Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DI DINAS PERUMAHAN
PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN BULUKUMBA
Oleh:
NIRMALA
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05460 15
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DI DINAS PERUMAHAN
PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN BULUKUMBA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh :
NIRMALA
Nomor Stambuk : 10561 05460 15
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Nirmala
Nomor Stambuk : 10561 05460 15
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan
plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.
Makassar, 8 Februari 2020
Yang Menyatakan,
Nirmala
v
ABSTRAK
NIRMALA. 2020. Efektifitas Pelayanan Publik Di Dinas Perumahan
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba (dibimbing oleh Jaelan
Usman dan Adnan Ma’ruf).
Penelitian ini bertujuan mengetahi efektivitas pelayanan publik di Dinas
Perumahan, Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba. Jenis penelitian
yang digunakan yaitu penelitian kualitatif, sumber data yang digunakan yaitu primer
dan sekunder, jumlah informan yaitu 11 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan Teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, teknik analisis data
dengan menggunakan langkah reduksi data, penyajian data, verifikasi data yang
bersifat kualitatif, serta menggunakan pengabsahan data triangulasi yakni triangulasi
sumber, teknik, dan waktu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pelayanan publik di Dinas
Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba sudah tergolong
efektif meski ada terdapat beberapa kekurangan, apabila dibahas dari aspek (1)
prosedur pelayanan, sudah tergolong efektif, meski terdapat beberapa kekurangan (2)
waktu penyelesaian, sudah tergolong efektif, meski terdapat beberapa kekurangan (3)
biaya pelayanan, sudah tergolong efektif; (4) sarana dan prasaranan, sudah tergolong
efektif; (5) kompetensi pegawai, sudah tergolong efektif; (6) produk pelayanan, sudah
tergolong efektif.
Kata Kunci : Efektivitas Pelayanan Publik
vi
KATA PENGANTAR
حيم نٱلر حم بسمٱللهٱلر
Assalamu „Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Efektifitas Pelayanan Publik di Dinas Perumahan Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba ”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang penulis ajukan sebagai syarat untuk
mendapatkan gelas sarjana di Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ucapan terima kasih pertama-tama penulis persembahkan untuk kedua orang tua
penulis, Ayahanda tercinta Misdin Sau dan Alm Ibunda tercinta Nurka serta tak lupa
kepada Ibu sambung tercinta Juma E’leng atas dukungan semangat serta doa-nya
yang tidak pernah berhentinya diberikan kepada penulis agar selalu diberikan
kemudahan dan kelancaran untuk setiap segala urusannya. Serta atas segala
perjuangan dan pengorbanannya, Semoga ayahanda dan ibunda senantiasa di rahmati
oleh Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
vii
2. Ayahanda Dr. Jaelan Usman, M.Si selaku Pembimbing I dan Ayahanda Adnan
Ma’ruf, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
3. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Kakanda Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara dan Kakanda Nurbiah Tahir, S.Sos., M.Ap selaku Sekretaris Jurusan
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membekali
segudang ilmu kepada penulis.
6. Segenap Dosen Penguji mulai dari Seminar Proposal, Ujian Hasil, sampai
Ujian Tutup yang selalu mengkritik dan memberi masukan kepada penulis demi
perbaikan Skripsi.
7. Segenap Dosen yang berada di ruangan Tata Usaha, Simak, LP3M Unismuh
Makassar yang telah membantu pengurusan berkas selama ini.
8. Para pihak kantor, mulai dari Kantor Bupati Bulukumba, Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik, Kantor Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu
Satu Pintu, Kantor Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan
Kabupaten Bulukumba yang telah memberi izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
viii
9. Buat kakak tercinta Mudassir, Hermayanti, Syamsir, Syahrir dan Putri Melati
serta segenap keluarga yang selalu membimbing, memberikan semangat untuk
saya dan senantiasa memberikan bantuan baik itu secara materil ataupun secara
moril sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Seluruh teman-teman kelas ADN. F 015 BEFORE dan ADN. F 015 AFTER
serta keluarga besar Sospol Universitas Muhammadiyah Makassar terutama
kepada satu angkatan penulis Executive 2015 yang selalu memberikan semangat
dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Kepada sahabat-sahabat saya dari kecil sampai sekarang Asrini. S.Pd, Siti
Inrayani dan Riskayani serata Anggota Kps, yang senantiasa memberikan
motivasi dalam penyusunan skripsi sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait
dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal-kristal Allah
SWT senantiasa tercurah kepadanya. Amin.
Makassar, 08 Februari 2020
Nirmala
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI. ......................................................... i
HALAMAN PERSETUJAN. ........................................................................ ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM. .............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN. ....................................................................... iv
ABSTRAK. ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR. ................................................................................... vi
DAFTAR ISI. .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR. ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN. .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah. ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian. ................................................................................ 5
D. Kengunaan Penelitian........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ................................................................... 7
A. Pengertian, Konsep Dan Teori. ............................................................ 7
B. Kerangka Pikir. .................................................................................... 22
C. Fokus Penelitian. .................................................................................. 23
D. Definisi Fokus Penelitian. .................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN. .............................................................. 25
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian. ............................................................. 25
B. Jenis Dan Tipe Penelitian. .................................................................... 25
C. Sumber Data. ........................................................................................ 26
D. Informan Penelitian. ............................................................................. 26
E. Teknik Pengumpulan Data. .................................................................. 28
F. Teknik Analisis Data. ........................................................................... 29
G. Pengabsahan Data. ............................................................................... 30
x
BAB IV PEMBAHASAN. .............................................................................. 32
A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 32
B. Efektivitas Pelayanan Publik Dinas Perumahan Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba. ..................................................... 54
BAB V PENUTUP. ......................................................................................... 73
A. Kesimpulan. ......................................................................................... 73
B. Saran. .................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................... 77
LAMPIRAN. ................................................................................................... 79
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir.............................................................................. 23
Gambar 4.1 Struktur Organisasi. ...................................................................... 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam organisasi pemerintahan pelayanan pada masyarakat merupakan tujuan
utama yang menjadi kewajiban dalam menyelenggarakan pelayanan dan menciptakan
pelayanan yang berkualitas terhadap masyarakat. Selain itu, pemerintah juga
mempunyai peranan penting untuk menyediakan pelayanan publik yang prima bagi
masyaraka dalam rangka memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Seiring
dengan perkembangan zaman dan semakin modernnya kehidupan manusia, dewasa
ini pemerintah banyak mendapat sorotan publik terutama dalam hal pelayanan yang
menuntut aparatur negara sebagai pelayanan masyarakat memberikan pelayanan
sebaik–baiknya menuju good governance, sedangkan masyarakat Indonesia sendiri
semakin kritis dalam pelayanan prima yang diberikan oleh pemerintah. Oleh sebab itu
substansi administrasi yang memberikan arahan dan mengatur semua aktivitas
pelayanan dalam mencapai suatu tujuan.
Pelayanan yang diberikan pada masyarakat setiap waktu ingin selalu menuntut
pelayanan yang berkualitas dari pemerintah dengan melakukan cara transparan dan
akuntabilitas. Dilihat dari fakta sekarang konsep otonomi daerah dan desentralisasi
diartikulasikan untuk fokus pada pembangunan dan usaha di daerah masing-masing.
Dalam konteks negara saat ini pelayanan publik menjadi lembaga organisasi dan
profesi. Ia tidak lagi merupakan kegiatan tanpa payung hukum antara jaminan sosial
2
dan gaji yang memadai sebagaimana yang telah terjadi di Negara berkembang dimasa
lalu. Sebagai salah satu lembaga organisasi, yang menjamin keberlangsungan
administrasi Negara dengan melibatkan pengelolaan sumberdaya dan pengembangan
kebijakan pelayanan untuk kepentingan pelayanan publik. Sebagai profesi, pelayanan
publik yang berpijak pada prinsip-prinsip etika dan profesionalisme seperti, efisiensi,
efektifitas, akuntabilitas, netralitas, integritas, dan keadilan bagi masyarakat yang
menerima pelayanan.
Menurut Ratminto dan Atik (2005:19) efektivitas didasari atas tujuan yang
ingin dicapai sesuai dengan rencanaan yang sudah ada namun masih ada saja petugas
yang kurang merespon dan hal ini yang tidak diinginkan oleh masyarakat karena
biaya yang tidak transparan dan memungkinkan akan terjadi pungli di setiap lembaga
pemerintahan tersebut, apabila terdapat biaya yang akurat maka perlu ada kepastian
biaya pelayanan dengan kesesuaian antara biaya yang akan dibayar dengan biaya
yang telah ditentukan sebelumnya. Kecepatan pelayanan juga merupakan hal
terpenting, karena adanya target waktu pelayanan dan dapat diselesaikan dalam waktu
yang telah ditetapkan oleh petugas penyelenggara pelayanan. Kejelasan informasi
dalam pemenuhan persyaratan untuk mendapatkan pelayanan. Dari organisasi
tersebut, perlunya penyesuaian dengan yang menjadi kebijaksanaan pemerintah
dalam meningkatkan efektifitas pelayanan pada masyarakat yang dilakukan secara
transparan dan lebih mengefektifkan tugas, dan fungsi-fungsi dari lembaga
pengawasan itu sendiri. Rakyat mulai mempertanyakan nilai-nilai yang akan
diperoleh atas pelayanan yang diberikan oleh suatu instansi pemerintahan. Walaupun
3
anggaran rutin dan pembangunan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah namun
dalam hal ini yang akan menjadi semakin membengkak, kenyataanya masyarakat
masih belum puas dalam pelayanan maupun jasa atau barang yang telah diberikan
oleh instansi pemerintah, padahal kata pelayanan merupakan kunci keberhasilan
dalam berbagai usaha ataupun kegiatan yang bersifat jasa.
Aturan peningkatan pelayanan yang tersurat dalam Kepetusan Mentri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/2003 Tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Pedoman umum pelayanan tersebut
terkandung prinsip-prinsip pelayanan yaitu kejelasan, akurasi, kepastian waktu
tangungjawab, keserderhanaan, keamanan, dan kelengkapan sarana.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelengara pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan salah satu usaha
yang dilakukan oleh petugas pemerintah untuk memberikan bantuan pada masyarakat
dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pelayanan publik adalah salah satu instrument kebijakan pemerintah untuk
menurunkan kemiskinan dan memperbaiki kesejahteraan dan perbaikan berkualitas
dari pelayana publik merupakan suatu investasi dalam peningkatan modal manusia.
Dengan demikian membawah dampak pada produkfitas masyarakat dimasa yang
akan datang dan pada saat yang sama, pelayanan umum itu secara langsung
4
memunuhi komsumsi dasar yang merupakan tujuan dari kebijaksanaan pemerintah
dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Namun sudah ada beberapa isu yang muncul dari kalangan masyarakat,
ternyata pelayanan yang diberikan masyarakat dari pemerintah masih belum
memenuhi keinginana masyarakat maupun dari pemerintahan sendiri. Perbaikan
kinerja petugas pelayanan publik yang mempunyai implikasi luas dalam tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dilihat dari kurang baiknya kinerja
petugas selama ini yang menjadi faktor penting dalam mendorong munculnya krisis
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Aparatur pemerintah memberikan palayanan pada masyarkat yang seringkali
cenderung rumit seperti: a) pemberian layanan yang masih berbelit-belit lamban
dalam penanganan, biaya tinggi, kurang cermat dalam penenganan, sementara
masyarakat terdesak untuk penyelesaikan tersebut. b) masih ada beberapa oknum
yang ditemukan melakukan pungutan liar pada masyarakat. Sehinggah pelayanan
tidak berjalan sesuai dengan keinginan masyaraka.
Masalah nyata proses pelayanan publik belum efektif, terutama dalam
pelayanan pemberian Izin Mendirikan Bangunan dan sertifikat laik fungsi bangunan
gedung yang dirasakan masih berbelit dan tidak terkendali secara efektif. Eksistensi
efektifitas pelayanan diasumsikan karena pengaruh tingkat kedisiplin kerja aparat
pemerintah itu sendiri yang seperti harus melalui beberapa meja dan syarat mesti
dipenuhi, tidak sesuai dengan masa waktu prosesnya yang seharusnya 6 hari tapi
kadang melebih atau bahkan mencapai satu bulan, tidak adanya perincian biaya
5
mengenai pelayanan yang diperlihatkan oleh masyarakat sehinggah masyarakat
merasa terbebani alias tinggi, dan biasa dikatankan aparaturnya kurang cermat atau
sering terjadi kekeliruan dalam penetapan dokumen.
Pada hakekatnya pelayaan publik merupakan pelayanan prima yang diberikan
kepada masyarakat dari aparatur pemerintah sebagai perwujudan kewajiban dan abdi
negara. Namun realitanya yang terjadi dalam kalangan masyarakat belum sesuai
dengan harapan dan masih ada hambatan untuk mewujudakan pelayanan publik yang
prima.
Besrdasarkan pemaparan diatas merupakan alasan penulis untuk meneliti
lebih lanjut tentang efektivitas pelayanan publik. Untuk itu penulis mengangkat
kedalam sebuah judul “Efektivitas Pelayanan Publik di Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari
penelitian sebagai berikut: “Bagaiamana efektivitas pelayanan publik di Dinas
Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: untuk mengetahuai
bagiamana efektivitas pelayanan publik di Dinas Perumahan, Permukiman, dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
6
a. Manfaat Praktis
Sebagai sumber informasi atau bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait
secara langsung guna penetapan konsep khususnya dalam efektivitas pelayanan
publik di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahanan Kabupaten
Bulukumba.
b. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan sebagai bahan dari informasi ini untuk membahas yang berkaitan
dengan efektivitas pelayanan publik di Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahanan Kabupaten Bulukumba.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian, Konsep dan Teori
1) Konsep Efektivitas
Kata efektif berasal dari Bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang di lakukan berhasil dengan baik. Menurut Harbani Pasolong
(2007:4), efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini
sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari
variable lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya
dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan.
Kata efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi, karena keduanya
memiliki arti yang berbeda walaupun dalam berbagi pengunaan kata efisiensi lekat
dengan kata efektivitas. Efesiensi mengandung pengertian perbandingan atara biaya
dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian
tujuan. Kamus ilmiah popular mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan
penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas merupakan salah satu
dimensi dari produktivitas, yaitu mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang
maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan
waktu.
Robbins dalam Tika P. (2008:129) memberikan definisi efektivitas sebagai
tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Maksudnya
adalah efektivitas merupakan suatu standar pengukuran untuk menggabarkan tingkat
7
8
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Secara nyata Stoner (Kurniawan, 2005:106) menekankan pentingnya
efektivitas dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci
dari kesuksesan suatu organisasi.
Menurut Ratminto dan Atik Septi Winarsi (2005:179) efektivitas adalah
tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan dengan baik dalam bentuk target atau
sasaran jangka panjang maupun misi organisasi.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penekanan dari pengertian efektivitas
berada pada pencapaian tujuan. Ini berarti dapat dikatakan efektif apabila tujuan atau
sasaran yang dikehendaki dapat tercapai sesuai dengan rencana semula dan
menimbulkan efek atau dampak terhadap apa yang diinginkan atau diharapkan.
Pengukuran atau penilain terhadap efektivitas suatu organisasi juga digunakan
untuk menilai efektivitas dari salah satu fungsi organisasi, yang dalam hal ini dapat
dipandang sebagai suatu pengelolaan terhadap suatu bidang tugas organisasi.
Mengutip dalam Jurnal Rusli Isa (2009:3) ada beberapa kriteria yang dapat digunakan
untuk menilai atau mengukur suatu efektivitas, yaitu: 1) kemampuan menyesuaikan
diri, 2) produktivitas, 3) kepuasan kerja, 4) kemampuan berlaba, dan 5) pencarian dan
pemanfaatan sumber daya manusia. Namun demikian dalam pengunaanya, tidak
semua kriteria tersebut dapat digunakan secara bersamaan, tetapi juga sangat
9
mungkin dilakukan terhadap sebuah organisasi apabila terdapat tuntutan yang
akuransi dari pengukuran dan penilaian efektivitas dimaksud.
Efektivitas merujuk pada pencapaian kinerja yang telah ditetapkan setiap
organisasi sebagai target dari tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi yang
bersangkutan. Pencapaian kinerja itu dapat diukur dengan melihat sejauh mana target
yang telah ditentukan tercapai. Pengukuran kinerja merupakan langkah yang efektif
dalam melihat perkembangan target sebuah organisasi, apakah target itu berjalan atau
gagal. Menurut Ronald O’reilly (2004: 27), mengemukakan bahwa terdapat beberapa
pendekatan dalam mengukur efektivitas organisasi yakni:
a. Pendekatan sasaran dimana pusat perhatian pada suatu kegiatan untuk mengukur
keberhasilan atau mencapai hasil kegiatan yang sesuai dengan rencana,
b. Pendekatan sumber yaitu mengukur efektivitas dari kegiatan. Pendekatan ini lebih
menggutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memproleh sumber daya,
baik fisik maupun non fisik atau sesuai dengan kebutuhan organisasi,
c. Pendekatan proses yaitu untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pelaksanaan
pelayanan dari semua kegiatan proses internal atau mekenisme kerja organisasi,
d. Pendekatan integrative yaitu gabungan pendekatan dengan pendekatn lainya yang
mencakup semua proses kegiatan.
Menururt pendapat David Krech, Ricald S. Cruthfied dan Egerton L.
Ballachey dalam bukunya “Individual and Society” yang dikutip Sudarwan Danim
(2004:119), menyebutkan ukuran efektivitas, sebagai berikut:
10
1) Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau
bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil di maksud dapat dilihat
dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output).
2) Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat
kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif
(berdasarkan pada mutu).
3) Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan
dunia kerja, yang natinya dapat menumbuhkan kereativitas dan kemampuan.
4) Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki kataatan yang tinggi dalam suatu
tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kabar yang
tinggi.
Efektivitas kerja organisasi sangat tergantung dari efektivitas kerja dari orang-
orang yang bekerja didalamnya. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk
mengukur efektivitas kerja dari organisasi yang memberikan pelayanan (Sondang P.
Siagian, 1996 :60) antara lain:
1) Faktor waktu, adalah ketepatan waktu dan kecepatan waktu dari pelayanan yang
diberikan oleh pemebri pelayanan. Hanya saja penggunaan ukuran tentang eapat
tidaknya atau cepat tidaknya pelayanan yang diberikan berbeda dari satu orang
keorang lain. Terlepas dari penilaian subjektif yang demikian, jelas istilah faktor
waktu dapat dijadikan sebagai satu ukuran efektifitas kerja.
2) Faktor kecermatan, dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat efektivitas kerja
organisasi yang memberikan pelayanan. Faktor kecermatan disini adalah faktor
11
ketelitian dari pemebrian pelayanan kepada pelanggan. Pelanggan akan cenderung
memebrikan nilai yang tidak terlalu tinggi kepada pemberi pelayan, apabila teradi
banyak kesalahan dalam proses pelayanan, meskipun diberikan dalam waktu yang
singkat.
3) Faktor gaya pemberian pelayanan, merupakan salah satu ukuran lain yang dapat
dan biasanya digunakan dalam mengukur efektivitas kerja. Yang dimaksud
dengan gaya disini adalah cara dan kebiasaan pemberi pelayanan dalam
memberikan jasa kepada pelanggan. Bisa saja si pelanggan merasa tidak sesuai
dengan gaya pelanggan yang diberikan oleh pemberi pelayanan. Jika berbicara
tentang sesuatu hal yang menyangkut kesesuaian, sesungguhnya apa yang
dibicarakan termasuk hal yang tidak terlepas kaitannya dengan nilai-nilai social
yang dianut oleh orang yang bersangkutan.
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan diatas, efektivitas suatu
konsep yang dapat dipakai sebagai sarana untuk mengukur keberhasilan suatu
organisasi yang dapat diwujudkan dengan memperhatikan faktor biaya, tenaga,
waktu, sarana dan prasarana serta tetap memperhatikan resiko dan keadaan yang
dihadapi.
2) Konsep Pelayanan
Istilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong
menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan melayani.
L.P. Sinambela (2006:3), menyatakan pada dasarnya setiap manusia membutuhkan
12
pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Harbani Pasolong (2007:4), beberapa pada dasarnya dapat didefinisikan
sebagai aktivitas seseorang, sekelompok atau organisasi baik langsung maupun tidak
langsung untuk memenuhi kebutuhan.
Jika ditinjau secara terminology, beberapa pakar yang memberikan pengertian
mengenai pelayanan diantaranya adalah Drs. H.A.S Moenir (2006:16), menyatakan
bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas oarng lain yang langsung inilah
yang dinamakan pelayanan.
Menurut mendapat Lovelick dalam Waluyo (2007:128) pelayanan adalah
respon terhadap kebutuhan manajerial yang hanya akan terpenuhi oleh pengguna jasa
dan mendapatkan pelayanan yang mereka inginkan”. Jika demikin halnya maka yang
menjadi sangat penting atau menjadi konsep yang mendasar bagi peningkatan
manajemen pelayanan.
Selanjutnya Cristhoper (Tjandra, 2005:3) menyatakan bahwa pelayanan dapat
diartikan sebagi suatu sistem manajemen, diorganisasi untuk menyediakan hubungan
pelayanan yang berkesinambungan antara waktu pemesanan dan waktu barang atau
jasa itu diterima dan digunakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan/ harapan
pelanggan dalam jangka panjang.
Sedangkan definisi yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos dalam Ratminto
(2005:2), yaitu pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan
13
karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.
Tingkat pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat merupakan salah satu
ukuran efktivitas. Ukuran ini tidak mempertimbangkan berapa biaya, tenaga, dan
waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan, tetapi lebih menitik beratkan
pada tercapainya tujuan organisasi pelayanan publik.
Mengutip dalam jurnal Yuliarmi, N. N & Riyasa, P. (2007:7) mendefinisikan
pelayanan merupakan kegiatan tidak jelas, namun memberikan kepuasan pada
masyarakat serta tidak terikat pada pelayanan lainnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa
pelayanan ialah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung dengan
masyarakat atau mesin secara fisik yang memberikan kepuasan pada masyarakat.
Sejalan yang diungkapkan sebelumnya tentang pelayanan dalam jurnal Hadjam, M.
N. R (2001:2), pelayanan didefinisikan sebagai kegiatan atau hasil yang dapat
diberikan pada suatu lembaga dan biasanya tidak kasat mata atau hasilnya tidak dapat
dimiliki.
Sementara itu dalam Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik, pelayanan publik dapat diartikan sebagai “kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaran pelayanan publik.
Pelayanan yang efektif telah menjadi unsur terpenting dalam pembangunan
pemerintah yang baik, tata pemerintahan yang baik itu harus merujuk pada aturan
14
yang telah ditetapkan pemerintah dan menurut kepuasan masyarakat. Pelayanan yang
baik itu menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003, Tentang Pelayanan
Publik merupakan segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan peraturan perundang-
undangan. Dan selanjutnya Menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:19) pelayanan public
merupakan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara
terhadap msyarakatnya guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:103) setiap penyelenggara pelayanan
public harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya
kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang yang
diberlakukan dalam penyelenggara pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi atau
penerima pelayanan. Adapun standar pelayanan public sekurang-kurangnya meliputi:
1) Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dilakukan begi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan.
2) Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan pemohonan sampai
dengan penyelesaian termasuk pengaduan.
3) Biaya pelayanan
Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian layanan.
15
4) Saranan dan prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggaraan
pelayanan public.
5) Kompetensi pegawai
Kompetensi pegawai harus ditetapkan dengan tepat sesuai berdasarkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
6) Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetepkan.
Kelompok pelayanan publik berdasakan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik, yaitu:
1) Kelompok pelayanan administrasi yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh public, misalnya status
kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap
suatu barang adan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda
Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku
Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda
Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor,
Sertifikat Kepemilikan/ Pengguasaan Tanah dan sebagainya.
16
2) Kelompok pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
jenis barang yang digunakan oleh public, misalnya jaringan telpon, penyediaan
tenaga listrik, air bersih dab sebagainya.
3) Kelompok pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menhasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan oleh public, misalnya Pendidikan, pemeliharaan kesehatan,
penyelenggaraan transportasi, pos, dan sebagainya.
Adapun layanan yang umum dilakukan oleh organisasi pemerintah maupun
swasta pada dasarnya berbeda-beda. Moenir (2000:190), menyatakan bahwa bentuk
pelayanan umum dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
a) Layanan dengan lisan
Layanan dengan lisan dilakukan oleh pegawai pada bidang hubungan
masyarakat, bidang informasi dan bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan
penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar layanan
lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh pelaku layanan:
a) Memahami masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.
b) Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancer, singkat
dan jelas.
c) Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.
d) Memiliki kedisiplinan.
17
b) Layanan melalui tulisan
Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol
dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi
peranannya. Pada dasarnya layanan melalui tulisan cukup efisien terutama bagi
layanan jarak jauh karena faktor biaya.
Layanan tulisan terbagi atas dua bagian yaitu : pertama, layanan berupa
petunjuk, informan dan yang sejenisnya ditunjukan pada orang-oarang yang
berkepntingan agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi.
Kedua, layanan berupa berkas tulisan atas pemohonan, laporan, keluhan,
pemberian dan pemberitahuan.
c) Layanan bentuk perbuatan
Layanan perbuatan sering terkombinasi dengan layanan lisan, hal ini
disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan
pelayanan secara umum, namun fokusnya pada perbuatan itu sendiri yang
ditunggu oleh orang berkepentingan. Jadi tujuan utama orang yag berkepentingan
adalah mendapatkan pelaynan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan,
bukan sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan.
Menurut L.P. Sinambela, dalam bukunya “Reformasi Pelayanan Public:
Teori, Kebijakan dan Implementasi” (2006:6). Secara teoritis, tujuan pelayanan
public pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu
dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :
18
1) Transparansi, yakni pelayanan bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah
dimengerti;
2) Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
3) Kodisional, yakni pelayanan yang dapat sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi
dan efektivitas;
4) Partisipasi, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan public dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan
dan harapan masyarakat;
5) Kesamaan hak, yakni pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari
aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status social, dan lain-lain;
6) Kesimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan
aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan public.
Dilihat dari pola penyelenggaraan, pelayanan public di Indonesia masih
memiliki beberapa kelemahan yang di kemukakan Agus Fanar Syukri, (2009:17),
antara lain:
1) Kurang responsive. Kondisi ini terjadi pada hamper semua tingkatan unsur
pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line staff) sampai
dengan tingkatan penanggung jawab instansi. Respons terhadap berbagai keluhan,
19
aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan
sama sekali.
2) Kurang informatika. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada
masyarakat, lambat penyampainnya, atau bahkan tidak sampai sama sekali kepada
masyarakat.
3) Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari
jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan
pelayanan.
4) Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya
kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun
pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi pelayanan
lain yang terkait.
5) Terlalu birokratis. Pelayanan, khususnya pelayanan pada umunya dilakukan
dengan melalui proses yang terdiri dari beberapa meja yang harus dilalui,
sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.
6) Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Akibatnya,
pelayanan, yang diberikan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.
7) Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan, khususnya dalam pelayanan,
seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.
Dalam pelayanan umum terdapat beberapa faktor yang penting guna tercipta
dan terwujudnya pelaksanaan pelayanan secara efektif. Seperti yang dikemukakan
20
oleh H.A.S Moenir (2006:88) dalam bukunya yang berjudul “manajemen pelayanan
umum di Indonesia”, adalah sebagai berikut:
1) Faktor kesadaran
Adanya kesadaran dapat membawa seseorang kepala keikhlasan dan kesungguhan
dalam menjalankan atau melaksanakan suatu kehendak. Kehendak dalam
lingkungan organisasi kerja tertuang dalam bentuk tugas, baik tertulis maupun
tidak tertulis, mengikat semua orang dalam organisasi kerja. Karena itu dengan
adanya kesadaran pada pegawai atau petugas, diharapkan dapat melaksanakan
tugas dengan penuh keikhalasan, kesengguhan dan disiplin. Kalebihan dan tingkat
laku orang lain jika disadari lalu dikembangkan dapat menjadi faktor pendorong
bagi kemajuan dan keberhasilan.
2) Faktor aturan
Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan orang.
Meski maju dan majemuk suatu masyarakat makin besar peranan aturan dan dapat
dikatakan orang tidak dapat hidup layak dan tenang tanpa aturan. Oleh karena itu
aturan demikian besar dalam hidup masyarkat maka dengan sendirinya aturan
harus dibuat, dipatuhi, dan diawasi sehingga dapat mencapai sasaran sesuai
dengan maksudnya. Dalam organisasi kerja dibuat oleh manajemen sebagai pihak
yang berwenang mengatur segala sesuatu yang ada di organisasi kerja tersebut.
Oleh karena setiap orang pada akhirnya menyangkut langsung atau tidak langsung
kepada orang, maka masalah manusiaserta sifat kemanusiaannya harus menjadi
21
pertimbangan utam. Pertimbangan harus diarahkan kepada subyek aturan, yaitu
mareka yang akan dikenakai aturan itu.
3) Faktor organisasi
Organisasi pada dasarnya tidak berbeda dengan organisasi pada umumnya, namun
ada perbedaan sedikit dalam penerapannya, karena sasaran pelayanan ditujukan
secara khusus, kepada manusia yang mempunyai kehendak multikompleks. Oleh
karena itu organisasi yang dimaksud disini tidak semata-mata dalam perwujudan
susunan organisasi, melainkan lebih banyak pada pengaturan dan mekanisme
kerja nya yang harus mampu menghasilkan pelayanan yang memadai.
4) Faktor pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga,
dana, serta pikiran yang telah diacuhkan untyk orang lain atau badan organisasi,
baik dalam bentuk uang, maupun fasilitas, dalam jangka waktu tertentu. Pada
dasrnya pendapatan harus dapat memenuhi kebutuhan hidup baik untuk dirinya
maupun keluarganya.
5) Faktor kemapuan dan keterampilan
Kemapuan yang dimaksud adalah keadaan yang ditujukan pada sifat atai keadaan
seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan atas ketentuan-ketentuan
yang ada. Istilah yang “kecakapan” selanjutnya ketrampilan adalah kemapuan
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan menggunakan anggota badan dan
pengetahuan kerja yang tersedia. Dengan pengertian ini dapat dijelaskan bahwa
22
keterampilan lebih banyak menggunakan unsur anggota badan dari pada unsur
lain.
6) Faktor sarana pelayanan
Sarana pelayanan yang dimaksud disini adalah segala jenis pelayanan,
perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama atau
pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi social dalam rangka
kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu.
Fungsi sarana pelayanan itu antar lain:
a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat menghemat
waktu.
b. Maningkatkan produktivitas, baik barang maupun jasa.
c. Kualitas produk yang baik lebih baik.
d. Kecepatan susunan dan stabilitas terjamin.
e. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan
sehingga dapat mengurangi sifat emosional mereka.
B. Kerangka Pikir
Pelayanan publik adalah salah satu sistem bagi masyarakat diharapkan dapat
memberikan kepuasan atas hak-hak dalam pelayanan publik serta memberikan
perlindungan yang berkaitan dengan pemberian Izin Mendirikan Bangunan dalam
pelayanan publik. Dalam sistem pelayanan publik terdapat indikator yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya dalam menentukan efektifnya
pelayanan. Efektivitas pelayanan publik dapat terlaksanakan apabila indikator yang
23
terlibat dalam proses pelayanan dapat berpengaruh dengan baik. Maka dari itu penulis
berasumsi menggunakan teori yang dikemukakan oleh Ridwan dan Sudrajat
(2009:103) untuk melihat efektivitas pelayanan publik di Dinas Perumahan,
Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba.
Berdasarkan urain diatas maka penulis merumuskan kerangka pikir sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian sangatlah penting dalam setiap proses penelitian. Hal ini
dikarenakan untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Adapun
fokus penelitian ini adalah mengenai efektivitas pelayanan publik di Dinas
Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba, sebagaimana yang
Efektivitas Pelayanan Publik di Dinas
Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan
Kabupaten Bulukumba
Prosedur
Pelayanan Waktu
Pelayanan
Biaya
Pelayanan
Sarana
dan
Prasarana
Kompeten
si
Pegawai
Efektivitas Pelayanan Publik
Produk
Pelayanan
24
telah diuraikan dalam teori Ridwan dan Sudraja untuk mencapai suatu keberhasilan
pelayanan yang efektif apabila semua indikator terlaksana dengan baik.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Prosedur pelayanan adalah deretan proses atau tata kerja yang berkaitan satu sama
lain, sehingga adanya tahapan proses secara jelas.
2. Waktu pelayanan, penyedian pelayanan berusaha menyelesaikan pekerjaannya
dengan lebih cepat dan dapat memuahkan masyarakat.
3. Biaya pelayanan adalah tarif pembayaran yang sesuai dengan aturan pelayanan di
Dinas Perumahan, Permukiman dan Petanahan Kabupaten Bulukumba.
4. Sarana dan prasarana adalah alat yang dapat membantu keberhasilan suatu proses
pelayanan publik di Dinas Perumahan, Permukiman dan Petanahan Kabupaten
Bulukumba.
5. Kompentensi pegawai adalah kemampuan untuk menyediakan apa yang
dibutuhkan masyarakat.
6. Produk pelayanan adalah hasil pelayanan yang diterima sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapakan sebelumnya.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan dengan selama kurang lebih 2 bulan setelah
pelaksanaan seminar proposal. Adapun lokasi penelitian yaitu di Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba. Lokasi yang menjadi penelitian
bagi penulis disertai dasar pertimbangan bahwa di Dinas Perumahan, Permukiman
dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba masih terjadi beberapa masalah sehingga
sebagian masyarakat mengeluhkan tentang pelayanan yang di berikan oleh
pegawainya.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka penelitian yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif
merupakan metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objektif dengan
menggambarkan situasi-situasi atau kejadian-kejadian secara sistematis, taksual
dan akurat mengenai Efektivitas Pelayanan Publik di Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba.
2. Tipe penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif yang
dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai masalah-
25
26
masalah yang diteliti, menginterpretasikan serta menjelaskan data secara,
sistematis, dimaksudkan untuk mmemberikan gambaran secara jelas mengenai
masalah-masalah yang diteliti yaitu tentang efektivitas pelayanan publik di Dinas
Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba sebagai
penerima layanan.
C. Sumber Data
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dengan secara langsung dari lokasi
penelitian melalui wawancara dengan informan dan melalui observasi atau
pengamatan langsung terhadap objek penelitian.
2. Data sekunder yaitu data yang terdiri dari penelitian kepustakaan, yang diperoleh
dari laporan-laporan, dokumen-dokumen, buku teks, yang ada pada instansi
pemerintahan, maupun pada perpustakaan instasi dan berhubungan dengan
masalah penelitian yang akan dibahas.
D. Informan penelitian
Penelitian mengenai Efektivitas Pelayanan Publik di Dinas Perumahan,
Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba memerlukan narasumber yang
memiliki pemahaman dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti dalam
memperoleh data dan informasi yang akurat, serta informan yang diambil dengan
pertimbangan bahwa informan yang dipilih dianggap banyak mengetahui atau
berkompeten terhadap masalah yang dihadapi.
27
Pemilihan narasumber atau informan pada penelitian difokuskan dengan
representasi atas masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu, menurut Neuman (2002)
pemilihan narasumber pada penelitian harus berdasarkan beberapa kriteria yakni:
pertama, narasumber tersebut mengenal dengan jelas mengenai penelitian yang
diangkat. Kedua, narasumber ialah pihak yang terlibat dalam lapangan dan ketiga
narasumber memiliki waktu untuk wawancara dengan peneliti. Berdasarkan kriteria
yang dijelaskan diatas maka wawancara dilakukan kepada pihak-pihak atau informan
yang terkait dengan permasalahan penelitian. Yaitu:
No Nama Informan Pekerjaan Inisial
1 Drs. Andi Musman, Mm Sekretaris AM
2 Ahriani Hakim, ST Subag Program Dan Pelaporan AH
3 Andi Yuli Opu, ST
Seksi Pendataan, Perencanaan Dan
Evaluasi Prasarana Umum Dan
Pemerintahan
AYO
4 Irma Syamsuddin, SS.,
MM
Subag Keuangan IS
5 Ir. Hj. Sutriany Suyuti Seksi Perizinan Penggunaan Tanah
SS
6 Nurlina Azis, S. STP Subag Umum Dan Kepegawaian NA
7 Sartini Irwan Pengguna Jasa SI
8 Hj. Khadijah Pengguna Jasa K
9 Muh. Sudirman Pengguna Jasa MS
10 Ahmad Fahmi Pengguna Jasa AF
11 Andi Nain Pengguna Jasa AN
28
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. yaitu Untuk
memperoleh data yang digunakan dalam meneliti adalah:
1. Wawancara merupakan metode untuk memperoleh informasi dengan bertanya
langsung dengan yang diwawancarai. Wawancara menggunakan instrumen
penelitian berupa pedoman wawancara yang memuat hal-hal yang ingin diketahui
dan dibutuhkan peneliti terkait dengan permasalahan yang diteliti dengan
menggunakan pertanyaan terbuka sehingga informan dapat menjawab secara
bebas menurut pengetahuan yang dimilikinya.
2. Observasi merupakan suatu metode untuk memperoleh data melalui kegiatan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh keterangan
yang relevan dengan objek penelitian. Dengan melakukan observasi, mencatat apa
yang dilihat atau mengambil data dari dokumen yang memberikan gambaran
secara detail tentang objek yang diteliti. Observasi atau pengamatan yaitu
memfokuskan suatu kegiatan terhadap objek dengan yang menggunakan seluruh
alat indra.
3. Dokumentasi yang digunakan peneliti berupa foto-foto, gambar serta data-data
mengenai pelayanan yang ada di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan
Kabupaten Bulukumba.
29
F. Teknik Analisis Data
Data diperoleh dari hasil penelitian yang secara deskriptif kualitatif dengan
mengutamakan pengungkapan melalui keterangan yang didukung dan ditunjang
dengan data sekunder. Data dikelompokkan agar lebih mudah nantinya untuk
menyaring data yang dibutuhkan dan yang tidak. Setelah dikelompkkan, data tersebut
dijabarkan dalam bentuk teks agar lebih mudah dimengerti, setelah itu penulis
mengambil kesimpulan dari data tersebut sehingga menjawab pokok permasalahan
penelitian. Untu1k menganalisa berbagai fenomena dilapangan, dilakukan langkah-
langkah (Sugiyono 2016) sebagai berikut:
1. Reduksi Data atau Proses pemilihan, ialah difokuskan pada penyedarhanaan,
transformasi data yang muncul dari catatan lapangan. Langkah ini bertujuan untuk
memilih informasi mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan masalah penelitian.
2. Penyajian Data Setelah data reduksi, langkah menganalisis ialah penyajian
(Display) data yang diarahkan agar hasil reduksi terorganisasikan dan tersusun
dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami. Penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian naratif. Dalam langkah peneliti ini berusaha
menyusun data yang jelas sehingga informasi dapat disimpulkan dengan memiliki
makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan menampilkan atau membuat
hubungan antar fenomena dalam memaknai yang sebenarnya terjadi dengan apa
yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Display data yang
baik ialah suatu langkah penting dengan tercapainya suatu analisis kualitatif yang
valid dan handal.
30
3. Verifikasi data merupakan tahap dimana mengambil kesimpulan yang dilakukan
secara teliti dengan melakukan berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan
lapangan sehingga data-data yang teruji validitasnya.
G. Pengabsahan Data
Pengabsahan data digunakan untuk mengecek kebenaran atas temuan hasil
penelitian dengan fakta di lapangan. Pengabsahan data dilakukan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data trianggulasi yaitu sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat gabungan dari berbagai teknik pengumpulan data
yang telah ada. Menurut sugiyono (2016) ada tiga macam trianggulasi:
1. Triangulasi sumber, berarti membandingkan dengan mengecek ulang data dan
kepercayaan suatu informasi yang diperolah melalui sumber yang berbeda.
Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, memandingkan
antara yang dikatakan pada umumnya dengan yang dikatakn secara pribadi,
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dengan melakukan
pengecekan data pada sumber yang sama dengan cara yang berbeda. Misalnya
data diproleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dan dokumentasi.
3. Triangulasi waktu, biasa mempengaruhi kredibilitasi data. Data yang
dikumpulkan dalam teknik wawancara dipagi hari pada saat informan masih
segar dan belum banyak masalah data yang valid sehingga kredibel. Untuk itu,
dalam langkah pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan pengecekan
wawancara, observasi, atau cara lain dalam waktu yang berbeda, apabila hasil uji
31
terdapat data yang berbeda, maka dilakukan pengecekan data secara berulang-
ulang sehingga ditemukan kepastian data.
32
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Kabupaten Bulukumba
Kabupaten Bulukumba adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi
Sulawesi Selatan dan berjarak sekitar 153 kmdari kota Makassar. ibu kota Kabupaten
Bulukumba ini terletak di kota Bulukumba. Kabupaten Bulukumba ini memiliki luas
wilayah 1.154,67 km2 dan berpenduduk sebanyak 394.757 jiwa. Kabupaten
Bulukumba mempunyai 10 kecematan, 27 kelurahan, serta 109 desa.
Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5o20”
sampai 5o40” Bujur Lintang Selatan dan 119
o50” sampai 120
o Bujur Timur. Batas-
batas wilayahnya adalah:
Sebelah Utara: Kabupaten Sinjai
Sebelah Selatan: Kabupaten Kepulaun Selayar
Belah Timur: Teluk Bone
Sebelah Barat: Kabupaten Bantaeng.
Secara wilayah, Kabupaten Bulukumba berda pada kaki Gunung Bawakareng
– Lompobattang, daratan rendah, pantai dan laut lepas. Kabupaten Bulukumba
terletak di ujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan
industri perahu pinisi yang banyak memberikan nilai tambahan ekonomi bagi
masyarakat dan Pemerintah Daerah.
32
33
Daerah daratan rendah dengan ketinggian antar 0 s/d 25 meter di atas
permukaan laut meliputi tujuh kecematan pesisir, yaitu: Kecamatan Gantarang,
Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan
Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang. Daerah bergelombang dengan
ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut, meliputi bagian dari
Kecamatan Gantarang, Kecamatang Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan
Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa dan
Kecamatan Rilau Ale. Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mula
dari 0barat ke utara dengan ketinggian 100 s/d di atas 500 meter dari permukaan laut
meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan
Rilau Ale.
2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba adalah
salah satu unit kerja di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan
Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba.
Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan Pemerintahan di Bidang
Perumahan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, dalam rangka pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Dinas
34
Perumahan, Permukiman dan Pertanahan memiliki kewenangan untuk pengangan di
bidang perumahan yang telah diserahkan oleh Pemerintah Daerah.
3. Visi da Misi
a. Visi
Terwujudnya Perumahan, Permukiman yang layak huni dan pelayanan publik
melalui penyediaan infrastruktur yang berkualitas dan mewujudkan tanah dan
pertanahan untuk kemakmuran rakyat.
b. Misi
1. Mewujudkan pembangunan, penguatan dan pemerataan infrastruktur dasar
masyarakat yang berdaya guna
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar
perumahan dan permukiman.
3. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Air minum dan Sanitasi
Lingkungan).
4. Meningkatkan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan tanah.
4. Struktur Organisasi Dinas Perumahan, Permukiman Dan Pertanahan
Struktur organisasi Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan di bentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 14 Tahun 2016 tentang
susunan organisasi. Tujuan struktur organisasi yaitu untuk mempermudah pegawai
mengetahui posisi jabatan.
35
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN
BULUKUMBA
Gambaran 4.1 Struktur Organisasi
KEPALA DINAS
KELOMPOK JFT
SEKSI PENDATAAN,
PERENCANAAN DAN
EVALUASI
PERUMAHAN
SEKSI
PENGEMBANGAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
SEKSI PENYEDIAAN
PERUMAHAN
SEKSI PENDATAAN,
PERENCANAAN DAN
EVALUASI KAWASAN
PERMUKIMAN
SEKSI
PEMANFAATAN DAN
PENGENDALIAN
PERUMAHAN
SEKSI PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
SEKSI PERIZINAN
PENGGUNAAN
TANAH
SEKSI
INVENTARISASI DAN
GANTI RUGI TANAH
SEKSI PENATAAN
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
SEKSI PENDATAAN,
PERENCANAAN, PERIJINAN
DAN EVALUASI PRASARANA
SARANA UMUM DAN
PEMERINTAHAN
SEKSI
PERMASALAHAN
TANAH
SEKSI AIR MINUM
DAN PLP
SEKRETARIS
BIDANG
PERUMAHAN
BIDANG
KAWASAN
PERMUKIMAN
BIDANG
PERTANAHAN
BIDANG
PRASARANA
SARANA UMUM DAN
PEMERINTAHAN
SUBAG UMUM
DAN
KEPEGAWAIAN
SUBAG
KEUANGAN
SUBAG
PROGRAM DAN
PELAPORAN
36
5. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas
a. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Kepala Dinas
1. Kepala Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan mempunyai tugas
pokok membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerahdan tugas pembantuan dibidang Perumahan,
Permukiman dan Pertanahn.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Dinas adalah sebagai berikut :
a) Merumuskan rencana strategis Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan;
b) Merumuskan kebijakan agar tercipta sinkronisasi dan integrasi kebijakan
pemerintahan dalam lingkup kerja dan kewenangan Dinas Perumahan,
Permukiman Dan Pertanahan;
c) Melaksanakan pengendalian, penempatan dan pembinaan kepegawaian
lingkup Dinas Perumahan, Permukiman Dan Pertanahan;
d) Mengendalikan pengelolaan keuangan Dinas Perumahan, Permukiman
Dan Pertanahan;
e) Menyelenggarakan urusan umum Dinas Perumahan, Permukiman Dan
Pertanahan;
b. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Sekretariat
1. Sekretariat dipimpin seorang Sekretaris mempunyai tugas pokok
mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan
37
administrasi urusan umum dan kepegawaian, keuangan serta program di
Lingkup Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Sekretaris adalah sebagai berikut :
a) Mengoordinasikan penyusunan program dan kegiatan dinas perumahan,
permukiman dan pertanahan;
b) Melaksanaan pelayanan kesekretariatan dinas perumahan, permukiman
dan pertanahan;
c) Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan menyelenggaraan
urusan kesekretariatan dinas perumahan, permukiman dan pertanahan;
d) Melaporkan hasil pelaksanan tugas kepada atasan;
e) Melaksanakan tugas kedinasan lain diperintahkan oeh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
c. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian
1. Sub Bagian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin seorang
Kepala Sub Bagian mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam
menyusun program kegiatan, memantau dan mengevalusi
penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai
berikut :
38
a) Menyusun rencana program dan kegiatan Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas
b) Mendistribusikan tugas dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.
c) Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui
tugas yang telah dan yang belum dilaksanakan melakukan evaluasi dan
penyusunan organisasi serta ketatalaksanaan.
d) Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
d. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Sub Bagian Keuangan
1. Sub Bagian Keuangan dipimpin seorang Kepala Sub Bagian mempunyai
tugas pokok membantu sekretaris dalam menyusun program kegiatan,
memantau dan mengevaluasi penyelengaraan urusan keuangan.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai
berikut :
a) Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan
b) Memantau, mengawasi dan megevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas yang telah dan belum dilaksanakan.
c) Memeriksa bahan dan data untuk perhitungan anggaran dan perubahan
anggaran.
d) Melakukan verifikasi kelengkapan administrasi permintaan pembayaran.
e) Mengoordinasikan dan menyusun rencana kerja anggaran.
39
f) Melakukan urusan perbendaharaan, pengelolaan penerimaan Negara
bukan pajak dan pelaporan keuangan.
g) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.
e. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Sub Bagian Program dan
Pelaporan
1. Sub Bagian Program dan Pelaporan dipimpin seorang Kepala Sub Bagian
mempunyai tugas pokok membantu sekretaris dalam menyusun program
dan kegiatan serta memantau dan mengevaluasi penyelengaraan urusan
program dan pelaporan.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan adalah sebagai
berikut :
a) Menyusun rencana, program dan kegiatan Sub bagian Program dan
Pelaporan sebagai laporan dalam pelaksanaan tugas.
b) Mendistribusikan tugas dan member petunjuk pelaksanaan kepada
bawahan.
c) Melakukan penyiapan bahan dalam rangka perumusan kebijakan program
dan pelaporan.
d) Memonitoring dan megevaluasi laporan kegiatan.
e) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan
40
f. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Bidang Perumahan
1. Bidang perumahan dipimpin seorang kepala bidang mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Dinas dalam penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria,
dan pemberian bimbingan teknis dan supervise, serta pemantauan,
evaluasi dan pelaporan dibidang perumahan.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Bidang Perumahan adalah sebagai berikut :
a) Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan dibidang
perumahan.
b) Melaksanakan pengelolaan dibidang perumahan.
c) Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan perumahan.
d) Memantau dan mengevaluasi serta menilai pelaksnaan tugas bawahan.
e) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan
g. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Seksi Pendataan,
Perencanaan Dan Evaluasi Perumahan
1. Seksi pendataan, perencanaan dan evaluasi perumahan dipimpin oleh
seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang
melakukan pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan terkait
pendataan, perencanaan dan evalusi perumahan.
41
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Pendataan, Perncanaan dan Evaluasi
Perumahan adalah sebagai berikut :
a) Menyusun program kegiatan seksi pendataan, perencanaan dan evaluasi
perumahan;
b) Menyusun data dan informasi Perumahan;
c) Menyusun kebijakan dan strategi daerah dengan berpedoman pada strategi
nasional dan provinsi tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil
rekayasa teknologi perumahan;
d) Sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang melaksanakan
perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan Prasarana Sarana
dan Utilitas Umum (PSU) tingkat kemampuan kecil;
e) Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap
pelaksanaan kebijakan dalam penyediaan rumah, perumahan, dan
lingkungan hunian;
f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan;
h. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Seksi Penyediaan
Perumahan
1. Seksi Penyediaan Perumahan bidang perumahan dipimpin seorang Kepala
Seksi mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan, evaluasi
dan koordinasi penyelenggaraan pengawasan Penyediaan Perumahan.
42
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Pendataan, Perncanaan dan Evaluasi
Perumahan adalah sebagai berikut :
a) Menyusun program kegiatan Seksi Penyediaan Perumahan.
b) Melaksanakan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang ramah
lingkungan serta pemanfaatan industri bahan bangunan yang
mengutamakan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal yang aman
bagi kesehatan.
c) Melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi
penyelenggaraan perumahan.
d) Melaksanakan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam
penyelenggaraan perumahan dengan berpedoman pada kebijakan nasional.
e) Memberikan pendampingan bagi orang perseorangan yang melakukan
pembangunan rumah swadaya.
f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.
i. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Seksi Pemanfaatan
Dan Pengendalian Perumahan
1. Seksi Pemanfaatan Dan Pengendalian Perumahan bidang perumahan
dipimpin seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Bidang melakukan pengumpulan data, identifikasi, analisis,
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta
pelaporan di bidang pemanfaatan dan pengendalian perumahan.
43
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Pemanfaatan dan pengendalian Perumahan
adalah sebagai berikut :
a) Menyusun program kegiatan seksi pemanfaatan dan pengendalian
perumahan.
b) Melakukan fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena
relokasi program pemerintah daerah.
c) Melaksanakan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam
penyelenggaraan perumahan dengan berpedoman pada kebijakan nasional.
d) Melaksanakan pengelolaan utilitas umum perumahan.
e) Melakukan penerbitan Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG).
f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.
j. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Bidang Kawasan
Permukiman
1. Bidang Kawasan Permukiman dipimpin seorang Kepala Bidang
mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur dan criteria dan pemberian bimbingan teknis dan supervise, serta
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kawasan permukiman.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Bidang Kawasan Permukiman adalah sebagai
berikut:
44
a) Mengoordinasikan penyusunan program dan kegiatan di bidang kawasan
permukiman.
b) Melaksanakan pengelolaan di bidang kawasan permukiman.
c) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi berkala pelaksanaan kegiatan
kawasan permukiman.
d) Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.
e) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.
k. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Pendataan dan
Perencanaan, Perizinan dan Evaluasi Kawasan Permukiman
1. Seksi Pendataan dan Perencanaan, Perizinan dan Evaluasi Kawasan
Permukiman dipimpin seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Bidang melakukan pengumpulan data, identifikasi,
analisis, penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi
serta pelaporan di bidang pendataan dan perencanaan, perizinan dan
evaluasi kawasan permukiman.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Pendataan dan perencanaan, Perizinan dan
Evalusi Kawasan Permukiman adalah sebagai berikut :
a) Menyusun program kegiatan seksi Seksi Pendataan, Perencanaan dan
Evaluasi Kawasan Permukiman.
45
b) Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi daerah dengan
berpedoman pada strategi nasional dan provinsi tentang pendayagunaan
dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi permukiman.
c) Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap
pelaksanaan kebijakan dalam kawasan permukiman;
d) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan, kebijakan strategi, kawasan permukiman.
e) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.
l. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Pengembangan Kawasan
Permukiman
1. Seksi Pengembangan Kawasan Permukiman dipimpin seorang Kepala
Seksi mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan, evaluasi
dan koordinasi penyelenggaraan perencanaan Pengawasan Pengembangan
Kawasan Permukiman
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Pengembangan Kawasan Permukiman adalah
sebagai berikut :
a) Menyusun program kegiatan seksi Seksi Pengembangan Kawasan
Permukiman.
b) Melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana kawasan permukiman.
c) Memfasilitasi penyediaan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR);
46
d) Menetapkan lokasi Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap
Bangun (Lisiba);
e) Melakukan Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan kawasan
permukiman;
f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan;
m. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Pencegahan Dan
Pengendalian Kawasan Permukiman
1. Seksi Pencegahan Dan Pengendalian Kawasan Permukiman dipimpin
seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang
melakukan pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan terkait
pencegahan dan pengendalian Kawasan Permukiman.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Kawasan
Permukiman adalah sebagai berikut :
a) Menyusun program kegiatan seksi Seksi Pencegahan dan Pengendalian
kawasan permukiman;
b) Melaksanakan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam
penyelenggaraan kawasan permukiman dengan berpedoman pada
kebijakan nasional;
47
c) Menyelenggarakan penyerahan prasarana, sarana dan utilitas kawasan
permukiman kepada pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
d) Melakukan Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman
kumuh dengan luas dibawah 10 (sepuluh) ha;
e) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan;
n. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Bidang Sarana Umum
Dan Pemerintahan
1. Bidang Sarana Umum Dan Pemerintahan dipimpin seorang Kepala Bidang
mempunyai tugas pokok Menyusun/merumuskan evaluasi dan koordinasi
penyelenggaraan dan pengawasan Sarana Sarana Umum Dan
Pemerintahan.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Bidang Sarana Umum dan Pemerintahan adalah
sebagai berikut :
a) mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan di bidang Sarana
Umum Dan Pemerintahan.
b) Melaksanakan pengelolaan bidang Sarana Umum dan Pemerintahan.
c) Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan Sarana umum dan
Pemerintahan.
d) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi berkala pelaksanaan kegiatan
Sarana Umum dan Pemerintahan.
48
e) Mendistribusikan tugas dan member petunjuk pelaksanaan kepada
bawahan.
f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan;
o. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Pendataan, Perencanaan
dan Evaluasi Prasarana Sarana Umum Dan Pemerintahan
1. Seksi Pendataan, Perencanaan dan Evaluasi Prasarana Sarana Umum Dan
Pemerintahan dipimpin seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Bidang melakukan pengumpulan data, identifikasi,
analisis, penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi
serta pelaporan terkait Pendataan, Perencanaan dan Evaluasi Prasarana
Sarana Umum Dan Pemerintahan.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Bidang Sarana Umum dan Pemerintahan adalah
sebagai berikut :
a) Menyusun program kegiatan seksi pendataan, perencanaan, perijinan dan
evaluasi prasarana dan sarana umum dan pemerintahan.
b) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, kawasan perumahan.
c) Menyusun RISPK (Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran);
d) Menyelenggarakan bangunan gedung termasuk pemberian Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dan sertifikat laik fungsi bangunan gedung.
49
e) Merencanakan, menyiapkan bahan penyusunan untuk melaksanakan
koordinasi dengan pihak operator penyediaan air bersih dalam rangka
peningkatan layanan air bersih.
f) Menyiapkan dan menyusun untuk bahan Detail Engineering Design
(DED) pembangunan sarana air bersih, dan air limbah.
g) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.
p. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman
1. Seksi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman dipimpin
seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang
melakukan pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan terkait Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman adalah sebagai berikut :
a) Menyusun program kegiatan seksi Air minum dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman.
b) Melaksanakan pengelolaan system air limbah domestic di perdesaan dan
perkotaan.
c) Melakukan rehabilitasi sarana dan prasarana air minum dan air limbah.
d) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan;
50
q. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Penataan Bangunan dan
Penyehatan Lingkungan.
1. Seksi Penataan Bangunan dan Penyehatan Lingkungan dipimpin seorang
Kepala Seksi mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang
melakukan pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan terkait
Penataan Bangunan dan Penyehatan Lingkungan.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Penataan Bangunan dan Penyehatan
Lingkungan adalah sebagai berikut :
a) Menyusun program kegiatan seksi Penataan Bangunan dan Penyehatan
Lingkungan.
b) Melaksanakan pembangunan gedung Negara, rumah dinas, dan bangunan
lainnya.
c) Melaksanakan informasi harga bahan dan upah dan teknologi bangunan.
d) Melaksanakan pemanfaatan, pengaturan pengelolaan penghapusan
bangunan Negara dan rumah dinas.
e) Melaksanakan informasi Standar Layak Fungsi (SLF), tim ahli bangunan
gedung.
f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan ;
51
r. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Bidang Pertanahan
1. Bidang Pertanahan dipimpin seorang Kepala Bidang mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Dinas dalam penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria,
dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi
dan pelaporan di bidang Pertanahan.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Bidang Pertanahan adalah sebagai berikut :
a) Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan di bidang
Pertanahan.
b) Melaksanakan pengelolaan di bidang Pertanahan.
c) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi berkala pelaksanaan kegiatan
pertanahan.
d) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.
s. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Inventarisasi Dan Ganti
Rugi Tanah
1. Seksi Inventarisasi Dan Ganti Rugi Tanah dipimpin seorang Kepala Seksi
mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang melakukan
pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan terkait Inventarisasi Dan
Ganti Rugi Tanah.
52
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Inventarisasi dan Ganti Rugi Tanah adalah
sebagai berikut :
a) Menyusun program dan kegiatan Seksi Inventarisasi dan ganti rugi tanah.
b) Melakukan pendataan dan inventarisasi permasalahan tanah pemerintah
daerah.
c) Menyusun peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang
berkaitan dengan administrasi pertanahan dan ganti rugi tanah.
d) Melaksanakan penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah
untuk pembangunan oleh pemerintah daerah.
e) Melaksanakan inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong.
f) Melakukan perencanaan penggunaan tanah.
g) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.
t. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Perizinan Penggunaan
Tanah
1. Seksi Perizinan Penggunaan Tanah dipimpin seorang Kepala Seksi
mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang melakukan
pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan di bidang Perizinan
Penggunaan Tanah.
53
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Perizinan Penggunaan Tanah adalah sebagai
berikut :
a) Menyusun program dan kegiatan Seksi Perizinan Penggunaan Tanah.
b) Melakukan pemberian izin lokasi dan alih fungsi lahan dalam satu daerah.
c) Menerbitkan izin membuka tanah.
d) Melakukan pensertifikatan tanah milik Pemerintah daerah.
e) Melakukan penetapan tanah ulayat.
f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.
u. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Permasalahan Tanah
1. Seksi Permasalahan Tanah dipimpin seorang Kepala Seksi mempunyai
tugas pokok melakukan pengumpulan data, identifikasi, analisis,
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta
pelaporan di bidang Permasalahan Tanah.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Permasalahan Tanah adalah sebagai berikut:
a. Menyusun program dan kegiatan Seksi Permasalahan Tanah.
b. Melaksanakan penyelesaian sengketa tanah asset pemerintah daerah dan
tanah garapan.
c. Melaksanakan penyelesaian masalah tanah kosong.
d. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.
54
B. Efektivitas Pelayanan Publik Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba
Efektivitas menunjukkan suatu keadaan sejauh mana rencana dapat
tercapainya. Semakin banyak renacana yang dapat dicapai, semakin efektif pula
kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat jga diartikan sebagai tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Media pelayanan bisa dikatakan efektif ketika memenuhi
kreteria, diantaranya mampu memeberikan pengaruh, perubahan atau dapat
membawa hasil. Ketika kita meremuskan tujuan instruksional, maka efektivitas dapat
dilihat dari seberapa jauh tujuan itu tercapai. Semakin banyak tujuan tercapai, maka
semakin efektif pula media pelayanan tersebut. Efektivitas pelayanan publik Di Dinas
Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba, dapat dilihat
dengan menggunakan indikator yaitu:
1. Prosuder Pelayanan
Prosedur pelayanan adalah kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan, kejelasan
persyaratan pelayanan, prosedur pelayanan merupakan rangkaian proses atau tata
kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga adanya tahapan secara jelas dan pasti
cara-cara yang harus ditempuh dalam rangkaian penyelesaian suatu pelayanan.
Prosedur pelayanan tidak hanya dituntut untuk menciptakan keteraturan tetapi
diutamakan untuk memberikan kemudahan dan kejelasan bagi masyarakat yang
membutuhkan pelayanan yang baik. Kejelasan prosedur pelayanan disini
55
dimaksudkan bahwa masyarakat mengerti akan setiap tahapan yang mereka penuhi
untuk mendapatkan pelayanan yang diinginkan. Prosedur pelayanan yang diharuskan
sederhana dan tidak berbelit-belit.
Untuk memberikan pelayanan yang efektif serta kejelasan prosedur
pelayanan, maka Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten
Bulukumba merupakan makenisme pelayanan mulai dari prosedur atau alur eksternal
pelayanan sampai siklus proses pelayanan Di Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba tempat pemebrian Izin mendirikan bangunan dan
sertifikat laik fungsi bangunan Gedung.
Proses atau alur eksternal pelayanan dimulai dari pemohon membawa surat
pengantar dari kecematan setelah mendapat keterangan dari desa sebagai tempat
domisili, kemudian dilanjutakan ke Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan
untuk diproses oleh tim teknis dan selanjutnya tim teknis yang terkait menerima
permohonan jasa yang telah memenuhi syarat teknis dan memproses berkas pemohon
pada saat itu juga, kemudian kepala Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan
mendatangani dokumen tersebut dan selajutnya diserahkan kepada pemohon.
Salah satu hal yang menjadi serotan oleh para penerima layanan pada
umumnya adalah prosedur pelayanan yang melalui proses yang panjang. Untuk
mengetahui bagaimana prosedur pelayanan Dinas Perumahan, Permukiman Dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa
pegawai dan masyarakat yang sedang mengurus pemberian Izin Mendirikan
Bangunan dan sertifikat laik fungsi bangunan Gedung di kantor ini.
56
Seorang informan yang selaku sekretaris di Dinas Permumahan, Permukiman
dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba mengatakan bahwa:
“Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, prosedurnya pelayanan
sudah sesuai dengan mekanisme pelayanan yang ada dan sesuai dengan SOP
yang berlaku di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten
Bulukumba.” (Wawancara, AM, tanggal 24 juni 2019).
Pendapat yang sama dari selaku subag program dan pelaporan mengatakan
bahwa:
“Prosedur pelayanan yang ada Di Dinas Perumahan, Permukiman Dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba sudah sesuai dengan mekanisme yang ada.
Karena kami sesuaikan dengan SOP dan peraturan perundang-undangan
kabupaten bulukumba, dimana prosedur pelayanan dibuat sesuai kententuan
pemerintah.” (Wawancara, AH, tanggal 25 juni 2019).
Berdasarakan hasil wawancara dari beberapa penuturan informan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa prosedur pelayanan yang di Dinas Perumahan, Permukiman
dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba sudah jelas, sesuai dengan mekanisme
pelayanan yang ditentukan oleh para pergawai di kantor tersebut.
Pelayanan yang cenderung dicitrakan sebagai pelayanan yang berbelit-belit,
serta tidak ada kepastian waktu dan biaya pelayanan yang dibutuhkan. Untuk
mengetahui apakah prosedur pelayanan di Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba berbelit-belit berikut peneturan informan sebagai
pengguna jasa mengatakan bahwa:
“Prosedur pelayanannya cukup berbelit-belit, karena saya harus kesana kemari
untuk memenuhi kelengkapan berkas yang sedang saya urus.” (Wawancara,
K, senin, tanggal 24 juni 2019).
Pendapat berbeda dari pengguna jasa mengatakan:
57
“Menurut saya prosedur pelayananya tidak berbelit-belit dan mudah, jadi saya
rasa tidak begitu sulit untuk mengurus berkas saya.” (Wawancara, MS,
tanggal 27 juni 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa penuturan informan diatas, maka
dapat disimpulkan prosedur pelayanannya belum sepunuhnya efektif, karena masih
ada masyarakat yang mengeluh tentang prosedur pelayanannya yang masih bebelit-
belit.
Prosedur pelayanan pada umumnya membutuhkan kelengkapan persyaratan
administrasi agar data yang diberikan kepada penyedia pelayanan bersifat akurat dan
akuntabel. Untuk mengetahui tentang persyaratan administrasi dalam pelayanan
pemberian Izin Mendirikan Bangunan di kantor ini, maka peneliti menanyakan
kepada beberapa informan tentang hal tersebut.
Pendapat menurut selaku pengguna jasa mengatakan bahwa:
“Persyaratannya cukup jelas dan mudah saja, menurut saya tidak begitu
memberatkan dalam pengurusan berkas yang di urus.” (Wawancara, SI,
tanggal 9 juli 2019).
Pendapat yang sama dari pengguna jasa mengatakan bahwa:
“Menurut saya persyaratan dalam mengurus di Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba, begitu memberatkan
karena seperti yang saya ketahui memang seperti itulah prosedurnya. Jadi saya
hanya mengikuti prosedur tersebut.” (Wawancara, AF, tanggal 1 juli 2019).
Pendapat berbeda dari pengguna jasa bahwa:
“Persyaratan administrasi untuk memproleh pelayanan disini sudah cukup
jelas tetapi persyaratan administrasinya cukup banyak jadi terkadang kami
repot untuk mengurus persyaratannya.’ (Wawancara, AN, tanggal 15 Juli
2019).
58
Berdasarkan hasil wawancara dari penuturan beberapa informan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa prosedur pelayanan di Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba, secara umum sudah efektif dan berjalan sesuai
dengan prosedur pelayanan yang ada. Persyaratan administrasi yang diinformasikan
dengan jelas kepada masyarakat pengguna layanan dalam prosedur pelayanan
dilakukan berdasarkan tata urutan dan hanya melibatkan personal yang ditetapkan.
Tetapi tidak menutuk kemungkinan masih ada keluhan dari beberapa masyarakaat
tentang prosedur pelayanan yang berbelit-belit. Hal ini terbukti adanya keluhan
tentang persyaratan administrasi yang banyak.
2. Waktu Penyelesaian
Untuk menciptakan pelayanan yang efektif dapat dilihat dari kepastian waktu
pelayanan dalam penyelesaian pengurusan pemberian izin mendirikan bangunan dan
sertifikat laik fungsi bangunan Gedung. Pegawai memeriksa kelengkapan persyaratan
berkas permohonan.
Salah satu hal yang menjadi serotan oleh para penerima layanan pada
umumnya adalah waktu penyelesaian. Berkenaan dengan waktu pelayanan dalam
penyelesaian pemberian izin mendirikan bangunan dan sertifikat laik fungsi bangunan
gedung di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba
berikut penuturan dari selaku sekretaris bahwa :
“Dalam memberikan pelayanan kami usahakan cepat, tepat dalam memuaskan
bagi masyarakat dalam penyelelesaiannya, karena kami memiliki komitmen
pelayanan “apabila kami tidak tepat waktu, kami siap mengantar ke alamat
anda keselahan yang kami lakukan, kami siap memperbaiki dan mengganti
dokumen anda”, tetapi terlepas dari itu, tergantun dari situasi maupun kondisi.
59
Kami akan menyelesaikan dengan ketepatan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan (Wawancara, AM, tanggal 24 juni 2019).
Menurut pengguna jas mengatakan bahwa:
“Berdasarkan pengalaman saya, dalam pengurusan pemberian Izin
Mendirikan Bangunan, saya rasa waktunya sesuai dengan pengurusan apa
saya urus, waktu penyelesaiannya saya rasa tidak lama. Jadi saya pikir sudat
tepat dan cepat”. (Wawancara, K, tanggal 24 juni 2019).
Pendapat tidak senada di sampaikan oleh pengguna jasa mengatakan bahwa:
“Pelayanan yang saya terima, kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan
kurang tepat, menurut saya cukup lama”. (Wawancara, MS, tanggal 27 juni
2019).
Berdasarkan hasil wawancara dari penuturan beberapa informan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan sudah cukup
baik, cepat dan tepat, karena kantor ini memeiliki komitmen pelayanan yang cukup
wajib dijalankan sehingga menciptakan pelayanan yang efektif, meskipun ada
masyarakat yang mengeluh tentang kecepatan dan ketepatan pelayanan yang masih
dikatakan lama.
Untuk menciptakan pelayanan efektif dan tidak berbelit-belit, maka
dibutuhkan keterbukaan informasi tentang standar waktu penyelesaian pengurusan
pemberian Izin Mendirikan Bangunan agar masyarakat yang mengurus pemberian
Izin Mendirikan Bangunan dapat mengetahui waktu penyelesaian pemberian Izin
Mendirikan Bangunan yang sedang diurus. Berikut penuturan beberapa informan
tentang kepastian waktu penyelesaian pelayanan telah diinformasikan oleh pegawai.
Penuturan dari seksi pendataan, perencanaan dan evaluasi prasarana umum
dan pemerintahan mengatakan bahwa:
60
“Waktu penyelesaian pelayanan kami informasikan dengan jelas kepada
masyarakat, tetapi kadang molor karena ketidaklengkapan persyaratan yang
dibutuhkan, tetapi juga biasa pegawai yang bersangkutan keluar kota kalau
persyaratannya kurang dan pengawai yang bersangkutan, ya…. Kami tidak
dapat memproses langsung, harus menunggu sampai lengkap. Nah, akibatnya
pengurusan pemberian Izin Mendirikan Bangunan dan sertifikat laik fungsi
bangunan Gedung harus melengkapi persyaratan yang ada. Tetapi pengurusan
pemberian Izin Mendirikan Bangunan dan sertifikat laik fungsi bangunan
Gedung yang persyaratan sudah lengkap kami bisa langsung proses dan dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.” (Wawancara, AYO, tanggal
1 juli 2019).
Tanggapan menurut pengguna jasa mengatakan bahwa:
“Waktu penyelesaian pelayanan diinformasikan dengan jelas, tetapi waktu
saya mengurus pemberian izin mendirikan bangunan waktunya cukup lama
dan tidak sesuai dengan yang diinformasikan. (Wawancara, AF, tanggal 1 juli
2019).
Pendapat yang berbeda dari pengguna jasa mengatakan:
“Mengenai kepastian waktu penyelesain pengurusan pemberian Izin
Mendirikan Bangunan saya pikir informan yang saya terima cukup jelas”.
(Wawancara, SI, tanggal 9 juli 2019).
Hal senada yang di sampaikan oleh pengguna jasa mengatakan bahwa:
“Pelayanan tentang ketepatan waktunya sudah tepat dan jelas, informasinya
juga sudah jelas. Jadi saya pikir pelayanan waktunya sudah baik.”
(Wawancara, AN 15 juli 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan waktu penyelesaian
pelayanan dapat disimpulkan bahwa sudah efektif karena terdapatnya usaha dari
penyedia pelayanan yang mengusahakan penyelesaian pekerjaan dengan lebih cepat
dan memuaskan masyarakat. Meski ada beberapa masyarakat mengatankan cukup
lama atau tidak tepat waktu. Tetapi pegawai sebagai penyedia layanan sudah
berusaha menginformasikan dengan jelas tentang standar waktu penyelesaian
pengurusan pemberian Izin Mendirikan Bangunan.
61
3. Biaya Pelayanan
Biaya pelayanan adalah tarif pelayanan termasuk rincinnya yang ditetapkan
dalam proses pemberian pelayanan atau segala biaya sebagai imbalan jasa yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesaui ketentuan yang berlaku. Terkait
dengan masalah biaya dalam pelayanan di Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba, berikut penuturan menurut Sekretaris mengatakan
bahwa:
“Kami memberikan biaya pelayanan sesuai dengan peraturan yang ada di
kantor ini, dan kami tidak diperbolehkan meminta biaya tambahan, selain itu
kami juga larang penerima jasa memberi tip kepada pegawai. Kami juga
menyediakan loket untuk membayar administrasinya sehingga tidak ada
pungli.” (Wawancara, AM, tanggal 24 juni 2019).
Pendapat menurut pengguna jasa yang mengatakan bahwa:
“Yang saya rasakan, biaya pelayanan disini tidak begitu memberatkan karena
saya hanya bayar yang sudah di tentukan oleh pihak disini.” (Wawancara,
AN, tanggal 15 juli 2019).
Pendapat yang sama juga yang dikemukakan oleh pengguna jasa yang
mengatakan bahwa:
“Kalau mengenai biaya yang dikenakan, saya rasa tidak begitu memberatkan
karena sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku jadi saya hanya
mengikuti.” (Wawancara, K, tanggal 24 juni 2019).
Pendapat senada dengan pengguna jasa yang mengatakan bahwa:
“Menurut saya, biaya pelayanan disini sudah baik karena sudah sesuai dengan
rician yang saya bayar di administrasi.” (Wawancara, MS, tanggal 27 juni
2019).
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa penuturan informan diatas
menunjukkan bahwa biaya pelayanan yang diberikan oleh Dinas Perumahan,
62
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba yang dirasakan masyarakat
sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Selain itu, masyarakat merasa
tidak terbebani oleh biaya pelayanan. Sehingga penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa biaya dalam pelayanan pengurusan pemberian Izin Mendirikan Bangunan di
kantor ini sudah efektif dan efisien.
Dalam hal penyedian pelayanan, terkadang kita temukan adanya pengutan liar
(pungli) atau biaya diluar ketentuan yang harus di bayar oleh masyarakat, sehingga
menimbulkan adanya praktek korupsi. Untuk mengetahui apakah di dinas
perumahana, permukiman dan pertanahan kabupaten bulukumba terjadi hal tersebut.
Berikut hasil wawancara yang di lakukan oleh penelitian dengan beberapa informan.
Pernyataan dari selaku Subag Keuangan yaitu:
“Kalau masalah biaya tambahan kami tidak di perbolehkan meminta biaya
diluar administrasi. Selain itu, yang mengurus juga dilarang memberikan tip
kepada petugas pelayanan.” (Wawancara, IS, tanggal 3 juli 2019).
Pendapat dari pengguna jasa mengatakan bahwa :
“Kami tidak pernah diminta biaya tambahan diluar biaya administrasi. Karena
kami diperintahkan untuk membayar biaya pengurusan langsung ke loket
yang ada di dalam kantor.” (Wawancara, SI, tanggal 9 juli 2019).
Pendapat yang sama dari pengguna jasa yang mengatakan bahwa:
“Menurut pengalaman saya tidak pernah diminta biaya diluar biaya
administrasi, lagi pula untuk membayar biaya pelayanan sudah tersedia di
loket yang mempermudah dalam pembayaran.” (Wawancara, AF, tanggal 1
juli 2019).
Berdasrkan hasil wawancara dari beberapa informan dapat disimpulkan
bahwa di Dinas Perumahan, Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba
tentang biaya pelayanan dalam pengurusan pemberian Izin Mendirikan Bangunan
63
sudah cukup terjangkau bagi masyarakat dan merasakan puas terhadap pelayanan
diterima. Selain itu tidak ditemukan adanya pengutan liar (pungli) yang dapat
merusak citra birokrat sebagai penyedia layanan kepada masyarakat.
4. Sarana dan Prasarana
Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu
proses upaya yang dilakukan didalam pelayanan public, karena apabila kedua hal ini
tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak dapat mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan rencana.
Sarana dan prasarana adalah merupakan seperangakat alat yang digunakan
dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu
maupun peralatan umum, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang
hendak dicapai.
Salah satu hal yang dapat menciptakan pelayanan yang efektif adalah
mengenai sarana dan prasarana yang ada di sebuah organisasi, menyangkut pada
pemberian pelayanan kepada masyarakat. Karena sebagai penyedia pelayanan, harus
selalu memperhatikan sarana dan prasarana untuk suatu kegiatan pelayana kepada
masyarakat pengguna jasa. Karena ketersedian sarana dan prasaranan yang baik, akan
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan.
Untuk mengetahui bagaimana kondisi dan ketersedian sarana dan prasarana
yang membantu efektivitas pelayanan public di dinas perumahan, permukiman dan
pertanahan kabupaten bulukumba, penulis melakukan pengamatan langsung di
64
lapangan dan melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat dan pegawai di
Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba.
Ditinjau dari kondisi kantor ini, penulis melakukan wawancara dengan
beberapa masyarakat yang sedang ada keperluan di kantor ini. Berikut penuturan
beberapa narasumber.
Pendapat dari pengguna jasa yang mengatakan bahwa:
“Menurut saya kondisi ruang pelayanan di kantor ini sudah cukup baik, selain
kondisi ruangan yang bersih, tempat ini juga terasa nyaman, dan terkesan
aman.” (Wawancara, SI, tanggal 9 juli 2019).
Pendapat yang sama dari pengguna jasa yang mengatakan adalah :
“Ya, kondisi ruangan di sini sudah nyaman dan aman. Ada ruang tunggu, ada
tv, berac, bahkan disediakan air mineral gelas yang dapat dinikmati secara
gratis. Kalau pas menunggu kita nyaman dan tidak cepat bosan.” (Wawancara,
K, tanggal 24 juni 2019).
Berikut wawancara dari beberapa informan tentang keadaan fasilitas
pendukung di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten
Bulukumba, yaitu:
Menurut pengguna jasa mengatakan bahwa :
“Tentang fasilitas yang ada di kantor ini suadah baik dan lengkap, ada TV,
AC, Mushollah, tempat parkir juga cukup luas.” (Wawancara, MS, tanggal 27
juni 2019).
Pendapat yang sama dari pengguna jasa mengatakan bahwa:
“Fasilitas lengkap, ruang tunggunya nyaman. Ada TV, AC, terdapat pula
mushallah dan tempat parkirnya luas.” (Wawancara, AF, tanggal 1 juli 2019).
Hal senada yang dikatakan oleh pengguna jasa yaitu:
65
“Kalau tentang fasilitas di kantor ini sudah lengkap karena sudah ada ruang
tunggu., TV, AC, dan tempatnya parkiran yang sudah lengkap.” (Wawancara,
AN, tanggal 15 juli 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dari beberapa informan pengguna jasa
dapat disimpulkan bahwa kondisi ruang kantor ini sudah baik dan lengkap. Kondisi
kantor ini bersih, nyaman dan memberikan kesan yang aman. Sedangkan ketersedian
fasilitas pendukung seperti ruang tunggu, TV, AC, tempat ibadah dan tempat parkir
sudah ada dan memedai.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikas (tik) sangat berperan dalam
mendukung program pelayanan pada masyarakat yang lebih luas dan transparan.
Melalui pengembangan ini, kami harapkan masyarakat kabupatan bulukumba dapat
memproleh informasi yang cepat dan tepat serta transparan mengenai pelayanan
pemberian Izin Mendirikan Bangunan dan sertifikat laik fungsi bangunan Gedung
harus.
Penyediaan berbagai informasi tentang syarat dan mekanisme di Dinas
Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba. Selain itu,
menyediakan data mengenai masyarakat atau badan usaha dan perusahaan yang
mengurus pemberian Izin Mendirikan Bangunan dan sertifikat laik fungsi bangunan
Gedung harus. Diharapakan Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan
Kabupaten Bulukumba dapat memberikan yang terbaik buat peningkatan potensi dan
informasi data pada masyarakat luas. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis
melakukan wawancara dengan salah seorang pegawai Di Dinas Perumahan,
66
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba, berikut penuturan sekertaris,
mengatakan bahwa :
“Kita selalu ngikuti perkembangan teknologi setiap tahun, kita selalu meng-
update peralatan yang kita punya, seperti computer yang kita gunakan
memberikan pelayanan, semua kegiatan sudah menggunakan computer,
sehinggah dalam memberikan pelayanan juga cepat. Ini sangat bagus karena
apa yang kita butuhkan juga dapat diperoleh dengan cepat, tidak perlu repot-
repot cari di lemari file.” (Wawancara, AM, tanggal 11 juli 2019).
Salah satu upaya untuk memeberikan pelayanan yang efektif yaitu proses
pelayanan melalui system komputerisasi dan system data base agar menjamin
keakuratan data dan kecepatan pelayanan, transaksi tercatat secara otomatis dalam
data base dan dalam bentuk print out, dan data tersimpan secara baik dan dapat dicari
dengan mudah.
Berdasarkan informasi dari narasumber tersebut, penulis menyimpulkan
bahwa peranan sarana dan prasaranan dalam hal ini teknologi komunikasi dan
komputerisasi telah memberikan sumbangsih dalam membantu upaya untuk
mengefektifkan pelayanan di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan
Kabupaten Bulukumba.
5. Kompetensi Pegawai
Kompetensi pegawai yaitu kemapuan untuk mengenal kebutuhan masyarakat,
menyusun agenda dan proritas pelayanan, serta membangankan program-program
sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mayarakat. Konsep kompetensi merupakan
pertanggung jawaban dari sisi yang menerima pelayanan atau masyarkat. Seberapa
jauh mereka meliahat administrator negara atau birokrasi public bersikap tanggap
67
yang tinggi terhadap apa yang menjadi permasalahan, kebutuhan, keluhan dan
aspirasi mereka.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyediakan apa
yang menjadi tuntutan seluruh rakyat di suatu negara. Dalam hal ini kempotensi
merupakan cara efisiensi dalam menagani atau mengatur urusan baik di tingkat pusat
maupun tingkat daerah atau local dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
karena baik pemerintah pusat maupun daerah dikatakan petensi terhadap kebutuhan
masyarakat apabila kebutuhan masyarakat tadi di identifikasi oleh para pembuat
kebijakan dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki, secara tepat dan cepat
memjawab apa yang menjadi kepentingan public.
Dengan demikian birokrasi public dapat dikatakan bertanggujawab jika
mereka dinilai mempunyai kompetensi atau daya tanggap yang tinggi terhadap apa
yang menjadi permasalahan, kebutuhan, keluahan dan aspirasi masyarakat.
Dinas Perumahan, Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba
adalah salah satu organisasi pelayanan publik yang selalu berusaha memberikan
palayanan terbaik berupa pelayanan prima agar dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan masyarakat. Untuk itu dituntut Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba sesalu tanggap terhadap kebutuhan masyarakat
serta terhadap keluhan-keluhan yang disampaikan masyarakat.
Konsep kompetensi mengarah pada pertanggungjawaban organisasi public
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Petensi pegawai yang diharapkan
pengguna pelayanan dari Dinas Perumahan, Permukiman Dan Pertanhan Kabupatem
68
Bulukumba adalah daya tanggap pegawai Dinas Perumahan, Permukiman Dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba dalam melayani dan memenuhi kebutuhan
masayarakat dengan cepat dan tanpa prosedur yang berbelit-belit serta tepat waktu
sehingga menciptakan pelayanan yang efektif.
Sikap kompetensi pegawai di Dinas Perumahan, Permukiman Dan Pertanahan
Kabupaten Bulukumba dapat dilihat dari informan yang selaku Sekretaris Dinas
Permuhan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba mengatakan bahwa:
“Kita adalah Lembaga pelayanan publik yang selalu berusaha untuk
memberikan pelayana terbaik, sehingga diharapakan pelayanan yang kami
berikan cepat dan tepat sesuai dengan harapan masyarakat.” (Wawancara,
AM, tanggal 24 juni 2019).
Pendapat menurut pengguna jasa yang mengatakan bahwa:
“Menurut saya pegawai di sini cukup tanggap dengan kebutuhan masyarakat
dalam memberikan pelayanan.” (Wawancara, K, tanggal 24 juni 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa penuturan informan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pegawai Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan
Kabupaten Bulukumba sudah cukup tanggap terhadapap kebutuhan masyarakat
dalam memberikan pelayanan hal ini dapat menciptakan keefektifan pelayanan.
Untuk memberikan pelayan yang baik dan berkesan di mata masyaraka, para
administrator dituntut untuk bertindak sopan dan ramah ketika memberikan
pelayanan kepada msyarakat. Dalam memberikan pelayanan, administrator yang
berinteraksi langsung dengan masyarakat harus dapat memberikan sentuhan pribadi
yang menyenangkan. Sentuhan pribadi yang menyenangkan tersebut tercermin
69
melalui penampilan, bahasa tubuh dan tutur bahasa yang sopan, ramah, lincah dan
gesit.
Untuk mengetahui bagaimana kesopanan dan keramahan para administrator
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, penulis mewawancarai beberapa
orang masyarakat yang sedang mendapatkan pelayanan di Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba. Berikut penuturan para
informasi:
Pendapat menurut pengguna jasa yang mengatakan bahwa:
“Kalau berbicara mengenai kesopanan dan keramahan pegawai dalam
memberikan pelayanan, mereka sudah cukup ramah dan sopan ketika
berhadapan dengan masyarakat.” (Wawancara, MS, tanggal 27 juni 2019).
Hal senada yang dikatakan oleh pengguna jasa bahwa:
“Secara umum semua pegawai berhadapan langsung dengan masyarakat disini
sudah cukup ramah dan sopan. Saya pikir masalah pelayanan memang
dibutuhkan pegawai yang ramah dan murah senyum.” (Wawancara, AN,
tanggal 15 juli 2019).
Pendapat menurut selaku subag umum dan kepegawaian mengatakan bahwa:
“Untuk memberikan pelayanan yang baik, kami sebagai pegawai yang
melayani masyarakat diharapkan dapat memberikan kesan yang baik dengan
bersikap ramah dan bertutur kata yang sopan dan mudah dipahami oleh
masyarakat sebagai penerima layanan.” (Wawancara, NA, tanggal 3 juli
2019).
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa penuturan informan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa aspek kesopanan dan keramahan para administrator pada
saat memebrikan pelayanan kepada masyarakat di kantor ini tersebut sudah cukup
baik.
70
Hal lain yang berkaitan dengan aspek kompetensi dalam memberikan
pelayanan adalah petensi yang cepat dari petugas yang menagani keluhan yang
dirasakan masyarakat sebagai pengguna layanan. Berkaitan dengan hal tersebut,
peneliti melakukan wawancara dengan beberapa orang masyarakat, berikut
penuturannya:
Menurut pengguna jasa yang mengatakan bahwa:
“saya pernah mengeluh langsung kepada pegawai yang bertugas tentang
persyaratan yang cukup banyak, tetapi pegawai menanggapi saya dengan baik
tentang keluhan saya.” (Wawancara, AF, tanggal 1 juli 2019).
Pendapat menurut pengguna jasa yang mengatakan bahwa:
“Menurut saya mereka selalu tetap berbaik hati terhadap keluhan yang kita
rasakan.” (Wawancara, SI, tanggal 9 juli 2019).
Berdasarakan hasil wawancara di atas dari beberapa informan tentang
kempotensi/sikap pegawai dalam menangani keluhan-keluhan masyarakat di Dinas
Perumhan, Permukiman dan Pertahan Kabupaten Bulukumba. Pegawai di Dinas
Perumahan, Permukiman dan Pertanahan sudah maksimal dalam menanggapi keluhan
masyarakat dengan bersikap ramah, bertutur kata yang sopan dan mudah dipahami
oleh masyarakat. Sehingga dalam memberikan pelayanan dapat dikatakan efektif dan
tepat sesuai dengan harapan masyarakat.
6. Produk Pelayanan
Produk pelayanan adalah hasil yang akan diterimah sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Untuk menciptakan pelayanan yang efektif dapat dilihat dari
pemberian pelayanan kepada masyarakat yang mengurus pemberian izin mendirikan
71
bangunan dan sertifikat laik fungsi bangunan Gedung. Berkenaan dengan pemberian
pelayanan di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba.
Berikut penuturan dari selaku sekertaris mengatakan bahwa:
“Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususunya yang ingin
mengurus pemberian Izin mendirikan bangunan dan sertifikat laik fungsi
bangunan gedung di kantor ini. Kami selalu sesuaikan dengan formulir yang
di ajukan kepada kami, agar kami tidak salah ketika melakukan tinjauan
lokasi”. (wawancara, AM, tanggal 24 juni 2019).
Pendapat senada yang dikatakan oleh seksi pendataan, perencanaan dan
evaluasi prasarana umum dan pemerintahan mengatakan bahwa:
“Ketika kami memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan sebelum kami
melakukan peninjauan lokasi, kami selalu melihat formulir yang diajukan
masyarakat sehingga kami tidak salah peninjauan lokasi dan salah data
nantinya ketika kami berikan kepada masyarakat”. (wawancara, AYO, tanggal
1 juli 2019).
Pendapat pengguna jasa mengatakan bahwa:
“Menurut saya pelayanan yang diberikan oleh pegawainya sudah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan”. (wawancara, MS, tanggal 1 juli
2019).
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa penuturan informan diatas
menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pegawai Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba yang dirasakan sudah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa pelayanan yang diberikan pegawai kantor Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba sudah efektif dan efisien.
Untuk menghasilkan pelayanan yang efektif, maka dibutuhkan keterbukaan
informasi tentang bagaimana hasil pelayanan yang diterima oleh masyarakat dalam
72
pemberian izin mendirikan bangunan kepada masyarakat. Berikut penuturan beberapa
informan tentang bagaimana hasil pelayanan yang di terima oleh masayarakat.
Pendapat menurut pengguna jasa yang mengatakan bahwa :
“Menurut saya hasil pelayanan di sini sudah sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan karena waktu saya mengurus pemberian Izin mandirikan
Bangunan, sudah sesuai berkas yang saya terima dan apa yang saya tulis
difomulir.” (wawancara, SI, tanggal, 9 juli 2019).
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh pengguna jasa yang mengatakan
bahwa:
“Mengenai hasil pelayanan dalan pengurusan pemberian izin mendirikan
bangunan di kantor ini saya pikir sudah baik, karena sudah sesuai dengan apa
yang saya tulis diformulir”. (wawancara, AF, tanggal, 1 juli 2019).
Pendapat senada dengan pengguna jasa yang mengatakan bahwa:
“Waktu saya mengurus sertifikat laik fungsi bangunan Gedung di kantor ini,
saya pikir sudah sesuai dengan berkas yang saya tulis diformulir dan saya
pikir pelayanan sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sebelumnya”.
(wawancara, AN, tanggal 15 juli 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa penuturan informasi diatas
menunjukkan bahwa hasil pelayanan yang ditermia dalam pemberian izin mendirikan
bangunan oleh masyarakat sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
pegawai Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba.
Selain itu, masyarakat merasa puas terhadap pelayanan yang diterima. Sehingga
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa hasil pelayanan Dinas Perumahan,
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba yang diterima oleh masyarakat
sudah efektif.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa pelayanan di Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba telah berjalan dengan efektif, yang dapat dilihat
dari indikator berikut:
1. Prosedur pelayanan, secara umum sudah efektif dan berjalan sesuai dengan
prosedur pelayanan yang ada. Persyaratan administrasi yang diinformasikan
dengan jelas kepada masyarakat pengguna layanan dalam prosedur pelayanan
dilakukan berdasarkan tata urutan dan hanya melibatkan personal yang
ditetapkan. Tetapi tidak menutuk kemungkinan masih ada keluhan dari beberapa
masyarakaat tentang prosedur pelayanan yang berbelit-belit. Hal ini terbukti
adanya keluhan tentang persyaratan administrasi yang banyak.
2. Waktu pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan dapat disimpulkan bahwa sudah
efektif karena terdapatnya usaha dari penyedia pelayanan yang mengusahakan
penyelesaian pekerjaan dengan lebih cepat dan memuaskan masyarakat. Meski
ada beberapa masyarakat mengatankan cukup lama atau tidak tepat waktu. Tetapi
pegawai sebagai penyedia layanan sudah berusaha menginformasikan dengan
jelas tentang standar waktu penyelesaian pengurusan pemberian Izin Mendirikan
Bangunan.
73
74
3. Biaya pelayanan, biaya pelayanan dalam pengurusan pemberian Izin Mendirikan
Bangunan sudah cukup terjangkau bagi masyarakat dan merasakan puas terhadap
pelayanan diterima, tidak ditemukan adanya pengutan liar (pungli) yang dapat
merusak citra birokrat sebagai penyedia layanan kepada masyarakat. Selain itu,
masyarakat merasa tidak terbebani oleh biaya pelayanan. Sehingga penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa biaya dalam pelayanan pengurusan pemberian Izin
Mendirikan Bangunan di kantor ini sudah efektif dan efisien.
4. Sarana dan prasarana, kondisi ruang pelayanan bersih, nyaman dam memberikan
kesan yang aman. Sedangkan ketersedian fasilitas pendukung seperti ruang
tunggu, TV, AC, tempat ibadah dan tempat parkir sudah ada dan peranan sarana
dan prasaranan dalam hal ini teknologi komunikasi dan komputerisasi telah
memberikan sumbangsih dalam membantu upaya untuk mengefektifkan
pelayanan di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten
Bulukumba.
5. Kompetensi pegawai, hasil pelayanan dalam indikator ini menunjukkan bahwa
kempotensi/sikap pegawai dalam menangani keluhan-keluhan masyarakat di
Dinas Perumhan, Permukiman dan Pertahan Kabupaten Bulukumba. Pegawai
sudah maksimal dalam menanggapi keluhan masyarakat dengan bersikap ramah,
bertutur kata yang sopan dan mudah dipahami oleh masyarakat. Sehingga dalam
memberikan pelayanan dapat dikatakan efektif dan tepat sesuai dengan harapan
masyarakat.
75
6. Produk pelayanan, hasil pelayanan yang ditermia dalam indikator ini
menunjukakan bahwa pelayanan dalam pemberian izin mendirikan bangunan oleh
masyarakat sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pegawai
Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba. Selain
itu, masyarakat merasa puas terhadap pelayanan yang diterima. Sehingga penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa hasil pelayanan Dinas Perumahan, Permukiman
dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba yang diterima oleh masyarakat sudah
efektif.
Dari hasil pengukuran indikator diatas dapat dikatakan bahwa pelayanan
public di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba
telah berjalan dengan efektif, walaupun dari segi waktu dan prosedur pelayanan
masih terdapat beberapa kekurangan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk memaksimalkan pelayanan di Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba, sebaiknya pihak pegawai lebih
mempermudahkan persyaratan adminstrasi dan waktu penyelesaian dalam proses
pelayanan lebih diefisiensikan.
2. Prosedur pelayanan sebaiknya di jalakan sesuai dengan mekanisme pelayanan
yang ada, sehingga tercipta pelayanan yang efektif.
76
3. Sebaiknya kompetensi pegawai di pertahankan dalam menanggapi keluahan-
keluhan masyarakat, sehingga terciptanya disiplin kerja yang menciptakan
pelayanan yang efektif.
4. Demi meningkatkan efektivitas dan kualitas pelayanan kepada masyarakat
hendaknya sarana dan prasarana pelayanan tetap mempertahankan kebersihan
lingkungan guna mendukung proses kegiatan pelayanan secara cepat, tepat dan
efisien.
77
DAFTAR PUSTAKA
Danim Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan Dan Efektivitas Kelompok. Jakarta:
Erlangga.
Hadjam, M. N. R. 2001. Efektivitas Pelayanan Prima Sebagai Upaya Meningkatkan
Pelayanan Di Rumah Sakit (Perspektif Pdikologi). Jurnal Psikologi, 28(2),
105-115.
Isa, R. 2009. Efektifitas Organisasi Kecematan Dalam Pelayanan Publik Setelah
Menjadi Perangkat Daerah, Jurnal Inovasi, Vol 6 No 04.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Kurniawan Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Public. Yogyakarta: Pembaruan.
Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Neuman, W.Lawrence. 2013. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif. Eds.7. Penerjemah: Edina T. Sofia. Jakarta: PT.Indeks.
Pasolong, Harbani. 2005. Metode Penelitian Administrasi: Untuk Organisasi Proft
dan Non Proft. Makassar: Lembaga Penerbitan Uhnas (Lephas) 2007. Teori
Administrasi Public. Bandung: Alfabeta
Ratminto, Atik S, W. 2006. Manajemen Pelayanan. Yokyakarta. Pustaka Pelajar.
Riawan Tjandra, W. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemda Dalam Pelayanan Public.
Yogyakarta : Pembaruan
Ridwan, Juniarso. dan Sudrajat, Achmad Sodik.2009. Hukum Administrasi Negara
dan Kebijakan Pelayanan Public. Bandung: Nuansa
Ronald O’reilly. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Sinambela L.P. 2006. Reformasi Pelayanan Public, Teori, Kebijakan dan
Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara
Sondang P. Siagian 1996. Manajemen Modern. Jakarta: Pt. Gunung Agung
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta
78
Syukri, Agus Fanar. 2009. Standar Pelayanan Public Pemda. Bantul: Kreasi Wacana.
Tika, P. 2008. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta:
Bumi Aksara
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang PelayananPublik
Waluyo. 2007. Manajemen Publik: Konsep, Aplikasi Dan Implementasinya Dalam
Pelaksanakaan Otonomi Daerah. Bandung: Mandar Maju.
Yuliarmi, N. N., & Riyasa, P. (2007). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Kota Denpasar. Jurnal Bulletin
Studi Ekonomi, Vol 12 no 1,9-28
79
L
A
M
P
I
R
A
N
80
PEDOMAN WAWANCARA
1. Prosedur Pelayanan
a. Bagaimana prosedur pelayanan?
b. Apakah prosedur pelayanan berbelit-belit?
c. Bagaimana persyaratan administrasi dalam pelayanan?
2. Waktu Penyelesaian
a. Bagaimana waktu penyelesaian pelayanan?
b. Bagaimana keterbukaan informasi tentang standar waktu penyelesaian
pelayanan?
3. Biaya Pelayanan
a. Bagaimana biaya pelayanan?
b. Apakah ada biaya diluar ketentuan yang harus dibayar?
4. Saran Dan Prasarana
a. Bagimana kondisi dan ketersedian sarana dan prasarana?
b. Apakah ada media atau sumber informasi yang disediakan?
5. Kompetensi Pegawai
a. Bagaimana daya tangkap pegawai dalam melayani dan memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan cepat atau tanpa prosedur yang berbelit-belit?
b. Bagaimana kesopanan dan keramahan para administrator dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat?
6. Produk Pelayanan
a. Bagaimana hasil pelayanan yang di terima?
b. Apakah pelayanan yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang telah di
tetapkan?
81
DOKUMENTASI
Wawancara dengan seksi pendataan, perencanaan dan evaluasi prasarana umum
dan pemerintah
82
Wawancara dengan sekertaris
Wawancara dengan subag keuangan, subag umum dan kepegawaian dan
sekaligus pengambilan data
Ruangan pelayanan
83
Kegiatan pelayanan
Parkiran
84
RIWAYAT HIDUP
NIRMALA, Lahir pada tanggal 11 Desember 1997 di
Kalumpang Desa Tritiro Kecamatan Bontotiro
Kabupaten Bulukumba. Anak keempat dari empat
bersaudara dan merupakan buah kasih dari pasangan.
Misdin Sau dan Almh. Nurka.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 196
Tritiro Kabupaten Bulukumba dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Bontobahari dan tamat pada tahun
2012. Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat sekolah menengah kejuruan di SMK
Negeri 9 Bulukumba dan tamat pada tahun 2015. Berkat usaha dan kerja keras yang
disertai doa pada tahun 2020 penulis berhasil lulus di jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
Program Strata Satu (S1). Penulis sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Allah
SWT bisa menimba ilmu yang merupakan bekal dimasa depan. Saat ini penulis
berharap dapat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dengan baik dan
membahagiakan orang tua serta berusaha menjadi manusia yang berguna bagi
Agama, Keluarga, Masyarakat, Bangsa dan Negara.