87
SKRIPSI PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) THESY BONITA SITORUS DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)

THESY BONITA SITORUS

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

ii

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi

disusun dan diajukan oleh

THESY BONITA SITORUS A31113318

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

Page 3: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

iii

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)

disusun dan diajukan oleh

THESY BONITA SITORUS A31113318

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 27 Agustus 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. M. Natsir Kadir, Ak., M.Si., CA Dr. Asri Usman, S.E., Ak.,M.Si., CA NIP. 19530812 198703 1 001 NIP. 19651018 199412 1 001

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP. 19650925 199002 2 001

Page 4: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

iv

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)

disusun dan diajukan oleh

THESY BONITA SITORUS A31113318

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 2 November 2017 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Panitia Penguji

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP. 19650925 199002 2 001

No Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1 Drs. M. Natsir Kadir, Ak., M.Si., CA Ketua ...........................

2 Dr. Asri Usman, S.E., Ak., M.Si., CA Sekretaris ...........................

4 Drs. Muhammad Ashari, Ak., M.SA., CA Anggota ...........................

5 Rahmawati H. S., S.E., Ak., M.Si., CA Anggota ...........................

Page 5: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : Thesy Bonita Sitorus

NIM : A 311 13 318

departemen/program studi : Akuntansi / Strata Satu (S1)

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul,

Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan

Etika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, 1 November 2017

Yang membuat pernyataan,

Thesy Bonita Sitorus

Page 6: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

vi

PRAKATA

“…not lagging behind in diligence, fervent in spirit (the Holy Spirit), serving the Lord.”

“…rejoicing in hope, preserving in tribulation, devoted to prayer” “…contributing to the needs of saints, practicing hospitality.”

Paul in Romans 12: 11-13

Shalom.

Semoga Tuhan selalu hadir di dalam setiap detik hidup kita, dan

memberikan kasih karunia-Nya di sepanjang pagi, siang dan malam yang

kita gunakan untuk menyembah, bersyukur, dan berusaha dalam hidup

yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemilik

semesta alam, khalik langit dan bumi, karena berkat kasih karunia-Nya atas

segala kebaikan, kesehatan, dan kelimpahan, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi

terhadap Kualitas Audit dengan Etika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris

pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar”.

Skripsi ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang harus

dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1) di

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Kesuksesan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah buah hasil bantuan dan

perjuangan bersama pihak-pihak yang telah memberi dukungan moril, dukungan

materil, tuntunan, bantuan dan arahan yang sangat berarti. Oleh karena itu, rasa

hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti sampaikan kepada.

1. Orangtuaku yang sangat saya hormati dan saya cintai Mama Uli Hartati

dan Papa Uli Sitorus. Terima kasih untuk Mama dan Papa yang telah

mempercayai mimpi-mimpi saya, yang telah berkorban begitu banyak

tenaga dan materi untuk membantu saya mencapai mimpi-mimpi saya,

Page 7: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

vii

yang selalu memberi dorongan, nasehat, semangat, dan terutama doa

yang selalu didengarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan Maha

Penyayang.

2. Bapak Drs. M. Natsir Kadir, Ak., M.Si., CA, dan Bapak Dr. Asri Usman,

S.E., Ak., M.Si., CA, selaku dosen pembimbing saya yang telah banyak

meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan motivasi,

arahan, serta bimbingan dari awal hingga saya dapat menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak Drs. Deng Siraja, M.Si., Ak., CA, dan Ibu Dr. Hj. Nirwana, S.E, M.

Si., Ak., CA, selaku Penasehat Akademik saya, yang sangat baik dan

sabar menerima saya sebagai anak bimbingan akademik. Saya juga

berterima kasih atas semangat dan bimbingannya bagi saya mulai dari

awal semester satu hingga selesai menempuh studi.

4. Bapak Prof. Dr. H. Gagaring Pagalung, S.E., MS., Ak., CA, selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

5. Ibu Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA, dan Bapak Dr. Yohanis

rura, S.E., Ak., M.SA., CA, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

6. Bapak-Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

yang selama ini telah memberikan ilmunya bagi saya khususnya dan bagi

seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan

dan didikannya selama ini.

7. Windy, Joice, Echa, dan Igor yang sangat saya cintai dan saya kasihi

sebagai saudara(i) yang selalu mendengarkan dan berbagi cerita

kehidupan, yang memberikan dukungan penuh, doa dan semangat yang

tidak henti-hentinya kepada saya hingga skripsi ini dapat diselesaikan

sebaik-baiknya.

Page 8: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

viii

8. Para pegawai Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin yang semuanya baik dan sabar diantaranya, Pak

Aso, Pak H. Tarru, para pegawai akademik Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin yang semuanya juga baik dan sabar diantaranya, Pak Bur,

Pak Ical, para pegawai keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin yang selalu menyambut saya dengan senyuman

dan seluruh staff lainnya yang telah membantu dalam kelancaran urusan

akademik.

9. Mama Akuntansi, Kak Mia, Mama Rohani, Pak Acil, Kak Lia.

10. Teman-teman KKN Desa Sehat Gowa Gel.93 di Kecamatan Pattalasang,

terutama teman-teman posko KKN Desa Sehat Gowa Gel. 93 di Desa

Panaikang.

11. Kepada seluruh teman-teman 13ONAFIDE Akuntansi, Manajemen dan

Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta semua pihak

yang tidak bisa peneliti sebutkan namanya satu-satu. Terima kasih atas

semua bantuannya.

12. Kepada Ratih Kusuma Wardhani, Ulan Dettya, Dwi Kartiko Sari yang

telah menjadi teman yang baik di perkuliahan maupun di luar perkuliahan.

13. Kepada Sabeum Rusman, Sonbae Aswin, dan teman-teman

Taekwondoin UNHAS yang telah menceriakan hari-hari saya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat

peneliti harapkan demi tercapainya penelitian yang lebih baik. Harapan peneliti

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan pihak-pihak yang

membutuhkannya.

Makassar, 1 November 2017

Peneliti

Page 9: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

ix

ABSTRAK

Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika sebagai Variabel Moderasi

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)

The Impact of Competency and Independency to Audit Quality with Ethic

as Moderating Variable (An Empirical Studies of Public Accountant Firm in City of Makassar)

Thesy Bonita Sitorus

Natsir Kadir Asri Usman

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh secara parsial variabel kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit, interaksi etika dan kompetensi terhadap kualitas audit, serta interaksi etika dan independensi terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian dalam mengumpulkan data untuk diolah menggunakan perangkat lunak SPSS. Kuisioner dibagikan kepada pegawai yang berprofesi sebagai auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar, diisi lengkap, dan dapat diolah. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, tidak terjadi interaksi antara etika dan kompetensi dalam mempengaruhi kualitas audit, dan tidak terjadi interaksi antara etika dan independensi dalam mempengaruhi kualitas audit. Hasil penelitian ini menemukan bahwa etika berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Kata kunci: kompetensi auditor, independensi auditor, etika auditor, kualitas audit

This research is aimed to examine partial impact of competency and independency to audit quality, interactive impact between ethic and competency to audit quality, also interactive impact between ethic and independency to audit quality. This research use questionnaire as research instrument to collect data for tabulation purpose through SPSS software. The questionnaire distributes to Public Accountant Firm in City of Makassar employees occupied as external auditor, completely filled and worthy. This research conclude that competency has positive impact to audit quality, independency has no positive impact to audit quality, there is no interactive impact between competency and ethic to audit quality, and there is no interactive impact between independency and ethic to audit quality. Ethic has positive impact to audit quality.

Keywords: auditor’s competency, auditor’s independency, auditor’s ethic, ethic, audit quality

Page 10: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

x

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... v

PRAKATA .................................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 9 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 9 1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................ 9

1.4.1 Kegunaan Teoretis .......................................................... 9 1.4.2 Kegunaan Praktis .......................................................... 10

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................ 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 12

2.1 Landasan Teori ........................................................................ 12 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) .................................... 12

2.2 Kualitas Audit ........................................................................... 15 2.3 Kompetensi .............................................................................. 17

2.3.1 Pengetahuan ................................................................... 17 2.3.2 Pelatihan.......................................................................... 18 2.3.3 Pengalaman .................................................................... 19 2.3.4 Keahlian .......................................................................... 19

2.4 Independensi ............................................................................ 21 2.4.1 Lama Hubungan dengan Klien ......................................... 22 2.4.2 Tekanan dari Klien ........................................................... 23 2.4.3 Telaah dari Rekan Auditor .............................................. 23 2.4.4 Pemberian Jasa Non Audit .............................................. 24

2.5 Etika ......................................................................................... 25 2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................. 28 2.7 Hipotesis Penelitian .................................................................. 31

2.7.1 Hubungan Kompetensi terhadap Kualitas Audit ........... 31 2.7.2 Interaksi Etika dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit 32 2.7.3 Hubungan Independensi terhadap Kualitas Audit ........ 33

Page 11: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

xi

2.7.4 Interaksi Etika dan Independensi terhadap Kualitas Audit ............................................................................ 34

2.8 Kerangka Pemikiran ................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... ...... 36

3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 36 3.2 Tempat dan Waktu ................................................................... 37 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................ 37

3.3.1 Populasi ........................................................................ 37 3.3.2 Sampel ......................................................................... 38

3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 38 3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 39 3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 39

3.6.1 Variabel Penelitian ........................................................ 39 3.6.2 Definisi Operasional ...................................................... 40

3.6.2.1 Kualitas Audit .................................................... 40 3.6.2.2 Kompetensi ....................................................... 40 3.6.2.3 Independensi ..................................................... 41 3.6.2.4 Etika .................................................................. 42

3.7 Teknik Analisis Data ................................................................. 45 3.7.1 Teknik Skala Pengukuran ............................................. 45 3.7.2 Uji Kualitas Data ........................................................... 45

3.7.2.1 Uji Validitas ....................................................... 46 3.7.2.2 Uji Reabilitas ..................................................... 46

3.7.3 Uji Asumsi Klasik .......................................................... 47 3.7.3.1 Uji Normalitas .................................................... 47 3.7.3.2 Uji Heterokedastisitas ........................................ 48 3.7.3.3 Uji Autokolerasi ................................................. 48 3.7.3.4 Uji Multikolinearitas ........................................... 48

3.7.4 Uji Hipotesis .................................................................. 49

3.7.4.1 Koefisien Determinasi (R2) ................................ 49 3.7.4.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial

(Uji t) ................................................................. 49 3.7.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda ..................... 50 3.7.4.4 Uji Moderasi ...................................................... 51

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ......................... 53

4.1 Deskripsi Data ......................................................................... 53 4.2 Karakteristik Responden .......................................................... 54 4.3 Uji Kualitas Data ....................................................................... 57

4.3.1 Uji Validitas ................................................................... 57 4.3.2 Uji Reabilitas ................................................................. 59

4.4 Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 59 4.4.1 Uji Normalitas ............................................................... 60 4.4.2 Uji Heterokedastisitas ................................................... 61 4.4.3 Uji Autokorelasi ............................................................. 61 4.4.4 Uji Multikolinearitas ....................................................... 62

4.5 Uji Hipotesis ............................................................................. 63 4.5.1 Pengujian Hipotesis Tahap Pertama ............................. 63

4.5.1.1 Uji Hipotesis Koefisien Determinasi (R2) ............ 63

Page 12: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

xii

4.5.1.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ......... 64 4.5.2 Pengujian Hipotesis Tahap Kedua ................................ 65

4.6 Pembahasan ............................................................................ 67 4.6.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit ............. 67 4.6.2 Pengaruh Interaksi Etika dan Kompetensi terhadap

Kualitas Audit ................................................................ 69 4.6.3 Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit .......... 69 4.6.4 Pengaruh Interaksi Etika dan Independensi terhadap

Kualitas Audit ................................................................ 70

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 72

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 72 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 73 5.3 Saran Penelitian ...................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75

LAMPIRAN .................................................................................................. 80

Page 13: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................... 28

3.1 Populasi Penelitian .................................................................... 37

3.2 Sampel Penelitian ...................................................................... 38

3.3 Variabel dan Definisi Operasional ............................................... 42

3.4 Skala Pengukuran ..................................................................... 45

3.5 Pengujian Autokolerasi Durbin-Watson ...................................... 48

3.6 Uji t ............................................................................................. 50

4.1 Rincian Penyebaran Kusioner .................................................... 53

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 54

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................... 55

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ....... 56

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pengalaman Bekerja ....................................................................................... 57

4.6 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 58

4.7 Hasil Uji Realibilitas .................................................................... 59

4.8 Hasil Uji Autokolerasi .................................................................. 62

4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................ 62

4.10 Uji Hipotesis Koefisien Determinasi (R2) ..................................... 64

4.11 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) .................... 65

4.12 Klasifikasi Variabel Moderasi ...................................................... 65

4.13 Persamaan (1), (2), (3) ............................................................... 66

Page 14: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 35

4.1 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 60

4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ........................................................ 61

Page 15: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas audit adalah penilaian pasar sebagai akibat gabungan dari dua

kemungkinan yaitu kemungkinan bahwa auditor menemukan pelanggaran dan

kemungkinan auditor melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi

(DeAngelo, 1981). Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik sebagai pihak

independen diharapkan dapat menjadi tumpuan pihak lain yang berkepentingan

untuk menyatakan kualitas audit perusahaan. Namun pada kenyataannya, pihak

lain yang berkepentingan bisa menjadi pihak yang dirugikan, terbukti dari skandal

Enron seperti diberitakan sebagai berikut. Artikel online dalam situs liputan6.com

memberitakan mengenai skandal enron yang terjadi pada tahun 2001.

Diberitakan bahwa pada saat itu Enron sebagai perusahaan energi

terbesar pernah menjadi salah satu perusahaan yang menduduki peringkat

ketujuh terbesar di AS hanya dalam waktu 15 dengan mempekerjakan 21 ribu

karyawan di lebih dari empat puluh negara. Diberitakan pula bahwa Kenneth Lay

pemilik perusahaan bersama kedua rekannya berhasil membesarkan Enron

hingga bernilai US$ 68 miliar atau Rp 768.5 triliun (kurs: Rp 11.301/US$),

sehingga harga sahamnya naik hingga US$ 90 per lembar karena para investor

terus menanamkan modalnya.

Skandal Enron mulai terkuak, sehingga Kenneth Lay diberitakan

kehilangan US$ 74 miliar. Pada November 1997, Enron membeli saham

perusahaan energi lain yaitu JEDI, setelah itu Enron menjual sahamnya pada

perusahaan yang diciptakannya sendiri yaitu Chewco. Disebutkan bahwa para

pengelola Chewco kemudian memulai serangkaian transaksi kompleks yang

Page 16: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

2

memungkinkan Enron menyembunyikan utang-utangnya. Pada 20 Februari 2001

majalah internasional Fortune mengungkap Enron sebagai perusahaan yang

menanggung banyak utang. Saat itu, saham Enron anjlok hingga US$ 75.09

karena para investor mulai menarik uangnya. Pada akhir 2001, hanya dalam

waktu kurang dari setahun, saham Enron anjlok parah hingga level US$ 26

cents. Akibatnya, Kenneth Lay tercatat kehilangan dana hingga US$ 76 miliar

dari para investor saat penipuannya terkuak. Hal ini disebabkan karena telah

terungkap bahwa Kenneth Lay melebih-lebihkan keuntungan di laporan

keuangan perusahaan. Dia juga sukses memainkan laporan keuangan hingga

utang-utangnya tidak ketahuan.

