152
1 PENGARUH PENDEKATAN DEDUKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GELOMBANG KELAS VIII SMP NEGERI 2 LUBUKLINGGAU SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Rasmita NIM 4105064 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 1

SKRIPSI RASMITA 4105064

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI RASMITA 4105064

1

PENGARUH PENDEKATAN DEDUKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

GELOMBANG KELAS VIII SMP NEGERI 2 LUBUKLINGGAU

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Rasmita

NIM 4105064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU2009/2010

1

Page 2: SKRIPSI RASMITA 4105064

2

PERSETUJUAN

PENGARUH PENDEKATAN DEDUKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

GELOMBANGKELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2

LUBUKLINGGAU

Lubuklinggau, 30 Juni 2010

Penulis,Rasmita

NIM 4105064

Disetujui dan Disyahkan oleh

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Rudi Hartoyo, M.Pd.

2

Pembimbing Utama

Apit Fathurohman, M.Si.

Pembimbing Pembantu

Surono,M.Pd.

Page 3: SKRIPSI RASMITA 4105064

3

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Rasmita 4105064Telah Dipertahankan Di depan Tim Penguji Dan Panitia Penguji

Pada Tanggal 17 Juli 2010

Panitia Penguji

Ketua : H.M.Lukman Nawawi, S.H.,M.Pd.

Sekretaris : Drs. J. Albert Barus, M.Pd.

Tim Penguji

Ketua : H. M. Lukman Nawawi, S.H.,M.Pd.

Anggota : 1. A. Budi Mulyanto, M.Pd.

2. Nelly Andriyani, M.Si

3. Supartono, S.Pd.

Mengetahui,Ketua STKIP-PGRI Lubuklinggau,

H.M.Lukman Nawi, S.H.,M.Pd.

3

Page 4: SKRIPSI RASMITA 4105064

4

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan karunia dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Deduktif dalam Pembelajaran

Fisika terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Gelombang Kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Lubuklinggau”. Tidak lupa penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak yang telah

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini ;

1. Bapak Lukman Nawi, S.H., M.Pd. selaku ketua STKIP PGRI

Lubuklinggau.

2. Bapak Rudi Hartoyo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan MIPA STKIP PGRI

Lubuklinggau.

3. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika yang begitu sabar membimbing kami.

4. Bapak Apit Faturahman, M.Si. selaku pembimbing utama yang telah

banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis, dengan

kesabaran dan rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Surono, M.Pd. selaku pembimbing pendamping yang telah

membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dari awal hingga

selesainya skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah banyak

membantu penulis selam masa perkulihan.

4

Page 5: SKRIPSI RASMITA 4105064

5

7. Ibu H. Erlindah, M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2

Lubuklinggau.

8. Ibu Muspida, S.Pd. Selaku guru pamong Fisika SPM Negeri 2

Lubuklinggau.

9. Ayahanda Sulaiman dan Ibunda Hadida tercinta, terima kasih atas kasih

sayang, pengorbanan (baik materi ataupun perasaannya) dan ketabahan

serta iringan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan

skripsi ini.

10. Keponakanku A. Zahra Tushita yang imut yang rela pontang-panting ikut

Bunda.

11. Kakak–kakakku Eli, Davis, Mini dan adik–adikku David, dan Kasrah

tersayang, yang selalu memberiku semangat dan keceriaan selama

menyelesaikan skripsi ini

12. Sahabatku Riska, Ice Trisnawati, Neny, Neli, Mini terima kasih atas

bantuannya dalam pembuatan skripsi ini

13. Almamaterku yang kubanggakan

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, maka untuk itu kritik dan saran penulis harapkan. Namun penulis

tetap berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamulaikum Wr.Wb.

Lubuklinggau, Juni 2010

Penulis

5

Page 6: SKRIPSI RASMITA 4105064

6

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul pengaruh pendekatan deduktif dalam pembelajaran fisika terhadap hasil belajar siswa pada materi gelombang kelas VIII SMP Negeri 2 Lubukinggau, dengan rumusan masalah adakah pengaruh pendekatan deduktif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok gelombang kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinghgau dan bagaimana keterlaksanaan pendekatan deduktif pada materi gelombang, adapun tujuannya adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan deduktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada pokok materi gelombang kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinggau dan mengetahui keterlaksanaan pendekatan deduktif pada materi pokok gelombang. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinggau , dan yang menjadi sampel adalah kelas VIII.1 dengan jumlah 40 siswa dan VIII. 2 dengan jumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tes dalam bentuk essay dan observasi dalam bentuk lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran pendekatan deduktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni yaitu suatu metode yang melibatkan 2 kelas dimana satu kelas mendapat perlakuan pembelajaran yang disebut dengan kelas eksperimen dan satu kelas yang tidak mendapat perlakuan pembelajaran disebut dengan kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak digunakan analisis statistik uji-t, berdasarkan hasil analisis data dari dua kelas, ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan deduktif (kelas eksperimen) dan dengan tidak menggunakan pendekatan deduktif (kelas kontrol). Dengan menggunakan uji-t, derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 = 40 + 40 – 2 = 78, dan α = 0,05 didapat thitung > ttabel (4,12 > 1,66), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dari hasil pengujian hipotesis dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh pendekatan deduktif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok gelombang kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinggau”, maka Ha dapat diterima.

Kata kunci : Pengaruh, Pendekatan deduktif, Metode, Belajar, Fisika

6

Page 7: SKRIPSI RASMITA 4105064

7

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………… v

HALAMAN PERNYATAAN..................................... ………………….. vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………… vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. x

ABSTRAK ………………………………………………………………. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………. 1B. Rumusan Masalah …………………………………………. 3C. Tujuan ……………………………………………………… 4D. Manfaat …………………………………………………… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoristik 1. Pendekatan Pembelajaran ................................................. 6

2. Pendekatan Deduktif........ ................................................ 8 3. Kelebihan dan kelemahan pendekatan deduktif................ 10

3. Materi Pokok Gelombang..………………………………..124. Pendekatan Dasar Untuk Mengajar.... ............................... 165. Pembelajaran dengan Pendekatan Deduktif pada

Materi Gelombang.............................................................. 17B. Hasil Belajar.......................................................................... 18C. Hipotesis ............................................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 21

A. Desain Penelitian .................................................................. 21B. Variabel Penelitian ............................................................. 21

7

Page 8: SKRIPSI RASMITA 4105064

8

C. Populasi dan Sampel ......................................................... 22D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………... 23E. Teknik Analisa Data ........................................................ 24F. Prosedur Penelitian………………………………………. 36G. Pelaksanaan Penelitian………………………………….... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 38

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian…………………………. 38B. Pengujian Hipotesis............................................................ 42C. Pembahasan....................................................................... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 49

1. Simpulan …………………………………………………. 492. Saran ……………………………………………………… 49

DAFTAR PUSTAKA

8

Page 9: SKRIPSI RASMITA 4105064

9

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang mungkin

terjadinya proses belajar pada diri sendiri. Sistem lingkungan ini terdiri dari

komponen-komponen yang saling mempengaruhi yakni tujuan instruksional

yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang harus

memainkan peran serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang

dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia. Dalam

belajar banyak siswa yang gagal memperoleh hasil sesuai dengan yang

diharapkan, ini dikarenakan hasil belajar yang dipengarahui oleh faktor

kecakapan dan ketangkasan serta pemahaman belajar siswa yang berbeda

setiap individu.

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang menggunakan metode

ilmiah dalam prosesnya. Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mengajarkan

berbagai pengetahuan yang dapat mengembangkan daya nalar, analisa,

sehingga hampir semua persoalan yang berkaitan dengan alam dapat

dimengerti. Untuk dapat mengerti fisika secara luas, maka harus dimulai

dengan kemampuan pemahaman konsep dasar yang ada pada pelajaran fisika.

Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam memahami tentang pelajaran

fisika sangat ditentukan oleh pemahaman konsep.

Rendahnya daya serap siswa dan banyaknya siswa yang kurang

berhasil dalam belajar fisika menunjukan bahwa adanya faktor yang belum

terlengkapi. Untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem

9

Page 10: SKRIPSI RASMITA 4105064

10

lingkungan tertentu pula, sehubungan dengan ini guru biasanya memilih salah

satu atau lebih strategi belajar mengajar. Ada beberapa dasar yang dapat

digunakan untuk mengklasifikasikan strategi belajar antara lain : tujuan

belajar, pengetahuan guru dan siswa, struktur peristiwa belajar, peran guru dan

siswa dalam mengelola pesan, dan proses pengelola pesan.

Tidak semua konsep dapat dengan mudah menginformasikan kepada

siswa, oleh sebab itu perlu dipilih pendekatan atau metode yang tepat. Dengan

pemilihan pendekatan yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan prestasi

belajar yang optimal. “Dalam pendekatan atau metode tradisional guru

dianggap sebagai sumber ilmu, guru bertindak otoriter, guru mendominasi

kelas, sedangkan murid harus duduk rapi mendengarkan, meniru,

mencontohkan cara-cara guru menyelesaikan soal, murid bertindak pasif”,

Russeffendi (dalam Ruswanti, 2007:2).

Pada dasarnya tujuan dari proses belajar mengajar fisika itu agar

peserta didik dapat mencapai hasil belajar dengan baik. Untuk mencapai hasil

belajar yang baik, ada 2 faktor yang mempengaruhi yaitu : peserta didik

(siswa) dan pengajar (guru). Faktor siswa sangat ditentukan oleh sikap dan

minat siswa terhadap fisika. Sedangkan faktor guru sangat ditentukan oleh

strategi dalam proses belajar mengajar, yaitu meliputi pemilihan metode,

teknik dan pendekatan mengajar.

Dari data SMP Negeri 2, siswa yang mendapat nilai kurang dari

50 %. Hal ini berarti bahwa ketuntasan belajar belum tercapai, karena siswa

dikatakan tuntas perorangan apabila mendapat nilai 6,5 keatas. Dengan

pemilihan pendekatan yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

yang optimal. Salah satu pendekatan mengajar yang akan digunakan dalam

10

Page 11: SKRIPSI RASMITA 4105064

11

penelitian ini adalah pendekatan deduktif. Pendekatan ini berjalan dari yang

umum ke khusus, dari kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat

umum dan mengambil kesimpulan ke khusus proses penalaran kesimpulan

dari umum dan menarik kesimpulannya ke khusus, dari penjelasan materi ke

contoh-contoh soal, dari rumus yang diberikan guru kepada siswa selanjutnya

siswa diminta untuk menyelesaikan soal-soal yang relevan dengan bantuan

rumus yang telah diberikan oleh guru tersebut. Kelebihan dari pendekatan ini

adalah waktu yang diperlukan sangat singkat, cenderung mengaktifkan siswa

karena siswa masih dilibatkan dalam kegiatan belajar seperti mengambil

kesimpulan dari contoh-contoh yang diberikan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang : “Pengaruh Pendekatan Deduktif dalam

Pembelajaran Fisika terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Gelombang

Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Lubuklinggau”.

B. Rumusan Masalah

1. Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah :

a. Adakah pengaruh pendekatan deduktif terhadap hasil belajar siswa pada

materi pokok gelombang?

b. Bagaimana keterlaksanaan pendekatan deduktif pada materi gelombang?

11

Page 12: SKRIPSI RASMITA 4105064

12

2. Batasan Masalah

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda dan supaya

gambaran penelitian ini jelas, terarah, dan dapat mencapai sasaran maka perlu

batasan sebagai berikut :

a. Materi yang diajarkan adalah materi tentang gelombang.

b. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini hanya dibatasi pada

aspek kognitif siswa yang dapat dilihat dari nilai yang diperoleh dari tes

hasil belajar.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah dalam penelitian ini maka

yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan deduktif terhadap hasil

belajar siswa pada materi pokok gelombang.

