141
BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN ALOR PROVINSI NTT

Slhd Tahun 2012 Kab. Alor-ntt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SLHD alor

Citation preview

  • BUKU DATA

    STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

    KABUPATEN ALOR

    TAHUN 2011

    PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

    BUKU DATA

    STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

    KABUPATEN ALOR

    TAHUN 2012

    PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

    PROVINSI NTT

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page II

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar . I

    Daftar Isi . II

    Daftar Tabel . III

    Daftar Gambar . IV

    Bab I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

    A. Lahan dan Hutan .. 3

    B. Keanekaragaman Hayati .. 7

    C. Air .. 17

    D. Udara .. 19

    E. Laut, Pesisir dan Pantai .. 20

    F. Iklim .. 21

    G. Bencana Alam .. 22

    Bab II. TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

    A. Kependudukan . 30

    B. Pemukiman . 30

    C. Kesehatan . 34

    D. Pertanian . 36

    E. Industri . 38

    F. Pertambangan . 38

    G. Energi . 39

    H. Transportasi . 40

    I. Pariwisata . 40

    J. Limbah B3 . 51

    Bab III. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    A. Rehabilitasi Lingkungan .. 53

    B. Amdal .. 55

    C. Penegakkan Hukum .. 56

    D. Peran Serta Masyarakat .. 60

    E. Kelembagaan 64

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page III

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Daftar Jenis Satwa Liar yang dilindungi di Kabupatem Alor ... 8

    2. Jenis Satwa Liar yang tidak Dilindungi ............... 11

    3. Ternak (Satwa Hasil Budidaya) ...... 12

    4. Jenis Tumbuhan Asli (Tumbuhan Budidaya) yang tidak dilindungi .... 13

    5. Daftar Jenis Tumbuhan Di Tuti Adagae

    dan Desa Kamot (Bahasa Kolana) .... 14

    6. Pemantauan Kualitas Udara Di Kabupaten Alor ... .. 20

    7. Jenis Penyakit yang Diderita Di Kabupaten Alor ..... 36

    8. Populasi Ternak Menurut Jenisnya Di Kabupaten Alor ....... 38

    9. Potensi dan Informasi Peluang Investasi Sektor Pertambangan

    Di Kabupaten Alor ....... 39

    10. Data Potensi Obyek Wisata ......... 41

    11. Kearifan Lokal/Tradisional .......... 63

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page IV

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Perkampungan Tradisional Takpala ........... 45

    2. Pantai Mali yang Memiliki Panorama Indah Dengan Pasir Putih ... 46

    3. Wisata Bahari Di Pulau Kepa ...... 47

    4. Pemandangan Pantai Maritaing 48

    5. Sumber Air Panas Tuti Adagae 48

    6. Wisata Bawah Laut Selat Pantar ...... .. 49

    7. Tenunan Ikat 50

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012

    B U K U I

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 1

    BAB I

    KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

    Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung

    dari pengelolaan lingkungan hidup yang nir-etik. Artinya, manusia melakukan pengelolaan

    sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan

    bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis

    moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-

    norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia

    modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani. Alam begitu saja

    dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis

    kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti

    pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat

    sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.

    Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi

    lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

    pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Pengelolaan

    lingkungan hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan,

    dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang

    berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

    pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada

    TuhanYang Maha Esa.

    Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan

    terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses

    pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa

    kini dan generasi masa depan.

    Sasaran pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut; pertama, tercapainya keselarasan,

    keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. Kedua, terwujudnya

    manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak

    melindungi dan membina lingkungan hidup. Ketiga, terjaminnya kepentingan generasi masa

    kini dan generasi masa depan. Keempat, tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

    Kelima, terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana. Keenam, terlindunginya

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 2

    NKRI terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan

    pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

    Dari sinilah jelas bahwa: setiap warga negara atau masyarakat tentunya mempunyai hak yang

    sama atas pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup yang baik dan sehat. Sehingga,

    setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.

    Selain mempunyai hak, setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan

    hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan sekaligus perusakan lingkungan

    hidup.

    Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa betapa pentingnya untuk terus menjaga

    kelestarian secara bersinergi bagi semua pihak. Baik dari perwujudan kebijakan pemerintah

    dan didukung oleh seluruh komponen masyarakat. Jika pemerintah mampu memberikan

    kebijakan yang berpihak terhadap kelestarian lingkungan, maka dengan sendirinya

    masyarakat juga akan mengikuti dan bahwa mendorong terwujudnya lingkungan yang lestari

    dan kenyamanan.