Kebangkrutan Enron menyebabkan investor menuntut penjelasan

perusahaan. Kebangkrutan Enron Pada 2 Desember 2001 membuat Enron

melaporkan perusahaannya telah jatuh bangkrut. CEO Andersen yaitu Joseph

Berardino mengatakan perusahaannya menemukan kemungkinan tindakan

melanggar hukum yang dilakukan Enron. Pada 9 Januari 2002, Departemen

Hukum AS lantas meluncurkan tim investigasi untuk membuktikan tuduhan

kriminal tersebut. Para investor, pegawai, pemegang dana pension hingga politisi

menuntut penjelasan atas jatuhnya Enron yang telah jaya selama belasan tahun.

Akibatnya, kemungkinan adanya penipuan dan pencucian uang akhirnya terbukti

benar. Skandal tersebut menyeret salah seorang pegawai bernama Michael

Kopper. Dari sinilah kemudian seluruh penipuan yang terjadi di Enron dibongkar

olehnya. Sehingga, terkuak tiga dalang penipuan investasi tersebut yaitu Andrew

Fastow seorang mantan manajer keuangan, Kenneth Lay seorang pimpinan dan

CEO, dan David Duncan seorang ketua audit keuangan.

Proses hukum skandal Enron akhirnya berjalan. Andrew Fastow harus

menjalani hukuman karena terbukti melakukan permainan dalam menjalani

Page 17: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

3

tugasnya saat mengurus administrasi keuangan perusahaan. Sementara ketua

audit Enron, David Duncan juga dituduh telah menyembunyikan sejumlah

temuan kunci dalam penemuan tersebut. Kenneth Lay kemudian menerima 11

gugatan mengenai penipuan dan berbagai tindakan kriminal terkait.

Imbas dari skandal Enron adalah ketetapan hukum federal Amerika

Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002 yaitu Sarbanes-Oxley (Sarbanes-

Oxley Act of 2002, Public Company Accounting Reform and Investor Protection)

atau disingkat Sox atau Sarbox. Seperti yang dinyatakan oleh Zhang et al (2007)

bahwa Sarbanex Oxley 30 Juli 2002 ditujukan untuk meningkatkan perhatian

lebih kepada investor terkait integritas laporan keuangan perusahaan

sehubungan dengan menguaknya skandal Enron dan WorldCom, serta auditor

terkenal Arthur Andersen. Sarbox menetapkan suatu lembaga semi pemerintah,

Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB), yang bertugas

mengawasi, mengatur, memeriksa, dan mendisiplinkan kantor-kantor Akuntan

dalam peranan mereka sebagai auditor perusahaan publik. Sarbox ditetapkan

untuk menanggapi skandal-skandal yang menyebabkan kerugian miliaran dolar

bagi investor karena runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan yang

terpengaruh ini mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham

nasional. Para pendukung Sarbox merasa bahwa aturan ini diperlukan dan

memegang peranan penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap

pasar modal nasional dengan antara lain memperkuat pengawasan akuntansi

perusahaan. Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih

baik bagi semua dewan dan manajemen perusahaan publik serta Kantor Akuntan

Publik walaupun tidak berlaku bagi perusahaan tertutup. Sarbox juga menuntut

Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan

persyaratan baru untuk menetapkan hukum ini.

Page 18: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

4

Skandal ini menunjukkan bahwa kompetensi, independensi dan etika

auditor sebagai hal krusial dalam rangka melaporkan pertanggungjawaban

kinerja manajemen perusahaan (klien) terhadap pihak lain yang berkepentingan.

Auditor sebagai Akuntan Publik bertanggung jawab terhadap pemegang saham

mayoritas dan pemegang saham minoritas untuk menjamin penanaman modal

yang mereka lakukan sebagai hasil pertimbangan dari laporan auditor. Auditor

sebagai Akuntan Publik bertanggung jawab terhadap pegawai perusahaan untuk

menjamin mereka bekerja tanpa was-was dengan meyakini laporan auditor tidak

merugikan pegawai. Auditor sebagai Akuntan Publik bertanggung jawab

terhadap masyarakat untuk menjamin mereka yang ingin menanamkan modal

sebagai hasil pertimbangan dari laporan auditor. Auditor bertanggung jawab

untuk mematuhi kode etik sesuai pernyataan KE 100.1 bahwa auditor tidak

hanya bertanggung jawab terhadap klien atau pemilik perusahaan, melainkan

auditor juga harus bertanggung jawab terhadap kepentingan publik yaitu

masyarakat seperti karyawan dan pemegang saham minoritas.

Penelitian ini mengacu kepada SPAP 2016 dan Kode Etik Akuntan

Profesional 2016. UU Tentang Akuntan Publik No. 5 Tahun 2011 Pasal 1 No. 11

menyatakan bahwa SPAP adalah acuan yang ditetapkan menjadi ukuran mutu

yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik dalam pemberian jasanya. SPAP 2016

merupakan standar profesional akuntan publik terbaru yang menjadi standar

acuan bagi Akuntan Publik. Kode Etik Akuntan Profesional 2016 merupakan

pedoman dasar yang berisi prinsip-prinsip dasar etika yang digunakan untuk

mematuhi dan menjalankan setiap aturan dalam SPAP. Mardiasmo (2016)

menyatakan bahwa “etika sebagai salah satu unsur utama dari profesi menjadi

landasan bagi akuntan dalam menjalankan kegiatan profesional. Akuntan

memiliki tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan kepentingan publik.

Page 19: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

5

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi akuntan di Indonesia telah

memiliki Kode Etik IAI yang merupakan amanah dari AD/ ART IAI dan peraturan

yang berlaku”.

Kode Etik Akuntan Profesional yang diterbitkan oleh IAPI tahun 2016

mengatur tentang prinsip-prinsip dasar etika profesi Akuntan Publik yaitu; (1)

prinsip integritas, (2) prinsip objektifitas, (3) prinsip kompetensi dan kehati-hatian

profesional, (4) prinsip kerahasiaan, (5) prinsip perilaku profesional. Prinsip-

prinsip inilah yang menjadi dasar bagi auditor untuk bertindak secara independen

dan sesuai kompetensi yang diharuskan. Sehingga, auditor baru dapat dikatakan

profesional apabila telah memenuhi prinsip-prinsip etika yang dijelaskan dalam

Kode Etik Akuntan Profesional 2016. SPM 1 Seksi 7 No. 21 menyatakan bahwa

setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk

memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya, serta jika

relevan, kepada pihak lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan

independensi (termasuk personel jaringan KAP), untuk menjaga

independensinya sesuai dengan ketentuan etika profesi yang berlaku. SPM 1

Seksi 11 No. 29 menyatakan bahwa KAP harus menetapkan kebijakan dan

prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP

memiliki jumlah personel yang cukup dengan kompetensi, kemampuan, dan

komitmen terhadap prinsip etika profesi yang diperlukan untuk; (1) melaksanakan

perikatan sesuai dengan standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan

yang berlaku, dan; (2) memungkinkan KAP atau rekan perikatan untuk

menerbitkan laporan yang tepat dengan kondisinya.

Terdapat berbagai dimensi dan indikator dalam mengukur kualitas audit.

Setiawan (2016) menyatakan bahwa terdapat delapan indikator untuk mengukur

kualitas audit yang perlu dipenuhi oleh Kantor Akuntan Publik, beberapa di

Page 20: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

6

antaranya adalah kompetensi auditor, etika dan independensi auditor.

Sedangkan dimensi untuk mengukur kualitas audit dinyatakan oleh DeAngelo

(1981) yaitu; (1) temuan pelanggaran mengukur kualitas audit berkaitan dengan

kemampuan teknis auditor, (2) pelanggaran tergantung kepada dorongan untuk

mengungkapkan pelanggaran tersebut dan dorongan ini tergantung pada

independensi yang dimiliki auditor. Kemudian Duff (2004) dalam artikelnya yang

berjudul “Dimension of Audit Quality” membuat sebuah model kualitas audit

dimana salah satu bagian kualitas audit yaitu kualitas teknis yang memiliki

beberapa dimensi untuk mengukurnya diantaranya; (1) independensi; (2)

kompetensi yang terdiri dari keahlian profesional dan pengalaman. Maka, auditor

eksternal memiliki pertanggungjawaban terhadap kualitas audit yang dihasilkan

kepada manajemen perusahaan (klien) dan pihak lain yang berkepentingan.

Pertanggungjawaban ini bisa dilakukan apabila auditor memiliki independensi

untuk melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi yang dimiliki oleh

perusahaan (klien), dan kompetensi yang berasal dari pengetahuan dan keahlian

yang dimiliki seorang auditor untuk menemukan pelanggaran. Sehingga, pihak

lain yang berkepentingan menerima laporan audit yang dihasilkan oleh auditor

eksternal sebagai pihak ketiga yang independen dengan anggapan bahwa

laporan audit tersebut berkualitas sesuai dengan kompetensi dan independensi

yang dimiliki auditor. Selain itu, dimensi kompetensi dan independensi untuk

mengukur kualitas audit juga dijelaskan oleh AAA Financial Accounting

Standards Committee bahwa kualitas audit yang baik membutuhkan dua hal

yaitu kompetensi dan independensi. Kedua kualitas ini memiliki dampak

langsung terhadap kualitas audit sebenarnya dan juga memiliki dampak potensial

yang saling terkait. Selain itu, persepsi mengenai kualitas audit dari pengguna

Page 21: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

7

laporan keuangan adalah fungsi dari persepsi mereka terhadap kompetensi dan

independensi yang dimiliki seorang auditor.

Sawyer et al (2003) menyatakan bahwa “Auditor eksternal merupakan

orang yang independen di luar perusahaan dan independen terhadap

manajemen dan dewan direksi, baik dalam kenyataan maupun secara mental”.

Penelitian yang dilakukan oleh Elfarini (2007) menguji kembali model DeAngelo

(1981) dengan dimensi independensi yang dikembangkan melalui indikator lama

hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor, dan jasa

non audit. Hasil pengujian Elfarini menyatakan bahwa independensi berpengaruh

secara signifikan terhadap kualitas audit. Nurhayati (2008) dalam penelitiannya

juga menggunakan dimensi independensi untuk mengukur kualitas audit.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh independensi

terhadap kualitas audit. Sholihah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Orientasi Etika, Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap

Kualitas Audit: Studi pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan

Daerah Istimewa Yogyakarta” menyimpulkan bahwa independensi auditor

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Nurhayati dalam penelitiannya

menyatakan faktor-faktor independensi yang menjadi indikator penelitian

dijabarkan menjadi komponen; (1) lama ikatan dengan klien; (2) tekanan dari

klien; (3) telaah dari rekan auditor, yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan

oleh Pany dan Reckers (1980) dan Fogarty (1996). Penelitian yang dilakukan

oleh Nurhayati tersebut menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif

dan signifikan pada level 0, 05 terhadap kualitas audit.

Kompetensi sebagai dimensi kualitas audit diukur melalui indikator

gabungan dari pengetahuan dan keahlian profesional. Berdasarkan KE 100

Seksi 5 disimpulkan bahwa kompetensi dan kehati-hatian profesional dibutuhkan

Page 22: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

8

untuk menjaga pengetahuan dan keahlian profesional guna memberikan hasil

jasa profesional yang kompeten berdasarkan tindakan yang sesuai

perkembangan praktik, peraturan, teknik mutakhir, standar yang berlaku.

Tujuan penelitian ini juga untuk menguji pengaruh kompetensi terhadap

kualitas audit. Tjun et al (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit” menyatakan bahwa

kompetensi memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Mansouri et al

(2009) dalam penelitiannya menetapkan sejumlah 62, 5% responden memegang

gelar strata satu akuntansi atau subjek serupa, dan 47, 5% memegang gelar M.A

atau PhD. Di antara 52, 5% responden memiliki pengalaman kurang dari satu

tahun, 36% responden memiliki pengalaman sepuluh sampai 20 tahun, dan 21,

5% responden memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun untuk mengetahui

hubungan kompetensi audit dan kualitas audit melalui tiga indikator; (1) keahlian

audit dalam mendeteksi fraud; (2) efisiensi audit dalam mendeteksi

penyimpangan besar; (3) kompetensi audit dalam pendeteksian fraud. Hasil

penelitian tersebut; (1) spesialisasi audit berpengaruh siginifikan pada 0, 05

terhadap pendeteksian fraud; (2) efisiensi audit tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendeteksian fraud; (3) kompetensi auditor berpengaruh signifikan

pada 0,05 terhadap pendeteksian fraud.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dari penelitian oleh

Elfarini (2007), Najib (2013), dan Gustiawan (2015) dengan memasukkan etika

sebagai variabel moderasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit melalui etika auditor.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap

Kualitas Audit dengan Etika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada

Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)”.

Page 23: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah yang diteliti dan

dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

2. Apakah terjadi interaksi antara kompetensi dan etika terhadap kualitas audit?

3. Apakah independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

4. Apakah terjadi interaksi antara independensi dan etika terhadap kualitas

audit?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit.

2. Untuk mengetahui pengaruh interaksi kompetensi dan etika terhadap kualitas

audit.

3. Untuk mengetahui pengaruh independensi terhadap kualitas audit.

4. Untuk mengetahui pengaruh interaksi independensi dan etika terhadap

kualitas audit.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Kegunaan teoretis mengenai pengaruh kompetensi dan independensi

terhadap kualitas audit adalah sebagai berikut.

1. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi

perkembangan teori audit di Indonesia, khususnya mengenai pembahasan

kualitas audit terkait kompetensi dan independensi sebagai dimensi

pengukuran kualitas audit.

Page 24: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

10

2. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pemahaman serta menjadi salah satu bahan referensi pengetahuan, diskusi,

dan kajian lanjutan bagi penelitian selanjutnya maupun civitas akademika

terkait pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis mengenai pengaruh kompetensi dan independensi

terhadap kualitas audit adalah sebagai berikut.

1. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

pemikiran yang berguna bagi Kantor Akuntan Publik yang ada di Makassar

dalam meningkatkan kualitas jasa audit yang diberikan oleh auditor mereka,

dengan menyadari akan pentingnya kompetensi dan independensi dalam

pelaksanakan tugas oleh auditor mereka.

2. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan untuk melakukan

evaluasi individu bagi pihak auditor untuk meningkatkan kualitas jasa

auditnya masing-masing.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terbagi menjadi 5 (lima) bab secara sistematis sesuai

susunan sebagai berikut.

BAB I: Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II: Bab ini membahas tentang teori-teori relevan yang mendasari di

dalam penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka penelitian, dan

hipotesis penelitian.

Page 25: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

11

BAB III: Bab ini membahas mengenai rancangan penelitian, tempat dan

waktu, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik

pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional,

instrument penelitian, analisis data.

BAB IV: Bab ini membahas tentang hasil pengujian data dan pembahasannya.

BAB V: Bab ini membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian,

keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang ingin disampaikan.

Page 26: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan antara manajer

perusahaan dan pemegang saham. Jensen and Meckling (1976) menyatakan

bahwa agency theory merupakan teori dari hasil perkembangan studi terkait

theory of firm dan property rights. Agency theory oleh Jensen and Meckling

(1976) menjelaskan hubungan kontraktual antara agen dan prinsipal. Prinsipal

memercayakan kepada agen untuk melaksanakan sejumlah jasa sesuai dengan

kepentingan prinsipal yang didelegasikan kepada agen termasuk pengambilan

keputusan. Jika kedua pihak sama-sama bermaksud untuk memaksimalkan

utilitas atau memaksimalkan kinerja, maka terdapat alasan untuk meyakini

bahwa manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal.

