Upload
andyan-jatmiko
View
1.850
Download
40
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PEMASARAN PRODUK STIMUNO PADA PT DEXA MEDICA
JAKARTA
SKRIPSI
LOLY ATANIA BR SEMBIRING H34066074
DEPARTEMEN AGRIBISNIS PENYELENGGARA KHUSUS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN
LOLY ATANIA SEMBIRING. Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta. Skripsi. Departemen Agribisnis Penyelenggara Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan Dr. Ir. RAHMAT PAMBUDY,MS).
PT Dexa Medica adalah perusahaan farmasi yang memproduksi obat-obatan. Salah satu produk yang dihasilkan Dexa Medica adalah Stimuno. Stimuno merupakan obat penguat daya tahan tubuh yang terbuat dari ekstrak tanaman Meniran. PT Dexa Medica memilki faktor internal yang terdiri dari, kualitas dan mutu produk, kemasan produk praktis dan harga relatif murah, memperoleh pengakuan dari berbagai instansi, aktif melakukan penelitian dan pengembangan, sumberdaya manusia profesional dan diberi pelatihan khusus untuk meningkatkan kinerja, memilki alat produksi yang lengkap dan telah mengikuti standar proses produksi yang ditetapkan oleh pemerintah. Kelemahan yang dimilki oleh PT dexa Medica adalah promosi masih kurang khususnya melalui televisi. Faktor eksternal yang dimiliki oleh PT Dexa Medica adalah harga produk substitusi meningkat, ketersediaan bahan baku cukup, teknologi yang digunakan modern, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung penggunaan obat alami, masyarakat memilki tradisi mengkonsumsi obat tradisional dan gaya hidup masyarakat yang cenderung ke alam (backt to nature). Ancaman yang dimilki oleh PT Dexa Medica adalah daya beli masyarakat menurun, adanya anggapan bahwa obat alami kurang bermanfaat dibanding obat kimia, kesadaran masyarakat masih kurang terhadap pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit dan konsumen memilki banyak pilihan produk lain. Analisis internal perusahaan, faktor kekuatan utama adalah kualitas dan mutu produk yang baik Kelemahan utama pada adalah promosi masih kurang. Matriks IFE yang telah dianalisis menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi rata-rata. Faktor kunci peluang utama bagi PT Dexa Medica adalah ketersediaan bahan baku cukup sehingga perusahaan dapat terus berproduksi tanpa impor. Ancaman utama yang dihadapi oleh PT Dexa Medica adalah daya beli masyarakat menurun dan disertai kesadaran masyarakat kurang mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit. Matiks EFE menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi tinggi. Bila diposisikan ke dalam matriks IE maka posisi perusahaan berada pada sel II yaitu pada strategi tumbuh dan kembangkan (growth and build). Matriks SWOT menghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan yaitu: mempertahankan kualitas, memperluas pemasaran, meningkatkan promosi, mempertahankan harga murah dan mensosialisasikan mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit dan melakuka riset pasar untuk menentukan strategi pemasaran yang lebih baik. Matriks QSPM menghasilkan alternatif strategi yang paling tepat diterapkan oleh PT Dexa Medica berdasarkan skala prioritas utama adalah meningkatkan promosi khususnya melalui iklan televisi.
STRATEGI PEMASARAN PRODUK STIMUNO PADA PT DEXA MEDICA
JAKARTA
LOLY ATANIA BR SEMBIRING
H34066074
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS PENYELENGGARA KHUSUS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul Skripsi : Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT. Dexa Medica Jakarta
Nama : Loly Atania br Sembiring
NIM : H34066074
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS
NIP 195912231989031002
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 195809081984031002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi
Pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta” adalah karya
sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Bogor, Agustus 2009
Loly Atania br Sembiring
H34066074
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Singa, Tanah Karo, Sumatera Utara 27 Oktober
1984. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak
Sucipta Sembiring (+) dan Ibu Rosmani br Tarigan (+).
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri III Juhar pada tahun
1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTP
Sint. Xaverius II Kaban Jahe. Penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMU
Negeri I Kaban Jahe dan selesai pada tahun 2003.
Penulis diterima pada Program Studi Agribisnis Peternakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan
Kemampuan) pada tahun 2003.
Penulis kemudian melanjutkan ke Program Sarjana Penyelenggara Khusus
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor pada
tahun 2006. Pada tahun 2007 menikah dengan Hosea Rimon Ambrauw, S.Pt,
M.Si.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang brjudul “ Strategi
pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta”.
Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi yang tepat untuk dijalankan
oleh PT Dexa Medica dalam memasarkan produk Stimuno.
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2009
Loly Atania br Sembiring
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelasaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk
rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan
penghargaan kepada:
1. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS selaku dosen pembimbing, terimakasih atas
bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis
selama penyususnan skripsi ini.
2. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen evaluator pada kolokium penulis
terimakasih atas waktu, saran dan kritik yang diberikan demi perbaikan skripsi
ini.
3. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, MS dan Rahmat Yanuar, SP, M.Si selaku dosen
penguji. Terimakasih atas waktu,saran dan kritikan untuk kesempurnaan
skripsi ini.
4. Pak Udin untuk bantuan dalam mengantarkan draft-draft penulis.
5. Almarhum Ibu dan Bapak untuk setiap didikan cinta kasih dan pantang
menyerah yang diberikan. Harapanmu mengantar aku sampai disini. Semoga
ini bisa menjadi persembahan yang terbaikku.
6. Suami tercinta Hosea Rimon Ambrauw S.Pt. MSi atas cinta, kasih sayang dan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta putri kecilku, Caroline
Isabell Ambrauw, motivator sejati serta tumpuan harapanku.
7. Marsella adik dan sahabat terbaikku terimakasih untuk dukungan, bantuan,
motivasi. Semoga Tuhan selalu menyertai persaudaraan kita.
8. Pihak Pemasaran PT Dexa Medica atas waktu, kesempatan, informasi dan
dukungan yang diberikan.
9. Teman-teman seperjuangan Agribisnis Linda, Fanny, Intan, Rini, Solihin dan
Riana atas semangat dan curhat selama penelitian hingga penulisan skripsi,
serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas
bantuannya.
Bogor, Agustus 2009
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. viii
I PENDAHULUAN.................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah.......................................................................... 5 1.3 Tujuan............................................................................................... 6 1.4 Manfaat............................................................................................. 7
II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8 2.1 Bahan Baku Stimuno........................................................................ 8 2.2 Obat tradisional................................................................................ 11 2.3 Tinjauan Pustaka Terdahulu ........................................................... 13 2.3.1 Penelitian Mengenai Obat Tradisional................................... 13 2.3.2 Penelitian Mengenai Pemasaran............................................. 14
III KERANGKA PEMIKIRAN............................................................. 16 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis.......................................................... 16
3.1.1 Pengertian Dan Konsep Pemasaran....................................... 16 3.1.2 Strategi Pemasaran………………………………………... . 17 3.1.3 Bauran pemasaran………………………………………..... 18 3.1.4 Analisis Strategi Pemasaran………………………………. 22
3.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal……………………... 23 3.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal……………………. 23
3.1.5 Matriks SWOT……………………………………………. 26 3.1.6 Tahapan Perencanaan Strategi……………………………. 26
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional……………………………….. 27 IV METODE PENELITIAN................................................................ 30
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 30 4.2 Jenis Dan Sumber Data.................................................................. 30 4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data.......................................... 30
4.3.1 Tahap pengumpulan Data………………………………… 31 4.3.2 Tahap Analisis…………………………………………...... 35 4.3.3 Tahap Pengambilan Keputusan…………………………… 38
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN …………………………. 40 5.1 Sejarah Perusahaan ……………………………………………... 40 5.2 Visi Misi Dan Tujuan Perusahaan………………………………. 41 5.3 Struktur Organisasi……………………………………………... 42
VI HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………. 45 6.1 Analisis Lingkungan Internal…………………………………… 45
6.1.1 Aspek Bauran Pemasaran…………………………………. 45 6.1.2 Aspek Sumberdaya Manusia……………………………… 51 6.1.3 Aspek Produksi dan Operasi……………………………… 53 6.1.4 Aspek Penelitian dan Pengembangan……………………... 54
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal………………………………….. 55 6.2.1 Lingkungan Eksternal Makro……………………………... 55 6.2.2 Lingkungan Eksternal Mikro……………………………… 59
6.3 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan…………………………... 60 6.4 Identifikasi peluang dan Ancaman……………………………… 61
VII MERANCANG STRATEGI PEMASARAN…………………….. 63 7.1 Pengumpulan Data………………………………………………. 63
7.1.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)………………… 63 7.1.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)……………… 66
7.2 Tahap Analisis ………………………………………………….. 69 7.2.1 Matriks Internal Eksternal (IE)……………………………. 79
7.2.1.1 Strategi Penetrasi Pasar…………………………… 70 7.2.1.2 Strategi Pengembangan Pasar……………………... 71 7.2.1.3 Strategi Pengembangan Produk…………………… 71
7.2.2 Matriks SWOT……………………………………………. 71 7.2.3 Matriks QSPM……………………………………………. 75
VIII KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. 77 8.1 Kesimpulan……………………………………………………… 77 8.2 Saran…………………………………………………………….. 78
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 79 LAMPIRAN……………………………………………………………… 81
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13
14.
15
16.
17.
Proyeksi Permintaan Obat Kimia Dan Obat Alami Tahun 2003 dan Perkiraan Tahun 2010........................................................................... Perkembangan Jumlah Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional Tahun 1995-2004.................................................... Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan........................ Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan.....................
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)……………………. ……
Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)………………………..
Matriks SWOT....................................................................................
Matriks QSPM.....................................................................................
Perbedaan Stimuno Dengan Imunomodulator........................................
Perbandingan Harga Imonumodulator................................................... Jenis Imunomodulator Yang Beredar Di Pasaran………………….......
Urutan Perusahaan Farmasi Berdasarkan Nilai Penjualan......................
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Stimuno......................................
Identifikasi Peluang dan Ancaman.........................................................
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE).........................................
Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)......................................
Matriks SWOT PT Dexa Medica.......................................................
3 4 32 32 33 35 38
44
47
48 49 52
61
62
65
67
72
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Logo Jamu………………………………………………………… 11
2. Logo Obat Herbal Terstandar........................................................... 11
3. Logo Fitofarmaka.............................................................................. 12
4. Konsep Pemasaran............................................................................. 16
5 Komponen Bauran Pemasaran.......................................................... 19
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga...................... 20
7. Kerangka Pemikiran Operasional...................................................... 29
8. Matriks Internal Eksternal................................................................. 35
9. Matriks SWOT.................................................................................. 36
10. Hasil Analisis Matriks Internal Eksternal.......................................... 66
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal………....... 82
2. Penilaian Bobot Dan Rating Faktor Strategis Eksternal................ 83
3. Kuisioner Penentuan Bobot dan Rating......................................... 85
4. Kuisioner QSPM............................................................................ 89
5. Matriks QSPM PT Dexa Medica................................................... 91
6. Kuisioner Karakter Konsumen...................................................... 92
7. Tanaman Meniran Dan Kemasan Stimuno................................... 93
7. Struktur Organisasi........................................................................ 95
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversity terbesar di dunia,
memiliki keanekaragaman hayati dan kekayaan alam yang sangat berlimpah.
Tanaman-tanaman tersebut termasuk dalam sayur-sayuran, buah-buahan dan
tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan. Indonesia memiliki
40 ribu spesies tanaman dan 940 diantaranya berkhasiat obat. Namun demikian
dari 646 biofarmaka yang diteliti baru sekitar 465 jenis yang dimanfaatkan oleh
industri tradisional, sehingga prospek biofarmaka untuk lebih dieksplorasi dan
dikembangkan secara intensif sangat terbuka seiring kemajuan ilmu dan
teknologi.
Keberadaan kekayaan tumbuhan obat yang tersedia di Indonesia, memberi
potensi yang besar dalam memanfaatkan dan mengembangkan tanaman-tanaman
untuk mendukung pengobatan tradisional. Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan
informasi dan sosialisasi berbagai macam tumbuhan berkhasiat tersebut, sehingga
pemanfaatan tumbuhan obat bagi masalah kesehatan.
Dewasa ini ada kecendrungan perkembangan pemanfaatan tumbuhan obat
di masyarakat. Hal ini karena ada kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam
(back to nature) sebagai bagian dari pola hidup yang alami. Gerakan back to
nature dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat untuk perawatan kesehatan
dan pengobatan penyakit secara alami yang menawarkan suatu sistem pengobatan
yang efektif, efisien, aman dan ekonomis. Sekarang masyarakat lebih tenang bila
pemenuhan kebutuhan makan, minuman atau obat-obatan berasal dari bahan-
bahan alami yang tidak mengandung bahan pengawet atau pewarna.
Seiring berkembangnya jaman maka secara tidak langsung mempengaruhi
gaya hidup masyarakat. Meningkatnya tingkat pendidikan maka tingkat kesadaran
akan kesehatan akan semakin meningkat. Banyak hal-hal yang dilakukan untuk
menjaga kesehatan, salah satunya menggunakan obat-obatan berbahan alami
(back to nature).
Kesadaran masyarakat tidak hanya dalam mengonsumsi makanan sehari-
sehari. Prinsip masyarakat yaitu lebih baik mencegah daripada mengobati
2
tersebut, membuka peluang bisnis dibidang lain. Banyak masyarakat dalam
membeli kebutuhannya tidak hanya makan nasi dan lauk saja. Kecendrungan
mengonsumsi multivitamin tambahan suplemen makan sudah menjadi tradisi,
khususnya kalangan menengah keatas.
Obat yang dikenal adalah obat kimia (sintesis) dan obat alami (tradisional).
Obat kimia dan obat alami mempunyai perbedaan. Obat alami dalam proses
penyembuhannya membutuhkan waktu yang lebih lama, hal ini disebabkan belum
adanya tambahan-tambahan zat lain yang dapat memberikan reaksi yang cepat.
Obat alami ini biasanya mempunyai harga yang lebih rendah bila dibanding
dengan obat kimia. Obat kimia adalah obat yang diolah sudah menggunakan
teknologi yang lebih tinggi, ada tambahan bahan-bahan kimia lain dan umumnya
harga lebih tinggi dari pada obat alami. Hal ini disebabkan adanya atribut-atribut
tambahan lain seperti kemasan yang menarik, sertifikat, standarisasi serta harus
melewati uji klinis terlebih dahulu. Kedua obat tersebut mempunyai keuntungan
dan kelemahan.
Banyak masyarakat berpindah dari konsumsi obat kimia ke obat alami
dengan alasan memilih yang aman bagi kesehatan jangka panjang. Obat alami
atau sering disebut sebagai obat tradisional terbagi menjadi tiga yaitu, jamu, obat
herbal terstandar dan obat fitofarmaka. Jamu adalah ramuan yang dibuat dari
bahan-bahan alam digunakan secara turun temurun, dipercaya berkhasiat
berdasarkan pengalaman. Setingkat di atas jamu adalah herbal terstandar. Obat
herbal terrstandar yaitu bahan jamu yang telah diuji secara ilmiah atau penelitian
praklinik menggunakan hewan sebagai bahan uji mengenai efek dan manfaat.
Hasil penelitian tersebut memenuhi kriteria aman, berkhasiat, bahan baku yang
dipergunakan sudah mengikuti standarisasi sehingga aman digunakan dalam
produk jadi dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Kategori tertinggi
adalah fitofarmaka. Obat fitofarmaka yaitu obat yang memenuhi persyaratan
aman, klaim khasiat terbukti berdasarkan uji klinik yang diterapkan pada manusia,
bahan baku yang dipergunakan sudah mengikuti standarisasi dan memenuhi
persyaratan mutu yang berlaku, karena itu obat tradisional fitofarmaka bukan
kategori jamu biasa. Perbandingan permintaan obat kimia dan alami dijelaskan
pada Tabel 1
3
Tabel 1. Proyeksi Permintaan Obat Kimia Dan Obat Alami Tahun 2003 dan Perkiraan Tahun 2010
Obat Kimia Obat Alami Tahun
Permintaan (Triliun/Rp)
Pangsa pasar (%)
Permintaan (Triliun/Rp)
Pangsa pasar (%)
2003 17 89,5 2. 10,5
2005 21.3 - 2.9 -
2010 37 84,0 7.2 16,0 Sumber: LIPI dalam www.bexi.co.id, 2006 Tabel 1 memperlihatkan kondisi permintaan obat kimia dan obat alami.
Tahun 2003 jumlah permintaan obat kimia sebesar Rp 17 triliun, dengan pangsa
pasar sebesar 89,5 persen, sedangkan untuk obat alami jumlah permintaan sebesar
Rp 2 triliun dengan jumlah pangsa pasar 10,5 persen. Tahun 2005 jumlah
permintaan obat alami dan obat kimia meningkat, obat kimia meningkat menjadi
Rp 21,3 triliun dan obat alami Rp 2,9 triliun, masing-masing untuk pangsa pasar
tidak didapatkan. Pada Tahun 2010 diramalkan akan meningkat, untuk obat alami
permintaan akan meningkat mencapai Rp 7,2 triliun dengan pangsa pasar 16,0
persen. Salah satu alasan yang memungkinkan adalah bahwa adanya perubahan
kecendrungan mengkonsumsi obat alami dengan prinsip back to nature.
Obat alami diproduksi oleh industri obat tradisional dan industri kecil obat
tradisional. Menurut Permenkes RI NO. 246/Menkes/Per/V/1990, yang dimaksud
dengan Industri Obat Tradisional (IOT) adalah industri yang memproduksi obat
tradisional dengan total aset di atas Rp 600 juta, tidak termasuk harga dan
bangunan. Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) adalah industri obat tradisional
dengan total aset tidak lebih dari Rp 600 juta, tidak termasuk harga dan bangunan
dalam Sefta (2008). Perkembangan Industri Obat Tradisional dapat dilihat pada
Tabel 2.
4
Tabel 2. Perkembangan Jumlah Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional Tahun 1995-2004
Tahun Industri ObatTradisional
(Perusahaan ) Industri Kecil Obat Tradisional
(Perusahaan) Total
1995 40 508 548
1996 66 517 583
1997 77 559 636
1998 79 608 687
1999 87 722 809
2000 93 855 948
2001 98 899 997
2002 105 907 1012
2003 108 952 1060
2004 112 1000 1112 Sumber : Badan POM, 2005 Sejak tahun 1995 Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) mencatat
jumlah Industri Obat Tradisional (IOT)sebanyak 40 perusahaan dan Industri Kecil
Obat Tradisional (IKOT) ada 508 pengusaha. Perkembangan industri terus
meningkat sampai pada pendataan pada tahun 2004 dimana IOT sebanyak 112
dan IKOT sebanyak 1000.
Salah satu contoh tumbuhan yang dapat digunakan industri farmasi adalah
tanaman Meniran (Phyllanthus niruri). Atas dasar prilaku masyarakat tradisional,
perusahaan farmasi menggunakan bahan baku tumbuh-tumbuhan dan
mengolahnya sedemikian rupa sehingga produknya berkualitas dan dikemas
dalam bentuk yang praktis. Hal ini disesuaikan dengan prilaku masyarakat yang
sudah modern yang menginginkan kualitas yang baik serta memperoleh
kemudahan dan mengobati penyakit dan menjaga kesehatan manusia. Tanaman
Meniran merupakan bahan baku dari Stimuno.
Stimuno merupakan produk obat herbal atau sering disebut obat alami asli
Indonesia yang terbuat dari ekstrak Meniran. Stimuno mengandung
imunomodulator (IM), pengatur sistem imun tubuh. Melalui uji klinis pada
manusia, prodini terbukti berkhasiat memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta
aman dari bahan-bahan berbahaya, seperti bakteri, virus dan jamur. Stimuno
5
merupakan satu-satunya IM dengan standar fitofarmaka, sehingga aman
digunakan dalam jangka panjang. Penggunaan Stimuno dapat bersama-sama
dengan obat lain atau vitamin.
1.2. Perumusan Masalahan
Stimuno mulai dipasarkan sejak 1999 oleh PT Dexa Medica. Saluran
pemasarannya melalui resep dokter kemudian sejak 2005 Stimuno dipasarkan
secara bebas Over the Counter (OTC). Tujuannya adalah untuk memperoleh
pangsa pasar yang lebih besar. Perusahaan yang memproduksi IM saat ini ada 10
perusahaan, namun produk IM yang paling diminati konsumen adalah Imboost,
Imunos dan Stimuno. Ketiga produk IM tersebut Stimuno merupakan IM paling
awal masuk ke pasaran bebas, kemudian disusul oleh IM lainnya. Produk Stimuno
ditawarkan dalam dua bentuk kemasan. Bentuk sirup untuk anak-anak dalam botol
ukuran 60 ml dan 100 ml, sedangkan bentuk kapsul untuk dewasa ukuran 1 kotak
berisi 10 kapsul/blister.
Diantara produk IM lainnya, Stimuno memiliki beberapa
kelebihan. Stimuno sebagai produk yang pertama di Indonesia memperoleh
sertifikat fitofarmaka dari BPOM. Dari segi harga, Stimuno lebih murah
dibanding dengan IM lain karena terbuat dari bahan alami yang tersedia di
Indonesia. Selain itu dapat digunakan dalam jangka panjang tanpa menimbulkan
efek pada kesehatan.
Cara perusahaan untuk mengenalkan Stimuno kepada masyarakat umum
selama ini adalah melalui promosi di media dan edukasi yang dilakukan pada
kegiatan-kegiatan lainnya. Tantangan terbesar dalam mensosialisasikan produk
Stimuno adalah masyarakat umum masih belum paham definisi sistem imun. Hal
ini dilihat dari sedikitnya produk Stimuno yang ditawarkan di toko-toko obat
karena permintaan yang kurang. Oleh karena itu masyarakat masih awam terhadap
merek Stimuno dan berpengaruh pada permintaannya. Sehingga setiap promosi
Stimuno lebih bersifat edukasi dengan tujuan agar masyarakat mengerti sistem
imun dan selanjutnya membeli Stimuno.
