51
1 SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI DENGAN WARGA SEKITAR PATHUK KELURAHAN NGAMPILAN KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA Disusun Oleh : AGUSTINUS HERY SUPRANJONO 16530041 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2018

SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

1

SKRIPSI

KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI DENGAN WARGA

SEKITAR PATHUK KELURAHAN NGAMPILAN KECAMATAN

NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

AGUSTINUS HERY SUPRANJONO

16530041

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2018

Page 2: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

i

SKRIPSI

KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI DENGAN WARGA

SEKITAR PATHUK KELURAHAN NGAMPILAN KECAMATAN

NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada

Program Studi Ilmu Komunikasi

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Disusun Oleh :

AGUSTINUS HERY SUPRANJONO

16530041

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2018

Page 3: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

ii

Page 4: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

iii

Page 5: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

iv

HALAMAN MOTTO

TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK

BELAJAR

Page 6: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Sederhana ini Untuk istriku

B CITRANINGTYAS RETNOANGGRAINI,S.Farm., APT

Anak – Anakku

METODIUS ERIK ARMAND NIRWASITA

KATARINA ERIKA ACHAZIA NIRWASITA

Page 7: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah, Bapa di Surga hanya karena kasih sayang-Nya, karya

sederhana ini dapat terselesaikan. Melalui karya ini, penulis mencoba untuk

mengeksplorasi Komunikasi antar wara asrama Polisi dengan warga sekitar Pathuk

Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan Kota Yoyakarta

Penyusunan dan penyelesaian tulisan ini tidak dapat dilepaskan dari banyak pihak

yang telah memberikan dukungan dalam segala hal. Oleh karenanya ucapan

terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta, Bapak Ketua Program Studi

Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta beserta seluruh staf

akademika.

2. Bapak Ade Chandra, S.Sos., M.Si., penulis mengucapkan terimakasih atas

kesabaran dan bimbingan hingga terselesaikannya tulisan ini.

3. Habib Muhsin, S.Sos., M.Si. dan Drs. R.Y Gatot Raditya, M.Si sebagai Dosen

Penguji yang telah memberikan banyak masukan demi sempurnanya tulisan

ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Komunikasi dimana penulis menimba Ilmu

dan Pengalaman dari beliau.

5. Kedua Orang Tua penulis Bapak Petrus Kanisius Margono dan M M Suharti

yang telah membentuk saya hingga seperti ini.

6. Ibu Maryuni Lurah Ngampilan Kota Yogyakarta penulis mengucapkan

terimaksih atas bantuan dan dukungannya

Page 8: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

vii

Page 9: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

viii

ABSTRAK

STPMD “APMD” Yogyakarta

Program Studi Ilmu Komunikasi

Tahun 2017

Agustinus Hery Supranjono (16530041)

Judul Skripsi

KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI DENGAN WARGA

SEKITAR PATHUK KELURAHAN NGAMPILAN KECAMATAN NGAMPILAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi dan interaksi

antar warga asrama Polisi Pathuk dengan warga sekitar Pathuk, Ngampilan. Untuk

mengetahui permasalahan lebih mendalam dilakukan analisis tentang komunikasi

personal yang terjadi, hambatan serta upaya dan proses serta bentuk-bentuk interaksi

yang terjadi pada kedua warga.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan

gambaran penjelasan tentang beberapa hal yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

wawancara.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, dilakukan analisis data dan disimpulkan

bahwa komunikasi yang terjadi antara warga asrama Polisi dan warga Pathuk adalah

sebuah komunikasi alami yang terjadi secara naluriah karena adanya pesan dan

umpan balik yang positif (baik secara verbal maupun non verbal), umpan balik yang

positif dalam jangka panjang mampu menumbuhkan kedekatan sehingga tercipta

hubungan yang harmonis, aman dan tenteram. Bahasa konotatif dan gaya bahasa

merupakan hambatan dalam proses komunikasi dan interaksi antara warga asrama

Polisi dengan warga Pathuk. Gaya bahasa dan bahasa konotatif cenderung sulit

dipahami sehingga mengakibatkan kesalahan intepretasi antar keduanya. Adaptasi

adalah upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi hambatan komunikasi antara

warga asrama Polisi dengan warga Pathuk. Adaptasi dilakukan secara

berkesinambungan terutama ketika komunikasi terjadi. Interaksi sosial antara warga

asrama Polisi dengan warga Pathuk tercipta dari terbentuknya komunikasi yang

efektif. Interaksi sosial yang terjadi antara warga asrama Polisi dengan warga Pathuk

berupa kegiatan rutin warga, kegiatan sosial dan berbagai kegiatan lainnya.

Kata kunci : Komunikasi, Interaksi, Adaptasi, Warga Pathuk

Page 10: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

ix

DAFTAR ISI DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

HALAMAN JUDUL................................... ……………………………………

LEMBAR PERNYATAAN.........................……………………………………

HALAMAN PENGESAHAN..................... ……………………………………

HALAMAN MOTTO…………………………………………………………..

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………..

HALAMAN KATA PENGANTAR........... ……………………………………

HALAMAN ABSTRAK..............................……………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................

C. Tujuan Penelitian .................................................................................

D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

E. Tinjauan Pustaka...................................................................................

1. Konsep Komunikasi ......................................................................

2. Bentuk – bentuk Komunikasi ........................................................

3. Interaksi………………..................................................................

F. Kerangka Pikir ....................................................................................

G. METODE PENELITIAN ....................................................................

1. Jenis Penelitian ..............................................................................

2. Lokasi Penelitian ...........................................................................

3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................

4. Teknik Analisa Data ......................................................................

BAB II DISKRIPSI LOKASi PENELITIAN……………………………………

A. Profil KecamatanNgampilan...............................................................

1. Kondisi Geografis……………………………………………..

2. Iklim…………………………………………………………...

i

ii

iii

iv

v

vi

viii

x

1

1

3

3

4

4

4

8

14

19

20

20

20

21

22

24

24

24

24

Page 11: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

x

3. Pemerintahan…………………………………………………….

4. Agama………………………………….…………..……………

B. Tinjauan Umum TentangPolisi Republik Indonesia dan Profil

Asrama Polisi Ngampilan……………………………………………

1. Pengertian Kepolisian……………………………………...……

2. Asrama Polisi Ngampilan………….……………………..……..

BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA.........................................................

A. Profil Responden……………………………………………………..

B. Komunikasi Antar warga Asrama Polisi dengan Warga Sekitar

Pahtuk Ngampilan… ……..................................................................

