61
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran pendidik di kelas adalah sebagai pembimbing, fasilitator, Pemandu, Motivator dan juga sebagai penilai atas kemampuan siswa. Di sisi lain peran pendidik adalah sebagai perancang dan pelaksanaan kurikulum dan tentu saja sebagai manajer kelas dari anak didik. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidik adalah sistem pengajaran di kelas (BNSP, 2008: iii). Sedangkan bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang 1

Skripsi Rukiah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi Rukiah

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran pendidik di kelas adalah sebagai pembimbing, fasilitator, Pemandu,

Motivator dan juga sebagai penilai atas kemampuan siswa. Di sisi lain peran

pendidik adalah sebagai perancang dan pelaksanaan kurikulum dan tentu saja

sebagai manajer kelas dari anak didik. Salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan pendidik adalah sistem pengajaran di kelas (BNSP, 2008: iii).

Sedangkan bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya

orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam

masyarakat yang menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada

dalam dirinya.

Mengingat pentingnya peran berbahasa, maka pemerintah telah

menetapkan bahwa bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran utama di

lembaga-lembaga formal, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan

tinggi. Dikarenakan belajar bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah belajar

berkomunikasi maka pembelajaran bahasa Indonesia selalu diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun

tulisan. Dalam komunikasi lisan maupun tulisan diperlukan beberapa kemampuan,

1

Page 2: Skripsi Rukiah

diantaranya penguasaan kata dalam menyusun suatu kalimat dan melengkapi

kalimat (BNSP, 2008: iv).

Dalam pelajaran bahasa kalimat termasuk ke dalam kajian bidang

sintaksis. Menurut Kosasih (2002: 25) menyatakan bahwa kalimat adalah susunan

kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan menurut Keraf

(1991: 184) kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh

kesenyapan, sedangkan inotasinya menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah

lengkap. Maka dari itu kalimat berperan penting dalam pelajaran bahasa

Indonesia, khususnya sintaksis bahasa Indonesia.

Tetapi kenyataan di lapangan dilihat pada data siswa kelas I SD Negeri

31 Lubuklinggau tahun ajaran 2009/2010 masih kurang memahami tentang

kalimat yang lengkap hal ini dapat dilihat dari 28 orang siswa hanya 16 orang

(57%) yang memahami tentang melengkapi kalimat dalam wacana, sedangkan 12

orang (43%) belum memahami. Jika dikaitkan dengan Ketuntasan Belajar

Minimal (KKM) sekolah yang ditetapkan yaitu secara klasikal siswa dinyatakan

belum tuntas bila 65 % siswa mendapatkan nilai ≤ 65, maka kondisi kelas yang

dihadapi peneliti hasil belajar siswa dinyatakan belum tuntas. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, peneliti menggunakan media gambar dalam upaya untuk

mempermudah siswa kelas I dalam mempelajari kalimat, khususnya melengkapi

kalimat rumpang.

Menurut Soeparno (Muslich 2009: 19), media gambar adalah salah satu

bentuk media pengajaran berupa gambar/rangkaian gambar yang saling

berhubungan sehingga merupakan suatu rangkaian cerita. Sedangkan menurut

2

Page 3: Skripsi Rukiah

Santoso (Muslich 2009: 19) yang dimaksud media adalah semua bentuk perantara

yang digunakan untuk mengungkapkan ide, pikiran, atau gagasannya sehingga

gagasan itu sampai kepada penerima. Sehingga siswa kelas melihat gambar yang

disediakan oleh peneliti untuk melengkapi kalimat yang ada. Dari gambar tersebut

siswa kelas satu dapat memahami apa yang dilakukan pada gambar, dan dengan

mudah siswa kelas I melengkapi kalimat tersebut.

Berdasarkan uraian di atas penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Melengkapi Kalimat Rumpang

Siswa Kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau melalui Media Gambar”

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah Umum

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang peneliti

ajukan dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan media gambar dapat

meningkatkan kemampuan dalam melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I SD

Negeri 31 Lubuklinggau?

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31

Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat rumpang dengan menggunakan

media gambar?

b. Bagaimanakah aktivitas siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam

pembelajaran melengkapi kalimat rumpang dengan menggunakan media

gambar?

3

Page 4: Skripsi Rukiah

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan guru

dalam menggunakan media gambar dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas

I SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat rumpang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan melengkapi kalimat rumpang

siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dengan menggunakan media

gambar.

b. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam

pembelajaran melengkapi kalimat rumpang melalui media gambar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan siswa, menumbuh rasa

kebersamaan diantara siswa dan akan membangkitkan perasaan senang kepada

pelajaran bahasa Indonesia.

2. Bagi guru, penelitian ini bermanfaat sebagai masukan dalam pengajaran

bahasa Indonesia, bahwa dengan menggunakan media gambar sangat

menentukan keberhasilan siswa dalam melengkapi kalimat rumpang.

3. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik

bagi sekolah pendidikan SD khususnya dalam program pembelajaran dalam

4

Page 5: Skripsi Rukiah

rangka meningkatkan mutu pendidikan di masa akan datang, khususnya dalam

pembelajaran melengkapi kalimat rumpang.

5

Page 6: Skripsi Rukiah

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan kecakapan, dan kekuatan

(Poerwadarminta, 1984: 682). Kemampuan berupa kesanggupan, kecakapan, dan

kekuatan. Kata kemampuan berasal dari kata mampu yang mendapatkan awalan

ke- dan akhiran –an. Kemampuan dapat juga diartikan kesanggupan, kecakapan,

kekuatan, (Depdikbud, 1998: 623).

Sesuai dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan dalam penelitian ini adalah kesanggupan siswa kelas I SD Negeri 31

Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat dalam wacana.

2. Pengertian Kalimat

Menurut Kosasih (2002: 25) kalimat adalah susunan kata-kata yang

teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan menurut Keraf (1991: 184)

“Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan,

sedangkan inotasinya menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.”

