215

Click here to load reader

Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ccds

Citation preview

Page 1: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNINGTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PADA KONSEP GERAK MELINGKAR BERATURAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

RINA KHABIBAH109016300021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2014

Page 2: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 3: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 4: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 5: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

iv

ABSTRAK

RINA KHABIBAH 109016300021, “Pengaruh Model Guided DiscoveryLearning terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Gerak MelingkarBeraturan”. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan IlmuPengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model guideddiscovery learning terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerakmelingkar beraturan. Penelitian ini dilakukan di SMAN 9 Tangerang Selatan padabulan Agustus sampai dengan November 2013. Penelitian ini menggunakanmetode kuasi eksperimen dengan desain Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design dan teknik pengambilan sampel purpossive sampling. Instrumenyang digunakan adalah tes berupa uraian dan non tes berupa lembar angket.Analisis data tes, menunjukkan terdapat pengaruh signifikan model guideddiscovery learning terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkarberaturan. dengan sampel yang pertama yaitu siswa kelas X5 sebagai kelaseksperimen dan kelas X3 sebagai kelas kontrol, masing-masing diberi pretest danposttest. Uji hipotesis pretest didapat thitung < ttabel (1,580<2,002), maka Hoditerima dan Ha ditolak. Uji hipotesis posttest thitung > ttabel (2.060>2,002), makaHo ditolak Ha diterima. Terdapat pengaruh model pembelajaran guided discoverylearning terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak melingkarberaturan.

Kata kunci: Model guided discovery learning, hasil belajar siswa SMA, konsepgerak melingkar beraturan.

Page 6: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

v

ABSTRACT

Rina Khabibah, “The Effect Of Guided Discovery Learning Model on Learningto Student Senior High School Learning Outcomes in Circular MotionConcept”. Skripsi of Physics Education Program, Science Education Department,Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of SyarifHidayatullah Jakarta, 2014.

The research aim to know are there any effect of guided discovery learning modelto student senior high school learning outcomes in circular motion concept. ThisResearch done in Senior High School 9 South Tangerang on august untilNovember 2013. The method used in this research is Nonrandomized ControlGroup Pretest-Posttest Design and the technique of sampling is purpossivesampling. Instrumen were used in this research are test instrument which is essayand nontest instrument which is quisioner. Based on data analysis, the resultobtained that there is a significant effect of guided discovery learning model tostudent senior high school outcomes learning in circular motion concept . withthe first class 30 students of X5 as experimental group and 30 students of X3 ascontrol group both class are given the same pretest and posttest. The pretestresult show tarithmetic < ttable (1,580<2,002), so Ho rejected Ha received. ThePosttest result show tarithmetic > ttable (2.060>2,002), so Ha rejected Ho received.The research show be able effect of guided discovery learning model to studentsenior high school learning outcomes in circular motion concept.

Key Words: Guided discovery learning model Jerome Brunner, student learningoutcome, circular motion concept.

Page 7: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

vi

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, yang telah

memberikan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa

skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa dikumandangkan untuk nabi besar kita

Muhammad SAW, yang telah berjuang untuk umatnya dan menjadi suri teladan

bagi umatnya.

Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan dan proses pengerjaannya

selama 2 bulan. Penelitian dilakukan di SMA 9 Tangerang Selatan dengan

populasi seluruh siswa kelas X dan sampel penelitian kelas X5 sebagai kelompok

eksperimen dan X3 sebagai kelompok kontrol.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya yang tak

terhingga kepada penulis.

2. Kedua orang tua tercinta ayahanda Jahari dan Ibundaku Waginah, terima kasih

atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan. Engkau telah

ajarkan penulis tentang kebaikan, arti cinta, makna kehidupan dan kau telah

mendidik penulis dengan kasih sayang. Terima kasih ayah dan ibu atas semua

kasih sayang mu. Semoga Allah mengampuni segala dosa ayah dan

menempatkan ayah di surga-Nya yang paling mulia. Untuk adik terjahilku

Qori Hadi Pranoto yang senantiasa membuatku tertawa dan sejenak lupa akan

semua masalah-masalah.

3. Ibu Nurlena Rifa’I, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan dan Bapak Iwan Permana

Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd, dan Ibu Ai Nurlaela, M.Si selaku Dosen

Pembimbing I dan II penulis yang telah banyak memberikan bimbingan,

Page 8: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

vii

pengarahan, meluangkan waktu, motivasi, dan kemudahan dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Bapak Iwan Permana S, M.Pd selku Penguji I dan Ibu Fathiah Alatas selaku

Penguji II telah memberikan bimbingannya selama revisi skripsi.

7. Bapak Drs. Ahmad Nana Mahmur M, MPd selaku kepala sekolah SMA

Negeri 9 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian dan Bapak Rudinanto, S.Pd, selaku guru Fisika

SMAN 9 Tangerang Selatan yang telah memberikan banyak bimbingan

selama penulis melaksanakan penelitian.

8. Untuk sahabat-sahabatku Asep Gumilar, R. Tetty, Ryani Fauziah, , Riah Elsa

Fitri, Eva Afiatun, Citra Wahyudin, Arifin Budi S, dan M. Rifqi yang susah

senang kita selalu bersama.

9. Untuk semua teman-teman Pendidikan IPA angkatan 2009 (Fi-nine) untuk

Nuris dan Husni selaku adik kelas PPKT yang menjadi observer sewaktu

penulis penelitian, terima kasih atas bantuan dan candaannya.

10. Untuk kawan-kawan KAHFI angkatan 14C yang dalam chargeran

semangatnya membuatku “on” untuk tak kenal kata tidak mungkin, dan wali

kelas 14C Kak ibnu dan Kak Ocha terima kasih atas arahan-arahannya.

11. Serta kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,

terima kasih atas doa dan bantuannya.

Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh

dari sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis khususnya serta civitas akademika dunia pada umumnya

Jakarta, Januari 2014

Penulis

Page 9: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

vii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Pembimbing ............................................................... i

Lembar Pengesahan Penguji ........................................................................ ii

Surat Pernyataan Karya Sendiri ................................................................. iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

ABSTRACT ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5

C. Batasan Masalah ................................................................................. 5

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS ................................................................. 7

A. Kajian Teori ........................................................................................ 7

1. Model Guided Discovery Learning................................................ 7

2. Model Guided Discovery Learning Jerome Bruner ....................... 10

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Guided Discovery Learning .... 14

a. Kelebihan Model Guided Discovery Learning.......................... 14

b. Kelemahan Model Guided Discovery Learning ........................ 15

4. Belajar dan Hasil Belajar ............................................................... 15

a. Pengertian Belajar...................................................................... 15

Page 10: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

viii

b. Pengertian Hasil Belajar ............................................................ 16

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ...................... 18

5. Konsep Gerak Melingkar Beraturan .............................................. 19

a. Karakteristik Konsep Gerak Melingkar Beraturan .................... 19

b. KI/KD Konsep Gerak Melingkar Beraturan.............................. 19

c. Peta Konsep ............................................................................... 21

d. Materi Gerak Melingkar Beraturan ........................................... 21

B. Penelitian Relevan .............................................................................. 27

C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 30

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian .......................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 33

A. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................. 33

B. Metode Penelitian ............................................................................... 33

C. Desain Penelitian ................................................................................ 33

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 34

E. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................... 34

1. Populasi .......................................................................................... 34

2. Sampel............................................................................................ 35

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 35

G. Instrumen Penelitian .......................................................................... 35

1. Instrumen tes .................................................................................. 36

2. Instrumen non tes ........................................................................... 36

H. Kalibrasi Instrumen ............................................................................ 36

1. Uji Validitas Instrumen .................................................................. 37

2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 38

3. Taraf Kesukaran ............................................................................. 39

4. Daya Pembeda................................................................................ 40

I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 41

1. Uji Prasyarat Analisis..................................................................... 41

a. Uji Normalitas ........................................................................... 41

Page 11: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

ix

b. Uji Homogenitas........................................................................ 42

2. Uji Hipotesis .................................................................................. 43

a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen ................................. 43

b. Data Terdistribusi Normal dan Tidak Homogen ....................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 46

A. Hasil Penelitian................................................................................... 46

1. Deskripsi Data................................................................................ 46

a. Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen..... 48

b. Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 49

2. Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 50

3. Hasil Uji Homogenitas ................................................................... 50

4. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 51

5. Hasil Angket .................................................................................. 52

B. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 60

A. Kesimpulan......................................................................................... 60

B. Saran ................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61

Page 12: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Menurut Jerome Bruner .............. 12

Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................... 34

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes .......................................................... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Non Tes Angket Respon Siswa ............ 36

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r .................................. 38

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ....................... 39

Tabel 3.6 Interpretasi Taraf Kesukaran ............................................... 40

Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda ................................................... 41

Tabel 4.1 Deskripsi Data Rata-rata Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ....................................................... 49

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ....................................................... 50

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ....................................................... 51

Tabel 4.4 Hasil Uji t Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kontrol..................................... 51

Tabel 4.5 Hasil Angket Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen ............................................................................. 52

Page 13: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Siklus Hasil Belajar ............................................. 17

Gambar 2.2 Peta Konsep Gerak Melingkar Beraturan ........................... 21

Gambar 2.3 Contoh Aplikasi GMB di Kehidupan Sehari-hari............... 22

Gambar 2.4 Vektor Kecepatan Gerak Melingkar Beraturan ................. 24

Gambar 2.5 Rantai Sepeda ......................................................................... 26

Gambar 4.1 Histogram Pretest Hasil Belajar Siswa Kelompok

Kontrol dan Eksperimen ....................................................... 47

Gambar 4.2 Histogram Posttest Hasil Belajar Siswa Kelompok

Kontrol dan Eksperimen ....................................................... 48

Page 14: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Perangkat Pembelajaran ....................................................... 64

1. RPP Kelompok Kontrol .................................................................... 65

2. RPP Kelompok Eksperimen.............................................................. 105

Lampiran B: Instrumen Penelitian .............................................................. 144

1. Soal Pretest-Posttest ......................................................................... 145

2. Lembar Observasi ............................................................................. 147

3. Kuesioner ......................................................................................... 149

4. Lembar Uji Referensi ........................................................................ 152

Lampiran C: Analisis Data Hasil Pengambilan Sampel ............................ 155

1. Skor Data Uji Validasi ..................................................................... 156

2. Reliabilitas Tes ................................................................................. 157

3. Kelompok Unggul dan Asor ............................................................ 158

4. Daya Pembeda................................................................................... 160

5. Tingkat Kesukaran ........................................................................... 161

6. Korelasi Skor Butir dengan Skor Total ............................................ 162

7. Rekap Analisis .................................................................................. 163

Lampiran D: Analisis Data Hasil Penelitian ............................................... 164

1. Skor Kelas Kontrol (Pretest-Posttest)............................................... 165

2. Skor Kelas Eksperimen (Pretest-Posttest) ........................................ 166

3. Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen........................ 167

4. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen ........... 170

5. Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen ...................... 171

6. Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen .......... 174

7. Distribusi Fekuensi Pretest Kelompok Kontrol................................ 175

8. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol................... 178

9. Distribusi Fekuensi Posttest Kelompok Kontrol............................... 179

10. Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol.................. 182

11. Perhitungan Uji Homogenitas Pretest............................................... 183

12. Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ............................................. 184

Page 15: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

xiii

13. Perhitungan Uji Hipotesis Pretest..................................................... 185

14. Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ................................................... 186

Lampiran E: Surat-surat Penelitian ............................................................ 187

1. Permohonan Izin Observasi ............................................................. 188

2. Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................................... 189

Lampiran F: Profil SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan ..................... 190

Lampiran G: Biodata Penulis ....................................................................... 195

Lampiran H: Dokumentasi Penelitian ......................................................... 196

Page 16: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses kehidupan dalam rangka mengoptimalkan

potensi diri siswa agar berkembang mengikuti perkembangan zaman. Sistem

pendidikan di Indonesia, dikenal beberapa macam tujuan pembelajaran. Tujuan

paling tinggi tingkatannya adalah tujuan pendidikan nasional yang kemudian

dijabarkan lagi dalam tujuan institusional. Tujuan institusional dianggap masih

sangat luas sehingga perlu dijabarkan lagi secara spesifik dalam tujuan kurikuler1.

Dalam pengertian yang lebih luas, pendidikan dapat diartikan sebagai

sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan

kebutuhan2. Aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, kemampuan

memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan,

dan penalaran merupakan aspek di ranah kognitif3.

Proses pembelajaran adalah ruang lingkup dari pendidikan, salah satunya

adalah pembelajaran sains. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar pengalaman

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah4. Satu cabang dasar sains

yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah mata pelajaran

fisika. Cabang dasar sains Fisika merupakan faktor pendukung dalam laju

perkembangan dan persaingan diberbagai bidang, dengan bantuan ilmu fisika

banyak peristiwa atau kejadian alam semesta ini dapat dipelajari.

Kebanyakan pembelajaran fisika di sekolah dilakukan hanya melalui

proses penyampaian informasi bukan melalui pemrosesan informasi. Guru di

1 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:LP UIN), 2009, h.63.

2 Siti Mutoharoh, “Pengaruh Model Guided Discovery Learning Terhadap Hasil BelajarKimia Siswa SMA Pada Konsep Laju Reaksi”, Skripsi pada Prodi Fisika UIN Syarif HidayatullahJakarta, 2011, h.21.

3 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,. Op.cit,. h.634 Ibid,. h.46.

Page 17: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

2

samping berfungsi sebagai motivator dan fasilitator, diharapkan dapat menjadi

seorang menajer (pengelola) selama kegiatan belajar berlangsung5. Oleh karena

itu, sudah saatnya guru sains membuka paradigma baru dalam pola pengajaran

sains di kelas. Selama ini pembelajaran masih banyak berpusat pada guru

sementara siswa cenderung pasif. Akibatnya siswa tidak mempunyai kesempatan

mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk memecahkan permasalahan yang

ada sehingga hasil belajar siswa relatif rendah.

Berdasarkan hasil observasi melalui PPKT (Praktek Profesi Keguruan

Terpadu) selama 4 bulan dan wawancara guru fisika di SMAN 9 Tangerang

selatan dapat dilihat dari hasil belajar berupa nilai raport para siswa, nilai rata-rata

para siswa dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 68,1 dengan

KKM sebesar 75, penyebab hal ini dapat diindikasikan karena kurangnya hasil

belajar siswa dalam memahami persoalan pada mata pelajaran Fisika.

Keberhasilan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada

pembelajaran fisika dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi

serta hasil belajar. Hal ini dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi pemahaman

dan penguasaan materi serta hasil belajar, maka semakin tinggi pula tingkat

keberhasilan pembelajaran. Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya6.

Menurut Mustamin bahwa hasil belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan

evaluasi, yaitu mengukur dan menilai dalam hal ini adalah menilai hasil kinerja

siswa. Dengan mengukur hasil belajar, maka guru dapat mengetahui tingkat

penguasaan materi pelajaran yang diajarkan dan dapat menjadi acuan bagi guru

untuk mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum7.

Hal lain yang menyebabkan sulitnya fisika bagi siswa yaitu karena

pembelajaran fisika kurang bermakna, oleh karena itu diperlukan suatu model

5Tri Wardanik, “Pembelajaran Fisika Dengan Metode Direct Instruction (DI) DitinjauDari Kemampuan Awal Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Melingkar Beraturan DiSMA Tahun 2008/2009,” Skripsi pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UniversitasSebelas Maret, 2009, h.xvii, tidak dipublikasikan.

6Anna Fauziah, Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan MasalahMatematika Siswa SMP Melalui Strategi REACT, Forum Kependidikan, 1-13, 2010, h.1.

7 Nurcholis, Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan HaslBelajar Siswa Pada Penarikan Kesimpulan Logika Matematika, Jurnal. Palu, 2013. h.32.

Page 18: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

3

pembelajaran yang mengaitkan pengalaman kehidupan nyata siswa dengan ide-ide

dalam pembelajaran di kelas agar pembelajaran lebih bermakna. Banyak

penelitian yang telah dilakukan untuk hal ini, seperti hasil penelitian Balim dan

Yunginger, keduanya menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang

signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam hasil prestasi

setelah diimplikasikan pembelajaran discovery.8

Jerome Bruner adalah salah satu ahli yang mengemukakan pendapat

mengenai tahapan dalam model discovery learning. Jerome Bruner membahas sisi

sosial proses belajar dalam buku klasiknya, Toward a Theory of Instruction. Dia

menjelaskan tentang “kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain

dan untuk bekerjasama dengan mereka guna mencapai tujuan”, yang mana hal ini

dia sebut resiprositas (timbal balik). Bruner berpendapat bahwa resiprositas

merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan oleh guru untuk menstimulus

kegiatan belajar9.

Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan

beberapa kebaikan. Pertama, pengetahuan itu bertahan lama atau lama diingat atau

lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh dari

cara lain. Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik

daripada hasil belajar lainnya. Dengan kata lain, konsep-konsep dan prinsip-

prinsip yang dijadikan milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada

situasi-situasi baru. Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan

penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas, secara khusus

belajar penemuan melatih keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan

memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain10. Kegiatan belajar yang

distimulus oleh kegiatan sosial diharapkan hasil belajar siswa meningkat.

Menurut Widdiharo lama pembelajaran di sekolah yang sudah ditentukan

membuat siswa yang masih membutuhkan konsep dasar untuk menemukan

8 Khoirul, Analisis Pembelajaran Guided Discovery Dengan Mengguanakan MacromediaFlash Dikaitkan Dengan Kecerdasan Logik Matematik Terhadap Hasil Belajar Fisika SiswaSMAN 1 Kota Subulussalam, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, 2012, h.21.

9 Silberman, Melvin. Active Learning. (Bandung: Nusa Media, 2011), h.30.10Ratna Willis Dahar, Teori-teori Belajar, (Bandung: PT Gelora Aksara Pratama,

1996)cet. ke-2, h.80.

Page 19: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

4

sesuatu sendiri, sehingga membutuhkanwaktu yang cukup lama. Oleh karena itu,

metode penemuan yang dipilih adalah metode penemuan terbimbing. Menurut

Hamalik, metode penemuan terbimbing adalah suatu prosedur mengajar yang

menitikberatkna studi individual, manupulasi objek-objek, dan eksperimentasi

oleh siswa sebelum membuat generalisasi sampai siswa menyadari suatu konsep.

Siswa melakukan penemuan, sedangkan guru membimbing siswa, memberi

petunjuk siswa yang mengalami kesulitan untuk menemukan sesuatu

konsep/prinsip, dan waktu pembelajarna lebih efisien, bimbingan diberikan

melalui serangkaian LKS dan materi yang sedang dipelajari11.

Salah satu cara merancang pembelajaran Fisika agar berlangsung efektif

dengan memberdayakan potensi siswa adalah pembelajaran yang berpusat pada

siswa (student centered). Untuk itu dibutuhkan SDM guru yang mampu

merancang pembelajaran yang dapat mengaitkan materi yang diajarkan dengan

situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat

menunjang hasil belajar siswa.

Konten-konten fisika berkarakteristik teori, pemahaman konsep, dan

metematis analitis12. Salah satu konten fisika yang karakteristiknya berupa

matematis analitis dan pemahaman konsep adalah Gerak melingkar. Gerak

melingkar merupakan cabang pembahasan materi gerak, yang berdasarkan asumsi

peneliti memerlukan tingkat hasil belajar yang cukup tinggi, KI/KD Kurikulum

2013 yaitu 3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju

konstan dan penerapannya dalam teknologi13.

Konsep gerak melingkar dirasa sulit oleh para siswa, hal ini dilihat dari

hasil belajar siswa di SMAN 9 Tangerang Selatan yang dibawah KKM. Konsep

gerak melingkar adalah materi fisika yang bersifat analitis matematis sehingga

sangat penting bagi siswa memiliki kemampuan pemahaman secara kontruktivis

sehingga meningkatkan aspek kognitifnya berupa hasil belajar, selain berguna

untuk pembelajaran fisika kemampuan ini dapat digunakan untuk menyelesaikan

11 Nurcholis,. Op.cit,. h.33.12 Tri Wardanik,. Op.cit,. h.xvii, tidak dipublikasikan.13 Kurukulum 2013

Page 20: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

5

masalah-masalah yang relevan pada kehidupan sehari-hari. Pemilihan model

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep yang diajarkan sangat

mempengaruhi kegiatan pembelajaran, baik proses pembelajaran aktivitas siswa,

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran maupun terhadap hasil belajarnya14.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengemukakan sebuah

inovasi dengan menarik judul ”Pengaruh Model Guided Discovery Learning

Terhadap Hasil belajar Siswa SMA Pada Konsep Gerak Melingkar

Beraturan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman tentang konsep Gerak Melingkar Beraturan.

2. Semangat belajar fisika siswa kurang/lemah.

3. Materi gerak melingkar beraturan dianggap sulit, hal ini dapat dilihat dari hasil

belajar siswa masih di bawah KKM.

C. Batasan Masalah

Agar tidak melebar dari masalah penelitian, maka peneliti membatasi

masalah sebagai berikut:

1. Peneliti mengambil materi Fisika kelas X semester I, yaitu konsep Gerak

melingkar beraturan

2. Penilaian hasil belajar berdasarkan Taksonomi Bloom C3-C4 berdasarkan

Kurikulum Inti (KI)/Kurikulum Dasar (KD) 2013 yaitu menganalisis besaran

fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam

teknologi.

14 Siti Mutoharoh,. Op.cit,. h.5

Page 21: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas penulis merumuskan masalah

mengenai Apakah terdapat pengaruh model guided discovery learning terhadap

hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak melingkar beraturan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengemukakan tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model guided

discovery learning terhadap hasil belajar siswa SMA kelas X pada konsep gerak.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat,

diantaranya :

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak terkait dalam mengambil kebijakan

terutama kebijakan pembelajaran.

2. Memberi pengalaman dalam melakukan penelitian dan wawasan pengetahuan

peneliti tentang model guided discovery learning masalah Jerome Bruner.

3. Sebagai sumbangan pemikiran untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.

Page 22: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

7

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Model Guided Discovery Learning

Model adalah rencana atau pola yang dapat dipakai untuk merancang

mekanisme suatu pengajaran meliputi sumber belajar, subjek pembelajar,

lingkungan belajar dan kurikulum1. Model-model pembelajaran biasanya disusun

berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model

pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis,

sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung.2

Model Pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh

memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan

pendidikannya. Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut3:

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.

b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

di kelas.

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) Urutan langkah-langkah

pembelajaran (syntax); (2) Adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) Sistem sosial; dan

(4) Sistem pendukung, keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis

bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, dampak tersebut

meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2)

Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilihnya.

1Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,. Op.cit,. h.117.2 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), h.132.3 Ibid, h.136

Page 23: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

8

Pada kurikulum 2013, disarankan untuk menggunakan model

pembelejaran yang dapat menuntun siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

Model-model pembelajarn tersebeut antara lain: project based learning, problem

based learning, dan discovery learning (pembelajaran penemuan), ada dua jenis

pembelajarn penemuan yaitu pembelajaran penemuan murni (free discovery) dan

pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery)4. Model pembelajaran

penemuan terbimbing merupakan model pembelajaran yang bersifat student

oriented dengan teknik trial and error, menerka, menggunakan intuisi,

menyelidiki, menarik kesimpulan, serta memungkinkan guru melakukan

bimbingan dan penunjuk jalan dalam membantu siswa untuk mempergunakan ide,

konsep, dan keterampilan yang mereka miliki untuk menemukan pengetahuan

yang baru5.

Belajar merupakan suatu proses dimana seorang pembelajar

mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama. Model

pembelajaran discovery learning berakar dari faham kontruktivisme. Teori

kontruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

aturan-aturan lama dan merevisinya6.

Pembelajaran dengan menggunakan model guided discovery learning

bertujuan untuk memperbaiki pola pengajaran yang selama ini hanya mengarah

kepada menghafal fakta-fakta saja, tetapi tidak memberikan kepada siswa

pengertian konsep-konsep dan atau prinsip-prinsip yang terdapat dalam suatu

materi pelajaran. Dalam model guided discovery learning ini siswa melakukan

percobaan dengan mengamati dan menuliskan data yang dihasilkan ke dalam LKS

serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru dalam upaya

menemukan konsep-konsep berdasarkan data yang diperoleh dan

membandingkannya dengan teori yang terdapat dalam modul atau buku

4Fatih istiqomah dkk, “Penerapan Model Guided Discovery Learning UntukMeningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal, Bandar lampung, 2014, h.6

5Yoppy, Keefektifan Model Penemuan Terbimbing dan Cooperative Learning PadaPembelajaran Matematika, Jurnal Kependidikan, 2011, h.146.

6 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2007), Cet. Pertama, h. 13.

Page 24: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

9

pelajaran7. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menemukan sendiri konsep-konsep dari materi yang diajarkan dan

pemahaman konsep siswa akan lebih bersifat permanen atau tidak akan mudah

hilang dari ingatan.

