60
DETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN DENGAN TEORI FRAUD DIAMOND PADA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Skripsi) Oleh RIDWAN PUTRA PAMUNGKAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2018

(Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

DETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN

DENGAN TEORI FRAUD DIAMOND PADA LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH

(Skripsi)

Oleh

RIDWAN PUTRA PAMUNGKAS

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018

Page 2: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

ABSTRAK

DETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN

DENGAN TEORI FRAUD DIAMOND PADA LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH

Oleh:

Ridwan Putra Pamungkas

Masih rendahnya pencapaian opini audit wajar tanpa pengecualian pada

laporan keuangan pemerintah daerah menjadi indikasi masih banyaknya fraud

yang terjadi pada pemerintah daerah. Fraud pada sektor publik atau pemerintah

menjadi masalah tersendiri, karena dapat memiliki dampak signifikan pada

pertumbuhan ekonomi.

Teori Fraud Diamond mengungkapkan bahwa ada empat komponen yang

ada dalam setiap situasi fraud, yaitu tekanan, kesempatan, rasionalisasi dan

kapabilitas. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor kesempatan:

kelemahan pengendalian internal (internal control weakness) yang diproksikan

dengan temuan SPI LHP BPK RI berpengaruh positif terhadap kecurangan

pelaporan keuangan, serta faktor kapabilitas yang diproksikan dengan pergantian

kepala daerah berpengaruh positif terhadap kecurangan pelaporan keuangan

(fraudulent financial reporting). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori fraud

diamond yang menyatakan bahwa faktor kesempatan dan kapabilitas berpengaruh

positif terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Faktor tekanan yang diproksikan

dengan leverage dan faktor rasionalisasi yang diproksikan dengan opini selain

WTP tahun sebelumnya berpengaruh negatif terhadap kecurangan pelaporan

keuangan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori fraud diamond, di mana

pada teori tersebut menyatakan bahwa faktor tekanan dan rasionalisasi

berpengaruh positif terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Hal ini terjadi

karena sifat objek penelitian yaitu sektor pemerintahan daerah, yang berbeda

dengan sifat objek di mana teori fraud diamond dikembangkan yaitu pada sektor

privat, sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda.

Terkait dengan hasil penelitian di mana faktor kelemahan sistem

pengendalian intern dan pergantian kepala daerah yang berpengaruh signifikan

positif terhadap kecurangan pelaporan keuangan, untuk itu, guna memperkecil

kemungkinan terjadi kecurangan pelaporan keuangan pada laporan keuangan

pemerintah daerah, diharapkan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait untuk

memperkuat sistem pengendalian intern pemerintah daerah. Selain itu, untuk

pemeriksa dan auditor baik dari BPK, BPKP, ataupun inspektorat, agar lebih hati-

hati dan waspada pada daerah-daerah yang mengalami pergantian pemimpin,

karena terkait dengan pengaruh signifikan positif pergantian pemimpin tersebut

terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

Kata kunci: Kecurangan, fraud, laporan keuangan, tekanan, kelemahan

pengendalian intern, rasionalisasi, kapabilitas

Page 3: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

ABSTRACT

DETECTION OF FINANCIAL STATEMENT FRAUD WITH THE FRAUD

DIAMOND THEORY ON INDONESIA LOCAL GOVERNMENT

By:

Ridwan Putra Pamungkas

The low achievement unqualified audit opinion of the local government

financial statements is an indication of the number of fraud occurring in the local

government. Fraud in the public or government sector becomes serious problem,

because it has a significant impact on economic growth

The Fraud Diamond theory reveals that there are four components that

exist in every fraud situation: that is pressure, opportunity, rationalization and

capability. The result of this research concludes that the opportunity factor:

internal control weakness which is proxy with internal control weakness, has

positive effect on financial reporting fraud, and capability factor which proxies

with change of mayor have positive effect to fraudulent financial reporting. The

results of this study are in accordance with the theory of fraud diamond which

states that the opportunity and capability factor have a positive effect on the fraud

of financial reporting. Pressure factors proxied by leverage and rationalization

factors proxied by opinion other than unqualified of the previous year negatively

affected the fraud of financial reporting. The results of this study contradict the

theory of fraud diamond, which in theory states that the factors of pressure and

rationalization have a positive effect on fraudulent financial reporting. This occurs

because the nature of the research object is the sector of local government, which

is different from the nature of the object in which the fraud diamond theory

developed is in the private sector, resulting in different conclusions.

Related to the results of research where the weakness factor of internal

control system and the change of mayor having a significant positive effect on the

fraud of financial reporting, therefore, in order to minimize the possibility of

fraudulent financial reporting in local government financial report, it is expected

that local government and related parties to strengthen internal control system of

local government. In addition, for auditors and auditors either from national audit

agency, or inspectorates, to be more careful and vigilant in areas that have a

turnover of leaders, because it is associated with a significant positive influence of

the change of leaders to fraudulent financial reporting.

Keywords: fraud, financial report, pressure, weakness of internal control,

rationalization, capability

Page 4: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

DETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN

DENGAN TEORI FRAUD DIAMOND PADA LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH

Oleh

RIDWAN PUTRA PAMUNGKAS

1511031159

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Akuntansi

Pada

Program Sarjana Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018

Page 5: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi
Page 6: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi
Page 7: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

Kepada Ayah, Ibu, Istri, dan Anakku Tersayang

Page 8: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

PRAKATA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena

atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Deteksi Kecurangan Pelaporan Keuangan Dengan

Teori Fraud Pentagon Pada Pemerintah Daerah” adalah salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana akuntansi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E.,, M.Si., selaku Dekan FEB Unila;

2. Ibu Dr. Farichah, S.E.,, M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi;

3. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Utama atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini;

4. Ibu Yenni Agustina, S.E.,M.Si., Akt., selaku Pembimbing Kedua atas

kesediaan memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian

skripsi ini;

5. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama pada

ujian skripsi. Terima kasih untuk masukan dan saran-saran;

6. Ibu Ninuk Dewi K., S.E., M.Sc., Ak., selaku Pembimbing Akademik;

7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi FEB Unila;

8. Rekan-rekan Unila STAR BPKP Batch 2, terutama “STAR penghuni terakhir,

terima kasih atas kebersamaan kalian.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita.

Bandar Lampung, Januari 2018

Penulis

Ridwan Putra Pamungkas

Page 9: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

II. RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 8

2.1.1. Teori Keagenan ................................................................................ 8

2.1.2. Keuangan Daerah ............................................................................. 9

2.1.3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .................................... 10

2.1.4. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah .......................................... 11

2.1.5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ......................................... 11

2.1.6. Fraud ............................................................................................... 12

2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 18

2.3 Pengembangan Hipotesis ........................................................................ 21

2.3.1. Pengaruh Tekanan Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan .... 21

2.3.2. Pengaruh Kesempatan Terhadap Kecurangan Pelaporan

Keuangan ........................................................................................ 22

2.3.3. Pengaruh Rasionalisasi Terhadap Kecurangan Pelaporan

Keuangan ........................................................................................ 24

2.3.4. Pengaruh Kapabilitas Terhadap Kecurangan Pelaporan

Keuangan ........................................................................................ 25

2.4 Kerangka Pemikiran................................................................................. 26

III. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 27

3.2 Pengumpulan Data .................................................................................. 27

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 27

3.3.1 Variabel Dependen ......................................................................... 27

3.3.2 Variabel Independen ....................................................................... 29

3.4 Metode Analisis ...................................................................................... 30

3.4.1 Statistik Deskriptif ......................................................................... 30

3.4.2 Pengujian Hipotesis ...................................................................... 30

3.4.3 Pengolahan Data ............................................................................. 31

3.4.4 Pendekatan Model Regresi Data Panel........................................... 31

3.4.5 Pemilihan Model ............................................................................ 32

Page 10: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

ii

3.4.6 Teknik Analisis Data ...................................................................... 35

3.5 Analisis Regresi ....................................................................................... 38

3.5.1 Uji F ................................................................................................ 38

3.5.2 Uji t ................................................................................................. 38

3.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif ................................................................................... 40

4.2 Pemilihan Model ...................................................................................... 44

4.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 46

4.3.1 Uji Normalitas ................................................................................ 46

4.3.2 Uji Multikolinearitas ...................................................................... 47

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 48

4.3.4 Uji Autokorelasi ............................................................................. 48

4.4 Analisis Hasil Regresi Data Panel ......................................................... 49

4.5 Pembahasan.............................................................................................. 50

4.5.1 Pengaruh Leverage Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan .. 50

4.5.2 Pengaruh Kelemahan Pengendalian Intern Terhadap Kecurangan

Pelaporan Keuangan ....................................................................... 52

4.5.3 Pengaruh Rasionalisasi Terhadap Kecurangan Pelaporan

Keuangan ........................................................................................ 53

4.5.4 Pengaruh Kapabilitas Terhadap Kecurangan Pelaporan

Keuangan ........................................................................................ 54

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................................................................ 56

5.2 Implikasi .................................................................................................. 57

5.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 57

5.4 Saran ........................................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 18

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Dependen ....................................................... 40

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Independen .................................................... 41

4.3 Hasil Uji Chow ............................................................................................. 45

4.4 Hasil Uji Hausman ....................................................................................... 45

4.5 Hasil pengujian multikolinearitas ................................................................. 47

4.6 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ............................................................. 48

4.7 Estimation Output Hasil Regresi .................................................................. 49

Page 12: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

iv

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

2.1 The Fraud Triangle Theory oleh Donald Cressey (1953) ........................... 16

2.2 The Fraud Diamond Theory oleh Wolfe & Hermanson (2004) .................. 17

2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 26

4.1 Grafik Perolehan Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah periode

2013-2015 ..................................................................................................... 41

4.2 Grafik Perolehan Opini Tahun Sebelumnya ................................................. 43

4.3 Grafik Jumlah Pergantian Kepala Daerah .................................................... 44

4.4 Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 47

Page 13: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi
Page 14: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan otonomi daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada

berbagai tingkatan pemerintah daerah di Indonesia mengalami peningkatan.