Dari dua pendapat di atas dapat dsimpulkan bahwa kalimat adalah

susunan kata-kata yang teratur dan bagian ujaran yang didahului atau diikuti oleh

kesenyapan.

3. Jenis Kalimat

Menurut Kosasih (2002: 27) ada beberapa jenis kalimat, yaitu :

a. Kalimat sederhana dan kalimat kompleks

6

Page 7: Skripsi Rukiah

1) Kalimat Sederhana

Kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk oleh fungsi-fungsi

pokok, yakni terdiri atas subjek, predikat, dan objek/pelengkap.

Contoh :

a) Badannya langsing.

b) Mereka kehausan

2) Kalimat Komplek

Kalimat kompleks adalah kalimat yang mengalami perluasan, baik itu

berupa penambahan fungsi keterangan ataupun dengan perluasan pada

fungsi-fungsinya.

Contoh :

a) Ketika masih kuliah badannya sangat langsing

b) Ia mengakui bahwa ia jatuh cinta kepadaku.

b. Kalimat Minor dan kalimat Mayor

1) Kalimat Minor

Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat.

Contoh :

Besok pagi. (Sebagai jawaban atas pertanyaan Kapan mahmud berangkat?)

2) Kalimat Mayor

Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua

unsur pusat, yakni bisa terdiri dari subjek dan predikat (S-P) atau subjek,

predikat,objek (S-P-O); atau pun lebih dari itu, misalnya dengan disertai

keterangan (S-P-O-K).

7

Page 8: Skripsi Rukiah

Contoh :

Andi akan pergi besok pagi.. S P K

c. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

1) Kalimat aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya melakukan suatu pekerjaan.

Contoh : Bu Lurah sedang asik makan tape.

2) Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan.

Contoh : Pameran itu akan dibuka oleh Pak Bupati.

d. Kalimat Langsung dan Tak Langsung

1) Kalimat langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan apa yang

dianjurkan orang.

Contoh : “apakah gurumu baik?” Tanya Cecep.

2) Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang melaporkan apa yang diujarkan

orang.

Contoh : Ali menanyakan baik tidaknya guru saya.

e. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat

atau satu klausa.

Contoh : Dia akan pergi. S P

8

Page 9: Skripsi Rukiah

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau

dua klausa atau lebih.

4. Pengertian Kalimat Rumpang

Menurut Keraf (1991: 184) kalimat adalah bagian ujaran yang didahului

dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan inotasinya menunjukan bahwa bagian

ujaran itu sudah lengkap. Sedangkan Rumpang adalah hilang (Depdikbud, 1998:

302).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan kalimat rumpang adalah adanya

bagian dari suatu kalimat yang hilang, dan biasanya merupakan latihan bagi

seorang pelajar untuk melengkapi bagian kalimat yang hilang (rumpang) dengan

menggunakan kata yang tepat sehingga menjadi kalimat yang padu dan lengkap.

5. Pengertian Media

Media adalah kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya

perantara. Makna umumnya adalah “apa saja yang dapat menyalurkan informasi

dari sumber informasi ke penerima informasi (Muslich, 2009: 18)”.

Santoso S. Hamidjojo (Muslich, 2009: 19) yang dimaksud media adalah

semua bentuk perantara yang digunakan untuk mengungkapkan ide, pikiran, atau

gagasannya sehingga gagasan itu sampai kepada penerima.

Marshall (Muslich, 2009: 19) mengungkapkan bahwa media adalah sarana

yang disebut channel (saluran), karena pada hakikatnya media telah memperluas

dan memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, dan

melihat dalam batas jarak dan waktu tertentu.

9

Page 10: Skripsi Rukiah

Pengertian media menurut Blacks dan Horalsen (Muslich, 2009: 19)

adalah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau

menyampaikan suatu pesan, di mana medium itu merupakan jalan atau alat yang

menghubungkan antara komunikator dan komunikan.

Menurut Sabarti (Muslich, 2009: 19) media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran,

perasaan dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar

mengajar.

Media menurut Wilkinson adalah segala alat dan bahan selain buku teks,

yang dapat dipakai untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar

mengajar (Muslich, 2009: 19)

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian media di atas dapat

disimpulkan bahwa media adalah suatu alat atau sarana yang berfungsi sebagai

perantara atau saluran, atau jembatan dalam kegiatan komunikasi antara

komunikator (penyampai pesan) dan komunikan (penerima pesan) untuk

menyampaikan informasi dalam situasi belajar dan mengajar.

6. Pengertian Media Gambar

Beberapa pengertian media gambar menurut beberapa ahli, (Muslich,

2009: 19) yaitu :

a. Menurut Hamalik Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan

secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang

bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor.

10

Page 11: Skripsi Rukiah

c. Menurut Sadiman Media gambar adalah media yang paling umum dipakai,

yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana

saja.

c. Menurut Soelarko Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan

pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap

lingkungan.

d. Menurut Soeparno media gambar adalah salah satu bentuk media pengajaran

berupa gambar/rangkaian gambar yang saling berhubungan sehingga

merupakan suatu rangkaian cerita.

7. Fungsi Media Gambar

Pemanfaatan media gambar ada dalam komponen metode mengajar

sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa

dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama

dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan

guru.

Menurut Hamalik (Muslich, 2009: 19), secara garis besar fungsi utama

penggunaan media gambar adalah :

a. Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada

pendidikan.

b. Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman

berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap

orang.

11

Page 12: Skripsi Rukiah

c. Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi

kerja secara maksimal.

d. Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan.

e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan

ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang

modern.

Fungsi-fungsi tersebut di atas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi praktis

yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut :

a. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya kaset video

rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah

pegunungan.

b. Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang

dipasang di ruang kelas.

c. Mengatasi keterbatasan kemampuan indera.

d. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi

untuk menerangkan gejala alam.

e. Menyederhanakan kompleksitas materi.

f. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau

alam sekitar.

