40
PERBANDINGAN ANTARA PEREKONOMIAN INDONESIA DENGAN PEREKONOMIAN AMERIKA SKRIPSI Disampaikan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan , program studi Akuntansi untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Angela Stefani Lieando 00000000798 UNIVERSITAS PELITA HARAPAN TANGERANG 2014

Skripsi Tugas Bahasa Indonesia

  • Upload
    siekly

  • View
    60

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dalam rangka memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia Bapak Aloysius tahun 2014, Universitas Pelita Harapan

Citation preview

PERBANDINGAN ANTARA PEREKONOMIAN

INDONESIA DENGAN PEREKONOMIAN AMERIKA

SKRIPSI

Disampaikan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan , program studi Akuntansi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S-1)

Angela Stefani Lieando

00000000798

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

TANGERANG

2014

1

DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................................................... 2

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................................... 3

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................................................... 4

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 5

HALAMAN ABSTRAK .............................................................................................................................. 6

BAB I ............................................................................................................................................................ 7

PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 7

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................................................ 7

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 7

1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................................................... 7

1.4. Manfaat Penulisan ..................................................................................................................... 8

1.5. Sistematika Penulisan ............................................................................................................... 8

BAB II ........................................................................................................................................................... 9

PEREKONOMIAN INDONESIA DAN AMERIKA ............................................................................... 9

2.1. Perekonomian Indonesia ................................................................................................................ 9

2.2. Perekonomian Amerika................................................................................................................ 23

BAB III .......................................................................................................................................................... 26

10 NEGARA DENGAN PEREKONOMIAN TERKKUAT DI DUNIA ................................................................ 26

BAB IV ....................................................................................................................................................... 31

PERBANDINGAN PEREKONOMIAN ANTARA INDONESIA DAN AMERIKA ........................... 31

4.1. Tipe Sistem Perekonomian Amerika ........................................................................................... 31

4.2. Perkembangan sistem perekonomian Indonesia .......................................................................... 33

4.3. Pendapatan Perkapita Amerika Serikat dan Indonesia ............................................................... 35

4.4. Kebudayaan dan Etika Bisnis Amerika Serikat dan Indonesia .................................................... 36

BAB V ........................................................................................................................................................ 38

KESIMPULAN ....................................................................................................................................... 38

5.1. Kesimpulan .................................................................................................................................. 38

Riwayat ....................................................................................................................................................... 39

2

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan tugas akhir tentang ”Perbandingan antara Perekonomian Indonesia

denganPerekonomian Amerika” oleh Angela Stefani Lieando ini telah disetujui untuk diajukan

di dalam Sidang Ujian Akhir Universitas Pelita Harapan.

Oleh :

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA Antonius Herusatya,SE.MSA.,Ak,.CMA

3

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul tentang ”Perbandingan antara Perekonomian Indonesia

denganPerekonomian Amerika” telah diujikan pada hari Jumat , tanggal 14 maret 2014 , pukul

12.00 s.d. 14.00 dengan susunan penguji sebagai berkikut.

Nama Tanda Tangan

1. Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA/pembimbing

2. Hanna Wijaya,SE

3. Christine,SE

Disahkan oleh

Ketua Jurusan

Akuntansi Dekan School of Business UPH

Antonius Herusatya,SE.MSA.,Ak,.CMA Kim Sung Suk,SE.MSA.,Ak,.CMA

4

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, saya persembahkan skripsi ini

untuk orang-orang yang mendukung saya dalam proses penyusunan skripsi :

Ayah ibu tercinta, motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendoakan dan

mendukungku, atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarku sampai kini. Tak

pernah cukup ku membalas budi ayah ibu padaku.

Saudara saya Imelda Inggrid Lieando

Keluarga besar Lieando yang telah memberiku kelonggaran waktu sehingga aku dapat

melaksanakan perkuliahan hingga penyusunan skripsi sampai tuntas

Sahabat-sahabatku seperjuangan di UPH. dan semua teman-teman yang tak mungkin

penulis sebutkan satu-persatu

5

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Tuhan semesta alam atas segala berkat,

rahmat, hikmat , dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

”Perbandingan antara Ekonomi Indonesia dengan Luar Negeri Secara Umum”

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA dosen pembimbing I dan

Antonius Herusatya,SE.MSA.,Ak,.CMA selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta kedua orang tua,

keluarga besar penulis, dan rekan-rekan mahasiswa Universitas Pelita Harapan yang selalu

berdoa dan memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar proposal ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap kerangka acuan skripsi ini dapat memberikan wawasan dan

pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.

[Tangerang dan 14 maret 2014]

Penyusun,

[Angela Stefani Lieando]

6

HALAMAN ABSTRAK

PERBANDINGAN ANTARA PEREKONOMIAN INDONESIA DENGAN

PEREKONOMIAN AMERIKA

ABSTRAK

Oleh : Angela Stefani Lieando

Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan

penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang

pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada

pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui

pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan

hutang.

Judul Skripsi ini adalah ”Perbandingan antara Perekonomian Indonesia

denganPerekonomian Amerika” Tujuannya untuk membandingkan perekonomian Indonesia

dengan Luar Negeri sehingga Indonesia bisa berkompetisi untuk memajukan perekonomian kita

kearah yang lebih baik lagi.

Model yang saya gunakan dalam penelitian yaitu model diskriptif dengan jenis data yang

kuantitatif dan didukung oleh data kualitatif. Instrumen penelitian adalah studi kepustakaan ,

penyebaran angket , dan pedoman wawancara. Responden dalam penelitian yaitu camat sebagai

atasan langsung kelurahan sebagai bawahan langsung , dan tokoh-tokoh masyarakat yang

berjumlah 50 orang

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di dalam dunia perekonomian internasional kita telah mengetahui bahwa perekonomian

terbesar dahulu dipegang oleh Amerika tetapi sekarang dalam dunia modern ini keadaan

sudah terbalik menurut hasil penelitian liputan 6 Negara Cina adalah Negara yang

mempunyai perekonomian terkuat di dunia. Skripsi ini membahas tentang ”Perbandingan

antara Perekonomian Indonesia dengan Perekonomian Amerika”

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang

berhubungan dengan produksi, distribusi, dankonsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah

"ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga,

rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis

besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga."

Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan

konsep ekonomi dan data dalam bekerja.1

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana keadaan Perekonomian Indonesia ?

