64
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN KAKI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA BAGI PEMAIN KLUB INVESTINDO PURBALINGGA TAHUN 2004 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : AJI DWI PRASETYO NIM : 6314000026 Program Studi : S 1 Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

skripsi pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skripsi s1skripsi pendidikan

Citation preview

Page 1: skripsi pendidikan

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN

PERGELANGAN KAKI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING

BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA BAGI PEMAIN

KLUB INVESTINDO PURBALINGGA TAHUN 2004

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : AJI DWI PRASETYO

NIM : 6314000026

Program Studi : S 1

Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

Page 2: skripsi pendidikan

SARI Aji Dwi Prasetyo, 2005. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan Pergelangan Kakai dengan Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepakbola Bagi Pemain Klub Investindo Purbalingga Tahun 2004.

Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan keterampilan menggiring bola, 2) mengetahui hubungan antara kelentukan pergelangan kaki dengan keterampilan menggiring bola, dan 3) mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kakai dengan keterampilan menggiring bola.

Populasi dalam penelitian ini adalah pemain Klub Investindo Purbalingga sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling, sehingga semua pemain Klub Investindo Purbalingga dijadikan sebagai sampel penelitian. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu keterampilan menggiring bola dan variabel bebasnya adalah kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangna kaki. Data diambil melalui teknik tes dan pengukuran. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana maupun ganda.

Hasil analisis korelasi diperoleh hasil: (1) ada hubungan kekuatan otot tungkai terhadap hasil keterampilan menggiring bola, diperoleh koefisien korelasi 0,724 dengan probabilitas 0,000 < 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa kekuatan otot tungkai berhubungan secara signifikan dengan keterampilan menggiring bola, (2) ada hubungan antara kelentukan pergelangna kaki dengan keterampilan menggiring bola, diperoleh koefisien korelasi 0,668 dengan probabilitas 0,000 < 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa kelentukan pergelangan kaki berhubungan secara signifikan dengan keterampilan menggiring bola, (3) ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki terhadap hasil keterampilan menggiring bola adalah 0,761 dengan probabilitas 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki berhubungan secara signifikan terhadap hasil keterampilan menggiring bola.

Saran yang dapat penulis ajukan berdasarkan temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah para pelatih hendaknya menekankan program-program latihan dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kelentukan pergelangan kaki sehingga dapat menggiring bola dengan baik, melalui latihan penguluran dan peregangan otot untuk kelentukan peregangan kaki serta latihan weight training untuk kekuatan otot tungkai secara sistematis dan teratur dengan peningkatan beban latihan sedikit demi sedikit.

Page 3: skripsi pendidikan

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan FIK Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES yang telah

memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Kriswantoro, Dosen Pembimbing utama dan DR. Khomsin M. Pd. Dosen

Pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan

pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

6. Pelatih Klub Investindo Purbalingga yang telah memberikan kesempatan dan

bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada anak-anak Klub

Investindo Purbalingga.

Page 4: skripsi pendidikan

7. Pemain Klub Investindo Purbalingga yang telah banyak membantu dalam

pelaksanaan penelitian dan kesediaannya sebagai sampel.

8. Ayah dan Ibunda tercinta yang dengan tulus ikhlas berdo’a dan memberikan

dorongan materiil serta semangat yang begitu besar.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan

yang telah diberikan dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini.

Semoga Allah S.W.T. memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan

yang telah mereka berikan selama ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca semua.

Semarang, 2004

Penulis

Page 5: skripsi pendidikan

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto :

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai dari urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain, dan

hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”.

(QS. –Al Insyirah : 6-8).

Persembahan :

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibunda tercinta.

2. Istriku tercinta.

3. Kakak dan adikku tersayang.

4. Rekan-rekan PKLO angkatan 2000.

5. Almamater FIK UNNES.

Page 6: skripsi pendidikan

DAFTAR ISI

Halaman

Page 7: skripsi pendidikan

Halaman Judul.................................................................................................. i

Halaman Persetujuan........................................................................................ ii

Sari ................................................................................................................... iii

Kata Pengantar ................................................................................................. iv

Motto dan Persembahan................................................................................... vi

Daftar Isi .......................................................................................................... vii

Daftar Tabel ..................................................................................................... ix

Daftar Gambar.................................................................................................. x

Daftar Lampiran............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul.................................................................. 1

1.2 Permasalahan ................................................................................. 5

1.3 Penegasan Istilah............................................................................ 6

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 8

2.1.Landasan Teori............................................................................... 8

2.1.1......................................................................................Keter

ampilan Menggiring Bola ........................................................ 8

2.1.2......................................................................................Keku

atan Otot Tungkai..................................................................... 13

2.1.3......................................................................................Kele

ntukan Pergelangan Kaki ......................................................... 18

2.2.Kerangka Berfikir .......................................................................... 24

2.2.1. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dengan

Keterampilan Menggiring Bola.......................................... 24

2.2.2. Hubungan Antara Kelentukan Pergelangan Kaki dengan

Keterampilan Menggiring Bola.......................................... 25

2.2.3. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dengan

Kelentukan Pergelangan Kaki Terhadap Keterampilan

Menggiring Bola ................................................................ 25

2.3.Hipotesis......................................................................................... 26

Page 8: skripsi pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 28

3.1 Populasi ....................................................................................... 28

3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................... 28

3.3 Variabel Penelitan........................................................................ 29

3.4 Instrumen Penelitian .................................................................... 29

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 32

3.6 Metode Penelitian ........................................................................ 33

3.7 Desain Penelitian ......................................................................... 33

3.8 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 34

3.9 Analisis Data................................................................................ 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 36

4.1 Hasil Penelitian............................................................................ 36

4.2 Pembahasan ................................................................................. 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................... 47

5.1 Simpulan ..................................................................................... 47

5.2 Saran ........................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: skripsi pendidikan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Uji Normalitas Data ................................................................................... 36

2. Uji Homogenitas Data................................................................................ 37

3. Uji Linieritas Model Regresi...................................................................... 38

4. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan Menggiring Bola

.................................................................................................................... 39

5. Koefisien Regresi Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan Menggiring

Bola ............................................................................................................ 40

6. Hubungan Kelentukan Pergelangan Kaki dengan Keterampilan Menggiring

Bola ............................................................................................................ 40

7. Koefisien Regresi Kelentukan Pergelangan Kaki dengan Keterampilan

Menggiring Bola ........................................................................................ 41

8. Koefisien Korelasi Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan

Pergelangan Kaki dengan Keterampilan Menggiring Bola ....................... 42

9. Analisis Varian untuk Korelasi antara Kekuatan Otot Tungkai dengan

Kelentukan Pergelangan Kaki Terhadap Keterampilan Menggiring Bola

.................................................................................................................... 42

10. Perhitungan Koefisien Regresi Antara Kekuatan Otot Tungkai dengan

Kelentukan Pergelangan Kaki dengan Keterampilan Menggiring Bola .... 43

Page 10: skripsi pendidikan

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

1. Perkenaan Bola pada Teknik Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Bagian

Dalam ......................................................................................................... 10

2. Perkenaan Bola pada Teknik Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Bagian

Luar ............................................................................................................ 12

3. Otot-otot Tungkai Manusia ........................................................................ 17

4. Pergelangan Kaki Manusia ........................................................................ 20

5. Streatching untuk Sepakbola...................................................................... 23

6. Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai........................ 30

7. Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Kelentukan Pergelangan Kaki ............. 31

8. Diagram Lapangan Tes Menggiring Bola.................................................. 32

9. Desain Penelitian........................................................................................ 33

Page 11: skripsi pendidikan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Usulan Tema Skripsi .................................................................................. 50

2. Usulan Penetapan Pembimbing.................................................................. 51

3. Usulan Penetapan Pembimbing.................................................................. 52

4. Permohonan Ijin Penelitian Pendidikan..................................................... 53

5. Langkah-langkah Analisis Data ................................................................. 56

6. Data Hasil Tes Kekuatan Otot tungkai (X1) Kelentika Pergelangan Kaki (X2)

dan Keterampilan Menggiring Bola (Y) .................................................... 61

7. Hasil Uji Normalitas Data, Hasil Uji Homogenitas Data, Hasil Uji Linieritas

Data ............................................................................................................ 62

8. Analisis Regresi Antara X1 dengan Y ....................................................... 63

9. Analisis Regresi Antara X2 dengan Y ....................................................... 64

10. Analisis Regresi Antara X1 dan X2 dengan Y .......................................... 65

11. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 66

Page 12: skripsi pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN 

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang

tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

menjadi seorang pemain sepakbola yang baik, bahkan kalau mungkin menjadi

bintang sepakbola. Dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

masyarakat, permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang

diprioritaskan untuk dibina. Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi alangkah

baiknya jika semenjak anak-anak telah mendapatkan pelatihan olahraga

khususnya olahraga sepakbola secara benar, teratur dan terarah. Dalam pelatihan

olahraga, untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi harus memperhatikan

beberapa faktor. Salah satunya adalah teknik dasar dari olahraga tersebut. Begitu

juga dalam olahraga sepakbola, apabila kita menguasai teknik dasar dengan baik,

maka kita dapat bermain dengan baik.

Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau

permainan tim, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah

kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan

permainan yang kompak, artinya mempunyai kerjasama tim yang baik. Menurut

Sukatamsi (1988 : 12) mengatakan bahwa untuk dapat mencapai kerjasama tim

Page 13: skripsi pendidikan

yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian

dan macam-macam teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola. Semua

pemain sepakbola harus menguasai teknik dasar bermain sepakbola karena orang

akan menilai sampai di mana teknik dan skill pemain dalam menendang bola,

mengumpan bola, menyundul bola, menggiring bola dan menembakan bola ke

gawang lawan untuk menciptakan gol. Oleh karena itu tanpa memperhatikan

teknik-teknik dasar bermain sepakbola dengan baik untuk selanjutnya pemain

akan dalam bermain sepakbola.

Adapun teknik dasar permainan sepakbola yang perlu dikuasai oleh para

pemain pada umumnya adalah: menendang bola, menggiring bola, menehan dan

menghentikan bola, menyundul bola, melempar bola, merampas atau merebut

bola.

Suatu kesebelasan agar dapat menguasai jalannya pertandingan salah satu

cara yaitu setiap pemainnya harus dapat menguasai teknik-teknik dasar bermain

sepakbola. Salah satu teknik dasar yang penting adalah menggiring bola, karena

apabila pemain sudah menguasai atau terampil dalam menggiring bola diharapkan

pemain akan dapat melewati lawan, mencari kesempatan memberikan bola umpan

kepada teman dengan tepat, menahan bola tetap dalam penguasaan,

menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk

dengan segera memberikan operan kepada teman.

Page 14: skripsi pendidikan

Menggiring bola merupakan teknik menendang terputus-putus atau pelan-

pelan oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama

dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola

hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja yaitu bebas dari lawan.

Untuk dapat menggiring bola dengan baik perlu latihan yang terus

menerus dengan memperhatikan hal-hal antara lain:

a. Bola harus dikuasai sepenuhnya.

b. Jarak bola tetap dalam penguasaan pemain: bola bergulir harus selalu dekat

dengan kaki, dengan demikian bola tetap dikuasai.

c. Posisi badan antara bola dan lawan: pandangan melihat bola pada saat kaki

menyentuh, kemudian lihat situasi dan kedua lengan menjaga keseimbangan

di samping badan.

d. Bola didorong dengan kaki.

Untuk dapat menggiring bola dengan baik diperlukan latihan secara

intensif secara terus menerus. Bentuk latihan menggiring bola menurut Sukatamsi

(1988 : 164) yaitu: (a) lari menggiring bola kemudian berputar membalik. (b) lari

menggiring bola kemudian berputar (membelok) ke kanan. (c) lari menggiring

bola kemudian berputar (membelok) ke kiri. (d) gabungan dari latihan (a), (b),

dan (c).

Dalam menggiring bola dapat dibedakan beberapa cara menggiring bola

yaitu:

a. Mengiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

Page 15: skripsi pendidikan

b. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar

c. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas atau kaki penuh

d. Mengiring bola dengan kaki bagian dalam

e. Mengiring bola dengan kaki bagian luar

Penguasaan bola merupakan bagian yang penting dalam setiap permainan.

Setiap pemain atau tim berusaha untu dapat menguasai bola, karena hanya dengan

menguasai bola gol dapat terjadi. Setelah bola dapat dikuasai, pemain atau tim

akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang atau direbut lawan. Oleh karena itu

pemain harus dituntut untuk memiliki penguasaan bola. Penguasaan bola dapat

ditunjukan dengan kemampuan seorang pemain dalam menggiring bola.

Sedangkan untuk memiliki kesempatan memasuki daerah lawan dan kesempatan

memasukkan bola dibutuhkan keterampilan menggiring bola.

Dalam menggiring bola seorang pemain harus dapat merubah arah dan

melewati lawan dengan cepat serta harus dapat menggunakan seluruh bagian

kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai. Untuk dapat melakukan semua itu

sangat dibutuhkan unsur fisik karena dukungan fisik yang baik diharapkan

seorang pemain atau atlet akan dapat bermain dengan baik pula. Selain itu apabila

pemain memiliki kondisi fisik yang baik akan memiliki beberapa keuntungan

yang akan menjadikan pemain dapat: meningkatan kemampuan sistem sirkulasi

dan kerja jantung, peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan

dan lain-lain dari komponen kondisi fisik, pemulihan yang cepat dalam organ-

organ tubuh setelah latihan, respon atau tanggapan yang cepat dari organisme

Page 16: skripsi pendidikan

tubuh kita, apabila sewaktu-waktu respon atau tanggapan sedemikian diperlukan.

Selain itu apabila kondisi fisik atlet baik, maka ia akan lebih cepat pula menguasai

teknik-teknik gerakan yang dilatihkan. Secara psikologi ada keuntungannya,

karena atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik akan merasa lebih percaya diri

dan lebih siap dalam menghadapi tantangan–tantangan latihan dan pertandingan.

Komponen kondisi fisik tersebut tentunya mempunyai peranan yang

berbeda-beda dalam mendukung kemampuan seorang pesepakbola dalam

menggiring bola. Diantara komponen fisik yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki.

Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan

kondisi fisik secara keseluruhan. Oleh karena itu kekuatan mutlak harus dimiliki

seorang atlet sebelum ia berlatih mengembangkan unsur-unsur yang lain.

Kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik. Disamping

membutuhkan kekuatan otot tungkai untuk mencapai keterampilan menggiring

bola diperlukan juga unsur fisik yang berupa kelentukan, kelentukan merupakan

kemampuan untuk bergerak dalam ruang gerak sendi.

Kelentukan juga dibutuhkan dalam pergelangan kaki, karena dalam

menggiring bola akan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, kura

-kura kaki bagian dalam, kura-kura kaki bagian luar dan kura-kura kaki bagian

atas atau kaki penuh. Dalam menggiring bola ini, kelentukan pergelangan kaki

tidak berperan penuh, dalam arti tidak harus menggunakan kelentukan maksimal.

Setiap pemain dalam menggerakkan pergelangan kakinya pada saat menggiring

bola, kelentukan yang dibutuhkan atau sudut yang dibutuhkan pergelangan kaki

Page 17: skripsi pendidikan

sesuai dengan kekinginan pemain (pemain merasa rileks atau sesuai dengan

gayanya).

Keuntungan bagi seorang pemain sepakbola apabila memiliki kelentuka

yang baik yaitu: (1) cepat menguasai gerakan-gerakan untuk melakukan teknik

atau taktik, (2) tidak mudah mendapatkan kecelakaan atau cedera pada otot, (3)

membantu daya tahan, kecepatan dan kelincahan.

Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, kekuatan otot

tungkai yang baik dari seorang pemain diharapkan akan menunjukan keterampilan

menggiring bolanya, sedangkan kelentukan yang baik dari seorang atlet

diharapkan dapat mengembangkan gerakan-gerakan dan dapat mendukung

keterampilannya. Apabila kedua unsur tersebut diterapkan dalam teknik

menggiring bola maka akan menghasilkan teknik menggiring bola dengan

keterampilan yang tinggi.

Bertitik tolak dari pendapat di atas, maka penulis sangat tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul : “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dan

Kelentukan Pergelangan Kaki dengan Keterampilan Menggiring Bola Pada

Permainan Sepakbola Bagi Pemain Klub Investindo Purbalingga Tahun 2004”.

Adapun alasan lain pemilihan judul dalam penelitian ini adalah:

Penguasaan teknik dasar bermain sepakbola merupakan modal utama untuk dapat

bermain sepakbola dengan baik.

Teknik menggiring bola merupakan teknik dasar yang sangat diperlukan dalam

permainan sepakbola.

Page 18: skripsi pendidikan

Komponen-komponen kondisi fisik sangat mendukung dan menentukan dalam

pencapaian keterampilan menggiring bola diantaranya adalah unsur kekuatan

otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan keterampilan menggiring

bola pada permainan sepakbola?

Apakah ada hubungan kelentukan pergelangan kaki dengan keterampilan

menggiring bola pada permainan sepakbola?

Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan kaki

terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola?

1.3 Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran dari istilah-istilah yang digunakan

dalam skripsi ini, maka penulis memberikan penegasan istilah sebagai berikut:

1. Hubungan, menurut Poerwadarminta (2002 : 362) adalah sesuatu yang dipakai

untuk menghubungkan atau berhubungan. Dalam penelitian ini yang

dimaksud dengan hubungan adalah hubungan kekuatan otot tungkai dengan

kelentukan pergelangan kaki terhadap keterampilan menggiring bola.

2. Kekuatan, menurut KONI (2000 : 12) adalah kekuatan otot yang

membangkitkan tenaga/kekuatan/force terhadap suatu tahanan. Kekuatan

disebut juga strength, strength adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi

tahanan/beban dalam menjalankan aktivitas. Dalam penelitian ini yang

Page 19: skripsi pendidikan

dimaksud dengan kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot-otot tungkai

untuk mengatasi suatu beban dalam menjalankan aktivitas menggiring bola,

yang mana otot-otot tersebut bekerja secara terkoordinasi dimulai dari otot

pangkal paha sampai dengan otot betis. Dan dalam penelitian ini

menggunakan kekuatan maksimum.