1. Proses Komunikasi personal antar warga Asrama dan masyrakat

Pathuk Ngampilan…...…………………………………………..

2. Hambatan komunikasi antar warga asrama dan Masyarakat

Pathuk, Ngampilan…………………...………………………….

3. Upaya mengatasi hambatan antar warga asrama dengan

masyarakat Pathuk, Ngampilan………..……….………………..

4. Interaksi antar warga asrama dan masyarakat Pathuk,

Ngampilan……………………………………………………….

5. Bentuk – bentuk Interaksi antar warga asrama dan masyarakat

Pathuk, Ngampilan………………………………………………

C. Analisa Data..……………………………………………….……...

1. Analisa proses komunikasi antar wara asrama warga asrama dan

masyarakat Pathuk, Ngampilan Kota Yogyakarta………………

2. Analisa Komunikasi antar warga asrama dengan masyarakat

Pathuk, Ngampilan Kota Yogyakarta...…………………………

BAB IV PENUTUP ............................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................

B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

LAMPIRAN…………………………………………………………………….

26

30

32

32

36

40

40

44

44

49

51

52

54

59

59

61

63

63

64

65

66

Page 12: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

xi

.

Page 13: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang cenderung cepat membawa pengaruh yang

luas bagi kehidupan masyarakat. Pergeseran nilai-nilai budaya terjadi di hampir

seluruh kawasan, termasuk kawasan asia, dan terlebih Indonesia. Masyarakat di

negeri ini telah meninggalkan warisan budaya nenek moyang, terutama generasi

mudanya yang cenderung lebih condong kepada Budaya Barat, dan melupakan

nilai-nilai budaya sendiri. Perkembangan teknologi komunikasi telah

menyebabkan arus informasi menjadi kian cepat, dan ini mempercepat perubahan-

perubahan dalam masyarakat.

Kendati demikian, kemudah-mudahan berkomunikasi yang tercipta pada

masa sekarang tidak jarang membawa dampak negatif, seperti apabila dalam

istilah anak-anak muda sekarang disebut korban mode, yaitu cara berpakaian

seseorang yang sebenarnya tidak pantas dikenakan oleh orang tersebut hanya

karena ingin mengikuti trend tanpa melihat lingkungan sekitar dan pantas atau

tidak seseorang tersebut mengenakannya. Hal demikian terjadi dikarenakan

masyarakat belum siap sepenuhnya menerima keadaan yang sangat cepat berubah.

Karena ketidakpastian tersebut maka segala bentuk informasi dapat menembus

filter.

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari proses

berkomunikasi, baik secara verbal maupun non verbal, disadari maupun tidak

Page 14: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

2

disadari. Dalam proses komunikasi/interaksi tersebut, masing-masing individu

dan tempat tidak sama. Misalnya dalam proses pemakaman masyarakat Hindu di

Bali menggunakan upacara Ngaben dengan membakar mayat orang yang telah

meninggal, sedangkan untuk masyarakat Jawa langsung menguburkan jasadnya

saja.

Komunikasi merupakan bagian dari kebutuhan yang tidak dapat dihindari.

Meskipun seorang individu dapat berhenti berbicara, ia tidak dapat berhenti

berkomunikasi melalui idiom tubuh, ia harus megatakan suatu hal yang benar atau

salah. Ia tidak dapat mengatakan sesuatu. Secara paradoks, cara ia memberikan

informasi sedikit tentang dirinya sendiri, meskipun hal ini masih bisa dihargai

adalah menyesuaikan diri dan bertindak sebagaimana orang-orang sejenisnya

diharapkan.

Komunikasi merupakan suatu proses yang terus menerus seperti lingkaran.

Sebagai suatu proses, komunikasi merupakan suatu bentuk kegiatan yang

berkelanjutan tidak mempunyai titik awal dan titik akhir. Hal ini juga

menunjukkan bahwa komunikasi bersifat dinamis dan transaksional, yakni ketika

terjadi perubahan dalam setiap diri peserta komunikasi tersebut. Karena dalam

proses komunikasi, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecil

pun sangat berpengaruh, baik lewat komunikasi verbal maupun komunikasi non

verbal. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menimbulkan pengetahuan dan perilaku

yang baru.

Asrama polisi Pathuk merupakan salah satu asrama / perumahan

kepolisian yang ada di Kota Yogyakarta. Diantara para penduduk yang tinggal di

Page 15: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

3

Asrama Polisi tersebut, tidak hanya penduduk asli Yogyakarta dan sekitarnya saja

yang tinggal di Kompleks Asrama Polisi Pathuk, akan tetapi banyakjuga yang

berasal dari luar Kota Yogyakarta maupun luar Jawa. Baik Mereka yang berasal

dari Yogyakarta, luar Kota Yogyakarta maupun luar Jawa, meskipun berbeda

budaya dan adat istiadat mereka tetap mampu saling berkomunikasi dengan baik,

mampu belajar bersama, bisa saling mengisi guna menunjang kehidupan sosial

mereka. Secara langsung ataupun tidak, telah terjadi komunikasi antar warga

Asrama Polisi dengan masyarakat sekitar Pathuk.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka pemeliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Komunikasi Antar Warga Asrama Polisi

dengan Masyarakat Sekitar Pathuk Kelurahan Ngampilan Kecamatan

Ngampilan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka masalah yang akan diteliti yaitu:

“ Bagaimana komunikasi yang terjadi antara masyarakat Asrama Polisi dengan

warga sekitar Pathuk Ngampilan Kecamatan Ngampilan?”

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui komunikasi personal antar warga asrama Polisi dengan

warga sekitar Pathuk Ngampilan Kecamatan Ngampilan.

2. Untuk mengetahui interaksi antar warga asrama Polisi dengan warga

sekitar Pathuk Ngampilan Kecamatan Ngampilan.

Page 16: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

4

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik dari segi akademis

maupun praktis, yaitu:

1. Segi Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, kajian,

dan referensi mahasiswa ilmu komunikasi, khususnya mengenai interaksi

antar warga.

2. Segi Praktis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

penelitian selanjutnya, diharapkan oenelitian ini dapat menambah

wawasan mengenai komunikasi, sehingga dapat dilakukan penelitian

lanjutan untuk melengkapi penelitian bagi pihak yang

berkepentingan.

b. Bagi masyarakat di sekitar komplek Asrama Polisi Pathuk,

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan

masukan guna lebih menunjang komunikasi.

E. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Komunikasi

Hampir setiap waktu di dalam kehidupan manusia selalu diwarnai oleh

suatu aktivitas komunikasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

komunikasi merupakan hal yang vital setelah kebutuhan dasar yang lian

seperti makan, tidur, interaksi sosial. Komunikasi merupakan kebutuhna yang

vital, maka sudah pasti manusia membutuhkan komunikasi. Dengan

Page 17: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

5

komunikasi segalanya akan menjadi lancar, dan sebaliknya apabila dalam

hidupnya manusia tidak berkomunikasi , selalu menyendiri dan tidak pernah

berinteraksi sudah pasti akan kehilangan gairah hidup.

Wilbur Schramm mendefinisikan komunikasi dari Bahasa Latin

communis, yang berarti common (sama). Dengan demikian apabila kita

mengadakan komunikasi, maka kita harus mewujudkan persamaan antara kita

dengan mewujudkan persamaan antara kita dengan orang lain. Komunikasi

pada dasarnya adalah persamaan pendapat oleh karena itu, maka orang harus

mempengaruhi orang lain terlebih dahulu, sebelum orang lain memiliki sikap

pendapat dan tingkah laku yang dengan kita. (Djonaesih Soenarjo, 1995: 143-

144).

Komunikasi menurut Carl Hovland diterjemahkan sebagai suatu proses

ketika seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang,

kata-kata untuk merubah tingkah laku orang lain. (Djonaesih Soenarjo, 1995:

143-144).

Untuk menjelaskan arti komunikasi harus dilakukan dengan cara

menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: siapa, mengatakan apa,

media apa, kepada siapa, pengaruhnya apa. Jadi komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, melalui media yang

menimbulkan efek tertentu. (Effendi, 1994:10).

Gray Cronkhit merumuskan 4 (empat) asumsi pokok komunikasi,

sehingga dapat membantu memahami komunikasi, antara lain:

a. Komunikasi adalah proses (communication is a process).

Page 18: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

6

b. Komunikasi adalah pertukaran pesan (communication is a

transsactive).

c. Komunikasi adalah interaksi yang bersifat multi dimensi

(communication is a multi dimensional). Artinya kharakteristik sumber

(sources), saluran (channel), pesan (message), audience dan efek dari

pesan semua berdimensi komplek. Suatu pesan misalnya mempunyai

efek yang berbeda terhadap para audiens. Tergantung pada nilai-nilai,

kepribadian, motif maupun pola-pola perilaku yang spesifik seperti

kebiasaan mendengar, membaca, berbicara, menulis, dan pilihan

reference group.

d. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan atau

maksud-maksud ganda (communication in multipurposeful). (Redi

Panuju, 1997:6-7).

Setelah mengetahui pengertian dari komunikasi, maka kiranya penulis

perlu untuk menyampaikan jenis komunikasi yang sekiranya relevan menjadi

bahan rujukan dalam penelitian. Adapun jenis komunikasi tersebut adalah

komunikasi interpersonal (Interpersonal Communication).

Paling tidak terdapat 2 pengertian dari komunikasi interpersonal apabila

terlihat dai jumlah sasaran pertama: Komunikasi antar seorang komunikator

dengan seorang komunikan saja, kedua: interpersonal communication selain

dari komunikasi dengan seorang komunikator dengan beberapa orang

(kelompok kecil atau small group), mengenai jumlahnya small group tersebut

dari beberapa pakan komunikasi selalu terjadi perdebatan atau tidak ada

Page 19: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

7

persesuaian. Komunikasi interpersonal oleh Joseph Devito didefinisikan

sebagai:

a. Bukan komunikasi pada diri sendiri, karena komunikasi kepada diri sendiri

yang digunakan adalah istilah intrapersonal communication).

b. Interpersonal communication itu adalah komunikasi antar manusia,

komunikasi dengan menggunakan alat hewan, mesin, tumbuh-tumbuhan,

gambar-gambar dan sebagainya bukan dalam situasi interpersonal

communication.

c. Interpersonal communication terjadi antar dua orang atau kelompok kecil

manusia, yang tidak termasuk adalah komunikasi massa dan dalam

situasi piblio speaking dimana audience-nya sangat besar / banyak,

sedangkan pesan searah disampaikan dari komunikator kepada

komunikan, sehingga umpan balik tidak bisa dari audience ke

komunikator. (Djoenasih Soenarjo, 1995: 108-109).

Komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan, oleh karena itu komunikasi dapat ditinjau

dari 2 (dua) perspektif, yaitu

a. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis. Proses komunikasi ini

terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika seorang komunikator

berniat menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam

dirinya terjadi suatu proses.

b. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis. Proses komunikasi ini

berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau melemparkan buah

Page 20: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

8

bibir kalau lisan atau tangan jika tulisan pesannya sampai ditangkap oleh

komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator oleh komunikan itu

dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata atau indera

lainnya. (Effendy, 2003:31-32).

Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses

penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan

menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang

ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi-situasi komunikasi tertentu

lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yakni gerak

anggota tubuh, gambar, warna, dan lain sebagainya.

2. Bentuk-bentuk Komunikasi

Dalam komunikasi bahasa disebut lambang verbal (verbal symbol)

sedangkan lambang-lambang lainnya yang bukan bahasa dinamakan lambang

nonverbal (non verbal symbol).

a. Lambang Verbal

Dalam proses komunikasi bahasa sebagai lambang verbal paling banyak

dan paling sering digunakan, oleh karena hanya bahasa yang mampu

mengungkapkan pikiran komunikator mengenai hal atau peristiwa, baik yang

konkret maupun yang abstrak, yang terjadi masa kini, masa lalu dan masa

yang akan datang. Kita dapat menelaah pikiran Socrates dan Aristoteles yang

hidup ratusan tahun sebelum masehi, dari buku-buku berkat kemampuan

bahasa. Hanya dengan bahasa pula kita dapat mengungkapkan rencana kita

Page 21: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

9

untuk minggu depan, bulan depan atau tahun depan, yang tidak mungkin dapat

dijelaskan dengan lambang-lambang lain.

Bagaimana pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia dipaparkan oleh

Kongh Hu Chu tatkala ia ditanya orang apa yang pertama-tama akan

dilakukan manakala diberi kesempatan mengurus negara. Kong Hu Cu

menegaskan bahwa yang pertama-tama akan ia lakukan adalah membina

bahasa, sebab apabila bahasa tidak tepat, apa yang dikatakan bukan yang

dimaksudkan. Jika yang dikatakan tautan yang dimaksudkan, maka yang

mestinya dikerjakan, tidak dilakukan. Jikalau yang harus dilakukan terus-

menerus tidak dilaksanakan, seni dan moral menjadi mundur. Bila seni dan

moral mundur, keadilan menjadi kabur. Akibatnya rakyat menjadi bingung,

kehilangan pegangan.

