88
SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN DANA DESA ( STUDI KASUS DESA PEKALOBEAN KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG) ROSPA 105730429713 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2017

SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

SKRIPSI

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS TRANSPARANSIDALAM PENGELOLAAN ANGGARAN DANA DESA

( STUDI KASUS DESA PEKALOBEAN KECAMATANANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG)

ROSPA

105730429713

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS
Page 3: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS
Page 4: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

iv

ABSTRAK

ROSPA. 2017. Persepsi Masyarakat Tentang Penerapan Asas TransparansiDalam Pengelolaan Anggaran Dana Desa di Desa Pekalobean KecamatanAnggeraja Kabupaten Enrekang dibimbing oleh H.Andi Rustam dan IsmailRasulong.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip Transparansiyang ada di Desa Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang dalamPengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) yang meliputi kegiatanperencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif adalah data yangdiperoleh dari pemerintah desa yang dapat dibuktikan dengan memaparkan,menafsirkan dan menggambarkan keadaan serta peristiwa yang terjadi yang adadiolah dan dianalisa sesuai dengan metode analisis sehingga dapat terlihathasilnya.

Hasil penelitian berdasarkan penelitian tentang asas transparansi terhadappengelolaan anggaran dana desa yang ada di Desa Pekalobean KecamatanAnggeraja .Dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem transparansinya sudahefektif atau sudah terealisasi berdasarkan dengan hasil wawancara terhadapmasyarakat desa pekalobean. Akan tetapi masih memiliki kekurangan di SDMnyakarena tidak terlalu paham mengenai akuntansi, cara pengelolahan keuangan desadan peraturan-peraturan tentang pengelolahan keuangan desa.

Kata kunci : Persepsi, Asas Transparansi, Anggaran Dana Desa

Page 5: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

v

MOTTO

‘‘Jangan Hina Pribadi Anda Dengan Kepalsuan KarenaDialah Mutiara Diri Anda

Yang Tak Ternilai’’

‘‘Sabar Dalam Mengatasi Kesulitan

Dan Bertindak Bijaksana

Dalam Mengatasinya

Adalah Suatu Yang Utama’’

Page 6: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

xii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Persepsi Masyarakat Tentang Penerapan Asas Transparnsi

Dalam Pengelolaan Aanggarna Dana Desa (Studi Kasus Desa Pekalobeaan

Kecamtan Anggeraja Kabupaten Enrekang)’’

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan. Motivasi,dukungan, bantuan dan uluran tangan berbagai

pihak.sehingga segala hambatan dan tantangan bisa terlewat. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang tak terhingga terutama kepada:

1. Kepada kedua orang tuaku ayahanda pawa dan ibunda sulida ucapan

terima kasih tak cukup menggambarkan wujud penghormatan ananda

atas do’a , nasehat-nasehat terbaiknya, bimbingan dan dorongan dalam

menggapai cita-cita. Hanya ALLAH SWT yang mampu membalas

kebaikan yang sangat agung itu. Serta kakak saya

Sudarman,Sumarni,Hasmiati,Muh.Roni,Muh.Syamsul Dan Adik-

Adikku Muh.Ruslan,Wanda Hamida. Yang senantiasa membantu

penulis. Terkhusus untuk semua keluarga besarku yang selalu

memberiku motivasi. Dukungan, do’a dan membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

Page 7: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

xii

2. Bapak Dr. H Abd Rahman,SE,. MM, selaku Rektorat Universitas

Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Ismail Rasulong.,SE,MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Ismail Badollahi,SE,.M.Si.Ak.CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiayah

Makassar.

5. Kepada Bapak Dr.H.Andi Rustam.,SE,MM,Ak,CA.CPA selaku

pembimbing I yang dengan tulus memberikan nasehat bimbingan,

saran, serta petunjuk selama penulis melakukan penyusunan dan

penulisan skripsi ini. dan Bapak Ismail Rasulong.SE,MM selaluku

pembimbimng ke II yang dengan tulus dan sabar bersedia meluangkan

waktunya serta petunjuk dan bimbingannya kepada penulis terima

kasih banyak atas bimbingannya.

6. Bapak/ibu dan Asisten Dosen Fakulats Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muahmmadiyah Makassar. Khususnya Dosen-Dosen

Jurusan Akuntansi, yang telah banyak membimbing dan membagi

ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan.

7. Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang yang telah memberikan saya

izin untuk melalukan penelitian.

8. Aparat Desa Pekalobean Engkos Sinte, Safari dan Amir Pasa yang

telah menrima dan memabntu saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

xii

9. Kepada kakandaku Saleka S.Pd, Hasrul.,SE dan sahabat-sahabatku

Dewi Ahra Nur, SE, Sumarni S.Pd, Hasniar S.Pd, Lidya Andriyani,

Fitra Hasan, Arwan Bahar, Muh.Ihksan Sutomo, Indrayanti, Fatima

Sudirman, Etus terima kasih atas nasehat ,dukungan, do’a dan

bantuanya.

10. Special thanks to my beloved Yusril Anwar terima kasih atas semua

nasehat,dukungan, do’a dan bantuanya.

11. Teman-teman Accounting 6/2013 yang tidak dapat disebutkan satu

persatu terima kasih atas semua bantuan, do’a dan dukungannya.

Semoga tali persaudaraan itu tak pernah putus, walau wajah tak lagi

bertatap tangan tak lagi bergandengan namun kenangan tentang kalian

akan selalu berada di hati.

12. Teman-teman HPMM secara umum dan HPMM kom. UNISMUH,

keluarga besar KMM secara khusus yang tidak dapat disebutkan satu

persatu terima kasih atas do’a dan dukungannya.

Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis

mendapatkan imbalan pahal yang berlipat ganda dari Allah Swt dan

semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca serta

membawa berkah bagi penulis sendiri.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan-

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan

yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan pada

Page 9: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

xii

akhirnya penulis berhrap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar Juli 2017

Penulis

Rospa

Page 10: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR....................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTRA GAMBAR......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A.Latar Belakang....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

E. Sistimatka penulisan ............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 8

A. Desa ...................................................................................................... 8

a. Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa..................................... 9

B. Dana Desa............................................................................................. 10

a. Perubahan pertama Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014

tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN (Peraturan

Pemerintah Nomor 22 tahun 2015) ............................................... 14

Page 11: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

x

b. Permenkeu No 48/PMK.07/2016, Pengelolaan Transfer ke

Daerah dan Dana Desa ........................................................................ 18

C. Pengelolaan Keuangan Desa................................................................. 19

a. KeuanganDesa ............................................................................... 19

b. Jenis APBD Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa ................ 20

c. Langkah-Langkah Pengelolaan Keuangan Desa ........................... 21

d. Pengelolaan Keuangan Desa Harus Akuntanbel ........................... 24

e. Prinsip Akuntansi Yang Digunakan .............................................. 25

D. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 27

E. Kerangka Pikir ...................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 41

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................... 41

B. Metode pengumpulan data.................................................................... 41

C. Jenis dan sumber data ........................................................................... 41

D. Populasi dan sampel ............................................................................. 42

E. Defenisi Operasional ............................................................................ 43

F. Metode Analisis Data ........................................................................... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 45

A. Deskripsi singkat lokasi penelitian ..................................................... 45

1. Sejarah desa ....................................................................................... 45

2. Keadaan geografis.............................................................................. 45

3. Keadaan penduduk............................................................................. 46

4. Pemerintah desa dan kelembagaan masyarakat ................................. 48

Page 12: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

xi

5. Aparat Pemerintahan desa.................................................................. 48

6. Pemerintaan desa dan kelembagaan desa .......................................... 50

a. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)......................................... 50

b. Lembaga Ketahanan Masyarkat Desa (LKMD).......................... 51

c. Kelompok Tani dan GAPOKTAN.............................................. 51

d. Pembinaan Kesejahtraan keluarga atau (PKK) ........................... 52

e. Tim Pengelolaan Kegiatan PNPM-MP ....................................... 52

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ...................................... 53

A.Hasil penelitian .............................................................................................. 53

1. Tahap perencanaan................................................................................ 56

2. Tahap pelaksanaan ................................................................................ 57

3. Tahap evaluasi ...................................................................................... 57

B. Pembahasan ................................................................................................... 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 61

A. Kesimpulan ................................................................................................ 61

B. saran ........................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 63

LAMPIRAN...........................................................................................................

Page 13: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

xiiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Pengalokasian Dana Desa ........................................................................ 16

2. Kerangka Piker.......................................................................................... 36

3. Struktur Pemerintahan Desa Dan Aparat Desa ........................................ 48

Page 14: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................ 27

2. Tabel 2 jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia ..................................... 47

3. Tabel 3 daftar informan desa pekalobean…………………………………..56

Page 15: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan

masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan pemerintah. Hal ini

dikarenakan sebagian besar wilayah di Indonesia ada di pedesaan. Desa

didudukan sebagai organ negara dalam tataran paling bawah.Melalui desa ini

masyarakat setempat mengatur dan mengurus dirinya sendiri, termasuk

melakukan pengelolaan konflik yang terjadi dalam masyarakat desa.

Anggaran merupakan suatu rencana keuangan yang disusun secara

sistematis dalam menunjang terlaksananya program kegiatan suatu

organisasi.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).merupakan

penjabaran kebutuhan daerah dalam membangun desa sebagaimana diatur

dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2015 tentang pedoman Pengelolaan

Keuangan Desa. Pemanfaatan Dana Desa adalah dana yang cukup signifikan

bagi desa untuk menunjang program-program desa.

Peraturan menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113

Tahun 2014 dalam Bab I Pasal 1 dan Ayat 1 dinyatakan bahwa “Desa adalah

desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut

desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan megurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan Republik Indonesia. Dan ayat 2

Page 16: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

2

dan 3 mengatur pemerintahan desa dan pemerintah desa.Adapun

pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerinthan Negara kesatuan

republik Indonesia. Sedangkan pemerintah desa adalah kepala desa atau yang

disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur

penyelanggara pemerintah desa (Hanif, 2011).

Konsekuensi dari pemberian kewenangan otonomi terhadap desa

maka perlu diatur pula secara tegas sumber-sumber pembiayaan yang harus

diperoleh desa yang khususnya berasal dari pemerintah atasnya, yaitu

pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah provinsi maupun pemerintah

pusat. (Surianingrat, 1067, 81).Selain itu desa juga masih banyak memiliki

keterbatasan-keterbatasan tertentu khususnya pada organisasi

pemerintahannya, sehingga hal tersebut juga akan mempengaruhi

pertumbuhan dan pembangunan desa (Kalimandhanu, 2014). Adapun yang

mengenai keterbatasan yang dimaksud tersebut, Wasistiono dan Irwan (2006,

96). Menyatakan bahwa unsur kelemahan yang dimiliki oleh pemerintahan

desa pada umumnya yaitu: (1) Kualitas sumber daya aparatur yang dimiliki

desa pada umumnya masih rendah. (2) Belum sempurnanya kebijakan

pengaturan tentang organisasi pemerintah desa, seakan dikeluarkan beberapa

peraturan pemerintah No. 72 tahun 2005 tentang desa, masih diperlukan

beberapa aturan pelaksana baik sebagai pedoman maupun sebagai

operasional. (3) Rendahnya kemampuan perencanaan ditingkat desa, sering

berakibat pada kurangnya singkronisasi dan output (hasil/keluaran)

Page 17: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

3

implementasi kebijakan dengan kebutuhan dari masyarakat yang merupakan

input dari kebijakan.

Peraturan memberikan landasan bagi otonomnya desa secara praktek,

bukan sekedar normatif. Dengan demikian adanya pemberian kewenangan

pengelolaan keuangan desa atau anggaran desa berdasarkan pemerintah

mentri dalam negeri (permendagri) 37/2007 dan adanya dana desa

berdasarkan PP 72/2005 seharusnya desa semakin terbuka (transparansi) dan

akuntabilitas terhadap proses pengelolaan anggaran desa dalam ketentuan

umum permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Bab II ayat 1 tentang keuangan

desa dikelola berdasarkan asas-asas transparansi, akuntabilitas, partisipatif,

serta dilakukan dengan tertip dan disiplin anggaran. Dalam ketentuan umum

permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Bab V tentang pengelolaan:

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban,

pembinaan dan pengawasan.

