71
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2012 SKRIPSI OLEH : C1C009044 ABDUL AZIIZ MUHSYI UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI 2014

SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2012

SKRIPSI

OLEH :

C1C009044 ABDUL AZIIZ MUHSYI

UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

2014

Page 2: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2012

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Bengkulu Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Sarjana Ekonomi

OLEH :

C1C009044 ABDUL AZIIZ MUHSYI

UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

2014

Page 3: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

Skripsi Oleh Abdul Aziiz Muhsyi

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Bengkulu, 27 februari 2014

Pembimbing,

NIP.

Nikmah, SE,M.Si., Ak

19710611 199003 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi,

NIP. 19730203 199802 1 001

Dr. Fadli, SE, MSi. Ak

Page 4: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

Skripsi ini Oleh Abdul Aziiz Muhsyi

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada hari

Kamis, 27 februari 2014

Bengkulu, 27 februari 2014

Dewan penguji,

Ketua, Anggota I,

Nikmah, SE,M.Si., Ak

NIP.

Saiful, SE., M.Si.,Ph.D., Ak

19710611 199003 2 001 NIP. 19700108 199702 1 001

Anggota II, Anggota III,

Husaini, SE., M.Si., Ak

NIP. 19710403 199702 1 001 NIP. 19720730 199702 2 001

Sriwidharmanely,SE.,MBM.,Ak

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi,

NIP. 19710914 199903 1 004

Dr. Fahrudin JS. Pareke, SE., M.Si

Page 5: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

MOTTO

Jika melakukan kesalahan 1 kali itu bukanlah kesalahan melainkan pembelajaran tapi jika dilakukan berulang kali itulah kebodohan

Page 6: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Allah SWT Pedoman hidup ku, Nabi Muhammad SAW

Ibu ( Maria Gusti) dan Ayah (Darman Usman) tercinta Adek (Nur Apriani Muhsyi) tersayang

Dan Mardania Lestari yang membuat segalanya lebih indah

serta Sahabat-sahabat tercinta dimanapun kalian berada

Bangsa dan Negara yang selalu ku banggakan Seluruh keluarga besar ku

Almamater tercinta

Page 7: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

Special Thanks to…

• Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam setiap langkah hamba yang selalu Kau ridhoi, dan Nabi besar Muhammad SAW yang selalu menjadi pedoman kehidupan.

• Ibu ( Maria Gusti ) dan Ayah ( Darman Usman ), yang selalu mendoakan untuk keberhasilan ku, selalu memberikan dukungan atas setiap langkah ku. Terimakasih atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang selalu mengalir disetiap darahku, doa dan restu mu adalah hal terpenting untuk mengantarkan kesuksesan ku.

• Adekku tercinta Nur Apriani Muhsyi, yang selalu memberikan semangat

dan selalu berbagi keceriaan walaupun di rumah sering ribut • Pembimbing Skripsi yang saya hormati dan sayangi, ibu Nikmah, SE,M.Si.,

Ak Terimakasih yang tak terhingga atas bimbingannya selama ini, makasih atas semua motivasi, nasehat, waktu yang ibu korbankan demi membimbing saya, kesabaran ibu dan semangatnya yang tak pernah terlupakan. Makasih banyak yah ibu.

• Terima kasih kepada dosen penguji saya pak Saiful, pak Husaini dan ibu Nelly yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, kritik dan saran ibu dan bapak sangat membantu saya dalam memperbaiki skripsi ini.

• Terima kasih kepada seluruh dosen fakultas ekonomi akuntansi yang

sudah mendidik saya hingga saya bisa menyelesaikan studi S1 ini. • Teman seperjuangan ku angkatan 09 B terima kasih kawan.

• Teman nongkrong “Pasukan Kabir” yang katanya pasukan berani mati,

terima kasih kawan. • Terima kasih kepada motorku yang selalu menemani perjalananku

kemanapun. • Terima kasih kepada fans club ICI Morati Bengkulu

• Kepada teman-teman SMA ku heru dan benny yang selalu menemani di

saat buntu.

Page 8: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

• Terima kasih juga kepada semua orang yang tidak menyukai ku, kehadiran

kalian membuat hidup ini lebih berwarna • Terima kasih juga kepada teman” saya di fakultas hukum

• Terima kasih kepada seluruh anak akuntansi universitas Bengkulu

• Terima kasih juga kepada bang andi yang sudah banyak membantu dan membimbing saya secara informal.

• Terima kasih juga untuk keluarga besar bapak Darman Usman dan bapak

Haidir yang selalu mensupport dalam semua hal. • Serta, untuk semua yang telah memberikan dukungan baik secara langsung

dan tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini. • I will be forever thankful to God for giving me a wonderful girlfriend like

you Mardania Lestari, thank’s for making me complete, I really love you from the bottom of my heart, life is really not worth living without you, you make me feel so special and complete, I can’t find words to utter but I just want to say “Thank you and ILoveYou more than anything” thank’s for your love and support, I’am really greatful to God and so lucky to have you as my life partner.

Page 9: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

“PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2012”

yang diajukan untuk diuji pada tanggal 27 februari 2014, adalah hasil karya saya.

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Bengkulu, 27 februari 2014

Yang membuat pernyataan

Abdul Aziiz Muhsyi

Page 10: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

v

THE INFLUENCE OF THE CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM, AUDITOR QUALITY AND EARNINGS MANAGEMENT

ON THE FIRM VALUE OF MANUFACTURING COMPANIES THAT LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE DURING 2009-2012

By:

Abdul Aziiz Muhsyi1) Nikmah, SE., M.Si., Ak, 2)

ABSTRACT

The purpose of this research was to examine the influencing of the corporate governance mechanism, auditor quality and earnings management on the firm value of manufacturing companies that listed on Indonesian Stock Exchange during 2009-2012. The variables examined were this research is institutional ownership, managerial ownership, independent commissioner, auditor quality, earning management measured with discretionary accrual by modified Jones model (1995) and firm value.

The 19 companies were selected using purposive sampling methods as the sample of this study. The multiple regression method was explored to test the hyphotesis of this study.

The result of this research shows the institutional ownership and auditor quality didn’t influence earnings management, just independent commissioner had negative effect to earnings management. Earnings management had positive effect and significant to the firm value.

Key word : Institutional ownership, managerial ownership, independent

commissioner, auditor quality, earnings management and firm value.

1) Student 2) Supervisor

Page 11: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

vi

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2012

Oleh:

Abdul Aziiz Muhsyi1) Nikmah, SE., M.Si., Ak, 2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate

governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012. Variabel yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, kualitas auditor, manajemen laba yang diukur dengan akrual diskresioner diestimasi dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi (1995), dan nilai perusahaan.

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan dan diperoleh 19 perusahaan yang digunakan sebagai sampel. Model regresi dan statistik deskriptif digunakan untuk analisis data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance yang diproksi dengan kepemilikan institusional, kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba hanya komisaris independen yang berpengaruh negative terhadap manajemen laba. Manajemen laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris

independen, kualitas auditor, manajemen laba dan nilai perusahaan.

1) Calon Sarjana (Akuntansi) 2) Dosen Pembimbing

Page 12: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................................. iii HALAMAN MOTTO ............................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH .............................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ..................... viii ABSTRACT ............................................................................................... ix ABSTRAK ................................................................................................. x KATA PENGANTAR ............................................................................... xi DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 6 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 6 1.5 Batasan Masalah ............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 8 2.1 Landasan Teori ............................................................... 8 2.1.1 Teori Keagenan ...................................................... 8 2.1.1 Teori Akuntansi Positif .......................................... 11 2.2 Corporate Governance ................................................... 14

2.2.1 Kepemilikan Institusional ...................................... 16 2.2.2 Kepemilikan Manajerial ........................................ 17 2.2.3 Komisaris Independen ........................................... 19

2.3 Kualitas Auditor .............................................................. 22 2.4 Manajemen Laba ............................................................ 23 2.5 Nilai Perusahaan ............................................................. 30 2.6 Penelitian Terdahulu ....................................................... 31 2.7 Kerangka Pemikiran ....................................................... 35 2.8 Pengembangan Hipotesis ................................................ 36 2.8.1 Mekanisme Corporate Governance dan Manajemen Laba Independen terhadap Manajemen Laba ........ 36 2.8.1.1 Kepemilikan Institusional .......................... 37 2.8.1.2 Kepemilikan Manajerial ............................ 39 2.8.1.3 Komisaris Independen ............................... 40 2.8.1.4 Kualitas Auditor ........................................ 40 2.9 Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan ......................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 42 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .. 43

