Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
S K R I P S I
HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN ANAK
USIA 6-24 BULAN DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SARADAN
KABUPATEN MADIUN
Oleh :
EKO BAGUS PAMBUDI
NIM : 201402014
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
i
SKRIPSI
HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN ANAK
USIA 6-24 BULAN DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SARADAN
KABUPATEN MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
EKO BAGUS PAMBUDI
NIM : 201402014
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
BISMILLAHIRROHMANNIRROHIM………
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq,
Hidayat dan karunia-Nya yang begitu besar yang senantiasa memberikan
kemudahan, kelancaran dan kekuatan kepada saya. Semoga keberhasilan ini
menjadi satu langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita saya. Saya
persembahkan karya sederhana ini, yang saya buat dengan sepenuh hati, sekuat
tenaga dan pikiran untuk orang yang saya cintai, saya sayang dan saya kasihi.
Bapak Nyono dan Ibu Maryati tersayang terimakasih sudah menjadi orang
tua yang sudah membimbingku tiada kata yang bisa menggantikan segala sayang,
usaha, perhatian, semangat yang telah diberikan kepada anakmu ini yang telah
menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa.
Dosen Pembimbig, Untuk Ibu Kartika, S.Kep.,Ns.,M.K.M dan Ibu Sri
Suhartiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep terimakasih telah memberikan bimbingan dan
masukan dalam penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
Sahabat Dian Indah Permatasari, Ayu Siti Oktaviani, Salis Nur Hanafi,
Ghifari Wali, Azril Sulis, Nur Elina, Yudha Jaya, Nurul Fatonah, Himawan
Samoedra, Danang Gumelar Wicaksana, Teten Mashudi, Rekno terima kasih atas
bantuan kalian semua yang mendukung, memberikan semangat sampai saat ini,
terimakasih canda tawa, dan perjuangan yang kita lewati bersama. Semoga tetap
menjadi keluarga dan dekat seperti ini.
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Eko Bagus Pambudi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Dan Tanggal Lahir : Ambon, 4 Juli 1995
Agama : Islam
Alamat : Desa Sukorejo RT 01 RW 01 Kecamatan Saradan
Kabupaten Madiun, Jawa Timur
Email : Riwayat Pendidikan : 1. Lulus TK Dharma Wanita Tahun 2001
2. Lulus dari SDN Sukorejo 01 Tahun 2007
3. Lulus dari SMPN 1 Mejayan Tahun 2010
4. Lulus dari SMAN 1 Mejayan Tahun 2013
5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun 2014-sekarang
Riwayat Pekerjaan : -
vii
Program Studi Keperawatan
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2019
ABSTRAK
Eko Bagus Pambudi
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN
PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI DESA SUKOREJO
KECAMATAN SARADAN KABUPATEN MADIUN.
Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan atau minuman selain
ASI yang mengandung energi dan zat gizi yang diberikan kepada bayi atau anak
usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Kemenkes RI,
2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara
pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di desa Sukorejo
Keacamatan Saradan Kabupaten Madiun.
Desain penelitian ini adalah analitik korelasional dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak di
Desa Sukorejo Saradan Madiun sebanyak 49 anak. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah proportional random sampling, dengan jumlah sampel
sebanyak33 anak. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner dan
lembar observasi. Analisa data menggunakan uji Spearman Rank dengan ɑ =
0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian MP-ASI kurang dengan
pertumbuhan kurang sebanyak 2 anak (50%), pemberian MP-ASI cukup dengan
pertumbuhan cukup sebanyak 12 anak (80%) sedangkan pemberian MP-ASI baik
dengan pertumbuhan baik sebanyak 12 anak (85,7%). Analisis uji statistik dengan
menggunakan uji Spearman Rank didapatkan nilai ρ value 0,000 < = 0,05 dengan
koefisien korelasi sebesar 0,768 arah positif yang berarti ada hubungan kuat
antara pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di Desa
Sukorejo Saradan Madiun.
Dari hasil penelitian yang menunjukkan ada hubungan antara pemberian
makanan pendamping ASI dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan, diharapkan
kepada ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI yang sesuai dengan
kebutuhan anak.
Kata kunci :Makanan Pendamping ASI, Pertumbuhan, Anak
viii
Nursing Departement of
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2019
ABSTRACT
Eko Bagus Pambudi
THE RELATIONSHIP OF GIVING COMPLEMENTARY FOODS OF
BREASTFEEDING WITH THE GROWTH OF 6-24 MONTHS CHILDREN
AT SUKOREJO VILLAGE SARADAN DISTRICT, MADIUN
Complementary food of breastfeeding (MP ASI) was food or drink other than
breast milk which contains energy and nutrients given to infants or 6-24 months
children to comply nutritional needs other than Breastfeeding (Indonesian
Ministry of Health, 2014). The purpose of this study was analyze the relationship
between giving complementary foods (MP-ASI) with the growth of 6-24 months
cildren at Sukorejo village, Saradan District, Madiun.
The design of this study was correlational analysis that used cross sectional
approach. The population in this study were 49 children at Sukorejo village,
Saradan district, Madiun. The sampling technique that used in this study was
proportional random sampling, with 33 children as total sample. Data were
collected by using questionnaire and observation sheets. Data then analyzed by
using Spearman Rank test with ɑ = 0.05.
The results of this study showed that lack of giving MP-ASI with less of
growth are 2 children (50%), moderate of giving MP-ASI with moderate of
growth are 12 children (80%) while plenty of giving MP-ASI with well growth are
12 children (85, 7%). Statistical analysis by using Spearman Rank test shows ρ
value 0,000 <= 0,05 with a correlational coefficient 0,768 that leads positive
direction, means that there was strong relationship between complementary food
of breastfeeding with the growth of 6-24 months children at Sukorejo village,
Saradan District, Madiun.
From the result of this study that shows a relationship between
complementary food of breastfeeding with the growth of 6-24 mounths children, it
is expected that mothers provide complementary foods of breastfeeding that
suitable for their needs.
Key words: Complementary Food Of Breastfeeding, Growth, Children
ix
x
DAFTAR ISI
Sampul Depan .................................................................................................... i
Sampul Dalam ..................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv
Lembar Persembahan .......................................................................................... v
Halaman Pernyataan............................................................................................ vi
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vii
Abstrak ................................................................................................................ viii
Abstract ............................................................................................................... ix
Daftar Isi.............................................................................................................. x
Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii
Daftar Gambar ..................................................................................................... xv
Daftar Lampiran .................................................................................................. xvi
Daftar Istilah........................................................................................................ xvii
Daftar Singkatan.................................................................................................. xx
Kata Pengantar .................................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) ... 6
2.1.1 Definisi Makanan Pendamping ASI .............................. 6
2.1.2 Tujuan Pemberian MP-ASI ........................................... 7
2.1.3 Jenis dan Bahan MP-ASI .............................................. 7
2.1.4 Betuk MP-ASI ............................................................... 8
2.1.5 Tanda Anak Sudah Siap Untuk Mendapatkan MP-
ASI ................................................................................ 9
2.1.6 Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini dan
Terlambat Pada Anak .................................................... 12
2.1.7 Persyaratan Pemberian MP-ASI .................................... 12
2.1.8 Cara Memperkenalkan MP-ASI Kepada Anak ............. 14
2.1.9 Cara Pemberian MP-ASI ............................................... 15
2.1.10 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian
MP-ASI ......................................................................... 16
2.1.11 Jadwal Pemberian Makan Pada Anak ........................... 22
2.2 Konsep Dasar Pertumbuhan Anak............................................... 23
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan ............................................... 23
2.2.2 Pola Pertumbuhan ......................................................... 24
2.2.3 Ciri-ciri Pertumbuhan .................................................... 25
xi
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ......... 25
2.2.5 Pemantauan Pertumbuhan ............................................. 32
2.2.6 Macam-macam Penyimpangan Pertumbuhan ............... 39
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 42
3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 43
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 44
4.2 Populasi dan Sampel.................................................................... 45
4.2.1 Populasi ......................................................................... 45
4.2.2 Sampel ........................................................................... 45
4.2.3 Kriteria Sampel ............................................................. 46
4.3 Tehnik Sampling ......................................................................... 47
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 48
4.5 Variabel Penelitian ...................................................................... 49
4.5.1 Identifikasi Variabel ...................................................... 49
4.6 Definisi Oprasional ...................................................................... 49
4.7 Instrumen Penelitian .................................................................... 50
4.7.1 Uji Validitas .................................................................. 51
4.7.2 Uji Reliabilitas .............................................................. 51
4.8 Lokasi Dan Waktu Penelitian ...................................................... 52
4.8.1 Lokasi Penelitian .......................................................... 52
4.8.2 Waktu Penelitian .......................................................... 52
4.9 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 52
4.10 Teknik Pengolahan Data.............................................................. 53
4.11 Analisa Data ................................................................................ 57
4.11.1 Analisa Univariat .......................................................... 58
4.11.2 Analisa Bivariat ............................................................ 58
4.12 Etika Penelitian ............................................................................ 58
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum ........................................................................ 61
5.2 Hasil Penelitian ............................................................................ 62
5.2.1 Data Umum ................................................................... 62
5.2.2 Data Khusus .................................................................. 65
5.3 Pembahasan ................................................................................. 67
5.3.1 Pemberian MP-ASI di Desa Sukorejo Saradan
Madiun .......................................................................... 67
5.3.2 Pertumbuhan Anak Usia 6-24 bulan di di Desa
Sukorejo Saradan Madiun ............................................. 70
5.3.3 Hubungan Pemberian MP-ASI dengan Pertumbuhan
Anak Usia 6-24 bulan di Desa Sukorejo Saradan
Madiun .......................................................................... 72
xii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 75
6.2 Saran ............................................................................................ 75
Daftar Pustaka .................................................................................................... 77
Lampiran-lampiran ............................................................................................. 80
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel 2.1 Kemampuan keterampilan anak dalam memperlihatkan
perilaku makan ....................................................................... 10
Tabel 2.2 Tanda anak Lapar atau kenyang ............................................. 11
Tabel 2.3 Variasi Makanan Pendamping ASI ........................................ 21
Tabel 2.6 Jadwal pemberian makan pada anak ...................................... 22
Tabel 4.1 Pembagian Sampel Dengan Teknik Proportional Random
Sampling................................................................................. 47
Tabel 4.6 Definisi oprasional hubungan pemberian MP-ASI terhadap
pertumbuhan anak usia 6-24 bulan......................................... 50
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pendidikan ibu di Desa Sukorejo Saradan Madiun pada
bulan Juni 2019 ...................................................................... 62
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan ibu di Desa Sukorejo Saradan Madiun pada
bulan Juni 2019 ...................................................................... 63
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
umur anak di Desa Sukorejo Saradan Madiun pada bulan
Juni 2019 ................................................................................ 63
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin anak di Desa Sukorejo Saradan Madiun pada
bulan Juni 2019 ...................................................................... 64
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis MP-ASI di Desa
Sukorejo Saradan Madiun pada bulan Juni 2019 ................... 64
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi pemberian MP-ASI di desa Sukorejo
Saradan Madiun pada bulan Juni 2019 .................................. 65
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi Pertumbuhan Anak Usia 6-24 bulan di
Desa Sukorejo Saradan Madiun pada bulan Juni 2019 .......... 66
Tabel 5.8 Tabulasi silang antara hubungan pemberian MP-ASI
dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di Desa
Sukorejo Saradan Madiun pada bulan Juni 2019 ................... 66
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Pemberian MP-ASI
Terhadap Pertumbuhan Anak Usia 6-24 Bulan .............. 42
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian hubungan pemberian MP-
ASI terhadap pertumbuhan anak usia 6-24 tahun ........... 48
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Surat Izin Pencarian Data Awal ..............................................
Surat Izin Penelitian ...............................................................
Surat Selesai Penelitian ...........................................................
Lembar Penjelasan Penelitian ................................................
81
82
83
84
Lampiran 5 Surat Permohonan Menjadi Peneliti ....................................... 85
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................... 86
Lampiran 7 Data Demografi Ibu Dan Anak Usia 6-24 Bulan Di Desa
Sukorejo ..................................................................................
87
Lampiran 8 Kisi-Kisi Kuesioner Pemberian MP-ASI Pada Anak Usia
6-12 Bulan...............................................................................
89
Lampiran 9 Kisi-Kisi Kuesioner Pemberian MP-ASI Pada Anak Usia
12-24 Bulan.............................................................................
91
Lampiran 10 Kuesioner Pemberian MP-ASI Anak Usia 6-12 Bulan .......... 93
Lampiran 11 Kuesioner Pemberian MP-ASI Anak Uisa 12-24 Bulan ........ 94
Lampiran 12 Lembar Observasi Pertumbuhan......................................... 95
Lampiran 13 Lembar Kartu Menuju Sehat (KMS) Pertumbuhan Anak
Perempuan .............................................................................. 96
Lampiran 14 Lembar Kartu Menuju Sehat (KMS) Pertumbuhan Anak
Laki-laki .................................................................................. 97
Lampiran 15 Tabulasi Data Lembar Observasi ............................................ 98
Lampiran 16 Tabulasi Data Kuesioner Pemberian MP-ASI ........................ 99
Lampiran 17 Hasil Data Umum ................................................................... 101
Lampiran 18 Hasil Data Khusus .................................................................. 102
Lampiran 19 Hasil Uji Spearman Rank ....................................................... 103
Lampiran 20 Dokumentasi ........................................................................... 104
Lampiran 21 Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................... 105
Lampiran 22 Lembar Bimbingan Konsultasi ............................................... 106
xvi
DAFTAR ISTILAH
Abortus
Adaptif
Adequate
Anamnesa
Anemia
Anoksia
Axilla
Cephalocaudal
Coding
Confidentiality
Cut of points
Defisiensi
Dekstrin
Editing
Enterococcus
Enterobacter sp
Entry Data
Exkstremitas
Failure to Thrive
Fe
Fenotip
Fetal
Frekuensi
Glukokortikoid
: Pengguguran dalam kandungan
: Mudah menyesuaikan diri
: Cukup, Memadai
: Pengambilan data atau memeriksa pasien
: Kekurangan darah
: Kondisi dimana tubuh kehabisan oksigen
: Ketiak
: Pertumbuhan dari atas ke bawah
: Pengkodean
: Kerahasiaan
: Suatu metode untuk menentukan nilai batas
: Kekurangan
: Karbohidrat yang dibentuk oleh panas, asam
atau gula
: Proses mengedit
: Bakteri gram positif, berbentuk bulat
: Bakteri gram negatif
: Memasukkan Data
: Anggota gerak seperti, kaki dan tangan
: Kegagaglan Pertumbuhan
: Zat kimia besi
: Penampakan atau sifat yang dapat dilihat
: Perkembangan setelah fase embrio
: Banyaknya sesuatu
: Hormon yang mengubah protein menjadi
glukosa di dalam hati sehingga menjadi
glikogen
xvii
Gluten
Growth
Head to tail direction
Higienis
Hiperfagia
Hiperplasia
Hipertofi
Hipofisis
Hipotalamus
Hormonal
Hormon tiroid
Hypoallargenic
Imunitas
Infeksi
Inform consent
Insulin
Intelektual
Intensitas
Intrauteri
Janin
Jaringan
Justice
: Coklat protein yang terbuat dari biji-bijian
: Pertumbuhan
: Dari arah kepala kemudian ke kaki
: Bersih, bebas penyakit
: Nafsu makan berlebih
: Meningkatnya jumlah sel pada organ tertentu
: Peningkatan volume organ atau jaringan
akibat pembesaran komponen sel
: Produsen hormon-hormon yang bertindak
sebagai pengendali berbagai aspek tubuh
: Bagian dari otak yang berfungsi sebagai pusat
kontrol sistem saraf
: Zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel
kelenjar (sel endokrin)
: Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid
: Tidak beresiko alergi
: Kekebalan tubuh
: Masuknya virus,bakteri, jamur dan parasit
: Lembarpersetujuanmenjadiresponden
: Hormon yang mengatur kadar gula darah
: Kecerdasan
: Keadaan tingkatan atau ukuran
: Didalam vagina
: Makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh
di kandungan
: Kumpulan dari beberapa sel
: Keadilan
: Kelenjar yang terletak didepan dada, dan
beratnya mencapai maksimal pada masa
pubertas
xviii
Kelenjar timus
Kromosom
Konsepsi
Konsistensi
Kuantitatif
Maizena
Makro
Malnutrisi
Maltosa
Mikro
Mikronutrien
Morbiditas
Mortalitas
Multiplikasi
Nabati
Near to far direction
Nutrisi
Organ
Oromotor
Plasenta
: Struktur didalam sel berupa deret panjang
molekul
: Suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan
sel telur
: Kemantapan dan kematangan
: Berdasarkan jumlah atau banyaknya
: Bahan yang terbuat dari tepung jagung
: Jumlah atau ukuran yang besar
: Kekurangan gizi
: Gula gandum
: Jumlah yang sedikit atau ukuran yang kecil
: Zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
sedikit
: Angka kesakitan
: Angka atau jumlah kematian
: Proses bertambah banyak
: Berasal dari tumbuh-tumbuhan
: Menggerakkan anggota gerak yang paling
dekat dengan pusat
: Makanan yang mengandung gizi
: Kumpulan dari beberapa jaringan untuk
melakukan fungsi tertentu
: gerak otot yang mencakup area mulut
: Organ yang berfungsi mengalirkan nutrisi,
pertukaran gas melalui asupan darah ibu
: Terletak dibelakang
: Lingkungan setelah bayi lahir
: Masa dimana sebelum terjadi kehamilan
: Lingkungan dalam kandungan
xix
Posterior
Postnatal
Prakonsepsi
Prenatal
Promotive
Proliferasi
Properly
Proporsi
Proximodistal
Pubis
Puree
Radiasi
Refleks
Responsif
Safe
Scoring
Sekresi
Sel
Sel Kartilago
Sel Telur
Sensitivitas
Sereal
Skeletal
Somatotropin
Sosiokultural
: Memadai
: Pembiakan atau memperbanyak bentuk yang
sama
: Tepat cara pemberian
: Perbandingan
: Pertumbuhan dari pusat ke luar
: Bulu yang terletas di sekitar mulut vagina
: Makanan yang dilembutkan
: Kerambatan gelombang yang membawa
tenaga melalui ruang atau zantara
: Gerakan yang dilakukan tanpa sadar
: Bersifat menanggapi
: Aman
: Penilaian
: Diaktifkan
: Bagian terkecil dari organisme
: Sel tulang rawan
: Sel reproduksi yang dihasilkan dari ovarium
: Cepat menerima rangsangan, kepekaan
: Makanan yang terbuat dari biji-bijian
: Rangka
: Hormon pertumbuhan yang berasal dari
protein
: Segi sosial dan budaya masyarakat
: Bubuk multivitamin
: Tinggi badan di bawah normal
: Otot yang terletak didaerah belakang tubuh
dibawah tulang belikat pada punggung kiri
xx
Sprinkle
Stunting
Subskapular
Tabulating
Tekstur
Teratogen
Timely
Toksin
Triseps
Underweight
Uterus
VariabelDependen
VariabelIndependen
Zn
Variasi
Wasting
: Pentabelan
: Ukuran dan susunan suatu bagian benda
: Zat yang menyebabkan pertumbuhan janin
abnormal
: Tepat waktu
: Zat racun
: Otot yang terletak di bagian lengan atas
: Berat badan rendah
: Rahim
: Variabel terikat
: Variabel bebas
: Zat kimia zinc (seng)
: Berbeda bentuk dari keadaan semula
: Balita kurus
xxi
DAFTAR SINGKATAN
ASI : Air Susu Ibu
ABG : Anemia Gizi Besi
Baduta : Bayi dua tahun
Dinkes RI : Dinas Kesahatan Republik Indonesia
Feeding
GSIYCF : Global Strategy on Infant and Young Child
KADARZI : Keluarga Sadar Gizi
Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Repubulik Indonesia
KMS : Kartu Menuju Sehat
LLA : Lingkar Lengan Atas
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
PGS : Pedoman Gizi Seimbang
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKK : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
PSG : Pemantauan Status Gizi
RI : Republik Indonesia
Taburia : Tabur gizi
UNICEF : United Nations Children’s Fund
WHO : World Health Organization
xxii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Pemberian MP-ASI Dengan Pertumbuhan Anak Usia 6-24 Bulan Di
Desa Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun” dengan baik.
Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran dan dukungan
moral kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Desa Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun yang telah
memberkan izin serta kerja sama selama proses penelitian.
2. Zaenal Abidin, SKM., M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
3. Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
4. Kartika, S.Kep.,Ns., M.K.M selaku dosen pembimbing 1 yang selalu
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan
5. Sri Suhartiningsih, S.Kep.,Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing 2 yang
selalu membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
6. Dian Anisia, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku dewan penguji yang telah
meluangkan waktu dan pikiran untuk menguji skripsi, memberikan masukan
dan motivasi demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh pengurus posyandu di desa Sukorejo Keacmatan Saradan Kabupaten
Madiun.
8. Kedua Orang tua saya Bapak Nyono dan Ibu Maryati yang telah memberi
dorongan dan semangat tanpa henti.
9. Terima kasih juga untuk Dian Indah Permatasari, Ayu Siti Oktaviani, Salis
Nur Hanafi, Ghifari Wali, Azril Sulis, Nur Elina, Yudha Jaya, Nurul Fatonah,
Himawan Samoedra, Danang Gumelar Wicaksana, Teten Mashudi, Rekno
yang banyak membantu dan selalu memberi semangat.
xxiii
10. Teman-teman angkatan 2015, 8C Keperawatan yang telah memberi dorongan
dan bantuan berupa apapun dalam penyusunan tugas skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
Wassalamualaikum Wr.Wb
Madiun, 09 Agustus 2019
Peneliti
Eko Bagus Pambudi
NIM 201402014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, pada tingkat sel, organ maupun individu. Anak
tidak hanya bertambah besar secara fisik tetapi ukuran dan juga struktur
organ-organ tubuh dan otak (Soetjiningsih, 2013). Seorang anak seharusnya
tumbuh dan bertambah berat badannya dengan pesat. Sejak lahir sampai
dengan dua tahun, anak seharusnya ditimbang secara teratur untuk
mengetahui pertumbuhannya. Bertambahnya berat badan merupakan tanda
bahwa anak tumbuh dengan sehat dan berkembang dengan baik (Kemenkes,
2010). Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak, karena dimasa inilah periode tumbuh
kembang anak yang paling optimal baik untuk intelegensi maupun fisiknya.
Periode ini dapat terwujud apabila anak mendapatkan asupan gizi sesuai
dengan kebutuhannya secara optimal (Soetjiningsih dalam Lestari, 2012).
Keterlambatan pertumbuhan merupakan masalah yang serius bagi negara
maju maupun negara berkembang di dunia. Gangguan pertumbuhan yang
paling sering ditemukan di indonesia salah satunya masalah balita pendek.
Tercatat angka kejadian stunting pada tahun 2011 dibandingkan negara
tetangga seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand
(16%), dan Singapura (4%), Indonesia lebih tinggi yaitu (37,2%) dari 165 juta
anak di seluruh dunia (UNICEF, 2014).
2
Masalah gangguan pertumbuhan balita menurut hasil Riset Kesehatan
Dasar tahun 2013 persentase anak balita pendek di Indonesia sebesar 37,2%,
anak balita kurus dan sangat kurus sebesar 12,1%, anak balita gizi kurang
sebesar 19,6% dan anak balita gizi lebih sebesar 11,9%. Berdasarkan hasil
survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
tahun 2010 diketahui bahwa prevalensi gizi buruk di Jawa Timur adalah
sebesar 2,5%. Sedangkan menurut ketua umum penggerak PKK Jatim Nina
Soekarwo di Jawa Timur sampai tahun 2011, 20% anak balita dari total 2,4
juta anak balita mengalami gizi buruk (Dinkes RI, 2012). Pada tahun 2016
jumlah anak dibawah 2 tahun di kota madiun sebanyak 4.995 anak, dari 3.684
anak yang ditimbang (73%) yang hasilnya Bawah Garis Merah sebesar 0,5%
atau sebanyak 12 kasus/ 18 anak. Hal ini mengalami peningkatan di tahun
2017 sebesar 0,6% atau 14 kasus gizi buruk. Kasus gizi buruk disebabkan
salah satunya karena kebiasaan pola makan di dalam keluarga (Dinkes
Madiun, 2018).
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau
minuman mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi berusia lebih dari
6 bulan untuk memenuhi 2/3 kebutuhan bayi pada usia 6-9 bulan, dan pada
usia 9-12 bulan memenuhi setengah dari kebutuhan bayi (Sekartini &
Tikoalu, 2013). Hasil survey menunjukkan bahwa salah satu penyebab
terjadinya gangguan tumbuh kembang bayi dan dan anak usia 6-24 bulan di
Indonesia adalah rendahnya mutu makanan pendamping air susu ibu (MP-
ASI) yang diberikan sehingga anak mengalami kurang gizi (Suhartini, 2010).
3
Kondisi anak kurang gizi juga meningkatkan resiko penyakit infeksi
meningkat karena daya tahan tubuh yang rendah, bahkan kondisi ini dapat
menyebabkan kematian. Selain itu anak kurang gizi juga mengakibatkan
pertumbuhan otak tidak optimal, sehingga pada masa dewasa atau usia
sekolah kurang berprestasi serta sering sakit-sakitan (Riskesdas, 2013).
Pengenalan dan pemberian Makanan Pendamping ASI harus dilakukan
secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan
pencernaan bayi. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan
kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan
anak yang bertambah pesat pada periode ini. Makanan pendamping ASI (MP
ASI) merupakan makanan atau minuman yang mengandung gizi, MP-ASI ini
diberikan bersamaan dengan ASI mulai usia 6 bulan hingga 24 bulan, setelah
bayi berusia 6 bulan, mulai diperkenalkan makanan pendamping untuk
memenuhi kebutuhan gizinya (Riksani, 2012). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Rohmani, 2010 menuliskan bahwa perlu adanya penyuluhan
kepada ibu tentang pola pemberian makanan pada bayi, khususnya usia
pemberian MP ASI dan cara pemberian MP ASI yang benar seperti jenis-
jenis MP ASI yang disesuaikan dengan perkembangan umur, cara pemberian
MP ASI dan porsi pemberian MP ASI (Citerawati, 2016).
Pengambilan data awal di salah satu posyandu desa Sukorejo, didapatkan
Hasil pengamatan dari grafik pertumbuhan KMS pada bulan November-
Desember 2018, didapatkan ada 3 anak berada pada fase waspada atau berada
pada garis berwarna kuning selama 2 bulan berturut-turut. Berdasarkan hasil
4
wawancara studi pendahuluan kepada 3 orang ibu menyatakan bahwa,
mereka memberikan makanan kepada bayinya 2 kali sehari pada usia 12
bulan. Ketika ditanyakan apakah anak sering diberikan daging ayam atau
ikan, orang tua menyatakan hal itu jarang diberikan sebab mereka tidak
mampu membelinya.
Oleh karena itu, peneliti berminat untuk meneliti apakah ada “Hubungan
pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP ASI) dengan pertumbuhan
anak usia 6-24 bulan di posyandu desa Sukorejo Kecamatan Saradan
Kabupaten Madiun”.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara pemberian makanan pendamping air susu
ibu (MP-ASI) dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di posyandu desa
Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk menganalisis hubungan antara pemberian MP-ASI dengan
pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di desa Sukorejo Keacamatan Saradan
Kabupaten Madiun.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi pemberian MP-ASI anak usia 6-24 bulan di desa
Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun
2. Mengidentifikasi pertumbuhan pada anak usia 6-24 bulan di desa Sukorejo
Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun
5
3. Menganalisis hubungan pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan anak di
desa Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Tempat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
signifikan baik dalam membantu untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang dampak positif dari pemberian makanan pendamping ASI (MP-
ASI) dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
membimbing dan menambah pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi
keperawatan tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
dengan pertumbuhan pada anak usia 6-24 bulan.
1.4.3 Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
dan pengalaman ibu dalam pemberian MP- ASI yang baik dalam hal
kualitas dan kuantitas. Serta mengetahui pertumbuhan yang baik pada
anak usia 6-24 bulan di desa Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten
Madiun.
1.4.4 Bagi Peneliti
Penelitian inii diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan
pengalaman tentang pemberian MP-ASI dengan Pertumbuhan anak usia 6-
24 bulan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)
2.1.1 Definisi Makanan Pendamping ASI
Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung energi dan zat gizi yang diberikan kepada bayi atau
anak usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI
(Kemenkes RI, 2014). Pemberian makanan pendamping ini untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa bayi dan
prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan terjadi
sangat pesat, terutama pertumbuhan otak. Pemberian Makanan
Pendamping diberikan karena ASI hanya memenuhi kebutuhan gizi
sebanyak 60% pada usia 6-24 bulan. Sisanya harus dipenuhi dengan
makanan lain yang bernutrisi tinggi. Makanan Pendamping ASI sebagai
makanan atau minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang
diberikan kepada anak selama periode penyapihan (complementary
feeding) yaitu pada saat makanan atau minuman lain diberikan bersama
pemberian ASI (Citerawati, 2016). Pemberian makanan pendamping air
susu ibu (MP-ASI) yang buruk mengakibatkan kurang gizi dan
mengganggu kesehatan pada anak (Suhartini, 2010). Kondisi anak kurang
gizi juga meningkatkan resiko penyakit infeksi karena daya tahan tubuh
yang rendah, bahkan kondisi ini dapat menyebabkan kematian. Selain itu
7
anak kurang gizi juga mengakibatkan perkembangan otak tidak optimal,
sehingga pada masa dewasa atau usia sekolah kurang berprestasi serta
sering sakit-sakitan (Riskesdas, 2013).
2.1.2 Tujuan Pemberian MP ASI
Tujuan pemberian Makanan Pendamping ASI adalah (Citerawati,
2016):
a. Memenuhi kebutuhan gizi anak, karena ketika anak telah berusia >6
bulan (6-14 bulan) maka ASI hanya mampu memenuhi sekitar setengah
dari kebutuhan energi anak.
b. Mengembangkan kemampuan anak untuk menerima berbagai macam
makanan dengan rasa dan tekstur yang berbeda yang pada akhirnya
mampu menerima makanan keluarga.
c. Mengembangkan kemampuan anak untuk mengunyah dan menelan
(Citerawati, 2014).
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi (Nugroho, 2011).
2.1.3 Jenis Dan Bahan MP ASI
Makanan Pendamping ASI dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu
(Citerawati, 2016):
a. MP-ASI yang disediakan secara khusus (buatan rumah tangga atau
pabrik)
b. Makanan yang biasa dimakan anak dan cukup memenuhi zat gizi.
8
Makanan Pendamping ASI dapat juga dibagi menjadi dua jenis yaitu
(Kemenkes RI, 2014):
a. Makanan Pendamping ASI dari bahan makanan lokal yang dibuat
sendiri
b. Makanan Pendamping ASI pabrikan yang dikemas dalam bentuk
bungkusan, kaleng atau botol
Makanan anak yang diperoleh dalam bentuk jadi secara komersial
atau pabrikan umumnya bersumber dari sereal: bubur yang terdiri
atas beras, kacang hijau, daging sapi/ ayam. Bayam, wortel, tomat,
dan minyak nabati: atau berupa bubur manis yang terdiri dari
campuran tepung beras atau maizena, susu, dekstrin, maltosa dan
gula. Pemberian makanan bayi dari produk biasanya akan lebih
praktis dari sisi persiapannya. Namun lebih baik jika memberi
makanan yang diolah sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan
makanan keluarga, lebih aman, dan harganya lebih murah
(Almatsier, 2011).
2.1.4 Bentuk MP ASI
Bentuk Makanan Pendamping ASI dapat dibagi menjadi tiga bentuk
tahapan makanan yaitu (Citerawati, 2016):
a. Makanan lumat yaitu sayuran, daging/ ikan/ telur/, tahu/ temped an
buah yang dilumatkan atau disaring, seperti tomat saring, pisang lumat
halus, pepaya lumat, air jeruk manis, bubur kacang susu dan bubur ASI
9
b. Makanan lembik atau dicincang yang mudah ditelan anak, seperti bubur
nasi campur, nasi tim halus, bubur kacang hijau
c. Makanan keluarga seperti nasi dengan lauk pauk, sayuran dan buah
2.1.5 Tanda Anak Sudah Siap Untuk Mendapatkan MP-ASI
Ketika Anak telah berusia 6 bulan maka anak sudah siap untuk
mendapatkan makanan tambahan selain ASI. Namun selain indikator usia
tersebut, saat tepat memulai pemberian MP-ASI bergantung pada kesiapan
anak, yang meliputi kesiapan fisik dan psikologis (Citerawati, 2016).
1. Kesiapan fisik
Coba perhatikan makanan padat ketika anak:
a. Dapat duduk atau jika anak didudukkan kepalanya sudah tegak
b. Duduk tanpa atau hanya dengan sedikit bantuan dan mampu
menjaga keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda
didekatnya
c. Refleks menjulur lidah telah sangat berkurang
d. Perkembangan ketrampilan oromotor. Anak yang semula memiliki
kemampuan menghisap dan menelan makanan, maka pada usia >6
bulan kemampuan anak berkembang menjadi mengunyah dan
menelan makanan yang memiliki tekstur lebih kental dan padat
serta dapat memindahkan makanan dari bagian depan kebagian
belakang
e. Menjangkau dan mengambil benda dengan tepat (UNICEF, 2007).
10
f. Keinginan untuk mengunyah dan anak mulai meraih makanan atau
mainan atau objek yang lain dan memasukkannya ke dalam mulut
g. Jika diberikan makanan lumat anak tidak mengeluarkan makanan
dengan lidahnya (Kemenkes RI, 2014).
