekolah, harus juga melatih anak didik untuk

melakukan ibadah yang diajarkan dalam agama, yaitu praktek-praktek

agama yang menghubungkan manusia dengan Tuhan. Karena praktek-

praktek agama itulah yang akan membawa jiwa si anak dekat pada

Tuhan.

Aspek kedua dari pendidikan agama adalah yang ditujukan kepada

pikiran yaitu pengajaran agama itu sendiri, kepercayaan kepada Tuhan

tidak akan sempurna bila isi dari ajaran-ajaran Tuhan itu tidak

diketahui betul-betul. Anak didik harus ditunjukan apa yang

diperintah, apa yang dilarang, apa yang boleh, apa yang dianjurkan

melakukannya dan apa yang dianjurkan meninggalkannya menurut

agama.

Pendidikan yang diajarkan sejak kecil, akan memberikan kekuatan

yang akan menjadi benteng moral dan polisi yang mengawasi tingkah

laku dan jalan hidupnya dan menjadi obat anti penyakit/gangguan

jiwa.20

b. Tiruan dan contoh teladan yang baik bagi anak-anak yaitu dari ibu

bapak, saudara-saudara dan guru-guru.21

Seperti yang telah diketahui pembinaan mental tidaklah dimulai

dari sekolah, akan tetapi di rumah tangga. Sejak si anak dilahirkan di

20 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 2001), Cet. 28,h. 124-125.

21 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam: Metode mengajarkanPendidikan Agama di SD, SMP, SMA dan Fakultas Umum serta metode Mengajarkan Ilmu Agamadi PGAN 6 Tahun…, h. 16.

Page 33: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

21

dunia, mulailah ia menerima didikan-didikan dan perlakuan-perlakuan,

mula-mula dari ibu-bapaknya kemudian dari anggota keluarganya yang

lain, semuanya itu ikut memberikan dasar-dasar pembentukan

kepribadiannya. Pembinaan dan pertumbuhan kepribadian itu

kemudian ditambah dan disempurnakan oleh sekolah.

Pendidikan agama pada masa kanak-kanak, sebaiknya dilakukan

oleh orang tua, yaitu dengan jalan membiasakannya kepada tingkah

laku dan akhlaq yang diajarkan oleh agama, dalam menumbuhkan

kebiasaan berakhlaq baik seperti kejujuran, adil dan sebagainya, orang

tua harus memberikan contoh, karena si anak dalam umur ini belum

dapat mengerti, mereka baru dapat meniru. Apabila si anak telah

terbiasa menerima perlakuan adil, maka akan tertanamlah rasa keadilan

itu pada jiwanya dan menjadi salah satu unsur dari kepribadiannya.

Demikian pula dengan nilai-nilai agama dan kaidah-kaidah sosial yang

lain, sedikit demi sedikit harus masuk dalam pembinaan mental si

anak.

Apabila pendidikan agama itu tidak diberikan kepada si anak sejak

kecil, maka akan sukarlah baginya untuk menerimanya nanti kalau ia

sudah dewasa, karena dalam kepribadiannya yang terbentuk sejak kecil

itu, tidak terdapat unsur-unsur agama. Jika dalam kepribadian itu tidak

ada nilai-nilai agama, akan mudahlah orang melakukan segala sesuatu

menurut dorongan dan keinginan jiwanya tanpa mengindahkan

kepentingan dan hak orang lain.22

c. Mengadakan suasana keagamaan yang baik dalam lingkungan dan

alam sekitar anak-anak, seperti rumah tangga, sekolah, dan

pergaulannya sehari-hari.

d. Masyarakat yang baik dan bersemangat agama dan menghargai

akhlak.23

22 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental…, h. 122-123.23 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam: Metode mengajarkan

Pendidikan Agama di SD, SMP, SMA dan Fakultas Umum serta metode Mengajarkan Ilmu Agamadi PGAN 6 Tahun…, h.17.

Page 34: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

22

Ada beberapa saran atau nasihat dari Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat

(ahli ilmu jiwa ternama di Indonesia) sehubungan dengan pembinaan

dan pendidikan terhadap anak, yaitu:

1. Tunjukkan pengertian dan perhatian terhadap mereka.2. Bantulah anak untuk mendapatkan rasa aman.3. Timbulkan pada mereka bahwa dia disayang.4. Hargai dan hormati mereka.5. Berilah mereka kebebasan dalam batas-batas tertentu

(kebebasan yang tidak melanggar norma-norma agama).6. Timbulkan pada mereka rasa butuh akan agama.7. Sediakan waktu dan sarana untuk berkonsultasi dengan

mereka.8. Usahakan agar mereka merasa berhasil.24

Semoga dengan kedelapan saran tersebut akan membantu para

orang tua dalam mendidik dan membimbing para putra dan putrinya

sehingga mereka menjadi generasi yang cerdas, shaleh dan kreatif.25

Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan agama pada anak harus

ditanamkan sejak kecil, agar mereka mengetahui segala yang diperintahkan

Allah dan segala yang dilarang oleh Allah. Pembinaan agama dimulai dari

lingkungan keluarga dan disempurnakan di sekolah. Keberhasilan dalam

pendidikan agama tergantung dengan kerjasama berbagai pihak, seperti orang

tua, guru dan lingkungan masyarakat. Suasana keagamaan yang baik akan

memberikan pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian muslim yang

sempurna sesuai dengan tuntutan Islam.

4. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

a. Standar Kompetensi Pendidikan Agama

1) Kompetensi Pendidikan Agama

Siswa beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah

SWT), berakhlak mulia (berbudi pekerti luhur) yang tercermin dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; memahami,

24 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),Cet. 1, h. 71.

25 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan…, h. 71.

Page 35: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

23

menghayati, dan mengamalkan ajaran agamanya, serta mampu menghormati

agama lain dalam rangka kerukunan antar umat beragama.

2) Kompetensi Spesifik Pendidikan Agama Islam

Dengan landasan Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW; siswa

beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT; berakhlak mulia (berbudi pekerti

luhur) yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan

Allah, sesama manusia, dan alam sekitar; mampu membaca dan memahami

Al-Quran; mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar; serta

mampu menjaga kerukunan intern dan antar umat beragama.26

b. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Kompetensi dasar mata pelajaran berisi sekumpulan kemampuan

minimal yang harus dikuasai oleh siswa selama menempuh pendidikan di

SMP. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik

dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan

dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum

dalam komponan Kemampuan Dasar ini merupakan penjabaran dari

kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SMP, yaitu:

1) Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun Islam yang disertaidengan mengetahui fungsinya serta terefleksi dalam sikap perilaku,dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal maupunhorizontal.

2) Mampu membaca Al-Qur’an dan surat-surat pilihan sesuai dengantajwidnya, mengartikan, dan menyalinnya, serta mampu membaca,mengartikan, dan menyalin hadis-hadis pilihan.

3) Mampu beribadah dengan tuntunan syari’at Islam baik ibadahwajib dan ibadah sunah maupun muamalah.

4) Mampu berakhlak mulia dengan meneladani sifat, sikap, dankepribadian Rasulullah serta Khulafaur Rasyidin.

5) Mampu mengamalkan system mu’amalat Islam dalam tatakehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.27

26 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi…, h.149-150.

27 Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP danMTS, (Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003), h. 10-11

Page 36: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

24

Seperti tergambar dalam kemampuan dasar umum di atas, kemampuan

dasar tiap kelas yang tercantum dalam standar nasional juga dikelompokkan ke

dalam lima unsur pokok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP seperti

tabel berikut:

Al-Quran1. Membaca, mengartikan dan menyalin.2. Menerapkan hukum bacaan alif lam syamsiyah dan alif lam qamariyah, nun

mati/tanwin dan mim mati.3. Menerapkan bacaan qalaqlah, tafhim dan tarqiq huruf lam dan ro’ serta mad.4. Menerapkan hukum bacaan waqaf dan idgham.

Keimanan1. Beriman kepada Allah dan memahami sifat-sifatnya.2. Beriman kepada Malaikat Allah dan memahami tugas-tugasnya.3. Beriman kepada kitab-kitab allah SWT dan memahami arti beriman kepada-

Nya.4. Beriman kepada Raul-Rasul Allah SWT dan memahami arti beriman kepada-

Nya.5. Beriman kepada Hari Akhir dan memahami arti beriman kepada –Nya.6. Beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT dan memahami arti beriman

kepada-Nya.Akhlaq

1. Berperilaku dengan sifat-sifat terpuji.2. Menghindari sifat-sifat tercela.3. Bertatakrama.

Ibadah/Fiqh1. Melakukan thaharah.2. Melakukan shalat wajib.3. Melakukan macam-macam sujud.4. Melakukan shalat Jum’at.5. Melakukan shalat Jama’ dan qashar.6. Melaksanakan macam-macam shalat sunah.7. Melaksanakan puasa.8. Melaksanakan zakat.9. Memahami hukum Islam tentang makanan, minuman dan binatang.10. Memahami ketentuan aqiqah dan qurban.11. Memahami tentang ibadah haji dan umrah.12. Melakukan shalat jenazah.13. Memahami tata cara pernikahan.

Tarikh1. Memahami keadaan masyarakat Mekkah sebelum dan sesudah datang Islam.2. Memahami keadaan masyarakat Mekkah periode Rasulullah SAW.3. Memahami keadaan masyarakat Madinah sebelum dan sesudah datang Islam.4. Memahami perkembangan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin.

Page 37: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

25

Dengan demikian ruang lingkup pembahasan pendidikan Agama Islam di

SMP terdiri dari lima unsur pokok pembahasan, yaitu:

a. Al-Quran, Yaitu membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran tidak sama

dengan membaca buku atau membaca Kitab suci lain. Membaca Al-Quran

adalah suatu ilmu yang mengandung seni, seni baca Al-Quran. Al-Quran

itu adalah wahyu Allah yang dibukukan, yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai suatu mukjizat, membacanya merupakan

ibadah, sumber utama ajaran Islam dan sebagai pedoman hidup bagi Umat

Islam. Karena membacanya bernilai ibadah, maka ilmu yang berkenaan

dengan tatacara membaca Al-Quran harus dipelajari dan dipahami supaya

lebih baik dalam membacanya.

b. Keimanan. Pengajaran keimanan berarti proses belajar-mengajar tentang

berbagai aspek kepercayaan. Dalam hal ini tentu saja kepercayaan menurut

ajaran Islam. Dalam mata pelajaran keimanan, pusat atau inti

pembahasannya ialah tentang keesaan Allah. Karena itu, ilmu tentang

keimanan ini disebut juga “Tauhid”. Ruang lingkup pengajaran keimanan

ini meliputi rukun iman yang enam.

c. Akhlaq. Pengajaran akhlak berarti pengajaran tentang bentuk batin

seseorang yang kelihatan pada tingkah lakunya. Dalam pelaksanaannya,

pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar-mengajar dalam mencapai

tujuan agar peserta didik berakhlak baik sesuai dengan nilai-nilai ajaran

Islam dan masyarakat.

d. Ibadah/Fiqh. Materi pelajaran ibadah seluruhnya terkandung dalam Ilmu

fiqh. Oleh karena itu, banyak orang yang mengidentikkan ibadah dengan

Fiqh, sehingga pelajaran Fiqh itulah pelajaran Ibadah. Ini tentu tidak

benar, karena pelajaran Fiqh tidak hanya membicarakan ibadah saja, tetapi

lebih banyak membicarakan masalah sosial, seperti jual beli, pernikahan,

warisan, hukuman, makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Dalam

pengajaran Ibadah ruang lingkup pembahasannya ialah semua rukun Islam

yang harus diamalkan. Sedangkan dalam pelajaran Fiqh dibahas berbagai

Page 38: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

26

aspek ibadah, seperti bentuknya, macamnya, caranya, waktunya,

hukumnya, dan sebagainya.

e. Tarikh. Tarikh Islam disebut juga sejarah Islam. Pengajaran ini sebenarnya

pengajaran sejarah yakni sejarah yang berhubungan dengan pertumbuhan

dan perkembangan umat Islam mulai dari awalnya, sampai dengan

sekarang. Pengetahuan ini bertujuan untuk mengenal dan mencintai Islam

sebagai Agama pedoman hidup.