Menurut Bruner dalam Prince & Felder belajar dengan penemuan

merupakan pendekatan yang berbasis pemeriksaan. Para siswa diberi suatu

pertanyaan untuk menjawab suatu masalah untuk dipecahkan atau pengamatan-

pengamatan untuk dijelaskan, mengarahkan dirinya sendiri untuk melengkapi

tugas-tugas, menarik kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan temuannya, dan

"menemukan" pengetahuan konseptual berdasarkan fakta yang diinginkan di

dalam proses8.

Marzano dan Markaban menyatakan bahwa metode penemuan terbimbing

salah satunya memiliki kelebihan yaitu mendukung kemampuan problem solving

siswa dan materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi

dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

Herman memaparkan tentang kekuatan metode penemuan terbimbing diantaranya

yaitu siswa benar-benar dapat memahami materi yang sedang dipelajari9.

Abel dan Smith mengungkapkan bahwa guru memiliki pengaruh yang

paling penting terhadap kemajuan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam

metode penemuan terbimbing, guru berperan sebagai fasilitator yang

membimbing siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa

untuk menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang sedang ia

peroleh. Siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga

7Qorri’ah, “Penggunaan Metode Guided Discovery Learning Untuk MeningkatkanPemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung” , Skripsi padaUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, h.23, tidak dipublikasikan.

8Yoppy,.Op.cit,.h.39.9Risnita, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1

Pangkalan Kerinci Dengan Menerapkan Metode Penemuan Terbimbing, Jurnal Kependidikan,2011, h.32

Page 25: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

10

dapat menemukan konsep, prinsip, ataupun prosedur berdasarkan bahan ajar yang

telah disediakan guru.10

2. Model Guided Discovery Learning Jerome Bruner

Teori belajar Bruner ialah belajar penemuan atau discovery learning.

Belajar penemuan dari Jerome Bruner adalah model pengajaran yang

dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip konstruktivis. Di dalam discovery

learning siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri. Siswa terlibat aktif

dalam penemuan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui pemecahan masalah

atau hasil abstraksi sebagai objek budaya. Guru mendorong dan memotivasi siswa

untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan

mereka untuk menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika untuk

mereka sendiri. Pembelajaran ini dapat membangkitkan rasa keingintahuan

siswa11.

Salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah

dengan penerapan teori belajar Bruner. Teori belajar Bruner lebih menekankan

pada kemampuan siswa memecahkan masalah dengan menerapkan 4 prinsip

tentang cara belajar dan mengajar matematika yang masing-masing disebut

sebagai ‘teorema’. Teorema tersebut terdiri dari teorema konstruksi (construction

theorem), teorema notasi (notation theorem), teorema kekontrasan dan variasi

(contrast and variation theorem), dan teorema konektivitas (connectivity

theorem). Sehingga dengan menerapkan 4 prinsip tersebut, siswa akan lebih

mudah, cepat, dan mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapinya12.

Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan kembali,

bukan menemukan yang sama sekali benar-benar baru. Belajar penemuan sesuai

dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dengan sendirinya

10Leo, Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Terbimbing UntukMeningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP, JurnalPenelitian Pendidikan vol.13no.2, 2012, h.4.

11Rajagukguk. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah MatematikaSiswa Dengan Penerapan Teori Belajar Bruner Pada Pokok Bahasan Trigonometri di Kelas XSMA Negeri 1 Kualuh Hulu Aek Kanopan T.A. 2009/2010. Jurnal Nasional ISSN 0853-0203. 1-17, 2009, h.434

12 Rajagukguk,.ibid,.h. 431.

Page 26: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

11

memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah

serta didukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan

pengetahuan yang benar-benar bermakna13.

Bruner juga menggunakan konsep scaffolding dan interaksi sosial di kelas

maupun di luar kelas. Scaffolding adalah suatu proses untuk membantu siswa

menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui

bantuan guru, teman atau oang lain yang memiliki kemampuan lebih14.

Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan

eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang

mirip dengan yang sudah diketahui. Menurut Jerome Bruner belajar melibatkan

tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu:15

a) Memperoleh informasi baru. Informasi baru merupakan perluasan dari

informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang. Atau informasi tersebut dapat

bersifat sedemikian rupa sehingga berlawanan dengan informasi sebelumnya

yang dimiliki seseorang.

b) Transformasi informasi. Transformasi informasi/pengetahuan menyangkut cara

kita memperlakukan pengetahuan. Informasi yang diperoleh, kemudian

dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke dalam yang lebih abstrak atau

konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.

c) Evaluasi. Evaluasi merupakan proses menguji relevansi dan ketepatan

pengetahuan. Proses ini dilakukan dengan menilai apakah cara kita

memperlakukan pengetahuan tersebut cocok atau sesuai dengan prosedur yang

ada. Juga sejauh manakah pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk

memahami gejala-gejala lainnya.

Penulis mencoba membuat bagan tahapan Jerome Bruner terhadap tingkah

laku guru, dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:

13 Rajagukguk,.Op.cit,.h. 434.14 Rusman., Op.cit., h. 244.15 Rajagukguk,. Op.cit,. h. 434.

Page 27: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

12

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Menurut Jerome Bruner

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Memperoleh Informasi

Baru

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

2. Guru mengajukan fenomena atau demonstrasi

secara virtual, atau fenomena untuk

memunculkan masalah

3. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam

informasi konsep yang baru

4. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam

permasalahan masalah yang ada.

Tahap 2

Transformasi

1. Guru membantu atau sebagai fasilitator siswa

untuk mengumpulkan informasi yang sesuai

dengan pemahaman konsep yang telah

dilakukan pada tahap 1.

2. Guru membimbing siswa mentransformasikan

pengetahuan baru dan lamanya kedalam bentuk

matematis dan kefisikaan untuk mendapat

penyelesaian permasalahan.

Tahap 3

Evaluasi

1. Guru melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-proses yang

mereka gunakan.

2. Guru memberikan penguatan tentang

pengetahuan baru yang didasari dengan

pengetahuan lama yang dimiliki siswa.

Hampir semua orang dewasa melalui penggunaan ketiga sistem

keterampilan tersebut untuk menyatakan kemampuan-kemampuannya secara

sempurna. Ketiga sistem keterampilan itu ialah yang disebut tiga cara penyajian

Page 28: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

13

(models of presentation) oleh Bruner. Bruner membagi perkembangan kognitif

anak menjadi 3 tahap, yaitu16:

a) Enakrif (Enactive). Tahap ini merupakan tahap representasi pengetahuan dalam

melakukan tindakan. Pada tahap ini siswa dalam belajarnya menggunakan atau

memanipulasi obyek-obyek secara langsung. Dengan cara ini siswa mengetahui

suatu aspek dari kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau kata-kata.

b) Ikonik (Iconic). Tahap ini merupakan tahap perangkuman bayangan secara

visual. Pada tahap ini anak melihat dunia melalui gambar-gambar atau

visulisasi. Dalam belajarnya, siswa tidak memanipulasi obyek-obyek secara

langsung, tetapi sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran

atau obyek. Pengetahuan yang dipelajari siswa disajikan dalam bentuk gambar-

gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan konsep itu

sepenuhnya.

c) Simbolik (Symbolic). Tahap ini merupakan tahap memanipulasi simbol-simbol

secara langsung dan tidak lagi menggunakan obyek-obyek atau gambaran

obyek. Pada tahap ini siswa memiliki gagasan-gagasan abstrak yang banyak

dipengaruhi bahasa dan logika.

Jerome Bruner membahas sisi sosial proses belajar dalam buku klasiknya,

Toward a Theory of Instruction. Dia menjelaskan tentang “kebutuhan mendalam

manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerjasama dengan mereka guna

mencapai tujuan”, yang mana hal ini dia sebut resiprositas (timbal balik). Bruner

berpendapat bahwa resiprositas merupakan sumber motivasi yang bisa

dimanfaatkan oleh guru untuk menstimulus kegiatan belajar17.

Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan

beberapa kebaikan. Pertama, pengetahuan itu bertahan lama atau lama diingat atau

lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh dari

cara lain. Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik

daripada hasil belajar lainnya. Dengan kata lain, konsep-konsep dan prinsip-

prinsip yang dijadikan milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada

16 Ratna Willis Dahar,.Op.cit,.h.78.17 Silberman, Melvin. Active Learning. (Bandung: Nusa Media, 2011), h.30.

Page 29: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

14

situasi-situasi baru. Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan

penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas, secara khusus

belajar penemuan melatih keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan

memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain18. Kegiatan belajar yang

distimulus oleh kegiatan sosial diharapkan hasil belajar siswa meningkat.

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Guided Discovery Learning

a. Kelebihan Model Guided Discovery Learning

Berikut ini beberapa kelebihan model guided discovery learning, antara

lain19:

1) Mendorong siswa untuk lebih mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta

penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.

2) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual

sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa.

4) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju

sesuai dengan kemampuannya masing – masing.

5) Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi

yang kuat untuk belajar giat.

6) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri

sendiri dengan proses penemuan sendiri.

7) Lebih berpusat pada siswa, tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar

saja, membantu bila diperlukan.

18 Ratna Willis Dahar,. Op.cit,. h.80.19Faiz,”Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Inquiry Terhadap Kemampuan Kognitif

Fisika Siswa Di SMA Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Fisika Siswa,” Skripsi pada UniversitasSebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2010, h.37.

Page 30: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

15

b. Kelemahan Model Discovery Learning

Disamping keunggulan, model discovery learning juga memiliki

kelemahan diantaranya:20

1) Pada diri siswa harus sudah ada kesiapan dan kematangan mental untuk belajar.

2) Kurang efektif untuk kelas yang terlalu besar.

3) Proses mental yang terjadi terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang

memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi

siswa.

4) Kurang memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.

4. Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini

berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di

sekolah maupun dalam keluarganya sendiri. Oleh karena itu, pemahaman yang

benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya

mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru21.

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar diantaranya

yaitu22:

1) Skinner

Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif.

2) Chaplin

Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya

latihan khusus.

20 Faiz,. Ibid ,.h.37.21 Siti Mutoharoh,. Op.cit,. h.21.22Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2013), Cet ke-18, h.21

Page 31: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

16

3) Hintzman

Dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat

bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia

atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku

organisme tersebut.

4) Wittig

Dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar adalah

perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau

keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

5) Reber

Pertama belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar

adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil

latihan yang diperkuat.

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya23. Menurut Mustamin

bahwa hasil belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan evaluasi, yaitu

mengukur dan menilai dalam hal ini adalah menilai hasil kinerja siswa. Dengan

mengukur hasil belajar, maka guru dapat mengetahui tingkat penguasaan materi

pelajaran yang diajarkan dan dapat menjadi acuan bagi guru untuk mengetahui

apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum24.

Hasil belajar dapat diijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menuju kepada

suatu perolehan akibat dilakukannya aktivitas atau proses yang mengakibatkan

berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input proses hasil belajar dapat

dengan jelas bahwa hasil merupakan akibat perubahan oleh proses. Begitu juga

dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah

23Anna Fauziah, Op.cit,. h.1.24 Nurcholis, Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasl

Belajar Siswa Pada Penarikan Kesimpulan Logika Matematika, Jurnal. Palu, 2013. h.32.

Page 32: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

17

perilakunya dibanding sebelumnya. Hubungan ini digambarkan pada Gambar 2.1

berikut25:

Gambar 2.1 Hubungan Siklus Hasil Belajar

Sistem Pendidikan Nasional merumuskan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikulum maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,

yaitu26:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek yaitu pengetahuan (ingatan), pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evalauasi.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yaitu gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan, gerakan

keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif27.

Ranah psikologis siswa yang terpenting ialah ranah kognitif. Ranah yang

berkedudukan di otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif ialah sumber

sekaligus pengendali ranah-ranah lainnya, yaitu ranah afektif (rasa) dan ranah

psikomotorik (karsa). Bruner menyebut pandangan tentang belajar atau

25Nana Sudjana, Peningkatan Hasil dan Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. RemajaRosda Karya, 2008). cet. ke-14, h.2

26 Ibid., h.2227 Siti Mutoharoh,. Op.cit,. h. 23.

Tujuan Intruksional

Pengalaman Belajar Hasil Belajar

Page 33: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

18

pertumbuhan kognitif sebagai konseptualisme instrumental. Pandangan ini

berpusat pada dua prinsip, yaitu pengetahuan seseorang tentang alam didasarkan

pada model-model tentang kenyataan yang dibangunnya, dan kedua model-model

pembelajaran semacam itu mula-mula diadopsi dari kebudayaan seseorang,

kemudian model-model itu diadaptasikan pada kegunaan bagi orang

bersangkutan28.

Persepsi seseorang tentang suatu peristiwa merupakan suatu proses

konstruktif. Dalam proses ini orang itu menyusun suatu hipotesis dengan

mengubungkan data inderanya pada model yang telah disusunnya tentang alam,

lalu menguji hipotesisnya terhadap sifat-sifat tambahan dari peristiwa itu29

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu30:

1) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu keadaan atau kondisi

jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar

siswa.

3) Faktor pendekatan belajar.

Menurut Gagne belajar dapat didiefinisikan sebagai suatu proses dimana

suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman, Gagne membagi

tiga perilaku yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu31:

1) Perubahan Perilaku

Untuk mengukur belajar, kita dapat membandingkan cara organisme itu

berperilaku pada waktu 1 dengan waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila

perilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk kedua waktu itu, maka kita dapat

berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar.

28 Ratna Willis Dahar,.Op.cit,.h.101.29 Ibid30 Muhibbin Syah., opcit., h.12931 Ratna Willis Dahar,. Op.cit,. h. 11

Page 34: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

19

2) Perilaku Terbuka

3) Belajar dan Pengalaman

Dengan menerapkan Model guided discovery learning diasumsikan dapat

membantu siswa menjadi lebih otonom, dan bertanggung jawab atas pembelajaran

mereka sendiri. Siswa akan mempunyai motivasi didalam dirinya (motivasi

intrinsic) ketika mereka belajar dengan menemukan sesuatu sendiri, bukan hanya

dengan mendengar tentang sesuatu hal32.

5. Konsep Gerak Melingkar Beraturan

a. Karakteristik Konsep Gerak Melingkar Beraturan

Karakteristik dari konsep gerak melingkar beraturan ini berupa

pemahaman, aplikasi dan perhitungan dari soal-soal cerita yang membutuhkan

pemahaman konsep dan kemampuan mengkonstruk pengetahuan lama dan

pengetahuan baru sehingga hasil belajar para siswa meningkat.

b. KI/KD Konsep Gerak Melingkar Beraturan

KI1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

32 Siti Mutoharoh., opcit., h.26

Page 35: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

20

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan

kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang

menciptakannya

1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak,

fluida, kalor dan optik

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;

cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif

dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil

percobaan

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan

penerapannya dalam teknologi

4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan

roda-roda)

Page 36: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

21

c. Peta Konsep

Gambar 2.2 Peta Konsep Gerak Melingkar Beraturan

Gambar 2.2 di atas adalah peta konsep yang bertujuan sebagai acuan

pembelajaran gerak melingkar beraturan.

d. Materi Gerak Melingkar Beraturan

1) Besaran pada Gerak Melingkar

Pada Gambar 2.3 di bawah ini merupakan salah satu aplikasi gerak

melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-hari:

BerubahTetap

GERAK MELINGKAR

Gerak MelingkarBeraturan (GMB)

Gerak Melingkar BerubahBeraturan (GMBB)

Periode dan frekuensi Kecepatan Sudut

danKelajuan Linear Percepatan Sentripetal

Hubungan Roda-roda: Seporos (ωa = ωb) Dihubungankan rantai (Va = Vb) Bersinggungan (Va = Vb)

Analogi Gerak

GMB dan GLB GMBB dan GLBB

Page 37: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

22

Gambar 2.3 Contoh Aplikasi GMB di Kehidupan Sehari-hari

Seperti halnya pada gerak lurus, pada gerak melingkar juga terdapat

beberapa besaran yang menjadi fokus pembahasan. Beberapa besaran tersebut,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Frekuensi dan Periode

Frekuensi (f) suatu benda yang bergerak melingkar beraturan dapat

didefinisikan sebagai banyaknya putaran yang dilakukan oleh suatu benda per

satuan waktu. Secara umum, jika dalam waktu t sekon sebuah benda berputar

sebanyak n kali, frekuensi putaran benda dituliskan seperti berikut33:= ……………..………..…………(2.1)

keterangan:

f = frekuensi putaran benda (Hz)n = banyaknya putaran yang dilakukan benda dalam satuan waktu tt = lamanya benda berputar (s)

Periode (T) putaran suatu benda didefinisikan sebagai waktu yang

diperlukan benda untuk menempuh satu putaran. Dapat dikatakan bahwa periode

kebalikan dari frekuensi sehingga hubungan keduanya dapat dituliskan sebagai

berikut34: = = ………………………………..(2.2)

Keterangan:

33 I Made Astra, Hilman Setiawan, FISIKA untuk SMA dan MA kelas X Kurikulum 2013,(Jakarta: Piranti,2013), h.70

34 I Made Astra,. Ibid,. h.70

Page 38: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

23

T = periode putaran benda (s)f = Frekuensi benda berputar (s)n = banyaknya putaran yang dilakukan dalam selang waktu t

b) Kecepatan Sudut dan Kelajuan Linier

Kecepatan Sudut didefinisikan sebagai perubahan posisi sudut benda yang

bergerak melingkar tiap satuan waktu. Kecepatan sudut disebut juga dengan

kecepatan anguler dan disimbolkan ω. Dari definisi di atas dapat diperoleh

perumusan berikut: = ...............................................(2.3)

Keterangan:

ω = kecepatan sudut (rad/s)Δθ = perubahan sudut (rad)Δt = selang waktu (s)

Kecepatan sudut sering disebut juga frekuensi sudut. Nama ini diambil

karena ω memiliki kaitan dengan f. Kaitan itu dapat ditentukan dengan melihat

gerak satu lingkaran penuh. Perubahan posisi sudut pada gerak satu lingkaran

penuh adalah Δθ = 2π dan waktunya satu periode T sehingga kecepatan sudutnya

memenuhi persamaan berikut35: = ..................................................(2.4)= ..............................................(2.5)

Kecepatan sudut dapat juga memiliki satuan putaran/sekon dan rpm. rpm =

rotasi per menit. Dalam persoalan gerak melingkar, kita lebih lazim menggunakan

satuan radian (rad) untuk sudut dibandingkan derajat (o). Hubungan antara

keduanya, yaitu sudut satu putaran36:

1 putaran = 2π rad, 1 rad = ≅ ,1 rpm = / , 1 putar/sekon = 2π rad/s

35 ibid,. h.7236 ibid

Page 39: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

24

Kecepatan linier (v) didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh

per satuan waktu37. = ……………………..……………(2.6)

Untuk satu putaran penuh, jarak yang ditempuh benda merupakan keliling

lingkaran, sedangkan waktu yang diperlukan merupakan periode putaran sehingga

untuk satu putaran38:

s = 2π, maka= ………………..………………..(2.7)

v = ω.r ……...………..………………..(2.8)

c) Percepatan Sentripetal

Benda yang bergerak dengan kelajuan konstan mendapat percepatan yang

besarnya konstan dan arahnya selalu tegak lurus dengan kecepatan benda, maka

benda akan bergerak melingkar beraturan. Percepatan yang arahnya selalu tegak

lurus dengan kecepatan inilah yang disebut dengan percepatan sentripetal39.

Percepatan sentripetal mengubah arah kecepatan, tetapi tidak mengubah

besar kecepatan benda, untuk mencari besarnya percepatan sentripetal maka

perhatikan Gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.4 Vektor Kecepatan Gerak Melingkar Beraturan

Dari Gambar 2.4 di atas dapat kita simpulkan bahwa kecepatan linear

selalu berubah karena arahnya yang berubah, tetapi besarnya kecepatan selalu

sama. Jika suatu benda bergerak melingkar dengan kelajuan v membentuk

37 Ari Damari, Sri Handayani. Fisika kelas X. BSE Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta:2009. h.102.

38 Ibid.39 Ari Damari,. Ibid,. h.106.

Page 40: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

25

lingkaran berjari-jari r maka besar percepatan sentripetal yang dialami benda

adalah40: = …………………………..…….(2.9)

Keterangan:

asp = besar percepatan sentripetal (m/s2)v = kelajuan linier (m/s)r = jari-jari lingkaran (m)

2) Pengertian Gerak Melingkar Beraturan

Suatu benda mengalami gerak melingkar beraturan apabila kelajuan

liniernya konstan (tetap). Jadi, dalam hal ini besar kecepatannya selalu konstan,

sedangkan arah kecepatannya selalu berubah41.

Sifat Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

Sifat pertama GMB adalah bentuk lintasannya yang melingkar kedua dapat

dilihat kecepatannya. Disebut beraturan karena kecepatan sudutnya yang teratur

atau tetap. Berarti percepatan sudutnya nol (α=0). Dari penjelasan di atas dapat

dituliskan sifat-sifat gerak melingkar beraturan sebagai berikut42:

a) Lintasannya berbentuk lingkaran

b) Frekuensi putaran, periode putaraan, kecepatan sudut, kelajuan linier, dan besar

percepatan sentripetal semua konstan (tetap)

c) Vektor kecepatan linier dan vektor percepatan sentripetalnya senantiasa

berubah (karena arahnya senantiasa berubah)

d) Kecepatan liniernya selalu tegak lurus dengan percepatan sentripetal dimana

arah percepatan sentripetalnya selalu menuju pusat lingkaran, dan arah

kecepatan linier selalu menyinggung lingkaran.

Hubungan Roda-roda

Gambar 2.5 di bawah ini merupakan contoh aplikasi roda berhubungan43:

α = 0 dan ω = tetap

40 ibid,. h.72.41 Ari Damari,. Ibid,. h.106.42 I Made,. Op.cit,. h.7543 Ibid,.h.78

Page 41: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

26

Gambar 2.5 Rantai Sepeda

Bagaimanakah hubungan roda-roda yang ada pada gambar di atas. Gir

belakang dan roda memiliki pusat yang sama (ω sama) hubungan seperti ini

disebut roda sepusat. Hubungan kedua adalah gir belakang dan gir depan. Kedua

gir itu terhalang dengan tali (rantai) sehingga berputar bersama dengan kecepatan

linier titik yang bersinggungan sama (v sama). Hubungan seperti ini disebut roda

bersinggungan44.

Dari penjelasan di atas dapat dipertegas bahwa pada dasarnya hubungan

roda-roda ada dua jenis dan memenuhi hubungan berikut45:

a) Hubungan Roda-Roda yang Seporos

.

44 Ari Damari,. Op.cit,. h.106.45 I Made Setiawan,.ibid,.h.78

Page 42: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

27

b) Hubungan Roda-Roda yang Bersinggungan

c) Hubungan Roda-Roda yang Dihubungkan dengan Rantai

B. Penelitian Relevan

Banyak penelitian dilakukan terkait dengan model guided discovery

learning dalam pembelajaran, penelitian tersebut diantaranya:

1. Louis dkk dalam penelitiannya yang berjudul “Does Discovery-Based

Insruction Enhance Learning?” meneliti bagaimana pengaruh model

pembelajaran discovery terbimbing dengan tidak tebimbing. Berdasarkan

penelitian, model pembelajaran tanpa bimbingan dari guru tidak

menguntungkan bagi pembelajaran.46

2. Penelitian yang dilakukan oleh Asep Sutiadi (2008) yang berjudul

“Pembelajaran Jerome Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa“.

Jurnal Geliga Sains 2 Prodi Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X,

hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa aspek kognitif para siswa

46Alfieri, Louis., etc,. Does Discovery-Based Instruction Enhance Learning?.Journal ofEducational Psychology, 103, 2011, h.1.

Page 43: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

28

meningkat dibandingkan sebelum diberikannya pendekatan pembelajaran

Jerome Bruner47.

3. Khoirul Amri Hasibuan dan Nurdin Bukit dalam penelitiannya berjudul

“Analisis Pembelajaran Guided Discovery Dengan Menggunakan

Macromedia Flash Dikaitkan Dengan Kecerdasan Logik Matematik Terhadap

Hasil Belajar Fisika Siswa SMAN 1 Kota Subulussalam” pada tahun 2012.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan siswa yang menggunakan

model pembelajaran guided discovery memperoleh hasil belajar yang lebih

tinggi48.

4. Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si Prodi Fisika Universitas Pendidikan

Ganesha dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Pemahaman

Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan

Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi

Kelompok” pada tahun 2008/2009. Penelitian ini menghasilkan beberapa hasil

diantaranya adalah terdapat perbedaan yang signifikan pendekatan

konvensional dengan pendekatan group investigation dan STAD49.

5. Siti Mutoharoh, “Pengaruh Model Guided Discovery Learning Terhadap Hasil

Belajar Kimia Siswa SMA Pada Konsep Laju Reaksi”, Skripsi pada Prodi

Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Penelitian ini menghasilkan uji

hipotesis alternatif adanya pengaruh model guided discovery learning secara

signifikan dapat diterima.50

6. Fatih istiqomah dkk, “Penerapan Model Guided Discovery Learning Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal, Bandar lampung,

2014. Penelitian ini menunjukkan dengan diterapkannya model guided

discovery learning pada pembelajarn tematik dapat meningkatkan motivasi

47 Asep Sutiadi, Pembelajaran Jerome Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,Geliga Sains, 1-6, 2008, h.1.

48 Khoirul, Analisis Pembelajaran Guided Discovery Dengan Menggunakan MacromediaFlash Dikaitkan Dengan Kecerdasan Logik Matematik Terhadap Hasil Belajar Fisika SiswaSMAN 1 Kota Subulussalam, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, 2012, h.20.

