Upload
dangphuc
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERSAINGAN INDUSTRI PT. PANCANATA CENTRALINDO (PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM ISLAM)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy )
Oleh :
MUHAMMAD SAMAN NIM : 106046101664
K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A 1431 H / 2010 M
PERSAINGAN INDUSTRI PT. PANCANATA CENTRALINDO
(PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM ISLAM)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
MUHAMMAD SAMAN
NIM : 106046101664
Dibawah Bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Azizah, M.A Abdurrauf. M.A
NIP. 196701071997032001 NIP.197312152005011002
K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H
PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1431 H / 2010 M
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam) ” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 18 Juni 2010 Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. NIP: 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
1. Ketua : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. (…………….) NIP. 195505051982031012 2. Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H (…………….) NIP: 197407252001121001 3. Pembimbing I : DR. Azizah, M.A. (…………….) NIP. 196701071997032001 4. Pembimbing II : Abdurrauf, M.A. (…………….) NIP. 197312152005011002 5. Penguji I : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, M.A (…………….) NIP.195003061976031001 6. Penguji II : Drs. Burhanudin Yusuf, MM (…………….) NIP. 195406181981031005
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Rajab 1431 H 18 Juni 2010 M
Muhammad Saman
iv
ABSTRAK
MUHAMMAD SAMAN. NIM 106046101664. Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam). Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M. Isi : xiii + 81 halaman + 14 lampiran, 75 literatur (1954-2010). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam). Persaingan yang sehat harus sesuai dengan etika bisnis yang berlaku. Rasulullah saw adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggan mengeluh. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan, pelayanan yang unggul, kemampuan, efisiensi, transparan, persaingan yang sehat dan kompetitif. Persaingan yang positif dan kompetitif yang di lengkapi dengan daya saing yang tinggi seperti daya saing harga, daya saing kualitas, daya saing pemasaran, dan daya saing jaringan kerja menjadi pendorong bagi perindustrian yang sudah lama berdiri maupun yang baru bemunculan untuk menguasai pasar dan menjadi leader market. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan pada adalah analisis kualitatif yaitu suatu teknik analisis data dimana terdahulu dipaparkannya semua data yang diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber-sumber dalam bentuk kalimat-kalimat yaitu dengan menggunakan beberapa tahapan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa etika atau perilaku yang ditanamkan PT. Pancanata Centralindo terhadap karyawannya tidak sepenuhnya dilaksanakan, ini terbukti masih ada karyawan yang menjual harga barang berbeda dengan harga yang telah diberlakukan oleh pemilik perusahaan. Dan adanya kesenjangan sosial antara pembeli dalam jumlah besar dengan pembeli dalam jumlah kecil dalam hal fasilitas layanan. Barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diinginkan dengan ukuran yang tidak sesuai dan barang yang dipesan lama sampainya dan ada barang yang rusak atau cacat. Adanya ketidak puasan terhadap harga barang yang disama ratakan untuk semua ukuran. Kata kunci : Etika bisnis Islam PT. Pancanata Centralindo, daya saing pemasaran,
daya saing jaringan kerja, daya saing harga, dan daya saing kualitas. Pembimbing I : DR. Azizah, M.A.
NIP. 196701071997032001 Pembimbing II : Abdurrouf, M.A.
NIP. 197312152005011002
v
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur sepatutnya hanya kita panjatkan kehadirat pemilik Semesta
Alam, Sumber Segala Ilmu Pengatahuan, Allah SWT, atas segala limpahan karunia
dan rahmat-Nya yang tak terhingga, serta atas segala Ilmu dan hidayah sampai
kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat teriring salam senantiasa selalu penulis panjatkan kepada Da`i sejati
yang membawa umat manusia, sehingga saat ini dapat merasakan indahnya Islam
Rasulullah saw. berserta keluarga dan sahabatnya dengan tauladannya sehingga kita
dapat merasakan izzah dan besarnya Dien Islam. Semoga penulis tergolong dari
ummatnya dengan turut serta dalam “gerbong kereta dakwah” ini melalui bidang
ekonomi Islam.
Dibalik terselesaikannya skripsi ini, tentunya tak lepas berkat pertolongan Allah
yang juga diberikan melalui hamba-hambaNya yang insyaAllah akan mendapat
ganjaran yang lebih utama dari-Nya, Penulis hanya mampu mengucapkan terimakasih
yang amat mendalam kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,
selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat Ekonomi
Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vi
3. Ibu Dr. Azizah, M.A dan Bapak Abdurrauf, M.A selaku dosen pembimbing atas
segenap waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis
hingga akhir penulisan skripsi ini.
4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat
dimanfaatkan dan diamalkan sebaik-baiknya. Pimpinan dan Staf Perpustakaan
Utama & Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian
5. Bapak H. Hamidi Shabri, selaku Pimpinan PT. Pancanata Centralindo dan seluruh
staff PT. Panacanata Centralindo lainnya, yang banyak membantu penulis dalam
memperoleh data untuk menyelesaikan skripsi serta bapak Aulia Rahman selaku
konsumen PT. Pancanata Centralindo yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk saya wawancarai..
6. Ayahanda Bapak H. Syahrani, abang dan kakak tercinta Dayat, Uci, Uyah, Ubay,
dan Oos serta tak lupa orang tua tercinta dan tersayang semoga Allah menjadikan
kuburnya taman-taman surga Hj. Zahro (alm) yang selalu memberikan aku
dorongan yang besar untuk melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi,
senantiasa memberiku semangat dan motivasi untuk tidak puas dengan ilmu telah
saya peroleh sehingga terselesaikannya skripsi ini
7. Teman-teman di jurusan Muamalat perbankan syariah, angkatan 2006, terutama
PSC 2006 wa bil khusus M. Ismail dan Hapid yang telah meluangkan tempat dan
waktunya dengan penuh ikhlas untuk penulis singgah, Mumu Muttaqin atas
dorongan moril dan sprituilnya, Defri, Syukron, Alan, Inayah, Marzuko dan
vii
viii
Teman-teman yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Teman-teman dan Guru mulia dunia wal akhirat di luar UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang turut serta membantu penulis menimba ilmu dan menyelesaikan
skripsi penulis ini, Islah, Apis, Rizal, Opik, pimpinan Majelis Rasulullah SAW.
Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa, Habib Salim Al-Haddad, KH. Fudhail Salim
dan KH. Syafi’I Al-Mustawa.
Penulis
Ciputat, Rajab 1431 H 18Juni 2010 M
Muhammad Saman
DAFTAR ISI
halaman
Lembar Pengesahan Pembimbing…………………………………………………………ii
Lembar Pengesahan Panitia Ujian...……………………………………………………...iii
Lembar Pernyataan..……………………………………………………………………...iv
Abstrak...…………………………………………………………………………………..v
Kata Pengantar……………………………………………………………………………vi
Daftar Isi………………………………………………………………………………….ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah……………………………………………………1
B. Pembatasan dan perumusan masalah……………………………………...5
C. Tujuan dan kegunaan penelitian…………………………………………..6
D. Metode penelitian dan teknik penulisan…………………………………..7
E. Studi review terdahulu…………………………………………………….10
F. Sistematika penulisan……………………………………………………..11
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAINGAN INDUSTRI DAN ETIKA
BISNIS
A. Persaingan Industri………………………………………………………..13
1. Pengertian persaingan industri…………………………………….....13
2. Tujuan yang mendorong persaingan industri………………………...16
3. Dampak positif adanya persaingan industri…………………………18
B. Etika Bisnis Dalam Islam………………………………………………...20
1. Pengertian etika bisnis……………………………………………….20
2. Dasar hukum etika bisnis…………………………………………….31
3. Prinsip–prinsip etika bisnis…………………………………………..35
ix
x
4. Fungsi dan tujuan etika bisnis………………………………………..42
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah dan tujuan berdiri PT. Pancanata Centralindo…………………..45
B. Visi dan misi perindustrian PT. Pancanata Centralindo…………………49
C. Proses produksi…………………………………………………………..50
D. Aspek produksi…………………………………………………………..51
E. Struktur organisasi PT. Pancanata Centralindo………………………….52
BAB IV ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PT. PANCANATA CENTRALINDO
TERHADAP ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
A. Analisis penulis terhadap persaingan industri PT. Pancanata Centralindo
dengan etika bisnis dalam Islam…………………………………………56
B. Analisis penulis terhadap daya saing pemasaran dan jaringan kerja industri
PT. Pancanata Centralindo merebut pangsa pasar dalam menghadapi
persaingan diantara industri yang telah ada lebih dahulu perspektif etika
bisnis Islam………………………………………………………………60
C. Analisis penulis daya saing harga dan kualitas industri PT. Pancanata
Centralindo mempertahankan konsumen menghadapi masuknya
pendatang baru dalam industri…………………………………………...65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………...69
B. Saran…………………………………………………………………….73
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………74 LAMPIRAN-LAMPIRAN :
1. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian………………………………..79 2. Wawancara dengan Pimpinan PT. Pancanata Centralindo………………80 3. Wawancara dengan Konsumen PT. Pancanata Centralindo…………….87 4. Dokumentasi PT. Pancanata Centralindo………………………………..90
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat yang maju, hampir tidak akan kita temukan adanya
perindustrian yang hidup tanpa persaingan. Di Indonesia, keinginan dan kesungguhan
Negara untuk menciptakan iklim industri yang sehat telah dilakukan dengan membuat
suatu produk undang–undang tentang larangan praktek monopoli dan persaingan
industri tidak sehat yakni undang–undang no.5 tahun 1999 dikeluarkan pada tanggal
5 maret 1999 namun, baru berlaku efektif satu tahun kemudian.1 Dengan adanya
kenyataan semacam itu, maka dalam perniagaan terjadinya persaingan adalah hal
yang wajar.2 Kegiatan perniagaan dalam pandangan Islam merupakan kelaziman dan
tuntutan kehidupan. Disamping itu pula merupakan satu hal yang memiliki dimensi
ibadah.
Islam adalah cara hidup yang seimbang dan koheren, dirancang untuk
kebahagiaan (falah) manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara
kebutuhan moral dan kebutuhan material manusia dan aktualisasi keadilan sosio-
ekonomi serta persaudaraan dalam masyarakat manusia. Oleh karena itu Islam juga
1 Gelhorn dan Gunawan, Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif Monopoli (Jakarta :
PT. RajaGrafindo Persada 2000), h.7 2 Adi Warsidi, Administrasi (Jakarta : Universitas Terbuka2 Gelhorn dan Gunawan, Seri
Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif Monopoli (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada 2000), h.7 , 1999).
1
2
mempunyai konsep filosofis dalam mengatur kehidupan sosial ekonominya yang
dituangkan dalam konsep ekonomi Islam. Islam telah mengatur kehidupan seorang
muslim dengan ketentuan syariah (hukum Islam) yang bersumber pada Al Quran dan
Hadist Rasullullah saw Tujuannya untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan
manusia sesuai dengan perintah Allah swt. Tujuan syariah adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menjamin kepercayaan, kehidupan,
kesejahteraan, kecerdasan dan keturunan. Prinsip syariah juga mengatur kehidupan
manusia dalam kehidupan bisnis (muamalah).
Dalam ajaran Islam, tujuan sesungguhnya dari wujud manusia sebagai khalifah
Allah swt. dipermukaan bumi adalah untuk menjalankan Iradah-Nya. Berbagai
sumber daya duniawi merupakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dan alat-alat yang
digunakan untuk melaksanakan misi ini. Sumber daya ini tidaklah dimaksudkan
sebagai tujuan itu sendiri, tetapi hanya sebagai alat, yaitu esensial. Karena itu hanya
ada sedikit nilai dalam memasukkan sebuah rasa fanatik untuk menimbun kekayaan
didunia.3 Selain itu Agama Islam adalah risalah (pesan-pesan) yang diturunkan
Tuhan kepada Muhammad saw. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung
hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan dalam menyelenggarakan tata cara
kehidupan manusia yaitu mengatur hubungan manusia dengan manusia lainya,
hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan khaliqnya.4
3 Muh. Akram Kha, Ajaran Muhhammad saw Tentang Ekonomi : Kumpulan Hadits-Hadist
pilihan Tentang Ekonomi (Jakarta : PT. BMI, 1996), h.17 4 Muhammad sholikul Hadi, Pegadaian Syariah (Jakarta : Salemba Diniyah, 2003), h.1
3
Banyak ayat dalam AL-Qur’an yang mendorong perdagangan dan perniagaan,
dan Islam menyatakan sikap bahwa tidak boleh ada hambatan bagi perdagangan dan
bisnis yang jujur dan halal yang sesuai dengan etika bisnis dalam Islam, agar setiap
orang memperoleh penghasilan, menafkahi keluarga, dan memberi sedekah kepada
mereka yang kurang beruntung5. Sebagaimana Islam mengatur dan mempengaruhi
semua bidang kehidupan lainnya, demikian pula ia mengatur etika persaingan industri
dan pernigaan yang sesuai dengan Islam. Islam mewajibkan para pengindustri dan
pedagang untuk berbuat adil, jujur dan amanah demi terciptanya kebahagiaan
manusia (falah) dan kehidupan yang baik yang sangat menekankan aspek
persaudaraan, keadilan, sosioekonomi, dan pemenuhan kebutuhan spiritual umat
manusia.
Rasulullah saw adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian
bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggan mengeluh. Dia sering menjaga
janjinya dan menyerahkan barang–barang yang di pesan dengan tepat waktu.
Rasulullah saw pun senantiasa menunjukan rasa tanggung jawab yang besar dan
integritas yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip
manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan, pelayanan yang unggul,
kemampuan, efisiensi, transparan, persaingan yang sehat dan kompetitif. Persaingan
yang positif dan kompetitif yang di lengkapi dengan daya saing yang tinggi seperti
daya saing harga, daya saing kualitas, daya saing pemasaran, dan daya saing jaringan
5 Latifa M. Algaoud dan Mervyn, Perbankan Syari’ah (Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta,
2005), h.45
4
kerja menjadi pendorong bagi perindustrian yang sudah lama berdiri maupun yang
baru bemunculan untuk menguasai pasar dan menjadi leader market. Salah satunya
PT. Pancanata Centralindo yang menjadi objek bahasan dalam penelitian ini. PT.
Pancanata Centralindo merupakan industri yang didirikan sekitar tahun 2006 oleh H.
Hamidi yang kegiatannya adalah memproduksi pakaian dan celana untuk semua
tingkatan baik anak kecil, remaja maupun dewasa. Industri ini berlokasi di jalan
Bumi Indah no.20 Jakarta Barat dan produksi di lakukan di jalan petamburan Jakarta
Pusat. Namun, Apakah persaingan industri PT. Pancanata Centralindo sesuai dengan
etika bisnis dalam Islam ? Bagaimana daya saing pemasaran dan jaringan kerja PT.
Pancanata Centralindo merebut pangsa pasar dalam menghadapi persaingan diantara
perindustrian yang telah ada ? Bagaimana daya saing harga dan kualitas PT.
Pancanata Centaralindo mempertahankan konsumen menghadapi masuknya
pendatang baru ?
Dengan bertitik tolak pada pemaparan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk
mengkaji lebih dalam mengenai persaingan industri yang terjadi pada PT. Pancanata
Centralindo serta bagaimana sudut pandang ekonomi Islam yang dituangkan ke
dalam skripsi berjudul “PERSAINGAN INDUSTRI PT. PANCANATA
CENTRALINDO (PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM ISLAM)”.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar skripsi ini fokus pada persoalan yang dimunculkan, maka penulis
membatasi kajian persaingan industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika
Bisnis dalam Islam) yaitu ;
1. Penelitian difokuskan hanya pada aspek persaingan bisnis PT. Pancanata
Centralindo sebagai objek penelitian.
2. Perspektif yang digunakan untuk menganalisis persaingan bisnis PT.
Pancanata Centralindo adalah etika bisnis dalam Islam.
