Upload
yelius-jeye-wardane
View
114
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran pendidik di kelas adalah sebagai pembimbing, fasilitator, Pemandu,
Motivator dan juga sebagai penilai atas kemampuan siswa. Di sisi lain peran
pendidik adalah sebagai perancang dan pelaksanaan kurikulum dan tentu saja
sebagai manajer kelas dari anak didik. Salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan pendidik adalah sistem pengajaran di kelas (BNSP, 2008: iii).
Sedangkan bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya
orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada
dalam dirinya.
Mengingat pentingnya peran berbahasa, maka pemerintah telah
menetapkan bahwa bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran utama di
lembaga-lembaga formal, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan
tinggi. Dikarenakan belajar bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah belajar
berkomunikasi maka pembelajaran bahasa Indonesia selalu diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan. Dalam komunikasi lisan maupun tulisan diperlukan beberapa kemampuan,
1
diantaranya penguasaan kata dalam menyusun suatu kalimat dan melengkapi
kalimat (BNSP, 2008: iv).
Dalam pelajaran bahasa kalimat termasuk ke dalam kajian bidang
sintaksis. Menurut Kosasih (2002: 25) menyatakan bahwa kalimat adalah susunan
kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan menurut Keraf
(1991: 184) kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh
kesenyapan, sedangkan inotasinya menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah
lengkap. Maka dari itu kalimat berperan penting dalam pelajaran bahasa
Indonesia, khususnya sintaksis bahasa Indonesia.
Tetapi kenyataan di lapangan dilihat pada data siswa kelas I SD Negeri
31 Lubuklinggau tahun ajaran 2009/2010 masih kurang memahami tentang
kalimat yang lengkap hal ini dapat dilihat dari 28 orang siswa hanya 16 orang
(57%) yang memahami tentang melengkapi kalimat dalam wacana, sedangkan 12
orang (43%) belum memahami. Jika dikaitkan dengan Ketuntasan Belajar
Minimal (KKM) sekolah yang ditetapkan yaitu secara klasikal siswa dinyatakan
belum tuntas bila 65 % siswa mendapatkan nilai ≤ 65, maka kondisi kelas yang
dihadapi peneliti hasil belajar siswa dinyatakan belum tuntas. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, peneliti menggunakan media gambar dalam upaya untuk
mempermudah siswa kelas I dalam mempelajari kalimat, khususnya melengkapi
kalimat rumpang.
Menurut Soeparno (Muslich 2009: 19), media gambar adalah salah satu
bentuk media pengajaran berupa gambar/rangkaian gambar yang saling
berhubungan sehingga merupakan suatu rangkaian cerita. Sedangkan menurut
2
Santoso (Muslich 2009: 19) yang dimaksud media adalah semua bentuk perantara
yang digunakan untuk mengungkapkan ide, pikiran, atau gagasannya sehingga
gagasan itu sampai kepada penerima. Sehingga siswa kelas melihat gambar yang
disediakan oleh peneliti untuk melengkapi kalimat yang ada. Dari gambar tersebut
siswa kelas satu dapat memahami apa yang dilakukan pada gambar, dan dengan
mudah siswa kelas I melengkapi kalimat tersebut.
Berdasarkan uraian di atas penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Melengkapi Kalimat Rumpang
Siswa Kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau melalui Media Gambar”
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah Umum
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang peneliti
ajukan dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan dalam melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I SD
Negeri 31 Lubuklinggau?
2. Rumusan Masalah Khusus
a. Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31
Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat rumpang dengan menggunakan
media gambar?
b. Bagaimanakah aktivitas siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam
pembelajaran melengkapi kalimat rumpang dengan menggunakan media
gambar?
3
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan guru
dalam menggunakan media gambar dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas
I SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat rumpang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan melengkapi kalimat rumpang
siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dengan menggunakan media
gambar.
b. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam
pembelajaran melengkapi kalimat rumpang melalui media gambar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan siswa, menumbuh rasa
kebersamaan diantara siswa dan akan membangkitkan perasaan senang kepada
pelajaran bahasa Indonesia.
2. Bagi guru, penelitian ini bermanfaat sebagai masukan dalam pengajaran
bahasa Indonesia, bahwa dengan menggunakan media gambar sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam melengkapi kalimat rumpang.
3. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik
bagi sekolah pendidikan SD khususnya dalam program pembelajaran dalam
4
rangka meningkatkan mutu pendidikan di masa akan datang, khususnya dalam
pembelajaran melengkapi kalimat rumpang.
5
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah kesanggupan kecakapan, dan kekuatan
(Poerwadarminta, 1984: 682). Kemampuan berupa kesanggupan, kecakapan, dan
kekuatan. Kata kemampuan berasal dari kata mampu yang mendapatkan awalan
ke- dan akhiran –an. Kemampuan dapat juga diartikan kesanggupan, kecakapan,
kekuatan, (Depdikbud, 1998: 623).
Sesuai dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan dalam penelitian ini adalah kesanggupan siswa kelas I SD Negeri 31
Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat dalam wacana.
2. Pengertian Kalimat
Menurut Kosasih (2002: 25) kalimat adalah susunan kata-kata yang
teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan menurut Keraf (1991: 184)
“Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan,
sedangkan inotasinya menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.”
Dari dua pendapat di atas dapat dsimpulkan bahwa kalimat adalah
susunan kata-kata yang teratur dan bagian ujaran yang didahului atau diikuti oleh
kesenyapan.
3. Jenis Kalimat
Menurut Kosasih (2002: 27) ada beberapa jenis kalimat, yaitu :
a. Kalimat sederhana dan kalimat kompleks
6
1) Kalimat Sederhana
Kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk oleh fungsi-fungsi
pokok, yakni terdiri atas subjek, predikat, dan objek/pelengkap.