Bagaimana keadaan Perekonomian Amerika?

Perbandingan Perekonomian antara Indonesia dengan Amerika.

10 Negara yang memiliki ekonomi terkuat di dunia ?

Bagaimana cara meningkatkan perekonomian Indonesia sehingga dapat bersaing dengan

negar-negara lain ?

1.3. Tujuan Penulisan

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi

8

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah :

Memenuhi Tugas Akhir Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Bpk. Aloysius Jaka

Prasetya

Mengetahui bagaimana keadaan perekonomian Indonesia dan Amerika

Mengetahui Negara-Negara yang memiliki ekonomi terkuat di dunia

1.4. Manfaat Penulisan

Penulisan ini diharapkan memberikan kontribusi dalam hal kajian ilmu ekonomi, khususnya

dalam perbandingan perekonomian antara Indonesia dan Amerika. Skripsi ini diharapkan

dapat memberikan gambaran tentang keadaan perekonomian Indonesia dan Amerika serta

memberikan solusi bagaiman mengembangkan perekonomian Indonesia agar dapat bersaing

dengan perekonomian luar negeri , sehingga dapat dimanfaatkan bagi penulis lain sebagai

referensi untuk membuat kajian perbandingan perekonomian Indonesia dengan luar negeri.

1.5.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini , yakni pada Bab 1 Pendahuluan yang terdiri atas latar

belakang masalah , rumusan masalah , tujuan penulisan ,dan sistematika penulisan. Bab 2

Keadaan Perekonomian Indonesia dan Amerika , Bab 3 Pembahasan mengenai 10 negara

dengan perekonomian terkuat di dunia , Bab 4 Perbandingan Ekonomi Indonesia dengan

Amerika , dan Bab 5 merupakan penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.

9

BAB II

PEREKONOMIAN INDONESIA DAN AMERIKA

2.1. Perekonomian Indonesia

Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan

penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang

pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada

pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui

pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan

hutang.

Latar belakang

Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)

Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan

oleh :

Inflasi yang sangat tinggi

Disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada saat itu

diperkirakan mata uang Jepang yang beredar di masyarakat sebesar 4 milyar. Dari jumlah

tersebut, yang beredar di Jawa saja, diperkirakan sebesar 1,6 milyar. Jumlah itu kemudian

bertambah ketika pasukan Sekutu berhasil menduduki beberapa kota besar di Indonesia dan

menguasai bank-bank.

Dari bank-bank itu Sekutu mengedarkan uang cadangan sebesar 2,3 milyar untuk keperluan

operasi mereka. Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat inflasi ini adalah petani.

Hal itu disebabkan pada zaman pendudukan Jepang petani adalah produsen yang paling banyak

10

menyimpan mata-uang Jepang. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI

menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank,

mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada

tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan

sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada

bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang

Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya

jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.

Pada saat kesulitan ekonomi menghimpit bangsa Indonesia, tanggal 6 Maret 1946, Panglima

AFNEI yang baru, Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford mengumumkan berlakunya uang

NICA di daerah-daerah yang diduduki Sekutu. Uang NICA ini dimaksudkan sebagai pengganti

uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun. Pemerintah melalui Perdana Menteri Syahrir

memproses tindakan tersebut. Karena hal itu berarti pihak Sekutu telah melanggar persetujuan

yang telah disepakati, yakni selama belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia,

tidak akan ada mata uang baru.

Oleh karena itulah pada bulan Oktober 1946 Pemerintah RI, juga melakukan hal yang sama yaitu

mengeluarkan uang kertas baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai pengganti uang

Jepang. Untuk melaksanakan koordinasi dalam pengurusan bidang ekonomi dan keuangan,

pemerintah membentuk Bank Negara Indonesia pada tanggal 1 November 1946. Bank Negara ini

semula adalah Yayasan Pusat Bank yang didirikan pada bulan Juli 1946 dan dipimpin

oleh Margono Djojohadikusumo. Bank negara ini bertugas mengatur nilai tukar ORI

dengan valuta asing.

11

Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu

perdagangan luar negeri RI.

Blokade laut ini dimulai pada bulan November 1945 ini, menutup pintu keluar-masuk

perdagangan RI. Adapun alasan pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah:

Untuk mencegah dimasukkannya senjata dan peralatan militer ke Indonesia;

Mencegah dikeluarkannya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing lainnya;

Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang bukan

Indonesia.

Kas negara kosong.

Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.

Tanah pertanian rusak

Tenaga kerja dijadikan romusha

Tanah pertanian ditanami tanaman keras

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :

Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan

persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.

Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India seberat 500000 ton,

mangadakan kontak dengan perusahaan swastaAmerika, dan menembus blokade Belanda

di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.

Konferensi ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang

bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah

produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi

perkebunan-perkebunan.

12

Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947

Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948 yaitu mengalihkan tenaga

bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.

Pada tanggal 19 Januari 1947 dibentuk Planing Board (badan perancang ekonomi yang

bertugas untuk membuat rencana pembangunan ekonomi jangka waktu 2 sampai tiga tahun).

Kemudian IJ Kasimo sebagai menteri Persediaan Makanan Rakyat menghasilkan rencana

produksi lima tahun yang dikenal dengan nama Kasimo Plan, yang isinya :

o Memperbanyak kebun bibit dan padi unggul

o Pencegahan penyembelihan hewan pertanian

o Penanaman kembali tanah kosong

o Pemindahan penduduk (transmigrasi) 20 juta jiwa dari Jawa ke Sumatera dalam jangka

waktu 1-15 tahun.

Demokrasi Terpimpin

Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil dengan baik dan tantangan

yang menghadangnya cukup berat. Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi

adalah sebagai berikut.

Gunting Syafruddin

Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya memotong semua uang yang

bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya. Kebijakan ini dilakukan oleh

Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS. Tindakan ini

13

dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950 berdasarkan SK Menteri Nomor 1 PU tanggal 19

Maret 1950. Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. 5,1 Miliar.

Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke atas hanya

orang-orang kelas menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan ini dapat mengurangi jumlah

uang yang beredar dan pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan

mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.

Sistem Ekonomi Gerakan Benteng

Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah Republik Indonesia untuk

mengubah struktur ekonomi yang berat sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang

direncanakan oleh Sumitro Djojohadikusumo (menteri perdagangan). Program ini bertujuan

untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan

ekonomi Indonesia). Programnya adalah:

Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.

Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi

dalam pembangunan ekonomi nasional.

Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.

Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.

Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan Program Gerakan Benteng

dimulai pada April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan

bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari program ini. Tetapi tujuan program ini tidak

dapat tercapai dengan baik meskipun beban keuangan pemerintah semakin besar. Kegagalan

program ini disebabkan karena :

14

Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam

kerangka sistem ekonomi liberal.

Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.

Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.

Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.

Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup

mewah.

Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat

dari kredit yang mereka peroleh.

Dampaknya adalah program ini menjadi salah satu sumber defisit keuangan. Beban defisit

anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3 Miliar rupiah ditambah sisa defisit anggaran tahun

sebelumnya sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri keuangan Jusuf Wibisono memberikan

bantuan kredit khususnya pada pengusaha dan pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah

sehingga masih terdapat para pengusaha pribumi sebagai produsen yang dapat menghemat

devisa dengan mengurangi volume impor.

Nasionalisasi De Javasche Bank

Seiring meningkatnya rasa nasionalisme maka pada akhir tahun 1951 pemerintah Indonesia

melakukan nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia. Awalnya terdapat peraturan

bahwa mengenai pemberian kredit harus dikonsultasikan pada pemerintah Belanda. Hal ini

menghambat pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter. Tujuannya adalah

untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan

15

secara drastis. Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank

Indonesia sebagai bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951

berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.

Sistem Ekonomi Ali-Baba

Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo (menteri perekonomian kabinet

Ali I). Tujuan dari program ini adalah:

Untuk memajukan pengusaha pribumi.

Agar para pengusaha pribumi bekerjasama memajukan ekonomi nasional.

Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional pribumi dalam rangka merombak

ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.

Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara pengusaha pribumi dan non

pribumi. Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan Baba digambarkan sebagai

pengusaha non pribumi khususnya Cina. Dengan pelaksanaan kebijakan Ali-Baba, pengusaha

pribumi diwajibkan untuk memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab kepada tenaga-tenaga

bangsa Indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan staf. Pemerintah menyediakan kredit

dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Pemerintah memberikan perlindungan agar mampu

bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang ada. Program ini tidak dapat berjalan dengan

baik sebab:

Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk

mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Sedangkan pengusaha non pribumi lebih

berpengalaman dalam memperoleh bantuan kredit.

Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan persaingan bebas.

16

Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.

Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)

Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap dikirim delegasi ke Jenewa untuk merundingkan

masalah finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Misi ini dipimpin

oleh Anak Agung Gde Agung. Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana

persetujuan Finek, yang berisi:

Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.

Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.

Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian

lain antara kedua belah pihak.

Hasilnya pemerintah Belanda tidak mau menandatangani, sehingga Indonesia mengambil

langkah secara sepihak. Tanggal 13 Februari 1956 Kabinet Burhanuddin Harahap melakukan

pembubaran Uni Indonesia-Belanda secara sepihak. Tujuannya untuk melepaskan diri dari

keterikatan ekonomi dengan Belanda. Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya Presiden

Soekarno menandatangani undang-undang pembatalan KMB. Dampaknya adalah banyak

pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya, sedangkan pengusaha pribumi belum mampu

mengambil alih perusahaan Belanda tersebut.

Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)

Masa kerja kabinet pada masa liberal yang sangat singkat dan program yang silih berganti

menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi yang menyebabkan terjadinya kemerosotan

ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan pembangunan.

17

Program yang dilaksanakan umumnya merupakan program jangka pendek, tetapi pada masa

kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Tugas biro ini merancang pembangunan jangka

panjang. Ir. Juanda diangkat sebagai menteri perancang nasional. Biro ini berhasil menyusun

Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun

1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958. Tahun 1957 sasaran dan prioritas

RPLT diubah melalui Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap). Pembiayaan RPLT

diperkirakan 12,5 miliar rupiah.

RPLT tidak dapat berjalan dengan baik disebabkan karena :

Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun 1957 dan

awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot.

Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaan-

perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi.

Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang melaksanakan

kebijakan ekonominya masing-masing.

Musyawarah Nasional Pembangunan

Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat dan daerah. Masalah tersebut

untuk sementara waktu dapat teratasi dengan Musayawaraah Nasional Pembangunan (Munap).

Tujuan diadakan Munap adalah untuk mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan

rencana pembangunan yang menyeluruh untuk jangka panjang. Tetapi tetap saja rencana

pembangunan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena:

o Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.

18

o Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.

o Timbul pemberontakan PRRI/Permesta.

Hal ini membutuhkan biaya besar untuk menumpas pemberontakan PRRI/ Permesta sehingga

meningkatkan defisit Indonesia. Memuncaknya ketegangan politik Indonesia- Belanda

menyangkut masalah Irian Barat mencapai konfrontasi bersenjata.

Orde Baru

Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto, ekonomi

Indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari $1.000 pada 1996. Melalui

kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%-10%, rupiah stabil dan

dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran berimbang. Banyak dari anggaran

pembangunan dibiayai melalui bantuan asing.

Pada pertengahan 1980-an pemerintah mulai menghilangkan hambatan kepada aktivitas

ekonomi. Langkah ini ditujukan utamanya pada sektor eksternal dan finansial dan dirancang

untuk meningkatkan lapangan kerja dan pertumbuhan di bidang ekspor non-minyak. GDP nyata

tahunan tumbuh rata-rata mendekati 7% dari 1987-1997, dan banyak analisis mengakui

Indonesia sebagai ekonomi industri dan pasar utama yang berkembang.

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1987-1997 menutupi beberapa

kelemahan struktural dalam ekonomi Indonesia. Sistem legal sangat lemah, dan tidak ada cara

efektif untuk menjalankan kontrak, mengumpulkan hutang, atau menuntut atas kebangkrutan.

Aktivitas bank sangat sederhana, dengan peminjaman berdasarkan-"collateral" menyebabkan

perluasan dan pelanggaran peraturan, termasuk batas peminjaman. Hambatan non-tarif,

penyewaan oleh perusahaan milik negara, subsidi domestik, hambatan ke perdagangan domestik,

dan hambatan eksporseluruhnya menciptakan gangguan ekonomi.