8. Kelebihan Media Gambar

Beberapa kelebihan media gambar menurut Sadiman (Muslich, 2009: 19)

adalah sebagai berikut :

12

Page 13: Skripsi Rukiah

a. Sifatnya konkret dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika

dibandingkan dengan bahasa verbal.

b. Dapat mengatasi ruang dan waktu.

c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

d. Memperjelas bidang apa saja.

e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan

9. Kelemahan Media Gambar

Beberapa kelemahan media gambar menurut Rahadi (Muslich, 2009:

19)adalah sebagai berikut :

a. Hanya menampilkan persepsi indera mata.

b. Ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa.

c. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.

d. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga

kurang efektif dalam pembelajaran.

B. Kerangka Berpikir

Sebelum menggunakan media gambar siswa kurang termotivasi dalam

pelajaran melengkapi kalimat rumpang. Setelah peneliti menggunakan tindakan

yaitu menggunakan media gambar pada siklus pertama dan kedua siswa dapat

termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam melengkapi kalimat

rumpang. Sehingga gambar pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada bagan di

bawah ini :

13

Page 14: Skripsi Rukiah

Gambar I : Skema Pelaksanaan Pembelajaran Melengkapi Kalimat Rumpang dengan Menggunakan Media Gambar.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Terdapat

peningkatan kemampuan melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I SD Negeri

31 Lubuklinggau melalui penggunaan media gambar.”

14

KONDISI AWAL

Guru :Sebelum menggunakan media gambar

Siswa :Kurang Termotivasi dalam melengkapi kalimat rumpang.

TINDAKAN

Menggunakan media gambar

Siklus IUntuk seluruh siswa sudah sebagian siswa

yang termotivasi

Siklus IIPerkelompok siswa

KONDISI AKHIR SISWA TERMOTIVASI

Page 15: Skripsi Rukiah

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Tempat Penelitian : SD Negeri 31 Lubuklinggau

Waktu Penelitian : Semester Ganjil tahun pelajaran 2010/2011 ( Oktober –

November 2010)

Siklus : dua siklus

Observer : 1. Dosen Pembimbing

2. Kepala Sekolah

3. Teman Sejawat

B. Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas I dengan jumlah siswa

28 orang, dengan jumlah siswa laki-laki 13 orang perempuan 15 orang.

C. Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti dalam tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor siswa, yaitu melihat kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31

Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat rumpang melalui media gambar.

2. Faktor guru, yaitu melihat cara guru merencanakan pembelajaran serta

bagaimana pelaksanaannya dalam kelas, apakah telah sesuai atau belum

dengan prinsip, kondisi dan langkah-langkah pembelajaran dengan media

gambar.

15

Page 16: Skripsi Rukiah

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik tes

dan non tes

1. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data utama berupa skor atau

nilai tentang peningkatan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau

dalam melengkapi kalimat rumpang melalui media gambar. Tes ini dilakukan

sebelum pembelajaran dengan menggunakan contoh-contoh soal berupa kalimat

yang runpang, hasil tes ini kemudian dibandingkan dengan hasil proses pada

masing-masing siklus dan dilihat selisihnya. Tes yang akan digunakan berjumlah

5 soal dengan jenis soal esay. Adapun tes yang diberikan adalah tes melengkapi

kalimat rumpang. Setelah nilai akhir siswa diperoleh untuk menentukan tingkat

kemampuan siswa dalam melengkapi kalimat rumpang. Penulis menggunakan

interprestasi rentang 0–100, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1Interprestasi Hasil Belajar

Bentuk Kualitatif

(predikat)

Bentuk Kuantitatif

(presentase)

Istimewa

Baik Sekali

Baik

Cukup

Sedang

Kurang

95-100

85-94

75-84

65-74

55-64

0-54

(Arikunto, 2001:2445)

16

Page 17: Skripsi Rukiah

2. Teknik Non Tes

Teknik pengumpulan data yang lain, yaitu dengan observasi langsung

yang diamati oleh dosen pembimbing, kepala sekolah dan rekan guru atau teman

sejawat, sedangkan alat pengumpulan datanya menggunakan lembar panduan

observer. Teknik observasi dilakukan selama pelaksanaan tindakan oleh dosen

pembimbing, Kepala SD Negeri 31 Lubuklinggau, guru-guru, serta teman

sejawat. Dari hasil observasi, peneliti akan memperoleh data berupa tanggapan

mengenai pelaksanaan tindakan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik

analisis data sederhana yang dihitung berdasarkan jumlah perolehannya, akan

dianalisis peneliti dengan cara :

1. Membandingkan nilai tes awal dan tes-tes sebagai siklus pembelajaran. Nilai-

nilai tes tersebut dicari persentase dan nilai rata-rata, lalu dimunculkan dalam

bentuk tabel. Dari nilai tes tersebut dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas

belajar apabila :

a. Secara individual, bila siswa sudah mencapai nilai 65.

b. Secara klasikal, bila di kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah mencapai

daya serap atau mendapat nilai 65 (Depdikbud, 1997:37)

Persentase siswa yang telah tuntas belajar dapat dihitung dengan rumus:

% (Nurgiantoro, 1988: 125)

17

Page 18: Skripsi Rukiah

Keterangan :

X = Persentase yang dicari

T = Jumlah siswa yang tuntas belajar

M = Jumlah siswa seluruhnya di kelas tersebut

Dan untuk memperoleh persentase dari hasil tindakan masing-masing siklus,

peneliti menggunakan rumus:

Keterangan :

X = Persentase peningkatan hasil tindakan

R1 = Nilai rata-rata sebelum tindakan

R2 = Nilai rata-rata setelah tindakan I dan tindakan II

2. hasil observasi dan wawancara dijadikan sebagai data penunjang yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen penelitiannya adalah teknik

tes dan non tes, teknik tes berupa soal essay, sedangkan teknik non tes yaitu

berupa observasi atau pengamatan, dan peneliti sendiri sebagai instrumen utama,

selain juga meminta bantuan kepada salah seorang guru untuk mengamati kelas

yang diteliti yang peneliti lakukan antara lain melihat keaktifan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

18

Page 19: Skripsi Rukiah

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini, peneliti merujuk pada

indikator keberhasilan dalam sistem belajar tuntas pada SD Negeri 31

Lubuklinggau, yaitu :

1. Daya serap individu “Seseorang siswa disebut tuntas belajar apabila ia

telah mencapai skor 65.”

