Upload
others
View
56
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
METODE RUQYAH TERHADAP KESEHATAN MENTAL
SANTRI PONDOK PESANTREN JOLO SUTRO ADIJAYA
TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH
Oleh
SANTI SITI FATIMAH
NPM 1503060051
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
1440 H/ 2019 M
ii
METODE RUQYAH TERHADAP KESEHATAN MENTAL SANTRI
PONDOK PESANTREN JOLO SUTRO ADIJAYA TERBANGGI BESAR
LAMPUNG TENGAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam
Oleh
SANTI SITI FATIMAH
1503060051
Pembimbing I : Dra. Khotijah, M.Pd.
Pembimbing II : Dra. Yerni, M.Pd.
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas : Ushuluddin Adab dan Dakwah
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
1440 H / 2019 M
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
Jl. Ki Hajar Dewantara 15 AIringmulyo Metro Timur Kota Metro Telp. (0725) 41507
Faxsimile (0725) 47296 Website: www.fuad.metrouniv.ac.id. E-mail: [email protected]
NOTA DINAS
Nomor : -
Lampiran : 1 (Satu) Berkas
Perihal : Pengajuan Skripsi untuk dimunaqasyahkan
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Metro
di-
Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah kami mengadakan pemeriksaan dan bimbingan seperlunya, maka
Skripsi penelitian yang telah disusun oleh:
Nama : Santi Siti Fatimah
NPM : 1503060051
Fakultas : Ushuluddin, Adab dan Dakwah
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
Yang berjudul : METODE RUQYAH TERHADAP KESEHATAN MENTAL
SANTRI PONDOK PESANTREN JOLO SUTRO ADIJAYA
TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH
Sudah kami setujui dan dapat dimunaqasyahkan. Demikian harapan kami
dan atau penerimaannya, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Metro, 21 Maret 2019
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Khotijah, M.Pd. Dra. Yerni, M.Pd.
NIP 19670815 199603 200 1 NIP 19610930 199303 2 00 1
iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
Jl. Ki Hajar Dewantara 15 AIringmulyo Metro Timur Kota Metro Telp. (0725) 41507 Faxsimile (0725) 47296 Website: www.fuad.metrouniv.ac.id. E-mail: [email protected]
PERSETUJUAN
Judul Skripsi : METODE RUQYAH TERHADAP KESEHATAN MENTAL
SANTRI PONDOK PESANTREN JOLO SUTRO ADIJAYA
TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH
Nama : Santi Siti Fatimah
NPM : 1503060051
Fakultas : Ushuluddin, Adab dan Dakwah
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
MENYETUJUI
Untuk dimunaqasyahkan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Adab
dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
Metro, 21 Maret 2019
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Khotijah, M.Pd. Dra. Yerni, M.Pd.
NIP 19670815 199603 200 1 NIP 19610930 199303 2 00 1
Mengetahui,
Ketua Jurusan KPI
Nurkholis, M.Pd
NIP 1978 07142011 01 1005
v
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
(IAIN) METRO
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH
Jl. Ki Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo, Metro Timur Kota Metro Telp. (0725) 41507
Fax. (0725) 47296
HALAMAN PENGESAHAN No:
Skripsi dengan judul: METODE RUQYAH TERHADAP KESEHATAN
MENTAL SANTRI PONDOK PESANTREN JOLO SUTRO ADIJAYA
TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH, disusun oleh: Santi Siti Fatimah,
NPM 1503060051, Jurusan: Komunikasi dan Penyiaran Islam telah diujikan
dalam sidang Munaqosah Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah pada hari/
tanggal: Senin/ 24 Juni 2019 di Gedung Ibnu Rusyd, Lokal E5.I. I (N1)
TIM PENGUJI:
Ketua : Dra. Khotijah, M.Pd (……………………..)
Penguji I : Romli, M.Pd (……………………..)
Penguji II : Dra, Yerni,M.Pd (……………………..)
Sekertaris : Akhmad Syahid, M.Kom.I (……………………..)
Mengetahui,
Dekan FakultasUshuluddin, Adab dan Dakwah,
Dr. Mat Jalil, M.Hum.
NIP 19620812 199803 1 001
vi
METODE RUQYAH TERHADAP KESEHATAN MENTAL
SANTRI PONDOK PESANTREN JOLO SUTRO ADIJAYA
TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH
ABSTRAK
Oleh
Santi Siti Fatimah
Ruqyah adalah bacaan atau doa yang dibacakan untuk memohon
kesembuhan. Sedangkan menurut syariat Islam ruqyah adalah bacaan yang terdiri
dari ayat-ayat Al-Quran dan Sunah untuk memohon kesembuhan kepada Allah
SWT bagi setiap orang yang sakit. Masalah yang sering dihadapi oleh kebanyakan
manusia datang secara silih berganti dan terkadang dari mereka sendiri yang tidak
kuat menerimanya. Metode penyembuhan dengan menggunakan ruqyah yang
dilakukan di pondok pesantren Jolo Sutro sebenarnya sudah lama diterapkan,
hanya saja belum banyak masyarakat yang mengetahuinya. Membuat masyarakat
sekitar masih takut untuk membawa anggota keluarganya untuk berobat di pondok
tersebut.Kebanyakan santri yang berada di Pondok Pesantren Jolosutro adalah
pasien penderita gangguan mental yang disebabkan oleh faktor ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan ruqyah yang
dilakukan di Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya,pengaruh yang ditimbulkan
setelah dilakukannya ruqyah serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
ruqyah di Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan sifat
penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data yang
digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Penjamin keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan
triangulasi data. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data induktif.
Hasil penelitian ini yang dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ruqyah
yang dilakukan oleh kyai Maksum dan bapak Faizin berdasarkan nilai-nilai ke
Islaman, bacaannya terdiri dari Kalam Allah (Al-Quran) atau dengan doa-doa
Rasullah, serta bacaannya dari bahasa Arab. Bahkan tidak hanya sebagai amal
ibadah, metode ruqyah juga menjadi obat dan penawar bagi seseorang yang
gelisah jiwanya dan tidak sehat secara mental. Pengobatan dengan menggunakan
metode ruqyah ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan
mental santri pondok pesantren Jolo Sutro. Adapun yang menjadi faktor
pendukung dalam pelaksanaan ruqyahadalah adanya kemauan serta motivasi yang
kuat untuk sembuh, serta adanya dukunganyang besar dari keluarga. Sedangkan
yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan ruqyah disebabkan karena
Lemahnya iman yang dimiliki sehingga sering melupakan Tuhannya, tidak bisa
membedakan mana yang benar dan mana yang salah, Kurang Dzikrullah
menjadikan hatinya keras dan jauh dari Tuhannya, Tidak percaya diri dengan
kemampuan yang di miliki, Malas Beraktivitas, Lebih Suka Menyendiri dan
Murung, Tidak Mau Mengikuti Kegiatan yang diadakan di Pesantren.
vii
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Santi Siti Fatimah
NPM : 1503060051
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas : Ushuluddin, Adab dan Dakwah
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah
asli penelitian saya, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Metro, 28 Mei 2019
Yang Menyatakan
Santi Siti Fatimah
NPM 1503060051
viii
MOTTO
)٨٢:الإسراء(
Artinya: “Dan kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian1”.
Artinya:“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman2”.
1QS. Al-Isra’: 82
2QS. Yunus: 57
ix
PERSEMBAHAN
Tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan ilmu kepada peneliti, peneliti mempersembahkan Skripsi
ini sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasih yang tulus kepada :
1. Ibunda dan Ayahanda tercinta (Bapak Muhni dan Ibu Sri Wahyuti) atas
jerih payahnya yang telah membesarkan, mencurahkan kasih sayang,
memberikan bimbingan serta mendoakan setiap keberhasilan anak-
anaknya.
2. Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah terkhusus Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam.
Terimakasih peneliti ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam
mencurahkan cinta kasih sayang dan do’anya untuk peneliti. Terima kasih untuk
perjuangan dan pengorbanan kalian semua. Semoga kita semua termasuk orang-
orang yang dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul
“Metode Ruqyah Terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok Pesantren Jolo Sutro
Adijaya Terbanggi Besar Lampung Tengah”.
Penulisan Skripsi ini merupakan bagian dari persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan program Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Metro, guna memperoleh gelar S.Sos.
Dalam upaya penyelesaian Skripsi ini, penulis telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Karenanya penulis mengucapkan
terima kasih kepada Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah
Dr. Mat Jalil, M.Hum, Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
Hemlan Elhany, S.Ag. M.Ag, Wakil Dekan II Fakultas Ushuluddin Adab dan
Dakwah Dr. Wahyudin, M.Phil, Ketua Jurusan Fakultas Ushuluddin Adab dan
Dakwah Nurkholis, M.Pd, Pembimbing I Dra. Khotijah, M.Pd, Pembimbing II
Dra. Yerni, M.Pd, dan Seluruh Dosen serta Karyawan IAIN Metro.
Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan kelapang dada. Semoga hasil penelitian yang akan dilakukan
kirannya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
Metro, 28 Mei 2019
Penulis,
Santi Siti Fatimah
NPM 1503060051
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
HALAMAN ORISINILITAS ........................................................................ vii
HALAMAN MOTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 5
D. Penelitian Relevan ................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Ruqyah ....................................................................... 8
1. Pengertian Metode Ruqyah ............................................... 8
2. Landasan Syar’i Ruqyah Syar’iyyah ................................. 11
3. Bacaan-bacaan Ruqyah .................................................... 12
4. Manfaat Pengobatan dengan Ruqyah ................................ 15
5. Macam-macam Ruqyah..................................................... 15
6. Syarat-syarat Ruqyah ........................................................ 17
7. Tata Cara Meruqyah Menurut Kaidah Syar’i .................... 18
B. Kesehatan Mental .................................................................... 20
xii
1. Pengertian Kesehatan Mental ............................................ 20
2. Ciri-ciri Mental yang TidakSehat ................................... 24
3. Ciri-ciri Mental yang Sehat .............................................. 24
4. Ciri-ciri Mental yang Sehat menurut Islam ....................... 25
5. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental ................ 25
C. Santri Pondok Pesantren.......................................................... 26
1. Pengertian Santri Pondok Pesantren ................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian......................................................... 29
B. Sumber Data ............................................................................ 30
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 31
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data .......................................... 34
E. Teknik Analisa Data ................................................................ 35
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Jolo SutroAdijaya Terbanggi
Besar Lampung Tengah ....................................................................... 36
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah ................................................ 36
2. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah ................................................ 38
3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah ................................................ 39
4. Data Ustadz/Ustadzah dan Jumlah Santri Pondok Pesantren Jolo
Sutro Adijaya Terbanggi Besar Lampung Tengah......................... 40
5. Sumber Dana ................................................................................. 40
6. Pelayanan ...................................................................................... 41
7. Sarana dan Prasarana...................................................................... 41
B. Deskripsi Pelaksanaan Metode Ruqyah terhadap Kesehatan Mental
Santri Pondok Pesantren Jolo Sutro ..................................................... 42
xiii
C. Prosedur Pelaksanaan Metode Ruqyah terhadap Kesehatan Mental
Santri Pondok Pesantren Jolo Sutro ................................................... 49
D. Pengaruh Metode Ruqyah Terhadap Kesehatan Mental Santri
Pondok Pesantren Jolo Sutro ................................................................ 51
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Metode Ruqyah
Terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok Pesantren Jolo Sutro ....... 52
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 55
B. Saran ..................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.Data Ustadz/ Ustadzah ....................................................................... 38
Tabel 2. Jumlah Santri Pondok Pesantren Jolo Sutro ...................................... 38
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keputusan (SK) Bimbingan
2. Outline
3. Alat Pengumpul Data (APD)
4. Surat Tugas
5. Surat Izin Research
6. Surat Keterangan Persetujuan Research
7. Kartu Bimbingan Konsultasi Skripsi
8. Surat Keterangan Bebas Pustaka
9. Transkip Hasil Wawancara
10. Foto Kegiatan Wawancara dan Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah dengan penuh anugerah dan
kerahmatan. Hal ini dibuktikan bahwa manusia itu sangat unik dan
memiliki ciri khas masing-masing. Selain itu manusia juga merupakan
makhluk yang yang sempurna jika dibandingkan dengan makhuk yang
lainnya. Manusia diberi kelebihan oleh Allah yang berupa akal, nafsu dan
jiwa atau roh. Ketiga unsur tersebut yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya.
Manusia yang sehat jiwanya dalam pandangan Islam, adalah
manusia yang sanggup mengembangkan dan memanfaatkan seluruh
potensi tersebut secara optimal menurut garis-garis yang telah ditentukan
dalam syari’at. Sebaliknya berhentinya manusia dari pengembangan dan
pemanfaatan potensi-potensi tersebut, mengindikasikan bahwa mereka
adalah manusia yang sakit, baik jasmani maupun rohani3. Ketenangan jiwa
akan diberikan kepada orang yang mau membaca Al-Quran dengan penuh
keikhlasan dan berpasrah diri kepada Allah SWT. Seperti firman Allah:
)٨٢:الإسراء(
3 Ramayulis, Psikologi Agama, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Edisi Revisi, h.173.
2
Artinya: “Dan kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian4” .
Metode ruqyah merupakan metode penyembuhan dalam Islam
yang berhubungan dengan hati dan jiwa seseorang. Metode tersebut
biasanya digunakan peruqyah dengan membacakan ayat-ayat suci Al-
Quran dan beberapa doa-doa yang menenagkan hati dan jiwa5. Metode
ruqyah selain digunakan untuk media penyembuhan, bisa juga digunakan
untuk motivasi dan sebagai sarana dakwah Islam. Hal tersebut secara
teoritik merupakan ajakan kepada orang-orang (individu, kelompok,
masyarakat dan bangsa) menuju jalan Allah. Seperti firman Allah:
)١٢٥:النحل(
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk6.
4Q.S Al-Israa’: 82
5Zainurrofieq, Al-Ma’tsurat, (Jakarta Timur: Spirit Media, 2014), cet. 3, h.94.
6QS. an-Nahl(16): 125.
3
Masalah yang sering terjadi di masyarakat adalah masih banyaknya
orang-orang yang beranggapan bahwa penderita gangguan mental hanya
bisa sembuh dengan bantuan obat-obatan saja. Sehingga kebanyakan para
penderita gangguan mental hanya dibawa kerumah sakit jiwa atau
dipasung dirumah. Padahal kenyataannya ketika mereka merasa aman,
damai dan mendapatkan perhatian serta bimbingan keagamaan yang cukup
mereka bisa sembuh walaupun tidak bisa 100%.
Masalah yang sering dihadapi oleh kebanyakan manusia datang
secara silih berganti dan terkadang mereka sendiri yang tidak kuat
menerimanya. Hal itu tidak menutup kemungkinan akan mengganggu
kestabilan mental seseorang. Sehingga diperlukan pemulihan kesehatan
mentalnya. Salah satunya adalah dengan metode ruqyah. Metode ruqyah
yang merupakan metode penyembuhan dalam Islam yang berhubungan
dengan hati dan jiwa seseorang.
Metode penyembuhan dengan menggunakan ruqyah yang
dilakukan di pondok pesantren Jolo Sutro sebenarnya sudah lama
diterapkan, hanya saja belum banyak masyarakat yang mengetahuinya.
Membuat masyarakat sekitar masih takut untuk membawa anggota
keluarganya berobat di pondok tersebut. Padahal, kehadiran pesantren ini
sangat membantu mereka yang mempunyai keluarga dengan kondisi
mental yang terganggu. Adanya pondok pesantren ini para penderita
4
gangguan mental bisa mendapatkan bimbingan rohani yang cukup dengan
diarahkan dan dituntun langsung oleh Kyai Maksum7.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti bahwa
kebanyakan santri yang berada di Pondok Pesantren Jolo Sutro ini adalah
pasien penderita gangguan mental yang disebabkan oleh faktor ekonomi.
Beban ekonomi yang semakin meningkat membuat mereka menjadi
depresi dan tertekan8. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai metode ruqyah terhadap kesehatan mental santri.
Penelitian kali ini, peneliti akan melakukannya di pondok pesantren Jolo
Sutro Adijaya Terbanggi Besar Lampung Tengah, karena peneliti
menganggap permasalahan ini layak untuk diteliti.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti mengemukakan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan ruqyah di Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya?
2. Apakah metode ruqyah yang diterapkan di Pondok Pesantren Jolosutro
berpengaruh terhadap kesehatan mental santri?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksaan ruqyah di
Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya?
Fokus pada penelitian ini adalah pengaruh yang ditimbulkan setelah
santri melaksanakan ruqyah di Pondok Pesantren Jolo Sutro.
7Agus Maksum Saifuddin, Pimpinan Pondok Pesantren Jolosutro, Desa Adijaya
Kecamatan Terbanggi Besar Lampung Tengah, Hasil Wawancara 25 November 2018 8Zainal Abidin, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Jolosutro Adijaya Terbanggi Besar
Lampung Tengah, Hasil Wawancara 25 November 2018.
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan ruqyah di Pondok Pesantren Jolo
Sutro Adijaya.
b. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan setelah dilakukannya
ruqyah di Pondok Pesantren Jolo Sutro terhadap santri.
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksaan ruqyah di Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,
antara lain:
a. Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan dalam
konsep kesehatan mental santri.
2. Bagi pondok pesantren Jolosutro, hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai pijakan dan panduan bahwa metode ruqyah yang
digunakan oleh kyai Maksum sangat berpengaruh terhadap
kesehatan mental santri.
3. Bagi peneliti sebagai pengalaman dan pendorong bekal untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut.
6
b. Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman
terhadap penulis maupun pembaca mengenai metode ruqyah
sebagai alternatif penyembuhan bagi mereka yang memiliki
gangguan mental.
2. Dapat memberikan wawasan baru tentang adanya dampak metode
ruqyah terhadap kesehatan mental santri.
3. Sebagai bahan evalusi untuk Pondok Pesantren Jolo Sutro dalam
proses pelaksanaan ruqyah yang diterapkan.
D. Penelitian Relevan
Penelitian relevan ini berisikan tentang uraian secara sistematis
mengenai hasil penelitian yang terdahulu mengenai persoalan yang akan
dikaji. Bagian ini memuat daftar hasil penelitian sebelumnya. Bahwasanya
untuk membedakan dengan peneliti lain, maka peneliti mencantumkan
peneliti terdahulu agar menunjukkan keaslian dalam penelitian ini:
1. Aditya Akbar Naufal, 090910302033, Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Jember tahun 2014. Berjudul “Proses
Interaksi Sosial Dalam Merehabilitasi Pasien Gangguan Jiwa”. Hasil
dari skripsi ini adalah untuk mengetahui, mendreskripsikan dan
menganilsis terhadap proses interaksi sosial antara penderita gangguan
jiwa dengan keluarga dan masyarakat serta mendeskripsikan interaksi
sosial dalam proses rehabilitasi di pondok Al-Ghafur. Hasil temuan dalam
penelitian ini menunjukkan proses interaksi sosial dalam merehabilitasi
7
pasien gangguan jiwa, yaitu sebelum dirawat dan sedang dirawat di
pondok Al-Ghafur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Teknik penentuan informan dengan menggunakan purposive
sampling dengan pengumpulan data menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi9. Sedangkan penelitian yang penulis teliti
menjelaskan tentang metode ruqyah terhadap kesehan mental santri. dan
yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pengaruh yang
ditimbulkan setelah dilakukannya ruqyah.
2. Ana Noviana, 106052001949, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2010. Berjudul “Pelaksanaan Terapi Ruqyah Syari’iyyah
Bagi Penderita Gangguan Emodi di Bengkel Rohani Ciputat”. Hasil
dalam penelitian ini adalah membahas tenang proses pelaksanaan terapi
ruqyah syar’iyyah dalam menangani pasien yang menderita gangguan
emosi di Bengkel Rohasni. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Teknik
pengumpulan datanya menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan
pendekatan kualitatif10
. Sedangkan penelitian yang penulis teliti
menjelaskan tentang metode ruqyah terhadap kesehan mental santri dan
yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pengaruh yang
ditimbulkan setelah dilakukannya ruqyah.
9 Aditya Akbar Naufal, Proses Interaksi Sosial Dalam Merehabilitasi Pasien Gangguan
Jiwa, Universitas Jember tahun 2014. 10
Ana Noviana, Pelaksanaan Terapi Ruqyah Syari’iyyah Bagi Penderita Gangguan
Emodi di Bengkel Rohani Ciputat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2010.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Ruqyah
1. Pengertian Metode Ruqyah
Metode secara etimologi berasal dari dua kata yaitu
“meta” (memulai) dan “hados” (jalan atau cara). Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa metode adalah cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Sumber yang
lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman
methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani
metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam
bahasa Arab disebut thariq11
.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa metode
adalah cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk
mencapai suatu tujuan.
Ruqyah secara etimologi berarti permohonan perlindungan
atau ayat-ayat, dzikir-dzikir dan doa-doa yang dibacakan kepada
orang yang sakit. Adapun menurut terminologi syariat, ruqyah
berarti bacan-bacaan untuk pengobatan yang syar’i (berdasarkan
nash-nash yang pasti dan shahih yang terdapat dalam Al-Quran
dan Sunah) sesuai dengan ketentuan-ketentuan serta tata cara
yang telah disepakati oleh ulama12
.
Menurut bahasa Arab, ruqyah berasal dari kata roqo-yarqi-ruqyah
artinya jampi atau mantra. Ahmad Warson ,( وى , و ق ةا , ر ةا , و ر ق و ة )
Munawwir, dalam Kamus Arab-Indonesia menerjemahkannya dengan
mantra (sihir). Ibrahim Anis dalam Kamus al-Mu’jam al-Wasit
mengartikan ruqyah sebagai perlindungan, sedangkan Ibn Taymiyah
11
M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2003), cet.1, h.6-7. 12
Zainurrofieq, Al-Ma’tsurat, (Jakarta Timur: Spirit Media, 2014), cet. 3, h.94.
9
memasukkannya dalam kategori doa atau permohonan. Pendapat bahwa
ruqyah itu termasuk doa juga dikemukakan oleh Ibn al-Qayyim al-
Jawziah.
Al-Fayumi dalam kitab “al-Mishbah al-Munir” dan al-
Fairuz Abadi dalam kamus “al-Muhith” mengatakan bahwa
ruqyah artinya berlindung diri kepada Allah SWT. dalam kitab
“Lisan al-Arabi” dijelaskan bahwa ruqyah artinya berlindung
dengan cara meniupkan. menurut Ibnu Atsir dalam “an-Nihayah
fii Ghariibi al-Hadits”, ruqyah artinya berlindung diri melalui
bacaan atau mantra yang dibacakan untuk orang yang terkena
gangguan seperti demam dan kesurupan, serta gangguan-
gangguan lainnya13
.
Sedangkan menurut bahasa lain, ruqyah artinya bacaan untuk
pengobatan yang sesuai syariat (berdasarkan riwayat yang shahih atau
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh ulama)
untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit atau untuk
memohon kesembuhan kepada Allah darigangguan-gangguan yang ada,
atau memohon perlindungan kepada-Nya dari kejahatan yang akan datang
atau yang dikhawatirkan.
Makna ruqyah secara terminologi adalah berlindung diri kepada
Allah SWT dengan ayat-ayat Al-Quran dan zikir-zikir serta doa-doa yang
diajarkan oleh Nabi Saw14
. Sedangkan, menurut Saad Muhammad Shadiq
dalam “Shira’bainal haq wal bathil” sebagaimana yang dikutip oleh
Kholilul Rohim bahwa “Ruqyah pada hakekatnya adalah berdoa dan
tawassul memohon kepada Allah kesembuhan bagi orang yang sakit dan
hilangnya gangguan dari badannya”. Ruqyah menurut para ulama adalah
13
Jajang Aisyul Muzakki, Kekuatan Ruqyah, (Jakarta:Belanoor, 2011), h.8. 14
Ibid., h.8.
10
suatu bacaan dan doa yang dibacakan dan ditiupkan untuk mencari
kesembuhan15
.
Menurut Ibnu Tin, ruqyah adalah kalimat perlindungan atau asma
Allah merupakan obat rohaniah. Kalau diucapkan melalui lisan orang
saleh, niscaya akan mendatangkan kesembuhan dengan izin Allah.
Sedangkan menurut Ibnu Mas’ud ruqyah adalah tindakan membaca
mantera-mantera, dan tindakan tersebut diperbolehkan apabila tidak
memiliki jejak syirik.
Ruqyah juga dinamakan dengan Azaa’im, yang dikenal dalam
istilah bahasa Indonesia dengan azimat-azimat. Ruqyah seperti inlah yang
tidak disyariatkan dalam Islam, bahkan diharamkan. Karena praktek-
praktek seperti ini dapat membawa kita syirik kepada Allah16
.
Abdullah Abdul Aziz Al-Aidan mengatakan bahwa ruqyah
adalah kumpulan ayat-ayat Al-Quran, dzikir-dzikir perlindungan
dan doa-doa yang diriwayatkan dari Nabi Saw yang dibaca
seorang muslim pada dirinya, anaknya, keluarganya guna
mengobati gangguan kejiwaan yang menimpa, atau kejahatan
mata manusia dan jin, kesurupan, sihir, atau berbagai penyakit
fisik yang menyerang17
.
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
ruqyah adalah bacaan atau doa yang dibacakan untuk memohon
kesembuhan. Sedangkan menurut syariat Islam ruqyah adalah bacaan
yang terdiri dari ayat-ayat Al-Quran dan Sunah untuk memohon
kesembuhan kepada Allah SWT bagi setiap orang yang sakit.
15
M. Izudin Taufiq, Panduan Lengkap dan Psikologi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press
Cet. I, 2006), h.397. 16
Ibid., h.94. 17
Abdullah Abdul Aziz Al-Aidan, Obati Sakitmu dengan Al-Quran, (Solo: Zamzam,
2015), h.27.
11
2. Landasan Syar’i Ruqyah Syar’iyyah
Di dalam Al-Quran maupun As-Sunnah terdapat landasan syar;i
tentang ruqyah syar’iyyah antara lain:
)٨٢:الإسراء(
Artinya: “Dan kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian18
”.
بأقسو مق لو لي ر واكر واعو رضر الومق و ر ق ي رق ك اعق ( اه سلم) بالرر وى و
Artinya: bacakanlah ruqyah-ruqyah kalian kepadaku, tidak apa-
apa dengan ruqyah yang tidak mengandung kesyirikan didalamnya.”
(H.R. Muslim)
لي بق طوالب والو لى الله عل:عو ق عو لر الله صو وق سر انر والو و اءالقررق الد و ي سلم خو قرر
( اه اب اجي)
Artinya: Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah Saw.
Bersabda:” sebaik-baik pengobatan adalah (dengan) Al-Quran.” (H.R.
Ibnu Majah).
18
Q.S Al-Israa’: 82
12
ي والو دق اللر قدد ؟ ال:السلام وتوى النبي قال ون جبقر قلو عل ي :عو ق وبي سو تو و قتو دك و ق م حو م: وا ر :نو و
اسدداللهر م الله و عو ق د باسق كرلي نو ق د و ق ري ق و ق و و اءد ر ق وقوالو جبقر قلر عل ي سلم و ق ق و ق كرلي و
م الله و ق ق و ( اه سلم) وشق ق و باسق
Artinya: Dari Abi Sa’id Al Khudri, ia berkata: Bahwasannya Jibril
datang kepada Nabi Saw, lalu berkata: “Ya Muhammad! Sakitkah
engkau?” Nabi berkata: “ya” maka Jibril berkata: dengan nama Allah,
aku mohonkan ruqyah untukmu dari setiap jiwa maupun mata orang yang
dengki. Allah akan menyembuhkan engkau. Dengan nama Allah, aku
akan melakukan ruqyah untukmu.” (H.R. Muslim).
3. Bacaan-bacaan Ruqyah
a. Surat Al-Fatihah
( ١-٧:ال ا تح)
b. Surat Al-Ikhlas
(١-٤:الخلاص)
13
c. Surat Al-Falaq
)١-٥:ال لق(
d. Surat An-Nas
)١-٥:الن اس(
e. Surat Ali-Imran ayat 1-9
14
(١-٩:ال مران)
f. Surat Yasin ayat 1-12
( :١-١٢)
g. Ayat Kursi
15
( ٢٢٥:البقرة )
4. Manfaat Pengobatan dengan Ruqyah
Terdapat tiga manfaat pengobatan dengan menggunakan ruqyah
sebagaimana dinyatakan oleh Perdana Akhmad dalam bukunya yang
berjudul Quranic Healing Technologi Penyembuhan Qur’ani yaitu:
a. Ruqyah dapat membantu memberikan jalan keluar yang Islami kepada
orang-orang yang sedang mengalami permasalahan hidup, baik berupa
penyakit alamiah maupun penyakit akibat sihir agar terhindar dan
terlepas dari tipu daya jin dan setan.
b. Mengajak orang-orang yang belum mengetahui syariat Islam agar
menyelesaikan masalahnya secara cerdas dengan kembali kepada Al-
Quran dan dapat melindunginya dari hal-hal negatif yang mengancam.
c. Menyelesaikan masalah dengan tidak menimbulkan masalah baru,
berupa fitnah yang menimpa hati, fitnah syahwat dan syubhat, fitnah
kesalahan dan kesehatan, fitnah maksiat dan bid’ah, fitnah kedzaliman
dan kebodohan yang mengakibatkan rusaknya ilmu, perdagangan,
pengetahuan dan keyakinan kepada Allah SWT19
.