Page 13: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

xiv

3.1.1 Variabel Terikat ..................................................... 43 3.1.2 Variabel Bebas ....................................................... 45 3.1.3 Variabel Kontrol .................................................... 47 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................... 48 3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................... 49 3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................. 49 3.5 Metode Analisis .............................................................. 50 3.5.2 Uji Asumsi Klasik 3.5.2.1 Uji Normalitas Data ................................... 50 3.5.2.2 Uji Multikolinearitas.................................. 50 3.5.2.3 Uji Autokorelasi ........................................ 51 3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas .............................. 51 3.5.3 Analisis Regresi ..................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 55 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 55 4.2 Statistik Deskriptif........................................................... 55 4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................. 59

4.3.1 Uji Normalitas Data ............................................... 59 4.3.2 Uji Multikolinieritas .............................................. 60 4.3.3 Uji Autokorelasi ..................................................... 62 4.3.4 Uji Heteroskedastisitas .......................................... 63

4.4 Hasil Pengujian Hipotesis ............................................... 65 4.4.1 Koefisien Determinasi Model 1 ............................. 65 4.4.2 Hasil Pengujian Hipotesis Model 1 ....................... 66 4.4.3 Koefisien Determinasi Model 2 ............................. 67 4.4.4 Hasil Pengujian Hipotesis Model2 ........................ 68

4.5 Pembahasan ..................................................................... 69 4.5.1 Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba ........................................................................ 69 4.5.2 Komisaris Independen Terhadap Manajemen Laba 71 4.5.3 Kualitas Auditor Terhadap Manajemen Laba ......... 72 4.5.4 Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan......... 73

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN ......................................................................... 75 5.1 Kesimpulan....................................................................... 75 5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................... 76 5.3 Saran ................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 14: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

xv

DAFTAR TABEL Tabel Hal. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. ......................................................... 56 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov .............................. . 59 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Multikolinieritas............................................. 60 Tabel 4.4 Hasil Pengujian Multikolinieritas Setelah di Perbaiki ............. . 61 Tabel 4.5 Hasil Pengujian Autokolerasi ................................................... . 62 Tabel 4.6 Hasil Pengujian Heterokedastisitas .......................................... . 63 Tabel 4.7 Hasil Pengujian Heterokedastisitas Setelah di Perbaiki ........... . 64 Tabel 4.8 Koefisien Determinasi Model Regresi 1 .................................. . 65 Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis Model 1 .......................................... . 66 Tabel 4.10 Koefisian Determinasi Model Regresi 2 .................................. . 68 Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis Model Regresi 2 ............................. . 68

Page 15: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Lampiran A Hasil Uji Asumsi Klasik Model Regresi 1 Lampiran B Hasil Uji Asumsi Klasik Model Regresi 2 Lampiran C Hasil Uji Hipotesis 1-4 Lampiran D Hasil Uji Hipotesis 5

Page 16: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Auditor, dan Manajemen

Laba Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2009-2012” dapat terselesaikan dengan baik. Semoga kesejahteraan

tercurah bagi Rasul-Nya, Muhammad SAW, sang pemimpin umat manusia.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Bengkulu.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam proses penulisan

skripsi ini terutama kepada:

1. Ibu Nikmah, SE.,M.Si.,Ak, dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, koreksi dan masukkan sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dewan Penguji,Bapak Saiful, SE., M.Si.,Ph.D Ak, Ibu Sriwidharmanely,

SE., MBM.,Ak,dan Bapak Husaini,SE., M.Si., Ak, yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, koreksi, dalam peneyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Fadli, SE., M.Si,. Ak, selaku ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.

Page 17: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

ix

4. Dr.Fachruzzaman SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam

menjalankan proses belajar di Jurusan Akuntansi Universitas Bengkulu.

5. Bapak Dr. Fahrudin Js. Pareke, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.

6. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc., Ak selaku Rektor Universitas

Bengkulu.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Jurusan Akuntansi

atas bimbingan dan pengajaran yang diberikan dalam masa studi penulis.

8. Pihak-pihak yang telah memberikan andil terhadap penyelesaian

skripsiyang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini sepenuhnya penyusunan skripsi ini

jauh dari kesempurnaankarena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkan perbaikan-perbaikan dimasa

akan datang agar skripsi ini dapat lebih baik lagi, dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.Akhir kata, penulis mohon maaf

atas segala kekurangan dan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak

disengaja.

Bengkulu,27 Februari 2014

Abdul Aziiz Muhsyi

Page 18: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan proses akhir akuntansi yang mempunyai peran

penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Menurut Ikatan

Akuntan Indonesia PSAK No.1 Paragraf ke 7 (revisi 2009) tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Menurut Praditia (2010) laporan keuangan merupakan bentuk

pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan seperti pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, masyarakat

maupun pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, laporan keuangan yang berkualitas

yang terbebas dari rekayasa.

Kegunaan laporan keungan bagi pihak investor, digunakan dalam

pengambilan keputusan yang nantinya dapat memaksimalkan jumlah investasinya

dan bagi pihak kreditor, laporan keuangan digunakan untuk membantu mereka dalam

memutuskan pinjaman dan bunga yang harus dibayar. Sedangkan bagi pemerintah,

laporan keuangan digunakan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan

kebijakan pajak, dan untuk menyusun statistik pendapatan nasional (Ghozali dan

Chariri, 2007).

Page 19: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

2

Laporan keuangan sering sekali disalahgunakan oleh manajemen dengan

melakukan perubahan dalam penggunaan metode akuntansi yang digunakan,

sehingga akan mempengaruhi jumlah laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan.

Dalam hal ini dikenal dengan istilah manajemen laba. Scott (2000:296) menyatakan

bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik

itulah disebut manajemen laba. Manajemen laba merupakan suatu tindakan yang

dilakukan oleh pihak manajemen yang dapat mempengaruhi tingkat laba yang

ditampilkan (Iqbal, 2007).

Manajemen laba muncul sebagai dampak masalah keagenan (agency problem)

yang dipicu dari adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara

pemegang saham (principal) dan pengelola/manajemen perusahaan (agent)

(Herawaty, 2008). Sebagai agen, manajer bertanggung jawab untuk mengoptimalkan

laba para pemilik (principal).

Manajer yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan lebih banyak

mengetahui informasi-informasi yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup

perusahaan, baik informasi internal maupun prospek perusahaan di masa yang akan

datang bila dibandingkan dengan pemegang saham.

Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen

akan mengakibatkan laba yang dilaporkan menjadi semu, sehingga nilainya akan

berkurang dimasa yang akan datang (Herawaty, 2008). Rendahnya kualitas laba akan

dapat membuat kesalahan dalam pembuatan keputusan para pemakainya seperti

investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan

Page 20: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

3

Machfoedz, 2006). Siallangan dan Machfoedz (2006) menemukan bahwa kualitas

laba yang diukur dengan diskresioner akrual berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Rachmawati dan triatmoko (2007) menemukan bahwa manajemen laba

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Herawaty (2008) menyatakan bahwa

manajemen laba berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT.

Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang

berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Gideon, 2005). Dengan melihat dari

beberapa kasus tersebut perlu adanya penerapan mekanisme good corporate

governance untuk meminimalisir tindakan yang dilakukan pihak manajemen dalam

hal nya manajemen laba.

Mekanisme good corporate governance dilakukan untuk memastikan bahwa

pemilik atau pemegang saham memperoleh pengembalian (return) dari kegiatan

investasi mereka (Schleifer dan Visny, 1997). Corporate governance merupakan

upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan

untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan hak dan kewajibannya

masing-masing (Arifin, 2005).

Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik kepentingan

tersebut dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan

untuk menyelaraskan (alignment) berbagai kepentingan tersebut. Pertama, dengan

memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (managerial

ownership) (Jensen dan Meckling, 1976), sehingga kepentingan pemilik atau

Page 21: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

4

pemegang saham akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer. Kedua,

kepemilikan saham oleh investor institusional. Moh’d et al. (1998) dalam Pratana dan

Mas’ud (2003) menyatakan bahwa investor institusional merupakan pihak yang dapat

memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar, sehingga motivasi manajer

untuk mengatur laba menjadi berkurang. Ketiga, melalui peran monitoring oleh

dewan komisaris (board of directors). Dechow et al. (1996) dan Beasly (1996)

menemukan hubungan yang signifikan antara peran dewan komisaris dengan

pelaporan keuangan. Mereka menemukan bahwa ukuran dan independensi dewan

komisaris mempengaruhi kemampuan mereka dalam memonitor proses pelaporan

keuangan.

Midiastuty dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Warfield et al.