Stimuno menghadapi tantangan untuk masuk ke pasar OTC, apalagi untuk
memenangkan persaingan. Biaya pemasaran sangat tinggi, selain itu sikap
6
konsumen makin kritis dan cenderung loyal terhadap merek-merek yang biasa
dipakai. Sementara para pedagang menginginkan keuntungan yang lebih baik. Ini
membuat pasar OTC sangat kompetitif. Namun, Stimuno memiliki peluang besar
di pasar OTC mengingat pasar obat jenis IM di Indonesia sangat potensial.
Adapun target pasar yang dituju adalah golongan menengah ke atas.
Pertimbangan tersebut berdasarkan kemampuan yang dimiliki masyarakat
golongan menengah ke atas dalam mengakses informasi yang berkaitan tentang
kesehatan dan pentingnya menjaga kesehatan serta pola hidup yang sehat. Dalam
hal ini tidak hanya dilihat dari segi harga yang ditawarkan oleh Stimuno tapi
cenderung karena masyarakat menengah ke atas, lebih peduli terhadap kualitas
kesehatan.
Keunggulan yang ditawarkan produk stimuno belum dapat mencapai tujuan
perusahaan. Faktor penyediaan produk yang murah dan keunggulan lainnya tidak
menjadikan permintaan produk Stimuno meningkat.
Keinginan utama organisasi usaha dalam bidang pemasaran adalah
mendapatkan keuntungan ekonomi dari bisnis yang dikelolanya. Cara pemasaran
yang modern untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis adalah tidak hanya
mengembangkan produk yang baik, namun menetapkan harga yang menarik dan
menyediakan produknya bagi pelanggan sasaran, oleh karena itu analisis tentang
strategi penting untuk dilakukan. Dari uraian tersebut maka dapat dirumuskan
masalah :
1. Bagaimana bauran pemasaran yang tepat untuk produk Stimuno?
2. Faktor-faktor lingkungan internal apa saja yang menjadi kekuatan dan
kelemahan perusahaan Dexa Medica dalam menghasilkan Stimuno ?
3. Faktor-faktor lingkungan eksternal apa saja yang menjadi peluang dan
ancaman perusahaan Dexa Medica dalam menghasilkan Stimuno?
4. Bagaiman alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Stimuno?
5. Bagaimana alternatif prioritas strategi pemasaran Stimuno?
1.3. Tujuan penelitian
Berdasarkan dari perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk:
7
1. Mendaftarkan dan menganalisis bauran pemasaran yang tepat untuk
produk Stimuno
2. Menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan
perusahaan Dexa Medica
3. Menganalisis factor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman
perusahaan Dexa Medica
4. Menentukan alternatif strategi yang tepat untuk Stimuno
5. Menetukan alternatif perioritas strategi pemasaran untuk Stimuno
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis sebagai aplikasi dari teori yang diperoleh selama ini.
2. Bagi masyarakat akademik sebagai masukan untuk meneliti lebih lanjut
mengenai Immunomodulator (IM) Stimuno.
3. Bagi perusahaan sebagai masukan untuk mengetahui strategi pemasaran
yang tepat untuk produk Stimuno.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Baku Stimuno
Bahan baku utama stimuno adalahTanaman meniran. Tanaman meniran
(Phyllanthus niruri LINN) yang digunakan dalam Stimuno, memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Klasifikasi Botani tanaman meniran :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotylae
Order : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus LINN
Species : Phyllanthus niruri LINN
Nama lokal dari Phyllanthus LINN ini adalah Child pick a back
(Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina),
Gasau madungi (Ternate).
Phyllanthus niruri NN merupakan tanaman tahunan asli Indonesia dengan
tinggi 30-50,cm. Batang berwarna hijau pucat, daun tunggal dan letaknya
berseling, helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul,
pangkal membuat permukaan bawah berbintik kelenjang. Mempunyai daun
bersirip genap, setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang
9
mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong. Bunga terdapat pada ketiak daun
menghadap kearah bawah.
Tanaman Meniran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yakni Meniran
atau Phyllanthusurinaria Linn untuk yang batangnya berwarna hijau kemerahan,
Phyllanthus niruri untuk yang batangnya berwarna pucat, termasuk dalam famili
tumbuhan Euphorbiaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Meniran
Merah atau Memeniran.
Tanaman Meniran memiliki sifat kimiawi antara lain lignan (Filantin,
hipofilantin, nirantin, lintetratin), flavonoid (quercetin, quercitrin, isoquercitrin,
astragalin, rutin, kaempferol-4, rhamnopynoside), alkaloid, triterpenoid, asam
lemak (asam ricinoleat, asam linoleat, asam linolenat), vitamin C, kalium, damar,
tanin, geraniin, phyllanthin dan hypophyllanthin.
Efek farmakologi yang terdapat pada Meniran yakni astringent, peluruh
air seni (menghambat pembentukan kristal kalsium oksalat), penurun panas, anti
aldosereductase hepatotoksik, anti bakteri terhadap Escherichiacoli,
staphylococcus aureus, bacillus subtilis, hipoglikemik. Dalam farmakologi Cina
disebut tumbuhan ini memiliki rasa agak asam dan sejuk.
Syarat Tumbuh
Meniran merupakan tumbuhan daerah tropis yang tumbuh liar di hutan-
hutan, ladang-ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah. Pada
umumnya tidak dipelihara karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran
tumbuh subur ditempat lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000
meter di atas permukaan laut, dikenal sebagai antivirus, antibakteri, peluruh batu
dan anti tumor. Perbanyakan tanaman menggunakan biji. Biji disemai dan
dipindahkan. Pemeliharaan tanaman ini mudah, cukup air dengan penyiraman
untuk menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Proses Ekstraksi Meniran
Proses ekstraksi harus dilakukan dengan tepat untuk mendapatkan khasiat
imunomodulasi dengan menghindari khasiat lain yang tidak diinginkan, seperti
misalnya diuretik. Ekstrak Phyllanthus niruri L. di dalamnya mengandung
10
flavonoid terdiri dari quercetrin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutin,
nirurin; lignan yang terdiri dari phyllanthin, hypophyllanthin. Alkaloid yang
diberi nama ent-norcecurinin. Juga terdapat lignan dan isolignan yang baru seperti
lintetralin, isolintetralin, nirtetralin, nirphyllin. Ekstrak distandarisasi baik
melalui standarisasi fitokimia (standarisasi kadar senyawa kimia) maupun
standarisasi biologis (peningkatan indeks proliferasi limfosit T dan peningkatan
IgM).
Proses Produksi Stimuno
Daun-daun meniran yang telah di ekstraksi diformulasikan menjadi
sediaan dalam kemasan yang layak, nyaman, serta praktis untuk dikonsumsi.
Stimuno kemudian diproduksi dengan cara yang modern dipabrik farmasi Dexa
Medica dengan standar nasional dan internasional. Meniran (Phylanthus niruri)
sebagai bahan dasar Stimuno dibudidayakan dengan teknologi modern mengikuti
standar GAP (Good Agriculture Practices) dan diproses mengikuti standar c-GMP
(current-Good Manufacturing Practices) dan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
Baik) sesuai standar industri farmasi.
Hasil akhir dari olahan meniran tersebut adalah Stimuno sirup untuk anak
dan Stimuno kapsul untuk dewasa. Stimuno mengandung formula dari komposisi
tunggal yaitu ekstrak tanaman meniran. Ekstrak diambil dari bagian akar, daun,
batang dan buah Phyllanthus niruri. Tiap 1 sendok takar (5 ml) sirup Stimuno
mengandung 25 mg ekstrak Phyllanthus niruri dan setiap 1 kapsul Stimuno
mengandung 50 mg ekstrak Phyllanthus niruri.
Stimuno merupakan produk obat herbal mengandung imunomodulator
(pengatur sistem imun tubuh). Melalui uji klinis pada manusia, Stimuno terbukti
berkhasiat memperkuat sistem kekebalan tubuh serta aman dari bahan-bahan
berbahaya seperti bakteri, virus, dan jamur.
Stimuno aman digunakan untuk pemakaian jangka panjang dan dapat
dikonsumsi bersama dengan obat atau vitamin. Oleh karena itu Stimuno
memeperoleh dua award yakni Primaniyarta Award Kategori Pembangun Merek
Terkenal dan BJ. Habibie Technology Award Kategori Teknologi dan Kesehatan.
Hingga saat ini Stimuno telah diekspor ke Cambodia dan Vietnam.
11
2.2 Obat Tradisional
Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)
Gambar 1. Logo Jamu Sumber: www.stimuno.com
Jamu adalah ramuan yang dibuat dari bahan-bahan alam digunakan secara
turun temurun, dipercaya berkhasiat berdasarkan pengalaman dan belum ada
penelitian ilmiah untuk mendapatkan bukti klinik mengenai khasiatnya. Bahan-
bahan jamu umumnya berasal dari semua bagian, bukan hasil ekstraksi/isolasi
mengenai bahan aktif. Misalnya rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit
batang dan buah. Ada menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu
kambing atau tangkur buaya. Selain itu jamu diproduksi oleh perusahaan besar
seperti Sido Muncul, Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago dan
dijual di berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Pada perkembangan
selanjutnya jamu dijual dalam bentuk tablet, kaplet dan kapsul.
Herbal Terstandar (Scientific Based Herbal Medicine)
Gambar 2. Logo Obat Herbal Terstandar
Sumber: www.stimuno.com
Herbal terstandar adalah bahan jamu yang telah diuji secara ilmiah
(penelitian praklinik dengan hewan uji) mengenai efek dan manfaat, memenuhi
kriteria aman, klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah, telah dilakukan standarisasi
terhadap bahan baku yang dipergunakan dalam produk jadi, memenuhi
persyaratan mutu yang berlaku. Hingga saat ini sudah 17 jenis obat herbal
terstandar sudah beredar di masyarakat.
12
Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)
Gambar 3. Logo Fitofarmaka Sumber: www.stimuno.com
Fitofarmaka adalah obat yang telah memnuhi persyaratan aman, klaim
khasiat berdasarkan uji klinik (diterapkan pada manusia) telah dilakukan
standarisasi terhadap bahan baku yang dipergunakan dan memenuhi persyaratan
mutu yang berlaku. Karena telah melewati berbagai uji jamu fitofarmaka tidak
termasuk katagori jamu biasa tetapi statusnya sama dengan obat konvensional
yang sering diresepkan dokter. Karena bisa diresepkan dokter, maka jamu tersebut
dapat digolongkan sebagai obat dan bisa disediakan diapotek dan rumah sakit.
Perkembangan jamu fitofarmaka di Indonesia sangat lamban. Selama 12
tahun hingga kini, hanya lima produk jamu yang lolos uji fitofarmaka. Kelima
jamu fitofarmaka itu adalah Stimuno (peningkat sistem imun), Nodiar (anti diare),
Rheumaneer (pengurang nyeri), Tensigard Agromed (hipertensi) dan X-Gra
(gairah seksual laki-laki). Kelima jamu fitofarmaka tersebut sudah masuk dalam
cakupan asuransi.
Tahapan Uji Pada Obat Tradisional
Untuk memperoleh logo tersebut terutama pada tahap fitofarmaka harus
melakukan pengujian pada obat tradisional yang didaftarkan dari mulai uji
laboratorium sampai dengan melakukan percobaan pada manusia. Uji
laboratorium pada tanaman obat, di uji klinis bukan zat kimia yang terkandung di
dalamnya melainkan ekstrak dari tanaman obat tersebut. Dalam ekstrak tanaman
banyak mengandung zat kimia dengan berbagai sifat, tapi secara keseluruhan
menciptakan efek farmakologi tertentu.Efek farmakologi ini yng diuji, jika satu
zat aktif dipisahkan dari ekstrak tanaman dan di uji klinis sebagai obat, maka obat
yang dihasilkan adalah obat kimia. Uji Pra Klinik, tujuan dari uji praklinik ini
untuk memperkirakan dosis efektif dan memperkecil resiko penelitian pada
manusia. Uji toksisitas atau uji sifat meracuni termasuk dalam uji pra klinik.
13
Uji Klinik dilakukan untuk memastikan efektivitas, keamanan dan
gambaran efek samping yang sering timbul pada manusia akibat pemberian obat.
Dalam pelaksanaannya uji klinik dibagi dalam empat fase menurut tujuan
pengujiannya. Fase pertama, menguji suatu obat baru pada manusia sehat untuk
mengetahui besar dosis tunggal yang dapat diterima, artinya yang tidak
menimbulkan efek samping yang serius. Fase kedua, diuji kepada penderita
(pasien) bertujuan melihat manfaat efek farmakologik yang ditemukan pada fase
satu untuk pengobatan.
Fase ketiga, uji klinik ditujukan pada sejumlah penderita yang tidak
terseleksi ketat dan dikerjakan oleh orang yang kurang ahli, sehingga menyerupai
keadaa sebenarnya dalam penggunaan sehari-hari dimasyarakat. Fase keempat,
disebut juga post marketing drug surveilence yaitu pengamatan terhadap obat
yang telah dipasarkan. Fase ini bertujuan mementukan pola penggunaan di
masyarakat serta pola efektifitas dan keamannya pada penggunaan yang
sebenarnya.
2.3 Tinjauan Studi Terdahulu 2.3.1 Penelitian Mengenai Obat Tradisional
Penelitian tentang strategi pengembangan agrowisata obat tradisional
dilakukan oleh Luther Masang (2006). Data yang digunakan data primer dan
sekunder. Hasil analisisnya adalah faktor strategis internal yang menjadi kekuatan
pengembangan usaha obat tradisional.
Dalam Karmawati et al. (1996), kendala dalam pengembangan obat
tradisional adalah pemasaran. Unit playanan kesehatan formal seperti Puskesmas,
poliklinik atau rumah sakit masih enggan menggunakan obat tradisional karena
dianggab sebagai produk inferior. Untuk mengatasi masalah ini dengan
mengupayakan obat tradisional ke arah obat fitofarmaka, karena hanya dengan
cara tersebut obat tradisional diterima di rumah sakit dan merekomendasikannya
sebagai obat alternatif bagi pasien.
Penelitian tentang Faktor Permintaan Obat Fitofarmaka di Bogor telah
dilakukan oleh Irtiaman (2007). Analisis yang dipakai adalah tabulasi deskriptif
dan analisis regresi berganda. Faktor yang mempengaruhi adalah jumlah obat
14
fitofarmaka yang beredar, jumlah pengeluaran untuk obat dalam sebulan,
frekuensi konsumsi per hari dan sumber informasi yang didapat.
Penelitian tentang strategi pemasaran Jamu Tradisional dilakukan oleh
Kristanto (2006). Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah matriks
IFE, EFE, IE, dan analisis SWOT. Alternatif strategi SO yang dihasilkan yaitu
mempertahankan iklim kerja yang kondusif, baik dengan sumberdaya manusia
(SDM) perusahaan secara internal maupun eksternal. Stratego WO yang
dihasilkan yaitu, mencari dan membina hubungan baik dengan distributor yang
baru, sedangngan stategi ST perusahaan disarankan untuk mempertahankan harga
jual perusahaan yang kompetetif dibanding dengan harga jual di pasaran. Strategi
WT menghasilkan perusahaan sebaiknya melakukan promosi aktif baik kepada
konsumen maupun distributor.
Penelitian tentang Formulasi Strategi Pemasaran Obat Tradisional
dilakukan oleh Sefta (2008). Analisis yang digunakan adalah IFE, EFE, IE,
SWOT dan PHA. Hasil analisis SWOT menghasilkan sembilan strategi. Strategi
diurutkan menurut prioritas kepentingan, yaitu meningkatkan kualitas produk
serta keterjaminan keamanan, meningkatkan inovasi yang mengarah kepada
penambahan lini produk, menambah variasi produk dengan menggali kasiat
tanaman obat lainnya, mengoptimalkan fungsi tenaga pemasar, meningkatkan
promosi dan distribusi yang efektif dan efisien. Selanjutnya yaitu
mempertahankan harga yang kompetetif dengan pesaing, memperbaiki sistem
pembayaran, memperkuat merk dan melakukan risert pasar untuk mengetahui
perkemabngan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pesaing.
2.3.2 Penelitian Mengenai Pemasaran
Anggororatri (2008) melakukan penelitian mengenai analisis dayasaing
dan strategi pemasaran susu kambing. Data yang digunakan adalah data primer
dan sekunder. Hasil analisis Straegic Markeing plus 2000 menunjukkan
perusahaan termasuk dalam tipe persaingan yaitu perusahaan yang mengikuti
keinginan pasar (market driven company).
Sartika (2008), melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran
Brownis kukus Amanda dengan pendekatan proses hirarki. Hasil analisi PHA
15
terhadap bauran pemasaran menetapkan tujuan dengan mengurutkan berdasarkan
prioritas kepentingan yaitu memperluas jaringan distribusi, meningkatkan
pelayanan, strategi variasi rasa, garansi, dan tampilan.
Zulhyardi (2007) melakukan penelitian pengenai analisis strategi promosi
suplemen kesehatan Curtos. Analisis yang digunakan adalah Analisis Hierarki
Proses (AHP). Hasil analisis tersebut bahwa faktor penyusun strategi promosi
didasarkan pada pemilihan kendala yang dihadapi dibandingkan dengan
pendukung ynag dimilikinya. Strategi alaternatif promosi adalah meningkatkan
aktivitas promosi yang dilakukan pada waktu penelitian, menitikberatkan pada
periklanan, hubungan masyarakat dan personal selling dan pemasaran langsung.
16
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran
Definisi pemasaran menurut Kotler (2005), dapat dibedakan secara sosial
dan manajerial. Secara sosial, pemasaran didefenisiskan sebagai proses sosial
yang dengan proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan mencipatakan, menawarkan dan secara
bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Definisi
pemasaran secara manajerial adalah, pemasaran sebagai seni menjual produk.
Namun proses penjualan tersebut bukan merupakan bagian penting dari
pemasaran. Penjual hanya merupakan puncak dari pemasaran.
Konsep pemasaran menurut Kotler (2005), menegaskan bahwa kunci
untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif
dibanding para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
mengkomonikasikan nilai pelanggan pada pasar sasaran yang terpilih. Konsep
pemasrana berdiri di atas empat pilar yaitu, pasara sasaran, kebutuhan pelanggan,
pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba.
Konsep ini lebih menekankan kepada kepuasan pelanggan. Pada awalnya
perusahaan akan mencari tahu keinginan dan kebutuhan pelanggan keudian
perusahaan akan mencari tahu produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan tersebut. Keuntungan justru diharpakan akan diperoleh dari kepuasan
konsumen yang nantinya akan membeli dalam jumlah banyak, terus-menerus dan
mungkin dngan harga yang menguntungkan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Konsep Pemasaran
Sumber: Kotler dan Amstrong (2005)
Pasar Kebutuhan Pemasaran Laba melalui Sasaran Pelanggan Terintegrasi Kepuasan Pelanggan
17
3.1.2 Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (2005), strategi adalah suatu rencana permainan untuk
mencapai sasaran yang diinginkan oleh perusahaan atau suatu unit bisnis. Strategi
merupakan rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubungkan
keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui strategi
yang tepat dari suatu organisasi.
Tjiptono (2002) menyatakan bahwa setidaknya ada tiga lingkup strategi
pemasaran yang banyak dijadikan acuan yaitu marketing strategies, marketing
elemen strategies, product-market entry strategies. Marketing strategies berfokus
pada variabel-variabel pemasaran seperti segmentasi pasar, identifikasi dan seleksi
pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran. Marketing elemen strategies
meliputi unsur individual bauran pemasaran, misalnya strategi promosi ’push
versus pull’, strategi distribusi ’intensif, selectif atau eksklusif’, dan strategi
penetapan harga ’penetrasi versus skimming price’. Sedangkan product-market
entry strategies mencakup strategi mempertahankan pangsa pasar, memanen
pangsa pasar atau pangsa pasar. Menurut Porter (2005), membangun strategi
pemasaran merupakan usaha untuk merumuskan formula mengenai usaha
kompetisi bisnis, target yang seharusnya dicapai dan kebijaksanaan yang
dibutuhkan untuk mencapai target tersebut. Terdapat empat kunci utama yang
perlu dipertimbangkan oleh suatu perusahaan dalam menentukan strategi
persaingan untuk mencapai kesuksesan, yaitu: (1) kekuatan dan kelemahan
perusahaan, (2) nilai SDM sebagai pelaksana kunci, (3) peluang dan hambatan
dalam industri, dan (4) masyarakat dan sosial.
A. Segmentasi
Segmen pasar merupakan kelompok besar yang dapat diidentifikasikan
dalam sebuah pasar. Perusahaan yang menetapkan segmented marketing
menyadari bahwa pembeli berbeda-beda dalam keinginan, daya beli, lokasi
geografis, perilaku pembelian dan juga kebiasaan pembelian mereka. Konsumen
yang menjadi bagian dari suatu segmen diasumsikan cukup serupa dalam
keinginan dan kebutuhan mereka, namun tidak sama.
18
B. Identifikasi dan Seleksi Pasar Sasaran
Tahap selanjutnya setelah melakuakan segmentasi pasar adalah memilih
pasar sasaran. Pada pasar sasaran inilah seluruh usaha pemasaran diarahkan.
Pemilihan pasar sasaran juga akan menentukan bagaimana mengalokasi
sumberdaya perusahaan yang diarahkan untuk program pemasaran, setelah
melakukan segmentasi maka pemasar dapat memilih target market yang sesuai
dengan tahap segmentasi tersebut.
Pemilihan pasar harus mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki oleh
perusahaan dan pengalokasian sebaiknya dilakukan pada pasar yang memberikan
keuntungan yang terbesar. Pemilihan pasar yang tidak baik merupakan pekerjaan
yang sia-sia dan dapat merugikan perusahaan.
C. Penentuan Posisi (Positioning)
Strategi positioning merupakan strategi yang berupaya menempatkan suatu
merek pada bagian pasar dimana merek tersebut dapat diterima lebih baik
daripada merek yang bersaing. Tujuan utama positioning adalah untuk
menempatkan produk dipasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda
dengan merek-merek yang bersaing.
3.1.3 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler (2005) adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. McCarthy dalam Kotler (2005)
mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat kelompok yang luas yang
disebut empat P pemasaran: produk (product), harga (price), tempat (place) dan
promosi (promotion). Berbagai variabel pemasaran dalam masing-masing P
bauran pemasaran ditunjukkan pada Gambar 5.