Pada Pasal 4 ayat 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia No. 37 Tahun 2007, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah, dikatakan transparan adalah prinsip keterbukaan yang

memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses

informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. Dengan adanya

transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk

memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni

informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanannya, serta

hasil-hasil yang dicapai. Transparansi juga memiliki arti keterbukaan

Page 18: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

4

organisasi dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas

pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang menjadi pemangku

kepentingan (Mahmudi, 2010:17-18).

Dana desa yang dikucurkan pemerintah pusat kepada Desa

Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang pada tahun 2016

sebesar Rp.219.777.600 ( Dua Ratus Sembilan Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh

Tujuh Enam Ratus Rupiah). Sementara untuk dana desa yang berasal dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang Sebesar Rp.127.860.480 ( Seratus

Dua Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Enam Puluh Ribu Empat Ratus Delapan

Puluh Ribu Rupiah), kedua dana tersebut diperuntukan untuk kegiatan

operasional dan pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dilihat bahwa pemerintah pusat

maupun daerah sangat memperhatikan kebutuhan desa terkusus pada

peningkatan kesejahteraan aparat pemerintah desa kegiatan pemberdayaan

masyarakat. Meskipun dana yang dikucurkan ke desa sangat besar, tetapi bila

tidak diatur dengan baik dalam penggunaanya maka akan mengakibatkan

dana tersebut menjadi sia-sia atau tidak bisa memberikan hasil yang

maksimal kepada desa itu sendiri, oleh karena itu dana yang diperoleh harus

dicatat atau dikelolah sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan oleh

pemerintah sehingga hal-hal yang tidak digunakan dapat dicegah.

Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan aparat desa harus

mengikuti peraturan pengelolaan keuangan desa yang telah ditetapkan oleh

pemerintah dengan melakukan pencatatan keuangan yang jujur dan tidak

Page 19: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

5

merekayasa kegiatan yang diadakan oleh aparat desa, oleh karena itu

pencatatan harus sesuai dengan sistem akuntansi yang berlaku.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis

mengemukakan masalah penelitian, “ Persepsi Masyarakat Tentang

Penerapan Asas Transparansi Terhadap Pengelolaan Anggaran Dana Desa Di

Desa Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang “

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah yang

dikemukakan, maka tujuan penelitian memiliki tujuan yaitu : Untuk

menggambarkan Persepsi Masyarakat Tentang Penerapan Asas Transparansi

Terhadap Pengelolaan Anggaran Dana Desa Di Desa Pekalobean Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian yang dilakukan penulis

adalah :

1. Bagi Universitas Muhammadiyah Makassar

Dapat dijadikan sarana pembelajaran dan bahan pembanding serta tolak

ukur dalam menghasilkan tenaga professional dan digunakan bahan kajian

ilmiah bagi mahasiswa, serta sebagai bahan bacaan di perpustakaan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bagi Pemerintah Daerah / Desa

penelitian bagi pemerintah daerah / desa sebagai masukan yang

Page 20: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

6

selanjutnya dapat diguanakan sebagai bahan pertimbangan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja khususnya dalam penerapan

sistem akuntansi yang seharusnya digunakan.

3. Bagi peneliti

Memberi pemahaman yang mendalam mengenai sistem akuntansi

keuangan pemerintah daerah / desa dan tentunya lebih bisa mendalami

masalah sistem akuntansi.

4. Bagi peneliti selanjutnya / Mahasiswa

Dapat dijadikan referensi apabila melakukan sesuatu penelitian khusunya

mengenai penerapan sistem akuntansi serta menambah pengetahuan

mengenai permasalahan dalam penerapannya dan melatih mahasiswa

mampu berfikir ilmiah dengan data yang dapat di peroleh dari pemerintah.

E. Sistematika penulisan

1. Pendahuluan

Menguraikan latar belakang,rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat

penelitian serta sistematika pembahasan.

2. Tinjauan Pustaka

Berisi tentang landasan teori yang menguraikan tentang system akuntansi,

dana desa, penelitian terdahulu serta kerangka piker.

3. Metode Penelitian

Menjelaskan tentang lokasi dan waktu penelitian, metode pengumpulan

data, jenis dan sumber data, populsi dan sampel, defenisi

operasional, pengumpulan data serta tehnik analisis data

Page 21: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

7

4. Gambaran umum

Menjelaskan mengenai gambaran desa pekalobean.Yang mencakup situasi

dan kondisi.

5. Analisis data dan pembahasan

Hasil penelitian yang kemudian diolah untuk dilalukakan analisis data.

6. Daftar Pustaka

Page 22: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Desa

Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta yaitu deca

yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran.Dari perspektif

geografis, desa atau village diartikan sebagai “A groups of shops in a county

area, smaller a town”.Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasakan

hak asal-usul dan adat istiadat yang diakui dalam pemerintahan nasional dan

berada di daerah kabupaten.

Desa menurut Widjaja dalam bukunya yang berjudul “ otonomi desa”

menyatakan bahwa Desa adalah segagai kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa.

Landasan pemikiran dalam mengenai pemerintahan desa adalah

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan

masyarakat.

Widjaja, ( 2008) Desa menurut UU Nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintah daerah mengartikan desa sebagai berikut: “Desa atau yang disebut

nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sisitem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia”. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Page 23: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

9

Daerah pasal 1 ayat 12. Dalam pengertian desa menurut Widjaja dan UU No.

32 tahun 2004 di atas sangat jelas sekali bahwa desa merupakan Self

Community yaitu komunitas yang mengatur dirinya sendiri. Dengan

pemahaman bahwa desa memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur

kepentingan masyarakat sesuai dengan kondisi dan sosial budaya setempat.

1. Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa

Salah satu unsur utama dalam pengelolaan keuangan yang baik adalah

dengan adanya transparansi.Transparansi artinya dalam menjalankan

pemerintah, mengungkapkan hal-hal yang sifatnya material secara berkala

kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk itu, dalam hal ini yaitu

masyarakat luas.Menurut mardiasmo, 2012.Pengertian transparansi adalah

keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam

pengelolaan keuangan desa sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh pihak-

pihak yang berkepentingan.Sedangkan menurut Nordiawan,

2012.Menyatakan bahwa transparansi adalah memberikan informasi

keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan

pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara

terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah desa dalam

pengelolaan keuangan desa.

Transparansi menjadi suatu hal yang sangat penting bagi pengelolaan

keuangan di setiap organisasi, baik organisasi pemerintahan maupun

organisasi non pemerintahahan.Transparansi merupakan organisasi secara

Page 24: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

10

terbuka menyediakan informasi yang material dan relevan serta mudah

diakses dan dipahami oleh pemakaian kepentingan (Atmadja, 2013: 19).

B. Dana Desa

Dana desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang

diperuntukkan bagi desa, yang ditransfer melalui anggaran belanja daerah

kabupaten/kota. Dana ini digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan

pemberdayaan masyarakat desa. Dana desa di alokasikan dari APBN

berdasarkan Pasal 72 Ayat 1 Huruf b UU No 6/2014 tentang Desa.Anggaran

Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp 2.039,5

triliun, terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.392,4 triliun serta anggaran

transfer kedaerah dan dana desa sebesar Rp 646,96 triliun. Anggaran transfer

kedaerah direncanakan sebesar Rp 637,9 triliun dan dana desa direncanakan

sebesar Rp 9,06 triliun atau 0,44 persen dari total belanja APBN 2015. Hal

yang harus diperhatikan dalam pengalokasian dana desa adalah :

1. Transparan-akuntabel

Memasuki tahun 2015, kita telah berada dalam fase pelaksanaan

anggaran untuk APBN 2015. Pelaksanaan anggaran adalah fase ketika

segala sumber pendanaan APBN di implementasikan sesuai dengan arah

kebijakan, termasuk kebijakan transfer kedaerah dan dana desa.Alokasi

APBN untuk dana desa menjadi pos pendapatan bagi keuangan desa

dengan mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan

berkeadilan. Alokasi dana desa diharapkan dapat membawa dampak pada

Page 25: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

11

peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam memperkuat upaya

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang makin merata. Mengingat

APBN 2015 merupakan tahun pertama dialokasikannya dana desa, penting

bagi kita untuk bersama-sama mengawasi pelaksanaan anggaran tersebut.

Menurut Salvatore Schiavo-Campo dan Daniel Tommasi dalam Managing

Government Expenditure (Asian Development Bank, 1999) “sasaran kunci

manajemen keuangan publik terbagi menjadi empat kategori (categories

of public expenditure management objectives), yakni dimensi

ekonomi/finansial, dimensi manajemen, dimensi kepentingan publik, dan

dimensi politik”.

Pengawasan dana desa yang mulai dialokasikan dalam APBN 2015

ini dapat kita pandang dari dimensi kepentingan publik. Sasaran kunci

manajemen keuangan publik dari dimensi kepentingan publik berupa

transparansi, akuntabilitas, dan orientasi pada kepentingan masyarakat.Sisi

transparansi menghendaki bahwa dana APBN dialokasikan secara jujur

dan terbuka. Transparansi anggaran dilakukan antara lain dengan

meningkatkan kualitas dokumentasi anggaran yang menggambarkan

tujuan alokasi dana desa dan bagaimana dana tersebut digunakan.Sisi

akuntabilitas mengandung pengertian bagaimana alokasi dana desa ini

disalurkan dalam bentuk barang dan jasa untuk kepentingan umum.

Akuntabilitas dana desa tidak semata-mata bagaimana dana ini tersalurkan

kemasyarakat desa, tetapi lebih jauh lagi adalah bagaimana dana desa

bermanfaat bagi masyarakat desa.Sisi akuntabilitas juga menitikberatkan

Page 26: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

12

pada pertanggung jawaban dana desa yang pada hakikatnya berasal dari

kontribusi warga Negara dalam membiayai pengeluaran Negara melalui

pembayaran pajak.Sisi orientasi terhadap masyarakat terkandung maksud

bahwa alokasi dana desa didesain memenuhi tujuan pemberdayaan desa

agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis. Dengan begitu, ia

diharapkan dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan

pemerintahan dan pembangunan di desa.Masyarakat desa jadi sasaran

utama dalam manajemen alokasi dana desa ini. Karena itu, pemanfaatan

dana desa hendaknya memfasilitasi adanya partisipasi dan interaksi

masyarakat desa di dalamnya hingga manfaatnya sampai kepada

masyarakat desa, baik langsung maupun tidak langsung.

2. Perlu Libatkan Warga

Salah satu pilar dari tatakelola pemerintahan yang baik adalah

keterlibatan para pemangku kepentingan. Dalam konteks pengelolaan dana

desa ini, dalam memenuhi prinsip tatakelola pemerintahan yang baik,

masyarakat desa perlu terlibat dalam pelaksanaan anggaran dana desa.

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dana desa dapat dilakukan

melalui musyawarah desa yang merupakan forum permusyawaratan yang

diikut oleh Badan Permusyawaratan Desa, pemerintah desa, dan unsur

masyarakat desa untuk memusyawaratkan hal yang bersifat strategis dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa.Aspirasi masyarakat diserap,

ditampung, dihimpun, dan ditindak lanjuti oleh Badan Permusyawaratan

Desa. Badan Permusyawaratan Desa berhak mengawasi dan meminta

Page 27: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

13

keterangan tentang penyelenggaraan pemerintahan desa kepada

pemerintah desa.Mereka juga berhak menyatakan pendapat atas

penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,

pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.

Hak mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan

pemerintahan desa, termasuk di dalamnya pengawasan terhadap alokasi

dana desa yang bersumber dari APBN, sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam UU No 6/2014 tentang Desa.Dari paparan di atas dapat

disimpulkan bahwa implementasi alokasi dana desa dalam APBN 2015

perlu mendapat pengawasan dan partisipasi masyarakat agar alokasi dana

desa yang baru di inisiasi dalam APBN tahun 2015 initransparan,

akuntabel, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat desa. Hanya

dengan begitu, ia membawa dampak bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat desa.

Masyarakat desa yang otonom adalah masyarakat yang membawa

dalam dirinya sendiri unsur kemerdekaan dan kebebasan. Kebebasan dan

kemerdekaan untuk berperaturan sendiri dan mengatur dirinya sendiri.