(1995) menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan secara negatif

dengan manajemen laba. Penelitian Chtourou (2001) menemukan bahwa ukuran

dewan komisaris berhubungan negatif dengan manajemen laba. Dengan adanya

penerapan mekanisme corporate governance dalam sistem pengendalian dan

pengelolaan perusahaan, diharapkan dapat berpengaruh pada tindakan manajemen

laba dan nilai perusahaan pada periode tertentu. Jika manajemen laba dilakukan

dengan tujuan meningkatkan jumlah laba yang dilaporkan sekarang, maka laba

periode yang akan datang akan lebih rendah dibandingkan laba periode sekarang.

Manajemen akan direspon oleh investor dengan penurunan harga saham perusahaan

di periode yang akan datang (Saiful, 2004).

Page 22: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

5

Selain mekanisme corporate governance, kualitas auditor juga diharapkan

dapat meminimalisir tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak

manajemen. Kualitas auditor diukur dengan menggunakan ukuran kantor akuntan

publik, dimana kantor akuntan publik di proksi dengan menggunakan ukuran auditor

yaitu big 4 dan non-big 4. KAP big 4 merupakan empat kantor akuntan public

terbesar di Amerika Serikat yang terdiri dari Pricewaterhouse Coopers, Deloitte

Touche Tohmatsu, KPMG, dan Ernest and Young yang mengaudit hamper seluruh

perusahaan besar di Amerika Serikat dan diseluruh dunia.

Gerayli (2011) menyatakan bahwa ukuran auditor berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba, sehingga menunjukan bahwa perusahaan yang

menggunakan auditor big 4 maka manajemen laba di perusahaan akan lebih

dibandingkan dengan perusahaan yang di audit oleh non-big 4. Sanjaya (2008)

menyimpulkan bahwa auditor berkualitas yang ditunjukan oleh KAP yang berafiliasi

dengan big 4 mampu mencegah dan mengurangi manajemen laba.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan permasalahan

yang akan dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba?

2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba?

3. Apakah komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba?

4. Apakah kualitas auditor berpengaruh negatif terhadap manajemen laba?

Page 23: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

6

5. Apakah manajemen laba berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh negatif kepemilikan institusional

terhadap manajemen laba.

2. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh negatif kepemilikan manajerial

terhadap manajemen laba.

3. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh negatif dewan komisaris terhadap

manajemen laba.

4. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh negatif kualitas auditor terhadap

manajemen laba.

5. Untuk menguji pengaruh negatif manajemen laba dan nilai perusahaan

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi

investor dalam memutuskan untuk melakukan investasi.

2. Bagi Kreditor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi

kreditor dalam pengambilan keputusan pemberian pinjaman.

Page 24: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

7

3. Bagi Manajemen Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk lebih memahami peranan praktek

corporate governance terhadap tindakan manajemen laba yang dilakukan perusahaan

dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan.

4. Bagi Pihak Akademis

Dapat memberikan informasi dan memberikan kontribusi bagi

perkembanganilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan akuntansi

keuangan dan perilaku manajemen, khususnya dibidang manajemen laba.

1.5 Batasan Penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel mekanisme corporate governance terdiri dari 3, yaitu kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, dan komisaris independen.

2. Perusahaan yang diteliti hanya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2012.

Page 25: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Dalam memahami isu corporate governance dan earnings management dapat

digunakan perspektif teori keagenan. Menurut Jensen dan Meckling (1976) agency

theory adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemilik (principal).

Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan lancar, pemilik akan

mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada manajer. Teori agensi

mengasumsikan bahwa masing-masing individu termotivasi oleh kepentingan dirinya

sendiri sehingga dapat menimbulkan konflik antara prinsipal dan agen. Pihak

prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan

profitabilitas yang selalu meningkat. Sedangkan agen termotivasi untuk

memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya (Praditia, 2010).

Menurut Eisenhard (1989) dalam Arifin (2005) teori keagenan dilandasi oleh

tiga buah asumsi, yaitu:

1. Asumsi tentang sifat manusia.

Menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri

sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded

rationality), dan selalu menghindari risiko (risk averse).

Page 26: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

9

2. Asumsi tentang keorganisasian.

Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,

efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asimetri informasi

antara prinsipal dan agen.

3. Asumsi tentang informasi.

Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai

barang komoditi yang bisa diperjualbelikan.

Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia dijelaskan bahwa masing-masing

individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri, sehingga

menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Pihak pemilik

(principal) termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterahkan dirinya dengan

profitabilitas yang selalu meningkat. Sedangkan manajer (agent) termotivasi untuk

memaksimalkan pemenuhan ekonomi dan psikologinya, antara lain dalam hal

memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Dengan demikian

terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan dimana masing-masing

pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang

dikehendaki.

Permasalahan yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan antara

prinsipal dan agen disebut dengan agency problems. Salah satu penyebab agency

problems adalah adanya asymmetric information. Asymmetric Information adalah

ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh prinsipal dan agen, ketika principal

tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen sebaliknya, agen memiliki

Page 27: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

10

lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan

secara keseluruhan (Widyaningdyah, 2001).

Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana terdapat

ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia

informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya sebagai

pengguna informasi (Praditia, 2010). Akibat adanya informasi yang tidak seimbang

(asimetri) ini, dapat menimbulkan 2 (dua) permasalahan yang disebabkan adanya

kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan-

tindakan agen. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan tersebut

adalah :

1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan

hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.

2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat mengetahui

apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas

informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam

tugas.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial

berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer

dengan pemegang saham. Penelitian ini menemukan bahwa kepentingan manajer

dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan dengan jika kepemilikan saham

oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk

kepentingannya.

Page 28: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

11

2.1.2 Teori Akuntansi Positif

Menurut Watt & Zimmerman (1986) tujuan teori akuntansi adalah untuk

menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi. Penjelasan (Explanation)

menguraikan alasan mengapa suatu praktik dilakukan. Misalnya teori harus

menjelaskan mengapa suatu praktek dilakukan, sebagai contoh teori harus

menjelaskan mengapa banyak perusahaan lebih menyukai menggunakan metode

FIFO dibanding LIFO, sedangkan prediksi (Prediction) berarti teori harus mampu

memprediksi berbagai phenomena praktik akuntansi yang belum dijalankan.

Phenomena yang belum dijalankan tidak selalu phenomena yang akan datang, bisa

phenomena yang telah terjadi tetapi belum ada bukti secara empiris untuk

menjustifikasi phenomena tersebut. Sebagai contoh teori akuntansi dapat

menyediakan hipotesis tentang atribut perusahaan yang menggunakan metode FIFO

dengan yang menggunakan metode LIFO, sehingga dapat diuji penggunaan data

historis pada perusahaan yang menggunakan dua metode tersebut. Jadi teori

merupakan pernyataan-pernyataan tentang hubungan logis (Logical Relationship)

antara variabel atau perilaku variabel-variabel alam atau sosial yang dapat digunakan

untuk menjelaskan (Explanation) dan memprediksi (Prediction) berbagai phenomena

tersebut.

Teori berisi seperangkat hipotesis yang disusun melalui pemikiran logis dan

metodologi ilmiah baik secara deduktif maupun induktif dan diuji melalui penelitian

ilmiah dan empiris. Bila penelitian empiris dapat membuktikan validitas suatu teori,

maka dikatakan bahwa teori tersebut telah diverifikasi. Teori diperlukan karena teori

Page 29: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

12

tersebut dapat digunakan untuk memprediksi (To Predict) berbagai fenomena sosial

tertentu yang diharapkan akan terjadi. Artinya persyaratan-persyaratan atau asumsi-

asumsi yang mendukung suatu teori dapat dipenuhi, maka besar harapan atau

kemungkinan bahwa gejala sosial tertentu akan terjadi, tetapi ini tidak berarti bahwa

teori tersebut menyebabkan phenomena yang diprediksi tersebut terjadi. Dengan

mendasarkan pada pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teori terdiri dari

hipotesis-hipotesis yang bersifat deskriptif sebagai hasil penelitan dengan

menggunakan metode ilmiah tertentu. Hipotesis tersebut akan menjadi sumber acuan

untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala atau peristiwa dalam akuntansi.

Hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dirumuskan oleh Watt & Zimmerman

(1986) dalam bentuk "oportunistik" yang sering diinterpretasikan, yaitu :

1. Hipotesis rencana bonus (Plan Bonus Hypothesis), dalam ceteris paribus para

manajer perusahaan dengan rencana bonus akan lebih memungkinkan untuk

memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan laba untuk

periode mendatang ke periode sekarang atau dikenal dengan income

smoothing.