2. Kesiapan Psikologis
Anak akan memperlihatkan perilaku makan lanjut yaitu:
a. Lebih mandiri
b. Mampu menunjukkan keinginan makan dengan cara membuka
mulutnya, rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan atau
arah makanan, tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh
ke belakang atau menjauh.
Kemampuan keterampilan anak dalam memperlihatkan perilaku
makan dapat dilihat pada tabel 2.1 (Suskind & Lenssen, 2013 dalam
Citerawati, 2016).
Tabel 2.1 Kemampuan keterampilan anak dalam memperlihatkan
perilaku makan
Umur Keterampilan
Lahir - 6 bulan Memeluk, reflex mencari putting susu
Menghisap dan menelan
6 – 7 bulan Duduk dengan bantuan control kepala
Mengikuti gerakan makanan dengan mata
Membuka mulut untuk menerima sendok
Menutup bibir untuk menerima makanan dari
sendok
Menggerakkan makanan semi padat ke bagian
posterior lidah
Menelan makanan semi padat
6 – 8 bulan Duduk sendiri tanpa bantuan
Mempertahankan makanan didalam mulut
Mendorong makanan dengan lidah ke daerah
rahang
Mengunyah atau melumatkan makanan dengan
gerakan rahang turun naik
11
Menggenggam dengan telapak tangan
Mengambil makanan dengan tangan ke mulut
Minum dari gelas (tetapi masih banyak yang
tumpah)
7 – 10 bulan Dapat duduk sendiri dengan mudah
Mengunyah dengan gerakan rotasi
Menggigit makanan dari satu sisi ke sisi lain
didalam mulut
Mulai memajukan atau mencucukkan bibir pada
tepi gelas
Memegang kuat dengan menggenggam tangan
9 – 12 bulan Gerakan memegang dengan kuat semakin sempurna
Mencucukkan bibir pada tepi gelas
Kemampuan mengontrol makanan didalam mulut
semakin baik
Gerakan mengunya makanan semakin baik
Pemberian makanan harus memperhatikan kondisi bayi, antara lain
mengenal tanda anak yang lapar atau sudah kenyang. Tanda-tandanya
dapat dilihat pada tabel 2.2 (Citerawati, 2016).
Tabel 2.2 Tanda Anak Lapar atau Kenyang
Lapar Kenyang
Riang atau antusias sewaktu
didudukkan di kursi
makanannya
Memalingkan muka atau menutup
mulut ketika melihat sendok berisi
makanan
Gerakan menghisap atau
mengecapkan bibir
Menutup mulut dengan tangannya
Membuka mulut ketika melihat
sendok atau makanan
Rewel atau menangis karena
diberi makan
Memasukkan tangan kedalam
mulut
Tertidur
Menangis atau rewel karena
ingin makan
Mencondongkan tubuh kearah
makanan atau berusaha
menjangkaunya
Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak haruslah melihat
usia dan kemampuan keterampilan dari anak sehingga makanan yang
diberikan benar-benar sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan
perkembangan anak (Citerawati, 2016).
12
2.1.6 Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Dan Terlambat Pada Anak
Berikut ini dampak-dampak pemberian mp-asi terlalu dini pada usia <6
bulan dan pemberian mp-asi terlambat >6 bulan (Citerawati, 2016).
1. Dampak pemberian MP-ASI terlalu awal atau dini pada usia <6 bulan
akan:
a. Menggantikan asupan ASI, membuat sulit memenuhi kebutuhan zat
gizinya
b. Makanan mengandung zat gizi rendah bila berbentuk cair, seperti
sup dan bubur encer
c. Meningkatkan resiko kesakitan seperti, kurangnya faktor
perlindungan, MP-ASI tidak sebersih ASI, tidak mudah dicerna
seperti ASI, meningkatkan resiko alergi, meningkatkan resiko
kehamilan ibu bila frekuensi pemberian asi kurang
2. Dampak pemberian MP ASI terlambat pada usia >6 bulan akan
mengakibatkan:
a. Kebutuhan gizi anak tidak dapat terpenuhi
b. Pertumbuhan dan perkembangan lebih lambat
c. Resiko kekurangan gizi seperti anemia karena kekurangan zat besi
2.1.7 Persyaratan Pemberian MP-ASI
Makanan Pendamping ASI harus memenuhi syarat sebagai berikut
(GSIYCF, 2002 dalam Citerawati, 2016):
13
a. Tepat waktu (Timely)
Makanan Pendamping ASI harus diberikan sesuai dengan usia anak dan
kemampuan anak baik secara fisik maupun psikologis.
b. Adekuat (Adequate)
Makanan Pendamping ASI yang diberikan harus sesuai dalam hal
kualitas dan memperhatikan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
berdasarkan umur dan jenis makanan anak, selain sesuai dalam jumlah
dan gizinya (Maligan dkk, 2015). Pemberian MP-ASI yang baik
mengandung energi, zat gizi makro (protein, lemak, karbohidrat, dan
air) maupun zat gizi mikro (vitamin dan mineral).
c. Aman (Safe)
Segala hal yang berhubungan dengan penyimpanan, penyiapan dan saat
pemberian MP-ASI kepada anak harus memperhatikan kebersihan
makan agar anak terhindar dari resiko infeksi bakteri. Salah satu
perilaku yang harus dibiasakan oleh ibu saat memberikan MP-ASI pada
anak adalah perilaku cuci tangan. Berdasarkan penelitian Burton et al,
2011 menuliskan bahwa dengan mencuci tangan dengan sabun maka
bakteri yang ada pada tangan (seperti Enterococcus dan Enterobacter
sp) akan menurun hingga 8%.
d. Tepat Cara Pemberian (Properly)
Makanan Pendamping ASI diberikan sejalan dengan tanda lapar dan
nafsu makan yang ditunjukkan anak serta frekuensi dan cara
pemberiannya sesuai dengan umur anak.
14
2.1.8 Cara Memperkenalkan MP-ASI Kepada Anak
Pengenalan jenis, tekstur, dan konsistensi makanan, frekuensi dan
jumlah MP-ASI pada bayi harus secara bertahap. Beberapa hal penting
yang berkaitan, antara lain (Citerawati, 2016):
1. Mencoba makanan pertama kali. Bahan makanan seperti pisang, pepaya
lumat halus dan bahan makanan dari tepung beras aman untuk
dikonsumsi anak. Bahan makan sumber beras, biasanya tepung beras
yang diperkaya zat besi sangat cocok diberikan untuk anak sebagai
makanan pertama. Salah satu resep MP-ASI yang sering diberikan
kepada anak adalah bubur susu. Setelah bubur matang, diamkan sampai
hangat baru ditambahkan ASI perah atau susu formula yang biasa
diminum anak.
2. Berikan makanan 1-2 sendok teh sesudah anak minum sejumlah ASI
atau formula. Namun anak menolak makanan sebaiknya berikan
makanan terlebih dahulu, barulah setelah itu berikan ASI/ Susu
formula.
3. Anak haruslah diperkenalkan bahan makanan yang beraneka ragam.
Setiap jenis makanan sebaiknya diperkenalkan satu persatu dan
pemberian diulang selama 2 hari agar anak dapat mengenal rasa, aroma
jenis makanan tersebut. Contoh bubur + daging, bubur beras + wortel
dan sebagainya.
15
4. Memperkenalkan makanan baru tidak cukup hanya 1-2 kali tetapi bisa
sampai 10-15 kali sebelum dinyatakan memang tidak suka pada
makanan tersebut.
5. Saat memperkenalkan Makanan Pendamping ASI jumlah yang
diberikan memang tidak bisa langsung banyak sesuai kebutuhan anak,
namun berikan secara bertahap sampai jumlahnya sesuai
2.1.9 Cara Pemberian MP-ASI
Seorang anak perlu belajar bagaimana cara makan, mencoba rasa dan
tekstur makanan baru. Anak perlu belajar mengunyah makanan,
memindah-mindahkan makanan dalam mulut dan menelannya dengan cara
(Citerawati, 2016):
1. Memberi perhatian disertai senyum dan kasih sayang
2. Tatap mata anak dan ucapkan kata-kata yang mendorong anak untuk
makan
3. Beri makan anak dengan sabar dan tidak tergesa-gesa
4. Tunggu bila anak sedang berhenti makan dan suapi lagi setelah
beberapa saat, jangan dipaksa
5. Cobakan berbagai bahan makanan, rasa dan tekstur agar anak suka
makan
6. Beri makanan yang dipotong kecil, sehingga anak dapat belajar
memegang dan makan sendiri (PGS-Kemenkes RI, 2014).
16
2.1.10 Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian MP-ASI
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MP-ASI
adalah: frekuensi, jumlah, kepekatan, variasi, pemberian makanan secara
responsif dan kebersihan. Saat anak usia 6 bulan, susui dulu anak sebelum
ia diberi makanan lain. Karena pada saat usia ini ASI masih mampu
memberikan separuh dari kebutuhan energi anak. ASI diberikan sesuai
permintaan anak baik siang maupun malam karena ASI merupakan bagian
terpenting dari makanannya. Saat anak mulai mendapatkan MP-ASI maka
makanan padat pertama yang terbaik adalah yang terbuat dari beras karena
beras merupakan bahan makanan yang paling Hypoallargenic. Gandum
dan campuran serealia lainnya yang mengandung Gluten sebaiknya
ditunda hingga usia 8 bulan (Citerawati dalam Pangesti, 2016).
Penjelasan tentang usia bayi/ anak adalah sebagai berikut (Citerawati
2016):
a. 0-6 bulan sama dengan 0-5 bulan 29 hari
b. 0-9 bulan sama dengan 6-8 bulan 29 hari
c. 9-12 bulan sama dengan 9-11 bulan 29 hari
d. 12-24 bulan sama dengan 12-23 bulan 29 hari
Jika bayi berusia 6-9 bulan, maka hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut:
17
1. Frekuensi
Memberikan makanan kepada anak 3 kali sehari, pagi, siang, maupun
malam. Berikan sesuai keinginan anak Citerawati dalam Pangesti,
2016).
2. Jumlah
Pada saat anak berusia 6 bulan tidak dapat langsung diberikan makan
dalam jumlah sesuai kebutuhannya. Berikan makanan secara bertahap
dan tingkatkan jumlahnya secara perlahan sesuai pertambahan umur.
3. Kepekatan/ Kekentalan
Berikan makanan keluarga yang dilunakkan. Setelah berusia 8 bulan,
anak sudah bisa mulai makan makanan yang bisa ia pegang.
4. Variasi
Cobalah untuk memeberikan makanan yang bervariasi setiap kali
makan. Makanan yang aman untuk anak di awal seperti pisang, pepaya
lumat halus, air jeruk, bubur susu, air tomat saring (Citerawati dalam
Pangesti, 2016).
5. Taburia
Tambahkan tabur gizi pada makanan siap saji dalam satu kali makan.
Tabur gizi diberikan 2 hari satu kali. Taburia atau sprinkle adalah bubuk
multivitamin dan mineral yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
makan pada anak. Kemenkes RI, 2014 menuliskan bahwa taburia
mengandung 12 macam vitamin dan 4 mineral yang sangat dibutuhkan
untuk menanggulangi masalah kurang zat gizi mikro, khususnya
18
penanggulangan Anemia Gizi Besi (AGB) pada baduta. Aturan
pemberian taburia adalah dua hari sekali pada makanan siap saji (satu
bungkus untuk satu kali makan). Pemberian taburia pada bayi/ anak
harus dipastikan agar dapat dihabiskan semua oleh anak. Mencampur
taburia pada 3-4 sendok makan pada buah atau bubur susu anak dan
berikan pada suapan-suapan awal sehingga dapat dihabiskan oleh anak.
Tidak dianjurkan untuk memberi bubuk taburia pada makanan yang
berkuah karena taburia tidak larut dalam air. Dan juga tidak
mencampurkan bubuk taburia pada makanan yang panas karena zat besi
pada taburia akan pecah sehingga menimbulkan bau dan rasa yang
mungkin menyebabkan anak tidak suka pada makanan yang diberikan.
Setelah mengkonsumsi taburia ada kemungkinan BAB anak akan
berwarna hitam dan agak keras karena efek dari kandungan zat besi
yang ada pada bubuk taburia, Hal itu hanya akan terjadi diawal-awal
pemberian.
6. Pemberian makan secara aktif/ responsif
Saat usia anak 6-9 bulan, kemungkinan ada anak yang masih belum
terbiasa untuk mengkonsumsi MP-ASI, Tetap berikan makanan pada
anak secara perlahan dan tidak dianjurkan untuk memaksa anak makan.
7. Kebersihan
Kebersihan baik itu pada ibu/ pengasuh menjadi poin penting yang
selalu harus diperhatikan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
19
sangat penting untuk menghindari diare dan penyakit lainnya pada
anak.
Jika anak berusia 9-12 bulan, maka hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pemberian MP-ASI adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi
Berikan makan pada anak 3-4 kali sehari.
2. Jumlah
Berikan 1/2 sampai 3/4 mangkok (125 ml – 175 ml).
3. Kepekatan
Makanan pada usia 9-12 bulan berupa makanan lembik. Berikan
makanan keluarga yang dipotong-potong dan diiris-iris. Berikan paling
kurang 1 sampai 2 makanan selingan seperti mangga, pepaya, alpukat,
pisang, buah-buahan dan sayuran lain, roti tawar dan roti goreng,
kentang goreng, ubi jalar.
4. Variasi
Cobalah untuk memberikan makanan yang bervariasi setiap kali makan.
Untuk makanan seperti mangga, pepaya, pisang, alpukat, buah-buahan
dan sayur-sayuran lain, kentang rebus, ubi jalar dan produk-produk roti
tawar dapat diberikan sekali atau dua kali sehari.
5. Tambahkan tabur gizi pada makanan siap saji dalam satu kali makan.
Diberikan 2 hari satu kali.
20
6. Pemberian makan secara responsif
Bersabarlah dan terus berikan dorongan kepada anak agar mau makan.
Jangan paksa anak untuk makan
7. Kebersihan
PHBS yang baik adalah penting untuk menghindari diare dan penyakit
lainnya.
Tahapan pemberian makan selanjutnya adalah usia 12-24 bulan. Untuk
anak usia 12 bulan hingga 24 bulan maka hal yang harus diperhatikan
adalah:
a. Frekuensi
Memberikan makanan 3-4 kali/ hari.
b. Jumlah
Tingkatkan jumlahnya secara perlahan dari ¾ cangkir/ mangkok (1
cangkir dengan ukuran = 250 ml) hingga mencapai 1 mangkok 175-250
ml). Makanan yang diberikan berupa makanan keluarga. Berikan paling
kurang 1 sampai 2 makanan selingan seperti mangga, pepaya, alpukat,
pisang, buah-buahan dan sayuran lain, roti tawar, kentang goreng, ubi
jalar.
c. Kepekatan
Berikan makan keluarga yang telah dipotong-potong, makanan yang
bisa dipegang, dan makanan yang diiris-iris.
d. Variasi
Cobalah untuk memberikan makanan yang bervariasi setiap kali makan.
21
Tabel 2.3 Variasi Makanan Pendamping ASI
Umur Variasi Makanan Pendamping ASI
Lahir - 6 bulan ASI, formula
6 – 7 bulan ASI, susu formula
Sereal yang mengandung zat besi
6 – 8 bulan ASI, susu formula
Buah dan sayuran yang dilumatkan
atau dibuat puree
7 – 10 bulan ASI, formula
Buah dan sayuran cincang dimasak
Polong masak dilumatkan
Roti potong kecil, roti panggang,
tortilla
Crackers dan sereal kering
9 – 12 bulan ASI, susu formula
Makanan masak yang lunak dan
dipotong kecil-kecil
Buah segar yang lunak dan dipotong
kecil-kecil
Daging empuk yang dicincang atau
dilumatkan
Sereal kering, roti panggang, crakers
Telur dan keju
12-24 bulan ASI, susu formula
Bahan makanan sama dengan orang
dewasa, dengan tetap memberikan
sayuran dan daging atau tahu, tempe
Buah-buahan seperti, pepaya,alpukat
dll
Makanan selingan seperti roti tawar,
biskuit dll
e. Tambahkan tabur gizi pada makanan siap saji dalam satu kali makan.
Tabur gizi diberikan 2 hari satu kali.
f. Pemberian makan secara aktif/ responsif
Pada usia ini kemungkinan ada anak yang hanya bisa makan makanan
tertentu dan masih sulit untuk diberikan makanan tambahan. Tetap
bersabar dan terus berikan dorongan kepada anak agar ia mau makan.
Jangan paksa anak untuk makan.
22
g. Kebersihan
Kebersihan yang baik adalah penting untuk menghindari diare dan
penyakit lainnya. Selalu cuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan
makanan dan memberi makanan pada anak.