2. Mengetahui keterlaksanaan pendekatan deduktif pada materi pokok

gelombang

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan siswa, menumbuhkan rasa

kebersamaan siswa, dan tentunya peningkatan hasil belajar dan

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan alternatif dalam pemilihan

pendekatan mengajar.

3. Bagi penulis, sebagai bekal dan tambahan pengalaman untuk mengajar

12

Page 13: SKRIPSI RASMITA 4105064

13

4. Bagi sekolah, menjadi bahan acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan

sekolah.

13

Page 14: SKRIPSI RASMITA 4105064

14

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretik

1. Pendekatan Pembelajaran

Menurut Winatapura (dalam Ruswanti), kata pendekatan ditinjauan

dari segi harfiah berarti hampiran, jalan, tindakan mendekati. Mengajar adalah

mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa,

sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa untuk melakukan belajar.

Dalam pembelajaran fisika dikenal dengan istilah-istilah pendekatan,

metode, teknik dan strategi pembelajaran. Menurut Suyitno, dkk (1997:22)

untuk membedakan istilah-istilah tersebut menjelaskan :

1. Pendekatan pembelajaran : arah atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh

guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat dari materi

yang diajarkan.

2. Metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan untuk mengajar

semua materi pembeljaran, seperti metode ceramah, tanya jawab, inquiry

dan sebagainya.

3. Teknik mengajar adalah cara mengajar yang memerlukan bakat khusus.

4. Strategi pembelajaran adalah siasat yang dipandang tepat dalam

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Sedangkan menurut Suherman, dkk (2003:127), pendekatan

pembelajaran merupakan pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas

yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang

diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut

14

Page 15: SKRIPSI RASMITA 4105064

15

Akhmad Sudrajat (2008), pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai

titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang

merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih

sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan

melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Pendekatan mengajar merupakan tindakan yang dilakukan oleh

seorang guru, sehingga lingkungan yang ada disekitar siswa dapat mendorong

siswa untuk belajar. Pendekatan mengajar merupakan jalan yang digunakan

guru dalam pembelajaran untuk menciptakan suasana yang memungkinkan

siswa belajar. Pembelajaran dapat diartikan suatu kegiatan agar proses belajar

seseorang atau sekelompok orang dapat berlangsung. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Sadinan (1996:47) yang menyatakan bahwa :

“pembelajaran adalah aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan

sebaik-baiknya dengan anak, sehingga sesuai dengan proses belajar mengajar

dimana seseorang dapat berbuat atau menghasilkan suatu perubahan yang ada

pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan”.

Djamarah (1996:43) menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar

adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang

menciptakannya guna mengajarkan anak didik. Selanjutnya Sudjana (dalam

Djamarah, 1996:45) mengemukakan bahwa mengajar adalah proses

memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan

proses belajar. Keefektifan pengajaran diantaranya dipengaruhi oleh

kesesuaian penggunaan model dengan bentuk belajar yang ingin dimunculkan

pada diri siswa.

15

Page 16: SKRIPSI RASMITA 4105064

16

Dalam suatu pembelajaran guru harus bisa memilih dan menetapkan

metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang

diinginkan. Oleh karena itu guru harus menetapkan metode dan strategi

pembelajaran yang tepat. Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang

menyebabkan terjadinya proses belajar, sistem lingkungan ini terdiri dari

komponen- komponen yang saling mempengaruhi.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

memerlukan berhasil tidaknya perancang pembelajaran yang dalam hal ini

guru dan siswa belajar bukan karena suatu metode, melainkan bagaimana cara

menerapkan dan menyampaikan suatu metode pembelajaran pada saat proses

belajar mengajar berlangsung. Guru yang efektif adalah guru yang mampu

membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

Guru juga harus memberikan pelajaran yang sebaik-baiknya pada

setiap proses belajar mengajar, khususnya dalam memilih metode yang sesuai

dengan kondisi masing-masing sekolah.

2. Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif adalah kesimpulan yang dianggapnya benar dan

sudah bersifat umum dan mengambil kesimpulan ke khusus proses penalaran

kesimpulan dari umum dan menarik kesimpulannya ke khusus. Pembelajaran

dengan pendekatan deduktif merupakan proses belajar mengajar dimana

seorang guru terlebih dahulu memberikan definisi serta rumus, memberikan

kebenaran rumus tersebut dan terakhir memberikan contoh soal yang

penyelesaiannya menggunakan rumus tersebut. Langkah selanjutnya siswa

diminta untuk menyelesaikan soal-soal yang relevan dengan bantuan rumus

16

Page 17: SKRIPSI RASMITA 4105064

17

yang telah diberikan. Pendekatan ini juga digunakan untuk mendapatkan

kesimpulan daripada rumus, prinsip, hukum, atau teorema yang diketahui.

Di kelas, pendekatan deduktif ini diberikan sejalan dengan metode

ceramah. Misalnya seorang guru akan menerangkan pengertian gelombang

diantaranya gelombang transversal dan gelombang longitudinal serta

menerangkan rumus hubungan antara frekuensi gelombang, periode

gelombang, panjang gelombang, dan cepat rambat gelombang. Siswa-siswa

menjadi mengerti soal-soal yang serupa dan cara menyelesaikan seperti yang

diberikan oleh gurunya. Cara menyelesaikan soal itu akan diingat oleh para

siswa untuk digunakan pula dimasa yang akan datang.

Prinsip-prinsip penggunaan strategi pengajaran secara deduktif :

a. Peringkat pemulaan, masalah, atau hipotesis harus dibedakan terlebih

dahulu.

b. Murid-murid harus dibimbing mengingat kembali rumus, generalisasi,

prinsip, teorema, atau teori agar membolehkan mereka menyelesaikan

masalah atau hipotesis yang telah dibedakan.

c. Generalisasi, prinsip, atau teori yang digunakan untuk menyelesaikan

masalah atau membuktikan hipotesis haruslah diketahui serta telah

difahamkan secara mendalam.

d. Penggunaan pendekatan deduktif haruslah dilaksanakan mengikuti

prosedur dengan tepat.

e. Proses menyelesaikan masalah atau untuk membuktikan hipotesis tidak

terhadap kepada menggunakan satu generalisasi, prinsip, rumus, hukum,

atau teori yang telah dipelajari.

17

Page 18: SKRIPSI RASMITA 4105064

18

f. Guru sendiri tidak perlu menunjukkan cara menyelesaikan masalah atau

menguraikan cara membuktikan hipotesis, tetapi membimbing murid

aktifitas tanya jawab sehingga mereka menjalankan aktifitas penyelesaian

masalah sendiri. (dalam Akhmad Sudrajat)

3. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Deduktif

a Kelebihan pendekatan deduktif antara lain :

1. waktu yang diperlukan singkat dan benar-benar tidak ada yang

terbuang pelajaran yang diberikan berjalan efisien.

2. Cenderung mengaktifkan siswa karena siswa masih dilibatkan dalam

kegiatan belajar.

b. Kelemahan pendekatan deduktif antara lain :

1. Biasanya dirasakan sangat sulit bagi siswa untuk memahami suatu

rumus yang abstrak, bila tidak didahului contoh-contoh yang nyata

terlebih dahulu.

2. Deduktif ketat dikhawatirkan menyebabkan ingatan lebih penting

daripada pengertian. Kalau hal ini terjadi secara pedagogi, keadaan ini

benar-benar tidak dikehendaki, misalnya seorang siswa lupa suatu

rumus, ia tidak akan mengontruksikan kembali rumus itu.

Kelebihan dan kelemahan pendekatan pembelajaran lain dibandingkan

pendekatan deduktif adalah memberikan kemudahan bagi siswa dalam

mempelajari pelajaran fisika, serta melatih siswa berfikir kritis dan kreatif

dan waktu yang dibutuhkan lama. Serta sering digambarkan sebagai

pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.

18

Page 19: SKRIPSI RASMITA 4105064

19

4. Langkah-langkah pembelajaran pendekatan deduktif

Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan deduktif adalah

sebagai berikut :

1. Presentasi

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, yaitu cara untuk memperoleh

perhatian dari siswa.

b. Guru memjelaskan secara singkat kerangka dasar tentang materi yang

ada dalam gelombang yaitu : pengertian gelombang, gelombang

transversal dan gelombang longitudinal.

2. Penyajian materi pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar yang harus ditempuh dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan deduktif adalah :

a. Guru memberi gambaran materi yang akan disajikan yang

disesuaikan dengan konteks yang diajarkan dengan cara memberikan

contoh yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa.

b. Menyajikan materi dan melibatkan siswa dalam aktifitas belajar

3. Penguatan materi

a. Guru mengingatkan kembali materi yang diajarkan

b. Guru mengajukan masalah yang berkaitan materi yang diajarkan

c. Guru memintah siswa untuk menjelaskan kembali materi yang

sudah diajarkan.

d. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari proses pembelajaran yang

dilakukan.

e. Guru memberi PR dari latihan yang belum dikerjakan.

19

Page 20: SKRIPSI RASMITA 4105064

20

5. Materi Pokok Gelombang

5.1. Pengertian Gelombang

Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang terjadi karena

adanya sumber getaran. Pada perambatan gelombang yang merambat adalah

energi gelombang, sedangkan zat perantaranya tidak ikut merambat.

Perpindahan gelombang dari satu tempat ketempat lain dapat melalui zat

perantara (ruang hampa). Getaran pada gelombang yang melalui zat perantara

akan mengakibatkan partikel-partikel zat ke atas dan ke bawah atau ke kiri dan

ke kanan dari titik kesetimbangannya dan bergetar maju-mundur atau

mendekat-menjauh dari sumber gelombang melewati titik kesetimbangannya.

Pada saat batu jatuh ke air kolam, gelombang akan terbentuk.

Gelombang itu akan merambat dari pusat gangguan, terus melebar, dan

akhirnya akan menghilang. Pada saat gelombang merambat, ternyata materi

(air) tidak ikut merambat. (Kartono, 1991:72)

5.2. Gelombang Transversal dan Gelombang Longitudinal

5.2.1. Gelombang Transversal

Ketika tali itu diberi simpangan, tali akan bergetar dengan arah getaran

ke atas dan ke bawah. Pada tali timbul gelombang yang merambat tegak lurus

dengan arah getarannya bentuk gelombang tersebut dinamakan gelombang

transversal. Gelombang tranversal adalah gelombang yang arah rambatnya

tegak lurus terhadap arah getarnya, Contoh gelombang transversal adalah pada

permukaan air dan gelombang cahaya.

20

Page 21: SKRIPSI RASMITA 4105064

21

Gambar 2.1 : gelombang transversal pada tali (Kartono,1991: 73)

a. Frekuensi Gelombang (f)

Frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang terbentuk dalam

satu sekon. Gelombang memiliki frekuensi 1 Hz, artinya 1 gelombang

dihasilkan dalam 1 sekon, sedangkan gelombang yang memiliki frekuensi 2

Hz artinya 2 gelombang dihasilkan dalam 1 sekon.

f = 1 Hz f = 2 Hz

(a) (b)Gambar 2.2 a dan 2.2 b. Frekuensi gelombang (Kartono, 1991:74)

Jumlah gelombang yang terjadi setiap sekon tersebut disebut

frekuensi. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan :

(Kartono,1991: 74)

Keterangan :

= frekuensi (gelombang per detik atau hertz);

= jumlah gelombang

= waktu (sekon).

b. Periode Gelombang (T)

Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh

satu gelombang. Periode gelombang menunjukkan berapa jumlah gelombang

21

1 sekon1 sekon

Page 22: SKRIPSI RASMITA 4105064

22

yang terjadi dalam waktu 1 sekon. Dengan demikian, maka dapat ditentukan

waktu yang diperlukan untuk membentuk satu gelombang. Selanjutnya

hubungan antara frekuensi ( ) dan periode (T) dapat ditulis dengan persamaan

:

(Suyitno, 2006:182)

Keterangan :

= periode (detik atau sekon)

= frekuensi

c. Panjang Gelombang ( )

Pada gelombang transversal terbentuk puncak gelombang dan lembah

gelombang. Panjang gelombang dilambangkan dengan ( ). Panjang

gelombang adalah panjang satu gelombang yang berbentuk dari satu bukit dan

satu lembah gelombang yaitu jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam

waktu satu periode.

b f

a c g (Suyitno, 2006:183) e i

d h

Gambar 2.3 : Panjang gelombang

Keterangan :

- Dasar gelombang : titik terendah pada gelombangan yaitu d dan h

- Puncak gelombang : titik tertinggi pada gelombangan yaitu b dan f

22

Page 23: SKRIPSI RASMITA 4105064

23

- Lembah gelombang : lengkungan c,d,e dan g,h,i.