Contoh :
a) Badannya langsing.
b) Mereka kehausan
2) Kalimat Komplek
Kalimat kompleks adalah kalimat yang mengalami perluasan, baik itu
berupa penambahan fungsi keterangan ataupun dengan perluasan pada
fungsi-fungsinya.
Contoh :
a) Ketika masih kuliah badannya sangat langsing
b) Ia mengakui bahwa ia jatuh cinta kepadaku.
b. Kalimat Minor dan kalimat Mayor
1) Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat.
Contoh :
Besok pagi. (Sebagai jawaban atas pertanyaan Kapan mahmud berangkat?)
2) Kalimat Mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua
unsur pusat, yakni bisa terdiri dari subjek dan predikat (S-P) atau subjek,
predikat,objek (S-P-O); atau pun lebih dari itu, misalnya dengan disertai
keterangan (S-P-O-K).
7
Contoh :
Andi akan pergi besok pagi.. S P K
c. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
1) Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya melakukan suatu pekerjaan.
Contoh : Bu Lurah sedang asik makan tape.
2) Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan.
Contoh : Pameran itu akan dibuka oleh Pak Bupati.
d. Kalimat Langsung dan Tak Langsung
1) Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan apa yang
dianjurkan orang.
Contoh : “apakah gurumu baik?” Tanya Cecep.
2) Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang melaporkan apa yang diujarkan
orang.
Contoh : Ali menanyakan baik tidaknya guru saya.
e. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat
atau satu klausa.
Contoh : Dia akan pergi. S P
8
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau
dua klausa atau lebih.
4. Pengertian Kalimat Rumpang
Menurut Keraf (1991: 184) kalimat adalah bagian ujaran yang didahului
dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan inotasinya menunjukan bahwa bagian
ujaran itu sudah lengkap. Sedangkan Rumpang adalah hilang (Depdikbud, 1998:
302).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan kalimat rumpang adalah adanya
bagian dari suatu kalimat yang hilang, dan biasanya merupakan latihan bagi
seorang pelajar untuk melengkapi bagian kalimat yang hilang (rumpang) dengan
menggunakan kata yang tepat sehingga menjadi kalimat yang padu dan lengkap.
5. Pengertian Media
Media adalah kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya
perantara. Makna umumnya adalah “apa saja yang dapat menyalurkan informasi
dari sumber informasi ke penerima informasi (Muslich, 2009: 18)”.
Santoso S. Hamidjojo (Muslich, 2009: 19) yang dimaksud media adalah
semua bentuk perantara yang digunakan untuk mengungkapkan ide, pikiran, atau
gagasannya sehingga gagasan itu sampai kepada penerima.
Marshall (Muslich, 2009: 19) mengungkapkan bahwa media adalah sarana
yang disebut channel (saluran), karena pada hakikatnya media telah memperluas
dan memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, dan
melihat dalam batas jarak dan waktu tertentu.
9
Pengertian media menurut Blacks dan Horalsen (Muslich, 2009: 19)
adalah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau
menyampaikan suatu pesan, di mana medium itu merupakan jalan atau alat yang
menghubungkan antara komunikator dan komunikan.
Menurut Sabarti (Muslich, 2009: 19) media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran,
perasaan dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar
mengajar.
Media menurut Wilkinson adalah segala alat dan bahan selain buku teks,
yang dapat dipakai untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar
mengajar (Muslich, 2009: 19)
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian media di atas dapat
disimpulkan bahwa media adalah suatu alat atau sarana yang berfungsi sebagai
perantara atau saluran, atau jembatan dalam kegiatan komunikasi antara
komunikator (penyampai pesan) dan komunikan (penerima pesan) untuk
menyampaikan informasi dalam situasi belajar dan mengajar.
6. Pengertian Media Gambar
Beberapa pengertian media gambar menurut beberapa ahli, (Muslich,
2009: 19) yaitu :
a. Menurut Hamalik Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan
secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang
bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor.
10
c. Menurut Sadiman Media gambar adalah media yang paling umum dipakai,
yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana
saja.
c. Menurut Soelarko Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan
pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap
lingkungan.
d. Menurut Soeparno media gambar adalah salah satu bentuk media pengajaran
berupa gambar/rangkaian gambar yang saling berhubungan sehingga
merupakan suatu rangkaian cerita.
7. Fungsi Media Gambar
Pemanfaatan media gambar ada dalam komponen metode mengajar
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa
dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama
dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan
guru.
Menurut Hamalik (Muslich, 2009: 19), secara garis besar fungsi utama
penggunaan media gambar adalah :
a. Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada
pendidikan.
b. Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman
berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap
orang.
11
c. Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi
kerja secara maksimal.
d. Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan.
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan
ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang
modern.
Fungsi-fungsi tersebut di atas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi praktis
yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya kaset video
rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah
pegunungan.
b. Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang
dipasang di ruang kelas.
c. Mengatasi keterbatasan kemampuan indera.
d. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi
untuk menerangkan gejala alam.
e. Menyederhanakan kompleksitas materi.
f. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau
alam sekitar.
8. Kelebihan Media Gambar
Beberapa kelebihan media gambar menurut Sadiman (Muslich, 2009: 19)
adalah sebagai berikut :
12
a. Sifatnya konkret dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibandingkan dengan bahasa verbal.
b. Dapat mengatasi ruang dan waktu.
c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d. Memperjelas bidang apa saja.
e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan
9. Kelemahan Media Gambar
Beberapa kelemahan media gambar menurut Rahadi (Muslich, 2009:
19)adalah sebagai berikut :
a. Hanya menampilkan persepsi indera mata.
b. Ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa.
c. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.
d. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga
kurang efektif dalam pembelajaran.