5. Macam-macam Ruqyah
Menurut Dr. Khalid bin Abdurrahman al-Juraisyi dalam bukunya
“Irqi nafsak wa ahlik binafsik(a)” ruqyah terbagi menjadi 4 macam:
a. Ruqyah yang berlandaskan Kalamullah yaitu Al-Quran, Asmaul
Husna dan Sifat-sifat-Nya. Hukumnya adalah dibolehkan, bahkan
sangat dianjurkan.
b. Ruqyah yang berlandaskan dengan zikir dan doa-doa yang ma’tsur.
Adapun hukumnya juga diperbolehkan.
19
Perdana Akmal, Quranic Healing Technology (Teknologi Penyembuhan Qur’ani),
(Jakarta” Pustaka Tarbiyah Semesta, 2014), h.4.
16
c. Ruqyah yang berlandaskan dengan zikir dan doa-doa yang bukan
ma’tsur, akan tetapi masih berhubungan dengan ma’tsur. Hukumnya
boleh.
d. Ruqyah dengan menggunakan bahasa-bahasa yang tidak dipahami
maknanya, seperti ruqyah yang dilakukan pada masa Jahiliyyah.
Perbuatan ini wajib di jauhkan agar tidak jatuh ke dalam syirik20
.
Secara umum Ruqyah terbagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Ruqyah Syar’iyyah yang di perbolehkan oleh syariat Islam yaitu terapi
ruqyah yang seperti diajarkan oleh Rasulullah Saw.
2. Ruqyah Syirkiyyah yang tidak diperbolehkan oleh syariat Islam. Yaitu
ruqyah dengan menggunakan bahasa-bahasa yang tidak dipahami
maknanya atau ruqyah ynag mengandung unsur-unsur kesyirikan21
.
Rasulullah Saw bersabda: “Perlihatkan pada ku ruqyah kalian,
dan tidak mengapa melakukan ruqyah selama tidak mengandung unsur
syirik”. (H.R. Muslim).
Islam membolehkan penggunaan ruqyah hanya sebagai
pengobatan. Seluruh ulama sepakat bahwa jenis ruqyah yang
menggunakan ayat Al-Quran, hadits, doa, dan zikir, maka
mengamalkannya adalah sunah, bahkan dianjurkan. Adapun ruqyah yang
berbau syirik, seperti meruqyah dengan bacaan yang tidak dipahaminya,
atau dengan menyebut nama seseorang untuk menyembuhkan gangguan
jin, atau dengan menggunakan hal-hal yang tak ada tuntunannya dalam
syariat Islam adalah terlarang dan haram hukumnya.
20
Zainurrofieq, Al-Ma’tsurat., h.94-95. 21
Ibid.,
17
6. Syarat-syarat Ruqyah
a. Syarat-syarat Ruqyah
Ada beberapa syarat yang harus terpenuhi dalam melakukan
ruqyah yang diperbolehkan dalam Islam yaitu:
1) Ruqyah dilakukan dengan menggunakan Kalamullah (Al-Quran)
atau atas nama-Nya atau sifat-sifat-Nya atau doa-doa shahih yang
diriwayatkan dari Rasulullah Saw pada penyakit tersebut.
2) Harus dilakukan dengan bahasa Arab yang fasih atau ucapan yang
diketahui maknanya.
3) Orang yang melakukan ruqyah yakin bahwa ruqyah tidak
memberikan dampak kecuali dengan takdir dari Allah.
4) Ruqyah tidak dilakukan dengan tata cara yang haram atau bid’ah.
Misalnya meruqyah di kamar mandi, kuburan, juga memilih waktu
tertentu untuk ruqyah seperti ketika melihat bintang, dan pelaku
ruqyah dalam keadaan junub atau memerintahkan penderita
(pasien) untuk diruqyah dalam keadaan junub.
5) Pihak yang meruqyah bukan penyihir, dukun, atau peramal.
6) Ruqyah tidak mengandung ungkapan atau tata cara yang
diharamkan, karena sesungguhnya Allah tidak menjadikan perkara
yang haram sebagai obat22
.
b. Syarat-syarat Peruqyah
Syarat yang harus dimiliki seorang peruqyah atau muallij
(orang yang meruqyah dengan cara syar’i yaitu:
1) Beraqidah yang lurus seperti salafus shalih (orang-orang
terdahulu yang shalih) yang bersih, jernih, benar, dan terbebas
dari syirik dan bid’ah.
2) Harus mewujudkan tauhid yang murni dalam perkataan dan
perbuatan.
3) Harus yakin bahwa Al-Quran dan As-Sunnah punya pengaruh
besar pada jin dan setan.
4) Mengetahui pintu-pintu masuknya setan pada manusia.
5) Dianjurkan dengan sangat sudah menikah, supaya bisa menjaga
suasana hati.
6) Menjauhkan hal-hal yang diharamkan, dosa kecil maupun dosa
besar.
22
Abdullah bin Abdul Aziz Al-Iedan, Ruqyah (Mengobati Jasmani & Rohani Menurut
Al-Quran dan as-synnah, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2006), h.65-66.
18
7) Senantiasa berzikir kepada Allah, intropeksi dan bertaubat, serta
menjaga keikhlasan dan sabar.
8) Mengetahui ilmu-ilmu hati agar tidak mudah terperdaya oleh jin
dan setan23
.
7. Tata Cara Meruqyah menurut Kaidah Syar’i
Pentingnya penyembuhan dengan menggunakan metode ruqyah,
maka setiap muslim semestinya mengetahui tata cara meruqyah yang
benar yang sesuai dengan kaidah syar’i. Adapun tata cara meruqyah
antara lain:
a. Keyakinan bahwa kesembuhan datang dari Allah.
b. Ruqyah harus dengan Al-Quran, hadist atau dengan nama dan sifat
Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang mudah dipahami.
c. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat
membaca dan berdoa.
d. Membaca surat Al-Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit.
Demikian juga membaca surat Al-Falaq, An-Naas, Al-Ikhlas, Al-
Kafirun.
e. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al-Quran dan doa
yang sedang dibaca.
f. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan
ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al-Quran maupun doa-doa dari
Nabi SAW. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa
ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
g. Meniup dengan lembut tanpa keluar ludah pada anggota tubuh yang
sakit ditengah-tengah pembacaan ruqyah.
h. Jika meniupkan ke dalam media yang berisikan air atau lainnya, tidak
masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun.
Disebutkan dalam hadist Malik bin Rabi’ah, bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
كو بوا و ةد ر رو جو هنروابي وإنوير ق و ا االزو قتو و لروق كر
Artinya: “Makanlah minyak zaitun, dan olesi tubuh
dengannya. Sebab ia berasal dari tumbuhan yang penuh berkah.
i. Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan. Berdasarkan hadist
Aisyah, ia berkata: “Rasulullah, tatkala dihadapkan pada seseorang
yang mengeluh kesakitan, beliau mengusapnya dengan tangan
kanan...”. (H.R. Muslim, Syarah An-Nawawi: 14/180).
23
Zainurrofieq, Al-Ma’tsurat., h.100.
19
j. Bagi orang yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat
yang dikeluhkan seraya mengatakan bismillah sebanyak 3x.
و ر ا ر اوعر ااوجدر و و تي ق ور و باا و ردق و
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya
dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti”. (H.R. Muslim,
Kitab As-Salam: 14/189).
Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa
tersebut diulangi sampai tujuh kali. Atau membaca:
ا ي هوذو جق ا وجدر ق و ر و تي ق و ة الله و ردق و وق ر ب ز م الله وعر بسق
Artinya: “Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan
kekuasaan-Nya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa
sakitku ini”. (Shahihul Jami’, no.346.
Apabila rasa sakit terdapat di seluruh tubuh, caranya dengan
meniup dua telapak tangan dan mengusapkan ke wajah si sakit dengan
keduanya. (Fathul Bari (21/323)).
k. Bila penyakit terdapat di salah satu bagian tubuh, kepala, kaki atau
tangan misalnya, maka dibacakan pada tempat tersebut. Seraya
membacakan doa:
ف ا ق بالناس و هبق القبوأقسو و ا ونقتو و ق قومة ا ر سو وا ة لو رغو الشا ي لو
Artinya: “Hilangkan penyakit ini wahai penguasa manusia.
Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan
kecuali penyembuhanMu, obat yang tidak meninggalkan penyakit. (Al-Fathu Ar-Rabbani (17/182) dan Mawaridu Azh Zham-an, no.1415-
1416). l. Apabila penyakit berada di sekujur badan, atau lokasinya tidak jelas,
seperti gila, dada sempit atau keluhan pada mata, maka cara
mengobatinya dengan membacakan ruqyah di hadapan penderita.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi SAW meruqyah orang
yang mengeluhkan rasa sakit. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah,
dari Ubay bin K’ab, ia berkata: “Dia bergegas untuk membawanya
dan mendudukkannya di hadapan beliau SAW. Maka aku mendengar
beliau membentengi (ta’widz) dengan surat Al-Fatihah24
.
24
Perdana Akmal, Quranic Healing, h.10.
20
B. Kesehatan Mental
1. Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan mental pada zaman dulu diartikan secara sempit yaitu
kesehatan mental adalah absennya seseorang dari gangguan dan penyakit
jiwa25
. Dengan pengertian ini kesehatan mental hanya diperuntukkan bagi
mereka yang terganggu dan berpenyakit jiwa saja, dan tidak diperlukan
bagi setiap orang pada umumnya.
Kesehatan mental berasal dari dua kata, yaitu kesehatan dan
mental. Adapun kesehatan berasal dari kata “sehat” yang diberi awalan
ke- dan –an, dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya
(bebas dari sakit/waras). Sedangkan pengertian mentaal menurut “Kamus
Besar Bahasa Indonesia” adalah yang menyangkut batin, watak manusia,
yang bukan bersifat badan dan tenaga.
Kata mental berasal dari mens, mentis yang berarti nyaman,
sukma, roh, semangat. Dengan demikian, pengertian mental ialah hal-hal
yang berkaitan dengan psycho atau kejiwaan yang dapat mempengaruhi
perilaku individu. Setiap perilaku dan ekspresi gerak gerik individu
merupakan dorongan dan cerminan dari kondisi (suasana) mental26
.
Istilah mental mempunyai arti ganda, ada yang mengartikannya
sebagai jiwa, nyawa, sukma, roh tetapi ada pula yang mengartikannya
semangat. Istilah mental bisa meliputi masalah pikiran, akal, ingatan, atau
proses-proses yang berasosiasi dengan ketiganya.
25
Ramayulius, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.128. 26
Kartini Kartono, Hygiene Mental, (Bandung: Mandar Maju), 2000, h.3.
21
Kesehatan mental (mental hygene) adalah ilmu yang
meliputi system tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta
prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani (M.
Buchori, 1982: 12). Orang-orang yang sehat mentalnya ialah
orang yanga dalam rohani atau dalam hatinya selalu merasa
tenang, tentram dan aman27
.
Kesehatan mental adalah suatu kondisi batin yang senatiasa berada
dalam keadaan tenang, aman, dan tentram28
. Upaya untuk menentukan
ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri
secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan). Al-Quran
sebagai dasar dan sumber ajaran Islam juga membahas ayat-ayat yang
berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan jiwa sebagai hal yang
prinsipil dalam kesehatan mental. Seperti firman Allah yang menjelaskan
tentang kebahagian:
)٧٧:ال صص(
Artinya: Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan
di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan29
.
Ayat diatas menceritakan tentang orang Islam untuk merebut
kebahagiaan akhirat dan kenikmatan dunia dengan jalan berbuat baik dan
27
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Rajawali Pers. 2012), Cet, 16, h.166. 28
Ibid., h.177. 29
QS. Al-Qashas: 77
22
menjauhi perbuatan mungkar. Beberapa faktor penting dalam usaha
pembinaan kesehatan mental antara lain keimanan, ketaqwaan, amal
saleh, berbuat yang ma’ruf, dan menjauhi perbuatan yang keji dan
mungkar. Berikut adalah ayat yang menjelaskan tentang ketenangan jiwa:
)٢٨:الرعد(
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram30
.
Kesehatan mental diperlukan dalam menjalani kehidupan, baik
kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Keutuhan kepribadian atau
kemantapan kepribadian merupakan kerja fungsi-fungsi yang harmonis
atau aspek-aspek kejiwaan yang meliputi kehidupan jasmaniyah,
psikologis, dan kehidupan sosial budaya. Keutuhan kepribadian dapat
diukur melalui derajat keharmonisan kesehatan jasmani, psikologis, dan
kehidupan ruhaniah. Keutuhan kepribadian yang menentukan
kebahagiaan seseorang. Pengertian bahagia bersifat relatif, bergantung
kepada konsep “manusia” dan “tujuan hidupnya”.
Kesehatan mental dalam bahasa latin disebutkan, man
sana in corpere sano (dalam badan yang sehat terdapat jiwa
yang sehat). Dalam bahasa Arab disebutkan al-aqlus salim fil
jismi salim ( akal yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat).
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa antara keduannya
hendaklah dipertahankan keutuhannya, artinya sehat jasmani
30
QS. Al-Ra’d: 28.
23
dan ruhani atau sehat jiwa dan mental31
.
Kesehatan mental menurut Yusak Burhanuddin ditinjau dari segi
terminologis adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain, masyarakat, dan
lingkungannya.
Zakiah Daradjat mendefinisikan kesehatan mental adalah
merupakan pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk
mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan
pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada
kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindarnya dari gejala-gejala
gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psikose).
Selain itu, di dalam buku Jalaludin yang berjudul
“Pengantar Ilmu Jiwa Agama”, Zakiah Daradjat juga
mengartikan kesehatan mental yaitu terhindarnya seseorang dari
gangguan dan penyakit kejiwaan, dan sanggup menghadapi
masalah-masalah dan kegoncangan biasa, dilanjutkan dengan
adanya keserasian antara fungsi-fungsi kejiwaan (tidak ada
konflik) serta mampu menyesuaikan diri dan merasa dirinya
berharga, serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya
seoptimal mungkin, dengan berlandaskan keimanan dan
ketaqwaan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di
dunia maupun akhirat32
.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan
mental adalah terhindarnya dari gejala-gejala gangguan jiwa dan
penyakit jiwa serta terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh
antara fungsi-fungsi kejiawaan dan terciptanya penyesuaian diri antara
manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan
31
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), cet 3,
h.142-143. 32
Jalaluddin, Pengantar Ilmu jiwa Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), h.76.
