106
PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) Oleh Nurlaili Fitrianingrum NIM. 208011000010 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014M/1435H

SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I)

Oleh

Nurlaili Fitrianingrum

NIM. 208011000010

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2014M/1435H

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

iv

ABSTRAK

Nurlaili Fitrianingrum : Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam

Kata Kunci : Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran PAI

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pelaksanaan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) pada dasarnya harus berlangsung secara aktif dan

menyenangkan. Akan tetapi pembelajaran PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta

berlangsung secara monoton, sehingga guru PAI dalam mengajar terkesan

membosankan siswa. Dengan terlambatnya perkembangan teknologi yang masuk

ke dalam sekolah mengakibatkan kegiatan pembelajaran menjadi ala kadarnya,

Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti ingin menguraikan deskripsi

bagaimana guru PAI menggunakan media komputer dalam pembelajaran,

pandangan guru PAI terhadap media komputer dalam pembelajaran serta

bagaimana cara mengatasinya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif, sebab diyakini dapat memberikan gambaran dan jawaban terhadap apa

yang dihrapkan peneliti dalam memahami fenomenologi pemakaian komputer

sebagai media dalam pembelajaran oleh guru PAI. Penelitian ini memperoleh data

dari tiga sumber, yaitu: wawancara tak terstruktur, observasi yang peneliti

fokuskan pada aspek tertentu, dan dokumentasi. Untuk menjamin keabsahan data,

peneliti mengambil langkah untuk memperpanjang keikutsertaan peneliti ke

dalam lokasi, peneliti lebih tekun dalam pengamatan, triangulasi sebagai

pengecekan keabsahan data dengan menggabungkan tiga sumber data

(wawancara, observasi, dan dokumentasi) untuk verifikasi dan mengambil satu

kesimpulan, dan pengecekan kembali oleh teman sejawat yang berada di lokasi

penelitian. Teknik analisis data yang peneliti lakukan dengan pengumpulan data,

kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Guru PAI di kelas VII SMPN 40

Jakarta terungkap bahwa dalam pemakaian media komputer guru PAI masih

kurang baik dari segi komponen isi powerpoint, menggunakan TIK, serta estitika

tampilan slide yang masih sangat kurang baik. (2) Media komputer sangat

membantu guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta dalam menyampaikan

pembelajaran. (3) Siswa kelas VII SMPN 40 Jakarta merasa lebih senang

menggunakan media komputer yang lebih inovatif dan kreatif dalam

pembelajaran. Guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta masih kurang baik dalam

menggunakan TIK untuk media pembelajaran. Walau pihak sekolah masih

memberikan beberapa macam kegiatan sebagai antisipasi untuk mengoptimalkan

penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran, namun guru PAI di

kelas VII SMPN 40 Jakarta dirasa masih kurang maksimal dalam memanfaatkan

media komputer sebagai media pembelajaran.

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 7

D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8

E. Kegunaan Hasil Penelitian............................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran ................................................................... 9

B. Hakikat Penggunaan Teknologi Berbasis Media Komputer ......... 12

C. Pendidikan Agama Islam .............................................................. 22

D. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 31

B. Latar Penelitian .............................................................................. 31

C. Metode Penelitian ......................................................................... 32

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .............................. 33

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ............................ 39

F. Analisis Data ................................................................................. 40

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ............................................................................... 44

B. Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian................................ 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 66

B. Implikasi ........................................................................................ 67

C. Saran ……….. ............................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 69

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu dan Kegiatan .................................................................... 31

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ....................................... 34

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru PAI ........................................ ........ 34

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Siswa ........................................................ 35

Tabel 3.5 Pedoman Observasi ..................................................................... 36

Tabel 4.1 Profil Sekolah ............................................................................... 45

Tabel 4.2 Nama-Nama Kepala Sekolah SMPN 40 ..................................... 45

Tabel 4.3 Jenjang Pendidikan dan Status Guru ........................................... 46

Tabel 4.4 Data Jumlah Guru dan Statusnya ................................................. 46

Tabel 4.5 Data Jumlah Kelas, Rombel dan Status ...................................... 47

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Slide Persentasi Pembelajaran.............................................. 21

Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 33

Gambar 3.2 Kegiatan Pembelajaran PAI ................................................ 36

Gambar 3.3 Teknik Analisis Data ........................................................... 41

Gambar 4.1 SMP Negeri 40 Jakarta......................................................... 46

Gambar 4.2 Pembelajaran PAI Berlangsung .......................................... 52

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini bangsa Indonesia sibuk melakukan reformasi di bidang politik,

ekonomi, hukum dan pendidikan. Dalam membangun sektor pendidikan tidak

pernah selesai dan tuntas, selama peradaban manusia masih ada. Karena jika suatu

bangsa selesai menangani satu masalah pendidikan, akan tumbuh lagi masalah

lain yang baru dalam peradaban itu. Hal ini terjadi karena tuntunan zaman.

Agama Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan, untuk mencari dan

menuntut ilmu pengetahuan. Sebagaimana Allah memerintahkan kepada seluruh

umat manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang terkandung dalam al-

Qu’an surat al-Mujaadilah ayat 11:

"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-

orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan”.1

1 Al Hikmah, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro), h. 543.

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

2

Proses pendidikan tidak hanya mempersiapkan anak didik untuk mampu

hidup dalam masyarakat kini, tetapi mereka juga harus dipersiapkan untuk hidup

dimasyarakat yang akan datang yang semakin lama semakin sulit diprediksi

karakteristiknya.

Pendidikan merupakan terobosan yang sangat efektif untuk mencetak

generasi yang terampil, berbakat dan berkemampuan di semua bidangnya.

Sekolah merupakan pendidikan formal yang diatur oleh pemerintah secara

sistematis. Pada UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 BAB II pasal

3 dijelaskan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Indonesia, seperti negara-negara yang sedang berkembang lainnya, telah

membuka pintu masuknya TIK modern, baik yang datang dari Barat maupun dari

Timur. Masuknya teknologi baru sering kali menyebabkan gangguan atau

munculnya berbagaai aspek negatif yang menimbulkan permasalahan sosial baru

yang tidak diterapkan. Apakah teknologi modern akan menguasai kehidupan

masyarakat kita serta menggangu keseimbangan kultural dalam masyarakat kelak,

kiranya masih perlu mendapat tinjauan secara futurologis.3

Di era reformasi saat ini telah membawa perubahan-perubahan mendasar

dalam berbagai kehidupan termasuk kehidupan pendidikan. Dunia pendidikan di

negara kita ini tidak meratanya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya

didaerah terpencil, suasana belajar dan mengajar yang kurang kondusif karena

banyak gedung sekolah yang sudah tidak layak pakai sehingga kehidupan belajar

mengajar harus dilakukan dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana dalam

kegiatan belajar mengajar. Sekolah negeri dan swastapun seharusnya sama dalam

2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 307.

3 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2008), h. 93. Dalam kamus Bahasa Indonesia EYD; futurologis dimaknai yakni pendidikan

yang menggunakan sistem yang berkaitan dengan masa yang akan datang/masa depan.

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

3

mendapatkan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar

yang menimbulkan semangat belajar peserta didik.

Kemajuan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan

pengaruhnya pada setiap kehidupan individu, masyarakat dan negara. Dapat

dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat mengelakkan dirinya dari pengaruh

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, iptek bukan saja dirasakan oleh

individu akan tetapi dirasakan pula oleh masyarakat, bangsa dan negara.4

Dengan terlambatnya perkembangan teknologi yang masuk ke dalam

sekolah-sekolah mengakibatkan kegiatan pembelajaran menjadi ala kadarnya,

metode yang digunakannya pun tidak berubah-ubah. Guru yang mampu

menggunakan teknologi komputerpun sedikit jumlahnya. Padahal dengan adanya

perkembangan teknologi komputer sebenarnya membantu tugas guru dalam

menyampaikan pelajaran terhadap peserta didik sehingga timbul kemampuan

yang dimiliki peserta didik. kreatifitas yang dapat dikembangkan oleh peserta

didik dalam proses pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran seperti komputer sangatlah diperlukan

karena dapat membantu proses belajar mengajar yang tidak monoton. Komputer

bukanlah hal yang baru dalam dunia teknologi yang seharusnya diadakan disetiap

sekolah untuk kepentingan bersama.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan berbagai

macam dan jenis perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (Software)

yang dapat membantu manusia dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu produk

dari ilmu pengetahuan dan teknologi adalah peralatan komputer beserta program

aplikasinya. Aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran dikenal

sebagai “Computer Asissted Intruction (CAI)” komputer digunakan sebagai media

pembelajaran yang dapat membantu tugas guru dalam menyampaikan suatu

konsep.5

4 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet.

I, h. 13. 5 Nurdin Ibrahim, “Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer terhadap hasil belajar”,

dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 15, No. I, Januari 2009, h. 109.

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

4

Dengan adanya media komputer yang ditampilkan melalui proyektor video

LCD, dapat berupa slide sebenarnya sudah membantu tugas guru sehingga lebih

efisien dan efektif dibandingkan dari awal masuk sampai akhir pelajaran hanya

diisi dengan ceramah dan mengisi soal yang dapat membuat peserta didik menjadi

bosan. Guru dan peserta didik tidak menjadi gaptek (Gagap Teknologi).

Semakin luasnya ilmu pengetahuan di dunia akibat perkembangan teknologi,

telekomunikasi, dan transportasi memunculkan kecenderungan para individu,

kelompok dan sistem sosial. Begitu juga dengan pendidikan semakin

berkembangnya zaman maka pendidikan juga harus mampu menyeimbanginya

dan mengembangkan mutu serta kualitas dalam bidang pendidikan, agar dapat

bertahan dari terpaan globalisasi. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidik yang

benar-benar memiliki kemampuan sebagai pendidik. Pendidik dituntut untuk

profesional dalam melaksanakan tugasnya untuk menghadapi tantangan

pendidikan di masa kini dan akan datang.6

Guru yang dapat menyampaikan materi dengan penggunaan media

pembelajaran yang dapat diserap oleh peserta didik, menjadikan peserta didik

lebih kreatif dalam belajarnya. Dalam penggunaan media berbasis komputer

sebenarnya peserta didik dipersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi

tantangan-tantangan di masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi yang

ada pada setiap manusia yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

yang perlu dikembangkan.

Di tengah-tengah perkembangan zaman di era globalisasi teknologi,

pembaruan pembelajaran di sekolah mendapat tantangan. Sekolah harus mampu

kompotetif terhadap perubahan-perubahan zaman. Guru-guru dituntut

kompetensinya dalam pengembangan pembelajaran, termasuk guru PAI harus

mampu bersaing dan mengembangkan keahliannya dengan penggunaan TIK.

Disinilah pendidikan harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

kreatif. Pembelajaran kreatif adalah sebuah model pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat. Dalam pola

belajar ini peserta didik diajak untuk mengajukan pertanyaan, mempertimbangkan

6 Ali Idrus, Manajemen Pendidikan Global, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), h. 46.

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

5

informasi baru, membangun keterkaitan, menerapkan imajinasi pada setiap situasi

untuk menghasilkan hal yang baru dan berbeda serta mendengarkan intuisi.7

Dengan berfikir kreatif maka peserta didik akan merasa ingin tahu dan

bertanya, maka guru dituntut menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang

beragam. Penggunaan alat bantu media berbasis komputer diterapkan kepada

peserta didik untuk memberi kesempatan kepada peserta didik agar

memgembangkan keterampilannya, mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman

siswa sehari-hari dan mendorong siswa untuk menemukan pemecahan dalam

suatu masalah serta mengungkapkan gagasannya.

Media pengajaran pun berkembang dan semakin beraneka ragam. Mulai dari

media yang sederhana sampai pada media yang lebih kompleks seperti OHP

(Overhead Projector), film slide dan sebagainya. komputer sebagai kemajuan

teknologi pun tidak luput akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar,

khususnya media pengajaran.

Bagi peserta didik penggunaan media sangat mendukungnya di kehidupan

yang akan datang, ini bermaksud untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu

mengantisipasi perkembangan tersebut. Untuk menghadapi perubahan tersebut

diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan

cerdas. Bagaimana dengan adanya kemajuan teknologi ini peserta didik tidak

hanya bisa menguasainya tapi bagaimana peserta didik bisa menggunakan

sikapnya yang sesuai dengan kepribadian yang mencerminkan keagamaannya.

Perkembangan yang sangat pesat ini, akhirnya mempengaruhi tata kehidupan

masyarakat. Komputer telah dimanfaatkan dalam dunia bisnis di perusahaan-

perusahaan, bank, rumah sakit dan kursus-kursus bahkan komputer telah pula

masuk ke rumah-rumah (home computer, personal computer). Media merupakan

alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu di dalam pekerjaan.

“Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu

yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk di pergunakan

dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan

7 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching Learning, (Bandung: Mizan Learning Center, 2006),

Cet. I, h. 215.

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

6

demikian merekan akan lebih mudah mengerti dan memahami materi pelajaran

yang disampaikan oleh guru kepada mereka”.8

Penggunaan komputer dalam pembelajaran menjadi pertimbangan yaitu

komputerisasi program pembelajaran bukan saja menjadi suatu keharusan akan

tetapi merupakan suatu kebutuhan, baik dalam administrasi maupun dalam proses

pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran di sekolah pun menggunakan media

komputer, gencarnya promosi penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam

proses belajar mengajar. Belajar lewat komputer inilah yang menarik perhatian

penulis untuk meneliti sejauh mana komputer dapat berperan sebagai alat bantu

dalam proses belajar mengajar.

Dalam penggunaan media komputer sebagai alat bantu pembelajaran PAI

menggunakan program Microsoft Office Powerpoint, dalam pengaplikasiannya

sering mengalami hambatan. Guru PAI dalam menampilkan persentasi

pembelajaran terkesan masih kurang kreatif dan membosankan, baik dari segi

penyajian, diskusi, komponen isi, penggunaan TIK, dan estitika tampilan slide.

Padahal penggunaan Microsoft Office Powerpoint dalam pembelajaran PAI jika

dimanfaatkan dan digunakan dengan maksimal, maka pembelajaran PAI tidak

akan membosankan dan memberikan warna tersendiri. Contoh: materi

pembelajaran dengan tema surat at-Tin, dengan menggunakan persentasi

Microsoft Office Powerpoint maka materi pembelajaran tersebut akan lebih

mudah dan tidak membosankan, asalkan materi itu slidenya di buat sebaik

mungkin dengan memperhatikan isi komponen powerpoint, penggunaan TIK dan

estitika tampilan slide.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengadakan penelitian dengan

judul “PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”

8 Iif Khoiru Ahmadi dan Safan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar

Internasional dan Nasional, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010), Cet. I, h. 115.

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

7

B. Identifikasi Masalah

Dengan melihat masalah yang telah diuraikan sebelumnya dapat diidentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran PAI dianggap mata pelajaran yang membosankan bagi siswa.

2. Media pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran

berlangsung belum maksimal terhadap pelajaran PAI.

3. Pengetahuan dan Keterampilan guru belum sesuai dengan perkembangan

IPTEK.

4. Tidak Semua Guru mampu memanfaatkan peran komputer dalam

pembelajaran.

5. Guru PAI dituntut mampu memanfaatkan media komputer dalam

pembelajaran.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Peserta didik diharapkan setelah lulus mereka mereka mempunyai

pengetahuan “know” dan keterampilan ”skill” yang dapat diterapkan untuk

menghadapi masa depan dalam persaingan yang kompleks.

Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbukan perbedaan/kerancuan,

maka yang berkaitan dengan media komputer yang di gunakan dalam

pembelajaran PAI untuk peserta didik dalam proses pendidikan. Dengan demikian

penulis membatasi masalah diatas tersebut pada “Bagaimana guru PAI

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media komputer di SMPN 40

SNN Jakarta”

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan sebagai

berikut:

a. Bagaimanakah guru PAI menggunakan media komputer dalam

pembelajaran?

b. Bagaimanakah pandangan guru PAI terhadap media komputer dalam

pembelajaran?

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

8

c. Tantangan apa yang dihadapi guru PAI dalam menggunakan media

komputer sebagai media pembelajaran dan bagaiamana cara

mengatasinya?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang hendak

dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan media komputer dalam pembelajaran.

2. Untuk mengetahui pendapat guru PAI terhadap media komputer dalam

pembelajaran.

3. Untuk mengetahui tantangan menggunakan media komputer dan cara

mengatasinya.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan Penelitian ini penulis mengharapkan sebagai berikut:

1. Untuk siswa

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan

semangat belajarnya dengan adanya media komputer sebagai alat

pembelajaran.

2. Untuk Guru

Guru diharapkan berusaha memberikan kreativitasnya dalam proses

pembelajaran dan membuat variasi yang dapat menarik perhatian peserta didik

untuk mempermudah penyampaian materi dalam peningkatan kualitas

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Untuk Penulis

Menambah wawasan dan menerapkan ilmu yang penulis dapatkan melalui

kegiatan perkuliahan. Penulis mengetahui cara guru Pendidikan Agama Islam

dalam memberikan materi kepada peserta didik. Penggunaan media dalam

dunia pendidikan sangat banyak tinggal menggali kemampuan yang kita miliki

agar peserta didik dapat mengimplementasikan perkembangan yang

dimilikinya.

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran

1. Arti Pembelajaran

Al Munawwir menyebutkan makna dengan arti mengajar. Begitu

juga dengan , artinya hadzdzabahu mendidik).1 Kata a’lama yang berbentuk

mashdarnya al-i’lam berarti memberitahu. Kata artinya

(pengajaran) dan bermakna at-tahdzib berarti pendidikan.2

Ta’lim menurut Abdul Fatah Jalal merupakan istilah yang paling tepat

sebagai alih bahasa kata pedagogik. Ta’lim lebih luas jangkauannya dan lebih

universal sifatnya dibanding tarbiyah. Hal ini ditujuk oleh ta’lim Rasulullah saw,

yang tidak terbatas kepada mengajar al-Qur’an tapi juga pengusahakan

pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah yang

menjadikan mereka suci dan dapat menerima hikmah dan mengembangkan terus

pengetahuan yang sebelumnya tidak dikuasai.3

1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al Munawwir Arab-Indonsia Terlengkap, (Surabaya:

Pustaka Progressif, 1997), h. 965.

2 Ahmad Warson Munawwir, Ibid., h. 967.

3 Sanusi Uwes, “Visi dan Pondasi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Logos,

2003), h. 40.

