Upload
123oki456darma
View
216
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan memiliki
tujuan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk anak didik menjadi
dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh, bertanggung jawab kepada
dirinya maupun kepada masyarakat. Sebagai wujud tanggung jawab kepada dirinya
maupun kepada masyarakat sekolah dituntut untuk dapat melaksanakan pendidikan
secara optimal. Terlaksananya pendidikan di suatu sekolah secara optimal di
tentukan oleh banyak faktor salah satu diantaranya guru,oleh karena itu guru
sebagai salah satu unsur pendidikan harus berperan aktif dan meningkatkan
kemampuan profesional.
Upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses belajar
mengajar perlu mendapat perhatian yang mendalam karena guru merupakan kunci
gagal atau berhasilnya pelaksanaan pendidikan di sekolah. Guru merupakan ujung
tombak pendidikan, sebab guru secara langsung berupaya mempengaruhi membina
dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia cerdas, terampil dan
bermoral tinggi. Jadi guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah dan pembina
serta pengembang potensi yang dimiliki anak secara optimal dituntut seperangkat
kemampuan yang berkaitan dengan profesinya.Mengenai masalah kemampuan dan
tugas guru dalam mendidik serta memberikan pengetahuan kepada siswa telah
dinyatakan oleh Allah pada alqur’an surat al-Baqarah ayat 151
1
2
Artinya : Sebagaimana (Kami telahmenyempurnakannikmat Kami kepadamu), Kami telahmengutuskepadamuRasuldiantarakamu yang membacakanayat-ayat Kami kepadakamudanmensucikankamudanmengajarkankepadamu al-Kitabdanhikmah, sertamengajarkankepadakamuapa yang belumkamuketahui.
Hamalik(2008: 52) memberikan sepuluh rumusan tentang kompetensi dasar
yang harus dimiliki guru yaitu menguasai bahan pelajaran, mengelola program
belajar mengajar, mengelola kelas. Menggunakan media atau sumber belajar,
menguasai landasan - landasankependidikan. Mengelola interaksi belajar mengajar,
menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran. Mengenal fungsi dan
program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.Mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah.Memahami prinsip - prinsip dan
menjelaskan hasil - hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Salah satu dari keseluruhan kompentesi yang harus dimiliki oleh guru adalah
mengelola kelas. Kemampuan pengelolaan sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran. Seorang guru harus mampu mengontrol atau mengendalikan prilaku
para muridnya sehingga mereka terlihat aktif dalam proses belajar mengajar.
Menurut Djamarah(2005 : 173) mengemukakanpengertian pengelolaan kelas sebagai
berikut:
”Pengelolaan kelas adalah suatuuapayamemperdaya gunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar
3
Berdasarkan pendapat diatas jadi pengelolaan kelas ialah kegiatan-kegiatan
untuk menciptakan dan mempertahankankondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar. Dalam setiap proses pengajaran kondisi ini harus direncanakan dan
diusahakan oleh guru secara sengaja agar dapat terhindar dari kondisi yang
merugikan dan kembali kepada kondisi optimal apabila terjadi hal-hal yang merusak
yang disebabkan oleh tingkah laku peserta didik didalam kelas.
Sardiman (2006:169) menyatakan “kegiatan mengelola kelas berhubungan
dengan mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran dan menciptakan
iklim belajar mengajar yang serasi”. Mengatur tata ruang kelas maksudnya adalah
guru harus dapat mendesain dan mengatur ruang kelas sedemikian rupa sehingga
guru dan anak didik kreatif, betah dalam belajar di ruangan kelas. Misalnya,
bagaimana mengatur meja dan tempat duduk, menempatkan papan tulis, tempat meja
guru, bahkan bagaimana pula harus mengatur hiasan di dalam ruangan kelas.
Disamping itu semua kelas harus selalu dalam keadaan bersih, rapi dan teratur.
Kemudian yang berkaitan dengan meciptakan iklim belajar yang serasi maksudnya
guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku anak didik yang
kurang serasi, misalnya ramai, nakal, mengantuk atau mengganggu teman lain, guru
harus dapat menghentikan tingkah laku anak tadi, kemudian mengarahkan kepada
yang lebih produktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa “suatu kondisi belajar yang
optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur sarana dan prasarana pengajaran
serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran (Usman, 2007:97)”.
4
Pengelolaan kelas merupakan bagian dari kegiatan pendidikan disekolah yang
dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa merupakan
tingkat penguasaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.Hasil belajar
siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk nilai.
Dari evaluasi tersebut dapat dilihat tinggi rendahnya hasil belajar pada setiap mata
pelajaran. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktorantara lain dari dalam
diri peserta didik (Faktor Intern) yang berupa kecerdasan/ intelegensi, bakat, minat,
kemandirian dan motivasi, serta dari luar diri peserta didik (Faktor Ekstern) yaitu
lingkungan keluarga (orang tua), tempat bermain, teman sejawat dan lingkunga
sekitar tempat tinggal.
Selain itu faktor pengelolaan kelas oleh guru perlu diperhatikan, untuk itu
kemampuan dan keberhasilan dalam mengelola kelas seharusnya dimiliki oleh guru,
karena gurulah yang bertugas mengelola kelas. Guru harus mengetahui kondisi dan
kekhusukan kelasnya baik yang menyangkut siswa maupun lingkungan fisik kelas.
Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada bulan November 2010
di SD 01 Tanah Garam Kecamatan Lubuk SikarahKota Solok terlihat bahwa
kegiatan pengelolaan kelas belum terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari
fenomena–fenomena sebagai berikut kelas yang tidak tertata rapi, siswa yang sering
pindah – pindah duduk, kelas yang pengap dan gelap, adanya siswa yang ribut dalam
proses belajar mengajardan sering keluar masuk pada waktu proses belajar
berlangsung.Kondisi seperti itu akan menyebabkan kegiatan belajar berjalan belum
5
sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat guru. Banyak waktu terbuang
dengan sia-sia untuk melarang, memperhatikan dan merubah sikap dan tingkah laku
siswa. Padahal dalam proses belajar mengajar seharusnya siswa terfokus pada
pelajaran diberikan. Jika siswa selalu keluar masuk dan kurang memperhatikan guru
pada saat menerangkan proses pembelajaran membuat siswa tidak memahami apa
yang dijelaskan guru sehingga akan mempengaruhi nilai mereka. Siswa yang serius
mengikuti kegiatan pembelajaran akan mendapat nilai yang bagus, sedangkan bagi
siswa yang bersikap seperti yang disebutkan diatas dalam belajar tentu mendapat
nilai yang tidak bagus, dengan demikian perolehan nilai siswa bervariasi.
Sebagai gambaran nilai yang diperoleh oleh siswa SDN 01 Tanah Garam
Kota Solok, berikut ini penulis menyajikan daftar rata-rata nilai lulusan Kelas VI
selama tiga tahun terakhir.
Tabel I Daftar Nilai UASBN
No Tahun Ajaran BI MTK IPA
1. 2007/2008 Nilai Tertinggi 8.60 9.50 9.25Nilai Terendah 5.00 2.50 5.50Rata-rata 7.40 6.00 7.38
2. 2008/2009 Nilai Tertinggi 9.80 9.75 9.25Nilai Terendah 7.20 5.25 7.75
Rata-rata 8.90 7.34 8.37
3. 2009/2010 Nilai Tertinggi 9.40 9.25 8.25Nilai Terendah 6.80 4.75 6.26
Rata-rata 7.95 7.53 7.47
Sumber: Dokumen Kepala SDN 01 Tanah Garam
Tabel II Daftar Nilai UASDA
NoTahun Ajaran
PAI PKN IPS PJK KTK BAM BTA B.ING
6
1. 2007/2008 Nilai Tertinggi 9.40 9.00 8.75 8.34 8.67 8.25 8.20 8.50Nilai Terendah
4.50 6.00 4.00 7.05 7.00 4.00 6.50 4.50
Rata-rata 6.95 7.50 6.38 7.81 7.84 6.38 7.35 6.63
2. 2008/2009 Nilai Tertinggi 9.75 8.75 7.75 8.00 8.50 5.00 9.00 9.00Nilai Terendah
5.25 5.25 4.25 7.00 7.00 5.00 7.00 5.00
Rata-rata 7.32 6.45 6.05 7.77 8.00 5.95 8.00 7.00
3. 2009/2010 Nilai Tertinggi 8.75 9.50 9.00 9.00 9.00 7.75 8.50 9.50Nilai Terendah
4.75 5.00 6.00 6.50 6.50 4.00 7.00 3.75
Rata-rata 6.78 8.33 7.69 7.60 7.63 5.94 7.56 7.08
Sumber: Dokumen Kepala SDN 01 Tanah Garam
Berdasarkan fenomena yang ada diatas menunjukkan bahwa kurangnya
pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru, sehingga kegiatan belajar mengajar
terganggu dan kurang efektif, dan dapat nya pengelolaan kelas berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa, makapenulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kemampuan Pengelolaan Kelas Guru di Sekolah Dasar Negeri 01
Tanah Garam Kecamatan Lubuk SikarahKota Solok “.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut dapat diambil identifikasi
masalahnya sebagai berikut:
1 Kelas tidak tertata dengan rapi seperti penempatan media, penyusunan media
pajang, model susunan kursi dan meja siswa serta penataan siswa itu sendiri
2 Siswa meribut dalam pembelajaran
3 Siswa sering keluar masuk pada waktu pelajaran berlangsung
4 Siswa pindah tempat duduk tidak sesuai denah lokal
C. Pembatasan Masalah
7
Mengingat luasnya kegiatan pengelolaan kelas dan agar lebih efektif dan
terarah penelitian ini maka penulis membatasi kegiatan penelitian ini pada:
1 Kemampuan pengelolaan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pengelolaan kelas guru pada saat proses pembelajaran yaitu bagaimana guru
mampu menciptakan suasana belajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudirman N. Dalam Djamarah(2005: 172),
pengelolaan kelas adalah upaya dalam menggunakan potensi kelas..