A. Produk
Produk merupakan elemen pertama dan paling penting dalam bauran
pemasaran. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar
untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk dapat berupa uang atau jasa
19
dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dimakan atau
dikonsumsi sehingga dapat mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi
dan gagasan.
Gambar 5. Komponen Bauran Pemasaran
Sumber: Kotler dan Amstrong (2005)
Strategi produk didefinisikan sebagai strategi yang dilaksanakan oleh
suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan. Strategi produk
yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam suatu posisi persaingan lebih
unggul dari para pesaingnya. Penetapan promosi yang baik, penetapan harga yang
sesuai dan distribusi yang luas, menjadi tidak ada artinya bila produknya sendiri
tidak sesuai dengan harapan konsumen. Strategi produk membutuhkan
pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas bauran produk, lini produk,
merek, pengemasan dan pelabelan.
B. Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2005), harga adalah jumlah keseluruhan
nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang didapatkan atau
digunakan atas produk atau jasa. Harga juga merupakan satu-satunya elemen
bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen-elemen lainnya
menimbulkan biaya. Selain itu, harga adalah suatu elemen bauran pemasaran yang
Produk Keragaman produk Kualitas Design Ciri Nama Merek Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan
Harga Daftar Harga Rabat/diskon Potongan harga khusus Perioda pembayaran Syarat kredit
Promosi Promosi penjualan Periklanan Tenaga penjualan Public relation Pemasaran langsung
Tempat Saluran pemasaran Cakupan pasar Penyortiran Lokasi Persediaan Transportasi
BAURAN PEMASARAN
20
paling fleksibel. Hal ini karena harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti ciri
khas (feature) produk dan perjanjian distribusi.
Penetapan dan persaingan harga juga merupakan masalah nomor satu
yang dihadapi perusahaan. Banyak perusahaan yang tidak menangani penetapan
harga dengan baik. Kesalahan yang paling umum adalah penetapan harga yang
terlalu berorientasi pada biaya, harga kurang sering direvisi untuk mengambil
keuntungan dari perubahan pasar, harga ditetapkan secara independent dari bauran
pemasaran lainnya dan bukan sebagai unsur intrinsik dari strategi penentuan
posisi pasar serta harga kurang cukup bervariasi untuk berbagai macam produk,
segmen pasar dan saat pembelian. Faktor intenal dan eksternal perusahaan seperi
yang terlihat pada Gambar 3 juga mempengaruhi keputusan dari harga.
Gambar 6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga Sumber : Kotler dan Amstrong (2005)
C. Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan yang dilakuakn pemasar perusahaan agar
produknya dapat sampai ke tangan konsumen. Suatu komoditi dikatakan sebagai
suatu produk apabila ia berada pada tempat pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
Tanpa pendistribusian yang jelas, pemasaran suatu produk belum dikatakan
berhasil. Untuk mendapatkan sistem pemasaran yang strategis, selain merancang
produk, menetapkan harga yang sesuai dan didukung suatu promosi yang baik,
perusahaan juga harus mentapkan strategi distribusi yang tepat.
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung
yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk
digunakan atau dikonsumsi. Ada beberapa saluran perantara yang bergerak dalam
bidang distribusi antar lain agen, penyalur, distributor, pedagang besar dan
pengecer. Secara umum, saluran pemasaran mempunyai fungsi yaitu, tempat
Keputusan Penetapan harga
Faktor Eksternal o Karakter pasar
dan permintaan o Persaingan o Faktor lingkungan
(perekonomian pemerintahan)
Faktor Internal o Tujuan pemasaran o Bauran pemasarn o Biaya o Pertimbangan lain
21
mendapatkan informasi, saran promosi dan komunikasi dengan konsumen,
negoisasi dengan konsumen, distribusi fisik (pergudangan dan transportasi),
menangani pembayaran pembelian dan pembiayaan.
D. Promosi
Menurut Kotler (2005), promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk dan
mengungatkan para pelanggan agar membeli produk tersebut. Perusahaan harus
mengalokasikan anggaran promosi diantara lima alat promosi yaitu, periklanan,
promosi penjualan, hubunga masyarakat dan publisitas, wiraniaga serta pemasaran
langsung. Dalam industri yang sama, beebagai perusahaan dapat sangat berbeda
dalam cara mengalokasikan anggaran promosi mereka. Setiap alat promosi
memiliki karakteristik dan biaya tersendiri yang unik.
o Periklanan
Periklanan menurut Kotler (2005), adalah segala bentuk penyajian dan
promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang
memerlukan pembayaran. Periklanan dapat digunakan untuk membangun citra
jangka panjang bagi suatu produk dan di sisi lain mampu mempercepat penjualan.
Periklanan dapat secara efesien menjangkau berbagai pembeli yang tersbar
geografis.
o Promosi Penjualan
Menurut Kotler (2005), promosi penjualan merupakan kumpulan alat-alat
insentif yang beragam, sebagian berjangka pendek, dirancang untuk mendorong
pembelian suatu produk atau jasa teretntu secara lebih cepat dan lebih besar oleh
konsumen atau pedagang. Promosi penjualan dapat berupa kupon, kontes atau
undian, sample, tawaran pengembalian tunai atau rabat, garansi produk, percobaan
gratis, harga premi dan sejenisnya. Perusahaan dapat menggunakan promosi
penjualan untuk menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan cepat.
o Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya. Alat utama
hubungan masyarakat adalah publikasi, peristiwa, berita, pidato, kegiatan
22
pelayanan masyarakat dan media identitas. Pemasar cenderung kurang
menggunakan hubungan masyarakat, tetapi program hubungan masyarakat yang
direncanakan dengan baik dan dikoordinasikan dengan elemen bauran promosi
yang lain dapat menjadi sangat efektif.
o Penjualan Personal
Penjualan personal merupakan alat promosi yang paling efektif dalam hal
biaya. Penjualan personal bermanfaat untuk membangun preferensi, keyakinan
dan tindakan pembeli.
o Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung memiliki berbagai macam bentuk anatar lain, surat
langsung, pemasaran jarak jauh, pemsaran elektronik dan sebagainya.
Keunggulannya adalah pesan biasanya ditujuakan untuk orang tertentu, dapat
dipersiapkan dengan cepat dan pesan dapat diubah tergantung dengan tanggapan
orang tersebut.
Strategi promosi antara produk satu dengan produk lainnya dapat berbeda.
Hal ini sangat terkait dengan karakteristik produk yang dipasarkan. Oleh karena
itu, perusahaan seharusnya mengenal dan mendalami media promosi sebelum
memilih strategi promosi yang akan digunakan. Dalam penetapan kebijakan
promosi, perusahaan harus menentukan tujuan komunikasi, memilih media yang
tepat, waktu penyampaian promosi dan penetapan anggaran promosi.
3.1.4 Analisis Strategi Pemasaran
Keberhasilan bagian pemasaran sangat ditentukan oleh banyak aspek, baik
didalam maupun di luar perusahaan. Analisis lingkungan perusahaan sangat
penting dilakukan karena memberikan kesempatan kepada para perencana strategi
untuk melakukan tanggapan pilihan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
perusahaan. Selain itu, analisis ini bertujuan agar manajemen perusahaan memiliki
kemampuan untuk dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi, sehingga
dapat mengantisipasi perubahan tersebut.
Aspek diluar perusahaan (eksternal), biasanya dibagi dalam dua
pengelompokan utama. Kelompok pertama sering disebut dengan lingkungan
makro, sedangkan kelompok kedua ada;ah lingkungan mikro. Elemen-elemen
23
yang ada di dalam lingkungan luar ini saling memberikan pengaruh satu sama
lain. Selain itu, elemen-elemen tersebut juga saling berpadu dengan kondisi
internal di dalam perusahaan. Pengaruh tersebut pada akhirnya juga berdampak
pada usaha kita mendapatkan, memuaskan dan mempertahankan pelanggan.
3.1.4.1.Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada didalam
perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari kondisi intern
perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan terdiri atas kelemahan dan
kekuatan perusahaan. Menurut David (2006), aspek internal yang dikaji
merupakan aspek bidang fungsional meliputi, aspek sumberdaya manusia,
pemasaran, produksi dan oprasi, keuangan dan akuntansi serta penelitian dan
pengembanagan.
3.1.4.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan lingkungan memiliki dampak besar bagi
para pelaku lingkungan internal. Menurut Kotler dan Amstrong (2005),
lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan mikro. Para pelaku pasar
harus memberi perhatian yang besar terhadap kecenderungan dan perkembangan
lingkungan itu serta melakukan penyasuaian sewaktu-waktu atas strategi
pemasaran mereka.
A. Lingkungan Makro
Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan (forces) yang
mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung. Meskipun pengaruhnya sering
tidak langsung, namun biasanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnay
sangat menetukan keputusan pemasaran dalam jangka panjang. Faktor-faktor yang
termasuk dalam lingkungan makro adalah lingkungan demografis, lingkungan
ekonomi, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan hukum-politik dan
lingkungan sosial budaya.
24
1. Lingkungan Demografis
Aspek ini merupakan segala sesuatu yang terkait dengan populasi
manusia, mulai dari jumlah, kepadatan, lokasi, usia dan kelompok usia, ras,
gender, pekerjaan dan berbagai ukuran lainnya. Berbagai gejala yang terjadi pada
aspek ini dapat dimanfaatkan pemasar untuk dijadikan dasar dalam membuat
strategi dan program pemasarannya.
2. Lingkungan Ekonomi
Faktor ini penting dalam aktivitas pemasaran, seperti Produk Domestik
Bruto (PDB) yang pada akhirnya mempengaruhi pendapatan masyarakat. Dengan
pemahaman yang kuat pada aspek ini, perusahaan dapat memahami dan akhirnay
dapat menyiasati peluang pemasaran yang ada.
3. Lingkungan Alam
Lingkungan alam sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku,
peningkatan biaya energi dan tingkat polusi, serta perubahan peran pemerintah
dalam perlindungan lingkungan hidup. Citra perusahaan dan produk, bisa
terpengaruh oleh sikap dan perhatian perusahaan akan lingkungan alam.
6. Lingkungan Teknologi
Arena teknologi, para pemasar harus memperhitungkan percepatan
perubahan teknologi, peluang inovasi, keragaman anggaran riset dan
pengembangan, serta peningkatan peraturan pemerintah yang disebabkan oleh
perubahan teknologi. Teknologi sangat penting dalam menetukan pola perilaku
konsumen, selain itu memberikan keuntungan pada kemudahan operasi perusahaa,
serta kemudahan pelayanan. Selain itu, teknologi juga berperan dalam
mengembangkan produk-produk baru danmerai peluang baru.
7. Lingkungan Hukum-Politik
Kondisi hukum dan politik dapat memberikan pengaruh meski sering kali
tidak begitu nyata dirasakan. Lingkungan hukum dan politik sangat dipengaruhi
oleh peraturan perundang-undangan yang mengatur praktik bisnis dan pada
beragam kelompok yang mempunyai kepentingan khusus. bentuk- bentuk hukum,
perundang-undangan, hingga badan atau instansi pemerintah yang mempengaruhi
kinerja.
25
8. Lingkungan Sosial-Budaya
Dalam arena sosial dan budaya, para pemasar harus memahami
pandangan orang terhadap diri, sesama, organisasi, masyarakat, alam sekitar dan
alam semesta. Perusahaan harus memasarkan produk yang terkait dengan nilai
pasar dan nilai sekunder masyarakat. Selain itu, para pemasar harus memikirkan
dan mencari solusi atas kebutuhan sub-kultur yang berbeda-beda dalam
masyarakat.
B. Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro mencakup para pelaku dekat yang terlibat dalam
memproduksi, menyalurkan dan memposisiskan tawaran. Menurut Kotler, yang
termasuk pelaku utama dalam lingkungan mikro adalah pelanggan, pesaing,
perantar pemasaran dan pemasok. Elemen-elemen dalam lingkungan mikro
memiliki pengaruh langsung pada aktivitas pemasaran perusahaan.
Pelanggan adalah individu dan rumah tangga yang membeli produk atau
jasa untuk dikonsumsi untuk pribadi. Perusahaan perlu memahami profil
pelanggan sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka secara tepat. Pesaing
merupakan perusahaan lain yang menawarkan produk substitusinya. Perusahaan
harus dapat memahami pola persaingan dalam industrinya agar dapat ters bertahan
dan meningkatkan pertumbuhannya.
Perantara pemasaran adalah perusahaan atau pihak yang membantu untuk
mempromosikan, menjual dan mendistribusikan barang-barang kepada pembeli
akhir, misalnya reseller (peritel dan wholeseller), perusahaan distribusi, agen jasa
pemasaran (perusahaan riset, biro iklan, media dan konsultan) dan perantara jasa
keuangan (bank, kredit, asuransi).
Pemasok adalah perusahaan atau individu yang menyediakan sumberdaya
yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaingnya untuk memproduksi barang
dan jasa tertentu. Pemasok memegang peranan yang penting dalam menjamin
suksesnya pemasaran. Keterlambatan pasokan barang misalnya bahan baku untuk
produksi akan memberi dampak terhadap pemenuhan pemesanan perusahaan.
26
3.1.5 Matriks SWOT
Matriks Strengths-Weakness-Oppotunities-Threats (SWOT) adalah alat
untuk mencocokkan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan
empat tipe strategi yaitu, SO (menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memafaatkan peluang eksternal), WO (memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal), ST (menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal) dan WT
(pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal).
Mencocokkan faktor internal dan eksternal kunci adalah bagian paling sulit
dalam mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik.
Dalam mencocokkan faktor tersebut tidak ada pencocokan yang terbaik. Menurut
Kartajaya (1996), kekuatan dan kelemahan merupakan hasil dari komparasi antara
perusahaan dengan pesaing. Sedangkan yang disebut dengan opportunity dan
threat adalah kesempatan dan ancaman apapun yang akan mempengaruhi naik
turunnya bisnis.
Menurut Kartajaya (1996), unsur ”O” dan ”T” dalam analisa SWOT sangat
erat kaitannya dengan konsep usership. Konsep ini terdiri dari tiga unsur yaitu
”user”, ”uses” dan ”usage”. User adalah pemakai produk atau jasa perusahaan.
Uses adalah jenis pemakaian, atau dipakai untuk apa saja atau jasa yang
dihasilkan perusahaan. Sedangkan usage adalah frekwensi pemakaian sehubungan
dengan uses. Perubahan apapun dilingkungan yang tidak punya pengaruh
langsung terhadap usership, maka belum dapat dikatakan sebagai opportunity dan
threat. Jadi analisis SWOT sangat erat hubungannya dengan Company-
Competitor-Custamer dan Opportunity dan tentu mengamati perubahan-
perubahan dan dampak pada usership custamer.
3.1.6 Tahapan Perencanaan Strategis
Matriks perencanaan strategi kuantitatif atau sering disebut dengan
Quantitative Startegic Planning Matrix (QSPM) dirancang untuk mendapatkan
daya tarik relative dari tindakan alternative yang layak. Teknik ini secara sasaran
menunujkkan startegi alternative mana yang terbaik (David, 2006). QSPM adalah
alat yang memungkinkan ahli strategi mengevaluasi strategi alternatif secara
27
objektif, berdasarkan faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang
sudah dikenali sebelumnya. Sifat positif dari QSPM adalah bahwa set strategi
yang dapat diperiksa secara berurutan atau secara bersamaan. Tidak ada batasan
untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus. Sifat positif
lainnya adalah alat ini mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor
eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan. Mengembangkan
QSPM membuat faktor-faktor kunci lebih kecil kemungkinan terabaikan atau
diberi bobot secara tidak sesuai.
Teknik ini memiliki keterbatasan yaitu memerlukan intuitive judgement
yang baik dalam memberi peringkat dan nilai daya tarik serta keputusan subyektif.
Walaupun demikian prosesnya harus menggunakan informasi obyektif.
Keterbatasan lain dari matriks QSPM ini adalah konsep yang ditawarkan hanya
dapat sebaik informasi yang diberikan dan analisis penjodohan yang mnejadi
landasannya.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
PT. Dexa Medica merupakan salah satu perusahaan farmasi yang
memproduksi obat-obatan yang berbahan baku dari alam. Stimuno merupakan
salah satu produk Dexa Medica yang berbahan dasar tanaman obat yakni Meniran
(Phyllanthus niruri). Stimuno dipasarkan untuk pertama kalinya pada tahun 1999
melalui jalur ethical (resep dokter). Tahun 2005, Dexa Medica mulai memasarkan
Stimuno ke pasaran bebas (OTC).
Keberhasilan pemasaran sangat tergantung pada strategi mendekati
konsumen. Cara perusahaan untuk mengenalkan Stimuno kepada masyarakat
umum selama ini melalui promosi di media dan edukasi yang dilakukan pada
kegiatan-kegiatan lainnya. Tantangan terbesar dalam mensosialisasikan produk
Stimuno adalah masyarakat umum masih belum paham definisi sistem imun. Hal
ini dilihat dari sedikitnya konsumen yang mengenal Stimuno sebagai penguat
sistem imun. Keunggulan yang ditawarkan produk stimuno belum dapat mencapai
tujuan perusahaan. Stimuno juga menghadapi tantangan untuk memasuki OTC
karena memasuki OTC tidak hanya masalah komunikasi tetapi marketing action,
positioning, target market, product, price, promotion dan distribution. Selain itu,
28
konsumen makin kritis dan cenderung loyal terhadap merek yang biasa dipakai,
sedangkan biaya untuk pemasaran sangat tinggi.
Menyikapi hal tersebut, perlu dilakukan perumusan strategi pemasaran yang
tepat dan bermanfaat. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis
menyeluruh terhadap faktor-faktor yang ada pada lingkungan pemasaran Stimuno
baik internal maupun eksternal perusahaan. Analisis lingkungan internal
dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Analisis lingkungan eksternal digunakan untuk mengidentifikasi
peluang dan ancaman yang dihadapi Stimuno. Selain itu dilakukan juga analisis
persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran.
Hasil analisis dari lingkungan internal disajikan dalam matriks Internal
Factor Evaluation (IFE) dan analisis dari lingkungan eksternal disajikan dalam
matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Matriks IFE dan EFE kemudian
dicocokkan untuk memperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran dengan
matriks IE untuk mengetahui posisi Stimuno saat ini. Matriks IE menjadi salah
satu dasar bagi penetapan strategi pada matriks SWOT. Dalam identifikasi faktor
internal dan eksternal serta perumusan strategi, dibatasi hanya pada faktor yang
mempengaruhi perusahaan secara nyata, serta perumusan strategi yang disarankan
juga disesuaikan dengan kemampuan dan skala usaha perusahaan. Pendekatan
analisis strategi pemasaran dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yang
tidak membedakan skala usaha perusahaan, artinya strategi yang digunakan antara
pemimpin pasar (leader) pengikut pasar (follower) dianggap sama.
Untuk lebih jelasnya akan diperlihatkan diagaram alur pemikiran dari
penelitian ini dalam Gambar 7.
29
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Matriks IFE Matriks EFE
Penentuan posisi perusahaan dengan
matriks IE
Penentuan alternatif strategi dengan matriks SWOT
Produk Stimuno menghadapi kondisi: o Masyarakat belum paham sistem imun o Permintaan belum sesuai target o Masyarakat loyal terhadapmerek lama o Persaingan
Penentuan urutan strategi prioritas Matrix (QSPM)
30
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Dexa Medica, Jakarta. Pemilihan lokasi
dilakukan secara (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT. Dexa Medica
merupakan perusahaan yang memproduksi Stimuno. Pengambilan data dilakukan
mulai April sampai Mei 2009.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara
mendalam dan diskusi dengan pimpinan perusahaan sebanyak dua orang yakni
manajer pemasaran dan direktur perusahaan. Selain itu kuisioner diberikan kepada
pihak intern perusahaan untuk mendapatkan bobot (weight) dan peringkat
(rating). Data sekunder yang diperoleh dari PT.Dexa Medica serta informasi-
informasi lainnya berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dari skripsi, tesis,
buku-buku literatur lainnya dan internet.
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan analisis deskriptif, kualitatif dan kuantitatif
berdasarkan pendekatan konsep manajemen strategi pemasaran.
Analisis kualitatif mengidentifikasikan faktor yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Setelah itu dilakuakn analisis
SWOT yang nantinya akan menghasil
kan empat alternatif strategi yaitu, strategi SO, WO, ST dan WT.
Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan matriks IFE
(Internal Factor Evaluation), matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), matriks
Internal-Eksternal (IE). Matriks IFE digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi
31
peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Matriks IE digunakan untuk
mengetahui posisi perusahaan dalam industri.
Perumusan strategi pemasaran dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: tahap
pengumpulan data dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, tahap analisis
dengan menggunakan IE dan SWOT. 4.3.1 Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan pengidentifikasian terhadap
lingkungan perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor penting yang berkaitan
dengan pemasaran yaitu menggunakan matriks IFE dan EFE. Penyususnan
matriks tersebut dilakukan pembobotan dan peratingan terhadap faktor-faktor
internal maupun eksternal. Dari matrik IFE dan EFE dapat diperoleh faktor-faktor
yang mempengaruhi atau kurang mempengaruhi perusahaan dalam lingkungan
internal maupun eksternal. A. Teknik Pembobotan
Faktor internal dan eksternal perusahaan dibuat terlebih dahulu sebelum
membuat matriks IFE dan EFE. Penentuan bobot dilakukan dengan cara
mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak
manajemen dengan menggunakan metode Paired Comparison (David, 2006).
Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor
penentu internal dan eksternal perusahaan. Skala yang digunakan untuk
pengisisan kolom adalah:
Nilai 1: jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
Nilai 2: jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
Nilai 3: jika indikator lebih penting daripada indikator vertikal
Bentuk dari penilaian bobot dengan metode Paired Comparison untuk
matriks IFE dapat dilihat pada tabel 6 dan matriks EFE pada Tabel 3.
32
Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan
Faktor Strategi Internal A B C D ...... Total A B C D
..... Total
Sumber: David (2006) Tabel 4. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan
Faktor Strategi Eksternal
A B C D .... Total
A B C D ....