B. Kerangka Berpikir
Sebelum menggunakan media gambar siswa kurang termotivasi dalam
pelajaran melengkapi kalimat rumpang. Setelah peneliti menggunakan tindakan
yaitu menggunakan media gambar pada siklus pertama dan kedua siswa dapat
termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam melengkapi kalimat
rumpang. Sehingga gambar pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada bagan di
bawah ini :
13
Gambar I : Skema Pelaksanaan Pembelajaran Melengkapi Kalimat Rumpang dengan Menggunakan Media Gambar.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Terdapat
peningkatan kemampuan melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I SD Negeri
31 Lubuklinggau melalui penggunaan media gambar.”
14
KONDISI AWAL
Guru :Sebelum menggunakan media gambar
Siswa :Kurang Termotivasi dalam melengkapi kalimat rumpang.
TINDAKAN
Menggunakan media gambar
Siklus IUntuk seluruh siswa sudah sebagian siswa
yang termotivasi
Siklus IIPerkelompok siswa
KONDISI AKHIR SISWA TERMOTIVASI
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Tempat Penelitian : SD Negeri 31 Lubuklinggau
Waktu Penelitian : Semester Ganjil tahun pelajaran 2010/2011 ( Oktober –
November 2010)
Siklus : dua siklus
Observer : 1. Dosen Pembimbing
2. Kepala Sekolah
3. Teman Sejawat
B. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas I dengan jumlah siswa
28 orang, dengan jumlah siswa laki-laki 13 orang perempuan 15 orang.
C. Faktor yang diteliti
Faktor yang diteliti dalam tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor siswa, yaitu melihat kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31
Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat rumpang melalui media gambar.
2. Faktor guru, yaitu melihat cara guru merencanakan pembelajaran serta
bagaimana pelaksanaannya dalam kelas, apakah telah sesuai atau belum
dengan prinsip, kondisi dan langkah-langkah pembelajaran dengan media
gambar.
15
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik tes
dan non tes
1. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data utama berupa skor atau
nilai tentang peningkatan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau
dalam melengkapi kalimat rumpang melalui media gambar. Tes ini dilakukan
sebelum pembelajaran dengan menggunakan contoh-contoh soal berupa kalimat
yang runpang, hasil tes ini kemudian dibandingkan dengan hasil proses pada
masing-masing siklus dan dilihat selisihnya. Tes yang akan digunakan berjumlah
5 soal dengan jenis soal esay. Adapun tes yang diberikan adalah tes melengkapi
kalimat rumpang. Setelah nilai akhir siswa diperoleh untuk menentukan tingkat
kemampuan siswa dalam melengkapi kalimat rumpang. Penulis menggunakan
interprestasi rentang 0–100, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1Interprestasi Hasil Belajar
Bentuk Kualitatif
(predikat)
Bentuk Kuantitatif
(presentase)
Istimewa
Baik Sekali
Baik
Cukup
Sedang
Kurang
95-100
85-94
75-84
65-74
55-64
0-54
(Arikunto, 2001:2445)
16
2. Teknik Non Tes
Teknik pengumpulan data yang lain, yaitu dengan observasi langsung
yang diamati oleh dosen pembimbing, kepala sekolah dan rekan guru atau teman
sejawat, sedangkan alat pengumpulan datanya menggunakan lembar panduan
observer. Teknik observasi dilakukan selama pelaksanaan tindakan oleh dosen
pembimbing, Kepala SD Negeri 31 Lubuklinggau, guru-guru, serta teman
sejawat. Dari hasil observasi, peneliti akan memperoleh data berupa tanggapan
mengenai pelaksanaan tindakan.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik
analisis data sederhana yang dihitung berdasarkan jumlah perolehannya, akan
dianalisis peneliti dengan cara :
1. Membandingkan nilai tes awal dan tes-tes sebagai siklus pembelajaran. Nilai-
nilai tes tersebut dicari persentase dan nilai rata-rata, lalu dimunculkan dalam
bentuk tabel. Dari nilai tes tersebut dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas
belajar apabila :
a. Secara individual, bila siswa sudah mencapai nilai 65.
b. Secara klasikal, bila di kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah mencapai
daya serap atau mendapat nilai 65 (Depdikbud, 1997:37)
Persentase siswa yang telah tuntas belajar dapat dihitung dengan rumus:
% (Nurgiantoro, 1988: 125)
17
Keterangan :
X = Persentase yang dicari
T = Jumlah siswa yang tuntas belajar
M = Jumlah siswa seluruhnya di kelas tersebut
Dan untuk memperoleh persentase dari hasil tindakan masing-masing siklus,
peneliti menggunakan rumus:
Keterangan :
X = Persentase peningkatan hasil tindakan
R1 = Nilai rata-rata sebelum tindakan
R2 = Nilai rata-rata setelah tindakan I dan tindakan II
2. hasil observasi dan wawancara dijadikan sebagai data penunjang yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen penelitiannya adalah teknik
tes dan non tes, teknik tes berupa soal essay, sedangkan teknik non tes yaitu
berupa observasi atau pengamatan, dan peneliti sendiri sebagai instrumen utama,
selain juga meminta bantuan kepada salah seorang guru untuk mengamati kelas
yang diteliti yang peneliti lakukan antara lain melihat keaktifan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
18
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini, peneliti merujuk pada
indikator keberhasilan dalam sistem belajar tuntas pada SD Negeri 31
Lubuklinggau, yaitu :
1. Daya serap individu “Seseorang siswa disebut tuntas belajar apabila ia
telah mencapai skor 65.”
2. Daya serap klasikal “Suatu kelas disebut telah tuntas belajar apabila ia
telah mencapai persentase ketuntasan 85% yang telah mencapai daya serap
65 atau lebih.”
Cara Pengukuran Indikator dan Cara Mengevaluasinya
Cara pengukuran indikator peneliti menggunakan dua cara, yaitu :
1. Tes, Yaitu berupa tes rumpang dengan cara melengkapi sebuah kalimat
yang tidak lengkap dalam sebuah wacana. Cara ini digunakan untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau
dalam melengkapi kalimat rumpang.
2. Observasi, yaitu tes langsung dan dilaksanakan sesuai tempat
berlangsungnya proses pembelajaran, sedangkan alat pengumpulan
datanya menggunakan lembar panduan observer. Teknik observasi
dilakukan selama pelaksanaan tindakan oleh dosen pembimbing, Kepala
SD Negeri 31 Lubuklinggau, guru-guru, serta teman sejawat. Dari hasil
observasi, peneliti akan memperoleh data berupa tanggapan mengenai
pelaksanaan tindakan.
19
H. Prosedur /Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Tindakan Kelas (classroom action
research). Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas menggunakan sistem
siklus dengan proses pengkajian berdaur (cyclical), seperti gambar berikut ini.
Gambar II : Langkah-langkah Penelitian
1. Perencanaan
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Program Satuan Pelajaran (PSP)
b. Menyusun Rencana Pembelajaran (RP)
c. Menyusun Lembar Observasi
d. Menyusun Teknik Penilaian
Hal-hal yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan siklus pertama sebagai
berikut :
a. Kajian awal (pratindakan)
b. Pencarian fakta (pratindakan)
c. Perumusan masalah umum
20
Rencana
observasi
refleksi
Rencana
observasi
refleksiTindakan Tindakan
d. Perencanan tindakan umum
e. Observasi dan motoring
f. Refleksi
g. Data tindakan dan hasil
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan direncanakan sebanyak dua siklus pembelajaran dan
masing-masing siklus dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap
siklus 2 kali 35 menit.
Tindakan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan skenario sebagai
berikut :
Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mengadakan apersepsi dengan menanyakan tentang pengertian kalimat
b. Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat
Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan rencana, prinsip dan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan media gambar.
b. Guru menjelaskan secara singkat yang dimaksud dengan kalimat rumpang
c. Guru membimbing siswa dalam melengkapi kalimat.
d. Guru meminta siswa untuk melengkapi kalimat yang runpang dengan
menggunakan media gambar.
Kegiatan Akhir
a. Tugas yang guru berikan kepada siswa dikumpulkan
21
b. Sebelum menutup pelajaran, guru meminta salah seorang siswa untuk
melengkapi kalimat yang rumpang.
c. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengingatkan kembali cara melengkapi
kalimat yang rumpang.
Tindakan Siklus 2
Suklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan, dengan skenario
sebagai berikut :
Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mengadakan pelajaran dengan mengadakan apersepsi, dengan
mengingat kembali pengertian tentang kalimat.
b. Guru mengingatkan kembali tentang rencana, prinsip dan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan media gambar.
c. Guru mengadakan tanya jawab untuk mengingat tentang pemahaman siswa
terhadap kalimat rumpang.
Kegiatan Inti
a. Guru atau peneliti menyiapkan siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran
b. Siswa diajak melengkapi kalimat rumpang
c. Guru memberi tes dengan cara memberi gambar dan lengkapi kalimat
rumpang pada gambar tersebut.
Kegiatan Akhir
a. Hasil latihan siswa dikumpulkan dan disimpan oleh guru.
b. Sebelum menutup pelajaran guru meminta salah satu siswa untuk melengkapi
kalimat yang rumpang dengan memperhatikan gambar yang disediahkan
22
c. Guru mengadakan tanya jawab untuk mengingat tentang pemahaman siswa
terhadap kalimat rumpang.
3. Observasi
Pada pelaksanaan tindakan siklus pertama, siklus kedua dan berikutnya,
perlu diamati oleh dosen pembimbing, Kepala Sekolah SD Negeri 31
Lubuklinggau, teman sejawat. Dengan adanya pengamatan tersebut pelaksanaan
dapat berjalan dengan lancar sekaligus untuk mengetahui apakah pelaksanaan
tindakan menunjukan adanya suatu peningkatan kemampuan siswa, atau
menunjukan suatu kegagalan. Hasil pengamatan tersebut akan disampaikan oleh
peneliti untuk dibahas bersama sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan
tindakan pada siklus berikutnya.
Pengamatan tentang pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar
observasi, pengamat memberi kesan, pendapat atau saran yang dianalisis peneliti
untuk dijadikan dasar perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Setelah penelitian berakhir, peneliti melakukan wawancara, baik kepada
guru maupun siswa (pedoman wawancara terlampir) untuk mengetahui tanggapan
guru terhadap penerapan media gambar, kesulitan serta kelebihan penggunaan
media gambar. Di samping itu juga, untuk menjaring informasi, apakah melalui
media gambar dapat memotivasi siswa dalam mempelajari tentang melengkapi
kalimat yang rumpang.
Untuk mengetahui ada apa tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dalam
melengkapi kalimat rumpang, maka pada setiap akhir siklus pembelajaran,
peneliti memberikan tes akhir (postest). Tolak ukur yang digunakan untuk
23
mengukur keberhasilan setiap siklus, peneliti merujuk pada indikator keberhasilan
dalam sistem belajar tuntas, yaitu :
a. Daya serap individu “Seseorang siswa disebut tuntas belajar apabila ia telah
mencapai skor 65.”
b. Daya serap klasikal “Suatu kelas disebut telah tuntas belajar apabila ia telah
mencapai tingkat ketuntasan 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
atau sama dengan 65.”