Semakin meningkatnya APBD berarti bahwa semakin besar pertanggungjawaban

pemerintah daerah tersebut kepada rakyatnya, dengan harapan semakin maju

daerah tersebut. Namun ternyata, peningkatan anggaran tidak diikuti oleh

peningkatan kualitas infrastruktur karena korupsi juga ikut meningkat.

Penyalahgunaan belanja pemerintah khususnya pengadaan barang dan jasa yang

merupakan bentuk fraud paling banyak di daerah. Fraud atau kecurangan dalam

bentuk ini memengaruhi laporan keuangan pemerintah daerah itu sendiri.

Melalui Surat Nomor 37a/M.PAN/2/2002 tanggal 8 Februari 2002,

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara menyatakan bahwa terdapat lima bidang

kegiatan yang potensial dan rawan korupsi, yakni: pengelolaan APBN/D,

pengelolaan BUMN/D, pengelolaan Sumber Daya Alam, Pengelolaan Sumber

Daya manusia/Tenaga Kerja, dan Pengelolaan Pelayanan Masyarakat. Menurut

Umar (2012), korupsi di Indonesia umumnya berupa: penyalahgunaan wewenang,

pembayaran fiktif, kolusi/persekongkolan, biaya perjalanan dinas yang fiktif,

suap/uang pelicin, pungutan liar, penyalahgunaan fasilitas kantor, imbalan tidak

resmi, pemberian fasilitas secara tidak adil, bekerja tidak sesuai dengan ketentuan

dan prosedur, tidak disiplin waktu, komisi atau transaksi jual/beli yang tidak

disetor ke kas negara, menunda/memperlambat pembayaran proyek, pengumpulan

Page 15: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

2

dana taktis, penyalahgunaan anggaran, menerima hadiah, dan menerima

sumbangan.

Fraud pada sektor publik atau pemerintah menjadi momok tersendiri,

karena memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi (Adebisi &

Gbegi, 2015). Pada negara berkembang, menjadi hal lumrah para auditor sektor

publik melaporkan temuan belanja tidak sah, pemborosan keuangan negara,

pelanggaran prosedur yang menyebabkan kerugian keuangan negara, dan lain-lain

(Dye, 2007). Fitzsimons (2009) mengungkapkan bahwa negara yang reformasi

ekonomi sektor publiknya dalam masa transisi, seperti di Indonesia, memiliki

peningkatan jumlah korupsi (salah satu bentuk fraud) yang signifikan.

Korupsi sebagai salah satu bagian dari fraud, dapat ditangani dengan lebih

baik jika dapat terdeteksi lebih dini. Dye (2007) berpendapat bahwa lebih mudah

mencegah dibandingkan mendeteksi fraud dan korupsi. Selain itu juga sulit untuk

menghubungkan dan menimbang faktor risiko fraud untuk menilai risiko fraud

secara keseluruhan dan merancang rencana audit (Patterson & Noel, 2003).

Meskipun demikian, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah maupun pemeriksa

harus dapat mendeteksi fraud pada laporan keuangan pemerintah. Upaya

pendeteksian dan pencegahan fraud dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya

dengan memperkuat sistem pengendalian internal.

Berdasarkan data Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang diterbitkan oleh

Transparansi Internasional (2017) untuk data tahun 2016, Indonesia berada pada

peringkat 90 dari 176 negara dengan skor IPK 37. Meskipun dari tahun ke tahun

perolehan skor IPK Indonesia terus mengalami kenaikan, namun pada tahun 2016

secara peringkat Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 88 ke peringkat

Page 16: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

3

90. Selain itu, secara regional Asia Tenggara, Indonesia masih berada di bawah

Malaysia (peringkat 55) dan Singapura (peringkat 7).

Fakta di lapangan menyebutkan bahwa, selama periode 2004-2014 saja,

setidaknya terdapat sebanyak 277 pejabat pusat dan daerah, baik dari eksekutif,

legislatif, yudikatif dijerat korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (rmol.co,

2016). Hal ini menunjukkan bahwa upaya pengawasan selama ini masih lemah.

Padahal, sesuai dengan salah satu unsur dalam teori fraud diamond, lemahnya

pengawasan sebagai salah satu bagian dari sistem pengendalian internal akan

meningkatkan risiko terjadinya fraud. Sementara itu dari unsur rasionalisasi,

masih ada anggapan atau pola pikir bahwa pejabat yang melakukan korupsi ini

merasa bahwa kalau dia memiliki rumah mewah atau mobil mewah, orang lain

akan menganggapnya rasional atau wajar karena dia adalah bupati atau gubernur

(republika.co.id, 2011). Hal ini semakin meningkatkan jumlah kasus korupsi di

Indonesia, khususnya di daerah.

Sementara itu, menurut data Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa

Keuangan Semester 2 Tahun 2016 menunjukkan bahwa secara keseluruhan hasil

pemeriksaan atas LKPD tahun 2015, BPK memberikan opini WTP atas 313

(58%) LKPD, opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas 194 (36%) LKPD,

opini Tidak Menyatakan Pendapat (TMP) atas 31 (5%) LKPD, dan opini Tidak

Wajar (TW) atas 4 (1%) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

Masih tingginya angka perolehan opini selain WTP terhadap LKPD

menggambarkan bahwa masih terdapat banyak laporan keuangan pemerintah

daerah yang terindikasi melakukan fraud pada pelaporan keuangan.

Page 17: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

4

Di sisi lain, teori-teori untuk mendeteksi fraud juga terus berkembang.

Diawali dengan teori fraud triangle oleh Cressey (1953) yang menyatakan bahwa

fraud terjadi karena adanya tekanan, kesempatan dan rasionalisasi pada pelaku

fraud. Skousen, C.J. et al., (2009) pada penelitiannya yang berjudul “Detecting

And Predicting Financial Statement Fraud: The Effectiveness Of The Fraud

Triangle And SAS No. 99”, mengungkapkan bahwa stabilitas finansial, tekanan

eksternal, kebutuhan finansial personal, dan pengawasan yang tidak efektif,

berpengaruh signifikan dalam pendeteksian fraud. Teori fraud triangle kemudian

dikembangkan oleh Wolfe & Hermanson (2004) menjadi teori fraud diamond

dengan menambahkan unsur kapabilitas dari pelaku fraud. Pada penelitian mereka

yang berjudul The Fraud Diamond: Considering the Four Elements of Fraud,

diungkapkan bahwa selain ketiga unsur yang ada pada fraud triangle, unsur

kapabilitas diperlukan atau ada pada setiap keadaan fraud. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Mansor & Abdullahi (2015) yang menyatakan bahwa pelaku fraud

harus memiliki keahlian dan kemampuan untuk melakukan fraud.

Skousen, C.J. et al., (2009) menyatakan bahwa stabilitas finansial, tekanan

eksternal, kebutuhan finansial personal, dan pengawasan yang tidak efektif,

berpengaruh signifikan dalam pendeteksian fraud. Hal ini sejalan dengan Wilopo

(2006) yang menyatakan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan

kecurangan akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan keefektifan

pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen, serta

menghilangkan asimetri informasi. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

Pramudita (2013) yang menyatakan bahwa keefektifan sistem pengendalian

internal berpengaruh terhadap fraud.

Page 18: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

5

Namun hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian

yang dilakukan Amaliah et al., (2015), yang menyatakan bahwa tekanan eksternal

dan stabilitas finansial yang diproksikan dengan leverage, kepemilikan

manajerial, ROA; serta pengawasan yang tidak efektif yang diproksikan dengan

keahlian komite audit di bidang keuangan, jumlah anggota komite audit, jumlah

pertemuan antar komite audit, didapati bahwa variabel-variabel tersebut tidak

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba non-GAAP (Generally Accepted

Accounting Principles), sebagai proksi fraud. Najahningrum (2013) dalam

penelitiannya menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif antara penegakan

peraturan, keefektifan pengendalian internal, keadilan distributif, keadilan

prosedural dan komitmen organisasi terhadap fraud di sektor pemerintahan.

Terdapat pengaruh positif antara asimetri informasi terhadap fraud di sektor

pemerintahan; dan tidak terdapat pengaruh antara budaya etis organisasi terhadap

fraud di sektor pemerintahan

Dari hasil penelitian-penelitian yang telah disebutkan sebelumnya

mengenai deteksi financial statement fraud dengan menggunakan teori fraud

diamond ataupun fraud triangle, umumnya dilakukan pada sektor swasta. Masih

terbilang sangat sedikit penelitian yang mengangkat mengenai deteksi financial

statement fraud dengan menggunakan teori fraud diamond khususnya pada sektor

pemerintahan. Selain itu, masih terdapat beberapa perbedaan yang saling bertolak

belakang pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk itu peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian terkait penerapan teori fraud diamond, khususnya

pada sektor pemerintahan dengan judul penelitian “Deteksi Kecurangan Pelaporan

Page 19: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

6

Keuangan Dengan Teori Fraud Diamond Pada Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana unsur-unsur

dalam teori fraud diamond yaitu: tekanan, peluang, rasionalisasi dan kapabilitas

berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan pada laporan keuangan

pemerintah daerah?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh bukti empiris tentang

pengaruh tekanan, peluang, rasionalisasi, dan kapabilitas, terhadap kecurangan

pelaporan keuangan pada laporan keuangan pemerintah daerah.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak

yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan penelitian ini, di antaranya:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dalam

meneliti pengaruh tekanan, peluang, rasionalisasi, dan kapabilitas, terhadap

kecurangan pelaporan keuangan pada laporan keuangan pemerintah daerah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh

pengaruh tekanan, peluang, rasionalisasi, dan kapabilitas, terhadap kecurangan

pelaporan keuangan pada laporan keuangan pemerintah daerah sehingga

pemerintah dalam hal ini khususnya aparat pengawasan intern pemerintah dapat

Page 20: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

7

mengambil langkah yang tepat sehingga dapat tersusunnya laporan keuangan yang

bebas dari kecurangan.