3. Persaingan industri difokuskan pada daya saing bisnis PT. Pancanata
Centralindo merebut pangsa pasar, dan mempertahankan konsumen.
2. Perumusan Masalah
Persaingan antara perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu perlombaan dalam
mencapai sukses usaha, sehingga para pelaku bisnis akan selalu memacu diri untuk
berprestasi dalam rangka memenangkan perlombaan tersebut. Dalam suasana
persaingan seringkali ditemui beberapa perusahaan yang menggunakan berbagai cara
yang terkadang bersifat tidak sportif karena menyimpang dari etika bisnis.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis merinci perumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah persaingan bisnis PT. Pancanata Centralindo sesuai dengan etika
bisnis dalam Islam ?
6
2. Bagaimana daya saing pemasaran dan jaringan kerja bisnis PT. Pancanata
Centralindo merebut pangsa pasar dalam menghadapi persaingan diantara
perindustrian yang telah ada ?
3. Bagaimana daya saing harga dan kualitas bisnis PT. Pancanata Centralindo
mempertahankan konsumen menghadapi masuknya pendatang dalam dunia
industri ?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, yaitu;
1. Mengetahui cara bersaingan industri PT. Pancanata Centralindo terhadap
industri lain ditinjau dari etika bisnis dalam Islam.
2. Mengetahui daya saing pemasaran dan jaringan kerja industri PT. Pancanata
Centralindo merebut pangsa pasar terhadap persaingan industri yang telah ada
lebih dahulu.
3. Mengetahui daya saing harga dan kualitas industri PT. Pancanata Centralindo
mempertahankan konsumen menghadapi masuknya pendatang baru dalam
industri.
Manfaat dari penelitian ini, yaitu;
1. Masyarakat Akademisi
Memberikan informasi mengenai keberadaan ilmu dan sistem ekonomi Islam
yang tidak terbatas pada perbankan syari’ah tetapi juga industri dalam
menghadapi persaingan yang berlaku dalam masyarakat yang tidak sesuai
dengan etika bisnis Islam dan menjadi salah satu sumber referensi untuk
7
masyarakat akademisi apabila ingin mengkaji lebih dalam masalah yang
terkait dengan judul tersebut .
2. Fakultas
Memberikan sumbangsih hasil pengamatan tentang ekonomi mikro Islam
khususnya pada aspek persaingan dalam industri (perspektif etika bisnis
Islam) guna memperkaya khazanah pengamatan dan aplikasi persaingan
industri dalam ekonomi Islam di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, serta menambah literatur kepustakaan khususnya
mengenai pengamatan dan aplikasi persaingan industri (perspektif etika bisnis
dalam Islam) pada PT. Pancanata Centralindo yang berlaku di masyarakat.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam karya tulis ilmiah memiliki arti yang sangat penting.
Karena hal itu yang membedakan karya tulis ilmiah dalam hal ini adalah skripsi
dengan yang karya tulis yang lain. Penelitian sebuah metode untuk menemukan
kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking) penelitian
meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan
hipotesis atas jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya
mengadakan pengujian yang hati-hati atas hipotesis.6
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Secara keseluruhan jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan
6 Moh.Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), cet.ke-5 h.13
8
matematis, statistik dan lain sebagainya, melainkan menggunakan pendekatan ilmiah
atau penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari
kuantifikasi.
Keseluruhan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah pendekatan normatif yaitu penelitian ekonomi yang berdasarkan norma–norma
atau ketentuan–ketentuan yang berlaku dalam penulisan. Dan menggunakan metode
penelitian deskriptif analitis, yang bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat
dari suatu keadaan dan sekedar memaparkan uraian (data dan informasi) yang
berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan. 7 Sedangkan arti deskriptif adalah
penelitian yang mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya,
sehingga hanya penyingkapan fakta.8 Terhadap objek yang diteliti dalam hal ini
adalah PT. Pancanata Centralindo. Bila terdapat data-data empiris, maka hal itu hanya
untuk mempertajam analisa dan menguatkan argumen penelitian.
2. Data Penelitian
Data yang penulis gunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer pada
skripsi ini merujuk pada penelitian langsung ke objek penelitian. Sedangkan untuk
data sekunder adalah literatur yang berhubungan dengan ekonomi Islam secara umum
7 J. Supranto, Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan, (Jakarta : Rineka Cipta,
2000) h.38 8 Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi ( Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,1993)
h.10
9
atau literatur lain yang dapat memberikan informasi tambahan pada judul yang
diangkat dalam skripsi ini,yaitu; buku, majalah, jurnal, artikel dan lain sebagainya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah
wawancara pada pimpinan PT. Pancanata Centralindo, dimana percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu,9 observasi pada PT.
Pancanata Centralindo dan Studi Dokumentasi (studi pustaka), yaitu pengumpulan
data dengan cara mengkaji buku-buku ilmiah, literatur, media cetak dan atau semua
bahan tertulis lainnya, termasuk karya tulis lainnya yang di akses dari internet dan
data observasi pada PT. Pancanata Centralindo.
3. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada skripsi ini adalah analisis kualitatif
yaitu suatu teknik analisis data dimana terdahulu dipaparkannya semua data yang
diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber-sumber
dalam bentuk kalimat-kalimat yaitu dengan menggunakan beberapa tahapan.10
Pedoman penulisan skripsi ini berpedoman pada “Pedoman Penulisan Skripsi tahun
2007” yang diterbitkan oleh fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2002) h.135
10ULF Treni Yuliana, “Analisis Sistem Waralaba dilihat dari Transaksi Bisnis Syariah (Studi pada Bank Langgar Cabang Rawamangun) ,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Univesitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h.18
10
E. Review Studi Terdahulu
Berdasarkan hasil penelusuran yang saya lakukan bahwa Judul skripsi yang penulis
angkat yaitu Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis
dalam Islam) merupakan review studi terdahulu yang telah dilakukan oleh :
1. Siti Yuliani tahun 2003 dengan judul skripsi “Etika Promosi dalam Perspektif
Hukum Islam” dengan menitik beratkan pembahasan pada masalah bagaimana
etika promosi dalam tinjauan hukum Islam.
2. Serly Maria tahun 2003 dengan judul skripsi “Etika Usahawan dalam perspektif
Ekonomi Islam” dengan menitik beratkan pembahasan pada masalah apa
perbedaan antara etika usahawan dalam ekonomi Islam dan ekonomi konvesional
serta mengapa etika sangat diperlukan dalam kegiatan usaha (bisnis) para
usahawan.
3. Badiatul Luthfiani tahun 2004 dengan judul skripsi “Konsep Etika Bisnis
Perdagangan Global dalam Pandangan Syariah” dengan menitik beratkan
pembahasan pada masalah apa yang yang dimaksud dengan etika bisnis
perdagangan global serta bagaimana seharusnya sikap seorang muslim dalam
menjalankan usahanya dan bagaimana sikap pelaku bisnis muslim menghadapi
persaingan dalam perdagangan global agar tidak keluar dari kaidah–kaidah
syariah.
4. Ahmad Khoirul Ikhwan tahun 2006 dengan judul “Hubungan Tingkat Persaingan
Usaha terhadap Etika Bisnis Islam para pedagang muslim dipasar Modern BSD
11
Tangerang dalam mengahapi Persaingan Usaha” lebih menekankan pada
bagaimana para pedagang muslim dalam menghadapi persaingan tidak mencakup
pedagang non muslim. Dengan tempat dan waktu berbeda maka penulis tertarik
untuk mengkaji judul tersebut.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAINGAN INDUSTRI DAN ETIKA
BISNIS
Yaitu membahas tentang persaingan industri meliputi : pengertian persaingan
industri, tujuan yang mendorong persaingan industri, pengaruh positif adanya
persaingan industri. Dan etika bisnis dalam Islam yang meliputi : pengertian etika
bisnis, dasar hukum etika bisnis dalam Islam, prinsip-prinsip etika bisnis dalam
Islam, fungsi dan tujuan etika bisnis dalam Islam.
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Yaitu membahas tentang sejarah dan tujuan berdiri PT.Tiga Sekawan, visi dan misi
PT. Pancanata Centralindo, proses produksi, aspek produksi dan struktur organisasi
PT. Pancanata Centralindo.
BAB IV ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PT.TIGA SEKAWAN
TERHADAP ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
12
Yaitu membahas tentang Analisis persaingan industri PT. Pancanata Centralindo
dengan etika bisnis dalam Islam, Analisis daya saing pemasaran dan jaringan kerja
industri PT. Pancanata Centralindo merebut pangsa pasar dalam menghadapi
persaingan diantara industri yang telah ada lebih dahulu, dan analisis daya saing
harga dan kualitas industri PT. Pancanata Centralindo mempertahankan konsumen
menghadapi masuknya pendatang baru dalam industri.
BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAINGAN INDUSTRI DAN ETIKA
BISNIS
A. Persaingan Industri
1. Pengertian Persaingan Industri
Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu competition, yang artinya persaingan
itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, dan kompetisi, sedangkan dalam
kamus manajemen, persaingan adalah usaha-usaha dari dua pihak/lebih perusahaan
yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan
harga/syarat yang paling menguntungkan persaingan ini dapat terdiri dari beberapa
bentuk pemotongan harga, iklan/promosi, variasi dan kualitas, kemasan, desain, dan
segmentasi pasar.1
Dalam kamus manajemen persaingan usaha atau bisnis terdiri dari :
1. Persaingan sehat (healthy competition) yaitu persaingan antara perusahaan-
perusahaan atau pelaku bisnis yang diyakini tidak akan menuruti atau
melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung mengedepankan etika-
etika bisnis.
2. Persaingan gorok leher (cut throat competition) persaingan ini merupakan
bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair dimana terjadi perebutan pasar
diantara beberapa pihak yang melakukan usaha yang mengarah pada praktek
1 B. N. Maribun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), h.276
13
14
menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan bisnis sehingga salah satu
tersingkir dari pasar salah satunya dengan menjual barang dibawah harga
yang berlaku di pasar.
Ada tiga (3) unsur yang perlu dicermati dalam membahas persaingan bisnis dalam
Islam :
1. Pihak-pihak yang bersaing
Manusia merupakan perilaku dan pusat pengendalian bisnis. Bagi seorang
muslim bisnis yang dilakukan adalah dalam rangka memperoleh dan
mengembangkan harta yang dimilikinya. Harta yang diperolehnya merupakan
rizki yang dikaruniakan Allah swt. Tugas manusia adalah berusaha sebaik-
baiknya salah satunya dengan jalan bisnis. Tidak ada anggapan rizki yang
diberikannya diambil oleh pesaing karena Allah swt. Telah mengatur hak
masing-masing sesuai usahanya. Keyakinan ini dijadikan landasan sikap
tawakal setelah manusia berusaha sekuat tenaga. Dalam hal kerja, Islam
memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan
landasan ini persaingan tidak lagi diartikan sebagai usaha mematikan pesaing
lainnya, tapi dilakukan untuk memberikan sesuatu melalui mutu produk,
harga yang bersaing dan pelayanan total.
2. Segi cara bersaing
Berbisnis adalah bagian dari muamalah, karenanya bisnis tidak terlepas
dari hukum-hukum yang mengatur masalah muamalah. Dalam berbisnis
setiap orang akan berhubungan dengan pihak-pihak lain seperti rekan dan
15
pesaing bisnis. Seorang pembisnis harus selalu berupaya memberikan
pelayanan yang terbaik bagi mitra bisnisnya. Namun bukan berarti dapat
menghalalkan segala cara, seperti pemberian siap untuk mempermudah proses
negoisasi. Akad bisnis yang dijalankan juga harus sesuai dengan akad syariah
tanpa manipulasi atau berbuat curang.
3. Objek yang dipersaingkan
Bebarapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan
daya saing adalah sebagai berikut :
a. Produk. Produk usaha bisnis yang dipersaingkan baik barang ataupun jasa
harus halal. Spesifikasinya harus sesuai dengan apa yang diharapkan
konsumen untuk menghindari penipuan kualitasnya terjamin dan bersaing
b. Harga. Bila ingin memenangkan persaingan harga produk harus
kompetitif dalam hal ini, tidak diperkenankan membanting harga dengan
tujuan menjauhkan pesaing.
c. Tempat. Tempat usaha harus baik, sehat, bersih dan nyaman. Dan tempat
juga harus dihindarkan terhadap hal-hal yang diharamkan seperti barang-
barang yang dianggap sakti untuk menarik pengunjung.
d. Pelayanan. Pelayanan harus diberikan dengan ramah, tapi tidak boleh
dengan cara yang mendekati maksiat.
16
e. Layanan purna jual merupakan servis yang akan melanggengkan. Akan
tetapi, ini diberikan dengan cuma-cuma atau sesuai dengan akad.2
Persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk
mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei,
atau sumberdaya yang dibutuhkan.3 Perusahaan industri adalah perusahaan yang
kegiatannya mengolah bahan-bahan baku menjadi barang jadi. Perusahaan industri
menarik (membeli) barang dari pasar factor produksi, misalnya bahan baku,
kemudian mengolahnya dan mengeluarkannya (menjual) ke pasar dengan bentuk
yang lain telah menjadi barang yang siap untuk dijual.4
Jadi, persaingan industri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan bersaing/bertanding
diantara pengusaha/pembisnis yang satu dengan pengusaha/pembisnis lainnya
didalam memenangkan pangsa pasar/share market, dalam upaya melakukan,
menawarkan produk barang dan jasa kepada konsumen dengan berbagai strategi
pemasaran yang diterapkan.
2. Tujuan yang Mendorong Persaingan Industri
Persaingan merupakan kondisi real yang dihadapi setiap orang di masa sekarang.
Kompetisi dan persaingan tersebut bisa dihadapi secara positif atau negatif,
bergantung kepada sikap dan mental persepsi kita dalam memaknai persaingan
2 Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, Menggangas Bisnis Islami, (Jakarta : Gema
Insani Press,2002) h. 96-97 3 Mudrajad Kuncoro, Strategi bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ( Jakarta :
Erlangga, 2005) h. 86 4 Joel Ropa, dkk, Akuntansi Biaya (Jakarta : PT.Galaxy Puspa Mega, 1995) h.13
17
tersebut. Hampir tiada hal yang tanpa kompetisi/persaingan, kompetisi/persaingan
dalam berprestasi, dunia usaha bahkan dalam proses belajar. Beberapa perusahaan
besar memasuki industri tertentu dengan maksud mendukung bisnis utamanya. Untuk
itu mereka tidak segan–segan mengorbankan rentabilitas dari anak perusahaan. Bila
para perusahaan di industri yang bersangkutan memiliki tujuan dan strategi yang
sama, tingkat persaingan akan lebih rendah karena masing–masing perusahaan
memiliki pandangan yang sama mengenai pesaingnya. Keadaan yang sebaliknya akan
menciptakan persaingan yang tinggi. Keragaman pesaing tidak hanya terjadi di antara
sesama produsen lokal, tetapi juga dari perusahaan–perusahaan luar negeri (asing)
sebagai tempat pelemparan produk mereka yang dihasilkan dari kelebihan kapasitas.
Selain itu juga persaingan merupakan semacam upaya untuk menduduki posisi yang
lebih baik di industri yang bersangkutan. Bila jumlah pesaing cukup banyak dan
seimbang, persaingan akan tinggi sekali karena masing–masing perusahaan memiliki
sumber daya yang relatif sama. Bila jumlah pesaing sama tetapi terdapat perbedaan
sumber daya, di pasar akan jelas sekali terlihat siapa yang menjadi market leader, dan
perusahaan mana yang merupakan pengikut.5
Dan persaingan dalam dunia bisnis adalah pesaing kekuatan modal. Pelaku bisnis
dengan modal besar berusaha memperbesar jangkauan bisnisnya sehingga para
5 Jopie Jusuf, Analisis Kredit untuk Account Officer (Jakarta : PT. Gamedia Pustaka
Utama,2008) h.260.
