142
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA REMAJA PUTRI DI MAN 1 KOTA MADIUN Oleh : MELINDA PUNGKI ARISTA NIM : 201302092 PRODI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA REMAJA PUTRI DI …repository.stikes-bhm.ac.id/218/1/54.pdf · 2018. 12. 14. · hubungan tingkat stress dengan kejadian

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN

DYSMENORRHEA PADA REMAJA PUTRI

DI MAN 1 KOTA MADIUN

Oleh :

MELINDA PUNGKI ARISTA

NIM : 201302092

PRODI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN

DYSMENORRHEA PADA REMAJA PUTRI

DI MAN 1 KOTA MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

MELINDA PUNGKI ARISTA

NIM : 201302092

PRODI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

iii

iv

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Pertama tama ku panjatkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, dengan

rahmat dan hidayahnya serta inayahnya, sehingga saya selalu sehat, semangat dan

diberi kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa ada suatu

hambatan apapun dengan judul “Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian

Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun”.

Segenap kasih dan sayang ku skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang

tua tercinta dan kakak saya yang tidak pernah lelah selalu memberikan doa,

dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini serta juga yang selalu

mendengarkan keluh kesah ku saat susahnya dalam mengerjakan skripsi ini, yang

memberikan semangat saat semangat saya mulai goyah sehingga dapat

menyelesaikanya dengan baik. Serta besar harapan saya untuk dapat menjadi anak

yang berbakti dan bisa membanggakan kedua orang tua dan kakak saya tercinta. . .

Terimakasih juga kepada ibu “Mega Arianti Putri S.Kep., Ns., M.Kep selaku

dosen pembimbing 1 skripsi, bapak “Edy Bachrun S.KM., M.Kes selaku pembimbing 2

skripsi’’ dan ibu “Sesaria Betty S.Kep., Ns., M.Kes selaku dewan penguji skripsi yang

selalu sabar dalam membimbing saya untuk mendapatkan hasil yang baik ‘’. Serta

almamater tercinta kampus STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Terimakasih kepada ibu “Lilik Wahyuningrum S.Pd’’ salah satu guru waktu

sekolah di MAN 1 Kota Madiun yang telah banyak membantu dalam penelitian ini

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

vi

Untuk teman-temanku angkatan 2013, khususnya kelas 8b Keperawatan yang

selalu memberikan motivasi, semangat dan juga kerjasamanya dalam menyelesaikan

skripsi ini. Terimakasih juga buat sahabat-sahabat ku Septiara Putri Kumalasari

S.Kep, Wahyu Widayana S.Kep, dan Monica Ade Sandra S.Kep atas kerjasamanya

selama ini, motivasinya, yang selalu memberikan semangat, dan doa.

Buat seseorang yang spesial calon ku kelak “Rozaq Bahari’’ terimakasih yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang selalu memberikan semangat,

motivasi, doa dan dukunganya sehingga terselesaikanlah skripsi tercinta ini. Dan

semoga keinginan2 kami untuk membangun masa depan mendapatkan ridho dari

ALLAH SWT amin. . .

vii

Motto

Teruslah semangat, gapai cita-cita mu Buat lah orang-orang disekitarmu bahagia, khususnya

orangtua mu Serta tidak ada yang tidak bisa jika kita mau berusaha

berdoa dan tidak menyerah . . . Dan kelak akan mendapatkan hasil yang memuaskan

viii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Melinda Pungki Arista

NIM : 201302092

Prodi : S1 Keperawatan

Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan

didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar

Sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang

diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak dipublikasikan,

sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.

Madiun, 22 Agustus 2017

Melinda Pungki Arista

NIM. 201302092

ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Melinda Pungki Arista

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 06 Juni 1995

Agama : Islam

Alamat : Jln.Branjangan Gang 5a Rt 21 Rw 08

Jiwan Kecamatan Jiwan Kabupaten

Madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

2001-2007 : 1. SD 03 Nambangan Lor

2007-2010 : 2. SMP Negeri 9 Madiun

2010-2013 : 3. MAN 1 Kota Madiun

2013-Sekarang : 4. STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun

Riwayat Pekerjaan : Belum pernah kerja

x

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES

BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

ABSTRAK

Melinda Pungki Arista

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEA

PADA REMAJA PUTRI DI MAN 1 KOTA MADIUN

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis tubuh dalam wanita yang

terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi itu sering

diiringi dengan dysmenorrhea dikarenakan pada saat nyeri menstruasi terjadi karena

prostaglandin (zat yang menyebabkan otot rahim berkonstraksi). Kondisi ini

bertambah parah bila disertai dengan kondisi psikis yang tidak stabil, seperti stres,

depresi, cemas berlebihan, dan keadaan sedih atau gembira yang berlebihan. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan kejadian

dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.

Penelitian ini menggunakan desain analisis korelasi dengan pendekatan cross

sectional. Populasi dari penelitian ini adalah siswi MAN 1 Kota Madiun yang

mengalami dysmenorrhea sejumlah 45 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini

menggunakan total sampling.

Hasil uji statistik spearman rank didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar

0,656 dan p-value sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan yaitu terdapat

hubungan tingkat stress dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1

Kota Madiun. Nilai koefisien korelasi spearman rank ini sebesar 0,656 menunjukkan

jika kekuatan hubungan antara dua variabel ini pada kategori kuat.

Stres merupakan salah satu penyebab dari dysmenorrhea pada remaja putri

sehingga diperlukan manajemen tingkat stres, mengendalikan koping stres

memberikan edukasi tingkat stres pada remaja putri. Saran yang dapat diberikan

kepada pihak sekolah agar lebih memperhatikan tingkat stress siswi yang mengalami

dysmenorrhea agar nyeri dysmenorrhea pada siswi tidak bertambah dan dapat

mengganggu konsentrasi belajar.

Kata Kunci :Tingkat Stres, Dysmenorrhea, Remaja Putri

xi

NURSING PROGRAM S1 STIKES

BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

ABSTRACK

Melinda Pungki Arista

CORRELATION BETWEEN STRES LEVEL WITH DYSMENORRHEA AT

GIRLS ADOLESCENT IN MAN 1 TOWN MADIUN

Menstruate or menstruation is physiological change of body in woman that

happened periodically and influenced by reproduction hormone. Menstruate is often

accompanied with dysmenorrhea because of at the of pain menstruate happened

because prostaglandin (Iihat vitamin causing gracious muscle is contraction). This

condition growing hard if accompanied with unstable psychical condition, like stres,

depression, worry abundantly, and abundant happy or sorrowful situation. The aim

of this research is to know correlation between stress level with dysmenorrhea

occurenceat girls adolescent in MAN 1 Madiun.

This Research use analitic correlation design with approach of cross

sectional. Population of this research are schoolgirl of MAN 1 Madiun natural of

dysmenorrhea counted 45 people. Sampling technique in this research use totally

sampling.

From result of statistical spearman rank test got that coefficient correlation

equal to 0,656 and p-value equal to 0,000 < 0,05, so that can be concluded that

there are correlation between stres level with dysmenorrhea occurence at girls

adolescent in MAN 1 Madiun. Coefficient correlation value of spearman rank equal

to 0,656 showing if strength of correlation between this two variable is strong

category.

Stress is one of the causes of dysmenorrhea at girls adolescent so that stress

management is required, controlling stress coping, providing stress level education

atgirls adolescent. Suggestion able to be passed to school side so that more paid

attention to stres level natural schoolgirl dismennorhea so that pain in of

dysmenorrhea at schoolgirl was not increase and can bother concentration learn.

Keywords : Stress Level, Dysmenorrhea, Girls Adolescent

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ........................................................................................................

................................................................................................................................. i

SAMPUL DALAM .......................................................................................................

................................................................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................................

...............................................................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................

............................................................................................................................... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................................

................................................................................................................................ v

MOTTO ........................................................................................................................

.............................................................................................................................. vii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................................

.............................................................................................................................viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .....................................................................................

............................................................................................................................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................................

................................................................................................................................ x

ABSTRACT ..................................................................................................................

............................................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................................

.............................................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .........................................................................................................

.............................................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................

............................................................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................

............................................................................................................................ xvii

DAFTAR ISTILAH ......................................................................................................

...........................................................................................................................xviii

DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................................

............................................................................................................................. xix

KATA PENGANTAR ..................................................................................................

.............................................................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................

.................................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................

.................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................

.................................................................................................................... 6

xiii

1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................

.................................................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................

.................................................................................................................... 7

1.5 Keaslian Penelitian .......................................................................................

.................................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................

.................................................................................................................................. 12

2.1 KonsepStres ..................................................................................................

.................................................................................................................. 12

2.1.1 Definisi Stres ....................................................................................

...................................................................................................... 12

2.1.2 Sumber Stres .....................................................................................

...................................................................................................... 12

2.1.3 Macam-Macam Stres .......................................................................

...................................................................................................... 13

2.1.4 Penyebab Stres .................................................................................

...................................................................................................... 14

2.1.5 Model Stres ......................................................................................

...................................................................................................... 15

2.1.6 Respon Terhadap Stres .....................................................................

...................................................................................................... 16

2.1.7 Tingkatan Stres.................................................................................

...................................................................................................... 18

2.1.8 Dampak Stres ...................................................................................

...................................................................................................... 19

2.1.9 Alat Ukur Tingkat Stres ...................................................................

...................................................................................................... 20

2.1.10 Tipe Kepribadian Stres .....................................................................

...................................................................................................... 20

2.1.11 Tahapan Stres ...................................................................................

...................................................................................................... 22

2.1.12 Instrumen Penilaian Stres .................................................................

...................................................................................................... 25

2.1.13 Pencegahan Stres ..............................................................................

...................................................................................................... 27

2.1.14 Kriteria Penilaian Kecemasan Menurut DASS ................................

...................................................................................................... 28

2.1.15 Faktor Yang Mempengaruhi Stres ...................................................

...................................................................................................... 30

2.2 Konsep Dysmenorrhea .................................................................................

.................................................................................................................. 31

xiv

2.2.1 Definisi Dysmenorrhea ....................................................................

...................................................................................................... 31

2.2.2 Klasifikasi Dysmenorrhea ................................................................

...................................................................................................... 32

2.2.3 Tanda Dan Gejala Dysmenorrhea ....................................................

...................................................................................................... 33

2.2.4 Penyebab Dysmenorrhea .................................................................

...................................................................................................... 33

2.2.5 Tingkatan Dysmenorrhea .................................................................

...................................................................................................... 34

2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Dysmenorrhea ...................................

...................................................................................................... 36

2.2.7 Ciri-Ciri Dysmenorrhea ...................................................................

...................................................................................................... 37

2.2.8 Komplikasi Dysmenorrhea ..............................................................

...................................................................................................... 37

2.2.9 Pencegahan Dysmenorrhea ..............................................................

...................................................................................................... 38

2.2.10 Alat Ukur Dysmenorrhea .................................................................

...................................................................................................... 38

2.3 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea .........................

.................................................................................................................. 39

2.4 Konsep Remaja ............................................................................................

.................................................................................................................. 39

2.4.1 Definisi Remaja ................................................................................

...................................................................................................... 39

2.4.2 Fase-Fase Remaja.............................................................................

...................................................................................................... 40

2.4.3 Ciri-Ciri Dinamika Remaja ..............................................................

...................................................................................................... 42

2.4.4 Bahaya Fisik Pada Remaja ...............................................................

...................................................................................................... 43

2.4.5 Masalah Psikologis Yang Terjadi Pada Remaja ..............................

...................................................................................................... 44

2.4.6 Tugas -Tugas Perkembangan Remaja ..............................................

...................................................................................................... 45

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN ..........................

................................................................................................................................ 47

3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................................

.................................................................................................................. 47

3.2 Hipotesis .......................................................................................................

.................................................................................................................. 48

xv

BAB IV METODE PENELITIAN ...............................................................................

.............................................................................................................................. 49

4.1 Desain Penelitian ..........................................................................................

.................................................................................................................. 49

4.2 Populasi Dan Sampel ...................................................................................

.................................................................................................................. 50

4.2.1 Populasi ............................................................................................

...................................................................................................... 50

4.2.2 Sampel ..............................................................................................

...................................................................................................... 50

4.3 Tehnik Sampling ..........................................................................................

.................................................................................................................. 50

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ...........................................................................

.................................................................................................................. 52

4.5 Variabel Penelitian Independent Dan Dependent ........................................

.................................................................................................................. 53

4.6 Definisi Operasional Variabel ......................................................................

.................................................................................................................. 53

4.7 Instrumen Penelitian.....................................................................................

.................................................................................................................. 56

4.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas ......................................................................

.................................................................................................................. 57

4.8.1 Uji Validitas .....................................................................................

...................................................................................................... 57

4.8.2 Uji Reliabilitas .................................................................................

...................................................................................................... 58

4.9 Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................................

.................................................................................................................. 58

4.9.1 Lokasi Penelitian ..............................................................................

...................................................................................................... 58

4.9.2 Waktu Penelitian ..............................................................................

...................................................................................................... 58

4.10 Prosedur Pengumpuan Data .........................................................................

.................................................................................................................. 58

4.11 Pengolahan Data...........................................................................................

.................................................................................................................. 60

4.12 Analisa Data .................................................................................................

.................................................................................................................. 62

4.12.1 Analisa Data Univariat .....................................................................

...................................................................................................... 62

4.12.2 Analisa Data Bivariat .......................................................................

...................................................................................................... 62

xvi

4.13 Etika Penelitian ............................................................................................

.................................................................................................................. 63

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................

.............................................................................................................................. 66

5.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian ....................................................

.................................................................................................................. 66

5.2 Hasil Penelitian ............................................................................................

.................................................................................................................. 67

5.2.1 Data Umum ......................................................................................

...................................................................................................... 67

5.2.2 Data Khusus .....................................................................................

...................................................................................................... 68

5.2.3 Crosstab Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea

Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun ...................................

...................................................................................................... 69

5.3 Pembahasan ..................................................................................................

.................................................................................................................. 71

5.3.1 Tingkat Stres Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun ..............

71

5.3.2 Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun ............

73

5.3.3 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Pada

Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun.............................................

...................................................................................................... 76

6.1 Kesimpulan ..................................................................................................

.................................................................................................................. 79

6.2 Saran .............................................................................................................

.................................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

.............................................................................................................................. 81

LAMPIRAN ..................................................................................................................

.............................................................................................................................. 83

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Hubungan Tingkat Stres Dengan

Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di Man 1 Kota Madiun

........................................................................................................ 54

Tabel 5.1 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Usia Responden Pada

Remaja Di MAN 1 Kota Madiun ........................................................

........................................................................................................ 67

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas Pada Remaja Di

MAN 1 Kota Madiun ..........................................................................

........................................................................................................ 67

Tabel 5.3 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Usia Menarche Pada

Remaja Di MAN 1 Kota Madiun ........................................................

........................................................................................................ 68

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres Pada

Remaja Di MAN 1 Kota Madiun ........................................................

........................................................................................................ 68

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dysmenorrhea Pada

Remaja Di MAN 1 Kota Madiun ........................................................

........................................................................................................ 69

Tabel 5.6 Crosstab Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea

Pada Remaja Di MAN 1 Kota Madiun ...............................................

........................................................................................................ 70

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian

Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun ...........

47

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Tingkat Stres Dengan

Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di Man 1 Kota Madiun

..........................................................................................................

...................................................................................................... 52

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pemohonan surat survey pendahuluan ..............................................

.............................................................................................................................. 83

Lampiran 2 Lembar permohonan menjadi responden ..........................................

.............................................................................................................................. 84

Lampiran 3 Lembar persetujuan menjadi responden ............................................

.............................................................................................................................. 85

Lampiran 4 Kisi – kisi kuesioner ..........................................................................

.............................................................................................................................. 86

Lampiran 5 Lembar kuesioner tingkat stress dengan kejadian dysmenorrhea .....

.............................................................................................................................. 88

Lampiran 6 Lembar konsultasi proposal ...............................................................

.............................................................................................................................. 89

Lampiran 7 Lembar revisi proposal ......................................................................

.............................................................................................................................. 93

Lampiran 8 Lembar surat izin penelitian ..............................................................

.............................................................................................................................. 96

Lampiran 9 Surat selesai penelitian ......................................................................

.............................................................................................................................. 97

Lampiran10 Hasil data mentah SPSS ....................................................................

.............................................................................................................................. 98

Lampiran11 Hasil uji validitas dan reliabilitas.................................................... ..

............................................................................................................................ 100

Lampiran12 Hasil statistik SPSS.................................................... .......................

............................................................................................................................ 102

Lampiran13 Lembar hasil tabulasi tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea ..