4. Refleksi
Pada siklus pertama dan kedua hasil tes maupun observasi tindakan, akan
dianalisis oleh peneliti dan digunakan merefleksi diri. Dari hasil analisis peneliti
akan mengetahui apakah pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua
yang telah dilakukan dapat meningkat kemampuan siswa dalam melengkapi
kalimat rumpang dengan baik atau belum.
Apabila pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua ternyata siswa
mampu melengkapi kalimat rumpang dengan baik, maka penelitian tindakan kelas
ini dapat diakhiri. Tetapi, apabila setelah pelaksanaan tindakan pada siklus
pertama dan siklus kedua belum terlaksana dengan baik atau belum ada
peningkatan siswa dalam melengkapi kalimat rumpang, maka peneliti harus
mengadakan penelitian selanjutnya.
Berikut ini dipaparkan inti atau simpulan kegiatan yang dilakukan pada
tahap refleksi, yaitu :
24
a. Menyusun simpulan dari hasil pelaksanaan tindakan penelitian yang
dilakukan, yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil
belajar siswa.
b. Melakukan diskusi dan menyempurnakan simpulan.
c. Menentukan faktor-faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan
pembelajaran dengan media gambar.
d. Menentukan bagian-bagian kegiatan pelaksanaan tindakan penelitian yang
perlu direvisi, dipertahankan, ditingkatkan, dan dikembangkan.
e. Menentukan perlu tidaknya tindakan penelitian dilakukan dan dilanjutkan.
25
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melakukan siklus pertama, terlebih dahulu peneliti mengadakan
refleksi awal. Hal ini diperlukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi
siswa maupun masalah yang dihadapi guru kelas, khususnya pembelajaran
melengkapi kalimat rumpang. Pada refleksi awal peneliti mengadakan tes
melengkapi kalimat rumpang dengan tidak menggunakan media gambar. Refleksi
awal terdiri dari 5 soal dan masing-masing soal mempunyai skor yang sama yaitu
jika jawaban benar memperoleh skor 100.
Untuk mendapatkan nilai refleksi awal, atau nilai pratindakan secara
klasikal, peneliti menggunakan rumus :
% (Nurgiantoro, 1988: 125)
Keterangan :
X = Persentase yang dicari
T = Jumlah siswa yang tuntas belajar
M = Jumlah siswa seluruhnya di kelas tersebut
Berdasarkan perolehan nilai refleksi awal dapat dilihat pada tabel 2 di
halaman lampiran, dari hasil pratindakan, yaitu siswa yang mendapat nilai ≥65
sudah mencapai 11 orang atau 39%, sedangkan yang memperoleh nilai ≤65
sebanyak 17 orang atau 61%, tetapi belum mencapai KKM yang ditentukan.
Dengan demikian ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum tercapai. Hal ini
26
menunjukan bahwa proses pembelajaran melengkapi kalimat rumpang yang
dilakukan selama ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Oleh sebab itu
perlu dicari penyebab mengapa siswa belum tuntas belajar dalam melengkapi
kalimat rumpang.
Melalui wawancara dengan guru kelas, penyebab tersebut dapat diketahui
bahwa selama ini guru hanya menggunakan metode latihan untuk mengajar siswa
dalam melengkapi kalimat rumpang, dan tidak menggunakan gambar untuk
mempermudah siswa itu sendiri. Sehingga siswa kurang memahami maksud soal
yang diberikan oleh guru kepada siswa.
Minat belajar siswa terhadap pembelajaran melengkapi kalimat rumpang
sangat kurang, walaupun hanya beberapa siswa yang berminat. Hal ini disebabkan
media atau metode yang digunakan oleh guru selama ini kurang menarik minat
siswa, sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran tersebut. Dalam
mengajarkan materi melengkapi kalimat rumpang guru kurang memahami media
apa yang menarik untuk diberikan, guru hanya menjelaskan dan memberikan
latihan kepada siswa. Padahal kebanyak siswa kelas I masih kurang memahami
maksud guru.
Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa untuk mencapai
hasil belajar yang lebih baik diperlukan adanya media yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien oleh sebab itu peneliti menggunakan media
gambar untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas I dalam melengkapi kalimat
rumpang.
27
B. Deskripsi Hasil Siklus I
1. Perencanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus pertama adalah berdasarkan hasil yang
diperoleh pada kondisi awal. Pada tindakan siklus pertama ini penulis
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar.
Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, terlebih dahulu penulis mempersiapkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Program satuan pembelajaran
b. Rencana Pembelajaran
c. Lembar Observasi
d. Lembar Kerja siswa (instrumen penelitian)
e. Lembar Penilaian
f. Media Pembelajaran (Media gambar)
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Penelitian siklus pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 5
November 2010. dalam pelaksanaan tersebut diamati langsung oleh dosen
pembimbing satu dan dua mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau. Siswa yang
hadir dalam tindakan siklus pertama ini sebanyak 28 siswa, masing-masing 13
orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Pelaksanaan tindakan siklus pertama ini
dilaksanakan selama 70 menit.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan penulis dalam tindakan pertama
ini adalah sebagai berikut :
28
a. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran.
b. Guru memberi salam, mengabsen, dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
c. Guru mengadakan apersepsi.
d. Guru menggunakan media gambar untuk mengajarkan siswa melengkapi
kalimat rumpang.
e. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai kalimat
rumpang.
f. Guru dan siswa secara sepintas mengulang lagi pembelajaran.
g. Guru mengadakan penilaian tentang melengkapi kalimat rumpang dengan
menggunakan media gambar.
h. Guru memberi pesan kepada siswa agar lebih giat belajar.
i. Guru menutup pelajaran.