Masalah bagaimana seharusnya ketepatan bahasa untuk mengungkapkan

suatu maksud tertentu, dijumpai ketika berkecamuknya Perang Dunia II yang

lalu. Ketika Jepang diminta oleh sekutu (Amerika Serikat) agar menyerah

menjawab dengan menggunakan perkataan mokusatsui. Maksudnya adalah

tidak memberikan komentar sampai keputusan diambil (with holding comment

until a decision has been made), tetapi kata mokusatsui oleh Kantor Berita

Domei di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “ignore” yang berarti

“tidak perduli”. Miskomunikasi inilah antara lain yang menyebabkan

Hiroshima di bom atom dalam Perang Dunia tersebut. Kata-kata dapat

menjadi dinamit kata Scott M.Cutlip dan Alien H.Center dalam bukunya

Effective Public Relations.

Page 22: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

10

Contoh di atas menunjukkan pentingnya bahasa dalam proses komunikasi.

Bahasa mempunyai dua jenis pengertian yang perlu dipahami oleh para

komunikator. Yang pertama adalah pengertian denotatif, yang kedua

pengertian konotatif. Perkataan yang denotatif adalah yang mengandung

makna sebagaimana tercantum dalam kamus (dictionary meaning) dan

diterima secara umum oleh kebanyakan orang yang sama kebudayaannya dan

bahasanya. Perkataan yang denotatif tidak menimbulkan interpretasi yang

berbeda pada komunikan ketika diterpa pesan-pesan komunikasi. Sebaliknya

apabila komunikator menggunakan kata-kata konotatif. Kata-kata konotatif

mengandung pengertian emosional atau evaluatif. Oleh karena itu dapat

menimbulkan interpretasi yang berbeda pada komunikan.

Kebebasan mimbar merupakan ungkapan yang konotatif, demikian pula

kebebasan pers. Begitu juga perkataan demokrasi. Secara etimologis

demokrasi berasal dari kata “demos” dan “cratein” yang berarti pemerintahan

rakyat, tetapi bagi orang Amerika, Korea, Kuba, Indonesia, dan bangsa-bangsa

lain, istilah demokrasi tadi bersifat konotatif, sebab masing-masing bangsa

yang mengaku negaranya demokratis, penilaiannya berbeda; maka sistem

pemerintahannya pun berbeda.

Sehubungan dengan itu ketika berkomunikasi komunikator harus

menggunakan kalimat-kalimat dengan kata0kata denotatif. Apabila kata-kata

konotatif tidak dapat dihindarkan, maka kata-kata bersangkutan harus diberi

penjelasan, tidak menimbulkan interpretasi yang berbda antara dia dengan

komunikan.

Page 23: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

11

Khusus dalam komunikasi lisan, para pakar komunikator harus

memperhatikan apa yang disebut oleh Casagrande : para language yang

barangkali dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi

parabahasa. Yang dimaksudkan dengan parabahasa ini adalah berbagai hal

yang mengiringi pengucapan kata-kata ketika seseorang berbicara atau

berpidato, misalnya, gaya bicara, tekanan nada, volume suara, logat, dan lain

sebagainya. Andaikata anda berada di suatu ruangan, lalu anda mendengar

suara crang yang sedang bercakap-cakap, walaupun anda tidak melihatnya,

anda akan dapat menerka suara itu dari seorang wanita atau laki-laki, anak

atau dewasa, terpelajar atau tidak, Jawa atau Batak atau suku lain, dan lain

sebagainya.

Demikianlah masalah bahasa sebagai lambang verbal penyandang pikiran

komunikator ketika ia menyampaikan pesannya kepada komunikan dalam

proses komunikasi secara primer.

b. Lambang Non Verbal

Seperti telah disinggung di muka lambang nonverbal adalah lambang yang

dipergunakan dalam komunikasi, yang bukan bahasa, misalnya kial, isyarat

dengan anggota tubuh, antara lain kepala, mata, bibir, tangan dan jari. Ray L.

Birdwhistell dalam bukunya Introduction to Kinesies telah melakukan analisis

mengenai body communication. Dia mencoba untuk memberi rangka kepada

comprehensive coding scheme bagi gerakan badan, sepert seorang linguist

melakukannya untuk bahasa lisan. Jika linguist menampilkan phone sebagai

Page 24: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

12

suara maka Birdwhistell mengetengahkan kine sebagai gerakan. Apabila

linguist mengemukakan phoneme, yakni sekelompok bunyi yang berubah-

ubah, maka Birdwhistell mengemukakan kinime, yaitu sebuah sel gerakan

yang berubah-ubah.kalau linguist mencari morpheme yang mengandung

pengertian, Birdwhistell menyelidiki kinemort serangkaian gerakan yang

mengandung pengertian dalam konteks suatu pola yang lebih besar.

Tahap seperti disebutkan di alas adalah microkinesies, lebih luas daripada

itu adalah macrokinesies atau disebut juga social kinesies, di mana sebuah

gerakan (act), yaitu pola yang menyangkut lebih dari suatu area, akan

bersangkutan dengan kerangka komunikasi yang lebih luas.

Body communication atau non-verbal communication dalam bentuk

gerak-gerik seperti disebutkan di atas banyak diteliti oleh para ahli. Ternyata

banyak sekali gerakan yang sama mengandung arti yang berlainan, di antara

bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sebagai contoh: orang Toda di

India Selatan sebagai tanda hormat menekankan ibu jarinya pada batang

hidungnya, lalu melambaikan keempat jari lainnya ke depan. Gerakan seperti

itu bagi bangsa lain (termasuk bangsa Indonesia) lain sekali artinya, yani jelas

mengejek atau memperolok-olok.

Termasuk komunikasi nirverbal ialah isyarat dengan menggunakan alat.

Siapa yang tidak mengenal bedug sebagai alat komunikasi yang dipergunakan

oleh kaum muslimin di Indonesia, atau bendera oleh para kelasi, atau asap

oleh orang Indian, dan sebagainya.

Page 25: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

13

Para ustadz di langgar-langgar sejak dahulu sampai zaman modern seperti

sekarang ini menggunakan bedug untuk memberitahukan kepada kaum

muslimin, bahwa saat untuk sembahyang sudah tiba. Para kelasi sudah terbiasa

menggunakan bendera untuk memberikan isyarat atau dengan alat telegrafi

untuk jarak jauh atau dasar sistem morse. Orang Indian sudah terbiasa pula

melakukan komunikasi dengan menggunakan asap untuk memberitahukan

sesuatu kepada teman-temannya yang berada di tempat jauh.