24
dan ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna
dan bahagia di dunia dan akhirat.
2. Ciri-ciri Mental yang Tidak Sehat
Ciri dari mental yang tidak sehat ini ditandai dengan fenomena
ketakutan, sedih berkelanjutan, mati rasa atau tak acuh, pahit hati,
hambar hati, cemburu, iri hati, dengki, marah berlebihan yang eksplosif,
merasa tak berdaya atau tanpa harapan, paranoia, atau halusinasi,
perubahan mood yang drastis, ketegangan batin yang kronis33
. Dengan
demikian mental yang tidak sehat (sakit) merupakan bentuk gangguan-
gangguan pada ketenangan batin dan ketengangan hatinya.
3. Ciri-ciri Mental yang Sehat
Kondisi mental sangat menentukan dalam hidup ini, hanya orang
yang sehat mentalnya sajalah yang dapat merasa bahagia, berguna dan
sanggup menghadapi rintangan atau kesulitan dalam hidup. Apabila
kesehatan mentalnya terganggu, akan tampak gejalanya dalam aspek
kehidupan, misalnya perasaan, pikiran, kelakuan dan kesehatan.
Sedangkan orang yang memiliki mental yang sehat ditandai dengan
sifat-sifat khas antara lain:
a. Mempunyai kemampuan-kemampuan untuk bertindak secara
efisien.
b. Memiliki tujuan-tujuan hidup yangjelas.
c. Memiliki konsep diri yang sehat.
d. Adanya koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usahanya.
e. Memiliki regulasi diri dan integrasi kepribadian.
f. Batin selalu tenang34
.
33
Kartini Kartono, Hygiene Mental, (Bandung: Mandar Maju, 2000), h. 5. 34
Ibid., h. 6.
25
4. Ciri-ciri Mental yang Sehat menurut Islam
Al-Ghazali menyatakan seseorang yang sehat jiwanya
digambarkan dalam konsep insan kamil (manusia sempurna). Insan
kamil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Motif utama tindakannya adalah beribadah kepada Allah SWT.
b. Senantiasa berdzikir (mengingat Allah) dalam menghadapi segala
permasalahan.
c. Beramal dengan ilmu35
.
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir menyatakan tanda-
tanda kesehatan mental adalah adanya perasaan cinta. Cinta
dianggap sebagai tanda kesehatan mental, sebab cinta
menunjukkan diripositif. Cinta mendorong individu untuk hidup
saling kasih sayang dan menjauhkan dari kebencian, dendam,
permusuhan dan pertikaian36
.
Usman Najati (dalam Masganti, 2011: 165) menyatakan
kesehatan mental ditandai dengan ketenangan jiwa, akhlak mulia,
kesehatan, dan kekuatan badan, memenuhi kebutuhan badan, memenuhi
kebutuhan dasar dengan cara yang halal, memenuhi kebutuhan spiritual
dengan berpegangan teguh pada akidah, mendekatkan diri kepada Allah
SWT dengan menjalankan ibadah dan melakukan amal shaleh, dan
menjauhkan diri dari keburukan yang dapat menyebabkan Allah murka.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingkat
kesehatan mental, diantaranya adalah:
1) Biologis.
2) Faktor ibu selama kehamilan.
3) Aspek psikis manusia merupakan satu kesatuan dengan sistem
35
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, cet 2, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2002), h.163. 36
Ibid., h.165.
26
biologis.
4) Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman
yang terjadi pada individu terutama yang terjadi pada masa lalunya.
5) Proses pembelajaran.
6) Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental
seseorang.
7) Lingkungan sosial tertentu dapat menopang bagi kuatnya
kesehatan mental sehingga membentuk kesehatan mental yang
positif dan sebaliknya, aspek lain kehidupan sosial itu dapat pula
menjadi stressor yang dapat mengganggu kesehatan mental.
8) Interaksi manusia dengan lingkungannya berhubungan dengan
kesehatannya.37
.
C. Santri Pondok Pesantren
1. Pengertian Santri Pondok Pesantren
Santri adalah siswa yang belajar di pondok pesantren38
.
Santri mukim merupakan murid yang berasal dari daerah yang jauh
dan menetap serta aktif menuntut ilmu di pondok pesantren. Santri
mukim yang paling lama tinggal di pesantren biasanya merupakan
satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab
mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari39
.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa santri
adalah siswa yang belajar ilmu agama di pesantren dan kebanyakan dari
santri yang berada di pesantren berasal dari luar daerah dan dia mukim di
pesantren.
Santri yang berada di Pondok Pesantren Jolo Sutro berbeda
dengan pondok pesantren lain. Perbedaannya adalah santri di pondok
tersebut memiliki masalah pada jiwa atau akalnya oleh sebab itu pondok
pesantren ini didirikan khusus untuk mengobati mereka yang memiliki
gangguan pada jiwa atau akalnya. Akan tetapi sistem pengajaran yang
37
Ibid., h.144 38
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indoesia,Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2012, h.21. 39
Ibid, h.23.
27
digunakan oleh pesantren ini sama dengan pondok pesantren lain yaitu
mengajarkan tentang sholat 5 waktu dan mengaji Al-Quran/ Iqra’.
Sedangkan Pondok pesantren terdiri dari dua kata yaitu “pondok”
dan “pesantren” kata pondok berasal dari bahasa Arab “funduq” yang
berarti tempat tidur asrama atau hotel40
. Sedangkan pesantren berasal
dari kata dasar “santri” yang mendapat imbuhan pe- dan akhiran an
menjadi “pesantren” yaitu tempat tinggal santri41
. Bisa dikatakan pondok
pesantren merupakan wadah penggemblengan, penimbaan, pendidikan
serta pengajaran ilmu pengetahuan.
Kedudukan pondok bagi para santri sangatlah esensial sebab
santri yang tinggal didalam pondok dapat langsung diawasi oleh
pengurus ataupun kyai yang memimpin pesantren itu. Melalui pondok
santri dapat melatih diri dengan berbagai ilmu pengetahuan, karena
setiap santri saling mengenal anatara satu dan yang lain dan terbina
kesatuan mereka untuk saling mengisi dan melengkapi diri dengan ilmu
pengetahuan.
Pondok sebagai wadah santri seutuhnya sebagai oprasionalisasi
dari pendidikan yakni mendidik dan mengajar. Mendidik secara keluarga
berlangsung dipondok sedangkan mengajarnya berlangsung dikelas atau
mushala. Tahapan inilah yang merupakan fase pembinaan dan
peningkatan kualitas manusia sehingga ia bisa tampil sebagai kader masa
depan. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang pertama
40
Ibid., h.19. 41
.Ibid, h.18.
28
mengembangkan lingkungan hidup, dalam artian mengembangkan
sumber daya manusia dari segi mentalnya.
Selain dari itu, di dunia pesantren juga telah diperkenalkan
dengan berbagai bentuk keterampilan. Dengan demikian, ada tiga
“H” yang didikan kepada santri saat ini “H” yang pertama adalah
heat yang artinya kepala, manakala mengisi otak santri dengan
ilmu pengetahuan. Yang kedua heart yang artinya hati manakala
mengisi hati dengan iman dan taqwa. Yang terakhir adalah hand
yang artinya tangan manakala memberikan pendidikan ketrampilan
kepada santri.42
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa santri
pondok pesantren adalah seorang murid yang mukim (menginap) di
pondok pesantren untuk memperoleh ilmu agama yang lebih dalam lagi
dan memperoleh kesembuhan bagi mereka yang mentalnya terganggu.
Kyai merupakan cikal bakal dan unsur paling pokok dari
sebuah pondok pesantren. Mempunyai peran yang sangat penting
dan menentukan, selain sebagai guru yang mengajarkan ilmu
agama Islam, Kyai pada hakekatnya adalah gelar yang diberikan
kepada seorang yang memiliki ilmu dibidang agama Islam.43
Kyai merupakan pimpinan yang menentukan arah, bentuk, dan
corak pendidikan di pesantren. Itulah sebabnya pertumbuhan,
perkembangan dan keberlangsungan hidup suatu pondok pesantren sangat
tergantung kepada kemampuan Kyai dalam mengelolanya.
42
Ibid, h. 65 43
Bahri Gozali, Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 2001), h.2.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field
research), dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian
kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide
pentingnya adalah penulis berangkat ke lapangan untuk mengadakan
pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah dan
menghasilkan data deskriptif, yang berupa data-data tertulis atau lisan dari
orang-orang dan penelitian yang diamati.44
Penelitian lapangan ini merupakan metode untuk menemukan
realita yang terjadi. Penelitian lapangan ini datanya diperoleh dari
informasi yang benar-benar dibutuhkan seperti informasi mengenai
Metode Ruqyah terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok Pesantren
Jolosutro Adijaya Terbanggi Besar Lampung Tengah.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui situasi dan kejadian serta untuk mendapat data fakta terhadap
persoalan yang sebenarnya. Penelitian deskriptif merupakan “penelitian
yang mendeskripsikan segala hal yang berkaitan dengan pokok pembicara
44
Lexy J Meleong, Metodologi Penelitian Kualitataif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015), h.26.
30
secara otomatif, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diteliti”.
Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian ilmiah yang
bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara
alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang
mendalam antara peneliti dengan fenomena yang terjadi45
.
Adapun alasan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif
dikarenakan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak
berkenaan dengan angka-angka, melainkan tujuan penelitian yang hendak
dicapai yaitu memperoleh data, mendeskripsikan, dan menggambarkan
tentang Metode Ruqyah Terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok
Pesantren Jolo Sutro Adijaya Terbanggi Besar Lampung Tengah.
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data
diperoleh46. Data merupakan hasil pencatatan peneliti yang berupa fakta. Jadi,
data dapat diartikan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi, sedangkan informasi itu sendiri merupakan hasil
pengolahan suatu data yang dapat dipakai untuk suatu keperluan.
Terdapat dua sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini,
sumber data tersebut adalah:
45
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), cet. 3, h.9. 46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 172.
31
1. Sumber Data Primer
Sumber data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti
dari sumber pertanyaan dan disajikan dari sumber pertama47
. Dalam
penelitian ini penulis mendapatkan data primer melalui wawancara dengan
pimpinan Pondok Pesantren Jolosutro yaitu Kyai Maksum, asisten pribadi
kyai Maksum yaitu bapak Faizin, ketua yayasan yaitu bapak Zainal Abidin
dan dua orang santri yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
peneliti.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu, bahan-bahan atau data yang menjadi
pelengkap atau penunjang dari sumber data primer. Merupakan data yang
mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang
berwujud laporan, buku harian, makalah, internet dan yang berhubungan
dengan Metode Ruqyah terhadap Kesehatan Mental Santri di Pondok
Pesantren Jolo Sutro.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan, baik yang menjadi responden dua orang atau
lebih, bertatapan muka, mendengarkan secara langsung informasi-
47
Ibid,h.4.
32
informasi atau keterangan-keterangan48
. Wawancara yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan untuk mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dengan jumlah responden yang sedikit.
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin,
yaitu wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah
disiapkan, dimana dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat dan
tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ada. Dalam hal ini
wawancara akan dilakukan untuk memperoleh data tentang metode
ruqyah terhadap kesehatan mental santri di Pondok Pesantren Jolosutro
Adijaya, secara langsung pada sumber-sumber tertentu.
Kemudian penulis menginterview Pimpinan Pondok Pesantren
Jolosutro yaitu Kyai Maksum, asisten pribadi Kyai Maksum yaitu bapak
Faizin, dan Ketua Yayasan Bapak Zainal Abidin, serta 2 Orang Santri di
Pondok Pesantren Jolosutro.
2. Observasi
Metode observasi merupakan metode pengumpulan data dengan
pengamatan dan pencatatan. Dalam hal ini observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang
di selidiki49
. Observasi atau yang di sebut pula dengan pengamatan,
meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan
menggunakan seluruh alat indra.
48
Ibid., h.125. 49
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Alfabbeta, 2011),
h.70.
33
Tekhnik observasi yang akan digunakan peneliti adalah observasi
non partisipan yaitu mengadakan pengamatan terhadap aktivitas obyek
tertentu dimana peneliti tidak aktif mengikuti aktivitas obyek tersebut.
Observasi dilakukan pada saat kegiatan ruqyah dan sebagian
kegiatan di Pondok Pesantren Jolosutro Adijaya.
3. Dokumentasi.
Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku
tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum, dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah peneliti50
.
Data-data yang di kumpulkan berupa sejarah berdirinya, visi,
misi, tujuan Pondok Pesantren, sarana dan prasarana yang ada di
Pesantren, keadaan santri, proses pelaksanaan ruqyah, struktur
kepengurusan, serta semua data yang berkaitan dengan penelitian.
Metode dokumentasi merupakan penunjang untuk kesempurnaan
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data yang di
perlukan oleh peneliti melalui catatan tulisan. Metode dokumentasi
peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan seperti
memperoleh data tentang sejarah singkat, visi dan misi Pondok Pesantren
Jolo Sutro, jumlah ustadz dan santri serta kegiatan yang ada di Pondok
Pesantren Jolo Sutro.
50
Ibid, h.5.
34
Adapun dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
berupa profil Pondok Pesantren Jolosutro, jumlah santri dan
ustadz/ustadzah, dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan santri.
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Teknik penjamin keabsahan data merupakan cara yang dilakukan
peneliti untuk mengukur derajat kepercayaan dalam proses pengumpulan data
penelitian. Teknik penjamin keabsahan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan Triangulasi Data.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain51
. Dalam hal ini peneliti menggunakan
triangulasi dengan sumber, yaitu: membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Dari berbagai teknik Triangulasi,
maka teknik Triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data
adalah dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara serta membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen
yang berkaitan.
Data yang diperoleh peneliti dari wawancara dengan pimpinan
Pondok Pesantren Jolosutro, dicek dengan observasi dan dokumentasi.
Apabila dengan teknik ini, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
51
Ibid,h.330.
35
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap
benar.
