75
  MINAT MASYARAKAT TERHADAP PENSERTIPIKATAN TANAH DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Sarjana Sains Terapan Disusun Oleh : Eli Setianti NIM. 05142158/P BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL YOGYAKARTA 2009

Skripsi Eli

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pertanahan

Citation preview

  • i

    MINAT MASYARAKAT TERHADAP PENSERTIPIKATAN TANAH DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA

    PROVINSI JAWA TENGAH

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Sarjana Sains Terapan

    Disusun Oleh :

    Eli Setianti NIM. 05142158/P

    BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

    YOGYAKARTA 2009

  • MINAT MASYARAKAT TERHADAP PENSERTIPIKATAN TANAHDI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA

    Telah Pada Tanggal 2

    Ketua

    Sri Kistiyah, S.H., M.Si.

    Pembimbing I

    Drs. Soeradji

    ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    SKRIPSI

    MINAT MASYARAKAT TERHADAP PENSERTIPIKATAN TANAHDI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA

    PROVINSI JAWA TENGAH

    Disusun Oleh :

    Eli Setianti NIM. 05142158/P

    Telah dipertahankan di hadapan Kelompok PengujiPada Tanggal 27 Juli 2009 dan Dinyatakan

    Telah Memenuhi Syarat

    SUSUNAN KELOMPOK PENGUJI

    Sri Kistiyah, S.H., M.Si.

    Sekretaris

    Drs. Soeradji Heri Mustain, A.Ptnh

    Pembimbing I

    Soeradji

    Pembimbing II

    R.Deden Dani Saleh, S.Sos., M.Si.

    Yogyakarta, Juli 2009SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

    Ketua

    Prof. Dr. Endriatmo Soetarto, NIP 19521225 198603 1 002

    MINAT MASYARAKAT TERHADAP PENSERTIPIKATAN TANAH DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA

    adapan Kelompok Penguji Juli 2009 dan Dinyatakan

    Anggota

    Heri Mustain, A.Ptnh., M.Si

    Pembimbing II

    R.Deden Dani Saleh, S.Sos., M.Si.

    Yogyakarta, Juli 2009 SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

    Prof. Dr. Endriatmo Soetarto, MA 19521225 198603 1 002

  • iii

    MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

    Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu ada Kemudahan (Qs. Al Insyrah : 6 )

    Jagalah selalu kelembutan hati, kebeningan jiwa, kesopanan moral dan

    berjiwa besar . Takutlah engkau kepada Allah di mana saja engkau berada,

    ikutilah suatu kejahatan itu dengan kebaikan yang akan menghapuskanya,

    dan bergaulah sesama manusia dengan akhlak yang baik. (Arbain)

    Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, didzalimi lalu

    memaafkan dan mendzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan

    dan mereka tergolong orang-orang yang memeperoleh hidayah. (HR Al

    Baihaqi)

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini, khusus Penyusun persembahkan kepada yang tercinta :

    1. Dengan segala hormat, cinta, sayang dan baktiku pada Bapakku

    Sugeng Raharjo dan Ibuku Musringah yang dengan penuh kesabaran,

    khusuknya doa dan kesungguhan dalam ikhtiar demi memberikan yang

    terbaik untuk anak-anaknya terima kasih doa mu telah

    mengantarkanku mencapai kesuksesan.

    2. Ketiga anakku adek-adekku Heri, Bowo dan Windi, yang memberi

    semangat baik dalam suka maupun duka.

    3. Dengan segala cinta, kasih sayang pada Kanda Brahmana Adi

    Swaztika, yang dengan penuh kesabaran, khusuknya doa yang telah

    banyak memberikan dukungan moril dan mental .

    4. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat.

    5. Almamaterku.

  • v

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IV pada Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta. berkenan dengan itu maka penulis menulis judul MINAT MASYARAKAT DALAM PENSERTIPIKATAN TANAH DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH.

    Selama proses penyusunan skripsi disadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak mungkin ini akan selesai. Oleh sebab itu pada kesempatan ini Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. Endriatmo Soetarto, M.A., selaku Ketua Sekolah Tinggi

    Pertanahan Nasional Yogyakarta; 2. Dosen Pembimbing Bapak Drs. Soeradji sebagai dosen pembimbing I

    dalam penulisan skripsi ini; 3. Dosen Pembimbing Bapak Raden Deden Dani Shaleh, S.Si, M.Si

    sebagai dosen pembimbing II dalam penulisan skripsi ini; 4. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh karyawan/karyawati pada Sekolah

    Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta. 5. Rekan-rekan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional yang turut

    memberikan saran dan kritik serta ide -ide yang cemerlang sehingga peneliti semakin percaya diri dalam menyelesaikan skripsi ini.

    6. Semua pihak yang dengan tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan dan dukungannya sampai akhir penyelesaian skripsi ini.

    Yogyakarta, Juli 2009

    Penyusun

  • vi

    INTISARI

    Tanah merupakan modal utama pembangunan dan juga merupakan kebutuhan pokok yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Apabila tanah tersebut tidak memiliki jaminan kepastian hukum maka akan menimbulkan konflik kepemilikan tanah yang dapat diminimalisir antara lain jika setiap pemilik bidang tanah mempunyai jaminan kepastian hukum hak atas tanah berupa sertipikat. Saat ini sebagian besar masyarakat Kecamatan Mandiraja menganggap bahwa kebutuhan akan sertipikat belum terlalu di utamakan dikarenakan faktor internal seperti pendidikan, pendapatan dan pengetahuan tentang sertipikat. faktor eksternal berada Kantor Pertanahan terkait dengan adanya kepastian waktu dan biaya. Sedangkan tujuan dari penulisan skripsi ini ingin mengetahui tingkat minat masyarakat untuk mensertipikatkan tanahnya di Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah.

    Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini metode penelitian survai, pengumpulan datanya dari responden yaitu dengan menggunakan kuesioner. Populasinya adalah seluruh masyarakat yang ada di Kecamatan Mandiraja , penentuan sampel dengan 2 tahap yaitu smpel wilayah kemudian dilanjutkan sampel perorangan. Untuk sampel wilayah dengan menggunakan purposive sampling. Kemudian sampel peroranagan dengan random sampling. Analisis yang digunakan adalah Regresi Berganda.

    Hasil penelitian didapatkan bahwa minat masyarakat di Kecamatan Mandiraja sedang cenderung rendah Hal tersebut masyarakat menganggap Faktor yang berpengaruh terhadap minat untuk mensertipikatkan tanah adalah pendidikan dengan taraf signifikasi 98,9 %, pengetahuan tentang sertipikat taraf signifikasi 99 %, waktu pembuatan sertipikat taraf signifikasi 99 % dan biaya pembuatan sertipikat taraf signifikasi 99 %. Agar lebih meningkatnya minat masyarakat dalam pensertipikatan tanah hendaknya pihak BPN lebih rutin lagi mengadakan PRONA, PRODA serta penyuluhan tentang pertanahan. Hal ini demi terwujudnya tertib hukum pertanahan dan tertib administrasi pertanahan.

  • vii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Motto ...................................................................................................... iii Halaman Persembahan ......................................................................... iv Kata Pengantar....................................................................................... v Intisari..................................................................................................... vi Daftar Isi vii Daftar tabel............................................................................................. ix

    Bab.I. Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang. 1 B. Rumusan Masalah .. 6 C. Batasan Masalah. 7 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. 8

    Bab II. Tinjauan Pustaka 9 A. Tinjauan Pustaka. 9

    1. Pendaftaran Tanah. 9 2. Minat Masyarakat terhadap Pensertipikatan Tanah . 16

    a. Pengertian Minat. 16 b. Minat Masyarakat dalam Pensertipikatan Tanah 18

    B. Kerangka Pemikiran.. 22 C. Hipotesis.. 25

    Bab. III Metode Penelitian 26 A. Metode Penelitian 26 B. Lokasi Penelitian 26 C. Populasi . . 27 D. Sampel 27 E. Variabel Penelitian 29 F. Jenis Data 29

  • viii

    G. Teknik Pengumpulan Data.. 30 H. Teknik Analisis Data. 31

    Bab. IV Gambaran Umum Daerah Penelitian 39 A. Keadaan Fisik Wilayah. 39

    1. Letak Geografis dan Luas Wilayah 39 2. Penggunaan Tanah . 41

    B. Keadaan Penduduk dan Sosial Ekonomi. . 42 1. Jumlah dan Komposisi Penduduk. 42 2. Pendidikan.. .. . 43 3. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian 45

    C. Data Pertanahan 47

    Bab. V Hasil Penelitian dan Pembahasan 49 A. Minat Masyarakat dalam Pensertipikatan Tanah. 49 B. Analisis Faktor yang berpengaruh terhadap Minat... 49

    1. Pendidikan.. 49 2. Pendapatan.. . 50 3. Pengetahuan tentang sertipikat tanah................. 51

    4. Waktu Penyelesaian Sertipikat tanah . 51 5. Biaya Pengurusan Sertipikat 52 C. Penyajian Data 53

    1. Uji Koefisien Determinasi.. 53 2. Uji terhadap Model 55 3. Uji Signifikasi individual.. ............... 56

    4. Analisis regresi 58

    Bab. VI Penutup 62 A. Kesimpulan. 62 B. Saran. 62 Daftar Pustaka 64 Lampiran

  • ix

    Daftar Tabel

    Tabel 1. Luas Wilayah (HA) dan Persentase Tiap Desa di Kecamatan Mandiraja.. 40

    Tabel 2. Luas Penggunaan Tanah di Kecamatan Mandiraja 41 Tabel 3. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin.. . 42 Tabel 4. Tingkat Pendidikan Penduduk tiap Desa

    di Kecamatan mandiraja .. 44 Tabel 5. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian

    di Kecamatan mandiraja 46 Tabel 6. Sertipikat yang telah diterbitkan Kantor Pertanahan

    Kabupaten Banjarnegara untuk Tahun 2008 untuk Kecamatan mandiraja 47

    Tabel 7. Uji Koefisien Determinasi.... .. 53 Tabel 8. Hasil Uji terhadap Model Regresi Anova .... 55 Tabel 9. Pengujian Signifikasi t statistik terhadap minat masyarakat

    dengan taraf nyata sebesar 0,05... 57 Tabel 10 Koefisien Regresi...... . 59 Tabel 11 Koefisien Regresi Variabel Signifikasi.... .. 59

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tanah pada dasarnya merupakan sumberdaya yang selain

    memiliki kedudukan strategis karena pengaruhnya terhadap segala

    kehidupan manusia juga merupakan salah satu sumberdaya yang memiliki sifat dan karakter yang unik dengan keistimewaannya yang

    dapat dipandang sebagai hasil, penghasil dan tempat (I Made Sandy, 1995 : 1). Tanah digunakan untuk tempat tinggal dan tempat berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidup. Tanah sebagai sumberdaya alam

    dan unsur ruang, disamping menjadi modal utama pembangunan yang merupakan kebutuhan pokok yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

    Kegiatan pembangunan yang saat ini sedang dilaksanakan

    semakin kompleks dengan semakin meningkatnya aktivitas

    kehidupan masyarakat. Hal tersebut berdampak meningkatnya

    kebutuhan terhadap tanah. Dalam memenuhi akan kebutuhan tersebut

    banyak terdapat kepentingan dari berbagai pihak yang dapat

    menimbulkan konflik kepentingan dari berbagai pihak, jika tidak dilakukan secara seimbang antara kepentingan pembangunan dan

    kepentingan masyarakat. Konflik tersebut dapat diminimalisir antara

  • 2

    lain jika setiap pemilik bidang tanah mempunyai jaminan kepastian hukum hak atas tanah berupa sertipikat.