Dengan hipotesis tersebut apabila manajer dalam sistem penggajiannya sangat

tergantung pada bonus akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang

dapat memaksimalkan gajinya, misalnya dengan metode acrual.

2. Hipotesis perjanjian hutang (Debt Convenat Hypothesis), dalam ceteris

paribus manajer perusahaan yang mempunyai rasio leverage (Debt/Equity)

Page 30: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

13

yang besar akan lebih suka memilih prosedur akuntansi yang dapat

menggantikan laporan laba untuk periode mendatang ke periode sekarang.

Dengan memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan pengakuan laba

untuk periode mendatang ke periode sekarang maka perusahaan akan

mempunyai leverage rasio yang kecil, sehingga menurunkan kemungkinan

default technic. Seperti diketahui bahwa banyak perjanjian hutang

mensyaratkan peminjam.untuk mematuhi atau mempertahankan rasio hutang

atas modal, modal kerja, ekuitas pemegang saham dll. Selama masa

perjanjian, jika perjanjian tersebut dilanggar perjanjian hutang mungkin

memberikan penalti, seperti kendala dalam deviden atau pinjaman tambahan.

3. Hipotesis biaya proses politik (Politic Process Hypothesis), dalam ceteris

paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin manajer

perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan

laba periode sekarang ke periode mendatang.

Hipotesis ini berdasarkan asumsi bahwa perusahaan yang biaya politiknya

besar lebih sensitif dalam hubungannya untuk mentransfer kemakmuran yang

mungkin lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang biaya politiknya

kecil dengan kata lain perusahaan besar cenderung lebih suka menurunkan

atau mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil.

Tiga hipotesis tersebut menunjukkan bahwa akuntansi teori positif mengakui

adanya 3 hubungan keagenan (1) antara manajemen dengan pemilik, (2) antara

Page 31: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

14

manajemen dengan kreditur, (3) antara manajemen dengan pemerintah Anis dan

Imam (2003). Masalah agensi muncul disebabkan karena adanya asimetri informasi

antara agen dan prinsipal, dimana agen lebih banyak mempunyai informasi

dibandingkan prinsipal. sehingga menyebabkan adanya moral hazard (Ahmed, 2000)

2.2 Corporate Governance

Peraturan Menteri Negara BUMN tentang penetapan good corporate

governance pasal 1 (NOMOR : PER — 01 /MBU/2011) mendefinisikan GCG adalah

prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan

berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.Corporate

governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan

yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para

pemegang saham (Herawaty, 2008). Sedangkan Isgiyarta dan Triatiarini (2005)

mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur

hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah,

karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang

berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem

yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Praktek corporate governance dapat berjalan dengan baik apabila menerapkan

prinsip-prinsip yang terdiri dari transparansi (transparency), akuntabilitas

(accountability), kewajaran (fairness) dan responsibilitas (responsibility),

kemandirian (Indepandency). Tranparansi (transparency) dimana perusahaan harus

Page 32: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

15

memberikan informasi secara akurat dan tepat waktu. Akuntabilitas (accountability),

berhubungan dengan kejelasan fungsi, struktur, system dan pertanggungjawaban

elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif, maka akan ada

kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab antara

pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi. Kewajaran (fairness), Prinsip

ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi

faktor pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang

adil di antara beragam kepentingan dalam perusahaan.

Responsibilitas (responsibility), Bentuk pertanggung jawaban perusahaan

adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah

pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan

lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat

dan sebagainya. Kemandirian (Indepandency), Intinya, prinsip ini mensyaratkan agar

perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa

tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-

peraturan yang berlaku.

Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) menjelaskan bahwa corporate

governance merupakan acuan bagi perusahaan dalam rangka :

1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang

didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi

serta kewajaran dan kesetaraan.

Page 33: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

16

2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ

perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris, dan anggota direksi

agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh

nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

4. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap

masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.

5. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap

memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.

Menurut Barnhart dan Rosenstein (1998) mekanisme corporate governance di

bagi menjadi dua kelompok. Pertama mekanisme internal (internal mechanism),

seperti struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksklusif.

Kedua mekanisme eksternal (external mechanism), seperti pasar untuk kontrol

perusahaan, kepemilikan institusional dan tingkat pendanaan dengan hutang.

2.2.1 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan bagian dari mekanisme corporate

governance pada perusahaan. Bebebapa peneliti menyatakan bahwa kepemilikan

institusional dipercaya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai

tujuan perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Institusi dengan

kepemilikan saham yang relatif besar dalam perusahaan mungkin akan mempercepat

manajemen perusahaan untuk menyajikan pengungkapan secara sukarela. Hal ini

Page 34: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

17

terjadi karena investor institusional dapat melakukan monitoring dan dianggap

sophisticated investors yang tidak mudah dibodohi oleh tindakan manajer.

Schleiver dan Vishny (1986), menyatakan bahwa kepemilikan institusional

sangat berperan dalam fungsi pengawasan. Siregar dan Utama (2006) menyatakan

bahwa, jika pengelolaan laba dilakukan dengan efisien maka kepemilikan

institusional yang tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba (berhubungan positif),

tetapi jika pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan bersifat oportunis maka

kepemilikan institusional yang tinggi akan mengurangi pengelolaan laba

(berhubungan negatif).

2.2.2 Kepemilikan Manajerial

Menurut Downes dan Goodman (1999) dalam Murwaningsari (2009)

kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini

sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam

pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Dalam teori

keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang

saham mungkin bertentangan. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan

kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan

pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan menambah biaya

perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan

deviden yang akan diterima. Murwaningsari (2009)

Page 35: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

18

Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa kepemilikan manajerial

berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer

dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham.

Sehingga permasalahan keagenan dapat diasumsikan akan hilang apabila seorang

manajer dianggap sebagai seorang pemilik. Semakin meningkat proporsi kepemilikan

saham manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan. Pemusatan kepentingan

dapat dicapai dengan memberikan kepemilikan saham kepada manajer. Jika manajer

memiliki saham perusahaan, mereka akan memiliki kepentingan yang sama dengan

pemilik. Jika kepentingan manajer dan pemilik sejajar (aligned) dapat mengurangi

konflik keagenan. Jika konflik keagenan dapat dikurangi, manajer termotivasi untuk

meningkatkan kinerja perusahaan. Tetapi tingkat kepemilikan manajerial yang tinggi

dapat menimbulkan masalah pertahanan. Artinya jika kepemilikan manajerial tinggi,

mereka mempunyai posisi yang kuat untuk mengendalikan perusahaan dan pihak

eksternal akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tindakan manajer. Hal ini

disebabkan karena manajer mempunyai hak voting yang besar atas kepemilikan

manajerial.

Midiastuty dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial

merupakan salah satu mekanisme yang dapat membatasi perilaku oportunistik

manajer dalam bentuk earnings management.

Page 36: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

19

2.2.3 Komisaris Independen

Dewan komisaris memiliki peran untuk memonitor kebijakan direksi. Peran

komisaris ini diharapkan dapat meminimalisir permasalahan agensi yang muncul

antara dewan direksi dan pemengang saham, sehingga kinerja yang dihasilkan oleh

perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.

Indonesia merupakan negara yang menggunakan sistem two tier, yang terdiri

dari dewan komisaris dan dewan direksi. Dewan komisaris merupakan pihak yang

melakukan fungsi monitoring terhadap kinerja manajemen, sedangkan dewan direksi

merupakan pihak yang melakukan fungsi operasional perusahaan (Wardhani, 2008).

Fungsi dewan komisaris untuk mengawasi direksi baik yang berhubungan

dengan kebijakan dan pelaksanaan direksi. Kedua, dewan komisaris berfungsi untuk

memberikan saran kepada direksi. Untuk menjalankan fungsi tersebut, maka anggota

dewan komisaris merupakan seorang yang berkarakter baik dan memiliki

pengalaman yang relevan The National Committee on Corporate Governance (2000).

Keberadaan komisaris independen diatur dalam peraturan BAPEPAM No:

KEP – 315/BEJ/06 – 2000 yang disempurnakan dengan surat keputusan No: KEP –

339/BEJ/07 – 2001 yang menyatakan bahwa setiap perusahaan publik harus

membentuk komisaris independen yang anggotanya paling sedikit 30% dari jumlah

keseluruhan anggota dewan komisaris. Dewan yang terdiri dari dewan komisaris

independen yang lebih besar memiliki kontrol yang kuat atas keputusan manajerial.