2 Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai ulangan semester I
kelas VI semua mata pelajaran dengan semua materi pada semester I
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasimasalah diatas maka masalah pokok yang peneliti
ambil dapat dirumuskan Apakah terdapat pengaruh kemampuan pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar siswa pada SDN 01 Tanah Garam Kota Solok?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
1 Untuk mengetahui pengaruh kemampuan pengelolaan kelas terhadap hasil
belajar siswa pada SDN 01 Tanah Garam Kota Solok.
2 Mengetahui konstribusi pengelolaan kelas mempengaruhi hasil belajar siswa
kelas VI SDN 01 Tanah Garam Kota Solok.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna:
8
1 Bagi guru untuk penyempurnaan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru di
SDN 01 Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah.
2 Bagi kepala sekolah untuk pembinaan guru dalam pengelolaan kelas yang
dilakukan di SDN 01 Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah.
3 Untuk menjadi masukan bagi stakeholderdibidang pendidikan.
4 Bagi peneliti sendiri sebagai syarat dalam meraih gelar sarjana pada program
studi PGSD
5 Bagi mahasiswa calon guru sebagai salah satu patokan dalam melaksanakan
pengelolaan kelas dalam pembelajaran.
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang masalah diantaranya yaitu
berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan terlihat ada kelas yang tidak tertata
rapi, siswa yang sering pindah-pindah duduk, kelas yang pengap dan gelap dan
sering keluar masuk saat proses pembelajaran ini menyebabkan kurang lancarnya
kegiatan belajar yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Atas dasar itulah maka
penulis ingin meneliti tentang pengaruh pengelolaah kelas terhadap hasil belajar
siswa. Ientifikasimasalah terdiri dari kelas tidak tertata dengan rapi, siswa meribut
dalam pembelajaran, siswa sering keluar masuk saat pembelajaran berlangsung,
siswa pindah tempat duduk. Rumusan masalah “apakah terdapat pengaruh
pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa?Batasan masalahyaitu pengelolaan
kelas saat proses pembelajaran, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil ulangan
semester 1 kelas VI. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh pengeloaan kelas
terhadap hasil belajar siswa,mengetahui berapa besar pengelolaan kelas
9
mempengaruhi hasil belajar siswa.Kegunaan Penelitian yaitu sebagai syarat dalam
penulisan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana, untuk penyempurnaan
pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru.
BAB II, landasanteoretis memuat teori tentang pengertian pengelolaan kelas,
tahap-tahap pengelolaan kelas, pendekatan pengelolaan kelas, kegiatan pengelolaan
kelas, kerangka konseptual, hipotesis.
BAB III, metodologi penelitian terdiri dari jenis penelitian yaitu kuantitatif
deskriptif. Populasi dan sampel yaitu seluruh guru SDN 01 Tanah Garam.Defenisi
operasional yang menjadi variabel yaitu pengelolaan kelas ini akan dikembangkan
kepada sub variabel dan indikator. Jenis dan sumber data yaitu jenis data yang
digunakan adalah data kuantitatif, sedangkan sumber datanya yaitu guru SDN 01
Tanah Garam. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah kuisioner. Teknik analisa data yaituverivikasi data, mengelompokkan item
berdasarkan indikator, membuat tabel persiapan untuk tabulasi data, menghitung
frekuensi, menghitung jawaban dengan rumus
10
BAB IIKAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Untuk mengetahui secara jelas tentang pengertian pengelolaan kelas mari kita
tinjau pendapat para ahli yang dikutip di bawah ini:
Menurut Entang (1981) yang dikutip oleh Bantomi (1984: 3)mengemukakan
bahwa :
“Pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar, pembinaan raport, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas dan sebagainya”.
Dari pendapat diataspenglolaan kelas itu merupakan upaya yang dilakukan
untuk menciptakan proses belajar yang optimal dengan mengatasi tingkah laku
peserta didik yang dapat mengalihkan perhatian siswa lainnya dari proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Seluruh peserta didik diusahakan untuk
selalu terfokus pada kegiatan belajar mengajar saja. Untuk mengatasi tingkah laku
siswa yang dapat merusak perhatian perhatian kelas guru dapat menggunakan
strategi bervariasi dalam pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.
Penggunaan strategi belajar mengajar dapat juga menunjang keberhasilan dalam
pengelolaan kelas.
ArikuntodalamDjamarah (2003 : 177)mengemukakan pengertian tentang
pengelolaan kelas yaitu:
“Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan”
11
11
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa pengelolaan kelas juga
menyangkut pengelolaan fisik yang dapat meciptakan kondisi belajar yang optimal.
Misalkan dengan pengaturan ruangan, perabot danalat belajar.
Sedangkan menurut Depdikbud (1996:1) menerangkan pengertian
pengelolaan kelas sebagai berikut
“Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diharapkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.”
Berdasarkan pendapat diataspenglolaan kelas merupakan usaha yang
dilakukan supaya siswa termotivasi untuk belajar.Proses pembelajaran itu
menyenangkan bagi siswa, tidak menjadi beban mereka sehingga mereka bisa
mengembangkan segala kemampuannya.Suasana yang menyenangkan bagi siswa
akan mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif dan tujuan pembelajaran
akan tercapai dengan baik.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas
adalah usaha guru dalam mendayagunakan semua potensi kelas (memotivasi siswa,
menciptakan suasana belajar yang efektif adan efisien)sehingga tercipta proses
yang optimal.Usaha guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan
jalan menyediakan kondisi yang dapat memberikan rasa nyaman dan aman kepada
peserta didik untuk belajar. Usaha lain dapat berupa tindakan korektif terhadap
tingkah laku peserta didik yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
12
1. Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru atau wali kelas mempunyai beberapa
tujuan. Menurut Arikunto (1986:68) tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap
siswa di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai
tujuanpengajaran secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut dapat diketahui
bahwa pengelolaan kelas tujuan utamanya memberikan layanan agar terciptanya
situasi kelas yang kondusif untuk terjadinya proses pengajaran yang efektif. Proses
pengajaran yang efektif dapat terwujud jika siswa dapat dikondisikan dalam
suasana tertib sehingga mudah menerima informasi dari guru mengenai apa yang
harus dilakukan jadi tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu apa yang harus
dilakukan atau mereka melakukan kegiatan lain yang dapat mengganggu proses
pembelajaran.Secara lebih rinci tujuan pengelolaan kelas antara lain:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan
intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, serta sifat-sifat individunya.
13
2. Pentingnya Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas sangat memegang peranan penting untuk kelancaran
proses belajar mengajar, sebab pengelolaan kelas yang baik akan akan dapat
menetapkan situasi dan kondisi yang optimal dan memungkinkan siswa dapat
belajar dengan baik. Pengelolaan kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang
memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan
pengajaran.
Depdikbud (1996:82)menyatakan “Pengelolaan kelas yang baik merupakan
wahana utama untuk mencapai tujuan pendidikan yang menentukan mutu
pendidikan. Baik buruknya proses belajar mengajar di kelas banyak ditentukan oleh
bagaimana cara guru dalam mengelola kelas”.Dari pernyataan tersebut tercapainya
tujuan pendidikan dipengaruhi oleh kemampuan guru megelola kelas. Pengelolaan
kelas yang baik akan menghasilkan mutu pendidikan yang baik pula. Mengelola
kelas bukan merupakan tugas yang ringan. Karena itu guru perlu banyak belajar
mengenai hal tesrsebut sebelum memulai tugas profesinya.
B. Tahap-Tahap Pengelolaan Kelas
Pada dasarnya tahap-tahap pengelolaan kelas yang merupakan suatu proses
dapat di tempuh dalam 4 tahap:
1. Merinci kondisi kelas yang dikehendaki kondisi kelas yang baik adalah yang
mendukung kelancaran proses belajar.
