190
i PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODELTEAMS GAMESTOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 ANDONG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh: NURUL HIDAYAH NIM 111-14-037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4343/1/nurul.pdf · Bapak Jaka Santosa, M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Andong, Kabupaten

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    MATERI KHULAFAURRASYIDIN MELALUI PEMBELAJARAN

    KOOPERATIF MODELTEAMS GAMESTOURNAMENT (TGT)

    PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 ANDONG

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S. Pd)

    Oleh:

    NURUL HIDAYAH

    NIM 111-14-037

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • ii

  • 1

    PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    MATERI KHULAFAURRASYIDIN MELALUI PEMBELAJARAN

    KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

    PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 ANDONG

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S. Pd)

    Oleh:

    NURUL HIDAYAH

    NIM 111-14-037

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • 2

  • 3

  • 4

  • 5

    MOTTO

    Artinya: “Dan Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah

    itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-

    orang yang usahanya dibalasi dengan baik”

    Q.S. Al-Isra’:19

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini

    penulis persembahkan untuk :

    1. Bapak dan Ibuku tersayang, Bapak Aris Sarminto dan Ibu Lasmini yang selalu

    membimbingku, memberikan doa, nasehat, kasih sayang, waktu, tenaga dan motivasi

    dalam kehidupanku.

    2. Adik-adikku Muhammad Mudzakkir dan Triana Kamilia Latifah atas dukungan yang

    tidak ada hentinya kepadaku.

    3. Sahabat-sahabat tercinta, Ida Risqi Afita, Astri Wahyuningsih, Ririn Sukasih, Villa

    Shofa Zain, Nurul Fatimah, Hanifah, Dwi Indah Setiyani yang memberikan motivasi

    kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

    4. Keluarga Besar Forum Komunikasi Mahasiswa Boyolali (FKMB) Salatiga.

    5. Teman-teman PPL IAIN Salatiga tahun 2017 di MA Al-Bidayah Bandungan.

    6. Teman-teman KKN IAIN Salatiga tahun 2018 posko 60, dusun Ngleban, desa

    Klewor, kecamatan Kemusu, kabupaten Boyolali.

  • 6

    7. Teman-teman sebimbingan yang selalu bertukar informasi.

    8. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.

  • 7

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-

    Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW

    yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

    Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama

    Islam materi Khulafaurrasyidin melalui pembelajaran kooperatif model Teams Games

    Tournament (TGT)pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong Tahun Pelajaran

    2017/2018.” ini, untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana

    Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik

    tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan

    terima kasih kepada :

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI.

    4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

    membimbing saya dari semester awal sampai saat ini, yang meluangkan waktu

    untuk bimbingan akademik, dengan penuh kesabaran.

    5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

    arahan dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.

    6. Bapak, Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu

    dan bimbinganya kepada penulis.

  • 8

    7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material kepada saya

    .

    8. Bapak Jaka Santosa, M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Andong, Kabupaten

    Boyolali, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

    9. Bapak Sarjono, S.Ag. selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP

    Negeri 2 Andong yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

    10. Kepada seluruh siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolaliyang

    telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

    11. Sahabat dan teman–teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang bersama-sama

    dan saling memberikan dukungan.

    Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu

    penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para

    pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis hanya bisa

    berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis

    pada khususnya.

    Salatiga, 10 September 2018

    Penulis,

    Nurul Hidayah

    111-14-037

  • 9

    ABSTRAK

    Hidayah, Nurul. 2018. Peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi

    Khulafaurrasyidin melalui pembelajaran kooperatif model Teams Games

    Tournament (TGT) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong tahun pelajaran

    2017/2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama

    Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

    Kata Kunci: Prestasi Belajar, Pembelajaran Kooperatif model Teams Games Tournament

    (TGT)

    Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan

    Agama Islam materi Khulafaurrasyidin pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong

    Kabupaten Boyolali. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah

    apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament

    (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi

    Khulafaurrasyidin pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong Tahun Pelajaran

    2017/2018, Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan

    penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak dua siklus.

    Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melaui dua siklus yaitu siklus I dan siklus

    II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

    refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan

    dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai

    hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

    Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan pembelajaran

    kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar

    Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin. Peningkatan prestasi belajar ditandai

    dengan nilai siswa yang mencapai KKM sebesar 65, yakni pada pra siklus nilai dari 32

    siswa diketahui hanya 6 siswa yang tuntas. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 19

    siswa yang tuntas. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 30 siswa tuntas

    serta adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada siklus I sebesar 59,37% dan

    siklus II sebesar 93,75%. Selain itu, pembelajaran ini juga dapat meningkatkan perhatian

    dalam pembelajaran, keaktifan, dan kerjasama siswa. pada siklus 1 diketahui sejumlah 20

    siswa memperhatikan pembelajaran kemudian meningkat menjadi 27 siswa pada siklus II.

    Sejumlah 7 siswa akif bertanya pada siklus 1 meningkat menjadi 15 siswa pada siklus II.

    Sejumlah 7 siswa aktif dalam games tournament meningkat menjadi 28 siswa. Sejumlah

    15 siswa mampu bekerjasama dengan siswa lain pada siklus 1 meningkat menjadi 26

    siswa pada siklus II.

  • 10

    DAFTAR ISI

    SAMPUL

    LEMBAR BERLOGO

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

    KATA PENGANTAR....................................................................................................... vi

    ABSTRAK ...................................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Penelitian ................................................. 6

    F. Definisi Operasional ....................................................................................... 7

    1. Prestasi Belajar ........................................................................................ 7

    2. Pendidikan Agama Islam ......................................................................... 8

  • 11

    3. Pembelajaran Kooperatif ........................................................................ 9

    4. Teams Games Tournament (TGT) ............................................................ 9

    G. Metode Penelitian ......................................................................................... 10

    1. Rancangan Penelitian .............................................................................. 10

    2. Subjek Penelitian ..................................................................................... 11

    3. Langkah-Langkah Penelitian .................................................................... 12

    4. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 13

    5. Instrumen Penelitian ............................................................................... 14

    6. Analisis Data ............................................................................................ 15

    H. Sistematika Penulisan .................................................................................... 15

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori .................................................................................................... 17

    1. Prestasi Belajar

    a. Belajar ............................................................................................... 17

    b. Prestasi Belajar.................................................................................. 20

    2. Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................................. 28

    b. Fungsi Pendidikan Agama Islam ..................................................... 29

    c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..................................................... 30

    d. Materi PAI Kelas VII Semester Genap ............................................. 30

    3. Pembelajaran Kooperatif

    a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif.........................................46

    b. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif.............................................48

  • 12

    c. Keuntungan penggunaan pembelajaran

    kooperatif...................................................................................49

    d. Teams Games Tournament (TGT) ............................................50

    B. Kajian Pustaka ......................................................................................56

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Andong ..................................................... 60

    1. Profil Sekolah ........................................................................................... 60

    2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ................................................................. 60

    3. Keadaan Siswa ......................................................................................... 62

    4. Keadaan Guru .......................................................................................... 62

    5. Sarana dan Prasarana .............................................................................. 63

    6. Subjek Penelitian ..................................................................................... 63

    7. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 65

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

    1. Perencanaan Tindakan ............................................................................ 66

    2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................................. 67

    3. Pengamatan/Observasi ........................................................................... 69

    4. Refleksi .................................................................................................... 72

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

    1. Perencanaan Tindakan ............................................................................ 72

    2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................................. 73

    3. Pengamatan/Observasi ........................................................................... 76

    4. Refleksi .................................................................................................... 78

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  • 13

    A. Deskripsi Hasil Penelitian

    1. Deskripsi Pra Siklus .................................................................................. 80

    2. Deskripsi Data Siklus I .............................................................................. 83

    3. Deskripsi Data Siklus II ............................................................................. 86

    B. Pembahasan ................................................................................................... 88

    1. Siklus I ...................................................................................................... 89

    2. Siklus II ..................................................................................................... 94

    3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.............................100

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan..........................................................................................101