19

Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 dengan cepat

berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik. Respon pertama Indonesia terhadap masalah

ini adalah menaikkan tingkat suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan

melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya. Pada Oktober 1997,

Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) mencapai kesepakatan tentang program

reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa

kebijakan ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional dan

monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto. Rupiah masih belum stabil

dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya Presiden Suharto terpaksa

mengundurkan diri pada Mei 1998.

Pasca Suharto

Di bulan Agustus 1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di bawah

Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada

Oktober 1999 kemudian memperpanjang program tersebut.

Pada 2010 Ekonomi Indonesia sangat stabil dan tumbuh pesat. PDB bisa dipastikan melebihin

Rp 6300 Trilyun [8]

meningkat lebih dari 100 kali lipat dibanding PDB tahun 1980. Setelah India

dan China, Indonesia adalah negara dengan ekonomi yang tumbuh paling cepat di antara 20

negara anggota Industri ekonomi terbesar didunia G20.

Ini adalah tabel PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia dari tahun ke tahun[9]

oleh IMF dalam

juta rupiah.

Tahun PDB

1980 60,143.191

20

1985 112,969.792

1990 233,013.290

1995 502,249.558

2000 1,389,769.700

2005 2,678,664.096

2010 6,422,918.230

Kajian Pengeluaran Publik

Sejak krisis keuangan Asia pada akhir tahun 1990-an, yang memiliki andil atas jatuhnya

rezim Suharto pada bulan Mei 1998, keuangan publik Indonesia telah mengalami transformasi

besar. Krisis keuangan tersebut menyebabkan kontraksi ekonomi yang sangat besar dan

penurunan yang sejalan dalam pengeluaran publik. Tidak mengherankan utang dan subsidi

meningkat secara drastis, sementara belanja pembangunan dikurangi secara tajam.

Saat ini, satu dekade kemudian, Indonesia telah keluar dari krisis dan berada dalam

situasi dimana sekali lagi negara ini mempunyai sumber daya keuangan yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan pembangunan. Perubahan ini terjadi karena kebijakan makroekonomi yang

berhati-hati, dan yang paling penting defisit anggaran yang sangat rendah. Juga cara pemerintah

membelanjakan dana telah mengalami transformasi melalui "perubahan besar" desentralisasi

tahun 2001 yang menyebabkan lebih dari sepertiga dari keseluruhan anggaran belanja

pemerintah beralih ke pemerintah daerah pada tahun 2006. Hal lain yang sama pentingnya, pada

tahun 2005, harga minyak internasional yang terus meningkat menyebabkan subsidi minyak

domestik Indonesia tidak bisa dikontrol, mengancam stabilitas makroekonomi yang telah susah

21

payah dicapai. Walaupun terdapat risiko politik bahwa kenaikan harga minyak yang tinggi akan

mendorong tingkat inflasi menjadi lebih besar, pemerintah mengambil keputusan yang berani

untuk memotong subsidi minyak.

Keputusan tersebut memberikan US$10 miliar tambahan untuk pengeluaran bagi

program pembangunan. Sementara itu, pada tahun 2006 tambahan US$5 miliar telah tersedia

berkat kombinasi dari peningkatan pendapatan yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang

stabil secara keseluruhan dan penurunan pembayaran utang, sisa dari krisis ekonomi. Ini berarti

pada tahun 2006 pemerintah mempunyai US$15 miliar ekstra untuk dibelanjakan pada program

pembangunan. Negara ini belum mengalami 'ruang fiskal' yang demikian besar sejak

peningkatan pendapatan yang dialami ketika terjadi lonjakan minyak pada pertengahan tahun

1970an. Akan tetapi, perbedaan yang utama adalah peningkatan pendapatan yang besar dari

minyak tahun 1970-an semata-mata hanya merupakan keberuntungan keuangan yang tak

terduga. Sebaliknya, ruang fiskal saat ini tercapai sebagai hasil langsung dari keputusan

kebijakan pemerintah yang hati hati dan tepat.

Walaupun demikian, sementara Indonesia telah mendapatkan kemajuan yang luar biasa dalam

menyediakan sumber keuangan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan, dan situasi ini

dipersiapkan untuk terus berlanjut dalam beberapa tahun mendatang, subsidi tetap merupakan

beban besar pada anggaran pemerintah. Walaupun terdapat pengurangan subsidi pada tahun

2005, total subsidi masih sekitar US$ 10 miliar dari belanja pemerintah tahun 2006 atau sebesar

15 persen dari anggaran total.

Berkat keputusan pemerintahan Habibie (Mei 1998 - Agustus 2001) untuk

mendesentralisasikan wewenang pada pemerintah daerah pada tahun 2001, bagian besar dari

belanja pemerintah yang meningkat disalurkan melalui pemerintah daerah. Hasilnya pemerintah

22

propinsi dan kabupaten di Indonesia sekarang membelanjakan 37 persen dari total dana publik,

yang mencerminkan tingkat desentralisasi fiskal yang bahkan lebih tinggi daripada rata-rata

OECD.

Dengan tingkat desentralisasi di Indonesia saat ini dan ruang fiskal yang kini tersedia,

pemerintah Indonesia mempunyai kesempatan unik untuk memperbaiki pelayanan publiknya

yang terabaikan. Jika dikelola dengan hati-hati, hal tersebut memungkinkan daerah-daerah

tertinggal di bagian timur Indonesia untuk mengejar daerah-daerah lain di Indonesia yang lebih

maju dalam hal indikator sosial. Hal ini juga memungkinkan masyarakat Indonesia untuk fokus

ke generasi berikutnya dalam melakukan perubahan, seperti meningkatkan kualitas layanan

publik dan penyediaan infrastruktur seperti yang ditargetkan. Karena itu, alokasi dana publik

yang tepat dan pengelolaan yang hati-hati dari dana tersebut pada saat mereka dialokasikan telah

menjadi isu utama untuk belanja publik di Indonesia kedepannya.

Sebagai contoh, sementara anggaran pendidikan telah mencapai 17.2 persen dari total

belanja publik- mendapatkan alokasi tertinggi dibandingkan sektor lain dan mengambil sekitar

3.9 persen dari PDB pada tahun 2006, dibandingkan dengan hanya 2.0 persen dari PDB pada

tahun 2001- sebaliknya total belanja kesehatan publik masih dibawah 1.0 persen dari PDB.