18
pengusaha kecil (pemodal kecil) semakin terseret.6 Pertumbuhan industri yang
lamban akan merupakan ajang perebutan pangsa pasar (market share) untuk
perusahan yang mengadakan ekspansi. Dan juga praktek bisnis bertujuan mencapai
laba sebesar–besarnya dalam situasi persaingan bebas.7 Dalam bisnis, sasaran
terhadap keuntungan yang wajar adalah sangat penting. Hanya dengan membuat
keuntungan yang wajarlah, suatu suasana bisa berkembang dan memperbesar
pelayanannya terhadap orang banyak.8 Keuntungan di atas normal yang diperoleh
oleh perusahaan di dalam industri akan menarik pemain–pemain baru untuk masuk ke
dalam industri.
3. Dampak Positif Adanya Persaingan Industri
Kompetisi merupakan persaingan yang menunjuk kepada kata sifat siap bersaing
dalam kondisi nyata dari setiap hal atau aktivitas yang dijalani. Ketika kita bersikap
kompetitif, maka berarti kita memiliki sikap siap serta berani bersaing dengan orang
lain. Dalam arti yang positif dan optimis, kompetisi bisa diarahkan kepada kesiapan
dan kemampuan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan kita sebagai umat
manusia. Kompetisi seperti ini merupakan motivasi diri sekaligus faktor penggali dan
pengembang potensi diri dalam menghadapi bentuk-bentuk kompetisi, sehingga
kompetisi tidak semata-mata diarahkan untuk mendapatkan kemenangan dan
6 Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi al – Qur’an : tentang Etika dan Bisnis (Jakarta : Salemba Diniyah, 2002), h.2.
7 Ibid., h.65 8 As. Mahmoeddin, Etika Bisnis dan Perbankan (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1994) cet.
Ke-1, h.17
19
mengalahkan lawan.9 Dengan memaknai kompetisi seperti itu, kita menganggap
kompetitor lain sebagai partner (bukan lawan) yang memotivasi diri untuk meraih
prestasi. Inilah bentuk kompetisi yang dilandasi sifat sehat dan tidak mengarah
kepada timbulnya permusuhan atau konflik, sehingga tidak bersifat deskruktif dan
membahayakan kelangsungan dan keharmonisan kehidupan kita.
Tuntutan dunia bisnis dan manajemen yang semakin tinggi dan keras
mensyaratkan sikap dan pola kerja yang professional. Persaingan yang semakin ketat
juga seakan mengharuskan orang–orang bisnis untuk bersungguh–sungguh menjadi
professional bila mereka ingin sukses dalam profesinya.10 Persaingan dalam dunia
bisnis mendorong pembisnis meningkatkan efisiensi dan kualitas produk untuk dapat
bersaing dengan perusahaan lain dan pelanggan merasa puas dengan produk tersebut.
Selain itu, persaingan industri memiliki pengaruh positif terhadap pengembangan
kreatifitas sumber daya manusia untuk menggunakan sumber daya yang ada secara
optimal dan menghasilkan barang–barang yang bernilai tinggi dengan harga yang
kompetitif. Persaingan membantu pemerintah menangulanggi kemiskinan akibat
krisis moneter yang mendera masyarakat Indonesia sejak tahun 1997 sampai
sekarang. Dengan bermunculan industri–industri baru dapat menyerap tenaga kerja
9 Nia Hidayati, “Bagaimana Menghadapi Kompetisi dan Persaingan”, artikel diakses pada
tanggal 19April 2010 dari http://persaingan.com/2010/02/28/ Bagaimana Menghadapi Kompetisi dan Persainagan.html.
10Badiatul Luthfiani, “Konsep Etika Bisnis Perdagangan Global dalam Pandangan Syariah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Univesitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004), h.14
20
yang cukup banyak sehingga masyarakat memiliki penghasilan untuk memenuhi
kehidupan sehari–hari.
B. Etika Bisnis Dalam Islam
1. Pengertian Etika Bisnis dalam Islam
Banyak sekali literatur yang menerangkan arti dari etika namun semuanya
memiliki pengertian yang sama yaitu perilaku. Istilah etika berasal dari bahasa
Yunani kuno. Kata Yunani ethos, yang dalam bentuk tunggal memiliki banyak arti
yaitu adat, kebiasaan, akhlak, watak, sikap, cara berpikir. Dan dalam bentuk jamak ta
etha artinya adab kebiasaan.11 Etika dalam bahasa arab al–khuluq. Khuluq dari kata
dasar khaluqa–khuluqan, yang berarti, tabiat, budi pekerti, kebiasaan, kesatria,
keprawiraan.12 Kata khuluq ini kemudian lebih dikenal dengan term akhlak, atau al–
falsafah al–adabiyah. Menurut Ahmad Amin akhlak adalah ilmu yamg menjelaskan
arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat.13 Marshall Saskhim dan William C. Morris (1987) dalam bukunya
Expriencing Management, Addison Wesley Publising Company, USA, menyatakan:
11 K. Bertens, Etika ( Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997) cet. ke-3 h.4
12Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi al – Qur’an : tentang Etika dan Bisnis, h.37
13 Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), diterjemahkan oleh Farid Ma’ruf (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1995), cet. Ke-8 h.3
21
“Ethnic represents a code of behaviour. Value define what is right and what is wrong
behaviour.”
Artinya, etika merupakan suatu kode perilaku, yakni nilai perilaku yang
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tentu saja nilai salah dan benar
tersebut merujuk kepada moral yang ditentukan oleh agama.14 Adapun moral yang
ditentukan dalam Islam itu bersumber dari Allah swt. Dan dipraktikkan oleh
Rasulullah saw. Sebagaimana yang diterangkan dalam kitab Akhlaq Libanin bahwa
Rasulullah di utus ke dunia untuk menyempurnakan akhlaq dan dengan akhlaq pula
manusia akan memperoleh kebahagian dunia dan akhirat serta dicintai oleh manusia
lain dan juga Allah swt.15
Kita ketahui semakin maju peradaban dan kebudayaan manusia maka akan
semakin banyak pula kreasi dan hasil daya cipta manusia dalam berbagai bentuk
kreasi dan daya cipta itu dikembangkan untuk membantu memenuhi segala
kebutuhan manusia baik lahir maupun batin. Maka diciptakanlah alat–alat pertanian,
perindustrian, mesin–mesin dan sebagainya, yang hingga saat ini masih terus
disempurnakan. Disisi lain, ada pihak yang menikmati hasil karya cipta barang/benda
tersebut, umumnya saat ini mereka disebut konsumen, pengguna atau pemakai.
14 Drs. Suyadi Prawirosentono, Pengantar Bisnis Modern (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2002) h,
2. 15 Umar ibn Ahmad Baradja, Akhlaq Libanin (Surabaya : C.V. Ahmad Nabhan, 1954) h, 4
22
Selanjutnya terjadilah proses saling memenuhi kebutuhan yang disebut perdagangan,
perniagaan, atau bisnis.16
Kata bisnis dalam Al–Qur’an biasanya yang digunakan al- tijarah, al–ba’i,
tadayantum, dan isytara. Tetapi seringkali kata yang digunakan yaitu al–tijarah dan
dalam bahasa arab tijaraha, berasal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijarata,
yang bermakna berdagang. Menurut ar–Raghib al–Asfahani dalam al–Mufradat fi
gharib al–Qur’an, at–tijarah bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari
keuntungan.17 Demikian pula menurut Ibnu Arabi, yang dikutip ar–Raghib, fulanun
tajirun bi kadza, berarti seseorang yang mahir dan cakap yang mengetahui arah dan
tujuan yang diupayakan dalam usahanya.18
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, bisnis di artikan sebagai usaha dagang, usaha
komersial di dunia perdagangan, dan bidang usaha. Skinner (1992), mendefinisikan
bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau
memberi manfaat. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner (1994), bisnis tak lain
adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-
barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.19
Bisnis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk
16 Pamoentjak, K.ST dan Ichsan, Achmad, Seluk – Beluk dan Teknik perniagaan, (Jakarta :
PT. Pradnya Paramita, 1981), cet. Ke- 21 h.1 17 Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi al – Qur’an : tentang Etika dan Bisnis, h.30. 18 Ibid. h,. 30 19 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Wijayakusuma, Mengagas Bisnis Islami, h 15.
23
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat.20
Adapun bisnis Islami dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam
berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas), kepemilikan hartanya
(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan
pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram). Islam mengkombinasikan
nilai–nilai spiritual dan material dalam kesatuan yang seimbang dengan tujuan
menjadikan manusia hidup bahagia di dunia dan di akhirat.21 Dari uraian di atas, di
ini dapatlah kita mendefinisikan etika bisnis Islam sebagai seperangkat nilai tentang
baik, buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip–prinsip
moralitas dan juga al–qur’an dan hadits yang telah di contohkan oleh Rasulullah saw.
Adapun menurut Prof. Dr. Amin Suma SH, MM. yang dimaksud etika bisnis Islam
ialah konsep tentang usaha ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik
dan buruk serta benar dan salah menurut standar akhlak Islam.22 Oleh karena itu
dalam ekonomi Islam yang berlandasan ketuhanan, maka tujuan akhir penciptaannya
adalah ridho Allah swt dengan memegang syariat Islam dalam segala aktivitasnya
20 Buchari Alma, Penghantar Bisnis (Bandung : Alfabeta, 1998), h.21
21 Drs. Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, h.3
22Dr. Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam (Jakarta : Kholam Publishing, 2008), cet. Ke-1 h.293
24
begitu pula dalam aktivitas ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai etika
ke Islaman.23
Oleh karena itu agar mendapatkan suatu cakrawala yang luas dan mendalam akan
dipaparkan aksioma-aksioma etika bisnis yang harus melandasi suatu bisnis yang
berperspektif al–Qur’an yaitu :
1. Kesatuan
Kesatuan di sini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep
tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam
bidang ekonomi, politik, sosial, menjadi suatu “homogeneous whole” atau
keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan
yang menyeluruh. Dari konsepsi ini, maka Islam menawarkan keterpaduan agama,
ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka
etika dan ekonomi atau etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal,
membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam yang homogen
yang tidak mengenal kekusutan dan keterputusan.
Islam menempatkan integritas sebagai nilai tertinggi yang memandu seluruh
perilakunya. Islam juga menilai perlunya kemampuan, kompetensi dan kualifikasi
tertentu untuk melaksanakan suatu kewajiban. Dalam konteks prinsip tauhid yang
bertujuan untuk mencari ridho Allah swt. dan cara-caranya yang tidak bertentangan
23 Yusuf qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam (Jakarta : Gema Insani Press, 1997) cet.
Ke-1 h.31
25
dengan syari’at Islam.24 Akan logis kiranya jika manusia berperilaku baik dengan
mematuhi segala ketentuan-Nya, hal itu harus ditunjukkan manusia sebagai khalifah
dibumi ini. Dan hal itu pulalah yang harus tercermin dalam sifat-sifat terpuji Allah
swt. yang terkandung dalam Asmaul Husna seperti sifat, ihsan, bijak, rahman, adil
dan lainnya yang patut ditiru oleh manusia dalam mengelola bisnisnya, dalam
pandangan seorang muslim sifat-sifat Allah swt. itu adalah standar etika dalam
berperilaku.25
2. Kesetimbangan ( Keadilan)
Kesetimbangan atau keadilan menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam
yang berhubungan dengan keseluruhan harmonis pada alam semesta. Hukum dan
tatanan yang kita lihat pada alam semesta mencerminkan kesetimbangan yang
harmonis. Tatanan ini pula yang dikenal dengan sunatullah. Definisi adil menurut
Islam adalah “tidak menzhalimi dan tidak dizhalimi” atau dengan kata lain
bahwasannya setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil bagian orang
lain.26 Adapun konsep keadilan dalam bisnis adalah mengharuskan setiap orang
mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau bagian orang lain.27 Perilaku
24 Yusuf Qardhawi, Peran Nialai dan Moral dalam Perekonomian Islam, ( Jakarta : Rabbani
Press,2001), h.25 25 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2003), cet.ke-2, h. 22 26 Muh. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Teori dan Praktek (Jakarta : Gema Insani Press. 2001)
cet. Ke-1 h.15 27 M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Bisnis, (Bandung : Angkasa,
2003) h.59
26
kesetimbangan dan keadilan dalam bisnis secara tegas dijelaskan dalam konteks
perbendaharaan bisnis (klasik) agar pengusaha muslim menyempurnakan takaran bila
menakar dan menimbang dengan neraca yang benar, karena hal itu merupakan
perilaku yang terbaik dan membawa akibat yang terbaik pula. Pelaku bisnis harus
berbuat adil, dilarang berlaku zhalim atau perbuatan merugikan orang lain seperti :
mengurangi timbangan, takaran dan ukuran. Sebagimana firman Allah swt. dalam
surat al-Anam ayat 152 yang berbunyi sebagai berikut :
وأوفوا أشده يبلغ حتى أحسن هي بالتي إلا اليتيم مال تقربوا ولا فاعدلوا قلتم وإذا وسعها إلا نفسا نكلف لا بالقسط والميزان الكيل تذآرون لعلكم به وصاآم ذلكم واأوف الله وبعهد قربى ذا آان ولو
Artinya : Dan jaganlah kamu hampiri harta anak yatim, kecuali dengan jalan yang terbaik, hingga ia sampai dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan keadilan. Tiadalah kami berati diri, melaikan sekedar tenaganya, dan apabila kamu berkata hendaklah berlaku adil, walaupun terhadap karib-karibmu sendiri, dan tepatilah janji Allah. Demikianlah Allah berwasiat kepadamu, mudah-mudahan kamu mendapat peringatan. (Q.S. al-Anam : 152)
Berbuat curang dalam berbisnis sangat dibenci Allah swt. Bahkan curang dalam
berbisnis justru pertanda kehancuran terhadap bisnis itu sendiri. Islam mengarahkan
dan mengajarkan manusia untuk hidup secara seimbang/adil. Baik terhadap diri
sendiri/individu, maupun dengan sesama (sosial). Dalam ayat Al–Qur’an, Allah swt.
memerintahkan manusia untuk berbuat adil.28 Sesuai dengan firman Allah swt. dalam
surat al-Maidah ayat 8 yang berbunyi sebagai berikut :
28 Adiwarman A. Kariem, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2007),
hal.18
27
يجرمنكم ولا بالقسط شهداء لله قوامين آونوا آمنوا الذين أيها يا إن الله واتقوا للتقوى أقرب هو اعدلوا تعدلوا ألا على قوم شنآن تعملون بما خبير الله
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat dngan taqwa dan takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Maidah : 8)
Al-Qur’an telah memerintahkan penganutnya untuk mengambil keputusan
dengan berpegang pada kesamaan derajat, keutuhan, dan keterbukaan. Maka,
keadilan adalah ideal untuk diterapkan dalam hubungan dengan sesama.29
Relevansinya terhadap pemanfaatan sumber daya, maka seyogianya diarahkan untuk
kesejahteraan manusia supaya ikut merasakan manfaatnya secara adil.