2. Daya serap klasikal “Suatu kelas disebut telah tuntas belajar apabila ia

telah mencapai persentase ketuntasan 85% yang telah mencapai daya serap

65 atau lebih.”

Cara Pengukuran Indikator dan Cara Mengevaluasinya

Cara pengukuran indikator peneliti menggunakan dua cara, yaitu :

1. Tes, Yaitu berupa tes rumpang dengan cara melengkapi sebuah kalimat

yang tidak lengkap dalam sebuah wacana. Cara ini digunakan untuk

meningkatkan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau

dalam melengkapi kalimat rumpang.

2. Observasi, yaitu tes langsung dan dilaksanakan sesuai tempat

berlangsungnya proses pembelajaran, sedangkan alat pengumpulan

datanya menggunakan lembar panduan observer. Teknik observasi

dilakukan selama pelaksanaan tindakan oleh dosen pembimbing, Kepala

SD Negeri 31 Lubuklinggau, guru-guru, serta teman sejawat. Dari hasil

observasi, peneliti akan memperoleh data berupa tanggapan mengenai

pelaksanaan tindakan.

19

Page 20: Skripsi Rukiah

H. Prosedur /Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Tindakan Kelas (classroom action

research). Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas menggunakan sistem

siklus dengan proses pengkajian berdaur (cyclical), seperti gambar berikut ini.

Gambar II : Langkah-langkah Penelitian

1. Perencanaan

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan

adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Program Satuan Pelajaran (PSP)

b. Menyusun Rencana Pembelajaran (RP)

c. Menyusun Lembar Observasi

d. Menyusun Teknik Penilaian

Hal-hal yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan siklus pertama sebagai

berikut :

a. Kajian awal (pratindakan)

b. Pencarian fakta (pratindakan)

c. Perumusan masalah umum

20

Rencana

observasi

refleksi

Rencana

observasi

refleksiTindakan Tindakan

Page 21: Skripsi Rukiah

d. Perencanan tindakan umum

e. Observasi dan motoring

f. Refleksi

g. Data tindakan dan hasil

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan direncanakan sebanyak dua siklus pembelajaran dan

masing-masing siklus dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap

siklus 2 kali 35 menit.

Tindakan Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan skenario sebagai

berikut :

Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengadakan apersepsi dengan menanyakan tentang pengertian kalimat

b. Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat

Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan rencana, prinsip dan langkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan media gambar.

b. Guru menjelaskan secara singkat yang dimaksud dengan kalimat rumpang

c. Guru membimbing siswa dalam melengkapi kalimat.

d. Guru meminta siswa untuk melengkapi kalimat yang runpang dengan

menggunakan media gambar.

Kegiatan Akhir

a. Tugas yang guru berikan kepada siswa dikumpulkan

21

Page 22: Skripsi Rukiah

b. Sebelum menutup pelajaran, guru meminta salah seorang siswa untuk

melengkapi kalimat yang rumpang.

c. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengingatkan kembali cara melengkapi

kalimat yang rumpang.

Tindakan Siklus 2

Suklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan, dengan skenario

sebagai berikut :

Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengadakan pelajaran dengan mengadakan apersepsi, dengan

mengingat kembali pengertian tentang kalimat.

b. Guru mengingatkan kembali tentang rencana, prinsip dan langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan media gambar.

c. Guru mengadakan tanya jawab untuk mengingat tentang pemahaman siswa

terhadap kalimat rumpang.

Kegiatan Inti

a. Guru atau peneliti menyiapkan siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran

b. Siswa diajak melengkapi kalimat rumpang

c. Guru memberi tes dengan cara memberi gambar dan lengkapi kalimat

rumpang pada gambar tersebut.

Kegiatan Akhir

a. Hasil latihan siswa dikumpulkan dan disimpan oleh guru.

b. Sebelum menutup pelajaran guru meminta salah satu siswa untuk melengkapi

kalimat yang rumpang dengan memperhatikan gambar yang disediahkan

22

Page 23: Skripsi Rukiah

c. Guru mengadakan tanya jawab untuk mengingat tentang pemahaman siswa

terhadap kalimat rumpang.

3. Observasi

Pada pelaksanaan tindakan siklus pertama, siklus kedua dan berikutnya,

perlu diamati oleh dosen pembimbing, Kepala Sekolah SD Negeri 31

Lubuklinggau, teman sejawat. Dengan adanya pengamatan tersebut pelaksanaan

dapat berjalan dengan lancar sekaligus untuk mengetahui apakah pelaksanaan

tindakan menunjukan adanya suatu peningkatan kemampuan siswa, atau

menunjukan suatu kegagalan. Hasil pengamatan tersebut akan disampaikan oleh

peneliti untuk dibahas bersama sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan

tindakan pada siklus berikutnya.

Pengamatan tentang pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar

observasi, pengamat memberi kesan, pendapat atau saran yang dianalisis peneliti

untuk dijadikan dasar perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

Setelah penelitian berakhir, peneliti melakukan wawancara, baik kepada

guru maupun siswa (pedoman wawancara terlampir) untuk mengetahui tanggapan

guru terhadap penerapan media gambar, kesulitan serta kelebihan penggunaan

media gambar. Di samping itu juga, untuk menjaring informasi, apakah melalui

media gambar dapat memotivasi siswa dalam mempelajari tentang melengkapi

kalimat yang rumpang.

Untuk mengetahui ada apa tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dalam

melengkapi kalimat rumpang, maka pada setiap akhir siklus pembelajaran,

peneliti memberikan tes akhir (postest). Tolak ukur yang digunakan untuk

23

Page 24: Skripsi Rukiah

mengukur keberhasilan setiap siklus, peneliti merujuk pada indikator keberhasilan

dalam sistem belajar tuntas, yaitu :

a. Daya serap individu “Seseorang siswa disebut tuntas belajar apabila ia telah

mencapai skor 65.”

b. Daya serap klasikal “Suatu kelas disebut telah tuntas belajar apabila ia telah

mencapai tingkat ketuntasan 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari

atau sama dengan 65.”