B. Ibadah Shalat Fardu

1. Pengertian Ibadah Shalat Fardu

Ibadah berasal dari bahasa Arab berasal dari kata --يعبد-عبد

yang berarti taat, tunduk, patuh, merendahkan diri dan hina. Kesemua

pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan. Seseorang yang tunduk,

patuh, merendahkan diri, dan hina diri di hadapan yang disembah disebut

‘abid (yang beribadah). Budak disebut dengan عبيد karena dia harus tunduk

dan patuh serta merendahkan diri terhadap majikannya.28

Dalam istilah syara’ pengertian ibadah dijelaskan oleh para ulama

sebagai berikut:

a. Al-Jurjânî mengatakan:

Ibadah ialah perbuatan yang dilakukan oleh mukallaf, tidak

menurut hawa nafsunya, untuk memuliakan Tuhannya.

b. Menurut Ibnu Katsîr:

Himpunan cinta, ketundukan, dan rasa takut yang sempurna

28 A. Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Media Pratama, 1997), Cet. 1, h. 1.

Page 39: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

27

c. Dari beberapa keterangan yang dikutipnya, Yusuf al-Qardawi

menyimpulkan bahwa ibadah yang disyari’atkan oleh Islam itu harus

memenuhi dua unsur:

1) Mengikat diri (iltîzam) dengan syari’at Allah yang diserukan

oleh para Rasul-Nya, meliputi perintah, larangan, penghalalan,

dan pengharaman, sebagai perwujudan ketaatan kepada Allah,

dan

2) Ketaatan itu harus tumbuh dari kecintaan hati kepada Allah

karena sesungguhnya Dialah yang paling berhak untuk dicintai

sehubungan dengan nikmat yang diberikan-Nya.29

Ibadah begitu penting karena sesungguhnya untuk itulah manusia

diciptakan Allah, sesuai dengan firman-Nya di dalam surat Al-Dzâriyat 51

ayat 56 yaitu:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamengabdi kepada-Ku.”

Begitu pula dalam surat Al-Anbiyâ 21 ayat 25 yang berbunyi:

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkanKami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memberikan pengertian bahwa

ibadah merupakan segala perbuatan menyembah Allah yang sesuai dengan

ajaran Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah murni ada 4

macam, yaitu shalat, puasa, zakat dan haji. Di antara ibadah dalam Islam itu,

ibadah shalatlah yang dapat membawa manusia amat dekat dengan Tuhan

apabila dilaksanakan dengan penuh pengahayatan.

29 Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, t.t.), h. 2.

Page 40: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

28

Makna shalat menurut bahasa berarti do’a, sebagaimana firman Allah

SWT dalam surat At-Taubah 9 ayat 10 :

“…dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi MahaMengetahui”.

Berdasarkan firman Allah di atas, shalat berarti do’a. Sedangkan

pengertian shalat menurut istilah syara’ ialah seperangkat perkataan dan

perbuatan yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dengan

takbir dan diakhiri dengan salam.30

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang memerintahkan setiap

muslim agar melaksanakan shalat, di antaranya sebagaimana firman Allah di

dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah 2 ayat 110 yang berbunyi:

”Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa sajayang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nyapada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamukerjakan.”

Dalam surat Al-‘Ankabût 29 ayat 45:

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (AlQuran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingatAllah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yanglain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

30 Lahmuddin Nasution, Fiqh 1…, h. 55.

Page 41: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

29

Dalam surat Al-Baqarah 2 ayat 43.

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. “

Kewajiban shalat termasuk rukun Islam, diwajibkan ketika

Rasulullah mi’raj. Sabda Rasul SAW:

“Islam ditegakkan di atas lima dasar (rukun): Syahadat bahwa tiadaTuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasul Allah,menegakkan shalat, membayar zakat, haji ke bait Allah, dan puasa dibulan Ramadhan.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)31

Shalat yang diwajibkan disebut shalat wajib atau fardu. Shalat fardu

adalah ibadah shalat yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim yang

mukallaf (baligh dan berakal sehat), baik laki-laki maupun perempuan lima

kali sehari semalam dan dikerjakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan.

Yang termasuk dalam shalat fardu yaitu shalat subuh, dzuhur, ashar,

maghrib dan Isya’.

Shalat merupakan suatu bentuk ibadah yang diwajibkan bagi umat

Islam laki-laki dan perempuan yang sudah cukup syarat dan rukun-

rukunnya. Shalat merupakan manifestasi seseorang terhadap khaliq-Nya,

untuk itu setiap mukmin wajib mengerjakannya, memeliharanya dan

memerintahkan kepada anggota keluarganya dan dijelaskan pula dalam Al-

Qur’an surat Thaha 20 ayat 132:

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat danbersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki

31 Ma’mur Daud, Terjemah Hadis Shahih Muslim, (Jakarta: Widjaya, 1993), Jilid 1, h. 12.

Page 42: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

30

kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu dan akibat (yang baik)itu adalah bagi orang yang bertakwa.”

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa shalat

adalah suatu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim laki-laki

maupun perempuan tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa

perbuatan sesuai dengan syarat dan rukun-rukun yang telah ditentukan,

dimulai dengan gerakan takbiratul ihram dan diakhiri dengan gerakan salam.

Shalat dilakukan sebagai penghambaan diri kepada Sang Pencipta Alam

yakni Allah SWT bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan

sedekat-dekatnya.

2. Syarat dan Rukun Shalat

a. Syarat Wajib Shalat

Syarat ialah segala hal yang harus diketahui dan dikerjakan sebelum

melaksanakan rangkaian kegiatan, apabila ditinggalkan salah satu dari

syarat-syarat itu, maka kegiatan tersebut tidak sah. Jadi yang dimaksud

dengan syarat wajib shalat ialah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh

ajaran Islam dan harus dipenuhi dalam pelaksanaan shalat, jika ada syarat

yang tertinggal maka shalat tidak sah. Syarat wajib shalat adalah sebagai

berikut:

1) Islam

Orang yang bukan Islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia

tidak dituntut untuk mengerjakannya di dunia hingga ia masuk Islam,

karena meskipun dikerjakannya, tetap tidak sah. Tetapi ia akan

mendapat siksaan di akhirat karena ia tidak shalat, sedangkan ia

dapat mengerjakan shalat dengan jalan masuk Islam terlebih dahulu.

Begitulah hukum furu’ terhadap orang yang tidak Islam.32 Firman

Allah SWT dalam surat Al-Muddatsir 74 ayat 40-44 sebagai berikut :

32 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap), (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 1994), Cet. 40, h. 64.

Page 43: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

31

“Berada di dalam syurga, mereka tanya menanya, tentang(keadaan) orang-orang yang berdosa, "Apakah yang memasukkankamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulutidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kamitidak (pula) memberi makan orang miskin.”

2) Suci dari haid (kotoran) dan nifas.

Sabda Rasulullah SAW:

: .

“Beliau berkata kepada Fatimah binti Abi Hubaisy, “Apabila datanghaid, tinggalkanlah shalat.” (Riwayat Bukhari)33

Telah diterangkan bahwa nifas ialah kotoran yang berkumpul

tertahan sewaktu perempuan hamil.34

3) Berakal. Orang yang tidak berakal tidak diwajibkan shalat.

4) Baligh (dewasa).

Usia dewasa itu dapat diketahui melalui salah satu tanda

berikut:

a) Cukup berusia lima belas tahun.

b) Keluar mani.

c) Mimpi bersetubuh.

d) Mulai keluar haid bagi perempuan.

33 Abû ‘Abdullah Muhammad Ibn Ismail Al-Bukhârî, Shahih al-Bukhârî, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1995), h. 71.

34 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap)…, h. 65.

Page 44: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

32

Orang tua atau wali wajib menyuruh anaknya shalat apabila ia

sudah berumur tujuh tahun. Apabila ia sudah berumur sepuluh

tahun tetapi tidak shalat, hendaklah dipukul. 35

2) Telah sampai dakwah (perintah Rasulullah SAW kepadanya).

Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan

hukum. Firman Allah SWT dalam surat An-Nisâ 4 ayat 165 :

“(mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembiradan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusiamembantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalahAllah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

3) Melihat atau mendengar.

Melihat atau mendengar menjadi syarat wajib mengerjakan

shalat, walaupun pada suatu waktu untuk kesempatan mempelajari

hukum-hukum syara’. Orang yang buta dan tuli sejak dilahirkan

tidak dituntut dengan hukum karena tidak ada jalan baginya untuk

belajar hukum-hukum syara’.36

4) Jaga, maksudnya tidak tidur, lupa atau gila. Orang yang tidur, lupa

atau gila tidak terkena kewajiban melaksanakan shalat, sampai ia

bangun, ingat dan sembuh dari penyakit gilanya.

b. Syarat Sah Shalat

Shalat juga memiliki syarat-syarat sah shalat, adalah sebagai berikut :

1) Suci dari hadas besar dan hadas kecil. Firman Allah SWT dalam surat

Al-Mâidah 5 ayat 6 sebagai berikut :

“Dan jika kamu junub Maka mandilah.”

35 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap)…, h. 65-66.36 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap)…, h. 66-67.

Page 45: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

33

2) Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Muddassir 74 ayat 4 sebagai berikut :

“Dan pakaianmu bersihkanlah.”

Najis yang sedikit atau yang sukar memeliharanya (menjaganya)

seperti nanah bisul, darah bisul, darah khitan, dan darah berpantik yang

ada di tempatnya diberi keringanan atau untuk dibawa shalat.

Kaidah: “Kesukaran itu membawa kemudahan”

3) Menutup aurat

Aurat ditutup dengan sesuatu yang dapat menghalangi terlihatnya

warna kulit. Aurat laki-laki antara pusat sampai lutut, aurat perempuan

seluruh badanya kecuali muka dan dua tapak tangan. Firman Allah SWT

dalam surat Al-A’râf 7 ayat 31:

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Yang dimaksud dengan “ pakaian “ dalam ayat ini ialah pakaian

untuk shalat yang menutup aurat.

4) Mengetahui masuknya waktu shalat

Di antara syarat sah shalat ialah mengetahui bahwa waktu shalat

telah tiba maka barangsiapa yang yakin bahwa waktu shalat telah masuk,

dibolehkan baginya melaksanakan shalat, baik hal itu diperolehnya dari

orang-orang yang dipercaya ataupun dari seruan adzan.37

37 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1995), h. 263

Page 46: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

34

5) Menghadap ke Kiblat (Ka’bah).

Para ulama telah sepakat bahwa orang yang mengerjakan shalat itu

wajib mengahadap ke arah kiblat (Masjidil Haram).38 Selama dalam

shalat, wajib menghadap ke kiblat.39 Sesuai dengan firman Allah SWT

dalam surat Al-Baqarah 2 ayat 144 :

“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamuberada, palingkanlah mukamu ke arahnya.”

c. Rukun Shalat

Rukun shalat adalah segala hal yang harus dikerjakan dalam

rangkaian suatu ibadah, apabila tidak dikerjakan atau ditinggalkan

menyebabkan ibadah tersebut tidak sah. Apabila salah satu rukun ada yang

tertinggal, maka shalatnya batal dan harus diulang sampai benar-benar

sesuai dengan rukun-rukunnya. Adapun rukun shalat sebagai berikut:

1) Niat dalam hati.

Sebagaimana ibadah lainnya shalat juga tidak sah bila tidak

disertai dengan niat. Mengenai hal ini terdapat kesepakatan (ijma’)

ulama, walaupun ada perbedaan dalam menempatkannya sebagai

rukun atau syarat. Berdasarkan dalil sebagai berikut:

a) Hadis

“Sesungguhnya tiap-tiap amal hanya (sah) dengan niat.” (RiwayatBukhârî).40

b) Al-Quran

Firman Allah SWT dalam surat Al-Bayyinah 98 ayat 5 :

38 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah…, h. 276.39 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap)…, h. 70.40 Abû ‘Abdullah Muhammad Ibn Ismail Al-Bukhârî, Shahih al-Bukhârî…, h. 22.

Page 47: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

35

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allahdengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)agama yang lurus.”

Dalam melakukan shalat seseorang harus menyengaja

beberapa hal, yaitu:

(1) Sengaja perbuatan shalat, agar apa yang dilakukan ituberbeda dari perbuatan lain yang bukan shalat.

(2) Sengaja shalat tertentu, seperti zuhur, asar dan sebagainya,agar shalat yang dilakukan itu jelas, tidak tersamar olehshalat lainnya.

(3) Sengaja melakukan shalat fardhu, bila ia akan mengerjakanshalat fardhu, agar shalatnya terbedakan dari shalatsunnah.41

Perlu ditegaskan bahwa tempat niat itu adalah di dalam hati.

Jadi, walaupun lafadz niat itu sunnah diucapkan, namun ucapan

dengan lidah saja tidak memadai. Selain itu niat tersebut mesti pula

bersifat tegas (jazm) dan berkepanjangan. Dengan demikian kalau

niatnya tidak tegas dan dikaitkan dengan sesuatu maka shalatnya

tidak sah. Begitu pula jika dalam pelaksanaan shalat itu niatnya

berubah, misalnya ia berniat keluar dari shalat tersebut maka

shalatnya menjadi batal.

2) Berdiri tegak jika mampu.

Orang yang tidak mampu berdiri, boleh shalat sambil duduk;

kalau tidak kuasa duduk, boleh berbaring; dan kalau tidak kuasa

berbaring, boleh terlentang; kalau tidak mampu juga shalatlah

semampunya, sekalipun dengan isyarat. Yang penting shalat tidak

boleh ditinggalkan selama iman masih ada. Orang yang di atas

kendaraan, kalau takut jatuh atau takut mabuk, ia boleh shalat

sambil duduk.

Pada shalat fardhu diwajibkan berdiri karena berdiri adalah

rukun shalat. Tetapi pada shalat sunnah, berdiri itu tidak menjadi

rukun.