3. Kehendak Bebas
Kehendak bebas merupakan kontribusi Islam yang paling orisinal dalam filsafat
sosial tentang konsep manusia “ bebas”. Hanya Tuhan yang bebas, namun dalam
batas–batas skema penciptaan-Nya manusia juga secara relatif mempunyai
kebebasan. Manusia sebagai khalifah di muka bumi sampai batas–batas tertentu
mempunyai kehendak bebas untuk mengarahkan kehidupannya kepada tujuan
pencapaian kesucian diri. Manusia dianugerahi kehendak bebas untuk membimbing
kehidupannya sebagai khalifah. Berdasarkan kehendak bebas ini, dalam bisnis.
manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu perjanjia termasuk menepati
29 Muhammad, Manajemen Dana Bank syari’ah, (Yogyakarta : EKONISIA, 2005), h.15
28
atau mengingkarinya. Seorang muslim yang percaya pada kehendak Allah swt, akan
memuliakan semua janji yang dibuatnya. Segaimana firman Allah swt. dalam surat
al-Maidah ayat 1 yang berbunyi :
ما إلا الأنعام بهيمة لكم أحلت بالعقود أوفوا آمنوا الذين أيها يا يريد ما يحكم الله إن حرم وأنتم الصيد محلي غير عليكم يتلى
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, tepatilah segala janjimu. Telah dihalalkan bagimu (memakan) hewan ternak (unta, sapi, kerbau, dan kambing), kecuali barang yang dibacakan kepadamu, tiada dihalalkan memburu binatang, sedang kamu tengah ihram (mengerjakan haji). Sesungguhnya Allah menetapkan apa-apa yang dikehendakinya. (Q.S. al-Maidah : 1)
Ia merupakan bagian kolektif dari masyarakat dan mengakui bahwa Allah
meliputi kehidupan individual dan sosial. Islam sangat memberikan keleluasaan
terhadap manusia untuk menggunakan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki.
Demikian juga kemerdekaan manusia, karena Islam sangat memberikan kelonggaran
dalam berkreasi, melakukan transaksi atau melaksanakan kegiatan bisnis/investasi.
Kebebasan individu dalam melaksakan semua kegiatannya adalah hal yang mutlak
selama itu tidak melanggar aturan dalam Islam. Bagi para pelaku bisnis, kebebasan
dalam menciptakan mekanisme pasar memang diharuskan dalam Islam dengan syarat
sebagai berikut :30
a. Tidak ada distorsi yaitu proses penzaliman.
b. Tidak ada MAGHRIB (maysir, gharar, dan riba).
4. Pertanggungjawaban
30 Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta : IIT Indonesia) h.23
29
Dalam dunia bisnis, pertanggungjawaban dilakukan kepada dua sisi yakni sisi
vertikal (kepada Allah swt). Seorang Muslim harus meyakini bahwa Allah selalu
mengamati semua perilakunya dan dia akan mempertanggungjawabkan semua
tingkah lakunya kepada Allah nanti di hari akhirat baik tingkah laku yang kecil
ataupun yang besar.31 Sisi horizontal kepada masyarakat luas/para konsumen dan
sebagainya. Tanggungjawab dalam bisnis harus ditampilkan secara transparan
(keterbukaan), kejujuran, pelayanan yang optimal dan berbuat yang terbaik dalam
segala urusan.
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia
karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. Tanggung
jawab merupakan suatu prinsip dinamis yang berhubungan dengan perilaku manusia.
Bahkan merupakan kekuatan dinamis individu untuk mempertahankan kualitas
kesetimbangan dalam masyarakat.
Tanggungjawab bisnis ditampilkan dalam transparansi, egaliter (seseorang yang
percaya bahwa semua orang sederajat), kejujuran, pelayanan yang optimal dan
berbuat terbaik dalam segala usaha. 32Dalam bidang ekonomi dan bisnis, aksioma ini
dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Karena manusia telah menyerahkan
suatu tanggung jawab yang tegas untuk memperbaik kualitas lingkungan ekonomi
dan sosial, maka perilaku konsumsi seseorang tidak sepenuhnya bergantung kepada
31 Sofyan Syafri Harahap, Auditing Dalam perspektif Islam, (Jakarta : Pustaka Quantum,
2008), h. 25 32 Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek (Jakarta : Gema
Insani Press, 2003) h.75
30
penghasilannya sendiri ia juga harus menyadari tingkat penghasilan dan konsumsi
berbagai anggota masyarakat yang lain. Konsepsi tamggung jawab dalam Islam
mempunyai sifat berlapis ganda dan terfokus baik pada tingkat mikro (individual)
maupun tingkat makro (organisasi dan sosial), yang kedua–duanya harus dilakukan
secara bersama.
5. Kebenaran: Kebajikan dan Kejujuran
Kebenaran adalah nilai yang dianjurkan dan tidak bertentangan dengan ajaran
Islam. Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku
yang benar, yang meliputi, proses akad (transaksi), proses mencari atau memperoleh
komoditas, proses pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau
menetapkan margin keuntungan (laba). Kebajikan adalah sikap ihsan, beneviolence
yang merupakan tindakan yang memberi keuntungan bagi orang lain. Dalam
pandangan Islam sikap ini sangat dianjurkan.
Kejujuran adalah sikap jujur dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpa
adanya penipuan sedikitpun. Sikap ini dalam khazanah Islam dapat dimaknai dengan
amanah. Dari sikap kebenaran, kebajikan (sukarela) dan kejujuran demikian maka
suatu bisnis secara otomatis akan melahirkan persaudaraan. Persaudaraan, kemitraan
antara pihak yang berkepentingan dalam bisnis yang saling menguntungkan, tanpa
adanya kerugian dan penyesalan sedikitpun. Bukan melahirkan situasi dan kondisi
permusuhan dan perselisihan yang diwarnai dengan kecurangan. Dengan demikian
kebenaran, kebajikan, dan kejujuran dalam semua proses bisnis akan dilakukan pula
secara transparan dan tidak ada rekayasa. Al–qur’an menegaskan agar dalam bisnis
31
tidak dilakukan dengan cara–cara yang mengandung kebatilan, kerusakan, dan
kezaliman, sebaliknya harus dilakukan dengan kesadaran dan sukarela. Sebagaimana
firman Allah swt. dalam surat an-Nisa ayat 29 yang berbunyi :
تكون أن إلا بالباطل بينكم أموالكم تأآلوا لا آمنوا الذين أيها يا رحيما بكم آان الله إن أنفسكم تقتلوا ولا منكم تراض عن تجارة
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Janganlah kamu bunuh dirimu (saudaramu). Sesungguhnya Allah penyayang kepadamu.” (Q.S. an-Nisa : 29) 2. Dasar Hukum Etika Bisnis dalam Islam
Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya
karena manusia akan selalu berusaha untuk memperoleh harta kekayaan tersebut
salah satunya dengan bekerja, dan bagian bekerja adalah dengan berbisnis. Dalam
mencari rizki dengan bekerja, Islam sangat memperhatikan aspek kehalalan dan
kebaikan (halalan thoyyibah) baik dari sisi perolehanya maupun dari sisi
pembelanjaannya.
Sehingga bisnis yang Islami dapat diartikan sebagai serangkaian aktifitas bisnis
dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan
hartanya (barang dan jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan
dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).33
Etika dalam bisnis Islam mengacu pada dua sumber utama, yaitu AL-Qur’an dan
sunnah Nabi. Dua sumber ini merupakan sumber dari segala sumber yang ada. Yang
33 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Wijayakusuma, Mengapai Bisnis Islam, (Jakarta : Gema
Insani Press,2002), h.18
32
membimbing dan mengarahkan semua perilaku individu/kelompok dalam
menjalankan ibadah, perbuatan atau aktifitas umat Islam. Maka etika bisnis dalam
Islam menyangkut norma dan tuntutan/ajaran yang menyangkut sistem kehidupan
individu dan atau institusi masyarakat dalam menjalankan kegitan usaha atau bisnis,
dimana selalu mengikuti aturan yang ditetapkan dalam Islam sebagaiman yang tertera
pada dua sumber tersebut.
Islam, atau syariat, yang bersumber dari Al–Qur’an dan teladan Nabi Muhammad
saw, mengatur semua aspek kehidupan, etika, dan sosial dan meliputi perkara–
perkara pidana maupun perdata. Syariat bersifat komprehensif, mencakup seluruh
aktivitas manusia, menentukan hubungan manusia dengan Tuhan dan dengan sesama
manusia.34 Dan aktifitas bisnis menurut Islam harus dipandang sebagai suatu karya
atau kerja manusia dalam menjalankan kegiatan “produksi.” Dan Islam telah secara
jelas menganjurkan umatnya untuk berusaha mencari rizki dimuka bumi ini sebagai
bekal hidupnya didunia dalam rangka menopang ibadahnya kepada Allah swt. Segala
sumber daya alam yang tersedia didunia terdiri atas tanah yang subur dengan segala
kandungan yang ada didalamnya seperti : air, barang tambang, mineral, batu bara, gas
bumi dan sebagainya semata-mata Allah swt ciptakan supaya manusia mengelola dan
memanfatkannya demi mencapai kesejahteraan lahir batin. Hal ini sejalan dengan
firman Allah yang berbunyi :
34 Latifa M. al-Gaoud dan Mervyn K. Lewis, Perbankan Syariah (Jakarta : PT.Serambi Ilmu
semesta, 2001) h.36
33
Artinya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Q.S : Al –Mulk : 15) Surat al-Anam ayat 152 yang berbunyi sebagai berikut :
وأوفوا أشده يبلغ حتى أحسن هي بالتي إلا اليتيم مال تقربوا ولا فاعدلوا قلتم وإذا وسعها إلا نفسا نكلف لا بالقسط والميزان الكيل تذآرون لعلكم به وصاآم ذلكم واأوف الله وبعهد قربى ذا آان ولو
Artinya : Dan jaganlah kamu hampiri harta anak yatim, kecuali dengan jalan yang terbaik, hingga ia sampai dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan keadilan. Tiadalah kami berati diri, melaikan sekedar tenaganya, dan apabila kamu berkata hendaklah berlaku adil, walaupun terhadap karib-karibmu sendiri, dan tepatilah janji Allah. Demikianlah Allah berwasiat kepadamu, mudah-mudahan kamu mendapat peringatan. (Q.S. al-Anam : 152) Surat al-Maidah ayat 8 yang berbunyi sebagai berikut :
يجرمنكم ولا بالقسط شهداء لله قوامين آونوا آمنوا الذين أيها يا إن الله واتقوا للتقوى أقرب هو اعدلوا تعدلوا ألا على قوم شنآن تعملون بما خبير الله
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat dengan taqwa dan takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Maidah : 8) Surat al-Maidah ayat 1 yang berbunyi :
ما إلا الأنعام بهيمة لكم أحلت بالعقود أوفوا آمنوا الذين أيها يا يريد ما يحكم الله إن حرم وأنتم الصيد محلي غير عليكم يتلى
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, tepatilah segala janjimu. Telah dihalalkan bagimu (memakan) hewan ternak (unta, sapi, kerbau, dan kambing), kecuali barang yang dibacakan kepadamu, tiada dihalalkan memburu binatang, sedang kamu tengah ihram (mengerjakan haji). Sesungguhnya Allah menetapkan apa-apa yang dikehendakinya. (Q.S. al-Maidah : 1)
34
Surat al-Maidah ayat 48 yang berbunyi :
☺ ☺
☺
☺ ⌧
☯ ⌧
☺ ☺
Artinya : “Kami telah menurunkan kitab kepada engkau (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran yang membenarkan kitab yang dihadapkannya serta mengawasinya, sebab itu hukumlah antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau turut hawa nafsu mereka, (dan berpaling) dari kebenaran yang telah datang kepada engkau. Kami adakan untuk tiap-tiap umat diantara kamu satu syariat (peraturan) dan satu jalan. Kalau Allah menghendaki, niscaya ia jadikan kamu umat yang satu, tetapi ia hendak mencobai kamu tentang apa yang diberikannya kepadamu, sebab itu berlomba-lombalah kamu (memperbuat) kebaikan. Kepada Allah tempat kembalimu sekalian, lalu Allah mengabarkan kepadamu, tentang apa-apa yang telah kamu perselisihkan.” (Q.S. al-Maidah : 48) Surat an-Nisa ayat 29 yang berbunyi :
تكون أن إلا بالباطل بينكم أموالكم تأآلوا لا آمنوا الذين أيها يا رحيما بكم آان الله إن أنفسكم تقتلوا ولا منكم تراض عن تجارة
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Janganlah kamu bunuh dirimu (saudaramu). Sesungguhnya Allah penyayang kepadamu.” (Q.S. an-Nisa : 29)
35
Dalam berbisnis, Islam memberikan pedoman berupa norma-norma/etika untuk
menjalankan bisnis agar para pelaku bisnis benar-benar konsisten dan memiliki rasa
responsibility yang tinggi. Maka dengan adanya norma-norma/etika spiritual yang
tinggi iman dan akhlaq yang mulia tersebut, merupakan “kekayaan” yang tidak akan
habis dan sebagai “pusaka” yang tidak akan pernah sirna.35
3. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis dalam Islam
Harus diakui, Nabi Muhammad saw. telah menerapkan bisnis modern dalam
menjalankan bisnisnya. Jauh sebelum para pakar ekonomi dan manajemen Barat
mengangkat prinsip manajemen sebagai satu disiplin ilmu khusus, Nabi Muhammad
saw. adalah pembisnis yang memiliki gelar al-amin justru sudah lebih dulu
mengimplementasikan nilai–nilai manejemen dalam kehidupan dan praktek
bisnisnya. Rasulullah saw telah dengan sangat baik mengelola proses transaksi, dan
hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak–pihak yang terlihat
didalamnya. Dasar–dasar etika dan manajemen bisnis itu, lalu mendapat legitimasi
keagamaan setelah nabi Muhammad saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Prinsip-
prinsip etika bisnis yang diwariskan semakin mendapat pembenaran akademis di
penghujung abad ke- 20 atau awal abad ke- 21. Prinsip bisnis modern, seperti
costumer satisfaction (tujuan pelanggan dan kepuasan konsumen), service excellence
(pelayanan yang unggul), kompetensi, efisiesi, transparansi, persaingan yang sehat
35 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika dalam Ekonomi Islam, (Jakarta : Gema Insani Press,
1997)
36
dan kompetitif. Semuanya itu telah menjadi gambaran pribadi, etika bisnis
Muhammad saw ketika Beliau masih muda.36
Dengan merujuk pada ayat al–Qur’an dan al-Hadits serta contoh nyata dari
teladan Rasulullah saw., sebagai landasan operasional, dapat kita ketahui prinsip-
prinsip dan rambu-rambu etika bisnis yang harus diimplementasikan serta diamalkan
oleh kita semua dalam kehidupan sehari–hari. Terutama bagi para pelaku bisnis yang
menjadi lahan penghidupan. yaitu:
a. Prinsip Otonom
Hak otonom ini adalah hak kebebasan untuk mencapai keinginan.37 Seorang
pebisnis haruslah mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil dengan segala risiko ataupun akibat
yang timbul bagi dirinya, perusahaannya dan juga bagi orang lain.
Pebisnis yang otonom adalah pebisnis yang sadar akan kewajibannya dalam dunia
bisnis untuk dapat bertindak otonom diperlukan adanya kebebasan untuk mengambil
keputusan dan bertindak sesuai dengan keputusan tersebut. Keputusan yang diambil
jika tidak dilanjutkan dengan implementasinya akan menjadi bumerang tersendiri
36 M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Khutbah Jum’at Ekonomi Syari’ah, ( Jakarta : PKES,
2008), h.10 37 Heru Satyanugraha, Etika bisnis prinsip dan aplikasi, (Jakarta : LPFE, 2003) cet. Ke-1 h.