    B. Saran....................................................................................................102

    DAFTAR PUSTAKA......................................................................................103

    LAMPIRAN

  • 14

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Andong ................................................... 62

    Tabel 3.2data Jumlah Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Andong ............................. 62

    Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Andong .................................. 63

    Tabel 3.4 Daftar Responden Siswa Kelas VII B ............................................................ 63

    Tabel 3.5 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus 1 ................................................. 69

    Tabel 3.6 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus 1 ................................................. 70

    Tabel 3.7 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II .................................................. 75

    Tabel 3.8 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II ................................................ 76

    Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian murni SMP Negeri 2 Andong ..................................... 79

    Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I .................................................................................... 81

    Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II ................................................................................... 84

    Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus .......................................................... 85

    Tabel 4.5 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus I .................................................. 87

    Tabel 4.6 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus I ................................................... 88

    Tabel 4.7 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus II ................................................. 92

    Tabel 4.8 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II .................................................. 93

    Tabel 4.9 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ............................................... 96

  • 15

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 11

  • 16

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

    Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

    Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

    Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I

    Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II

    Lampiran 6 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I

    Lampiran 7 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II

    Lampiran 8 Nilai Ulangan Harian Pendidikan Agama Islam Kelas VII B

    Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus I

    Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siklus II

    Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I

    Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II

    Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus I

    Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Siklus II

    Lampiran 15 Daftar Hadir Siswa Siklus 1

    Lampiran 16 Daftar Hadir Siswa Siklus 1

    Lampiran 17 Profil Sekolah

    Lampiran 18 Lembar Konsultasi

    Lampiran 19 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

    Lampiran 20 Surat Pengantar Lembaga

    Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian

    Lampiran 22 Daftar Nilai SKK

    Lampiran 23 Daftar Riwayat Hidup

  • 17

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan suatu rencana untuk membentuk generasi

    penerus bangsa dalam suasana pembelajaran dengan memberikan ilmu

    pengetahuan, agar tercapai kemampuan, spiritual keagamaan, kecerdasan,

    kepribadian, akhlak mulia, serta pengendalian diri. Undang-Undang

    Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka

    1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

    secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

    mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

    Negara (Rusman, 2015:71).

    Menurut Kastolani (2014: 56), belajar adalah tahapan perubahan

    perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya

    berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dan latihan yang

    diperkuatnya. Hasil akhir dari sebuah pembelajaran adalah adanya prestasi

    baik berupa prestasi dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan tingkah

    laku.

  • 18

    Menurut Poerwodarminto dalam Mila Ratnawati, yang dimaksud

    dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan

    oleh seseorang. Sedangkan prestasi belajar itu sendiri diartikan sebagai

    prestasi yang dicapai oleh seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan

    dicatat dalam buku rapor sekolah (Eva, 2013: 387). Prestasi belajar ini

    dapat dilihat dari penguasaan peserta didik terhadap materi mata pelajaran

    yang ditempuhnya. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian

    tindakan kelas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

    hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan

    ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-

    Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan

    pengalaman (Majid, 2012: 11). Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam bukan hanya bertujuan mengenalkan dan mengajarkan

    pengetahuan mengenai agama, tetapi juga bagaimana menanamkan nilai-

    nilai agama dalam diri siswa sehingga agama tidak hanya sebatas

    pengetahuan melainkan dapat diterapkan dalam kehidupan.

    Umumnya dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

    guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam

    penyampaian materi. Metode ceramah dilakukan dengan penyajian materi

    melalui penjelasan lisan guru kepada peserta didiknya. Aktivitas peserta

    didik dalam pembelajaran yang menggunakan metode ini hanya

  • 19

    menyimak sambil sesekali mencatat (Sutikno, 2014 : 40). Hal ini sering

    menyebabkan siswa bosan dan pada akhirnya tidak memperhatikan.

    Bahkan dengan hanya menggunakan metode ceramah ini mengakibatkan

    siswa cenderung kurang tertarik, dan bahkan kurang termotivasi dalam

    mengikuti pembelajaran. Agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan, guru perlu memahami dan

    menguasai keterampilan yang dapat mendukung kegiatan belajar

    mengajar. Selain itu guru juga dituntut memiliki berbagai kompetensi yang

    dibutuhkan oleh siswa, antara lain menguasai materi yang diajarkan,

    mampu memilih metode yang tepat untuk mendukung berlangsungnya

    pembelajaran.

    Berdasarkan hasil observasi penulis pada hari senin tanggal 08

    Januari 2018 terhadap pelaksanaan dan hasil pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam di SMP Negeri 2 Andong kabupaten Boyolali, ditemukan

    beberapa permasalahan, diantaranya: pertama, pembelajaran selama ini

    masih cenderung monoton dan belum divariasikan dengan metode lain

    yang lebih variatif. Hal ini mengakibatkan aktivitas peserta didik rendah

    dan pasif. Kedua, hasil belajar peserta didik masih rendah, hal ini

    dibuktikan dari hasil evaluasi belajar kelas VII B, dari 32 siswa hanya 6

    siswa yang mendapatkan nilai diatas 65 sebagai kriteria kelulusan

    minimum (KKM). Artinya, hanya 18,75% siswa kelas VII B yang

    melampaui nilai KKM yang telah ditetapkan.

  • 20

    Pada penelitian ini akan meneliti lebih jauh lagi mengenai materi

    Khulafaurrasyidin yang termasuk dalam kategori sejarah, dan dirasa

    sangat memerlukan waktu yang banyak untuk memahami materi tersebut.

    Sehingga siswa cenderung malas untuk membaca dan mudah lupa. Untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya dapat dilakukan berbagai

    upaya memperbaiki program pembelajaran, khususnya dalam penggunaan

    metode pembelajaran. Agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

    materi Khulafaurrasyidin menjadi pembelajaran yang aktif dan

    menyenangkan, salah satunya dapat dilaksanakan dengan penerapan

    metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

    Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

    merupakan pertandingan permainan tim akademik yang fokus pada

    komposisi kelompok pada level kemampuan saja. Setiap siswa

    ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari beberapa siswa yang

    berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian, masing-

    masing kelompok memiliki komposisi anggota yang sebanding (Huda,

    2011: 117). Dengan pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu belajar

    dengan menyenangkan dan membangun kerjasama antar sesama anggota

    kelompok sehingga mampu memahami materi dengan baik. Mengingat

    dalam Teams Games Tournament (TGT) terdapat unsur kompetisi untuk

    mengumpulkan skor sebanyak-banyaknya maka hal ini dapat

    menumbuhkan motivasi belajar siswa yang akan berdampak pada nilai

    hasil belajar siswa.

  • 21

    Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

    judul: “Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam materi

    Khulafaur Rasyidin melalui Pembelajaran Kooperatif Model Teams

    Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

    Andong Tahun Pelajaran 2017/2018.”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

    penelitian ini adalah: Apakah Pembelajaran Kooperatif model Teams

    Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan

    Agama Islam materi Khulafaur Rasyidin pada siswa kelas VII SMP Negeri

    2 Andong kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam materi

    Khulafaur Rasyidin melalui pembelajaran kooperatif model Teams Games

    Tournament (TGT) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong kabupaten

    Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat menambah khazanah

    ilmiah mengenai bidang pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

    khususnya penerapan pembelajaran kooperatif model Teams Games

  • 22

    Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar sehingga dapat

    digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti berikutnya.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Siswa

    1) Meningkatkan hasil belajar siswa.

    2) Melalui model pembelajaran yang inovatif, memudahkan siswa

    dalam memahami materi pembelajaran dari guru.

    b. Bagi Guru

    1) Dapat meningkatkan profesionalisme guru mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam.

    2) Dapat menjadikan kreatifitas guru dalam menyajikan

    pembelajaran.

    3) Dapat memperoleh model pembelajaran yang tepat dalam

    menyajikan materi pembelajaran.

    c. Bagi Sekolah

    Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan

    sumbangan atau masukan positif dan menjadi alternatif media

    pembelajaran PAI sehingga mampu meningkatkan kualitas sekolah

    sebagai lembaga pendidikan di masyarakat.