41 Lahmuddin Nasution, Fiqh 1…, h. 66.

Page 48: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

36

Ganjaran duduk dan berbaring itu kurang dari ganjaran

berdiri, apabila dilakukan ketika mampu. Tetapi jika dilakukan

karena berhalangan, ganjarannya tetap sempurna seperti shalat

berdiri.42

3) Takbiratul Ihram

Takbiratul ihram yaitu membaca “Allâhu Akbar”, takbir ini

dinamakan takbiratul ihram karena setelah mengucapkannya

diharamkan mengerjakan perbuatan-perbuatan di luar shalat,

seperti makan dan minum. Ucapan takbiratul ihram harus dengan

bahasa Arab. Antara kata-kata Allah dengan Akbar harus

diucapkan bersambung, tidak boleh disela, atau diam lama, karena

yang disebut takbir adalah rangkaian antara kalimat Allah dan

Akbar.43

4) Membaca surat Al-Fâtihah tiap-tiap raka’at.

Sabda Rasulullah SAW:

.

“Tiadalah shalat bagi seseorang yang tidak membaca suratFatihah.” (Riwayat Bukhari).44

Imam Malik, Imam Syafi’i, Iman Ahmad bin Hanbal, dan

jumhur ulama telah sepakat bahwa membaca Al-Fâtihah pada tiap-

tiap rakaat shalat itu wajib dan menjadi rukun shalat, baik shalat

fardhu maupun shalat sunnah.

Setiap orang mukallaf wajib belajar membaca surat Al-

Fâtihah sampai hafal dengan bacaan yang fasih menurut makhraj

huruf Arab.45

42 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap)…, h. 77.43 A. Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah …, h. 74.44 Ma’mur Daud, Terjemah Hadis Shahih Muslim…, h. 196.45 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap)…, h. 81.

Page 49: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

37

5) Rukuk serta tuma’ninah (diam sejenak).

Ruku’ bagi orang yang shalat berdiri sekurang-kurangnya

adalah menunduk kira-kira dua tapak tangannya sampai ke lutut,

sebaiknya ialah benar-benar menunduk sampai datar (lurus) tulang

punggung dengan lehernya (90 derajat) serta meletakkan dua tapak

tangan ke lutut. Rukuk untuk orang yang shalat duduk sekurang-

kurangnya ialah sampai muka sejajar dengan lututnya, sebaiknya

muka sejajar dengan tempat sujud.46

6) I’tidal serta tuma’ninah(diam sejenak).

Artinya berdiri tegak kembali seperti posisi ketika membaca

Al-Fâtihah.47

7) Sujud dua kali serta tuma’ninah (diam sebentar).

Sujud sekurang-kurangnya meletakkan sebagian kening ke

tempat shalat. Sujud yang sempurna adalah meletakkan kedua

tangan, lutut, telapak kaki, dan kening serta hidung ke tempat

shalat.

Sebagian ulama mengatakan bahwa sujud itu wajib dilakukan

dengan tujuh anggota, dahi, dua tapak tangan, dua lutut, dan ujung

jari kedua kaki. Sabda Rasulullah SAW:

.“Saya diperintahkan sujud dengan tujuh anggota, yaitu kening danhidung, dua tapak tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki.”(Riwayat Bukhari dan Muslim).48

Sujud hendaknya dengan posisi menungkit, berarti pinggul

lebih tinggi daripada kepala.

46 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap)…, h. 82.47 A. Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah …, h. 82.48 Ma’mur Daud, Terjemah Hadis Shahih Muslim …, h. 247.

Page 50: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

38

8) Duduk di antara dua sujud serta tuma’ninah (diam sebentar).

9) Duduk tawarruk atau duduk akhir.

Untuk tasyahud akhir, shalawat atas Nabi SAW dan atas

keluarga beliau, keterangan yaitu amal Rasulullah SAW (beliau

selalu duduk ketika membaca tasyahud dan shalawat).49

10) Membaca tasyahud akhir.

11) Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Waktu membacanya ialah ketika duduk akhir sesudah

membaca tasyahud akhir. Adapun membaca shalawat atas keluarga

Nabi merupakan sunah bukan wajib, begitu menurut Imam

Syafi’i.50

12) Memberi salam yang pertama (ke kanan).

Sebagian ulama berpendapat bahwa memberi salam itu wajib

dua kali, ke kanan dan ke kiri.

13) Menertibkan rukun.

Menertibkan rukun maksudnya melakukan rukun-rukun

shalat secara berurutan, mulai dari awal hingga akhir, sesuai urutan

yang disebutkan di atas. Urutan rukun shalat tersebut sesuai dengan

apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dan beliau

memerintajkan umat Islam melakukan shalat sebagaimana yang

beliau lakukan.51

3. Kedudukan Shalat

Kedudukan shalat diterangkan oleh Sayyid Sabiq sebagai berikut:

“Shalat dalam Islam menempati kedudukan yang tidak dapat dipandang

sama dengan ibadah lainnya. Shalat merupakan tiang agama yang tidak

dapat berdiri tanpa shalat. Shalat adalah yang pertama-tama yang diwajibkan

49 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap)…, h. 84.50 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap)…, h.85.51 A. Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah …, h. 79.

Page 51: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

39

oleh Allah yang disampaikan kewajiban shalat itu secara langsung kepada

Rasul-Nya pada malam Mi’raj tanpa melalui perantara.” 52

Shalat dalam ajaran Islam mempunyai kedudukan yang sangat

penting, terlihat dari pernyataan-pernyataan yang terdapat pada Al-Qur’an

dan Sunnah, yang antara lain sebagai berikut:

a. Shalat dinilai sebagai tiang agama (Sunnah Nabi).

Sudah diketahui bersama sebuah Hadis Rasulullah SAW yangberbunyi:

“Shalat adalah tiang agama”. (Riwayat Baihaqi) 53

Agama Islam tidak memberikan kepada shalat predikat demikian

tinggi-yaitu sebagai tiang agama- kecuali karena shalat itu mempunyai

kedudukan yang tinggi, derajat yang agung dan keutamaan yang besar

menurut pandangan Allah dan Rasul-Nya. Allah memerintahkan kita

semua untuk selalu memelihara shalat sebagaimana firman-Nya yang

terdapat dalam surat Al-Baqarah 2 ayat 238:

“Peliharalah semua shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthâ.Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.”

Di samping itu, Allah SWT menjadikan shalat ini sebagai jalan

untuk meraih kemenangan, keberuntungan dan kebahaguiaan serta

kesuksesan dalam hidup di dunia maupun di akhirat, sebagimana

diungkapkan dalam firman-Nya surat Al-Mu’minûn 23 ayat 1-2:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya.”

52 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, alih Bahasa Mahyuddin Syaf, (Bandung: PT. Al-Ma’arif,1997), Jilid 1, Cet. 19, h. 78.

53 Jalaluddin ‘Abdurrahman as-Suyuti, Jami’ul Ahâdits al-Jami’ Ash-Shogir WaZawâidah Wal Jami’ al-Kabîr, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1994), Jilid 6, h. 114.

Page 52: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

40

b. Pengaruh psikologis shalat.

Shalat yang sempurna dan dikerjakan dengan khusyu’ serta penuh

ketundukan kepada Allah dapat membuat hati menjadi terang,

mendidik jiwa bersih serta mengajarkan pada manusia tentang

bagaimana tatakrama beribadat dan mengajarkan kewajiban-kewajiban

terhadap Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung. Hal ini

disebabkan karena suasana keagungan dan kebesaran Allah yang

ditanamkan shalat dalam hati sanubari pelakunya.

Shalat juga akan menghiasi dan memperindah seseorang dengan

akhlak yang terpuji dan mulia, seperti sifat jujur mengemban amanat,

merasa cukup dengan yang ada, memenuhi janji, merasa diri kecil di

hadapan Tuhan, bersikap adil dan lain sebagainya. Shalat juga akan

memberikan arah yang jelas kepada pelakunya untuk selalu

berorientasi hanya kepada Allah. Sehingga oleh karenanya, ia akan

lebih banyak mendekatkan diri kapada-Nya, takut hanya kepada-Nya,

dan ia akan memiliki semangat yang tinggi dan jiwa yang bersih.

Konsekuensinya logis dari kondisi kejiwaan seseorang seperti itu

ialah bahwa ia akan terhindar dari sikap berbohong, ingkar janji dan

sifat-sifat tercela lainnya.54 Maka kiranya jelaslah kebenaran firman

Allah dalam surat Al-‘Ankabût 29 ayat 45 mengenai shalat, sebagai

berikut:

“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnyamengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dariibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamukerjakan.”

54 Rif’at Syauqi Nawawi, Shalat Ilmiah dan Amaliah, (Jakarta: PT. Fikahati Aneska,2001), h. 14.

Page 53: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

41

c. Shalat merupakan obat batiniah.

Shalat mempunyai dua sisi, yaitu bentuknya dan jiwanya. Bentuk

shalat adalah merupakan ibadah anggota tubuh, sedangkan jiwanya

ialah merupakan ibadah batin (hati). Tegasnya bahwa shalat

mengandung latihan-latihan jasmaniah disamping mengandung latihan

rohaniah.

Hati dan wajah orang yang melakukan shalat akan memancarkan

cahaya ketuhanan. Dengan shalat ruh seseorang dapat mencapai

tingkatan yang tinggi, dan ruh itulah yang merupakan tali penghubung

antara seorang hamba dengan Tuhannya. Mengerjakan shalat

merupakan bukti nyata adanya iman, sekaligus sebagai syi’ar agama

yang amat tinggi nilainya, serta merupakan bukti kongkrit dari

pernyataan rasa syukur kepada Tuhan, atas segala nikmat yang tidak

terhingga yang dianugerahkan-Nya kepada manusia. Sebaliknya, tidak

mengerjakannya berarti menjauhkan diri dari Tuhan menjauhkan diri

dari rahmat-Nya, dari ampunan-Nya, dari ridha-Nya dan juga berarti

mengingkari limpahan nikmat serta kebaikan-kebaikan-Nya.

Ketahuilah, shalat yang dikerjakan dengan baik dan benar

merupakan terapi yang paling tepat bagi segala penyakit batin dan

kejiwaan, juga merupakan cahaya yang dapat menghilangkan gelapnya

noda dan dosa.

d. Shalat memupuk persatuan dan kesatuan.

Keadilan dan persamaan derajat jelas tampak dalam

penyelenggaraan shalat. Pada saat muadzin mengumandangkan kata-

kata:

"Marilah kita shalat, marilah kita meraih kemenangan", sebenarnya ia

menyeru semua orang yang telah berkewajiban shalat, baik yang kaya

maupun yang miskin, tua maupun muda, raja maupun rakyat biasa.

Page 54: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

42

Dan pada waktu mereka telah berkumpul serta berdiri dalam satu

barisan (shaf) tidak ada perbedaan sedikitpun di antara mereka.

Mereka semua merupakan hamba-hamba Allah yang berkumpul untuk

mengingat (dzikir) dengan konsentrasi penuh kepada Allah, di satu

tempat, yaitu di masjid, rumah Allah yang suci. Allah SWT berfirman

dalam surat Al-Jin 72 ayat 18:

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Makajanganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping(menyembah) Allah.”

Mereka semua berdiri di belakang imam yang satu, dengan

menghadap kiblat yang satu dalam rangka menyembah Tuhan Yang

Maha Esa, dengan penuh kekhusyu’an dan merendahkan diri. Mereka

mengharap rahmat-Nya dan takut pada siksa-Nya. Shalat berjama’ah

akan memupuk rasa persatuan dan kesatuan umat terlebih pahalanya

akan dilipatgandakan oleh Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah

SAW:

"Shalat jama’ah adalah lebih utama dari pada shalat sendiriansebanyak 27 derajat (tingkatan).” (Riwayat Bukhari dan Muslim)55

e. Shalat mempunyai peranan untuk menjauhkan diri dari pekerjaan yang

jahat dan munkar seperti yang terdapat dalam surat Al-‘Ankabût 29

ayat 45.56

f. Shalat merupakan ciri dari orang yang berbahagia. Firmannya di dalam

Al-Qur’an surat Al-Mu’minûn 23 ayat 1dan 2:

55 Hussein Bahreisj, Hadits Shahih al-Jami’us Shahih Bukhari-Muslim, (Surabaya: CV.

Karya Utama, 1990), h. 86.56 Zakiah Daradjat, dkk., Dasar-Dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama Islam

Pada Perguruan Tinggi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h.198-199.

Page 55: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

43

1) Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.2) (Yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya.

Demikian pula shalat merupakan ibadah yang dinyatakan Allah

dengan tujuan agar pelakunya mampu mengendalikan diri dari segala bentuk

perbuatan tercela dan munkar sehingga hidupnya senantiasa dalam

lindungan Allah SWT yang ditandai dengan ketenteraman dan ketenangan

jiwa.