4. Refleksi

Pada siklus pertama dan kedua hasil tes maupun observasi tindakan, akan

dianalisis oleh peneliti dan digunakan merefleksi diri. Dari hasil analisis peneliti

akan mengetahui apakah pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua

yang telah dilakukan dapat meningkat kemampuan siswa dalam melengkapi

kalimat rumpang dengan baik atau belum.

Apabila pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua ternyata siswa

mampu melengkapi kalimat rumpang dengan baik, maka penelitian tindakan kelas

ini dapat diakhiri. Tetapi, apabila setelah pelaksanaan tindakan pada siklus

pertama dan siklus kedua belum terlaksana dengan baik atau belum ada

peningkatan siswa dalam melengkapi kalimat rumpang, maka peneliti harus

mengadakan penelitian selanjutnya.

Berikut ini dipaparkan inti atau simpulan kegiatan yang dilakukan pada

tahap refleksi, yaitu :

24

Page 25: Skripsi Rukiah

a. Menyusun simpulan dari hasil pelaksanaan tindakan penelitian yang

dilakukan, yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil

belajar siswa.

b. Melakukan diskusi dan menyempurnakan simpulan.

c. Menentukan faktor-faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan

pembelajaran dengan media gambar.

d. Menentukan bagian-bagian kegiatan pelaksanaan tindakan penelitian yang

perlu direvisi, dipertahankan, ditingkatkan, dan dikembangkan.

e. Menentukan perlu tidaknya tindakan penelitian dilakukan dan dilanjutkan.

25

Page 26: Skripsi Rukiah

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melakukan siklus pertama, terlebih dahulu peneliti mengadakan

refleksi awal. Hal ini diperlukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi

siswa maupun masalah yang dihadapi guru kelas, khususnya pembelajaran

melengkapi kalimat rumpang. Pada refleksi awal peneliti mengadakan tes

melengkapi kalimat rumpang dengan tidak menggunakan media gambar. Refleksi

awal terdiri dari 5 soal dan masing-masing soal mempunyai skor yang sama yaitu

jika jawaban benar memperoleh skor 100.

Untuk mendapatkan nilai refleksi awal, atau nilai pratindakan secara

klasikal, peneliti menggunakan rumus :

% (Nurgiantoro, 1988: 125)

Keterangan :

X = Persentase yang dicari

T = Jumlah siswa yang tuntas belajar

M = Jumlah siswa seluruhnya di kelas tersebut

Berdasarkan perolehan nilai refleksi awal dapat dilihat pada tabel 2 di

halaman lampiran, dari hasil pratindakan, yaitu siswa yang mendapat nilai ≥65

sudah mencapai 11 orang atau 39%, sedangkan yang memperoleh nilai ≤65

sebanyak 17 orang atau 61%, tetapi belum mencapai KKM yang ditentukan.

Dengan demikian ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum tercapai. Hal ini

26

Page 27: Skripsi Rukiah

menunjukan bahwa proses pembelajaran melengkapi kalimat rumpang yang

dilakukan selama ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Oleh sebab itu

perlu dicari penyebab mengapa siswa belum tuntas belajar dalam melengkapi

kalimat rumpang.

Melalui wawancara dengan guru kelas, penyebab tersebut dapat diketahui

bahwa selama ini guru hanya menggunakan metode latihan untuk mengajar siswa

dalam melengkapi kalimat rumpang, dan tidak menggunakan gambar untuk

mempermudah siswa itu sendiri. Sehingga siswa kurang memahami maksud soal

yang diberikan oleh guru kepada siswa.

Minat belajar siswa terhadap pembelajaran melengkapi kalimat rumpang

sangat kurang, walaupun hanya beberapa siswa yang berminat. Hal ini disebabkan

media atau metode yang digunakan oleh guru selama ini kurang menarik minat

siswa, sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran tersebut. Dalam

mengajarkan materi melengkapi kalimat rumpang guru kurang memahami media

apa yang menarik untuk diberikan, guru hanya menjelaskan dan memberikan

latihan kepada siswa. Padahal kebanyak siswa kelas I masih kurang memahami

maksud guru.

Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa untuk mencapai

hasil belajar yang lebih baik diperlukan adanya media yang memungkinkan siswa

dapat belajar secara efektif dan efisien oleh sebab itu peneliti menggunakan media

gambar untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas I dalam melengkapi kalimat

rumpang.

27

Page 28: Skripsi Rukiah

B. Deskripsi Hasil Siklus I

1. Perencanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus pertama adalah berdasarkan hasil yang

diperoleh pada kondisi awal. Pada tindakan siklus pertama ini penulis

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar.

Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, terlebih dahulu penulis mempersiapkan

hal-hal sebagai berikut :

a. Program satuan pembelajaran

b. Rencana Pembelajaran

c. Lembar Observasi

d. Lembar Kerja siswa (instrumen penelitian)

e. Lembar Penilaian

f. Media Pembelajaran (Media gambar)

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Penelitian siklus pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 5

November 2010. dalam pelaksanaan tersebut diamati langsung oleh dosen

pembimbing satu dan dua mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau. Siswa yang

hadir dalam tindakan siklus pertama ini sebanyak 28 siswa, masing-masing 13

orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Pelaksanaan tindakan siklus pertama ini

dilaksanakan selama 70 menit.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan penulis dalam tindakan pertama

ini adalah sebagai berikut :

28

Page 29: Skripsi Rukiah

a. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran.

b. Guru memberi salam, mengabsen, dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

c. Guru mengadakan apersepsi.

d. Guru menggunakan media gambar untuk mengajarkan siswa melengkapi

kalimat rumpang.

e. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai kalimat

rumpang.

f. Guru dan siswa secara sepintas mengulang lagi pembelajaran.

g. Guru mengadakan penilaian tentang melengkapi kalimat rumpang dengan

menggunakan media gambar.

h. Guru memberi pesan kepada siswa agar lebih giat belajar.

i. Guru menutup pelajaran.