Page 21: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

II. RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Keagenan

Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan

prinsipal dan agen. Teori prinsipal-agen menganalisis susunan kontraktual di

antara dua atau lebih individu, kelompok, atau organisasi. Salah satu pihak

(principal) membuat suatu kontrak, baik secara implisit maupun eksplisit, dengan

pihak lain (agent) dengan harapan bahwa agen akan bertindak/melakukan

pekerjaan seperti yang dinginkan oleh prinsipal, dalam hal ini terjadi

pendelegasian wewenang (Halim & Abdullah, 2010).

Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak di mana satu atau lebih

orang (prinsipal) mengikat agen untuk melakukan kegiatan-kegiatan atas nama

prinsipal dan oleh prinsipal, agen diberikan beberapa kewenangan untuk

mengambil keputusan. Mereka menekankan pada pentingnya pemisahan antara

fungsi kepemilikan dengan fungsi manajemen (separation of ownership and

control). Dalam hubungan keagenan, kedua belah pihak cenderung untuk

memaksimalkan utilitas masing-masing maka agen tidak selalu bertindak sesuai

dengan keinginan prinsipal. Prinsipal dapat membatasi ketidaksesuaian dari

keinginannya (agency problem/conflict of interest) dengan mengeluarkan biaya

insentif dan biaya pengawasan (agency cost) (Jensen & Meckling, 1976).

Page 22: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

9

Pada struktur pemerintahan daerah di Indonesia, hubungan keagenan dapat

terjadi antara pemerintah dengan rakyat, di mana pemerintah berperan sebagai

agen, dan rakyat sebagai prinsipal, yang dalam hal ini diwakili oleh DPRD.

Sejalan dengan teori agensi, informasi akuntansi manajemen digunakan

untuk dua tujuan, yaitu untuk pengambilan keputusan oleh prinsipal dan agen,

serta untuk mengevaluasi dan membagi hasil sesuai dengan kontrak kerja yang

telah dibuat dan disetujui. Hal ini disebut dengan performance evaluatian role

yang dapat memotivasi agen untuk berusaha seoptimal mungkin (Raharjo, 2007).

Pemerintah daerah akan berusaha menyusun laporan akuntansi sebaik mungkin

sehingga mendapat hasil evaluasi yang positif dari rakyat dan DPRD. Dalam

proses penyusunan dan penyampaian laporan ini, pemerintah terkadang

melakukan berbagai macam cara, termasuk dengan cara-cara yang tidak baik,

dengan melakukan kecurangan pelaporan keuangan.

2.1.2. Keuangan Daerah

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah

dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan

uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan

hak dan kewajiban daerah tersebut. Pemerintah daerah wajib melakukan

pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah meliputi keseluruhan

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Page 23: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

10

Dalam pengelolaan keuangan daerah, peran kepala daerah adalah sebagai

pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah

daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Selaku pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah dibantu oleh:

a. kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola

keuangan daerah (PPKD);

b. kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna

anggaran/barang daerah; dan

c. sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah.

2.1.3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah pasal 179, APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam

masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan tanggal 31

Desember. Sehingga keseluruhan kegiatan pengelolaan keuangan daerah yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah dapat dilaksanakan

berdasarkan kerangka waktu tersebut. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 27

Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Tahun 2014 menyatakan bahwa APBD merupakan rencana keuangan

tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah

daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD,

sesungguhnya, adalah suatu gambaran tentang perencanaan keuangan daerah yang

terdiri atas proyeksi penerimaan dan pengeluaran suatu pemerintahan daerah

dalam suatu periode tertentu.

Page 24: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

11

2.1.4. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Laporan keuangan pemerintah daerah adalah laporan hasil

penyelenggaraan akuntansi berupa pencatatan/penatausahaan atas transaksi

keuangan di daerah, sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP), laporan keuangan pemerintah daerah terdiri:

a. Laporan Realisasi Anggaran;

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;

c. Laporan Operasional;

d. Laporan Perubahan Ekuitas;

e. Neraca;

f. Laporan Arus Kas;

g. Catatan atas Laporan Keuangan.

2.1.5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Pengendalian intern menurut Azhar (2008) adalah pengendalian (control)

meliputi semua metode, kebijakan dan prosedur organisasi yang menjamin

keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen

serta standar operasi manajemen lainnya. Sementara itu, menurut Krismiaji (2010)

menyatakan bahwa pengertian pengendalian internal adalah rencana organisasi

dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva dan

menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

Menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah menyatakan bahwa: “Sistem pengendalian Internal adalah proses yang

integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh

Page 25: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

12

pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas

tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, yang kemudian

disingkat SPIP adalah Sistem Pengendalian Internal yang diselenggarakan secara

menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.”

Wilopo (2006) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah

(SPIP) meliputi berbagai kebijakan dan prosedur yang:

a. terkait dengan catatan keuangan;

b. menyediakan keyakinan yang memadai bahwa laporan tersebut telah

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan penerimaan serta

pengeluaran telah sesuai dengan otorisasi yang diberikan;

c. menyediakan keyakinan yang memadai atas keamanan aset daerah yang

berdampak material pada laporan keuangan.

2.1.6. Fraud

2.1.6.1. Pengertian Fraud

Kecurangan (fraud) adalah perbuatan yang mengandung unsur

kesengajaan, niat, menguntungkan diri sendiri atau orang lain, penipuan,

penyembunyian atau penggelapan, dan penyalahgunaan kepercayaan yang

bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara tidak sah yang dapat berupa uang,

barang/ harta, jasa, dan tidak membayar jasa, yang dilakukan oleh satu individu

atau lebih dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, pegawai, atau pihak

ketiga. (Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, 2017).

Page 26: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

13

Menurut Merriam Webster's Dictionary of Law (1996) sebagaimana

dikutip Manurung & Hadian (2013) dalam Mansor & Abdullahi (2015), fraud

dapat diartikan sebagai:

“Any act, expression, omission, or concealment calculated to

deceive another to his or her disadvantage, specifically, a

misrepresentation or concealment with reference to some fact material to

a transaction that is made with knowledge of its falsity. And or in reckless

disregard of its truth or falsity and worth the intent to deceive another and

that is reasonably relied on by the other who is injured thereby.”

Menurut The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud

adalah perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan

sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru

terhadap pihak lain) dilakukan orang-orang dari dalam atau luar organisasi

untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara langsung

atau tidak langsung merugikan pihak lain.

ACFE membagi fraud dalam tiga jenis atau tipologi berdasarkan

perbuatan, yaitu:

a. Asset Misappropriation

Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset

atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang

paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat

diukur/dihitung (defined value).

b. Fraudulent Statements

Fraudulent statements atau kecurangan pelaporan meliputi

tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau

instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya

Page 27: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

14

dengan melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian laporan

keuangannya untuk memperoleh keuntungan.

c. Corruption

Korupsi merupakan bentuk fraud yang banyak terjadi di negara-

negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang

kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih

dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para

pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme).

Termasuk di dalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik

kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang

tidak sah/ilegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi

(economic extortion).

2.1.6.2. Kecurangan Pelaporan Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), Fraudulent

Financial Reporting atau kecurangan pelaporan keuangan adalah kesengajaan

dalam penyajian penyajian yang keliru mengenai kondisi keuangan dari suatu

perusahaan yang dicapai melalui kesalahan penyajian yang disengaja atau

sejumlah kelalaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu

pengguna laporan keuangan.

Charles & Emma (2015) menyatakan bahwa kepatuhan entitas terhadap

standar akuntansi pelaporan keuangan berpengaruh terhadap laporan keuangan

yang bebas fraud. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar

akuntansi pelaporan keuangan yang berlaku akan menghasilkan laporan keuangan

yang bebas dari fraud.

Page 28: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

15

Wilopo (2006) menyatakan bahwa indikator pengukuran fraud

dikembangkan dari Standar Profesional Akuntan Publik Ikatan Akuntan Indonesia

(SPAP IAI) tahun 2001 yang dimodifikasi. Indikator tersebut terdiri dari:

manipulasi, pemalsuan dokumen, penghilangan informasi, penggelapan aktiva,

dan pelanggaran terhadap prinsip akuntansi. Indikator-indikator tersebut sejalan

dengan pengertian fraud dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Menurut

Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2017, mengenai Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara, kecurangan (fraud) adalah perbuatan yang mengandung unsur

kesengajaan, niat, menguntungkan diri sendiri atau orang lain, penipuan,

penyembunyian atau penggelapan, dan penyalahgunaan kepercayaan yang

bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara tidak sah yang dapat berupa uang,

barang/harta, jasa, dan tidak membayar jasa, yang dilakukan oleh satu individu

atau lebih dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, pegawai, atau pihak

ketiga.

Dalam melakukan pemeriksaan, pemeriksa di antaranya harus dapat

mengidentifikasi faktor risiko kecurangan dan menilai risiko adanya

ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang

disebabkan oleh kecurangan (fraud) dan/atau ketidakpatutan (abuse). Risiko

tersebut harus dianggap sebagai risiko yang signifikan (significant risks) dan

Pemeriksa harus memperoleh pemahaman tentang pengendalian yang terkait

dengan risiko tersebut.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, disusunlah ikhtisar laporan hasil

pemeriksaan (LHP) yang di dalamnya termasuk kesimpulan hasil pemeriksaan.

Kesimpulan adalah penafsiran logis mengenai hal pokok/informasi hal pokok

Page 29: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

16

yang didasarkan atas hasil pengujian bukti dan bukan sekedar ringkasan temuan.