4. Usia Melaksanakan Shalat.

Shalat merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap umat

Islam baik laki-laki maupun perempuan yang berakal dan sudah baligh.

Anak-anak walaupun tidak diwajibkan shalat, tetapi orang tua sudah

seharusnya menyuruh melakukannya bila usianya tujuh tahun, dan

memukulnya jika meninggalkan shalat bila usianya sepuluh tahun. Hal

tersebut bertujuan agar mereka terbiasa dan terlatih melakukannya jika telah

baligh.57

Ada beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis yang memerintahkan para

orang tua agar menyuruh atau mengajarkan anak-anaknya untuk

melaksanakan shalat, di antaranya dalam surat Luqmân 31 ayat 17:

.

Nasihat Luqman kepada anaknya “Hai anakku, dirikanlah shalat.”

Selanjutnya dalam surat An-Nisâ 4 ayat 103 tentang kewajiban shalat

yang berbunyi:

57 Abul Hasan, Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi, Empat Sendi Agama Islam,(Jakarta: PT. Melton Putra, 1992), cet. 1, h. 205.

Page 56: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

44

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah diwaktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabilakamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimanabiasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunyaatas orang-orang yang beriman.”

Nabi Muhammad SAW bersabda:

, ,

.“Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat jika mereka telah berumurtujuh tahun, dan pukullah mereka jika tidak mau mengerjakan shalat bilamereka telah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidurmereka.” (Riwayat Abû Dawud).58

Ayat Al-Qur’an dan hadis di atas dengan jelas memerintah para

orang tua untuk mengajarkan shalat kepada anak-anaknya. Di dalam Al-

Qur’an surat Luqman 31 ayat 17 dijelaskan bahwa Luqman Al-Hakim

(orang shalih yang namanya dan ajarannya diabadikan dalam Al-Qur’an)

menyuruh anaknya untuk mendirikan shalat.

Kemudian dalam hadis dijelaskan secara rinci mengenai teknis

mengajarkan shalat pada anak, yakni suruhlah anak mengerjakan shalat

secara lebih serius (sungguh-sungguh dan rutin) ketika mereka berusia tujuh

tahun. Dan ketika mereka sudah berusia sepuluh tahun apabila tidak mau

mengerjakan shalat atau meninggalkannya, maka orang tua boleh

memukulnya. Memukul maksudnya untuk menyadarkan mereka, bukan

untuk menyakiti. Oleh karena itu, pukulan jangan sampai membuat cidera

melainkan untuk menyadarkan mereka; lebih baik lagi apabila tanpa

pukulan. Jika dengan suruhan sudah bisa menyadarkan, janganlah disertai

pukulan. Pukulan adalah pilihan terakhir apabila dengan ucapan dan teguran

sudah tidak bisa.

58 Abû ‘Abdillah Muhammad Ibn Ahmad Ibn Hanbal, Musnad Ahmad Ibn Hanbal,(Beirut: Dâr al Fikr, 1991), Jilid 2, h. 180.

Page 57: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

45

Teknis mengajarkan shalat kepada anak dapat dilakukan dengan

cara:

a. Mengajak anak shalat bersama-sama ketika mereka masih kecil

(sekitar usia dua sampai empat tahun).

b. Mengajarkan bacaan dan tatacara shalat yang benar, ketika mereka

berusia sekitar lima sampai tujuh tahun.

c. Mengecak dan memantau bacaan serta tatacara shalat yang

dilakukan oleh anak, misalnya ketika mereka shalat sendiri ataupun

shalat berjamaah.

d. Mengingatkan anak untuk senantiasa mendirikan shalat kapan pun,

di mana pun dan bagaimana pun keadaannya.

e. Membiasakan mereka untuk melaksanakan shalat berjamaah; baik

di rumah maupun di masjid, karena shalat berjamaah memiliki

banyak berkah dan keutamaan, di antaranya menambah silaturahmi

dan berpahala 27 kali lipat.

f. Selain shalat, anak juga harus diajarkan, dilatih dan dibiasakan

melakukan ibadah-ibadah lain dalam Islam; seperti puasa, zakat

(termasuk infaq dan shadaqah) zikir dan do’a, tatacara ibadah haji,

dan sebagainya.59

Dengan demikian, jelaslah bahwa mengajarkan anak untuk shalat

harus dilakukan sejak usia dini walaupun shalat yang dilakukannya belum

serius. Hal ini bertujuan agar anak terbiasa melaksanakan shalat jika sudah

baligh dengan penuh kesadaran beragama tanpa harus dipaksa. Dengan

pembiasaan shalat sejak dini dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada

anak untuk mengkokohkan agama yang diyakininya itu dan dengan

pembinaan dan pembiasaan ibadah itu dapat menyempurnakan bangunan

akidah dalam diri anak.

59 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan..., h. 91-93.

Page 58: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

46

C. Kerangka Berpikir

Manusia dalam pandangan Islam, tersusun dari dua unsur, yakni unsur

jasmani dan unsur rohani. Tubuh manusia berasal dari materi dan mempunyai

kebutuhan hidup kebendaan, sedangkan rohaninya bersifat immateri dan

mempunyai kebutuhan spiritual. Jasmani karena mempunyai hawa nafsu, dapat

terbawa kepada kejahatan, sedangkan rohani karena berasal dari unsur yang

suci, mengajak kepada kesucian.

Dalam Islam, latihan rohani yang diperlukan manusia, diberikan dalam

bentuk ibadah. Semua ibadah dalam Islam, baik dalam bentuk shalat, puasa,

zakat maupun haji, bertujuan untuk membuat rohani manusia agar tetap ingat

kepada Tuhan dan bahkan merasa senantiasa dekat kepada-Nya. Keadaan

senantiasa dekat pada Tuhan Yang Maha Suci dapat mempertajam rasa kesucian

yang selanjutnya menjadi rem bagi hawa nafsunya untuk melanggar nilai-nilai

moral, peraturan dan hukum yang berlaku.

Pembiasaan dalam pendidikan agama hendaknya dimulai sejak dini,

begitupula halnya pembiasaan ibadah shalat. Rasulullah SAW memerintahkan

kepada para pendidik agar mereka menyuruh anak-anak mengerjakan shalat

ketika berusia 7 tahun. Masa anak-anak bukanlah masa taklif, melainkan

tahapan persiapan, pembelajaran, dan pembiasaan untuk sampai pada tahapan

taklif pada saat ia baligh. Dengan itu, ia akan mudah menunaikan berbagai

kewajiban dan betul-betul siap untuk mengarungi kehidupan.

Pendidikan agama Islam pada masa remaja memiliki peranan yang

sangat penting bagi orang tua dan pendidik membiasakan dan melatih anak agar

menunaikan berbagai amalan ibadah. Salah satu ibadah yang penting diajarkan

agar anak mengamalkannya adalah shalat. Seiring dengan pembinaan dan

pembiasaan ibadah itu dapat menyempurnakan bangunan akidah dalam diri

anak.

Berdasarkan kajian teori di atas, dapat diduga bahwa semakin baik

pelaksanaan pendidikan agama Islam, maka semakin giat siswa melaksanakan

shalat fardu lima waktu dalam kesehariannya.

Page 59: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

47

D. Pengajuan Hipotesis

Sesuai dengan kejadian teoritis tersebut maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Pendidikan Agama Islam

dengan pelaksanaan ibadah shalat fardu.

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Pendidikan Agama

Islam dengan pelaksanaan ibadah shalat fardu.

Page 60: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Ma’arif yang berlokasi di

Jl. Raya Abdul Wahab Kelurahan Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok.

Penulis melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa tentang Pendidikan Agama Islam dan pengaruhnnya terhadap

pelaksanaan ibadah shalat fardu siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian

ini dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan Februari 2011.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian

kuantitatif menggunakan deskriptif korelasional. Untuk memperoleh data

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

pengumpulan data yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu

penelitian lapangan yakni, suatu cara pengumpulan data dan fakta valid dengan

observasi ke sekolah langsung yang dilakukan di SMP Islam Al-Ma’arif

Cinangka.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda, hewan, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa. Sebagai sumber data yang

Page 61: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

49

memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian.1 Dalam penelitian ini yang

menjadi populasi adalah siswa/siswi SMP Islam Al-Ma’arif Cinangka, yang

berjumlah 74 siswa.

Sampel adalah, sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan

karakteristik yang sama, sehingga betul-betul mewakili populasi.2 Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa, yaitu 45% dari seluruh siswa. Penulis

menjadikan siswa kelas VIII sebagai sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan teknik, sebagai berikut:

a. Angket (kuesioner), adalah suatu daftar yang berisikan suatu

rangkaian pertanyaan yang disusun secara tertulis mengenai suatu

hal atau suatu bidang yang diberikan kepada siswa sebagai

responden untuk menjawabnya. Angket yang digunakan bersifat

tertutup yaitu jawaban telah penulis sediakan dan responden hanya

memilih salah satu jawaban, yaitu : selalu, sering, kadang-kadang

dan tidak pernah. Ini dilakukan untuk memperoleh data variabel X

dan variabel Y.

b. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pendidikan

agama Islam dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan shalat fardu

siswa. Observasi ini penulis lakukan di SMP Islam Al-Ma’arif

Cinangka.

c. Wawancara, ialah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya baik dengan

1 Hermawan Rasio, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1992), h. 49

2 Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 84

Page 62: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

50

kepala sekolah maupun dengan guru bidang studi Agama Islam

untuk memperoleh data dan fakta penelitian yang valid.

2. Teknik Pengolahan Data

Hasil penelitian yang penulis peroleh dengan cara pemberian angket

kepada 30 siswa SMP Islam Al-Ma’arif Cinangka kemudian diolah

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menghitung jumlah responden

b. Pemeriksaan angket

c. Sebelum dianalisa dan diinterpretasikan, data yang terkumpul

diperiksa dan dicek terlebih dahulu jawaban-jawaban yang lengkap

dan tidak lengkap dengan tujuan diperoleh data-data yang valid dan

dapat dipertanggungjawabkan.

d. Mencari frekuensi jawaban dengan cara menjumlahkan jawaban

angket tentang Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap

Pelaksanaan Ibadah Shalat Fardhu Siswa berisi 40 item yang

mencakup 20 item untuk pertanyaan Variabel X dan 20 item untuk

pertanyaan Variabel Y. masing-masing item disediakan alternative

jawaban, tiap-tiap jawaban diberi skor antara 4 hingga 1.

e. Tabulasi

Mentabulasikan hasil-hasil jawaban responden dalam daftar

tabulasi yang telah dipersiapkan.

Tabel 1Kisi-Kisi Angket Penelitian

No. Variabel Dimensi Variabel Indikator Variabel No. Butir Soal

1 Pembelajaran

Pendidikan

Agama Islam

Kegiatan belajar

mengajar di dalam

kelas (pembuka,

kegiatan inti dan

penutup)

1. Appersepsi

2. Penyampaian

materi

3. Metode yang

digunakan

1, 2, 3

4, 5, 6

7, 8, 9, 10, 11

Page 63: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

51

4. Praktik ibadah

5. Evaluasi

12, 13, 14,15, 16

17, 18, 19, 20

2 Pelaksanaan

shalat fardu

siswa SMP

Islam Al-

Ma’arif

1. Kegiatan

2. Disiplin

3. Intensitas

1.1 Ketepatan

gerakan shalat

sesuai dengan

rukun shalat

2.1 Melaksanakan

tiap waktu

2.2 Permulaan waktu

3.1 Berlangsung

terus menerus

25, 26, 31, 27, 28,

29, 30, 38, 33, 34,

35, 39

21, 22, 32, 37

23, 24

36, 40

Untuk menentukan skoring semua pernyataan angket akan

ditabulasikan dengan skor setiap itemnya, dengan cara jawaban yang berupa

huruf akan berubah menjadi angka, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2

No. Alternatif JawabanSkor

Untuk pernyataan (+) Untuk pernyataan (-)

1 Selalu 4 1

2 Sering 3 2

3 Kadang-kadang 2 3

4 Tidak Pernah 1 4

3. Analisis Data

Setelah data-data diperoleh, maka tahap selanjutnya data tersebut

dianalisis dengan analisa kuantitatif secara deskriptif, dengan menggunakan

rumus distribusi frekuensi :

P = F x 100%N

Page 64: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

52

Kemudian, untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara Pendidikan

Agama Islam (variabel X) terhadap pelaksanaan Ibadah shalat fardu siswa

(variabel Y), maka digunakan rumus “r” product moment, yaitu dengan

rumus:

rxy = NXY – (X) (Y)______

√[NX2 – (X)2] [NY2 – (Y)2]

rxy = Korelasi “r” product moment person

N = Jumlah responden

X = Jumlah skor pemahaman Agama Islam

Y = Jumlah skor pelaksanaan ibadah shalat fardhu

X Y = Jumlah hasil perkalian antara variabel Xdan variabel Y

Untuk memberikan interpretasi terhadap rxy digunakan interpretasi

kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan

angka indeks korelasi product moment seperti dalam besarnya “r” product

moment.