110

Lampiran14 Lembar konsultasi skripsi.................................................... ..............

............................................................................................................................ 114

Lampiran15 Lembar revisi skripsi.................................................... .....................

............................................................................................................................ 115

Lampiran16 Dokumentasi.................................................... ..................................

............................................................................................................................ 118

Lampiran17 Jadwal kegiatan..................................................................................

............................................................................................................................ 119

xx

DAFTAR ISTILAH

Adequate :Cukup

Adolescence :Remaja

Alpha cronbach :Koefisien alpha sebagai ukuran

umum dari konsistensi internal

skala multi item

Appraisal :Penilaian terhadap suatu keadaan

yang dapat menyebabkan stres

Bowel Discomfort :Perut merasa tidak nyaman

Check list :Tanda centang

Collapse :Pingsan

Daily hassles :Kejadian kecil yang terjadi berulang

ulang setiap hari

Distres :Seseorang yang mengalami stres

Dysmenorrhea :Aliran bulanan yang menyakitkan

atau tidak normal

Editing :Penyuntingan data

Eustres :Seseorang yang tidak mengalami

stres

Gastritis :Maag

Inform consent :Lembar persetujuan

Menarche :Menstruasi pertama

Nausea :Mual

Otoriter :Memerintah

Over confidence :Percaya diri yang berlebihan

Panic attack :Seseorang yang mengalami

serangan panik

Personality characteristic :Karakteristik seseorang

Personal factor :Faktor yang berhubungan dengan

orangnya

Stingere :Ketegangan dan tekanan

Stressor :Stres

Vomitting :Muntah

Workaholic :Bekerja tidak mengenal waktu

xxi

DAFTAR SINGKATAN

ACTH :Adrenocorticotrophic Hormone

CRH :Corticotrophin Releasing Hormone

DASS :Depression Anxiety Stress Scale

FSH :Follicle Stimulating Hormone

GAS :General adaptation syndrome

IGD :Instalasi Gawat Darurat

LAS :Local adaptation syndrome

LH :Luteinizing Hormone

MAN :Madrasah Aliyah Negeri

RISKESDAS :Riset Kesehatan Dasar

UKS :Unit Kesehatan Sekolah

xxii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan kurunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di

MAN 1 Kota Madiun”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam

mencapai gelar sarjana keperawatan di program studii lmu keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun.

Peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan

penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada peneliti. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Imam Tafsir, M.Pd selaku Kepala sekolah MAN 1 Kota Madiun yang telah

memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di tempat

beliau.

2. Lilik Wahyuningrum S.Pd selaku guru MAN 1 Kota Madiun yang telah

membantu dalam penelitian ini.

3. Zaenal Abidin,S.KM,M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES BHM Madiun.

4. Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku ketua program studi lmu

kesehatan STIKES BHM Madiun dan selaku Pembimbing 1 skripsi yang telah

xxiii

meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan

dalam penyusunan skripsi ini.

5. H. Edy Bachrun, S.KM., M.Kes selaku Pembimbing 2 skripsi dengan

kesabaran dan ketelitian dalam membimbing, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Sesaria Betty, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Dewan Penguji yang telah

memberikan bimbingan, dorongan, motivasi, dan saran dengan sabar, tulus

dan ikhlas kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga tercinta yang tidak pernah lelah yang selalu memberikan dukungan,

doa dan nasehat.

8. Teman-teman semua Program Studi Ilmu Keperawatan khusus angkatan 2013

atas kerja samanya serta dukungan dan motivasinya.

9. Seluruh adik-adik MAN 1 Kota Madiun yang telah bersedia untuk menjadi

responden dalam penelitian ini.

Peneliti menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya peneliti berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

Madiun, 22 Agustus 2017

Peneliti

Melinda Pungki Arista

201302092

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis tubuh dalam wanita yang

terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi itu sering

diiringi dengan dysmenorrhea dikarenakan pada saat nyeri menstruasi terjadi karena

prostaglandin (zat yang menyebabkan otot rahim berkonstraksi). Pada sebagian

perempuan, nyeri menstruasi yang dirasakan dapat berupa nyeri yang samar, tetapi

sebagian yang lain dapat terasa kuat bahkan membuat aktivitas menjadi terganggu.

Rasa nyeri ini yang disebut dengan dysmenorrhea (Laila, 2011). Dysmenorrhea atau

nyeri haid adalah merupakan suatu gejala dan bukan penyakit. Istilah dysmenorrhea

biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat. Dalam kondisi ini, penderita harus

mengobati nyeri tersebut dengan analgesik atau memeriksakan diri kedokter dan

mendapatkan penanganan, perawatan, atau pengobatan yang tepat (Anurogo, 2011).

Dysmenorrhea merupakan suatu gangguan yang sering dialami oleh wanita

pada saat menstruasi terlebihnya keadaan ini lebih sering dialami oleh wanita usia

remaja. Terjadinya dysmenorrhea pada remaja menyebabkan aktivitas dan

konsentrasi menjadi terganggu, remaja yang mengalami dysmenorrhea memiliki

waktu kerja yang lebih rendah dan prestasi disekolah yang kurang dibandingkan

remaja yang tidak mengalaminya. Beberapa diantaranya ada yang harus izin sekolah

atau beristirahat di UKS saat mengalami dysmenorrhea. Pada remaja baru awal fase

2

menstruasi sering mengalami nyeri haid, kondisi psikis yang belum stabil, mudah

emosi sehingga pada remaja belum dapat beradaptasi dalam merespon rasa nyeri

pada menstruasi atau dysmenorrhea. Selain itu pada remaja yang masih duduk

dibangku sekolah yang dibebankan oleh kegiatan, pelajaran yang sulit, tuntutan dari

sekolah, bahkan ada yang sampai tidak masuk sekolah dikarenakan masalah

dysmenorrhea (Kusmiran, 2011). Salah satu penyebab dari dysmenorrhea adalah

faktor psikis (stress). Stress merupakan suatu respon individu terhadap keadaan atau

kejadian yang dapat mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk

menanganinya. Stress juga dapat mengganggu kerja sistem endokrin sehingga dapat

menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur dan rasa sakit saat menstruasi atau

dysmenorrhea (Hawari, 2011).

Hasil dari RISKESDAS menunjukkan bahwa berdasarkan laporan responden

yang sudah mengalami haid, rata-rata usia menarche di Indonesia adalah 13 tahun

(20,0%) dengan kejadian lebih awal pada usia kurang dari 9 tahun dan ada yang lebih

lambat sampai usia 20 tahun serta 7,9% tidak menjawab atau lupa. Terdapat 7,8%

yang melaporkan belum haid. Secara nasional rata-rata usia menarche 13-14 tahun

terjadi pada 37,5% anak Indonesia (RISKESDAS, 2015). Angka kejadian

dysmenorrhea didunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap

negara yang mengalami dysmenorrhea. Di Amerika Serikat angka prosentase

kejadian dysmenorrhea sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di

Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh

nyeri selama menstruasi. Angka kejadian dysmenorrhea berkisar 45-95% dikalangan

3

wanita usia produktif. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun dapat

mengganggu pada wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan

tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bekerja (sesekali sambil

meringis), adapula yang tidak kuasa beraktifitas saking nyerinya (Proverawati,

2009). Kondisi di Indonesia, lebih banyak perempuan yang mengalami

dysmenorrhea yang tidak melaporkan atau berkunjung ke dokter. Rasa malu

kedokter dan kecenderungan untuk meremehkan penyakit sering membuat data

penderita penyakit tertentu di Indonesia tidak dapat dipastikan secara mutlak, boleh

dikatakan 90% perempuan di Indonesia pernah mengalami dysmenorrhea (Anurogo,

2011). Di Surabaya didapatkan sebanyak 50% wanita mengalami dysmenorrhea

primer, 10% wanita nyeri hebat selama menstruasi sehingga membuat mereka tidak

mampu melakukan aktivitas sehari-hari selama 1-3 hari setiap bulanya (Martin,

2011).

Dysmenorrhea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang

paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter. Hampir

semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti rasa tidak enak

di perut bagian bawah dan biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan pingsan.

Kondisi ini bertambah parah bila disertai dengan kondisi psikis yang tidak stabil,

seperti stres, depresi, cemas berlebihan, dan keadaan sedih atau gembira yang

berlebihan. Nyeri haid dapat menyerang perempuan yang mengalami haid pada usia

berapapun terutama pada usia remaja yang dapat menyebabkan aktivitas dan

konsentrasi menjadi terganggu. Tidak ada batasan usia dan sering disertai dengan

4

kondisi-kondisi yang memperberat seperti pusing, berkeringat dingin, bahkan hingga

pingsan. Jika sudah seperti ini, tentunya nyeri haid tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Nyeri haid harus diatasi dengan benar (Anurogo, 2011).

Menstruasi berlangsung setiap bulan setelah hari ke 5 dari siklus menstruasi,

endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan

terjadinya kehamilan. Endometrium merupakan lapisan sel darah merah yang

membentuk bantalan. Pada sekitar hari ke 14 terjadi pelepasan telur dari ovarium

disebut ovulasi. Sel telur ini masuk kesalah satu tuba fallopi. Didalam tuba fallopi

dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terja dipembuahan, sel telur akan masuk

kerahim dan mulai tumbuh menjadi janin yang nantinya akan diletakkan diatas

bantalan tersebut. Kemudian, janin tersebut berkembang dan terjadilah kehamilan.

Kemudian pada hari ke 28 jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan

luruh dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai menstruasi, menstruasi dapat

berlangsung selama 2-5 hari dan terkadang sampai 7 hari (Laila, 2011).

Saat seseorang mengalami stres terjadi respon neuroendokrin sehingga

menyebabkan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang merupakan regulator

hipotalamus utama menstimulasi sekresi Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH).

ACTH akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon tersebut

menyebabkan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone

(LH) terhambat sehingga perkembangan folikel terganggu. Hal ini menyebabkan

sintesis dan pelepasan progesteron terganggu. Kadar progesteron yang rendah

meningkatkan sintesis prostaglandin F2ά dan E2. Ketidakseimbangan antara

5

prostaglandin F2ά dan E2 dengan prostasiklin (PGI2) menyebabkan peningkatan

aktivasi PGF2ά. Peningkatan aktivasi menyebabkan iskhemia pada sel-sel

miometrium dan peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan kontraksi yang

berlebihan menyebabkan terjadinya dysmenorrhea (Hendrik, 2006).

Peran tenaga kesehatan dalam menghadapi masalah ini adalah sebagai

edukator yang dapat memberikan informasi tentang hubungan stress dengan kejadian

dysmenorrhea diantaranya yaitu memberikan edukasi mengenai dysmenorrhea,

penyebab dysmenorrhea serta upaya penanganan dysmenorrhea melalui penyuluhan

atau poster. Selain itu bisa menggunakan kompres hangat yang diletakkan pada perut

bawah untuk mengurangi rasa nyeri, memberikan penjelasan dan nasihat bahwa

dysmenorrhea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya

diberi penjelasan mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan nasihat-

nasihat mengenai makanan sehat, istirahat cukup, dan olahraga. Memberikan

penjelasan yang benar tentang proses haid sehingga membuat emosi menjadi lebih

stabil sehingga dapat mencegah timbulnya stres, dan dysmenorrhea dapat

diminimalkan bila kita dapat mencegah terjadinya stres (Hendrik, 2006).

Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di MAN 1

Kota Madiun kepada 20 siswi semua mengalami dysmenorrhea. Dan didapatkan 4

siswi yang mengalami stres diantaranya 1 siswi yang mengalami stres ringan 2 siswi

yang mengalami stres sedang 1 siswi yang mengalami stres berat dan 16 siswi yang

tidak mengalami stres. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul

6

“Hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1

Kota Madiun‟‟.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian adalah “Adakah hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea

pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun?‟‟

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada

remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat stres pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.

2. Mengidentifikasi kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1

Kota Madiun.

3. Menganalisis hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada

remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Tempat Penelitian

Dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan

menerapkan pengetahuan peneliti tentang metodologi penelitian dalam

menyelesaikan suatu permasalahan.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Menambah daftar kepustakaan dibidang kesehatan, dan sebagai sumber

informasi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.3 Bagi Peneliti

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan,sebagai

pengalaman belajar dan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.5 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Variabel Jenis

penelitian

Hasil Perbedan

Penelitian

1. Hubungan

Tingkat

Stres Terhadap

Dismenore Pada

Remaja Putri Di

Madrasah

Aliyah

Mamba‟ul Ulum

Awang-Awang

Mojosari

Mojokerto (Sari,

2014).

- Tingkat

stres

- Kejadian

disminore

Observasi

onal

analitik

dengan

desain

cross

sectional

Hasil

penelitian

dengan

uji statistik

menunjukkan

bahwa

responden

yang

dismenore

paling

banyak

mengalami

stres sedang

(19,6 %).

Berdasarkan

Perbedaan

Penelitian

sebelumnya

dengan

penelitian

saya

yaitu dengan

menggunakn

desain

analitik

korelasional,

tehnik

pengambilan

sampel

menggunakn

8

uji Chi

Square

diperoleh

hasil

perhitungan

dengan nilai

X2

Hitung =

9,17

sedangkan X2

tabel = 7,815

pada df = 3

dan ρ = 0,02

dengan

tingkat

kemaknaan

yang

ditetapkan

adalah pada α

= 0,05. Oleh

karena nilai

X2

Hitung >

X2

tabel atau

9,17 > 7,815

maka H1

diterima

dengan

demikian ada

hubungan

tingkat stres

dengan

terjadinya

dismenore

pada remaja

putri di

Madrasah

Aliyah

Mamba‟ul

Ulum

Awang-

awang

Mojosari

kabupaten

Total

Sampling

9

Mojokerto.

2. Tingkat Stres

Dan

Dismenorea

Pada

Remaja Kelas

Xi

Program

Akselerasi Dan

Reguler

Di SMAN 3

Surakarta

(Indah,

2015).

- Tingkat

stres

- Disminore

- Remaja

Observasi

onal

analitik

dengan

pendekata

n

cross

sectional

Hasil

penelitian

menunjukkan

siswi

kelas XI

akselerasi

mayoritas

mengalami

tingkat

stres sedang

(30%)

dengan

dismenorea

(67%),

siswikelas

XI reguler

mayoritas

mengalami

tingkat

stres ringan

(43%)

dengan tidak

dismenorea

(57%),

sedangkan

dari

seluruh

sampel

mayoritas

mengalami

tingkat stres

ringan (40%)

dengan

dismenorea

(55%).

Analisis

statistik

dengan chi

kuadrat pada

siswi kelas

XI akselerasi

Perbedaan

Penelitian

sebelumnya

dengan

penelitian

saya yaitu

dengan

menggunaka

n desain

analitik

korelasional,

tehnik

pengambilan

sampel

menggunaka

n Total

Sampling

10

nilai X2>

X2tabel yaitu

17,813>7810

nilai p=0,00,

reguler X2>

X2

tabel yaitu

18,723>7810

, nilai

p=0,00, dan

seluruh

sampel

diperoleh

X2> X

2 tabel

37,393>7810

, nilai p=0,0,

sehingga H0

ditolak dan

Ha diterima.

Nilai

koefiensi

kontingensi

siswi kelas

XI akselerasi

0,610 reguler

0,620 dan

seluruh

sampel

0,620.

3. Hubungan

Antara

Stres Dengan

Kejadian

Dismenorea

Pada

Siswi Smkn 1

Karanganyar

(Meilina, 2011).

- Tingkat

stres

- Kejadian

disminore

Observasi

onal

analitik

dengan

pendekata

n cross

sectional.

Hasil

penelitian ini

menunjukkan

tingkat

stres siswi

pada

kategori

sedang

dengan

persentase

75,8% dan

dismenorea

sedang

dengan

Perbedaan

penelitian

sebelumnya

dengan

penelitian saya

yaitu

dengan

menggunakan

desain analitik

korelasional,

tehnik

pengambilan

sampel

menggunakan

11

persentase

79,45%.

Berdasarkan

hasil analisis

data

diperoleh

nilai

koefisien

korelasi (r)

sebesar

0,631; p =

0,000 (p <

0,05) yang

menunjukkan

ada

hubungan

positif yang

kuat dan

signifikan

antara stres

dengan

kejadian

dismenorea.

Sumbangan

efektif stres

terhadap

kejadian

dismenorea

adalah

39,9%.

Total

Sampling

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stres

2.1.1 Definisi Stres

Istilah stres berasal dari istilah latin stingere yang mempunyai arti ketegangan

dan tekanan. Stres merupakan stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan

menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang (Lestari, 2015). Stres adalah

suatu kondisi pada individu yang tidak menyenangkan dimana dari hal tersebut dapat

menyebabkan terjadinya tekanan fisik maupun psikologis pada individu (Manurung,

2016).