78
37
bagi keberlangsungan bisnisnya. Dalam hal ini adalah kepercayaan relasi maupun
konsumen akan berkurang.38
b. Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan syarat yang fundamental dalam kegiatan bisnis. Rasulullah
saw sangat menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Banyak ayat Al–Qur’an
memerintahkan kita dengan tegas untuk berbuat jujur dalam segala hal, termasuk juga
dalam berbisnis. Sebagian dari bentuk kejujuran adalah seorang pengusaha senantiasa
terbuka dan transparan dalam jual–belinya. Tidak hanya menampakkan yang baik
seraya menyembuyikan cacat atau bagian yang buruk dari barang–barang yan
diperdagangkan.39
Dapat dimengerti betapa besar pahala yang dijanjikan oleh Allah swt. Untuk para
pengusaha yang jujur karena memang hanya dengan jujurnya para pengusaha dunia
usaha akan maju dan berkembang dengan baik. 40Memang memiliki sifat jujur sangat
sulit dan berat. Terlebih lagi di masa kini, ketika kehidupan materialistis relatif lebih
mendominasi.sehingga dalam dunia bisnis pada umumnya mumgkin sulit untuk
mendapatkan kejujuran yang sebenarnya.
c. Prinsip saling menguntungkan
38 Ibid, h.78-79
39 M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Khutbah Jum’at Ekonomi Syari’ah, h.29
40 M. Syafi’I Antonio, Muhammad saw dan Etika bisnis. KIPSEI,1, (Novenber, 2001), h.10
38
Prinsip ini berhubungan dengan dunia persaingan bisnis yang harus menghasilkan
suatu win win situation.41 Prinsip ini menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak
berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini sangatlah
mengakomodasikan hakikat dan tujuan bisnis. Pengusaha sebagai pebisnis ingin
mendapatkan laba dan pembeli sebagai konsumen juga ingin mendapatkan barang
ataupun jasa yang memuaskan dan menguntungkan dalam bentuk harga dan kualitas
produk. Disisi lain bisnis haruslah dilakukan dan dijalankan sedemikian rupa agar
masing-masing pihak yang melakukan transaksi sama-sama meraih keuntungan.
d. Prinsip integrasi moral
Pembisnis haruslah selalu menjaga nama baik perusahaannya dalam setiap
melakukan hubungan bisnis. Ada sebuah imperative (kepentingan) moral yang
berlaku bagi sendirinya untuk berbisnis sedemikian rupa agar dipercaya tetap paling
unggul dan tetap yang terbaik dalam kualitas dan kuantitas.
e. Amanah dan Memenuhi Janji
Allah swt. dan Rasul-nya memerintahkan kepada setiap muslim untuk
menunaikan amanah. Allah swt. Memerintahkan agar selalu menunaikan amanah
dalam segala bentuknya, baik amanat perorangan maupun amanat perusahaan, amanat
rakyat dan umat, seperti yang dipikul oleh seorang pemimpin Islam. Seorang manajer
perusahaan adalah pemegang amanat dari pemegang sahamnya, yang wajib
mengelola perusahaan dengan baik, sehingga menguntungkan pemegang saham dan
41 A. Sonny Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, (Yogyakarta : Kanisius, 1998)
edisi baru h.79
39
memuaskan konsumennya. Sebaliknya orang-orang yang menyalahgunakan amanat
(berkhianat) adalah berdosa di sisi Allah swt. Dan dapat dihukum didunia dan akhirat.
Ajaran Islam mengharuskan seorang pembisnis muslim mempunyai hati yang
tanggap, dengan menjaga dan memenuhi hak–hak Allah swt serta manusia, dan
menjaga muamalahnya dari unsur yang melampaui batas atau khianat. Seorang
pembisnis muslim adalah sosok yang dapat dipercaya, sehingga ia tidak menzholimi
kepercayaan yang diberikan kepadanya. Sifat ini juga merupakan syarat untuk meraih
kesuksesan dunia dan akhirat. Memiliki sifat amanah dan menepati janji merupakan
ciri sekaligus juga bukti dari keimanan yang dimiliki, dan dengan demikian,
insyaAllah akan mengeluarkan orang dari kemunafikan.42
f. Harus Halal dan Saling Ridho
Tidak diragukan lagi, ajaran Islam yang suci mengharuskan umatnya untuk
berperilaku halal, dan meninggalkan yang haram dalam seluruh aspek kehidupan,
mulai dari cara memperoleh rizki, mengkonsumsi dan memanfaatkannya.
Dengan demikian, barang atau produk atau jasa yang diperdagangkan juga
haruslah yang halal, jangan yang haram. Memperdagangkan atau melakukan transaksi
yang haram, misalnya babi, khamar, dan lain–lain. Kegiatan bisnis dan perdagangan
harus dijalankan atas dasar suka sama suka, saling meridhoi. Tidak boleh dengan
paksaan, tipu daya, kezaliman, menguntungkan satu pihak dengan merugikan pihak
42 M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Ekonomi Syariah, (Jakarta : PKES, 2008), h..30
40
yang lain.43 Untuk itu dalam Islam berbisnis atau jual beli mempunyai rukun dan
syarat yang harus dipenuhi sehingga bisnis atau jual beli itu dapat dikatakan sah.
Menurut jumhur ulama rukun jual beli ada empat : 1. penjual (ba’i) 2. pembeli
(mustari) 3. ucapan (shighoh) dan 4. barang (ma’kut alaih)44 Namun, terlepas dari
perbedaan itu yang terpenting bahwa Islam sangat besar perhatianya terhadap
transaksi bisnis untuk menimbulkan saling ridho dan tidak ada yang terzhalimi.
Dengan adanya saling meridhoi maka akan timbul keberkahan dari hasil bisnis
tersebut.
g. Tidak Monopoli dan Tidak Menimbun (ihtikar)
Termasuk dalam perbuatan yang tidak adil, lebih mementingkan keuntungan diri
pribadi adalah monopoli. Tindakan tercela ini dilakukan agar memperoleh
penguasaan pasar dengan mencegah pelaku lain untuk menyainginya melalui
berbagai cara. Seringkali dengan cara–cara yang tidak terpuji. Tujuannya adalah
untuk menaikkan harga agar pengusaha tersebut mendapat keuntungan yang sangat
besar. Karena itu, sejumlah ulama, seperti Abu Hanifah dan para sahabatnya,
melarang distributor (qussam) yang membagi-bagikan barang komoditas dan
selainnya dengan imbalan melakukan monopoli padahal masyarakat sangat
membutuhkannya sehingga permintaan naik dan barang menjadi mahal.45 Karena itu
43 M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Ekonomi Syariah, (Jakarta : PKES, 2008), h.28 44 Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al- Islam wa Adillatuh (Damaskus : Da’rul al-Fikr, 1989) jilid 5,
h.6 45 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu’atul Fatawa. Penerjemah Ahmad Syaikhu (Jakarta :
Darul Haq, 2007), h.29
41
Islam melarang menimbun barang yang pada saat itu masyarakat banyak memerlukan
terhadap barang tersebut khususnya bahan kebutuhan pokok.46
Islam memberikan jaminan kebebasan pasar dan kebebasan individu untuk
melakukan bisnis, namun Islam melarang perilaku mementingkan diri sendiri,
mengeksploitasi keadaan yang umumnya didorong oleh sifat tamak dan loba sehingga
menyusahkan dan menyulitkan orang banyak. Perbuatan ihtikar semacam ini sangat
dilarang. Keberhasilan bisnis bukan hanya bagaimana kita dapat memaksimalkan
keuntungan dengan modal yamg minimal dalam jangka waktu singkat. Tetapi juga
bagaimana bisnis dapat menjadi bernilai ibadah yang diridhoi Allah swt, dan dapat
memberikan kemaslahatan kepada masyarakat banyak.
h. Penipuan dan Pemalsuan
Islam mengharamkan penipuan dalam semua aktifitas manusia, termasuk dalam
kegiatan bisnis dan jual beli. Memberikan penjelasan dan informasi yang tidak benar,
mencapur barang yang baik dengan yang buruk, menunjukkan contoh barang yang
baik dan menyembuyikan yang tidak baik termasuk kategori penipuan. Karena itu
kecurangan bisa masuk dalam jual beli dengan cara menyembunyikan aib dan
memalsukan barang dagangan. Pada suatu hari Rasulullah saw., mengadakan inpeksi
pasa. Rasulullah saw memasukkan tangannya kedalam tumpukkan gandum yang
tampak baik, tetapi beliau terkejut karena ternyata yang didalam tidak baik (basah).47
46 Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam (Surabaya : Al-ikhlas, 1980), h.43
47 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu’atul Fatawa. Penerjemah Ahmad Syaikhu, h.21
42
Untuk menimbulkan saling ridho antara penjual dan pembeli sehingga tidak ada yang
merasa terdzhalimi karena itu dalam berdagang atau bisnis dalam Islam dikenal
dengan khiyar. Khiyar adalah antara meneruskan atau tidak persetujuan jual beli
selama berada dalam satu tempat penjualan karena masalahnya bahwa barang itu
nantinya berguna atau tidak. Juga jika telah terjadi jual beli dimana waktunya tidak
lebih dari 3 hari (menurut imam Hanafi dan Maliki), maka barang itu dapat
dikembalikan jika misalnya terjadi cacat dan barang itu belum dipergunakan.48
Dalam bisnis modern kita dapat menyaksikan berbagai cara tak terpuji yang
dilakukan oleh sebagian pembisnis, dan termasuk dalam kategori memalsukan data
dari yang sebenarnya atau bahkan menipu khalayak. Jelas hal itu dilarang dalam
Islam.
5. Fungsi dan Tujuan Etika Bisnis dalam Islam
Persaingan yang semakin ketat dan tidak sehat kerap membuat para pelaku bisnis
yang ingin meperoleh laba secepatnya menempuh jalan pintas. Mereka tidak lagi
mengindahkan norma-norma kepantasan berusaha atau etika bisnis mencari celah-
celah guna menghindari ketentuan peraturan seolah hal yang biasa-biasa dalam
praktek bisnis sehari-hari. 49Karena itu, Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan
etika atau norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma–norma ini
48 Imam Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid Qurtubi (ibnu Rusyd
al-Hafid), Bidayatul Mujtahid (Daruul Kitab al-Islamiyah), juz.1 h.158 49 Rosita S. Noer, Menggugah Etika Bisnis Orde Baru (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan,
1998), h. 6
43
berfungsi agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan (halal
dan haram) dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak.
Dengan melaksanakan etika yang benar, akan terjadi keseimbangan hubungan
antara pengusaha dengan masyarakat, pelanggan, pemerintah dan pihak–pihak lain
yang berkepentingan. Masing–masing pihak akan merasa dihargai dan dihormati.
Kemudian, ada saling membutuhkan di antara mereka yang pada akhirnya
menumbuhkan rasa saling percaya sehingga usaha yang dijalankan dapat berkembang
seperti yang diinginkan.
Adapun tujuan etika bisnis adalah :
1. Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak–
pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi persahabatan
dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat
menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.
2. Menyenangkan orang lain
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin
dihormati, kita harus menghormati orang lain dan berlaku sopan santun terhadap
siapa pun. Sopan santun adalah pondasi dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku, dan
ia juga merupakan dasar dari jiwa melayani (service) dalam bisnis.50 Sifat ini sangat
dihargai dengan nilai yang tinggi, dan bahkan mencakup untuk semua sisi kehidupan.
50 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) (jakarta : Gema Insani Press, 2004) h.748
44
Dengan menyenangkan konsumen melalui sikap sopan santun berarti membuat
konsumen atau pelanggan menjadi suka dan puas terhadap pelayanan kita. Jika
konsumen atau pelanggan telah merasa puas dan nyaman terhadap pelayanan kita
maka tidak sulit bagi kita untuk mengembangkan bisnis yang kita jalankan.
3. Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang–kadang calon
pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan
perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya adalah melalui
etika yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan. Dengan etika maka pembisnis
dan karyawan akan dengan mudah untuk menggunakan mana perilaku yang benar
dan salah dalam upaya membujuk konsumen atau pelanggan menggunakan produk
tersebut. Karena itu etika bisnis merupakan pemikiran atau refleksi tentang moralitas
yang selalu berkaitan dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau
buruk, terpuji atau tercela, dan diperbolehkan atau tidak dari perilaku manusia.51
4. Mempertahankan pelanggan
Ada aggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit dari pada mencari
pelanggan. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, justru mempertahankan pelanggan
lebih mudah karena mereka sudah merasakan produk atau layanan yang kita berikan.
Untuk itu perusahaan dalam bisnis apapun (terlebih dalam usaha yang terkait dengan
pelayanan), harus benar-benar mampu memberikan pelayanan dan produk yang
51 Panji Anaroga, Manajemen Bisnis (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) h.3
45
optimal kepada konsumen.52 Terlebih lagi di era globalisasi sekarang ini dimana
perusahaan bersaing memperebutkan pangsa pasar dengan melalui berbagai cara yang
dapat menarik konsumen untuk beralih kepada produknya atau perusahaannya salah
satu cara adalah dengan mengoptimalkan pelayanan dan produknya perusahaan
tersebut.
52 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general),h.748
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah dan Tujuan Berdiri PT. Pancanata Centralindo
Bisnis merupakan bagian dari kehidupan manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup baik yang bersifat individual maupun sosial didunia dan menjadi
jembatan menuju alam yang kekal (akhirat). Namun, dalam membangun sebuah
bisnis yang kompeten dan berkualitas tidak semudah membalikkan telapak tangan
karena itu, dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan yang besar baik materil maupun
spiritual. PT. Pancanata Centralindo yang beralamat di jalan Bumi Indah no.20
Kebon Jeruk Jakarta Barat 11540 merupakan bagian dari bisnis yang bergerak dalam
bidang industri garmen. Awalnya PT. Pancanata Centralindo bernama Centralindo
adalah usaha keluarga yang didirikan pada tanggal 22 maret 1990 oleh Bapak H.
Hamidi dan Hj. Eti dengan dengan modal yang relatif kecil yaitu Rp 1.000.000 yang
pada saat itu belum berbentuk Perseroan Terbatas hanya berdagang keliling ke
berbagai pasar untuk menjajakan dagangannya dan pengelolaannya pun sangat
sederhana tanpa karyawan dan barang dagangannya pun di beli dari para grosir serta
tempat yang tidak besar yaitu 4x4 meter untuk berdagang sebagai tempat
penyimpanan barang dagang tersebut adalah rumah tinggal. Namun, seiring makin
berkembangnya zaman dan makin bertambahnya konsumen diikuti dengan
45
46
permintaan yang tinggi terhadap produk tersebut memaksa H. Hamidi untuk membeli
barang tersebut langsung dari pabriknya untuk memaksimalkan keuntungan. 1
Sejak Oktober 2006 Centralindo melakukan ekspansi bisnis dalam bidang jasa
cleaning service dan landscape serta melegalkan usahanya dengan membuat izin
usaha berbadan hukum berbentuk Perseroan Terbatas dengan Izin Usaha no.
1887/1.824.221/1206 Tanda Daftar Perusahaan no. 09.02.1.51.31995 NPWP no.
02.614.419.6-035.000 dan Pengesahaan Akte Pendirian no. W8-00707 HT.01.01-
TH.2006 dengan nilai modal dan kekayaan bersih sebesar Rp25.000.000 termasuk
kendaraan mobil kijang terbuka untuk transportasi atau pengiriman untuk wilayah
jabodetabek dan membeli 3 buah toko di Tanah Abang blok A lantai 2 Jakarta Pusat
dengan sertifikat hak milik guna.2 Saat ini PT. Pancanata Centralindo telah
memproduksi berbagai jenis pakaian celana dari mulai anak kecil, remaja dan
dewasa. PT. Pancanata Centralindo telah memiliki pekerja sekitar 250 orang yang
terdiri dari 4 mandor. Dan PT. Pancanata Centralindo sudah memiliki konsumen di
luar pulau jawa seperti Batam, padang dan Pangkal Pinang.
Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan yang bersifat
publik ataupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan tentu mempunyai suatu
tujuan sendiri-sendiri yang merupakan motivasi dari pendiriannya. Manajemen di
dalam suatu badan usaha, baik industri, niaga, dan jasa yang didorong oleh motif
1 Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Hamidi Shabri. Jakarta, 4 April 2010 2 Dokumen PT. Pancanata Centralindo yang diberikan Bapak H. Hamidi pada tanggal 4 April
2010
47
mendapatkan keuntungan (profit). Untuk mendapatkan keuntungan yang besar
manajemen haruslah diselenggarakan dengan efisien. Sikap ini harus dimiliki oleh
setiap pengusaha dan manajer di manapun mereka berada, baik dalam organisasi
bisnis, pelayanan publik, maupun organisasi sosial kemasyarakatan.