    Dengan demikian keberadaan sertipikat dalam memberikan

    jaminan kepastian hukum hak atas tanah menjadi sangat penting. Fungsi utama sertipikat hak atas tanah adalah sebagai alat bukti

    kepemilikan hak atas tanah seseorang. Alat bukti lain misalnya akta

    jual beli, saksi-saksi, surat keterangan pemberian hak, letter C, girik, Petok D ataupun alat pembuktian lainnya seperti yang tercantum

    dalam Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

    Pendaftaran Tanah merupakan alat bukti sebagai alas hak untuk

    dilakukannya konversi hak atas tanah.

    Seperti yang ditegaskan pada peraturan perundangan bahwa

    sertipikat sebagai alat bukti yang kuat. Hal tersebut tertuang dalam

    Pasal 19 ayat (2) huruf c Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 (yang disebut UUPA) yang menyatakan bahwa pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Alat

    pembuktian tersebut dalam Pasal 1 butir (20) PP Nomor 24 Tahun 1997 disebutkan:

    Sertipikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan.

    Sebagai alat bukti yang kuat dalam hal ini berarti selama tidak ada alat

    bukti lain yang membuktikan sebaliknya, maka keterangan yang ada

  • 3

    dalam sertipikat harus dianggap benar dengan tidak perlu bukti

    tambahan.

    Sertipikat hak atas tanah yang dimiliki oleh masyarakat akan

    diperoleh dari kegiatan pendaftaran tanah yang dapat dilakukan

    dengan cara konversi, penegasan, dan pengakuan hak untuk tanah-

    tanah yang berasal dari hak milik adat, sedangkan untuk tanah negara

    dilakukan dengan cara pemberian hak. Jaminan kepastian hukum hak

    atas tanah yang diberikan dari sertipikat menjadikan keberadaan sertipikat sangat penting untuk dimiliki oleh setiap pemilik tanah.

    Namun kenyataan saat ini keberadaan akan pentingnya

    sertipikat masih belum terlalu diutamakan oleh masyarakat maupun

    masih terdapat adanya masyarakat yang belum memahami. Hal ini

    dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat mengartikan bukti pemilikan

    bidang tanah berupa letter C, girik, Pethuk ataupun alat pembuktian

    lama lainnya seperti yang tercantum dalam Pasal 24 Peraturan

    Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

    dianggap merupakan bukti kepemilikan yang sudah diakui legalitasnya

    oleh pemerintah. Hal tersebut sebenarnya hanya merupakan bukti

    kepemilikan awal sebagai landasan konversi penegasan pengakuan

    hak pada saat didaftarkan di Kantor Pertanahan.

    Sertipikat hak atas tanah adalah surat tanda bukti hak atas

    tanah yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dalam rangka pendaftaran tanah. Dalam penerbitan sertipikat yang dikeluarkan oleh

    Pejabat yang berwenang dalam pendaftaran tanah saat ini adalah

  • 4

    pejabat di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

    Pemerintah mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan bidang-bidang tanah di seluruh Indonesia yang tertuang dalam Pasal

    19 ayat (1) UUPA, yaitu: untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik

    Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan

    Pemerintah. Pendaftaran tanah yang dilakukan atas prakarsa dari

    Pemerintah adalah Pendaftaran tanah secara sistematik. Pendaftaran

    tanah jenis ini lebih diutamakan, hal ini disebabkan pendaftaran tanah dengan cara ini akan lebih mempercepat perolehan data mengenai

    bidang-bidang tanah yang akan didaftar. Namun karena pendaftaran

    tanah jenis ini prakarsanya datang dari pemerintah, sehingga memerlukan waktu untuk menyediakan dana, tenaga, serta peralatan-

    peralatan yang diperlukan. Pelaksanaannya pun harus didasarkan

    pada rencana kerja yang jangka waktunya agak panjang. Sehingga dalam pelaksanaan pendaftaran bidang-bidang tanah diseluruh

    Indonesia belum sepenuhnya terlaksana, hal tersebut dikarenakan

    terdapatnya kendala seperti keterbatasan dana yang dimiliki oleh

    Pemerintah.

    Meskipun Pemerintah mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan bidang-bidang tanah di seluruh Indonesia, namun hal

    tersebut tidak semata-mata merupakan kewajiban dari Pemerintah sepenuhnya. Peran serta masyarakat juga diperlukan dalam

  • 5

    pendaftaran tanah antara lain melalui pendaftaran tanah dengan

    inisiatif sendiri atau dikenal dengan pendaftaran tanah sporadik.

    Pelaksanaan pendaftaran tanah sporadik akan berhasil jika kesadaran masyarakat tinggi akan pentingnya sertipikat tanah untuk jaminan kepastian hukum hak atas tanah sangat dipengaruhi oleh faktor

    pendidikan, pendapatan, pengetahuan tentang sertipikat, waktu

    pembuatan sertipikat serta biaya pensertipikatan tanah

    Dengan demikian dalam penerbitan sertipikat dipengaruhi oleh

    tingkat kesadaran masyarakat yang tercermin dari perilaku dan

    keinginan masyarakat dalam mendaftarkan tanahnya di Kantor

    Pertanahan. Menurut Purwadarminta (1976: 650) suatu keinginan, perhatian, kesukaan atau kecenderungan hati pada sesuatu disebut

    sebagai minat. Jadi apabila masyarakat mempunyai minat yang tinggi

    terhadap sertipikat hak atas tanah, maka akan tercermin dari

    perilakunya untuk mensertipikatkan tanahnya.

    Namun kenyataannya tidak semua masyarakat mempunyai

    keinginan untuk mendaftarkan tanahnya, sehingga hal ini dapat

    menjadi salah satu penghambat dalam pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanah. Sebagai salah satu contoh yaitu Kecamatan

    Mandiraja Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Pada kecamatan ini berdasarkan data dari Kantor Pertanahan Kabupaten

    Banjarnegara pada tahun 2008 menunjukan bahwa jumlah bidang tanah yang sudah bersertipikat kurang lebih 7981 bidang tanah dari

    39.870 bidang tanah yang tersebar di 16 Desa. Hal ini berbeda dengan

  • 6

    Kecamatan Banjarnegara yang meskipun mempunyai luas daerah yang hampir sama namun menurut data dari Kantor Pertanahan

    Kabupaten Banjarnegara jumlah sertipikat kurang lebih 13.637 yang tersebar di 13 Desa.

    Berdasarkan data tersebut diketahui jumlah bidang tanah yang telah didaftarkan oleh masyarakat di Kecamatan Mandiraja lebih sedikit dibandingkan Kecamatan Banjarnegara. Dengan masih terdapat banyaknya bidang-bidang tanah yang belum didaftar, maka

    maka bidang-bidang tanah tidak ada jaminan kepastian hukum hak atas tanah. Sehingga hal tersebut dimungkinkan akan menimbulkan

    konflik pemilikan tanah di masa akan datang. Oleh karena itu menurut

    penulis hal ini menarik untuk diteliti lebih mendalam. Berdasarkan hal

    tersebut penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul: Minat Masyarakat terhadap Pensertipikatan Tanah di Kecamatan

    Mandiraja Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah

    dalam 2 (dua) pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. berapa besar minat masyarakat di Kecamatan Mandiraja dalam

    pensertipikatan tanah?

    2. berapa besar pengaruh faktor pendidikan, pendapatan,

    pengetahuan tentang sertipikat, waktu dan biaya pensertipikatan

  • 7

    tanah terhadap minat masyarakat untuk mensertipikatkan

    tanahnya?.

    C. Batasan Masalah

    1. Pensertipikatan tanah yang dimaksud adalah pensertipikatan tanah

    yang berasal dari tanah hak adat yang didaftarkan oleh masyarakat

    Kecamatan Mandiraja ke Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara;

    2. Kegiatan untuk memperoleh Sertipikat Tanah yang dimaksud

    dalam penelitian ini adalah kegiatan Pendaftaran Tanah untuk

    pertama kali secara. sporadik

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang akan dilakukan adalah:

    a. untuk mengetahui minat masyarakat dalam pensertipikatan

    tanah;

    b. untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi minat masyarakat

    dalam pensertipikatan tanah.

    2. Kegunaan penelitian

    a. untuk diri sendiri (penulis), menambah pengetahuan di bidang pertanahan mengenai minat masyarakat terhadap

    pensertipikatan tanah;

  • 8

    b. penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada

    Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam

    mengambil kebijakan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap pensertipikatan tanah miliknya;

    c. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran

    hukum masyarakat, khususnya tertib hukum pertanahan

    sangatlah penting dalam menunjang pembangunan hukum dan pembangunan nasional.

    d. dapat dipublikasikan dan digunakan sebagai bahan pustaka

    pada Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta;

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Pendaftaran Tanah

    Adanya anggapan bahwa bidang tanah yang telah terdaftar

    di kantor desa yang tercatat dalam register A, B ataupun C yang

    diadministrasikan oleh sekretaris desa sudah merupakan bukti

    kepemilikan tanah yang sah atau kuat. Bukti yang berupa petuk

    atau Girik atau letter C dianggap penduduk merupakan bukti yang

    kuat. Bahkan pembayaran pajak tanah dari IPEDA atau Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dianggap merupakan pengakuan akan eksistensi dari pembayarnya sebagai pemilik yang sah dari bidang

    tanah yang terkena pajak tersebut. Bahkan terdapat tradisi atau sistem norma di masyarakat bahwa kepastian atas status tanah

    tidak berdasarkan atas surat atau sertipikat, tetapi atas pengakuan

    dari komunitas. Setiap warga masyarakat mengetahui status tanah

    yang ada dikomunitasnya (Sarjono Jatiman dalam Seminar Nasional Pertanahan,1996:135 dalam Suharno : 2001 : 22).

    Letter A, B atau C hanya merupakan bukti awal dan belum

    merupakan bukti yang sah dan kuat atas kepemilikan bidang tanah.

    Petuk atau girik atau letter merupakan pengakuan dari desa dalam

    bentuk pengadministrasikan bidang-bidang tanah yang harus

  • 10

    ditindak lanjuti dengan didaftarkan hak tanahnya di Kantor Pertanahan tempat bersangkutan bertempat tinggal.

    Letter A merupakan di simpan di kantor desa yang

    berisikan bidang tanah negara termasuk tanah milik sultan dan

    milik pakualaman, tanah kas desa, dan tanah yang dimiliki oleh

    rakyat. Letter B mengadminisrasikan jumlah pemilikan tanah dalam tiap-tiap persilnya dilengkapi dengan ukuran-ukuran yang dibuatkan

    peta repartisi yang menggambarkan kepemilikan tanah tiap-tiap

    persilnya. Sedangkan letter C khusus mengadministrasikan

    kepemilikan tanah yang dimiliki oleh setiap warga beserta

    perubahannya. Kutipan letter C diberikan kepada penduduk pemilik

    tanah sebagai bukti awal atas kepemilikan bidang tanahnya. Letter

    E merupakan tanda hak milik sementara atas bidang tanah yang

    belum dilengkapi dengan surat ukur yang disebut juga sertipikat sementara. Sedangkan letter D merupakan tanda hak milik atas

    tanah yang memuat satu bidang tanah yang disertai surat ukurnya.