E. Teknik Analisis Data
Setelah mengumpulkan data yang dibutuhkan langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah mengolah data-data yang ada. Analisis data adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data menemukan pola,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
orang lain.52
Analisis dalam penelitian merupakan bagian dalam proses penelitian
yang sangat penting, karena dengan analisis inilah data yang ada akan
nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan
mencapai tujuan akhir penelitian.Analisis data adalah proses penyederhanaan
data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Mengingat penelitian ini hanya menampilkan data-data kualitatif,
maka penulis menggunakan analisis data induktif. Metode induktif adalah
jalan berfikir dengan mengambil kesimpulan dari data-data yang bersifat
khusus.
52
Ibid,h.248.
36
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren JolosutroAdijaya Terbanggi
Besar Lampung Tengah
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Jolosutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah53
Pondok Pesantren Jolo Sutro adalah salah satu Pondok Pesantren
khusus penderita gangguan mental yang ada di Lampung Tengah,
tepatnya di Dusun Adiluhur RT.03 Desa Adijaya Kecamatan Terbanggi
Besar Kabupaten Lampung Tengah. Pondok Pesantren Jolo Sutro
didirikan oleh Ki. Agus Ma’sum Syaifudin, yang dibantu oleh beberapa
tokoh masyarakat di daerah tersebut.
Ki.AgusMa’sum Syaifudin mendirikan Pondok Pesantren tersebut
pada tanggal 03 Agustus 2015. Beliau dan istrinya (ibu Marhamah)
mendirikan pondok pesanatren Jolo Sutro ini dengan tujuan agar
masyarakat sekitar yang memiliki gangguan mental bisa dibawa berobat
ke Pondok Pesantren tersebut.
Adapun yang melatarbelakangi berdirinya Pondok Pesantren ini
adalah karena tekanan hidup dan kesulitanekonomi yang
dialamiolehsebagianbesarmasyarakat.Dampakdarikrisisekonomi yang
berkepanjangandantekanankeluargatelahmembawadampakterhadapkondis
53
Dokumentasi Profil Pondok Pesantren Jolo Sutro
37
ikejiwaansebagianmasyarakat, khususnyadarikalanganbawah.Mereka
yang mengalamigangguankejiwaantersebutadalahsaudarakitajuga,
sesamaanakbangsa.karenaketerbatasanekonomimerekahanyabisapasrahme
nerimakeberadaannasib yang menimpakeluarganya.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, ki Agus Ma’sum mendirikan
sebuah yayasan Pondok Pesantren Jolo Sutro Al- Hikmah yang bergerak
pada upaya pemulihan kesehatan gangguan kejiwaan dengan
keikhlasan.Sejak berdirinya Pondok Pesantren Jolo Sutro Al- Hikmah
kurang lebih 700 santri telah berhasil disembuhkan. Baik santri yang
mengalami gangguan mental ringan maupun berat.
Luas Pondok Pesantren Jolo Sutro ini ±5000 m2
dengan batas
wilayah Sebelah Selatan Tanah Penduduk milik Bapak Saji, Sebelah
Utara Pemakaman Umum, Sebelah Barat Tanah Penduduk milik Bapak
H. Suwignyo, dan SebelahTimur adalah Irigasi. Pondok Pesantren ini juga
memiliki 40 kamar yang setiap kamar diisi oleh 1 orang santri.
38
2. StrukturKepengurusan Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah
PIMPINAN/PENGASUH
Ki. Agus Ma'sum Saifuddin
PENASEHAT
Hi. Yuono, S.Pd SD
PELINDUNG
Rasimin, SH.I
Hi. Rudiadi, S.Pd.I
Ka. Kampung Adijaya
KETUA YAYASAN
Zaenal Abidin, S.Pd.I
WAKIL KETUA
Rizal, S.sos
SEKERTARIS
Edy Marwoto
BENDAHARA
Hi. Sukardo
Sie. HUMAS
Ndiman (Koordinator)
Suwarno
Slamet W.
Tri Meiyanto
Giono
Murnawan
Sie. PENGEMBANGAN
Mas Boy (Koordinator)
Karni
Sugeng
Dedi Iskandar
Dedi Haryanto
Suroso
Sie. PERLENGKAPAN
Susilo (Koordinator)
Sahroni
Sariman
Edy suratno
Dwin
Sie. KEAMANAN
Suwarno (Koordinator)
Sutris
Supri
Sulaiman
Juri
Risma
Sie. PENDIDIKAN
M. Faizin (Koordinator)
Surya
Fadli
Dedy Irawan
Jumari
Sie. DANA
Dedy Iskandar (Koordinator)
Edi Susanto
Sumarno
Andi
Pepen
Suyamto
Slamet
Hasan
M. Hakim
Jumari
39
3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Jolosutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah
a. Visi
Menjadikan Pon-Pes Jolo Sutro Al-Hikmah sebagai lembaga
terpercaya berdasarkan iman dan taqwa serta mandiri dalam
bermasyarakat. Indikator: berakhlah mulia, berbudi luhur dan mandiri
serta memiliki ketrampilan sebagai bekal kembali ke masyarakat54
.
b. Misi
1) Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama yang dianut
dengan membiasakan sholat jama’ah.
2) Menerapkan ketrampilan yang mandiri di masyarakat.
3) Berusaha terus menerus untuk melengkapi sarana dan prasarana
Pon-Pes Jolo Sutro.
4) Menumbuhkan jiwa mandiri dan kreatif.
5) Mendorong santri untuk mengenal potensi diri sehingga dapat
berkembang secara optimal.
6) Turut melaksanakan program pemerintah, mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dan UUD 194555
.
c. Tujuan
Menanamkan akhlak mulia,menumbuhkan sifat
mandiri,mengembangkan kondisi kelembagaan yang sehat dan
kondusif 56
.
54
Ibid., 55
Ibid., 56
Ibid.,
40
4. Data Ustadz/Ustadzah dan Jumlah Santri Pondok Pesantren Jolo
Sutro
a. Data Pengasuh Pon-Pes Jolo Sutro57
No Keterangan L P Jumlah
1 Ustad/Ustadzah 2 2 4
2 Pengawas Pondok Putra/ Putri 1 1 2
3 Pengelola Dapur 2 2 4
Total 10
b. Data Santri Pon-Pes Jolo Sutro58
No Umum L P Jumlah
1 Anak-anak (10-15 th) 3 2 5
2 Remaja (15-25 th) 18 2 20
3 Dewasa (25 th keatas) 4 1 5
Total 30
5. Sumber Dana
Sumber dana yang diperoleh Pon-Pes Jolo Sutro Adijaya ini
berasal dari santri, unit usaha Pesantren dan para donatur tetap. Sesuai
dengan kebijakan yang telah ada bahwa tidak semua santri dibebankan
biaya administrasi. Mereka yang memiliki ekonomi cukup dibebankan
administrasi sebesar Rp. 3.000.000 (tiga juta rupiah)/bulan sedangkan
57
Ibid., 58
Ibid.,
41
bagi santri yang tidak mampu tidak dibebankan biaya. Pon-Pes Jolo Sutro
Adijaya ini juga memiliki usaha paping dan batu bata yang hasil
penjualannya akan digunakan untuk semua kebutuhan pesantren dan
santri.
6. Pelayanan
Pelayanan ruqyah yang diberikandiPon-Pes Jolo Sutro berbasis
pengobatan Islami, antara lain:
a. Ruqyah Syari’iyyah
b. Konsultasi, adapun pelayanan konsultasi yang disediakan oleh pon-pes
Jolo Sutro, yaitu:
1) Konsultasi masalah gangguan kesehatan mental.
2) Konsultasi masalah agama.
3) Konsultasi masalah keluarga.
c. Pijat refleksi bagi santri
d. Obat-obatan herbal59
.
Selain pelayanan yang berbasis pada terapi Islami, Pon-Pes Jolo
Sutro juga mengadakan program Sholawat Jaranan yang menjadi ciri
khas pondok pesantren tersebut.Gamelan digunakan sebagai alat musik
pengiring sholawat.
7. Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebuah lembaga
pengobatan maka pondok pesantren Jolo Sutro memiliki sarana dan
prasarana yang harus diadakan agar kegiatan tersebut berjalan dengan
lancar. Adapun sarana dan prasaranannya antara lain sebagai berikut60
:
a. Kantor Pon-Pes untuk mendaftarkan santri dan konsultasi keluhan
santri.
59
Ibid., 60
Ibid.,
42
b. Asrama santri.
c. Musholla.
d. Pendopo untuk kegiatan sholawatan.
e. JLS Mart.
f. Produk-produk kreatif lainnya (paping, batu bata)61
.
B. Deskripsi Pelaksanaan Metode Ruqyah Terhadap Kesehatan Mental
Santri Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di Pon-Pes Jolo
Sutro Adijaya, adapun proses pelaksanaan ruqyah yang dilakukan
berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman, bacaannya terdiri dari Kalam Allah (Al-
Quran) atau dengan doa-doa Rasullah, bacaannya dari bahasa Arab. Serta
meyakinkan kepada santri bahwa ruqyah hanyalah sebuah perantara
kesembuhan dan yang maha menyembuhkan adalah Allah SWT.
Pelaksanaan ruqyah dengan membacakan ayat-ayat atau doa-doa
yang terdapat dalam Al-Quran dan as-sunnah. Ayat dan doa tersebut
sangat berpengaruh terhadap penyembuhan psikis seseorang.Proses
pelaksanaan ruqyahnya tidaklah berbeda dengan tempat lain, baik dari
persiapan awal pelaksanaan sampai dengan teknik me-
ruqyahnya.Ruqyah dilakukan setiap Jumat ba’da Isya dan Senin ba’da
Magrib62
.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
ruqyah dengan membacakan Al-Quran dan As-Sunnah, sedangkan proses
pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan tempat lain.
Santri dan tim peruqyah harus mengikuti langkah-langkah berikut
sebelum melaksanakan ruqyah antara lain:
a. Santri
1. Wudhu.
2. Menutup aurat.
61
Ibid., 62
Wawancara dengan Bpak Faizin Asisten Pribadi Kyai Ma’sum.
43
3. Mendengarkan instruksi ustadz/kyai.
4. Melafadzkan kalimat tahlil.
b. Tim Peruqyah
1. Wudhu.
2. Menutup aurat.
3. Membacakan doa ruqyah/ ayat-ayat suci Al-Quran dengan
berhadapan agar memudahkan santri untuk mendengarkan63
.
Ruqyah yang dilakukan ada dua macam yang pertama, santri
baru pelaksanaan ruqyahnya dengan dilakukan di kamar santri
sedangkan santri yang sudah agak membaik pelaksanaan ruqyah
dilakukan bersama di Padepokan dengan menggunakan madu
kemudian dibacakan doa-doa ruqyah bersama dan kemudian diberikan
ke santri untuk diminum. Madu digunakan karena memiliki banyak
sekali manfaatnya dan sesuai dengan sunah Nabi64
.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa ruqyah yang
dilaksanakan di Pon-Pes Jolo Sutro ada dua macam yang pertama dilakukan
di asrama santri sedangkan yang kedua dilakukan bersama-sama dengan
menggunakan madu sebagai perantaranya.
Pelaksanaan ruqyah sendiri dengan meletakkan tangan terapis
ditubuh santri (terapis menggunakan sarung tangan apabila santri putri
yang akan di ruqyah) sambil dibacakan doa-doa ruqyah dengan suara
yang lantang dan terapis memegang salah satu anggota tubuh pasien
(kepala, punggung atau dada)65
.
Santri yang berada di Pon-Pes Jolo Sutro ini kebanyakan mengalami
gangguan mental karena faktor ekonomi dan kurangnya kasih sayang dari
keluarga. Proses pemulihan santri disinipun bermacam-macam ada yang satu
63
Wawancara dengan Bpak Faizin Asisten Pribadi Kyai Ma’sum, pada hari Minggu, 27
Januari 2019, Pukul 10:00. 64
Observasi kegiatan Pon-Pes Jolo Sutro, pada hari Jumat, 1 Februari 2019, Pukul 19:00. 65
Wawancara dengan Kyai Ma’sum Pimpinan Pondok Pesantren Jolo Sutro, pada hari
senin, 28 Januari 2019. Pukul 10:00.
44
bulan dan bahkan ada yang sampai tahunan, itu semua tergantung dari kondisi
penyakit dan kemauan dari diri untuk sembuh serta dukungan dari keluarga66
1. Karakteristik Informan
a. Kyai Maksum
Beliau adalah pimpinan Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah. Beliau sekarang berusia 38 tahun.
Beliau tinggal di Dusun Adiluhur RT.03 Desa Adijaya Kecamatan
Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Kyai Maksum
mendirikan Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya sejak 03 Agustus
2015.
Saya mendirikan Pondok Pesantren Jolo Sutro ini sejak tahun
2015. Awal berdirinya Pon-Pes ini hanya ada satu orang santri yang
berasal dari palembang, dan alhamdulillah berkat kesabaran dan
usaha beliau bisa sembuh, sekarang beliau sedang melanjutkan ke
Pondok Pesantren yang ada di Jawa untuk memperdalam ilmu
agama67
.
b. Faizin
Beliau merupakan asisten pribadi kyai Maksum yang juga
merupakan terapis di Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya. Beliau
sekarang berusia 40 tahun. Beliau tinggal di DusunAdiluhur RT.03
Desa Adijaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung
66
Wawancara Ketua Yayasan, Bapak Zaenal Abidin, pada hari Sabtu, 26 Januari 2019,
Pukul 16:00. 67
Wawancara dengan Kyai Ma’sum Pimpinan Pondok Pesantren Jolo Sutro, pada hari
senin, 28 Januari 2019, Pukul 10:00.
45
Tengah Beliau mulai bergabung dengan kyai Maksum pada tahun
2016 awal.
“Awalnya saya bergabung dengan kyai Maksum karena
beliau meminta saya untuk membantu mengembangkan pon-pes ini
dan menjadi terapis bagi santri yang memiliki gangguan mental. Saya
dulu adik kelas kyai Maksum di Pesantren”68
.
c. Zaenal
Beliau adalah jamaah dan ketua yayasan Pondok Pesantren
Jolo Sutro Adijaya Terbanggi Besar Lampung Tengah. Beliau
sekarang berusia 35 tahun. Beliau tinggal di Dusun Adi Negoro
RT.07 Desa Adijaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten
Lampung Tengah. Beliau bergabung dengan Pondok Pesantren Jolo
Sutro pada tahun 2017.
d. Elly
Elly adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 30 tahun.
Awal mulanya beliau menderita gangguan mental adalah karena
tekanan ekonomi dan mertua yang selalu menuntut lebih sedangkan
sang suami yang kurang perhatian dan penghasilan yang minim
sehingga mengakibatkan Elly depresi, putus asa, tekanan batin, tidak
percaya diri serta suka murung.
