109
SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN OLEH : ESPINOZA 090503026 PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA

TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PEMERINTAH KOTA MEDAN

OLEH :

ESPINOZA

090503026

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Anggaran

Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Medan“ adalah

benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna

menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan

plagiat dalam skripsi ini,saya besedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

Medan, Maret 2014

Yang Membuat Pernyataan,

( Espinoza)

NIM : 090503026

Page 3: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

i

ABSTRACT

This research is a case study in Medan City Government with the title "The Effect of Performance -Based Application Performance Against Budget Financial Field Municipal Government " . The purpose of this study was to determine the financial performance of Medan government after the enactment of performance -based budgeting . In this study , researchers used tools of financial ratio analysis to determine the areas of financial performance areas , namely ( 1 ) Ratio of Local Independence ; ( 2 ) The ratio of fiscal decentralization ; ( 3 ) Ratio Capability Funding Level ; ( 4 ) Budgeting Efficiency Ratio , (5 ) Effectiveness Ratio revenues , (6 ) Ratio of Operational expenditure , and ( 7 ) Ratio of Growth. The results of the study showed that after the implementation of performance-based budgeting Medan financial independence ratio is still relatively low and likely to decline . So also with the degree of fiscal decentralization after the performance -based budget is still relatively low with an average of 21.43 % per year. In realizing the budget can be said to be efficient and spending growth showed positive growth offset by revenue growth in the financial performance of the whole government of Medan after the performance -based budget can be quite good because PAD has increased despite followed with the help of the central government . Based on the description above , the researchers suggest Medan City Government should improve its performance with the intensification and extension of levies and taxes to reduce dependence on outside parties and maintain the effectiveness and efficiency in financial management .

Keywords: Performance-based budgeting, financial performance

Page 4: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

ii

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan studi kasus pada Pemerintah Kota Medan dengan judul “Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Medan”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah Kota Medan setelah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat analisis rasio keuangan daerah untuk mengetahui kinerja keuangan daerah yaitu (1) Rasio Kemandirian; (2) Rasio Desentralisasi fiskal; (3) Rasio Tingkat Kemampuan Pembiayaan; (4) Rasio Efisiensi Belanja; (5) Rasio Efektivitas Pendapatan; (6) Rasio Keserasian; dan (7) Rasio Pertumbuhan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa setelah pelaksanaan anggaran berbasis kinerja rasio kemandirian keuangan Kota Medan masih tergolong rendah dan cenderung menurun. Begitu juga dengan derajat desentralisasi fiscal setelah anggaran berbasis kinerja masih tergolong rendah dengan rata-rata 21,43% per tahunnya. Dalam merealisasikan anggaran belanja dapat dikatakan efisien dan pertumbuhan belanja menunjukkan pertumbuhan yang positif yang diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan Secarak seluruhan kinerja keuangan pemerintah Kota Medan setelah anggaran berbasis kinerja dapat dikatakan cukup baik karena PAD mengalami peningkatan walaupun diikuti dengan bantuan dari pemerintah pusat. Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyarankan sebaiknya Pemerintah Kota Medan meningkatkan kinerjanya dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap retribusi dan pajak daerah untuk mengurangi ketergantungan kepada pihak luar dan mempertahankan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan. Kata Kunci :Anggaran Berbasis Kinerja, Kinerja Keuangan

Page 5: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan

Pemerintah Kota Medan”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk

memenuhi syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi

Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.Manfaat dari penelitian adalah

menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama tentang masalah yang

dibahas dalam penelitian ini.

Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis tak lupa menyampaikan rasa

terima kasih kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibunda Eldawati atas curahan

seluruh cinta dan kasih sayangnya serta untaian doa yang tiada henti yang sampai

kapanpun penulis tidak akan bisa membalasnya. Ayahanda Drs. Yulis Herman,

M.Pd (Alm)yang tidak sempat melihat ananda meraih gelar sarjana atas semua

nasihat, kasih sayang, serta cucuran keringat dan pengorbanannya yang ikhlas

tanpa pamrih dalam membesarkan penulis. Maafkan jika ananda sering

menyusahkan, merepotkan, dan melukai perasaan ibunda dan ayahanda. Semoga

Allah Subhanahu WaTa’ala selalu menerangi jalanmu dan memberikan

keselamatan dunia akhirat. Amin.Juga kepada Abang penulis Pramudya Utama,

SH yang tiada hentinya memberikan dorongan positif, masukan dan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini.

Penulisan skripsi inijuga tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan

berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah

Page 6: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

iv

turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak.

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Utara, dan Bapak

Drs. Hotmal Jafar, MM., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra.

Mutia Ismail, MM., Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Iskandar Muda, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan hingga skripsi ini

dapat diselesaikan dan juga kepada Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM.,

Ak. selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan saran yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Kepada Kepala BPKD Kota Medan, beserta staf yang telah memberikan

izin dan telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data. Terima

kasih atas waktu yang diluangkan untuk penulis.

Page 7: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

v

6. Teman-teman mahasiswa Akuntansi 2009 yang begitu banyak jumlahnya

yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua

yang telah kita lalui bersama.

Penulis sangat menyadari bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

harapan pembaca sebagaimana tulisan-tulisan ilmiah yang lainnya, baik dari segi

teknik penulisan maupun dari segi isinya.Untuk itu, dengan segala kerendahan

hati dan pengetahuan yang terbatas penulis siap menerima saran dan kritik yang

membangun.Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini bermanfaat.

Medan,

Penulis,

Espinoza

NIM : 090503026

Page 8: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

vi

DAFTAR ISI SKRIPSI

ABSTRACT ........................................................................................................ i ABSTRAK .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

1.4Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keuangan Daerah ........................................................................... 10

2.1.1 Tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah .................................... 14 2.1.2 UU Pelaksanaan Keuangan Daerah........................................15

2.2 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 19

2.2.1. Pengertian Kinerja Keuangan...................................................... 19

2.2.2.Kinerja Keuangan Berdasarkan LAKIP ..................................... 21

2.2.3.Analisa Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah ............................. 25

Page 9: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

vii

2.2.4.Parameter Rasio Keuangan Pemerintah Daerah ............................ 30

2.3. Anggaran Berbasis Kinerja ............................................................ 38

2.3.1.Pengertian Anggaran .................................................................. 38

2.3.2.Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja ......................................... 43

2.4. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 47

2.5. Kerangka Konseptual .................................................................... 50

2.6. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 51

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 DesainPenelitian ............................................................................. 52 3.2 JenisdanSumber Data ..................................................................... 52 3.2.1. Jenis Data .................................................................................. 52 3.2.2.Sumber Data ................................................................................ 52

3.3 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 53

3.4DefinisiOperasionaldanPengukuranVariabel .................................... 53

3.4.1 VariabelIndependen ............................................................... 54

3.4.2 Variabel Dependen................................................................ 54

3.5 Metode Analisis Data ...................................................................... 56

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 56

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Medan ........................................................ 58

4.2 Gambaran Umum Perekonomian Kota Medan................................. 62

Page 10: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

viii

4.3 Analisa Hasil Penelitian .................................................................. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 80

5.2 Saran .......................................................................................... 83

5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 85

LAMPIRAN ..............................................................................................

Page 11: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

ix

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

Tabel 1.1 Anggaran&RealisasiBelanjaPemerintah Daerah

Kota Medan Tahun 2006 5

Tabel 2.1 Skala Interval Rasio Desentralisasi Fiskal 35

Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu 49

Tabel 3.1 Definsi Operasional dan Pengukuran Variabel 55

Tabel 4.1 JumlahPendudukdanKepadatanPenduduk Kota Medan 62

Tabel 4.2 Realisasi APBD Pemerintah kota Medan 65

Tabel 4.3 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 67

Tabel 4.4 RasioDerajatDesentralisasi Fiskal 68

Tabel 4.5 Rasio Tingkat KemampuanPembiayaan (PAD/BRNP) 70

Tabel 4.6 Rasio Tingkat KemampuanPembiayaan (TPjD/PAD) 71

Tabel 4.7 RasioEfisiensi Belanja Daerah Kota Medan 72

Tabel 4.8 RasioEfektivitas PAD Kota Medan 74

Tabel 4.9 Rasio Keserasian 76

Tabel 4.10 RasioPertumbuhan 78

Page 12: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

x

DAFTAR GAMBAR

NOMOR JUDUL HALAMAN

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 53

Page 13: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

xi

DAFTAR LAMPIRAN

NOMOR JUDUL

Lampiran 1 LaporanRealisasi APBD Kota Medan Tahun 2005

Lampiran 2 LaporanRealisasi APBD Kota Medan Tahun 2006

Lampiran 3 LaporanRealisasi APBD Kota Medan Tahun 2007

Lampiran 4 LaporanRealisasi APBD Kota Medan Tahun 2008

Lampiran 5 LaporanRealisasi APBD Kota Medan Tahun 2009

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian

Page 14: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 yang mengatur mengenai otonomi

daerah di Indonesia dan sekarang berubah menjadi undang-undang nomor 32

tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan undang-undang nomor 25 tahun 1999

dan sekarang berubah menjadi undang-undang nomor 33 tentang perimbangan

keuangan antara pusat dan daerah dengan sistem pemerintahan desentralisasi

sudah mulai efektif dilaksanakan sejak 1 Januari 2001. Undang-undang tersebut

merupakan kebijakan yang dipandang sangat demokratis dan menggambarkan

serta memenuhi aspek desentralisasi pemerintah yang

sesungguhnya.Pertimbangan mendasar terselenggaranya otonomi daerah adalah

perkembangan kondisi di dalam negeri yang mengindikasikan bahwa semangkin

maraknya globalisasi yang menuntut daya saing tiap Negara, termaksud daya

saing pemerintah daerahnya. Daya saing pemerintah ini diharapkan akan tercapai

melalui peningkatan kemandirian pemerintah daerah. Selanjutnya peningkatan

kemandirian pemerintah daerah tersebut diharapkan dapat diraih melalui otonomi

daerah (Halim 2001:2).

Tujuan program otonomi daerah adalah mempercepat pertumbuhan

ekonomi dan pembangunan daerah, mengurangi kesenjangan antara responsif

terhadap kebutuhan potensi maupun karakteristik di daerah masing-masing.Hal ini

ditempuh melalui peningkatan hak dan tanggung jawab pemerintah daerah untuk

Page 15: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

2

mengelola rumah tangganya sendiri, (Bastian 2006). Adapun misi utama undang-

undang nomor 32 tahun 2004 dan undang-undang nomor 33 tahun 2004 tersebut

bukan hanya keinginan untuk melimpahkan kewewenangan pembangunan dari

pemerintah pusat dan pemerintah daerah, tetapi yang lebihpenting adalah efisiensi

dan efektifitas sumber daya keuangan.

Oleh karena itulah diperlukan suatu laporan keuangan yang handal dan

dapat dipercaya agar dapat menggambarkan sumber daya keuangan daerah berikut

dengan analisis prestasi pengelolaan sumber daya keuangan daerah itu sendiri

(Bastian 2006:6). Hal tersebut sesuai dengan ciri penting dari suatu daerah

otonomi yang mampu menyelenggarakan otonomi daerahnya yaitu terletak pada

strategi sumber daya manusia (SDM) dan kemampuan di bidang keuangan daerah

(Soedjono 2000).

Analisa prestasi dalam hal ini adalah kinerja dari pemerintah daerah itu

sendiri yang dapat didasarkan pada kemandirian dan kemampuannya untuk

memperoleh, memiliki, memelihara dan memanfaatkan keterbatasan

sumbersumber ekonomis daerah untuk memenuhi seluas-luasnya kebutuhan

masyarakat di daerah.Proses penyusunan anggaran sektor publik umumnya

disesuaikan dengan peraturan lembaga yang lebih tinggi. Seiring sejalan dengan

pemberlakuan undangundang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

dan undang-undang nomor 33 tahun 2004 yaitu mengenai perimbangan keuangan

antara pemerintah pusat dan daerah, lahirlah tiga paket perundang-undangan, yaitu

undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, undang-undang

nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab

Page 16: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

3

keuangan Negara, yang telah membuat perubahan yang mendasar dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pengaturan keuangan, khususnya dalam

perencanaan dan anggaran pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Kemudian

saat ini keluar peraturan tentang Pengelolaan keuangan daerah yaitu Peraturan

Pemerintah RI No 58 tahun 2004 dan Permendagri No.13 tahun 2006 tentang

pedoman pengelolaan keuangan daerah yang mengantikan Kepmendagri No. 29

tahun 2002. Dalam reformasi anggaran tersebut, proses penyusunan APBD

diharapkan menjadi lebih partisipasi. Hal tersebut sesuai dengan permendagri

No.13 tahun 2006 yaitu dalam menyusun arah dan kebijakan umum APBD

diawali dengan penjaringan aspirasi masyarakat, berpedoman pada rencana

strategi daerah dan dokumen perencanaan lainnya yang ditetapkan daerah. Serta

pokok-pokok kebijakan nasional di bidang keuangan daerah.

Selain itu sejalan dengan yang diamanatkan dalam undang-undang No. 17

tahun 2003 tentang perimbangan keuangan Negara akan pula diterapkan secara

penuh anggaran berbasis kinerja di sektor publik agar penggunaan anggaran

tersebut bisa dinilai kemanfaatan dan kegunaannya oleh masyarakat (Abimanyu

2005). Undang-undang No.17 tahun 2003 menetapkan bahwa APBD disusun

berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai. Untuk mendukung

kebijakan ini perlu dibangun suatu sistem yang dapat menyediakan data dan

imformasi untuk menyusun APBD dengan pendekatan kinerja Anggaran kinerja

pada dasarnya merupakan sistem penyusunan dan pengelolaan anggaran daerah

yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja.Adapun kinerja tersebut

harus mencerminkan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, yang berarti harus

Page 17: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

4

berorentasi pada kepentingan publik (Mariana 2005). Melalui permendagri No. 13

tahun 2006 implementasi pradigma baru yang berorentasi pada prestasi kinerja

dapat diterapkan dalam penyusunan APBD, baik dalam system akuntansi dan

pengelolaan keuangan daerah.