    Letter D merupakan pengecualian dengan daerah-daerah lain di

    wilayah Indonesia karena DIY merupakan daerah istimewa dan

    UUPA baru berlaku pada tahun 1984, untuk daerah lain telah

    berlaku sejak tahun 1960. Menurut Boedi Harsono (2003: 72) pengertian pendaftaran

    tanah adalah:

    Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Negara/Pemerintah secara terus menerus dan teratur, berupa pengumpulan keterangan atau data tertentu

  • 11

    mengenai tanah-tanah tertentu, yang ada di wilayah-wilayah tertentu, pengolahan, penyimpanan dan penyajiannya bagi kepentingan rakyat, dalam ranka memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, termasuk penerbitan tanda-buktinya dan pemeliharaannya.

    Pendaftaran tanah merupakan salah satu kegiatan yang

    dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum kepada pemilik tanah.

    Pendaftaran tanah merupakan kegiatan yang sangat

    penting untuk mengetahui status dan kedudukan hukum suatu

    obyek maupun subyek hak atas tanah. Seperti yang dikemukakan

    Effendi Perangin (1986 : 95) bahwa: Dengan diselenggarakannya pendaftaran tanah maka pihak-pihak yang bersangkutan dengan mudah mengetahui status hukum daripada tanah yang dihadapi, letak, luas, batas-batasnya, siapa yang empunya dan beban apa. yang ada diatasnya.

    Sebagai tanda bukti bahwa suatu obyek dan subyek hak

    atas tanah mempunyai jaminan kepastian hukum, pemerintah akan memberikan tanda bukti jaminan kepastian hukum yang berupa sertipikat.

    Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yan terdaftar, agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. Untuk itu kepada pemegang haknya diberikan sertipikat sebagai surat tanda buktinya (Boedi Harsono, 1999:458).

    Dalam Pasal 19 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) telah disebutkan bahwa :

  • 12

    (1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik

    Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur

    dengan Peraturan Pemerintah

    (2) Pendaftaran tanah tersebut dalam ayat 1 Pasal ini meliputi: a. Pengukuran, perpetaan, dan pembukuan tanah

    b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak

    tersebut

    c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku

    sebagai alat pembuktian yang kuat.

    (3) Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas

    ekonomi serta kemungkinan penyelenggaraan, menurut

    pertimbangan Menteri Negara

    (4) Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan dengan pendaftaran termasuk dalam ayat

    (1), dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya tersebut.

    Sedangkan yang ditujukan kepada pemegang hak yang bersangkutan dengan maksud untuk memperoleh mengenai

    kepastian haknya telah diatur dalam Pasal 23 yaitu :

    (1) Hak milik, demikian pula setiap peralihannya, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus

  • 13

    didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud

    dalam pasal 19

    Pasal 32 yaitu :

    (1) Hak guna usaha, termasuk syarat-syarat pemberiannya demikian pula setiap peralihan dan penghapusan hak

    tersebut, harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan

    yang dimaksud dalam pasal 19

    Pasal 38 yaitu:

    (1) Hak guna bangunan, termasuk syarat-syarat pemberiannya, demikian juga setiap peralihan dan hapusnya hak tersebut harus didaftarkan menurut

    ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam pasal 19.

    Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

    Pendaftaran Tanah, Pasal 3 menyebutkan pendaftaran tanah itu

    bertujuan : a. Untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum

    kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan

    rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar dengan

    mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak

    yang bersangkutan;

    b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang

    berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah

    dapat memperoleh data yang diperlukan dalam

  • 14

    mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang

    tanah dari satuan rumah susun yang sudah terdaftar;

    c. Untuk terselenggarakannya tertib administrasi pertanahan.

    Obyek pendaftaran tanah itu menurut Peraturan

    Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 Pasal 9 ayat (1) meliputi : a. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak

    guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai

    b. Tanah hak pengelolaan

    c. Tanah wakaf

    d. Hak milik atas satuan rumah susun

    e. Hak tanggungan

    f. Tanah Negara

    Adapun kegiatan pendaftaran tanah dapat dilakukan

    dengan 2 (dua) cara, yaitu secara sistematik dan secara sporadik. Pendaftaran tanah sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah

    untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak, yang meliputi

    semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah

    atau bagian wilayah suatu desa atau kelurahan. Sedangkan

    Pendaftaran Tanah sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah

    untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek

    pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa

    atau kelurahan secara individual atau massal yang dilakukan atas

    permintaan pemegang atau penerima hak atas tanah yang

    bersangkutan.

  • 15

    Dalam pasal 19 ayat (4) UUPA (Budi Harsono, 1992 : 11) menetapkan bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari

    ketentuan membayar biaya pendaftaran tanah. Ketentuan ini tidak

    dilaksanakan dilapangan. Mayoritas pemilik tanah di pedesaan

    dengan pendapatan yang relatif rendah tidak mampu

    mensertipikatkan tanahnya. Biaya pensertipikatan tanah oleh

    masyarakat dianggap mahal. Sikap penduduk terhadap biaya

    pensertipikatan tanah, oleh penduduk dipahami sebagai kesadaran

    subyektif (Ritzer, 1985 : 55). Kesadaran subyektif timbul sebagai sifat aktif dan kreatif individu dalam memahami sesuatu.

    Pada prinsipnya pemerintah lebih menitikberatkan pada

    pendaftaran tanah sistematik, namun karena keterbatasan dana,

    peralatan, dan tenaga maka pelaksanaannya dimungkinkan pula

    dengan pendaftaran tanah sporadik. Pendekatan sporadik bersifat

    pasif dengan menunggu masyarakat yang datang ke kantor

    pertanahan untuk mendaftarkan tanahnya dan biaya sepenuhnya

    ditanggung oleh pemilik bidang tanah. Sedangkan pendekatan

    sistematik bersifat aktif, pemerintah dalam hal ini petugas kantor

    pertanahan mendatangi masyarakat di suatu desa dengan

    memetakan secara lengkap desa tersebut dan mensertipikatkan

    semua bidang tanah yang ada yang sedang tidak dalam masalah,

    dan dengan biaya yang relatif murah karena sebagian besar

    subsidi oleh pemerintah.

  • 16

    Menurut Soemardjono 1989 dalam Suharno (2001:28) mengatakan bahwa bagi seseorang yang tidak mempunyai

    kepentingan mendesak yang mengharuskan untuk mendaftarkan

    tanahnya, dan tahu bahwa walaupun tanahnya tidak didaftarkan

    tidak ada sanksinya, ditambah lagi dengan adanya biaya yang

    dianggap relatif mahal dan penyelesaiannya dianggap dalam waktu

    cukup lama dan tidak jelas, akan membuat seseorang cenderung untuk tidak melakukan pendaftaran tanah. Seseorang tidak

    mempunyai motif untuk mensertipikatkan tanahnya dengan kata

    lain masyarakat kurang berkeinginan untuk mensertipikatkan tanah

    yang dimiliki.

    Sertipikat hak atas tanah yang merupakan hasil akhir dari

    kegiatan Pendaftaran tanah berfungsi sebagai alat pembuktian.

    Sehingga dengan adanya sertipikat maka dapat dikatakan bawa

    suatu hak atas tanah sudah memiliki jaminan kepastian hukum.

    2. Minat Masyarakat terhadap Pensertipikatan Tanah

    a. Pengertian Minat

    Pengertian minat adalah suatu keinginan, perhatian,

    kesukaan atau kecenderungan hati pada sesuatu

    (Purwadarminta, 1976 : 650). Sedangkan menurut Suwarno (1987 : 184), minat seseorang tersirat dan terpadu dalam motif dan motivasinya bersama-sama dengan komponen lain seperti

  • 17

    kemampuan (biaya), pengetahuan, waktu, kondisi sosial dan kebutuhan individual.

    Pengertian motif menurut Walgito (1990:142) adalah suatu kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang

    menyebabkan orang tersebut bertindak atau berbuat sesuatu.

    Dorongan ini tertuju pada sesuatu tujuan tertentu. Namun adapula perbuatan yang tidak didorong oleh motif, di mana

    perbuatan itu berlangsung secara otomatis.

    Salah satu jenis motif yang dikemukakan oleh Woodworth and Marquis dalam Walgito (1990:152) adalah motif obyektif (obyektive motives) yaitu :

    motif untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap orang-orang atau benda-benda misalnya motif eksplorasi, motif manipulasi, minat. Minat merupakan motif yang tertuju kepada sesuatu yang khusus. Telah dikemukakan bahwa bila individu telah mempunyai minat terhadap sesuatu, maka perhatiannya akan dengan sendirinya tertarik kepada objek tersebut.

    Sedangkan pengertian motivasi secara umum sering

    diartikan sebagai :

    sesuatu yang ada pada diri seseorang yang dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Dengan kata lain motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam wujud niat, harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai. Motivasi ada dalam diri manusia terdorong oleh karena adanya : (1) Keinginan untuk hidup; (2) Keinginan untuk memiliki sesuatu; (3) Keinginan akan kekuasaan; (4) Keinginan akan adanya pengakuan. Sehingga secara singkat, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang dapat dicapai dengan perilaku tertentu dalam suatu usahanya. (http://niasbarat.org Powered by Joomla! Generated: 12 March, 2008)

  • 18

    Menurut Siagian (1995:142) terdapat tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan yang merupakan segi pertama dari motivasi, timbul

    dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan

    dalam dirinya. Kedua, dorongan yang merupakan usaha

    pemenuhan kekurangan yang terarah. Berorientasi pada

    tindakan pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan

    oleh seseorang. Dorongan dapat bersumber dari dalam diri

    seseorang dan dapat pula bersumber dari luar diri orang

    tersebut. Ketiga adalah tujuan yang merupakan segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan.

    Dengan pencapaian tujuan berarti mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang sehingga mengurangi atau

    bahkan menghilangkan dorongan tertentu untuk berbuat

    sesuatu.

    Dengan demikian pengertian minat, motif dan motivasi

    pada dasarnya mempunyai suatu kesamaan yaitu adanya suatu

    keinginan untuk melakukan sesuatu.

    b. Minat Masyarakat terhadap Pensertipikatan Tanah

    Dengan adanya minat masyarakat untuk mendaftarkan

    tanahnya, maka secara tidak langsung akan membantu

  • 19

    pemerintah dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum hak atas tanah bagi para pemiliknya.

    Minat untuk mendaftarkan tanah tersirat di dalam

    motivasi seseorang untuk mensertipikatkan tanahnya. Minat

    seseorang dalam mensertipikatkan tanahnya dipengaruhi oleh

    beberapa faktor seperti yang diungkapkan Suharno (2002 : 3) bahwa:

    Individu akan mempunyai minat apabila telah mendapat pengetahuan yang baik yang berasal dari lingkungannya, media massa, maupun penyuluhan-penyuluhan (faktor eksternal) serta faktor-faktor dalam diri individu yang bersangkutan (faktor interal) yang meliputi (1)umur, (2) jumlah anak (3) jumlah bidang tanah (4) luas tanah (5) pendapatan (6) pendidikan (7)pengetahuan (8) pekerjaan.

    Jadi minat untuk mensertipikatkan tanah akan dipengaruhi oleh

    pengetahuan dari masyarakat yang diperoleh dari lingkungan,

    media massa dan penyuluhan, serta faktor dari dalam diri

    manusianya.

    Minat untuk memiliki sertipikat akan didasari oleh suatu

    tujuan tertentu dimana hal ini yang mendorong seseorang untuk segera mensertipikatkan tanahnya. Dorongan ini mungkin timbul

    dikarenakan suatu kebutuhan seseorang akan sertipikat tanah

    atau karena seseorang tersebut sangat mengerti akan

    keuntungan dan manfaat jika bidang tanahnya telah bersertipikat.

    Sebagai alat pembuktian, sertipikat berbeda dengan alat bukti lain:

  • 20

    Beda sertipikat dengan alat bukti lain adalah bahwa sertipikat ditegaskan oleh peraturan perundangan sebagai alat bukti yang kuat. Kuat dalam hal ini berarti selama tidak ada alat bukti lain yang membuktikan ketidakbenarannya maka keterangan yang ada dalam sertipikat harus dianggap benar dengan tidak ada bukti tambahan, sedangkan alat bukti ini hanya dianggap sebagai bukti permulaan harus dikuatkan oleh alat bukti yang lain (Effendi Perangin, 1990 : 2).

    Sertipikat hak atas tanah merupakan alat pembuktian yang kuat

    selama tidak ada alat bukti lain yang membuktikan

    ketidakbenaran dari keterangan yang terdapat pada sertipikat.

    Sebagai alat pembuktian yang kuat terhadap pemegang hak

    atas tanah, serta diakuinya oleh peraturan perundangan, maka

    kepada pemegang hak atas tanah di Indonesia seharusnya

    berusaha agar setiap bidang tanah yang dimiliki atau dikuasai

    didaftarkan di Kantor Pertanahan untuk memperoleh sertipikat.

    Seseorang yang mempunyai pengetahuan mengenai

    pensertipikatan tanah, yaitu mengenai tujuan dan manfaat sertipikat, maka akan secara langsung atau tidak langsung akan

    membentuk dirinya suatu serapan, pengetahuan, dan

    pemahaman yang dimilikinya, akan menimbulkan suatu

    rangsangan minat mensertipikatkan tanah.

    Tingkat pengetahuan seseorang biasanya terkait erat

    dengan tingkat pendidikan, keduanya memiliki hubungan positif.

    Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang biasanya semakin

    tinggi pula pengetahuan serta tingkat kesadaran seseorang.

    Tingkat pendidikan masyarakat yang memadai akan

  • 21

    memberikan kesadaran yang lebih tinggi dan memudahkan bagi

    pengembangan identifikasi terhadap tujuan pembangunan yang dimungkinkan dalam melaksanakan peraturan perundangan

    yang berlaku, termasuk peraturan-peraturan hukum pertanahan,

    sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan

    masyarakat pedesaan yang relatif masih rendah berpengaruh

    terhadap minat mereka dalam upaya pensertipikatan tanah.

    Menurut Teori kebutuhan oleh Abraham Maslow yang

    menyatakan bahwa bagi kelompok masyarakat dengan

    pendapatan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, mereka

    baru mencapai tahap pemenuhan kebutuhan dasar (basic need). Sedangkan bagi kelompok masyarakat dengan pendapatan tinggi, mereka telah mencapai tahap pemuasaan

    kebutuhan keamanan (Security). Berkaitan dengan hal tersebut, maka pendapatan dapat dihubungkan dengan rasa aman

    termasuk mengamankan bidang tanahnya. (Suharno, 2001: 19). Sehingga faktor pendapatan akan berpengaruh terhadap

    tingkah laku masyarakat untuk mensertipikatkan tanahnya

    terkait dengan pemenuhan kebutuhan keamanan akan tanah.

    Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap minat

    masyarakat di antaranya adalah waktu pembuatan sertipikat,

    dan biaya pembuatan sertipikat. Dalam pensertipikatan tanah

    biaya sangat terkait dengan tingkat ekonomi masyarakat karena

    dalam pengurusan sertipikat memerlukan biaya yang tidak

  • 22

    sedikit, sehingga biaya akan sangat berpengaruh dalam

    mensertipikatan tanah. Karena didalam mensertipikatkan

    tanahnya masyarakat akan mengeluarkan biaya yang tidak

    sedikit. Sehingga dikalangan masyarakat masih timbul

    anggapan bahwa hanya orang-orang yang mampu saja yang dapat mensertipikatatkan tanahnya. Hal ini selaras dengan

    penjelasan Effendi Perangin (1986:9) : Untuk memperoleh sertipikat hak atas tanah diperlukan usaha, waktu dan biaya. Usaha yaitu berupa memohon sertipikat, dan mempersiapkan syarat-syarat yang diperlukan, menghadap pejabat tertentu, semua itu memerlukan waktu yang cukup banyak.

    Begitu pula yang diungkapkan oleh Suharno (2003:21) selain itu pemerintah telah banyak melakukan reformasi

    dibidang peraturan perundangan termasuk tata cara yang lebih

    sederhana dan penurunan biaya sertipikasi dengan harapan

    masyarakat tidak direpotkan dengan tata cara sertipikasi yang

    berbelit belit dan dengan biaya terjangkau.

    B. Kerangka Pemikiran

    Keterbatasan tanah dapat menimbulkan konflik pemilikan

    tanah di masyarakat seperti persengketaan batas tanah, penipuan surat

    pemilikan tanah dan penggarapan tanah dengan tanpa seijin dari yang berhak sedangkan keberadaan tanah itu sendiri relatif tetap. Untuk

    menghindari atau mengantisipasi timbulnya permasalahan tanah

    dimasa yang akan datang, tanah yang dimiliki masyarakat harus

  • 23

    mempunyai jaminan kepastian hukum hak atas tanah dengan didaftarkan ke Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Tanah yang telah

    didaftar tersebut diberi alat bukti (sertipikat) sebagai alat bukti yang kuat kepemilikan hak atas tanah.

    Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997

    penyelenggaraan pendaftaran tanah dapat dilakukan dengan dua cara

    yaitu secara sistematik dan sporadik. Dalam kegiatan pendaftaran

    tanah secara sporadik dipengaruhi tingkat motivasi masyarakat yang

    mendorong dengan penuh kesadaran untuk mensertipikatkan tanahnya

    dan peranan dari Kantor Pertanahan. Kebutuhan masyarakat untuk

    memperoleh sertipikat agar mendapat jaminan kepastian hukum didorong oleh motivasi yang ada dalam dirinya. Sedangkan minat

    tersirat dalam motivasi seseorang untuk mensertipikatkan tanahnya.

    Minat seseorang untuk mensertipikatkan tanahnya dipengaruhi oleh

    beberapa faktor di antaranya tingkat pendidikan, pendapatan,

    pengetahuan tentang sertipikat tanah, waktu pembuatan sertipikat

    ataupun biaya pembuatan sertipikat. Untuk lebih memperjelas pemikiran di atas, maka dapat dilihat pada bagan alir kerangka

    pemikiran berikut ini:

  • 24

    BAGAN ALIR KERANGKA PEMIKIRAN

    PAP LMPD

    Keterangan

    diteliti

    tidak diteliti

    Pendaftaran Tanah

    Sistematik Sporadik

    PAP LMPDP Prona Swadaya

    Massal Swadaya

    Rutin

    Internal

    1. Pendidikan

    2. Pendapatan

    3. Pengetahuan tentang sertipikat

    Eksternal

    1. Waktu pembuatan sertipikat

    2. Biaya pembuatan sertipikat

    Minat Masyarakat dalam Pensertipikatan Tanah

    Faktor yang mempengaruhi minat masyarakat

  • 25

    C. Hipotesis

    Dalam kaitannya dengan perumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran yang dikemukakan, maka

    Penyusun mempunyai hipotesis sebagai berikut:

    1. minat masyarakat untuk mensertipikatkan tanah di Kecamatan

    Mandiraja Kabupaten Banjarnegara masih rendah; 2. bahwa pendidikan, pendapatan, pengetahuan tentang sertipikat,

    waktu pembuatan sertipikat, dan biaya pembuatan sertipikat

    merupakan faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam

    mendaftarkan tanahnya di Kantor Pertanahan.

  • 26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian survai dengan pendekatan explanatory. Penelitian survai adalah

    penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan

    menggunakan kuesioner sebagai pengumpul data yang pokok (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989:3). Kuesioner sebagai pengumpul data yang pokok dibagikan kepada responden yang

    merupakan sampel dari suatu populasi. Sedangkan yang dimaksud

    dengan pendekatan explanatory yaitu menjelaskan hubungan kausal dari pengujian hipotesis. Penulis bermaksud menjelaskan hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

    B. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara, hal ini berdasarkan pertimbangan: 1. belum pernah dilakukan penelitian yang sama di daerah tersebut;

    2. masih banyak terdapatnya bidang-bidang tanah yang belum

    didaftarkan oleh pemiliknya.

    3. Menurut data dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara jumlah bidang tanah yang bersertifikat sebesar 20 %.

  • 27

    C. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1996:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik tanah di Kecamatan Mandiraja yang mempunyai bidang tanah, baik yang sudah mensertipikatkan tanahnya maupun yang belum

    mensertipikatkan satupun bidang tanahnya. Jadi populasi berjumlah 39.870 pemilik bidang tanah yang ada di Kecamatan Mandiraja.

    D. Sampel

    Pada dasarnya yang dimaksud dengan teknik pengambilan

    sampel adalah suatu cara untuk mengambil anggota sampel yang

    representatif terhadap keseluruhan populasi. Sampel adalah

    sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998 : 117). Dalam pengambilan sampel menggunakan cara purposive sampling dengan pertimbangan dapat mewakili seluruh anggota

    populasi yang ada . Pada penelitian ini, pengambilan sampel dibagi

    menjadi dua tahap yaitu : (1) sampel wilayah (Area Sampilng), (2) sampel perorangan. Teknik pengambilan sampel dijelaskan sebagai berikut :

    1. Sampel Wilayah (Area Sampling) Teknik pengambilan sampel ini didahulukan dengan memilih

    (empat) Desa dari 16 (enambelas) Desa yang ada di wilayah Kecamatan Mandiraja. Desa yang telah dipilih sebagai sampel

  • 28

    yaitu sebanyak 4 (empat) desa dengan pertimbangan jumlah desa yang memiliki sertipikat sedikit diantara desa-desa lainnya dengan

    persentase jumlah bidang tanah yang sudah bersertipikat di bawah 10%. Desa yang dipilih untuk diambil sampelnya adalah :

    a. Desa Jalatunda dengan persentase tanah yang sudah

    bersertifikat sebesar 2% dari jumlah bidang yang ada atau 48 sertipikat tanah dari 2410 bidang tanah di Desa Jalatunda.

    b. Desa Kaliwungu, dengan persentase tanah yang sudah

    bersertifikat sebesar 4% dari jumlah bidang yang ada atau 117 sertipikat tanah dari 3095 bidang tanah di Desa Kaliwungu.

    c. Desa Glempang dengan persentase tanah yang sudah

    bersertifikat sebesar 8% dari jumlah bidang yang ada atau 293 sertipikat tanah dari 3777 bidang tanah di Desa Glempang.

    d. Desa Salamerta, dengan persentase tanah yang sudah

    bersertifikat sebesar 9% dari jumlah bidang yang ada atau 232 sertipikat tanah dari 2593 bidang tanah di Desa Salamerta.