- Bukit gelombang : lengkungan a,b,c dan e,f,g.

d. Cepat Rambat Gelombang (v)

Cepat rambat gelombang ialah jarak yang ditempuh oleh gelombang

setiap sekon. Jika jarak tempuhnya adalah s dan waktu yang diperlukan adalah

t, maka cepat rambat gelombang (v) dapat dinyatakan dengan persamaan :

(Kartono,1991: 75)

Keterangan :

v = cepat rambat (m/s2)

s = jarak (m)

t = waktu (sekon)

5.2.2. Gelombang Longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya

sejajar dengan arah getarannya. Pada gelombang longitudinal, satu gelombang

terdiri dari atas rapatan dan satu renggangan. Jadi Panjang gelombang pada

gelombang longitudinal adalah panjang satu gelombang yang berbentuk dari

satu rapatan dan satu renggangan.

23

Page 24: SKRIPSI RASMITA 4105064

24

(Suyitno, 2006:183)

5.3. Hubungan antara Panjang Gelombang, Frekuensi, Cepat Rambat,

dan Periode Gelombang

Gelombang merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain

memiliki kecepatan tertentu dan menempuh jarak tertentu dalam waktu

tertentu. Dalam SI, satuan jarak (s) adalah meter (m), satuan waktu t adalah

sekon (s), dan satuan cepat rambat (v) adalah m/s.

Hubungan antara frekuensi ( ), panjang gelombang ( ), dan cepat

rambat gelombang (v) dapat dituliskan dengan persamaan :

(Suyitno, 2006:185)

Karena , maka persamaan di atas juga dapat ditulis :

(Suyitno, 2006:185)

Keterangan :

= panjang gelombang (m)

= cepat rambat gelombang (m/s);

= frekuensi (Hz);

rapatan rapatan

renggangan renggangan

Gambar 2.4 Gelombang longitudinal

24

Page 25: SKRIPSI RASMITA 4105064

25

= periode (s).

6. Pendekatan Dasar Untuk Mengajar

Sebelum mengajar hendaklah diyakinkan bahwa siswa telah memiliki

prasyarat. Adapun pendekatan yang dapat dilakukan adalah :

a. Guru memaparkan tujuan dan manfaat yang akan dicapai dalam

mempelajari materi yang akan dipelajari.

b. Pemberian contoh harus sesuai dengan tahapan penyajian :

1. Tahapan penyajian untuk pertama kali : contoh harus sederhana dan

jelas sehingga sifat-sifat yang mendefinisikan konsep pada contoh

tersebut mudah dikenal.

2. Tahap latihan lanjut : pada tahap ini diberikan contoh-contoh yang

lebih rumit, ini berarti bahwa sifat-sifat yang mudah dikenal memuat

sifat yang dapat dipakai dalam mendefinisikan konsep tersebut.

3. Tahap post tes : siswa hendaknya dapat membedakan contoh-contoh

yang kebanyakan siswa sukar membedakannya. Perlu ditekankan

bahwa suatu pengajaran harus dikerjakan keseluruhnya dalam suatu

periode tertentu.

Untuk menyampaikan pemikiran tersebut seseorang menggunakan

kalimat-kalimat dan banyak sekali bentuk kalimat dalam kehidupan sehari-

hari, oleh karena itu perlu diajarkan dengan pendekatan yang tepat.

7. Pembelajaran dengan Pendekatan Deduktif Pada Materi Gelombang

25

Page 26: SKRIPSI RASMITA 4105064

26

Pembelajaran dapat diartikan suatu kegiatan agar proses belajar

seorang atau sekelompok orang dapat berlangsung. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Sadinan (1996:47) yang menyatakan bahwa pembelajaran

adalah “Aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya

dengan proses belajar mengajar dimana seseorang dapat berbuat atau

menghasilkan suatu perubahan yang ada pada dirinya dalam pengetahuan

sikap dan keterampilannya”.

Pembelajaran fisika bertujuan antara lain agar siswa mampu

menerapkan fisika, akan tetapi penerapan tidak boleh hanya merupakan

penerapan rumus/teknik yang sudah diberitahukan. Agar siswa menerapkan

fisika secara bermakna, maka menerapkan fisika harus dipelajari melalui

penemuan kembali atau kontruksi kembali fisika. Strategi pembelajaran yang

berpusat pada siswa merupakan strategi yang perlu dikembangkan dan sesuai

dengan kurikulum yaitu mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Pendekatan deduktif adalah kesimpulan yang dianggapnya benar dan

sudah bersifat umum dan mengambil kesimpulan ke khusus proses penalaran

kesimpulan dari umum dan menarik kesimpulannya ke khusus. Pembelajaran

dengan pendekatan deduktif merupakan proses belajar mengajar dimana

seorang guru terlebih dahulu memberikan definisi serta rumus, memberikan

kebenaran rumus tersebut dan terakhir memberikan contoh soal yang

penyelesaiannya menggunakan rumus tersebut.

Dari pembelajaran fisika dengan pendekatan deduktif ini dapat

diharapkan pembelajaran fisika yang bermakna dan dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran fisika. Di setiap kegiatan proses belajar mengajar

26

Page 27: SKRIPSI RASMITA 4105064

27

pendekatan ini diberikan sejalan dengan metode ceramah, guru sebagai

pemberi informasi dan siswa sebagai penerima.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah produk tingkah laku siswa yang dikehendaki yang

benar-benar terjadi (Subiyanto, 1990:201). Menurut Abdurrahman (1993:37),

hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (1999:250-251), hasil belajar

merupakan hal yang dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari

sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih

baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud, sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan

saat terselesaikannya bahan pelajaran yang diajarkan.

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang dikerjakan

dan diusahakan sedangkan belajar adalah kegiatan manusia yang bersifat

manusiawi. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam proses

belajar.

Menurut Nasrun (dalam Djamarah:) menyatakan bahwa, prestasi

belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan

murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan

kepada siswa serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi tiga macam sebagai berikut :

27

Page 28: SKRIPSI RASMITA 4105064

28

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan

disekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan pembelajaran

materi-materi pelajaran.

C. Hipotesis dan Kreteria Uji Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu

permasalahan penelitian. Berdasarkan pengertian hipotesis dan latar belakang

masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :”Ada pengaruh

pendekatan deduktif terhadap hasil belajar siswa pada materi gelombang

kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinggau”.

Dengan kriteria pengujian hipotesis diperlakukan hipotesis nol (Ho)

dan hipotesis kerja (Ha) yaitu :

Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan

menggunakan pendekatan deduktif pada siswa VIII SMP Negeri 2

Lubuklinggau.

Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar dengan

menggunakan pendekatan deduktif pada siswa VIII SMP Negeri 2

Lubuklinggau.

Dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan derajat kebebasan 5%,

dengan kriteria pengujian terima Ha jika thitung > t tabel dan Ho ditolak.

28

Page 29: SKRIPSI RASMITA 4105064

29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode yang

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari perlakuan yang

diberikan pada subjek selidik (Arikunto, 2006). Penulisan ini dilakukan

bereksperimen dimana satu kelas mendapatkan perlakuan pengajaran dengan

pendekatan deduktif, sedangkan satu kelas lagi mendapatkan perlakuan

pengajaran dengan tidak menggunakan pendekatan deduktif. Pada pokok

bahasan gelombang untuk kelas yang mendapatkan perlakuan pendekatan

deduktif disebut kelas eksperimen dan kelas yang mendapat perlakuan tidak

menggunakan pendekatan deduktif disebut kelas kontrol.

Desain penelitian yang digunakan berbentuk one group pretest-postest

design. Menurut Suryabrata (1983:41) dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1Desain Penelitian

Kelas Pre-Test Perlakuan Post-Test

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 - T2

Keterangan :

E : EksperimenK : KontrolT1 : Pretest T : PosttestX : Pembelajaran dengan pendekatan deduktif

29

Page 30: SKRIPSI RASMITA 4105064

30

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian.

Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah diterapkan

pendekatan deduktif pada materi gelombang. Maka terdapat dua variabel,

yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah

penggunaan pendekatan deduktif atau variabel (X), sedangkan Variabel

terikatnya adalah hasil belajar fisika siswa atau variabel (Y).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:118).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Lubuklinggau Tahun Pelajar 2009/2010 semester II dapat dilihat pada Tabel

3.1 berikut :

Tabel 3.2Populasi Siswa

No KelasJenis Kelamin

JumlahLaki-laki Perempuan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

VIII.1

VIII.2

VIII.3

VIII.4

VIII.5

VIII.6

VIII.7

VIII.8

VIII.9

20

21

22

22

22

20

20

21

21

20

19

20

19

20

20

20

20

19

40

40

42

41

42

40

40

41

40

Jumlah 191 177 366

Sumber : TU SMP N 2 Lubuklinggau, 2009/2010.

30

Page 31: SKRIPSI RASMITA 4105064

31

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dipilih (Arikunto,

1990:104) dari seluruh siswa kelas VIII dijadikan sebagai sampel penelitian.

Digunakan teknik ini karena setiap kelas dari seluruh subjek mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Suharsimi, Arikunto,

1998:120). Kemudian dari dua kelas yang dipilih diundi secara acak untuk

menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen

diberi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan deduktif, sedangkan

siswa kelas kontrol diberi pembelajaran dengan tidak menggunakan

pendekatan deduktif. Pada Tabel 3.3 berikut ini menjelaskan jumlah sampel

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel. 3.3Jumlah Sampel

Kelas Jumlah

Kelas Eksperimen VIII.1 40

Kelas Kontrol VIII.2 40

Jumlah 80

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan dua

instrumen yaitu lembar tes dan lembar observasi.

1. Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto

31

Page 32: SKRIPSI RASMITA 4105064

32

2002:127). Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes awal

dilaksanakan sebelum tindakan penelitian dan tes akhir setelah penelitian

dilakukan. Tes awal dilakukan pada bahan-bahan penting yang akan diajarkan

dan digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum tindakan.

Tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan

pendekatan deduktif pada pelajaran fisika. Dalam penelitian ini tes berbentuk

uraian berjumlah 8 soal.