3. Kelentukan, menurut Pate yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto

(1993 : 301) diartikan batas rentang gerak maksimal yang mungkin pada sendi

atau rangkaian sendi.

4. Keterampilan, berasal dari kata “terampil”, menurut Poerwadarminta (2002 :

935) artinya yaitu cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dengan keterampilan menggiring

bola pada permainan sepakbola.

Mengetahui hubungan kelentukan pergelangan kaki dengan keterampilan

menggiring bola pada permainan sepakbola.

Mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan kaki

terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat:

Page 20: skripsi pendidikan

Bermanfaat bagi pemain Klub Investindo Purbalingga sebagai sumber informasi

tentang kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki yang

dimilikinya saat ini dalam kaitannya dengan keterampilan menggiring bola.

Memberikan gambaran bagi para pelatih sebagai sumber informasi tentang

kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki dalam kaitannya

dengan keterampilan menggiring bola, sehingga dapat dijadikan sebagai

pertimbangan untuk pembinaan dan program latihan selanjutnya.

Berguna bagi perkembangan ilmu, khususnya pada disiplin ilmu yang disaji

dalam penelitian ini.

Page 21: skripsi pendidikan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

 

2.1 Landasan Teori 

2.1.1 Keterampilan Menggiring Bola

Pengertian keterampilan sesuai dengan

perkataan Poerwadarminta (2002 : 935)

yaitu cakap dalam menyelesaikan tugas;

mampu dan cekatan.

Menurut Sukatamsi (1988 : 158) menggiring bola diartikan dengan

gerakan lari menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus di

atas tanah.

Adapun pendapat Engkos Kosasih (1994 : 95) menggiring bola yaitu

berlari membawa bola atau membawa bola dengan kaki.

Dari pendapat-pedapat di atas, keterampilan menggiring bola dapat

diartikan kemampuan seseorang untuk meggunakan kakinya, mendorong bola

agar bergulir terus menerus di atas tanah dengan waktu yang sesingkat-

singkatnya. Luxbacher (1998 : 47) mengatakan bahwa menggiring bola dalam

sepak bola memiliki fungsi yang sama dengan bolabasket yaitu memungkinkan

pemain untuk mempertahankan bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke

ruang yang terbuka. Pemain dapat menggunakan berbagai bagian kaki (inside,

Page 22: skripsi pendidikan

outside, instep, telapak kaki) untuk mengontrol bola sambil terus menggiring bola.

Beberapa orang menanggap penggiringan bola lebih sebagai seni daripada

keterampilan. Pemain dapat mengembangkan gayanya sendiri atau berimprovisasi

dalam menggiringbola selama tetap mencapai sasaran utama yaitu mengalahkan

lawan sambil tetap menguasai bola. Sehingga dapat diambil suatu pengertian

bahwa menggiring bola adalah suatu kemampuan menguasai bola dengan kaki

oleh pemain sambil lari untuk melewati lawan atau membuka daerah pertahanan

lawan.

Adapun tujuan menggiring bola menurut Sukatamsi (1988 : 158) adalah:

(1) melewati lawan, (2) mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada

teman dengan tepat dan (3) menahan bola tetap dalam penguasaan,

menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk

dengan segera memberikan operan kepada teman.

Untuk dapat menggiring bola dengan baik perlu dilakukan latihan-latihan

yang terus menerus sehingga akhirnya akan menjadi gerakan yang otomatis.

Selain itu juga harus memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola. Menurut

Sukatamsi (1988 : 158) beberapa prinsip-prinsip menggiring bola yaitu: (1) bola

di dalam penguasaan pemain, tidak mudah direbut lawan dan bola selalu

terkontrol. (2) di depan pemain terdapat daerah kosong artinya bebas dari lawan.

(3) bola digiring dengna kaki kanan atau kaki kiri, tiap langkah kaki kanan atau

kaki kiri mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan ditendang. Irama

sentuhan pada bola tidak mengubah irama langkah kaki. (4) pada waktu

Page 23: skripsi pendidikan

menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola saja, akan tetapi

harus pula memperhatikan atau mengamati situasi sekitar dan lapangan atau posisi

lawan maupun posisi kawan. (5) badan agak condong kedepan, gerakan tangan

bebas seperti pada waktu lari biasa.

Adapun kesalahan di dalam menggiring bola adalah sebagai berikut:

a Bukan mendorong tetapi memukul bola sehingga jalannya bola terlalu cepat

dan tidak terkontrol.

b Jarak antara pemain dengan bola terlalu jauh, sehingga direbut lawan.

c Irama langkah lari rusak akibat dari irama kaki menyentuh bola tidak teratur.

d Mata hanya selalu tertuju pada bola saja sehingga dalam permainan

sesungguhnya pemain tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya.

Cara menggiring bola menurut pendapat Sukatamsi (1988 : 161-162) yaitu

untuk melakukan teknik menggiring bola berputar kearah kiri digunakan kura-

kura kaki sebelah dalam kaki kanan, sedangkan untuk melakukan teknik

menggiring bola ke arah kanan digunakan kura-kura kaki sebelah luar kaki kanan.

Adapun cara menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

menurut Sukatamsi (1988 : 159) adalah sebagai berikut: (1) Posisi kaki

menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-

kura kaki sebelah dalam, (2) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak

diayunkan seperti teknik menendang, akan tetapi tiap langkah secara teratur

menyentuh atau mendorong bola bergulir kedepan dan bola harus selalu dekat

dengan kaki. Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut oleh

lawan, (3) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus sedikit ditekuk dan

Page 24: skripsi pendidikan

pada waktu kaki menyentuh bola mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi

lapangan.

Menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam akan mempermudah melindungi bola dari lawan atau bola tetap berada dalam penguasaan pemain, hal ini menyebabkan lawan menemui kesulitan untuk merampas bola. Hal ini sesuai dengan pendapat A. Sarumpaet (1992 : 25) yaitu jika pemain yang menggiring bola selalu diikuti atau dibayangi oleh lawan maka cara menggiring bola seperti inilah yang lebih baik dilakukan karena bola selalu berada di antara kedua kaki dengan lain perkataan bola selalu dapat dilindungi. Disamping itu kalau menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam pemain dapat mudah merubah arah bila dihadang oleh lawannya.

Gambar 1 Perkenaan bola pada teknik menggiring bola

dengan kura-kura kaki bagian dalam (Sukatamsi, 1988 : 159)

Sedangkan menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian luar

menurut Sukatamsi (1988 : 161) adalah : (1) Posisi kaki menggiring bola sama

dengan posisi kaki menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar, (2) Setiap

langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri

mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki, (3)

Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus sedikit ditekuk dan pada waktu

kaki menyentuh bola mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi lapangan.

Page 25: skripsi pendidikan

A. Sarumpaet (1992 : 25) mengatakan bahwa mengiring bola dengan

menggunakan kura-kura bagian luar memberi kesempatan bagi pemain untuk

merubah-ubah arah serta dapat menghindari lawan yang berusaha merampas bola.

Merubah arah atau membelok ke kiri maupun ke kanan berarti menghindarkan

bola dari lawan karena dengan cara demikian tubuh pemain yang sedang

menggiring bola dapat menutup atau membatasi antara lawan dengan bola.

Gambar 2 Perkenaan bola pada teknik menggiring bola

dengan kura-kura kaki bagian luar (Sukatamsi, 1988 : 162)

Dalam pelaksanaan menggiring bola zig-zag melewati pancang atau lawan

dapat dilakukan dengan menggunakan kedua kaki bergantian, kaki kanan saja atau

kaki kiri saja, adapun cara pelaksanaannya menurut Sukatamsi (1988 : 169)

adalah sebagai berikut: (1) Menggiring bola zig-zag melampaui pancang atau

lawan dengan menggunakan kaki kanan dan kaki kiri bergantian, bola didorong

menggunakan kura-kura kaki bagian dalam. Waktu melampaui di sebelah kanan

tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian dalam kaki kanan

sedangkan pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan

kura-kura kaki bagian dalam kaki kiri, (2) Menggiring bola zig-zag melampaui

pancang atau lawan dengan menggunakan kaki sebelah kanan saja, yaitu dengan

Page 26: skripsi pendidikan

cara: waktu melampaui di sebelah kanan tiang pancang/lawan digunakan kura-

kura kaki bagian dalam dan pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang

pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian luar, (3) Menggiring bola zig-zag

melampaui pancang atau lawan dengan menggunakan kaki sebelah kiri saja, yaitu

dengan cara: waktu melampaui di sebelah kanan tiang pancang/lawan digunakan

kura-kura kaki bagian luar dan pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang

pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian dalam.