Sementara itu, investasi infrastruktur publik masih belum sepenuhnya pulih dari titik terendah

pasca krisis dan masih pada tingkat 3.4 persen dari PDB . Satu bidang lain yang menjadi

perhatian saat ini adalah tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi. Mencapai

sebesar 15 persen pada tahun 2006 , menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan atas

sumber daya publik.

23

2.2. Perekonomian Amerika

Ekonomi Amerika Serikat (AS) adalah ekonomi terbesar di dunia. Produk Domestik

Bruto (PDB) nominalnya tercatat sebesar $15,8 triliun pada tahun 2012 yang merupakan

seperempat dari PDB nominal dunia. PDB berdasarkan keseimbangan kemampuan

berbelanja (KKB) Amerika Serikat juga merupakan yang terbesar di dunia dan merupakan

seperlima dari PDB KKB duniaEkonomi AS merupakan ekonomi campuran yang mengalami

pertumbuhan PDB yang stabil, memiliki tingkat pengangguran yang sedang, dan tingkat

penelitian danpenanaman modal yang tinggi. Lima rekan dagang utama AS adalah Uni

Eropa, Kanada, Tiongkok, Meksiko, dan Jepang.

Amerika Serikat adalah salah satu negara terkaya di dunia yang memiliki sumber daya

alam yang berlimpah, infrastruktur yang maju, dan produktivitas yang tinggi. Pendapatan per

kapita (KKB) merupakan yang tertinggi keenam di dunia. AS juga merupakan produsen minyak

bumi terbesar ketiga dan produsen gas alam terbesar kedua di dunia. Negara ini juga merupakan

negara dagang terbesar kedua setelahTiongkok. Pada tahun 2010, Amerika Serikat masih

menjadi negara pabrikan terbesar, dengan seperlima hasil pabrikan dunia berasal dari AS. Dari

500 perusahaan terbesar di dunia, 132 bermarkas di AS.Selain itu, Amerika Serikat

memiliki pasar finansial terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Sekitar 60% cadangan mata

uang global diinvestasikan dalam dollar AS, sementara 24% diinvestasikan dalamEuro. Bursa

Efek New York adalah bursa efek terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar Investasi asing

langsung di Amerika Serikat tercatat sebesar $2,4 triliun Investasi Amerika Serikat di negara lain

berjumlah $3,3 triliun. Pasar tenaga kerja juga menarik imigran dari seluruh dunia. Selain itu,

berdasarkan Indeks Kemudahan Berbisnis dan Laporan Daya Saing Global menempatkan AS

sebagai salah satu negara terbaik.

24

Ekonomi AS saat ini sedang mengalami kesulitan akibat krisis keuangan 2007-2008. Pada

Februari 2013, tingkat pengangguran mencapai 7,7% atau 12,0 juta orang, sementara tingkat

pengangguran U-6 yang juga meliputi kekurangan pekerjaan mencapai 14,3% atau 22,2 juta.

Dengan tingginya tingkat pengangguran, berkurangnya pendapatan rumah tangga, dan

pemotongan anggaran federal, ekonomi AS masih berusaha pulih dari

pengangguran. Kemiskinan ekstrem, yaitu rumah tangga dengan pendapatan kurang dari $2 per

hari, bertambah dua kali lipat dari angka pada tahun 1996 menjadi 1,5 juta rumah tangga pada

tahun 2011, termasuk 2,8 juta anak. Pada tahun 2013,kemiskinan anak-anak mencapai rekor

tertinggi, dengan 16,7 juta anak-anak hidup dalam rumah tangga yang makanannya tidak pasti,

sekitar 35% lebih tinggi dari angka pada tahun 2007. Terdapat sekitar 643.000 tuna wisma pada

Januari 2009, dan dua per tiga di antaranya tinggal di temapt perlindungan darurat atau program

perumahan transisional, sementara sisanya tinggal di jalan, bangunan yang ditinggalkan, atau

tempat lain yang tidak layak. Pada tahun 2008, AS menghabiskan lebih banyak anggarannya

untuk kesehatan dari negara lain di dunia, yaitu sekitar 15,2% dari PDB. Akan tetapi, pada tahun

2013, harapan hidup AS lebih rendah daripada 17 negara berpendapatan tinggi lainnya. Pada

tahun 2010, 49,9 juta orang atau 16,3% dari jumlah penduduk AS tidak memiliki asuransi

kesehatan yang mengakibatkan kematian 48.000 orang per tahunnya. Sementara itu, pada tahun

2007, 62,1% pengaju kebangkrutan menyalahkan biaya medis. Sekitar 25% penduduk

lansia menyatakan kebangkrutannya karena biaya medis, dan 43% terpaksa menghipotekkan atau

menjual kediaman mereka.

Jumlah utang AS tercatat sebesar $50,2 triliun pada akhir kuartal pertama tahun 2010, atau

sekitar 3,5 kali PDB. Pada Oktober 2012, proporsi utang public AS 1,0043 kali lebih besar dari

25

PDB. Aset keuangan domestik berjumlah $131 triliun dan liabilitas keuangan domestik

berjumlah $106 triliun.

26

BAB III

10 NEGARA DENGAN PEREKONOMIAN TERKKUAT DI DUNIA

1. China

Estimasi PDB: US$ 53,8 triliun

Ekonomi China diprediksi akan melampaui Amerika Serikat (AS) pada beberapa dekade

mendatang. Dari posisi kedua saat ini, China akan menempati peringkat teratas

sebagai negaradengan perekonomian terbesar di dunia.Setelah perang dunia kedua, China

menerapkan sistem pemerintahan komunis yang mengadopsi model Uni Soviet untuk sistem

perekonomiannya. Sebelum menginjak tahun 1990-an, China mulai menunjukkan

pertumbuhannya.Semua pertumbuhan tersebut berkat pemerintahnya yang secara berkelanjutan

membuka kawasan-kawasan industrialisasi baru. Kondisi tersebut mengundang banyak investasi

asing yang membuat China memasuki milenium baru.China terus membangun hubungan

perdagangan yang kuat baik dengan negara maju maupun berkembang. Saat ini, hubungan

perdagangan paling erat terjalin dengan Kanada.Selain itu, China juga mengingat banyak

hubungan ekonomi dengan Afrika dan Asia. Negara Tirai Bambu ini akan menjadi pusat

perhatian pada 2030.