Stres adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan

beban atasnya. Misalnya bagaimana respon tubuh seseorang manakala yang

bersangkutan mengalami beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup

mengatasinya artinya tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan

yang bersangkutan tidak mengalami stres (Hawari, 2011).

2.1.2 Sumber Stres

Sumber stres dapat berubah seiring dengan berkembangnya individu, tetapi

kondisi stres dapat terjadi setiap saat selama hidup berlangsung. Berikut ini sumber -

sumber stres menurut Manurung (2016) antara lain :

13

1. Diri individu

Sumber stres diri individu ini hal yang berkaitan dengan adanya konflik

dikarenakan dapat menghasilkan dua kecenderungan yaitu approach conflict

(muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama – sama baik) dan

avoidance conflict (muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua

situasi yang tidak menyenangkan).

2. Keluarga

Sumber stres keluarga menjelaskan bahwa perilaku, kebutuhan dan kepribadian

dari setiap anggota keluarga berdampak pada interaksi dengan orang – orang dari

anggota lain dalam keluarga yang dapat menyebabkan stres. Faktor keluarga

yang cenderung dapat memungkinkan menyebabkan stres adalah hadirnya

anggota baru, perceraian dan adanya keluarga yang sakit.

3. Komunitas dan masyarakat

Kontak dengan orang di luar keluarga menyediakan banyak sumber stres.

Misalnya, pengalaman anak di sekolah dan persaingan. Adanya pengalaman -

pengalaman seputar dengan pekerjaan dan juga dengan lingkungan yang dapat

menyebabkan seseorang menjadi stres.

2.1.3 Macam-Macam Stres

Para peneliti membedakan antara stres yang merugikan merusak yang disebut

sebagai distres dan stres yang menguntungkan atau membangun yang disebut sebagai

eustres. Adapun macam-macam stres menurut Lestari (2015) sebagai berikut:

14

a. Eustres (tidak stres) adalah seseorang yang dapat mengatasi stres dan tidak

ada gangguan pada fungsi organ tubuh.

b. Distres (stres) adalah pada saat seseorang menghadapi stres terjadi gangguan

pada satu atau lebih organ tubuh sehingga pada organ tubuh tersebut tidak

dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

2.1.4 Penyebab Stres

Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan

terjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber baik dari kondisi

fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam

kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Stressor dapat berwujud atau

berbentuk fisik seperti polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan

sosial seperti interaksi sosial. Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap

sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi

stressor. Adapun tipe kejadian yang dapat menyebabkan stres menurut Lestari (2015)

antara lain :

a. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari

seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.

b. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau

kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual seperti

kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan

masalah pribadi lainnya. Umur adalah salah satu faktor penting yang menjadi

penyebab stres, semakin bertambah umur sesorang, semakin mudah

15

mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor fisiologis yang

telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti kemampuan

visual, berpikir, mengingat dan mendengar. Pengalaman kerja juga

mempengaruhi munculnya stres kerja.

c. Appraisal yaitu penilaian terhadap suatu keadaan yang dapat menyebabkan

stres disebut stres appraisal. Menilai suatu keadaan yang dapat

mengakibatkan stres tergantung dari dua faktor, yaitu faktor yang

berhubungan dengan orangnya (personal factors) dan faktor yang

berhubungan dengan situasinya. Personal factors didalamnya termasuk

intelektual, motivasi, dan personality characteritics. Selanjutnya masih ada

beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres yaitu kondisi

fisik, ada tidaknya dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga tipe

kepribadian tertentu.

2.1.5 Model Stres

Model stres adalah untuk membantu individu dalam mengatasi respons yang

tidak sehat dan tidak produktif terhadap stressor. Setiap model menekankan aspek

stres yang berbeda. Adapun model stres menurut Potter & Perry (2005) antara lain :

1. Model stres berdasarkan respon

Model stres ini berkaitan dengan mengkhususkan respon atau pola respon

tertentu yang mungkin menunjukkan stressor.

16

2. Model stres berdasarkan stimulus

Model stres ini berfokus pada karakteristik yang mengganggu di dalam

lingkungan. Riset klasik yang mengidentifikasi stres sebagai stimulus telah

menghasilkan perkembangan dalam skala penyesuaian sosial, yang mengukur

efek peristiwa besar dalam kehidupan dalam penyakit. Model berdasarkan

stimulus ini memfokuskan pada asumsi berikut :

a. Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah normal dan perubahan ini

membutuhkan tipe dan durasi penyesuaian yang sama.

b. Individu adalah resipien pasif dari stres, dan persepsi mereka terhadap

peristiwa adalah tidak relevan.

c. Semua orang mempunyai ambang stimulus yang sama.

3. Model stres berdasarkan transaksi

Model stres ini memandang individu dan lingkungan dalam hubungan yang

dinamis dan interaktif. Model ini berfokus pada proses yang berkaitan dengan

stres seperti penilaian kognitif dan koping.

2.1.6 Respon Terhadap Stres

Individu secara keseluruhan terlibat dalam merespon dan mengadaptasi stres.

Namun demikian, sebagian besar dari riset tentang stres berfokus pada respon

fisiologis dan psikologis, meski dimensi ini saling tumpang tindih dan berinteraksi

dengan dimensi lain. Ketika terjadi stres, seseorang menggunakan energi fisiologis

dan psikologis untuk berespon dan mengadaptasi. Besarnya energi yang dibutuhkan

dan keefektifan dari upaya untuk mengadaptasi bergantung pada intensitas, cakupan

17

dan durasi stressor dan besarnya stressor lainnya. Adapun macam-macam respon

terhadap stres menurut Potter & Perry (2005) yaitu :

1. Respon fisiologis

Dalam respon fisiologis terhadap stres ini mengidentifikasi dua jenis yaitu local

adaptation syndrome (LAS) dan general adaptation syndrome (GAS).

a. Local adaptation syndrome (LAS) yaitu respon dari jaringan, organ, atau

bagian tubuh terhadap stres karena trauma, penyakit, atau perubahan

fisiologis lainnya. Contoh dari LAS adalah respon refleks nyeri dan respon

inflamasi. Karakteristik dari LAS yaitu respon adaptif dan tidak melibatkan

seluruh sistem tubuh, memerlukan stressor untuk menstimulasinya.

b. General adaptation syndrome (GAS) yaitu respon pertahanan dari

keseluruhan tubuh terhadap stres. Respon ini melibatkan beberapa sistem

tubuh, terutama sistem saraf otonom dan sistem endokrin.

2. Respon psikologis

Pemajanan terhadap stressor mengakibatkan respon adaptif psikologis dan

fisiologis. Ketika seseorang terpajan pada stressor, maka kemampuan mereka

untuk memenuhi kebutuhan darah menjadi terganggu. Gangguan atau ancaman

ini dapat menimbulkan frustasi, ansietas, dan ketegangan. Perilaku adaptif

psikologis individu membantu kemampuan seseorang untuk menghadapi

stressor. Perilaku ini diarahkan pada penatalaksanaan stres dan didapatkan

melalui pembelajaran dan pengalaman sejalan dengan individu dalam

mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima.

18

2.1.7 Tingkatan Stres

Tingkatan stres yang dibagi menjadi tiga bagian menurut Psychology

Foundation (2010) antara lain :

1. Stres ringan adalah stressor yang dihadapi yang bisa berlangsung beberapa menit

atau jam. Contohnya adalah dimarahi dosen, kemacetan. Pada stres ringan ini

disertai dengan tanda dan gejala seperti:

a. Kesulitan bernafas.

b. Bibir kering.

c. Lemas.

d. Keringat berlebihan ketika temperatur tidak panas.

e. Takut tanpa ada alasan yang tidak jelas.

f. Merasa lega jika situasi berakhir.

2. Stres sedang adalah stres yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.

Misalnya perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan seseorang. Pada stres

sedang ini disertai dengan tanda dan gejala seperti :

a. Mudah marah.

b. Sulit untuk beristirahat.

c. Mudah tersinggung.

d. Gelisah.

3. Stres berat adalah stres kronis yang terjadi dalam beberapa minggu seperti

perselisihan dengan dosen atau teman secara terus menerus, penyakit fisik jangka

19

panjang dan kesulian finansial. Pada stres berat ini disertai dengan tanda dan

gejala seperti:

a. Merasa tidak kuat lagi untuk melakukan kegiatan.

b. Mudah putus asa.

c. Kehilangan minat akan segala hal.

d. Merasa tidak dihargai.

e. Merasa tidak ada hal yang bisa diharapkan di masa depan.

2.1.8 Dampak Stres

Stres dapat berpengaruh pada kesehatan dengan dua cara, pertama perubahan

yang diakibatkan oleh stres secara langsung mempengaruhi fisik sistem tubuh yang

dapat mempengaruhi kesehatan. Kedua secara tidak langsung stres mempengaruhi

perilaku individu sehingga menyebabkan timbulnya penyakit atau memperburuk

kondisi yang sudah ada. Kondisi dari stres ini terdiri dari beberapa gejala menurut

Manurung (2016) antara lain :

1. Gejala biologis

Ada beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang mengalami

stres diantaranya sakit kepala yang berlebihan, tidur menjadi tidak nyenyak,

gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan, gangguan kulit, dan produksi

keringat yang berlebihan di seluruh tubuh.

20

2. Gejala kognisi

Gangguan daya ingat (menurunya daya ingat dan mudah lupa suatu hal),

perhatian dan konsentrasi yang berkurang sehingga seseorang tidak fokus dalam

melakukan suatu hal.

3. Gejala emosi

Seperti mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu,

merasa sedih dan depresi.

2.1.9 Alat Ukur Tingkat Stres

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat stres yaitu dengan

menggunakan kuesioner DASS (Depression Anxiety Stres Scale). Unsur yang dinilai

antara lain skala stres. Pada kuesioner ini terdiri dari 14 pertanyaan. Penilaian dapat

diberikan dengan menggunakan 0: Tidak pernah, 1: Kadang-kadang, 2: Sering, 3:

Hampir setiap saat. Untuk penilaian tingkat stres dengan ketentuan sebagai berikut

menurut Lestari (2015) :

Normal : 0-14

Ringan : 15-18

Sedang : 19-25

Berat : 26-33

Sangat Berat : >34

2.1.10 Tipe Kepribadian Stres

Adapun macam-macam tipe kepribadian stres yang dibagi menjadi dua bagian

menurut Hawari (2011) antara lain :

21

1. Tipe kepribadian A menggambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Ambisius, agresif dan kompetitif (suka akan persaingan), banyak jabatan

rangkap.

b. Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah (emosional).

c. Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan (over

confidence).

d. Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam.

e. Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic).

f. Pandai berorganisasi, memimpin dan memerintah (otoriter).

g. Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan.

h. Tidak dapat tenang (tidak relaks), serba tergesa-gesa.

i. Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila tidak

tercapai maksutnya mudah bersikap bermusuhan.

j. Tidak mudah dipengaruhi, kaku (tidak fleksibel).

k. Bila berlibur pikirannya ke pekerjaan, tidak dapat santai.

l. Berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali.

2. Tipe kepribadian B menggambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Ambisi wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat daam berkompetisi serta

tidak memaksakan diri.

b. Penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung, dan tidak mudah marah (emosi

terkendali).

22

c. Kewaspadaan dalam batas yang wajar demikian pula kontrol diri dan percaya

diri tidak berlebihan.

d. Cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku tidak

hiperaktif.

e. Dapat mengatur waktu dalam bekerja (menyediakan waktu untuk istirahat).

f. Lebih suka bekerja sama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi

tantangan.

g. Dalam mengendalikan segala sesuatunya mampu menahan serta

mengendalikan diri.

2.1.11 Tahapan Stres

Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari

karenaperjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat. Dan baru dirasakan

bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-

hari baik dirumah, ditempat kerja maupun di pergaulan lingkungan sosialnya. Berikut

ini tahapan-tahapan stres menurut Hawari (2011) antara lain:

1. Stres tahap I

Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan, dan biasanya disertai

dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :

a. Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasannya.

b. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa

disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan.

23

c. Merasa senang dengan pekerjaanya dan semakin bertambah semangat, namun

tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

2. Stres tahap II

Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana

diuraikan pada tahap I diatas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang

disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak

cukup waktu untuk beristirahat. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh

seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut :

a. Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.

b. Merasa mudah lelah sesudah makan siang.

c. Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort).

d. Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).

e. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.

3. Stres tahap III

Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaanya tanpa menghiraukan

keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stres tahap II tersebut diatas maka

yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan

mengganggu yaitu :

a. Gangguan lambung dan usus semakin nyata, misalnya keluhan maag

(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).

b. Ketegangan otot-otot semakin terasa.

c. Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.

24

4. Stres tahap IV

Tidak jarang seseorang pada waktu memeiksakan ke dokter sehubungan dengan

keluhan-keluhan pada stres tahap III diatas, oleh dokter dinyatakan tidak sakit

karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini

terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa

mengenal istirahat, maka gejala stres tahap IV akan muncul :

a. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah amat sulit.

b. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan

menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.

c. Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk

merespon secara memadai (adequate).

d. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.

e. Timbul perasan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa

penyebabnya.

5. Stres tahap V

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V yang

ditandai dengan hal-hal berikut :

a. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and

psychological exhaustion).

b. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan

sederhana.

c. Gangguan sitem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder).

25

d. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah

bingung dan panik.

6. Stres tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks seseorang mengalami serangan panik

(panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres

pada tahap VI ini berulang kali dibawa ke unit gawat darurat atau IGD. Gambaran

stres pada tahap VI ini adalah sebagai berikut :

a. Detakan jantung semakin keras.

b. Susah bernafas.

c. Sekujur badan terasa gemetar, dingin, dan keringat bercucuran.

d. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.

e. Pingsan (collapse).

Bila dikaji maka keluhan atau gejala -gejala sebagaimana digambarkan diatas

lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal

(fungsional) organ tubuh sebagai akibat stressor psikososial yang melebihi

kemampuan seseorang untuk mengatasinya (Hawari, 2011).

2.1.12 Instrumen Penilaian Stres

a. Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan pada

pasien dewasa yang dirancang oleh William WK Zung, dikembangkan

berdasarkan gejala kecemasan dalam DSM II (Diagnostic and Statistical

Manual Of Mental Disorders). Terdapat 20 pertanyaan dimana setiap

26

pertanyaan dinilai 1-4 ( 1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagian waktu,

4: hampir setiap waktu ) (Nursalam, 2016).

b. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) adalah penilaian untuk mengetahui

sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang berat atau

berat sekali. HARS ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing

kelompok dirinci lagi dengan gejala yang lebih spesifik (Hawari, 2011).

Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4

dimana ( 0: tidak ada gejala, 1: ringan/satu gejala dari pilihan yang ada, 2:

sedang/separuh dari gejala yang ada, 3: berat/ lebih dari gejala dari gejala

yang ada, 4: sangat berat/ semua gejala ada ) (Nursalam, 2016).

c. Skala Holmes adalah untuk mengetahui derajat stres pada diri seseorang yang

terdiri dari 36 butir pertanyaan berbagai pengalaman dalam kehidupan

seseorang, yang masing-masing diberi nilai (score). Kalau jumlah nilai

berbagai pengalaman seseorang itu melebihi angka 300 dalam kurun waktu 1

tahun masa kehidupan, maka yang bersangkutan sudah menunjukkan gejala-

gejala stres. Alat ukur ini dapat dilakukan oleh diri yang bersangkutan dan

tentunya tidak semua ke 36 butir pertanyaan tersebut akan dialami oleh

seseorang (Hawari, 2011).

d. Kessler Psychological Distress Scale yang terdiri dari 10 pertanyaan yang

diajukan kepada responden dengan skor 1 untuk jawaban dimana responden

tidak pernah mengalami stres, 2 untuk jawaban dimana responden jarang

mengalami stres, 3 untuk jawaban dimana responden kadang-kadang

27

mengalami stres, 4 untuk jawaban dimana responden sering mengalami stres,

dan 5 untuk jawaban dimana responden selalu mengalami stres dalam 30 hari

terakhir (Carolin, 2010).

e. Perseived Stress Scale (PSS-10) merupakan self report questionnaire yang

terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat mengevaluasi tingkat stres beberapa bulan

yang lalu dalam kehidupan subjek penelitian. Skor PSS diperoleh dengan

reversing responses ( 0=4, 1=3, 2=2, 3=1, 4=0) terhadap 4 soal yang bersifat

positif (pertanyaan 4, 5, 7 dan 8) dan menunjukkan skor jawaban masing-

masing. Soal dalam Perseived Stress Scale ini akan menanyakan tentang

perasaan dan pikiran responden dalam 1 bulan terakhir (Olpin, 2009).

f. Depression Anxiety Stres Scale (DASS) merupakan seperangkat alat subyektif

yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi,

kecemasan dan stres. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara

konvensional mengenai status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut

untuk pemahaman, pengertian dan pengukuran yang berlaku dimanapun dari

status emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai stres.

