141
SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS DISMENORE DAN TANDA-TANDA VITAL PENELITIAN QUASY EXPERIMENTAL Oleh: Vania Pangestika Purwaningrum NIM. 131711123047 HALAMAN JUDUL PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2019 HALAMAN JUDUL DAN PERSYARATAN GELAR EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS DISMENORE DAN TANDA-TANDA VITAL

SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

SKRIPSI

EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNANINTENSITAS DISMENORE DAN TANDA-TANDA VITAL

PENELITIAN QUASY EXPERIMENTAL

Oleh:

Vania Pangestika PurwaningrumNIM. 131711123047

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA2019

HALAMAN JUDUL DAN PERSYARATAN GELAR

EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNANINTENSITAS DISMENORE DAN TANDA-TANDA VITAL

Page 2: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

PENELITIAN QUASI-EKSPERIMENTAL

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)pada Program Studi Ners Fakultas Keperawatan UNAIR

Oleh:

Vania Pangestika PurwaningrumNIM. 131711123047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERSFAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA2019

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hail karya sendiri dan belum pernah

dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang

pendidikan di Perguruan Tinggi manapun

2

Page 3: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

3

Surabaya,

Yang menyatakan

Vania Pangestika Purwaningrum

NIM.131711123068

LEMBAR PERSETUJUAN

EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNANINTENSITAS DISMENORE DAN TANDA-TANDA VITAL

Oleh:Vania Pangestika Purwaningrum

NIM. 131711123047

Page 4: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

4

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUITANGGAL

OlehPembimbing ketua

Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.KesNIP.197410292003122002

Pembimbing

Elida Ulfiana, S.Kep., Ns., M.KepNIP.197910132010122001

Mengetahui,a.n. Dekan

Wakil Dekan 1

Dr. Kusnanto, S.Kp., M.KesNIP. 196808291989031002

LEMBAR PENETAPAN PANITIA SKRIPSI

EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNANINTENSITAS DISMENORE DAN TANDA-TANDA VITAL PADA REMAJA

Oleh:Vania Pangestika Purwaningrum

NIM. 131711123047

Page 5: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

5

Telah di uji

Pada Tanggal Januari 2019

PANITIA PENGUJI

Ketua :Tiyas Kusumaningrum, S.Kep., Ns., M.Kep ...................

Anggota : 1. Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes ..................

2. Elida Ulfiana S.Kep., Ns., M.Kep ...................

Mengetahui,a.n. Dekan

Wakil Dekan 1

Dr. Kusnanto, S.Kp., M.KesNIP. 196808291989031002

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat danbimbinganNya saya dapat menyelesaikan skirpsi dengan judul “EfektivitasTerapi Bekam Terhadap Penurunan Intensitas Dismenore Dan Tanda-TandaVital”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjanakeperawatan (S.Kep) pada Program Studi Keperawatan Fakultas KeperawatanUniversita Airlangga.

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sbesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

Page 6: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

6

1 Prof. Nursalam selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas AirlanggaSurabaya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kamiuntuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi PendidikanNers.

2 Wakil dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telahmemberikan kesempatan dan dorongan kepada kami untuk menyelesaikanProgram Studi Pendidikan Ners.

3 Ibu Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes dan Ibu Elida Ulfiana, S.Kep., Ns.,M.Kep selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, informasi,masukan, saran, bantuan, waktu yang telah diluangkan, serta motivasi yangluar biasa dalam kemajuan penyelesaian skripsi ini

4 Penguji proposal maupun skripsi: Ibu Tiyas Kusumaningrum,S.Kep.Ns.,M.Kep dan Ibu Ariana, S.Kep.Ns.,M.Kep terimakasih telahbersedia meluangkan waktu dan memberikan saran serta arahan dalampenyusunan skripsi yang lebih baik.

5 Ibu Hermani Triredjeki, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Prodi KeperawatanPoltekkes Kemenkes Semarang Kampus V Magelang, serta seluruh staf yangtelah memberikan bantuan serta bimbingan dan membantu peneliti dalam halperizinan dan kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian ini.

6 Seluruh responden yang bersedia memberikan pasrtisipasi yang sangatberharga dalam penelitian ini.

7 Dosen dan seluruh staf kepegawaian Fakultas Keperawatan yang telahmembimbing dan membantu selama kuliah di Fakultas keperawatan UNAIR.

8 Orang tua sertakeluarga saya yang senantiasa mendoakan dan memberikandukungan baik dalam bentuk materi maupun non materi.

9 Ibu Tulus Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kes dan Fionita, AMK selaku terapisbekam yang telah banyak membantu peneliti selama penelittian, serta asistenpenelitian lain yang namanya tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

10 Sahabat dan teman yang telah membantu dan memberikan semangat,motivasi, hiburan, serta bantuan selama perkuliahan.

11 Keluarga besar B20 yang telah memberikan motivasi, kebersamaan,kerjasama selama perkuliahan maupun dalam penyelesaian ini.

12 Terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satupersatu yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

Page 7: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

7

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telahmemberikan kesempatan, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsiini. Kami sadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, tetapi kami berharapskripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.

Surabaya, Januari 2019Penulis,

Vania Pangestika PurwaningrumNIM.131711123047

ABSTRACT

Page 8: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

8

THE EFFECTIVENESS OF CUPPING THERAPY TO REDUCTION OFINTENSITY DISMENORE SYMPTOMS AND VITAL SIGNS

Quasy Experimental with Post test desgin only

Vania Pangestika, Ni Ketut Alit Armini, Elida Ulfiana

Introduction: Dysmenorrhea made intolerance to work and absene from workor school. This situation made someone to be unproductive. This study wasaimed to determine that cupping therapy is effective to reduction the intensityof dysmenorrhea and vital signs (pulse, systolic and diastolic blood pressure).Methods: This type of research was a quasy experimental design study withthe posttest design only design . The population were all of the female studentsaged 18-23 years who had primary dysmenorrhea. The sampling methodwas quota sample with 42 samples that devided into experimental group andcontrol group. The independent variable was cupping therapy and thedependent variable was the intensity of dysmenorrhea and vital signs . Theinstruments used in this study were questionnaire sheets and observationsheets. Data analysis used Mann Whitney U Test. Result: The result showedthat p= 0,000 means that there are differences in the effectiveness of cuppingtherapy in the control group to decrease the intensity of symptoms ofdysmenorrhea. In the pulse variable the results were p= 0.596, cystole bloodpressure p= 0.213, and diastole p= 0.639. Discussion: It can be concluded that,there are differences in effectiveness between groups given cupping therapywith the control group to decrease the intensity of dysmenorrhea, for pulsevariables, systolic and diastolic blood pressure there was no difference betweenthe two groups.

Keywords: dysmenorrhea, cupping therapy , vital sign

Page 9: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

9

DAFTAR ISI

Halaman Judul Dan Persyaratan Gelar.....................................................................i

Surat Pernyataan......................................................................................................ii

Lembar Persetujuan................................................................................................iii

Lembar Penetapan Panitia Skripsi..........................................................................iv

Ucapan Terima Kasih...............................................................................................v

Daftar Isi...............................................................................................................viii

Daftar Gambar........................................................................................................xi

Daftar Tabel...........................................................................................................xii

Daftar Lampiran....................................................................................................xiii

Daftar Lambang, Singkatan Dan Istilah................................................................xiv

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................6

1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................6

1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................6

1.4 Manfaat...........................................................................................................6

1.4.1 Teoritis.....................................................................................................6

Page 10: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

10

1.4.2 Praktis......................................................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................8

2.1. Menstruasi....................................................................................................8

2.1.1 Pengertian.................................................................................................8

2.1.2 Siklus Menstruasi....................................................................................8

2.2. Dismenore..................................................................................................12

2.2.1. Pengertian..............................................................................................12

2.2.2 Klasifikasi..............................................................................................13

2.2.3 Etiologi..................................................................................................14

2.2.4 Karakteristik..........................................................................................15

2.2.5 Faktor Risiko.........................................................................................16

2.2.6 Intensitas Dismenore.............................................................................18

2.2.7 Patofisiologi...........................................................................................21

2.2.8 Penatalaksanaan.....................................................................................24

2.3. Nyeri.........................................................................................................26

2.3.1. Pengertian..............................................................................................26

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri.............................................26

2.3.3. Mekanisme Nyeri..................................................................................29

2.3.4. Teori-Teori Nyeri...................................................................................31

2.4. Bekam.......................................................................................................34

2.4.1 Sejarah Bekam.......................................................................................34

2.4.2. Efek bekam terhadap organ tubuh menurut Razak, 2012:.....................35

2.4.3 Jenis jenis bekam...................................................................................38

2.4.4 Peralatan bekam....................................................................................39

2.4.5 Prosedur BekamKering.........................................................................40

2.4.6 Pantangan Bekam..................................................................................43

2.4.7. Teori Pengobatan Nyeri dengan Bekam................................................46

2.5. Tanda Tanda Vital...................................................................................48

2.5.1. Nadi.......................................................................................................48

2.5.2. Suhu tubuh.............................................................................................50

2.5.3. Tekanan darah........................................................................................50

2.5.4. Pernapasan.............................................................................................52

2.6 Daftar Artikel Penelitian...............................................................................54

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS................................61

3.1 Kerangka Konseptual....................................................................................61

3. 1.1 Hipotesis Penelitian...............................................................................63

Page 11: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

11

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN.............................................................64

4.1. Rancangan Penelitian yang digunakan........................................................64

4.2. Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel...........65

4.2.1. Populasi.................................................................................................65

4.2.2. Sampel...................................................................................................65

4.2.3. Besar Sampel.........................................................................................65

4.2.4. Teknik Pengambilan Sampel.................................................................66

4.3. Variabel, Definisi Operasional Variabel.......................................................67

4.3.1. Variabel..................................................................................................67

4.3.2. Definisi Operasional Variabel...............................................................67

4.4. Alat dan Bahan Penelitian............................................................................68

4.5. Instrumen Penelitian....................................................................................68

4.6. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................70

4.6.1 Lokasi.....................................................................................................70

4.6.2 Waktu Penelitian.....................................................................................70

4.7. Prosedur Pengumpulan Data........................................................................70

4.7.1. Cara Pengumpulan Data........................................................................70

4.7.2. Analisa Data..........................................................................................72

4.8. Kerangka Operasional/Kerja.......................................................................73

4.9. Masalah Etika (Ethical Clearance).............................................................74

4.9.1. Informed Consent.................................................................................74

4.9.2. Anonimity( tanpa nama).........................................................................74

4.9.3.Confidentially (kerahasiaan)...................................................................74

4.10 . Keterbatasan Penelitian.............................................................................74

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................75

5.1 Hasil Penelitian.............................................................................................75

5. 1. 1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................75

5. 1. 2 Karakteristik demografi responden......................................................77

5. 1. 3 Variabel yang di ukur...........................................................................79

5. 2 Pembahasan.................................................................................................83

5. 2. 1 Data Karakteristik.................................................................................83

5.2. 2 Analisis beda antar kelompok kontrol dan perlakuan yang dilakukan terapi bekam terhadap intensitas gejala dismenore.........................................83

5.2.3 Analisis beda antar kelompok kontrol dan perlakuan yang dilakukan terapi bekam terhadap nadi pada responden....................................................86

Page 12: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

12

5.2.4 Analisis beda antar kelompok kontrol dan perlakuan yang dilakukan terapi bekam terhadap tekanan darah sistole dan diastole pada responden.....87

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN......................................................................91

6.1 Simpulan.......................................................................................................91

6.2 Saran.............................................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................93

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Menstruasi…….………………………………………….... 9

Gambar 2.2. Skala Deskriptif Verbal …………………………………………... 19

Gambar 2.3. Skala Numerik ……………………………………………………. 20

Gambar 2.4. Skala analog visual ……………………………………………...... 22

Gambar 2.5. Patofisiologi Dismenore Primer ………………………………...... 24

Gambar 2.6.Gelas bekam ……………………..………………………………... 41

Gambar 2.7. Alat penghisap ...........................………………………………….. 41

Gambar 2.8. Titik bekam pada tubuh manusia …......………………………….. 44

Gambar 3.1 Kerangka konseptual efektivitas terapi bekam terhadap intensitas dismenore dan TTV (nadi dan tekanan darah)……………...…….. 61

Page 13: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

13

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Desain rancangan penelitianefektivitas terapi bekam terhadap penurunan intensitas dismenore pada mahasiswi……………………. 64

Tabel 4.1 Definisi Operasional efektivitas terapi bekam terhadap intensitas dismenore dan TTV (nadi dan tekanan darah) pada remaja……....…. 67

Tabel 5.1 Data Demografi Responden Penelitian Efektivitas Terapi Bekam Terhadap Penurunan Intensitas Dismenore dan Tanda-Tanda Vital pada Bulan Desember 2018 – Januari 2019 di Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang ............................................ 77

Tabel 5.2 Intensitas Gejala Dismenore Mahaiswi Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang Bulan Desember 2018 – Januari 2019....................................................................................... 79

Tabel 5.3 Nadi Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang Bulan Desember 2018 – Januari 2019................................. 80

Tabel 5.4 Tekanan Darah Sistolik Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang Bulan Desember 2018 – Januari

2019 ...................................................................................................... 81

Tabel 5.5 Tekanan Darah Diastolik Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang Bulan Desember 2018 – Januari2019 ..................................................................................................... 82

Page 14: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Informed consent

Lampiran 2 : Kuisioner data demografi

Lampiran 3 : Lembar observasi

Lampiran 4 : SOP tekanan darah

Lampiran 5 : SOP frekuensi nadi

Lampiran 6 : SOP terapi bekam

Lampiran 7 : Surat Rekomendasi Penelitian

Lampiran 8 : Hasil Tabulasi dan Analisis

Page 15: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

15

Daftar Lambang, Singkatan Dan Istilah

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

BPM : Beats Per Minute

COX : Cyclooxygensse

FSH : Follicle Stimulating Hormone

IMT : Indeks Massa Tubuh

LH : Luteinizinghormone

LL : Lingkar Lengan

NO : Zat Nitrit Oksida

NSAID : Obat Anti Inflamasi Nonsteroid

PGH2 : Prostaglandin H2

PRP : Penyakit Radang Panggul

TENS : Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation

TTV : Tanda-tanda vital

VAS : Visual Analog Scale

Page 16: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu periode perkembangan kritis yang biasanya

dipahami sebagai awal permulaan pubertas, ditandai oleh percepatan pertumbuhan

fisik, endokrin, emosional, dan mental di masa peralihan kanak-kanak menuju

dewasa. Menarche merupakan salah satu perubahan fisiologis utama yang terjadi

dalam kehidupan remaja putri (Steinberg, 2014). Salah satu dampak menstruasi

yaitu bagian dari pubertas yang dapat mempengaruhi kualitas dan kenyamanan

dalam pendidikan lebih dari aspek pubertas lainnya (UNESCO, 2014). Kejadian

tersebut sering dikaitkan dengan masalah menstruasi yang tidak teratur hingga

beberapa keadaan lain seperti dismenore. Sensasi nyeri yang dirasakan sewaktu

menstruasi dengan gejala yang berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke

punggung atau kaki merupakan gejala yang khas ketika seseorang mengalami

dismenore (Dorland, 2008). Rasa sakit sering kali dirasakan pada saat beberapa

hari sebelum menstruasi atau saat menstruasi berlangsung (Verawaty, 2012). Penelitian Aboushady (2016) pada 80 responden, diperoleh hasil bahwa

rasa nyeri disertai dengan keluhan sakit kepala, diare, kembung, mual muntah,

sakit punggung dan nyeri kaki. Rasa nyeri tersebut sering terjadi sebelum dan

ketika menstruasi, ataupun setelah seseorang mengalami menstruasi.

Agarwal(2010) menjelaskan bahwa dismenore merupakan masalah yang sangat

umum di kalangan remaja putri, mereka mengalami sejumlah gejala fisik dan

emosional

1

Page 17: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

2

yang terkait dengan dismenore, seperti meningkatnya intensitas nyeri. Tiga gejala

yang paling umum terjadi pada hari sebelum dan hari pertama menstruasi adalah

lesu dan kelelahan, depresi dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dalam

pekerjaan. Penelitian Dahlan(2016) salah satu penatalaksanaan secara

nonfarmakologi untuk mengatasi dismenore adalah kompres hangat. Penelitian

Damayanti(2012) terapi bekam lebih banyak digunakan sebagai terapi untuk

pengobatan penyakit (62,5%) daripada untuk pemeliharaan kesehatan (37,5%).

Penyakit yang diterapi menggunakan terapi bekam antara lain sakit kepala,

kolesterol tinggi, masuk angin, dan alergi. Efektivitas terapi bekam terhadap

intensitas dismenore dan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah) belum dapat

dijelaskan.Prevalensi kejadian dismenore di dunia sangat besar. Lebih dari 50%

perempuan di setiap negara mengalami dismenore. Penelitian (Aboushady, 2016)

prevalensi dismenore di seluruh dunia mencapai 15,8 - 89,5%, dengan tingkat

prevalensi yang lebih tinggi terjadi pada remaja. Di Amerika angka prosentasenya

mencapai 60%, di Swedia sekitar 72%.Hameed (2016) 88.89% dari 450

responden di salah satu sekolah di Quetta, Pakistan mengalami dismenore dengan

presentase 44 % dismenore berat, 12 % ringan, dan 44 % mengalami dismenore

sedang. Di Indonesia angkanya diperkirakan mencapai 64,25 % yang terdiri dari

54,89% dismenore primer sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe

sekunder (Proverawati, 2009). Semua wanita yang mengalami dismenore, 50%

merasakan gejala-gejala ringan (tidak ada gejala sistemik, obat-obatan jarang

diperlukan dan pekerjaan jarang terganggu), 30% merasakan gejala-gejala sedang

(ada beberapa gejala sistemik, memerlukan obat, pekerjaan cukup terganggu) dan

20% merasakan gejala-gejala berat (banyak gejala, respon terhadap obat buruk

Page 18: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

3

dan pekerjaan terhambat) (Benson, 2009). Studi pendahuluan pada mahasiswi

program studi keperawatan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang, angka

kejadian dismenore dari 60% dari 10 orang yang diwawancarai mengalami

dismenore, mereka menilai bahwa hal tersebut dapat mengganggu aktivitas sehari-

hari dan perkuliahan. Minum obat pereda nyeri jenis paracetamol atau asam

mefenamat menjadi solusi beberapa mahasiswi ketika tubuh mulai merasakan

gejala dismenore. Nyeri terjadi ketika nosiseptor pada perifer tubuh distimulasi oleh berbagai

stimulus. Impuls nyeri diteruskan oleh serabut saraf ke medula spinalis melalui

dorsal horn dan bersinapsis di substansia gelatinosa. Impuls nyeri kemudian

melewati traktus spinothalamus masuk langsung ke thalamus. Nyeri kemudian

dapat diinterpretasikan dan muncul respon terhadap nyeri. Kontraksi uterus

menyebabkan vasospasme atriol uterus, sehingga menyebabkan iskemia. Hal ini

disebabkan oleh pengendapan zat asam laktat akibat kelelahan otot atau

pembentukan beberapa zat kimiawi yang menjadikan ketidakstabilan tanda-tanda

vital (Razak, 2012). Pada wanita yang mengalami dismenore, gangguan tersebut

menyebabkan intoleransi aktivitas maupun nyeri berat yang mengakibatkan

ketidakhadiran kerja atau sekolah (Bobak, 2002). Pada wanita yang mengalami

dismenore, menimbulkan dampak penurunan output kerja, penurunan hasil belajar

dan perhatian di kelas. Wanita yang mengalami dismenore mengalami perubahan,

seperti menjadi murung, mudah marah dan tidak dapat berinteraksi secara efekif,

dsb. Dismenore menjadikan seseorang menjadi sulit tidur dan rasa gelisah, timbul

gejala lain seperti sakit kepala, kelelahan, muntah, mual, serta diare (Nooh, 2016).Penelitian Grandi(2012) wanita yang memiliki pengalaman dengan

dismenore membutuhkan pengobatan karena kemungkinan responden akan

Page 19: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

4

mengalami dismenore yang lebih parah karena 84,1% wanita melaporkan

dismenore datang setiap periode dan 55,2% membutuhkan pengobatan. Terdapat

beberapa cara untuk mengatasi dismenore, yakni dilakukan dengan terapi

farmakologi dan non farmakologi. Terapi secara non farmakologi antara lain

dengan melakukan olahraga, relaksasi, kompres hangat, pijat (daerah kaki,

punggung, atau betis), istirahat, biofeedback, akupunktur, akupresur. Terapi non

farmakologi dinilai jauh lebih baik daripada penggunaan obat-obatan yang akan

menimbulkan ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri dan menimbulkan

efek samping lain (Proverawati, 2009).Penelitian Purwaningsih (2007)cat catch exercise merupakan salah satu

terapi non farmakologi yang terbukti dapat menurunkan intensitas dismenore dan

tanda-tanda vital pada remaja yang mengalami dismenore, akan tetapi terapi

tersebut hanya dilakukan ketika seseorang mengalami dismenore saat terjadinya

menstruasi, tidak dilakukan untuk seseorang yang mengalami dismenore sebelum

haid. Terapi bekam merupakan cara pengobatan tradisional yang memiliki prinsip

kerja mengeluarkan darah (bloodletting) di area tertentu di punggungsehingga

dapat menyembuhkan penyakit. Jenis bekam kering dapat dilakukan tanpa

melakukan sayatan untuk mengeluarkan darah, hanya dilakukan penghisapan dan

pemijatan tempat sekitarnya.Menurut Gate Control Theory, teori tersebut dapat

menjelaskan terapi bekam dapat mengurangi nyeri karena kuatnya isapan alat

bekam yang berperan menyibukkan jalur syaraf yang mentransimiskan sinyal rasa

nyeri ke otak. Ketika ada stimulus lain sampai diotak, maka rasa nyeri tersebut

terhalang untuk sampai ke otak, sehingga pasien tidak merasakan nyeri lagi

(Razak, 2012). Prinsip kerja terapi bekam adalah memindahkan melancarkan

aliran darah. Dalam penelitian Arik et al (2014) bekam terbukti dapat menurunkan

Page 20: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

5

nyeri bahu pada pekerja laundry. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh

Farhadi et al (2009) menunjukkan hasil yang signifikan bahwa terapi bekam dapat

mengurangi nyeri pada penderita low back pain. Penelitian Damayanti(2016)

menurut pendapat responden yang menggunakan terapi bekam sebagai

pengobatan, penggunaan terapi bekam membantu mengurangi sakit dan membuat

tubuh menjadi lebih nyaman (84%), responden mengalami perbaikan kualitas

tidur, tidak cepat lelah saat beraktivitas, keluhan pegal-pegal berkurang, dan

intensitas sakit menjadi berkurang.Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang efektivitas terapi bekam terhadap penurunan intensitas dismenore dan

tanda-tanda vital pada remaja di Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi

Keperawatan Magelang.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah efektivitas

terapi bekam terhadap intensitas dismenore dan tanda-tanda vital (nadi dan

tekanan darah)?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Page 21: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

6

Menjelaskan efektivitas terapi bekam terhadap intensitas dismenore dan

tanda-tanda vital (tekanan darah dan nadi)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis efektivitas terapi bekam terhadap intensitas dismenore

2. Menganalisis efektivitas terapi bekam terhadap nadi

3. Menganalisis efektivitas terapi bekam terhadap tekanan darah sistolik

4. Menganalisis efektivitas terapi bekam terhadap tekanan darah diastolik

1.4 Manfaat

1.4.1 Teoritis

Memberikan sumbangan teoritik untuk pengembangan ilmu pengetahuan

dalam bidang keperawatan maternitas dan komunitas khususnya terkait dengan

seberapa besar efektivitas terapi bekam terhadap intensitas dismenore dan tanda-

tanda vital (tekanan darah dan nadi)

1.4.2 Praktis

1) Bagi remaja dengan dismenore

Meningkatkan pengetahuan bagi remaja dan menjadi solusi mengatasi

dismenore secara non farmakologi.

2) Bagi institusi

Digunakan sebagai peningkatan wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang

kesehatan reproduksi tentang efektivitas terapi bekam terhadap intensitas

dismenore dan tanda-tanda vital.

Page 22: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

7

3) Bagi tenaga kesehatan

Bermanfaat bagi tenaga kesehatan mengenai terapi alternatif yang dapat

implementasikan pada penatalaksanaan dismenore.

4) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber

bacaan untuk penelitian terkait dengan dismenore dan terapi bekam, sehingga

penelitian serupa dapat lebih dikembangkan.

Page 23: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menstruasi

2.1.1 Pengertian

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,

disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2010).

Menstruasi terjadi secara regular untuk mempersiapkan tubuh perempuan

setiap bulannya terhadap kehamilan. Siklus menstruasi ini melibatkan

beberapa tahapan yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang

dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan dan indung

telur (Anurogo, 2011).Menstruasi perempuan teratur setelah mencapai

usia 18 tahun (Manuaba, 2009).