    2. Sampel perorangan

    Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara

    memilih pemilik tanah dari keempat desa yang telah ditetapkan

    menjadi sampel area diatas. Sampel perorangan ini diambil secara acak (Random Sampling). Dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah

    30 (Pabundu Tika, 2005 :25). Jadi sampel yang akan diambil adalah sebagian dari anggota masyarakat baik yang sudah

  • 29

    mensertipikatkan tanahnya ataupun yang belum sejumlah 60 responden. Sampel tersebut diambil 2 (dua) kali lipat untuk lebih meyakinkan.

    A. Variabel Penelitian

    Variabel yang mempengaruhi minat masyarakat dalam

    mensertipikatkan tanahnya adalah:

    1. pendidikan (X1); 2. pendapatan (X2); 3. pengetahuan tentang sertipikat (X3); 4. waktu pembuatan sertipikat (X4); 5. biaya pensertipikatan tanah (X5).

    B. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

    1. Data Primer

    Data Primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti di

    lapangan dengan alat kuesioner yang diberikan kepada

    responden, yaitu :

    a. Identitas pemohon, terdiri dari nama, umur, jenis kelamin dan alamat;

    b. Pendidikan formal terakhir pemohon

  • 30

    c. Pendapatan bersih yang diperoleh dari mata pencaharian

    utama kepala keluarga dan anggota keluarga, termasuk

    pendapatan sampingan tiap satu bulan dalam bentuk apapun

    d. Pengetahuan masyarakat mengenai arti penting sertipikat hak

    atas tanah

    e. Waktu pembuatan sertipikat yang digunakan masyarakat untuk

    mendaftarkan tanahnya melalui pendaftaran tanah pertama

    kali.

    f. Biaya pembuatan sertipikat yang harus dikeluarkan oleh

    masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya di Kantor

    Pertanahan Kabupaten Banjarnegara. 2. Data Sekunder

    Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

    berupa dokumen, arsip yang terkait dengan penelitian ini yaitu

    berasal dari Kantor Pertanahan Kabupaten dan Kantor Kecamatan

    /Instansi terkait.

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh Penyusun dalam

    penelitian ini adalah :

    1. Kuesioner/Angket

    Teknik pengumpulan data dengan cara membagikan kuisioner

    pada para responden guna memperoleh informasi yang akurat

    berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penyusun.

  • 31

    Penggunaan alat kuesioner dilakukan untuk pengumpulan data

    primer, hal ini dimaksudkan agar data-data yang diperoleh dengan

    kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya dapat menghemat

    biaya, waktu serta tenaga .

    2. Studi Pustaka

    Pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku berkaitan dengan permasalahan yang Penyusun teliti.

    3. Studi dokumen

    Pengumpulan data yang dilakukan dengan memperoleh dari data

    arsip, dokumen dan catatan-catatan yang berhubungan dengan

    masalah penelitian. Data tersebut diperoleh dari Kantor

    Pertanahan dan Instansi terkait.

    D. Teknik Analisis Data

    Analisis Data adalah proses penyederhanaan data ke dalam

    bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun dan Effendi, 1995 : 263). Teknik analisis data dilaksanakan dengan menggunakan analisis statistik regresi berganda (Multiple Regression).

    Teknik analisis regresi berganda digunakan untuk

    menjelaskan hubungan antara satu dependent variable dengan dua atau lebih independent variable. (Suharsimi Arikunto, 1996 : 286). Data kualitatif yang diperoleh dari wawancara akan diubah menjadi data kuantitatif, dengan ukuran ordinal untuk variabel minat terhadap

  • 32

    pensertipikatan tanah dan pengetahuan tentang arti penting

    sertipikat.

    Tingkat ukuran ordinal banyak digunakan dalam penelitian sosial terutama untuk mengukur kepentingan,sikap atau persepsi.melalui pengukuran ini peneliti dapat meneliti respondennya kedalam urutan rangking atas dasar sikapnya pada objek atau tindakan tertentu,(Masri Singarimbun dan Sofian Effendi,1989:102). Sedangkan untuk variabel tingkat pendidikan, dan

    pendapatan yang dimiliki menggunakan skala rasio.

    Skala Rasio merupakan pengukuran yang paling tinggi. Skala rasio adalah hasil pengukuran untuk nilai sesungguhnya bukan kategori seperti pada skala nominal, ordinal ataupun interval. (Wahana Komputer, 2003 : 9).

    Untuk memperjelas metode pengukuran dari tiap variabel yang telah dijelaskan atas,maka dapat diperinci sebagai berikut: 1. Variabel Y = Minat masyarakat

    a. Untuk minat masyarakat terdiri dari 8 (delapan) pertanyaan dan setiap pertanyaan diberikan 3 alternatif jawaban

    b. Dari tiga alternatif jawaban tersebut diberikan skor sebagai berikut:

    1) Bila jawaban a,diberi skor 3. 2) Bila jawaban b,diberi skor 2. 3) Bila jawaban c,diberi skor 1.

    c. Hasil dari skoring tersebut kemudian dijumlahkan yang kemudian dilakukan penggolongan yang terdiri dari 3 kriteria,

    yaitu :

    1) Jumlah skor 8-12 kriteria rendah.

  • 33

    2) Jumlah skor 13-18 kriteria sedang. 3) Jumlah skor 19-24 kriteria tinggi.

    2. Variabel X1 = Tingkat pendidikan.

    Banyaknya pertanyaan untuk variabel tingkat pendidikan ini

    adalah sebanyak 1 (satu) pertanyaan dengan alternatif 5 (lima) jawaban. Masri Singaribun dan Sofian Effendi (1987:272) menyebutkan bahwa untuk variabel tingkat pendidikan sering

    digunakan penggolongan sebagai berikut :Tingkat sekolah dan SD

    tidak tamat (0-5 tahun), Tamat SD (6-8 tahun), Tamat SLTA (12 tahun keatas). Berdasarkan uraian diatas dapat ditentukan skala rasio untuk tingkat pendidikan sebagai berikut : Tidak sekolah

    (skor.0), Tamat SD (skor.1), Tamat SLTP (skor.2), Tamat SLTA (skor.3), Sarjana (skor.4).

    3. Variabel X2 = Pendapatan

    Diajukan 2 (dua) pertanyaan secara langsung kepada responden. Untuk mengukur pendapatan bersih didapatkan dari pendapatan

    dan pengeluaran dari responden.

    4. Variabel X3 = Pengetahuan tentang arti penting sertipikat

    a. Untuk pengetahuan tentang arti penting sertipikat terdiri dari 6

    (enam) pertanyaan dan setiap pertanyaan diberikan 3 alternatif jawaban.

    b. Dari 3 alternatif jawaban tersebut diberikan skor sebagai berikut: 1) Bila jawaban a, diberi skor 3 2) Bila jawaban b, diberi skor 2.

  • 34

    3) Bila jawaban c, diberi skor 1. c. Hasil dari skoring tersebut kemudian dijumlahkan yang

    kemudian dilakukan penggolongan yang terdiri dari 3 kriteria,

    yaitu :

    1) Jumlah skor 6 9 kriteria tidak mengetahui 2) Jumlah skor 10 13 kriteria kurang mengetahui 3) Jumlah skor 14 18 kriteria mengetahui

    5. Variabel X4 = waktu pembuatan sertipikat

    Diajukan pertanyaan secara langsung kepada responden dengan 3 (tiga) alternatif jawaban.

    6. Variabel X5 = Biaya Pembuatan Sertipikat

    Diajukan pertanyaan secara langsung pada responden mengenai besarnya biaya sertipikat yang dikeluarkan dalam pengurusan

    sertipikat.

    Adapun analisis data dengan menggunakan teknik analisis

    regresi berganda dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

    1. Uji Parsial (t) Uji parsial (t) ini digunakan untuk menelusuri pengaruh secara parsial signifikan variabel-variabel bebas yaitu tingkat pendidikan,

    pendapatan, pengetahuan tentang arti penting sertipikat, waktu dan

    biaya pensertipikatan tanah terhadap variabel terikat yaitu minat

    masyarakat dengan rumus dan hipotesis statistik sebagai berikut:

    Hipotesis Statistik

    Ho = Bi = 0

    Hi = Bi 0

  • 35

    Rumus Uji t

    ..(1)

    Keterangan

    Bi = Koefisien Regresi

    SBi = Simpangan Baku Bi ke i

    Kaidah Keputusan untuk pengujian hipotesis yang digunakan adalah = 0,05 atau taraf nyata 95 %.

    H i diterima apabila :

    - t Hitung < - t Tabel atau t Hitung > t Tabel atau Sig t < = 0,05

    H o diterima apabila :

    - t Hitung > - t Tabel atau t Hitung < t Tabel atau Sig t > = 0,05

    2. Uji Keseluruhan (F) Uji Keseluruhan (F) ini digunakan untuk menguji variabel bebas yang meliputi variabel pendidikan, pendapatan, pengetahuan

    tentang arti penting sertipikat, waktu dan biaya pensertipikatan

    tanah secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap

    variabel terikat yaitu minat masyarakat dalam pensertipikatan tanah

    yang secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Artinya H0 diterima, yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan tidak ada variabel yang berpengaruh secara nyata.

    t = Bi

    SBi

    H0 : B 1 = B 2 = B3 = B 4 = B5 = 0 0

  • 36

    Artinya Hi diterima, yang menunjukkan bahwa ada variabel bebas yang berpengaruh secara nyata.

    Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan kriteria uji statistik (F) sebagai berikut:

    . (2) Keterangan: R = Koefisien Determinan k = Banyaknya variabel bebas 1 = Bilangan Konstanta N = Banyaknya sampel Dari kriteria uji tersebut, kaidah keputusannya adalah sebagai berikut :

    > F 0,05 = ada variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan

    F Hitung F 0,05 = tidak ada variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan

    3. Koefisien Korelasi

    Koefisien Korelasi merupakan alat statistik dimana digunakan untuk

    membandingkan hasil pengukuran 2 (dua) variabel yang berbeda

    Hi : B 1 0

    F = R / k

    ( 1 - R) / (N k 1)

  • 37

    agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel

    ini. (Suharsimi Arikunto, 1996 : 246 ) Besar nilai koefisien korelasi ( R ) dalam penelitian ini dapat diketahui dari penerapan rumus sebagai berikut :

    R = b 1.yX 1 + b 2.yX 2 b 3yX 3 + b 4.yX 4+ b 5.yX 5

    y

    Keterangan:

    R = Koefisien Korelasi

    b (1,2,3,4,5) = Koefisien Regresi Tiap Variabel Bebas yX (1,2,3,4,5) = Hasil Perhitungan dari Nilai Skor Deviasi

    4. Koefisien Determinasi ( R ) Koefisien Determinasi digunakan untuk mencari nilai besarnya

    sumbangan variabel-variabel bebas dalam persamaan regresi

    dalam menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi yang semakin mendekati 1, maka garis tersebut semakin baik, yang

    berarti variabel bebas semakin berpengaruh terhadap variabel

    terikat.

    5. Persamaaan Garis Regresi

    Persamaaan Garis Regresi merupakan persamaan garis yang

    terbentuk antara variabel bebas dengan variabel terikat dari hasil

    pengolahan data.

    Persamaan garis regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:

  • 38

    Keterangan:

    Y = Variabel Terikat (Kriterium) a = Konstanta (bilangan tetap) b (1,2,3,4) = Besarnya Koefisien Regresi X (1,2,3,4) = Variabel bebas (Prediktor) Dalam penelitian ini:

    Y = Minat masyarakat terhadap pensertipikatan

    tanah

    X1 = Tingkat Pendidikan

    X2 = Pendapatan

    X3 = Pengetahuan tentang arti penting sertipikat

    X4 = Waktu pembuatan sertipikat tanah

    X5 = Biaya pensertipikatan tanah

    Semua perhitungan untuk menguji hipotesis dilaksanakan dengan komputer dengan program SPSS ( Statistic Package for Social Sciencies).

    Y = a + b 1 X 1+ b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5

  • 39

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

    A. Keadaan Fisik Wilayah

    1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

    Kecamatan Mandiraja merupakan salah satu dari 20 (duapuluh) Kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kecamatan Mandiraja terletak diantara 1092720 BT 1093245 BT dan 72630 LS

    73125 LS dengan batas-batas wilayah administrasi adalah

    sebagai berikut :

    a. Sebelah Utara : Kecamatan Rakit Kabupaten

    Banjarnegara b. Sebelah Timur : Kecamatan Purwonegoro Kabupaten

    Banjarnegara c. Sebelah Selatan : Kecamatan Kebumen Kabupaten

    Kebumen

    d. Sebelah Barat : Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara

    Kecamatan Mandiraja merupakan wilayah dengan luas wilayah 5.261,575 Ha, dilihat dari topografinya, wilayah ini termasuk

    dataran rendah dengan ketinggian 131 m diatas permukaan laut.

  • 40

    Wilayah Kecamatan Mandiraja memiliki 16 (enambelas) Desa, pembagian wilayah administrasi Kecamatan dapat dilihat

    pada Tabel 1 berikut ini :

    Tabel 1 : Luas Wilayah (HA) dan Persentase Tiap Desa di Kecamatan Mandiraja.

    Desa Luas (HA) Persentasi (%) (1) (2) (3)

    1. Salamerta 2. Glempang 3. Kebanaran 4. Kaliwungu 5. Somawangi 6. Jalatunda 7. Kebakalan 8. Mandiraja Wetan 9. Mandiraja Kulon 10. Banjengan 11. Kertayasa 12. Candiwulan 13. Simbang 14. Purwasaba 15. Blimbing 16. Panggisari

    427.740 569.910 521.687 529.725 690.000 684.660 86.390

    150.852 177.965 124.683 343.425 111.590 158.500 282.155 97.558

    259.735

    8.90 10.83 9.92

    10.07 13.11 13.01 1.64 2.87 3.38 2.37 6.53 2.12 3.01 5.36 1.85 4.94

    JUMLAH 5.261.575 100 Sumber : Monografi Kecamatan Mandiraja , 2007 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa Desa Somawangi

    merupakan Desa yang mempunyai wilayah yang paling luas yaitu

    690 Ha atau 13.11 % dari luas wilayah. Sedangkan Desa

    Kebakalan merupakan Desa yang mempunyai wilayah paling

    sempit yaitu 86.390 Ha atau 1.64 % dari luas wilayah.

  • 41

    2. Penggunaan Tanah

    Penggunaan tanah selalu berhubungan dengan

    kegiatan manusia. Hal tersebut dikarenakan tanah diusahakan

    untuk berbagai kepentingan. Dengan demikian semakin banyak

    kebutuhan akan tanah yang harus dipenuhi terutama yang

    digunakan untuk kegiatan fisik bangunan. Penggunaan tanah di

    Kecamatan Mandiraja sebagian besar merupakan tanah kering yang diperuntukkan sebagai pekarangan/perumahan, tegal/kebun,

    dan ladang. Penggunaan tanah di Kecamatan Mandiraja dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :

    Tabel 2 : Luas Penggunaan Tanah di Kecamatan Mandiraja

    Jenis Pengunaan Luas (Ha) Persentase (%) 1. Pekarangan/Bangunan

    2. Tegal/Kebun

    3. Sawah

    4. Kolam

    5. Hutan Negara

    6. Lain-lain

    1.847,583

    875,242

    1.663, 28

    27,770

    687.00

    160,7

    35

    17

    31,65

    0,005

    13,35

    3

    Jumlah 5.261,575 100

    Sumber : Monografi Kecamatan Mandiraja, 2007 Melihat pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa jenis penggunaan tanah pekarangan/bangunan yang paling luas yaitu 1.847,583 Ha

    atau 35 % sedangkan penggunaan tanah yang paling kecil adalah

    untuk kolam yaitu 27,770 Ha atau 0,005 %.

  • 42

    B. Keadaan Penduduk dan Sosial Ekonomi

    1. Jumlah dan komposisi penduduk

    Penduduk di wilayah Kecamatan Mandiraja adalah 66.729 jiwa, yang terdiri dari 32.730 laki laki dan 33.999 perempuan. Hal ini menunjukan komposisi jumlah penduduk yang relatif seimbang antara laki laki dan perempuan. Mata pencarian

    penduduk bervariasi pada masing-masing bidang yang berbeda

    sesuai dengan profesi, kemampuan dan modal kerja yang dimiliki. Sebagian besar adalah sebagai petani dan buruh tani. Jumlah

    penduduk Kecamatan Mandiraja menurut jenis kelamin di tiap Desa dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

    Tabel 3 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

    Desa Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4)

    1. Salamerta 2. Glempang 3. Kebanaran 4. Kaliwungu 5. Somawangi 6. Jalatunda 7. Kebakalan 8. Mandiraja Wetan 9. Mandiraja Kulon 10. Banjengan 11. Kertayasa 12. Candiwulan 13. Simbang

    2.054 2.728 2.150 1.844 3.425 1.872

    725 2.086 2.866 1.183 2.950 1.272 1.121

    2.691 2.835 2.251 1.931 3.560 1.961

    751 2.077 2.877 1.174 3.007 1.218 1.072

    4.745 5.563 4.401 3.775 6.985 3.833 1.476 4.163 5.743 2.357 5.957 2.490 2.193

  • 43

    14. Purwasaba 15. Blimbing 16. Panggisari

    3.093 1.228 2.133

    3.265 1.193 2.136

    6.358 2.421 4.269

    JUMLAH 32.730 33.999 66.729 Sumber : Monografi Kecamatan Mandiraja, 2007 Berdasarkan Tabel 3 Desa Somawangi mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu 6.985 jiwa. Hal tersebut dikarenakan wilayah Desa Somawangi yang paling luas sehingga menampung

    banyak penduduk daripada desa lainnya. Sedangkan Desa

    Kebakalan merupakan desa yang paling kecil dengan jumlah penduduk sebesar 1.476 jiwa . Hal tersebut merupakan dampak dari kecilnya wilayah desa Kebakalan sehingga menampung

    penduduk paling sedikit.

    2. Pendidikan

    Tinggi rendahnya pendidikan dan pengetahuan yang

    dimiliki seseorang akan mempengaruhi mental sikap dan cara

    berfikir, serta cara bertindak seseorang terhadap hal yang sedang

    dihadapinya, artinya bila seseorang yang berpendidikan tinggi

    akan lebih mudah menerima dan menyesuaikan diri terhadap

    perubahan dan kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Mandiraja relatif bervariasi yang pada umumnya masih didominasi lulusan

    Sekolah Dasar (SD), SLTP/Sederajat dan SLTA/Sederajat. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 4 berikut ini :

  • 44

    Tabel 4 : Tingkat Pendidikan Penduduk tiap Desa di Kecamatan Mandiraja

    Desa Tamat AK/PT Tamat SLTA

    Tamat SLTP

    Tamat SD

    Tidak Tamat

    SD Jumlah

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Salamerta 2. Glempang 3. Kebanaran 4. Kaliwungu 5. Somawangi 6. Jalatunda 7. Kebakalan 8. Mandiraja

    Wetan 9. Mandiraja

    Kulon 10. Banjengan 11. Kertayasa 12. Candiwulan 13. Simbang 14. Purwasaba 15. Blimbing 16. Panggisari

    18 32 53 22 40 9

    34 88

    145

    15 97 42 27 61 24 66

    146 147 196

    91 179

    65 188 512

    715

    119 347 166 165 310 142 307

    216 348 293 186 337

    80 210 752

    785

    187 538

    47 182 548 184 489

    1.721 2.185 1.313 1.689 2.517 1.514

    563 1.532

    1.780

    783 2.482

    953 766

    2.111 628

    1.630

    1.737 2.173 1.863 1.399 1.324 2.344

    386 1.002

    1.827

    942 1.778

    723 632

    2.452 1.004 1.324

    3.822 4.869 3.702 3.373 4.381 3.996 1.365 3.870

    5.236

    2.028 5.226 1.915 1.756 5.466 1.966 3.800

    773 3.795 5.382 24.167 22.910 56.771

    Sumber : Monografi Kecamatan Mandiraja, 2007 Melihat Tabel 4 menunjukan bahwa tingkat pendidikan di wilayah Kecamatan Mandiraja rata-rata didominasi oleh tidak lulus SD, lulusan SD, SLTP/Sederajat dan SLTA/Sederajat. Untuk yang tidak lulus Sekolah Dasar (SD) mencapai 22.910 atau 40,35 % dari jumlah penduduk Kecamatan Mandiraja, untuk Lulusan SD

  • 45

    mencapai 24.167 orang atau 42,56%, lulusan SLTP/Sederajat yang mencapai 5.382 orang atau 9,48 %, sedangkan untuk lulusan

    SLTA/Sederajat mencapai 3.795 orang atau 6,68 %. Untuk tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah lulusan Perguruan Tinggi

    yang hanya berjumlah 773 orang atau 1,36 %. Jumlah lulusan Perguruan Tinggi terbesar adalah di Desa Mandiraja Kulon dikarenakan desa tersebut merupakan ibukota kecamatan

    Mandiraja yang didukung dengan aksesibititas yang cukup baik untuk pergi ke sekolah. Sedangkan Desa Jalatunda merupakan

    desa yang paling sedikit lulusan Perguruan Tinggi dikarenakan

    sulitnya aksesibilitas ke daerah tersebut sehingga berpengaruh

    pada rendahnya pendidikan mereka karena keinginan mereka

    untuk bersekolah sangat rendah.

    3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

    Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah

    menggambarkan kegiatan atau aktivitas penduduk itu sendiri dan

    sangat dipengaruhi antara lain oleh sumber daya manusia yang

    tersedia. Secara umum mata pencarian penduduk Kecamatan

    Mandiraja bekerja sebagai buruh konstruksi bangunan dan petani yang mengerjakan tanahnya sendiri, sedangkan penduduk bermata pencarian sebagai TNI/POLRI yang paling sedikit. Secara

    rinci dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

  • 46

    Tabel 5 : Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Mandiraja

    Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase 1. Petani 2. Buruh Tani 3. Buruh Industri 4. Buruh Bangunan 5. Pedagang 6. Angkutan 7. PNS 8. TNI/POLRI 9. Pensiunan 10. Penggalian 11. Lain-lain

    18.182 12.845

    815 1.144 3.505

    887 1.318

    178 364 318

    2.166

    43,57 30,78 2,12 2,74 8,40 2,12 3,15

    0,4 0,8

    0,72 5,1

    Jumlah 41.732 100 Sumber : Monografi Kecamatan Mandiraja, 2007

    Berdasarkan pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa

    penduduk dengan mata pencarian petani dan buruh tani yang

    mendominasi penduduk menurut mata pencarian di Kecamatan

    Mandiraja yaitu petani sebanyak 18.182 orang atau 43,57% dan buruh tani sebanyak 12.845 orang atau 30,78% dari seluruh

    jumlah penduduk. Mata pencarian sebagai TNI/POLRI adalah yang paling sedikit yaitu sebanyak 178 orang atau 0,4% dari

    jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian.

  • 47

    C. Data Pertanahan

    Data mengenai sertipikat yang telah diterbitkan oleh Kantor

    Pertanahan Banjarnegara di Kecamatan Mandiraja dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :

    Tabel 6 : Sertipikat yang telah Diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara Sampai Dengan Tahun 2008 untuk daerah Kecamatan Mandiraja.

    Desa Jumlah Sertipikat Jumlah

    Bidang Persentase

    (%) HM HP HGB 1. Salamerta 2. Glempang 3. Kebanaran 4. Kaliwungu 5. Somawangi 6. Jalatunda 7. Kebakalan 8. Mandiraja

    Wetan 9. Mandiraja

    Kulon 10. Banjengan 11. Kertayasa 12. Candiwulan 13. Simbang 14. Purwasaba 15. Blimbing 16. Panggisari

    232 293 699 117 534

    48 323 465

    818

    287 648 270 209

    1686 329

    1024

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    10

    14

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    1 -

    -

    -

    -

    -

    2.593 3.777 3.601 3.095 4.679 2.410

    939 1.996

    2.515

    1.137 2.773 1.597 1.661 3.213 1.149 2.735

    9 8

    19 4

    11 2

    34 23

    32

    25 23 17 13 53 28 37

    7981 24 1 39.870 100

  • 48

    Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara, 2008 Berdasarkan tabel 6 jumlah sertipikat yang telah diterbitkan

    sebanyak 7981 buah dengan jumlah keseluruhan bidang tanah mencapai 39.870 Penduduknya yang paling banyak berminat

    mensertipikatkan tanahnya adalah di Desa Purwasaba dengan

    persentase 53% sebanyak 1686 buah dari 3.213 keseluruhan bidang

    di desa tersebut. Hal tersebut menurut informasi yang diperoleh dari

    Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara, banyaknya jumlah sertipikat di Desa Purwasaba karena seringnya PRONA dan PRODA

    yang dilaksanakan sehingga jumlah sertipikat cukup banyak. Sedangkan desa paling sedikit untuk mensertipikatkan tanahnya

    adalah Desa Jalatunda dengan persentase sebesar 2 % sebanyak 48

    buah sertipikat dari 2.410 keseluruhan bidang tanah. Hal tersebut

    disebabkan karena jarangnya PRONA dan sulitnya aksesibilitas ke desa tersebut seperti kondisi jalan yang rusak, fasilitas umum dan fasilitas sosial yang sangat kurang.

    Adapun secara keseluruhan jumlah bidang tanah yang sudah bersertipikat di Kecamatan Mandiraja adalah 20 % dari jumlah keseluruhan 39.870 bidang tanah.

  • 49

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Minat Masyarakat dalam Pensertifikatan Tanah

    Minat atau keinginan masyarakat Kecamatan Mandiraja untuk mensertipikatkan tanahnya berdasarkan penelitian yang dilakukan

    dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai berikut : 1. Minat Rendah sebesar 40 %

    2. Minat Sedang sebesar 45 %

    3. Minat Tinggi sebesar 15 %

    Berdasarkan hasil olahan SPSS tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata

    minat masyarakat dalam mensertipikatkan tanah di Kecamatan

    Mandiraja adalah sedang cenderung rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan masyarakat untuk

    mensertipikatkan tanah bervariasi, faktor yang diperkirakan

    berpengaruh yaitu pendidikan, pendapatan, pengetahuan tentang

    sertipikat, waktu pembuatan sertipikat. Kemudian besarnya pengaruh

    masing-masing faktor akan dianalisis lebih dalam dengan

    menggunakan SPSS, sehingga diketahui besarnya pengaruh

    terhadap minat masyarakat.

    B. Analisis faktor yang berpengaruh terhadap minat

    1. Pendidikan

    Secara umum tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Mandiraja sangat rendah karena didominasi oleh tidak lulus SD sebesar

  • 50

    40,35% dan lulus SD sebesar 40%. Faktor pendidikan sangat

    berpengaruh terhadap sikap mental dan pola pikir secara cara

    bertingkah laku seseorang, artinya orang yang berpendidikan tinggi

    akan lebih mudah untuk menyesuaikan jaman dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan jumlah 80,35 % rata-rata hanya sampai pada lulus SD akan memberi dampak terhadap

    rendahnya keinginan untuk mendaftarkan tanahnya ke Kantor

    Pertanahan. Hasil uji T yang diperoleh dari perhitungan SPSS variabel pendidikan mempengaruhi minat masyarakat sebesar

    98,9% artinya berpengaruh sangat signifikan. Rendahnya tingkat

    pendidikan masyarakat Kecamatan Mandiraja berpengaruh terhadap rendahnya minat masyarakat dalam mensertifikatkan

    tanah.

    2. Pendapatan

    Berdasarkan hasil olahan SPSS faktor pendapatan tidak signifikan

    terhadap minat masyarakat dalam mensertipikatkan tanahnya

    artinya variabel pendapatan memberikan pengaruh yang sangat

    kecil terhadap keinginan masyarakat untuk mensertipikatkan tanah.

    Hasil wawancara yang dilakukan dalam penelitian baik yang

    berpendapatan rendah dibawah Rp.500.000 ataupun tinggi diatas

    Rp.1.000.000,- masih menganggap mahalnya biaya pensertipikatan

    tanah. Kebutuhan akan pentingnya pemberian jaminan kepastian hukum hak atas tanah terhadap tanah yang dimiliki belum menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan oleh masyarakat. Meskipun

  • 51

    mereka mempunyai penghasilan tinggi masih enggan untuk

    mensertipikatkan tanah karena dianggap kurang penting bagi

    masyarakat. Hal tersebut yang menjadikan variabel pendapatan tidak berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk

    mensertipikatkan tanah. Besar kecilnya pendapatan masyarakat

    tidak memberikan pengaruh terhadap minat masyarakat dalam

    pensertipikatan tanah.

    3. Pengetahuan tentang Pensertipikatan Tanah

    Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pensertipikatan tanah di

    daerah penelitian terdiri atas tiga kategori yaitu pengetahuan tinggi

    (skor 14-18), sedang (skor 10-13) dan rendah (skor 6-9). Menurut hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kecamatan Mandiraja memiliki pengetahuan yang sedang. Rata-rata tingkat pengetahuan menunjukkan perbedaan sangat meyakinkan (0,000). Artinya bahwa tingkat pengetahuan terhadap pensertipikatan tanah akan mempengaruhi minat

    masyarakat dalam mensertipikatkan tanahnya. Berdasarkan hasil

    dari kuesioner tersebut didapatkan bahwa sekitar 30 % masyarakat

    Kecamatan Mandiraja berpengetahuan rendah, 45 % berpengetahuan sedang dan 25% berpengetahuan tinggi.

    4. Waktu penyelesaian sertipikat tanah

    Waktu penyelesaian sertipikat yang diperlukan oleh masyarakat

    untuk mendaftarkan tanah pertama kali dibedakan menjadi tiga

  • 52

    kategori yaitu jika waktu kurang dari 6 Bulan maka waktunya cepat; jika waktu 6-12 bulan maka waktu cukup lama; jika lebih dari 12 bulan maka waktunya lama. Hasil uji beda rata-rata waktu yang diperlukan masyarakat untuk mensertipikatkan tanah yaitu dengan

    taraf signifikasi < 0,000. Makna angka tersebut, secara umum bagi

    masyarakat di Kecamatan Mandiraja merasa, bahwa waktu penyelesaian sertipikat lama. Menurut hasil analisis regresi

    berganda ditunjukkan bahwa diantara kelima faktor yang paling berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk

    mensertipikatkan tanah adalah variabel waktu pensertipikatan

    tanah. Dengan memiliki nilai beta (0,358) dan nilai T (4,767) yang terbesar, dengan signifikan T (0,000) yang terkecil diatara lima variabel. Kenyataan tersebut diatas mengandung makna, bahwa

    semakin lama proses pensertipikatan tanah akan mempengaruhi

    minat masyarakat dalam mensertipikatkan tanah.

    5. Biaya Pengurusan Sertifikat

    Biaya pengurusan sertipikat yang harus dikeluarka oleh masyarakat

    dibedakan menjadi tiga kategori yaitu mahal diatas Rp.1000.000, sedang antara Rp.500.000 sampai dengan Rp.1.000.000 dan tidak

    mahal dibawah Rp.500.000. Hasil uji beda rata-rata varibel biaya didapatkan taraf signifikasi < 0,000. Makna angka tersebut, secara

    umum bagi masyarakat di Kecamatan Mandiraja merasa, bahwa biaya administrasi pengurusan sertipikat terlalu mahal.

    Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dapat dilihat bahwa

  • 53

    keinginan masyarakat untuk mensertipikatkan tanah dipengaruhi

    secara signifikan oleh variabel biaya pengurusan sertipikat tanah.

    Dengan memiliki nilai beta (0,341) dan nilai T (4,462), dengan signifikan T (0,000) sangat kecil. Kenyataan tersebut diatas mengandung makna, bahwa variabel biaya pensertipikatan tanah

    berpengaruh 99% sangat signifikan terhadap minat masyarakat.