2.2.11 Jadwal Pemberian Makan Pada Anak
Agar orang tua yakin bahwa kebutuhan bayi/ anak telah terpenuhi maka
saat pemberian MP-ASI juga harus memperhatikan jadwal makan
(Citerawati, 2016).
Tabel 2.6 Jadwal Pemberian Makan pada Anak
JADWAL USIA
6-8 BULAN 9-11 BULAN 12-23 BULAN
06.00 ASI ASI ASI
08.00 MP ASI (Makan
pagi)
MP ASI (Makan pagi) (Makan pagi)
10.00 ASI/ makanan
selingan
ASI/ makanan
selingan
Makanan selingan
12.00 MP ASI (makan
siang)
MP ASI (makan siang Makan siang
14.00 ASI ASI ASI
16.00 Makanan selingan Makanan selingan Makanan selingan
18.00 Makan malam
(MP ASI)
Makan malam Makan malam
20.00 ASI ASI ASI
22.00 ASI ASI -
24.00 ASI (bila bayi
masih mau)
ASI -
03.00 ASI (bila bayi
masih mau)
- -
23
2.2 Konsep Dasar Pertumbuhan Anak
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel di
seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur (Wong, 2008
dalam Ambarwati, 2014). Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai
bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian
atau seluruhnya karena ada multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh
juga karena bertambah besarnya sel. Adanya multiplikasi dan pertambahan
ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi
sejak terjadinya konsepsi, yaitu bertemunya sel telur dansperma hingga
dewasa (UNICEF, 2005 dalam Ambarwati 2014). Jadi, pertumbuhan lebih
ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih
besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan
dan tinggi badan (Nursalam, dkk, 2008 dalam Ambarwati, 2014).
Pertumbuhan pada masa anak berbeda dan bervariasi sesuai dengan
bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah
kepala ke kaki (cephalocaudal). Kematangan pertumbuhan tubuh pada
bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur
diikuti oleh tubuh bagian bawah. Pada masa fetal (kehamilan 2 bulan),
pertumbuhan kepala lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir,
yaitu 50% dari total panjang badan. Selanjutnya, pertumbuhan bagian
bawah akan bertambah secara teratur (Nursalam, dkk, 2008, dalam
Ambarwati, 2014).
24
2.2.2 Pola Pertumbuhan
Pola pertumbuhan merupakan peristiwa yang terjadi selama proses
pertumbuhan pada anak yang dapat mengalami percepatan maupun
perlambatan yang saling berhubungan antara satu organ dengan organ yang
lain. Pada peristiwa tersebut akan mengalami perubahan pola pertumbuhan
seperti berikut (Hidayat, 2009 dalam Ambarwati, 2014):
1. Pola pertumbuhan fisik yang terarah
Pola ini memiliki dua prinsip atau hukum perkembangan, yaitu
prinsip cephalocaudal dan prinsip proximodistal (Hidayat, 2009 dalam
Ambarwati, 2014).
a. Pola Cephalocaudal atau head to tail direction (dari arah kepala
kemudian ke kaki) dimulai dari kepala yang ditandai dengan
perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang
kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat dengan
menggelengkan kepala dan dilajutkan ke bagian ekstremitas bawah
lengan, tangan, dan kaki. Hal tersebut merupakan pola searah dalam
pertumbuhan.
b. Proximodistal atau near for direction. Pola ini dimulai dengan
menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat atau
sumbu tengah kemudian menggerakkan anggota gerak yang lebih
jauh atau ke arah bagian tepi, seperti menggerakkan bahu terlebih
dahulu lalu jari-jari. Hal tersebut juga dapat dilihat pada
perkembangan berbagai organ yang ada di tengah, seperti jantung,
25
paru, pencernaan, dan yang lain akan lebih dahulu mencapai
kematangan.
2.2.3 Ciri-ciri Pertumbuhan
Ciri-ciri pertumbuhan (Hidayat, 2008 dalam Ambarwati, 2014):
1. Perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan
lain-lain.
2. Perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ
manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
3. Ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan akan hilang, seperti
hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-
refleks tertentu.
4. Terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan,
seperti adanya rambut pada daerah axilla, pubis, atau dada.
2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Setiap individu akan mengalami siklus yang berbeda pada kehidupan
manusia. Dalam proses pertumbuhan, peristiwa tersebut dapat secara tepat
maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan. Proses percepatan
atau perlambatan seperti tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor herediter,
faktor lingkungan, dan faktor hormonal (Hidayat, 2008 dalam Ambarwati,
2014).
26
1. Faktor Herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai
dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor-faktor
lain. Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku
bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam
pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap ransangan,
dan pertumbuhan tulang (Hidayat, 2009 dalam Ambarwati, 2014).
Pertumbuhan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan
cenderung lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan. Baik
anak laki-laki maupun anak perempuan akan mengalami pertumbuhan
yang lebih cepat ketika mereka mencapai masa pubertas (Hidayat, 2009
dalam Ambarwati, 2014).
Ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam pertumbuhan, hal
ini dapat dilihat pada suku bangsa tertentu yang memiliki
kecenderungan lebih besar atau tinggi, seperti orang Asia yang lebih
pendek dan kecil dibandingkan dengan orang Eropa atau lainnya
(Hidayat, 2009 dalam Ambarwati, 2014).
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan
kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal
dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yaitu
(Hidayat, 2009 dalam Ambarwati, 2014):
27
a. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesia
atau bangsa lainnya, dengan demikian postur tubuh tiap bangsa
berlainan.
b. Keluarga
Ada keluarga yang cenderung memiliki tubuh gemuk atau
perawakan pendek.
c. Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang
mengalami pertumbuhan cepat dibanding dengan masa lainnya.
d. Jenis kelamin
Wanita akan mengalami masa pubertas lebih dahulu dibanding
dengan laki-laki.
e. Kelainan kromosom
Penyebab kegagalan pertumbuhan, misalnya sindroma down.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan
penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah
dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal
(lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (lingkungan
setelah bayi lahir) (Ambarwati, 2014).
28
a. Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan,
mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu
hamil, lingkungan mekanis, zat kimia atau toksin, dan hormonal.
1) Lingkungan mekanis
Lingkungan mekanis adalah segala hal yang mempengaruhi janin
atau posisi janin dalam uterus (Ambarwati, 2014).
a) Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak janin.
b) Infeksi dalam kandungan mempengaruhi pertumbuhan janin
c) Kekurangan oksigen pada janin mengakibatkan gangguan
dalam plasenta sehingga mungkin bayi lahir dengan berat
badan yang kurang.
d) Faktor imunitas dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
karena menyebabkan terjadinya abortus.
e) Stress dapat mempengaruhi kegagalan tumbuh kembang janin.
2) Zat kimia atau toksin
Zat kimia atau toksin berkaitan dengan penggunaan obat-obatan,
alkohol atau kebiasaan merokok oleh ibu hamil.
3) Hormonal
Hormon-hormon ini mencangkup hormon somatotropin, plasenta,
hormon tiroid, dan insulin. Peran hormon somatotropin (growth
hormon), yaitu di sekresi kelenjar hipofisis janin sekitar minggu
ke-9 dan produksinya meningkat pada minggu ke-20. Hormon
29
plasenta (human placental lactogen) berperan dalam nutrisi
plasenta (Ambarwati, 2014).
b. Lingkungan Postnatal
Selain faktor lingkungan intrauteri terdapat lingkungan setelah lahir
yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan anak, seperti budaya
lingkungan, sosial ekonomi keluarga, nutrisi,iklim atau cuaca,
olahraga, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan
(Ambarwati, 2014).
1) Budaya lingkungan
Budaya lingkungan dalam hal ini adalah budaya di masyarakat
yang mempengaruhi pertumbuhan anak. Budaya lingkungan dapat
menentukan bagaimana seseorang atau masyarakat
mempersepsikan pola hidup sehat, hal ini dapat terlihat apabila
kehidupan atau perilaku mengikuti budaya yang ada sehingga
kemungkinan besar dapat menghambat dalam aspek
pertumbuhan, sebagai contoh, anak yang dalam usia tumbuh
kembang membutuhkan makanan yang bergizi, namun karena
terdapat adat atau budaya yang melarang makan makanan tertentu
dalam masa tertentu padahal makanan tersebut dibutuhkan untuk
perbaikan gizi, maka tentu akan mengganggu atau menghambat
masa pertumbuhan (Ambarwati, 2014).
30
2) Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
anak. Anak dengan keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi
umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik
dibandingkan dengan anak sosial ekonomi rendah. Demikian juga
dengan anak yang berpendidikan rendah, tentu akan sulit untuk
menerima arahan dalam pemenuhan gizi atau pentingnya
pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu
pertumbuhan anak (Ambarwati, 2104).
3) Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam
menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan. Nutrisi menjadi
kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa
pertumbuhan. Fungsi nutrisi diantaranya adalah sebagai bahan
pembangun tubuh. Sampai batas tertentu manusia akan
mengalami pertumbuhan, yaitu bertambah tinggi dan berat. Hal
ini dapat terjadi karena setiap hari manusia makan makanan yang
cukup bergizi. Keadaan dimana pertumbuhan baik pada anak
terjadi karena seimbangnya jumlah asupan nutrisi pada MP-ASI
yang dibutuhkan oleh tubuh baik dalam bentuk, jumlah, frekuensi,
kepekatan, kebersihan dll. Nutrisi bagi manusia dapat berupa
protein, karbohidrat, vitamin, mineral dll. Asupan nutrisi yang
tidak tepat akan menyebabkan anak mengalami kurang gizi yang
31
akhirnya meningkatkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas
(Ambarwati, 2014). Banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan diantaranya pemberian MP-ASI yang meliputi
kualitas gizi akan mempengaruhi kesehatan anak. Anak yang
mendapatkan MP-ASI cukup dan kurang akan mudah terserang
penyakit atau infeksi dan akan mengalami hambatan
pertumbuhan. Anak yang sering terkena infeksi atau penyakit
dalam waktu lama tidak hanya berpengaruh terhadap berat
badannya tetapi juga berdampak pada pertumbuhan mentalnya
(Jafar, 2016).
4) Iklim dan cuaca
Iklim dan cuaca dapat berperan damam pertumbuhan. Misalnya
pada saat musim tertentu keutuhan gizi dapat dengan mudah
diperoleh, namun pada saat musim yang lain justru sebaliknya.
Sebagai contoh, saat musim kemarau penyediaan air bersih atau
sumber makanan sangatlah sulit diperoleh (Ambarwati, 2014).
5) Status Kesehatan
Seperti halnya anak yang sehat dengan yang sakit akan berbeda
proses pertumbuhannya. Anak yang sakit akan mengalami
perlambatan pertumbuhan. Seperti anaka yang mengalami
penyakit kronis, pencapaian kemampuan untuk memaksimalkan
pertumbuhan akan terlambat karena anak memiliki masa kritis,
32
asupan nutrisi yang didapat berbeda dengan anak yang sehat
(Ambarwati, 2014).
3. Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak
antara lain hormon somatotropin, tiroid, dan glukokortikoid. Hormon
somatotropin (Growth Hormone) berperan dalam mempengaruhi
pertumbuhan tinggi badan dengan stimulasi terjadinya proliferasi sel
kartilago dan sistem skeletal (Hidayat, 2008 dalam Ambarwati, 2014).
2.2.5 Pemantauan Pertumbuhan
Pemantauan pertumbuhan memerlukan standar yang tepat bertujuan
untuk mendeteksi dini adanya gangguan pertumbuhan, memantau status gizi
serta dapat meningkatkan gizi anak, menilai dampak kegiatan intervensi
medis dan nutrisi, serta deteksi dini penyakit yang mendasari gangguan
pertumbuhan (LAB, 2012 dalam Jafar, 2016).
1. Antropometri
Pengukuran antropometri ini dimaksudkan untuk mengetahui
ukuran-ukuran fisik anak dengan menggunakan alat ukur tertentu,
seperti timbangan dan pita pengukur atau meteran (Nursalam, 2005
dalam Ambarwati, 2014). Ukuran antropometri dapat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu (Kusminarti, 2009):
a. Tergantung umur
Hasil pengukuran dibandingkan dengan umur. Misalnya berat
badan terhadap usia. Dengan demikian, dapat diketahui apakah
33
ukuran yang dimaksud tersebut golongan normal atau anak
seusianya.
b. Tidak tergantung umur
Hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran lainnya tanpa
memperhatikan berapak umur anak yang diukur. Misalnya berat
badan terhadap tinggi badan. Ukuran ini digunakan untuk
mengetahui apakah proporsi anak tersebut normal.
Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan
untuk menentukan keadaan pertumbuhanpada masa balita adalah:
a. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting
karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua umur
(Nursalam, dkk, 2005 dalam Kusminarti, 2009). Tujuan pemantauan
berat badan adalah utnuk menilai hasil peningkatan atau penurunan
semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang, otot, lemak, cairan
tubuh) sehingga akan diketahui status gizi anak atau tumbuh
kembang anak. Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami
yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir
dan berat badan akan kembali pada hari kesepuluh. Hal ini
disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum
diimbangi dengan asupan yang mencukupi. Tahapan pertumbuhan
berat badan pada balita yaitu (Sugianto, 2013):
34
1) Pada usia 1-4 bulan pertumbuhan berat akan mencapai 700-1000
gram perbulan.
2) Usia 4-8 bulan pertumbuhan berat badan dua kali lipat berat
badan lahir, rata-rata kenaikannya 500-600 gram perbulan
apabila mendapatkan pemenuhan gizi yang baik.
3) Usia 8-12 bulam pertumbuhan berat badan mencapai tiga kali
lipat berat badan lahir pada usia satu tahun, pertambahan berat
badan sekitar 350-450 gram perbulan pada usia 7-9 bulan, dan
terjadi penambahan berat badan 250-350 gram pada usia 10-12
bulan jika bayi mendapatkan pemenuhan gizi yang baik.
4) Pada usia 1-2 tahun, pada masa ini beberapa perlambatan dalam
pertumbuhan fisik. Kenaikan berat badan 1,5-2,5 kg.
b. Tinggi badan
Istilah tinggi badan dinyatakan sebagai pengukuran yang
dilakukan ketika anak telentang atau berdiri. Tujuan pemantauan
pengukuran tinggi badan adalah untuk menilai status perbaikan gizi
disamping faktor genetik dan merupakan indikator yang baik untuk
pertumbuhan fisik. Penilaian Tinggi badan dapat dilakukan sangat
mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak. Tahapan usia 1-4 bulan pertumbuhan tinggi badan agak stabil
(Sugianto, 2013):
1) Pada usia 4-8 bulan tinggi badan tidak mengalami percepatan
pertumbuhan dan naik stabil berdasarkan pertambahan umur.
35
2) Pada usia 8-12 bulan pertumbuhan tinggi badan kurang lebih 1,5
kali tinggi badan lahir, pada usia satu tahun, penambahan tinggi
badan masih stabil dan diperkirakan mencapai 75 cm.
3) Masa anak 1-2 tahun kenaikan badan mencapai 6-10 cm.
c. Lingkar kepala
Lingkar kepala biasanya dihubung-hubungkan dengan ukuran
otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat
selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkar kepala tidak
menggambarkan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran
otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai
dengan keadaan gizi. Secara normal pertambahan ukuran lingkar
kepala pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh
faktor ras, bangsa dan letak geografis saat lahir, ukuran lingkar
kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah ±0,5
cm/ bulan pada bulan pertama atau menjadi ± 44 cm. Pada 6 bulan
pertama, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan
tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala
bertambah tidak lebih dari 5 cm/ bulan, setelah itu sampai usia 18
tahun lingkar kepala hanya bertambah ± 10 cm. Pengkuran lingkar
kepala lebih sulit untuk dilakukan bila dibandingkan dengan ukuran
antropometri lainnya dan jarang dilakukan pada balita, kecuali
apabila ada kecurigaan akan pertumbuhan yang tidak normal
(Nursalam dkk, 2005 dalam Kusminarti, 2009).
36
d. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang
jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan
cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LLA dapat dipakai
untuk menilai keadaan gizi/ tumbuh kembang pada kelompok umur
pra sekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi
16 cm pada umur satu tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah
selama 1-3 tahun. Keuntungan penggunaan LLA adalah alatnya
murah, bisa dibuat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya,
dan dapat dipakai oleh tenaga tidak terdidik. Sedangkan kerugiannya
adalah LLA hanya untuk identifikasi anak dengan penggunaan gizi/
pertumbuhan yang berat, sukar menentukan pertengahan LLA tanpa
menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun
ada yang mengatakan dapat untuk anak umur 6 bulan sampai dengan
5 atau 6 tahun (Kusminarti, 2009).
e. Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular
merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak dibawah kulit,
yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi,
lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi
berlebihan. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai
terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas
(Kusminarti, 2009).
37
f. Lingkar Dada
Pengukuran lingkar dada jarang dilakukan, pengukurannya
dilakukan pada saat bernapas biasa. Pengukuran lingkar dada ini
dilakukan dengan posisi berbaring (Nursalam, 2005 dalam
Ambarwati, 2014).
