Upload
ismail-gunawan
View
218
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Skripsi Tidur BAB I
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi
teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari
penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM), salah satu PTM yang menjadi masalah
kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent
killer. Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat
menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa
penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart
failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Menurut WHO dan the
International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi
di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10
penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat (Rahajeng et al, 2009).
Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita
hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Kelompok Kerja
Serebrokardiovaskuler FK UNPAD/RSHS tahun 1999, menemukan prevalensi hipertensi
sebesar 17,6%,10,11 dan MONICA Jakarta tahun 2000 melaporkan prevalensi hipertensi di
daerah urban adalah 31,7%. Sementara untuk daerah rural (Sukabumi) FKUI menemukan
prevalensi sebesar 38,7%.10 Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit
kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan
sekitar 20–35% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi (Rahajeng et al, 2009).
Prevalensi hipertensi di Amerika Serikat telah meningkat selama dekade terakhir meskipun
kesadaran akan hipertensi, pengobatan, dan pengendalian penyakit juga ditingkatkan. Dan selama
periode waktu yang sama, durasi tidur rata – rata masyarakat di Amerika Serikat sedang menurun
yang disebabkan aktivitas masyarakat yang meningkat, sehingga mengurangi waktu yang
dialokasikan untuk tidur. Kondisi ini memunculkan hubungan terkait antara prevalensi hipertensi
dengan kurangnya waktu tidur seseorang (Gangwisch et al., 2006).
Tidur merupakan suatu proses anabolik, atau pembuatan jaringan tubuh dan
diperkirakan untuk regenerasi sel-sel dan energi tubuh yang hilang oleh aktivitas sepanjang
hari (Harsono, 1999). Orang-orang yang tidur 5 jam atau kurang kemungkinan menghadapi
risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi atau memburuknya kondisi hipertensi yang
sudah dimilikinya. Selain itu, memiliki waktu tidur yang pendek bisa membuat energi
seseorang menurun, penumpukan lemak di tubuh, depresi dan juga mengganggu suasana
hati sehingga lebih mudah marah yang tentu saja berdampak pada meningkatnya tekanan
darah (Sheps, 2012). Kurang tidur juga dapat menyebabkan fungsi dan metabolisme tubuh
terganggu dan berpengaruh pada susunan saraf pusat serta pada susunan saraf otonom. Jadi,
tidur tidak hanya mengistirahatkan tubuh tetapi juga mengistirahatkan otak khususnya cerebral
cortex, yaitu bagian otak yang merupakan organ penting yang digunakan untuk mengingat,
memvisualisasi, membayangkan, dan menilai (Selamihardja, 1997).
Tidur cukup penting dalam menjaga tekanan darah karena tidur membantu darah
mengatur hormon stres, membuat sistem saraf tetap sehat serta memperlambat denyut
jantung. Tetapi, jika seseorang kurang tidur bisa mengganggu kemampuan tubuh dalam
mengatur hormon stres yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Apalagi, jika kurang tidur
ini ditambah dengan stres maka akan menjadi kombinasi yang sangat buruk bagi tekanan
darah. Diketahui tekanan darah sistolik (angka atas pada pembacaan tekanan darah) naik
sekitar 10 persen pada orang yang kurang tidur ditambah stres (Sheps, 2012).
1.2 PERMASALAHAN
1.2.1 Bagaimana pola tidur terhadap status kesehatan?
1.2.2 Apa faktor - faktor risiko dan prevalensi hipertensi?
1.2.3 Bagaimana hubungan durasi tidur yang pendek terhadap risiko hipertensi
pada orang dewasa?
1.2.4 Bagaimana pandangan Islam tentang hubungan durasi tidur yang pendek
terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa?
1.3 TUJUAN PENULISAN
A. Tujuan Umum
Memahami dan mampu menjelaskan hubungan durasi tidur yang pendek
terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa dilihat dari segi Kedokteran dan
Islam.
B. Tujuan Khusus
1. Memahami dan mampu menjelaskan pola tidur terhadap status kesehatan
2. Memahami dan mampu menjelaskan faktor - faktor risiko dan prevalensi
hipertensi
3. Memahami dan mampu menjelaskan hubungan durasi tidur yang pendek
terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa
4. Memahami dan mampu menjelaskan hubungan durasi tidur yang pendek
terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa menurut pandangan Islam.
1.4. Manfaat
1. Diharapkan bagi penulis skripsi ini dapat menambah pengetahuan hubungan durasi
tidur yang pendek terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa ditinjau dari
Kedokteran dan Islam, serta menambah pengalaman dalam menyusun skripsi yang
baik dan benar.
2. Diharapkan bagi Universitas YARSI skripsi ini dapat bermanfaat sebagai masukan
dan sumber informasi bagi civitas akademika Universitas YARSI, tentang peran
hubungan durasi tidur yang pendek terhadap risiko hipertensi pada orang dewasa
ditinjau dari Kedokteran dan Islam.
3. Diharapkan bagi masyarakat skripsi ini dapat menambah pengetahuan masyarakat
mengenai hubungan durasi tidur yang pendek terhadap risiko hipertensi pada orang
dewasa ditinjau dari Kedokteran dan Islam.