Pada zaman modern seperti sekarang ini, alat untuk berkomunikasi dengan

isyarat bersifat modern pula. Seorang pengendara mobil yang akan belok tidak

perlu menjulurkan tangannya; cukup dengan menjawel schakelaar lampu

richtingnya, maka dengan berkedip-kedipnya lampu merah di depan di

belakang mobilnya, orang tahu bahwa ia akan berbelok. Demikian pula polisi

lalu-lintas tidak perlu berdiri di bawah terik matahari tepat di perapatan jalan;

dengan menggunakan lampu setopan dengan warna merah, kuning dan hijau,

para pemakai jalan mengetahui kapan ia harus berhenti, kapan harus bersiap-

siap, dan kapan boleh berjalan lagi.

Gambar adalah lambang lain yang dipergunakan dalam berkomunikasi

nirverbal. Gambar dapat dipergunakan untuk menyatakan suatu pikiran atau

perasaan. Dalam hal tertentu gambar bisa lebih efektif daripada bahasa. Tidak

mengherankan, ada motto Tionghoa yang menyatakan bahwa gambar bisa

memberi informasi yang sama dengan kalau diuraikan dengan seribu

perkataan.

Page 26: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

14

Lambang gambar dalam proses komunikasi mengalami perkembangan

sesuai dengan pertumbuhan masyarakat dan kemajuan teknologi. Jika dahulu

gambar itu ditulis, kemudian di cetak, kini dengan kamera foto bisa di potret,

bahkan dengan kamera film atau kamera video dapat diatur menjadi gambar

hidup. Pada akhirnya, apabila gambar itu merupakan lambang untuk proses

komunikasi secara sekunder. Demikian sekaligus mengenai lambang verbal

dan nirverbal dalam proses komunikasi secara primer yang untuk efektifnya

komunikasi acapkali oleh para komunikatir dipadukan, misalnya dalam kuliah

atau ceramah disajikan gambar, bagan, label, dan lain-lain sebagai ilustrasi

untuk memperjelas.

Berdasarkan pengertian dan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat

dimengerti bahwa komunikasi ruang lingkupnya sangat luas, dalam hal ini

komunikasi dapat terjadi dimana saja, termasuk di jalan raya. Komunikasi

tidak langsung dapat terjadi antara pengendara yang satu dengan yang lain,

baik yang sifatnya negatif maupun positif, bersifat melanggar peraturan

(hukum) aau mematuhi peraturan (hukum) atau mematuhi peraturan (hukum).

3. Interaksi

Dalam Kamus lengkap Bahasa Indonesia, M.Ali menyatakan bahwa pola

adalah gambar yang dibuat contoh/model. Jika dihubungkan dengan pola

interaksi adalah bentuk-bentuk dalam proses terjadinya interaksi. Interaksi

selalu dikaitkan dengan istilah sosial dalam ilmu sosiologi. Bentuk umum

proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses

Page 27: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

15

sosial), oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya

aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan

bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-

hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orangorang

perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang

perorangan dengan kelompok manusia.

Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara bahkan mungkin

berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk/ pola interaksi

sosial. Sedangkan interaksi yag bernilai pendidikan dalam dunia pendidikan

ataupun yang disebut dengan interaksi edukatif, sebagai contoh dari pola

interaksi adalah dalam hal seorang guru menghadapi murid-muridnya yang

merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di dalam interaksi

tersebut pada taraf pertama akan tampak bahwa guru mencoba untuk

menguasai kelasnya supaya proses interaksi berlangsung dengan seimbang, di

mana terjadi saling pengaruh-mempengaruhi antara kedua belah pihak.

Sebagai contoh lain seorang guru mengadakan diskusi diantara anak didiknya

untuk memecahkan sebuah persoalan, disinilah proses interaksi itu akan

terjadi, adanya saling memberikan pendapat yang berbda satu sama lain.

Dengan adanya interkasi pola pikir, pola sikap dan polas tingkah laku, mutlak-

mutlakan yang mau benar dan mau menang sendiri tidak akan muncul dan

berkembang. Sebaliknya akan adanya toleran, saling menghargai raa

kebersamaan/ solidaritas yang berkualitas tinggi.

Page 28: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

16

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat

dinamakan sebagia proses sosial) karena interkasi sosial merupakan syarat

utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan

hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara

orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara

orang perorangan dengan kelompok-kelompok manusia terjadi antara

kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut

pribadi anggota-anggotanya.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam

masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara

kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya

berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah

pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan

hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh

terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.

Berlangsungnya suatu proses interaksi didaarkan pada berbagai faktor:

a. Imitasi. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong

seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.

b. Sugesti. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu

pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian

diterima oleh pihak lain.

c. Identifikasi. Identifikasi sebenarnya meruoakan kecenderungan atau

keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.

Page 29: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

17

Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian

seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

d. Proses Simpati. Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang

merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang

peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati

adalh keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama

dengannya.

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut

hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan

kelompok. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung

dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar indivdu dengan kelompok, antar

kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak

langsung (Soekanto, 1987: 53-54).

Adanya komunikasi,yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,

perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang

bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut. Kata kontak perasaan yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut. Kata kontak berasal dari bahasa Latin con

atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti

secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru

terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak

perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya

perkembangan teknologi orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa

Page 30: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

18

menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat

untuk terjadinya suatu kontak. Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk:

a. Adanya orang perorangan

Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kekuasaan dalam

keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses

dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan

nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.

b. Ada orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya

Kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa tindakan-

tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila

suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya menyesuaikan diri

dengan ideologi dan programnya.

c. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.

Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk

mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umum. Terjadinya suatu

kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga

tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang bersifat positif

mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif

mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak

menghasilkan suatu interaksi sosial.

Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi

apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka.

Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat dilakukan secara

Page 31: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

19

langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui

alat-alat telepon, telegraf, radio, dan seterusnya.

Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran

pada perilaku orang lain (yang terwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau

sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang

yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin

disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-

sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui

oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk

menentukan reaksi apa yang dilakukannya.

F. Kerangka Pikir

Warga Asrama Polri Warga Masyarakat

Individu

Komunikasi

Individu

Interaksi

Hubungan harmonis atau konflik

Page 32: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

20

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Sesuai tujuan penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka penelitian

ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus sebagaimana diungkapkan

oleh Yin merupakan “suatu studi inkuiti empiris yang menyelidiki fenomena

dalam konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara fenomena dan

konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multi sumber bukti

dimanfaatkan”. (Yin, 2000:18).