2. Kartu Menuju Sehat (KMS)
Kartu Menuju Sehat atau KMS adalah suatu kartu atau alat penting
yang digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
(Nursalam, 2008 dalam Ambarwati, 2014). KMS dapat diartikan
sebagai rapor kesehatan dan gizi (catatan riwayat kesehatan dan gizi)
balita (Nursalam, 2008 dalam Ambarwati, 2014). Secara umum, KMS
berisi gambar kurva berat badan terhadap umur untuk anak berusia 0-5
tahun, atribut penyuluhan dan catatan yang penting untuk diperhatikan
oleh petugas dan orang tua, seperti riwayat kelahiran anak, pemberian
ASI dan makanan tambahan, pemberian imunisasi dan vitamin A,
penatalaksanaan diare di rumah, serta patokan sederhana tentang
perkembangan psikomotorik anak (Nursalam, 2008 dalam Ambarwati,
2014). KMS yang ada di Indonesia saat ini berdasarkan standart
Harvard, dimana 50 persentil standart Harvard dianggap 100% yang
meupakan batas atas garis hijau. Garis titik-titik merupakan batas gizi
baik dan kurang (cut of point), mempunyai nilai yang kurang lebih sama
80% terhadap median. Sedangkan garis merah adalah 60% terhadap
median yang merupakan batas gizi kurang dan gizi buruk. Tiap lapis
38
warna pada KMS adalah 5% (Kusminarti, 2009). Apabila garis KMS
berada pada garis hijau berarti pertumbuhan baik, kecil resiko terkena
gangguan pertumbuhan. Sedangkan pertumbuhan cukup ditandai garis
KMS berwarna kuning dan pertumbuhan kurang ditandai dengan garis
berwarna merah, yang berarti anak memiliki kemungkinan mengalami
gangguan atau hambatan pertumbuhan (Suryana dkk, 2015).
a. Tujuan penggunaan Kartu Menuju Sehat
Menurut Nursalam (2008) dalam Ambarwati (2014), tujuan
umum penggunaan KMS adalah mewujudkan tingkat tumbuh
kembang dan status kesehatan anak balita secara optimal. Adapun
tujuan khususnya meliputi:
1) Alat bantu ibu atau orang tua memantau tingkat pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal.
2) Alat bantu dalam membantu dan menentukan tindakan yang
diperlukan untuk mewujudkan tumbuh kembang yang optimal.
3) Mengatasi malnutrisi di masyarakat serta efektif dengan
peningkatan pertumbuhan yang memadai (promotive).
b. Fungsi Kartu Menuju Sehat (KMS)
Menurut Nursalam (2008) dalam Ambarwati (2014), ada
beberapa fungsi KMS. Secara umum, fungsi-fungsi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi:
1) Media untuk mencatat atau memantau riwayat kesehatan balita
secara lengkap.
39
2) Media penyuluhan bagi orang tua mengenai kesehatan balita.
3) Sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik untuk
balita.
4) Analisa tumbuh kembang balita.
2.2.6 Macam-macam Penyimpangan Pertumbuhan
1. Gagal Tumbuh (Failure to Thrive)
Merupakan kegagalan untuk tumbuh dimana sebenarnya anak
tersebut lahir dengan cukup bulan akan tetapi dalam pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya mengalami kegagalan pertumbuhan fisik
dengan malnutrisi dan retardasi perkembangan sosial atau motorik.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal tumbuh adalah gangguan
psikososial dimana anak tidak mendapat kasih sayang dari orang tua
sehingga banyak dijumpai di panti. Ciri-ciri gagal tumbuh yang lain
adalah secara organik tidak ditemukan adanya kelainan dan secara
anamnesa anak ditelantarkan dalam perawatannya (Aziz Alimul H,
2005 dalam Kusminarti, 2009).
2. Stunting
Stunting adalah kegagalan untuk mencapai pertumbuhan yang
optimal, diukur berdasarkan TB/U (tinggi badan menurut umur).
Stunting atau malnutrisi kronik merupakan bentuk lain dari kegagalan
pertumbuhan. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan faktor-faktor
pertumbuhan (faktor internal dan eksternal) baik selama masa didalam
40
kandungan maupun selama masa pertumbuhan anak (Setiawan, 2010).
Hal ini juga bisa disebabkan karena defisiensi dari berbagai zat gizi,
misalnya mikronutrien, protein atau energi (Setiawan, 2010).
3. Obesitas
Obesitas merupakan keadaan psikologis, yaitu dengan terdapatnya
penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi
tubuh yang normal. Penyebab obesitas diantaranya: masukan energi
yang melebihi dari kebutuhan tubuh, penggunaan kalori yang kurang,
hormonal atau fungsi hipotalamus yang abnormal sehingga terjadi
hiperfalgia atau nafsu makan yang berlebih karena gangguan pada
pusat kenyang di otak (Kusminarti, 2009).
Penambahan dan pembesaran jumlah sel lemak paling cepat pada
masa anak-anak dan mencapai puncaknya pada masa dewasa. Obesitas
yang terjadi pada masa anak selain hiperplasia juga terjadi hipertrofi
(Soetjiningsih, 1995 dalam Kusminarti 2009).
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan kondisi medis yang disebabkan oleh asupan
atau pemberian nutrisi yang tidak benar maupun yang tidak mencukupi.
Malnutrisi lebih sering dihubungkan dengan asupan nutrisi yang kurang
atau sering disebut undernutrition (gizi kurang), namun istilah
malnutrisi juga mencakup overnutrition (gizi lebih). Seseorang akan
mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi makanan dengan
jumlah, jenis dan kualitas gizi yang memadai untuk diit yang sehat
dalam jangka waktu yang lama. Gizi kurang dapat terjadi karena asupan
41
yang kurang atau pengeluaran energi yang cepat sedangkan gizi lebih
dapat terjadi karena asupan yang berlebihan, atau pengeluaran energi
yang sedikit dibandingkan dengan pemasukan (WHO, 2015).
5. Sindroma Down
Anak dengan sindroma down adalah individu yang dapat dikenali
dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas akibat jumlah
kromosom 21 yang berlebih. Penyebab sindrom down adalah genetik,
radiasi, infeksi, autoimun, umur ibu, dan umur ayah. Kecepatan
pertumbuhan fisik anak dengan sindrom down lebih rendah
dibandingkan dengan anak yang normal. Perlu dilakukan pemantauan
pertumbuhan secara berkelanjutan karena sering disertai hipotiroid
(Kusminarti, 2009).
42
Faktor yang harus diperhatikan
dalam pemberian makanan
pendamping ASI
a. Frekuensi pemberian MP-
ASI
b. Jumlah pemberian
c. Kepekatan
d. Variasi
e. Pemberian makan secara
aktif/ responsif
f. Kebersihan
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan :
: Diteliti : Mempengaruhi
: Tidak diteliti : Berhubungan
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Pemberian MP-ASI Terhadap
Pertumbuhan Anak Usia 6-24 Bulan
Pada gambar 3.1 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak ada
tiga yaitu, faktor herditer, faktor lingkungan dan faktor hormonal. Faktor
herediter terdiri dari perbedaan ras/ etnis, keluarga, umur, jenis kelamin,
Pertumbuhan anak usia 6-24
bulan
Pemberian makanan pendamping
ASI (MP ASI)
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan anak
1. Faktor herediter:
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan prenatal
1) Lingkungan mekanis
2) Zat kimia atau toksin
3) Hormonal
b. Lingkungan postnatal
1) Budaya lingkungan
2) Status sosial ekonomi
3) Nutrisi
4) Iklim dan cuaca
5) Status kesehatan
3. Hormonal
3) Nutrisi
43
kelainan kromosom. Kemudian faktor lingkungan antara lain lingkungan
prenatal dan lingkungan postnatal (Hidayat, 2008 dalam Ambarwati, 2014).
Selain itu pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas
penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak
(Riksani, 2012). Sehingga dari kerangka konsep tersebut peneliti
menghubungkan pemberian MP-ASI terhadap pertumbuhan anak usia 6-24
bulan.
3.2 Hipotesis Penelitian
H1 : Ada hubungan pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-
ASI) terhadap pertumbuhan anak usia 6-24 bulan.
44
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Cara penelitian meliputi desain penelitian,
kerangka kerja, populasi, sampel, teknik sampling, identifikasi variabel, definisi
oprasional, teknik pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, etika
penelitian, dan keterbatasan penelitian (Arikunto, 2010).
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian
pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2013).
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Desain penelitian analitik
korelasional yaitu untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel
independent dengan dependent. Cross sectional adalah jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran / observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).
Pengukuran data penelitian (variabel bebas dan terikat) dilakukan satu
kali. Penelitian ini menganalisis tentang hubungan pemberian makanan
pendamping air susu ibu (MP-ASI) terhadap pertumbuhan anak usia 6-24
bulan di desa Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.
45
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah, terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk diteliti, kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2014).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 6-24 bulan di
posyandu desa Sukorejo KeacamatanSaradan Kabupaten Madiun beserta ibu
anak masing masing sejumlah 49 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2014). Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian anak usia 6-24 bulan di posyandu desa
Sukorejo Keacmatan Saradan Kabupaten Madiun beserta ibu anak.
Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin
sebagai berikut :
Keterangan :
n = n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Tingkat Signifikansi/ kesalahan
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan beberapa batas
toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan
persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel
menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 5%
46
berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan
10% memiliki tingkat akurasi 90%. Dengan jumlah populasi yang sama.
Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang
dibututhkan.
n =
n =
n =
n =
n =
Jadi jumlah minimal sampel adalah 33 responden.
4.2.3 Kriteria Sampel
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi
bias hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel kontrol
ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Untuk
mengetahui besarnya sampel yang akan diambil dari pemberian MP ASI,
dapat dihitung sebagai berikut :
Keterangan :
ni : Jumlah sampel menurut umur
N : Jumlah sampel seluruhnya
Ni : Jumlah populasi menurut umur
47
n : Jumlah populasi seluruhnya
Tabel 4.1 Pembagian sampel dengan teknik proportional random sampling:
No Umur anak Jumlah populasi Jumlah sampel
1 6-12 bulan 15 15/49×33 = 10,1 = 10
2 21-24 bulan 34 34/49×33 = 22,8 = 23
Jumlah 49 33
Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan
eksklusi (Nursalam, 2013).
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.
a. Anak yang sehat
b. Anak yang diberikan MP ASI
2. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi.
a. Tidak bersedia menjadi responden.
4.3 Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh
dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2013). Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu proportionate stratified
random sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan
48
memperhatikan suatu tingkatan (strata) pada elemen populasi (Sujarweni,
2014).
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan
penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subyek
penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi
dalam penelitian (Hidayat, 2007).
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian hubungan pemberian MP-ASI terhadap
pertumbuhan anak usia 6-24 tahun.
Populasi Seluruh anak 6-24 bulan di Desa Sukorejo yang berjumlah 49 anak pada bulan Januari-Juni
2019
Sampel
Sebagian anak usia 6-24 bulan di Desa Sukorejo yang berjumlah 33 anak
Sampling : Proportionate stratified random sampling
Desain Penelitian :
Analitik Korelasional dengan pendekatan cross sectional
Pengumpulan data
Lembar Observasi Kuesioner
Hasil dan Kesimpulan
Pengelolahan Data :
Editing, Coding, Scoring, Tabulating.
Analisis : Data dianalisis dengan Uji Spearman Rank
Variabel Terikat :
Pertumbuhan anak usia 6-24 bulan Variabel Bebas :
Pemberian MP-ASI
49
4.5 Variabel Penelitian
4.5.1 Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok tersebut (Nursalam, 2011).
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah suatu variabel yang nilainya menentukan
variabel lain (Nursalam, 2011). Variabel independent dalam penelitian
ini adalah pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP ASI).
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain (Nursalam, 2011). Variabel dependent dalam penelitian ini
adalah pertumbuhan anak usia 6-24 bulan.
4.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap
suatu objek atau fenomena. Pada definisi oprasional dirumuskan untuk
kepentingan akurasi, komunikasi, dan replika (Nursalam, 2013).
50
Tabel 4.2 Definisi oprasional hubungan pemberian MP-ASI terhadap
pertumbuhan anak usia 6-24 bulan
Variabel Definisi
Oprasional
Parameter Alat
Ukur
Skala Skor
Variabel
Independent
Pemberian
makanan
pendamping
ASI
Pemberian (MP
ASI) merupakan
makanan
tambahan yang
kaya akan zat
gizi selain ASI
yang diberikan
pada anak usia
6-24 bulan di
posyandu desa
Sukorejo
Kecamatan
Saradan
Kabupaten
Madiun
Frekuensi,
variasi, jenis,
jadwal
pemberian,
kebersihan,
taburia,
kepekatan
Kuesioner Ordinal Pernyataan
pemberian
makan
pendamping
ASI
Baik : jika
skor jawaban
≥ 45
Cukup : jika
skor
jawaban 30
≤ x < 45
Kurang :
jika skor
jawaban
<30
Variabel
Dependent
Pertumbuhan
anak usia 6-24
bulan
Perubahan fisik
yang terjadi
pada individu
meliputi
penambahan
berat badan atau
tinggi bada
sejalan dengan
usianya
Mengobservasi
pertumbuhan
(berat badan,
tinggi badan)
anak menurut
KMS (garis
hijau, kuning,
merah)
Lembar
Observasi
Menurut
Kartu
Menuju
Sehat
(KMS)
Ordinal Pernyataan
Baik : garis
hijau
Cukup : garis
kuning
Kurang :
garis merah
4.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sitematis dan dipermudah (Sujarweni, 2014). Pada penelitian ini
menggunakan kuesioner yang diberikan kepada masing-masing orang tua
yang mempunyai anak usia 6-12 bulan dan usia 12-24 bulan di Posyandu
desa Sukorejo. Kuesioner yang diberikan pada responden meliputi
51
pertanyaan tentang pemberian MP ASI. Pada penelitian ini peneliti juga
melakukan observasi terhadap pertumbuhan anak 6-24 bulan dengan
bantuan formulir Kartu Menuju Sehat (KMS).
4.7.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur (instrumen)
itu benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Notoatmodjo, 2012).
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas dilakukan pada setiap
pertanyaan kuesioner dengan menggunakan pengolahan data SPSS . Teknik
korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment. Nilai dinyatakan
valid apabila α < 0,05.
4.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur
yang sama (Notoatmodjo, 2012). Uji reliabilitas dapat dilakukan secara
bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan. Jika nilai > 0,60 maka reliabel
(Saryono, 2013). Uji reliabilitas menggunakan teknik koefisien Alpha
Cronbach, dengan menggunakan pengolah data SPSS.
52
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.8.1 Lokasi Penelitian
Pengambilan penelitian Hubungan Pemberian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) Terhadap Pertumbuhan Anak Usia 6-24 bulan yang telah
dilakukan di Posyandu desa Sukorejo.
4.8.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dan dimulai dari perencanaan (penyusunan
proposal) sampai dengan penyusunan laporan akhir sejak bulan Desember
2018 sampai Agustus 2019 di Posyandu desa Sukorejo Kec. Saradan Kab.
Madiun.
4.9 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan peneliti dalam
suatu penelitian (Nursalam, 2013).
Dalam melakukan penelitian prosedur yang ditetapkan adalah sebagai
berikut:
1. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat dari Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun
2. Mengurus ijin kepada Posyandu desa Sukorejo
3. Ijin kepada Kepala Desa Sukorejo
4. Mengumpulkan data responden anak usia 6-24 bulan
5. Pengambilan datanya dengan memilih populasi sesuai dengan kehendak
peneliti
53
6. Memberikan penjelasan kepada ibu calon responden dan bila bersedia
menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed
consent
7. Peneliti mengobservasi lembar observasi menurut KMS dan
memberikan kuesioner MP-ASI kepada responden
8. Kuesioner diisi dengan memberikan tanda (√) pada daftar pertanyaan
9. Kuesioner dikumpulkan kembali setelah responden selesai mengisi
angket
10. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden dan
memeriksa lembar observasi menurut KMS serta kelengkapannya.
11. Peneliti melakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisa data
4.10 Teknik Pengolahan Data
Menurut Notoadmodjo, (2012) proses pengolahan data terdapat
langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :
1. Editing
Editing adalah suatu kegiatan bertujuan untuk meneliti kembali apakah
isian pada lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya
menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut.
2. Coding
Coding adalah tahap kedua setelah editing dimana peneliti
mengklarifikasi hasil kuesioner dan lembar observasi menurut kriteria
tertentu.
54
a. Data Umum
1) Pendidikan
Tidak Sekolah : Kode 1
Tamat SD : Kode 2
Tamat SMP : Kode 3
Tamat SMA : Kode 4
Tamat Perguruan Tinggi : Kode 5
2) Pekerjaan
Petani : Kode 1
Pedagang : Kode 2
Pegawai Negeri Sipil : Kode 3
Pegawai Swasta : Kode 4
Ibu Rumah Tangga : Kode 5
3) Usia Anak
6-12 bulan : Kode 0
12-24 bulan : Kode 1
4) Jenis Kelamin
Laki-laki : Kode 1
Perempuan : Kode 0
5) Jenis MP-ASI
Buah-buahan : Kode 1
Bubur nasi : Kode 2
Bubur Sumsum : Kode 3
55
Lainnya : Kode 4
6) Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
Diberikan : Kode 1
Tidak Diberikan : Kode 2
b. Data Khusus
1) Pemberian MP-ASI
Baik : Kode 3
Cukup : Kode 2
Kurang : Kode 1
2) Pertumbuhan Anak usia 6-24 bulan
Baik : Kode 3
Cukup : Kode 2
Kurang : Kode 1
3. Scoring
Pengolahan data selanjutnya adalah memberikan skor berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan. Pada instrumen penelitian tentang
pemberian MP ASI terhadap pertumbuhan anak usia 6-24 bulan.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data dilakukan
pemberian nilai terhadap item-item pertanyaan kuesioner dan lembar
formulir pertumbuhan anak 6-24 bulan menurut KMS.
Kuesioner pemberian MP ASI menggunakan Pendekatan skala
Likert :
56
Pernyataan Positif :
Sangat Sering = 4
Sering = 3
Jarang = 2
Tidak pernah = 1
Pernyataan Negatif :
Sangat sering = 1
Sering = 2
Jarang = 3
Tidak pernah = 4
Skor perhitungan kuesioner pada variabel pemberian MP-ASI
menggunakan rumus Azwar
a. Baik : jika skor jawaban x ≥ (μ + 1. ɕ )
x ≥ (37,5 + 1.7,5 )
x ≥ 45
b. Cukup : jika skor jawaban (μ - 1. ɕ ) ≤ x < (μ + 1. ɕ )
(37,5 - 1.7,5) ≤ x < (37,5 + 1. 7,5)
30 ≤ x < 45
c. Kurang jika skor jawaban x < (μ - 1. ɕ )
x < (37,5 - 1.7,5)
x < 30
Dengan ketentuan :
μ = (Xmaks + Xmin) Total pada item pernyataan
57
= (4 + 1) 15
= 37,5
ɕ = (Imaks –Imin)
= (60 –15)
= 7,5
Keterangan :
Xmaks = Skor tinggi pada pernyataan (4)
Xmin = Skor terendah pada pernyataan (1)
Imaks = Jumlah total skor tinggi (60)
Imin = Jumlah total skor rendah (15)
4. Tabulating
Data hasil skoring disusun dalam bentuk tabel yang dilakukan secara
manual.
4.11 Analisa Data
Analisa data dilakukan untuk mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan (Sugiyono, 2013).
Pada penelitian ini menggunakan sistem komputer yaitu SPSS dalam
perhitungannya.
58
4.11.1 Analisa Univariat
Analisa data univariat adalah analisa yang dilakukan untuk
menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Untuk menganalisis
pemberian MP ASI terhadap pertumbuhan anak usia 6-24 bulan. Untuk
mengetahui variabel penelitian pemberian MP ASI terhadap pertumbuhan
anak berbentuk kategorik yang akan dianalisis menggunakan analisa
proporsi dan dituangkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Untuk mengetahui kategori variabel pemberian MP ASI digunakan rumus
Sedangkan untuk kategori pertumbuhan anak akan menggunakan lembar
observasi menurut Kartu Menuju Sehat (KMS)
4.11.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisa statistik dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga berkorelasi atau berhubungan
(Notoatmojo, 2012). Analisa statistik yaitu analisa yang dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat
dengan menggunakan uji statistik. Karena skala variabel terikat dan
variabel bebas adalah kategorik maka uji statistik menggunakan uji
Spearman Rank dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
4.12 Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang terjadi subyek
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar
manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga
59
penelitian yang akan dilakukan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan
manusia (Hidayat, 2012). Etika yang diperhatikan antara lain :
1. Informed Consent (lembar persetujuan dari melalui responden).
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden dengan penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Jika
subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan.
Jika responden tidak bersedia, maka penelti harus menghormati hak
itu. Beberapa informasi yang harus ada dalam Informed Consent antara
lain : partisipasi responden, maksud dan tujuan penelitian, jenis data
yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensi masalah
yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan informasi yang mudah
dihubungi.
2. Anonimity (tanpa nama)
Selama untuk menjaga kerahasiaannya identitas nama responden
tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data. Lembar tersebut
hanya diberikan kode tertentu.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah diberikan oleh responden dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang
berhubungan dengan penelitian ini dilaporkan pada hasil riset.
60
4. Right To Justice (keadilan)
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi manusia dengan
menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga
privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.
61
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasan penelitian tentang
hubungan pemberian MP-ASI terhadap pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di
Desa Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juni 2019 yang dilakukan di Desa Sukorejo yang terdiri
dari 4 posyandu dengan jumlah responden 33 anak.
5.1 Gambaran Umum
Desa Sukorejo terletak di Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun
memiliki luas wilayah sebesar 360 Ha, yang tebagi dalam dua fungsi
penggunaan yaitu, tanah pekarangan atau pemukiman serta perumahan dan
terdiri dari 4 Dusun yaitu, Dusun Kaligunting, Dusun Menggung, Dusun
Bajulan, Dusun Bangasri. Batas wilayah sebelah utara Desa Sumbersari,
Batas wilayah sebelah timur desa Bongsopotro, batas wilayah sebelah
selatan desa Ngepeh, dan batas wilayah sebelah barat desa Bajulan.
Struktur organisasi pada Desa Sukorejo ini dipimpin oleh kepala desa
dan dibantu oleh perangkat desa. Kelurahan Sukorejo juga terdapat satu
unit pelayanan kesehatan yaitu, Posyandu (Pusat Pelayanan Terpadu).
Setiap 1 bulan sekali dilakukan kegiatan posyandu balita yang dilakukan
oleh bidan desa dan dibantu oleh kader desa. Sumber ekonomi di Desa
Sukorejo sebagian besar bermata pencarian sebagai petani dan buruh tani.
Pemberian MP-ASI dalam hal frekuensi, variasi, kepekatan, kebersihan dll
62
sangat mempengaruhi pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di Desa
Sukorejo.
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di Desa Sukorejo
Saradan Madiun yang menaungi 4 posyandu. Populasi anak yang berusia
6-24 bulan di desa Sukorejo sebanyak 49 anak. Di desa Sukorejo
dilakukan pelaksanaan posyandu setiap 1 bulan sekali, dan di desa
Sukorejo sendiri terdapat unit pelayanan seperti, polindes, posyandu, dan
kantor kepala desa.
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Data Umum
Data umum akan menyajikan karakteristik responden berdasarkan
pendidikan ibu, usia anak dan jenis kelamin anak.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
Karakteristik reponden berdasarkan pendidikan ibu di Desa
Sukorejo Saradan Madiun dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini :
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pendidikan ibu di Desa Sukorejo Saradan Madiun pada
bulan Juni 2019.
Pendidikan Ibu Frekuensi Persentase (%)
Tidak Sekolah 3 9,1%
Tamat SD 7 21,2%
Tamat SMP 9 27,3%
Tamat SMA 7 21,2%
Tamat Perguruan Tinggi 7 21,2%
Jumlah 33 100%
Sumber : Kuesioner di Desa Sukorejo Saradan Madiun 2019
63
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 33 responden
sebagian besar ibu tamat SMP sebanyak 9 orang (27,3%) dan sebagian
kecil ibu tidak sekolah sebanyak 3 orang (9,1%).
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Karakteristik reponden berdasarkan pekerjaan ibu di Desa
Sukorejo Saradan Madiun dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini :
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan ibu di Desa Sukorejo Saradan Madiun pada
bulan Juni 2019.
Pekerjaan Ibu Frekuensi Presentase (%)
Petani 15 45,5 %
Pedagang 6 18,2 %
PNS 5 15,2 %
Swasta 2 6,1 %
IRT 5 15,2 %
Jumlah 33 100 % Sumber : Kuesioner di Desa Sukorejo Saradan Madiun 2019
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dari 33 responden sebagian besar ibu
bekerja sebagai petani sebanyak 15 (45,5%) sedangkan sebagian kecil
ibu responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 2 (6,1%).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak
Karakteristik reponden berdasarkan usia anak di Desa Sukorejo
Saradan Madiun dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini :
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
umur anak di Desa Sukorejo Saradan Madiun pada bulan
Juni 2019.
Umur (Bulan) Frekuensi Prosentase (%)
6-12 bulan 10 30,3 %
12-24 bulan 23 69,7%
Jumlah 33 100%
Sumber : Kuesioner di Desa Sukorejo Saradan Madiun 2019
64
Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden berusia 12-24 bulan yaitu sebanyak 23 anak
(69,77%).
4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak
Karakteristik reponden berdasarkan jenis kelamin anak di Desa
Sukorejo Saradan Madiun dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini :
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin anak di Desa Sukorejo Saradan Madiun pada
bulan Juni 2019.
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Perempuan 16 48,5 %
Laki laki 17 51,5%
Jumlah 33 100%
Sumber : Kuesioner di Desa Sukorejo Saradan Madiun 2019
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden terdapat 17 anak (51,5%) yang berjenis kelamin laki-laki.
5. Karakteristik responden berdasarkan jenis MP-ASI
Karaktersitik responden berdasarkan jenis pemberian MP-ASI di
desa Sukorejo Saradan Madiun dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah
ini :
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis MP-ASI di Desa
Sukorejo Saradan Madiun pada bulan Juni 2019 Jenis MP-ASI Frekuensi Persentase (%)
Buah-buahan 6 18,2 %
Bubur nasi 4 12,1 %
Bubur sumsum 0 0 %
Lainnya, bubur instan 23 69,7 %
Jumlah 33 100%
Sumber : Kuesioner di Desa Sukorejo Saradan Madiun 2019
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar jenis
lainnya seperti makanan keluarga, biskuit, bubur instan dll sebanyak
65
23 (69,7%), sedangkan sebagian kecil jenis MP-ASI bubur nasi
sebanyak 4 (12,1%).
5.2.2 Data Khusus
Setelah mengetahui data umum atau karakteristik responden dalam
penelitian ini, maka berikut ini ditampilkan data hasil penelitian yang
terkait dengan data khusus yang meliputi pemberian MP-ASI,
Pertumbuhan Anak usia 6-24 bulan dan hubungan Pemberian MP-ASI
dengan Pertumbuhan anak usia 6-24 bulan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi serta tabulasi silang tentang variabel dependent dan independent.
1. Pemberian MP-ASI di desa Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten
Madiun
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi pemberian MP-ASI di desa Sukorejo
Saradan Madiun pada bulan Juni 2019.
Pemberian MP-ASI Frekuensi Persentase (%)
Baik 14 42,4 %
Cukup 15 45,5 %
Kurang 4 12,1 %
Jumlah 33 100 %
Sumber : Kuesioner Pemberian MP-ASI anak di desa Sukorejo Saradan Madiun
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari 33 responden,
sebagian besar yang diberikan MP-ASI cukup terdapat 15 anak
(45,5%), dan sebagian kecil yang diberikan MP-ASI kurang terdapat 4
anak (12,1%).
66
2. Pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di desa Sukorejo Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi Pertumbuhan Anak Usia 6-24 bulan di
Desa Sukorejo Saradan Madiun pada bulan Juni 2019.
Pertumbuhan Anak Frekuensi Persentase (%)
Baik 14 42,4 %
Cukup 16 48,5 %
Kurang 3 9,1 %
Jumlah 33 100 %
Sumber: Lembar Observasi Pertumbuhan Anak di desa Sukorejo Saradan Madiun
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa dari 33 responden,
sebagian besar terdapat 16 anak (48,5%) yang mempunyai
pertumbuhan cukup ditandai dengan garis KMS berwarna kuning dan
sebagian kecil terdapat 3 anak (9,1%) yang memiliki pertumbuhan
kurang ditandai dengan garis KMS berwarna merah.
3. Hubungan pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan anak usia 6-24
bulan di desa Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun tahun
2019
Tabel 5.8 Tabulasi silang antara hubungan pemberian MP-ASI
dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di Desa
Sukorejo Saradan Madiun pada bulan Juni 2019.
MP-ASI
Pertumbuhan Anak
Jumlah % Kurang
Cukup Baik
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Kurang 2 50% 2 50% 0 0% 4 100%
Cukup 1 6,7% 12 80% 2 13,3% 15 100%
Baik 0 0% 2 14,3% 12 85,7% 14 100%
Jumlah 3 16 14 33
CC 0,768
P value 0,000
Berdasarkan tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
pemberian MP-ASI baik dengan pertumbuhan baik sebanyak 12 anak
67
(85,7%), dan sebagian kecil pemberian MP-ASI kurang dengan
pertumbuhan kurang sebanyak 2 anak (50%).
Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik
Spearman Rank dengan program SPSS versi 16 didapatkan ρ - value
0,000 < α = 0,05 artinya H1 diterima, artinya ada hubungan antara
pemberian MP-ASI dengan Pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di desa
Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Hasil uji Spearman
Rank menunjukkan bahwa koefisien korelasi 0,768 dengan arah positif
kuat yang berarti semakin baik pemberian MP-ASI yang diberikan
maka semakin baik juga pertumbuhan pada anak.
Terdapatnya hubungan pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan
anak, yang berarti perilaku ibu positif terhadap, frekuensi, jumlah,
kepekatan, variasi, taburia, kebersihan pemberian MP-ASI. Pemberian
MP-ASI akan mempengaruhi asupan gizi anak dan akan berdampak
pada pertumbuhan anak. Hal ini sesuai dengan teori Bloom yang
menyatakan bahwa, pola pemberian MP-ASI tersebut kemungkinan
didukung dengan pemahaman mengenai MP-ASI dengan sikap yang
baik sehingga pertumbuhan anak baik.
5.3 Pembahasan
5.3.1 Pemberian MP-ASI di desa Sukorejo Saradan Madiun
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 33 responden
di Desa Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun dapat diketahui
bahwa terdapat 14 anak (42,4%) yang diberikan MP-ASI baik, 15 anak
68
(45,5%) yang diberikan MP-ASI cukup, dan 4 anak (12,1%) yang
diberikan MP-ASI kurang.
Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung energi dan zat gizi yang diberikan kepada bayi atau
anak usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI
(Kemenkes RI, 2014). Tujuan pemberian Makanan Pendamping ASI untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada anak, karena ASI
hanya memenuhi kebutuhan gizi sebanyak 60% pada usia 6-24 bulan,
mengembangkan kemampuan anak untuk menerima berbagai macam
makanan, merupakan proses adaptasi terhadap makanan, memenuhi
kebutuhan gizi anak. Pemberian makanan pendamping ASI baik harus
memperhatikan : frekuensi, jumlah, kepekatan, variasi, taburia dan
kebersihan (Citerawati, 2016).
Pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) yang buruk
mengakibatkan kurang gizi dan mengganggu kesehatan pada anak
(Suhartini, 2010). Kondisi anak kurang gizi juga meningkatkan resiko
penyakit infeksi karena daya tahan tubuh yang rendah, bahkan kondisi ini
dapat menyebabkan kematian. Selain itu anak kurang gizi juga
mengakibatkan perkembangan otak tidak optimal, sehingga pada masa
dewasa atau usia sekolah kurang berprestasi serta sering sakit-sakitan
(Riskesdas, 2013). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rohmani, di Kartasura Jawa Tengah yang mendapatkan hasil bahwa
masalah gizi kronis pada anak disebabkan oleh asupan makanan
69
pendamping yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anaknya. Penelitian
lainnya yang mendapatkan hasil yang sama dengan ini yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Suryana, dkk pada tahun 2016 menyatakan bahwa
terdapat Hubungan antara pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan anak
di wilayah puskesmas Sukorejo Jember.
Peneliti berasumsi bahwa pemberian MP-ASI baik apabila makanan
yang diberikan sesuai dengan kebutuhan gizi anak dalam hal frekuensi,
variasi, jumlah, kepekatan, kebersihan dll, sehingga anak memiliki resiko
kecil terkena infeksi dan penyakit. Karena pada masa ini sistem kekebalan
tubuh anak masih rentan dan kebutuhan tubuh akan semakin meningkat
seiring bertambahnya umur, jadi diperlukan makanan pendamping yang
kaya akan zat gizi untuk menunjang kesehatan dan kebutuhan anak.
Makanan pendamping ASI yang bergizi juga akan membuat nafsu makan
anak bertambah. Sedangkan pemberian MP-ASI cukup atau MP-ASI
kurang terjadi karena asupan gizi yang dibutuhkan anak tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh, Akibatnya anak rentan terkena infeksi dan
penyakit. Apabila anak sudah terkena infeksi atau penyakit maka
kesehatan anak maupun pola makan juga ikut terganggu.
Dari penelitian ini terdapat data yang paling banyak ditemukan yaitu
pemberian MP-ASI cukup sebanyak 15 anak (45,5 %), hal itu terjadi
karena faktor pemberian makanan pendamping ASI yang diberikan kurang
sesuai seperti jumlah porsi makanan yang diberikan, variasi makanan yang
hanya diberikan bubur instan buatan pabrik, maupun kebersihan dari
70
tempat makan anak dan kebersihan ibu sebelum menyuapi dan
menyiapkan makanan, baik pada anak usia 6-12 bulan dan juga 12-24
bulan. Sehingga membuat anak mudah terkena bakteri ataupun penyakit.
Dapat juga karena faktor lain seperti, pendidikan ibu yang kebanyakan
hanya tamat SD dan SMP, jadi belum mengerti pemberian makanan
pendamping ASI yang baik dalam hal jumlah, variasi dan kebersihan pada
anak.
5.3.2 Pertumbuhan Anak Usia 6-24 Bulan di Desa Sukorejo Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 33 responden
terdapat 3 orang anak (9,1 %) yang mempunyai pertumbuhan kurang
ditandai dengan garis KMS berwarna merah, 16 anak (48,5%) yang
mempunyai pertumbuhan cukup ditandai dengan garis KMS berwarna
kuning dan 14 orang anak (42,4 %) yang memiliki pertumbuhan baik
ditandai dengan garis KMS berwarna hijau.
Pola pertumbuhan merupakan peristiwa yang terjadi selama proses
pertumbuhan pada anak yang dapat mengalami percepatan maupun
perlambatan yang saling berhubungan antara satu organ dengan organ
yang lain. Ciri-ciri pertumbuhan antara lain perubahan ukuran dalam hal
bertambahnya ukuran fisik seperti berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar lengan, lingkar dada dan Perubahan proporsi yang dapat
terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari
masa konsepsi hingga dewasa (Hidayat, 2009 dalam Ambarwati, 2014).
71
Pertumbuhan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
herediter (keturunan), faktor lingkungan dan faktor hormonal.
Pertumbuhan dapat dipantau dengan cara pengukuran pada garis KMS,
apabila berada pada garis hijau berarti pertumbuhan baik, kecil resiko
terkena gangguan pertumbuhan. Sedangkan pertumbuhan cukup ditandai
garis berwarna kuning dan pertumbuhan kurang ditandai dengan garis
berwarna merah, yang berarti anak memiliki kemungkinan mengalami
gangguan atau hambatan pertumbuhan (Suryana dkk, 2015). Macam-
macam gangguan pertumbuhan pada anak seperti gagal tumbuh, keadaan
cacat pada anak, retardasi mental dan sindrom down (Kusminarti, 2009).
Peneliti berasumsi bahwa pertumbuhan anak baik ditandai dengan
garis hijau pada KMS, sehingga pada masa ini anak dapat tumbuh sesuai
dan optimal. Apabila pertumbuhan anak baik, resiko gangguan
pertumbuhan yang sangat rawan dialami pada masa anak ini dapat dicegah.
Sedangkan pertumbuhan anak cukup ataupun sampai mengalami
pertumbuhan kurang yang ditandai dengan garis KMS berwarna kuning
dan merah akan sangat sering menyebabkan anak rentan mengalami
gangguan pada masa pertumbuhannya, baik pertumbuhan fisik maupun
mental dari anak. Gangguan pertumbahan fisik dan mental anak seperti
malnutrisi, sindroma down dll. Gangguan ini akan mengakibatkan anak
sering sakit sakitan dan tidak berprestasi pada masa sekolah, Apabila
pertumbuhan anak terus berada pada garis kuning ini berlanjut dapat turun
72
di garis merah sehingga kemungkinan terhambatnya pertumbuhan akan
semakin besar dan akan mengarah pada kematian.
Dari penelitian ini terdapat data anak yang paling banyak ditemukan
adalah pertumbuhan cukup terhitung sebanyak 16 (48,5%), hal ini terjadi
karena faktor pekerjaan ibu yang kebanyakan bekerja sehingga tidak
memperhatikan pertumbuhan anaknya, baik dalam hal status kesehatan,
lingkungan maupun pola makan pada anak, akibatnya terjadi pertumbuhan
anak cukup atau sampai kurang yang artinya berada pada garis KMS
berwarna kuning dan merah. Hal ini mengakibatkan masa anak yang
sifatnya tidak dapat terulang lagi jadi terganggu.
5.3.3 Hubungan Pemberian MP-ASI dengan Pertumbuhan Anak Usia 6-24
Bulan di desa Sukorejo Saradan Madiun
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji analisis Spearman Rank
di dapatkan nilai ρ = 0,000 < α = 0,05. Jika sig < 0,05 maka H1 diterima,
maka kesimpulannya adalah ada hubungan pemberian MP-ASI dengan
pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di desa Sukorejo Saradan Madiun.
Asupan nutrisi yang tidak tepat akan menyebabkan anak mengalami
kurang gizi yang akhirnya meningkatkan angka kejadian morbiditas dan
mortalitas (Ambarwati, 2014). Pengenalan dan pemberian Makanan
Pendamping ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun
jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi. Pemberian MP-
ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah
pesat pada periode ini. Makanan pendamping ASI (MP ASI) merupakan
73
makanan atau minuman yang mengandung gizi, MP-ASI ini diberikan
bersamaan dengan ASI mulai usia 6 bulan hingga 24 bulan, setelah bayi
berusia 6 bulan, mulai diperkenalkan makanan pendamping untuk
memenuhi kebutuhan gizinya (Riksani, 2012). Keadaan dimana
pertumbuhan baik pada anak terjadi karena seimbangnya jumlah asupan
nutrisi pada MP-ASI yang dibutuhkan oleh tubuh baik dalam bentuk,
jumlah, frekuensi, kepekatan, kebersihan dll. Tingkat anak menderita
penyakit infeksi lebih banyak terdapat pada kelompok anak yang
pertumbuhannya buruk (garis KMS berwarna merah) daripada kelompok
anak yang pertumbuhannya baik (garis KMS berwarna hijau). Banyak
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya pemberian MP-ASI
yang meliputi kualitas gizi akan mempengaruhi kesehatan anak. Anak
yang mendapatkan MP-ASI cukup dan kurang akan mudah terserang
penyakit atau infeksi dan akan mengalami hambatan pertumbuhan. Anak
yang sering terkena infeksi atau penyakit dalam waktu lama tidak hanya
berpengaruh terhadap berat badannya tetapi juga berdampak pada
pertumbuhan mentalnya. (Jafar, 2016).
Peneliti berasumsi berdasarkan penelitian terkait yang telah dilakukan
di Desa Sukorejo Saradan Madiun bahwa MP-ASI yang diberikan kepada
anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhannya, pemberian MP-ASI
baik maka pertumbuhan anak baik, hal itu terjadi karena nutrisi yang
dibutuhkan tubuh terpenuhi sehingga resiko penyakit dan gangguan
pertumbuhannya pun kecil, jadi anak dapat tumbuh secara optimal baik
74
fisik maupun mentalnya. Apabila pemberian MP-ASI kurang sebagian
besar pertumbuhan anak juga kurang dan bila pemberian MP-ASI cukup
sebagian besar pertumbuhannya juga cukup, hal ini akan berdampak pada
tubuh akan sangat mudah terkena infeksi dan penyakit apabila kebutuhan
yang dibutuhkan anak tidak terpenuhi dalam kualitas dan kuantitas,
sehingga anak akan sangat rentan mengalami kurang gizi yang akibatnya
pertumbuhan anak juga ikut terganggu.
Dari penelitian ini banyak ditemukan data pemberian MP-ASI cukup
dengan pertumbuhan anak cukup terhitung 12 anak (80%), hal ini terjadi
karena kebanyakan ibu bekerja sebagai petani, pedagang dan pegawai jadi
kurang memperhatikan makanan yang diberikan pada anaknya, sehingga
ibu juga tidak tahu bahwa pertumbuhan anak berada pada garis berwarna
kuning dan merah pada saat pengukuran rutin yang dilakukan di posyandu.
Dapat juga karena faktor lain seperti faktor ekonomi keluarga karena
kebanyakan orang tua berprofesi sebagai petani, jadi anak mendapatkan
makanan pendamping ASI yang kurang, sehingga anak sering sakit dan
pada saat pengukuran pertumbuhan rutin tiap bulan mengalami penurunan.
75
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Diperoleh hasil bahwa di desa Sukorejo Saradan Madiun sebagian
besar terdapat pemberian makanan pendamping ASI cukup ada 15
anak.
2. Diperoleh hasil bahwa di desa Sukorejo Saradan Madiun sebagian
besar terdapat pertumbuhan cukup ada 16 anak.
3. Ada hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI dengan
pertumbuhan anak di desa Sukorejo Saradan Madiun dengan tingkat
keeratan hubungan yang kuat.
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Kader di desa Posyandu Sukorejo
Bagi kader di desa posyandu Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten
Madiun untuk lebih mengoptimalkan program sosialisasi terhadap
pemberian makanan pendamping ASI yang sesuai dengan kebutuhan
anak kepada ibu, supaya pertumbuhan anak usia 6-24 bulan tidak
terjadi gangguan ataupun penyimpangan.
76
2. Bagi Mahasiswa STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi dan digunakan
oleh mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya,
sehingga mahasiswa akan mampumengetahui pembelajaran tentang
pemberian makanan pendamping ASI dengan pertumbuhan pada anak
usia 6-24 bulan.
3. Bagi Responden
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ibu tentang
manfaat pemberian MP-ASI terhadap pertumbuhan anak usia 6-24
bulan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini
dengan menggunakan parameter lainnya selain KMS dan merinci
lebih dalam aspek-aspek pemberian MP-ASI.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Wulan. 2014. Perbandingan Pertumbuhan Bayi Yang Diberi Air Susu
Ibu (ASI) Ekslusif Dengan Pengganti Air Susu Ibu (Pasi) Di Kelurahan
Kebon Jeruk Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
JakartaChairani.
Amperaningsih, Y, dkk. 2018. Pola Pemberian MP-ASI pada Balita Usia 6-24
Bulan. http://ejurnal.poltekkes-tkj.ac.id/index.php/JK.
Andriany, Eka, dkk. 2013. Perbedaan Pertumbuhan Berat Badan Bayi ASI
Ekslusif Dan Non Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar. Idea Nursing Journal Vol. IV. No. 2.
Atikah, dkk. 2017. Hubungan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Dan MP-ASI
Dengan Pertumbuhan Baduta Usia 6-24 Bulan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol. 5. No. 3.
Citerawati, Yeti Wira. 2016. Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: Trans
medika.
Datesfordate, A.H, dkk. 2017. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI) Dengan Status Gizi Bayi Pada Usia 6-12 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado. e-jarnal Keperawatan Vol. 5. No.
2.
Dinas Kesehatan Madiun. 2018. Profil Kesehatan Kota Madiun.
http://dinkes.madiunkota.go.id.
Giri, M.K.W, dkk. 2013. Hubungan Pemberian ASI Ekslusif Dengan Status Gizi
Balita Usia 6-24 Bulan Di Kampung Kajanan Bulelelng. Jurnal Sains dan
Teknologi Vol. 2. No. 1
Hariani, R.E, dkk. 2016. Pola Pemberian Asi dan Makanan Pendamping Asi
Terhadap Grafik Pertumbuhan Pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Jurnal
Ilmiah INOVA, Vol 1 No. 1 hal 41-46 Edisi Januari-April 2016, ISSN
1411-5549
Hidayat. 2017. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data.
Surabaya: Salemba Medika.
Kartiningrum, Eka. Diah. 2015. Faktor Resiko Kejadian Gizi Kurang Pada Balita
Di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Mojokerto. Hospital Majapahit
Vol. 7. No. 2.
78
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita.
Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.
. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Kemenkes
RI: Bina Gizi & KIA.
Kumalasari, S.Y, dkk. 2015. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini. JOM Vol. 2. No. 1.
Kurniawan T.D & Probowati R. 2014. Pola Pemberian MP-ASI Dengan
Pertumbuhan Bayi Usia 6-12 Bulan Di Desa Pulo Lor Wilayah Kerja
Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang. Stikes Pemkab Jombang.
Liza. 2016. Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis
Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Syifa’Medika, Vol.6 No. 2.
Maryani, Endang & Ananingsih, Intin. 2014. Hubungan Jenjang Pendidikan Ibu
dengan Kebiasaan Memberikan MP-ASI. Jurnal Ners dan Kebidanan,
Volume 1, No. 2.
Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nugroho, Taufan. ASI dan Tumor Payudara. Nuha Medika, Yogyakarta.
. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. 2008. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
. 2013. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nugroho, 2013
. 2016. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nugroho, 2016
Rahmawati, Ade. 2018. Efek Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
Terhadap Kenaikan Berat Badan Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Juntinyuat. http://journal.unhena.ac.id
79
Riyantika, Unik. 2014. Hubungan Antara Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Dengan
Tumbuh Kembang Balita Di Desa Rawalo Kecamatan Rawalo Kabupaten
Madiun. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
Suhariati. 2010. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping AirSusu Ibu (MP-
ASI) Terhadap Pertumbuhan Balita Usia 6-24 Bulan. Akademi Kebidanan
Pamenang.
Suryani, Irma. Dewi & Andrias, Dini. Ririn. 2015. Hubungan Praktik Pemberian
Makan Dengan Kejadian Berat Badan Kurang Pada Anak Usia 6-24 Bulan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoarjo. Media Gizi Indonesia Vol.10. No. 1.
Tristanti, Ika. 2018. Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping Asi Bagi
Bayi Umur 6-12 Bulan Ditinjau Dari Karakteristik Ibu. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan, Vol. 9.
Usman H, dkk. 2014. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 3-24 Bulan di
Daerah Konflik. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9. No. 1
Widiastuti, D.P, dkk. 2018. Hubungan Usia Awal Pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan Status Antropometri Pada Anak Usia 9-
12 Bulan. JOM FKp, Vol. 5. No. 2.
81
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA AWAL
82
LAMPIRAN 2
SURAT IZIN PENELITIAN
83
LAMPIRAN 3
SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN
84
LAMPIRAN 4
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN ANAK
USIA 6-24 BULAN DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SARADAN
KABUPATEN MADIUN
Oleh :
EKO BAGUS PAMBUDI
Penulis adalah mahasiswa sarjana keperawatan STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun, Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan sarjana keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Tujuan penulisan ini untuk mengetaui Hubungan pemberian MP-ASI
dengan pertumbuhan anak usia 6-24 bulan di Desa Sukorejo Kecamatan Saradan
Kabupaten Madiun. Partisipasi saudara dalam penulisan ini akan membawa
dampak positif dalam upaya mencari keterkaitan dalam adanya Hubungan MP-
ASI dengan pertumbuhan. Peneliti mengharap informasi yang anda berikan nanti
sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dan tanpa dipengaruhi orang lain.
Peneliti menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang
saudara berikan hanya akan digunakan untuk membangun ilmu pendidikan dan
tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
Partisipasi anda dalam penulisan ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut
atau tidak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden
peneliti ini, silahkan anda menandatangani kolom yang tersedia.
Madiun, …..-…..2019
Eko Bagus Pambudi
201402014
85
LAMPIRAN 5
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Di tempat
Dengan hormat,
Dengan ini saya, mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun, bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan Pertumbuhan Anak
Usia 6-24 Bulan di Desa Sukorejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun” yang
merupakan tugas akhir sebagai syarat kelulusan di STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
Berdasarkan hal diatas, saya mohon bantuan dari bapak/ibu untuk bersedia
menjadi responden (sampel) untuk penelitian saya.
Demikian permohonan saya, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Eko Bagus Pambudi
NIM. 201402014
86
LAMPIRAN 6
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN ANAK
USIA 6-24 BULAN DI DESA SIDOREJO KECAMATAN SARADAN
KABUPATEN MADIUN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan
kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
yang bernama Eko Bagus Pambudi mengenai berjudul “Hubungan Pemberian
MP-ASI Dengan Pertumbuhan Anak Usia 6-24 Bulan Di Desa Sukorejo
Keacmatan Saradan Kabupaten Madiun”. Saya mengetahui bahwa informasi yang
akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di
Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-
benarnya. Demikian penyataan ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan.
Madiun, Mei 2019
Peneliti Responden
Eko Bagus Pambudi ( )
87
LAMPIRAN 7
DATA DEMOGRAFI IBU DENGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI DESA
SUKOREJO KECAMATAN SARADAN KABUPATEN MADIUN
Petunjuk pengisian :
Isilah data berikut dengan mengisi jawaban atau memberikan tanda centang (√)
pada kotak yang tersedia di bawah ini!
Tanggal Penelitian :
No. Responden :
A. Identitas Responden Ibu
Jawablah beberapa pertanyaan ini sebagai identitas diri anda, yaitu sebagai
berikut ini :
1. Pendidikan
Tidak Sekolah
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
2. Pekerjaan
Petani
Pedagang
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
Ibu Rumah Tangga
88
3. Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Anak
Diberikan
Tidak Diberikan
B. Identitas Responden Anak
1. Umur : ......................... Bulan
2. Jenis Kelamin : L / P
3. Pada usia berapa, bayi diberikan MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu
Ibu) .................. bulan
4. Makanan Pendamping ASI apa yang diberikan
Buah-buahan
Bubur nasi
Bubur sum-sum
Lainnya...........
89
LAMPIRAN 8
KISI – KISI KUESIONER PEMBERIAN MP-ASI
PADA ANAK USIA 6-12 BULAN
No. Kategori Pernyataan Nomor
Pernyataan
1
Unfavorable
(Negatif)
Pemberian Air Susu Ibu lebih baik dari
pada susu formula. 7
2
Yang perlu diingat dalam pemberian
makanan agar tidak memaksa apabila
anak tidak mau makan
9
3
Yang perlu diperhatikan jangan asal
memberikan makanan apabila anak tidak
menunjukkan perilaku meminta makan.
11
4
Untuk pemberian makanan pada anak
usia 6-12 bulan berupa sayuran harus
dicincang terlebih dahulu
12
5
Favourable
(Positif)
Terus memberikan ASI sangat baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. 1
6
Pemberian makanan pendambing ASI 2-3
kali sehari untuk memenuhi kebutuhan
anak.
2
7 Pengenalan rasa diperlukan agar anak
mengenal berbagai macam makanan. 3
8
Makanan pendamping ASI berupa bubur
susu, air jeruk, air tomat adalah makanan
yang sangat di anjurkan pada awal
pengenalan makan pada anak.
4
9
Makanan selingan dari produk-produk
buatan pabrik seperti sun sekarang sangat
dianjurkan untuk anak.
5
10
Pemberian makanan selingan pada anak
untuk menambah nafsu makan dan
memenuhi kebutuhan makan pada anak
6
90
No. Kategori Pernyataan Nomor
Pernyataan
11
Porsi makanan ½ sampai ¾ makanan
pada anak diberikan sesuai tahapan umur
anak.
8
12
Makanan pendamping ASI yang
diberikan tidak sesuai dengan umurnya
akan menimbulkan resiko jangka panjang
dan jangka pendek.
18
13
Pemberian Tabur Gizi pada anak untuk
menambah nafsu makan dan gizi pada
anak minimal diberikan 2 hari sekali.
13
14
Mencuci tangan sebelum memberikan
makan pada anak mencegah makanan
terkena bakteri atau penyakit.
14
15
Mencuci tempat makan sesudah dan
sebulum digunakan mencegah adanya
bakteri dan menhindari anak terkena
penyakit.
15
91
LAMPIRAN 9
KISI – KISI KUESIONER PEMBERIAN MP-ASI
PADA ANAK USIA 12-24 BULAN
No. Kategori Pernyataan Nomor
Pernyataan
1
Unfavorable
(Negatif)
Hindari makanan yang berlemak untuk
anak. 6
2
Apabila anak sakit langsung bawa ke
puskesmas atau rumah sakit, dan hindari
pemberian obat tanpa dosis atau obat dari
warung
9
3
Perlu diperhatikan apabila anak sedang
sakit atau sehat jangan diberikan mie
instan
10
4
Yang perlu diperhatikan jangan
memberikan makanan panas pada anak,
perlu didinginkan terlebih dahulu.
11
5
Favourable
(Positif)
Terus memberikan ASI sangat baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. 1
6
Pemberian makanan pendambing ASI 3-4
kali sehari untuk memenuhi kebutuhan
anak.
2
7
Pemberian makanan berupa makanan
keluarga untuk anak usia 12-24 bulan
sangat baik karena anak sudah bisa
mengunyah dan mencerna makanan semi
padat
3
8
Porsi makanan 3/4 sampai 1 mangkok
makanan pada anak diberikan sesuai
tahapan umur anak dan diberikan secara
perlahan
4
9
Selalu berikan anak makan apabila anak
meminta dapat meningkatkan
pertumbuhan dan berat bada anak
5
10
Memberikan makanan yang bervariasi
seperti alpukat, kentang rebus dll sangat
baik untuk pertumbuhan anak.
7
11
Makanan selingan pada anak usia 12-24
bulan diberikan minimal 3-4 kali sehari,
karena pada usia ini anak membutuhkan
cakupan makanan yang banyak.
8
92
No. Kategori Pernyataan Nomor
Pernyataan
12
Apabila anak susah makan diharpkan
memberi dorongan seperti, mengajak
jalan-jalan sambil makan atau
membelikan mainan sampil makan
12
13
Pemberian Tabur Gizi pada anak untuk
menambah nafsu makan dan gizi pada
anak minimal diberikan 2 hari sekali.
13
14
Mencuci tangan sebelum memberikan
makan pada anak mencegah makanan
terkena bakteri atau penyakit
14
15
Mencuci tempat makan sesudah dan
sebulum digunakan mencegah adanya
bakteri dan menhindari anak terkena
penyakit.
15
93
LAMPIRAN 10
KUESIONER PEMBERIAN MP-ASI ANAK USIA 6-12 BULAN
Petunjuk pengisian :
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda centang (√) pada kotak
yang tersedia di bawah ini!
No Pernyataan Sangat
sering Sering Jarang
Tidak
pernah
1 Tetap memberikan ASI pada anak
2 Memberikan makanan kepada anak 2-
3 kali sehari
3 Diberikan makanan 1-2 sendok untuk
pengenalan rasa pada anak
4 Memberikan makanan pada anak
berupa bubur susu, air jeruk, air tomat
saring, pisang dan pepaya
5 Memberikan makanan selingan dari
produk-produk buatan pabrik, seperti
bubur sun dll
6 Memberikan makan selingan 1-2 kali
sehari
7. Memberikan susu selain ASI, seperti
susu buatan pabrik dll
8 Makanan di berikan dengan porsi ½
sampai ¾ mangkok tergantung nafsu
makan dan usia anak
9. Terus memaksa anak apabila tidak
mau makan
10 Memberikan dorongan pada anak
seperti, mengajak jalan-jalan atau
membeli mainan sambil makan
11. Tidak memberikan makan apabila
anak meminta
12. Memberikan sayur-sayuran yang tidak
dicincang dan diiris-iris terlebih
dahulu
13 Menambahkan tabur gizi pada
makanan 2 hari satu kali pada anak
14 Mencuci tangan sebelum dan sesudah
memberikan makanan pada anak
15 Mencuci tempat makan anak sesudah
dan sebelum digunakan
94
LAMPIRAN 11
KUESIONER PEMBERIAN MP-ASI ANAK USIA 12-24 BULAN
Petunjuk pengisian :
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda centang (√) pada kotak
yang tersedia di bawah ini!
No Pernyataan Sangat
sering Sering Jarang
Tidak
pernah
1 Tetap memberikan ASI pada anak
2 Memberikan makanan kepada anak 3-
4 kali sehari
3 Memberikan makanan pada anak
berupa makanan keluarga seperti,
daging, sayuran, nasi dll
4 Memberikan porsi makan pada anak
¾ mangkok hingga mencapai 1
mangkok (175-250 ml) secara
perlahan
5 Selalu berikan anak makan apabila
anak meminta
6. Memberikan ikan asin goreng garing
untuk anak
7 Mencoba makanan yang bervariasi
seperti alpukat, kentang rebus dan
produk-produk roti
8 Memberikan makanan selingan 3-4
kali sehari
9. Memberikan obat warung buat anak
ketika sakit
10. Memberikan makanan mi instan
ketika anak sedang sakit
11. menyuapi anak dengan makanan yang
panas sekali saat sedang sakit
12 Memberikan dorongan pada anak
seperti, mengajak jalan-jalan atau
membeli mainan sambil makan
13 Menambahkan tabur gizi pada
makanan 2 hari satu kali pada anak
14 Mencuci tangan sebelum dan sesudah
memberikan makanan pada anak
15 Mencuci tempat makan anak sesudah
dan sebelum digunakan
95
LAMPIRAN 12
LEMBAR OBSERVASI PERTUMBUHAN
No Nama Responden Jenis Kelamin Umur
(bulan)
MP-ASI Pertumbuhan Anak
LK PR Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Dst
96
LAMPIRAN 13
LEMBAR KARTU MENUJU SEHAT (KMS) PERTUMBUHAN ANAK PEREMPUAN
97
LAMPIRAN 14
LEMBAR KARTU MENUJU SEHAT (KMS) PERTUMBUHAN ANAK LAKI-LAKI
98
LAMPIRAN 15
TABULASI DATA LEMBAR OBSERVASI
No Nama Usia (bulan) Jenis Kelamin MP-ASI Pertumbuhan
1 An. C 9 bulan P Baik Baik
2 An. F 18 bulan L Cukup Cukup
3 An.H 14 bulan P Cukup Cukup
4 An.V 8 bulan P Baik Baik
5 An.N 10 bulan L Kurang Cukup
6 An.B 20 bulan L Baik Baik
7 An.G 23 bulan P Kurang Cukup
8 An.Z 7 bulan P Cukup Cukup
9 An.S 12 bulan L Baik Cukup
10 An. Y 22 bulan P Cukup Cukup
11 An.A 17 bulan L Baik Baik
12 An.S 10 bulan L Cukup Cukup
13 An.T 11 bulan P Baik Baik
14 An.J 16 bulan P Cukup Baik
15 An.L 24 bulan L Cukup Cukup
16 An.R 22 bulan P Cukup Cukup
17 An.J 18 bulan L Baik Baik
18 An.B 9 bulan P Baik Baik
19 An.D 10 bulan L Cukup Cukup
20 An.I 15 bulan P Cukup Cukup
21 An.T 13 bulan P Baik Baik
22 An.Y 10 bulan L Baik Baik
23 An.U 14 bulan L Kurang Kurang
24 An.L 15 bulan L Baik Baik
25 An.C 22 bulan L Kurang Kurang
26 An.D 23 bulan P Cukup Baik
27 An.Y 23 bulan L Cukup Cukup
28 An.R 24 bulan P Cukup Kurang
29 An.G 18 bulan L Baik Baik
30 An. F 19 bulan L Cukup Cukup
31 An.H 15 bulan P Cukup Cukup
32 An.A 15 bulan P Baik Baik
33 An.P 9 bulan P Baik Cukup
99
LAMPIRAN 16
TABULASI DATA KUESIONER PEMBERIAN MP-ASI
No. Nama Umur Jenis
Kelamin
Pendidi
-kan
Ibu
Pekerj
aan
MP-
ASI
Jenis
MP-ASI
Soal
1
Soal
2
Soal
3
Soal
4
Soal
5
Soal
6
Soal
7
Soal
8
Soal
9
Soal
10
Soal
11
Soal
12
Soal
13
Soal
14
Soal
15 Total kategori kode
1 An. C 0 0 5 3 1 1 4 4 3 3 2 2 3 4 1 4 1 3 3 4 4 45 baik 3
2 An. F 1 1 3 1 1 4 4 4 3 3 3 1 3 3 1 1 1 4 3 4 4 42 cukup 2
3 An.H 1 0 2 1 1 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 36 cukup 2
4 An.V 0 0 4 4 1 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 53 baik 3
5 An.N 0 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 28 kurang 1
6 An.B 1 1 5 5 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 56 baik 3
7 An.G 1 1 1 1 1 4 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 27 kurang 1
8 An.Z 0 0 3 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 31 cukup 2
9 An.S 0 0 4 4 1 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 47 baik 3
10 An. Y 1 1 2 2 1 4 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 3 4 33 cukup 2
11 An.A 1 0 4 5 1 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 52 baik 3
12 An.S 0 1 2 1 1 2 2 2 1 3 3 1 3 2 3 2 3 4 4 2 2 37 cukup 2
13 An.T 0 1 4 2 1 2 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 54 baik 3
14 An.J 1 0 2 2 1 4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 3 43 cukup 2
15 An.L 1 1 3 1 1 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 1 2 3 34 cukup 2
16 An.R 1 0 3 1 1 4 3 2 3 4 4 3 2 1 4 3 2 2 2 2 3 40 cukup 2
17 An.J 1 1 5 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 56 baik 3
18 An.B 0 0 5 3 1 1 4 4 3 3 2 2 3 4 1 4 1 3 3 4 4 45 baik 3
19 An.D 1 1 3 1 1 4 4 4 3 3 3 1 3 3 1 1 1 4 3 4 4 42 cukup 2
20 An.I 1 0 2 1 1 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 36 cukup 2
21 An.T 0 0 5 5 1 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 53 baik 3
22 An.Y 1 1 4 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 56 baik 3
23 An.U 1 1 1 1 1 4 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 27 kurang 1
24 An.L 1 1 3 5 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 56 baik 3
25 An.C 1 1 2 2 1 4 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 27 kurang 1
26 An.D 1 0 4 1 1 4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 3 43 cukup 2
100
No. Nama Umur Jenis
Kelamin
Pendidi
-kan
Ibu
Pekerj
aan
MP-
ASI
Jenis
MP-ASI
Soal
1
Soal
2
Soal
3
Soal
4
Soal
5
Soal
6
Soal
7
Soal
8
Soal
9
Soal
10
Soal
11
Soal
12
Soal
13
Soal
14
Soal
15 Total kategori kode
27 An.Y 1 1 3 1 1 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 1 2 3 34 cukup 2
28 An.R 1 0 3 1 1 4 3 2 3 4 4 3 2 1 4 3 2 2 2 2 3 40 cukup 2
29 An.G 1 1 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 56 baik 3
30 An. F 1 1 2 2 1 4 4 4 3 3 3 1 3 3 1 1 1 4 3 4 4 42 cukup 2
31 An.H 1 0 3 1 1 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 36 cukup 2
32 An.A 1 0 5 5 1 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 52 baik 3
33 An.P 0 0 5 3 1 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 53 baik 3
101
LAMPIRAN 17
HASIL DATA UMUM
PendidikanIbu pendidikan_ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidaksekolah 3 9.1 9.1 9.1
tamat SD 7 21.2 21.2 30.3
tamat SMP 9 27.3 27.3 57.6
tamat SMA 7 21.2 21.2 78.8
tamatPeguruantinggi 7 21.2 21.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
UsiaAnak usia_anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 6-12 bulan 10 30.3 30.3 30.3
12-24 bulan 23 69.7 69.7 100.0
Total 33 100.0 100.0
JenisKelamin jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Perempuan 16 48.5 48.5 48.5
Laki-laki 17 51.5 51.5 100.0
Total 33 100.0 100.0
Jenis MP-ASI
Jenis_MPASI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Buah-buahan 6 18.2 18.2 18.2
BuburNasi 4 12.1 12.1 30.3
Lainnya 23 69.7 69.7 100.0
Total 33 100.0 100.0
102
LAMPIRAN 18
HASIL DATA KHUSUS
PemberianMP-ASI
MP_ASI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 4 12.1 12.1 12.1
Cukup 15 45.5 45.5 57.6
Baik 14 42.4 42.4 100.0
Total 33 100.0 100.0
PertumbuhanAnak
perumbuhan_anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 3 9.1 9.1 9.1
cukup 16 48.5 48.5 57.6
baik 14 42.4 42.4 100.0
Total 33 100.0 100.0
103
LAMPIRAN 19
HASIL UJI SPEARMAN RANK
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
MP_ASI * Pertumbuhan_Anak 33 100.0% 0 .0% 33 100.0%
MP_ASI * Pertumbuhan_anak Crosstabulation
Pertumbuhan_anak
Total kurang cukup baik
MP_ASI kurang Count 2 2 0 4
% within MP_ASI 50.0% 50.0% .0% 100.0%
cukup Count 1 12 2 15
% within MP_ASI 6.7% 80.0% 13.3% 100.0%
baik Count 0 2 12 14
% within MP_ASI .0% 14.3% 85.7% 100.0%
Total Count 3 16 14 33
% within MP_ASI 9.1% 48.5% 42.4% 100.0%
Correlations
MP_ASI
Pertumbuhan_anak
Spearman's rho MP_ASI Correlation Coefficient 1.000 .768**
Sig. (2-tailed) . .000
N 33 33
Pertumbuhan_anak Correlation Coefficient .768** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 33 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std. Error
a Approx. T
b Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .755 .086 6.411 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .768 .089 6.683 .000c
N of Valid Cases 33
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
104
LAMPIRAN 20
DOKUMENTASI
105
LAMPIRAN 21
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No Kegiatan
Bulan
Desember
2018
Januari
2019
Februari
2019
Maret
2019
April
2019
Mei
2019
Juni
2019
Juli
2019
Agustus
2019
1 Pengajuan dan konsul judul
2 Penyusunan proposal
3 Bimbingan proposal
4 Ujian proposal
5 Revisi proposal
6 Pengambilan data
(penelitian)
7 Penyusunan dan bimbingan
skripsi
8 Ujian skripsi
106
LAMPIRAN 22
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN
107