2. Mengamati kondisi kelas yang ada atau nyata berdasarkan pengamatan guru,
guru memperoleh perbandingan antara kondisi kelas yang nyata. Dari hasil
14
tersebut selanjutnya guru menentukan prioritas masalah mana yang harus segera
ditangani, mana yang dapat ditunda.
3. Menentukan cara pengelolaan kelas dengan menggunakan cara yang sesuai
untuk menciptakan situasi yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar.
4. Menilai dan memilih pelaksanaan pengelolaan kelas.Kegiatan ini dilakukan
untuk mengetahui hasil pelaksanaan kelas, apakah hasil pengelolaan kelas untuk
mewujudkan situasi yang diharapkan dalam rangka kelancaran proses belajar
mengajar.
C. Pendekatan Pengelolaan Kelas
Dalam melaksanakan pengelolaan kelas, guru memakai pendekatan yang
menurut keyakinan paling tepat berdasarkan pertimbangan yang matang untuk
memperkecil gejala-gejala tingkah laku buruk peserta didik dalam pembelajaran.
Karena masalah anak didik adalah faktor utama yang berkaitan langsung dalam
masalah pengelolaan kelas. Guru dan anak didik dalam proses belajar mengajar
memerlukan hubungan yang harmonis. Keharmonisan hubungan antara guru dan
anak didik lahir melalui interaksi yang optimal. Interaksi yang optimal tentu saja
tergantung pada yang dilakukan guru dalam rangka pengelolaan kelas. Ada
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan guru dalam pengelolaan kelas:
a. Pendekatan Larangan atau Anjuran
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan menetapkan dan menegakkan
peraturan-peraturan kelas serta bersikap tegas dan bijaksana terhadap perilaku siswa.
Untuk membuat agar peserta didik berprilaku yang patut dikelas,guru dapat
15
memberikan larangan untuk mencegah peserta didik melakukan hal-hal yang tidak
pantas dilakukan. Di samping itu, guru juga dapat membuat anjuran agar peserta
didik melakukan sesuatu yang pantas dikelasnya, misalnya menganjurkan peserta
didik untuk kompak, saling berteman dan menghargai teman di kelas.
b. Pendekatan Penghukuman atau Ancaman
Meskipun hukuman dan ancaman bukan merupakan alternatif yang terbaik
dan lebih baik untuk dihindari dalam menerapkan proses pembelajaran bagi peserta
didik, hukuman atau ancaman adakalanya masih digunakan sebagai salah satu
alternatif. Ini dapat dilakukan pada peserta didik yang dengan terpaksa harus
menggunakan hukuman atau ancaman. Hukuman hendaknya, masih dalam suatu
koridor merupakan suatu tindakan dengan tidak ada maksud menyakiti atau melukai
fisik peserta didik. Diantara tindakan penghukuman atau pengancaman ini adalah:
b) Menghukum dengan kekerasan, larangan atau pengusiran.
c) Mengherdik, berkata kasar, mencemooh, dan mentertawakan.
d) Menghukum seorang peserta didik sebagai contoh diantara peserta didik
lainnya.
e) Memaksa peserta didik untuk minta maaf atau memaksakan tuntutan-
tuntutan lainnya.
c. Pendekatan Pengalihan atau Pemasabodohan.
Pengalihan adalah suatu upaya guru untuk membiarkan atau mengalihkan
perhatian peserta didik kepada kegiatan lain agar tidak melakukan hal-hal yang
menyimpang. Di antara contoh tindakan pengalihan atau pemasabodohan ini adalah
16
(a) meremehkan suatu kejadian yang seharusnya memerlukan penanganan, (b)
menukar susunan kelompok dengan mengganti atau mengeluarkan anggota tertentu,
(c)mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada tanggung jawab sesorang, (d)
menukar kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh peserta didik untuk menghindari
tingkah laku tertentu dari peserta didik.
d. Pendekatan Penguasaan atau Penekanan
Pengelolaan kelas merupakan proses untuk mengontrol tingkah laku anak
didik. Guru disini berperan menciptakan dan mempertahankan disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya.
Di dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk di taati. Penguasaan
atau penekanan berupa tindakan guru untuk memaksakan kehendak agar diikuti oleh
peserta didik. Diantara tindakan itu adalah:
a) Memerintah, memarahi, mengomel.
b) Menggunakan pengaruh orang yang berkuasa, misalnya orang tua, atau
kepala sekolah.
c) Tindakan yang menyatakan ketidaksetujuan dengan menggunakan kata-kata,
tindakan atau pandangan yang keras.
d) Melakukan tindakan kekerasan sebagai pelaksanaan dari ancaman yang
pernah dijanjikan.
e) Menggunakan hadiah sebagai perbandingan terhadap hukuman bagi para
pelanggar.
f) Mendelegasikan kepada peserta didik untuk memaksakan penguasaan kelas.
17
e. Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku
Pengelolaan kelas pada pendekatan ini adalah sebagai suatu proses untuk
mengubah tingkah laku anak didik yang baik dan mencegah prilaku yang kurang
baik. Pendekatan pengubahan tingkah laku berdasarkan pada pandangan Psikologi
behavioral yang mempunyai beberapa asumsi bahwa semua tingkah laku yang baik
dan yang kurang baik merupakan hasil proses belajar.Asumsi kedua mengatakan
bahwa dalam proses belajar terdapat proses psikologis yang fundamental yang
berupa penguatan positif, hukuman, Penghapusan dan penguatan negatif. Oleh
karena itu, guru perlu mewujudkan proses psikologis tersebut dalam rangka
membuat peserta didik belajar kearah yang lebih baik.
f. Pendekatan Iklim SosioEmosional.
Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana
sosial di dalam kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan
psikologi klinis dan konseling (penyuluhan). Menurut pendekatan ini pengelolaan
kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan
hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan hubungan sosial
yang positif artinya hubungan baik antara guru dan anak didik atau antara anak
didik dengan anak didik.
Dalam pendekatan iklim sosio emosional (Socio-emotionalClimateApproach)
terdapat dua asumsi pokok yang mendasarinya, yaitu:
a) Iklim sosial emotional yang baik (terdapat hubungan interpersonal antara
guru dengan peserta didik dengan baik).
18
b) Iklim sosial emosional yang baik tergantung pada guru dalm usahanya
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang didasari atas hubungan
manusiawi yang efektif.
Untuk terciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif sikap guru
hendaknya terbuka, sikap menerima, sikap bersahaja, sikap mengerti dan sikap
mengayomi atau melindungi.
g. Pendekatan Proses Kelompok
Pendekatan proses kelompok (Group-ProcessApproach) mengetengahkan
dua asumsi, yaitu
(1) Pengalaman belajar di sekolah bagi peserta didik berlangsung dalam konteks
kelompok sosial. Asumsi ini menekankan agar guru mengutamakan kegiatan
yang mengikutsertakan seluruh peserta didik di kelas.
(2) Tugas utama guru adalah memelihara kelompok belajar agar menjadi kelompok
yang efektif dan produktif.
h. Pendekatan Elektis
Pendekatan ini menekankan pada potensi kreativitas dan inisiatif guru dalam
memeilih berbagai pendekatan tersebut harus berdasarkan pada situasi yang
dialaminya. Pada satu situasi, guru menggunakan suatu pendekatan tertentu, akan
tetapi dalam situasi lain, guru menggunakan gabungan dari beberapapendekatan
yang ada. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan
kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki
19
potensi untuk dapat mewujudkan kondisi belajar mengajar berjalan berjalan efektif
dan efisien.
.D. Kegiatan Pengelolaan Kelas
Pengeloaan kelas memegang peranan penting untuk berlangsungnya proses
belajar mengajar, sebab pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan situasi dan
kondisi yng optimal dan memungkinkan siswa untuk belajar dengan baik.
Menurut Djamarah (2005:178) mengatakan“ruangan kelas yang baik bersih
dan segar akan menjadikan anak didik bergairah untuk belajar sehingga
menciptakan titik awal keberhasilan pengajaran”. Dalam perannya sebagai
pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan
belajar, serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada
tujuan pendidikan. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas untuk bermacamp-macam kegiatan belajar mengajar
agar mencapai hasil yang baik.
Karena kelas memegang peranan penting dalam prose belajar mengajar,
maka guru perlu mempunyai wawsan yang luas dan kemampuan yang memadai
menurut Made Pidarta dalam Djamarah (2005:172):
“Pengelolaan kelas adalah, keterampilan seorang guru yang didasarkan kepada pengetahuan tentang sifat-sifat kelas dan kekuatan untuk mendorong mereka bertindak, selanjutnya berusaha untuk memahami dan mendiagnosa situasi kelas dan kemampuan untuk bertindak selektif dan kreatif untuk memperbaiki kondisi, sehingga dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang baik”.