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara atas masalah

    yang diteliti dan bersifat teoritis. Hipotesis didasarkan atas kerangka

  • 23

    berpikir, yang berisikan pernyataan sebagai jawaban masalah

    penelitian yang diatasi dengan tindakan penelitian. Karena hipotesis

    dapat menghubungkan teori yang relevan dengan kenyataan yang ada

    atau fakta, atau dari kenyataan dengan teori yang relevan (Sukardi,

    2011: 41). Jadi, suatu hipotesis akan diterima jika disertai dengan

    fakta-fakta yang membenarkan.

    Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis tindakan dalam

    penelitian ini adalah “Jika pembelajaran kooperatif model Teams

    Games Tournament (TGT) diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam materi Khulafaur Rasyidin maka hasil belajar siswa

    kelas VII di SMP Negeri 2 Andong tahun pelajaran 2017/2018 dapat

    ditingkatkan”.

    2. Indikator Keberhasilan

    Penelitian yang baik harus memiliki indikator keberhasilan untuk

    dijadikan alat ukur dalam menentukan keberhasilan penelitian.

    Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Presentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus

    sebelumnya ke siklus berikutnya dengan Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM) 65.

    b. Pemahaman siswa berdasarkan tes siklus dikatakan meningkat

    apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan

    jumlah siswa yang tuntas pemahaman dari siklus sebelumnya ke

    siklus selanjutnya dengan kriteria 85% dari total siswa dalam kelas.

  • 24

    F. Definisi Operasional

    1. Prestasi Belajar

    Winkel (2009: 57) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan

    perubahan dalam bidang kognitif, bidang sensorik-motorik, bidang

    dinamik-afektif (Linda dan Putu, 2015: 326). Belajar tidak hanya

    penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan

    kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial,

    macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.Prestasi

    belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang

    diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa

    selama waktu tertentu (Tiara Ernita, 2013: 973). Jadi, Prestasi belajar

    adalah suatu perubahan kemampuan siswa yang mencakup ranah

    kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh dari pengalaman

    belajar selama waktu tertentu.Dalam penelitian ini, prestasi belajar

    adalah nilai yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengerjakan

    tes yang diberikan oleh guru dan selanjutnya dibuktikan dengan nilai

    hasil evaluasi.

    2. Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

    hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam

    mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

  • 25

    Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

    latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2012: 11).

    Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah

    pendidkan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa

    bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah

    selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan

    mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara

    menyeluruh serta menjadikan ajaran agama itu sebagai suatu

    pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di

    dunia maupun di akhirat kelak (Daradjat, 2000:86)

    Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan

    terencana yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta

    didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam

    melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan untuk mencapai

    tujuan yang diinginkan.

    3. Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran

    kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus

    didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-

    kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung

    jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan

    pembelajaran anggota-anggota yang lain (Huda, 2011:29).

    4. Teams Games Tournament (TGT)

  • 26

    Teams Games Tournament (TGT) adalah model pembelajaran

    kooperatif yang dilakukan dengan memainkan permainan dengan

    anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor

    tim mereka (Trianto, 2009:83).Model ini melibatkan seluruh siswa

    tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor

    sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement (Shoimin,

    2014:203)

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dalam pendekatan Penelitian Tindakan

    Kelas (PTK). Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

    Research (CAR), yang artinya kegiatan penelitian yang dilakukan di

    kelas. Arikunto (2010: 130) menjelaskan pengertian PTK secara lebih

    sistematis. Pertama, penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu

    objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

    memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

    mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Kedua,

    tindakan merupakan gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan

    terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK gerakan ini dikenal

    dengan siklus-siklus untuk kegiatan peserta didik. Ketiga, kelas adalah

    tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu

    bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari ketiga

    pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian

  • 27

    tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap

    kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

    kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010 : 18).

    Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses

    pembelajaran secara terus menerus. Penelitian tindakan kelas

    dilaksanakan secara berkesinambungan dimana setiap siklus

    mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya

    merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Penelitian ini

    direncanakan dalam dua siklus, tiap siklus memuat empat tahap, yaitu:

    perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut ini

    merupakan tahapan pelaksanaan siklus PTK ( Suyadi : 2010: 50 ).

    Gambar 1.1 Model Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan PTK

    Perencanaan

    Refleksi Pelaksanaan

    Pengamatan

    Perencanaan

    Pengamatan

    Refleksi

    ?

    SIKLUS I

    SIKLUS II Pelaksanaan

  • 28

    2. Subjek Penelitian

    Subjek yang dikenai penelitian yaitu peserta didik kelas VII SMP

    Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018,

    yaitu kelas VII B yang beranggotakan 32 siswa yang terdiri dari 13

    putra dan 19 putri.

    3. Langkah-Langkah Penelitian

    Penelitian ini rencananya akan dilakukan dalam 2 siklus. Dari

    masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan, dan refleksi.

    a. Perencanaan

    Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar

    Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin melalui

    pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT)

    Melalui pembelajaran tersebut diharapkan siswa tertarik sehingga

    tidak bosan selama proses pembelajaran. Selanjutnya, untuk

    mencapai tujuan tersebut dilakukan perencanaan sebagai berikut:

    1) Menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

    2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

    3) Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses

    pembelajaran yang relevan. Misalnya menyediakan papan

    tulis, spidol, penghapus papan tulis, buku, serta media lainnya.

  • 29

    4) Membuat instrumen observasi dan lembar evaluasi

    pembelajaran.

    b. Pelaksanaan

    Pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung sesuai Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.

    c. Pengamatan

    Peneliti mengamati proses pelaksanaan untuk mengetahui sejauh

    mana keberhasilan yang dicapai dalam upaya meningkatkan hasil

    belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

    Khulafaurrasyidin. Dalam proses ini peneliti mengumpulkan data yang

    berkaitan dengan perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran,

    selanjutnya data tersebut dijadikan bahan refleksi. Data tersebut berupa

    data hasil observasi terhadap guru dan siswa pada saat proses

    pembelajaran berlangsung.

    d. Refleksi

    Tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah tindakan yang

    dilakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak selain itu

    sebagai bahan acuan untuk merancang perencanaan selanjutnya untuk

    memperbaiki kelemahan pada siklus sebelumnya.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian

    tindakan kelas ini yaitu:

    a. Observasi

  • 30

    Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek

    dari sitematika fenomena yang diselidiki. (Sukandarrumidi, 2012

    : 69).

    b. Tes

    Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab,

    harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang

    yang dites. Tes pada umumnya dimaksudkan untuk mengukur

    aspek-aspek perilaku manusia, seperti aspek pengetahuan

    (kognitif), aspek sikap (afektif), maupun aspek keterampilan

    (psikomotor). Hal yang hendak diukur adalah tingkat penguasaan

    peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan

    (Sudaryono, 2012: 101-102). Tes digunakan untuk mengetahui

    hasil belajar siswa pada setiap siklusnya, seingga dapat diketahui

    tingkat ketuntasan belajar siswa.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

    peneliti gunakan untuk mengumpulkan foto kegiatan

    pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

    model Teams Games Tournamen (TGT).

    5. Instrumen Penelitian

    a. Tes tertulis/soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

    siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang terkait

    dengan materi Khulafaurrasyidin.

  • 31

    b. Lembar Observasi, pada lembar observasi ini yang diamati yaitu

    kinerja guru pada saat proses pembelajaran melalui pembelajaran

    kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) dan observasi

    terhadap siswa dalam mengikuti pelajaran.

    6. Analisis Data

    Analisis data adalah analisis yang telah terkumpul guna

    mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian

    untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Analisis data

    dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes

    formatif pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang

    terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan hasil

    belajar yang dicapai siswa. Hal ini untuk membuktikan hipotesis

    tindakan maka hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk

    menghitung ketuntasan klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara

    klasikal mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan. Rumus untuk

    menghitung persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut

    (Daryanto, 2011: 192):

    × 100%

    H. Sistematika Penulisan

    Skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian

    inti, dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari: sampul, lembar

    berlogo, judul skripsi, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

  • 32

    pertanyaan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar,

    abstrak, daftar gambar, dan daftar tabel.