2. Teknik Observasi

Observasi adalah “suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang

dilakukan secara sistematik, dengan prosedur yang berstandar” (Arikunto,

2002:197). Observasi yang digunakan yaitu lembar observasi aktivitas guru

yang memuat daftar chek list keterlaksanaan model pembelajaran yang

dilaksanakan. Dalam lembar ini juga terdapat kolom keterangan

keterlaksanaan dan skor observasi terhadap kekurangan-kekurangan aktivitas

guru selama pembelajaran yang diamati oleh pengamat.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data tes hasil belajar siswa dan data lembar observasi guru. Data tes

hasil belajar didapat dengan memeriksa lembar tes siswa, kemudian dianalisis

untuk melihat tingkat pencapaian hasil belajar setelah diterapkan pendekatan

deduktif pada materi gelombang. Teknik analisis data dalam penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut :

32

Page 33: SKRIPSI RASMITA 4105064

33

1. Teknik analisis data tes hasil belajar

Teknik analisis data tes hasil belajar dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Menentukan nilai rata-rata dalam daftar distribusi frekuensi

(Sudjana, 2002:67)

Keterangan :

= Nilai rata-rata sampel

fi = Frekuensi

xi = Titik tengah nilai tes

b. Mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus :

(Sudjana, 1996:93)

Keterangan :

= Rata-rata

= Nilai hasil pengamatan atau observasi

n = Jumlah semua observasi

S = Simpangan Baku

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan data,

rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji kecocokan (Chi

kudrat) yaitu:

(Sugiyono, 2007:107)

Dengan :

= Harga chi-kuadrat yang dicari

33

Page 34: SKRIPSI RASMITA 4105064

34

= Frekuensi dari hasil observasi

= Frekuensi dari hasil estimasi

Selanjutnya hitung dibandingkan dengan tabel dengan derajat

kebebasan (dk) = k-1, dari data didapat pada (Lampiran B). Di mana k

adalah banyaknya kelas interval. Adapun kriteria pengujiannya Jika hitung <

tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, dalam hal

lainnya data tidak berdistribusi normal.

d. Uji Homogenitas

(Sudjana, 1996:249)

Keterangan :

= Varians Terbesar

= Varians Terkecil

Kriteria pengujiannya adalah F hitung < Ftabel , maka kedua kelompok

data mempunyai varians sama. Dari data yang didapat pada Lampiran B

menunjukkan bahwa varians kedua kelompok yang dibandingkan pada

tes awal dan tes akhir pada taraf kepercayaan = 5% adalah homogen

karena Fhitung < Ftabel.

e. Uji Statistik

Uji statistik yang digunakan adalah uji t dengan rumus :

(Sudjana, 1996:243)

Keterangan :

34

Page 35: SKRIPSI RASMITA 4105064

35

t = Perbedaan rata-rata kedua sampel

= Nilai rata-rata kelompok eksperimen

= Nilai rata-rata kelompok kontrol

s1 = Varians kelompok eksperimen

s2 = Varians kelompok kontrol

n1 = Banyaknya sampel kelompok eksperimen

n2 = Banyaknya sampel kelompok eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan data pada (Lampiran B) kriteria

pengujian: Jika > tabelt maka tidak berbeda secara signifikan, artinya

tidak ada pengaruh yang berarti atau hipotesis ditolak jika > tabelt atau

tabelt < maka terdapat pengaruh yang signifikan.

2. Teknik analisis data observasi keterlaksanaan

Observasi dalam penelitian ini untuk mengetahui keterlaksanaan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran pendekatan deduktif.

Observasi dalam penelitian ini dalam tiga fase yang terdiri dari masing-

masing aspek yang diamati.

Dari data perhitungan terdapat dalam Lampiran B, Pengolahan data

observasi yang diharapkan untuk keterlaksanaan pembelajaran

diperhitungkan dengan persentase pada tiap-tiap hasil yang diperoleh,

adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :

35

Page 36: SKRIPSI RASMITA 4105064

36

Persentase keterlaksanaan pembelajaran pendekatan deduktif

digunakan interpretasi pada Tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

No% Kategori

Keterlaksanaan PembelajaranInterpretasi

1 0 – 24,9 Sangat kurang

2 25 – 37,5 Kurang

3 36,6 – 62,5 Sedang

4 62,6 – 87,5 Baik

5 87,6 - 100 Sangat Baik

Mulyadi (dalam Nuh : 2007)

F. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan alat evaluasi yang kualitasnya baik, Instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes

tersebut digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai

gelombang. Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian instrumen

tersebut di uji coba terlebih dahulu pada siswa soal tes yang diambil dari

materi gelombang. Uji coba instrumen dilaksanakan dikelas X MA Ittidahutul

Ulum yang diikuti 30 siswa. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Dengan

demikian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diketahui

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Uji coba

instrumen tes hasil belajar dapat diuraikan sebagai berikut :

36

Page 37: SKRIPSI RASMITA 4105064

37

1. Validitas Tes

Suatu tes dikatakan valid jika tes tesebut mampu mengevaluasi dengan

tepat apa yang seharusnya dievaluasi. Untuk mengetahui validitas butir soal,

dihitung dengan korelasi product moment. Adapun rumus yang digunakan

adalah korelasi product moment dari pearson (Arikunto, 2000:225) sebagai

berikut :

Keterangan :

: Koefisien korelasi

X : Skor butir soal

Y : Skor soal

n : Banyak subyek

Interprestasi yang lebih rinci mengenai nilai tersebut terbagi dalam

kategori sebagai berikut :

tidak valid

validitas sangat rendah

validitas rendah

validitas sedang

validitas tinggi

validitas sangat tinggi

Untuk mengetahui keberartian dari koefisien validitas, digunakan uji t

seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (1996:380) dengan rumus sebagai

berikut:

37

Page 38: SKRIPSI RASMITA 4105064

38

Taraf nyata = , jika , maka hipotesis diterima (tidak

signifikan). Dalam hal ini hipotesis ditolak (signifikan), dengan kata lain butir

soal tersebut dikatakan valid.

Dari hasil perhitungan Lampiran A dapat diperoleh hasil analisis

validitas butir soal pada Tabel 3.5

Tabel 3.5Hasil Analisis Validitas Tes Hasil Belajar

No

Soalrxy Ket thitung ttabel Ket

1 0,33 Tidak Valid 1,85 2,05 Tidak Signifikan

2 0,58 Valid 3,77 2,05 Signifikan

3 0,50 Valid 3,06 2,05 Signifikan

4 0,58 Valid 3,77 2,05 Signifikan

5 0,33 Tidak Valid 1,85 2,05 Tidak Signifikan

6 0,55 Valid 3,48 2,05 Signifikan

7 0,54 Valid 3,32 2,05 Signifikan

8 0,65 Valid 4,53 2,05 Signifikan

9 0,44 Valid 2,60 2,05 Signifikan

10 0,54 Valid 3,40 2,05 Signifikan

2. Reliabelitas Tes

Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap

walaupun diberikan pada orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan

tempat yang berbeda pula.

38

Page 39: SKRIPSI RASMITA 4105064

39

Untuk mengetahui reliabelitas tes berbentuk uraian digunakan rumus

Alpa, yang dikemukakan oleh Suherman dan Sudjaya (1990:194) sebagai

berikut :

Keterangan :

= Reliabelitas instrumen

= Banyak butir soal

= Jumlah varians skor tiap butir soal

= Jumlah varians skor total

Interprestasi yang lebih rinci mengenai tersebut dibagi kedalam

kategori-kategori sebagai berikut: (Suherman dan Sukjaya, 1990:177)

0,20 Reliabelitas sangat rendah

0,20 0,40 Reliabelitas rendah

0,40 0,60 Reliabelitas sedang

0,60 0,80 Reliabelitas tinggi

0,80 1,00 Reliabelitas sangat tinggi

Setelah hasil data uji coba dianalisis Lampiran A, dengan

menggunakan rumus alpa diperoleh koefisien reliabelitas sebesar 0,58. Ini

berarti soal tes tersebut mempunyai derajat reliabelitas yang sedang, sehingga

dipercaya sebagai alat ukur.

39

Page 40: SKRIPSI RASMITA 4105064

40

3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal tersebut dalam

memisahkan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

Besarnya daya pembeda tersebut juga dengan indeks deskriminasi (daya

pembeda). Untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus

yang dikemukakan oleh Karnoto (1996:15) sebagai berikut :

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

SA = Jumlah Skor Kelompok Atas

SB = Jumlah Skor Kelompok Bawah

Ii = Jumlah Skor Ideal salah satu kelompok (kelompok atas/bawah)

Klasifikasi interprestasi untuk daya pembeda yang digunakan menurut

Suherman dan Sudjaya (1990:202) sebagai berikut :

DP 0,20 sangat jelek

0,20 DP 0,40 jelek

0,40 DP 0,60 cukup

0,60 DP 0,80 baik

0,80 DP 1,00 sangat baik

Dari hasil perhitungan Lampiran A, dapat kemukakan rekapitulasi

hasil analisis daya pembeda tes penguasaan materi gelombang seperti pada

Tabel 3.6

Tabel 3.6

40

Page 41: SKRIPSI RASMITA 4105064

41

Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Hasil Belajar

NoSoal

∑ SkorK. Atas

∑ SkorK. Bawah

SkorIdeal

DP Ket

1 39 31 45 0,18 Jelek

2 61 35 75 0,35 Cukup

3 57 37 75 0,27 Cukup

4 58 43 75 0,2 Jelek

5 51 40 60 0,18 Jelek

6 75 55 90 0,22 Cukup

7 61 44 75 0,23 Cukup

8 45 34 45 0,24 Cukup

9 64 40 75 0,32 Cukup

10 78 44 90 0,38 Cukup

∑ 589 403 705 0,27 Cukup

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah kemampuan soal tersebut dalam

menjaring banyaknya siswa peserta tes yang dapat mengerjakan soal dengan

benar. Jika banyak siswa yang menjawab benar maka taraf kesukaran soal

rendah, sebaliknya jika sedikit siswa yang menjawab benar maka taraf

kesukaran tinggi. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan

tidak terlalu sukar.

Untuk menghitung tingkat kesukaran (Tk) butir soal terbetuk essay,

digunakan rumus yang dikemukakan Karnoto (1996:16) sebagai berikut:

Keterangan :

Tk = Indeks tingkat kesukaran

SA= Jumlah skor kelompok atas

SB = Jumlah skor kelompok bawah

41

Page 42: SKRIPSI RASMITA 4105064

42

IA = Jumlah skor ideal kelompok atas

IB = Jumlah skor kelompok bawah

Kriteria indeks kesukaran butir soal yang digunakan seperti yang

dikemukakan oleh Suherman dan Sukjaya (1990:213) yaitu:

0,00 < Tk 0,30 sukar

0,30 < Tk 0,70 sedang

0,07 < Tk 1,00 mudah

Tk = 1,00 terlalu mudah

Dari hasil perhitungan Lampiran A, dapat dikemukakan hasil analisis

tingkat kesukaran tes penguasaan materi gelombang seperti pada Tabel 3.7

berikut :

Tabel 3.7Hasil Analisis Tingkat Kesukaran

NoSoal

∑ SkorK. Atas

∑ SkorK. Bawah

∑ SkorIA + IB

TK Ket

1 39 31 90 0,78 Mudah

2 61 35 150 0,64 Sedang

3 57 37 150 0,63 Sedang

4 58 43 150 0,67 Sedang

5 51 40 120 0,76 Mudah

6 75 55 180 0,72 Mudah

7 61 44 150 0,70 Sedang

8 45 34 90 0,88 Mudah

9 64 40 150 0,69 Sedang

10 78 44 180 0,68 Sedang

∑ 589 403 1410 7,15 Sedang

42

Page 43: SKRIPSI RASMITA 4105064

43

Dari hasil perhitungan Lampiran A, dapat kemukakan rekapitulasi

hasil analisis uji coba tes hasil belajar penguasaan materi gelombang seperti

pada Tabel 3.8

Tabel 3.8Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar

No

SoalValiditas

Tingkat

KesukaranDaya Pembeda Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0,33

0,58

0,50

0,58

0,33

0,55

0,54

0,65

0,44

0,54

Rendah

Sedang

Sedang

Sedang

Rendah

Sedang

Sedang

Tinggi

Sedang

Sedang

0,78

0,64

0,62

0,67

0,75

0,72

0,7

0,87

0,69

0,68

Mudah

Sedang

Sedang

Sedang

Mudah

Mudah

Sedang

Mudah

Sedang

Sedang

0,18

0,35

0,27

0,20

0,18

0,22

0,23

0,24

0,32

0,38

Jelek

Cukup

Cukup

Jelek

Jelek

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Tidak Dipakai

Dipakai

Dipakai

Dipakai

Tidak Dipakai

Dipakai

Dipakai

Dipakai

Dipakai

Dipakai

5. Validasi Instrumen Untuk Lembar Observasi Keterlaksanaan

Pendekatan Deduktif

Reliabel instrumen pengamat akan dihitung dengan teknik

interobserver agreement. Dua orang validator atau pengamat yaitu bapak Drs.

Rudy Hartoyo, M.Pd. dan bapak Surono, M.Pd menggunakan instrumen yang

sama untuk mengamati variabel yang sama. Kedua pengamat atau validator

tersebut diminta untuk menilai sesuai dengan instrumen pengamatan yang

diujicobakan.

43

Page 44: SKRIPSI RASMITA 4105064

44

Rumus yang akan digunakan untuk menghitung reliabilitas observasi

keterlaksanaan adalah:

Percent Agreement (R) = 100 Borich (dalam Mulyadi)

Keterangan :

A = Frekuensi aspek tingkah-laku yang teramati oleh pengamat dengan

memberikan frekuensi tinggi.

B = Frekuensi aspek tingkah-laku yang teramati oleh pengamat lain dengan

memberikan frekuensi rendah.

Adapun kriteria penilaian lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran pendekatan deduktif terdapat pada lampiran A. Dari hasil

perhitungan, dapat dikemukakan bahwa reliabelitas instrumen pengamat

diperoleh hasil dari validator A adalah bapak Drs. Rudy Hartoyo, M.Pd.

dengan skor 90 dan validator B adalah bapak Surono, M.Pd dengan skor 70,

maka hasil dari kedua validator tersebut adalah 87,5. Berdasarkan hasil

perhitungan reliabelitas instrumen untuk lembar observasi keterlaksanaan

pendekatan deduktif yang dinilai oleh kedua validator, maka keterlaksanaan

pendekatan deduktif dinyatakan cukup baik.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang telah dilaksanakan melalui beberapa tahap,

yaitu :

a. Tahap persiapan, meliputi pembuatan perangkat pembelajaran, pembuatan

instrumen, dan pertimbangan hasil uji coba.

44

Page 45: SKRIPSI RASMITA 4105064

45

b. Tahap pelaksanaan, terdiri dari : pemberian pretes, kegiatan pembelajaran

dan pemberian post-tes.

c. Tahap analisis data, meliputi : pengumpulan data, penskoran, analisis data

dan menarik kesimpulan.

G. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan dilaksanaan di SMP Negeri 2 Lubuklinggau pada kelas

VIII1 dengan jumlah 40 siswa dan kelas VIII.2 dengan jumlah 40 siswa

semester II Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dimulai dari tanggal 19

April sampai dengan 1 Mei 2010. Pelaksanaan penelitian dimulai dari

pemberian tes awal (pre-test) kemudian melaksanakan pembelajaran dan

pemberian tes akhir (pos-test) terhadap pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan deduktif. Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal

seluruh siswa dalam penguasaan materi gelombang. Sedangkan pos-test

digunakan untuk mengetahui penguasaan materi gelombang yang merupakan

keberhasilan siswa setelah mengikuti proses dalam pembelajaran.

45

Page 46: SKRIPSI RASMITA 4105064

46

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian meliputi kemampuan awal, kemampuan

akhir, hasil keterlaksanan pembelajaran dengan pendekatan deduktif dan

pengujian hipotesis yang dapat dipaparkan secara sistematis sebagai berikut :

1. Kemampuan Awal Siswa

Kemampuan awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran materi

gelombang merupakan data penelitian yang diperoleh dari tes awal. Tes awal

berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada suatu materi

gelombang. Soal tes awal diambil dari materi gelombang dengan

menggunakan delapan buah soal berbentuk essay yang telah diketahui

validitas, reliabelitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Pelaksanaan

tes awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi

gelombang. Rata-rata hasil tes awal siswa pada Lampiran B dapat dilihat pada

Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku

Hasil Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas N Nilai rata-rata( ) Simpangan Baku (S)

Kontrol 40 13,88 4,17

Eksperimen 40 13,75 4,06

Dari Tabel 4.1, dapat dikemukakan bahwa hasil tes awal (pretest)

diperoleh nilai rata-rata untuk kelas kontrol adalah 13,88 dan simpangan baku

46

Page 47: SKRIPSI RASMITA 4105064

47

4,17, sedangkan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 13,75 dan

simpangan bakunya adalah 4,06. Dari perhitungan hasil tes kemampuan awal

siswa untuk kelas kontrol dengan nilai rata-rata dan simpangan baku lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen.

2. Kemampuan Akhir Siswa

Kemampuan siswa dalam penguasaan materi gelombang merupakan

hasil belajar setelah mengikuti proses pembelajaran. Materi pembelajaran

adalah gelombang dengan sub materi pokok rumus-rumus frekuensi

gelombang, periode gelombang, panjang gelombang dan cepat rambat

gelombang. Dibandingkan dengan kemampuan awal siswa maka terdapat

peningkatan pada kemampuan akhir.

Dari perhitungan Lampiran B, diperoleh hasil rekapitulasi dengan nilai

rata-rata dan simpangan baku dari hasil tes akhir dapat dilihat pada Tabel 4.2.

sebagai berikut :

Tabel 4.2Rata-Rata ( ) dan Simpangan Baku (S)

Hasil Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas N Nilai rata-rata( ) Simpangan Baku (S)

Kontrol 40 37,4 4,32

Eksperimen 40 42,25 4,39

Dari Tabel 4.2 dapat dikemukan bahwa hasil tes akhir (post-test)

diperoleh nilai rata-rata untuk kelas kontrol yaitu 37,4 dan simpangan baku

adalah 4,32, sedangkan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen dengan nilai

42,25 dan simpangan baku 4,39.

47

Page 48: SKRIPSI RASMITA 4105064

48

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata

kemampuan akhir siswa untuk kelas eksperimen setelah mendapatkan

perlakuan atau pembelajaran pendekatan deduktif, maka nilai rata-rata dan

simpangan baku lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol tanpa

perlakuan atau pembelajaran pendekatan deduktif.

Hal ini dapat dilihat dari gambar grafik dibawah ini antara pre-tes dan

post-tes kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai berikut :

Gambar 4.1 : Hasil Pre-tes dan Post-tes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan Gambar di atas, dapat dilihat bahwa hasil tes kemampuan

awal siswa untuk kelas kontrol dengan nilai rata-rata dan simpangan baku

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Sedangkan hasil nilai

rata-rata kemampuan akhir siswa untuk kelas eksperimen setelah mendapatkan

perlakuan atau pembelajaran pendekatan deduktif, maka nilai rata-rata dan

48

Page 49: SKRIPSI RASMITA 4105064

49

simpangan baku lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol tanpa

perlakuan atau pembelajaran pendekatan deduktif.

3. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan Pendekatan Deduktif

Keterlaksanaan pembelajaran pendekatan deduktif telah dilaksanakan

dengan cukup baik oleh guru pada proses pembelajaran dalam kelas,

ditunjukkan dengan persentase keterlaksanaan prosedur pembelajaran yang

telah diobservasi oleh observer pada (lampiran D). Hasil pembelajaran yang

didapat selama proses pembelajaran pada Lampiran B dapat dilihat pada Tabel

4.3 berikut :

Tabel 4.3Persentase Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Pendekatan Deduktif

KelasPersentase

Keterlaksanaan (%) Interpresentasi

Ekperimen 80 baik

Kontrol 70 baik

Dari Tabel 4.3, dapat dikemukakan bahwa persentase keterlaksanaan

untuk kelas eksperimen dengan nilai 80 %, sedangkan kelas kontrol

mendapatkan nilai 70 %, makaketerlaksanaan pembelajaran dikategorikan

dengan interpresentasi baik.

Dalam penelitian ini, data observasi guru terhadap kegiatan

pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi guru. Dari

perhitungan hasil persentase observasi keterlaksanaan terhadap kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan deduktif didapat dari hasil

49

Page 50: SKRIPSI RASMITA 4105064

50

pengamatan, maka hasil observasi keterlaksanaan dilaksanakan sangat baik.

Dengan demikian kegiatan pembelajaran fisika dengan pendekatan deduktif

diharapkan dapat tercapai dengan baik.

B. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah ”Ada pengaruh

pendekatan deduktif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok

gelombang kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinggau”.

Seperti telah dijelaskan pada Bab III, sebelum menguji hipotesis

tersebut terlebih dahulu menguji normalitas data. Setelah itu menguji hipotesis

penelitian dengan menggunakan uji-t yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan

statistik (Lampiran B) tentang uji normalitas data dengan daya taraf

kepercayaan α =0,05, jika < , maka data berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas data tes awal dan tes akhir pada Lampiran B dapat dilihat

pada Tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir

Kelas dk Kesimpulan

Kontrol :1. Tes Awal2. Tes Akhir

5,823,40

55

11,0711,07

NormalNormal

Eksperimen :1. Tes Awal2. Tes Akhir

9,7910,15

55

11,0711,07

NormalNormal

50

Page 51: SKRIPSI RASMITA 4105064

51

Berdasakan Tabel 4.4, dapat dikemukakan bahwa untuk kelas

eksperimen data tes awal yaitu 9,79 dan tes akhir yaitu 10,15,

sedangkan untuk kelas kontrol data tes awal yaitu 5,82 dan tes akhir

yaitu 3,40. Untuk ketentuan pengujian normalitas dengan menggunakan uji

(chi kuadrat) dapat disimpulkan bahwa pada taraf kepercayaan = 0,05

dan derajat kebebasan (dk) = 5, masing-masing untuk tes awal maupun tes

akhir kelas ekperimen dan kelas kontrol, karena lebih kecil daripada

, maka dapat dinyatakan berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk menguji tentang kesamaan

varians dan varians yang sama menunjukan varians yang homogen.

Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik tentang homogenitas varians

dengan taraf kepercayaan = 0,05 jika Fhitung < Ftabel, maka varians kedua

kelompok homogen. Hasil uji homogenitas varians tes awal dan akhir kedua

kelompok pada Lampiran B dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir

F hitung dk Ftabel Kesimpulan

Tes Awal 1,06 (40;40) 1,69 Homogen

Tes Akhir 1,03 (40;40) 1,69 Homogen

Dari Tabel 4.5, dapat dikemukakan bahwa varians kedua kelompok

yang dibandingkan pada tes awal Fhitung = 1,06 dan tes akhir Fhitung = 1,03,

51

Page 52: SKRIPSI RASMITA 4105064

52

dengan taraf kepercayaan = 0,05 dan Ftabel = 1,69. Karena Fhitung < Ftabel ,

maka kedua varians tersebut dinyatakan homogen.

3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas, maka kedua kelompok

data tes awal adalah normal dan homogen begitu juga hasil tes akhir adalah

normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes awal dan tes akhir dapat

dilihat pada Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6Uji Kesamaan Rata-Rata Tes Awal Dan Tes Akhir

thitung dk ttabel Kesimpulan

Tes Awal - 0,141 78 1,66 thitung < ttabel Ho diterima

Tes Akhir 9,66 78 1,66 thitung > ttabel Ho ditolak

Pada Tabel 4.6, dapat dikemukakan bahwa hasil analisis uji-t

mengenai kemampuan awal siswa menunjukkan bahwa hasil belajar kelas

eksperimen dan kelas kontol thitung = - 0,141, karena thitung < ttabel maka Ho

diterima. Sedangkan hasil tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol thitung =

9,66, karena thitung < ttabel maka Ho ditolak. Dengan nilai kepercayaan α = 0,05,

dk = 78 dan ttabel = 1,66.

Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda untuk kelas eksperimen

dan kelas kontol terdapat peningkatan skor hasil belajar. Peningkatan hasil

belajar tersebut dianggap sebagai hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan

52

Page 53: SKRIPSI RASMITA 4105064

53

pendekatan deduktif sedangkan pada kelas kontrol tanpa diberikan

pembelajaran pendekatan deduktif.

Dengan kriteria pengujian hipotesis diperlakukan hipotesis nol (Ho)

dan hipotesis kerja (Ha) yaitu :

Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan

menggunakan pendekatan deduktif pada siswa VIII SMP Negeri 2

Lubuklinggau.

Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar dengan

menggunakan pendekatan deduktif pada siswa VIII SMP Negeri 2

Lubuklinggau.

Berdasarkan skor hasil tes awal pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dan perhitungan hasil uji-t , maka nilai t tabel dengan derajat kebebasan

= n1 + n2 = 40 + 40 – 2 = 78, dan = 0,05, maka nilai t tabel = 1,66. Harga thitung

> t tabel (- 0,141 > 1,66), sedangkan hasil uji-t untuk tes akhir pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai t tabel dengan derajat kebebasan = n1

+ n2 = 40 + 40 – 2 = 78, dan = 0,05, maka nilai t tabel = 1,66. Harga thitung > t

tabel (9,66> 1,66) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

Dalam uji-t yang telah dilakukan pada α =0,05 dapat diambil

kesimpulan bahwa > . Hal ini berarti, hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan pendekatan deduktif lebih baik dibandingkan

dengan hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan deduktif pada materi gelombang. Dengan kata lain pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan deduktif sangat baik untuk diterapkan guna

meningkatan hasil belajar fisika siswa.

53

Page 54: SKRIPSI RASMITA 4105064

54

C. Pembahasan

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dikemukakan bahwa data hasil pre-test

(tes awal) skor rata-rata kelas kontrol 13,88 dan simpangan baku sebesar 4,17,

sedangkan kelas eksperimen 13,75 dan simpangan baku 4,06. Dari

perhitungan hasil tes kemampuan awal siswa untuk kelas kontrol dengan nilai

rata-rata dan simpangan baku ditunjukkan bahwa hasil kemampuan awal siswa

lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan awal siswa kelas eksperimen.

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dikemukakan bahwa data hasil post-test

(tes akhir) bahwa skor rata-rata kelas kontrol 37,4 dan simpangan baku

sebesar 4,32, sedangkan kelas eksperimen 42,25 dan simpangan baku 4,39.

Dari perhitungan data hasil tes akhir (post-tes) terdapat perbedaan hasil belajar

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini disebabkan dari perlakuan yang

diberikan pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan

pendekatan deduktif nilai rata-rata 42,25 dan simpangan baku 4,39. Pada kelas

kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan pendekatan deduktif diperoleh

nilai rata-rata 37,4 dan simpangan baku 4,32. Dengan demikian rata-rata hasil

post-test kelas eksperimen diperoleh kemampuan akhir siswa lebih tinggi

dibandingkan dengan kemampuan akhir kelas kontrol.

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dikemukakan bahwa (Chi Kuadrad)

kelas awal eksperimen yang ada pada Lampiran B, dapat dikemukakan bahwa

bila dk = 5 dan kesalahan 5%, maka harga Chi Kuadrad tabel ( ) adalah

11,070. Dari hasil uji normalitas tes awal kelas eksperimen didapat nilai Chi

Kuadrad hitung ( ) adalah 9,79. Jadi sesuai dengan ketentuan yang ada

54

Page 55: SKRIPSI RASMITA 4105064

55

bahwa bila (9,79) < (11,070) maka data tes awal kelas

eksperimen dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan untuk tes akhir kelas

eksperimen diketahui bahwa dk = 5 dan kesalahan 5%, maka harga Chi

Kuadrad tabel ( ) adalah 11,070. Dari hasil uji normalitas tes akhir kelas

eksperimen didapat nilai ( ) adalah 10,15. Karena (10,15) <

(11,070) maka data tes akhir kelas eksperimen dinyatakan

berdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas tes awal kelas kontrol didapat nilai ( )

adalah 5,82. Karena (5,82) < (11,070) maka data tes awal kelas

kontrol dinyatakan berdistribusi normal dan dk = 5 dan kesalahan 5%, maka

harga ( ) adalah 11,070. Dari hasil uji normalitas tes akhir kelas kontrol

didapat nilai ( ) adalah 3,40. Karena (3,40) < (11,070)

maka data tes akhir kelas kontrol dinyatakan berdistribusi normal.

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dikemukakan bahwa hasil uji

homogenitas varians dengan taraf kepercayaan α = 0,05 < , maka

varians kedua kelompok homogen. Hasil uji homogenitas varians tes awal

= 1,06 dan = 1,69 karena < , maka Ho diterima atau

homogen. Sedangkan hasil uji homogenitas varians tes akhir = 1,03 dan

= 1,69 karena < , maka Ho diterima atau homogen. Dari

hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa < , kedua

varians dinyatakan homogen.

Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dikemukakan bahwa hasil uji-t, taraf

kepercayaan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 78, didapat (- 0,141)

55

Page 56: SKRIPSI RASMITA 4105064

56

> (1,66). Sedangkan untuk tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol

(9,66) > (1,66). Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ”Ada

pengaruh pendekatan deduktif terhadap hasil belajar siswa yang mendapat

perlakuan pembelajaran lebih baik daripada hasil belajar fisika siswa yang

tidak mendapat perlakuan pembelajaran”, maka uji-t dapat diterima.

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat dikemukakan bahwa hasil observasi

diperoleh lembar keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan deduktif untuk kelas eksperimen dengan hasil 80 sedangkan untuk

kelas kontrol tanpa menggunakan pembelajaran pendekatan deduktif dengan

hasil 70, maka hasil perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran

dengan hasil 75 % dengan kriteria baik. Dengan demikian hasil belajar siswa

setelah mengikuti pembelajaran pendekatan deduktif lebih baik dibandingkan

dengan hasil belajar siswa tanpa mengikuti pembelajaran pendekatan deduktif

pada materi gelombang. Dengan kata lain pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan deduktif sangat baik untuk diterapkan guna meningkatkan hasil

belajar fisika.

BAB. VSIMPULAN DAN SARAN

56

Page 57: SKRIPSI RASMITA 4105064

57

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Adanya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

pendekatan deduktif secara signifikan terhadap hasil belajar siswa. Dari

hasil belajar fisika, siswa yang mendapat perlakuan dengan menggunakan

pendekatan deduktif lebih baik daripada hasil belajar fisika siswa yang

tidak mendapat perlakuan dengan tidak menggunakan pendekatan deduktif

dapat diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji-t, bahwa hasil belajar tes

awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontol dengan thitung = - 0,141

dengan nilai kepercayaan α = 0,05, dk = 78 dan ttabel = 1,66, sedangkan

hasil tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol thitung = 9,66, karena thitung

< ttabel maka Ho diterima.

b. Hasil keterlaksanaan terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan deduktif diperoleh dari hasil pengamatan untuk kelas

eksperimen dengan persentase 80 sedangkan kelas kontrol dengan

persentase 70, maka hasil observasi keterlaksanaan dilaksanakan sangat

baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

disarankan :

1. Bagi guru fisika agar dapat memilih metode pembelajaran dengan

pendekatan deduktif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

2. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru harus benar-benar

memahami dan cermat untuk memilih metode yang sesuai dengan materi

57

Page 58: SKRIPSI RASMITA 4105064

58

yang diajarkan, satu diantaranya adalah pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan deduktif yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa secara mandiri dan aktif.

58

Page 59: SKRIPSI RASMITA 4105064

59

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrrahman. 1993. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rieka Cipta..

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah. 1996. Sterategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyanti, Mudjiono. 1999. Pendidikan Kesulitan Dalam Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Htt/ Sudrajat. 2008. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran.

Karnoto. 1996. Mengenal Analisis Tes (ANATES). Bandung : FIP IKIP Bandung.

Kartono. 1991. Fisika SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga..

Nuh. 2008. Uji Instrumen Keterlaksanaan Pembelajaran. Jakarta : Rajawali.

Ruswanti. 2007. Penerapan Pembelajaran dengan Pendekatan Deduktif pada Materi pokok trigonometri kelas VIII SMP Negeri Megang Sakti. Lubuklinggau : PGRI.

Sadinan.1996. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta ; Rajawali.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suherman dkk. 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar. Bandung : Wijaya Kusumah.

Suherman dan Sukjaya. 1990. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijaya Kusumah.

Suryabrata. 1983. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Tarsito.

Suyitno, dkk.1997. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Malang : IKIP Malang.

59

Page 60: SKRIPSI RASMITA 4105064

60

Kriteria Penilaian Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Pendekatan Deduktif

A. Fase presentasi

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

B : Jika guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik, lancar dan

tegas.

C : Jika guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan kurang baik,

lancar dan tegas.

K : Jika guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Guru menyajikan secara singkat kerangka dasar tentang materi gelombang

yang diajarkan.

B : Jika guru menyajikan dan menjelaskan kerangkah dasar materi gelombang

C : Jika guru menyajikan dan menjelaskan materi secara singkat dengan

kurang baik.

K : Jika guru tidak menyajikan dan menjelaskan materi

3. Guru memberikan rangsangan kembali pengetahuan dan pengalaman siswa

yang diajarkan dengan cara memberikan contoh tentang gelombang.

B : Jika guru memberikan rangsangan kembali pengetahuan dan pengalaman

siswa yang diajarkan dengan cara memberikan contoh tentang

gelombang dengan baik.

C : Jika guru memberikan rangsangan pengetahuan dan pengalaman siswa

yang diajarkan tentang gelombang kurang baik.

60

Page 61: SKRIPSI RASMITA 4105064

61

K : Jika guru tidak memberikan rangsangan pengetahuan dan pengalaman

kepada siswa

B. Fase Pengembang Materi Pembelajaran

4. Guru dan siswa bersama-sama mengembangkan kerangka materi gelombang

dan dapat dimengerti oleh siswa terutama tentang gelombang.

B : Jika guru dan siswa bersama-sama mengembangkan kerangka deduktif

menjadi materi yang secara logis.

C : Jika guru dan siswa bersama-sama mengembangkan kerangka deduktif

menjadi materi kurang logis.

K : Jika guru dan siswa tidak mengembangkan kerangka pendekatan

deduktif menjadi materi yang logis.

5. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan di LKS.

B : Jika guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan dengan baik

dan benar.

C : Jika guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan kurang baik.

K : Jika guru tidak membimbing siswa dalam melakukan percobaan.

C. Fase penguatan

6. Guru mengadakan diskusi antar kelompok untuk membahas LKS yang telah

dikerjakan.

B : Jika guru mengadakan diskusi antar kelompok untuk membahas hasil

percobaan dengan baik dan benar.

C : Jika guru mengadakan diskusi antar kelompok untuk membahas hasil

percobaan kurang baik.

61

Page 62: SKRIPSI RASMITA 4105064

62

K : Jika guru tidak mengadakan diskusi antar kelompok untuk membahas hasil

percobaan.

g. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan berkomentar pada

materi gelombang.

B : Jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.

C : Jika guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.

K : Jika guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.

h. Guru melakukan klarifikasi dengan cara memberi informasi kedalam contoh

lain.

B : Jika guru melakukan klarifikasi dengan cara memberi informasi tentang

materi yang diajarkan dengan baik dan benar.

C : Jika guru kurang melakukan klarifikasi dengan cara memberi informasi

tentang materi yang diajarkan.

K : Jika guru tidak melakukan klarifikasi tentang materi yang diajarkan.

9. Guru membangkitkan kembali motivasi siswa untuk mengenbangkan materi

yang baru diterima dengan materi yang sudah diketahui sebelumnya

B :Jika guru membangkitkan kembali motivasi siswa untuk mengenbangkan

materi yang diajarkan dengan baik dan benar.

C : Jika guru kurang membangkitkan kembali motivasi siswa untuk

mengenbangkan materi yang diajarkan.

K : Jika guru tidak membangkitkan kembali motivasi siswa untuk

mengenbangkan materi yang diajarkan.

10. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran

62

Page 63: SKRIPSI RASMITA 4105064

63

B : Jika guru membimbing siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran

dengan baik dan benar.

C : Jika guru membimbing siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran

kurang baik.

K : Jika guru tidak membimbing siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran.

63

Page 64: SKRIPSI RASMITA 4105064

64

PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA

Butir soal no : 1

t hitung = rxy

t hitung = 0,33

t hitung = 0,33

t hitung = 0,33

t hitung =

t hitung =1,85

Butir soal no : 2

t hitung = rxy

t hitung = 0,58

t hitung = 0,58

t hitung = 0,58

64

Page 65: SKRIPSI RASMITA 4105064

65

t hitung =

t hitung = 3,77

validitas sedang

Butir soal no : 3

t hitung = rxy

t hitung = 0,50

t hitung = 0,50

t hitung = 0,50

t hitung =

t hitung = 3,06

Validitas sedang

Butir soal no : 4

t hitung = rxy

t hitung = 0,58

65

Page 66: SKRIPSI RASMITA 4105064

66

t hitung = 0,58

t hitung = 0,58

t hitung =

t hitung = 3,77

validitas sedang

Butir soal no : 5

t hitung = rxy

t hitung = 0,33

t hitung = 0,33

t hitung = 0,33

t hitung =

t hitung =1,85

Validitas rendah

Butir soal no : 6

t hitung = rxy

66

Page 67: SKRIPSI RASMITA 4105064

67

t hitung = 0,55

t hitung = 0,55

t hitung = 0,55

t hitung =

t hitung = 3,48

Validitas Sedang

Butir soal no : 7

t hitung = rxy

t hitung = 0,54

t hitung = 0,54

t hitung = 0,54

t hitung =

t hitung = 3,32

Validitas sedang

Butir soal no : 8

67

Page 68: SKRIPSI RASMITA 4105064

68

t hitung = rxy

t hitung = 0,65

t hitung = 0,65

t hitung = 0,65

t hitung =

t hitung = 4,53

Validitas tinggi

Butir soal no : 9

t hitung = rxy

t hitung = 0,44

t hitung = 0,44

t hitung = 0,44

t hitung =

t hitung = 2,60

validitas sedang

68

Page 69: SKRIPSI RASMITA 4105064

69

Butir soal no : 10

t hitung = rxy

t hitung = 0,54

t hitung = 0,54

t hitung = 0,54

t hitung =

t hitung = 3,40

validitas sedang

69

Page 70: SKRIPSI RASMITA 4105064

70

PERHITUNGAN RELIABELITAS TES UJI COBA

Varians tiap butir soal

= 0,48 = 1,98

70

Page 71: SKRIPSI RASMITA 4105064

71

= 1,77 = 1,11

= 1,12 = 1,25

71

Page 72: SKRIPSI RASMITA 4105064

72

= 1,53 = 0,16

= 1,67 = 2,40

0,48+1,98+1,77+1,11+1,12+1,25+1,53+0,16+1,67+2,40 = 13,46

Rumus Alpa :

reliabelitas sedang

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA

72

Page 73: SKRIPSI RASMITA 4105064

73

Daya Pembeda Butir Soal No : 1 Daya Pembeda Butir Soal No : 2

(Jelek) (Cukup)

Daya Pembeda Butir Soal No : 3 Daya Pembeda Butir Soal No : 4

(Cukup) (Cukup)

Daya Pembeda Butir Soal No : 5 Daya Pembeda Butir Soal No : 6

(Jelek) (Cukup)

Daya Pembeda Butir Soal No : 7 Daya Pembeda Butir Soal No : 8

73

Page 74: SKRIPSI RASMITA 4105064

74

(Cukup) (Cukup)

Daya Pembeda Butir Soal No : 9 Daya Pembeda Butir Soal No : 10

(Cukup) (Cukup)

Daya Pembeda seluruh Butir Soal :

(Cukup)

NoSkor

K. AtasSkor

K. BawahSkor Ideal

(Ii)DP Ket

1.2.3.4.5.

3961575851

3135374340

4575757560

0,180,350,270,20,18

JelekCukupCukupJelekJelek

74

Page 75: SKRIPSI RASMITA 4105064

75

6.7.8.9.10.

7561456478

5544344044

9075457590

0,220,230,240,320,38

CukupCukupCukupCukupCukup

589 403 705 0,27 Cukup

PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN

1. 2.

75

Page 76: SKRIPSI RASMITA 4105064

76

(Sedang) (Mudah)

3. 4.

(Sedang) (Sedang)

5. 6.

(Mudah) (Mudah)

7. 8.

(Mudah) (Mudah)

9. 10.

76

Page 77: SKRIPSI RASMITA 4105064

77

(Sedang) ( Sedang)

PERHITUNGAN RELIABELITAS OBSERVASI KETERLAKSANAAN

Percent Agreement (R) = 100

A = 9 (Validator pakar 1)

B = 7 (Validator pakar 2)

Percent Agreement (R) = 100

77

Page 78: SKRIPSI RASMITA 4105064

78

Percent Agreement (R) = 100

Percent Agreement (R) = 100

Percent Agreement (R) = 100

Percent Agreement (R) = 100

Percent Agreement (R) = 87,5 (Baik)

PERHITUNGAN PERSENTASE KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Menentukan hasil persentase keterlaksanaan pada kelas eksperimen :

Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran =

= 80

2. Menentukan hasil persentase keterlaksanaan pada kelas eksperimen :

78

Page 79: SKRIPSI RASMITA 4105064

79

Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran =

= 70

Menentukan rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol :

Rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran =

=

= 75

79

Page 80: SKRIPSI RASMITA 4105064

80

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAANMENGGUNAKAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN DEDUKTIF

Nama Peneliti : Rasmita

Kelas : Eksperimen

Keterangan : Berilah tanda centang pada lembar keterlaksanaan dan isi lembar skor oleh guru yang mengamati

Fase-fase

PembelajaranAspek yang diamati

Keterlaksanaan

Ya (√) Tidak (-)

Fase Pertama

(Persentasi)

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √

Guru menyajikan secara singkat kerangka dasar dan menjelaskan pengertian gelombang √

Guru memberikan rangsangan kembali pengetahuan dan pengalaman murid yang sudah ada

dan disesuaikan dengan konteks yang diajarkan dengan cara memberi beberapa contoh

tentang gelombang

Fase Kedua

(Pengembangan)

Guru dan murid bersama-sama mengembangkan kerangka materi gelombang dan dapat

dimengerti oleh murid, terutama tentang gelombang √

Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan √

Fase Ketiga Guru mengadakan diskusi antar kelompok untuk membahas LKS yang telah dikerjakan √

80

Page 81: SKRIPSI RASMITA 4105064

81

(Penguatan)

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan berkomentar pada materi

gelombang√

Guru melakukan penjelasan dengan cara memberikan informasi baru dengan

mengaplikasikan materi tersebut kedalam contoh lain-

Guru membangkitkan kembali motivasi siswa untuk mengenbangkan materi yang baru

diterima dengan materi yang sudah diketahui sebelumnya√

Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran √

Jumlah 8

Pengamat,

(Muspida, S.Pd.)

81

Page 82: SKRIPSI RASMITA 4105064

82

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAANMENGGUNAKAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN DEDUKTIF

Nama Peneliti : RasmitaKelas : KontrolKeterangan : Berilah tanda centang pada lembar keterlaksanaan dan isi lembar skor oleh guru yang mengamati

Fase-fase

PembelajaranAspek yang diamati

Keterlaksanaan

Ya (√) Tidak (-)

Fase Pertama

(Persentasi)

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran√

Guru menyajikan secara singkat kerangka dasar dan menjelaskan pengertian gelombang√

Guru memberikan rangsangan kembali pengetahuan dan pengalaman murid yang sudah ada

dan disesuaikan dengan konteks yang diajarkan dengan cara memberi beberapa contoh tentang

gelombang

Fase Kedua

(Pengembangan)

Guru dan murid bersama mengembangkan kerangka materi gelombang dan dapat dimengerti

oleh murid, terutama tentang gelombang -

Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan√

82

Page 83: SKRIPSI RASMITA 4105064

83

Fase Ketiga

(Penguatan)

Guru mengadakan diskusi antar kelompok untuk membahas LKS yang telah dikerjakan

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan berkomentar pada materi

gelombang√

Guru melakukan penjelasan dengan cara memberikan informasi baru dengan mengaplikasikan

materi tersebut kedalam contoh lain-

Guru membangkitkan kembali motivasi siswa untuk mengenbangkan materi yang baru

diterima dengan materi yang sudah diketahui sebelumnya√

Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran√

Jumlah7

Pengamat,

( Muspida, S.Pd.)

83

Page 84: SKRIPSI RASMITA 4105064

84

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAANMENGGUNAKAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN DEDUKTIF

Nama Peneliti : RasmitaNama Pakar : Drs. Rudy Hartoyo, M.Pd..

No Aspek yang diamati SkorSaran

A.

.

Kesesuian Pembelajaran Pendekatan Deduktif

Kegiatan Guru 1 2 3

1. Fase Pertama (presentasi)

2. Fase Kedua (Pengembangan materi pembelajaran)

3. Fase Ketiga (Penguatan Materi Pembelajaran)

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran- Guru menyajikan secara singkat kerangka dasar dan

menjelaskan pengertian gelombang- Guru memberikan rangsangan kembali pengetahuan dan

pengalaman murid yang sudah yang diajarkan dengan cara memberi beberapa contoh tentang gelombang.

- Guru dan murid bersama mengembangkan kerangka materi gelombang dan dapat dimengerti oleh murid, terutama tentang gelombang

- Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan di LKS

- Guru mengadakan diskusi antar kelompok untuk membahas LKS yang telah dikerjakan

- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan berkomentar pada materi gelombang

√√

Tingkatkan komunika dengan siswa

84

Page 85: SKRIPSI RASMITA 4105064

85

- Guru melakukan penjelasan dengan cara memberi informasi baru dan mengaplikasikan materi tersebut kedalam contoh lain

- Guru membangkitkan kembali motivasi siswa untuk mengenbangkan materi yang baru diterima dengan materi yang sudah diketahui sebelumnya

- Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran.

B. Format Penilaian 1 9

Keterangan : Isi skor dan tulis saran pada kolom.

Validator Pakar 1,

Drs. Rudy Hartoyo, M.Pd.

Skor 1: kurangSkor 2 : cukupSkor 3 : Baik

85

Page 86: SKRIPSI RASMITA 4105064

86

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAANMENGGUNAKAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN DEDUKTIF

Nama Peneliti : RasmitaNama Pakar : Surono, M.Pd.

No Aspek yang diamati SkorSaran

A. Kesesuian Pembelajaran Pendekatan Deduktif

Kegiatan Guru 1 2 3

1. Fase Pertama (presentasi)

2. Fase Kedua (Pengembangan materi pembelajaran)

3. Fase Ketiga (Penguatan Materi Pembelajaran)

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran- Guru menyajikan secara singkat kerangka dasar dan

menjelaskan pengertian gelombang- Guru memberikan rangsangan kembali pengetahuan dan

pengalaman murid yang sudah yang diajarkan dengan cara memberi beberapa contoh tentang gelombang.