Selama tindakan siklus pertama, suasana sangat mendukung tercapainya

tujuan pembejaran. Antara guru dan siswa terjadi komunikasi yang interatif dalam

pembelajaran. Siswa terlihat mengikuti pelajaran dengan aktif dan sungguh-

sungguh. Perhatian siswa sangat terpusat kepada materi, siswa sangat

memperhatikan gambar yang diberikan kepada guru, sehingga siswa memahami

maksud kalimat tersebut.

Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa penggunaan media gambar

yang diterapkan dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31

Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat rumpang. Karena sebagian besar siswa

aktif dalam pembelajaran dan guru memberikan perlakuan cukup kepada siswa.

29

Page 30: Skripsi Rukiah

Hal ini menunjukan bahwa media gambar sangat memungkinkan tercapainya

tujuan pembejaran yang telah dirumuskan.

3. Hasil Tes Siklus I

Untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa pada tindakan siklus

pertama, penulis mengadakan peniliaian. Dalam penilaian tersebut penulis

menentukan skor penilaian, setiap skor memiliki skor yang sama yaitu, 20 setiap

soal, jadi jumlah keseluruhan skor adalah 100.

Soal yang diberikan kepada siswa berjumlah 5 soal, tes yang diberikan

adalah tes melengkapi kalimat rumpang. Penulis menggunakan interprestasi

rentang 0-100 yang berdasarkan tabel 1, yaitu apabila siswa mendapatkan nilai

95-100 memiliki predikat istimewa, 85-94 memiliki predikat baik sekali, 75-84

memiliki predikat baik, 65-74 memiliki predikat cukup, 55-64 memiliki predikat

sedang, dan 0-54 memiliki predikat kurang. Pada hasil tes tindakan I dari 28 orang

siswa yang hadir ada 1 orang siswa yang mendapatkan predikat kurang yaitu

mendapatkan nilai 55-60, 14 orang siswa mendapatkan predikat baik karena

mendapatkan nilai 80, dan 4 orang siswa mendapatkan predikat istimewa karena

mendapatkan nilai 100.

Berdasarkan tabel 3 jika dideskripsikan berdasarkan KKM dapat diketahui

bahwa dari 28 siswa yang hadir pada tindakan siklus pertama, terdapat 18 siswa

yang mampu melengkapi kalimat rumpang atau 64,3% dan sebanyak 10 orang

siswa yang belum mampu melengkapi kalimat rumpang atau 35,7%.

30

Page 31: Skripsi Rukiah

Aktivitas siswa pada tindakan siklus satu lebih meningkat dibandingkan

pada pratindakan, siswa lebih termotivasi untuk belajar, dan lebih semangat dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Dengan demikian kemampuan melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I

SD Negeri 31 Lubuklinggau pada tindakan siklus pertama meningkat sampai

dengan 25,3% dari hasil pratindakan. Hal ini berarti bahwa kemampuan siswa

kelas I SD Negeri 31 dalam melengkapi kalimat rumpang sudah cukup meningkat,

namun peningkatan tersebut belum mencapai 85% sehingga harus mengadakan

tindakan siklus kedua lagi.

Dalam usaha meningkatkan hasil yang dicapai dalam kegiatan

pembelajaran maka guru harus dapat mengatasi segala kekurangan yang terjadi

pada tindakan pertama. Kekuangan tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil

pengamatan dari para observer, pada proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dalam tindakan pertama.

4. Hasil Observasi Siklus I

Hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tanggapan Dosen Pembimbing I

Dosen pembimbing yang melakukan observasi kepada peneliti yaitu,

dosen pembimbing I Tri Astuti, M.Pd.

Berupa Saran

1) Pada saat pelaksanaan pembelajaran, hendaknya siswa yang disuruh tampil

untuk menuliskan melengkapi kata yang rumpang. Jadi bukan guru yang

menulis.

31

Page 32: Skripsi Rukiah

2) Media pembelajaran gunakan dalam pelaksanaan pembelajaran, bukan pada

saat tes.

3) Hasil latihan menulis melengkapi kalimat rumpang dalam pembelajaran,

hendaknya siswa disuruh kembali menuliskan dibuku catatannya.

b. Tanggapan Teman Sejawat

Teman sejawat adalah Hasimawati mahasiswa semester VIII Program

studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP-PGRI Lubuklinggau. Mahasiswa ikut

mengamati proses pelaksanaan tindakan pertama. Tanggapan mahasiswa tersebut

adalah :

Berupa Saran :

Peneliti selalu membelakangi anak pada watu menulis pelajaran.

c. Tanggapan Teman Sejawat

Teman sejawat yang kedua adalah Mariam Fauziah guru SD Negeri 31

Lubuklinggau.

Berupa Saran :

Peneliti terlalu cepat memberikan materi kepada anak.

C. Deskripsi Hasil Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Siklus II

Tindakan siklus kedua dalam penelitian ini dilaksanakan untuk

memperbaiki kekurangan pada tindakan pertama. Sebelum melaksanakan

tindakan kedua terlebih dahulu peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

32

Page 33: Skripsi Rukiah

a) Program satuan pembelajaran

b) Rencana Pembelajaran

c) Lembar Observasi

d) Lembar Kerja siswa (instrumen penelitian)

e) Lembar Penilaian

f) Media Pembelajaran (Media gambar)

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tindaka siklus kedua dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 November

2010. dalam pelaksanaannya tersebut langsung diamati oleh Kepala Sekolah SD

Negeri 31 Lubuklinggau. Waktu pelaksanaan tindakan siklus kedua selama 70

menit. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran.

b. Guru memberi salam, mengabsen, dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

c. Guru mengadakan apersepsi.

d. Guru menggunakan media gambar untuk mengajarkan siswa melengkapi

kalimat rumpang.

e. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai kalimat

rumpang.

f. Guru dan siswa secara sepintas mengulang lagi pembelajaran tentang

kalimat rumpang.

g. Guru mengadakan penilaian tentang melengkapi kalimat rumpang dengan

menggunakan media gambar.