    Pada bagian inti terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

    BAB 1 Pendahuluan

    Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis,

    definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika

    penulisan.

    BAB II Kajian Pustaka

    Pada bab ini membahas tentang definisi prestasi belajar,

    Pendidikan Agama Islam, materi Khulafaur Rasyidin, dan

    metode Teams Games Tournament (TGT).

    BAB III Pelaksanaan Penelitian

    Bab ini berisi tentang gambaran umum SMP Negeri 2 Andong,

    deskripsi pelaksanaan siklus 1, dan deskripsi pelaksanaan

    siklus II.

    BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    Pada bab ini membahas tentang deskripsi per siklus dan

    pembahasan.

    BAB V Penutup

    Pada bab meliputi simpulan dari seluruh pembahasan dalam

    skripsi dan saran.

  • 33

    Pada bagian akhir dilengkapi daftar pustaka, lampiran-lampiran

    dan daftar riwayat hidup.

  • 34

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Prestasi Belajar

    a. Belajar

    1) Pengertian belajar

    Pengertian belajar menurut bahasa adalah berusaha

    memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah

    laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman

    (Nurochim, 2013: 6). Pengertian belajar dapat kita temukan

    dalam berbagai sumber atau literatur. Burton, dalam sebuah

    buku “The Guidance of Learning Activities”, merumuskan

    pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri

    individu berkat adanya interaksi antara individu dengan

    individu dan individu dengan lingkungannya (Aunurrahman,

    2016: 35).

    Adapun Menurut Morgan dan kawan-kawan (1986) belajar

    adalah perubahan tingkah laku dan relatif tetap dan terjadi

    sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan

    kawan-kawan ini senada dengan apa yang dikemukakan para

    ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang

    dapat menyebabkan perubahan tingkah laku.

  • 35

    Belajar adalah suatu aktivitas yang yang dilakukan oleh

    seseorang dengan sengaja dan dalam keadaan sadar untuk

    memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru

    sehingga memungkinkan seseorang tersebut berubah

    perilakunya, dan perubahan tersebut relatif tetap baik dalam

    berpikir, merasa, maupun bertindak (Susanto, 2013: 4).

    Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

    belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil

    interaksi antara individu dengan lingkungan.

    2) Ciri-ciri belajar

    Berdasarkan berbagai pengertian tersebut di atas dapat

    disimpulkan bahwa belajar memiliki ciri-ciri (Nurochim, 2013:

    7-8) sebagai berikut:

    a) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan

    tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan

    (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

    b) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan

    menetap.

    c) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus

    dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan

    lingkungan.

  • 36

    d) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh

    pertumbuhan fisik/kedewasaan, tidak karena kelelahan,

    penyakit atau pengaruh obat-obatan.

    3) Prinsip-prinsip belajar

    Menurut Soekamto dan Winataputra (1997) dalam buku

    Baharuddin dan Wahyuni (2008: 16) di dalam tugas

    melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu

    memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:

    a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar,

    bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak

    aktif.

    b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat

    kemampuannya.

    c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat

    penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan

    selama proses belajar.

    d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang

    dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih

    berarti.

    e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia

    diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas

    belajarnya.

  • 37

    b. Prestasi belajar

    1) Pengertian Prestasi Belajar

    Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai

    seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar

    bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang

    dicatat pada setiap akhir semester di dalam buki laporan yang

    disebut rapor (Eva, 2013: 387).

    Sedangkan Winkel (2009: 57) menjelaskan bahwa prestasi

    belajar merupakan perubahan dalam bidang kognitif, bidang

    sensorik-motorik, bidang dinamik-afektif, dan mengakibatkan

    manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Linda dan

    Putu, 2015: 326).

    Menurut Suryabrata (2006: 297) prestasi belajar sebagai

    nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan

    oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa

    selama waktu tertentu. Menurut Muhibbin (2010: 102) prestasi

    belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-

    kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang

    Tiara Ernita, 2013: 973)

    Jadi, prestasi belajar adalah suatu kemampuan atau

    kecakapan yang dicapai dalam bidang kognitif, psikomotorik

    dan afektif dari proses belajar dalam waktu tertentu.

    2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

  • 38

    Menurut Sumadi Suryabrata dan Shertzer dan Stone dalam

    Winkle, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi

    belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua

    bagian (Eva, 2013: 388-392), yaitu faktor internal dan faktor

    eksternal:

    a) Faktor Internal

    Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa

    yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat

    dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

    (1) Faktor fisiologis

    Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud

    adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan

    panca indera.

    (a) Kesehatan badan

    Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa

    perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan

    tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi

    penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan

    program studinya. Dalam upaya memelihara

    kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan

    pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar

    metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga

    untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat

  • 39

    meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan

    olahraga yang teratur.

    (b) Panca indera

    Berfungsinya panca indera merupakan syarat

    dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik.

    Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara

    panca indera itu yang paling memegang peranan

    dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini

    penting, karena sebagian besar hal-hal yang

    dipelajari oleh manusia dipelajari melalui

    penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian,

    seorang anak yang memiliki cacat fisik atau

    bahkan cacat mental akan menghambat dirinya

    didalam menangkap pelajaran, sehingga pada

    akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di

    sekolah.

    (2) Faktor psikologis

    Ada banyak faktor psikologis yang dapat

    mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain

    adalah :

    (a) Intelligensi

    Pada umumnya, prestasi belajar yang

    ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat

  • 40

    dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa.

    Menurut Binet, hakikat inteligensi adalah

    kemampuan untuk menetapkan dan

    mempertahankan suatu tujuan, untuk

    mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka

    mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan

    diri secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi

    ini sangat mempengaruhi prestasi belajar

    seorang siswa, di mana siswa yang memiliki

    taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih

    besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih

    tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf

    inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan

    memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun

    bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa

    dengan taraf inteligensi rendah memiliki

    prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya.

    (b) Sikap

    Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang

    percaya diri merupakan faktor yang

    menghambat siswa dalam menampilkan prestasi

    belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan, sikap

    adalah kesiapan seseorang untuk bertindak

  • 41

    secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap

    siswa yang positif terhadap mata pelajaran di

    sekolah merupakan langkah awal yang baik

    dalam proses belajar mengajar di sekolah.

    (c) Motivasi

    Menurut Irwanto, motivasi adalah penggerak

    perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong

    seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena

    adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan

    dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam

    belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan

    menurut Winkle, motivasi belajar adalah

    keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

    yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

    menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

    dan yang memberikan arah pada kegiatan

    belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh

    siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan

    faktor psikis yang bersifat non intelektual.

    Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah

    atau semangat belajar, siswa yang termotivasi

    kuat akan mempunyai banyak energi untuk

    melakukan kegiatan belajar.

  • 42

    b) Faktor Eksternal

    Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-

    hal lain di luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi

    belajar yang akan diraih, antara lain adalah:

    (1) Faktor lingkungan keluarga

    (a) Sosial ekonomi keluarga

    Dengan sosial ekonomi yang memadai,

    seseorang lebih berkesempatan mendapatkan

    fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku,

    alat tulis hingga pemilihan sekolah.

    (b) Pendidikan orang tua

    Orang tua yang telah menempuh jenjang

    pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan

    dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-

    anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai

    jenjang pendidikan yang lebih rendah.

    (c) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara

    anggota keluarga

    Dukungan dari keluarga merupakan suatu

    pemacu semangat berpretasi bagi seseorang.

    Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung,

    berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak

    langsung, seperti hubugan keluarga yang harmonis.

  • 43

    (2) Faktor lingkungan sekolah

    (a) Sarana dan prasarana

    Kelengkapan fasilitas sekolah seperti papan

    tulis, OHP akan membantu kelancaran proses

    belajar mengajar di sekolah. Selain itu bentuk

    ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar

    sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar

    mengajar.