20
Bertitik tolak dari kutipan diatas, penulis dapat mengemukakan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam pengelolan kelas. Antara lain:
1. Guru dalam Kelas
a. Peran Guru dalam Kelas
Peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas, karena guru sebagai
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebagai penanggung
jawab kegiatan belajar dikelas guru merupakan sentral serta sumber kegiatan
belajar mengajar. Guru harus penuh inisiatif dan kreatif dalam mengelola kelas,
karena guru yang mengetahui secara pasti situasi dan kondisi kelas terutama
keadaan siswa dan segala latar belakangnya.
Peranan guru didalam kelas, bukan hanya sebagai seorang seorang yang
sekedar menyampaikan informasi atau pengetahuan kepada peserta didik, tanpa
memperhatikan faktor-faktor lain dibidang afektif.Dalam kaitannya dengan
tugas pengelolaan kelas ada beberapa peran guru yang harus di lakukan, yaitu:
a) Peran sebagai pengajar / instruksional
b) Peran sebagai pendidik / educational
c) Peran sebagai pemimpin /managerial
b. Pengelolaan Kondisi Emosional
Kondisi emosional adalah sikap atau tindakan guru dalam proses belajar
mengajar sebagai usaha menciptakan kondisi kelas yang sebaiknya.Suasana
emosional dalam kelas mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses
belajar mengajar, kegairahan peserta didik dan efektifitas tercapainya tujuan
21
pengajaran. Dalam hal ini guru sebagai sentral kelas harus dapat menciptakan
suasana emosional yang baik agar dapat membantu kelancaran dan keberhasilan
proses belajar mengajar. Rohani (2002:130) mengemukakan unsur-unsur yang
berkaitan dengan kondisi emosional ini adalah:
a) Tipe Kepemimpinan Guru
Tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di
dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang mungkin diterapkan dalam kelas
yaitu otoriter laissesfaire dan demokratis. Dari setiap tipe tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya di kelas.
Tipe kepemimpinan yang lebih berat kepada otoriter akan
menghasilkan sikap peserta didik yang submissive atau apatis, dipihak lain
akan menumbuhkan sikap agresif. Tipe kepemimpinan yang cenderung pada
laissesfairebiasatidak produktif walaupun ada pemimpin. Tipe ini lebih
cocok bagi peserta didik yang aktif, penuh kemauan, berinisiatif dan tidak
selalu menunggu pengarahan.
Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan sikap demokratis
lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta didik
dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat
membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya proses
belajar mengajar yang optimal. Peserta didik akan belajar secara produktif
baik pada saat diawasi guru maupun tanpa di awasi guru.
22
b) Sikap Guru
Seorang guru harus bersikap tenang, dalam menghadapi peserta didik
yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap bershabat
dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku peserta didik akan dapat diperbaiki.
Kalau terpaksa membenci, bencilah tingkah laku peserta didik bukan membenci
peserta didiknya. Terimalah peserta didik kalau ia insyaf akan kesalahannya.
Berlaku adil dalam bertindak dan ciptakan suatu kondisi yang menyebabkan
peserta didik sadar akan kesalahannya dan terdorong untuk memperbaikinya.
c) Suara Guru
Suara guru turut berpengaruh dalam belajar mengajar. Suara yang
melengking tinggi atau terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh peserta didik
secara jelas dari jarak agak jauh akan membosankan dan pelajaran tidak akan
diperhatikan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara
yang penuh kedengarannya, rileks akan mendorong peserta didik untuk lebih
berani mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat dan sebagainya.
2. Disiplin Kelas
Disiplin kelas merupakan hal yang penting dalam menunjang keberhasilan
pengelolaan kelas dari seorang guru. Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam
suatu kelas yang didalamnya tergabung guru dan siswa yang taat kepada tata
tertib yang telah ditetapkan. Dengan disiplin para peserta didik bersedia untuk
mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan
semacam ini harus dipelajari dan dan diterima secara sabar dalam rangka
memelihara keefektifan belajar.
23
Untuk membina disiplin kelas agar tercipta proses pembelajaran yang
efektif, guru dapat mengembangkan berbagai cara, antara lain:
a. Strategi mengelola peserta didik didalam kelas.
Megelola peserta didik dalam kelas dapat dilakukan dengan strategi
sebagai berikut:
1. Strategi perbaikan efisiensi pembelajaran
Perbaikan efisiensi pembelajaran merupakan upaya yang di lakukan
guru untuk dapat menghindari hal-hal yang mengakibatkan
pembelajaran tidak efisien baik dari segi waktu dan tenaga.
2. Strategi pengubahan tingkah laku
Guru harus mengenali perilaku tidak tepat dari peserta siswa-
siswanya, yakni dalam bentuk apa perilakunya, kapan akan muncul
dan apakah perilaku tersebut sudah memerlukan respon dari guru atau
belum. Jika prilaku siswa sudah menjadi gangguan bagi siswa yang
lain, maka guru harus mengubah tingkah laku dengan langkah-
langkah seperti menegur siswa yang melakukan perbuatan tidak benar
dalam kelas saat sudah mengganggu orang lain, terus amati siswa
yang diberi teguran agar tidak membuat gangguan lainnya.
Selanjutnya guru harus menggunakan otoritas yang dimilik dalam
kelas terhadap siswa yang melakukan perlawanan. Langkah
berikutnya memberikan bimbingan atau arahan pada siswa nakal di
24
luar kelas, serta tetap tenang dan penuh percaya diri ketika
menghadapi dan menyelesaikan masalah siswa di dalam kelas.
3. Strategi pengaturan kegiatan rutin dan aturan-aturan
Guru menerapkan kegiatan yang harus dilaksanakan setiap harinya
seperti berdo’a setiap pagi ketika akan belajar, melaksanakan piket
kelas dan sebagainya.
4. Strategi bimbingan
Guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk berbuat
dan menumbuhkan gagasan atau ide-ide baru secara wajar dan sesuai
tingkat kelasnya. Dalam tahap ini siswa perlu diberi bimbingan dan
penyuluhan untuk memahami dan mengenali diri sendiri. Untuk itu
diperlukan pendekatan dengan siswa dalam situasi yang wajar
memungkinkan mereka mengembangkan mengembangkan pola-pola
tingkah laku yang baik ke arah pembinaan diri sendiri
5. Strategi pengawasan
b. Penerapan Tata Tertib Kelas
Kelas harus mempunyai tata tertib. Tata tertib itu antara lain adalah:
1. Tata tertib masuk sekolah
2. Tata tertib masuk kelas
3. Tata tertib di dalam kelas
4. Tata tertib waktu istirahat
5. Tata tertib waktu pulang
25
3. Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan
Syarat-syarat kelas yang baik adalah:
a. Rapi, bersih, sehat, tidak lembab
b. Cukup cahaya yang menyinarinya
c. Sirkulasi udara yang cukup
d. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlah dan ditata dengan rapi
e. Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan kelas yang
nyaman dan menyenangkan, yang dapat penulis kemukakan antara lain adalah:
1. Penataan Ruangan Kelas
Rohani (1995:120) menjelaskan mengenai syarat tempat atau ruangan untuk
melaksanakan belajar yaitu
“Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan tidak saling mengganggu antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktifitas belajar.
Dari kutipan diatas ini jelas bahwa, pengaturan ruang belajar bertujuan
agar guru dan siswa dapat bergerak leluasa dalam melakukan aktivitas proses
belajar mengajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal yang perlu
diperhatika antara lain:
a)Ukuran dan bentuk kelas
b) Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa
c) Jumlah siswa dalam kelas
d) Jumlah kelompok dan jumlah siswa dalam kelompok
26
2. Pengelolaan Iklim Kelas
Suasana dalam kelas harus diciptakan sebaik mungkin sebab suasana
yang tidak menyenangkan akan dapat mengganggu kelancaran proses belajar
mengajar. Iklim kelas yang baik merupakan persyaratan tercapainya tujuan
pengelolaan kelas dan akan membantu terlaksananya proses belajar mengajar
yang optimal.
Ada beberapa kegiatan yang dapat di lakukan guru dalam menciptakan
iklim kelas yang baik, yaitu:
1) Pembinaan iklim kelas secara demokratis
2) Pembinaan rasa keakraban guru dengan siswa
3) Pembinaan iklim rasa keakraban antar sesama siswa
4. Pengorganisasian Kelas
a. Pengaturan Tempat Duduk
Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar
mengajar.
Menurut Depdikbud (1996:23) penempatan siswa dikelas harus memiliki
prinsip-prinsip berikut:
a) Siswa tidak terus menerus menempati tempat duduk yang sama
sepanjang tahun, harus ada perubahan, penggeseran setidaknya tiap
catur wulan semester, dan pasangan duduknya bergantian.
b) Diusahakan tidak ada siswa yang duduk sendirian, kalau terpaksa
harus duduk didepan bukan dibelakang dan tidak terus menerus
sendiri, dalam arti yang sendiri bergantian.