Selanjutnya, untuk mengukur besarnya kontribusi / sumbangan dari

variabel X terhadap variabel Y berdasarkan angka indeks korelasi (rxy) atau “r”

hitung dapat dihitung dengan menggunakan “Koefisien Determinasi” yakni

merupakan hasil kuadrat dari koefisien sederhana yang dinyatakan dengan

rumus KD = r2 x 100%.

Tabel 3

Indeks Korelasi

(rxy) Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, akan tetapi

sangat lemah atau sangat rendah. Sehingga korelasi itu diabaikan

(dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y

0.20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah

atau rendah

Page 65: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

53

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang

atau cukup

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau

tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat

kuat atau sangat tinggi

Page 66: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Ma’arif

1. Sejarah Singkat SMP Islam Al-Ma’arif

Semakin berkembangnya era globalisasi, semakin meningkat pula

kebutuhan iman dan ketakwaan dalam mengarungi kehidupan yang penuh

dengan pengaruh-pengaruh negatif dari dunia luar (Barat). Orang-orang tua

terdahulu memiliki keyakinan agama yang sangat kuat dan pendidikan

agamanya masih tinggi. Mereka berpikir di wilayah ini sudah banyak

pengaruh-pengaruh negatif yang menggerogoti nilai-nilai luhur keagamaan,

dan dapat merusak moral generasi muda. Untuk menghindari hal tersebut,

orang-orang tua terdahulu memutuskan untuk mendirikan satu tingkat

sekolah lanjutan pertama yang islami. Oleh sebab itulah SMP Al-Ma’arif ini

didirikan.

SMP Al-Ma’arif berada di bawah naungan sebuah yayasan yaitu

Yayasan Al-Ma’arif, didirikan pada tahun 1985 dan beoperasi pada tahun

1985. Adapun luas tanah Al-Ma’arif adalah 1500 m2 dan luas seluruh

bangunannya 1000 m2.

SMP Al-Ma’arif ini didirikan bertujuan untuk mempertahankan nilai-

nilai luhur yang telah dibina oleh orang-orang tua terdahulu dan untuk

mengembangkan nilai-nilai keagamaan sejak usia dini. Selain dibekali ilmu-

ilmu agama, di SMP Al-Ma’arif ini juga peserta didik dibekali ilmu-ilmu

pengetahuan umum dan teknologi agar mampu bersaing di era globalisasi

Page 67: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

55

tanpa mengikis nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT

sehingga terciptalah insan-insan kamil dan masyarakat Islam yang Kaffah.

2. Lingkungan Sekolah

a. Geografis

SMP Islam Al-Ma’arif terletak sekitar 10 km dari pusat kota,

tepatnya Jl. Pahlawan No. 5 Cinangka Sawangan Depok Provinsi Jawa

Barat. SMP Islam AL-Ma’arif termasuk sekolah yang berada di daerah

perbatasan, sehingga terjadi dampak persaingan dan tantangan dalam

menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang kondusif.

b. Demografis

Masyarakat sekitar Al-Ma’arif multi rasial, kita melihat hampir

seluruh penduduk suku bangsa ada di kecamatan Sawangan. Suku bangsa

asli penduduk kecamatan sawangan adalah Betawi, walaupun secara

geografis wilayahnya berada pada provinsi Jawa Barat. Pendatang

jumlahnya lebih banyak dari penduduk asli. Mengingat banyaknya

perumahan-perumahan yang dibangun oleh pengembang, sehingga

penduduk Jakarta, Bogor dan sekitarnya banyak yang pindah ke

kecamatan Sawangan. SMP Islam Al-Ma’arif berada pada lingkungan

penduduk padat usia sekolah cukup tinggi, sehingga sekolah dituntut

menfasilitasi dengan menambah ruang kelas, sarana prasarana lainnya

termasuk sarana peribadatan.

3. Keadaan Sekolah

Keunggulan sekolah ini adalah letak sekolah yang kondusif. SDM

(tenaga pendidik) yang potansial, yang berlatar belakang pendidikan yang

tinggi dan pengalaman yang baik (90% adalah sarjana/S1), dan kinerja guru

yang profesionalismenya terus meningkat, serta lokasinya yang berada di

daerah yang sedang mengalami perkembangan pesat. Selain itu lingkungan

masyarakat yang religius. Kondisi ini menjadikan SMP Islam Al-Ma’arif

Page 68: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

56

dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan kepercayaan dari

masyarakat.

Kondisi SMP Islam Al-Ma’arif ditinjau dari segi strategis sosial

ekonomi terletak di lingkungan industri dan jasa, hal ini dapat dimanfaatkan

sebagai pusat-pusat sumber belajar siswa dalam menambah wawasan dan

pengetahuan dan mengembangkan kecakapan hidup (life skill). Selain itu

juga berdampak pada pemahaman, pola pikir dan pola tindak siswa dalam

mengembangkan dan menerapkan budaya tertib, budaya disiplin, budaya

santun dan etos kerja yang tinggi. Adapun kondisi sosial masyarakat di

sekitar sekolah bervariatif menurut tingkat kesejahteraan dan budayanya.

Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan masih perlu

dioptimalkan dengan menjalin kerjasama yang lebih erat dan kondusif guna

mencapai mutu pendidikan yang diharapkan.

4. Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Al-Ma’arif

a. Visi SMP Islam Al-Ma’arif

Menjadikan manusia yang berkualitas dan bertaqwa kepada Allah Yang

Maha Esa.

b. Misi SMP Islam Al-Ma’arif

1) Meningkatkan pembelajaran yang akademis

2) Meningkatkan pembelajaran ekstrakurikuler

3) Meningkatkan pembelajaran keagamaan

4) Menciptakan Siswa/I yang berwawasan luas dan berbudi pekerti

5) Menciptakan lingkungan sekolah yang berakhlakul karimah

6) Terciptanya motivasi, kompetisi, dan kreasi warga sekolah

c. Tujuan SMP Islam Al-Ma’arif

1) Mewujudkan manajemen sekolah dengan manajemen berbasis sekolah

2) Terlaksananya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan target

pencapaian Kompetensi Dasar 75% siswa menguasai

3) Mewujudkan kemampuan guru yang semakin inovatif dalam

menggunakan metode pembelajaran

Page 69: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

57

4) Terwujudnya peserta didik yang dapat menerapkan nilai-nilai agama

sehingga tercipta lingkungan sekolah yang nyaman

5) Mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi dengan mengikut sertakan peran masyarakat

5. Data Guru

Tabel 5

Data Guru SMP Islam Al-Ma’arif

No. Nama Guru Mata Pelajaran

1. Abd. Ghofur, S.Sos.I Pendidikan Agama Islam Kls.VII dan Penjaskes

2. Ibnu Amin, S.Ag Pendidikan Agama Islam Kls.VIII dan Bahasa Sunda

3. Nurhayati, S.Pd.I Matematika dan IPA Kls. IX

4. Siti Robiah, S.Pd.I IPA Kls. VII dan VIII

5. Dedi Nurhadi, S.Ag Pendidikan Lingkungan Hidup

6. Hasan Hadiwijaya, Amd TIK

7. Sri Mulyati, S.Pd Bahasa Inggris

8. M. Nur Afif, S.Ag IPS

9. Eka Rahmat, S.Pd.I PKn

10. Khoirudin, S.Pd.IBahasa Indonesia Kls. VII dan

VIII, Seni budaya danKesenian

11. Azizah, S.Ag Bahasa Indonesia Kls. IX

12. Mursalin, S.Pd.I ROHIS

13. M. Salimuddin Pengembangan Diri

6. Pelaksanaan Kurikulum

a. Struktur Kurikulum

Dalam pelaksanaan di lapangan perlu ada acuan yang jelas tentang

struktur kurikulum yang akan digunakan di SMP Islam Al-Ma’arif untuk

Tahun Pelajaran 2010/2011 yang memuat mata pelajaran wajib, muatan

lokal, dan pengembangan diri dengan rincian sebagai berikut:

Page 70: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

58

No. KomponenKelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IXA. Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama 2 2 2

2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 5 5

4 Bahasa Inggris 4 4 4

5 Matematika 5 5 5

6 Ilmu Pengetahuan Alam 4 5 5

7 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

8 Seni Budaya 2 2 2

9 Pendidikan Jasmani, Orkes 2 2 2

10 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2

B. Muatan Lokal

1 Bahasa Sunda 2 2 2

2 Pendidikan Lingkungan Hidup 2 2 2

C. Pengembangan Diri 1 1 1

b. Mata Pelajaran

Mata pelajaran merupakan materi ajar berdasarkan landasan

keilmuan yang akan diajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar

melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata

pelajaran ditentukan oleh keluasan dan kedalaman pada masing-masing

tingkat satuan pendidikan dalam hal ini Sekolah Menengah Pertama

(SMP). Metode dan pendekatannya tergantung pada cirri khas dan

karakteristik masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada

kondisi dan situasi sekolah. Sejumlah mata pelajaran yang dikategorikan

wajib adalah:

1) Pendidikan Agama

2) Pendidikan Kewarganegaraan

Page 71: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

59

3) Bahasa Indonesia

4) Bahasa Inggris

5) Matematika

6) IPA Terpadu / Ilmu Pengetahuan Alam

7) IPS Terpadu / Ilmu Pengetahuan Sosial

8) Seni dan Budaya

9) Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

10) Teknologi Informasi dan Komunikasi

c. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah

termasuk dalam keunggulan daerah dalam hal ini Jawa Barat, yang

materinya tidak menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan terlalu

banayak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. SMP Islam Al-

Ma’arif menetapkan 2 (dua) materi muatan lokal wajib yaitu Bahasa

Sunda dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).

d. Kegiatan Pengembangan Diri

SMP Islam Al-Ma’arif pada tahun pelajaran 2010/2011 telah membuka

10 (sepuluh) macam materi pengembangan diri meliputi:

1) Ekstrakurikuler Wajib : Pramuka

2) Ekstrakurikuler Pilihan :

a) Bola Volly

b) Futsal / Sepak Bola

c) Seni Baca Al-Qur’an dan Shalawat

d) ROHIS (Rohani Islam)

e) Seni Marawis

Di samping itu kegiatan pengembangan diri juga ditambah dengan

kegiatan yang bersifat pembinaan dan konsultasi / penyuluhan berupa

Page 72: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

60

pembiasaan / pembinaan wali kelas dan Bimbingan Konseling dan

Penyuluhan (BK/BP).

B. Deskripsi Data

Data-data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Setelah penulis

memberikan angket kepada siswa, maka penulis mendapatkan data sebagai

berikut:

1. Data Variabel Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Variabel X) di

SMP Islam Al-Ma’arif

Tabel 6

Guru meminta anda untuk menjelaskan kembali materi yang telah

diajarkan sebelum memulai pelajaran selanjutnya (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 24 80%

Sering 6 20%

Kadang-kadang - 0%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa guru melakukan appersepsi

yaitu meminta anda menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan

sebelum memulai pelajaran selanjutnya. Ini terbukti dari data yang diperoleh

yakni 80% siswa menjawab selalu dan 20% siswa menjawab sering.

Tabel 7

Guru melakukan uji konsentrasi seperti games atau tebak-tebakan

sebelum memulai pelajaran (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 5 16,7%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 4 13,5%

Page 73: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

61

Tidak Pernah 8 26,8%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa guru tidak pernah melukan

uji konsentrasi seperti games dan lain sebagainya. Ini terbukti dari data yang

diperoleh yakni 26,7 % menjawab tidak pernah, 10 % menjawab sering,

13,5% menjawab kadang-kadang dan 16,7% menjawab selalu.

Tabel 8

Guru bercerita yang ada hubungannya dengan pelajaran yang akan anda

dipelajari (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 4 13,3%

Sering 2 6,7%

Kadang-kadang 22 73,3%

Tidak Pernah 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Sebelum memulai pelajaran guru tidak bercerita yang ada

hubungannya dengan pelajaran yang akan anda dipelajari. Ini terbukti dari

data yang diperoleh yakni 73,3% kadang-kadang bercerita, 13,3% selalu

bercerita, 6,7% sering bercerita, dan 6,7% tidak pernah bercerita.

Tabel 9

Materi pendidikan agama Islam sulit dipelajari (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 4 13,3%

Sering 2 6,7%

Kadang-kadang 22 73,3%

Tidak Pernah 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Page 74: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

62

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa materi pendidikan agama

Islam sulit dipelajari. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yaitu 73,3%

siswa menjawab kadang-kadang, 13,3% selalu, dan 6,7% menjawab tidak

pernah sulit.

Tabel 10

Guru menyampaikan materi secara berurutan (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 15 50%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 6 20%

Tidak Pernah 4 13,3%

Jumlah 30 100%

Data di atas menjelaskan bahwa Guru selalu menyampaikan materi

secara berurutan. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni 50% siswa

selalu, 20% siswa menjawab kadang-kadang, 16,7% siswa smenjawab

sering dan 13,3% menjawab tidak pernah.

Tabel 11

Guru dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan

oleh siswa (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 15 50%

Sering 9 30%

Kadang-kadang 6 20%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menggambarkan bahwa guru selalu menjawab

pertanyaan yang diajukan siswa yang berarti bahwa guru menguasai materi

yang diajarkan. Ini terbukti dari data yang diperoleh yakni 50% selalu, 30%

sering, dan 20% siswa menjawab kadang-kadang.

Page 75: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

63

Tabel 12

Guru memerintahkan untuk berdiskusi (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 8 26,7%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 10 33,4%

Tidak Pernah 7 23,2%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa guru tidak mengajak anak

untuk berdiskusi ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini terbukti dari data

yang diperoleh yaitu 33,4% siswa menjawab kadang-kadang, 26,7% selalu,

23,2% siswa menjawab tidak pernah dan 16,7% tidak pernah memberi

motivasi.

Tabel 13

Posisi guru duduk ketika menjelaskan materi (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 20 66,7%

Sering 4 13,3%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Data di atas menunjukkan bahwa guru selalu duduk ketika

menjelaskan materi yang berarti teknik pembelajaran masih kurang baik. Ini

terbukti dari data yang diperoleh yakni 66,7% siswa menjawab selalu,

16,7% menjawab kadang-kadang, 13,3% menjawab sering dan 3,3%

menjawab tidak pernah.

Page 76: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

64

Tabel 14

Guru mengajukan pertanyaan pada seorang siswa kemudian

siswa tersebut diminta menjawabnya di depan kelas (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 4 13,3%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 7 23,3%

Tidak Pernah 3 10%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa guru tidak selalu

menggunakan metode pembelajaran aktif. Hal ini terbukti dari data yang

diperoleh yakni 23,3% siswa menjawab kadang-kadang, 20% siswa

menjawab sering, 13,3% selalu dan 10% tidak pernah.

Tabel 15

Guru memotivasi untuk melaksanakan shalat (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 18 60%

Sering 10 33,4%

Kadang-kadang 1 3,3%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa guru senantiasa memotivasi

siswa untuk melaksanakan shalat. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh

yaitu 60% guru selalu memotivasi siswa untuk melaksanakan shalat, 33,4%

guru sering memotivasi, 3,3% kadang-kadang memberikan motivasi, dan

3,3% tidak pernah memberi motivasi.

Page 77: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

65

Tabel 16

Guru menggunakan media atau alat bantu dalam menyampaikan

pelajaran (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 15 50%

Tidak Pernah 10 33,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menggambarkan bahwa guru tidak selalu

menggunakan media pembelajaran. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh

yakni 50% siswa menjawab kadang-kadang, 16,7% kadang-kadang

menggunakan media dan 33,3% tidak pernah.

Tabel 17

Guru mencontohkan tatacara shalat yang benar (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 16 53,3%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 8 26,7%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa guru mencontohkan

tatacara shalat yang benar. Ini terbukti dari data yang diperoleh yakni 53,3%

siswa menjawab selalu mencontohkan, 26,7% kadang-kadang, 16,7% sering

dan 3,3% tidak pernah.

Tabel 18

Guru mencontohkan rukuk yang benar di depan kelas ketika

mempelajari tentang gerakan shalat (+)

Page 78: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

66

Pernyataan F Prosentase

Selalu 15 50%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 8 26,7%

Tidak Pernah 2 6,6%

Jumlah 30 100%

Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode

demonstrasi yakni dengan mencontohkan rukuk yang benar di depan kelas

ketika mempelajari tentang gerakan shalat. Ini terbukti dari data yang

diperoleh 50% menjawab selalu, 16,7% menjawab sering, 26,7% kadang-

kadang dan 6,6% siswa menjawab tidak pernah mungkin ketika

pembelajaran berlangsung siswa tidak hadir ke sekolah.

Tabel 19

Guru mempraktekkan gerakan sujud yang baik dan benar (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 16 53,3%

Sering 2 6,6%

Kadang-kadang 8 26,7%

Tidak Pernah 4 13,4%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa guru mempraktekkan gerakan

sujud yang baikdan benar. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni

53,3% siswa menjawab selalu, 26,7% kadang-kadang, 13,4% tidak pernah

dan 6,6% menjawab sering.

Tabel 20

Mencontohkan tatacara shalat Jama’ atau Qasar (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 14 46,7%

Page 79: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

67

Sering 1 3,3%

Kadang-kadang 11 36,7%

Tidak Pernah 4 13,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa guru mempraktekkan tatacara

shalat jama’ atau qashar. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni

46,7% siswa menjawab selalu, 36,7% kadang-kadang, 13,3% tidak pernah

dan 3,3% sering.

Tabel 21

Guru mempraktekkan tatacara shalat jenazah (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 21 70%

Sering 1 3,3%

Kadang-kadang 8 26,7%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dalam kegiatan pembelajaran guru mempraktekkan ibadah yakni

tatacara shalat jenazah. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni 70%

selalu, 26,7% kadang-kadang, dan 3,3% sering.

Tabel 22

Guru meminta siswa memberikan kesimpulan materi yang telah

dipelajari pada akhir pelajaran (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 15 50%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 7 23,3%

Tidak Pernah 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Page 80: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

68

Dari data di atas menjelaskan bahwa Guru selalu meminta siswa

memberikan kesimpulan materi yang telah dipelajari pada akhir pelajaran.

Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni 50% menjawab selalu, 23,3%

kadang-kadang, 6,7% menjawab tidak pernah, dan 20% sering.

Tabel 23

Guru anda memberikan tugas pada akhir pelajaran (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 5 16,7%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 16 53,3%

Tidak Pernah 3 10%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa guru tidak selalu mengadakan

evaluasi yakni memberikan tugas pada akhir pelajaran. Ini menunjukkan

bahwa siswa memahami gerakan shalat dan rukun-rukunnya. Hal ini terbukti

dari data yang diperoleh yakni 53,3% menjawab kadang-kadang, 20% yang

menjawab sering, 16,7% selalu mengadakan evaluasi, dan 10% menjawab

tidak pernah.

Tabel 24

Guru anda memberikan hafalan di akhir pembelajaran (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 14 46,7%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa guru melakukan evaluasi

dengan cara memberikan hafalan kepada siswa di akhir pembelajaran . Ini

Page 81: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

69

terbukti dari data yang diperoleh yakni 46,7% yang menjawab selalu

memberi hafalan, 33,3% siswa menjawab kadang-kadang dan 20%

menjawab sering.

2. Data Variabel Pelaksanaan Shalat Fardhu Siswa SMP Islam Al-

Ma’arif Cinangka (Variabel Y)

Tabel 25

Melaksanakan shalat subuh setiap hari (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 19 63,3%

Sering 8 26,7%

Kadang-kadang 2 6,7%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa menjaga shalat lima

waktu yakni dengan melaksanakan shalat subuh setiap hari. Hal ini terbukti

dari data yang diperoleh yakni 63,3% yang menjawab, 26,7% menjawab

sering, 6,7% menyatakan kadang-kadang dan 3,3% tidak pernah.

Tabel 26

Melaksanakan shalat zuhur di sekolah dengan berjamaah (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 10 33,3%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 7 23,3%

Tidak Pernah 8 26,7%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menjelaskan bahwa siswa SMP Islam Al-Ma’arif

tidak selalu mengikuti shalat Zuhur berjamaah di Sekolah. Hal ini dapat

dibuktikan dari data yang diperoleh yakni 26,7% siswa menjawab tidak

Page 82: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

70

pernah, 23,3% menjawab kadang-kadang, 16,7% menjawab sering dan

33,3% menyatakan selalu.

Tabel 27

Shalat di Awal Waktu (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 3 10%

Sering 1 3,3%

Kadang-kadang 18 60%

Tidak Pernah 8 26,7%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menjelaskan bahwa siswa kelas VII di SMP Islam Al-

Ma’arif tidak selalu melaksanakan shalat di awal waktu. Ini terbukti dari

data yang diperoleh yakni 60% kadang-kadang shalat awal waktu, 26,7%

tidak pernah, 10% selalu awal waktu dan 3,3% sering shalat di awal waktu.

Tabel 28

Meninggalkan pekerjaan jika telah datang waktu shalat (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 5 16,7%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 3 10%

Tidak Pernah 16 53,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa kelas VII SMP Al-

Ma’arif melaksanakan shalat tidak selalu di awal waktu. Ini terbukti dari

data yang diperoleh yakni 53,3% menyatakan shalat tidak pernah di awal

waktu, 10% menjawab kadang-kadang, 20% sering dan 16,7% selalu.

Page 83: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

71

Tabel 29

Shalat memakai pakaian yang bersih dan suci (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 5 16,7%

Sering 7 23,3%

Kadang-kadang 15 50%

Tidak Pernah 3 10%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menjelaskan bahwa siswa kadang-kadang atau

kurang perlu melakukan shalat sunnah. Hal ini terbukti dari data yang

diperoleh yakni 63,3% siswa terkadang melakukan shalat Sunnah, 16,7%

selalu atau sangat perlu melakukan, 16,7% sering atau perlu melakukan,

dan 3,3% siswa tidak pernah atau tidak perlu melakukan shalat sunnah

Tabel 30

Bersuci sebelum shalat (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 24 80%

Sering 6 20%

Kadang-kadang - 0%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa kelas VII SMP Al-

Ma’arif sudah memenuhi syarat shalat yakni bersuci sebelum shalat. Ini

terbukti dari data yang diperoleh yakni 80% selalu bersuci dan 20% sering.

Tabel 31

Shalat setelah masuk waktunya (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 19 63,3%

Page 84: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

72

Sering 8 26,7%

Kadang-kadang 2 6,7%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa melaksanakan shalat

sesuai dengan waktunya. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni

63,3% yang menjawab selalu, 26,7% menjawab sering, 6,7% menyatakan

kadang-kadang dan 3,3% tidak pernah.

Tabel 32

Ketika takbiratul ihram saya tidak membaca Allahu Akbar (+)Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 22 73,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menggambarkan bahwa siswa melaksanakan shalat

sudah sesuai dengan aturan agama yakni ketika takbiratul ihram selalu

membaca Allâhu Akbar. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni

73,3% tidak pernah, 16,7% terkadang tidak membaca Allahu Akbar dan

10% menyatakan sering tidak membaca Allahu Akbar.

Tabel 33

Setelah Ruku’ Langsung Sujud tanpa I’tidal terlebih Dahulu (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 5 16,7%

Sering 6 20%

Kadang-kadang 3 10%

Tidak Pernah 16 53,3%

Page 85: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

73

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa melaksanakan shalat

sudah cukup baik sesuai dengan rukun yang telah ditentukan yakni setelah

ruku’ tidak pernah langsung sujud melainkan I’tidal terlebih dahulu. Ini

terbukti dari data yang diperoleh yakni 53,3% menyetakan tidak pernah

langsung sujud, 20% sering, 16,7% selalu dan 10% menyatakan kadang-

kadang.

Tabel 34

Shalat dengan tertib atau berurutan (+)Pernyataan F Prosentase

Selalu 19 63,3%

Sering 8 26,7%

Kadang-kadang 3 10%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa melakukan shalat sesuai

dengan rukun-rukunnya dan tertib. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh

yakni 63,3% yang menjawab selalu, 26,7% menjawab sering dan 10%

menyatakan kadang-kadang.

Tabel 35

Memenuhi syarat-syarat shalat (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 13 43,3%

Sering 9 30%

Kadang-kadang 8 26,7%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Page 86: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

74

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa melaksanakan

shalat selalu memenuhi syarat-syaratnya. Hal ini terbukti dari data yang

diperoleh yakni 43,3% siswa menjawab selalu atau sangat perlu, 26,7%

menjawab kadang-kadang atau kurang perlu, dan 30% menjawab sering atau

perlu.

Tabel 36

Melaksanakan shalat Jama’ (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 1 3,3%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 12 40%

Tidak Pernah 14 46,7%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menjelaskan bahwa siswa tidak selalu melakukan

shalat Jama’ jika tidak ada sebab yang mengharuskan melakukan shalat

jama’. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh yakni 46,7% siswa

menjawab tidak pernah, 40% menjawab kadang-kadang, 10% menjawab

sering dan 3,3% selalu

Tabel 37

Tengok kanan kiri ketika shalat (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 1 3,3%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 21 70%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menjelaskan bahwa siswa tidak melakukan hal-hal

yang dapat membatalkan shalatnya. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang

Page 87: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

75

diperoleh yakni 70% siswa menjawab tidak pernah, 16,7% menjawab

kadang-kadang, 10% menjawab sering dan 3,3% selalu.

Tabel 38

Tertinggal salah satu rukun shalat (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 1 3,3%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 4 13,3%

Tidak Pernah 22 73,4%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa jika shalat tidak

selalu tertinggal salah satu rukunnya. Hal ini terbukti dari data yang

diperoleh yaitu 73,4% tidak pernah, 10% sering, 13,3% kadang-kadang dan

3,3% selalu.

Tabel 39

Meninggalkan shalat (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 9 30%

Tidak Pernah 16 53,3%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa siswa SMP Islam Al-

Ma’arif tidak selalu meninggalkan shalat. Ini terbukti dari data yang

diperoleh yakni 53,3% tidak pernah meninggalkan shalat, 16,7% sering, dan

30% kadang-kadang meninggalkan shalat.

Page 88: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

76

Tabel 40

Terlambat mengerjakan shalat (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 1 3,4%

Sering 16 53,3%

Kadang-kadang 13 43,3%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa SMP Islam Al-Ma’arif

terlambat mengerjakan shalat. Ini terbukti dari data yang diperoleh yakni

53,3% sering terlambat mengerjakan shalat, 43,3% kadang-kadang terlambat

dan 3,3% selalu.

Tabel 41

Melaksanakan shalat terburu-buru (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 1 3,3%

Sering 2 6,7%

Kadang-kadang 13 43,3%

Tidak Pernah 14 46,7%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menggambarkan bahwa siswa tidak pernah terburu-

buru dalam melaksanakan shalat. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh

yakni 46,7% tidak pernah, 43,3% kadang-kadang, 6,7% sering terburu-buru,

dan 3,3% selalu terburu-buru.

Tabel 42

Bercanda ketika shalat (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 6 20%

Page 89: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

77

Kadang-kadang 7 23,3%

Tidak Pernah 17 56,7%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa tidak selalu

bercanda ketika shalat. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yakni 56,7%

menjawab tidak pernah, 23,3% kadang-kadang, dan 20% sering bercanda

ketika shalat.

Tabel 43

Melaksanakan Shalat Tanpa Disuruh Oleh Orang Tua atau Guru (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 12 40%

Sering 9 30%

Kadang-kadang 9 30%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menjelaskan bahwa siswa SMP Islam Al-Ma’arif

kelas VII selalu melaksanakan shalat tanpa disuruh orang tua atau guru. Ini

terbukti dari data yang diperoleh yakni 40% selalu shalat dengan kesadaran

sendiri, 30% sering, dan 30% terkadang shalat tanpa disuruh orang tua atau

guru.

C. Analisa Data

Setelah diperoleh angka prosentase dari angket sebagaimana terlampir,

maka langkah selanjutnya yaitu mencari angka pengaruh antara variabel X

(Pembelajaran Pendidikan Agama Islam) dan variabel Y (Pelaksanaan Shalat

Fardu Siswa) dengan menggunakan rumus Product Moment. Penghitungannya

adalah sebagai berikut:

Page 90: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

78

Tabel 46

Rekapitulasi Skor Hasil Angket Variabel X

Responden X X2

1 67 44892 60 36003 57 32494 62 38445 65 42256 71 50417 65 42258 65 42259 64 409610 62 384411 64 409612 59 348113 72 518414 60 360015 71 504116 63 396917 60 360018 57 324919 61 372120 61 372121 63 396922 61 372123 61 372124 61 372125 69 476126 68 462427 63 396928 58 336429 70 490030 67 4489

Jumlah 1907 121739

Page 91: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

79

Untuk mengetahui nilai rata-rata pembelajaran pendidikan agama Islam

SMP Islam Al Ma’arif, penulis menggunakan rumus rata-rata hitung (mean)

sebagai berikut :

M =N

X

Keterangan :

M = Mean (nilai rata-rata) yang sedang di cari

Σ = Jumlah dari nilai pembelajaran pendidikan agama Islam

N = Number of Cases

Dari tabel di atas dapat diketahui Σ X = 1907, sedangkan N = 30 dengan

demikian Mean dapat diperoleh sebagai berikut:

M =30

1907=63,56

Dari perhitungan di atas dapat diketahui nilai rata-rata (Mean)

pembelajaran pendidikan agama Islam siswa SMP Islam Al Ma’arif sebesar

63,56.

Page 92: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

80

Tabel 47

Rekapitulasi Skor Hasil Angket Variabel Y

Responden Y Y2

1 66 4356

2 66 4356

3 50 2500

4 59 3481

5 54 2916

6 77 5929

7 62 3844

8 65 4225

9 58 3364

10 53 2809

11 59 3481

12 69 4761

13 65 4225

14 57 3249

15 65 4225

16 59 3481

17 66 4356

18 55 3025

19 69 4761

20 54 2916

21 61 3721

22 61 3721

23 61 3721

24 58 3364

25 63 3969

26 62 3844

27 65 4225

28 61 3721

29 65 4225

30 68 4624

Jumlah 1853 115395

Page 93: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

85

Untuk mengetahui nilai rata-rata pelaksanaan Shalat fardu Siswa SMP

Islam Al Ma’arif, penulis menggunakan rumus rata-rata hitung (mean) sebagai

berikut :

M =N

Y

Keterangan :

M = Mean (nilai rata-rata) yang sedang di cari

Y = Jumlah dari nilai pelaksanaan shalat fardu siswa

N = Number of Cases

Dari tabel di atas dapat diketahui Σ Y = 1853, sedangkan N = 30 dengan

demikian Mean dapat diperoleh sebagai berikut:

M =30

1853= 61,77

Dari perhitungan di atas dapat diketahui nilai rata-rata (Mean) pelaksanaan

shalat fardu Siswa SMP Islam Al Ma’arif sebesar 61,77.

Page 94: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

86

Tabel 48

Analisis Korelasi Variabel pembelajaran pendidikan agama Islam (X) dan

Variabel Pelaksanaan Shalat Fardu (Y)

Responden X Y X2 Y2 XY

1 67 66 4489 4356 44222 60 66 3600 4356 39603 57 50 3249 2500 28504 62 59 3844 3481 36585 65 54 4225 2916 35106 71 77 5041 5929 54677 65 62 4225 3844 40308 65 65 4225 4225 42259 64 58 4096 3364 3712

10 62 53 3844 2809 328611 64 59 4096 3481 377612 59 69 3481 4761 407113 72 65 5184 4225 468014 60 57 3600 3249 342015 71 65 5041 4225 461516 63 59 3969 3481 371717 60 66 3600 4356 396018 57 55 3249 3025 313519 61 69 3721 4761 420920 61 54 3721 2916 329421 63 61 3969 3721 384322 61 61 3721 3721 372123 61 61 3721 3721 372124 61 58 3721 3364 353825 69 63 4761 3969 434726 68 62 4624 3844 421627 63 65 3969 4225 409528 58 61 3364 3721 353829 70 65 4900 4225 455030 67 68 4489 4624 4556

Jumlah 1907 1853 121739 115395 118122

Page 95: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

87

Untuk mengetahui korelasi antara variabel X dengan variabel Y, data di atas

akan diuji dengan menggunakan rumus product moment, yaitu:

477,020936

9989438328561

9989

)28241().15521(

9989

)34336093461850).(36366493652170(

35336713543660

})1853()115395(30}.{)1907()121739(30{

)1853).(1907()118122.(30

})()(}.{)().({

))(()(

22

2222

xy

xy

xy

xy

xy

xy

xy

r

r

r

r

r

r

YYNXXN

YXXYNr

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa korelasi antara pembelajaran

pendidikan agama Islam terhadap pelaksanaan shalat fardu siswa SMP Islam Al

Ma’arif Cinangka Sawangan Depok sebesar = 0,477

Selanjutnya untuk menguji kebenaran/kepalsuan dari hipotesa yang telah

diajukan, dengan jalan membandingkan besarnya ”r” yang telah diperoleh di

dalam perhitungan (r hitung) dengan besarnya ”r” yang tercantum dalam tabel

”r” product moment. Dengan terlebih dahulu mencari ”df” (degrees of freedom),

yang rumusnya sebagai berikut:

df = N - nr

= 30 – 2

= 28

Setelah perhitungan dengan menggunakan rumus “df”, maka diperoleh

”df” yaitu 28. Maka dapat dicari besarnya ”r” yang tercantum dalam tabel nilai

”r” product moment, pada taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi 1%.

Seperti yang telah diketahui bahwa rxy = 0,477 dengan melihat tabel nilai ”r”

Page 96: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

88

product moment pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 0,361 dan 1% sebesar

0,463.

Dengan demikian ”rxy” atau r hitung pada taraf signifikansi 5% dan taraf

signifikansi 1% lebih besar dari r tabel (0,477 > 0,361 dan 0,463), maka Ho

ditolak dan Ha disetujui atau diterima. Dengan demikian pada taraf signifikansi

5% dan 1% terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dengan

variabel Y.

Nilai indeks koefisien korelasi sebesar 0,477 ternyata terletak antara 0,40 –

0,70. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan sebelumnya, dikatakan

bahwa angka 0,477 dalam kategori tingkat korelasi yang tergolong sedang atau

cukup. Dengan demikian secara sederhana dapat diberikan kesimpulan bahwa

terdapat korelasi positif antara pembelajaran pendidikan agama Islam dengan

pelaksanaan shalat fardu siswa SMP Al-Ma’arif Cinangka dan tingkat

korelasinya sedang atau cukup.

Selanjutnya, untuk mengukur besarnya kontribusi / sumbangan dari

variabel X terhadap variabel Y berdasarkan angka indeks korelasi (rxy) atau “r”

hitung sebesar = 0,477 tersebut diinterpretasikan “Berapa prosentase variansi

variabel pertama berasosiasi dengan variansi variabel kedua? Artinya, berapa

persen variansi pembelajaran pendidikan agama Islam (Variabel X) berasosiasi

dengan variansi pelaksanaan shalat fardu (Variabel Y). Ini dapat dihitung

dengan menggunakan “Koefisien Determinasi” yakni merupakan hasil kuadrat

dari koefisien sederhana yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

= 0,4772 x 100%

= 0,23 x 100%

= 23 %

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui besar koefisien determinasi

yaitu 23% yang berarti bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam

mempunyai pengaruh sebesar 23% terhadap pelaksanaan shalat siswa SMP

Islam Al-Ma’arif.

Page 97: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

89

D. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil uji coba penelitian di atas dapat diinterpretasikan

bahwa antara pembelajaran pendidikan agama Islam dengan pelaksanaan shalat

fardu siswa SMP Islam Al Ma’arif Cinangka Sawangan Depok terdapat hubungan

positif yang signifikan, dan korelasi tersebut adalah korelasi yang sedang atau

cukup.

Dengan demikian dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran pendidikan agama Islam mempunyai pengaruh terhadap

pelaksanaan shalat fardu siswa. Kontribusi hubungan pembelajaran pendidikan

agama Islam dengan pelaksanaan shalat fardu siswa SMP Islam Al Ma’arif

Cinangka Sawangan Depok sebesar 23%. Faktor keterkaitan yang diberikan

dalam kategori sedang dan masih terdapat 77% faktor-faktor lain yang memiliki

keterkaitan dengan pelaksanaan shalat fardu siswa SMP Islam Al Ma’arif

Cinangka Sawangan Depok. Dari 77% faktor-faktor lain tersebut adalah pengaruh

dalam keluarga, pengaruh lingkungan masyarakat, dan pengaruh sifat bawaan atau

keturunan.1

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa keterbatasan di antaranya adalah:

1. Dalam penulisan karya ini banyak terdapat kesalahan karena keterbatasan

pemahaman sistematika penulisan dan prosedur penelitian.

2. Pada instrument penelitian tidak ada kesesuaian antara angket dengan hal

yang akan diteliti dan tidak ada uji validitas item karena keterbatasan

acuan teoritik.

3. Kurangnya penguasaan tentang konseptual operasional penelitian sehingga

banyak terjadi kesalahan.

1 Abdul Mujib, Firtah dan Kepribadian Islam Sebuah Pendekatan Psikologis, (Jakarta:Darul Falah, 1999), Cet Ke-1, h.38

Page 98: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian hasil pengkajian dan pembahasan skripsi ini, maka

penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sesuai dengan rumusan

masalah penelitian, bahwa:

1. Pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Ma’arif sudah

cukup baik. Hal ini terlihat dari upaya yang dilakukan guru dalam

proses pembelajaran. Selain pembelajaran di kelas para guru pun

mengadakan kegiatan-kegiatan di luar kelas dan jam belajar. Seperti

mengadakan pengajian rutin setiap bulan, mengadakan perayaan Hari

Besar Islam, dan lain sebagainya.

2. Pelaksanaan shalat fardu siswa SMP Islam Al Ma’arif dalam

kesehariannya sudah sesuai dengan tatacara yang diajarkan. Namun

demikian masih ada siswa yang sering meninggalkan shalat dan

shalatnya tidak di awal waktu.

3. Berdasarkan hasil analisa data pada bab sebelumnya dapat disimpulkan

bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara pembelajaran

pendidikan agama Islam dengan pelaksanaan shalat fardu siswa SMP

Islam Al-Ma’arif Cinangka Sawangan Depok. Korelasinya tergolong

sedang atau cukup.

Page 99: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

91

B. Saran

1. Pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Ma’arif sudah

cukup baik. Namun demikian, hendaknya harus lebih ditingkatkan

karena semakin baik proses pembelajaran pendidikan agama Islam,

siswa akan semakin giat untuk melaksanakan shalat fardu.