Total Sumber: David (2006)
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:
xi ai =
n
∑ xi
i=1
Keterangan:
ai : bobot variabel ke-i
x1 : Nilai variabel ke-i untuk seluruh faktor horizontal
i : 1, 2, 3...., n
n : Jumlah variabel
B. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dalam David (2006) dapat
dikembangkan dengan lima tahap, yaitu:
33
1. Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit
internal. Gunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor internal, mencakup
kekuatan dan kelemahan.
2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-
masing faktor mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa menghiraukan apakah faktor
kunci adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap
mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja organisasi diberi bobot tertinggi.
Jumlah dari semua bobot harus 1,0.
3. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
kondisi industri yang bersangkutan. Skala peringkat yang digunakan yaitu nilai
1= sangat lemah, nilai 2= lemah, nilai 3= kuat, nilai 4= sangat kuat. Skala 3dan
4 hanya untuk kekuatan sedangkan 1 dan 2 hanya untuk kelemahan.
4. Mengalikan bobot faktor dengan rating, untuk memperoleh nilai pembobotan.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor.
5. Menjumlahkan nilai pembobotan untuk setiap variabel untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Total skor untuk
matriks IFE berkisar antara 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi) dan skor rata-
rata adalah 2,5. Total skor lebih tinggi dri 2,5 menunjukkan bahwa perusahaan
dalam kondisi yang cukup baik, sedangkan total skor yang lebih rendah dari
2,5 berarti perusahaan dalam keadaan lemah. Tabel 5. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Faktor Internal Bobot Rating Bobot Rating (skor)
Kekuatan 1 2
Kelemahan 1 2
Total 1,0 Sumber: David (2006)
34
C. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Menurut David (2006), matriks EFE membuat perencanaan strategi yang
meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosail, budaya, demografi,
lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Matriks EFE
dapat dibuat dengan lima tahapan, yaitu:
1. Tentukan faktor-faktor yang mnjadi peluang dan ancaman perusahaan atau
disebut lingkungan eksternal perusahaan. Daftar peluang terlebih dahulu
kemudian ancaman.
2. Memberikan bobot dengan kisaran 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting)
pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan
seberapa penting faktor tersebut menunjang keberhasilan perusahaan. Peluang
sering mendapat bobot lebih besar dari ancaman. Tetapi ancaman dapat juga
menerima bobot tertinggi jika sangat mengancam. Jumlah seluruh bobot yang
diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1,0.
3. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap
kondisi perusahaan. Skala peringkat yang dugunakan yaitu dimana nilai 1=
rendah, nilai 2= sedang, nilai 3= tinggi, nilai 4= sangat tinggi, respon superior.
4. Mengalikan bobot dengan rating, untuk memproleh faktor pembobotan.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor.
5. Menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi industri yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
industri tersebut tehadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor
matriks EFE berkisar antara 1,0 (terendah) sampai 4,0 (tertinggi). Total skor 1
menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghadapi ancaman yang ada
dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki, sedangkan total skor 4 berarti
bahwa perusahaan dapat bertahan dan tetap eksis dalam usahanya dengan
semua peluang dan ancaman yang terjadi di dalam industri.
35
Tabel 6. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x rating (skor)
Peluang • . •
Ancaman • . •
Total 1,0 Sumber: David (2006)
4.3.2 Tahap Analisis
Hasil dari analisis lingkungan pemasaran perusahaan yang dituangkan
dalam matriks IFE dan EFE disajikan dalam bentuk matriks IE. Matriks IE
digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam industri. Selain itu, matriks
SWOT digunakan untuk menetapkan alternatif strategi pemasaran yang sesuai
berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi. A. Matriks Internal Eksternal
Matriks IE menggambarkan bagaimana posisi suatu unit bisnis strategis dalam
suatu perusahaan. Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci yaitu total rata-rata
tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y.
Pada sumbu vertikal, skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukkan pengaruh
eksternal yang rendah, skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan pengaruh eksternal
yang sedang dan skor 3,00 sampai 4 menunjukkan pengaruh eksternal yang tinggi.
Untuk su,bu horizontal, skor antar 1,00 sampai 1,99 menunjukkan pengaruh
internal yang lemah, skor 2,00 sampai 3,00 menunjukkan pengaruh internal rata-
rata dan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan pengaruh internal yang kuat.
Total Rata-Rata Tertimbang IFE Kuat Rata-rata Lemah 3,00-4,00 2,00-2,99 1,00-1,99 4,00 3,00 2,00 1,00
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Gambar 8. Matriks Internal Eksternal
Sumber : David (2006)
36
Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi
strategi berbeda. Daerah pertama terdiri dari sel I, II, dan IV dapat digambarkan
sebagai tumbuh dan kembang (growth and build). Strategi yang dapat mewakili
antara lain strategi insentif (penetrasi pasar, perluasan pasar dan perluasan produk)
dan strategi integratif (integrasi kedepan, integrasi ke belakang dan integrasi
horizontal). Daerah kedua terdiri dari sel III, V dan VII dapat dikelola dengan
strategi hold dan maintain. Penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua
strategi umum yang digunakan untuk divisi tipe ini. Daerah ketiga terdiri dari sel
VI, VII, IX dengan menggunakan strategiharvest or divest (pengembangan
produk akuisisi dan likuidasi). Gambar 8 menunjukkan matriks Internal-Eksternal.
B. Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk menyususn faktor-
faktor strategis perusahaan.Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Ada delapan langkah
yang terlibat dalam penyusunan matriks SWOT, yaitu (1) menulis peluang
eksternal perusahaan, (2) menuliskan ancaman eksternal perusahaan, (3)
menuliskan kekuatan internal perusahaan, (5) mencocokkan kekuatan internal
dengan peluang eksternal dan catat strategi SO dalam sel yang telah ditentukan,
(6) mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi
WO dalam sel yang telah ditentukan, (7) mencocokkan kekuatan internal dengan
ancaman eksternal dan catat strategi ST dalam sel yang telah ditentukan, (8)
mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman dan catat strategi WT dalam
sel yang telah ditentukan.
Matriks SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi,
yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T (David, 2004):
1. Strategi S-O
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal perusahaan. Organisasi umumnya akan
menjalankan strategi WO, ST atau WT agar dapat mencapai situasi dimana
mereka dapat menerapkan strategi SO.
37
2. Strategi S-T Strategi enggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi pengaruh ancaman eksrenal. Dalam penilaian strategi ini, perubahan
memberikan gambaran kekuatan yang dimiliki diiringi dengan mengamati
kemungkinan ancaman yang dihadapi dalam industri.
3. Strategi W-O Perusahaan menghadapi peluang eksternal kunci tetapi perusahaan
memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi
peluang tersebut. Strategi bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan memanfaatkan peluang eksternal.
4. Strategi W-T Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah perusahaan
menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada
posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti itu mungkin harus
berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan
kebangkrutan atau memilih likuidasi. Penyajian yang sistematis dari matriks
SWOT dapat dilihat pada Tabel 7.
Tujuan dari setiap perangkat pencocokan adalah menghasilakn alternatif
strategi yang dapat dijalankan, bukan untuk memilih atau menetapkan alternatif
strategi mana yang terbaik. Tabel 7. Matriks SWOT
Faktor Internal
Eksternal
Strenght (S) Menentukan faktor-faktor kekuatan internal
Weakness (W) Menentukan faktor-faktor kelemahan internal
Opportunities (O) Menentukan faktor-faktor peluang eksternal
Strategi S-O Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi W-O Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats (T) Menetukan faktor-faktor ancaman eksternal
Strategi S-T Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi W-T Meminimalkan kelemahan untukmenghundari ancaman
Sumber: David, 2006.
38
4.3.3 Tahap Pengambilan Keputusan
Pembuatan peringkat strategi untuk menghasilkan daftar berprioritas, ada
satu analisis dalam literatur yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari
alternatif yang layak. Teknik tersebut adalah matriks perencanaan strategis
kuantitatif (QSPM). Langkah-langkah dalam pembuatan QSPM menurut David
(2006) adalah sebagai berikut:
1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan serta internal
kunci perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini diambil
langsung dari matriks IFE dan EFE.
2. Memberi bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot
disajikan dalam kolom disamping kanan faktor internal dan eksternal.
3. Evaluasi matrik tahap dua (pencocokan), dan identifikasi alternatif strategi
yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplikasikan. Kemudian
catat strategi-strategi ini pada baris atas dari QSPM.
4. Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score). Tentukan nilai numerik
yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif
tertentu. Secara spesifikasi nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi
untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu trategi atas strategi yang lain
dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai daya tarik itu adalah nilai 1 =
tidak menarik, nilai 2 = agak menarik, nilai 3 = cukup menarik, dan nilai 4 =
sangat menarik. Jika faktor tersebut tidak mempunyai pengaruh pada pilihan
spesifik yang akan dibuat maka tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada
strategi.
5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score). TAS ditetapkan
sebagai hasil hasil perkalian bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik
(TAS) (langkah empat) dalam setiap baris. Semakin tinggi AS semakin
menarik strategi alternatif.
6. Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik. Menjumlahkan TAS dalam
setiap kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi
umumyang paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai
menunjukkan strategi tersebut semakin menarik, dengan mempertimbangkan
semua faktor sukses kritis eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi
39
keputusan strategis. Besar perbedaan antara jumlah TAS dalam satu set
strategi alternatif tertentu menunjukkan seberapa besar strategi lebih
diinginkan relatif terhadap yang lain. Matriks QSPM dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Matriks QSPM
Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
Faktor-Faktor Kunci Bobot AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal: 1. Peluang 2. Ancaman
Total Bobot
Faktor Internal: 1. Kekuatan 2. Kelemahan
Total Bobot
Jumlah Total Daya Tarik Sumber : David (2006)
Keterangan:
Nilai 1 = tidak menarik
Nilai 2 = agak menarik
Nilai 3 = cukup menarik
Nilai 4 = sangat menarik
AS = Nilai Daya Tarik
TAS = Total Nilai Daya Tarik
40
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah Perusahaan
PT Dexa Medica merupakan perusahaan farmasi swasta yang aktif
memproduksi obat-obatan kimia dan bahan alami. Didirikian pada tahun 1969 di
Palembang oleh Rudy Soetikno seorang anggota TNI AD asal Magelang lulusan
ITB yang sedang bertugas di Palembang. Pada awalnya Dexa Medica mengemban
misi idealis Rudy Soetikno, karena prihaermasuk prajurit semakin sulit tin melihat
kota Palembang yang notabene sebagai ibukota provinsi, tetapi obat-obatan sangat
langka. Selain itu sarana transportasi minim membuat masyarakat tmemperoleh
oba-obatan.
Sebagai lulusan jurusan Farmasi ITB, Rudy Soetikno tergerak
menyediakan obat murah tapi bermutu tinggi. Obat-obatan yang diproduksi
awalnya hanya memenuhi kebutuhan obat kalangan militer terutama TNI AD
tempat Rudy bertugas. Jika ada kelebihan produksi, jangkauan pasarnya hanya
sebatas Sumatra Selatan. Pada tahun 1970 produk Dexa Medica mulai dipasarkan
lebih luas hingga keluar dari Sumatera Selatan,. Tahun 1975, Rudy Soetikno
mengajukan pensiun dini dari dinas ketentaraan dan kemudian mulai
mengembangkan perusahaan farmasi yang didirikannya. Pemasaran yang awalnya
hanya mencukupi kebutuhan Pulau Sumatera dikembangkan ke seluruh Indonesia
melalui Pulau Jawa.
Infrastruktur farmasi masih terbatas pada tahun 1970-an, Dexa Medica
sebagai perusahaan tunggal menangani segalanya. Mulai dari manufakturing,
pemasaran dan distribusi. Pada thun 1980 pemerintah meluncurkan beleid yang
mengharuskan produk farmasi didistribusikan oleh perusahaan yang berbeda,
sehingga Dexa medica mendirikan anak perusahaan untuk menangani distribusi
yakni AAM
Awal berdirinya AAM hanya sebagai perpanjangan tangan perusahaan
induk yakni PT Dexa Medica. Tugas AAM memperkenalkan dan menawarkan
produk perusahaan induk kepada subdistributor sebanyak mungkin,tugas tersebut
terus berlanjut meskipun kantor pemasaran pindah dari Palembang ke Jakarta.
41
Produk dari PT Dexa Medica merupakan produk farmasi atau obat-obatan.
Pada tahun 1993, PT Dexa Medica mulai mengekspor produknya untuk pertama
kalinyayakni ke negara Myanmar. Tujuan ekspor PT Dexa Medica saat ini
mencapai 15 negara, diantaranya adalah Vietnam, Kamboja, Philipina, Singapura,
Malaysia, Sri Lanka, Hongkong, Nigeria, Polandia dan negara-negara yang ada di
benua Afrika dan Eropa. Produk yang diekspor PT Dexa Medica lebih dari 50
merek antara lain, Boska, Medixon, Rhinos SR, Vometa, Stimuno, Gluvas,
Triacef, Remopain, Ceftum, Cefrin dan Vectrin.
PT Dexa Medica memperoleh penghargaan Primaniyartha Kategori
Pembangun Merek Global dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5
Oktober 2005. Penghargaan tersebut diperoleh karena PT Dexa Medica salah satu
perusahaan non migas yang aktif melakukan ekspor. Adapun usaha yang
dilakukan oleh PT Dexa Medica untuk membangun merek global antara lain
melakuakn ekspor secara aktif sejak tahun 1993, melakuakn promosi di luar
negeri, melaksanakan simposiuym di luar negeri, mengikuti misi dagang keluar
negeri, memenuhi current Good Manufacturing Practice (cGMP) dan
mengembangkan teknologi farmasi terkini (new drug delivery system-NDDS).
5.2 Visi dan Misi Perusahaan
Perusahaan atau organisasi harus memiliki tujuan yang ingindicapai.
Untuk mencapainya, perusahaan harus memilki visi dan misi yang
dikomunikasikan dan dikembangkan dengan baik kepada seluruh pihak di dalam
perusahaan. PT Dexa Medica sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar
memiliki visi dan misi sehingga sampai pada posisi saat ini.
Visi
Sebuah perusahaan yang berbakti paling depan dalam menyediakan nilai
tambah yang signifikan bagi kepentingan setiap pelanggan dan mitra usahanya
dengan selalu bekerja giat secara efektif, efisien dan berkesinambungan demi
kesehatan bagi semua di tingkat nasional, regional dan global.
42
Misi
Melebarkan sayap dengan menciptakan produk berkualitras tinggi,
sehingga dapatr dikenal dengan identitas yang baik dalam artian produk dan
image yang baik adalah merupakan kesatuan yang harus berjalan beriringan.
5.3 Struktur Organisasi
Organisasi adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang
akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang
yang memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama sefektif mungkin
guna mencapai tujuan. Struktur organisasi yang dimiliki PT Dexa Medica bersifat
fungsional. Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 7.
Adapun uraian tugas dari masing-masing jabatan pada struktur organisasi
PT Dexa Medica, sebagai berikut :
1. Direktur
a. Menetukan pengambilan keputusan terakhir untuk internal perusahaan dan
untuk mewakili nama perusahaan.
b. Menetukan dan menerapkan strategi, tujuan utama dan kebijakan
pengembanagn usaha.
c. Menyiakan rencana dan anggaran serta aliran kas keuangan perusahaan
d. Menetapkan permodalan anggaran dan aliran kas keuangan perusahaan
e. Menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap pejabat yang berada
dibawah pimpinannya.
f. Memberikan bimbingan dan pengarahan umum, saran-saran dan perintah
kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas masing-masing.
g. Menentukan pengambilan keputusan terakhir untuk internal dan eksternal
perusahaan dan untuk mewakili nama perusahaan.
2. Manajer Perencanaan
Mengatur dan bertanggungjawab secara keseluruhan pada kegiatan yang
dijalankan baik didalam maupun di luar perusahaan menyangkut pengolahan
produk mulai dari kegiatan teknis, aktifitas pabrik dan hal-hal yang mendukung
produksi serta produk yang dihasilkan, mengatur kegiatan produksi, mengatur
43
kegiatan planning production internal control, mengatur kegiatan personalia dan
keadministrasian, ekspor impor dan logistic supervisor.
3. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran bertanggungjawab atas seluruh kegiatan pemasaran
produksi, mempekenalkan produk kepada pelanggan, melaksanakan survei pasar
atas produk, merencanakan dan menyelenggarakan semua kegiatan pemasaran dan
penjualan hasil produksi, menyelenggarakan semua kegiatan penelitian dan
pengembangan pemasaran, mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dngan
pemasaran misalnya seminar-seminar pemasaran dan melakukan kegiatan promosi
melalui media cetak dan elektronik.
4. Sekretaris
Membantu plant manajer dalam hal teknis, administrasi aktivitas pebrik
dan hal-hal yang mendukung produksi serta produk yang dihasilkan.
5. Kepala Produksi
Mengatur semua kegiatan produksi mulai dari bahan baku sampai ke
bagian produksi kemudian dilakukan proses produksi sampai dengan produk jadi.
Kepala produksi bekerjasama dengan engeneering staf dan production supervisor
mencakup seluruh kegiatan produksi dan quality control.
6. Planning Production Internal Control
Merencanakan, mengatur dan mengatur seluruh kegiatan produksi mulai
dari komposisi bahan-bahan yang digunakan dalam proses pengolahan produksi
dan bahan pendukung produksi lainya.
7. Personalia and Administrasi Supervisor
Bertugas untuk program kegiatan kepegawaian. Bertugas dalam mengurus
kegiatan perekrutan, penempatan, penilaian prestasi kerja dan pemberhentian
karyawan. Bertugas mengatur kegiatan yang berkaitan dengan keuangan seperti
biaya yang dikeluarkan dan yang digunakan.
8. Logistic Supervisor
Bertanggung jawab dan melalukan dokumentasi yang baik terhadap stok
barang masuk dan keluar dari areal perusahaan yang mendukung pengolahan dan
pengiriman produk.
44
9. Finance Manager
Mengawasi pemasukan dan pengeluaran keuangan. Meminta laporan
keuangan setiap bulan serta meneliti penyimpangan yang terjadi pada tiap
anggaran keuangan tersebut. Bertindak sebagai penghubung kepada pihak ketiga,
khususnya mengenai laporan pajak dan perbankkan, merencanakan sumber-
sumber keuangan, mengatur pengalokasian dan penggunaan dana-dana,
bertanggungjwab memberi informasi keuangan dan hasil produksi serta
bertanggunag jawab atas kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian laporan keuangan perusahaan.
10. Production Supervisor
Menganalisa dan menjaga kualitas terhadap bahan baku dan bahan
pendukung produksi hingga produk menghasilkan kualitas yang sesuai.
Mengoperasikan mesin proses produksi dan mesin pendukung produksi serta
mengendalikan parameter operasi sesuai standart operating procedure.
Production supervisor bekerja sama dengan engineering staf dalam menjalankan
tugasnya.
11. Enginering staf
Menghitung anggaran perawatan mesin produksi secara keseluruhan dan
mengendalikan efesiensi produksi. Merawat dan memperbaiki bangunan dan
lingkungan pabrik secara keseluruhan.
45
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan nternal membutuhkan pengumpulan, asimilasi dan
evaluasi mengenai operasi perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap arah dan tindakan perusahaan selanjutnya. Menurut Kotler
dan Amstrong (2005), yang termasuk kedalam lingkungan internal perusahaan
adalah aspek pemasaran, sumberdaya manusia, produksi dan operasi, keuangan
dan akuntansi serta penelitian dan pengembangan.
6.1.1 Aspek Pemasaran
Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi,
menciptakan serta memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan baik barang
maupun jasa (David, 2004). Aspek pemasaran merupakan aspek yang terkait
dengan komponen-komponen strategi pemasaran seperti segmentasi, targeting
dan positioning. Selain itu, analisa juga dilakukan pada komponen-komponen
bauran pemasaran.
A. Analisa Segmentasi, Targeting dan Positioning
Segmentasi dilakukan karena perusahaan menyadari adanya keinginan, daya
beli, lokasi geografis, perilaku pembelian atau kebiasaan pembelian yang berbeda
antar pembeli. Segmentasi diperlukan ketika perusahaan menghadapi kondisi
persaingan yang semakin ketat. Untuk menghadapi persaingan yang semakin
ketat, produk juga semakin dituntut memiliki perbedaan dengan pesaing. Pada
awalnya, Stimuno dipasarkan melalui resep dokter dengan target pasar adalah
pasien yang berobat kepada dokter saja. Tetapi pada tahun 2005, Stimuno dijual
secara bebas dengan harapan semua lapisan masyarakat dapat dengan mudah
memperolehnya tanpa harus pergi ke dokter.
Tahap selanjutnya setelah dilakukan segmentasi adalah identifikasi dan
seleksi pasar sasaran. Penentuan pasar sasaran berguna agar sumberdaya yang
telah dikeluarkan perusahaan tidak terbuang dengan percuma. Dalam memasarkan
46
Stimuno, yang menjadi sasaran distribusi perusahaan adalah apotik-apotik dan
toko obat. Selain itu, perusahaan juga memiliki toko obat sendiri yang khusus
memasarkan produk dari PT Dexa Medica termasuk Stimuno. Target konsumsi
dari Stimuno adalah anak-anak umur setahun keatas, orang dewasa yang ingin
tetap sehat dengan meningkatkan sistem imunnya, orang dalam proses
penyembuhan, orang yang tinggal atau akan berkunjung ke daerah wabah suatu
penyakit dan orang beresiko terkena infeksi (petugas kesehatan).
Positioning bertujuan untuk menempatkan produk dipasar sehingga suatu
produk terpisah atau bebrbeda dengan merek-merek yang bersaing. Sebagai
imonumodulator (IM) pertama yang dipasarkan secara bebas, perusahaan
menginginkan Stimuno memiliki nilai lebih dibanding pesaingnya.
B. Analisis Bauran Pemasaran Produk
Dexa Medica merupakan salah satu perusahaan farmasi ketiga terbesar
setelah Sanbe dan Kalbe Farma. Produk yang dihasilkan oleh Dexa Medica rata-
rata berbahan baku alami. Hal ini sesuai dengan misi Dexa Medica meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan memproduksi obat-obatan alami. Karena bahan
baku terbuat dari alam, maka produk Dexa Medica tidak memiliki efek samping
dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Salah satu produk yang berbahan alami yakni Stimuno. Awalnya Stimuno
dipasarkan melalui jalur resep dokter tapi sejak tahun 2005, Stimuno telah
dipasarkan secara bebas. Stimuno merupakan penguat sistem imun yang bekerja
langsung pada dua sistem imun tubuh. Stimuno dapat mengobati berbagai macam
penyakit antara lain ISPA (Infeksi Saluram Pernapasan Akut), PPOK (Penyakit
Paru Obstruktif Kronik) dan antipiretik (obat penurun panas). Stimuno memiliki
banyak perbedaan dibanding pesaingnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.
47
Tabel 9. Perbedaan Stimuno dengan Imunomodulator lain
Stimuno Imunomodulator lain
Bahan dasar ekstrak Phyllanthus niruri Bahan dasar Echinacea Memperoleh sertifikat Fitofarmaka
Bukan produk fitofarmaka
Aman digunakan jangka panjang Penggunaan jangka panjang menyebabkan tubuh resisten terhadap Echinacea sehingga obat tidak berfungsi lagi.
Harga Murah Harga mahal
Bekerja pada lapisan sistem imun: imun spesifik dan non spesifik
Hanya bekerja pada sistem non spesifik
Sumber : www.dexa medica.com, diakses 25 April 2009
Bahan baku pembuatan Stimuno adalah Meniran (Phyllantus niruri).
Meniran merupakan tanaman asli Indonesia yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Bahan dasar Stimuno dibudidayakan dengan teknologi modern sesuai
standar Good Agriculture Practices (GAP) dan diproses sesuai standar Cara
pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Stimuno dijual dalam kemasan botol dan kapsul. Kemasan botol terdiri dari
60 ml dan 100 ml untuk anak-anak (diatas satu tahun). Kemasan kotak untuk
orang dewasa berisi 10 kapsul. Setiap satu sendok takar (5 ml) sirup Stimuno
mengandung 25 mg ekstrak Phyllanthus niruri dan setiap kapsul Stimuno
mengandung 50 mg ekstrak Phyllanthus niruri.
Stimuno dikemas secara praktis, botol yang digunakan terbuat dari plastik
yang tidak mudah pecah dan tidak akan terkontaminasi dengan syirup Stimuno.
Sementara kemasan kapsul dikemas sepraktis mungkin sehingga mudah dibawa.
Pengemasan untuk produk Stimuno menjadi perhatian perusahaan. Kemasan
Stimuno dicantumkan komposisi, tanggal kadaluarsa, khasiat obat dan harga
eceran tertinggi. Stimuno sudah memiliki izin dari departemen kesehatan dengan
Dinkes.
Stimuno memperoleh beberapa penghargaan, antara lain sertifikat
fitofarmaka (2004), Award Primaniyarta; Kategori Pembangun Merek Global
(2005), Award BJ. Habibie Technology; Kategori Teknologi dan Kesehatan
(2008), Anugerah Produk Asli Indonesia (2008) dan Most Recommended Brand
(2009).
48
Harga
Harga merupakan satu-satunya komponen dalam bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan. Perusahaan perlu melakukan penetapan harga secara
tepat dengan memperhatikan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
Metode penetapan harga Stimuno berbasis biaya (cost based). Perusahaan
mencantumkan harga eceran tertinggi (HET) pada kemasan, sehingga distributor
tidak sembarangan memberikan harga pada konsumen. Pihak perusahaan menjual
Stimuno jauh dibawah HET dengan pertimbangan distributor dapat menghitung
biaya pendistribusian tanpa harus merugikan mereka, mengingat lokasi pemasaran
tidak sama.
Harga Stimuno dibawah harga IM lain karena bahan baku yang banyak
tersedia di Indonesia, sehingga pengadaan bahan baku tidak banyak membutuhkan
biaya dengan kata lain tidak perlu diimpor. Selain itu komposisi Stimuno 100
persen terbuat dari tanaman Meniran, sehingga tidak membutuhkan tambahan
bahan lain yang otomatis mengurangi biaya produksi. Saat ini perusahaan menjual
Stimuno kapsul isi 10 blister seharga Rp.22.000, Stimuno sirup 60 ml seharga Rp
16.000 dan Stimuno sirup 100 ml seharga Rp 18.000. Pada tabel dibawah ini
diperlihatkan merek, produsen dan harga IM.
Tabel 10. Perbandingan Harga Imunomodulator No. IM Produsen Komposisi Harga 1. Stimuno Dexa
Medica Ekstrak kering Pyillanthus niruri L.
Kapsul isi 10 Rp. 22.000, sirup isi 60 Rp. 16.000 dan 100 ml Rp 18.000
2. Imboost Soho Echinacea purpurea 250 mg, zinc picolinate 10 mg, black elderberry 400 mg.
Tablet isi 10 Rp. 35.000
3. Fituno Kimia
Farma
Echinacea 150 mg, Norindae fruktus juice 50 mg, Phyllanty 100 mg, Vitamin B1 10 mg.
Kaplet isi 30 Rp. 65.000
4. Biofos Meprofarm Echinacea 250 mg, Kurkuminoid 2 mg, frukto oligosakarida 300 mg, taurin 100 mg.
Sirup 60 ml Rp. 30.000
5. Eftian Pharos Echinacea 500 mg, zink 5 mg, selenium 15 mg.
Sirup 60 ml Rp. 33.000
Sumber :www.dexa medica .com, diakses 25 April 2009
49
Pada tabel diatas diperlihatkan bahwa Stimuno masih IM termurah. IM
lain tidak bisa memasarkan dengan harga lebih murah karena komposisi IM masih
menggunakan bahan baku impor, sehingga menambah biaya produksi. Adapun IM
lain yang ada dipasaran yang diproduksi dalam dan luar negeri, baik itu masih
dipasarkan secara ethical (resep dokter) maupun jalur OTC (Over The Counter)
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jenis Imunomodulator Di Pasaran
No.
IM Produsen Komposisi
1. Divens Dexa Medica Ekstrak pyillanthus niruri L 2. Elanos Kalbe Farma Echinacea 250 mg, vitamin C 100 mg, black
elderberry 400 mg, zink 5 mg. 3. Hemaviton
echinacea Tempo Scan Pasific
Echinacea 150 mg, vitamin C 500 mg, ginseng 20 mg, royal jelly 2 mg, zink 10 mg,beta-caroten 2500 iu, vitamin B 10 mg.
4. Hepium Landsom Pyillanthus niruri 300 mg, curcuma 100 mg. 5. Imudator Pyridam Polinacea 200 mg, zink 10 mg, phyllanthus niruri 50
mg, jamur reisi 250 mg. 6. Imulan Soho Phyllanthus niruri 50 mg, curcuma 300 mg, selenium
20 mg. 7. Norflam Solas Echinacea 200 mg, vitamin B 100 mg.
8. Primunox Solas Echinacea 300 mg, pyillanthus niruri L 50 mg.
9. Proimbus Meprofarm Echinacea 170 mg, jamur reisi 85 mg, ca-pantotenat 15 mg.
10. Proza Landsom Echinacea 250 mg, vitamin C 250 mg, zink 10 mg. 11. Stamino Tropica Mas
Farma Echinacea 250 mg, vitanim C 60 mg, L-glutamin 500 mg
12. Starmuno Kalbe Polinacea 200 mg, black elderberry 50 mg, vitamin C 100 mg, zink 5 mg.
13. Tribost Ethica Echinacea 500 mg, black elderberry 400 mg, pyillanthus niruri 100 mg.
Sumber : Sumber :www.dexa medica.com. Diakses 25 april 2009
Distribusi
Setiap perusahaan perlu melakukan distribusi sebagai kelanjutan dari
kegiatan produksi yang dilakukannya. Dalam melakukan distribusi, perusahaan
dapat melakukan distribusi langsung kepada konsumen maupun menggunakan
perantara distrinusi. Perantara distribusi ini tidak hanya bermanfaat sebagai
penghubung antar konsumen dan perusahaan dalam banyak hal aksesbilitas
terhadap produk, tetapi juga akses informasi yang terkait dengan produk.
50
Saat ini Dexa Medica melakukan distribusi menggunakan perantara
maupun langsung. Distribusi melalui perantara dengan mengirim Stimuno ke
apotik-apotik, toko obat, swalayan dan super market yang ada di Indonesia.
Distribusi langsung dengan mengirimkan Stimuno ke toko obat yang dimiliki oleh
perusahaan dimana di toko tersebut dijual obat-obatan hasil produksi Dexa
Medica.
Promosi
Promosi merupakan kegiatan mengkomunikasikan manfaat dan
mengingatkan, mengajak konsumen untuk membeli produk suatu perusahaan.
Kegiatan promosi merupakan kegiatan yang paling penting karena melalui
kegiatan ini produk ataupun jasa yang dihasilkan perusahaan dapat dikenal oleh
masyarakat. Ada berbagai bentuk promosi yang dapat dilakukan perusahaan
seperti melalui iklan, penjualan personal, pemasaran langsung, hubungan
masyarakat dan promosi penjualan.
Masyarakat masih banyak belum paham definisi dari sistem imun, sehingga
dalam kegiatan promosi Stimuno lebih bersifat edukasi. Promosi edukasi yang
berkesinambungan, diharapkan masyarakat lebih paham tentang sistem imunitas
tubuh, lebih peduli terhadap kesehatan dan selanjutnya mengenal Stimuno yang
bermanfaat sebagai penguat sistem imun. Selama ini Stimuno melakukan promosi
dengan melakukan acara-acara yang berkaitan dengan kreativitas anak, misalnya
dengan mengadakan lomba menggambar, menanam tanaman obat massal,
mencuci tangan massal di sekolah-sekolah dan lomba senam untuk memperingati
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Acara ini diadakan mengingat salah satu
target Stimuno adalah anak-anak, yaitu Stimuno sirup.
Selain gencar mengadakan acara untuk anak-anak, Stimuno juga
memasang iklan melalui televisi. Mengingat Stimuno merupakan merek baru di
pasaran bebas, sedangkan promosi melalui televisi akan dilihat oleh seluruh
lapisan masyarakat yang daya tangkapnya berbeda, maka iklan yang ditampilkan
benar-benar mudah dimengerti oleh khalayak umum. Keputusan perusahaan
mengalihkan Stimuno dari jalur resep dokter menjadi produk yang dijual bebas
merupakan suatu usaha besar. Perbedaan biaya antara jalur resep dokter dan
51
pasaran bebas adalah jika melalui resep dokter setiap biaya yang dikeluarkan
untuk promosi Stimuno dapat dikalkulasi dengan berapa barang yang akan
diterima kembali, sedangkan jalur pasaran bebas perusahaan harus mengeluarkan
biaya yang banyak untuk memperoleh hasil yang belum jelas dan pasti.
Resiko yang dihadapi dalam memasarkan Stimuno melalui pasaran bebas
tidak dipermasalahkan perusahaan. Perusahaan melakukan perubahan pemasaran
tersebut bertujuan untuk mengincar pasar yang lebih besar dengan memberi akses
lebih luas kepada konsumen untuk memperoleh Stimuno tanpa harus ke dokter
terlebih dahulu. Selain itu, perusahaan yakin akan memperoleh hasil yang banyak
mengingat Stimuno adalah IM pertama masuk jalur pasaran bebas dan pesaing
juga masih sangat sedikit. Saat ini perusahaan berkonsentrasi mensosialisasikan
Stimuno Sirup di kalangan ibu-ibu. Hal ini disebabkan karena pasar utama
Stimuno adalah anak-anak umur setahun lebih.
6.1.2 Aspek Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan salah satu aspek penting yang
menjunjung operasional perusahaan. Tanpa adanaya sumberdaya manusia yang
terampil maka kegiatan operasioanal perusahaan termasuk kegiatan pemasaran
tidak dapat berjalan. PT. Dexa Medica merupakan perusahaan keluarga yang
bergerak di bidang farmasi. Rudy Soetikno pendiri perusahaan merupakan lulusan
Jurusan Farmasi ITB, Ferry Soetikno merupakan anak sulungnya juga lulusan
Teknik Kimia ITB dan pernah bekerja di KC Pharmaceutical inc.,Pamona,
Kalifornia. Dibantu adiknya Grace Soetikno yang merupakan lulusan bidang
farmasi klinik Universitas Washington dan manajer-manajer lini yang ahli dalam
bidangnya, Ferry Soetikno memimpin Dexa Medica menjadi perusahaan farmasi
terbesar ketiga di Indonesia.Urutan perusahaan farmasi di Indonesia dapat dilihat
pada Tabel 12.
52
Tabel 12. Urutan Perusahaan Farmasi Indonesia Berdasarkan Nilai Penjualan,Pangsa Pasar dan Tingkat Pertumbuhan
Urutan Perusahaan 2004
2001 2002 2003 2004 Nilai Pangsa Pertumbuhan
Rp miliar
% %
Pasar total 20.865,77 100 19,56
2 1 1 1 Sanbe 1.537,04 7,37 21,24
1 2 2 2 Kalbe Farma 1.222,48 5,86 14,74
7 6 4 3 Dexa
Medica
1.153,49 5,53 40,87
4 4 5 4 Tempo Scan 947,16 4,54 30,89
6 3 3 5 Bintang
Toedjoe
875,54 4,20 6,90
5 5 6 6 Pfizer 762,10 3,65 9,93
8 8 7 7 Kimia Farma 516,94 2,48 9,53
11 10 8 8 Konimex 516,71 2,48 25,77
3 7 9 9 Indofarma 480,61 2,30 22,22
21 15 10 10 Phapros 468,17 2,24 20,16
Sumber: www.dexa medica.com, diakses pada tanggal 4 Mei 2009
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan PT Dexa Medica terus
meningkat. Hal ini terlihat sejak tahun 2001, PT Dexa Medica naik peringkat dari
peringkat tujuh hingga pada tahun 2004 menjadi peringkat tiga.
Pengalaman Ferry dibidang farmasi membuatnya membentuk barisan
medical representative (medrep) yang andal. Barisan medrep perusahaan harus
agresif, proaktif, tidak hanya pintar menghitung bonus atau menulis resep tetapi
harus mampu memberikan info ilmiah terkini mengenai produk perusahaan
kepada pelanggan terdekat yang sangat terdidik yakni para dokter. Kesadaran
untuk memperoleh medrep andal tersebut, membuat perusahaan mendirikan
Departemen Pelatihan pada tahun 1995.
Karyawan yang akan dikirim untuk mengikuti pelatihan tidak
sembarangan, perusahaan selalu memepertimbangkan pelatihan tersebut ada
manfaatnya untuk pekerjaan atau posisi mendatang seorang karyawan. Kebijakan
53
perusahaan sangat selektif terhadap pelatihan medrep, mengingat dari hal itulah
menentukan daya saing perusahaan.
Sejak didirikan, Departemen Pelatihan dilengkapi tenaga pengajar yang
kompeten, para dokter dan apoteker dari dalam maupun luar negeri. Pelatihan
diberikan secara bergilir dan beberapa tenaga pemasaran dan penjualan dikirim ke
luar negeri untuk melakuakn pelatihan.
6.1.3 Aspek Produksi dan Operasi
Produksi dan operasi perusahaan merupakan kegiatan menghasilkan
produk ataupu jasa yang nantinya akan bermanfaat untuk mendatangkan
penerimaan bagi perusahaan. Kegiatan produksi berawal dari proses pemilihan
bahan baku, proses pengolahan bahan baku menjadi produk serta proses
pengemasan. Kualitas produk Stimuno menjadi hal penting dan menjadi perhatian
perusahaan. Kualitas produk tidak hanya dikontrol melaui pemeriksaan rutin
setiap material yang digunakan dan setiap batch produk yang diproduksi namun
kualitas juga dibangun dalam produk itu sendiri. Melaui kegiatan validasi dan
monitoring rutin terhadap semua sarana produksi dan sarana penunjang kritis
maka akan menghasilkan produk dengan kualitas baik.
Awal Februari 2006, perusahaan membangun unit produksi Cephalosporin
yang didesain berdasarkan cGMP (current Good Manufacturing Praktice) dan
ISO 164644. Unit Cephalosporin merupakan unit produksi tersendiri dan terpisah
dari unit produksi lain. Tujuannya untuk menghindari terjadi kontaminasi silang
saat proses produksi. Unit Cephalosporin dirancang untuk memproduksi sediaan
solida oral berupa kapsul, tablet, dry syrup dan sediaan bubuk steril injeksi. Unit
ini juga dilengkapi Building Automation System (BAS) yang berfungsi sebagai
pemantau operasional dan status operasi sistem sarana penunjang dari suatu
ruangan.
Sarana produksi steril meliputi :
• Washing Machine yang digunakan untuk mencuci vial yang akan diisi
dengan serbuk steril.
• Depyrogenation Machine digunakan untuk proses sterilisasi dan
depyrogenasi vial pada suhu maksimum.
54
• Filling dan Stoppering Machine digunakan untuk melakuakn pengisian
serbuk steril pada vial steril dan penutupan vial yang telah difilling dengan
rubber stopper.
• Capping dan Dedusting Machine merupakan proses penutupan vial secara
otomatis, diteruskan pembersihan bagian luar vial dengan cara di-vacum
untuk mencegah kontaminasi debu.
• Inspection dan Labelling Machine merupakan inspeksi yang dilakuakn
terhadap semua vial yang menggunakan Inspection Machine diteruskan
dengan proses labelling secara otometis dan dilanjutkan dengan proses
packaging.
Sarana Penunjang :
• Purified Water Treatmen Plant yaitu fasilitas pengolahan air murni yang
terdiri dari Reverse Osmosis (RO) dan Electrodeionization (EDI).
• Purified Water Distribution dilakukan dengan sistem loop pada temperatur
ambient yang beroprasi selama 24 jam.
• Water for Injection dihasilkan dari multi column distillation plant dengan
purified water sebagai air sumber.
6.1.4 Aspek Penelitian dan Pengembangan
Perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya dan tetap bertahan
menguasai pasar yang telah dirintis harus melakukan pengembangan dibidang
produksi. Penelitian dan pengembanagn disini untuk terus meningkatkan kualitas
produk yang dihasilkan serta mampu bersaing dengan perusahaan sejenis lain.
PT. Dexa Medica merupakan industri farmasi swasta nasional yang
memasuki tahap baru yaitu sebagai regional player. Untuk memperbaharui
kualitas produk yang dihasilkan, perusahaan aktif melakukan riset untuk
pengembangan. Riset mengenai aplikasi tanaman Meniran untuk Stimuno
dilakukan oleh DR.Drs. Suprapto Ma’at, Apoteker, MS dan memperoleh
penghargaan BJ Habibie Technology Award. Habibie Award diberikan dalam
rangka mendorong, menggerakkan percepatan upaya pengembangan sumberdaya
manusia yang berkualitas dan memberika apresiasi bagi peneliti yang dinilai
sangat aktif dan berjasa besar dalam menemukan, mengembangkan dan
55
menyebarluaskan berbagai kegiatan IPTEK yang baru serta bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan, keadilan dan perdamaian. Habibie Award diberikan
sejak tahun 1999 oleh Yayasan SDM-IPTEK.
Penelitian mengenai khasiat tanaman Meniran dilakukan pada musim haji
2007/2008 (1428 H) dipimpin oleh Dr. Masdalina Pane Mepdl peneliti dari Sub
Direktorat Sepimkesma Dirjen PP-Pl Depkes dan dr. Iris Rengganis SpPD KAI
peneliti dari Divisi Alergi Imunologi Klinik Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM.
Penelitian ini mengenai Manfaat Pemberian Ekstrak Meniran untuk Mencegah
Influennza-Like Illness (ILI) pada Jamaah Haji. Hasil penelitian ini menemukan
bahwa konsumsi ekstrak tanaman Meniran dan multivitamin secara bersamaan
dapat mengurangi ILI. Stimuno sudah mengikuti uji klinis dan praklinis untuk
memperoleh keterangan bahwa Stimuno merupakan kategori obat yang aman
digunakan jangka panjang serta berkhasiat yang diuji coba pada manusia sehingga
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberi sertifikat obat fitofarmaka
pada tahun 2005.
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan yang berada diluar perusahaan namun
mempengarihi kegiatan pemasaran perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungan-kecenderungan dan kejadian
yang berada diluar kontrol perusahaan. Lingkungan ini dibagi menjadi lingkungan
eksternal makro dan mikro. Elemen-elemen yang berada di dalam lingkungan luar
ini saling memberikan pengaruh satu sama lain dan berpadu dengan lingkungan
internal perusahaan.
6.2.1 Lingkungan Eksternal Makro
Lingkungan makro merupakan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi
perusahaan secara tidak langsung. Eksternal makro memiliki pengaruh secara
tidak langsung, namun seringkali lingkungan ini mempengaruhi keputusan
perusahaan jangka panjang. Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan
eksternal makro adalah faktor ekonomi, faktor lingkungan alam, faktor teknologi,
faktor hukum politik serta faktor sosial, budaya dan demografis.
56
Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang memiliki pengaruh penting dalam
aktivitas pemasaran. Faktor ekonomi seperti Produk Domestik Bruta (PDB) dapat
mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Tingkat pendapatan ini yang akan
mempengaruhi secara tidak langsung berdampak kepada daya beli masyarakat
yang juga akan berkurang.
Kenaikan harga barang kebutuhan pokok mengakibatkan daya beli
masyarakat menurun. Mengingat Stimuno merupakan jenis produk yang termasuk
dalam obat penguat sistem imun atau disebut sebagai obat sehat, sehingga
masyarakat lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok dan
menomorduakan Stimuno. Faktor ekonomi lainnya yang mempengaruhi
kegiatan perusahaan adalah berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar.
Menguatnya dollar terhadap rupiah sering terjadi menyebabkan kenaikan harga
obat yang berbahan baku impor. Kenaikan harga obat kimia dapat mencapai tiga
kali lipat dari harga sebelumnya. Kondisi tersebut merupakan peluang bagi
Stimuno yang berbahan baku asli dari Indonesia karena masyarakat cenderung
mencari alternatif obat yang lebih terjangkau dan tetap berkualitas baik
Teknologi
Perusahaan terus melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas produk
yang dihasilkan. Saat ini perusahaan sudah menggunakan teknologi yang modern
dalam proses pembuatan produknya termasuk Stimuno. Awal Februari 2006,
perusahaan membangun unit produksi Cephalosporin yang didesain berdasarkan
cGMP (current Good Manufacturing Praktice) dan ISO 164644. Unit
Cephalosporin merupakan unit produksi tersendiri dan terpisah dari unit produksi
lain. Tujuannya untuk menghindari terjadi kontaminasi silang saat proses
produksi. Unit Cephalosporin dirancang untuk memproduksi sediaan solida oral
berupa kapsul, tablet, dry syrup dan sediaan bubuk steril injeksi. Unit ini juga
dilengkapi Building Automation System (BAS) yang berfungsi sebagai pemantau
operasional dan status operasi sistem sarana penunjang dari suatu ruangan.
Meniran yang menjadi bahan baku Stimuno dibudidayakan dengan
teknologi modern yang sesuai dengan standar Good Agriculture Praktice (GAP)
57
dan diproses sesuai stamdar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Pengembangan Meniran memenuhi tiga prinsip utama mengenai sediaan obat
alami yaitu quality-safety-efficacy (mutu-aman-manfaat). Pengembangan tanaman
Meniran dari hulu sampai hilir telah memenuhi persyaratan, dapat dilihat dari
budidaya dan pasca panen tanaman obat ekstraksi, uji farmakologi dan formulasi
sediaan didukung teknologi yang tepat sehingga mutu obat alami meningkat
seiring peningkatan pasar.
Hukum dan Politik
Aspek hukum dan politik sangat erat kaitannya dengan kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kebijakan tepat sangat diperlukan
bagi pengembangan obat berbahan baku dari alam. Pemerintah melaui Undang-
Undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan telah menetapkan bahwa upaya
kesehatan tidak hanya dimonopoli dunia kedokteran modern dan diperbolehkan
penggunaan obat tradisional oleh tenaga kesehatan. Undang-Undang tersebut
semakin mengukuhkan obat berbahan baku dari alam sebagai obat-obatan yang
dapat diandalakan dan dapat disejajarkan dengan obat modern baik dari segi
kulitas dan khasiatnya.
Sejak tahun 1998 pemerintah juga telah mencanangkan pengobatan
kembali ke alam sebagai bentuk upaya memasyarakatkan penggunaan obat yang
berbahan baku alami. Pada tahun 1999, pemerintah juga mencanangkan visi
”Indonesia Sehat 2010” yang misi dan sasarannya adalah mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat. Salah satu program yang ditetapkan untuk untuk
mencapai sasaran tersebut adalah menigkatkan penggunaan cara pengobatan
tradisional yang aman dan bermanfaat, baik secara sendiri atau terpadu dalam
jaringan pelayanan kesehatan paripurna. Hal tersebut merupakan peluang bagi
Stimuno sebagai obat berbahan baku dari alam untuk memasuki pasar tersebut.
Sosial, Budaya dan Demografis
Aspek sosial, budaya dan demografis merupakan aspek yang memberikan
pengaruh yang kuat dan meluas kepada pemasar. Para pemasar perlu memahami
aspek sosial, budaya dan demografis yang mendasari suatu daerah sebelum
58
memasarkan suatu produk. Budaya merupakan kekuatan yang mempengaruhi
nilai-nilai dasar masyarakat, persepsi, preferensi dan perilaku. Masyarakat
Indonesia dikenal memegang teguh budaya yang dimilkinya.
Salah satu kebiasaan yang telah menjadi budaya bangsa Indonesia adalah
memproduksi dan mengonsumsi obat tradisional yang dikenal dengan istilah
jamu. Sejak dahulu masyarakat Indonesia telah mempercayai jamu sebagai obat
untuk berbagai macam penyakit dan telah diyakini memiliki khasiat sehingga
jamu dimanfaatkan secara turun temurun. Hal ini merupakan peluang bagi
Stimuno karena merupakan obat tradisional yang telah diolah secara modern dan
telah diuji mengenai khasiatnya serta keamanannya, serta diperoleh hasil bahwa
Stimuno merupakan obat tradisional yang berkhasiat dan aman.
Berkembangnya gaya hidup kembali ke alam (back to nature) juga
merupakan peluang yang besar bagi Stimuno. Saat ini masyarakat semakin
menyukai obat-oabatan tradisional karena sadar akan adanya efek samping dari
penggunaan obat kimia apalagi jika penggunaannya secara terus menerus, serta
keterjangkauan daya beli dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Kebiasaan
masyarakat yang menyukai hal-hal praktis juga merupakan peluang bagi
perusahaan karena Stimuno telah dikemas secara modern sehinnga siap pakai.
Obat yang berbahan alami termasuk Stimuno diakui memiliki berbagai
macam khasiat dan kegunaan, namun masih banyak masyarkat beranggapan
bahwa obat tradisional lebih sesuai untuk mencegah daripada mengobati.Sehingga
muncul pendapat bahwa obat berbahan alami memiliki efek penyembuhan yang
lebih lama dibanding dengan obat kimia yang telah dikenal luas.
Lingkungan Alam
Lingkungan alam merupakan aspek yang sangat erat kaitannya dengan
ketersediaan bahan baku pembuatan Stimuno. Tanaman obat yang berkhasiat
banyak tumbuh di Indonesia misalnya daun sirih (Piper battle folium) digunakan
untuk antiseptik, umbi jahe (Zingibers officinale Rosc) digunakan sebagai
analgesik dan antiinflamasi, daun katuk (Saoropus androgynus folium) digunakan
untuk meningkatkan ASI dan Meniran (Phyllantus niruri) digunakan sebagai
penguat sistem imun. Meniran sebagai bahan baku pembuatan Stimuno banyak
59
tumbuh subur di Indonesia merupakan peluang bagi pengembangan produk
Stimuno.
6.2.2 Lingkungan Eksternal Mikro
Lingkungan eksternal mikro merupakan elemen yang mempunyai
pengaruh langsung terhadap aktivitas pemasaran perusahaan. Lingkungan ini
mencakup pihak-pihak yang terlibat dalam memproduksi, menyalurkan dan
memposisikan tawaran seperti pelanggan pelanggan, pesaing, perantara
pemasaran dan pemasok.
Pelanggan merupakan individu yang melakukan pembelian terhadap
produk atau jasa untuk dikonsumsi secara pribadi. Pelanggan obat Stimuno
merupakan masyarakat yang sadar menjaga kesehatan lebih penting daripada
mengobati setelah sakit, karena Stimuno merupakan obat penguat sisten imun agar
tubuh kuat terhadap berbagai macam penyakit. Selain itu, Stimuno juga
disarankan dikonsumsi oleh konsumen dalam masa penyembuhan, konsumen
yang daya tahan tubuhnya menurun disebabkan kelelahan, dalam perjalanan,
tinggal di daerah wabah penyakit menular dan orang-orang yang memiliki resiko
terinfeksi misalnya petugas kesehatan dan petugas bandara.
Perantara pemasaran merupakan pihak yang membantu untuk
mempromosikan, menjual dan mendistribusikan barang dan informasi yang terkait
dengan barang tersebut kepada pembeli akhir. Dalam mendistribusikan Stimuno,
perusahaan memilki manajer pemasaran khusus menangani Stimuno. Perusahaan
mendistribusikan Stimuno ke seluruh daerah tidak dalam jumlah yang sama
mengingat tidak semua daerah memilki permintaan yang sama. Selama ini
perusahaan memasarkan Stimuno ke apotik, toko obat, swalayan dan hypermarket
di kota-kota besar di Indonesia.
Pesaing merupakan perusahaan lain yang menawarkan produk sejenis atau
produk substitusinya. Perusahaan perlu memantau kondisi persaingan dengan
cermat agar dapat terus bertahan dalam industri tersebut. Saat ini sekitar 15
produsen yang memproduksi obat penguat sistem imun. Dari 15 produsen yang
ada, hanya tiga produk yang cukup dikenal oleh masyarakat. Ketiga penguat
sistem imun tersebut adalah Stimuno (PT.Dexa Medica), Imboost (PT.Soho) dan
60
Fituno (Kimia Farma). Sebelum masuk pasaran bebas, ketiga penguat sistem imun
ini dipasarkan melalui jalur resep dokter. Namun Stimuno merupakan produk
pertama yang dijual bebas di pasaran dan diikuti oleh kedua pesaingnya tersebut.
Dari segi kualitas, Stimuno memilki banyak kelebihan dibanding
pesaingnya. Stimuno berbahan baku tanaman asli Indonesia sehingga harganya
murah, memperoleh sertifikat fitofarmaka dari BPOM yang artinya merupakan
obat yang terbukti berkhasiat dan aman digunakan dalam waktu yang lama, serta
memperoleh banyak penghargaan dari berbagai instansi termasuk dari pemerintah
sebagai obat tradisional yang berkhasiat. Dari segi promosi yang dilakukan,
Stimuno dipromosikan melalui televisi, radio, majalah dan surat kabar. Selain itu,
Stiumno juga dipromosikan melalui acara-acara yang dilaksanakan oleh
marketing perusahaan, misalnya talkshow kesehatan dan acara yang bertemakan
anak-anak.
Pemasok merupakan perusahaan atau individu yang menyediakan
sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang dan
jasa tertentu. Tidak semua perusahaan dapat memenuhi kubutuhan bahan baku
sendiri. Oleh karena itu adanya ketergantungan antara suatu perusahaan dengan
perusahaan atau individu lain dalam hal pemenuhan bahan baku adalah suatu yang
lazim
6.3 Identifikasi kekuatan dan Kelemahan
Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal perusahaan terkait
dengan aspek pemasaran, sumberdaya manusia, produksi dan oprasi, penelitian
dan pengembangan dan memperhatkan persesi konsumen terhadap atribut bauran
pemasaran maka diperoleh beberapa variabel yang termasuk kedalam kekuatan
dan kelemahan Stimuno.
61
Tabel 13. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Stimuno
Aspek Kekuatan Kelemahan
Pemasaran Kualitas Stimuno baik (produk fitofarmaka,bahan alami, aman digunakan jangka panjang)
Kemasan produk praktis
Harga relatif murah
Terbukti berkhasiat
Memperoleh pengakuan dari berbagai kalangan dengan diberikannya penghargaan
Promosi melalui televisi tidak kontiniu Merek belum terkenal
Sumberdaya manusia Unggul dan aktif melakukan penelitian dan pengembangan SDM yang profesional dan diberi pelatihan khusus untuk meningkatkatkan kinerja.
Produksi dan Operasi Menggunakan teknologi modern, memiliki alat operasional lengkap dan canggih Sudah mengikuti standar proses produksi yang ditetapkan
Penelitian dan Pengembangan
Aktif melakukan penelitian dan pengembangan
6.4 Identifikasi Peluang dan Ancaman
Analisis terhadap lingkungan eksternal menghasilkan sejumlah peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Peluang dan ancaman tersebut diperoleh
dari analisis faktor-faktor demografi, hukum dan politik, ekonomi, lingkungan
alam, teknologi, sosial budaya serta lingkungan eksternal dari produk Stimuno.
62
Tabel 14. Identifikasi Peluang dan Ancaman
Aspek Peluang Ancaman Ekonomi Kenaikan harga obat
berbahan dasar kimia (produk substitusi)
Daya beli konsumen menurun
Lingkungan alam Keanekaragaman tanaman obat tumbuh subur di Indonesia, salah satunya Meniran
Teknologi Proses produksi dan alat yang digunakan sangat modern Menggunakan standar produksi yang ditetapkan pemerintah
Hukum dan Politik Kebijakan pemerintah mendukung penggunaan obat berbahan dasar alami
Sosial, Budaya dan Demografi
Masyarakat percaya tanaman obat berkhasiat yang dibuktikan secara turun temurun Gaya hidup masyarakat yang cenderung mengonsumsi yang alami (back to nature) Pola hidup masyarakat yang menyukai yang praktis
Masyarakt cenderung ingin menginginkan respon cepat dari obat, sedangkan obat berbahan alami cenderung lambat. Kesadaran masyarakat masih kurang terhadap pentingnya mencegah daripada mengobati kesehatan
Pelanggan Konsumen adalah orang yang sadar mencegah lebih baik daripada mengobati yakni kalangan menengah keatas
Konsumen memilki banyak pilihan dari merek lain
Pesaing Memiliki dayasaing tinggi dengan menawarkan keunggulan yang banyak dibanding pesaing
Jumlah merek sejenis semakin banyak
Pemasok Meniran sebagai bahan baku dibudidayakan oleh perusahaan untuk menjamin ketersediaan bahan baku tersebut
63
VII. MERANCANG STRATEGI PEMASARAN
7.1 Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini pengumpulan data dilakukan identifikasi terhadap faktor-
faktor yang terkait lingkungan pemasaran Stimuno dengan menggunakan matriks
Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE). Malaui
matriks ini, dapat diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi atau kurang
mempengaruhi perusahaan baik internal maupun eksternal.
7.1.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Identifikasi faktor internal perusahaan dilakukan untuk mengetahui faktor-
faktor yang termasuk dalam kekuatan dan kelemahan usaha identifikasi dilakukan
dengan melihat aspek-aspek internal perusahaan yang terkait dengan strategi
pemasaran seperti produksi dan operasi perusahaan, sumberdaya manusia dan
penelitian dan pengembangan. Setelah itu dilakukan pembobotan dan pemberian
rating terhadap faktor-faktor tersebut yang dilakukan oleh responden terpilih.
Perkalian antar bobot dan rating menghasilkan skor rata-rata tertimbang yang
nantinya akan menjadi indikator untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
utama perusahaan. Hasil dari matriks IFE dapat dilihat pada Tabel berikut 14.
Berdasarkan penilaiaan responden terhadap faktor kunci internal perusahaan,
didapatkan total skor rata-rata IFE adalah sebesar 2.995. Hal ini berarti bahwa
posisi strategi PT Dexa Medica berada pada poisisi rata-rata dalam memanfaatkan
kekuatan yang dimilikinya untuk menghdapai kelemahan internal perusahaan.
Berdasarkan perhitungan pada matriks IFE diperoleh hasil faktor kualitas
produk yang baik merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh Stimuno dengan
bobot rata-rata 0.165, rating 4 dan skor yang dihasilakn sebesar 0.660. Stimuno
memilki bahan dasar pembuatannya dari ekstrak meniran yang telah turun
temurun digunakan sebagai obat penguat daya tahan tubuh. Kualitas Stimuno
telah terbukti berkhasiat dan telah mendapat pengakuan dari BPOM berupa
serifikat fitofarmaka. Obat yang beredar di masyarakat sekarang hanya lima yang
mendapat sertifikat fitofarmaka salah satunya adalah Stimuno.
64
Kemasan produk yang praktis dan harga relatif murah memilki bobot rata-
rata 0.134, rating 4 dan skor 0.563. Harga yang lebih murah dibanding pesainnya
merupakan kekuatan internal Stimuno, hal ini disebabkan harga yang ditawarkan
pesaing rata-rata diatas harga Stimuno karena bahan baku yang digunakan oleh
pesaing tersebut memilki campuran bahan kimia yang harus diimpor. Bahan baku
pembuatan Stimuno hampir seratus persen dari tanaman Meniran yang merupakan
tanaman asli Indonesia. Kemasan yang praktis juga merupakan kekuatan internal
perusahaan, karena Stimuno termasuk obat tradisional namun penggunaannya
sama dengan obat modern yakni berupa kapsul dan sirup.
Sumberdaya manusia yang dimilki perusahaan merupakan orang-orang
yang ahli dibidangnya memilki bobot 0.117, rating 3.5 dan skor 0.147. Hal ini
menjadi kekuatan perusahaan, oleh karena itu perusahaan secara bertahap
melakukan pelatihan dan mengirim karyawan berprestasi untuk melanjutkan studi
terkait ke luar negeri. Perusahaan juga tegas menindak karyawan yang tidak
berkontribusi bagi perusahaan.
Alat produksi yang dimiliki perusahaan sangat modern dengan jumlah
bobot rata-rata 0.106, rating 3.5 dan skor 0.371. Alat produksi yang modern
sangat menunjang produk yang berkualitas, dengan penggunaan alat tersebut
diharapkan produk yang dihasilkan bisa memenuhi keinginan pasar dan dapat
bersaing dengan produk sejenis lainnya. Perusahaan juga secara bertahap
memperbaharui alat produksi yang dimiliki agar produk yang dihasilkan semakin
berkualitas. Perusahaan telah mengikuti standar produksi yang ditetapkan oleh
pemerintah dengan jumlah bobot rata-rata 0.097, rating 3 dan skor 0.291, sehingga
produk yang dihasilkan kemungkinan kecil memiliki efek samping. Standar yang
ditetapkan pemerintah berupa cara pembuatan obat yang baik, alat yang
digunakan, kandungan yang ada dalam produk, kemasan yang aman telah
dipenuhi olah perusahaan.
Standar yang telah dipenuhi oleh pihak perusahaan membuat perusahaan
menerima penghargaan dari berbagai instansi dengan bobot rata-rata 0.80, rating
3.5 dan skor 2.80. Perusahaan telah menerima penghargaan dari berbagai instansi
antara lain fitofarmaka dari BPOM, Primaniyarta Award;Kategori Pembangunan
Merek Global, BJ Habibie Technology Award;Kategori Teknologi dan Kesehatan,
65
Most Recommended Brand 2009, dan Anugerah Produk Asli Indonesia 2008. Hal
ini menjadi kekuatan karena dapat myakinkan bahwa Stimuno telah diakui.
Perusahaan aktif melakukan penelitian dan pengembangan dengan bobot
rata-rata 0.07, rating 3 dan skor 0.210. Perusahaan aktif melakukan penelitian
mengingat Stimuno adalah produk tradisional yang telah di proses dan dikemas
secara modern sehingga perlu melakukan pengembangan secara terus menerus
mengenai khasiatnya sehingga dapat disetarakan dengan obat modern yang
berbahan dasar kimia.
Tabel 15. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1 Kualitas produk 0.165 4 0.660
2 Kemasan produk praktis dan harga relatif murah
0.134 4 0.536
3 Memperoleh pengakuan dari berbagai instansi
0.080 3.5 0.280
4 Aktif melakukan penelitian dan pengembangan
0.070 3 0.210
5 SDM yang profesional dan diberi pelatihan khusus untuk meningkatkatkan kinerja
0.117 3.5 0.410
6 Memilki alat produksi yang lengkap dan canggih
0.106 3.5 0.371
7 Mengikuti standar proses produksi yang ditetapkan
0.097 3 0.291
Kelemahan
8 Promosi relatif sedikit 0.138 1 0.138
9 Produk kurang dikenal 0.098 1 0.098
Total 1.000 2.995 Berdasarkan analisa IFE, diketahui bahwa kelemahan utama PT Dexa
Medica adalah promosi yang masih kurang dengan jumlah bobot rata-rata sebesar
0.138, rating 1 dan skor 0.138. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah
melalui acara-acara edukasi di sekolah-sekolah, mall dan arena bermain anak.
Stimuni merupakan produk baru yang dijual secara bebas seharusnya lebih
66
menekankan pengenalan merek yang disertai pengenalan manfaat. Alat promosi
yang tepat untuk produk baru adalah media televisi, karena melalui iklan televisi
hampir semua lapisan masyarakat melihat dan mengenal Stimuno. Iklan yang
berciri edukasi juga sangat penting mengingat masih banyak masyarakat yang
belum paham definisi sistem imun itu sendiri. Promosi melalui event-event hanya
menjangkau masyarakat yang mengikuti event tersebut, dengan kata lain
pengenalan Stimuno hanya untuk kalangn terbatas.
Promosi yang kurang melalui televisi membuat Stimuno kurang dikenal
oleh masyarakat dengan jumlah bobot 0.098, rating 1 dan skor 0.098. Stimuno
memilki banyak khasiat, harga murah dan memperoleh pengakuan sudah
seharusnya menjadi pilihan konsumen, namun karena promosi tidak merata
menyababkan konsumen memilih produk yang lebih terkenal dan sering muncul
di televisi meskipun harga yang ditawarkan jauh lebih mahal dari harga Stimuno.
7.1.2 Matriks Eksternal Evaluation (EFE)
Perhitungan pada matriks EFE dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-
faktor yang termasuk kedalam peluang dan ancaman. Pemberian bobot dan rating
diberikan oleh responden terpilih untuk menghasilkan skor rata-rata tetrimbang.
Skor rata-rata tertimbang merupakan indikator untuk mengetahui faktor yang
merupakan peluang dan ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan. Hasil dari
matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 16.
Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, diperoleh jumlah skor rata-rata
untuk faktor kunci eksternal adalah 3.190 artinya kemampuan perusahaan untuk
memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi ancaman-ancaman yang dihadapi
oleh perusahaan berada pada posisi tinggi.
Pada tabel matriks EFE trelihat bahwa ketersediaan bahan baku yang
murah dan mudah didapat menjadi peluang utama perusahaan dalam
memproduksi Stimuno dengan jumlah bobot 0.114, rating 4 dan skor 0.456.
Meniran sebagai bahan pembuat Stimuno merupakan tanaman asli Indonesia
sehingga untuk memperolehnya tidak perlu diimpor, hal ini menyebabkan harga
yang ditawarkan terhadap Stimuno juga relatif murah. Perusahaan memanfaatkan
peluang ini agar lebih unggul dibanding pesaingnya.
67
Teknologi yang digunakan perusahaan dalam memproduksi Stimuno
sangat modern sehingga menjadi peluang dengan jumlah bobot 0.125, rating 3.5
dan skor 0.438. Perusahaan menggunakan teknologi modern untuk memproses
Stimuno yang merupakan obat tardisional sehingga produk yang dihasilakn sama
dengan produk yang berbahan dasar kimia yang biasanya diproses secara modern.
Hal ini menjadi peluang perusahaan karena menawarkan produk tradisional
namun proses produksi menggunakan teknologi modern.