27
c) Siswa yang lebih pendek, punya kekurangan dalam pandangan
matanya (berkacamata), kurang jelas pendengarannya diutamakan
duduk didepan.
d) Siswa yang sering membuat kegaduhan, suka mengganggu temannya
dijauhkan dengan anak yang sejenis itu dan jangan ditempatkan terlalu
jauh dari guru.
e) Siswa yang suka merenung, melamun, kurang memperhatikan
penjelasan guru jangan ditempatkan terlalu di belakang.
b. Cara Belajar Siswa
1. Belajar secara Klasikal dan Individual
Pada kenyataan sehari-hari dalam pelaksanaan belajar di kelas, sulit
dipisahkan antara belajar secara klasikal dan individual. Walaupun dalam
bentuk belajarnya adalah klasikal dalam arti guru memberi penjelasan dan
perintah kepada seluruh siswa dan siswa duduk secara klasikal, namun
dalam kenyataanya siswa mengerjakan tugas-tugasnya secara individual.
Oleh karena itu guru harus pula meneliti, memeriksa dan
memperhatikan kerja siswanya secara individual juga.
Pada waktu guru memberikan tugas-tugas secara klasikal, guru dapat
berkeliling kelas dan mendatangi siswa untuk memberikan bimbingan dan
arahan secara individual.
2. Belajar Kelompok.
Pada prinsipnya sistem pengajaran di sekolah dasar menggunakan
pengajaran klasikal. Namun demikian jika diperlukan dapat menggunakan
28
pengajaran secara kelompok. Belajar kelompok inu bertujuan untuk melatih
siswa dalam bekerjasama, berdiskusi, keberanian dalam menyampaikan
pendapat, menghargai pendapat orang lain dan memecahklan masalah
secara bersama-sama.
5. Administrasi Kelas
Administrasi kelas yang nyaman dan teratur sangat diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan. Pengelolaan pengajaran dikelas.
Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif yaitu makin
meningkatnyqa efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar.
Administrasi dilaksankan dalam rangka menunjang pelaksanaan kurikulum
sekolah dasar yang berlaku agar pelaksanaan porses belajar mengajar berhasil
dengan baik maka administrasi kelas perlu dikelola dengan baik.
Adminisrasi kelas yang diperlukan di sekolah dasar, antara lain:
1. Daftar Kelas
Daftar kelas merupakan buku yang berisi mengenai jumlah siswa per bulan
(siswa yang keluar dan masuk) serta jumlah siswa berdasarkan usianya,
daftar nilia siswa persemester semua mata pelajaran, identitas siswa dan
orang tua siswa, berat badan dan tinggi badan siswa, catatan tentang
kerajinan siswa dan catatan pada akhir pelajaran
2. Daftar hadir
Daftar merupakan buku catatan mengenai informasi tentang kehadiran siswa
setiap hari. Guru setiap hari mengisi absensi siswa untuk mengetahui siswa
yang tidak hadir sesuai dengan informasi yang diterima.
29
3. Buku nilai
Buku nilai adalah catatan tentang nilai siswa yaitu nilai ulangan harian,
tugas, nilai midsemseter serta nilai akhir semester.
4. Program pengajaran
Program pengajaran disusun berdasarkan pertama kalender pendidikan
dengan memperhatikan hari libur dan hari pertama masuk sekolah. Kedua
memperthatikan garis-garis pokok pogram pengajaran yaitu standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan jam pelajaran yang ditetapkan
5. Persiapan mengajar
Persiapan mengajar merupakan persiapan konkrit untuk melaksanakan
pengajaran. Pada prinsipnya persiapan mengajar hendaknya ringkas,
langkah-langkah kegiatan jelas dan mudah dikuasai, dimengerti dan
dipahami oleh guru. Persiapan pengajaran dimaksudkan agar guru memiliki
perencanaan dan kesiapan mental dan fisik yang baik untuk mengajar serta
membawa manfaat positif bagi proses belajar mengajar bukan hanya sebagai
bukti administrasi
6. Kalender pendidikan
Kalender pendidikan berisi tentang hari efektif untuk proses belajar
mengajar, hari-hari libur, tanggal yang dipakai untuk ujian mid semester,
tanggal untuk ujian semester, waktu penerimaan rapor, libur semester genap
dan semester ganjil.
30
7. Daftar pelajaran
Daftar pelajaran merupakan jadwal pelajaran sselama satu minggu pada
masing-masing kelas.
8. Grafik absen
Grafik absen adalah adalah grafik yang memuat tentang kehadiran siswa
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keadaan absensi siswa setiap
bulan.
9. Papan absen
Setelah siswa diabsen kemudian ditulis di papan absen sesuai dengan
keterangan yang telah ditulis di buku daftar hadir
10. Denah kelas
Denah kelas merupakan gambar mengenai tata ruang kelas misalnya
mengenai susunan tempat duduk siswa, meja guru, alamari kelas dan letak
papan tulis.
11. Buku keuangan kelas
Guru mempunyai buku catatan keuangan kelas, misalnya buku catatan
mengenai kas atau uang sosial kelas.
12. Buku inventaris kelas
Masing-masing kelas mempunyai catatan inventaris kelas. Semua barang-
barang di kelas perlu diketahui dan dicatat jumlahnya.
13. Buku bimbingan dan penyuluhan
Dalam buku bimbingan dan penyuluhan terdapat catatan siswa yang
mengalami masalah serta tindak lanjut penanganannya. Karena di sekolah
31
dasar tidak ada guru bimbingan dan penyuluhan maka guru kelas sekaligus
sebagai guru bimbingan dan penyuluhan yang mendapat bimbingan dari
kepala sekolah untuk mengatasi masalah siswa yang dihadapi.
14. Tabungan soal
Setiap kali guru memberikan ulangan harian kepada siswa maka guru
mencatat soal-soal yang diberikan pada buku tabungan soal untuk masing-
masing mata pelajaran
E. Hasil Belajar
“Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks”.(dimyati,
2006:7) dari pendapat tersebut belajar yang terjadi pada individu merupakan
perilaku kompleks, tindak interaksi antara pelajar dan pembelajar yang memilik
tujuan. Oleh karena berupa akibat interaksi, maka belajar dapat didinamiskan.
Pendinamisasian belajar terjadi oleh pelaku pelajar dan lingkungan pembelajar.
Usaha guru mendinamisasikan belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan siswa
menghadapi bahan ajar, penciptaaan suasana belajar yang menyenangkan,
mengoptimalkan media dan sumber belajardan memaksimalkan peran sebagai
pengajar.
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku
akibat interaksi individu dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku ini
tidak terjadi dengan sendirinya tetapi ada yang sengaja direncanakan dan ada yang
sendirinya terjadi karena proses kematangan. Proses yang sengaja direncanakan
agar terjadi perubahan perilaku ini disebut dengan proses belajar. Proses ini
merupakan suatuaktifitas psikis / mental yang berlangsung dalam interaksi aktif
32
dengan yang menghasilkan perubahan yang relatif konstan dan berbekas.
Perubahan-perubahan perilaku ini merupakan hasil belajar yang mencakup ranah
kognitif, ranah afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar ranah kognitif berorientasi kepada kemampuan berpikir,
mencakup kemampuan yang lebih sederhana sampai dengan kemampuan untuk
memecahkan suatu masalah. Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan
perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau
penolakan terhadap sesuatu. Sedangkan hasil belajar ranah psikomotorik
berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh
atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Ketiga hasil
belajar dalam perilaku siswa tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan.
1. Penilaian
Ditinjau dari sudut bahasa penilaian diartikan sebagai proses menentukan
nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu nilai atau
harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Kriteria merupakan
ukuran untuk menjelaskan keadan objek, misalnya baik, sedang, kurang dan
sebagainya. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa ciri penilaian adalah adanya
objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagaiu dasar untuk
membandingkan antara kenyataan dengan apa yang seharusnya.Inti penilaian
adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu.
2. Jenis-jenis Penilaian
Dari segi fungsinya jenis penelitian dibagi atas beberapa macam :
a. Penilaian formatif
33
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan setiap kali selesai
mempelajari satu komptensi dasar tertentu untuk melihat tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar itu sendiri.
b. Penilaian sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program,
yaitu akhir catur wulan, akhir semester dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk
melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan
kurikuler dikuasai oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk
bukan proses.
c. Penilaian diagnostik
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-
kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk
keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus dan
lain-lain.
d. Penilaian selektif
Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi,
misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.
e. Penilaian penempatan
Penilaian penempatan adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui
keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan
penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan
belajar untuk program itu. Penilaian ini berorientasi kepada persiapan siswa
34
untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan
kemampuan siswa.
Dari segi alatnya penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan
bukan tes. Tes ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban lisan) , ada tes
tulisan (menuntut jawaban secara tertulis) dan ada tes tidakan (menuntut
jawaban dalam bentuk tindakan).