Beberapa prinsip yang perlu diketahui untuk dapat menggiring bola

dengan baik menurut A. Sarumpaet (1992 : 24) antara lain: (1) Bola harus

dikuasai sepenuhnya, berarti tidak mungkin dirampas lawan, (2) Dapat

menggunakan seluruh bagian kaki sesuai dengan tujuan apa yang ingin dicapai,

(3) Dapat menguasai situasi pemain pada waktu menggiring bola.

Penguasaan bola merupakan bagian yang penting dalam setiap permainan.

Setiap pemain atau tim berusaha untuk dapat menguasai bola, karena dengan

menguasai bola menciptakan gol akan lebih mudah. Setelah bola dapat dikuasai,

pemain atau tim akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang atau direbut

lawan. Oleh karena itu pemain harus dituntut untuk memiliki penguasaan bola.

Penguasaan bola dapat ditunjukkan salah satunya dengan kemampuan seorang

pemain dalam menggiring bola.

2.1.2 Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan otot tungkai dalam penelitian ini menggunakan kekuatan

maksimum. Menurut KONI (2000: 12) kekuatan adalah kekuatan otot yang

membangkitkan tenaga/kekuatan/force terhadap suatu tahanan.

M. Sajoto (1988 : 58) mengatakan bahwa kekuatan atau strenght adalah

komponen kondisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet

Page 27: skripsi pendidikan

pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja

tertentu.

Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini adalah kemampuan otot

untuk menerima beban dalam waktu bekerja di mana kemampuan itu dihasilkan

oleh adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai, kontraksi ini timbul untuk

melakukan gerakan yang mendukung. A. Hamidsyah Noer (1995 : 135)

mengatakan salah satu unsur kondisi fisik yang perlu dilatih terlebih dahulu

adalah unsur kondisi fisik kekuatan, karena kekuatan memiliki peranan yang

penting dalam melindungi atlet dari cedera serta membantu stabilitas sendi-sendi.

Menurut Harsono (1988 : 179) kontraksi otot dapat digolongkan dalam

tiga kategori yaitu: (1) kontraksi isometris, dalam kontraksi isometris otot-otot

tidak memanjang atau memendek sehingga tidak nampak suatu gerakan yang

nyata, atau dengan perkataan lain tidak ada jarak yang ditempuh. Kontraksi ini

disebut juga kontraksi statis. (2) kontraksi isotenis,dalam kontraksi akan nampak

bahwaterjadi suatu gerakan dari anggota-anggota tubuh yang disebabkan

memanjang dan memendeknya otot-otot sehingga terdapat perubahan dalam

panjang otot. Kontraksi ini disebut juga kontraksi dinamis. (3) kontraksi isokinetis

yaitu kontraksi dari kedua kontraksi tersebut.

Dari pengertian kekuatan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

kekuatan adalah kemampuan otot-otot atau sekelompok otot untuk mengatasi

suatu beban atau tahanan dalam menjalankan aktivitas latihan. Kekuatan harus

mutlak diperlukan pada setiap atlet untuk semua cabang olahraga.

Kekuatan otot merupakan komponen penting dari kesegaran jasmani,

karena tingkat penyesuaian kemampuan terjadi sesuai dengan proporsi dari

Page 28: skripsi pendidikan

kualitas dan jumlah serabut otot. Ateng (1992 : 66) berpendapat bahwa kesegaran

jasmani dalam kaitan dengan kekuatan otot memerlukan: (1) kualitas dan jumlah

serabut otot yang memadai (2) kemampuan menginervasi (mengerahkan)

sejumlah serabut otot yang diperlukan (3) irama gerak sesuai dengan beban kerja

otot (4) tahanan internal yang rendah (5) pola koordinasi yang efisien, dan (6)

efektivitas pengungkit.

Harsono (1988 : 77) mengatakan bahwa kekuatan otot adalah komponen

yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Karena,

pertama kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, kedua

kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet atau orang dari

cedera, ketiga dengan kekuatan atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau

menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, demikian juga dapat

membantu memperkuat sendi-sendi.

Dari beberapa pengertian tersebut, kekuatan dapat diartikan sebagai

kualitas tenaga otot atau sekelompok otot dalam membangun kontraksi secara

maksimal untuk mengatasi beban yang datang baik dari dalam maupun dari luar.

Jadi gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tungkai akan menghasilkan gerakan

aktivitas seperti menendang, berjalan, melompat dan lain sebagainya. Dimana

garakan tersebut dibutuhkan dalam melakukan gerakan olahraga, terutama cabang

olahraga yang dominan menggunakan kaki separti: sepakbola, pencaksilat,

bersepada dan masih banyak lainnya.

Page 29: skripsi pendidikan

Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat

bergerak. Sebagian otot tubuh ini melekat pada kerangka otot yang dapat bergerak

secara aktif sehingga dapat menggerakan bagian-bagian kerangka dalam suatu

letak tertentu. Otot dapat mengadakan kontraksi dengan cepat, apabila ia

mendapatkan rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik, rangsangan

mekanis, dingin dan lain-lain. Syaifuddin (1997 : 41) mengatakan bahwa dalam

keadaan sehari-hari otot ini bekerja atau berkontraksi menurut pengaruh atau

perintah yang datang dari susunan saraf motoris.

Gambar 3

Otot-otot tungkai manusia (Evelyn C. Pearce, 1987 : 115)

Di dalam peningkatan latihan kekuatan, kita harus selalu ingat akan prinsip

peningkatan/penambahan beban. Hamidsyah Noer (1995 : 136) mengatakan

bahwa disamping faktor latihan masih ada faktor lain yang turut menentukan baik

tidaknya kekuatan seorang atlet, diantaranya yaitu: (1) tergantung dari besarnya

Page 30: skripsi pendidikan

fibril otot dan tergantung pula atas banyaknya yang ikut serta dalam melawan

beban, serta tonus otot, (2) tergantung dari bentuk kerangka tubuh, makin besar

kerangka tubuh makin baik, (3) faktor umur juga sangat menentukan, bagi atlet

yang berusia tua tentu saja faktor kekuatannya akan berubah dan (4) pengaruh

psikis dari dalam maupun dari luar.

Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka kita dapat menjaga

bahkan meningkatkan unsur kekuatan, sehingga dapat menunjang dalam

meningkatkan prestasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan/strength adalah

kemampuan otot membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Oleh karena

itu latihan-latihan yang cocok untuk dapat membantu mengembangkan kekuatan

adalah latihan-latihan tahanan (resistance exercise) dimana kita harus

mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban, beban itu bisa beban anggota

tubuh kita sendiri ataupun beban bobot dari luar (extance resistance). Beban

tersebut harus sedikit demi sedikit bertambah berat agar perkembangan otot

terjamin.

Oleh karena itu, pada latihan tahanan haruslah selalu merupakan latihan-

latihan tahanan yang progresif dan tidak berhenti pada satu berat, beban atau

bobot tertentu. Sehingga otot memiliki kemampuan menerima beban maksimal.

Apabila diterapkan pada pelaksanaan aktivitas menggiring bola adanya kekuatan

yang baik diharapkan keterampilan menggiring bolanya lebih memadai.

2.1.3 Kelentukan Pergelangan Kaki

M. sajoto (1988 : 58) menyatakan bahwa kelentukan adalah efektifitas

seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan segala aktivitas tubuh

Page 31: skripsi pendidikan

dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di sekitar

persendian.

Kelentukan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan gerak

olahraga, apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada

persendiannya dapat mengganggu gerakan atau menimbulkan cedera pada otot.

Macam-macam kelentukan menurut Suharno (1986 : 50) antara lain: (1)

Kelentukan umum, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitudo

yang luas dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada umumnya dan

menghadapi hidup sehari-hari. Kelentukan sendi-sendi tidak

mengganggu/menghambat gerakan dalam olahraga apa saja dan pekerjaan umum

sesuai dengan situasi, (2) Kelentukan khusus, ialah kemampuan seseorang dalam

gerak dengan amplitudo yang luas dan berseni dalam satu cabang olahraga.

Tuntutan masing-masing cabang olahraga terhadap kelentukan sangat berbeda-

beda. Perbedaan tersebut biasanya atas dasar perbedaan teknik masing-masing

cabang olahraga dan teknik bertanding yang digunakan.

Menurut Pate yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto (1993 : 173)

Pergelangan kaki dan telapak kaki adalah komponen penting dari sistem

pengantar kekuatan yang memungkinkan olahragawan untuk menampilkan

gerakan berlari. Tulang persendian tibia, fibula dan talus membentuk sendi engsel

pergelangan kaki.

Luxbacher (1998 : 49) berpendapat bahwa dalam beberapa situasi pemain

tidak perlu melakukan dribble dengan kontrol yang rapat, misalkan dalam situasi

yang menguntungkan di pertahanan lawan. Dalam situasi tersebut pemain harus

mampu menggiring bola dengan kecepatan penuh, jangan biarkan bola rapat

dengan kaki, tapi sebaliknya dorong bola beberapa kaki ke depan ke arah ruang

Page 32: skripsi pendidikan

yang terbuka, berlari dengan cepat dan kemudian mendorongnya kembali

menggunakan seluruh permukaan instep atau outside-of-the-foot. Sebelum impac

dengan bola. Kaki dalam menggerakkan instep atau outside-of-the-foot

memerlukan kelentukan pergelangan kaki.