Pemerintah Kota (PEMKOT) Medan merupakan salah satu Pemerintahan

Daerah di Sumatera Utara yang diharuskan untuk menyusun laporan

pertanggungjawaban keuangan daerah yang terdiri dari :

1. Neraca

2. Laporan Realisasi Anggaran

3. Laporan Arus Kas

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Penyusunan laporan keuangan tersebut berpedoman pada ketentuan pokok

yang menyangkut pengelolaan keuangan dan otonomi daerah serta peraturan

pelaksanaannya yang telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat.Sedangkan dalam

penerapannya diperkuat oleh peraturan daerah.

Skripsi ini akan membahas mengenai Analisa Kinerja Keuangan Daerah pada

pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja. Dari data yang diperoleh dari LKPJ Kota

Medan Tahun 2006 dapat dilihat bahwa tidak satupun dari pos belanja daerah

yang jumlah realisasi pengeluarannya mencapai anggaran apalagi melebihi jumlah

yang dianggarkan.Hal ini menunjukkan pengeluaran belanja daerah pada masa

awal penerapan anggaran berbasis kinerja dilakukan secara efisien, efektif dan

ekonomis.

Page 18: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

5

Tabel 1.1

Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Kota Medan Tahun Anggaran 2006

No Jenis Belanja Anggaran Realisasi Lebih (kurang) %

1 BELANJA APARATUR 468,048,556,430.00 436,296,011,302.75 (31,752,545,127.25) 93.22% 1.1 Belanja Administrasi Umum 382,907,274,244.00 359,784,502,625.00 (23,122,771,619.00) 93.96% 1.2 Belanja Operasi dan

Pemeliharaan 55,156,779,411.00 47,419,361,222.75 (7,737,418,188.25) 85.97% 1.3 Belanja Modal 29,984,502,775.00 29,092,147,455.00 (892,355,320.00) 97.02% 2 BELANJA PUBLIK 947,436,861,788.00 886,129,408,213.19 (61,307,453,574.81) 93.53% 2.1 Belanja Administrasi Umum 399,988,490,102.00 392,429,927,185.00 (7,558,562,917.00) 98.11% 2.2 Belanja Operasi dan

Pemeliharaan 202,153,030,256.00 186,465,619,995.08 (15,687,410,260.92) 92.24% 2.3 Belanja Modal 218,015,258,930.00 186,594,118,959.11 (31,421,139,970.89) 85.59% 2.4 Belanja Bagi Hasil dan

Bantuan Keuangan 119,780,082,500.00 115,667,997,278.00 (4,112,085,222.00) 96.57% 2.5 Belanja Tak Tersangka 7,500,000,000.00 4,971,744,796.00 (2,528,255,204.00) 66.29% Jumlah Belanja 1,415,485,418,218.00 1,322,425,419,515.94 (93,059,998,702.06) 93.43%

Sumber: LKPJ Kota Medan Tahun 2006

Dalam upaya memperbaiki proses penganggaran di daerah, telah

dilakukan reformasi penganggaran dengan menerapkan tiga (3) pendekatan yaitu:

1. Penganggaran dengan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

(KPJM) atau juga dikenal dengan Medium Term Expenditure Framework

(MTEF). Pendekatan ini menuntut kita menyusun rencana anggaran untuk

dua (2) tahun anggaran berturut-turut, yaitu tahun anggaran bersangkutan,

dan rencana anggaran untuk tahun berikutnya.

2. Penganggaran Terpadu (Unified Budgeting). Pendekatan ini menyatukan

penyusunan anggaran baik untuk yang sifatnya mengikat (dulu dikenal

dengan istilah anggaran rutin) maupun anggaran yang tidak mengikat (dulu

dikenal dengan istilah anggaran pembangunan) yang sebelumnya dilakukan

Page 19: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

6

secara terpisah.Pendekatan ini memaksa instansi pemerintah untuk

memandang perencanaan dan penganggaran secara utuh agar dapat

menjalankan fungsinya secara baik dan benar.

3. Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting).

Pendekatan ini mengatakan bahwa besarnya alokasi anggaran didasarkan

atas target prestasi kinerja yang diusulkan oleh instansi pengusul. Ukuran

kinerja untuk program adalah manfaat (outcome) sedangkan untuk kegiatan

adalah keluaran (output). Penganggaran kinerja atau berdasarkan prestasi

kerja adalah penganggaran yang menekankan pada orientasi output

(keluaran) dan outcome (hasil) yang memiliki konsekuensi pada

mekanisme penyusunan anggaran.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah pada Pasal 39 Ayat 2 disebutkan “penyusunan anggaran

berdasarkan prestasi kerja dilakukan berdasarkan capaian kinerja, indikator

kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan

minimal”. Selanjutnya, dalam penjelasan PP No. 58 Tahun 2005 disebutkan

“untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektifitas anggaran, maka

dalam perencanaan anggaran perlu diperhatikan (1) penetapan secara jelas tujuan

dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai; (2)

penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja, serta penetapan harga

satuan yang rasional”.

Penyusunan anggaran oleh masing-masing satuan kerja perangkat daerah

(SKPD) harus betul-betul dapat menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan,

Page 20: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

7

sasaran, serta korelasi antara besaran anggaran (beban kerja dan harga satuan)

dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai atau diperoleh masyarakat dari suatu

kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu penerapan anggaran berbasis kinerja

mengandung makna bahwa setiap penyelenggara negara berkewajiban untuk

bertanggungjawab atas hasil proses dan penggunaan sumber dayanya.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang tersebut maka konsekuensi

logisnya adalah Pemerintah Daerah Kota Medan harus meningkatkan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di daerah terhadap pembangunan dan

penyelenggaran pemerintah di daerah.Prinsip-prinsip tersebut telah membuka

peluang dan kesempatan yang luas kepada daerah otonom untuk melaksanakan

kewenangannya secara mandiri, luas, nyata dan bertanggung jawab dalam

mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraaan masyarakat dapat

dilakukakan melalui peningkatan mutu pelayanan, pemberdayaan dan peran serta

masyarakat serta daya saing daerah .

Dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik maka Pemerintah Kota

Medan perlu mengikuti segala undang-undang dan peraturan-peraturan yang

berlaku.Salah satunya Kota Medan perlu menerapkan prinsip-prinsip sistem

anggaran berbasis kinerja yang ditetapkan secara bertahap mulai tahun

2005.Dengan tersedianya sumber daya manusia yang dapat memahami konsep

pelaksanaan anggaran berbasis kinerja dan mengenai pentingnya penganggaran

berbasis kinerja agar didukung dalam penerapan anggaran.Dengan adanya

pemahaman yang benar dapat menghilangkan rasa saling curiga, tidak percaya

dan terwujudnya sinergi antara pihak dalam mewujudkan anggaran yang berbasis

Page 21: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

8

kinerja bagi suatu pemerintah daerah secara baik dan benar sehingga

pemerintahan yang baik dapat bersama-sama diwujudkan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis berkeinginan untuk

melakukan penelitian berkaitan dengan “ Pengaruh Penerapan Anggaran

Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota

Medan “

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dalam penelitian ini penulis

mencoba merumuskan permasalahan, yaitu: “Apakah Pemberlakuan Anggaran

Berbasis Kinerja Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kota

Medan Dalam Bentuk : Tingkat Kemandirian, Tingkat Desentralisasi Fiskal,

Tingkat Kemampuan Pembiayaan, Tingkat Keserasian dan Tingkat Efektifitas dan

Efisiensi serta Tingkat Pertumbuhan ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini mempunyai tujuan

untuk menguji dan menganalisa pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja

(ABK) terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat

secara umum dan secara khusus kepada :

Page 22: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

9

1. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

pemahaman tentang akuntansi pemerintahan, khususnya bagaimana

penerapan penganggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap kinerja

keuangan pemerintah daerah.

2. Bagi pemerintah daerah, sebagai informasi sebagai tambahan referensi

dalam menganalisis kinerja keuangan pemerintah daerah setelah

diberlakukannya anggaran berbasis kinerja.

3. Bagi Akademisi, sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya

dan memberi masukan pada pengembangan akuntansi sektor publik.

Page 23: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keuangan Daerah

Menurut Mamesah (1995), keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua

hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu

baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah

sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta

pihak-pihak lain sesuai ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku.

Menurut Halim (2004), ruang lingkup keuangan daerah terdiri dari

keuangan daerah yang dikelola langsung dan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Yang termasuk dalam keuangan daerah yang dikelola langsung adalah Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan barang-barang inventaris milik

daerah.Keuangan daerah yang dipisahkan meliputi Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD).

Halim (2001:19) mengartikan ‘’keuangan daerah sebagai semua hak dan

kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik

berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang itu

belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-

pihak lain sesuai ketentuan/peraturan undangundang yang berlaku’’.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005,

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam ketentuan umumnya menyatakan

bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

Page 24: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

11

penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk

didalamnya segala bentuk kekayaan daerah tersebut. Kebijakan keuangan daerah

senantiasa diarahkan pada tercapainya sasaran pembangunan, terciptanya

perekonomian daerah yang mandiri sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan

berdasarkan demokrasi ekonomi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945 dengan peningkatan kemakmuran rakyat yang merata.

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pada rancangan undangundang

atau Peraturan Daerah tentang Laporan Keuangan Pemerintah Pusat/Daerah

disertakan atau dilampirkan informasi tambahan mengenai kinerja instansi

pemarintah, yakni prestasi yang berhasil dicapai oleh penggunaan Anggaran

sehubungan dengan anggaran yang telah digunakan pengungkapan informasi

tentang kinerja ini adalah relevan dengan perubahan paradigma penganggaran

pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasikan secarajelas keluaran

(outputs) dan setiap kegiatan dari hasil (outcome) dari setiapprogram untuk

keperluan tersebut, perlu disusun suatu sistem akuntabilitas kinerjainstansi

pemerintah yang terintegrasi dengan sistem perencanaan strategis, sistem

penganggaran dan sistem akuntansi pemerintah tersebut sekaligus

dimaksudkanuntuk menggantikan ketentuan yang termuat dalam Instruksi

Presiden Nomor 7Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

sehinggadihasilkan suatu laporan keuangan dan kinerja yang terpadu.

Sedangkan pengertian keuangan daerah menurut Keputusan Menteri

Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 yang sekarang berubah menjadi

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengurusan,

Page 25: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

12

Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata

CaraPenyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah semua

hak dan

kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat

dinilai dengan uang termaksud didalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah, dalam kerangka anggaran

pendapatan dan belanja daerah.

Dari defenisi tersebut, selanjutnya Halim (2002:19) menyatakan terdapat 2hal

yang perlu dijelaskan, yaitu:

a. Yang dimaksud dengan hak adalah hak untuk memungut sumber-

sumberpenerimaan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaanmilik daerah, dan lain-lain, dan atau hak untuk menerima sumber-

sumber penerimaan lain seperti Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi

Khusussesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Hak tersebut akan

menaikkankekayaan daerah.

b. Yang dimaksud dengan semua kewajiban adalah kewajiban

untukmengeluarkan uang untuk membayar tagihan-tagihan kepada daerah

dalamrangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, infrastruktur,

pelayananumum, dan pengembangan ekonomi. Kewajiban tersebut.

Adapun ruang lingkup dari keuangan daerah menurut Halim (2001:20) ada

dua yaitu :

a. Keuangan daerah yang dikelolah langsung, meliputi:

Page 26: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

13

1). Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (ABPD)

2). Barang-barang inventaris milik daerah

b. Kekayaan daerah yang dipisahkan, meliputi

1). Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Keuangan daerah dikelolah melalui manajemen keuangan

daerah.Adapunarti dari keuangan daerah itu sendiri yaitu pengorganisasian dan

pengelolahan sumber-sumber kekayaan yang ada pada suatu daerah untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki daerah tersebut, Halim (2001:20).‘’Sedangkan

alat untukmelaksanakan manajemen keuangan daerah yaitu tata usaha daerah yang

terdiridari tata usaha umum dan tata usaha keuangan yang sekarang lebih dikenal

dengan akuntansi keuangan daerah.’’

Telah dijelaskan diatas bahwa keuangan daerah adalah pengorganisasian

kekayaan yang ada pada suatu daerah untuk mencapai tujuan yang di inginkan

daerah tersebut, sedangkan akuntansi keuangan daerah sering diartikan sebagai

tata buku atau rangkaian kegiatan yang dilakuakan secara sistimatis dibidang

keuangan berdasarkan prinsip-prinsip, standar-standar tertentu serta prosedur-

prosedur tertentu untuk menghasilkan informasi aktual di bidang keuangan.