Kesimpulan ditentukan oleh bukti yang meyakinkan dan didukung dengan

metodologi yang tepat. Dalam pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan oleh

BPK, pemeriksa menyatakan kesimpulan dalam bentuk opini. Dengan kata lain,

penetapan opini oleh BPK juga didasarkan pada temuan indikator-indikator fraud

seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

2.1.6.3. Teori Fraud Triangle

Fraud triangle theory atau teori segitiga fraud merupakan sebuah model

yang menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab seseorang melakukan

kecurangan. Model ini pertama kali dikemukakan oleh Cressey (1953) yang

mengungkapkan bahwa ada tiga komponen yang ada dalam setiap situasi fraud,

yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi

(rationalization). Standar audit seperti SAS No.99 dan International Standar on

Auditing (ISA) 240 menggunakan segitiga fraud sebagai dasar untuk menentukan

keandalan yang layak dalam deteksi dan mengidentifikasi risiko fraud bagi

auditor dalam menilai risiko fraud pada audit laporan keuangan (Boyle et al.

(2015) & Ramamoorti (2008)).

Gambar 2.1

The Fraud Triangle Theory oleh Donald Cressey (1953)

Pressure

Opportunity Rationalization

Page 30: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

17

2.1.6.4. Teori Fraud Diamond

Dorminey et al., (2012) berpendapat bahwa fraud triangle seharusnya

sudah dipertimbangkan menjadi fraud diamond, dengan menambahkan faktor

kapabilitas. Teori Fraud Diamond merupakan pengembangan dari teori Fraud

Triangle. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Wolfe dan Hermanson pada

tahun 2004, dengan menambahkan elemen kapabilitas (capability) sebagai elemen

keempat selain elemen tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan

rasionalisasi (rationalization) yang sebelumnya telah dijelaskan dalam teori fraud

triangle. Menurut Wolfe dan Hermanson, fraud tidak akan terjadi tanpa adanya

kapabilitas pelaku dalam memanfaatkan kelemahan pengendalian untuk tujuan

melakukan dan menyembunyikan fraud.

Meski pada teori fraud diamond ini telah menambahkan variabel

kapabilitas, terdapat kritikan pada teori ini yang menyatakan bahwa model teori

ini sendiri tidak cukup untuk digunakan sebagai alat investigasi, pencegahan, dan

pendeteksian fraud. Hal ini dikarenakan dua sisi dari fraud diamond, yaitu

tekanan dan rasionalisasi tidak dapat diamati, dan beberapa faktor lainnya seperti

nilai-nilai kemasyarakatan yang berlaku, diabaikan (Adebisi & Gbegi, 2013).

Gambar 2.2

The Fraud Diamond Theory oleh Wolfe & Hermanson (2004)

Pressure

Opportunity

Capability

Rationalization

Page 31: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

18

2.2. Penelitian Terdahulu

Hingga saat ini telah banyak penelitian yang membahas tentang

pendeteksian dan pencegahan fraud. Penelitian-penelitian tersebut di antaranya:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan

Judul Penelitian

Variabel Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian

Skousen, C.J. et

al., (2009)

“Detecting And

Predicting

Financial

Statement Fraud:

The Effectiveness

Of The Fraud

Triangle And SAS

No. 99”

Variabel independen:

1. Stabilitas finansial

2. Tekanan eksternal

3. Kebutuhan finansial

personal

4. Target finansial

5. Lingkungan industri

6. Pengawasan yang

tidak efektif

7. Struktur

keorganisasian

8. Pergantian auditor

9. Laporan audit

Variabel Dependen:

Fraud

Univariate

analysis dan

logit

regression

Stabilitas finansial,

tekanan eksternal,

kebutuhan finansial

personal, dan

pengawasan yang tidak

efektif, berpengaruh

signifikan dalam

pendeteksian fraud.

Mansor &

Abdullahi (2015)

“Fraud Triangle

Theory and Fraud

Diamond Theory.

Understanding the

Convergent and

Divergent For

Future Research”

Variabel:

Teori fraud triangle

theory, teori fraud

diamond

Analisis

penelitian

terdahulu

Peneliti meninjau

literatur yang telah ada

mengenai fraud. teori

fraud diamond

merupakan

pengembangan dari

teori fraud triangle

dengan menambahkan

elemen kapabilitas

Wilopo (2006)

“Analisis Faktor-

Faktor Yang

Berpengaruh

Terhadap

Kecenderungan

Kecurangan

Variabel independen:

1. Efektivitas

pengendalian

internal

2. Kesesuaian

kompensasi

Analisis

penelitian

dilakukan

dengan

AMOS 4.0.

Perilaku tidak etis

manajemen dan

kecenderungan

kecurangan akuntansi

dapat diturunkan

dengan meningkatkan

keefektifan

Page 32: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

19

Akuntansi: Studi

Pada Perusahaan

Publik Dan Badan

Usaha Milik

Negara Di

Indonesia”

3. Ketaatan aturan

akuntansi

4. Asimetri informasi

5. Moralitas

manajemen

Variabel Dependen:

1. Perilaku tidak etis

2. Kecenderungan

kecurangan

akuntansi

pengendalian internal,

ketaatan aturan

akuntansi, moralitas

manajemen, serta

menghilangkan

asimetri informasi

Amaliah et al.

(2015)

“Perspektif fraud

diamond theory

dalam menjelaskan

earnings

management non-

GAAP pada

perusahaan

terpublikasi di

Indonesia”

Variabel independen:

1. Leverage

2. Kepemilikan

manajerial

3. Return on Asset

(ROA)

4. Komite Audit

Independen

5. Keahlian Komite

Audit di bidang

keuangan

6. Jumlah anggota

komite audit

7. Jumlah pertemuan

antar anggota

komite audit

8. Opini audit

9. Perubahan direksi

Variabel Dependen:

Manajemen laba non-

GAAP

Pengujian

hipotesis

dalam regresi

logistik

Komite audit

independen, perubahan

direksi, berpengaruh

signifikan terhadap

manajemen laba non-

GAAP.

Sedangkan Leverage,

kepemilikan

manajerial, ROA,

keahlian komite audit

di bidang keuangan,

jumlah anggota komite

audit, jumlah

pertemuan antar komite

audit, opini audit, tidak

berpengaruh signifikan

terhadap manajemen

laba non-GAAP

Noviani &

Sambharakreshna

(2014)

“Pencegahan

Kecurangan Dalam

Organisasi

Pemerintahan”

Variabel independen:

1. Peran auditor

internal

2. Perilaku etis auditor

3. Whistle blower dan

hotline

Variabel dependen:

Pencegahan

kecurangan dalam

Penelitian

kuantitatif

dengan

sumber data

primer.

Metode

analisis

regresi

berganda

Peran auditor internal,

perilaku etis auditor,

whistle blower dan

hotline, berpengaruh

positif terhadap

pencegahan

kecurangan dalam

organisasi pemerintah

Page 33: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

20

organisasi pemerintah

Najahningrum

(2013)

“Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Fraud: Persepsi

Pegawai Dinas

Provinsi DIY”

Variabel independen:

1. Penegakan

peraturan

2. Keefektifan

pengendalian

internal

3. Asimetri informasi

4. Kesesuaian

kompensasi

5. Keadilan prosedural

6. Budaya etis

manajemen

7. Komitmen

organisasi

Variabel dependen:

Fraud

Metode

analisis data

menggunakan

structural

equation

modeling

Terdapat pengaruh

negatif antara

penegakan peraturan,

keefektifan

pengendalian internal,

keadilan distributif,

keadilan prosedural

dan komitmen

organisasi terhadap

fraud di sektor

pemerintahan.

Sementara itu terdapat

pengaruh positif antara

asimetri informasi

terhadap fraud di

sektor pemerintahan;

dan tidak terdapat

pengaruh antara

budaya etis organisasi

terhadap fraud di

sektor pemerintahan

Pramudita (2013)

“Analisis Fraud di

Sektor

Pemerintahan Kota

Salatiga”

Variabel independen:

1. Gaya

kepemimpinan

2. Keefektifan sistem

pengendalian

internal

3. Komitmen

organisasi

4. Kesesuaian

kompensasi

5. Penegakan hukum

Variabel dependen:

Fraud di sektor

pemerintahan

Penelitian

kuantitatif

dengan data

primer,

diolah

menggunakan

alat analisis

Smart PLS

2.0

Gaya kepemimpinan,

keefektifan SPI,

kesesuaian

kompensasi, dan

budaya etis organisasi

berpengaruh terhadap

fraud. Sedangkan

komitmen organisasi

dan penegakan hukum

tidak berpengaruh

terhadap fraud di

sektor pemerintahan.

Sumber: Data diolah (2018)

Dari penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa penelitian

mengenai deteksi fraud dengan menggunakan teori fraud triangle ataupun fraud

diamond umumnya dilakukan pada sektor privat. Beberapa penelitian dilakukan

pada sektor pemerintahan, namun hanya pada satu pemerintah daerah. Karena itu,

untuk mendapatkan tingkat generalisasi yang lebih baik, peneliti akan melakukan

Page 34: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

21

penelitian deteksi fraud dengan menggunakan fraud diamond pada sektor

pemerintahan, dengan menggunakan sampel seluruh Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah di Indonesia, sebagai sumber data sekunder.

2.3. Pengembangan Hipotesis

2.3.1. Pengaruh Tekanan (Pressure) Terhadap Kecurangan Pelaporan

Keuangan

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) (2003) dalam

Statement on Auditing Standar (SAS) No.99, menyebutkan bahwa terdapat empat

kategori risiko fraud dari faktor tekanan, yaitu: stabilitas finansial, tekanan

eksternal, kebutuhan finansial personal, dan target finansial. Murdock (2008)

dalam Kassem & Higson (2012), berpendapat bahwa tekanan dapat berupa

tekanan finansial, non finansial, politis, dan sosial. Tekanan politis dan sosial

terjadi ketika manusia merasa tidak boleh terlihat gagal terkait status dan reputasi

mereka.