Page 37: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

20

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (2006) menetapkan

beberapa kriteria untuk menjadi komisaris independen pada perusahaan tercatat

sebagai berikut:

1. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham pengendali

perusahaan yang bersangkutan.

2. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Direktur dan/atau Komisaris lainnya

pada perusahaan yang bersangkutan.

3. Tidak bekerja rangkap sebagai Direktur di perusahaan lainnya yang terafiliasi

dengan perusahaan yang bersangkutan.

4. Tidak menduduki jabatan eksekutif atau mempunyai hubungan bisnis dengan

perusahaan yang bersangkutan dan perusahaan-perusahaan lainnya yang

terafiliasi dalam jangka waktu 3 tahun terakhir.

5. Tidak menjadi partner atau principal di perusahaan konsultan yang memberikan

jasa pelayanan professional pada perusahaan dan perusahaan-perusahaan lainnya

yang terafiliasi.

6. Bebas dari segala kepentingan dan kegiatan bisnis atau hubungan yang lain yang

dapat diinterpretasikan akan menghalangi atau mengurangi kemampuan

Komisaris Independen untuk bertindak dan berpikir independen demi

kepentingan perusahaan.

7. Memahami peraturan perundang-undangan PT, UU Pasar Modal dan UU serta

peraturan-peraturan lain yang terkait.

Page 38: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

21

Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentang tata kelola

good corporate governance pasal 12 bagian kesatu tahun 2011 mengenai fungsi

dewan komisaris, yaitu :

1. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas hams

mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar.

2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas bertanggung jawab dan berwenang

melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada

umumnya, baik mengenai BUMN maupun usaha BUMN dan memberikan

nasihat kepada Direksi.

3. Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dilakukan untuk kepentingan BUMN dan sesuai dengan maksud dan tujuan

BUMN, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu.

4. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas membuat pembagian tugas yang diatur oleh

mereka sendiri.

5. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib menyusun rencana kerja dan anggaran

tahunan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang merupakan bagian yang tak

terpisahkan dan RKAP.

6. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib menyampaikan laporan tentang tugas

pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada

RUPS/Menteri.

7. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas hams memantau dan memastikan bahwa

GCG telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.

Page 39: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

22

8. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas hams memastikan bahwa dalam Laporan

Tahunan BUMN telah memuat informasi mengenai identitas, pekerjaan-

pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas di perusahaan

lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal

maupun rapat gabungan dengan Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/atau

tunjangan lain yang diterima dari BUMN yang bersangkutan.

9. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib melaporkan kepada BUMN mengenai

kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada BUMN yang bersangkutan

dan perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya.

10. Mantan anggota Direksi BUMN dapat menjadi anggota Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN yang bersangkutan, setelah tidak

menjabat sebagai anggota Direksi BUMN yang bersangkutan sekurang-

kurangnya 1 (satu) tahun.

2.3 Kualitas Auditor

Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi

yang terdapat pada para manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan

pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan (Meutia, 2004).

Akuntan publik merupakan auditor eksternal yang bersifat independen dan

diharapkan dapat meminimalisir kasus rekayasa laba serta meningkatkan kredibilitas

informasi akuntansi dalam laporan keuangan.

Page 40: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

23

Laporan keuangan yang berkualitas, relevan, dan dapat dipercaya dihasilkan

dari audit yang dilakukan secara efektif oleh auditor yang berkualitas. Sehingga para

pemakaian laporan keuangan lebih percaya pada laporan keuangan yang telah di audit

oleh auditor yang berkualitas dengan anggapan bahwa auditor akan mempertahankan

kredibilitasnya dengan lebih berhati-hati lagi dalam melakukan proses audit. Auditor

yang berkualitas akan melakukan audit yang berkualitas pula.

Meutia (2004) menyimpulkan bahwa kantor akuntan publik yang lebih besar,

kualitas audit yang dihasilkan juga lebih baik. Perbedaan kualitas jasa yang

ditawarkan kantor akuntan publik menunjukkan identitas kantor akuntan publik

tersebut. Adanya anggapan bahwa auditor yang bereputasi baik dapat mendeteksi

kemungkinan adanya tindakan manajemen laba sehingga dapat meminimalisir tingkat

manajemen laba dalam sebuah perusahaan.

2.4 Manajemen Laba (Earnings Management)

Manajemen laba akhir-akhir ini merupakan sebuah fenomena umum yang

terjadi di sejumlah perusahaan. Adanya asimetri informasi yang terjadi antara pihak

internal yaitu manajemen perusahaan terhadap pihak eksternal seperti investor dan

kreditor. Asimetri informasi terjadi ketika pihak internal yaitu manajemen perusahaan

memiliki informasi lebih banyak dan lebih cepat dibanding pihak eksternal sehingga

pihak internal dapat memanipulasi laporan keuangan sebagai usaha untuk

memaksimalkan kemakmuran.

Menurut Schipper (1989) Manajemen laba adalah campur tangan dalam

proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk mendapatkan

Page 41: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

24

keuntungan-keuntungan pribadi. Fisher dan Rosenzweig (1995) mendefinisikan

manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan)

laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan

kenaikan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang. Menurut

Healy & Wahlen (1999) Manajemen laba terjadi apabila manajer menggunakan

penilaian dalam pelaporan keuangan dan dalam struktur transaksi untuk mengubah

laporan keuangan guna menyesatkan pemegang saham mengenai prestasi ekonomi

perusahaan atau mempengaruhi akibat-akibat perjanjian yang mempunyai kaitan

dengan angka-angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Sedangkan menurut Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001) membagi

definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu :

1. Definisi Sempit

Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode

akuntansi. Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku

manajemen untuk “bermain” dengan komponen discretionary accrual dalam

menentukan besarnya laba.

2. Definisi Luas

Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi)

laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab,

tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka

panjang unit tersebut.

Page 42: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

25

Ada dua perilaku yang mendasari manajer melakukan manajemen laba

(Herawaty, 2008). Pertama. Perilaku oportunistik dimana Manajer memaksimalkan

utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, hutang dan political cost. Kedua,

Efficient Contracting yaitu Manajer meningkatkan keinformatifan laba dalam

mengkomunikasikan informasi privat. Berdasarkan perilaku ini, manajemen laba

memberikan fleksibilitas bagi manajer untuk melindungi diri dan perusahaan dalam

mengantisipasi kejadiankejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak

yang terlibat dalam kontrak.

Manajemen laba didorong oleh beberapa motivasi. Scott (1997) dalam

Sukartha (2007) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang dapat memotivasi

manajer melakukan manajemen laba, yaitu:

1. Bonus Scheme (Rencana Bonus)

Para manajer yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan rencana bonus

akan berusaha mengatur laba yang dilaporkannya dengan tujuan dapat

memaksimalkan jumlah bonus yang akan diterimanya.

2. Debt Covenant (Kontrak Utang Jangka Panjang)

Menyatakan bahwa semakin dekat suatu perusahaan kepada waktu pelanggaran

perjanjian utang maka para manajer akan cenderung untuk memilih metoda

akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan

dengan harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami

pelanggaran kontrak utang.

Page 43: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

26

3. Political Motivations (Motivasi Politik)

Menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan industri

strategis cenderung untuk menurunkan laba terutama pada saat periode

kemakmuran yang tinggi. Upaya ini dilakukan dengan harapan memperoleh

kemudahan serta fasilitas dari pemerintah.

4. Taxation Motivations (Motivasi Perpajakan)

Menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah satu motivasi mengapa

perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Tujuannya adalah dapat

meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.

5. Chief Executive Officer (Pergantian CEO)

Biasanya CEO yang mendekati masa pensiun atau masa kontraknya menjelang

berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah pelaporan laba guna

meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima. Hal yang sama akan

dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk. Tujuannya adalah

menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka cenderung untuk

menaikkan jumlah laba yang dilaporkan.

6. Initital Public Offering (Penawaran Saham Perdana)

Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada publik,

informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus merupakan sumber

informasi yang sangat penting. Informasi ini penting karena dapat dimanfaatkan

sebagai sinyal kepada investor potensial terkait dengan nilai perusahaan. Guna

Page 44: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

27

mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka manajer akan

berusaha untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan.

Adapun teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati dan Na’im (2000)

dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu :

1. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi

Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgement (perkiraan) terhadap

estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi

kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi

biaya garansi dan lain-lain.

2. Mengubah metode akuntansi

Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi,

contoh : mengubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi saldo

menurun ke metode depresiasi garis lurus.

3. Menggeser periode biaya atau pendapatan

Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain : mempercepat atau

menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai periode

akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai

periode berikutnya, mempercepat atau menunda pengiriman produk ke

pelanggan, mengatursaat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai.

Page 45: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

28

Ada empat pola manajemen laba yang dikemukakan oleh Scott (2000), yaitu :

1. Taking a Bath

Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan

melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat

meningkatkan laba di masa datang.

2. Income Minimization

Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi

sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat

diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.

3. Income Maximization

Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization

bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang

lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran

perjanjian hutang.

4. Income Smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga

dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya

investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Manajemen perusahaan dapat melakukan manajemen laba dengan

memanfaatkan pos-pos akrual yang terdapat di dalam laporan keuangan walaupun hal

tersebut tidak sesuai dengan prinsipal. Hal ini dapat terjadi karena akuntansi

menggunakan dasar akrual dimana perusahaan dapat mengakui hak dan kewajiban

Page 46: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

29

pada periode sekarang meskipun transaksinya terjadi pada periode berikutnya. Dasar

akrual disepakati sebagai dasar penyusunan laporan keuangan karena dapat

memberikan informasi yang lebih akurat kepada pengguna laporan keuangan. Dasar

akrual tidak hanya memberikan informasi atas transaksi masa lalu yang melibatkan

penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa

depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa

depan. Sebagai konsekuensi penggunaan dasar akrual ini, dalam statemen keuangan,

laba dalam suatu periode dapat mengandung unsur kas dan akrual (Sutopo, 2009).

Penerapan konsep akrual inilah yang memicu kesempatan manajemen untuk

melakukan manajemen laba dengan menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam

laporan laba rugi.

Pengukuran atas akrual adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan

dalam mendeteksi ada atau tidaknya manajemen laba. Transaksi akual memiliki

pengaruh terhadap pendapatan dan biaya, namun tidak tampil pada arus kas.

Misalnya, amortisasi dan depresiasi adalah sepenuhnya dikuasai oleh perusahaan

dalam hal menentukan masa manfaatnya, sehingga perusahaan dapat mengatur

besarnya pembebanan pada biaya sesuai keinginan manajemen dalam rangka

mencapai hasil akhir pada laba bersih yang diinginkan (Praditia, 2010).

Peningkatan penjualan secara kredit seiring dengan pertumbuhan perusahaan

(tanpa perubahan kebijakan) dapat merupakan contoh non discretionary accrual,

sedangkan perubahan biaya kerugian piutang yang disebabkan oleh perubahan

kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh manajemen dalam penentuan biaya kerugian

Page 47: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

30

piutang dapat dijadikan contoh discretionary accrual (Sutopo, 2009). Discretionary

accrual terdiri dari discretionary accrual jangka pendek dan discretionary accrual

jangka panjang. Discretionary accrual jangka pendek merupakan akrual yang

melibatkan akun modal kerja yang menggambarkan perubahan dalam akun aktiva

lancar dan hutang lancar. Sedangkan, discretionary accrual jangka panjang meliputi

depresiasi, revaluasi aktiva, penyesuaian nilai wajar atas instrumen keuangan.

2.5 Nilai Perusahaan

Tujuan jangka panjang dari perusahaan adalah mengoptimalkan nilai

perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Peningkatan nilai perusahaan dapat

menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan, sehingga pemilik perusahaan

akan mendorong manajer agar bekerja lebih keras dengan menggunakan berbagai

intensif untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan diukur dari nilai pasar wajar dari harga saham. Bagi

perusahaan yang sudah go public maka nilai pasar wajar perusahaan ditentukan

mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin dalam listing price.

Harga pasar merupakan cerminan berbagai keputusan dan kebijakan manajemen.

Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah

dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin

(1967). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi

pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi

(Herawaty, 2008). Semakin besar nilai rasio Tobin’s Q menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena

Page 48: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

31

semakin besar nilai pasar aset perusahaan, semakin besar kerelaan investor untuk

mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut.

Menurut Brealy dan Myers (2000) dalam Sukamulja (2004) menyebutkan

bahwa perusahaan dengan nilai Q yang tinggi biasanya memiliki brand image

perusahaan yang sangat kuat, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Q yang

rendah umumnya berada pada industri yang sangat kompetitif atau industri yang

mulai mengecil.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian dilakukan oleh Suranta dan Midiastuty (2003) membuktikan

hubungan struktur kepemilikan manajerial, nilai perusahaan dan investasi dengan

model persamaan linier simultan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

hubungan antara struktur kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan adalah linier

dan negatif. Indikasinya adalah kepemilikan manajerial mempengaruhi nilai

perusahaan dan hubungannya adalah linier dimana semakin tinggi kepemilikan

manajerial akan semakin menurunkan nilai perusahaan. Sedangkan hubungan antara

kepemilikan manajerial dan investasi tidak dapat ditentukan hubungannya, akan

tetapi kepemilikan manajerial mempengaruhi investasi perusahaan. Penelitian ini

menggunakan sampel perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

selama tahun 1994-2000. Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive random

sampling.

Boediono (2005) melakukan penelitian tentang Kualitas Laba: Studi Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan

Page 49: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

32

Menggunakan Analisis Jalur. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 96

perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Busa Efek Jakarta dari tahun 1996-

2002. Hasilnya menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance berpengaruh

terhadap timbulnya manajemen laba.

Siallagan dan Machfoedz (2006) membuktikan hubungan antara mekanisme

corporate governance, kualitas laba dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa kepemilikan manajerial, komite audit mampengaruhi kualitas

laba. Semakin besar kepemilikan manajerial dan adanya komite audit dalam

perusahaan maka discretionaryaccrual semakin rendah (discretionary accrual yang

rendah maka kualitas laba tinggi). Kualitas laba juga mempengaruhi nilai perusahaan,

discretionary accrual memiliki hubungan yang negatif dengan nilai perusahaan.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa kepemilikan manajerial, dewan komisaris,

komite audit dan auditor mempengaruhi nilai perusahaan. Semakin besar kepemilikan

manajerial maka nilai perusahaan semakin rendah, dewan komisaris dan komite audit

secara positif dan signifikan mempengaruhi nilai perusahaan serta KAP yang

tergabung dalam Big Two akan meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini

menggunakan sampel sebanyak 74 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama periode tahun 2000-2004. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan purposive sampling.

Iqbal (2007) membuktikan corporate governance sebagai alat pereda praktek

Manajemen laba. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa corporate governance yang

meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan direksi dan komite

Page 50: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

33

audit secara serentak berpengaruh terhadap praktek manajemen laba. Namun, secara

individual, tidak semua mekanisme corporate governance menunjukkan konfirmasi

positif. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 perusahaan yang telah go

public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2000-2006.

pengambilan sampel menggunakan metoda purposive sampling.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Rachmawati dkk (2007) yang

menunjukkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) dan mekanisme corporate

governance berpengaruh terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan, serta kualitas

laba juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel

sebanyak 38 perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode 2001-2005. Pemilihan sampel berdasarkan metode purposive sampling

dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang

ditentukan.

Haruman (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh keputusan keuangan

dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kebijakan pendanaan berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan, keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,

sedangkan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel pada perusahaan-

perusahaan yang bergerak dalam sektor industri manufaktur di Indonesia pada tahun

1994-2004. penentuan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive

sampling berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

Page 51: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

34

Herawaty (2008) membuktikan peran praktek corporate governance sebagai

moderating variable dari pengaruh earnings management terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa earnings management berpengaruh secara

negatif terhadap nilai perusahaan jika tidak memasukkan variabel corporate

governance. Sebaliknya, manajemen laba berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan jika mempertimbangkan variabel corporate governance. Penelitian ini

juga membuktikan bahwa pengaruh earningsmanagement terhadap nilai perusahaan

dapat diperlemah dengan adanya praktek corporategovernance. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan sampel pada perusahaan non keuangan yang telah

listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2006. Dalam pengambilan

sampel dilakukan dengan metode random sampling sesuai dengan kriteria yang

ditentukan.

Praditia (2010) melakukan penelitian yang berjudul analisis pengaruh

mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba dan nilai perusahaan

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2008. Penelitian

ini menggunakan sampel sebanyak 160 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

selama periode 2005-2008 dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari

delapan hipotesis yang diajukan, tidak ada hipotesis yang diterima dimana corporate

governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan nilai perusahaan.