68
Wawancara dengan Bpak Faizin Asisten Pribadi Kyai Ma’sum, pada hari Minggu, 27
Januari 2019, Pukul 10:00.
46
e. Agus
Agus adalah seorang kepala rumah tangga yang memiliki
sifat emosional, mudah putus asa, dan tidak percaya diri. Agus selalu
beranggapan bahwa apapun yang dia kerjakan selalu gagal dan tidak
membuahkan hasil yang maksimal.
f. Andi
Andi adalah anak ke dua dari empat bersaudara dia selalu
merasa tidak percaya diri dengan kemampuan yang dia miliki, dia
juga merasa bahwa orang tuanya tidak menyayanginya selalu
membeda-bedakan antara dia dan adik-adiknya. Andi juga selalu
menyendiri sehingga membuat terapis agak kesulitan untuk
mengobatinya.
2. Latar Belakang Penyakit Santri
Semua penyakit fisik maupun non fisik, medis maupun non medis
bisa diruqyah karena pada hakekatnya yang menyembuhkan segala jenis
penyakit adalah Allah SWT. dalam pengobatan dengan menggunakan
metode ruqyah, kita berdoa kepada Allah SWT. untuk memperoleh
kesembuhan dari segala macam penyakit yang dirasakan. Berikut adalah
gambaran latar belakang penyakit santri yang ada di Pondok Pesantren
Jolo Sutro Adijaya. Dari data yang diperoleh peneliti bahwa peneliti
mendapatkannya dari dokumentasi profil Pondok Pesantren Jolo Sutro
Adijaya. Santri yang peneliti cantumkan sudah ada di pondok pesantren
sejak lama dan dalam proses pemulihan kesehatan mentalnya.
47
No Nama
Jenis
Kelamin
Kondisi Awal
Santri
Setelah
diruqyah
Umur
Lama
Pengobatan
1 Elly P
Merasa sedih
berkelanjutan,
Suka
mengamukMuda
h putus asa,
depresi, tekanan
batin, tidak
percaya diri, dan
kadang murung.
Mudah
beradabtasi,
mau
mengikuti
kegiatan
pesantren,
sholat lima
waktu,
puasa senin-
kamis.
30
tahun
1 tahun
2 Agus L
Suka
berhalusinasi,
Suka
mengamuk,
mudah putus
asa.
Mudah
bergaul,
mau
mengikuti
kegiatan
pesantren,
sholat lima
waktu.
32
tahun
3 bulan
3 Andi L Suka Mau 27 18 bulan
48
membenturkan
diri ke tembok,
suka berteriak,
mudah
tersinggung,
Tidak percaya
diri, berpikiran
negatif, malas
sholat, pikiran
kacau, selalu
menyendiri.
melaksanak
an sholat
lima waktu,
Aktif dalam
kegiatan
pesantren,
puasa senin-
kamis, mau
belajar hal-
hal baru,
mudah
bergaul.
tahun
Santri yang setelah melalukan ruqyah di Pondok Pesantren Jolo
Sutro Adijaya mereka merasa kondisinya semakin membaik, namun
mereka akan terus melakukan ruqyah sampai kondisi mentalnya benar-
benar sehat dan diperbolehkan untuk pulang.
Proses penyembuhan santri pun bermacam-macam tergantung
dengan tingkat gangguan mental yang mereka alami. Proses
penyembuhan paling ringan bisa kurang lebih satu bulan sedangkan yang
berat bisa mencapai tiga tahun atau lebih.
49
C. Prosedur Pelaksanaan Metode Ruqyah terhadap Kesehatan Mental
Santri di Pondok Pesantren Jolosutro
Pelaksanaan metode ruqyah syar’iyyah di Pondok Pesantren Jolo
Sutro, harus melewati prosedur-prosedur yang telah ditetapkan dalam
penanganan santri, adapun prosedur itu adalah:
1. Pendaftaran
Proses pertama keluarga melakukan booking tempat/ asrama
melalui telephon atau datang langsung ke pondok pesantren kurang
lebih 1-2 bulan sebelum santri di bawa ke pondok itu dilakukan
karena terbatasnya asrama dan juga tenaga pengawas, kemudian
proses selanjutnya keluarga melakukan pendaftaran secara resmi,
membayar administrasi dan sebagainya. Setelah proses pendaftaran
selesai santri akan tinggal di pondok pesantren selama proses
penyembuhan berlangsung69
.
Santri yang akan mondok kepondok pesantren Jolo Sutro harus
memenuhi beberapa syarat yang telah ditentukan. Adapun syarat menjadi
santri di Pondok Pesantren Jolo Sutro antara lain:
a. Fotocopy Kartu Keluarga.
b. Fotocopy KTP Wali.
c. Foto terbaru 3x4 4 lembar.
d. Surat Pengantar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) jika pernah masuk ke RSJ.
e. Tempat tinggal sekarang.
f. Matrai 600070
.
2. Konsultasi
Selanjutnya, pihak keluarga melakukan konsultasi terkait masalah
yang terjadi sehingga santri bisa mengalami gangguan kesehatan mental.
Pihak keluarga menjelaskan semua latar belakang masalah yang terjadi
69
Wawancara dengan Bapak Faizin Asisten Pribadi Kyai Ma’sum. 70
Dokumentasi Profil Pondok Pesantren Jolo Sutro.
50
kemudian memondokkan keluarganya untuk diberikan pengobatan di
pondok pesantren Jolo Sutro.
3. Mandi
Setiap pagi santri akan dimandikan terlebih dahulu, sebelum
mandisantri membaca syahadat, sholawat dan doa mandi dengan di
tuntun oleh Tim Pengawas. Doanya antara lain:
قوليبوالققرلروو وبيتققولقب يو ت و او ر لو ىواعو عو وو لو د قن و
Artinya: wahai Dzat yang membolak-balikkan hati,
tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu dan di atas ketaatan kepada-Mu.
Kemudian santri dimandikan dengan air sumur yang baru
ditimba setelah itu disiramkan keseluruh anggota badan sambil dipijat.
Setelah itu santri dijemur dari pukul 07:00 - 09:00.71
4. Pijat Refleksi
Pijat refleksi ini dilakukan sebelum santri di jemur di bawah terik
matahari. Dengan tujuan agar otot-otot tidak kaku. Pijat refleksi ini
dilakukan oleh ustadz dan dibantu oleh santri yang sudah sembuh.
5. Ruqyah Syar’iyyah
Ruqyah Syar’iyyah ini dilakukan dengan dua cara yang pertama,
santri yang baru masuk pelaksanaan ruqyah dilakukan di kamar masing-
masing. Kedua, santri yang sudah agak membaik pelaksanaan ruqyahnya
dilakukan di padepokan bersama-sama dengan menggunakan madu72
.
Sebelum dilakukan ruqyah syar’iyyah, biasanya santri diwajibkan
untuk mengambil air wudhu terlebih dahulu dan menutup auratnya
dengan rapat. Kemudian mendengarkan intruksi dari ustadz atau kyai.
71
Wawancara dengan Bapak Faizin Asisten Pribadi Kyai Ma’sum. 72
Observasi Kegiatan Santri Pon-Pes Jolo Sutro, pada 01 Maret 2019, Pukul 19:00.
51
Apabila santri putri maka pelaksanaan ruqyahnya menggunakan sarung
tangan, hal ini untuk menghindari adanya sentuhan kulit73
.
D. Pengaruh Metode Ruqyah Terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok
Pesantren Jolo Sutro
Doa mengandung kekuatan spiritual yang dapat membangkitkan rasa
percaya diri dan optimis yang keduanya merupakan hal yang mendasar bagi
penyembuhan suatu penyakit. Melakukan terapi ruqyah secara teratur adalah
salah satu manifestasi dari menjalani kehidupan secara religius dan banyak
mengandung aspek psikologis di dalamnya.
Elly salah seorang santri yang sudah cukup lama diantara yang lain
juga menuturkan bahwa dia sudah berkali-kali mengikuti ruqyah yang
dilakukan di Pondok Pesantren Jolo Sutro dan pengaruh setelah mengikutinya
telah membantunya bisa sembuh74
.
Sebagaimana yang kita ketahui ruqyah adalah bacaan atau doa yang
dibacakan untuk memohon kesembuhan. Sedangkan menurut syariat Islam
ruqyah adalah bacaan yang terdiri dari ayat-ayat Al-Quran dan Sunah untuk
memohon kesembuhan kepada Allah SWT bagi setiap orang yang sakit.
Suara yang masuk ke dalam otak melalui telinga dan suara
merupakan ungkapan dari getaran, dan ketika santri mendengarkan ayat-ayat
Al-Quran maka getaran yang sampai ke otak memiliki pengaruh yang positif
pada sel-sel yang ada dalam tubuh seseorang.
73
Observasi Kegiatan Santri Pon-Pes Jolo Sutro, pada 04 Maret 2019, Pukul 20:00. 74
Wawancara dengan Elly santri Pondok Pesantren Jolo Sutro pada hari Minggu, 27
Januari 2019.
52
Bahkan tidak hanya sebagai amal ibadah, metode ruqyah juga
menjadi obat dan penawar bagi seseorang yang gelisah jiwanya dan tidak
sehat secara mental.Oleh karena itu, pengobatan dengan menggunakan
metode ruqyah memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan
mental seseorang.
Zaenal yang merupakan jamaah sekaligus Ketua Yayasan juga
menuturkan bahwa sudah banyak santri yang disembuhkan di pesantren Jolo
Sutro tersebut. Baik itu gangguan mental ringan hingga berat sekalipun75
.
Banyaknya santri yang telah berhasil disembuhkan dengan
menggunakan metode ruqyah kurang lebih 700 santri dari awal berdiri sampai
sekarang. Kebanyakan santri yang berobat di pon-pes Jolo Sutro berasal dari
luar daerah76
.
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Metode Ruqyah
Terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok Pesantren Jolosutro.
1. Faktor Pendukung
Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan
ruqyah di pondok pesantren Jolo Sutro adalahadanya motivasi atau
kemauan yang kuat untuk sembuh dari santri itu sendiri dan adanya
dukungan dari keluarga77
.
Santri yang memiliki kemauanserta motivasi yang kuat untuk
sembuh akan memudahkan selama proses pengobatan, sehingga proses
75
Wawancara dengan bapak Zaenal Abidin Ketua Yayasan sekaligus Jamaah Pondok
Pesantren Jolo Sutro pada hari Jumat 01 Februari 2019, Pukul 16:00. 76
Dokumentasi Profil Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya. 77
Wawancara dengan bapak Faizin Asisten Pribadi Kyai Ma’sum, pada hari Minggu, 27
Januari 2019, Pukul 10:00.
53
pengobatannya pun berjalan dengan mudan dan lebih cepat. Namun
sebaliknya, jika santri tidak memiliki motivasi sama sekali untuk sembuh
maka proses pengobatannya bisa berlangsung lebih lama dari waktu yang
ditentukan.
Keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan para santri dalam proses penyembuhan. Semakin besar
dukungan yang diberikan maka semakin besar pula peluangsantri untuk
sembuh.
Berdasarkan faktor pendukung diatas, peneliti dapat
memberikan kesimpulan, bahwa keluarga dan motivasi kesembuhan
adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
pengobatan santri.
2. Faktor Penghambat
Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan
ruqyah antara lain:
a. Lemahnya iman yang dimiliki sehingga sering melupakan Tuhannya,
tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
b. Kurang Dzikrullah menjadikan hatinya keras dan jauh dari
Tuhannya.
c. Tidak percaya diri dengan kemampuan yang di miliki.
d. MalasBeraktivitas.
e. Lebih Suka Menyendiri dan Murung.
f. Tidak Mau Mengikuti Kegiatan yang diadakan Pesantren.78
Berdasarkan faktor penghambat diatas, peneliti dapat
memberikan kesimpulan, bahwa segala sesuatu yang tidak dilandasi
78
Wawancara dengan Bpak Faizin Asisten Pribadi Kyai Ma’sum, pada hari Minggu, 27
Januari 2019, Pukul 10:00.
54
dengan iman yang kuat akan membuat hati gundah, mudah putus asa dan
tidak percaya akan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT.
55
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yang didapatkan dalam
penelitian Metode Ruqyah Terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok
Pesantren Jolo Sutro Adijaya Terbanggi Besar Lampung Tengah, peneliti
menyimpulkan:
1. Pelaksanaan ruqyah yang dilakukan oleh kyai Maksum dan bapak Faizin
berdasarkan nilai-nilai keIslaman, bacaannya terdiri dari Kalam Allah
(Al-Quran) atau dengan doa-doa Rasullah, bacaannya dari bahasa Arab.
2. Bahkan tidak hanya sebagai amal ibadah, metode ruqyah juga menjadi
obat dan penawar bagi seseorang yang gelisah jiwanya dan tidak sehat
secara mental.Pengobatan dengan menggunakan metode ruqyah memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan mental Elly, Andi dan
Agus dan santri lainnya.
3. Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan
ruqyahterhadap kesehatan mental santri adalah adanya kemauan serta
motivasi yang kuat untuk sembuh, serta adanya dukungan dari keluarga.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan ruqyahantara
lain lemahnya iman yang dimiliki seseorang sehingga sering melupakan
Tuhannya, tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang
salah, tidak percaya diri, kurang beraktivitas, lebih suka menyendiri dan
murung serta tidak mau mengikuti kegiatan yang diadakan di pesantren.
56
B. Saran
Setelah mengadakan penelitian di Pondok Pesantren Jolo Sutro
Adijaya, terkait masalah metode ruqyah terhadap kesehatn mental santri maka
saran diberikan, yaitu:
1. Terapis harus selalu meyakinkan kepada santri dan keluarga bahwa
ruqyah hanyalah sebuah perantara kesembuhan dan yang maha
menyembuhkan adalah Allah SWT.
2. Santri yang sudah di ruqyah diharapkan selalu menjaga dirinya,
sholatnya dan senantiasa berzikir mengingat Allah SWT agar hati dan
fikirannya tidak kembali kosong.
3. Sosialisasi tentang ruqyah terhadap kesehatan mental bisa lebih
ditingkatkan lagi, agar masyarakat luar tidak terjadi kesalah pahaman
persepsi tentang ruqyah yang dilakukan di pondok pesantren Jolo Sutro.
Sehingga masyarakat luarbisa mengetahui ruqyah juga bisa digunakan
sebagai alternatif pengobatan bagi para penderita gangguan mental.
57
DAFTAR PUSTAKA
Aisyul Muzakki, Jajang. Kekuatan Ruqyah. Jakarta: Belanoor. 2011.