Menurut Tiffani & Marfuah (2015), tekanan eksternal merupakan tekanan

yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari

pihak ketiga. Menurut SAS No. 99, saat tekanan berlebihan dari pihak eksternal

terjadi, maka terdapat risiko kecurangan terhadap laporan keuangan.

Tekanan finansial kemungkinan menjadi motif manajemen melakukan

fraud (Kirkos et al. (2007)). Skousen, C.J. et al. (2009), Lou & Wang (2011), dan

Liou (2008) menyatakan bahwa salah satu proksi yang dapat digunakan untuk

mengukur tekanan eksternal adalah leverage. Hasil penelitian Aghghaleh et al.

(2014) membuktikan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap terjadinya

kecurangan.

Page 35: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

22

Sementara itu pada sektor publik, penelitian yang dilakukan Perwita Sari

(2010) menunjukkan bahwa semakin besar leverage yang dimiliki oleh suatu

entitas maka entitas tersebut memiliki kinerja yang buruk. Hal ini menunjukkan

bahwa entitas tersebut tidak mampu dalam membiayai operasionalnya sendiri

sehingga membutuhkan dana dari pihak eksternal.

H1. Leverage berpengaruh positif terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

2.3.2. Pengaruh Kesempatan (Opportunity) Terhadap Kecurangan

Pelaporan Keuangan

Menurut SAS No.99, pengawasan yang tidak efektif dapat terjadi terjadi

karena adanya dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa

kontrol kompensasi, tidak efektifnya pengawasan dewan direksi dan komite audit

atas proses pelaporan keuangan dan pengendalian internal dan sejenisnya.

Selain karena adanya tekanan, dalam melakukan fraud, pelaku fraud juga harus

merasa bahwa mereka memiliki kesempatan untuk melakukan fraud tanpa

tertangkap. Kesempatan ini dapat meningkat karena beberapa hal di antaranya,

lemahnya pengendalian internal, lemahnya pelatihan, lemahnya pengawasan, dan

program, kebijakan, dan prosedur anti fraud yang tidak efektif. (Association of

Certified Fraud Examiners, 2007)

Pengawasan internal yang kuat akan menghasilkan laporan keuangan yang

bebas dari fraud (Charles & Emma, 2015) (Eze & Wilson, 2013) (Krambia-

Kapardis, 2002) (Liu et al., 2015) (Rae & Subramaniam, 2008). Penerapan

lingkungan pengendalian internal yang baik juga dapat memengaruhi

kemungkinan pelaku fraud untuk berpikir ulang dalam melakukan dan

menyembunyikan perilaku fraud. Meskipun pelaku fraud dapat melakukan

Page 36: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

23

kecurangan, kemungkinan terungkapnya menjadi lebih besar dengan lingkungan

pengendalian internal yang baik, sehingga dapat menekan perilaku fraud

(Dorminey et al., 2012). Mohd-Sanusi et al. (2015) menyatakan bahwa auditor

pemerintah lebih menggunakan kerangka pengendalian internal dalam menilai

kemungkinan risiko fraud.

Lemahnya pengendalian internal juga terkait dengan lemahnya kualitas

aparat pengendalian internal. Pada penelitian sebelumnya, yaitu penelitian

Dechow et al. (1996) dan Beasley et al. (1999) dalam Carcello & Nagy (2004),

menemukan bahwa keberadaan komite audit berhubungan dengan lebih

rendahnya tingkat kejadian fraud pada laporan keuangan. Abbott et al. (2004)

menyatakan bahwa karakteristik komite audit seperti independensi dan keahlian

dalam bidang finansial, berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya fraud.

Smith et al. (2000) dalam Hogan et al. (2008) menyatakan bahwa pengendalian

internal yang kuat berbanding terbalik dengan kecenderungan terjadinya fraud.

Untuk dapat mengungkap dan mencegah terjadinya fraud, komite audit

atau aparat pengawasan internal perlu memiliki keahlian dalam bidang keuangan

(Beasley et al., 2000). Association of Certified Fraud Examiners (2007)

menyatakan bahwa peluang terjadinya fraud dapat meningkat dikarenakan

beberapa sebab, di antaranya:

a. lemahnya pengendalian internal,

b. lemahnya pelatihan,

c. lemahnya pengawasan,

d. tidak adanya tindakan hukum atas pelaku,

e. program, kebijakan, dan prosedur anti-fraud yang tidak efektif

Page 37: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

24

Variabel indikator kemampuan aparat pengendalian internal juga

digunakan Skousen, C.J. et al. (2009) sebagai proksi untuk mengukur kelemahan

sistem pengendalian intern. Pada sektor swasta, komite audit yang beranggotakan

setidaknya satu orang akuntan publik bersertifikat atau orang yang memiliki

keahlian finansial, memiliki pengendalian intern yang lebih baik. Perusahaan yang

melakukan fraud juga ternyata memiliki komite audit independen yang lebih

sedikit dibanding perusahaan yang tidak melakukan fraud (Beasley et al., 2000).

Pada struktur pemerintahan daerah di Indonesia, inspektorat daerah

berperan sebagai aparat pengawasan internal pemerintah. Keahlian dan

kemampuan inspektorat daerah ikut menentukan kualitas sistem pengendalian

internal. Peran auditor internal berpengaruh signifikan terhadap pencegahan

kecurangan dalam organisasi pemerintahan (Noviani & Sambharakreshna, 2014).

Auditor internal dipandang sebagai garis terdepan pertahanan menghadapi fraud

karena kemampuan dan pemahamannya akan lingkungan bisnis struktur

pengendalian internal (Rezaee, 2005).

H2: Kelemahan pengendalian internal berpengaruh positif terhadap

kecurangan pelaporan keuangan

2.3.3. Pengaruh Rasionalisasi (Rasionalization) Terhadap Kecurangan

Pelaporan Keuangan

Rasionalisasi merupakan suatu upaya untuk mengurangi kegamangan pada

pribadi seseorang (Festinger 1957; Ramamoorti 2008; Ramamoorti et al. 2009

dalam Dorminey et al., (2012)). Para pelaku fraud berupaya mencari pembenaran

atas apa yang dilakukannya. Dengan merasionalisasikan perbuatannya, pelaku

fraud dapat mengurangi kegamangan dan melanjutkan perilaku fraud tanpa

Page 38: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

25

merasa bersalah. Sebagai contoh, pelaku fraud beranggapan bahwa dia hanya

“meminjam” uang yang dikorupsinya, dan nantinya akan dikembalikan (Free,

2015).

Skousen, C.J. et al. (2009) menggunakan opini audit tahun sebelumnya

sebagai proksi rasionalisasi perilaku fraud. Rasionalisasi kecurangan laporan

keuangan diukur dengan opini selain WTP yang didapatkan oleh pemerintah

daerah atas laporan keuangan selama dua tahun terakhir. Pemerintah daerah dalam

melakukan kecurangan pelaporan keuangan beralasan bahwa kecurangan

pelaporan keuangan sudah terjadi pada masa lalu, hal ini kemudian menjadi suatu

rasionalisasi/pembenaran.

H3: Opini laporan keuangan selain WTP tahun sebelumnya berpengaruh positif

terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

2.3.4. Pengaruh Kapabilitas (Capability) Terhadap Kecurangan Pelaporan

Keuangan

Dalam teori fraud diamond oleh Wolfe & Hermanson (2004), terdapat

enam komponen dalam capability, yaitu: positioning, intelligence, confidence/ego,

coercion skill, effective lying/deceit, dan stress management. Para pelaku fraud

umumnya mampu menghadapi situasi stres (stress management) dengan baik.

Pergantian pemimpin diindikasikan mampu menggambarkan kemampuan dalam

melakukan manajemen stres (stress management).

Selain itu, Wolfe & Hermanson (2004) juga menemukan bahwa pergantian

jajaran direksi menjadi “indikasi” terjadinya fraud. Pergantian jajaran direksi

merupakan bagian dari usaha perusahaan dalam perbaikan kinerja perusahaan

akibat kurang efisien dan efektifnya kebijakan direktur sebelumnya. Pergantian

Page 39: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

26

direksi juga disinyalir sebagai usaha perusahaan mengeliminasi direksi yang

dianggap mengetahui fraud yang terjadi di perusahaan. Dalam tatanan

pemerintahan daerah, pemimpin yang dimaksud dalam hal ini adalah pemimpin

pada pemerintah daerah yaitu kepala daerah.

H4: Pergantian pemimpin berpengaruh positif terhadap kecurangan pelaporan

keuangan

2.4. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu, maka

disusun suatu kerangka pemikiran sistematis yang menggambarkan variabel-

variabel kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) pada

pemerintah daerah.

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran

Variabel Independen

Variabel Dependen

Kecurangan Pelaporan

Keuangan

Tekanan/Pressure

Leverage

Kesempatan/Opportunity

Kelemahan SPI/Internal Control

Weakness

Rasionalisasi/Rationalization

Kecurangan Sebelumnya/Prior

Fraud

Kapabilitas/Capability

Pergantian Kepala Daerah

H1

H2

H3

H4

Page 40: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada laporan keuangan pemerintah

daerah yang telah diaudit dan mendapatkan opini dari BPK.

3.2. Pengumpulan Data

3.2.1. Jenis Data

Data pada penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan

keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit dan memperoleh opini BPK.

3.2.2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

3.2.3. Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan metode

convenience sampling dengan kriteria LKPD yang telah diaudit dan mendapatkan

opini dari BPK. Data diperoleh dari Laporan Hasil Pemeriksaan dan Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester BPK RI tahun 2013-2015. Dari convenience sampling

yang dilakukan, diperoleh sampel sebanyak 306 kabupaten/kota.

