Upload
vuongnga
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Skripsi
PEN GAR UH PENGGUNAAN METODE KULIAH LAP ANGAN (FJELD TRIP) TERHADAP HASIL BELAJAR TAKSONOMI
TUMBUHAN TINGKA TREND AH
(Eksperimen di jurusan Biologi Fakultas Jlmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta)
OLEH
ONAH Oit•1ti« . 1010161208!12' '
11:tr1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA
2008
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN METODE KULIAH LAPANGAN
(FIELD TRIP) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH
TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan untuk Memennhi
Syarat-Syarat Mencapai Gelar Srujana Pendidikan
Pembimbing I,
Ir. H. Mahmud Siregar, M.Si NIP. 150 222 933
Oleh:
ONAH
NIM: 101016120892
Di Bawah Bimbingm1
'.I
Pembimbing II,
Dasumiati, M.Si NIP. 150 293 233
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH
_JAVA DTA
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul:"Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Eksperimen di Jurusan Biologi Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayalullah Jakarta)" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 18 Desember 2008 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IP A (Biologi)
Jakarta, Desember 2008 Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Ir. H. Mahmud M Siregar, M.Si NIP. 150 222 933
Sekertaris (Sekertaris Jurusan/Prodi)
Baiq Hana Susanti. M.Sc NIP. 150 299 475
Penguji I
Dr. Zulfiani, M.Pd NIP. 150 368 741
Penguji II
Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd NIP. 150 299 933
Mengetahui:
Dekan,
Tanggal Tanda Tangan
Q(c 09 o or .....................
8(. .. °./ .. " "'
SURAT PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :ONAH
Tempat/Tanggal Labir: Bogor, 14, Juli 1983
NIM : 101016120892
Jurusan/Priodi : Pendidikan IP Al Biologi
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip)
Terhadap Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat
Rendah
Dosen Pembimbing : 1. Ir. H. Mahmud, M.Siregar, M.Si
2. Dasumiati, M.Si
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang di anjurkan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata (S 1) di Universitas
Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang di gunalrnn dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islan1 Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli sayaJ
merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarata.
Jakarta, 06 Januari 2009
Influence of Usage Method of Field Trip to Achievement in Studying Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendall
(Experiment in Faculty Scieus ot Tarbiyah and Teachership and Faculty Sciens and Technology ofUIN SyarifHidayatullah Jakarta)
By:ONAH UIN SY ARIF I-IIDA YA TULLAR JAKARTA
Abstaraction
The aim of this research is to know the influence of using field trip methode in taksonomi turnbuhan tingkat rendah learning result in Faculty Sciens ot Tarbiyah and Teachership and Faculty Sciens and Technology of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The data where collected it use instrument double helix tes couned 35 problems by 4 answer alternative by previous trial beforehand, was so that obtained 20 valid problem and reliability used to measure result lean1 student taksonorni turnbuhan tingkat rendah.
Calculation research result by using level 0,05, showing that student with method of field trip higher of result learn him, But with statistic where use uji-t teknic, price ofthitung < t1abeI is 0,39 < 2,021, it's proved that method of field trip not give positive impact to Biology achievement oftaksonomi tun1buhan tingkat rendah.
Keyword : field trip method, Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah.
Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil
Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah
(Eksperimen di Jurusan Biologi Faknltas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan
Falmltas Sains Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta)
Oleh:ONAH UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA
Abstarak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode kuliah lapangan (field trip) terhadap hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah mahasiswa di Jurusan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument yang berjumlah 35 soal dengan empat altematif jawaban yang sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu, sehingga diperoleh 20 soal yang valid dan reliable yang digunakan untuk menguk:ur hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah mahasiswa.
Perhitungan hasil penelitian menggunakan taraf signifikan 0,05, memperlihatkan secara signifikan bahwa siswa yang belajar menggunakan metode kuliah lapangan lebih tinggi hasil belajamya. Akan tetapi secara statistik dengan menggunakan teknik uji-t harga thitung < t1abct yaitu 0,39 < 2,021 yang berarti tidak ada pengaruh positif penggunaan metode kuliah lapangan (field trip) terhadap hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah mahasiswa.
Kata Knnci: Metode kuliah lapangan (field trip), Taksonomi Tumbuhan Tingkat
Rendah.
KATA PENGANTAR
Bismillah hirrahmanirrohim,
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, akhimya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh umatnya
hingga akhir jaman.
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field
Trip) Terhadap Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah" disusun untuk
melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Saijana Strata Satu (SI) pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syai·ifHidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, penulis menyadaii. bahwa skripsi ini dapat terselesaikan karena
adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapai1 terima kasih
kepada:
I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A, selaku Dekan Fakultas Fakultas Ilmu
Tai·biyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ir. H. Mahmud Siregar, M. Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IP A
sekaligus Dosen Pembimbing I dan Ibu Dasumiati, M.Si, selaku Dosen
Pembimbing II yang telah meluangkai1 waktu, tenaga, dan pikiran disela-sela
kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalain
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc, selaku sekretaris Jurnsan Pendidikan IPA, beserta
para staf Jurnsan Pendidikan IP A.
4. Bapak Drs. Sujiyo Miranto selaku dosen penasehat akademik.
5. Para dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuaimya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi.
6. Ibu DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud, selaku ketua Program Study
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, serta para dosen yang telah memberikan
izin penelitian dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
7. Sembah sujud dan bakti Ananda kepada Ayahanda dan lblmda tercinta, yang
dengan penuh keikhlasan memberikan do'a, motivasi, dan memberikan bantuan
baik moril maupun materil yang tak terhingga demi terselesaikannya skripsi ini.
8. Suami tercinta M. Zuhdi, S. Pd, dan Ananda Salsabila yang dengan penuh
perhatiannya telah memberikan waktu, kehangatan cinta dan kasih sayang yang
begitu besar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Teman-teman di Jurusan Pendidikan IPA angkatan '01, sahabat-sahabat setiaku
(Naeli, Neneng, Ela, Feni, Aufa, Ani, Puroh) yang selalu bersedia memberikan
masukan dan motivasi dalam keadaan susah maupun senang sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Hanya asa dan do'a yang penulis panjatkan, semoga semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang
berlipat ganda dai Allah SWT.
Akhimya, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Amiin Ya Robbal 'Alamiin.
Jakarta, Desember 2008
Penulis
DAFTARISI
Hal am an
ABSTAAJ( .....................................................•.•...•..•.......
I(!\. TA PENG.ANT AR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... iii
DAFT AR ISi . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . • • . . . . . . . . . . . . . . • • . . . . . . . • . ..•.•.•.•.•.• v
DAFT 1\.R T 1\.JlEL ...... ....... ... . .... ... ... .... ..... ... ... . ..•.. .•...........•.. viii
DAFT AR LAMPIAAN . . . .. ... . ...... ........ .....•.. ...•..••.•.•••... ... .... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....... 6
C. Pembatasan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 6
D. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 7
E. Manfaat Penelitian .. . . . . .. . . . .. .. . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. 7
F. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
BAB II. TINJAUAN PUS'J'Al(!\., l(ERANGKA PIKIR, D.AN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis .. . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
1. Pembelajaran Sains . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 9
a. Landasan filosofis . . . . . . . . . .. .. .......................................... 9
b. Hakikat pembelajaran sains . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... 9
c. Landasan pembelajaran sains . . . ... . .. .. . . . .. . . .. . . . . .. . .... 12
d. Tujuan pembelajaran sains . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 13
2. Strategi Pembelajaran Sains . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........... 13
3. Metode Kuliah Lapangan (Field Trip)............................. 14
a. Metode ...... ... ... ... ... ...... ............... ...... .............. 14
b. Syarat - syarat metode mengajar . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . .... 16
c. Metode kuliah lapangan . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ......... 16
d. Keunggulan metode kuliah lapangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
e. Kekurangan metode kuliah lapangan . . . . . . . . . . . . . . . ......... 20
f. Tujuan penggunaan metode kuliah lapangan ... ... ....... 21
g. Langkah - langkah penggunaan metode kuliah lapangan 21
4. Hasil Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 22
a. Pengertian hasil belajar . .. .. . . . . .. .. . .. .. .. . . . .. .. . .. .. . .. .... 22
b. Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar . . . . . . .. 23
c. Hubungan metode kuliah lapangan (field trip) dengan
hasil belajar taksonomi tumbuhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
5. Taksonomi Tumbuhan .... .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... 25
B. Kerangka Pikir . . . . .. .. .. .. . . . .. .. . .. .. .. .. . . .. . . .. .. .. .. .. .. . . .. .. . . . . ... 27
C. Hipotesis . . .. . . .. . .. .. . .. .. . . .. .. .. . .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. . . .. . .. . . . . ... 29
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian . .. .. . .. .. . . .. .. .. .. . . .. . . .. .. . . . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian . . . . . . .. . .. . . . . . .. . . . .. .. .. . .. .. . .. . . . .. . . 30
C. V ariabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
D. Metode dan Desain Penelitian ............... ........................... 30
E. Populasi dan Sampel . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . . . .. .. . .. . .. . .. .. .. . .. .. ... 32
F. Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 32
G. Instrumen Pengumpulan Data.......................................... 32
H. Teknik Analisa Data..................................................... 37
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Metode Pembelajaran Kuliah Lapangan (Field Trip)............... 41
B. Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45
C. Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 49
D. Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip)
Terhadap Hasil Belajar ................................................... 51
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 53
B. Saran ........................................................................ 53
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Desain Penelitian One-group pretest-posttest desig11 . . . . . . . . . . . . . . . 31
2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 34
3. Hasil Tes Kemampuan Mahasiswa Kelompok Kontrol . .. . . . . . . .. .. 45
4. Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 7
5. Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Perkonsep . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 49
6. Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan Eksperimen . . . . . . . . . 51
7. Tingkat Kesukaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60
8. Analisis Butir Soal Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan
Tingkat Rendah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 61
9. Validitas soal Tumbuhan Lumut ........................................ 62
10. Data Skor Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat
Rendah ..................................................................... 63
11. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ... 65
12. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post.test Kelompok Eksperimen .. 68
13. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok !Control ......... 71
14. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post.test Kelompok Kontrol ........ 74
15. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas Data Pretest Kelompok
Eksperimen .................................................................................... 77
16. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas Data Post/est
Kelompok Eksperimen .................................................................. 78
17. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas Data Pretest
Kelompok Kontrol ................... ...................................... ............... 79
18. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas Data Post/est
Kelompok Kontrol ........................................................................ 80
19. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen .................... 82
20. Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen ................... 83
19. Perhitungan Uji Homogenitas Data .. . . ... .. . . .. . . . .. . .. . .. . . . . . .. . .... 86
20. Perhitungan Uji-t Pada Kelompok Eksperimen (X) . . . . . . . . . . . . . . . .. 89
21. Perhitungan Uji-t Pada Kelompok Kontrol (Y) ... ................... 91
22. Perhitungan Pengujian Hipotesis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... 93
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Metode mengajar ialah "teknik penyajian yang dikuasai guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran di dalam kelas, baik secara individual
atau secara kelompok atau klasikan, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh siswa dengan baik."1 Dengan kata lain metode dalam ha! ini
merupakan suatu kondisi yang diciptakan oleh pendidik agar tercipta suasana
yang kondusif untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dan menentukan tercapainya
tujuan pengajaran adalah pelaksanaan metode di dalam proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh seorang pendidik yaitu guru atau dosen. Dalam pelaksanaan
pembelajaran, metode termasuk salah satu komponen yang ikut ambil bagian dan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar, karena dengan metode akan diciptakan
suatu suasana belajar yang akan mendukung penyampaian bahan ajar sehingga
diharapkan penyampaian bahan ajar akan lebih maksimal, dan peserta didik dapat
cepat mengerti, memahami dan dapat mengaplikasikan ilmu tersebut untuk
kepentingan pribadi maupun untuk lingkungan masyarakat umum.
Penggunaan metode dalam proses belajar rnengajar pemilihannya
didasarkan, pada berbagai komponen atau unsur yang ada di dalamnya.
Komponen tersebut adalah tujuan, bahan dan materi pelajaran, alat atau media,
evaluasi, pendidik sekaligus peserta didiknya. Menurut Muhaemin, "salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar adalah
pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk suatu konsep".2
1 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Be/ajar Meng ajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. Ke- II, h. 52 2 Muhaemin. AD, Upaya Meningkatkan Pemahaman Kansep Bio/ogi Pada Siswa Ke/as II Semester Ganji/ SMA Al- Kautsar TP. 200412005 Melalui Pendekatan Peta Konsep, (Jurnal Pendidikan dan Pem belajaran, Volume 4, Nomor I ,Maret 2006)
2
Untuk pengembangan proses belajar mengajar perlu pemilihan dan penerapan
metode secara tepat. Karena setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing, para pendidik harus mengetahui kelemahan dan kelebihan dari
setiap metode yang ada, agar tidak salah dalam memilih metode pembelajaran.
Pemilihan dan penggunaan metode penyajian yang tepat akan meningkatkan hasil
belajar mengajar, yang akhirnya tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nurdin Ibrahim (2003) yang menyatakan bahwa
"semakin tepat pemilihan metode atau strategi pembelajaran pada suatu kondisi,
hasil belajar semakin baik".3
Metode Field Trip yaitu metode dengan melakukan "kunjungan ke
lingkungan sekitar'"'. Metode field trip mempunyai ban yak istilah lain seperti,
kuliah lapangan, karyawisata, study tour, dan lain sebagainya. Dari semua istilah
yang ada, mempunyai pengertian yang sama yaitu suatu metode yang membawa
peserta didik untuk mempelajari objek secara Iangsung ke lapangan (ke
habitatnya).
Dengan mengajak mahasiswa melihat langsung obyek yang akan
dipelajari, diharapkan akan mengembangkan pemikiran dan merangsang
kreatifitas, karena mereka menyaksikan dan membuktikan sendiri fenomena alam
yang terjadi di sekitar mereka.
Dengan menggali sumber belajar yang ada di lingkungan, secara tidak
langsung dosen telah mendekatkan mahasiswa dengan lingkungannya sehingga
mahasiswa merasa dekat dan akrab dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, akan
tercipta suatu wahana dan wadah pembinaan mahasiswa dalam ha! kemampuan
dasar dalam kegiatan belajar dan berpikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap
sosial yang baik, serta pengembangan kecakapan dasar siswa untuk selalu mau
dan mampu serta peduli dalam berkehidupan secara baik sesuai tuntutan dan
harapan yang dikembangkan lingkungan masyarak>1t sekitarnya.
3 Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif untuk Perataan Kualitas Hasil Be/ajar (Suatu Kajian), (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 44, Talmo ke- 9, September 2003). 4 Sukanda Permana, "Menggali Sumber Belajar Dari Lingkungan Sekitar", dalam Pikiran Rakyat, 2003.
3
Kegiatan pembelajaran seperti ini termasuk cara mencerdaskan,
mendewasakan, membebaskan, dan memanusiakan rnanusia (anak didik). Dan
akan mendorong pengembangan pemikiran - pemikiran mahasiswa (Learning to
think), menambah pengalaman mengajar (Learning by experience), menimbulkan
rasa kepedulian, kasih sayang (Learning to compassion and to love), dan rasa
tanggungjawab terhadap masyarakat sekitamya (Learning to live together).
Dengan melakukan kunjungan ke obyek belajar, diharapkan peserta didik
dalam hal ini ialah mahasiswa dapat menggali berbagai sumber belajar. Karena
"setiap mahasiswa akan aktif belajar apabila diberikan kesibukan atau pekerjaan
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, dengan kata lain kalau pelajaran itu
bersikap teori, dosen hams mampu memberikan teori - teori dengan media yang
sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
sedangkan pada mata kuliah yang bersifat praktikum, dosen harus mampu
memberikan pembelajaran dengan media lapangan (alam), dan setiap anak
mempunyai tendensi ingin berdiri sendiri, mengembangkan rasa harga diri atas
basil yang dicapai sendiri".5
Untuk itu, tentunya para pendidik dituntut untuk memiliki keterampilan
yang baik dalam memilih dan mengguuakan metode pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan, karena pendidik atau dosen berfungsi sebagai informator,
transformator, dinamisator, motivator dan fasilitator.
Menurut Hadisubroto "field trip atau pembelajaran dengan pengalaman langsung (hands-on experience) mengharuskan anak be la jar menggunakan proses-proses IPA, mulai dari mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi, mengukur, berkomunikasi, menginterpretasikan data, menyusun defenisi oprasional, menyusun pertanyaan dan hipotesis, eksperimentasi, memformulasikan model-model, dan menilai."6 Jadi metode kuliah lapangan atau field trip, sangat cocok untuk dipergunakan pada mata kuliah yang
' Yeniwarti Dalim dan Dedi Hennon, "Penerapan Kuliah Lapangan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa", dalam Forum Pendidikan, Nomor 01,Vol. II, April 2006. 6 Tisno Hadisubroto, dkk, "Meningkatkan Keternmpilan Guru dalam Pembelajarnn IPA di Kelas Ill SD Melalui Pengalaman Langsung", dalam lmu Pendidikan, Jilid 8, Nomor 2, Mei 2001, him. 163 ..
4
pembahasannya bersifat praktikum atau objek kajiannya berada di alam seperti
mata kuliah taksonomi tumbuhan.
Taksonomi ialah salah satu cabang ilmu sains atau ilmu pengetahuan alam
(IPA) yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi objek, yang biasanya
terbatas pada objek biologi, yang bila dibatasi pada tumbuhan saja, sering diacu
sebagai taksonomi tumbuhan.
Ilmu taksonomi tumbuhan tingkat rendah termasuk ilmu yang sulit untuk
difahami oleh para mahasiswa, karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah
yang objek kajiannya ialah tumbuhan-tumbuhan rendah yang dimulai dari
tumbuhan mikroskopik seperti cyanobacteria sampai tumbuhan paku yang
jumlahnya sangat banyak dan harus kita ketahui tatanama dan hubungan filogenik
(klasifikasi) dari setiap tumbuhan tersebut. Kita juga harus mengetahui ciri-ciri
yang dimiliki oleh setiap tumbuhan. Karena itu, alangkah tepatnya jika pendidik
menggunakan metode field trip selain metode-metode lain yang dapat
mempermudah pembelajaran ilmu taksonomi tumbuhan, karena metode field trip
akan mengajak para peserta didik untuk mempelajari tumbuhan secara langsung,
mereka dapat mengamati, menyentuh, mencium, merasakan , sekaligus
mendengar penjelasan dari dosen secara langsung sehingga semua indera dapat
terlibat. Bahkan dalam ilmu geosciens "fild trip sudah dianggap sebagai suatu
kebutuhan hidup bagi para mahasiswanya"7, karena sangat menunjang
keberhasilan pencapaian belajar.