- Guru dan murid bersama mengembangkan kerangka materi gelombang dan dapat dimengerti oleh murid, terutama tentang gelombang

- Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan di LKS

- Guru mengadakan diskusi antar kelompok untuk membahas LKS yang telah dikerjakan

- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan berkomentar pada materi gelombang

- Guru melakukan penjelasan dengan cara memberi

Tingkatkan lagi dalam menyampaikan materi Aktifkan motivasi siswa untuk dalam belajar

Tingkatkan kebersamaan dengan siswa

86

Page 87: SKRIPSI RASMITA 4105064

87

--- informasi baru serta mengaplikasikan materi tersebut

kedalam contoh lain- Guru membangkitkan kembali motivasi siswa untuk

mengenbangkan materi yang baru diterima dengan materi yang sudah diketahui sebelumnya

- Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil dari pembelajaran.

B. Format Penilaian 3 7Keterangan : Isi skor dan tulis saran pada kolom.

Skor 1 : Kurang Validator Pakar 2,

Skor 2 : Cukup

Skor 3 : Baik

Surono, M.Pd.

87

Page 88: SKRIPSI RASMITA 4105064

88

88

Page 89: SKRIPSI RASMITA 4105064

89

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU

TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

Sebelum menentukan rata-rata dan simpangan baku, terlebih dahulu

mencari panjang kelas interval :

Banyak sampel (n1) = 40

Data tertinggi = 21

Data terendah = 7

Rentang = Data tertinggi – Data terendah

= 21– 7

= 14

Banyak kelas ditentukan dengan menggunakan rumus sturges :

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,602059991)

= 1 + 5,286797971

= 6,286797971 (dibulatkan menjadi 6)

Dengan demikian banyak kelas ada 6 dan dapat menentukan panjang kelas

interval dengan rumus sebagai berikut :

Panjang Kelas (P) =

=

= 2,33 (dibulatkan menjadi 2)

Untuk perhitungan rata-rata dan varians diperlukan tabel sebagai berikut :

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU

TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

89

Page 90: SKRIPSI RASMITA 4105064

90

Kelas Interval

fi xi fi . xi xi - (xi - )2 fi (xi - )2

6 - 8 5 7 35 - 6,65 44,22 221,11

9 - 11 7 10 70 - 3,65 13,32 93,258

12 – 14 9 13 117 - 0,65 0,42 3,78

15 - 17 13 16 208 2,35 5,52 71,793

18 - 20 4 19 76 5,35 28,62 114,48

21 - 23 2 22 44 8,35 69,72 139,44

Jumlah 40 85 550 5,1 161,82 643,861

Rata-rata ( ) = 13,75

Simpangan Baku (s) = 4,06

= =

= 13,75 =

=

= 4,06

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU

TES AWAL KELAS KONTROL

90

Page 91: SKRIPSI RASMITA 4105064

91

Sebelum menentukan rata-rata dan simpangan baku, terlebih dahulu

mencari panjang kelas interval :

Banyak sampel (n1) = 40

Data tertinggi = 20

Data terendah = 6

Rentang = Data tertinggi – Data terendah

= 20 – 6

= 14

Banyak kelas ditentukan dengan menggunakan rumus sturges :

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,602059991)

= 1 + 5,286797971

= 6,286797971 (dibulatkan menjadi 6)

Dengan demikian banyak kelas ada 6 dan dapat menentukan panjang kelas

interval dengan rumus sebagai berikut :

Panjang Kelas (P) =

=

= 2,3 (dibulatkan menjadi 2)

Untuk perhitungan rata-rata dan varians diperlukan tabel sebagai berikut :

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU

TES AWAL KELAS KONTROL

Kelas Interval

fi xi fi . xi xi - (xi - )2 fi (xi - )2

5 - 7 3 6 18 - 7,88 62,09 186,28

91

Page 92: SKRIPSI RASMITA 4105064

92

8 - 10 6 9 54 - 4,88 23,81 142,86

11 - 13 8 12 96 - 1,88 3,53 28,24

14 - 16 13 15 195 1,12 1,25 16,25

17 -19 6 18 108 4,12 16,97 101,82

20 - 22 4 21 84 7,12 50,69 202,76

Jumlah 40 81 555 - 2,28 158,37 678,38

Rata-rata ( ) = 13,88

Simpangan Baku (s) = 4,17

= =

= 13,875 =

=

= 4,17

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU

TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

Untuk menentukan rata-rata dan simpangan baku suatu hasil tes belajar

maka diperlukan perhitungan rentang dan panjang kelas sebagai berikut :

92

Page 93: SKRIPSI RASMITA 4105064

93

Banyak sampel (n1) = 40

Data tertinggi = 48

Data terendah = 35

Rentang = Data tertinggi – Data terendah

= 48 – 35

= 13

Banyak kelas ditentukan dengan menggunakan rumus sturges :

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,602059991)

= 1 + 5,286797971

= 6,286797971 (dibulatkan menjadi 6)

Dengan demikian banyak kelas ada 6 dan dapat menentukan panjang kelas

interval dengan rumus sebagai berikut :

Panjang Kelas (P) =

=

= 2,1 (dibulatkan menjadi 2)

Untuk perhitungan rata-rata dan varians diperlukan tabel sebagai berikut :

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU

TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

Kelas Interval

fi xi fi . xi xi - (xi - )2 fi (xi - )2

33 - 35 3 34 102 - 8,25 68,06 204,18

36 - 38 6 37 222 - 5,25 27,56 165,36

39 – 41 8 40 320 - 2,25 5,06 40,48

42 - 44 8 43 344 0,75 0,56 4,48

45 - 47 11 46 506 3,75 14,06 154,66

93

Page 94: SKRIPSI RASMITA 4105064

94

48 - 50 4 49 196 6,75 45,56 182,24

Jumlah 40 207,5 1690 - 10,5 182,05 746,92

Rata-rata ( ) = 42,25

Simpangan Baku (s) = 4,38

= =

= 42,25 =

=

= 4,38

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU

TES AKHIR KELAS KONTROL

Untuk menentukan rata-rata dan simpangan baku suatu hasil tes belajar

maka diperlukan perhitungan rentang dan panjang kelas sebagai berikut :

Banyak sampel (n1) = 40

Data tertinggi = 44

Data terendah = 30

Rentang = Data tertinggi – Data terendah

= 44 – 30

94

Page 95: SKRIPSI RASMITA 4105064

95

= 14

Banyak kelas ditentukan dengan menggunakan rumus sturges :

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,602059991)

= 1 + 5,286797971

= 6,286797971 (dibulatkan menjadi 6)

Dengan demikian banyak kelas ada 6 dan dapat menentukan panjang kelas

interval dengan rumus sebagai berikut :

Panjang Kelas (P) =

=

= 2,3 (dibulatkan menjadi 2)

Untuk perhitungan rata-rata dan varians diperlukan tabel sebagai berikut :

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU

TES AKHIR KELAS KONTROL

Kelas Interval

fi xi fi . xi xi - (xi - )2 fi (xi - )2

28 - 30 3 29 87 - 8,4 70,56 211,68

31 - 33 5 32 128 - 5,4 29,16 145,8

34 - 36 9 35 350 - 2,4 5,76 51,84

37 - 39 8 38 304 0,6 0,36 2,88

40 - 42 11 41 451 3,6 12,96 142,56

43 - 45 4 44 176 6,6 43,56 174,24

Jumlah 40 219 1496 729

Rata-rata ( ) = 37,4

Simpangan Baku (s) = 4,32

95

Page 96: SKRIPSI RASMITA 4105064

96

= =

= 37,25 =

=

= 4,21

96

Page 97: SKRIPSI RASMITA 4105064

97

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

Kelas Interval

Batas Kelas xi - L ( )2

5,5 - 8,25 - 2,03 0,4783

6 - 8 0,0768 5 3,072 1,928 3,7172 1,2100

8,5 - 5,25 - 1,29 0,4015

9 - 11 0,1927 7 7,708 - 0,708 0,5013 0,0650

11,5 - 2,25 - 0,55 0,2088

12 - 14 0,2802 9 11,208 - 2,208 4,875 0,4350

14,5 0,75 0,18 0,0714

15 -17 0,2472 13 9,888 3,112 9,685 0,9794

17,5 3,75 0,92 0,3186

18 -20 0,1329 4 5,316 - 1,316 1,731 0,3258

20,5 6,75 1,66 0,4515

21 - 23 0,2597 2 10.388 - 8,388 70,359 6,7731

23,5 9,75 2,40 0,1918

Jumlah 40 9,7883

97

Page 98: SKRIPSI RASMITA 4105064

98

9,7883 < 11,07

Kesimpulan : Data berdistribusi Normal

98

Page 99: SKRIPSI RASMITA 4105064

99

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

Kelas Interval

Batas Kelas xi - L ( )2

32,5 - 9,75 - 2,22 0,4868

33 - 35 0,0486 3 1,944 1,056 1,115 0,5736

35,5 - 6,75 - 1,54 0,4382

36 - 38 0,1304 6 5,216 0,784 0,615 0,1178

38,5 - 3,75 - 0,87 0,3078

39 - 41 0,3753 8 15,012 - 7,012 49,1681 3,2753

41,5 - 0,75 0,17 0,0675

42 - 44 0,0879 8 3,516 4,484 20,106 5,7185

44,5 1,75 0,40 0,1554

45 - 47 0,2295 11 9,18 1,82 3,3124 0,3608

47,5 5,25 1,20 0,3849

48 - 50 0,085 4 3,4 0,6 0,36 0,1059

50,5 8,25 1,88 0,4699

Jumlah 40 10,1519

99

Page 100: SKRIPSI RASMITA 4105064

100

10,15 < 11,07Kesimpulan : Data berdistribusi Normal

UJI NORMALITAS TES AWAL KELAS KONTROL

100

Page 101: SKRIPSI RASMITA 4105064

101

Kelas

Interval

Batas

Kelasxi - L ( )2

4,5 - 9,38 - 2,25 0,4878

5 – 7 0,0508 3 2,032 0,968 0,9370 0,4611

7,5 - 6,38 - 1,53 0,4370

8 - 10 0,1460 6 5,84 0,16 0,0256 0,0044

10,5 - 3,38 - 0,81 0,2910

11 - 13 0,3269 8 13,076 - 5,076 25,766 1,9705

13,5 - 0,38 0,09 0,0359

14 - 16 0,1965 13 7,86 5,14 26,4196 3,3613

16,5 2,62 0,63 0,2324

17 - 19 0,1791 7 7,164 - 0,164 0,0290 0,0038

19,5 5,62 1,35 0,4115

20 - 22 0,0693 3 2,772 0,228 0,0520 0,0188

22,5 8,62 2,07 0,4808

Jumlah 40 5,8199

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS TES AKHIR KELAS KONTROL

101

Page 102: SKRIPSI RASMITA 4105064

102

Kelas

Interval

Batas

Kelasxi - L ( )2

27,5 - 9,9 - 2,29 0,4890

28 - 30 0,0406 3 1,624 1,376 1,89338 1,1659

30,5 - 7,06 - 1,63 0,4484

31 - 33 0,1325 5 5,3 - 0,3 0,09 0,0170

33,5 - 3,9 - 0,90 0,3159

34 - 36 0,2327 9 9,308 - 0,308 0,09486 0,0102

36,5 - 0,9 - 0,21 0,0832

37 -39 0,2711 8 10,844 - 2,844 8,0883 0,7459

39,5 2,1 0,49 0,1879

40 - 42 0,1931 11 7,724 3,276 10,7318 1,3895

42,5 5,1 1,18 0,3810

43 - 45 0,0878 4 3,512 0,488 0,2381 0,0678

45,5 8,1 1,88 0,4699

Jumlah 40 3,3963

102

Page 103: SKRIPSI RASMITA 4105064

103

3,01 < 11,07

Kesimpulan : Data berdistribusi Normal

3,40 < 11,07

Kesimpulan : Data berdistribusi Normal

103

Page 104: SKRIPSI RASMITA 4105064

104

104