Tetapi sifat masyarakat otonom statis. Otonomi desa sebaliknya ia adalah

capaian dari usaha desa yang dilandasi motivasi. Motivasi untuk berada

pada pusat hubungan antara agen atau subjek. Desa memiliki otonomi

adalah desa yang memenangkan pertempuran antara subjek. Desa yang

mampu menduduki pusat hubungan , mempengaruhi tujuan agen yang

lain, dan dengan demikian menjadi agendanya sebagai agenda umum.

Page 28: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

14

Otonomi desa sejati adalah sifat dinamis desa.Otonomi desa secara

sederhana dapat disebut sebagai identitas kemenangan desa.

1. Perubahan pertama Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014

tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN (Peraturan Pemerintah

Nomor 22 tahun 2015)

a. Penganggaran Dana Desa dalam APBN

Penyebutan pos dana cadangan pada penyusunan pagu dana desa

secara nasional. Pasal 8 d iubah menjadi: ”Penyusunan pagu anggaran

Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penyusunan

rencana dana pengeluaran Bendahara Umum Negara (BUN)”.

Penyebutan persetujuan DPR mengenai pagu dana desa. Pasal 9 diubah

menjadi: ”Pagu anggaran Dana Desa merupakan bagian dari anggaran

Transfer ke Daerah dan Dana Desa”. Selanjutnya, ketentuan mengenai

perubahan pagu dana desa pada APBN Perubahan dalam Pasal 10,

semula tidak dapat diubah menjadi dapat diubah. Perubahan pagu dana

desa pada APBN-P dibatasi sampai mencapai 10%. Apabila pagu

anggaran Dana Desa telah mencapai 10% dari dan di luar dana Transfer

ke Daerah (on top), tidak dapat dilakukan perubahan.

b. Dana Desa perkabupaten/kota

Penghitungan Dana Desa disederhanakan dengan tidak

menggunakan bobot wilayah pada Pasal 11. Guna mendapatkan hasil

perhitungan yang lebih adil, dana desa dihitung berdasarkan, yaitu: a)

Page 29: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

15

dasar, yaitu minimal Dana Desa yang diterima kabupaten/kota

berdasarkan perhitungan tertentu, antara lain perhitungan yang dibagi

secara merata kepada setiap Desa, dan b) dana yang dihitung dengan

memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan

tingkat kesulitan greogafis desa setiap Kab/kota. Dana Desa setiap

Kab/Kota semula ditetapkan dengan peraturan Menteri Keuangan, diubah

menjadi ditetapkan dalam Peraturan Presiden mengenai rincian APBN.

c. Dana Desa per Desa

Pada pasal 12, tidak lagi menggunakan bobot jumlah penduduk, luas

wilayah, angka kemiskinan dan tingkat kesulitan geografis desa.Namun

menggunakan pendekatan jumlah desa perkabupaten/kota.Dengan

memperhitungkan a) alokasi dasar, dan b) alokasi yang dihitung dengan

memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan

tingkat kesulitan greogafis desa setiap desa. Tata cara pembagian dan

penetapan rincian Dana Desa setiap Desa ditetapkan dengan peraturan

bupati/walikota yang wajib ditembuskan kepada Kemendagri,

Kementerian Desa-PDT, Gubernur dan Kepala Desa.

d. Penyaluran Dana Desa

Penyaluran Dana desa dilakukan melalui pemindahbukuan dari

rekening kas umum negara (RKUN) ke rekening kas umum daerah

(RKUD).Kemudian, dilakukan pemindahbukuan dari RKUD ke rekening

pemerintah desa (Pasal 15). Perubahan ketentuan mengenai waktu

penyaluran dana desa dan tambahan pengaturan sanksi bagi daerah yang

Page 30: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

16

tidak menyalurkan dana desa sesuai ketentuan (Pasal 16). Waktu

penyaluran Dana Desa tahap ketiga sebesar 20%, semula dilakukan bulan

Oktober diubah menjadi bulan November. Sedangkan tambahan

pengaturan baru mengenai sanksi bagi daerah yang tidak menyalurkan

Dana Desa sesuai ketentuan ayat (1) dan ayat (3), Menteri dapat

melakukan penundaan penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) dan/atau

Dana Bagi Hasil (DBH) yang menjadi hak Kab/Kota yang bersangkutan.

e. Penggunaan Dana Desa

Waktu penetapan prioritas penggunaan Dana Desa setiap tahunnya

oleh Kementerian Desa-PDT, semula 2 bulan sebelum dimulai tahun

anggaran diubah menjadi 3 bulan sebelum dimulai tahun

anggaran.Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa dilengkapi dengan

pedoman umum pelaksanaan penggunaan Dana Desa yang berisikan

teknis pelaksanaan kegiatan, tidak termasuk pengaturan penganggaran

dan administrasi keuangan (Pasal 21). Berdasarkan pedoman umum

pelaksanaan penggunaan Dana Desa tersebut, Bupati/Walikota dapat

membuat pedoman teknis kegiatan yang didanai dari Dana Desa, yang

isinya memuat spesifikasi teknis dari masing-masing kegiatan yang akan

dibiayai dari Dana Desa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Desa

(Pasal 22).

Page 31: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

17

PENGALOKASIAN ANGGARAN DANA DESA

(PASAL 2-10 PMK 247 / 2015)

APBN

TransferKe DaerahDan Dana

Desa

DANADESA

MENTRI KEUANGAN

DANA DESA PERKAB/KOTA

90%ALOKASIDASAR

10%FORMULA

25% X JUMLAHPENDUDUKDESA

35% X JumlahPenduduk

Miskin Desa

10% X LUASWILAYAH DESA

30% X Ikk

BUPATI/ WALIKOTA

DANA DESA PERDESA

ALOKASIDASAR

FORMULAPAGU DDALOKASIDASAR

RP565,84JT/DESA XJUMLAH

DESA

25% X JUMLAHPENDUDUK

DESA

35% X JUMLAHPENDUDUK

MISKIN DESA

10% X LUASWILAYAH

30% X IKG

Keterangan:

Khusus desa pemekaran, data jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, dan luas wilayah

desa yang belum tersedia datanya dapat digunakan data desa induk secara proposional sebesar

50%, sedangkan untuk data tingkat kesulitan geografis digunakan data yang sama dengan desa

induk atau data yang bersumber dari pemrerintah daerah.

Gambar 1 Pengalokasian Anggaran Dana Desa

Page 32: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

18

2. Permenkeu No 48/PMK.07/2016, Pengelolaan Transfer ke Daerah dan

Dana Desa

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016 tanggal 29

Maret 2016, tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana

Desa.Permenkeu 48/PMK.07/2016 mencabut Permenkeu No.

241/PMK.07/2014 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer

ke Daerah dan Dana Desa dan Permenkeu No. 250/PMK.07/2014 tentang

Pengalokasian Transfer ke Daerah dan Dana Desa (BAB X Ketentuan

Penutup Pasal 123).Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016

ini mengatur semua pengelolaan dana transfer ke Daerah dan Dana Desa.

Meskipun Dana Desa hadir melalui skema Negara, Kabupaten baru ke

Rekening Desa, namun harus diatur oleh Peraturan ini karena merupakan

dana yang bersumber dari APBN.Pasal 2 ayat 1 memuat ketentuan tentang

Transfer ke Daerah dan Dana yang meliputi Transfer ke Daerah dan Dana

Desa. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016 tanggal

29 Maret 2016, tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa ini

mengatur juga semuanya tentang dana transfer meliputi Transfer ke daerah

yang terdiri atas Dana Perimbangan, DID, dan Dana otonomi Khusus dan

Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dana Transfer Khususu

dan Dana Transfer Umum seperti DBH dan DAU hingga Dana BOS.

Page 33: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

19

C. Pengelolaan Keuangan Desa

Pengelolaan keuangan Desa tidak hanya menyangkut perlunya

peraturan pendukungnya dan sarana-prasarana, namun yang paling penting

adalah dimilikinya SDM yang memiliki kompetensi dan komitmen yang

dapat diandalkan.Kita sadari bahwa aparat Desa yang ada saat ini sebagian

besar memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. Banyak dana yang

dikucurkan ke berbagai desa di Indonesia melalui APBN dan APBD saat ini

hampir dan bahkan ada yang melebihi 1 milyar per tahunnya.

1. Keuangan Desa

Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, maka yang menjadi perhatian kita bersama adalah

bagaimana selanjutnya pemerintahan desa mengelola keuangan dan

mempertanggungjawabkannya. Seperti kita ketahui bersama bahwa Pasal

71 Ayat 1 Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2015 yang

dimaksudKeuangan Desa adalah hak dan kewajiban Desa yang dapat

dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang

berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Selanjutnya

pada ayat (2)nya dinyatakan bahwa adanya hak dan kewajiban akan

menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan

Keuangan Desa.

Di dalam Pasal 93 ayat (1) menyatakan bahwa pengelolaan keuangan Desa

meliputi : perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban. Berdasarkan pasal 105 dinyatakan ketentuan

Page 34: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

20

mengenai pengelolaan keuangan Desa akan diatur dalam Peraturan

Menteri ( maksudnya Menteri Dalam Negeri). Kemudian jika kita lihat

juga pasal 94 menyatakan bahwa pengelolaan keuangan Desa dilaksanakan

dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari

sampai dengan 31 Desember.Pasal 103 menyatakan bahwa Kepala Desa

menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDes kepada

Bupati/Walikota setiap semester tahun berjalan.Laporan semester pertama

disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.Sedangkan

laporan semester kedua disampaikan

palinglambatpadaakhir Januari tahun berikutnya. Pasal 104 menyatakan

bahwa selain penyampaian laporan realisasi pelaksanaan APBDes, kepala

Desa juga menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APBDes Desakepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun

anggaran. Laporan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada Bupati/Walikota

melalui Camat atau sebutan lain setiap akhir tahun anggaran.

2. Jenis APBDes Dalam Pengelolaan Keuangan Desa

Ada 3 jenis APBDes dalam pengelolaan keuangan desa yaitu :

a. Pendapatan Desa

Meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang

merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu

dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa diklasifikasikan menurut

kelompok dan jenis.

Page 35: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

21

b. Belanja Desa

Ada beberapa hal yang menyangkut belanja desa meliputi semua

pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1

(satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali

oleh desa. Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai

penyelenggaraan kewenangan desa dan diklasifikasikan menurut

kelompok, kegiatan, dan jenis.

c. Pembiayaan Desa

Untuk pembiayaan desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran

berikutnya. Pembiayaan desa terdiri atas Penerimaan Pembiayaan dan

Pengeluaran Pembiayaan yang diklasifikasikan menurut kelompok dan

jenis.

3. Langkah-Langkah Pengelolaan Keuangan Desa

Untuk melakukan pengelolaan keuangan desa yang baik menurut saya

sendiri adalah bagaimana sumber daya manusia itu sendiri karena

bagaimanapun tanpa sumberdaya yang handal akan mempu mengelola

keuangan desa secara baik dan benar. Sebagaimana telah dinyatakan

sebelumnya, pengelolaan keuangan Desa meliputi: perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban yang

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 36: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

22

a. Perencanaan

1. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes dibuat, disampaikan oleh

Kepala Desa, dan dibahas dengan Badan Permusyawaratan Desa untuk

disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.

2. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes yang telah disepakati

disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui camat

atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk

dievaluasi.

3. Bupati/Walikota melakukan evaluasi paling lama 20 (dua puluh) hari kerja

sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes.Dalam hal

Bupati/Walikota tidak melakukan evaluasi dalam batas waktu tersebut,

maka Peraturan Desa berlaku dengan sendirinya.

b. Pelaksanaan

1. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan

kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.

2. Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang

lengkap dan sah.

3. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa

selain yang ditetapkan dalam peraturan desa.

c. Penatausahaan Keuangan Desa

Dalam hal penatausahaan pengelolaan keuangan di desa seorang

bendahara harus mempu mengelola keuangan secara tepat dan akuntabel

ada 2 kewajiban secara umum seorang bendahara desa antara lain adalah:

Page 37: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

23

1 Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta

melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib. Penatausahaan

penerimaan dan pengeluaran dilakukan menggunakan : Buku Kas

Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, dan Buku Bank.