    (b) Kompetensi guru dan siswa

    Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam

    meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana

    tanpa disertai kinerja yang baik dari para

    penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang

    siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi

    dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan

    tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang

    berkualitas, yang dapat memenuhi rasa ingin

    tahunya, hubungan dengan guru dan teman-

    temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan

    memperoleh iklim belajar yang menyenangkan.

    Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-

    menerus meningkatkan prestasi belajarnya.

    (c) Kurikulum dan metode mengajar

  • 44

    Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara

    memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode

    pembelajaran yang lebih interaktif sangat

    diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran

    serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito

    Wirawan menyatakan bahwa faktor yang paling

    penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar

    dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin

    tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi

    senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa

    akan cenderung tinggi, palingtidak siswa tersebut

    tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.

    (3) Faktor lingkungan masyarakat

    (a) Sosial budaya

    Pandangan masyarakat tentang pentingnya

    pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan

    pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih

    memandang rendah pendidikan akan enggan

    mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung

    memandang rendah pekerjaan guru/pengajar.

    (b) Partisipasi terhadap pendidikan

    Bila semua pihak telah berpartisipasi dan

    mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari

  • 45

    pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran)

    sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan

    lebih menghargai dan berusaha memajukan

    pendidikan dan ilmu pengetahuan.

    2. Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-

    ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap

    anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat

    memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama

    Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan

    agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi

    keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat

    kelak (Daradjat, 2011: 86).

    Menurut Abdul Majid (2014:11) Pendidikan Agama Islam

    adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik

    untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,

    bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

    Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis,

    melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan

    pengalaman.

    Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan

    terencana yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta

  • 46

    didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam

    melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan untuk mencapai

    tujuan yang diinginkan.

    b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi

    sebagai berikut (Majid, 2014: 15-16):

    1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

    peserta didik kepada Allah swt.

    2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari

    kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

    3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

    lingkungan hidup baik lingkungan fisik maupun lingkungan

    sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran

    agama Islam.

    4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

    kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta

    didik dalam keyakinan, pemahaman, dan mengalaman ajaran

    dalam kehidupan sehari-hari.

    5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

    lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat

    membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya

    menuju manusia Indonesia seutuhnya.

  • 47

    6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

    (alam nyata dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.

    7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

    bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tesebut dapat

    berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

    dirinya sendiri dan bagi orang lain.

    c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah

    bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan

    melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

    pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

    sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam

    hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk

    dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

    (Majid, 2014: 16).

    d. Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Semester Genap

    1) Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

    Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian

    1. Menghayati perjuangan dan kepribadian sebagai

    penerus strategi

    perjuangan dan

    kepribadian al-Khulafa

    al-Rasyidin dalam

    menegakkan risalah

    Allah swt.

    1.1 Meyakini bahwa al-Khulafa ar-Rasyidin

    adalah orang-orang yang

    dimuliakan Allah.

    1.2 Meyakini bahwa al-Khulafa ar-Rasyidin

    adalah orang-orang yang

    wajib untuk diteladani

    2. Meneladani perilaku terpuji al-Khulafa ar-

    Rasyidin

    2.1 Meneladani perilaku terpuji al-Khulafa ar-

    Rasyidin

  • 48

    2.2 Mengajak teman untuk meneladani perilaku

    terpuji al-Khulafa ar-

    Rasyidin baik di sekolah

    maupu di lingkungan

    rumah.

    3. Memahami sejarah perjuangan dan

    kepribadian al-Khulafa

    ar-Rasyidin

    3.1 Menjelaskan riwayat al-Khulafa ar-Rasyidin

    3.2 Menyebutkan jasa-jasa al-Khulafa ar-Rasyidin

    4. Menyajikan strategi perjuangan dan

    kepribadian al-

    Khulafaur Ar-Rasyidin.

    4.1 Menyebutkan contoh perilaku terpuji al-Khulafa

    ar-Rasyidin dalam

    kehidupan sehari-hari.

    4.2 Mengidentifikasikan nilai-nilai keteladanan sifat

    terpuji yang dimiliki oleh

    al-Khulafa ar-Rasyidin.

    2) Materi Khulafaurrasyidin

    Tugas manusia dalam penciptaanya di muka bumi ini

    adalah sebagai khalifah. Sesuai Firman Allah dalam Q.S.

    Al-Baqarah:30:

    Artinya: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para

    Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

    khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau

    hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

    membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

    Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau

    dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya

    aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S. al-

    Baqarah:30).

  • 49

    Terkait kata khalifah dalam ayat tersebut Ahmad Mustafa

    Al-Maraghi menafsirkan(khalifah pada makna yang lain yaitu

    pengganti Allah atau peminpin bagi manusia yang lain).

    Sedangkan Al-Imam Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi memaparkan

    makna khalifah adalah suatu kaum yang sebagiaanya

    menggantikan sebagian yang lain silih berganti, abad demi

    abad, dan dari generasi kegenerasi (Ahmad Fuadi, 2016: 355).

    Rasulullah wafat tanpa meninggalkan wasiat kepada

    seseorang untuk meneruskan kekhalifahan. Sekelompok orang

    berpendapat bahwa Abu Bakar lebih berhak atau kekhalifahan

    karena Rasulullah meridhainya dalam hal-hal agama dengan

    menyuruhnya mengimami sholat jama’ah selama beliau sakit.

    Oleh karena itu, mereka menghendaki supaya Abu Bakar

    menjadi khalifah. Kelompok yang lain berpendapat bahwa

    orang yang paling berhak atas kekhalifahan adalah dari

    kalangan ahlul bait, yaitu Abdullah bin Abbas atau Ali bin Abi

    Thalib. Masih ada yang berpendapat bahwa yang paling berhak

    atas kekhalifahan adalah salah seorang dari kaum Quraisy yang

    termasuk kaum Muhajirin periode pertama. Selain itu,

    kelompok lainnya lagi berpendapat bahwa yang paling berhak

    atas kekhalifahan adalah kaum Anshor.

    Masalah suksesi mengakibatkan suasana politik umat Islam

    menjadi sangat tegang padahal semasa hidupnya, Nabi

  • 50

    bersusah payah dan berhasil membina persaudaraan sejati yang

    kokoh diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshor.

    Dilambatkannya pemakaman jenazsh beliau menggambarkan

    betapa gawatnya krisis suksesi itu. Ada tiga golongan yang

    bersaing ketat dalam perebutan kepemimpinan ini, yaitu kaum

    Anshor, kaum Muhajirin, dan keluarga Hasyim.

    Dalam pertemuan di balai pertemuan bani Saidah di

    Madinah, kaum Anshor mencalonkan Sa’ad bin Ubadah,

    pemuka Khazraj. Selain itu, kaum muhajirin mendesak Abu

    Bakar sebagai calon karena dipandang yang paling layak untuk

    mengganikan nabi. Dipihak lain, terdapat sekelomook orang

    yang menghendaki Ali bin Abi Thalib karena nabi telah

    menunjuk secara terang-terangan sebagai penggantinya,

    disamping ia adalah menantu dan kerabat nabi.

    Masing-masing golongan merasa paling berhak menjadi

    pengurus nabi. Namun berkat tindakan tegas dari Umar bin Al-

    Khaththab dan Abu Ubaidah berupa intervensi mereka

    persatuan umat menjadi lemah. Akhirnya, dengan semangat

    ukhuwah Islamiyah terpilihlah Abu Bakar. Ia adalah orang

    Quraisy yang merupakan pilihan ideal karena sejak dulu

    menjadi kelompok as-sabiqun al-awwalun dan memiliki gelar

    Ash-Siddiq (Samsul Munir, 2014: 47-48).

  • 51

    Sepeninggal Rasulullah ada empat orang pengganti Nabi.