33

Page 34: Skripsi Rukiah

h. Guru memberi pesan kepada siswa agar lebih giat belajar.

i. Guru menutup pelajaran.

Selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa lebih konsentarasi dan

lebih semangat belajar. Karena media yang digunakan guru sangat

membangkitkan minat siswa untuk belajar.

3. Hasil Tes Siklus II

Untuk mengetahui kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan pada

tindakan siklus kedua, maka peneliti mengadakan penilaian. Penilaian dilakukan

adalah penilaian melengkapi kalimat rumpang pada masing-masing siswa secara

individual. Untuk hasil penilaian, peneliti menentukan skor penilaian, yaitu setiap

soal memiliki skor 20, jadi jumlah keseluruhan skor adalah 100.

Soal yang diberikan kepada siswa berjumlah 5 soal, tes yang diberikan

adalah tes melengkapi kalimat rumpang. Penulis menggunakan interprestasi

rentang 0-100 yang berdasarkan tabel 1, yaitu apabila siswa mendapatkan nilai

95-100 memiliki predikat istimewa, 85-94 memiliki predikat baik sekali, 75-84

memiliki predikat baik, 65-74 memiliki predikat cukup, 55-64 memiliki predikat

sedang, dan 0-54 memiliki predikat kurang. Pada hasil tes siklus II dari 28 siswa

yang hadir ada 18 orang siswa yang mendapatkan predikat baik, dan 10 orang

siswa yang mendapatkan predikat istimewa.

Berdasarkan tabel 4 jika dideskripsikan berdasarkan KKM, dapat

diketahui bahwa 28 siswa dari 28 siswa yang hadir memperoleh nilai ≥ 65 atau

100%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 sebanyak 0 siswa atau 0%.

34

Page 35: Skripsi Rukiah

Bagi siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 pada umumnya siswa kelas I SD Negeri

31 Lubuklinggau sudah mampu untuk melengkapi kalimat rumpang.

Apabila dibandingkan dengan hasil pratindakan yaitu cuma mencapai nilai

rata-rata 57,5 atau hanya 39,2% siswa yang tuntas belajar, sedangkan pada siklus

pertama nilai rata-rata siswa mencapai 75 atau hanya 64,3% siswa yang mencapai

nilai tuntas. Berarti dari siklus pertama dan kedua ketuntasan belajar siswa

meningkat hingga 35,7%. Dengan sudah tuntasnya tujuan pembejaran mencapai ≥

85% yaitu mencapai 100% maka tindakan hanya sampai siklus kedua.

Peningkatan tersebut disebabkan pelaksanaan tindakan siklus kedua menggunakan

media gambar, selama proses pembelajaran siswa belajar dengan aktif,

bersemangat, dan penuh dengan minat. Sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan baik.

Aktivitas siswa pada tindakan siklus II lebih meningkat lagi dibandingkan

pada tindakan siklus I, karena siswa lebih aktif dalam belajar, dan lebih meningkat

nilai-nilai yang mereka peroleh, karena siswa lebih memperhatikan pelajaran yang

guru berikan.

4. Hasil Observasi Siklus II

Tanggapan Teman Sejawat :

Teman sejawat pada observasi siklus II ini adalah Mariam Fauziah guru

SD Negeri 31 Lubuklinggau.

Berupa Saran :

Agar dapat lebih meningkatkan prestasi siswa, sehingga dapat lebih baik

lagi dari sebelumnya.

35

Page 36: Skripsi Rukiah

Berupa Pujian :

Peneliti sangat menarik perhatian siswa dalam menggunakan media

gambar.

D. Pembahasan dan Analisis Siklus

1. Pembahasan

Sebelum dilaksanakan tindakan, ternyata hasil belajar siswa kelas I SD

Negeri 31 Lubuklinggau kurang memuaskan. Pada umumnya siswa tidak dapat

melengkapi kalimat rumpang dengan benar. Hal ini disebabkan karena siswa

kurang memahami kalimat rumpang itu sendiri, dan kurang berminat dalam

pembelajaran tersebut. Maka dari itu peneliti menggunakan media gambar untuk

memecahkan masalah di atas.

2. Analisis Antar Siklus

Untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31

Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat rumpang, maka peneliti menerapkan

pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan

kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam melengkapi kalimat

rumpang, dapat dilihat dari hasil penelitian setelah pelaksanaan tindakan siklus

pertama, dan hasil penilaian setelah tindakan siklus kedua. Hasil penelitian

tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

36

Page 37: Skripsi Rukiah

Dari tabel 5 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas I dalam

melengkapi kalimat rumpang melalui media gambar :

a. Hasil Pratindakan nilai rata-rata siswa hanya mencapai 57,5 atau hanya 39%

siswa yang tuntas belajar.

b. Peningkatan pada siklus I = 75-57,5 = 17,5 berarti meningkat 17,5/57,5 x

100% = 30,4%.

c. Peningkatan pada siklus II = 87,1-75 = 12,1 berarti meningkat 12,1/75 x100%

= 16,13%.

Dari tabel 5 juga dapat dilihat bahwa sebelum melakukan tindakan siklus I

dan siklus II kemampuan melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I SD Negeri

31 Lubuklinggau sangat kurang, karena pada tes pratindakan hanya 11 orang

siswa yang tuntas atau 39,2%, pada siklus pertama kemampuan siswa meningkat

lagi, yaitu ada 18 orang siswa yang tuntas belajar atau 64,3%, dan pada siklus

kedua sudah mencapai KKM di sekolah yaitu ada 28 orang siswa yang tuntas

belajar atau 100%.