Page 52: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

35

2.7 Kerangka Pemikiran

GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DAN NILAI PERUSAHAAN

Variabel Anteseden Variabel Independen Variabel Dependen

Mekanisme Corporate Governance:

• Komisaris Independen • Kepemilikan Manajerial • Kepemilikan Institusional

Manajemen Laba Nilai Perusahaan

Kualitas Auditor

Page 53: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

36

2.8 Pengembangan Hipotesis

2.8.1 Mekanisme Corporate Governance dan Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan masalah keagenan yang seringkali dipicu oleh

adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan

manajemen perusahaan. Kedua pihak tersebut berupaya untuk lebih mengutamakan

kepentingannya masing-masing daripada kepentingan perusahaan. Sebagai agen,

manajer bertanggung jawab untuk mengoptimalkan laba para pemilik (prinsipal).

Namun dilain pihak, manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan

kesejahteraan mereka.

Manajer dapat mengatur laba yang akan ditampilkan dalam laporan keuangan

dengan memanfaatkan kebebasan untuk memilih dan mengubah metode akuntansi

yang digunakan. Mengubah metode akuntansi yang digunakan sama halnya dengan

mengubah nilai sesuai dengan yang dikehendaki. Ada berbagai prosedur yang bisa

dimanfaatkan untuk mengatur laba. Sebagai contoh, prosedur dalam menentukan nilai

estimasi umur ekonomis untuk mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap,

persentase untuk menentukan kerugian piutang dan sebagainya.

Penerapan mekanisme corporate governance dalam sistem pengendalian dan

pengelolaan perusahaan diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dey

Report (1994) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006) mengemukakan bahwa

corporate governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja

perusahaan dan menguntungkan para pemegang saham.

Page 54: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

37

Mekanisme corporate governance yang diproksi dengan kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan kualitas auditor

diharapkan dapat meminimumkan terjadinya tindakan manajemen laba yang

dilakukan oleh manajer. Tujuan utama dari corporate governance adalah untuk

meminimalkan biaya agensi yang berasal dari pemisahan kepemilikan dan

pengendalian (Patiran, 2008).

Sukamulja (2004) menyatakan bahwa adanya good corporate governance

akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan pasar modal. Kinerja

perusahaan yang baik dengan biaya modal rendah akan mendorong para investor

untuk melakukan investasi di suatu perusahaan. Banyaknya investor yang tertarik

menanamkan dananya di perusahaan akan meningkatkan permintaan investasi dan

kemudian hukum ekonomi berlaku, jika permintaan naik maka harga saham akan

naik pula.

Iqbal (2007) membuktikan bahwa mekanisme corporate governance yang

meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan direksi dan komite

audit secara serentak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan

go-publik industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Namun demikian,

secara individual, tidak semua mekanisme corporate governance menunjukkan

konfirmasi positif.

2.8.1.1 Kepemilikan Institusional

Menurut teori keagenan, adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan

perusahaan dapat menimbulkan masalah keagenan, yaitu adanya perbedaan

Page 55: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

38

kepentingan antara prinsipal dan agen. Hal ini dapat memicu terjadinya manajemen

laba. Kepemilikan saham oleh investor institusional berperan untuk memonitor

kinerja manajemen perusahaan dengan lebih efektif dan mempengaruhi manajer

dalam pengambilan keputusan agar manajemen perusahaan tidak bertindak sesuai

keinginannya sendiri (Iqbal, 2007).

Investor institusional dianggap memiliki kemampuan untuk memonitor

tindakan manajemen lebih baik dibandingkan dengan investor individual. Menurut

Lee et al (1992) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyebutkan dua

pendapat mengenai investor institusional. Pendapat yang pertama, investor

institusional sebagai pemilik sementara lebih memfokuskan pada laba sekarang yang

dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Jika perubahan laba tidak

menguntungkan investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Pada umumnya

investor institusional memiliki saham dengan jumlah yang besar, sehingga jika

mereka melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan.

Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang

berpengalaman (sophisticated). Menurut pendapat ini, investor lebih terfokus pada

laba masa datang yang relatif lebih besar dari laba sekarang. Investor institusional

akan melakukan monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan

tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.

Penelitian Midiastuty dan Machfoedz (2003) yang menguji tentang hubungan

kepemilikan institusional dengan manajemen laba menemukan bukti bahwa

kepemilikan institusional yang tinggi dapat membatasi manajer untuk melakukan

Page 56: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

39

pengelolaan laba.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1a : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

2.8.1.2 Kepemilikan Manajerial

Jensen & Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial

berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer

dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham.

Masalah keagenan dapat diminimalisasi dengan cara memperbesar kepemilikan

manajerial sehingga manajemen akan cenderung untuk berusaha meningkatkan

kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham. Hal itu akan berpengaruh pada

kualitas laba yang dihasilkan dan nilai perusahaan.

Kepemilikan manajerial telah sekian lama dipandang sebagai mekanisme

yang penting untuk menurunkan konflik-konflik insentif, kompensasi berbasis ekuitas

menjadi sarana dasar untuk mendukung kepemilikan. Namun, kepemilikan juga

menghasilkan insentif bagi eksekutif untuk memanipulasi harga saham secara

oportunistik. Kemampuan seorang eksekutif dalam menunjukkan perilaku

oportunistik dibatasi oleh pengendalian internal (Patiran, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Iqbal (2007) membuktikan bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini berarti semakin

banyak saham yang dimiliki oleh manajemen, maka akan semakin rendah praktek

manajemen laba. Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Warfield et al.,

Page 57: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

40

(1995) menemukan adanya hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan

discretionary accruals sebagai ukuran dari manajemen laba.

Hasil Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1b : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

2.8.1.3 Komisaris Independen

Komisaris independen mempunyai peran penting dalam aktivitas pengawasan

perusahaan. Komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam

perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal, mengawasi kebijakan

manajemen serta memberikan nasehat kepada manajemen (Ujiyantho dan Pramuka,

2007).. Peasnell et al. (1998), hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan

komisaris independen membatasi pihak manajemen untuk melakukan manajemen

laba. Xie et al. (2003) berkesimpulan bahwa komisaris independen berpengaruh

negatif terhadap manajemen laba. Wedari (2004) yang menyimpulkan bahwa

komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap discretionary

accruals.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1c : Komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

2.8.1.4 Kualitas Auditor

Kualitas auditor merupakan salah satu pertimbangan penting bagi investor

untuk menilai kewajaran suatu laporan keuangan (Praditia, 2010). Kualitas auditor

dipandang sebagai kemampuan untuk mempertinggi kualitas suatu laporan keuangan

bagi perusahaan maka auditor yang berkualitas tinggi diharapkan mampu

Page 58: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

41

meningkatkan kepercayaan investor. Akuntan publik sebagai auditor eksternal yang

relatif lebih independen dibandingkan auditor internal diharapkan dapat

meminimalkan tindakan manajemen laba.

Balsam et al. (2003) menunjukkan bahwa kualitas auditor merupakan salah

satu faktor yang dapat membatasi tingkat diskresi yang dilakukan klien. Hasil-hasil

penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi

klien auditor Big Four mempunyai akrual diskresionari yang lebih rendah. Hal ini

konsisten dengan dugaan bahwa auditor Big four membatasi praktek manajemen laba

yang agresif sehingga menghasilkan laba yang berkualitas.

Zhou dan Elder (2001), menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang

diaudit oleh KAP yang masuk dalam big 4 memiliki kecenderungan tidak melakukan

manajemen laba, dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh

KAP non big 4. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi auditor merupakan penghalang

bagi perusahaan untuk melakukan manajemen laba.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1d : Kualitas auditor berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

2.8.1.5 Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi

internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding pemilik

(pemegang saham) sehingga menimbulkan asimetri informasi. Manajer diwajibkan

memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang

Page 59: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

42

diberikan merupakan cerminan nilai perusahaan melalui pengungkapan informasi

akuntansi seperti laporan keuangan.

Dalam penelitian Herawaty (2008) menemukan earnings management

berpengaruh negatife terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian pamungkas (2012)

menemukan bahwa earnings management berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba dengan arah negative yang berarti bahwa penggunaan earnings

management akan menurunkan nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H2 : Manajemen laba berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan

Page 60: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada

nilai. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel terikat

(dependen), variabel bebas (independen) dan variabel kontrol.

3.1.1 Variabel Terikat

Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi

oleh variabel independen. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

manajemen laba dan nilai perusahaan.

Manajemen laba dapat diukur dengan discretionary accrual yang dalam

penelitian ini menggunakan model Jones yang dimodifikasi (Dechow et al, 1995).

