6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM), salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat (Rahajeng et al, 2009).

Skripsi Tidur BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skripsi Tidur BAB I

Citation preview

Page 1: Skripsi Tidur BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi

teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari

penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM), salah satu PTM yang menjadi masalah

kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent

killer. Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat

menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa

penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan

peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart

failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Menurut WHO dan the

International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi

di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10

penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat (Rahajeng et al, 2009).

Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita

hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Kelompok Kerja

Serebrokardiovaskuler FK UNPAD/RSHS tahun 1999, menemukan prevalensi hipertensi

sebesar 17,6%,10,11 dan MONICA Jakarta tahun 2000 melaporkan prevalensi hipertensi di

daerah urban adalah 31,7%. Sementara untuk daerah rural (Sukabumi) FKUI menemukan

prevalensi sebesar 38,7%.10 Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit

kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan

sekitar 20–35% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi (Rahajeng et al, 2009).

Page 2: Skripsi Tidur BAB I

Prevalensi hipertensi di Amerika Serikat telah meningkat selama dekade terakhir meskipun

kesadaran akan hipertensi, pengobatan, dan pengendalian penyakit juga ditingkatkan. Dan selama

periode waktu yang sama, durasi tidur rata – rata masyarakat di Amerika Serikat sedang menurun

yang disebabkan aktivitas masyarakat yang meningkat, sehingga mengurangi waktu yang

dialokasikan untuk tidur. Kondisi ini memunculkan hubungan terkait antara prevalensi hipertensi

dengan kurangnya waktu tidur seseorang (Gangwisch et al., 2006).

Tidur merupakan suatu proses anabolik, atau pembuatan jaringan tubuh dan

diperkirakan untuk regenerasi sel-sel dan energi tubuh yang hilang oleh aktivitas sepanjang

hari (Harsono, 1999). Orang-orang yang tidur 5 jam atau kurang kemungkinan menghadapi

risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi atau memburuknya kondisi hipertensi yang

sudah dimilikinya. Selain itu, memiliki waktu tidur yang pendek bisa membuat energi

seseorang menurun, penumpukan lemak di tubuh, depresi dan juga mengganggu suasana

hati sehingga lebih mudah marah yang tentu saja berdampak pada meningkatnya tekanan

darah (Sheps, 2012). Kurang tidur juga dapat menyebabkan fungsi dan metabolisme tubuh

terganggu dan berpengaruh pada susunan saraf pusat serta pada susunan saraf otonom. Jadi,

tidur tidak hanya mengistirahatkan tubuh tetapi juga mengistirahatkan otak khususnya cerebral

cortex, yaitu bagian otak yang merupakan organ penting yang digunakan untuk mengingat,

memvisualisasi, membayangkan, dan menilai (Selamihardja, 1997).

Tidur cukup penting dalam menjaga tekanan darah karena tidur membantu darah

mengatur hormon stres, membuat sistem saraf tetap sehat serta memperlambat denyut

jantung. Tetapi, jika seseorang kurang tidur bisa mengganggu kemampuan tubuh dalam

mengatur hormon stres yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Apalagi, jika kurang tidur

ini ditambah dengan stres maka akan menjadi kombinasi yang sangat buruk bagi tekanan

darah. Diketahui tekanan darah sistolik (angka atas pada pembacaan tekanan darah) naik

sekitar 10 persen pada orang yang kurang tidur ditambah stres (Sheps, 2012).

Page 3: Skripsi Tidur BAB I

1.2 PERMASALAHAN

1.2.1 Bagaimana pola tidur terhadap status kesehatan?

1.2.2 Apa faktor - faktor risiko dan prevalensi hipertensi?

1.2.3 Bagaimana hubungan durasi tidur yang pendek terhadap risiko hipertensi

pada orang dewasa?

1.2.4 Bagaimana pandangan Islam tentang hubungan durasi tidur yang pendek

terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa?

1.3 TUJUAN PENULISAN

A. Tujuan Umum

Memahami dan mampu menjelaskan hubungan durasi tidur yang pendek

terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa dilihat dari segi Kedokteran dan

Islam.

B. Tujuan Khusus

1. Memahami dan mampu menjelaskan pola tidur terhadap status kesehatan

2. Memahami dan mampu menjelaskan faktor - faktor risiko dan prevalensi

hipertensi

3. Memahami dan mampu menjelaskan hubungan durasi tidur yang pendek

terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa

4. Memahami dan mampu menjelaskan hubungan durasi tidur yang pendek

terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa menurut pandangan Islam.

Page 4: Skripsi Tidur BAB I

1.4. Manfaat

1. Diharapkan bagi penulis skripsi ini dapat menambah pengetahuan hubungan durasi

tidur yang pendek terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa ditinjau dari

Kedokteran dan Islam, serta menambah pengalaman dalam menyusun skripsi yang

baik dan benar.

2. Diharapkan bagi Universitas YARSI skripsi ini dapat bermanfaat sebagai masukan

dan sumber informasi bagi civitas akademika Universitas YARSI, tentang peran

hubungan durasi tidur yang pendek terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa

ditinjau dari Kedokteran dan Islam.

3. Diharapkan bagi masyarakat skripsi ini dapat menambah pengetahuan masyarakat

mengenai hubungan durasi tidur yang pendek terhadap risiko hipertensi pada orang

dewasa ditinjau dari Kedokteran dan Islam.