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

10

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)

seluruhnya,…( QS. al-Baqarah [2]: 31)4

Dan (ingatlah) ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah,

Taurat dan Injil,... (QS. al-Maidah [5]: 110)5

Jadi pembelajaran adalah suatu bentuk proses sistematis belajar mengajar

yang dirancang secara khusus untuk mendapatkan hasil yang dikehendaki.

2. Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran adalah sekumpulan prinsip yang terintegrasi secara

sistematis dan merupakan suatu sarana untuk menjelaskan dan memprediksikan

fenomena-fenomena pembelajaran. Ilmuan pembelajaran membuat preskripsi

pencapaian tujuan pembelajaran dan deskripsi tentang proses pembelajaran

sehingga melahirkan teori preskriptif dan deskriptif.6

Teori pembelajaran preskriptif adalah teori yang mendeskripsikan metode

pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan. Teori ini

berorientasi pada tujuan, yaitu mempreskripsikan metode pembelajaran yang

optimal untuk kondisi yang ditetapkan dan hasil yang dikehendaki. Hasil

pembelajaran yang diinginkan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.7

Teori pembelajaran deskriptif adalah teori yang mendeskripsikan hasil

pembelajaran sebagai akibat manipulasi suatu metode di bawah kondisi tertentu.

Teori ini menempatkan variabel kondisi dan metode pembelajaran sebagai givens

dan mendeskripsikan hasil sebagai variabel yang diamati. Hasil pembelajaran

yang dideskripsikan pada teori deskriptif adalah hasil nyata sebagai akibat dari

digunakannya metode tertentu di bawah kondisi tertentu.8

Kedua teori tersebut sering kita temukan di sekolah-sekolah pada saat terjadi

proses pembelajaran. Sebab situasi dan kondisi saat pembelajaran berlangsung

4 Al Hikmah, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro), h. 6.

5 Al Hikmah, Ibid., h. 126.

6 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Re-formulasi Rancangan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Nur Insani, 2003), h.. 26. 7 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 27.

8 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 28.

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

11

yang terkadang tidak menentu, membuat sekolah menerapkan salah satu teori

tersebut.

3. Variabel-Variabel Pembelajaran

Kondisi pembelajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi

strategi dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran tersebut

akan berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan pada hakikatnya tidak dapat

dimanipulasi.9

Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan tentang hasil pembelajaran

yang diharapkan. Tujuan pembelajaran ada yang bersifat umum dan ada yang

bersifat khusus. Karakteristik bidang studi merupakan aspek-aspek yang dapat

memberikan landasan yang berguna dalam mempreskripsikan strategi

pembelajaran. Kendala terkait dengan keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu,

media, personalia, dan uang. Karakteristik siswa terkait dengan kualitas individu

siswa, seperti bakat, motivasi, gaya belajar, pengetahuan awal yang telah

dimilikinya dan sebagainya.10

Variabel strategi diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu 1) strategi

pengorganisasian pembelajaran, 2) strategi penyampaian pembelajaran, dan 3)

strategi pengelolaan pembelajaran. Strategi pengorganisasian merupakan cara

yang digunakan untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih dalam

pembelajaran. Strategi penyampaian merupakan cara untuk menyampaikan

pembelajaran kepada pembelajar untuk menerima serta merespon masukan yang

berasal dari pembelajar. Strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi

antara pembelajar dan variabel cara pembelajar lainnya.11

Hasil pembelajaran yang mencakup semua akibat yang dapat dijadikan

sebagai indikator perolehan nilai yang diperoleh sebagai akibat dari penggunaan

metode pembelajaran di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda.12

Variabel

9 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid,. h. 31.

10 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),

h. 5. 11

Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 33. 12

Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 31.

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

12

hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu 1) keefektifan, 2)

efisiensi, dan 3) daya tarik.

Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan

terdapat empat indikator untuk mempreskripsikannya, yaitu 1) kecermatan

penguasaan perilaku yang dipelajari, 2) kecepatan untuk kerja, 3) tingkat alih

belajar, dan 4) tingkat retensi. Efisiensi pembelajaran, diukur dengan

perbandingan antara keefektifab dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan jumlah

biaya yang digunakan dalam pembelajaran. Daya tarik pembelajaran, diukur

dengan mengamati kecenderungan siswa untuk terus belajar.13

Untuk mendapatkan pembelajaran yang diharapkan, maka variabel-variabel

pembelajaran yang telah dikemukan seyogyanya diterapkan agar mendapat hasil

yang optimal. Ketidak sempurnaan suatu pembelajaran terkadang dipengaruhi

ketidakmatengan dalam merumuskan suatu pembelajaran itu. Oleh sebab itu

variabel-variabel dalam pembelajaran sangatlah penting agar terciptanya

pembelajaran yang baik.

B. Hakikat Penggunaan Teknologi Berbasis Media Komputer

1. Pengertian Teknologi

Teknologi adalah hasil produksi dan kebudayaan yang inheren dalam

kebudayaan. Dapat juga dikatakan bahwa teknologi adalah aspek materil dari

kebudayaan. Teknologi merupakan alat atau benda-benda yang diperlukan oleh

masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Melalui discovery dan invention,

sejak ratusan silam masyarakat telah memproduksi dan menemukan berbagai jenis

teknologi baru, yang kemudian dimanfaatkan bagi kehidupannya.14

Dalam teknologi pendidikan ada alat-alat yang disebut hardware seperti

radio, film, opaque projector, overhead projector, TV, video taperecorder,

komputer, dll. Bila alat-alat ini dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program

13 Made Wena, Op.cit., h. 6.

14

Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2008), h. 3.

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

13

yang biasa di sebut software, maka dapat membantu dalam proses belajar

mengajar. Penggabungan ini yang merupakan inti teknologi pendidikan.15

2. Perlunya Teknologi dalam Pendidikan

AECT (Association Of Education and Communication Technology)

memberi batasan tentang media sebagai sebuah bentuk dan saluran yang

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media sering disebut

dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau

perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam

proses belajar siswa dan isi pelajaran. Mediator dapat pula mencerminkan

pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi,

mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media.

Media sebagai alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan

pembelajaran.16

Beberapa penyebab orang memilih media antara lain:

a. Mendemonstrasikan

b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut

c. Ingin memberikan gambaran atau penjelasan yang lebih konkret

d. Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya.17

3. Teknologi Berbasis Komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara memproduksi dan

menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada

mikroposesor. Pada dasarnya teknologi komputer menampilkan informasi kepada

pembelajar melalui tayangan dilayar monitor. Berbagai aplikasi komputer

biasanya disebut “computer based intruction”, “computer managed instruction

(CMI)”. Aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan perilaku, akan

tetapi sekarang lebih banyak berdasarkan pada teori kognitif. Aplikasi tersebut

dapat bersifat:

15

Nasution, Teknologi Pedidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 3.

16 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafndo Persada, 2010), Cet. XIII,

h. 3.

17 Arif S, Sadiman, Rahardjo, dkk., Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet.

XIV, h. 84.

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

14

a. Tutorial, pembelajaran utama diberikan

b. Latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar mengembangkan

kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya

c. Permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan

pengetahuan yang baru dipelajari

d. Sumber data yang memungkinkan pembelajar mengakses sendiri susunan

data melalui tata cara pengaksesan (protokol) data yang ditentukan secara

eksternal.18

Teknologi komputer memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan pembelajar

b. Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan

menggunakan kata, symbol, maupun grafis

c. Belajar dapat berpusat pada pembelajar dengan tingkat interaktivitas

tinggi.19

4. Penggunaan Komputer dalam Pembelajaran

Menurut Soekartawi dalam perkembangannya komputer digunakan sebagai

alat bantu pelajaran, karena itu dikenal dengan istilah Computer Based Learning

(CBL) atau Computer Assisted Learning (CAL). Ketika pertama-pertama

komputer diperkenalkan, khususnya di pembelajaran, maka ia menjadi popular

dikalangan anak didik. Bisa dimengerti karena berbagai variasi teknik mengajar

bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology Based Learning dan

Teknology Based Web Learning.20

Penggunaan komputer dalam pembelajaran dibagi menjadi 2 yaitu meliputi:

a. Computer Assisted Instructional (CAI)

Yaitu menggunakan komputer sebagai satu bagian integral dari suatu sistem

pembelajaran, para peserta didik pada umumnya terllibat dalam interaksi dua

arah dengan komputer melalui suatu terminal. CAI memberikan dampak

terhadap bidang pendidikan. Dalam menangani jumlah besar dan berbagai

ragam informasi tentang berbagai tipe dan jenis serta klasifikasi peserta didik,

18

Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono dan Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi,

(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 203. 19

Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono dan Sofan Amri, Ibid., h. 204. 20

Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010), h. 104.

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

15

lembaga pendidikan membutuhkan kemampuan dalam bidang informasi

(storage and retrieval).

Pembelajaran degan menggunakan komputer dikenal dengan konsep

pembelajaran dengan bantuan komputer (computer-assisted instruction).

Dalam konsep CAI ini komputer difungsikan sebagai penyaji materi

pembelajaran, penyimpan materi pelajaran, hingga memberikan analisis

evaluasi pembelajaran.

Sedangkan bentuk pembelajarannya bisa berupa tutorial, drills and practice,

simulasi dan permainan. Saat ini juga telah berkembang software dan hardware

yang bisa digunakan dalam pembelajaran berbasis komputer.21

b. Computer Aided Learning (CAL)

Yaitu penggunaan komputer dalam menyampaikan materi pembelajaran

dengan melibatkan peserta didik secara aktif serta memberikan umpan balik.

Sebagai salah satu sumber belajar, komputer adalah suatu alat bagi peserta

didik yang memberikan atau menyediakan informasi.22

Menurut Yudhi Munadi, ada beberapa bentuk pemanfaatan multimedia

berbasis komputer yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu: “1)

multimedia presentasi, 2) program multimedia interaktif, dan 3) sarana

simulasi”.23

Secara umum fungsi media adalah alat bantu penyampai pesan

pembelajaran. Live dan Lepts menemukan fungsi media visual, diantaranya

yaitu:

1) Fungsi atensi, yaitu menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada

isi pelajaran

2) Fungsi afeksi, yaitu menciptakan perasaan senang siswa, dan

21

M. Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran, (Jakarta: PT. Prestasi

Pustakaraya, 2012), h. 190. 22

Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.

176. 23

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2008), h. 150.

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

16

3) Fungsi kognisi, yaitu alat bantu memahami dan mengingat informasi24

Secara umum, media memungkinkan siswa dapat menyaksikan benda atau

peristiwa masa lampau, memperoleh gambaran jelas tentang benda berukuran

besar atau terlalu kecil, mendengar suara yang sukar ditangkap oleh telinga secara

langsung, memudahkan membandingkan sesuatu, melihat dengan cepat sesuatu

yang berproses dengan lambat, mengamati gerakan alat/mesin yang sukar diamati

secara langsung, melihat bagian yang tersembunyi dari suatu alat, melihat

ringkasan suatu rangkaian pengamatan yang lama.25

Media dalam pembelajaran berfungsi menghubungkan antara pendidik

dengan peserta didik. Jenis media yang digunakan sebagai delivery mode seperti

media cetak, siaran radio, siaran tv, konferensi komputer surat elektronik (e-mail),

video interatif dan teknologi komputer multimedia. Media yang digunakan

sebagai sarana interaktif pada proses pembelajaran adalah komputer dengan

kemampuan interaktifnya yang tinggi sebagai sarana penyampaian informasi dan

ilmu pengetahuan serta untuk memperoleh umpan balik. Dalam proses

pembelajaran interaktif pendidik menyampaikan materi pembelajaran dan peserta

didik memberikan tanggapan terhadap materinya dan pendidik memberikan

penguatan terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik.

5. Beberapa kelebihan komputer dalam pembelajaran

a. Peserta didik belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam

memahami pengetahuan dan informasi.

b. Membantu peserta didik yang memiliki kecepatan belajar lambat (slow

learner) agar belajar efektif.

c. Memacu efektivitas belajar bagi peserta didik yang lebih cepat (fast

learner).

d. Menarik perhatian peserta didik karena mampu mengintegrasikan

komponen warna, musik dan animasi grafik (graphic animation).26

24

Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013), h. 119. 25

Ibid., h. 119 26

Munir, Op.cit., h. 189.

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

17

Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang

diperlukan oleh pemakainya, yang diistilahkan dengan “kesabaran komputer”,

dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Komputer dapat

diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan

memberikan pengukuhan terhadap prestasi belajar siswa. dengan kemampuan

komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record keeping), komputer

dapat deprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara

otomatis. Kelebihan komputer yang lain adalah kemampuan dalam

mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik.27

Dengan tersambungnya komputer pada jaringan internet maka pembelajar

akan mendapatkan pengalaman yang lebih luas. Pembelajar tidak hanya menjadi

penerima yang pasif melainkan juga menjadi penentu pembelajaran bagi dirinya

sendiri. Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada

pembelajar untuk mendapatkan materi pembelajaran yang otentik dan dapat

berinteraksi secara lebih luas.28

Menurut Wankat dan Oreonovicz, menjelaskan

bahwa keuntungan utama metode pembelajaran berbasis komputer adalah

memberi kemudahan bagi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran lebih

lanjut.29

Kelemahan komputer adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan

program komuter, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran.

Disamping itu, pemeliharaan dan perawatan komputer yang meliputi perangkat

keras dan perangkat lunak memerlukan biaya yang relative tinggi. Perangkat

lunak sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang

spesifikasinya tidak sama. Merancang dan memproduksi program pembelajaran

yang berbasis komputer merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi

27

Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar

Internasional dan Nasional, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010), h. 119. 28

Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multi Media di Sekolah, (Jakarta: PT.

Prestasi Pustakarya, 2010), h. 148. 29

Made Wena, Ibid., h. 205.

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

18

program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak

dan juga keahlian khusus.30

6. Media Berbasis Komputer

Media berbasis Komputer adalah pembelajaran yang menggunakan

komputer sebagai alat bantu. Melalui pembelajaran ini bahan ajar disajikan

melalui media komputer sehingga kegiatan proses belajar mengajar menjadi lebih

menarik dan menantang bagi siswa. Dengan rancangan pembelajaran komputer

yang bersifat interaktif akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

Perkembangan teknologi komputer jaringan saat ini telah memungkinkan

pemakainya melakukan interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan informasi

yang diinginkan. Berbagai bentuk interaksi pembelajaran dapat berlangsung

dengan tersedianya medium komputer. Pemanfaatan ini didasarkan pada

kemampuan yang dimiliki oleh komputer dalam memberikan umpan balik

(feedback) yang segera kepada pemakainya.31

Dengan pembelajaran berbasis komputer peserta didik akan berinteraksi dan

berhadapan secara langsung dengan komputer secara individual sehingga apa

yang dialami oleh seorang peserta didik akan berbeda dengan apa yang dialami

oleh siswa lain. Salah satu ciri yang paling menarik dari pembelajaran berbasis

komputer terletak pada kemampuan berinteraksi secara langsung dengan peserta

didik.32

Berbeda dengan media audio visual, komputer adalah suatu medium

interaktif, dimana siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dalam bentuk

mempengaruhi atau mengubah urutan yang disajikan. Sebagaimana halnya dengan

penggunaan sumber-sumber audio visual yang dapat meningkatkan motivasi dan

menyajikan informasi dan prakarsa melalui visual dan audio, komputer punya

nilai lebih karena dapat memberi siswa pengalaman kinestetik melalui keyboard

komputer.

30

Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar

Internasional dan Nasional, Op.cit., h. 121. 31

Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, ibid., h.118. 32

Made Wena, Op.cit., h. 203.

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

19

Komputer menjadi suatu teknologi penting dalam masyarakat karena banyak

digunakan dalam kegiatan bisnis, di sekolah dan dirumah. Banyak materi

pembelajaran yang dapat disampaikan melalui komputer, jika peserta didik

memiliki kemampuan menggunakan komputer. Materi tersebut terkait dengan

tujuan pendidikan, oleh karena itu harus disajikan ukuran dalam kurikulum di

sekolah dasar dan sekolah menengah. Dengan demikian materi pendidikan agama

dapat dikaitan dengan penggunaan teknologi media berbasis komputer.33

Dalam penyajian pembelajaran berbagai program aplikasi telah tersedia

yang dapat digunakan sebagai bahan presentasi, seperti Microsoft PowerPoint,

Macromedia Flash dan lain sebagainya. Microsoft PowerPoint 2007 merupakan

program aplikasi presentasi yang sangat popular dan paling banyak digunakan

saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik untuk pembelajaran

disekolah-sekolah, presentasi produk, meeting, seminar dan sebagainya. Microsoft

PowerPoint 2007 menjadi pilihan yang tepat bagi para pemula dalam

menggunakan komputer sebagai media pembelajaran, sebab Microsoft

PowerPoint 2007 mempunyai kemudahan dalam mempelajarinya. Ia tidak sesulit

dan serumit aplikasi yang lainnya dalam segi pembuatan bahan pembelajaran

hingga penyajian sebagai media presentasi.

Salah satu aspek media yang diunggulkan mampu meningkatkan hasil

pembelajaran adalah bersifat multimedia, yaitu gabungan dari berbagai unsur

media teks, gambar, animasi, dan video. Adapun kelebihan multimedia sebagai

bahan presentasi dapat dilihat dari pemaparan sebagai berikut:

a. Keterbatasan memori jangka pendek (working memory) menjadi

pertimbangan utama ketika mendesain pengajaran dengan menggunakan

teknik pengajaran model ganda, dimana kapasitas kognitif yang efektif

dalam memori jangka pendek bisa ditingkatkan bila digunakan audio dan

visual. Penggunaan animasi dalam multimedia akan menstimulasi sensor

visual dan audio.34

33

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), Cet. I, h.

236. 34

Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), h. 47-48.

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

20

b. Menurut teori “Quantum Learning” peserta didik memiliki modalitas

belajar yang berbeda yang dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu: visual,

auditif dan kinestitik. Dengan multimedia modalitas belajar siswa dapat

diatasi.35

c. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik

atau distilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan

menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam

mengingat materi-materi pelajaran.

d. Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan

mendengarkan secara mudah.36

Program PowerPoint merupakan salah satu software yang dirancang khusus

untuk mempu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam

pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah, karena tidak

membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpanan data (data storage).