Tidak semua orang memiliki pergelangan kaki yang lentuk, sehingga dalam melakukan gerakan tungkaipun kurang sempurna. Dengan seorang pemain memiliki kelentukan pergelangan kaki diharapkan akan menambah keterampilannya dalm menggiring bola.

Gambar 4 Pergelangan Kaki Manusia

(Pate, 1993 : 174)

Menurut Harsono (1988 : 164) kelentukan dapat dikembangkan melalui

latihan-latihan peregangan otot dan latihan-latihan memperluas ruang gerak sendi-

sendi. Adapun beberapa metode latihan yang dapat dipakai untuk

mengembangkan kelentukan: (1) Peregangan dinamis biasanya dilakukan dengan

menggerak-gerakkan tubuh atau anggota-anggota tubuh secara ritmis (berirama)

Page 33: skripsi pendidikan

sehingga otot-otot terasa teregangkan, (2) Peregangan statis, dalam peregangan ini

perlu mengambil sikap sedemikian sehingga meregangkan suatu kelompok otot

tertentu dan sikap ini dipertahankan secara statis untuk beberapa detik. (3)

Peregangan pasif, dalam metode ini, pelaku merelax-kan kelompok tertentu,

kemudian temannya membantu meregangkan otot tersebut secara berlahan-lahan

sampai titik fleksibilitas maksimum tercapai, tanpa keikut sertaan secara aktif dari

pelaku. (4) peregangan kontraksi-rileksasi, otot diregangkan dulu secara isometrik

6 sampai 10 detik, lalu otot diregangkan dengan metode pasif selama 20 sampai

30 detik.

Pendapat lain dari Suharno (1986 : 51) masalah-masalah yang perlu

diperhatikan dalam kaitannya melatih kelentukan adalah: (1) Pemanasan sebelum

inti latihan harus cukup panas, (2) Gerakan-gerakan jangan dipaksakan, sehingga

mengakibatkan robek/putusnya jaringan-jaringan, (3) Latihan harus sistematis,

teratur dan peningkatan latihan sedikit demi sedikit, (4) mulailah latihan sejak

anak-anak. (5) Latihan harus diulang-ulang, jika merasa sakit segera latihan

dihentikan, (6) Selesai latihan kelentukan perlu diimbangi dengan latihan

penguatan, (7) Jangan memaksa atlet yang sedang muram, takut, susah untuk

berlatih kelentukan, (8) Latihan kelentukan sebaiknya dimulai dari kanak-kanak

dan pada siang hari.

Kegunaan kelentukan menurut Suharno (1986 : 49) di dalam olahraga adalah untuk: (1) Mempermudah atlet dalam penguasaan-penguasaan teknik-teknik tinggi, (2) Mengurangi terjadinya cedera atlet, (3) Seni gerak tercermin dalam kelentukan yang tinggi, (4)Meningkatkan kecepatan dan kelincahan gerak.

Keuntungan bagi seorang pemain sepakbola apabila memiliki kelentuka yang baik yaitu: (1) Cepat menguasai gerakan-gerakan untuk melakukan teknik atau taktik, (2) Tidak mudah mendapatkan kecelakaan atau cedera pada otot, (3)

Page 34: skripsi pendidikan

Gerakan-gerakan akan dilaksanakan dengan mudah sehingga tidak lekas lelah, (4) Membantu daya tahan, kecepatan dan kelincahan.

Dari pendapat di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam

melakukan drible/menggiring bola seorang pemain harus dapat merubah arah dan

menghindari lawan dengan cepat serta harus dapat menggunakan seluruh bagian

kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai. Untuk dapat melakukan semuanya itu

sangat dibutuhkan unsur fisik diamtaranya berupa kekuatan otot tungkai dan

kelentukan pergelangan kaki.

2.2 Kerangka Berfikir

2.2.1 Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Keterampilan

Menggiring Bola

Keterampilan menggiring bola adalah kemampuan seseorang untuk

menggerakan kakinya, mendorong bola agar bergulir terus menerus di atas tanah

dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

Melihat dari pernyataan tersebut di atas diasumsikan bahwa untuk

mendapatkan keterampilan menggiring bola diperlukan latihan yang terus

menerus selain itu juga dibutuhkan unsur fisik berupa kekuatan otot tungkai,

karena dalam menggiring bola otot tungkai berperan utama yaitu sebagai tumpuan

dan stabilisator. Dengan seorang pesepakbola memiliki kekuatan otot tungkai

yang baik diharapkan keterampilan menggiring bolanya lebih memadai.

2.2.2 Hubungan Antara Kelentukan Pergelangan Kaki Dengan Keterampilan

Menggiring Bola

Untuk mencapai keterampilan menggiring bola dibutuhkan latihan yang

intensif dan untuk dapat menggiring bola yang lebih memadai diperlukan juga

Page 35: skripsi pendidikan

unsur fisik yang berupa kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki,

karena dalam menggiring bola akan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian

luar, kura-kura kaki bagian dalam, kura-kura kaki bagian luar dan kura-kura kaki

bagian atas atau kaki penuh. Karena kelentukan yang dibutuhkan oleh masing-

masing pemain berbeda dan kelentukan maksimalnya juga berbeda-beda, maka

dimungkinkan ada hubungan antara kelentukan pergelangan kaki dengan

keterampilan menggiring bola.

2.2.3 Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Kelentukan

Pergelangan Kaki Terhadap Keterampilan Menggiring Bola

Pada cabang olahraga sepakbola, khususnya teknik dasar menggiring bola

anggota tubuh yang berperan utama adalah tungkai, karena tungkai berfungsi

sebagai tumpuan dan stabilisator. Dengan seorang pesepakbola memiliki kekuatan

otot tungkai yang baik diharapkan keterampilan menggiring bolanyapun akan

menjadi lebih baik.

Selain kekuatan otot tungkai, kondisi fisik lain yang penting adalah kelentukan. Pada saat menggiring bola kelentukan pergelangan kaki dibutuhkan untuk melakukan gerakan-gerakan lari sehingga dalam menggiring bola bisa lebih cepat. Oleh karena itu timbul dugaan bahwa kelentukan pergelangan kaki mempunyai hubungan dengan keterampilan menggiring bola, artinya seorang pemain yang memiliki kelentukan baik diharapkan dapat menambah keterampilan menggiring bola dengan lebih baik. Oleh karena itu apabila dari kedua variabel di atas dihubungkan secara bersama-sama, diduga juga mempunyai hubungan yang positif dengan keterampilan menggiring bola. Artinya apabila seseorang pemain sepak bola berlatih menggiring bola secara terus menerus akan dapat menambah keterampilan menggiring bolanya, dan dengan didukung kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki yang baik, diharapkan keterampilan menggiring bolanya akan lebih memadai.

Page 36: skripsi pendidikan

2.3  Hipotesis  

Dalam suatu penelitian ilmiah, hipotesis dimaksudkan untuk menjawab

suatu pertanyaan. Jawaban dari pertanyaan itu masih lemah dan bersifat

sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya. Sutrisno Hadi (2000 : 257)

menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya

dan masih perlu dipikirkan kenyataannya.

Dalam menyusun hipotesis perlu adanya sumber yang kuat serta dapat

dipercaya. Sumber hipotesis ini dapat diperoleh dari buku literatur, survai

lapangan, pengalaman kuliah, hasil diskusi dan sumber lain.

Suatu hipotesis akan diterima apabila hasil-hasil dari penelitian

membenarkan pernyataan-pernyataan dari hipotesis tersebut. Hipotesis juga dapat

ditolak apabila hasil dari penelitian yang diperoleh tidak sama dengan hipotesis

yang diajukan atau dengan kata lain suatu hipotesis tidak diterima apabila

kenyataan menolaknya.

Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan keterampilan menggiring bola.

Ada hubungan kelentukan pergelangan kaki dengan keterampilan menggiring

bola.

Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan kaki

terhadap keterampilan menggiring bola.

Page 37: skripsi pendidikan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah kegiatan untuk mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah untuk mencapai tujuan melalui proses yang sistematis dan analisis yang logis. Penggunaan metode penelitian yang tepat akan memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai.

3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti.

Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 102) populasi diartikan sebagai keseluruhan

subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain Klub Investindo

Purbalingga Tahun 2004. Dalam penelitian ini semua pemain Klub Investindo

Purbalingga Tahun 2004 akan diteliti sehingga penelitian ini disebut penelitian

populasi.

3.2 Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 99) variabel penelitian adalah gejala

yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu: 1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab. Dalam penelitian ini ada dua variabel bebas, yaitu: 27a. Kekuatan otot tungkai (x1)

b. Kelentukan pergelangan kaki (x2)

2. Variabel terikat

Page 38: skripsi pendidikan

Variabel terikat disebut juga variabel tergantung atau variabel akibat,

yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

keterampilan menggiring bola (Y).

3.3 Instrumen Penelitian 

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes pengukuran kekuatan otot tungkai

a. Tujuan dari tes pengukuran ini yaitu untuk mengukur kekuatan

maksimum. Tes ini menggunakan alat leg dynamometer.

b. Pelaksanaan tes pengukuran kekuatan otot tungkai dengan cara testee siap

dengan berdiri diatas leg dinamometer dengan kedua lutut ditekuk sejajar

dengan sudut 600, badannya tegak pandangan ke depan kedua tangan

memegang pegangan kemudian berusaha meluruskan tungkai tetapi tidak

boleh dengan gerakan pengejut dan tangan tetap rileks tidak menarik

pegangan.

c. Cara pengambilan hasil tes dapat dilihat pada monitor leg dynamometer,

kemudian dicatat hasilnya dengan satuan berat kilogram. Setiap testee

melakukan dua kali dengan istirahat yang cukup dan nilai yang tertinggi

yang dijadikan nilai akhir.

Page 39: skripsi pendidikan

Gambar 5. Tes Dan Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai

(Depdikbud 1986 : 32)

2. Tes pengukuran kelentukan pergelangan kaki

(a) Tujuan dari tes pengukuran ini yaitu untuk mengukur kelentukan pergelangan

kaki. Tes ini menggunakan alat goneometer. (b) Pelaksanaan tes pengukuran ini

dengan cara testee duduk di lantai, tungkai lurus ke depan, posisi goneometer

berada di samping pergelangan kaki testee. Dari posisi kaki normal, testee

melakukan gerakan plantar fleksi (ke depan). (c) Cara pengambilan hasil tes

yaitu testee melaksanakan dua kali tes plantar fleksi. Skor tertinggi dijadikan

nilai akhir.

Gambar 6. Cara pelaksanaan tes mengukur kelentukan otot tungkai

(Ernest. W, Maglischo, 1993 : 660) 3. Tes keterampilan menggiring bola

a. Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengukur keterampilan menggiring bola.

Alat tes yang digunakan adalah alat tes dribling dari Nurhasan dengan

validitas sebesar 0,703 dan reliabilitas 0,683.

b. Cara pelaksanaan tes keterampilan menggiring bola dimulai pada aba-aba

“siap”. Testee berdiri di balakang garis start dengan bola pada penguasaan

Page 40: skripsi pendidikan

kakinya. Pada aba-aba “Ya” testee mulai menggiring bola ke aranh kiri

melewati rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah

ditetapkan sampai ia melewati garis finish. Apabila testee salah arah dalam

menggiring bola atau bola lepas kontrol, ia harus memerbaikinya tanpa

menggunakan anggota badan selain kaki di tempat kesalahan terjadi dan

selama itu pula stop watch tetap berjalan. Kemudian bola digiring oleh

kaki kanan dan kiri secara bergantian, atau paling tidak salah satu kaki

pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.

c. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila: Testee menggiring bola hanya

dengan menggunkan satu kaki saja. Testee menggiring bola tidak sesuai

dengan arah panah. Testee menggunakan anggota badan lainnya selain

kaki, untuk menggiring bola.

d. Untuk penilaian waktu yang ditempuh oleh testee dari mulai aba-aba “Ya”

sampai ia melewati garis finish waktu dicatat sampai persepuluh detik.

Testee melakukan dua kali dan waktu yang tercepat dijadikan nilai akhir.

e. Alat-alat yang digunakan yaitu lapangan sepakbola, bola sepak, bendera,

meteran, stop watch dan alat-alat tulis.

Page 41: skripsi pendidikan

Gambar 7

Diagram Lapangan Tes Menggiring Bola (Nurhasan : 2001 : 161)

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian 

3.4.1 Tempat

Tempat penelitian dilaksanakan di Klub Investindo Purbalingga, di

Lapangan Sepakbola Stadion Wasesa Purbalingga.

3.4.2 Waktu 

Adapun pelaksanaan pengambilan data yaitu pada:

Hari/tanggal : Selasa, 7 Desember 2004

Tempat : Stadion Wasesa Purbalingga

Waktu : Pukul 15.00 s/d selesai.

3.5 Desain Penelitian  Desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasional

(Correlational Design). Adapun desain yang dimaksud terlihat pada gambar 9

berikut:

X1

Kekuatan otot

tungkaiX2

Kelentukan

Pergelangan Kaki

Y

ryx1

ryx B2B

RyxB1 BxB2

Page 42: skripsi pendidikan

Gambar 8 Desain Penelitian

3.6 Analisis Data Karena data ini berupa angka, maka menggunakan statistik. Untuk

menentukan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat maka dicari

dengan menggunakan:

1. Analisis Regresi Sederhana

2. Analisis Regresi Ganda

Sebelum melakukan uji analisis, terlebih dahulu dilakukan sejumlah uji

persyaratan untuk mengetahui kelayakan data meliputi :

1. Uji normalitas

2. Uji homogenitas varians

3. Uji linieritas garis regresi

3.7 Faktor‐faktor yang Mempengaruhi Hasil Penelitian 

Banyak hal yang mempengaruhi hasil penelitian antara lain adalah :

1. Kesungguhan hati

2. Faktor kondisi fisik

3. Waktu Penelitian

4. Pengambil data

Page 43: skripsi pendidikan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Uji Prasyarat Analisis Regresi

Prasayarat uji analisis regresi tersebut meliputi uji normalitas, uji

homogenitas, dan uji linieritas.

4.1.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan uji colmogorov

smirnov test dengan kriteria bahwa data berdistribusi normal apabila harga

colmogorov smirnov test mempunyai peluang kesalahan atau probabilitas kurang

dari 5%. Hasil perhitungan uji normalitas data kekuatan otot tungkai, kelentukan

pergelangan kaki dan keterampilan menggiring bola adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data

Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa harga kolmogorov-smorniv Z

untuk variabel kekuatan otot tungkai (X1) adalah 0,115 dengan asymptood

signifikansi sebesar 0,200, untuk variabel kelentukan pergelangan kaki (X2)

adalah 0,138 dengan asymptood signifikansi sebesar 0,153, dan untuk variabel

34

Page 44: skripsi pendidikan

keterampilan menggiring bola (Y) adalah 0,131 dengan asymptood signifikansi

sebesar 0,200. Karena harga asymptood signifikansi untuk variabel X1, X2, dan Y

lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data dari ketiga variabel

tersebut berdistribusi normal.

4.1.1.2 Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh homogen atau tidak. Uji ini menggunakan rumus chi-kuadrat dengan

kriteria bahwa data dinyatakan homogen apabila harga χ2 hitung memiliki harga

signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil perhitungan uji homogenitas varians data

kekuatan otot tungkai, kelentukan pergelangan kaki dan keterampilan menggiring

bola adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Varians

Berdasarkan tabel 2 di atas diperoleh harga Chi-Square untuk variabel

kekuatan otot tungkai (X1) adalah 2,400 dengan asymptood signifikansi sebesar

1,000, untuk variabel kelentukan pergelangan kaki (X2) adalah 7,800 dengan

asymptood signifikansi sebesar 0,993, dan untuk variabel keterampilan

menggiring bola (Y) adalah 2,933 dengan asymptood signifikansi sebesar 1,000.

Karena harga asymptood signifikansi untuk variabel X1, X2, dan Y lebih besar

dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data dari ketiga variabel tersebut

homogen.

Page 45: skripsi pendidikan

4.1.1.3 Uji Linieritas Garis Regresi

Untuk menguji linieritas garis regresi digunakan uji F. Berikut ini

disajikan hasil uji kelinieran garis regresi melalui perhitungan komputasi SPSS for

windows release 10.

Tabel 3. Hasil Uji Linieritas Garis Regresi

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa diperoleh Fhitung untuk variabel

kekuatan otot tungkai sebesar 0,806 dengan signifikansi 0,680 > 0,05, maka

menunjukkan bahwa antara data X1 dengan data Y berbentuk linier. Besarnya

Fhitung untuk variable kelentukan pergelangan kaki sebesar 2,835 dengan

signifikansi 0,160 > 0,05, maka menunjukkan bahwa antara data X2 dengan data

Y berbentuk linier.

4.1.2 Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan

Menggiring Bola

Hasil analisis hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan keterampilan

menggiring bola dapat dilihat tabel 4 berikut ini:

Page 46: skripsi pendidikan

Tabel 4.

Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan Menggiring Bola

Berdasarkan output tersebut terlihat bahwa koefisien korelasinya sebesar

0,725 dengan signifikansi 0,000. Karena signifikansinya kurang dari 0,05 maka

hipotesis yang berbunyi ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan

keterampilan menggiring bola (alternatif 1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan keterampilan menggiring

bola sebesar 0,725 pada α = 0,05.

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier sederhana antara kekuatan

otot tungkai dengan keterampilan menggiring bola dapat dinyatakan dalam bentuk

Y = 86,268 – 0,725……………………. (1)

Print out hasil analisis regresi antara kekuatan otot tungkai dengan

keterampilan menggiring bola dapat dilhat pada table 5 berikut ini :

Tabel 5.

Koefisien Regresi Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan Menggiring Bola

4.1.3 Hubungan antara Kelentukan Pergelangan Kaki dengan

Keterampilan Menggiring Bola

Page 47: skripsi pendidikan

Hasil analisis hubungan antara kelentukan pergelangan kaki dengan

keterampilan menggiring bola dapat dilihat tabel 6 berikut ini:

Tabel 6.

Hubungan Kelelntukan Pergelangan Kaki dengan Keterampilan Menggiring Bola

Berdasarkan output tersebut terlihat bahwa koefisien korelasinya sebesar

0,669 dengan signifikansi 0,000. Karena signifikansinya kurang dari 0,05 maka

hipotesis yang berbunyi ada hubungan antara kelentukan pergelangan kaki dan

keterampilan menggiring bola (alternatif 1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara kelentukan pergelangan kaki dengan keterampilan

menggiring bola sebesar 0,669 pada α = 0,05.

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier sederhana antara kekuatan

otot tungkai dengan keterampilan menggiring bola dapat dinyatakan dalam bentuk

Y 83,468 – 0,669……………………. (2)

Print out hasil analisis regresi antara kekuatan otot tungkai dengan

keterampilan menggiring bola dapat dilhat pada tabel 7 berikut ini :

Tabel 7.

Koefisien Regresi Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan Menggiring Bola

Page 48: skripsi pendidikan

4.1.4 Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan

Pergelangan Kaki dengan Keterampilan Menggiring Bola

Berdasarkan hasil analisis korelasi antara kekuatan otot tungkai dengan

kelentukan pergelangan kaki terhadap keterampilan menggiring bola pada

permainan sepakbola bagi pemain Klub Investindo Purbalingga diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 8. Koefisien Korelasi Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan Pergelangan

Kaki dengan Keterampilan Menggiring Bola

Berdasarkan tabel 8. di atas menunjukkan

bahwa koesien korelasi antara kekuatan otot

tungkai dan kelentukan pergelangan kaki

dengan keterampilan menggiring bola adalah

0,762. Untuk menguji keberartian koefien

korelasi tersebut digunakan uji F.

Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 9. Analisis Varian untuk Korelasi antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Kelentukan

Pergelangan Kaki terhadap Keterampilan Menggiring Bola

Page 49: skripsi pendidikan

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh harga F = 18,661

dengan signifikansi 0,000. Karena harga signifikannya lebih kecil dari 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang berarti

antara kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan kaki terhadap

keterampilan menggiring bola” diterima. Dengan demikian menunjukkan bahwa

ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan kaki

terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola bagi pemain

Klub Investindo Purbalingga.

Berdasarkan analisis data diperoleh pula persamaan regresi sebagai

berikut :

Tabel 10. Perhitungan Koefisien Regresi antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Kelentukan

Pergelangan Kaki terhadap Keterampilan Menggiring Bola

Berdasarkan tabel 10 di atas menunjukkan persamaan regresi yang

diperoleh yaitu = 91,240 – 0,503XY 1 - 0,322X2.

4.2 Pembahasan

Page 50: skripsi pendidikan

Dalam permainan sepakbola, keterampilan menggiring bola merupakan

hal utama yang harus dimiliki oleh seorang pemain. Keberhasilan serangan

tergantung pada setiap kemampuan pemain untuk menguasai bola. Kemampuan

untuk mengalahkan lawan dalam dribble pada situasi satu lawan satu, khususnya

di dalam sepertiga daerah serangan dan kemampuan untuk menghadapi lawan

yang mencoba untuk merebut bola merupakan keberhasilan individu dan tim.

Baiknya keterampilan menggiring bola dari seorang pemain akan mempersulit

lawan untuk merebut bola yang dikuasainya. Tujuan menggiring bola dalam

permainan sepakbola adalah untuk melewati lawan, menerobos benteng

pertahanan lawan, memudahkan rekan kesebelasannya atau diri sendiri untuk

membuat serangan, dan yang utama adalah menguasai jalannya pertandingan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan kekuatan otot tungkai dan kelentukan

pergelangan kaki dalam membawa bola atau menggiring bola agar bisa lebih cepat

membawa bola ke jantung pertahanan lawan.

Pembahasan dari hasil analisis ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan kekuatan otot tungkai ( dengan

keterampilan menggiring bola.

)1x

Mengkaji hasil analisis yang menunjukan adanya hubungan yang

signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan keterampilan menggiring bola,

seorang pemain sepakbola yang memiliki kekuatan otot tungkai, maka dapat

dimungkinkan keterampilan menggirirng bolanya akan lebih memadai.

Page 51: skripsi pendidikan

2. Terdapat hubungan yang signifikan kelentukan pergelangan kaki dengan

keterampilan menggiring bola.

( )2x

Mengkaji hasil analisis yang menunjukan adanya hubungan yang

signifikan antara kelentukan pergelangan kaki dengan keterampilan menggiring

bola, seorang pemain sepakbola yang memiliki kelentukan pergelangan kaki,

maka dapat dimungkinkan keterampilan menggirirng bolanya akan lebih

memadai.

3. Terdapat hubungan yang signifikan kekuatan otot tungkai ( dengan

kelentukan pergelangan kaki

)1x

( )2x terhadap keterampilan menggiring bola.

Mengkaji hasil analisis yang menunjukan adanya hubungan yang

signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan kaki

terhadap keterampilan menggiring bola, seorang pemain sepakbola yang memiliki

kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki, maka dapat

dimungkinkan keterampilan menggirirng bolanya akan lebih memadai dan dengan

latihan yang terus menerus maka keterampilan menggiring bolanyapun akan

semakin bertambah.

4.3 Faktor‐faktor yang Mempengaruhi Hasil Penelitian 

Banyak hal yang mempengaruhi hasil penelitian antara lain adalah :

1. Kesungguhan hati

Hal ini memang sangat sukar untuk dicegah, karena. semua ini berasal dari

dalam diri individu, sehingga hasil tes akan berpengaruh.

Page 52: skripsi pendidikan

2. Faktor kondisi fisik

Bila dicermati dengan teliti masalah kondisi fisik individu, dimana pada

pagi hari masih melakukan kegiatan proses belajar mengajar yang banyak

menyita fikiran dan tenaga yang mengakibatkan energi banyak terkuras dan

berakhir pada kelelahan.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian hanya dilakukan satu hari, hal ini akan menghasilkan

data yang kurang baik, seandainya pengambilan data tersebut dilakukan lebih

dari satu hari mungkin hasilnya akan lebih baik.

4. Pengambil data

Kesalahan dan kekhilafan pengambil data dapat saja terjadi. Hal ini

terjadi karena kurang ketelitian dari peneliti.

Page 53: skripsi pendidikan

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dalam skripsi ini maka dapat disimpulkan :

5.1.1 Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan keterampilan

menggiring bola pada permainan sepakbola bagi pemain Klub Investindo

Purbalingga Tahun 2004.

5.1.2 Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan

kaki dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola bagi

pemain Klub Investindo Purbalingga Tahun 2004.

5.1.3 Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan

kaki dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola bagi

pemain Klub Investindo Purbalingga Tahun 2004.

5.2 Saran

5.2.1 Untuk mendapatkan keterampilan menggiring bola, maka perlu

memperhatikan kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki

dengan jalan memberikan latihan kekuatan dam kelentukan secara

terprogram.

5.2.2 Bagi peneliti lain yang hendak mengadakan penelitian sejenis, hendaknya

dalam mengambil data atau dalam melakukan tes dilakukan dengan waktu

tes yang lebih luas, agar diperoleh hasil yang optimal.

44

Page 54: skripsi pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

A. Hamidsyah Noer, 1995. Kepelatihan Dasa., Jakarta : Depdikbud. A. Sarumpaet, dkk, 1992. Permainan Besar. Padang : Depdikbud. Depdikbud, 1986. Petunjuk Pemeriksaan Faal Kerja Olahragawan Bulutangkis

dengan Mempergunakan Ergometer Sepeda. Jakarta : Depdikbud. Engkos Koasih, 1994. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Erlangga. Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-aspek Dalam Coaching. Jakarta : Tambak

Kusuma. H. Abdulkadir Ateng, 1992. Azaz dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta :

Depdikbud. KONI, 2000. Garuda Emas Pemanduan dan Pembinaan Bakat Usia Dini. KONI :

Jakarta. Maglischo, Ernest. W, 1993. Swimming Even Faster. California : Mayfield

Publishing Company. M. Sajoto, 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud. Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta :

Direktorat Jendral Olahraga. Pate RR. Mc, Clendghan B., Rotella R., 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan.

Diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto, dkk. Semarang : IKIP Semarang Press.

Pearce C. Evelyn, 1987. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta :

Gramedia. Poerwadarminta, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sudarminto. 1992. Kinesiologi. Jakarta : Depdikbud Sudjarwo. 1994. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta : Depdikbud. Suharno. H.P, 1986. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta : Yayasan Sekolah

Tinggi Olahraga. Suharsimi Arikunto, 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Putra.

Page 55: skripsi pendidikan

Sukatamsi, 1988. Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Surakarta : Tiga Serangkai. Sudjana, 1996. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Sutrisno Hadi, 2001. Statistika Jilid I. Yogyakarta : Andi Offset. Syaiffuddin, 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC.

Page 56: skripsi pendidikan

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA

1. Uji normalitas

Untuk menguji data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak digunakan statistik Liliefors. Adapun langkah-langkah dalam pengujian ini sebagai berikut: a. Data yang diperoleh diubah terlebih dahulu menjadi skor baku dengan rumus:

SxxZ i

i−

=

Keterangan:

Skor baku =iZ

Rata-rata =ix

Standar deviasi =S

b. Dihitung peluang untuk setiap bilangan baku yaitu F (Zi)= P (z≤ ) iZ

c. Dihitung proposisi , , ,…Zn ( z1Z 2Z 3Z ≤ iz )

d. nZZZZZZS in

i≤

=,,...,,, Banyaknya)( 321

a. Dihittung harga mutlak F (Zi) – S (Zi)

b. Diambil Lo yaitu nilai terbesar dari )()( ZiSZiF − .

c. Apabila Lo < Ltabel, maka data berdistribusi normal (Sudjana, 1996:466-

476).

2. Uji homogenitas varians

Menurut Sudjana (1996:263) untuk menguji homogenitas varians dapat

digunakan uji Bartlett. dengan rumus:

χi2 = (ln 10) {B- χ (ni-1)log Si

2}

Varians gabungan dari semua kelompok :

S2 = Σ(ni-1)Si2 / Σ (ni-1)

Page 57: skripsi pendidikan

Harga satuan B dicari dengan rumus:

B = (log S2) Σ (ni-1)

Keterangan:

ni = jumlah responden tiap kelompok

Si2 = varians tiap kelompok

Kriteria pengujian Ho diterima jika χ2hitung < χ 2

(1-α)(k-1) dengan peluang (1-α) dan

dk = (k-1).

3. Uji linieritas garis regresi

Untuk menguji kelinieran garis regresi digunakan analisis seperti beikut :

Sumber variasi dk JK KT F

Tuna cocok

Kekeliruan

k–2

n-k

JK (TC)

JK (E) 2kJK(TC)TCS2

−=

knJK(E)ES2

−=

ES2

TCS2

Keterangan :

JK (TC) = ΣY2

JK (E) = ( )

∑ ∑∑⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−

xi i

2i2

i nY

Y

JK (TC) = Jumlah kuadrat tuna cocok

JK (E) = Jumlah Kuadrat error

Jika F < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k) dengan taraf

signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan linier.

4 Analisis Regresi Sederhana

Page 58: skripsi pendidikan

Langkah-langkah dalam analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut :

a. Menentukan persamaan regresi linier

Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah :

Y = a + bX

Rumus koefisien a dan b adalah :

( )( ) ( )( )( )22

2

XXNXYXXYa

∑ ∑−

∑∑−∑∑=

( )( )( )22 XXN

YXXYNb∑ ∑−

∑∑ ∑−=

(Sudjana, 1996 : 315)

b. Uji keberartian persamaan regresi

Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis

regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut :

Tabel 3. Analisis Varians Untuk Regresi

Sumber variasi Dk JK KT F

Total N ∑Y2i ∑Y2

i

Reg (a) Reg (b|a) Residu

1 1 n – 1

JK (a) JK (a|b) JKres

JK (a) S2

reg = JK (b|a)

2nJK

S resres

2

−= resS2

reg2S

(Sudjana, 1996 : 332) Keterangan :

JK (T) = ΣY2

JK (a) = ( )

nY 2∑

JK (b|a) = ( )( )

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−∑ ∑∑

nYX

XYb

JKres = ( )2YY∑ −

Page 59: skripsi pendidikan

JK = Jumlah kuadrat

db = Derajat kebebasan

KT = Kuadrat total

Harga res

2reg

2

1 SSF = untuk uji keberartian persamaan regresi, Jika F1 >

Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) dengan taraf signifikansi 5%

maka persamaan regresi tersebut dinyatakan signifikan.

c. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat, rumus yang digunakan adalah :

( )( )( ) ( ){ } ( ){ }2222

xy)(

.rΣΥ−ΝΣΥΣΧ−ΝΣΧ

ΣΥΣΧΝΣΧΥ=

(Sudjana, 1996 : 369)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Jumlah responden

XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

X = Jumlah seluruh skor X

Y = Jumlah seluruh skor Y

X² = Jumlah seluruh kuadrat skor X

Y² = Jumlah seluruh kuadrat skor Y

Selanjutnya harga r yang diperoleh diuji signifikansinya dengan uji t

dengan rumus sebagai berikut :

r11nt

−−

=

(Sudjana, 1996 : 317)

Page 60: skripsi pendidikan

Keterangan :

n = Banyaknya sampel

r = Koefisien korelasi dengan derajar kebebasan n – 2

Jika t > ttabel maka disimpulkan koefisien korelasi r tersebut signifikan.

d. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pwngaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat digunakan rumus sebagai berikut :

( )( ){ }( )∑ ∑

∑ ∑∑−

−= 22

2

YYn

YXXYnbr

Sudjana, 1996 : 371) Keterangan :

r2 = Koefisien determinasi

b = Koefisien regresi X dari persamaan regresi

n = Jumlah data

X = Skor variabel X

Y = Skor variabel Y

5. Analisis Regresi Ganda

a. Mencari Persamaan Regresi

Untuk mencari persamaan regresi ganda

digunakan rumus:

Y = bo + b1 X1 + b2 X2

Dimana:

b1 =

( )( ) ( )( )( )( ) ( )221

22

21

221122

∑∑∑∑∑∑∑

xxxx

yxxxyxx

Page 61: skripsi pendidikan

b2 =

( )( ) ( )( )( )( ) ( )221

22

21

121212

∑∑∑∑∑∑∑

xxxx

yxxxyxx

b0 = 2211 XbXbY −−

(Sudjana, 1996: 122)

b. Menguji keberartian persamaan regresi ganda

Untuk menguji keberartian persamaan regresi ganda digunakan rumus:

F = res KTreg KT

(Sudjana, 1992: 93)

Dimana:

KT reg = k

JKreg

KT res = 1kn

JKres−−

JK reg = ∑+∑ yxbyxb 2211

JK res = ∑ − JKregy2

(Sudjana, 1992: 91)

Persamaan regresi tersebut signifikan apabila F hitung > F tabel, dengan dk

pembilang = k dan dk penyebut = N – k –1.

c. Menentukan koefisien korelasi ganda

Untuk menentukan koefisien korelasi ganda digunakan rumus:

R = ∑ 2y

JKreg

d. Menentukan koefisien korelasi parsial

Page 62: skripsi pendidikan

Untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara X1 dengan Y apabila X2

dikontrol digunakan rumus :

( )( )212

2y2

12y2y1y1.2

r1r1

rrrr

−−

−=

Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:

t = 2

y12

y12

r1

3nr

Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel dengan dk = N- k-1.

Untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara X2 dengan Y apabila X1

dikontrol digunakan rumus:

( )( )212

2y1

12y1y2y2.1

r1r1

rrrr

−−

−=

Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:

t = 2

y21

y21

r1

3nr

Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel dengan dk = N–k– 1.

Page 63: skripsi pendidikan

A. Hal - Hal Yang Mempengaruhi Terhadap Hasil Penelitian

Banyak hal yang mempengaruhi hasil penelitian antara lain adalah :

5. Kesungguhan hati

Hal ini memang sangat sukar untuk dicegah, karena. semua ini berasal dari

dalam diri individu, sehingga hasil tes akan berpengaruh.

6. Faktor kondisi fisik

Bila dicermati dengan teliti masalah kondisi fisik individu, dimana pada

pagi hari masih melakukan kegiatan proses belajar mengajar yang banyak

menyita fikiran dan tenaga yang mengakibatkan energi banyak terkuras dan

berakhir pada kelelahan.

7. Perlengkapan Tes

Selain alat tes yaitu instrumen tes servis yang diakui telah mempunyai

koefisien validitas dan reliabilitas yang meyakinkan, akan tetapi alat tes

untuk mengukur kekuatan otot bahu dan panjang lengan tidak dapat diakui

kevalidan dan reliabilitasnya, karena kedua alat tersebut belum sempat di

terapkan.

8. Jumlah Anak Coba (Sampel)

Walaupun secara teoritis memberi petunjuk bahwa bila jumlah sampel

kurang dari 100 orang dapat sebagian sampel, namun dirasakan bahwa hal

tersebut belum dapat menjadikan hasil tersebut yang memuaskan.

9. Jumlah Tes dan Pengukuran

Page 64: skripsi pendidikan

Jumlah Tes dan Pengukuran saat survai hanya dilakukan satu kali, hal ini

akan menghasilkan data yang kurang baik, seandainya pengambilan data

tersebut dilakukan lebih dari satu kali mungkin hasilnya akan lebih baik.

10. Pengambil data

Kesalahan dan kekhilafan pengambil data dapat saja terjadi walaupun telah

diusahakan untuk mencatat data yang diperoleh hasil tes dan pengukuran secara

cermat dan benar. Namun hal tersebut tidak dapat dihindari karena terjadi dalam

situasi yang cepat sekali.