Selama tindakan siklus pertama, suasana sangat mendukung tercapainya
tujuan pembejaran. Antara guru dan siswa terjadi komunikasi yang interatif dalam
pembelajaran. Siswa terlihat mengikuti pelajaran dengan aktif dan sungguh-
sungguh. Perhatian siswa sangat terpusat kepada materi, siswa sangat
memperhatikan gambar yang diberikan kepada guru, sehingga siswa memahami
maksud kalimat tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa penggunaan media gambar
yang diterapkan dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31
Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat rumpang. Karena sebagian besar siswa
aktif dalam pembelajaran dan guru memberikan perlakuan cukup kepada siswa.
29
Hal ini menunjukan bahwa media gambar sangat memungkinkan tercapainya
tujuan pembejaran yang telah dirumuskan.
3. Hasil Tes Siklus I
Untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa pada tindakan siklus
pertama, penulis mengadakan peniliaian. Dalam penilaian tersebut penulis
menentukan skor penilaian, setiap skor memiliki skor yang sama yaitu, 20 setiap
soal, jadi jumlah keseluruhan skor adalah 100.
Soal yang diberikan kepada siswa berjumlah 5 soal, tes yang diberikan
adalah tes melengkapi kalimat rumpang. Penulis menggunakan interprestasi
rentang 0-100 yang berdasarkan tabel 1, yaitu apabila siswa mendapatkan nilai
95-100 memiliki predikat istimewa, 85-94 memiliki predikat baik sekali, 75-84
memiliki predikat baik, 65-74 memiliki predikat cukup, 55-64 memiliki predikat
sedang, dan 0-54 memiliki predikat kurang. Pada hasil tes tindakan I dari 28 orang
siswa yang hadir ada 1 orang siswa yang mendapatkan predikat kurang yaitu
mendapatkan nilai 55-60, 14 orang siswa mendapatkan predikat baik karena
mendapatkan nilai 80, dan 4 orang siswa mendapatkan predikat istimewa karena
mendapatkan nilai 100.
Berdasarkan tabel 3 jika dideskripsikan berdasarkan KKM dapat diketahui
bahwa dari 28 siswa yang hadir pada tindakan siklus pertama, terdapat 18 siswa
yang mampu melengkapi kalimat rumpang atau 64,3% dan sebanyak 10 orang
siswa yang belum mampu melengkapi kalimat rumpang atau 35,7%.
30
Aktivitas siswa pada tindakan siklus satu lebih meningkat dibandingkan
pada pratindakan, siswa lebih termotivasi untuk belajar, dan lebih semangat dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Dengan demikian kemampuan melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I
SD Negeri 31 Lubuklinggau pada tindakan siklus pertama meningkat sampai
dengan 25,3% dari hasil pratindakan. Hal ini berarti bahwa kemampuan siswa
kelas I SD Negeri 31 dalam melengkapi kalimat rumpang sudah cukup meningkat,
namun peningkatan tersebut belum mencapai 85% sehingga harus mengadakan
tindakan siklus kedua lagi.
Dalam usaha meningkatkan hasil yang dicapai dalam kegiatan
pembelajaran maka guru harus dapat mengatasi segala kekurangan yang terjadi
pada tindakan pertama. Kekuangan tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil
pengamatan dari para observer, pada proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dalam tindakan pertama.
4. Hasil Observasi Siklus I
Hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tanggapan Dosen Pembimbing I
Dosen pembimbing yang melakukan observasi kepada peneliti yaitu,
dosen pembimbing I Tri Astuti, M.Pd.
Berupa Saran
1) Pada saat pelaksanaan pembelajaran, hendaknya siswa yang disuruh tampil
untuk menuliskan melengkapi kata yang rumpang. Jadi bukan guru yang
menulis.
31
2) Media pembelajaran gunakan dalam pelaksanaan pembelajaran, bukan pada
saat tes.
3) Hasil latihan menulis melengkapi kalimat rumpang dalam pembelajaran,
hendaknya siswa disuruh kembali menuliskan dibuku catatannya.
b. Tanggapan Teman Sejawat
Teman sejawat adalah Hasimawati mahasiswa semester VIII Program
studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP-PGRI Lubuklinggau. Mahasiswa ikut
mengamati proses pelaksanaan tindakan pertama. Tanggapan mahasiswa tersebut
adalah :
Berupa Saran :
Peneliti selalu membelakangi anak pada watu menulis pelajaran.
c. Tanggapan Teman Sejawat
Teman sejawat yang kedua adalah Mariam Fauziah guru SD Negeri 31
Lubuklinggau.
Berupa Saran :
Peneliti terlalu cepat memberikan materi kepada anak.
C. Deskripsi Hasil Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Siklus II
Tindakan siklus kedua dalam penelitian ini dilaksanakan untuk
memperbaiki kekurangan pada tindakan pertama. Sebelum melaksanakan
tindakan kedua terlebih dahulu peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
32
a) Program satuan pembelajaran
b) Rencana Pembelajaran
c) Lembar Observasi
d) Lembar Kerja siswa (instrumen penelitian)
e) Lembar Penilaian
f) Media Pembelajaran (Media gambar)
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindaka siklus kedua dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 November
2010. dalam pelaksanaannya tersebut langsung diamati oleh Kepala Sekolah SD
Negeri 31 Lubuklinggau. Waktu pelaksanaan tindakan siklus kedua selama 70
menit. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran.
b. Guru memberi salam, mengabsen, dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
c. Guru mengadakan apersepsi.
d. Guru menggunakan media gambar untuk mengajarkan siswa melengkapi
kalimat rumpang.
e. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai kalimat
rumpang.
f. Guru dan siswa secara sepintas mengulang lagi pembelajaran tentang
kalimat rumpang.
g. Guru mengadakan penilaian tentang melengkapi kalimat rumpang dengan
menggunakan media gambar.