Powerpoint dapat digunakan melalui beberapa tipe penggunaan:

a. Personal Presentation: Pada umumnya powerpoint digunakan untuk

presentasi dalam klasikal learning. Seperti kuliah, training, seminar,

workshop, dll. Pada penyajian ini PowerPoint sebagai alat bantu bagi

instruktur/guru untuk presentasi menyampaikan materi dengan bantuan

media PowerPoint. Dalam hal ini kontrol pembelajaran terletak pada

guru/instruktur.

b. Stand Alone: Pada pola penyajian ini, PowerPoint dapat dirancang

khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun

kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu

menampilkan feedback yang sudah diprogram.

c. Web Based: Pada pola ini PowerPoint dapat diformat menjadi file web

(html) sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat

35

Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada,

2011), h. 186. 36

Yudhi Munadi, Op.Cit., h. 150.

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

21

ditampilkan internet. Hal ini ditunjang dengan adanya fasilitas dari

PowerPoint untuk mempublish hasil pekerjaan anda menjadi web.37

Dalam pembuatan PowerPoint sebagai bahan presentasi dapat dilakukan

dengan mudah, yaitu secara mudah dapat dilakukan dengan membuka program

aplikasi PowerPoint, kemudian menulit teks presentasi yang dikehendaki lalu

mewarnai teks, membuat animasi teks, memberi background pada tampilan slide,

memasukkan gambar dan video dengan teknik insert, membuat hyperlink pada

media presentasi serta mengevaluasi program media presentasi. Adapun untuk

estitikanya setiap slide harus memperhatikan kesesuaian materi dengan gambar,

audio serta video. Warna teks dengan background juga harus memberikan

kenyaman bagi mata, jangan sampai teks tidak terlihat karena backgroundnya.

Teks dalam tiap-tiap slide juga harus dirancang agar tidak terlalu banyak dan

memenuhi lembar slide, inti teks yang dipersingkat lebih mudah diterima dan

ingat. Oleh sebab itu pembuatan materi pembelajaran dengan media PowerPoint

harus memperhatikan segi kemanfaatan serta keefesiannya, agar media ini

menjadi menarik dan tidak membosankan. Seperti contoh dibawah ini:

Gambar 2.1

Slide Persentasi Pembelajaran

37

Rayandra Asyhar, Op. Cit., h. 186.

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

22

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa Pendidikan

adalah “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan;

proses, perbuatan, cara mendidik”.38

Sedangkan menurut UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasioal Pasal 1:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.39

Untuk mempermudah pembahasan mengenai Pendidikan Agama Islam,

terlebih dahulu peneliti akan mengemukakan pengertian tentang Pendidikan pada

umumnya. Untuk lebih jauh memahami tentang definisi Pendidikan, maka peneliti

akan mengangkat beberapa pendapat para ahli tentang Pendidikan, yang dapat

diuraikan sebagai berikut;

M. Alisuf Sabri yang berjudul Ilmu Pendidikan: “Pendidikan yaitu suatu

ilmu yang memberikan uraian yang lengkap, sistematis, dan metodis tentang

masalah-masalah yang ada kaitannya dengan proses pendidikan.”.40

Adapun

pengertian lain dari pendidikan menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang

berjudul Ilmu Teoritis dan Praktis mengatakan bahwa “Pendidikan adalah segala

usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.41

Dari definisi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa Pendidikan adalah suatu proses atau usaha penumpukan pengetahuan dan

38

Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Indah Jaya, Adipratama, Anggota

IKAPI, 2009), h. 157. 39

Weinata Sairin, Himpunan Peraturan di Bidang Pendidikan, (Bandung: Yrama Widya,

2013), h. 2. 40

M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet.I, h.

1. 41

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1993), Cet. VI, h. 11.

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

23

keterampilan untuk mewujudkan segenap potensi yang ada dalam diri seseorang

yang dilakukan dengan sengaja dan terencana, yang dilaksanakan oleh orang

dewasa (pendidik) untuk merubah sikap dan tata laku anak-anak (terdidik), dari

tahap maupun prosesnya baik secara jasmani maupun rohani agar tercipta manusia

yang sempurna. Bicara tentang pendidikan, cangkupannya sangat luas sekali.

Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk membahas mengenai Pendidikan Agama

Islam. Agar mendapatkan gambaran tentang Pendidikan Agama Islam, berikut ini

beberapa pendapat tentang definisi Pendidikan Agama Islam, yaitu:

Pendidikan agama Islam adalah membina dan mendasari kehidupan anak

didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu-ilmu agama islam

sehingga ia mampu mengamalkan syari’at islam secara benar sesuai dengan

pengetahuan agama.42

Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan

Islam, mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan

dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat

memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai

pandangan hidup (Way of Life).43

Sedangkan menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul Metodologi

Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa: “Pendidikan Agama Islam adalah

Upaya sadar dan terencana menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama Islam

dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.”44

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama

Islam adalah Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam dan dilakukan

dengan sadar untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang

maksimal dan menyiapkan anak didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

42

Akmal Hawi, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press,2008),

Cet. II, h. 118. 43

Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. VIII, h.

86. 44

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet. IV,

h. 21.

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

24

mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya

kitab suci Al-Qur’an dan al-Hadits, agar tidak menguasai ilmu pengetahuan

agama saja akan tetapi seluruh aspek kepribadiannya dalam menjalankan

kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Agama Islam ini dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

(siswa) menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia yang mencakup etika, budi pekerti, atau

moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah sesuatu yang diharapkan tercapai

setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuan pengajaran

agama Islam itu harus mengandung bahan pelajaran yang bersifat menumbuhkan

dan memperkuat iman, membekali dan memperkaya ilmu agama, membina

keterampilan beramal, menuntun dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak

lahir sebagai manusia secara utuh, menumbuhkan dan menumpuk rasa sosial dan

sifat-sifat terpuji, dan pemberian pengetahuan dan keterampilan yang dapat

diamalkan dan dikembangkan dalam berbagai lapangan pekerjaan untuk mencari

nafkah.45

Menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pendidikan

Agama Islam: “Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt

serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.”46

Sedangkan menurut Mahmud Yunus dalam bukunya yang berjudul Metodik

Khusus Pendidikan Agama, yaitu “Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah

mendidik anak supaya menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal

shaleh dan berakhhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota

45

Zakiah Daradjat, dkk., Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1996), h. 79. 46

Ramayulis, op.cit., h. 22.

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

25

masyarakat yang sanggup hiduo diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan

berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesame umat manusia”.47

Dari uraian yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai tujuan

Pendidikan Agama Islam, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan

Agama Islam itu ialah untuk membentuk manusia yang berkepribadian muslim,

yakni manusia yang berakhlak dan berbudi luhur sesuai dengan tuntutan agama

Islam, yang taqwa dengan sebenar-benar taqwa kepada Allah swt untuk mencapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dalam pelaksanaannya tujuan tersebut dapat dibedakan dalam dua macam,

yaitu: Pertama, tujuan operasional. Yaitu suatu tujuan yang dicapai menurut

program yang telah ditentukan dalam kurikulum. Kedua, tujuan fungsional.

Tujuan yang telah dicapai dalam arti kegunaannya, baik dari aspek teoritis

maupun aspek praktis, meskipun kurikulum secara operasional belum tercapai.48

Adapun tujuan akhir Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya adalah

realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi

kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan

akhirat.49

3. Landasan Pendidikan Agama Islam

Landasan pendidikan agama Islam dengan segala variabel bersumber pada

tiga sumber, yaitu 1) al-Qur’an, as-sunnah dan ijtihad. al-Qur’an adalah Firman

Allah swt berupa wahyu yang disampaikan oleh jibril kepada Nabi Muhammad

saw. as-sunnah adalah perkataan, perbuatan, atau pengkuan Muhammad

Rasulullah saw. Ijtihad adalah suatu kreativitas pikiran, perenungan, penalaran,

dan penelitian dari para pakar.50

Pondasi dan dasar pendidikan Islam adalah

sumber ajaran yang jadi rujukan pokok dari segala persoalan pendidikan Islam.51

Jadi ketiga sumber tersebut menjadi pondasi Pendidikan Agama Islam, jika

pondasi tersebut tidak dipatuhi maka PAI akan melencing dan tertolak.

47

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Jakarta: PT. Hidayah Karya

Agung, 1983). Cet. XII, h. 13. 48

Ibid., h. 43.

49 Muzazin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 40.

50 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Op.cit., h. 76.

51 Sanusi Uwes, Op.Cit., h. 6.

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

26

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas, karena didalamnya terdapat banyak pihak yang terlibat, baik secara

langsung maupun secara tidak langsung. Adapun Ruang Lingkup Pendidikan

Agama Islam Menurut Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama

Islam yaitu “Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan, antara lain: Hubungan manusia dengan Allah swt,

Hubungan manusia dengan sesama manusia, Hubungan manusia dengan dirinya

sendiri, dan Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.”52

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi

lima unsur pokok, yaiu : al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak, dan Tarikh53

yang

hal ini tercakup dalam materi-materi yang akan diajarkan oleh peserta didik sesuai

dengan jenjangnya.

5. Kaitannya Media Berbasis Komputer dengan Pendidikan Agama Islam

Hasil teknologi telah sejak lama dimanfaatkan dalam pendidikan, penemuan

kertas, mesin cetak, radio, film, komputer, dll. Banyak yang diharapkan dari alat-

alat teknologi pendidikan untuk membatu mengatasi berbagai masalah

pendidikan, misalnya untuk membantu pelajar menguasai pengetahuan yang

sangat pesat berkembang sehingga disebut ekplorasi pengetahuan dengan lebih

efektif dan lebih efisien.

Alat-alat teknologi dapat mengubah peranan guru, namun peranan guru

tidak dapat ditiadakan dan akan selalu diperlukan. Mengawinkan “teknologi”

dengan “pendidikan” dapat mengejutkan profesi guru, sebab teknologi

diasosiasikan sebagai “mesin” yang dapat menimbulkan bahaya “dehumanisasi”

pendidikan, yaitu pendidikan yang “mechanical” yang serba mesin, yang

menghilangkan unsur manusiawi yang selalu terdapat dalam interaksi sosial antara

guru dan murid, murid dengan murid. Pengalaman dengan alat teknologi

52

Ramayulis, Metodologi…Op.cit., h. 22.

53 Ramayulis, Metodologi…Ibid., h.23.

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

27

membuktikan bahwa dalam proses belajar belajar guru tetap memegang peranan

yang sangat penting tidak didominasi oleh teknologi.54

Pemanfaatan komputer sangat membantu sekali bila dijadikan media

pembelajaran, komputer atau CAI (Computer Assisted Intruction) sebagai alat

pelajaran mempunyai sejumlah keuntungan yaitu:

a. Komputer dapat membantu peserta didik dan guru dalam pelajaran,

karena komputer itu sabar, cermat, mempunyai ingatan yang sempurna.

b. CAI banyak memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan segera

seperti membuat hitungan atau memproduksi grafik, gambaran dan

memberikan bermacam-macam informasi.

c. CAI dan mengajar guru dapat saling melengkapi. Bila komputer tidak

dapat menjawab pertannyaan peserta didik, dengan sendiri guru akan

menjawabnya.

d. Komputer dapat juga menilai hasil setiap peserta didik dengan segera.55

Dengan menggunakan media dalam pembelajaran pendidikan agama Islam

maka akan lebih efisien dan efektif yang menghasilkan belajar bermanfaat dan

bertujuan bagi peserta didik. Perkembangan yang terjadi adalah untuk fokus

dalam usaha meningkatkan efektifitas pembelajaran. Adapun manfaatnya

teknologi terhadap proses pembelajaran adalah:

a. Mempercepat proses pembelajaran

Peserta didik mampu menghadapi perubahan yang cepat, satu-satunya

cara adalah “belajar secara cepat”. Dengan adanya perubahan yang cepat

(accelerated change) itu perlu diimbangi dengan kecepatan di dalam belajar

(accelerated learning). Kecepatan belajar dapat dilakukan antara lain

dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1) Belajar bagaimana belajar (learning how to learn)

2) Memahami dengan baik teknik belajar sendiri (natural learning style)

3) Memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memanfaatkan

teknologi informasi

4) Mengkaji informasi lebih cepat, memahaminya dan diingat dengan

baik.

54

Nasution, Op. cit., h. 100.

55 Ibid., h. 110.

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

28

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran

Dengan diadakannya media berbasis komputer dapat mempercepat

proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk

memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

melalui interaksi peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar

lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar

yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan

pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik (student

centred). Pengalaman belajar membuat kecakapan hidup yang perlu

dikuasai peserta didik.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.56

Pembelajaran berbasis komputer mempunyai kelebihan dibandingkan

dengan jenis perangkat lunak lain untuk pembelajaran yang

mengakomodasikan keragaman karakteristik peserta didik. Keuntungan

yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer adalah:

1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah

secara individual

2) Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi

3) Menyediakan pemilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam

4) Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar

5) Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan

baik

6) Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi

yang disajikan

7) Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang

disajikan mudah dipahami oleh siswa

8) Siswa mendapatkan pengalaman yang bersifat konkret, retensi siswa

meningkat.57

56 Bambang, Wasrita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 203.

57 Made, Wena, Op.cit., h. 204.

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

29

Materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sudah dijadikan

acuan dalam pembelajaran dapat menggunakan Microsoft Office Powerpoint

sebagai media persentasi. Sebab materi-materi pembelajaran tersebut tidak

ada yang sulit untuk diaplikasikan ke dalam media komputer menggunakan

aplikasi Microsoft Office Powerpoint. Materi-materi tersebut adalah surat at-

Tin, hadits tentang menuntut ilmu, iman pada hari akhir, qana’ah dan

toleransi, hukum Islam dalam penyembelihan hewan, ibadah haji dan

umrah, perkembangang Islam di nusantara, surat al-Insyirah, hadits tentang

kebersihan, iman kepada qadha dan qadhar Allah, menghindari perilaku

tercela (takabur), salat sunnah, dan sejarah tradisi nusantara.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian (skripsi) yang di lakukan oleh Siti Djuwariyah dengan judul

“Pengaruh Penggunaan Media Belajar Berbantuan Komputer (BBK) pada Mata

Pelajaran IPA Kelas III dengan Hasil Belajar”. Penelitian ini menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media BBK terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA.58

Penelitian (skripsi) yang di lakukan oleh Handjoko Permana dengan judul

“Pengaruh Penggunaan Media Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa”.

Program Sarjana Pendidikan Fisika. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media komputer terhadap hasil

belajar siswa.59

Kedua contoh yang penulis kemukakan diatas hanya mengemukakan sebatas

menguji hepotesis yang sudah ada dengan menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif dan penulis belum menemukan penelitian yang fokus pada media

komputer dalam pembelajaran PAI dengan penelitian kualitatif. Sedangkan

penulis berbeda dengan kedua penelitian tersebut dari segi pendekatan dan metode

penelitiannya. Penulis memilih penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dan

58

Sebuah Skripsi yang diajukan kepada Program Sarjana Universitas Negeri Jakarta guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, 2004. 59

Sebuah Skripsi yang diajukan kepada program Sarjana Universitas Negeri Jakarta guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, 2001.

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

30

metode deskriptif, sebab penelitian yang akan penulis lakukan bersifat

fenomenologi, yang tidak cukup hanya sebatas menguji hepotesa-hepotesa yang

sudah ada. Penulis mencoba menggali lebih dalam lagi dalam menggali

permasalahan-permasalahan yang akan penulis teliti dilapangan.

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 40 JAKARTA. terletak di Jalan Danau

Limboto Pejompongan, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang,

Kotamadya Jakarta Pusat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2013 hingga hingga

bulan Oktober 2013.

Tabel 3.1

Waktu dan Kegiatan

Waktu Keterangan Kegiatan

Februari 2013

Observasi tentang sekolah: keadaaan

guru dan siswa, sarana dan prasarana

sekolah.

Maret 2013

Wawancara dengan kepala sekolah,

tiga guru PAI dan enam siswa VII D.

April 2013 s/d selesai Penyelesaian penulisan laporan/skripsi

B. Latar Penelitian

Dalam penelitian ini berawal dari pengalaman peneliti sewaktu masih

dibangku SMK Ar Rahman Pondok Terong Depok. Dimana waktu itu peneliti

masih merasakan bahwa guru PAI masih dianggap seorang guru yang masih

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

32

gaptek (gagap teknologi), padahal fasilitas teknologi sudah begitu pesat dan sudah

mudah didapatkan. Namun guru PAI masih mengandalkan metode ceramah

sebagai metode yang selalu ada dalam tiap-tiap pembelajaran PAI. Dengan

pengalaman ini, peneliti ingin menyelidiki pada sekolah yang sudah menerapkan

komputer sebagai sarana dalam pembelajaran. SMP Negeri 40 Jakarta menurut

peneliti sudah memenuhi syarat untuk diteliti, sebab sekolah ini sudah

menggunakan media komputer sebagai sarana pembelajaran pada semua mata

pelajaran. Dengan dasar ini, maka peneliti merasa tepat dalam menentukan tempat

untuk diteliti. Sebab pokok penelitian ini tertuju pada guru PAI dalam

menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran.

C. Metode Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang ingin diteliti, penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut peneliti untuk memberikan

pemahaman secara mendalam tidak cukup hanya mengandalkan data statistik atau

data kuantitatif semata, karena fenomena yang menyangkut perilaku harus diamati

secara mendalam dan holistik. Oleh sebab itu pendekatan kualitatif diyakini dapat

memberikan gambaran dan jawaban terhadap apa yang diharapkan peneliti dalam

memahami fenomenologi tersebut.

Pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.1

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Penggunaan metode deskristif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

menggambarkan situasi apa adanya tentang gejala atau keadaan dari hasil temuan

di lapangan. Data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar,

bukan berupa angka atau statistika.

1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011), Cet. XXIX, h. 6.

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

33

Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,

tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau

keadaan. Memang ada kalanya dalam penelitian ingin membuktikan dugaan tetapi

tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis.2

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk memperoleh berbagai jenis data sebagai mana yang terjadi di

lapangan, dalam hal ini adalah penelitian ini dilaksanakan di SMPN 40

Jakarta.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara,

observasi/pengamatan dan domentasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar

sebagai beikut:

Gambar 3.1

Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh Pewawancara

(Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Informan).

Teknik ini dilakukan dengan cara dialog (face to face atau calling) untuk

mengetahui informasi yang mendalam. Dalam hal ini pewancara memakai

“wawancara tak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 234.

Observasi Wawancara

Dokumentasi

Macam Teknik Pengumpulan Data

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

34

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan”.3

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui seputar

masalah aktivitas pembelajaran menggunakan media komputer. Pada

informan diantaranya Kepala Sekolah, Guru PAI.

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

No Pertanyaan Wawancara

1. Sudah berapa lama Bapak menjadi Kepala Sekolah di SMPN 40

Jakarta?