    C. Penyajian Data 1. Uji Koefisien determinasi

    Uji koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai besarnya sumbangan variabel-variabel bebas dalam persamaan regresi dalam menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi yang semakin mendekati

    1 (satu), maka garis tersebut semakin baik, yang berarti variabel bebas semakin berpengaruh terhadap variabel terikat. R

    menunjukkan proporsi variasi nilai variabel tak bebas yang diterangkan oleh variasi variabel bebas. Hasil perhitungan uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

    Tabel 7. Uji Koefisien Determinasi

    Model R R Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of

    the Estimate

    1 .860a .740 .716 1.27395

  • 54

    Berdasarkan data pada tabel 7 dapat dikemukakan sebagai berikut:

    a. Nilai R menyatakan besarnya derajat keeratan hubungan antara variabel minat masyarakat dengan variabel bebas. Dari

    tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai R sebesar 0,860. Hal

    ini berarti bahwa adanya hubungan yang nyata antara minat

    masyarakat dengan variabel-variabel bebas.

    b. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, nilai koefisien

    determinasi (R) adalah 0,740, artinya bahwa 74% dipengaruhi oleh variable-variabel bebas yang terdiri dari pendidikan,

    pengetahuan, pendapatan, waktu penyelesaian, dan biaya

    pendaftaran. Hal ini berarti masih ada variabel bebas lain di

    luar variabel-variabel bebas tersebut yang mempengaruhi

    minat masyarakat di daerah penelitian sebesar 26%.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan responden di

    Kecamatan Mandiraja, kurangnya keinginan masyarakat untuk mensertipikatkan tanahnya adalah karena adanya kebijakan bank bahwa Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) yang merupakan bukti awal penguasaan tanah dapat dijadikan agunan di bank. Hal tersebut akan membentuk pola pikir masyarakat terutama yang tingkat

    pendidikannya masih rendah bahwa cukup dengan memiliki SPPT

    PBB dan membayar pajak sudah ada pengakuan dari Negara mengenai kepemilikan tanah mereka dan juga dapat dijadikan agunan di bank untuk modal usahanya. Kebijakan dari Bank-bank

  • 55

    tertentu yang menerima SPPT PBB sebagai jaminan kredit akan melemahkan posisi sertipikat. Walaupun menurut hasil wawancara

    dengan masyarakat bahwa besarnya kredit yang diberikan oleh

    Bank tidak sebesar apabila mengagunkan menggunakan sertipikat

    hak atas tanah. Kredit yang diberikan oleh Bank kepada

    masyarakat dengan SPPT PBB sebagai agunan adalah tidak lebih

    besar dari Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah). Dengan adanya kebijakan Bank tersebut maka keberadaan

    sertipikat kurang dianggap penting oleh masyarakat Kecamatan

    Mandiraja yang hendak meminjam uang ke Bank untuk berbagai kepentingan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor minat masyarakat dalam mensertipikatkan tanahnya di Kecamatan

    Mandiraja sedang cenderung rendah. Tetapi, adanya SPPT PBB sebagai agunan di bank bukan merupakan bagian dari penelitian.

    2. Uji Terhadap Model Uji terhadap hubungan linieritas ini merupakan pengujian

    terhadap model regresi yang digunakan. Hasil yang di dapat dari

    pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini : Tabel 8. Hasil uji terhadap model regresi

    Anova Model Sum of

    Squares df Mean

    square F Sig

    Regression

    Residual

    Total

    249.344

    87.639

    336.983

    5

    54

    59

    49.869

    1.623

    30.727 .000a

  • 56

    Berdasarkan Tabel 8 hasil uji terhadap model regresi yang digunakan menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan sudah benar, dimana didapatkan Sig (Anova) sebesar 0.000. Apabila Sig kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan

    apabila Sig lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.

    Dari data hitungan table 8 menunjukkan Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat hubungan linier antara minat masyarakat dengan

    pendidikan, pendapatan, pengetahuan, biaya pensertipikatan dan

    waktu penyelesaian. Dalam hal ini Ho menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel terikat dan variabel bebasnya,

    sedangkan H1 menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Varibel bebas seperti pendidikan,

    pendapatan, pengetahuan, waktu pembuatan sertipikat dan biaya

    pembuatan sertipikat secara bersama-sama berpengaruh terhadap

    minat masyarakat sebagai variabel terikat.

    3. Uji Signifikasi Individual Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu

    variabel-variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap

    variabel terikat. Data diperoleh dari masyarakat, dengan

    menggunakan taraf nyata 0,05. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 9 berikut :

  • 57

    Tabel 9. Pengujian signifikasi t-statistik terhadap minat masyarakat dengan taraf nyata sebesar 0,05.

    Variabel Bebas Signifikasi Kesimpulan

    pendidikan .011 Signifikan

    pendapatan .225 Tidak Signifikan

    pengetahuan .000 Signifikan

    waktu .000 Signifikan

    Biaya pendaftaran .000 Signifikan

    Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa variabel yang

    berpengaruh secara signifikan dengan taraf nyata 0,05 atau nilai

    signifikasi sebesar 95% terhadap minat masyarakat dalam

    mensertipikatkan tanah di Kecamatan Mandiraja adalah : a. Pendidikan dengan nilai signifikasi 0,011 yang berarti nilai t

    hitung lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Hal ini berarti bahwa

    pendidikan berpengaruh secara signifikan sebesar 98,9%

    terhadap minat masyarakat. Artinya semakin tinggi pendidikan

    seseorang maka minat untuk mensertipikatkan tanah akan

    semakin tinggi,

    b. Pendapatan dengan nilai tidak signifikasi 0,225 yang berarti

    nilai t hitung lebih besar dari taraf nyata 0,05. Hal ini berarti

    bahwa pendapatan tidak berpengaruh secara signifikan

    terhadap minat masyarakat.

  • 58

    c. Pengetahuan tentang sertipikat tanah dengan nilai signifikasi

    0,000 yang berarti nilai t hitung lebih kecil dari taraf nyata 0,05.

    Hal ini berarti bahwa pengetahuan tentang sertipikat

    berpengaruh secara signifikan sebesar 99 % terhadap minat

    masyarakat untuk mensertipikatkan tanah. Semakin baik

    tingkat pengetahuan masyarakat tentang sertipikat tanah

    maka akan menambah minat masyarakat untuk

    mensertipikatkan tanah.

    d. Waktu penyelesaian dengan nilai signifikasi 0,000 yang berarti

    nilai t hitung lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Hal ini berarti

    bahwa waktu penyelesaian pembuatan sertipikat juga akan berpengaruh secara signifikan sebesar 99% terhadap minat

    masyarakat.

    e. Biaya Permohonan dengan nilai signifikasi 0,000 yang berarti

    nilai t hitung lebih besar dari taraf nyata 0,05. Hal ini berarti

    bahwa Biaya Pensertipikatan berpengaruh secara signifikan

    sebesar 99% terhadap minat masyarakat.

    4. Analisis Regresi

    Perhitungan prediksi minat masyarakat menggunakan

    persamaan regresi linier berganda. Persamaan umum regresi linier

    berganda adalah:

    Yi = a + b1X1 + b2X2 +..........+ bkXk

  • 59

    Koefisien regresi minat masyarakat yang dihasilkan adalah

    dapat dilihat pada Tabel 10 berikut :

    Tabel 10. Koefisien Regresi

    Model

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficient t Sig

    B Std

    Error

    Beta

    Pendidikan

    Pendapatan

    Pengetahuan

    Waktu penyelesaian

    Biaya pensertipikatan

    .478

    3.943E-7

    .264

    1.140

    1.839

    .182

    .000

    .066

    .302

    .412

    .238

    .109

    .309

    .358

    .341

    2.633

    1.228

    3.998

    4.767

    4.462

    .011

    .225

    .000

    .000

    .000

    Pada uji signifikasi telah didapatkan hasil variabel-variabel yang signifikan berpengaruh terhadap minat masyarakat dalam

    pensertipikatan tanah. Koefisien masing-masing variabel yang

    signifikan berpengaruh terhadap minat masyarakat dapat dilihat

    pada Tabel 11 sebagai berikut :

    Tabel 11. Koefisien Regresi Variabel Signifikan

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized Coefficient

    t Sig B

    Std Error

    Beta

    Pendidikan Pendapatan

    Pengetahuan Waktu penyelesaian

    Biaya pensertipikatan

    .478 3.943E-7

    .264 1.140 1.839

    .182

    .000

    .066

    .302

    .412

    .238

    .109

    .309

    .358

    .341

    2.633 1.228 3.998 4.767 4.462

    .011

    .225

    .000

    .000

    .000

  • 60

    Berdasarkan hasil analisis koefisien regresi pada Tabel 11

    tersebut dapar dibuat persamaan regresi sebagai berikut :

    Yi = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5

    Keterangan

    Yi = Minat Masyarakat

    a = Konstanta

    b1.....b5 = Koefisien Regresi

    X1 = Pendidikan

    X2 = Pendapatan

    X3 = Pengetahuan

    X4 = Waktu Penyelesaian

    X5 = Biaya Pensertifikatan tanah

    Berdasarkan rumus persamaan regresi tersebut dibuat

    persamaan dari hasil koefisien regresi sebagai berikut :

    Yi = 7.246 + 0.478X1 + 3.943E-7X2 + 0.264X3 + 1.140X4 +1.839X5

    Hubungan nyata antara variabel bebas dan variabel terikat

    dapat ditunjukan dalam persamaan garis. Salah satu variabel bebas yaitu variabel pendidikan hubungannya dengan minat masyarakat

    dalam pensertipikatan tanah dapat dilihat dalam persamaan garis

    berikut ini:

  • 61

  • 62

    BAB VI

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Sebagaimana hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab

    sebelumnya, secara garis besar dapat ditarik kesimpulan sebagai

    berikut :

    1. Minat masyarakat Kecamatan Mandiraja untuk mensertipikatkan tanahnya adalah sedang cenderung rendah. Dengan klasifikasi 3

    (tiga) yaitu rendah sebesar 40%, sedang sebesar 45%, dan tinggi sebesar 15%.

    2. Faktor yang berpengaruh dari hasil pembahasan dengan

    menggunakan Multiple Regresion / Regresi berganda adalah faktor

    pendidikan dengan taraf signifikasi X1= 98,9%; faktor pendapatan

    masyarakat dengan taraf signifikasi X2 = 74%; faktor pengetahuan

    tentang sertipikat tanah dengan taraf signifikasi X3 = 99%; faktor

    pelayanan dari kantor pertanahan terkait waktu penyelesaian

    dengan taraf signifikasi sebesar X4 = 99%; dan faktor biaya

    pensertipikatan tanah dengan taraf signifikasi sebesar X5 = 99%.

    Dapat diketahui dari hasil penelitian ini bahwa waktu

    pensertipikatan menjadi faktor yang berpengaruh terbesar terhadap minat masyarakat untuk mensertipikatkan tanahnya di Kecamatan

    Mandiraja.

  • 63

    B. Saran

    1. Agar lebih meningkatnya minat masyarakat dalam pensertipikatan

    tanah hendaknya pihak Badan Pertanahan Nasional bekerja sama dengan instansi terkait lebih rutin lagi mengadakan PRONA,

    PRODA. Hal ini untuk memacu minat masyarakat untuk

    mensertipikatkan tanah miliknya karena dengan sering

    diadakannya kegiatan PRONA, PRODA maka masyarakat akan

    lebih termotivasi untuk mensertipikatkan bidang tanahnya.

    2. Untuk meningkatkan pengetahuan dengan latar belakang

    pendidikan masyarakat yang rendah maka perlu diadakan

    penyuluhan dan sosialisasi pertanahan kepada masyarakat,

    dengan jalan hal ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hukum tanah termasuk pendaftaran tanahnya. Misalnya

    Penyuluhan secara berkala minimal satu tahun sekali dari Kantor

    Pertanahan terutama untuk daerah yang memiliki minat masyarakat

    paling rendah dalam mensertipikatkan tanah. Dari hasil penelitian di

    Kecamatan Mandiraja minat masyarakat untuk mensertipikatkan tanah miliknya sedang cenderung rendah. Untuk itu perlu kiranya

    perhatian khusus dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara agar minat masyarakat di Kecamatan Mandiraja semakin meningkat, sehingga dapat terwujudnya tertib hukum pertanahan dan tertib administrasi pertanahan.

  • 64

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta

    ---------, (2001). Rencana Strategi (Renstra), Badan Pertanahan Nasional Pratisto, Arif, (2009). Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17, Jakarta,

    PT. Gramedia

    Arikunto, Suharsimi, (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta

    Harsono, Boedi, (1997). Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta, Penerbit Djambatan

    Joomla! Generated. (12 Ma