Al-Aidan, Aziz, Abdul, Abdullah. Obati Sakitmu dengan Al-Quran. Solo:
Zamzam. 2015.
--- --- --- --- --- --- Ruqyah (Mengobati Jasmani & Rohani Menurut Al-Quran
dan as-synnah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2006.
Amin, Munir, Samsul. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah. 2015.
Akmal, Perdana. Quranic Healing Technology (Teknologi Penyembuhan
Qur’ani). Jakarta” Pustaka Tarbiyah Semesta. 2014.
Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2011.
Baihaqi. Psikiantri: Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung: PT.
Refika Aditama. 2005.
Daulay, Putra, Haidar. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di
Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro.2012.
Gozali, Bahri. Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya. 2001.
Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Pers. 2012.
Janah, Nur. Pendidikan Aswaja Dan Ke NU An. Lampung: Pimpinan Wilayah
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nu Lampung. 2008.
Kartono, Kartini. Hygiene Mental. Bandung: Mandar Maju. 2000.
Mujib, Abdul. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT Grafindo Persada.
2002.
Munir. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana. 2003.
Moleong, J, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2009.
Nuruddin. Tutorial Ruqyah Mandiri. Sukabumi: Rehab Hati, 2014.
Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia. 2002.
58
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabbeta, 2011.
Syafaat, Aat. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan
Remaja (Juvenile Delinquency). Jakrta: Rajawali Pers. 2008.
Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali Pers. 2012.
Taufiq, Izudin. Panduan Lengkap dan Psikologi Islam. Jakarta: Gema Insani
Press. 2006.
Zainurrofieq. Al-Ma’tsurat. Jakarta Timur: Spirit Media. 2014.
59
JADWAL DAN WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN
No Keterangan 2018 2019
Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Aprl Mei
1 Penyusunan Proposal
2 Penentuan Sampel Penelitian
3 Seminar Proposal
4 Pengurusan Izin dan Pengiriman
Proposal
5 Izin Dinas (Surat Menyurat)
6 Pengumpulan Data
7 Kroscek Kevalidan Data
8 Penulisan Laporan Skripsi
9 Ujian Munaqasah
10 Penggandaan Laporan dan Publikasi
60
ALAT PENGUMPUL DATA (APD)
1. Observasi
Pengamatan tentang Metode Ruqyah terhadap Kesehatan Mental
Santri Pondok Pesantren Jolosutro Adijaya Terbanggi Besar Lampung
Tengah.
Partisipan : Santri Pondok Pesantren Jolo Sutro
Tempat : Pondok Pesantren Jolo Sutro
Waktu : Minggu, 27 Januari 2019
Observer : Santi Siti Fatimah
No Indikator Pertanyaan
Jawaban
Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
1 Ruqyah dijadikan sebagai
alternatif pengobatan bagi
kesehatan mental santri
√
2 Santri di mandikan
sebelum di ruqyah √
3 Santri yang akan di ruqyah
diminta untuk ikhlas dan
berserah diri kepada Allah
SWT
√
4 Memberikan madu kepada
santri yang akan di ruqyah
√
5 Ruqyah dilakukan kepada
seluruh santri √
6 Santri yang telah di ruqyah
dapat menyesuaikan diri
√
61
dengan lingkungan yang
baru
7 Kesehatan mental santri
berangsur membaik
setelah dilakukannya
ruqyah
√
8 Pemahaman agama yang
baik berpengaruh terhadap
kesehatan mental santri
√
9 Santri yang berobat di
Pondok Pesantren
Jolosutro diperlakukan
dengan baik
√
11 Santri yang berobat
dilakukan pemasungan √
10 Faktor lingkungan dapat
mempengaruhi Kesehatan
mental santri
√
11 Santri diberikan kegiatan
khusus agar hati dan
fikirannya tidak kosong
√
12 Santri mengikuti semua
kegiatan yang diadakan di
Pondok Pesantren
√
13 Memberikan ketrampilan
kepada santri yang sudah
sembuh
√
Interview : Pimpinan Pondok Pesantren (Ki. AgusMa’sum Saifudin)
Tempat : Pondok Pesantren Jolo Sutro
Waktu : Senin, 28 Januari 2019
Interviemen : Santi Siti Fatimah
1. Sudah berapa lama pondok pesantren ini didirikan?
2. Apa alasan bapak mendirikan pondok pesantren khusus gangguan mental?
3. Bagaimana respon dari masyarakat sekitar ketika bapak akan mendirikan
pondok pesantren ini?
4. Sudah berapa banyak santri yang disembuhkan dengan metode ruqyah di
pondok pesantren ini?
5. Berapa persen kemungkinan santri bisa kembali mengalami gangguan
mental?
6. Metode apa saja yang bapak terapkan untuk megobati santri yang ada disini?
7. Doa apa saja yang bapak bacakan ketika meruqyah santri?
8. Apakah selama melakukan ruqyah santri berkumpul menjadi satu atau hanya
per individu?
9. Berapa lama proses penyembuhan santri di pondok pesantren ini?
10. Apakah bapak juga menggunakan bantuan obat herbal untuk membantu
mengobati santri yang ada disini?
11. Apa hambatan yang bapak alami ketika mengobati santri?
12. Apa harapan bapak kepada santri yang sudah sembuh?
Interview : M. Faizin (Asisten Pribadi Kyai Ma’sum)
Tempat : Pondok Pesantren Jolo Sutro
Waktu : Minggu, 27 Januari 2019
Interviemen : Santi Siti Fatimah
1) Apakah ada persyaratan khusus untuk berobat di pondok pesantren ini?
2) Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan mental santri?
3) Metode apa saja yang digunakan untuk mengobati santri?
4) Apakah ruqyah dilakukan setiap hari kepada santri?
5) Dimanakah tempat yang sering di jadikan sebagai lokasi untuk meruqyah?
6) Doa apa saja yang dibacakan ketika meruqyah santri?
7) Apakah pengobatan dengan metode ruqyah yang diterapkan sangat
berpengaruh terhadap kesehatan mental santri?
8) Apakah bapak juga menggunakan bantuan obat herbal sebagai penunjang
kesembuhan santri?
9) Berapa lama proses penyembuhan santri yang mengalami gangguan mental
baik ringan, sedang maupun yang parah sekalipun?
10) Adakah kendala yang bapak hadapi dalam proses penyembuhan mental santri
di Pondok Pesantren Jolosutro ini?
11) Apakah menurut bapak dukungan keluarga sangat berpengaruh bagi
kesembuhan mental santri?
12) Selama menjalani pengobatan di Pondok Pesantren ini apakah ada pihak
keluarga yang memintanya utuk di pindahkan di rumah sakit jiwa?
13) Apakah ada saran yang bapak berikan kepada santri yang sudah sembuh dan
akan di bawa pulang oleh keluarga?
14) Harapan bapak kedepannya untuk Pondok Pesantren ini?
Interview : Zainal Abidin (Ketua Yayasan)
Tempat : Pondok Pesantren Jolo Sutro
Waktu : Jumat, 1 Februari 2019
Interviemen : Santi Siti Fatimah
1) Apakah santri yang datang ke Pondok Pesantren Jolosutro ada yang berasal
dari rumah sakit jiwa?
2) Apakah ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh pihak keluarga
untuk membawa anggota keluarganya berobat di Pondok Pesantren ini?
3) Bagaimana caranya agar bapak bisa meningkatkan sarana dan prasarana di
Pondok Pesantren Jolosutro?
4) Apakah metode ruqyah ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental
santri?
5) Siapa sajakah yang memiliki wewenang untuk meruqyah santri?
6) Berapakah jumlah santri yang telah berhasil disembuhkan dengan
menggunakan metode ruqyah ini?
7) Berapa lama proses penyembuhan kesehatan mental santri dengan
menggunakan metode ruqyah?
8) Apakah ada kegiatan khusus yang bisa dilakukan oleh santri di Pondok
Pesantren ini?
9) Faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dalam meruqyah santri?
10) Apakah ada santri yang sudah sehat mentalnya yang ikut berpartisipasi dalam
penyembuhan santri baru?
11) Apa harapan bapak kedepannya untuk Pondok Pesantren Jolosutro ini?
OUTLINE
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN NOTA DINAS
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
HALAMAN ORISINILITAS
HALAMAN MOTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
E. Latar Belakang Masalah
F. Pertanyaan Penelitian
G. Tujuan dan Manfaat Penelitian
H. Penelitian Relevan
BAB II LANDASAN TEORI
D. Metode Ruqyah
8. Pengertian Metode Ruqyah
9. Bacaan-bacaan Ruqyah
10. Dasar-dasar Ruqyah
11. Manfaat Pengobatan dengan Ruqyah
12. Macam-macam Ruqyah
13. Syarat-syarat Ruqyah
14. Tata Cara Meruqyah Menurut Kaidah Syar’i
E. Kesehatan Mental
6. Pengertian Kesehatan Mental
7. Ciri-ciri Mental yang Tidak Sehat
8. Ciri-ciri Mental yang Sehat
9. Ciri-ciri Mental yang Sehat menurut Islam
10. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
F. Santri Pondok Pesantren
2. Pengertian Santri Pondok Pesantren
BAB III METODE PENELITIAN
F. Jenis dan Sifat Penelitian
G. Sumber Data
H. Teknik Pengumpulan Data
I. Teknik Penjamin Keabsahan Data
J. Teknik Analisa Data
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
F. Gambaran Umum Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya Terbanggi
Besar Lampung Tengah
8. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah
9. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah
10. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah
11. Data Ustadz/Ustadzah dan Jumlah Santri Pondok Pesantren Jolo
Sutro Adijaya Terbanggi Besar Lampung Tengah
12. Sumber Dana
13. Pelayanan
14. Sarana dan Prasarana
G. Deskripsi Pelaksanaan Metode Ruqyah terhadap Kesehatan Mental
Santri Pondok Pesantren Jolosutro
H. Prosedur Pelaksanaan Metode Ruqyah terhadap Kesehatan Mental
Santri Pondok Pesantren Jolosutro
I. Pengaruh Metode Ruqyah Terhadap Kesehatan Mental Santri
Pondok Pesantren Jolosutro
J. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Metode Ruqyah
Terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok Pesantren Jolosutro
BAB V PENUTUP
C. Simpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
HASIL WAWANCARA
Pewawancara : Santi Siti Fatimah
Informan : Ki Agus Ma’sum
Tempat : Pimpinan Pon-Pes Jolo Sutro
Hari : Senin, 28-01-2019
Pukul : 10:00
NO Peneliti Responden
1 Assalamualaikum Wr. Wb Waalaikumsalam Wr. Wb
2 Perkenalkan nama saya Santi Siti Fatimah
Mahasiswa IAIN Mero yang sedang
melakukan penelitian di sini, bolehkah
saya melakukan wawancara dengan bapak?
Iya mb silahkan.
3 Sudah berapa lama pondok pesantren ini
didirikan
Pondok pesantren jolo
sutro ini sudah berdiri dari
tahun 2015 dulu santri
pertama 1 orang berasal
dari palembang
4 Apa alasan bapak mendirikan pondok
pesantren khusus gangguan mental
Ya berawal dari
keprihatinan saya dan istri
melihat banyak orang yang
depresi sampai gila yang
tidak memiliki uang lebih
untuk membawanya
berobat ke rumah sakit
jiwa dan adanya dukungan
dari warga sekitar
5 Bagaimana respon dari masyarakat sekitar
ketika bapak akan mendirikan pondok
Ya namanya juga
masyarakat ya mb pasti
pesantren ini ada yang pro dan ada juga
yang kontra.
6 Sudah berapa banyak santri yang
disembuhkan dengan metode ruqyah di
pondok pesantren ini
Alhamdulillah kurang
lebih 700 santri sudah
kami sembuhkan
7 Berapa persen kemungkinan santri bisa
kembali mengalami gangguan mental
Ya kemungkinannya bisa
10-20% itu juga
tergantung dari santrinya
sendiri dia mau
menjalankan sholat 5
waktu atau tidak
8 Metode apa saja yang bapak terapkan
untuk megobati santri yang ada disini
Kalau pagi itu mandi habis
mandi di jemur sampai
jam 09 an terus kalau
untuk ruqyahnya sendiri
itu setiap malam sabtu dan
senin mbak, ada juga yang
buat jamaahnya itu senin
wagean
9 Doa apa saja yang bapak bacakan ketika
meruqyah santri
ya ayat-ayat suci al-quran,
asmaul husnah
10 Apakah selama melakukan ruqyah santri
berkumpul menjadi satu atau hanya per
individu
Kalau yang baru masuk itu
sendiri-sendiri di kamar
tapi kalau udah mendingan
biasanya saya kumpulkan
jadi satu di pendopo
11 Berapa lama proses penyembuhan santri di
pondok pesantren ini
Tergantung dari
individunya kalau dia ada
kemauan untuk sembuh
biasanya 1 bulan sudah
sembuh tapi kalau dianya
pemalas, diajak interaksi
susah bisa nyampek 1
tahunan
12 Apakah bapak juga menggunakan bantuan
obat herbal untuk membantu mengobati
santri yang ada disini
Madu herbal, nah madu itu
diminumkan ketika kita
melakukan ruqyah di
pendopo
13 Apakah pengobatan dengan metode ruqyah
yang diterapkan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan mental santri
Berpengaruh, buktinya
banyak santri yang sudah
sembuh dan bahkan di sini
menggunakan sistem
booking asrama mb jadi
setiap ada santri yang mau
masuk mereka harus
menelphon dulu dari jauh-
jauh hari, ya karena
asrama dan tenaga nya
juga terbatas.
14 Apa hambatan yang bapak alami ketika
mengobati santri?
Tidak adanya kemauan
untuk sembuh, suka
menyendiri, pemalas,
tipisnya iman seseorang
14 Apa harapan bapak kepada santri yang
sudah sembuh
Ya harapannya ketika
pulang dari pondok ini
mereka tetap istiqomah
dalam menjalankan sholat
5 waktu, tidak mengulangi
kesalahan yang sama,
bergaul dengan orang-
orang yang bener (tidak
mabuk/judi),
15 Terimakasih bapak atas informasinya Iya mbak sama-sama
semoga dapat bermanfaat
HASIL WAWANCARA 2
Pewawancara : Santi Siti Fatimah
Informan : M. Faizin (Asisten Pribadi Kyai Ma’sum)
Tempat : Pondok Pesantren Jolo Sutro
Hari : Minggu, 27 Januari 2019
Pukul : 10:00
NO Peneliti Responden
1 Assalamualaikum Wr. Wb Waalaikumsalam Wr. Wb
2 Perkenalkan nama saya Santi Siti Fatimah
Mahasiswa IAIN Mero yang sedang
melakukan penelitian di sini, bolehkah
saya melakukan wawancara dengan bapak?