2 Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban

d. Tahapa Pelaporan

Pelaporan APBDes dilakukan oleh Kepala desa dimana Kepala Desa

harus menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDes kepada

Bupati/Walikota yang meliputi :

1. Laporan semester pertama, berupa Laporan Realisasi Pelaksanaan

APBDes.Semester Pertama.

2. Laporan semester akhir tahun, berupa Laporan Realisasi Pelaksanaan

APBDes Semester Akhir.

e. Tahap Pertanggungjawaban

Kepala desa menyampaikan kepada Bupati /Walikota setiap akhir

tahun anggaran laporan yang meliputi :

1. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes Tahun

Anggaran berkenaan.

2. Merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan

Pemerintahan Desa.

3. Diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media

informasi yang mudah diakses oleh masyarakat.

4. Disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain.

Page 38: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

24

5. Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran

berkenaan

6. Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.

4. Pengelolaan Keuangan Desa Harus Akuntabel (Sesuai Dengan

Standar Akuntansi)

Seperti yang telah di singgung pada kalimat diatas kenapa keuangan di

desa harus akuntabel hal ini jelas sekali karena akan lebih jelas dan

berstandar sehingga alur keuangan desa akan sistematis. Bendahara desa

harus mampu menguasai akuntansi keuangan.Jika kita definisikan bahwa

Akuntansi adalah suatu kegiatan dalam mencatat data keuangan sehingga

menjadi sebuah informasi yang berguna bagi pemakainya. Lalu aspek apa

saja yang termasuk kedalam akuntansi? Berikut ada 2 aspek dan

karakteristik akuntansi keuangan diantaranya adalah :

1. Aspek Fungsi

Akuntansi menyajikan informasi kepada suatu entitas (misalnya

pemerintahan Desa) untuk melakukan tindakan yang efektif dan efisien.

Fungsi tindakan tersebut adalah untuk melakukan perencanaan,

pengawasan, dan menghasilkan keputusan bagi pimpinan entitas

(misalnya Kepala Desa) yang dapat dimanfaat baik oleh pihak internal

maupun eksternal.

2. Aspek Aktivitas

Suatu proses yang dilakukan untuk mengidentifkasi data, menjadi

sebuah data yang relevan, yang kemudian dianalisis dan diubah menjadi

Page 39: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

25

sebuah informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Karakteristik penting akuntansi, meliputi :

a. Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi

keuangan

b. Akuntansi sebagai suatu sistem dengan input data/informasi dengan

output informasi dan laporan keuangan

c. Informasi keuangan terkait suatu entitas

d. Informasi dikomunikasikan untuk pemakai dalam pengambilan

keputusan.

5. Prinsip Akuntansi Yang Digunakan

Prinsip akuntansi adalah sebuah nilai-nilai yang dijadikan panutan

dan dipatuhi oleh pembuat standar akuntansi.Namun, pada kenyataannya

prinsip akuntansi bukan merupakan parameter wajib.Hal itu dikarenakan

prinsip akuntansi pada hakikatnya mengawasi dan memberikan rambu-

rambu dengan ketentuan yang jelas dan sudah diakui kebenarannya.

Dengan mematuhi prinsip-prinsip akuntansi dalam membuat laporan

keuangan, maka akan memudahkan pihak pembuat dan pihak eksternal

untuk membaca dan membandingkan dengan laporan keuangan

pemerintah Desa lainnya.

Ada Beberapa Prinsip Akuntansi Yang Digunakan:

1. Prinsip Harga Perolehan

Prinsip ini mempunyai aturan bahwa harga perolehan dari harta

(aset), kewajiban/utang, dan pendapatan dihitung dari harga perolehan

Page 40: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

26

sesuai dengan kesepakatan oleh kedua belah pihak yang

bertransaksi.Harga perolehan ini bernilai objektif sesuai dengan nilai

uang yang dikeluarkan/dibayarkan dari kas/bank.

2. Prinsip Realisasi Pendapatan

Prinsip ini merupakan pembahasan mengenai bagaimana mengukur

dan menentukan nilai dari pendapatan yang diperoleh.Pengukuran

pendapatan dapat diukur dengan penambahan harta (aset) dan

berkurangnya utang atau bertambahnya jumlah kas.Pencatatan

pendapatan pada pemerintah Desa pada dasarnya dilakukan pada saat

terjadinya transaksi dan dapat dilihat berdasarkan jumlah kas yang

diterima.

3. Prinsip Objektif

Prinsip ini merujuk pada laporan keuangan yang didukung oleh

bukti-bukti transaksi yang ada.Jika tidak ada bukti transaksi, maka tidak

ada pencatatan transaksi.Prinsip ini memerlukan pengawasan dan

pengendalian pihak intern untuk menghindari terjadinya kecurangan-

kecurangan untuk memanipulasi bukti transaksi dan pencatatannya.

4. Prinsip Pengungkapan Penuh

Dalam pembuatan laporan keuangan hendaknya mengungkapkan

sebuah informasi penuh yang tersaji dengan baik secara kualitatif dan

kuatitatif yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

5. Prinsip Konsistensi

Page 41: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

27

Dalam pembuatan laporan keuangan harus mempunyai nilai

konsistensi dalam menggunakan metode, pedoman, dan standar dalam

pembuatannya. Laporan keuangan juga harus mempunyai nilai banding,

yang artinya laporan keuangan dapat dibandingkan dengan pemerintah

desa lainnya dengan periode yang sama atau sebaliknya.

D. Penelitian Terdahulu

Sulaiman (2015), mendefenesikan otonomi desa merupakan

kewenangan bagi desa dalam mengatur kepentingan masyarakat sesuai

dengan prakarsa yang ada. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43

Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 Tentang Desa Pasal 34, Desa memiliki wewenang berdasarkan hak

asalusulnya dalam mengurusi system di organisasi msyarakat, pembinaan

kelembagaan bagi masyarakat dan lembaga hokum, pengelollan atas tanah

kas desa, dan pengembnagan peranan masyarakat desa.

Syarif Hidayatullah (2015),Penerpan prinsip transparansi dan

akuntanbilitas dalam pengelolaan keuangan SD Islam Binakheir kepada

stakeholders sudah berjalan cukup baik, yaitu adanya keterlibatan semua

pemangku kepentingan mulai yayasan,tim manajemen sekolah, guru,

karyawan, dan komitmen dalam perencanaan ,pelaksanaan dan evaluasi

anggaran. Karena sekolah telah melakukan proses pembahasan anggaran

secara terbuka sesuai dengan standar operasional prosedur SD Islam

Binakhier.

Page 42: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

28

Apariliani (2014), Mengenai Akuntanbilitas pengelolaan Dana Desa di

Desa Kidengarjo Kecamtan Mancur Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013

bahwa akuantanbilitas pengelolaan Dana Desa Kidengarjo sudah dapat

dikatakan cukup baik dan sesuai dengan petunjuk teknis kabupaten.

Perencanaan pengelolaan dana desa diawali dengan musrenbangdes yang juga

melibatkan tokoh-tokoh masyarkat.

Suparman (2014), Implementasi program Dana Desa di Kecamatan

Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Metode penelitian adalah jenis penelitian

deskriptif dalam pendekatan kualitatif ahwa proses implementasi program

dana desa di Kecamatan Sukadana belum sepenuhnya mengarah pada

pengembangan sosial ekonomi masyarakat desa.

Sukanto (2014), Efektifitas Dana Desa dan kemiskinan di Provensi

Sumatra Selatan.Metode penelitian des kriptif kualitatif dan analisis

inferensial berupa regresi sederhana. Yaitu penyaluran dana dana desa belum

selesai dengan ketentuan yang berlaku Hasil regresi sederhana menujukkan

adanya pengaruh yang negatif antara dana desa terhadap tingkat kemiskinan.

Hargono (2010), Efektifitas Penyaluran Dana Desa pada Empat Desa

di Kabupaten Karangasem Propensi Bali. Untuk mengetahui efektifitas

penyaluran dana desa, Besarnya dana desa yang diberikan ke setiap desa tidak

menggunakan formula yang di bentuk dengan pembobotan tujuh variabel

penting desa, tetapi menggunakan pembagian total jumlah desa di Kabupaten

untuk penentuan ADDM (Merata) dan pembagian total jumlah banjar dinas

untuk penentuan ADDP (Proposinonal).

Page 43: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

29

Wisakti (2008), Implementasi kebijakan Dana Desa di Wilayah

Kecamatan Geyer Kabupaten Grobongan Untuk memberikan gamabaran

pelaksanaan dana desa di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobongan dan faktor

penunjang dan penghambat yang mempengaruhi implementasi da strategi

yang harus di lakukan Grobongan berjalan cukup lancar.

Sumiati (2015), Pengelolaan Dana Desa pada Desa Ngatabaru

Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, Metode pendektan kualitatif

merupakan metode mengeksplorasi dan memahami makna (oleh sejumlah

individu atau sekelompok orang) yang dianggap berasal dari masalah social

kemanusiaan. Hasil penelitian presepsi pada dimensi lingkup program,

terlihat kondisi yang sama dengan asas dan prinsip dimana apresiasi

responden tinggi yakini penelitian setuju sebanyak 75,% sedangkan yang

tidak setuju sebanyak 25,% dengan demikian secara umum responden

memberikan apresiasi positif terhadap lingkup program.

Arikunto (2010), Kesiapan Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan

Pengelolaan Keuangan Desa Secara Akuntanbilitas Sesuai Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Metode penelitian pendekatan

kualitatif,data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan

berasal dari wawancara dan dokumen resmi lainnya Pemerintah kabupaten

Pide telah melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap aparatur desa

melalui sosialisasi, program pendampingan, dan pelatihan kepada aparatur

desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 44: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

30

Tabel 1Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Judul Nama

peneliti

(tahun)

Metode penelitian Hasil

1. Kesiapan

Aparatur Desa

Dalam

Pelaksanaan

Pengelolaan

Keuangan Desa

Secara

Akuntabilitas

Sesuai Undang-

Undang Nomor 6

Tahun 2014

Tentang Desa

Sulaiman

(2015)

Metode kualitatif,

data yang di

kumpulkan bukan

berupa angka-angka

yang didlami oleh

subjek peneliti secra

holistic, dengan

peraturan

perundang-

undangan.

Dari hasil penelitian

, wawancara

langsung yang di

lakukan di 8 desa di

Kabupaten Pidie,2

belum selesai dalam

menyusun RPJM

Desa tahun 2015

meskipun anggaran

dana desa yang

diberikan sudah di

akhir tahun berjalan.

2. Penerapan

Prinsip

Transparansi dan

Akuntanbilitas

dalam

Syarif

Hidayatullah

(2015)

Metode yang

digunakan adalah

metode kualitatif

deskriptif dimana

pengumpulan data

Penerpan prinsip

transparansi dan

akuntanbilitas dalam

pengelolaan

keuangan SD Islam

Page 45: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

31

Pengelolaan

Keuangan kepada

Stakeholders di

SD Islam

Binakheir

dan teknik

wawacara dan studi

dokumen.

Binakheir kepada

stakeholders sudah

berjalan cukup baik,

yaitu adanya

keterlibatan semua

pemangku

kepentingan mulai

yayasan,tim

manajemen sekolah,

guru, karyawan, dan

komitmen dalam

perencanaan

,pelaksanaan dan

evaluasi anggaran.

Page 46: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

32

3. Akuntanbilitas

Peneglolaan

Dana Desa di

Desa Kedungerjo

Kecamtan

Muncur

Kabupaten

Bayuwangi.

Apariliani

(2014)

Metode penelitian

kualitatif dengan

analisis deskriptif

,pengelolaan dana

desa di kecamtan

kedungerjo

Kecamatn muncur

Kabupaten

Bayuwangi.

Akuntanbilitas

Pengelolaan Dana

Desa di Desa

Kedungerjo Sudah

Dapat di Katakana

Cukup Baik Dan

Sesuai Dengan

petunjuk teknis

Kabupaten.

4. Implementasi

program Dana

Desa di

Kecamatan

Sukadana

Kabupaten

Kayong Utara.

Suparman et

al (2014)

Metode penelitian

adalah jenis

penelitian deskriptif

dalam pendekatan

kualitatif

Hasil penelitian

bahwa proses

implementasi

program dana desa di

Kecamatan

Sukadana belum

sepenuhnya

mengarah pada

pengembangan sosial

ekonomi masyarakat

desa.

Page 47: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

33

5. Efektifitas Dana

Desa dan

kemiskinan di

Provensi Sumatra

Selatan.

Sukanto

(2014)

Metode penelitian

des kriptif kualitatif

dan analisis

inferensial berupa

regresi sederhana.

Yaitu penyaluran

dana desa belum

selesai dengan

ketentuan yang

berlaku Hasil regresi

sederhana

menujukkan adanya

pengaruh yang

negatif antara dana

desa terhadap tingkat

kemiskinan.

6. Efektifitas

Penyaluran Dana

Desa pada Empat

Desa di

Kabupaten

Karangasem

Propensi Bali.

Hargono

(2010)

Untuk mengetahui

efektifitas

penyaluran alokasi

dana desa.

Besarnya Dana Desa

yang diberikan ke

setiap desa tidak

menggunakan

formula yang di

bentuk dengan

pembobotan tujuh

variabel penting

desa, tetapi

menggunakan

pembagian total

Page 48: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

34

jumlah desa di

Kabupaten untuk

penentuan ADDAM

(DD Merata) dan

pembagian total

jumlah banjar dinas

untuk penentuan

ADDP (DD

Proposinonal).

7. Implementasi

kebijakan Dana

Desa di Wilayah

Kecamtan Geyer

Kabupaten

Grobongan

Wisakti

(2008)

Untuk memberikan

gamabaran

pelaksanaan

aloakasi dana desa

di Kecamatan Geyer

Kabupaten

Grobongan dan

faktor penunjang

dan penghambat

yang mempengaruhi

implementasi da

strategi yang harus

di lakukan.

Hasil penelitian

menujukkan bahwa

implementasi

kebijakan Dana Desa

di Kecamtan Geyer

Kabupaten

Grobongan berjalan

cukup lancar.

Page 49: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

35

8. Pengelolaan

Dana Desa pada

Desa Ngatabaru

Kecamatan Sigi

Biromaru

Kabupaten Sigi.

Sumiati

(2015)

Metode penelitian

kualitatif dengan

menggunakan data

utama melalui

wawancara serta

data sekunder yang

diperoleh dari studi

referensi maupun

dokumen-dokumen

yang terkait.

Hasil penelitian

menyimpulkan

bahwa penerapan

fungsi-fungsi

manajemen terhadap

pengelolaan alokasi

dana desa pada Desa

Ngatabaru

Kecamatan Sigi

Kabupaten Sigi tidak

optimal.

9. Evaluasi Program

Pemberdayaan

Masyarakat

Kelurahan

Widodo

(2008)

Metode pendektan

kualitatif

merupakan metode

mengeksplorasi dan

memahami makna

(oleh sejumlah

individu atau

sekelompok orang)

yang dianggap

berasal dari masalah

social kemanusiaan.

Hasil penelitian

presepsi pada

dimensi lingkup

program, terlihat

kondisi yang sama

dengan asas dan

prinsip dimana

apresiasi responden

tinggi yakini

penelitian setuju

sebanyak 75,%

sedangkan yang

tidak setuju sebanyak

Page 50: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

36

25,% dengan

demikian secara

umum responden

memberikan

apresiasi positif

terhadap lingkup

program.

10. Kesiapan

Aparatur Desa

Dalam

Pelaksanaan

Pengelolaan

Keuangan Desa

Secara

Akuntanbilitas

Sesuai Undang-

Undang Nomor 6

Tahun 2014

Tentang Desa (

Arikunto

(2010)

Metode penelitian

pendekatan

kualitatif,data yang

dikumpulkan bukan

berupa angka-

angka, melainkan

berasal dari

wawancara dan

dokumen resmi

lainnya.

Pemerintah

kabupaten Pide telah

melaksanakan

pengawasan dan

pembinaan terhadap

aparatur desa melalui

sosialisasi, program

pendampingan, dan

pelatihan kepada

aparatur desa sesuai

dengan peraturan

perundang-undangan

yang berlaku.

Page 51: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

37

E. Kerangka Pikir

Dalam undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah telah diatur mengenai pelaksanaan sistem desentralisasi di Negara

Indonesia, dimana pemerintah pusat memberikan kewenangan yang lebih

besar kepada daerah untuk melakukan serangkaian proses, mekanisme dan

tahapan perencanaan yang dapat menjamin keselarasan pembangunan.

Landasan pemikiran dalam pengaturan tentang desa yang dianut UU No.

32/2004 sesungguhnya tetap mempertahankan apa yang dianut dalam UU No.

22/1999, yaitu keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan

pemberdayaan masyarakat. Landasan ini sangat kontras dibanding yang

dianut sebelumnya dalam UU No. 5/1979 yang dinyatakan secara tegas

mengarah pada penyeragaman bentuk dan susunan pemerintahan desa dengan

corak nasional.Meskipun titik berat otonomi diletakkan pada tingkat

Kabupaten/Kota, namun secara esensi sebenarnya kemandirian tersebut harus

dimulai dari level pemerintahan di tingkat paling bawah, yaitu Desa. Selama

ini, pembangunan desa masih banyak bergantung dari pendapatan asli desa

dan swadaya masyarakat yang jumlah maupun sifatnya tidak dapat

diprediksi.Kemudian dengan adanya UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa,

yang mengatur tentang pengalokasian dana desa untuk di berikan kepada

seluruh desa yang ada di Indonesia yang di gunakan sebagai sumber

penerimaan dari pemerintah pusat, selain dari pemerintah daerah yang

digunakan untuk membiayai kegiatan yang di lakukan oleh desa.

Page 52: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

38

Dari uraian di atas, dana desa merupakan sumber untuk mengatur dan

mengelola keuangan desa.Dimana, setelah kebijakan dana desa diberlakukan

desa mendapatkan alokasi anggaran yang cukup besar dan pengelolaannya

dilakukan secara mandiri.Sehingga di butuhkan pengelolaan yang baik

terhadap anggaran tersebut melalui transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

anggara tersebut. Dari penjelasan tersebut, dapat digambarkan rerangka

pemikiran sebagai berikut:

1. Desa yaitu, ide yang ditempelkan pada fakta bahwa desa merupakan

sebuah enitas masyarakat otonom.Otonomi adalah kata benda yang

berasal dari kata bahasa yunani autonomia. Kata autonomia dibentuk dari

kata sifat autonomos. Kata autonomos dibentuk dari dua kata yaitu auto

yang berarti berdiri, dan nomosyang berarti hukum dan aturan. Dengan

demikian, maka autonomos atau otonom memiliki makna berhukum

sendiri atau mempunyai aturan sendiri.Otonom berarti suatu kondisi

dimana kemerdekaan dan kebebasan hadir sebagai identitas.

2. Dana Desa yaitu dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan

bagi desa, yang ditransfer melalui anggaran belanja daerah

kabupaten/kota. Dana ini digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,

dan pemberdayaan masyarakat desa. Dana desa di alokasikan dari APBN

berdasarkan Pasal 72 Ayat 1 Huruf b UU No 6/2014 tentang

Desa.Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 direncanakan

sebesar Rp 2.039,5 triliun, terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp

Page 53: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

39

1.392,4 triliun serta anggaran transfer kedaerah dan dana desa sebesar Rp

646,96 triliun. Anggaran transfer kedaerah direncanakan sebesar Rp

637,9 triliun dan dana desa direncanakan sebesar Rp 9,06 triliun atau

0,44 persen dari total belanja APBN 2015.

3. Asas Transparansi yaitu,asas sikap membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak

diskriminatif tentang pengelolaan keuangan desa dalam setiap

tahapannya, baik dalam perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan

anggaran, pertanggung-jawaban, maupun hasil pemeriksaan, dengan

tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan

rahasia desa.

4. Pengelolaan Keuangan Desa yaitu,Pendapatan yang direncanakan

merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai

untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan

merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja. Pengeluaran harus

didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam

jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang

belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APB

Desa/Perubahan APBDes. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah

dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukan dalam APB

Des dan dilakukan melalui Rekening Kas Desa.

Page 54: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

40

5. Hasil

Desa Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

Gambar 2 kerangka fikir

ASASTRANSPARANSI

DESA

DANA DESA

PENGELOLAANKEUANGAN DESA

HASIL

Page 55: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan pada Kantor Desa Pekalobean

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang sedangkan waktu penelitian ini

akan dilaksanakan selama 2 bulan (dua) bulan Maret sampai April 2017.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang valid dan

akurat, pengumpulan data yang utama (untuk mendapatkan data primer)

peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam.

Dalam penelitian tentang asas transparansi pengelolaan keuangan desa

di Desa Pekalobean Kecamatan Anggeraj Kabupaten Enrekang, peneliti akan

berperan penuh sebagai observer, sekaligus sebagai pewawancara, dengan

melakukan wawancara secara langsung dan bersifat mendalam dan terbuka

dengan para pengelola keuangan desa dan masyarakat desa, serta mencatat

semua kejadian dan data serta informasi dari informan yang selanjutnya

dipergunakan sebagai bahan penulisan laporan hasil penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapaun jenis data yang digunakan dalam uraian ini adalah data

kualitatif adalah data yang diperoleh dari pemerintah desa yang dapat

dibuktikan dengan memaparkan, menafsirkan dan menggambarkan

Page 56: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

42

keadaan serta peristiwa yang terjadi yang akan diolah dan dianalisa

sesuai dengan metode analisis sehingga dapat terlihat hasilnya.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.

Data primer berupa kata-kata, tindakan subjek serta gambaran ekspresi,

sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama

melakukan interprestasi data. Selain itu data primer juga merupakan

pandangan sikap, atau persepsi para aparaturdesa tentang tingkat kualitas

sumber daya aparatur desa yang erat kaitannya keberlangsungan

kebijakan pengelolaan keuangan desa hingga proses

pertanggungjawabannya. Ada pun data sekunder diperoleh dari berbagai

sumber tertulis baik daftar pegawai ataupun daftar hadir pegawai yang

memungkinkan dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini akan digunakan

semaksimal mungkin demi mendorong keberhasilan penelitian ini.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian, atau benda yang

dijadikan objek penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah Kepala Desa,

Masyarkat Serta Aparatur Desa yang ada di Desa Pekalobean Kecamtan

Anggerja Kabupaten Enrekang.

2. Sampel

Sampel yaitu bagian dari populasi yang ingin diteliti, seperti

Masyarkat yang dipandang sebagai suatu pandagan terhadap populasi,

Page 57: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

43

namun bukan populasi itu sendiri.Sampel dianggap sebagai perwakilan

dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang

diamati.Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu random

sampling.

E. Defenisi Operasional

Untuk memberikan presepsi kepada pembaca, maka penulis

menggunakan defensisi opersional, yaitu:

1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan

untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasakan hak asal-usul dan

adat istiadat yang diakui dalam pemerintahan nasional dan berada di

daerah kabupaten.

2. Dana desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan

bagi desa, yang ditransfer melalui anggaran belanja daerah kabupaten/kota.

Dana ini digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan

pemberdayaan masyarakat desa. Dana desa di alokasikan dari APBN

berdasarkan Pasal 72 Ayat 1 Huruf b UU No 6/2014 tentang

Desa.Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 direncanakan

sebesar Rp 2.039,5 triliun, terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.392,4

triliun serta anggaran transfer kedaerah dan dana desa sebesar Rp 646,96

triliun. Anggaran transfer kedaerah direncanakan sebesar Rp 637,9 triliun

dan dana desa direncanakan sebesar Rp 9,06 triliun atau 0,44 persen dari

total belanja APBN 2015.

Page 58: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

44

3. Transparansi menjadi suatu hal yang sangat penting bagi pengelolaan

keuangan di setiap organisasi, baik organisasi pemerintahan maupun

organisasi non pemerintahahan. Transparansi merupakan organisasi secara

terbuka menyediakan informasi yang material dan relevan serta mudah

diakses dan dipahami oleh pemakaian kepentingan (Atmadja, 2013).