Page 27: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

14

2.1.1 Tujuan Pengelolahan Keuangan Daerah

Pengelolaan keuangan daerah berarti mengurus dan mengatur

keuangandaerah itu sendiri dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan

daerah menurut(Devas,dkk, 1987:279-280) adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab (accountability)

Pemerintah daerah harus mempertanggungjawabkan keuangannya kepada

lembaga atau orang yang berkepentingan yang sah.Lembaga atau orang itu

termaksud pemerintah pusat, DPRD, kepala daerah dan masyarakat

umum.Adapun unsur-unsur penting dalam tanggung jawab mencakup

keabsahan yaitutata cara yang efektif untuk menjaga kekayaan keuangan

dan barang serta mencegah terjadinya penghamburan dan penyelewengan

dan memastikan semuapendapatannya yang sah dan benar-benar terpungut

jelas sumbernya dan tepatpenggunaanya.

b. Mampu memenuhi kewajiban keuangan

Keuangan daerah harus ditata dan dikelolah sedemikianrupa sehingga

mampu melunasi semua kewajiban atau ikatan keuangan baik jangka

pendek, jangka panjang maupun pinjaman jangka panjang yang telah

ditentukan.

c. Kejujuran

Hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan dearah pada prinsipnya

harus diserakan kepada pegawai yang betul-betul jujur dan dapat

dipercaya.

Page 28: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

15

d. Hasil guna (effectiveness) dan daya guna (efficiency)

Merupakan tata cara mengurus keuangan daerah harus sedemikian

rupasehingga memungkinkan program dapat direncanakan dan

dilaksanakan untukmencapai tujuan pemerintah daerah dengan biaya yang

serendah-rendahnya dandalam waktu yang secepat-cepatnya.

e. Pengendalian

Para aparat pengelolah keuangan daerah, DPRD dan petugas

pengawasanharus melakukan pengendalian agar semua tujuan tersebut

dapat tercapai.

2.1.2. Undang-Undang Pelaksanaan Keuangan Daerah

Menurut Mahmudi dalam Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik

(2006:23) menyatakan bahwa perjalanan reformasi manajemen keuangan

daerah, dilihat dari aspek historis, dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu “Era

sebelum otonomi daerah, Era transisi otonomi, era pascatransisi”.Era pra-

otonomi daerah merupakan pelaksanaan otonomi ala Orde Barumulai

tahun 1975 sampai 1999. Era transisi ekonomi adalah masa antara tahun

1999 hingga 2004, dan era pascatransisi adalah masa setelah

diberlakukannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Undang- Undang Nomor 1 tahun 2004, Undang-

undang Nomor 15 tahun 2004, Undang undang Nomor 32 dan 33 Tahun

2004.Pada era reformasi, dalam manajemen keuangan daerah terdapat

Page 29: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

16

reformasipelaksanaan seiring dengan adanya otonomi daerah. Adapun

peraturan pelaksanaannya menurut Halim (2001:3) telah dikeluarkan oleh

pemerintah yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999

yang sekarang sekarang berubah menjadi Undang-Undang Nomor 32

tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25

tahun 1999 yang sekarang berubah menjadi Undang-Undang Nomor 33

tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pusat dan Pemerintah Daerah, adalah sebagai berikut :

a. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang

DanaPerimbangan

b. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang

Pengolahandan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

c. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang

PinjamanDaerah

d. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata

CaraPertanggungjawaban Kepala Daerah

e. Surat Mentri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tanggal

17November 2000 Nomor 903/235/SJ tentang Pedoman

UmumPenyusunan dan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2001

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, karakteristik manajemen

keuangan daerah pada era reformasi antara lain :

Page 30: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

17

a. Pengertian daerah adalah propinsi dan kota atau kabupaten

b. Pengertian pemerintah daerah adalah kepala daerah

besertaperangkat lainya. Pemerintah daerah ini adalah badan

eksekutif,sedangkan badan legislatif didaerah adalah DPRD.

c. Perhitungan APBD menjadi satu dengan

pertanggungjawabankepala daerah (Pasal 5 PP Nomor 108 tahun

2000)

d. Bentuk laporan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran

terdiriatas :

1) Laporan perhitungan APBD

2) Nota perhitungan APBD

3) Laporan aliran kas

4) Neraca daerah dilengkapi dengan kinerja berdasarkan

tolakukur Renstra (Pasal 38 PP nomor 105 tahun 2000)

e. Pinjaman APBD tdak lagi masuk dalam pos pendapatan

(yangmenunjukan hak pemerintah daerah), tetapi masukan dalam

pospenerimaan (yang belum tentu menjadi hak pemerintah

daerah)

f. Masyarakat termaksud dalam unsur-unsur penyusunan

APBDdisamping pemerintah daerah yang terdiri atas kepala

daerah danAPBD.

g. Indikator kinerja pemerintah daerah tidak hanya mencakup

1) Perbandingan antara anggaran dengan realisasinya

Page 31: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

18

2) Perbandingan standar biaya dengan realisasinya

3) Target dan persentase fisik proyek tetapi juga meliputi

standarpelayanan yang diharapkan.

h. Laporan pertanggungjawaban daerah pada akhir tahun

anggaranyang bentuknya laporan perhitungan APBD dibahas oleh

DPRDdan mengandung konsekuwensi terhadap masa jabatan

kepaladaerah apabila dua kali ditolak oleh DPRD.

Dalam peraturan diatas terutama Peraturan Pemerintah Nomor 105

tahun2000, dapat dilihat 6 (enam) pergeseran anggaran daerah secara

umum dari era prareformasi ke era pasca reformasi yaitu :

a. Dari vertical accountability menjadi horizontal accountability

b. Dari traditional buget menjadi performance buget

c. Dari pengendalian dan audit keuangan ke pengendalian dan

auditkeuangan dan kinerja

d. Lebih menerapkan konsep value for money

e. Penerapan pusat pertanggungjawaban

f. Perubahan sistem akuntansi keuangan pemerintah

Atas dasar itu maka pemerintah mengeluarkan PP Nomor 58

Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagai pengganti PP Nomor 105 Tahun 2000 dan Kepmendagri No. 29

Page 32: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

19

Tahun 2002. PP No. 58 Tahun 2005 merupakan pengganti dari PP No 105

Tahun 2000 tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan

daerah yang selama ini dijadikan sebagai landasan hukum dalam

penyusunan APBD, pelaksanaan,penatausahaan dan pertanggungjawaban

keuangan daerah. Substansi materi kedua PP dimaksud, memiliki

persamaan yang sangat mendasar khususnya landasan filosofis yang

mengedepankan prinsip efisiensi, efektifitas, transparansi dan

akuntabilitas.Sedangkan perbedaan, dalam pengaturan yang baru dilandasi

pemikiran yang lebih mempertegas dan menjelaskan pengelolaan

keuangan daerah, sistem dan prosedur serta kebijakan lainnya yang perlu

mendapatkan perhatian dibidang penatausahaan, akuntansi, pelaporan dan

pertanggungjawaban keuangan daerah.

Tujuan dikeluarkannya PP No. 58 Tahun 2005 dan Permendagri

No.13 Tahun 2006 adalah agar pemerintah daerah dapat menyusun

Laporan Keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yaitu

PP No.24 Tahun yang merupakan panduan atau pedoman bagi pemerintah

daerah dalam menyajikan keuangan yang standar, bagaimana perlakuan

akuntansi, serta kebijakan akuntansi.

2.2. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

2.2.1. Pengertian Kinerja Keuangan

Dalam organisasi sektor publik, setelah adanya oprasional

anggaran, langkah selanjutnya adalah pengukuran kinerja untuk menilai

Page 33: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

20

prestasi dan akuntabilitas organisasi dan manajemen dalam menghasilan

pelayanan publik yang lebih baik.‘’Akuntabilitas yang merupakan salah

satu ciri dari terapan goodgovernance bukan hanya sekedar kemampuan

menujukan bagaimana menunjukan bahwa uang publik tersebut telah

dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien’’ (Mardiasmo

2002:121). Ekonomis terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik

dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan

menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif. Efisiensi

merupakan perbandingan ouput/ input yang dikaitkan dengan standar

kinerja atau target yang telahditetapkan. ‘’Sedangkan efektif merupakan

tingkat standar kinerja atau program dengan target yang telah ditetapkan

yang merupakan perbandingan-perbandingan outcome dengan output’’

(Mardiasmo, 2002: 4).Adapun arti dari penilaian kinerja menurut

Mardiasmo (2002:28) ‘’yaitu penentuan secara priodik efektifvitas

oprasional suatu organisasi, bagianorganisasi, karyawan berdasarkan

sasaran, standar, dan kreteria yang telah ditetapkan sebelumnya.’’ Dan

menurut keputusan menteri dalam negeri nomor 29 tahun 2002 yang

sekarang berubah manjadi permendagri nomor 13 tahun 2006 tentang

pedoman pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan

daerah serta tata cara penyusunan anggaran pendapatan dan belanja

daerah, pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan penyusunan

perhitungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), bahwa tolak

Page 34: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

21

ukur kinerja merupakan komponen lainya yng harus dikembangkan untuk

dasar pengukuran kinerjakeuangan dalam sistem anggaran kinerja.

Sedangkan menurut Mahmudin (2006 : 25) “Kinerja adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan

visi organisasi yang teruang dalam stategic planning suatu organisasi”.

Disamping itu, menurut Sedarmayanti (2003 : 64) “Kinerja

(performance) diartikan sebagai hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses

manajemen atau suatuorganisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja

tersebut harus dapat diukurdengan dibandingkan standar yang telah

ditentukan”.Faktor kemampuan sumber daya aparatur pemerintah terdiri

darikemampuan potensi (IQ) dan kemampuan ability (knowladge + skill),

sedangkan faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) sumber daya

aparatur pemerintah dalam menghadapi situasi kerja.Motivasi merupakan

kondisi yang menggerakan sumber daya aparatur pemerintah dengan

terarah untuk mencapai tujuan pemerintah, yaitu good governance.

Dalam penelitian ini, istilah yang penulis maksudkan dengan

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah adalah tingkat pencapaian dari suatu

hasil kerja di bidang keuangan daerah yang meliputi penerimaan dan

belanja daerah dengan menggunakan indikator keuangan yang ditetapkan

melalui suatu kebijakan atau ketentuan perundang-undangan selama satu

periode anggaran.Bentuk kinerja tersebut berupa rasio keuangan yang

Page 35: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

22

terbentuk dari unsur LaporanPertangggungjawaban Kepala Daerah berupa

Perhitungan APBD.

2.2.2. Kinerja Keuangan Berdasarkan LAKIP

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, ada kewajiban setiap instansi

pemerintah untuk menyusun dan melaporkan Pensekemaan Strategi

tentang program-program utama yang akan dicapai selama satu sampai

dengan lima tahun, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing

instansi dan jajaranya. Laporan Akuntabilitas Kineja Instansi Pemerintah

dan fungsi instansi. LAKIP tersebut sama sekali tidak menyinggung

mengenai peran laporan keuangan instansi yang seharusnya menjadi dasar

penyusunan LAKIP, padahal seluruh kegiatan penyelenggaraan

pemerintah bermuara pada keuangan/pendanaan.

Instansi pemerintah yang berkewajiban menerapkan sistem

akuntabilitas kinerja dan menyampaikan pelaporanya adalah instansi dari

pusat, Pemerintah Daerah kabupaten/Kota.Adapun penanggung-jawab

penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

adalah pejabat yang secara fungsional bertanggung jawab melayani fungsi

administrasi di instansi masing masing.Selanjutnya pimpinan bersama tim

kerja harus mempertanggungjawabkan dan menjelaskan

keberhasilan/kegagalan tingkat kinerja yang dicapai. Selain itu,

penyusunan LAKIP harus mengukuti prinsip-prinsip yang lazim, yaitu

Page 36: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

23

laporan harus disusun secara, objektif, dan transparan. Disamping itu,

perlu diperhatikan prinsip-prinsip lain:

Prinsip pertanggungjawaban (adanya responsibility

center),sehingga lingkupnya jelas. Hal-hal yang

dikendalikan(controllable) oleh pihak yang melaporkan harus

dapat dimengertipembaca laporan.

Prinsip pengecualian, yang dilaporkan adalah hal-hal yang

pentingdan relevan bagi pengambil keputusan dan pertanggung

jawaban instansi yang bersangkutan. Misalnya, hal-hal yang

menonjol baik keberhasilan maupun kegagalan, perbedaan

antara realisasi dengan target/standar/budget, penyimpangan

dari skema karena alasantertentu dan sebagainnya.

Prinsip manfaat , yaitu manfaat laporan harus lebih besar dari

padabiaya penyusunan.

Isi dari LAKIP adalah uraian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

danfungsi dalam rangka pencapaian visi dan misi serta penjabaranya yang

menjadiperhatian utama instansi pemerintah. Selain itu perlu dimasukkan

juga beberapaaspek pendukung meliputi uraian pertanggungjawaban

mengenai :

a. Aspek keuangan

b. Aspek sumber daya

c. Aspek sarana dan prasarana

Page 37: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

24

d. Metode kerja, pengedalian manajemen, dan kebijaksanaan lain

yangmendukung pelaksanaan tugas instansi

Agar LAKIP dapat lebih berguna sebagai umpan balik bagi pihak-

pihak yang berkepentingan, maka bentuk dan isinya diseragamkan tanpa

mengabaikan keunikan masing-masing instansi pemerintah. Penyeragaman

ini paling tidak dapat mengurangi perbedaan cara penyajian yang

cenderung menjauhkan pemenuhan persyaratan minimal akan informasi

yang seharusnya dimuat dalam LAKIP. Penyeragaman juga dimaksudkan

untuk pelaporan yang bersifat rutin, sehingga perbandingan atau evaluasi

dapat dilakkan secara memadai. LAKIP dapat dapat dimasukan pada

kategori laporan rutin, Karena paling tidak disusun dan disampaikan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan setahun sekali.Dan juga agar

pengungkapan akuntabilitas aspek-aspek pendukung pelaksanaan tugas

dan fungsi tidak tumpang tindih dengan pengugkapan akuntabilitas

kinerja, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Uraian pertanggungjawaban keuangan dititikberatkan pada perolehan

danpenggunaan dana, baik dana yang berasal dari dana alokasi APBD

(rutinmaupun pembangunan) maupun dana yang berasal dari PNBP

(penerimaan Negara bukan pajak).