Adapun tujuan PT. Pancanata Centralindo mengeluti industri garmen antara lain
meliputi hal-hal sebagai berikut :3
1. Memperoleh penghasilan dengan keuntungan yang wajar
PT. Pancanata Centralindo pada umumnya merupakan kegiatan bisnis yang
menyangkut perdagangan barang dimana penghasilan dan keuntungan itu akan
terwujud dari adanya transaksi bisnis yang dilakukan pengelola atau pembisnis
dengan pelanggan/konsumen. Untuk memperoleh penghasilan dengan keuntungan
yang wajar PT. Pancanata Centralindo melakukan penjualan barang dengan
meperhitungkan biaya-biaya produksi yang terkait dengan produk termasuk biaya
pengiriman jika barang tersebut dikirim keluar kota.
2. Memenuhi kebutuhan manusia
Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan
kebutuhan tersier. kebutuhan manusia di antaranya dapat disediakan oleh mereka
sendiri, perusahaan-perusahaan dapat berupaya menyediakannya, sehingga
masyarakat yang tidak dapat menghasilkan sendiri dapat membeli dari perusahaan-
perusahaan tersebut. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT. Pancanata
3 Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Hamidi Shabri. Jakarta, 4 April 2010
48
Centralindo yang kegiatan utamanya memproduksi pakaian seragam sekolah untuk
memenuhi kebutuhan primer manusia.
3. Meningkatkan kemakmuran masyarakat
Karena kegiatan bisnis/perdagangan pada hakikatnya adalah ditujukan untuk
mempelancar arus barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, maka apabila
tersedia dan mudah didapat dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat, berarti
keadaan ini sudah mulai memasuki tahap kemakmuran.
Adanya permintaan produk PT. Pancanata Centralindo dari masyarakat akan
berdampak baik terhadap kelangsungan kegiatan bisnis PT. Pancanata Centralindo,
baik di bidang produksi maupun distribusi. Sebaliknya, adanya berbagai penawaran
produk PT. Pancanata Centralindo akan mempermudah masyarakat untuk dapat
memenuhi kebutuhannya. Apabila kegiatan permintaan dan penawaran berjalan
cukup seimbang, maka kemakmuran bagi masyarakat umum dan para pelaku bisnis
akan tercipta secara berkelanjutan, sehingga pembangunan ekonomi masyarakat akan
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
4. Mengusahakan pemerataan hasil
Penghasilan (termasuk keuntungan) yang diperoleh PT. Pancanata Centralindo
tidak hanya dinikmati sendiri, tetapi disalurkan kembali kepada :
1. Pemilik modal dalam PT. Pancanata Centralindo, berupa balas jasa
penyertaan atau bagian laba
2. Pengurus/pengelola PT. Pancanata Centralindo, berupa gaji, dan bonus
49
3. Pegawai/karyawan PT. Pancanata Centralindo berupa gaji, uang lembur, dan
hadiah/bonus
4. Pemerintah (Pusat dan Daerah), berupa setoran pajak dan retribusi
5. Mendorong kegiatan ekonomi lainnya
Kegiatan bisnis PT. Pancanata Centralindo yang pada pokoknya lebih banyak
terfokus pada bidang perdagangan ternyata sangat mendorong kegiatan ekonomi
lainnya. Kegiatan-kegiatan itu adalah :
1. Kegiatan lembaga perbankan dalam hal transfer pembayaran dari pelanggan
atas barang yang telah dikirim.
2. Kegiatan usaha trasportasi dalam hal biaya pengiriman barang diluar Jakarta.
3. Kegiatan usaha komunikasi telepon, faxs dan Handphone untuk konfirmasi
pemesanan barang.
4. Kegiatan usaha asuransi terhadap kerusakan barang yang dikirim diluar
kelalaian pengelola dan asuransi toko apabila terjadi kebakaran.
B. Visi dan Misi Industri PT. Pancanata Centralindo
Visi industri PT. Pancanata Centralindo adalah menjadi industri garmen
kebanggaan bangsa dan masyarakat dengan mengutamakan kepuasaan dan
kenyamanan pelanggan baik dalam maupun luar kota.
Misi industri PT. Pancanata Centralindo adalah memberikan yang terbaik kepada
pelanggan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang sesuai dengan
perkembangan zaman, menjalin kerjasama dengan siapa pun yang terkait dengan PT.
50
Pancanata Centralindo dalam rangka memperluas pangsa pasar dan jaringan
pemasaran.4
C. Proses Produksi
Dalam kegiatan produksi terdapat beberapa biaya produksi yang harus ditanggung
oleh industri PT. Pancanata Centralindo antara lain:
1. Biaya Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung adalah bahan baku yang menjadi bagian integral dari
produk jadi perusahaan dan dapat ditelusuri dengan mudah.5 Dalam proses
produksi sering dibedakan antara biaya bahan baku dengan biaya bahan
pembantu.6 Bahan baku yang digunakan PT. Pancanata Centralindo untuk
memproduksi pakaian dan celana mulai dari anak-anak sampai dewasa adalah
berbagai jenis bahan seperti, bahan katun, bahan wool dan bahan jeans dimana
bahan ini di beli dalam bentuk balan atau gulungan, benang, kancing, dan
resleting di beli perkodian. Semua bahan baku tersebut dibeli dari pabrik dan agen
langsung dengan sistem hutang.
2. Biaya Tenaga kerja
Biaya tenaga kerja adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada
tenaga kerja yang dapat dinilai dengan satuan uang atas pengorbanan yang
4 Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Hamidi Shabri. Jakarta, 4 April 2010
5 Supriyono, “Akuntansi Biaya.” Modul pada saat Mata Kuliah Akuntansi Biaya,. Hal.10
6 Dra.Moelyati, dkk, Akuntansi Biaya (Jakarta : Yudhistira,1997) h. 97
51
diberikannya untuk kegiatan produksi.7 Balas jasa dari perusahaan kepada tenaga
kerja sering disebut dengan gaji atau upah. Biaya tenaga kerja langsung adalah
biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara fisik ke dalam pembuatan produk
dan bisa pula ditelusuri dengan mudah.8 Adapun biaya tenaga kerja yang
dibayarkan PT. Pancanata Centralindo adalah untuk pembayaran gaji karyawan
bagian penjual, bagian gudang dan mandor dari para penjahit. Pembayaran upah
untuk 250 orang penjahit yang dibayarkan setiap satu minggu sekali yaitu pada
hari sabtu. Biaya lemburan untuk bagian gudang dan para penjahit apabila adanya
permintaan yang harus di segerakan atau diselesaikan.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrikasi meliputi semua biaya pabrikasi selain biaya bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung.9 Biaya overhead pabrik dalam
hubungannya dengan pembuatan produksi disebut dengan biaya tak langsung.
10Adapun biaya overhead yang dibayarkan PT. Pancanata Centralindo adalah
biaya reparasi mesin jahit dan mesin obras serta biaya penyusutan mesin jahit dan
mesin obras. Selain itu, biaya telepon dan faxs, biaya keamanan, dan biaya listrik
yang dibayarkan setiap bulannya.
D. Aspek Produksi
7 Ibid. h.123
8 Supriyono, “Akuntansi Biaya.” hal., 11
9 Ibid. hal., 12
10 Joel Ropa, Akuntansi Biaya ( Jakarta : PT. Galaxy Puspa Mega, 1996) h.78
52
Aspek produksi PT. Pancanata Centralindo adalah memproduksi berbagai jenis
bahan dalam sebuah pola untuk dijadikan pakaian dan celana yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Dari mulai bahan dalam bentuk gulungan kemudian dipotong
dan dibentuk sesuai dengan pola yang di inginkan atau dibuat untuk seterusnya dijahit
dengan mesin sesuai dengan ukuran yang ada seperti ukuran S, M, L dan XL untuk
terlihat rapi maka jahitan tersebut dipinggir-pinggirnya diberi obrasan dan untuk
celana jeans diberi bordiran di saku belakang. Setelah semua aspek produksi selesai
maka hasil produksi di masukan kedalam plastik putih, ditumpuk sesuai dengan
ukuran dan siap untuk dipasarkan.
E. Struktur Organisasi PT. Pancanata Centralindo
Dalam perusahaan atau industri struktur organisasi sangat dibutuhkan untuk
mencapai dan menciptakan manajemen yang baik dan teratur karena dengan struktur
yang baik dan teratur jalur wewenang, perintah, dan saluran informasi dapat berjalan
dengan baik. Adapun tujuan dari membentuk struktur organisasi adalah sebagai
berikut :
1. Agar setiap orang yang memangku suatu jabatan mengetahui tugas dan
kewajibannya masing–masing.
2. Dapat menjadi sumber informasi akan tugas–tugas yang dijalankan.
3. Dari struktur organisasi dapat diketahui fungsi mana yang penting dan perlu
diperhatikan secara khusus.
53
Dalam industri PT. Pancanata Centralindo terdapat komponen organisasi yang
memiliki tugas dan wewenang masing–masing sebagai berikut :
a. Director : H. Hamidi Shabri
b. Finance & Personalia : Baskoro Hadipranoto, SE
c. Operasional Proyek
1. Cleaning : a. Coordinator : Junaedi, SE b. Staff Ahli : Didi Arius, SE 2. Landscape : a. Coordinator : Abdul Azis, BAP b. Staff Ahli : Lukman Hakim, BAP c. Design Taman : Rahmatullah, BAP
d. Marketing Industri : a. coordinator : Rudi Pranoto b. Staff Ahli : Tubagus Roufiq
54
PT. PANCANATA CENTRALINDO
STRUKTUR ORGANISASI
DIRECTOR
FINANCE & PERSONALIA
LANDSCAPE OPERTION MANAGER
CLEANING OPERATION MANAGER
MARKETING MANAGER
KOORDINATOR LANDSCAPE
KOORDINATOR CLEANING
COORDINATOR MARKETING
SUPERVISOR SUPERVISOR
ADM. & LOG
LEADER ADM. & LOG.
LEADER
OPERATOR
55
1. Director mempunyai tugas dan wewenang mengawasi jalannya PT. Pancanata
Centralindo dalam upaya mewujudkan visi dan misi yang telah dibuat perusahaan
dan berhak untuk menegur dan memberhentikan karyawan yang melakukan
tindakan merugikan perusahaan.
2. Finance and Personalia mempunyai tugas dan wewenang menangani masalah
yang berkaitan dengan kegiatan operasional PT. Pancanata Centralindo yang
menyangkut kesejahteraan karyawan baik pemberian gaji, uang lembur dan
tunjangan hari raya serta pengrekrutan karyawan baru dan pemberhentian
karyawan.
3. Operasional Proyek mempunyai tugas dan wewenang menjalankan proyek yang
telah diterima PT. Pancanata Centralindo dari rekan bisnis, konsumen dan
pelanggan untuk menyelesaikan tugas tersebut sesuai waktu yang disepakati dan
bentuk barang yang dipesan. Dalam menjalankan tugasnya operasional proyek
dibantu oleh staff untuk memperingan tugas kordinator masing-masing bidang
proyek.
4. Marketing industri mempunyai tugas dan wewenang untuk memasarkan dan
mempromosikan kepada konsumen dan pelanggan untuk menggunakan produk
baik barang atau jasa yang ada pada PT. Pancanata Centralindo untuk
mengoptimalkan kuntungan perusahaan.
BAB IV
ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PT. PANCANATA CENTRALINDO
TERHADAP ETIKA BISNIS ISLAM
A. Analisis Persaingan PT. Pancanata Centralindo dengan Etika Bisnis dalam
Islam
Dalam dunia bisnis, keberhasilan dan kegagalan mengembangkan bisnis sangat
terkait erat dengan kemampuan pembisnis, modal, dan kesempatan yang diperoleh.
Untung dan rugi adalah sesuatu yang harus dihadapi. Setiap usaha memerlukan
pengorbanan moril dan materil, berbagai risiko datang menghadang silih berganti.
Dari sekian banyak perusahaan kecil yang memasuki dunia bisnis, keberhasilan dan
kegagalan akan tampak karena dunia bisnis penuh tantangan yang hanya dapat
dimasuki oleh pembisnis-pembisnis yang gigih dan pantang menyerah.
Dengan semakin banyaknya konsumen yang mempunyai kebutuhan sangat
banyak dan beragam, bukan berarti pasar akan begitu mudah terbuka bagi setiap
perusahaan, karena di pihak lain banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang mencari
peluang untuk masuk pasar. Keadaan seperti ini menuntut PT. Pancanata Centralindo
untuk mampu bersaing dalam segala kondisi dengan kemampuan yang ada. PT.
Pancanata Centralindo harus dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi
kegiatannya. Untuk itu PT. Pancanata Centralindo dituntut dapat menerapkan strategi
yang lebih unggul dari perusahaan lainnya. Adapun strategi bersaing yang digunakan
PT. Pancanta Centralindo terhadap pesaingnya adalah strategi yang mengutamakan
56
57
pada keberhasilan PT. Pancanata Centralindo dalam berinovasi terhadap produk
seperti penggunaan bordir pada saku celana sesuai tren, selalu menciptakan produk
baru yang sesuai selera konsumen seperti membuat pakaian dengan bahan yang
sesuai dengan situasi konsumen dan menggunakan kesempatan dengan sebaik-
baiknya. Kekuatan strategi ini terletak pada kemampuan PT. Pancanata Centralindo
untuk dapat melihat kondisi, tren,dan situasi lingkungan bisnis yang selalu berubah-
ubah. Perusahaan tidak hanya berkonsentrasi untuk berperan di pasar domestik, tetapi
juga harus mampu menerobos ke pasar international. Manajemen PT. Pancanata
Centralindo harus mampu meningkatkan sumberdaya manusia yang memiliki daya
saing tinggi baik pemasaran produk, jaringan kerja untuk memperluas pasar, serta
kualitas dan kuntitas produk yang tepat di perusahaan. Mengolah dana masyarakat
dan sumber lainnya secara baik untuk kemajuan perusahaan dan menunjang program
pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat. Dalam Islam selain manajemen harus
meningkatkan sumberdaya manusia yang memiliki daya saing tinggi, manajemen
juga harus meningkatkan etika atau akhlak yang sudah di gariskan oleh Allah swt
dalam berbisnis dan telah dipraktekkan oleh Rasulullah saw. Karena pada dasarnya
etika merupakan seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus
komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku dan berelasi guna mencapai dataran-
dataran atau tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat.1
Dalam menjalankan bisnis garmen PT. Pancanata Centralindo lebih
mengedepankan sumber daya manusia yang memiliki semangat dagang yang tinggi,
1 Faisal Badroen,dkk, Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta : Kencana, 2005) h.15
58
etos kerja yang tinggi dan memiliki akhlak atau etika yang baik terhadap pemimpin
maupun terhadap pelanggan dan konsumen. Dan Islam memandang etika sebagai
salah satu bagian dari sistem kepercayaan muslim yang meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia. Islam juga memberikan garis petunjuk yang bersifat operasional
dan praktis dalam aktivitas manusia termasuk dalam bisnis.2 Adapun sikap dan
perilaku yang ditanamkan oleh PT. Pancanata Centralindo terhadap karyawannya
dalam menghadapi persaingan bisnis berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
pimpinan PT. Pancanata Centralindo adalah sebagai berikut :
1. Jujur dalam Bertindak dan Bersikap
Kejujuran merupakan modal utama seseorang karyawan PT. Pancanata
Centralindo dalam melayani konsumen atau pelanggan. Kejujuran dalam berkata
tentang kualitas dan kuantitas barang tersebut jika baik bilang baik dan jika buruk
bilang buruk, berbicara, bersikap maupun bertindak kepada siapa pun baik rekan
bisnis maupun konsumen biasa. Kejujuran inilah yang akan menimbulkan
kepercayaan konsumen atas layanan yang diberikan. Jika konsumen telah merasa
puas dengan kejujuran yang diberikan karyawan PT. Pancanata Centralindo
tersebut bukan hal tidak mungkin akan membawa pengaruh positif terhadap
perkembangan dan kemajuan PT. Pancanata Centralindo.