Peneliti menggunakan jenis penelitian yang bertipe deskriptif pada

penelitian ini. Penelitian ini ditujukan untuk dapat memaparkan gambaran

penjelasan tentang beberapa hal yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas. Studi kasus sangat cocok dengan penelitian ini, dimana tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antar warga asrama Polisi

dengan masyarakat di sekitar asrama.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di kelompok Asrama Polisi Pathuk, Ngampilan,

Yogyakarta, dengan alasan bahwa di komplek Asrama Polisi Pathuk terdiri

dari warga masyarakat yang berasal dari Yogyakarta, luar kota Yogyakarta

maupun luar Jawa. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan

antara periode Juli-Agustus 2017.

Page 33: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

21

3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata melalui penerapan kualitatif

yang berisi kutipan data-data yang memberikan gambaran tentang penelitian

di lapangan. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan

data melalui:

a. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek

penelitian, dalam arti mengamati pola hubungan komunikasi antar

warga di komplek Asrama Polisi Pathuk Yogyakarta.

b. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan segala kegiatan untuk menghimpun data secara

lisan dan tatap muka dengan siapa yang diperlukan mengenai pendapat

dan kesan pribadi (Sudijono, 1982:24). Tujuan yang diharapkan dari

teknik wawancara ini adalah peneliti dapat memperoleh informasi

yang aktual.

c. Informasi Penelitian

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan cermat,

sehingga relevan dengan desain penelitian. Purposive sampling

dilakukan dengan tujuan sampel sesuai dengan kriteria dari tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini diambil sampel sebagai berikut:

Page 34: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

22

1. Warga Asrama Polisi Pathuk, yaitu terdiri dari 6 orang anggota

Polri yang tinggal di Asrama Polisi Pathuk.

2. Masyarakat sekitar Pathuk, yaitu terdiri dari 1 orang sebagai Ketua

RT, dan 4 orang warga masyarakat Pathuk.

4. Teknik Analisis Data

Strategi umum yang dipakai adalah mengembangkan suatu kerangka kerja

deskriptif untuk mengorganisasikan studi kasu atau deskriptif kasus (Yin,

2000: 137). Penganalisaan data hasil penelitian menggunakan metode analisa

deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa bentuk kata-kata tertulis, lisan dari

orang-orang atau perilaku yang diamati yang menunjukkan berbagai fakta

yang ada dan dilihat selama penelitian berlangsung. (Moleong, 2001: 3).

Prosedur analisa datanya adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung

melalui pengamatan, wawancara, dan pengumpulan dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

b. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan dan

penyederhanaan data-data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. (Miles dan Huberman, 1992:16). Reduksi data

dilakukan dengan cara membuat ringkasan dan mengkode data yang

Page 35: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

23

diperoleh dari wawancara, observasi, dan pengumpulan dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

c. Penyajian data

Penyajian data dilakukan dnegna menggambarkan keadaan sesuai

dengan data yang sudah direduksi dan disajikan dalam laporan yang

sistematis dan mudah dipahami.

d. Menarik kesimpulan

Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan terhadap data yang

sudah direduksi dalam laporan dengan cara membandingkan,

menghubungkan, dan memilih data yang mengarah pada pemecahan

masalah, dan mampu menjawab permasalahan serta tujuan yang ingin

dicapai.

Page 36: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

24

BAB II

DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. PROFIL KECAMATAN NGAMPILAN

1. Kondisi Geografis

Kecamatan Ngampilan yang terletak di sebelah barat laut Kota

Yogyakarta dengan luas wilayah 0,82 Km² dan dilalui oleh sungai

Winongo. Sebagian wilayahnya merupakan daerah pemukiman,

perkantoran dan pertokoan. Kecamatan Ngampilan terletak pada 7-8º

LS dan 11-11,1º BT, dan terletak pada ketinggian 114 m dari

permukaan laut. Batas-batas administrasi Kecamatan Ngampilan

adalah sebagai berikut:

Batas wilayah utara : Gedongtengen

Batas wilayah selatan : Mantrijeron

Batas wilayah timur : Gondomanan dan Kraton

Batas wilayah barat :Wirobrajan

2. Iklim

Sebagaimana daerah di Indonesia, Kecamatan Ngampilan juga

beriklim tropis dengan memperoleh pengaruh angin muson yang

berganti arah setiap setengah tahun sekali. Pengaruh angin muson ini

akan menyebabkan timbulnya hujan dan musim kemarau. Untuk dapat

melihat kondisi Kecamatan Ngampilan, maka dapat melihat data

gambar peta di bawah ini:

Page 37: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

25

Gambar 2.1

Peta Kecamatan Ngampilan

Sumber: Kecamatan Ngampilan dalam Angka (2016).

Page 38: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

26

3. Pemerintahan

Kecamatan Ngampilan memiliki dua kelurahan, yaitu Kelurahan

Notoprajan. Berikut ini merupakan data tentang Kecamatan

Ngampilan.

Tabel 2.1

Luas Wilayah, Jumlah RT dan Jumlah RW Kecamatan Ngampilan

No. Kelurahan

Luas

Wilayah

(Km2)

JML RT

Jumlah

RW

JmL

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

1. Notoprajan 0,37 50 8 8.185 22.122

2. Ngampilan 0,45 70 13 10.481 23.291

Sumber: Kecamatan Ngampilan dalam Angka (2016).

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa Kelurahan Ngampilan

lebih luas dibanding kelurahan Notoprajan yaitu 0,45 Km2 (55%)

dibanding 0,37 Km2 (45%). Kelurahan Notoprajan memiliki 50 RT

dan 8 RW dengan luas wilayah sebesar 0,37 km2 sedangkan

Kelurahan Ngampilan memiliki 70 RT dan 13 RW dengan luas

wilayah sebesar 0,45 km2. Kepadatan Penduduk di Kecamatan

Notoprajan dengan total nilai rata-rata kepadatan penduduk

Kecamatan Ngampilan sebesar 22.122 jiwa/km².

Page 39: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

27

Jumlah penduduk merupakan faktor yang sangat dominan

dalam pelaksanaan pembangunan, karena penduduk tidak saja menjadi

pelaku pembangunan tetapi juga menjadi sasaran atau tujuan dari

pembangunan. Oleh sebab itu, guna menunjang keberhasilan

pembangunan perkembangan penduduk perlu diarahkan sehingga

mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang menguntungkan

pembangunan. Ketersediaan data dan informasi kependudukan yang

akurat dan lengkap yang menggambarkan karakteristik penduduk

sampai dengan tingkat mikro akan sangat berguna untuk merumuskan

kebijakan kependudukan bagi peningkatan kualitas, pengendalian

pertumbuhan dan kuantitas, serta pengarahan mobilitas dan persebaran

penduduk yang serasi dengan daya dukung alam dan daya tampung

lingkungan.