2. Hendaknya guru senantiasa memberikan tauladan kepada siswa dalam

hal pelaksanaan ibadah khususnya shalat fardu. Tidak hanya dengan

teori saja melainkan dengan praktek. Alangkah baiknya sebelum

mengajarkan kepada siswa, guru terlebih dahulu mengaplikasikannya

dalam kehidupan pribadi sehari-hari.

3. Bagi para orang tua, hendaknya selalu mengawasi putra-putrinya

dalam hal pelaksanaan shalat yakni dengan mengontrol dan

memberikan contoh kepada anaknya dengan melaksanakan shalat lima

waktu.

4. Pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Ma’arif

Sawangan Depok perlu ditinjau dan ditingkatkan lagi karena

pengaruhnya masih tergolong sedang atau cukup.

Page 100: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

93

DAFTAR PUSTAKA

‘Abdurrahman as-Suyuti, Jalaluddin, Jami’ul Ahâdits al-Jami’ Ash-Shogir Wa

Zawâidah Wal Jami’ al-Kabîr, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1994), Jilid 6, h. 114.

Al-Bukhârî, Abû ‘Abdullah Muhammad Ibn Ismail, Shahih al-Bukhârî, Beirut:

Dâr al-Fikr, 1995.

An-Nadwi, Abul Hasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani, Empat Sendi Agama Islam,

Jakarta: PT. Melton Putra, Cet. Ke-1, 1992.

Ardani, Mohammad, Akhlak Tasawuf, Nilai-nilai Akhlak / Budi Pekerti Dalam

Ibadat dan Tasawuf , Jakarta: CV. Karya Mulia, Edisi kedua, 2005.

Bahreisj, Hussein, Hadits Shahih al-Jami’us Shahih Bukhari-Muslim, Surabaya:

CV. Karya Utama, 1990.

Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ke-3, 1996.

__________, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.

Ke-1, 1995.

__________, Dasar-Dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada

Perguruan Tinggi, Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

__________, Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, Cet. Ke-28,

2001.

Daud, Ma’mur, Terjemah Hadis Shahih Muslim, Jakarta: Widjaya, Jilid 1, 1993.

Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP

dan MTS, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003.

Langgulung, Hasan, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung:

Al-Ma’arif, 1980.

__________, Pendidikan Dan Peradaban Islam, Jakarta: Maha Grafindo, Cet. Ke-3,

1985.

Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-1, 2004.

Malik bin Anas, Al-Muatho’, Beirut: Dâr al-Kitab al-‘Arabi, Jilid 2, 2004.

Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-

Ma’arif, Cet. Ke-4, 1980.

Page 101: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

94

Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.

Ke-1, 2005.

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006.

Muhammad Ibn Ahmad Ibn Hanbal, Abû ‘Abdillah, Musnad Ahmad Ibn Hanbal,

Beirut: Dâr al Fikr, Jilid 2, 1991.

Muhammad Ibn Ismail Al-Bukhârî, Abû ‘Abdullah, Shahih al-Bukhârî, Beirut:

Dâr al-Fikr, 1995.

Mujib, Abdul, Firtah dan Kepribadian Islam Sebuah Pendekatan Psikologis,

Jakarta: Darul Falah, Cet Ke-1, 1999.

Nasution, Lahmuddin, Fiqh 1, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1995.

Nawawi, Rif’at Syauqi, Shalat Ilmiah dan Amaliah, Jakarta: PT. Fikahati Aneska,

2001.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

Rasio, Hermawan, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1992.

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap), Bandung: Sinar Baru

Algensindo, Cet. Ke-40, 2007.

Ritonga, Ahmad dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, Jakarta: Media Pratama, Cet. Ke-1,

1997.

Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, alih Bahasa Mahyuddin Syaf, Bandung: PT. Al-

Ma’arif, Jilid 1, Cet. Ke-19, 1997.

__________, Fikih Sunnah, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1995.

Sholeh, Asronunni’am, Reorientasi Pendidikan Islam: Mengurai Relevansi

Konsep Al-Ghazali Dalam Konteks Kekinian, Jakarta: Elsas, Cet. Ke-2,

2005.

Sudjana, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989.

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. Ke-

2, 2005.

Page 102: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

95

Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam: Metode

Mengajarkan Pendidikan Agama di SD, SMP, SMA dan Fakultas Umum

Serta Metode Mengajarkan Ilmu Agama di PGAN 6 Tahun, Jakarta: PT

Hidakarya Agung, Cet. Ke-2, 1983.

Zuharini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ke-3, 2004.

Page 103: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

Kuesioner Penelitian

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap

Pelaksanaan Shalat Fardu Siswa SMP Al-Ma’arif Cinangka Sawangan

Depok

Nama Responden :

Kelas : VIII

1. Guru meminta saya untuk menjelaskan kembali materi yang telahdiajarkan sebelum memulai pelajaran selanjutnyaa. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

2. Guru melakukan uji konsentrasi seperti games atau tebak-tebakan sebelummemulai pelajarana. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

3. Guru bercerita yang ada hubungannya dengan pelajaran yang akan sayadipelajaria. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

4. Materi pendidikan agama Islam sulit dipelajaria. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

5. Guru menyampaikan materi secara berurutana. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

6. Guru dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswaa. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

7. Guru memerintahkan saya untuk berdiskusia. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

8. Guru saya ketika menjelaskan posisinya selalu duduka. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

9. Guru mengajukan pertanyaan pada seorang siswa kemudian siswa tersebutdiminta menjawabnya di depan kelasa. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

10. Guru memotivasi saya untuk melaksanakan shalata. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

Page 104: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

11. Guru menggunakan media atau alat bantu dalam menyampaikan pelajarana. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

12. Guru saya mencontohkan tatacara shalat yang benara. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

13. Guru mencontohkan rukuk yang benar di depan kelas ketika mempelajaritentang gerakan shalata. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

14. Guru mempraktekkan gerakan sujud yang baik dan benara. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

15. Guru mencontohkan tatacara shalat jama’ atau Qasara. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

16. Guru saya menunjukkan tatacara shalat jenazaha. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

17. Guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan materi yang telahdipelajari pada akhir pelajarana. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

18. Guru memberikan tugas pada akhir pelajarana. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

19. Guru saya memberikan tugas untuk dikerjakan di rumaha. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

20. Guru memberikan hafalan di akhir pembelajarana. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

21. Saya melaksanakan shalat subuh setiap haria. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

22. Saya melaksanakan shalat zuhur di sekolah dengan berjamaaha. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

23. Saya shalat di awal waktua. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

24. Jika telah datang waktu shalat saya meninggalkan pekerjaana. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

25. Saya shalat memakai pakaian yang bersih dan sucia. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

Page 105: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

26. Saya bersuci sebelum shalata. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

27. Saya shalat setelah masuk waktunyaa. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

28. Ketika takbiratul ihram saya tidak membaca Allahu Akbara. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

29. Setelah ruku’ langsung sujud tanpa i’tidal terlebih dahulua. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

30. Saya melaksanakan shalat dengan tertib atau berurutana. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

31. Sayaa memenuhi syarat-syarat shalata. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

32. Saya melaksanakan shalat jama’a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

33. Saya tengok kanan kiri ketika shalata. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

34. Dalam shalat ada salah satu rukun shalat tertinggala. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

35. Mengucapkan salam ke kanan dan ke kiria. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

36. Saya meninggalkan shalata. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

37. Saya terlambat mengerjakan shalata. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

38. Saya shalat terburu-burua. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

39. Teman saya ketika shalat bercandaa. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

40. Saya melaksanakan shalat tanpa disuruh oleh orang tua atau gurua. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak pernah

Page 106: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

DATA HASIL ANGKET VARIABEL X

NO RespondenButir Pernyataan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 Ade Tiara 3 4 1 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 672 Affwan Iqbal R 3 4 1 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 2 1 2 2 3 4 603 Atikah 4 4 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3 4 2 1 4 1 4 4 574 Dale Novarlo 4 4 1 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 1 2 1 4 4 4 4 625 Debby Agustin 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 1 2 1 1 4 4 4 656 Dede Silvia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 4 717 Della Asrilia 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 1 4 1 4 4 658 Devi Artika 4 4 3 4 4 4 2 4 2 3 4 2 4 4 4 1 4 1 4 3 659 Dini Chaniago 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 1 2 3 4 3 64

10 Galang Arian R. 4 4 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 4 4 2 1 3 4 4 4 6211 Irma Yanti 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 1 1 2 4 4 6412 Kurniawan 4 4 1 4 2 4 1 4 4 4 4 2 4 1 2 1 4 1 4 4 5913 Lukman Hakim 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 2 4 4 7214 M. Rayhan Rizqillah 4 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 3 4 1 2 1 4 3 6015 Mardiyanti 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 2 4 4 7116 Muhammad Rafi 4 4 2 4 3 4 2 4 4 2 4 3 3 2 3 2 4 4 2 3 6317 M. Sopyan Amin 3 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 1 2 4 3 2 6018 Maulana Firdaus 3 4 3 2 3 3 1 3 3 2 4 4 4 4 2 1 2 1 4 4 5719 Niswatun Nasihah 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 2 1 1 1 3 3 6120 Ninda Nurhayati 4 4 3 2 2 3 4 2 2 4 4 2 4 4 2 1 4 4 3 3 6121 Nurdiah Maulina 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 2 1 3 1 4 3 6322 Rifqi Fadilah 3 4 3 2 2 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 1 2 1 4 4 6123 Riyani Iqromah 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 3 3 3 4 1 1 1 2 4 4 6124 Romi Romadhon 4 3 3 2 3 4 4 2 3 1 4 4 4 4 3 1 4 1 3 4 6125 Riki Andika 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 4 4 69

Page 107: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

26 S. Suzan Nurhasanah 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 6827 Winda Lusiana 4 4 3 4 4 4 1 4 2 4 4 2 4 1 2 1 4 3 4 4 6328 Yusuf Bahtiar 4 4 3 2 4 4 1 2 4 4 4 2 4 2 2 1 2 1 4 4 5829 Zola Devanda 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 7030 Umi Fauziah 4 4 3 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 67

Page 108: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

DATA HASIL ANGKET VARIABEL Y

NO RespondenButir Pernyataan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 Ade Tiara 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 4 3 3 4 3 4 4 2 662 Affwan Iqbal R 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 2 2 4 4 3 4 3 4 4 2 663 Atikah 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 1 4 2 2 4 3 3 2 2 504 Dale Novarlo 4 3 4 1 3 4 4 2 3 3 2 2 2 3 4 3 1 4 3 4 595 Debby Agustin 1 4 2 2 2 2 2 4 1 4 2 2 3 4 4 4 4 3 2 2 546 Dede Silvia 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 777 Della Asrilia 4 4 2 1 3 2 4 4 2 3 2 1 4 4 4 3 4 3 4 4 628 Devi Artika 4 4 2 1 4 2 4 2 3 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 659 Dini Chaniago 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 2 4 4 2 4 4 3 2 2 58

10 Galang Arian R. 3 3 3 2 3 2 2 4 2 4 2 1 4 2 2 4 3 3 2 2 5311 Irma Yanti 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 2 5912 Kurniawan 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 6913 Lukman Hakim 3 3 4 1 4 2 4 4 3 4 2 1 4 4 4 4 3 4 4 3 6514 M. Rayhan Rizqillah 2 1 3 1 4 3 3 4 4 2 1 4 2 4 3 3 3 3 3 4 5715 Mardiyanti 3 3 4 1 3 3 4 4 3 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 2 6516 Muhammad Rafi 2 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 2 1 4 3 3 3 3 5917 M. Sopyan Amin 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 6618 Maulana Firdaus 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 4 4 2 2 3 1 4 2 5519 Niswatun Nasihah 4 4 4 1 3 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 6920 Ninda Nurhayati 4 4 2 2 4 2 2 3 2 4 1 2 4 2 2 3 4 3 2 2 5421 Nurdiah Maulina 3 3 3 2 4 3 3 4 2 4 2 1 4 4 3 4 3 4 2 3 6122 Rifqi Fadilah 3 4 2 4 3 2 3 4 2 4 2 2 4 4 3 4 3 3 4 1 6123 Riyani Iqromah 3 4 2 4 2 3 2 2 2 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 6124 Romi Romadhon 2 2 2 3 2 2 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 2 2 5825 Riki Andika 4 4 4 2 4 3 3 2 2 4 2 4 1 4 4 4 3 2 4 3 63

Page 109: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …€¦ ·  · 2013-03-22Namun berkat keyakinan, kerja keras, motivasi juga bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut

26 S. Suzan Nurhasanah 4 4 4 2 1 3 3 4 2 4 2 1 4 4 4 4 3 2 4 3 6227 Winda Lusiana 3 2 4 3 2 2 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 6528 Yusuf Bahtiar 3 4 2 3 2 2 4 3 2 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 2 6129 Zola Devanda 4 4 4 3 4 2 2 4 2 4 2 2 4 3 4 4 3 4 3 3 6530 Umi Fauziah 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 2 68