Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL CUCI TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN
CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRA SEKOLAH
(Di TK Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro)
VIVI DWI ANDRIANI
133210054
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG 2017
i
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL CUCI TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN
CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRA SEKOLAH
(Di TK Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro)
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Program Studi S1 Keperawatan
Vivi Dwi Andriani 133210154
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG 2017
ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Vivi Dwi Andriani lahir di Kabupaten Bojonegoro
Provinsi Jawa Timur pada tanggal 08 Desember 1994 dari pasangan suami istri
Bapak Sardi dan Ibu Nanik. Penulis merupakan putri kedua dari dua bersaudara.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SDN CENDONO lulus
pada tahun 2007, SMP NEGERI 1 PADANGAN lulus tahun 2010, SMA
NEGERI 1 PADANGAN lulus tahun 2013 dan pada tahun 2013 masuk
diperguruan tinggi S1 Keperawatan STIKES Insan Cendekia Medika Jombang.
Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswi
program studi S1 Keperawatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya oleh
peneliti.
Jombang, Mei 2017
Vivi Dwi Andriani
vi
MOTTO
BERMIMPILAH SETINGGI MUNGKIN.
YAKINLAH BAHWA KAMU MAMPU MERAIHNYA, SERTAKAN ALLAH
DAN RESTU KEDUA ORANG TUAMU DI SETIAP PERJALANANMU.
JANGAN MENYERAH …. IMPIAN MEMBERIMU TUJUAN HIDUP.
KEBAHAGIAAN ADALAH KUNCI KESUKSESAN.
DO THE BEST, BE GOOD, THEN YOU WILL BE THE BEST
vii
PERSEMBAHAN
Sujud syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena-Nya Skripsi ini
dapat terselesaikan. Serta penulis haturkna Sholawat serta salam kepada Nabi
besar Muhammad SAW. Dengan penuh rasa syukur, kecintaan dan rasa bangga
penulis persembahkan skripsi ini untuk turut berterima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku, Bapak Sardi dan Ibu Nanik yang telah senantiasa
memberikan segala do‟a, bimbingan, kasih sayang dan motivasi yang
menjadi kekuatan dalam hidupku.
2. Kakakku Arik Eko Pujianto terima kasih atas do‟a, saran dan motivasinya.
Serta Gilang Mahesa Pramudya Pratama terima kasih atas do‟a, bantuan,
saran, motivasi dan banyak meluangkan waktunya untuk mendengar keluh
kesahku selama ini.
3. Pembimbing utama dan pembimbing anggota (H. Bambang Tutuko, SH,
S.Kep.,Ns.,MH dan Anin Wijayanti S.Kep.Ns,M.Kes) terima kasih yang
telah memberi bimbingan dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan
skripsi.
4. Seluruh dosen STIKES ICME Jombang terima kasih atas bimbingan dan
ilmunya selama ini.
5. Sahabatku KOST RAHMA terimakasih untuk segalanya.
6. Teman-teman PRODI S1 Keperawatan Jombang angkatan 2013,
terimakasih atas pengalaman, cerita indah yang telah kita lalui bersama.
Semoga kita sukses dan ilmunya barakah bermanfaat bagi orang lain.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan terhadap kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberi rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Pengaruh Media Audio Visual Cuci Tangan Terhadap Kemampuan
Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Pra Sekolah (Di TK Cendana Murni Desa
Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro) dapat selesai dengan tepat waktu.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program
pendidikan S1 Keperawatan di STIKES ICME Jombang
Penulis mengucapakan terima kasih atas bimbingan dan kerjasama kepada
Bapak Bambang Tutuko SH, S.Kep,Ns,MH selaku Ketua STIKES ICME
JOMBANG dan Ibu Inayatur Rosyidah,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Kepala Prodi
S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang. Kepada Bapak Bambang Tutuko SH,
S.Kep,Ns,MH selaku pembimbing utama dan Ibu Anin Wijayanti
S.Kep,Ns.M.Kes. selaku pembimbing dua yang telah memberikan dukungan
bimbingan dengan penuh kesabaran, bijak dan ketelitian.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan selama penyusunan
skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.
Jombang, Mei 2017
Penulis
ix
ABSTRAK
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL CUCI TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRA SEKOLAH
(Di TK Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro)
Oleh :
VIVI DWI ANDRIANI
133210054
Cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan membersihkan tangan menggunakan air mengalir dan sabun dengan langkah yang benar agar terhindar dari penyebaran
penyakit menular. Anak pra sekolah sering mengalami masalah perilaku kesehatan sehingga rentan terkena penyakit. Media audio visual adalah salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran cuci tangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganilisis pengaruh media audio visual cuci tangan terhadap kemampuan cuci tangan
pakai sabun anak pra sekolah.
Desain penelitian ini adalah one group pre test post test design. Populasi penelitian ini adalah semua murid di TK. Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan
Bojonegoro sebanyak 35 murid, sampelnya 32 anak dengan tehnik simple random sampling. Variabel independent yaitu media audio visual cuci tangan dan variabel dependent yaitu kemampuan cuci tangan pakai sabun. Pengumpulan data dengan lembar check list sesuai SOP cuci tangan dan observasi. Tehnik pengumpulan data menggunakan
editing, coding, scoring, tabulating dan uji statistiknya menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil penelitian dari 32 responden, sebelum ditampilkan media audio visual cuci tangan sebagian besar responden berkemampuan kurang sejumlah 21 anak (65,6%), sesudah ditampilkan media audio visual cuci tangan sebagian besar dari responden berkemampuan baik sejumlah 20 anak (62,5%). Uji statistik Wilcoxon menunjukkan p
value = 0,000 < α (0,05) sehingga H0 ditolak atau H1 diterima.
Kesimpulannya adalah ada pengaruh media audio visual cuci tangan terhadap kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah di TK. Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro.
Kata Kunci : Media audio visual, Kemampuan cuci tangan pakai sabun, Anak pra
sekolah.
x
ABSTRACK
THE EFFECT OF HAND WASHING AUDIO VISUAL MEDIA TO THE CAPABILITY HAND WASHING WITH SOAP OF PRESCHOOL
CHILDREN
(In the Cendana Murni Kindergarten, At Cendono village, District of Padangan
Bojonegoro)
By :
VIVI DWI ANDRIANI
133210054
Handwashing with soap is an act of cleaning the hands using running water and soap with the right steps to avoid the spread of infectious diseases. Pre-school children are a period of personality development where demanding freedom so that children often
experience behavior problems. In the initial survey, it was found that almost all pre-school children were less able to wash hands with soap. Audio visual medium is one of the media that can be used in handwashing learning. The purpose of this research is to analyze the influence of handwashing audio visual media to the capability handwashing
with soap of preschool children.
The research design was one group pre test post test design. The population in this research were all students in the Cendana Murni kindergarten, at Cendono village, District of Padangan Bojonegoro numbered 35 students, the sample were 32 children
with technique of simple random sampling. The independent variable was hand wash audio visual media and the dependent variable was the ability of hand wash with soap. Data collecting used checklist sheets according to SOP hand washing and observation. Data processing techniques used editing, coding, scoring, tabulating and its statistical
test used the Wilcoxon Signed Rank Test.
The result was obtained that’s from 32 respondents, before displayed hand washing audio visual media of almost all respondents to the capability hand washing with soap that in the less category of 21 children (65,6%), while after displayed hand wash audio visual media, most of the respondents in good category of 20 children (62.5%). The
statistical test of Wilcoxon showed that’s the value of p = 0,000 < α (0,05) so that H0 was
rejected or H1 was accepted.
The conclusion was there’s an influence of hand washing audio visual media to the capability hand washing with soap of preschool children in the Cendana Murni kindergarten, At Cendono village, District of Padangan Bojonegoro.
Keywords : Audio visual media, The capability handwashing with soap, Pre-school children.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR............................................................................................................ i
SAMPUL DALAM ....................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ v
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. x
ABSTRAK ....................................................................................................................... xi
ABSTRACT ..................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ......................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan penelitian ...................................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan umum ............................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan khusus .............................................................................................. 4
1.4 Manfaat penelitian .................................................................................................... 4
1.4.1 Manfaat teoritis ............................................................................................. 4
1.4.2 Manfaat praktis.............................................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep media audio visual ................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian media audio visual ................................................................... 6
2.1.2 Macam- macam media audio visual ......................................................... 8
xii
2.1.3 Kelebihan dan kekurangan media audio visual ...................................... 11
2.2 Konsep kemampuan ................................................................................................. 13
2.2.1 Pengertian kemampuan ............................................................................... 13
2.2.2 Macam- macam kemampuan. .................................................................... 14
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi kemampuan ................................................. 14
2.3 Konsep cuci tangan .................................................................................................. 15
2.3.1 Pengertian cuci tangan ................................................................................. 15
2.3.2 Tujuan cuci tangan ....................................................................................... 17
2.3.3 Manfaat cuci tangan ..................................................................................... 17
2.3.4 Waktu yang efektif dalam cuci tangan ..................................................... 17
2.3.5 Penyakit yang dapat dicegah dalam cuci tangan .................................... 18
2.3.6 Langkah- langkah dalam cuci tangan ....................................................... 19
2.4 Konsep anak pra sekolah ........................................................................................ 22
2.4.1 Pengertian anak pra sekolah ....................................................................... 22
2.4.2 Tugas perkembangan kanak- kanak .......................................................... 22
2.4.3 Perkembangan fisik ...................................................................................... 23
2.4.4 Perkembangan kognitif ................................................................................ 24
2.4.5 Perkembangan bahasa .................................................................................. 25
2.4.6 Perkembangan bermain ............................................................................... 25
2.4.7 Perkembangan emosional ........................................................................... 26
2.4.8 Perkembangan sosial .................................................................................... 26
2.4.9 Perkembangan moral ................................................................................... 27
2.4.10 Perkembangan kepribadian ........................................................................ 27
2.4.11 Perkembangan minat terhadap agama ..................................................... 28
BAB 3 KERANGAKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka konseptual ............................................................................................... 30
3.2 Hipotesis ..................................................................................................................... 31
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian ...................................................................................................... 32
4.2 Waktu dan tempat penelitian.................................................................................. 32
4.2.1 Waktu penelitian ........................................................................................... 32
xiii
4.2.2 Tempat penelitian ....................................................................... 33
4.3 Populasi, sampel, sampling ................................................................... 33
4.3.1 Populasi ..................................................................................... 33
4.3.2 Sampel ....................................................................................... 33
4.3.3 Sampling .................................................................................... 34
4.4 Kerangka kerja ..................................................................................... 36
4.5 Identifikasi variabel .............................................................................. 37
4.6 Definisi operasional .............................................................................. 37
4.7 Pengumpulan dan analisa data ............................................................... 39
4.7.1 Instrumen penelitian ................................................................... 39
4.7.2 Prosedur penelitian ...................................................................... 39
4.7.3 Prosedur pengolahan data ............................................................ 40
4.7.4 Analisa Data ............................................................................... 42
4.8 Etika penelitian ..................................................................................... 43
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil penelitian .................................................................................... 45
5.2 Pembahasan ........................................................................................... 49
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 55
6.2 Saran ..................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Pengaruh Media Audio Visual
Cuci Tangan Terhadap Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun
Anak Pra Sekolah 38
2. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di
TK. Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan
Bojonegoro tahun 2017 46
3. Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di TK.
Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan
Bojonegoro tahun 2017 46
4. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan anak
pra sekolah mencuci tangan pakai sabun sebelum ditampilkan
media audio visual cuci tangan di TK Cendana Murni Desa
Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro tahun 2017 47
5. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan anak
pra sekolah mencuci tangan pakai sabun sesudah ditampilkan
media audio visual cuci tangan di TK Cendana Murni Desa
Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro tahun 2017 47
6. Tabel 5.5 Tabulasi silang pengaruh media audio visual cuci tangan
terhadap kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah
di TK Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan
Bojonegoro tahun 2017 48
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Media Audio Visual
Cuci Tangan Terhadap Kemampuan Cuci Tangan Pakai
Sabun Anak Pra Sekolah ................................................................... 30
2. Gambar 4.4 Kerangka Kerja Hubungan Pengaruh Media Audio Visual
Cuci Tangan Terhadap Kemampuan Cuci Tangan Pakai
Sabun Anak Pra Sekolah ................................................................... 36
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Lembar Pernyataan Menjadi Responden
Lampiran 3 Standart Operasional Prosedur (SOP) Cuci Tangan
Lampiran 4 Lembar Observasi Penelitian
Lampiran 5 Lembar jadwal skripsi
Lampiran 6 Lembar tabulasi Data Umum
Lampiran 7 Lembar tabulasi Data Khusus hasil pre test
Lampiran 8 Lembar tabulasi Data Khusus hasil post test
Lampiran 9 Hasil SPSS
Lampiran 10 Lembar Pernyataan Dari Perpustakaan
Lampiran 11 Lembar Surat Pre Survey Data dan Studi Pendahuluan
Ke TK Cendana Murni, Desa Cendono Kecamatan
Padangan Bojonegoro
Lampiran 12 Lembar Surat Penelitian Ke TK Cendana Murni, Desa
Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro Kecamatan
Padangan Bojonegoro
Lampiran 13 Lembar surat balasan ijin penelitian
Lampiran 14 Lembar surat balasan ijin penelitian
Lampiran 15 Lembar Konsultasi
Lampiran 16 Lembar pernyataan bebas plagiasi
xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
1. Daftar Lambang
1. H1/Ha : Hipotesis Alternatif
2. n : Jumlah sampel
3. N : Jumlah populasi
4. d : Error level/tingkat kesalahan
5. ≤ : Lebih kecil
6. ≥ : Lebih besar
7. P : Presentasi
8. f : Skor yang diperoleh.