Iya mb silahkan.
3 Sudah berapa lama bapak bergabung di
pondok pesantren ini
1 tahun setelah kyai
Ma’sum mendirikan
pesantren ini saya diajak
untuk membantu-bantu di
pondok ini
4 Apa alasan bapak mau ikut bergabung di
pondok pesantren ini
Ya tentunya berawal dari
panggilan hati lah ya mbak
bismillah mau ikut
berjuang membesarkan
pondok ini
Apakah santri yang datang ke Pondok
Pesantren Jolosutro ada yang berasal dari
rumah sakit jiwa
Sebagian dari RSJ
sebagian lagi warga
5 Apakah ada persyaratan khusus untuk
berobat di pondok pesantren ini
Calon santri harus diantar
langsung oleh keluarga,
Fotocopy KK,
Fotocopy KTP wali,
Foto santri 3x4 4lembar,
Surat dari RSJ kalau ada,
Domisili santri,
Matrai 6000
6 Metode apa saja yang digunakan untuk
mengobati santri?
Mandi sama ruqyah mbak
setiap malam sabtu dan
selasa
7 Apakah ruqyah dilakukan setiap hari
kepada santri?
Kalau untuk ruqyahnya
sendiri dilakukan
seminggu 2x, malam sabtu
dan malam selasa.
8 Dimanakah tempat yang sering di jadikan
sebagai lokasi untuk meruqyah
Santri baru di kamarnya
perindividu sedangkan
yang sudah mendingan di
lakukan di pendopo
barsama-sama.
9 Doa apa saja yang bapak bacakan ketika
meruqyah santri
ya ayat-ayat suci al-quran,
asmaul husnah
10 Apakah pengobatan dengan metode ruqyah
yang diterapkan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan mental santri
Sangat berpengaruh,
terbukti dengan sudah
banyaknya santri yang
telah berhasil
disembuhkan di pondok
pesantren ini.
11 Berapa lama proses penyembuhan santri di
pondok pesantren ini
Yah yang paling cepet itu
bisa 1 bulan itupun kalau
santri mudah diarahkan,
kalau paling lama ya bisa
tahunan
12 Apakah bapak juga menggunakan bantuan
obat herbal untuk membantu mengobati
santri yang ada disini
Ada mb Madu yang sudah
di bacakan doa-doa
ruqyah, nah madu itu
biasanya diminumkan
ketika kita melakukan
ruqyah di pendopo
13 Apa hambatan yang bapak alami ketika
mengobati santri?
Orangnya pemalas, suka
menyendiri, suka
menyakiti diri sendiri itu
yang susah disembuhkan
mbak ya karena memang
dari awal tidak ada
kemauan untuk sembuh.
14 Apakah menurut bapak dukungan keluarga
sangat berpengaruh bagi kesembuhan
mental santri
Sangat berpengaruh,
bagaimanapun keluarga
adalah segalanya.
15 Selama menjalani pengobatan di Pondok
Pesantren ini apakah ada pihak keluarga
yang memintanya utuk di pindahkan di
rumah sakit jiwa
Alhamdulillah tidak ada,
tapi kalau yang dari rumah
sakit jiwa di pindahkan ke
pondok ini ada mbak
16 Apa harapan bapak kepada santri yang
sudah sembuh
harapannya ketika mereka
pulang dari pondok,
mereka tetap istiqomah
dalam menjalankan sholat
5 waktu, puasa sunah dan
wajib, tidak mengulangi
kesalahan yang sama,
bergaul dengan orang-
orang yang benar (tidak
mabuk/judi), kalau bekerja
jangan pilah-pilih kalua
bisa bekerja di desanya
jangan sampai keluar dari
desa agar keluarga dapat
memantau pergaulannya.
17 Harapan bapak kedepannya untuk Pondok
Pesantren ini
Ya harapannya agar
pondok pesantren ini bisa
lebih maju lagi sehingga
kami dalam memberikan
layanan kesehatan untuk
santri dapat terpenuhi
18 Terimakasih bapak atas informasinya Iya mbak sama-sama
semoga dapat bermanfaat
HASIL WAWANCARA 3
Pewawancara : Santi Siti Fatimah
Informan : Zaenal Abidin (Ketua Yayasan)
Tempat : Rumah
Hari : Jumat, 01 Februari 2019
Pukul : 10:00
NO Peneliti Responden
1 Assalamualaikum Wr. Wb Waalaikumsalam Wr. Wb
2 Perkenalkan nama saya Santi Siti Fatimah
Mahasiswa IAIN Mero yang sedang
melakukan penelitian di sini, bolehkah
saya melakukan wawancara dengan bapak?
Iya mb silahkan.
3 Sudah berapa lama bapak di pondok
pesantren ini
Lumayan lama kira-kira 5-
6 tahunan
4 Bagaimana caranya agar bapak bisa
meningkatkan sarana dan prasarana di
Pondok Pesantren Jolosutro
Ya dengan terus
memperbaiki sarana dan
prasarana yang ada dan
insya allah kami akan
membuat sekolah umum
untuk masyarakat sekitar
5 Apakah ada persyaratan khusus untuk
berobat di pondok pesantren ini
Fotocopy KK
Fotocopy KTP wali
Foto santri 3x4 4lembar
Surat dari RSJ kalau ada
Domisili santri
Matrai 6000
6 Metode apa saja yang digunakan untuk Mandi sama ruqyah mbak
mengobati santri?
setiap malam sabtu dan
selasa
7 Apakah ruqyah dilakukan setiap hari
kepada santri?
Kalau untuk ruqyahnya
sendiri dilakukan
seminggu 2x, malam sabtu
dan malam selasa.
8 Siapa sajakah yang memiliki wewenang
untuk meruqyah santri?
Kyai Ma’sum dan
asistennya (Bpk. Faizin)
9 Berapakah jumlah santri yang telah
berhasil disembuhkan dengan
menggunakan metode ruqyah ini
Sudah banyak ya mbak
kurang lebih ya 600-700an
10 Apakah pengobatan dengan metode ruqyah
yang diterapkan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan mental santri
Sangat berpengaruh
11 Berapa lama proses penyembuhan santri di
pondok pesantren ini
Yah tergantung sama sakit
yang diderita kalau ringan
bisa 1 bulan kalau berat
bisa tahunan
12 Apakah ada kegiatan khusus yang bisa
dilakukan oleh santri di Pondok Pesantren
ini?
Kegiatannya ya sholat
ngaji, sholawatan, kalau
siang diberikan
ketrampilan seperti buat
paping , bata kalau yang
perempuan ya masak
bersih-bersih lingkungan
pondok
13 Apakah menurut bapak dukungan keluarga
sangat berpengaruh bagi kesembuhan
mental santri
Sangat berpengaruh.
14 Faktor apa sajakah yang menjadi Tidak adanya semangat
penghambat dalam mengobati santri
untuk sembuh, suka
murung
15 Apakah ada santri yang sudah sehat
mentalnya yang ikut berpartisipasi dalam
penyembuhan santri baru
Biasanya mereka yang
sudah sembuh tapi belum
di jemput pihak keluarga
itu biasanya diajak
membantu memijat santri
baru
16 Harapan bapak kedepannya untuk Pondok
Pesantren ini
Ya harapannya agar
pondok pesantren ini bisa
lebih maju lagi sehingga
kami dalam memberikan
layanan kesehatan untuk
santri dapat terpenuhi
17 Terimakasih bapak atas informasinya Iya mbak sama-sama
semoga dapat bermanfaat
2. DOKUMENTASI
1. Pengutipan tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Jolosutro
Adijaya, dan jumlah santri.
2. Struktur kepengurusan Pondok Pesantren Jolosutro Adijaya Terbanggi
Besar Lampung Tengah.
3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Jolosutro Adijaya Terbanggi
Besar Lampung Tengah.
4. Catatan dan foto kegiatan di Pondok Pesantren Jolosutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah.
Hasil Pedoman Dokumentasi
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Jolosutro Adijaya Terbanggi
Besar Lampung Tengah79
Pondok Pesantren Jolo Sutro adalah salah satu Pondok Pesantren
khusus penderita gangguan mental yang ada di Lampung Tengah, tepatnya di
Dusun Adiluhur RT.03 Desa Adijaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten
Lampung Tengah. Pondok Pesantren Jolo Sutro didirikan oleh Ki. Agus
Ma’sum Syaifudin, yang dibantu oleh beberapa tokoh masyarakat di daerah
tersebut.
Ki. Agus Ma’sum Syaifudin mendirikan Pondok Pesantren tersebut
pada tanggal 03 Agustus 2015. Beliau dan istrinya mendirikan pondok
pesanatren Jolo Sutro ini dengan tujuan agar masyarakat sekitar yang
memiliki gangguan mental bisa dibawa berobat ke Pondok Pesantren tersebut.
Adapun yang melatarbelakangi berdirinya Pondok Pesantren ini
adalah karena tekanan hidup dan kesulitan ekonomi yang dialami oleh
sebagian besar masyarakat. Dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan
dan tekanan keluarga telah membawa dampak terhadap kondisi kejiwaan
sebagian masyarakat, khususnya dari kalangan bawah. Mereka yang
mengalami gangguan kejiwaan tersebut adalah saudara kita juga, sesama anak
bangsa. karena keterbatasan ekonomi mereka hanya bisa pasrah menerima
keberadaan nasib yang menimpa keluarganya.
79
Dokumentasi Profil Pondok Pesantren Jolo Sutro
Berangkat dari keprihatinan tersebut, ki Agus Ma’sum mendirikan
sebuah yayasan Pondok Pesantren Jolo Sutro Al- Hikmah yang bergerak pada
upaya pemulihan kesehatan gangguan kejiwaan dengan keikhlasan. Sejak
berdirinya Pondok Pesantren Jolo Sutro Al- Hikmah kurang lebih 700 santri
telah berhasil disembuhkan. Baik santri yang mengalami gangguan mental
ringan maupun berat.
Luas Pondok Pesantren Jolo Sutro ini ±5000 m2
dengan batas wilayah
Sebelah Selatan Tanah Penduduk milik Bpk. Saji, Sebelah Utara Pemakaman
Umum, Sebelah Barat Tanah Penduduk milik Bpk H. Suwignyo, dan Sebelah
Timuradalah Irigasi. Pondok Pesantren ini juga memiliki 40 kamar yang
setiap kamar diisi oleh 1 orang santri.
2. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Jolo Sutro Adijaya
Terbanggi Besar Lampung Tengah
PIMPINAN/PENGASUH
Ki. Agus Ma'sum Saifuddin
PENASEHAT
Hi. Yuono, S.Pd SD
PELINDUNG
Rasimin, SH.I
Hi. Rudiadi, S.Pd.I
Ka. Kampung Adijaya
KETUA YAYASAN
Zaenal Abidin, S.Pd.I
WAKIL KETUA
Rizal, S.sos
SEKERTARIS
Edy Marwoto
BENDAHARA
Hi. Sukardo
Sie. HUMAS
Ndiman (Koordinator)
Suwarno
Slamet W.
Tri Meiyanto
Giono
Murnawan
Sie. PENGEMBANGAN
Mas Boy (Koordinator)
Karni
Sugeng
Dedi Iskandar
Dedi Haryanto
Suroso
Sie. PERLENGKAPAN
Susilo (Koordinator)
Sahroni
Sariman
Edy suratno
Dwin
Sie. KEAMANAN
Suwarno (Koordinator)
Sutris
Supri
Sulaiman
Juri
Risma
Sie. PENDIDIKAN
M. Faizin (Koordinator)
Surya
Fadli
Dedy Irawan
Jumari
Sie. DANA
Dedy Iskandar (Koordinator)
Edi Susanto
Sumarno
Andi
Pepen
Suyamto
Slamet
Hasan
M. Hakim
Jumari
3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Jolosutro Adijaya Terbanggi
Besar Lampung Tengah80
d. Visi
Menjadikan Pon-Pes Jolo Sutro Al-Hikmah sebagai lembaga
terpercaya berdasarkan iman dan taqwa serta mandiri dalam
bermasyarakat.
Indikator: berakhlah mulia, berbudi luhur dan mandiri serta memiliki
ketrampilan sebagai bekal kembali ke masyarakat.
e. Misi
7) Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama yang dianut
dengan membiasakan sholat jama’ah.
8) Menerapkan ketrampilan yang mandiri di masyarakat.
9) Berusaha terus menerus untuk melengkapi sarana dan prasarana
Pon-Pes Jolo Sutro.
10) Menumbuhkan jiwa mandiri dan kreatif.
11) Mendorong santri untuk mengenal potensi diri sehingga dapat
berkembang secara optimal.
12) Turut melaksanakan program pemerintah, mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945.
f. Tujuan
Menanamkan akhlak mulia, memiliki ketrampilan dan menumbuhkan
sifat mandiri.
80
Dokumentasi Profil Pondok Pesantren Jolo Sutro
FOTO KEGIATAN PON-PES JOLO SUTRO
1.1. Kantor Pon-Pes Jolo Sutro
1.2. Musholla
1.3. Lokasi Mandi Santri
1.4. Pendopo
1.5. JLS Mart
1.6. Asrama Santri
1.7. Hasil Karya Santri (Paping)
1.8. Kegiatan Ruqyah Bersama
1.9. Kegiatan Senin Wagean
1.10. Wawancara Kyai Ma’sum
1.11. Wawancara dengan Asisten Pribadi Kyai Maksum, Bapak Faizin
1.12. Wawancara Ketua Yayasan Bapak Zaenal Abidin
BIOGRAFI SINGKAT
Nama lengkap Santi Siti Fatimah, nama panggilan
Santi. Penulis Lahir pada Tanggal 28 Januari 1995 di Desa
Adijaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung
Tengah. Putri ke tujuh dari pasangan Bapak Muhni Dan Ibu
Sri Wahyuti.
Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) di SDN I Adijaya, lulus pada
tahun 2007. Kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di
MTs Darussalam Adijaya, lulus pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan ke
jenjang Sekolah Menengah Atas di MA AN-NUR Pelopor Bandar Jaya jurusan
IPS , dan lulus pada tahun 2013.
Kemudian pada tahun 2015 penulis melanjutkan ke jenjang perguruan
tinggi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo, yang kini
telah berganti nama menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro. Saat ini
penulis menyelesaikan studi di semester delapan (VIII) Fakultas Ushuludin Adab
dan Dakwah (FUAD), Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).