49 I Wayan Santyasa, Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan PemecahanMasalah Fisika Bagi Siswa SMA Dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual BersetingInvestigasi Kelompok, Ganesha, 1-26, 2009, h.1.

50 Siti Mutoharoh,opcit,.abstrak.

Page 44: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

29

dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata

siswa dan motivasi belajar siswa.51

7. Nurcholis, Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Penarikan Kesimpulan Logika Matematika, Jurnal.

Palu, 2010. Penelitian ini dilakukan di SMAN 9 Palu, hasil penelitian atas

implementasi metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi penarikan kesimpulan logika matematika di kelas X A SMA

Negeri 9 Palu52.

8. Barokah Widuroyekti, Pramonoadi, Implementasi Pembelajaran Penemuan

Terbimbing Dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar PLH

Mahasiswa S-1 PGSD Bojonegoro, Jurnal, Surabaya 2012. Penerapan

pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan pembelajaran

kontekstual berpengaruh positif terhadap hasil belajar Mahasiswa, dan respon

Mahasiswa terhadap pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan

kontekstual adalah positif53.

9. Akanmu dkk, Guided-discovery Learning Strategy and Senior School Students

Performance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria. Journal of Education and

Practice ISSN 2222-1735 Vol.4, No 12, 2013. Penelitian ini menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara pemberian perlakuan terhadap siswa

dengan menggunakan model guided discovery learning dan non guided

discovery learning. Hasil belajar dari kelompok eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol54.

10. Asep Sutiadi, Pembelajaran Jerome Bruner Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa, Jurnal Geliga Sains 2 (1), 1-6, 2008 Program Studi Pendidikan

Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X. Penelitian ini dilakukan oleh

Asep Sutiadi dengan tujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil

39Fatih istiqomah dkk,.opcit,.abstrak52Nurcholis, Op.cit,. h.41.53Barokah Widuroyekti, Pramonoadi, Implementasi Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar PLH Mahasiswa S-1 PGSD Bojonegoro,Jurnal, Surabaya, 2012. h.8.

54Akanmu dkk, Guided-discovery Learning Strategy and Senior School StudentsPerformance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria. Journal of Education and Practice ISSN 2222-1735 Vol.4, No 12, 2013.abstrak.

Page 45: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

30

belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran Bruner. Berdasarkan hasil

dengan menerapkan pembelajaran Bruner dapat diketahui bahwa efektivitas

semua seri pembelajaran (ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik) berada

pada kategori sangat efektif dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan55.

Beberapa poin di atas menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan

model guided discovery learning menurut teori belajar Jerome Bruner lebih

memberikan dampak yang positif terhadap pembelajaran untuk meningkatkan

hasil belajar. Model guided discovery learning juga menggunakan metode

kooperatif agar dapat meningkatkan sikap, motivasi, dan prestasi siswa.

C. Kerangka Berpikir

Banyak kritik yang ditunjukkan pada cara guru mengajar yang terlalu

menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan

informasi atau konsep pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan

tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru

kepada subjek didik melalui satu arah seperti menuang air kedalam sebuah gelas.

Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting,

tetapi bukan terletak pada konsep itu sendiri, melainkan terletak pada bagaimana

konsep itu dipahami oleh subjek didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam

proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara

memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar yang bermakna

dan tidak hanya seperti menuang air dalam gelas pada subjek didik56.

Berdasarkan hasil observasi penulis saat melakukan PPKT (Praktek

Profesi Keguruan Terpadu) di sekolah SMAN 9 Tangerang Selatan. Hasil belajar

siswa pada konsep gerak melingkar beraturan cenderung dibawah KKM yaitu

68,1 dengan nilai KKM 75, serta kegairahan siswa pada pembelajaran fisika yang

kurang. Hal ini bisa disebabkan penyampaian pembelajaran fisika cenderung

55Asep Sutiadi, Pembelajaran Jerome Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,Jurnal Geliga Sains 2 (1), 1-6, Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN1978-502X, Riau:2008, h. 5.

56Atiqoh, “Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya Terhadap Kemampuan AnalisisSiswa Pada Konsep Listrik Dinamis”, Skripsi pada Prodi Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2011, h.30.

Page 46: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

31

monoton dan konsep gerak melingkar yang sulit membutuhkan pemahaman secara

konstruktif dan berdasarkan KI/KD konsep gerak melingkar bersifat analitis

matematis.

Proses belajar akan terjadi bila siswa berinteraksi secara aktif dengan

lingkungan belajarnya. Artinya proses pembelajaran direncanakan dan

dilaksanakan sebagai suatu sistem, proses belajar akan terjadi apabila siswa

berinteraksi dengan lingkungan yang dirancang dan dipersiapkan oleh guru, dan

lebih efektif bila menggunakan metode, strategi, pendekatan, dan model

pembelajaran yang tepat dan berdaya guna, pembelajaran memberi penekanan

pada proses dan produk secara proporsional dan inti dari pembelajaran adalah

adanya aktivitas belajar siswa secara aktif57.

Pentingnya mengkonstruk pemahaman menjadi aspek yang diperlukan

dalam ranah kognitif, teori konstruktivisme merupakan akar atau dasar dari

psikologi kognitif, yang mangatakan bahwa para siswa belajar dari hasil

pengalamannya58. Konsep gerak melingkar beraturan merupakan subbab dari

materi kinematika gerak yang diajarkan di kelas X semester ganjil dan merupakan

konsep yang relatif sulit untuk siswa SMA. Sekarang ini begitu banyak inovasi

yang dikembangkan para ahli pendidikan atau peneliti tentang perbaikan

pendidikan di Indonesia, salah satunya inovasi mengenai pembahasan model

guided discovery learning dengan berbagai kombinasi antara pendekatan dan

metode yang dimaksudkan agar tujuan penelitian dan pendidikan tercapai. Banyak

ahli psikologi kognitif yang mempelajari bagaimana terjadinya belajar mengambil

pula langkah berikutnya dan menyarankan bagaimana belajar dilakukan59.

Penulis memilih model guided discovery learning Jerome Bruner, penulis

menganggap bahwa inovasi ini dapat lebih mengembangkan hasil belajar siswa

tanpa membebani mental sehingga berpengaruhi hasil belajar.

57 Rusman,. Op.cit., h. 392.58 Siti Mutoharoh,. Op.cit,. h.10.59 Ratna Willis Dahar,.opcit,.h.73

Page 47: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

32

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. H0 :

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model Guided

Learning terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar

beraturan.

2. Ha:

Terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model Guided

Learning terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar

beraturan.

Page 48: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan pada kelas X

semester ganjil tahun ajaran 2013/2014, dan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai

November 2013.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi

eksperimen atau eksperimen semu yaitu metode yang mempunyai kelompok kontrol,

tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi eksperimen. Variabel luar semaksimal mungkin dikontrol dengan

mengobservasi sampel sebelum diteliti oleh peneliti. Penelitian kuasi eksperimen,

tidak dilakukan randomisasi untuk memasukan subjek kedalam kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dengan menggunakan kelompok subjek yang sudah ada

sebelumnya.1

C. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan nonrandomized control group pretest-posttest

design. Desain ini, subjek kelompok tidak dilakukan secara random2. Dalam desain

ini, kedua kelompok akan di beri perlakuan dengan pembelajaran yang berbeda.

Sebelum pembelajaran, kedua kelompok diberi tes awal (pretest) dan setelah

pembelajaran berakhir diberi tes akhir (posttest). Adapun desain penelitian tersebut

dinyatakan pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R & D, (Bandung;Alfabeta, 2006), h.114.

2 Ibid., h. 116.

Page 49: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

34

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre tes Perlakuan Post tesA T1 Xe T2

B T1 Xc T2

Keterangan:A : Kelas eksperimenB : Kelas kontrolXe : Perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan model guided

discovery learningXc : Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol menggunakan model

pembelajaran konvensionalT1 : Tes awal (pretest) sebelum perlakuanT2 : Tes akhir (posttest) setelah perlakuan

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Penelitian menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. 3

Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah model guided discovery learning

menurut teori belajar Jerome Bruner. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas4. Variabel terikat

(Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak

melingkar.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah tertentu

dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah atau objek penelitian5.

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2006), ed. Revisi VI, cet. 13. h. 130.

4 Sugiyono.,op.cit., h.61.5 Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, (Jakarta: Change Publication, 2013), h. 25.

Page 50: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

35

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 9 Tangerang

Selatan, sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas X di sekolah

tersebut yang terdaftar pada semester ganjil pada tahun ajaran 2013/2014.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau melalui teknik

purposive sampling. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.6 Pada penelitian ini kelas yang

diambil sebagi sampel adalah kelas X3 sebagai kelompok kontrol dan X5 sebagai

kelompok eksperimen.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebelum penelitian adalah berupa

observasi di sekolah SMAN 9 Tangerang Selatan dan pengumpulan data pada saat

penelitian yaitu melalui pretest dan posttest. Pretest adalah tes hasil belajar yang

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum

menggunakan model guided discovery learning. Posttest adalah tes hasil belajar

sesudah pembelajaran untuk melihat ketuntasan hasil belajar siswa. Pada penelitian

ini, juga terdapat angket untuk mengetahui respon siswa setelah pemberian perlakuan

model guided discovery learning.

G.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel

penelitian.7 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan

nontes.

6Sugiyono,. op. cit,.h. 124.7 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian,(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 148.

Page 51: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

36

1. Instrumen tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian untuk

mengukur hasil belajar siswa yang disesuaikan dengan KI. 3 dan KI 4. Kisi-kisi

intrumen tes bisa dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes

No JenjangKogntitif

Indikator Pencapaian

1 C4Menganalisis besaran periode dan frekuensi dalam masalahsehari-hari

2 C3 Menerapkan besarna kecepatan sudut pada kehidupan sehari-hari3 C4 Menerapkan besarna perepatan sudut pada kehidupan sehari-hari

4 C4Menganalisis sifat gerak melingkar beraturan pada masalahsehari-hari

5 C3Menerapkan persoalan gerak melingkar beraturan pada hubunganroda-roda

2. Instrumen nontes

Instrumen nontes yang digunakan berupa lembar angket untuk mengetahui

bagaimana respon siswa setelah proses pembelajaran fisika dengan model guided

discovery learning. Instrumen non tes disajikan oleh peneliti berupa angket berupa

20, dimana terdiri dari 10 pernyataan negatif dan 10 pernyataan positif mengenai

pembelajaran fisika. Kisi-kisi instrumen non tes dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah

ini:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Non Tes Angket Respon Siswa

Nomor Pernyataan3, 5, 6, 7, 8, 9, 16, 17, 18,19

Pernyataan negatif mengenai pembelajaran Fisika

1, 2, 4, 10, 11, 12, 13, 14,15, 20

Pernyataan positif mengenai pembelajaran Fisika

H.Kalibrasi Instrumen

Untuk instrumen tes, kalibrasi dilakukan untuk melihat kualitas soal yang

digunakan. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, harus memiliki empat

Page 52: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

37

kriteria kelayakan, yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembedanya. Adapun penjelasan mengenai kalibrasi instrumen tes diantaranya

sebagai berikut:

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah ketetapan alat penilaian sehingga betul-betul dapat menilai

apa yang seharusnya dinilai.8 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang

diteliti secara tepat.

Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan

kriteria digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Product Moment dengan

angka kasar, yaitu:9

= ∑ – (∑ )(∑ )( ∑ − (∑ ) )( ∑ − (∑ ) )Keterangan:rxy = koefisien korelasi anatara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikanX = skor tiap butir soalY = skor total tiap butir soalN = jumlah siswa

Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai r-tabel pada signifikansi

5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah keputusannya :

Jika rhitung > rtabel berarti valid, sebaliknya;

Jika rhitung < rtabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks

korelasinya (r) pada Tabel 3.4 sebagai berikut:10

8Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009), h.12

9Suharsmi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 9,h. 72.

Page 53: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

38

Tabel 3.4 Interpretasi Koefesien Korelasi nilai r

Interval Koefesien Tingkat Hubungan0,81 – 1,00 Sangat tinggi0,61 – 0,80 Tinggi0,41 – 0,60 Cukup0,21 – 0,40 Rendah0,00 – 0,20 Sangat rendah

Validitas yang terukur dari 6 soal tipe A dan tipe B diperoleh hasil 5 soal

valid dengan nilai korelasi kategori tingi sebesar 0,803.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam

menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan

akan memberikan hasil yang relatif sama.11 Untuk mengetahui reliabilitas instrumen

yang berbentuk uraian maka digunakan rumus Alpha, berikut rumus yang

dimaksud:12

= − 1 1 − ∑Keterangan:r11 = koefisien reliabilitas tesn = banyaknya butir soal∑ = Jumlah varians butir

= varian total

Jika r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan reliabel. Jika instrumen itu

reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada Tabel 3.5 sebagai

berikut13:

10Ibid., h. 75.11Sudjana, op. cit., h. 16.12Arikunto, op. cit., h. 109.13 Ibid.

Page 54: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

39

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas0,00 ≤ r ≤ 0,20 Kecil0,21 ≤ r ≤ 0,40 Rendah0,41 ≤ r ≤ 0,70 Sedang0,71 ≤ r ≤ 0,90 Tinggi0,91 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi

Dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen uraian didapat nilai interpretasi

soal tipe A sebesar 0,71 dengan kriteria reliabilitas tinggi, dan soal tipe B sebesar

0,59 dengan kriteria reliabilitas sedang.

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal

dalam suatu instrumen, apakah soal tergolong mudah, sedang, atau sukar. Jika

sebuah instrumen didominasi dengan soal mudah, maka peserta tes tidak

terangsang untuk berpikir lebih tinggi. Sebaliknya, jika instrumen didominasi soal

sukar akan membuat peserta tes malas mengerjakannya. Oleh karena itu,

instrumen yang baik adalah instrumen dengan komposisi soal yang merata. Taraf

kesukaran dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:14

=Keterangan :P = indeks kesukaranB = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benarJS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang

diperoleh digunakan Tabel 3.6 berikut:15

14Arikunto, op. cit., h. 208.15Arikunto, op. cit., h. 210.

Page 55: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

40

Tabel 3.6 Interpretasi Taraf Kesukaran

Indeks Taraf Kesukaran Kriteria Taraf Kesukaran0,00 – 0,30 Sukar0,31 – 0,70 Sedang0,71 – 1,00 Mudah

Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen didapat 0,61 dengan

kriteria sedang.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa

yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya rendah.16

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan

soal pilihan ganda yaitu:17

= −Keterangan:D = indeks daya pembeda satu butir soal tertentuBA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benarBB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benarJA = banyaknya peserta kelas atasJB = banyakya peserta kelompok bawah

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut

diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda pada Tabel 3.7 sebagai berikut:18

16Arikunto, op. cit., h. 211.17Arikunto, op. cit., h. 213.18Arikunto, op. cit., h. 218.

Page 56: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

41

Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya PembedaNegatif Sangat buruk, sebaiknya dibuang saja

0,00 – 0,20 Jelek (poor)0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)0,41 – 0, 70 Baik (good)0,71 – 1,00 Baik sekali (excelent)

Dari hasil perhitungan daya pembeda didapat nilai rata-rata kriteria daya

pembeda cukup dengan nilai 0,37.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data diawali dengan pengujian prasyarat analisis, yaitu uji normalitas

dan homogenitas kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Analisis dan

pengolahan data dalam penelitian ini berpedoman pada data yang terkumpul. Analisis

data bertujuan untuk memperoleh makna dari data yang telah terkumpul. Analisis

statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data

untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis data

menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa data

berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok yang

dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji

normalitas dan homogenitas data.19

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Lilliefors.20

Langkah-langkah perhitungan uji Liliefors sebagai berikut:

19 http://belalangtue.wordpress.com/2010/08/05/uji-persyaratan-analisis/24 Nov 201320Sudjana.Metoda Statistik Cet. Ke-6. (Bandung : Tarsito, 2001), h.466-467

Page 57: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

42

1) Data diurutkan dari terkecil hingga terbesar

2) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus: Zi =SD

XXi

3) Nilai Zi dikonsultasikan dengan daftar F (Kolom Ztabel)

4) Untuk kolom F (Zi) : Jika Zi negatif maka F (Zi) = 0,5 – Zt dan jika Zi positif,

maka F (Zi) = 0,5 + Zt

5) Untuk kolom S(Zi): S(Zi) = Zn

ZiSZiF

6) Jumlah responden

7) Kolom merupakan harga mutlak dari selisih antara

F (Zi) – S (Zi)

8) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk membentuk Lo.

Apabila Lo hitung < Lo tabel maka sampel berasal dari distribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher

(Uji-F). Langkah-langkah melakukan pengujian homogenitas dengan uji F sebagai

berikut:21

a. Tentukan taraf signifikasi (α) untuk menguji hipotesis:

H0 : = (varian 1 sama dengan varian 2 atau homogen)

H1 : ≠ (varian 1 tidak sama dengan varian 2 atau tidak homogen)

Dengan kriteria pengujian homogenitas mengacu hipotesis di atas:

- Terima H0 jika Fhitung< Ftabel ; dan

- Tolak H0 jika Fhitung> Ftabel

b. Menghitung varian tiap kelompok data.

c. Tentukan nilai Fhitung, yaitu =21Supardi,. op. cit,. h. 142.

Page 58: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

43

d. Tentukan nilai Ftabel untuk taraf signifikansi α, dk1=dkpembilang = na – 1, dan dk2 =

dkpenyebut = nb – 1. Dalam hal ini na = banyaknya data kelompok varian terbesar

(pembilang) dan nb = banyaknya data kelompok varian terkecil (penyebut).

e. Lakukan pengujian dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.

2. Uji Hipotesis

a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen

Jika hasil analisis datanya berdistribusi normal dan homogen, maka uji

hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik yaitu uji-t. Uji t harus diawali

dengan serangkaian pengujian yang lain seperti22:

1) Merumuskan hipotesis nol (terarah atau tidak terarah)

2) Menentukan sampel representatif (termasuk ukuran sampelnya)

3) Menguji normalitas sebaran data setiap kelompok penelitian

4) Jika kedua kelompok sebaran datanya normal, dilanjutkan dengan pengetesan

homogenitas varians.

5) Jika kedua varians kelompok data itu homogen, baru dilanjutkan dengan uji t.

6) Jika salah satu atau kedua kelompok penelitian memiliki data yang tidak normal,

maka pengujian perbedaan dua rata-rata (mean) ditempuh dengan analisis tes

statistik nonparametrik.

7) Jika ternyata sebaran datanya normal, tetapi varians datanya tidak homogen, maka

pengujian perbedaan dua rata-rata (mean) ditempuh dengan analisis uji t.

Untuk data yang berdistribusi normal, pengujian hipotesis yang digunakan

yaitu uji-t. Secara matematis, uji-t tersebut dirumuskan dalam persamaan berikut ini:

22 Supardi, op. cit., h. 328.

21

21

11

nndsg

XXt

Page 59: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

44

Keterangan:

= rata-rata data kelompok A

= rata-rata data kelompok Bdsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok Bn1 = jumlah data kelompok An2 = jumlah data kelompok B

Nilai t pada uji hipotesis kemudian disesuaikan pada tabel distribusi t pada

taraf signifikansi tertentu. Taraf signifikansi yang diambil dalam penelitian ini dengan

derajat keyakinan 95% , α = 5% dan dk = (n1 +n2 – 2) dengan kriteria penerimaan

sebagai berikut:

i) Jika ≤ maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti dapat dikatakan

bahwa tidak terdapat pengaruh model pembelajaran model guided discovery

learning terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan.

ii) Jika ≥ maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran model guided discovery learning

terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan.

b. Data Terdistribusi Normal dan Tidak Homogen

Jika data hasil posttest tidak berdistribusi normal dan homogen, maka uji

hipotesis yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik yaitu uji-U. Uji statistik

nonparametrik yang digunakan adalah uji U, yang dinyatakan dalam persamaan

berikut ini.23

1

11211 2

1R

nnnnU

dan

2

22212 2

1R

nnnnU

n1 = jumlah sampel 1

n2= jumlah sampel 2

23Sugiyono,. op. cit,. h. 153-156.

1X

2X

Page 60: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

45

U1 = jumlah peringkat 1U2 = jumlah peringkat 2R1 = jumlah rangking pada sampel n1

R2 = jumlah rangking pada sampel n2

Kriteria penentuan keputusan uji U adalah:

i) Jika nilai Uhitung≤ nilai Ucr,makaH0 ditolak dan Ha diterima.

ii) Jika nilai Uhitung≥ nilai Ucr, maka H0 diterima dan Ha ditolak.24

24 Sugiyono,. op. cit,. h.156.

Page 61: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan dengan

mengambil sampel sebanyak 60 siswa, 30 siswa dari kelas X.5 (kelompok

eksperimen) dan 30 dari kelas X.3 (kelompok kontrol). Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest pada konsep gerak melingkar.

Pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen diperoleh setelah

kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Selain menggunakan instrumen

tes pada kelompok eksperimen juga diberikan angket yang digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa setelah diberikan perlakuan model guided discovery

learning Jerome Bruner.

Kelompok eksperimen diberikan perlakuan model guided discovery

learning menurut Jerome Bruner dengan metode diskusi kelompok, pada

kelompok kontrol diberikan metode diskusi tanpa pendekatan model guided

discovery learning menurut Jerome Bruner. Data diambil dengan cara

memberikan instrumen tes individu yang sama pada kedua kelompok berupa tes

uraian sehingga siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjawab tes

dengan benar, waktu yang tersedia adalah 2 jam pelajaran (2x40 menit).

Sebelum tes digunakan terlebih dahulu dilakukan kalibrasi instrumen

dengan mengujicobakan instrumen sebanyak 6 soal, tipe A dan tipe B. Uji coba

dilakukan pada kelompok di luar kelompok sampel. Setelah dilakukan kalibrasi

instrumen terdapat 1 soal masing-masing tipe yang tidak memenuhi syarat

kalibrasi, sehingga jumlah soal yang digunakan dalam instrumen tes sebanyak 5

soal.

Instrumen tes yang telah diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan

daya pembedanya diberikan kepada kelompok sampel. Setelah mendapat hasil tes

Page 62: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

47

dan memberikan penilaian, peneliti mencatat keseluruhan nilainya dan

mengkalibrasi instrumen tes.

a. Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan hasil penelitian pretest kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen didapatkan data dan dituangkan dalam bentuk histogram yaitu pada

Gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Histogram Pretest Hasil Belajar Siswa KelompokKontrol dan Eksperimen

Berdasarkan Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa nilai pretest hasil belajar

siswa mengalami perbedaan tetapi tidak signifikan, jumlah siswa pada rentang

nilai 10-17 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama. Jumlah siswa pada

rentang nilai 18-25 terdapat perbedaan yang tidak signifikan, kelompok kontrol

unggul 3 siswa dibanding kelompok eksperimen, kurang lebih terdapat perbedaan

14%. Jumlah siswa pada rentang nilai 26-33 kelompok eksperimen lebih unggul

dari kelompok kontrol, kurang lebih terdapat perbedaan sebesar 30%.

Jumlah siswa pada rentang nilai 34-41 kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sama, sedangkan untuk siswa pada rentang nilai 42-49 dan 50-

0

2

4

6

8

10

12

14

10-17 18-25 26-33 34-41 42-49 50-57

kelas kontrol

kelas eksperimen

Jum

lah

Sisw

a

Frekuensi Rentang nilai Pretest

Jum

lah

Sisw

a

Page 63: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

48

57 mengalami perbedaan sekitar 20% tetapi pada rentang nilai 42-49 kelompok

eksperimen lebih unggul sedangkan pada rentang nilai 50-57 jumlah siswa

kelompok kontrol lebih banyak. Demikian dapat terlihat perbedaan yang tidak

signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

b. Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan hasil penelitian posttest kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen didapatkan data dan dituangkan dalam bentuk histogram pada Gambar

4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2 Histogram Posttest Hasil belajar Siswa KelompokKontrol dan Eksperimen

Dari Gambar 4.2 di atas secara sekilas perbedaan sangat terlihat antara

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, pada interval nilai minimum 25-

32 ada 1 siswa dari kelompok kontrol sedangkan tidak ada siswa kelompok

eksperimen yang berada pada interval tersebut. Pada rentang nilai 47-53, 1 siswa

masing-masing dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, pada rentang

nilai 54-60 terdapat 7 siswa dari kelompok kontrol dan 6 siswa dari kelompok

eksperimen. Rentang nilai 68-74 jumlah siswa kelompok kontrol ada 8 siswa dan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

25-32 33-39 40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81 82-88 89-95

Kelas Kontrol

KelasEksperimen

Frekuensi rentang nilai posttest

Jum

lah

Sisw

a

Page 64: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

49

jumlah siswa dari kelompok eksperimen ada 3 siswa, kemudian pada interval 75-

81 yang merupakan rentang nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) jumlah

siswa kelompok eksperimen adalah 8 siswa sedangkan kelompok kontrol

berjumlah 6 siswa.