3. Bentuk-bentuk penilaian
Butir-butir tes dibedakan atas dua golongan besar. Yang pertama menuntut
jawaban pilihan, sedangkan yang kedua menuntut siswa menyusun jawabannya
sendiri (James, 2008:117). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui
bentuk penilaian terdiri atas:
1. Objektif
Penilaian objektif dipergunakan untuk mengukur setiap taraf dalam perilaku
kognitif. Jawaban yang dibutuhkan untuk menjawab setiap butir tes itu
relatif pendek, maka jumlah butirnya dapat banyak, karena itu tes tersebut
pada umumnya representatif. Kelemahan dari tes pilihan atau objektif yaitu
dibutuhkan waktu penyusunan soal yang banyak sekali. Selain itu adanya
kemungkinan siswa menebak jawaban saja. Bentuk penilaian objektif terdiri
dari beberapa bagian sebagai berikut
(a). Pilihan ganda.
Butir-butir tes pilihan ganda bagian pokokmya berupa kalimat yang
belum lengkap atau berupa pertanyaan, sedangkan alternatif
jawabannya disediakan. Butir-butir tes semacam itu dapat mengukur
pengertian siswa tentang suatu konsep lewat jawaban yang paling tepat.
35
Menyusun soal pilihan ganda tidak mudah salah satu syaratnya yaitu
jawabannya seharusnya sejenis.
(b). Isian singkat
Isian singkat atau jawaban pendek adalah salah satu bentuk tes objektif
yang dapat menguji tingkat pencapaian siswa terhadap pembelajaran
dengan hanya memberikan jawaban pendek.
(c). Benar salah
Bentuk tes benar salah adalah butir tes yang jawabannya setuju atau
tidak setuju terhadap suatu pernyataan. Tes ini merupakan bentuk tes
yang kurang baik. Sulit menyusun tes yang sederajat kebenaran atau
kesalahannya. Tes ini cenderung mendorong guru mengutip kalimat-
kalimat dari buku atau dari ceramah sehingga dengan demikian
memupuk kebiasaan menghafalkan pada diri siswa.
(d). Sebab akibat
2. Essay
Penilaian essay merupakan bentuk penilaian yang menuntut siswa
untuk memberikan jawaban dengan memberikan penjelasan atau uraian
mengenai materi yang diujikan. Tes essay berhubungan dengan jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakannya, seharusnya menuntut
aktifitas kognitif pada taraf yagn lebih tinggi. Sesuai denga sifat
representatif pengukuran, lebih bijaksana jika diajukan beberapa pertanyaan
essay degan jawaban yang lebih singkat dari pada satu pertanyaan essay
dengan jawaban yang panjang sekali. Salah satu masalah yang lazim muncul
untuk soal jenis ini yaitu rumusan soalnya yang tidak dapat spesifik.
36
4. Fungsi penilaian
Penilaian hasil belajar dapat berfungsi sebagai berikut:
(a). Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya indikator dalam pembelajaran.
(b). Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dalam
hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi belajar mengajar guru
dan lain-lain.
(c). Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar
siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang
dicapainya.
5. Tujuan Penilaian
(a). Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran
yang ditempuhnya.
(b). Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah
tujuan pendidikan yang diharapkan.
(c). Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya.
(d). Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan
orang tua siswa. Dalam mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang telah
37
dicapainya, sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan
pelaksanaan sistem pendidikan dan pengajaran serta kendala yang dihadapinya.
F. Kerangka Konseptual
Kegiatan guru dalam kelas secara garis besarnya dibedakan atas kegiatan
pengajaran dan kegiatan manajemen kelas. Kegiatan pengajaran dapat dilakukan
secara efektif apabila pengelolaan kelas dilakukan dengan baik. Kegiatan
pengelolaan kelas meliputi:
a. Guru dalam pengelolaan kelas
b. Pelaksanaan disiplin kelas
c. Kelas yang nyaman dan menyenangkan
d. Pengorganisasian kelas dan administrasi kelas
Kegiatan pengelolaan kelas yang baik merupakan salah satu persyaratan
pengajaran yang efektif dan akan berdampak pada pencapaian tujuan pendidikan.
Bagan Kerangka Konseptual
G. Hipotesis
Kegiatanbelajar yang efektif
Hasil Belajar
- Guru
dalampengelolaankelas
- Pelaksanaandisiplinkelas
- Kelas yang
nyamandanmenyenangkan
- Pengorganisasiankelas
38
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teoretis maka dapat
dikemukakan hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan
antara kemampuan pengelolaan kelas dengan hasil belajar siswa pada SDN 01
Tanah Garam Kota Solok.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dapat digolongkan kedalam penelitian kuantitatifdeskriptif
sebab dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan tentang pengaruh kemampuan
pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa di SDN 01 Tanah Garam Kecamatan
Lubuk Sikarah Kota solok. Seperti yang dikatakan oleh Arikunto (2006: 270)
penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dua
variabel, dan apabila ada berapa erat hubungannya, serta besar atau tidak hubungan
itu.
B. Populasi dan Sampel
39
“Populasi dan sampel dalam penelitian merupakan sumber data (Sudjana,
2003: 71)”. Jadi dari populasi dan sampel kita dapat mengetahui keadaan, sifat-
sifat, gejala atau karakteristik subjek yang diteliti. Sifat-sifat atau karakteristik dari
subjek dijaring melalui instrumen yang telah dipilih atau dipersiapkan.
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitan ini
adalah seluruh siawa kelas VI SDN 01 Tanah Garam.
Tabel 3 Daftar Nama Siswa SDN 01 Tanah Garam
NO Nama Laki-laki Perempuan Jumlah1 ADE ARIA PUTRA √2 ALWINDRI NURZAF √3 ANISA FEBRIANI √4 ANGGIA AFZA UTAMI √5 ATTIP TRIANDINO √6 BUDI GUNAWAN √7 CINDY AMARA FEBRIS √8 DANI OKTEZEL √9 DENNY PRASETYA ANWAR √10 ERIC SUPEMA ANGGARA √11 EDITYA DWIRAHMI R. √12 FAUZAN QAMARAL √13 FIRMAN √14 FARHAN HAFIDH ALWI √15 FEBRI NADA JUWITA √16 FARIZ WIJAYA √17 GITA DWI CAHYA √18 HANIFATUL AULIA √19 ILVAN MUHAMMAD ISRI √20 MEIDIA GUSTI SAPUTRI √21 MERLY SONIA √22 MARSAL YUNAS √23 NOVITA AULIA SARI √24 NADIA SYAFITRI √25 NOFRIZAL RAHMAT PUTRA √26 NURFA RAHIM √27 POPY AGETIA √28 RIZKY KURNIA PUTRA √
40
29 RANDI WAHYUDI √30 RANI FAJRIANI WARDANA √31 SATRIA RAMDANI √32 SUCI RAHMADANI √33 VIKI VERDIYANTO JASMIN √
JUMLAH 18 15 33Sumber: Dokumen kepala SDN 01 Tanah Garam
a. Sampel
Arikunto (2006: 134) mengatakan apabila subjek kurang 100 lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
subjek lebih dari 100dapat diambil 10 -15 % atau 20 – 25 %. Dalam penelitian
ini karena populasinya kurang dari 100 maka yang menjadi sampel adalah
seluruh populasi.
C. Defenisi Operasional
Berdasarkan masalah yang di teliti, yang menjadi variabel yaitu, pengelolaan
kelas, sub variabel dan indikator sebagai berikut:
1. Guru dalam kelas
a. Peran guru dalam kelas
b. Pengelolaan kondisi emosional
2. Pelaksanaan disiplin kelas
a. Strategi mengelola peserta didik
b. Penerapan tata tertib kelas
3. Kelas yang nyaman dan menyenangkan
a. Menata ruang kelas
b. Pengelolaan kelas
41
4. Pengorganisasian Kelas
a. Tempat duduk
b. Cara belajar siswa
5. Hasil Belajar Siswa
a. Nilai ulangan harian siswa
b. Nilai ulangan semester
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
diambil langsung dari sumber datanya, yaitu data tentang pengaruh pengelolaan
kelas guru terhadap hasil belajar siswa di SDN 01 Tanah Garam Kota Solok.
Adapun yang menjadi sumber datanya adalah guru-guru di SDN 01 Tanah Garam
Kota Solok yang menjadi responden dalam penelitian ini.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuisioner (angket) dengan model menggunakan skala likert. Di dalam pengukuran
setiap indikator variabel, setiap item pernyataan disediakan 5 (lima) alternatif
jawaban yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan
Tidak Pernah (TP).