Untuk mengetahui persentase peningkatan nilai siswa kelas I setelah

tindakan adalah sebagai berikut :

a. Nilai rata-rata siswa sebelum tindakan adalah :

Jumlah nilai = 1610 = 57,5

Jumlah siswa 28

b. Nilai rata-rata siswa setelah tindakan adalah :

T1 + T2 : 2 = 2100 + 2440 : 2 = 2270 = 81,1

Jumlah siswa 28 + 28 : 2 28

37

Page 38: Skripsi Rukiah

c. Persentase Peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan adalah :

R2-R1 x 100% = 81,1 -57,5 x 100% = 40,47%

R1 57,5

Jadi setelah dilakukan dua kali tindakan (dua siklus), maka peningkatan

hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dengan menggunakan

media gambar adalah meningkat 41%. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan

melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dapat

ditingkatkan dengan menggunakan media gambar, dan aktivitas siswa dalam

belajar juga meningkat karena menggunakan media gambar, karena siswa lebih

bersemangat dalam pembelajaran melengkapi kalimat rumpang.

Peneliti dalam mengadakan penelitian tindakan kelas ini (Classroom

Action Reseach) ini hanya terfokus pada satu permasalahan saja yaitu upaya

meningkatkan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 31 Lubuklinggau dalam

melengkapi kalimat rumpang dengan menggunakan media gambar.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “Terdapat peningkatan

kemampuan melengkapi kalimat rumpang siswa kelas I SD Negeri 31

Lubuklinggau melalui media gambar.” Terbukti kebenarannya.

Aktivitas siswa pada pratindakan sangat rendah, karena siswa kurang

termotivasi dalam belajar, karena siswa kurang bersemangat untuk belajar, pada

tindakan siklus I siswa lebih termotivasi untuk belajar dan lebih semangat, siswa

telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaaan yang diberikan kepada siswa.dan

pada tindakan siklus II siswa lebih aktif lagi dalam belajar dan telah memahami

apa yang diperintahkan oleh guru.

38

Page 39: Skripsi Rukiah

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan antar siklus dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Melengkapi Kalimat Rumpang Siswa Kelas I SD

Negeri 31 Lubuklinggau melalui Media Gambar” maka penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Simpulan Umum :

Dengan menggunakan media gambar dalam kegiatan pembelajaran

melengkapi kalimat rumpang, hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 31

Lubuklinggau mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada

hasil pengolahan data berikut :

a. Sebelum melakukan tindakan siswa nilai rata-rata siswa 57,5.

b. Setelah dilakukan tindakan siklus pertama nilai rata-rata siswa mencapai

75 dengan demikian dari nilai pratindakan ke tindakan siklus pertama

meningkat 25,3%.

c. Setelah tindakan siklus kedua nilai rata-rata siswa mencapai 87,1 dengan

demikian dari tindakan siklus pertama ke siklus kedua meningkat 35,7%.

d. Terjadi peningkatan kemampuan melengkapi kalimat rumpang dari

pratindakan sampai dengan siklus II sebesar 40,47%.

39

Page 40: Skripsi Rukiah

2. Simpulan Khusus :

a. Dalam melengkapi kalimat rumpang kemampuan siswa I SD Negeri 31

Lubuklinggau mengalami peningkatan setelah menggunakan media gambar.

Hal ini dapat dilihat dari pengolahan data sebagai berikut :

1) Daya Serap Perorangan (Individu)

Seorang siswa disebut telah tuntas belajar bila ia telah mencapai skor 65.

a) Hasil tindakan siklus pertama 28 orang siswa yang hadir mendapatkan

nilai ≥ 65 diantaranya ada 18 orang siswa, dan sudah mengalami

ketuntasan dalam belajar.

b) Hasil tindakan siklus kedua 28 orang siswa yang hadir mendapatkan

nilai ≥ 65 diantaranya ada 28 orang siswa, dan sudah mengalami

ketuntasan dalam belajar.

2) Daya Serap Klasikal

g) Hasil tindakan siklus pertama siswa yang sudah mencapai daya serap ≥

65 sebanyak 18 orang siswa atau 64,3%.

h) Hasil tindakan siklus kedua siswa yang sudah mencapai daya serap ≥

65 sebanyak 28 orang siswa atau 100%.

b. Aktivitas siswa pada pratindakan sangat rendah, karena siswa kurang

termotivasi dalam belajar, karena siswa kurang bersemangat untuk belajar,

pada tindakan siklus I siswa lebih termotivasi untuk belajar dan lebih

semangat, siswa telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaaan yang diberikan

40

Page 41: Skripsi Rukiah

kepada siswa.dan pada tindakan siklus II siswa lebih aktif lagi dalam belajar

dan telah memahami apa yang diperintahkan oleh guru.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti menyampaikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Dengan adanya penelitian ini hendaknya guru dapat lebih baik lagi dalam

mengajarkan materi tentang kalimat rumpang.

2. Diharapkan guru dapat menngunakan media pembelajaran yang

membangkitkan minat belajar siswa.

3. Dengan adanya penelitian ini hendanya siswa dapat termotivasi lagi dalam

belajar.

4. Dengan adanya penelitian ini hendaknya guru dan siswa mendapat hal-hal

baru yang dapat menambah ilmu pengetahuan untuk siswa maupun guru.

5. Dengan adanya penelitian ini dapat membangkitkan semangat siswa dalam

pembelajaran melengkapi kalimat rumpang.

41

Page 42: Skripsi Rukiah

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

BNSP. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Model Silabus Tematik Kelas I. Jakarta : Depdiknas.

Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Djamara Saiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta : Jakarta.

Kasbola, K. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Gramedia.

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.

----------------. 2004. Komposisi. Ende : Nusa Indah.

Kosasih. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan untuk Sekolah Menegah Atas danKejuruan. Bandung : Yrama Widya.

Mc. Kown, Harry C. 2003. Audio Visual Aids To Instucation. Dalam Sri Utami (ed).

Muryanti. 2008. Buku Tematik 1A Diri Sendiri. Jakarta : Grasimdo.

Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta : Bumu Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta : BPFE .

Poerwardaminta, Wjs. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

TIM. 2009. Model-model Pembelajaran, Asesmen, Media, dan RPP SD. Palembang : Universitas Sriwijaya.

42