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini dengan menggunakan opini BPK

terhadap laporan keuangan pemerintah daerah, sebagai proksi kecurangan

pelaporan keuangan pada laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini sejalan

Page 41: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

28

penelitian yang dilakukan Beasley et al. (2010) di mana opini audit digunakan

sebagai proksi kecurangan pada laporan keuangan. Menurut Mulyadi (2011)

kriterianya pemberian opini yang baik adalah :

1. Pemberian Opini Wajar Tanpa Pengecualian, diberikan karena auditor

meyakini, berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan, laporan keuangan

telah bebas dari kekeliruan yang material.

2. Pemberian Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas,

diberikan karena adanya keadaan-keadaan yang memerlukan penjelasan,

seperti saat terjadi perubahan metode akuntansi.

3. Pemberian Opini Wajar Dengan Pengecualian, diberikan karena meskipun

ada kekeliruan, namun kesalahan tersebut secara keseluruhan tidak

mempengaruhi kewajaran laporan keuangan.

4. Pemberian Opini Tidak Wajar, diberikan karena auditor meyakini,

berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan

mengandung banyak sekali kesalahan yang material. Artinya laporan

keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan secara benar.

5. Pemberian Opini Tidak Memberikan Pendapat, diberikan karena auditor

tidak bisa meyakini apakah laporan keuangan benar atau salah. Ini terjadi

karena auditor tidak bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk

menyimpulkan dan menyatakan apakah laporan sudah disajikan dengan

benar atau salah

Untuk itu, data ordinal digunakan, di mana nilai 1 untuk LKPD dengan

opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), nilai 2 untuk opini WTP DPP (Wajar

Tanpa Pengecualian-Dengan Paragraf Penjelas), nilai 3 untuk opini WDP (Wajar

Page 42: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

29

Dengan Pendecualian), nilai 4 untuk opini TW(Tidak Wajar), nilai 5 untuk TMP

(Tidak Memberikan Pendapat).

3.3.2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel

dependen, baik secara positif atau negatif (Sekaran & Bougie, 2013). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah faktor-faktor kecurangan menurut fraud

diamond, yaitu:

3.3.2.1. Tekanan/Pressure

Tekanan (pressure) yang diproksikan dengan rasio kemampuan

pemerintah daerah membayar kewajiban (LEV) sebagaimana yang terdapat pada

penelitian Skousen, C.J. et al. (2009), Lou & Wang (2011), Liou (2008), dan

Aghghaleh et al. (2014).

3.3.2.2. Kesempatan/Opportunity

Kesempatan (opportunity) yang diproksikan dengan (ICW) kelemahan

pengendalian internal seperti pada penelitian Charles & I., (2015), Eze & Wilson,

(2013), Krambia-Kapardis (2002), Liu et al. (2015), dan Rae & Subramaniam,

(2008).

3.3.2.3. Rasionalisasi/Rasionalization

Rasionalisasi (rationalization) sebagaimana yang digunakan oleh

Skousen, C.J. et al. (2009) diproksikan dengan Opini Laporan Keuangan selain

WTP selama 2 tahun terakhir (PRIOROP).

3.3.2.4. Kapabilitas/Capabilty

Kapabilitas (capability) yang diproksikan dengan (CHKD) Pergantian

Kepala Daerah (Wolfe & Hermanson, 2004))

Page 43: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

30

3.4. Metode Analisis

Seluruh hipotesis dalam penelitian diuji dengan menggunakan analisis

regresi data panel.

3.4.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, kurtosis, kemencengan distribusi, dari suatu sampel. Statistik deskriptif

dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data

yang menjadi sampel penelitian (Ghozali, 2013).

3.4.2. Pengujian Hipotesis

Seluruh hipotesis dalam penelitian diuji dengan menggunakan analisis

regresi data panel.

3.4.2.1. Analisis Regresi

Hubungan antara fraud diamond dengan kecurangan pelaporan keuangan,

diukur dengan rumus sebagai berikut:

FFR = β0 + β1 LEV + β2 ICW + β3 PRIOROP + β4 CHKD + ε

FFR = Opini audit oleh BPK, nilai 1 untuk LKPD dengan opini WTP,

nilai 2 untuk opini WTP DPP, nilai 3 untuk opini WDP, nilai 4

untuk opini TW, nilai 5 untuk TMP

LEV = Rasio total kewajiban terhadap total aset

ICW = Jumlah temuan kelemahan pengendalian internal

PRIOROP = Variabel dummy, kode 1 jika Pemerintah Daerah selama 2 tahun

terakhir mendapat opini selain WTP, kode 0 jika tidak.

Page 44: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

31

CHKD = Variabel dummy, kode 1 jika Pemerintah Daerah melakukan

Pergantian Kepala Daerah dalam satu tahun terakhir, kode 0 jika

tidak melakukan Pergantian Kepala Daerah.

ε = error

3.4.3. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, pengolahan data yang digunakan yaitu dengan

metode analisis kuantitatif. Data diolah dengan menggunakan bantuan perangkat

lunak khusus analisis statistik ekonometri Eviews versi 8. Dalam menghasilkan

hipotesis yang baik untuk penelitian ini ditempuh langkah-langkah dalam proses

pengolahan data yaitu :

1. Estimasi model regresi dengan model common effect, fixed effect, dan random

effect;

2. Uji signifikansi model common effect, fixed effect, dan random effect untuk

menentukan model terbaik untuk mengestimasi observasi yang ada;

3. Melakukan Uji Asumsi Klasik (jika yang model terpilih bukan random effect)

4. Pengujian statistik dengan regresi, uji t, dan dengan uji F;

3.4.4. Pendekatan Model Regresi Data Panel

Data panel adalah kombinasi data cross section dan data time series.

Dalam mengestimasi regresi dalam model data panel terdapat tiga teknik standar

yang digunakan yaitu model common effect, fixed effect dan random effect. Model

Common effect adalah model sederhana yang hanya menggabungkan semua data

time series dan cross section, selanjutnya dilakukan estimasi model dengan

menggunakan OLS (Ordinary Least Square). Asumsi dasar model ini adalah

intersep dan slop setiap variabel sama untuk setiap objek. Sehingga dalam model

Page 45: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

32

penelitian ini, hasil regresi dianggap berlaku untuk semua kabupaten/kota pada

semua waktu. Kelemahan dalam model ini adalah kesesuaian model dengan

kondisi ril kurang tergambarkan. Kondisi tiap objek dapat berbeda dan kondisi

setiap objek satu waktu dengan waktu lain bisa berbeda.

Fixed effect Model adalah model yang memasukan variabel boneka

(dummy) untuk mengatasi konsistensi intersep dan slope yang sulit dipenuhi

dalam model data panel. Dengan dimasukannya dummy variabel ini, perbedaan

nilai parameter baik cross section maupun time series diizinkan. Pendekatan

dengan menggunakan variabel dummy ini menggunakan analisis Least Square

Dummy Variable (LSDV)

Random Effect Model adalah model yang menggunakan residual yang

diduga memiliki hubungan time series dan cross section, sehingga asumsi

dasarnya adalah setiap sampel memiliki perbedaan intersep yang merupakan

variabel acak. Random effect dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian

model yang menggunakan variabel dummy sehingga degree of freedom menurun

yang pada akhirnya akan menekan efisiensi parameter penelitian.

3.4.5. Pemilihan Model

Dalam memilih model terbaik yang akan digunakan dalam estimasi model

regresi terbaik dalam penelitian, perlu dilakukan pengujian-pengujian sebagai

berikut :

1. Uji Chow untuk menentukan model terbaik antara common effect model

dengan fixed effect model.

2. Uji Hausman untuk menentukan model terbaik antara fixed effect model

dengan random effect model.

Page 46: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

33

3. Uji Lagrange Multiplier untuk menentukan model terbaik antara common

effect model dengan random effect model.

3.4.5.1. Uji Chow

Untuk melakukan uji Chow terlebih dahulu data diregresikan dengan

model common effect kemudian dibuatlah hipotesis untuk pengujian model yang

diterima sebagai berikut :

H0 : model yang dipilih common effect

Ha : model yang dipilih fixed effect

Kriteria penentuan model yang dipilih adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai probability F ≥ 0,05 maka H0 diterima, dan model common

effect dipilih.

2. Jika nilai probability F < 0,05 maka H0 ditolak, dan model fixed effect

dipilih.

Bila kesimpulan menolak H0 dan memilih fixed effect pengujian

dilanjutkan dengan melakukan uji Hausman untuk membandingkan model terbaik

antara fixed effect dengan random effect. Akan tetapi, uji Hausman tidak

dilakukan apabila hasil uji Chow menerima H0 dan memilih common effect.

3.4.5.2. Uji Hausman

Pengujian ini dilakukan jika pada prosedur sebelumnya menolak H0,

dengan kata lain model yang dipilih adalah model fixed effect. Langkah awal

adalah dengan meregresikan model dengan menggunakan metode random effect.

Lalu sebagai kriteria utama pengujian disusunlah hipotesis sebagai berikut :

H0 : Model yang dipilih random effect

Ha : Model yang dipilih fixed effect

Page 47: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

34

Pedoman dalam memutuskan hipotesis yang akan diterima dari kedua opsi

di atas dalam uji Hausman adalah :

1. Jika skor probability Chi-Square ≥ 0,05, maka H0 diterima yang artinya

model yang dipilih adalah random effect model.

2. Jika skor probability Chi-Square < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima

yang artinya model yang dipilih adalah fixed effect model.

Bila H0 diterima dan random effect model terpilih sebagai model terbaik,

maka pengujian dilanjutkan dengan pengujian Lagrange Multiplier untuk

menentukan model terbaik yang akan dipilih antara common effect model dengan

random effect model.