F. Metode Analisis

Metode analisis adalah suatu cara yang digunakan untuk menganalisis

obyek yang di teliti. Dalam penelitian ini metode analisis data yang diguanakan

adalah deskriftif kualitatif artinya metode yang mengungkapkan dan membahas

masalah yang didapatkan pada saat penelitian berlangsung yang kemudian akan

di bandingkan dengan teori yang sudah ada sehingga akan tergambar dengan

jelas antara teori yang sudah ada dengan kejadian yang sebenarnya terjadi di

lapangan.

Page 59: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

45

BAB IV

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

Pada bagian ini terlebih dahulu diuraikan mengenai deskripsi

singkat lokasi penelitian kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai

persepsi masyarakat tentang penerapan asas transparansi terhadap

pengelolaan anggaran Dana desa di desa pekalobean kecamatan

anggeraja kabupaten enrekang.

A.DESKRIPSI SINGKAT LOKASI PENELITIAN

1. Sejarah Desa

Desa Pekalobean adalah desa yang dibentuk pada tahun 1997 sebagai salah satu

wilayah pemerintah yang ada di Kabupaten Enrekang pada saat itu Desa

Pekalobean masih bersifat desa persiapan. Dalam menjalankan roda

pemerintahan, masyarkat menyetujui djunai d,ba untuk menjabat, sebagai kepala

desa pertama, beliau menjabat dari tahun 1997-2005.

2. Keadaan geografis

Desa Pekalobean adalah desa yang terletak di Kecamatan Anggeraja yang berada

dibagian selatan Kecamatan Anggeraja, jarak tempuh wilayah Desa Pekalobean

dari ibukota Enrekang 31 km dan dari Kecamatan 6 km. Desa ini memiliki luas

wilayah 9,92 km persegi, dengan potensi lahan yang produktif diantaranya

perkebunan khususnya bawang mearh.

Page 60: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

46

Adapun batas-batas desa sebagai berikut:

Sebelah utara : Desa Salu Dewata

Sebelah timur : Desa Bubun Lamba

Sebelah selatan : Kelurahan Mataran

Sebelah barat : Desa Singki

Keadaan Penduduk

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan adalah karakteristik

penduduk itu sendiri.Di daerah perkotaan biasanya memiliki karakteristik

penduduk yang tidak terlalu kompeleks dan bercorak masyarakt industrialis bila

dibandingkan dengan daerah pedesaan.Kompleksitas penduduk didaerah pedesaan

seprti rendahnya tingkat pendidikan, sehingga cenderung kebodohan,

keterbelkangan, pengagguran dan kemiskinan.Salah satu penyebab terjadi hal ini

karena pertumbuhan penduduk tidak di irinngi dengan pertumbuhan ekonomi

serta tingkat kualitas sumber daya manusia. Tapi hal tersebut untuk saat ini mulai

meranjak pergi dari keadaan penduduk desa pekalobean dilihat dari segi ekonomi,

pendidikan dan pola piker masyarkatnya, dari segi ekonomi sudah banyak yang

bisa dikata mapan dikarenakan penduduk desa desa pekalobean tekun dan serius

dalam mengolah hasil bumi yang mereka miliki, dari segi pendidikannya sudah

banyak pemuda dan pemudi desa pekalobean yang meraih gelar sarjananya dan

dari segi pola piker masyarakat dan aparat desa sudah memiliki program yaitu

setiap rumah di desa pekalobean setidaknya memiliki satu orang sarjana.

Page 61: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

47

Struktur usia jenis kelamin adalah distribusi populasi berdasarkan

umur dan jenis kelamin, pemilihan populasi berdasrkan umur dan jenis kelamin

itu bisa dilakukan menurut angka mutlak atau relative, dimana angka relatif

menujkkan rasio populasi dari keseluruhan lapisan usia dan kedua jeniskelamin.

Untuk lebih jelasnya komposisi penduduk desa pekalobean dapat dilihat di bawah

ini:

Page 62: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

48

Tabel 2, Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia

N

O

Umur

Dusun

∑ %Marena Pasang Malimong

an

Kota Sipate

L P L P L P L P L P

1 0-15 112 107 80 72 70 60 80 73 49 50 753 34

2 16-30 101 94 65 64 55 45 75 65 39 40 643 29

3 31-45 63 60 42 34 49 39 42 32 36 37 434 19

4 46-60 61 57 33 31 14 10 40 35 9 10 300 14

5 >60 21 17 10 5 7 5 10 5 4 5 89 4

Grand total 358 335 230 206 195 159 247 210 137 142

2.219 100Totalkeseluruhan

693 436 354 457 279

Sumber:Data Buku kas Dana Desa Pekalobean Tahun 2015/2016

3. Pemerintahan Desa Dan Kelembagaan Masyarakat

a. Aparat Pemerintahan Desa

Aparat pemerintah desa yang ada di desa pekalobean dibentuk dengan keptusan

kepala desa berdasarkan aturan dan kentuan yang belaku adapun susunan dan

struktur organisasinya dapat dilihat pada gamabar berikut:

Page 63: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

49

Gambar 2 Struktur Pemerintahan Desa Pekalobean Kec. Anggeraja

KEKEPALA DESA

KAUR UMUMKAURPEMERINTAHAN

KAURPEMBANGUNAN

BENDAHARA DESASEKRETARIS DESA

Kepala DusunMalimongan

Kepala DusunSipate

Kepala DusunKota

Kepala DusunPasang

Kepala DusunMarena

Page 64: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

50

b. Pemerintah Desa dan Kelembagaan Desa

1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Pengurus BPD merupakan hasil pemilihan secara demokratis yang

dilaksanakan di kantor desa pekalobean untuk masa jabatan 5 tahun. BPD selaku

badan permusyawaratan desa bertanggung jawab dalam mengontrol jalannya

pemerintahan dan bersama-sama kepala desa membuat dan menetapkan berbagai

peraturan desa. Pengurus BPD yang ada di desa pekalobean untuk periode tahun

2012-216 terdiri dari:

Ketua : Sainuddin

Sekretaris : Arifin

Wakil ketua : Ardi

Anggota : 1. Jahidin

3 Effendi

4 Harmin

5 Rais

sejauh ini kulaitas SDM pengurus BPD di desa pekalobean masih rendah,

selain itu pengurus belum mengetahui secara pasti tugas dan fungsinya sehingga

kinerja BPD belum berjalan secara maksimal. Masyarakat berharap agar pihak

terkait melakukan berbagai upaya pengembangan kapasitas dari pengurus BPD.

Page 65: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

51

2. Lembaga Ketahanan Masyarkat Desa (LKMD)

Pengurus LKMD adalah hasil pemilihan secara demokratis yang

dilaksanakan di gedung pertemuan masyarakat Desa Pekalobean dengan masa

jabatan 5 Tahun.LKMD selaku lembaga kinerja masyarakat menjadi sebuah

lembaga yang bertanggung jawab dalam keterlibatan dan pemberdayaan

masyarakat diberbagai kegiatan dalam hidup bermasyarakat.Pengurus LKMD

yang di Desa Pekalobean untuk periode 2015-2016.

Ketua : Kasmidi

Wakil ketua : Tamrin

Sekretaris : Hasnah

Bendahara : Widiawati

Selain itu dalam kepengurusan LKMD juga terdapat seksi-seksi yang di koordinir

oleh ketua seksi dan bertanggung jawab sesuai dengan seksinya masing-

masing.Sejauh ini kualitas SDM pengurus LKMD di Desa Pekalobean masih

rendah, sehingga kinerja LKMD belum berjalan secara maksimal.Masyarakat

berharap agar pihak terkait melakukan berbagai upaya kapasitas bagi pengurus

LKMD.

3. Kelompok Tani Dan GAPOKTAN

Terdapat 12 kelompok tani di desa pekalobean dengan aktifitas pertanian

yakini sekitar 85% jangka panjang yakini kakao, dan sekitar 15 % adalah tanaman

Page 66: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

52

jangka pendek (jagung dan berbagai jenis holtikultural). Pada tahun 2009

kelompok tani tersebut kemudian mengorganisir diri kedalam organisasi

GAPOKTAN ( Gabungan Kelpmpok Tani) yang kemudian di beri nama

“PEKALOBEAN” dengan struktur terdiri dari ketua, sekertaris dan bendahara.

4. Pembinaan Kesejahatraan Keluarga (PKK)

Pengurus pkk ditingkat desa pekalobean terdiri dari ketua, sekretaris

bendahara dan dibantu oleh beberapa kelompok kerja (POKJA) di tingkat dusun

dan tingkat rukun tetangga (RT).Organisasi PKK melakukan berbagai kegiatan

yang berhubungan dengan perempuan atau pada khususnya ibu-ibu rumah tangga.

Tim Pengelola Kegiatan PNPM-MP

TPK mewrupakan tim yang dibentuk oleh masyarakat setiap tahun melalui

musyawarah tingkat desa, TPK bertanggung jawab terhadap pengelolahan

berbagai kegiatan program PNPM-MP. Hasil kinerja TPK dipertanggung

jawabkan secara langsung di depan masyarakat.

Page 67: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

53

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Disahkannya UU Nomor Tahun 2014 Tentang Desa, diberikan kesempatan yang besar

untuk mengurus tata pemerintahanya sendiri serta pelaksaan pembagunan untuk meningkatkan

kesejahtraan dan kualitas hidup masyarkat desa.selain itu pemerintah desa diharapkan untuk

lebih mandiri dalam mengelolah pemerintahan dan sumber daya alam yang dimiliki, termasuk

didalamnya pengelolahan keungan dan kekayaan milik desa. Begitu besar peran diterima oleh

desa, tentunya disertai dengan tanggung jawab yang besar pula.Oleh Karena itu pemerintah

desa harus meneraprapkan prinsip akuntanbilitas dalam pemerintahanya, dimana semua akhir

kegiatan penyelenggaraan pemerintah desa harus dapat bertanggung jawab kepada masyarakat

desa sesuai dengan ketentuan.

Peratuaran pelaksanan dari UU Nomor 6 Tahun 2014 yang telah ada sampai saat ini yaitu

PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang desa, PP Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang

bersumber dari APBN, serta beberapa aturan teknis dari kementriaan dalam negeri diantaranya

yaitu Pemendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolahan Keuangan Desa. Walau

peraturan yang ada masih minimal, tetapi BPKP c.q Deputi Bidang Pengawasan

Penyelenggaraan Keuangan Daerah selaku pengemban amanat untuk mempercepat

peninngkatan kualitas akuntanbilitas keuangan Negara sebagai mana tercantum dalam diktum

keempat Inpres Nomor 4 Tahun 2011, berinisiatif menyusun Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan

Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa yang bersifat implementatif dan praktis untuk dapat

digunakan membantu pemerintah desa.

Page 68: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

54

Dalam peraturan menteri dalam negeri (permendagri) nomor 113 tahun

2014 tentang pedoman pengelolaan keuangan desa, pasal 2 menegaskan asas-asas

dalam pengelolahan dana desa, diantaranya adalah transparan, akuntanbel,

partisifatif serta dengan dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Asas yang

paling sering disoroti oleh masyarakat adalah asas transparan, akuntanvel dan

partisifatif.Transparan meruoakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan

masyarakat desa untuk mengetahui dengan jelas jumlah keuangan yang masuk ke

desa beserta jenis-jenis pembangunan di tingkat desa dalam rangka memanfaatkan

uang tersebut.Akuntabel berarti keharusan bagi pemerintah desa untuk

mempertanggungjawabkan secara baik dan benar segala hal yang berkaitan

dengan pengelolahan keuangan desa. Partisifatif merupakan prinsif yang

memungkinkan seluruh masyarajat desa untuk terlibat secara aktif membangun

desa dengan bersama-sama pemerintah desa merancang, melaksanakn dan

mengawasi pembangunan di tingkat desa dengan memanfaatkan dana desa yang

ditreansfer ke rekening desa.hal ini sejalan dengan spirit otonomi desa yang

menekankan terakomodirnya segala kebutuhan dan kepentingan seluruh

masyarakat di tingkay desa. Asas-asas tersebut diatas merupakan hal yang harus

diperhatrikan oleh pemerintah desa dalam mengelolah keuangan desa.