Jumlah data penduduk yang bersumber dari Badan Pusat

Statistik Kecamatan Ngampilan menunjukkan bahwa keadaan per 31

Desember 2015 berjumlah 18.767 jiwa yang terdiri dari 9.142 jiwa

adalah laki-laki dan perempuan sebanyak 9.572 jiwa. Rincian total

jumlah penduduk tersebut hanya berasal dari Warga Negara

Indonesia (WNI).

Page 40: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

28

Tabel 2.2

Banyaknya Penduduk di Kecamatan Ngampilan

Dirinci Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin Akhir Tahun 2015

Sumber : Kecamatan Ngampilan Dalam Angka Tahun 2015.

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

kelurahan Ngampilan sebesar 5.115 jiwa lebih banyak dibanding jumlah

penduduk kelurahan Notoprajan yang berjumlah 4.023 jiwa. Bila

diperbandingkan prosentasenya 56% untuk jumlah penduduk kelurahan

Ngampilan dan 44% untuk jumlah penduduk kelurahan Notoprajan

KELURAHAN

WNI WNA JUMLAH

L P JML L P JM

L

L P JML

Notoprajan 4.023 4.162 8.185 0 3 3 4.023 4.165 8.188

Ngampilan 5.115 5.366 10.481 4 41 45 5.119 5.407 10.569

Jumlah 9.138 9.528 18.666 4 44 48 9.142 9.572 18.767

Page 41: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

29

Tabel 2.3

Jumlah penduduk berdasarkan Kelompok Umur

Di Kecamatan Ngampilan Tahun 2009

umur

Jumlah

laki-laki perempuan Jumlah

0-4 609 614 1.223

5-9 695 667 1.362

10-14 766 723 1.489

15-19 788 741 1.519

20-24 718 682 1.400

25-29 667 679 1.346

30-34 742 715 1.457

35-39 775 756 1.531

40-44 666 708 1.374

45-49 643 729 1.372

50-54 624 669 1.293

55-59 572 586 1.158

60-64 401 442 843

65+ 482 817 1.299

Jumlah 9138 9528 18.666

Sumber : Data Monografi Kecamatan Kraton Tahun 2015

Umur penduduk di Kecamatan Ngampilan pada tahun 2015 paling

banyak pada rentang kelompok umur 15 hingga 19 tahun yaitu sejumlah

1.519 orang.

Page 42: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

30

4. Agama

Agama sebagai landasan moral dan etika dalam bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara menjadi bagian integral dari pembangunan

nasional yang merupakan pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dengan demikian, pemahaman dan pengamalan agama secara benar

diharapkan dapat mendukung terwujudnya masyarakat menuju tatanan

yang lebih damai, adil, makmur, dan demokratis guna mempercepat

pertumbuhan ekonomi khususnya di Kecamatan Ngampilan. Berikut ini

adalah Tabel Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Kelurahan di

Kecamatan Ngampilan 2015:

Tabel 2.4

Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Kelurahan di Kecamatan

Ngampilan 2015

Kelurahan Islam Proestan Katolik Hindu Budha

Notoprajan 7.547 106 237 3 3

Ngampilan 8.391 809 1.191 24 66

Jumlah 15.938 1.012 1.615 29 71

Sumber: Kecamatan Ngampilan dalam Angka (2016).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas

penduduk di Kecamatan Ngampilan beragama Islam dengan jumlah

15.938 jiwa. Penduduk Kecamatan Ngampilan yang beragama protestan

sebanyak 1.012 jiwa, yang beragama Katolik berjumlah 1.615 jiwa, yang

beragama Hindu sebanyak 29 jiwa dan yang beragama Budha sebanyak 71

Page 43: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

31

jiwa. Penyediaan sarana ibadah merupakan salah satu bentuk toleransi dan

komitmen pemerintah dalam meningkatkan keimanan masyarakat. Tempat

ibadah yang tersedia di Kecamatan Ngampilan berjumlah 49 buah yang

tersebar di beberapa kelurahan. Hal ini dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2.5

Banyaknya Tempat Ibadah di Kecamatan Ngampilan

dirinci Menurut Kelurahan Tahun 2009

Kelurahan Masjid Musholla Gereja Vihara Pura

Notoprajan 8 20 0 0 0

Ngampilan 10 11 0 0 0

Jumlah 18 31 0 0 0

Sumber : Kecamatan Ngampilan Dalam Angka (2016)

Sarana ibadah yang tersedia d Kecamatan Ngampilan hanya masjid

dan musholla. Masjid yang berada di Kelurahan Notoprajan sejumlah 8

buah sedangkan pada Kelurahan Ngampilan sebanyak 31 buah. Dengan

demikian, jumlah masjid dan musholla yang berada di Kecamatan

Ngampilan adalah sebanyak 49 buah.

Page 44: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

32

B. TINJAUAN UMUM TENTANG POLISI REPUBLIK INDONESIA

DAN PROFIL ASRAMA POLISI NGAMPILAN

1. Pengertian Kepolisian

Dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa

Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan

lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Istilah

kepolisian dalam Undang-undang ini mengandung dua pengertian, yakni

fungsi polisi dan lembaga polisi. Dalam Pasal 2 Undang-undang N0.2

tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, fungsi

kepolisian sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,

pelindung, pengayom dan pelayan kepada masyarakat. Sedangkan

lembaga kepolisian adalah organ pemerintah yang ditetapkan sebagai

suatu lembaga dan diberikan kewenangan menjalankan fungsinya

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya Pasal 5 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia menyebutkan bahwa Kepolisian

Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam

memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,

serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian Nasional yang

Page 45: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

33

merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana

dimaksud di atas.

Tugas polisi secara umum sebagaimana tercantum dalam Pasal 13

Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia, menyebutkan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Republik

Indonesia adalah memberikan keamanan dan ketertiban masyarakat,

menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan kepada masyarakat. Untuk mendukung tugas pokok tersebut,

polisi juga memiliki tugas-tugas tertentu sebagaimana tercantum dalam

Pasal 14 ayat (1) Undang–Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia, yaitu:

a. Melaksanakan pengaturan penjagaan, pengawalan, dan patroli

terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.

b. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan,

ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan.

c. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,

kesadaran hukum masyarakat, serta ketaatan warga masyarakat

terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.

e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum : melakukan

koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian

khusus, penyidik pegawai negeri sipildan bentuk-bentuk pengamanan

swakarsa.