Discretionary accrual dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TAC = NI – CFO (1)

Nilai total akrual (TACC) diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai

berikut :

TACt/TAt-1 = β1 (1/ TAt-1) + β 2 (∆ SALt/ TAt-1) + β 3 (PPEt/ TAt-1) + e (2)

Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary accrual

(NDTAC) dapat dihitung dengan rumus :

NDTAC = β 1 (1/TAt-1) + β 2 ((∆SALt -∆RECt)/ TAt-1) + β 3 (PPEt/ TAt-1) (3)

Page 61: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

44

Selanjutnya DTAC dapat dihitung sebagai berikut :

DTACt = (TACt/ TAt-1) – NDTAC (4)

Keterangan :

TAC = Total accruals dalam periode t NI = Net Income pada periode t CFO = Arus kas operasi (Cash Flows from Operations) TA = Total aset pada periode t-1 ∆SALt = Perubahan penjualan bersih dalam periode t ∆RECt = Perubahan piutang bersih dalam periode t PPEt = Nilai aktiva tetap (gross) pada periode t NDTAC = Non discretionary accruals DTAC = Discretionary accruals β 1, β 2, β 3 = Koefisien regresi persamaan (2) β 1, β 2, β 3 = Fitted coeficient yang diperoleh dari hasil regresi persamaan (2)

Tujuan dari perusahaan adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan yang

akan tercermin dari harga sahamnya (Fama, 1978 dalam Wahyudi dan Pawestri,

2006). Nilai perusahaan merupakan gambaran dari kesejahteraan pemegang saham.

Semakin tinggi nilai perusahaan maka dapat menggambarkan semakin sejahtera pula

pemiliknya. Dalam mengukur nilai perusahaan, manajer lebih tertarik pada nilai pasar

perusahaan. Hal ini disebabkan karena rasio nilai pasar perusahaan memberikan

indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di

masa lampau dan prospeknya di masa yang akan datang. Sukamulja (2004)

menyatakan bahwa salah satu rasio yang dinilai dapat memberikan informasi paling

baik adalah Tobin’s Q, karena rasio ini dapat menjelaskan berbagai fenomena dalam

kegiatan perusahaan, misalnya terjadi perbedaan crossectional dalam pengambilan

Page 62: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

45

keputusan investasi dan diversifikasi, hubungan antara kepemilikan saham

manajemen dan nilai perusahaan, hubungan antara kinerja manajemen dengan

keuntungan dalam akuisisi, dan kebijakan pendanaan, dividen, dan kompensasi.

Menurut Vinola Herawati, (2008) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

diukur melalui Tobins Q, yang diformulasikan :

Q = MVE + D

BVE + D

Keterangan :

Q = Nilai perusahaan

MVE = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value), yang diperoleh dari hasil

perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah

saham yang beredar pada akhir tahun

BVE = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value), yang diperoleh dari selisih

total aset perusahaan dengan total kewajiban

D = Nilai buku dari total hutang

3.1.2 Variabel Bebas

Variabel bebas (independen) adalah varibel yang mempengaruhi variabel

terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah mekanisme

corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial, komisaris independen, kualitas auditor.

Page 63: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

46

a. Kepemilikan Institusional (KepInst)

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan

investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo (2008), dalam Wien (2010)). Indikator

yang digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional adalah persentase jumlah

saham yang dimiliki oleh pihak institusi dari seluruh jumlah modal saham yang

beredar.

b. Kepemilikan Manajerial (KepMan)

Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak

manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Boediono, 2005).

Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase

jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan

yang beredar.

c. Komisaris Independen (KomInd)

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi

dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham

pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-

mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006).

Komisaris independen dapat bertindak penengah dalam perselisihan yang terjadi

diantara para manajer dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberi nasihat

kepada manajemen (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Indikator yang digunakan untuk

Page 64: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

47

mengukur komisaris independen adalah persentase jumlah komisaris independen dari

seluruh jumlah anggota dewan komisaris yang ada.

d. Kualitas Auditor (KA)

Kualitas auditor dapat diukur dengan mengklasifikasikan atas audit yang

dilakukan oleh KAP Big Four dan audit yang dilakukan oleh KAP Non-Big Four.

Dalam penelitian ini, kualitas audit merupakan variabel dummy. Jika perusahaan

diaudit oleh KAP Big Four maka mendapat nilai 1 dan 0 sebaliknya. Kap Big Four

terdiri dari perusahaan Ernst&Young, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG,

Pricewaterhouse Coopers dan KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan The Big

Four Auditors yaitu (Cahyadi, 2009) :

1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan

Ernst&Young,

2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte

Touche Tohmatsu,

3) KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja berafiliasi dengan KPMG

4) KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers

.3.1.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol digunakan untuk mengontrol hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat, karena variabel kontrol diduga ikut berpengaruh terhadap

variabel bebas. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran

perusahaan. Ukuran perusahaan (size) adalah suatu skala dimana dapat

diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya

Page 65: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

48

terbagi dalam tiga kategori, yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah dan

perusahaan kecil. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan log natural

total aset perusahaan pada akhir tahun.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan perusahaan

manufaktur sebagai objek penelitian dengan pertimbangan pada homogenitas dalam

aktivitas produksi dan merupakan sektor industri yang paling banyak anggotanya,

serta datanya cukup tersedia. Penentuan perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan

kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode

tahun 2009-2012.

2. Perusahaan tidak delisting di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009-

2012.

3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang dinyatakan dalam rupiah

dan berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan tahun 2009-

2012.

4. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data mengenai kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan auditor. Perusahaan yang

tidak memiliki kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial tidak

Page 66: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

49

dimasukan dan akan dimasukan pada tahun berikutnya jikalau terdapat

kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media

perantara. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan

tahunan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2009-2012. Data

didapat dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari situs Bursa

Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id, IndonesianCapital Market Directory

(ICMD), JSX Statistics dan Fact Book.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang digunakan untuk pembuatan proposal ini adalah:

a. Dokumentasi penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan

literature yang ada hubungannya dengan pembuatan skripsi dengan tujuan

untuk mendapatkan landasan teori dan teknik analisa dalam memecahkan

masalah.

b. Pengumpulan data laporan keuangan dan annual report perusahaan go

public yang telah dipublikasikan.

Page 67: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

50

3.5 Metode Analisis

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesa harus

memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji normalitas, uji

multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

3.5.1.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang

baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005).

Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, penelitian ini

menggunakan analisis statistik. Analisis statistik merupakan alat statistik yang sering

digunakan untuk menguji normalitas residual yaitu uji statistik non-parametik

Kolmogorov-Smirnov. Dalam mengambil keputusan dilihat dari hasil uji K-S, jika

nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara

normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka

data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

3.5.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada

atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran

Page 68: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

51

ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Nilai cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama

dengan VIF diatas 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang

dari 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel

dalam model regresi.

3.5.1.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk menguji ada atau tidaknya

autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW test).

Uji autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW test) hanya digunakan untuk

autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model

regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Pengambilan

keputusan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu:

du < nilai DW < 4-du = tidak ada autokorelasi

4 – du < nilai DW < 4 – du = tidak dapat disimpulkan

3.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model

Page 69: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

52

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas

(Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, penelitian

ini menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut

residual terhadap variabel independen. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat

dari koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka

dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai

probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi

heteroskedastisitas.

3.5.2 Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Model regresi yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Model Regresi 1:

EMit = β0 - β1 KepInst - β2 KepMan - β3 KomInd - β4 KA - β5 Size + e

Model Regresi 2:

Qit = β0 - β6 EM - β5 Size + e

Keterangan :

EM = Earnings management KepIns = Kepemilikan Institusional KepMan = Kepemilikan Manajerial KomInd = Komisaris Independen KA = Kualitas Auditor Q = Nilai Perusahaan SIZE = Ukuran Perusahaan

Page 70: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

53

Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) untuk menentukan kemampuan variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah

antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendekati 1 (satu) berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).

b. Uji F

digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan sudah

tepat.Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut:

1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat

signifikansi (Sig. < 0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau model

tersebut sudah tepat.

2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat

signifikansi (Sig. > 0,05), maka model penelitian tidak dapat digunakan atau

model tersebut tidak tepat.

3. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Jika nilai

F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka model penelitian sudah tepat.

Selain untuk mengetahui ketepatan suatu model regresi, uji F juga digunakan

Page 71: SKRIPSI - Universitas Bengkulurepository.unib.ac.id/8150/1/I,II,III,I-14-azi-FE.pdf · pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas auditor, dan manajemen laba terhadap nilai

54

untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap

variabel dependen.

d Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen

(Ghozali, 2005). Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi t

masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi menggunakan SPSS.

Jika nilai probabilitas signifikansi t lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) maka dapat

dikatakan bahwa ada pengaruh yang kuat antara variabel independen dengan variabel

dependen.