2. Amerika Serikat

Estimasi PDB: US$ 38,5 triliun

Selama empat tahun berturut-turut, AS terus menempati posisi pertama sebagai negara dengan

ekonomi terbesar di dunia.Paska perang dunia kedua, ekonomi sebagia besar negara-negara

Eropa khsususnya, Inggris, Jerman dan Prancis berantakan. AS datang mengisi kekosongan

perekonomian tersebut. Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir, AS terus menerima

27

banyak tantangan akibat pertumbuhan ekonomi Eropa, China, India dan sejumlah organisasi

ekonomi di Asia, Amerika Selatan serta Afrika. Tak diragukan lagi, AS menikmati banyak

keuntungan dari peningkatan kesejahteraan global. Akan tetapi, AS masih mengalami krisis

finansial, kenaikan utang dan persaingan yang lebih ketat. Selain itu, AS juga sempat mengalami

ganjalan perekonomian yang membuat PDB nya turun pada 2030.

3. India

Estimasi PDB: US$ 15 triliun

Saat ini, India memang masih berada di posisi ketiga sebagai negara dengan perkonomian

terbesar di Asia. Namun berkat populasinya yang besar dan hubungannya yang baik dengan

negara-negara baik, India bisa terus melakukan pertumbuhan ekonomi yang mengejutkan.

Bahkan pertumbuhan masyarakat menengah ke atas terus meningkat. Kondisi tersebut membuat

India memiliki pijakan yang kuat untuk memimpin ekonomi di dunia. Terlebih lagi di topang

industri-industri yang terus berkembang.

5. Jepang

Estimasi PDB: US$ 9,3 triliun

Jepang merupakan salah satu negara paling maju dengan pertumbuhan ekonomi paling pesat di

dunia.Peningkatan tersebut banyak ditopang sektor teknologi. Kerjasama bisnis yang

dilakukannya mampu menciptakan lingkungan ekonomi yang sehat. Jepang juga tercatat

memiliki hubungan dagang yang baik dengan negara-negara di kawasan pasifik dan dunia barat.

Di posisinya saat ini, meski mendapat pengaruh negatif dari ekonomi AS, Jepang tetap mampu

menunjukkan kehebatannya. Terlebih lagi, saat ini, banyak penduduk Jepang yang haus akan

barang-barang mewah.

28

5. Jerman

Estimasi PDB: US$ 7,4 triliun

Jerman merupakan salah satu negara terkuat yang berhasil lolos dari krisis finansial global. Pada

2008, Jerman tercatat memiliki sedikit utang dan mampu menyediakan lebih banyak lowongan

pekerjaan bagi para rakyatnya. Jerman berhasil memiliki sistem pendidikan yang melahirkan

banyak tenaga kerja ahli di bidangindustri. Hingga saat ini, Jerman tetap menjadi negara dengan

perekonomian tertinggi di kawasan Eropa. Seperti Prancis dan Inggris, Jerman dinilai dapat

menumbuhkan ekonominya dengan baik dalam beberapa dekade ke depan. Ditopan dengan

jumlah penduduknya yang semakin besar, Jerman diprediksi mampu menempati posisi ke-5

dunia. (Sis/Nrm)

6. Brazil

Estimasi PDB: US$ 6,3 triliun

Ekonomi Brasil banyak memperoleh keuntungan dari jumlah populasi yang besar, basis industri

yang kuat serta pesatnya peningkatan penduduk kelas menengah ke atas. Meski sempat terpuruk

dan terjebak dalam ekonomi yang penuh korupsi, akhirnya Brasil berhasil lolos setelah

menerapkan sejumlah reformasi. Saat ini perubahan tersebut membuat Brasil terbiasa dengan

perdagangan bebas, hubungan perdagangan yang kuat dan peningkatan investasi asing. Semua

berjat pertumbuhan tingkat pendidikan dan pengembangan teknologi. Kondisi tersebut telah

membantu Brasil bangkit dari kemungkinan terburuk krisis finansial global. Kombinasi industri

jasa dan tingkat tenaga kerja yang baik berhasil memulihkan ekonominya dengan sangat baik

dan terhitung pesat.

7. Inggris

29

Estimasi PDB: US$ 5,8 triliun

Ekonomi Inggris sangat tergantung pada industri pelayanan dan jasa serta sektor keuangan

lainnya. Sebagai hasilnya, pemulihan ekonomi Inggris paska diterpa krisis finansial global sangat

lamban. Untungnya, keputusan Inggris menolak menggunakan mata uang euro membuatnya

tidak terkena dampak terlalu parah saat Eropa mengalami krisis. Inggris lebih memilih

mendorong modal finansialnya di berbagai negara di dunia.

8. Prancis

Estimasi PDB: US$ 5,7 triliun

Meski Eropa menerima hantaman keras paska krisis finansial, tetapi Prancis hanya menerima

sedikit pengaruhnya. Prancis terus melanjutkan hubungan dagang yang baik dengan

berbagainegara di dunia. Beberapa kesepakatan ekspor hebat seperti mesin dan kimia terus

dikembangkan negara asal Eropa tersebut. Meski demikian, agrikultur dan pariwisata

memainkan peranan besar dalam pertumbuhan ekonomi Eropa. Mengingat fokusnya bukan di

bidang teknologi dan industri, Prancis sering dianggap sebagai negara dengan daya saing yang

lemah. Faktanya, Prancis diprediksi menjadi salah satu negara yang memimpin ekonomi dunia di

masa depan.

9. Indonesia

Estimasi PDB: US$ 4,7 triliun

Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara serta pemilik

banyak sekali Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nasionalisasi perusahaan ini merupakan

hasil dari reformasi besar-besaran saat bangkit dari krisis finansial Asia pada 1997.

30

Saat itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak paling besar. Meski

demikian, Indonesia terus bangkit dan melewati India sebagai negara dengan

pertumbuhanekonomi paling cepat di dunia. Tren peningkatan ekonomi tersebut terus terjadi

seiring dengan pergantian regurlasi. Tak hanya itu, Indonesia juga secara berkelanjutan

memodernisasi industri minyak gas dan mineral. Semua komoditas tambang tersebut membuat

banyak negara maju tergoda. Dengan kekuatannya tersebut, tak heran jika Indonesia diprediksi

menjadi salah satu pemegang 10 ekonomi terbesar di dunia.