33
h. Guru memberi pesan kepada siswa agar lebih giat belajar.
i. Guru menutup pelajaran.
Selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa lebih konsentarasi dan
lebih semangat belajar. Karena media yang digunakan guru sangat
membangkitkan minat siswa untuk belajar.
3. Hasil Tes Siklus II
Untuk mengetahui kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
tindakan siklus kedua, maka peneliti mengadakan penilaian. Penilaian dilakukan
adalah penilaian melengkapi kalimat rumpang pada masing-masing siswa secara
individual. Untuk hasil penilaian, peneliti menentukan skor penilaian, yaitu setiap
soal memiliki skor 20, jadi jumlah keseluruhan skor adalah 100.
Soal yang diberikan kepada siswa berjumlah 5 soal, tes yang diberikan
adalah tes melengkapi kalimat rumpang. Penulis menggunakan interprestasi
rentang 0-100 yang berdasarkan tabel 1, yaitu apabila siswa mendapatkan nilai
95-100 memiliki predikat istimewa, 85-94 memiliki predikat baik sekali, 75-84
memiliki predikat baik, 65-74 memiliki predikat cukup, 55-64 memiliki predikat
sedang, dan 0-54 memiliki predikat kurang. Pada hasil tes siklus II dari 28 siswa
yang hadir ada 18 orang siswa yang mendapatkan predikat baik, dan 10 orang
siswa yang mendapatkan predikat istimewa.
Berdasarkan tabel 4 jika dideskripsikan berdasarkan KKM, dapat
diketahui bahwa 28 siswa dari 28 siswa yang hadir memperoleh nilai ≥ 65 atau
100%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 sebanyak 0 siswa atau 0%.
34
Bagi siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 pada umumnya siswa kelas I SD Negeri
31 Lubuklinggau sudah mampu untuk melengkapi kalimat rumpang.
Apabila dibandingkan dengan hasil pratindakan yaitu cuma mencapai nilai
rata-rata 57,5 atau hanya 39,2% siswa yang tuntas belajar, sedangkan pada siklus
pertama nilai rata-rata siswa mencapai 75 atau hanya 64,3% siswa yang mencapai
nilai tuntas. Berarti dari siklus pertama dan kedua ketuntasan belajar siswa
meningkat hingga 35,7%. Dengan sudah tuntasnya tujuan pembejaran mencapai ≥
85% yaitu mencapai 100% maka tindakan hanya sampai siklus kedua.
Peningkatan tersebut disebabkan pelaksanaan tindakan siklus kedua menggunakan
media gambar, selama proses pembelajaran siswa belajar dengan aktif,
bersemangat, dan penuh dengan minat. Sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.
Aktivitas siswa pada tindakan siklus II lebih meningkat lagi dibandingkan
pada tindakan siklus I, karena siswa lebih aktif dalam belajar, dan lebih meningkat
nilai-nilai yang mereka peroleh, karena siswa lebih memperhatikan pelajaran yang
guru berikan.
4. Hasil Observasi Siklus II
Tanggapan Teman Sejawat :
Teman sejawat pada observasi siklus II ini adalah Mariam Fauziah guru
SD Negeri 31 Lubuklinggau.
Berupa Saran :
Agar dapat lebih meningkatkan prestasi siswa, sehingga dapat lebih baik
lagi dari sebelumnya.
35
Berupa Pujian :
Peneliti sangat menarik perhatian siswa dalam menggunakan media
gambar.
D. Pembahasan dan Analisis Siklus
1. Pembahasan
Sebelum dilaksanakan tindakan, ternyata hasil belajar siswa kelas I SD
Negeri 31 Lubuklinggau kurang memuaskan. Pada umumnya siswa tidak dapat
melengkapi kalimat rumpang dengan benar. Hal ini disebabkan karena siswa
kurang memahami kalimat rumpang itu sendiri, dan kurang berminat dalam
pembelajaran tersebut. Maka dari itu peneliti menggunakan media gambar untuk
memecahkan masalah di atas.
2. Analisis Antar Siklus
Untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31
Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat rumpang, maka peneliti menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan
kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat
rumpang, dapat dilihat dari hasil penelitian setelah pelaksanaan tindakan siklus
pertama, dan hasil penilaian setelah tindakan siklus kedua. Hasil penelitian
tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
36
Dari tabel 5 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas I dalam
melengkapi kalimat rumpang melalui media gambar :
a. Hasil Pratindakan nilai rata-rata siswa hanya mencapai 57,5 atau hanya 39%
siswa yang tuntas belajar.
b. Peningkatan pada siklus I = 75-57,5 = 17,5 berarti meningkat 17,5/57,5 x
100% = 30,4%.
c. Peningkatan pada siklus II = 87,1-75 = 12,1 berarti meningkat 12,1/75 x100%
= 16,13%.
Dari tabel 5 juga dapat dilihat bahwa sebelum melakukan tindakan siklus I
dan siklus II kemampuan melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I SD Negeri
31 Lubuklinggau sangat kurang, karena pada tes pratindakan hanya 11 orang
siswa yang tuntas atau 39,2%, pada siklus pertama kemampuan siswa meningkat
lagi, yaitu ada 18 orang siswa yang tuntas belajar atau 64,3%, dan pada siklus
kedua sudah mencapai KKM di sekolah yaitu ada 28 orang siswa yang tuntas
belajar atau 100%.
Untuk mengetahui persentase peningkatan nilai siswa kelas I setelah
tindakan adalah sebagai berikut :
a. Nilai rata-rata siswa sebelum tindakan adalah :
Jumlah nilai = 1610 = 57,5
Jumlah siswa 28
b. Nilai rata-rata siswa setelah tindakan adalah :
T1 + T2 : 2 = 2100 + 2440 : 2 = 2270 = 81,1
Jumlah siswa 28 + 28 : 2 28
37
c. Persentase Peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan adalah :
R2-R1 x 100% = 81,1 -57,5 x 100% = 40,47%
R1 57,5
Jadi setelah dilakukan dua kali tindakan (dua siklus), maka peningkatan
hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dengan menggunakan
media gambar adalah meningkat 41%. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan
melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dapat
ditingkatkan dengan menggunakan media gambar, dan aktivitas siswa dalam
belajar juga meningkat karena menggunakan media gambar, karena siswa lebih
bersemangat dalam pembelajaran melengkapi kalimat rumpang.
Peneliti dalam mengadakan penelitian tindakan kelas ini (Classroom
Action Reseach) ini hanya terfokus pada satu permasalahan saja yaitu upaya
meningkatkan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam
melengkapi kalimat rumpang dengan menggunakan media gambar.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “Terdapat peningkatan
kemampuan melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I SD Negeri 31
Lubuklinggau melalui media gambar.” Terbukti kebenarannya.
Aktivitas siswa pada pratindakan sangat rendah, karena siswa kurang
termotivasi dalam belajar, karena siswa kurang bersemangat untuk belajar, pada
tindakan siklus I siswa lebih termotivasi untuk belajar dan lebih semangat, siswa
telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaaan yang diberikan kepada siswa.dan
pada tindakan siklus II siswa lebih aktif lagi dalam belajar dan telah memahami
apa yang diperintahkan oleh guru.
38
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan antar siklus dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Melengkapi Kalimat Rumpang Siswa Kelas I SD
Negeri 31 Lubuklinggau melalui Media Gambar” maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Simpulan Umum :
Dengan menggunakan media gambar dalam kegiatan pembelajaran
melengkapi kalimat rumpang, hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 31
Lubuklinggau mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
hasil pengolahan data berikut :
a. Sebelum melakukan tindakan siswa nilai rata-rata siswa 57,5.
b. Setelah dilakukan tindakan siklus pertama nilai rata-rata siswa mencapai
75 dengan demikian dari nilai pratindakan ke tindakan siklus pertama
meningkat 25,3%.
c. Setelah tindakan siklus kedua nilai rata-rata siswa mencapai 87,1 dengan
demikian dari tindakan siklus pertama ke siklus kedua meningkat 35,7%.
d. Terjadi peningkatan kemampuan melengkapi kalimat rumpang dari
pratindakan sampai dengan siklus II sebesar 40,47%.
39
2. Simpulan Khusus :
a. Dalam melengkapi kalimat rumpang kemampuan siswa I SD Negeri 31
Lubuklinggau mengalami peningkatan setelah menggunakan media gambar.
Hal ini dapat dilihat dari pengolahan data sebagai berikut :
1) Daya Serap Perorangan (Individu)
Seorang siswa disebut telah tuntas belajar bila ia telah mencapai skor 65.
a) Hasil tindakan siklus pertama 28 orang siswa yang hadir mendapatkan
nilai ≥ 65 diantaranya ada 18 orang siswa, dan sudah mengalami
ketuntasan dalam belajar.
b) Hasil tindakan siklus kedua 28 orang siswa yang hadir mendapatkan
nilai ≥ 65 diantaranya ada 28 orang siswa, dan sudah mengalami
ketuntasan dalam belajar.
2) Daya Serap Klasikal
g) Hasil tindakan siklus pertama siswa yang sudah mencapai daya serap ≥
65 sebanyak 18 orang siswa atau 64,3%.
h) Hasil tindakan siklus kedua siswa yang sudah mencapai daya serap ≥
65 sebanyak 28 orang siswa atau 100%.
b. Aktivitas siswa pada pratindakan sangat rendah, karena siswa kurang
termotivasi dalam belajar, karena siswa kurang bersemangat untuk belajar,
pada tindakan siklus I siswa lebih termotivasi untuk belajar dan lebih
semangat, siswa telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaaan yang diberikan
40
kepada siswa.dan pada tindakan siklus II siswa lebih aktif lagi dalam belajar
dan telah memahami apa yang diperintahkan oleh guru.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti menyampaikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Dengan adanya penelitian ini hendaknya guru dapat lebih baik lagi dalam
mengajarkan materi tentang kalimat rumpang.
2. Diharapkan guru dapat menngunakan media pembelajaran yang
membangkitkan minat belajar siswa.
3. Dengan adanya penelitian ini hendanya siswa dapat termotivasi lagi dalam
belajar.
4. Dengan adanya penelitian ini hendaknya guru dan siswa mendapat hal-hal
baru yang dapat menambah ilmu pengetahuan untuk siswa maupun guru.
5. Dengan adanya penelitian ini dapat membangkitkan semangat siswa dalam
pembelajaran melengkapi kalimat rumpang.
41
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
BNSP. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Model Silabus Tematik Kelas I. Jakarta : Depdiknas.
Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Djamara Saiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta : Jakarta.
Kasbola, K. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Gramedia.
Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
----------------. 2004. Komposisi. Ende : Nusa Indah.
Kosasih. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan untuk Sekolah Menegah Atas danKejuruan. Bandung : Yrama Widya.
Mc. Kown, Harry C. 2003. Audio Visual Aids To Instucation. Dalam Sri Utami (ed).
Muryanti. 2008. Buku Tematik 1A Diri Sendiri. Jakarta : Grasimdo.
Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta : Bumu Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta : BPFE .
Poerwardaminta, Wjs. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
TIM. 2009. Model-model Pembelajaran, Asesmen, Media, dan RPP SD. Palembang : Universitas Sriwijaya.
42