228
i SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TONGKAT BERBICARA (TALKING STICK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA FISIKASISWA KELAS VII A SMPN 15 MATARAM TAHUN PELAJARAN2014/2015 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk penulisan persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram Oleh: ERNAWATI NIM. 11017A0053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2015

Skripsi Fisika Ernawati 11017A0053

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skripsi Fisika

Citation preview

  • i

    SKRIPSI

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TONGKAT BERBICARA

    (TALKING STICK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

    IPA FISIKASISWA KELAS VII A SMPN 15 MATARAM

    TAHUN PELAJARAN2014/2015

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk penulisan persyaratan dalam

    memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi

    Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Mataram

    Oleh:

    ERNAWATI

    NIM. 11017A0053

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

    2015

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    Jangan pernah terpuruk karena suatu masalah, bersabar dan

    berdoa. Percayalah, Allah tidak akan memberikan masalah yang

    diluar batas kemampuan umatNya.

    Jangan pernah melupakan Allah dalam setiap langkahmu, karena

    Allah tidak akan pernah mengabaikanmu meski mungkin kamu

    sering melupakanNya.

    Keinginan adalah kunci dari motivasi, tapi ketetapan hati dan

    komitmen yang akan membawa Anda mencapai sukses.

    Kejujuran sesungguhnya bukan terletak di mulut tetapi di

    hatimu. Cukup rasakan dan ikuti, maka kebahagiaan disana akan

    menanti.

    Jangan berhenti mengejar impianmu, meskipun itu sulit. Selama

    direncanakan dengan baik, percaya impianmu akan menjadi

    kenyataan.

  • vii

    PERSEMABHAN

    Dengan hati yang tulus kudedikasikan karyaQ ini kepada:

    1. Terima kasih dan syukur allhamdulillah kepada Allah SWT, atas

    limpahan dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

    skripsi ini..

    2. Mama dan bapakQ tercinta (Rukmini dan M.Said) yang

    diperantauan, terima kasih telah memberikan bantuan baik moril

    maupun material dan segala pengorbanan semoga Allah SWT,

    selalu melimpahkan rahmatnya Amin.

    3. Kakek dan nenekQ tersayang terimaksih sudah selalu

    memberika dorongan dan doa tanpa kalian hidupQ terasa sepi.

    4. Terima kasih yang sebesar-besaranya kepada bapak dan ibu

    dosen pembimbingkQ atas kritik, saran dan arahnya selam saya

    menyusun skripsi ini.

    5. Buat paman, bibi (Imran, Firman dan Reni) adikQ (Erniwati dan

    Ferdiansyah) panaanQ (Irfan, Risky, Mina, Aini, Agustina)

    terima kasih dukungan dan motivasi yang sudah mengisi hari-

    hariQ dengan canda dan tawa selama ini.

    6. Buat sahabat-sahabat terbaikQ (nina jaelani, arafah,

    merrycanhe, venia-jangke nafa-ana ama aji yati-bojo hangga,

    jef-abu usu, mie- dung, dewi-usi, amana- jagoo) terima kasih

    sudah selalu memotivasi dan menemaniQ selama ini, semoga

    persahabatan kita terus terjalin sampai akhir hayat Amin

  • viii

    7. Buat rekan-rekan seperjuangan skripsiQ (nur bule, nurul,

    nurjanah, ani, ribnun, ririn, ela, herfan, kasmir, hardinata, nurul)

    terima kasih atas kerja samanya selam ini.

    8. AlmamaterQ

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta yang telah memberikan semangat dan

    pencerahan kepada kita para insan pendidik untuk terus berupaya meningkatkan

    mutu pendidikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    Penerapan Model Pembelajaran tongkat berbicara Talking Stick Untuk

    Meningkatkan Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII SMPN 15 Mataram

    Tahun Ajaran 2014/2015 yang dimana skripsi ini merupakan salah satu sayarat

    untuk penulisan Skripsi Sarjana Strata Satu (SI) pada program studi pendidikan

    fisika fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

    Mataram.

    Banyak pihak yang telah ikut adil dalam membantu penulis untuk

    menyelesaikan skripsi ini baik berupa tenaga, pikiran maupun materi, oleh karena

    itu melalui kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Drs. Mustamin H. Idris, M.S. sebagai rektor Universitas Muhammdiyah

    Mataram.

    2. Bapak Syafril S.Pd., M.Pd sebagai dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram.

    3. Bapak M. Firman Ramadhan M.Pd.Si selaku dosen pembimbing I, yang telah

    sabar dan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat

    terselesaikan tepat pada waktunya.

  • x

    4. Ibu Linda Sekar Utami S.Pd., M.Pdfis sebagai pembimbing II, yang dengan

    penuh kesabaran membimbing dan memberi masukkan dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    5. Para Dosen dan segenap staf dan karyawan yang tidak dapat penulis sebutkan

    namanya satu persatu.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

    banyak kekurangan ataupun kelemahannya, oleh karena itu penulis sangat

    mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhirnya, penulis

    berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pengembangan dunia

    pendidikan.

    Mataram, September 2014

    Peneliti

  • xi

    Ernawati. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Tongkat Berbicara (Talking

    Stick) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA fisika Pokok Bahasan Besaran dan

    Satuan Siswa Kelas VII A SMPN 15 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.

    Skripsi. Mataram: Universitas Muhammadiyah Mataram.

    Pembimbing I : M. Firman Ramadhan, SPd.,M.Pd.Si

    Pembimbing II : Linda Sekar Utami S.Pd., M.Pfis

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA fisika melalui

    model pembelajaran tongkat berbicara (talking stikc) pada pokok bahasan besaran

    dan satuan Satuan Siswa Kelas VII SMPN 15 Mataram. Penelitian ini merupakan

    penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus meliputi tahap

    perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian

    adalah siswa kelas VII A SMPN 15 Mataram. Teknik pengumpulan data dalam

    penelitian ini adalah penggunaan observasi dan tes tertulis digunakan untuk

    mengetahui peningkatan hasil belajar IPA fisika siswa. Hasil belajar siswa pada

    siklus I mencapai 48,79 diperoleh nilai rata-rata siswa 63,53 sehingga belum

    mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yaitu 75. Sedangkan pada siklus

    II diperoleh 90,24. Sehingga pada siklus II ini mencapai kriteria ketuntasan

    individu dan ketuntasan klasikal, diperoleh nilai rata-rata siswa 80,04 dengan

    presentase ketuntasan 90,24. Hal ini menunjukkan bahwa melalui penerapan

    model pembelajaran tongkat berbicara (talking stikc) dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa kelas VII SMPN 15 Matarm Tahun Pelajaran 2014/2015.

    Kata Kunci: Model Pembelajaran tongkat berbicara (talking stikc), Hasil Belajar.

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL......................................................................... ............. i

    HALAMAN LOGO...................................................................... .................. ii

    HALAMAN PERSETUJUAN.................................................... .................. iii

    HALAMAN PENGESAHAN...................................................... .................. iv

    HALAMAN PERNYATAAN................................................... ..................... v

    MOTTO.............................................................................................. ............ vi

    PERSEMBAHAN............................................................... ............................ vii

    KATA PENGANTAR......................................................... ........................... viii

    ABSRTAK............................................................ .......................................... x

    DAFTAR ISI............................................................................. ...................... xi

    DAFTAR TABEL................................................................... ....................... xviii

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

    1.2 Identifikasi masalah ................................................................................ 4

    1.3 Batasan Masalah... .................................................................................. 4

    1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 4

    1.5 Cara Pemecahan Masalah ....................................................................... 5

    1.6 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

    1.7 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

    1.8 Definisi Operasional ............................................................................... 7

  • xiii

    BAB II. KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Belajar dan Mengajar ............................................................................. 8

    2.2 Pembelajaran Tongkat Berbicara (Talking Stick)............................. .... 9

    2.2.1 Pengertian Tongkat Berbicara (Talking Satick) ........................ 9

    2.2.2 Langkah-Langkah Tongkat Berbicara (Talking Satick) ........... 10

    2.2.3 Kelebihan dan Kekurangna (Talking Satick)......................... ... 10

    2.3 Hasil Belajar................................................................................ ............ 11

    2.3.1 Pengertian Hasil Belajar ............................. ............................. 11

    2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................... 12

    2.3.3 Ciri-Ciri Belajar dan Mengajar ......... ....................................... 12

    2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ............................ 14

    2.4 Kerangka Berpikir .......................................................................... ....... 15

    2.5 Penelitian Relevan ......................................................................... ....... 16

    2.6 Hipotesis Tindakan .............................................................................. 17

    BAB III. METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penilitian ........................................................................................ 18

    3.2 Pendekatan Penelitian ............................................................................ 18

    3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 19

    3.4 Rancangan Penelitian .............................................................................. 19

    3.4.1 Siklus I ...................................................................................... . 20

    3.4.2 Siklus II ....................................................................................... 21

    3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 21

    3.6 Instrumen Penelitian................................................................................ 22

  • xiv

    3.7 Uji Coba Instrumen....................................................................... .......... 23

    3.7.1 Penskoran Tanpa Korelasi ........................... .............................. 24

    3.7.2 Validitas Soal Tes........................................................... ............. 24

    3.7.3 Relibilitas Alat Tes ................................................ .................... 25

    3.8 Analisa Data............................................................................. ............... 26

    3.8.1 Data Hasil Observasi ............................................... .................... 26

    3.8.2 Data Hasil Tes................................................................. .............. 27

    3.8.2.1 Nilai Rata-Rata............................................................ ..... 27

    3.8.2.2 Ketuntasan Individu..................................................... .... 27

    3.8.2.3 Ketuntasan Klasikal..................................................... .... 27

    3.8.2.4 Taraf Kesukaran Soal....................................................... 27

    3.8.2.5 Daya Beda.................................................................... .... 29

    3.8.2.6 Analisis Pengecoh........................................................ .... 29

    3.8.3 Indikator Kerja....................................................................... ....... 30

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Uji Coba Instrumen .................................................... .................. 31

    4.1.1 Pelaksanaan Penelitian................................................................ .. 31

    4.1.2 Deskripsi Instrumen dan Hasil Penelitia..................................... ... 31

    4.1.2.1 Analisis Validitas........................................................... ... 31

    4.1.2.2 Analisis Reliabilitas............................................................ 32

    4.1.2.3 Analisis Taraf Kesukaran................................................... 33

    4.1.2.4 Analisis Daya Beda....................................................... .... 33

    4.1.3 Silus I.......................................................................................... ... 34

  • xv

    4.1.3.1 Perencanaan (Planning)................................................ ...... 34

    4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan..................................................... ... 35

    4.1.3.3 Observasi......................................................................... ... 36

    4.1.3.4 Evaluasi........................................................................... ... 37

    4.1.3.5 Refleksi............................................................................ .. 39

    4.1.4 Siklus II...................................................................................... .... 39

    4.1.4.1 Perencanaan.................................................................... .. 39

    4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan........................................................ 40

    4.1.4.3 Observasi........................................................................ ... 40

    4.1.4.4 Evaluasi.......................................................................... ... 41

    4.1.4.5 Refleksi......................................................................... .... 42

    4.2 Pembahasan........................................................................... ................... 43

    4.2.1 Siklus I............................................................................................ 43

    4.2.2 Siklus II.......................................................................................... 43

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan.................................................................................. .............. 47

    5.2 Saran............................................................................................... ............ 47

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    Tabel 1.1 : Data hasil belajar IPA Fisika siswa kelas VII SMPN

    15 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 ............................... 2

    Tabel 3.1 : Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan Dalam Proses

    Pembelajaran .......................................................................... 26

    Tabel 3.2 : Kriteria Indeks Kesukaran .................................................... 28

    Tabel 3.3 : Kriteria Nilai Daya Beda....................................................... 29

    Tabel 4.1 : Validitas Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ...................... 32

    Tabel 4.2 : Hasil Analisis Reliabilitas Soal ............................................. 32

    Tabel 4.3 : Taraf Kesukaran Siklus I dan Siklus II ................................. 33

    Tabel 4.4 : Daya Beda Siklus I dan Siklus II .......................................... 34

    Tabel 4.5 : Hasil Observasi Kegiatan Siswa dan Guru I ......................... 36

    Tabel 4.6 : Ringkasan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ................. 38

    Tabel 4.7 : Hasil Observasi Kegiatan Siswa dan Guru II........................ 41

    Tabel 4.8 : Ringkasan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ................ 42

    Tabel 4.9 : Analisis Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II ...................... 44

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 4.1 : Grafik Ketuntasan Belajar Siswa 46

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran ............................................................ 49

    Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .............. 55

    Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............ 66

    Lampiran 4 : Materi Pelajaran (Besaran dan Satuan) ................................ 77

    Lampiran 5 : Soal Uji Coba Instrumen Siklus I .......................................... 82

    Lampiran 6 : Soal Evaluasi Siklus I ............................................................. 90

    Lampiran 7 : Rangkuman Uji Validitas Siklus I ......................................... 97

    Lampiran 8 : Analisis Validitas .................................................................. 98

    Lampiran 9 : Hasil Perhitungan Uji Realibilitas Siklus I............................ 101

    Lampiran 10 : Analisis Realibilitas ............................................................... 102

    Lampiran 11 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I ........................... 104

    Lampiran 12 : Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal .................................... 105

    Lampiran 13 : Hasil Uji Daya Beda Soal Siklus I ........................................ 108

    Lampiran 14 : Analisis Daya Beda Soal ....................................................... 109

    Lampiran 15 : Mencari Daya Beda Siklus I .................................................. 111

    Lampiran 16 : Hasil Ketuntasan Belajar Fisika Siswa Siklus I .................... 115

    Lampiran 17 : Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Tes ........................................ 116

    Lampiran 18 : Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

    Siklus I ................................................................................... 138

    Lampiran 19 : Soal Uji Coba Instrumen Siklus I ........................................... 144

  • xix

    Lampiran 20 : Soal Evaluasi Sklus II........................................................... 152

    Lampiran 21 : Rangkuman Uji Validitas Siklus II ....................................... 159

    Lampiran 22 : Analisis Validitas Siklus II .................................................... 160

    Lampiran 23 : Hasil Perhitungan Realibilitas Siklus II ................................ 163

    Lampiran 24 : Analisis Realibilitas ............................................................... 164

    Lampiran 25 : Mencaria Indeks Kesukaran Soal Siklus II ........................... 166

    Lampiran 26 : Analisis Indeks Kesukaran Soal ............................................ 167

    Lampiran 27 : Uji Daya Beda Soal Siklus II ................................................ 170

    Lampiran 28 : Analisis Daya Beda Soal ....................................................... 171

    Lampiran 29 : Hasil Ketuntasan Belajar Fisika Siswa Siklus II ................... 173

    Lampiran 30 : Persiapan Mencari Daya Beda Soal Siklus II ........................ 175

    Lampiran 31 : Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................... 179

    Lampiran 32 : Daftar Nama Kelompok ........................................................ 184

    Lampiran 33 : Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

    Siklus II .................................................................................. 185

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.

    Pendidikan dapat ditingkatkan melalui pembaharuan kurikulum, peningkatan

    kualitas pembelajaran serta efektivitas metode pembelajaran. Peningkatan

    kurikulum dapat dilakukan oleh pemerintah dan guru, kurikulum disesuaikan

    dengan kebutuhan masyarakat saat ini dan kemajuan IPTEK. Pemerintah

    meningkatkan kurikulum melalui diklat dan guru melalui penelitian tindakan

    kelas (PTK).

    Rendahnya kualitas pendidikan dapat disebabkan oleh kurang

    efektifnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan berlangsung

    dengan baik bila terjadi interaksi antarsiswa, karena bidang ilmu pada

    dasarnya akan menghasilkan suatu produk sikap dan menghendaki adanya

    perubahan tingkah laku setelah mempelajarinya, begitu pula dengan Fisika

    yang menghendaki adanya tingkah laku.

    Adapun permasalahan yang timbul saat ini adalah proses pelaksanaan

    kegiatan pembelajaran khususnya pelajaran Fisika yang berlangsung di kelas

    masih diselenggarakan dengan menggunakan metode ceramah, dimana guru

    aktif menjelaskan meteri, memberikan contoh dan latihan, sementara siswa

    bertindak seperti mesin, mereka mendengarkan.Menurut (Depdiknas,2007:

    72)menyatakan bahwa metode ceramah atau kuliah mimbar adalah suatu cara

    penyajian bahan keilmuan atau pengetahuan secara lisan (verbal). Alatnya

  • 2

    berupa suara dan gaya penceramah,menulis danmelaksanakan tugas yang

    diberikan oleh guru.

    Dari hasil obaservasi danwawancara dengan guru bidang studi Fisika

    kelas VII SMPN 15 Mataram, diperoleh informasi bahwa faktor yang menjadi

    penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya pemahaman siswa

    terhadap konsep materi yang diajarkan oleh guru karena selama proses belajar

    mengajar berlangsung banyak dijumpai anak yang malas, tidur dan tidak

    senang belajar Fisika.

    Selain itu, diperoleh informasi bahwa hasil belajar fisika siswa kelas

    VII SMPN 15 Mataram tahun pelajaran 2014/2015.

    Tabel 1.1Data Hasil Belajar IPA Fisika untuk Kelas VIISMPN 15

    MataramTahun Pelajaran 2014/2015.

    Kelas Jumlah siswa Nilai Rata-rata Siswa Tuntas Keterangan

    (KKM)

    VII A 35 58,3 19 Tidak tuntas

    Sumber: Guru Fisika SMPN 15 Mataram

    Berdasarkan data diatas bahwa nilai rata-rata siswa kelas VIISMPN

    15 Mataram masih dibawah KKM.Salah satu alternatif untukmengatasi

    masalah diatas, maka peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi

    pendidikan fisika SMPN 15 Mataram, untuk mengantisipasi dan menyiasati

    pemahaman yang terbatas,kurangnya keterampilan dan kreativitas siswa

    terhadap fenomena alam sekitar untuk menggalang sekitar dan meningkatkan

    hasil belajar siswa agar terus meningkat, serta perlu adanya inovasi

    dalampembelajaran. Dalamhal inovasi yang dapat membantu

    meningkatkanpemahaman dan penalaran siswa, serta dapat menghubungkan

  • 3

    pengetahuan awalsiswa dengan materi yang sedang diajarinya adalah dengan

    menerapkan model pembelajarantongkat berbicara (talking stick).

    Kesadaran perlunya penerapan tongkat berbicara (talking stick)

    dalampembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahawa sebagian besaran

    siswa tidak mampu mengubungkan antara yang dipelajari dengan bagaimana

    pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Halini disebabkan karena

    pemahaman konsep akademik yang diperolehhanyalah merupakan sesuatu

    yang abstrak, baik dilingkungan kerja maupun dimasyarakat. Pembelajaran

    yang selama ini siswa terima hanyalah penonjolan tingkat hafalan dari

    bebrapa topik ataupokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan

    pemahamanpengertian yang mendalam yang bisa diterapkan ketika

    berhadapan dengan situasi baru dalamkehidupannya.

    Adapun penerapan yang dimaksud peneliti adalah pembelajaran

    tongkat berbicara (talking stick)merupakan modelpembelajaran

    kooperatifyang menyenangkan dengan menerapkan cara belajar sambil

    bermain, Sehinggadapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dalamproses

    pembelajaranserta diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar

    IPAdenganmemperhatikankarakteristiksiswa tanpa menghilangkan dunia

    bermain anak.

    Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti ingin

    memperbaiki proses pembelajaran fisika dengan melakukan penelitian yang

    berjudul Penerapan Model Pembelajaran Talking StickUntuk

  • 4

    MeningkatkanHasil Belajar Fisika Pada Pokok Bahasan Besaran dan

    SatuanSiswa Kelas VIIA SMPN 15 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.

    1.2 Identifikasi masalah

    Berdasarkan latarbelakang di atas identifikasimasalahyaitu

    sebagaiberikut:

    1. Siswa didalam kelas kurang aktif dan kadang-kadang

    2. Sistem pengajaran yang masih monoton dan cenderung menggunakan

    metode ceramah dan lebih menekankan pada hafalan-hafalan.

    3. Interaksi siswa dengan guru cenderung pasif

    4. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara yang dipelajari

    dengan bagaiman pemanfaatannya dalamkehidupan nyata.

    5. Nilai rata-rata IPA fisika kelas VII masih rendah padahal KKM yang

    ditentukan olehsekolah adalah 75.

    1.3 Batasan Masalah

    Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti mengenai peningkatan

    hasil belajar IPA fisika pada materi besaran dan satuan dengan menerapkan

    model pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) pada kelas VII A SMPN

    15 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.

    1.4 RumusanMasalah

    Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan

    masalahpenelitian ini yaituBagaimana MeningkatkanHasil Belajar Fisika

    pada Pokok Bahasan Besarandan Satuan Siswa Kelas VIIASMPN

  • 5

    15Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model

    pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) ?

    1.5 Cara PemecahanMasalah

    Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan cara

    meningkatkanhasil belajar fisikaVIIA SMPN 15 Matarammelalui penerapan

    menerapkan model pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) pada

    pembelajaran IPA fisika.

    1.6 TujuanPenelitian

    Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk

    meningkatkanhasil belajar Fisika pada pokokbahasan besarandan satuan

    siswa kelas VII A SMPN 15 Mataram tahun pelajaran 2014/2015 dengan

    menerapkan model pembelajaran tongkat berbicara(talking stick).

    1.7 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini adalah:

    1.7.1 Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang

    penerapan model pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) untuk

    meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas VIIA SMPN 15

    Mataram.

  • 6

    1.7.2 Manfaat Praktis

    1.7.2.1 Manfaat Bagi Sekolah

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu acuan untuk

    memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,mengembangkan strategi

    pembelajaran dan dapat menjadikan alternatif dalam mengatasi

    masalah pembelajaran terutama pembelajaran fisika di kelas VIIA

    SMPN 15 Mataram.

    1.7.2.2 Manfaat Bagi Guru

    Sebagai salah satu pedoman bagi guru dalam bidang studifisika

    untuk mengembangkan model mengajar dalam upaya peningkatan

    hasil belajar dan aktivitas siswa sehingga proses belajar tidak monoton

    pada metode ceramahsaja.

    1.7.2.3 Manfaat Bagi Siswa

    Dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar fisika dan lebih

    memiliki kemungkinan tingkat berpikir yang tinggi dalam

    memecahkan masalah sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang

    lebih baik.

    1.7.2.4 Manfaat Bagi Peneliti

    Peneliti mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan

    pembelajaran, selain itu memberikan bekal supaya mahasiswa sebagai

    calon guru matapelajaran fisika siap melaksanakan tugas sesuai

    perkembangan zaman dan yang diharapkan.

  • 7

    1.8 Definisi Operasional

    Untuk menghindari terjadinya kesalapahaman terhadap makna judul

    dalam penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

    1. Penerapan adalah secara sederhana bisa diartikanpelaksanaan atau

    penerapan.implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling

    menyesuaikan.

    2. Pembelajaran tongkat berbicara(talkingstick) adalah model yang

    digunakan untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan

    pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Model inidigunakan

    sebagai metode pembelajaran ruang kelas. Sebagaimananya, tongkat

    berbicara (talking stick) merupakan metode pembelajaran kelompok

    dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih

    dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari

    materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus-menerus sampai semua

    kelompok mendapatkan giliran untuk menjawabpertanyaan dari guru.

    3. Hasil belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang diperoleh dari

    proses belajar, yaitu aktivitas mental yang langsung dalam interaksi aktif

    dengan lingkungan dan menghsilkan perubahan-perubahan yang relatif

    konstan dan berbekas.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1Belajar dan Mengajar

    Menurut Purwanto (2005:2), belajar dan mengajar merupakan proses

    yang komplek yang melibatkan berbagai faktor baik yang bersifat intern

    maupun ekstern yang semuanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.

    Pengajaran yang baik dituntut berbagai kemampuan dasar, yang harus

    ditampilkan secara terintegrasi dalam proses pembelajaran. Kemampuan

    tersebut misalnya, penguasaan materi, kemampuan dalam metode mengajar,

    motivasi belajar, membina siswa dan berbagai kemampuan yang lain.

    Sedangkan menurut (Djamarah2010:1)Belajar dan Mengajar adalah suatu

    kegiatan yang bernilai edukatif.Nilai edukatif mewarnai interaksi yang antara

    guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan

    belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

    yang telah ditentukan yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.

    Jadi proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Komalasari,

    (2013:4) merupakan proses belajar mengajar (learning teaching prosess)

    dengan harapan berubah menjadi keluaran (output) dengan kompetensi

    tertentu.

    Dalam pelaksanaan atau kegiatan belajar mengajar, tercermin dalam

    perubahan perilaku, baik secara material-subtansial, struktural-fungsional,

    maupaun secara behavior. Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat

  • 9

    prestasi yang dicapai siswa itu apakah benar hasil kegiatan belajar mengajar

    bersangkutan.

    2.2 Pembelajaran Tongkat Berbicara(Talking Stick)

    2.2.1 Pengertian Pembelajaran Tongkat Berbicara (Talking Stick)

    Tongkat berbicara(Talking Stick) adalah metode yang pada mulanya

    digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang

    berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan

    antarsuku), sebagaimana dikemukakan Locust berikut ini. Tongkat berbicara

    telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku Indian sebagai alat

    menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering

    digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak

    berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas

    masalah, ia harus memegang tongkat berbicara.Tongkat akan pindahke

    oranglain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara

    initongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang

    tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan

    giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke pimpinan rapat. Dari

    penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai

    tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara

    bergiliran/bergantian.

    2.2.2 Langkah-langkahTongkat Berbicara (Talking Stick)

    Menurut Suyanto, (2009:124), dalam Kondang (2013), menyatakan

    bahwa ada beberapa langkah-langkah atau sintaks dari langkah model

    pembelajaran tongkat berbicara (talking stick), yaitu sebagai berikut:

  • 10

    1. Guru menyiapkan sebuah tongkat berukuran 20cm.

    2. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, kemudian memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada

    pegang/paketnya

    3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru

    mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.

    4. Guru memberikan tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu

    guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang memegang tongkat

    tersebut harus menjawabnya. Demikian pula seterusnya sampai sebagian

    besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari

    guru.

    5. Guru memberikan kesimpulan

    6. Evaluasi.

    7. Penutup.

    Pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) merupakan salah satu

    dari model pembelajaran kooperatif yang menggunakan sebuah tongkat

    sebagai alat penunjuk giliran dengan memberikan siswa kesempatan untuk

    bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain sehingga

    mengoptimalisasikan partisipasi siswa.

    2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Tongkat Berbicara (Talking Stick)

    Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan model pembelajaran

    tongkat berbicara (talking stick) yang dikemukakan oleh Kiranawati (2007),

    dalam Ihwanaridanu mengemukakan bahwa kelebihannya meliputi:

    1. Menguji kesiapan siswa

  • 11

    2. Melatih membaca dan memahami dengan cepat dan

    3. Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).

    4. Sedangkan untuk kekuranganya ialah membuat siswa senam jantung.

    2.3 Hasil Belajar

    2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

    keterampilan dan perilaku baru sebgai akibat latihan atau pengalaman.

    Dalam hal iniSoedijarto dalam Bahtiar (2012:24), mendefinisikan hasil

    belajar sebagai tingkat penguasan suatu pengetahuan yang dicapai oleh

    siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan

    pendidikan yang ditetapkan.

    Sementara menurut Gegne dalam Purwanto (2009:42), hasil belajar

    adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus

    yang ada dilingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk

    mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan didalam

    dan diantara kategori-kategori. Hasil belajar merupakansuatu puncak proses

    belajar.

    Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil

    belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua

    dampak tersebut bermanfaat bagi siswa dan guru Demyati danMudjiono

    (2009:20).

  • 12

    Menurut Winkel (1991:42), dalam Watminah(2010:82), hasil

    belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai dimana setiap

    kegiatan belajar mengajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.

    Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwahasil

    belajar adalah merupakan perubahan-perubahan perilaku yang diperoleh

    dari proses belajar, yaitu aktifitas mental yang berlangsung dalaminteraksi

    aktif dengan lingkungan.Peran guru dalam pembelajaran adalah merancang

    guru dalam pembelajaran agar siswa dapat berinterkasi aktif dalam proses

    pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

    2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Lestari (2013)

    yaitu:

    1. Faktor lingkungan, yangberkaitan dengan keadaan tempat tinggal,

    tempat belajar, dan kehidupan sosial.

    2. Faktor instrumental, berkaitan dengan kurikulum, program pendidikan

    disekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki disekolah, dan guru.

    3. Fisiologi, berkaitan dengan kondisi kejiwaan siswa seperti kesehatan

    jasmani dan rohani.

    4. Psikologi, berkaitan dalam minat belajar, kecerdasan, bakat, dan

    motivasi belajar, dan kemampuan kognitif siswa.

    2.3.3 Ciri-ciri Belajar dan Mengajar

    Menurut Suardi dalam Djamarad (2010: 39-41), ciri-ciri belajar dan

    mengajar adalah:

  • 13

    1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik

    dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang disebut dengan tujuan

    belajarmengajar itu sadar akan tanggungjawab tujuan, dengan

    menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian.

    2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain

    untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi

    yang khusus. Dalamhal ini materi harus didesain sedemikian rupa,

    sehingga cocok untuk mencapai tujuan.

    4. Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi, bahwa anak

    didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar

    mengajar.

    5. Dalam kegiatan belajar mengajar,guru berperan sebagai pembimbing.

    Dalamperanan sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan

    dan memberikan motifasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.

    6. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam

    kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku

    yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh

    pihak guru maupun anak didik dengan sadar.

    7. Ada batas waktu.Untuk mencapai tujuan mempelajari tertentu dalam

    sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu

    ciri yang tidak bisa ditinggalkan.

  • 14

    8. Evaluasi. Dari seluruh kegiatan diatas, masalah evaluasi bagian penting

    yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan belajar

    mengajar.

    2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

    1. Faktor Fisiologis

    Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini

    berkaitan dengan fungsinya otak, susunan saraf atau bagian-bagian

    tubuh lainnya.

    2. Faktor Sosial

    Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua

    dan masyarakat berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan

    siswa sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah cermin

    masyarakat anak adalah gambaran orang tua.

    3. Faktor Kejiwaan

    Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini

    berkaitan dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa

    untuk belajar secara sungguh-sungguh.

    4. Faktor Intelektual

    Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini

    berkaitan dengan kurang normalnya atau kurang sempurnanya tingkat

    kecerdasan siswa.

    Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini

    berkaitan dengan belum mantapnya lembaga pendidkan secara umum.

  • 15

    2.4 Kerangka Berpikir

    Dalam proses belajar mengajar fisika tidak terlepas dari metode

    pembelajaran, penggunaan metode dan strategi belajar yang salah akan

    mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode pembelajaran yang sering

    digunakan oleh guru adalah metode ceramah, hasil yang diperoleh dengan

    menggunakan metode ceramah belum mencapai ketuntasan belajar seperti

    yang diharapkan. Untuk itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam

    menentukan suatu metode pembelajaran yang akan digunakan agar siswa

    berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

    Salah satu alternatif yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan

    motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar adalah dengan

    menggunakan model pembelajaran tongkat berbicara (talking stick).

    Pembelajaran dengan model tongkat berbicara (talking stick) mengajak siswa

    untuk menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan barunya dalam berbicara,

    dan menciptakan pengalaman serta suasana yang menyenagkan dan membuat

    siswa aktif.

    Hal lain dari pentingnya pembelajaran ini, bahwa dalam proses belajar

    mengajar siswa diarahkan untuk belajar, berfikir, serta dituntut untuk aktif

    meminta bimbingan baik dari guru maupun orang lain guna menemukan

    pengetahuannya (materi pelajaran) dalam kontes situasi dengan dunia nyata.

    Berdasarkan uraian diatas, maka pembelajaran tongkat berbicara

    (talking stick) dianggap perlu agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,

    membantu siswa mengembangkan sikap ilmiah dan memahami konsep atau isi

  • 16

    pelajaran serta menekankan perlunya hubungan antara manusia sebagai tujuan

    dan hasil belajar, sehingga peningkatan belajar siswa dapat tercapai.

    2.5 Penelitian Relevan

    Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari, Suparti, Aminah, Asngad

    (2011), Meneliti tentang Evektivitas Pembelajaran Model Tongkat Berbicara

    Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Materi

    Ekosistem Kelas VII D SMP N 3 Kartasura Sukoharjo. Penelitian ini

    merupakan merupakan jenis penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif

    antara peneliti yaitu sebagai pelaku yang memberikan tindakan kelas dengan

    guru mata pelajaran biologi sebagai subjek yang membantu dalam

    perencanaan dan pengumpulan data. Subjek penalitian tindakan kelas yaitu

    siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo yan berjumlah 35

    siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus

    terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dam refleksi. Penumpulan

    data dilaksanakan dengan teknik dokumentasi, observasi dan post tes. Analisis

    data yang digunakan dengan teknik deskriptif kulitatif yang terdiri atas tahap

    reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini

    menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalampembelajaran

    biologi. Dari peningkatan banyaknya siswa yang tuntas KKM (>69) yaitu

    sebelum adanya tindakan terdapat 7 siswa (20%), pada siklus I meningkat

    menjadi (65,8%), dan setelah pelaksanaan siklus II menjadi 31 siswa (88,6%)

    tuntas. Peningkatan ketuntasan KKM siswa menjadikan rata-rata kelas turut

    meningkat yaitu dari sebelumnya 55,77 menjadi 73,06 dan meningkat lagi

  • 17

    menjadi 74,77. Peningkatan pada aspek efektif dilihat dari hasil penskoran tiap

    indikator yang menunjukkan peningkatan minat belaja biologi. Hal ini dapat

    dilihat dari peningkatan presentase ketuntasan siswa, yaitu pada silkus I

    sebanyak 25,7% menjadi 65,7% pada siklus II. Dari hasil penelitian tersebut

    dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model talking stick terbukti dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi ekosistem kelas VII D

    SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo.

    2.6 Hipotesis Tindakan

    Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan

    pembelajaran tongkat berbicara(talking stick) untuk meningkatkan hasil

    belajar fisika pada pokok bahasan besaran dan satuan siswa kelas VII A

    SMPN 15 Mataram tahun pelajaran 2014/2015.

  • 18

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yakni

    penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti lainnya

    (atau dilakukansendiri oleh guru yang bertindak sebagaipeneliti) dikelas atau

    di sekoleh tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau

    meningkatkan proses dan praktispembelajaran (Suhardjono,2006) dalam

    (Komalasari, 2010:271).

    3.2 Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan ada 2 yaitu:

    1. Kuantitatif

    Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses yang menggunakan

    angka dalam penyajian data dan anlisis yang menggunakan uji statistika

    Beni (2008: 128). Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada

    populasi atau sampel tertentu, teknik pengumpulan data menggunakan

    instrumen penelitian Sugiyono (2011: 8). Data kuantitatif ini diperoleh

    dengan cara memberikan tes evaluasi pada tiap akhir siklus.

    2. Kualitatif

    Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

    pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

    fenomena sosial dan masalah manusia (Juliansyah, 2012) dalam Denzil

    dan Licoln (2009: 33-34). Data kuallitatif diperoleh dengan cara

  • 19

    mengamati deskriptor-deskriptor yang tampak dari setiap aktivitas

    siswa melalui lembar observasi pada pertemuan.

    3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitianini bertempat di SMPN 15 Mataram Tahun Pelajaran2014/2015.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan agustus sampai september Tahun

    Pelajaran 2014/2015.

    3.4 Rancangan Penelitian

    Dalam rencana penelitian tindakan kelas iniakan dilaksanakan dalam

    dua siklus seperti yang telihatpada skema/alur berikut:

    SIKLUS I

    SIKLUS II

    Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

    Refleksi

    PerbaikanRencana

    Perencanaan

    Evaluasi PerbaikanRencana

    Tindakan/observas

    i

    Refleksi

    Tindakan/observasi

    Evaluasi

  • 20

    Secara rinci prosedur tindakan tiap-tiap siklus dijabarka sebagai

    berikut:

    3.4.1 Siklus I

    a. Perencanaan

    Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Mensosialisasikan model pembelajaran tongkat berbicara (talking

    stick).

    2. Mempersiapkan observer (pengamat), peneliti dan mengatur siswa.

    3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

    4. Membuat lembar obaservasi untuk melihat pelaksanaan pembeljaran

    dikelas.

    5. Membuat alat evaluasi berupa tes tertulisuntuk mengetahui

    kemampuan siswa padamateri yang diajarkan.

    b. Pelaksanaan Tindakan

    Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah

    melaksanakankegiatan belajar mengajar dikelas sesuai dengan

    rencanapelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan.

    c. Observasi

    Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap observasi adalah

    melakukanobservasikepada siswa dan peneliti yang bertindak sebagai

    guru secara kontinu setiap kali pembelajaran berlangsung dalam

  • 21

    pelaksanaan tindakan dengan mengamati kegiatan dan aktivitas siswa

    serta aktivitas (pengajar).

    d. Refleksi

    Yaitu kegiatan mengkaji kekurangan dan hambatan yang muncul

    pada saat berlangsungnya kegiatan atau proses belajar mengajar,

    sehingga diperoleh alternatif ataucara pemecahan masalah tersebut dan

    dapat melakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya.

    Jika pada siklus I memperoleh hasil aktivitas dan prestasi belajar

    yang tidak optimal, maka pada siklus II perlu dilakukan revisi atau

    penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan tindakan, sebaliknya jika

    pada siklus I sudah memperoleh hasil optimal, maka siklus II ditiadakan.

    3.4.2 Siklus II

    Tahapan dalamsiklus II ini sama dengan tahapan pada siklusI, dan

    merupakan penyempurnaan proses pembelajaran dari siklus tersebut, jika

    pada siklus I memperoleh hasil yang optimal dan ketuntasan belajar juga

    belum mencapai, maka pada siklus II perlu dilakukan penyempurnaan

    perencanaan dan pelaksanaan tindakanpada siklus ini.

    3.5 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    dengan observasi (pengamatan), observasi adalah melakukan pengamatan

    langsung keobjek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

    Observasi merupakan satu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

  • 22

    dari berbagai biologis dan psikologis. Dua hal terpenting adalah proses

    pengamatan dan ingatan (Riduwan 2010:104).

    1. Data Observasi

    Data observasi ini memuat kegiatan pembelajaran untuk setiap

    konsep yang dikaji,yang berisi lembar RPP (Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran) dan lembar aktivitas siswa. Dalam lembar RPP memuat

    tentang rencana pembelajaran yang disusun oleh guru sebelum

    melaksanakan proses belajar mengajar, sedangkan aktivitas siswa yaitu

    tentang kegiatan-kegiatan siswa dalam melaksanakan proses belajar

    mengajar.

    2. Data Hasil Belajar

    Data hasil belajar siswa diperoleh dengan cara memberikan tes Hasil

    Belajar (THB) yang disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan

    pembelajaran yang diberikan pada akhir materi dan dilakukan pada setiap

    akhir siklus, tujuannya yaitu untuk mengetahui peningkatanhasil belajar

    siswa dan mengukur seberapa kecapaian tujuan belajar yang telah

    dirumuskan.

    3.6 Instrumen Penelitian

    Arikunto (2006: 160) menerangkan bahwa penelitian adalah

    alat/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

    pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

    lengkap dan sistematik sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang

    digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

  • 23

    1. Lembar Observasi (Keterlaksanaan RPP)

    Keterlaksanaan RPP, dimana lembar observasi ini memuat kegiatan

    pembelajaran untuk setiap konsep yang dikaji berisi silabus dan lembar

    RPP.

    2. Lembar Kerja Siswa (LKS).

    LKS berisi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran secara

    singkat, dan tugas-tugas yang harus diisi oleh siswa baik secara kelompok

    maupaun secara individual. Isian-isian yang ada dalam LKS ada yang bisa

    diisi setelah membaca materi dalam LKS atau setelah membaca buku dan

    dapat diisi setelah melakukan percobaan, pengukuran, atau observasi yang

    lain. LKS ini berguna untuk membantu siswa di dalam mengarahkan

    percobaan, observasi, atau hasil pembelajaran akhir.

    3. Lembar Tes

    Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan instrumen berupa

    tes. Jenis tes yang digunakan adalah pilihan ganda yang terdiri dari 50

    soal. Soal yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari soal yang telah

    terstandar (beberapa buku paket). Instrumen ini disusun oleh peneliti yang

    disetujui guru dengan pedoman pada kurikulum dan buku paket.

    3.7 Uji Coba Instrumen

    Sebelum instrumen tersebut digunakan, dalampenelitian terlebih

    dahuludiuji coba mengetahuikelayakan instrumen dalam penelitian adapun

    instrumen yang diuji cobakan adalah kognitif siswa.

  • 24

    3.7.1 Penskoran Tanpa Koreksi

    Yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar

    mendapat nilai satu (bergantung pada bobot butir soal). Untuk mengetahui

    skor yang diperoleh maka digunakan penskoran tanpa koreksi rumus

    sebagai berikut:

    100N

    BS (3.1)

    Keterangan:

    S = Skor

    B = Jumlah jawaban yang benar

    N = Jumlah soal

    Skor butir soal diperolehdengan cara menghitung banyaknya butir

    soal yang dijawab benar

    Tujuan dari ujicoba instrumen untuk mengetahui kualitas tes yang

    meliputi validitas dan reliabilitas.

    3.7.2 Validitas Soal Tes

    Butir soal dikatakan valid jika dapat mengukur secara tepat apa yang

    hendak diukur. Untuk mengethui validitas butir soak digunakan teknik

    korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

    })(}{)({

    ))((

    2222 YYNXXN

    YXXYNrxy

    (3.2)

    Keterangan:

    xyr = koefisien korelasi product moment

    X = jumlah skor butir soal

  • 25

    Y = jumlah skor total

    N = jumlah responden

    2X = jumlah kuadrat skor butir soal

    2Y = jumlah kuadrat skor total soal

    XY =jumlah hasil kali skor butir soal

    Harga rrx yang diperoleh dikonsultasikan seharga kritik rtabel product

    moment pada taraf signifikan 5%. Jika harga rrx kritik product moment maka

    tes tersebut valid. (Arikunto, 2006: 120).

    3.7.3 Reliabilitas Alat Tes

    Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus KR 20

    menggunakan varians butir selanjutnya dianalisis menggunakan varians

    total. Adapun rumusnya yaitu sebagai berikut:

    2

    2

    111( S

    pqS

    k

    kr

    (3.3)

    Dengan

    N

    N

    XX

    S

    )( 2121

    2

    Keterangan:

    r11 =Koefisien reliabilitas internal seluruh item

    n =Banyaknya butirsoal

    pq =Jumlah hasil perkalian p dan q

    P =Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

    q =Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)

    (3.4)

  • 26

    S2

    =Realibilitas tes secara keselururhan.

    Harga rhitung (nilai varians butir/varians total) yang diperoleh

    dikonsultasikan ke tabel harga kritik rProduct Moment. Pada taraf

    signifikan 5 %. Jika harga rhitung>rtabelharga kritik Product Moment,

    maka harga rhitung(nilai varians butir/varians total) tersebut reliabel

    (Arikunto, 2006: 120-121).

    3.8 Analisis Data

    3.8.1 Data Hasil Observasi

    Data lembar observasi ini menggunakan dua alternatif yaitu ya dan

    tidak nilai satu untuk jawaban ya dan nilai nol untuk jawaban tidak

    (Suharsimin, Arikunto 2002: 215). Untuk mengetahui keberhasilan

    pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) menggunakan rumus:

    N = 100xDiamatiyangAspekJumlah

    hanSkorPeroleJumlah% (3.5)

    Tabel 3.1 Kriteria taraf keberhasilan tindakan dalam proses pembelajaran

    dapatditentukan sebagai berikut:

    Pencapaian

    tujuan

    pembelajaran

    Skor/nilai Kualifikasi

    Tingkat

    keberhasilan

    pembelajaran

    85-100%

    65-84%

    55-64%

    0-54%

    3

    2

    1

    0

    Sangat baik (SB)

    Baik (B)

    Kurang (K)

    Sangat kurang (SK)

    Berhasil

    Berhasil

    Tidak berhasil

    Tidak berhasil

    (Zainal A, 2008:160)

    Dari hasil tersebut, peneliti dapat melihat apakah ada peningkatan

    selama proses pembelajaran atau tidak.

  • 27

    3.8.2 Data Hasil Tes

    Untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil tes belajar dianalisis secara

    deskriptif, yaitu menemukan skor rata-rata tes. Analisis untuk mengetahui

    hasil belajar, dirumuskan sebagai berikut:

    3.8.2.1 Nilai Rata-Rata Kelas

    NR (3.6)

    Keterangan:

    R = Nilairata-rata

    x = Jumlah nilai siswa yang diperoleh

    N = Banyaknya siswa

    Hasil belajar dikatakan meningkat apabila terdapat peningkatan rata-

    rata skor dari rata-rata skor sebelumnya.

    3.8.2.2 Ketuntasan Individu

    Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dinyatakan tuntas

    secara individu apabila siswa mampu memperoleh nilai 75 sebagai

    standar ketuntasan belajar minimal (KKM) mata pelajaran IPA fisika.

    3.8.2.3 Ketuntasan Klasikal

    Indikator keberhasilan penelitian ini adalah ketuntasan belajar

    dengan rumus sebagai berikut:

    %100N

    PKK (3.7)

    Keterangan:

    KK = Ketuntasan belajar

  • 28

    P = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai 75

    N = Banyaknya siswa

    Ketuntasan belajar tercapai jika KK 85% siswa yang mencapai

    nilai 75.

    3.8.2.4 Taraf Kesukaran Soal

    Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu

    mudah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

    mempertinggi siswa untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu

    sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai

    semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. (Daryanto,

    2012:180-181). Adapun cara untuk menentukan taraf kesukaran soal kita

    dapat mencari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    JS

    BP (3.8)

    Keterangan :

    P = Indekskesukaran soal

    B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

    JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

    Tabel 3.2 Kriteria indeks kesukaran soal

    No Nilai Kualifikasi

    1 1,00 - 0,30 Sukar

    2 0,31 0,70 Sedang

    3 0,71 1,00 Mudah

    (Daryanto, 2012)

  • 29

    3.8.2.5 Daya Beda

    Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

    membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

    siswa yang kurang pandai (berkemampaun rendah). Rumus yang

    digunakan adalah

    BA

    J

    B

    S

    A PPJ

    B

    J

    BD

    Keterangan :

    J = Jumlah peserta tes

    JA = Banyak peserta kelompok atas

    JB = Banyak peserta kelompok bawah

    BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

    dengan benar

    BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

    dengan benar

    PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

    PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawabbenar

    Tabel 3.3 Kriteria Nilai Daya Pembeda

    No Nilai Kualifikasi

    1 0,00 0,20 Jelek

    2 0,20 0,40 Cukup

    3 0,40 0,70 Baik

    4 0,70 1,00 Baik sekali

    (Daryanto, 2012)

    3.8.2.6AnalisisPengecoh

    Pada soal pilihan ganda ada alternatife jawaban (opsi) yang

    merupakan pengecoh. Butir soalnya yang baik, pengecohnya akan dipilih

    (3.9)

  • 30

    secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya

    butirsoal yang kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak

    merata.

    Pengecoh dianggap baik bila jumlah peserta didik yang memilih

    pengecoh itu sama atau mendekati jumlah ideal. Indeks pengecoh dapat

    dihitung dengan rumus:

    %100)1/()( nBN

    PIP

    (3.10)

    Keterangan:

    IP = Indeks pengecoh

    P = Jumlah peserta didik yang memilih pengecoh

    N = Jumlah peserta didik yang ikut tes

    B = Jumlah peserta didik yang menjawab dengan benar pada setiap soal

    N = Jumlah alternatif jawaban (opsi)

    1 = Bilangan tetap

    Jika semua peserta didik menjawab benar pada butir soal tertentu

    (sesuai kunci jawaban), maka IP = 0 yang berarti soal tersebut jelek.

    Dengan demikian, pengecoh tidak berfungsi (Zainal Arifin, 279).

    3.8.3 Indikator Kerja

    Keberhasilan penelitian dilihat dari penigkatan hasil belajaran IPA

    fisika siswa kelas VII SMPN 15 Mataram. Hasil belajar dikatakan

    meningkat apabila nilai rata-rata dari siklus ke siklus mengalami

    peningkatan atau minimal 75 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 85

    proses.

  • 31

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Uji Coba Instrumen

    4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas VII di SMPN 15

    Mataram. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dimulai pada

    tanggal19 Agustus sampai 19 September 2014.

    4.1.2 Deskripsi Instrumen dan Hasil Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui

    peningkatan hasil belajar Fisika siswa kelas VII di SMPN 15 Mataram

    tahun pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran

    tongkat berbicara (talking stick). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua

    siklus, dengan hasilpenelitian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

    Secara kualitatif berupa data tentang proses pembelajaran tiap siklus.

    Sedangkan secara kuntitatif diperolehdari hasil evaluasi setiap siklus yang

    dianalisis dengan ketuntasan belajar secara klasikal.

    Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes essay pada siswa. Soal-

    soal yang diberikan merupakan soal yang telah dianalisis berdasarkan

    validitas, realibilitas, indeks kesukaran dan daya beda.

    4.1.2.1 Analisis Validitas

    Validitas butir soal diamaksudkan untuk memilih soal yang valid

    untuk dijadikan soal dalam evaluasi. Berikut gambaran validitas soal untuk

    silkus I dan II ditunjukkan pada tabel 4.1

  • 32

    Tabel 4.1 Validitas soal evaluasi siklus I dan siklus II

    NO

    Validitas

    Nomor Soal

    Siklus I Siklus II

    1 Valid 1, 2, 4, 5, 6, 8,9, 10,

    11, 13, 14, 15, 16,

    17, 18, 20, 21, 22,

    23, 24

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

    9, 10, 11, 13, 14, 15,

    16, 17, 18, 20, 21,

    23, 24

    2 TidakValid 3, 7, 12, 19, 25 12, 19, 22, 25

    3 Jumlah Soal 25 25

    Berdasarkan tabel 4.1 diketahui untuk soal valid siklus I berjumlah

    20 soal dan 21 soal yang valid untuk silkus II.

    Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 dan 19.

    4.1.2.2 Analisis Reliabilitas

    Analisis reliabilitas dilakukan dengan mengolah datadistribusi

    skors dengan menggunakan rumus K-R 20 maka diperoleh data reliabilitas

    tes yang dapat dilihat pada tabel4.2

    Tabel 4.2 Hasil Analisis Reliabilitas Soal

    NO

    Nilai

    Nilai Reliabilitas

    Siklus I Siklus II

    1 rhitung 0,669 0,685

    2 rtabel 0,334 0,334

    3 Kesimpulan Reliabilitas Relibilitas

    Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa instrumen

    berupa tes essay reliabel karena rhitung > rtabel dimana nilai rtabel

    dikonsultasikan pada nilai product moment dengan N = 35. Selengkapnya

    dapat dilihat pada lampiran 10 dan 24.

  • 33

    4.1.2.3 Analisis Taraf Kesukaran

    Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

    terlalu terlalu sulit/sukar. Kriteria taraf kesukaran soal tersebut dapat

    dilihat pada tabel 4.3

    Tabel 4.3 Taraf kesukaran siklus I dan siklus II

    NO

    Kriteria

    Nomor Soal

    Siklus I Siklus II

    1 Sukar 3,5,21,24, 21, 24

    2 Sedang 1,2,4,6,7,9,13,14

    15,16,17,18,19, 22

    23, 25

    1,2,3,4,5,6,7,9,13

    14, 15,16,17,18,

    19,22, 23,25

    3 Mudah 8,10,11,12,20 8,10,11,12,20

    4. Jumlah soal 25 25

    Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh kriteria taraf kesukaran soal pada

    siklus I yang sukar sebanyak 4 soal, yang sedang 16 soal sedangkan yang

    mudah sebanyak 5 soal. Sedangkan siklus II soal yang sukar 2 soal yang

    sedang 18 soal sedangkan yang mudah sebanyak 5 soal. Selengkapnya

    dapat dilihat pada lampiran 11 dan 25.

    4.1.2.4 Analisis Daya Beda

    Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

    membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

    berkemampuan rendah dinamakan kelompok atas dan kelompok bawah.

    Kriteria daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 4.4

  • 34

    Tabel 4.4 Daya beda siklus I dan siklus II

    NO

    Kriteria

    Nomor Soal

    Siklus I Siklus II

    1 Jelek 1,7,8,10,15,19,2124,2

    5

    1,7,8,19,25 2, 5

    2 Cukup 2,5,6,9,12,13,14

    16,17,18,20, 22,23

    2, 5,6,9,10,12,13

    14,16,17,18,21,22,

    24

    3 Baik 3,4,11 3,4,11,15,23

    4. Baik sekali

    Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh daya beda soal pada siklus I

    dengankriteria jelek sebanyak 9 soal, cukup 13 soal, yang baik sebanyak 3

    soal sedangkan baik sekali tidakada. Pada siklus II kriteria jelek 5 soal,

    cukup 14 soal, soal yang baik 5 soal sedangkan baik sekali tidak

    ada.Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15 dan 30.

    Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut:

    4.1.3 Siklus I

    Pelaksanaan penelitian pada siklus I diadakan selama tiga kali

    pertemuan. Proses belajara mengajar pada siklus I berlangsung selama tiga

    kali pertemuan, masing-masing pertemuan dilaksanakan 2 x 40 menit.

    Sedangkan evaluasi siklus I dilaksanakan pada pertemuan ketiga selama 50

    menit, dengan soal berbentuk objektif sebanyak 25 soal.

    4.1.3.1 Perencanaan (Planning)

    Kegiatanyang dilakukan antaralain:

    1. Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) SilkusI (Lampiran 2)

    2. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (Lampiran

    18)

  • 35

    3. Menyusun soalevaluasi belajar siswa siklus I (Lampiran 6)

    4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

    Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah perkenalan

    dengan seluruh siswa, kemudian peneliti melakukan kegiatan sosialisasi

    pembelajaran dengan mentode pembelajaran tongkat berbicara (talking

    stick) siklus I kepada siswa. Kegiatan ini dilakukan agar siswa dapat

    memahami langkah-langkah proses pembelajaran sehingga diharapkan

    siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas.

    Pada tahap pendahuluan guru mengawali pelajaran dengan

    mengucapkan salam, guru menuliskan sub pokok bahasan. Pada tahap

    kegiatan inti guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan

    dalam tentang topik materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru

    menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan diajarkan.

    Selanjutnya guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi,

    serta guru menerapkan pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) atau

    menanggapi hasil diskusi siswa sesuai dengan jawaban yang dianggap

    benar. Selanjutnya guru dan siswa bertanyajawab tentang hal-hal yang

    belum diketahui oleh siswa serta guru dan siswa bertanya jawab

    meluruskan kesalahan-kesalahan dan memberikan penguatan atau

    kesimpulan.

    Dalam kegiatan penutup akhir dengan guru memberikan tugas

    kepada siswa untuk memantapkan pengetahuan siswa. Diakhiri dengan

    mengucapkan salam.

  • 36

    4.1.3.3 Observasi

    Observasi dilakukan setiap kali berlangsungnya pelaksanaan

    tindakan dengan mengamati kegiatan gurudan siswa dalam proses belajar

    mengajar apakah kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan sesuai (RPP)

    rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Hasil observasi

    kegiatan guru pada siklus I berdasarkan lembar observasi kegiatan guru

    dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.5

    Tabel 4.5 Hasil observasi kegiatan guru dan siswa

    NO

    Indikator

    Pertemuan

    I II

    1 Pendahuluan 4 4

    2 Kegiatan inti

    Mengamati Menanyakan Eksperimen Asosiasi Komunikasi

    1

    1

    3

    1

    3

    1

    1

    3

    1

    3

    3 Penutup 5 5

    Total skorpertemuan 18 18

    Total skor siklus I 11 13

    Presentase 61,11% 72,22 %

    Kategori Kurang Kurang

    (Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran18)

    Berdasarkan tabel tampak bahwa ketercapaian indikator kegiatan

    guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan I sebesar61,11% sedangkan

    pertemuan II sebesar 72,22%. ini berarti bahwa pembelajaran belum

    berkategori optimal, karena dalam pelaksanaanya masih terdapat beberapa

    kekurangan-kekurangan yaitu:

    1. Guru tidak menanyakan keadaansiswa dalam proses belajar mengajar.

    2. Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.

  • 37

    3. Guru tidak menggunakan beragam pendekatan pembelajaran atau

    sumber belajar lainnya.

    4. Guru tidak membimbing siswa mendiskusikan dengan kelompoknya.

    5. Guru tidak menyuruh perwakilan dari tiap kelompok

    mempresentasekan hasil diskusi.

    6. Guru dan siswa tidak bertanya jawab meluruskan kesalahan atau

    kesimpulan.

    7. Guru tidak memberikan penghargaan kepada kelompok yang memilki

    kinerja dan kerja sama yang baik.

    8. Guru tidak membimbing siswa dalam membuat rangkuman.

    9. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

    4.1.3.4 Evaluasi

    Evaluasi dilakukan pada akhir siklus, yaitu pada pertemuan ketiga.

    Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami

    dengan baik materi yang diajarkan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa

    digunakan tes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal (lampiran 6)

    dengan alokasi waktu 40 menit.

    Dari hasil analisis siklus I (Lampiran 16) diperoleh rata-rata nilai

    siswa dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 25. Hasil yang diperoleh

    pada siklus tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan. Presentase

    ketuntasan belajarpun masih sangat rendah karena ketuntasan

    belajarnyapun belum mencapai 85%. Adapun ringkasan data hasil evaluasi

    belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.6

  • 38

    Tabel 4.6 Ringkasan hasil evaluasi belajar siswa siklus I

    Kategori Skor

    Nilai tertinggi 95

    Nilai terendah 25

    Banyaknya siswa yang mengikuti evaluasi 41

    Jumlah siswa yang tuntas 20

    Jumlah siswa yang tidak tuntas 21

    Rata-ratakelas 68,53

    Presentase ketuntasan klasikal 48,79%

    (Hasil selanjutnya dapat dilihat dilihat pada lampiran 16)

    Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata

    kelas 68,53 jumlah siswa yang tuntas (mendapat nilai 70) sebanyak 25

    siswa dari 41 siswa dan yang tidak tuntas 21 siswa, dengan presentase

    klasikal sebesar 48,790/0. (Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

    16).

    Ketuntasan belajar ini belum mencapai kriteria ketuntasan belajar

    klasikal yaitu minimal 85%. Masih rendahnya ketuntasan belajar diatas

    disebabkan karena:

    1. Pengaturan waktu dengan materi yang dikuasai siswa selama proses

    pembelajaranyang masih belum optimal.

    2. Interaksi siswa dengan siswa, interksi siswa dengan guru masih belum

    maksimal dalam proses pembelajaran.

    Presentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 48,790/0 dan

    nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 68,53. Ketuntasan yang

    diperoleh kurang dari standar ketuntasan yaitu minimal 85 0/0 .Oleh sebab

    itu perlu dilakukan tindakan-tindakan perbaikan pada siklus berikutnya

    dengan cara memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

  • 39

    4.1.3.5Refleksi

    Pada tahap ini guru dan observasi mengkaji pelaksanaan dan hasil

    yang diperoleh pada siklus I. Refleksi pada siklus I berpedoman pada hasil

    pengamatan melalui lembar observasi dan hasil evaluasi. Berdasarkan

    hasil observasi dan hasil diskusi dengan observer terdapat kekurangan-

    kekurangan yang perlu dibenahi demi perbaikan dan kemajuan hasil

    belajar pada siklus II. Perbaikan tindakan yang akan dilakukan pada siklus

    II:

    1. Guru menanyakan keadaan siswa dalam proses belajar mengajar.

    2. Guru menuliskan sub pokok bahasan yang akan dibahas dipapan tulis

    3. Guru berusaha menampung jawaban tidak hanya satu atau dua orang

    4. Guru berusaha memperlakukan siswa selaku individu

    5. Guru berusaha merangsang pikiran dan pemahaman siswa

    6. Guru menyesuaikan latihan-latihan yang diberikan dengan kemampuan

    siswa.

    4.1.4 Siklus II

    Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan siklus

    I, tetapi pada siklus II dilakukan perbaikan dari beberapa kekurangan pada

    siklus I, dimana perbaikannya sesuai dengan hasil siklus I. Pembelajaran

    pada siklusII berlangsung dalam 2 kali pertemuan.

    4.1.4.1 Perencanaan

    Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan

    siklus I antara lain:

  • 40

    1. Membuat RPP siklus II (Lampiran 3)

    2. Menyiapkan LKS (lampiran 31)

    3. Menyusun soal evaluasi belajar siswa siklus II (Lampiran 20)

    4. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa (Lampiran 33)

    4.1.4.2 Pelaksanaan tindakan

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan

    kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan (RPP) rencana pelaksanaan

    pembelajaran yang telah direncakan pada siklus II, dilaksanakan dengan

    memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus II berdasarkan hasil

    refleksi siklus I.

    Ini menunjukkan bahwa dalam model pembelajaran tongkat

    berbicara (talking stick) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

    meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya guru memberikan motivasi

    kepada siswa untuk saling membantu antar sesamanya. Guru juga selalu

    berusaha merangsang pikiran dan pemahaman siswa. Selain itu guru

    berusaha menampung jawaban, menyesuaikan latihan-latihan yang

    diberikan sesuai dengan kemampuan siswa. Diakhiri pelajaran guru

    memberikan tugas kepada siswa untuk memantapkan pengetahuan siswa

    serta mengucapkan salam penutup.

    4.1.4.3 Observasi

    Hasil observasi kegiatan guru pada siklus II berdasarkan lembar

    observasi kegiatan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.7

  • 41

    Tabel 4.7 Hasil observasi guru dan siswa pada siklus II

    NO

    Indikator

    Pertemuan

    I II

    1 Pendahuluan 4 4

    2 Kegiatan inti

    Mengamati Menanyakan Eksperimen Asosiasi Komunikasi

    1

    1

    3

    1

    3

    1

    1

    1

    1

    6

    3 Penutup 5 5

    Total skor pertemuan 18 19

    Total skor siklus II 15 18

    Presentase 83,33% 94,73%

    Kategori Baik Sangat baik

    (Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33)

    Berdasarkan tabel diatas, tercapai indikator kegiatan guru pada

    siklus kedua pertemuan I sebesar 83,33% dan pertemuan kedua 94,73%.

    Hal ini berarti kegiatan guru berarti telah berkategori optimal. Tetapi

    pelaksanaan pembelajaran siklus II masih terdapat kekurangan, yaitu: tidak

    menyakan keadaan siswa atau kondisi siswa pada saat proses belajar

    mengajar.

    4.1.4.4 Evaluasi

    Evaluasi belajar siswa dilaksanakan pada pertemuan 2. Evaluasi

    dilakukan dengan memberikan soal sebanyak 21 soal dalam bentuk pilihan

    ganda (Lampiran 20). Data hasil evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel

    4.8

  • 42

    Tabel 4.8 Ringkasan hasil evaluasi belajar siswa siklus II

    Kategori Skor

    Nilai tertinggi 95

    Nilai terendah 61

    Banyaknya siswa yang mengikuti evaluasi 41

    Jumlah siswa yang tuntas 37

    Jumlah siswa yang tidak tuntas 4

    Rata-ratakelas 80,04

    Presentase ketuntasan 90,240/0

    (hasil selanjutnya dapat dilihatpada lampiran 29)

    Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II, diperoleh rata-rata

    kelas 80,04. Jumlah siswa yang tuntas (mendapat nilai 70) sebanyak 37

    siswa dari 40 siswa yang tidak tuntas 4 siswa, dengan presentase

    ketuntasan klasikal sebesar 90,240/0 (data selengkapnya dapat dilihat pada

    lampiran 29).

    Dari hasil belajar tersebut terlihat bahwa sebanyak 41 siswa yang

    mengikuti tes hasil belajar terdapat 37 siswa yang tuntas dan 4 orang siswa

    yang tidak tuntas, sehingga ketuntasan siswa pada siklus II telah

    memenuhi indikator yang telah ditentukan dan nilai rata-rata skor siswa

    mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Dengan demikian

    penelitian ini di cukupkan sampai pada siklus II.

    4.1.4.5 Refleksi

    Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan observer,

    kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah dibenahi hanya saja guru

    belum bisa menampung jawaban tidak hanya satu dua orang dan guru

    belum mampu memperlakukan siswanya secara individu. Dalam hal ini

    guru menyampaikan tujuan pembelajaran untuk mengingatkan kembali

    tentang materi yang akan disampaikan.

  • 43

    4.2 Pembahasan

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus II dengan

    menggunakan model pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) pada

    materi besaran dan satuan. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan tahapan-

    tahapan dalampenelitian tindakan kelas (PTK) yang dimulai dari tahapan

    perencanaan, tahapan pelaksanaan tindakan, observasi, dan tahap refleksi.

    4.2.1 Siklus I

    Dalam kegiatan evakuasi siklus I terdapat beberapa kekurangan-

    kekurangan sehingga siswa mendapat nilai dibawah KKM (kriteria

    ketuntasan maksimal). Dimana siswa masih banyak yang belum mengerti

    dengan materi yangtelah dibahas sebelumnya, karena siswa kebanyakan

    kurang aktif dan kadang-kadang tidak memperhatikan penjelasan dari guru

    serta siswa masih kurang mengeluarkan ide-ide ataupun pendapat mereka

    tentang pengalaman mereka ketika mendapatkan materi tersebut. Dari 41

    orang siswa yang mengikuti tes evaluasi siklus I hanya 20 orang siswa yang

    tuntas sedangkan 21 orang siswa tidak tuntas. Jadi akan berdampak pada

    nilai evaluasi siswa karena banyak yang tidak tuntas. Ini menunjukkan

    bahwa harus ada perbaikan tindakan pada siklus II.

    4.2.2 Siklus II

    Dalam kegiatan evaluasi siklus II ternyata nilai rata-rata dan

    presentasi ketuntasan siswa mengalami peningkatan. Ini menunjukkan

    bahwa perlakuan siswa dari kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat

    diatasi karena kebanyakan siswa sudah mencapai nilai KKM (Kriteria

  • 44

    Ketuntasan Minimal). Ketika melakukan evaluasi siklus II. Pada siklus II

    antusias siswa atau semangat siswa untuk belajar lebih meningkat lagi,

    dimana siswa yang sebelumnya kurang mampu dalam menyelesaikan soal

    atau tugas yang diberikan, menjadi mampu atau dapat bersaing dengan

    teman-temannya yang lain. Hal ini disebabkan dengan adanya penilaian

    terhadap apa yang mereka kerjakan serta mengetahui jawaban yang

    sebenarnaya. Dari 41 orang siswa yang mengikuti tes evaluasi siklus II

    hanya 4 orang siswa yang tidak tuntas sedangkan 37 orang siswa yang

    tuntas. Ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar pada siklus II.

    Berdasarkan hasil analisis, nilai evaluasi dari siklus I ke siklus II

    cenderung meningkat. Artinya hasil belajar siswa mengalami penigkatan

    hasil belajar yang dianalisis secara klasikal terlihat pada tabel 4.9

    Tabel 4.9 Analisis hasil evaluasi siklus I dan siklus II

    Kategori Siklus I

    (Skor)

    Siklus II

    (Skor)

    Nilai tertinggi 95 95

    Nilai terendah 25 61

    Banyaknya siswa yang mengikuti evaluasi 41 41

    Jumlah siswa yang tuntas 20 37

    Jumlah siswa yang tidak tuntas 21 4

    Rata-ratakelas 68,53 80,04

    Presentase ketuntasan klasikal 48,79% 90,24%

    Pada siklus I terlihat bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 68,53

    dengan presentase ketuntasan yang hanya mencapai 48,790/0. Hasil tersebut

    menunjukkan nilai rata-rata, presentase ketuntasan dan daya serap siswa

    yang masih rendah. Rendahnya hasil belajar pada siklus I karena beberapa

    faktor. Diantaranya siswa masih banyak yang belum mengerti dengan materi

  • 45

    yang telah dibahas sebelumnya, karena siswa didalam kelas kurang aktif dan

    kadang-kadang tidak memperhatikan penjelasan dari gurunya, serta siswa

    masih kurang mengeluarkan ide-ide ataupun pendapat mereka tentang

    pengalaman mereka ketika medapat materi tersebut. Untuk mengatasi

    masalah tersebut maka diadakanlah perbaikan pada siklus II.

    Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan seperti pada siklus

    I, tetapi guru melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan-

    kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Berdasrkan hasil evaluasi siklus

    II tabel (4.9) rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan dari siklus

    sebelumnya yaitu dari 68,53 menjadi 80,04. Ini berarti rata-rata nilai siswa

    pada siklus II mengalami peningkatan dari rata-rata nilai siklus I.

    Presentase ketuntasan mengalami peningkatan dari 48,790/0 menjadi

    90,240/0.

    Peningkatan rata-rata dan presentase ketuntasan belajar siswa pada

    siklus II dilaksanakan refleksi untuk perbaikan kegiatan penerapan

    pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) yang sangat tepat dari

    sebelumnya yang pada prinsipnya adalah mengaktifkandan memotivasi

    siswa untuk belajar, dalam hal ini peneliti lebih banyak memberikan contoh

    soal dan latihan-latihan soal, serta tugas-tugas baik yang dikerjakan dipapan

    oleh siswa maupun dikumpulkan yang diperiksa dan diberi nilai. Selain ini

    guru berusaha menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan bagi

    siswa dan mengendalikan kondisi yang dapat mengganggu proses

  • 46

    pembelajaran seperti mendatangi siswa yang ribut dan menanyakan sejauh

    mana pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan.

    Jadi hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

    pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa. Dengan demikian secara keseluruhan tindakan dari siklus I

    dan siklus II menunjukkan perbaikan dan meningkatkan hasil belajar siswa.

    Gambar 4.1 Grafik ketuntasan belajar siswa.

    Berdasarkan bentuk grafik batang diatas yaitu perbandingan antara

    nilai rata-rata siswa dengan ketuntasan belajar siswa mengalami

    peningkatan dari siklus sebelumnya. Ini berarti nilai rata-rata pada siklus II

    mengalami peningkatan dari rata-rata nilai siklus I. presentase ketuntasan

    mengalami peningkatan dari 48,79% menjadi 90,29 %

    68,53

    80,04

    48,79

    90,29

    rata-rata

    ketuntasan

  • 47

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat

    disimpulkan bahwa dengan melalui model pembelajaran tongkat berbicara

    (talking stick) dapat meningkatkan hasil belajar IPA fisika siswa kelas VIIA

    SMPN 15 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015. Dilihat dari ketuntasan

    individu dan ketuntasan klasikalnya, pada siklus ke II dengan nilai rata-rata

    siswa 80,04 dengan presentase ketuntasan 90,24%.

    5.2 Saran

    Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil

    penelitian sebagai berikut:

    1. Bagi siswa, diharapkan model pembelajaran tongkat berbicara (talking

    stick) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengeluarkan ide-ide

    atau pendapatnya dan menyimpulkan apa yang dilakukan serta dapat

    menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    2. Bagi guru, khususnya guru Fisika diharapkan dapat menerapkan model

    pembelajaran tongkat berbicara (talking stick).

    3. Bagi sekolah, dengan adanya model pembelajaran tongkat berbicara ini

    senantiasa dapat memberikan nuansa belajar yang menarik dalam rangka

    meningkatkan proses belajar mengajar dikelas.

    4. Bagi peneliti lain, hasil peneliti ini dapat dijadikan referensi untuk

    melakukan penelitian model pembelajara tongkat berbicara (talking stick)

    berikutnya.

  • 48

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad Beni. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

    Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

    Arikunto, Suharsimin. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

    Jakarta : PT Rineka Cipta.

    2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

    Jakarta : PT Rineka Cipta.

    2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi

    Aksara.

    Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.

    Darmawati, Ni Pt. A, dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajara Children

    Learning In Science Berbantuan Metode Talking Stick Terhadap

    Sikap Ilmiah Dan Penguasaan Konsep Ipa Kelas V. Diakses pada

    tanggal 12 Januari 2013 dari:http://www.e-

    jurnal.com/2014/02/pengaruh-metode-inkuiri-terbimbing-dan.html.

    Daryanto. 2012. Evaluasi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

    Dimyati dan midjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

    Djamarah, Bahri Syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: rineka Cipta.

    Huda, Miftahil. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

    Pustaka Belajar.

    Kondang, Andry.2013. 40 Macam-Macam Pembelajaran efektif. Diakses pada

    tanggal 12 Januari 2013 dari: http://jurnalbidandiah..com/2012/04/41-

    macam-model-metode-pembelajaran.html.

  • 49

    Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual. Bandung : PT Refika

    Aditama.

    Lestari, Puji. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Role Pleying

    Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI Ips Sma Negeri Muora

    Jambi 2013. Diakses pada tanggal 12 Januari 2013 dari: (http://

    sharingkali kuliahku. wordpress.com/2011/11/21/kelebihan-darimetode-

    pembelajaran-role-playing-dalam-kegiatan-pembelajaran/).

    Noor, Juliansyah. 2012. Metode Penelitian Skripsi ,Tesis, Disertasi dan Karya

    Ilmiah. Kencana Prenada Media Group.

    Putri, ramadhana nana dkk. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Bermain

    Peran (roleplaying). Diakses pada tanggal 15 Januari 2013 dari: http: //

    jurnal. untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/2194/2132

    Puspit, Suci Happy,dkk. 2011. Efektivitas Pembelajaran Model Talking Stick

    Untuk Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Materi Ekosistem

    Kelas VII D Smp Negeri 3 Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran

    2011/2012. Diakses pada tanggal 12 Januari 2013 dari: http: //download.

    portalgaruda.org/pre_download.php.va/4058&article/50806&title.

    Sadiq, fadjar.1975.Faktr-faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar. Diakses

    pada tanggal 12 Januari 2013 dari: http: //fadjarp3g.files. wordpress.com

    /2007/09/aa-litansiswa_wartaguru_.pdf

    Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

    Alfabeta.

  • 50

    Suyoto, Danang. 2012. Analisis Validitas dan Asumsi Klasik.Yogyakarta. Gava

    Media.

    Watminah. 2010. Upaya peningkatan Hasil Belajar Pokok Bahasan Sifat-sifat

    Zat Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsow Pada Siswa

    Kelas 7C UPTD Smp 7 Tegal Semester 2 Tahun Pelajaran

    2010/2011. Diakses pada ta