Seperti diketahui bahwa dalam belajar semakin banyak indera terlibat
maka akan semakin kuat ingatan kita terhadap materi tersebut. Jika dalam
mempelajari taksonomi hanya digunakan metode ceramah atau metode lain yang
hanya bisa dilakukan di dalam kelas, maka akan sangat membosankan dan kurang
maksimal dalam pembelajaran dan pencapaian ketuntasan belajar, karena jika
hanye digunakan metode ceramah atau disb1si s2ja, maka mahasiswa hanya diajak
untuk berhalusinasi atau membayangkan bentuk dan ciri-ciri dari tumbuhan yang
dipelajari atau jika ada gambamya sekalipun, mahasiswa hanya dapat melihatnya
saja tanpa dapat menyentuhnya. Sangat memprihatinkan memang, dari sekian
7 Teaching in the Field, www.edtt.nus.sg, Nov. 2006.
5
banyak metode belajar yang ada para pendidik banyak yang memilih metode
ceramah untuk belajar IPA. Hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan oleh
Seregeg (1998) yang menemukan fakta bahwa "pembelajaran yang dilakukan oleh
guru atau pendidik masih didominasi oleh ceramah". 8
Ada beberapa kemungkinan jawaban mengapa para pendidik banyak
menggunakan metode ceramah dalam belajar IP A yaitu, metode ceramah relatif
lebih mudah dilakukan oleh dosen, tanpa berpikir apakah ceramah itu dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan baik atau tidak. Alasan Iain ialah para
pendidik meniru gurunya pada wakn1 belajar dahulu dan dia menerimanya,
sehingga dia melakukan ha! yang sama ketika menjadi seorang pendidik.
Neni. H (2000) menemukan suatu fakta dalam penelitiannya bahwa; rendahnya pemahaman peserta didik terhadap konsep biologi dikarenakan metode yang digunakan oleh guru biologi hanyalah metode ceramah dan diskusi, sehingga siswa merasa jenuh, dan diskusi dianggap kurang menarik karena bersifat teoritis. Selain itu, :;iswa tidak pemah diberi pengalaman langsung atau contoh konkrit dalam mengamati struktur tumbuhan , hewan, dan manusia, sehingga siswa menganggap materi pelajaran biologi abstark dan sulit untuk difahami"9
.
Gold dan Brewer (2000) menemukan bahwa para peserta didik lebih
menyukai belajar IPA (sciens) dengan menggunakan metode kuliah lapangan
(field trip).' 0 Sedangkan dari penelitian Yeniwarti Dalim dan Dedi Hermon
menemukan bahwa "penerapan kuliah lapangan dapat meningkatkan hasil belajar
mahasiswa, dan secara langsung mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dengan
fenomena yang ada di lapangan sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan optimal". 11
Atas dasar itulah maka penulis terdorong untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan perolehan hasil belajar antara peserta didik yang belajar
taksonomi tumbuhan tanpa menggunakan metode kuliah lapangan dengan peserta
8 Tisno Bact;subroto, dkk, "Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IPA ... " 9 Neni Basnunidah, "Meningkatkan Aktivitas dan Basil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA AlKautsar Bandar Lampung Melalui Pendekatan Resitasi", Jurnal Pendidikan MJPA, Volume 7, nomor I, Januari 2006, him. 34. io OutMofwFicld 'feaching by Poverty Concentration and minority Enrollment, www.nces.cd.oov. 2004 11 Yeniearti Dalim dan Dedi Harmon, "Penerapan Kuliah Lapangan untuk Meningkatkan Basil Belajar Mahasiswa", Forum Pendidikan, Vol. II, No. Ol, April 2006.
6
didik yang menggunakan metode kuliah lapangan. Maka penelitian ini diberi judul
"Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap
Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah".
B. Identifikasi Masalah
Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung pada suatu instansi
pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan
sebagai hasil belajar peserta didik. Dalam pendidikan sains, pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk dapat belajar langsung dengan objek pembelajaran
diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan peserta didik terhadap
ilmu tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi permasalahan, sebagai berikut:
I. Bagaimana metode mengajar akan mempengaruhi hasil belajar
mahasiswa?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan metode kuliah lapangan <field trip)
terhadap hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkaJ: rendah.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan penulis dalam ha! waktu,
dana dan tenaga, agar penelitian ini lebih terarah maka permasalahan yang akan
diteliti difokuskan pada:
I. Pengaruh metode kuliah lapangan (field trip) terhadap has ii be la jar
taksonomi tumbuhan tingkat rendah.
2. Mahasiswa yang akan diteliti adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Pendidikan serta mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan
Biologi yang mendapat mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah
tahun pelajaran 2007-2008. u ........ :tt..~1-: ________ 1_ ___ _1! __ 1 ___ ~_1_,_, ____ .,, __ ,_. , , ' '
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah - masalah yang diidentifikasi maka dirumuskan
masalah sebagai berikut:
7
"Apakan ada pengaruh metode kuliah lapangan (field trip) terhadap hasil be la jar
mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah?"
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat bagi semua
p ihak terutarna bagi:
1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan dengan Fakultas Sains dan
Teknologi, yaitu sebagai studi banding dalam pengembangan fakultas
untuk menjadikan mahasiswa lebih unggul dalam ilmu pengetahuan,
kreatif, inopatif serta cinta dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Pendidik (guru atau dosen), yaitu sebagai bahan pertimbangan terhadap
pemlihan metode pembelajaran supaya mahasiswa dapat memperoleh
pengalaman belajar dan hasil belajar yang maksimal.
3. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai
karakteristik metode-metode pembelajaran sehingga dapat dipergunakan
dengan tepat untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4. Peneliti-peneliti lain, sebagai informasi awal untuk melakukan
penelitian lebih lanjut.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bah, dan setiap
bah dirinci dalam beberapa sub bab bahasan. Bab-bah tersebut adalah sebagai
berikut:
Bab I. Pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, identifikasi
8
Bab. II. Tinjauan Pustaka terdiri dari: pembelajaran sams, strategi
pembelajaran sains, metode kuliab lapangan, basil belajar, taksonomi tumbuhan,
kerangka berfikir, dan perumusan bipotesis.
Bab. III. Metodologi Penelitian terdiri dari: tujuan penelitian, tempat dan
waktu penelitian, variabel penelitian, metode dan desain penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengambilan data, teknik analisis data
dan bipotesis statistik.
Bab IV. Hasil Penelitian terdiri dari:metode pembelajaran kuliab lapangan,
basil tes mahasiswa kelompok control dan kelompok eksperimen, perbandingan
basil tes mabasiswa kelompok control dan kelompok eksperimen, pengarub
penggunaan metode kuliab lapangan (field trip) terhadap basil belajar.
Bab V. Penutup terdiri dari: kesirnpulan dan saran.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. DESKRIPSI TEORETIS
1. Pembelajaran Sains
a. Landasan Filosofis
Filosofis pembelajaran sains adalah filsafat pendidikan progresivisme
yang dikembangkan ahli-ahli pendidikan John Dewey, Klipatrick, George
Counts, dan Harorld Rugg. Progresivisme merupakan pendidikan yang
berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas,
aktivitas, belajar naturalistik, hasil belajar dunia nyata dan berbagi
pengalaman.
Teknologi pembelajaran berkembang dengan mengambil empat ciri
utama yaitu: menerapkan pendekatan sistem, menggunakan sumber belajar
seluas mungkin, bertujuan meningkatkan kualitas belajar manusia, serta
berorientasi kepada kegiatan instruksional individual.
b. Hakikat pembelajaran sains
Mata pelajaran IPA atau Sains adalah program untuk menanarnkan dan
rnengembangkan pengetahuan, keterarnpilan, sikap, dan nilai ilrniah pada
pese1ia didik serta rasa rnencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang
MahaEsa.
Sains lebih berrnakna sebagai sebuah cara berpikir dari pada satu
kurnpulan pengetahuan. Dalarn pembelajaran sains perlu lebih menekankan
proses berpikir dan aktivitas-aktivitas saintis, dengan metode pembelajaran
yang mengarah untuk rnenggali proses- proses berpikir dalam sains.
Pembelajaran sains dilakukan seperti bagaimana sains itu ditemukan,
pembelajaran sains dilaksanakan melalui sebuah proses yang berbasis pada
penyelidikan ilmiah.
10
Pembelajaran sains pada prinsipnya mengembangkan tiga ranah
kompetensi, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah
kognitif berupa konsep, prinsip, hukum dan teori. Ranah afektif berupa sikap
keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia
alam. Sedangkan ranah psikomotor merupakan proses ilmiah, baik pisik
maupun mental, dalam mencermati fenomena alam. Tiga ranah di atas
mengiring kearah pengertian hakikat sains yang meliputi apa yang dikaji,
bagaimana cara memperoleh, dan sikap serta nilai-nilai apa yang terbentuk.
Ketiga ranah kompetensi yang terkandung pada pelajaran sains ini sangat erat
dengan hakikat sains yaitu sains sebagai pengetahuan, sains sebagai proses,
dan sains sebagai nilai-nilai serta sikap ilmiah.
Sains sebagai pengetahuan, merupakan kumpulan pengetahuan ilmiah
yang disusun secara Jogis dan sistematis, ha! ini yang menunjukan sains
sebagai produk. Sains sebagai proses ilmiah berupa langkah-langkah ilrniah
yang berdasarkan pada metode ilmiah. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan
mental dalam mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya. Dan
sains dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai, dalam pembelajaran sains
diharapkan tumbuh sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam dan sikap ilmiah lainnya. Dalam proses menemukan
pengetahuan, mahasiswa sebagai subjek belajar diharapkan akan berkembang
sikap mentalnya untuk memperoleh penjelasan tentang fenomena alam. 12
Lima definisi pengajaran sains, yaitu:
1) Sains sebagai Gejala Alam
Berdasarkan defmisi ini, pengetahuan sains dapat dilihat disekitar
kehidupan manusia dan apa yang diajarkan dalam sains hanyalah beberapa
aspek dari penampakan obyek atau gejala dari yang berhasil diamati di alam
semesta.
13
kata-kata atau kalimat, atau diberikan langsung kepada siswa, melainkan
mereka sendiri yang membentuk makna tersebut"14•
d. Tujuau Pembelajaran Saius
Menurut Rutherford dan Ahlgren yang dikutip Kadir menyatakan
bahwa "tujuan pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IP A) yaitu agar siswa
dapat memakai pengetahuan IP A dari dunia nyata dan memiliki kebiasaan
berfikir IP A pada waktu bersamaan"15•
Tujuan sains yang Iain yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan:
1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebedaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan ciptaanNya
2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IP A yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari - hari.
3) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
2. Strategi Pembelajaran Sains
Strategi atau cara pembelajaran yaitu:
"Siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal. Strategi pembelajaran juga berarti: seperangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, misal; pemilihan materi, penyaji materi, cara penyajian materi, sasaran penerirna. " 16
Strategi pembelajaTan sains berarti siasat atau kiat yang sengaja
direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran
sains agar pelaksanaan pembelajaran sains berjalan dengan Jancar dan
tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secam optimal.
14 lrmansvah_ Ac:hm~rt cl1tn 7nhRirlRh "FfPlr MnilPJ PPmhPl1tii:1r1tn J(nn(.!trnlrtificm&> 1\if.,.Jo1ni
14
Sujiyo Miranto menyatakan bahwa "pendidikan sains menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendekatan yang diterapkan dalan1 menyajikan pembelajaran sains adalah
memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains
dalam bentuk pengalaman langsung"17•
Menurut Singgih Trihastuti dan Yoko Rimy, "pembelajaran sams
seharusnya meli.batkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek
yang konkrit. Hal ini juga berarti bahwa pembelajaran sains harus berpusat
pada peserta didik, bukan semata-mata mentransfer ilmu dan menyampaikan
seluruh isi buku ajar."18 Pendapat lain menyatalcan bahwa "interaksi antara
anak dengan lingkungan merupakan cirri pokok dalam pembelajaran sains"19•
Pembelajaran sains diharapkan ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang diarahkan
pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui
penerapan konsep IP A dan kompetisi ilmiah secara bijaksana.
3. Metode Kuliah Lapangan (Field Trip)
a. Metode
Metode merupakan bagian dari strategi pendidik untuk
memaksimalkan penyampaian materi pelajaran. Dalam penyampaian satu
materi para pendidik biasanya ti.dale hanya menggunakan satu metode tapi bisa
lebih dari satu tergantung kebutuhan dan corak pelajaran yang akan dipelajari.
Metode berasal dari bahasa Y unani yang terdiri dari kata "mefha" yang berarti
melalui, "hodos" yang berarti jalan atau cara. Jadi metode ialah jalan yang kita
lalui untuk memberikan kepahaman atau pengertian kepada anak didik. 20
17 Suiivo Miranto. Catalan Ku/iah Strate<Ji PenP'aiaran Sains.2002.
15
Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untulc mencapai
tujuan yang diharapkan.21 Maksud tujuan di sini yaitu tujuan pengajaran yang
biasanya terdapat pada rencana pengajaran. Dan makin baik metode mengajar
yang digunakan, makin efektifpula pencapaian tujuan.
Pendapat lain mengemulcakan bahwa metode mengajar adalah suatn
pengetahuan tentang cara--cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang
guru atau instrulctur. Pengertian lain menyebutkan bahwa metode ialah teknik
penyajian yang dikuasai guru m1tulc mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara
kelompok atau klasikan, agar pelajaran itu dapat dipahami dan din1anfaatkan
oleh siswa dengan baik. 22
Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan
sebagai alat motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untulc
itu sangatlah penting seorang pendidik menguasai berbagai metode mengajar
dan mengetahui kelemahan serta kelebihan dari setiap metode sehingga dapat
tepat memilih metode belajar yang dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Suatu persoalan, bagaimana kita harus memilih metode pada waktu
mengajar karena tidak ada satu metodepun yang dianggap paling baik diantara
metode-metode yang lain, tentunya ha! ini tergantuug kepada apa tujuan kita
mengajar, bahan apa yang akan diajarkan, siapa murid yang kita ajar serta
fasilitas apa yang dipergunakan. Namun demikian dalam suatu peristiwa
mengajar, ada salah satu metode utania yang digunakan.
Dalam usaha mendidik siswa, seorang guru harus pintar dan rasional.
Guru yang berperan sebagai motivator dituntut dapat memberikan bentangan
jalan yang luas bagi siswa untulc mampu belajar secara mandiri. Bentangan
jalan yang luas itu dapat diberikan melaiui penggunaan metode-metode
mengajar yang sesuai.
21 Svaiful Bahri Diamarah dnn A swttn Zain. ,f.;trateP-i Belaiar Menvainr. {Jakarta: Rineka Cinta..
16
b. Syarat-syarat metode mengajar antara lain :
I. Membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar siswa.
2. Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid.
3. Memberi kesempatan bagi ekspresi yang kreatif dari kepribadian murid.
4. Merangsang murid dalam teknik belajar sendiri cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri.
5. Mendidik murid dalam teknik belajar sendiri cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri.
6. Meniadakan pengajaran bersifat verbalitas dan menggantikannya dengan pengalaman atau situasi yang nyata.
7. Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
c. Metode kuliah lapangau (field trip)
Djamarah mengungkapkan bahwa "pada saat belajar mengajar siswa
perlu diajak ke luar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang
lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam
pelajaran dengan melihat kenyataan. Karena itu, dikatakan teknik kuliah
lapangan atau field trip merupakan cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah
untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. 23
Metode kuliah lapangan mempunyai banyak istilah lain seperti field
trip, karyawisata, widyawisata, perkunjungan studi, kerja lapangan, study
tour dan Iain sebagainya yang pada intinya mempunyai pengertian yang
sama yaitu cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke
suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu.
17
Menurut Peter H. Openshaw dan Stephen J. Whittle menyatakan
bahwa "studi lapangan dilakukan diluar ruangan. kelas atau laboratorium
yang mempunyai jarak yang luas untuk dipergunakan. 24 Dalam sebuah
artikel yang ditulis oleh Sukanda Permana "metode field trip yaitu
kunjungan ke lingkungan sekitar"25• Metode ini menitik beratkan pada
pembelajaran yang dilakukan di alam atau mempelajari objek kajian ke
langsung pada sumbernya.
Dalam persfektif islam "field trip dianjurkan untuk digunakan karena
agama Islam memerintahkan pada umat manusia untuk mengadakan
perjalanan di muka bumi, memperhatikan peninggalan sejarah,
memperhatikan keindahan alam, memperhatikan lingkungan, dan aneka
ragam ciptaan Allah SWT termasuk memperhatikan diri kita sendiri dengan
tujuan mengambil hikmahnya". 26 Sehingga tentunya akan menambah rasa
cinta pada Allah SWT dan lebih menghargai makhluk-makhluk ciptaanNya.
Hadisubroto menyatakan bahwa "field teching atau pembelajaran
dengan pengalaman langsung (hands-on experience) mengharuskan anak
belajar menggunakan proses - proses IP A, mulai dari mengamati,
mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi, mengukur, berkomunikasi,
menginterpretasikan data, menyusun defenisi · oprasional, menyusun
pertanyaan dan hipotesis, eksperimentasi, memformulasikan model-model,
dan menilai".27
Menurut Mulyasa ( 2005:112) yang dikutip oleh Martiningsih, metode
field trip " merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh
peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman
langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun
karya wisata memiliki banyak ha! yang bersifat non akademis, tujuan umum
24 Peter H. Openshow and Stephen J. Whittle, "Ecological Field Teaching", dalam Journal of Biological Education, 1993, him. 58. "Sukanda Permana. "Men22ali Sumber Belaiar Dari Lingkungan Sekitar". dalam Pikiran Rakyat,
18
pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan
wawasan pengalaman tentang dunia luar".28
Masih menurut Mulyasa, sebelum field trip dilaksanakan dan
dikembangkan ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
!) Menentukan sumber-sumber masyarakat :;;ebagai sumber belajar
mengajar.
2) Mengarnati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program
sekolah.
3) Menganalisis sumber be la jar berdasarkan nilai-nilai paedagogis.
4) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, perlu diperhatikan
bahwa sumber belajar harus menunjang kurikulum.
5) Membuat dan mengembangkan program field trip secara logis dan
sistematis.
6) Melaksanakan field trip sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek
pembelajaran serta iklim yang kondusif.
7) Menganalisis ketercapaian tujuan dari pelaksanaan field trip dan
kesulitan-kesulitan perjalanan.
8) Memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah
membantu.
9) Membuat laporanfield trip dan catatan untuk bahanfield trip yang akan
datang.
Dalam pelaksanaan kuliah lapangan (field trip) selalu dilakukan pembuatan herbariurn, agar mahasiswa mempunyai keterampilan dalam membuat awetan specimen. Pembuatan herbarium ada dua macam, yaitl! herbarium basah dan herbarium kering. Pada herbarium basah specimen yang didapat direndam dalam botol dengan menggunakan alkohol, sedangkan pada pembuatan herbarium kering specimen yang sudah bersih dibungkus dengan koran, dibasahi dengan alkohol yang selanjutnya
19
dikeringkan untfil: disimpan dalam amplop. Adapun langkah-langkah
pembuatan herbarium yaitu:
1) Menyiapkan alat dan bahan
Bahan : specimen tumbuhau yang akan diawetkan atau dibuat
herbarium dan alkohol 70%.
Al at : gun ting a tau pisau, pingset, kaca pembesar, kertas koran,
amplop, botol, plastik, dan karet gelang.
2) Cara kerja
- Koleksi tumbuhan yang akan dibuat koleksi harus bagus, Jengkap dan
bisa mewakili tumbuhan tersebut untuJc dikenali, jika tumbuhan yang
akan diawetkan adalah lumut maka ambil lumut yang ada sporanya, dan
jika tumbuhannya kecil maka harus diambil semua bagian tanaman .
Selanjutnya identifikasi, kelompokan dan beri nama specimen yang akan
diawetkan.
- Tumbuhan yang akan dikoleksi dibersihkan dan dirapihkan sesuai dengan
fil:uran yang diinginkan. Ukuran ini disesuaikau de:ngn amplop atau botol
untfil: menyimpan herbarium.
- Selanjutnya tumbuhan bisa diproses untfil: pembuatan herbarium basah
atau kering.
- Untfil: herbarium basah, tanaman yang sudah bersih dan rapi bisa Jangsung
dimasfil:an ke dalam botol yang sudah disiapkan. dan diisi alkohol sampai
semua bagian terendam, kemudian. botol ditutup rapat sehingga tidak ada
penguapan alkohol. Alkohol dalam botol ini ditambah atau diganti jika
sudah berkuarang atau kotor.
- Untfil: herbarium kering, tanarnan yang sudah bersih dan rapih langsung
dibungkus dengan koran dan dibasahi dengan alkohol. Selanjutnya
dikeringkan sampai benar-benar kering. Setelah kering, dimasfil:an ke
dalam amplop.29
20
d. Keunggulan metode kuliah lapangan (field trip)
Metode kuliah lapangan (field trip) ini memiliki beberapa keunggulan
yaitu:
1) Agar tumbuh pengalaman moral kelompok secara umum, karena di sini
peserta didik akan terangsang perhatiannya terhadap topik, objek, proses
dan tempat. Selanjutnya akan dapat dikembangkan sikap-sikap: seperti
kerjasama dalam menyelesaikan tugas, tanggung jawab, disiplin,
tenggang rasa dan sebagainya
2) Agar peserta didik memiliki serangkaian pengalaman yang secara teori
dan praktek sehingga mendukung perkembangan pribadinya
3) Menanamkan dan memupuk kebiasaan menga:mati dengan teliti.
4) Baik guru atau peserta didik memperoleh kesempatan memadukan bahan
pelajaran dari berbagai mata pelajaran. 30
5) Memberi kepuasan pada anak mengenai lingkungan dengan banyak
melihat kenyataan-kenyataan disamping keindahan di luar kelas.
6) Anak didik dapat memperoleh tambahan pengalaman, sedangkan guru
mendapatkan kesempatan menerangkan segala. sesuatu.
7) Anak didik akan bersikap terbuka, objektu: dan berpandangan luas
akibat dari pengetahuan yang dipero !eh dari luar yang akan
mempertinggi prestasi kepribadiannya.
8) Membuat apa yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.
9) Pengajaran serupa ini dapat merangsang kreativitas siswa
l 0) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual
11) Memiliki prinsip pengajaran modem yang memanfaatkan lingkungan
nyata dalam pengajaran.
e. Kekurangan metode kuliah lapangan (field trip)
Kekurangan-kekurangan dari metode kuliah lapangan (field trip) yaitu:
l) Apabila objek tidak cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran. _1• ,•_1_1 _________ , ____ !
21
3) Biaya menjadi beban tambahan anak sehingga memberatkan bagi anak
anak yang orang tuanya tidak mampu.
4) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang
5) Memerlukan koordinasi dengan guru studi lain agar tak terjadi tumpang
tindih antara waktu dan kegiatan.
f. Tujuan penggunaan metode kuliah lapangan (field trip)
Tujuan digunakannya metode ini ialah:
1) Untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau di kelas.
2) Untuk melihat, mengamati, menghayati secara Iangsung dan nyata
mengenai obyek tersebut.
3) Untuk menanamkan nilai moral pada siswa.31
4) Dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat
bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu
memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun
pengetahuan umum.
5) Mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang
dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus
dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.32
g. Langkah - langkah penggunaan metode kuliah lapangan (field trip)
Langkah-langkah penggunaan metode kuliah lapangan (field trip) ini ialah:
1) Persiapan
• • • • •
•
Menetapkan tujuan .
Menetapkan obyek kuliah lapangan .
Menetapkan lama, waktu kuliah lapangan, dan penjadwalan .
Menetapkan banyaknya siswa yang ikut kuliah lapangan .
Memperhitungkan biaya, transportasi, keamanan, dan sebagainya .
Mengadakan hubungan dengan sasaran .
22
• Memilih cara--cara untuk rnemperoleh data selarna kuliah lapangan,
rnisal dengan interview, observasi, dan sebagainya. Dan menyusun
cara laporannya.
• Pernantapan pelaksanaan.
2) Pelaksanaan
• Mengadakan pertemuan dengan pimpinan atau penguasa obyek.
• Pernbagian kelornpok
•
•
Siswa secara teratur melihat, rnengarnati, menanyakan dan
seterusnya tentang obyek
Selesai rnengadakan pengamatan terhadap obyek, kalau rnungkin
dilakukan diskusi atau Tanya jawab dengan pembimbing.
• Siswa dan seluruh rombongan setelah selesai meninggalkan obyek. 33
3) Pembuatan Herbarium
• Spesimen yang sudah diambil, di simpan di atas kertas kardus atau
koran, dilipat lalu dijernur.
• Setelah kering, siap untuk dibingkai dan diidentifikasi nama dan
klasifikasi dari specimen tersebut.
• Herbarium siap untuk disimpan sebagai koleksi.
4. Hasil Belajal'
a. Pengertian basil belajar
Kaum konstuktivis menyebutkan bahwa belajar "ialah suatu proses
rnengkonstruksi arti , entah itu melalui teks, dialog, pengalaman fisis dan
lain - lain". 34
Sedangkan rnenurut Mazur yang dikutip oleh Priyono menyebutkan
bahwa "belajar adalah perubahan dalam tingkah lakn sebagai akibat dari
interaksi antara stimulus dan respon". 35
23
Oleh karenanya dalam proses belajar mengaJar, perubahan tingkah
laku peserta didfa ditandai dengan kemampuan mereka dalam menerapkan
dan mendemonstrasikan pengetahuannya serta keterampilannya, perubahan
inilah yang disebut hasil belajar. Hal ini selaras dengan pendapat Suharsini
Arikunto bahwa "hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses
belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat
diarnati dan dapat diukur. 36
Menurut Nurdin Ibrahim hasil belajar adalah "merupakan perilaku
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi
kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan
lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran."37
Davies menyatakan bahwa "basil belajar .adalah perubahan prilaku
yang dapat diamati dan diukur".38Yang dapat di.amati dapat berupa sikap
atau perubahan tingkah laku menuju kedewasaan, sedangkan yang diukur
berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang
merupakan pengembangan dari ranah kognitif. Hasil perubahan yang dapat
diukur akan dilihat berupa nilai atau angka.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi basil bela1jar
Hasil belajar yang didapatkan oleh siswa "dipengaruhi oleh dua faktor
utama, yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datangnya dari
luar siswa atau faktor lingkungan. Akan tetapi factor lain seperti motivasi,
minat, perhatian, sikap, dan kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi social
ekonomi dan politik, kondisi psikis dan fisilc juga berpengaruh. 39
35 Priyono, "Hubungan Antara Konsep Diri, Sikap Terhadap Fisika Dasar dan Kemampuan Mahasiswa dengan Hasil Belajar Fisika Dasar", dalam UNJ Parameter, No. 10, Vol. XVIll, Tahun 2001. 36 Suharsini Arikunto, Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bina Aksara, 2002), h.133 37 l\Jnrtfin Thr.,,,him "DJ>m<::.H,f'oat-::in 'T'11tAri<:1I "
24
Priyono rnengernukakan beberapa faktor yang rnernpengaruhi hasil
belajar rnahasiswa, diantaranya:
I) Sarana pernbelajaran
2) Media pernbelajaran,
3) Metode pernbelajaran,
4) Mahasiswa yang belajar,
5) Dan dosen yang rnengajar.40
c. Hubungan metode kuliab lapangan (field trip) dengan basil belajar
taksonomi tumbuhan.
Seperti diketahui bahwasanya taksonorni tumbuhan tennasuk Ilrnu
Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains yang rnempelajari sernua tumbuhan
yang ada di alarn dan menitik beratkan pada pengidentifikasian, klasifikasi
dan tata narna tumbuhan, maka perlu direncanakan strategi pembelajaran
yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dan pencapaian
basil belajar yang optimal. Dan salah satu £.'lktor penting yang dapat
rnernpengaruhi warna pada strategi pernbelajaran ialah rnetode
pernbelajaran. Penggunaan rnetode yang tepat dapat rnernperrnudah
pencapaian tujuan pernbelajaran.
Taksonorni sebagai salah satu ilrnu sains dalarn praktek
pernbelajarannya harus rnelibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi
dengan objek konkrit. Untuk itu rnetode kuliah lapangan ataufield trip yang
rnengajak peserta didik langsung terjun ke lapangan untuk rnernpelajari
objek pernbelajaran, tentunya akan rnenarnbah pengetahuan dan
keterarnpilan rnahasiswa secara rnaksirnal.
Seperti yang diungkapkan oleh Gordon Dryden dan Jeanette Vos yang
dikutip Sujiyo Miranto bahwa" kita belajar 10% dari apa yang kita baca,
20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa
yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakana, dan 90% dari
25
apa yang kita katakan dan lakukan". 41 Metode lkuliah lapangan yang
mengharuskan mahasiswa untuk terjun langs1mg mengamati dan
mengidenti:fikasi objek pembelajaran akan mendapatkan basil belajar yang
jaub lebih baik daripada yang hanya belajru· dengan menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dan diskusi.
5. Takllonomi Tnmbuhan
Menurut Campbell dan Reece taksonomi adalah "cabang ilmu Biologi
yang fokus pembahasannya pada penamaan dan klasifikasi aneka ragam makhluk
hidup".42
Sedangkan menurut Raven, dkk menyatakan bahwa " aspek yang paling
penting yang dipelajari dalam taksonomi ialah identifikasi, penamaan dan
klasifikasi setiap makhluk hidup".43
Senada dengan Raven, Pakde Sofa juga menyatakan bahwa "tmsur utama
yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
(identiflkasi), pemberian nama, dan penggolongan atau ldasiftkasi"44•
Ada dua ha! yang penting dalam taksonomi atau biasa juga disebut ilmu
sistematik tumbuhan, yaitu klasiflkasi dan identif:ikasi. Klasifikasi "ialah
penempatan atau pengelompokan kesatuan berdasarkan hubungan kekerabatan,
sedangkan identifikasi meliputi determinasi apakah nama grup tumbuban sudah
diketahui atau yang juga be I um diketahui". 45 Klasiflkasi tumbuban berarti
pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini
sehingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki.
Sifat - sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasif:ikasi berbedabeda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan. t~juan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang
41 Sujiyo Miranto, "Catalan Kuliah ... " 42 Campbell dan Reece, Biology, (New York: Benjaming Cuming, 2002), Sixth Edition, h.429. 43 RnvP.n Pf nl R;n/nuu nf Plnnt_fi! fNP.w York~ W. H~ Freeman and Comnanv. 2003). h.262.
26
terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson
dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau
kelompok yang manapun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah
tingkat atau kedudukan golongan dalan suatu hierarki tertentu.Dalam taksonomi
tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu narna takson
sekaligus menunjukan pula tingkat takson (kategori).
Ada tiga system klasifik:asi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sestem
klasifik:asi buatan, system klasiflkasi alam, dan system klasiflkasi filogenik.
Berdasarkan sejarah perkembangallllya ketiga system klasifikasi tersebut dibagi
menjadi empat periode, yaitu periode sistem habitus, periode system numeric,
periode alam, dan periode system filogenik. Sistem klasiflkasi yang tinjauannya
berdasarkan modifikasi dari system yang telah ada dengan penambahan data baru,
disebut system kontemporer.
Identifikasi tumbuhan adalah "rnenentukan 11an1anya yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam system klasiflkasi"46• Tumbuhan yang akan
diidentifikasi mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada
nama ilmialmya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
Untuk identiflkasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilrnu pengetahuan,
memerlukan sarana antara lain bantuan orang, specimen herbarium, buku - buku
flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identiflkasi jenis. Bila sernua
pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabannya, berarti
nama serta tempatnya dalam system klasiflkasi tumbuhan yang akan diidentifikasi
dapat diketahui.
Taksonorni merupakan cabang ilmu biologi yang diperkenalkan oleh
Carolus Linnaeus (1707 - 1778) seorang fisikawan dan ahli tumbuhan yang
berkebangsaan Swedia. Beliau sangat berambisi m1tuk memberi nama dan
mendesk:ripsikan semua tumbuhan, hewan dan berbagai :macam mineral yang ia
ketahui atau temukan.
Dalam penamaan setiap spesies, Carolus Linnaeus memperkenalkan
27
nama spesies - spesies yang diketemukan dan berlaku di seluruh belahan dunia.
Oleh karena itulah beliau dijuluki sebagai bapak taksonomi dunia.
Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada
kesamaan pemahaman diantara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang
dimaksud. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang
diperlakukan sebagai bahasa latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang
tingkatannya berurutan. Tingkat jenis (spesies) merupakan dasar dari seluruh
tkasa yang ada. Nama - nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari
cirri khas yang berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut
tingkatannya. Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan
sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu
marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae. Nama
marga merupakan kata benda berbentuk mufradat atau suatu kata yang
diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber manapun, dan dapat
disusun dalam cara sembarang. Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda,
artinya terdiri dari dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan
sebagai bahasa Latin. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang
yang memberikan nama ilmiah dalam bentuk singkatan.
B. Kerangka Pikir
Standar isi Peraturan Mentri no. 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa "IPA atau
sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IP A bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan"47• Standar isi memuat tujuan mata pelajaran IPA/ Sains, yaitu
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan ciptaanNya.
28
2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai rnacam gejala alam,
konsep dan prinsip IP A yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan Iingkungan serta sumber daya alam.
4. Mengembangkan pernaharnan dan kemampuan IPA untuk menunjang
kompetensi produktif.
Taksonomi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari identifikasi, tata narna,
dan klasifikasi tumbuhan. Taksonomi tumbuhan tingkat rendah merupakan cabang
ilmu biologi atau sains yang objek kajiannya ialah semua tumbuhan tingkat
rendah yang berada di alam. Untuk mempelajari taksonomi, tentunya pendidik
perlu mempersiapkan strategi pembelajaran yang cocok supaya didapat hasil
belajar yang maksimal, yang dapat mengeluarkan seluruh potensi rnahasiswa.
Karena tidak sedikit mahasiswa biologi yang fobia taksonomi karena mereka tidak
mendapatkan ilmu taksonomi dengan semestinya
Banyak para pendidik yang menggunakan metode cerarnah atau diskusi
lllltuk mengajarkan ilmu ini dan menggunakan model pembelajaran "gaya
bank"yaitu mahasiswa hanya mencatat, menerima, dan menyimpan. Padahal ilmu
taksonomi dalam ha! ini terrnasuk dalam rnateri IP A yang sarat akan fakta-:fukta,
proses, dan prinsip yang objek kajiannya adalah seluruh makhluk hidup yang ada
di alam semesta. Tentunya sangat kurang etis apabila mahasiswa tidak diajak
terjun langsung untuk mempelajari objek yang dipelajari,. sehingga mahasiswa
tentunya dapat mengidentifikasi, mengklasifikasi dan selanjutnya melakukan
penamaan terhadap rnakhluk hidup sebagai inti dari ilmu taksonomi.
Dengan hanya menggunakan metode cerarnah atau diskusi maka orientasi
pengajaran taksonomi hanya pada hafalan. Mahasiswa dituntut untuk menghafal
nama spesies (klasifikasi rnakhluk hid up) lengkap dengan ciri-ciri, hu bungan
kekerabatan, sampai pada manfaat dari makhluk tersebut. Hal semacam ini
tentunya sangat memberatkan, mengingat ada jutaan makhluk hidup yang masuk
29
Untuk itu, metode kuliah lapangan (jield trip) dirasa sangat perlu untuk
dilakukan karena dengan metode ini mahasiswa akan diajak untuk mempelajari
objek kajian dengan lebih dekat dan nyata, sehingga para mahasiswa mampu
memahami relevansi antara materi pelajaran dengan realitas di lapangan dan
dengan kebutuhan masing-masing, mampu meningkatkan kreatifitas informasi
secara lebih luas dan aktual.
Metode kuliah lapangan ini dalam pelaksanaaimya melibatkan semua
indera yang ada sehingga tentunya pemahaman dan ingatan terhadap materi
tersebut dapat lebih kuat, dan basil belajar mahasiswa dapat maksimal.
Selain itu juga melalui pendekatan langsung ke alam akan mendekatkan
mahasiswa dengan lingkungam1ya sehingga tercipta suatu wahana dan wadah
pembinaan mahasiswa dalam ha! kemampuan dasar dalam kegiatan belajar dan
berfikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang bailc, serta
pengembangan kecakapan dasar mahasiswa untuk selalu mau dan mampu serta
peduli dalam berkehidupan secara bailc sesuai tuntunan dan harapan yang
dilcembangkan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Dari uraian--uraian di atas, diduga adanya pengaruh penggunaan metode
kuliah lapangan (jield trip) terhadap basil belajar mata kuliah taksonomi
tumbuhan tingkat rendah pokok bahasan tumbuhan lumut (Bryophyta).
C. Hlpotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berilcut:
Ho :Tidak ada pengaruh penggunaan metode kuliah lapangan (jield trip)
terhadap hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah.
Ha :Ada pengaruh penggunaan metode kuliah lapangan (jield trip) terhadap
hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah.
A. Tujuan Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
metode kuliah lapangan (field trip) terhadap hasil belaja.r taksonomi tumbuhan
tingkat rendah mahasiswa Jurusan Biologi UIN SyarifHldayatullah Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Fakultas Sains dan Teknologi yang
sedang mendapat mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah. Adapun
waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ga.njil tahun ajaran 2007-
2008.
C Variabel Penelitian
Variabel dapat didefinisikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua
atribut atau lebih. 1 Dalam penelitian ini variabel yang akan digunakan terdiri dari
dua variabel, yaitu:
Variabel bebas (X) : metode kuliah lapangan (field trip).
Variabel terikat (Y) : hasil belajar mahasiswa.
D. Metode dan Desain Penelitian
I. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian
yang menguji hipotesis berbentuk hufongan sebab-akibat melalui
pemanipulasian variabel independen dan menguji perubahan yang diakibatkan
oleh pemanipulasian tadi.2
1 S. Margono, Metodo/ogi Pene/itian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 133. 2 M. Subana dan Sudrajat, Dasar - dasar Pene/itian llmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 200 I), h. 95.
31
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dipergunakan ialah pra- eksperimental one group
pretest-posttest design. Dalam desain penelitian ini d.ilakukan pretest terlebih
dahulu sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan akan diberikan
posttest. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat dengan
melihat perbandingan nilai sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Tabel 1. Desain Penelitian One-group pretest-posttest design.
Kelompok Pre Tes Perlakua111 Post Tes
Eksperimen Tl x T2
Kontrol Tl 0 T2
Keterangan:
Tl : skor pretest (sebelum diberi perlakuan).
T2 : skor posttest (sesudah diberi perlakuan).
X perlakuan (pembelajaran dengan menggunakan metode kuliah
lapangan/field trip).
0 : Pembelajaran tanpa menggunakan metode kuliah lapangan/field
trip.
Desain penelitian:
a. Pemilihan sampel dari populasi
b. Memberikan pretest (Tl) pada mahasiswa sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan.
c. Pembelajaran taksonomi tumbnhan tingkat rendah dengan menggunakan
metode kuliah lapangan (field trip).
d. Memberikan posttest pada mahasiswa untuk mengukur variabel terikat.
e. Menghitung perbedaan hasil pretest dan posttest dengan menggunakan uji
t atau menganalisa data dengan menggunakan uji statistik yang tepat.
E. Populasi dan Sarnpel
1. Populasi
32
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber
data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. 50 • Dan yang
menjadi populasi pada penelitian ini ialah seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan serta Fakultas Sains dan Teknologijurusan biologi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang
diambil dengan menggunakan cara - cara tertentu.51 Sampel pada penelitian
ini ialah mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta mahasiswa
Fakultas Sains dan Teknologi jurusan biologi yang sedang mendapat mata
kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah.
F. Teknik Pengarnbilan Sarnpel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu pengambilan unit sampel. yang disesuaikan dengan
kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang dipergunakan peneliti untuk
mengambil sampel ialah mahasiswa atau objek penelitian hams sedang
mengikuti mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah.
G. Instrumen Pengurnpulan Data
Instmmen yang digunakan berupa soal-soal berbentuk tes objektif
dengan altematif ernpat pilihan jawaban (a, b, c, dan d) yang akan mengukur
aspek pengetahuan, pemaharnan, aplikasi, analisi.s, sintesis, dan evaluasi.
Jumlah tes yang akan dipergunakan sebanyak 35 butir soal yang terlebih
dahulu dibuat kisi-kisinya.
1. Variabel X (Pengaruh Metode Kuliah Lapangan /Field Trip)
b. Definisi Konseptual
33
Metode kuliah lapangan merupakan cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah
untuk mempelajari I menyelidiki sesuatu.
c. Definisi Oprasional
Metode field trip merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh
peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman
langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Atau
pembelajaran dengan mengharuskan anak belajar menggunakan proses-proses
IP A, mulai dari mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi,
mengukur, berkomunikasi, menginterpretasikan dat~ menyusun defenisi
oprasional, menyusun pertanyaan dan hipotesis, eksperimentasi,
memformulasikan model-model, dan menilai.
2. Variabel Y (Hasil Belajar Mahasiswa)
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar,
dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati
dan dapat diukur. Yang dapat diamati dapat berupa sikap atau perubahan
tingkah laku menuju kedewasaan, sedangkan yang diukur berupa
pengetahuan, pemabaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang merupakan
pengembangan dari ranah kogniti£ Hasil perubahan yang dapat diukur akan
dilibat berupa nilai atau angka.
b. Definisi Oprasional
Hasil belajar adalah "merupakan perilaku berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan
34
c. Kisi - Kisi Instrumen
Kisi - kisi fmal instrument tes hasil belajar mahasiswa, dapat dilihat
pada tabel spesifikasi berikut ini:
SK
Mengidentifikasi,
mengklasifikasi,
dan membuat tata
nama tumbuhan
tingkat rendah dan
manfaatnya untuk
kelangsungan
hidup manusia
Tabel 2
Spesiflkasi Tes Hasil Belajar
KD INDIKATOR
CJ C2 C3 C4
Mendeskripsikan ciri 2,4, 1,13,
- ciri, habitat 7, 11,
tumbuban lumut dan 15, 19, 20
peranannya bagi 16
kelangsungan hid up
manusia.
Membedakan 9, 3,5,
reproduksi pad a 14, 18
tumbuhan lumut
Mengklasifikasikan 12, 6,8,17
macam tumbuhan 10
lumut
Jumlah 9 II I
Jml
cs C6
10
5
5
20
Sebelum tes diberikan kepada sampel, instrumen akan diuji cobakan
terlebih dahulu pada responden. Responden yang akan diuji coba ialah mahasiswa
- mahasiswa yang sudah mendapat mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat
rendah. Uji coba dinmksudkan untuk mengukur tingkat kesukaran, validitas dan
reliabilitas instrument.
I. Tingkat kesukaran (difficulty index)
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang mempakan hasil perbandingan
antara jawaban benar yang diperoleh respoden (mahasiswa) dengan jawaban benar
yang seharusnya diperoleh dari suatu item. Tingkat kesukaran suatu item dapat
Rumus tingkat kesukaran:
P = I Jawaban benar I Jumlah mahasiswa
Kriteria: 0.00 - 0.30
0.31-0.70
0.71 -1.00
2. Validitas Instrumen
: soal sukar
: soal sedang
: soalmudah
35
Validitas adalah "kemampuan tes untuk mengungkap apa yang seharusnya !
diukur"52• Sebelum instrumen di berikan pada objek penelitian, maka seharusnya
instrument tersebut harus di ukur terlebih dahulu validitasnya Setelah instrumen
valid barulah instrument tersebut dapat dijadikan alat ukur untuk mengukur hasil
belajar atan prestasi belajar mahasiswa.
Pada penelitian ini pennlis menggunakan validitas isi (conten validity)
yaitu instrumen bentuk tes yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar
(achievement) dan mengukur efektifitas pelaksanaan program dan tujuan
pembelajaran.
Untuk mengukur validitas instrumen digunakan beberapa langkah:
a. Mencari proposi menjawab benar (p) setiap butir soal
p=L:X N
Keterangan: I:X = jumlah butir soal yang menjawab benar
N = banyaknya soal
b. Mencari q setiap butir soal
q=l-p
c. Mencari rata - rata skor peserta tes setiap butir soal (Mp)
Mp = jumlah skor total peserta tes yang menjawab benar jumlah peserta tes yang menjawab benar
d. Mencari rata - rata total (Mt)
Mt=Z:Xt N
Keterangan: .Z::Xt = skor total peserta tes yang menjawab benar
N = banyaknya soal.
e. Mencari standar deviasi
SD = .../J:fX.2 ·- [2:002 N N
£ Mencari angka indeks korelasi po in biserial (untuk menguji validitas soal)
rphi =Mn - Mi .../p SD q
Keterangan: rphi = angka indeks korelasi po in biserial
Mp= rata - rata skor yang dicapai oleh pese:rta test yang
menjawab benar, yang sedang dicari korelasinya
dengan tes secara keselnrnhan.
M1 = mean skor total
SD = standar deviasi dari skor total
36
P = proposi peserta tes yang meajawab betul terhadap butir soal
yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara
keselnrnhan.
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikasi
5% (a= 0,05) dan derajat kebebasan ( dk) = n-2. Kaidah keputusannya:
37
3. Reliabilitas
Sebuah instrument dikatakan reliabel jika instrument tersebut digunakan
berkali - kali untuk objek yang sama akan menghasilkan. data yang sama. Untuk
mengukur reabilitas soal dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus KR
20 (Kuder Richardson):
r;= n {St2-Iriq} (n-1) { 8tr }
Keterangan: n = jumlah item dala:m instrument
P = proposi banyaknya subjek yang menjawab nomor
item
q =1-p
st2 = variasi total
H. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t, yakni
tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis
nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil dari
populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang signiftkan.
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian awal yaitu:
1. Pengujian Prasyarat Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan dari distribusi data
pada sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors
dengan langkah - langkah sebagai berikut:
I) Urutkan data dari sampel yang terkecil sampai yang terbesar
2) Tentukan nilai Zi dari tiap - tiap data berikut dengan rumus:
Zi=x-xSD
Keterangan:
Zi = skor baku
X- = nilai rata - rata
X = skor data
SD= standar deviasi
38
3) Menentukan besar peluang untuk masing - masing nilai Zi berdasarkan tabel
Zi sebutkan dengan F(Zi) dengan aturan jika Zi>O, maka F(Zi) = 0.5 + nilai
table, jika Zi<O, maka F(Zi) = 1-(0.5 + nilai tabel).
4) Selanjutnya hitung proporsi Z 1, Z2, .... Z. yang lebih kecil atau samadengan Zi.
Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka:
S(Zi) = banyaknya ZL..~ Z yang < Zn N
5) Hitung selisih F(Zi) - S(Zi), kemudian tentukan harga mutlak.
6) Ambil nilai terbesar diantara harga - harga mutlak selisih tersebut, nilai ini
dinamakan Lo.
7) Memberi interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Ltabel. Ltabel harga
yang diambil dari table harga kritis uji liliefors.
8) Mengambil kesimpulan berdasar harga Lo dan Ltabel yang telah didapat,
apabila Lo < Ltabel maka sampel berasal dari distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk melihat keseragaman varian sampel
yang diambil dari populasi. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua
varian, yaitu rumus homogenitas Fisher:
F = .:i12
sl
82 = n 'f X2
- ('5;X)2
N(n-1)
Keterangan: F = homogenitas
S 1 2=varian terbesar atau data pertama
sl=varian terkecil atau data kedua.
Fhitung<Trabel = sampel homogen
Fhitun?Ttabel = sampel tidak homo gen
2. Pengujian Hipotesis dengan uji t
39
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara signifikan dua variabel
yang sedang diperbandingkan memang berbeda, ataukah perbedaan itu terjadi
semata - mata karena kebetulan saja.
Rumus pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5%:
t = .\', -.X,
s~ 1 +L
n1 ni
Dimana,
S2 total _ (111 -1)s1
2 + (n, -1)s12
(111 + n2 -2)
Keterangan:
t = Harga uji statistik
X 1 = Rata - rata hasil belajar mahasiswa yang diberi metode Kuliah
lapangan
.Y 2 = Rata - rata hasil belajar mahasiswa yang tidak diberi metode Kuliah
lapangan
n 1 = jumlah sampel kelompok eksperimen
n 2 = jumlah sampel kelompok kontrol
S 12 = varian data kelompok eksperimen
S22 = varian data kelompok kontrol
40
Dengan kriteria sebagai berikut:
Bila t hitung < t tabel, rnaka Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh antara hasil belajar mahasiswa yang menggunakan metodefie/d trip dengan mahasiswa yang tidak menggunakan metode field trip. Jika t hitung > t tabel, artinya terdapat pengaruh antara hasil belajar mahasiswa yang menggunakan metodefie/d trip dengan mahasiswa yang tidak menggunakan metodefie/d trip.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Metode Pembelajaran Kuliah Lapangan (Field Trip)
Cara mengajar dengan menggunakan metode kuliah lapangan yaitu dengan
mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu dengan menggunakan proses-proses IPA
yaitu mulai dari mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi,
mengukur, berkomunikasi, menginterpretasikan data, menyusun defenisi
oprasional, menyusun pertanyaan dan hipotesis, eksperimentasi,
memformulasikan model - model, dan menilai.
Sebelum pelaksanaan field trip, mahasiswa dibekali dengan konsep-
konsep lumut (bryophyta) yang dilakukan di dalam kelas selama dua kali
pe1iemuan dengan menggunakan metode ceramah, cliskusi, clan tanya jawab.
Setelah konsep-konsep tersebut selesai deberikan, pada sampel kelompok
eksperimen diberikan kesempatan umtuk melakukan lrnliah lapangan atau field
trip di Taman Lumut Nasional Kebun Raya Cibodas-Jawa Barat, sedangkan
untuk kelompok kontrol tidak. Kebun raya Cibodas dipilih karena mempunyai
koleksi lumut yang lengkap di area Taman Lumut Nasional serta memiliki kondisi
lingkungan dan iklim yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
tumbuhan Jumut.
Pada pelaksanaan kuliah lapangan dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut: persiapan, pelaksanaan, pembuatan herbarium dan penyusunan laporan
hasil kegiatan.
Sebelum melaksanakan field trip dosen dan panitia pelaksana telah
melakukan tahap persiapan seperti: menentukan tujuan dan obyek atau tempat
field trip akan dilaksanakan yaitu di Taman Lumut Nasional - Kebun Raya
Ciboclas, mengadakan hubungan dengan pengelola Taman Lumut Nasi;mal,
menetapkan biaya, waktu, jadwal, menentukan metode p<mgambilan sampel atau
specimen clan cara memperoleh data sampai mempersiapkan alat dan bahan yang
akan clipergunakan pacla saatfie/d trip.
42
Metode pengambilan sampel atau specimen yang dipergunakan ialah
dengan mengadakan metode serabutan. Pada metode serabutan, kita hanya
menentukan lokasi untuk masing-masing kelompok, selanjutnya lokasi tersebut
ditelusuri jenis tumbuhan lumut yang hidup serta keadaan tempatnya, tanpa
meninggalkan satu bagian pun yang bisa terlewati. Mabasiswa diharuskan
mengenali dan mengamati tiap jenis tumbuhan lumut yang ditemukan.
Sedangkan untuk metode pengumpulan data selama field trip, akan
dilakukan wawancara pada pengelola dan observasi langsung ke Taman Lumut
Nasional. Walaupun baru tabap persiapan mabasiswa terlihat sangat antusias
untuk melakukan field trip, ini terbukti dari jumlah peserta field trip 100%
mabasiswa yang sedang mendapatkan mata kuliah taksonomi tumbuhan rendab di
Fakultas Sains dan Teknologi illN Syarif Hidayatullah Jakarta ikut menjadi
peserta.
Pada tabap pelaksanaan, mabasiswa mencek alat dan baban yang telah
dipersiapkan lalu panitia menemui pihak pengelola Taman Lumut Nasional
Kebun Raya Cibodas yang sebelumnya telah dihubungi dan diminta ijin untuk
melakukan field trip di tempat terse but. Alat yang dibawa berupa pisau, gunting,
pingset, plastik, tali, kaca pembesar, meteran, kertas koran, alat tulis dan buku
panduan, sedangkan baban yang telah dipersiapkan berupa alkohol 70% dan
keanekaragaman tumbuhan lumut itu sendiri.
Setelab menemui pihak yang berwenang, mahasiswa dibagi menjadi lima
kelompok yang didampingi satu orang pendamping, yang terdiri dari tiga orang
dosen program study Biologi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullab Jakarta, dan dua orang pendamping dari Taman Lumut Nasional
Kebun Raya Cibodas. Kelompok-kelompok yang telah terbentuk mencari lokasi
atau tempat yang banyak terdapat tumbuhan lumurnya, dan berakhir di Taman
Lumut Nasional untuk melihat koleksi-koleksi tumbuhan lumut yang dimiliki.
Masing-masing kelompok diberi tugas untuk mengamati dan mengambil semua
jenis tumbuhan lumut yang ditemukan dengan menggunakan alat yang telab
44
2) Cara kerja
- Koleksi tumbuhan Iumut yang dibuat koleksi harus bagus, lengkap dengan
sporanya dan bisa mewakili tumbuhan tersebut untuk dikenali, dan jika
tumbuhannya kecil maka harus diambil semua bagian tanaman.
- Tumbuhan Iumut yang akan dikoleksi dibersihkan dan dirapihkan sesuai
dengan ukuran yang diinginkan. Ukuran ini disesuaikan dengan amplop untuk
menyimpan herbarium.
- Selanjutnya identifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi, buku sumber
dan buku panduan yang ada, kelompokan dan beri nama specimen yang akan
diawetkan.
- Dan untuk selanjutnya tumbuhan bisa diproses untuk pembuatan herbarium
kering.
- Untuk herbarium kering, tanaman yang sudah bersih dan rapih langsung
dibungkus dengan koran dan dibasahi dengan alkohol. Selanjutnya
dikeringkan sampai benar-benar kering. Setelah kering, dimasukan ke dalam
amplop dan disimpan sebagai koleksi bahkan bisa digunakan sebagai media
pembelajaran.
Dosen pada pelaksanaan field trip hanya berperan sebagai pembimbing
dan fasilitator, selanjutnya mahasiswalah yang berperan aktif untuk belajar
tentang rumbuhan lumut dengan cara mengamati, mengidentifikasi, berdiskusi
sampai membuat laporan kegiatan dan herbarium dari specimen-specimen
tumbuhan lumut yang ada di Taman Lumut Nasional Kebun Raya Cibodas-Jawa
Barat.
46
Berdasarkan analisa data di atas diperoleh skor basil belajar mahasiswa kelompok
kontrol yang pembelajarannya tidak menggunakan metode kuliah lapangan (field
trip) pada materi tumbuhan lumut dengan lima konsep diperoleh 72.2%, dengan
perincian sebagai berikut:
1. Konsep klasifikasi tumbuhan lurnut diperoleh skor 16.4% dari 25% selisih
8.6%, ini berarti konsep tersebut telah cukup dikuasai mahasiswa.
2. Pada konsep reproduksi turnbuhan lumut diperoleh skor 19.2% dari 25%.
Hal ini menunjukan bahwa pada konsep ini mahasiswa lebih paham dan
dikuasai dibandingkan pada konsep klasifikasi tumbuhan Iurnut karena
hanya selisih 5.8%.
3. Penguasaan mahasiswa pada konsep ciri-ciri tumbuhan Iurnut 21% dari
25%. Hal ini berarti konsep ini telah dikuasai mahasiswa dengan baik karena
skomya sangat tinggi, mendekati persentase maksimal.
4. Kemudian pada konsep habitat dari tumbuhan lumut diperoleh skor 10.4%
dari 15%, ini menunjukan bahwa basil skor pada konsep ini juga tinggi.
5. Konsep kegunaan tumbuhan lumut bagi kesejahteraan manusia diperoleh
skor 5.4% dari 10% ini berarti hanya separuh mahasiswa yang rnenjawab
benar dan separuhnya lagi menjawab salah, yang berarti konsep ini kurang
difahami mahasiswa kelompok kontrol.
Dari analisa di atas dapat disirnpulkan bahwa penguasaan mahasiswa
kelompok kontrol terhadap mata kuliah taksonomi turnbuhan rendah pada pokok
bahasan turnbuhan lumut tergolong tinggi, yaitu memperoleh 72.2%.
Tabel 4
Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Eksperimen
NR Klasifikasi
1 4 2 4 3 2 4 3 5 5 6 5 7 3 8 3 9 3 10 3 11 4 12 3 13 3 14 5 15 3 16 3 17 3 18 3 19 3 20 3 21 2 22 4 23 4 24 5 25 4
87 Dengan kriteria:
8 - 11 = Rendah
12- 14 = Sedang
15-17=Tinggi
R~roduksi
4 4 4 5 4 4 4 2 5 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 5 2 3 4 4 3 90
18 - 20 = Amat tinggi
Konseo Skor Ciri - Ciri Habitat Kerrunaan
3 3 1 15 5 2 1 16 5 2 0 13 4 2 2 16 4 3 2 18 4 2 1 16 5 2 2 16 3 3 2 13 4 2 1 15 3 2 2 14 4 3 1 14 3 2 2 13 4 2 2 15 4 2 2 17 5 2 1 14 4 2 1 13 4 1 1 12 5 2 2 16 4 3 0 13 3 3 1 15 5 2 0 II 4 3 1 15 4 2 2 16 4 3 1 17 3 2 2 14
100 57 33 367
47
Kriteria
Tin<wi Tinggi Sedang Tinggj Amat tinggi
Tinm>i Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tin1nri Tinggi Sedang Sedang Sedang Tintr<'i Sedang
Tin""i Rendah Tin""i Tinmli Tintrtri Se dang
Berdasarkan analisa data di atas diperoleh skor hasil belajar mahasiswa
kelompok eksperimen yaitu yang pembelajarannya menggunakan metode field
48
1. Konsep klasifikasi tumbuhan lumut diperoleh skor 17.4% dari 25% selisih
7.6%, ini berarti konsep tersebut telah cukup dikuasai mahasiswa.
2. Pada konsep reproduksi tumbuhan lumut diperoleh skor 18% dari 25%. Hal
ini menunjukan bahwa pada konsep ini skor mahasiswa hampir sama dengan
skor konsep klasifikasi tumbuhan lumut yaitu selisih 7%, yang artinya konsep
ini telah cukup dikuasai mahasiswa.
3. Penguasaan mahasiswa pada konsep ciri-ciri tumbuhan l.umut 20% dari 25%.
Hal ini berarti konsep ini telah dikuasai mahasiswa dengan baik karena
diperoleh skor yang tinggi.
4. Kemudian pada konsep habitat dari tumbuhan lumut diperoleh skor 11.4%
dari 15%, ini menunjukan bahwa basil skor pada konsep ini sangat tinggi,
mendekati persentase maksimal 25%.
5. Konsep kegunaan t.umbuhan lumut bagi kesejahteraan manusia diperoleh skor
6.6% dari I 0% ini berarti mahasiswa telah menguasai konsep ini dengan baik.
Dari data di atas dapat disirnpulkan bahwa penguasaan mahasiswa
kelompok eksperirnen terhadap mata kuliah taksonomi t.umbuhan rendah pada
pokok bahasan tumbuhan l.umut tergolong tinggi, yaitu memperoleh 73.4%. Dan
jika dibandingkan persentase mahasiswa kelompok kontrol yang persentasenya
72.2%, maka persentase mahasiswa kelompok eksperimen fobih tinggi l.2%. Hal
ini dikarenakan mahasiswa kelompok eksperimen diberikan kesempatan untuk
langsung mempelajari tumbuhan lumut di habitatnya (di lingkungan).
49
C. Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Ko111trol dan Kelompok
Eksperimen
Tabei 5
Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan Kellompok Eksperimen
Perkonsep
Konsep Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Klasifikasi tumbuhan lumut 16.4% 17.4% Reproduksi tumbuhan lumut 19.2% 18% Ciri-ciri tumbuhan lumut 21% 20% Habitat tumbuhan lumut 10.4% 11.4% Kemmaan tumbuhan lumut 5.4% 6.6%
Jumlah 72,4% 73,4% .. . . Dan data d1 atas dapat dnnterpretasikan bahwa kelompok ekspernnen yang
melakukan field trip hasil tesnya lebih tinggi dibandingkan hasil tes kelompok
kontrol yang tidak melakukan field trip (72,4% < 73,4%). Adapun penjelasan
lebih lanjut sebagai berikut:
1. Konsep klasifikasi tumbuhan lumut
Pada konsep klasifikasi, mahasiswa kelompok kontrol memperoleh
16,4% sedangkan mahasiswa kelompok eksperimen 17,4% lebih besar 1% dari
kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan kelompok eksperimen diberikan
kesempatan untuk langsung mempelajari tumbuhan lumut langsung ke
habitatnya sehingga mahasiswa dapat mengamati dengan seksama jenis-jenis
tumbuhan lumut yang ada dan tanaman-tanaman lain yang hidup disekitarnya,
sehingga dapat dilihat dan dibandingkan hubungan kekerabatan antara
tumbuhan lumut dengan tumbuhan lainnya.
2. Konscp reproduksi tumbuhan Iumut
Mahasiswa kelompok kontrol memperoleh basil 19,2% lebih besar
1,2% dari mahasiswa kelompok eksperimen yang hanya memperoleh 18%. Hal
ini dikarenakan ketika field trip berlangsung mahasiswa hanya melihat sepintas
alat reoroduksi beruoa sooran1Zium dan soora saia tanoa oen1Zamatan van!! lehih
50
yang tidak mendukung, sehingga konsep ini tidak terekam dengan
baik oleh mahasiswa.
3. Konsep ciri-ciri tumbuhan lumut
Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil tes kelompok kontrol lebih
besar 1 % dibandingkan hasil tes mahasiswa kelompok eksperirnen. Seharusnya
hasil tes kelompok eksperirnen lebih baik dari pada kelompok kontrol karena
pada saatfield trip mahasiswa diberi kesempatan untuk mencari dan mengamati
bagian-bagian tumbuhan lumut secara utuh. Akan tetapi mengingat waktu yang
terbatas dan cuaca yang kurang mendukung sehingga pada saat field trip
pengamatan terhadap satu spesies lumut kurang maksin1al, sedangkan tumbuhan
lumut yang diamati cukup banyak. Akan tetapi jika dillihat persentase hasil tes,
nilai kelompok eksperirnen pada konsep ini sudah sangat baik yaitu mendapat
20% dari 25%.
4. Konsep habitat tumbuhan lumut
Karena pada saat field trip mal1asiswa Jangsung datang pada habitat
dari tumbuhan lumut, tentunya mahasiswa yang langsung datang ke habitanya
akan memperoleh basil yang lebih baik yaitu 11,4% dari pada mahasiswa yang
tidak datang (tidakfield trip) 10,4%. Hal ini dikarenakan malrasiswa yangfield
trip tidak hanya melihat tempat tumbuhnya lumut, tapi juga dapat merasakan
suhu, kelembaban udara dan bahkan tempat atau benda-benda yang dapat
ditumbuhi Jumut.
5. Konsep kegunaan tumbuhan lumut
Pada saat field trip mahasiswa tidak hanya mendapat penjelasan dari
ciri, klasifikasi, alat reproduksi dan habitat dari tumbuhan Jumut dari para
pendamping, akan tetapi dijelaskan lebih mendetail akan manfaat-manfaat yang
dapat diambil dari tumbuhan Jumut tersebut, sehingga penguasaan konsep ini
51
D. Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap
Hasil Belajar
Tabel 6
Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan ll<:ksperimen
NO Hasil Belaiar Kelompok Kontrol Kelomook Eksoerimen
1 11 15 2 15 16 3 17 13 4 13 16 5 12 18 6 13 16 7 17 16 8 18 13 9 16 15 10 13 14 11 16 14 12 16 13 13 13 15 14 12 17 15 15 14 16 15 13 17 15 12 18 14 16 19 11 13 20 15 15 21 14 11 22 14 15 23 15 16 24 17 17 25 15 14
361 367
Dari tabel basil tes mahasiswa kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen diinterpretasikan bahwa basil belajar mahasiswa yang menggunakan
metode kuliah lapangan atau field trip lebih tinggi dibandingkan dengan
mahasiswa yang tidak menggunakan metode field trip. Hal ini dikarenakan
A. Kesimpulau
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai kelas kontrol dengan mahasiswa
Fakultas Sains dan Teknologi jurusan Biologi sebagai kelas eksperimen di
Universitas Islam Negeri (VIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, secara deskriptif
dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar kelas kontrol lebih rendah dibandingkan
dengan hasil belajar kelas eksperimen (72.4 : 73.4). Hal ini disebabkan karena
mahasiswa kelas eksperimen diberikan kesempatan untuk melakukan field trip
agar dapat mempelajari tumbuhan lumut di habitatnya, sehingga para mahasiswa
mampu memahami relevansi antara materi pelajaran dengan realitas di lapangan
yang tentunya dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para mahasiswa
tersebut terhadap tumbuhan lumut.
Akan tetapi, hasil belajar mahasiswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
setelah dihitung secara statistik dengan teknik uji-t pada taraf signifikasi 5%
menunjukan bahwa t hitung (0.33) lebih kecil dari t tabel (2.021) sehingga Ho
diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara mahasiswa kelas
eksperimen yang menggunakan metode field trip dengan mahasiswa kelas kontrol
yang tidak menggunakan metode tersebut.
B. Saran
Berdasarkan pertimbangan dari proses penelitian yang cukup singkat dan
hasil penelitian yang telah didapat, maka peneliti memberikan smnbangsih berupa
saran sebagai berikut:
I. Diharapkan dosen mata kuliah taksonomi tumbuhan dapat menyampaikan
materi pembelajaran dengan menggunakan rnetode-metode pembelajaran
yang dapat mencerdaskan, rnendewasakan, membebaskan. Dan akan
rnendorong pengembangan pemikiran-pemikiran rnahasiswa, menambah
54
pengalaman mengajar, menimbulkan rasa kepedulian, kasih sayang, dan rasa
tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
2. Dalarn menggunakan metode field trip hendaknya para dosen melakukan
perencanaan yang matang sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
3. Mengingat penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, peneliti
mengharapkan agar penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk diadakan
penelitian lebih lanjut dengan menambahkan variabel yang lain.
55
DAFTAR PUST AKA
AD, Muhaemin, "Upaya Meningkatkan Pernahaman Konsep Biologi pada Siswa
Kelas II Semester Ganji] SMA Al- Kautsar TP 2004/ 2005 Melalui
Pendekatan Peta Konsep", Jumal Pendidikan dan Pembelajaran, Volume
4, Nomor 1, Maret 2006, h. 85.
A11111adi, Abu, dan Joko Tri Prasetya, Startegi Belajar Mengajar untuk Fakultas
Tarbiyah Komponen MK.DK, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Arikunto, Suharsimi, Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta:
Bina Aksara, 2002.
Campbell dan Reece, Biology, (New York: Benjaming Cuming, 2002), Sixth
Edition.
Dalim. Y eniwarti dan Hermon, Dedi. "Penerapan Kuliah Lapangan untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa", dalam Forum Pendidikan,
Nomor 01,Vol. II, April 2006.
Dasumiati, "Penuntun Praktikum Sistematika Tumbuhan''', Fakultas Sains dan
Teknologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain, Aswan, Strategi Be/ajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Eric, Out-of-Field Teaching, www.gooogle.com,2000.
56
Hadisubroto, Tisno, dkk. "Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Pembelajaran
IP A di Kelas III SD Melalui Pengalaman Langsung", dalam !mu
Pendidikan, Jilid 8, Nomor 2, Mei 2001.
Harman, "Pengembangan Tes Hasil Belajar", Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, Volume 3, Nomor l, februari 2003.
Hasnunidah, Neni, "Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas XI SMA Al- Kautsar Bandar Lampung Melalui Pendekatan
Resitasi", Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 7, nomor 1, Januari 2006
Hasrudin, "Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dengan Menggunakan Alat
Peraga Untuk Meningkatkan Minat dan basil Belajar Biologi di
SMUN I Binjai", Jurnal Penelitian, Vol. 7 (I), September, 2000.
Herwindati, Yuni Tri, dan Adi Suryanto, "Pemahaman Murid Sekolah Dasar
Terhadap Konsep IP A Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya
Miskonsepsi", .Iurnal Pendidikan, vol. 5, No. I, Maret 2004, 48-60.
Ibrahim, Nurdin, "Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktifuntuk Perataan Kualitas
Hasil Belajar (Suatu Kajian)", Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 44,
Tahun ke- 9, September 2003.
Irmansyah, Achmad, dan Zubaidah, "Efek Model Pembelajarnn Konstruktifisme
Melalui Pembelajaran Matematika di SMP", Jurna/ Pendidikan, Vol. 7,
No. 2, September 2006.
Kadir, "Efektivitas Strategi Peta Konsep dalam Pembelajaran Sains dan
Matematika'', Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 051, Tahun Ke-10,
November 2004.
57
Kosasih, Andreas, "Peranan Motivasi Terhadap Hasil Belajarnya Siswa", dalam
Jurnal Tabularasa, Volnme 2, No. 3, Desember 2004.
Luna, De Efrain, Newton, Angela, and Mishler, Brent D, Bryophyta,
www.gooogle.com,2004.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Rosda Karya, 2005.
Margono, S, A1etodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Martiningsih, Macam - Macam Metode Pembelajaran, Jakarta, 7 April 2008.
Miranto, Sujiyo, Catalan Kuliah Strategi Pengajaran Sains,2002.
Mortimer, Eduardo, and Phil, Scott, Meaning Making In Secondary Science Classroom, Philadelphia: Open University Press, 2003.
Openshaw, Peter. H, dan Stephen. J, Whittle, Ecological Field Teaching, Journal of Biological Education, (1993) 27 \1).
Permana, Sukanda, "Menggali Sumber Belajar Dari Lingkungan Sekitar", dalam Pikiran Rakyat, 2003.
Powell, Richard, "From Field Science to Classroom Science: A Study of
Constrained Emergence in a Second-Career Science Teacher", dalam
Journal of Research In Science Teaching, Vol. 31, NO. 3, PP. 273-291
(1994).
Priyono, "Hubungan Antara Konsep Diri, Sikap Terhadap Fisika Dasar dan
Kemampuan Mahasiswa dengan Hasil Belajar Fisilca Dasar", Jurnal
UNJ, Parameter, No. 10 Tahun 2001
58
Raven, et. al., Biology of Plants, New York: W. H. Freeman and Company, 2003.
Rifqiyati dan Agus, Suradika, "Pengamh Latar Belakang Pendidikan Terhadap
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam", dalam Jurnal Penelitian UMJ,,
No. 2, Vol. 7, Juni 2001
Rohmad, Ali, "Pengelolaan Pembelajaran Kecerdasan Emosi pada Madrasah
lbtidaiyah/ Sekolah", Jurnal Dinamika Penelitian Pendidikan STAIN
Tulungagung, Oktober 2005, Vol. 5 No. 2.
Setiawan, Yasin. "Mencari Metode Pengajaran Yang Lebih Baik", daxi
www.siaksoft.net, 28 September 2007.
Sofa, Pakde, Taksonomi Tumbuhan Rendah,
h11R ://masso fa. wo rdpress.com/2 008/0 I /28/takso nomi-tu 111 buhan-rendah/.
Subana, M, Rahadi, Moersetyo, dan Sudrajat, Statistik Pendidikan, (Bandung:
Pustaka Setia,2000)
Subana, M, dan Sudrajat, Dasar - dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka
Setia, 2001.
Surnaji, dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis, (Y ogyakarta: Kanisius, 2003)
Trihastuti, Singgih, da.n Yoko Rimy, Filosoji Sains, www.Ipmpjogja.diknas.go.id
W. S, Judd, Plant Systematics: A Phylogenetic Approach, (USA: Sinaver Associates, Inc, 2002), Second Edition.
Yamin, Maiiinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gedung
59
-------, Teaching in the Field, www.edtt.nus.sg, Nov. 2006.
-------, Out-of-Field Teaching by Poverty Concentration and minority
Emollment, www.nces.ed.gov, 2004
Lampiran 1
No. Jml. Jml.
Tabel 7 T" kaK k llll t csn aran
P=L: Jawaban bena, Saal Responden Jawaban L:Jumlah responden
l 2 " .)
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 "" .) .)
34 ! 35
Kriteria:
Benar 30 27 30 24 30 26 30 26 30 26 30 23 30 28 30 20 30 28 30 25 30 25 30 27 30 17 30 21 30 13 30 23 30 10 -30 22 30 16 30 15 30 25 30 15 30 15 30 17 30 24 30 16 30 7 30 12 30 13 30 11 30 15 30 6 30 10 30 10 30 17 '
0.00 - 0.30 : soal sukar
0.31 - 0.70 : soal sedang
0.71 - !.00 : soal mudah
0.9 0.8 0.87 0.87 0.87 0.77 0.93 0.67 0.93 0.83 0.83 0.9 0.57 0.7
0.43 0.77 0.3
0.73 0.43 0.5 0.83 0.5 0.5 0.57 0.8
0.53 0.23 0.4 0.43 0.37 0.5 0.2 0.3 0.3
0.57
60
Keterangan
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah --Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Se dang Sedang Mudah Sukar
Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mud ah Sedang Sukar
Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar
Sedang
Tabe! 7 Analisis Butir Saal Hasil Be!ajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah -
4 5 6 7 ' ' 10 11 12 13 14 15 16 17 1B " 20 21 22 23 24 25 " 27 " 29 30 31 32 33 ,.. " x X2
1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 19 3'31
0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 w 400
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 21 4'1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 23 529
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 c 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 25 625
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 25 625
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 c 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 24 575
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 c 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 ' " 784
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 2B9
1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1B 255
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 " 676
1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 21 441
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 30 soo 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1B 324
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 20 "° 1 1 0 ' 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 23 529 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 20 400
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 21 441
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 ' 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 19 361
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 22 484
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 19 361
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 " 676
1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 17 ?SO
0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 19 324
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 " 484
1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 17 289
0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 11 121
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 " 784 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 30 000
i 1 1 1 0 1 1 ·, 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 " 641
26 26 23 " 20 " 25 25 27 17 21 13 23 10 22 16 15 25 15 15 17 24 16 7 12 13 11 15 6 10 10 17 "' 14911
l,46 0,51 0,36 0,46 ..0,12 0,23 0,58 0,52 0,23 0,27 0,46 0,48 0,47 0,57 0,3 0,14 0,57 0,14 0,33 0,2 0,18 0,26 0,32 0,21 0,34 .0,1 0,33 0,33 0,07 0,36 0,25 0,21 ),325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 "'" 0,325 0,325 0,325 0,325 0,3:25 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325
v v v v In in v v In In v v v v v in v in v In In In v in v In v v In v In In
),857 0,867 0,71 0,93 0,67 0,93 0,83 O,B3 0,9 0,57 0,7 0,43 0,77 0,33 0,73 0,53 0,5 0,83 0,5 0,5 0,57 o,s 0,53 0,23 0,4 0,43 0,37 0,5 0,2 0,33 0,33 0,57
l,133 0,133 0,23 0,07 0,33 0,07 0,17 0,17 0,1 0,43 0,, 0,57 0,23 0,67 0,27 0,47 0,5 0,17 0,5 0,5 0,43 0,2 0,47 0,77 0,6 0,57 0,63 0,5 '·' 0,67 0,67 0,43
0,12 0,12 0,18 0,07 0,23 0,07 0,14 0,14 0,09 0,24 0,21 0,25 0,18 0,22 0,19 0,25 0,25 0,14 0,25 0,25 0,24 0,15 0,25 0,16 0,24 0,25 '·" 0,25 0,16 0,22 0,22 0,24
61
62
Lampiran3 Tabel 9
Validitas soal Tnmbnhan Lnmnt
No Mp Mt SDt p q rnbi Interpretasi 1 22.37 21,83 4,51 0,9 0.1 0,357 Valid 2 22.17 21,83 4,51 0,8 0.2 0,15 Invalid 3 22.42 21,83 4,51 0.867 <J.133 0,33 Valid 4 22.65 21,83 4,51 0.867 0.133 0,46 Valid 5 22.73 21,83 4,51 0.867 0.133 0,51 Valid 6 22.74 21,83 4,51 0.77 0.23 0,36 Valid 7 22.39 21,83 4,51 0.93 0.07 0,46 Valid 8 21.45 21,83 4,51 0.67 0.33 -0,12 Invalid 9 22.11 21,83 4,51 0.93 0.07 0,23 Invalid 10 23.00 21,83 4,51 0.83 0.17 0,58 Valid 11 22.88 21,83 4,51 0.83 0.17 0,519 Valid 12 21.07 21,83 4,51 0.9 0.1 0,23 Invalid
.
13 22.88 21,83 4,51 0.57 0.43 0,27 Invalid 14 23.19 21,83 4,51 0.7 0.3 0,46 Valid 15 24.31 21,83 4,51 0.43 0.57 0,48 Valid 16 23.00 21,83 4,51 0.77 0.23 0,47 Valid 17 25.50 21,83 4,51 0.33 0.67 0,57 Valid 18 22.64 21,83 4,51 0.73 0.27 0,295 Valid 19 22.44 21,83 4,51 0.53 0.47 0,14 Invalid 20 24.40 21,83 4,51 0.5 0.5 0,57 Valid 21 22.12 21,83 4,51 0.83 0.17 0,14 Invalid 22 22.33 21,83 4,51 0.5 0.5 0,33 Valid 23 22.73 21,83 4,51 0.5 0.5 0,2 Invalid 24 22.53 21,83 4,51 0.57 0.43 0,18 Invalid 25 21.58 21,83 4,51 0.8 0.2 0,26 Invalid 26 17.75 21,83 4,51 0.53 0.47 0,321 Valid 27 23.57 21,83 4,51 0.23 0.77 0,21 Invalid 28 23.67 21,83 4,51 0.4 0.6 0,34 Valid 29 21.31 21,83 4,51 0.43 0.57 -0, 1 Invalid 30 23.82 21,83 4,51 0.37 0.63 0,33 Valid 31 23.33 21,83 4,51 0.5 0.5 0,33 Valid 32 22.50 21,83 4,51 0.2 0.8 0,07 Invalid 33 24.10 21,83 4,51 0.33 0.67 0,36 Valid 34 23.40 21,83 4,51 0.33 0.67 0,25 Invalid 35 21.06 21,83 4,51 0.57 0.43 0,21 Invalid
.~.
Lampiran 4 Tabel 10
Belaiar Taksonomi T ---- _,, __ . ·--·· - - -·-No. 1 2 ' 4 5 6 7 6 9 10
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
' 1 1 I 1 1 I 1 1 1 ' 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
' 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
' 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
10 1 1 I 1 0 1 0 0 0 0
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
13 1 ' 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
16 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
17 1 1 1 i 1 1 1 1 1 0
" 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
19 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
21 1 0 1 1 0 ' 1 1 0 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
23 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
24 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
' 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
" 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
27 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
" 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
" 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jm• 27 " " " 23 " 25 25 21 13
p o,a 0,8 0,667 0,667 0,967 0,77 0,93 0,67 0,93 0,63
q 0,1 0,2 0,133 0,133 0,133 0,23 0,07 0,33 0,07 0,17
p'q 0,09 0,16 0,12 0,12 0,12 0,16 0,07 0,23 0,07 0,14
buh 11
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
23
0,93
0,17
0,14
Tinakat Rendah - -. - ~ - - -----12 13 14 15 16 17 16 16 20 x X2
0 ' 0 1 0 1 0 1 0 12 144
0 0 0 0 0 0 1 0 0 9 " 0 1 0 0 0 0 0 1 0 12 144
0 1 0 1 0 0 1 0 0 13 169
1 1 1 1 0 1 1 0 1 16 256
1 1 1 0 0 0 1 I 0 16 256
0 1 1 0 0 0 0 1 0 14 195
1 1 1 0 1 1 ' 1 1 19 3'1
0 0 0 0 1 0 0 ' 0 0 ' " 0 0 1 0 0 0 0 0 0 7 49
0 1 1 1 1 1 0 0 1 17 259
0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 81
1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 ::>61
0 1 0 0 0 0 1 1 1 12 14'
1 1 0 1 0 0 0 0 0 12 144
0 1 0 1 1 1 0 0 0 11 121
0 1 0 0 0 0 0 0 1 12 144
1 0 0 1 0 1 0 0 0 12 144
1 1 0 0 1 0 0 1 0 12 144
0 1 1 0 1 0 1 1 0 14 196
0 0 0 1 1 1 0 0 0 11 121
0 0 1 0 1 0 1 0 1 14 196
0 1 1 0 1 0 0 0 0 11 "' 0 1 1 1 1 1 0 1 1 11 121
0 1 1 1 1 0 0 1 0 16 256
0 0 0 1 1 1 1 1 0 11 1Z1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 4
1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 361
1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 361
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1S 324
10 22 15 15 16 12 11 15 10 "' "" o,a 0,57 0,7 0,43 0,77 0,33 0,73 0,53 0,5
0,1 0,43 0,3 0,57 0,23 0,67 0,27 0,47 0,5
0,09 0,24 0,21 0,25 0,16 0,22 0,19 0,25 0,25 3,32 63
Lampiran 5 Perhitungan Koefisien Reliabili.tas.
Pokok Bahasa.i Tmnbuhan Lnmllli
64
---~--Dari data di atas, dapat diketahui bahwa:
LX=389, LX2 = 5491,
LXt = LX2 - .ext
N
= 5491 -(389) 2
30
=5461-(151321)
30
= 5491 - 5044.03
= 446.97
St2 = Xt
N
= 446.97
30
= 14.899
rl I =[-n ] [SI-L pqj n-1 St
= [_2()_] [14.89~-3.32] 20-1 14.899
= 1.05 x 0.777
= 0.816
LPQ = 3.32, N = 30, n=20
Dari hasil analisis di atas, r hitung yang diperoleh sebesar 0.816. Jika nilai r
hnung dikonsultasikan dengan r iabel dari N = 30, maka diperoleh harga r tabei
sebesar 0.361. Sehingga bisa dilihat bahwa r h;tung > r tabel (0.816 > 0.361),
maka dapat diam bi! kesimpulan bahwa instrumen hasil belajar pokok bahasan
tumbuhan lumut adalah reliabel.
f. Perhitungan Nilai Mean
Keterangan :
X = Nilai Mean
Ift = Jumlah Hasil Belajar Data Distribusi Frekuensi
If = Jumlah Siswa
Maka,
X=[I6~;,5]
= 67,9
g. Median (Me)
[
i-(n) - jkb] .x ,· Me = L+ _
f
Keterangan:
lvfe =Median
I = Batas Bawah Kelas median
N = Jumlah siswa dalam kelompok
Fkb = Frekuensi komulatif dibawah kelas median
= Panjang kelas interval
Maka,
[
_1_(25) - 9] Me = 68 ,5 + 2
8 x 7
= 68,5 + 3,0625
= 71,56
66
h. Modus (Mo)
[ fa ] Mo =L+ fa+ fb X I
Keterangan :
Mo= Modus
L =Batas bawah kelas modus
Fa = Selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sebelumnya
67
Fb = Selisih antara frelrnensi kclas modus dengan frekuensi kelas scsudahnya
= Panjang kelas interval
Maka,
Mo=68,5+[-1-] x7
1+6
=68,5+0,99
= 69,49
Lampiran 8
Data Hasil Tes Kemam puan Awai (Pretest) Kelompok Koutrol
a. Banyak data (n) = 25
b. Data nilai pretest
50 60
50 60
50 65
55 65
55 65
c. Rentang data
R
= 70 75 80
70 75 80
70 75 80
70 75 85
70 75 85
= rentang terbesar - rentang terkecil
= 85-50
= 35
d. Banyak kelas interval (K) = I + 3,3 Log n
= I + 3,3 Log 25
= 5,89 dibulatkan 6
e. Panjang kelas interval (i) =RIK
=35/5,89
= 5,94 dibulatkan 6
Tabe! 13
Data Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Kontrol
Interval f x fX x' Batas Batas fKa fKb Nyata Nyata Bawah .t!Ltas
50-55 5 52,5 262,5 2756,25 49,5 55,5 25 5 56-61 2 58,5 117 3422,25 55,5 61,5 20 7 62-67 3 64,5 193,5 4160,25 61,5 67,5 18 10 68-73 5 70,5 352,5 4970,25 67,5 73,5 15 15 74-79 5 76,5 382,5 5852,25 73,5 79,5 10 20 80 - 85 5 82,5 412,5 6806,25 79,5 8_5,5 5 25
25 1720,5 27987,5
71
Frekuens i Relatif
(%) 20% 8% 12% 20% 20% 20% 100%
f. Perhitungan Nilai Mean
g.
Keterangan :
X = Nilai Mean
L;ft = Jumlah Hasil Belajar Data Distribusi Frekuensi
L;J = Jumlah Siswa
Maka,
s: = [17~~,5]
= 68,82
J'v!edian (Me)
[ 1 fob l -(nJ -
Me = L+ 2 f XI
Keterangan:
lvfe = Median
I =Batas Bawah Kelas median
N = Jumlah siswa dalam kelompok
Fkb = Frekuensi komulatif dibawah kelas median
= Panjang kelas interval
Maka,
-(25) - IO
[ I I Me = 67 ,5 + 2 S x 6
= 67,5 + 3
= 70,5
72
73
h. Modus (Mo)
[ fa ] . Mo=L+ x 1
fa+ jb
Keterangan :
Mo =Modus
I = Batas bawah kelas modus
Fa = Selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sebelumnya
Fb = Selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
= Panjang kelas interval
Maka,
Mo=67,5+[-5-] x6
5+5
=67,5 +3
= 70,5
Lampiran 9
Data Hasil Tes Kemampuan Akhir (Posttest) Kelompok Kontrol
a. Banyak data (n) = 42
b. Data nilai postest
55 65
55 65
60 65
60 70
65 70
c. Rentang data
R
70 75 80
75 75 85
75 75 85
75 80 85
75 80 90
= rentang terbesar - rentang terkecil
= 90 - 55
=40
d. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 25
= 5.89 dibulatkan 6
e. Panjang kelas interval (i) = R/K
= 40 I 5,89
= 6,6 dibulatkan 6
Tabel 14
Data Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol
Interval f x fX x' Bo'iitas Batas fKa fKb Ny a ta Ny a ta Bawah Atas
55-60 4 57,5 230 3306,25 54,5 60,5 25 4 61 -66 4 63,5 254 4032,25 60,5 66,5 21 8 67-72 3 69,5 208,5 4830,25 66,5 72,5 17 11 73 -78 7 75,5 528,5 5700,25 72,5 78,5 14 18 79-84 3 81,5 244,5 6642,25 78,5 84,5 7 21 85 - 90 4 87,5 350 7656,25 84,5 90,5 4 25
25 1815,5
74
Frckucnsi Relatif
(%) 16% 16% 12% 28% 12% 16%
100%
f. Perhitungan Nilai Mean
g.
Keterangan :
x =Nilai Mean
= Jumlah Hasil Belajar Data Distribusi Frekwinsi
= Jumlah Siswa
Maka,
x = [18~~,5]
= 72,62
Median (Me)
-(n) -[' }de = L + 2 f flh],; Keterangan:
Me
I
N
Fkb
=Median
=Batas Bawah Kelas median
= Jumlah siswa dalam kelompok
= Frekuensi komulatif dibawah kelas median
= Panjang kelas interval
Maka,
-(25) - 11
[
1 ] Me =72,5 + .2 7
x6
= 72,S + 1,29
= 73,79
75
h. Modus (Mo)
Mo=L+[ fa ]xi fa+ fb
Keterangan :
Mo= Modus
I = Batas bawah kelas modus
76
Fa = Selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sebelumnya
Fb = Selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekw~nsi kelas sesudahnya
= Panjang kelas interval
Maka,
Mo=72,5+[~] x6 3 +.)
=72,5+3
= 75,5
Lampiran 10
Tabel 15
Persia pan Uji Normalitas dan Homogenitas Data Pretest Kelompok
Eksperimen
No
l 2 0 ~
4 5 6 7 8 9
a. Rerata X
- 2.,JX, x = I1
1695 ---
25 = 67,8
b. Yarians S, 2
x , f 45 1 50 2 55 2 60 3 65 1 70 8 75 3 80 3 85 2
'> '= N2.,JX,2 -(I.IX}
" N(N -1) - 25.117825-(1695)' - 25(25-1) = 2945625 - 2873025
600 "12600 ----600
= 121
S = N2.,ft; 2 -(IJX} ' N(N-1) =~ = 11
2 f X; f x;' X;
2025 45 2025 2500 100 5000 3025 110 6050 3600 180 10800 4225 65 4225 ---4900 560 39200 5625-- ·-···------
225 16875 6400 240 19200
·-7225 170 14450
1695 117825 ·--"--
77
Lampiran 11
Tabel 16
Persia pan Uji Nonnalitas dan Homogenitas Data Posttest Kelompok
Elrnperimen
No
I 2 3 4 5 6 7 8
a. Rerata }{
- L,fi:, Y=--, L,J
1835 25
= 73,4
b. Variai" s S, 2
xi f 55 I 60 I 65 5 70 4 75 5 80 6 85 2 90 I
25
S '= N"'[,fi:,' -1\f.fi:,)' ' N(N-1)
- 25.136425-(1835)' - 25(25-1)
3410625 - 3367225 600
43400 ---600
= 72,33
_ N"'[,fi:, 2 -1\f,Jx,)' S' - -~'-N~(~N~-"';l )~'-
= )72,33
= 8,50
2 f x, f x,2
X;
3025 55 3025 3600 60 3600 4225 325 21125 4900 280 19600 5625 375 28125 6400 480 38400 -7225 170 14450 8100 90 8100
1835 136425
78
Lampiran 12
Tabel 17
Persia pan Uji Normalitas dan Homogenitas Data PJ"etest Kelompok
Kontrol
~-
No
1 2 3 4 5 6 7 8
1710 25
= 68,4
x, f 50 3 55 2 60 2 65 3 70 5 75 5 80 0
0
85 2 25
d. Yarians S,2
S '= NI_ft,2 -\2.,JX,)'
' N(N-1) _ 2S.ll9700-(1710)' - 25(25-1)
2992500- 2924100 600
68400 600
= 114
S = /NI_ft,2 -\2.,JX,)'
' ~ N(N-1) = Fii4 = 10,68
2 fx f x, 2 x, ,
-- -2500 150 7500 ..
3025 110 6050 3600 120 7200 4225 195 12675
--~------
4900 350 24500 5625 375 28125 6400 240 19200 7225 170 14450
1710 119700
79
Lampiran 13
Tabel 18
Persia pan Uji Normalitas clan Homogenitas Data Posttest Kelompok
Kontrol
No
1 2 0 0
4 5 6 7 8
e. Rcrata J! - L.,/x; X=--
Lf 1810
25 = 72,4
f. Varians S, 2
x, f 55 2 60 2 65 4
f---·--
70 3 75 7 80 3 85 3 90 I
25
S' '= NL_,J<, 2 -(L_,ft,)' c' N(N -1) .
- 25.133200-(1810)2
- 25(25-1) 3330000- 3276100
600 53900
600 = 89,83
s = /ivL;Jx,'-(Lft,)' ' ~- N(N-1)
= ~89,83 = 9,48
2 fx t f X; 2
X; ;
3025 llO 6050 3600 120 7200 4225 260 16900 4900 210 14700 5625 525 39375 6400 240 19200 7225 255 21675 8100 90 8100
1810 133200
80
81
Lampiran 14
Perhitungan Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji lilicfors.
Proses perhitungan uji normalitas adalah sebagai berikut:
I. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar (kolom XA)
2. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data (Kolom Zi) dengan rumus :
X-X -Zn= -- dcngan X adalah rata-rata (mean)
SD
3. Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar F (kolom Zt)
4. Untuk kolorn F (Zi)
Jika Zn negatif, maka F (Zi) = 0,5 - Zi
Jika Zn positif, maka F (Zi) = 0,5 + Zi
5. Untuk kolorn S (Zi)
S(Zi) = nomor responden jumlah responden
6. Kolom I F (Zi)- S(Zi)j merupakan harga mutlak dari selisih antara F (Zi)- S
(Zi)
7. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk rnendapatkan Lo
hi tung
8. Apabila Lo hituug <Lo llibd berarti data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 15
Tabel 19
Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen
No .Yi -
I 45 2 50 0 55 J I
4 60 5 65 6 70 ~--
7 75 8 80 9 85
Z x-x
a. n= -S,
45-67,8 =---
11
= - 2,07
f Zn Z.abal
I -2,07 0,4808 2 -1,62 0,4474 -2 -1, 16 0,3770 3 -0,71 0,2611 I -0,25 0,0987 8 __ JL_ _0,0793 ---3 0,65 0,2422 3 1,11 0,3665 2 1,56 0,4406
25
b. F (Z) = Apabila Zn< 0 maka; 0,5 - Z1abel
Apabila Zn> 0 maka; 0,5 + Z1abel
Z I c. S (Z) = -" = - = 0 04
N 25 '
F(Z) S{Z)
0,0192 0,04 0,0526 0,12 0,123 0,2 0,2389 0,32 0,4013 0,36 0,5793 0,.68
--· 0,7422 0,8 0,8665 0,92 0,9406 1
82
F(Z)-S (Z)
0,0208 0,0674 0,077
0,0811 0,0413 0,1007 0,0578 0,0535 0,0594
Lo=0,1007
d. Liabd · • tarafnyata (a)= 0,05, karena N = 25 maka; L1abel = 0,173
e. Karena Lo < Liabd (0, I 007 < 0, 173) maka, dapat diam bi! kesimpulan bahwa
sampel berdistribusi normal
Lampiran 16
Tabel 20
Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen
No x,
I 55 2 60 3 65 4 70 5 75 6 80 7 85 8 90
x-x a. Zn= -
S,
55-73,4
8,5
= - 2, 16
f z" Ztabel
1 -2, 16 0,4846 1 -1,58 0,4429 5 -0,99 0,3389 4 -0,4 0, 1554 5 -0,19 0,0753 6 0,78 0,2823 2 1,36 0,4131 1 1,95 0,4744
25
b. F (Z) = Apabila Z,, < 0 maka; 0,5 - Ztabei
Apabila Z" > 0 maka; 0,5 + Z1abe1
z 1 c. S (Z) = -" = - = 0,04
N 25
F (Z) S (Z)
0,0154 0,04 0,0571 0,08 0,1611 0,28 0,3446 0,44 0,5753 0,64 0,7823 0,88 0,9131 0,96 0,9744 1,00
83
F(Z)--S (Z)
0,0246 0,0229 0,1189 0,0954 0,0647 0,0977 0,0469 0,0256
Lo=0,1189
d. Lwbei = taraf nyata (a)= 0,05, karena N = 25 maka; Liabel •= 0, 173
e. Karena Lo < Ltabel (0, 1189 < 0, 173) maka, dapat diambil kesimpulan bahwa
sampel berdistribusi normal
Lampiran 17
Table 21
Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol
No • \: l
1 50 2 55 3 60 4 65 5 70 6 75 -7 80 8 85
Z x-x a. n= --
S,
50-68,4
10,68
= - 1,72
f z • Zra11cJ
3 -1,72 0,4573 2 -1,25 0,3944 2 -0,79 0,2852 3 -0,32 0,1255 5 0,15 0,0596 5 0,62 0,2324 3 1,09 0,3621 2 1,55 0,4394
25
b. F (Z) = Apabila z. < 0 maka; 0,5 - Ztabd
Apabila z. > 0 malrn; 0,5 + Z.,be1
c. z 3
S (Z)= ;;. = 25
=0,12
F(Z) S (Z)
0,0427 0,12 0,1056 0.,2 0,2148 0,28 0,3745 0,4 0,5596 0,6 0,7324 0,8 0,8621 0,92 0,9394 1,00
84
F(Z)--S (Z)
0,0773 0,0944 0,0652 0,0255 0,0404 0,0676 0,0579 0,0606
Lo =0,0944
d. Lrnbel = tarafnyata (u) = 0,05, karena N = 25 maka; Ltabel = 0,173
e. Karena Lo < Ltabd (0,0944 < 0, 173) maka, dapat diambil kesimpulan bahwa
sampel berdistribusi normal
Lampiran 18
· Tabel 22
Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol
No x • i
l 55 2 60 3 65 4 70 5 75 6 80 7 85 8 9C•
x-x a. Zn= -
S,
55-72,4 =---
9,48
= - 1,84
f z .. Ztabcl
2 -1,84 0,4671 2 -1,31 0,4049 4 -0,78 0,2823 3 -0,25 0,0987 7 0,27 0,1064 3 0,80 0,2881 3 1,33 0,4082 1 1,86 0,4686
25
b. F (Z) = Apabila Zn< 0 maka; 0,5 - Z1nbd
Apabila Zn> 0 maka; 0,5 + Z,"h"
c. z 2
S (Z) = ·-" = - = 0 08 N 25 '
F(Z) S (Z)
0,0329 0,08 0,0951 0, 16 0,2177 0,32 0,4013 0,44 0,6064 0,72 0,7881 0,84 0,9082 0,96 0,9686 1,00
85
F(Z)-S (Z)
0,0471 0,0649 0,1023 0,0387 0,1136 0,0519 0,0518 0,0314
Lo =0,1136
d. L.abel = taraf nyata (a)= 0,05, karena N = 25 maka; L1abel = 0, 173
e. Karena Lo < LtabeI (0, 1136<0, 173) maka, dapat diambil kesimpulan bahwa
sampel berdistribusi normal
86
Lampiran 19
Perhitungan Uji Homogenitas Data
a. Pcrhitungan Uji homogenitas Pretest kedua kclompok
Perhitungan hornogenitas yang dilakukan adalah uji hornogenitas dua
varians atau Uji Fisher. Rurnus yang digunakan adalah:
S 2 terbesar =-I=---
S12 terkeci/ Fhitung
Dirnana:
s2" n'i,ft~ -(2.,JX} n(n-1)
I. Hipotesis
Ho : Data rnerniliki varians hornogen
Ha : Data tidak merniliki varians hornogen
2. Kriteria pengujian
a. Jika Fhiim'g < F1obe1 rnaka Ho diterirna, yang berarti varians kedua
popuiasi hornogen.
b. Jika Fhiiung < F1,bul maka Ha diterirna, yang berarti varians kedua
populasi tidak hornogen
3. Tentukan db pernbilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil).
db1 = n - 1 = 25 -I = 24
db2 =n- l =25-1 =24
4. Tentukan nilai Fhi1ung
Berdasarkan data pada tabel uji homogenitas diperoleh Si= 168,99 dan
diperoleh S; = 153,092 sehingga dengan menggunakan rumus diatas
diperoleh :
= S1' = 121 =I 06 s2 114 '
I
Fhitung
87
5. Tentukan nilai Ftaboi
Untuk db penyebut 24 dan db pembilang 24 (0,05;24,24) pada taraf
signifikansi 5% adalah 1,98. Karena F11;tung< Ftabcl (1,06<1,98), ini artinya
Ho diterima, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua data memiliki
varians yang homogen.
b. Perhitungan Uji Hornogenitas Posttest Kedua Kelornpok
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua
varians atau Uji Fisher. Rurnus yang digunakan adalah:
Fhitung = s,2
= /erbesar
s,2 terkecil
Dimana:
s2" n2.,ft,2 -(Ift,)' n(n-1)
I. Hipotesis
Ho : Data memiliki varians homogen
Ha : Data tidak memiliki varians homogen
2. Kriteria pengujian
a. Jika Fhitung < Ftabcl malca Ho diterima, yang berarti varians kedua
populasi homogen.
b. Jika Fhirnng < Ftobct maka Ha diterima, yang berarti varians kedua
populasi tidak homogen
3. Tentukan db pembilang (variaw terbesar) dan db penyebut (varians
terKecil).
db, = n - 1 = 25 -1 = 24
db2 = n - 1 = 25 - I = 24
4. Tentukan nilai F11itung
Berdasarkan data pada tabel uji homogenitas diperoleh S; = 89,83dan
diperoleh S; = 72,33 sehingga dengan rnenggunakan rumus diatas
diperoleh:
88
Fhitung = S,' = 89,83 = I 74 2 ,_ s, 72,33
5. Tentukan nilai F'"b"
Untuk db penyebut 24 dan db pembilang 24 (0,05;24,24) pada taraf
signifikansi 5% adalah 1,98. Karena l\; 1ung < Ftabel (1,24 < 1,98), ini mtinya
Ho diterima, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua data memiliki
varians yang homogen.
Lampiran 20
Table 23
Perhitungan Uji-t Pada Kelompok Eksperimen (X)"
Subjek pre-test I 70 2 70 3 45 4 60 5 70 6 50 7 80 8 70 9 70 10 50 11 60 12 85 13 55 14 70 15 75 16 75 17 60 18 55 19 65 20 80
I 21 70 I 22 85
0' _, 70 04 80 -25 75
N=25 1695
Md= Id = 140 = 5 6 N 25 '
Md
5,6
466
25(25 -=-!)
post-test N-gain Xd \Gain-M_c!L 75 5 -0,6 75 5 -0,6 -- ----55 IO 4-,4 65 5 -0,6 70 0 -5,6 65 '5 9,4 --80 0 -:5,6 75 5 -0,6 75 5 -0,6 65 15 9,4 60 0 -5,6 90 5 -0,6 65 10 4,4 80 10 4,4 80 5 -0,6 80 5 -0,6 70 10 4,4 65 10 4,4 70 5 -0,6 85 5 -0,6 70 0 -5,6 85 0 -5,6 -75 5 -0,6 80 0 -5,6 80 5 -0,6
1835 Yd=l40
89
Xd' 0,36 0,36 19,36 0,36 31,36 88,36 31,36 0,36 0,36 88,36 31,36 0,36 19,36 19,36 0,36 0,36 19,36 19,36 0,36 0,36 31,36 31,36 0,36 31,36 0,36 466
90
t - 5,6
- ~466 600
t - 5,6 - .Jo,n
- 5,6 ---0,88
t = 6,36
db= 25 - I= 24
ltabel (a= 0,05) = 2,064
Karena thitung > ltabeb maka dapat disimp•.ilkan bahwa terda.pat perbedaan yang
signifikan antarc, hasil belajar belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah
pada konsep Tumbuhan Lumut (Briophyta) sebelum menggunakan metode
field trip dengan sesudah menggunakan metode field trip.
Lampiran 21
Tabet 241
Perhitungan Uji-t Pada Kelompok Kontrol (Y)
Subjek pre-test I 50 2 60 3 60 4 50 5 55 6 75 7 75 8 80 9 85 10 55 11 50 12 70 13 70 14 65 15 85 16 70 17 70 lb 75 ----19 80 20 75 21 80 22 75 ?' _j 65 24 65 25 70
N=25 1710
Md= "[,d = 100 = 4 N 25
Md
"[,Xd2
N(N -1)
4
post-test N-11ain Xd (Gain-Md) 55 5 1 65 5 1 65 5 I 60 IO 6 65 10 6 80 5 1 80 5 1 80 0 -4 90 5 1 60 5 1 55 5 I 70 0 -4 75 5 1 65 0 -4 85 0 -4 75 5 I 75 5 I 75 0 -4 85 5 1 75 0 ~i.
85 5 1 75 0 ~i.
70 5 1 70 5 1 75 5 1
1810 100
91
Xd' 1 1 I
36 36 1 1
16 I I I 16 I
16 16 1 l 16 1
16 I --
16 1 1 1
200
92
4 t
~200 600
4 t
~0,33
4
0,58
t = 6.897
db= 25 - I= 24
tiabd (a= 0,05) = 2,064
Karena thituog > l1abuh maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar taksonomi tingkat rendah pada konsep Jumut
(Briophyta ) sebelum dan sesudah pembelajaran.
93
Lampiran 22
Perhitungan Pengujian Hipotesis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, berikut
langkah-langkah perhitungannya:
a. Rumusan hipotesis
Ho :µ1=µ2
Ha :µ1>µ2
b. Tentukan kriteria pengujian
Jika th;tung < ltabah maka Ho diterima
Jika th;tung > ltabah maka Ho ditolak
Dngan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 25 + 25 - 2 =
48
c. Tentukan uji statistik
S1 total
s
_ (n, - i)s: + (n1 -1~)12
(n, +111 -2) = (25 - 1 )72,23 + (25 -1)89,83
48 = (24)72,23 + (24)89,83
48 1733,52 + 2155,92
48 = 3889,44
48 = 81,03
= Js 1,03
= 9,002
I t =----
9,002(0,28)
l t =--
2,52
94
t =---~
9,002 /2 l/25
t =0,39
Setelah thitung diperoleh, kemudian menentukan liabel dengan berkonsultasi
pada tabel "t". dengan dk sebes~r 48 maka diperoleh t1abel pada taraf
sig:.iifikansi 0,05 sebesar 2,02 I.
d. Lakukan pengambilan kesimpulan
Karena didapat l11itung < t1obel (0,39 < 2,021), maka hipotesis no! (Ho)
diterima dan hipotesis altematif (Ha) ditolak, artinya tidak ada pengaruh
positif antara penggunaan metode field trip terhadap hasil belajar
taksonomi tumbuhan tingkat rendah mahasiswa.
MODEL PEMBELAJARAN KULIAH LAPANGAN
(FIELD TRIP)
Mata Pelajaran
Materi Pokok
J urusan
Program Study
Semester
: Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah
: Tumbuhan Lumut (Briophyta)
: IPA
: Biologi
:V
Disusun Oleh:
ONAH
101016120892
PROGRAM STUD! PbNDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS !SLAM NEGER!
JAKAKfA
1429 H/2008 M
@~rn~&~[J@
[p[~irn5rn~~L~~~
SKENARJO PEMBELAJARAN
: Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rcndah
: Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
:r : Biologi/ V
: Ke- 1
: l 55 menit
etensi : Mengidentifikasi. mengklasifikasi, dan membuat tata nama tumbuhan lumut dan rnanfaatnya untuk kelangsungan hidup manusia.
:cnsi Dasar lndikator \ Langkah Pcmbelajaran \ Waktu I :an ciri - ciri
dunia tumbuhan
* Mahasiswa dapat menjelaskan
ciri ciri, perkernbangbiakan,
I. Pendahuluan 11 15 niel1it 1
2. Kegiatan inti
nannya bagi I habitat. dan manfaat tumbuhan I # Metode yang digunakan : ceramah, tanya jawab. dan diskusi
hidup manusia. lumut bagi kelangsungan b:dup I #Media: OHP dan charta
manusia. - Dosen menje!askan tentang ciri-ciri tumbuhan lumut.
- Dosen menjelaskan tentang perkembangbiakan twnbuhan lumut.
, i i 25 menit 1
- Dasen menjelaskan tentang habitat tumbuhan lurnut.
- Dosen n1cnje1askan tentang n1anfaat tun1buhan luinut . I bag1 I
25 menit
25 menit
').::;: ....... ",.. it . k-' .,, .... 1, I
kelangsungan hidup manusia. !
- Dasen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengajukan I 20 menit
pertanyaan dan mendiskusikannya.
3. Penutup j 20 menit I Pr = membuat diagram pahan lrnbungan kekeluargaan (klasifikasi)
tumbuhan lumut.
: Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah
: Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
;r : Bioiogi/ V
: Ke- 2
: 155 menit
'etensi : Mengidentifikasi, mengklasifikasi. dan membuat tata nama tumbuhan tingkat rendah dan manfaatnya untuk
hidup manusia.
tensi Dasar lndikator
can c1n - ciri 1 * Mahasiswa
, dunia tumbuhan I mengkiasifikasikan
nannya bagi I lumut berdasarkan
hidup manusia. kekerabatannya,
mampu I I. Pendahuluan I
Langkab Pembelajaran
tumbuhan I - Membahas Pr pada pertemuan sebelumnya
hubungan I 2. Kegiatan inti
dan I # Metode yang digunakan : ceramah, tanya jawab, dan diskusi
menyebutkan nama - nama # Media : OHP dan diagram
(klasifikasi) tumbuhan lumut.
pohon hubungan kekeluargaan
ilmiah dari tumbuhan lumut.
- Dosen menjelaskan klasifikasi tumbuhan lumut melalui transparansi.
- Dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengajukan ' i pertanyaan dan mendiskusikannya.
3. Penutup
- Menjelaskan alat dan bahan yang harus dipersiapkan saat kuliah
lapangan.
- Menjelaskan prosedur pelaksanaan field trip (persiapan pelaksanaan
I field trip)
Waktu
!Omenit
15 menit
60 menit
15 menit
10 menit
45 menit
~~~oo~~~&[ru~~
~M~~&~ ~~&~®&~ ~~~[~~@ u~~~~
MODEL PEMBELA.lARAf'i KULIAH LAl'ANGAN (FIELD TRIP)
: Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rcndah
: Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
;tcr : Biologi/ V
: Kc- I
: 3 SKS ( 165 men it)
: Taman Lumut Kcbun Raya Cibodas
1pctcnsi : Mcngidentifikasi. mengklasifikasi, dan membuat tata nama tumbuhan tingkat rendah dan manfaatnya untuk
n hidup manusia.
etcnsi Dasar Indikator Langkah Pembelajaran I
' Waktu
i ;ikan ciri - ciri *Mahasiswa dapat 1. Persiapan I 5 menit
m dunia turnbuhan rnengidentifikasi. mengklasifikasi * Mencek a lat dan bahan yang harus dibawa. I ~ . I
ranannya bagi tumbuhan lumut yang ada di tarnan [ - Bahan : keanekaragaman turnbuhan lurnut itu sendiri. [
n hidup manusia. [ 1umut kebun raya cibodas dan I -A lat : pisau, gunting, pinset, plastic. K '">ran. kaca objek, I , membuat herbariumnya.
I kaca penutup, kaca pembesar, tali, alat tulis, mikroskop, I'
mikroskop stereo, buku panduan.
i 2. Pelaksanaan dengan menggunakan metode serabutan. I I
# Pembagian kelompok
# Dosen menjelaskan pada mahasiswa bagaimana cara
rnengenal specimen dan mengambil specimen.
* Mahasiswa mengambil tumbuhan lumut yang ditemukan di
taman lumut kebun raya cibodas dengan utuh.
# Dasen menjelaskan cara menyimpan specimen sebelum
5 menit
5 menit
40 n1enit
5 menit
10 menit
~HLILl<<l 11\,,l l/(l! jlilJJ.
* Mahasis\va 111enyin1pan scn1entara ttunbuhan lun1ut yang
diambil kc dalam lipalan kertas koran yang berbentuk amplop.
# Dosrn menjclaskan earn mengidentifikasi dan
111cngklasi likasi spccin1cn de11ga11 n1cnggunakan kunci
identilikasi lumut, bulc·. dan monograf
* Specimen tumbuhan lumut yang sudah diambil. di
idcntifikasi dan klasifikasi dengan menggunakan kunci
idcntifikasi lu111u1, buku, dan monograf.
# Dosen menjelaskan cara membuat herbarium kering dari
lumut.
* Tumbuhan lumut yang telah diidentifikasi dan diklasifikasi
oleh mahasiswa disimpan dengan rapih pada kertas.
f dikeringkan. lalc diberi keterangan nama dan
· pengklasifikasiannya.
13. Penutup
I - Dengan dibin1bing oleh dosen, dBakukan diskusi singkat
mengenai tumbuhan lumut yang ditemukan selama field trip.
I 0 men it
50 menit
S n1enit
20 menit
10 menit
Kompetensi
identifikasi.
rn membuat tata
JLrhan tingkal
anfaatnya unluk
hidup manusia.
TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
KONSEP TUMBUHAN LUM UT (BRYOPHYT A)
-- . -Kompetensi Dasar Kcnsep lndikator I
Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio Ciri-ciri lumbuilan lumut • Mahasiswa mendeskripsikan I dalam dunia tumbuhan rendah dan dan mengidentifikasi ciri-ciri i
peranannya bagi kelangsungan i tumbuhan lumut.
hidup manusia. I
Mahasiswa membedakan • tumbuhan lumut dengan ,
I
tumbuhan rend ah lainnya I berdasarkan ciri-cirinya.
I • Mahasiswa mendeskripsikan ' : dan mengidentifikasi ciri-ciri
I lumut hati.
I • Mahasiswa mendeskripsikan
dan mengidentifikasi ciri-ciri I I I
lumut tanduk. I
• Mahasiswa mendeskripsikan
dan mengidentifikasi ciri-ciri I
lumut daun.
No. Soal
3 •. 5, 9, 24
18, 25, 36
8,35
~(\ kV I
27, 30,32
I lumut I dan mengidentifikasi
I klasifikasi tumbuhan lumut .
• Mahasiswa mendeskripsikan
dan mengidentifikasi 17, 28
klasifikasi lumut hati. I • Mahasiswa mendeskripsikan
dan mengidentifika3i I I
klasifikasi lumut tanduk. I • Mahasiswa mendeskripsikan i
dan mengidentifikasi 13,34
klasifikasi lumut daun.
Reproduksi tumbuhan • Mahasiswa mendeskripsikan 2, 4, 6 , I 4, 2 I, I
reproduksi pada turnbuhan ' lumut 22,23 I I
I I lumut. !
• Mahasiswa mendeskripsikan
dan mengidentifikasi 19
I I reproduksi pada lun1ut daun. I I
I I
Habitat tumbuhan lumut • Mahasiswa mendeskripsikan 13
habitat tumbuhan lumut.
• Mahasiswa mendeskripsikan
habitat lumut hati. 15
habitat lumut daun.
Kegunaan tumbuhan lumut • Mahasiswa menyebutkan 37
kegunaan lumut daun. I
I • Mahasiswa menyebutkan 1
kegunaan lumut hati.
16
INSTRUMIEN HASll.. SELA.JAR TAKSONOMI TUMBUIHAN RIENDAH POM:OIK BAHASAN
Tl!JMl!llllJHAN lllJMl!JT (BRVOPHYTA) Nama Respondcn Fakultas/ Jurusan Petunjuk: I. Isilah nama, fakultas danjurusan yang telah disediakan. 2. Baca dan pahamilah setiap soal dengan c<:rmat. 3. Option soal ada empat yaitu; a, b, c, dan d. 4. Isilah soal - soal yang ada dengan memberi tanda silang pada option soal yang
anda anggap benar. Jawablalt pertanyaan di bawah ini dengan benar.
1. Tumbuhan lumut yang akar, batang , dan daunnya sudah dapat dibedakan termasuk dalam kelas?
a. Lumut Tanduk c. Lumut Hati b. Lumut daun d.Lumut Kerak
2. Gambar yang ditunjukan oleh nomor tiga (3) disebut dengan ....
~<-~.3
a. kaliptra 1 c. mulut spora b. spora d..tangkai spora
3. Perhatikan skema pergiliran keturunan pada lumut di bawah ini! Spora
Tumbuhan lumut
Anteridium Arkegonimn
Spermatozoid Sel telur
Sporangium
Kotak spora
Se! induk spora
Spora
Jawaban yang benar untuk mengisi titik - titik di atas ialah? a. Zygot c .. Fertilisasi b. Ovum <l. Se! anak
4. Akar tumbuhan lumut sering disebut sebagai? a. Rhizopus b, Rizoid
c .. Akar tunggang d.Aknt se1·abut
5. Pada pergiliran keturunan tumbuhan lumut, fase gametosis terjadi pada? a. Spora c. Tumbuhan hijau b. Sporangium d.. Tumbuhan lumut
6. Berikut ini ialah pengelompokan lumut berdasarkan kel.asnya, kecuali. ... a. hepaticeae c. anthocerae b. crustoceae d.. musci
7. Habitat musci umumnya terdapat di .... a. air yang lembab b. darat yang lembab
8. Anthoceros dikenal juga dengan nama .... a. lumut hati
c. air Iaut asin di. darat yang leering
c,, lumut tanduk b. lumut daun
9. Alat reproduksi betina seksual disebut.. ......
d. tumbuhan lumut tumbuhan lumut pada pergili:ran keturunan secara
a. Se! telur c. Anteridium b. Spermatozoit d. Arkegonium
10. Lumut yang kebanyakan hidup ditempat basah, yang struktur tumbuhanya higromof, termasuk dalam kelas .........
a. Hepaticeae c. Cn1stose b. Anthoceros cl. Musci
11. Pada suku Marchantiaceae ada satu lumut yang dapat digunakan sebagai bahan obat penyakit hati (Hepar) yaitu ......
a. Marchantia geminata b. Marchantia po/ymorpha c. Reboulia hemisphaerica d. Ricciafluitans
12. Lumut hati (Hepaticeae) yang tidak mempunyai Mulut-mulut kulit ialah bangsa ..... .
a. Marchantiales c. Andreanea/es b. Jungermaniales cl. Bryales
13. Berikut ini adalah ciri - ciri utama tumbuhan lurnut yang membedakanya dengan tumbuhan tingkat tinggi lainnya, kecuali ...... .
a. Tumbuhannya berupa thalus b. Batangnya memiliki berkas pengangkutan Xylem dan Floem c. Daunya memiliki rusuk tengah d. Alat reproduksi berupa Anteridium dan Arkegonium
14. Spora merupakan hasil dari pergiliran keturunan secara ....... a. Gametogenesis •;. Spora b. Gametofit d. Sporofit
15. Tempat pembentukan spora dikenal sebagai.. .. a. Se! induk spora c. Sporangium b. Se! anak spora d. Sporopit
KUNCI JAWABAN
1. B 6. B 11. B 16. D 2.A 7. B 12. B 17.D 3.A 8. c 13. B 18.D 4.B 9. D 14. l) 19. B S.D 10. A 15. c 20.D
UJI REFERENSI
Na ma :ONAH
Nim : 101016120892
Fakultas : Ilurn Tarbiyah dan Kegurnan
: IP Al Biologi Jurusan
Judul
NO l
:PENGARUH PENGGUNAAN METOD:li: KULIAH LAPANGAN
(FIELD TRIP) TERHADAP HASIL BELAJAR TAKSONOMI
TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
.JUD UL BUKU, PENGARANG, DAN HALAMAN ~UJI Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Startegi Bel[[jar ''..A,L0J£V'";;l--,Y-: lviengcljar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen ~ AfKDK, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Hal. 2.
! 2 Abd"I M•jld, '""""""m' hmb<Il<efw·~. Bru1d"""' ~ 1 Rosda Karya, 2005
2
I I . ~\tr-_
1
1_3 __ Ali Rohmad, "Pengclolaan Pembclajaran Kecerdasan l.A "~~ Emosi pada Madrasah lbtidaiyah/ Sekolah'', ~
11
J11rnal Dinamika Penelitian Pendidikan STAIN 2.
! T11/ungagung, Oktober 2005, Vol. 5 No. 2. \7~N:.
Andreas Kosasih, ''Peranan Motivasi Terhadap Hasil i.:_/[ll~ Bclajarnya Siswa", Jurnal fobu/arasa, Vol. 2, No. 3,
4
Desember 2004.
5 Campbell dan Reece, Biology, (New
Benjaming Cuming, 2002), Sixth Edition.
2.
York:
6 Eduardo Mortimer, and Scott Phil, Meaning Making l.
In Secondary Science Classroom, Philadelphia: Open
University Press, 2003. 2,
7 Efrain De Luna, Newton, Angela, and Mishler, Bi·ent 1.
D, Bryophyta, www.gooogle.com,2004. 2.
8 Eric, Out-of Field Teaching, www.gooor;le.com 200Q 1.
2.
9 Harman, "Pengembangan Tes Hasil Belajar", Jurnal
Jlmiah Universitas Batanghari Jambi, Volume
3, Nomor 1, februari 2003. 2.
lrmansyah, Achmad, Zubaidah, "Efek Model I.
Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Pembelajaran
Matematika di SMP", Jurnal Pendidikan, Vol. 7, No.
1
2.
2. September 2006, h. 79-88.
11 ' J Myron Atakin and Paul Black, Inside Scien.1·
" Education Reform, (USA: Open University Press,
2003). 2.
12 Kadir, ·'Efektivitas Strategi Peta Konsep dalam 1.
13
Pembelajaran Sains dan Matematika", Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, No. 051, Tahun Ke--10, 2.
November 2004.
Lely 1-Ialimah, Kemandirian Profesional Guru dalam
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Bek\jar,
Jurnal Penelitian pendidikan Dasar, No. 5, tahun II, 2.
1998.
I/
14 M. Subana dan Moersetyo Rahadi, Statislik 1.
15
Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,2000), hal. 24.
Muhaemin. AD, "Upaya Meningkatkan Pemaham;m
Konsep Biologi pada Siswa Kelas ll Semester Ganjil
SMA Al- Kautsar TP 2004/ 2005 Melalui
Pendekatan Peta Konsep", Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Maret 2006, h.
85.
2.
'~ "Pemanfaaian_ T_t_1to-r-ia_1 __ A_u_d_.io-+-1-.-A.--~·~(\:;:lJ-
1 ntcrakti f untuk Pcrataan Kualitas 1-lasil Belajar ../ v j~ Nurdin Ibrahim, 16
I (Suatu Kajian)'", Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
I no. 44. Tahun ke- 9, September 2003. 2
· 1~~
17J :~~:1--~-:-:~-:-i~-;1-id-,;-;10-1.1-0~~M:~:~~~1<-~~-1:~~s-A_x_1;-ti-:i-~a-1 :_d_:_1~--'-1-.1-zl1~z:r= I
Kautsar Bandar Lampung Melalui Pendekatan '
Resitasi'", .Jurna/ Pendidikan iv/IPA, Volume 7, 2
·
nomor I, Januari 2006
18 Nir Orion and A vi Hof stein, Factors That Influence 1.
. Learning During a Scientific Field Trip in a Natural
Environment. Journal of Research in Science
Teaching, Vol 31 no. 10, pp. 1097-1119, 1994 2.
I . ...-,.-/7--t/----cf'r--I \/[9f Out-of-Fick' Teaching by Poverty Concentration and 1.
minority Enrollment, www.nces.ed.gov, 2004 I 2. )\'lf.i
L~~~~
J 20 Peter H. Openshowdan Stephen. J Whittle,
Ecological Field Teaching, Journal of Biological
I Education, (1993) 27 (!).
Pak de j \---1-
21 Sofa, Taksonomi Twnbuhan Rend ah,
htip://massofa. wordpress.com/2008/0 I /28/taksonomi::
tumbuhan-rendah/
1.
2.
~ 1.
2.
-1lf: Priyono, "Hubungan Antara _l_<:_o_ns_e_p_D_i-ri-, -S-ik-a·p--+-l. J~,-__ ,,.,...-1 22
Terhadap Fisika Dasar dan Kemampuan .,.r
Mahasiswa dengan Hasil Belajar Fisika Dasar'',
.Jurnal UN.!, Parameter, No. I 0 Tahun 200 I
v 23 Richard Powell, "From Field Science to Classroom
Science: A Study of Constrained Emergence in a
Second-Career Science Teacher", dalmn .!011mal of
2 .
I .
I Research Jn Science Teaching, Vol. 3 I, NO. 3, PP. 2
·
I 273-291 (1994).
.j I 24 Raven, et. al., Biology of Plants, New York: W. H.
Freeman and Company. 2003.
__ !_ ____ _
25 Rifqiyati dan Agus Suradika, "Pengaruh Latar
Belakang Pendidikan Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam", dalam Jurnal Penelitian 2.
UM.!,, No. 2, Vol. 7, Juni 200 I
26 Sumaji, dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis,
Yogyakarta: Kanisius, 2003.
2.
27 Suharismi Arikunto, Dasar - Dasar Evaluasi
Pendidikan EdL'i Revisi, Jakarta: Bina Aksara~
2002. 2.
Syaiful Bahri Djamarah,, Guru dan anak Didik da.ia11--: 1.~
Interaksi Edukat[f, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Belt!iar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
'.!l---, 2.
111____ . ___ )A~1T i.f
30 S. Margono, Metodo/ogi Penelitian Pendidikan. I.~
1
1 Jakarta: Rineka Cipta, 2004
2,
: j t -! '"""""' ""'"'"'~ MC;,,,,jj Somi"' Bolojm· Dmi_I_ l • ..-'~ I Lmgkungan Sekitar"", dalam Pikiran Rakyat, 2003. ' 2.
i '
32 ' Singgih Trihastuti dan Rimy, Yoko, Filoso.fi Sains,
2.
1---+-=~"·----·-cc--c-·-----c --------33 Tisno Hadisubroto, dkk. "Meningkatkan
Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IPA
0Jj) di :AJ-t'\
Kelas Ill SD Melalui Pengalaman Langsung",
dalam /mu Pendidikan, Jilid 8, Nomor 2, Mei 2
·
~ 34
2.
J 35
36
W. S. Judd, Plc;nl .~ys!ematics: XPhy!ogenetic 11. .._,A.,M (\./'' Approach, (USA: Sinaver Associates, Inc,2002), •
2. Second Edition .
. _ .... __________ 11_ --rr-IP.(!J~.\4~_1=--
Yeniwarli Dalim dan Dedi Hennon, "Pcnera1)an 1 ~ Jl ( I (\/~..--fa" Kuliah Lapangan untuk Meningkatkan Hasil
flelajar Mahasiswa", dalam Forum
Nomor 01,Yol. II, April 2006.
Pcndidikan, 2.
37 Yuni Tri Hcrwindati, dan Adi Suryanto, "Pcmahaman 1.
Murid Sckolah Dasar Terhadap Konsep IPA Berbasis
Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi", 2.
I Jumal Pendidikan, vol. 5, No. 1, Maret 2004, 48-60. I
I I r.38TYasin Setiawan, "Mencari Mctode Peng(\jaran Yang 1.
Lebih Baik", dari
September 2007.
Penguj i I
www.siaksofl.net,
Mengetahui,
/) 0 <l) _/.l(,/_,~ Ir. H. Mahmud Siregar, M.Si
NIP. 150 222 933
28
Jakarta, 03 Desember 2008
Penguji II
Dasumiati, M.Si NIP. 150 293 233
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU 'fARBIYAH DAN KEGURUAN
'felp. : (62-11) 7443328, 7'iQ 1925, Fn. (6'.;.-21) 7•102932
nda Non1or 95, Ciputat 15412, Indonesia Email : [email protected]
Nomor: ET/TL.02.2/ IV/2005 Lamp. : Abs!raksi!Outli11e
Jakar'.a, 28 April 2005
Hal :JJIMBINGAN SKRIPSI
Assalamu'alaikum wr. wb.
Kepada Yth. I. Ir. H. l'vlahmud M. Siregar, !VI.Si 2. Dasumiati, M.Si Dasen Pembimbing Skripsi Fakultas llrnu Tarbiyah & Keguruan UIN Syari f H1dayatullah Jakarta.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menJam Pembi, nbing l/11 (materi/teknis) penulisan skripsi mahasisw1.:
Nama : Onah
N l M : 10101612089?.
.Jurusan I Semester : Pendidikan lPA - Biologi I Vil!
.ludul Skripsi : "Hubungan·Sikap lvfahasi!:Ha terhadap fAetode Fiod Trip denf!all Hasil Bek!jar /(1ksonomi li1t11h11hw1 l/11gkal Rendah ·
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkt:t111 pada tanggal ?.5 April 2005 dengan abstraksi I outline sebagairnana terlampir.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (e:1am) bulaP, yakni sampai dengan tanggal 25 Oktober 2005.
Atas perhatian dan kesediaan Saudara, kami ucapkan tE:1ima kas;h
Wassalamu'a/aikum wr. wb. a.n. Dekan
emba'ltu Dekan ng AkademiK,
\~·\ '\_7
. u~Dsi.Ie-Rosyada, MA IP. 1'.iJj2'.i1356 ,. ,..
rem/msa11: / ,,
I. Dekan 2 ' '
Kctua Jurusan ybs. Tv1::ih::isiswa vanrr hersanakutan
y.)
No111or Lamp. Hal
DEPARTEMEN AGAMA No Dokumen FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terb1t 1 September 2008
FITK No. Revisi 00 --
JI Ir H Juanda No 95 Ciputa/ 15412 Indonesia Hal 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
: Un.O\/F. I/KM.OJ .31.S_y.o:J2008 : Outline/Proposal
Jakarta_ 0 I Desember 2008
: J>ern1ohonan Izin I>cnelitian
Kepada Yth_ Facultas Sains & Tekhnolgi UIN Jakarta di.
Tempat
.Assalann1 'a/aik11111 1vr. 1vb.
Dengan honnat kan1i sa111paikan bah,va,
Nama : Onah
NIM : 101016120892
Jurusan : Pendidikan IPA- Biologi
Semester : XV (em pat be las)
Judul Skripsi "Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip)
Terhadap Hasil Be/ajar Taksonomi Tumbuhan Tingkal Rendah"
adalah benar mahasiswa)i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UJN Jakarta yang sedang
menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi yang saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian di tempat dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'a/aikum wr. wb.
a.n. Dek)\p ~j)a· '-\ * ,.
,.' i~ I ;J·NJ; !/ 'LM
D~r1\.na Darwis ' ,~~~hi'. 150 36 356 '' ' ·;.
Tembusan: I. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
S\' l r '!
'(l' 'l''\S., Jr ) ·,r,.__'
IVI E(-;;ERI LAH ,JAl(ARTA
DAN TEI(N()L()(;][
SURAT I(ETERANGAN Un.Ol/F9/KlvI/01/l 18/2008
Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains
clan Teknologi Univcrsitas Islam Ncgeri Syarif Hidayatullah Jakarta, menerangkan
bahwa:
Nama
NIM
.J urusan
Fakultas
: Onah
: 101016120892
: IPA/ Biologi
: Ilrnu Tarbiyah dan Kcguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan pcnelitian kepada mahasiswa Program Studi Biologi dengan
judul "Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil
Belajar Taksonorni Tumbuhan Tingkat Rendah".
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya .
.Jakarta, 3 Desember 2008 Ketua Program Studi Biologi,
DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud NIP. 150 375 182