Pada rentang nilai 82-88 kelompok kontrol berjumlah 3 siswa sedangkan

kelompok eksperimen berjumlah 0 siswa. Pada interval nilai 89-95 jumlah siswa

kelompok eksperimen adalah 9 siswa sedangkan pada kelompok kontrol hanya

ada 1 siswa. Hal ini menunjukkan hasil nilai posttest pada masing-masing

kelompok mengalami perbedaan yang signifikan.

Dari data keseluruhan data pretest dan posttest dari tiap-tiap kelompok

sampel yang berjumlah masing-masing 30 siswa didapat nilai rata-rata dan standar

deviasi yang ditunjukkan oleh Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Deskripsi Data Rata-rata Pretest dan PosttestKelompok Eksprimen dan Kontrol

No DataKelompok Eksperimen Kelompok KontrolPretest Posttest Pretest Posttest

1 N 30 30 30 302 Rata-rata 30,7 75,9 29,5 68,83 SD 11,4 13,5 11,5 14,8

Berdasarkan hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pengolahan

data penelitian mengenai hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar untuk

kelompok eksperimen (n=30) didapatkan perolehan nilai rata-rata pretest dan

posttest siswa adalah 30,7 dan 75,9 dengan standar deviasi 11,4 dan 13,5.

Sedangkan untuk kelompok kontrol (n=30) diperoleh nilai rata-rata 29,5 dan 68,8

dengan standar deviasi 11,5 dan 14,8. Dalam tes awal (pretest) dan tes akhir

(posttest) ini didapatkan kesimpulan bahwa perolehan nilai rata-rata eksperimen

lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan kelompok kontrol.

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t untuk melihat

adanya pengaruh dari perlakuan yang diberikan, maka diperlukan pengujian

persyaratan analisis dengan menggunakan analisis parametrik.

Page 65: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

50

2. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data

berdistribusi normal atau tidak dengan rumusan yaitu:

Jika Lhitung < Ltabel: berarti data berdistribusi normal

Lhitung > Ltabel: berarti data tidak berdistribusi normal1

Hasil uji skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest dan PosttestKelompok Eksprimen dan Kontrol

No DataKelompok Eksperimen Kelompok KontrolPretest Posttest Pretest Posttest

1 N 30 30 30 302 Rata-rata 30,7 75,9 29,5 68,83 SD 11,4 13,5 11,5 14,84 Lhitung 0,1413 0,1127 0,1517 0,08165 Ltabel 0,1610 0,1610 0,1610 0,1610

Kesimpulan Lhitung < Ltabel

(Distribusi Normal)Lhitung < Ltabel

(Distribusi Normal)

Pengujian dilakukan dengan uji Lilliefors pada taraf signifikansi 95%

(α=0,05) untuk n=30. Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok

berdistribusi normal karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel.

3. Hasil Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal,

selanjutnya dicari nilai homogenitasnya dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria

pengujian digunakan sebagai berikut.

Jika Fhitung<Ftabel, maka kedua data tersebut homogen.

Jika Fhitung>Ftabel, maka kedua data tersebut tidak homogen

Berdasarkan Tabel 4.3 di bawah ini didapatkan Fhitung pretest sebesar 1,019

dengan n=60 pada taraf signifikan 95% (α=0,05) diperoleh Ftabel sebesar 1,796 dan

Fhitung posttest sebesar 1,198. Kedua kelompok memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel

1 Sudjana.Metoda Statistik Cet. Ke-6. (Bandung : Tarsito, 2001), h.466-467

Page 66: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

51

maka kedua kelompok tersebut bersifat homogen. Tabel 4.3 berikut ini adalah

tabel hasil uji homogenitas pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol:

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan PosttestKelompok Eksprimen dan Kontrol

Data StatistikPretest Posttest

S12 eksperimen 129,8 S1

2 eksperimen 182,8S1

2 kontrol 132,3 S12 kontrol 219,04

Fhitung 1,019 Fhitung 1,198Ftabel 1,796 Ftabel 1,796

KesimpulanFhitung < Ftabel

KesimpulanFhitung < Ftabel

4. Hasil Uji Hipotesis

Setelah data berdistribusi normal dan bersifat homogen selanjutnya adalah

penggunaan uji-t, yaitu pengujian hipotesis untuk menguji hipotesis nihil (Ho)

yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh hasil belajar pada konsep gerak

melingkar beraturan dalam menggunakan model guided discovery learning

Jerome Bruner. Kriteria hasil uji-t adalah:

Jika thitung < ttabel maka Ha ditolak

Jika thitung > ttabel maka Ha diterima

Tabel 4.4 Hasil Uji t Hasil belajar Siswa Pretest dan PosttestKelompok Eksperimen dan Kontrol

Variabel Jumlah Sampel thitung ttabel KesimpulanData

Hasil belajarsiswa

PretestNE=30Nk=30

1,580 2,002 Ho ditolak

PosttestNE=30Nk=30

2,060 2,002 Ha diterima

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh uji t pretest thitung = 1,580 dan posttest

thitung = 2,060 dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk=30 +

30 -2 = 58), maka diperoleh ttabel sebesar 2,002. Uji t pretest thitung < ttabel (1,580 <

2,002) adalah menerima Ho dan menolak Ha dan uji posttest thitung > ttabel (2,060 >

2,002) adalah menerima Ha dan menolak Ho. Kesimpulan dari data yang

Page 67: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

52

diperoleh menyatakan bahwa model guided discovery learning Jerome Bruner

yang diterapkan pada konsep gerak melingkar beraturan mempengaruhi hasil

belajar siswa.

5. Hasil Angket

Pada Tabel 4.5 adalah perolehan hasil kuesioner kelompok kontrol dan

eksperimen yang disajikan dalam bentuk persentase (%) dengan nomor 3, 5, 6, 7,

8, 9, 16, 17, 18, dan 19 adalah pernyataan negatif dan nomor 1, 2, 4, 10, 11, 12,

13, 14, 15, dan 20 adalah penyataan positif:

Tabel 4.5 Hasil Angket Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

No PernyataanDalam bentuk %

KelompokKontrol

KelompokEksperimen

1Saya sekarang paham tentang gerak melingkardan contoh aplikasinya

63 70

2Hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran fisikaakan bermanfaat bagi saya.

78 87

3 Pelajaran fisika kurang menarik bagi saya. 33 33

4Saya sekarang paham hubungan besaran geraklinier dan gerak melingkar

58 67

5Saya perlu keberuntungan agar mendapat nilaiyang baik dalam pelajaran fisika.

41 37

6Saya harus bekerja sangat keras agar berhasildalam pelajaran fisika.

71 65

7Saya tidak melihat bagaimana hubungan antaraisi pelajaran fisika dengan sesuatu yang telahsaya ketahui.

40 37

8Guru membuat suasana menjadi tegang saatmenjelaskan materi fisika.

27 20

9 Materi pelajaran fisika terlalu sulit bagi saya. 40 29

10Apakah saya akan berhasil/tidak berhasil dalampelajaran fisika, hal itu tergantung pada saya.

91 91

11Saya puas dengan penilaian yang diberikan olehguru.

64 75

12Saya merasa puas dengan apa yang saya perolehdari pelajaran fisika.

63 78

13Saya merasa mampu dalam memecahkan soalgerak melingkar beraturan.

55 74

Page 68: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

53

No PernyataanDalam bentuk %

KelompokKontrol

KelompokEksperimen

14Untuk mencapai cita-cita saya, penting bagi sayauntuk berhasil dalam pelajaran fisika.

71 86

15Guru menggunakan bermacam-macam teknikmengajar yang menarik.

72 91

16Saya berpendapat bahwa saya tidak akanmemperoleh banyak keuntungan dari pelajaranfisika.

31 11

17Saya sering melamun di dalam kelas saatpelajaran fisika.

28 24

18Saya merasa mengalami kesulitan menjawabsoal pada bagian pemilihan penggunaan rumusyang digunakan

57 34

19Saya merasa agak kecewa dengan pelajaranfisika.

39 18

20

Saya merasa memperoleh cukup penghargaanterhadap hasil belajar saya dalam pelajaranfisika, baik dalam bentuk nilai, komentar ataumasukan lain.

65 83

Berikut ini adalah penjelasan dari hasil kuesioner pada Tabel 4.5 di atas:

1) Pernyataan nomor 1 adalah pernyataan yang menyatakan konsep pemahaman

dan merupakan hasil belajar yaitu mengetahui informasi. 70% siswa pada

kelompok eksperimen menyatakan paham mengenai konsep gerak melingkar

setelah mendapat perlakuan guided discovery learning Jerome Bruner,

sedangkan untuk kelompok kontrol hanya berjumlah 63%.

2) Pernyataan nomor 2 adalah pernyataan untuk mengetahui pendapat siswa

tentang motivasi atau keinginan untuk belajar dan cara-cara yang tersedia untuk

merangsang motivasi. 87% siswa pada kelompok eksperimen menyatakan

pembelajaran fisika akan bermanfaat baginya, sedangkan untuk kelompok

kontrol hanya berjumlah 78%.

3) Pernyataan nomor 3 adalah pernyataan untuk mengetahui pendapat siswa

tentang ketertarikan mengenai pelajaran fisika. 33% siswa pada kelompok

eksperimen dan kontrol menyatakan pelajaran fisika kurang menarik bagi

mereka.

Page 69: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

54

4) Pernyataan nomor 4 adalah pernyataan yang menyatakan pemahaman

mengenai hubungan besaran-besaran dalam konsep gerak melingkar.

Kelompok eksperimen menjawab 67% paham, sedangkan kelompok kontrol

hanya menjawab 58%.

5) Pernyataan nomor 5 adalah pernyataan untuk mengetahui bagaimana siswa

mengandalkan keberuntungan daripada usahanya, bagian ini mrupakaan aspek

psikologi yang ingin dilihat oleh peneliti. Kelompok eksperimen menjawab

37%, sedangkan kelompok kontrol 41%.

6) Pernyataan nomor 6 adalah pernyataan yang menunjukkan tingkat usaha siswa

dalam belajar dengan bagaimana pemberian perlakuan oleh guru, dengan

menggunakan model dan metode yang berbeda. pada kelompok eksperimen

jumlah siswa yang menyatakan harus berusaha sangat keras sebesar 65%,

sedangkan kelos kontrol 71%.

7) Pernyataan nomor 7 adalah pernyataan yang berhubungan dengan ciri tahapan

pendekatan dalam proses belajar Jerome Bruner, yaitu tahap iconik yang

menghubungkan materi dengan kejadian nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kelompok eksperimen jumlah siswa yang menyatakan tidak melihat

hubungan antara isi pelajaran dengan yang telah diketahui sebanyak 37%,

sedangkan kelompok kontrol sebanyak 40%.

8) Pernyataan nomor 8 adalah pernyataan untuk mengetahui kondisi kesiapan

belajar siswa. 20% siswa pada kelompok eksperimen menyatakan mengalami

ketegangan dalam belajar fisika, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak

27% siswa.

9) Pernyataan nomor 9 adalah pernyataan setelah pembelajaran konsep gerak

melingkar beraturan. Sebanyak 29% jumlah siswa kelompok eksperimen yang

diberikan perlakuan model guided discovery learning Jerome Bruner

menyatakan materi fisika terlalu sulit, sedangkan jumlah siswa pada kelompok

kontrol mencapai 40%.

10) Pernyataan nomor 10 adalah pernyataan yang menyatakan pengetahuan tentang

kemampuan atas diri sendiri. Jumlah persentasi baik kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sama yaitu 91%

Page 70: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

55

11) Pernyataan nomor 11 adalah pernyataan yang menyatakan kepuasan penilaian

pada proses pembelajaran. Sebanyak 75% siswa pada kelompok eksperimen

menyatakan puas, sedangkan kelompok kontrol hanya 64%.

12) Pernyataan nomor 12 menyatakan kepuasan mengenai apa yang siswa bisa

dapatkan dari pembelajaran fisika. Sebanyak 78% siswa pada kelompok

eksperimen menyatakan kepuasan dari pelajaran fisika sedangkan kelompok

kontrol hanya 63%.

13) Pernyataan nomor 13 adalah pernyataan untuk mengetahui kepercayaan diri

siswa dalam memecahkan masalah dalam soal gerak melingkar beraturan.

Siswa pada kelompok eksperimen menyatakan 74% sedangkan kelompok

kontrol hanya 55%.

14) Pernyataan nomor 14 adalah pernyataan bersifat motivasi dalam pembelajaran

fisika. Siswa kelompok eksperimen 86% menyatakan pembelajaran fisika

penting untuk mencapai cita-cita para siswa, sedangkan jumlah siswa pada

kelompok kontrol sebanyak 71%.

15) Pernyataan nomor adalah pernyataan yang menunjukkan perbedaan

menggunakan model guided discovery learning. Penggunaan model guided

discovery learning terhadap kelompok eksperimen mendapat pernyataan positif

sebesar 91% , sedangkan untuk kelompok kontrol hanya 72%.

16) Pernyataan nomor 16 adalah salah satu pernyataan negatif mengenai

pembelajaran fisika. Sebanyak 31% kelompok kontrol menyatakan bahwa

siswa tidak akan memperoleh banyak keuntungan dari pelajaran fisika,

sedangkan siswa dari kelompok eksperimen hanya 11%.

17) Pernyataan nomor 17 adalah pernyataan yang menyatakan kefokusan para

siswa dalam pembelajaran. Jumlah siswa pada kelompok eksperimen yang

menyatakan sering melamun di dalam kelompok saat pelajaran fisika adalah

24%, dan pada kelompok kontrol ada 28%.

18) Pernyataan nomor 18 adalah pernyataan yang menunjukkan tahapan indikator

kedua hasil belajar yaitu transformasi. pada kelompok eksperimen hanya 34%

siswa mengalami kesulitan menjawab soal pada bagian pemilihan penggunaan

rumus yang digunakan, dan pada kelompok kontrol mencapai 57%.

Page 71: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

56

19) Pernyataan nomor 19 adalah pernyataan pendapat siswa mengenai kekecewaan

pada pelajaran fisika. Kelompok eksperimen menyatakan jumlah skripsi 18%

dan kelompok kontrol 39%.

20) Pernyataan nomor 20 adalah pernyataan mengenai cukup tidaknya penghargaan

untuk keseluruhan penilaian, komentar dan masukan dari guru untuk siswa.

Pada kelompok eksperimen jumlah siswa yang menyatakan cukup penghargaan

sebanyk 83%, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 65%.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Konsep gerak melingkar beraturan merupakan konsep yang bersifat

matematis berdasarkan alasan itu peneliti mengadakan studi pustaka untuk

menemukan solusi metode yang cocok untuk masalah tersebut, dalam bab 1

pendahuluan peneliti berhipotesa bahwa model guided discovery learning dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya pada konsep gerak melingkar

beraturan.

Model guided discovery learning menurut teori belajar Jeromme Bruner

merupakan metode esensial untuk mengkonstruksi siswa dalam meningkatkan

hasil belajar2. Oleh karena itu, sebelum pemberian perlakuan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol terlebih dahulu diberikan pretest sehingga

dapat kita ketahui perubahan hasil belajar siswa.

Setelah melakukan penelitian di SMAN 9 Tangerang Selatan dengan

menerapkan model guided discovery learning Jerome Bruner yang bertujuan

mengetahui adanya perubahan hasil belajar pada konsep gerak melingkar

beraturan diperoleh nilai rata-rata kelompok kontrol pretest 29,5 dan posttest 68,8,

sedangkan nilai rata-rata kelompok eksperimen pretest 30,7 dan posttest 75,9. Hal

ini menjelaskan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen yang diberi penerapan

model guided discovery learning Jerome Bruner lebih besar, artinya hasil belajar

2 Siti Mutoharoh, “Pengaruh Model Guided Discovery Learning Terhadap Hasil BelajarKimia Siswa SMA Pada Konsep Laju Reaksi”, Skripsi pada Prodi Fisika UIN Syarif HidayatullahJakarta, 2011, h.64.

Page 72: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

57

siswa meningkat cukup signifikan pada konsep gerak melingkar beraturan

menggunakan penerapan model guided discovery learning Jerome Bruner.

Data dalam penelitian ini diolah menggunakan uji-t, sehingga diperoleh

hasil pretest thitung = 1,580 dan posttest thitung = 2,060 dengan ttabel = 2,002 maka uji

t pretest thitung < ttabel (1,580<2,002), maka Ho diterima, Ha ditolak. Sedangkan uji

t posttest thitung > ttabel (2,060>2,002), maka Ho ditolak, Ha diterima. Hal ini

menjelaskan bahwa penerapan model guided discovery learning menurut Bruner

pada konsep gerak melingkar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Penerapan guided discovery learning menggunakan metode yang variatif,

interaktif, sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dan aktif dalam proses

pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dimana guru

hanya menggunakan metode pembelajaran yang cenderung monoton, interaksinya

satu arah dan instruktif.

Sebagai model pembelajaran dari sekian banyak model pembelajaran yang

ada, guided discovery learning menempatkan guru sebagai fasilitator, guru

membimbing siswanya bila diperlukan. Model ini mendorong siswa untuk

berpikir mandiri, sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan

ataudata yang telah disediakan guru.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran kelas eksperimen dengan

menerapkan model guided discovery learning siswa dikelompokkan dalam

beberapa kelompok kecil, melakukan praktikum, demonstrasi, diskusi dan

pemanfaatan LKS. Dengan kata lain, proses pembelajaran model guided discovery

learning mengarahkansiswa untuk membangun sendiri konsep atua prinsip dari

materi laju reaksi sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran danhasil

belajar akan meningkat.

Pada tahap awal guru mengemukakan tujuan serta gambaran mengenai

materi laju reaksi, kemudian memberikan LKS kepada siswa. LKS ini disusun

secara sistematik agar dapat membantu siswa memahami prinsip atau konsep

secara mandiri dan melatih kemampuan berpikir siswa terhadap materi gerak

melingkar beraturan. Pada tahap selanjutnya siswa mendapat LKS yang terdiri

Page 73: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

58

dari panduan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disedikan dalam

LKS kemudian siswa mengemukakan prinsip atau konsep baru.

Sebagai model pembelajaran dari sekian banyak model pembelajaran yang

ada, guided discovery learning menempatkan guru sebagai fasilitator, guru

membimbing siswa dimana ia diperlukan. Dalam model ini siswa didorong untuk

berpikir sendiri, sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan

atau data yang telah disediakan oleh guru.

Berdasarkan angket mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran

fisika yang dilaksanakan dapat menunjukkan aspek-aspek psikologis para siswa.

Guided discovery learning menurut Bruner bukan hanya ditekankan pada hasil

belajar siswa tetapi juga melihat kesiapan kondisi siswa, bagaimana membuat

siswa untuk fokus terlebih dahulu dalam pembelajaran dan membuat siswa paham

dengan konsep yang disajikan melalui tahapan model guided discovery learning

menurut Bruner.

Berdasarkan penelitian Nurcholis, Implementasi Metode Penemuan

Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Penarikan

Kesimpulan Logika Matematika, Jurnal. Palu, 2010. Penelitian ini dilakukan di

SMAN 9 Palu, hasil penelitian atas implementasi metode penemuan terbimbing

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penarikan kesimpulan logika

matematika di kelas X A SMA Negeri 9 Palu3.

Menurut Hernawan belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana

perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap,

perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam kognitif, afektif, dan

psikomotor. Sedangkan menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Berdasarkan hasil penelitain yang telah dijabarkan di atas, dapat diketahui bahwa

penerapan model guided discovery learning dengan menggunakan langkah-

langkah yang tepat dan dengan kinerja guru yang baik dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa baik afektif, psikomotorik, maupun kognitif. Hal

ini sesuai dengan pendapat Eggen selain mendorong pemahaman materi secara

3 Nurcholis, Op.cit,. h.41.

Page 74: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

59

mendalam dan mengembangkan pemikiran siswa, model temuan terbimbing atau

guided discovery learning bisa efektif untuk meningkatkan motivasi siswa.

Dengan demikian terbukti bahwa model guided discovery learning

menurut teori belajar Jerome Bruner merupakan model esensial untuk

mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya pada konsep yang bersifat aplikatif

dan analitis matematis dan dapat memotivasi siswa pada pembelajaran fisika.

Page 75: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian di BAB IV dapat ditarik

kesimpulan terdapat pengaruh model guided discovery learning terhadap hasil

belajar siswa pada konsep gerak melingkar, setelah diterapkan model guided

discovery learning. Hal ini terlihat dari perbandingan hasil rata-rata pretest dan

posttest hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen,

sedangkan kelompok kontrol tidak terlalu signifikan. Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis, t hitung > t tabel (2,060>2,002) terbukti bahwa hipotesis alternatif (Ha)

yang diajukan secara signifikan dapat diterima. t hitung > t tabel (2,060>2,002).

Siswa memberikan tanggapan yang positif ketika diterapkan model guided

discovery learning Jerome Bruner, sebagian besar siswa dalam pembelajaran

fisika merasa tidak tegang walaupun sedang mengerjakan posttest pada persoalan

gerak melingkar beraturan.

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka dapat disarankan:

1. Soal-soal tes hasil belajar diharapkan dapat lebih dikembangkan, mencapai

jenjang kognitif C5 dan C 6.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh model guided

discovery learning pada materi lainnya, sehingga bisa mengukur sejauh mana

keefektifan model guided discovery learning.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan memberikan waktu yang lebih lama untuk

mengetahui seberapa signifikan pengaruh dari model guided discovery learning

terhadap motivasi belajar siswa.

Page 76: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

61

DAFTAR PUSTAKA

Akanmu dkk, Guided-discovery Learning Strategy and Senior School Students

Performance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria. Journal of Education and

Practice ISSN 2222-1735 Vol.4, No 12, 2013.abstrak.

Anna Fauziah, Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa SMP Melalui Strategi REACT, Forum Kependidikan,

1-13, 2010.

Atiqoh, “Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya Terhadap Kemampuan

Analisis Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis”, Skripsi pada Prodi Fisika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Barokah Widuroyekti, Pramonoadi, Implementasi Pembelajaran Penemuan

Terbimbing Dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar PLH

Mahasiswa S-1 PGSD Bojonegoro. Jurnal, Surabaya, 2012.

Faiz,”Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Inquiry Terhadap Kemampuan

Kognitif Fisika Siswa Di SMA Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Fisika

Siswa,” Skripsi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta,

2010.

Fatih istiqomah dkk, “Penerapan Model Guided Discovery Learning Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa”. Jurnal, Bandar

lampung, 2014.

Khoirul, Analisis Pembelajaran Guided Discovery Dengan Mengguanakan

Macromedia Flash Dikaitkan Dengan Kecerdasan Logik Matematik

Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMAN 1 Kota Subulussalam. Jurnal

Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, 2012.

Leo, Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk

Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan vol.13 no.2, 2012.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2013.

Page 77: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

62

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009.

Nana Sudjana, Peningkatan Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2008.

Nurcholis, Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan

Hasl Belajar Siswa Pada Penarikan Kesimpulan Logika Matematika.

Jurnal. Palu, 2013.

Nurcholis, Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan

Hasl Belajar Siswa Pada Penarikan Kesimpulan Logika Matematika.

Jurnal. Palu, 2013. h.32.

Qorri’ah, “Penggunaan Metode Guided Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi

Lengkung,” Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, h.23,

tidak dipublikasikan.

Rajagukguk. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Dengan Penerapan Teori Belajar Bruner Pada Pokok Bahasan

Trigonometri di Kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Hulu Aek Kanopan T.A.

Jurnal Nasional ISSN 0853-0203. 2009/2010.

Ratna Willis Dahar, Teori-teori Belajar. Bandung: PT Gelora Aksara Pratama,

1996.

Risnita, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1

Pangkalan Kerinci Dengan Menerapkan Metode Penemuan Terbimbing,

Jurnal Kependidikan, 2011.

Rusman, Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012.

Silberman, Melvin. Active Learning. Bandung: Nusa Media, 2011.

Siti Mutoharoh, “Pengaruh Model Guided Discovery Learning Terhadap Hasil

Belajar Kimia Siswa SMA Pada Konsep Laju Reaksi”, Skripsi pada Prodi

Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Sudjana, Metoda Statistik Cet. Ke-6. Bandung : Tarsito, 2001.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R & D.

Bandung; Alfabeta, 2006.

Page 78: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

63

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006.

Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2009.

Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Jakarta: Change Publication, 2013.

Tri Wardanik, “Pembelajaran Fisika Dengan Metode Direct Instruction (DI)

Ditinjau Dari Kemampuan Awal Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan

Gerak Melingkar Beraturan Di SMA Tahun 2008/2009,” Skripsi pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, tidak

dipublikasikan, 2009,.

Yoppy, Keefektifan Model Penemuan Terbimbing dan Cooperative Learning

Pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Kependidikan, 2011.

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains.

Jakarta: LP UIN. 2009.

Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/penyelesaian_masalah, yang diakses pada

tanggal 13 Januari 2013.

http://belalangtue.wordpress.com/2010/08/05/uji-persyaratan-analisis/24Nov2013.