Dana desa yang dikucurkan pemerintah pusat kepada Desa

Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang pada tahun 2016

sebesar Rp.219.777.600 ( Dua Ratus Sembilan Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh

Tujuh Enam Ratus Rupiah). Sementara untuk dana desa yang berasal dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang Sebesar Rp.127.860.480 ( Seratus

Page 69: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

55

Dua Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Enam Puluh Ribu Empat Ratus Delapan

Puluh Ribu Rupiah), kedua dana tersebut diperuntukan untuk kegiatan

operasional dan pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dilihat bahwa pemerintah pusat

maupun daerah sangat memperhatikan kebutuhan desa terkusus pada

peningkatan kesejahteraan aparat pemerintah desa kegiatan pemberdayaan

masyarakat. Meskipun dana yang dikucurkan ke desa sangat besar, tetapi bila

tidak diatur dengan baik dalam penggunaanya maka akan mengakibatkan

dana tersebut menjadi sia-sia atau tidak bisa memberikan hasil yang

maksimal kepada desa itu sendiri, oleh karena itu dana yang diperoleh harus

dicatat atau dikelolah sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan oleh

pemerintah sehingga hal-hal yang tidak digunakan dapat dicegah.

Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan aparat desa harus

mengikuti peraturan pengelolaan keuangan desa yang telah ditetapkan oleh

pemerintah dengan melakukan pencatatan keuangan yang jujur dan tidak

merekayasa kegiatan yang diadakan oleh aparat desa, oleh karena itu

pencatatan harus sesuai dengan sistem akuntansi yang berlaku.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asas transparansi

merupakan asas yang harus diterapkan agar tidak timbul kecurigaan oleh

masyarakat tentang penggunaan dana desa.

Dari hasil wawancara dengan masyarakat desa pekalobean diperoleh

informasi sebagai berikut:

Page 70: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

56

1. Perencanaan

a. Bagaimana pemerintah desa mewujudkan prinsip transparansi dan

partisipasi dalam mewujudkan proses pengelolaan dana desa. Dari hasil

wawancara langsung dengan masyarakat (HW) pada hari selasa tanggal 21

maret 2017 mengatakan bahwa awal perencanaan dimulai dengan

mengadakan pertemuan untuk menyampaikan dan menjelaskan program

melalui musrembang desa.

b. Bagaimana tingkat partsipasi masyarakat dalam proses perencnaan

pengelolaan dana desa. Dari hasil wawancara langsung dengan masyarakat

(SP) pada tanggal 21 maret 2017 dikatakan bahwa saat ini ada lembaga-

lembaga semacam perwakilan seperti LPM yang diikutkan dalam

membahas perencanaan pengalokasian dana desa.

c. Bagaimana mekanisme perencanaan pengelolaan dana desa yang

dilakukan oleh pemerintah desa. Dari hasil wawancara langsung dengan

masyarkat (PL) pada hari rabu tanggal 22 maret 2017 maengatakan saat ini

pelaksanaan dana desa dilihat dari musim. Apabila hujan tidak akan

dilaksanakan.

d. Siapa saja yang hadir dalam musyawarah dalam perencanaan pengelolaan

dana desa. Dari hasil wawancara dengan warga (JP) pada hari rabu tanggal

22 maret 2017 mengatakan bahwa yang hadir dalam musyawarah meliputi

unsur yang terlibat seprti, LPM, BPD dan tokoh masyarakat, dan

Fasilisator Kecamatan.

Page 71: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

57

2. Tahap pelaksanaan

a. Bagaimana peran pemerintah desa dalam mendukung keterbukaan dan

menyampaikan informasi secara jelas kepada masyarkat dalam proses

pelaksanaan program yang di danai dari dana desa. Dari hasil wawancara

dengan warga (AM) pada hari kamis tanggal 23 maret 2017 berpendapat

bahwa Berdasarkan hasil musrembangdes yang akan dilakukan dan di

sesuaikan dengan dana yang ada untuk melakukan pembangunan dengan

apa yang menjadi usulan masyarkat.

b. Bagimana pemerintah desa dalam melaksanakan prinsip transparansi

dalam pelaksanaan dana desa. Dari hasil wawancara dengan masyarkat

(ST) pada hari kamis 23 maret 2017 mengatakan bahwa ada keterbukaan

dan sesuai RAB dan juga dilaksankan oleh petugas yang di tugaskan

sesuai anggaran dana pelaksanaan kegiatan yang ada.

c. Bagiamna pemerintah desa dalam melaksanakan prinsip akuntanbilitas

dalam pelaksanaan dana desa. Berdasarkan hasil wawancara langsung

dengan masyarkat (JU) pada jumat tanggal 24 maret 2017 mengemukakan

bahwa menganggarkan untuk pasar sore yang mana shaering dari

pemerintah daerah.

3. Tahap evaluasi

a. Bagaimana pemerintah desa melaksanakan prinsip akuntanbilitas dalam

pertanggungjawaban pengelolaan dana desa. Dari hasil wawancara

langsung dengan masyarakat (AF) pada hari jumat tanggal 24 maret 2017

Menagtakan secara keseluruhan berdasarkan kondisi yang ada, jadi semua

Page 72: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

58

elemen yang terkait saya libatkan karena pengelolaan dana desa

diwajibkan membentuk tim pelaksanaan kegiatan.

b. Apakah ada kesulitan dari pemerintah desa dalam membuat

pertanggungjawaban adminitrasi. Dari hasil wawancara langsung kepada

masyarakat (AN) pada hari sabtu tanggal 25 maret 2017 yang

menagatakan bahwa tidak ada.

c. Apakah telah sesuai hasil pelaksanaan program dana desa yang telah

direncanakan sebelumnya. Dari hasil wawancra dengan masyarkat (KP)

pada hari sabtu tanggal 25 maret 2017 mengatkan bahwa telah sesuai

dengan rencana itu berhasil dari musrembang, jika tidak dilaksanakan ada

keluhan dari masyarkat.

B. PEMBAHASAN

Dari hasil wawancara langsung dengan warga desa pekalobean diketahui

bahwa pada tahap perencanaan anggaran dana desa, aparatur desa mengundang

masyarakat dan tokoh adat serta pemuda dalam musrembang untuk membahas

anggaran dana desa. Dalam perencanaan juga melibatkan lembaga-lembaga

perwakilan masyarakat. Akan tetapi pelaksanaan tahap perencanaan anggaran

dana desa disesuaikan dengan musim/cuaca yang sedang berlangsung, jika

musim/cuaca hujan tidak dilaksanakan. Tahap perencanaan juga dihadiri oleh

fasilitator kecamatan sehingga semua unsur yang terlibat dalam tahap perencanaan

sudah terpenuhi. Dengan hasil wawancara yang diperoleh dari warga maka dapat

diketahui bahwa asas trasparansi sudah terpenuhi pada tahap perencanaan

anggaran dana desa pekalobean.

Page 73: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

59

Pada tahap pelaksanaan, aparat desa menyampaikan informasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan hasil musrembang desa disesuaikan

dengan dana desa yang ada. Selain itu aparatur desa juga terbuka dan sesuai

dengan RAP dan dilaksanakan oleh petugas yang telah ditunjuk. Pada prinsip

akuntanbilitas aparatur desa atau petugas yang bersangkutan akan memberikan

informasi yang jelas jika dibutuhkan oleh masyarakat.

Pada tahap evaluasi, aparatur desa akan menyampaikan informasi yang

ada secara keseluruhan berdasrakan kondisi yang ada. Dalam membuat

pertanggungjawaban, aparatur desa tidak mengalami kesulitan yang berarti karena

masyarakat juga dilibatkan sehingga tidak ada keluhan dari masyarakat.

Hasil wawancara dengan masyarakat tentang transparansi pengelolaan

anggaran dana desa mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

sesuai dengan yang telah dijabarkan diatas jika dihubungkan dengan teori tentang

transparansi menurut Nordiawan, 2012. Bahwa transparansi adalah memberikan

informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan

pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka

dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah desa dalam pengelolaan

keuangan dana desa. Dapat diketahui bahwa transparansi pengelolaan anggaran

dana desa di desa pekalobean kecamatan anggeraja kabupaten enrekang sudah

sesuai dan memenuhi kategori transparansi karena warga masyarakat dilibatkan

dan mengetahui pengelolaan anggaran dana desa seperti lewat musrembang desa,

keterbukaan dari aparatur/petugas dana desa jika ada warga yang menanyakan

Page 74: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

60

tentang anggaran dana desa, juga aparatur desa akan menyampaikan informasi

yang ada secara keseluruhan sesuai dengan kondisi yang ada.

Dilibatkannya masyarakat dalam pembahasan, pengawasan dan

pengevaluasian pengalokasian anggaran dana desa di desa pekalobean kecamatan

anggeraja kabupaten enrekang merupakan suatu aspek penting dalam menilai

terpenuhinya aspek transparansi atau tidaknya aparatur/petugas desa dalam

mengelola anggaran dana desa.

Page 75: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

61

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang asas transparansi

terhadappengelolaan anggaran dana desa yang ada di Desa Pekalobean

Kecamatan Anggeraja . Dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem

transparansinya sudah efektif atau sudah terealisasi berdasarkan dengan

hasil wawancara terhadap masyarakat desa pekalobean. Akan tetapi masih

memiliki kekurangan di SDMnya karena tidak terlalu paham mengenai

akuntansi, cara pengelolahan keuangan desa dan peraturan-peraturan tentang

pengelolaan keuangan desa.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil yang diperoleh sebagai mana telah

disimpulkan tersebut maka, berikut disampaikan saran.

Penerapan sistem transparansinya sudah efektif karena dibantu dengan sudah

adanya format yang dipegang oleh setiap desa sehingga mempermudah aparat

desa dalam mengelolah keuangan desa, akan tetapi meskipun penerapanya

sudah efektif tetapi masih harus ditingkatkan karena SDM yang ada di desa

masih kurang paham akan akuntansi pemerintahan serta standar-standar yang

berlaku, pemerintah harus melakukan pelatihan untuk pengelolaan keungan

desa kepada apart desa terkhusus untuk bendahara desa. Setidaknya yang

Page 76: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

62

menduduki jabatan sebagai bendahara desa memiliki pengetahuan dibidang

akuntansi karena untuk pengelolahan keuangan merupakan hal yang paling

sensitif dan dapat mengundang kecurigaan masyarkat jika seorang bendahara

tidak transparansi, jujur dan tidak terbuka kepada masyarkat, dan lebih bagus

lagi jika seorang yang menjadi bendahara di setiap desa adalah lulusan dari

akuntansi atau setidaknya dari ekonomi pembangunan.

Page 77: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

63

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Misbahul., Bambang, J. 2010. Kontribusi dan Peran PengelolaanKeuangan Desa Untuk Mewujudkan Anggaran Pendapatan Belanja Desayang Transparan dan Akuntabel.Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Hal 387-410. Hal. 388.

Aprisiami Putriyanti. 2012. Penerapan Otonomi Dalam MenguatkanAkuntabilitas Pemerintah Desa dan Pemberdayaan Masyarakat di DesaAglik Kecematan Grabag Kabupaten Purwerejo. Yogyakarta: UNY.

Astir Furqani. 2010. Tesis: Pengelolaan Keuangan Desa dalam MemujudkanGood Governance (studi pada pemerintahan desa kalimo’ok kecematankalianget kabupaten sumenep). Jatim UPN.

Atmadja, Anantawikrama tunggu. 2013. Akuntansi manajemen sektor publik.Singaraja: Universitas Brajijaya.

Indro Budiarto. 2007. Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintah DesaDalam Era Otonom Daerah.Survey: Desa Sriharja, Kecematan Iomogiri,Kabupaten Bantu, DIY.

Kalimandhanu. 2014. Studi Tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa di DesaPerangat Selatan Kecematan Marang Kayu Kabupaten KutaiKartanegara.ejurnalIlmu Pemerintahan, 1 (2): 2008-2022. ISSN 2338-3651.ip.fisip-unmul.ac.id.