2. Rajin, Tepat Waktu, dan Tidak Pemalas
2 Taha Jabir Al-Alwani, Bisnis Islam, Penerjemah Suharsono (Yogyakarta : AK Group,2005)
h.36
59
Seorang karyawan PT. Pancanata Centralindo dituntut untuk cekatan dalam
bekerja tanpa harus menunggu perintah dari atasan serta datang dan pulang tepat
waktu, pantang menyerah menawarkan barang dagangan terhadap konsumen
untuk meningkatkan penjualan PT. Pancanata Centralindo, selalu ingin tahu apa
yang menjadi kelebihan barang pesaing untuk memperbaiki atau meningkatkan
mutu dari barang PT. Pancanata Centralindo, tidak mudah putus asa untuk
memberikan inovasi baru terhadap kemajuan PT. Pancanata Centralindo, dan
tidak pemalas dalam arti hanya mengandalkan kemampuan orang lain untuk
mencapai kesuksesan.
3. Sopan Santun, Tutur Kata, dan Hormat
Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen selalu bersikap sopan santun
baik dalam ucapan, perilaku maupun penampilan, tutur kata dengan baik
walaupun seandainya konsumen tersebut tidak jadi membeli barang tersebut, dan
hormat kepada siapa pun dengan mendahulukan konsumen baik berbicara
maupun bertindak karena dengan begitu konsumen akan merasa dihargai .
4. Memiliki Rasa Tanggung Jawab
Karyawan PT. Pancanata Centralindo harus memiliki rasa tanggung jawab
yang tinggi terhadap pekarjaannya yaitu dengan datang tepat waktu, mengakui
kesalahan apabila memang terjadi kelalaian dalam penjualan barang atau
pencatatan barang masuk dan barang keluar, dan memberikan penjelasan kepada
konsumen atau pun atasan jika terjadi misunderstanding. Sikap tanggung jawab
60
mudah untuk diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan terlebih lagi di zaman
sekarang.
5. Rasa Memiliki Perusahaan yang Tinggi
Karyawan PT. Pancanata Centralindo harus mempunyai rasa memiliki
perusahaan yang tinggi Sehingga motivasi untuk melayani konsumen juga tinggi
dan memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan setia terhadap perusahaan baik di masa
sukses maupun di masa pailit. Untuk menumbuhkan sikap ini sangat sulit terlebih
lagi zaman modern seperti sekarang ini dimana tingkat loyalitas telah ditentukan
oleh uang bukan lagi rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
Akan tetapi etika atau perilaku yang ditanamkan PT. Pancanata Centralindo
terhadap karyawannya tidak sepenuhnya dilaksanakan, ini terbukti masih ada
karyawan yang menjual harga barang berbeda dengan harga yang telah diberlakukan
oleh pemilik perusahaan dan hal ini menunjukkan ketidak jujuran. Dan adanya
kesenjangan sosial antara pembeli dalam jumlah besar dengan pembeli dalam jumlah
kecil dalam hal fasilitas layanan.3
B. Daya Saing Pemasaran dan Jaringan kerja PT. Pancanata Centralindo
Berbicara mengenai pemasaran pada umumnya orang-orang hanya berfikir bahwa
pemasaran adalah suatu kegiatan dari perusahaan untuk mendorong penjualan. Atau
seringkali kata pemasaran diartikan sebagai upaya promosi kepada konsumen.
Sebenarnya, untuk mengetahui maksud yang sebenarnya dari pemasaran kita perlu
3 Wawancara dengan konsumen PT. Pancanata Centralindo pada tanggal 17 Mei 2010.
61
menelaah kegiatan manusia dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhannya.
Dalam hal ini tentu saja faktor keinginan dari manusia itu perlu pula kita kaji.
Menurut Irwan Dani strategi pemasaran adalah cara atau jalan yang akan digunakan
agar dapat membuat dan menjual barang atau jasa yang sesuai dengan kondisi
perusahaan dan sesuai dengan selera sasaran pembeli yang akan dituju.4 Dan menurut
prof. Umar Chapra kegiatan pemasaran suatu perusahaan yang sesuai dengan jiwa
dan nilai-nilai Islam dapat disebut pemasaran secara Islami, strategi dalam Islam
mempunyai empat dimensi yaitu melengkapi mekanisme pasar dengan filter moral,
memotivasi individu yang ikut menanggung kepentingan sosial, restrukturisasi sosio-
ekonomi dan peranan positif pemerintah. 5Oleh karena itu pemasaran dapat diartikan
segala upaya manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya
melalui proses tukar menukar yang lazim dan teratur, sehingga kedua belah pihak
yang melaksanakan pertukaran memperoleh kepuasan.
PT. Pancanata Centralindo merupakan salah satu perusahaan yang memiliki
market besar (leader market) karena hampir wilayah-wilayah besar yang ada di
Indonesia memesan barang kepada PT. Pancanata Centralindo serta selalu berinovasi
produk. Segmentasi, pasar sasaran, dan penempatan pasar PT. Pancanata Centralindo
adalah remaja dan dewasa yang selalu mengikuti trend dan mode yang sedang
berkembang dengan biaya yang mudah terjangkau, karena pilihan konsumen dan
4 Irwan Dani, Bagaimana Memperbaiki Pemasaran Usaha Anda (Jakarta : Freidrich Ebert
Stiflung, 1999) Cet, ke-1 h.30 5 M. Umar Chapra, Islami dan Pembangunan Ekonomi, penerjemah Ikhwan Abidin B
(Jakarta : Gema Insani Press, 2000) cet.ke-1 h.11
62
pasar sasaran telah jelas maka PT. Pancanata Centralindo membeli toko di tanah
abang yang merupakan pusat grosir pakaian terbesar di Asia Tenggara. Dan strategi
pemasaran PT. Pancanata Centralindo adalah lebih mengedepankan nilai-nilai moral
dan etika tanpa membedakan agama, ras maupun suku selama konsumen atau
pelanggan tersebut dapat memberikan hal yang positif bagi perkembangan PT.
Pancanata Centralindo dan strategi pemasaran PT. Pancanata Centralindo mengacu
kepada empat kebijakan pemasaran atau yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran
(marketing mix) yaitu :
1. Produk (product)
Dalam ajaran Islam semua aspek kehidupan manusia diatur dengan sempurna
termasuk dibidang ekonomi yang diantaranya adalah produk. Produk adalah
merupakan keseluruhan objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai
manfaat kepada konsumen.6 Dalam pembuatan suatu barang PT. Pancanata
Centralindo lebih memperhatikan selera konsumen, kualitas produk dan
sesuai dengan tren yang sedang berkembang seperti celana 3/4, dan celana
panjang strit. Suatu produk tidak akan mempunyai nilai jual tanpa disesuaikan
dengan selera konsumen dan perkembangan zaman. Dan PT. Pancanata
Centralindo mempertimbangkan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam produk
tersebut seperti merek, pembungkus, garansi, dan transportasi. Walaupun
telah dirancang sedemikian rupa produk tersebut untuk memuaskan konsumen
6 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Teori dan Praktek (Jakarta : Salemba Empat,
2001) h.58
63
namun, dalam kenyataannya banyak keluhan yang dirasakan oleh konsumen
terkait dengan produk PT. Pancanata Centralindo seperti barang yang dipesan
tidak sesuai dengan yang diinginkan dengan ukuran yang tidak sesuai dan
barang yang dipesan lama sampainya dan ada barang yang rusak atau cacat.7
2. Harga (price)
Harga biasanya merupakan salah satu yang sangat dipertimbangkan oleh
konsumen pada saat akan membeli suatu barang. Oleh karena itu, PT.
Pancanata Centralindo menetapkan harga yang pantas yakni harga dihitung
dari biaya produksi ditambah keuntungan yang diinginkan dan berlaku
dipasaran, sesuai dengan kualitas barang yang dipasarkan dan kuantitas
pembelian barang dalam jumlah besar atau kecil serta terjangkau oleh
konsumen dan tidak merugikan PT. Pancanata Centralindo sendiri dengan
memperhitungkan potongan harga, keuntungan pesaing, dan biaya biaya yang
dibutuhkan dalam memproduksi barang tersebut. Namun dalam kenyataannya
penetapan harga yang dilakukan PT. Pancanata Centralindo tidak sepenuhnya
menguntungkan konsumen, seperti ada konsumen yang merasa tidak puas
terhadap harga barang yang disama ratakan untuk semua ukuran walaupun
memang harga tersebut masih lebih murah terhadap barang sejenis di
7 Wawancara dengan konsumen PT. Pancanata Centralindo pada tanggal 17 Mei 2010
64
Perusahaan lain dan harga barang yang cacat di jual dengan harga yang tidak
jauh berbeda dengan harga aslinya.8
3. Tempat (place)
Untuk menyalurkan produk PT. Pancanata Centralindo kepada konsumen, PT.
Pancanata Centralindo langsung menampung produk tersebut di toko-toko
penjualan dan gudang penyimpanan. Untuk konsumen JABODETABEK yang
membeli barang dalam jumlah besar PT. Pancanata Centralindo langsung
mengirimnya dengan mobil box. Adapun konsumen diluar pulau Jawa PT.
Pancanata Centralindo mengirim barang melalui jasa pengiriman atau
expedisi.
4. Pelayanan purna jual
Pelayanan yang ditunjukan untuk memelihara hubungan baik dengan
pelanggan. Pelayanan kepada para pelanggan dalam melakukan penjualan
harus disesuaikan dengan keinginan (selera) pembeli dan situasi saat
pelanggan datang ke tempat atau situasi pada saat mendatangi pembeli di
tempat tinggalnya. 9Para pelanggan sesungguhnya adalah rekan usaha dalam
mengembangkan usaha, karena seringkali mereka akan menjadi alat yang
ampuh untuk promosi perusahaan. Untuk itu PT. Pancanata Centralindo
menerapkan strategi pemasaran pelayanan purna jual dengan memberikan
8 Wawancara dengan konsumen PT. Pancanata Centralindo pada tanggal 17 Mei 2010.
9 Atep Adya Barata, Bisnis (Bandung : CV. Armico, 1995) h.51
65
kebebasan konsumen atau pelanggan untuk menukar barang yang dibeli
apabila terdapat cacat, ukuran dan mode tidak sesuai dengan selera pembeli,
pemberiaan garansi atau ganti rugi jika barang yang dibeli dan dipesan tidak
sesuai dalam waktu tiga hari.
Strategi jaringan kerja adalah tindakan-tindakan berkaitan dengan aliansi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan yang saling berkaitan dan dapat diperbandingkan
untuk melayani kepentingan bersama dari semua mitra.10 Jaringan kerja dalam
sebuah bisnis baik besar maupun kecil sangat diperlukan guna memperkenalkan dan
meningkatkan penjualan untuk mencapai laba yang optimal. Terlebih lagi di era
globalisasi sekarang ini dimana setiap perusahaan asing bebas keluar dan masuk
suatu Negara untuk menjajakan produknya dengan harga yang lebih kompetitif.
Untuk itu tidak mudah bagi seorang pembisnis menjalankan dan mengembangkan
usahanya tanpa adanya jaringan kerja dengan perusahaan lain atau pihak-pihak
terkait. Dalam memperluas bisnisnya PT. Pancanata Centralindo menjalin kerjasama
dengan beberapa perusahaan diantaranya adalah PT. Muliaglass Float Divison, PT.
Hanyeung Jaya Garment, PT. Kharisma dan PT. Jamsostek. Bekerjasama dengan
pedagang kaki lima dalam memasarkan produk tersebut dan saling bertukar informasi
dengan sesama pedagang untuk mengetahui perkembangan produk yang sedang tren.
C. Analisis Daya Saing Harga dan Kualitas PT. Pancanata Centralindo
10 Michael A. Hitt, dkk, Manajemen Strategi : Daya saing dan Global (Jakarta : Salemba
Empat, 2002) h. 77
66
konsumen adalah sumber penghasilan utama bagi setiap pembisnis. Tanpa ada
konsumen, pembisnis bukan apa-apa. Mereka tidak akan dapat bertahan hidup dalam
usahanya jika tidak membina hubungan baik dengan calon pembeli atau pelanggan.
Dalam suasana persaingan seringkali ditemui beberapa perusahaan yang
menggunakan berbagai cara yang terkadang bersifat tidak sportif karena menyimpang
dari etika bisnis. Salah satunya adalah menjual barang dibawah harga yang berlaku di
pasar dan ini akan berdampak kepada pengusaha lain. Adapun daya saing harga PT.
Pancanata Centralindo adalah memberikan harga-harga barang secara wajar, tidak
terlalu tinggi dari harga barang sejenis di perusahaan atau toko lainnya. Harga sangat
ditentukan oleh biaya produksi, yang terdiri dari upah, biaya modal, dan biaya bahan
mentah serta efisiensi dalam proses produksi, pendapatan dan selera konsumen.11
Harga barang yang berlaku pada PT. Pancanata Centralindo mengacu pada biaya
produksi yaitu biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap PT. Pancanata
Centralindo seperti penambahan mesin jahit dan mesin obras sedangkan biaya
variabelnya seperti biaya penambahan bahan baku (bahan pakaian dan celana),
resleting, benang, dan kancing. Perhitungan biaya total untuk memproduksi suatu
barang pada PT. Pancanata Centralindo dapat ditulis sebagai berikut :
TC = FC + VC Ket : TC = Total Cost FC = Fixed Cost
11 Nopirin, Penghantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, (Yogyakarta : BPFE, 2000), cet. Ke-
6 h.197
67
VC = Variabel Cost12 Memasuki era perdagangan bebas yang memang harus dihadapi oleh semua
kalangan usahawan mau tidak mau mereka akan bersaing mengejar market share
yang pontesial di Negara ini. Tidak bisa dipungkiri, suatu produk akan berhasil
mencapai tujuannya apabila didukung keputusan-keputusan strategis yang salah
satunya adalah tingkat produksi yang tinggi dengan harga yang mudah dijangkau oleh
konsumen serta kualitas yang terbaik dan memiliki keunggulan yang kompetitif.
Akan tetapi, menjaga kualitas dalam semua bidang bisnis merupakan tugas yang berat
dan menjadi lebih sulit lagi apabila pelanggan mengubah persepsinya tentang kualitas
yang diiringi dengan perubahan dalam gaya hidup dan kondisi ekonomi secara drastis
dapat mengubah persepsi pelanggan atas kualitas.13 Daya saing kualitas yang dimiliki
PT. Pancanata Centralindo dalam mempertahankan konsumen terhadap industri baru
lebih mengutamakan keunggulan yang kompetitif yaitu melakukan pengembangan
produk lama dengan daur hidup produk agar sesuai dengan tren yang berkembang
dan produk berkualitas prima yaitu dengan membuat produk yang sesuai dengan
selera konsumen dan harganya pun terjangkau. Keunggulan kompetitif adalah segala
sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan dibandingkan
dengan pesaingnya.14 Memiliki dan menjaga keunggulan kompetitif sangat penting
12 Syahrudin, Dasar-Dasar Teori Ekonomi Mikro, ( Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1990) h.67
13 Dr. Wibowo. Manajemen kerja (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,2007) h.276
14 Fred R. David, Manajemen Strategis, penerjemah Ichsan setiyo Budi, ( Jakarta : Salemba
Empat, 2006) h.11
68
bagi PT. Pancanata Centralindo dalam upaya mempertahankan konsumen terhadap
industri lain. Menurut Juran kualitas produk adalah kecocokan pengguna produk
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.15 Dengan produk berkualitas
prima lebih mudah bagi PT. Pancanata Centralindo untuk meningkatkan volume
penjualan dan memaksimalkan keuntungan karena konsumen yang membeli produk
berdasarkan mutu, umumnya mempunyai loyalitas yang besar terhadap produk PT.