Page 79: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

64

Lampiran A: PerangkatPembelajaran

1. RPP Kelompok Kontrol

2. RPP Kelompok Eksperimen

Page 80: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

65

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 9 TANGERANG SELATAN

Kelas/Semester : X/I

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Gerak Melingkar dengan laju Konstan

Peminatan : M-IPA

Alokasi Waktu : 1 x 40’

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,

cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

Page 81: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

66

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Melalui tanya jawab peserta didik dapat menjelaskan besaran-besaran pada gerak melingkar

2. Melalui contoh soal siswa dapat menghitung dan menganalisis besaran periode dan frekuensi dalam masalah dikehidupan

sehari-hari

Materi Ajar

Gerak Melingkar Beraturan

Gerak melingkar beraturan adalah suatu gerak yang menempuh lintasan berbentuk lingkaran dengan kecepatan linear (v) yang tetap.

Page 82: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

67

Periode adalah waktu yang diperlukan oleh benda untuk berputar satu kali putaran sempurna, dinyatakan dengan lambang T. Satuan

periode dalam sistem SI adalah sekon (s) =Frekuensi adalah banyaknya putaran tiap satu satuan waktu, diberi lambang f. Satuan frekuensi dalam sistem SI adalah s-1 atau hertz

(Hz). =Hubungan antara periode dan frekuensi adalah = 1 = 1KET: T = Periode (s)

f = frekuensi (Hz)

N = banyaknya putaran

Page 83: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

68

t = waktu putaran (s)

Alat/Media/Bahan

Media : Power point

Bahan ajar : LKS, Buku pegangan Fisika jilid 1, Buku Fisika Penunjang Aktifitas Siswa

Model Pembelajaran

Model Konvensional

Langkah- langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Tahapan PokokAktifitas Alokasi

Waktu

Media

PembelajaranGuru Siswa

PENDAHULUAN 1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam kemudian guru

mengucapkan kehadiran siswa

2. Membacakan KD dan indikator

materi gerak melingkar beraturan

pada setiap pertemuan (di slide)

1. Siswa menjawab salam dari guru

2. Memperhatikan serta ikut membaca KD

dan Indikator gerak melingkar pada

pertemuan pertama

5 menit Power Point

Page 84: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

69

KEGIATAN INTI: 3. Guru menjelaskan materi yaitu

pengertian periode, frekuensi, satu

putaran penuh yang ditampilkan pada

slide

4. Guru membimbing siswa membentuk

kelompok

5. Guru menjelaskan untuk proses

diskusi

6. Guru membimbing jalannya diskusi

siswa dengan mengerjakan LKS

7. Guru memberikan penilaian terhadap

jalannya diskusi untuk masing-

masing kelompok

8. Guru meminta siswa mengumpulkan

lembar jawaban hasil diskusi

9. Guru membahas latihan soal tersebut

dengan pedoman indikator

pemecahan masalah

3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

mengenai materi gerak melingkar beraturan

4. Siswa membentuk kelompok

5. Siswa memperhatikan penjelasan guru

mengenai proses diskusi

6. Siswa melakukan diskusi dengan panduan

yang ada dilks

7. Para siswa melakukan diskusi sebaik-

baiknya dengan mengerjakan LKS

8. Siswa mengumpulkan lembar jawaban

hasil diskusi Bersama-sama membahas

jawaban LKS dengan guru

a. Gerak yang dilakukan bianglala adalah

gerak melingkar beraturan, karena

kecepatan linier yang dilakukan bianglala

tetap atau berubah beraturan.

8 menit

10 menit

7 menit

power point

Page 85: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

70

b. Gerak matahari menurut pengamat di

bumi merupakan gerak melingkar

beraturan karena gerakan matahari

mempunyai kecepatan linear yang tetap

terhadap waktu dan terjadi berulang pada

posisinya.

c. Gerak kipas angin, gerak roda

menggelinding, gerak baling-baling

d. Periode adalah waktu yang dihitung dalam

satu kali putaran,dan frekuensi adalah

banyaknya putaran tiap satu satuan waktu.

e. Dik: n = 20 kali

t = 15 sekon

Dit: t ?

Penyelesaian:= = = 0,8= = = 1,25 Hz

9. Jadi, periode batu yang berputar sebanyak

Page 86: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

71

20 kali adalah 0,8 sekon dan rekuensinya

adalah 1,25 Hz.

PENUTUP 13. Guru memberikan penguatan tentang

apa saja yang dipelajari hari ini,

mengenai definisi dari periode,

frekuensi serta perumusannya.

14. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok yang terbaik.

15. Guru memberikan soal untuk hasil

evaluasi (soal evaluasi di lampirkan)

13. Memperhatikan dan mengajukan

pertanyaan apabila ada yang tidak

dimengerti

14. Kelompok yang terbaik menerima

penghargaan yang diberikan guru, dan

kelompok lain menyelamatinya dengan

tepuk tangan

15. Mengerjakan soal evaluasi sebagai akhir

pembelajaran

10 menit Lembar soal

Page 87: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

72

Penilaian1. Mekanisme dan prosedur

Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok, dan laporan tertulis.

Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis (evaluasi).

2. Aspek dan Instrumen penilaian

Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam kelompok, kedisiplinan, dan

kerjasama.

Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada kualitas visual, sistematika sajian data,

kejujuran, dan jawaban pertanyaan.

Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian

3. Instrumen (Terlampir)

Sumber/ReferensiBuku Pegangan Kurikulum 2013

Fisika Jilid 1

Buku Fisika Penunjang Aktivitas siswa

http://forumguru.com

http://e-dukasi.net

http://psb-psma.go.org.id

Page 88: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

73

Lembar Evaluasi 1

1. Sebutkan besaran-besaran yang kamu ketahui dalam materi gerak melingkar beraturan!(nilai 5)

2. Sebuah bola kecil diikat tali sepanjang 40 cm kemudian diputar horizontal. Dalam pengukurannya diketahui bola kecil itu dalam 8

sekon dapat berputar 40 kali. Berapakah frekuensi dan periode gerak bola tersebut?(nilai 10)

Kunci Jawaban Evaluasi 1

1. Periode, Frekuensi, Posisi sudut, Kecepatan sudut, Percepatan sudut, Percepatan tangensial.(skor 5)

2. Dik: R = 40 cm

t = 8 sekon

n = 40 kali

Dit: frekuensi? (SKOR 1, Nilai 2)

Penyelesaian:

Frekuensi = (SKOR 2, Nilai 1)= = 5 Hz (SKOR 3 rumus benar perhitungan salah)

T = 1/f =1/5 Sekon (SKOR 4 Nilai 5)

Kunci Jawaban Lembar LKS 1

1. Gerak yang dilakukan bianglala adalah gerak melingkar beraturan, karena kelajuan linier yang dilakukan bianglala tetap atau

berubah beraturan.

(skor 3)

2. Gerak matahari menurut pengamat di bumi merupakan gerak melingkar beraturan karena gerakan matahari mempunyai kelajuan

Page 89: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

74

linear yang tetap terhadap waktu dan terjadi berulang pada posisinya. (skor 3)

3. Gerak kipas angin, gerak roda menggelinding, gerak baling-baling (skor 3)

4. Periode adalah waktu yang dihitung dalam satu kali putaran,dan frekuensi adalah banyaknya putaran tiap satu satuan waktu. (skor

3)

5. Dik: n = 20 kali

t = 15 sekon

Dit: t ?

Penyelesaian:= = = 0,8= = = 1,25 Hz

Jadi, periode batu yang berputar sebanyak 20 kali adalah 0,8 sekon dan rekuensinya adalah 1,25 Hz. (skor 8)

Page 90: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

75

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

(Pertemuan pertama)

Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan

penerapannya dalam teknologi

Indikator

1. Mengidentifikasi besaran-besaran pada gerak melingkar

2. Menganalisis besaran periode dan frekuensi dalam masalah sehari-hari

Materi

Gerak Melingkar Beraturan

Gerak melingkar beraturan adalah suatu gerak yang menempuh lintasan berbentuk

lingkaran dengan kelajuan linear (v) yang tetap.

Periode adalah waktu yang dihitung dalam satu kali putaran.=Frekuensi adalah banyaknya putaran tiap satu satuan waktu.=Hubungan antara periode dan frekuensi adalah= 1 = 1KET: T = Periode (s)

f = frekuensi (Hz)

N = banyaknya putaran

t = waktu putaran (s)

Page 91: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

76

Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….

Anggota:

1. …………………………………….

2. …………………………………….

3. …………………………………….

4. …………………………………….

5. …………………………………….

6. …………………………………….

7. …………………………………….

SILAHKAN ANDA MEMBENTUK KELOMPOK YANG TERDIRI DARI 6-7ORANG, DAN JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!

1. Silahkan kamu lihat slide yang ditunjukkan oleh gurumu. Apa yang bisa kamu

simpulkan mengenai gerak bianglala? ………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Pada saat siang hari amatilah gerakan matahari. Menurut pendapatmu apakah jenis

gerakan matahari tersebut, sertakan alasanmu? ……………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

3. Berikan 3 contoh lain mengenai gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-

hari!……………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

4. Apa yang dimaksud dengan periode dan frekuensi? ………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………...

5. Hitunglah berapa periode dan frekuensi yang dilakukan koboi bila bola yang

diputarnya sebanyak 20 kali dan panjang tali koboi 40 cm (ditampilkan di slide)?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………...

Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 92: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

77

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 9 TANGERANG SELATAN

Kelas/Semester : X/I

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Gerak Melingkar dengan laju Konstan

Peminatan : M-IPA

Alokasi Waktu : 1 x 40’

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,

cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

Page 93: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

78

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Melalui contoh soal siswa dapat menganalisis dan menerapkan kecepatan sudut dan percepatan sudut dalam masalah

dikehidupan sehari-hari

2. Menganalisis hubungan antara besaran sudut dengan besaran linier

3. Menerapkan besaran sudut dan besaran linier

Alat/Media/Bahan

Media : Power point

Bahan ajar : Buku pegangan Fisika jilid 1, Buku Fisika Penunjang Aktifitas Siswa

Page 94: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

79

Model Pembelajaran

Model Konvensional

Materi Ajar

Posisi sudut di definisikan perubahan posisi awal partikel ke posisi selanjutnya, dalam lintasan melingkar dan membentuk sudut.

Kecepatan Sudut dan Percepatan Sudut

Kecepatan Sudut didefinisikan sebagai perubahan posisi sudut benda yang bergerak melingkar tiap satuan waktu. Kecepatan sudut

disebut juga dengan kecepatan anguler dan disimbolkan ω. Dari definisi di atas dapat diperoleh perumusan berikut:

Keterangan: ω = kecepatan sudut (rad/s)

Δθ = perubahan sudut (rad)

Δt = selang waktu (s)

Kecepatan sudut sering disebut juga frekuensi sudut. Nama ini diambil karena ω memiliki kaitan dengan f. Kaitan itu dapat

ditentukan dengan melihat gerak satu lingkaran penuh. Perubahan posisi sudut pada gerak satu lingkaran penuh adalah Δθ = 2π dan

waktunya satu periode T sehingga kecepatan sudutnya memenuhi persamaan berikut:= 2= 2

Page 95: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

80

Kecepatan sudut dapat juga memiliki satuan putaran/sekon dan rpm. rpm = rotasi per menit.

Dalam persoalan gerak melingkar, kita lebih lazim menggunakan satuan radian (rad) untuk sudut dibandingkan derajat (o).

Hubungan antara keduanya, yaitu sudut satu putaran:

1putaran = 2π rad, 1 rad = ≅ 57,31 rpm = / , 1 putar/sekon = 2π rad/s

Percepatan Sudut adalah perubahan kecepatan sudut tiap satu satuan waktu. Dari definisi ini dapat diturunkan rumus percepatan

sudut seperti berikut:

dengan: α = percepatan sudut (rad/s2)

Δω = perubahan kecepatan sudut (rad/s)

Δt = selang waktu (s)

sesuai dengan kecepatannya, percepatan sudut juga dapat disebut sebagai percepatan anguler.

Hubungan Besaran linier dan Besaran Sudut

Setiap benda yang bergerak melingkar akan memiliki besaran linier dan besaran sudut dengan hubungan memenuhi persamaan

berikut:

S = θ.R

V = ω.R

Page 96: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

81

a = α.R

Keterangan: S = jarak tempuh (m)

θ = perubahan sudut (rad)

v = kecepatan linier (m/s)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

a = percepatan linier (m/s2)

α = percepatan sudut (rad/s2)

R = jari-jari lintasannya (m)

Percepatan Sentripetal

Benda yang bergerak dengan kelajuan konstan mendapat percepatan yang besarnya konstan dan arahnya selalu tegak lurus dengan

kecepatan benda, maka benda akan bergerak melingkar beraturan. Percepatan yang arahnya selalu tegak lurus dengan kecepatan

inilah yang disebut dengan percepatan sentripetal.

Jika suatu benda bergerak melingkar dengan kelajuan v membentuk lingkaran berjari-jari r maka besar percepatan sentripetal yang

dialami benda adalah: =dengan: asp = besar percepatan sentripetal (m/s2)

v = kelajuan linier (m/s)

Page 97: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

82

r = jari-jari lingkaran (m)

Sifat Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

Sifat pertama GMB adalah bentuk lintasannya yang melingkar kedua dapat dilihat kecepatannya. Disebut beraturan karena kecepatan

sudutnya yang teratur atau tetap. Berarti percepatan sudutnya nol (α=0).

Dari penjelasan di atas dapat dituliskan sifat-sifat gerak melingkar beraturan sebagai berikut :

a. Lintasannya berbentuk lingkaran

b. Frekuensi putaran, periode putaraan, kecepatan sudut, kelajuan linier, dan besar percepatan sentripetal semua konstan (tetap)

c. Vektor kecepatan linier dan vektor percepatan sentripetalnya senantiasa berubah (karena arahnya senantiasa berubah)

d. Kecepatan liniernya selalu tegak lurus dengan percepatan sentripetal dimana arah percepatan sentripetalnya selalu menuju pusat

lingkaran, dan arah kecepatan linier selalu menyinggung lingkaran.

α = 0 dan ω = tetap

Langkah- langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Tahapan PokokAktifitas Alokasi

Waktu

Media

PembelajaranGuru Siswa

PENDAHULUAN 1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam kemudian guru

1. Siswa menjawab salam dari guru 5 menit Power Point

Page 98: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

83

mengucapkan kehadiran siswa

2. Membacakan KD dan indikator

materi gerak melingkar beraturan

pada setiap pertemuan (di slide)

2. Memperhatikan serta ikut membaca KD

dan Indikator gerak melingkar pada

pertemuan kedua

KEGIATAN INTI: 3. Guru menjelaskan materi apa saja

yang akan di pelajari hari ini yaitu

besaran-besaran dalam gerak

melingkar (kecepatan sudut,

kecepatan linier, percepatan sudut,

dan percepatan sentripetal), hubungan

besaran linier dan anguler, dan sifat-

sifat gerak melingkar.Guru

menjelaskan materi yaitu pengertian

periode, frekuensi, satu putaran

penuh yang ditampilkan pada slide

4. Guru membimbing siswa membentuk

kelompok

5. Guru menjelaskan untuk proses

diskusi

3. Semua siswa memperhatikan penjelasan

dari guru mengenai materi gerak melingkar

beraturan

4. Siswa membentuk kelompok

5. Siswa memperhatikan penjelasan guru

mengenai proses diskusi

8 menit

10 menit

Power Point

Page 99: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

84

6. Guru membimbing jalannya diskusi

siswa dengan mengerjakan LKS

7. Guru memberikan penilaian terhadap

jalannya diskusi untuk masing-

masing kelompok

8. Guru meminta siswa mengumpulkan

lembar jawaban hasil diskusi

6. Siswa melakukan diskusi dengan panduan

yang ada dilks

7. Para siswa melakukan diskusi sebaik-

baiknya dengan mengerjakan LKS

8. Siswa mengumpulkan lembar jawaban

hasil diskusi Bersama-sama membahas

jawaban LKS dengan guru

1. Gerak Perubahan posisi adalah perubahan

gerak benda dilihat dari keberadaan atau

posisi awal menjadi posisi akhir. (SKOR

3)

2. Isilah Tabel berikut ini dengan jawaban

yang benar (SKOR 9)

Linear Angular Hubungan

s satuan

(m)

θ satuan

(rad)

s = θ.R

V satuan

(m/s)

ω satuan

(rad/s)

V=ω.R

7 menit

Page 100: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

85

a satuan

(m/s2)

α satuan

(rad/s2)

a = α.R

3. Dik: ω = 30 rpm = 30 x = π rad/s

asp = 2 m/s2

Dit: R = ?

Penyelesaian: = = ( ) == = 2 = 2(SKOR 8)

4. Dik: aθ = 0,2 m/s2

R = 50 cm = 0,5m

VO = 4 m/s

t = 4 sekon

Dit: Vt=4 s ?

Penyelesaian:= −

Page 101: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

86

= ( ) += (0,2 4) + 4= 4,8m/s

Jadi, Kecepatan linier balok itu adalah, 4,8

m/s (SKOR 5)

5. Dik: ω1 = 30π rad/s

ω2 = 45π rad/s

t = 30 sekon

Dit: α ?

Penyelesaian:

α= ∆= π π= /Jadi, percepatan sudut tongkat tersebut dalam

selang waktu 30 detik adalah /(SKOR 5)

PENUTUP 13. Guru memberikan penguatan tentang

materi yang telah disampaikan

13. Memperhatikan dan mengajukan

pertanyaan apabila ada yang tidak

10 menit Lembar soal

Page 102: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

87

14. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok yang terbaik.

15. Guru memberikan soal untuk hasil

evaluasi (soal evaluasi di lampirkan)

dimengerti

14. Kelompok yang terbaik menerima

penghargaan yang diberikan guru, dan

kelompok lain menyelamatinya dengan

tepuk tangan

15. Mengerjakan soal evaluasi sebagai akhir

pembelajaran

Page 103: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

88

Penilaian1. Mekanisme dan prosedur

Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok, dan laporan tertulis.

Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis (evaluasi).

2. Aspek dan Instrumen penilaian

Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam kelompok, kedisiplinan, dan

kerjasama.

Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada kualitas visual, sistematika sajian data,

kejujuran, dan jawaban pertanyaan.

Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian

3. Instrumen (Terlampir)

Sumber/ReferensiBuku Pegangan Kurikulum 2013

Fisika Jilid 1

Buku Fisika Penunjang Aktivitas siswa

http://forumguru.com

http://e-dukasi.net

http://psb-psma.go.org.id

Page 104: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

89

Lembar Evaluasi 2

1. Sebutkan sifat-sifat dari gerak melingkar beraturan (minimal 3)! (SKOR 5)

2. Sebuah roda yang berjari-jari 25 cm berputar dengan frekuesi 4 Hz. Berapakah kelajuan linier sebuah titik pada tepi roda itu?

(SKOR 5)

Kunci Jawaban Evaluasi 2

1. Sifat-sifat gerak melingkar:

a. Lintasannya berbentuk lingkaran

b. Frekuensi putaran, periode putaraan, kecepatan sudut, kelajuan linier, dan besar percepatan sentripetal semua konstan (tetap)

c. Vektor kecepatan linier dan vektor percepatan sentripetalnya senantiasa berubah (karena arahnya senantiasa berubah)

d. Kecepatan liniernya selalu tegak lurus dengan percepatan sentripetal dimana arah percepatan sentripetalnya selalu menuju

pusat lingkaran, dan arah kecepatan linier selalu menyinggung lingkaran.

2. Dik: R= 25 cm = 25 x 10-2m

f = 4 Hz

Dit: v = ?

Penyelesaian:

V = ω x R

= 2πf x R

= 2π x 4 x 25 x 10-2= 2π m/s

Page 105: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

90

Kunci Jawaban Lembar LKS 2

1. Perubahan posisi adalah perubahan gerak benda dilihat dari keberadaan atau posisi awal menjadi posisi akhir. (SKOR 2)

2. Isilah Tabel berikut ini dengan jawaban yang benar (SKOR 10)

Linear Angular Hubungan

s satuan (m) θ satuan (rad) s = θ.R

V satuan (m/s) ω satuan (rad/s) V=ω.R

a satuan (m/s2) α satuan (rad/s2) a = α .R

3. Dik: ω = 30 rpm = 30 x = π rad/s

asp = 2 m/s2

Dit: R = ?

Penyelesaian: = = ( ) == = 2 = 2(SKOR 6)

4. Dik: aθ = 0,2 m/s2

R = 50 cm = 0,5m

VO = 4 m/s

Page 106: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

91

t = 4 sekon

Dit: Vt=4 s ?

Penyelesaian:= −= ( ) += (0,2 4) + 4= 4,8m/s

Jadi, Kecepatan linier balok itu adalah, 4,8 m/s (SKOR 6)

5. Dik: ω1 = 30π rad/s

ω2 = 45π rad/s

t = 30 sekon

Dit: α ?

Penyelesaian:

α= ∆= π π= /Jadi, percepatan sudut tongkat tersebut dalam selang waktu 30 detik adalah / (SKOR 6)

Page 107: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

92

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

(Pertemuan kedua)

Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan

penerapannya dalam teknologi

Indikator

1. Menerapkan besaran kecepatan sudut dan percepatan sudut dalam masalah

sehari-hari

2. Mendefinisikan hubungan besaran sudut dengan besaran linier

3. Memformulasikan besaran sudut dan besaran linier

Nama Kelompok: …………………………… Kelas: ………………………..

Anggota:

1. …………………………………..

2. …………………………………..

3. …………………………………..

4. …………………………………..

5. ………………………………..

6. ………………………………..

7. ……………………………….

Berdiskusilah untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan teman 1

kelompokmu!

1. Apa yang kamu ketahui tentang perubahan posisi, setelah kamu mempelajari

tentang gerak?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

2. Isilah Tabel berikut ini dengan jawaban yang benar

Linear Angular Hubungan

…. satuan (m) θ satuan (…..) ……..

V satuan (…..) … satuan (.….) ……..

… satuan (…..) … satuan (…..) a = θ.R

Page 108: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

93

3. Seekor lalat hinggap pada sebuah piringan hitam yang berputar pada 30 rpm.

Percepatan sentripetal yang dialami lalat tersebut besarnya 2 m/s2. Berapakah

jarak lalat ke pusat piringan hitam tersebut? (catatan: 1 rpm = 1 putaran per

menit)

Dik: ……………………………………………………………………………...

Dit: ………………………………………………………………………………

Penyelesaian:……………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………...

………………………………………………………………………………...…

…………………………………………………………………………………..

4. Perhatikan gambar di samping

Jika balok kecil tersebut mengalami percepatan 0,2 m/s2, R= 50 cm dan

bergerak dengan kecepatan awal VO. kecepatan linier balok pada saat 4 sekon

adalah 4,8m/s. Berapakah kecepatan awal balok tersebut? …………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

5. Pada saat tongkat diputar dari salah satu ujungnya ternyata kecepatan anguler

tongkat dapat berubah dari 30π rad/s menjadi 45π rad/s dalam selang waktu 30

detik. Berapakah percepatan sudut tongkat tersebut? ……………………..

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………...........

..............................................................................................................................

Page 109: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 9 TANGERANG SELATAN

Kelas/Semester : X/I

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Gerak Melingkar dengan laju Konstan

Peminatan : M-IPA

Alokasi Waktu : 1 x 40’

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,

cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

Page 110: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

95

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menganalisis hubungan roda-roda pada masalah sehari-hari melalui diskusi

2. Menerapkan persoalan gerak melingkar beraturan pada hubungan roda-roda melalui latihan soal

Alat/Media/Bahan

Media : Power point

Bahan ajar : Buku pegangan Fisika jilid 1, Buku Fisika Penunjang Aktifitas Siswa

Model Pembelajaran

Model Konvensional

Page 111: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

96

Materi Ajar

Hubungan Roda-roda

\

Bagaimanakah hubungan roda-roda yang ada pada gambar di atas? Gir belakang dan roda memiliki pusat yang sama (ω sama)

hubungan seperti ini disebut roda sepusat. Hubungan kedua adalah gir belakang dan gir depan. Kedua gir itu terhalang dengan tali

(rantai) sehingga berputar bersama dengan kecepatan linier titik yang bersinggungan sama (v sama). Hubungan seperti ini disebut

roda bersinggungan.