Gaya hidup masyarakat yang cenderung kembali ke alam (back to nature)
dengan jumlah bobot 0.119, rating 3 dan skor 0.420. Maraknya slogan untuk
kembali ke alam mejadi peluang perusahaan karena menawarkan produk berbahan
dasar alami namun kualitas telah terbukti. Obat tradisional biasanya belum diteliti
secara klinis sehingga dosis yang digunakan masih dipertanyakan, namun
Stimuno merupakan obat tradisional yang telah teruji secara medis dan klinis. Tabel 16. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
1 Harga produk substitusi meningkat
0.099 3.5 0.347
2 Ketersediaan bahan baku
0.114 4 0.456
3 Teknologi modern
0.125 3.5 0.438
4 Kebijakan pemerintah mendukung penggunaan obat berbahan dasar alami
0.094 4 0.376
5 Tradisi masyarakat mengkonsumsi obat tradisional
0.119 3 0.357
6 Gaya hidup masyarakat yang cenderung kembali ke alam (back to nature)
0.105 4 0.420
Ancaman
1 Daya beli konsumen menurun 0.086 3 0.257
2 Anggapan bahwa obat berbahan alami kurang bermanfaat dibanding obat kimia
0.096 2 0.192
3 Kesadaran masyarakat masih kurang terhadap pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit
0.091 2 0.182
4 Banyaknya produk subtitusi 0.083 2 0.166
Total 3.190
68
Kebijakan pemerintah mendukung penggunaan obat berbahan alami
dengan jumlah bobot 0.094, rating 4 dan skor 0.376. Adanya dukungan dari
pemerintah menjadi peluang bagi perusahaan dalam memproduksi obat berbahan
alami, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap obat berbahan alami tersebut. Kebijakan yang dikeluarkan akan
mendorong permintaan terhadap produk alami sehingga impor bahan baku kimia
dapat dikurangi. Masyarakat yang telah biasa mengkonsumsi obat tradisional
dengan jumlah bobot rata-rata 0.119, rating 3 dan skor 0.357. Hal ini menjadi
peluang karena Stimuno merupakan obat tradisional asli Indonesia, didukung
proses pembuatannya sudah menggunakan teknologi modern diharapkan menjadi
daya tarik permintaan Stimuno. Obat tradisional yang beredar masih banyak
menggunakan takaran yang belum di standarisasi, namun permintaannya banyak
karena telah digunakan secara turun temurun dan dipercaya berkhasiat
Harga produk substitusi Stimuno yang beredar di pasaran mengalami
peningkatan dengan jumlah bobot 0.99, rating 3.5 dan skor 0.347, karena bahan
pembuatanya terdiri dari campuran bahan kimia, hal ini menjadi peluang Stimuno
karena tetap bisa mempertahankan harga yang relatif murah. Stimuno relatif lebih
murah karena bahan pembuatannya menggunakan bahan alami yang banyak
tumbuh di Indonesia, hal ini mempengaruhi harga yang ditawarkan. Harga produk
substitusi meningkat akan menjadi peluang perusahaan untuk meningkatkan
permintaan terhadap Stimuno.
Faktor-faktor yang menjadi ancaman perusahaan adalah daya beli
konsumen dengan jumlah bobot rata-rata 0.086, rating 3 dan skor 0.257. Hal ini
menjadi ancaman perusahaan mengingat konsumen akan lebih mengutamakan
pemenuhan kebutuhan pokok daripada membeli produk penguat sistem imun.
Anggapan obat alami kurang bermanfaat bagi kesehatan menjadi ancaman dengan
jumlah bobot rata-rata 0.096, rating 2 dan skor 0.192. Maraknya obat alami yang
palsu membuat masyarakat ragu menggunakan obat alami dan lebih memilih
menggunakan obat bahan kimia karena efek penyembuhan lebih cepat.
Masyarakat pada umumnya mengonsumsi obat ketika sakit, hanya
sebagian kecil yang menggunakan obat untuk tetap sehat. Stimuno merupakan
obat penguat sistem imun cenderung dikonsumsi tidak hanya ketika sakit
69
melainkan ketika sehat agar tetap sehat. Kesadaran masyarakat masih kurang
terhadap pentingnya menjaga ksehatan daripada mengobati mendapat bobot
0.091, rating 2 dan skor 0.182. Produk sejenis semakin banyak beredar di
masyarakat dengan jumlah bobot rata-rata 0.083, rating 2 dan skor 0.166. Semakin
banyak pilihan membuat konsumen memilih produk yang lebih terkenal di
masyarakat karena konsumen cenderung yakin terhadap produk yang sering
dibicarakan meskipun salah satu produk tersebut lebih murah dan berkualitas.
7.2 Tahap Analisis
Hasil analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang
dijabarkan melalui matriks IFE dan EFE akan disajikan dalam bentuk matriks IE.
Matriks IE digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam industri. Selain
itu, matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi.
7.2.1 Matriks Internal Eksternal (IE)
Matriks IE diperoleh dengan memasukkan total skor rata-rata yang
diperoleh dari matriks IFE dan EFE . Matriks ini bermanfaat untuk mengetahui
posisi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk menetapkan strategi yang
sesuai dijalankan perusahaan. Total skor IFE sebesar 2,995 dimana PT Dexa
Medica berada pada kondisi rata-rata dalam melakukan kegiatan pemasaran dan
total skor EFE sebesar 3.190 memperlihatkan bahwa respon yang diberikan
perusahaan terhadap lingkugan eksternal tergolong tinggi. Apabila total skor IFE
dan EFE diposisikan pada matriks IE, maka posisi perusahaan saat ini berada
pada sel II (gambar 5) Pada sel ini strategi yang harus dijalankan oleh perusahaan
adalah tumbuh dan kembangkan (growth and build). Strategi yang dapat
dijalankan perusahaan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan
pasar dan pengembangan produk).
70
Total Rata-Rata Tertimbang IFE
Kuat Rata-rata Lemah 3,00-4,00 2,00-2,99 1,00-1,99 4,00 3,00 2,00 1,00
I II
PT.Dexa Medica III
IV V
VI
VII VIII
IX
Gambar 5. Matriks Internal Eksternal Sumber : David, 2006
7.2.1.1 Strategi Penetrasi Pasar
Menurut David (2006) yang dimaksud dengan strategi penetrasi pasar
adalah suatu strategi untuk meningkatkan pangsa pasar (market share) suatu
produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaraan yang lebih
aktif. Strategi untuk meningkatkan pangsa pasar dapat dilakukan melalui upaya
pemasaran seperti memperluas jaringan distribusi, meningkatkan kegiatan
promosi dan publisitas dan meningkatkan pelayanan.
Memperluasan jaringan distribusi sangat penting dilakukan untuk
menjangkau konsumen yang lebih banyak. Saat ini PT Dexa Medica
mendistribusikan Stimuno ke setiap apotik, toko obat dan swalayan. Untuk
meningkatkan penjualan sebaiknya perusahaan memasarkan Stimuno tidak hanya
ke apotik, toko obat dan swalayan tetapi mulai memasarkan ke toko lain.
Meningkatkan kegiatan promosi sangat penting dilakukan mengingat Stimuno
adalah produk yang baru dijual secara bebas. Promosi yang tepat misalnya
melakukan edukasi melalui televisi supaya masyarakat lebih paham sistem imun
dan selanjutnya membeli Stimuno. Promosi yang dilakukan selama ini lebih
banyak berupa mengadakan event off air (tidak diliput televisi), sehingga tidak
semua masyarakat mengetahui. Mengetahui pelayanan dapat dilakukan dengan
menyediakan media promosi (brosur, leaflet, wiraniaga dan distributor) yang
memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai produk kepada konsumen
sehingga menumbuhkan keyakinan konsumen terhadap produk.
71
7.2.1.2 Strategi Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar merupakan upaya untuk memperkenalkan produk
perusahaan ke wilayah baru yang belum pernah dimasuki sebelumnya. Strategi ini
dapat dijalankan dengan mencari pasar yang belu pernah tersentuh oleh pesaing
dan mencari jaringan distribusi yang dapat diandalkan.
7.2.1.3 Strategi Pengembangan Produk
Menurut David (2006), pengembangan produk adalah upaya untuk
memprbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada untuk meningkatkan
penjualan. Strategi ini penting ketika perusahaan menghadapi kondisi persaingan
dalam industri yang semakin ketat. Perusahaan perlu untuk mengadakan kegiatan
penelitian dan pengembangan yang baik untuk menghasilkan produk yang
berbeda dari pesaingnya sehingga mampu meraih pangsa pasar yang belum
dikuasai pesaing. Meningkatkan kualitas produk tidak hanya dalam hal khasiat
dan komposisi melainkan memperbaharui kemasan agar lebih menarik. Kemasan
yang lebih menarik akan lebih menarik perhatian konsumen.
7.2.2 Matriks SWOT (Strengths, Weakenss, Opportunities and Threats)
Matriks SWOT digunakan untuk mengevaluasi keseluruhan kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan yang sebelumnya telah
diidentifikasi pada matriks IFE dan EFE. Melalui matriks ini akan dihasilkan
empat strategi utama yaitu strategi S-O (Strengths-Opportunities), W-O
(Weakness-Opportunities), S-T (Strengths-Threats) dan W-T (Weakness-Threats).
Matriks SWOT PT. Dexa Medica dapat dilihat pada Tabel 16. Hasil Uji Matriks
SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities and Threats).
72
Tabel 17. Matriks SWOT PT Dexa Medica FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
KEKUATAN (STRENGTHS - S)
1. Kualitas produk 2. Harga relatif murah dan
kemasan produk praktis 3. Memperoleh pengakuan dan
penghargaan dari berbagai instansi
4. Aktif melakukan penelitian dan pengembangan
5. SDM yang profesional dan diberi pelatihan khusus untuk meningkatkatkan kinerja
6. Memilki alat produksi yang lengkap dan canggih
7. Mengikuti standar proses produksi yang ditetapkan
KELEMAHAN (WEAKNESS - W)
1. Promosi relatif sedikit 2. Produk kurang dikenal
PELUANG (OPPORTUNITIES - O)
1. Harga produk substitusi meningkat
2. Ketersediaan bahan baku 1. Teknologi modern 2. Kebijakan pemerintah
mendukung penggunaan obat berbahan dasar alami
3. Tradisi masyarakat menggunakan obat tradisional
4. Gaya hidup back to nature
STRATEGI S – O 1. Mempertahankan kualitas dan
harga (S1, S2,S2,S3,S4, S5, S6, S7, O1, O2, O3)
2. Memperluas pemasaran (S1, S2, S5, O5, O6)
STRATEGI W – O 1. Meningkatkan promosi
(W1, W2, O1, O4, O5, O6)
ANCAMAN (THREATS - T) 1. Daya beli konsumen
menurun 2. Anggapan bahwa obat
berbahan alami kurang bermanfaat dibanding obat kimia
3. Kesadaran masyarakat kurang terhadap pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit
4. Banyaknya produk subtitusi
STRATEGI S – T
1. Mempertahankan harga yang murah serta memberi sosialisasi mengenai lebih pentingnya mencegah dari pada mengobati (S1, S2, S5, T1, T2, T3, T4)
STRATEGI W – T 1. Melakukan riset pasar
untuk mengetahui strategi pemasaran yang lebih baik (W1, W2, T1, T2, T3, T4)
Penjabaran terhadap matriks SWOT diatas yang mencakup empat
kelompok strategi diuraikan pada penjelasan dibawah ini:
STRATEGI S – O
1. Mempertahankan kualitas dan harga
Stimuno merupakan sistem penguat imun yang memiliki harga paling murah
73
diantara sistem penguat imun yang lain. Menurunnya daya beli konsumen dapat
disiasati dengan mempertahankan harga. Untuk mempertahankan harga,
perusahaan harus meminimumkan biaya produksi tanpa harus mengurangui
kualitas Stimuno itu sendiri. Stimuno berbahan dasar alami yang banyak tumbuh
di Indonesia juga memungkinkan untuk penghematan biaya produksi yaitu dengan
pengadaan bahan baku yang tidak perlu diimpor. Harga yang tetap murah di
tengah kenaikan harga bahan pokok dan obat-obatan berbahan dasar kimia akan
membuat Stimuno semakin kuat dan menguasai pasar sistem Penguat imun
tersebut.
2. Memperluas pemasaran
Kualitas Stimuno telah dibuktikan dengan berbagai penelitian dan telah
memperoleh pengakuan dari pemerintah dengan diberikannya beberapa
penghargaan. Teknologi yang digunakan serta proses produksinya juga telah
mengikuti standar yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga penggunaan
Stimuno dapat dipastikan aman. Namun adakalanya konsumen kesulitan
menemukan Stimuno, dengan banyaknya slogan yang mengajak untuk
mengonsumsi makanan berbahan dasar alami, setidaknya merupakan kekuatan
Stimuno. Didukung bahwa kenyataan obat kimia yang sebelumnya mendapat
tempat di hati konsumen sudah semakin mahal. Hal tersebut menjadi peluang
Stimuno jika pengadaannya tersedia di toko-toko, tidak hanya di apotik dan toko
khusus obat saja.
STRATEGI W – O
Meningkatkan promosi
Strategi ini dilakukan terutama untuk menjelaskan kepada masyarakat
pentingnya menjaga kesehatan sebelum sakit, menguatkan sistem pertahanan
tubuh dan mengenalkan Stimuno sebagai penguat sistem imun itu sendiri. Hal ini
penting dilakukan karena dengan dikenalnya Stimuno oleh masyarakat maka akan
berpengaruh terhadap permintaan Stimuno. Kenyataan di lapang saat ini sebagia
besar masyarakat belum mengenal Stimuno apalagi fungsinya sebagai penguat
sistem imun. Keunggulan yang dimiliki Stimuno sudah seharusnya menjadi
pilihan banyak konsumen, namun konsumen memilih produk sejenis lainnya. Hal
74
ini disebabkan belum kuatnya merek Stimuno di benak konsumen, konsumen
cenderung memilih produk yang sudah dan sering diiklankan di televisi. Selama
ini Stimuno dipromosikan kebanyakan melalui event-event yang tidak diliput oleh
televisi, sehingga masyarakat yang tidak mengikuti event tersebut tidak
mengetahui apa yang ditawarkan oleh pihak perusahaan.
Promosi melalui televisi yang terus menerus dan sering akan sangat
berperan dalam mengenalkan Stimuno, dan diharapkan semua lapisan masyarakat
akan mengetahui secara merata. Hal penting yang harus diperhatikan dalam
mengiklankan suatu produk adalah kejelasan maksud dari iklan tersebut.
Mengingat jangkauan iklan televisis sangat luas dan disaksikan semua lapisan
masyarakat dimana pola pikir dan daya tangkap masing-masing orang berbeda.
Biaya yang dikeluarkan akan semakin banyak mengingat promosi melalui televisi
lebih mahal dibanding promosi melalui jalur lain. Hasil yang akan diperoleh juga
akan jauh lebih banyak, mengingat permasalahan yang ada di lapang saat ini
adalah konsumen tidak mengenal Stimuno.
STRATEGI S–T
Bersaing menetapkan harga yang lebih kompetitif
Stimuno memiliki pesaing yang lebih terkenal di benak masyarkat. Harga
yang ditawarkan oleh pesaing tersebut lebih mahal karena selain bahan dari alam
produk tersebut memilki campuran kimia yang biasanya diimpor. Saat ini daya
beli konsumen semakin menurun, Stimuno yang berbahan dasar alami sudah pasti
lebih murah dari produk pesaing tersebut. Hal ini menjadi peluang Stimuno untuk
lebih memenangkan persaingan. Meyakinkan masyarakat bahwa obat berbahan
alami jauh lebih aman dibanding obat barbahan kimia akan perlahan menyadarkan
masyarakat ditambah dukungan dari pemerintah yang menyarankan untuk
menggunakan sesuatu yang alami. Meyakinkan konsumen bahwa Stimuno
berkhasiat dan aman digunakan juga sangat penting.
Strategi dilakukan untuk memberitahu konsumen bahwa obat tardisional
sangat berkhasiat jika komposisi dan proses produksiny sudah mengikuti standar.
Selama ini konsumen tahu bahwa obat berbahan alami hanya tidak semanjur obat
kimia, hal ini disebabkan proses penyembuhan obat alami cenderung lama. Selain
75
itu konsumen juga ragu akan keamanan obat alami melihat maraknya obat alami
tapi mengandung bahan berbahaya. Stimuno disini merupakan obat alami namun
proses pembuatannya sama seperti pembuatan obat kimia dan sudah diuji oleh
BPOM dan terbukti aman. Proses untuk meyakinkan masyarakat dapat didukung
dengan menjelaskan bahwa Stimuno telah menerima beberapa penghargaan
sebagai bukti keamanannya.
STRATEGI W-T
Melakukan riset pasar untuk mengetahui strategi pemasaran yang lebih baik
Stimuno merupakan produk yang selama ini jalur pemasarannya melalui
resep dokter dan lima tahun terakhir telah dijual bebas. Meningkatkan permintaan
harus diiringi dengan strategi pemasaran yang tepat sasaran. Caranya dengan
survei ke lapang apa kendala dan keinginan konsumen. Strategi pemasaran harus
selalu diubah mengingat produk yang dijual bebas akan lebih fleksibel dan
cenderung mengikuti keinginan konsumen yang berubah-ubah. Dengan berubah-
ubahnya keinginan konsumen maka strategi juga pasti terus berubah. Disini
perusahaan harus jeli melihat strategi mana yang cocok dipakai untuk kondisi
tertentu. Memperkuat merek agar konsumen lebih kenal juga penting dilakukan.
Hasil pengamatan dilapang, masyarak sebagian besar tidak mengenal Stimuno dan
belum pernah mencobanya. Strategi untuk menanggulangi hal tersebut adalah
dengan memperkuat merek Stimuno itu sendiri. Permintaan masyarakat terhadap
Stimuno bukan karena mengenal dan tahu fungsi Stimuno tapi dikarenakan ada
dalam resep dokter sehingga mereka membelinya. Salah satu cara untuk
memperkuat merek Stimuno dengan promosi yang rutin dan dapat dipahami oleh
masyarakat.
7.2.3 Matriks QSPM (Quantitatif Strategic Planing Matrix)
Tahap selanjutnya adalah tahap pengambilan keputusan dalam
menentukan prioritas strategi yang palig tepat untuk dilaksanakan terlebih dahulu,
maka dilakukan analisis QSPM. Responden dalam analisis ini adalah Direktur dan
manajer pemasaran, dengan pertimbangan bahwa salah satu pengambil keputusan
utama dalam melakukan strategi.
76
Berdasarkan hasil analisis QSPM (lampiran 5) dapat dilihat bahwa strategi
terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah meningkatkan promosi. Promosi
yang dilakukan melalui event-event tidak cukup untuk meningkatkan permintaan
karena masih banyak masyarakat yang belum mengenal Stimuno. Promosi yang
tepat dilakukan adalah melalui iklan testimoni di televisi, dengan promosi ini
diharapkan masyarakat paham definisi sistem imun dan membeli Stimuno sebagai
salah satu penguat sistem imun yang telah terbukti berkhasiat, dengan nilai TAS
(Total Attraciveness Score) tertinggi yaitu sebesar 6.832. Seluruh alternatif
strategi tersebut dapat diperingkatkan sebagai berikut :
1. Meningkatkan promosi khususnya melalui iklan televisi (TAS = 6.832)
2. Memperluas pemasaran (TAS = 6.072)
3. Mempertahankan harga murah dan memberi sosialisasi mengenai pentingnya
mencegah daripada mengobati penyakit (TAS = 5.750)
4. Mempetahankan kualitas produk (TAS = 5.743)
5. Melakukan riset pasar untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat (TAS =
5.204)
Berdasarkan hasil analisis QSPM diketahui beberapa alternatif strategi
pemasaran yang dapat dipilih oleh perusahaan untuk dapat mempertimbangkan,
diantaranya meningkatkan promosi melalui televisi, karena masyarakat masih
banyak belum mengenal Stimuno. Alternatif yang kedua adalah memperluas
pangsa pasar yang lebih besar melalui usaha pemasaran yang lebih merata tidak
hanya apotik besar, toko khusus obat dan swalayan melainkan ke toko-toko biasa
yang menjual keperluan sehari-hari.
Strategi pemasaran akan berjalan lancar jika masyarakat telah paham
pentingnya menjaga kesehatan, akan tetapi masyarakat kebayakan berobat hanya
jika sakit. Dengan demikian diperlukan alternatif strategi yaitu mensosialisasikan
kepada masyarakat mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit.
Untuk selanjutnya masyarakat akan mengenal Stimuno sebagai salah satu obat
agar tetap sehat.
77
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
PT Dexa Medica adalah perusahaan farmasi yang memproduksi obat-
obatan. Salah satu produk yang dihasilkan Dexa Medica adalah Stimuno. Stimuno
merupakan obat penguat daya tahan tubuh yang terbuat dari ekstrak tanaman
Meniran. PT Dexa Medica memilki faktor internal yang terdiri dari kekuatan yang
meliputi, kualitas dan mutu produk, kemasan produk praktis dan harga relatif
murah, memperoleh pengakuan dari berbagai instansi, aktif melakukan penelitian
dan pengembangan, sumberdaya manusia profesional dan diberi pelatihan khusus
untuk meningkatkan kinerja, memilki alat produksi yang lengkap dan modern dan
telah mengikuti standar proses produksi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kelemahan yang dimilki oleh PT dexa Medica adalah promosi masih kurang
khususnya melalui televisi sehingga produk kurang terkenal di masyarakat.
Faktor eksternal yang dimiliki oleh PT Dexa Medica adalah harga produk
substitusi meningkat, ketersediaan bahan baku cukup, teknologi yang digunakan
modern, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung penggunaan obat
alami, masyarakat memilki tradisi mengkonsumsi obat tradisional dan gaya hidup
masyarakat yang cenderung ke alam (backt to nature). Ancaman yang dimilki
oleh PT Dexa Medica adalah daya beli masyarakat menurun, adanya anggapan
bahwa obat alami kurang bermanfaat dibanding obat kimia, kesadaran masyarakat
masih kurang terhadap pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit dan
konsumen memilki banyak pilihan produk lain.
Analisis internal perusahaan, faktor kunci internal yang merupakan
kekuatan utama bagi PT Dexa Medica adalah kualitas dan mutu produk yang
didukung kekuatan kedua adalah kemasan praktis dan harga relatif murah.