3.4.5.3. Uji Lagrange Multiplier (LM)

Uji Lagrange Multiplier (LM) dilakukan untuk mengetahui manakah

model terbaik antara common effect model atau random effect model. Model ini

mendasarkan pada nilai residual dari model common effect. Dalam pengujian ini

yang menjadi dasar Chi-Square dengan derajat kebebasan (degree of freedom)

sebesar jumlah variabel independen. Hipotesis yang perlu diperhatikan adalah :

H0 : Model yang terbaik common effect

Ha : Model yang terbaik random effect

Kriteria utama dalam pengujian ini adalah dengan melihat nilai probability

Cross-section random. Jika nilai probability Cross-section random ≥ 0,05 maka

H0 diterima, akan tetapi bila nilai probability Cross-section random < 0,05 maka

Ha diterima dan H0 ditolak.

3.4.6. Teknik Analisis Data

3.4.6.1. Analisis Deskriptif

Page 48: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

35

Analisis statistik deskriptif ditujukan untuk melihat gambaran data

penelitian berupa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

leverage, kelemahan sistem pengendalian intern, kecurangan sebelumnya, dan

pergantian kepala daerah . Pemaparan yang ada dalam analisis deskriptif adalah

nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata/mean, dan standar deviasi. Hal ini

dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan sampel.

3.4.6.2. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi yang

digunakan. Kelayakan yang dimaksud adalah layak secara statistik yang

mengandung makna bebas dari masalah sebaran nilai residual yang tidak merata,

terbebas dari multikolinearitas, terbebas dari masalah heteroskedastisitas (Ghozali,

2013).

Dalam ketiga model regresi yang digunakan dalam analisis ini yaitu

common effect fixed effect,dan random effect menggunakan dua pendekatan yang

berbeda dalam analisisnya. Common effect dan fixed effect dalam analisisnya

menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) sehingga apabila kedua

model itu yang dipilih, maka pengujian asumsi klasik harus dilakukan. Sementara

itu, random effect model dalam analisisnya menggunakan pendekatan Generalized

Least Square (GLS), untuk analisis dengan metode ini tidak diprasyaratkan

dilakukan pengujian asumsi klasik karena persamaan yang menggunakan

pendekatan GLS diasumsikan sudah memenuhi asumsi klasik.

3.4.6.1. Uji Normalitas

Page 49: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

36

Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah model regresi memiliki

nilai residual yang tersebar secara merata atau tidak, lalu kurva nilai residual

memiliki kelandaian (slope) yang menggambarkan distribusi yang merata atau

tidak. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa model regresi ini

memiliki sebaran normal untuk memastikan model regresi tidak bias, memiliki

varians yang minimum sehingga memiliki pengestimasi yang efisien, serta model

regresi yang konsisten dalam mengistimasi.

Dalam model yang dibantu oleh Eviews , pengujian normalitas dilakukan

dengan meninjau nilai probabilitas Jarque-Bera (JB) dengan nilai signifikansi (α=

0,05), sehingga hipotesis yang disusun untuk uji normalitas adalah sebagai

berikut:

H0 : Data telah terdistribusi normal

Ha : Data tidak terdistribusi normal

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Jika probabilitas JB ≥ 0,05 maka H0 diterima dan data telah terdistribusi

normal.

2. Jika probabilitas JB < 0,05 maka H0 ditolak dan data tidak terdistribusi

normal.

3.4.6.2. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini untuk membuktikan apakah dalam model regresi terbebas

dari korelasi antar variabel independen. Karena untuk dapat dikatakan sebagai

model regresi yang baik, suatu model harus bebas dari masalah multikolinearitas.

Untuk menguji apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilakukan dengan

Page 50: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

37

mengecek nilai korelasi antar variabel. Bila nilai korelasi antar variabel (pairwise

correlations) < 0,8 maka tidak terdapat permasalahan multikolinearitas.

3.4.6.1. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk memastikan apakah model

regresi mengalami permasalahan heteroskedastisitas atau tidak.

Heteroskedastisitas adalah ketidaksamaan varians dari satu observasi ke observasi

lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki kesamaan

varians pada setiap observasi (Homokedastis). Pengujian yang dilakukan adalah

dengan meregresikan nilai absolut residual dengan variabel-variabel independen

dalam penelitian. Bila nilai signifikansi hasil regresi tersebut ≥ 0,05 maka tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas.

3.4.6.1. Uji Autokorelasi

Pengujian ini digunakan untuk mengukur apakah di dalam model regresi

terjadi korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2013). Autokorelasi akan menyebabkan

varians sampel tidak akan dapat menggambarkan varians populasinya sehingga

timbul bias. Pengujian ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan

pengujian Durbin-Watson. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Durbin-

Watson (DW) pada setiap model regresi. Kriteria dalam pendeteksian autokorelasi

dengan derajat signifikansi 5% (0,05)adalah sebagai berikut :

DW < -2 mengindikasikan adanya autokorelasi negative

-2 < DW < 2 mengindikasikan tidak adanya autokorelasi

DW > 2 mengindikasikan adanya autokorelasi positif.

Page 51: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

38

3.5. Analisis Regresi

Setelah model terbaik untuk melakukan analisis model regresi diperoleh,

dan uji asumsi klasik telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah dengan

melakukan analisis kekuatan pengaruh antara dua variabel serta menunjukan

bagaimana arah pengaruh tersebut dengan analisis regresi. Analisis regresi akan

dilakukan dengan Uji F dan uji t yang akan menggambarkan tingkat signifikansi.

3.5.1. Uji F

Pengujian ini dikenal juga dengan uji kelayakan model regresi. Jika nilai

signifikansi > 0,05 atau koefisien bernilai negative maka hipotesis ditolak

(koefisien regresi tidak signifikan), artinya model regresi tidak dapat digunakan

sebagai alat analisis. Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05 dan koefisien

bernilai positif maka koefisien regresi signifikan, artinya model regresi dapat

digunakan sebagai alat analisis.

3.5.2. Uji t

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependennya. Jika nilai signifikansi > 0,05 atau koefisien bernilai negative maka

hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), artinya secara parsial variabel

bebas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05 dan koefisien bernilai positif maka

koefisien regresi signifikan, artinya variabel-variabel independen berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap variabel dependen.

Page 52: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

39

3.5.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan mengukur kemampuan model untuk

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Nilai R2 terletak antara

nol sampai dengan satu, di mana semakin mendekati satu, maka variabel

independen semakin memberi informasi untuk memprediksi variabel dependen,

dengan kata lain semakin mendekati satu nilai R2 menunjukan kemampuan yang

semakin kuat dalam menjelaskan perubahan variabel independen terhadap variasi

variabel dependen.

Page 53: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong terjadinya

kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) pada pemerintah

kabupaten/kota di Indonesia dengan teori fraud diamond. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa faktor kesempatan: kelemahan pengendalian internal

(internal control weakness) yang diproksikan dengan temuan SPI LHP BPK RI

berpengaruh positif terhadap kecurangan pelaporan keuangan, serta faktor

kapabilitas yang diproksikan dengan pergantian kepala daerah berpengaruh positif

terhadap kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting). Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori fraud diamond yang menyatakan bahwa faktor

kesempatan dan kapabilitas berpengaruh positif terhadap kecurangan pelaporan

keuangan.

Faktor tekanan yang diproksikan dengan leverage dan faktor rasionalisasi

yang diproksikan dengan opini selain WTP tahun sebelumnya berpengaruh negatif

terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini bertentangan

dengan teori fraud diamond, di mana pada teori tersebut menyatakan bahwa

faktor tekanan dan rasionalisasi berpengaruh positif terhadap kecurangan

pelaporan keuangan. Hal ini terjadi karena sifat objek penelitian yaitu sektor

pemerintahan daerah, yang berbeda dengan sifat objek di mana teori fraud

diamond dikembangkan yaitu pada sektor privat, sehingga menghasilkan

kesimpulan yang berbeda.

Page 54: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

57

5.2 Implikasi

Terkait dengan hasil penelitian di mana faktor kelemahan sistem

pengendalian intern dan pergantian kepala daerah yang berpengaruh signifikan

positif terhadap kecurangan pelaporan keuangan, untuk itu, guna memperkecil

kemungkinan terjadi kecurangan pelaporan keuangan pada laporan keuangan

pemerintah daerah, diharapkan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait untuk

memperkuat sistem pengendalian intern pemerintah daerah. Selain itu, untuk

pemeriksa dan auditor baik dari BPK, BPKP, ataupun inspektorat, agar lebih hati-

hati dan waspada pada daerah-daerah yang mengalami pergantian pemimpin,

karena terkait dengan pengaruh signifikan positif pergantian pemimpin tersebut

terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah memberikan adanya bukti empiris mengenai hubungan

antara unsur-unsur dalam teori fraud diamond terhadap kecurangan pelaporan

keuangan. Akan tetapi, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain

terkait data yang digunakan yaitu data sekunder dari LHP dan IHPS BPK RI.

Untuk faktor rasionalisasi kurang bisa menjelaskan hubungan/pengaruh dalam

kecurangan pelaporan keuangan, diperlukan tambahan data lagi dari kuesioner.

Berkaitan dengan hanya menggunakan data sekunder dari satu sumber, yaitu BPK

RI, hal ini membatasi jumlah/jenis proksi yang bisa dipakai untuk menjelaskan

variabel.

5.4 Saran

Untuk penelitian selanjutnya penulis memberikan beberapa saran untuk

perbaikan penelitian sejenis agar hasil penelitian memberi dampak lebih luas baik

Page 55: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

58

kepada dunia akademis secara teoritis maupun kepada para pemangku

kepentingan lain dalam hal ini Pemerintah Daerah. Saran-saran yang penulis

sampaikan yaitu :

a. Penelitian selanjutnya hendaknya menggabungkan data sekunder dengan

data primer yang diperoleh melalui kuesioner, sehingga dapat memperluas

pemilihan proksi dan menyempurnakan penelitian.

b. Penelitian selanjutnya hendaknya memperluas sampel penelitian dalam

rentang waktu tertentu misal 5 tahun (time series).

c. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan data dari beberapa sumber

lain seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan badan

pusat statistik untuk menambah proksi sehingga memperkuat penjelasan

variabel. Variabel yang dapat ditambah misalnya pada faktor kesempatan,

dengan menambah variabel jumlah auditor di setiap inspektorat

kabupaten/kota.