2. Uraian pertanggungjawaban sumber daya manusia, dititikberatkan pada

penggunaan dan pembinaan dalam hubunganya dengan peningkatan

kinerja yang berorentasi pada hasil atau manfaat, dan peningkatan

kualitaspelayanan kepada masyarakat.

Page 38: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

25

3. Uraian mengenai pertanggungjawaban penggunaan sarana dan

prasaranadititikberatkan pada pengelolaan, pemeliharaan, pemanfaatan

danpengembanganya.

4. Uraian tentang metode kerja, pengendalian manajemen dan

kebijaksanaanlainya, difokuskan pada manfaat atau dampak dari suatu

kebijaksanaanyang merupakan cerminan pertanggungjawaban

kebijaksanaan (policy accontibility)

2.2.3. Analisa Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Analisa keuangan menurut Halim (2001:127) ‘’merupakan sebuah

usahamengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan

yang tersedia.’’Sedangkan pada pasal 4 PP Nomor 58 tahun 2005 tentang

Pengelolaan KeuanganDaerah menegaskan bahwa keuangan daerah

dikelolah secara tertib, taat padaperaturan perundang-undangan efisien,

ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan

memperhatikan asas keadilan, kepatuhan, dan manfaatuntuk masyarakat.

Berdasarkan penjelasan Pasal 4 PP Nomor 58 tahun 2005 yang dimaksud

dari efisien merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan

masukantertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai

keluaran tertentu ;ekonomis merupakan pemerolehan masukan dengan

kualitas tertentu pada tingkatharga rendah; efektif merupakan mencapaian

pencapaian hasil program dengantarget yang telah ditetapkan, yaitu

dengan cara membandingkan keluaran denganhasil; transparan merupakan

Page 39: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

26

prinsip keterbukaan yang memungkinkanmasyarakat untuk mengetahui

dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnyatentang keuangan daerah;

sedangkan bertanggungjawab merupakan perwujudan

kewajiban seseorang atau satuan kerja untuk mempertanggungjawabkan

pengelolaan dan pengendalaian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan

yangditetapkan. Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelolah

keuangandituangkan dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD)

yang baik secaralangsung maupaun tidak langsung mencerminkan

kemampuan pemerintah daerahdalam membiayai pelaksanaan tugas-tugas

pemerintah, pembangunan danpelayanan sosial masyarakat, yang dapat

dianalisa menggunakan analisa rasiokeuangan terhadap APBD.

Menurut Halim (2001:127) penggunaan analisa rasio keuangan

secara luassudah diterapkan pada lembaga perusahaan yang bersifat

komersial, sedangkanpada lembaga publik khususnya pemerintah daerah

masih sangat terbatas, hal itukarena:

a. Keterbatasan penyajian laporan keuangan pada lembaga

pemerintahdaerah yang sifat dan cakupannya berbeda dengan

penyajian laporankeuangan oleh lembaga perusahaan yang bersifat

komersial.

b. Selama ini penyusunan APBD sebagian masih dilakukan

berdasarkanperimbangan incremental budget yaitu besarnya

masing-masingkomponen pendapatan dan pengeluaran dihitung

dengan meningkatkansejumlah pendapatan persentase tertentu

Page 40: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

27

(biasanya berdasarkan tingkatinflasi). Oleh karena disusun dengan

pendekatan secara incremental makasering kali mengabaikan

bagaimana rasio keuangan dalam APBD. Misaladanya prinsip

‘’yang penting pendapatan naik meskipun untuk menaikanya itu

diperlukan biaya yang tidak efisien’’.

c. Penilaian keberhasilan APBD sebagai penilaian

pertanggungjawabanpengelolaan keuangan daerah, lebih

ditekankan pada pencapaian target,sehingga kurang

memperhatikan bagaimana perubahan yang terjadi pada

komposisi ataupun pada struktur APBD.

Analisa keuangan adalah usaha mengidentifikasikan ciri-ciri

keuanganberdasarkan laporan keuangan yang tersedia.Bagi perusahaan

swasta (lembagayang bersifat komersial). Analisa keuangan yang

digunakan pada umumnya terdiridari :

1. Rasio likuiditas yaitu rasio yang menggambarkan

kemampuanperusahaan untuk memenuhi kewajiban dengan

segerah.

2. Rasio leverage yaitu rasio yang mengukur perbandingan dana

yangdisediakan oleh pemelik dengan dana yang dipinjam

perusahaan darikreditor.

Page 41: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

28

3. Rasio aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur

efektifitasperusahaan didalam menggunakan dan mengendalikan

sumber yangdimiliki perusahan.

4. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang mengukur

kemampuanperusahaan dalam menghasilkan laba.

Rasio-rasio tersebut perlu disusun untuk melayani pihak yang

berkepentingan dengan perususahaan yaitu:

a. Para kreditor baik jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu

untukmenilai kemamampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya.

b. Pemegang saham ataupaun pemelik perusahaan, yaitu

untukmenganalisa sampai sejauh mana perusahaan maupun

membayarandividen ataupun memperoleh laba.

c. Pengelolaan, yaitu sebagai informasi yang dapat dipakai

sebagailandasan dalam pengambilan keputusan.

Penggunaan analisa rasio pada sektor publik khususnya terhadap

APBD belum banyak dilakukan, sehingga secara teori belum ada

kesepakatan secara bulat mengenai nama dan kaidah pengukuranya.

Meskipun demikian, dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang

transfaransi, jujur, demokratis, efektif, efisien dan akuntabel.Analisa rasio

terhadap APBD perlu dilaksanakan meskipun kaidah pengakuntansian

Page 42: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

29

dalam APBD berbeda dengan laporan keuangan yang dimilki perusahaan

swasta.Analisa rasio keuangan APBD dilakukan dengan membandingkan

hasil yang dicapai dari satu priode sebelumnya sehingga dapat diketahui

bagaimana kecenderungan yang terjadi. Selain itu, dapat pula dilakukan

dengan cara membandingkan dengan rasio keuangan yang dimiliki

pemerintah daerah tertentu dengan rasio keuangan yang lain yang terdekat

adapun yang potensi daerahnya relatif sama untuk dilihat bagaimana posisi

rasio keuangan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah daerah

lainya. Adapun pihak-pihak yangberkepentingan dengan rasio keuangan

pada APBD ini adalah:

1. DPRD sebagai wakil dari pemilik daerah (masyarakat).Pihak

eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya.

2. Pemerintah Pusat/Propinsi sebagai bahan masukan dalam pembinaan

pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah

3. Masyarakat dan kreditor, sebagai pihak yang akan turut

memilikisaham pemerintah daerah, bersedia memberikan pinjaman

ataupunmembeli obligasi.

Prestasi pelaksanaan program yang dapat diukur akan mendorong

pencapaian prestasi tersebut. Pengukuran prestasi yang dilakukan secara

berkelanjutan memberikan umpan balik untuk upaya perbaikan secara

terus menerus dan pencapaian tujuan di masa mendatang.Salah satu alat

menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan

Page 43: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

30

daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap

APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakannya. Menurut Widodo

(Halim, 2002:126) hasil analisis rasio keuangan ini bertujuan untuk:

1. Menilai kemandirian keuangan daerah dalam membiayai

penyelenggaraan

otonomi daerah.

2. Mengukur efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan

pendapatandaerah.

3. Mengukur sejauh mana aktivitas pemerintah daerah dalam

membelanjakanpendapatan daerahnya.

4. Mengukur kontribusi masing-masing sumber pendapatan dalam

pembentukan pendapatan daerah.

5. Melihat pertumbuhan/perkembangan perolehan pendapatan dan

pengeluran yang dilakukan selama periode waktu tertentu

2.2.4. Parameter Rasio Keuangan Pemerintah Daerah

Penggunaan analisis rasio pada sektor publik khususnya terhadap

APBD belum banyak dilakukan, sehingga secara teori belum ada

kesepakatan secara bulat mengenai nama dan kaidah pengukurannya.

Meskipun demikian, dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang

transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, analisis rasio

terhadap APBD perlu dilaksanakan meskipun kaidah pengakuntansian

Page 44: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

31

dalam APBD berbeda dengan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan

swasta.

Analisis rasio keuangan pada APBD keuangan pada APBD

dilakukandengan membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode

dibandingkan denganperiode sebelumnya sehingga dapat diketahui

bagaimana kecenderungan yangterjadi. Selain itu dapat pula dilakukan

dengan cara membandingkan dengan rasiokeuangan yang dimiliki suatu

pemerintah daerah tertentu dengan daerah lain yangterdekat maupun yang

potensi daerahnya relatif sama untuk dilihat bagaimanarasio keuangan

pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah daerah lainnya.

Beberapa rasio yang dapat dikembangkanberdasarkan data

keuangan yang bersumber dari APBD adalah sebagai berikut :

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pendapatan Asli daerah Bantuan pemerintah pusat/propinsi dan pinjaman

2. Rasio Desentralisasi fiskal Total Penerimaan Daerah (TPD) Pendapatan Asli Daerah (PAD).

3. Rasio Tingkat Kemandirian Pembiayaan Total Belanja Rutin Non Belanja Pegawai (BRNP)

Page 45: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

32

Total Pendapatan Asli Daerah (PAD) Total Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Total Pajak Daerah (TPjD)

4. Rasio Efisiensi Belanja dan Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

Rasio Efisiensi Belanja Realisasi Belanja Anggaran Belanja

Rasio Efektifitas

Realisasi penerimaan PAD Target penerimaan PAD (berdasarkan potensi real daerah)

5. Rasio Keserasian Total Belanja Rutin

Total APBD

Total Belanja Pembangunan

Total APBD

6. Rasio pertumbuhan

Page 46: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

33

Rasio pertumbuhan yang dimaksud disini adalah pertumbuhan

pendapatan aslidaerah, total pendapatan daerah, total belanja rutin, dan

total belanjapembangunan dari suatu periode.

Penjelasan dari parameter rasio diatas dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukan

kemampuanpemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan

pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang

telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang

diperlukan daerah. Kemandirian keuangandaerah ditunjukan oleh

besar kecilnya pendapatan asli daerah dibandingkan dengan

pendapatan daerah yang berasal dari sumber yang lain, misalnya

bantuan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman. Rasio kemandirian

menggambarkan ketergantungan daerah terhadapsumber dana

ekternal. Semangkin tinggi rasio kemandirian mengandung arti

bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak

ekternal (terutama pemerintah pusat dan propinsi) semangkin

rendah, dan demikian juga sebaliknya.Rasio kemandirian juga

menggambarkan tingkat partisipasi masayarakat dalam membayar

pajak dan restribusi daerah yang merupakan komponen utama

pendapatan asli daerah. Semangkin tinggi masyarakat membayar

Page 47: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

34

pajak dan restribusi daerah akan menggambarkan tingkat

kesejateraan masyarakat yang semakin tinggi.

2. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal

Ukuran ini menunjukkan kewenangan dan tanggung jawab yang

diberikanpemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk

menggali dan mengelolapendapatan. Rasio ini dimaksudkan untuk

mengukur tingkat kontribusi Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber

pendapatan yang dikelola sendiri olehdaerah terhadap total

penerimaan daerah.Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan

penerimaan yang berasal darihasil pajak daerah, retribusi daerah,

perusahaan milik daerah dan pengelolaankekayaan milik daerah serta

lain-lain pendapatan yang sah. Total PendapatanDaerah (TPD)

merupakan jumlah dari seluruh penerimaan dari seluruhpenerimaan

dalam satu tahun anggaran.

Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak (BHPBP) merupakan pajak

yangdialokasikan oleh Pemerintah Pusat untuk kemudian

didistribusikan antara pusatdan daerah otonomi. Rasio ini

dimaksudkan untuk mengukur tingkat keadilanpembagian sumber

daya daerah dalam bentuk bagi hasil pendapatan sesuai

potensidaerah terhadap total penerimaan daerah. Semakin tinggi

hasilnya maka suatudaerah tersebut semakin mampu membiayai

pengeluarannya sendiri tanpa bantuandari pemerintah pusat.Derajat

Page 48: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

35

desentralisasi fiskal, khususnya komponen PAD

dibandingkandengan TPD, menurut hasil penemuan Tim Fisipol

UGM dalam Munir (2004:106)menggunakan skala interval

sebagaimana yang terlihat dalam Tabel 2.1

Tabel 2.1

Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal

% Kemampuan Keuangan Daerah

0,00-10,00 Sangat Kurang

10,01-20,00 Kurang

20,01-30,00 Cukup

30,01-40,00 Sedang

40,01-50,00 Baik

>50,00 Sangat baik

Sumber : Anita W, 2001 : 22

3. Tingkat Kemandirian Pembiayaan

Ukuran ini menguji tingkat kekuatan kemandirian

pemerintah kabupatendalam membiayai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) setiapperiode anggaran. Belanja Rutin

Page 49: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

36

Non Belanja Pegawai (BRNP) merupakanpengeluaran daerah

dalam rangka pelaksanaan tugas pokok pelayanan masyarakat yang

terdiri dari belanja barang, pemeliharaan, perjalanan dinas,

pengeluaran tidak termasuk bagian lain dan tidak tersangka serta

belanja lain-lain. Rasio dimaksudkan untuk mengukur tingkat

kemampuan PAD dalammembiayai belanja daerah diluar belanja

pegawai.Dalam ketentuan yangdigariskan bahwa belanja rutin

daerah dibiayai dari kemampuan PAD setiapPemda dan karenanya

tolok ukur ini sesuai pengukuran dimaksud. Pajak Daerah (TPjD)

merupakan iuran wajib yang dilakukan orang pribadi, atau badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat

dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan

digunakan pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan pemerintah.Rasio dimaksudkan untuk mengukur

tingkat kontribusi pajak daerahsebagai sumber pendapatan yang

dikelola sendiri oleh daerah terhadap total PAD. Semakin besar

rasio akan menunjukkan peran pajak sebagai sumber pendapatan

daerah akan semakin baik.