Dengan penilaian ( 0: tidak pernah dialami, 1: kadang-kadang, 2: sering, 3:

hampir setiap saat) (Nursalam, 2016).

2.1.13 Pencegahan Stres

Pencegahan dari stres menurut Hawari (2011) antara lain:

a. Olahraga salah satunya dapat meningkatkan daya tahan dan kekebalan baik

fisik maupun mental. Olahraga tidak perlu yang mahal-mahal, bahkan tanpa

28

biaya sekalipun setiap orang dapat melakukanya. Misalnya jalan pagi, senam

yang dilakukan setiap hari atau paling tidak 2 kali seminggu. Olahraga tidak

perlu berlama lama, bila badan sudah berkeringat dapat dianggap cukup

memadai, dan kemudian mandilah dengan air hangat.

b. Berat badan orang yang berat badan yang berlebihan (kegemukan atau

obesitas) dapat menurunkan daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap stres.

Oleh karena itu berat badan hendaknya seimbang dengan tinggi badan (tidak

terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus).

c. Aktivitas lainya seperti dikalangan orang barat yang tidak melakukan

pendekatan psikoreligius dalam upaya seseorang untuk meningkatkan daya

tahan kekebalan terhadap stres dilakukan aktivitas seperti relaksasi, meditasi,

yoga dan lain sebagainya yang pada hakekatnya hal-hal tersebut dapat

dilakukan dalam ruang lingkup pengalaman ibadah agama. Misalnya, bagi

pemeluk agama islam hal tersebut diatas dapat dilakukan dengan menjalankan

sholat 5 waktu, ditambah dengan sholat malam (tahajud) disertai dengan

berdoa dan berdzikir.

2.1.14 Kriteria Penilaian Kecemasan Menurut DASS

Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat dan

sangat berat. Psvchometric Properties Of The Depression Anxiety Stres Scale 42

(DASS) yang terdiri dari 42 item, yang mencakup :

29

1. Skala depresi

Skala depresi menurut DASS terdiri dari beberapa nomor antara lain :

3 (Tidak dapat melihat hal yang positif dari suatu kejadian), 5 (Merasa sepertinya

tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan), 10 (Pesimis), 13 (Merasa sedih

dan depresi), 16 (Kehilangan minat pada banyak hal misal makan, ambulasi,

sosialisasi), 17 (Merasa tidak layak), 21 (Merasa hidup tidak berharga), 24

(Tidak dapat menikmati hal-hal yang saya lakukan), 26 (Merasa hilang harapan

dan putus asa), 31 (Sulit untuk antusias pada banyak hal), 34 (Merasa tidak

berharga), 37 (Tidak ada harapan untuk masa depan), 38 (Merasa hidup tidak

berarti), 42 (Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu).

Dengan skor normal (0-9), ringan (10-13), sedang (14-20), berat (21-27), sangat

berat (>28).

2. Skala kecemasan

Skala kecemasan menurut DASS terdiri dari beberapa nomor antara lain :

2 (Mulut terasa kering), 4 (Merasakan gangguan dalam bernafas seperti nafas

cepat, sulit bernafas), 7 (Kelemahan pada anggota tubuh), 9 (Cemas yang

berlebihan dalam suatu situasi namun bisa lega jika hal atau situasi itu berakhir),

15 (Kelelahan), 19 (Berkeringat seperti tangan berkeringat tanpa stimulasi oleh

cuaca maupun latihan fisik), 20 (Ketakuan tanpa alasan yang jelas), 23 (Kesulitan

dalam menelan), 25 (Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa stimulasi

oleh latihan fisik), 28 (Mudah panik), 30 (Takut diri terhambat oleh tugas-tugas

yang tidak biasa dilakukan), 36 (Ketakutan), 40 (Khawatir dengan situasi saat

30

diri anda mungkin menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri), 41

(Gemetar). Dengan skor normal (0-7), ringan (8-9), sedang (10-14), berat (15-

19), sangat berat (>20).

3. Skala stres

Skala stres menurut DASS terdiri dari beberapa nomor antara lain :

1 (Menjadi marah karena hal-hal kecil atau sepele), 6 (Cenderung bereaksi

berlebihan pada situasi), 8 (Kesulitan untuk relaksasi atau bersantai), 11 (Mudah

merasa kesal), 12 (Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas), 14

(Tidak sabaran), 18 (Mudah tersinggung), 22 (Sulit untuk beristirahat), 27

(Mudah marah), 29 (Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang mengganggu),

32 (Sulit untuk menoleransi gangguan-gangguan terhadap hal yang sedang

dilakukan), 33 (Berada pada keadaan tegang), 35 (Tidak dapat memaklumi hal

apa pun yang menghalangi anda untuk menyelesaikan hal yang sedang anda

lakukan), 39 (Mudah gelisah). Dengan skor normal (0-14), ringan (15-18),

sedang (19-25), berat (26-33), sangat berat (>34).

2.1.15 Faktor Yang Mempengaruhi Stres

1. Adanya tuntutan dari orang tua dan masyarakat. Orang tua yang biasanya

menuntut anaknya untuk mendapatkan nilai yang baik disekolahanya tanpa

melihat kemampuan si anak. Beban berat yang dialami remaja ini dapat

menimbulkan berbagai penyakit seperti sakit kepala, kurangnya nafsu makan,

dan kecemasan yang berlebihan (Needlman, 2004).

31

2. Bahwa remaja sering mengalami dilema yang sangat besar antara mengikuti

kehendak dari orangtua atau mengikuti keinginanya sendiri. Situasi ini dikenal

sebagai keadaan yang ambivalensi dan dalam hal ini akan menimbulkan konflik

pada remaja (Mutadin 2002).

3. Frustasi dapat terjadi apabila individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat

hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang sesuai

dengan yang diinginkanya dan frustasi juga dapat diartikan sebagai efek

psikologis terhadap situasi yang mengancam seperti timbul reaksi mudah marah,

penolakan atau depresi (Nasution, 2007).

4. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak pada masa ini mood (suasana

hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood yang drastis pada

remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau

kegiatan sehari-hari dirumah (Proverawati, 2009).

5. Emosionalitas pada masa remaja dipengaruhi oleh adanya faktor kematangan,

faktor belajar, kemurungan, merajuk, ledakan marah dan kecenderungan untuk

menangis serta pada masa ini remaja akan merasa khawatir, gelisah dan cepat

marah (Ade, 2011).

2.2 Konsep Dysmenorrhea

2.2.1 Definisi Dysmenorrhea

Secara etimologi, dysmenorrhea ini sendiri berasal dari kata dys yang berarti

sulit, menyakitkan atau tidak normal meno yang berarti bulan dan rrhea yang berarti

aliran. Jika diartikan secara keseluruhan maka dysmenorrhea adalah aliran bulanan

32

yang menyakitkan atau tidak normal (Laila, 2011). Dysmenorrhea adalah kondisi

medis yang terjadi sewaktu menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari–hari

dan memerlukan pengobatan untuk mengurangi dysmenorrhea ini (Fauziah, 2012).

Dysmenorrhea adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan

produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah menstruasi pertama

(menarche). Nyeri ini berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita

nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi dan nyeri menstruasi ini yang

memaksakan wanita untuk beristirahat atau dapat berakibat pada menurunnya kinerja

dan berkurangnya aktivitas sehari - hari (Proverawati, 2009).

2.2.2 Klasifikasi Dysmenorrhea

Klasifikasi dysmenorrhea secara klinis dibagi menjadi dua jenis menurut Laila

(2011) antara lain:

a. Dysmenorrhea primer adalah nyeri menstruasi yang dirasakan tanpa adanya

kelainan pada alat reproduksi. Dengan kata lain, ini adalah rasa nyeri yang

biasa dirasakan oleh perempuan saat mengalami haid. Rasa nyeri ini biasanya

terjadi setelah 12 bulan atau lebih, dimulai sejak haid pertama. Bahkan ada

sebagian perempuan yang selalu merasakan nyeri setiap menstruasi datang.

Untuk mengatasi dysmenorrhea primer ini salah satunya dapat dilakukan

dengan menggunakan sesuatu yang hangat pada bagian perut yang mengalami

nyeri.

b. Dysmenorrhea sekunder adalah dysmenorrhea yang biasanya ditemukan jika

terdapat penyakit atau kelainan pada alat reproduksi. Nyeri dapat terasa

33

sebelum, selama, dan sesudah haid. Kondisi ini paling sering ditemukan pada

wanita usia 30 - 45 tahun.

2.2.3 Tanda Dan Gejala Dysmenorrhea

Tanda dan gejala dari dysmenorrhea menurut Hendrik (2006) antara lain :

a. Nyeri pada perut bagian bawah

b. Nyeri pada punggung

c. Lemas dan pucat

d. Mual muntah

e. Sakit kepala

f. Pingsan

g. Mudah marah

h. Perasaan cemas

i. Diare

j. Sering berkemih

k. Kesulitan tidur

2.2.4 Penyebab Dysmenorrhea

Penyebab dari dysmenorrhea berdasarkan klasifikasinya dibagi menjadi dua

jenis menurut Fauziah (2012) antara lain:

1. Penyebab dysmenorrhea primer

a. Faktor endokrin

Umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dysmenorrhea

primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Hal itu disebabkan

34

karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 yang

menyebabkan kontraksi otot – otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2

berlebih dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dysmenorrhea dapat

dijumpai pula efek umum seperti diare, nausea (mual), dan vomitting

(muntah).

b. Faktor konstitusi

Faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan yang dapat juga

menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor – faktor ini yaitu anemia, dan

penyakit menahun.

c. Faktor psikologis (stres)

Pada gadis remaja yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka

tidak mendapatkan penjelasan yang baik tentang proses menstruasi yang benar

sehingga mudah mengalami dysmenorrhea.

2. Penyebab dysmenorrhea sekunder

a. Endometriosis (endometrium).

b. Mioma uteri (tumor jinak dalam kandungan).

c. Stenosis serviks (penyempitan leher rahim).

2.2.5 Tingkatan Dysmenorrhea

Tingkatan dysmenorrheadapat dibagi menjadi tiga jenis menurut Manuaba

(2010) antara lain :

1. Dysmenorrhea ringan adalah jika nyeri berlangsung beberapa saat dan hanya

memerlukan istirahat sejenak serta dapat melanjutkan aktivitas sehari hari

35

sehingga tidak perlu menggunakan obat-obatan. Pada dysmenorrhea ringan

disertai dengan tanda dan gejala seperti :

a. Dapat melakukan aktivitas

b. Dapat berkonsentrasi belajar

2. Dysmenorrhea sedang adalah diperlukan obat penghilang rasa nyeri tanpa perlu

meninggalkan aktivitasnya. Pada dysmenorrhea sedang disertai dengan tanda dan

gejala seperti :

a. Terasa mual muntah

b. Badan menjadi lemas

c. Aktivitas menjadi terganggu

3. Dysmenorrhea berat adalah pada dysmenorrhea ini diperlukan istirahat dalam

beberapa hari, memerlukan obat dengan intensitas tinggi, dan diperlukan

tindakan operasi karena dapat mengganggu menstruasi. Pada dysmenorrhea berat

disertai dengan tanda dan gejala seperti :

a. Nyeri perut bagian bawah

b. Nyeri pada punggung

c. Tidak nafsu makan

d. Pusing

e. Tidak dapat melakukan aktivitas sama sekali

f. Pingsan

36

2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Dysmenorrhea

1. Umur saat menarche

Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16

tahun atau pada masa awal remaja tengah ditengah masa pubertas sebelum

memasuki masa reproduksi. Dan menarche merupakan pertanda adanya suatu

perubahan status sosial dari anak-anak ke dewasa (Proverawati, 2009). Menarche

merupakan menstruasi pertama kalinya yang dihadapi oleh remaja putri, usia

bervariasi antara 10–16 tahun, tetapi rata-rata usia 12–13 tahun. Statistik

menunjukkan bahwa usia menarce dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi

dan kesehatan umur. Proses menstruasi bermula sekitar umur 12 atau 13 tahun

walaupun ada yang lebih cepat sekitar umur 9 tahun dan selambat-lambatnya

umur 16 tahun. Salah satu faktor resiko terjadinya dysmenorrhea adalah

menstruasi pertama pada usia amat dini. Telah mencatat faktor resiko pada

dysmenorrhea antara lain usia saat mentruasi pertama < 12 tahun (Sulistyowati,

2009). Menarche yang terjadi lebih awal dari usia normal dimana alat reproduksi

belum siap untuk mengalami perkembangan dan juga masih terjadi penyempitan

pada leher rahim maka akan timbul rasa sakit ketika mengalami menstruasi atau

dysmenorrhea (Desriani, 2013).

2. Dysmenorrhea yang terjadi beberapa setelah menarche datang biasanya setelah

12 bulan atau lebih, umumnya anovulatoar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa

nyeri timbul tidak lama sebelum atau bersama-sama dengan permulaan haid

berlangsung untuk beberapa jam, walaupun beberapa kasus dapat berlangsung

37

beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit, biasanya terbatas pada

perut bawah, tetapi dapat menyebar kearah pinggang dan paha, bersamaan

dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala dan diare

(Fauziah, 2012).

3. Dysmenorrhea ini terjadi berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu.

Pada saat haid datang tidak terlalu menimbulkan nyeri, gejala yang ditimbulkan

seperti pegal pada paha, sakit pada payudara, lelah, mudah tersinggung,

kehilangan keseimbangan, ceroboh, gangguan tidur (Fauziah, 2012).

2.2.7 Ciri – Ciri Dysmenorrhea

Ciri – ciri dysmenorrhea menurut Proverawati (2009) antara lain :

a. Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak menstruasi pertama (menarche).

b. Rasa nyeri timbul sebelum menstruasi atau diawal menstruasi. Berlangsung

beberapa jam, namun bisa beberapa hari.

c. Datangnya nyeri hilang timbul dan pada umumnya pada perut bagian bawah,

kadang – kadang menyebar pada daerah pinggang, paha depan.

d. Disertai rasa mual, muntah, sakit kepala, dan diare.

2.2.8 Komplikasi Dysmenorrhea

Komplikasi dysmenorrhea yang mungkin terjadi pada penderita nyeri haid

menurut Anurogo (2011) antara lain:

a. Jika diagnosis dysmenorrhea sekunder diabaikan atau terlupakan

makapatologi (kelainan atau gangguan yang mendasari dapat memicu

kenaikan angka kematian, termasuk kemandulan).

38

b. Isolasi sosial (merasa terasing atau dikucilkan) dan depresi.

2.2.9 Pencegahan Dysmenorrhea

Pencegahan dari dysmenorrhea menurut Proverawati (2009) antara lain:

a. Latihan relaksasi atau yoga yang dapat membantu mengurangi sakit.

b. Menggunakan obat untuk meredakan nyeri seperti asam mefenamat,

parasetamol atau obat pereda nyeri lainya.

c. Jika nyeri yang dirasa sangat menggangu sebaiknya dibuat untuk istirahat.

d. Juga dapat menggunakan kompres hangat tepat pada bagian yang terasa kram

(bisa diperut atau pinggang bagian belakang) untuk mengurangi nyeri.

e. Mandi dengan air hangat boleh juga menggunakan aromaterapi untuk

menenangkan diri.

2.2.10 Alat Ukur Dysmenorrhea

Untuk mengetahui sejauh mana derajat dysmenorrhea seseorang apakah

ringan, sedang, beratdengan menggunakan alat ukur yaitu check list (√) atau centang.

Unsur yang dinilai pada kuesionr ini antara lain dysmenorrhea ringan, dysmenorrhea

sedang, dan dysmenorrhea berat. Pada kuesioner ini terdiri dari 11 pertanyaan. Untuk

penilaian dysmenorrhea dengan ketentuan sebagai berikut menurut Proverawati

(2009):

Dysmenorrhea ringan

Dysmenorrhea sedang

Dysmenorrhea berat

39

2.3 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea

Stres merupakan suatu respon alami dari tubuh kita ketika mengalami tekanan

dari lingkungan. Dampak dari stres beraneka ragam, dapat mempengaruhi kesehatan

mental maupun fisik. Salah satu dampak dari stres terhadap kesehatan adalah

dysmenorrhea. Saat seseorang mengalami stres terjadi respon neuroendokrin

sehingga menyebabkan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang merupakan

regulator hipotalamus utama menstimulasi sekresi Adrenocorticotrophic Hormone

(ACTH). ACTH akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon

tersebut menyebabkan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing

Hormone (LH) terhambat sehingga perkembangan folikel terganggu. Hal ini

menyebabkan sintesis dan pelepasan progesteron terganggu. Kadar progesteron yang

rendah meningkatkan sintesis prostaglandin F2ά dan E2. Ketidakseimbangan antara

prostaglandin F2ά dan E2 dengan prostasiklin (PGI2) menyebabkan peningkatan

aktivasi PGF2ά. Peningkatan aktivasi menyebabkan iskhemia pada sel-sel

miometrium dan peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan kontraksi yang

berlebihan menyebabkan dysmenorrhea (Hendrik, 2006).

2.4 Konsep Remaja

2.4.1 Definisi Remaja

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, yang artinya tumbuh

untuk mencapai kematangan. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang

masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang

kehidupan. Pada remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek

40

intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan

mereka tidak mampu hanya mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa

(Asrori, 2012).

Remaja adalah dimana masa yang berada pada tumpang tindih antara masa

kanak–kanak dengan masa dewasa, sehingga dapat menyebabkan remaja mengalami

kesulitan dalam menghadapi fase perkembangan selanjutnya. Pada fase tersebut,

remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon yang memberikan dampak

baik pada bentuk fisik terutama organ–organ seksual dan psikis terutama emosi

(Proverawati, 2009).

Remaja adalah seseorang anak dikatakan remaja apabila seorang anak telah

mencapai usia 10-18 tahun untuk anak perempuan dan usia 12-20 tahun untuk anak

laki–laki dengan kematangan organ seksualnya dan secara biologis siap untuk

menikah (Ade, 2011).

2.4.2 Fase-Fase Remaja

Adapun fase-fase remaja menurut Ade (2011) antara lain:

a. Masa pra pubertas ( usia 12-13 tahun)

Masa ini disebut juga masa pueral yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke

remaja. Pada anak perempuan masa ini lebih singkat dibandingkan dengan

anak laki-laki. Pada masa ini terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu

meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ

reproduksi remaja. Disamping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat

pesat juga terjadi pada fase ini. Selain itu pada fase ini remaja cenderung lebih

41

berani untuk mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan

pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin.

Hal ini akan ditanggap oleh kedua orangtuanya sebagai suatu perkembangan.

Remaja pada masa ini tidak ingin diperlakukan seperti anak kecil lagi mereka

akan lebih senang bergaul dengan anak yang sepantaranya.

b. Masa pubertas (14-16 tahun)

Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisiknya

mereka begitu menonjol. Remaja akan cemas dengan perkembangan fisiknya,

sekaligus bangga bahwa hal ini menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-

anak lagi. Pada masa ini emosi remaja menjadi sangat labil akibat

perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan

seksualnya juga semakin kuat. Pada remaja putri ditandai dengan datangnya

menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja laki-laki ditandai dengan

mimpi basah yang pertama. Remaja akan menjadi bingung dan malu akan hal

ini, sehingga orang tua harus mendampingi serta memberikan pengertian yang

baik dan benar mengenai seksualitasnya. Jika hal ini gagal ditangani dengan

baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri atau

gender dan seksualitasnya menjadi terganggu.

c. Masa akhir pubertas (17-18 tahun)

Pada masa ini, remaja mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan

dapat menerima kodratnya, baik sebagai wanita maupun sebagai laki-laki.

Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri

42

mereka. Masa ini berlangsung samgat singkat. Pada remaja wanita masa ini

akan berlangsung lebih singkat dibandingkan dengan remaja laki-laki.

Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai

sepenuhnya. Namun kematangan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.

d. Periode remaja adolesensi (19-21 tahun)

Pada periode ini, umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang

sempurna baik segi fisik, emosi, psikisnya. Mereka akan mempelajari

berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme

yang didapat dipikiran mereka. Mereka mulai menyadari mengkritik itu lebih

mudah daripada menjalaninya. Sikap terhadap kehidupan mulai nampak jelas

seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya arah kehidupanya serta sifat-sifat

yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.

2.4.3 Ciri – Ciri Dinamika Remaja

Ciri – ciri dinamika remaja dibagi menjadi tiga jenis menurut Lubis (2012)

antara lain :

1. Ciri – ciri dinamika remaja awal

a. Mulai menerima kondisi dirinya.

b. Berkembangnya cara berpikir.

c. Menyadari bahwa setiap manusi memiliki perbedaan potensi.

d. Tindakan masih kanak – kanak, akibat ketidakstabilan emosi.

2. Ciri – ciri dinamika remaja tengah

a. Perkembangan sosial dan intelektual lebih sempurna.

43

b. Ingin mendapatkan kebebasan sikap, pendapat dan minat.

c. Belajar tanggung jawab.

d. Perilaku agresif akibat diperlakukan seperti kanak – kanak.

3. Ciri – ciri dinamika remaja akhir

a. Berlatih mandiri dalam membuat keputusan.

b. Kematangan emosional dan belajar mengendalikan emosi.

c. Dapat berfikir obyektif sehingga mampu bersikap sesuai situasi.

d. Belajar menyesuaikan diri dengan norma – norma yang berlaku.

2.4.4 Bahaya Fisik Pada Remaja

Bahaya fisik yang terjadi pada remaja menurut Lubis (2012) antara lain :

a. Kematian

Kematian akibat penyakit tidak banyak terjadi pada remaja. Faktor penyebab

kematian remaja yaitu kecelakaan lalu lintas, perkelahian, penggunaan

narkoba.

b. Cacat fisik

Cacat fisik ringan atau yang masih dapat diperbaiki tidak akan menghambat

remaja untuk melakukan seperti yang dilakukan teman - temanya. Namun,

lebih mengarah kepada gangguan psikologis pada remaja seperti kurang

percaya diri, manakala memakai kacamata tebal, alat bantu pendengaran atau

penyakit asma kronis.

44

c. Kecanggungan dan kekakuan

Kecanggungan dan kekakuan lebih serius terjadi pada periode remaja daripada

periode sebelumnya. Bila perkembangan keterampilan motoriknya terganggu

akan mengakibatkan remaja merasa canggung dalam aktivitas kelompok

sebayanya.

2.4.5 Masalah Psikologis Yang Terjadi Pada Remaja

Masalah psikologis yang terjadi pada remaja menurut Ade (2011) antara lain:

1. Rasa malu

Rasa malu bisa digambarkan sebagai rasa tidak nyaman pada remaja.

Biasanya berkaitan dengan membuka diri kepada orang lain, jadi rasa malu itu

timbul seolah olah remaja tersebut sedang dalam sorotan orang lain dan

dinilai rendah oleh orang lain. Jika ditelusuri ada banyak faktor rasa malu

tersebut, latar belakangnya adalah karena rasa rendah diri. Rasa malu juga

dibutuhkan untuk remaja untuk pengendalian diri karena itu berkaitan dengan

etiket pergaulan dan sopan santun. Selain itu rasa malu karena berbuat dosa

juga perlu diterapkan pada remaja.

2. Emosionalitas

Emosi merujuk pada suatu sifat yang khas. Suatu keadaan biologis serta

serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Mudah tidaknya perasaan remaja

untuk terpengaruh oleh kesan-kesan, hal inilah yang disebut dengan

emosionalitas. Emosionalitas adalah salah satu tipe kepribadian manusia.

Emosionalitas adalah suatu kecenderungan atau tingkatan atau derajat dimana

45

seseorang bereaksi secara emosional menurut banyak penelitian.

Emosionalitas remaja dipengaruhi oleh adanya faktor kematangan dan faktor

belajar. Kemurungan, merajuk, ledakan marah, dan kecenderungan untuk

menangis karena hasutan dari teman adalah merupakan ciri bagian awal masa

puber. Pada masa ini, remaja akan merasa khawatir, gelisah dan cepat marah.

Faktor penyebab emosionalitas pada masa puber antara lain :

a. Sedih, mudah marah dan suasana hati yang negatif sangat seringterjadi

pada masa pra haid dan awal periode haid.

b. Kurangnya kemampuan untuk mengontrol diri atau lemahnya kemampuan

mengendalikan diri.

c. Remaja berada dalam tekanan sosial, dan selama kanak-kanak ia kurang

mempersiapkan diri untuk keadaan tersebut.

d. Dampak dari penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan

sosial baru.

3. Cepat merasa bosan

Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-

tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sekolah dan kegiatan sosial lainya.

Akibatnya anak akan malas bekerja dan prestasi sekolah menurun.

2.4.6 Tugas- Tugas Perkembangan Remaja

Tugas perkembangan remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan

perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan

46

berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Asrori

(2012) antara lain:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya.

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan

jenis.

d. Mencapai kemandirian emosional.

e. Mencapai kemandirian ekonomi.

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual sangat diperlukan

untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

47

Faktor penyebab dysmenorrhea :

a. Faktor endokrin

b. Faktor konstitusi

c. Faktor psikologis (stres)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah merupakan dasar pemikiran pada penelitian yang

dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka (Saryono, 2011).

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

: Berpengaruh

: Berhubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Tentang Hubungan Tingkat Stres Dengan

Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun

Faktor penyebab stres :

a. Daily hassles

b. Personal stressor

c. Appraisal

Tingkat stres pada

remaja putri

Sedang Ringan Berat

Dysmenorrhea

Primer Sekunder

48

Pada gambar 3.1 dapat dijelaskan hubungan tingkat stres dengan kejadian

dysmenorrhea pada remaja putri. Faktor yang dapat menyebabkan stres terdiri dari :

daily hassles, personal stressor, appraisal. Adapun tingkatan dari stres yaitu sedang,

ringan, berat. Sedangkan dari faktor yang dapat menyebabkan dysmenorrhea yaitu

faktor endokrin, faktor konstitusi, faktor psikologis (stres). Dan dysmenorrhea dapat

dibagi menjadi dua bagian yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder.

Berdasarkan uraian tersebut maka stres merupakan penyebab terjadinya

dysmenorrhea dikarenakan tidak mendapatkan penjelasan yang baik tentang proses

haid sehingga membuat emosi menjadi tidak stabil dan timbul dysmenorrhea.

3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan (Arikunto,

2015).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri

di MAN 1 Kota Madiun.

49

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat memengaruhi

akurasi suatu hasil. Istilah rancangan penelitian digunakan dalam dua hal pertama

rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi

permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan kedua rancangan

penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan

dilaksanakan (Nursalam, 2016).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

noneksperimen dengan desain penelitian analisis korelasional melalui pendekatan

cross sectional. Analisis korelasional adalah dapat diketahui seberapa jauh kontribusi

faktor resiko tertentu terhadap adanya suatu kejaidan tertentu (Notoatmodjo, 2012).

Cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau

observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat

(Nursalam, 2016). Peneliti melakukan analisa mengenai hubungan tingkat stres

dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.

50

4.2 Populasi Dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian dan penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting dan

menentukan keakuratan hasil penelitian (Saryono, 2011). Populasi dalam penelitian

ini yaitu seluruh remaja putri kelas X dan XI program IPS di MAN 1 Kota Madiun

yang sudah mengalami menarche dan mengalami dysmenorrhea berjumlah 45 siswi.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi sebagai sumber data. Pengambilan

sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat mewakili populasi supaya hasil

penelitian sesuai dengan tujuan, maka penentuan sampel yang dikehendaki harus

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan kriteria ini berupa kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi (Saryono, 2011). Sampel dalam penelitian ini seluruh remaja putri kelas X

dan XI program IPS di MAN 1 Kota Madiun yang sudah mengalami menarche dan

mengalami dysmenorrhea berjumlah 45 siswi.

4.3 Tehnik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili

populasi. Tehnik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek

penelitian. Cara pengambilan sampel dapat digolongkan menjadi dua yaitu

probability sampling dan nonprobability sampling. Tehnik pengambilan sampling

dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan total sampling

51

adalah tehnik penentuan sampel dengan cara mengambil seluruh anggota populasi

digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).

52

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi

Seluruh remaja putri kelas X dan XI program IPS di MAN 1 Kota Madiun yang

sudah mengalami menarche dan mengalami dysmenorrhea yang berjumlah 45 siswi.

Sampel

Seluruh remaja putri kelas X dan XI program IPS di MAN 1 Kota Madiun yang

sudah mengalami menarche dan mengalami dysmenorrhea yang berjumlah 45 siswi.

Desain Penelitian Analisis korelasional dengan pendekatan cross sectional

Pengumpulan Data

Menggunakan Kuesioner

Variabel Bebas :

Tingkat Stres Pada Remaja Putri

Variabel Terikat :

Dysmenorrhea Pada Remaja Putri

Pengolahan Data

Editing, coding, scoring, tabulating

Analisis : Spearman rank dengan 0,05

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian

Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun

Sampling : Total Sampling

53

4.5 Variabel Penelitian Independent Dan Dependent

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012). Variabel dalam penelitian ini berupa

variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau

nilainya menentukan variabel lain dan variabel terikat (dependent variable) adalah

variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2016).

Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini yakni tingkat stres pada

remaja putri. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini yakni

dysmenorrhea pada remaja putri.

4.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari

sesuatu yang didefinisikan tersebut. Sehingga peneliti memungkinkan untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. Definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi,

dan replikasi (Nursalam, 2016).

54

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian

Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Alat Ukur Skala

Data

Skor

Variabel

Independe

nt yaitu

tingkat

stres pada

remaja

putri.

Respon tubuh

yang dialami

oleh remaja

putri terhadap

tuntutan atau

beban pada

saat nyeri

haid.

Skala stres yang

terdiri dari :

1. Menjadi

marah karena

hal-hal kecil

atau sepele

2. Cenderung

bereaksi

berlebihan

pada situasi

3. Kesulitan

untuk

relaksasi atau

bersantai

4. Mudah

merasa kesal

5. Merasa

banyak

menghabiska

n energi

karena cemas

6. Tidak

sabaran

7. Mudah

tersinggung

8. Sulit untuk

beristirahat

9. Mudah

marah

10. Kesulitan

untuk tenang

setelah

sesuatu yang

mengganggu

11. Sulit untuk

menoleransi

gangguan-

Kuesioner

dengan

mengguna

kan

instrumen

DASS

(Depressi

on Anxiety

Stres

Scale).

Ordinal Dengan

skor

pertanyaan :

0= tidak

pernah

1=kadang-

kadang

2= sering

3=hampir

setiap saat

Klasifikasi :

Normal : 0-

14

Ringan : 15-

18

Sedang :

19-25

Berat : 26-

33

Sangat berat

: >34

55

gangguan

terhadap hal

yang sedang

dilakukan

12. Berada pada

keadaan

tegang

13. Tidak dapat

memaklumi

hal apa pun

yang

menghalangi

anda untuk

menyelesaika

n hal yang

sedang anda

lakukan

14. Mudah

gelisah

Variabel

dependent

yaitu

dysmenorr

hea pada

remaja

putri.

Nyeri di

daerah perut

bagian bawah

saat

menstruasi

yang dialami

oleh remaja

putri.

1. Dysmenorrhe

a ringan :

- Dapat

melakukan

aktivitas

- Dapat

berkonsentr

asi belajar

2. Dysmenorrhe

a sedang :

- Terasa

mual

muntah

- Badan

menjadi

lemas

- Aktivitas

menjadi

terganggu

3. Dysmenorrhe

a berat :

- Nyeri perut

bagian

Check list

(√) atau

centang

Ordinal Klasifikasi :

Ringan,

Sedang ,

Berat

56

4.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik

(cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Nursalam, 2016). Kuesioner

yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup mengenai

hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1

Kota Madiun. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan

jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Untuk variabel tingkat stres pada

remaja putri peneliti menggunakan kuesioner DASS (Depression Anxiety Stres Scale)

dengan jumlah pertanyaan sebanyak 14 pertanyaan. Kemudian responden menjawab

pertanyaan dengan memberikan tanda check list (√) atau centang pada jawaban yang

dipilih oleh responden pada pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Pada kuesioner ini

bawah

- Nyeri pada

punggung

- Tidak nafsu

makan

- Pusing

- Tidak dapat

melakukan

aktivitas

sama sekali

- Pingsan

57

berisi tentang pertanyaan skala stres. Untuk variabel dysmenorrhea pada remaja putri

peneliti menggunakan check list (√) atau centang dengan jumlah pertanyaan sebanyak

11 pertanyaan dan responden menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda check

list (√) atau centang pada jawaban yang dipilih oleh responden pada pertanyaan yang

ada dalam kuesioner. Dan pada kuesioner ini yang berisi tentang pertanyaan

dysmenorrhea ringan, dysmenorrhea sedang, dysmenorrhea berat.

4.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas

4.8.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks ketepatan alat ukur dalam mengukur suatu data.

Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa saja

yang seharusnya di ukur sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu (Notoatmodjo,

2012). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Product Moment

dengan bantuan program komputer SPSS 16 For Windows. Instrumen dikatakan

valid jika nilai p value < 0,05 dan instrumen dikatakan tidak valid jika nilai p value >

0,05 dengan menggunakan rumus Product Moment (Arikunto, 2015). Uji validitas ini

digunakan untuk kuesioner tingkat stres dan dysmenorrhea pada remaja putri.

Dalam kuesioner tingkat stres menggunakkan kuesioner skala DASS

(Depression Anxiety Stress Scale) yang baku dan dimodifikasi oleh peneliti yang di

ujikan kepada 21 responden dan diperoleh semua hasil uji dari 14 pertanyaan adalah

valid. Dalam kuesioner dysmenorrhea pada remaja putri diujikan kepada 21

responden dan diperoleh hasil uji dari 11 pertanyaan adalah valid.

58

4.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).

Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan alpha cronbach dengan

bantuan program komputer SPSS 16 For Windows. Kuesioner dikatakan reliabel jika

memiliki nilai α> 0,06 (Riwidikdo, 2013).

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan karena kuesioner telah di

modifikasi, untuk tingkat stres menggunakan kuesioner skala DASS (Depression

Anxiety Stress Scale) dan di peroleh hasil nilai alpha cronbach 0,628 maka nilai

alpha reliabel. Dan pengujian reliabilitas pada kuesioner dysmenorrhea diperoleh

hasil nilai alpha cronbach 0,701 maka nilai alpha reliabel.

4.9 Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.9.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Kota Madiun.

4.9.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Agustus 2017.

4.10 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,

59

2016). Dalam penelitian ini prosedur pengumpulan data yang ditetapkan adalah

sebagai berikut :

1. Mengurus surat pengantar dari kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti

Husada Mulia Madiun.

2. Peneliti memberikan surat ijin dan meminta ijin kepada Kepala Sekolah MAN 1

Kota Madiun.

3. Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat, dan prosedur dari

penelitian ini kepada responden dan apabila bersedia menjadi responden

dipersilahkan menandatangani “Inform consent”.

4. Kemudian peneliti mengumpulkan semua responden kelas X dan XI program IPS

dalam 1 ruangan yang sama dengan tujuan untuk dilakukan penelitian.

5. Selanjutnya peneliti membagikan lembar kuesioner kepada responden.

6. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya setiap

pertanyaan yang ada pada kuesioner.

7. Kemudian kuesioner diisi oleh responden dengan memberikan tanda centang atau

check list (√) pada daftar pertanyaan yang tersedia dalam kuesioner.

8. Kuesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti setelah responden selesai

mengisi kuesioner.

9. Peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk

mengantisipasi jika ada pertanyaan yang belum terjawab oleh responden.

10. Kemudian peneliti melakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisa data.

60

4.11 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan

karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum

memberikan informasi apa - apa dan belum siap untuk disajikan. Proses pengolahan

data dilakukan melalui beberapa tahap - tahap menurut Notoatmodjo (2012) :

1. Editing (penyuntingan data)

Hasil data dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.

Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan.

Apabila ada data - data yang belum lengkap, jika memungkinkan perlu dilakukan

pengambilan data ulang untuk melengkapi data - data tersebut. Tetapi apabila

tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah atau

dimasukkan dalam pengolahan “data missing”.

2. Coding (pengkodean)

Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau

“coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan.

a. Kode pada variabel tingkat stres pada remaja putri adalah :

0: Tidak pernah, 1: Kadang-kadang, 2: Sering, 3: Hampir setiap saat

3. Data Entry (memasukkan data)

Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau “software” komputer. Dalam proses ini dituntut ketelitian dari

61

orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka terjadi bias,

meskipun hanya memasukkan data.

4. Scoring (pemberian skor)

Menentukan skor atau nilai untuk setiap item pertanyaan dan tentukan nilai

terendah dan tertinggi. Tahapan ini dilakukan setelah ditentukan kode jawaban

atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat

diberikan skor. Dan apabila responden menjawab pertanyaan dengan jawaban iya

maka diberi skor 1 dan jika responden menjawab pertanyaan dengan jawaban

tidak maka diberi skor 0.

a. Skor pada variabel tingkat stres pada remaja putri didapatkan skor minimal 0

dan skor maksimal 15 sehingga diperoleh skor sebagai berikut :

0-14 (Normal), 15-18 (Ringan), 19-25 (Sedang), 26-33 (Berat), >34 (Sangat

berat)

b. Skor pada variabel dysmenorrhea pada remaja putri didapatkan skor minimal

0 dan skor maksimal 11 sehingga diperoleh skor sebagai berikut :

Ringan , Sedang , Berat

5. Cleaning (pembersihan data)

Apabila semua data dari setiap sumber data atu responden selesai dimasukkan,

perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data

cleaning).

62

4.12 Analisa Data

4.12.1 Analisa Data Univariat

Analisa data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis data univariat

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2012). Pada analisis data univariat ini digunakan untuk menganalisis

hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1

Kota Madiun. Pada penelitian ini meliputi data umum dan data khusus yang termasuk

data umum meliputi usia responden, kelas dan usia menarche, sedangkan data khusus

meliputi tingkat stres dan dysmenorrhea. Pengukuran yang digunakan untuk data

umum menggunakan tendensi sentral (usia responden dan usia menarche) kemudian

pengukuran yang digunakan untuk data khusus menggunakan distribusi frekuensi

(kelas, tingkat stres dan dysmenorrhea).

4.12.2 Analisa Data Bivariat

Apabila telah dilakukan analisis bivariat tersebut, hasilnya akan diketahui

karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat.

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat yang diduga adanya berhubungan atau berkolerasi dengan menggunakan uji

statistik (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini analisa bivariat dilakukan untuk

mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri

di MAN 1 Kota Madiun. Dan dalam data penelitian ini menggunakan skala ordinal

dan ordinal maka uji statistik yang digunakan adalah uji spearman rank. Uji

63

spearman rank adalah semua hipotesis untuk kategori yang berskala ordinal dan

ordinal tidak berpasangan menggunakan analisa data uji spearman rank dengan taraf

signifikansi yaitu α 0,05 (Sopiyudin, 2009).

a. Apabila nilai p value > 0,05 yang artinya H0 diterima dan Ha ditolak yang

berarti tidak ada hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada

remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.

b. Apabila nilai p value < 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima yang

berarti ada hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja

putri di MAN 1 Kota Madiun.

Bila P value < α (0,05), maka signifikan atau ada hubungan menurut sugiyono

(2011) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :

a. 0,00-0,199 : Sangat rendah

b. 0,20-0,399 : Rendah

c. 0,40-0,599 : Sedang

d. 0,60-0,799 : Kuat

e. 0,80-1,000 : Sangat kuat

4.13 Etika Penelitian

Pelaku penelitian atau peneliti dalam menjalankan tugas meneliti atau

melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude)

serta berpegang teguh pada etika penelitian meskipun mungkin penelitian yang

dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan bagi subjek penelitian

(Notoatmodjo, 2012):

64

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk mendapatkan

informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut. Disamping itu,

peneliti juga memberikan kebebasan kepada subyek untuk memberikan informasi

atau tidak memberikan informasi (berpartisipasi). Peneliti mempersiapkan

formulir persertujuan subyek (inform consent) yang mencangkup :

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan

c. Menjelaskan manfaat yang didapatkan

d. Jaminan kerahasiaan terhadap identitas

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and

confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan

individu dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu peneliti tidak boleh

menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subyek.

3. Keadilan dan inklusivitas atau keterbukaan (respect for justicean inclusivess)

Keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan,

dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu dikondisikan sehingga

memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian.

65

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and

benefits).

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi

subyek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling

tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian subyek penelitian.

66

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

MAN 1 Kota Madiun (Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Madiun) merupakan

sekolah yang setaraf dengan SMA. MAN 1 ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta No

68B Kota Madiun yang sebelumnya sekolah ini terletak di Jalan Barito No.13 Kota

Madiun. MAN 1 Kota Madiun ini sendiri memiliki 3 program jurusan antara lain

IPA, IPS, dan AGAMA masing–masing dari ketiga jurusan ini terdiri dari 2 kelas

yaitu IPA 1 IPA 2, IPS 1 IPS 2 dan AGAMA 1 AGAMA 2. Kepala sekolah MAN 1

Kota Madiun yaitu bapak Imam Tafsir.

Di MAN 1 ini belum pernah dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi

khususnya pada seluruh remaja putri jika belum pernah dilakukan pendidikan

kesehatan reproduksi ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dari remaja putri

tersebut untuk mengetahui dysmenorrhea, penanganan dari dysmenorrhea, penyebab

dysmenorrhea. Dan di MAN 1 ini mayoritas remaja putri sebanyak 95 siswi

sedangkan untuk remaja putra yang berjumlah 55 siswa dari berbagai 3 program

jurusan antara lain IPA, IPS, dan AGAMA yang masing-masing terdiri dari 2 kelas.

67

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

Karakteristik responden berdasarkan usia di MAN 1 Kota Madiun.

1. Usia Responden

Pada usia responden ini menggunakan pengukuran tendensi sentral yang terdiri

dari mean, median, mode, simpang baku, minimum dan maksimum.

Tabel 5.1 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Usia Responden Variabel Mean Median Mode Simpang

Baku

Minimum Maksimum

Usia 16,27 16,00 16 0,863 15 18

Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa usia pada remaja putri di MAN 1

Kota Madiun rata-rata usia responden 16,27 tahun, median 16,00 dengan usia paling

rendah 15 tahun dan usia paling tinggi 18 tahun.

2. Kelas

Kelas remaja putri di MAN 1 Kota Madiun ini yang terdiri dari 2 kelas yaitu

kelas X, dan kelas XI program IPS.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas Kelas Frekuensi Persentase (%)

X 23 51,1%

XI 22 48,9%

Total 45 100%

Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar kelas X dengan

jumlah 23 responden (51,1%).

68

3. Usia Menarche

Pada usia menarche ini menggunakan pengukuran tendensi sentral yang terdiri

dari mean, median, mode, simpang baku, minimum dan maksimum.

Tabel 5.3 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Usia Menarche Variabel Mean Median Mode Simpang

Baku

Minimum Maksimum

Usia 12,36 12,00 12 0,981 11 14

Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa usia pada remaja putri di MAN 1

Kota Madiun rata-rata usia menarche responden 12,36 tahun, median 12,00 dengan

usia paling rendah 11 tahun dan usia paling tinggi 14 tahun.

5.2.2 Data Khusus

Pada data khusus ini didasarkan pada variabel yang diukur yaitu tingkat stres

dan dysmenorrhea pada remaja putri.

1. Tingkat Stres

Tingkat stres pada remaja putri ini dikelompokkan menjadi 5 kategori yang

terdiri dari normal (tidak stres), stres ringan, stres sedang, stres berat, dan stres

sangat berat.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres Tingkat Stres Pada

Remaja Putri

Frekuensi Persentase (%)

Normal 0 0%

Stres Ringan 18 40,0%

Stres Sedang 23 51,1%

Stres Berat 4 8,9%

Stres Sangat Berat 0 0%

Total 45 100%

Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

69

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa pada remaja putri di MAN 1 Kota

Madiun sebagian besar yang mengalami stres sedang dengan jumlah 23 responden

(51,1%) dan sebagian kecil yang mengalami stres berat dengan jumlah 4 responden

(8,9%).

2. Dysmenorrhea

Dysmenorrhea pada remaja putri ini dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu

dysmenorrhea ringan, dysmenorrhea sedang, dan dysmenorrhea berat.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dysmenorrhea Dysmenorrhea Pada

Remaja Putri

Frekuensi Persentase (%)

Dysmenorrhea Ringan 22 48,9%

Dysmenorrhea Sedang 15 33,3%

Dysmenorrhea Berat 8 17,8%

Total 45 100%

Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa pada remaja putri di MAN 1 Kota

Madiun sebagian besar yang mengalami dysmenorrhea ringan dengan jumlah 22

responden (48,9%) dan sebagian kecil yang mengalami dysmenorrhea berat dengan

jumlah 8 responden (17,8%).

5.2.3 Crosstab Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Pada

Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun

Hasil penghitungan crosstab hubungan tingkat stres dan dysmenorrhea adalah

sebagai berikut :

70

Tabel 5.6 Crosstab Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian

Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun Tingkat Stres

Pada Remaja

Putri

Dysmenorrhea Pada Remaja Putri

Ringan % Sedang % Berat % Total %

Normal 0 0 0 0 0 0 0 0

Ringan 7 15,6 8 17,8 3 6,7 18 40,0

Sedang 13 28,9 6 13,3 4 8,9 23 51,1

Berat 2 4,4 1 2,2 1 2,2 4 8,9

Sangat Berat 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 22 48,9 15 33,3 8 17,8 45 100

P value =0,000 N=45 Koefisien Korelasi=0,656

Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Hasil analisis berdasarkan tabel 5.6 di atas hubungan tingkat stres dengan

kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun didapatkan bahwa

remaja putri yang memiliki stres ringan sejumlah 18 responden (40,0%), dengan

dysmenorrhea ringan sejumlah 7 responden (15,6%), dysmenorrhea sedang sejumlah

8 responden (17,8%), dysmenorrhea berat sejumlah 3 responden (6,7%).

Remaja putri yang memiliki stres sedang sejumlah 23 responden (51,1%),

dengan dysmenorrhea ringan sejumlah 13 responden (28,9%), dysmenorrhea sedang

sejumlah 6 responden (13,3%), dysmenorrhea berat sejumlah 4 responden (8,9%).

Remaja putri yang memiliki stres berat sejumlah 4 responden (8,9%), dengan

dysmenorrhea ringan sejumlah 2 responden (4,4%), dysmenorrhea sedang sejumlah 1

responden (2,2%), dysmenorrhea berat sejumlah 1 responden (2,2%).

Hasil uji statistik spearman rank didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar

0,656 dan p-value sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan yaitu terdapat

hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1

71

Kota Madiun. Nilai koefisien korelasi spearman rank ini sebesar 0,656 menunjukkan

jika kekuatan hubungan antara dua variabel ini pada kategori kuat.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Tingkat Stres Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari total responden sejumlah 45

didalam data remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian besar yang mengalami

stres sedang dengan jumlah 23 responden (51,1%) dan sebagian kecil yang

mengalami stres berat dengan jumlah 4 responden (8,9%). Hasil analisis kuesioner

dari 23 responden yang mengalami stres sedang ditandai dengan tanda gejala seperti

mudah marah, sulit untuk beristirahat, mudah tersinggung, dan gelisah hal ini sesuai

dengan teori Psychology Foundation (2010) stres yang berlangsung beberapa jam

sampai beberapa hari. Misalnya perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan

seseorang.

Dari hasil wawancara peneliti dengan responden sebagian besar yang

mengalami stres sedang terkadang mudah menjadi marah karena pada waktu ulangan

harian mendapatkan nilai yang jelek dan mudah frustasi dengan hasil ulangan harian

yang tidak sesuai keinginan, hal ini sesuai dengan Nasution (2007) menyatakan

bahwa frustasi dapat terjadi apabila individu untuk mencapai sasaran tertentu

mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang sesuai

dengan yang diinginkanya dan frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis

terhadap situasi yang mengancam seperti timbul reaksi mudah marah, penolakan atau

depresi.

72

Menurut Proverawati (2009) yang menyatakan bahwa pada masa remaja

merupakan masa yang penuh gejolak pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah

dengan sangat cepat. Perubahan mood yang drastis pada remaja ini seringkali

dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau kegiatan sehari-hari

dirumah. Selain itu menurut Ade (2011) emosionalitas pada masa remaja dipengaruhi

oleh adanya faktor kematangan, faktor belajar, kemurungan, merajuk, ledakan marah

dan kecenderungan untuk menangis serta pada masa ini remaja akan merasa khawatir,

gelisah dan cepat marah.

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari total responden sejumlah 45

didalam data remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian kecil yang mengalami

stres berat dengan jumlah 4 responden (8,9%). Hasil analisis kuesioner dari 4

responden (8,9%) yang mengalami stres berat ditandai dengan tanda gejala seperti

merasa tidak kuat lagi untuk melakukan kegiatan, mudah putus asa, kehilangan minat

akan segala hal, merasa tidak dihargai, dan merasa tidak ada hal yang bisa diharapkan

di masa depan hal ini sesuai dengan teori Psychology Foundation (2010) stres kronis

yang terjadi dalam beberapa minggu seperti perselisihan dengan dosen atau teman

secara terus menerus, penyakit fisik jangka panjang dan kesulian finansial.

Dari hasil wawancara peneliti dengan responden sebagian kecil yang

mengalami stres berat dikarenakan adanya tuntutan dari orangtua untuk selalu

mendapatkan nilai yang baik disekolah, hal ini sesuai dengan teori Needlman (2004)

yang menyatakan bahwa adanya tuntutan yang biasanya menuntut anaknya untuk

mendapatkan nilai yang baik disekolahanya tanpa melihat kemampuan si anak. Beban

73

berat yang dialami remaja ini dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti sakit

kepala, kurangnya nafsu makan, dan kecemasan yang berlebihan. Dan ada yang

menjawab perbedaan pendapat dengan orangtua dalam hal seperti kegiatan luar

sekolah (bimbingan belajar) dan orangtua menginginkan anaknya mengikuti kegiatan

tersebut agar pada saat ujian nasional mendapatkan nilai yang baik tetapi anak tidak

mau menuruti kemauan dari orangtua, hal ini sesuai dengan teori Mutadin (2002)

bahwa remaja sering mengalami dilema yang sangat besar antara mengikuti kehendak

dari orangtua atau mengikuti keinginanya sendiri. Situasi ini dikenal sebagai keadaan

yang ambivalensi dan dalam hal ini akan menimbulkan konflik pada remaja.

Berdasarkan hal tersebut peneliti berpendapat bahwa remaja putri yang

mengalami tingkat stres sedang, dikarenakan remaja mengalami kelelahan dalam

aktivitas sehari-hari ketika berada di sekolah seperti tugas di sekolah, bimbingan

belajar di luar sekolah yang membuat sulit untuk beristirahat dirumah sehingga

remaja putri menjadi mudah marah, mudah tersinggung dan gelisah. Sedangkan

tingkat stres berat dikarenakan faktor tuntutan orang tua tentang nilai yang baik di

sekolah dan orangtua yang terlalu memaksakan kehendaknya sehingga membuat anak

menjadi stres dan depresi.

5.3.2 Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari total responden sejumlah 45

didalam data remaja putri di MAN 1 Kota Madiun pada remaja putri di MAN 1 Kota

Madiun sebagian besar yang mengalami dysmenorrhea ringan dengan jumlah 22

responden (48,9%) dan sebagian kecil yang mengalami dysmenorrhea berat dengan

74

jumlah 8 responden (17,8%). Hasil analisis kuesioner dari 22 responden yang

mengalami dysmenorrhea ringan ditandai dengan tanda gejala seperti dapat

melakukan aktivitas dan dapat berkonsentrasi belajar hal ini sesuai dengan teori

Manuaba (2010) jika nyeri berlangsung beberapa saat dan hanya memerlukan

istirahat sejenak serta dapat melanjutkan aktivitas sehari hari sehingga tidak perlu

menggunakan obat-obatan.

Dari hasil wawancara peneliti dengan responden sebagian besar yang

mengalami dysmenorrhea ringan dikarenakan remaja pada waktu mengalami

dysmenorrhea nyeri yang dirasakanya berlangsung hanya beberapa jam saja hal ini

sesuai dengan teori Fauziah (2012) yang menyatakan bahwa dysmenorrhea ini terjadi

beberapa setelah menarche datang biasanya setelah 12 bulan atau lebih, umumnya

anovulatoar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelum atau

bersama-sama dengan permulaan haid berlangsung untuk beberapa jam, walaupun

beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang

berjangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar kearah

pinggang dan paha, bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah,

sakit kepala dan diare.

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari total responden sejumlah 45

didalam data remaja putri di MAN 1 Kota Madiun pada remaja putri di MAN 1 Kota

Madiun sebagian kecil yang mengalami dysmenorrhea berat dengan jumlah 8

responden (17,8%). Hasil analisis kuesioner dari 8 responden yang mengalami

dysmenorrhea berat ditandai dengan tanda gejala seperti nyeri perut bagian bawah,

75

nyeri pada punggung, tidak nafsu makan, pusing, tidak dapat melakukan aktivitas

sama sekali, dan pingsan hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010) pada

dysmenorrhea berat ini diperlukan istirahat dalam beberapa hari, memerlukan obat

dengan intensitas tinggi, dan diperlukan tindakan operasi karena dapat mengganggu

menstruasi.

Hasil wawancara peneliti dengan responden sebagian kecil yang mengalami

dysmenorrhea berat dikarenakan pada waktu remaja mengalami dysmenorrhea terjadi

selama 2 hari dan nyeri yang dirasakanya terjadi secara terus menerus selama

menstruasi hal ini sesuai dengan teori Fauziah (2012) pada dysmenorrhea ini terjadi

berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang tidak

terlalu menimbulkan nyeri gejala yang ditimbulkan seperti pegal pada paha, sakit

pada payudara, lelah, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, ceroboh,

gangguan tidur, timbul memar di paha dan lengan atas.

Sebagian yang dapat menyebabkan terjadinya dysmenorrhea ini pada remaja

putri dikarenakan dari usia menarche yang terlalu dini. Berdasarkan tabel 5.3 dapat

diketahui bahwa usia menarche responden yang paling rendah dengan usia 11 tahun,

hal ini sesuai dengan teori Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa menarche

merupakan menstruasi pertama kalinya mendapat haid, bervariasi lebar yaitu antara

10–16 tahun, tetapi rata-rata usia menarche 12-13 tahun. Statistik menunjukkan

bahwa usia menarce dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umur.

Selain itu juga diperkuat menurut teori Sulistyowati (2009) menyatakan bahwa proses

menstruasi bermula sekitar umur 12 atau 13 tahun walaupun ada yang lebih cepat

76

sekitar umur 9 tahun dan selambat-lambatnya umur 16 tahun. Salah satu faktor resiko

terjadinya dysmenorrhea adalah menstruasi pertama pada usia amat dini. Telah

mencatat faktor resiko pada dysmenorrhea antara lain usia saat mentruasi pertama <

12 tahun.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Desriani (2013) umumnya

menarche terjadi pada usia 12 - 13 tahun. Menarche yang terjadi lebih awal dari usia

normal dimana alat reproduksi belum siap untuk mengalami perkembangan dan juga

masih terjadi penyempitan pada leher rahim maka akan timbul rasa sakit ketika

mengalami menstruasi atau dysmenorrhea.

Berdasarkan hal tersebut peneliti berpendapat bahwa remaja putri yang

mengalami dysmenorrhea ringan dikarenakan beberapa hal seperti dapat melakukan

aktivitas dan berkonsentrasi belajar dengan baik. Sedangkan faktor yang dapat

menyebabkan remaja putri mengalami dysmenorrhea berat seperti nyeri perut bagian

bawah, nyeri pada punggung, tidak nafsu makan, pusing, tidak dapat melakukan

aktivitas sama sekali, pingsan, usia menarche yang terlalu dini dan usia menarche

responden tersebut yang paling rendah dengan usia 11 tahun, jika usia menarche yang

terlalu dini < 12 tahun akan mengalami nyeri saat menstruasi atau dysmenorrhea dan

rata-rata usia menarche pada usia 12-13 tahun.

5.3.3 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja

Putri Di MAN 1 Kota Madiun

Hasil analisis berdasarkan tabel 5.6 di atas hubungan tingkat stres dengan

kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun didapatkan bahwa

77

remaja putri yang memiliki stres ringan sejumlah 18 responden (40,0%), dengan

dysmenorrhea ringan sejumlah 7 responden (15,6%), dysmenorrhea sedang sejumlah

8 responden (17,8%), dysmenorrhea berat sejumlah 3 responden (6,7%). Remaja

putri yang memiliki stres sedang sejumlah 23 responden (51,1%), dengan

dysmenorrhea ringan sejumlah 13 responden (28,9%), dysmenorrhea sedang

sejumlah 6 responden (13,3%), dysmenorrhea berat sejumlah 4 responden (8,9%).

Dan remaja putri yang memiliki stres berat sejumlah 4 responden (8,9%), dengan

dysmenorrhea ringan sejumlah 2 responden (4,4%), dysmenorrhea sedang sejumlah 1

responden (2,2%), dysmenorrhea berat sejumlah 1 responden (2,2%).

Hasil uji statistik spearman rank didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar

0,656 dan p-value sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan yaitu terdapat

hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1

Kota Madiun. Nilai koefisien korelasi spearman rank ini sebesar 0,656 menunjukkan

jika kekuatan hubungan antara dua variabel ini pada kategori kuat.

Stres merupakan suatu respon alami dari tubuh kita ketika mengalami tekanan

dari lingkungan. Dampak dari stres beraneka ragam, dapat mempengaruhi kesehatan

mental maupun fisik. Salah satu dampak dari stres terhadap kesehatan adalah

dysmenorrhea. Saat seseorang mengalami stres terjadi respon neuroendokrin

sehingga menyebabkan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang merupakan

regulator hipotalamus utama menstimulasi sekresi Adrenocorticotrophic Hormone

(ACTH). ACTH akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon

tersebut menyebabkan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing

78

Hormone (LH) terhambat sehingga perkembangan folikel terganggu. Hal ini

menyebabkan sintesis dan pelepasan progesteron terganggu. Kadar progesteron yang

rendah meningkatkan sintesis prostaglandin F2ά dan E2. Ketidakseimbangan antara

prostaglandin F2ά dan E2 dengan prostasiklin (PGI2) menyebabkan peningkatan

aktivasi PGF2ά. Peningkatan aktivasi menyebabkan iskhemia pada sel-sel

miometrium dan peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan kontraksi yang

berlebihan menyebabkan dysmenorrhea (Hendrik, 2006).

Berdasarkan uraian tersebut, stres merupakan salah satu faktor penyebab

terjadinya dysmenorrhea. Dysmenorrhea dapat diminimalkan bila kita dapat

mencegah stres. Penjelasan yang benar tentang proses haid membuat kondisi emosi

lebih stabil sehingga dapat mencegah timbulnya stres. Hal ini dapat meminimalkan

timbulnya dysmenorrhea saat menstruasi.

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang berjudul hubungan tingkat stres dengan kejadian

dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun maka dapat di simpulkan

sebagai berikut :

1. Tingkat stres pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian besar dalam

kategori sedang yaitu sebanyak 23 dari 45 siswi (51,1%).

2. Dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian besar

dikategorikan ringan yaitu sebanyak 22 dari 45 siswi (48,9%).

3. Terdapat hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja

putri di MAN 1 Kota Madiun, dengan koefisien korelasi spearman rank sebesar

0,656 dengan p value 0,000 < 0,05, dengan kekuatan hubungan antara variabel

pada kategori kuat.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin menyampaikan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Responden

Hasil penelitian yang didapatkan peneliti di MAN 1 Kota Madiun ini dapat

memberikan informasi dan pemahaman tentang tingkat stres dengan kejadian

dysmenorrhea pada remaja putri.

80

2. Bagi Institusi Tempat Penelitian MAN 1 Kota Madiun

Memberikan edukasi kepada remaja putri seperti manajemen stres,

mengendalikan koping stres, penyebab dari stres, pencegahan dari stres, serta

cara mengurangi kejadian dysmenorrhea pada remaja putri.

3. Bagi Institusi Pendidikan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Hasil penelitian ini dapat menambah sumber referensi dan daftar pustaka yang

berkaitan dengan hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada

remaja putri.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya meningkatkan hasil penelitian dengan

mengendalikan faktor lain yang mempengaruhi penelitian ini dengan

menambahkan variabel pada penelitian, sehingga dapat diperoleh hasil

penelitian yang lebih baik.

81

DAFTAR PUSTAKA

Ade. 2011. Psikologi Kesehatan Wanita.Yogyakarta: Nuha Medika.

Admin. 2005. „Jurnal Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenore Dengan

Penanganan Dismenorea Pada Siswi SMAN 1 Pare’, Tersedia dalam

http://docplayer.info/40698144-Hubungan-tingkat-pengetahuan-tentang-

dismenorea-dengan-penanganan-dismenorea-pada-siswi-sman-i-pare.html

(diakses tanggal 28 Maret 2016).

Anurogo. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Andi.

Arikunto. 2015. Рrosedur Рenelitian Suatu Рendekatan Рraktik. Jakarta: Rineka

Ciрta.

Asrori. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Desriani. 2013. „Jurnal Usia Menarche Dini Dengan Kejadian Dismenore Primer

Pada Siswi Kelas VIII SMPN 6 Gorontalo’, Tersedia dalam

http://repository.usu.ac.id (diakses pada tanggal 18 agustus 2017).

Fauziah. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Hawari. 2011. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit.

Hendrik. 2006. Problema Haid Tinjauan Syariat Islam & Medis. Solo: Tiga

Serangkai.

Kusmiran. 2011. „ Jurnal Tingkat Stres Dan Dismenorea Pada Remaja Putri Kelas

XI Program Akselerasi Dan Reguler Di SMAN 3 Surakarta’, Gaster, Vol.

12, No. 2. (diakses tanggal 28 Maret 2016). Tersedia dalam

http://www.jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/92.jurna

l.pdf

Laila. 2011. Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta: Buku Biru.

Lestari. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

82

Lubis. 2012. Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Manuaba. 2010. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kodekteran EGC.

Manurung. 2016. Terapi Reminiscence. Jakarta: CV Trans Info Media.

Mutadin. 2002. Strategi Koping Stres. Yogyakarta: EGC.

Nasution. 2007. „ Jurnal Stres Pada Remaja Di Universitas Sumatera Utara Medan,

Vol. 8, No. 2. (diakses tanggal 18 Agustus 2017). Tersedia dalam

http://library.usu.ac.id.

Needlman. 2004. Stres dan Psikologi Disorder. Jakarta: CV trans Info Media.

Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2016. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Proverawati. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Riwidikdo. 2013. Statistik Untuk Рenelitian Kesehatan Dengan Aрlikasi Рrogram R

Dan SРSS. Yogyakarta: Рustaka Rihana.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Sopiyudin. 2009. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Sudjana. 2005. Buku Ajar Maternitas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulistyowati. 2009. Buku Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Suzanne & Brenade. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

83

Lampiran 1 (SURAT PENDAHULUAN)

84

Lampiran 2

Surat Permohonan Menjadi Responden

Kepada

Yth. Calon Responden

Di Tempat

Dengan Homat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa S1 Keperawatan

Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Nama : Melinda Pungki Arista

Nim : 201302092

Akan mengadakan penelitian dengan judul “ Hubungan Tingkat Stres Dengan

Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun „‟.

Sehubungan dengan penelitian tersebut, peneliti memohon kesediaan saudari

menjadi responden untuk peneliti amati guna mengisi lembar kuesioner. Semua data

dan informasi yang saudari berikan akan tetap terjaga kerahasiaanya, hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak akan menimbulkan akibat yang

merugikan.

Atas perhatian, kerjasama dan kesediaan saudari dalam berpartisipasi menjadi

responden dalam penelitian ini, peneliti menyampaikan terimakasih dan berharap

informasi yang saudari berikan dapat berguna, khususnya dalam penelitian ini.

Madiun, 22 Agustus 2017

Peneliti

(Melinda Pungki Arista)

85

Lampiran 3

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

(Inform Consent)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………………………………….

Alamat : ………………………………….

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui tentang

manfaat dan tujuan penelitian ini yang berjudul “ Hubungan Tingkat Stres Dengan

Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun „‟.

Maka dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi responden,

dengan catatan apabila sewaktu-waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun,

saya berhak membatalkan persetujuan ini (Bersedia atau Tidak Bersedia).

Madiun, 22 Agustus 2017

Responden

( )

86

Lampiran 4

KISI-KISI KUESIONER

Variabel Kisi-Kisi No Soal Jumlah

Soal

Tingkat Stres Pada

Remaja Putri

Skala stres yang terdiri

dari :

1. Menjadi marah

karena hal-hal kecil

atau sepele

2. Cenderung

bereaksi berlebihan

pada situasi

3. Kesulitan untuk

relaksasi atau

bersantai

4. Mudah merasa

kesal

5. Merasa banyak

menghabiskan

energi karena

cemas

6. Tidak sabaran

7. Mudah tersinggung

8. Sulit untuk

beristirahat

9. Mudah marah

10. Kesulitan untuk

tenang setelah

sesuatu yang

mengganggu

11. Sulit untuk

menoleransi

gangguan-

gangguan terhadap

hal yang sedang

dilakukan

12. Berada pada

keadaan tegang

13. Tidak dapat

memaklumi hal apa

1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13,

14

14

87

pun yang

menghalangi anda

untuk

menyelesaikan hal

yang sedang anda

lakukan

14. Mudah gelisah

Dysmenorrhea

Pada Remaja

Putri

1. Dysmenorrhea

ringan :

- Dapat melakukan

aktivitas

- Dapat

berkonsentrasi

belajar

1, 2

2

2. Dysmenorrhea

sedang :

- Terasa mual

muntah

- Badan menjadi

lemas

- Aktivitas menjadi

terganggu

3, 4, 5

3

3. Dysmenorrhea berat

:

- Nyeri perut bagian

bawah

- Nyeri pada

punggung

- Tidak nafsu makan

- Pusing

- Tidak dapat

melakukan aktivitas

sama sekali

- Pingsan

6, 7, 8, 9,

10, 11

6

88

Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEA

PADA REMAJA PUTRI DI MAN 1 KOTA MADIUN

A. Data Demografi

Nama :

Kelas :

Umur :

Sekolah :

Sudah menstruasi : YA atau TIDAK

Jika YA, kapan menstruasi pertamanya ?

B. Tingkat Stres Pada Remaja Putri

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Pada lembar pertanyaan dibawah, jawaban diisi pada bagian kolom yang tersedia

dibagian kanan pertanyaan dengan mengisi centang atau check list (√). Dimohon

agar pengisian kuesioner penelitian ini dilakukan secara teliti agar tidak ada

pertanyaan yang terlewat dan diisi dengan jujur karena tidak ada dampak buruk

dari hasil penelitian ini.

89

a. 0: Tidak pernah

b. 1: Kadang-kadang

c. 2: Sering

d. 3: Hampir setiap saat

NO PERNYATAAN 0 1 2 3

1. Saya mudah menjadi marah karena hal-hal kecil atau

sepele

2. Saya mudah cenderung bereaksi berlebihan pada

situasi

3. Saya mengalami kesulitan untuk relaksasi atau

bersantai

4. Saya mudah merasa kesal

5. Saya menjadi merasa banyak menghabiskan energi

karena cemas

6. Saya mudah menjadi tidak sabaran

7. Saya mudah tersinggung

8. Saya mengalami sulit untuk beristirahat

9. Saya mudah menjadi marah

10. Saya mengalami kesulitan untuk tenang setelah

sesuatu yang mengganggu

11. Saya mengalmi sulit untuk menoleransi gangguan-

gangguan terhadap hal yang sedang dilakukan

12. Saya berada pada keadaan tegang

13. Saya tidak dapat memaklumi hal apa pun yang

menghalangi anda untuk menyelesaikan hal yang

sedang anda lakukan

14. Saya mudah gelisah

C. Dysmenorrhea Pada Remaja Putri

Petunjuk pengisian check list (√) atau centang

Pada pernyataan dibawah ini yang paling menggambarkan dengan kondisi anda

pada saat anda mengalami nyeri haid atau dysmenorrhea. Dengan mengisi

90

jawaban dengan mnggunakan tanda centang atau check list (√) pada jawaban

yang tersedia.

NO PERNYATAAN YA TIDAK

Dysmenorrhea Ringan

1. Pada saat anda mengalami nyeri haid, apakah anda

tetap dapat melakukan aktivitas sehari hari ?

2. Apakah anda dapat berkonsentrasi belajar pada saat

mengalami nyeri haid ?

Dysmenorrhea Sedang

3. Pernahkah anda merasakan mual muntah pada saat

mengalami nyeri haid ?

4. Pernahkah anda pada saat mengalami nyeri haid

pernah merasakan badan menjadi lemas ?

5. Pada saat anda mengalami nyeri haid apakah

sampai mengganggu aktivitas sehari hari anda ?

Dysmenorrhea Berat

6. Apakah pada saat anda mengalami nyeri haid anda

merasakan nyeri perut bagian bawah ?

7. Pada saat nyeri haid, nyeri yang anda rasakan

apakah sampai menjalar ke bagian punggung ?

8. Pernahkah anda sampai mengalami tidak nafsu

makan pada saat mengalami nyeri haid ?

9. Pada saat anda mengalami nyeri haid pernahkah

sampai mengalami pusing ?

10. Pernahkah anda sampai tidak dapat melakukan

aktivitas sama sekali pada saat mengalami nyeri

haid ?

11. Apakah anda pernah mengalami pingsan pada saat

mengalami nyeri haid ?

91

Lampiran 6

Lembar Konsultasi Proposal

92

93

Lampiran 7

Lembar Revisi Proposal

94

95

96

Lampiran 8

97

Lampiran 9

98

Lampiran 10 Data Mentah SPSS

99

100

Lampiran 11

Kuesioner Hasil Uji Validitas Dysmenorrhea Pada Remaja Putri

No r hitung r tabel Keterangan

1 0,647 0,413 Valid

2 0,647 0,413 Valid

3 0,523 0,413 Valid

4 0,445 0,413 Valid

5 0,445 0,413 Valid

6 0,903 0,413 Valid

7 0,903 0,413 Valid

8 0,903 0,413 Valid

9 0,903 0,413 Valid

10 0,903 0,413 Valid

11 0,612 0,413 Valid

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Dysmenorrhea Pada Remaja Putri

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.701 12

101

Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Stres Pada Remaja Putri

No r hitung r tabel Keterangan

1 0,436 0,413 Valid

2 0,453 0,413 Valid

3 0,525 0,413 Valid

4 0,687 0,413 Valid

5 0,680 0,413 Valid

6 0,705 0,413 Valid

7 0,650 0,413 Valid

8 0,641 0,413 Valid

9 0,678 0,413 Valid

10 0,564 0,413 Valid

11 0,579 0,413 Valid

12 0,645 0,413 Valid

13 0,542 0,413 Valid

14 0,579 0,413 Valid

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat Stres Pada Remaja Putri

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.628 15

102

Lampiran 12

Hasil Tendensi Sentral Usia Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usia_responden 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

usia_responden Mean 16.27 .129

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 16.01

Upper Bound 16.53

5% Trimmed Mean 16.24

Median 16.00

Variance .745

Std. Deviation .863

Minimum 15

Maximum 18

Range 3

Interquartile Range 1

Skewness .329 .354

Kurtosis -.390 .695

103

Statistics

usia_responden

N Valid 45

Missing 0

Mean 16.27

Median 16.00

Mode 16

Std. Deviation .863

Minimum 15

Maximum 18

104

Hasil Tendensi Sentral Usia Menarche Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usia_menarche 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

usia_menarche Mean 12.36 .146

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 12.06

Upper Bound 12.65

5% Trimmed Mean 12.34

Median 12.00

Variance .962

Std. Deviation .981

Minimum 11

Maximum 14

Range 3

Interquartile Range 1

Skewness .274 .354

Kurtosis -.856 .695

105

Statistics

usia_menarche

N Valid 45

Missing 0

Mean 12.36

Median 12.00

Mode 12

Std. Deviation .981

Minimum 11

Maximum 14

106

Hasil Frekuensi

Statistics

kelas_respond

en

kejadian_dysmenorr

hea tingkat_stres

N Valid 45 45 45

Missing 0 0 0

kelas_responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid X 23 51.1 51.1 51.1

XI 22 48.9 48.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

kejadian_dysmenorrhea

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid dysmenorrhea ringan 22 48.9 48.9 48.9

dysmenorrhea sedang 15 33.3 33.3 82.2

dysmenorrhea berat 8 17.8 17.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

tingkat_stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid stres ringan 18 40.0 40.0 40.0

stres sedang 23 51.1 51.1 91.1

stres berat 4 8.9 8.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

107

Hasil Crosstab

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

tingkat_stres *

kejadian_dysmenorrhe

a

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

tingkat_stres * kejadian_dysmenorrhea Crosstabulation

kejadian_dysmenorrhea

Total

dysmenorrhe

a ringan

dysmenorrh

ea sedang

dysmenorrh

ea berat

tingkat_st

res

stres ringan Count 7 8 3 18

% within

tingkat_st

res

38.9% 44.4% 16.7% 100.0%

% within

kejadian_

dysmenor

rhea

31.8% 53.3% 37.5% 40.0%

% of

Total 15.6% 17.8% 6.7% 40.0%

stres sedang Count 13 6 4 23

% within

tingkat_st

res

56.5% 26.1% 17.4% 100.0%

% within

kejadian_

dysmenor

rhea

59.1% 40.0% 50.0% 51.1%

108

% of

Total 28.9% 13.3% 8.9% 51.1%

stres berat Count 2 1 1 4

% within

tingkat_st

res

50.0% 25.0% 25.0% 100.0%

% within

kejadian_

dysmenor

rhea

9.1% 6.7% 12.5% 8.9%

% of

Total 4.4% 2.2% 2.2% 8.9%

Total Count 22 15 8 45

% within

tingkat_str

es

48.9% 33.3% 17.8% 100.0%

% within

kejadian_d

ysmenorrh

ea

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 48.9% 33.3% 17.8% 100.0%

109

Hasil Uji Spearman Rank

Correlations

kejadian_dysme

norrhea tingkat_stres

Spearman's rho kejadian_dysmenorrhea Correlation Coefficient 1.000 .656**

Sig. (2-tailed) . .000

N 45 45

tingkat_stres Correlation Coefficient .656** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

110

Lampiran 13

Hasil Tabulasi Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri

Di MAN 1 Kota Madiun

1. Tingkat Stres Pada Remaja Putri

No Nama

Remaja

Putri

Jenis

kelamin

Usia Jawaban Kuesioner

Skor

Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Nn S P 16 tahun 1 1 1 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 Ringan

2 Nn W P 16 tahun 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 0 1 15 Ringan

3 Nn N P 16 tahun 1 0 0 3 0 3 2 3 2 1 1 2 0 3 21 Sedang

4 Nn S P 16 tahun 1 0 0 1 1 1 3 0 1 0 0 3 1 3 15 Ringan

5 Nn Y P 16 tahun 1 1 0 2 1 0 3 3 3 0 0 3 0 3 20 Sedang

6 Nn R P 15 tahun 1 0 2 1 0 3 3 0 3 3 0 1 0 3 20 Sedang

7 Nn S P 18 tahun 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 16 Ringan

8 Nn K P 17 tahun 0 0 1 3 1 3 1 3 3 2 2 2 0 3 24 Sedang

9 Nn N P 15 tahun 3 1 1 3 0 3 2 2 3 1 1 0 1 3 24 Sedang

10 Nn N P 16 tahun 1 1 0 2 0 3 3 3 0 2 1 2 1 3 22 Sedang

11 Nn A P 16 tahun 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 17 Ringan

12 Nn D P 16 tahun 1 1 1 3 0 2 3 2 3 2 1 2 1 3 25 Sedang

13 Nn S P 16 tahun 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 0 3 23 Sedang

14 Nn H P 16 tahun 1 0 0 3 0 3 3 3 2 1 0 3 0 3 22 Sedang

15 Nn S P 16 tahun 2 0 0 2 0 2 2 1 2 1 1 1 0 2 16 Ringan

16 Nn Z P 16 tahun 3 2 3 3 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 23 Berat

17 Nn U P 17 tahun 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 1 0 2 16 Ringan

18 Nn K P 17 tahun 3 1 0 2 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 19 Sedang

19 Nn T P 18 tahun 2 1 1 2 1 2 3 0 1 1 1 0 0 1 16 Ringan

20 Nn A P 17 tahun 2 1 1 2 2 3 0 1 2 1 0 1 1 3 20 Sedang

21 Nn L P 18 tahun 3 1 0 3 0 3 2 2 2 1 0 3 0 3 23 Sedang

22 Nn S P 17 tahun 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 19 Sedang

23 Nn E P 17 tahun 1 0 1 3 0 3 3 3 2 1 0 0 0 3 20 Sedang

111

Scoring pada variabel tingkat stres pada remaja putri adalah :

Normal : 0-14

Stres Ringan : 15-18

Stres Sedang : 19-25

Stres Berat : 26-33

Stres Sangat Berat : >34

24 Nn Z P 17 tahun 1 0 0 3 0 1 3 3 3 1 1 2 0 3 21 Sedang

25 Nn J P 18 tahun 1 1 1 3 0 0 3 3 3 3 1 3 1 3 26 Berat

26 Nn W P 17 tahun 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 0 1 1 2 18 Ringan

27 Nn D P 16 tahun 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 19 Sedang

28 Nn A P 15 tahun 1 0 2 1 0 2 1 1 1 2 1 2 0 2 16 Ringan

29 Nn P P 17 tahun 3 0 0 3 0 3 3 3 1 3 0 1 1 3 24 Sedang

30 Nn N P 15 tahun 1 0 0 2 1 3 2 2 1 0 0 3 1 2 18 Ringan

31 Nn M P 16 tahun 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 18 Ringan

32 Nn A P 15 tahun 1 0 1 2 2 2 2 1 1 0 1 2 0 2 17 Ringan

33 Nn A P 15 tahun 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 20 Sedang

34 Nn K P 16 tahun 1 0 1 1 1 2 2 1 2 1 1 0 1 2 16 Ringan

35 Nn D P 16 tahun 1 1 2 3 1 3 3 3 3 1 1 2 1 1 26 Berat

36 Nn W P 17 tahun 1 2 1 2 1 2 2 1 2 0 0 1 1 1 17 Ringan

37 Nn D P 17 tahun 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 0 16 Ringan

38 Nn S P 16 tahun 1 1 2 2 3 3 1 1 2 2 2 1 1 1 23 Sedang

39 Nn D P 15 tahun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 Berat

40 Nn I P 15 tahun 1 2 3 2 0 1 2 3 3 1 1 2 1 3 25 Sedang

41 Nn R P 16 tahun 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 0 18 Ringan

42 Nn A P 16 tahun 2 2 2 3 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 24 Sedang

43 Nn Z P 17 tahun 2 2 2 3 0 1 0 0 2 1 1 0 1 1 16 Ringan

44 Nn S P 16 tahun 1 1 1 1 1 2 1 3 3 1 1 1 1 1 19 Sedang

45 Nn I P 16 tahun 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 2 19 Sedang

Jumlah 62 38 48 96 40 91 85 80 89 58 40 63 33 93

112

2. Dysmenorrhea Pada Remaja Putri

No Nama Remaja

Putri

Jenis

kelamin

Usia Jawaban kuesioner

Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Nn S P 16 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 Berat

2 Nn W P 16 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

3 Nn N P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

4 Nn S P 16 tahun 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 Berat

5 Nn Y P 16 tahun 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

6 Nn R P 15 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 0 0 Berat

7 Nn S P 18 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

8 Nn K P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

9 Nn N P 15 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

10 Nn N P 16 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

11 Nn A P 16 tahun 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 Sedang

12 Nn D P 16 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

13 Nn S P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

14 Nn H P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

15 Nn S P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

16 Nn Z P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

17 Nn U P 17 tahun 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

18 Nn K P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

19 Nn T P 18 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

20 Nn A P 17 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

21 Nn L P 18 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

22 Nn S P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

23 Nn E P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

24 Nn Z P 17 tahun 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

25 Nn J P 18 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

26 Nn W P 17 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

113

27 Nn D P 16 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

28 Nn A P 15 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

29 Nn P P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

30 Nn N P 15 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 0 3 0 Berat

31 Nn M P 16 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

32 Nn A P 15 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

33 Nn A P 15 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 0 0 Berat

34 Nn K P 16 tahun 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

35 Nn D P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

36 Nn W P 17 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

37 Nn D P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

38 Nn S P 16 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 3 0 Berat

39 Nn D P 15 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 Berat

40 Nn I P 15 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

41 Nn R P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

42 Nn A P 16 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 0 0 Berat

43 Nn Z P 17 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

44 Nn S P 16 tahun 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang

45 Nn I P 16 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan

Scoring pada variabel dysmenorrhea pada remaja putri adalah :

(Soal nomer 1-2 dysmenorrhea ringan), (Soal nomer 3-5 dysmenorrhea sedang), (Soal nomer 6-11 dysmenorrhea

berat

114

Lampiran 14

Lembar Konsultasi Skripsi

115

Lampiran 15

Lembar Revisi Skripsi

116

117

118

Lampiran 16

Dokumentasi Penelitian

119

Lampiran 17

JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan

Bulan

Januari Februari

Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Pembuatan Dan

Konsul Judul

2 Penyusunan

Proposal

3 Bimbingan

Proposal

4 Ujian Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengambilan

Data Awal

7 Penelitian

8 Pengambilan

data Akhir

9 Penyusunan Dan

Konsul Skripsi

10 Ujian Skripsi