Page 56: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

59

Daftar Pustaka

Abbott, L.J., Parker, S. & Peters, G.F. 2004. Audit committee characteristics and

restatements. Auditing: A Journal of Practice & Theory, 23(1): 69–87.

Adebisi, J.F. & Gbegi, D.O. 2013. The New Fraud Diamond Model-How Can It

Help Forensic Accountants In Fraud Investigation In Nigeria? European

Journal of Accounting Auditing and Fiancé Research, 1(4): 129–138.

Adebisi, J.F. & Gbegi, D.O. 2015. Fraud and the Nigerian Public Sector

Performance: The Need for Forensic Accounting. International Journal of

Business, Humanities and Technology, 5(5): 67–78.

Amaliah, B.N., Januarsi, Y. & Ibrani, E.Y. 2015. Perspektif fraud diamond theory

dalam menjelaskan earnings management non-gaap pada perusahaan

terpublikasi di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 19(1):

51–67.

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) 2003. Consideration

of fraud in a financial statement audit. Statement on auditing standards

No. 99. New York: AICPA.

Andriana, L.S.T. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan Dalam

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Association of Certified Fraud Examiners 2007. Fighting Fraud in the

Government. Austin: Association of Certified Fraud Examiners.

Azhar, S. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Badan Pemeriksa

Keuangan. Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara

Beasley, M., Carcello, J. & Hermanson, D. 2010. Fraudulent financial reporting:

1998-2007. An analysis of US public companies. Committee of Sponsoring

Organizations of the Treadway Commission.

Beasley, M.S., Carcello, J.V. & Hermanson, D.R. 2000a. Preventing fraudulent

financial reporting. The CPA Journal, 70(12): 14.

Beasley, M.S., Carcello, J.V., Hermanson, D.R. & Lapides, P.D. 2000b.

Fraudulent financial reporting: Consideration of industry traits and

corporate governance mechanisms. Accounting Horizons, 14(4): 441–454.

Page 57: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

60

Boyle, D.M., DeZoort, F.T. & Hermanson, D.R. 2015. The effect of alternative

fraud model use on auditors? fraud risk judgments. Journal of Accounting

and Public Policy, 34(6): 578–596.

Brazel, J.F., Carpenter, T. & Jenkins, G. 2007. A field investigation of auditors’

use of brainstorming in the consideration of fraud. Available at SSRN

965453.

Carcello, J.V. & Nagy, A.L. 2004. Client size, auditor specialization and

fraudulent financial reporting. Managerial Auditing Journal, 19(5): 651–

668.

Charles, N.I. & Emma, O. 2015. Evaluation of Key Determinants of Fraud Free

Financial Report: a Focus on Nigeria. Business and Management Studies,

1(2).

Cressey, D.R. 1953. Others people money, A study in the social psychology of

Embezzlement. Montclair: Patterson Smith.

Dorminey, J., Fleming, A.S., Kranacher, M.-J. & Riley, R.A. 2012. The Evolution

of Fraud Theory. Issues in Accounting Education, 27(2): 555–579.

Dye, K.M. 2007. Corruption and Fraud Detection by Public Sector Auditors.

EDPACS, 36(5-6): 6–15.

Eze, J.C. & Wilson, A. 2013. Evaluation of Fraud and Internal Control

Procedures:Evidence from Two South East Government Ministries in

Nigeria. Research Journal of Finance and Accounting, 4(17): 63–71.

Fitzsimons, V.G. 2009. A troubled relationship: corruption and reform of the

public sector in development. Journal of Management Development,

28(6): 513–521.

Free, C. 2015. Looking through the fraud triangle: a review and call for new

directions. Meditari Accountancy Research, 23(2): 175–196.

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS. 7th

ed. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 2008. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Halim, A. & Abdullah, S. 2010. Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintah

Daerah. Jurnal Akuntansi Pemerintah, 2(1).

Hogan, C.E., Rezaee, Z., Riley, R.A. & Velury, U.K. 2008. Financial Statement

Fraud: Insights from the Academic Literature. AUDITING: A Journal of

Practice & Theory, 27(2): 231–252.

Page 58: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

61

Jensen, M.C. & Meckling, W.H. 1976. Theory of the firm: Managerial behavior,

agency costs and ownership structure. Journal of financial economics,

3(4): 305–360.

Kassem, R. & Higson, A. 2012. The new fraud triangle model. Journal of

Emerging Trends in Economics and Management Sciences, 3(3): 191.

Kirkos, E., Spathis, C. & Manolopoulos, Y. 2007. Data Mining techniques for the

detection of fraudulent financial statements. Expert Systems with

Applications, 32(4): 995–1003.

Krambia-Kapardis, M. 2002. A fraud detection model: A must for auditors.

Journal of Financial Regulation and Compliance, 10(3): 266–278.

Krismiaji 2010. Sistem Informasi Akuntansi. 3rd ed. YKPN.

Liou, F. 2008. Fraudulent financial reporting detection and business failure

prediction models: a comparison. Managerial Auditing Journal, 23(7):

650–662.

Liu, X.K., Wright, A.M. & Wu, Y.-J. 2015. Managers’ Unethical Fraudulent

Financial Reporting: The Effect of Control Strength and Control Framing.

Journal of Business Ethics, 129(2): 295–310.

Lou, Y.-I. & Wang, M.-L. 2011. Fraud risk factor of the fraud triangle assessing

the likelihood of fraudulent financial reporting. Journal of Business &

Economics Research (JBER), 7(2).

Mansor, N. & Abdullahi, R. 2015. Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond

Theory. Understanding the Convergent and Divergent For Future

Research. International Journal of Academic Research in Accounting,

Finance and Management Sciences, 1(5): 38–45.

Mohd-Sanusi, Z., Mohamed, N., Omar, N. & Mohd-Nassir, M.-D. 2015. Effects

of Internal Controls, Fraud Motives and Experience in Assessing

Likelihood of Fraud Risk. Journal of Economics, Business and

Management, 3(2): 194–200.

Mulyadi 2011. Auditing. 6th ed. Jakarta: Salemba Empat.

Najahningrum, A.F. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraud: Persepsi

Pegawai Dinas Provinsi DIY. Accounting Analysis Journal, 2(3).

Noviani, D.P. & Sambharakreshna, Y. 2014. Pencegahan Kecurangan Dalam

Organisasi Pemerintahan. Journal of Auditing, Finance, and Forensic

Accounting, 2(2): 61–70.

Patterson, E. & Noel, J. 2003. Audit strategies and multiple fraud opportunities of

misreporting and defalcation. Contemporary Accounting Research, 20(3):

519–549.

Page 59: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

62

Perwita Sari, C. 2010. The Influence of Financial Performance to the Level of

Accountability Disclosure of Indonesia’s Local Government. Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Pramudita, A. 2013. Analisis Fraud di Sektor Pemerintahan Kota Salatiga.

Accounting Analysis Journal, 2(1).

Rae, K. & Subramaniam, N. 2008. Quality of internal control procedures:

Antecedents and moderating effect on organisational justice and employee

fraud. Managerial Auditing Journal, 23(2): 104–124.

Raharjo, E. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewarship Dalam Perspektif

Akuntansi. Fokus Ekonomi, 2(1).

Ramamoorti, S. 2008. The psychology and sociology of fraud: Integrating the

behavioral sciences component into fraud and forensic accounting

curricula. Issues in Accounting Education, 23(4): 521–533.

Republika.co.id 2011. Ini Empat Alasan Versi BPK, Mengapa Orang Lakukan

Korupsi. 21 Nov. Tersedia di

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/21/lv0rov-ini-

empat-alasan-versi-bpk-mengapa-orang-lakukan-korupsi [Accessed 15

July 2017].

Rezaee, Z. 2005. Causes, consequences, and deterence of financial statement

fraud. Critical Perspectives on Accounting, 16(3): 277–298.

Rmol.co 2016. Lemahnya Pengawasan Penyebab Korupsi Subur. 22 Aug.

Tersedia di http://www.rmol.co/read/2014/08/22/168893/Lemahnya-

Pengawasan-Penyebab-Korupsi-Subur- [Accessed 15 July 2017].

Sekaran, U. & Bougie, R. 2013. Research Method For Business Fifth Edition.

United Kingdom: Wiley.

Sihombing, K.S. & Rahardjo, S.N. 2014. Analisis Fraud Diamond dalam

Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-

2012. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Skousen, C.J., Smith, K., & Wright, Charlotte J., 2009. Detecting And Predicting

Financial Statement Fraud: The Effectiveness Of The Fraud Triangle And

SAS No. 99. 13.

Tiffani, L. & Marfuah, M. 2015. Deteksi financial statement fraud dengan analisis

fraud triangle pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek

Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 19(2): 112–125.

Umar, H. 2012. Pengawasan untuk Pemberantasan Korupsi. Journal Of

Accounting And Auditing, 8(2): 109–122.

Page 60: (Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30321/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deteksi

63

Wilopo 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi Pada Perusahaan Publik

Dan Badan Usaha Milik Negara Di Indonesia. Simposium Nasional

Akuntansi 9 Padang.

Wolfe, D.T. & Hermanson, D.R. 2004. The Fraud Diamond: Considering the four

Elements of Fraud. The CPA Journal, 74(12): 38–42.

Wulandari, L. 2014. Politik Biaya Tinggi Dalam Pemilihan Kepala Daerah.

Perludem.