Oleh karena itu, prinsipal dapat membatasi perilaku kemungkinan menyimpang

dari agen dengan cara menetapkan skema kontrak (insentif) yang mendekati

perilaku agen yang diinginkan sesuai dengan kepentingan prinsipal. Namun, hal

ini akan menimbulkan biaya antara lain monitoring costs, bonding costs, dan

residual loss.

Bonding costs adalah biaya yang timbul akibat dari beberapa situasi yang

mengharuskan prinsipal untuk menggunakan sumber daya untuk memastikan

bahwa agen tidak akan melakukan tindakan tertentu yang akan membahayakan

prinsipal atau untuk memastikan bahwa prinsipal tidak akan melakukan ganti rugi

apabila agen melakukan hal yang membahayakan prinsipal. Bonding costs

merupakan biaya yang dikenakan akibat adanya kebutuhan akan profesi auditor

Page 27: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

13

eksternal. Sedangkan monitoring costs dinyatakan oleh Jensen and Meckling

(1976) “The principal can limit divergences from his interest by establishing

appropriate incentives for the agent and by incurring monitoring costs designed to

limit the aberrant activities of the agent” menjelaskan bahwa monitoring costs

atau biaya pengawasan dirancang untuk membatasi tindakan penyelewengan

yang dilakukan oleh agen melalui pemberian insentif dalam hal ini skema kontrak

berupa kontrol internal oleh perusahaan yang diatur oleh komite audit. Terdapat

dua jenis pengawasan yaitu external monitoring dan internal monitoring yang

menimbulkan biaya yang dikenakan kepada pemilik ekuitas. Oleh karena itu,

pemilik ekuitas melihat bahwa pengawasan sebaiknya dilakukan dengan biaya

yang paling murah. Misalnya, prinsipal dalam hal ini pemilik obligasi atau pihak

pemberi pinjaman di luar pemilik ekuitas akan menilai bahwa akan bermanfaat

jika perusahaan menghasilkan laporan keuangan yang lengkap dan rinci seperti

laporan keuangan yang dipublikasikan seperti biasanya dalam rangka

mengawasi manajer. Jika manajer dapat menghasilkan informasi pada biaya

terendah, maka (mungkin karena manajer telah mengumpulkan banyak data

yang diinginkan oleh para prinsipal demi kepentingan internal manajemen dalam

pengambilan keputusan), biaya tersebut akan berguna digunakan selanjutnya

untuk membayar biaya dalam hal menyediakan laporan keuangan tersebut dan

untuk memiliki ketepatan laporan yang teruji melalui auditor independen diluar

perusahaan.

Kebutuhan perusahaan terhadap profesi auditor akibat adanya perbedaan

tanggung jawab dan tugas yang dimiliki antara manajemen sebagai pengelola

perusahaan atau agen dan pihak lain yang berkepentingan sebagai pemilik

perusahaan atau prinsipal yang dijelaskan sebelumnya juga diatur di dalam SA

700 Seksi 11 yang membedakan antara tanggung jawab manajemen atas

Page 28: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

14

laporan keuangan dan tanggung jawab auditor. SA 700 Seksi 11 menyatakan

bahwa manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar

laporan keuangan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di

Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen

untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan

penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Sedangkan, tanggung jawab auditor dinyatakan dalam SA 700 Seksi 11 bahwa

tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan

keuangan manajemen berdasarkan audit yang dilakukan oleh auditor. Auditor

melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut

Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan auditor untuk

mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk

memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut

bebas dari kesalahan penyajian material.

Auditor dibutuhkan sebagai pihak yang memiliki pertanggungjawaban

kepada masing-masing pihak baik manajemen sebagai pengelola perusahaan

atau agen maupun pemegang saham sebagai pemilik perusahaan atau prinsipal

dengan cara memberikan keyakinan memadai mengenai laporan keuangan

melalui pernyataan pendapat atau opini auditor. IFAC (2014) dalam artikelnya

menyatakan “The objective of an audit of financial statements is for the auditor to

form an opinion on the financial statements based on having obtained sufficient

appropriate audit evidence about whether the financial statements are free from

material misstatement and to report in accordance with the auditor’s findings”.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa auditor di sini bertujuan untuk

melaksanakan audit atas laporan keuangan agar auditor dapat menyatakan opini

atas laporan keuangan yang berlandaskan pada bukti cukup dan sesuai yang

Page 29: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

15

diperoleh mengenai apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan material

atau untuk melaporkan sesuai temuan auditor yang kemudian dapat

dipertanggungjawabkan hasil audit yang dilakukan kepada kedua belah pihak

yang berkepentingan yaitu agen dan prinsipal.

2.2 Kualitas Audit

PCAOB (2013) dalam artikelnya mendefenisikan kualitas audit sebagai

kualitas dimana kebutuhan investor akan sifat independen dan reliabel sebuah

audit terpenuhi dan memperkuat komunikasi antara komite audit terkait; (1)

laporan keuangan, termasuk pengungkapan yang berkaitan; (2) perikatan terkait

pengendalian internal; dan (3) peringatan untuk kelangsungan hidup perusahaan

dalam jangka panjang.

Munawir (1996) menyatakan bahwa untuk menjaga kualitas audit, profesi

akuntan telah mengembangkan tingkatan rerangka aturan yang terdiri dari

elemen-elemen yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Pembentuk standar (standar setting) adalah sektor swasta yang menetapkan

standar akuntansi, standar auditing, kode etik dan pengendalian kualitas

untuk mengatur akuntan publik dan Kantor Akuntan Publik. Di Indonesia,

SPAP 2016 adalah standar profesi yang wajib dipatuhi Akuntan Publik untuk

memberikan jasa profesionalnya sesuai UU Tentang Akuntan Publik No.5

Pasal 1 No.10 Tahun 2011 yang dibentuk oleh IAPI (Ikatan Akuntan Publik

Indonesia).

2. Aturan kantor akuntan (firm regulation) yaitu setiap Kantor Akuntan Publik

membuat aturan dan kebijakan dan prosedur untuk menjamin bahwa para

akuntannya berpraktik sesuai dengan standar profesional. Di Indonesia,

setiap Kantor Akuntan Publik memiliki aturan dan kebijakan dan prosedur

masing-masing yang disusun oleh Kantor Akuntan Publik itu sendiri dengan

Page 30: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

16

berpatokan terhadap standar pengendalian mutu. UU Tentang Akuntan

Publik No. 5 Tahun 2011 pasal 27 ayat 1 menyatakan bahwa Kantor Akuntan

Publik atau cabang Kantor Akuntan Publik wajib memiliki dan menjalankan

sistem pengendalian mutu. SA 200 Seksi 18 huruf a No. 17 menyatakan

bahwa standar pengendalian mutu (SPM 1), atau ketentuan setara lainnya,

mengatur tanggung jawab KAP untuk menetapkan kebijakan dan prosedur

yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan

personelnya mematuhi ketentuan etika yang relevan.

3. Aturan pribadi (self regulation) adalah program komperhensif yang wajib

dipatuhi oleh setiap anggota organisasi profesi yang meliputi program

pendidikan berkelanjutan, telaah dari rekan auditor, wawancara tentang

kegagalan audit, dan kesalahan.

4. Aturan pemerintah (government regulation) adalah aturan pemerintah tentang

perizinan praktik sebagai Akuntan Publik. Agar jasa Akuntan Publik

berkualitas tinggi, akuntan yang qualified yang diizinkan berpraktik dan

pelaksanaan kerja auditor akan selalu dimonitor dan diatur oleh lembaga

pemerintah. Di Indonesia regulasi profesi Akuntan Publik yang digunakan

saat ini adalah UU No. 5 Tentang Akuntan Publik 2013. Purba (2012)

menyatakan bahwa pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan

perundang-undangan profesi akuntansi sejak Negara Kesatuan Republik

Indonesia berdiri, hingga saat ini berlaku UU No.5 Tentang Akuntan Publik

Tahun 2011.

Page 31: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

17

2.3 Kompetensi

SA 200 Seksi 21 huruf a No.24 menyatakan bahwa karakteristik unik

pertimbangan profesional yang diharapkan dari seorang auditor adalah

pertimbangan yang dibuat oleh seorang auditor yang pelatihan, pengetahuan dan

pengalamannya telah membantu perkembangan kompetensi yang diperlukan

untuk mencapai pertimbangan-pertimbangan wajar yang dibuatnya. Sedangkan

KE Seksi 130 No.2 menyatakan bahwa jasa professional yang kompeten

mensyaratkan pertimbangan yang cermat dalam menerapkan pengetahuan dan

keahlian professional untuk jasa yang diberikan. Oleh karena itu, di bawah ini

dibagi menjadi empat bagian pengaruh kompetensi seorang auditor yaitu

pengetahuan, pelatihan, pengalaman, dan keahlian.

2.3.1 Pengetahuan

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang Praktik Akuntan

Publik menjelaskan secara rinci terkait pendidikan auditor. Pengetahuan dan

kompetensi di bidang akuntansi yang diperoleh sebagaimana dimaksud pada

Pasal 3 ayat 1 adalah sebagai berikut.

a. Program pendidikan sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) di bidang

akuntansi pada perguruan tinggi Indonesia atau perguruan tinggi luar negeri

yang telah disetarakan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

b. Program pendidikan pascasarjana (S-2) atau doktor (S-3) di bidang akuntansi

yang diselenggarakan perguruan tinggi Indonesia atau perguruan tinggi luar

negeri yang telah disetarakan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Pendidikan profesi akuntansi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan.

Page 32: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

18

d. Pendidikan profesi Akuntan Publik sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

Dewi (2010) menyatakan bahwa salah satu syarat untuk mendapatkan

izin usaha Kantor Akuntan Publik sesuai peraturan izin usaha yang dikeluarkan

oleh menteri keuangan yaitu mempunyai paling sedikit tiga orang auditor tetap

dengan tingkat pendidikan formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah

setara Diploma tiga (D-III). Auditor juga wajib memiliki sertifikat tanda lulus ujian

profesi Akuntan Publik yang sah sebagaimana disebutkan dalam UU Akuntan

Publik No. 5 Tahun 2011 Pasal 6.

2.3.2 Pelatihan

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang Praktik Akuntan

Publik Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa Akuntan Publik wajib menjaga

kompetensi dengan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan dalam

jumlah satuan kredit Pendidikan Profesional Berkelanjutan tertentu. Kemudian,

Pendidikan Profesional Berkelanjutan yang dimaksud dalam peraturan ini adalah

Pendidikan yang diselenggarakan sesuai Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun

2015 Tentang Praktik Akuntan Publik Pasal 7 ayat 1 bahwa Asosiasi Profesi

berwenang menyelenggarakan “Pendidikan Profesional Berkelanjutan”.

Kemudian, penyelenggaraan “Pendidikan Profesional Berkelanjutan”

sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sesuai Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun

2015 Tentang Praktik Akuntan Publik Pasal 7 ayat 2 meliputi; (a) menentukan

materi atau silabus “Pendidikan Profesional Berkelanjutan”; (b) menentukan

metode “Pendidikan Profesional Berkelanjutan”; (c) melakukan verifikasi atas

keikutsertaan “Pendidikan Profesional Berkelanjutan”; (d) melaksanakan

“Pendidikan Profesional Berkelanjutan”; (e) menerbitkan sertifikat keikutsertaan

“Pendidikan Profesional Berkelanjutan”; (f) melaksanakan tugas lain yang

Page 33: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

19

berkaitan dengan penyelenggaraan “Pendidikan Profesional Berkelanjutan”.

Selanjutnya, Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang Praktik Akuntan

Publik Pasal 7 ayat 3 menyatakan bahwa dalam penyelenggaraan “Pendidikan

Profesional Berkelanjutan” sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Asosiasi Profesi

dapat membentuk organisasi Asosiasi Profesi yang bertugas sebagai pelaksana

teknis. Keanggotaan organisasi Asosiasi Profesi sebagaimana dimaksud pada

ayat 3 sesuai Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang Praktik Akuntan

Publik Pasal 7 ayat 4 bahwa paling sedikit terdiri dari unsur Asosiasi Profesi dan

akademisi di bidang akuntansi.

2.3.3 Pengalaman

Pengalaman auditor menjadi penting bagi kualitas audit. Kualitas audit

yang baik dihasilkan oleh seorang auditor yang memiliki pengalaman kerja di

bidang akuntansi. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun

2015 Tentang Praktik Akuntan Publik Pasal 4 ayat 1 huruf b menyatakan bahwa

lulus penilaian pengalaman kerja di bidang akuntansi dari Asosiasi Profesi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sertifikat tanda lulus ujian profesi

Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi.

2.3.4 Keahlian

Bonner and Lewis (1990) dalam jurnalnya mengklasifikasikan ukuran dari

kompetensi (expertise) berdasarkan beberapa studi. Bonner and Lewis

menjelaskan bahwa ukuran kompetensi auditor terdiri dari tiga tipe pengetahuan

dan satu tipe kemampuan yang potensial. Tiga pengetahuan yang dimaksud

yaitu general domain knowledge, subspeciality knowledge related to specialized

industries or clients, dan general business knowledge.

Page 34: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

20

a. General Domain Knowledge yang merupakan pengetahuan umum mengenai

dasar-dasar akuntansi dan audit termasuk pengetahuan terkait prinsip

akuntansi yang berlaku secara umum, standar audit yang berlaku secara

umum, dan arus transaksi yang meliputi pengetahuan sistem akuntansi.

Pengetahuan umum ini didapatkan melalui pelatihan formal dan pengalaman

sebagai seorang auditor.

b. Subspeciality Knowledge Related To Specialized Industries Or Clients atau

pengetahuan spesialisasi audit terkait industri atau perusahaan klien tertentu

merupakan pengetahuan yang cenderung diperoleh melalui pelatihan formal

atau pengalaman, dengan demikian tidak mungkin dimiliki oleh semua auditor

dengan tingkat pengalaman tertentu.

c. General Business Knowledge sebagai tipe pengetahuan ketiga yang dapat

dijadikan ukuran kompetensi dalam beberapa penugasan audit, seperti

pemahaman mengenai insentif manajemen dalam berbagai situasi kontrak.

Pengetahuan ini didapatkan melalui pelatihan formal dan beragam

pengalaman pribadi seperti membaca. Kedua auditor yang berpengalaman

maupun belum berpengalaman cenderung dibedakan berdasarkan

pengetahuan ini karena adanya perbedaan pengetahuan terkait klien,

kepentingan pribadi terhadap bisnis, dan sebagainya.

Bonner and Lewis menambahkan ukuran keahlian lainnya yaitu

kemampuan pemecahan masalah umum, yang mencakup kemampuan untuk

mengenali hubungan, menafsirkan data, dan analisa jawaban klien. Auditor yang

berpengalaman dengan basis pengetahuan yang tepat yang tidak memiliki

kemampuan pemecahan masalah tidak akan menjadi ahli dalam beberapa

penugasan audit. Demikian juga, auditor dengan kemampuan pemecahan

Page 35: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

21

masalah tapi tanpa basis pengetahuan yang tepat akan memiliki kinerja buruk

pada beberapa penugasan audit.

2.4 Independensi

Tuanakotta (2014) menyatakan bahwa IFAC menggunakan dua istilah

independensi yaitu independence of mind dan independence in appereance yang

keduanya didefinisikan dalam IESBA Code of Ethics for Professional

Accountants berikut.

a. Independence of mind adalah hal-hal yang ada dalam benak (the state of

mind) auditor yang memungkinkannya memberikan pendapat (opinion) tanpa

dipengaruhi hal-hal yang mengkompromikan (compromise) kearifan

profesional atau professional judgement, dan dengan demikian orang dapat

bertindak dengan integritas penuh, tidak berpihak, dan melaksanakan

skeptisme profesional (professional skepticism).

b. Independence in appearance adalah penghindaran fakta dan keadaan yang

begitu signifikan yang bagi pihak ketiga yang layak dan mempunyai cukup

informasi (reasonable and informed third party) akan menyimpulkan bahwa

integrity, objectivity, atau professional skepticism dari anggota tim (assurance

tim) diragukan atau tercemar.

Dalam kaitannya dengan objektifitas, Lindawati (2002) mengartikan

independensi dan objektifitas secara bersama-sama dengan menyatakan

“independence and objectivity means the auditor should maintain objectivity and

be free of conflicts of interest as well as independent in fact and appearance

when providing auditing and other services, such as; fairness, no relationship

with the client and no investment”. Independensi dan objektifitas berarti bahwa

auditor harus mempertahankan objektifitas dan bebas dari konflik kepentingan

sebagaimana independen dalam kenyataan dan penampilan ketika menyediakan

Page 36: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

22

jasa audit dan jasa lainnya seperti bersikap adil, tidak memiliki hubungan pribadi

dengan klien dan tidak menerima pemberian hadiah. Penelitian ini menggunakan

indikator berikut untuk mengukur independensi terkait pengaruhnya terhadap

kualitas audit.

2.4.1 Lama Hubungan dengan Klien

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang Praktik Akuntan

Publik Pasal 11 ayat 1 menyatakan bahwa pemberian jasa audit atas informasi

keuangan historis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 1 huruf a

terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk

lima tahun buku berturut-turut. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015

Tentang Praktik Akuntan Publik menyatakan bahwa entitas sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 terdiri dari industri di sektor pasar modal, bank umum,

dana pension, perusahaan asuransi/reasuransi, atau Badan Usaha Milik Negara.

Kemudian, Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang Praktik Akuntan

Publik Pasal 11 ayat 3 menyatakan bahwa pembatasan pemberian jasa audit

atas informasi keuangan historis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2

juga berlaku bagi Akuntan Publik yang merupakan pihak terasosiasi. Peraturan

Pemerintah No. 20 Tahun 2015 Tentang Praktik Akuntan Publik Pasal 11 ayat 4

menyatakan bahwa Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa audit atas

informasi keuangan historis terhadap entitas sebagaimana dimaksud pada ayat 1

setelah dua tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa lamanya hubungan dengan klien

berpengaruh positif terhadap independensi. Supriyono (1988) menyatakan

bahwa 34% responden penelitian menyatakan bahwa lama penugasan audit

mempengaruhi rusaknya independensi auditor, karena penugasan audit yang

terlalu lama kemungkinan dapat mendorong Akuntan Publik kehilangan

Page 37: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

23

independensi karena Akuntan Publik tersebut merasa puas, kurang inovasi, dan

kurang ketat didalam melaksanakan audit. Sebaliknya, penugasan audit yang

terlalu lama kemungkinan dapat pula meningkatkan independensi karena

Akuntan Publik sudah familier, pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien, dan

lebih tahan terhadap tekanan klien. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh

Setyono (2016) dalam jurnalnya menyatakan bahwa lamanya hubungan dengan

klien berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa lamanya hubungan dengan klien berpengaruh terhadap

independensi terkait kualitas audit yang diberikan oleh auditor.

2.4.2 Tekanan dari Klien

Gul et al (2002) menyatakan bahwa independensi auditor luntur pada

situasi konflik. Situasi konflik semakin meruncing ketika klien mulai melakukan

tekanan pada proses audit sehingga akan mempengaruhi opini auditor atas

laporan keuangan historis. Kusharyanti (2002) menyatakan tekanan dari klien

yaitu tekanan personal, emosional atau keuangan dapat mengakibatkan

independensi auditor berkurang dan dapat mempengaruhi kualitas audit.

2.4.3 Telaah dari Rekan Auditor

Shapiro (1996) menyatakan telaah dari rekan auditor sebagai hasil kerja

akuntan merupakan tanda dedikasinya bagi kebaikan profesi. Telaah dari rekan

auditor merupakan bukti bahwa akuntan mengakui perlunya review atas

pekerjaan mereka dari pihak yang independen untuk menentukan apakah

mereka bertanggung jawab dan konsisten dengan prinsip-prinsip profesi. Review

oleh rekan sejawat diyakini sebagai bentuk pengendalian kualitas yang paling

konstruktif.

Page 38: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

24

Wooten (2003) menyatakan apabila perusahaan mempekerjakan auditor

yang berkualitas tinggi dan berpengalaman dalam industri klien, kontrol proses

audit yang kuat dapat menghasilkan tim audit yang berkualitas tinggi pula,

sehingga semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. Auditor yang berkualitas

tinggi ini bisa didukung oleh berbagai faktor, salah satunya adalah telaah dari

rekan auditor. Wooten (2003) menyatakan bahwa para ahli menemukan bahwa

telaah dari rekan auditor maupun manajer berhubungan dengan kualitas audit.

GAAS mewajibkan audit secara berkala harus diawasi dan dipersiapkan. Adanya

penugasan pemberian opini dari auditor yang berpengalaman menyediakan

kemampuan untuk mengkritisi auditor secara teknis dan prosedur.

Sulistiyo (2015) dalam artikelnya menyatakan telaah dari rekan auditor

merupakan mekanisme kendali dan pembelajaran bagi mutu pekerjaan akuntan,

jika hal ini dipublikasikan dan mempunyai sanksi yang tegas, jika terjadi

sebaliknya maka tidak ada artinya.

2.4.4 Pemberian Jasa Non Audit

Purba (2012) menyatakan bahwa jasa yang diberikan oleh auditor terdiri

dari dua kelompok besar yaitu jasa atestasi dan jasa non atestasi. Purba

menambahkan bahwa dalam setiap penugasan atestasi, seorang Akuntan Publik

diwajibkan bersikap independen terhadap semua stakeholder perusahaan.

Sedangkan, sikap independen tidak diperlukan dalam penugasan non atestasi.

Sunyoto (2014) menyatakan bahwa jasa non atestasi adalah jasa yang di

dalamnya auditor tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,

ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Sehingga, jasa non atestasi

merupakan jasa non audit yang dihasilkan oleh Akuntan Publik yaitu jasa

kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen.

Page 39: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

25

2.5 Etika

Resnik (2013) mendefinisikan etika secara umum bahwa etika adalah

norma untuk memisahkan antara perilaku yang dapat diterima dan perilaku yang

tidak dapat diterima. Resnik menambahkan bahwa banyak disiplin ilmu yang

berbeda, institusi, dan profesi yang memiliki norma perilaku yang sesuai bagi

keseluruhan tujuan mereka. Norma juga membantu para anggota atau disiplin

ilmu untuk mengordinasikan tindakan dengan aktivitas mereka dan untuk

mendapatkan kepercayaan publik dari disiplin ilmu mereka. Standar etika

dinyatakan memberikan nilai yang penting bagi kerjasama, seperti kepercayaan,

akuntabilitas, saling menghargai, dan keadilan.

Auditor memiliki kode etik yang mengatur norma-norma seorang auditor

untuk dapat dinyatakan sebagai professional. Terkait independensi seorang

auditor, SA 200 Seksi 18 huruf a No. 16 menyatakan sebagai berikut.

Oleh karena perikatan audit menyangkut kepentingan publik, sebagaimana diatur dalam Kode Etik, auditor harus independen dari entitas yang diaudit. Kode Etik menjelaskan independensi sebagai independensi dalam pemikiran dan independensi dalam penampilan. Independensi auditor melindungi kemampuan auditor untuk merumuskan suatu opini audit tanpa dapat dipengaruhi. Independensi meningkatkan kemampuan auditor dalam menjaga integritasnya, serta bertindak secara objektif, dan memelihara suatu sikap skeptisisme profesional.

Etika juga memiliki pengaruh terhadap kompetensi dimana Kode Etik

Profesional Akuntan Publik 2016 mengatur etika yang harus dipatuhi oleh auditor

terkait pemeliharaan kompetensi dan kepatuhan terhadap standar teknis agar

tetap menjaga profesionalisme seorang auditor. KE Seksi 130 No. 1 menyatakan

bahwa prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap

Akuntan Profesional untuk melakukan dua hal berikut; (1) memelihara

pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan untuk

menjamin klien atau pemberi kerja akan menerima layanan profesional yang

Page 40: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

26

kompeten; (2) bertindak cermat dan tekun sesuai dengan standar teknis dan

profesional yang berlaku ketika memberikan jasa profesional.

Kode Etik Akuntan Profesional 2016 menyatakan lima prinsip etika yang

harus dipatuhi oleh auditor dalam melaksanakan audit. Kelima prinsip tersebut

adalah; (1) prinsip integritas; (2) prinsip objektifitas; (3) prinsip kompetensi dan

kehati-hatian profesional; (4) prinsip kerahasian; (5) prinsip perilaku profesional

yang di dalamnya diatur sebagai berikut.

1. Prinsip integritas

SA Seksi 110 No.1 menyatakan bahwa prinsip integritas mewajibkan

setiap Akuntan Profesional untuk bersikap lugas dan jujur dalam semua

hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Integritas juga berarti berterus

terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya. Kemudian, SA Seksi 110 No. 2

Akuntan Profesional tidak boleh terkait dengan laporan, pernyataan resmi,

komunikasi, atau informasi lain ketika Akuntan Profesional meyakini bahwa

informasi tersebut terdapat hal berikut.

(a) Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan;

(b) Pernyataan atau informasi yang dilengkapi secara sembarangan; atau

(c) Penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan

sehingga akan menyesatkan.

Ketika menyadari bahwa dirinya telah dikaitkan dengan informasi

semacam itu, maka Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah yang

diperlukan agar tidak dikaitkan dengan informasi tersebut.

2. Prinsip Objektifitas

SA Seksi 120 No. 1 menyatakan bahwa prinsip objektifitas mewajibkan

semua Akuntan Profesional untuk tidak membiarkan bias, benturan kepentingan,

Page 41: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

27

atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain, yang dapat mengurangi

pertimbangan profesional atau bisnisnya.

3. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional

SA Seksi 130 No. 1 menyatakan bahwa prinsip kompetensi dan kehati-

hatian profesional mewajibkan setiap Akuntan Profesional sebagai berikut.

(a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang

dibutuhkan untuk menjamin klien atau pemberi kerja akan menerima layanan

profesional yang kompeten; dan

(b) Bertindak cermat dan tekun sesuai dengan standar teknis dan profesional

yang berlaku ketika memberikan jasa profesional.

4. Prinsip kerahasiaan

SA Seksi 140 No. 1 menyatakan bahwa prinsip kerahasiaan mewajibkan

setiap Akuntan Profesional untuk tidak melakukan hal berikut.

(a) Mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional

dan hubungan bisnis kepada pihak di luar kantor akuntan atau organisasi

tempatnya bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik,

kecuali jika terdapat hak atau kewajiban secara hukum atau profesional untuk

mengungkapkannya; dan

(b) Menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional

dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.

5. Prinsip perilaku profesional

SA Seksi 150 No. 1 menyatakan bahwa prinsip perilaku profesional

mewajibkan setiap Akuntan Profesional sebagai berikut untuk mematuhi

ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku serta menghindari setiap perilaku

yang Akuntan Profesional tahu atau seharusnya tahu yang dapat mengurangi

kepercayaan pada profesi. Hal ini termasuk perilaku, yang menurut pihak ketiga

Page 42: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

28

yang rasional dan memiliki informasi yang cukup, setelah menimbang semua

fakta dan keadaan tertentu yang tersedia bagi Akuntan Profesional pada waktu

itu, akan menyimpulkan, yang mengakibatkan pengaruh negatif terhadap

reputasi baik dari profesi.

2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian terdahulu dirangkum dalam tabel sebagai

acuan dari penelitian ini yang berhubungan dengan kualitas audit. Penelitian

terdahulu dijadikan sebagai referensi atau menguatkan penelitian ini, di

antaranya adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil

1. Feria Estikawati, 2016

Pengaruh Keahlian, Independensi, Etika Terhadap Kualitas Audit Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Propinsi Lampung

Keahlian (X1), independensi (X2), etika (X3), kualitas audit (Y).

1.

2.

3.

4.

Keahlian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Independensi berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Etika berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Keahlian, independensi dan etika berpengaruh berpengaruh signifikan dan simultan terhadap

Page 43: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

29

kualitas audit.

2. Hasbullah, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, Nyoman Trisna Herawati, 2014

Pengaruh Keahlian Audit, Kompleksitas Tugas, Dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar Dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar)

Keahlian audit (X1), kompleksitas tugas (X2), dan etika profesi (X3), kualitas audit (Y).

1. 2. 3. 4.

Keahlian audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Etika profesi Berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.

3. Marsellia, Carmel Meide, Budi Hermawan, 2012

Pengaruh Kompetensi dan independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderator (Studi Empiris Pada Auditor Di KAP Big Four Jakarta)

Kompetensi (X1), Independensi (X2), Etika Auditor (variabel moderasi), kualitas Audit (Y).

1. 2. 3.

Kompetensi dan independensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Interaksi antara kompetensi dan etika auditor serta interaksi antara independensi dan etika auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Kompetensi, independensi, interaksi antara kompetensi dan etika auditor, serta interaksi antara

Page 44: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

30

independensi dan etika auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit.

4. Fajriyah Melati Sholihah, 2010

Pengaruh Orientasi Etika, Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit: Studi Pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta Dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Orientasi etika (X1), kompetensi, (X2), dan independensi (X3), kualitas audit (Y).

1. 2.

Masing-masing variabel orientasi etika, kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Seluruh variabel bebas orientasi etika, kompetensi dan independensi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

5. Nurhayati, 2008

Analisis Beberapa Faktor Keahlian Dan Independensi Auditor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit

(1) Komponen pengetahuan, (2) ciri-ciri psikologis, (3) kemampuan berfikir, (4) strategi penentuan keputusan, (5) analisis tugas (6) lama ikatan dengan klien (7) tekanan dari klien (8) telaah rekan auditor (X), kualitas audit (Y).

1.

Variabel independen (X) yang terdiri dari faktor-faktor yaitu komponen pengatahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir, strategi penentuan keputusan, analisis tugas, lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan telaah rekan auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

Page 45: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

31

2.

sebagai variabel dependen (Y). Adanya pengaruh masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

6. M. Nizarul Alim, Trisni Hapsari, Liliek Purwanti, 2006

Pengaruh Kompetensi dan independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi

Kompetensi (X1), independensi (X2), etika auditor (variabel moderasi), kualitas audit (Y).

1. 2. 3. 4.

Independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. effected audit Interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Interaksi kompetensi dan etika tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Sumber: Data sekunder (2017)

2.7 Hipotesis Penelitian

2.7.1 Hubungan Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian Dharmawan (2014) menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dharmawan

menyatakan bahwa hal tersebut berarti seorang auditor yang memiliki wawasan

Page 46: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

32

yang luas, tingkat pendidikan yang tinggi, serta ilmu dan pelatihan yang dimiliki

selama menjadi auditor merupakan dasar yang digunakan dalam melakukan

audit serta menjaga kualitas hasil pemeriksaan dengan baik. Hasil penelitian

Dharmawan menunjukkan bahwa pengalaman pemeriksaan berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit pemeriksaan. Hal ini berarti semakin banyak

auditor melakukan tugas atau pekerjaan maka semakin baik bagi auditor untuk

meningkatkan kualitas audit pemeriksaan.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, kompetensi berdasarkan

indikator pengetahuan, pelatihan, pengalaman dan keahlian mempunyai

pengaruh positif terhadap kualitas audit. Maka, hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H1: Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit

2.7.2 Interaksi Etika dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kompetensi dalam penelitian

ini diukur melalui empat indikator yaitu pengetahuan, pelatihan, pengalaman, dan

keahlian. KE Seksi 100 No. 14 menyatakan bahwa perlindungan yang diciptakan

oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan termasuk: (1) persyaratan

pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi: (2) persyaratan

pengembangan professional berkelanjutan. Maka, dapat diketahui bahwa Kode

Etik Akuntan Publik, SPAP, Peraturan Pemerintah, dan Undang-Undang Tentang

Akuntan Publik mengatur perlindungan terhadap etika yang dimiliki oleh seorang

auditor agar auditor patuh terhadap ketentuan etika yang mempersyaratkan

seorang auditor untuk memiliki tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman

tertentu serta pengembangan profesional yang berkelanjutan. Penelitian yang

dilakukan oleh Sambo et al (2016) menemukan bahwa etika auditor,

pengetahuan dan perilaku menyimpang secara simultan berpengaruh positif

Page 47: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

33

terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik Makassar. Sedangkan Halim et

al (2014) menyatakan bahwa komitmen profesional yang diukur berdasarkan

kemampuan dan kecintaan auditor untuk memegang tanggung jawab sesuai

aturan dan norma dalam berlaku profesional memperkuat pengaruh kompetensi

terhadap kualitas audit.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, interaksi etika dan kompetensi

mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit. Maka, hipotesis penelitian

ini adalah sebagai berikut.

H2: Interaksi etika dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas

audit

2.7.3 Hubungan Independensi terhadap Kualitas Audit

Penelitian ini menggunakan indikator lama hubungan dengan klien,

tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor serta jasa non audit untuk mengukur

independensi terkait pengaruhnya terhadap kualitas audit. Penelitian yang

dilakukan oleh Elfarini (2007), Nurhayati (2008), Tjun et al (2012), Rosalina

(2014), dan Estikawati (2016) dengan menggunakan indikator independensi yang

sama dengan penelitian ini untuk mengukur kualitas audit. Hasil penelitian

mereka menunjukkan bahwa independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian berikut menggunakan indikator berbeda dengan yang

digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur independensi terkait

pengaruhnya terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi et al

(2013) menunjukkan bahwa independensi berpengaruh pada kualitas audit

melalui due professional care sebagai variabel pemediasi. Saripudin et al (2012)

dalam penelitiannya menggunakan indikator independensi penyusunan program,

independensi investigatif, independensi pelaporan menunjukkan bahwa

Page 48: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

34

independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Selanjutnya, Alim et al (2007)

dalam jurnal SNA menggunakan indikator pengungkapan kecurangan klien,

besarnya fee audit, pemberian fasilitas dari klien, penggantian auditor, dan

penggunaan jasa non audit untuk mengukur independensi auditor terkait

pengaruhnya terhadap kualitas audit.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, independensi mempunyai

pengaruh positif terhadap kualitas audit. Maka, hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H3: Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit

2.7.4 Interaksi Etika dan Independensi terhadap Kualitas Audit

Coatte (1999) menyatakan bahwa terdapat tiga strategi yang dapat

mengakibatkan penangkalan perilaku menyimpang oleh auditor yaitu; (1)

pengendalian dan pengawasan (control and monitoring) perilaku auditor

independen; (2) sosialisasi yang dilakukan kepada auditor independen untuk

bertindak sesuai perilaku yang telah ditentukan; (3) memilih auditor independen

yang bertindak sesuai perilaku yang telah ditentukan. Poin pertama adalah

pendekatan ketat, sedangkan poin kedua dan ketiga merupakan pendekatan

laissez-faire atau pendekatan melalui pelatihan moral dan kepemimpinan. Ketiga

poin ini bila disatukan adalah strategi terbaik untuk menangkal perilaku

menyimpang. Auditor independen dengan watak yang berperilaku secara etis

akan memberikan imbal balik yang menguntungkan sesuai dengan pendekatan

laissez-faire. Selain itu, Alim et al (2007) menyatakan bahwa interaksi

independensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, interaksi etika dan

independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Maka, hipotesis pada

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Page 49: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

35

H4: Interaksi etika dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas

audit

2.8 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka kerangka pemikiran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Variabel Dependen Y

Independensi

Kompetensi

Kualitas Audit

Audit

Etika

Variabel Independen X1

Variabel Independen X2

Variabel Moderasi

Page 50: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Surakhmad

(1982) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang

berdasarkan data-data, penelitian ini dilakukan dengan cara menyajikan data,

menganalisis, dan menginterpretasi. Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa

penelitian kausalitas adalah penelitian yang bersifat sebab akibat. Tujuannya

untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat, sehingga dapat diketahui

variabel mana yang dipengaruhi dan variabel mana yang mempengaruhi.

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

survey explanatory untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dan melakukan

pengujian hipotesis.

Said et al (2012) menyatakan bahwa “Hal-hal yang disajikan dalam

laporan penelitian kuantitatif pada umumnya menekankan pada pengujian teori-

teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan

melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian jenis ini, umumnya,

menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis, yang

merupakan salah satu contoh tipe penelitian yang menggunakan paradigma

positivistik”.

Sesuai dengan pengertiannya, penelitian deskripif ini bertujuan untuk

menyajikan data yang berupa data kualitatif yang dikuantitatifkan untuk

mendapatkan hasil penelitian sebagai jawaban atas hipotesis penelitian.

Page 51: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

37

Kemudian, data tersebut akan dianalisis menggunakan alat analisis statistik

untuk data kuantitatif yaitu SPSS. Dasar analisis yang digunakan adalah analisis

linier berganda yang merupakan persamaan matematis untuk menganalisis dua

variabel independen terkait pengaruhnya terhadap variabel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di enam Kantor Akuntan Publik yang berada di Kota

Makassar. Maka, lokasi penelitian berada di wilayah Kota Makassar. Waktu yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah tiga bulan untuk

mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyajikan hasil analisis data.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kantor Akuntan Publik yang

terdaftar dalam data situs Kementerian Keuangan per tanggal 30 Mei 2016, data

situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per tanggal 31 Januari 2015. Penelitian ini

menetapkan jumlah populasi sebesar jumlah keseluruhan auditor di enam KAP

Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan berikut.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Nama Kantor Akuntan Publik (KAP) Jumlah Auditor

1. KAP Drs. Harly Weku 6

2. KAP Yakub Ratan 3

3. KAP Usman dan Rekan 5

4. KAP Drs. Rusman Thoeng, M.Com, BAP 8

5. KAP Richard Risambery dan Rekan 4

6. KAP Thomas Blasius Widartoyo dan Rekan 6

Total Populasi 33 Auditor

Sumber: OJK (2015) Kementerian Keuangan (2016)

Page 52: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

38

Total keseluruhan populasi adalah 33 orang auditor yang berprofesi

sebagai auditor. Angka didapatkan secara langsung berdasarkan sensus yang

dilakukan.

3.3.2 Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik census sampling dengan melakukan

sensus terhadap enam Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar yang menjadi

populasi penelitian. Martono (2010) menyatakan bahwa census sampling atau

biasa disebut dengan sampel jenuh sebagai teknik penentuan sampel dimana

semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Nama Kantor Akuntan Publik (KAP) Jumlah Auditor

1. KAP Drs. Harly Weku 6

2. KAP Yakub Ratan 3

3. KAP Usman dan Rekan 6

4. KAP Drs. Rusman Thoeng, M.Com, BAP 8

5. KAP Richard Risambery dan Rekan 4

6. KAP Thomas Blasius Widartoyo dan Rekan 6

Total Sampel 33 Auditor

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden penelitian tanpa

menggunakan perantara. Data primer dalam penelitian ini merupakan data hasil

pengisian kuisioner yang diisi oleh responden penelitian yaitu auditor yang

menjadi sampel dalam penelitian ini. Kuisioner yang digunakan merupakan

kuisioner hasil adopsi gabungan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Elfarini (2007) dan Najib (2013) yang sebelumnya telah diuji tingkat validitas dan

reabilitasnya dengan menggunakan SPSS.

Page 53: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

39

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Narbuko dan Achmadi (2015) menyatakan bahwa teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner (angket). Kuisioner adalah

suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah

atau bidang yang akan diteliti. Metode pengumpulan data ini dilakukan untuk

memperoleh data yang objektif sehingga dapat dipercaya dan data yang relevan

untuk kemudian dijadikan landasan dalam melakukan analisis data. Proses

pengumpulan data menggunakan metode kuisioner untuk memperoleh informasi

guna melakukan analisis data mengenai variabel yang diteliti yaitu kompetensi

dan independensi terkait pengaruhnya terhadap kualitas audit. Penyebaran

kuisioner dilakukan secara langsung dengan cara penyebaran langsung kepada

responden penelitian yang merupakan auditor yang menjadi sampel dari

penelitian ini.

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel independen, variabel moderasi, dan

variabel dependen. Sanusi (2011) menyatakan bahwa variabel independen

adalah variabel bebas yaitu variabel yang memengaruhi variabel lain, sedangkan

variabel dependen adalah variabel terikat atau variabel tergantung yaitu variabel

yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah kompetensi sebagai variabel X1 dan independensi sebagai variabel X2,

sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit sebagai

Y. Variabel moderasi dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel yang

memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen.

Page 54: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

40

3.6.2 Definisi Operasional

3.6.2.1 Kualitas Audit

IAASB (2014) dalam artikel Framework for Audit Quality menyatakan

bahwa audit yang berkualitas dapat dicapai melalui tiga dari lima cara yang

dijelaskan oleh IAASB yaitu; (1) menunjukkan perilaku yang mendekati nilai-nilai,

etika, dan sikap yang sesuai, (2) memiliki pengetahuan yang cukup, dibekali

keahlian, memiliki pengalaman dan jam terbang dalam melaksanakan audit, (3)

melaksanakan proses audit dan prosedur kontrol kualitas sesuai dengan hukum,

undang-undang, dan standar yang berlaku. Kualitas audit menurut Sunyoto

(2014) dapat dicapai melalui pemenuhan terhadap empat hal yaitu pembentuk

standar (standar setting), aturan kantor akuntan (firm regulation), aturan pribadi

(self regulation), dan aturan pemerintah (government regulation).

3.6.2.2 Kompetensi

Kompetensi merupakan salah satu prinsip yang harus dimiliki oleh

seorang auditor dalam menjaga profesionalismenya sesuai dengan yang

disyaratkan dalam kode etik. Sehingga, untuk mencapai tingkatan kemampuan

pada tingkat yang diperlukan, pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk

bertindak, pelatihan sebagai alat untuk mengasah dan menambah pengetahuan

dan keahlian yang dimiliki melalui pendidikan, dan pengalaman.

Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuisioner sebagai hasil

gabungan dari kuisioner penelitian yang dilakukan oleh Elfarini (2007) dan Najib

(2013), dengan model skala Likert 5 poin. Sanusi (2011) menyatakan bahwa

skala Likert umumnya menggunakan lima titik dimana titik pertama adalah sangat

setuju, titik kedua adalah setuju, titik ketiga adalah netral, titik keempat adalah

tidak setuju dan titik kelima adalah sangat tidak setuju. Responden diminta untuk

Page 55: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

41

menyatakan tingkat setuju dan ketidaksetujuannya terhadap pertanyaan yang

diajukan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

3.6.2.3 Independensi

Independensi secara umum berarti bahwa sikap seseorang untuk bebas

dari pengaruh dan tekanan dari pihak di luar dirinya untuk menentukan kehendak

pribadi. Independensi diartikan sebagai kebebasan seseorang untuk bertindak

sesuai keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain yang kemungkinan

dapat memberi dampak negatif terhadap keputusan yang dibuatnya.

Independensi dibutuhkan oleh seorang auditor sesuai dengan peraturan

profesional yang wajib dipatuhinya. Seorang auditor diharapkan memiliki

independensi yang tinggi dalam rangka memberikan pendapatnya sebagai

seorang yang profesional dan bertanggungjawab terhadap klien dan pihak lain

yang berkepentingan.

Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuisioner sebagai hasil

gabungan dari kuisioner penelitian yang dilakukan oleh Elfarini (2007) dan Najib

(2013), dengan model skala Likert 5 poin. Sanusi (2011) menyatakan bahwa

skala Likert umumnya menggunakan lima titik dimana titik pertama adalah sangat

setuju, titik kedua adalah setuju, titik ketiga adalah netral, titik keempat adalah

tidak setuju dan titik kelima adalah sangat tidak setuju. Responden diminta untuk

menyatakan tingkat setuju dan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang

diajukan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Page 56: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

42

3.6.2.4 Etika

Etika merupakan tata cara yang mengatur tentang bagaimana perilaku

seseorang agar sesuai dengan kriteria norma yang berlaku secara umum.

Seorang professional memiliki kode etik yang digunakan sebagai landasan untuk

berperilaku sesuai dengan tata cara yang disepakati oleh pembentuk standar

atau dalam pengertian lain bahwa seorang professional yang mematuhi kode etik

berarti berperilaku sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama.

Auditor memiliki pedoman berupa Kode Etik Profesional Akuntan Publik 2016

yang mengatur tata cara perilaku akuntan publik dalam memberikan jasa

profesional. Kode Etik Akuntan Publik 2016 berisi prinsip dasar yang

penjelasannya juga diperdalam dalam kode etik tersebut yaitu; (1) prinsip

integritas, (2) prinsip objektifitas, (3) prinsip kompetensi dan kehati-hatian

professional, (4) prinsip kerahasiaan professional, (5) prinsip perilaku profesional.

Tabel 3.3 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel Dimensi Indikator Skala

Variabel X1 Kompetensi

Elfarini

(2007)

Najib (2013) Gustiawan (2015)

Pendidikan 1. Pengetahuan umum prinsip akuntansi dan standar auditing

2. Pengetahuan audit terkait jenis industri klien

3. Pengetahuan audit terkait kondisi perusahaan klien

4. Pendidikan formal yang sudah ditempuh

Interval

Elfarini (2007) Najib (2013) Gustiawan (2015)

Pelatihan 1. Pelatihan 2. Kursus 3. Pendidikan

profesional berkelanjutan

Interval

Page 57: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

43

Elfarini (2007)

Pengalaman 1. Lama penugasan audit

2. Jumlah klien yang sudah pernah diaudit

3. Jenis perusahaan yang sudah pernah diaudit

Interval

Najib (2013) Gustiawan (2015)

Keahlian 1. Keahlian khusus 2. Keahlian analisa 3. Keahlian komunikasi

Interval

Variabel X2 Independensi Elfarini

(2007)

Najib (2013)

Lama hubungan dengan klien

1. Lama mengaudit klien

2. Objektifitas

Interval

Elfarini (2007)

Tekanan dari klien 1. Pemberian sanksi dan ancaman pergantian auditor

2. Besar fee audit yang diberikan

3. Fasilitas dari klien

Interval

Telaah dari rekan auditor 1. Manfaat telaah dari rekan auditor

2. Konsekuensi terhadap audit yang buruk

Interval

Jasa non audit 1. Pemberian jasa audit dan non audit pada klien yang sama

2. Pemberian jasa non audit dapat meningkatkan informasi pada laporan keuangan

Interval

Variabel M Etika Gustiawan (2015)

Integritas 1. Laporan hasil audit dapat dipertanggungjawabkan oleh auditor, untuk meningkatkan kualitas audit.

Interval

Page 58: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

44

Objektifitas 2. Dalam aktivitasnya auditor eksternal selalu bersikap objektif.

3. Auditor menolak menerima penugasan audit bila pada saat bersamaan sedang mempunyai hubungan kerjasama dengan pihak yang diperiksa

Interval

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

1. Auditor memiliki rasa tanggung jawab bila hasil pemeriksaannya masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan.

2. Auditor selalu menimbang permasalahan berikut akibat-akibatnya dengan saksama.

Interval

Kerahasiaan 1. Auditor tidak dapat diintimidasi oleh orang lain dan tidak tunduk karena tekanan yang dilakukan oleh orang lain guna mempengaruhi sikap dan pendapatnya.

Interval

Perilaku Profesional 1. Setiap auditor harus menjaga objektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

Interval

Variabel Y Kualitas Audit Elfarini

(2007)

Kualitas audit 1. Melaporkan semua kesalahan klien

2. Pemahaman terhadap sistem informasi klien

3. Komitmen yang kuat

Interval

Page 59: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

45

dalam melaksanakan audit

4. Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam melakukan pekerjaan lapangan

5. Tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien selama melakukan audit

6. Sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan

Sumber: Data sekunder (2017)

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Teknik Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan instrumen pengukuran untuk memberi

penilaian terhadap jawaban responden melalui kuisioner. Jawaban responden

diberi nilai sesuai dengan skala pengukuran yang digunakan yaitu skala Likert.

Skala Likert merupakan salah satu jenis skala pengukuran untuk sikap

responden dalam menyatakan tingkat setuju dan ketidaksetujuannya.

Tabel 3.4 Skala Pengukuran

Jawaban Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sanusi (2011)

3.7.2 Uji Kualitas Data

Sanusi (2011) menyatakan bahwa instrumen penelitian sebagai alat

pengumpul data, maka instrumen penelitian yang digunakan harus valid dan

reliabel untuk mendapatkan tingkat akurasi dan konsistensi data yang tinggi.

Page 60: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

46

Valid dan realiabel suatu data dapat diketahui melalui uji validitas dan uji

reliabilitas.

3.7.2.1 Uji Validitas

Sanusi (2011) menyatakan bahwa instrumen penelitian dalam ilmu sosial

adalah berupa pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan konstruk

atau konsep. Rumus Pearson Product Moment berikut digunakan untuk

menghitung nilai kolerasi tersebut.

r = N((∑ XY) − (∑ X ∑ Y)

√[N ∑ X2 − (∑ X)2][N ∑ X2 − (∑ X)2]

Keterangan:

r : Koefisien Korelasi

X : Skor Butir

Y : Skor Total Butir

N : Jumlah Sampel (Responden)

Validitas ditentukan dengan membandingkan nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan nilai

𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan derajat bebas. Apabila nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada

tingkat signifikansi 0, 05, maka disimpulkan bahwa pertanyaan atau pernyataan

kuisioner valid.

3.7.2.2 Uji Reabilitas

Perhitungan reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan konsistensi hasil

pengukuran. Konsistensi hasil pengukuran diketahui melalui konsistensi

instrumen penelitian apabila digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang

berbeda atau instrumen penelitian apabila digunakan dalam waktu yang sama

oleh orang yang berbeda. Sehingga, reliabilitas mengandung makna objektifitas

dari hasil penelitian.

Page 61: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

47

Pengukuran ulang merupakan salah satu cara untuk mengukur reliabilitas

instrumen penelitian. Pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan

pernyataan yang sama kepada responden dalam rentang waktu berbeda yang

cukup lama. Nilai yang didapatkan pada saat pengukuran pertama akan

dikolerasikan dengan nilai yang didapatkan pada saat pengukuran ulang dengan

menggunakan rumus Pearson Product Moment yang juga digunakan dalam

pengujian validitas.

Reabilitas ditentukan dengan melihat nilai Conbrach’s Alpha masing-

masing variabel. Apabila nilai Conbrach’s Alpha menunjukkan nilai > 0, 60 maka

suatu variabel dinyatakan reliabel.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Regresi linear berganda harus memenuhi asumsi-asumsi klasik.

Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah analisis linear berganda sudah

memenuhi asumsi-asumsi klasik. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa

analisis linear berganda yang dilakukan menghasilkan data penelitian yang tidak

bias.

3.7.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dinyatakan oleh Ghozali (2012) bertujuan untuk

mengetahui apakah model regresi variabel dependen dan variabel independen

mempunyai kontribusi atau tidak. Suatu model regresi dinyatakan baik apabila

data berdistribusi secara normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat

dilakukan dengan cara melihat grafik Normal P-plot dengan membandingkan

distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi normal. Suatu data

dinyatakan berdistribusi secara normal apabila grafik Normal P-plot menunjukkan

bahwa titik-titik menyebar mengikuti arah garis diagonal.

Page 62: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

48

3.7.3.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada model

regresi dalam penelitian ini yang memiliki ketidaksamaan varians dari residu

satu pengamatan ke pengamatan lain. Keseragaman selisih antara nilai

pengamatan dan nilai pendugaan harus sama untuk semua nilai pendugaan Y.

Jika hal tersebut terjadi, maka tidak tejadi heterokedastisitas atau disebut dengan

homoroskedastisitas. Jadi, nilai residu untuk selisih nilai pengamatan dan nilai

pendugaan harus menyebar normal dengan rata-rata nol.

3.7.3.3 Uji Autokolerasi

Pengamatan-pengamatan variabel dependen harus tidak berkolerasi.

Apabila pengamatan-pengamatan dependen berkolerasi maka terjadi

autokolerasi. Untuk mendeteksi terjadinya autokolerasi dapat menggunakan

pengujian Durbin-Watson (d). Kemudian, d dibandingkan dengan 𝑑𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada

tingkat signifikansi 0, 05. Tabel d memiliki dua nilai yaitu nilai batas atas ( 𝑑𝑈)

dan nilai batas bawah ( 𝑑𝐿).

Tabel 3.5 Pengujian Autokolerasi Durbin-Watson

Pendeteksian Nilai Autokolerasi

𝑑 < 𝑑𝐿 Autokolerasi Positif

𝑑 > 4 − 𝑑𝐿 Autokolerasi Negatif

𝑑𝑈 < 𝑑 < 4 − 𝑑𝑈 Tidak Terjadi Autokolerasi

𝑑𝐿 ≤ 𝑑 ≤ 𝑑𝑈 Pengujian Tidak Meyakinkan

4 − 𝑑𝑈 ≤ 𝑑 ≤ 4 − 𝑑𝐿 Pengujian Tidak Meyakinkan

Sumber: Sanusi (2011)

3.7.3.4 Uji Multikolinearitas

Sekaran dan Bougie (2013) menyatakan bahwa multikolinearitas adalah

keadaan statistik dimana antar dua atau lebih variabel independen dalam model

analisis linier berganda memiliki kolerasi yang tinggi. Multikolinearitas dapat

Page 63: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

49

dideteksi melalui pengukuran VIF (Variance Inflating Factor). Pengukuran ini

menunjukkan tingkat sejauh mana variabel independen yang satu dijelaskan oleh

variabel independen lainnya atau tingkat sejauh mana kolerasi yang dimiliki antar

variabel independen. Multikolinearitas yang tinggi dapat diketahui apabila VIF

lebih dari 10.

3.7.4 Uji Hipotesis

3.7.4.1 Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)

Widarjono (2015) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2)

digunakan untuk mengukur seberapa baik garis regresi sesuai dengan data

aktualnya melalui presentase total variasi variabel dependen Y yang dijelaskan

oleh variabel independen dalam garis regresi.

R2 = ESS

TSS

Ketika garis regresi tepat melewati semua data Y maka R2 sama dengan

satu, sedangkan ketika garis regresi tepat pada rata-rata nilai Y maka R2 sama

dengan nol. Maka, nilai R2 terletak antara nol dan satu. R2 yang semakin

mendekati angka satu menunjukkan semakin baik garis regresi, sedangkan R2

sama dengan satu berarti terjadi kolerasi sempurna antara variabel independen

dan dependen. R2 yang semakin mendekati angka nol menunjukkan garis regresi

kurang baik, sedangkan R2 sama dengan nol berarti tidak terjadi kolerasi antara

variabel independen dan variabel dependen.

3.7.4.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Pengujian koefisien regresi secara parsial dilakukan dengan menguji nilai

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔. Uji t yang signifikan menunjukkan bahwa variabel dependen dijelaskan

sekian persen oleh variabel independen secara parsial.

Page 64: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

50

Uji t dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, merumuskan

hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol berarti bahwa proporsi

variabel dependen yang dijelaskan secara parsial oleh variabel independen tidak

signifikan. Sedangkan, hipotesis alternatif diterima atau hipotesis nol ditolak

berarti bahwa proporsi variabel dependen yang dijelaskan parsial oleh variabel

independen signifikan. Kemudian, menghitung nilai t melalui SPSS dan

membandingkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada tingkat signifikansi 0, 05.

Kemudian, menentukan keputusan apakah model analisis linier berganda dapat

digunakan. Apabila hipotesis nol ditolak, maka model dapat digunakan untuk

memprediksi perubahan variabel dependen akibat perubahan variabel

independen secara parsial. Pengambilan keputusan berdasarkan pada kriteria

berikut.

Tabel 3.6 Uji t

Pendeteksian Nilai Keputusan

−𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐻0 diterima

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐻0 ditolak

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐻0 ditolak

𝑃𝑟 ≥ α = 0, 05 𝐻0 diterima

𝑃𝑟 < α = 0, 05 𝐻0 ditolak

Sumber: Sanusi (2011)

3.7.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Sanusi (2011) menyatakan bahwa regresi linier berganda merupakan

perluasan dari analisis regresi linear sederhana dengan menambah jumlah

variabel bebas menjadi dua atau lebih. Regresi linier berganda berdasarkan

pernyataan Sanusi (2011) untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

dinyatakan dalam persamaan matematika berikut.

Y = α + β1

X1 + β2X2 + β

3M+ β

4X1M + β

5X2M + e

Page 65: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

51

Keterangan:

Y : Kualitas Audit

α : Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien Regresi

X1 : Independensi

X2 : Kompetensi

M : Etika

X1M : Interaksi antara independensi dan etika

X2M : Interaksi antara kompetensi dan etika

e : Error atau tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

3.7.4.4 Uji Moderasi

Uji Moderated Regression Analysis (MRA) digunakan dalam penelitian ini

untuk melakukan uji interaksi antara dua atau lebih variabel independen. Uji MRA

terdapat dalam aplikasi SPSS yang digunakan khusus untuk analisis regresi

linear berganda yang persamaan regresinya terdapat interaksi (perkalian dua

atau lebih variabel independen). Variabel yang mengalami interaksi atau

perkalian antara dua atau lebih variabel inilah yang disebut sebagai variabel

moderasi. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah etika, karena etika

menjelaskan pengaruhnya apakah memperlemah atau memperkuat hubungan

yang terjadi antara variabel independen terhadap dependen.

Penelitian ini melakukan dua tahap pengujian dengan menggunakan tiga

persamaan. Persamaan tersebut digunakan pada masing-masing tahap untuk

tujuan yang berbeda pula. Ketiga persamaan tersebut adalah sebagai berikut.

Y = α + β1

X1 + β2X2 + e (1)

Y = α + β1 X1 + β2X2 + β3M + e (2)

Page 66: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

52

Y = α + β1

X1 + β2X2 + β

3M+ β

4X1M + β

5X2M + e (3)

Persamaan (1) dan (2) digunakan untuk pengujian hipotesis tahap

pertama untuk mengetahui pengaruh parsial variabel independen terhadap

dependen melalui uji t. Persamaan (3) digunakan pada pengujian hipotesis tahap

kedua. Persamaan (3) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh

variabel M untuk memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen

terhadap dependen dan mengklasifikasikan variabel M dilihat dari tingkat M

mempengaruhi hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 67: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

72

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial

kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit yang dihasilkan

serta untuk mengetahui apakah terjadi interaksi antara variabel etika dan

kompetensi dalam mempengaruhi kualitas audit dan interaksi antara etika dan

indepedensi dalam mempengaruhi kualitas audit dengan Kantor Akuntan Publik

(KAP) di Kota Makassar sebagai objek penelitian. Setelah dilakukan dan

diuraikan hasil analisis data sebelumnya, diambil kesimpulan sebagai berikut.

a. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah kompetensi berpengaruh positif

terhadap kualitas audit dan hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kompetensi seorang auditor maka

semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

b. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah interaksi etika dan kompetensi

berpengaruh positif terhadap kualitas audit dan hasil penelitian ini tidak

mendukung hipotesis pertama. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi

interaksi antara etika dan kompetensi dalam mempengaruhi kualitas audit.

Etika auditor tidak memperkuat ataupun memperlemah pengaruh

kompetensi terhadap kualitas audit. Sehingga, auditor dengan kompetensi

yang baik dapat tetap menghasilkan kualitas audit yang baik karena auditor

sudah mempelajari prinsip-prinsip kode etik profesional akuntan publik

melalui pengetahuan pada saat menempuh pendidikan formal, pelatihan,

dan pengalaman yang dimiliki.

Page 68: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

73

c. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah independensi berpengaruh positif

terhadap kualitas audit dan hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis

ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat belum cukupnya bukti dalam

penelitian ini untuk menyatakan semakin baik independensi seorang auditor

maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

d. Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah interaksi etika dan

independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit dan hasil penelitian

ini tidak mendukung hipotesis keempat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terjadi interaksi antara etika dan independensi dalam mempengaruhi kualitas

audit. Etika auditor tidak memperkuat ataupun memperlemah pengaruh

independensi terhadap kualitas audit. Hal ini juga semakin mendukung hasil

penelitian ini yang menolak hipotesis ketiga.

e. Hasil penelitian ini menemukan bahwa etika bertindak sebagai variabel

prediktor atau variabel independen yang memiliki pengaruh positif terhadap

kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik etika yang dimiliki

seorang auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini disebabkan oleh jumlah pertanyaan yang

diajukan dalam kuisioner terlalu banyak, sehingga beberapa responden tidak

seluruhnya menjawab pertanyaan di dalam kuisioner. Pertanyaan yang dijawab

oleh responden secara keseluruhan untuk variabel kompetensi hanya sampai

pada nomor 12 dari seharusnya berjumlah 17, dan pertanyaan yang dijawab

oleh responden secara keseluruhan untuk variabel independensi hanya sampai

nomor 13 dari seharusnya berjumlah 16. Sehingga, peneliti tidak memasukkan

keseluruhan indikator untuk variabel kompetensi dan independensi.