Pancanata Centralindo dibandingkan dengan konsumen yang membeli berdasarkan
orientasi harga. Normalnya, konsumen berbasis mutu akan selalu membeli produk
tersebut sampai saat produk tersebut membuat dia merasa tidak puas karena adanya
produk lain yang lebih bermutu.16 Produk merupakan salah satu unsur utama dalam
bauran pemasaran yang dapat meningkatkan volume penjualan dan memperluas
pangsa pasar. Pentingnya kualitas produk PT. Pancanata Centralindo dalam upaya
mempertahankan konsumen dan menarik konsumen dapat ditinjau dari dua sudut.
Pertama, sudut manajemen operasional, kualitas produk merupakan salah satu
kebijaksanaan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi
kepuasan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk
pesaing. Kedua, manajemen pemasaran, kualitas produk harus sesuai dengan selera
konsumen dan mampu menjangkau masyarakat kelas bawah.
15 M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005) h.2 16 Drs. Suyadi Prawirosentono, Filosofis Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu abad 21
(Jakarta : Bumi Aksara, 2000) edisi ke-2 h. 2
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi bersaing yang digunakan PT. Pancanta Centralindo terhadap pesaingnya
adalah strategi yang mengutamakan pada keberhasilan PT. Pancanata Centralindo
dalam berinovasi, selalu menciptakan produk baru yang sesuai selera konsumen dan
menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Kekuatan strategi ini terletak pada
kemampuan PT. Pancanata Centralindo untuk dapat melihat kondisi, tren, dan situasi
lingkungan bisnis yang selalu berubah-ubah.
Dalam menjalankan bisnis garmen PT. Pancanata Centralindo lebih
mengedepankan sumber daya manusia yang memiliki semangat dagang yang tinggi,
etos kerja yang tinggi dan memiliki akhlak atau etika yang baik terhadap pemimpin
maupun terhadap pelanggan dan konsumen. Adapun sikap dan perilaku yang
ditanamkan oleh PT. Pancanata Centralindo terhadap karyawannya dalam
menghadapi persaingan bisnis berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pimpinan
PT. Pancanata Centralindo adalah sebagai berikut :
1. Jujur dalam Bertindak dan Bersikap
Kejujuran merupakan modal utama seseorang karyawan PT. Pancanata
Centralindo dalam melayani konsumen atau pelanggan. Kejujuran dalam berkata
tentang kualitas dan kuntitas barang tersebut jika baik bilang baik dan jika buruk
69
70
bilang buruk, berbicara, bersikap maupun bertindak kepada siapa pun baik rekan
bisnis maupun konsumen biasa. Kejujuran inilah yang akan menimbulkan
kepercayaan konsumen atas layanan yang diberikan. Jika konsumen telah merasa
puas dengan kejujuran yang diberikan karyawan PT. Pancanata Centralindo
tersebut bukan hal tidak mungkin akan membawa pengaruh positif terhadap
perkembangan dan kemajuan PT. Pancanata Centralindo.
2. Rajin, Tepat Waktu, dan Tidak Pemalas
Seorang karyawan PT. Pancanata Centralindo dituntut untuk cekatan dalam
bekerja tanpa harus menunggu perintah dari atasan serta datang dan pulang tepat
waktu, pantang menyerah menawarkan barang dagangan terhadap konsumen
untuk meningkatkan penjualan PT. Pancanata Centralindo, selalu ingin tahu apa
yang menjadi kelebihan barang pesaing untuk memperbaiki atau meningkatkan
mutu dari barang PT. Pancanata Centralindo, tidak mudah putus asa untuk
memberikan inovasi baru terhadap kemajuan PT. Pancanata Centralindo, dan
tidak pemalas dalam arti hanya mengandalkan kemampuan orang lain untuk
mencapai kesuksesan.
3. Sopan Santun, Tutur Kata, dan Hormat
Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen selalu bersikap sopan santun
baik dalam ucapan, perilaku maupun penampilan, tutur kata dengan baik
walaupun seandainya konsumen tersebut tidak jadi membeli barang tersebut, dan
hormat kepada siapa pun dengan mendahulukan konsumen baik berbicara
maupun bertindak karena dengan begitu konsumen akan merasa dihargai .
71
4. Memiliki Rasa Tanggung Jawab
Karyawan PT. Pancanata Centralindo harus memiliki rasa tanggung jawab
yang tinggi terhadap pekarjaannya yaitu dengan datang tepat waktu, mengakui
kesalahan apabila memang terjadi kelalaian dalam penjualan barang atau
pencatatan barang masuk dan barang keluar, dan memberikan penjelasan kepada
konsumen atau pun atasan jika terjadi misunderstanding. Sikap tanggung jawab
mudah untuk di ucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan terlebih lagi di zaman
sekarang.
5. Rasa Memiliki Perusahaan yang Tinggi
Karyawan PT. Pancanata Centralindo harus mempunyai rasa memiliki
perusahaan yang tinggi sehingga motivasi untuk melayani konsumen juga tinggi
dan memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan setia terhadap perusahaan baik di masa
sukses maupun di masa pailit. Untuk menumbuhkan sikap ini sangat sulit terlebih
lagi zaman modern seperti sekarang ini dimana tingkat loyalitas telah ditentukan
oleh uang bukan lagi rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
Akan tetapi etika atau perilaku yang ditanamkan PT. Pancanata Centralindo
terhadap karyawannya tidak sepenuhnya dilaksanakan, ini terbukti masih ada
karyawan yang menjual harga barang berbeda dengan harga yang telah diberlakukan
oleh pemilik perusahaan dan hal ini menunjukkan ke tidak jujuran. Dan adanya
kesenjangan sosial antara pembeli dalam jumlah besar dengan pembeli dalam jumlah
kecil dalam hal fasilitas layanan. Barang yang dipesan terkadang tidak sesuai dengan
yang diinginkan dengan ukuran yang tidak sesuai dan barang yang dipesan lama
72
sampainya dan ada barang yang rusak atau cacat. Adanya ketidak puasan terhadap
harga barang yang disama ratakan untuk semua ukuran walaupun memang harga
tersebut masih lebih murah terhadap barang sejenis di Perusahaan lain dan harga
barang yang cacat di jual dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan harga aslinya.
strategi pemasaran PT. Pancanata Centralindo adalah lebih mengedepankan nilai-
nilai moral dan etika tanpa membedakan agama, ras maupun suku selama konsumen
atau pelanggan tersebut dapat memberikan hal yang positif bagi perkembangan PT.
Pancanata Centralindo dan strategi pemasaran PT. Pancanata Centralindo mengacu
kepada empat kebijakan pemasaran atau yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran
(marketing mix).
Dalam memprluas bisnisnya PT. Pancanata Centralindo menjalin kerjasama
dengan beberapa perusahaan diantaranya adalah PT. Muliaglass Float Divison, PT.
Hanyeung Jaya Garment, PT. Kharisma dan PT. Jamsostek. Bekerjasama dengan
pedagang kaki lima dalam memasarkan produk tersebut dan saling bertukar informasi
dengan sesama pedagang untuk mengetahui perkembangan produk yang sedang tren.
Daya saing harga PT. Pancanata Centralindo adalah memberikan harga-harga
barang secara wajar, tidak terlalu tinggi, dan tidak lebih tinggi dari harga barang
sejenis di perusahaan atau toko lainnya. Harga sangat ditentukan oleh biaya produksi,
yang terdiri dari upah, biaya modal, dan biaya bahan mentah serta efisiensi dalam
proses produksi, pendapatan dan selera konsumen.
Daya saing kualitas yang dimiliki PT. Pancanata Centralindo dalam
mempertahankan konsumen terhadap industri baru lebih mengutamakan keunggulan
73
yang kompetitif yaitu melakukan pengembangan produk lama dengan daur hidup
produk agar sesuai dengan tren yang berkembang dan produk berkualitas prima yaitu
dengan membuat produk yang sesuai dengan selera konsumen dan harganya pun
terjangkau.
Saran
1. Dalam persaingan PT. Pancanata Centarlindo harus bisa membedakan yang mana
teman atau rekan bisnis dan mana lawan atau pesaing karena dalam bisnis teman
bisa menjadi lawan dan lawan bisa menjadi teman.
2. PT. Pancanata Centralindo harus lebih keras dalam upaya memasarkan produk-
produknya karena produk tidak akan mempunyai daya guna seandainya
konsumen tidak membelinya.
3. PT. Pancanata Centralindo harus meningkatkan kualitas produknya dengan
memperhatikan mutu dari produk tersebut dengan harga yang terjangkau untuk
semua golongan masyarakat.
74
Daftar Pustaka
Abdad, M. Zaidi. Lembaga Perekonomian Umat Bisnis. Bandung : Angkasa. 2003.
Ahmad, Mustaq. Etika Bisnis Islam. Jakarta : Pustaka Kautsar.2003.
Ahmad Baradja, ibn Umar. Akhlaq Libanin. Surabaya. 1954.
Akram Kha, Muhammad. Ajaran Muhhammad saw Tentang Ekonomi : Kumpulan Hadits-Hadist pilihan Tentang Ekonomi. Jakarta : PT. BMI. 1996.
Alma, Buchari. Penghantar Bisnis. Bandung : Alfabeta. 1998.
Al-Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh al-Islam Wa adillatuh. Damaskus : Dar al-Fikr. 1989. juz 4
Al-Alwani, Taha Jabir. Bisnis Islam. Penerjemah Suharsono. Yogyakarta. AK Group.
2005.
Amin, Ahmad. Etika (Ilmu Akhlak) diterjemahkan oleh Farid Ma’ruf, Jakarta : PT. Bulan Bintang.1995.
Antonio, M. syafi’i. Muhammad saw dan Etika bisnis. KIPSEI,1. Novenber. 2001.
Bank Syariah Teori dan Praktek. Jakarta. Gema Insani Press.
2001. Anaroga, Panji. Manajemen Bisnis. Jakarta. Rineka Cipta. 2000. Mahmoeddin, AS. Etika Bisnis dan Perbankan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 1994 cet. Ke-1. Bahreisj. Huseein. 450 Masalah Agama Islam. Surabaya. 1980. Barata, Adya Atep. Bisnis. Bandung. Armico.1995 . Chapra, M. Umar. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Penerjemah Ikhwan Abidin B.
Jakarta. Gema Insani Press. Cet. Ke-1.
75
David, R. Fred. Manajemen Strategis. Diterjemahkan Ichsan Setiyo Budi. Jakarta. Salemba Empat. 2006. edisi ke-10.
Dani, Irwan. Bagaimana Memperbaiki Pemasaran Usaha Anda. Jakarta. Freidrich
EbertStiflung. 1999. cet.ke-1. h. 30
Dirgantoro, Crown. Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis. Jakarta : PT. Grasindo.2002.
Islahi, DR.A.A penerjemah Thayib, H. Anshari. Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyah.
Surabaya : Bina Ilmu. 1997. Dr. Wibowo. Manajemen Kerja. Jakarta. 2007. PT. RajaGrafindo Persada.
Gandamiharja, Mariani. Kaizen. Jakarta : CV. Teruna Grafica. 1996.
Hafidhudin, Didin, dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah dalam Praktek. Jakarta.
2003. Gema Insani Press. Harahap, Sofyan Syafri. Auditing Dalam Perspektif Islam. Jakarta. 2008.
Herlambang, Tedy. Ekonomi Manajerial dan Strategi Bersaing. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2002.
Hidayati, Nia. “Bagaimana Menghadapi Kompetisi dan Persainagan”. artikel
diakses pada tanggal 19April 2010 dari http://persaingan.com/2010/02/28/ Bagaimana Menghadapi Kompetisi dan Persainagan.html.
Hitt A, Michael. Manajemen Strategis : Daya saing dan Globalisas. Jakarta. Salemba
Empat. 2002.
Hosen, M. Nadratuzzaman, dkk. Khutbah Jum’at Ekonomi Syari’ah. Jakarta : PKES. 2008.
Imam Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid Qurtubi (ibnu
Rusyd al-Hafid). Bidayatul Mujtahid. (Daruul Kitab al-Islamiyah), juz.1. Supranto, J. Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan. Jakarta : Rineka Cipta.
2000.
76
Pamoentjak, K. ST. dan Ichsa, Achmad. Seluk–Beluk dan Teknik perniagaan. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. 1981. cet. Ke- 21.
Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. 2007.
Karim, Adiwarman. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. 2007.
Kartajaya, Hermawan dan Syakirsula, Muhammad. Syariah Marketing. Bandung : PT. Mizan Pustaka. 2006.
Keraf, A. Sonny. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta : Kansius.
1998. Edisi baru.
Kotler, Philip. Analisis Persaingan. diterjemahkan oleh Hermawan, Ancella Anitawati. Jakarta : Salemba Empat. 2000.
Kotler dan Armstrong. Dasar – Dasar Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia. 2004.
Kuncoro, Mudrajad. Strategi bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta.
Erlangga. 2005. Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Teori dan Praktek. Jakarta. Salemba
Empat. 2001. Nasution, M.N. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor. Ghalia Indonesia. 2005. Maribun, B.N. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.2003. Moelyati. Akuntansi Biaya. Jakarta. Yudhistira.1997. Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosda
Karya. 2002.
Muhammad. Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta : BPFE. 2004.
Muhammad dan Fauroni R. Lukman. Visi Al–Qur’an. Jakarta : Salemba Diniyah.2002.
Nasrudin, Indo yama dan Fauzan, Hemmy. Penghantar Bisnis dan Manajemen. Jakarta : UIN Jakarta Press. 2006.
77
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. 2003.cet.ke-5.
Noer, Rosita S. Menggugah Etika Bisnis Orde Baru. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 1998.
Nopirin. Penghantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta. 2000. cet. Ke-6. Prawirosentono, Suyadi. Filosofis Baru tentang Manajemen Mutu Abad 21. Jakarta
Bumi Aksara. 2000. edisi ke-2
Penghantar Bisnis Modern. Jakarta : PT. Bumi Aksara.2002.
Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : Gema Insani Press. 1997.
Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam. Jakarta : Rabbani Press.2001.
David. R, Fred. Manajemen Strategis. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.2004.
Ropa, Joel, dkk. Akuntansi Biaya. Jakarta : PT. Galaxy Puspa Mega. 1995.
Rusin, M. Rusaini. Balai penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Jakarta :
IAIN Syarif Hidayatullah. 1996. Satyanugraha, Heru. Etika Bisnis Prinsip dan Aplikasi. Jakarta : LPFE. 2003. cet.
Ke1. Syahrudin. Dasar-Dasar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta. 1990. Syakir Sula, Muhammad. Asuransi Syariah. Jakarta. Gema Insani Press. 2004.
Sholikul Hadi, Muhammad. Pegadaian Syariah. Jakarta : Salemba Diniyah. 2003.
Suma, Muhammad Amin. Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan
Islam. Jakarta : Kholam Publising. 2008. cet. Ke-1 . Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Majmu’atul Fatawa. Penerjemah Ahmad Syaikhu.
Jakarta : Darul Haq. 2007.
78
Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. 1993.
Yusuf, Yopie. Analisa Kredit. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.2008.
Yusanto, M. Ismail dan Wijayakusuma, M. Karebet. Mengapai Bisnis Islami. Jakarta : Gema Insani Press. 2002.
Yuliana, ULF Treni. “Analisis Sistem Waralaba dilihat dari Transaksi Bisnis Syariah. Studi pada Bank Langgar Cabang Rawamangun.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Univesitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.