4. Rasio Efisiensi Belanja dan Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

Rasio Efisiensi Belanja adalah rasio yang menggambarkan

perbandingan antara besarnya anggaran belanja dengan realisasi

belanja . Kinerja pemda dalam melakukan

pembelanjaandikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang

Page 50: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

37

dari satu atau dibawah 100 persen. Semakin kecil rasio efisiensi

berarti kinerja pemda semakin baik.

Rasio efektifitas manggambarkan kemampuan pemerintah

daerah dalammerealisasikan pendapatan asli daerah yang

direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan

berdasarkan potensi rill daerah. Kemampuan daerah dalam

menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila yang dicapai

mencapai minimal sebesar 1 (satu) atau 100 persen.Namun demikian

semangkin tinggi rasio efektifitas, menggambarkan kemampuan

daerah yang semangkin baik.Guna memperoleh ukuran yang lebih

baik, rasio efektifitastersebut perlu dipersandingkan dengan rasio

efisiensi yang dicapai pemerintahdaerah.

5. Rasio Keserasian

Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah

memperioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja

pembangunan secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang

dialokasikan untuk belanja rutin berarti persentase belanja investasi

(belanja pembangunan) yang digunakan untuk menyediakan sarana

prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil.

Belum ada patokan yang pasti yang pasti berapa besarnya rasio

belanjarutin maupun pembangunan terhadap APBD yang ideal,

karena itu sangatdipengarui oleh dinamisasi kegiatan pembangunan

Page 51: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

38

dan besarnya kebutuhaninvestasi yang diperlukan untuk mencapai

pertumbuhan yang ditargetkan.Namun demikian, sebagai daerah di

negara berkembang peran pemerintah daerah untuk memacu

pelaksanaa pembangunan masi relatif besar.Oleh karena itu, rasio

belanja pembangunan yang relatif masih kecil perlu ditingkatkan

sesuai dengan kebutuhan pembangunan di daerah.

6. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) mengukur seberapa besar

kemampuanpemerintah daerah dalam mempertahankan dan

meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dari periode ke

periode berikutnya.Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk

masing-masing komponen sumber pendapatan danpengeluaran,

dapat digunakan mengevaluasi potensi- potensi mana yang diperlu

mendapatkan perhatian.

2.3. Anggaran Berbasis Kinerja

2.3.1. Pengertian Anggaran

Menurut Mardiasmo (2002), ‘’Anggaran adalah sebuah proses

yangdilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan

sumber daya yangdimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak

terbatas (the process ofallocating resources to unlimited demends )’’.

Page 52: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

39

Pengertian tersebut mengungkapkan peran strategis anggaran dalam

pengelolaan kekayaan sebuah organisasi sektor publik tentunya

berkeinginan memberikan pelanyanan maksimal kepada masyarakat, tetapi

sering kali keinginan tersebut terhambat oleh terbatasnya sumber daya

yang dimiliki.Disinilah dituntut peran penting anggaran.Anggaran dapat

juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial. Pembuatan

anggaran dalam organisasi sektor publik, terutama pemerintah, merupakan

sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis yang

cukup segnifikan. Berbeda dengan penyusunan anggarandiperusahaan

swasta yang muatan politisnya relatif lebih kecil. Mardiasmo (2002:61)

menyatakan bahwa ‘’Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi

kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang

dinyatakan dalam ukuran finansial sedangkan penganggaran adalahproses

atau metode untuk mepersiapkan suatu anggaran’’.Sedangkan menurut

Bastian (2006:164) ‘’mengutip dari NationalCommitteen on Govermental

Acconting (NCGA), yaitu rencana operasi keuanganyang mencakup

estimasi pengeluaran yang diusulkan dan sumber pendapatanyang

diharapkan untuk membiayai dalam periode waktu tertentu.’’

Anggaran merupakan dokumen yang berisi angka-angka

yangdiprediksikan akan diperoleh dan akan digunakan untuk satu jangka

waktutertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anggaran

adalah suatuinstrumen yang menggambarkan kebijakan manajemen yang

Page 53: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

40

dinyatakan dalambentuk angka-angka yang dibuat secara sistematis dan

terencana dengan mengintregrasikan dan mengalokasikan seluruh sumber

daya (resources) ke dalam berbagai program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai kinerja yang diharapkan pada suatu masa

tertentu.

Penganggaran pada organisasi publik yang berorentasi pada

pelayanan terhadap masyarakat bersifat terbuka serta cenderung

dipengarui oleh iklim politik dalam suatu Negara.Hal ini menyebabkan

penyusunan anggaran pada publik lebih komplek dibandingkan dengan

penyusunan anggaran pada organisasi privat.Mardiasmo (2002:62)

menyatakan ‘’anggaran publik berisi rencana kegiatan yang

direpersentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja

dalam satu moneter.Dalam bentuk yang paling sederhana anngaran publik

merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari

suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja,

dan aktivitas.’’ Lebih lanjut Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa:

Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan tahapan

yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik yang lebih tinggih.Hal

tersebut berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta yang relatif

kecil nuansa poltiknya.Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian

dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya

pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada public

untuk dikeritik, didiskusikan, dan diberimasukan. Anggaran sektor publik

Page 54: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

41

merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan

pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik.

Anggaran sektor publik menggambarkan kegiatan pemerintah

dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai stakeholder.Oleh

sebab itu setiapanggaran publik harus berpihak kepada kepentingan rakyat

banyak dan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan implementor serta

meningkatkan wibawa pemerintah.Anggaran menjadi sangat esensial

dalam upaya menghapus kemiskinan danmeningkatkan kesejateraan

masyarakat melalui program pemerintah denganmelibatkan

masyarakat.Penyusunan anggaran harus sesuai dengan prinsip-prinsipyang

diterima secara umum.

Mardiasmo (2002:63) mengungkapkan ada beberapa fungsi utama

dariadanya anggaran sektor publik yaitu :

a. Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool)

b. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool)

c. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (Fiscal Tool)

d. Anggaran sebagai alat politik (Political Tool)

e. Anggaran sebagai alat kordinasi dan komunikasi (Coordination &

Communication)

f. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja

(PerformeanceMeasurement Tool)

g. Anggaran sebagai alat motivasi (Motivation Tool)

Page 55: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

42

h. Anggaran sebagai alat menciptakan ruang public (Publik Sphere)

Adapun tipe dari anggaran menurut Bastian (2006:166) adalah sebagai

berikut :

a. Line Item Budgeting

Line item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang

didasarkan pada dan dari mana dana berasal (pos-pos penerimaan)

dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran).

Jenis anggaran ini relative dianggap paling tua dan banyak

mengandung kelemahan atau sering disebu tradisional.

b. Planning Programming Budgeting System (PPBS)

Planning Programming Budgeting System adalah suatu

prosesperencanaan, pembuatan, program, dan penganggaran, serta

didalamnyaterkandung indetifikasi tujuan organisasi atas

permasalahan yang mungkin timbul.

c. Zero Based Budgeting (ZBB)

Zero Based budgeting adalah sistem anggaran yang

didasarkan padaperkirakan kegiatan, bukan pada yang telah

dilakukan dimasa lalu, dan setiapkegiatan dievaluasi secara

terpisah.

d. Performance Budgeting

Page 56: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

43

Performance Budgeting adalah sistem penganggaran yang

berorentasi padaoutput organisasi dan berkaitan erat dengan Visi,

Misi, dan Rencana StrategiOrganisasi.

e. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)

Medium Term Budgeting Framework adalah suatu

kerangka strategikebijakan pemerintah tentang anggaran belanja

untuk departemen dan lembagapemerintah non departemen, dan

kerangka tersebut memberikan tanggung jawabyang lebih besar

kepada departemen untuk penetapan alokasi dan penggunaan

sumber dana pembangunan.

2.3.2 Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja

Menurut keputusan Menteri dalam negeri nomor 29 tahun

2002 yangsekarang berubah menjadi Permendagi Nomor 13 Tahun

2006 anggaranpendapatan belanja daerah (ABPD) dalam era

otonomi daerah disusun dengan pendekatan kinerja, artinya sistem

anggaran yang mengutamakan pencapaian hasil kinerja atau

keluaran (output) dari perencanaan alokasi biaya yang telah

ditetapkan. Dengan demikian diharapkan penyusunan dan

pengalokasian anggaran dapat lebih disesuaikan dengan skala

prioritas dan preferensi daerah yang bersangkutan (Mariana 2005).

Anggaran berbasis kinerja dikenal dalam pengelolaan keuangan

daerahsejak diterbitkannya PP Nomor 105 tahun 2000 yang dalam

Page 57: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

44

pasal 8 dinyatakanbahwa APBD disusun dengan pendekatan

kinerja. Penerapan anggaran berbasis kinerja pada instansi

pemerintah di Indonesia dicanangkan melalui pemberlakuan UU

nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan nagara dan diterapkan

secara bertahap mulai tahun anggaran 2005.

Menurut Mardiasmo (2002;105) “Performance budget pada

dasarnya adalah sistem penyusunan dan pengolahan anggaran

daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil kerja atau kinerja.

Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan efektifitas pelayanan

publik, yang berarti berorientasi pada kepentingan

publik”.Selanjutnya Mardiasmo (2002:132) menyatakan

“Pengertian efisiensi berhubungan erat dengan konsep

produktifitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan

menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap

input yang digunakan (cost of output)”. Proses kegiatan

operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil

kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan Sumber Daya dan

Dana yang serendah-rendahnya (spending well). Pengertian

evektifitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan

atau target kebijakan (hasil guna). Dalam penjelasan PP nomor 105

tahun 2000 dinyatakan bahwa anggaran dengan pendekatan kinerja

adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya

pencapaian hasil kerja atau output dari alokasi biaya atau input

Page 58: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

45

yang ditetapkan. Berdasarkan pengertian tersebut, setiap input

yang ditetapkan dalam anggaran harus dapat diukur hasilnya dan

pengukuran hasil bukan pada besarnya dana yang telah dihabiskan

sebagaimana yang dilaksanakan pada sistim penganggaran

tradisional (line-item & incremental budget) tetapi pada tolak ukur

kinerja yang telah ditetapkan.

Menurut Kepmendagri No.29 tahun 2002 pengertian

anggaran berbasis kinerja adalah:

a. Suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian

hasil kerjaatau output dari perencanaan alokasi biaya atau input

yang ditetapkan.

b. Didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Anggaran

dipandang sebagaialat untuk mencapai tujuan.

c. Penilaian kinerja didasarkan pada pelaksanaan value for money

danefektifitas anggaran.

d. Anggaran kinerja merupakan system yang mencakup kegiatan

penyusunanprogram dan tolak ukur (indicator) kinerja sebagai

instrument untukmencapai tujuan dan sasaran program.

Bastian (2006;171) “Performance budgeting (anggaran yang

berorentasipada kinerja) adalah sistem penganggaran yang berorentasi

pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan

rencana strategi organisasi. Performance budgeting mengalokasikan

Page 59: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

46

sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata dan

memakai ‘output measurement’ sebagai indikator kinerja organisasi’’.

Berdasarkan pengertian anggaran berbasis kinerja menurut

Bastian,komponen-komponen visi, misi dan rencana strategi

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari anggaran berbasia

kinerja.Dengan demikian penyusunan anggaran berbasis kinerja

membutukan suatu sistim administrasi publik yang telah ditata

dengan baik, konsisten dan tersetuktur sehingga kinerja anggaran

dapat dicapai berdasarkan ukuran-ukuran yang telah

ditetapkan.Melalui pengukuran kinerja, manajemen dapat

menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu unit organisasi

dalam pencapaian sasaran dan tujuan untuk selanjutnya

memberikan penghargaan (reward) untuk keberhasilan atau

hukuman (punishment) untuk kegagalan.

Menurut Mardiasmo (2002:84). Pendekatan anggaran

berbasis kinerjadisusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang

terdapat dalam anggarantradisional, khususnya kelemahan yang

disebabakan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan

untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran

pelayanan publik.Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat

menekankan konsep value for money dan pengawasan atas kinerja

output.Pendekatan ini juga mengutamakan mekanisme penentuan

Page 60: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

47

dan pembuatanprioritas tujuan serta pendekatan yang sistimatis dan

rasional dalam prosespengambilan keputusan.

Anggaran berbasis kinerja didasarkan pada tujuan dan

sasaran kinerja.Oleh karena itu anggaran digunakan sebagai alat

untuk mencapai tujuan.Penilaiananggaran berbasis kinerja

didasarkan pada pelaksanaan value for money danefektifitas

anggaran. Pendekatan ini cenderung menolak pandangan

tradisionalyang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan

campur tangan, pemerintahakan menyalahgunakan kedudukan

mereka dan cenderung boros (over spending).