10. Rusia

Estimasi PDB: 4,6 Triliun

Rusia saat ini berada di posisi ke-8 sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

Sayangnya Rusia diprediksi turun dua peringkat ke posisi 10 dalam dua dekade ke depan.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, kebanyakan industri Rusia dibuka untuk para investor swasta

kecuali sektor pertahanan dan negeri. Berkat kuatnya industri-industri tersebut, Rusia berhasil

pulih dengan baik dari krisis finansial global. Namun meski menjadi produsen minyak dan energi

dalam jumlah besar, ekonominya tak mampu bertahan di level yang sama. Alasannya adalah

adanya peningkatan permintaan vodka cocktail yang menjadi salah satu produk andalannya.

31

BAB IV

PERBANDINGAN PEREKONOMIAN ANTARA INDONESIA DAN AMERIKA

Sebuah metode prosedur atau proses yang digunakan sebagai pengiriman mekanisme untuk

menyediakan barang-barang tertentu atau jasa kepada pelanggan. Sistem bisnis adalah sederetan

aturan, prosedur, metode dan alur data dan proses yang ada dalam suatu unit bisnis. Sistem yang

baik akan memungkinkan sebuah bisnis dapat beroperasi secara institusional, tanpa

ketergantungan dengan orang-orang tertentu dalam organisasi bisnis yang bersangkutan.

Tujuan bisnis :

Prospek memperoleh laba : selisih antara pendapatan dan pengeluaran bisnis

yangmendorong orang untuk membuka dan memperluas bisnis.

Laba mengimbali pemilik untuk mengambil resiko yang tercakup dalam

menginvestasikan uang dan waktu mereka.

Bisnis memproduksi sebagian besar barang dan jasa yang dikonsumsi orang dan

mempekerjakan banyak orang.

4.1. Tipe Sistem Perekonomian Amerika

Bentuk bisnis Amerika telah beberapa kali berevolusi selama beberapa abad ini,

yaitu Revolusi industri yang timbul pada pertengahan abad ke-18, menciptakan adanya sistem

pabrik yang membuat bahan dan pekerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dalam

jumlah besar dan mesin-mesin baru yang dibutuhkan untuk produksi massal berkumpul dalam

satu tempat. Abad ke-19 menjadi solusi peningkatan wirausahawan dalam skala besar, dan bisnis

Amerika Serikat menganut filosofi laissez-faire.

Laisses-faire adalah prinsip yang menyatakan bahwa pemerintah hendaknya tidak mencampuri

perekonomian melainkan harus membiarkan bisnis berlaku tanpa adanya regulasi. Hasil dari

32

perkembangan perusahaan dan peningkatan sistem produksi tersebut harus dibayar dengan

hilangnya kebebasan pekerja. Hasil dari perkembangan perusahaan dan peningkatan sistem

produksi tersebut harus dibayar dengan hilangnya kebebasan pekerja. Seiring hilangnya

kebebasan pekerja, maka terjadilah perubahan era yang dinamai era produksi. Era produksi

menjadi solusi bangkitnya serikat buruh dan dimulainya regulasi oleh pemerintah. Pada tahun

1950-an dan 1960-an, timbul lagi era baru yang disebut era pemasaran. Di era ini, produsen

barang dan jasa mulai mencari tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan dan

kemudian menyediakannya.

Pada tahun 1980-an, muncul fenomena ekonomi global. Yang menyebabkan adanya

perbaikan dalam sistem komunikasi dan transportasi. Perbaikan tersebut menular kepada metode

internasional yang lebih efisien dalam pembiayaan, produksi, distribusi, dan pemasaran produk

dan jasa secara bersama-sama. Dengan adanya perbaikan tersebut, maka muncul satu era yang

dipicu oleh internet. Era tersebut dinamai era informasi. Perkembangan dalam era ini

memberikan dorongan dalam perdagangan di semua sektor ekonomi, khususnya di bidang jasa.

Ciri-ciri sistem ekonomi liberal adalah sebagai berikut :

§ Seluruh kegiatan ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat.

§ Masyarakat bebas berusaha, berinovasi, dan berkreativitas dalam melakukan kegiatan

ekonomi.

§ Hak milik perorangan diakui.

§ Kegiatan ekonomi ditujukan untuk mencari laba sebesar-besarnya (profit oriented).

§ Keikutsertaan pemerintah dalam kegiatan ekonomi sangat dibatasi.

§ Adanya persaingan antarpengusaha dalam mengejar keuntungan.

§ Harga-harga yang terjadi ditentukan oleh kekuatan pasar.

33

Kebaikan sistem ekonomi liberal adalah sebagai berikut :

§ Adanya kebebasan berusaha, berinovasi, dan berkreativitas dalam melakukan kegiatan

ekonomi.

§ Persaingan antarpengusaha mendorong kemajuan teknologi.

§ Hak milik perorangan diakui.

Adapun keburukan sistem ekonomi liberal adalah sebagai berikut.

§ Bisa menimbulkan penindasan (eksploitasi) oleh manusia kepada manusia.

§ Adanya jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin karena tidak adanya

pemerataan pendapatan.

§ Banyak timbul praktik monopoli yang merugikan masyarakat.

Indonesia

4.2. Perkembangan sistem perekonomian Indonesia

Sejak negara Republik Indonesia berdiri, sudah banyak tokoh negara yang telah

merumuskan perekonomian yang tepat bagi bangsa indonesia, baik secara individu maupun

kelompok. Sebagai contoh bung hatta sendiri, semasa hidupnya beliau mencetuskan ide bahwa

dasar perekonomian indonesia sesuai dengan cita – cita tolong menolong. Demikian juga dengan

tokoh ekonomi indonesia saat itu, Sumtro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika

pada tahun 1949 menegaskan bahwa yang dicita – citakan adalah ekonomi semacam campuran

tetapi telah disepakati suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai sistem ekonomi

pancasila yang didalamnya mengandung unsur yang disebut demokrasi pancasila.

Meskipun awal perkembangan perekonomian indonesia menganut sistem ekonomi

pancasila. Ekonomi demokrasi dan mungkin “campuran” namun bukan berarti sistem

perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an

34

sampai dengan tahun 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dala perekonomian

Indonesia.

Setelah orde baru, mulai dilaksanakannya sistem ekonomi yang di inginkan rakyat indonesia.