Page 46: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

34

f. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap

kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk

pengamanan swakarsa.

g. Melakukan penyelidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan

hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya.

h. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,

laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan

tugas kepolisian.

i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan

lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan / atau bencana

termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung

tinggi hak asasi manusia.

j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum

ditangani oleh instansi/ atau pihak berwenang.

k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan

kepentingan dalam lingkup tugas kepolisian.

l. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan

perundangundangan. (Pasal 14 ayat (1) Undang – Undang No. 2

Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia)

Dari tugas-tugas polisi tersebut dapat dikemukakan bahwa pada

dasarnya tugas polisi ada dua yaitu tugas untuk memelihara keamanan,

ketertiban, menjamin dan memelihara keselamatan negara, orang, benda

dan masyarakat serta mengusahakan ketaatan warga negara dan

Page 47: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

35

masyarakat terhadap peraturan negara. Tugas ini dikategorikan sebagai

tugas preventif dan tugas yang kedua adalah tugas represif. Tugas ini

untuk menindak segala hal yang dapat mengacaukan keamanan

masyarakat, bangsa, dan negara.

Wewenang Polisi Disamping memiliki tugas-tugas tersebut di atas,

polisi memiliki wewenang secara umum yang diatur dalam Pasal 15 ayat

(1) Undang– Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia, yaitu sebagai berikut:

a. Menerima laporan dan/atau pengaduan;

b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat

mengganggu ketertiban umum;

c. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;

d. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau

mengancampersatuan dan kesatuan bangsa;

e. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan

administratif kepolisian;

f. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan

kepolisian dalam rangka pencegahan;

g. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;

h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;

i. Mencari keterangan dan barang bukti;

j. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;

Page 48: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

36

k. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan

dalam rangka pelayanan masyarakat;

l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan

putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;

m. Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu

2. Asrama Polisi Ngampilan

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan asrama dalah

bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang yang bersifat homogen.

Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan

lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundangan. Anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara

Republik Indonesia. Pegawai negeri adalah pegawai yang telah memenuhi

syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi

tugas dalam suatu jabatan atau diserahi tugas negara dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Rumah Dinas adalah perumahan negara milik dan atau dikuasai

Polri yang disediakan bagi personil Polri sedangkan rumah asrama adalah

bagian dari kesatrian yang merupakan bangunan tempat tinggal bagi

Pa/Ba/Ta dan PNS Polri dari suatu kesatuan, bangunan dimana fungsi dan

sifat kegunaannya berhubungan erat dengan kesatuan tersebut. Di dalam

suatu asrama terdapat rumah flat yang diperuntukkan bagi satu keluarga

Page 49: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

37

atau lebih. Menurut penggunaannya, asrama dibedakan menjadi dua yaitu

asrama bujangan dan asrama keluarga.

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai sebuah

institusi bertanggung jawab atas kesejahteraan anggotanya, baik berupa

gaji maupun kesejahteraan lainnya seperti ketersediaan rumah tinggal

(dinas). Rumah (tempat tinggal menjadi sebuah kebutuhan pokok (basic

need) bagi setiap manusia, demikian pula dengan anggota Polri. Sebagai

profesi, setiap personil Polri berharap akan terjaminnya kesejahteraan dan

kehidupan yang layak mencakup kebutuhan sandang, pangan dan papan.

Dengan harapan setiap personil Polri dapat melaksanakan tugas dengan

baik dan fokus untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan masyarakat.

Bagaimana mungkin seorang polisi akan melaksanakan tugas,

menegakkan aturan hukum, melindungi dan melayani masyarakat dengan

baik apabila kesejahteraanya sendiri dan keluarganya tidak terpenuhi.

Berdasarkan pemikiran tersebut, pemerintah dalam hal ini Polri sebagai

institusi berkewajiban untuk menjamin kesejahteraan personilnya.

Anggota Polri tersebar di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari

tingkat pusat (Mabes Polri), tingkat Provinsi (Polda), tingkat

kabupaten/kota (Polres) dan sampai tingkat terkecil yaitu Polsek yang

berada di wilayah Kecamatan. Kebijakan Polri untuk memenuhi

keberadaan personil Polri disetiap tingkatan wilayah salah satunya dengan

perekrutan personil berdasarkan domisili (tempat tinggal asal), sistem ini

ditetapkan berdasarkan perekrutan Bintara Polri yang keberadaannya

Page 50: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

38

disetiap Polda di wilayah Provinsi melalui pendidikan SPN (Sekolah Polisi

Negara).

Pada umumnya Personil Bintara Polri melaksanakan tugas di

wilayah tempat tinggal asalanya sedangkan untuk Perwira melaksanakan

tugasnya mencakup seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut berkaitan

dengan keberadaan rumah tinggal dimana sering dalam perpindahan tugas

dari satu wilayah ke wilayah yang lain mengharuskan personil tersebut

mempersiapkan diri dan keluarganya untuk keberadaan rumah tinggal. Hal

inilah yang menjadi alasan rumah dinas di asrama menjadi sebuah solusi

bagi personil Polri yang melaksanakan tugas tidak di wilayah asal.

Polda Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyediakan rumah

dinas/asrama yang telah dimanfaatkan oleh anggota Polri dan keluarganya

seperti di:

Asrama Polri Pathuk Ngampilan

Asrama Polri Jetis

Asrama Polri Suryoputran Kraton

Asrama Polri Brimob Baciro

Asrama Polri Brimob Gondowulung.

Asrama Polri Pathuk Ngampilan adalah salah satu asrama Polisi yang

berada di Jalan KS Tubun Pathuk Ngampilan. Asrama tersebut merupakan

asrama keluarga sehingga yang tinggal di asrama tersebut adalah para Polisi

beserta keluarganya. Di asrama tersebut terdapat beberapa fasilitas yaitu

PAUD yang didirikan sejal 2006 dengan luas 28m2m satu buah masjid

Page 51: SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR WARGA ASRAMA POLISI …

39

(Masjid Baiturrahman). Salah satu kegiatan warga asrama dengan warga

sekitar adalah rapat RW dalam rangka membahas persiapan HUT RI.

Warga asrama dan masyarakat sekitar merencanakan dan melaksanakan

acara tersebut bersama-sama. Berikut ini merupakan dokumentasi peneliti

tentang kegiatan tersebut.