Page 69: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

74

5.3 Saran Penelitian

Penelitian-penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih kaya lagi. Beberapa masukkan yang dikemukakan oleh

peneliti dapat dijadikan pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya

sehubungan dengan pengaruh kompetensi dan independensi terhadap

kualitas audit dengan etika sebagai variabel moderasi. Masukan-masukan

tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Diharapkan adanya penelitian-penelitian selanjutnya untuk menambah

maupun mengganti variabel-variabel yang digunakan dalam mengukur

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian

selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel pengetahuan,

pelatihan, pengalaman, dan keahlian sebagai variabel independen,

sehingga hasil penelitian akan lebih meluas maupun dapat menemukan

hasil penelitian yang lebih kaya akan ilmu dan lebih baru akan penemuan

dari penelitian sebelumnya.

b. Diharapkan adanya penelitian yang lebih mendalam terkait interaksi etika

dan kompetensi dalam mempengaruhi kualitas audit dan terkait interaksi

etika dan independensi dalam mempengaruhi kualitas audit. Hal ini ditujukan

untuk memberikan perbandingan yang nantinya dapat dijadikan untuk

memperbaiki maupun memperkuat hasil penelitian ini.

c. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengatasi keterbatasan yang ada

dalam penelitian ini dengan sejumlah perbaikan seperti menambah

instrumen penelitian seperti menggunakan metode wawancara dan

observasi, menyusun kembali kalimat pertanyaan pada kuisioner penelitian,

dan menambah jumlah sampel penelitian.

Page 70: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

75

DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. Nizarul. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Auditor dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X.

Ayuni, Nurul Dwi. 2008. “Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman

Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer” Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. (Online), (http://www.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13559/1/Nurul%20DewiAyuni-FEIS) diakses 10 Januari 2016

Badjuri, Achmat. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit Auditor Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3 No. 2 November 2011 Halaman 187-193.

Bonner, Sarah E., Lewis, Barry L. Determinants of Auditor Expertise (Studies on Judgment Issues in Accounting and Auditing). Journal of Accounting Research, Vol. 28 Tahun 1990 Halaman 1-20.

Coatte, J. Charles. Disussion of “Economics Analysis of Accountants of Ethical

Standards: The Case of Audit Opinion Shopping”. Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 18 1999 pp 365-373

Deis, Donald R., Giroux, Gary A. 1992. Determinants of Audit Quality in the

Public Sector. The Accounting Review, Vol. 67, No. 3 (Jul, 1992), pp 462-479

Dewi, Yuniasari Shinta. 2010. Bekerja Sebagai Akuntan. Esensi: Jakarta. Dharmawan, Nyoman Ari Surya. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan

Pengalaman Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Humanika JINAH, Vol. 4, No. 1 Desember 2014

DeAngelo, Linda Elizabeth. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of

Accounting and Economics. Elfarini, Eunike Christina. 2007. “Pengaruh Kompetensi dan independensi Auditor

Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)” Skripsi.

Estikawati, Feria. 2016. “Pengaruh Keahlian, Independensi, Etika terhadap

Kualitas Audit pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Propinsi Lampung” Tesis. Bandar Lampung: Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Page 71: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

76

Gul, F., S. Lynn., Tsui, J. 2002. Audit Quality, Management Ownership and The

Informativeness of Accounting Earnings. Journal of Accounting, Auditing, and Finance, 17:1, 25-49

Gustiawan, Dimas Muhammad. 2015. “Pengaruh Kompetensi, Independensi,

Pengalaman dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit” Skripsi. Surakarta: Program Studi S1 Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

Harhinto, Teguh. 2004. “Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap Kualitas

Audit Studi Empiris pada KAP di Jawa Timur Semarang” Tesis. MAKSI. Semarang: Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul., Sutrisno T., Rosidi., Achsin M. 2014. Effect of Competence and

Auditor Independence on Audit Quality with Audit Time Budget and Professional Commitment as a Moderation Variable. International Journal of Business and Management Invention, Vol 3, pp 64-74

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. Standar Profesional Akuntan Publik.

Jakarta: Salemba Empat. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. IAPI Mengadakan Focus Group

Discussion-Panduan Indikator Kualitas Audit. Online (iapi.or.id/Iapi/detail/133) diakses pada 2 Februari 2017

International Federation of Accountants. 2014. A Framework for Audit Quality

Key Elements that Create an Environment for Audit Quality. (Online), (https://www.ifac.org/system/files/uploads/IAASB/Framework-for-Audit-Quality-Outline.pdf)

Jensen, Michael C., Meckling, H. William. 1976. Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360

Kasidi. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor (Persepsi

Manajer Keuangan Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah)” Tesis. Semarang: Program Studi Magister Sains Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Kementrian Keuangan. 2016. KAP Terdaftar. (Online),

(http://pppk.kemenkeu.go.id/Publikasi/GetPdfFile?fileName=Daftar%20 Cabang%20KAP%20Mei%202016.pdf) diakses 23 Januari 2017

Komite Profesional Akuntan Publik. Daftar Kantor Akuntan Publik di Makassar.

(Online), (kpap.go.id) Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan

Kemungkinan Topik Penelitian di Masa Datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember). Hal 25-60

Page 72: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

77

Lindawati. 2002. The Moral Reasoning of Accountants in The Development of a Code of Ethics: The Case of Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Liputan6.com. (Online),

(http://liputan6.com/bisnis/read/2031867/enron-skandal-besar-perusahaan-energi-yang-cekik-investor) diakses 2 Desember 2016

Mansouri, Ali., Pirayesh, Reza., Salehi, Mahdi. Audit Competence and Audit

Quality: Case in Emerging Economy. International Journal of Business and Management. Vol. 4, No.2 Februari 2009

Marsellia, Meiden, Carmell., Hermawan, Budi. 2012. Pengaruh Kompetensi dan

Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderator (Studi Empiris pada Auditor di KAP Big Four Jakarta. Seminar Nasional dan Call For Papers. (Online), (http://eprints.unisbank.ac.id/178/1/artikel-16.pdf) diakses 23 November 2016.

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Data Sekunder. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Najib, Ayu Dewi Riharna. “Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Provinsi Sul-Sel)” Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Narbuko, Cholid., Achmadi, Abu. 2015. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara.

Jakarta. Nurhayati. 2003. Analisis Beberapa Faktor Keahlian dan Independensi Auditor

yang Mempengaruhi Kualitas Audit. (Online), (http://megaslides.top/doc/394755/analisis-beberapa-faktor-keahlian-dan-independensi-audito...) diakses 23 November 2016.

Otoritas Jasa Keuangan. 2015. KAP Terdaftar. (Online),

(http://www.ojk.go.id/Files/statistik/kap-ap_201501.pdf) diakses 20 Januari 2017.

Peraturan Pemerintah Nomor 20. 2015. Tentang Praktik Akuntan Publik. Pratiwi, Komang Asri., Astika, Putra., Suputra, Dharma. Pengaruh Kompetensi

dan Independensi Auditor pada Kualitas Audit dengan Due Professional Care sebagai Variabel Intervening di Kantor Akuntan Publik (KAP) Se-Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol. 2 No. 12 Tahun 2013.

Purba, Marisi P. 2012. Profesi Akuntan Publik di Indonesia: Suatu Pembahasan

Kritis terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik. Graha Ilmu. Yogyakarta

Page 73: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

78

Resnik, David B. What is Ethics in Research and Why is It Important?. National Institute of Enviromental Health Sciences, March 2013.

Rosalina, Amalia Dewi. 2013. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor

terhadap Kualitas Audit” Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.

Sambo, Eva Marin., Marwah, Yusuf., Baso, Andi Fadillah A. Effect of Auditor

Ethics, Knowledge and Dysfunctional Behavior Audit Office of The Quality of Public Accountants in Makassar. Journal of Education and Vocational Research, Vol 7 No. 1 2016.

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

2012. Sawyer B., Dittenhofer, Mortimer A., Scheiner, James H. 2003. Internal Auditing:

Audit Internal Sawyer. Terjemahan oleh Desi Adharani. 2005. Jakarta: Salemba Empat.

Saripuddin, Herawaty, Netty., dan Rahayu. 2012. Pengaruh Independensi,

Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntantabilitas terhadap Kualitas Audit. E-Jurnal Binar Akuntansi, Vol. 1 No. 1 September.

Sekaran, Uma and Bougie, Roger. 2013. Methods For Business. United

Kingdom: Jhon Wiley & Sons Ltd. Setyono, Unggul J. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap

Independensi Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Semarang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pandanaran, Vol. 2 No. 2 Tahun 2016.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:

Alfabeta. Shapiro, Leslie S. 1996. Quality Review for Quality Work. National Public

Accountant (November), pp 7 Sulistiyo, Heru. E-Journal, 2015: Peer Review Kantor Akuntan Publik. (Online).

(e-jurnal.stiedharmaputra-smg.ac.id)

Sunyoto, Danang. 2014. Auditing Pemeriksaan Akuntansi. Yogyakarta: CAPS. Supriyono, R.A. 1998. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing): Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Yogyakarta: Salemba Empat

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik.

Bandung: Transito. Stephen P. Robbins. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Page 74: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

79

Stephen P. Robbins. 1996. Organizational Behavior Seventh Edition. (Online), (http://ceit.aut.ac.ir/~sa_hashemi/My%20Teachings/BS-CEIT-Organizational%20Behaviour%20Management/Z-Books%20&%20Resources/Stephen%20P.%20Robbins_Organizational%20Behavior%20full.pdf) diakses 3 Januari 2016.

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penelitian Skripsi. Edisi Pertama. Makassar:

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Tuanakotta M. Theodorus. 2014. Audit Berbasis ISA (International Standards on

Auditing). Jakarta: Salemba Empat. Tjun, Lauw Tjun., Marpaung, Elyzabet Indrawati., Setiawan, Santy. Pengaruh

Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Bandung. Universitas Kristen Maranatha. Jurnal Akuntansi Vol.4, No.1 Mei 2012 Halaman 33-56.

Undang-Undang No. 5 Tahun 2011, Tentang Akuntan Publik, 2011. Jakarta:

Sinar Grafika. V. McCain, Donald, Deborah Tobey. 2007. Facilitation Skills Training. (Online),

(https://books.google.co.id/books?id=8tZGAwAAQBAJ&pg=PA9&lpg=PA9&dq=according+to+nadler+skill+is&source=bl&ots=THaIIX1ZYW&sig=qsuQMcZbEp_NLazw1ccR1D_LyJg&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjGp_jqvK_RAhUGPo8KHbVhApIQ6AEIHDAB#v=onepage&q=according%20to%20nadler%20skill%20is&f=false) diakses 7 Januari 2016.

Waspodo, Lego. “Pengaruh Independensi Auditor Eksternal dan Kualitas Audit

Terhadap Hasil Negoisasi antara Auditor dengan Manajemen Klien Mengenai Permasalahan Laporan Keuangan (Studi Empiris terhadap Manajemen Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ)” Tesis. Semarang: Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Webster’s 1913 Dictionary. (Online),

(http://www.webster-dictionary.org/definition/independence) diakses 7 Januari 2016.

Widarjono, Agus. 2015. Analisis Multivariat Terapan: dengan Program SPSS,

AMOS, dan SMARTPLS. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Zarefar, Arumega., Andreas., Zarefar, Etika. 2015. The Influence of Ethics,

Experience, and Competency toward The Quality of Auditing with Professional Auditor Scepticism as a Moderating Variable. 3rd Global Conference on Business and Social Science-2015, GCBSS-2015, Procedia-Social and Behavorial Science, Vol 216, pp 828-832

Zhang, Yan., Zhou, Jian., Zhou, Nan. 2007. Audit Committee Quality, Auditor

Independence, and Internal Control Weekness. Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 26 pp 300-337

Page 75: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

80

LAMPIRAN

Page 76: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

81

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Perihal : Permohonan Bantuan Pengisian Kuesioner

Kepada

Yth. Bapak/Ibu Auditor dan Satuannya

di

Makassar

Dengan Hormat,

Thesy Bonita Sitorus selaku peneliti, mahasiswi Departemen Akuntansi di

Universitas Hasanuddin pertama-tama mengucapkan terima kasih atas waktu

yang disediakan oleh Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk mengisi dan menjawab seluruh

pertanyaan dalam kuisioner ini. Kuisioner dalam penelitian ini ditujukan untuk

penyelesaian skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi

terhadap Kualitas Audit dengan Etika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris

pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)”.

Diharapkan Bapak/Ibu/Saudara (i) sebagai responden dapat memberikan

jawaban yang sebenar-benarnya demi membantu meningkatkan kualitas dari

penelitian ini. Atas waktu dan kesediaannya peneliti ucapkan terima kasih, dan

semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Hormat Peneliti,

Thesy Bonita Sitorus

A31113318

Page 77: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

82

KUSIONER PENELITIAN

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ....................................................................

Jenis Kelamin : Pria / Wanita

Usia : a. 20 – 30 tahun c. 41 – 50 tahun

b. 31 – 40 tahun d. > 50 tahun

Pendidikan Terakhir : a. S1

b. S2

c. S3

Lama Pengalaman

Sebagai Auditor : a. < 2 tahun c. 5 – 7 tahun

b. 2 – 4 tahun d. > 8 tahun

B. PETUNJUK PENGISIAN

Mohon Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk memberi tanda centang (√) pada

kolom sesuai skala yang menurut Anda paling mendekati.

Keterangan:

SS : Jika pernyataan tersebut Sangat Setuju dengan diri anda.

S : Jika pernyataan tersebut Setuju dengan diri anda.

RR : Jika pernyataan tersebut Ragu-Ragu dengan diri anda.

TS : Jika pernyataan tersebut Tidak Setuju dengan diri anda.

STS : Jika pertanyaan tersebut Sangat Tidak Setuju dengan diri anda.

84

Page 78: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

83

A. KOMPETENSI

No. Pernyataan Jawaban

SS S RR TS STS

Pengetahuan

1. Setiap akuntan publik harus memahami dan melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang relevan

2. Untuk melakukan audit yang baik, saya perlu memahami jenis industri klien.

3. Untuk melakukan audit yang baik, saya perlu memahami kondisi perusahaan klien.

4. Untuk melakukan audit yang baik, saya membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari tingkat pendidikan formal.

Pelatihan

5. Selain pendidikan formal, untuk melakukan audit yang baik, saya juga membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari kursus dan pelatihan khususnya di bidang audit.

6. Auditor yang memiliki sertifikat dari kursus dalam bidang akuntansi dan perpajakan akan menghasilkan hasil audit yang baik.

Pengalaman

7. Saya telah memiliki banyak pengalaman dalam bidang audit dengan berbagai macam klien sehingga audit yang saya lakukan menjadi lebih baik.

8. Saya pernah mengaudit perusahaan yang go public, sehingga saya dapat mengaudit perusahaan yang belum go public lebih baik.

Keahlian

9. Auditor harus memahami ilmu statistik serta mempunyai keahlian menggunakan komputer.

10. Auditor harus mampu membuat laporan audit dan mempresentasikannya dengan baik.

11. Auditor harus mampu menganalisis dengan cepat dalam mengaudit suatu perusahaan.

12. Auditor memiliki keterampilan berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan auditan/obrik.

Page 79: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

84

B. INDEPENDENSI

No. Pernyataan Jawaban

SS S RR TS STS

Lama Hubungan dengan Klien

1. Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien paling lama tiga tahun.

2. Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien.

3. Auditor harus memiliki sikap netral dan tidak bias.

4. Tidak semua kesalahan klien yang saya temukan saya laporkan karena lamanya hubungan dengan klien tersebut

Tekanan dari klien

5. Agar tidak kehilangan klien, kadang-kadang saya harus bertindak tidak jujur.

6. Jika audit yang saya lakukan buruk, maka saya dapat menerima sanksi dari klien.

7. Tidak semua kesalahan klien saya laporkan, karena saya mendapatkan peringatan dari klien.

8. Saya tidak berani melaporkan kesalahan klien karena klien dapat mengganti posisi saya dengan auditor lain.

9. Jika audit fee dari satu klien merupakan sebagian besar dari total pendapatan suatu kantor akuntan maka hal ini dapat merusak independensi akuntan publik.

10. Fasilitas yang saya terima dari klien menjadikan saya sungkan terhadap klien sehingga kurang bebas dalam melakukan audit.

Telaah dari Rekan Auditor

11. Saya bersikap jujur untuk menghindari penilaian kurang dari rekan seprofesi (sesama auditor) dalam tim.

Jasa Non Audit

12. Selain memberikan jasa audit, suatu kantor akuntan dapat pula memberikan jasa-jasa lainnya kepada klien yang sama.

13. Jasa non audit yang diberikan kepada klien dapat merusak independensi akuntan publik tersebut.

Page 80: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

85

C. ETIKA

No. Pernyataan Jawaban

SS S RR TS STS

Integritas

1. Laporan hasil audit dapat dipertanggungjawabkan oleh auditor, untuk meningkatkan kualitas audit.

Objektifitas

2. Dalam aktifitasnya, auditor eksternal selalu bersikap objektif.

3. Auditor menolak menerima penugasan audit bila pada saat bersamaan sedang mempunyai hubungan kerjasama dengan pihak yang diperiksa.

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

4. Auditor memiliki rasa tanggung jawab bila hasil pemeriksaannya masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan.

5. Auditor selalu menimbang permasalahan berikut akibat-akibatnya dengan saksama.

Perilaku Profesional

6. Setiap auditor harus menjaga objektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

D. KUALITAS AUDIT

No. Pernyataan Jawaban

SS S RR TS STS

1. Besarnya kompensasi yang saya terima akan mempengaruhi saya dalam melaporkan kesalahan klien.

2. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien dapat menjadikan pelaporan audit saya menjadi lebih baik.

3. Saya mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan audit dalam waktu yang tepat.

4. Saya menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan laporan.

5. Saya tidak mudah percaya terhadap pernyataan klien selama melakukan audit.

6. Saya selalu berusaha berhati-hati dalam pengambilan keputusan selama melakukan audit.

Page 81: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

86

LAMPIRAN 2

HASIL OLAH DATA SPSS

1. Uji Kualitas Data

1.1 Uji Validitas

1.1.1 Kompetensi Correlations

x1.1

x1.2

x1.3

x1.4

x1.5

x1.6

x1.7

x1.8

x1.9

x1.10

x1.11

x1.12

x1

x1.1 Pearson Correlation

1 ,568** ,378* ,301 ,438* ,245 ,388* ,378* ,301 ,245 ,438* ,597** ,388*

Sig. (2-tailed) ,001 ,030 ,089 ,011 ,170 ,026 ,030 ,089 ,170 ,011 ,000 ,026

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1.2 Pearson Correlation

,568** 1 ,578** ,469** ,496** ,332 ,548** ,578** ,469** ,332 ,496** ,740** ,548**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,006 ,003 ,059 ,001 ,000 ,006 ,059 ,003 ,000 ,001

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1.3 Pearson Correlation

,378* ,578** 1 ,531** ,000 ,388* ,586** 1,000** ,531** ,388* ,000 ,707** ,586**

Sig. (2-tailed) ,030 ,000 ,001 1,000 ,025 ,000 ,000 ,001 ,025 1,000 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1.4 Pearson Correlation

,301 ,469** ,531** 1 ,442** ,600** ,892** ,531** 1,000** ,600** ,442** ,834** ,892**

Sig. (2-tailed) ,089 ,006 ,001 ,010 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,010 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1.5 Pearson Correlation

,438* ,496** ,000 ,442** 1 ,471** ,511** ,000 ,442** ,471** 1,000** ,627** ,511**

Sig. (2-tailed) ,011 ,003 1,000 ,010 ,006 ,002 1,000 ,010 ,006 ,000 ,000 ,002

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1.6 Pearson Correlation

,245 ,332 ,388* ,600** ,471** 1 ,669** ,388* ,600** 1,000** ,471** ,737** ,669**

Sig. (2-tailed) ,170 ,059 ,025 ,000 ,006 ,000 ,025 ,000 ,000 ,006 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1.7 Pearson Correlation

,388* ,548** ,586** ,892** ,511** ,669** 1 ,586** ,892** ,669** ,511** ,900** 1,000**

Sig. (2-tailed) ,026 ,001 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1.8 Pearson Correlation

,378* ,578** 1,000** ,531** ,000 ,388* ,586** 1 ,531** ,388* ,000 ,707** ,586**

Sig. (2-tailed) ,030 ,000 ,000 ,001 1,000 ,025 ,000 ,001 ,025 1,000 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1.9 Pearson Correlation

,301 ,469** ,531** 1,000** ,442** ,600** ,892** ,531** 1 ,600** ,442** ,834** ,892**

Sig. (2-tailed) ,089 ,006 ,001 ,000 ,010 ,000 ,000 ,001 ,000 ,010 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1. 10

Pearson Correlation

,245 ,332 ,388* ,600** ,471** 1,000** ,669** ,388* ,600** 1 ,471** ,737** ,669**

Sig. (2-tailed) ,170 ,059 ,025 ,000 ,006 ,000 ,000 ,025 ,000 ,006 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1. 11

Pearson Correlation

,438* ,496** ,000 ,442** 1,000** ,471** ,511** ,000 ,442** ,471** 1 ,627** ,511**

Sig. (2-tailed) ,011 ,003 1,000 ,010 ,000 ,006 ,002 1,000 ,010 ,006 ,000 ,002

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1. 12

Pearson Correlation

,597** ,740** ,707** ,834** ,627** ,737** ,900** ,707** ,834** ,737** ,627** 1 ,900**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x1 Pearson Correlation

,388* ,548** ,586** ,892** ,511** ,669** 1,000** ,586** ,892** ,669** ,511** ,900** 1

Sig. (2-tailed) ,026 ,001 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0, 05 level (2-tailed).

Page 82: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

87

1.1.2 Independensi

Correlations

x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 x2.9 x2.10 x2.11 x2.12 x2.13 x2

x2.1 Pearson Correlation

1 ,475** ,664** ,226 ,011 ,059 ,692** ,440* ,779** ,485** ,361* ,283 ,264 ,583**

Sig. (2-tailed) ,005 ,000 ,207 ,952 ,746 ,000 ,010 ,000 ,004 ,039 ,111 ,138 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2.2 Pearson Correlation

,475** 1 ,544** ,435* ,486** ,543** ,434* ,697** ,481** ,740** ,529** ,310 ,260 ,759**

Sig. (2-tailed) ,005 ,001 ,011 ,004 ,001 ,012 ,000 ,005 ,000 ,002 ,079 ,144 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2.3 Pearson Correlation

,664** ,544** 1 ,568** ,566** ,657** ,798** ,638** ,892** ,691** ,438* ,488** ,568** ,910**

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,011 ,004 ,001 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2.4 Pearson Correlation

,226 ,435* ,568** 1 ,651** ,695** ,453** ,329 ,483** ,340 -,032 ,306 -,004 ,519**

Sig. (2-tailed) ,207 ,011 ,001 ,000 ,000 ,008 ,062 ,004 ,053 ,859 ,083 ,983 ,002

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2.5 Pearson Correlation

,011 ,486** ,566** ,651** 1 ,904** ,319 ,368* ,366* ,402* ,277 ,423* ,295 ,666**

Sig. (2-tailed) ,952 ,004 ,001 ,000 ,000 ,071 ,035 ,036 ,021 ,119 ,014 ,096 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2.6 Pearson Correlation

,059 ,543** ,657** ,695** ,904** 1 ,380* ,411* ,425* ,442* ,256 ,445** ,402* ,727**

Sig. (2-tailed) ,746 ,001 ,000 ,000 ,000 ,029 ,017 ,014 ,010 ,150 ,009 ,021 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2.7 Pearson Correlation

,692** ,434* ,798** ,453** ,319 ,380* 1 ,509** ,908** ,694** ,230 ,390* ,344 ,713**

Sig. (2-tailed) ,000 ,012 ,000 ,008 ,071 ,029 ,002 ,000 ,000 ,199 ,025 ,050 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2.8 Pearson Correlation

,440* ,697** ,638** ,329 ,368* ,411* ,509** 1 ,559** ,843** ,400* ,279 ,375* ,736**

Sig. (2-tailed) ,010 ,000 ,000 ,062 ,035 ,017 ,002 ,001 ,000 ,021 ,116 ,032 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2.9 Pearson Correlation

,779** ,481** ,892** ,483** ,366* ,425* ,908** ,559** 1 ,600** ,348* ,412* ,427* ,788**

Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,000 ,004 ,036 ,014 ,000 ,001 ,000 ,047 ,017 ,013 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2. 10

Pearson Correlation

,485** ,740** ,691** ,340 ,402* ,442* ,694** ,843** ,600** 1 ,493** ,287 ,434* ,806**

Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,053 ,021 ,010 ,000 ,000 ,000 ,004 ,106 ,012 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2. 11

Pearson Correlation

,361* ,529** ,438* -,032 ,277 ,256 ,230 ,400* ,348* ,493** 1 -,100 ,713** ,662**

Sig. (2-tailed) ,039 ,002 ,011 ,859 ,119 ,150 ,199 ,021 ,047 ,004 ,581 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2. 12

Pearson Correlation

,283 ,310 ,488** ,306 ,423* ,445** ,390* ,279 ,412* ,287 -,100 1 -,113 ,416*

Sig. (2-tailed) ,111 ,079 ,004 ,083 ,014 ,009 ,025 ,116 ,017 ,106 ,581 ,530 ,016

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2. 13

Pearson Correlation

,264 ,260 ,568** -,004 ,295 ,402* ,344 ,375* ,427* ,434* ,713** -,113 1 ,660**

Sig. (2-tailed) ,138 ,144 ,001 ,983 ,096 ,021 ,050 ,032 ,013 ,012 ,000 ,530 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

x2 Pearson Correlation

,583** ,759** ,910** ,519** ,666** ,727** ,713** ,736** ,788** ,806** ,662** ,416* ,660** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,016 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0, 05 level (2-tailed).

Page 83: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

88

1.1.3 Etika Correlations

M1 M2 M3 M4 M5 M6 M

M1 Pearson Correlation 1 ,319 ,442* ,255 ,256 ,582** ,656**

Sig. (2-tailed) ,071 ,010 ,152 ,150 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

M2 Pearson Correlation ,319 1 ,452** ,522** ,644** ,596** ,758**

Sig. (2-tailed) ,071 ,008 ,002 ,000 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

M3 Pearson Correlation ,442* ,452** 1 ,577** ,378* ,793** ,799**

Sig. (2-tailed) ,010 ,008 ,000 ,030 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

M4 Pearson Correlation ,255 ,522** ,577** 1 ,436* ,733** ,751**

Sig. (2-tailed) ,152 ,002 ,000 ,011 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

M5 Pearson Correlation ,256 ,644** ,378* ,436* 1 ,470** ,696**

Sig. (2-tailed) ,150 ,000 ,030 ,011 ,006 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

M6 Pearson Correlation ,582** ,596** ,793** ,733** ,470** 1 ,907**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

M Pearson Correlation ,656** ,758** ,799** ,751** ,696** ,907** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

*. Correlation is significant at the 0, 05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

1.1.4 Kualitas Audit Correlations

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y

Y

1

Pearson Correlation 1 ,771** ,426* ,453** ,870** ,533** ,867**

Sig. (2-tailed) ,000 ,013 ,008 ,000 ,001 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

Y2 Pearson Correlation ,771** 1 ,433* ,339 ,651** ,337 ,773**

Sig. (2-tailed) ,000 ,012 ,054 ,000 ,056 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

Y3 Pearson Correlation ,426* ,433* 1 ,370* ,464** ,344* ,673**

Sig. (2-tailed) ,013 ,012 ,034 ,006 ,050 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

Y4 Pearson Correlation ,453** ,339 ,370* 1 ,520** ,303 ,715**

Sig. (2-tailed) ,008 ,054 ,034 ,002 ,087 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

Y5 Pearson Correlation ,870** ,651** ,464** ,520** 1 ,581** ,872**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,006 ,002 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

Y6 Pearson Correlation ,533** ,337 ,344* ,303 ,581** 1 ,638**

Sig. (2-tailed) ,001 ,056 ,050 ,087 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

Y Pearson Correlation ,867** ,773** ,673** ,715** ,872** ,638** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0, 05 level (2-tailed).

Page 84: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

89

1.2 Uji Reabilitas

1.2.1 Kompetensi Case Processing Summary

N %

Cases Valid 33 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 33 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

1.2.2 Independensi

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 33 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 33 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

1.2.3 Etika

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 33 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 33 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

1.2.4 Kualitas Audit

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 33 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 33 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,914 12

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,854 13

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,842 6

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,825 6

Page 85: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

90

2. Uji Asumsi Klasik

2.1 Uji Normalitas

2.2 Uji Heterokedastisitas

Page 86: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

91

2.3 Uji Multikorelanitas

Coefficientsa

Model

Correlations Collinearity Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) Kompetensi ,869 ,623 ,236 ,315 3,177

Independensi ,701 ,515 ,178 ,553 1,807

M ,915 ,553 ,197 ,228 4,392

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

2.4 Uji Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,955a ,912 ,903 ,57196 2,565

a. Predictors: (Constant), Etika, Independensi, Kompetensi b. Dependent Variable: Kualitas Audit

2.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

2.5.1 Hasil Analisis Linear Berganda Tahap Pertama

2.5.1.1 Uji Hipotesis Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .938a .881 .868 .666

a. Predictors: (Constant), Etika, Independensi, Kompetensi b. Dependent Variable: Kualitas Audit

2.5.1.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.227 2.590 1.632 .113

Kompetensi .403 .042 .872 9.617 .000

Independensi .008 .027 .025 .279 .782

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Page 87: SKRIPSIEtika sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi

92

2.5.2 Hasil Analisis Linear Berganda Tahap Kedua

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.227 2.590 1.632 .113

Kompetensi .403 .042 .872 9.617 .000

Independensi .008 .027 .025 .279 .782

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant)

2.867 1.86

0 1.542 .134

Kompetensi .168 .052 .364 3.231 .003

Independensi .006 .019 .019 .293 .772

Etika .537 .098 .618 5.499 .000

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.779 1.954 .910 .371

Kompetensi .175 .053 .379 3.284 .003

Independensi .012 .019 .041 .627 .536

Etika .519 .097 .597 5.329 .000

Kompetensi * Etika .001 .001 .155 1.646 .111

Independensi * Etika -.001 .001 -.090 -.933 .359

a. Dependent Variable: Kualitas Audit