F. Teknik Analisa Data
42
Data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisa dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Verifikasi data yaitu memeriksa data yang telah diisi oleh responden
2. Mengelompokkan item berdasarkan indikator
3. Membuat tabel persiapan untuk tabulasi data
4. Menghitung frekuensi dari masing-masing alternatif jawaban yang diberikan
5. Menghitung jawaban dengan rumus.
Kemudian, karena penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif, maka teknik
analisa data yang digunakan untuk medeskripsikan pengaruh pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar siswa tersebut penulis menggunakan teknik analisa deskriptif
yaitu suatu teknik analisa statistik mengammbarkan hubungan antara dua variabel. “
Analisa deskriptif akan menyajikan rangkuman statistik dalam bentuk tabel atau
grafik” (Ngurah Agung, 2005:29)”. Adapun rumus yang digunakan untuk
mengolah data tersebut adalah rumus “r” ProductMoment. Sebagaimana terdapat
dalam bukuSuharsimiArikunto ( 2006: 274) sebagai berikut:
rxy=N. ∑XY - ∑X. ∑Y
√[N∑X2– ( ∑X ) 2][N∑Y2 – ( ∑Y ) ]
Ket: rxy = Angka indeks korelasi “r” productmoment
N = Number of Cases
∑XY =Jumlah perkalian antar skor X dan Y
∑X = Jumlah keseluruhan skor X
43
∑Y = Jumlah keseluruhan skor Y
Sedangkan untuk mencari konstribusi terhadap peningkatan hasil belajar
digunakan rumus determinasi sebagai berikut:
P = r2x 100 %
Ket : P = Determinasi
r = Koefisien korelasi
Serta untuk mentukan bentuk hubungan antara pengelolaan kelas dengan hasil
belajar siswa digunakan rumus :
Ŷ= a + b (X)
Sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan rumus analisis variansi
( ANOVA) yang berkenaan dengan perbedaan dua mean atau lebih. Indeks
perbedaan menggunakan variansi melalui F rasio. Hipotesis yang diuji melalui F
rasio dirumuskan sebagai berikut
Ho:XA = XB melawan hipotesis tandingan
H1;XA ≠ XB
Tolak Ho dan terima H1 apabila nilai F rasio ≥ dari F tabel pada taraf nyata dan
derajat bebas tertentu.
Uji hipotesis juga digunakan rumus uji t. Yaitu
t=X1−X2
√(∑ X12+∑ X 2
2
n1+n2−2 )( 1n1
+ 1n2)
44
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini mengemukakan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan
pembahasan terhadap hasil penelitian tersebut. Penelitian ini meliputi:
kemampuan pengelolaan kelas yang berhubungan dengan guru dalam
kelas. Kemampuan pengelolaan kelas berkaitan dengan pelaksanaan
disiplin kelas. Kemampuan pengelolaan kelas dalam penciptaan suasana
kelas yang nyaman dan menyenangkan. Pengelolaan kelas mengenai
pengorganisasian kelas. Pengaruh kemampuan pengelolaan kelas terhadap
45
hasil belajar siswa. Konstribusi pengelolaan kelas terhadap hasil belajar
siswa.
A. Deskripsi Data
Berikut ini akan diuraikan kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan kelas
pada SDN 01 Tanah Garam Kota Solok.
1. Kegiatan Pengelolaan Kelas yang Berhubungan Dengan Guru Dalam
Kelas
Untuk mendapatkan data tentang kemampuan pengelolaan kelas yang
berhubungan dengan guru dalam kelas di SDN 01 Tanah Garam Kota
Solok pada penelitian ini penulis membagikan angket penelitian
kepada sampel sebanyak 10 butir untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel:
Tabel 4Penglolaan kelas berhubungan dengan guru dalam kelas
No PertanyaanAlternatif Jawaban
SL SR KD JS TPF % F % F % F % F %
1.Guru menerangkan pelajaran dengan menarik
16 50 6 18.8 10 31.3 - - - -
2.Mengorganisasikan pelajaran secara terstruktur
16 50 10 31.3 3 9.4 3 9.4 - -
3.
Menggunakan alat peraga dalam menerangkan pelajaran
2 6.25 2 6.25 20 6.25 7 21.9 1 3.1
4. Memperhatikan 15 46.9 15 46.9 2 6.25 - - - -
46
tingkah laku siswa
5.Memahami kelebihan dan kekurangan siswa
12 37.5 12 37.5 6 18.8 2 6.25 - -
6.
Siswa dapat mendengar suara guru sampai kebelakang
24 7.5 6 18.8 - - 2 6.25 - -
7.
Tetap sabar kepada siswa yang bertingkah laku buruk
13 40.6 6 18.8 5 15.6 6 18.8 2 6.25
8.
Memberikan pujian kepada siswa yang menyelesaikan tugas dengan baik
12 37.5 14 43.8 5 15.6 1 3.1 - -
9.Mendidik siswa dengan lemah lembut
13 40.6 15 46.9 3 9.4 - - 1 3.1
10.
Tekanan volume suara bervariasi dalam menerangkan pelajaran
17 53.1 13 40.6 2 6.25 - - - -
Jumlah 437.5 309.7 119 65.8 12.5Rata-rata Persentase 43.75 30.97 11.9 6.58 1.25
Berdasarkan tabel di atas terlihat 43,75 % responden menyatakan bahwa
guru dalam kelas telah melaksanakan perannya dalam kelas dengan baik.
Sedangkan 30,97 % menyatakan sering, 11.9 % responden menyatakan
kadang-kadang. Kemudian 6.58 % responden menyatakan jarang sekali dan
hanya 1,25 % yang menyatakan guru tidak melaksanakannya perannya
dengan baik.
Jika dilihat dari aspek lain yaitu 53 % responden menyatakan bahwa guru
dalam kelas selalu menvariasikan tekanan volume suaranya sasat
menerangkan pelajaran. 50 % responden menyatakan guru selalu
47
menerangkan pelajaran dengan menarik. Sedangkan 46,9 % responden
menyatakan guru sering memperhatikan tingkah laku siswa. 62.5 %
responden menyatakan guru kadang-kadang menggunakan alat peraga
dalam menerangkan pelajaran. Responden yang menyatakan guru tetap
sabar kepada siswa yang berprilaku buruk sebanyak 18.8%. serta 3.1%
responden yang beranggapan bahwa guru telah mendidik siswa dengan
lemah lembut.
Dari data diatas dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas telah
dilaksanakan oleh guru pada SDN 01 Tanah Garam Kota Solok melalui
penempatan peranannya di dalam kelas.
2. Kemampuan pengelolaan kelas berkaitan dengan pelaksanaan disiplin
kelas
Kemampuan pengelolaan kelas yang berkaitan dengan pelaksanaan
disiplin kelas pada SDN 01 Tanah Garam Kota Solok dapat dilihat pada
tabel 5 berikut ini
Tabel 5Penglolaan kelas berhubungan dengan pelaksanaan disiplin kelas
No PertanyaanaAlternatif Jawaban
SL SR KD JS TPF % F % F % F % F %
1.Mengalokasikan waktu untuk kegiatan belajar dengan efisien
18 56.3 11 34.4 2 6.25 1 3.1 - -
2. Mengatasi perilaku 9 28.1 14 43.8 6 18.8 1 3.1 2 6.25
48
siswa yang dapat mengganggu kegiatan pembelajaran
3.
Mengatur kegiatan rutin siswa tiap hari, seperti berdo’a sebelum belajar
16 50 12 37.5 4 12.5 - - - -
4.
Memberikan bimbingan kepada siswa dalam mengalami kesulitan belajar
13 40.6 16 50 1 3.1 2 6.25 - -
5.
Melatih sikap disiplin pada peserta didik dengan memberi sanksi kepada siswa yang melanggar aturan yang telah ditetapkan
17 53.1 14 43.8 1 3.1 - - - -
6.Menerapkan tata tertib dalam kelas
22 68.8 7 21.9 2 6.25 - - 1 3.1
Jumlah 296.9 231.4 50 12.45 9.4Rata-rata Persentase 49.48 38.56 8.3 2.08 1.6
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa 49,48 % responden
menyatakan bahwa guru selalu melakukan pengelolaan kelas yang
berhubungan dengan pelaksanaan disiplin kelas. Kemudian 38. 56 %
responden menyatakan sering. Serta 8,3 % responden menyatakan kadang-
kadang. 2,08 % responden menyatakan jarang sekali dan hanya 1,6 %
responden yang menyatakan guru belum melakukan disiplin kelas.
Jika dilihat dari aspek lain 68.8% responden menyatakan guru selalu
menerapkan tata tertib dalam kelas. Sedangkan 50% responden menyatakan
guru sering memberikan bimbingan kepada siswa dalam mengalami
kesulitan belajar. 18.8% responden menyatakan guru kadang-kadang
49
mengatasi perilaku siswa yang dapat mengganggu kegiatan pembelajaran.
Kemudian 3.1 % responden menyatakan guru jarang sekali mengalokasikan
waktu untuk kegiatan pembelajaran secara efisien, dan tidak ada responden
yang menyatakan guru tidak pernah mengatur kegiatan rutin siswa setiap
hari. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa guru sudah melaksanakan
disiplin kelas.
3. Kemampuan Pengelolaan Kelas dalam Penciptaan suasana Kelas yang
Nyaman dan menyenangkan.