Kelemahan utama pada PT Dexa Medica adalah promosi masih kurang. Matriks
IFE yang telah dianalisis menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi
rata-rata.
Faktor kunci eksternal yang merupakan peluang utama bagi PT Dexa
Medica adalah ketersediaan bahan baku cukup sehinnga perusahaan akan dapat
78
terus berproduksi tanpa harus impor ke luar negeri. Peluang kedua adalah
teknologi yang digunakan perusahaan sangat modern bila dibandingkan dengan
proses produksi obat tradisionala lainnya. Ancaman utama yang dihadapi oleh PT
Dexa Medica adalah daya beli masyarakat menurun dan disertai kesadaran
masyarakat kurang mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit.
Matiks EFE yang telah dianalisis menunjukkan bahwa perusahaan berada pada
kondisi tinggi. Bila diposisikan ke dalam matriks IE maka posisi perusahaan
berada pada sel II yaitu pada strategi tumbuh dan kembangkan (growth and build).
Dari matriks SWOT dihasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan
oleh perusahaan, yaitu: mempertahankan kualitas, memperluas pemasaran,
meningkatkan promosi, mempertahankan harga murah dan mensosialisasikan
mengenai pentingnya mencegah daripada mengobati penyakit dan melakuka riset
pasar untuk menentukan strategi pemasaran yang lebih baik.
Matriks QSPM menghasilkan alternatif strategi yang paling tepat
diterapkan oleh PT Dexa Medica berdasarkan skala prioritas utama adalah
meningkatkan promosi khususnya melalui iklan televisi. Alternatif strategi
selanjutnya dalah memperluas pemasaran, sehingga konsumen dapat dengan
mudah memperoleh produk dan akan berpengaruh pada permintaannya. 8.2 Saran
Berdasarkan kondisi PT Dexa Medica saat ini, maka diajukan beberapa
saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu :
1. Meningkatkan promosi yang bersifat edukasi melalui televisi, karena
jangkauan televisi sangat luas dan proses pengenalan kemasan dan manfaat
produk dengan cepat mempengaruhi konsumen.
2. Melakukan riset pasar sacara bertahap agar perusahaan dapat menyasuaikan
strategi pemasaran yang tepat.
3. Memperluas pangsa pasar dengan memasarkan produk tidak hanya ke apotik,
toko obat dan swalayan tetapi ke toko biasa.
79
DAFTAR PUSTAKA
Airlangga S. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Obat Tradisional Fitofarmaka Produk X di Wilayah Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bayu G. 2007. Daya saing Komoditas Nenas dan Pisang Indonesia di Pasar
Internasional [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Balqis. 2009. Strategi Pemasaran Soap Noodles Sebagai Bahan Baku Sabun Pada
PT Hamparan Pancaran Chemindo (PT. HPC) Medan Sumatera Utara. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Dewi S. 2007. Analisis strategi Pemasaran Brouwnies Kukus Amanda dengan
Pendekatan Proses Hirarki Analitik [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian Bogor.
David, F.R. 2006. Manajemen Strategi : Konsep. Edisi Kesepuluh. Jilid 1.
Salemba Empat. Jakarta Sefta A. 2008. Formulasi Strategi Pemasaran Obat Tradisional Taman Syifa
Bogor [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
http://balittro.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=108&Itemid=38 [10 Januari 2009]
http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NTExOQ [10 Januari 2009]
http://www.antara.co.id/arc/2008/5/27/presiden-buka-simposium-internasional-tentang-jamu/ [10 Januari 2009]
http://www.bi.go.id/sipuk/id/?id=4&no=51304&idrb=4550 [ 23 Januari 2009]
http://www.depperin.go.id/ind/publikasi/berita_psb/2008/2008713.HTM [10 Januari 2009]
http://www.forumsains.com/kesehatan/tentang-jamu-dan-fitofarmaka[10 Januari 2009]
http://www.stimuno.com/index.php?mod=press&id=48, [23 Januari 2009]
80
Iskhaq MJ. 2007. Dayasaing Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan Jawa Barat [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Kartajaya, H. 1997. Siasat memenangkan Persaingan Global : Marketing Plus
2000. Jakarta: Gramedia pustaka Utama. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edeisi Kesebelas. Jilid 1 dan 2. PT
Indeks Kelompok Gramedia Lipsey, R.G, dkk. 1997. Pengantar Mikroekonomi jilid 2. Jakarta : Binarupa
Aksara. Pappas, J.L dan Hirschey, M. 1995. Ekonomi Manajerial Jilid 2 Edisi keenam.
Jakarta : Binarupa Aksara. Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Terjemahan edisi kelima. Jakarta:
Erlangga. Tjiptono, F. 2002. Strategi Pemasaran. Cetakan Kelima. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
LAMPIRAN
82
Lampiran 1. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal
Keterangan:
A : Kualitas produk B : Kemasan produk praktis dan harga relatif murah C : Memperoleh pengakuan dari berbagai instansi D : Unggul dan aktif melakukan penelitian dan pengembangan E : SDM yang profesional dan diberi pelatihan khusus untuk meningkatkatkan
kinerja F : Memilki alat produksi yang lengkap dan canggih G : Sudah mengikuti standar proses produksi yang ditetapkan H : Promosi melalui televisi tidak kontiniu I : Merek belum kuat (belum memiliki positioning di benak konsumen) Direktur Faktor Kunci A B C D E F G H I Total Bobot
A 3 2 2 3 2 3 2 3 20 0.128 B 1 2 3 2 1 2 1 3 15 0.196 C 2 2 2 1 1 2 1 2 13 0.083 D 2 1 2 1 1 2 1 1 11 0.070 E 1 2 3 3 2 3 2 3 18 0.115 F 2 3 3 3 2 2 2 2 19 0.121 G 1 2 2 2 1 2 2 2 14 0.089 H 2 3 3 3 2 2 2 3 21 0.128 I 1 1 2 3 1 2 2 1 13 0.083
Total 156 1.000
Manajer Pemasaran Faktor Kunci A B C D E F G H I Total Bobot
A 2 3 3 2 3 2 2 3 20 0.140 B 2 3 3 2 2 3 1 3 19 0.133 C 1 1 2 1 1 2 1 2 11 0.077 D 1 1 2 1 2 1 1 1 10 0.070 E 2 2 2 3 2 2 2 2 17 0.119 F 1 2 3 2 2 1 1 1 13 0.091 G 2 1 2 3 2 3 1 1 15 0.105 H 2 2 3 3 2 3 3 3 21 0.147 I 1 1 2 3 2 3 3 1 16 0.112
Total 142 1.000
83
Bobot Rating Faktor kunci Direktur Manajer
Pemasaran Rata-rata
Direktur Manajer Pemasaran
Ratarata Total Skor
A 0.128 0.140 0.134 4 4 4 0.536 B 0.196 0.133 0.165 4 4 4 0.660 C 0.083 0.077 0.080 3 4 3.5 0.280 D 0.070 0.070 0.070 3 3 3 0.210 E 0.115 0.119 0.117 4 3 3.5 0.410 F 0.121 0.091 0.106 4 3 3.5 0.371 G 0.089 0.105 0.097 3 3 3 0.291 H 0.128 0.147 0.138 1 1 1 0.138 I 0.083 0.112 0.098 1 1 1 0.098
Total 1.000 2.995
Lampiran 2.Penilaian Bobot Dan Rating Faktor Strategis Eksternal
Keterangan: A : Produk substitusi tinggi B : Ketersediaan meniran senbagai bahan baku Stimuno C : Kemajuan teknologi D : Kebijakan pemerintah mendukung penggunaan obat berbahan dasar alami E : Tradisis masyarakat mengkonsumsi obat tradisional F : Gaya hidup masyarakat yang cenderung kembali ke alam (back to nature) G : Daya beli konsumen menurun H :Anggapan bahwa obat berbahan alami kurang bermanfaat dibanding obat
kimia I :Kesadaran masyarakat masih kurang terhadap pentingnya mencegah
daripada mengobati kesehatan J : Banyaknya produk subtitusi Direktur Faktor Kunci A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 1 1 1 2 2 2 2 2 15 0.083 B 2 2 3 2 2 2 2 2 2 19 0.106 C 3 2 3 2 3 3 3 2 2 23 0.128 D 3 1 1 1 2 2 3 2 2 17 0.094 E 3 2 2 3 2 3 2 3 2 22 0.122 F 2 2 1 2 2 3 3 3 2 20 0.111 G 2 2 1 2 1 1 2 2 2 15 0.083 H 2 2 1 1 2 1 2 2 3 16 0.099 I 2 2 2 2 1 1 2 2 2 16 0.099 J 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 0.094
Total 180 1.000
84
Manajer Pemasaran Faktor Kunci A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 2 3 2 3 2 2 3 2 21 0.115 B 2 2 3 2 3 2 2 3 3 22 0.121 C 2 2 2 2 3 3 2 3 3 22 0.121 D 1 1 2 2 2 2 2 2 3 17 0.093 E 2 2 2 2 2 3 2 2 2 21 0.115 F 1 1 1 2 2 2 3 3 3 18 0.099 G 2 2 1 2 1 2 2 2 2 16 0.088 H 2 2 2 2 2 1 2 2 2 17 0.093 I 1 1 1 2 2 1 2 2 3 15 0.082 J 2 1 1 1 2 1 2 2 1 13 0.071
Total 182 1.000
Bobot Rating Faktor kunci Direktur Manajer
PemasaranRata-rata
Direktur Manajer Pemasaran
Rata-rata
Total Skor
A 0.083 0.115 0.099 3 4 3.5 0.347B 0.106 0.121 0.114 4 4 4 0.456C 0.128 0.121 0.125 4 3 3.5 0.438D 0.094 0.093 0.094 4 4 4 0.376E 0.122 0.115 0.119 3 3 3 0.357F 0.111 0.099 0.105 4 4 4 0.420G 0.083 0.088 0.086 3 3 3 0.257H 0.099 0.093 0.096 2 2 2 0.192I 0.099 0.082 0.091 2 2 2 0.182J 0.094 0.071 0.083 2 2 2 0.166
Total 1.000 1.000 3.190
85
Lampiran 3. Kuisioner Penentuan Bobot dan Rating
KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
DAN EKSTERNAL
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jabatan :
Saya sangat berharap agar Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar
adanya, karena kuisioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah
sihingga diperlukan data yang valid dan akurat. Judul skripsi yang telah disetujui
adalah :
STRATEGI PEMASARAN PRODUK STIMUNO PADA PT DEXA MEDICA
JAKARTA
Oleh:
LOLY ATANIA SEMBIRING H34066074
PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARA KHUSUS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
86
Kuisioner Penentuan Bobot dan Rating Internal Eksternal Petunjuk Pengisian
Nilai diberikan pada perbandingan anatara dua faktor (vertikal-horizontal)
berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap faktor internal dan eksternal
perusahaan. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan 1,2 dan 3 dengan
keterangan sebagai berikut:
Nilai 1 : jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal.
Nilai 2 : jika indikator sama penting dibandingkan dengan vertikal.
Nilai 3 : jika indikator lebih penting dibanding indikator vertikal.
1. Penentuan Bobot Faktor Internal Faktor Kunci A B C D E F G H I
Kualitas produk (A)
Kemasan praktis dan harga relatif murah (B)
Memperoleh pengakuan dari berbagai instansi (C)
Aktif melakukan penelitian dan pengembangan (D)
SDM profesional diberi pelatihan khusus (E)
Alat produksi lengkap dan modern (F)
Mengiluti standar produksi (G)
Promosi masih kurang (H)
Produk kurang dikenal (I)
2. Penentuan Bobot Faktor Eksternal Faktor Kunci A B C D E F G H I J
Harga produk substitusi tinggi (A)
Ketersediaan bahan baku cukup (B)
Kemajuan teknologi (C)
Pemerintah mendukung penggunaan obat alami (D)
Tradisi masyarakat menggunakan obat alami (E)
Gaya hidup bakc to nature (F)
Daya beli konsumen menurun (G)
Persepsi obat alami kurang bermanfaat dibanding obat kimia (H)
Kesadaran masyarakat kurang terhadap pentingnya mencegah daripada penyakit (I)
Produk substitusi banyak (J)
87
3. Penentuan Rating Faktor dan Eksternal
Penetuan Pengisian
1. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis internal perusahaan
(kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut:
1.1 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kekuatan dan Kelemahan
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kekuatan PT Dexa Medica dibandingkan
pesaing utama atau rata-rata industri. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada
keterangan berikut:
Nilai 1 : Kekuatan Utama
Nilai 2 : Kekuatan Kecil
Nilai 3 : Kelemahan Kecil
Niali 4 : Kelemahan Utama
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi PT Dexa Medica bila dibandingkan dengan
perusahaan pesaing utama atau produk sejenis dalam hal faktor kelemahan yang dimilki
perusahaan sebagai berikut:
Rating No Kekuatan
1 2 3 4
1 Kualitas produk
2 Kemasan praktis dan harga relatif murah
3 Memperoleh pengakuan dari berbagai instansi
4 Aktif melakukan penelitian dan pengembangan
5 SDM yang profesional dan diberi pelatihan khusus untuk
meningkatkatkan kinerja
6 Memilki alat produksi yang lengkap dan canggih
7 Mengikuti standar proses produksi yang ditetapkan
Kelemahan
8 Promosi relatif sedikit
9 Produk kurang dikenal
Ket: Pemberian rating masing-masing faktor strategis dilakukan dengan memberikan tanda (√) pada tingkat kepentingan (1-4) yang paling sesuai menurut responden
2. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis perusahaan (peluang
dan ancaman) adalah sebagai berikut:
88
2.1 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Peluang
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kemampuan PT Dexa Medica dalam meraih
peluang yang ada. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut:
Nilai 1 : Sangat rendah, respon kurang Nilai 2 : Rendah, respon rata-rata Nilai 3 : Tinggi, respon di atas rata-rata Nilai 4 : Sangat tinggi, respon superior Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kemampuan PT Dexa Medica dalam memanfaatkan
peluang sebagai berikut :
Rating No Peluang 1 2 3 4
1 Harga produk substitusi tinggi (A)
2 Ketersediaan bahan baku cukup (B)
3 Teknologi modern (C)
4 Pemerintah mendukung penggunaan obat alami (D)
5 Tradisi mengkonsumsi obat tradisional (E)
6 Gaya hidup (back to nature) (F)
2.2 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Ancaman
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada besarnya ancaman dalam mempengaruhi
keberadaan perusahaan. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut :
Nilai 1 : Sangat tinggi, respon superior Nilai 2 : Tinggi, respon diatas rata-rata Nilai 3 : Rendah, respon rata-rata Nilai 4 : Sangat rendah, respon kurang Menurut Bapak/Ibu bagaimana pengaruh faktor ancaman terhadap kondisi perusahaan
sebagai berikut :
Rating No Ancaman
1 2 3 4
1 Daya beli konsumen (G)
2 Persepsi obat alami kurang bermanfaat dibanding obat kimia (H)
3 Kesadaran masyarakat kurang terhadap pentingnya mencegah daripada penyakit (I)
4 Produk subtitusi banyak (J)
Ket : Pemberian rating masing-masing faktor strategis dilakukan dengan memberikan tanda (√) pada tingkat kepentingan (1-4) yang paling sesuai menurut responden Lampiaran 4. Kuisioner QSPM
89
Lampiran 4. Kuisioner QSPM
KUISIONER PENELITIAN
Penentuan Alternatif Strategi Dengan QSPM
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jabatan :
Saya sangat berharap agar Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar
adanya, karena kuisioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah
sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Judul skripsi yang telah disetujui adalah:
STRATEGI PEMASARAN PRODUK STIMUNO PADA PT DEXA MEDICA
JAKARTA
Oleh
LOLY ATANIA SEMBIRING H34066074
PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARA KHUSUS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
90
Kuisioner Penetuan Alternatif Strategi Dengan QSPM
Tujuan :
Untuk menetapkan kemenarikan relatif (relatif attrctiveness) dari alternatif strategi
yang dihasilkan dari analisis SWOT, guna menetapkan strategi yang paling tepat
untuk dilaksanakan terlebih dahulu oleh pihak manajemen PT Dexa Medica
dimasa yang akan datang.
Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT :
1. Mempertahankan kualitas (S-O)
2. Memperluas pemasaran (S-O)
3. Meningkatkan promosi (W-O)
4. Bersaing menetapkan harga yang lebih kompetitif danMeyakinkan konsumen
bahwa Stimuno berkhasiat dan aman digunakan (S-T)
5. Melakukan riset pasar untuk mengetahui strategi pemasaran yang lebih baik
(W-T)
Petunjuk Pengisian :
1. Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik darimasing-masingfaktor
eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) untuk masing-masing alternatif strategi bagaimana tersebut diatas
dengan cara memberikan nilai daya tarik. Nilai daya tarik itu adalah 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik dan 4 = sangat menarik.
2. Nilai daya tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor penentu eksternal
dan internal, satu persatu, dengan mengajukan pertanyaan ”apakah faktor ini
mempengaruhi strategi pilihan yang akan dibuat?”. Bila jawaban ini ya, maka
anda dapat memberikan nilai daya tarik pada strategi dalam set tersebut. Bila
jawaban diatas tidak, anda tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada set
tersebut, karena faktor penentu tidak mempunyai pengaruh terhadap pemilihan
alternatif strategi yang telah dibuat.
91
Lampiran 5. Matriks QSPM PT Dexa Medica Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Faktor Kunci Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan 1 0.134
Kekuatan 2 0.165
Kekuatan 3 0.080
Kekuatan 4 0.070
Kekuatan 5 0.117
Kekuatan 6 0.106
Kekuatan 7 0.097
Kelemahan 1 0.138
Kelemahan 2 0.098
Peluang 1 0.099
Peluang 2 0.114
Peluang 3 0.125
Peluang 4 0.094
Peluang 5 0.119
Peluang 6 0.105
Ancaman 1 0.086
Ancaman 2 0.096
Ancaman 3 0.091
Ancaman 4 0.083
Total
Keterangan :
1. Mempertahankan kualitas
2. Memperluas pemasaran
3. Meningkatkan promosi
4. Bersaing menetapkan harga yang lebih kompetitif danMeyakinkan konsumen
bahwa Stimuno berkhasiat dan aman digunakan
5. Melakukan riset pasar untuk mengetahui strategi pemasaran yang lebih baik.
92
Lampiran 6.
KUISIONER KARAKTER KONSUMEN
Nama Responden : Tanggal Pengisian : Kuisioner ini digunakan dalam penelitian sebagai informasi dalam penyususnan skripsi
yang berjudul “Strategi pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta” Oleh
Loly Atania Sembiring (H34066074). Departemen Agribisnis Penyelenggara Khusus,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
*Semua data dalam kuisioner dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian*
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : (L/P) 2. Contac (HP/telepon) : 3. Alamat : 4. Umur 5. Status Pernikahan (1) Belum Menikah (2) Menikah 6. Pendidikan terakhir (1) SD (4) Diploma (2) SLTP (5) Sarjana (3) SLTA (6) Pascasarjana 7. Pekerjaan (1) Pelajar/mahasiswa (4) Ibu RT (2) BUMN/PNS (5) Lainnya (……) (3) Pegawai Swasta/Wirausaha 8. Pendapatan per bulan (1) Kurang dari 1000.000 (3)1500.001 – 2000.000 (2) 1000.001 -1500.000 (4) > 2000.000 9. Berapa pengeluaran obat atau vitamin selama satu bulan: Rp 10.Apakah anda pernah membeli penguat sistem imun tubuh bermerek STIMUNO (1) ya (2) tidak 11. Faktor apa yang menjadi pertimbangan anda dalam memilih penguat system imun
tubuh (STIMUNO) (1) bebas bahan kima (3) tersedia di tiko terdekat (2) harga
93
Lampiran 7. Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) dan Stimuno Sirup
94
Penilaian Matriks QSPM PT Dexa Medica
Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Faktor Kunci Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan 1 0.134 4 0.536 4 0.536 4 0.536 3 0.402 2 0.268 Kekuatan 2 0.165 4 0.660 4 0.660 4 0.660 1 0.165 2 0.330 Kekuatan 3 0.080 3 0.240 3 0.240 4 0.320 2 0.160 2 0.160 Kekuatan 4 0.070 3 0.210 2 0.140 3 0.210 2 0.140 3 0.210 Kekuatan 5 0.117 2 0.234 3 0.351 3 0.351 2 0.234 4 0.468 Kekuatan 6 0.106 3 0.318 2 0.212 2 0.212 2 0.212 2 0.212 Kekuatan 7 0.097 2 0.194 2 0.194 2 0.194 4 0.388 2 0.194 Kelemahan 1 0.138 3 0.414 4 0.552 4 0.552 4 0.552 3 0.414 Kelemahan 2 0.098 3 0.294 4 0.392 4 0.392 4 0.392 2 0.196 Peluang 1 0.099 4 0.396 2 0.198 3 0.297 2 0.198 3 0.297 Peluang 2 0.114 4 0.456 3 0.342 3 0.342 2 0.228 2 0.228 Peluang 3 0.125 3 0.375 3 0.375 2 0.250 3 0.375 2 0.250 Peluang 4 0.094 2 0.188 4 0.376 3 0.282 3 0.282 3 0.282 Peluang 5 0.119 2 0.238 4 0.476 4 0.476 3 0.357 3 0.357 Peluang 6 0.105 2 0.210 4 0.420 4 0.420 4 0.420 2 0.210 Ancaman 1 0.086 4 0.344 2 0.172 3 0.258 4 0.344 3 0.258 Ancaman 2 0.096 1 0.096 1 0.096 4 0.384 3 0.288 3 0.288 Ancaman 3 0.091 1 0.091 1 0.091 4 0.364 4 0.364 3 0.273 Ancaman 4 0.083 3 0.249 3 0.249 4 0.332 3 0.249 3 0.249 Total 5,743 6,072 6,832 5,750 5,204
95
Lampiran 8. Struktur Organisasi PT. Dexa Medica
Sumber: PT Dexa Medica, 2009
Production Supervisor
Engineering Staff
Logistic Supervisor
Personalia Supervisor
Direktur
Marketing Manager Plant Manager Sekretaris
Head Production PPIC Supervisor Financial & Accoounting Supervisor