Dari penjelasan di atas dapat dipertegas bahwa pada dasarnya hubungan roda-roda ada dua jenis dan memenuhi hubungan berikut :

Roda Sepusat

Roda bersinggungan

Page 112: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

97

Langkah- langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Tahapan PokokAktifitas Alokasi

Waktu

Media

PembelajaranGuru Siswa

PENDAHULUAN 1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam kemudian guru

mengucapkan kehadiran siswa

2. Membacakan KD dan indikator

materi gerak melingkar beraturan

pada setiap pertemuan (di slide)

1. Siswa menjawab salam dari guru

2. Memperhatikan serta ikut membaca KD

dan Indikator gerak melingkar pada

pertemuan pertama

5 menit Power Point

KEGIATAN INTI: 3. Guru menjelaskan materi yaitu

hubungan roda-roda yang saling

3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

mengenai materi hubungan roda-roda

8 menit Power Point

Page 113: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

98

bersinggungan

4. Guru membimbing siswa membentuk

kelompok

5. Guru menjelaskan untuk proses

diskusi

6. Guru membimbing jalannya diskusi

siswa dengan mengerjakan LKS

7. Guru memberikan penilaian terhadap

jalannya diskusi untuk masing-

masing kelompok

8. Guru meminta siswa mengumpulkan

lembar jawaban hasil diskusi

9. Guru membahas latihan soal tersebut

dengan pedoman indikator

pemecahan masalah

4. Siswa membentuk kelompok

5. Siswa memperhatikan penjelasan guru

mengenai proses diskusi

6. Siswa melakukan diskusi dengan panduan

yang ada dilks

7. Para siswa melakukan diskusi sebaik-

baiknya dengan mengerjakan LKS

8. Siswa mengumpulkan lembar jawaban

hasil diskusi Bersama-sama membahas

jawaban LKS dengan guru

9. Membahas bersama guru

1. Memasang gir depan lebih besar dari gir

belakang agar kayuhan lebih sedikit, dan

jarak yang ditembuh lebih panjang. hal

ini dikarenakan pemasanagn roda

bersinggungan dengan menggunakan

10 menit

7 menit

Page 114: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

99

rantai akan menghasilkan kecepatan yang

sama, dengan gir depan yang lebih besar

kita mengkayuh sedikit tapi posisi

sudutnya banyak sehingga gir belakang

yang lebih kecil akan bergerak cepat dan

mencapai jarak yang lebih jauh karena gir

belakang sepusat dengan roda yang jari-

jarinya lebih besar, sehingga kecepatan

sudut roda lebih besar pula.

2. Dik: Da=2 x Db

RA = 2 x RB

Roda saling bersinggungan dihubungkan

dengan tali, maka VA=VB

Dit: Hubungan ωA dengan ωB ?\

Jawab: VA=VB

ωA x RA = ωB x RB

ωA x 2RB = ωB x RB

ωA = ωB

Page 115: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

100

PENUTUP 10. Guru memberikan penguatan tentang

apa saja yang dipelajari hari ini,

mengenai definisi dari periode,

frekuensi serta perumusannya.

11. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok yang terbaik.

12. Guru memberikan soal untuk hasil

evaluasi (soal evaluasi di lampirkan)

10. Memperhatikan dan mengajukan

pertanyaan apabila ada yang tidak

dimengerti

11. Kelompok yang terbaik menerima

penghargaan yang diberikan guru, dan

kelompok lain menyelamatinya dengan

tepuk tangan

12. Mengerjakan soal evaluasi sebagai akhir

pembelajaran

10 menit Lembar soal

Page 116: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

101

Penilaian1. Mekanisme dan prosedur

Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok, dan laporan tertulis.

Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis (evaluasi).

2. Aspek dan Instrumen penilaian

Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam kelompok, kedisiplinan, dan

kerjasama.

Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada kualitas visual, sistematika sajian data,

kejujuran, dan jawaban pertanyaan.

Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda

3. Instrumen (Terlampir)

Sumber/ReferensiBuku Pegangan Kurikulum 2013

Fisika Jilid 1

Buku Fisika Penunjang Aktivitas siswa

http://forumguru.com

http://e-dukasi.net

http://psb-psma.go.org.id

Page 117: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

102

Lembar Evaluasi 3

1. Apa hubungan perumusan roda sepusat dan roda yang saling berhubungan? (SKOR 6)

2. Seekor belalang hinggap di tepi piringan hitam berdiameter 24 cm, yang sedang berputar. Ternyata kelajuan linier belalang

tersebut 40 cm/s. Jika belalang tersebut hinggap pada jarak 8 cm dari tepi piringan hitam, berapakah kelajuan linier yang

dialaminya? (SKOR 6)

Kunci Jawaban Evaluasi 3

1.

2. Dik: d = 24 cm, R1 = 12 cm

V1 = 40 cm/s

R2 = 4 cm

Dit: V2 = ?

Penyelesaian:=

Page 118: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

103

=4 /12 = 4V2 = 13,3 cm/s

Kunci Jawaban LKS 3

1. Memasang gir depan lebih besar dari gir belakang agar kayuhan lebih sedikit, dan jarak yang ditembuh lebih panjang. hal ini

dikarenakan pemasanagn roda bersinggungan dengan menggunakan rantai akan menghasilkan kecepatan yang sama, dengan gir

depan yang lebih besar kita mengkayuh sedikit tapi posisi sudutnya banyak sehingga gir belakang yang lebih kecil akan bergerak

cepat dan mencapai jarak yang lebih jauh karena gir belakang sepusat dengna roda yang jari-jarinya lebih besar, sehingga

kecepatan sudut roda lebih besar pula.

2. Dik: Da=2 x Db

RA = 2 x RB

Roda saling bersinggungan dihubungkan dengan tali, maka VA=VB

Dit: Hubungan ωA dengan ωB ?\

Jawab: VA=VB

ωA x RA = ωB x RB

ωA x 2RB = ωB x RB

ωA = ωB

Page 119: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

104

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

(Pertemuan ketiga)

Kompetensi Dasar

4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan

roda-roda)

Indikator

1. Menganalisis hubungan roda-roda pada masalah sehari-hari melalui diskusi

2. Menerapkan persoalan gerak melingkar beraturan pada hubungan roda-roda

Nama Kelompok: …………………………… Kelas: ………………………..

Anggota:

1. …………………………………..

2. …………………………………..

3. …………………………………..

4. …………………………………..

Waktu: 15 menit

5. ………………………………..

6. ………………………………..

7. ……………………………….

Berdiskusilah untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan teman 1

kelompokmu!

1. Bagaimana menurut pendapat kamu untuk membuat sepeda olahraga agar

kayuhan yang dihasilkan sedikit tetapi jarak yang ditempuh banyak, dengan

mengaitkan hubungan roda dalam konsep fisika (bagaimana gir depan dan gir

belakangnya) ?

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

.....................................................................................................................

2. Dua buah roda A dan B dihubungkan dengan tali, apabila diameter roda A dua

kali dari diameter roda B. Tentukanlah hubungan kecepatan sudut kedua roda

tersebut!

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

.....................................................................................................................

Page 120: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 9 TANGERANG SELATAN

Kelas/Semester : X/I

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Gerak Melingkar dengan laju Konstan

Peminatan : M-IPA

Alokasi Waktu : 1 x 40’

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,

cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

Page 121: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

106

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Melalui tanya jawab peserta didik dapat menjelaskan besaran-besaran pada gerak melingkar

2. Melalui contoh soal siswa dapat menghitung dan menganalisis besaran periode dan frekuensi dalam masalah dikehidupan

sehari-hari

Materi Ajar

Gerak Melingkar Beraturan

Gerak melingkar beraturan adalah suatu gerak yang menempuh lintasan berbentuk lingkaran dengan keclajuan linear (v) yang tetap.

Page 122: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

107

Periode adalah waktu yang diperlukan oleh benda untuk berputar satu kali putaran sempurna, dinyatakan dengan lambang T. Satuan

periode dalam sistem SI adalah sekon (s) =Frekuensi adalah banyaknya putaran tiap satu satuan waktu, diberi lambang f. Satuan frekuensi dalam sistem SI adalah s-1 atau hertz

(Hz). =Hubungan antara periode dan frekuensi adalah = 1 = 1KET: T = Periode (s)

f = frekuensi (Hz)

N = banyaknya putaran

Page 123: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

108

t = waktu putaran (s)

Alat/Media/Bahan

Media : Power point dan animasi flash

Bahan ajar : Buku pegangan Fisika jilid 1, Buku Fisika Penunjang Aktifitas Siswa

Model Pembelajaran

Model Guided Discovery Learning Jerome Brunner

Langkah- langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Tahapan Pokok Aktifitas Alokasi Media

Page 124: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

109

Guru Siswa Waktu Pembelajaran

PENDAHULUAN 1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam kemudian guru

mengucapkan kehadiran siswa

2. Membacakan KD dan indikator

materi gerak melingkar beraturan

pada setiap pertemuan (di slide)

1. Siswa menjawab salam dari guru

2. Memperhatikan serta ikut membaca KD

dan Indikator gerak melingkar pada

pertemuan pertama

2 menit Power Point

KEGIATAN INTI:

Memperoleh

informasi baru

3. Sebagai apersepsi, guru mengajak

siswa bertepuk tangan sebagai ice

breaker untuk mengambil fokus para

siswa

4. Guru menunjukkan animasi flash

gerak melingkar beraturan berupa

bianglala yang berputar

5. Guru bertanya kepada siswa ”ada

yang tahu kita akan belajar apa hari

ini?”

3. Melakukan ice breaker tepuk tangan untuk

memfokuskan diri

4. Semua siswa memperhatikan animasi flash

berupa bianglala yang berputar

5. Siswa menjawab apa yang guru

pertanyakan

5 menit Power Point

Animasi flash

Transformasi

informasi

6. Guru membimbing siswa membentuk

kelompok

6. Siswa membentuk kelompok 15 menit

Page 125: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

110

7. Guru menjelaskan untuk proses

diskusi

8. Guru membimbing jalannya diskusi

siswa dengan mengerjakan LKS

9. Guru memberikan penilaian terhadap

jalannya diskusi untuk masing-

masing kelompok

10. Guru meminta siswa mengumpulkan

lembar jawaban hasil diskusi

7. Siswa memperhatikan penjelasan guru

mengenai proses diskusi

8. Siswa melakukan diskusi dengan panduan

yang ada dilks

9. Para siswa melakukan diskusi sebaik-

baiknya dengan mengerjakan LKS

10. Siswa mengumpulkan lembar jawaban

hasil diskusi

Evaluasi 11. Guru membahas lembar kerja siswa

satu persatu dan membantu siswa

untuk memahami besaran periode,

dan frekuensi=== 1 = 1

12. Guru membahas latihan soal tersebut

11. Bersama-sama dengan guru membahas

hasil jawaban lembar kerja siswa

12. Bersama-sama membahas jawaban LKS

10 menit animasi flash

Page 126: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

111

dengan pedoman indikator

pemecahan masalah

dengan guru

a. Gerak yang dilakukan bianglala adalah

gerak melingkar beraturan, karena

kelajuan linier yang dilakukan bianglala

tetap atau berubah beraturan.

b. Gerak matahari menurut pengamat di

bumi merupakan gerak melingkar

beraturan karena gerakan matahari

mempunyai kelajuan linear yang tetap

terhadap waktu dan terjadi berulang pada

posisinya.

c. Gerak kipas angin, gerak roda

menggelinding, gerak baling-baling

d. Periode adalah waktu yang dihitung dalam

satu kali putaran,dan frekuensi adalah

banyaknya putaran tiap satu satuan waktu.

e. Dik: n = 20 kali

t = 15 sekon

Dit: t ?

Page 127: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

112

Penyelesaian:= = = 0,8= = = 1,25 Hz

Jadi, periode batu yang berputar sebanyak 20 kali

adalah 0,8 sekon dan rekuensinya adalah 1,25 Hz.

PENUTUP 13. Guru memberikan penguatan tentang

apa saja yang dipelajari hari ini,

mengenai definisi dari periode,

frekuensi serta perumusannya.

14. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok yang terbaik.

15. Guru memberikan soal untuk hasil

evaluasi (soal evaluasi di lampirkan)

13. Memperhatikan dan mengajukan

pertanyaan apabila ada yang tidak

dimengerti

14. Kelompok yang terbaik menerima

penghargaan yang diberikan guru, dan

kelompok lain menyelamatinya dengan

tepuk tangan

15. Mengerjakan soal evaluasi sebagai akhir

pembelajaran

8 menit Lembar soal

Page 128: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

113

Penilaian1. Mekanisme dan prosedur

Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok, dan laporan tertulis.

Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis (evaluasi).

2. Aspek dan Instrumen penilaian

Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam kelompok, kedisiplinan, dan

kerjasama.

Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian

3. Instrumen (Terlampir)

Sumber/ReferensiBuku Pegangan Kurikulum 2013

Fisika Jilid 1

Buku Fisika Penunjang Aktivitas siswa

http://forumguru.com

http://e-dukasi.net

http://psb-psma.go.org.id

Page 129: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

114

Lembar Evaluasi 1

1. Sebutkan besaran-besaran yang kamu ketahui dalam materi gerak melingkar beraturan!(nilai 5)

2. Sebuah bola kecil diikat tali sepanjang 40 cm kemudian diputar horizontal. Dalam pengukurannya diketahui bola kecil itu dalam 8

sekon dapat berputar 40 kali. Berapakah frekuensi dan periode gerak bola tersebut?(nilai 10)

Kunci Jawaban Evaluasi 1

1. Periode, Frekuensi, Posisi sudut, Kecepatan sudut, Percepatan sudut, Percepatan tangensial.(skor 5)

2. Dik: R = 40 cm

t = 8 sekon

n = 40 kali

Dit: frekuensi? (SKOR 1, Nilai 2)

Penyelesaian:

Frekuensi = (SKOR 2, Nilai 1)= = 5 Hz (SKOR 3 rumus benar perhitungan salah)

T = 1/f =1/5 Sekon (SKOR 4 Nilai 5)

Kunci Jawaban Lembar LKS 1

1. Gerak yang dilakukan bianglala adalah gerak melingkar beraturan, karena kelajuan linier yang dilakukan bianglala tetap atau

berubah beraturan.

(skor 3)

2. Gerak matahari menurut pengamat di bumi merupakan gerak melingkar beraturan karena gerakan matahari mempunyai kelajuan

Page 130: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

115

linear yang tetap terhadap waktu dan terjadi berulang pada posisinya. (skor 3)

3. Gerak kipas angin, gerak roda menggelinding, gerak baling-baling (skor 3)

4. Periode adalah waktu yang dihitung dalam satu kali putaran,dan frekuensi adalah banyaknya putaran tiap satu satuan waktu. (skor

3)

5. Dik: n = 20 kali

t = 15 sekon

Dit: t ?

Penyelesaian:= = = 0,8= = = 1,25 Hz

Jadi, periode batu yang berputar sebanyak 20 kali adalah 0,8 sekon dan rekuensinya adalah 1,25 Hz. (skor 8)

Page 131: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

116

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

(Pertemuan pertama)

Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan

penerapannya dalam teknologi

Indikator

1. Mengidentifikasi besaran-besaran pada gerak melingkar

2. Menganalisis besaran periode dan frekuensi dalam masalah sehari-hari

Materi

Gerak Melingkar Beraturan

Gerak melingkar beraturan adalah suatu gerak yang menempuh lintasan berbentuk

lingkaran dengan kelajuan linear (v) yang tetap.

Periode adalah waktu yang dihitung dalam satu kali putaran.=Frekuensi adalah banyaknya putaran tiap satu satuan waktu.=Hubungan antara periode dan frekuensi adalah= =KET: T = Periode (s)

f = frekuensi (Hz)

N = banyaknya putaran

t = waktu putaran (s)

Page 132: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

117

Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….

Anggota:

1. …………………………………….

2. …………………………………….

3. …………………………………….

4. …………………………………….

5. …………………………………….

6. …………………………………….

7. …………………………………….

SILAHKAN ANDA MEMBENTUK KELOMPOK YANG TERDIRI DARI 6-7ORANG, DAN JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!

1. Silahkan kamu lihat slide yang ditunjukkan oleh gurumu. Apa yang bisa kamu

simpulkan mengenai gerak bianglala? ………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Pada saat siang hari amatilah gerakan matahari. Menurut pendapatmu apakah jenis

gerakan matahari tersebut, sertakan alasanmu? ……………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

3. Berikan 3 contoh lain mengenai gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-

hari!……………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

4. Apa yang dimaksud dengan periode dan frekuensi? ………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………...

5. Hitunglah berapa periode dan frekuensi yang dilakukan koboi bila bola yang

diputarnya sebanyak 20 kali dan panjang tali koboi 40 cm (ditampilkan di slide)?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………...

Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 133: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

118

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 9 TANGERANG SELATAN

Kelas/Semester : X/I

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Gerak Melingkar dengan laju Konstan

Peminatan : M-IPA

Alokasi Waktu : 2 x 40’

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,

cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

Page 134: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

119

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Melalui contoh soal siswa dapat menganalisis dan menerapkan kecepatan sudut dan percepatan sudut dalam masalah

dikehidupan sehari-hari

2. Menganalisis hubungan antara besaran sudut dengan besaran linier

3. Menerapkan besaran sudut dan besaran linier

Alat/Media/Bahan

Media : Power point dan animasi flash

Bahan ajar : LKS, Buku pegangan Fisika jilid 1, Buku Fisika Penunjang Aktifitas Siswa

Page 135: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

120

Model Pembelajaran

Model Guided Discovery Learning Jerome Brunner

Materi

Posisi sudut di definisikan perubahan posisi awal partikel ke posisi selanjutnya, dalam lintasan melingkar dan membentuk sudut.

Kecepatan Sudut dan Percepatan Sudut

Kecepatan Sudut didefinisikan sebagai perubahan posisi sudut benda yang bergerak melingkar tiap satuan waktu. Kecepatan sudut

disebut juga dengan kecepatan anguler dan disimbolkan ω. Dari definisi di atas dapat diperoleh perumusan berikut:

Keterangan: ω = kecepatan sudut (rad/s)

Δθ = perubahan sudut (rad)

Δt = selang waktu (s)

Kecepatan sudut sering disebut juga frekuensi sudut. Nama ini diambil karena ω memiliki kaitan dengan f. Kaitan itu dapat

ditentukan dengan melihat gerak satu lingkaran penuh. Perubahan posisi sudut pada gerak satu lingkaran penuh adalah Δθ = 2π dan

waktunya satu periode T sehingga kecepatan sudutnya memenuhi persamaan berikut:= 2= 2

Page 136: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

121

Kecepatan sudut dapat juga memiliki satuan putaran/sekon dan rpm. rpm = rotasi per menit.

Dalam persoalan gerak melingkar, kita lebih lazim menggunakan satuan radian (rad) untuk sudut dibandingkan derajat (o).

Hubungan antara keduanya, yaitu sudut satu putaran:

1putaran = 2π rad, 1 rad = ≅ 57,31 rpm = / , 1 putar/sekon = 2π rad/s

Percepatan Sudut adalah perubahan kecepatan sudut tiap satu satuan waktu. Dari definisi ini dapat diturunkan rumus percepatan

sudut seperti berikut:

dengan: α = percepatan sudut (rad/s2)

Δω = perubahan kecepatan sudut (rad/s)

Δt = selang waktu (s)

sesuai dengan kecepatannya, percepatan sudut juga dapat disebut sebagai percepatan anguler.

Hubungan Besaran linier dan Besaran Sudut

Setiap benda yang bergerak melingkar akan memiliki besaran linier dan besaran sudut dengan hubungan memenuhi persamaan

berikut:

S = θ.R

V = ω.R

Page 137: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

122

a = α.R

Keterangan: S = jarak tempuh (m)

θ = perubahan sudut (rad)

v = kecepatan linier (m/s)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

a = percepatan linier (m/s2)

α = percepatan sudut (rad/s2)

R = jari-jari lintasannya (m)

Percepatan Sentripetal

Benda yang bergerak dengan kelajuan konstan mendapat percepatan yang besarnya konstan dan arahnya selalu tegak lurus dengan

kecepatan benda, maka benda akan bergerak melingkar beraturan. Percepatan yang arahnya selalu tegak lurus dengan kecepatan

inilah yang disebut dengan percepatan sentripetal.

Jika suatu benda bergerak melingkar dengan kelajuan v membentuk lingkaran berjari-jari r maka besar percepatan sentripetal yang

dialami benda adalah: =dengan: asp = besar percepatan sentripetal (m/s2)

v = kelajuan linier (m/s)

Page 138: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

123

r = jari-jari lingkaran (m)

Sifat Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

Sifat pertama GMB adalah bentuk lintasannya yang melingkar kedua dapat dilihat kecepatannya. Disebut beraturan karena

kecepatan sudutnya yang teratur atau tetap. Berarti percepatan sudutnya nol (α=0).

Dari penjelasan di atas dapat dituliskan sifat-sifat gerak melingkar beraturan sebagai berikut :

a. Lintasannya berbentuk lingkaran

b. Frekuensi putaran, periode putaraan, kecepatan sudut, kelajuan linier, dan besar percepatan sentripetal semua konstan (tetap)

c. Vektor kecepatan linier dan vektor percepatan sentripetalnya senantiasa berubah (karena arahnya senantiasa berubah)

d. Kecepatan liniernya selalu tegak lurus dengan percepatan sentripetal dimana arah percepatan sentripetalnya selalu menuju pusat

lingkaran, dan arah kecepatan linier selalu menyinggung lingkaran.

α = 0 dan ω = tetap

Pertemuan kedua

Tahapan Pokok

AktifitasAlokasi

Waktu

Media

Pembelaja

ranGuru Siswa

PENDAHULUAN 1. Guru membuka pelajaran 1. Siswa menjawab salam dari guru 5 menit Power

Page 139: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

124

dengan mengucapkan salam

kemudian guru mengucapkan

kehadiran siswa

2. Membacakan KD dan

indikator materi gerak

melingkar beraturan pada

setiap pertemuan (di slide)

2. Memperhatikan serta ikut membaca KD dan Indikator

gerak melingkar pada pertemuan pertama

Point

KEGIATAN INTI:

Memperoleh

informasi baru

3. Sebagai apersepsi, guru

memberikan tebak hitungan

sebagai ice breaker untuk

mengambil fokus para siswa

4. Guru menjelaskan materi apa

saja yang akan di pelajari

hari ini yaitu besaran-besaran

dalam gerak melingkar

(kecepatan sudut, kecepatan

linier, percepatan sudut, dan

percepatan sentripetal),

hubungan besaran linier dan

3. Melakukan ice breaker tebak hitungan untuk

memfokuskan diri

4. Siswa menyimak penjelasan dari guru

15 menit

Power

Point

dan

animasi

flash

Page 140: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

125

anguler, dan sifat-sifat gerak

melingkar.

Transformasi

informasi

5. Guru membimbing siswa

membentuk kelompok

6. Guru membimbing jalannya

diskusi siswa dengan

mengerjakan LKS

7. Guru memberikan penilaian

terhadap jalannya diskusi

untuk masing-masing

kelompok

8. Guru meminta siswa

mengumpulkan lembar

jawaban hasil diskusi

5. Siswa membentuk kelompok

6. Siswa melakukan diskusi dengan panduan yang ada

dilks

7. Para siswa melakukan diskusi sebaik-baiknya dengan

mengerjakan LKS

8. Siswa mengumpulkan lembar jawaban hasil diskusi

25 menit

Evaluasi 9. Bersama-sama membahas

lembar kerja siswa satu

persatu dan membantu siswa

10. Guru membahas latihan soal

tersebut dengan pedoman

11. Bersama-sama dengan guru membahas hasil jawaban

lembar kerja siswa

12. Bersama-sama membahas jawaban LKS dengan guru

1. Gerak Perubahan posisi adalah perubahan gerak benda

20 menit

Page 141: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

126

indikator pemecahan

masalah

dilihat dari keberadaan atau posisi awal menjadi posisi

akhir. (SKOR 3)

2. Isilah Tabel berikut ini dengan jawaban yang benar

(SKOR 9)

Linear Angular Hubungan

s satuan (m) θ satuan (rad) s = θ.R

V satuan (m/s) ω satuan (rad/s) V=ω.R

a satuan (m/s2) α satuan (rad/s2) a = α.R

3. Dik: ω = 30 rpm = 30 x = π rad/s

asp = 2 m/s2

Dit: R = ?

Penyelesaian: = = ( ) == = 2 = 2(SKOR 8)

4. Dik: aθ = 0,2 m/s2

R = 50 cm = 0,5m

VO = 4 m/s

Page 142: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

127

t = 4 sekon

Dit: Vt=4 s ?

Penyelesaian:= −= ( ) += (0,2 4) + 4= 4,8m/s

Jadi, Kecepatan linier balok itu adalah, 4,8 m/s

(SKOR 5)

5. Dik: ω1 = 30π rad/s

ω2 = 45π rad/s

t = 30 sekon

Dit: α ?

Penyelesaian:

α= ∆= π π= /

Page 143: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

128

Jadi, percepatan sudut tongkat tersebut dalam selang

waktu 30 detik adalah / (SKOR 5)

PENUTUP 13. Guru memberikan

penguatan tentang materi

yang telah disampaikan

14. Guru memberikan

penghargaan kepada

kelompok yang terbaik.

15. Guru memberikan soal

untuk hasil evaluasi (soal

evaluasi di lampirkan)

13. Memperhatikan dan mengajukan pertanyaan apabila

ada yang tidak dimengerti

14. Kelompok yang terbaik menerima penghargaan yang

diberikan guru, dan kelompok lain menyelamatinya

dengan tepuk tangan

15. Mengerjakan soal evaluasi sebagai akhir pembelajaran

15 menit Lembar

soal

Lembar Evaluasi 1

1. Sebutkan sifat-sifat dari gerak melingkar beraturan (minimal 3)! (SKOR 5)

2. Sebuah roda yang berjari-jari 25 cm berputar dengan frekuesi 4 Hz. Berapakah kelajuan linier sebuah titik pada tepi roda itu?