    Mereka adalah para pemimpin yang adil dan benar. Mereka

    menyelamatkan dan mengembangkan dasar-dasar tradisi dari

    sang Nabi bagi kemajuan Islam dan umatnya, oleh karena itu,

    para khalifah sesudah Nabi memperoleh gelar Al-Khulafa’ Ar-

    Rasyidin atau para khalifah yang mendapat bimbingan (Samsul

    Munir, 2014: 48-68). Para khalifah tersebut antara lain:

    a) Abu bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/632-634 M)

    Nama lengkap Abu Bakar adalah Abdullah bin Abi

    Quhafa At-Tamimi. Abu Bakar lahir pada tahun 573 M

    dari sebuah keluarga terhormat di Mekah dua tahun satu

    bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw.

    Abu Bakar diberi gelar oleh Rasulullah saw. “as-

    siddiq”, artinya yang benar. Ketika itu, Rasulullah saw

    melakukan Isra’ Mi’raj, yaitu melakukan perjalanan

    malam dari masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil

    Aqsa di Palestina dan naik ke langit sampai ke Sidratul

    Muntaha dalam waktu sepertiga malam. Pada peristiwa

    itu Rasulullah saw diberi tugas oleh Allah berupa sholat

    lima kali sehari semalam. Ketika berita itu disampaikan

    kepada orang-orang kafir Mekah, serentak orang-orang

    kafir Mekah tidak mempercayainya, bahkan mereka

    menganggap bahwa nabi Muhammad saw melakukan

  • 52

    kebohongan. Akan tetapi, Abu Bakar langsung

    membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi tersebut.

    Abu Bakar as-Siddiq termasuk as-sabiqun al-

    awwalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam.

    Ketika ia masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya

    dikorbankan untuk membela agama Islam yang pada

    saat ini masih belum berkembang. Dengan kegigihan

    dan keuletannya, beliau setia mendampingi Nabi

    Muhammad saw mau hijrah, ia tetap setia

    mendampinginya, meskipun rintangan yang

    dihadapinya sangat berat.

    Abu Bakar diangkat menjadi khalifah sepeninggal

    Rasulullah. Terpilihnya Abu Bakar telah menyadarkan

    umat untuk bersatu dalam melanjtkan tugas mulia Nabi.

    Menyadari bahwa kekuatan kepemimpinannya

    bertumpu pada umat, hal yang menjadi perhatian

    khalifah adalah merealisasikan keinginan Nabi yang

    hampir tidak terlaksanakan, keinginan Nabi itu adalah

    mengirimkan ekspedisi ke perbatasan Syiria dibawah

    pimpinan Usamah untuk membalas pembunuh ayahnya,

    Zaid, dan kerugian yang diderita oleh umat Islam dalam

    perang Mu’tah. Sebagai sahabat yang menentang keras

    rencana ini, tetapi khalifah tidak perduli. Nyatanya

  • 53

    ekspedisi itu sukses dan membawa pengaruh positif

    bagi umat Islam, khususnya dalam membangkitkan

    kepercayaan diri yang nyaris pudar.

    Wafatnya Nabi mengakibatkan beberapa masalah

    bagimasyarakat muslim. Orang-orang Arab yang lemah

    imannya menyatakan murtad. Mereka menolak

    berbai’at kepada khalifah yang baru dan bahkan

    menentang agama Islam. Mereka menggap bahwa

    perjanjian dengan Islam menjadi batal dengan

    sendirinya apabila Muhammad meninggal.

    Oleh sebab itu, tidak mengherankan banyaknya

    suku Arab yang melepaskan diri dari ikatan agama

    Islam. Mereka adalah orang-orang yang baru memasuki

    agama Islam. Belum cukup waktu bagi Nabi dan para

    sahabatnya untuk mengajari mereka prinsip-prinsip

    keimanan.

    Dalam memerangi kaum murtad, banyak penghafal

    Al-Quran yang tewas. Hal ini membuat Umar menjadi

    cemas. Oleh karena itu, ia menasehati Abu Bakar untuk

    membuat mushaf Alquran. Mulanya khalifah ragu

    melakukannya, karena hal ini tidak dilakukan pada

    zaman Nabi. Akan tetapi Abu Bakar kemudian setuju

    dan menugaskan Zaid bin Tsabit. Menurut Jalaluddin

  • 54

    As-Suyuti, pengumpulan Alquran ini termasuk salah

    satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar.

    Peperangan melawan para pengacau meneguhkan

    Khalifah Abu Bakar sebagai penyelamat Islam. Ia

    berhasil menyelamatkan Islam dari kekacauan dan

    membuat agama itu kembali memperoleh kesetiaan dari

    seluruh jazirah Arab.

    Sesudah memulihkan ketertiban di dalam negeri,

    Abu Bakar mengalihkan perhatian untuk memperkuat

    perbatasan dengan wilayah Persia dan Romawi Timur.

    Upaya ini pada akhirnya menyebabkan peperangan

    melawan dua kerajaan itu.

    Ketika pasukan Islam telah meraih beberapa

    kemenangan yang dapat memberikan kemenangan

    selanjutnya, Khalifah Abu Bakar meninggal dunia. Ia

    meninggal pada hari Senin tanggal 23 Agustus 634.

    Sebelumnya ia sakit dan terbaring di tempat tidur

    selama 15 hari. Usianya 63 tahun dari kekhalifahannya

    berlangsung selama 2 tahun, 3 bulan, dan 11 hari.

    b) Umar bin Al-Khaththab (13-23 H/634-644 M)

    Nama lengkap Umar bin Al-Khaththab adalah Umar

    Bin Al-Khaththab bin Nufail. Ia merupakan keturunan

    Abdul Uzza Al-Quraisy dari suku Adi, salah satu suku

  • 55

    yang terpandang mulia. Umar dilahirkan di Mekah

    empat tahun sebelum kelahiran Nabi. Ia ikut

    memelihara ternak ayahnya dan berdagang hingga ke

    Syiria. Ia juga dipercaya oleh suku Quraisy untuk

    berunding dengan suku-suku lain apabila ada masalah.

    Umar masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian.

    Ia menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi dan

    dijadikan sebagai tempat rujukan oleh beliau mengenai

    hal-hal yang penting.

    Setelah Rasulullah wafat, Umar dapat memecahkan

    masalah rumit tentang siapa yang berhak menggantikan

    beliau dalam memimpin umat. Dengan terpilihnya Abu

    Bakar, ia pun menjadi penasihat dan tangan kanan

    khalifah. Sebelum meninggal dunia, Abu Bakar telah

    menunjuk Umar bin Al-Khaththab untuk menjadi

    penerusnya.

    Umar menjadi khalifah karena Abu Bakar

    menunjuknya. Akan tetapi hal itu sebenarnya melalui

    musyawarah di mana Abu Bakar merekomendasikan

    Umar lalu selanjutnya diserahkan kepada umat. Adapun

    sebelum merekomendasikan Abu Bakar berkonsultasi

    dengan beberapa sahabat, antara lain Abdurrahman bin

    Auf dan Utsman bin Affan.

  • 56

    Umar bin Kaththab mendapat gelar Amir Al-

    Mu’minah (pemimpin orang-orang beriman)

    sehubungan dengan penaklukan-penaklukan yang

    berlangsung pada masa pemerintahannya.

    Ketika para pembangkang di negeri telah dikikis

    habis oleh Khalifah Abu Bakar, era penaklukan pun

    dimulai. Belum genap satu tahun memerintah, Umar

    telah berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam.

    Pada tahun 635 Masehi, Damaskus ditundukkan.

    Setahun kemudian seluruh wilayah Syiria jatuh ke

    tangan kaum muslimin setelah pertempuran hebat di

    Lembah Yarmuk, di sebelah timur anak Sungai

    Yordania. Pasukan Romawi yang terkenal kuat itu

    tunduk kepada pasukan Islam.

    Dari Syiria, pasukan kaum muslim melanjutkan ke

    Mesir dan membuat kemenangan-kemenangan di

    wilayah Afrika bagian utara. Bangsa Romawi telah

    menguasai Mesir sejak tahun 30 SM dan menjadikan

    wilayah subur itu sebagai sumber pemasok gandum

    yang terpenting.

    Dengan jatuhnya Iskandariah maka sempurnalah

    penaklukan atas Mesir. Ibu kota negeri itu dipindahkan

  • 57

    ke kota baru yang bernama Fustat yang dibangun oleh

    Amr bin Al-Ash pada tahun 20 H.