9. N : Skor maksimal
2.Daftar Singkatan
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
ICME : Insan Cendekia Medika
TK : Taman Kanak- Kanak
TPA : Tempat Penitipin Anak
ISPA : Infeksi Saluran Penafasan Atas
KEMENKES : Kementrian Kesehatan
RI : Republik Indonesia
CTR : Computer Technology Reseach
TV : Televisi
OHP : Over Head Projector
xviii
TVST : Telivisi Siaran Terbatas
VCR : Cassette Recorder
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
SOP : Standart Operasional Prosedur
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Derajad kesehatan bangsa Indonesia dapat diukur dari beberapa aspek, salah
satunya pada kesehatan anak. Anak merupakan investasi dan generasi penerus
untuk kemajuan bangsa dimasa datang. Bagian penting yang seharusnya menjadi
perhatian dalam masyarakat, salah satunya adalah anak prasekolah. Pada masa
anak pra sekolah sering terjadi masalah perilaku, hal ini disebabkan anak sedang
dalam proses perkembangan kepribadian dan menuntut kebebasan (Soetjiningsih,
2012). Pada usia ini anak senang sekali menghabiskan waktunya untuk bermain,
ketika bermain anak tidak menyadari bahwa terdapat kuman-kuman penyakit
disekitar lingkungannya. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat disekolah menyebabkan anak rentan terkena penyakit
seperti ISPA, diare, tifus dan lain-lain. Berdasarkan alasan tersebut, kesehatan
anak termasuk masalah utama yang harus segera ditangani dalam bidang
perencanaan dan penaatan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008). Penataan
perencanaan pembangunan bangsa dapat diwujudkan dengan peningkatan kualitas
hidup anak, salah satunya adalah penanaman perilaku hidup bersih sehat pada
anak sejak dini, khususnya dalam mencuci tangan pakai sabun dengan benar.
Berdasarkan profil kesehatan RI (2015), data penduduk yang tercantum
dalam sasaran program perencanaan kesehatan terdapat 255.461.686 jiwa dan
terdapat 9.451.943 jiwa di usia prasekolah (5-6 tahun). Di Jawa Timur prevalensi
terjadinya ISPA terdapat 28,3%, diare 30,5% (RISKESDAS, 2013). Di Kabupaten
1
2
Bojonegoro, pada tahun 2013 terjadinya diare merupakan penyebab kematian
utama bayi (31,4%), Balita (25,2%) dan menjadi kematian keempat pada
golongan semua umur (13,2%), sedangkan pada tahun 2015 jumlah kasus diare
terdapat 26.463 jiwa (Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, 2015).
Berdasarkan survey di TK Cendana Murni, didapatkan dari 5 anak semua tidak
bisa mencuci tangan dengan benar. Di sekolah tidak terdapat washtafel untuk
mencuci tangan, terdapat sabun di dalam kamar mandi. Hasil wawancara dari guru
TK Cendana Murni selama tahun pelajaran 2015/ 2016 terdapat 71,7 % anak yang
tidak masuk karena sakit seperti panas, pilek, batuk, diare dan pada tahun
pelajaran 2016/ 2017 terdapat 74,2 % anak yang tidak masuk sekolah karena sakit.
Perilaku anak di sekolah sangat bermacam-macam, bila tidak dikontrol oleh
orang tua atau guru akan berdampak pada kesehatan anak. Perilaku merupakan
suatu kegiatan yang memiliki arti yang sangat luas dan dapat diamati langsung
maupun tidak langsung (Notoadmojo, 2010). Anak tidak menyadari bahwa
mencuci tangan pakai sabun dengan benar dapat mencegah kuman penyakit masuk
kedalam tubuhnya. Tangan merupakan pembawa utama kuman-kuman penyakit,
karena tangan adalah salah satu organ tubuh yang berhubungan langsung dengan
mulut, hidung dan lain-lain. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun sangat penting
diterapkan pada anak. Cuci tangan pakai sabun merupakan suatu kegiatan dalam
membersihkan tangan dengan air mengalir, sabun dan sesuai dengan langkah-
langkah yang benar, sehingga dapat memutuskan rantai kuman penyakit. Cuci
tangan dapat dilakukan sebelum atau sesudah makan, setelah memegang unggas,
mengelap ingus dan lain-lain (KEMENKES RI, 2014).
3
Upaya dalam mensosialisasikan pentingnya mencuci tangan pakai sabun
dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan melalui media audio-visual. Media
audio visual merupakan salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran
disekolah. Media audio visual yaitu jenis media yang mempunyai kemampuan
yang lebih baik dalam menyampaikan pesan, karena media ini memiliki unsur
suara dan gambar (Setiawati, 2012). Media ini sangat efektif dan tidak
membosankan untuk kegiatan pembelajaran pada anak pra sekolah karena
biasanya anak akan berperilaku sesuai apa yang dilihat dan dia dengar. Dengan
video cuci tangan diharapkan anak mampu memahami dan berperilaku hidup
sehat salah satunya dengan mencuci tangan pakai sabun dengan benar.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul
Pengaruh Media Audio Visual Cuci Tangan Terhadap Kemampuan Cuci Tangan
Pakai Sabun Anak Pra Sekolah di TK Cendana Murni, Desa Cendono, Kecamatan
Padangan Bojonegoro tahun 2017.
1.2 Rumusan masalah
Adakah Pengaruh Media Audio Visual Cuci Tangan terhadap Kemampuan
Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Prasekolah di TK Cendana Murni, Desa
Cendono, Kecamatan Padangan, Bojonegoro tahun 2017?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisis Pengaruh Media Audio Visual Cuci Tangan terhadap
Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Pra Sekolah di TK Cendana Murni,
Desa Cendono, Kecamatan Padangan, Bojonegoro tahun 2017.
4
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Pra Sekolah
sebelum ditampilkan media audio visual cuci tangan di TK Cendana Murni,
Desa Cendono, Kecamatan Padangan, Bojonegoro tahun 2017.
2. Mengidentifikasi Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Pra Sekolah
ditampilkan media audio visual cuci tangan di TK Cendana Murni, Desa
Cendono, Kecamatan Padangan, Bojonegoro tahun 2017.
3. Menganalisis Pengaruh Media Audio Visual Cuci Tangan terhadap
Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Pra Sekolah di TK Cendana
Murni, Desa Cendono, Kecamatan Padangan, Bojonegoro tahun 2017.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu keperawatan serta
refrensi untuk pedidikan kesehatan pada anak terkait dengan Pengaruh Media
Audio Visual Cuci Tangan Terhadap Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun
Anak Pra Sekolah.
1.4.2 Manfaat praktis
Pada hasil penelitian ini, secara praktis dapat meningkatkan pengetahuan
anak pra sekolah tentang perilaku hidup bersih sehat khususnya terhadap
kemampuan cuci tangan pakai sabun dengan benar melalui media audio visual
cuci tangan, sehingga anak lebih mampu menjaga personal hygiene di sekolah dan
terhindar dari penyakit. Bagi guru dan kepala sekolah dapat meningkatkan
pengetahuan dan masukkan dalam pembelajaran terkait masalah pengaruh media
5
audio visual cuci tangan terhadap kemampuan cuci tangan pakai sabun pada anak
pra sekolah. Sedangkan bagi mahasiswa dalam penyusunan penelitian selanjutnya
dapat digunakan sebagai bahan informasi dan refrensi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep media audio visual
2.1.1 Pengertian media audio visual
Media audio visual merupakan salah satu media dalam pembelajaran. Kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar. Menurut Gerlach & Early (1971) mengatakan bahwa
media adalah manusia, materi atau kejadian yang mampu membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap (dalam Arsyad, 2011).
Sedangkan menurut Sadiman dkk, 2003 (dalam Suiraoka & Supariasa, 2012),
media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Berdasarakan
pengertian tersebut, media merupakan suatu fasilitas sebagai pengantar
pembelajaran atau pendidikan siswa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap siswa.
Media dapat menimbulkan minat siswa dan tidak membosankan dalam
kegiatan pembelajaran. Berbagai penelitian tentang media pembelajaran
menjelaskan bahwa ada perubahan yang signifikan antara pembelajaran tanpa
media dengan pembelajaran menggunakan media sehingga dalam pembelajaran
sangat dianjurkan menggunakan media agar hasil dalam pembelajaran sangat
berkualitas (Zaman dan Eliyawati, 2010). Media disusun berdasarkan prinsip
pengetahuan yang ada pada setiap manusia dan dapat diterima oleh panca indra
(Notoadmojo, 1977 dalam Suiraoka & Supariasa, 2012). Semakin banyak panca
indra yang digunakan semakin banyak pengetahuan yang diperoleh, namun dalam
6
7
penyampaian pesan/ pembelajaran melalui media harus mempertimbangkan
waktu, karena setiap orang mempunyai keterbatasan daya konsentrasi. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa daya konsentrasi setiap orang berbeda-beda, dimana
orang dewasa daya konsentrasinya sekitar 25 sampai dengan 45 menit dan daya
konsentrasi anak-anak hanya sekitar 15 sampai dengan 25 menit (Suiraoka &
Supariasa, 2012).
Menurut kerucut pengalaman Edgar Dale hasil belajar seseorang dapat
diperoleh dari pengalaman langsung (konkrit), kenyataan yang ada dilingkungan
kehidupan seseorang, kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang
verbal (abstrak). Dalam tahapan, dari dasar kemudian semakin ke atas kerucut
semakin abstrak penyampaian pesan tersebut. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh lembaga riset dan penerbitan komputer, Computer Technology
Reseach (CTR) menyatakan bahwa seseorang hanya mampu mengingat 20% dari
apa yang dilihat, 30% dari apa yang didengar dan orang dapat mengingat 50%
dari yang dilihat dan didengar, serta 80% dari yang dilihat, didengar dan
dilakukan langsung (Suiraoka & Supariasa, 2012).
Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi media audio
visual dimana media tersebut berfungsi sebagai penyalur pesan dalam
pembelajaran. Menurut Setiawati (2012), media audio visual merupakan jenis
media yang mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menyampaikan pesan,
karena media ini memiliki unsur suara dan gambar. Media audio visual adalah
media yang menyampaikan pesan dalam bentuk audio dan visual dimana dapat
memberikan stimulus terhadap pandangan dan pendengaran, media ini disajikan
secara dinamis, dirancang dan disiapkan dengan memegang prinsip psikologi,
8
behavioristik dan kognitif contoh media audio visual dapat berupa film, televisi
dan video (Dermawan & Setiawati, 2008 dalam Kapti, 2010). Berdasarkan
pernyataan tersebut, media audio visual adalah salah satu media pembelajaran
yang lebih baik dan nyata dalam penyampaikan pesan karena memiliki unsur
suara dan gambar.
Media audio visual sangat berperan penting dalam proses pembelajaran
karena dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan sehingga dapat
mengoptimal kemampuan dan potensi siswa (Haryoko, 2009). Media audio visual
dibagi menjadi dua yaitu media audio visual diam dimana media tersebut hanya
menampilkan suara dan gambar diam contoh slide, dan media audio visual gerak
dimana dapat menampilkan suara dan gambar yang bergerak contoh film suara
dan video cassette. Menurut Munadi (2008), media audio visual dibagi menjadi 2
jenis yaitu yang pertama media audio visual murni yaitu dilengkapi dengan unsur
gambar dan suara contoh film gerak bersuara, video, TV. Yang kedua yaitu media
audio visual tidak murni yakni seperti slide, opaque, OHP dan perangkat visual
lainnya yang diberi suara.
2.1.2 Macam-macam media audio visual
Dalam kegiatan pembelajaran media audio visual dapat membantu guru
dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa. Media audio visual
terdiri dari bermacam-macam yaitu :
a. Media audio visual tidak bergerak
Media audio visual yaitu media yang dalam penyampaian pesan
menggunakan unsur suara dan gambar, namun gambar tidak bergerak atau
9
memiliki unsur sedikit gerak (Suiraoka & Supariasa, 2012). Jenis media ini antara
lain media sound slide (slide bersuara) dan film strip bersuara.
b. Film
Menurut Suiraoka & Supariasa (2012), film disebut juga gambar hidup yaitu
gambar diam yang meluncur secara cepat dan di proyeksikan sehingga
menimbulkan kesan hidup dan bergerak, oleh karena itu film memberikan kesan
yang impresif bagi pemirsanya.
Kelebihan media film adalah mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, lebih
realistis, pesan yang disampaikan mudah dan singkat, mengembangkan pikiran
dan pendapat para siswa, menambahkan minat dan motivasi siswa dalam belajar
dan lain-lain. Film juga dapat digunakan sebagai media penghibur untuk siswa
dalam kegiatan belajar dan juga bisa memberikan pesan.
Menurut Ommar Hammalik yang dikutip Asnawir (2002:98) mengatakan
bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Dapat menarik minat siswa
2) Benar dan dapat dipercaya
3) Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungannya.
4) Sesuai dengan tingkatan kematangan pendengarnya
5) Menggunakan bahasa yang benar
6) Kesatuan dan sequence nya cukup teratur.
7) Teknik yang digunakan memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.
Film diklasifikasikan menjadi 10 jenis yakni film informasi, film kecakapan,
film apresiasi, film dokumenter, film rekreasi, film episode, film sains, film berita,
film industri dan film provokasi (Asnawir 2002:100 dalam buku karangan
10
Munadi, 2008:119). Film yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
berdurasi pendek dan membahas satu konsep saja (Anderson, 1987:100-101).
c. Video
Video merupakan salah satu media audio visual yang digunakan dalam
pembelajaran disekolah yang menampilkan suara, gambar dan gerak sekaligus
sehingga efektif untuk disajikan dalam pembelajaran agar siswa tidak sulit dalam
menerima informasi (Setiawati, 2012).
Pemanfaaatan video dalam pembelajaran sebaiknya bertujuan untuk
meningkatkan perkembangan kognitif, psikomotor, dapat mempengaruhi sikap
dan emosi (Anderson, 1987:104-105 dalam buku karangan Munadi, 2008).
d. Televisi
Televisi merupakan media yang dapat menampilkan pesan secara audio
visual dan gerak (sama dengan film). Menurut Omar Hamalik (1985:134),
“television is an electronic motion picture with conjoined or attend sound; both
picture and sound reach the eye and ear silmutaneously from a remote broadcast
point”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa televisi adalah perlengkapan
elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar
dan suara yakni dapat dilihat dan didengar (Munadi, 2008).
Televisi dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu telivisi terbuka, media
telivisi siaran terbatas (TVST), media cassette recorder (VCR). Televisi sebagai
media pengajaran mengandung keuntungan yaitu;
1. Bersifat langsung dan nyata.
2. Memperluas tinjauan kelas.
3. Menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
11
4. Menunjukkan keanekaragaman.
5. Banyak mempergunakan sumber masyarakat.
6. Dapat melatih guru dalam inservice training.
7. Menarik minat anak
8. Dan masyarakat diajak berpartisipasi dalam meningkatkan perhatian mereka
terhadap sekolah.
2.1.3 Kelebihan dan kekurangan media audio visual
Karakteristik dan manfaat media audio visual sangat berbeda-beda. Media
audio visual mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
a. Film
Kelebihan film menurut Suiraoka & Supariasa (2012) adalah :
1) Sasaran akan memperoleh pesan yang sama meskipun latar belakang
kecerdasannya berbeda.
2) Film sangat bagus untuk menerangakan suatu proses.
3) Dapat menampilkan dan menyajikan kembali sejarah masa lampau.
4) Dapat menyajikan teori dan praktek bersifat umum ke khusus dan
sebaliknya.
5) Dapat menampilkan seorang ahli atau tokoh.
6) Dapat menggunakan tehnik-tehnik seperti warna, gerak lambat, animasi
dan lain-lain.
7) Film lebih realistis dan dapat mengatasi keterbatasan indera
(penglihatan).
8) Dapat merangsang atau memotivasi kegiatan.
12
Kekurangan film menurut Suiraoka & Supariasa (2012) adalah :
1) Daya jangkauannya terbatas.
2) Biaya produksinya mahal.
3) Penggunaanya perlu ruangan gelap.
b. Video
Menurut Munadi (2008), kelebihan video mirip dengan media film yaitu :
1) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
2) Dapat diulang dan diperjelas.
3) Pesan dapat disampaikan cepat dan mudah di ingat.
4) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
5) Mengembangkan imajinasi peserta didik.
6) Memperjelas hal-hal abstrak dan memberikan gambar realistik.
7) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.
8) Sangat baik menjelaskan proses dan ketrampilan, mampu menunjukkan
rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari
siswa.
9) Dapat digunakan semua peserta didik, menumbuhkan minat dan
motivasi belajar.
10) Penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk di evaluasi.
Kekurangan media video menurut Munadi ( 2008) adalah:
1) Lebih menekankan pentingnya materi dari pada proses
pengembangannya.
2) Ketersediaan video untuk pembelajaran disekolah sedikit sekali
dipasaran.
13
3) Produksi sendiri video membutuhkan waktu dan biaya yang cukup
banyak.
c. Televisi
Menurut Suiraoka & Supariasa (2012) kelebihan televisi adalah:
1) TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi
semua bentuk media yang lain, menyesuaikan dengan tujuan-tujuan
yang dicapai.
2) TV merupakan medium yang menarik, modern, dan selalu siap
diterima.
3) Dapat memikat perhatian sepenuhnya, karena menyajikan informasi
visual dan lisan secara simultan.
4) Mempunyai realitas dan immediacy (karena objek yang baru saja
ditangkap oleh kamera dapat segera dipertontonkan).
5) Sifatnya langsung dan nyata.
Kekurangan televisi menurut Suiraoka & Supariasa (2012) adalah :
1) Sifat komunikasinya satu arah.
2) Besar gambar dilayar relatif lebih kecil dari pada film.
2.2 Konsep kemampuan
2.2.1 Pengertian kemampuan
Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan atau
ketrampilan seseorang dimana hal tersebut sebagai hasil dari pembawaan dan
latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan
sekarang (Sobur, 2011).
14
2.2.2 Macam- macam kemampuan
Menurut Guilford kemampuan dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Kemampuan perseptual
Kemampuan perseptual adalah kemampuan dalam mengadakan persepsi atau
pengamatan antara lain mencakup faktor kepekaan indra, perhatian, kecepatan
persepsi dan sebagainya.
b. Kemampuan psikomotor
Kemampuan psikomotor adalah kemampuan yang mencakup beberapa faktor
antara lain, kekuatan, kecepatan, ketelitian, keluwesan dan lain- lain.
c. Kemampuan intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang cenderung menekankan
pada kemampuan akal dimana mencakup beberapa faktor seperti ingatan,
pengenalan, evaluasi, berfikir dan lain-lain.
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi kemampuan
Menurut Robbins & Timothy, 2008 (dalam Rohma, 2015), faktor yang
mempengaruhi kemampuan seseorang terdiri dari 2 yaitu :
a. Kemampuan intelektual (intelektual ability), yaitu dimana kemampuan
tersebut digunakan untuk aktivitas mental (berfikir, menalar, memecahkan
masalah).
15
b. Kemampuan fisik (physical ability), yaitu dimana kemampuan tersebut
berguna untuk melakukan tugas-tugas yang membutuh stamina,
ketrampialan, kekuatan dan karakteristik serupa.
Sedangkan, faktor- faktor yang mempengaruhi kemampuan melakukan cuci
tangan pakai sabun secara epidemologis yaitu :
a. Host adalah faktor yang berasal dari internal yaitu seperti karakteristik
manusia (umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin) dan motivasi yang akan
meningkatkan pengetahuan, sikap, kepercayaan sehingga membuat
seseorang melakukan tindakan.
b. Environment adalah faktor yang berasal dari eksternal seperti lingkungan
fisik, lingkungan sosial dan sarana kesehatan.
c. Agens adalah gaya hidup seperti penggunaan sabun, peraturan sekolah, pola
asuh orang tua, ketersediaan media pendidikan, informasi, dan keberadaan
UKS (Kushartanti, 2012 dalam Kusbiantoro, 2015).
2.3 Konsep cuci tangan
2.3.1 Pengertian cuci tangan
Cuci tangan merupakan salah satu indikator perilaku hidup bersih sehat
disekolah. Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah perilaku seseorang dalam
meningkatkan kesehatan berdasarkan kesadaran, sehingga mampu berperan aktif
untuk mewujudkan lingkungan yang sehat (Notoadmojo, 2007). Menurut
Proverwati & Rahmawati (2012), perilaku hidup bersih sehat merupakan suatu
contoh pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga
kesehatan keluarga. Perilaku ini dilakukan atas kesadaran sendiri sehingga dapat
16
menolong dirinya sendiri dalam menjaga kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan kesehatan masyarakat.
Cuci tangan adalah salah satu tindakan untuk menjaga kebersihan yaitu
dengan cara menggosok tangan dengan sabun pada seluruh permukaan tangan
dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dengan air mengalir (Potter, 2005
dalam Setiawan 2014). Cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan sanitasi
dalam membersihkan tangan serta jari-jari dengan menggunakan sabun dan air
agar tangan menjadi bersih dan dapat memutuskan mata rantai kuman penyakit
(KEMENKERS RI, 2014). Cuci tangan adalah salah satu proses membersihkan
tangan dari kotoran dan debu dengan menggunakan air dan sabun sehingga dapat
mengurangi mikroorganisme sementara (Darmadi, 2008 dalam Edyati, 2014).
Cuci tangan merupakan proses membersihkan permukaan tangan dengan
menggosok secara bersama menggunakan sabun dan dibilas dengan air yang
mengalir (Rohmah & Soraya, 2012). Tangan merupakan pembawa utama kuman
penyakit karena tangan berhubungan langsung dengan mulut, hidung dan lain-
lain. Cuci tangan yang baik membutuhkan beberapa peralatan seperti sabun anti
septic, air bersih, handuk atau lap dan untuk hasil yang maksimal di sarankan
mencuci tangan selama 20-30 detik (Wati, 2010 dalam Setiawan, 2014). Cuci
tangan yang benar harus menggunakan air bersih dan sabun dengan langkah-
langkah yang benar. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
yang menyebabkan penyakit.
17
2.3.2 Tujuan cuci tangan
Cuci tangan bertujuan menghilangkan kuman-kuman yang dapat ditularkan
kepada orang-orang. Cuci tangan merupakan kunci yang penting dalam
pencegahan penularan penyakit karena dengan mencuci tangan dengan sabun dan
air lebih efektif menghilangkan debu dan kotoran secara mekanis dan mengurangi
jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, parasit dan bakteri
lainnya yang berada di tangan (Rachmayanti, 2013). Sebagian orang sudah tebiasa
mencuci tangan pakai sabun, tapi sebagian lagi belum terbiasa cuci tangan pakai
sabun khususnya pada anak-anak pra sekolah. Cuci tangan memakai sabun dengan
benar dapat menghilangkan kuman penyakit yang dapat mengganggu saluran
pencernaan dan pernafasan contoh diare dan ISPA.
2.3.3 Manfaat cuci tangan
Salah satu anggota tubuh yang paling sering berhubungan dengan mulut,
hidung adalah tangan. Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, jika
tangan kotor maka tubuh akan beresiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci
tangan pakai sabun terbukti secara ilmiah berguna mencegah penyebaran penyakit
menular (Kusbiantoro, 2012). Cuci tangan pakai sabun dengan benar berguna
untuk membunuh kuman penyakit yang ada ditangan, tangan yang bersih akan
mencegah penyakit menular seperti ISPA, diare, tifus, cacingan dan lain-lain
2.3.4 Waktu yang efektif dalam cuci tangan
Waktu yang efektif dalam mencuci tangan yaitu sebelum atau sesudah
makan, sebelum menyiapakan makan, setelah menceboki bayi, setelah BAB atau
BAK dan setelah memegang binatang dan unggas (KEMENKES RI, 2014)
18
2.3.5 Penyakit yang dapat dicegah dalam mencuci tangan
Menurut KEMENKES RI (2014), cuci tangan pakai sabun sangat efektif
dalam mencegah kuman penyakit. Cuci tangan pakai sabun dengan benar dapat
mencegah penyakit- penyakit seperti berikut ini :
a. ISPA
ISPA merupakan penyebab kematian utama pada anak-anak balita. Cuci
tangan pakai sabun dapat melepaskan kuman-kuman penyakit yang menyebabkan
gejala penyakit pernafasan. Penelitian-penelitian membuktikan bahwa mencuci
tangan pakai pakai sabun sebelum dan sesudah makan/ buang air besar dan kecil
dapat menurunkan infeksi sekitar 25%, sedangkan penelitian di Pakistan
membuktikan bahwa mencuci tangan pakai sabun dapat mengurangi ISPA yang
terkait dengan pneumonia pada anak hingga 50%. Karakteristik penduduk ISPA
terjadi sekitar umur 1-4 tahun (25%), menurut jenis kelamin tidak berbeda antara
laki-laki dan perempuan.
b. Diare
Diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak-anak balita. Sekitar
30% penelitian terkait cuci tangan mengemukakan bahwa cuci tangan pakai sabun
dapat menurunkan angka penderita diare. Penyakit diare disebabkan karena
keadaan air, namun seharusnya harus diperhatikan juga penanganan-penanganan
kotoran manusia seperti tinja dan kencing karena kuman-kuman penyakit
disebabkan oleh kotoran tersebut. Tangan merupakan pembawa utama kuman
penyakit, karena tangan adalah anggota tubuh yang sering berhubungan langsung
dengan mulut dan hidung. Kuman-kuman penyakit akan masuk kedalam tubuh
kita ketika tangan kita telah menyentuh kotoran seperti tinja, air minum yang
19
terkontaminasi, makanan mentah, dan tempat makanan yang tidak dicuci dahulu
bila kotor.
c. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit radang paru-paru yang disebakan oleh bakteri
dengan gejala panas tinggi, batuk berdahak, nafas cepat (frekuensi nafas > 50 kali/
menit), sesak, dan gejala lainnya seperti sakit kepala, gelisah dan nafsu makan
menurun.
d. Infeksi cacing, mata dan kulit
Penelitian lain membuktikan bahwa cuci tangan pakai sabun dapat mencegah
penyakit infeksi cacing, mata dan kulit.
2.3.6 Langkah - langkah dalam cuci tangan
Menurut KEMENKES RI (2014) terdapat 6 langkah dalam mencuci tangan
dengan benar yaitu :
20
1) Basahi kedua tangan dengan air mengalir, ambil sabun kemudian gosok dan
ratakan pada kedua telapak tangan.
2) Gosok kedua punggung tangan dan sela- sela jari secara bergantian dengan
bersih.
3) Gosok kedua telapak tangan dan sela – sela jari.
21
4) Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling mengunci.
5) Gosok ibu jari kiri dengan memutar dalam genggaman telapak tangan kanan,
begitu sebaliknya.
6) Gosok ujung kuku tangan kiri dengan memutar pada genggaman telapak
tangan kanan, begitu sebaliknya. Kemudian bilas seluruh bagian seluruh
tangan dengan air mengalir dan bersih, lalu keringkan dengan tisu atau lap.
22
2.4 Konsep anak prasekolah
2.4.1 Pengertian anak prasekolah
Anak pra sekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun,
dimana anak mulai mengenal dirinya sebagai pria atau wanita dan dapat mengatur
diri dalam toilet training, mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya (Yusuf
& Junaedi, 2014).
Pada masa ini anak mulai berkenalan dengan lingkungan diluar rumah dan
anak mulai senang bermain diluar rumah sehingga dibutuhkan suasana yang
bersahabat bagi anak. Anak juga dipersiakan untuk sekolah, maka panca indera
dan penerima rangsangan serta memori anak sudah siap, sehingga anak dapat
belajar dengan baik. Orang-orang yang dekat dalam lingkungan anak adalah orang
utama yang harus memberi dukungan pada anak khusunya orang tua. Anak dalam
masa ini membutuhkan tiga kebutuhan pokok yaitu kebutuhan fisik-biomedis
(asuh), kebutuhan emosi atau kasih sayang (asih) dan kebutuhan stimulasi mental
(asah).
Taman kanak-kanak merupakan masa persiapan anak untuk memulai
pendidikan formal dikelas satu sekolah dasar (Soetjeningsih, 2012). Kematangan
penyesuaian sosial anak akan terbantu apabila anak dimasukkan ditaman kanak-
kanak. TK sebagai “jembatan bergaul” merupakan tempat untuk memperluas
pergaulan sosial anak dan menaati kedisiplinan anak (Yusuf & Junaedi, 2014).
2.4.2 Tugas perkembangan kanak-kanak
Menurut Havighurst (dalam Monks dkk, 2001) tugas perkembangan pada
masa kanak-kanak awal yaitu :
23
a. Mencapai stabilitas fisiologis.
b. Belajar berbicara/ berbahasa.
c. Belajar mengatur dan mengurangi gerak-gerik tubuh yang tidak perlu.
d. Belajar mengenal aturan dan jenis kelamin dengan ciri-cirinya.
e. Membentuk konsep sederhana mengenai realitas sosial dan fisik.
f. Belajar tentang benar salah.
Dengan memahami tugas-tugas perkembangan ini diharapkan orang tua
mampu melakukan tindakan dalam mengarahkan dan membantu anak mencapai
perkembangan sesuai usianya (Soetjiningsih, 2012).
2.4.3 Perkembangan fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan
berikutnya dan meningkatnya pertumbuhan tubuh memungkinkan anak untuk
lebih mengembangkan ketrampilannya dan mengeksplorasi lingkungannya tanpa
bantuan dari orang lain (Yusuf & Junaedi, 2014). Pola pertumbuhan anak sangat
bervariasi karena berbagai faktor bawaan, kurangnya hormon, gizi buruk, infeksi
kronis dan gangguan emosional. Namun seiring kemajuan kedokteran, hambatan
ini masih bisa diatasi dengan baik sehingga kebutuhan berikutnya dimungkinkan
berlangsung dengan baik juga.
Perkembangan fisik anak ditandai dengan berkembangnya kemampuan dan
ketrampilan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus (Yusuf & Junaedi,
2014). Pada usia 3-4 tahun, anak mempunyai motorik kasar mampu naik turun
tangga, meloncat dengan dua kaki, melempar bola, sedangkan motorik halus anak
mampu menggunakan krayon, benda/ alat dan meniru bentuk. Usia 4-6 tahun,
24
pada motorik kasar anak mampu meloncat, mengendarai sepeda, menangkap bola,
bermain olah raga, sedangkan pada motorik halus anak mampu menggunakan
pensil, menggambar, memotong dengan gunting dan menulis huruf cetak.
2.4.4 Perkembangan kognitif
Pada masa ini, cara berpikir anak di tandai dengan kreativitas, bebas dan
penuh imaginasi, contohnya anak menggambar langit dengan warna hijau, pohon
warna ungu dan mobil berjalan diatas awan. Salah satu perkembangan kognitif
yang terkenal yaitu dari Jeans piaget (1896-1980). Pada teori piaget, masa kanak-
kanak awal disebut juga pada tahap pra-operasional, karena pada masa ini anak
belum mampu menguasai operasi mental secara logis (Soetjiningsih, 2012). Pada
tahap ini pemikiran anak semakin kompleks dan mampu menggunakan pemikiran
simbolis (fungsi simbolis). Anak pra sekolah menunjukkan fungsi simbolis
melalui imitasi tertunda (deffered imitation), bermain sandiwara (pretend play),
dan kemampuan menggunakan simbolis (kata) untuk berkomunikasi (Papalia dkk,
2008).
Menurut Yusuf & Junaedi (2014), secara ringkas pada perkembangan
kognitif anak pra sekolah yaitu :
a. Mampu berpikir secara simbolis.
b. Berpikirnya masih dibatasi oleh persepsinya, mereka meyakini apa yang di
lihatnya dan cara berpikir mereka bersifat memusat.
c. Berpikirnya masih kaku tidak fleksibel, dimana berfokus pada keadaan awal
atau akhir dari suatu tranformasi.
d. Anak sudah mampu mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu.
25
2.4.5 Perkembangan bahasa
Menurut Yusuf & Junaedi (2014), perkembangan bahasa anak pra sekolah
dapat diklasifikasikan menjadi dua tahap yaitu :
a. Masa ketiga (2,0-2,6) yang bercirikan : anak mulai bisa menyusun kalimat
tunggal yang sempurna, memahami perbandingan. Anak juga banyak
bertanya nama, tempat, dimana, darimana dan sudah banyak menggunakan
kata-kata berawalan dan berakhiran.
b. Masa keempat (2,6-6,0) yang bercirikan : anak mulai dapat menggunakan
kalimat majemuk beserta anak kalimatnya. Pada masa ini tingkat berpikir
anak sudah mulai maju, anak banyak menanyakan waktu dan akibat.
Perkembangan bahasa anak dapat melalui guru dan orang tua, sehingga
diharapkan guru dan orang tua mampu memfasilitasi anak dengan cara dapat
bertutur kata dengan baik pada anak, mau mendengarkan pembicaraan anak,
menjawab pertanyaan anak, mengajak berdialog dalam hal sederhana, dan
ditaman kanak-kanak, anak dibiasakan untuk bertanya, mengespresikan
keinginannya, melantunkan lagu dan puisi.
2.4.6 Perkembangan bermain
Pada masa ini dikatakan anak prasekolah sebagai masa bermain, karena
setiap waktunya di isi dengan kegiatan bermain. Menurut Abu Ahmadi, 1977
(dalam Yusuf & Junaedi, 2014) terdapat beberapa macam permainan pada anak
yaitu permainan fungsi (permainan gerak), permainan fiksi, permainan respetif,
permainan membentuk kontruksi, permainan prestasi.
26
Bermain mempunyai nilai yang sangat berharga pada anak, karena anak
memperoleh perasaan senang, puas, dan bangga. Anak juga dapat
mengembangkan percaya diri, tanggung jawab, kooperatif serta kreatif.
2.4.7 Perkembangan emosional
Pada perkembangan ini anak mulai menyadari bahwa tidak semua
keinginannya dipenuhi oleh orang lain. Anak juga mulai mempunyai perasaan
harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya. Jika anak diperlakukan
keras atau tidak disayangi anak juga akan berkembang sikap-sikap keras kepala,
tidak penurut.
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak yaitu takut, cemas,
marah, cemburu, gembira, senang, kasih sayang, phobia, dan ingin tahu.
Perkembangan emosi yang sehat akan membantu keberhasilan belajar, oleh sebab
itu guru dan orang tua diharapkan dapat memberi bimbingan agar mereka mampu
mengenal, menerima, berbicara tentang perasaannya, menyadari bahwa ada
hubungannya antara emosi dengan tingkah laku sosial, mampu menyalurkan
keinginannya tanpa menggagu perasaan orang lain serta peka terhadap perasaan
dan kebutuhan orang lain.
2.4.8 Pekembangan sosial
Pada perkembangan sosial, anak pra sekolah mulai aktif berhubungan dengan
teman sebayanya. Anak mulai mengetahui dan mulai tunduk pada aturan-aturan
dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan bermain. Anak mulai menyadari
hak atau kepentingan orang lain.
27
Menurut Soetjiningsih (2012), perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi
oleh keluarganya. Apabila dalam keluarga tercipta suasana harmonis, saling
membantu, saling memperhatikan, terjalin komunikasi yang baik, maka anak akan
memiliki kemapuan atau dapat menyesuaikan diri dalam berhubungan dengan
orang lain. Kematangan sosial anak akan terbantu bila anak mulai dimasukkan ke
taman kanak-kanak, dimana anak dapat belajar memperluas pergaulan sosialnya
dan menaati peraturan.
2.4.9 Perkembangan moral
Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap
kelompok sosialnya. Anak dapat belajar memahami perilaku baik/ boleh/
diterima/ disetujui atau buruk/ tidak boleh/ tidak diterima/ tidak disetujui melalui
pengalamannya dalam berinteraksi dengan orang lain. Pada masa ini anak harus
dilatih dibiasakan mengenai bagaimana dia harus bertingkah laku seperti mencuci
tangan sebelum makan, membaca basmallah sebelum makan, menggosok gigi
sebelum tidur dan lain-lain.
Pada saat mengenalkan tentang konsep baik-buruk, benar-salah atau disiplin
pada anak, orang tua atau guru hendaknya memberikan alasaan agar anak
memahami, mampu mengendalikan dan mendisiplinkan diri berdasarkan
kesadaran pada anak.
2.4.10 Perkembangan kepribadian
Pada masa ini disebut masa trotzaher, periode perlawanan atau masa krisis.
Masa ini terjadi karena ada perubahan hebat pada anak yaitu dirinya mulai sadar
pada aku-nya, dia suka menyebut nama dirinya apabila berbicara dengan orang
28
lain. Pertentangan antara kemauan diri dan tuntutan lingkungan dapat
mengakibatkan ketegangan dalam diri anak, sehingga anak jarang merespon atau
keras kepala. Pada sikap anak yang membandel ini merupakan suatu kewajaran
karena anak mengalami perkembangan kepribadian dari sikap dependen ke
independen. Untuk mencegah anak agar tidak bersikap bandel, orang tua
seharusnya menghadapi secara bijak, penuh kasih sayang dan tidak bersikap keras.
Aspek-aspek kepribadian anak meliputi dependency-self image dan initiative
vs guilt (Yusuf & Junaedi, 2014). Depency-self image yaitu dimana konsep anak
pra sekolah sulit dipahami dan dianalisis, karena ketrampilan bahasanya belum
jelas dan pandangannnya terhadap orang lain masih egosentris. Sedangkan
initiative vs guilt yaitu anak pra sekolah mengalami suatu krisis perkembangan
karena mereka menjadi kurang dependen dan mengalami konflik antara initiative
dan guilt (Erik erikson dalam Yusuf & Junaedi, 2014).
2.4.11 Perkembangan minat terhadap agama
Pada masa ini, rasa ingin tahu anak tentang masalah-masalah agama menjadi
besar dan anak senang mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Hurlock, 1980).
Konsep anak tentang agama adalah realistis, dalam arti anak menafsirkan apa
yang dia dengar dan di lihatnya sesuai dengan apa yang dia ketahui (Soetjiningsih,
2012).
Untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada anak usia ini, sebaiknya apabila
orang tua menyekolahkan anaknya ke TK/ TPA. TK/ TPA ini mempunyai
perananan yang sangat penting dalam mengembangkan agama anak. Menurut
29
Zakiyah Daradjat (1970:111), umur taman kanak-kanak adalah umur yang paling
subur untuk menanamkan agama pada anak, umur penumbuhan kebiasan-
kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama melalui permainan dan perlakuan dari
orang tua dan guru.
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan antara
variabel satu dengan variabel lainnya dari masalalah yang akan diteliti
(Notoadmojo, 2012). Konsep harus dijabarkan kedalam variabel – variabel
sehingga dapat diamati dan diukur .
Media audio visual cuci tangan
Kemampuan cuci tangan pakai sabun :
Faktor yang mempengaruhi 1) Basahi kedua tangan dengan air mengalir, ambil
kemampuan cuci tangan : sabun kemudian ratakan pada kedua telapak
1. Host (faktor internal)
tangan.
2) Usap, gosok kedua punggung tangan dan sela
2. Environment (faktor jari-jemari secara bergantian dengan bersih.
eksternal) 3) Gosok kedua telapak tangan dan sela – sela jari.
4) Gosok punggung jari pada kedua tangan dengan
3. Agent (gaya hidup)
posisi tangan saling mengunci.
a. Penggunaan sabun
5) Gosok ibu jari kiri dengan memutar dalam
b. Peraturan sekolah genggaman telapak tangan kanan, begitu
c. Pola asuh sebaliknya.
d. Ketersediaan media 6) Gosok ujung kuku tangan kiri dengan memutar
pada genggaman telapak tangan kanan, begitu
pendidikan
sebaliknya. Kemudian bilas seluruh bagian
e. Informasi
seluruh tangan dengan air mengalir dan bersih,
f. UKS lalu keringkan dengan tisu atau lap
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 3.1 : Kerangka konseptual Pengaruh Media Audiovisual Cuci Tangan
Terhadap Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Pra
Sekolah.
Baik
Cukup
Kurang
30
31
Penjelasan kerangka konseptual :
Media audio visual merupakan salah satu media pembelajaran pada anak
sekolah dengan menggunakan unsur suara dan gambar. Media audio visual dibagi
menjadi tiga macam yaitu media audio visual tidak bergerak, film, video, dan
telivisi. Manfaat media dalam pembelajaran yaitu dapat membantu guru dalam
menyampaikan pesan atau komunikasi pada siswa. Media audio visual sangat
efektif dan tidak membosankan untuk kegiatan pembelajaran pada anak pra
sekolah karena biasanya anak akan berperilaku sesuai apa yang dilihat dan dia
dengar. Dengan menggunakan media audio visual cuci tangan dapat
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anak dalam cuci tangan pakai sabun.
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dari rumusan masalah
yang akan diteliti (Nursalam, 2015).
H0 : Tidak ada Pengaruh Media Audio Visual Cuci Tanagan Terhadap
Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Pra Sekolah.
H1 : Ada Pengaruh Media Audio Visual Cuci Tangan Terhadap Kemampuan
Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Pra Sekolah.
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan dan pemecahan suatu masalah dengan metode ilmiah (Notoadmojo,
2012). Pada bab ini akan menguraikan tentang desain penelitian, waktu dan
tempat penelitian, populasi, sampel dan sampling, kerangka kerja, identifikasi
variabel, definisi operasional, pengumpulan dan analisa data serta etika penelitian.
4.1 Desain penelitian
Desain atau rancangan penilitian adalah suatu strategi dalam penelitian untuk
pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu
hasil penelitian (Nursalam, 2015). Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimen
dengan rancangan one group pre test post test design. Penelitian pra-eksperimen
merupakan suatu rancangan penilitian yang digunakan untuk mencari sebab akibat
dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap
variabel bebas (Nursalam, 2015). Rancangan one group pre test post test design
merupakan desain penelitian eksperimen dimana tidak menggunakan kelompok
pembanding (kontrol), namun sebelumnya peneliti sudah melakukan observasi pre
test pada kelompok tersebut sehingga peneliti dapat membandingkan perubahan
setelah dilakukan eksperimen (Notoadmojo, 2012).
4.2 Waktu dan tempat penelitian
4.2.1 Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari penyusunan proposal sampai
penyusunan laporan akhir, sejak bulan Februari sampai bulan Juni 2017.
32
33
4.2.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Cendana Murni, Desa Cendono,
Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro.
4.3 Populasi, sampel dan sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang akan diteliti
(Notoadmojo, 2012). Populasi dalam penelitian harus sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan (Nursalam, 2015). Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa di
TK Cendana Murni, Desa Cendono, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro
dengan jumlah 35 siswa.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto,
2010). Sampel adalah bagian populasi yang dipergunakan sebagai subjek
penelitian melalui sampling yang harus mewakili kriteria (Nursalam, 2015).
Sampel responden pada penelitian ini adalah sebagian siswa di TK Cendana
Murni sebanyak 32 siswa yang sesuai kriteria inklusi dan ekslusi.
Menurut Nursalam (2015) untuk menentukan besaran jumlah sampel dengan
rumus :
Keterangan :
n : besar sampel
N: jumlah populasi
α : tingkat kesalahan/ derajad eror (α = 0,05)
34
Jadi untuk menghitung penentuan besar sampel adalah :
n =
n=
=
= 32,1 = 32
Adapun kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana yang perlu dipenuhi oleh seluruh
anggota populasi yang dapat dipilih sebagai sampel (Notoadmojo, 2012).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Bersedia menjadi responden.
2) Usia 4 tahun sampai 6 tahun.
3) Dapat berkomunikasi dengan baik.
4) Sehat jasmani dan rohani.
b. Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah kriteria angggota populasi yang tidak dapat dijadikan
sebagai sampel (Notoadmojo, 2012). Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah
siswa yang tidak masuk sekolah atau sakit dan siswa yang hiperaktif.
4.3.3 Sampling
Sampling adalah suatu proses menyeleksi dari populasi agar dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2015). Pada penelitian ini, cara pengambilan sampel yaitu
dengan tehnik probability sampling dengan metode simple random sampling.
Probability sampling yaitu dimana setiap subjek dalam populasi mempunyai
kesempatan untuk terpilih dan tidak terpilih sebagai sampel. Metode simple
random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak sehingga setiap
anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi
35
sebagai sampel (Notoadmojo, 2012). Tehnik pengambilan simple random
sampling dengan cara undian yaitu dengan menulis nama seluruh populasi di
potongan kertas seperti arisan, kemudian kertas dikocok dan di keluarkan sampai
32 sampel. Nama yang keluar tersebut akan dijadikan sebagai responden dalam
penelitian.
36
4.4 Kerangka kerja
Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam penelitian untuk
menyelesaikan atau memenuhi target yang sudah ditetapkan (Nursalam, 2015).
Identifikasi Masalah
Populasi
Semua murid di TK Cendana Murni, Desa Cendono, Kecamatan Padangan Bojonegoro sebanyak 35 siswa.
Sampel
Sebagian murid di TK Cendana Murni, Desa Cendono,Kecamatan Padangan Bojonegoro sebanyak 32 siswa.
Sampling
Simple random sampling.
Desain Penelitian
Pra Eksperimen One group pre test post test
Pengumpulan Data
Observasi dan check list
Pengolahan Data Dan Analisa Data
Editing, coding, scoring, tabulating
Analisa Data
Univariate, Bivariate ( Uji Wilcoxon)
Kesimpulan dan saran
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Pengaruh Media Audio Visual cuci tangan
terhadap Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Pra Sekolah
37
4.5 Identifikasi variabel
Variabel adalah karakteristik atau ciri yang dipilih oleh suatu anggota
kelompok (orang, benda atau situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki
kelompok lain (Nursalam, 2015).
a. Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, (2015). Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah media audio visual cuci tangan.
b. Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel lain (Nursalam, 2015). Dalam penelitian ini variabel terikatnya
adalah kemampuan cuci tangan pakai sabun.
4.6 Definisi operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
(di ukur) dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2015). Definisi
operasional penting dan diperlukan untuk pengukuran variabel agar konsisten
antara sumber data (responden) yang satu dengan yang lainnya (Notoadmojo,
2012).
38
Tabel 4.1 Definisi operasional pengaruh media audio visual cuci tangan terhadap
kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah.
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor
operasional ukur
Media Salah satu media - SOP - -
audio dalam (standar
visual menyampaikan operasional
cuci pesan atau prosedur)
tangan informasi
tentang cuci
tangan pakai
sabun yang benar
kepada
responden
Kemamp Ketrampilan 7) Basahi kedua tangan Observasi O Tiap jawaban dengan air mengalir, ambil benar mendapat uan cuci seseorang sabun kemudian ratakan dan R skor 1 dan
pada kedua telapak tangan. jawaban salah
tangan dalam mencuci 8) Usap, gosok kedua check list D mendapat skor 0,
punggung tangan dan sela
pakai tangan pakai jari-jemari secara I kemudian
bergantian dengan bersih. kriteria skor
sabun sabun dengan 9) Gosok kedua telapak N dikategorikan
tangan dan sela – sela jari. menjadi :
benar untuk 10) Gosok punggung jari A 1. Baik jika
pada kedua tangan dengan nilai 76% - pencegahan posisi tangan saling L 100%
mengunci. jawaban benar
infeksi. 11) Gosok ibu jari kiri 2. Cukup jika
dengan memutar dalam nilai 56% -
genggaman telapak tangan 75% jawaban
kanan, begitu sebaliknya. benar.
12) Gosok ujung kuku 3. Kurang jika
tangan kiri dengan nilai < 56%
memutar pada genggaman jawaban
telapak tangan kanan, benar. begitu sebaliknya. (Nursalam,
Kemudian bilas seluruh 2015)
bagian seluruh tangan
dengan air mengalir dan bersih, lalu keringkan
dengan tisu atau lap.
39
4.7 Pengumpulan dan analisa data
4.7.1 Instrument penelitian
Instrumen dalam pengumpulan data yaitu dengan observasi dan lembar
check list, tehnik pengumpulan data dengan lembar observasi dilakukan karena
berhubungan langsung dengan ketrampilan atau aktivitas manusia.
4.7.2 Prosedur penelitian
1. Mengurus surat izin penelitian ke Akademik STIKES ICME Jombang dan
kepala sekolah TK Cendana Murni, Desa Cendono, Kecamatan Padangan,
Bojonegoro.
2. Mengidentifikasi responden di TK Cendana Murni, Desa Cendono,
Kecamatan Padangan, Bojonegoro.
3. Melakukan pendekatan dengan responden untuk mendapatkan persetujuan
sebagai subjek penelitian. Lembar persetujuan di tanda tangani oleh orang tua
siswa.
4. Melakukan pre test dengan observasi tentang kemampuan cuci tangan pakai
sabun anak prasekolah sebelum ditampilkan media audio visual cuci tangan.
5. Menampilkan media audio visual tentang cuci tangan.
6. Melakukan post test dengan observasi dan mencatat hasil tentang
kemampuan cuci tangan pakai sabun anak prasekolah setelah ditampilkan
media audio visual cuci tangan.
7. Melakukan analisis dan pengelolahan data.
40
4.7.3 Prosedur pengolahan data
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2007). Dalam editing ini dapat dilakukan
dengan memeriksa kelengkapan data.
2. Coding
Coding yaitu pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas
beberapa kategori (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini peneliti menggunakan kode
tertentu untuk mempermudah waktu tabulasi dan analisa data.
a. Responden
Responden 1
Responden 2
Responden 3
= R1
= R2
= R3.
b. Jenis kelamin
Laki – laki =G1
Perempuan =G2
c. Usia
Usia 4 tahun = U1
Usia 5 tahun = U2
Usia 6 tahun = U3
d. Kemampuan baik = 3
Kemampuan cukup = 2
Kemampuan kurang = 1
41
3. Scoring
Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan dalam
master tabel atau database komputer kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana (Hidayat, 2007). Pada penilitian ini, penilaian kemampuan cuci tangan
dengan lembar observasi menggunakan skala guttman yang di bagi menjadi 2
yaitu apabila jawaban benar mendapat skor 1 dan jawaban salah mendapat skor 0.
Setelah itu hasil jawaban diinterprestasikan menjadi :
a. Baik : 76-100%
b. Cukup : 56-75%
c. Kurang : <56%
(Nursalam, 2015)
4. Tabulating
Tabulating adalah pembuatan tabel-tabel data yang sesuai dengan tujuan
penelitian, tabulasi dapat dibuat dengan menggunakan distribusi frekuensi
(Notoadmojo, 2012).
Adapun hasil pengolahan data dapat diinterprestasikan dengan menggunakan
skala kumulatif sebagai berikut ini :
100% = Seluruhnya
76% - 99% = Hampir seluruhnya
51% - 75% = Sebagian besar dari responden
50% = Setengah responden
26% - 49% = Hampir dari setengahnya
1% - 25% = Sebagian kecil dari responden
42
0% = Tidak ada satupun dari responden
(Arikunto, 2010)
4.7.4 Analisa data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendiskripsikan karakteristik setiap variabel (Notoadmojo, 2012). Data khusus
pada penelitian ini adalah variabel independent (media audio visual cuci tangan)
dan variabel dependent (kemampuan cuci tangan pakai sabun). Analisa
kemampuan cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah ditampilkan media
audio visual cuci tangan, dapat di analisa dengan distribusi frekuensi berikut ini:
Keterangan :
P : Presentasi
f : Skor yang diperoleh.
N: Skor maksimal.
Dengan kriteria kemampuan cuci tangan pakai sabun sebagai berikut :
a. Baik : 76-100%
b. Cukup : 56-75%
c. Kurang : <56%
(Nursalam, 2015)
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariate yaitu dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoadmojo, 2012). Analisa bivariate pada
43
penelitian ini adalah tentang pengaruh media audio visual cuci tangan terhadap
kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji wilcoxon yang
digunakan untuk menguji variabel yang berskala ordinal dengan tingkat kesalahan
5% dan dibantu oleh salah satu program software komputer. Uji statistik tersebut
digunakan untuk mengetahui perubahan kemampuan cuci tangan pakai sabun
anak prasekolah sebelum dan sesudah diberi perlakuan, jika nilai p value < α 0,05
maka H1 diterima artinya ada pengaruh media audio visual cuci tangan terhadap
kemampuan cuci tangan pakai sabun anak prasekolah dan apabila nilai p value > α
0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh audio visual cuci tangan
terhadap kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah.
4.8 Etika Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti sebelum melakukan penelitian ini mengajukan
permohonan kepada institusi pogram studi S1 Keperawatan STIKES ICME
Jombang untuk mendapatkan persetujuan penelitian, kemudian melakukan
penelitian kepada responden dengan menekankan pada masalahnya dengan
memperhatikan etika dalam penelitian yang meliputi :
4.8.1 Informed Consent ( Lembar persetujuan)
Lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian kepada subjek
penelitian. Sebelumnya peneliti menjelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian
kepada subjek yang akan diteliti, jika subjek yang akan diteliti bersedia menjadi
responden maka mereka akan menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek
menolak menjadi responden, peneliti harus menghormati dan tidak memaksa.
44
4.8.2 Anonymity ( Tanpa nama)
Anonimity digunakan untuk menjaga kerahasian identitas sehingga
responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data.
Responden cukup menulis kode pada masing masing lembar data.
4.8.3 Confidentiality ( Kerahasiaan)
Peneliti harus menjamin kerahasiaan informasi yang diperoleh dari
responden, sehingga dalam penyajian data atau hasil penelitian hanya ditampilkan
pada kelompok yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil penelitian
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan sesuai
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Hasil pengumpulan data dengan
observasi dan lembar check list kepada responden penelitian yaitu anak pra
sekolah di TK. Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro.
Pada penelitian ini, responden akan diberi penjelasan tentang maksud dan
tujuan penelitian kemudian dilakukan observasi sebelum dan sesudah perlakuan.
Data yang disajikan pada penelitian terdiri dari 2 yaitu data umum dan data
khusus. Data umum akan menampilkan karakteristik dari responden yaitu jenis
kelamin dan usia responden. Data khusus meliputi data hasil penelitian yang
disajikan dalam bentuk tabel.
5.1.1 Gambaran lokasi penelitian
Pengambilan data dilakukan di TK. Cendana Murni di Jalan Ngawi 105 RT
03 RW 01 Desa Cendono Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro, Jawa
Timur pada tanggal 10-13 April 2017. Sekolah TK. Cendana Murni mempunyai
satu kepala sekolah dan dua guru yang mengajar di TK A dan TK B. Sekolah TK.
Cendana Murni terdapat 3 ruangan yaitu satu ruang kantor dan dua ruang kelas.
Hasil penelitian di dapatkan bahwa sarana prasana yang ada di sekolah kurang
memadai seperti tidak ada kran diluar atau tempat cuci tangan dan kamar mandi
kurang bersih.
45
46
5.1.2 Data umum
Berdasarkan penelitian di TK. Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan
Padangan Bojonegoro tahun 2017 adalah :
1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di TK. Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro
tahun 2017.
Nomer Jenis kelamin Jumlah Presntase (%)
1. Laki- laki 13 40,6
2. Perempuan 19 59,4
Total 32 100 Sumber : Data primer, 2017.
Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden mempunyai jenis kelamin perempuan sebanyak 19 anak (59,4%).
2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di TK. Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro tahun 2017
Nomer Umur jumlah Presentase (%)
1. 4 tahun 6 18,7 2. 5 tahun 10 31,3
3. 6 tahun 16 50
Total 32 100 Sumber : Data primer, 2017.
Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa setengah responden
berumur 6 tahun sebanyak 16 anak (50%).
47
5.1.3 Data Khusus
1. Kemampuan anak pra sekolah mencuci tangan pakai sabun sebelum
ditampilkan media audio visual cuci tangan
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan anak pra sekolah mencuci tangan pakai sabun sebelum ditampilkan media
audio visual cuci tangan di TK Cendana Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro tahun 2017.
Kemampuan mencuci tangan Sebelum
pakai sabun Frekuensi (n) Presentase (%)
Baik 0 0
Cukup 11 34,4
Kurang 21 65,6
Total 32 100
Sumber : data primer, 2017.
Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden berkemampuan kurang dalam mencuci tangan pakai sabun sebelum
diberi perlakuan menggunakan media audio visual cuci tangan sebanyak 21 anak
(65,6 %).
2. Kemampuan anak pra sekolah mencuci tangan pakai sabun sesudah
ditampilkan media audio visual cuci tangan
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan anak pra
sekolah dalam mencuci tangan pakai sabun sesudah ditampilkan
media audio visual cuci tangan di TK Cendana Murni Desa Cendono
Kecamatan Padangan Bojonegoro tahun 2017.
Kemampuan mencuci tangan Sesudah
pakai sabun Frekuensi (n) Presentase (%)
Baik 20 62,5 Cukup 12 37,5
Kurang 0 0
Total 32 100 Sumber : data primer, 2017.
Berdasarkan tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden berkemampuan baik dalam mencuci tangan pakai sabun sesudah
48
diberi perlakuan menggunakan media audio visual cuci tangan sebanyak 20 anak
(62,5%).
3. Menganalisis pengaruh media audio visual cuci tangan terhadap kemampuan
cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah di TK. Cendana Murni Desa
Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro tahun 2017.
Tabel 5.5 Menganalisis pengaruh media audio visual cuci tangan terhadap kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah di TK Cendana
Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro tahun 2017.
Kemampuan Tingkat kemampuan cuci tangan pakai sabun total
mencuci Kurang cukup baik
tangan pakai ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
sabun
sebelum 21 65,6 11 34,4 0 0 32 100
sesudah 0 0 12 37,5 20 62,5 32 100
Hasil uji statistik Wilcoxon signed rank test diperoleh p = 0.000
Sumber : data primer, 2017.
Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa ada perubahan kemampuan
cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah, sebelum diberi perlakuan sebagian
besar dari responden berkemampuan kurang dalam mencuci tangan pakai sabun
sebanyak 21 anak (65,6%) sedangakan sesudah diberi perlakuan sebagian besar
dari responden sebanyak 20 anak (62,5%) berkemampuan baik dalam mencuci
tangan. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh hasil perbedaan melalui nilai uji
beda Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan nilai p value = 0,000 dimana nilai p
value lebih kecil dari α (0,005) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau
H1 diterima yang berarti bahwa ada pengaruh media audio visual cuci tangan
terhadap kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah di TK. Cendana
Murni Desa Cendono Kecamatan Padangan Bojonegoro.
49
5.2 Pembahasan
5.2.1 Kemampuan cuci tangan pakai sabun sebelum ditampilkan media audio
visual cuci tangan
Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden berkemampuan kurang sebanyak 21 anak (65,6%), hampir dari
setengah responden berkemampuan cukup sebanyak 11 anak (34,4%) dalam
mencuci tangan pakai sabun sebelum ditampilkan media audio visual cuci tangan.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum diberi perlakuan
kemampuan responden dalam mencuci tangan sangat kurang, responden belum
bisa mencuci tangan pakai sabun dengan langkah-langkah yang benar sesuai
standart operasional prosedur cuci tangan.
Menurut peneliti, kurangnya kemampuan anak pra sekolah dalam mencuci
tangan pakai sabun dengan benar dapat disebabkan karena kurangnya
pengetahuan, pemahaman anak tentang pentingnya cuci tangan dan bagaimana
cara cuci tangan pakai sabun yang benar, belum ada pembelajaran secara langsung
dari guru, orang tua maupun petugas kesehatan dan tidak tersedianya tempat cuci
tangan seperti kran diluar kelas atau wasthafel, sabun, handuk/ lap sehingga anak
belum terbiasa melakukan cuci tangan pakai sabun dengan benar. Opini tersebut
sesuai dengan teori Lawrence Green (1980) yang dikutip oleh Notoadmojo (2007)
yang menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang membentuk perilaku seseorang
yaitu predisposing factors (contohnya seperti : pengetahuan, sikap, kepercayaaan,
dan sebagainya), enabling factors (contohnya seperti : lingkungan fisik, tersedia
atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan), dan renforcing factors
(contohnya seperti : sikap dan perilaku petugas kesehatan).
50
Cuci tangan merupakan salah satu indikator dalam perilaku hidup bersih
sehat. Dampak dari tidak mencuci tangan adalah terinfeksi kuman penyakit yang
disebarkan melalui kontak langsung dari tangan contohnya sebelum makan anak
tidak mencuci tangan pakai sabun dengan benar. Anak pra sekolah rentan terkena
penyakit, oleh karena itu kebiasaan cuci tangan sangat penting untuk diterapkan.
Opini tersebut sesuai dengan Soetjiningsih (2012) yang menyatakan bahwa anak
pra sekolah sering sekali mengalami masalah perilaku kesehatan, karena usia
tersebut sedang dalam masa perkembangan kepribadian dan menuntut kebebasan.
Pada penelitian Kusbiantoro (2012) juga menjelaskan bahwa cuci tangan pakai
sabun terbukti secara ilmiah berguna mencegah penyebaran penyakit menular.
Cuci tangan kunci yang penting dalam pencegahan penularan penyakit karena
dengan mencuci tangan dengan sabun dan air lebih efektif menghilangkan debu
dan kotoran secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab
penyakit seperti virus, parasit dan bakteri lainnya yang berada ditangan
(Rachmayanti, 2013). Cuci tangan pakai sabun dengan benar berguna untuk
membunuh kuman penyakit yang ada ditangan, tangan yang bersih akan
mencegah penyakit menular seperti ISPA, diare, tifus, cacingan dan lain-lain.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemampuan anak dalam cuci tangan
pakai sabun yaitu jenis kelamin dan umur seseorang. Berdasarkan tabel 5.1
menjelaskan tentang jenis kelamin yang menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden mempunyai jenis kelamin perempuan sebanyak 19 anak (59,4%) dan
hampir dari setengahnya mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 anak
(40,6%). Sebelum ditampilkan media audio visual cuci tangan, dari 19 anak
perempuan didapatkan 12 anak (63,2%) berkemampuan kurang dan 7 anak
51
(36,8%) berkemampuan cukup, sedangkan dari 13 anak laki-laki didapatkan 9
anak (69,2%) berkemampuan kurang dan 4 anak (30,8%) berkemampuan cukup.
Setelah ditampilkan media audio visual cuci tangan, dari 19 anak perempuan
didapatkan 15 anak (78,95%) berkemampuan baik dan 4 anak (21,05%)
berkemampuan cukup, sedangkan dari 13 anak laki-laki didapatkan 5 anak
(38,5%) berkemampuan baik dan 8 anak (61.5%) berkemampuan cukup.
Menurut peneliti jenis kelamin sangat berpengaruh dalam kemampuan anak
dalam mencuci tangan pakai sabun dengan benar. Anak perempuan lebih mudah
dalam menerima materi yang disampaikan karena anak perempuan lebih fokus
dan konsentrasi sehingga mampu menerapkan praktik cuci tangan pakai sabun
sesuai langkah-langkah yang benar di bandingkan dengan anak laki-laki. Anak
perempuan juga mempunyai pendengaran dan penglihatan yang lebih peka dan
lebih teliti dari pada anak laki-laki. Anak perempuan dapat mendengarkan
penjelasan dengan lebih baik dan rinci di bandingkan anak laki-laki. Opini
tersebut sesuai dengan Gray (2013:65) dikutip Putri (2016) yang menjelaskan
bahwa anak laki-laki mempunyai kemampuan pendengaran yang kurang efektif
sehingga tidak dapat berbicara dan mendengarkan dalam waktu yang sama.
Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa sebagian responden
berumur 6 tahun sebanyak 16 anak (50%), hampir dari setengahnya berumur 5
tahun sebanyak 10 anak (31,3%) dan sebagian kecil dari responden berumur 4
tahun sebanyak 6 anak (18,7%). Sebelum ditampilkan media audio visual cuci
tangan, dari 16 anak yang berumur 6 tahun didapatkan 7 anak (43,75%)
berkemampuan kurang dan 9 anak (56,25%) berkemampuan cukup, dari 10 anak
yang berumur 5 tahun didapatkan 8 anak (80%) berkemampuan kurang dan 2
52
anak (20%) berkemampuan cukup, sedangkan dari 6 anak yang berumur 4 tahun
semuanya berkemampuan kurang. Setelah ditampilkan media audio visual cuci
tangan, dari 16 anak yang berumur 6 tahun didapatkan 14 anak (87,5%)
berkemampuan baik dan 2 anak (12,5%) berkemampuan cukup, dari 10 anak yang
berumur 5 tahun didapatkan 6 anak (60%) berkemampuan baik dan 4 anak (40%)
berkemampuan cukup, sedangkan dari 6 anak yang berumur 4 tahun semuanya
berkemampuan cukup.
Menurut peneliti, faktor umur juga mempengaruhi kemampuan cuci tangan.
Umur merupakan faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan. Anak usia pra sekolah merupakan masa perkembangan
kepribadian dimana anak menuntut kebebasan. Pada usia anak pra sekolah tingkat
pengetahuan dan pemahaman anak kurang tentang pentingnya cuci tangan. Opini
tersebut sesuai dengan Yusuf & Junaedi (2014) yang menjelaskan bahwa pada
teori piaget, anak usia pra sekolah berada pada tahap pra operasional, hanya
mampu berpikir secara simbolis, berpikirnya masih dibatasi oleh persepsinya,
mereka meyakini apa yang dilihatnya dan cara berpikir mereka bersifat memusat.
Anak pra sekolah hanya mampu melihat sisi luarnya saja, mereka tidak
memahami manfaat dari membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan benar.
Pembelajaran atau pendidikan tentang pentingnya cuci tangan dan cara cuci
tangan pakai sabun dengan benar merupakan informasi yang sangat penting dalam
pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup bersih sehat untuk selalu diajarkan
dan diterapkan. Sebagian orang belum membiasakan diri untuk mencuci tangan
pakai sabun dengan benar sehingga pembelajaran dengan video cuci tangan akan
53
meningkatkan individu untuk melakukan tindakan cuci tangan pakai sabun dengan
benar agar mereka terhindar dari penyakit.
5.2.2 Kemampuan cuci tangan pakai sabun sesudah ditampilkan media audio
visual cuci tangan
Berdasarkan tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden sebanyak 20 anak (62,5%) berkemampuan baik dan hampir dari
setengahnya sebanyak 12 anak (37,5%) berkemampuan cukup dalam mencuci
tangan pakai sabun setelah ditampilkan media audio visual cuci tangan. Awal
sebelum ditampilkan media audio visual cuci tangan, sebagian besar dari
responden berkemampuan kurang sebanyak 21 anak (65,6%) dan hampir dari
setengah responden berkemampuan cukup sebanyak 11 anak (34,4%). Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan anak pra sekolah dalam mencuci tangan pakai
sabun mengalami peningkatan setelah ditampilkan media audio visual cuci
tangan.
Menurut peneliti, dari berbagai macam media pembelajaran/ pendidikan yang
sangat efektif dalam pembelajaran/ pendidikan kesehatan pada anak pra sekolah
dalam kemampuan cuci tangan pakai sabun yang benar adalah dengan media
audio visual contohnya video cuci tangan, karena media tersebut dapat
menstimulasi semua panca indra yaitu pada pendengaran dan penglihatan. Dengan
media audio visual, anak akan tertarik untuk belajar sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap dan memotivasi anak dalam belajar khususnya dalam
kemampuan mencuci tangan pakai sabun. Opini tersebut sesuai dengan Gerlach
dan Early (1971) dalam Arsyad (2011) menjelaskan bahwa secara garis besar
54
media adalah materi, manusia dimana dapat membuat siswa memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Menurut Hamalik (1986) dalam Arsyad
(2011) yang menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan media dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi, rangsangan
dalam belajar dan mempengaruhi psikologi siswa.
Menurut Wina Sanjaya (2010) yang dikutip oleh Marlianingsih (2016)
menjelaskan bahwa media audio visual merupakan media yang mampu
menyampaikan informasi lebih baik dan menarik karena media ini memiliki unsur
suara dan gambar yang bisa dilihat contohnya video, fillm, slide suara dan lain-
lain. Media ini sangat efektif dalam penyampaian pesan karena seseorang mampu
mengingat 20% dari apa yang dilihat, 30% dari apa yang didengar dan orang
dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar, serta 80% dari yang dilihat,
didengar dan dilakukan langsung (Suiraoka & Supariasa, 2012). Dalam
penyampaian pesan/ pembelajaran melalui media harus mempertimbangkan waktu
karena setiap orang mempunyai keterbatasan daya konsentrasi. Waktu yang tepat
dalam menampilkan video cuci tangan pada anak pra sekolah adalah sekitar 15
sampai 25 menit.
5.2.3 Pengaruh media audio visual cuci tangan terhadap kemampuan anak
mencuci tangan pakai sabun dengan benar
Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa ada perubahan kemampuan
cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah, sebelum diberi perlakuan sebagian
besar dari responden berkemampuan kurang dalam mencuci tangan pakai sabun
sebanyak 21 anak (65,6%) sedangakan sesudah diberi perlakuan sebagian besar
55
dari responden sebanyak 20 anak (62,5%) berkemampuan baik dalam mencuci
tangan. Hasil penelitian tersebut diperkuat melalui nilai uji beda Wilcoxon Signed
Rank Test didapatkan nilai p value = 0,000 dimana nilai p value lebih kecil dari α
(0,005) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh media audio visual cuci tangan
terhadap kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah.
Peneliti berpendapat pembelajaran cuci tangan menggunakan video dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan anak karena video memiliki
keunggulan dalam memperlihatkan gerakan dan suara dalam mendemonstrasikan
langkah cuci tangan sehingga anak mampu mencuci tangan pakai sabun dengan
benar. Media audio visual ini dapat menarik perhatian dan dapat menyampaikan
pesan atau pembelajaran pada anak pra sekolah dengan lebih baik sehingga
responden akan lebih antusias terhadap video cuci tangan yang diberikan. Melalui
video cuci tangan, peneliti dapat mempengaruhi responden dalam meningkatkan
ketrampilan cuci tangan pakai sabun dengan benar. Hal ini sesuai dengan Haryoko
(2009) yang menjelaskan bahwa meedia audio visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan sehingga dapat mengoptimal kemampuan
dan potensi siswa. Anderson (1987:104-105) juga menjelaskan bahwa video
dalam pembelajaran sebaiknya bertujuan untuk meningkatkan perkembangan
kognitif, psikomotor, dapat mempengaruhi sikap dan emosi (dalam buku karangan
Munadi, 2008).
Video ini menjelaskan tentang pentingnya cuci tangan dengan menampilkan
animasi bakteri-bakteri jahat yang membuat tubuhnya sakit dan langkah-langkah
cuci tangan pakai sabun dengan benar sehingga dapat mempengaruhi responden
untuk selalu membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan benar. Meningkatnya
56
kemampuan anak dalam cuci tangan pakai sabun dengan benar, karena mereka
mau belajar dan mengikuti praktik cuci tangan saat ditampilkan video tersebut.
Melalui pembelajaran dengan video anak akan memperoleh informasi baru yang
belum mereka ketahui sehingga mereka mau memperbaiki kekurangan yang ada
pada dirinya dan meningkat kemampuan untuk meningkatkan kesehatan
khususnya dalam kemampuan mencuci tangan pakai sabun dengan benar.
Peningkatan kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah juga
dipengaruhi adanya sarana prasana dalam cuci tangan seperti kran diluar/
washtafel, sabun dan handuk/ lap.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di TK. Cendana Murni Desa Cendono
Kecamatan Padangan Bojonegoro tahun 2017 dapat disimpulkan bahwa :
1. Kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah sebelum
ditampilkan media audio visual cuci tangan dalam kategori kurang.
2. Kemampuan cuci tangan pakai sabun anak pra sekolah sesudah
ditampilkan media audio visual cuci tangan dalam kategori baik.
3. Ada pengaruh media audio visual cuci tangan terhadap kemampuan cuci
tangan pakai sabun anak pra sekolah.
6.2 Saran
1. Bagi anak pra sekolah
Bagi anak pra sekolah selalu membiasakan perilaku hidup bersih sehat
khususnya dalam cuci tangan pakai sabun dengan benar agar terhindar dari
penyakit.
2. Bagi guru
Bagi guru, dapat menjadi role model atau contoh bagi murid untuk
membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan benar setiap hari serta
menyediakan tempat cuci tangan, sabun dan lap disekolah untuk
mendukung kesehatan anak.
57
58
3. Bagi orang tua
Bagi orang tua yang memiliki anak pra sekolah seharusnya lebih
mengawasi anak untuk membiasakan mencuci tangan pakai sabun dengan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini., 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta
Arsyad, Ashar., 2011, Media Pembelajaran, Edisi Revisi, Cetakan 15, Rajawali Press, Jakarta
Edyati, Luluq., 2014, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Media Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Personal Hygiene Siswa SD Negeri 1
Kepek Pengasih Kulon Progo, Skripsi, STIKES „Asyiyah, Yogyakarta
Haryoko, Sapto., 2009, Efektivitas Pemanfaatan Media Audiovisual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran, Jurnal Edukasi@Elektro,
Vol 5, No 1, h 1-10
Hidayat, A.Aziz Alimul., 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika, Jakarta
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta, H-2
Kapti, Rinik Eko., 2010, Efektitas Media Audio Visual Sebagai Media
Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Tatalaksana Balita Dengan Diare Di Dua Rumah Sakit Kota
Malang, Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta, h- 37
Kementerian kesehatan RI, 2014, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, H 1- 7
Kusbiantoro, Dadang., 2015, Pemberian Health Education Meningkatkan
Kemampuan Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah, Surya, Vol 7, No
2
Marlianingsih, Noni., 2016, Pengenalan Kosa Kata Bahasa Inggris Melalui Media Audio Visual (Animasi) Pada PAUD, Faktor Jurnal Ilmiah
Kependidikan, Vol 3, No 2, Hal 133-140
Munadi, Yudhi., 2008, Media Pembelajaran, Gaung Persada Press, Jakarta
Nirwana, Ade Benih., 2011, Psikologi Bayi, Balita & Anak, Nuha Medika,
Yogyakarta, H 56-57
Nursalam., 2015, Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis,
Edisi 4, Salemba Medika, Jakarta
Notoadmojo, Soekidjo., 2010, Promosi Kesehatan Dan Teori Aplikasi, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta
Notoadmojo, Soekidjo., 2012, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi,
Rineka Cipta, Jakarta
Proverwati, Atikah., & Rahmawati, Eni., 2012, Perilaku Hidup Bersih Sehat, Cetakan I, Nuha Medika, Jakarta
Putri, Hanifa Andisetyana., 2016, Perbedaan Pengaruh Media Pembelajaran Lagu dan Slide pada Praktik Mencuci Tangan Ditinjau dari Jenis Kelamin,
Jurnal Pnelitian Ilmu Pendidikan, Vol 9, No 2
Rohma, Nikmatul., 2015, Pengaruh Metode Biblioterapi terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Kelas 2 di SDN Banjarsengon
1 Kecamatan Patrang Kabupaten Jember, Skripsi, PRODI Keperawatan Universitas Jember, Jember
Setiawan, Indro., Peran Orang tua dalam memotivasi anak mencuci tangan dengan benar dan memakai sabun pada anak usia pra sekolah di tk aisyiyah blimbing kabupaten sukoharjo, http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=609
Setiawati, Imas., 2012, Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Motivasi Belajar Siswa di MI Al-Bahri Kebon Nanas Jakarta, Skripsi,
Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta
Sobur, Alex., 2011, Psikologi Umum, Cetakan Ke 4, Pustaka Setia, Bandung
Soetjiningsih, Christiana Hari., 2012, Seri Psikologi Perkembangan, Perkembanagn Anak Sejak Pertumbuhan Sampai Dengan Kanak-Kanak,
Cetakan I, Prenada Media Group, Jakarta
Soraya, Ayu & Rohmah, Nikmatur., 2012, Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Media Puzzle Terhadap Kemampuan Cuci Tangan Pada Anak Usia Sekolah (6 -12) Tahun Di Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember,
FIKES Universitas Muhammadiyah Jember, Diakses tanggal 15 Februari
2017, http://digilib.unmuhjember.ac.id/download.php?id=3312
Suroika, I Putu & Supariasa, I Dewa Nyoman., Media Pendidikan Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta
Syamsu Ln, Yusuf., 2014, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Cetakan 14, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
https://www.youtube.com/watch?v=B61b8giqghg, Animasi 3d “Ayo Cuci Tangan Pakai Sabun oleh Zeembry Neo, Di akses tanggal 8 Maret 2017
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Bapak/ Ibu
Wali murid TK Cendana Murni
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini sebagai mahasiwa Program Studi S1
Keperawatan STIKES Insan Cendekia Medika Jombang :
Nama : Vivi Dwi Andriani.
Nim : 13. 321.0054
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Media
Audio Visual Cuci Tangan terhadap Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun
Anak Pra Sekolah”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media
audio visual cuci tangan terhadap kemampuan cuci tangan pakai sabun pada anak
pra sekolah di TK Cendana Murni.
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengizinkan putra/
putrinya berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden. Segala yang
bersifat rahasia akan dijaga dan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian.
Apabila Bapak/ Ibu menyetujui, saya mohon kesediaannya untuk menandatangani
lembar persetujuan yang tersedia.
Atas perhatian dan kerjasama Bapak/ Ibu dalam penelitian ini, saya
mengucapakan terima kasih.
Bojonegoro, 2017
Hormat Saya
Peneliti
Lampiran 2
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, sebagai wali murid atas nama,
Nama : ………………………..
Menyatakan telah mendapatkan penjelasan dan bersedia mengizinkan putra/
putri saya untuk turut berpartisipasi sebagai responden, tanpa paksaan dalam
penelitian dengan judul “Pengaruh Media Audio Visual Cuci Tangan terhadap
Kemampuan Cuci Tangan Pakai Sabun Anak Prasekolah” di sekolah TK
Cendana Murni Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro.
Demikian surat pernyataan dari saya secara sukarela dan tidak ada paksaan
dari pihak manapun.
Bojonegoro, 2017
Wali Murid
Responden
(……………………)
…
Lampiran 3
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR CUCI TANGAN PAKAI
SABUN
PENGERTIAN Tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan serta
jari jemari menggunakan sabun dan air agar tangan
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman
penyakit.
TUJUAN 1. Mencegah infesksi melalui tangan
2. Membersihkan kuman yang berada disekitar
kulit tangan
INDIKASI 1. Sebelum atau sesudah makan
2. Sebelum menyiapakan makan,
3. Setelah menceboki bayi
4. Setelah bab atau
5. Setelah memegang binatang dan unggas
KONTRAINDIKASI -
PERSIAPAN KLIEN Berikan penjelasan pada anak- anak tentang langkah
cuci tangan pakai sabun dengan benar
PERSIAPAN ALAT 1. Kran/ bak air
2. Sabun batang atau cair
3. Tisuue atau lap
…
CARA KERJA 1. Basahi kedua tangan dengan air mengalir,
ambil sabun kemudian gosok dan ratakan pada
kedua telapak tangan.
2. Gosok kedua punggung tangan dan sela-sela
jari secara bergantian dengan bersih.
3. Gosok kedua telapak tangan dan sela – sela
jari.
4. Gosok punggung jari kedua tangan dengan
posisi tangan saling mengunci.
5. Gosok ibu jari kiri dengan memutar dalam
genggaman telapak tangan kanan, begitu
sebaliknya.
6. Gosok ujung kuku tangan kiri dengan memutar
pada genggaman telapak tangan kanan, begitu
sebaliknya. Kemudian bilas seluruh bagian
tangan dengan air mengalir dan bersih, lalu
keringkan dengan tisu atau lap.
HASIL Tangan bersih
HAL- HAL YANG 1. Lepas aksersoris pada tangan sebelum
PERLU melakukan cuci tangan
DIPERHATIKAN 2. Periksa adanya luka pada tangan
3. Tanya apakah ada alergi dengan sabun
…
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
(Kemampuan cuci tangan pakai sabun pada anak pra sekolah)
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Hari, tanggal :
Petunjuk pengisian :
1. Lembar observasi di isi oleh peneliti
2. Beikan tanda (√) pada lembar kolom penilaian.
Variabel Langkah- langkah cuci tangan yang benar Nilai
0 1
Kemamp 1. Basahi kedua tangan dengan air mengalir, ambil sabun
uan cuci kemudian gosok dan ratakan pada kedua telapak tangan.
tangan
2. Gosok kedua punggung tangan dan sela- sela jari secara
pakai bergantian dengan bersih
sabun
3. Gosok kedua telapak tangan dan sela – sela jari
4. Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan
saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri dengan memutar dalam genggaman
telapak tangan kanan, begitu sebaliknya
6. Gosok ujung kuku tangan kiri dengan memutar pada
genggaman telapak tangan kanan, begitu sebaliknya.
Kemudian bilas seluruh bagian tangan dengan air mengalir
dan bersih, lalu keringkan dengan tisu atau lap.
…
Lampiran 5
JADWAL SKRIPSI
Bulan
No Jadwal Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan judul
2 Konsultasi judul
3 Studi kepustakaan
4 Penyusunan proposal
5 Bimbingan proposal
6 Ujian Proposal
7 Revisi proposal
8 Pengolahan data
9 Penyusunan skripsi
10 Ujian skripsi
11 Revisi
Lampiran 6
TABULASI DATA UMUM PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL CUCI TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN CUCI
TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRA SEKOLAH
Responden jenis kelamin umur
R1 G1 U2
R2 G1 U1
R3 G2 U3
R4 G1 U2
R5 G1 U3
R6 G1 U3
R7 G2 U3
R8 G2 U3
R9 G1 U3
R10 G2 U3
R11 G1 U3
R12 G1 U1
R13 G2 U2
R14 G1 U1
R15 G2 U3
R16 G2 U3
R17 G2 U2
R18 G2 U3
R19 G2 U2
R20 G1 U2
R21 G1 U2
R22 G2 U2
…
R23 G2 U1
R24 G1 U3
R25 G2 U1
R26 G1 U2
R27 G2 U3
R28 G2 U3
R29 G2 U3
R30 G2 U3
R31 G2 U1
R32 G2 U2
∑ Jenis kelamin = Umur =
∑reponden = 32 laki-laki = 13 4tahun = 6
perempuan =19 5 tahun = 10
6 tahun =16
Keterangan :
1) Responden : R
Responden 1 : R1
Responden 2 : R2
Responden 3 : R3
2) Jenis Kelamin : G
Laki – laki : G1
Perempuan : G2
3) Umur : U
4 tahun : U1
5 tahun : U2
6 tahun : U3
…
Lampiran 7
TABULASI DATA KHUSUS PENELITIAN KEMAMPUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN SEBELUM DITAMPILKAN MEDIA
AUDIO VISUAL CUCI TANGAN
Responden Pernyataan
Jumlah Presentase Kriteria Kode
P1 P2 P3 P4 P5 P6 (%)
R1 1 1 1 1 0 0 4 66.7 Cukup 2
R2 1 0 0 0 0 0 1 16.7 Kurang 1
R3 1 1 0 1 0 1 4 66.7 Cukup 2
R4 1 0 1 0 0 0 2 33.3 Kurang 1
R5 1 1 1 0 1 0 4 66.7 Cukup 2
R6 1 1 1 0 0 0 3 50 Kurang 1
R7 1 0 1 1 0 0 3 50 Kurang 1
R8 1 1 0 1 0 1 4 66.7 Cukup 2
R9 1 0 1 0 0 0 2 33.3 Kurang 1
R10 1 1 1 1 0 0 4 66.7 Cukup 2
R11 1 1 0 0 1 0 3 50 Kurang 1
R12 1 0 0 0 0 0 1 16.7 Kurang 1
R13 1 1 0 0 1 0 3 50 Kurang 1
R14 1 0 1 0 0 0 2 33.3 Kurang 1
R15 1 1 0 1 1 0 4 66.7 Cukup 2
R16 1 1 1 1 0 0 4 66.7 Cukup 2
R17 1 0 0 0 1 0 2 33.3 Kurang 1
…
R18 1 1 0 0 0 0 2 33.3 Kurang 1
R19 1 0 0 0 1 0 2 33.3 Kurang 1
R20 1 0 1 1 1 0 4 66.7 Cukup 2
R21 1 0 0 0 0 0 1 16.7 Kurang 1
R22 1 1 0 0 0 0 2 33.3 Kurang 1
R23 1 0 0 0 1 0 2 33.3 Kurang 1
R24 1 1 1 1 0 0 4 66.7 Cukup 2
R25 1 0 0 0 0 0 1 16.7 Kurang 1
R26 1 1 0 0 0 0 2 33.3 Kurang 1
R27 1 1 1 0 1 0 4 66.7 Cukup 2
R28 1 0 1 1 0 1 4 66.7 Cukup 2
R29 1 0 1 0 0 1 3 50 Kurang 1
R30 0 1 1 0 1 0 3 50 Kurang 1
R31 1 0 0 0 0 0 1 16.7 Kurang 1
R32 1 0 1 0 0 0 2 33.3 Kurang 1
…
Lampiran 8
TABULASI DATA KHUSUS PENELITIAN KEMAMPUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN SESUDAH DITAMPILKAN
MEDIA AUDIO VISUAL CUCI TANGAN
Responden Pernyataan
Jumlah Presentase Kriteria Kode
P1 P2 P3 P4 P5 P6 (%)
R1 1 1 1 1 0 1 5 83.3 Baik 3
R2 1 1 1 1 0 0 4 66.7 Cukup 2
R3 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R4 1 1 1 1 0 1 5 83.3 Baik 3
R5 1 1 1 0 0 1 4 66.7 Cukup 2
R6 1 1 1 0 1 1 5 83.3 Baik 3
R7 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R8 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R9 1 1 1 0 0 1 4 66.7 Cukup 2
R10 1 1 1 1 0 1 5 83.3 Baik 3
R11 1 1 1 0 1 1 5 83.3 Baik 3
R12 1 1 0 1 0 1 4 66.7 Cukup 2
R13 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R14 1 1 1 1 0 0 4 66.7 Cukup 2
R15 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R16 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R17 1 1 1 0 0 1 4 66.7 Cukup 2
…
R18 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R19 1 1 1 1 0 1 5 83.3 Baik 3
R20 1 1 0 1 0 1 4 66.7 Cukup 2
R21 1 1 0 1 0 1 4 66.7 Cukup 2
R22 1 1 0 1 1 1 5 83.3 Baik 3
R23 0 1 1 1 0 1 4 66.7 Cukup 2
R24 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R25 1 0 1 1 0 1 4 66.7 Cukup 2
R26 1 1 1 0 0 1 4 66.7 Cukup 2
R27 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R28 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R29 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R30 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3
R31 1 0 1 1 0 1 4 66.7 Cukup 2
R32 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik 3 Keterangan :
1. Responden : R 2. Pernyataan : P 3. Kode
Responden 1 : R1 Pernyataan 1 : P1 Kode 1 : Kurang
Responden 2 : R2 Pernyataan 2 : P2 Kode 2 : Cukup
Responden 3 : R3 Pernyataan 3: P3 Kode 3 ; Baik
…
Kemampuan sebelum Kemampuan sesudah
G1 U2 Cukup Laki-laki G1 U2 Baik Laki-laki
G1 U1 Kurang Cukup = 4 (30,8%) G1 U1 Cukup Cukup = 8 (61.5%)
G2 U3 Cukup Kurang = 9 (69,2%) G2 U3 Baik Baik = 5 (38,5%)
G1 U2 Kurang G1 U2 Baik
G1 U3 Cukup Perempuan G1 U3 Cukup Perempuan
G1 U3 Kurang Cukup = 7 (36,8%) G1 U3 Baik Cukup = 4 (21,05%)
G2 U3 Kurang Kurang = 12 (63,2%) G2 U3 Baik Baik = 15 (78,95%)
G2 U3 Cukup G2 U3 Baik
G1 U3 Kurang 4 tahun G1 U3 Cukup 4 tahun
G2 U3 Cukup Cukup = 0 (0%) G2 U3 Baik Cukup = 6 (100%)
G1 U3 Kurang Kurang =6 (100%) G1 U3 Baik Baik = 0 (0%)
G1 U1 Kurang G1 U1 Cukup
G2 U2 Kurang 5 tahun G2 U2 Baik 5 tahun
G1 U1 Kurang Cukup = 2 (20%) G1 U1 Cukup Cukup = 4 (40%)
G2 U3 Cukup Kurang = 8 (80%) G2 U3 Baik Baik = 6 (60%)
G2 U3 Cukup 6 tahun G2 U3 Baik 6 tahun
…
G2 U2 Kurang Cukup = 9 (56,25%) G2 U2 Cukup Cukup = 2 (12,5%)
G2 U3 Kurang Kurang = 7 (43,75%) G2 U3 Baik Baik = 14 (87,5%)
G2 U2 Kurang G2 U2 Baik
G1 U2 Cukup G1 U2 Cukup
G1 U2 Kurang G1 U2 Cukup
G2 U2 Kurang G2 U2 Baik
G2 U1 Kurang G2 U1 Cukup
G1 U3 Cukup G1 U3 Baik
G2 U1 Kurang G2 U1 Cukup
G1 U2 Kurang G1 U2 Cukup
G2 U3 Cukup G2 U3 Baik
G2 U3 Cukup G2 U3 Baik
G2 U3 Kurang G2 U3 Baik
G2 U3 Kurang G2 U3 Baik
G2 U1 Kurang G2 U1 Cukup
G2 U2 Kurang G2 U2 Baik
…
Lampiran 9
HASIL UJI SPSS DATA UMUM
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL CUCI TANGAN TERHADAP
KEMAMPUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRA SEKOLAH
1. Jenis kelamin
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
jenis kelamin
N Valid 32
Missing 0
Mean 1.59
Median 2.00
Std. Deviation .499
Minimum 1
Maximum 2
jenis kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki-laki 13 40.6 40.6 40.6
perempuan 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
…
2. Umur
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
umur
N Valid 32
Missing 0
Mean 2.31
Median 2.50
Std. Deviation .780
Minimum 1
Maximum 3
umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 4 tahun 6 18.8 18.8 18.8
5 tahun 10 31.2 31.2 50.0
6 tahun 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
…
HASIL UJI SPSS
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL CUCI TANGAN TERHADAP
KEMAMPUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRA SEKOLAH
NPar Tests
[DataSet0]
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
sesudah perlakuan - Negative Ranks 0a .00 .00
sebelum perlakuan Positive Ranks 30 b 15.50 465.00
Ties 2c
Total 32
a. sesudah perlakuan < sebelum perlakuan
b. sesudah perlakuan > sebelum perlakuan
c. sesudah perlakuan = sebelum perlakuan
Test Statisticsb
sesudah
perlakuan -
sebelum
perlakuan
Z -4.964a
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
…
Descriptives
[DataSet0]
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
sebelum perlakuan 32 1 2 1.34 .483
sesudah perlakuan 32 2 3 2.62 .492
Valid N (listwise) 32
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
sebelum sesudah
perlakuan perlakuan
N Valid 32 32
Missing 0 0
Mean 1.34 2.62
Median 1.00 3.00
Std. Deviation .483 .492
Minimum 1 2
Maximum 2 3
…
Frequency Table
sebelum perlakuan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid kurang 21 65.6 65.6 65.6
cukup 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
sesudah perlakuan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid cukup 12 37.5 37.5 37.5
baik 20 62.5 62.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
…
HASIL CROSSTABS
Crosstabs
[DataSet0]
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
Perce
N Percent N nt N Percent
sebelum perlakuan * 32 100.0% 0
.0% 32 100.0%
sesudah perlakuan
sebelum perlakuan * sesudah perlakuan Crosstabulation
sesudah perlakuan
cukup baik Total
sebelum perlakuan kurang Count 10 11 21
% of Total 31.2% 34.4% 65.6%
cukup Count 2 9 11
% of Total 6.2% 28.1% 34.4%
Total Count 12 20 32
% of Total 37.5% 62.5% 100.0%
…
Lampiran 10
…
Lampiran 11
…
Lampiran 12
…
Lampiran 13
…
Lampiran 14
…
Lampiran 15
…
…
…
…
Lampiran 16
…