Menurut pendekatan anggaran berbasis kinerja, dominasi

pemerintah akan dapatdiawasi dan dikendalikan melalui penerapan

internal cost awareness, auditkeuangan dan audit kinerja, serta

evaluasi kinerja eksternal. Selain didorong untukmenggunakan

dana secara ekonomis, pemerintah juga dituntut untuk

mampumencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, agar

dapat mencapai tujuantersebut maka diperlukan adanya program

dan tolak ukur sebagai standar kinerja.Sistem anggaran berbasis

kinerja pada dasarnya merupakan sistem yangmencakup kegiatan

penyusunan program dan tolak ukur kinerja sebagai instrument

untuk mencapai tujuan dan sasaran program.

Page 61: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

48

2.4. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini diantaranya

Cipta, Hendra (2011) yang meneliti tentang analisis penerapan penganggaran

berbasis kinerja pada pemerintah daerah Kabupaten Tanah Datar dengan

menggunakan output dan outcome sebagai indikator kinerja. Hasil penilaian

terhadap indikator kinerja tersebut menunjukkan bahwa secara umum indikator

kinerja yang digunakan dalam dokumen anggaran tersebut belum memenuhi kriteria

indikator kinerja yang baik.Kondisi ini berimplikasi pada penggunaan indikator

kinerja tersebut dalam penyusunan anggaran dimana indikator kinerja tersebut tidak

bisa dikaitkan secara langsung dengan anggaran yang ditetapkan untuk kegiatan yang

terkait. Dengan demikian, persyaratan mendasar dalam penerapan bentuk sederhana

performance based budgeting belum terpenuhi dalam penyusunan APBD Kabupaten

Tanah Datar tahun anggaran 2009 dan 2010.

Dita Eka Aprilia (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh

pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap kinerja keuangan pemerintah

daerah Kota Batu.Penelitian ini menggunakan alat analisis rasio untuk mengatehui

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.Hasil analisis ini

menunjukkan bahwakinerja keuangan Pemerintah Kota Batu sebelum dan sesudah

anggaran berbasis kinerja dapat dikatakan cukup baik karena PAD mengalami

peningkatan diikuti dengan bantuan dari pemerintah pusat dan tercapainya target

penerimaan PAD.

Hijrani Putri Lubis (2009) telah melakukan penelitian yang berjudul

Analisis Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang.Penelitian ini menyimpulkan bahwa

Page 62: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

49

anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah

daerah Kabupaten Deli Serdang. Penelitian tersebut menemukan bahwa

pemberlakuan anggaran berbasis kinerja secara simultan berpengaruh signifikan

positif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Cipta, Hendra (2011)

Dita Eka Aprilia (2009)

Analisis Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) Pada Pemerintah Daerah (Studi Eksploratif Pada Pemerintah Kabupaten Tanah Datar) Analisis Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Batu

Anggaran Berbasis Kinerja, Pemerintah Daerah

Anggaran Berbasis Kinerja, Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil penelitian menunjukkan secara umum indikator kinerja yang digunakan dalam dokumen anggaran tersebut belum memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik.. Dengan demikian, persyaratan mendasar dalam penerapan bentuk sederhana performance based budgeting belum terpenuhi dalam penyusunan APBD Kabupaten Tanah Datar tahun anggaran 2009 dan 2010. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan Pemerintah Kota Batu sebelum dan sesudah anggaran berbasis kinerja dapat dikatakan cukup baik karena PAD mengalami peningkatan diikuti dengan bantuan dari pemerintah pusat dan tercapainya target

Page 63: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

50

Hijrani Putri Lubis (2009)

Analisis Pengaruh Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdangi

Anggaran Berbaris Kinerja, Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

penerimaan PAD. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberlakuan anggaran berbasis kinerja secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang

2.5. Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2008 : 38) kerangka teoritis adalah suatu model yang

menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting

yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Hubungan yang dijelaskan

adalah hubungan antara variabel bebas dengan variabel yang lain yang

menyertainya.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan

penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian

sebagai berikut :

PEMERINTAH KOTA

MEDAN

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN

Page 64: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

51

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di

antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang

dapat diuji (Sekaran, 2006 : 135). Berdasarkan kerangka konseptual yang telah

diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Penganggaran Berbasis Kinerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan pemerintah Kota Medan

Terdapat peningkatan kinerja keuangan pemerintah Kota Medan setelah

pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja

Page 65: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

52

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif.

Menurut Erlina (2007:64), “Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap

fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek

beberapa individu., organisasional, industri, atau perspektif lain”. Menurut

Sugiyono (2007:11), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih

independen tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variable lain.

Page 66: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

53

3.2. Jenis Data dan Sumber Data

3.2.1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif

dan kuantitatif.

a. Data kualitatif berupa keadaan dan gambaran umum Kota Medan yang

merupakan profil daerah

b. Data kuantitatif berupa laporan perhitungan realisasi APBD Pemerintah

Daerah Kota Medan

3.2.2. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dan digunakan untuk mendukung penulisan

adalah data sekunder.Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen resmi serta sumber-sumber lainnya

berupa data runtut waktu (time series) yaitu Laporan Realisasi APBD

Pemerintah Kota Medan Tahun 2005-2009.

3.3. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan bahan yang diperlukan untuk penyusunan

skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu :

.

1. Teknik dokumentasi dalam hal ini penulis mengumpulkan data sekunder

melalui pengambilan data yang ada di Kantor BPKD dan Kantor Dispenda

Kota Medan serta dengancara mencari data yang telah ada di beberapa

website yang mengandung materi bahan mengenai laporan ataupun kondisi

keuangan Pemerintah Kota Medan

Page 67: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

54

2. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan dan

mempelajariliteratur-literatur yang ada baik berupa buku maupun karya

ilmiah yang digunakan sebagai pedoman ataupun landasan teori dalam

menganalisapermasalahan dalam penelitian ini.

3.4.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek dalam elemen-

elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan

dioperasionalisasikan dalam penelitian (Erlina, 2008).

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan

penelitian ini, maka perlu diberikan definisi variabel operasional yang akan

diteliti. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Anggaran Berbasis

Kinerja sementara variabel dependen dari penelitian ini adalah Kinerja

Keuangan Pemerintah Daerah.

3.4.1. Variabel Independen

Anggaran berbasis Kinerja adalah sistem anggaran yang mengutamakan

pencapaian hasil kinerja atau keluaran (output)dari perencanaan alokasi biaya

yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan penyusunan dan

pengalokasian anggaran dapat lebih disesuaikan dengan skala prioritas dan

preferensi daerah yang bersangkutan.

3.4.2. Variabel Dependen

Page 68: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

55

Kinerja Keuangan pemerintah daerah merupakan Kemampuan

pemerintah daerah dalam mengelolah keuangan dituangkan dalam

anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang baik secara langsung

maupaun tidak langsung mencerminkan kemampuan pemerintah daerah

dalam membiayai pelaksanaan tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan

pelayanan sosial masyarakat

Tabel 3.1

Definisi Operasional variabel dan skala pengukuran

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Anggaran Berbasis Kinerja

(X)

Kinerja Keuangan

sistem anggaran yang mengutamakan pencapaian hasil kinerja atau keluaran (output)dari perencanaan alokasi biaya yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan penyusunan dan pengalokasian anggaran dapat lebih disesuaikan dengan skala prioritas dan preferensi daerah yang bersangkutan

Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelolah keuangan

Realisasi Anggaran dan Belanja daerah Petumbuhan Kinerja

Rasio Rasio

Page 69: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

56

Pemerintah Daerah

(Y)

yang dituangkan dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang baik secara langsung maupaun tidak langsung mencerminkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai pelaksanaan tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan pelayanan sosial masyarakat

keuangan

3.5. Metode Analisa Data

Analisa data yang dilakukan dengan metode ini adalah:

Metode Deskriptif

Metode analisa dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada

kemudian diklasifikasi, dianalisa, selanjutnya di Interprestasikan sehingga dapat

memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Dalam hal ini

analisa data akan dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan daerah yang

telah disebutkan pada bab sebelumnya.

Rasio keuangan daerah yang digunakanyaitu:

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

2. Rasio Disentralisasi Fiskal

Page 70: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

57

3. Rasio Tingkat Kemampuan Pembiayaan

4. Rasio efektivitas PAD dan Efisiensi Belanja Daerah

5. Rasio Keserasian

6. Rasio Pertumbuhan

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang

ingin peneliti invesitgasi.Adapun populasi penelitian ini adalah Laporan Realisasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan.Sampel adalah

bagian dari populasi yang harus memiliki karakteristik populasi dan sesuai dengan

tujuan penelitian.Adapun metode pengambilan sampel yang digunakan peneliti

adalah metode purposive sampling yakni pengambilan sampel dengan

memperhatikan karakteristik dan kriteria tertentu.Kriteria penarikan sampel

diambil dari laporan realisasi anggaran setelah Penerapan Anggaran Berbasis

Kinerja (ABK) pada pemerintah Kota Medan.

Page 71: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

58

BAB IV

ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kota Medan

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera

Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis

secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan

sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan

pemerintah daerah.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab

berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat

Page 72: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

59

dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia,

Singapura dan lain-lain.Demikian juga secara demografis Kota Medan

diperkirakan memiliki pangsa pasar barang/jasa yang relatif besar.Hal ini tidak

terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007

diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa.Demikian juga secara ekonomis

dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota

Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan

regional/nasional.

Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi kinerja

pembangunan kota, (1) faktor geografis, (2) faktor demografis dan (3) faktor

sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang

secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan

kotatermasuk pilihan-pilihan penanaman modal (investasi). Sesuai dengan

dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui

beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan

Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota

Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat

Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera

Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan

diperluas menjadi tiga kali lipat.

Melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973

Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang

terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi

Page 73: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

60

yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor

140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran

Kelurahan menjadi 144 Kelurahan.

Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH

Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996

tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992

tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II

Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21

Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan

administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis

dan sosial ekonomis.

Secara administratif , wilayah kota medan hampir secara keseluruhan

berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan

dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat

Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di

dunia.Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan

Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan.

Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya

Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli

Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini

menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai

Page 74: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

61

kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat

dengan daerah-daerah sekitarnya.

Secara demografis, penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu

yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adapt

istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan

bersifat terbuka. Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang

mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses

pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi

menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun.

Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah

perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan social ekonominya. Di sisi lain

adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi

tingkat kematian.

Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini

mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat

kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian

rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak factor,

antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang

diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi.

Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat

dari pertumbuhan pendapatan masyarakat.Pada tahap ini pertumbuhan penduduk

mulai menurun.

Page 75: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

62

Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian

sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung

untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi.

Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai

dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural.

Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas),

meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi,

termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan

yang diterapkan.

Tabel 4.1

Tabel Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Di Kota Medan Tahun 2005 – 2009

Tahun Jumlah Penduduk

Luas Wilayah (KM²)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/KM²) [1] [2] [3] [4]

2005 2.036.185 265,10 7.681 2006 2.067.288 265,10 7.798 2007 2.083.156 265,10 7.858 2008 2.102.105 265,10 7.929,5

Page 76: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

63

2009 2.121.053 265,10 8.001 Sumber BPS Kota Medan

4.2. Gambaran Umum Perekonomian Kota Medan

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti

pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi,

dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale

(relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang

dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa

semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses

peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan

struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung

proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, relatif tetap.

Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan

didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya

dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan pengangguran faktor-faktor

produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung

proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan

perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada

kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada tahun 2005 sektor

tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar

26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha dominan

Page 77: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

64

yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub

sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor

industri pengolahan sebesar 16,58 persen.

Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan

dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70

persen, sekunder sebesar 28,37 persen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing-

masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran

sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen,

industri jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen.

Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian Kota

Medan, yaitu sebesar 69,21 persen, disusul sektor sekunder sebesar 27,93 persen

dan sektor primer sebesar 2,86 persen. Masing masing lapangan usaha yang

dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44 persen dari lapangan usaha

perdagangan/hotel/restoran, lapangan usaha transportasi/telekomunikasi sebesar

19,02 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2009 berdasarkan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 terjadi peningkatan sebesar

6,56 persen terhadap tahun 2008. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor

pengangkutan dan komunikasi 9,22 persen. Disusul oleh sektor perdagangan,

hotel, dan restoran 8,47 persen, sektor bangunan 8,22 persen, sektor jasa-jasa 7,42

persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06 persen, sektor pertanian 4,18 persen,

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94 persen,

sektor industri 1,71 persen, dan penggalian tumbuh 0,46 persen. Besaran PDRB

Page 78: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

65

Kota Medan pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp.72,67

triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun.

Terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2009 sebesar 6,56 persen,

sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang perumbuhan sebesar 2,20

persen Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 1,85 persen, sektor

bangunan 0,91 persen, sektor jasa-jasa 0,76 persen, sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan 0,43 persen, sektor industri 0,25 persen, sektor pertanian 0,10

persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 0,07 persen dan sektor pertambangan dan

penggalian menyumbang pertumbuhan 0,00 persen.

Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun 2009

digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 36,20 persen,

disusul oleh ekspor neto 30,53 persen (ekspor 50,82 persen dan impor 20,29

persen), pembentukan modal tetap bruto 20,61 persen, konsumsi pemerintah 9,54

persen dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64 persen. PDRB per Kapita

atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp. 34,26 juta, lebih tinggi

dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta.

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan

pemerintah pusat dialokasikan dalam bentuk dana inpres (regional) maupun dana

DIP (sektoral), maka saat ini sebagian besar sudah dalam bentuk bantuan spesifik

yang langsung diterima dan dikelola oleh daerah.

Pemanfaatan sebagian besar dana perimbangan tersebut oleh pemerintah

Kota Medan digunakan untuk pengembangan jaringan infrastruktur kota terpadu

Page 79: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

66

termasuk pemeliharaannya. Realisasi APBD Pemerintah Kota Medan Lima Tahun

Terakhir sebagai berikut:

Tabel 4.2

Realisasi APBD Pemerintah Kota Medan

Tahun 2005-2009

Tahun Realisasi

2005 1,228,649,091,079.96

2006 1,398,910,993,061.64

2007 1,643,205,293,787.40

2008 1,806,373,003,161.57

2009 1,870,374,442,328.41

Sumber: Laporan Realisasi APBD Kota Medan 2005-2009

4.3. Analisa Hasil Penelitian

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio kemandirian keuangan daerah menggambarkan ketergantungan

daerah terhadap sumber dana eksternal. Semakin tinggi rasio kemandirian

keuangan daerah mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap

bantuan pada pihak eksternal (terutama pemerintah pusat/propinsi) semakin

rendah, dan demikian juga sebaliknya.Rasio kemandirian keuangan daerah juga

menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan

daerah.Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat

dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama

Page 80: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

67

pendapatan asli daerah. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi

daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi,

Pada Tabel 4.2 menunjukkan rasio kemandirian keuangan daerah Kota

Medan dari tahun anggaran 2005 sampai 2009.Sebagai hasilnya dapat dilihat

bahwa kemandirian keuangan Kota Medan pada saat pelaksanaan anggaran

berbasis kinerja masih rendah dan mempunyai kecenderungan menurun. Rata-rata

rasio kemandirian yaitu hanya 31,5 %. Ini berarti Kota Medan masih

ketergantungan atas sumber dana baik dari pemerintah pusat/propinsi maupun

pinjaman. Untuk itu perlu adanya usaha pemerintah daerah untuk dapat

mengurangi ketergantungan atas sumber dana ekstern dan meminta kewenangan

untuk dapat mengelola sumber pendapatan lain yang sampai saat ini masih

dikuasai pemerintah pusat atau propinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor.

Tabel 4.3

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Pada Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja

Tahun PAD Bantuan Pemerintah Pusat/Provinsi & Pinjaman

Rasio

2005 310.398.944.740,00 950.978.776.025,00 32,63 %

2006 329.981.270.115,00 1.110.527.623.167,00 29,71 %

2007 324.263.785.000,00 1.296.986.685.520,00 25,00 %

2008 356.137.806.555,00 1.348.061.495.542,00 26,42 %

2009 386.862.522.644,00 1.471.152.322.582,00 26,30 %

Page 81: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

68

Rata-rata 28,01 % Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Halim (2001:125) menjelaskan bahwa ciri utama suatu daerah yang

mampu melaksanakan otonomi yaitu adalah (1) kemampuan keuangan daerah,

artinya daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali

sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang

cukup untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahannya. (2) Ketergantungan

kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, agar pendapatan asli daerah

dapat menjadi bagian sumber keuangan terbesar sehingga peranan pemerintah

daerah menjadi lebih besar. Dalam beberapa tahun pelaksanaan Anggaran

Berbasis Kinerja dapat diketahui bahwa rata-rata rasio selama tahun tersebut

adalah sebesar 28,01 persen yang dimana jika dilihat pada pola hubungan tingkat

kemandirian dan kemampuan keuangan daerah masih bersifat konsulatif yang

artinya kemampuan keuangan masih tergolong rendah.

2. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal

Derajat desentralisasi fiscal digunakan untuk melihat kontribusi

pendapatan asli daerah (PAD) terhadap pendapatan daerah secara

keseluruhan.Pada tabel 4.4 disajikan perhitungan rasio derajat desentralisasi fiscal

pada periode pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

Tabel 4.4

Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal

Pada pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja

Page 82: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

69

Tahun PAD Pendapatan Daerah Rasio

2005 310.398.944.740,00 1.252.533.310.765,00 24,78 %

2006 329.981.270.115,00 1.440.508.893.282,00 22,91 %

2007 324.263.785.000,00 1.717.929.894.120,00 18,88 %

2008 356.137.806.555,00 1.764.199.302.097,00 20,19 %

2009 386.862.522.644,00 1.894.222.016.226,00 20,42 %

Rata-rata 21,43 % Sumber: Data Olahan Penulis, 2013

Dari perhitungan diatas terlihat bahwa derajat desentralisasi Kota Medan

pada saat penerapan anggaran berbasis kinerja dapat dikatakan rendah. Rata-rata

tingkat derajat desentralisasi pada tahun 2005-2009 yaitu 21,43 %. Jika dilihat

dengan kategori skala interval derajat desentralisasi fiscal yang ditemukan oleh

Tim Fisipol UGM maka rata-rata tersebut masih tergolong dalam kategori cukup

(20.01-30.00%)Ini berarti kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah Kota Medan untuk menggali dan

mengelola pendapatan masih rendah.Untuk itu kedepannya Kota Medan harus

lebih berupaya untuk dapat meningkatkan PAD nya baik dengan menggali potensi

baru ataupun mengembangkan potensi-potensi pendapatan yang ada.

Desentralisasi fiskal merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah

pusat untuk mengambil keputusan dan pengelolaan fiskal kepada pemerintah

daerah.Pelimpahan wewenang tersebut selanjutnya dipertanggungjawabkan secara

transparan kepada masyarakat yang bersangkutan (Boex, 2001:13).Secara teori

dapat disimpulkan bahwa besaran nilai rasio derajat desentralisasi fiskal

Page 83: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

70

pemerintah Kota Medan masih tergolong cukup dengan melihat kategori skala

interval. Maka dengan melihat hal tersebut bias dikatakan pelimpahan wewenang

dari pemerintah pusat untuk mengambil keputusan dan pengelolaan fiskal kepada

pemerintah daerah masih harus ditingkatkan lagi.

3. Rasio Tingkat Kemampuan Pembiayaan

Rasio ini bermaksud untuk mengukur tingkat kemampuan PAD dalam

membiayai belanja daerah diluar belanja pegawai dan untuk mengukur tingkat

kontribusi pajak daerah sebagai sumber pendapatan yang dikelola sendiri oleh

daerah terhadap total PAD.

Tabel 4.5 menunjukkan tingkat kemampuan pembiayaan Kota Medan

Tahun Anggaran 2005-2009.Sebagai hasilnya terdapat fluktuasi rasio PAD/BRNP

dimana dari tahun 2005 sampai 2007 mengalami penurunan kemudian mengalami

peningkatan pada tahun 2008 dan 2009.

Tabel 4.5

Rasio Tingkat Kemampuan Pembiayaan (PAD/BRNP)

Tahun 2005-2009

Tahun PAD BRNP Rasio

2005 310.398.944.740,00 461,006,403,141.00 67,33 %

2006 329.981.270.115,00 513,310,999,848.00 64,28 %

2007 324.263.785.000,00 510,810,999,848.00 63,48 %

2008 356.137.806.555,00 478,726,807,673.00 74,39 %

2009 386.862.522.644,00 480,726,807,673.00 80,47 %

Page 84: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

71

Rata-rata 69,99 %

Pada Pelaksanaan anggaran berbasis kinerja rata-rata rasio PAD/BRNP

adalah sebesar 69,99 %. Jika dilihat dari tahun ke tahun rasio tersebut mengalami

peningkatan drastis dari tahun 2007 hingga 2009.Ini berarti pendapatan asli

daerah telah dapat memenuhi atau membiayai belanja daerah walaupun belum

sepenuhnya. Sedangkan pada TPjD/PAD pada pelaksanaan anggaran berbasis

kinerja juga mengalami hal yang sama yakni pada awal pelaksanaan anggaran

berbasis kinerja mengalami penurunan pada tiga tahun pertama (2005-2007) yakni

sebesar 2,05 %. Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan 2009

sebesar 2,72 %. Dengan melihat jumlah rata-rata rasio TPjD/PAD sebesar 57,44

% dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah PAD Kota Medan berasal dari

sektor pajak. Namun jumlah tersebut masih tergolong kecil sehingga dibutuhkan

upaya-upaya lebih bagi pemerintah Kota untuk terus menelusuri dan

mengembangkan basis penerimaan pajak daerah.

Tabel 4.6

Rasio Tingkat Kemampuan Pembiayaan (TPjD/PAD)

Tahun 2005-2009

Tahun TPjD PAD Rasio

2005 179,691,577,640.00

310,398,944,740.00 57.89%

2006 190,295,756,640.00

329,981,270,115.00 57.67%

2007 181,084,130,000.00

324,263,785,000.00 55.84%

2008 203,940,233,142.00

356,137,806,555.00 57.26%

Page 85: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

72

2009 226,564,893,942.00

386,862,522,644.00 58.56%

Rata-rata 57.44% Sumber: Data Olahan Penulis, 2013

Tingkat Kemampuan Pembiayaan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar

tingkat penerimaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah dan besarnya jumlah

belanja pemerintah daerah.Dari besarnya jumlah rata-rata rasio dapat diketahui

bahwa terjadi pola hubungan konsultatif dimana kemampuan keuangan

pemerintah daerah dalam membiayai belanja daerah telah mulai meningkat

sehingga mengurangi pola pengarahan atau campur tangan pemerintah pusat.

4. Rasio Efisiensi Belanja dan Efektivitas Pendapatan Daerah

Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dari setiap penggunaan uang

daerah.Rasio ini bertujuan untuk membandingkan besarnya jumlah anggaran

dengan jumlah realisasi belanja daerah.Semakin kecil rasio ini maka dapat

dikatakan pemerintah daerah telah efisien dalam membelanjakan anggaran. Rasio

efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan

pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan target yang

ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.

Tabel 4.7 menunjukkan efisiensi belanja daerah Kota Medan dari Tahun

Anggaran 2005 hingga 2009.

Tabel 4.7

Rasio Efisiensi Belanja Daerah Kota Medan

Tahun 2005-2009

Page 86: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

73

Tahun Anggaran Belanja Realisasi Belanja Rasio

2005 1,219,659,901,765.00

1,146,819,824,075.00 94.03%

2006 1,405,340,418,218.00

1,313,160,750,935.94 93.44%

2007 1,751,826,795,575.00

1,392,698,096,687.55 79.50%

2008 1,881,236,640,742.00

1,477,958,513,206.00 78.56%

2009 2,349,719,173,172.00

1,886,588,720,238.37 80.29%

Rata-rata 85.16% Sumber: Data Olahan Penulis, 2013

Dari tabel perhitungan di atas terlihat bahwa pemerintah Kota Medan pada

masa penerapan anggaran berbasis kinerja telah melakukan efisiensi belanja yang

dibuktikan dengan rasio efisiensi pada tiap tahun dibawah 100 persen dan dengan

rata-rata keseluruhan adalah sebesar 85,16 persen. Ini menunjukkan bahwa kinerja

keuangan pemerintah Kota Medan pada masa pemberlakuan anggaran berbasis

kinerja cukup baik.

Untuk rasio efektivitas PAD hanya pada tahun 2008 realisasi PAD lebih

tinggi dibanding dengan rencana pendapatan yakni sebesar 109,93 persen. Ini

dikarenakan realisasi pendapatan pajak yang melampui target pada tahun tersebut

yaitu sebesar Rp 391.514.558.081,44. Lebih besar Rp 35.376.751.526,44 dari

target pendapatan. Serta jumlah dana perimbangan pemerintah pusat yang juga

berasal dari dana bagi hasil pajak yang tinggi lebih besar dari anggaran.

Jika dilihat berdasarkan rata-rata jumlah rasio efektivitas selama lima

tahun pelaksanaan anggaran berbasis kinerja sebesar 98,82 persen maka dapat

disimpulkan bahwa kinerja pendapatan dapat dikatakan efektif. Tabel 4.8

Page 87: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

74

memperlihatkan perhitungan rasio efektivitas PAD Kota Medan Tahun 2005-

2009.

Tabel 4.8

Rasio Efektivitas PAD Kota Medan

Tahun 2005-2009

Tahun PAD

Rasio Rencana Realisasi

2005 310,398,944,740.00

303,383,072,313.96 97.74%

2006 329,981,270,115.00

312,862,351,244.64 94.81%

2007 324,263,785,000.00

312,467,370,442.93 96.36%

2008 356,137,806,555.00

391,514,558,081.44 109.93%

2009 386,862,522,644.00

368,564,026,365.41 95.27%

Rata-rata 98.82%

Page 88: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

75

Sumber: Data Olahan Penulis, 2013

Efektivitas pengelolaan PAD menunjukkan suatu kondisi dimana daerah

mampu menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan memanfaatkannya

secara memadai untuk membiayai aktifitas dalam urusan otonomi.Suatu daerah

dapat dikatakan sangat efektif dalam pengelolaan PAD jika rasio efektivitas

sebesar >1.Karena didalam pelaksanaan telah terjadi perbedaan signifikan dimana

realisasi lebih besar dibanding perencanaan. Pengertian efektivitas berhubungan

dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sector public, sehingga suatu

kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar

terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan

sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Rasio efektivtas menggambarkan

kemampuan pemerintah daerah dalam merealiasikan PAD yang direncanakan

dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.

Semakin besar realisasi penerimaan PAD maka dapat dikatakan semakin efektif

dan begitu pula sebaliknya.

5. Rasio Keserasian

Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan

alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal.

Semakin tinggi persentasi dana yang dialokasikan untuk belanja rutin berarti

persentase belanja investasi (belanja pembangunan) yang digunakan untuk

menyediakan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil.

Menurut Abdul Halim (2001:13) belum ada patokan yang pasti berapa

besarnya rasio belanja rutin maupun pembangunan terhadap APBD yang ideal,

Page 89: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

76

karena masih sangat dipengaruhi oleh dinamisasi kegiatan pembangunan dan

besarnya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang

ditargetkan. Namun demikian, sebagai daerah di Negara yang berkembang peran

pemerintah daerah untuk memacu pelaksanaan pembangunan masih relatif

besar.Oleh karena itu, rasio belanja pembangunan yang relative masih kecil perlu

ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pembangunan di daerah.

Tabel 4.9 menunjukan rasio keserasian pada Pemerintah Kota Medan dari

Tahun Anggaran 2005 sampai 2009. Sebagai hasilnya terdapat penurunan pada

tingkat rasio TBR/TAPBD setelah adanya anggaran berbasis kinerja terutama

sampai pada tahun 2007 yakni sebesar 6,21 persen sehingga dibarengi dengan

kenaikan tingkat rasio TBP/TAPBD dengan jumlah yang sama. Rata-rata tiap

rasio dalam pelaksanaan anggaran berbasis kinerja sebesar 80,09 persen untuk

rasio TBR/TAPBD dan sebesar 19,91 persen untuk rasio TBP/TAPBD.

Dari perhitungan tingkat rasio secara keseluruhan terlihat bahwa sebagian

besar dana yang dimiliki Pemerintah Daerah Kota Medan masih diprioritaskan

untuk kebutuhan belanja rutin sehingga rasio balanja pembangunan terhadap

APBD masih relatif kecil. Tetapi setelah adanya anggaran berbasis kinerja ada

kecenderungan Pemerintah Kota Medan lebih mengurangi belanja rutinnya

walaupun masih dalam persentase kecil sehingga meningkatkan belanja

pembangunannya secara rata-rata.

Tabel 4.9

Rasio Keserasian

Page 90: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

77

Pada pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja

Keterangan Tahun

Rata-rata 2005 2006 2007 2008 2009

TBR/TAPBD 82.57% 82.35% 76.36% 79.21% 79.94% 80.09%

TBP/TAPBD 17.43% 17.65% 23.64% 20.79% 20.06% 19.91% Sumber: Data Olahan Penulis, 2013

Keserasian ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah

memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan

secara optimal .semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja

rutin berarti persentase belanja pembangunan yang digunakan untuk menyediakan

sarana dan prasarana ekonomi masyarakat canderung semakin kecil. Semakin

tinggi nilai rasio keserasian daerah menunjukkan rendahnya alokasi untuk

pengeluaran pembangunan.Sehingga diperkirakan kemampuan keuangan daerah

rendah karena tidak mampu melakukan investasi jangka panjang dan sebagian

besar pengeluaran hanya untuk pengeluaran sehari-hari.

6.Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah

daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah

dicapai dari periode ke periode berikutnya.Dengan diketahuinya pertumbuhan

untuk masing-masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi potensi-potensi utama yang perlu mendapat

perhatian.

Page 91: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

78

Tabel 4.10 menunjukkan tingkat rasio pertumbuhan untuk pendapatan asli

daerah, total pendapatan daerah, total belanja rutin dan total belanja pembangunan

pada Pemerintah Kota Medan Tahun Anggaran 2005-2009. Sebagai hasilnya

terdapat peningkatan pendapatan asli daerah dan pertumbuhan belanja

pembangunan dengan total pertumbuhan dari tahun 2005 hingga 2009 sebesar

98.30 persen. Ini menunjukkan bahwa pada saat penerapan anggaran berbasis

kinerja pemerintah Kota Medan telah berhasil meningkatkan pendapatan asli

daerah dan meningkatkan proporsi belanja pembangunan sehingga dapat

dikatakan kinerja keuangan Pemerintah Kota Medan pada masa pemberlakuan

anggaran berbasis kinerja telah memperlihatkan kinerja yang positif.

Tabel 4.10

Rasio Pertumbuhan

Pada Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja

No Keterangan Tahun Rata-rata Pertumbuhan

2005 2006 2007 2008 2009

1 Pendapatan asli Daerah ˉ 6.31% -1.73% 9.83% 8.63% 5.76%

2 Total Pendapatan Daerah ˉ 15.01% 19.26% 2.69% 7.73% 11.17%

3 Total Belanja Rutin ˉ 14.92% 15.58% 11.40% 26.05% 16.99%

4 Total Belanja Pembangunan ˉ 16.67% 66.69% -5.58% 20.52% 24.58%

Sumber: Data Olahan Penulis, 2013

Rasio pertumbuhan menggambarkan seberapa besar kemampuan

pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang

Page 92: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

79

dicapai dari periode ke periode lainnya. Pertumbuhan APBD dilihat dari berbagai

komponen penyusun APBD yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Total

Pendapatan Daerah, Belanja Rutin, dan Belanja Pembangunan (Mahmudi,

2010:145).

Apabila semakin tinggi nilai PAD, TPD dan Belanja Pembangunan yang

diikuti oleh semakin rendahnya Belanja Rutin, maka pertumbuhannya adalah

positif.Artinya bahwa daerah yang bersangkutan telah mampu mempertahankan

dan meningkatkan pertumbuhannya dari periode satu ke periode

berikutnya.Selanjutnya jika semakin nilai tinggi PAD, TPD, dan Belanja Rutin

yang diikuti oleh semakin rendahnya Belanja Pembangunan, maka

pertumbuhannya adalah negatif.Artinya bahwa daerah yang bersangkutan belum

mampu mempertahankan dan meningkatkan pertmbuhannya dari periode yang

satu ke periode yang berikutnya.

Page 93: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai

Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Medan setelah adanya pelaksanaan sistem

Anggaran Berbasis Kinerja. Dari analisa yang dilakukan penulis, ada beberapa

kesimpulan yang diambil antara lain:

1. Analisa Rasio Keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

menilai kinerja keuangan pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan

daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja daerah

(APBD)

Page 94: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

81

2. Anggaran Berbasis Kinerja merupakan suatu sistem anggaran yang

mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari pelaksanaan

alokasi biaya atau input yang ditetapkan.

3. Analisa data yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan dilaksanakannya

anggaran berbasis kinerja ternyata tidak memberikan peningkatan secara

keseluruhan terhadap kinerja keuangan pemerintah Kota Medan. Namun

sudah mengarah kepada peningkatan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari

penelitian terhadap ke enam rasio yang digunakan untuk menilai kinerja

pemerintah daerah periode anggaran 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009.

Enam rasio keuangan yang digunakan tersebut antara lain: Rasio

Kemandirian, rasio desentralisasi fiskal, rasio tingkat kemampuan

pembiayaan, rasio efisiensi dan efiktivitas, rasio keserasian dan rasio

pertumbuhan.

4. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, dalam hal mencukupi kebutuhan

pembiayaan untuk melakukan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan,

dan pelayanan sosial masyarakat masih rendah dan bahkan cenderung

menurun setelah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja dilaksanakan.

Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kota Medan masih

tergantung pada bantuan pusat/provinsi dan pinjaman serta kurang

meningkatkan nilai pendapatan asli daerahnya.

5. Pada Rasio Desentralisasi fiskal dapat dilihat bahwa rata-rata nilai rasio

pada penerapan anggaran berbasis kinerja tergolong kategori cukup. Ini

menunjukkan bahwa proporsi PAD pada APBD Kota Medan masih kecil

Page 95: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

82

dan ketergantungan pada dana perimbangan dan transfer pemerintah masih

besar.

6. Rasio Tingkat Kemampuan Pembiayaan, pada tingkat PAD/BRNP

mengalami peningkatan dari tahun 2005 yang hanya sebesar 67,33 persen

menjadi 80,47 persen pada tahun 2009. Ini menunjukkan tren positif

dimana peningkatan tersebut berarti pendapatan asli daerah telah dapat

memenuhi atau membiayai belanja daerah walaupun belum sepenuhnya.

Sedangkan pada bagian TPjD/PAD tingkat rasio selama masa penerapan

anggaran berbasis kinerja masih dibawah 60 persen dan rata-rata

nyaadalah 57,44 persen. Kenaikan sejak tahun 2005 hingga 2009 hanya

sebesar 0,67 persen. Ini berarti anggaran berbasis kinerja tidak begitu

berpengaruh pada kontribusi pendapatan pajak dalam struktur pendapatan

asli daerah.

7. Rasio Efisiensi Belanja dan Efektivitas Pendapatan Asli Daerah. Pada

rasio efisiensi belanja daerah dapat disimpulkan bahwa pemerintah Kota

pada masa penerapan anggaran berbasis kinerja telah melakukan efisiensi

belanja yang dibuktikan dengan rasio efisiensi konsisten dibawah 100

persen selama lima tahun berturut-turut. Sementara pada tingkat

efektivitas selama lima tahun pelaksanaan anggaran berbasis kinerja,

kinerja keuangan pemerintah Kota Medan dapat dikatakan efektif dalam

realisasi pendapatan yang dimana rata-rata nya selama lima tahun sebesar

98,82 persen.

Page 96: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

83

8. Sebagian besar pendapatan Kota Medan dialokasikan ke belanja rutin

yakni rata-rata selama lima tahun pelaksanaan anggaran berbasis kinerja

sebesar 80,09 persen. Namun selama lima tahun tersebut terjadi

peningkatan alokasi belanja pembangunan walaupun masih dalam

persentase kecil sehingga meningkatkan belanja pembangunannya secara

rata-rata.

9. Rasio pertumbuhan dalam hal ini terlihat bahwa tingkat pertumbuhan

pendapatan asli daerah, total pendapatan daerah, total belanja rutin dan

total belanja pembangunan memiliki hasil yang berbeda. Pada total

pendapatan daerah mengalami penurunan selama kurun lima tahun

penerapan anggaran berbasis kinerja. Namun pemerintah Kota Medan

telah berhasil meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan

proporsi belanja pembangunan, sehingga bias disimpulkan bahwa kondisi

pertumbuhan APBD Kota Medan selama pelaksanaan Anggaran Berbasis

Kinerja menunjukkan pertumbuhan yang positif dimana pertumbuhan nilai

PAD dan total pendapatan daerah juga diikuti oleh pertumbuhan belanja

pembangunan.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti coba berikan berdasarkan hasil

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Kota Medan:

Page 97: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

84

Agar lebih memaksimalkan pendapatan asli daerah dengan cara

menambah dan menelusuri potensi daerah yang dapat menghasilkan

penerimaan baik berupa pajak daerah maupun retribusi daerah

Melaksanakan secara optimal pemungutan pajak dan retribusi daerah

sesuai dengan potensi objektif berdasarkan peraturan yang berlaku serta

melakukan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan pemungutan

PAD.

Pemerintah Kota Medan harus terus berupaya memaksimalkan alokasi

pendapatan terhadap belanja pembangunan, karena belanja pembangunan

inilah yang secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat.

Perlunya upaya yang konkrit agar ketergantungan kepada dana

perimbangan serta pinjaman dapat dikurangi. Ini peneliti tekankan karena

melihat hasil rasio kemandirian keuangan dan derajat desentralisasi fiskal

yang masih tergolong kecil.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian mengenai Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja

masih belum banyak dilakukan sehingga masih memerlukan penelitian

lanjutan. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar untuk menambah tahun

penelitian sehingga dapat diketahui lebih jelas dampak dari penerapan

anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja pemerintah daerah serta juga agar

menambah jumlah rasio yang diperhitungkan untuk menganalisis kinerja

pemerintah daerah.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Page 98: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

85

Secara keseluruhan penelitian ini belumlah sempurna dan masih

terdapat banyak kelemahan.Diantaranya adalah penelitian ini merupakan studi

kasus yang hanya memiliki satu objek penelitian yakni Pemerintah Kota

Medan, sehingga kesimpulan yang dapat diambil hanya berlaku pada

Pemerintah Kota Medan saja.Selain itu juga rasio yang digunakan untuk

mengukur kinerja keuangan APBD masih sedikit sehingga sangat disarankan

bagi penelitian selanjutnya untuk menambah jumlah rasio yang digunakan

untuk mengukur kinerja keuangan pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta.

Bastian, Indra. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta

Budiono. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi, BPFE,Yogyakarta.

Erlina, 2008.Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat, Jakarta. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2011. Buku

Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif.Medan : Universitas Sumatera Utara.

Page 99: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

86

Lubis, Hijrani Putri. 2009. Analisis Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang.Skripsi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Marizka, Addina. 2009. Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan.Skripsi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Mahmudi. 2010. Buku Seri Membudayakan Akuntabilitas Publik: Analisis

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Panduan bagi Eksekutif, DPRD, dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi, Sosial, dan Politik. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.Yogyakarta.

Mardiasmo, 2002.Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah.ANDI,

Yogyakarta. Mardiasmo, 2004.Akuntansi Sektor Publik.ANDI.Yogyakarta. Mamesah, D.J. 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta. Nordiawan, Deddy. 2006. Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta. Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang

Pemerintah Daerah. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000

Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah 2000. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara .2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintah Daerah..

2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

2005. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Page 100: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

87

2005. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun

2006 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2007 Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

www.bps-sumut.go.id

www.djpk.depkeu.go.id

www.wikipedia.org

www.pemkomedan.go.id

Page 101: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

88

LAMPIRAN

I. Laporan Realisasi APBD Kota Medan Tahun 2005

Page 102: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

89

II. Laporan Realisasi APBD Kota Medan Tahun 2006

Page 103: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

90

Page 104: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

91

III. Laporan Realisasi APBD Kota Medan Tahun 2007

Page 105: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

92

Page 106: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

93

IV. Laporan Realisasi APBD Kota Medan Tahun 2008

Page 107: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

94

Page 108: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

95

V. Laporan Realisasi APBD Kota Medan Tahun 2009

Page 109: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS … · benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna ... menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama

96

VI. Surat Izin Penelitian