2.1.2 Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi merupakan proses yang kompleks yang

melibatkan sistem reproduksi dan endokrin. Hormon yang dihasilkan

ovarium dan kelenjar hipofisis bertanggung jawab terhadap perubahan

siklus menstruasi. Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama

estrogen dan progesteron. Kelenjar hipofisis melepaskan dua hormon

gonadotropin yakni follicle stimulating hormone (FSH) dan

luteinizinghormone (LH). Produksi estrogen dan progesteron oleh

ovarium diaturoleh hormon FSH dan LH yang diproduksi kelenjar

hipofisis anterior yang diatur oleh hipotalamus (Mtawali, et al, 1997;

Smeltzer, et al, 2009; Klossner & Hatfield, 2010).

8

Page 24: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

9

Menurut Klossner dan Hatfield (2010), terdapat dua komponen

utama dari siklus menstruasi yaitu siklus ovarium dan siklus

endometrium. Kedua siklus tersebut bekerja sama untuk menghasilkan

siklus menstruasi.

Gambar 2.1. Siklus Menstruasi (Norwitz & Schorge, 2007)

Page 25: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

10

1. Siklus Ovarium

a. Fase folikuler

Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memacu

perkembangan 10-20 folikel dengan satu folikel dominan (Saifudin, 2009).

Produksi estrogen meningkat dengan berkembangnya folikel dan menekan

produksi FSH. Folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya sendiri

terhadap atresia, sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia

(Wiknjosastro, 2008).

Produksi estrogen terus meningkat dan mencapai puncak pada 18 jam

sebelum ovulasi. Hal ini mengakibatkan pelepasan kedua gonadotropin ditekan

yang berguna untuk mencegah hiperstimulasi dari ovarium dan pematangan

banyak folikel (Saifudin, 2009).

b. Ovulasi

Estrogen yang terus menerus meningkat memberikan umpan balik positif

terhadap pusat siklik dan menyebabkan terjadinya lonjakan LH (LH surge)

pada pertengahan siklus sehingga terjadi ovulasi. LH yang meninggi ini

menetap hingga 24 jam dan menurun pada fase luteal. Pecahnya folikel terjadi

dalam 16-24 jam setelah lonjakan LH. Dalam beberapa jam setelah LH

meningkat, estrogen menurun yang mungkin disebabkan oleh perubahan

morfologik pada folikel (Wiknjosastro, 2008).

c. Fase luteal

Setelah ovulasi granulosa membesar membentuk vakuola dan bertumpuk

pigmen kuning (lutein), folikel menjadi korpus luteum. Luteinized granulosa

Page 26: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

11

cells dalam korpus luteum membuat progesteron yang banyak, sedangkan

luteinized theca cells membuat estrogen yang banyak sehingga kedua hormon

ini meninggi pada fase luteal (Wiknjosastro, 2008).

Mulai 10-12 hari setelah ovulasi korpus luteum mengalami regresi

berangsur-angsur dan disertai denganmenurunnya sekresi progesteron dan

estrogen (Wiknjosastro, 2008). Jika terjadi konsepsi dan implantasi, korpus

luteum tidak mengalami regresi karena dipertahankan oleh gonadotropin yang

dihasilkan oleh trofoblas. Jika konsepsi dan implantasi tidak terjadi korpus

luteum akan mengalami regresi dan terjadilah menstruasi (Saifuddin, 2009).

2. Siklus Endometrium

a. Fase Proliferasi

Selama fase folikuler di ovarium, endometrium di bawah pengaruh

estrogen. Pada akhir menstruasi proses regenerasi berjalan dengan cepat. Saat

ini disebut fase proliferasi, kelenjar tubular yang tersusun rapi sejajar dengan

sedikit sekresi (Saifuddin, 2009).

b. Fase Sekretori

Setelah ovulasi, produksi progesteron menginduksi perubahan sekresi

endometrium (Saifuddin, 2009). Pada fase ini endometrium kira-kira tetap

tebalnya, tetapi bentukkelenjar berubah panjang, berkelok-kelok dan

mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah

tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk

telur yang telah dibuahi. Tujuan dari fase ini adalah untuk mempersiapkan

endometrium menerima telur yang dibuahi (Wiknjosastro, 2008).

Page 27: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

12

c. Fase Menstruasi

Normal fase luteal berlangsung selama 14 hari. Pada akhir fase ini terjadi

regresi korpus luteum yang ada hubungannya dengan menurunnya produksi

estrogen dan progesteron ovarium. Penurunan ini diikuti oleh kontraksi

spasmodik yang intens dari bagian arteri spiralis kemudian endometrium

menjadi iskemik dan nekrosis, terjadi pengelupasan lapisan superfisialis

endometrium dan terjadilah menstruasi (Saifuddin, 2009). Pada fase ini hanya

stratum basal yang tertinggal utuh (Wiknjosastro, 2008).

Vasospasmus terjadi karena adanya produksi lokal prostaglandin.

Prostaglandin akan meningkatkan kontraksi uterus bersamaan dengan aliran

darah haid yang tidak membeku karena adanya aktivitas fibrinolitik lokal

dalam pembuluh darah endometrium yang mencapai puncaknya saat

menstruasi (Saifuddin, 2009).

2.2. Dismenore

2.2.1. Pengertian

Dismenore adalah nyeri saat menstruasi yang pada dasarnya tiap orang

memiliki intensitas nyeri yang berbeda. Nyeri ini biasanya dirasakan pada perut

bagian bawah dan punggung, serta biasanya seperti kram sehingga dapat

mengganggu aktivitas seorang remaja (Varney, 2007).

Secara etimologi, dismenore berasal dari kata dalam bahasa Yunani kuno

(Greek). Kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal;

meno yangberarti bulan dan rrhea yang berarti aliran atau arus (Anurogo,

Page 28: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

13

2011). Dengan demikian secara singkat dismenorea dapat didefinisikan sebagai

gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri menstruasi (Proverawati, 2009).

Dismenore dalam bahasa Indonesia adalah nyeri haid, sifat dan tingkat

nyerinya bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Timbulnya

nyeri yang hebat dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga penderita

terpaksa harus beristirahat dan meninggalkan pekerjaan atau kegiatan sehari-

hari untuk beberapa jam atau beberapa hari (Aulia, 2009).

2.2.2 Klasifikasi

Dismenore secara spesifik dapat dikategorikan menjadi dua jenis menurut

Kusmiran (2012) yaitu :

1. Dismenore Primer

Dismenore primer merupakan nyeri menstruasi yang dijumpai tanpa

adanya kelainan alat-alat genital, terjadi beberapa waktu setelah menarche

biasanya setelah 12 bulan atau lebih (Prawirohardjo, 2005). Hal ini terjadi oleh

karena siklus-siklus menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah menarche

biasanya bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri (Andrews, 2009).

Dismenore timbul sebelum atau bersama-sama dengan menstruasi dan

berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat

berlangsung sampai beberapa hari. Rasa nyeri biasanya terbatas pada perut

bagian bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Seringkali

disertai efek samping seperti mual, muntah, diare, sakit kepala, iritabilitas dan

sebagainya (Prawirohardjo, 2005).

2. Dismenore Sekunder

Page 29: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

14

Dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi yang disebabkan oleh

kelainan ginekologi (Wiknjosastro, 2008). Dismenore sekunder digambarkan

sebagai rasa sakit saat menstruasi yang muncul setelah wanita mengalami

siklus menstruasi yang disebabkan oleh faktor anatomis dan patologis (Varney,

2006). Rasa nyeri ini dikaitkan dengan penyakit pelvis organik seperti

endometriosis, penyakit radang pelvis, neoplasma ovarium atau uterus dan

polip uterus (Bobak, 2004).

2.2.3 Etiologi

Beberapa faktor etiologi yang memegang peranan penting yang

mempengaruhi dismenore adalah :

1. Dismenore Primer

Dismenore primer terjadi akibat endometrium mengandung prostaglandin

dalam jumlah tinggi.

a. Di bawah pengaruh progesteron selama fase luteal siklus menstruasi,

endometrium yang mengandung prostaglandin meningkat, mencapai

tingkat maksimum pada awitan menstruasi.

b. Prostaglandin menyebabkan kontraksi miometrium yang kuat dan mampu

menyempitkan pembuluh darah, mengakibatkan iskemia, disintegrasi

endometrium, perdarahan dan nyeri.

(Morgan dan Hamilton, 2009).

2. Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder dapat disebabkan oleh kondisi sebagai berikut :

a. Endometriosis

b. Polip atau fibroid uterus

Page 30: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

15

c. Penyakit radang panggul (PRP)

d. Perdarahan uterus disfungsional

e. Prolaps uterus

f. Maladaptasi pemakaian AKDR

g. Produk kontrasepsi yang tertinggal setelah abortus spontan, abortus terapeutik

atau melahirkan

h. Kanker ovarium atau uterus

(Morgan dan Hamilton, 2009).

2.2.4 Karakteristik

Menurut Ali Baziad (2003) dalam Anurogo (2011), karakteristik

dismenore primer dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Nyeri sering ditemukan pada usia muda

2. Nyeri sering timbul segera setelah menstruasi mulai teratur

3. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan kadang disertai mual,

muntah, diare, kelelahan dan nyeri kepala

4. Nyeri menstruasi timbul mendahului menstruasi dan meningkat pada hari

pertama atau kedua menstruasi

5. Jarang ditemukan kelainan genetalia pada pemeriksaan ginekologis

6. Cepat memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa

Karakteristik dismenore sekunder menurut Ali Baziad (2003) dalam

Anurogo (2011) dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Lebih sering ditemukan pada usia tua dan setelah dua tahun mengalami

siklus menstruasi teratur

Page 31: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

16

b. Nyeri dimulai saat menstruasi dan meningkat bersamaan dengan keluarnya

darah menstruasi

c. Sering ditemukan kelainan ginekologis

d. Pengobatannya sering kali memerlukan tindakan

2.2.5 Faktor Risiko

Menurut Harlow (1996) dalam Judha (2012), faktor-faktor risiko yang

berhubungan dengan dismenore yang berat antara lain :

1. Menstruasi pertama pada usia amat dini <11 tahun (earlier ageat

menarche)

Pada usia <11 tahun jumlah folikel-folikel ovary primer masih dalam

jumlah sedikit sehingga produksi estrogen masih sedikit juga.

2. Kesiapan dalam menghadapi menstruasi

Kesiapan sendiri lebih banyak dihubungkan dengan faktor psikologis.

Pada dismenore, faktor pendidikan dan faktor psikologis sangat berpengaruh.

Nyeri dapat ditimbulkan atau diperberat oleh keadaan psikologis penderita.

3. Periode menstruasi yang lama (long menstrual periods)

Siklus haid yang normal adalah jika seorang wanita memiliki jarak haid

setiap bulannya relatif tetap yaitu selama 28 hari. Jika meleset pun, perbedaan

waktunya juga tidak terlalu jauh berbeda, tetap pada kisaran 21 hingga 35 hari

dihitung dari hari pertama haid sampai bulan berikutnya. Lama haid dilihat dari

darah keluar sampai bersih antara 2-10 hari. Darah yang keluar dalam waktu

sehari belum dapat dikatakan sebagai haid.

Namun apabila telah lebih dari 10 hari dapat dikategorikan sebagai

gangguan.

Page 32: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

17

4. Aliran menstruasi yang hebat (heavy menstrual flow)

Jumlah darah haid biasanya sekitar 50 ml hingga 100 ml atau tidak lebih

dari lima kali ganti pembalut per harinya. Darah menstruasi yang dikeluarkan

seharusnya tidak mengandung bekuan darah, jika darah yang dikeluarkan

sangat banyak dan cepat enzim yang dilepaskan di endometrium mungkin tidak

cukup atau terlalu lambat kerjanya.

5. Merokok (smoking)

Nikotin menjadi penyebab timbulnya gangguan haid pada wanita

perokok. Zat ini dapat mempengaruhi metabolisme estrogen yang salah satu

tugasnya mengatur proses haid. Gangguan metabolisme ini akan menyebabkan

haid menjadi tidak teratur. Wanita prokok akan mengalami nyeri perut yang

berlebihan saat haid.

6. Riwayat keluarga yang positif (positive family history)

Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanitayang memiliki ibu

atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki risiko lebih

besar terkena penyakit ini. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang

diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.

7. Kegemukan (obesity)

Perempuan obesitas biasanya mengalami anovulatory chronic atau haid

tidak teratur secara kronis. Hal ini memengaruhi kesuburan, di samping juga

faktor hormonal yang ikut berpengaruh. Perubahan hormonal atau perubahan

pada sistem reproduksi bisa terjadi akibat timbunan lemak pada perempuan

obesitas. Timbunan lemak memicu pembuatan hormon, terutama estrogen.

8. Konsumsi alkohol (alcohol consumption)

Page 33: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

18

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa konsumsi alkohol juga dapat

meningkatkan kadar estrogen yang efeknya dapat memicu lepasnya

prostaglandin (zat yang membuat otot-otot rahim berkontraksi)

2.2.6 Intensitas Dismenore

Intensitas nyeri merupakan gambaran tentang seberapa parah nyeri

dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

individual serta kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan

sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda (Andarmoyo, 2013). Skala nyeri

harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak

mengkonsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila klien dapat

membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat.

Petugas dapat menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih

memburuk atau menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan

(Potter dan Perry, 2005).

Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin

adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.

Namun, pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran

pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri (2007) dalam Andarmoyo (2013).

Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala sebagai

berikut :

1. Skala deskriptif verbal

Skala deskriptif verbal merupakan salah satu alat pengukuran tingkat

keparahan yang lebih bersifat objektif. Skala ini merupakan sebuah garis yang

terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama

Page 34: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

19

sepanjang garis. Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai

nyeri paling

hebat. Petugas

menunjukkan skala tersebut dan meminta klien untuk menunjukkan intensitas

nyeri terbaru yang ia rasakan (Prasetyo, 2010).

Gambar 2.2. Skala Deskriptif Verbal (Prasetyo, 2010)

2. Skala numerikSkala penilaian numerik (Numeric Rating Scale, NRS)lebih digunakan

sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalamhal ini klien menilai nyeri dengan

menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas

nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk

menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm (ACHPR, 1992 dalam

Potter dan Perry, 2006).

Gambar 2.3. Skala Numerik (Prasetyo, 2010)

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

Page 35: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

20

1-3 : Nyeri ringan, hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu aktivitas

sehari-hari dengan karakteristik bahasa tubuh (Warden, 2003)

1. santai dengan karakteristik tenang, terlihat biasa saja

2. tegang dengan karakteristik gelisah atau terlihat cemas

3. menderita dengan karakteristik aktivitas terlihat tidak stabil,

kemungkinan dapat mengalamiketakutan, kecemasan dan terganggu

4-6 : Nyeri sedang, nyeri yang menyebar ke perut bagian bawah, mengganggu

aktivitas sehari-hari dengankarakteristik bahasa tubuh (Warden, 2003).

4. gemetar dengan karakteristik tidak bisa tenang, goyang-goyang saat

duduk di kursi, menyentuh berulang, menyentak atau menggosok-

gosok bagian tubuh

5. kaku dengan karakteristik tubuh mengeras, lengan dan atau kaki

kaku

6. tangan mengepal dengan karakteristik menggenggam kuat, dapat

membuka dan menutup secara berulang maupun mengepal kuat.

7-9 : Nyeri berat, nyeri disertai pusing, sakit kepala, muntah, diare,

mengganggu aktivitas sehari-hari, dengan karakteristik bahasa tubuh

(Warden, 2003)

7. Lutut ditekuk ke dada, wajah terlihat kacau

8. Menarik dan mendorong, seperti berusaha terbebas dari sesuatu atau

meremas

9. Memukul, menendang, meninju, menggigit atau bentuk serangan

diri sendiri lainnya.

Page 36: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

21

10 : Nyeri tidak tertahankan, menangis, meringis, gelisah, menghindari

percakapan dan kontak sosial, sesak nafas, immobilisasi, menggigit

bibir, penurunan kesadaran.

3. Skala analog visual

Skala analog visual (Visual Analog Scale, VAS) adalah suatu garis

lurus/horizontal sepanjang 10 cm yang mewakili intensitas nyeri yang terus

menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Ujung kiri biasanya

menandakan “tidak ada” atau “tidak nyeri”, sedangkan ujung kanan biasanya

menandakan “berat” atau “nyeri yang paling buruk”. Untuk menilai hasil

sebuah penggaris diletakkan sepanjang garis dan jarak yang dibuat pasien pada

garis dari “tidak ada nyeri” diukur dan ditulis dalam centimeter (Smeltzer

(2002) dalam Andarmoyo (2013)).

Skala ini memberikan klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi

keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih

sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada

dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuite, 1884 dalam Potter dan

Perry, 2006).

Gambar 2.4. Skala analog visual (Andarmoyo, 2013)

Page 37: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

22

2.2.7 Patofisiologi

1. Dismenore Primer

Mekanisme terjadinya dismenore primer adalah sebagai berikut :

Pada wanita yang tidak mengalami kehamilan, korpus luteum akan

mengalami regresi. Hal ini mengakibatkan penurunan kadar progesteron dan

labilisasi membran lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim

fosfolipase A2. Enzim ini akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di

membran sel endometrium dan menghasilkan asam arakhidonat. Asam

arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang

kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin PGE2 dan PGF2α

(Dawood, 2006).

Enzim yang berperan dalam proses konversi asam arakhidonat menjadi

prostaglandin adalah cyclooxygenase (COX) atau disebut juga prostaglandin H

synthase (Smith & Ellis, 2002; Dawood, 2006). Ada dua jenis COX yaitu

COX-1 dan COX-2 yang memiliki fungsi yang berbeda. COX-1 konstitutif

dinyatakan dalam banyak jaringan seperti trombosit yang berfungsi dalam

pemeliharaan integritas mukosa gastrointestinal. COX-2 ditemukan dalam

jumlah terbatas pada kondisi basal, mengalami peningkatan regulasi oleh

beberapa mediator inflamasi dan hal itu berkaitan dengan karsinogenesis

kolorektal (Mieli, et al, 2013). COX menggabungkan molekul asam

arakhidonat dan oksigenasi untuk menghasilkan prostaglandin H2 (PGH2).

Semua anggota lain dari prostaglandin kemudian terbentuk dari PGH2 tersebut

(Smith & Ellis, 2002; Dawood, 2006).

Page 38: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

23

Gambar 2.5. Patofisiologi Dismenore Primer (Dawood, 2006)

Asam arakhidonat juga merupakan substrat untuk memproduksi leukotrin

dan asam 5-hydroxyeicosatetraenoic (5-HETE) melalui jalur 5-lipoxygenase

(Dawood, 2006). PGF2α merupakan suatu vasokonstriktor kuat dan

menyebabkan kontraksi uterus; PGE2 menyebabkan kontraksi uterus dan

Uterine muscle contractionVasoconstrictionHypersensitization of pain fibers

Thromboxane A2 (TxA2)PGF2a

Thromboxane synthetaseIsomerase, reductaseProstacyclin synthetase

Cyclic endoperoxides (PGG2, PGH2)

Cyclo-oxygenase

Arachidonic acid

Phospholipase

Phospholipids

Prostacyclin (PGl2)

Page 39: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

24

vasodilatasi; prostasiklin (PGI2) adalah suatu vasodilator yang menyebabkan

relaksasi otot dan menghambat agregasi trombosit (Jones, 2001). Kontraksi

uterus yang kuat akan mengurangi aliran darah uterus dan menyebabkan

miometrium mengalami iskemia, sehingga menimbulkan rasa sakit (Dawood,

2006).

2. Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder dapat terjadi kapan saja setelah menstruasi pertama,

tetapi yang paling sering muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun-tahun

normal dengan siklus tanpa nyeri. Peningkatan prostaglandin dapat berperan

pada dismenore sekunder. Namun, penyakit pelvis yang menyertai haruslah

ada. Penyebab yang umum di antaranya termasuk endometriosis (kejadian di

mana jaringan endometrium berada di luar rahim, dapat ditandai dengan nyeri

menstruasi), adenomyosis (bentuk endometriosis yang invasive), polip

endometrium (tumor jinak di endometrium), chronic pelvic inflamatory disease

(penyakit radang panggul menahun) dan penggunaan peralatan kontrasepsi atau

IU(C)D [intrauterine (contraceptive) device] (Anurogo, 2011).

2.2.8 Penatalaksanaan

1. Dismenore Primer

a. Latihan

1) Latihan moderat seperti berjalan atau berenang

2) Latihan menggoyangkan panggul

3) Latihan dengan posisi lutut ditekukkan ke dada, berbaring telentang atau

miring

Page 40: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

25

b. Panas1) Buli-buli panas atau botol air panas yang diletakkan pada punggung atau

abdomen bagian bawah

2) Mandi air hangat atau sauna

3) Kurangi retensi air dengan mengurangi konsumsi garam, menggunakan

diuretik alami (termasuk kopi)

4) Vitamin E menghambat prostaglandin dan mengurangi spasme pada arteri

5) Intervensi farmakologis meliputi :

a) Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) menghambat sintesis

prostaglandin dan memperbaiki gejala pada 80% kasus. Wanita dianjurkan

untuk mengonsumsinya pada saat atau sesaat sebelum awitan nyeri 3x/hari

pada hari pertama hingga hari ketiga. Perlu waktu 6 bulan untuk

mendapatkan manfaatnya.b) Kontrasepsi oral menekan ovulasi, mengurangi pertumbuhan endometrium

dan mengurangi kadar prostaglandin. Kontrasepsi oral dengan kerja

estrogen rendah dan kerja progesteron tinggi cocok digunakan. Dibutuhkan

waktu 3-4 bulan untuk menentukan efektivitasnya.

c) Antagonis kalsium seperti varapamil dan nifedipin dapat menurunkan

aktivitas dan kontraktilitas uterus

d) Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) dapat dilakukan dan

bedah interupsi lintasan neural dapat dilakukan.

Tindakan alternatif

a) Herbal

b) Akupuntur

c) Akupresur

Page 41: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

26

(Sinclair, 2010).

2. Dismenore Sekunder

Pengobatan diarahkan kepada penyebab. Antibiotik berguna bila dicurigai

ada penyakit-penyakit peradangan dalam rongga panggul. Agonis GnRH bisa

dipakai untuk mengobati fibroid atau endometriosis. Terapi pembedahan bisa

berupa laparoskopi atau laparatomi untuk mengangkat tumor-tumor adneksa.

Diindikasikan melakukan histerektomi atau ooforektomi bila dismenore itu

berat dan disertai oleh patologi yang jelas dari uterus atau ovarium.

2.3. Nyeri

2.3.1. Pengertian

Secara umum nyeri digambarkan sebagai keadaan ketidaknyamanan,

akibat dari ruda paksa pada jaringan (Judha, 2012). Nyeri hanya dapat

dirasakan dan dapat digambarkan secara akurat oleh individu yang mengalami

nyeri itu sendiri. Nyeri sebagai peringatan terhadap adanya ancaman yang

bersifat aktual maupun potensial (Andarmoyo, 2013).

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri

1. Faktor Fisiologis

a. Usia

Usia dapat memengaruhi nyeri terutama pada bayi dan dewasa akhir.

Anak-anak memiliki kesulitan dalam mengenal/memahami nyeri dan

mengekspresikan nyeri secara verbal kepada orang tuanya atau petugas

kesehatan. Kemampuan lansia dalam menafsirkan nyeri juga dirasakan sangat

sukar. Mereka terkadang menderita banyak penyakit dengan gejala yang samar-

Page 42: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

27

samar/tidak jelas yang terkadang memengaruhi bagian-bagian tubuh yang sama

(Potter dan Perry, 2010).

b. Keletihan

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri, rasa kelelahan menyebabkan

sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping. Apabila

keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri terasa lebih berat dan jika

mengalami suatu periode tidur yang baik maka nyeri akan berkurang (Judha,

2012).

c. Gen

Informasi genetik yang diturunkan dari orang tua memungkinkan adanya

peningkatan atau penurunan sensitivitas seseorang terhadap nyeri.

Pembentukan sel-sel genetik kemungkinan dapat menentukan ambang nyeri

seseorang atau toleransi terhadap nyeri (Potter dan Perry, 2010).

2. Faktor Sosiala. Perhatian

Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi persepsi

nyeri. Perhatian yang meningkat terhadap nyeri akan meningkatkan respon

nyeri sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan penurunan

respon nyeri (Prasetyo, 2010).

b. Pengalaman sebelumnya

Frekuensi terjadinya nyeri di masa lampau yang cukup sering tanpa

adanya penanganan dapat menyebabkan kecemasan atau bahkan ketakutan

yang timbul secara berulang. Sebaliknya, apabila seseorang memiliki

pengalaman yang berulang akan rasa nyeri yang sejenis namun nyerinya telah

ditangani dengan baik, maka hal tersebut akan memudahkannya untuk

Page 43: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

28

menginterpretasikan sensasi nyeri, sehingga menjadi lebih baik dalam

mengambil tindakan dalam menangani nyeri (Potter dan Perry, 2010).

c. Keluarga dan Dukungan Sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan dukungan,

bantuan, perlindungan dari anggota keluarga lain atau teman terdekat.

Walaupun nyeri masih dirasakan oleh klien, kehadiran orang terdekat akan

meminimalkan kesepian dan ketakutan (Prasetyo, 2010).

d. Faktor Spiritual

Konsultasi keagamaan perlu dipertimbangkan untuk klien dengan nyeri

kronis. Nyeri merupakan pengalaman yang memiliki komponen fisik dan

emosional, sehingga perlu diberikan intervensi untuk mengobati kedua aspek

tersebut (Potter dan Perry, 2010).

e. Faktor Psikologis1) Ansietas (kecemasan)

Hubungan antara nyeri dengan ansietas bersifat kompleks, ansietas yang

dirasakan seseorang seringkali meningkatkan persepsi nyeri, akan tetapi nyeri

juga dapat menimbulkan perasaan ansietas. Sebagai contoh seseorang yang

menderita kanker kronis dan merasa takut akan kondisi penyakitnya akan

semakin meningkatkan persepsi nyerinya (Prasetyo, 2010).

2) Teknik Koping

Nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan, baik sebagian maupun

keseluruhan. Klien sering kali menemukan berbagai cara untuk mengembangkan

koping terhadap efek fisik dan psikologis nyeri. Penting untuk memahami

sumber-sumber koping klien selama mengalami nyeri, seperti berkomunikasi

Page 44: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

29

dengan keluarga untuk mendukung latihan atau menyanyi dalam upaya

mengurangi tingkat nyeri (Potter dan Perry, 2006).

f. Faktor Budaya1) Makna Nyeri

Seseorang akan mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda apabila

nyeri tersebut memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan

tantangan. Misalnya seorang wanita yang melahirkan akan mempersepsikan nyeri

secara berbeda dengan wanita lain yang nyeri karena pukulan suaminya (Judha,

2012).

2) Suku Bangsa

Nilai-nilai dan kepercayaan terhadap budaya memengaruhi bagaimana

seorang individu mengatasi rasa sakitnya. Budaya mempengaruhi ekspresi nyeri.

Beberapa budaya percaya bahwa menunjukkan rasa nyeri adalah suatu hal yang

wajar, sementara yang lain justru sebaliknya (Potter dan Perry, 2010).

2.3.3. Mekanisme Nyeri

1. Transduksi

Transduksi merupakan proses ketika suatu stimulus nyeri diubah menjadi

suatu aktivitas listrik yang diterima ujung-ujung syaraf. Stimulus ini dapat

berupa stimulus fisik (tekanan), suhu (panas), atau kimia (substansi nyeri)

(Andarmoyo, 2013). Transduksi dimulai di perifer, ketika stimulus terjadinya

nyeri mengirimkan impuls yang melewati serabut saraf nyeri perifer yang

terdapat di panca indera, maka akan menimbulkan potensial aksi. Setelah

proses transduksi selesai, transmisi impuls nyeri dimulai (Potter dan Perry,

2010).

Page 45: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

30

2. Transmisi

Transmisi merupakan proses penerusan impuls nyeri dari nosiseptor saraf

perifer melewati cornu dorsalis dan corda spinalis menuju korteks serebri.

Tranmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen yang terdiri dari dua macam

yaitu serabut A yang peka terhadap nyeri tajam dan panas disebut dengan first

pain/fast pain dan serabut C yang peka terhadap nyeri tumpul dan lama yang

disebut second pain/slow pain (Andarmoyo, 2013).

Impuls nyeri naik ke medula spinalis, kemudian talamus

mentransmisikan informasi ke pusat yang lebih tinggi di otak. Ketika stimulus

nyeri sampai ke korteks serebral, maka otak akan menginterpretasikan kualitas

nyeri dan memproses informasi dari pengalaman yang telah lalu, pengetahuan

serta faktor budaya yang berhubungan dengan persepsi nyeri (Potter dan Perry,

2010).

3. Modulasi

Modulasi adalah proses pengendalian internal oleh sistem saraf, dapat

meningkatkan atau mengurangi penerusan impuls nyeri (Andarmoyo, 2013).

Hambatan terjadi melalui sistem analgesia endogen yang melibatkan

bermacam-macamneurotransmitter antara lain enkefalin, endorfin, serotonin

dan noradrenalin yang memiliki efek dapat menekan impuls nyeri pada kornu

posterior medula spinalis (Andarmoyo, 2013; Zakiyah, 2015). Kornu posterior

dapat diibaratkan sebagai pintu yang dapat tertutup atau terbuka yang

dipengaruhi oleh sistem analgesik endogen tersebut di atas. Proses modulasi ini

juga memengaruhi subjektivitas dan derajat nyeri yang dirasakan seseorang

(Zakiyah, 2015).

Page 46: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

31

4. Persepsi

Persepsi merupakan salah satu poin di mana seseorang sadar akan

timbulnya nyeri. Korteks somatosensori mengidentifikasi lokasi dan intensitas

nyeri (Potter dan Perry, 2010). Setelah sampai ke otak, nyeri dirasakan secara

sadar akan menimbulkan respon berupa perilaku dan ucapan yang merespon

adanya nyeri. Perilaku yang ditunjukkan seperti menghindari stimulus nyeri

atau ucapan respon seperti “aduh”, “auw”, “ah” (Andarmoyo, 2013).

2.3.4. Teori-Teori Nyeri

1. Teori Spesivitas (Specivicity Theory)

Menurut Price & Wilson (2002) dalam Andarmoyo (2013), teori

spesivitas menjelaskan bahwa nyeri berjalan dari reseptor-reseptor nyeri yang

spesifik melalui jalur neuroanatomik tertentu ke pusat nyeri di otak dan bahwa

hubungan antara stimulus dan respons nyeri yang bersifat langsung dan

invariabel.

Teori ini didasari oleh adanya jalur-jalur tertentu transmisi nyeri. Adanya

ujung-ujung saraf bebas pada perifer bertindak sebagai reseptor nyeri, di mana

saraf-saraf ini diyakini mampu untuk menerima stimulus nyeri dan

menghantarkan impuls nyeri ke susunan saraf pusat. Impuls kemudian

ditransmisikan melalui dorsal horn (tulang belakang) dan substansia gelatinosa

ke thalamus dan terakhir pada area kortek. Nyeri kemudian dapat

diinterpretasikan dan muncul respon terhadap nyeri (Prasetyo, 2010).

2. Teori Pola (Pattern Theory)

Page 47: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

32

Teori ini menjelaskan bahwa nyeri disebabkan oleh berbagai reseptor

sensori yang dirangsang oleh pola tertentu. Nyeri merupakan akibat stimulasi

reseptor yang menghasilkan pola tertentu dari impuls saraf (Andarmoyo, 2013).

Teori ini mengemukakan bahwa terdapat dua serabut nyeri utama yaitu

serabut yang menghantarkan nyeri secara cepat dan serabut yang

menghantarkan nyeri secara lambat (serabut A-delta dan serabut C). Stimulasi

dari serabut saraf ini membentuk sebuah pattern/pola. Teori ini juga

mengenalkan konsep central summation, dimana impuls perifer dari kedua

saraf disatukan di spinal cord dan dari sana hasil penyatuan impuls diteruskan

ke otak untuk diinterpretasikan (Prasetyo, 2010).

3. Teori Pengontrolan Nyeri (Theory Gate Control)

Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) dalam Andarmoyo

(2013) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh

mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan

bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls

dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut

merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.

Neuron delta-A dan C melepaskan substansi P untuk mentransmisikan

impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor,

neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan

neurotransmitter penghambat (Potter dan Perry, 2006). Impuls akan bertemu

dengan suatu “gerbang” yang membuka dan menutup berdasarkan prinsip siapa

yang lebih mendominasi, neuron beta-A atau serabut yang lebih kecil

(Prasetyo, 2010).

Page 48: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

33

Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, akan

menutup mekanisme pertahanan. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi

mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A

dan serabut C maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien

mempersepsikan sensasi nyeri (Potter dan Perry, 2006).

4. Endogenous Opiat Theory

Suatu teori pereda nyeri yang relatif baru dikembangkan oleh Avron

Goldstein (1970-an) di mana ia menemukan bahwa terdapat substansi seperti

opiate yang terjadi secara alami di dalam tubuh. Substansi ini disebut

endorphine, yang berasal dari kata endogenous dan morphine. Goldstein

mencari reseptor morphine dan heroin, menemukan bahwa reseptor dalam otak

cocok dengan adanya molekul-molekul seperti morphine dan heroin. Dari hasil

penelitian, otak menghasilkan opiate otak alami. Endorfin merupakan sistem

penekan nyeri yang dapatdiaktifkan dengan merangsang daerah reseptor

endorphin di zat kelabu periaqueduktus otak tengah (deGroot (1997) dalam

Andarmoyo (2013)).

Endorphine mempengaruhi transmisi impuls yang diinterpretasikan

sebagai nyeri. Endorphine kemungkinan bertindak sebagai neurotransmitter

maupun neuromodulator yang menghambat transmisi dari pesan nyeri. Adanya

endorphine pada sinaps sel-sel saraf menyebabkan status penurunan dalam

sensasi nyeri. Kegagalan melepaskan endorphine memungkinkan terjadinya

nyeri. Opiate seperti morphine atau endorphine (kadang-kadang disebut

Page 49: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

34

enkepaline), kemungkinan menghambat transmisi pesan nyeri dengan

mengaitkan tempat reseptor opiate pada saraf-saraf otak dan tulang belakang

(Andarmoyo, 2013).

2.4. Bekam

2.4.1 Sejarah Bekam

Terapi bekam telah dikenal oleh berbagai bangsa di dunia sejak ribuan tahun

lalu. Mereka menggunakannya sebagai terapi untuk berbagai macam penyakit.

Di bangunan-bangunan ibadah Dinasti Pharaoh (firaun) terdapat banyak

relief yang mengilustrasikan terapi bekam. Setiap bangsa memiliki metode bekam

yang berbeda-beda. Sejak dulu hingga sekarang, beberapa suku menggunakan

tanduk hewan sebagai alat menghisap darah, dengan cara melubangi ujung

tanduk, menghisap udara dari dalam dan menyumbatnya dengan pasta. Mereka

menyebutnya horn therapy (terapi tanduk).

Bangsa Romawi dan Yunani menggunakan gelas kaca untuk praktik bekam.

Mereka menyalakan api di dalam gelas yang telah diisi dengan secarik kain guna

melakukan penghisapan. Banyak masyarakat awam yang masih menggunakan

metode ini sampai sekarang. Sebagian orang menggunakan peralatan tertentu

yang terhubung dengan tabung berisi air dan pipa kaca. Mereka memanasi air

tersebut sehingga mengeluarkan uap air dan udara dari dalam gelas.

Belum lama ini, orang-orang Cina menggunakan gelas yang dibuat dari

bambu dan membekam dengan api pula. Kelebihan gelas bambu ini adalah bisa

direbus untuk sterilisasi, kemudian digunakan lagi untuk bekam. Sekarang,

peralatan bekam telah berkembang lebih maju.

Page 50: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

35

Ada gelas tangan berkatup yang dilengkapi dengan pistol toreh, sebagian

lagi tanpa pistol toreh. Sebagian alat dilengkapi balon yang ditekan sebelum gelas

dipasang, lalu balon dibiarkan supaya kembali ke bentuk semula dengan

meninggalkan ruang kosong di dalam gelas yang menimbulkan hisapan. Ini

digunakan untuk anak-anak dan orang-orang lanjut usia untuk mengurangi

kekuatan hisapan.

Ada juga alat hisap elektrik yang berpengaruh terhadap medan

elektromagnetik di bagian yang diterapi (elektromagnetic cupping apparatus).

2.4.2. Efek bekam terhadap organ tubuh menurut Razak (2012):

1. Efek bekam terhadap kulit

a. Bekam berperan menstimulasi folikel rambut dengan meningkatkan sirkulasi

darah ke kulit sehingga meningkatkan suplai nutrisi yang baik untuk rambut

dan akar rambut.

(pernah dilakukan satu eksperimen pembekaman terhadap seorang pria yang

berusia 35 tahun, terlihat bulu-bulu halus yang mirip dengan bulu punggung

tumbuh pada bagian yang dibekam. Bulu ini bertambah panjang dan lebat

sehingga mencapai 1,5 cm setelah dilakukan 140 kali pembekaman kering).

b. Suhu kulit meningkat dan sebuah kawasan berwarna merah terbentuk. Ini

menunjukkan terjadinya peningkatan metabolisme makanan di kulit dan

kemanfaatan yang diperoleh sel-sel kulit dari darah yang sampai kepadanya.

c. Aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar lemak meningkat, pori-pori kulit

membuka setelah dilakukan pembekaman.

Page 51: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

36

d. Peranan bekam tidak terbatas pada pembersihan darah yang mengendap

(stagnant blood) dari kulit, namun juga menghilangkan zat-zat berbahaya yang

mengendap di bawah permukaan kulit.

2. Efek bekam terhadap otot

a. Bekam berperan menstimulasi sirkulasi darah di otot sehingga

menghilangkan kekejangan otot.

b. Hisapan bekam mengeluarkan gumpalan darah yang terdapat di dalam otot

sebagai akibat memar kulit.

c. Bekam berperan menghantarkan oksigen yang dibutuhkan oleh serat-serat

otot, meningkatkan penyerapan oksigen oleh sel-sel setelah pembekaman,

sehingga menguatkan dan memperbaiki fungsi otot.

d. Bekam berperan mengeluarkan zat asam laktat (lactic acid) dari otot sehingga

menghilangkan kelelahan dan sumber otot.

3. Efek bekam terhadap tulang

a. Bekam berperan menstimulasi sirkulasi darah di dalam persendian sehingga

mengurangi sakit yang disebabkan oleh penyakit rematik dan lain-lain.

b. Zat nitrit oksida (NO) berperan mengurangi bengkak dan tertahannya cairan

di persendian akibat pembengkakan.

c. Bekam berperan menstimulasi membran sinovial (synovial membrane) untuk

mengeluarkan zat minyak atau cairan sinovial (synovial fluid) yang berfungsi

mengurangi pergesekan sendi, memudahkan gerak, dan pada akhirnya juga

mencegah terjadinya kekakuan sendi.

Page 52: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

37

d. Dengan hisapan yang kadang-kadang mencapai 10 cm di dalam tubuh, bekam

berperan meningkatkan rangsangan terhadap selaput di sekeliling tulang

(periostium) untuk membangun tulang dan meningkatkan kadar kalsium

tulang.

e. Bekam berperan mengeluarkan zat-zat berbahaya yang mengendap di

persendian seperti kristal-kristal asam urat yang menyebabkan penyakit gout

dan kekakuan sendi.

4. Efek bekam terhadap sistem pencernaan

a. Kuatnya hisapan alat bekam mengatur sekresi asam lambung dan enzim

pencernaan yang ada di lambung, sehingga meningkatkan kualitas pencernaan

dan penyerapan makanan.

b. Bekam berperan mengatur gerakan usus (intestinal motility) melalui kuatnya

hisapan langsung atau melalui stimulasi saraf, terutama saraf vagus (nervus

vagus) yang terhubung dengan usus melalui beberapa bagian di punggung.

c. Bekam juga berperan menstimulasi sel hati dan sel pankreas serta

memperbaiki fungsinya

5. Efek bekam terhadap darah

a. Bekam menstimulasi sirkulasi darah di tubuh secara umum melalui zat nitrit

oksida (NO) yang berperan meluaskan pembuluh darah. Profesor Kentaro

Takagi, dosen di Universitas Nagoya, menegaskan bahwa semua terapi yang

menstimulasi dan mengaktifkan sirkulasi darah di kulit, bermanfaat untuk

meningkatkan respon sistem peredaran darah dan pembuluh darah di dalam

Page 53: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

38

tubuh secara umum. Efek serupa juga ditimbulkan oleh kuatnya hisapan yang

ditimbulkan oleh bekam terhadap bagian yang diterapi.

b. Bekam berperan mengurangi darah dan cairan yang menyertai proses

peradangan dengan cara mengeluarkan cairan-cairan ini dari celah-celah

antarsel. Begitu pula zat-zat pemicu peradangan juga ikut dikeluarkan,

misalnya zat histamin.

c. Bekam juga berperan :

1) Meningkatkan jumlah sel darah merah.

2) Meningkatkan jumlah sel darah putih.

3) Mengubah darah yang terlalu asam menjadi proporsional.

4) Membersihkan darah, sebagaimana dikatakan oleh Dr. Katashi, Dosen di

Universitas Osaka.

6. Efek bekam terhadap sistem saraf

a. Bekam menstimulasi ujung saraf sensori di kulit sehingga berakibat

mengurangi rasa sakit melalui mekanisme Gate Control Theory yaitu

menyibukkan jalur-jalur saraf yang mengirim sinyal rasa nyeri dengan

stimulus rasa nyeri yang lebih ringan (bekam), sehingga sinyal rasa nyeri

semula tidak sampai ke otak. Bekam tidak hanya mengatasi rasa nyeri pada

bagian yang diterapi, akan tetapi efeknya mencapai bagian-bagian lain yang

berhubungan dengan saraf-saraf ini.

Page 54: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

39

b. Bekam berperan mengatur sinyal dan meningkatkan kecepatan sampainya

sinyal saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang yang berhubungan

dengan seluruh organ tubuh sehingga mengatur kerja organ-organ tersebut.

c. Bekam berperan mengatasi berbagai masalah sistem saraf simpatik yang

timbul karena kecemasan, takut, dan depresi. Problem-problem ini di

antaranya berupa sakit kepala kronis, kelelahan, dan tekanan darah tinggi.

Caranya dengan mengatur sinyal saraf pada sistem saraf simpatik.

d. Sekalipun pasien merasakan sedikit rasa sakit ketika melakukan terapi bekam,

namun banyak pasien dan anak-anak yang tidur ketika sedang menjalani

terapi bekam. Ini bisa dianggap sebagai efek bekam terhadap sistem saraf,

meski sampai sekarang belum diketahui bagaimanakah proses terjadinya efek

tersebut.

2.4.3 Jenis jenis bekam

Ada sekitar sepuluh jenis bekam (Razak, 2012) yaitu :

1. Bekam ringan (light cupping) yaitu penghisapan ringan dengan menggunakan

gelas bekam.

2. Bekam sedang (moderate cupping) yaitu penghisapan sedang dengan

menggunakan gelas bekam.

3. Bekam kuat (strong cupping) yaitu penghisapan kuat dengan menggunakan

gelas bekam.

Page 55: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

40

4. Bekam luncur (moving cupping) yaitu menggerakkan gelas bekam setelah

dilakukan penghisapan pada bagian tubuh pasien yang telah diberi bahan-

bahan pelumas untuk menghindari terjadinya gesekan kuat, misalnya zaitun.

5. Bekam jarum (needle cupping) yaitu pembekaman yang dipadukan dengan

tusuk jarum, dengan cara memasang gelas bekam di atas jarum akupunktur.

6. Bekam berdarah (bleeding cupping) yaitu dilakukannya penghisapan dengan

gelas bekam setelah dilakukan penyanyatan.

7. Bekam herbal (herbal cupping) yaitu dengan cara merebus beberapa ramuan

herbal yang dimaksudkan sebagai obat bersama gelas bambu untuk bekam,

kemudian dilakukan pembekaman dengan cara biasa. Dengan demikian,

herbal tersebut akan berpindah ke dalam tubuh pasien.

8. Bekam magnetik (magnetik cupping). Disebut demikian karena adanya

magnet di dalam gelas bekam yang membantu pergerakan kekuatan elektro

magnetik di dalam tubuh

9. Bekam air (water cupping) yaitu menggunakan uap air untuk mengosongkan

udara dari dalam gelas bekam.

2.4.4 Peralatan bekam

1. Sarung tangan (handscoon)

2. Gelas bekam

Page 56: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

41

Gambar 2.6 Gelas bekam, sumber: klinik bekam

3. Kapas steril

4. Betadin, minyak zaitun, dan alkohol

5. Pompa untuk mengisap udara dari dalam gelas

Gambar 2.7 Alat penghisap

6. Tensimeter (sohygnomanometer)

2.4.5 Prosedur BekamKering

1. Pilih titik bekam berdasarkan kondisi pasien (pada pasien dengan gangguan

reproduksi/ dismenoretitik bekam pada KHL1, BA5, BA10, BA11)

Page 57: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

42

2. Pijat bagian yang akan dibekam menggunakan minyak zaitun atau minyak

lain selama kurang lebih lima menit

3. Lokasi pembekaman dibersihkan dengan betadin terlebih dahulu untuk

membunuh mikroba.

4. Gelas bekam dipasang pada titik-titik yang ditentukan untuk pembekaman.

Udara diisap dari dalam gelas, sehingga gelas tersebut menarik sebagian kulit

dan terlihat warna merah pada kulit di lokasi pembekaman. Kuatnya hisapan

relatif, tergantung pada kekuatan pasien.

5. Gelas dibiarkan selama kurang lebih 5 menit kemudian dilepaskan. Kecuali

pada pembekaman wajah, maka gelas hanya dibiarkan selama satu menit.

6. Lepaskan gelas bekam dan usap lagi menggunakan minyak zaitun atau

minyak yang lain.

7. Selesai dilakukan terapi bekam, setiap titik dibersihkan dengan betadin sekali

lagi

Page 58: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

43

Gambar Tampak Depan

Page 59: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

44

Gambar Tampak Belakang

Gambar 2.8Uraian Kode Anatomi Hijamah (Titik-Titik Bekam), Kathur Suhardi &

Aminah Syafa’at, Cetakan ketiga, Juni 2006,Penerbit As-Sabil, Jakarta

2.4.6 Pantangan Bekam

1. Harus dihindari pembekaman terhadap pasien yang mengalami tekanan darah

sangat rendah, menderita vertigo, atau lemah fisiknya.

Page 60: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

45

2. Harus dihindari pembekaman langsung selepas makan, hingga setidaknya dua

atau tiga jam kemudian.

3. Pendonor darah hendaknya menghindari terapi bekam setidaknya selama

sepekan.

4. Pasien yang menggunakan alat bantu pengatur detak jantung hendaknya

dihindari dari terapi bekam langsung pada kawasan sekitar organ jantung.

5. Jangan lakukan pembekaman pada bagian yang mengalami robek otot dan

urat, hingga berlalu satu bulan setelah terjadinya cedera.

6. Bagi anak-anak dan orang-orang berusia lanjut, bekam dilakukan dengan

hisapan yang ringan.

7. Pasien dilarang mengkonsumsi obat perangsang, alkohol, dan rokok, sebelem

melakukan terapi terapi bekam.

8. Ketika dilakukan terapi bekam, tekanan darah harus diukur terlebih dahulu.

Jika tekanan darah rendah, terapi bekam dilakukan dengan berbaring miring

atau tengkurap. Hindari pembekaman dengan duduk terhadap penderita

tekanan darah rendah. Hindarkan pula pembekaman di titik-titik punggung

selain kahil. Pasien bisa mengambil posisi terlentang dengan kaki diangkat ke

atas setelah menyelesaikan terapi bekam sehingga hal itu bisa membantunya

meningkatkan tekanan darahnya secara relatif. Jangan membekam penderita

tekanan darah rendah lebih dari dua titik.

9. Wanita hamil pada tiga bulan pertama hendaknya menghindari terapi bekam

secara umum, kecuali di wajah, telapak tangan, dan telapak kaki.

Page 61: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

46

10. Jangan langsung makan atau mengkonsumsi makanan yang sulit dicerna

setelah berbekam. Dianjurkan untuk minum jus.

11. Jangan menyakiti pasien dengan tarikan gelas bekam yang terlalu kuat.

12. Tarikan gelas bekam jangan terlalu kuat pada kawasan mulut lambung agar

pasien tidak muntah disebabkan oleh tarikan yang terlalu kuat.

13. Hindari pembekaman terhadap pasien kanker yang sedang menjalani terapi

dengan obat kimia atau sinar-X kecuali setelah dilakukan analisis darah

secara keseluruhan, untuk mengetahui jumlah sel darah putih. Karena, jika

jumlahnya terlalu sedikit, maka pasien sangat mudah tertular penyakit dari

luar.

14. Jika pasien mengalami pusing atau pingsan, seluruh gelas bekam dilepas,

pasien dibaringkan, kemudian diinjeksi dengan cairan glukosa atau diberi

minuman manis.

15. Gelas bekam jangan dibiarkan lebih dari 10 menit, karena bisa menyebabkan

pelepuhan kulit yang mirip luka bakar pada pasien. Jika hal itu terjadi,

gunakan salep antibiotik. Lubang kulit yang melepuh tersebut, tapi jangan

dibuang. Kemudian, oleskan salep dan pasang pembalut medis di bagian yang

melepuh.

16. Pembekaman di wajah, jika dilakukan lebih dari 2 menit kadang-kadang

menyebabkan timbulnya warna ungu pada kulit yang bersentuhan dengan tepi

gelas. Perlu waktu agak lama hingga warna tersebut hilang.

Page 62: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

47

17. Pembekaman di kepala jangan dilakukan lebih dari 3 titik. Hendaknya

hisapan alat bekam juga tidak terlalu kuat.

18. Jangan lakukan pembekaman terhadap pasien yang ketakutan, kecuali setelah

ia merasa tenang. Hormon adrenalin yang dilepaskan pada saat ketakutan bisa

mnyempitkan pembuluh darah dan menyebabkan darah tidak keluar.

19. Dianjurkan untuk mandi setelah berbekam dan tidak melakukan pekerjaan

berat.

20. Kadang-kadang, timbul beberapa gejala normal setelah bekam, seperti pusing,

turunnya tekanan darah, sedikit kenaikan suhu badan, dan muntah. Gejala-

gejala ini akan segera hilang, oleh karena itu tidak perlu panik.

2.4.7. Teori Pengobatan Nyeri dengan Bekam

1. Teori prostaglandin

Produksi prostaglandin yang berlebihan akan menyebabkan peningkatan

kontraksi uterus yang menyebabkan nyeri dismenore. Bekamberperan

menurunkan zat prostaglandin yang terbentuk akibat peradangan sel. Zat ini

berfungsi mengirimkan sinyal rasa nyeri ke otak. Melalui proses bekam, zat ini

dikeluarkan sehingga rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien berkurang. Sebagian

analgesik nonsteroid (NSAID) berperan mencegah pembentukan zar

prostaglandin ini untuk menghambat pengiriman sinyal rasa sakit ke otak.

Bedanya, bekam tidak menimbulkan efek samping berbahaya sama sekali.

Sementara obat analgesik non-steroid, seperti profen, piroksikam, diklofenak, dan

lain-lain atau yang steroid, seperti kortison dan turunannya, menyebabkan efek

samping berbahaya terhadap lambung, karena bisa mengakibatkan peradangan

Page 63: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

48

atau tukak lambung. Ia juga menyebabkan efek samping berbahaya terhadap

ginjal karena bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal, melemahnya kemampuan

ginjal dalam menyaring sisa-sisa metabolisme dalam darah, atau radang ginjal. Ia

juga bisa menyebabkan penurunan aktivitas sumsum tulang dalam memproduksi

sel darah merah serta menyebabkan kehilangan selera makan dan mual.

2. Teori Gate Control

Teori ini bisa menjelaskan mengapa proses bekam bisa mengurangi rasa

nyeri disebabkan oleh kuatnya hisapan alat bekam yang berperan menyibukkan

jalur saraf yang mentransmisikan sinyal rasa nyeri ke otak. Ketika ada stimulus

atau sinyal rasa lain yang sampai ke otak, sehingga pasien tidak merasakannya

lagi. Hal serupa terjadi pada koyok (obat tempel seperti plester) yang bisa

meringankan nyeri punggung. Begitu pula pada balsem yang digunakan untuk

mengobati rematik karena menyebabkan timbulnya stimulus rasa lain dengan

kenaikan suhu di lokasi nyeri.

3. Endorfin dan Enkefalin

Bekam menstimulasi pelepasan endorfin (endorphines) dan enkefalin

(enkephalines) yang berperan mengurangi kepekaan (sensitivitas) terhadap nyeri.

Kedua zat ini dilepaskan karena terjadinya nyeri ringan akibat hisapan dan sayatan

alat bekam. Zat nitrit oksida (NO) juga berperan meningkatkan pelepasan kedua

zat ini di bagian tertentu pada otak dikarenakan beberapa faktor eksternal seperti

cedera dan luka. Salah satu buktinya, ketika sedang asyik bekerja, seseorang

kadang tidak merasakan luka ringan yang mungkin terasa sangat nyeri sehabis

kerja saat badannya sudah tenang dan mengetahui dirinya terluka. Kondisi

Page 64: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

49

kejiwaan yang baik juga membantu pelepasan semua zat ini, karena ia dikenal

sebagai zat pengatur kegembiraan internal (endogenous pleasure substances).

Pelepasan zat tersebut akan berkurang apabila kondisi kejiwaan memburuk.

2.5. Tanda Tanda Vital

2.5.1. Nadi

Nadi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan frekuensi, irama,

dan volume detak jantung yang dapat dikaji pada lokasi sentral atau perifer. Nadi

adalah gelombang darah yang dihasilkan oleh kontraksi ventrikel kiri jantung.

Umumnya, gelombang nadi menunjukkan volume darah yang dikeluarkan pada

tiap kontraksi jantung dan komplians arteri. Komplians arteri adalah kemampuan

arteri untuk berdistensi (yaitu kemampuan arteri untuk berkontraksi dan melebar).

Frekuensi nadi ditunjukkan dalam denyut per menit (beats per minute/BPM).

Pada orang sehat, nadi mencerminkan detak jantung, maka dari itu,

frekuensi nadi sama dengan kontraksi ventrikel jantung. Akan tetapi, pada

beberapa jenis penyakit kardiovaskuler, detak jantung dan frekuensi nadi dapat

berbeda. Sebagai contoh, jantung klien mungkin menghasilkan gelombang nadi

yang sangat lemah atau kecil yang tidak terdeteksi pada nadi perifer. Dalam hal ini

perawat harus mengkaji detak jantung (nadi apikal) dan nadi perifer. Nadi perifer

adalah nadi yang terdapat pada bagian perifer tubuh (misal, di kaki, tangan atau

leher). Nadi apikal adalah nadi sentral yang terdapat di bagian apeks jantung

Faktor yang memengaruhi frekuensi nadi

1. Usia

Page 65: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

50

Semakin meningkat usia, frekuensi nadi menurun secara bertahap

2. Jenis kelamin

Selain pubertas, rata-rata frekuensi nadi pria sedikit lebih rendah daripada

wanita

3. Olahraga

Frekuensi nadi normal meningkat sesuai aktivitas. Baik nadi saat istirahat

maupun peningkatan frekuensi nadi pada atlet yang sedang latihan mungkin

lebih rendah daripada rata-rata orang normal disebabkan ukuran, kekuatan,

dan efisiensi jantung lebih besar.

4. Demam

Frekuensi nadi meningkat

a. Sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah akibat vasodilatasi

perifer yang ditimbulkan oleh peningkatan suhu tubuh.

b. Akibat peningkatan kecepatan metabolisme

5. Obat.

Beberapa obat menurunkan frekuensi nadi dan yang lainnya meningkatkan

frekuensi nadi. Sebagai contoh, kardiotonik (misal, sediaan digitalis) akan

menurunkan frekuensi jantung, sedangkan epinefrin akan meningkatkannya.

6. hipovolemi/dehidrasi

kehilangan cairan sistem vaskular akan meningkatkan frekuensi nadi.

7. Stres

Page 66: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

51

Stres, emosi seperti takut dan cemas, serta persepsi terhadap nyeri hebat akan

meningkatkan frekuensi nadi dan kekuatan detak jantung.

8. Posisi

Saat seseorang duduk atau berdiri, darah terkumpul dalam pembuluh darah

yang bergantung di sistem vena. Terkumpulnya darah tersebut mengakibatkan

penurunan sementara aliran balik vena ke jantung dan selanjutnya

menurunkan tekanan darah, meningkatkan frekuensi jantung, memaksa

kontraksi ventrikel, dan tonus vena/arteri.

2.5.2. Suhu tubuh

Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang dihasilkan tubuh

dengan panas yang dikeluarkan tubuh. Ada dua jenis suhu tubuh, suhu inti (core

temperature) dan suhu permukaan tubuh. Suhu inti adalah suhu jaringan dalam

tubuh (misal, rongga abdomen dan rongga pelvis). Nilai normal suhu inti tubuh

bukan merupakan titik pasti pada skala tetapi merupakan suatu rentang suhu. Saat

diukur secara oral, rata-rata suhu tubuh orang dewasa antara 36,7˚C (98˚F) sampai

37,5˚C (99.5˚F).

Perawat harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suhu

tubuh klien sehingga dapat mengenali variasi suhu tubuh normal dan mengecek

hasil pengukuran suhu tubuh yang menyimpang dari nilai normal. Secara normal,

suhu seseorang dapat berubah sebesar 1,0˚C (1,8˚F) dari pagi sampai sore hari.

Latihan fisik dan stres meningkatkan suhu tubuh untuk sementara.

2.5.3. Tekanan darah

Page 67: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

52

Tekanan darah arteri adalah ukuran tekanan yang digunakan oleh darah saat

berdenyut melalui arteri. Karena darah bergerak dengan bergelombang, terdapat

dua ukuran tekanan darah :

1. Sistolik yaitu tekanan darah akibat kontraksi ventrikel (yaitu, tekanan pada

puncak gelombang darah)

2. Diastolik yaitu tekanan ketika ventrikel beristirahat. Tekanan diastolik, adalah

tekanan yang paling bawah, ada disetiap waktu dalam arteri.

Perbedaan antara tekanan diastolik dan sistolik disebut tekanan nadi.

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah

1. Usia

Bayi baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan

sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada

lansia, arterinya lebih keras dan kurang fleksibel terhadap tekanan darah. Hal ini

mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat

karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan

tekanan darah.

2. Jenis kelamin

Wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih rendah dari pada pria yang

berusia sama, hal ini lebih cenderung akibat variasi hormon. Setelah menopause,

wanita umumnya memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari sebelumnya.

3. Olahraga

Page 68: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

53

Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah. Untuk mendapatkan pengkajian

yang dapat dipercayai dari tekanan darah saat istirahat, tunggu 20 hingga 30 menit

setelah olahraga.

4. Obat-obatan

Ada banyak obat dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan darah

5. Stres.

Stimulasi sistem saraf simpatis meningkatkan curah jantung dan

vasokonstriksi arteriol, sehingga meningkatkan hasil tekanan darah

6. Ras

Pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan darah yang

lebih tinggi dari pada pria Amerika Eropa dengan usia yang sama.

7. Obesitas

Obesitas baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor

predisposisi hipertensi

8. Variasi diurnal

Tekanan darah umumnya paling rendah pada pagi hari, saat laju

metabolisme paling rendah, kemudian meningkat sepanjang hari dan mencapai

puncaknya pada akhir sore atau awal malam hari.

9. Demam/panas/dingin.

Demam dapat meningkatkan tekanan darah karena peningkatan laju

metabolisme. Namun, panas eksternal menyebabkan vasodilatasi dan menurunkan

tekanan darah. Dingin menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan tekanan

darah.

Page 69: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

54

2.5.4. Pernapasan

Pernapasan adalah aktivitas bernapas. Pernapasan mencakup pengambilan

oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Istilah inhalasi atau inspirasi mengacu

pada pengambilan udara ke dalam paru. Ekshalasi atau ekspirasi mengacu pada

pengeluaran atau pergerakan gas dari paru ke atmosfer. Ventilasi adalah kata lain

yang mengacu pada pergerakan udara ke dalam dan keluar paru. Hiperventilasi

mengacu pada pernapasan yang amat dalam dan cepat. Hipoventilasi mengacu

pada pernapasan yang amat dangkat.

Ada dua tipe pernapasan yang diobservasi perawat

1. Pernapasan kostal, dapat diobservasi melalui pergerakan dada ke atas dan ke

luar

2. Pernapasan diafragma, diobservasi melalui pergerakan abdomen, yang

merupakan hasil kontraksi dan pergerakkan diafragma ke bawah.

Faktor yang mempengaruhi pernapasan

1. Usia

Seiring dengan bertambah usia, frekuensi pernapasan turun secara bertahap

2. Aktivitas fisik

Pernapasan meningkat dalam hal frekuensi dan kedalaman saat aktivitas fisik

3. Demam

Frekuensi pernapasan akan lebih cepat pada klien yang bersuhu tinggi

4. Obat

Narkotika dan obat penekan sistem saraf pusat lainnya sering memperlambat

frekuensi pernapasan

Page 70: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

55

5. Stres

Kecemasan cenderung meningkat frekuensi dan kedalaman pernapasan.

2.6Daftar Artikel Penelitian

Keywords: Dysmenorrhea, terapi bekam (cupping therapy)

Daftar artikel penelitian diperoleh dengan penelusuran jurnal di database Elsevier,

Google Schoolar dengan memasukkan keywords diatas dan diperoleh jurnal dari

Indian Journal Community Medical, Journal of experimental biology and

agricultural sciences, Journal of Nursing and Health Science, BMC

Complementary and Alternative Medicine, NCBI, jurnal ners.

Judul Karya Ilmiah danPenulis

Metode(Desain, Sampel, Variabel,

Instrumen, Analisis)Hasil

Judul :A Study of Dysmenorrhea During Menstruation in Adolescent GirlsPengarang : K Agarwal, Anju AgarwalTahun : 2010

Indian J

Community Med

Desain :An explorative survey technique with a correlational approachSampel :A probability sampling method of the multistage cluster sampling technique was used to select the sample subjects.Instrumen : A visual analog scaleAnalisis : Chi square test.

Tiga gejala yang paling umumterjadi pada kedua hari, yaitu, harisebelum dan hari pertamamenstruasi adalah lesu dankelelahan, depresi danketidakmampuan untukberkonsentrasi dalam pekerjaan(ketiga), Korelasi negatif telahditemukan antara dysmenorrheadan Status Kesehatan Umum

Page 71: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

56

v.35(1); 2010 Jan

PMC2888348

Judul :Prevalence of menstrual pain in young women: what is dysmenorrheaPengarang : Giovani Grandi, et alTahun : 2012Scopus

Desain :cross sectional analytical studySample : 408 (randomized)Variabel : intensitas dismenoreInstrumen : kuisioner VASAnalisis : regresi logistik

Nyeri haid dilaporkan oleh 84,1%wanita, dengan 43,1%melaporkan bahwa nyeri terjadiselama setiap periode, dan 41%melaporkan bahwa nyeri terjadiselama beberapa periode.Mempertimbangkan parameternyeri haid, kebutuhan akan obat-obatan, dan ketidakmampuanuntuk berfungsi secara normal(absensi dari studi atau kegiatansosial) sendiri atau bersama-sama,prevalensi dismenore adalah84,1% ketika mempertimbangkanhanya nyeri haid.

Judul :Menstrual syndrome: severity, frequency, and symtomatology in adolescent girls of Quetta, PakistanPenulis : Faiza Hameed, et alTahun : 2016Journal of experimental biology and agricultural sciences

Desain : cross sectional study to explore informationSampel : simple random sampling sebanyak 450 respondenVariabel : tipe nyeri dan aliran darah, aliran darah dan kelemahan, makanan dan mual, regulasi dan dismenoreInstrumen : close ended questionnairesAnalisis : chi square

juga dilaporkan antara makanandan mual, jumlah aliran dankelemahan, jenis rasa sakit danjumlah aliran. Durasi rata-rataaliran darah adalah 5-7 hari.Depresi dan kecemasan jugaterjadi ditemukan di antara gadis-gadis yang tetap secara psikologisterganggu selama periode ini.

Judul :Effect of Home based Stretching Exercisesand Menstrual Care on Primary Dysmenorrhea and Premenstrual Symptoms among Adolescent Girls.Penulis : Reda Mohamed-Nabil Aboushady & Tawheda Mohamed Khalefa El-saidyTahun : 2016IOSR Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS) e-ISSN:

Desain :A quasi – experimental designSampel :randomized sampling in 80 studentsvariabel :I : Effect of Home based Stretching Exercises and Menstrual Care, D : Primary Dysmenorrhea and Premenstrual Symptomsinstrumen :(1) Adolescent girls structured interviewingquestionnaire, (2) menstruation assessment questionnaire, and (3)

Rata-rata dari sampel yang ditelitiadalah 18,1 ± 2,34 tahun. 53,8%anak perempuan menderitadismenore sedang dan 25,0% diantaranya mengalami dismenoreberat. Juga, skor nyeri sebelummenstruasi, satu hari setelahmenstruasi, dan dua hari setelahmenstruasi dikurangi secarasignifikan dari pretest ke posttest(p <0,001 *). Gejalapramenstruasi yang paling banyakdilaporkan berkurang termasukkelelahan (50,0% sebelum, 25,0%pos), sakit kepala (35,0%

Page 72: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

57

2320–1959.p- ISSN: 2320–1940 Volume 5, Issue 2 Ver. IV (Mar. - Apr.2016),

Visual analogue scale (VAS). sebelum, 20,0% pos), perubahansuasana hati (67,5% sebelum,25,0% pos), sembelit (10,0%sebelumnya, 7,5% posting), dankeringat berlebihan (10,0% pra,7,5% posting). Intensitas nyeri(dysmenorrhea berat) untukkelompok yang diteliti berkurangdari 37,5% selama pretest menjadi12,5% selama posttest. Latihanperegangan teraturdikombinasikan denganperawatan menstruasi yang biasaefektif untuk mengurangiintensitas nyeri dismenore primerdan gejala pramenstruasi

Judul : Pengaruh Cat Stretch Exercise Terhadap Penurunan Intensitas NyeriMenstruasi (Dysmenorrhea) dan Tanda-Tanda Vital Pada RemajaPenulis : Purwaningsih*, Ni Ketut Alit A.*, Agus Sulistyono **, Esti Y.*, Mira T.*, Anita NurmasitohTahun : 2007Jurnal Ners Volume II No 1 September 2007

Desain : Pre experimental design (one group pre-post test)Sampel : purposive samplingVariabel :I :cat stretch exercise,D : intensitas nyeri menstruasi (dysmenorrhea) dan tanda-tanda vitalInstrumen : lembar observasidan kuisionerAnalisis : Wilcoxon signed rank test

Cat strech exercise memiliki efekuntuk menghilangkan nyeri haid(dismenore) dan menormalkantanda-tanda vital

Judul : Nature and Prevalence of Menstrual Disorders among Teenage Female Students at Zagazig University, Zagazig, EgyptPenulis : Ahmed M. Nooh MBBCh, MS (O&G), FRCSEd (Gyn), MD (O&G), CCST (O&G) 1, *, Atiea Abdul-Hady MBBCh, MS (Medicine), MD (Medicine) 2 , Nadia El-Attar MBBCh, MS (Anesthesia), MD (Anesthesia) 3Tahun : 2015North American Society for Pediatric and Adolescent Gynecology. Published by Elsevier Inc. http://dx.doi.org/10.1016/j.jpag.2015.08.008

Desain :An observational descriptive cross-sectional studySampel :A representative sample of female students who attended the university pre-enrollment medical examination . 340 partisipantAnalisis : Paket Statistik untuk Ilmu Sosial versi 20.0 (SPSS, Statistik untuk Windows, IBM Corp, Armonk, NY), digunakan untuk analisis data. Frekuensi dan persentase disajikan sebagai rata-rata SD. Uji c2, uji F (analisis varians), rasio odds, dan interval kepercayaan 95% digunakan jika diperlukan. P! .05 dianggap menunjukkan statistik makna.

Kesimpulan: Hasil kami tidakjauh berbeda dengan yang ada dibelahan dunia lainnya. Datatentang sifat dan prevalensigangguan menstruasi danpengaruhnya terhadap statuskesehatan wanita muda, kualitashidup, dan integrasi sosialmenunjukkan bahwa manajemengangguan ini harus diberikanperhatian lebih banyak dalamprogram perawatan kesehatanreproduksi yang tersedia.

Judul :Profil Desain :jenis penelitian Terapi bekam di masyarakat lebih

Page 73: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

58

Penggunaan Terapi Bekam di Kabupaten/Kota Bandung Ditinjau Dari Aspek Demografi, Riwayat Penyakit, dan Profil HematologiPenulis :Sophi Damayanti1, Fitria Muharini1, Bambang Gunawan2

Tahun : 2012Google schoolar

observasional dengan rancangan deskriptifSampel :Metode penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan data dengan kuesioner secara non-randomized dan dilakukan juga pengambilan sampeldarah secara randomizedVariabel :Instrumen : kuisioner dan wawancaraAnalisis : Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan instrumen statistik yang diolah dengan ketentuan yang telah ditetapkan dengan hasil p <0,05

banyak digunakan sebagai terapiuntuk pengobatan penyakit(62,5%) daripada untukpemeliharaan kesehatan (37,5%).Efek terapi yang dirasakanumumnya berasal dari prosespengulangan terapi, kecuali padapenyakit ringan yang efeknyadirasakan setelah satu kali terapiseperti sakit kepala, masuk angin,dan ISPA.

Page 74: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

59

Judul :The influence of a series of five dry cupping treatments on pain and mechanical thresholds in patients with chronic non-specific neck pain - a randomised controlled pilot studyPenulis :Romy Lauche1*, Holger Cramer1, Kyung-Eun Choi1, Thomas Rampp1, Felix Joyonto Saha1, Gustav J Dobos1

and Frauke Musial1,2

Tahun : 2011Lauche et al. BMC Complementary and Alternative Medicine 2011, 11:63http://www.biomedcentral.com/1472-6882/11/63

Desain :controlled pilot studySampel : random with treatment group (TG) or a waiting-list control group (WL)Variabel : five dry cupping treatments, mechanical thresholds, D : painInstrumen : VASAnalisis : Kelompok kontrol pengobatan dan daftar tunggu dibandingkan menggunakan analisis untuk data diskrit dan untuk data kontinyu pada grafik demo, riwayat nyeri, dan variabel pra-perawatan untuk memastikan komparabilitas pada baseline. Untuk setiap ukuran hasil kecuali buku harian rasa sakit kami membandingkan hasil intervensi dengan mengambil pengukuran pasca perawatan (T2) sebagai depen-dent dan kelompok sebagai faktor antara subjek. Masing-masing nilai dasar hasil (T1)dan harapan disajikan sebagai kovariat. Prinsip intention-to-treat diterapkan dalam penelitian ini. Data yang hilang dari peserta TG yang berhenti selama pengobatan diisi dengan pengamatan terakhir subjek.

Pasien TG secara signifikan lebihsedikit merasakan nyeri setelahterapi bekam dibandingkan pasienkelompok WL (PR: -22,5 mm, p =0,00002; PM -17,8 mm, p = 0,01).Pain diaries (PD) mengungkapkanbahwa nyeri leher menurun secarabertahap pada pasien TG dannyeri yang dilaporkan oleh keduakelompok berbeda secarasignifikan setelah sesi cuppingkelima -1.1, p = 0,001). Ada jugaperbedaan signifikan dalamsubskala SF-36 untuk nyeri tubuh(13,8, p = 0,006) dan vitalitas(10,2, p = 0,006). Perbedaankelompok dalam PPT signifikanpada area yang berhubungandengan nyeri dan kontrol (semuap <0,05), tetapi tidak signifikanuntuk MDT atau VDT

Judul :Efektifitas Terapi Bekam Basah (Wet CuppingTherapy) Terhadap Penurunan Kadar Asam UratDalam Darah Pada Penderita Gout Di Klinik Bekam JetisMalangPenulis :Aurora Nurzuda Permatasari1, Prof.DR.Sujono,M.Kes2, Rohmah Susanto,S.Kep,Ns3Tahun : 2012Google scholar

Desain :pre eksperimentaldenganpendekatan one group pre test and post test tanpa kelompok kontrol.Sampel :Metode pengambilan sampel menggunakan purposive samplingVariabel : terapi bekam basah, penurunan kadar asam uratInstrumen :Analisis : analisis statistik T-test dependen dengan tingkatsignifikansi α <0,05

Hasil uji statistik Uji-T Dependen(paired sample test) didapatkanrata-ratapenurunan kadar asamurat dari pengukuran pertama dankedua adalah 1,43 mg/dl.Nilai T hitung sebesar 9.11 dansignifikansi/P value sebesar0.0001. Karena t hitung>t tabel(9.115> 2,074) dan nilai signifikansi <alpha ( 0.0001 < 0.05 ), makahipotesis H1 diterima artinyaterdapat perbedaan yangsignifikan antara kadar asamuratsebelum dan sesudahperlakuan

Page 75: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

60

Evaluation of Factors thatIncrease theSeverity ofDysmenorrhoea amongUniversity FemaleStudents in Maiduguri,North Eastern Nigeria.Penulis : Okoro R, MalgwiH, Okoro G.Tahun : 2013

D : analisis faktorS : 289 sampel dengan nonprobability convenient V : I : the severityD : dismenoreI : kuisionerA : pearson, chi square, spearmen

Studi ini menyimpulkan bahwakeparahan dismenore meningkatoleh usia muda, nulliparitas,kekerasan seksual,perdarahan menstruasi yang berat,IMT rendah, dan usia lebih dinisaat menarche.

Hubungan AntaraBeberapa Indikator StatusGizi dengan TekananDarah Pada Remaja Penulis : EvaNovianingsih, ApoinaKartiniTahun : 2012Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012,Halaman 169-175

D : cross sectionalS : 34 anak usia 11 - 14tahunV : I : indator status giziterdiri dari Indeks MasaTubuh (IMT), LingkarPinggang (LiPi), RasioLingkar Pinggang TinggiBadan (RLPTB), danLingkar Leher (LL)D : tekanan darah sistolik(TDS) dan diastolik (TDD)I : sphygmomanometerA : pearson product moment dan multivariat linear backward regression.

Indikator status gizi yang palingmempengaruhi tekanan darahpada remaja laki – laki adalahIMT dan LiPi, pada remajaperempuan adalah LL, dan padakedua jenis kelamin adalah IMT

Pengaruh Sport Massagedan Terapi BekamTerhadap Penurunan KadarAsam Laktat dan DenyutNadiPenulis :Yuni FitriyahNingsih,HimawanWismanadi, Gigih SiantoroTahun : 2016PEHS 3 (2) (2016) Journal of PhysicalEducation, Health andSport http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs

D : quasi eksperimen denganpre post kontrol groupS : 30 sampel dengan simplerandom samplingV : I : sport massage danterapi bekam D : kadar asam urat dandenyut nadiI : accutend lactate danpolar.A : uji paired t test dan anova

Terdapat perbedaan signifikanpengaruh sport massage danbekam terhadap penurunan denyutnadi. Berdasarkan analisa diatas,dapat disimpulkan bahwa terdapatpengaruh penurunan asam laktatdan denyut nadi untuk masing-masing kelompok eksperimen dankelompok kontrol setelahdiberikan sport massage danbekam dilihat dari hasil uji-t.

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Page 76: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

62

3.1 Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka konseptual efektivitas terapi bekam terhadap intensitasdismenore dan TTV (nadi dan tekanan darah)

Keterangan : : tidak diteliti

: diteliti

Pada remaja perempuan, menstruasi merupakan salah satu perubahan

fisiologis. Dismenore adalah salah satu hal yang dialami remaja ketika haid,

terjadi akibat kontraksi uterus, berkurangnya aliran darah, hipersensitifitas saraf

dan kram abdomen bawah yang menjalar ke punggung. Dismenore membutuhkan

DismenoreKontraksiuterus,

berkurangnyaaliran darah,

hipersensifitassaraf

MenstruasiRemajaputri

Kebutuhanmenurunkan

intensitas daridismenore

Intervensi Bekam(cupping)

Hisapan alat bekam,menghambat pengiriman

rasa sakit ke otak

Zat prostaglandinmenurun

Endorphin, Enkefalinmeningkat

Penurunantekanan darah,nadi, intensitas

dismenore

Menurunkan aktivitassaraf parasimpatis

Meningkatkan alirandarah

Kontraksi uterus berkurang

Page 77: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

63

suatu penatalaksanaan untuk menurunkan nyeri yang dialami selama dismenore.

Kebutuhan tersebut, bagi remaja yang mengalami dismenore dapat diperoleh dari

terapi bekam yang dilakukan seseorang ketika mengalami dismenore. Terapi

bekam ini efektif untuk mengurangi intensitas dismenore dan tanda-tanda vital

(nadi dan tekanan darah) karena merupakan salah satu terapi komplementer yang

dapat mengurangi serta mengalihkan nyeri karena kuatnya hisapan alat bekam

yang berperan menyibukkan jalur syaraf yang mentransmisikan nyeri ke otak,

dapat membantu meningkatkan hormon endorfin yaitu hormon yang mampu

menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami dan memblokade reseptor nyeri

ke otak, sehingga dapat membantu menawarkan rasa sakit ketika dismenore.

Hormon endorfin berperan sebagai analgesik alami di dalam tubuh. Hormon

endorfin akan menurunkan aktivitas parasimpatis, mengendalikan kondisi

pembuluh darah kembali normal dan menjaga agar aliran darah dapat mengalir

tanpa hambatan. Peningkatan metabolisme aliran darah dapat mempengaruhi

dismenore. Peningkatan aliran darah tersebut dapat mengurangi nyeri iskemik

selama menstruasi.

Setiap remaja memiliki intensitas dismenore yang berbeda-beda. Oleh

karena itu, dibutuhkan juga penanganan kesehatan secara internal maupun

eksternal agar berkurangnya remaja yang mengalami penurunan konsentrasi

maupun ketidakhadiran ketika proses belajar-mengajar. Meskipun remaja

mendapatkan penanganan yang berbeda, tetapi tujuannya tetap sama, yaitu dapat

mempengaruhi intensitas dismenore dan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan

darah)

Page 78: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

64

3. 1.1 Hipotesis Penelitian

H1.1 : Terapi bekam efektif terhadap penurunan intensitas dismenore

H1.2 : Terapi bekam efektif terhadap penurunan nadi

H1.3 : Terapi bekam efektif terhadap tekanan sistole

H1.4 : Terapi bekam efektif terhadap tekanan diastole

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian yang digunakan

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasy experimental

design. Rancangan dalam penelitian ini adalah non-equivalent post test design

only. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelompok (kontrol dan intervensi).

Pada kelompok intervensi diberikan perlakuan terapi bekam. Sedangakan

kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan (Sugiyono, 2012). Kedua kelompok

dilakukan observasi sebanyak satu kali yaitu sesudah eksperimen. Dalam

penelitian ini diberikan perlakuan terapi bekam untuk kelompok intervensi,

kelompok kontrol diberikan leaflet. Selanjutnya diobservasi intensitas dismenore

dan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah) setelah diberikan perlakuan.

Intervensi Posttest

Kelompok Intervensi 1 O1

Kelompok Kontrol X O2

Tabel 4.1. Desain rancangan penelitian efektivitas terapi bekam terhadappenurunan intensitas dismenore pada remaja

Keterangan :

1 : perlakuan (terapi bekam) pada kelompok intervensi

Page 79: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

65

X : tidak diberikan intervensi bekam pada kelompok kontrol (diberikan

leaflet)

O : Observasi

1 : observasi intensitas dismenore dan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah)

setelah diberikan terapi bekam

2 : observasi intensitas dismenore dan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah)

kelompok kontrol saat posttest

4.2. Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(Sugiyono, 2012). Populasi penelitian ini adalah remaja yang berusia 18-23 tahun

(Manuaba, 2009; Morgan & Hamilton, 2009) yang sering mengalami

dismenoreprimer yang memiliki siklus menstruasi teratur di Poltekkes Kemenkes

Semarang Prodi Keperawatan Magelang yang mengalami dismenore dan

berjumlah 58 mahasiswi.

4.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi terjangkau yang dipergunakan sebagai

subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2017). Sampel dalam penelitian

ini adalah remaja yang mengalami dismenore yang sesuai dengan kriteria inklusi

dan ekslusi. Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target terjangkau yang akan diteliti. Kriteria inklusi pada penelitian

ini adalah remaja yang mengalami dismenore setiap bulan, memiliki siklus

Page 80: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

66

menstruasi teratur selama dua bulan terakhir, berusia 18-23 tahun, tidak memiliki

penyakit kulit.

4.2.3. Besar Sampel

Rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel yaitu rumus

analisis kategorik berpasangan karena peneliti menggunakan kelompok intervensi

dan kontrol (Dahlan, 2011):

N1 = N2 = (Zα+Zβ )² π(P1−P2)²

Keterangan :

N1 = N2 = besar sampelZα = deviat baku alfa

Zβ = deviat baku beta

P1−P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

π = besarnya diskordan (ketidaksesuaian

Keterangan hasil :

a. Kesalahan tipe I ditetapkan 5 % hipotesis 2 arah, sehingga Zα = 1,96

b. Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20 %, maka Zβ = 0,84

c. P1−P2 = 0,35 (perbedaan proporsi yang dianggap bermakna sebesar 53 %

d. Π = 0,3

N1 = N2 = (Zα +Zβ )² π(P1−P2)²

N1 = N2 = (1,96+0,84 )2 x0.3

(0,35) ²

N1 = N2 = (2,8 )2x 0,30,1225

N1 = N2 = 2,3520,1225

Page 81: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

67

N1 = N2 = 19,2 (dibulatkan menjadi 19)

Berdasarkan perhitungan tersebut maka besar sampel minimal yang

diperlukan adalah ≥ 19 orang. Untuk menghindari sampel drop out (f) ± 10 %

sehingga diperoleh hasil 1,9 dalam masing-masing kelompok dalam penelitian

dibutuhkan sampel 2 orang. Dalam penelitian ini dibutuhkan adalah 21 orang

untuk kelompok kontrol dan 21 orang kelompok intervensi. Total sampel yang

dibutuhkan adalah 42 orang.

4.2.4. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini, teknik sampling yang diambil adalah teknik sampling

non-probability sampling yaitu quota sampling. Penetapan subjek penelitian

berdasarkan kapasitas atau daya tampung yang diperlukan dalam penelitian

(Nursalam, 2017).

4.3. Variabel, Definisi Operasional Variabel

4.3.1. Variabel

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terapi bekam.

2. Variabels Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

a. Intensitas dismenore

b. Tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah).

4.3.2. Definisi Operasional VariabelTabel 4.1 Definisi Operasional efektivitas terapi bekam terhadap intensitas

dismenore dan TTV (nadi dan tekanan darah) pada remaja

VariabelDefinisi

OperasionalParameter

AlatUkur

SkalaUkur

Skor

Page 82: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

68

Variabelindepenen : Terapibekam

Metode hisapdengan mediaalat cupdilakukanh+14 setelahhaid, pada titikreproduksi(KHL1, BA5,BA10, BA11)selama limamenit.

Proses pembekaman:1. Menentukan titik yang

akan dibekam2. Prosedur bekam

(bekam tanpamengeluarkan darah)dengan cara :1) Memijat area

dengan minyakzaitun, setelah itumendesinfektanarea yang akandilakukanpembekaman

2) Meletakakan alatbekam didaerahyang sudahdidesinfeksi

3) Bekam pada titikbekam dengankekuatan sesuaikemampuan pasien

4) Lepas alat cup danolesimenggunakanminyak, bersihkandengan betadine

SOP,lembarobservasi

- -

Variabeldependen:Intensitasdismenore

Hasilpengukuranterhadapketidaknyamanan ketikadismenore.

Skala nyeri Numeric RatingScale (NRS) :0 : tidak nyeri1 : nyeri ringan, terlihat biasasaja2 : nyeri ringan, terlihat cemas3 : nyeri ringan dan sedikitterganggu4 : nyeri sedang, menyebabkanaktivitas tidak stabil5 : nyeri sedang, menggangguaktivitas6 : nyeri sedang, menggangguaktivitas7 : nyeri berat8: nyeri berat 9 : nyeri berat 10 : nyeri tak tertahankan

Lembarobservasi

Rasio 0-100 : tidak nyeri1-3 : nyeri ringan4-6 : nyeri sedang7-9 : nyeri berat10 : nyeri taktertahankan

Variabeldependen:Tekanandarah

Hasilpengukuranterhadap nilaitekanan darah

1. Nilai dari tekanandarah

Tensimetermerkomron,SPO

Rasio Rendah : tekanandarah sistole <120dan diastole <80mmhgNormal : tekanandarah 120-139 dandiastole 80-89mmhgTinggi : tekanandarah sistole>140mmhg dandiastole >90(World Health

Page 83: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

69

Organization-InternationalSociety ofHypertension)

Variabeldependen: Nadi

Hasilpengukuranterhadap nilainadi

1. Nilai dari nadi Stopwatch,SPO

Interval Rendah : nadi <60x/menitNormal : nadi 60-100 x/menitTinggi : nadi >100x/menit(JNC-VII, 2008)

4.4. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah set perlengkapan terapi bekam dan

tensimeter.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

untuk mengumpulkan data supaya kegiatan menjadi sistematis dan mudah

(Arikunto, 2013). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah standar

operasional prosedur dan lembar observasi. Lembar observasi berisi skala nyeri

beserta petunjuk pengisiannya untuk mengukur intensitas dismenore dan tanda-

tanda vital sebelum maupun setelah dilakukan tindakan terapi bekam. Standar

operasional prosedur digunakan untuk mengetahui bahwa tindakan terapi bekam

yang diberikan adalah adalah benar.

Berikut adalah deskripsi instrumen penelitian:

1. Terapi bekam

Alat dan bahan yang digunakan dalam terapi bekam adalah set peralatan

bekam (gelas bekam, alat hisap, kapas steril, desinfektan, sarung tangan).

Page 84: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

70

Pelaksanaan terapi bekam dilakukan oleh terapis bekam dengan menggunakan

standar operasional prosedur terapi bekam. Dalam standar operasional prosedur

dijelaskan mengenai tata cara melakukan terapi mulai dari penentuan titik bekam

sampai, desinfeksi area bekam, pemasangan cup, sampai dengan akhir proses

terapi.

2. Intensitas dismenore

Intensitas dismenore diobservasi menggunakan lembar observasi yang

didalamnya terdapat numeric rating scale (NRS) untuk mengukur intensitas

dismenore pada sebelum dan setelah diberikan intervensi. Skoring intensitas

dismenore 0 : tidak nyeri, 1-3 : nyeri ringan, 4-6 : nyeri sedang, 7-9 : nyeri berat,

10 : nyeri tak tertahankan

3. Tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah)

Tanda- tanda vital (tekanan darah dan nadi) diukur menggunakan

sphygnomanometer, stopwatch, standar operasional prosedur dan lembar

observasi, sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terapi. sphygnomanometer

digunakan untuk mengukur tekanan darah dan stopwatch digunakan untuk

mengukur nadi pada nadi radialis di pergelangan tangan.

4.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.6.1 Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di Poltekkes Kemenkes Semarang Program

Studi Keperawatan Magelang

4.6.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – Januari 2019. Waktu

pengumpulan data pada bulan Desember 2018 – Januari 2019.

Page 85: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

71

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1. Cara Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data penelitian ini, peneliti meminta surat pengantar dari

Fakultas Keperawatan untuk melakukan pengambilan data awal dan diserahkan

kepada Ketua Prodi Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Magelang, selain surat

tersebut, peneliti juga meminta surat rekomendasi penelitian dari Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan penelitian.

Pengambilan data dilakukan dengan melakukan skrining guna memperoleh data

primer diperoleh melalui kuesioner yang telah diisi oleh responden tentang data

diri, siklus menstruasi, dan dismenore yang dialaminya. Hal tersebut untuk

mempermudah peneliti dalam memilih responden sesuai kriteria serta pelaksanaan

penelitian.

Pada saat pengambilan data, peneliti dibantu dengan asisten penelitian yang

berjumlah tiga orang datang kepada 42 responden yang telah mengisi data pada

google form dan berniat untuk berpartisipasi dalam penelitian, pada pertemuan

tersebut peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta membagikan

kuesioner dan lembar observasi kepada 42 responden penelitian. Peneliti

mengklarifikasi data yang didapat dari responden dan diperoleh hasil jumlah

mahasiswi yang mengalami dismenore. Pada proses pembagian kelompok

intervensi dan kelompok kontrol, peneliti menawarkan secara langsung dan

terbuka kepada responden yang akan bergabung di dalam kelompok intervensi

ataukontrol dengan menyebutkan jumlah kuota yang dibutuhkan oleh peneliti

yaitu sebesar 21 sampel pada masing-masing kelompok. Sehingga dalam

Page 86: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

72

pemilihan sampel tidak ada unsur paksaan dan membeda-bedakan sampel

penelitian.

Peneliti menjelaskan kepada responden perihal tujuan penelitian, manfaat,

serta kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden. Setelah itu meminta

responden untuk mengisi lembar informed consent. Kemudian peneliti

menjelaskan mengenai cara pengisian lembar observasi pengukuran intensitas

dismenore dengan numeric rating scale dan tanda-tanda vitalkepada responden.

Terapis bekam pada penelitian ini adalah dari profesi keperawatan yang sudah

memiliki surat tanda registrasi memberikan penjelasan tentang terapi bekam pada

kelompok terapi bekam, sedangkan peneliti memberikan penjelasan tentang cara

mengukur intensitas dismenore pada kedua kelompok. Pada pelaksanaan

penelitian, pada kelompok intervensi diberikan perlakuan terapi bekam sebelum

mengalami menstruasi yaitu H14 setelah menstruasi, intervensi dimulai dari

mempersiapkan alat, mengukur tanda-tanda vital, desinfeksi area bekam,

meletakkan alat bekam pada titik reproduksi (al kahlil dan dan dua titik al warik

dibagian pinggang) selama 5 menit atau tergantung sensitivitas kulit responden

terhadap kuatnya alat hisap, tanpa dilakukan penyayatan (bekam kering) pada

kelompok bekam. Terapis bekam melakukan intervensi bekam pada H14

menstruasi, pelaksaan dilakukan di ruangan praktik dan ditempat tinggal

responden penelitian dikarenakan keterbatasan waktu responden, sehingga peneliti

memfasilitasi untuk dilakukan terapi di tempat tinggal responden penelitian

dengan mendatangkan terapis bekam tersebut.Pada kelompok kontrol diberikan

perlakuan standar nyeri yang lain berupa leaflet tentang cara mengatasi

dismenore, kemudian peneliti dibantu oleh asisten penelitian mengobservasi

Page 87: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

73

pengukuran intensitas dismenore dan tanda-tanda vital(nadi dan tekanan darah

sistole dan diastole) pada kedua kelompok setelah diberikan perlakuan (posttest)

yang dilakukan pada malam hari ketika menstruasi. Lembar observasi intensitas

gejala dismenore di isi oleh responden penelitian, untuk pengukuran nadi dan

tekanan darah dilakukan oleh pihak peneliti dan asisten penelitian yang lain.

4.7.2. Analisa Data

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini hanya

mengidentifikasi intensitas dismenore dan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan

darah) pada kelompok terapi bekam.

2. Analisis Inferensial

Analisis data yang pertama yaitu dilakukan uji normalitas. Menurut hasil uji

normalitas, data tidak terdistribusi normal. Uji Mann Whitney U Test digunakan

untuk menguji variabel penelitian untuk mengetahui perbedaan antara kedua

kelompok. Jika hasil p < 0,05 maka hipotesis diterima, yakni terdapat pengaruh

terapi bekam terhadap intensitas dismenore dan TTV (nadi dan tekanan darah).

4.8. Kerangka Operasional/Kerja

Kerangka kerja adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin diteliti

atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

Kerangka kerja merupakan suatu alur penelitian sehingga dapat diketahui secara

jelas gambaran tentang proses dan jalannya penelitian. Kerangka kerja dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Populasi mahasiswa Poltekkes Semarang, Prodi

Keperawatan Magelang yang mengalamidismenore ( mahasiswa)

Page 88: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

74

4.9. Masalah Etika (Ethical Clearance)

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat,

2010). Masalah etika yang telah diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

4.9.1. Informed Consent

Informed consentmerupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consenttersebut telah diberikan peneliti sebelum penelitian dilakukan dengan

Quota samping

Sampelsesuai dengan kriteria inklusi 42

Pengumpulan data

Kelompok kontrolKelompok perlakuan

Kelompok kontrol dengandiberikan leaflet

Kelompok perlakuan denganintervensi terapi bekam

Post testkuisioner demografi, pengkajian

intensitas dismenore: NRS, TTV :Lembar observasi

Post testkuisioner demografi, pengkajianintensitas dismenore: NRS, TTV :

Lembar observasi

Analisis data Data tidak terdistribusi

normal,Mann Whitney U Test

Hasil penelitian

Page 89: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

75

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan dari Informed

consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian, dan mengetahui

dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya.

4.9.2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan

nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

4.9.3.Confidentially (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

4.10 . Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah waktu penelitian yang terbatas,

sedangkan responden penelitian memiliki waktu haid yang tidak sama, selain

itu intensitas gejala dismenore yang sama dapat dirasakan berbeda oleh dua

orang yang berbeda karena nyeri yang bersifat subjektif dan hanya orang yang

mengalaminya yang dapat mendeskripsikan besarnya nyeri yang dirasakan.

Dalam penelitian ini intervensi dan penilaian hanya dilakukan pada bulan

pertama saja, sehingga kurang bisa dilihat keefektifannya pada dismenore pada

bulan berikutnya.

2. BAB 5

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 90: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

76

4.5. Pada bab ini akan dibahas tentang hasil dari penelitian

“Efektivitas Terapi Bekam Terhadap Intensitas Dismenore dan Tanda-

Tanda Vital” yang telah dilaksanakan pada tanggal 1 Desember – 01

Januari 2018. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel

secara quota sampling. Responden penelitian ini berjumlah 42 mahasiswi

yang telah dibagi menjadi dua kelompok, 21 mahasiswi sebagai kelompok

perlakuan terapi bekam kering dan 21 sebagai kelompok kontrol tanpa

perlakuan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan

kuisioner kepada responden. Sebelumnya responden telah diberikan

penjelasan mengenai petunjuk dan cara pengisian lembar kuisioner yang

berisi data demografi dan lembar observasi. Penilaian intensitas gejala

dismenore, tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah) dilakukan pada saat

responden mengalami menstruasi. Analisis data menggunakan uji statistik

Mann Whitney U Test dikarenakan data tidak terdistribusi secara normal.

6. 5.1 Hasil Penelitian

7. 5. 1. 1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

8. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus V Poltekkes

Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan yang beralamat di Jalan Perintis

Kemerdekaan No.10 Kramat Selatan, Magelang Utara, Kota Magelang.

Kampus V Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan memiliki

dua jurusan, yaitu D3 Keperawatan dan D4 Keperawatan. Kampus

tersebut memiliki satu ruang pusat kesehatan mahasiswa berukuran 3x3

meter yang didalamnya berisi bed tempat tidur, satu etalase yang

Page 91: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

77

digunakan untuk menyimpan alat kesehatan serta obat-obatan, kulkas,

dispenser, meja, dan kursi. Ruangan ini seringkali digunakan untuk

mahasiswi yang sakit dengan kasus dismenore yang paling sering

menggunakan ruang tersebut. Setiap bulan, 50% mahasiswa dengan kasus

dismenore menggunakan ruangan tersebut. Pusat kesehatan mahasiswi

tersebut, terdapat satu dosen penanggung jawab. Biasanya dosen

memeriksa orang yang sakit dan memberikan obat, namun terkadang

mahasiswi sudah mengetahui obat yang akan digunakan, sehingga dosen

tidak memeriksa mahasiswanya dikarenakan tidak selalu berada dikantor.

Kurikulum jurusan keperawatan tidak memberikan mata kuliah

keperawatan komplementer maupun komunitas, akan tetapi mahasiswa

mendapatkan perkuliahan mata kuliah keperawatan maternitas yang mana

disana diajarkan mengenai kesehatan reproduksi beserta masalahnya. Cara

mengatasi masalah kesehatan reproduksi juga telah diberikan pada mata

kuliah tersebut. Akan tetapi pada praktiknya, hanya penanganan secara

farmakologi saja yang selalu diterapkan oleh mahasiswi disana,

mahasiswa mengatasi dengan istirahat, meminum obat analgesik dan lain-

lain. Selain hal diatas, pihak kampus juga memberikan pembekalan

kompetensi tambahan serta pelatihan yang diberikan kepada para lulusan

mengenai terapi bekam sebelumnya yang diberikan oleh dosen

keperawatan medikal bedah dan ilmu biomedik sekaligus ketua asosiasi

bekam dikota Magelang pada tahun 2013-2014.

9.

10.

Page 92: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

78

11. 5. 1. 2 Karakteristik demografi responden

12. Mahasiswi yang memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian adalah sebanyak 42 mahasiswi yang dibagi menjadi dua

kelompok yaitu 21 mahasiswa pada kelompok eksperimen dan 21 siswi

pada kelompok kontrol. Penjelasan responden pada masing-masing

kelompok akan diuraikan tentang usia responden, usia menarche, lama

menstruasi, hari dismenore, pengalaman dismenore, serta pengalamanan

dalam mengatasi dismenore.

13. Tabel 5. 1 Data Demografi Responden Penelitian Efektivitas Terapi BekamTerhadap Penurunan Intensitas Dismenore dan Tanda-Tanda Vital padabulan Desember 2018 – Januari 2019 di Poltekkes Kemenkes SemarangProdi Keperawatan Magelang

14.N

15. Kategori 16. Kriteria

17. Kontrol

18. % 19. Perlakuan

20. %

1 21. UsiaResponden

22. 18tahun

23. 3 24. 14,3

25. 1 26. 4,8

29. 19tahun

30. 7 31. 33,3

32. 1 33. 4,8

36. 20tahun

37. 4 38. 19,0

39. 5 40. 23,8

43. 21tahun

44. 6 45. 28,6

46. 5 47. 23,8

50. 22tahun

51. 1 52. 4,8

53. 7 54. 33,8

57. 23 58. - 59. 0 60. 2 61. 9

Page 93: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

79

tahun ,5

62. 63. Total 64. 65. 21

66. 67. 21 68.

2 69. UsiaMenarche

70. 10tahun

71. - 72. 0

73. 2 74. 9,5

77. 11tahun

78. 6 79. 28,6

80. 9 81. 42,9

84. 12tahun

85. 7 86. 33,3

87. 6 88. 28,6

91. 13tahun

92. 6 93. 28,6

94. 2 95. 14,3

98. 14tahun

99. 2 100.9,5

101.1 102.4,8

103. 104.Total 105. 106.21

107. 108.21 109.

3 110.LamaMenstruasi

111. >7hari

112.17

113.81

114.14 115.66,7

118.<7hari

119.4 120.19

121.7 122.33,3

123. 124.Total 125. 126.21

127. 128.21 129.

4 130.HariDismenore

131.Harikeduasebelum

132.2 133.9,5

134.3 135.14,3

138.Haripertama

139.19

140.90,5

141.18 142.85,7

143. 144.Total 145. 146.21

147. 148.21 149.

5 150.PengalamanDismeno

151.Mengganggu

152.21

153.100

154.21 155.100

Page 94: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

80

re aktivitas

156. 157.Total 158. 159.21

160. 161.21 162.

6 163.PengalamanMengatasiDismenore

164.Istirahat

165.12

166.57,1

167.10 168.47,6

171.Obat-obatan

172.7 173.33,3

174.9 175.42,9

178.Lain –lain

179.2 180.9,5

181.2 182.9,5

183. 184.Total 185. 186.21

187. 188.21 189.

42 Responden

190.

191. Dari tabel 5. 1 dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan usia yaitu usia termuda pada kedua kelompok adalah 18

tahun, sedangkan pada usia tertua antara kedua kelompok yaitu 22 tahun

pada kelompok kontrol, serta 23 tahun pada kelompok eksperimen. Jumlah

terbanyak pada kelompok kontrol yaitu usia 19 tahun sebanyak 7

responden dengan presentase 33,8 % dan 22 tahun pada kelompok

perlakuan dengan jumlah 7 responden (33,8 %).

192. Distribusi Responden berdasarkan Usia Menarche Pada

Mahasiswi Kampus V Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan

Magelang dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan usia

menarche pada kelompok kontrol adalah 11-14 tahun dengan jumlah

terbanyak pada usia 12 tahun yaitu 7 responden dengan presentase sebesar

33,3 %. Sedangkan pada kelompok perlakuan usia menarche terdiri dari

Page 95: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

81

usia 10-14 tahun, usia 11 tahun memiliki jumlah terbanyak yaitu sebanyak

9 responden dengan presentase 42,9 %.

193. Distribusi Responden berdasarkan Lama Menstruasi Pada

Mahasiswi Kampus V Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan

Magelang dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan lama

menstruasi menunjukkan bahwa 17 responden (81 %) lama menstruasinya

lebih dari 7 hari pada kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok

eksperimen sebanyak 14 responden (66,7 %).

194. Distribusi Responden berdasarkan Hari Dismenore Pada

Mahasiswi Kampus V Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan

Magelang dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan hari

dismenore menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami dismenore

pada hari pertama menstruasi dengan jumlah 19 responden (90,5 %) pada

kelompok kontrol dan 18 responden (85,7 %).

195. Distribusi Responden berdasarkan Pengalaman Dismenore

Pada Mahasiswi Kampus V Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi

Keperawatan Magelang dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan pengalaman dismenore menunjukkan hasil bahwa dismenore

yang dirasakan mengganggu aktivitas responden pada kelompok kontrol

maupun eksperimen yang masing-masing berjumlah 21 responden dengan

total 42 responden (100%) .

196. Distribusi Responden berdasarkan Pengalaman dalam

Mengatasi Dismenore Pada Mahasiswi Kampus V Poltekkes Kemenkes

Semarang Prodi Keperawatan Magelang dapat dilihat bahwa distribusi

Page 96: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

82

responden berdasarkan pengalaman dalam mengatasi dismenore

menunjukkan hasil bahwa pada kelompok kontrol, 12 responden (57,1 %)

dan 10 responden (47,6 %) pada kelompok eksperimen mengatasi

dismenore dengan istirahat. Selain itu, pada kelompok eksperimen terdapat

9 responden mengatasi dismenore dengan meminum obat dengan

presentase mendekati jumlah responden yang mengatasi dismenore dengan

istirahat yaitu sebanyak 42,9 %.

197. 5. 1. 3 Variabel yang di ukur

198. Berikut hasil distribusi data pada variabel yang diukur berdasarkan

intensitas gejala dismenore, nadi, tekanan darah sistole dan diastole.

1 Intensitas gejala dismenore mahasiswi Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi

Keperawatan Magelang Desember 2018 – Januari 2019199.Tabel 5. 2 Intensitas dismenore mahasiswi Poltekkes Kemenkes SemarangProdi Keperawatan Magelang tahun Desember 2018 – Januari 2019

200.No

201.Tingkat Nyeri203.Perlakuan 204.Kontrol

206.Skor207.Katego

rik208.Skor

209.Kategorik

210.1 211.3 212.Ringan 213.4 214.Sedang215.2 216.2 217.Ringan 218.4 219.Sedang220.3 221.1 222.Ringan 223.4 224.Sedang225.4 226.1 227.Ringan 228.4 229.Sedang230.5 231.3 232.Ringan 233.5 234.Sedang235.6 236.4 237.Sedang 238.5 239.Sedang240.7 241.3 242.Ringan 243.5 244.Sedang245.8 246.1 247.Ringan 248.4 249.Sedang250.9 251.2 252.Ringan 253.4 254.Sedang255.10 256.3 257.Ringan 258.4 259.Sedang260.11 261.3 262.Ringan 263.5 264.Sedang265.12 266.2 267.Ringan 268.6 269.Sedang270.13 271.2 272.Ringan 273.6 274.Sedang275.14 276.2 277.Ringan 278.5 279.Sedang280.15 281.1 282.Ringan 283.4 284.Sedang285.16 286.1 287.Ringan 288.3 289.Ringan290.17 291.2 292.Ringan 293.4 294.Sedang295.18 296.2 297.Ringan 298.4 299.Sedang300.19 301.2 302.Ringan 303.5 304.Sedang305.20 306.2 307.Ringan 308.4 309.Sedang310.21 311.3 312.Ringan 313.4 314.Sedang

Page 97: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

83

315.Mean 316.2,14 317. 318.4,43 319.320.Std 321.0,854 322. 323.0,746 324.

325.Mann Whitney326.p=0,00

0327. 328.

329.

330. Dari tabel 5.2 diatas menunjukkan distribusi tingkat intensitas

dismenore antara kelompok perlakuan dan kontrol, yang mana didapatkan hasil

bahwa intensitas dismenore pada kelompok kontrol adalah 1 responden (4,8 %)

mengalami nyeri ringan, sedangkan nyeri sedang sebanyak 20 responden (95,2 %)

sedangkan pada kelompok perlakuan 1(4,8 %) responden mengalami nyeri

sedang dan 20 (95,2 %) mengalami nyeri ringan. 331. Hasil data yang didapatkan dengan menggunakan uji statistik

Mann Whitney U Test pada kelompok perlakuan dan kontrol adalah p=0.000 maka

p<0.05 sehingga dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan intensitas gejala

dismenore antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.332.

2 Nadi mahasiswi Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang

Desember 2018 – Januari 2019333.Tabel 5. 3 Nadi mahasiswi Poltekkes Kemenkes Semarang ProdiKeperawatan Magelang Desember 2018 – Januari 2019

334. Nadi335. Kontrol 336. Perlakuan

338. N 339. (%) 340. N 341. (%)342. Normal 343. 17 344. 81 345. 21 346. 100 347. Takikardi

348. 4 349. 19 350. - 351. 0

352. Total 353. 21 354. 100 355. 21 356. 100 357. Mean 358. 88,3 359. 360. 89,05 361.362. Mann Whitney U Test 363. 364. p=0.5

96365.

366.

367. Dari tabel 5. 3 diatas menunjukkan hasil disribusi antara kelompok

perlakuan dan kontrol. Diperoleh hasil bahwa nilai nadi normal pada kelompok

kontrol adalah 17 (81 %) dan perlakuan sebanyak 21 (100 %) sedangkan nilai

nadi takikardi pada kelompok kontrol adalah 4 responden (19 %) dan kelompok

perlakan adalah nol.

Page 98: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

84

368. Hasil data yang didapatkan dengan menggunakan uji statistik

Mann Whitney U Test pada kelompok perlakuan dan kontrol adalah p=0.596 maka

p<0.05 sehingga dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan intensitas gejala

dismenore antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. 3 Tekanan darah sistolik mahasiswi Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi

Keperawatan Magelang Desember 2018 – Januari 2019369.Tabel 5. 4 Tekanan darah sistolik mahasiswi Poltekkes KemenkesSemarang Prodi Keperawatan Magelang Desember 2018 – Januari 2019

370. No

371. Sistole373. Perlakuan 374. Kontrol

376. Score377. Kategor

i378. Score

379. Kategori

380. 1 381. 110 382. Rendah 383. 110 384. Rendah385. 2 386. 120 387. Normal 388. 120 389. Normal390. 3 391. 110 392. Rendah 393. 110 394. Rendah395. 4 396. 110 397. Rendah 398. 100 399. Rendah400. 5 401. 100 402. Rendah 403. 110 404. Rendah405. 6 406. 120 407. Normal 408. 120 409. Normal410. 7 411. 120 412. Normal 413. 100 414. Rendah415. 8 416. 110 417. Rendah 418. 120 419. Normal420. 9 421. 120 422. Normal 423. 120 424. Normal

425. 10 426. 120 427. Normal 428. 130 429. Normal430. 11 431. 110 432. Rendah 433. 130 434. Normal435. 12 436. 120 437. Normal 438. 150 439. Tinggi440. 13 441. 120 442. Normal 443. 130 444. Normal445. 14 446. 110 447. Rendah 448. 120 449. Normal450. 15 451. 110 452. Rendah 453. 120 454. Normal455. 16 456. 120 457. Normal 458. 120 459. Normal460. 17 461. 120 462. Normal 463. 120 464. Normal465. 18 466. 120 467. Normal 468. 120 469. Normal470. 19 471. 110 472. Rendah 473. 110 474. Rendah475. 20 476. 120 477. Normal 478. 110 479. Rendah480. 21 481. 120 482. Normal 483. 140 484. Tinggi

485. Mean 486. 115,24 487. 488. 119,52 489.490. Std 491. 6,016 492. 493. 12,032 494.

495. Mann Whitney U Test496. p=0.021

3497.

498.

499. Dari tabel 5. 4 diatas menunjukkan nilai distribusi tekanan darah

sistolik pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol

diperoleh hasil 7 responden (33,3 %) dengan tekanan darah sistolik rendah, 12

responden (57,1 %) normal, dan 2 responden (9,5 %) tinggi. Sedangkan pada

kelompok perlakuan didapatkan hasil 9 responden (42,9 %) dengan tekanan darah

sistolik rendah dan 12 responden (57,1 %) normal.

Page 99: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

85

500. Hasil data yang didapatkan dengan menggunakan uji statistik

Mann Whitney U Test pada kelompok perlakuan dan kontrol adalah p=0.0213

maka p<0.05 sehingga dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan intensitas gejala

dismenore antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.4 Tekanan darah diastolik mahasiswi Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi

Keperawatan Magelang usia 18-23 tahun Desember 2018 – Januari 2019501.Tabel 5. 5 Tekanan darah diastolik mahasiswi Poltekkes KemenkesSemarang Prodi Keperawatan Magelang Desember 2018 – Januari 2019

502. No

503. Diastole505. Perlakuan 506. Kontrol

508. Score509. Kategor

i510. Score

511. Kategori

512. 1 513. 80 514. Tinggi 515. 90 516. Tinggi517. 2 518. 80 519. Normal 520. 80 521. Normal522. 3 523. 70 524. Rendah 525. 70 526. Rendah527. 4 528. 70 529. Rendah 530. 70 531. Rendah532. 5 533. 70 534. Rendah 535. 70 536. Rendah537. 6 538. 80 539. Normal 540. 80 541. Normal542. 7 543. 80 544. Normal 545. 70 546. Rendah547. 8 548. 80 549. Normal 550. 90 551. Tinggi552. 9 553. 80 554. Normal 555. 80 556. Normal

557. 10 558. 80 559. Normal 560. 80 561. Normal562. 11 563. 80 564. Normal 565. 90 566. Tinggi567. 12 568. 80 569. Normal 570. 80 571. Normal572. 13 573. 80 574. Normal 575. 80 576. Normal577. 14 578. 80 579. Normal 580. 80 581. Normal582. 15 583. 70 584. Rendah 585. 80 586. Normal587. 16 588. 80 589. Normal 590. 80 591. Normal592. 17 593. 80 594. Normal 595. 80 596. Normal597. 18 598. 80 599. Normal 600. 80 601. Normal602. 19 603. 80 604. Normal 605. 70 606. Rendah607. 20 608. 80 609. Normal 610. 80 611. Normal612. 21 613. 90 614. Tinggi 615. 90 616. Tinggi

617. Mean 618. 78,57 619. 620. 79,52 621.622. Std 623. 4,781 624. 625. 6,690 626.

627. Mann Whitney U Test 628. p=0.639 629.

630.

631. Data diatas menunjukkan nilai distribusi tekanan darah diastolik

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol

diperoleh hasil 5 responden (23,8 %) dengan tekanan darah diastolik rendah, 12

responden (57,1 %) normal, dan 4 responden (19 %) tinggi. Sedangkan pada

kelompok perlakuan didapatkan hasil 4 responden (19 %) dengan tekanan darah

Page 100: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

86

diastolik rendah dan 16 responden (76,1 %) normal dan 1 responden (4,8 %)

tinggi. 632. Hasil data yang didapatkan dengan menggunakan uji statistik

Mann Whitney U Test pada kelompok perlakuan dan kontrol adalah p=0.639 maka

p<0.05 sehingga dapat dilihat bahwa terdapat tidak perbedaan intensitas gejala

dismenore antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.

633. 5. 2 Pembahasan

634. 5. 2. 1 Analisis pengaruh terapi bekam terhadap intensitas

dismenore

635. Setelah dilakukan analisis data untuk mengetahui efektivitas terapi

bekam terhadap intensitas dismenore pada kelompok perlakuan dan kontrol

menggunakan uji statistik Mann Whitney U Test didapatkan hasil sebesar p=0,00

yang artinya didapatkan beda antara kedua kelompok. Hasil penelitian terhadap

gejala dismenore pada kedua kelompok (kontrol dan eksperimen) menunjukkan

nilai rerata (mean) intensitas dismenore pada kelompok eksperimen adalah 2,14

dan kelompok kontrol adalah 4,43. Nyeri yang dialami responden pada kelompok

perlakuan adalah nyeri ringan, sedangkan pada kelompok kontrol mengalami

nyeri sedang dengan intensitas yang berbeda dengan nilai maximum pada

kelompok perlakuan adalah 4 dan 6 pada kelompok kontrol, sedangkan untuk nilai

minimumnya adalah 1 pada kelompok perlakuan dan 4 kelompok kontrol hasil uji

statistik tersebut, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kedua kelompok.636. Intensitas dismenore yang dialami setiap individu adalah berbeda,

hal tersebut dipengaruhi oleh deskripsi invidu tentang nyeri, persepsi, dan

pengalaman nyeri. Dismenore disebabkan karena produksi prostaglandin yang

berlebihan pada saat menstruasi sehingga mengakibatkan peningkatan kontraksi

Page 101: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

87

uterus dan vasokontriksi pembuluh darah ke aliran uterus yang menurun sehingga

uterus tidak mendapatkan suplai oksigen yang adekuat sehingga menyebabkan

nyeri (Kelly, 2007). Selain faktor diatas, usia menarche merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi keadaan dismenore seseorang. Dismenore biasanya

muncul pada tahun kedua atau ketiga setelah menarche, yaitu ketika ovulasi mulai

teratur. Ketika awal menstruasi, hormon estrogen adalah yang paling dominan

diproduksi, sehingga mengakibatkan menstruasi tidak teratur dan bersifat

anovulatoir (tanpa pelepasan telur) namun tidak disertai nyeri (Manuaba, 2009).

Saat wanita mencapai umur 17 tahun keatas, menstruasi berjalan teratur.

Pengalaman dismenore akan bertambah berat sampai seseorang berusia 23 tahun

(Morgan & Hamilton, 2009). Remaja yang memiliki siklus menstruasi lebih dari

tujuh hari cenderung menimbulkan kontraksi uterus yang lebih sering dan

prostaglandin yang dikeluarkanpun lebih banyak. Prostaglandin yang berlebihan

menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang terus menerus

menyebabkan terjadinya dismenore (Bare & Smeltzer, 2003). Bekam berperan

menurunkan zat prostaglandin yang terbentuk akibat peradangan sel. Selain itu,

terapi bekam dapat menstimulasi pelepasan endorfin dan enkefalin. Zat ini

berfungsi menghambat pengiriman sinyal rasa nyeri ke otak. Melalui proses

bekam, zat ini dikeluarkan sehingga rasa nyeri yang dirasakan oleh seseorang

yang mengalami dismenore berkurang karena kuatnya isapan alat bekam (Razak,

2012). Respon nyeri yang dirasakan seseorang terbentuk oleh berbagai faktor

yang berinteraksi. Kemampuan untuk mentoleransi nyeri dapat menurun dengan

pengulangan episode nyeri, kelemahan, marah, cemas dan gangguan tidur,

sebaliknya toleransi nyeri dapat ditingkatkan dengan obat-obatan,

Page 102: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

88

alkohol,hipnotis, terapi suhu, distraksi, praktik spiritual dan terapi yang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi nyeri antara lain pengalaman nyeri masa

lalu, kecemasan, umur, jenis kelamin, sosial budaya, lingkungan, dan nilai agama

(Potter and Perry, 2010).637. Berdasarkan teori yang mendukung penelitian diatas, terapi bekam

dinilai efektif dalam penurunan intensitas dismenore pada kelompok intervensi

yang dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya diberikan leaflet dan

beristirahat saja. Tidak ada responden yang meminum obat analgesik ketika

dismenore disaat dilakukan pengambilan data. Responden dalam penelitian ini

memiliki respon yang berbeda-beda saat mengalami gejala desminore yang

dialami. Menurut hasil observasi ketika responden memberikan penilaian terhadap

intensitas gejala dismenorenya, pada kelompok kontrol maupun intervensi

menganggap peristiwa dismenore yang selalu menyerangnya setiap bulannya

beberapa mengatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan hal yang menyakitkan.638. Beberapa responden pada kelompok kontrol, mengatakan jika

dismenore yang dialami sama dengan dismenore sebelum-sebelumnya. Akan

tetapi beberapa juga mengatakan bahwa dismenore kali ini terasa lebih sakit. Pada

kelompok intervensi, mengatakan dengan diberikannya terapi bekam sebelum

menstruasi, responden mengatakan jika intensitas gejala dismenorenya mengalami

penururnan dibandingkan dismenore yang dialami pada bulan sebelumnya.

Namun, terdapat satu responden dengan kode 6 pada kelompok perlakuan

mengatakan nyeri sedang dengan skala 4, hal tersebut setelah dilakukan observasi

dan wawancara pada saat itu responden dihadapkan dengan ujian OSCE yang baru

pertama kali ia ikuti, sehingga hal tersebut diduga menjadi faktor lain yang

menyebabkan responden dengan kode responden 6 dengan nyeri sedang,

Page 103: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

89

mengingat kecemasan menurut Smeltzer (2003) merupakan faktor yang

mempengaruhi nyeri, selain itu, menurut data demografi klien tersebut mengalami

menarche pada usia 12 tahun, sehingga sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Okoro (2013).639.640.

641. 5.2.3 Analisis pengaruh terapi bekam terhadap nadi

642. Berdasarkan uji statistik untuk mengetahui efektivitas terapi bekam

terhadap nadi pada kelompok perlakuan dan kontrol menggunakan uji statistik

Mann Whitney U Test didapatkan hasil sebesar p=0,596 yang artinya tidak ada

beda antara kelompok kontrol dan perlakuan terhadap nadi. 643. Hasil penelitian terhadap nadi pada kedua kelompok (kontrol dan

eksperimen) menunjukkan nilai rerata (mean) nadi pada kelompok eksperimen

adalah 88,3 dan kelompok kontrol adalah 89,05. Nilai maximum pada kelompok

perlakuan adalah 94 dan 102 pada kelompok kontrol, sedangkan untuk nilai

minumumnya adalah 73 pada kelompok perlakuan dan 76 kelompok kontrol.

Kedua kelompok memiliki range nadi yang normal, hanya 4 responden pada

kelompok kontrol dengan kategori takikardi.644. Berbeda dengan penelitian Ningsih et al. (2016) mengenai

pengaruh sport massage dan terapi bekam terhadap penurunan kadar asam laktat

dan nadi, didapatkan hasil bahwa terapi bekam dapat menurunkan denyut nadi

pada mahasiswa putra jurusan pendidikan dan kepelatihan baik pada kelompok

kontrol maupun perlakuan. Secara teori banyak faktor yang mempengaruhi

frekuensi nadi diantaranya adalah jenis kelamin, umur, posisi tubuh, dan aktivitas

fisik (McArdle,et al. 2010).645. Serupa dengan variabel sebelumnya yaitu intensitas dismenore,

setelah pemberian terapi bekam intensitas dismenore mengalami penurunan,

Page 104: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

90

sedangkan pada variabel ini penurunan nadi tidak dapat terkaji oleh peneliti,

peneliti hanya bisa membandingkan antara kelompok kontrol dan perlakuan

sehingga hasil statistik tidak signifikan. Namun, terdapat empat responden dengan

pengukuran nadi yang tinggi. Kemungkinan besar, hal tersebut dapat dikarenakan

oleh faktor jenis kelamin, aktivitas fisik dan respon autonomik nyeri yang

dirasakan oleh responden. Ketika diwawancara, responden mengatakan jika

dirinya cenderung tidak tenang ketika mengalami dismenore.646.

647. 5.2.4 Analisis pengaruh terapi bekam terhadap tekanan darah

sistole dan diastole

648. Berdasarkan uji statistik untuk mengetahui efektivitas terapi

bekam terhadap tekanan darah sistole dan diastole pada kelompok

perlakuan dan kontrol menggunakan uji statistik Mann Whitney U Test

didapatkan hasil sebesar p=0,213 pada variabel sistole, sedangkan pada

variabel diastole didapati hasil p=0,639 yang maknyanya tidak ada beda

antara kelompok kontrol dan perlakuan terhadap tekanan darah sistole.

Hasil penelitian terhadap tekanan darah sistole dan diastole pada kedua

kelompok (kontrol dan eksperimen) menunjukkan nilai rerata (mean)

tekanan darah sistole pada kelompok eksperimen adalah 115,24 dan

kelompok kontrol adalah 119,52. Nilai maximum pada kelompok

perlakuan adalah 120 dan 150 pada kelompok kontrol, sedangkan untuk

nilai minumum pada kedua kelompok adalah 100. Terdapat dua responden

dengan tekanan darah sistole yang tinggi pada kelompok kontrol.

Sedangkan nilai rerata tekanan darah diastole pada kelompok eksperimen

adalah 78,57 sedangkan pada kelompok kontrol adalah 79,52. Nilai

Page 105: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

91

maximum pada kedua kelompok adalah 90, sedangkan nilai minimum

adalah 70.

649. Berbeda dengan teori (Razak, 2012) bekam dapat

menstimulasi sirkulasi darah di tubuh secara umum melalui zat nitrit

oksida yang mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah. Hal

tersebut dikarenakan kuatnya isapan alat bekam pada titik meridian yang

berhubungan antara satu sistem dengan sistem yang lain (al kahlil dan al

warik). Secara fisiologis, nyeri dapat mempengaruhi sistem kardiovaskuler

seperti, peningkatan tekanan darah, laju jantung dan resistensi vaskuler

(Tennant, 2013). Penelitian Novianingsih & Kartini (2012) IMT

merupakan indikator yang paling berhubungan dengan tekanan darah

sistole dan diastole pada laki-laki dan perempuan. Pada remaja laki – laki

indikator yang paling berhubungan dengan tekanan darah sistole adalah

IMT, dan tekanan darah diastole adalah LiPi. Pada remaja perempuan

indikator yang paling berhubungan dengan tekanan darah sistole maupun

diastole adalah LL. Penelitian Herawati,et al. (2016) peningkatan tekanan

darah sistole dialami oleh responden yang mengalami nyeri dengan

intensitas skala nyeri berat sebanyak 100 %, pada nyeri sedang terdapat

80% responden tidak mengalami kenaikan tekanan darah dan pada nyeri

ringan tidak mengalami peningkatan maupun penurunan tekanan darah.

650. Pada observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, pada

responden dengan kode 33 pada kelompok kontrol yang memiliki tekanan

darah sistole dan diastole yang tinggi(150/90 mmHg) didapati dengan

hasil IMT sebesar 21,4 yakni dengan kategori normal dengan usia 19

Page 106: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

92

tahun. Sedangkan pada kelompok intervensi pada kode responden 21

memiliki IMT yang sama dengan usia yang sama, hasil tekanan darah

sistole nya adalah 120 mmHg. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan

responden mendapatkan terapi bekam sebelumnya. Namun, mayoritas

responden penelitian memiliki tekanan darah sistole yang normal pada dua

kelompok, diduga faktor usia, berat badan, keturunan, dan kondisi

kecemasan seseorang menjadikan faktor lain yang menyebabkan tidak

terdapat beda yang signifikan pada kedua kelompok.

651.

652.

653.

654. BAB 6

655. SIMPULAN DAN SARAN

656.657. Bab ini peneliti akan mengemukakan kesimpulan dan saran dari

hasil penelitian tentang efektivitas terapi bekam terhadap intensitas dismenore dan

tanda-tanda vital.

658. 6.1 Simpulan

1 Berdasarkan data demografi yang diperoleh, rata-rata usia responden

penelitian yang mengalami dismenore adalah 20 dan 21 tahun dengan usia

menarche terbanyak adalah 11 tahun. Responden mengalami dismenore

ketika awal menstruasi dengan lama menstruasi lebih dari 10 hari.

Page 107: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

92

2 Seluruh responden kelompok perlakuan yang mendapatkan terapi bekam

mengalami intensitas dismenore dengan skala nyeri ringan dibandingkan

dengan kelompok kontrol dengan skala sedang.

3 Seluruh responden kelompok perlakuan yang mendapatkan terapi bekam

memiliki frekuensi nadi yang normal, sedangkan beberapa responden pada

kelompok kontrol memiliki frekuensi nadi tinggi.

4 Tekanan darah sistole dan diastole dengan nilai normal banyak didapati pada

kelompok perlakuan yang diberikan intervensi bekam dibandingkan dengan

kelompok kontrol.

659. 6.2 Saran

1 Bagi Institusi

660. Diharapkan institusi tempat penelitian memberikan kompetensi

yang pernah diberikan sebelumnya, seperti terapi bekam dalam

penatalaksanaan dismenore yang dialami mahasiswi mengingat populasi

mahasiswi dengan dismenore cukup banyak dan mengganggu aktivitas para

mahasiswi.

2 Bagi profesi keperawatan

661. Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang

terapi komplementer dalam keperawatan maternitas dan komunitas

diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi

pelayanan langsung, koordinator dan sebagai advokat. Perawat dapat

berperan sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya dalam praktik

pelayanan kesehatan dengan melakukan terapi bekam dalam mengatasi

Page 108: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

93

dismenore, karena pengobatan secara nonfarmakologi dinilai lebih efektif dan

aman apabila digunakan dalam jangka panjang.

3 Bagi peneliti selanjutnya

662. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti

selanjutnya. Diharapkan peneliti selanjutnya menggunakan desain penelitian

yang lebih baik sehingga kekurangan dalam penelitian ini dapat diminimalisir.

663. DAFTAR PUSTAKA664.665.

666. Aboushady and Saidy. (2016). Effect of Home Based Stretching ExerciseandMenstrual Care on Primary Dysmenorrhea and PremenstrualSymptoms among Adolescent Girls. Journal of Nursing and HealthScience 5 (2)

667.668. Arik, F dkk. (2014). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Nyeri pada

Buruh Wanita yang Mengalami Nyeri Bahu ii Pt Mayang Sari Jember.Jurnal Universitas Muhamaddiyah Jember

669.670. Andrew, G. (2009). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita (Ed 2). Jakarta

:671.672. EGC

673.674. Anurogo, Dito dan Ari Wulandari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri

Haid. Jogjakarta : Andi675.676. Argawal, K and Anju Argawal. (2010). A Study of Dysmenorrhea During

Menstruation in Adolescent Girls. Journal of community medicine Vol 35DOI

677.678. Aulia. (2009). Kupas Tuntas Menstruasi. Yogyakarta : Milestone679.680. Benson, Ralph C dan Martin L. Pernoll. (2009). Buku Saku Obstetri dan

GinekologiEdisi 9. Jakarta : EGC 681.682. Bobak,Irene. M., Lowdermilk and Jensen. (2004). Buku Ajar

KeperawatanMaternitas Edisi 4. Jakarta : EGC683.684. Dahlan, Asmita & Tri Veni,S. (2016). Pengaruh Terapi Kompres Hangat

Terhadap Nyeri Haid (Dismenorea) pada Siswi SMK PenerbanganSimpang Haru Padang. Jurnal Ipteks Terapan V10.i2 (141-147)

685.

Page 109: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

94

686. Damayanti et al. (2012). Profil Penggunaan Terapi Bekam diKabupaten/Kota Bandung ditinjau dari Aspek Demografi, RiwayatPenyakit dan Profil Hematologi

687.688. Dorland. (2008). Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC689.690. Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Yogyakarta: Salemba Medika691.692. El Sayed et al. (2013). Medical and Scientific Bases of Wet Cupping

Therapy (Al-hijamah): in Light of Modern Medicine and PropheticMedicine. Altern Integ Med 2:5122. doi:10.4172/2327-5162.1000122

693.694. Farhadi et al. (2009). The effectiveness of wet-cupping for nonspecific

low back pain in Iran: A randomized controlled trial. Elsevier :Complementary Therapies in Medicine (2009) 17, 9—15

695.696. Grandi et al. (2012). Prevalence of menstrual Pain in Young women:

what is Dysmenorrhea. Journal of pain research2012:5697.698. Hameed et al. (2016). Menstrual Syndrome:Severity, Frequency and

Symptomatology in Adolscent of Quetta, Pakistan.journal ofexperimental biology and agricultural sciences ISSN No. 2320-8694

699.700. Herawati, RM, et al 2016 ‘Hubungan Intensitas Nyeri Akut dengan

Tekanan Darah Pada Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung’701.702. Hidayat, Aziz Alimul. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma

Kuantitatif. Jakarta : Health Books703.704. Judha, Muhammad, Sudarti dan Afroh Fauziah. (2012). Teori

Pengukuran danNyeri Persalinan. Yogyakarta : Nuha Medika705.706. Kelly, Tracey 2007, 50 Rahasia Alami Meringankkan Sindrom

Pramenstruasi, Erlangga, Jakarta.707.708. Klossner, N. J., and Hatfield N. T. (2010). Introductory Maternity and

PediatricNursing Second Episode. Philadelphia : Lippincot Williams &Wilkins

709.710. Manuaba, Ida Bagus Gde. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi

Wanita Edisi 2. Jakarta: EGC711.712. McArdle, WD., Katch, FI., Katch, VL 2010,‘Exercise Physiology:

Nutrition, Energy, and Human Performance’ Philadelphia: LippincotWilliams & Wilkins.

713.714. Morgam & Hamilton. (2009). Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktik

Edisi 2. Jakarta: EGC715.

Page 110: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

95

716. Ningsih, YF,et al 2016 ‘Pengaruh Sport Massage Dan Terapi BekamTerhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Dan Denyut Nadi’, Journal ofPhysical Education, Health and Sport.3 (2) (2016)

717.718. Nooh, Ahmed M, et al, 2016 ‘Nature and Prevalence of Menstrual

DisordersAmong Teenage Female Students at Zagazig University,Zagazig, Egypt’,Elsevier, North American Society for Pediatric andAdolescent Gynecology

719.720. Novianingsih, Eva & Kartini, Apoina 2012, ‘Hubungan Antara Beberapa

Indikator Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Remaja’, Journal ofNutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 169-175

721.722. Nursalam.(2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian

IlmuKeperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika723.724. Okoro R, Malgwi H, Okoro G. (2013). Evaluation of Factors that

Increase theSeverity of Dysmenorrhoea among University FemaleStudents in Maiduguri, North Eastern Nigeria. Internet Journal of AlliedHealth Science and Practice2013 Vol 11 No 4:1-10

725.726. Potter,Patricia A dan Anne G. Perry. (2005). Buku Ajar

FundamentalKeperawatan: Konsep, proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1.Jakarta : EGC

727.728. Potter, Patricia A dan Anne G. Perry. (2010). Fundamental Keperawatan

Edisi 7Buku 3. Jakarta : Salemba Medika729.730. Potter, Patricia A dan Anne G. Perry. (2010). Fundamental Keperawatan

Edisi 4Volume 2. Jakarta : Salemba Medika731.732. Potter,Patricia A dan Anne G. Perry. (2006). Buku Ajar

FundamentalKeperawatan: Konsep, proses dan Praktik Edisi 4 Volume 2.Jakarta : EGC

733.734. Prasetyo, Sigit Nian. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.

Yogyakarta : Graha Ilmu735. Proverawati, Atikah. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.

Yogyakarta : Nuha Medika736.737. Purwaningsih, dkk. (2007). Pengaruh Cat Stretch Exercise Terhadap

Penurunan Intensitas Nyeri Menstruasi (Dysmenorrhea) dan Tanda-Tanda Vital Pada Remaja. Journal Ners Vol II

738.739. Razak, Ahmad, S. (2012). Penyakit dan Terapi Bekamnya, Dasar-Dasar

Ilmiah Terapi Bekam. Surakarta: Thibbia740.741. Smeltzer, S.C dan Bare, B.G 2003, Keperawatan Medikal Bedah Buku

Saku dari Brunner & Suddarth (Terjemahan), Cetakan I, EGC, Jakarta.742.

Page 111: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

96

743. Steinberg L. (2014). Age Of Opportunity: Lessons From The NewScience Of Adolescence. Boston, MA: Houghton Mifflin Harcourt.

744.745. Tennant F, 2013. The Physiologic Effects of Pain on the Endocrine

System. Spinger Healthcare. 2:75-86746.747. UNESCO. (2014). Puberty Education & Menstrual Hygiene

Management. 748.749. Verawaty, Sri Noor dan Liswidyawati Rahayu. (2012). Merawat dan

MenjagaKesehatan Seksual Wanita. Bandung : Grafindo750.751. Wiknjosastro, Hanifa. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta : PT. Bina

Pustala Sarwono Prawirohardjo752.

753. Zakiyah,Ana. (2015). Nyeri Konsep dan Penatalaksanaan dalamPraktikKeperawatan Berbasis Bukti. Jakarta : Salemba Medika

754.755.756.757.758.759.760.761.762.763.764.765.766.767.768.769.

770.771.772.773.774.775.776.777.778.779.780.781.782.783.784.785.

Page 112: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

97

786.787.788.789.790.791.792.793.794.795.796.

797. Lampiran Informed Consent

798. INFORMED CONSENT(PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN)

799. Yang bertanda tangan dibawah ini :

800. No. Responden : (diisi oleh peneliti)

801. Nama :

802. Umur :

803. Alamat :

804. Telah mendapatkan keterangan secara rinci dan jelas mengenai:

1. Penelitian yang berjudul “Efektivitas Terapi Bekam Terhadap Intensitas Dismenore dan Tanda-Tanda Vital (Nadi dan Tekanan Darah)

2. Perlakuan yang diterapkan kepada subjek

3. Manfaat menjadi subjek penelitian

4. Bahaya yang akan timbul

5. Prosedur penelitian

805. dan responden penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya (bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subjek penelitian dengan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan.

806. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa adanya tekanan dari pihak manapun.

Page 113: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

98

807. Magelang,

2018

Peneliti,809.810.811.812. Vania Pangestika

P...VaniaVa

814. Responden,815.816.817.

818. .............................

819.820.

821.822.823.824.

825.826.827.828. Lampiran Lembar Kuisioner

829.830. KUESIONER PENELITIAN

831. DATA DEMOGRAFI832.833.

834. EFEKTIFITAS TERAPI BEKAM TERHADAP INTENSITAS DISMENOREDAN TTV (NADI DAN TEKANAN DARAH)

835.836.

837. Tanggal :838.839.

840. A. Data umum841.

842. 1. Anonimity :843.

844. 2. Umur :845.

846. 3. No. Hp :847.

B. Riwayat menstruasi848.

1. Pada usia berapa anda pertama kali menstruasi?849.

850. ....... tahun.851.

2. Berapa lama siklus menstruasi anda?852.

1. Saksi,2.3.4.

5. ........................

Page 114: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

99

853. ≥ 7 hari854.855.

856. < 7 hari857.858.

859. 3. Apakah anda mengalami menstruasi setiap bulannya?860.

861. Ya862.863.

864. Tidak865.866.

867. 4. Apakah anda merasakan nyeri pada saat menstruasi?868.

869. Ya870.871.

872. Tidak873.874.

875. (Jika jawaban anda ya, maka lanjutkan ke nomor berikutnya)876.

877. 5. Kapan anda merasakan nyeri paling berat?878.

879. 1 hari sebelum menstruasi880.881.

882. 2 hari sebelum menstruasi883.884.

885. Hari pertama menstruasi886.887.

888. Hari kedua menstruasi889.890.

891. 6. Apakah nyeri yang anda rasakan mengganggu aktivitas?892.

893. Ya894.895.

896. Tidak897.898.

899. 7. Bagaimana cara anda mengatasi nyeri menstruasi tersebut?

900.

901. Istirahat902.903.

904. Masase905.906.

907. Obat-obatan908.909.

910. Lain-lain911.912.

913. 8. Apakah anda sering mengalami perdarahan (menstruasi) di luar siklus?

914.

915. Ya916.917.

918. Tidak919.920.

Page 115: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

100

921. 9. Apakah anda sering mengalami keputihan yang

disertai keluhan gatal, berbau menyengat dan berwarna

kuning/kehijauan?922.

923. Ya924.925.

926. Tidak927.928.

10. Tuliskan BB....... dan TB..............

11. Tuliskan tanggal hari pertama menstruasi tiga bulan

terakhir! Tanggal : ....................................... Bulan :929.

930. Tanggal : ....................................... Bulan :931.

932. Tanggal : ....................................... Bulan :933.934.935.936.937.

938. Lampiran Lembar Observasi939.

940. LEMBAR OBSERVASI941.

942. PENILAIAN INTENSITAS DISMENORE943.944.

945. Petunjuk pengisian :946.

1. Nilailah nyeri yang anda rasakan saat menstruasi berdasarkan skala nyeri

Numeric Rating Scale (NRS) dengan skala 1-10, semakin besar

angkayang ditunjukkan skala maka semakin berat nyeri yang anda

rasakan. Penilaian dilakukan pada saat anda merasakan nyeri.947.

948.949.

950. NUMERIC RATING SCALE (NRS)951.952.953.954.

955.

956.957.0

958.1959.

2960. 3

961.4

962.5

963.6

964. 7

965. 8

966. 9

967.10968.

969. Keterangan :

Page 116: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

101

1 : Tidak nyeri2 : Nyeri ringan, hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu aktivitas

sehari-hari, santai, tenang, terlihat biasa saja 3 : Nyeri ringan, hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu aktivitas

sehari-hari, santai, tegang, gelisah, terlihat cemas4 : Nyeri ringan, hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu aktivitas

sehari-hari, menderita, aktivitas tidak stabil, takut, cemas, terganggu5 : Nyeri sedang, nyeri menyebar ke perut bagian bawah, mengganggu

aktivitas sehari-hari, gemetar, tidak bisa tenang, goyang-goyang saat

duduk dikursi, menyentuh berulang, menyentak atau menggosok-

gosokkan bagian tubuh6 : Nyeri sedang, nyeri menyebar ke perut bagian bawah, mengganggu

aktivitas sehari-hari, kaku, tubuh mengeras, lengan dan kaki kaku7 : Nyeri sedang, nyeri menyebar ke perut bagian bawah, mengganggu

aktivitas sehari-hari, tangan mengepal, menggenggam kuat, membuka

dan menutup secara berulang/mengepal kuat8 : Nyeri berat, nyeri disertai pusing, sakit kepala, muntah, diare,

mengganggu aktivitas sehari-hari, menarik fan mendorong, seperti

berusaha terbebas dari sesuatu atau meremas9 : Nyeri berat, disertai pusing, sakit kepala, muntah, diare, mengganggu

aktivitas sehari-hari, menarik fan mendorong, seperti berusaha

terbebas dari sesuatu atau meremas10 : Nyeri berat, disertai pusing, sakit kepala, muntah, diare, mengganggu

aktivitas sehari-hari, memukul, menendang, meninju, menggigit atau

bentuk serangan diri yang lain11 : Nyeri tidak tertahankan, menangis, meringis, gelisah, menghindari

percakapan dan kontak sosial, sesak napas, immobilisasi, menggigit,

penurunan kesadaran

970.

971. Sumber : McMcCaffery (1989) dan Warden (2003)972.973.974.975.

976. KOLOM PENILAIAN977.978.

Page 117: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

102

979.980.981.982.983.984.985.986.987.988.989.990.991.992.993.994.995. Lampiran SOP Tekanan Darah996.

997. SOP Tekanan darah

998.

999. FakultasKeperawatan

1000. UniversitasAirlangga

1001. MENGUKURTEKANAN DARAH

1002.1

1003. Pengertian

1004. Mengukur tekanan systole dandyastole yang merupakan indikator untukmenilai fungsi daripada sistem kardiovaskuler

1005.2

1006. Tujuan

1007. Menilai tekanan darah

1008.5

1009. Persiapan

1. Kontrak waktu dengan pasien2. Anjurkan klien untuk rileks3. Posisikan posisi klien senyaman mungkin

1010.6

1011. Persiapan alat

1. Stotoskop (jika diperlukan)2. Tensi digital

1012.7

1013. Carakerja

1. Lakukan cuci tangan2. Ucapkan salam3. Identifikasi pasien

6. Tanggal 7. Hasil NRS8. Tekanan

Darah9. Nadi

10. 11.12. 13.

14. 15.16. 17.

18. 19.20. 21.

Page 118: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

103

4. Jelaskan prosdeur dan tindakan yang akandiberikan

5. Atur posisi pasien6. Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi

terlentang7. Bukalah lengan baju8. Pasangkan manset pada lengan kanan / kiri atas

sekitar 3 cm diatas fossa cubiti ( jangan terlaluketat maupun terlalu longgar )

9. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra /sinistra

10. Nyalakan tensimeter11. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi

brachialis12. Tekan tombol start untuk mengukur tekanan darah,

manset otomatis memompa sampai manometersetinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialistidak teraba

13. Manset secara perlahan-lahan mengempes 14. Pada saat manset mengempes perahatikan bunyi

denyut nadi pertama ( syistol ) sampai denyut naditerakhir ( diastol ) jatuh diangka berapa sesuaidengan sekala yang ada di tensi meter

15. Jika pengukuran belum yakin, tunggu 30 detik danlalu lengan ditinggikan diatas jantung untukmengalirkan darah dari lengan setelah itu ulangilagi, hingga merasa yakin dan mendapat hasil yangakurat

16. Melepaskan manset17. Mengembalikan posisi pasien dengan senyaman

mungkin18. Mencuci tangan

1014.8

1015. Halyang perludiperhatikan

1. Gunakan komunikasi yang terapeutik2. Tidak tergesa – gesa3. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam

1016.1017.1018.1019.1020.1021.1022.1023.1024.1025.1026.1027.1028.1029.1030.1031.1032.1033.1034.

Page 119: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

104

1035.1036.1037.1038.1039.1040.1041.1042.1043.1044.1045.1046.1047.1048.1049.1050.1051.1052.1053.1054.1055.1056.1057.1058.1059.1060. Lampiran SOP Frekuensi nadi1061.

1062.1063.

1064. FakultasKeperawatan

1065. UniversitasAirlangga

1066. FREKUENSI NADI

1067. Prosedur 1068. Ditetapkan Oleh: FakultasKeperawatan UNAIR

1069.1

1070. Pengertian

1071. Menghitung jumlah nadi ( Inspirasiyang diikuti ekspirasi selama 1 menit )

1072.2

1073. Tujuan

1074. Mengetahui denyut nadi ( irama,frekuensi, dan kekuatan )

1075.5

1076. Persiapan

1. Kontrak waktu dengan pasien2. Anjurkan klien untuk rileks3. Posisikan posisi klien senyaman mungkin dan

rileks1077.6

1078. Persiapan alat

1. Stopwatch2. Alat tulis

1079.7

1080. Carakerja

1. Mencuci tangan 2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri3. Sampaikan maksud dan tujuan menghitung nadi4. Letakkan kedua lengan terlentang disisi tubuh

Page 120: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

105

5. Tentukan letak arteri ( denyut nadi yang akandihitung )

6. Periksa denyut nadi dengan menggunakan ujungjari terlunjuk, jari tengah, dan jari manis, hitungselama satu menit

7. Catat hasil 8. Cuci tangan

1081.8

1082. Halyang perludiperhatikan

1. Gunakan komunikasi yang terapeutik2. Tidak tergesa – gesa3. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam

1083.1084.1085.1086.1087.1088.1089.1090.

1091.1092.

1093.1094.

1095. Lampiran StandarOperasional Prosedur (SOP)

1096.1097.1098.1099.

1100.1101. JUDUL SOP:

1102.1103. TERAPI BEKAM KERING

1104.1

1105. PENGERTIAN

1106. Bekam kering atau drycupping yaitu menghisappermukaan kulit dan memijattempat sekitarnya tanpamengeluarkan darah.

1107.2

1108. TUJUAN 1109. Untuk melancarkanperedaran darah tubuh,meringankan sakit/nyeri.

1110.3

1111. INDIKASI

1112. Untuk melancarkanperedaran darah.

1113.4

1114. KONTRAINDIKASI

1115. Orang yang dalam kondisilemah.

1116.5

1117. PERSIAPAN PASIEN

1. Pasien dijelaskan tentang bekam, efekyang terjadi, proses kesembuhan dll

2. Pasien disiapkan mentalnya agar tidakgelisah dan takut, bimbinglah berdoa

3. Pasien dipersiapkan makanan,minuman, kebersihan tubuh dan

Page 121: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

106

kebersihan tempat yang akan dibekam1118.

1119.6

1120. PERSIAPAN ALAT

1. Alat yang dipersiapkan: set kop/tabungpenghisap, sarung tangan, masker,tempat sampah, meja dan kursi

2. Bahan yang disiapkan: kassa,kapas/tissue, betadin, alkohol, minyakzaitun, minyak urut hangat, minumanhangat, baik kalau disediakan madudan susu.

3. Mensterilkan alat agar bebas kumandan tidak menyebarkan penyakit,dengan cara: merebus tabung koppaling sedikit selama 30 menit setelahair mendidih terus menerus (karetdilepas dulu) atau menggunakan alatsteril.

4. Ruangan harus bersih, terang dancukup aliran udara dan tidak pengap1121.

1122.7

1123. CARA BEKERJA :1124. IDENTIFIKASI KLIEN

A. Mencatat Identitas pasien dengan kode (penelitian)1125. MEWAWANCARAI KLIEN

A. Keluhan pasien yang dirasakan1126.1127. MEMERIKSA FISIK PASIEN

A. Pemeriksaan Umum: tekanan darah, nadi, suhuB. Perabaan sekitar keluhan dan perabaan pada sekitar organ lainC. Pengetukan daerah sekitar keluhan dan pada organ lain

1128.1129. MENENTUKAN DAERAH DAN TITIK YANG

DIBEKAMA. Titik yang sesuai dengan yang dikeluhkanB. Titik lain yang satu jurusan/meridian dengan titik yang dikeluhkanC. Titik lain yang berlawanan dengan titik yang dikeluhkanD. Titik lain yang berpasangan dengan titik yang dikeluhkanE. Titik-titik istimewaF. Titik-titik khusus

1130.1131. MELAKUKAN PEMBEKAMAN

A. Bekam tanpa mengeluarkan darah (hijamah jaffah = bekam kering)1132.1133. CARA MEMBEKAM

8. Pilih titik bekam berdasarkan kondisi pasien (pada pasien dengan

Page 122: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

107

gangguan reproduksi/ disminore titik bekam pada KHL1, BA5,BA10, BA11)

9. Pijat bagian yang akan dibekam menggunakan minyak zaitun atauminyak lain selama kurang lebih lima menit

10. Lokasi pembekaman dibersihkan dengan betadin terlebih dahuluuntuk membunuh mikroba.

11. Gelas bekam dipasang pada titik-titik yang ditentukan untukpembekaman. Udara diisap dari dalam gelas, sehingga gelastersebut menarik sebagian kulit dan terlihat warna merah pada kulitdi lokasi pembekaman. Kuatnya hisapan relatif, tergantung padakekuatan pasien.

12. Gelas dibiarkan selama kurang lebih 5 menit kemudian dilepaskan.Kecuali pada pembekaman wajah, maka gelas hanya dibiarkanselama satu menit.

13. Lepaskan gelas bekam dan usap lagi menggunakan minyak zaitunatau minyak yang lain.

14. Selesai dilakukan terapi bekam, setiap titik dibersihkan denganbetadin sekali lagi

1134.8

1135. HASIL :1136. Bekam dapat berpengaruh terhadap kulit, otot, tulang,

system pencernaan, darah, dan system saraf.1137.9

1138. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :1. Bekam tidak dianjurkan terhadap:

a. Penderita diabetes (kencing manis) atau pendarahan, kecualiterapis bekam yang benar-benar ahli.

b. Pasien yang fisiknya sangat lemahc. Penderita infeksi kulit yang meratad. Penderita penyakit kanker darahe. Penderita Hepatitis A dan B apabila sedang dalam kondisi parah.

Adapun bila kondisi sudah tidak parah atau penyakit tersebutmerupakan penyakit menahun, maka tidak mengapa untukdiobati dengan bekam

f. Wanita hamil pada 3 bulan pertamag. Pasien penyakit jantung, tidak boleh dilakukan terhadap pasien

yang menggunakan peralatan bantu untuk mengatur detakjantung.

2. Dianjurkan tidak langsung makan sesudah berbekam, tetapi bolehminum madu atau minuman yang memulihkan kebugaran

3. Pada penderita dengan kelainan cairan lutut, dalam pembekamanjangan sampai gelas bekam dipasang pada daerah yang sakit,

Page 123: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

108

melainkan di sekitarnya.4. Penyakit perdarahan atau diabetes (kencing manis) jika dilakukan

pembekaman, maka tidak dengan sayatan, melainkan dengantusukan ringan dengan jarum akupuntur

5. Bagi orang tua dan anak-anak, hanya dilakukan penyedotan ringan6. Tidak dianjurkan melakukan bekam dalam keadaan sangat kenyang

atau sangat lapar7. Dianjurkan mandi air hangat dan melakukan pemijatan setelah

berbekam1139.

1140. Alat terapi bekam :

1141.

1142.1143.1144. Lampiran Surat Rekomendasi Penelitian1145.

Page 124: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

109

1146.

Page 125: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

110

1147.

Page 126: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

111

1148.

1149.1150.1151.1152.1153.1154.1155.1156.1157.

Page 127: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

112

1158. Lampiran hasil tabulasi dan analisis1159.

1160.N

1161.U

1162.MEN

ARCHE

1163.B

1164.LAMA

MENSTRUASI

1165. HARI

DISMENORE

1166. PENGALAMANNYERI

1167.MENG

ATASINYERI

1172.1

1173.2

1174.13

1175.4

1176.>7

1177. Hari Pertama

1178. Menganggu Aktivitas

1179.Istirah

at

1184.2

1185.2

1186.13

1187.5

1188.>7

1189. Hari Pertama

1190. Menganggu Aktivitas

1191.obat

obatan

1196.3

1197.2

1198.12

1199.5

1200.<7

1201. Hari KeduaSebelum

1202. Menganggu Aktivitas

1203.Lain-

lain

1208.4

1209.2

1210.11

1211.5

1212.>7

1213. Hari Pertama

1214. Menganggu Aktivitas

1215.Istirah

at

1220.5

1221.2

1222.14

1223.4

1224.<7

1225. Hari KeduaSebelum

1226. Menganggu Aktivitas

1227.Istirah

at

1232.6

1233.1

1234.12

1235.4

1236.>7

1237. Hari Pertama

1238. Menganggu Aktivitas

1239.Istirah

at

1244.7

1245.2

1246.11

1247.4

1248.>7

1249. Hari Pertama

1250. Menganggu Aktivitas

1251.obat

obatan

1256.8

1257.2

1258.12

1259.5

1260.<7

1261. Hari Pertama

1262. Menganggu Aktivitas

1263.Istirah

at

1268.9

1269.2

1270.12

1271.5

1272.>7

1273. Hari Pertama

1274. Menganggu Aktivitas

1275.Istirah

at

1280.1

1281.2

1282.11

1283.4

1284.>7

1285. Hari KeduaSebelum

1286. Menganggu Aktivitas

1287.Istirah

at

1292.1

1293.2

1294.11

1295.4

1296.>7

1297. Hari Pertama

1298. Menganggu Aktivitas

1299.obat

obat

Page 128: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

113

an

1304.1

1305.2

1306.10

1307.4

1308.>7

1309. Hari Pertama

1310. Menganggu Aktivitas

1311.obat

obatan

1316.1

1317.2

1318.11

1319.4

1320.<7

1321. Hari Pertama

1322. Menganggu Aktivitas

1323.Istirah

at

1328.1

1329.2

1330.11

1331.5

1332.>7

1333. Hari Pertama

1334. Menganggu Aktivitas

1335.Istirah

at

1340.1

1341.2

1342.12

1343.4

1344.>7

1345. Hari Pertama

1346. Menganggu Aktivitas

1347.obat

obatan

1352.1

1353.2

1354.11

1355.4

1356.<7

1357. Hari Pertama

1358. Menganggu Aktivitas

1359.obat

obatan

1364.1

1365.2

1366.12

1367.4

1368.<7

1369. Hari Pertama

1370. Menganggu Aktivitas

1371.obat

obatan

1376.1

1377.2

1378.10

1379.4

1380.>7

1381. Hari Pertama

1382. Menganggu Aktivitas

1383.obat

obatan

1388.1

1389.2

1390.13

1391.4

1392.<7

1393. Hari Pertama

1394. Menganggu Aktivitas

1395.Lain-

lain

1400.2

1401.2

1402.11

1403.5

1404.>7

1405. Hari Pertama

1406. Menganggu Aktivitas

1407.Istirah

at

1412.2

1413.1

1414.11

1415.5

1416.>7

1417. Hari Pertama

1418. Menganggu Aktivitas

1419.obat

obatan

1424.2

1425.2

1426.14

1427.4

1428.>7

1429. Hari Pertama

1430. Menganggu Aktivitas

1431.Istirah

at

1436.2

1437.2

1438.13

1439.4

1440.>7

1441. Hari Pertama

1442. Menganggu Aktivitas

1443.Istirah

at

1448.1449.1450. 1451. 1452. 1453. H 1454. M 1455.

Page 129: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

114

2 2 13 4 >7 ari Pertama

enganggu Aktivitas

obat obatan

1460.2

1461.2

1462.14

1463.4

1464.>7

1465. Hari Pertama

1466. Menganggu Aktivitas

1467.Istirah

at

1472.2

1473.2

1474.13

1475.5

1476.>7

1477. Hari Pertama

1478. Menganggu Aktivitas

1479.obat

obatan

1484.2

1485.2

1486.13

1487.5

1488.>7

1489. Hari Pertama

1490. Menganggu Aktivitas

1491.Istirah

at

1496.2

1497.2

1498.13

1499.4

1500.>7

1501. Hari Pertama

1502. Menganggu Aktivitas

1503.Istirah

at

1508.2

1509.1

1510.12

1511.4

1512.<7

1513. Hari Pertama

1514. Menganggu Aktivitas

1515.Istirah

at

1520.3

1521.1

1522.12

1523.4

1524.>7

1525. Hari KeduaSebelum

1526. Menganggu Aktivitas

1527.Istirah

at

1532.3

1533.2

1534.12

1535.5

1536.>7

1537. Hari Pertama

1538. Menganggu Aktivitas

1539.obat

obatan

1544.3

1545.1

1546.11

1547.5

1548.>7

1549. Hari Pertama

1550. Menganggu Aktivitas

1551.Lain-

lain

1556.3

1557.1

1558.11

1559.5

1560.>7

1561. Hari Pertama

1562. Menganggu Aktivitas

1563.Istirah

at

1568.3

1569.1

1570.11

1571.5

1572.>7

1573. Hari KeduaSebelum

1574. Menganggu Aktivitas

1575.obat

obatan

1580.3

1581.1

1582.12

1583.5

1584.<7

1585. Hari Pertama

1586. Menganggu Aktivitas

1587.obat

obatan

1592.3

1593.1

1594.11

1595.5

1596.>7

1597. Hari Pertama

1598. Menganggu Aktivitas

1599.obat

obatan

Page 130: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

115

1604.3

1605.1

1606.12

1607.4

1608.<7

1609. Hari Pertama

1610. Menganggu Aktivitas

1611.Istirah

at

1616.3

1617.2

1618.12

1619.4

1620.>7

1621. Hari Pertama

1622. Menganggu Aktivitas

1623.Istirah

at

1628.3

1629.1

1630.11

1631.5

1632.>7

1633. Hari Pertama

1634. Menganggu Aktivitas

1635.Istirah

at

1640.4

1641.2

1642.11

1643.5

1644.>7

1645. Hari Pertama

1646. Menganggu Aktivitas

1647.Istirah

at

1652.4

1653.1

1654.12

1655.4

1656.<7

1657. Hari Pertama

1658. Menganggu Aktivitas

1659.obat

obatan

1664.4

1665.2

1666.13

1667.6

1668.>7

1669. Hari Pertama

1670. Menganggu Aktivitas

1671.Lain-

lain

1676.1677.

1678.1679.

1680. Lampiran Frekuensi Kelompok Kontrol1681.

1682. Statistics

1683. 1684.

Usia

1685. Usia_M

enarche

1686. La

ma_

1687. Me

nstruasi

1688. Hari_

1689. Dism

enore

1690. Pen

galaman_Ny

eri

1691. M

engatasi_

Nyeri

1692.

N

1693. V

alid

1694.

21

1695. 21 1696. 21 1697. 21 1698. 21 1699. 21

1701. M

issing

1702.

0

1703. 0 1704. 0 1705. 0 1706. 0 1707. 0

1708.1709.

1710. Usia

1711. 1712. Freq

uency

1713. Pe

rcent

1714. Valid

Percent

1715. Cumulat

ive Percent

1716.

Valid

1717.

18

1718. 3 1719. 14

,3

1720. 14,3 1721. 14,3

Page 131: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

115

1723.

19

1724. 7 1725. 33

,3

1726. 33,3 1727. 47,6

1729.

20

1730. 4 1731. 19

,0

1732. 19,0 1733. 66,7

1735.

21

1736. 6 1737. 28

,6

1738. 28,6 1739. 95,2

1741.

22

1742. 1 1743. 4,

8

1744. 4,8 1745. 100,0

1747.

Total

1748. 21 1749. 10

0,0

1750. 100,0 1751.

1752.1753.

1754. Usia_Menarche

1755. 1756. Freq

uency

1757. Pe

rcent

1758. Valid

Percent

1759. Cumulat

ive Percent

1760.

Valid

1761.

11

1762. 6 1763. 28

,6

1764. 28,6 1765. 28,6

1767.

12

1768. 7 1769. 33

,3

1770. 33,3 1771. 61,9

1773.

13

1774. 6 1775. 28

,6

1776. 28,6 1777. 90,5

1779.

14

1780. 2 1781. 9,

5

1782. 9,5 1783. 100,0

1785.

Total

1786. 21 1787. 10

0,0

1788. 100,0 1789.

1790.1791.

1792. Lama_Menstruasi

1793. 1794. Freq

uency

1795. Pe

rcent

1796. Valid

Percent

1797. Cumulat

ive Percent

1798.

Valid

1799.

<7

1800. 4 1801. 19

,0

1802. 19,0 1803. 19,0

1805.

>7

1806. 17 1807. 81

,0

1808. 81,0 1809. 100,0

1811.

Total

1812. 21 1813. 10

0,0

1814. 100,0 1815.

1816.1817.

1818. Hari_Dismenore

Page 132: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

116

1819. 1820. Fre

quency

1821. Pe

rcent

1822. Valid

Percent

1823. Cum

ulative

Percent

1824.

Valid

1825. Hari Kedua

Sebelum

1826. 2 1827. 9,

5

1828. 9,5 1829. 9,5

1831. Hari Pertama 1832. 19 1833. 90

,5

1834. 90,5 1835. 100,

0

1837. Total 1838. 21 1839. 10

0,0

1840. 100,

0

1841.

1842.1843.

1844. Pengalaman_Nyeri

1845. 1846. Freq

uency

1847. Pe

rcent

1848. Valid

Percent

1849. Cum

ulative

Percent

1850.

Valid

1851. Menganggu

Aktivitas

1852. 21 1853. 10

0,0

1854. 100,0 1855. 100,0

1856.1857.

1858. Mengatasi_Nyeri

1859. 1860. Freq

uency

1861. Pe

rcent

1862. Valid

Percent

1863. Cumulat

ive Percent

1864.

Valid

1865. Istirah

at

1866. 12 1867. 57

,1

1868. 57,1 1869. 57,1

1871. Lain-

lain

1872. 2 1873. 9,

5

1874. 9,5 1875. 66,7

1877. obat

obatan

1878. 7 1879. 33

,3

1880. 33,3 1881. 100,0

1883. Total 1884. 21 1885. 10

0,0

1886. 100,0 1887.

1888.1889.

1890.1891.1892.1893.1894.1895.1896.1897.1898.1899.1900.1901.

Page 133: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

117

1902.1903.1904.1905.1906.1907.1908.1909.1910.1911.

1912. Lampiran Frekuensi Kelompok Perlakuan1913.

1914. Statistics

1915. 1916.

Usia

1917. Usia_M

enarche

1918. La

ma_

1919. Me

nstruasi

1920. Hari

_

1921. Dis

menore

1922. Peng

alaman_Nyeri

1923. Me

ngatasi_Nye

ri

1924.

N

1925. V

alid

1926.

21

1927. 21 1928. 21 1929. 21 1930. 21 1931. 21

1933. M

issing

1934.

0

1935. 0 1936. 0 1937. 0 1938. 0 1939. 0

1940.1941.

1942. Usia

1943. 1944. Freq

uency

1945. Pe

rcent

1946. Valid

Percent

1947. Cumulat

ive Percent

1948.

Valid

1949.

18

1950. 1 1951. 4,

8

1952. 4,8 1953. 4,8

1955.

19

1956. 1 1957. 4,

8

1958. 4,8 1959. 9,5

1961.

20

1962. 5 1963. 23

,8

1964. 23,8 1965. 33,3

1967.

21

1968. 5 1969. 23

,8

1970. 23,8 1971. 57,1

1973.

22

1974. 7 1975. 33

,3

1976. 33,3 1977. 90,5

1979.

23

1980. 2 1981. 9,

5

1982. 9,5 1983. 100,0

1985.

Total

1986. 21 1987. 10

0,0

1988. 100,0 1989.

1990.1991.

1992. Usia_Menarche

Page 134: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

118

1993. 1994. Freq

uency

1995. Pe

rcent

1996. Valid

Percent

1997. Cumulat

ive Percent

1998.

Valid

1999.

10

2000. 2 2001. 9,

5

2002. 9,5 2003. 9,5

2005.

11

2006. 9 2007. 42

,9

2008. 42,9 2009. 52,4

2011.

12

2012. 6 2013. 28

,6

2014. 28,6 2015. 81,0

2017.

13

2018. 3 2019. 14

,3

2020. 14,3 2021. 95,2

2023.

14

2024. 1 2025. 4,

8

2026. 4,8 2027. 100,0

2029.

Total

2030. 21 2031. 10

0,0

2032. 100,0 2033.

2034.2035.

2036. Lama_Menstruasi

2037. 2038. Freq

uency

2039. Pe

rcent

2040. Valid

Percent

2041. Cumulat

ive Percent

2042.

Valid

2043.

<7

2044. 7 2045. 33

,3

2046. 33,3 2047. 33,3

2049.

>7

2050. 14 2051. 66

,7

2052. 66,7 2053. 100,0

2055.

Total

2056. 21 2057. 10

0,0

2058. 100,0 2059.

2060.2061. Hari_Dismenore

2062. 2063. Fre

quency

2064. P

ercent

2065. Valid

Percent

2066. Cumu

lative Percent

2067.

Valid

2068. Hari Kedua

Sebelum

2069. 3 2070. 14

,3

2071. 14,3 2072. 14,3

2074. Hari

Pertama

2075. 18 2076. 85

,7

2077. 85,7 2078. 100,0

2080. Total 2081. 21 2082. 10

0,0

2083. 100,0 2084.

2085.2086.

2087. Pengalaman_Nyeri

2088. 2089. Fr

equency

2090. Perce

nt

2091. Valid

Percent

2092. Cumul

ative Percent

Page 135: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

119

2093.

Valid

2094. Menganggu

Aktivitas

2095. 21 2096. 100,0 2097. 100,0 2098. 100,0

2099.2100.

2101. Mengatasi_Nyeri

2102. 2103. Freq

uency

2104. Pe

rcent

2105. Valid

Percent

2106. Cumulat

ive Percent

2107.

Valid

2108. Istirah

at

2109. 10 2110. 47

,6

2111. 47,6 2112. 47,6

2114. Lain-

lain

2115. 2 2116. 9,

5

2117. 9,5 2118. 57,1

2120. obat

obatan

2121. 9 2122. 42

,9

2123. 42,9 2124. 100,0

2126. Total 2127. 21 2128. 10

0,0

2129. 100,0 2130.

2131.2132.

2133.2134.2135.2136.2137.2138.2139.2140.2141.2142.2143.2144.2145.2146.2147.2148.2149.

Page 136: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

117

2150. Lampiran statistics mann whitney2151.

2152. Statistics

2153.

2154. KATEG

ORI_

2155. INTEN

SITAS_

2156. PERLA

KUAN

2157. KATEG

ORI_

2158. INTEN

SITAS_

2159. KONT

ROL

2160. KATE

GORI_

2161. NADI

_

2162. PERL

AKUAN

2163. KATE

GORI_

2164. NADI

_

2165. KON

TROL

2166. KATE

GORI_

2167. SIST

OLE_

2168. PERL

AKUAN

2169. KATE

GORI_

2170. SIST

OLE_

2171. KON

TOL

2172. KATE

GORI_

2173. DIAS

TOLE_

2174. PERL

AKUAN

2175. KATE

GORI_

2176. DIAS

TOLE_

2177. KON

TROL

2178. N2179.

Valid

2180. 21 2181. 21 2182. 21 2183. 21 2184. 21 2185. 21 2186. 21 2187. 21

2189.

Missing

2190. 0 2191. 0 2192. 0 2193. 0 2194. 0 2195. 0 2196. 0 2197. 0

2198.2199.2200.

2201. KATEGORI_INTENSITAS_PERLAKUAN

2202. 2203. Freq

uency

2204. Pe

rcent

2205. Valid

Percent

2206. Cumulat

ive Percent

2207.

Valid

2208. nyeri

ringan

2209. 20 2210. 95

,2

2211. 95,2 2212. 95,2

2214. nyeri

sedang

2215. 1 2216. 4,

8

2217. 4,8 2218. 100,0

2220. Total 2221. 21 2222. 10

0,0

2223. 100,0 2224.

2225.2226.2227.

2228. KATEGORI_INTENSITAS_KONTROL

2229. 2230. Freq

uency

2231. Pe

rcent

2232. Valid

Percent

2233. Cumulat

ive Percent

2234.

Valid

2235. nyeri

ringan

2236. 1 2237. 4,

8

2238. 4,8 2239. 4,8

2241. nyeri

sedang

2242. 20 2243. 95

,2

2244. 95,2 2245. 100,0

2247. Total 2248. 21 2249. 10

0,0

2250. 100,0 2251.

Page 137: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

118

2252.2253.2254.

2255. KATEGORI_NADI_PERLAKUAN

2256. 2257. Freq

uency

2258. Pe

rcent

2259. Valid

Percent

2260. Cumulat

ive Percent

2261.

Valid

2262. n

ormal

2263. 21 2264. 10

0,0

2265. 100,0 2266. 100,0

2267.2268.2269.2270.

2271. KATEGORI_NADI_KONTROL

2272. 2273. Freq

uency

2274. Pe

rcent

2275. Valid

Percent

2276. Cumulat

ive Percent

2277.

Valid

2278. no

rmal

2279. 17 2280. 81

,0

2281. 81,0 2282. 81,0

2284. ta

kikardi

2285. 4 2286. 19

,0

2287. 19,0 2288. 100,0

2290. To

tal

2291. 21 2292. 10

0,0

2293. 100,0 2294.

2295.2296.

2297. KATEGORI_SISTOLE_PERLAKUAN

2298. 2299. Freq

uency

2300. Pe

rcent

2301. Valid

Percent

2302. Cumulat

ive Percent

2303.

Valid

2304. r

endah

2305. 9 2306. 42

,9

2307. 42,9 2308. 42,9

2310. n

ormal

2311. 12 2312. 57

,1

2313. 57,1 2314. 100,0

2316. T

otal

2317. 21 2318. 10

0,0

2319. 100,0 2320.

2321.2322.

2323. KATEGORI_SISTOLE_KONTOL

2324. 2325. Freq

uency

2326. Pe

rcent

2327. Valid

Percent

2328. Cumulat

ive Percent

Page 138: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

119

2329.

Valid

2330. r

endah

2331. 7 2332. 33

,3

2333. 33,3 2334. 33,3

2336. n

ormal

2337. 12 2338. 57

,1

2339. 57,1 2340. 90,5

2342. ti

nggi

2343. 2 2344. 9,

5

2345. 9,5 2346. 100,0

2348. T

otal

2349. 21 2350. 10

0,0

2351. 100,0 2352.

2353.2354.

2355. KATEGORI_DIASTOLE_PERLAKUAN

2356. 2357. Freq

uency

2358. Pe

rcent

2359. Valid

Percent

2360. Cumulat

ive Percent

2361.

Valid

2362. r

endah

2363. 4 2364. 19

,0

2365. 19,0 2366. 19,0

2368. n

ormal

2369. 16 2370. 76

,2

2371. 76,2 2372. 95,2

2374. ti

nggi

2375. 1 2376. 4,

8

2377. 4,8 2378. 100,0

2380. T

otal

2381. 21 2382. 10

0,0

2383. 100,0 2384.

2385.2386.2387.2388.2389.2390.

2391. KATEGORI_DIASTOLE_KONTROL

2392. 2393. Freq

uency

2394. Pe

rcent

2395. Valid

Percent

2396. Cumulat

ive Percent

2397.

Valid

2398. r

endah

2399. 5 2400. 23

,8

2401. 23,8 2402. 23,8

2404. n

ormal

2405. 12 2406. 57

,1

2407. 57,1 2408. 81,0

2410. ti

nggi

2411. 4 2412. 19

,0

2413. 19,0 2414. 100,0

2416. T

otal

2417. 21 2418. 10

0,0

2419. 100,0 2420.

Page 139: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

120

2421.2422.2423. Mann Whitney U Test

2424. Intensitas Dismenore

2425. Ranks2426. 2427. KELO

MPOK 2428. N

2429. Mean

Rank

2430. Sum of

Ranks

2431. INTEN

SITAS

2432. 1 2433. 21 2434. 11,48 2435. 241,00

2437. 2 2438. 21 2439. 31,52 2440. 662,00

2442. Total 2443. 42 2444.2445.

2446.2447.

2448. Test Statisticsa

2449.2450. INTEN

SITAS

2451. Mann-Whitney

U

2452. 10,000

2453. Wilcoxon W 2454. 241,00

0

2455. Z 2456. -5,428

2457. Asymp. Sig. (2-

tailed)

2458. ,000

2459. a. Grouping Variable:

KELOMPOK

2460.2461. Nadi

2462. Ranks2463.2464. KELO

MPOK 2465. N

2466. Mean

Rank

2467. Sum of

Ranks

2468.

NADI

2469. 1 2470. 21 2471. 22,50 2472. 472,50

2474. 2 2475. 21 2476. 20,50 2477. 430,50

2479. Total 2480. 42 2481.2482.

2483.2484.2485.

Page 140: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

121

2486.2487.

2488. Test Statisticsa

2489.2490. N

ADI

2491. Mann-Whitney

U

2492. 19

9,500

2493. Wilcoxon W 2494. 43

0,500

2495. Z 2496. -,5

30

2497. Asymp. Sig. (2-

tailed)

2498. ,

596

2499. a. Grouping Variable:

KELOMPOK

2500.2501. Sistole

2502. Ranks2503. 2504. KELO

MPOK 2505. N

2506. Mean

Rank

2507. Sum of

Ranks

2508. SI

STOLE

2509. 1 2510. 21 2511. 19,33 2512. 406,00

2514. 2 2515. 21 2516. 23,67 2517. 497,00

2519. Total 2520. 42 2521.2522.

2523.2524.

2525. Test Statisticsa

2526.2527. SI

STOLE

2528. Mann-Whitney

U

2529. 17

5,000

2530. Wilcoxon W 2531. 40

6,000

2532. Z 2533. -

1,245

2534. Asymp. Sig. (2-

tailed)

2535. ,

213

Page 141: SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN

122

2536. a. Grouping Variable:

KELOMPOK

2537.2538. Diastole

2539. Ranks

2540. 2541. KELO

MPOK2542. N

2543. Mean

Rank

2544. Sum of

Ranks

2545. DIA

STOLE

2546. 1 2547. 21 2548. 20,76 2549. 436,00

2551. 2 2552. 21 2553. 22,24 2554. 467,00

2556. Total 2557. 42 2558.2559.

2560.2561.2562.2563.2564.2565.2566.2567.

2568. Test Statisticsa

2569.2570. DIA

STOLE

2571. Mann-Whitney

U

2572. 205,

000

2573. Wilcoxon W 2574. 436,

000

2575. Z 2576. -,46

9

2577. Asymp. Sig. (2-

tailed)

2578. ,639

2579. a. Grouping Variable:

KELOMPOK

2580.2581.

2582.2583.2584.2585.2586.2587.