2. Bagaimana Bapak mengembangkan proses pembelajaran di sekolah ini?

3. Apakah media komputer menjadi media untuk semua mata pelajaran?

4. Apakah ada kendala dalam menerapkan pembelajaran menggunakan

media komputer?

5. Bagaimana Bapak mengantisipasi jika ada kendala dalam penerapan

pembelajaran menggunakan media komputer?

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Guru PAI

No Pertanyaan Wawancara

1 Sudah barapa lama Bapak mengajar di sekolah ini?

2 Apa yang Bapak pikirkan tentang media pembelajaran?

3 Apakah Bapak mengetahui perkembangan TIK?

4 Bagaimana menurut Bapak tentang media komputer dalam

pembelajaran?

5 Apa kelebihan media komputer dalam pembelajaran PAI?

6 Apakah media komputer membantu Bapak dalam pembelajaran PAI?

7 Apa bedanya media komputer dengan media-media yang lain dalam

pembelajaran PAI?

8 Bagaimanakah mengembangkan media komputer dalam pembelajaran

PAI?

9 Siapa yang terlibat dalam pengembangan media komputer untuk

pembelajaran PAI?

10 Kesulitan apa yang ditemui dalam penggunaan media komputer?

11 Bagaimana Bapak menanggulanginya?

12 Apakah sudah Bapak lakukan?

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), Cet.

VIII, h. 233-234.

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

35

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara Siswa

No Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana pendapatmu terhadap pembelajaran PAI?

2. Apakah ada keluhan tentang pembelajaran PAI?

3. Bagaimana kesan siswa terhadap media komputer dalam pembelajaran

PAI?

b. Observasi

“Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang di teliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan

data apabila: Pertama, sesuai dengan tujuan penelitian. Kedua, direncanakan

dan dicatat secara sistematis. Dan ketiga, dapat dikontrol keandalannya dan

kesahihannya/valid”.4

“Teknik ini memungkinkan peneliti menarik kesimpulan ihwal makna dan

sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati.

Lewat observasi ini, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak

terucap, bagaimana teori digunakan langsung dan sudut pandang responden

yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara atau survai”.5

Pada tahap ini, peneliti mengamati langsung dan mencatat informasi yang

peneliti temukan seputar aktivitas pembelajaran PAI dengan media komputer

pada siswa kelas VII/semester 2 di SMPN 40 Jakarta.

Jadi dalam melakukan observasi yang peneliti lakukan adalah terlebih

dahulu mengetahui sistuasi sosial yang menjadi obyek penelitian. Kemudian

peneliti fokuskan pada aspek tertentu agar penelitian tidak terlalu melebar dan

meluas. Setelah itu peneliti uraikan fokus yang ditemukan agar diperinci lagi

untuk mendapatkan komponen yang lebih rinci. Dengan panduan yang

diobservasi sebagai berikut:

4 Amirul Hadi dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung: CV. Pustaka Setia,

1998), Cet. IV, h. 129.

5 A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif, (Jakarta: Kiblat Buku Utama, 2003), Cet. II, h.

154-155.

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

36

Tabel 3.5

Pedoman Observasi

Kategori

Penyajian

(membuka presentasi, penggunaan bahasa, sistematika penyajian, penguasaan

materi, manajemen waktu, komunikatif, dan menutup presentasi)

Diskusi

(kualitas argumentasi, menjawab pertanyaan dengan jelas dan tepat, toleransi

terhadap masukan dan pendapat)

Komponen Isi Power Point

(kesusaian isi dengan topik [judul, pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar

pustaka], sistematika penulisan, dan inovasi)

Penggunaan TIK

(penggunaan gambar/foto, penggunaan suara, dan penggunaan animasi)

Estitika Tampilan Slide

(desain warna, background, huruf, format teks, dan layout)

c. Pengumpulan Dokumen

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,

cerita, biografi, peraturan, kebijakan”.6

Dokumen yang peneliti dapatkan berupa foto-foto, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Dokumen ini peneliti gunakan untuk mengetahui dan

memeriksa kelengkapan data yang peneliti butuhkan.

Gambar 3.2

Kegiatan Pembelajaran PAI

6 Sugiyono, Op.cit., h. 240.

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

37

2. Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data ini terdiri atas:

a. Tahapan Pralapangan

1) Menyusun Rancangan Penelitian

Peneliti menyusun rancangan penelitian dengan membuat proposal

penelitian dengan merujuk buku panduan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Jakarta. Dalam pembuatan proposal penelitian ini,

peneliti berkonsultasi kepada Ketua Jurusan untuk mendapatkan

persetujuan agar bisa diseminarkan dalam seminar proposal skripsi dan

mendapatkan persetujuan oleh penguji, lalu mendapatkan dosen

pembimbing dalam pembuatan skripsi.

2) Menentukan Lapangan Penelitian

Karena keterbatasan waktu serta dana yang ada, maka peneliti

mengadakan kegiatan penelitian ini dilokasi yang tidak jauh dari tempat

tinggal, yaitu penelitian ini dilaksanakan di SMPN 40 Jakarta, yang

terletak di Jalan Danau Limboto Pejompongan, Kelurahan Bendungan

Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat.

Menurut peneliti tempat tersebut, layak untuk dijadikan tempat

penelitian yang peneliti lakukan. Hal ini dengan pertimbangan yang sudah

matang, sebab sekolah tersebut mempunyai sarana dan prasana

pembelajaran yang memadai dan sudah menggunakan perangkat

Komputer sebagai media pembelajaran.

3) Mengurus Izin

Sebelum memulai penelitian ini, peneliti meminta dan mengurus

perizinan agar kegiatan yang akan dilakukan peneliti dapat berjalan

dengan lancar tanpa hambatan apapun, adapun izin yang diurus yaitu surat

permohonan izin penelitian dan surat permohonan izin observasi dari

jurusan PAI, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4) Menjajaki Lapangan

Tahap ini peneliti lakukan untuk berupaya mengenal berbagai

komponen yang ada di lingkungan objek penelitian. Ini merupakan studi

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

38

pendahuluan yang peneliti kerjakan untuk mengetahui kondisi awal dari

objek yang diteliti.

b. Tahapan Kerja Lapangan

1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Untuk pekerjaan dilapangan, peneliti perlu mengenal kondisi objek

yang diteliti baik secara fisik (sekolah) maupun pelaku yang ada di dalam

sekolah tersebut (Kepala sekolah, guru, staff dan siswa) meskipun tidak

semuanya dapat dikenal secara keseluruhan. Hal ini peneliti lakukan agar

memudahkan untuk mendapatkan keakraban dengan objek yang peneliti

lakukan, agar data-data yang peneliti butuhkan dapat peneliti dapatkan

dengan mudah dan sesuai dengan keadaan objek tanpa rekayasa.

2) Memasuki Lapangan

Peneliti harus berusaha berbaur dengan objek yang akan diteliti agar

mendapatkan keakraban antara peneliti dengan objek yang di teliti.

Dengan berbaurnya peneliti dengan objek, peneliti mendapat berbagai data

yang peneliti butuhkan dengan mudah, sebab peneliti berada ditengah-

tengah objek. Peneliti mendapatkan data secara valid tanpa rekayasa dan

tekanan dari siapapun.

3) Mencatat Data

Data yang diperoleh peneliti kemudian dituangkan melalui alat

penelitian dengan cara catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti sewaktu

mengadakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari ketiga cara

tersebut, peneliti mendapatkan data-data yang banyak yang

memungkinkan peneliti dapat mengklasifikasikan dan mengkrucutkan

hasil temuan penelitian.

4) Analisis Lapangan

Walaupun penelitian yang dilakukan belum selesai namun peneliti

dapat mengadakan pengamatan yang telah dilakukan selama beberapa

waktu dengan tujuan merumuskan sebagian konsep sehingga dapat diambil

beberapa kesimpulan meskipun kesimpulan tersebut belumlah tepat.

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

39

c. Tahapan Analisis Data

Dari rumusan yang telah dibuat peneliti, peneliti dapat menarik garis

bawah analisis data yang pertama adalah mengorganisasikan data

berdasarkan informasi yang ada (dokumentasi, hasil wawancara dan

observasi). Peneliti dalam hal ini, berusaha memilah-milah data dan

mengklasifikasikannya agar peneliti dapat mengkrucutkan dan mengambil

suatu keputusan kesimpulan.

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menghindari berbagai kesalahan dalam penelitian, maka peneliti

memeriksa kembali tentang keabsahan data yang di dapat. Oleh sebab itu,

pemeriksaan keabsahan data sangat penting untuk menghindari berbagai

kekeliruan dalam penelitian. Adapun cara memeriksa keabsahan data, akan

peneliti paparkan sebagai berikut:

1. Perpanjangan Keikut-Sertaan

Pada tahap ini peneliti lebih mengenal kondisi keadaan objek yang diteliti.

Karena peneliti terjun langsung ke lokasi dalam waktu yang cukup panjang, dapat

menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh histori, baik yang

berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan

subjek.

2. Ketekunan Pengamatan

Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan dengan teliti dan rinci secara

berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol baik berada di kelas

maupun di luar kelas. Pengamatan ini, peneliti fokuskan pada pokok

permasalahan yang akan diteliti, agar mendapatkan data yang kuat.

3. Triangulasi

Untuk mendapatkan keabsahan data, maka peneliti menggunakan triangulasi

agar mendapatkan pembanding data dan pengecekkan data. Dengan

membandingkan berbagai metode sumber data yang telah peneliti dapatkan, maka

data yang peneliti dapatkan akan menjadi lebih keabsahannya.

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

40

Susan Stainback menyatakan bahwa tujuan dari trigulasi bukan untuk mencari

kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman

peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.7

4. Pengecekan Sejawat

Untuk memberikan ruang pengontrolan terhadap data sementara, maka

peneliti mendiskusikan dan mengekspos temuan yang di dapat pada rekan guru

studi. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi informasi lebih lanjut dan

mengecek kembali data yang telah di dapat.

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan

yang dapat diceritakan kepada orang lain.8

Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah

analisis ditujukkan pada gambar.9

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai

berikut:

7 Sugiyono, op.cit., h. 241.

8 Ibid., h. 244.

9 Sugiyono, op.cit., h. 246.

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

41

Gambar 3.3

Teknik Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan. Semua data

merupakan hasil data mentah yang di peroleh peneliti. Semua data tersebut

terfokus pada tujuan penelitian yang diinginkan.

2. Reduksi Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Setelah

dipelajari dan dicermati, peneliti memilih data yang penting, membuat katagori

dan membuang yang tidak terpakai. Langkah ini merupakan proses penyeleksian,

penyederhanaan dan memfokuskan data yang diperoleh peneliti.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti, yaitu: Pertama, reduksi data yaitu

memilih data yang dianggap penting dan mengkategorikannya. Kedua, data

display yaitu mengelompokkan data dalam setiap kategori. Ketiga, verification

yaitu memilih yang penting, membuat kategori dan membuang yang tidak dipakai.

3. Penyajian Data

Setelah melalui reduksi data, langkah selanjutnya mendisplaykan data.

Penyajiannya dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori yang bersifat

naratif. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga

menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.

Prosesnya peneliti lakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan

antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu

ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

Data collection Data display

Data reduction Conclusions:

drawing/verifying

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

42

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah reduksi data dan penyajian data sudah dilakukan maka langkah

terakhir adalah dengan menarik kesimpulan atau verifikasi. Analisis ini

menggunakan ketiga komponen yang tersedia yaitu data wawancara, observasi

dan dokumentasi. Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang

diharapkan adalah merupakan temuan baru yang belum pernah ada. Temuan

tersebut dapat berupa deskripsi suatu obyek yang sebelumnya gelap menjadi

terang setelah diteliti.

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

43

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara yang mendalam

dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung

dilapangan. Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan Februari sampai dengan

bulan September 2013, melalui wawancara dengan beberapa informan yang

berkaitan langsung dengan penelitian ini ialah guru PAI SMP Negeri 40 Jakarta.

Informan yang diminta oleh peneliti untuk menjadi sumber informasi adalah

kepala sekolah SMPN 40 Jakarta, guru PAI, dan siswa kelas VII dengan beberapa

pentanyaan yang peneliti tanyakan kepada informan melalui teknik wawancara

dan kemudian peneliti analisis.

Analisis ini sendiri lebih terfokus kepada guru PAI dalam menggunakan media

komputer dalam pembelajaran, pendapat terhadap media komputer dalam

pembelajaran dan tantangan yang dihadapi serta cara mengatasinya.

Jumlah yang dijadikan informan dan sumber data penelitian sebanyak sepuluh

orang yaitu, kepala sekolah, tiga orang guru PAI, dan enam orang siswa kelas VII

yang dijadikan sebagai informan penelitian.

Mereka jugalah yang setiap hari berinteraksi, dan melihat langsung bagaimana

pembelajaran PAI menggunakan media komputer berlangsung. Sehingga bisa secara

jelas mengetahui bagaimana deskripsi penggunaan media komputer dalam

pembelajaran PAI. Agar penelitian ini lebih akurat, peneliti mencari informasi-

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

44

informasi tambahan dengan melakukan observasi dilapangan untuk melihat secara

langsung bagaimana penggunaan media komputer dalam pembelajaran PAI

berlangsung di sekolah.

A. Deskripsi Data

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 40 Jakarta

SMP Negeri 40 Jakarta Pusat berdiri 30 Juli 1964 dengan surat keputusan

Menteri PD & K, Nomor 80/SK/B-III dengan luas tanah 7.350 meter persegi,

dan jumlah kelas 3 (tiga) ruang kelas VII, VIII dan IX I, 3 (tiga) ruang kelas

II dan 2 (dua) ruang kelas III. Data tersebut berdasarkan gambar lokasi yang

dikeluarkan oleh Kepala SMP Negeri 40 Jakarta Bapak Purnama Nasution,

BA tahun 1979.

Pada tanggal 28 Juni 1999, Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional

DKI Jakarta menerbitkan surat keputusan Nomor: 1.711.2/0962/09–

01/P/1999 tertanggal 15 Januari 1999 sertifikat tanah dengan luas tanah 5.662

meter persegi.

Pada tanggal 10 September 2003 gedung SMP Negeri 40 Jakarta direhab

total dan selesai 20 Desember 2004, dan ditempati tanggal 24 Januari 2005.

Gedung baru berlantai tiga tersebut dibangun di atas areal tanah 5841,65

meter persegi (sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh pemborong rehab

total, “PT. SURYA MANUNGGAL WISESA” dengan luas bangunan 4.263

meter persegi. Dalam rangka SMP Negeri 40 diusulkan sebagai Sekolah

Rintisan Bertaraf Internasional.

SMP Negeri 40 Jakarta terletak di Jalan Danau Limboto Pejompongan,

Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta

Pusat. Lingkungan sekitar sekolah adalah daerah pemukiman yang sudah

terencana dengan baik. Sebagian penduduknya adalah golongan masyarakat

menengah. SMP Negeri 40 kondisinya jauh dari kebisingan lalu lintas, pasar

maupun rel kereta api. Keadaan seperti ini masyarakat sekitar banyak yang

ingin mendaftarkan putera-puterinya agar diterima di sekolah ini. Sejak

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

45

berdirinya, SMP Negeri 40 menjadi kebanggan masyarakat sekitar karena

prestasinya baik dalam bidang akademik, maupun non akademik.

Adapun profil sekolah pada saat ini, bisa dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.1

Profil Sekolah

Profil Sekolah

Nama Sekolah SMPN 40 Jakarta

Nama Kepala Sekolah Drs. Sihar AMH

Alamat Jalan Danau Limboto Pejompongan,

Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan

Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat.

Tahun Berdiri SMP 1964

Surat Tanah Hak Milik PT. Suryama Nunggal Wisesa

Status Negeri

Luas Tanah 5841,65 M2

Status Bangunan Hak Milik PT. Suryama Nunggal Wisesa

Luas Bangunan 4263 M2

Tabel 4.2

Nama-Nama Kepala Sekolah SMP N 40 Jakarta

Periode Tahun Nama Kepala Sekolah

I 1964 s.d 1965 S. Hutasoit

II 1965 s.d 1980 Purnama Nasution, BA

III 1980 s.d 1985 Drs. Anhar Sudibjo

IV 1985 s.d 1989 Hasan Sanusi, BA

V 1989 s.d 1992 Drs. H. Ti’ Ich Sibi

VI 1992 s.d 1995 Drs. Masri Muhammad

VII 1995 s.d 1998 Drs. D. AD. Sirait

VIII 1998 s.d 2002 Dra. Hj. Nurhayati

IX 2002 s.d 2006 Drs. Sagi Silalahi

X 2006 s.d 2008 Drs. Heney Murwanto, MM

XI 2008 s.d 2012 Dr. Hj. Ajisarni LZ, M.Pd

XII 2012 s.d sekarang Drs. Sihar AMH

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

46

Gambar 4.1

SMP N 40 Jakarta

2. Keadaan Guru

Tabel 4.3

Jenjang Pendidikan dan Status Guru

Tabel 4.4

Data Jumlah Guru dan Statusnya

No Mata Pelajaran Jumlah Status Guru

Guru PNS GTT Bantu Honor

1 Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) 5 4 1 - -

2 Matematika 6 3 1 - 2

3 Bahasa Indonesia 5 4 1 - -

4 Bahasa Inggris 5 5 - - -

5 Pendidikan Agama 5 4 - - 1

6 Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) 6 4 2 - -

7 Penjaskes 3 3 - - -

8 Kesenian 2 2 - - -

9 Pendidikan 3 3 - - -

No Tingkat Pendidikan Status Guru Jenis Kelamin

Jumlah GT GTT Laki Premp

1. S3 1 - - 1 1

2. S2 4 1 2 3 5

3. S1 21 9 13 8 31

4. Sarjana Muda/D-III 7 - 2 4 6

5. PGSLP/D-II 5 - 3 4 7

Jumlah 36 10 17 19 46

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

47

Kewarganegaraan (Pkn)

10 TIK 2 - - - 2

11 Bimbingan Konseling

(BK) 4 4 - - -

12 Elektro 2 - - - -

Total 46 37 5 5

3. Keadaan Siswa

Tabel 4.5

Data Jumlah Kelas, Rombel dan Siswa

No Kelas Jumlah

Kelas

Jumlah Siswa Waktu

Belajar Baru Masuk Keluar Jumlah

1. VII 8 296 - - 296 Pagi

2. VIII 9 304 - - 304 Pagi

3. IX 7 235 - - 235 Pagi

Jumlah 24 835 - - 835

4. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi

SMP memiliki lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan,

bersih dan asri sehingga siswa termotivasi untuk mengembangkan potensinya

dibidang imtaq, imtek, inovatif dan kompetitif.

b. Misi

1) Menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan

dan menantang.

2) Menciptakan suasana kekeluargaan antar warga sekolah.

3) Melaksanakan tadarus bersama sebelum jam pertama dimulai dan bagi

non muslim berdoa menurut agama dan kepercayaannya.

4) Mengembangkan disiplin dari dalam diri siswa.

5) Mengupayakan peningkatan mutu di bidang teknologi dengan

mengoperasikan komputer dan internet.

6) Mengembangkan bakat siswa dengan meningkatkan mutu di bidang

non kurikuler/ekstrakurikuler.

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

48

B. Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian

Pada pembahasan dan hasil temuan ini, peneliti akan menguraikan data dan

hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu

mendeskripsikan bagaimana guru PAI menggunakan media komputer dalam

pembelajaran, pendapat guru PAI terhadap media komputer dalam pembelajaran

dan tantangan yang dihadapi guru PAI serta cara mengatasinya.

1. Penggunan Media Komputer dalam Pembelajaran

Teknologi perangkat keras yang berkembang cukup lama, telah memberikan

kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi. Saat ini teknologi pada

bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa

sebelumnya. Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi di kemas

dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan

perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah perangkat keras

penunjangnnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh

dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor,

video, audio serta perkembangan proyektor digital yang memungkinkan bahan

presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan

dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik

audience.

Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya

untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk

multimedia projector (seperti LCD/In-focus), melainkan juga dapat

dipresentasikan melalui peralalatan proyeksi lainnya, seperti OHP (over head

projector). Berbagai alat yang dikembangkan telah memberikan pengaruh yang

sangat besar bukan hanya pada perkembangan kegiatan praktis dalam kegiatan

presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya.

Penggunaan media komputer dalam pembelajaran dewasa ini di tengah-

tengah meningkatnya perkembangan teknologi globalisasi yang semakin maju dan

pesat, tuntutan kualitas dan kuantitas mutu pembelajaran semakin meningkat. Hal

inilah yang menjadi dasar mengapa sekolah-sekolah memacu terus mutu

keprofesionalan. agar terpenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya dengan

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

49

menyesuaikan media pembelajaran dengan tuntutan zaman seperti dengan

menggunakan TIK.

Menurut guru PAI media pembelajaran adalah suatu perantara untuk

menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini seperti yang terungkap dari hasil

wawancara dengan guru PAI sebagai berikut:

“Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan

suatu pelajaran, yang mana media ini sangat membantu sekali dalam

pembelajaran, jika medianya baik maka komunikasi bisa berjalan

dengan baik”. Kata bapak lohim,1 hal senada juga diungkapkan oleh

bapak Fajril seorang guru PAI kelas VII memberikan pendapatnya

tentang media pembelajaran ”Menurut saya media pembelajaran itu

suatu perantara yang membantu untuk mempermudah menyampaikan

pembelajaran”,2 namun bapak Mursyida berbeda pendapat mengenai

media pembelajaran, ia berpendapat bahwa “Mungkin lebih cocok

dikatakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi

pembelajaran, seperti papan tulis ia juga sebagai media pembelajaran.3

Dari beberapa pendapat diatas mengungkapkan bahwa, secara teoritis

pengertian media pembelajaran masih dirasa kurang pas menurut para ahli

pembelajaran. Sebab pengertian media pembelajaran memiliki cakupan yang

sangat luas.

Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk

melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa

perangkat keras (hardware), seperti komputer, televisi, projektor, dan perangkat

lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu.4

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang dapat

menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana,

sehingga menjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

1 Hasil wawancara dengan Lohim Damanik, S.Ag, guru PAI kelas VIII di SMP N 40 Jakarta

pada hari Kamis, 23 Mei 2013.

2 Hasil wawancara dengan Fajril Ghois, S.Ag, guru PAI kelas VII di SMP N 40 Jakarta pada

hari Kamis, 23 Mei 2013.

3 Hasil wawancara dengan Mursyida, M.BA, guru PAI kelas VII di SMP N 40 Jakarta pada

hari Kamis, 13 Juni 2013.

4 Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2011), h. 7-8.

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

50

melakukan pembelajaran secara efesien dan efektif. Sumber tersebut bisa

berbentuk perangkat keras atau pun perangkat lunak.

Perkembangan dunia teknologi dewasa ini membuat beberapa perubahan

yang sangat signifikan. Begitu juga dengan cara berkomunikasi sudah mulai

mengalami perubahan, dulu orang kalau mau melakukan komunikasi bisa dengan

bertemu langsung atau mengirimkan surat. Namun seiring meningkatnya

perubahan teknologi membuat pola komunikasi mulai bergeser dengan cara yang

lebih praktis dengan menggunakan alat telekomunikasi bisa berupa Handpon,

Twitter, facebook, dll. Begitu juga dengan dunia pendidikan yang mengalami

peningkatan. Media-media pembelajaran yang dulunya hanya sebatas dinding

papan tulis sekarang sudah bergeser dan menjadi tren menggunakan LCD/

Infocus, hal ini merupakan kemajuan TIK dalam dunia pendidikan.

Namun, peningkatan TIK dalam dunia pendidikan tidak serta merta sejalan

dengan peningkatan mutu keprofesionalan guru dalam mengimbangi kemajuan

teknologi. Dari hasil wawancara dengan guru PAI, mereka mengungkapkan

bahwa:

Dari wawancara tersebut tergambar bahwa, jawaban yang diungkapkan guru

PAI sedikit mengalami keragu-raguan dalam menjawab pertanyaan “Apakah

mengikuti perkembangan TIK?”, hal ini juga dikuatkan dengan beberapa

observasi di kelas sewaktu pembelajaran berlangsung. Observasi itu

dideskrifsikan sebagai berikut:

Penyajian, setelah masuk kelas guru langsung mengucapkan salam dan

mengisaratkan siswa untuk berdoa bersama. Dengan bahasa yang ramah dan jelas,

guru memulai persentasi yang diawali dengan menanyakan kembali prihal

pelajaran yang telah lewat dengan komunikasi dua arah. Secara bertahap materi-

materi pelajaran tersampaikan dengan sistematis berjalan baik. Para siswa

menyimak dan memperhatikan dengan baik materi-materi pembelajaran yang

disampaikan oleh guru, sebab guru tersebut menguasai materi pembelajaran

dengan baik. Waktu pembelajaran yang direncanakan berjalan dengan baik, tanpa

ada kelebihan atau kekurangan waktu. Komunikasi pembelajaran berjalan dengan

baik, karena guru membuat suasana pembelajaran menjadi dua arah. Tidak hanya

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

51

terpusat pada seorang guru saja, akan tetapi siswa-siswa pun dilibatkan dalam

komunikasi. Setelah materi pembelajaran sudah berakhir, guru menutupnya

dengan kesimpulan dan berdoa “agar pembelajaran hari ini dapat diterima siswa

dan mendapat keberkahan”.

Diskusi, disela-sela penyampaian materi pembelajaran terjadi tanya jawab

antara guru dan siswa, jawaban guru yang ditanyakan dirasakan oleh siswa merasa

puas sebab argumen-argumen yang lontarkan sangat memuaskan disamping itu

jawaban guru terasa jelas dan tepat tanpa berbelit-belit. Dalam penyampaian

materi pembelajaran, sesekali ada siswa yang berbeda pendapat dengan guru.

Guru menanggapinya dengan lapang dada dan rendah hati terhadap masukan atau

pendapat siswa yang berlainan, tetapi guru juga memberikan koreksian jika

pendapat siswa tersebut terlalu melencing dari materi pembelajaran.

Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi materi pembelajaran dengan

topik dirasa sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan, kesimpulan dan

saran, serta daftar pustaka sudah sesuai dan sistematis penulisannya pun sudah

baik. Hanya saja isi tiap-tiap slide masih dirasa terlalu penuh oleh penjelasan-

penjelasan materi pembelajaran. Tampilan penulisan tiap-tiap slide masih

sederhana, terlalu datar seperti makalah tanpa modifikasi sedemikan rupa

sehingga tercipta slide yang indah dan baik.

Penggunaan TIK, dalam penggunaan gambar dalam slide-slide PowerPoint

masih kurang baik, sebab gambar-gambar yang ditampilkan dirasa kurang

menarik perhatian mata memandang. Selain itu jika ada materi yang

mengharuskan ada suara, seperti penyebutan huruf hijaiyah atau nun mati ketemu

mim. Sedangkan animasi-animasi yang dibuat sudah cukup baik, sebab pemakaian

animasi membuat tulisan menjadi gerak yang indah.

Estitika tampilan slide, pembuatan slide-slide pembelajaran masih sangat

sederhana dan masih perlu dibenahi lagi agar menjadi slide yang bagus dan

menarik. Masalah pemakaian warna tulisan dan background masih dirasa kurang

menarik, karena masih kurang pas pemakaiannya dan terkadang ada tulisan yang

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

52

kurang jelas di lihat. Tulisan terasa penuh dalam tiap-tiap slide maka huruf,

format teks dan layout pun masih kurang baik.5

Gambar 4.2

Pembelajaran PAI Berlangsung

Dari hasil observasi ini yang telah dideskrifsikan di atas terlihat bahwa dalam

penyajian pembelajaran dan diskusi berjalan dengan baik. Pak guru bisa membuat

pembelajaran penuh komunikatif, waktu berjalan dengan baik, sistematika

pembelajaran pun terukur rapih dan guru menyampaikan dengan penuh percaya

diri. Namun, dalam pemakaian media komputer guru PAI masih dirasa kurang

baik dari segi kompunen isi powerpoint, penggunaan TIK, serta estitika tampilan

slide yang dirasa masih sangat kurang. Hal ini dikuatkan dari beberapa observasi

di bawah ini yang masih mengalami hal yang sama, yaitu masalah penggunaan

media komputernya.

Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi dengan topik pembelajaran

pada tiap-tiap slide sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan,

kesimpulan dan saran serta daftar pustaka. Sistematika penulisan juga sudah baik,

namun inovasi slide masih di rasa kurang baik. Tampilan slide masih terlalu

penuh dengan isi pembahasan seperti makalah yang ditampilkan. Penggunaan

TIK, penggunaan foto pada tiap-tiap slide hampir tidak terlihat. Pada hal foto-foto

tentang tema yang di bahas begitu banyak yang bisa ditampilkan. Penggunaan

suara juga tidak ada begitu juga dengan tampilan animasi-animasi pada slide juga

kurang terlihat. Estitika tampilan slide, desain warna dan background slide kurang

begitu kreatif. Tampilan slide terkesan sangat sederhana seperti makalah yang

5 Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa 28 Mei

2013.

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

53

ditampilkan di depan LCD proyektor. Huruf dan format teks juga masih sederhana

karena terlalu banyak di penuhi dengan isi materi pembahasan. Begitu juga

dengan tampilan layout.6

Komponen Isi PowerPoint, tampilan isi dengan topik pembelajaran sudah

sesuai, hal ini terlihat dari judul; pembahasan; kesimpulan dan saran; dan daftar

pustaka. Penulisan juga tersusun dengan rapih dan sistematikanya pun juga sudah

baik. Sedangkan inovasi penulisan agak kurang terlihat dalam tiap-tiap slide.

Penggunaan TIK, dalam menggunakan gambar agak kurang kreatif sebab isi

materi yang penuh tidak ada ruang untuk menampilkan gambar. Begitu juga

dengan suara, yang hampir tidak terdengar pada tiap-tiap slide. Animasinya pun

juga tidak terlihat dalam slide yang ditampilkan. Estitika tampilan slide, dalam

pembuatan tiap-tiap slide masih kurang kreatif. Desain warna dan background

masih dirasa kurang, hampir disetiap slide background yang digunakan sama

tanpa ada perbedaan antara background slide pertama sampai akhir. Pemakaian

huruf hampir kekecilan sebab isi materi terlalu penuh menutupi semua halaman.

Begitu juga dengan format teks dan layout agak kecil untuk di lihat dari

kejauhan.7

Menurut Rayandra Asyhar karakteristik multimedia yang baik secara umum

dapat digambarkan sebagai berikut, yaitu: tampilan harus menarik baik dari sisi

bentuk gambar maupun kombinasi warna yang digunakan; narasi atau bahasa

harus jelas dan mudah dipahami oleh seperta didik; materi disajikan secara

interaktif artinya memungkinkan partisipasi dari peserta didik; kebutuhan untuk

mengakomodasi berbagai model (styles) yang berbeda dalam belajar; karakteristk

dan budaya personal dari populasi yang akan dijadikan target; sesuai dengan

karakteristik siswa, karakteristik materi dan tujuan yang ingin dicapai;

dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran, dalam arti

sesuai dengan sarana pendukung tersedia; memungkinkan ditampilkan suatu

virtual learning environment (lingkungan belajar virtual) seperti web-based

6 Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa, 25 Juni

2013.

7 Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa, 16 Juni

2013.

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

54

application yang menunjang; dan proses pembelajaran adalah suatu kontinuitas

utuh, bukan sporadik dan kejadian terpisah-pisah (disconnected events).8

Dari beberapa observasi penguat diatas menggambarkan bahwa guru PAI

kurang ahli dalam penggunaan media komputer. Padahal media komputer sangat

membantu guru PAI dalam menyampaikan pembelajaran. Seperti ungkapan guru

PAI dalam wawancara sebagai berikut:

“Media komputer sangat membantu guru, disamping kita menyesuaian

kemajuan zaman dimana para siswa lebih senang jika belajar dengan

media-media yang populer saat ini” kata Pak Lohim,9 Begitu juga

dengan Pak Fajril mengungkapkan bahwa “Media komputer dalam

pembelajaran sangat membantu kita dalam banyak hal, sepertinya

siswa lebih bisa konsentrasi dibanding tidak dengan menggunakan

media komputer. Misal kita mempelajari masalah mengkafani sampai

menshalatkan mayat atau masalah wudhu sampai mengerjakan shalat

wajib, kita cukup memutarkan vedio materi pembelajaran bisa

tersampaikan dengan baik. Lain halnya tidak menggunakan media

komputer, bisa jadi waktu serta kefokusan siswa menjadi berkurang

disebabkan kurangnya inovasi dalam penyampaian”,10 hal ini juga

senada dengan pendapat Pak Mursyida “Membantu mba, walau pun saya

tidak begitu ahli dalam menggunakannya… hahaha”. 11

Dengan adanya pengakuan akan manfaat media komputer sebagai media

pembelajaran, seharusnya menjadi acuan untuk meningkatkan lagi kreatifitas dan

inovasi penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Begitu juga dengan

beberapa pengakuan siswa terhadap pembelajaran PAI menggunakan media

komputer. Siswa merasa lebih senang menggunakan media komputer, hanya saja

keluhan mereka tentang media ini agar penampilan media presentasi

menggunakan media komputer agar lebih inovasi dan kreatif lagi. Seperti hasil

wawancara dengan siswa, mereka menggungkapakan bahwa mereka

menginginkan pembelajaran PAI di kelas VII D SMPN 40 Jakarta dalam

menyampaian menggunakan media komputer dengan aplikasi Microsoft Office

Powerpoint sebagai media persentasi agar lebih meningkatkan kreatifitas dan

8 Rayandra Asyhar, Op. Cit, h. 173.

9 Opcit., Wawancara.

10

Opcit., Wawancara.

11

Hasil wawancara dengan Mursyida, M.BA, guru pai kelas VII di SMP N 40 Jakarta pada

hari Kamis, 13 Juni 2013.

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

55

inovasi. Sebab menurut mereka kalau slide persentasi kurang menarik maka akan

membosankan siswa. Namun, kalau slide persentasinya selalu menarik perhatian

maka mereka akan merasa senang belajar PAI di kelas.

Dari beberapa pengakuan siswa diatas, meraka merasa senang kalau

pembelajaran PAI menggunakan media komputer. Namun, mereka juga

mengharapkan agar media presentasi yang ditampilkan tidak monoton dan

menjemukan. Mereka juga mengharapkan agar medianya lebih inovasi dan kreatif

lagi agar lebih menyenangkan lagi. Dari hasil wawancara dan observasi

dilapangan tergambar bahwa tuntutan pelaku dalam pembelajaran PAI

menggunakan media komputer agar dapat dimanfaat lebih baik lagi. Menurut

Yudhi Munadi, pemanfaatan multimedia berbasis komputer dapat digunakan

dalam proses pembelajaran, meliputi:

a. Multmedia presentasi. Multimedia presentasi digunakan untuk

menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam

pembelajaran klsikal, baik untuk kelompok kecil maupun besar. Media

ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projektor

(LCD/Viewer) yang memiliki jangkauan pancar cukup luas.

b. Program multimedia interaktif. Penggunaan multimedia interaktif cocok

untuk mengajarkan suatu proses atau tahapan, misalnya penyerbukan

pada tumbuhan, pembelahan sel, proses pertumbuhan janin manusia,

ilmu waris, pelaksanaan haji, dan lain sebagainya.

c. Sarana simulasi. Dengan hadirnya berturut-turut generasi software yang

ampuh dan canggih, komputer masa kini sedang merebakkan jenis-jenis

kegiatan yang benar-benar mampu mengefektifkan proses pembelajaran.

d. Video pembelajaran. Video bersifat interaktif tutorial membimbing

peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.

Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai

dengan yang diajarkan dalam video.12

12 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2008), h. 150.

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

56

Dari penjelasan Yudhi Munadi pemanfaatan multimedia komputer dapat

digunakan sebagai multimedia presentasi, program multimedia interaktif, sarana

simulasi dan video pembelajaran. Namun sebagai guru, membuat media komputer

sebagai media pembelajaran harus memperhatikan tahapan-tahapan dalam

melaksanakan pembelajaran berbasis TIK ini.13

Dari hasil pembahasan tentang penggunaan media komputer sebagai media

pembelajaran PAI terdapat tiga hasil temuan sebagai berikut:

a. Dalam pemakaian media komputer guru PAI masih dirasa kurang baik dari

segi komponen isi power point, penggunaan TIK, serta estitika tampilan

slide yang dirasa masih sangat kurang.

b. Media komputer sangat membantu guru PAI dalam menyampaikan

pembelajaran.

c. Siswa merasa lebih senang menggunakan media komputer yang lebih

inovatif dan kreatif

2. Pendapat Guru PAI Terhadap Media Komputer dalam Pembelajaran

Media komputer menjadi penting mengingat perkembangan zaman yang

semakin modern dan semakin maju. TIK (teknologi informasi dan komunikasi)

menjadi hal yang wajib diketahui oleh setiap orang tek terkecuali ia seorang yang

profesi sebagai guru agar tidak dikatakan sebagai orang yang ketinggalan zaman

atau gaptek (gagap teknologi). Kelebihan-kelebihan yang dihasilkan oleh

teknologi memang diakui oleh setiap orang, termasuk pengakuan guru PAI akan

kelebihan teknologi. Dibawah ini ada petikan wawancara mengenai teknologi

sebagai media belajar yang lebih jelasnya mengenai media komputer sebagai

media pembelajaran PAI.

Menurut bapak Lohim “Media komputer dalam pembelajaran PAI

dapat membantu menyampaikan pembelajaran. Ia dapat

mempermudah penyampaian materi pembelajaran”.14

Hal senada

juga diungkapkan oleh bapak Mursyida bahwa “Media komputer

dalam pembelajaran saya liat cukup membantu, kalau zaman dulu

13 Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h. 207-

208.

14

Opcit., Wawancara.

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

57

guru mengajar menggunakan kapur dan papan tulis sebagai alat

untuk menyampaikan materi pembelajaran. Tapi dengan

kecanggihan teknologi kita sudah bisa memakai komputer sebagai

alat pembelajaran”. Begitu juga dengan bapak Fajril yang

mengatakan bahwa “Kita di sini sudah memakai media komputer

sebagai media pembelajaran, media komputer cukup membantu

pembelajaran. Kalau dulu kita menulis materi pembelajaran di papan

tulis sampai beberapa kali, tetapi kalau memakai media komputer

cukup satu kali menulisnya bisa dipakai berulang-ulang tanpa

menulis kembali materi pembelajarannya”.15

Lebih lanjut ungkapan-ungkapan pengakuan guru PAI terhadap media

komputer sebagai media pembelajaran tergambar dari kelanjutan pengakuan-

pengakuan yang mereka ungkapkan dari hasil wawancara sebagai berikut:

Menurut bapak Lohim bahwa “Kelebihan media komputer dalam

pembelajaran PAI, mempermudah tercapainya penyampaian materi

pembelajaran, waktu dapat di gunakan lebih baik, sistematika materi

pembelajaran dapat tersaji dengan baik. Membantu guru jika ada

materi yang kelupaan untuk disampaikan. Fokus pandangan siswa

terhadap materi pembelajaran bisa lebih baik”.16

Hal tersebut juga

dibenarkan oleh bapak Mursyida yang mengatakan bahwa ada

kelebihannya. Contoh yang paling simpel kenapa banyak orang

berlomba-lomba ingin membeli handphond yang ada menampilkan

jaringan internet kalau tidak ada kelebihannya. Begitu juga dengan

media pembelajaran dengan menggunakan komputer. Lebih

simpelnya media komputer dapat mempermudah menyampaikan

materi pembelajaran”.17

Bahkan bapak Fajril juga memperjelas

pernyataannya bahwa ”Seperti yang saya utarakan tadi mba, itu salah

satunya. Selain itu juga sangat membantu jika ada materi yang

mengharuskan untuk simulasi, contoh masalah tajwid kita cukup

membuat pelafalan membaca al-Qur’an dengan baik di media

komputer kita sudah bisa digunakan berulang-ulang”.18

Pengakuan-pengakuan ini mengutarakan bahwa dengan menggunakan media

komputer sebagai media pembelajaran PAI menjadikan penyampaian

pembelajaran menjadi lebih mudah. Hal-hal yang sulit dalam pembelajaran bisa

lebih mudah diterapkan, seperti mensimulasikan materi pembelajaran yang

mengharuskan adanya simulasi. Hal ini bisa dipermudah dengan bantuan media

15 Opcit., Wawancara.

16

Opcit., Wawancara.

17

Opcit., Wawancara.

18

Opcit., Wawancara.

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

58

komputer. Oleh sebab itu media komputer dalam pembelajaran PAI sangat

membantu, hal ini terungkap dari hasil wawancara dengan guru PAI di bawah ini:

Menurut bapak Mursyida media komputer dapat “Membantu, walau

pun saya tidak begitu ahli dalam menggunakannya”. Begitu juga

dengan pendapatnya bapak Lohim yang mengatakan bahwa “Media

komputer sangat membantu guru, disamping kita menyesuaikan

kemajuan zaman dimana para siswa lebih senang jika belajar dengan

media-media yang populer saat ini”. Lebih lanjut dikatakan bapak

Fajril yang berkata bahwa media komputer “Membantu, selain

mempermudah pembelajaran juga menjadikan waktu pembelajaran

jadi efektif serta sistemika penyampaian jadi lebih baik”.

Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran

multimedia jelas lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar (ceramah)

dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat lebih termotivasi dan pembelajaran

dapat dilakukan kapan saja (sangat fleksibel), serta perhatian belajar siswa dapat

ditingkatkan. Sebab secara gampang keunggulan media komputer sebagai media

pembelajaran, yaitu:

a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak nampak oleh mata

seperti kuman, bakteri, dan sebagainya.

b. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin

dihadirkan ke sekolah seperti gajah, rumah dan sebagainya.

c. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan

berlangsung cepat atau lambat seperti sistem tubuh manusia.

d. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh seperti bulan, bintang

dan sebagainya.

e. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya seperti letusan

gunung berapi dan sebagainya.

f. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.19

Kemanfaatan atau keunggulan media komputer dengan media-media yang

lain telah dijelaskan diatas. Media komputer dapat mempermudah, memperjelas

benda yang kecil dan juga dapat menghadirkan sesuatu yang tidak mungkin untuk

19 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2010), h. 26.

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

59

dapat dihadirkan dengan jelas. Ini merupakan pembeda antara media komputer

dengan media yang lain. Perbedaan-perbedaan ini juga dirasakan oleh guru PAI,

sebagaimana yang terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut:

Menurut bapak Fajril “Media komputer dalam pembelajaran sangat

membantu kita dalam banyak hal, sepertinya siswa lebih bisa

konsentrasi dibanding tidak dengan menggunakan media komputer.

Misal kita mempelajari masalah mengkafani sampai menshalatkan

mayat atau masalah wudhu sampai mengerjakan shalat wajib, kita

cukup memutarkan video materi pembelajaran bisa tersampaikan

dengan baik. Lain halnya tidak menggunakan media komputer, bisa

jadi waktu serta kefokusan siswa menjadi berkurang disebabkan

kurangnya inovasi dalam penyampaian”.20

Kemudian bapak

Mursyida menambahkan bahwa “Media komputer sangat mudah

digunakan, tidak memerlukan waktu yang lama dan bisa digunakan

berulang-ulang tampa harus menuliskan kembali isi materi

pembelajaran atau contoh yang digunakan. Lain halnya dengan

media yang lain yang harus menuliskan kembali isi pembelajaran

dan membuat contoh lagi pada tiap-tiap pembelajaran dan ini

membutuhkan waktu yang lama”.21

Begitu juga dengan bapak Lohim

yang mengatakan bahwa “Perbedaan media komputer dengan media-

media yang lain terlihat dari perangkat yang digunakan. Media

komputer merupakan media yang bersifat eliktronik tentunya

mempunyai harga yang cukup mahal disamping itu juga rawan akan

kerusakannya. Disamping banyak sekali keunggulannya dari media-

media yang lain. Misal, jika ada simulasi peragaan shalat kita cukup

memutar kembali isi slide peragaan shalat maka simulasi dapat

ditampilkan dengan mudah, tanpa membutuhkan waktu yang lama

dan persiapan yang panjang”.22

Dari pernyataan guru PAI di atas membuktikan bahwa, media komputer telah

mendapatkan pengakuan tentang keunggulannya dari media-media yang lain.

Pembelajaran dengan media komputer mempermudah yang sulit, membuat senang

yang tadinya membosankan dan memperpendek waktu yang tadinya memerlukan

waktu yang panjang.

Dari hasil bembahasan tentang pengakuan pendapat guru PAI terhadap media

komputer dalam pembelajaran terdapat beberapa keunggulan dengan

20 Ibid.

21

Opcit., Wawancara.

22

Opcit., Wawancara.

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

60

menggunakan media komputer, diantaranya sebagaimana yang diungkapkan guru

PAI di bawah ini:

a. Mengutarakan bahwa dengan menggunakan media komputer sebagai

media pembelajaran PAI menjadikan penyampaian pembelajaran menjadi

lebih mudah.

b. Media komputer dapat mempermudah, memperjelas benda yang kecil dan

juga dapat menghadirkan sesuatu yang tidak mungkin untuk dapat

dihadirkan dengan jelas

3. Tantangan Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran dan Cara

Mengatasinya

Dalam kehidupan manusia sehari-hari tantangan merupakan fenomena yang

sering dihadapinya. Dalam dunia kerja juga demikian ia selalu dihadapi oleh

berbagai tantangan, jika ia dapat mengatasinya maka keberhasilan yang akan ia

dapat. Begitu juga sebaliknya, jika ia gagal mengatasinya maka kegagalan dan

bahkan kehancuran yang akan ia peroleh. Begitu juga dalam dunia pendidikan,

tantangan pasti akan ia temukan. Dalam penggunaan media komputer sebagai

media pembelajaran, tentu akan menghadapi berbagai tantangan.

Kreatifitas dalam menyusun desain instruksional perlu diasah. Tujuan-tujuan

pembelajaran yang spesifik dan terukur hendaknya dapat dijadikan acuan dalam

pembelajaran. Dengan mencari TIK yang sesuai mendukung pembelajaran

menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Akses internet sangat terbuka lebar saat

ini. Kehadiran akses internet sebagai sumber belajar sudah dapat dimanfaatkan

dampak positifnya bagi peserta belajar. Keuletan dan ketekunan guru dalam

memilih komponen TIK, materi pembelajaran dan aspek pedagogik menjadi kunci

utama dalam membuat rancangan pembelajaran berbasis TIK. Kombinasi ketiga

komponen tersebut akan menimbulkan kekuatan tersendiri dalam perencanaan

pembelajaran. Latihan menyusun rancangan pembelajaran berbagai model

integrasi TIK akan meningkatkan kompetensi tersendiri bagi guru.23

23 Sutrisno, Op. cit., h. 221.

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

61

Tantangan dalam penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran

masih sering kita temui di lapangan. Hal ini terlihat dari hasil observasi di

lapangan yang menunjukkan bahwa guru masih kurang baik dalam menggunakan

TIK untuk media pembelajaran, seperti yang tergambar dalam observasi berikut

ini:

Komponen Isi PowerPoint, tampilan isi dengan topik pembelajaran sudah

sesuai, hal ini terlihat dari judul; pembahasan; kesimpulan dan saran; dan daftar

pustaka. Penulisan juga tersusun dengan rapih dan sistematikanya pun juga sudah

baik. Sedangkan inovasi penulisan agak kurang terlihat dalam tiap-tiap slide.

Penggunaan TIK, dalam menggunakan gambar agak kurang kreatif sebab isi

materi yang penuh tidak ada ruang untuk menampilkan gambar. Begitu juga

dengan suara, yang hampir tidak terdengar pada tiap-tiap slide. Animasinya pun

juga tidak terlihat dalam slide yang ditampilkan. Estitika tampilan slide, dalam

pembuatan tiap-tiap slide masih kurang kreatif. Desain warna dan background

masih dirasa kurang, hampir di setiap slide background yang digunakan sama

tanpa ada perbedaan antara background slide pertama sampai akhir. Pemakaian

huruf hampir kekecilan sebab isi materi terlalu penuh menutupi semua halaman.

Begitu juga dengan format teks dan layout agak kecil untuk di lihat dari

kejauhan.24

Dan juga hasil wawancara kepada guru PAI tentang permasalahan tantangan

yang dihadapi dalam menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran,

sebagai berikut:

Bapak Lohim mengungkapkan bahwa “Kesulitan pembuatan media

komputer dalam pembelajaran disekitar bagaimana slide yang

ditampilkan selain isi yang padat dan jelas, dari segi estitikanya pun

harus diperhatikan. Oleh sebab itu slide harus membutuhkan inovasi

dan kriatifitas agar tercapai yang kita inginkan. Disamping itu

peralatan eliktronik yang dibutuhkan agak mahal harganya, jadi

tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan, ya setidak-tidaknya guru

bersangkutan sudah punya laptop atau notebook agar membantu

memudahkan guru mengembangkan kemampuannya dalam

membuat media komputer”.25

Begitu juga pengakuan dari bapak

24 Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa, 16 Juni

2013.

25

Opcit., Wawancara.

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

62

Fajril yang mengatakan bahwa “dalam membuat media komputer

sebagai media pembelajaran saya masih sederhana. Kesulitannya ya

disamping biaya yang cukup mahal, juga membutuhkan keahlian

khusus dan kreatifitas. Bagi saya ini suatu tantangan yang dituntut

sekolah walaupun kalau masalah TIK, saya akui masih tahap

pembelajaran”.26

Begitu juga dengan bapak Mursyida mengatakan

kesulitan menggunakan media komputer“. Soalnya disamping umur

saya yang sudah agak tua, mungkin membuat saya agak lamban

dalam menerapkan media komputer sebagai media pembelajaran”.27

Dalam deskriptif diatas memberikan informasi bahwa, guru masih kurang

maksimal dalam memanfaatkan media komputer sebagai media pembelajaran.

Padahal jika kemanfaatkan dapat optimal dan maksimal maka media komputer

dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Oleh sebab itu dalam kesempatan

ini, bapak kepala sekolah SMPN 40 Jakarta mengungkapkan bahwa untuk

mengoptimalkan penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran, pihak

sekolah memberikan beberapa antisipasi sebagaimana diungkapkan dari hasil

wawancara sebagai berikut:

“Sebagai pimpinan di sekolah ini, saya sudah merencanakan dan

melaksanakan program-program sekolah untuk menunjang ke arah

yang diharapkan. Dalam program inovasi dalam input dan proses

pembelajaran, kita sudah mengembangan quantum learning;

mengembangan bahan ajar, silabus dan sistem penilaian;

mengembangan strategi pembelajaran; membeli buku penunjang dan

buku perpustakaan; membeli OHP/infocus dan Laptop; membeli CD

pembelajaran dan CD data. Kemudian kita juga mengembangkan

program kinerja profesionalan guru dengan mengadakan tenaga

profesional dan pakar pendidikan untuk meningkatkan mutu SDM;

penyesuaian jenjang pendidikan minimal S.1; mengadakan

pelatihan-pelatihan (seminar, workshop); meningkatkan keaktifan

guru dalam MGMP (tingkat sekolah, sanggar, kodya, provinsi);

mengadakan kursus Bahasa Inggris (mendatangkan tutor, menambah

buku-buku penunjang, membeli CD atau kaset pembelajaran bahasa

inggris, menyediakan majalah atau koran berbahasa Inggris).

Disamping itu kita juga mengadakan kursus komputer, dengan

mendatangkan tenaga pengajar, menambah perangkat komputer,

membeli buku-buku penunjang, membeli CD data dan CD program.

Dan juga menambah buku-buku pegangan untuk setiap mata

pelajaran, mengadakan studi banding dan mempersiapkan perangkat

26 Opcit., Wawancara.

27

Opcit., Wawancara.

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

63

kegiatan pembelajaran. Kita sudah melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan media komputer, kelas-kelas sudah terpasang

LCD proyektor dengan baik. Jadi untuk menggunakannya sudah

tersedia, tanpa harus rebutan memakai alat yang dibutuhkan. Setiap

kendala pasti ada, tinggal bagaimana kita menanggapinya dan

menjadikannya masalah yang dapat dipecahkan serta terselesaikan.

Apalagi bagi guru-guru yang sudah agak tua pemakaian media

komputer menjadi tantangan tersendiri, tetapi ya mereka

menyesuaikannya dengan baik walaupun sedikit agak lamban. Ya

selama ini yang kita lakukan seperti yang telah saya jelaskan tadi.

Kita sudah mengadakan kursus komputer, dengan mendatangkan

tenaga pengajar, menambah perangkat komputer, membeli buku-

buku penunjang, membeli CD data dan CD program. Hal ini selain

untuk menunjang keprofesionalan guru juga sebagai antisipasi agar

terlaksana program-program sekolah”.28

Pengembangan media komputer dalam pembelajaran selain diungkapkan oleh

bapak kepala sekolah, guru PAI juga mengungkapkan hal yang sama. Mereka

mengembangkan media komputer sebagai media pembelajaran dengan mengasah

dan meningkatkan lagi dengan berbagai uji coba setelah mendapatkan ilmu yang

mereka dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang mereka dapatkan, seperti yang

mereka ungkapkan dari hasil wawancara berikut ini:

Pak Lohim mengatakan bahwa ”Pengembangan media komputer

dalam pembelajaran PAI, saat ini selain difasilitasi oleh sekolahan

dengan adanya pelatihan-pelatihan, guru pun di tuntut berperan aktif

untuk mengambangkan kemampuannya dalam TIK walau pun

dengan cara otodidak belajarnya. Agar media yang ditampilkan pada

persentasi nanti di depan siswa dapat hasil yang positif dan siswa

pun faham dan mengerti isi materi pembelajaran tersebut”.29

Begitu

juga dengan bapak Fajril yang mengatakan bahwa “Mengembangkan

media komputer cukup sulit karena selain biaya yang tidak murah, ia

juga membutuhkan keahlian serta kreatifitas yang tinggi. Agar media

yang ditampilkan sesuai dengan yang diharapkan”.30

Lebih lanjut

bapak Mursyida juga mempertegas dengan berkata bahwa “Dengan

belajar menggunakan komputer, ya pihak sekolah selama ini cukup

membantu dan memfasilitasi agar guru-guru bisa mengembangkan

28 Hasil wawancara dengan Bapak Sihar AMH, Kepala Sekolah SMP N 40 Jakarta pada hari

Senin 10 Juni 2013.

29

Opcit., Wawancara.

30

Opcit., Wawancara.

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

64

kefrofisionalannya dengan memberikan pelatihan-pelatihan

komputer”.31

Untuk mengoptimalkan pelatihan yang diberikan sekolah, tentunya harus

dibarengi dengan pengembangan-pengembangan lebih lanjut yang dilakukan di

luar jam pelatihan. Sebab pelatihan yang diberikan tentunya mempunyai batasan

waktu tertentu, apalagi masalah teknologi yang mengharuskan banyak-banyak

praktik agar mendapatkan kemahiran yang diharapkan. Hal ini yang dilakukan

oleh guru PAI agar ilmu yang ia dapat dari pelatihan tidak mudah hilang dan

berkembang. Seperti hasil wawancara dengan guru PAI dibawah ini:

Seperti yang diungkapkan oleh bapak Mursyida yang mengatakan

bahwa “Ia belajar sedikit-demi sedikit, dan juga teman-teman

seprofisi juga ikut serta membantu dalam pembuatan media komputer

sebagai media pembelajaran”.32

Hal senada juga diungkapkan oleh

bapak Fajril yang mengatakan bahwa “Saya terus berusaha belajar

tentang TIK, tak jarang saya bertanya pada teman-teman yang ahli

dalam pembuatan media komputer agar mendapatkan informasi yang

saya butuhkan”.33

Lebih Lanjut dipertegas lagi dengan pernyataan

bapak Lohim mengatakan bahwa “Saya selalu hadir di acara

pelatihan-pelatihan yang diprogramkan sekolah, sedikit-demi sedikit

saya terapkan ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan tadi dalam

bentuk nyata dengan membuat media-media pembelajaran yang

sederhana. Ya hasilnya cukup baik untuk mengasah keterampilan

dalam membuat suatu media komputer yang baik”.34

Dari pembahasan yang telah diterangkaan di atas, tergambar bahwa tantangan

penggunaan media komputer dalam pembelajaran dan cara mengatasinya,

ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Guru masih kurang baik dalam menggunakan TIK untuk media

pembelajaran.

b. Guru masih kurang maksimal dalam memanfaatkan media komputer

sebagai media pembelajaran.

31 Opcit., Wawancara.

32

Opcit., Wawancara.

33

Opcit., Wawancara.

34

Opcit., Wawancara.

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

65

c. Pihak sekolah memberikan beberapa antisipasi untuk

mengoptimalkan penggunaan media komputer sebagai media

pembelajaran.

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

66

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN

A. Kesimpulan

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta dalam hal penggunaan media

komputer guru PAI di sekolah SMPN 40 Jakarta masih kurang terampil hal

ini dibuktikan dengan cara mereka membuat PowerPoint, penggunaan TIK,

serta estitika tampilan slide yang dirasa masih sangat kurang.

2. Pandangan Guru PAI kelas VII SMPN 40 Jakarta terhadap media Komputer

sangat positif bagi mereka. Pembelajaran PAI dirasa kompeten, memiliki

keunggulan diantaranya dapat mempermudah, memperjelas benda yang

kecil untuk dapat dihadirkan dengan jelas.

3. Tantangan yang dihadapi guru PAI kelas VII SMPN 40 Jakarta dalam

menggunakan media komputer yaitu kurangnya sarana berupa fasilitas

komputer, LCD, dan ketidakmampuan mereka dalam mengoprasikan

komputer.

B. Implikasi

Dalam pemakaian media komputer guru PAI masih dirasa kurang baik dari

segi komponen isi power point, penggunaan TIK, serta estitika tampilan slide

yang dirasa masih sangat kurang. Hal ini terungkap dari pembahasan yang telah

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

67

diungkapkan pada bab IV yang memberikan informasi bahwa dalam pemakaian

media komputer sebagai bahan presentasi masih kurang bagus. Media komputer

sangat membantu guru PAI dalam menyampaikan pembelajaran. Penyampaian

media pembelajaran dengan menggunakan media komputer mempermudah hal-

hal yang sulit dan juga memperjelas hal-hal yang rumit. Siswa merasa lebih

senang menggunakan media komputer yang lebih inovatif dan kreatif. Sebab

siswa merasa tidak bosan dengan pembelajaran yang tidak terlalu banyak

ceramah, namun dengan media komputer waktu ceramah bisa lebih sedikit.

Beberapa keunggulan media komputer dengan media yang lain sebagai media

pembelajaran ditemukan bahwa dengan menggunakan media komputer sebagai

media pembelajaran PAI menjadikan penyampaian pembelajaran menjadi lebih

mudah. Seperti yang telah dibahas di bab IV, dengan menggunakan media

komputer sesuatu yang kecil bisa diperbesar dan yang tidak mungkin untuk bisa

dihadirkan bisa dihadirkan dengan mudah serta waktu yang dibutuhkan sangat

singkat. Media komputer dapat mempermudah, memperjelas benda yang kecil dan

juga dapat menghadirkan sesuatu yang tidak mungkin untuk dapat dihadirkan

dengan jelas. Inilah beberapa kelebihan yang paling simpel untuk diungkapkan.

Guru masih kurang baik dalam menggunakan TIK untuk media pembelajaran.

Kecanggihan penggunakan TIK di zaman modern ini, kurang dimanfaatkan

dengan baik. Sebab dalam menggunakan media komputer masih sangat

sederhana, padahal para aktivis pembuat sofwear sudah mengembangankan

berbagai kecanggihan dan inovatif. Guru masih kurang maksimal dalam

memanfaatkan media komputer sebagai media pembelajaran. Pihak sekolah

memberikan beberapa antisipasi untuk mengoptimalkan penggunaan media

komputer sebagai media pembelajaran. Pihak sekolah memberikan saran untuk

para guru, dengan memberikan pembekalan berupa kegiatan pelatihan

menggunakan komputer.

C. Saran

Agar pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media komputer

menjadi media yang memberikan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

68

menyenangkan, gembira dan berbobot. Maka pembelajaran dengan menggunakan

media komputer harus ada tim yang menangani khusus, yaitu tim kreasi dan

inovasi pembelajaran dengan menggunakan media komputer. Sebab dengan

adanya tim khusus ini diharapkan dapat membantu mengembangkan pembejaran

dengan media komputer yang diharapkan. Tim ini terdiri dari beberapa staf ahli

dalam bidangnya yang menguasai keahlian tentang penggunaan komputer serta

memahami tentang kurikulum.

Agar guru PAI berkembang kemampuannya dalam TIK pemberian pelatihan

tidak hanya sebatas dalam kurun waktu yang telah ditentukan, namun peningkatan

kualitas kemampuan penggunaan komputer harus berkelanjutan dan harus serta

merta di dorong lebih giat lagi agar guru PAI dapat mengembangkan ilmu yang

telah didapatkannya dari pelatihan-pelatihan yang telah diberikan. Dan diberikan

penghargaan pada guru PAI yang dapat mengembangkan pembelajaran dengan

kreatif dan inovatif.

Peneliti mengharapkan ada peneliti lanjutan dari pihak lain mengenai

keprofesinalan guru PAI dalam mengembangkan keahlian terhadap penggunaan

media komputer sebagai media pembelajaran.

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

69

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru, Hendro Ari Setyono dan Sofan Amri. Pembelajaran

Akselerasi. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011.

- - - - - - -. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan

Nasional. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, Cet. I, 2010.

Akbar, Sa’dun, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013.

Alwasilah, A. Chaedar, Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Kiblat Buku Utama, Cet. II,

2003.

Alya, Qanita, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Indah Jaya, Adipratama

Anggota IKAPI, 2009.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafndo Persada, Cet.

XIII, 2010.

Ariani, Niken dan Dany Haryanto. Pembelajaran Multi Media di Sekolah. Jakarta:

PT. Prestasi Pustakarya, 2010.

Arifin, Muzazin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Asyhar, Rayandra, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2011.

Daradjat, Zakiah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VIII,

2009.

- - - - - - - . Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

70

Gafar, Irpan Abd. dan Muhammad Jamil B. Re-formulasi Rancangan

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Nur Insani, 2003.

Hadi, Amirul dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV.

Pustaka Setia, Cet. IV, 1998.

Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2008.

- - - - - - -. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. I, 2001.

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

- - - - - - -. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Cet. I, 1996.

Hawi, Akmal. Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama. Palembang: IAIN Raden Fatah

Press, Cet. II, 2008.

Ibrahim, Nurdin. “Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer terhadap hasil

belajar”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 15, No. I, Januari

2009.

Idrus, Ali, Manajemen Pendidikan Global, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.

Johnson, Elaine B. Contextual Teaching Learning. Bandung: Mizan Learning

Center, Cet. I, 2006.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung

Persada Press. 2008.

Munir. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

2012.

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

71

M. Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran, Jakarta: PT.

Prestasi Pustakaraya, 2012.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Cet. XXIX, 2011.

Nasution. Teknologi Pedidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Cet. VI, 1993.

Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cet. IV,

2005.

- - - - - - -. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cet. III, 2002.

Rosidin, Dedeng. Akar-Akar Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Bandung: Pustaka Umat. 2003.

Sadiman S. Arif, Rahardjo, dkk. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Cet. XIV, 2010.

Sabri, M. Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cet.I,

2005.

Sairin, Weinata, Himpunan Peraturan di bidang Pendidikan, Bandung: Yrama

Widya, 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, . Cet.

VIII, 2009.

Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif, Jakarta: Gaung Persada Press, 2011.

Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka. 2007.

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

72

Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. cet. VI, 2010.

Uwes, Sanusi. Visi dan Pondasi Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jakarta:

Logos. 2003.

Wasrita, Bambang. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

2010.

Yunus, Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: PT. Hidayah

Karya Agung. Cet. XII, 1983.

Page 86: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 87: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 88: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 89: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 90: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 91: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan
Page 92: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

Catatan Lapangan

Metode Pengumpulan Data: Wawancara

Hari/tanggal : Senin, 10 Juni 2013

Waktu : 08.15-08.45WIB

Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

Sumber data : Kepala SMPN 40 Jakarta Pusat

Deskripsi data:

Informan yang diwawancarai adalah Bapak Drs. Sihar AMH. Beliau

merupakan kepala sekolah SMPN 40 Jakarta Pusat. Pada wawancara ini peneliti

sekaligus menyampaikan maksud untuk meminta izin melakukan penelitian

tentang penggunaan media komputer dalam pembelajaran PAI. Pada wawancara

ini peneliti datang lebih awal, yakni pada pukul 06.00 sehingga peneliti dapat

mengikuti jalannya upacara rutin hari senin dari ruang tunggu tamu.

Hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa diperbolehkan melakukan

penelitian dengan melalui prosedur yang berlaku, yakni dengan menyertakan surat

tugas dari Universitas. Kemudian saya mebuka dialog dengan beberapa

pertanyaan kepada beliau dengan jawaban sebagai berikut:

“Pak Sihar menuturkan bahwa beliau mulai menjabat sebagai kepala sekolah

mulai tahun 2012. Mengingat untuk mempersiapkan Sekolah Rintisan

Bertaraf Internasional (RSBI), maka menjadi tantangan bagi semua warga

sekolah untuk meningkatkan pelayanan prima kepada pelanggan. Sebagai

pimpinan di sekolah ini, saya sudah merencanakan dan melaksanakan

program-program sekolah untuk menunjang ke arah yang diharapkan. Dalam

program inovasi dalam input dan proses pembelajaran, sekolah sudah

mengembangan quantum learning; mengembangan bahan ajar, silabus dan

sistem penilaian; mengembangan strategi pembelajaran; membeli buku

penunjang dan buku perpustakaan; membeli OHP/infocus dan Laptop;

membeli CD pembelajaran dan CD data. Kemudian kita juga

mengembangkan program kinerja profesionalan guru dengan mengadakan

tenaga profesional dan pakar pendidikan untuk meningkatkan mutu SDM;

penyesuaian jenjang pendidikan minimal S.1; mengadakan pelatihan-

pelatihan (seminar, workshop); meningkatkan keaktifan guru dalam MGMP

Page 93: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

(tingkat sekolah, sanggar, kodya, provinsi); mengadakan kursus Bahasa

Inggris (mendatangkan tutor, menambah buku-buku penunjang, membeli CD

atau kaset pembelajaran bahasa inggris, menyediakan majalah atau koran

berbahasa Inggris). Disamping itu sekolah juga mengadakan kursus

komputer, dengan mendatangkan tenaga pengajar, menambah perangkat

komputer, membeli buku-buku penunjang, membeli CD data dan CD

program. Dan juga menambah buku-buku pegangan untuk setiap mata

pelajaran, mengadakan studi banding dan mempersiapkan perangkat kegiatan

pembelajaran. Sekolah sudah melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan media komputer, kelas-kelas sudah terpasang LCD proyektor

dengan baik. Jadi untuk menggunakannya sudah tersedia, tanpa harus rebutan

memakai alat yang dibutuhkan. Setiap kendala pasti ada, tinggal bagaimana

kita menanggapinya dan menjadikannya masalah yang dapat dipecahkan serta

terselesaikan. Apalagi bagi guru-guru yang sudah agak tua pemakaian media

komputer menjadi tantangan tersendiri, tetapi ya mereka menyesuaikannya

dengan baik walaupun sedikit agak lamban.

Sekolah sudah mengadakan kursus komputer, dengan mendatangkan tenaga

pengajar, menambah perangkat komputer, membeli buku-buku penunjang,

membeli CD data dan CD program. Hal ini selain untuk menunjang

keprofesionalan guru juga sebagai antisipasi agar terlaksana program-

program sekolah”.

Page 94: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

Catatan Lapangan

Metode Pengumpulan Data: Wawancara

Hari/tanggal : Kamis, 23 Mei 2013

Waktu : 10.00-10.45 WIB

Lokasi : Ruang guru SMPN 40 Jakarta Pusat

Sumber data : Bapak Fajril Ghois, S.Ag

Deskripsi data:

Informan adalah salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP

Negeri 40 Jakarta. Bapak Fajril Ghois, S.Ag mengajar di kelas VII. Sedangkan

untuk kelas IX Pendidikan Agama Islam diajar oleh Bapak Mursyida, M.BA dan

untuk kelas VIII di ajar oleh Bapak Lohim Damanik, S.Ag.Wawancara ini

merupakan wawancara pertama dengan informan untuk mengetahui permasalahan

yang terjadi dalam pembelajaran PAI di SMPN 40 Jakarta Pusat. Pertanyaan yang

disampaikan mengenai permasalahan pembelajaran di SMPN 40 Jakarta Pusat

dan penyebab terjadinya permasalahan tersebut.

Hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa diperbolehkan melakukan

penelitian dengan melalui prosedur yang berlaku, kemudian saya mebuka dialog

dengan beberapa pertanyaan kepada beliau dengan jawaban sebagai berikut:

“Bapak Fajril mengajar sudah 13 tahun. Menurut Pak Fajri media

pembelajaran itu suatu perantara yang membantu untuk mempermudah

menyampaikan pembelajaran. Beliau sedikit mengikuti perkembangan TIK,

namun menurut beliau perkembangan TIK sekarang sudah canggih-canggih

dulu komputer masih jarang dipakai oleh orang tetapi kalau sekarang

komputer sudah banyak yang punya dan bahkan orang dengan mudah

menbawanya kemana-mana kaya laptop atau notebook. Kita di sini sudah

memakai media komputer sebagai media pembelajaran, media komputer

cukup membantu pembelajaran. Kalau dulu kita capek-capek menulis materi

pembelajaran di papan tulis sampai beberapa kali, tetapi kalau memakai

media komputer cukup satu kali menulisnya bisa dipakai berulang-ulang

tanpa menulis kembali materi pembelajarannya. Selain itu juga sangat

membantu jika ada materi yang mengharuskan untuk simulasi, contoh

masalah tajwid kita cukup membuat pelafalan membaca al qur’an dengan

Page 95: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

baik di media komputer kita sudah bisa digunakan berulang-ulang. Menurut

Pak Fajri media komputer membantu dalam menyampaikan pembelajaran,

selain mempermudah pembelajaran juga menjadikan waktu pembelajaran jadi

efektif serta sistemika penyampaian jadi lebih baik. Media komputer dalam

pembelajaran sangat membantu kita dalam banyak hal, sepertinya siswa lebih

bisa konsentrasi dibanding tidak dengan menggunakan media komputer.

Misal kita mempelajari masalah mengkafani sampai menshalatkan mayat atau

masalah wudhu sampai mengerjakan shalat wajib, kita cukup memutarkan

vedio materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik. Lain halnya tidak

menggunakan media komputer, bisa jadi waktu serta kefokusan siswa

menjadi berkurang disebabkan kurangnya inovasi dalam penyampaian.

Menurut Pak Fajri mengembangkan media komputer cukup sulit karena

selain biaya yang tidak murah, ia juga membutuhkan keahlian serta kreatifitas

yang tinggi. Agar media yang ditampilkan sesuai dengan yang diharapkan.

Selain dari program-program sekolah yang harus kita ikuti, kita juga dituntut

untuk mengembangkan dan mengaplikasikannya dalam bentuk nyata. Beliau

mengakui bahwa dalam membuat media komputer sebagai media

pembelajaran saya masih sederhana. Kesulitannya ya disamping biaya yang

cukup mahal, juga membutuhkan keahlian khusus dan kreatifitas. Bagi beliau

ini suatu tantangan yang dituntut sekolah walaupun kalau masalah TIK,

beliau juga mengakui bahwa masih dalam tahap pembelajaran. Beliau terus

berusaha belajar tentang TIK, tak jarang saya bertanya pada teman-teman

yang ahli dalam pembuatan media komputer agar mendapatkan informasi

yang beliau butuhkan. Cara inilah yang dilakukan Pak Fajri dalam

mengembangkan keahliannya”.

Page 96: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

Catatan Lapangan

Metode Pengumpulan Data: Wawancara

Hari/tanggal : Kamis, 23 Mei 2013

Waktu : 12.00-12.45 WIB

Lokasi : Ruang guru SMPN 40 Jakarta Pusat

Sumber data : Bapak Lohim Damanik, S.Ag

Deskripsi data:

Informan adalah salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP

Negeri 40 Jakarta. Bapak Lohim Damanik,S.Ag mengajar di kelas VIII.

Wawancara ini merupakan wawancara kedua dengan informan untuk mengetahui

permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PAI di SMPN 40 Jakarta Pusat.

Pertanyaan yang disampaikan mengenai permasalahan pembelajaran di SMPN 40

Jakarta Pusat dan penyebab terjadinya permasalahan tersebut:

“Pak Lohim mengajar kurang lebih sudah 7 tahun. Menurut beliau media

pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan suatu pelajaran,

yang mana media ini sangat membantu sekali dalam pembelajaran, jika

medianya baik maka komunikasi bisa berjalan dengan baik. Perkembangan

media TIK beliau ikuti, tetapi beliau tidak sedalam dan sedetail orang yang

belajar secara khusus tentang TIK. Beliau mengetahui adanya komputer,

laptop, notebook, LCD, infocus, twiter, facebook, google dan yahoo.

Menurut beliau media komputer dalam pembelajaran PAI dapat membantu

menyampaikan pembelajaran. Beliau mengungkapkan bahwa media

komputer dapat mempermudah penyampaian materi pembelajaran.

Kelebihan media komputer dalam pembelajaran PAI, mempermudah

tercapainya penyampaian materi pembelajaran, waktu dapat di gunakan

lebih baik, sistematika materi pembelajaran dapat tersaji dengan baik. Media

komputer membantu guru jika ada materi yang kelupaan untuk

disampaikan. Fokus pandangan siswa terhadap materi pembelajaran bisa

lebih baik. Oleh sebab itu media komputer sangat membantu guru,

disamping kita menyesuaian kemajuan zaman dimana para siswa lebih

senang jika belajar dengan media-media yang populer saat ini. Perbedaan

media komputer dengan media-media yang lain terlihat dari perangkat yang

digunakan. Media komputer merupakan media yang bersifat eliktronik

tentunya mempunyai harga yang cukup mahal disamping itu juga rawan

akan kerusakannya. Disamping banyak sekali keunggulannya dari media-

Page 97: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

media yang lain. Misal, jika ada simulasi peragaan shalat kita cukup

memutar kembali isi slide peragaan shalat maka simulasi dapat ditampilkan

dengan mudah, tanpa membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang

panjang. Menurut Pak Lohim pengembangan media komputer dalam

pembelajaran PAI di SMPN 40 Jakarta, saat ini selain difasilitasi oleh

sekolah dengan adanya pelatihan-pelatihan, guru pun dituntut berperan aktif

untuk mengambangkan kemampuannya dalam TIK walau pun dengan cara

otodidak belajarnya. Agar media yang ditampilkan pada persentasi nanti di

depan siswa dapat hasil yang positif dan siswa pun faham dan mengerti isi

materi pembelajaran tersebut. Menurut beliau yang terlibat dalam

pengembangan media komputer dalam pembelajaran PAI di sekolah, selain

dari guru yang mengampu mapel PAI dari sekolah pun memberikan

pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan kemampuan guru dalam

menggunakan media komputer. Kesulitan pembuatan media komputer

dalam pembelajaran disekitar bagaimana slide yang ditampilkan selain isi

yang padat dan jelas, dari segi estitikanya pun harus diperhatikan. Oleh

sebab itu slide harus membutuhkan inovasi dan kriatifitas agar tercapai yang

kita inginkan. Disamping itu peralatan eliktronik yang dibutuhkan agak

mahal harganya, jadi tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan, ya setidak-

tidaknya guru bersangkutan sudah punya laptop atau notebook agar

membantu memudahkan guru mengembangkan kemampuannya dalam

membuat media komputer. Pak Lohim menuturkan bahwa beliau selalu

hadir di acara pelatihan-pelatihan yang diprogramkan sekolah, sedikit-demi

sedikit saya terapkan ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan tadi dalam

bentuk nyata dengan membuat media-media pembelajaran yang sederhana.

Ya hasilnya cukup baik bagi beliau untuk mengasah keterampilan dalam

membuat suatu media komputer yang baik. Di akhir perbincangan beliau

mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah karena beliau sudah mengikuti

intuksi-intruksi yang diarahkan oleh sekolah“.

Page 98: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

Catatan Lapangan

Metode Pengumpulan Data: Wawancara

Hari/tanggal : Kamis, 13 Juni 2013

Waktu : 10.00-10.45 WIB

Lokasi : Ruang guru SMPN 40 Jakarta Pusat

Sumber data : Bapak Mursyida, M.BA

Deskripsi data:

Informan adalah salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP

Negeri 40 Jakarta. Wawancara ini merupakan wawancara ketiga dengan informan

untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PAI di SMPN

40 Jakarta Pusat. Pertanyaan yang disampaikan mengenai permasalahan

pembelajaran di SMPN 40 Jakarta Pusat dan penyebab terjadinya permasalahan

tersebut.

Hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa diperbolehkan melakukan

penelitian dengan melalui prosedur yang berlaku, kemudian saya mebuka dialog

dengan beberapa pertanyaan kepada beliau dengan jawaban sebagai berikut:

“Beliau mulai mengajar di sekolah ini pada tahu 1978, jadi kurang lebih

sudah 35 tahun. Menurut beliau media komputer merupakan sebagai alat

bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran, seperti papan tulis ia juga

sebagai media pembelajaran. Pak Mursyida menuturkan bahwa beliau kurang

mengikuti perkembangan TIK, namun beliau mengetahui perkembangan

media komputer tersebut. Media komputer dalam pembelajaran beliau liat

cukup membantu, kalau zaman dulu guru mengajar paling-paling cuma pakai

kapur dan papan tulis sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Tapi dengan kecanggihan teknologi kita sudah bisa memakai komputer

sebagai alat pembelajaran. Pak Mursyida mengatakan bahwa yang paling

simpel kenapa banyak orang berlomba-lomba ingin membeli handpon yang

ada menampilkan jaringan internet kalau tidak ada kelebihannya. Begitu juga

dengan media pembelajaran dengan menggunakan komputer. Lebih

simpelnya beliau menuturkan bahwa media komputer dapat mempermudah

menyampaikan materi pembelajaran. Beliau mengakui bahwa media

komputer membantu dalam pembelajaran, walau pun saya tidak begitu ahli

dalam menggunakanny. Menurut beliau media komputer sangat mudah

Page 99: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

digunakan, tidak memerlukan waktu yang lama dan bisa digunakan berulang-

ulang tampa harus menuliskan kembali isi materi pembelajaran atau contoh

yang digunakan. Lain halnya dengan media yang lain yang harus menuliskan

kembali isi pembelajaran dan membuat contoh lagi pada tiap-tiap

pembelajaran dan ini membutuhkan waktu yang lama. Dengan belajar

menggunakan komputer, beliau menuturkan bahwa pihak sekolah selama ini

cukup membantu dan memfasilitasi agar guru-guru bisa mengembangkan

keprofesionalannya dengan memberikan pelatihan-pelatihan komputer. Pak

Mursyida mengakui bahwa penggunaan media komputer dalam pembelajaran

aplikasinya cukup sulit. Soalnya disamping umur beliau yang sudah agak tua,

mungkin membuat beliau agak lamban dalam menerapkan media komputer

sebagai media pembelajaran. Namun beliau masih tetap belajar sedikit-demi

sedikit, dan juga teman-teman seprofesi juga ikut serta membantu dalam

pembuatan media komputer sebagai media pembelajaran. Dengan cara ini

yang saat ini beliau lakukan untuk mengembangkan keahlian dalam

penggunaan komputer sebagai media pembelajaran”.

Page 100: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

Catatan Lapangan

Metode Pengumpulan Data: Wawancara

Hari/tanggal : Jum’at, 26 Juni 2013

Waktu : 13.15-13.30WIB

Lokasi : Ruang kelas VII D

Sumberdata : Siswa kelas VII D

Deskripsi data:

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai

pembelajaran PAI di kelas VII D. Wawancara dilaksanakan sepulang sekolah agar tidak

mengganggu jalannya pelajaran, akan tetapi hal ini berakibat hanya beberapa siswa yang

berhasil di wawancara dikarenakan siswa yang lain terburu-buru untuk pulang. Adapun

hasil tanggapan siswa yang bisa didapatkan peneliti sebagai berikut:

“Media pembelajarannya lebih diperbaiki, biar kita lebih merasa senang lagi.

Saya senang mengikuti pembelajaran PAI sebab belajarnya menggunakan

presentasi dengan power point tidak dengan ceramah aja”. Kata Indra

Rusmana

“Media Komputer sangat bagus dan baik. Untuk praktek dan visualisasinya media

persentasi dengan powerpoint agar lebih ditambahkan”. Kata Dwi Hadi

“Pembelajaran PAI sangat penting, karena sangat erat dengan kegiatan yang kita

lakukan sehari-hari. Pembelajarannya lebih menyenangkan menggunakan media

komputer karena lebih modern dan mudah”. Kata achmad Ghefari

“Dengan menggunakan media komputer pelajaran agama lebih mudah dipahami,

mengingat anak zaman sekarang lebih suka di depan komputer”. kata Desi

Adindawati

“Pemebalajaran PAI dengan media komputer tidak ada masalah apalagi kalau guru

tambah kreatif menambahkan beberapa animasi-anaimasi mungkin tambah asik”.

Kata Husnaini Alif

“Menggunakan media komputer dalam pembelajaran lebih menyenangkan karena

dengan media komputer bisa lebih simple penyampaiannya”. kata Wulandari

Page 101: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

Catatan Lapangan

Metode Pengumpulan Data: Observasi

Hari/tanggal : Selasa, 28 Mei 2013

Waktu : 10.00-10.45 WIB

Lokasi : Ruang Kelas VII SMP Negeri 40 Jakarta Pusat

Sumber data : Kelas VII D

Deskripsi data:

Hari ini merupakan pertama kali peneliti melakukan observasi di kelas VII D

SMPN 40 Jakarta Pusat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa pada saat

pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh deskripsi sebagai

berikut:

Penyajian, setelah masuk kelas guru langsung mengucapkan salam dan

mengisaratkan siswa untuk berdoa bersama. Dengan bahasa yang ramah dan jelas,

guru memulai persentasi yang diawali dengan menanyakan kembali prihal

pelajaran yang telah lewat dengan komunikasi dua arah.Secara bertahap materi-

materi pelajaran tersampaikan dengan sistematis berjalan baik. Para siswa

menyimak dan memperhatikan dengan baik materi-materi pembelajaran yang

disampaikan oleh guru, sebab guru tersebut menguasai materi pembelajaran

dengan baik. Waktu pembelajaran yang direncanakan berjalan dengan baik, tanpa

ada kelebihan atau kekurangan waktu. Komunikasi pembelajaran berjalan dengan

baik, karena guru membuat suasana pembelajaran menjadi dua arah. Tidak hanya

terpusat pada seorang guru saja, akan tetapi siswa-siswa pun dilibatkan dalam

komunikasi. Setelah materi pembelajaran sudah berakhir, guru menutupnya

dengan kesimpulan dan berdoa “agar pembelajaran hari ini dapat diterima siswa

dan mendapat keberkahan”.

Diskusi, di sela-sela penyampaian materi pembelajaran terjadi tanya jawab

antara guru dan siswa, jawaban guru yang ditanyakan dirasakan oleh siswa merasa

puas sebab argumen-argumen yang lontarkan sangat memuaskan disamping itu

jawaban guru terasa jelas dan tepat tanpa berbelit-belit. Dalam penyampaian

Page 102: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

materi pembelajaran, sesekali ada siswa yang berbeda pendapat dengan guru.

Guru menanggapinya dengan lapang dada dan rendah hati terhadap masukan atau

pendapat siswa yang berlainan, tetapi guru juga memberikan koreksian jika

pendapat siswa tersebut terlalu melencing dari materi pembelajaran.

Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi materi pembelajaran dengan

topik dirasa sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan, kesimpulan dan

saran, serta daftar pustaka sudah sesuai dan sistematis penulisannya pun sudah

baik. Hanya saja isi tiap-tiap slide masih dirasa terlalu penuh oleh penjelasan-

penjelasan materi pembelajaran. Tampilan penulisan di tiap-tiap slide masih

sederhana, terlalu datar seperti makalah tanpa di modifikasi sedemikan rupa

sehingga tercipta slide yang indah dan baik.

Penggunaan TIK, dalam penggunaan gambar dalam slide-slide powerpoint

masih kurang baik, sebab gambar-gambar yang ditampilkan dirasa kurang

menarik perhatian mata memandang. Selain itu jika ada materi yang

mengharuskan ada suara, seperti penyebutan huruf hijaiyah atau nun mati ketemu

mim. Sedangkan animasi-animasi yang di buat sudah cukup baik, sebab

pemakaian animasi membuat tulisan menjadi gerak yang indah.

Estitika tampilan slide, pembuatan slide-slide pembelajaran masih sangat

sederhana dan masih perlu dibenahi lagi agar menjadi slide yang bagus dan

menarik. Masalah pemakaian warna tulisan dan background masih dirasa kurang

menarik, karena masih kurang pas pemakaiannya dan terkadang ada tulisan yang

kurang jelas di lihat. Tulisan terasa penuh dalam tiap-tiap slide maka huruf,

format teks dan layout pun masih kurang baik.

Page 103: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

Catatan Lapangan

Metode Pengumpulan Data: Observasi

Hari/tanggal : Selasa, 25 Juni 2013

Waktu : 10.00-10.45 WIB

Lokasi : Ruang Kelas VII SMP Negeri 40 Jakarta Pusat

Sumber data : Kelas VII D

Deskripsi data:

Ini merupakan kedua kali peneliti melakukan observasi di kelas VII D SMPN

40 Jakarta Pusat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa pada saat

pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh deskripsi sebagai

berikut:

Penyajian, setelah guru masuk dan mengucapkan salam pada siswa, para siswa

berdiri dan membalas salam guru kemudian membaca doa. Guru mengutarakan

prihal SK dan KD pada pertemuan ini kepada siswa, setelah itu menanyakan

kembali pelajaran pada minggu kemarin. Kemudian guru membuka persentasi

mengenai pembahasan materi pembelajaran. Bahasanya cukup jelas dan santun di

dengar oleh siswa, sebab guru menggunakan alat bantu sepeker untuk

memperjelas suaranya. Sistematika penulisan makalah persentasi tersaji dengan

baik dan berurutan sesuai dengan pembahasan yang dibicarakan. Guru terlihat

santai dengan kepercayan penuh karena materi pembelajaran tersampaikan dengan

baik. Waktu pun dapat digunakan dengan sebaik mungkin. Guru juga pandai

membuat suasana jadi komunikatif, sesekali ia bertanya kepada siswa perihal

dengan materi yang sedang di bahas. Setelah semua materi pembelajaran sudah

selesai guru langsung menutup dan menyimpulkan tentang isi pokok meteri

pembelajaran.

Diskusi, guru menguasai materi pembahasan yang ia paparkan ke siswa, hal ini

terlihat bagaimana ia mampu memunculkan argumen-argumen yang kuat dan

membuat siswa merasa puas atas pemaparan serta jawaban guru. Guru menjawab

setiap pertanyaan siswa dengan jelas dan tepat. Guru bukan tipe orang yang

Page 104: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

tertutup serta memaksakan kehendak, ia dengan terbuka menerima masukan atau

pendapat siswanya. Jika siswa memberikan masukan atau pendapat, guru tidak

serta merta mematahkan pendapat siswa. Guru meluruskan jika terdapat

kekeliruan terhadap pendapat siswa.

Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi dengan topik pembelajaran

pada tiap-tiap slide sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan,

kesimpulan dan saran serta daftar pustaka. Sistematika penulisan juga sudah baik,

namun inovasi slide masih di rasa kurang baik. Tampilan slide masih terlalu

penuh dengan isi pembahasan seperti makalah yang ditampilkan.

Penggunaan TIK, penggunaan foto pada tiap-tiap slide hampir tidak terlihat.

Pada hal foto-foto tentang tema yang di bahas begitu banyak yang bisa

ditampilkan. Penggunaan suara juga tidak ada begitu juga dengan tampilan

animasi-animasi pada slide juga kurang terlihat.

Estitika tampilan slide, desain warna dan background slide kurang begitu

kreatif. Tampilan slide terkesan sangat sederhana seperti makalah yang

ditampilkan di depan LCD proyektor. Huruf dan format teks juga masih sederhana

karena terlalu banyak di penuhi dengan isi materi pembahasan. Begitu juga

dengan tampilan layout.

Page 105: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

Catatan Lapangan

Metode Pengumpulan Data: Observasi

Hari/tanggal : Selasa, 16 Juni 2013

Waktu : 10.00-10.45 WIB

Lokasi : Ruang Kelas VII SMP Negeri 40 Jakarta Pusat

Sumber data : Kelas VII D

Deskripsi data:

Ini merupakan ketiga kali peneliti melakukan observasi di kelas VII D SMPN

40 Jakarta Pusat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa pada saat

pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh deskripsi sebagai

berikut:

Penyajian, guru masuk kelas kemudian memberi salam dan siswa juga

membalas salam serta berdoa sebelum memulai pembelajaran. Seperti biasa guru

memulai persentasi dengan menanyakan kembali pelajaran yang telah lewat.

Setelah di rasa sudah cukup dengan beberapa pertanyaan guru memulai dengan

terlebih dahulu membaca basmalah, kemudian pembelajaran di mulai. Guru

menggunakan bahasa yang jelas dan cukup dimengerti siswa, Ia tidak berbelit-

belit dalam menyampaikannya. Penyajian materi pembelajaran pun bisa

disampaikan dengan sistematis. Guru boleh dibilang menguasai materi

pembelajaran, hal ini terlihat bagaimana guru dalam menyampaikan materi tanpa

ragu-ragu dan menyakinkan. Waktu yang digunakan cukup baik, disamping itu ia

juga komunikatif dalam menyampaikan pemebajaran. Sesekali ia memberikan

canda untuk membantu siswa dalam menghilangkan ngantuk atau kepenatan

selama pembelajaran. Setelah semua materi telah disampaikan dengan baik, ia

membuka soal jawab dengan siswa. Kemudian ia simpulkan semua pembelajaran

yang sudah dipelajari.

Diskusi, dalam pembelajaran terjadi soal jawab antara guru dengan siswa.

guru memberikan jawaban dengan argumentasi yang menyakinkan dengan bahasa

yang mudah dipahami siswa memberikan rasa kepuasan bagi siswa. Sebab

Page 106: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24769/3/NURLAILI... · kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan

jawaban yang diberikan cukup jelas dan tepat serta tidak memunculkan

penafsiran-penafsiran bagi siswa. Guru juga cukup toleransi terhadap masukan-

masukan atau pun pendapat siswa. Kalau pendapat siswa agak melinceng ia

meluruskannya agar tidak terjadi kesalahan.

Komponen Isi Power Point, tampilan isi dengan topik pembelajaran sudah

sesuai, hal ini terlihat dari judul; pembahasan; kesimpulan dan saran; dan daftar

pustaka. Penulisan juga tersusun dengan rapih dan sistematikanya pun juga sudah

baik. Sedangkan inovasi penulisan agak kurang terlihat dalam tiap-tiap slide.

Penggunaan TIK, dalam menggunakan gambar agak kurang kreatif sebab

isi materi yang penuh tidak ada ruang untuk menampilkan gambar. Begitu juga

dengan suara, yang hampir tidak terdengar pada tiap-tiap slide. Animasinya pun

juga tidak terlihat dalam slide yang ditampilkan.

Estitika tampilan slide, dalam pembuatan tiap-tiap slide masih kurang

kreatif. Desain warna dan background masih dirasa kurang, hampir di setiap slide

background yang digunakan sama tanpa ada perbedaan antara background slide

pertama sampai akhir. Pemakaian huruf hampir kekecilan sebab isi materi terlalu

penuh menutupi semua halaman. Begitu juga dengan format teks dan layout agak

kecil untuk di lihat dari kejauhan.