Mengenai masalah kemampuan pengelolaan kelas dalam penciptaan
suasana kelas yang Nyaman dan Menyenangkan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 6Penglolaan kelas berhubungan dengan kelas yang Nyaman dan
menyenangkan
No PertanyaanaAlternatif Jawaban
SL SR KD JS TPF % F % F % F % F %
1.Menata lingkungan belajar siswa agar ada suasana nyaman
12 37.5 10 31.3 9 28.1 1 3.1 - -
2.Mengatur hiasan dinding kelas
6 18.8 8 25 10 31.3 6 18.8 2 6.25
3.
Mengatur letak perabot seperti meja guru, meja siswa, almari kelas dan papan tulis
5 15.6 3 9.4 14 43.8 9 28.1 1 3.1
4. Mengubah susunan perabot kelas dalam
3 9.4 4 12.5 12 37.5 8 25 5 15.6
50
jangka waktu tertentu
5.
Membina suasana kelas demokratis, seperti memberi kebebasan siswa berpendapat, menyampaikan kritik dan saran
11 34.4 16 50 5 15.6 - - - -
6.Menjalin hubungan yang akrab dengan siswa
15 46.9 12 37.5 3 9.4 - - 2 6.25
Jumlah 162.6 140.7 165.7 75 31.2Rata-rata Persentase 27.1 23.45 27.62 12.5 5.2
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa 27.1 % responden berpendapat
guru selalu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
27.78 % responden menyatakan guru sering menciptakan suasana kelas
yang nyaman dan menyenangkan. Kemudian 23,61% menyatakan kadang-
kadang, yang menyatakan jarang sekali sebanyak 11.45 % serta sebanyak
3.81 % responden menyatakan guru tidak pernah menciptakan suasana
kelas yang nyaman dan menyenangkan.
Jika dilihat dari segi lain 46.9 % responden menyatakan guru selalu
menjalin hubungan yang akrab dengan siswa. 50 % responden menyatakan
guru sering membina suasana kelas demokratis, seperti memberi kebebasan
siswa berpendapat, menyampaikan kritik dan saran. 43.8 % menyatakan
guru kadng-kadang mengatur letak perabot kelas seperti meja guru, meja
siswa, almari kelas dan papan tulis. 25 % responden menyatakan guru
51
jarang sekali mengubah susunan perabot kelas dalam jangka waktu
tertentu. Tidak ada respopnden yang menyatakan guru tidak pernah menata
lingkungan belajar siswa agar ada suasana nyaman. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa guru cukup dalam menciptakan suasana kelas yang
nyaman dan menyenangkan.
4. Kemampuan Pengelolaan Kelas Mengenai Pengorganisasian kelas.
Untuk mengetahui kemampuan pengelolaan kelas mengenai
pengorganisasian kelas pada SDN 01 Tanah Garam dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 7Penglolaan kelas berhubungan dengan pengorganisasian kelas
No PertanyaanAlternatif Jawaban
SL SR KD JS TPF % F % F % F % F %
1.
Posisi tempat duduk siswa ditukar dalam jangka waktu tertentu
5 15.6 2 6.25 15 46.9 9 28.1 1 3.1
2.
Model formasi tempat duduk diubah dalam jangka waktu tertentu
2 6.3 - - 13 40.6 8 25 9 28.1
3.
Siswa yang lebih pendek atau punya kekurangan dalam penglihatan maupun pendengaran duduk di depan
11 34.4 13 40.6 5 15.6 4 12.5 - -
4.
Siswa yang suka membuat kegaduhan tempat duduknya dekat dengan guru
3 9.4 13 40.6 11 34.4 4 12.5 1 3.1
52
5.
Meneliti, memeriksa dan memperhatikan kerja siswa secara individual
20 62.5 10 31.3 2 6.3 - - - -
6.
Menata kelas untuk kegiatan belajar kelompok besar dan kelompok kecil
8 25 14 43.8 8 2.5 2 6.3 - -
7Membentuk organisasi kelas
21 65.6 5 15.6 2 6.3 4 12.5 - -
8Memberlakukan siswa dengan adil
17 53.1 19 28.1 5 15.6 1 3.1 - -
9Guru mengenal sifat dan tingkah laku siswa
10 31.3 14 43.8 7 21.9 1 3.1 - -
Jumlah 303.2 250.1 212.5 103.1 34.3Rata-rata Persentase 33.68 27.78 23.61 11.45 3.81
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 33.68 % responden menyatakan guru selalu melakukan pengorganisasian kelas, sedangkan 27.78 % menyatakan sering. Reponden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 23.61% dan yang menyatakan jarang sekali 11.45 % serta responden yang menyatakan guru tidak pernah melakukan pengorganisasian kelas adalah 3.81 %. Ditinjau dari aspek lain terlihat bahwa 65.6 % responden menyatakan guru selalu membentuk organisasi kelas. 6.25 % responden menyatakan guru sering menukar posisi tempat duduk ssiswa dalam jangka waktu tertentu. 40.6 % responden menyatakan bahwa guru kadang-kadang mengubah model formasi tempat duduk siswa. Dan hanya 3.1% responden menyatakan guru tidak pernah menemptakan siswa yang suka membuat gaduh duduknya dekat dengan guru. 5. Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa
Dalam rangka mendapatkan pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa digunakan rumus r product momen. Untuk menggunakan rumus tersebut dengan menggunakan tabel sebagai berikut
subjek X Y X2 y2 XY1 140 70 0,48 9,36 98002 158 79 349,32 36 124823 156 70 278,56 9 109204 155 85 246,18 142,56 131755 164 76 609,60 9 12464
53
6 133 67 39,82 36,72 89117 145 87 32,37 194,32 126158 135 71 18,57 4 95859 156 82 278,56 79,92 1279210 130 73 86,68 0,10 949011 137 65 5,34 64,96 890512 141 72 2,86 1,12 1015213 133 78 39,82 24,4 1037414 153 84 187,42 119,68 1285215 131 68 69,07 25,6 890816 124 80 234,4 48,16 992017 126 71 177,16 4,24 894618 137 72 5,34 1,02 986419 155 61 246,18 145,44 945520 142 70 7,24 9,36 994021 136 64 10,96 82,08 870422 141 69 2,86 16,48 972923 136 78 10,96 24,4 1060824 125 73 204,78 3,6 912525 128 69 127,92 16,48 883226 130 77 86,68 15,52 1001027 131 72 69,06 1,12 943228 138 65 1,72 64,96 897029 133 81 39,82 63,04 1077330 132 71 53,44 4 937231 142 73 7,24 0,10 1036632 135 65 18,57 64,96 8775
Jumlah 4458 2338 3549 1321,7 326246 Rata-rata 139,31 73,06 Berdasarkan tabel diatas dapat dicari koefisien korelasi r, yaitu
rxy=N .∑ XY−¿¿¿
¿32.326246− (4558 ) (233 )
√ {32.3549−( 4558 )2 } {32.1321,7−(2338 )2 }
¿ 10439872−10422804
√ {113568−19873764 } {42294,4−5466244 }
¿ 17068
√(−19760196 ) (−542394,6 )
54
¿ 17068
√1071727391= 17068
32737,19=0,521
Setelah dilakukan penghitungan korelasi didapatkanlah besarnya nilai r yaitu 0,521. Dari nilai r yang didapat tersebut terlihat bahwa pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa tergolong agak rendah. Penggolongan ini berdasarkan tabel inerpretasi nilai r yang terdapat dalam Arikunto( 2006:276).6. Konstribusi Pengelolaan Kelas Terhadap hasil belajar siswa.
Konstribusi pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan rumusP = r2 x 100% = 0,5212 x 100% = 27 %Dari perhitungan kontribusi tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa hanya sebesar 27 %. Jadi pengelolaan kelas mempengaruhi hasil belajar siswa tidak begitu besar.
B. Pembahasan1. Kegiatan Pengelolaan Kelas yang Berhubungan Dengan Guru Dalam
Kelas
Bertitik tolak dari rata-rata persentase kemampuan pengelolaan kelas guru yang berhubungan dengan guru dalam kelas dapat dikategorikan baik karena 74,77 % responden menyatakan bahwa guru selalu dan sering menerangkan pelajaran dengan baik. Kemudian dilihat dari setiap kriteria jawaban responden bahwa secara rata-rata persentase
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. (1998). Manajemen Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsini. (2006).Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta
Depdikbud. (1996). Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud
Dimyati, Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
55
Djamarah, Syaiful. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta2
Djamarah, Syaiful. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution. (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ngurah Agung, I Gusti. (2005). Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi . Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Popham, James. (2008). Teknik Mengajar secara sistematis. Jakarta: Rineka Cipta
Prasetyo, Bambang. Lina MiftahulJannah. (2008 ). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru pembelajaran. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Rojali, Akhmad. (2002). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Grasindo
Rosyada, Dede. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Sardjiman. (2002).Interaksi dan motivasi belajar mengajar.Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja Rosda Karya
Sudjana,Nana. (2003). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Usman, Uzer. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosadakarya.