118
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perspektif pendidikan terdapat tiga lembaga utama yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadiaan seorang siswa yaitu sekolah, keluarga, masyarakat, yang selanjutnya dikenal dengan istilah tripusat pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan sekolah, keluarga, dam masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Allah SWT dalam Al-Quran surat At-Tahrim Ayat 6 berfirman: 1

skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mempertahan kan skripsi mendapatkan nilai B. berstukur banget.... belajar pada diri sendiri jangn pernah meniru punya yng lain

Citation preview

Page 1: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perspektif pendidikan terdapat tiga lembaga utama yang sangat

berpengaruh dalam perkembangan kepribadiaan seorang siswa yaitu sekolah,

keluarga, masyarakat, yang selanjutnya dikenal dengan istilah tripusat pendidikan.

Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan sekolah,

keluarga, dam masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab

bersama antara Pemerintah, keluarga, dan masyarakat.

Allah SWT dalam Al-Quran surat At-Tahrim Ayat 6 berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat

yang kasar, yang tidak didustai Allah terhadap apa yang di perintahkan kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahkan.”1

Lembaga sekolah merupakan tempat formal untuk siswa menerima

pendidikan dan pembinaan. Meskipun diakui bahwa sekolah mengkhususkan untuk

kegiatan pendidikan, namun sekolah tidak mulai dari “ ruang hampa”. Sekolah

menerima siswa setelah melalui berbagai pengalaman dan sikap serta memperoleh

1 Depag, alquran dan terjemahan, toha putra, surat at-Tahrim ayat 6 hal.561

1

Page 2: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

banyak tingkahlaku dan keterampilan yang diperoleh dari lembaga keluarga. Oleh

karena itulah guru memiliki peran penting dalam membentuk akhlak siswa yang di

terima dari sekolah.

Pendidikan agama merupakan pendidikan dasar yang harus diberikan kepada

anak-anak dini ketika muda. Hal tersebut mengingat bahwa pribadi siswa pada usia

kanak-kanak masih mudah untuk dibentuk dan anak didik masih banyak yang berada

dibawah pengaruh lingkungan rumah tangga dan sekolah. Mengingat arti strategis

lembaga sekolah tersebut, maka pendidikan agama formal yang merupakan

pendidikan dasar harus dimulai dari sekolah dan guru.

Pendidikan agama dan spiritual termasuk bidang-bidang pendidikan yang

harus mendapat perhatian penuh oleh sekolah terhadap anak didik. Pendidikan agama

dan spiritual ini berarti membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang

bersipat naluri yang ada pada anak didik. Demikian pula, memberikan kepada anak

bekal pengetahuan agama dan nilai-nilai budaya islam yang sesuai dengan umurnya

sehingga dapat menolongnya kepada pengembangan sikap agama yang betul.

Inti pendidikan sesungguhnya adalah penanaman iman ke dalam jiwa anak

didik, dan untuk melaksanakan hal itu secara maksimal dapat dilaksanakan dalam

lingkungan sekolah. Dari beberapa pendapat bahwa pendidikan agama, dalam arti

pendidikan dasar dan konsep islam adalah pendidikan moral oleh guru dilingkungan

sekolah. Disinilah harus dimulai pembinaan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam

diri anak didik. Lingkungan sekolah yang dapat membina pendidikan ini, karena anak

yang berusia muda itu lebih banyak berada dilingkungan sekolah dari pada diluar.

2

Page 3: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Tugas lingkungan sekolah dalam hal pendidikan moral penting sekali, bukan

hanya usia kecil dan muda anak didik serta besarnya pengaruh sekolah, tetapi karena

pendidikan moral dalam sistem pendidikan kita pada umumnya belum mendapatkan

tempat yang sewajarnya. Pendidikan formal di Indonesia masih banyak mengambil

bentuk pengisian otak anak didik dalam pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan

untuk masa depannya, sehingga penanaman nilai-nilai moral belum menjadi skala

prioritas. Oleh sekolah atau guru, Jika guru tidak menjalankan tugas tersebut, maka

moral dalam masyarakat kita mengalami kritis. Dari segi kegunaan, pendidikan

agama dalam lingkungan sekolah berfungsi sebagai berikut; pertama, penanaman

nilai dalam arti pandangan hidup yang kelak mewarnai perkembangan jasmani dan

akalnya. Kedua, penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai guru

dan pengetahuan di sekolah.

Bagaimanapun sederhananya pendidikan agama yang diberikan di sekolah, itu

akan berguna bagi anak dalam memberikan nilai pada teori-teori pengetahuan yang

kelak akan diterima di masyarakat. Inilah tujuan atau kegunaan pndidikan agama

dalam lingkungan sekolah.

Oleh karena itu, peranan pendidikan ( khusus pendidikan agama ) memainkan

penanan pokok yang sepatutnya dijalankan oleh setiap keluarga terhadap anggota-

anggotanya. Lembaga-lembaga lain dalam masyarakat seperti lembaga politik,

ekonomi dan lain-lain tidak dapat memegang dan mengantikan peranan ini. Lembaga-

lembaga lain mungkin dapat mengantikannya, kecuali dalam keadaan – keadaan luar

biasa.

3

Page 4: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Barang kali ada orang yang sering bebicara soal pendidikan sementara

pandangannya tertuju khusus pada sekolah. Pendidikan lebih luas dari sekedar

sekolah. Memang sekolah merupakan salah satu lembaga yang mengkhususkan diri

untuk kegiatan pendidikan, namun tidak di pungkiri bahwa sekolah menerima anak

setelah anak itu melalui berbagai pengalaman dan memperoleh banyak tingkahlaku

dan keterampilan dalam sekolah.

Berdasarkan pengamatan diatas, penulis menemukan gejala-gejala sebagai

berikut:

1. Guru tidak memberi contoh tauladan bagi siswa.

2. Kurangnya waktu guru untuk lebih memperhatikan siswa.

3. Guru kurang selektif dalam menemukan perubahan yang sesuai dengan ajaran

islam.

4. Guru tidak menegur siswa yang berikap menyalahi moral.

5. Guru tidak memberikan motivasi tentang akhlak dalam setiap pengajaran.

Dari gejala tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penenlitian dengan judul

“STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERAN GURU DALAM PEMBENTUKAN

AKHLAK SISWA MTS TAMBELAN KABUPATEN BINTAN”.

B. Alasan Memilih Judul

4

Page 5: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Adapun alasan utama penulis memilih judul ini untuk di teliti antara lain

sebagai berikut :

1. Tidak sedikit guru yang justru kurang memberikan contoh tauladan bagi siswa

2. Banyaknya siswa berasal dari latar belakang keluarga Islam justru tidak

menunjukan jati diri Islam itu yang sebenarnya

3. Penelitian ini sesuai dengan jurusan penulis yaitu Pendidikan Agama Islam.

4. Melihat kondisi saat ini, sehingga penulis ingin meneliti bagaimana peran

guru sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing utama di sekolah bagi

siswa.

C. Penegasan Istilah

- Peran : Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan.2

- Deskriptif : Pemaparan atau gambaran apa adanya secara jelas dan

terperinci3

- Pembentukan akhlak : suatu proses menjadikan sifat agar menjadi lebih baik

dan tidak menyimpang dari ajaran Islam.4

- Guru : Tenaga pendidik sekolah formal5

D. Permasalahan

2 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depertemen Pemdidikan Nasonal, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal 4263 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depertemen Pemdidikan Nasonal, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal 3294 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depertemen Pemdidikan Nasonal, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal 4245 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depertemen Pemdidikan Nasonal, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal 415

5

Page 6: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

1. Pembeberan Masalah

a. Untuk mengetahui Bagaimana peran guru dalam pembentukan akhlak Siswa

MTS TAMBELAN ?

b. Untuk mengetahui seberapa besar peranan guru dalam pembentukan akhlak

Siswa MTS TAMBELAN ?

c. Untuk mengetahui usaha-usaha apa yang dilakukan oleh dalam membentuk

akhlak Siswa ?

d. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam membentuk

akhlak siswa ?

e. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mendukung/ hambatan peran guru dalam

pembentukan akhlak siswa MTS Tambelan ?

f. untuk mengetahui usaha-usaha keterlibatan orang tua dalam membantu guru di

sekolah?

Batas masalah

Mengingat banyaknya persoalan – persoalan yang mengitari kajian ini, seperti

yang dikemukakan dalam pembeberan masalah di atas, maka penulis memfokuskan

hanya pada peran guru dalam pembentukan akhlak Siswa MTS TAMBELAN dalam

sekolah.

E. Rumusan Masalah

6

Page 7: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penenlitian ini adalah “

Peran Guru Dalam Pembentukan Akhlak Siswa MTS TAMBELAN”. Dari

permasalahan tersebut kemudian diajukan dua pertanyaan penelitian.

a. Bagaimana peranan guru terhadap pembentukan akhlak siswa di MTS

Tambelan ?

b. Factor – factor apa saja yang mendukung/menghambat peran guru dalam

pembentukan akhlak siswa MTS Tambelan ?

F. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui peran guru dalam pembentukan akhlak siswa di MTS

Tambelan.

b. Untuk mengetahui factor-faktor yang mendukung/menghambat peran guru

dalam pembentukan akhlak siswa di MTS Tambelan.

2. Manfaat Penenlitian

Ada pun manfaat yang dapat diperoleh dari adanya penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana peran guru dalam pembentukan

akhlak siswa.

7

Page 8: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

b. Sebagai masukan kepada guru tentang tanggung jawab guru dalam

pembentukan akhlak siswa agar tidak menyimpang dari syariat Islam.

c. Sebagai salah satu syariat untuk meraih gelar sarjana di Sekolah Tinggi

Agama Islam Miftahul Ulum Tanjungpinang.

G. Kerangka Teoritis

Dalam sebuah penelitian dirasakan sangat perlu beberapa teori tentang peran

guru agar mendukung penelitian ini. Adapun teori-teori tersebut antara lain adalah

sebagai berikut.

Dalam surat at-tahrim ayat 6 seperti disebutkan pada halaman satu yang

artinya : “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-

malaikat yang kasar, yang tidak didustai Allah terhadap apa yang di perintahkan

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahkan. Dalam surat diatas

Allah SWT sudah menegaskan bahwa mendidik siswa merupakan tanggung jawab

guru sebagai orang tua di sekolah, lingkungan keluarga, bahkan Allah SWT

mengancam dengan keras jika kita tidak memelihara diri dan keluarga kita dengan

akhlak yang baik maka Allah SWT mempersembahkan api neraka bagi kita keluarga

kita. Intinya adalah bagaimana agar kita terhindar dari ancaman Allah SWT tersebut,

tentunya dengan menjadikan siswa dan keluarga kita sebagai manusia yang berakhlak

dihadapan Allah SWT.

8

Page 9: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Selain dalam lingkungan sekolah ternyata lingkungan lain juga cukup

mempengaruhi akhlak siswa, antara lain lingkungan masyarakat. John W Sntrock

seorang ahli psikologi mengemukakan, kolaborasi yang besar antara keluarga,

sekolah dan lingkungan akan meningkatkan perkembangan siswa.6 Dapat dipastikan

bahwa perkembangan dari berbagai macam unsure utama dan pelengkap dalam

pedoman mengarungi kehidupan didunia ini, termasuklah didalamnya yaitu akhlak.

Seharusnya bahasa akhlak bukanlah lagi bahasa yang dirasakan berbau

pesantren dan terkesan kuno serta tidak gaul bagi guru Dan orang tua. Dalam kurun

belakang ini kata-kata moral, akhlak, tingkah laku, norma dan sebagainya cukup

popular. Mungkin hal ini terjadi dikarenakan kondisi siswa dan guru saat ini tidak

saling mendukung. Oleh karena itulah banyak bermunculan tulisan – tulisan

mengenai peran guru dalam pembentukan akhlak dan moral siswa, serta didukung

pula dengan pola dan tata cara agar mempermudah guru dalam mengarahkan serta

memahami siswa mereka. Hal serupa juga ditegaskan oleh ketua DPRD Propinsi

Kepualauan Riau Ir.H.M.NUR SYAFRIADI, M.Si “ keberhasilan pendidikan

tergantung pada tiga pilar yaitu Guru, orang tua, dan siswa”.7 Salah satu cara yang

dipastikan akan membantu siswa-siswa dalam pemikiran moral mereka kearah

perilaku moral yang positif adalah mengajar dengan contoh.8

6 Adolescence perkembangan remanja edisi 6, John W santrock.Erlangga,2003,hal2117 Majalah Galiga, Juli – desember, 2008, hal.48 Mengkomunikasikan moral kepada anak, Wiwid Wahyuning-jash-metta Rahmadiana PT, Alex Media Komputindo, Jakarta,2003, hal 140

9

Page 10: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Guru adalah sumber kepribadian seorang siswa, guru tempat pertama bagi

siswa untuk belajar interaksi social. Melalui gurulah siswa belajar merespon terhadap

masyarakat dan bradaptasi di tengah masyarakat.

Peran guru bagi siswa-siswa yakni sebagai panutan yang mampu menuntun

dan mengendalikan perilaku.

Dengan memasukan anak ke sekolah unggulan yang berbasis Islam guru

cenderung merasa puas bahwa mereka sudah memeberikan pendidikan kepada anak,

termasuk pendidikan akhlak. Padahal pendidikan formal tidak terlalu cocok untuk

membangun dasar-dasar moralitas dan akhlak yang cukup kuat bagi anak.

Yang paling penting mempengaruhi pola kerohanian seorang anak adalah

sikap guru yang secara terbuka menunjukan bagaimana sikap guru menjalankan nilai-

nilai dan keyakinan mereka dihadapan anak.

H. Operasional Variabel

Berdasarkan judul diatas, kajian ini mengenai peran guru dalam pembentukan

akhlak siswa yang bersekolah di Mts Tambelan. Adapun yang dimaksud dengan

peran guru adalah bapak dan ibu guru yang memiliki hubungan langsung sebagai

perwakilan orangtua kandung dalam proses pembelajaran di sekolah. Sedangkan

pembentukan akhlak siswa yang dimaksudkan adalah proses menjadikan suatu pola

tingkah laku ataupun sikap yang menyimpang menjadi pola-pola yang seharusnya

dan sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran agama islam.

Indicatornya adalah sebagai berikut :

10

Page 11: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

1. Guru dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi model tauladan bagi siswa.

2. Guru selalu mendukung setiap aktivitas dan kegiatan yang brhubungan

dengan keagamaan.

3. Guru mengawasi setiap sikap dan prilaku siswa yang menyimpang.

Berdasarkan indicator diatas, baik atau tidaknya peran guru dalam

pembentukan akhlak anak akan dikatagorikan yaitu :

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup baik

d. Tidak baik

I. Sistematika Skripsi

Systematika penulisan skripsi ini seluruhnya terdiri dari lima bab, masing-

masing bab diperincikan daalam sub-sub pokok pembahasan tersebut merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, penegasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, operasional variable. Sistematika skripsi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori –teori pendukung tentang penelitian mengenai peran guru

dalam pembentukan akhlak.

11

Page 12: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

BAB III : METODE PENELITIAN

Terdiri dari waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, sampel

dan populasi, teknik pengumpulan data, teknik analisa data.

BAB IV : PENYAJIAN HASIL PENELITIAN DAN PERSEMBAHAN

Terdiri dari tinjauan umum lokasi penelitian, penyajian data, pembahasan data

hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN –LAMPIRAN

12

Page 13: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Peranan dan Kedudukan Sekolah dalam Pembentukan Akhlak

1. Pengertian Sekolah

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau

"murid") di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem

pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui

serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut

negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya termasuk sekolah

dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah

menyelesaikan pendidikan dasar.

Ikatan dalam sekolah tersebut didasarkan kepada kasih sayang antara bapak

dan ibu guru. Oleh karena itu hubungan pendidikan dalam sekolah adalah didasarkan

atas adanya hubungan guru dan anak. Pendidikan dalam sekolah dilaksanakna atas

dasar cinta kasih sayang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, yaitu rasa cinta kasih

sayang guru terhadap anaknya. Rasa kasih sayang ini lah yang menjadi sumber

kekuatan menjadi pedorong guru untuk tidak jemu-jemunya membimbing dan

memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak didik.9

Dalam psikologi, sekolah adalah sekumpulan orang yang bersama dalam

tempat belajar bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya satu tujuan

sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, saling menyerahkan

9 HM.Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu pendidikan, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2005, hal 21

13

Page 14: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

diri. Sekolah merupakan sebuah kelompok terbentuk karena tujuan yang sama,

perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan pola pikir,

kedewasaan anak dalam akhlaknya.

Jadi sekolah dalam bentuk yang murni merupakan satu-kesatuan social ini

mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama. Sekolah adalah masyarakat formal

sekurang – kurangnya terdiri guru sebagai intinya anak-anak sebagai anak didik.

Menurut pandangan sosiologi, sekolah dalam arti luas meliputi semua pihak

yang mempunyai hubungan kepentingan dan tujuan yang sama dalam arti sempit

sekolah meliputi guru dengan anak-anak didiknya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

sekolah adalah kesatuan unsure formal yang terdiri dari guru dan anak didik. Masing

–masing unsure tersebut mempunyai peranan penting dalam membina dan

menegakkan sekolah, sehingga bila salah satu unsure tersebut hilang maka sekolah

tersebut akan guncang atau kurang seimbang. Sekolah mempunyai peranan penting

dalam pembinaan dan pembentukan akhlak tersebut, baik dalam lingkungan

masyarakat islam mau pun non-islam.

Karena sekolah merupaka tempat formal pertumbuhan anak pertama dimana

dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting

dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupan

( usia sekolah ), sebab pada masa tesebut apa yang ditanamkan pada diri anak akan

sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sesudahnya. Dari kini,

keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat.

14

Page 15: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

2. Fungsi Sekolah

Dalam kehidupan manusia, keperluan dan hak kewajiban, perasaan dan

keinginan adalah hak yang komplek. Pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari

sekolah sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan diri seseorang, dan akan

binasalah pergaulan seseorang bila guru tidak menjalankan tugasnya sebagai

pendidik.

Secara sosiologi sekolah dituntut berperan dan fungsi untuk menciptakan

suatu masyarakat yang aman, tentram, bahagia dan sejahtera, yang semua itu harus

dijalankan oleh sekolah sebagai lembaga formal terkecil. Dalam buku sekolah muslim

dalam masyarakat modern, dijelaskan bahwa yaitu, fungsi biologis, edukatif,

religious, proyektif, sosialisasi, rekreatif dan ekonomi. Sekolah sebagai kesatuan

hidup bersama, menurut ST. Vembriarto, mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya

dengan kehidupan si anak, yaitu :

1. Fungsi biologic: yaitu sekolah merupakan tempat formal anak didik secara

biologis anak-anak berasal dari orang tua. Mula – mula dari dua manusia,

seorang pria dan wanita yang hidup bersama dengan ikatan nikah kemudian

berkembang lahirnya anak-anaknya sebagai generasi penerus atau dengan kata

lain kelanjutan dari identitas keluarga.

2. Fungsi afeksi; yaitu sekolah merupakan tempat terjadinya hubungan social

yang penuh dengan kemesraan dan afeksi ( penuh kasih sayang dan rasa

aman).

15

Page 16: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

3. Fungsi sosiologi; yaitu fungsi sekolah dalam membentuk kepribadian anak.

Melalui interaksi social dalam sekolah anak mempelajari pola-pola tingkah

laku, sikap,keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka

perkembangan kepribadiaannya.

4. Fungsi pendidikan; yaitu sekolah sejak dulu merupakan institusi pendidikan.

Dahulu sekolah merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan anak

agar dapat hidup secara social dan ekonomi di masyarakat. Sekarangpun

sekolah dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang formal dan utama dalam

mengembangkan dasar kepribadiaan anak. Selain itu sekolah/guru menurut

hasil penelitian psikologi berfungsi sebagai factor pemberi penuh utama bagi

motivasi belajar anak yang pengaruhnya begitu mendalam pada setiap langkah

perkembangan anak yang dapat bertahan hingga ke perguruan tinggi.

5. Fungsi rekreasi; yaitu sekolah merupakan tempat/medan rekreasi untuk

memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan.

6. Fungsi keagamaan; yaitu sekolah merupakan pusat pendidikan, upacara adab

ibadah agama bagi para anggotanya, disamping peran yang dilakukan institusi

agama. Fungsi ini penting artinya bagi penanaman jiwa agama pada si anak;

sayangnya sekarang ini fungsi keagamaan ini mengalami kemunduran akibat

pengaruh sekularisasi. Hal ini sejalan dengan hadis rasullullah SAW yang

menginggatkan para umat : setiap anak dilahirkan secara fitrah, arang

tuanyalah yang akan menjadikannya, yahudi, nasrani, dan majusi.

16

Page 17: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

7. Fungsi perlindungan; yaitu sekolah berfungsi memelihara, merawat dan

melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya. Fungsi ini oleh sekolah

sekarang tidak dilakukan sendiri tetapi banyak dilakukan oleh badan-badan

social seperti tempat perawatan bagi anak cacat tubuh mental, anak yatim

piatu, anak nakal dan perusahaan asuransi. Sekolah diwajibkan untuk

berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan – gangguan

seperti gangguan udara dengan menyediakan rumah, gangguan penyakit

dengan berusaha menyediakan obat-obatan dan gangguan bahaya dengan

berusaha menyediakan senjata, pagar / tembok dan lain-lain10

B. Hakikat Akhlak

a. Pengertian Akhlak

Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan

etimologi,perkataan "akhlak" berasal dari bahasa Arab jama' dari bentuk mufradnya

"Khuluqun" yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

"khalkun" yang berarti kejadian, serta erat hubungan " Khaliq" yang berarti Pencipta

dan "Makhluk" yang berarti yang diciptakan.11 Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-

duanya dapat dijumpai di dalam al-Qur'an, sebagai berikut:

10 Op cit, hal 23

11 Zahruddin AR. Pengantar Ilmu Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet

17

Page 18: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

.Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung..

(Q.S. Al-Qalam, 68:4).12

Sedangkan menurut pendekatan secara terminologi, berikut ini beberapa pakar

mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut:

1. Ibn Miskawaih

Bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu).13

2. Imam Al-Ghazali

Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir

berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan

pertimbanagan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik

dari segi akal dan syara', maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika lahir darinya

perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk.14

3. Prof. Dr. Ahmad Amin

Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang

dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu

dinamakan akhlak.

Menurutnya kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia

setelah imbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga

12 al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: CV. Toha PutraSemarang, 1989), h. 96013 Zahruddin AR, h. 414 Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, ( PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2,h. 29

18

Page 19: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

mudah melakukannya, Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai

kekuatan, dan gabungan dari kekuatan itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar.

Kekuatan besar inilah yang bernama akhlak.15

Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak

sebagaimana tersebut diatas tidak ada yang saling bertentangan, melainkan saling

melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan

lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah

menjadi kebiasaan.

Jika dikaitkan dengan kata Islami, maka akan berbentuk akhlak Islami, secara

sederhana akhlak Islami diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau

akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang kata akhlak dalam

menempati posisi sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang

dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebernya berdasarkan pada

ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga bersifat

universal.16

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menjabarkan

akhlak universal diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial

yang terkandung dalam ajaran etika dan moral. Menghormati kedua orang tua

misalnya adalah akhlak yang bersifat mutlak dan universal. Sedangkan bagaimana

15 Zahruddin AR, h. 4-5.16 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),Cet ke-5, h. 147

19

Page 20: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

bentuk dan cara menghormati oarng tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil

pemikiran manusia.

Jadi, akhlak islam bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong,

membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit social dari jiwa dan

mental, serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia

dan akhirat.

Dengan demikian akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan dengan

akhlak lainnya. Jika aklhak lainnya hanya berbicara tentang hubungan dengan

manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara berhubungan dengan

binatang, tumbuh-tumbuhan, air, udara dan lain sebagainya. Dengan cara demikian,

masing-masing makhluk merasakan fungsi dan eksistensinya di dunia ini.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menjabarkan

akhlak universal diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial

Kita telah mengetahui bahwa akhlak Islam adalah merupakan sistem moral atau

akhlak yang berdasarkan Islam, yakni bertitik tolak dari aqidah yang diwahyukan

Allah kepada Nabi atau Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada

umatnya. Akhlak Islam, karena merupakan sistem akhlak yang berdasarkan kepada

kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar dari pada agama

itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber pokok dari pada akhlak adalah al-

Qur'an dan al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama itu sendiri.17 Pribadi

Nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan teladan dalam

17 Drs. H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), Cet ke-2, h. 149

20

Page 21: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

membentuk kepribadian. Begitu juga sahabat-sahabat Beliau yang selalu berpedoman

kepada al-Qur'an dan as-Sunah dalam kesehariannya. Beliau bersabda:

Artinya:

Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Nabi saw bersabda,"telah ku

tinggalkan atas kamu sekalian dua perkara, yang apabila kamu berpegang

kepada keduanya, maka tidak akan tersesat, yaitu Kitab Allah dan sunnah Rasul-

Nya.18

Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa segala perbuatan atau tindakan

manusia apapun bentuknya pada hakekatnya adalah bermaksud mencapai

kebahagiaan, sedangkan untuk mencapai kebahagiaan menurut sistem moral atau

akhlak yang agamis (Islam) dapat dicapai dengan jalan menuruti perintah Allah yakni

dengan menjauhi segala larangan-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya,

sebagaimana yang tertera dalam pedoman dasar hidup bagi setiap muslim yakni al-

Qur'an dan al-Hadits.

2) Macam-macam Akhlak

a) Akhlak Al-Karimah

18 Ibid, h, 149-150

21

Page 22: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun

dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia,

akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Akhlak Terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan

selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang

jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya.

2. Akhlak terhadap Diri Sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai,

menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena

sadar bahwa dirinya itu sebgai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggung

jawabkan dengan sebaik-baiknya.

Contohnya: Menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup

sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan yang tercela.

3. Akhlak terhadap sesama manusia

Manusia adalah makhluk social yang kelanjutan eksistensinya secara

fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu

bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan

berakhlak yang baik kepada saudara, Karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan

kita, dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan

dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya.19

19 Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, ( PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2, h.49-57

22

Page 23: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Jadi, manusia menyaksikan dan menyadari bahwa Allah telah mengaruniakan

kepadanya keutamaan yang tidak dapat terbilang dan karunia kenikmatan yang tidak

bisa dihitung banyaknya, semua itu perlu disyukurinya dengan berupa berzikir

dengan hatinya. Sebaiknya dalm kehidupannya senantiasa berlaku hidup sopan dan

santun menjaga jiwanya agar selalu bersih, dapt tyerhindar dari perbuatan dosa,

maksiat, sebab jiwa adalah yang terpenting dan pertama yang harus dijaga dan

dipelihara dari hal-hal yang dapat mengotori dan merusaknya. Karena manusia adalah

makhluk sosial maka ia perlu menciptakan suasana yang baik, satu dengan yang

lainnya saling berakhlak yang baik.

b) Akhlak Al-Mazmumah

Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau

kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran Islam

tetapmembicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan

benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya.

Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di

antaranya:

1. Berbohong

Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang

sebenarnya.

2. Takabur (sombong)

23

Page 24: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain. Pendek

kata merasa dirinya lebih hebat.

3. Dengki

Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.

4. Bakhil atau kikir

Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang

lain.20 Sebagaimana diuraikan di atas maka akhlak dalam wujud pengamalannya di

bedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak yang tercela. Jika sesuai dengan

perintah Allah dan rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik, maka

itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji, sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang

dilarang oleh Allah dan rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk,

maka itulah yang dinamakan akhlak yang tercela.

3) Tujuan Akhlak

Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusia

yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia

dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas,

jujur dan suci. Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan

manusia yang memiliki keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap

saat, keadaan, pelajaran, aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap

20 Ibid, h. 57-59

24

Page 25: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

pendidik harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segalagalanya.21

Barmawie Umary dalam bukunya materi akhlak menyebutkan bahwa tujuan

berakhlak adalah hubungan umat Islam dengan Allah SWT dan sesama makhluk

selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.22 Sedangkan Omar M. M.Al-Toumy Al-

syaibany, tujuan akhlak adalah menciptakan kebahagian dunia dan akhirat,

kesempurnaan bagi individu dan menciptakan kebahagian, kemajuan, kekuataan dan

keteguhan bagi masyarakat.23 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

akhlak pada prisnsipnya adalah untuk mencapai kebahagian dan keharmonisan dalam

berhubungan dengan Allah SWT, di samping berhubungan dengan sesama makhluk

dan juga alam sekitar, hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan

sempurna serta lebih dari makhluk lainnya.

Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak, tidak berlebihan

apabila dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian

yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang

dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh

agama. Shhingga nilai-nilai akhlak, keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam

adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan oleh agama.

21 Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 11522 Drs. Barnawie Umary, Materi Akhlak, (Solo: CV Ramadhani, 1988). h 223 Omar M. M.Al-Toumy Al-syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1979), Cet ke-2, h.346

25

Page 26: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

3. Hakikat Siswa

a. Pengertian

Dalam pengertian umum, siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh

dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan

pendidikan.sedangkan dalam arti sempit siswa adalah anak (pribadi yang belum

dewasa) yang di serahkan kepada tanggung jawab pendidik.24 Dalam bahasa

Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan sinonim

(persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan

bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari satu lembaga

pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa siswa merupakan semua orang yang sedang

belajar, baik pada lembaga pendidikan secara formal maupun lembaga pendidikan

non formal.25 Siswa adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar

setiap saat. Belajar siswa tidak mesti harus selalu berinteraksi dengan guru dalam

proses interaksi edukatif. Tokoh-tokoh aliran behaviorisme beranggapan bahwa siswa

yang melakukan aktivitas belajar seperti membaca buku, mendengarkan penjelasan

guru, mengarahkan pandangan kepada seorang guru yang menjelaskan di depan

kelas, termasuk dalam kategori belajar. Mereka tidak melihat ke dalam fenomena

psikologis anak didik. Aliran ini berpegang pada realitas dengan mata telanjang

dengan mengabaikan proses mental dengan segala perubahannya, sebagai akibat dari

aktivitas belajar tersebut.26 Tetapi aliran kognitivisme mengatakan lain bahwa

24 Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan, Sistematis, (Yogyakarta: FIP IKIP, 1986, h. 120; Ahmad D Marimba, op.cit, h. 58-59, Suwarno, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1985), h. 67-6825 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Fauzan MA, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, h. 24826 Syaiful Bahri Djamarah., op.cit., h. 47

26

Page 27: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

keberhasilan belajar itu ditentukan oleh perubahan mentak dengan masuknya

sejumlah kesan yang baru dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku. Berbeda

dengan aliran behaviorisme yang hanya melihat fenomena perilaku saja, aliran

kognitivisme jauh melihat ke dalam fenomena psikologis.27

b. Dasar-Dasar Kebutuhan Anak Untuk Memperoleh Pendidikan

Secara kodrati, anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang

dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang

dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini.

Rasulullah saw bersabda:

Tiadalah seseorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka

akibat kedua orang tuanyalah yang me-Yahudikannya atau me-Nasranikannya

atau me-Majusikannya. Sebagaimana halnya binatang yang dilahirkan dengan

sempurna, apakah kamu lihat binatang itu tidak berhidung dan bertelinga?

Kemudian Abi Hurairah berkata,"Apabila kau mau bacalah lazimilah fitrah Allah

yang telah Allah ciptakan kepada manusia di atas fitrah-Nya. Tiada penggantian

terhadap ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus (Islam)." (HR.Muslim)

Prof. DR. H. Ramayulis mengartikan fitrah dalam arti etimologi berarti alkhilqah, al-

ibda', al-ja'l (penciptaan). Arti ini disamping dipergunakan untuk maksud penciptaan

alam semesta juga pada penciptaan manusia. Dengan makna etimologi ini, maka

hakekat manusia adalah sesuatu yang diciptakan, bukan menciptakan.28

27 Ibid.28 Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004) Cet ke-4, h. 278

27

Page 28: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Sedangkan, Allah SWT. berfirman:

Artinya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan

hati,agar kamu bersyukur. (QS.An-Nahl/16:78)29

Dari hadits dan ayat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manusia itu

untuk dapat menentukan status manusia sebagaimana mestinya adalah harus

mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini keharusan mendapatkan pendidikan itu jika

diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan yang antara lain

dapat dikemukakan sebagai berikut.

a. Aspek Paedagogis.

Dalam aspek ini, para ahli didik memandang manusia sebagai animal

educandum: makhluk yang memerlukan pendidikan. Adapun manusia dengan potensi

yang dimilikinya, mereka dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan,

setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya. Islam mengajarkan bahwa anak itu

membawa berbagai potensi yang selanjutnya apabila potensi tersebut dididik dan

dikembangkan ia akan menjadi manusia secara fisik dan mental akan memadai.

b. Aspek Sosiologi dan Kultural

Menurut ahli sosiologi pada prisipnya, manusia adalah homosocius, yaitu

makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar atau memiliki garizah (instink)

29 al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia,

28

Page 29: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

untuk hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk social manusia memiliki rasa tanggung

jawab social yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik

dansaling pengaruh mempengaruhi antara anggota masyarakat dalam kesatuan hidup

mereka.

Dengan demikian manusia dikatakan sebagai makhluk social berate pula

manusia itu adalah makhluk yang berkebudayaan, baik moral maupun material. Di

antara intink manusai adalah adanya kecenderungan mempertahankan segala apa

yang dimilikinya termasuk kebudayaannya. Oleh karena itu maka manusia perlu

melakukan pemindahan dan penyaluran serta pengoperan kebudayaannya kepada

generasi yang akan menggantikannya di kemudian hari.

c. Aspek Tauhid

Aspek tauhid ini adalah aspek pandanagan yang mengakui bahwa manusia itu

adalah makhluk yang berketuhanan yang menurut istilah ahli disebut homo divinous

(makhluk yang percaya adanya Tuhan) atau disebut juga homo religios (makhluk

yang beragama). Adapun kemampuan dasar yang menyebabkan manusia menjadi

makhluk yang ebrketuhanan dan beragama adalah karena di dalam jiwa manusia

terdapat instink religios atau garizah Diniyah (instink percaya pada agama). Itulah

sebabnya, tanpa melalui proses pendidikan instink religios atau garizah Diniyah

tersebut tidak akan mungkin dapat berkembang secara wajar. Dengan demikian

pendidikan keagamaan mutlak diperlukan untuk mengembangkan kedua instink

tersebut.30

30 Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet ke-2, h. 86-89

29

Page 30: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Karena itulah, anak didik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

1) Belum memiliki pribadi dewasa susila, sehingga masih menjadi tanggung jawab

pendidik.

2) Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih

menjadi tanggung jawab pendidik.

3) Sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara

terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi,

emosi, kemampuan bicara, perbedaan individual dan sebagainya.31 Dengan demikian

anak didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada

pendidiknya, anak didik merasa ia memiliki kekurangankekurangan tertentu, ia

menyadari bahwa kemampuannya sangat terbatas dibansing dengan kemampuan

pendidiknya. Kekurangan ini membawanya untuk mengadakan interaksi dengan

pendidiknya dalam situasi pendidikan. Dalam situasi pendidikan itu jadi interaksi

kedewasaan dan kebelumdewasaan. Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang

pendidik dalam membimbing anak didik adalah kebutuhan mereka. Ramayulis

sebagaimana mengutip pendapat al- Qussy membagi kebutuhan manusia dalam dua

kebutuhan pokok, yaitu:

a. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, miinum dan sebagainya

31 Hasbullah, h. 23-24

30

Page 31: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

b. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan rohaniah.32 Selanjutnya ia membagi

kebutuhan rohaniah kepada enam macam yaitu:

1) Kebutuhan kasih sayang

2) Kebutuhan akan rasa aman

3) Kebutuhan akan rasa harga diri

4) Kebutuhan akan rasa bebas

5) Kebutuhan akan sukses

6) Kebutuhan akan sesuatu kekuatan

Selanjutnya Law head membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:

1) Kebutuhan jasmani, seperti makan, minum, berbafas, perlindungan, seksual,

kesehatan dan lain-lain

2) Kebutuhan rohani, seperti kasih sayang, rasa aman, penghargaan, belajar,

menghubungkan diri dengan dunia yang lebih luas, mengaktualisasikan dirinya

sendiri dan lain-lain

3) Kebutuhan yang menyangkut jasmani dan rohani, seperti istirahat, rekreasi, butuh

sepaya setiap potensi fisik dapat dikembangkan semaksimal mungkin, butuh agar

setiap usaha dapat sukses

4) Kebutuhan sosial, seperti supaya dapat diterima oleh teman-temannya secara

wajar, supaya dapat diterima oleh orang lebih tinggi dari dia seperti orang tuanya,

guru-gurunya dan pemimpinnya, seperti kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan

posisi

32 Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 104.

31

Page 32: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

5) Kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya merupakan tuntutan rohani yang mendalam

yaitu kebutuhan untuk meningkatkan diri yaitu kebutuhan terhadap agama.33

Dari kedua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan yang paling

esensi adalah kebutuhan agama. Agama dibutuhkan manusia karena memerlukan

orientasi dan objek pengabdian dalam hidupnya. Oleh karena itu, tidak seorangpun

yang tidak membutuhkan agama.

Faktor anak didik menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003, BAB V Pasal 12 bahwa setiap peserta didik pada

setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan

agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.34 Mencakup

pengertian .peserta didik. yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis

pendidikan tertentu.

Anak adalah makhluk yang masih membawa kemungkinan untuk

berkembang, baik jasmani dan rohani, ia memiliki jasmani yang belum mencapai

taraf kematangan baik bentuk, kekuatan maupun perimbangan bagian-bagiannya.

Dalam segi rohaniah anak mempunyai bakat-bakat yang harus dikembangkan seperti

kebutuhan akan ilmu pengetahuan duniawi dan keagamaan, kebutuhan akan

pengertian nilai-nilai kemasyarakatan, kesusilaan, kasih saying dan lain-lain, maka

33 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 105.34 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, h. 313

32

Page 33: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

pendidikan Islam lah yang harus membimbing, menuntun, serta memenuhi

kebutuhan-kebutuhan anak didik dalam berbagai bidang tersebut.

B. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum membahas pengertian pendidikan Agama Islam, penulis akan

terlebih dahulu mengemukakan arti pendidikan pada umumnya. Istilah pendidikan

berasal dari kata didik dengan memberinya awalan "pe" dan akhiran "kan"

mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula

berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan

kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan

education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini

sering diterjemahkan dengan tarbiyah, yang berarti pendidikan.35Ahmad D. Marimba

mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan

secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama.36

Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntunan di dalam

35 Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004) Cet ke-4, h. 136 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-maarif, 1981), cet ke-5, h. 19

33

Page 34: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun

kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan

sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang

setinggi-tingginya.37

Dari semua definisi itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah

kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang

dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya

insan kamil.

Pendidikan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pendidikan agama

Islam. Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan Islam menunjukkan sikap

pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang memiliki warna-warna Islam. Untuk

memperoleh gambaran yang mengenai pendidikan agama Islam, berikut ini beberapa

defenisi mengenai pendidikan Agama Islam. Menurut hasil seminar pendidikan

agama Islam se Indonesia tanggal 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor menyatakan:

Pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap pertrumbuhan jasmani dan

rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih,

mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.38

Sedangkan menurut Ahmad Marimba, pendidikan Agama Islam adalah

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju

37 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Cet ke-4 h. 438 Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet. ke-2, h. 11

34

Page 35: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.39 Sedangkan

menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Agama Islam adalah: pendidikan dengan

melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak

didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati

dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara

menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai suatu pandangan

hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.40

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama

Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran

Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju

perkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai –

nilai Islam.

b. Dasar-Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dasar atau fundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari bangunan yang

menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya bangunan itu. Pada suatu

pohon dasar itu adalah akarnya. Fungsinya sama dengan fundamen tadi, mengeratkan

berdirinya pohon itu. Demikian fungsi dari bangunan itu.

Fungsinya ialah menjamin sehingga "bangunan" pendidikan itu teguh

berdirinya. Agar usaha-usah yang terlingkup di dalam kegiatan pendidikan

mempunyai sumber keteguhan, suatu sumber keyakinan: Agar jalan menuju tujuan

39 Ahmad D.Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, h. 2340 Dr. Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1992), cet ke-2, h. 86

35

Page 36: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

dapat tegas dan terlihat, tidak mudah disampingkan oleh pengaruh-pengaruh luar.

Singkat dan tegas dasar pendidikan Islam ialah Firman Tuhan dan sunah Rasulullah

SAW.41 Kalau pendidikan diibaratkan bangunan maka isi al-Qur'an dan haditslah

yang menjadi fundamen.

Dasar-dasar pendidikan agama Islam dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:

1. Dasar Religius

Menurut Zuhairini, yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar-dasar

yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam al-Qur'an maupun

alhadits. Menurut ajaran Islam, bahwa melaksanakan pendidikan agama Islam adalah

merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya.42

2. Dasar Yuridis Formal

Menurut Zuhairini dkk, yang dimaksud dengan Yuridis Formal pelaksanaan

pendidikan agama Islam yang berasal dari perundang-undangan yang secara langsung

atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama

Islam, di sekolah-sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di

Indonesia. Adapun dasar yuridis formal ini terbagi tiga bagian, sebagai berikut:

3. Dasar Ideal

Yang dimaksud dengan dasar ideal yakni dasar dari falsafah Negara:

Pancasila, dimana sila yang pertama adalah ketuhanan Yang Maha Esa. Ini

41 Drs. Ahmad D. Marimba, Metodik Khusus Islam, (Bandung: PT. Al-Maarif, 1981), Cetke-5, h. 4142 Dra. Zuhairini, Drs. Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: biro Ilmiah fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang), Cet ke-8, h. 23

36

Page 37: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

mengandung pengertian, bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada

Tuhan Yang Maha Esa, atau tegasnya harus beragama.43

4. Dasar Konsitusional/Struktural

Yang dimaksud dengan dasar konsitusioanl adalah dasar UUD tahun 2002

Pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi sebagai berikut:

a) Negara berdasarkan atas Tuhan Yang Maha Esa

Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing –

masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.44 Bunyi dari UUD

di atas mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama, dalam

pengertian manusia yang hidup di bumi Indonesia adalah orang-orang yang

mempunyai agama. Karena itu, umat beragama khususnya umat Islam dapat

menjalankan agamanya sesuai ajaran Islam, maka diperlukan adanya pendidikan

agama Islam.

5. Dasar Operasional

Yang dimaksud dengan dasar operasional adalah dasar yang secara langsung

mengatur pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah di Indonesia.

Menurut Tap MPR nomor IV/MPR/1973. Tap MPR nomor IV/MPR/1978 dan Tap

MPR nomor II/MPR/1983 tentang GBHN," yang pada pokontya dinyatakan bahwa

pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukkan kedalam kurikulum

43 Ibid, h. 2244 Ibid, h. 22

37

Page 38: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

sekolah-sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan universitasuniversitas

negeri.45

Atas dasar itulah, maka pendidikan agama Islam di Indonesia memiliki status

dan landasan yang kuat dilindungi dan didukung oleh hukum serta peraturan

perundang-undangan yang ada.

6. Dasar Psikologis

Yang dimaksud dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam

hidupnya,manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat

dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram

sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.46

Semua manusia yang hidup di dunia ini selalu membutuhkan pegangan hidup

yang disebut agama, mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada sutu perasaan yang

mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat untuk berlindung, memohon dan

tempat mereka memohon pertolongan. Mereka akan merasa tenang dan tentram

hatinya apabila mereka dapat mendekatkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa. Dari

uaraian di atas jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan

jalan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah

mengacu kepada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika

45 Ibid, h. 23 46 Abdul majid, S.Ag, Dian Andayani, Spd. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. Ke-1, h.133

38

Page 39: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

sosial dan moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga alam rangka menuai

keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu

membuahkan kebaikan di akhirat kelak.

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu tujuan, tujuan

pendidikan akan menentukan kearah mana peserta didik akan dibawa. Tujuan

pendidikan juga dapat membentuk perkembanagan anak untuk mencapai tingkat

kedewasaan, baik bilogis maupun pedagogis.

Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan melaui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga mejadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi (kurikulum PAI: 2002).47

Menurut Zakiah Daradjat Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah

sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang

berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian

seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadian

seseorang yang membuatnya menjadi "insan kamil" dengan pola taqwa. Insan kamil

artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan

normal karena taqwanya kepada Allh SWT.48

47 Abdul majid, S.Ag, Dian Andayani, Spd. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. Ke-1, h. 13548 Dr. Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992) Cet ke-2, h. 29

39

Page 40: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Sedangkan Mahmud Yunus mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama

adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi maupun orang dewasa supaya menjadi

seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga ia

menjadi salah seorang masyarakat yang sanggup hidup di atas kakinya sendiri,

mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesama

umat manusia.49

Al-Ghazali mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utama

ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuannya

kebahagiaan dunia akhirat.50

Adapun Muhammad Athiyah Al-Abrasy merumuskan bahwa tujuan

pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang sempurna. Pendidikan budi pekerti

dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, dengan mendidik akhlak dan jiwa mereka,

menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan

yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya

ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah

mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.51

Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang

yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu pendidikan Islam, yaitu sasaran yang

akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan

49 Prof. DR. H. Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1983), h. 1350 Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam , h. 71-7251 Muhammad Athiyyah al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan islam , terjemahan Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1987 ), cet ke-5, h. 1

40

Page 41: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Islam. Tim penyusun buku Ilmu Pendidikan Islam mengemukakan bahwa tujuan

pendidikan Islam ada 4 macam, yaitu:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua legiatan

pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan ini

meliputi aspek kemanusiaan seperti: sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan

pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan

kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa kepada

Allah harus tergambar dalam pribadi sesorang yang sudah terdidik, walaupun dalam

ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkah-tingkah tersebut.

2. Tujuan Akhir

Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan kahir akhirnya

terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan umum yang berbentuk

Insan Kamil dengan pola takwa dapat menglami naik turun, bertambah dn berkurang

dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat

mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk

menumbuhkan, memupuk, mengembangkan,memelihara dan memperthankan tujuan

pendidikan yang telah dicapai.

3. Tujuan Sementara

Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi

sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan

41

Page 42: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan instruksional yang dikembangkan

menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan Instruksioanl Khusus (TIU dan

TIK).

4. Tujuan Operasional

Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah

kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan denganbahan-bahan yang

sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan

operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan ini disebut juga tujuan instruksional

yang selanjutnya dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan

Instruksional Khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksioanal ini merupakan tujuan

pengajaran yang direncanakan dalam unit kegiatan pengajaran.52

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

agama Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah

yang saleh, teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji. Jadi, tujuan

pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada pembinaan pribadi muslim yang

terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan social.

Atau lebih jelas lagi, ia berkisar pada pembinaan warga Negara muslim yang baik,

52 Dra. Hj. Nur Uhbyati, h. 60-61

42

Page 43: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

yang prcaya pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya,

berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani.

Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun

tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan

melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam

rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak-anak didik yang

kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak.

Dengan demikian tujuan pendidikan merupakan pengamalan nilai-nilai Islami

yang hendak diwujudkan dalam pribadi muslim melalui proses akhir yang dapat

membuat peserta didik memiliki kepribadian Islami yang beriman, bertakwa dan

berilmu pengetahuan.

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas,

karena di dalamnya banyak pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Adapun ruang lingkup pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1. Perbuatan mendidik itu sendiri

Yang dimaksud dengan perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan

atau perbuatan dari sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu mengasuh anak

didik. Atau dengan istilah yang lain yaitu sikap atau tindakan menuntun, mebimbing,

memberikan pertolongan dari seseorang pendidik kepada anak didik menuju kepada

tujuan pendidikan Islam.

43

Page 44: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

2. Anak didik

Yaitu pihak yang merupkan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini

disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan untuk membawa anak

didik kepada tujuan pendidikan Islam yang kita cita-citakan.

3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala kegiatan

pendidikan Islam ini dilakukan. Yaitu ingin membentuk anak didik menjadi manusia

dewasa yang bertakwa kepada Allah dan kepribadian muslim.

4. Pendidik

Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini mempunyai

peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan. Baik atau tidaknya pendidik

berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam.

5. Materi Pendidikan Islam

Yaitu bahan-bahan, pengalaman-pengalaman belajar ilm agama Islam yang

disusun sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik.

6. Metode Pendidikan Islam

Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan

bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Metode di sini

mengemukakan bagaimana mngolah, menyusun dan menyajikan materi tersebut

dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.

7. Evaluasi Pendidikan

44

Page 45: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian

terhadap hasil belajar anak didik. Tujuan pendidika Islam umumnya tidak dapat

dicapai sekali \gus, melainkan melaui proses atau pentahapan tertentu. Apabila tahap

ini telah tercapai maka pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap

berikutnya dan berakhir enga terbentuknya kepribadian muslim.

8. Alat-alat Pendidikan Islam

Yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam

agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.

9. Lingkungan

Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil

pendidikan Islam.53

Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pendidikan Islam itu

sangat luas, sebab meliputi segala aspek yang menyangkut penyelenggaraan

pendidikan Islam.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MTS TAMBELAN KABUPATEN BINTAN.

Dalam hal ini di sebabkan oleh model guru yang justru tidak sesuai dengan model

anak didik/siswa zaman sekarang.

53 Ibid, h, 14-15

45

Page 46: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru MTS TAMBELAN sedangkan Objek penelitian

adalah peran guru MTS TAMBELAN.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah Keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari 11 orang guru

tertentu dalam sebuah penetian ( Herman Resito, Pengantar Metodologi Penelitian,

Jakarta: gramedia Pustaka Utama, 1992, hal. 49). Adapun populasi pada penelitian ini

adalah Bapak/Ibu Guru MTS TAMBELAN. Dikarenakan subjeknya tidak terlalu

besar maka penulis mengambil keseluruhan populasi menjadi sampel.

2. Sampel

Sampel adalah .sebagian dari populasi yang dimiliki sifat karakteristik yang

sama sehingga betul-betul mewakili populasi (Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian

dan Penilaian Pendidikan, bandung: Sinar Baru, 1989, h. 84)

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lapangan

(field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke

obyek penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

46

Page 47: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Sebagai metode ilmiah observasi diartikan dengan pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi ini mengadakan

pengamatan dengan mencatat data atau informasi yang diperlukan dan dibutuhkan

sesuai dengan masalah yang diikuti.

2. Wawancara;

Yaitu dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada sebagian objek yang

dipilih, serta dengan menggunakan wawancara terbuka, yang memungkinkan

pertanyaan dengan harapan hasilnya akan mudah disimpulkan.

3. Angket

Dengan metode angket ini penulis mempersiapkan sejumlah pertanyaan

tertentu, kemudian disebarkan kepada responden, untuk mendapatkan jawaban yang

diperlukan secara langsung. Angket diberikan kepada guru untuk diisi untuk

dijadikan sampel dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama

Islam terhadap pembentukan akhlak siswa. Angket yang digunakan penulis adalah

angket tertutup yang berisi pertanyaan yang disertai jawaban terikat pada sejumlah

kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif kualitatif dengan prosentase. Cara adalah apabila semua data telah

terkumpul, diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu data kualitatif dan

kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif yaitu digambarkan dengan kata-kata atau

kalimat yang dipisahkan menurut katagori untuk memperoleh kesimpulan.

47

Page 48: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka,

diprosentasekan dan ditafsirkan.

`Untuk menghitung data yang bersifat kuantitatif menggunakan rumus sebagai

berikut;

P=F / N X 100

Keterangan :

P = Prosentase

F = Frekuensi

N = Jumlah Total

Setelah melalui perhitungan dengan rumus maka didapatlah hasil yang berupa

kesimpulan sebagai berikut ;

- Indikator peran guru yang tergolong sangat baik yaitu 76%- 100%

- Indikator peran guru yang tergolong baik yaitu 50%-75%

- Indicator peran guru yang tergolong kurang baik yaitu 25%-50%

- Indikator peran guru yang tergolong tidak baik yaitu kurang dari 25%

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENYAJIAN HASIL

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Pada tahun 1954 awal berdirinya MTS dengan nama MADRASYAH

MUALIMIN pendiri MTS ini berjumlah 9 orang yaitu, Datuk Kaya Hasanan Yahya,

48

Page 49: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Nurhusin, Maryam, Abu hasan Asy’ri, Kasman, Johri, MKhatib, Ustad Muhammad

Maksum, Masyitah,

Kemuadian pada tahun 1963 MTS ini berubah nama menjadi PGA 4 Tahun,

pada tahun 1977 berubah lagi menjadi Madrasyah Tsanawiyah ( MTS ) di kepalai

oleh Kadari H. Hamid.

2. Visi Dan Misi Sekolah

a. Visi

Menjadi lembaga pendidikan yang mempersiapkan generasi Khalifah (

pemimpin ) yang sehat berkualitas, berakhidah dan berkhalak sesuai alquran dan

alhadits.

b. Misi

- Memberikan pendidikan dasar berupa pengetahuan, kemampuan,

keterampilan, serta sikap yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai

bekal kejenjang lebih tinggi.

- menyatukan kemampuan, keterampilan dan sikap islami sehingga serta didik dapat

mengembangkan potensi fitrahnya menuju insan yang bertakwa dan berdaya guna.

- Membentuk insan yang memiliki kemandirian, keterampilan dan kewirausahaan.

3. Keadaan Guru

Keberhasilan sebuah proses pendidikan islam dalam rangka membentuk

akhlak anak yang sesuai dengan ajaran islam tentunya juga akan di tunjang oleh

berbagai macam factor, baik itu factor yang berpengaruh secara langsung ( internal )

49

Page 50: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

maupun factor pendukung yang datang dari luar ( eksternal ). Salah satu factor

penentu yang datang dari dalam lingkungan sekolah adalah tenaga pendidik/ Guru.

Guru adalah factor internal yang memegang peranan yang paling penting

dalam menentukan brjalan / tidaknya sebuah roda pendidikan sekolaah. Karena guru

adalah motor pengerak yang tanpa kehadirannya maka proses pendidikan akan

menjadi MTS TAMBELAN KABUPATEN BINTAN.

TABEL 1

Keadaan Guru Sekolah MTS TAMBELAN

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki – laki 7

2 Perempuan 4

Jumlah 11

Sumber : Kantor Tata Usaha MTS TAMBELAN

TABEL 2

Keadaan Guru Sekolah MTS TAMBELAN

No Nama Guru Jabatan

1.

2

3

4

5

6

HANAPI SAMAN

NURAINI

YUHDI CANDAR

NURFAIZAL

H. HARUN

YULIARMAN

KEPALA SEKOLAH

GURU BAHASA ARAB

AQIDAH AKHLAK

ALQUR’AN HADIST

FIQIH

OLAHRAGA

50

Page 51: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

7

8

9

10

11

FATAHURREDHA

BASRI

HARINA WATI

RENNI ISMAYANI

NOVI SARI

BAHASA INDONESIA

MATEMATIKA

BAHASA INGGRIS

PKN

SKI

4. Kurikulum yang digunakan

Secara garis besar kurikulum yang digunakan MTS TAMBELAN terbagi

menjadi 3 bagian yang di antaranya:

1. Kurikulum 2004 ( DIKNAS )

Yaitu kutikulum yang di terapkan DIKNAS diintegrasikan dengan nilai-nilai

islam yang terlebih dahulu disortir hal-hal yang bertentangan dengan islam.

2. Kurikulum Keislaman Yaitu kurikulum yang merupakan kebutuhan dasar

anak-anak berupak alquran ( tilawah dan Htahfidz ), praktek ibadah dan

bahasa arab

3 Kurikulum Life Skill Yaitu yang berupa kegiatan kreatifitaas seperti bahasa

Inggris. Minat bakat, dan kepanduan.

4. Daya Serap Murid , Daya serap murid MTS Tambelan khususnya pelajaran

yang berhubungan langsung dengan penelitian merupakan proyeksi khusus

dari pencapaian dan target kurikulum konsep dan strategi yang di terapkan.

Tentunya ini juga sebagai pendukung karena materi berikut juga sarat akan

muatan bukan hanya pengisian otak semata tapi juga penuh nilai – nilai yang

mempengaruhi motivasi anak dalam upaya membentuk kesadaran akan sikap

dan prilaku yang berkhalak mulia menurut islam.

51

Page 52: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

5. Identitas Responden/ Guru

Adapun identitas dari responden itu dapat dilihat pada table sebagai berikut

Tabel 3

No Jenis Kelamin Sampel Persentase

1 Laki-laki 7 63,64%

2 Permpuan 4 36,36%

Jumlah 11 100%

Berdasarkan table terlihat bahwa jumlah reponden laki-laki lebih banyak

dibandikan dengan jumlah responden wanita, yaitu 7 laki-laki dengan persentase

63,64%.

Tabel 4

Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan terakhir Sampel Persentase

1 SD - -

2 SMP - -

3 SMA 2 18,18%

4 DIPLOMA 2 18,18%

5 STRATA SATU 7 63,64%

6 STRATA DUA - -

52

Page 53: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

JUMLAH 11 100%

Berdasarkan pada table 4 terlihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan

STRATA SATU lebih banyak disbanding yang lain, hal ini terlihat dengan jumlah

sampel sebanyak 7 responden dengan persentase 63.64%

B. PENYAJIAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Penyajian Hasil Penelitian

Dalam bagian penyajian data ini, data yang berhasil dikumpulkan yaitu dari

angket, wawancara dan observasi. Kemudian diolah berdasarkan banyaknya frekuensi

data-data yang telah dikumpulkan dan selanjutnya diprosentasekan. Untuk

mengetahui keadaan yang sesungguhnya, maka dapat dilihat dari table-tabel yang

berbentuk frekuensi dan prosentase. Sehingga dengan demikian akan tergambar

keadaan yang sesuai dengan data yang telah diproleh.

1. Berdasarkan Wawancara

Dalam upaya mencari data tentang realisasi peran guru dalam pembentukan

akhlak anak, penelitian menggunakan teknik wawancara yang dilakukan pada 2 orang

guru yang dilaksanakan pada tempat diruang majelis guru MTS TAMBELAN. Ada

pun kesimpulan dari hasil wawancara adalah sebagai berikut:

- Pada umumnya guru sudah memberikan pendidikan moral terbaik bagi

anak didiknya, salah satunya dengan usaha memasukan nilai-nilai islam

pada setiap materi pembelajaran umum. Tapi sayang tidak sedikit pula

53

Page 54: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

guru yang tidak memperaktekan nilai islam yang telah diajarkan pada

anak didiknya.

- Sebatas wilayah aktifitas yang diselenggarakan oleh sekolah anak didi

terkesan dan terlihat baik, santun tanpa meninggalkan sedikitpun aturan-

aturan yang diajarkan oleh sekolah. Tapi sayangnya kecendrungan untuk

tetap mempertahankan pola tingkahlaku yang diajarkan disekolah tersebut

terkendala dengan masih kurangnya campur tangan guru untuk berbuat

tegas terhadap anak sebagai perpanjang tangan di sekolah. Ditambah lagi

dengan rasa bebasnya anak ketika di luar sekolah setelah mendapatkan

pengawasan yang cukup mengungkung kebebasan mereka.

- Factor utama yang menjadi kendala bagi guru dalam pembentukan akhlak

anak didik adalah pengaruh media elektronik seperti televise dan tambah

lagi dengan pergaulan mereka saat bermain diluar. Bukan hanya itu saja,

bahkan teman mereka di sekolah sakalipun sangat pengaruh bagi

perubahan sikap mereka terlebih lagi bagi mereka yang berlatar belakang

berada dan sudah terbiasa dengan prilaku negative diluar sana sehingga

tertransfer kepada teman mereka secara langsung. Kurangnya waktu guru

untuk bisa terus mendampingi anak dalam segala aktivitasnya juga

termasuk kendala bagi guru untuk berperan aktif secara maksimal dalam

upaya pembentukan akhlak anak didik.

1. Berdasarkan Observasi

54

Page 55: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung pola tingkah

laku guru yang ditunjukan kepada anak ketika proses belajar dan mengajar. Terlihat

secara pakta bahwa guru sebagian besar khusus laki-laki merokok didalam kelas.

Menunjukan ketika aktivitas belajar berlangsung.

2. Berdasarkan Angket

Intrumen utama yang digunakan untuk memproleh data terperinci mengenai

penelitian angket, yaitu pertanyaan – pertanyaan tertulis yang diberikan kepada guru

MTS Tambelan yang ditentukan sebagai responden.

Teknik yang digunakan sebagai instrument untuk mengumpulkan data adalah

berdasarkan pertimbangan bahwa angket memiliki ketentuan sebagai berikut:

1. Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data meskipun responden

dalam jumlah ditentukan.

2. Responden bebas memilih alternative jaawaban yang telah disiapkan

karena mereka tidak dipengaruhi oleh sikap mental yang terjadi antara

peneliti dan responden.

3. Setiap jawaban dapat dikembangkan terlebih dahulu karena mereka tidak

menjawab tergesa-gesa sebagaimana sering terjadi pada interview.

4. Data yang dikumpulkan lebih mudah dianalisa karena pertanyaan yang

diajukan kepada responden adalah resmi.

Menyusun angket mengunakan skala kasar, menurut teknik ini beberapa

pertanyaan yang digunakan responden perlu memilih salah satu dari kemungkinan

55

Page 56: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

yang ada. Jumlah angket yang diberikan kepada guru sebanyak 11 eksamplar, dan

dikembalikan cukup.

Data yang diproleh melalui angket dikualitatifkan untuk dianalisa dan

dipersentasekan, dari data tersebut dapat dilihat sejauh mana peran guru atas

pembentukan akhlak pada anak didik mereka di yang bersekolah di MTS Tambelan.

Dengan berdasarkan pada jawaban responden terdiri dari 7 reponden yang

terdiri pertanyaan dan pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner, maka peneliti

mempunyai hasil yang jelas dan benar karena masing-masing pernyataan telah

ditentukan skornya.

Data yang melalui angket dikualitatifkan untuk analisa dan dipersentasikan.

Dari data terrsebut dapat dilihat sejauh mana peran sekolah terhadap pembentukan

akhlak siswa.

Data tersebut dapat dilihat melalui table berikut ini;

1. Frekuensi keteladanan sikap guru mencerminkan prilaku yang baik terhadap

siswa ketika di sekolah

TABEL 5Jawaban Keterangan Sempel Persentase

ABCD

Sangat perlu Perlu

Kurang perluTidak perlu

74--

63.64%36,36%

--

JUMLAH 11 100%

56

Page 57: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Dari table terlihat bahwa jumlah sampel responden yang menjawab sikap guru

dalam mencerminkan prilaku yang baik ketika disekolah dalam katagori sangat baik

lebih besar yaitu 7 guru dengan persentase 63.64%

2. Frekuensi keteladanan sikap guru dalam mencerminkan prilaku yang baik

terhadap siswa ketika di sekolah.

Table 6Jawaban Keterangan Sampel Persentase

a

b

c

d

Sangat perlu

Perlu

Kurang perlu

Tidak perlu

5

3

1

2

45.45%

27,27%

9.09%

18,18%

Jumlah 11 100%

Dari table terlihat bahwa jumlah sampel responden yang menjawab sikap

mencerminkan perilaku yang baik ketika diluar sekolah katagori sangat baik

memberikan keteladanan bagi siswa diluar sekolah terlihat dengan jumlah sampel 5

dengan persentase 45,45%.

3. Frerkuensi terhadap sikap mengarahkan siswa untuk bersikap baik ketika

disekolah.

Table 7Jawaban Keterangan Sampel Persentase

a

b

c

d

Sangat perlu

Perlu

Kurang perlu

Tidak perlu

8

3

-

-

72,73

27,27

Jumlah 11 100%

57

Page 58: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Dari table terlihat bahwa jumlah sampel guru yang menjawab sikap

mengarahkan anak untuk bersikap baik ketika dirumah dalam katagori sangat baik,

terlihat dengan jumlah sampel 8 dengan presentase 72,73%.

4. Frekuensi terhadap sikap mengarahkan anak untuk bersikap baik ketika diluar

sekolah.

TABLE 8Jawaban Keterangan Sampel Persentase

a

b

c

d

Sangat perlu

Perlu

Kurang perlu

Tidak perlu

6

5

-

-

54,54%

45.45%

-

-

Jumlah 11 100%

Dari table terlihat bahwa jumlah guru yang menjawab sikap mengarahkan

anak untuk bersikap baik ketika diluar rumah dalam katagorikan baik, terlihat terlihat

dengan jumlah sampel 6 dengan persentase 54.54%

5. frekuensi dalam sikap guru, saat anaknya melakukan hal buruk baik disekolah

maupun diluar sekolah.

Table 9Jawaban Keterangan Sampel Persentase

A

b

c

d

Memarahi

Menasehati

Acuh

Tidak peduli

1

10

-

-

9.09%

90.91%

-

-

Jumlah 11 100%

58

Page 59: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Dari table terlihat bahwa sampel, sikap guru, saat anak didiknya melakukan

hal yang buruk di sekolah maupun diluar sekolah dalam katagori sangat baik, trlihat

dengan jumlah sapel 10 dengan persentase 90.91%.

6. frekuensi memberikan pemahaman dan motivasi pentingnya berakhlak

yang baik bagi anak

Table 10Jawaban Keterangan Sampel Persentase

abcd

Sangat pentingPentingKurang pentingTidak penting

731-

63,64%27,279.09%-

Jumlah 11 100%Dari table 11 diatas terlihat bahwa jumlah sampel responden yang memberi

pemhaman dan motivasi kepada siswa bahwa berakhlak baik itu penting buat anak

dalam katagorikan sangat baik terlihat dengan jumlah sampel 7 dengan persentase

63.64 %.

7 Frekuensi dalam mengontrol kegiatan ibadah sekolah

Table 11

Jawaban Keterangan Sampel PersentaseAbcd

Sangat pentingPentingKurang pentingTidak penting

5321

45.45%27,27

18,18%9.09%

Jumlah 11 100%

59

Page 60: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Dari table terlihat bahwa jumlah sampel responden dalam mengontrol kegiatan

ibadah anak saat di sekolah dalam katagorikan baik terlihat dengan jumlah sampel 5

dengan jumlah persentase 45.45%

8. frekuensi tentang pentingnya keikut sertaan anak dalam kengikuti kegiatan

keagamaan di luar sekolah

Table 12Jawaban Keterangan Sampel Persentase

a

b

c

d

sangat penting

penting

kurang penting

tidak penting

5

3

2

1

45.45%

27,27

18,18%

9.09%

Jumlah 11 100%

Dari table terlihat bahwa jumlah sampel responden yang menjawab tentang

pentingnya anak mengikuti kegiatan keagamaan di luar sekolah dalam kategorikan

kurang baik terlihat dengan jumlah sampel 5 dengan persentase 45.45%

9. frekuensi tentang kebiasaan sholat berjamaah dengan anak murid saat

disekolah

Table 13Jawaban Keterangan Sampel Persentase

a

b

c

d

Sangat baik

Baik

Kurang baik

Tidak pernah

7

3

1

-

63,64%

27,27

9.09%

-

Jumlah 11 100%

60

Page 61: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Dari table terlihat bahwa jumlah sampel responden yang menjawab tentang

kebiasaan sholat berjamaah dengan anak murid saat disekolah dalam katagori sangat

baik terlihat dengan jumlah sampel 7 dengan persentase 63.64 %.

10. Frekuensi tentang pentingnya keikutsertaan siswa dalam mengikuti kegiatan

keagamaan di luar sekolah.

Tabel 14Jawaban Keterangan Sampel Persentase

A

B

C

D

Sangat penting

Penting

Kurang penting

Tidak penting

3

5

2

1

27.27%

45.45%

18.18%

9.09%

Dari table terlihat bahwa jumlah sampel responden yang menjawab tentang

pentingnya anak mengikuti kegiatan keagamaan di luar sekolah dalam katagori

kurang baik terlihat dengan jumlah sampel 5 dengan jumlah persentase 45.45%.

Table 15

REKAPITULASI HASIL ANGKET

No

tabel

Alternative jawaban

A B C D

F % F % F % F %

6 7 63.64 4 36.36 - - - - 11 100%

7 5 45.45 3 27.27 1 9.09 2 18.18 11 100%

8 8 72.72 3 27.27 - - - - 11 100%

9 6 54.54 5 45.45 - - - - 11 100%

61

Page 62: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

10 1 9.09 10 90.91 - - - - 11 100%

11 7 63.64 3 27.27 1 9.09 - - 11 100%

12 5 45.45 3 27.27 2 18.18 1 9.09 11 100%

13 5 45.45 3 27.27 2 18.18 1 9.09 11 100%

14 3 27.27 5 45.45 2 18.18 1 9,09 11 100%

JUM 47 427.25 39 354.5

2

8 72.72 5 45.45 99 100%

B. Setelah kita lihat angket yang disebarkan dan disajikan dalam table dapat

dianalisa sebagai berikut :

Sesuai dengan ketentuan yang telah penulis tetapkan bahwa peran guru dalam

pembentukan akhlak siswa MTS Tambelan Dapat digolong atas empat katagori yaitu:

a. Sangat baik

b. Baik

c. Kurang baik

d. Tidak baik

Secara keseluruhan penulis terlebih dahulu mencari angka rata-rata dari

persentase alternative jawaban berdasarkan angket yang penulis jarring

berikut :

Adapun yang dijadikan standar dikatagorikan sebagai berikut :

1. Alternatif A= sangat Baik dengan Skor 4

2. Alternatif B= Baik dengan Skor 3

3. Alternatif C= Kurang baik Dengan skor 2

4. Alternatif D= Tidak baik dengan Skor 1

62

Page 63: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Untuk angket, standarnya sebagai berikut:

1. Sangat baik = 76 % - 100%

2. Baik = 51%-75 %

3. Kurang Baik = 26%-50%

4. Tidak Baik = 0%-25%

Langkah awal untuk mendapat hasil interprestasi dan kualitas adalah dengan

mengumpulkan data dan menjumlahkan jawaban angket dianalisa selanjutnya

dikalikan dengan nilaiyang telah ditetapkan. Sebagai langkah awal untuk

mendapatkan interprestasi dan kualitatif adalah dengan mengumpulkan dan

menjumlahkan jawaban angket yang dianalisa kemudian dikalikan denga standar

perbuatan angket yang telah ditetapkan.

Dari hasil jawaban keseluruhan jumlah frekuensi persentase alternative

jawaban keseluruhan jumlah frekuensi persentase alternative jawaban yang tergambar

dalam angket sebagai berikut:

Untuk mempermudah mencari persentase, maka digunakan rumus :

P =F/N X = 100%

Adapun data yang b dianalisa dari table 6 sampai 14, yaitu sebagai berikut :

1. Alternatif A= 47 X 4 =188

2. Alternatif B= 39 X 3 = 177

63

Page 64: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

3. Alternatif C= 8 X 2 = 16

4. Alternatif D= 5 X 1 = 5

Jumlah = 99 = 386

F = 386 : 4 =96.5

D= 96.5 X 100 :99 = 97.47 %

Berdasarkan persentase hasil rata-rata diatas dapat dimbel kesimpulan bahwa

peran peran guru dalam pembentukan akhlak siswa MTS Tambelan menunjukan

dalam katagorikan sangat baik. Hai ini dapat dilihat dari persentase yaitu 97.47 %,

sesuai dengan standar angket 76 % - 100 % di katagorikan sangat baik.

Jika diperhatikan dan diamati dari hasil analisa penelitian diatas didapatkanlah suatu

predikat yang menunjukan bahwa peran guru dalam pembentukan akhlak siswa MTS

Tambelan tergolong sangat baik. Berdasarkan pengamatan penulis hal tersebut tidak

akan pernah terlepas dari beberapa factor – factor pendukung yang menjadi penyebab

capaian predikat tersebut.

Adapun factor-faktor tersebut antara lain :

1. Dalam aktifitas sekolah sikap mengarahkan siswa untuk bersikap baik ketika

di sekolah. Ini terlihat dari 72,72 % keterlibat guru dalam hal tersebut.

2. Dalam aktivitas kebiasaan guru sholat berjamaah dengan siswa saat di

sekolah. Ini terlihat dari 63,64%

64

Page 65: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

3. Dalam aktivitas memberikan motivasi pentingnya berakhlak yang baik bagi

siswa. Terlihat dari 63,64%

4. Dalam aktivitas di sekolah maupun diluar sekolah sudah sangat baik dalam

menunjukan perannya sebagai suri tauladan bagi siswa-siswanya.

5. Sebagian guru juga ikut peduli dalam penambahan-penambahan kegiatan

agama di luar jam sekolah. Ini tentunya bertujuan dalam rangka meningkatkan

lagi kapasitas oemahaman bagi siswa yang sebenarnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini adalah bagian akhir yang merupakan penutup. Dimana dari analisa

terhadap peran guru dalam pembentukan akhlak ank MTS Tambelan Kabupaten

65

Page 66: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Bintan dapat diketahui tingkat pean guru dalam pembentukan akhlak siswa tersebut.

Dengan analisa yang dilakukan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Penulis akan

memberikan saran yang dianggap perlu bagi guru MTS Tambelan.

A. Kesimpulan

a. Peran guru dalam pembentukan akhlak siswa MTS Tambelan

menunjukan dalm katagori sangat baik

b. Guru dalam perannya membentuk akhlak anak sangat baik

dikarenakan memang hamper 80 % telah memberikan tauladan yang

baik siswa-siswanya baik di sekolah maupun diluar sekolah.

Kemudian jika dilihat dari sifat dalam bentuk wujud partisipasi guru

dalam menegur siswa dan mengarahkan siswa serta memberikannya

pemahaman tentang akhlak sudah tergolong sangan berperan dan

peduli.

c. Selain hal di atas massih ada juga guru yang justru menunjukan

indikasi peran guru yang justru masih dirasakan kurang dalam

partisipassinya membentuk akhlak siswa.

Adapun beberapa sebab yang dapat mempengaruhi peran guru dalam

pembentukan akhlak siswa MTS Tambelan adalah kurangnya waktu

guru dalam mendampingi segala aktivitas siswa, guru belum menjadi

model yang ideal bagi membengun siswanya, adanya kesalahfahaman

guru bahwa dengan pendidikan formal berbasis islam berarti mereka

66

Page 67: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

sudah memberikan pendidikan akhlak bagi siswa dan seluruh

keberhasilannya diserahkan kepada sekolah.

B. Saran

Untuk dapat meningkatkan peran guru dalam pembentukan akhlak siswanya,

maka penulis akan memberikan saran-saran yang dapat dijadikan masukan

oleh guru MTS Tambelan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dalam

upaya pembentukan akhlak siswa, sehingga tujuan dan cita – cita bersama kita

dalam rangka menjadikan siswanya sebagai penerus bangsa yang berkhlakul

karimah dan menjadi gurunya diakherat nanti.

Adapun saran saran tersebut antara lain

Pihak sekolah dan orang tua harus menjalin kerja sama dan

membangun komunikasi yang sinkron antara dua bela pihak, agar siswa dapat

diawasi secara bersama-sama.

1. Guru harus menjadi sentral pembentukan akhlak siswa, sedangkan guru

hanya sebatas media perantara sebagai pendukung materi yang di

butuhkan siswa untuk dipikasikan dilingkungan sekolah dan masyarakat.

Dengan adanya persamaan persepsi tersebut penulis yakin tujuan dan cita-

cita bersama kita dengan memasukan ke sekolah ini akan terwujud.

67

Page 68: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

2. Tidak adanya salahnya dan tidak terlalu sulit rasanya jika guru

menyempatnya sedikit waktu untuk mendampingi siswa dan aktifitasnya,

ini berguna untuk mengikat kembali jaring-jaring perasaan siswa secara

psikologi terhadap guru.

DAFTAR PUSTAKA

- Dale Carnegia,2001, petunujuk hidup tentram dan bahagia, PT. Gramedia

pustaka Utama, Jakata.

- Prof. Dr. Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabetta,

Bandung

68

Page 69: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

- John W Santrock, 2003, Adolescence Perkembangan Remaja Edisi 6,

Erlangga, Jakarta

- Solihin Abu Izzudin,2006, Quantum Tarbiyah, Bina Insani, Solo

- Depertemen Pendidikan Nasional, 2005, kamus besar bahasa Indonesia,

Balai pustaka, Jakarta

- Arifin, Prof. H. M. M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina

Aksara, 1987, Cet ke-1

- Barnadib, Imam, Sutari, Pengantar Ilmu Pendidikan, Sistematis,

Yogyakarta: FIP IKIP, 1986, h. 120; Ahmad D Marimba, op.cit, h. 58-59,

Suwarno, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1985

- Daradjat, Zakiah, DR., dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta; Bumi Aksara,

1992, Ce ke-2

- Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2005, Cet ke-4

- Majid, Abdul S.Ag, Dian Andayani, Spd. Pendidikan Agama Islam

Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. Ke-1

- Marimba, D., Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung:

PT. Al-Maarif, 1981, cet ke-5

- ______________, Metodik Khusus Islam, Bandung: PT. Al-Maarif, 1981,

Cet ke-5

69

Page 70: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

- Ir. Mohammad Ibnu Abdul Hafidz Suwaid, 2004, cara Nabi Mendidik

anak, Al-Instisham, Jakarta

- Majalah Geliga, Edisi Juli-Desember, 2008, Kepri

- Wiwid Wahyuning-Jash-Metta Rahmadiana, 2003

- Mengkomunikasikan moral kepada anak, PT. Alex Media Komputindo,

Jakarta

- Monty Psetia Darma, 2001, Persepsi Orang Tua Membentuk Prilaku

Anak, Pustaka Populer Obor, Jakarta.

- Paul Sibiyanto, 2006, 20 Kiat Parenting- berguru Pada anak, Yayasan

Pustaka Nusantara, Yokyakarta

- Mudiyaharjo, Redja Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang

Dasar-dasarPenddidikan pada Umumnya dan Pendididkan di Indonesia,

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002, Cet ke-2

- Mustofa, A., Drs. H. Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997,

Cet ke-2

- Nata, Abuddin, Prof. Dr. H., MA., Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003, Cet ke-5

- Nata, Abuddin, Prof. Dr. H., MA., Fauzan MA, Pendidikan Dalam

Perspektif Hadits,

- Omar M., M. Al-Toumy Al-syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:

Bulan Bintang, 1979, Cet ke-2

70

Page 71: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

- Ramayulis, Prof. DR. H. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,

2004, Cetke-4

- Uhbiyati, Nur, Dra. Hj., Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka

Setia, 1998, Cet. ke-2

- Umary, Barnawie, Drs. Materi Akhlak, Solo: CV Ramadhani, 1988

Yunus, Mahmud, Prof. DR. H., Metode Khusus Pendidikan Agama,

Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1983

- Zahruddin AR. Pengantar Ilmu Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004, Cet ke-1

- Zuhairini, Dra., Drs., Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik

Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah

IAIN Sunan Ampel Malang, Cet ke-8

- al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta:

CV. Toha Putra Semarang, 1989

- Abrasy, Athiyyah, Muhammad, al., Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam

- terjemahan Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry, Jakarta: PT. Bulan

Bintang, 1987

Lampiran 1

Angket Penelitian

Usia :……………………

Jenis Kelamin :……………………

71

Page 72: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

Guru :……………………

Pekerjaan :…………………….

Pendidikan terakhir :…………………….

A. Pedoman Angket

a. Bacalah peratanyaan dibawah ini dengan seksama dan teliti, kemudian

jawablah pertanyaan tersebut ddengan jujur dan benar sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya.

b. Silanglah salah satu alternative jawaban yang dianggap benar.

c. Istilah data diri yang tersedia pada bagian atas angket dengan sebenar-

benarnya.

d. Angket ini hanya untuk penelitian ilmiah. Pengisian terhadap angket ini

sama sekali tidak mempengaruhi nilai siswa pada mata pelajaran apapun.

e. Atas kesediaannya untuk mengisi angket ini dengan benar dan

mengambilkan tepat pada waktunya ucapkan terimakasih.

B. Pertanyaan

1. Keteladanan sikap guru dalam mencerminkan prilaku yang baik terhadap

siswa ketika sekolah.

a. Sangat perlu

72

Page 73: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

b. Perlu

c. Kurang perlu

d. Tidak perlu

2 Keteladanan sikap guru dalam mencerminkan prilaku yang baik terhadap

siswa ketika diluar sekolah!

a. Sangat perlu

b. Perlu

c. Kurang perlu

d. Tidak perlu

3. Sikap mengarahkan siswa untuk bersikap baik ketika di sekolah !

a. Sangat perlu

b. Perlu

c. Kurang perlu

d. Tidak perlu

4. Sikap mengarahkan siswa untuk bersikap baik ketika diluar sekolah !

a. Sangat perlu

b. Perlu

c. Kurang perlu

73

Page 74: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

d. Tidak perlu

5. Sikap guru saat siswanya melakukan hal yang buruk baik di sekolah mau pun

di luar sekolah!

a. Memarahi

b. Menasehati

c. Acuh

d. Tidak Peduli

6. Memberikan pemahaman dan motivasi pentingnya berkhlak yang baik bagi

siswa!

a. Sangat penting

b. Penting

c. Kurang penting

d. Tidak penting

7. Mengontrol kegiatan ibadah siswa saat di sekolah

a. Sangat Mengontrol

b. mengontrol

c. kurang mengontrol

d. Tidak mengontrol

8. Kebiasaan melaksanakan sholat berjamaah dengan siswa saat di sekolah !

a. Sangat baik

b. Baik

c. Kurang baik

74

Page 75: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

d. Tidak baik

9. Keikutsertaan siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan diluar sekolah!

a. Sangat penting

b. Penting

c. Kurang penting

d. Tidak penting

LAMPIRAN 2

Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana Peran Guru dalam pembentukan akhlak siswa ?

75

Page 76: skripsi eka priadinata peran guru tentang akhlak siswa mts tambelan

2. Bagaimana Akhlak siswa Didik MTS Tambelan seperti yang bapak / ibu

lihat?

3. Factor apa saja yang menjadi kendala guru dalam peran aktif membentuk

akhlak siswa ?

4. Bagai mana cara menggulangi akhlak siswa yang agak menyimpang ini ?

76