(SKOR 5)

Kunci Jawaban Evaluasi 2

Page 144: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

129

1. Sifat-sifat gerak melingkar:

a. Lintasannya berbentuk lingkaran

b. Frekuensi putaran, periode putaraan, kecepatan sudut, kelajuan linier, dan besar percepatan sentripetal semua konstan (tetap)

c. Vektor kecepatan linier dan vektor percepatan sentripetalnya senantiasa berubah (karena arahnya senantiasa berubah)

d. Kecepatan liniernya selalu tegak lurus dengan percepatan sentripetal dimana arah percepatan sentripetalnya selalu menuju

pusat lingkaran, dan arah kecepatan linier selalu menyinggung lingkaran.

2. Dik: R= 25 cm = 25 x 10-2m

f = 4 Hz

Dit: v = ?

Penyelesaian:

V = ω x R

= 2πf x R

= 2π x 4 x 25 x 10-2= 2π m/s

Kunci Jawaban Lembar LKS 2

1. Perubahan posisi adalah perubahan gerak benda dilihat dari keberadaan atau posisi awal menjadi posisi akhir. (SKOR 2)

2. Isilah Tabel berikut ini dengan jawaban yang benar (SKOR 10)

Linear Angular Hubungan

s satuan (m) θ satuan (rad) s = θ.R

Page 145: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

130

V satuan (m/s) ω satuan (rad/s) V=ω.R

a satuan (m/s2) α satuan (rad/s2) a = α .R

3. Dik: ω = 30 rpm = 30 x = π rad/s

asp = 2 m/s2

Dit: R = ?

Penyelesaian: = = ( ) == = 2 = 2(SKOR 6)

4. Dik: aθ = 0,2 m/s2

R = 50 cm = 0,5m

VO = 4 m/s

t = 4 sekon

Dit: Vt=4 s ?

Penyelesaian:= −= ( ) +

Page 146: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

131

= (0,2 4) + 4= 4,8m/s

Jadi, Kecepatan linier balok itu adalah, 4,8 m/s (SKOR 6)

5. Dik: ω1 = 30π rad/s

ω2 = 45π rad/s

t = 30 sekon

Dit: α ?

Penyelesaian:

α= ∆= π π= /Jadi, percepatan sudut tongkat tersebut dalam selang waktu 30 detik adalah / (SKOR 6)

Page 147: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

132

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

(Pertemuan kedua)

Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan

penerapannya dalam teknologi

Indikator

1. Menerapkan besaran kecepatan sudut dan percepatan sudut dalam masalah

sehari-hari

2. Mendefinisikan hubungan besaran sudut dengan besaran linier

3. Memformulasikan besaran sudut dan besaran linier

Nama Kelompok: …………………………… Kelas: ………………………..

Anggota:

1. …………………………………..

2. …………………………………..

3. …………………………………..

4. …………………………………..

5. ………………………………..

6. ………………………………..

7. ……………………………….

Berdiskusilah untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan teman 1

kelompokmu!

1. Apa yang kamu ketahui tentang perubahan posisi, setelah kamu mempelajari

tentang gerak?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

2. Isilah Tabel berikut ini dengan jawaban yang benar

Linear Angular Hubungan

…. satuan (m) θ satuan (…..) ……..

V satuan (…..) … satuan (.….) ……..

… satuan (…..) … satuan (…..) a = θ.R

Page 148: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

133

3. Seekor lalat hinggap pada sebuah piringan hitam yang berputar pada 30 rpm.

Percepatan sentripetal yang dialami lalat tersebut besarnya 2 m/s2. Berapakah

jarak lalat ke pusat piringan hitam tersebut? (catatan: 1 rpm = 1 putaran per

menit)

Dik: ……………………………………………………………………………...

Dit: ………………………………………………………………………………

Penyelesaian:……………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………...

………………………………………………………………………………...…

…………………………………………………………………………………..

4. Perhatikan gambar di samping

Jika balok kecil tersebut mengalami percepatan 0,2 m/s2, R= 50 cm dan

bergerak dengan kecepatan awal VO. kecepatan linier balok pada saat 4 sekon

adalah 4,8m/s. Berapakah kecepatan awal balok tersebut? …………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

5. Pada saat tongkat diputar dari salah satu ujungnya ternyata kecepatan anguler

tongkat dapat berubah dari 30π rad/s menjadi 45π rad/s dalam selang waktu 30

detik. Berapakah percepatan sudut tongkat tersebut? ……………………..

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………...........

..............................................................................................................................

Page 149: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

134

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 9 TANGERANG SELATAN

Kelas/Semester : X/I

Mata Pelajaran : Fisika

Konsep : Gerak Melingkar dengan laju Konstan

Peminatan : M-IPA

Alokasi Waktu : 1 x 40’

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,

cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

Page 150: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

135

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menganalisis hubungan roda-roda pada masalah sehari-hari melalui diskusi

2. Menerapkan persoalan gerak melingkar beraturan pada hubungan roda-roda melalui latihan soal

Alat/Media/Bahan

Media : Power point dan animasi flash

Bahan ajar : Buku pegangan Fisika jilid 1, Buku Fisika Penunjang Aktifitas Siswa

Model Pembelajaran

Model Guided Discovery Learning Jerome Brunner

Page 151: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

136

Hubungan Roda-roda

\

Bagaimanakah hubungan roda-roda yang ada pada gambar di atas? Gir belakang dan roda memiliki pusat yang sama (ω sama)

hubungan seperti ini disebut roda sepusat. Hubungan kedua adalah gir belakang dan gir depan. Kedua gir itu terhalang dengan tali

(rantai) sehingga berputar bersama dengan kecepatan linier titik yang bersinggungan sama (v sama). Hubungan seperti ini disebut

roda bersinggungan.

Dari penjelasan di atas dapat dipertegas bahwa pada dasarnya hubungan roda-roda ada dua jenis dan memenuhi hubungan berikut :

Roda Sepusat

Roda bersinggungan

Page 152: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

137

Pertemuan Ketiga

Tahapan PokokAktivitas Alokasi

Waktu

Media

PembelajaranGuru Siswa

PENDAHULUAN 1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam kemudian guru

mengecek kehadiran siswa.

1. Siswa menjawab salam dari guru. 2 menit Absensi

KEGIATAN INTI:

Memperoleh informasi

baru

2. Sebagai apersepsi, guru memberikan

ice breaker untuk mengambil fokus

para siswa.

3. Guru mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan hubungan roda-roda

”Siapa yang suka bermain sepeda di

2. Siswa menerima ice breaking untuk

memfokuskan diri sebelum

pembelajaran.

3. Siswa menjawab pertanyaan yang

diberikan guru mengenai hubungan

roda-roda.

5 menit Power Point

Page 153: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

138

sini? hmm apakah ada yang pernah

memerhatikan gir sepeda dengan

bannya?”,” Baik hari ini kita akan

belajar mengenai hubungan roda-roda

dalam kehidupan sehari-hari”.

4. Guru meminta salah satu siswa

membacakan KD dan Indikator pada

pertemuan ketiga (di slide).

4. Salah satu siswa membacakan KD

dan Indikator yang ditampilkan di

slide.

Transformasi informasi 5. Guru memberikan penjelasan singkat

mengenai hubungan roda-roda yang

ditransformasikan menjadi rumus-

rumus dalam fisika.

6. Guru membimbing siswa kembali

membentuk kelompok untuk

melakukan diskusi.

7. Guru memberikan LKS sebagai

bahan diskusi untuk siswa.

8. Guru melakukan penilaian aktifitas

diskusi siswa.

5. Siswa menyimak penjelasan yang

diberikan guru sebagai bekal

melakukan diskusi kelompok.

6. Siswa duduk dengan kelompoknya

masing-masing.

7. Siswa menerima LKS dari guru

untuk proses diskusi.

8. Siswa melakukan diskusi dengan

kelompoknnya.

15 menit Power point,

Animasi flash

Page 154: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

139

Evaluasi 9. Guru dan siswa bersama-sama

membahas LKS yang dikerjakan

siswa sebagai evaluasi dari poses

transformasi.

10. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya.

9. Siswa dan guru bersama-sama

membahas hasil diskusi.

10. Siswa bertanya kepada guru jika

ada yang kurang dimengerti.

10 menit Lembar Soal

PENUTUP 11. Guru memberikan penguatan kepada

siswa untuk materi pembelajaran

pada hari ini.

12. Guru memberikan apersiasi pada

kelompok yang mendapat nilai

tertinggi pada pelaksanaan diskusi.

13. Guru memberikan lembar Evaluasi.

14. Guru dan siswa bersama-sama

menutup pertemuan pada hari ini.

11. Siswa menyimak guru yang

memberikan penguatan mengenai

pembelajaran hari ini.

12. Kelompok yang mendapat nilai

tertinggi mendapat apersiasi dari

guru dan kelompok lain.

13. Siswa mengerjakan lembar

evaluasi yang diberikan guru.

14. Siswa dan guru bersama-sama

menutup pertemuan pada hari ini.

8 menit

Page 155: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

140

Lembar Evaluasi 3

1. Apa hubungan perumusan roda sepusat dan roda yang saling berhubungan? (SKOR 6)

2. Seekor belalang hinggap di tepi piringan hitam berdiameter 24 cm, yang sedang berputar. Ternyata kelajuan linier belalang

tersebut 40 cm/s. Jika belalang tersebut hinggap pada jarak 8 cm dari tepi piringan hitam, berapakah kelajuan linier yang

dialaminya? (SKOR 6)

Kunci Jawaban Evaluasi 3

1.

Page 156: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

141

2. Dik: d = 24 cm, R1 = 12 cm

V1 = 40 cm/s

R2 = 4 cm

Dit: V2 = ?

Penyelesaian:==4 /12 = 4V2 = 13,33 cm/s

Page 157: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

142

Kunci Jawaban LKS 3

1. Memasang gir depan lebih besar dari gir belakang agar kayuhan lebih sedikit, dan jarak yang ditembuh lebih panjang. hal ini

dikarenakan pemasanagn roda bersinggungan dengan menggunakan rantai akan menghasilkan kecepatan yang sama, dengan

gir depan yang lebih besar kita mengkayuh sedikit tapi posisi sudutnya banyak sehingga gir belakang yang lebih kecil akan

bergerak cepat dan mencapai jarak yang lebih jauh karena gir belakang sepusat dengna roda yang jari-jarinya lebih besar,

sehingga kecepatan sudut roda lebih besar pula.

2. Dik: Da=2 x Db

RA = 2 x RB

Roda saling bersinggungan dihubungkan dengan tali, maka VA=VB

Dit: Hubungan ωA dengan ωB ?\

Jawab: VA=VB

ωA x RA = ωB x RB

ωA x 2RB = ωB x RB

ωA = ωB

Page 158: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

143

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

(Pertemuan ketiga)

Kompetensi Dasar

4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan

roda-roda)

Indikator

1. Menganalisis hubungan roda-roda pada masalah sehari-hari melalui diskusi

2. Menerapkan persoalan gerak melingkar beraturan pada hubungan roda-roda

Nama Kelompok: …………………………… Kelas: ………………………..

Anggota:

1. …………………………………..

2. …………………………………..

3. …………………………………..

4. …………………………………..

Waktu: 15 menit

5. ………………………………..

6. ………………………………..

7. ……………………………….

Berdiskusilah untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan teman 1

kelompokmu!

1. Bagaimana menurut pendapat kamu untuk membuat sepeda olahraga agar

kayuhan yang dihasilkan sedikit tetapi jarak yang ditempuh banyak, dengan

mengaitkan hubungan roda dalam konsep fisika (bagaimana gir depan dan gir

belakangnya) ?

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

.....................................................................................................................

2. Dua buah roda A dan B dihubungkan dengan tali, apabila diameter roda A dua

kali dari diameter roda B. Tentukanlah hubungan kecepatan sudut kedua roda

tersebut!.................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

.....................................................................................................................

Page 159: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

144

Lampiran B: InstrumenPenelitian

1. Soal Pretest-Posttest

2. Lembar Observasi

3. Kuesioner

4. Lembar Uji Referensi

Page 160: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

145

Soal Pretest

1. Sebuah batu diikat dengan benang yang panjangnya 40 cm dan diputar secara

horizontal. batu memiliki frekuensi 20 Hz. Batu tersebut mengalami putaran

sebanyak 100 kali, Berapakah waktu yang diperlukan batu tersebut?

2. Sebuah benda yang bergerak pada lintasan pada lintasan melingkar memiliki

jari-jari 0,5 m. Partikel itu mampu menempuh sudut 60π rad dalam 15 sekon.

Berapakah kecepatan sudut benda?

3. Pada saat tongkat diputar dari salah satu ujungnya ternyata kecepatan anguler

tongkat dapat berubah dari 30π rad/s menjadi 45π rad/s dalam selang waktu 30

detik. Berapakah percepatan sudut tongkat tersebut?

Jika balok kecil tersebut mengalami percepatan 0,2 m/s2, R= 50 cm dan

bergerak dengan kecepatan awal VO. kecepatan linier balok pada saat 4 sekon

adalah 4,8m/s. Berapakah kecepatan awal balok tersebut?

5. Perhatikan sistem roda yang terlihat pada gambar di samping ini:

rA=15 cm, rB = 30 cm dan r C = 5 cm. Jika untuk memutar

titik-titik di tepi roda B sebesar 15 m/s maka diperlukan gerak roda A.

Berapakah kecepatan linier titik-titik di tepi roda C?

4. Perhatikan gambar berikut

Page 161: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

146

Soal Posttest

1.Sebuah batu diikat dengan benang yang panjangnya 40 cm dan diputar secara

horizontal. batu memiliki frekuensi 20 Hz. Batu tersebut mengalami putaran

sebanyak 100 kali, Berapakah waktu yang diperlukan batu tersebut?

2.Sebuah benda yang bergerak pada lintasan pada lintasan melingkar memiliki

jari-jari 0,5 m. Partikel itu mampu menempuh sudut 60π rad dalam 15 sekon.

Berapakah kecepatan sudut benda?

3.Pada saat tongkat diputar dari salah satu ujungnya ternyata kecepatan anguler

tongkat dapat berubah dari 30π rad/s menjadi 45π rad/s dalam selang waktu 30

detik. Berapakah percepatan sudut tongkat tersebut?

4.Perhatikan gambar berikut

Jika balok kecil tersebut mengalami percepatan 0,2 m/s2, R= 50 cm dan

bergerak dengan kecepatan awal VO. kecepatan linier balok pada saat 4 sekon

adalah 4,8m/s. Berapakah kecepatan awal balok tersebut?

5.Perhatikan sistem roda yang terlihat pada gambar di samping ini:

rA=15 cm, rB = 30 cm dan r C = 5 cm. Jika untuk memutar

titik-titik di tepi roda B sebesar 15 m/s maka diperlukan gerak roda A.

Berapakah kecepatan linier titik-titik di tepi roda C?

Page 162: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

147

Lembar Observasi untuk siswa

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI (Pertemuan ke- )

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Program : X- /M-IPA

Kompetensi : KD 3.5 dan 4.5

No Klmpk Nama SiswaObservasi Ranah

Kognitif

Total

SkorNilai

Aktfts Krjasama Kdisplinan

1.

1

2.

3.

4.

5.

6.

7.

2

8.

9.

10.

11.

12.

13.

3

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

421.

22.

23.

Page 163: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

148

24.

25.

26.

5

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

6

34.

35.

36.

37.

38.

39.

Keterangan pengisian skor

Sangat tinggi : 4

Tinggi : 3

Cukup tinggi : 2

Kurang : 1

Page 164: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

149

KUESIONER

KETERTARIKAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN FISIKA

Nama : …………………………………….

Kelas/Jurusan : …………………………………….

Asal Sekolah : …………………………………….

Jenis Kelamin : L / P

Petunjuk:

1. Pada angket ini terdapat 20 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap

pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran FISIKA. Berilah

jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu..

2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.

Jangan terpengaruh oleh jawaban dari pernyataan lain.

3. Beri tanda centang () pada pilihan jawabanmu di kuesioner ini. Terimakasih.

Keterangan Pilihan Jawaban:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

R = Ragu-Ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

No. PernyataanRespon

SS S R TS STS

1. Saya sekarang paham tentang gerak

melingkar dan contoh aplikasinya

2. Hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran

fisika akan bermanfaat bagi saya.

3. Pelajaran fisika kurang menarik bagi saya.

Page 165: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

150

4. Saya sekarang paham hubungan besaran

gerak linier dan gerak melingkar

5. Saya perlu keberuntungan agar mendapat

nilai yang baik dalam pelajaran fisika.

6. Saya harus bekerja sangat keras agar berhasil

dalam pelajaran fisika.

7. Saya tidak melihat bagaimana hubungan

antara isi pelajaran fisika dengan sesuatu

yang telah saya ketahui.

8. Guru membuat suasana menjadi tegang saat

menjelaskan materi fisika.

9. Materi pelajaran fisika terlalu sulit bagi saya.

10. Apakah saya akan berhasil/tidak berhasil

dalam pelajaran fisika, hal itu tergantung

pada saya.

11. Saya puas dengan penilaian yang diberikan

oleh guru.

12. Saya merasa puas dengan apa yang saya

peroleh dari pelajaran fisika.

13. Saya merasa mampu dalam memecahkan

soal gerak melingkar beraturan.

14. Untuk mencapai cita-cita saya, penting bagi

saya untuk berhasil dalam pelajaran fisika.

15. Guru menggunakan bermacam-macam

teknik mengajar yang menarik.

16. Saya berpendapat bahwa saya tidak akan

memperoleh banyak keuntungan dari

pelajaran fisika.

17. Saya sering melamun di dalam kelas saat

pelajaran fisika.

Page 166: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

151

18. Saya merasa mengalami kesulitan menjawab

soal pada bagian pemilihan penggunaan

rumus yang digunakan

19. Saya merasa agak kecewa dengan pelajaran

fisika.

20. Saya merasa memperoleh cukup

penghargaan terhadap hasil belajar saya

dalam pelajaran fisika, baik dalam bentuk

nilai, komentar atau masukan lain.

pernyataan positif: 1, 2, 4,10,11,12,13,14,15,20

Pernyataan negatif: 3, 5, 6,7,8,9,16,17,18,19

Kuesioner ini akan dianalisis dengan skala Likert.

Page 167: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

152

No Pernyataan

Dalam bentuk %

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

1Saya sekarang paham tentang gerak melingkar dan contoh

aplikasinya63 70

2Hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran fisika akan

bermanfaat bagi saya.78 87

3 Pelajaran fisika kurang menarik bagi saya. 33 33

4Saya sekarang paham hubungan besaran gerak linier dan

gerak melingkar58 67

5Saya perlu keberuntungan agar mendapat nilai yang baik

dalam pelajaran fisika.41 37

6Saya harus bekerja sangat keras agar berhasil dalam pelajaran

fisika.71 65

7Saya tidak melihat bagaimana hubungan antara isi pelajaran

fisika dengan sesuatu yang telah saya ketahui.40 37

8Guru membuat suasana menjadi tegang saat menjelaskan

materi fisika.27 20

9 Materi pelajaran fisika terlalu sulit bagi saya. 40 29

10Apakah saya akan berhasil/tidak berhasil dalam pelajaran

fisika, hal itu tergantung pada saya.91 91

11 Saya puas dengan penilaian yang diberikan oleh guru. 64 75

12Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh dari

pelajaran fisika.63 78

13Saya merasa mampu dalam memecahkan soal gerak

melingkar beraturan.55 74

14Untuk mencapai cita-cita saya, penting bagi saya untuk

berhasil dalam pelajaran fisika.71 86

15 Guru menggunakan bermacam-macam teknik mengajar yang 72 91

Page 168: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

153

menarik.

16Saya berpendapat bahwa saya tidak akan memperoleh banyak

keuntungan dari pelajaran fisika.31 11

17 Saya sering melamun di dalam kelas saat pelajaran fisika. 28 24

18Saya merasa mengalami kesulitan menjawab soal pada bagian

pemilihan penggunaan rumus yang digunakan57 34

19 Saya merasa agak kecewa dengan pelajaran fisika. 39 18

20

Saya merasa memperoleh cukup penghargaan terhadap hasil

belajar saya dalam pelajaran fisika, baik dalam bentuk nilai,

komentar atau masukan lain.

65 83

Page 169: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 170: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 171: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 172: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 173: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

155

Lampiran C: Analisis Data HasilPengambilan Sampel

1. Skor Data Uji Validasi

2. Reliabilitas Tes

3. Kelompok Unggul dan Asor

4. Daya Pembeda

5. Tingkat Kesukaran

6. Korelasi Skor Butir dengan Skor Total

7. Rekap Analisis

Page 174: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 175: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 176: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 177: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 178: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 179: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 180: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 181: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar
Page 182: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

164

Lampiran D: Analisis Data HasilPenelitian

1. Skor Kelas Kontrol (Pretest-Posttest)

2. Skor Kelas Eksperimen (Pretest-Posttest)

3. Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen

4. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

5. Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen

6. Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen

7. Distribusi Fekuensi Pretest Kelompok Kontrol

8. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol

9. Distribusi Fekuensi Posttest Kelompok Kontrol

10.Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol

11.Perhitungan Uji Homogenitas Pretest

12.Perhitungan Uji Homogenitas Posttest

13.Perhitungan Uji Hipotesis Pretest

14.Perhitungan Uji Hipotesis Posttest

Page 183: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

165

1. Skor Kelas Kontrol (Pretest-Posttest)

No NamaKelompok KontrolPretest Postetst

1 SISWA 1 25 802 SISWA 2 45 753 SISWA 3 10 254 SISWA 4 30 705 SISWA 5 25 706 SISWA 6 35 507 SISWA 7 20 508 SISWA 8 25 659 SISWA 9 55 7010 SISWA 10 35 8511 SISWA 11 25 9012 SISWA 12 35 8013 SISWA 13 30 5014 SISWA 14 25 7515 SISWA 15 30 8016 SISWA 16 10 6517 SISWA 17 25 5518 SISWA 18 45 6019 SISWA 19 25 5520 SISWA 20 30 9021 SISWA 21 50 6522 SISWA 22 55 7523 SISWA 23 30 9024 SISWA 24 25 6025 SISWA 25 40 6026 SISWA 26 15 6027 SISWA 27 25 7028 SISWA 28 40 9029 SISWA 29 20 6030 SISWA 30 25 70

Page 184: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

166

2. Skor Kelas Eksperimen (Pretest-Posttest)

NO NAMAKelompok Eksperimen

PRETEST POSTTEST1 SISWA 1 25 902 SISWA 2 20 953 SISWA 3 40 75

4 SISWA 4 35 605 SISWA 5 40 756 SISWA 6 40 607 SISWA 7 15 958 SISWA 8 45 759 SISWA 9 40 7010 SISWA 10 35 90

11 SISWA 11 20 6512 SISWA 12 30 8013 SISWA 13 30 8014 SISWA 14 30 6015 SISWA 15 30 6016 SISWA 16 25 6017 SISWA 17 20 7518 SISWA 18 20 6519 SISWA 19 30 9020 SISWA 20 30 9521 SISWA 21 50 9022 SISWA 22 20 8023 SISWA 23 20 7524 SISWA 24 25 7025 SISWA 25 40 9026 SISWA 26 45 5027 SISWA 27 45 9528 SISWA 28 50 7029 SISWA 29 15 6030 SISWA 30 15 60

Page 185: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

167

3. Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen

a. Sebaran Data Nilai Pretest

15 15 15 20 2020 20 20 20 2525 25 30 30 3030 30 30 35 3540 40 40 40 4045 45 45 50 50

b. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi dapat

diterapkan langkah-langkah berikut:

1) Menentukan jangkauan data/range (R)

Nilai maksimum = 50

Nilai Minimum = 15

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 50 – 15

= 35

2) Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,47)

= 5,81 ≈ 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

3) Menentukan panjang kelas/interval (i)

i = = = 5,83 ≈ 64) Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.

Sehingga diperoleh:

Page 186: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

168

Tabel 1 Distribusi Frekuensi

Nilai f Xi Xi2 fi.Xi fi.Xi2

15-20 9 17,5 306,25 157,5 2756,2521-26 3 23,5 552,25 70,5 1656,7527-32 6 29,5 870,25 177 5221,5033-38 2 35,5 1260,25 71 2520,5039-44 5 41,5 1722,25 207,5 8611,2545-50 5 47,5 225625 237,5 11281,25

Jumlah 30 195 6967,5 921 32047,5Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai

rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest

kelompok eksperimen ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-

nilai tersebut

c. Perhitungan rata-rata/Mean (X)= ∑∑ = 92130 = 30,7d. Perhitungan Median (Me)

= + 12 −Keterangan:

b = batas bawah medianp = panjang batas mediann = banyaknya dataF = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelasmedianf = frekuensi kelas median

= + 12 −= 26,5 + 6 1230 − 126

Me = 29,5

Page 187: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

169

e. Perhitungan Modus (Mo)= + +Keterangan:b = batas bawah kelas modusp = panjang kelas modusb1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnyab2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya= + += 38,5 + 6 33 + 0Mo = 44,5

f. Perhitungan Varians (s)

= ∑ − (∑ )− 1= 32037,5 − (921)3029

s = 11,4

Page 188: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

170

4. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

Perhitungan uji normalitas menggunakan uji Liliefors, karena data yang

digunakan dapat dijadikan data tunggal atau data frekuensi tunggal.