    Pusat kekuasaan Islam di Madinah mengalami

    perkembangan yang amat pesat, bersamaan dengan

    keberhasilan ekspansi di atas. Khalifah Umar telah

    berhasil membuat dasar-dasar pemerintahan untuk

    melayani tuntutan masyarakat baru yang terus

    berkembang. Umar mendirikan dewan-dewan,

    membangun baitul mal, mencetak mata uang,

    membentuk kesatuan tentara untuk melindungi daerah

    tapal batas, mengatur gaji, mengangkat hakim-hakim,

    dan melakukan hisbah.

    Khalifah Umar juga meletakkan prinsip-prinsip

    demokratis dalam pemerintahannya dengan

    membangun jaringan pemerintah sipil yang sempurna.

    Khalifah Umar dikenal bukan saja pandai menciptakan

    peraturan-peraturan baru, ia juga memperbaiki dan

    mengkaji ulang kebijakan yang telah ada demi

    tercapainya kemaslahatan umat.

    Pada tanggal 1 Muharram 23 Hijriyah (644 M),

    seorang budak persia yang bernama Feroz atau Abu

    Lu’lu’ah tiba-tiba menikam Khalifah yang akan

    mendirikan sholat subuh di Masjid Nabawi. Ia terluka

  • 58

    parah dan sakit selama tiga hari. Dari atas

    pembaringannya, ia mengangkat komisi pemilih yang

    akan memilih penggantinya. Setelah tiga hari, Khalifah

    Umar wafat. Ia memerintah selama 10 tahun 6 bulan,

    dan 4 hari.

    c) Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)

    Nama lengkap Utsman bin Affan adalah Utsman bin

    Affan bin Abdil Ash bin Umaiyah bin Abdi Syams bin

    Abdi Manaf. Ia berasal dari suku Quraisy. Ibunya

    bernama Arwa binti Kuraiz dari Bani Abdi Syams.

    Utsman lahir di Thaif, enam tahun setelah Tahun Gajah.

    Ia memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar dan

    menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi. Ia sangat

    kaya, tetapi sangat bersahaja. Sebagian besar

    kekayaannya digunakan untuk kepentingan Islam.

    Utsman bin Affan mendapat julukan zunnur’ain

    yang berarti pemilik dua cahaya. Julukan ini didapat

    karen Utsman telah menikahi putri kedua dan ketiga

    Rasulullah, yaitu Ruqayah dan Ummu Kulsum. Utsman

    bin Affan tidak segan-segan mengeluarkan

    kekayaannya untuk kepentingan agama dan masyarakat

    umum. Ia membeli sumur yang jernih airnya dari

    seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang setara

  • 59

    dengan dua setengah kilogram emas pada waktu itu.

    Sumur itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum.

    Utsman juga memberi bantuan untuk memperluas

    Masjid Madinah dan membeli tanah di sekitarnya. Ia

    mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda,

    ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang

    Tabuk yang nilainya sama dengan sepertiga biaya

    ekspedisi tersebut. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,

    Utsman juga pernah memberikan gandum yang

    diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum

    miskin yang menderita di musim kering (Ahsan, 2016:

    178).

    Disamping itu, ia meriwayatkan 150 hadits. Seperti

    halnya Umar, Utsman naik menjadi khalifah melalui

    proses pemilihan. Bedanya, Umar dipilih atas

    penunjukan langsung, sedangkan Utsman diangkat atas

    penunjukan tidak langsung, yaitu melewati majelis

    Syura yang dibentuk oleh Umar menjelang wafatnya.

    Khalifah Umar mencalonkan enam orang, yaitu

    Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair

    bin Awwam, Sa’ad binAbi Waqash, dan Abdullah.

    Setelah melalui sidang, majelis syura akhirnya memberi

    mandat kekhalifahan kepada Utsman bin Affan. Maka

  • 60

    pemerintahannya adalah yang terlama, yaitu 12 tahun.

    Meskipun demikian, tidak seluruh masa

    pemerintahannya baik dan sukses, terlebih lagi enam

    tahun terakhir yang merupakan masa terburuk.

    Pada masa-masa awal dari pemerintahannya,

    Utsman melanjutkan kesuksesan para pendahulunya,

    terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan. Daerah-

    daerah strategis yang sudah dikuasai Islam, seperti

    Mesir dan Irak, terus dilindungi dengan melakukan

    serangkaian ekspedisi militer yang direncanakan secara

    cermat di semua lini. Di Mesir, pasukan muslim

    diinstruksikan untuk memasuki Afrika Utara. Salah satu

    pertempuran penting disitu adalah Dzat As-Sawari

    (peperangan tiang kapal) yang terjadi di Laut Tengah,

    dekat kota Iskandariah. Pasukan Islam dibawah

    pimpinan Abdullah bin Abi Sarah melawan pasukan

    Romawi dibawah peimpinan kaisar Konstantin.

    Karya monumental Utsman yang dipersembahkan

    kepada umat Islam adalah penyusunan Al-Quran.

    Penyusunan ini untuk mengakhiri perbedaan dalam

    membaca Al-Quran. Selama pengiriman ekspedisi

    militer ke Armenia dan Azerbaijan, terdapat perbedaan

  • 61

    dalam membaca Al-Quran di kalangan tentara muslim

    yang direkrut dari Syiria dan Irak.

    Upaya penyusunan Al-Quran diketuai oleh Zaid bin

    Tsabit. Adapun hal pertama yang dilakukan dewan

    penyusunan adalah mengumpulkan tulisan-tulisan Al-

    Quran yang diantaranya disimpan oleh Hafshah, Istri

    Nabi saw. Selanjutnya, dewan membuat beberapa

    salinan naskah Al-Quran untuk dikirimkan ke berbagai

    wilayah sebagai pedoman yang benar untuk masa

    selanjutnya. Setelah melewati masa-masa yang

    gemilang, pada paruh terakhir masa kekuasaannya,

    Khalifah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan

    di dalam negeri.

    d) Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)

    Nama lengkap Abi bin Abi Thalib adalah Ali bin

    Abi Thalib bin Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi

    Manaf bin Qushay. Ali dilahirkan oleh pasangan

    Fatimah binti Asad dan Abu Thalib.

    Pada usia remaja setelah wahyu turun, ali banyak

    belajar langsung dari Rasulullah. Beliau selalu dekat

    Nabi karena menjadi anak angkatnya dan berlanjut

    menjadi menantunya. Didikan langsung Nabi kepada

    Ali dalam semua aspek ilmu Islam menggemblengnya

  • 62

    menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan

    sabar.

    Sebagaimana khalifah Umar bin Khatab, Ali bin

    Abi Thalib sebagai khalifah terakhir juga memiliki sifat

    yang sama, cerdas dan tegas. Proses pergantian

    Khalifah dari Utsman bin Affan ke Ali bin Abi Thalib

    mengalami hambatan. Dalam situasi genting seperti ini,

    Ali bin Abi Thalib tampil dengan tegas sehingga dapat

    menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang

    timbul, inilah kepiawaian Khalifah Ali bin Abi Thalib

    (Ahsan, 2016: 179).

    Ali bin Abi Talib diangkat menjadi khalifah yang

    keempat menggantikan khalifah Utsman bin Affan.

    Tugas pertama yang dilakukan oleh Khalifah Ali adalah

    menghidupkan cita-cita Abu Bakar dan Umar, yaitu

    menarik kembali semua tanah dan hibah yang telah

    dibagikan Utsman kepada kaum kerabatnya. Ali juga

    segera menurunkan semua gubernur yang tidak

    disenangii rakyat. Selanjutnya, Uman bin Hanif

    diangkat menjadi gubernur Bashrah, menggantikan

    Abdullah, Gubernur Syiria, Mu’awiyah, juga diminta

    meletakkan jabatan. Akan tetapi, ia menolak perintah

    Ali, bahkan tidak mengakui kekhalifahannya.