Para wakil rakyat sepakat kembali menempatkan sistem ekonomi kita pada nilai yang tercantum

dalam UUD 1945. Kegiatan ekonomi selanjutnya didasarkan pada acuan sistem demokrasi

ekonomi dan sistem ekonomi pancasila.

a. Ciri-Ciri Positif Sistem Ekonomi Demokrasi

Berikut ini ciri-ciri dari sistem ekonomi demokrasi.

1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

2) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta

mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.

3) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan

kepentingan masyarakat.

4) Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam

batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.

5) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

b . Ciri-Ciri Negatif Sistem Ekonomi Demokrasi

Selain memiliki ciri-ciri positif, sistem ekonomi demokrasi juga mempunyai hal-hal negatif .

1) Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang dapat menumbuhkan

eksploitasi

2) Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta

mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.

35

3) Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam

bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.

Dengan demikian perekonomian Indonesia tidak mengizinkan adanya :

1. Free fiht liberalism, yaitu adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga

memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan terjajah dengan akibat

semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.

2. Etatisme, yaitu keikutsetaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motivasi

dan kreasi masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat. Jadi masyarakat hanya

bersikap pasif saja

3. Monopoli,suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga

tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti keingian sang monopoli.

Disini konsumen seperti robot yang diatur untuk mengikuti jalannya permainan.

4.3. Pendapatan Perkapita Amerika Serikat dan Indonesia

Tahun Income Perkapita (US$)

2006 1.660,00

2007 1.946,00

2008 2.271,20

2009 2.590,10

2010 3.004,9

2011 3.550,00

36

Tahun Income Perkapita Indonesia

2006 46,240

2007 46,840

2008 47,660

2009 46,330

2010 47,140

4.4. Kebudayaan dan Etika Bisnis Amerika Serikat dan Indonesia

Orang Amerika bekerja sangat struktural. Pemimpinnya menyukai hal yang terorganisasi dengan

baikdan mempunyai rencana yang baik. Pemimpin selalu membuat panduan mengenai hal-hal

apa saja yang dilakukan sebelum, saat dan sesudah sebuah pekerjaan/proyek. Pemimpin juga

menyiapkan seluruh template yang diperlukan dari awal hingga akhir proses. Setiap karyawan

harus mengikuti panduan tersebut sehingga setiap karyawan akan melalui proses yang sama. Hal

ini juga memudahkan setiap karyawan dalam melakukan pekerjaannya serta dapat lebih terlihat

kemajuan di setiap tahapan sebuah proyek. Disamping itu, akan lebih mudah bagi karyawan lain

untuk melanjutkannya proyek tersebut apabila yang bersangkutan berhalangan karena semuanya

teratur sesuai panduan yang ada serta terdokumentasi. Pemimpin di Amerika juga sangat team-

work oriented. Apabila mereka memiliki proyek, mereka akan mengumpulkan sebanyak

mungkin informasi dan tim yang mungkin terlibat dalam proyek tersebut. Mereka akan duduk

bersama mendiskusikan bagaimana mereka akan mengeksekusi proyek tersebut dan juga

menentukan time frame-nya. Pada saat proyek tersebut berjalan mereka akan mengevaluasi

kemajuan yang telah mereka buat di setiap tahapannya.

37

Dapat dilihat ciri khas orang Amerika cenderung practical personal. Mereka bukan tipe analisis.

Mereka tidak banyak menghabiskan waktu untuk menganalisa sesuatu tetapi cenderung untuk

segera mempraktekkannya dan membuat berbagai rencana/tindakan antisipasi apabila yang

terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan/direncanakan. Namun hal ini tidak berarti tidak

melakukan analisis dan persiapan dengan baik. Indonesia kiranya harus belajar akan hal ini.

Belajar untuk melakukan pekerjaan secara terstruktur dan baik. Belajar bahwa panduan dan

template yang disiapkan sebelum proyek dimulai sangat penting. Semua hal itu dapat membantu

untuk lebih fokus dalam mencapai target pekerjaan. Ciri khas lain dari karakter orang Amerika

adalah pemimpin selalu berusaha membuat tim kerjanya bisa menggunakan waktu dengan efektif

karena buat mereka waktu adalah sesuatu yang berharga. Mereka sangat disiplin dan selalu

membuat perencanaan untuk semua kegiatannya. Kepemimpinan Amerika yang demokratis

membuat mereka terbiasa menghargai setiap pendapat bawahannya. Hal ini membuat para

karyawan menjadi sangat ekspresif dan aktif dalam menyampaikan ide dan opininya dan

sebaliknya para pemimpinnya juga sangat terbuka dengan ide dan opini karyawannya dan lebih

mudah menerima perbedaan. Ketika mereka memiliki sesuatu yang ingin disampaikan atau

rasakan mereka akan menyatakannya secara langsung (straight to the point). Bagi mereka lebih

baik berterus terang diawal sekalipun untuk hal yang terburuk, agar mereka dapat memikirkan

tindakan antisipasinya atau mencari alternatif rencana lainnya. Orang Amerika memiliki etos

kerja yang berbeda dengan kebanyakan orang di Indonesia. Mereka bekerja keras sungguh –

sungguh dan terus – menerus. Kepemimpinan Amerika terbiasa bekerja cepat untuk

menyelesaikan segala sesuatunya. Bagi mereka kemalasan adalah musuh utama.

38

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Sistem perekonomian dapat diartikan sebagai urutan / tahapan sistematis yang terdiri dari

komponen – komponen yang saling berinteraksi dalam memproduksi barang/jasa untuk

mememnuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari – hari. Elemen – elemen dalam

sistem bisnis meliputi : konsep bisnis, faktor produksi (modal, material, SDM, dan skill), tipe

sistem ekonomi, demand and supply, kompetisi perusahaan dan perkembangan bisnis dalam

pasar ekonomi. Sistem bisnis yang dijalankan oleh Indonesia ternyata memiliki perbedaan

dengan sistem bisnis di luar negeri, yang dalam makalah ini sebagai pembanding adalah

Amerika.

Adapun perbedaan – perbedaannya dapat dilihat dari segi :

1. Tipe sistem perekonomian

2. Pendapatan per kapita

3. Kebudayaan dan etika bisnis

39

Riwayat

1. http://bloghafez.blogspot.com/2013/12/10-negara-dengan-ekonomi-terbaik-di.html

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesia

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Amerika_Serikat

4. http://estettmengajar.blogspot.com/2012/12/perbandingan-sistem-bisnis-indonesia.html