Tabel 2 Distribusi Pengolahan Data

No Xi fi fi.Xi (Xi- ) (yi- )2 f.(yi- )2

1 15 3 45 -15,8 249,64 748,922 20 6 120 -10,8 116,64 699,843 25 3 75 -5,8 33,64 100,924 30 6 180 -0,8 0,64 3,845 35 2 70 4,2 17,64 35,286 40 5 200 9,2 84,64 423,27 45 3 135 14,2 201,64 604,928 50 2 100 19,2 368,64 737,28Σ 30 925 13,6 1073,12 3354,2

Tabel 3 Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

No Xi fifkum

≤ Zi Z tabel F(Zi) S(Zi) I F(Zi)-S(Zi) I

1 15 3 3 -1,46 0,4279 0,0721 0,100 0,02792 20 6 9 -1,00 0,3413 0,1587 0,300 0,14133 25 3 12 -0,54 0,2054 0,2964 0,400 0,10364 30 6 18 -0,07 0,0279 0,4721 0,600 0,12795 35 2 20 0,39 0,1517 0,6517 0,667 0,01536 40 5 25 0,85 0,3023 0,8023 0,833 0,03077 45 3 28 1,31 0,4049 0,9049 0,933 0,02848 50 2 30 1.78 0,4625 0,9625 1 0,0375Σ 30Keterangan:

(rata-rata) = 30,7

s = 11,4

Dari uji normalitas dengan uji Lilliefors menunjukkan bahwa Lhit < Ltabel,

(0,1413 < 0,161) dengan derajat signifikansi 95% (α = 0,05). Dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 189: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

171

5. Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen

Sebaran Data Nilai Posttest

50 60 60 60 6060 60 65 65 6570 70 70 75 7575 75 75 80 8080 90 90 90 9090 95 95 95 95

a. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi

dapat diterapkan langkah-langkah berikut:

1) Menentukan jangkauan data/range (R)

Nilai maksimum = 95

Nilai Minimum = 50

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 95 - 50

= 45

2) Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,47)

= 5,81 ≈ 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

3) Menentukan panjang kelas/interval (i)

i = = = 7,5 ≈ 84) Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.

Sehingga diperoleh:

Page 190: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

172

Tabel 4 Distribusi Frekuensi

Nilai f xi xi2 fi.xi fi.xi2

50-57 1 53,5 2862,25 53,5 2862,2558-65 9 61,5 3782,25 553,5 3404,2566-73 3 69,5 4830,25 208,5 14490,7574-81 8 77,5 6006,25 620,0 4805082-89 0 85,5 7310,25 0 090-97 9 93,5 8742,25 841,5 78680,25

Jumlah 30 441 33533,5 2277 178123,5

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai

rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai posttest

kelompok eksperimen ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-

nilai tersebut.

b. Perhitungan rata-rata/Mean (X)= ∑∑ = 227730 = 75,9c. Perhitungan Median (Me)

= + 12 −Keterangan:b = batas bawah medianp = panjang batas mediann = banyaknya dataF = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelasmedianf = frekuensi kelas median

= + 12 −= 73,5 + 6 1230 − 138

Me = 75

Page 191: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

173

d. Perhitungan Modus (Mo)= + +Keterangan:b = batas bawah kelas modusp = panjang kelas modusb1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnyab2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya= + +( ) = 57,5 + 6 88 + 6( ) = 60,9( ) = 89,5 + 6 99( ) = 95,5

e. Perhitungan Varians (s)

= ∑ − (∑ )− 1= 178123,5 − (2277)3029

s = 13,52

Page 192: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

174

6. Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen

Tabel 5 Distribusi Pengolahan Data

No Xi fi fi.Xi (Xi- ) (Xi- )2 f.(Xi- )2

1 50 1 50 -25,3 640,09 640,092 60 6 360 -15,3 234,09 1404,543 65 3 195 -10,3 106,09 318,274 70 3 210 -5,3 28,09 84,275 75 5 375 -0,3 0,09 0,456 80 3 240 4,7 22,09 66,277 90 5 450 14,7 216,09 1080,458 95 4 380 197 388,09 1552,36Σ 30 2260 1634,72 5146,7

Tabel 6 Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen

No Xi fifkum

≤ Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) I F(Zi)-S(Zi) I

1 50 1 1 -1,90 0,4713 0,0287 0,0033 0,02542 60 6 7 -1,15 0,3749 0,1251 0,2333 0,10823 65 3 10 -0,77 0,2794 0,2206 0,3333 0,11274 70 3 13 -0,40 0,1554 0,3446 0,4333 0,08875 75 5 18 -0,02 0,0080 0,4920 0,6000 0,10806 80 3 21 0,35 0,1368 0,6368 0,7000 0,06327 90 5 26 1,11 0,3665 0,8665 0,8666 0,00018 95 4 30 1,48 0,4306 0,9306 1,0000 0,0694Σ 30

Keterangan:

(rata-rata) = 75,9

s = 13,52

Dari uji normalitas dengan uji Lilliefors menunjukkan bahwa Lhit < Ltabel,

(0,1127 < 0,161) dengan derajat signifikansi 95% (α = 0,05). Dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 193: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

175

7. Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol

a. Sebaran Data Nilai Pretest

10 10 15 20 2025 25 25 25 2525 25 25 25 2530 30 30 30 3035 35 35 40 4045 45 50 55 55

b. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi dapat

diterapkan langkah-langkah berikut:

1) Menentukan jangkauan data/range (R)

Nilai maksimum = 55

Nilai Minimum = 10

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 55 - 10

= 45

2) Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,47)

= 5,81 ≈ 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

3) Menentukan panjang kelas/interval (i)

i = = = 7.5 ≈ 84) Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.

Sehingga diperoleh:

Page 194: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

176

Tabel 7 Distribusi Frekuensi

Nilai f xi xi2 fi.xi fi.xi2

10-17 3 13,5 182,25 40,5 546,7518-25 12 21,5 462,25 258 554726-33 5 29,5 870,25 147,5 4351,2534-41 5 37,5 1406,25 187,5 7031,2542-49 2 45,5 2070,25 91 4140,5050-57 3 53,5 2862,25 160,5 8586,75

Jumlah 30 201 7853,5 885 30203,5

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai

rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest

kelompok kontrol ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai

tersebut.

c. Perhitungan rata-rata/Mean (X)= ∑∑ = 88530 = 29,5d. Perhitungan Median (Me)

= + 12 −Keterangan:b = batas bawah medianp = panjang batas mediann = banyaknya dataF = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelasmedianf = frekuensi kelas median= + 12 −= 17,5 + 6 1230 − 312

Me = 23,5

Page 195: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

177

e. Perhitungan Modus (Mo)= + +Keterangan:b = batas bawah kelas modusp = panjang kelas modusb1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnyab2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya= + +( ) = 25,5 + 6 77( ) = 31,5

f. Perhitungan Varians (s)

= ∑ − (∑ )− 1= 30203,5 − (885)3029

s = 11,5

Page 196: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

178

8. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol

Tabel 8 Distribusi Pengolahan Data

No Xi fi fi.Xi (Xi- ) (Xi- )2 f.(Xi- )2

1 10 2 20 -19,5 380,25 760,502 15 1 15 -14,5 210,25 210,253 20 2 40 -9,5 90,25 180,504 25 10 250 -4,5 20,25 202,505 30 5 150 0,5 0,25 1,256 35 3 105 5,5 30,25 90,757 40 2 80 10,5 110,25 220,58 45 2 90 15,5 240,25 480,59 50 1 50 20,5 420,25 420,2510 55 2 110 25,5 650,25 1300,5Σ 30 910 2152,5 3867,5

Tabel 9 Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol

No Xi fifkum

≤ Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) I F(Zi)-S(Zi) I

1 10 2 2 -1,69 0,4545 0,0455 0,0666 0,02112 15 1 3 -1,26 0,3962 0,1032 0,1000 0,00323 20 2 5 -0,83 0,2967 0,2033 0,1666 0,03674 25 10 15 -0,39 0,1517 0,3483 0,5000 0,15175 30 5 20 0,04 0,0160 0,5160 0,6666 0,15066 35 3 23 0,48 0,1844 0,6844 0,7666 0,08227 40 2 25 0,91 0,3186 0,8186 0,8333 0,01478 45 2 27 1,35 0,4115 0,9115 0,9000 0,01159 50 1 28 1,78 0,4625 0,9625 0,9333 0,029210 55 2 30 2,22 0,4878 0,9878 1,0000 0,0122Σ 30

Keterangan:

(rata-rata) = 29,5

s = 11,5

Dari uji normalitas dengan uji Lilliefors menunjukkan bahwa Lhit < Ltabel,

(0,1517 < 0,161) dengan derajat signifikansi 95% (α = 0,05). Dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 197: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

179

9. Distribusi Fekuensi Posttest Kelompok Kontrol

a. Sebaran Data Nilai Posttest

25 50 50 50 5555 60 60 60 6060 65 65 65 7070 70 70 70 7575 75 80 80 8085 90 90 90 90

b. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi

dapat diterapkan langkah-langkah berikut:

1) Menentukan jangkauan data/range (R)

Nilai maksimum = 90

Nilai Minimum = 25

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 90 - 25

= 65

2) Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,47)

= 5,81 ≈ 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

3) Menentukan panjang kelas/interval (i)

i = = = 10,8 ≈ 114) Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.

Sehingga diperoleh:

Page 198: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

180

Tabel 10 Distribusi Frekuensi

Nilai f xi xi2 fi.xi fi.xi2

25-35 1 30 900 30 90036-46 0 41 1681 0 047-57 5 52 2704 260 1352058-68 8 63 3969 504 3175269-79 8 74 5476 592 4380880-90 8 85 7225 680 57800

Jumlah 30 345 21955 2066 147780

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai

rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai posttest ini.

Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

c. Perhitungan rata-rata/Mean (X)= ∑∑ = 206630 = 68,8d. Perhitungan Median (Me)

= + 12 −Keterangan:b = batas bawah medianp = panjang batas mediann = banyaknya dataF = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelasmedianf = frekuensi kelas median

= + 12 −= 68,5 + 11 12 30 − 148

Me = 69,875

Page 199: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

181

e. Perhitungan Modus (Mo)= + +Keterangan:

b = batas bawah kelas modusp = panjang kelas modusb1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnyab2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

= + += 57,5 + 11 33Mo = 68,5

f. Perhitungan Varians (s)

= ∑ − (∑ )− 1= 147780 − (2066)3029

s = 14,8

Page 200: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

182

10. Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol

Tabel 11 Distribusi Pengolahan Data

No yi fi fi.yi (yi-Y) (yi-Y)2 f.(yi-Y)2

1 25 1 25 -43 1849 18492 50 3 150 -18 324 9723 55 2 110 -13 169 3384 60 5 300 -8 64 3205 65 3 195 -3 9 276 70 5 350 2 4 207 75 3 225 7 49 1478 80 3 240 12 144 4329 85 1 85 17 289 28910 90 4 360 22 484 1936Σ 30 2040 3385 6330

Tabel 12 Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol

No yi fifkum

≤Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) I F(Zi)-S(Zi) I

1 25 1 1 -2.9 0.4981 0.0019 0.0333 0.03142 50 3 4 -1.22 0.3888 0.1112 0.1333 0.02213 55 2 6 -0.88 0.3106 0.1892 0.2 0.01084 60 5 11 -0.54 0.2054 0.2946 0.3666 0.0725 65 3 14 -0.2 0.0793 0.4207 0.4666 0.04596 70 5 19 0.13 0.0517 0.5517 0.6333 0.08167 75 3 22 0.47 0.1808 0.6808 0.7333 0.05258 80 3 25 0.81 0.291 0.791 0.8333 0.04239 85 1 26 1.15 0.3749 0.8749 0.8666 0.000810 90 4 30 1.49 0.4319 0.9319 1 0.0681Σ 30

Keterangan:

(rata-rata) = 68,8

s = 18,8

Dari uji normalitas dengan uji Lilliefors menunjukkan bahwa Lhit < Ltabel,

(0,0816 < 0,161) dengan derajat signifikansi 95% (α = 0,05). Dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 201: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

183

11. Perhitungan Uji Homogenitas Pretest=Keterangan:

F: nilai uji FS1

2 : Varian terbesarS2

2 : Varian terkecil

Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah:

Ho diterima jika Fh < Ft, dimana Ho memiliki varian yang homogen dan Ho

ditolak jika Fh > Ft dimana Ho memiliki varian yang tidak homogen.= ∑ −− 1 = 129,8= ∑ −− 1 = 132,3

= = 132,3129,8 = ,Dengan: : Varian kelompok eksperimen

: Varian kelompok kontrol

Perhitungan Ftabel

df pembilang = 30-1 = 29

df penyebut = 30-1 = 29

F(24,30) = 1,890

F(30,40) = 1,740F( , ) = 6(1,890) + 10(1,740)16 = 1,796Didapat Ftabel dengan pembilang df = 30-1=29 dan penyebut df = 30-1 = 29

didapat Ftabel = 1,796 (dengan taraf signifikansi α = 0,05). Fhitung < Ftabel (1,019 <

1,796). Dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.

Page 202: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

184

12. Perhitungan Uji Homogenitas Posttest=Keterangan:F: nilai uji FS1

2 : Varian terbesarS2

2 : Varian terkecil

Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah:

Ho diterima jika Fh < Ft, dimana Ho memiliki varian yang homogen dan Ho

ditolak jika Fh > Ft dimana Ho memiliki varian yang tidak homogen.= ∑ =182,8= ∑ = 219,04= = , , = 1,198

Dengan: : Varian kelompok eksperimen

: Varian kelompok kontrol

Perhitungan Ftabel

df pembilang = 30-1 = 29

df penyebut = 30-1 = 29

F(24,30) = 1,890

F(30,40) = 1,740F( , ) = 6(1,890) + 10(1,740)16 = ,Didapat Ftabel dengan pembilang df = 30-1=29 dan penyebut df = 30-1=29

didapat Ftabel = 1,796 (dengan taraf signifikansi α = 0,05). Fhitung < Ftabel

(1,198<1,796). Dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.

Page 203: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

185

13. Perhitungan Uji Hipotesis Pretest

thitung = dimana Sgab =( ) ( )

Sgab =( ) , ( ) , =11,45

thitung =, ,, = 1,58

Dari tabel distribusi t untuk α = 0,05 dan dk = nk + nE – 2 = 58 akan

didapat nilai ttabel. Bila nilai ttabel tidak ada, hanya ada nilai ttabel dk = 40 dan dk =

60, penentuan nilai ttabel untuk dk = 58 dilakukan dengan cara interpolasi.

Penentuan nilai ttabel dengan interpolasi dilakukan dengan menggunakan rumus

interpolasi sebagai berikut:

C = + ( )( ) ( − )= 2,021 + ( , , ) (58 − 40)= 2,021 – 0,0189

= 2,002

2,002 > 1,58 atau ttabel > thitung

Page 204: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

186

14. Perhitungan Uji Hipotesis Posttest

thitung = dimana Sgab =( ) ( )

Sgab =( ) , ( ) , =14,17

thitung =, ,, = 2,060

Dari tabel distribusi t untuk α = 0,05 dan dk = nk + nE – 2 = 58 akan

didapat nilai ttabel. Bila nilai ttabel tidak ada, hanya ada nilai ttabel dk = 40 dan dk =

60, penentuan nilai ttabel untuk dk = 58 dilakukan dengan cara interpolasi.

Penentuan nilai ttabel dengan interpolasi dilakukan dengan menggunakan rumus

interpolasi sebagai berikut:

C = + ( )( ) ( − )= 2,021 + ( , , ) (58 − 40)= 2,021 – 0,0189

= 2,002

Karena 2,060 > 2,002 atau thitung > ttabel maka Ho ditolak yang artinya pada tingkat

kepercayaan 95% terdapat pengaruh model pembelajaran guided discovery

learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SMA pada konsep

Gerak.

Page 205: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

187

Lampiran E: Surat-suratPenelitian

1. Permohonan Izin Observasi

2. Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 206: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

190

Lampiran F: Profil SMA Negeri

9 Kota Tangerang Selatan

Page 207: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

190

PROFIL SEKOLAH/MADRASAH

A. Sejarah Singkat Sekolah/Madrasah

SMA Negeri 9 Tangerang Selatan adalah SMA negeri yang terletak di

kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Saat ini, SMA Negeri 9 Tangerang

Selatan berstatus Sekolah Model SKM-PBKL-PSB.

Sebelum wilayah kecamatan Ciputat masuk ke dalam wilayah kota

Tangerang Selatan, SMAN 9 Tangerang Selatan masih bernama SMA Negeri 4

Ciputat. Berdasarkan Keputusan Bupati Tangerang, No.421/Kep.134-HUK/2006

tertanggal 26 April 2006, SMAN 4 Ciputat berdiri. Tidak ada gedung sekolah

sebagai tempat melaksanakan pendidikan, SMAN 4 Ciputat menumpang di

sebuah SMP swasta (SMP Tirta Buaran) yang beralamat di Jl. Serua Raya Bukit

Indah No.12, Ciputat-Tangerang dengan biaya sewa yang sangat tinggi. Sangat

dikhawatirkan jika sampai tahun yang akan datang (tahun pelajaran 2007-2008)

belum memiliki gedung sedangkan jumlah siswa akan bertambah, hal ini akan

menyebabkan kemungkinan besar sekolah tidak sanggup melaksanakan proses

belajar mengajar karena biaya sewa akan semakin tinggi. Disamping itu, jumlah

lokal ruang di SMP Tirta Buaran yang saat dijadikan tempat PBM hanya memiliki

ruang belajar 8 (delapan) ruang, yang tentunya akan menjadi beban kepada para

orang tua siswa yang membutuhkan jasa pendidikan sekolah bagi putra-putrinya.

Hingga di penghujung tahun pelajaran 2006-2007 didapatlah lokasi yaitu di Jl.

Hidup Baru Serua Raya No.31, Ciputat – Tangerang. 1

Tantangan kembali menghadang karena lokasi tempat akan dibangun

gedung penuh dengan tebing. Proses pembangunan tidak ada jalan lain adalah

dengan meratakan lokasi lahan yang penuh tebing dan menyiapkan akses jalan

masuk ke lokasi karena memang lokasi lahan berada jauh dari jalan raya dan

cukup terpencil. Setahap demi setahap mulailah berdiri SMAN 4 Ciputat, bahkan

rapat calon siswa baru tahun pelajaran 2007-2008 antara orang tua murid dengan

komite sekolah dilaksanakan dalam suasana sangat memprihatinkan. Tetapi

dengan semangat kebersamaan, pendidikan sebagai bekal hidup siswa-siswi harus

1 http://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_9_Tangerang_Selatan

Page 208: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

191

berjalan terus. Saat itu (awal tahun pelajaran 2007-2008) pelaksanaan proses

belajar mengajar hanya dengan 5 lokal ruang kelas permanen. Kepala sekolah,

Tatausaha dan Guru ikhlas berpanas-panasan dan berdesakan karena menempati

bedeng. Kini SMAN 4 Ciputat dengan nama SMAN 9 Tangerang Selatan telah

berdiri megah.

B. Visi, Misi, dan Tujuan

1. Visi

“Mewujudkan insan yang berkarakter positif, kreatif, inovatif, dan

menguasai IPTEK yang berbudaya lingkungan, serta bangga sebagai Bangsa

Indonesia”.

2. Misi

1) Menumbuh kembangkan kultur positif berlandaskan IMTAK

2) Membudayakan sikap kreatif, inovatif, menguasai IPTEK, dan peduli

lingkungan

3) Mewujudkan Life-Skill peserta didik dengan memberdayakan Multiple-

intelegence

4) Memanfaatkan lingkungan dan Information Communication Technology (ICT)

sebagai Media Pembelajaran

5) Menjadikan peserta didik sebagai bagian dari komunitas global yang mampu

bekerjasama secara individu maupun kelompok

3. Tujuan

1) Menghasilkan insan cerdas, insan kamil dan paripurna serta meningkatkan

kuantitaslulusan yang diterima di PTN setiap tahun

2) Menjadikan sekolah sebagai tempat pembentukan karakter dan penyadaran

berbudaya lingkungan hidup

3) Memiliki kurikulum diversifikasi yang mengedepankan nilai-nilai budaya

karakter dan lingkungan serta berbasis ICT

Page 209: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

192

4) Mewujudkan life skill peserta didik dengan memberdayakan Multiple-

intelegence melalui proses pembelajaran yang bersifat kontekstual

5) Memiliki pemahaman tentang pendidikan sebagai profesi dalam melaksanakan

kerangka moral, legal dan etika bekerja yang berkaitan dengan profesi pendidik

6) Warga sekolah memiliki kemampuan ICT, dan berkomunikasi bahasa inggris

secara aktif

C. Guru dan Tenaga Kependidikan

Di SMAN 9 Tangerang Selatan mempunyai total 81 orang pegawai

sekolah. Berikut ini adalah data jumlah per-stafnya:

Tabel 1.1 Pegawai Sekolah

Pegawai Sekolah JumlahKepala Sekolah 1Guru Tetap 38Guru Tidak Tetap 16Guru Bantu -Tata Usaha Tetap 1Tata Usaha Tidak Tetap 10Pesuruh 11Satpam 4

D. Siswa

Keadaan siswa di SMAN 9 Tangerang Selatan ini, dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 1.2 Keadaan Siswa

Kelas JumlahRombel

SiswaJumlah

L PX 9 175 198 373XI 10 209 203 412

XII 10 166 147 313

Page 210: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

193

E. Identitas Sekolah

Tabel 1.3 Identitas Sekolah

Nama Sekolah SMA Negeri 9 Kota Tangerang SelatanMulai Berdiri 2006Surat Keputusan/SK.No/Tgl 421/Kep.134.Muk/2006, 26 April 2006NSS/NO.DIK 301300410012/20613400Status Sekolah NegeriJenjang Akreditasi A (95, 26)Alamat Jl. Hidup Baru No. 31, Serua RayaKode Pos/Kode Area, Telepon 15414/021-74638445Kelurahan SeruaKecamatan CiputatOtonomi Daerah (Kota/Kab) Tangerang SelatanPropinsi Banten

F. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di sekolah ini meliputi:

Tabel 1.4 Sarana dan Prasarana

Uraian Jumlah1. Ruang Kepala Sekolah 12. Ruang Guru 13. Ruang Belajar 304. Laboratorium Bahasa 25. Laboratorium Komputer 16. Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi 17. Meeting Room 18. Perpustakaan 19. Ruang BK 110. Teacher Room Riset Center (TRCC) 111. Broadband (WiFi Zone) 112. Musholla 113. Green House 114. Toilet wanita 515. Toilet pria 516. Wastafel 1017. Kantin 118. Pos Keamanan 2

Page 211: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

194

G. Kegiatan Ekstrakurikuler

SMA Negeri 9 memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya:

1. English Club

2. Sains Club

3. Karya Ilmiah Remaja

4. Futsal

5. Basket

6. Badminton

7. Voli

8. Beladiri

9. Rohis (Kerohanian Islam)

10. Paskibra

11. Palang Merah Remaja

12. Pramuka

13. Sispala

14. Modern Dance

15. Traditional Dance

16. Band

17. Paduan Suara

18. Teater

19. Green Community

20. IT

21. Cinematography

H. Keadaan Geografis SMAN 9 Tangerang Selatan

Status Tanah/Status Bangunan MilikLuas Bangunan 4.445 m2

Luas Pekarangan 3.855 m2

Luas Kebun Sekolah 5.100 m2

Jumlah Luas Seluruhnya 13.400 m2

Page 212: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

195

Lampiran G: Biodata Penulis

Page 213: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

195

BIODATA PENULIS

Nama : Rina Khabibah

NIM : 109016300021

Tmpt/Tgl Lahir : Cirebon, 26 Maret 1992

Jurusan : Pendidikan Fisika (UIN Jakarta)

dan Komunikasi (D3 Kahfi BBC)

Hobi : Menulis, Menyanyi & Editing photograph

Aktivitas : Kuliah KAHFI, Mengajar di Super Private Class Bintaro

Contact : [email protected]

Motto : Mungkin akan ada banyak keterpurukkan dalam hidup,

tinggal langkahmu memilih jatuh atau bangkit dari

keterpurukkan itu ^_^

Skripsi ini aku persembahkan untuk kedua orang tuaku, guru-guruku,

teman-temanku, dan dunia pendidikan di Indonesia. Tetap semangat

untuk kawan kawan yang sedang beritikad baik menyelesaikan studinya,

semoga tulisan ini bermanfaat. Selesai sidang skripsi merupakan

gerbang awal menuju finish kita selanjutnya. “FIGHTING!!!”

Page 214: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

196

Lampiran H: Dokumentasi

Penelitian

Page 215: Skripsi Guided Discovery-hasil Belajar

196

Lampiran Foto-foto Penelitian

Pretest-Posttest

Treatmen

Posttest