Lestari, Ayu Komang Dewi. 2014. Membedah akuntabilitas praktik pengelolaankeuangan desa pakraman kubutambahan, kecematan kubutambahan,kabupaten buleleng, provensi bali (sebuah studi interprentif padaorganisasi publik non pemerintahan). Jurnal jurusan S1 akuntansiuniversitas pendidikan ganesha 2 (1).

Mardiasmo. 2012. Akuntansi sektor publik. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Michael Luck dan Mark d’Inverno. 1995. A Formal Framework for andAutonomy.

Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan Dan Penyelenggaraan Pemerintah Desa.Jakarta Erlagga.

Nordiawan, Dedi. 2012. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014tentang. Pengelolaan Keuangan Desa.

Page 78: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

64

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.

Peraturan Pemerintahan Nomor 72 Tahun 2005 Tentang.Pemerintah Daerah.

Peraturan Pemerintahan Nomor. 25 Tahun 2000 Tentang.Kewenagan.

Pasal 27 Ayat 1 Huruf b UU Nomor 6/2014 Tentang Desa

Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa

Pemendagri Nomor 66 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembagunan JangkaMenengah Desa

Perdirjen Nomor Per 24/PB/2006 Tentang Pelaksanaan Penyusunan LaporanKeuangan Kementrian/Lembaga

Permendes PDTTrans Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Prioritas Penggunaan DanaDesa Tahun 2016

Permenkeu Nomor 48/PMK.07/2016 Tentang Pengelolahan Transfer Daerah DanDana Desa

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa YangBersumber Dari APBN (PP Nomor 22 Tahun 2015)

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa YangBersumber Dari APBN (PP Nomor 8 Tahun 2016)

PMK Nomor 102/PMK.06/2009 Tentang Tata Car Rekonsiliasi Barang MilikNegara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

PMK Nomor 171/PMK.05/2007 Tentang Sistem Akuntansi Dan PelaporanKeuangan Pemerintah Pusat

PMK Nomor 172/PMK.05/2007 pasal 27

Pratikno.2009. Pregeseran Negara dan Masyarakat Dalam Desa, dalam DadangJuliantara.Arus Bawah Demokrasi.Yogyakarta: Lappera.

Surianingrat, Bayu. 2011. Pemerintah Administrasi Desa danKelurahan.Bandung, Rineka Cipta.

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang.Pemerintah Daerah.

Page 79: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

65

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Wasistiono, Sadu dan Irwan T., 2006.Prospek pengembangan desa. Jatinangor:Fokus Media.

Widjaja. 2008. Peraturan Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia UUNo. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 1 ayat 12.

Warsono, Hardi R., 2014. The Obstacles Of Implementatioan Of VillageAllocation Find Program in the North Konawe Sountheast Sulawesi.Journal of Mnagement and Sustaninability; Vol. 4, No. 3, ISSN 1925-4725E-ISSN 1925-4733. Published by Canadian Center of Science andEducatiaon.Hal. 176.

Page 80: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

66

LAMPIRAN

Page 81: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

DAFTAR INFORMAN DESA PEKALOBEAN

NOWarga/Informan

Jenis Kelamin AlamatNama Inisial

1. Hawi HW P MARENA

2. Sapari SP L MARENA

3. Parni PL P PASANG

4. Japar JP L PASANG

5.Salman

wahyuSW L MALIMONGAN

6. Haji Syam HS P MALIMONGAN

7. Juliana JU P KOTA

8.Ahmad

FauziAF L KOTA

9. Anti AN P SIPATE

10. Kusparman KP L SIPATE

Page 82: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

PEDOMAN WAWANCARA

No PertanyaanA Tahap Perencanaan

1. Bagaimana pemerintah desa mewujudkan prinsip trasnparansi dalamproses perencanaan pengelolaan alokasi dana desa.

2. Bagaiamana tingkat partisipasi masyarakat dalam proses perencanaanpengalokasian dana desa?

3. Bagaimana mekanisme perencamaan pengelolaan alokasi dana desa yangdilakukan oleh pemerintah desa?

4. Siapa saja yang hadir dalam musyawarah desa dalam rangka perencanaanpengalokasian dana desa?

B Tahap Pelaksanaan

1. Bagaimana pemerintah desa dalam mendukung keterbukaan danpenyampaian informasi secara jelas kepada masyarakat dalam prosespelaksanaan program yang di danai dari alokasi dana desa?

2. Bagaimana pemerintah desa melaksanakan prinsip transparansi dalampelaksanaan alokasi dana desa?

3. Bagaimana pemerintah desa melaksanakan prinsip akuntabilitas dalampelaksanaan alokasi dana desa?

C Tahap Evaluasi

1. Bagaimana pemerintah desa melaksanakan prinsip akuntabilitas dalampertanggungjawaban pengelolaan alokasi dana desa?

2. Apakah ada kesulitan atau keluhan dari pemerintah desa kepada wargadalam membuat pertanggungjawaban administrasi?

3. Apakah telah sesuai hasil pelaksanaan program alokasi dana desadengan yang telah direncanakan sebelumnya?

Page 83: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

HASIL TRANSKRIP WAWANCARA

INFORMAN 1 : HWPertanyaan :Bagaimana pemerintah desa mewujudkan prinsip trasnparansi dalam prosesperencanaan pengelolaan alokasi dana desa.

Jawaban :Awal perencanaan mengadakan pertemuan untuk mennyampaikan danmenjelaskan program melalui musrenbang desa

INFORMAN 2 : SPPertanyaan:Bagaiamana tingkat partisipasi masyarakat dalam proses perencanaanpengalokasian dana desa?

Jawaban:Saat ini ada lembaga-lembaga semacam perwakilan seperti LPM yang diikutkan

INFORMAN 3: PLPertanyaan:Bagaimana mekanisme perencamaan pengelolaan alokasi dana desa yangdilakukan oleh pemerintah desa?

Jawaban:Saat ini pelaksanaan Dana desa dilihat dari musim. Apabila hujan tidak akandilaksanakan

INFORMAN 4: JPPertanyaan:Siapa saja yang hadir dalam musyawarah desa dalam rangka perencanaanpengalokasian dana desa?

Jawaban:Unsur yang terlibat seperti LPM, BPD, tokoh masyarakat, dan Tim FasilitatorKecamatan

INFORMAN 5: AMPertanyaan:Bagaimana pemerintah desa dalam mendukung keterbukaan dan penyampaianinformasi secara jelas kepada masyarakat dalam proses pelaksanaan programyang di danai dari alokasi dana desa?

Page 84: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

Jawaban:Berdasarkan musrenbangdes yang akan dilakukan dan disesuaikan dengan danayang ada untuk melakukan pembangunan dengan apa yang menjadi usulanmasyarakat.

INFORMAN 6: STPertanyaan :Bagaimana pemerintah desa melaksanakan prinsip transparansi dalampelaksanaan alokasi dana desa?

Jawaban:Ada keterbukaan dan sesuai RAP dan jugadilaksanakan oleh petugas yangditugaskan sesuai anggaran dana pelaksanaan kegiatan yang ada

INFORMAN 7: JUPertanyaan:Bagaimana pemerintah desa melaksanakan prinsip akuntabilitas dalampelaksanaan alokasi dana desa?

Jawaban:Mengganggarkan untuk pasar sore yang mana sharing dari pemerintah daerah

INFORMAN 8: AFPertanyaan:Bagaimana pemerintah desa melaksanakan prinsip akuntabilitas dalampertanggungjawaban pengelolaan alokasi dana desa?

Jawaban:Secara keseluruhan saya berdasarkan dengan kondisi yang ada, jadi semuaelemen yang terkait saya libatkan karena pengelelolaan ADD desa diwajibkanmembentuk tim pelaksanaan kegiatan

INFORMAN 9: ANPertayaan:Apakah ada kesulitan atau keluhan dari pemerintah desa kepada warga dalammembuat pertanggungjawaban administrasi?

Jawaban:Tidak ada, semuanya berjalan sesuai dengan prosedur.

INFORMAN 10: KPPertanyaan:

Page 85: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

Apakah telah sesuai hasil pelaksanaan program alokasi dana desa dengan yangtelah direncanakan sebelumnya?

Jawaban:Telah sesuai dengan rencana. Itu hasil dari musrembang, jika tidak dilaksanakanada keluhan dari masyarakat

Page 86: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

HASIL WAWANCARA

Pertanyaan Hasil Wawancaradengan warga

Informan

1. Tahap Perencanaana. Bagaimana pemerintah

desamewujudkan prinsiptransparansi danpartisipasi dalamprosesperencanaanpengelolaanalokasi dana desa?

Awal perencanaanmengadakan pertemuanuntuk mennyampaikandan menjelaskanprogram melaluimusrenbang desa.

(SP,KL,AM,JU,KP,AF,AN)

b. Bagaimana tingkatpartisipasi masyarakatdalam prosesperencanaanpengelolaan alokasidandesa?

Saat ini adalembagalembagasemacamperwakilan seperti LPMyang diikutkan.

(D,KL,JP,SK,SW,AF,BS,KP)

c. Bagaimana mekanismeperencanaanpengelolaanalokasi dana desa yangdilakukan olehpemerintahdesa?

Saat ini pelaksanaanDana desa dilihat darimusim.Apabila hujan tidakakandilaksanakan.

(M,JU,W,TH,HS,NU,AF,BE)

d. Siapa saja yang hadirdalam musyawarahdesadalam rangkaperencanaanpengelolaan alokasidanadesa?

Unsur yang terlibatseperti LPM, BPD,tokohmasyarakat, dan TimFasilitator Kecamatan.

(KP,L,SP,PL,SK,ST,MA,NU)

2. Tahap Pelaksanaana. Bagaimana peran

pemerintah desadalammendukungketerbukaandan penyampaianinformasi secara jelaskepada masyarakatdalamproses pelaksanaan

Berdasarkanmusrenbangdes yangakan dilakukan dandisesuaikan dengan danayang ada untukmelakukanpembangunandengan apa yangmenjadiusulan masyarakat.

(AN,M,KL,HW,SK,W,AM,MA)

Page 87: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

program yang di danaidari alokasi dana desa?

b. Bagaimana pemerintahdesa melaksanakanprinsiptransparansi dalampelaksanaan alokasidanadesa?

Ada keterbukaan dansesuai RAP dan jugadilaksanakan olehpetugas yang ditugaskansesuai anggaran danapelaksanaan kegiatanyang ada.

(BE,JU,D,HW,TH,JP,ST,JU)

c. Bagaimanapemerintah

desa melaksanakanprinsipakuntabilitas dalampelaksanaan alokasidanadesa?

Mengganggarkan untukpasar sore yang manasharing dari pemerintahdaerah. (KP,SP,KL,L,PL,W,SW,MA)

3. Tahap evaluasia. Bagaimana pemerintah

desa melaksanakanprinsipakuntabilitas dalampertanggungjawabanpengelolaan alokasidanadesa?

Secara keseluruhan sayaberdasarkan dengankondisi yang ada, jadisemua elemen yangterkait saya libatkankarena pengelelolaanADD desa diwajibkanmembentuk timpelaksanaan kegiatan.

(KP,L,SP,D,JP,W,HS,NU)

b. Apakah ada kesulitandaripemerintah desa dalammembuatpertanggungjawabanadministrasi?

Tidak ada

(BC,HW,JU,M,TH,L,ST,BS)

c. Apakah telah sesuaihasilpelaksanaan programalokasi dana desadenganyang telahdirencanakansebelumnya?

Telah sesuai denganrencana. Itu hasil darimusrembang, jika tidakdilaksanakan adakeluhandari masyarakat.

(AN,D,KL,SP,SK,TH,AM,JU)

Page 88: SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN ASAS

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Hj Rospa, lahir di Marena, Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

Provensi Sulawesi Selatan. Pada tanggal 08 April 1995, Anak ke 6 dari 8

bersaudara, pasangan dari Pawa dan Sulida.

penulis menempuh pendidikan sekolah dasar (SD) di SDN 69 Marena

tamat pada 2007, sekolah menengah pertama (SMP) di SMPN 1 Anggeraja

dan tamat pada tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan (SMA) di SMA Negri 1

Anggeraja dan tamat pada tahun 2013, pada tahun yang sama penulis melanjtkan pendidikannya

ke jenjang pendidikan program starta satu (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) melalui jalur penerimaan

mahasiswa baru.