  • 63

    Oposisi terhadap khalifah secara terang-terangan

    dimulai oleh Aisyah, Thalhah, dan Zubair. Mereka

    sepakat menuntut Khalifah untuk segera menghukum

    pembunuh Utsman. Tuntutan yang sama juga diajukan

    oleh Mu’awiyah dan bahkan ia memanfaatkan peristiwa

    itu untuk menjatuhkan legalitas kekuasaan Ali. Ia

    membangkitkan kemarahan rakyat. Selain itu,

    Mu’awiyah menganggap bahwa Ali yang mendalangi

    pembunuhan Utsman, jika Ali tidak dapat menemukan

    dan menghukum pembunuh yang sesungguhnya.

    Tuntutan mereka tidak dapat dikabulkan oleh Ali.

    Pertama, ia harus memulihkan ketertiban di dalam

    negeri. Kedua, menghukum para pembunuh bukanlah

    perkara mudah, Khalifah Utsman dibunuh oleh

    pemberontak dari Mesir, Bashrah, dan Kufah.

    Pada 17 Ramadhan 40 Hijriah (660 M) Khalifah Ali

    terbunuh. Pembunuhnya adalah Ibnu Muljam, ia berasal

    dari golongan khawarij yang sangat fanatik. Pada

    tanggal 20 Ramadhan 40 Hijriah (660 M), masa

    pemerintahan Khalifah Ali berakir.

    3. Pembelajaran Kooperatif

    a. Pengertian Pembelajaran kooperatif

  • 64

    Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah

    pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan

    kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan

    kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2009:

    37).

    Menurut Suyadi (2013: 61), model pembelajaran kooperatif

    adalah belajar kelompok. Kelompok disini merupakan rangkaian

    kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam

    kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

    pembelajaran yang telah dirumuskan.

    Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran

    kelompok yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta

    didik, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan

    sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang

    lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Cooperative learning

    dapat merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar

    berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan

    pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka

    pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang

    dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki

    banyak kelemahan (Suyadi, 2013: 62).

    Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat

    disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

  • 65

    pembelajaran dengan sistem kelompok untuk mencapai tujuan

    pembelajaran yang telah ditentukan serta berfokus pada

    kemampuan berfikir dan bersosialisasi.

    b. Ciri-ciri pembalajaran kooperatif

    Pembelajarn kooperatif suatu sistem yang didalamnya

    terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen

    pembelajaran kooperatif (Sugiyanto, 2009: 40-41) adalah:

    1) Saling ketergantungan positif

    Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana

    yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan.

    Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud

    dengan saling ketergantungan positif.

    2) Interaksi tatap muka

    Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka

    dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog.

    3) Akuntabilitas individual

    Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudkan dalam

    belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui

    penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara

    individual. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil

    belajar semua anggotanya. Penilaian kelompok yang

    didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota

  • 66

    kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan

    akuntabilitas individual.

    4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

    Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan

    terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,

    berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi

    orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat

    dalam menjadin hubungan antar pribadi tidak hanya

    diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan.

    c. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

    Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif (Sugiyanto,

    2009: 43) diantaranya adalah:

    1) Meningkatkan kepekaan dan ketakwaan sosial

    2) Memungkinkan para siswa saling belajar menegenai sikap,

    ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-

    pandangan

    3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial

    4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai

    sosial dan komitmen

    5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois

    6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga

    masa dewasa

  • 67

    7) Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk

    memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan

    dan dipraktekkan

    8) Meingkatkan rasa saling percaya kepada sesamaa manusia

    9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan

    situasi dari berbagai perspektif

    10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

    dirasakan lebih baik

    11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang

    perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normat atau cacat,

    etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.

    d. Teams Games Tournament (TGT)

    Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe

    atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,

    melibatkan aktivitas seluruh siswa sebagai tutor sebaya dan

    mengandung unsur permainan dan reinforcement (Nurochim,

    2013: 67).

    Teams Games Tournament (TGT) dikembangkan oleh

    Slavin dan rekan-rekannya. Penerapan TGT dalam hal komposisi

    kelompok umumnya fokus hanya pada level kemampuan saja.

    Teknis pelaksanaannya adalah setiap siswa ditempatkan dalam satu

    kelompok yang terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah,

    sedang, dan tinggi. Setiap anggota ditugaskan untuk mempelajari

  • 68

    materi terlebih dahulu bersama dengan anggota-anggota yang lain,

    lalu mereka diuji secara individual melalui game akademik. Nilai

    yang mereka peroleh dari game ini akan menentukan skor

    kelompok mereka masing-masing (Huda, 2011: 116-117).

    Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam

    pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat

    belajar lenih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab,

    kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada lima

    komponen utama dalam TGT (Nurochim, 2013: 67-68), yaitu:

    1) Penyajian Kelas

    Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam

    penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran

    langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru.

    Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar

    memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru,

    karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja

    kelompok dan pada saat game karena skor game akan

    menentukan skor kelompok.

    2) Kelompok (Team)

    Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa

    yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik.

    Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi

    bersama teman-teman kelompoknya dan lebih khusus untuk

  • 69

    mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik

    dan optimal pada saat game.

    3) Game

    Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang

    untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian

    kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri

    pertanyaan-pertanyaan sederhana.

    4) Turnamen

    Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada

    setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan

    kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.

    5) Team Recognize (Penghargaan Kelompok)

    Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang,

    masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah

    apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.

    Menurut Trianto (2009: 83) TGT dapat digunakan dalam berbagai

    macam mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu-ilmu sosial maupun

    bahasa dari jenjang pendidikan dasar (SD, SMP) hingga perguruan

    tinggi. Secara runut implementasinya TGT terdiri dari 4 komponen

    uama, antara lain: (1) Presentasi guru; (2) kelompok belajar; (3)

    turnamen; (4) pengenalan kelompok.

    (1) Guru menyiapkan:

    (a) Kartu soal

  • 70

    (b) Lembar kerja siswa

    (c) Alat/bahan

    (2) Siswa dibagi atas beberapa kelompok

    (3) Guru mengarahkan aturan permainannya

    Adapun langkah-langkahnya adalah siswa ditempatkan dalam

    tim belajar. Guru menyiapkan pelajaran dan kemudian siswa bekerja

    di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim

    telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai

    kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat saling membantu.

    Langkah-langkah penggunaan pembelajaran kooperatif model

    Teams Games Tournament (TGT) pada pembelajaran adalah sebagai

    berikut:

    1) Guru menyiapkan materi, kartu soal, dan lembar kerja siswa.

    2) Siswa dibagi atas beberapa kelompok, tiap kelompok

    beranggotakan 5-6 siswa.

    3) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dibahas dan

    aturan-aturan dalam pembelajaran.

    4) Siswa berdiskusi mengenai materi yang disampaikan dengan

    mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan guru.

    5) Setiap kelompok memastikan seluruh anggotanya memahami

    materi.

    6) Setelah selesai mengejakan lembar kerja, siswa melaksanakan

    game.

  • 71

    7) Tiap kelompok mengirimkan satu anggotanya untuk menjadi

    pembaca soal yang tersedia dalam kartu soal secara bergiliran.

    8) Kelompok yang tidak membaca soal berlomba menjawab

    pertanyaan. Apabila pertanyaan sudah dijawab, kelompok lain

    sebagai penantang memberikan tanggapan setuju atau tidak.

    9) Bagi kelompok yang menjawab dengan tepat maka diberikan skor

    untuk kelompoknya.

    Aturan permainan dalam TGT ini adalah dalam satu permainan

    terdiri dari kelompok pembaca, kelompok penantang 1, kelompok

    penantang II dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada. Kelompok

    pembaca bertugas: (1) ambil kartu nomor dan cari pertanyaan pada

    lembar permainan; (2) baca pertanyaan keras-keras: dan (3) beri

    jawaban. Kelompok penantang bertugas menyetujui pembaca atau

    memberi jawaban yang berbeda (Trianto, 2009: 84).

    Setiap model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan

    kekurangan. Begitu halnya dengan model Teams Games Tournament

    (TGT). Aris Shoimin (2014: 207) m