    Realitas memperlihatkan kondisi lingkungan hidup sudah mencapai tingkat yang

    memprihatinkan dengan kecenderungan yang terus menurun. Salah satu data yang dapat

    dijadikan rujukan yakni menggunakan brown indicator yakni Jumlah emisi karbondioksida

    (CO2) (metrik ton). Konsentrasi CO

    2 mengambarkan informasi tentang perubahan iklim. Gas

    rumah kaca (GRK) antara lain CO2, metan, dan CFC yang dihasilkan oleh kegiatan manusia

    (antropogenik), dalam konsentrasi yang berlebihan di lapisan biosfer memicu terjadinya

    pemanasan global dan selanjutnya mengakibatkan perubahan iklim. Emisi GRK dinyatakan

    dalam konsentrasi CO2 atau CO

    2-equivalent.

    Penyebab lain kondisi lingkungan hidup sudah mencapai tingkat yang memprihatinkan

    dengan kecenderungan yang terus menurun adalah, karena pada tingkat pengambilan

    keputusan, kepentingan pelestarian sering diabaikan. Hal ini terjadi mengingat kelemahan

    kekuatan politik dari pihak-pihak yang menyadari pentingnya pengelolaan lingkungan hidup.

    Seperti diketahui, pada saat ini perjuangan untuk melestarikan lingkungan hanya didukung

    sekelompok kecil kelas menengah yang kurang mempunyai kekuatan politik dalam

    pengambilan keputusan. Seperti kelompok kelompok peduli lingkungan, LSM, individu

    individu yang aktif dalam pelestarian lingkungan dan kritis terhadap kebijakan- kebijakan

    yang merugikan lingkungan, serta kalangan akademisi.

    Orientasi hidup manusia modern yang cenderung materialistik dan hedonistik juga sangat

    berpengaruh. Kesalahan cara pandang atau pemahaman manusia tentang sistem

    lingkungannya, mempunyai andil yang sangat besar terhadap terjadinya kerusakan

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 3

    lingkungan yang terjadi dunia saat ini. Cara pandang dikhotomis yang dipengaruhi oleh

    paham antroposentrisme yang memandang bahwa alam merupakan bagian terpisah dari

    manusia dan bahwa manusia adalah pusat dari sistem alam mempunyai peran besar terhadap

    terjadinya kerusakan lingkungan. Cara pandang demikian telah melahirkan perilaku yang

    eksploitatif dan tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian sumberdaya alam dan

    lingkungannya. Disamping itu paham materialisme, kapitalisme dan pragmatisme dengan

    kendaraan sain dan teknologi telah ikut pula mempercepat dan memperburuk kerusakan

    lingkungan baik dalam lingkup global maupun lokal, termasuk di negara kita.

    Untuk keluar dari suatu dilema persoalan terutama masalah etika lingkungan hidup,

    diperlukan pijakan keyakinan yang dapat mengarahkan secara utuh.

    Upaya mengatasi krisis lingkungan, secara etis, harus melibatkan berbagai landasan etis yang

    memang benar-benar memposisikan manusia dan alam sama-sama derajatnya, baik dalam

    ketinggiannya (biosentrisme dan ekosentrisme), maupun dalam kerendahannya (etika

    kepedulian) sekaligus membingkainya dengan etika bersama yang mengikat secara

    transenden.

    A. Lahan dan Hutan

    Hubungan saling ketergantungan manusia dengan sumberdaya hutan berlangsung

    sejak awal peradaban, karena hutan merupakan sumber bahan kebutuhan dasar manusia

    seperti air, energi, makanan, udara dan perlindungan. Untuk masyarakat desa terutama

    yang bermukim di sekitar hutan, hubungan tersebut terus berlangsung sampai saat ini,

    pada masyarakat kota walaupun tidak langsung, salain ketergantungan tersebut tetap

    berlaku dalam bentuk dan intensitas yang berbeda.

    Nilai fungsi dan manfaat hutan salah satunya adalah sebagai kawasan konservasi bagi

    kesejahteraan manusia, itu sangat komplek karena tidak hanya ditentukan dari nilai

    faktor faktor biologi dan ekonomi, melainkan mencakup sosial dan politik. Dengan kata

    lain sangat tergantung pada aturan dan menajemen yang berlaku atau oleh kelembagaan

    yang dibangun untuk mengelola sumberdaya kawasan konservasi tersebut.

    Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap usaha pelestarian, disebabkan

    nilai ekonomi pelestarian berjangka panjang dan merupakan proses pembangunan

    kehutanan berkelanjutan. Oleh karena itu dalam pengelolaan kawasan pelestarian alam

    sebaiknya diberikan insentif ekonomi kepada masyarakat sekitar hutan untuk

    memadukan antara usaha pelestarian dan pembangunan wilayah di sekitar hutan

    kawasan.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 4

    Kabupaten Alor memiliki beberapa potensi sumber daya hutan yang tersebar

    dibeberapa wilayah kabupten, diantaranya :

    1. Kawasan Konservasi (in-situ)

    Taman Wisata Tuti Adagae di Desa Kamot-Kecamatan Alor Timur Laut

    Taman Wisata Alam Pulau Rusa di Kecamatan Pantar Barat Laut

    Taman Wisata Alam Pulau Batang dan Pulau Lapang di Kecamatan Pantar Barat

    2. Kawasan Konservasi (ex-situ)

    Penangkaran Rusa di Desa Nurbenlelang Kecamatan Alor Tengah Utara dan

    penangkaran Rusa oleh masyarakat yang tersebar di beberapa kecamatan.

    3. Hutan Lindung

    Kawasan Hutan Omtel di Kecamatan Alor Barat Laut (Register Tanah Kehutanan

    1).

    Hutan Gunung Besar di Kecamatan Alor Barat Daya, Kecamatan Alor Timur,

    Kecamatan Alor Timur Laut dan Kecamatan Alor Selatan (Register Tanah

    Kehutanan 2).

    Hutan Wasbila di Kecamatan Pantar Barat dan Pantar Barat Laut (Register Tanah

    Kehutanan 3).

    Hutan Sirung Lalang Gasar di Kecamatan Pantar Tengah (Register Tanah

    Kehutanan 4).

    Hutan Lindung di Kecamatan Pulau Pura (Register Tanah Kehutanan 5).

    Hutan Mangrove di Pulau Lapang; sebagai daerah wisata (Register Tanah

    Kehutanan 6).

    Daerah wisata Pulau Batang (Register Tanah Kehutanan 7).

    Pulau Rusa sebagai daerah perlindungan satwa (Register Tanah Kehutanan 8).

    Terdapat beberapa program dan kegiatan terkait dengan konservasi hutan dan lahan

    yang ada diwilayah Kabupaten Alor, diantaranya :

    1. Pengembangan Hutan Tanaman di Kecamatan Alor Timur, Kecamatan Alor Barat

    Laut dan Kecamatan Pantar Tengah.

    2. Rehabilitasi Sumber Mata Air di Desa Lendola

    3. Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu di Kecamatan Alor Timur dan Kecamatan

    Pantar Tengah.

    Ekosistem hutan mempunyai peran yang sangat penting dalam menopang

    kehidupan di bumi kita dan keberadaan hutan ini sangat menentukan keseimbangan

    ekosistem lainnya. Fungsi strategis hutan memberikan perlindungan terhadap kestabilan

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 5

    tanah menciptakan iklim lokal, hidrologi tanah dan efisiensi siklus hara diantara tanah

    dan vegetasi. Hutan juga berfungsi sebagai pengatur tata air (hidro-orologi) mulai dari

    presipitasi dalam bentuk hujan sampai pada penguapan (evaporasi), selain itu hutan juga

    dapat menyerap karbon dioksida (CO2) di atmosfer sehingga mengurangi pemanasan

    global dan menjadi habitat (tempat hidup) bagi berbagai jenis flora dan fauna.

    Berdasarkan fungsinya hutan terdiri dari Hutan Lindung (HL), Hutan Suaka Alam

    (HSA), Taman Buru, Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT) serta

    Hutan Konservasi (Cagar Alam dan kawasan Pelestarian Alam).

    Hutan Lindung (HL) adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

    pelindung sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,

    mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.

    Kriteria Kawasan Hutan Lindung adalah :

    a. Kawasan hutan dengan faktor faktor kelerengan lapangan, jenis tanah, curah

    hujan yang memiliki skor lebih dari 175 dan atau ;

    b. Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih ;

    c. Kawasan hutan mempunyai ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut atau

    lebih.

    Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri khas tetentu, baik didarat

    maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan

    keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai

    wilayah penyangga kehidupan.

    Kawasan ini terdiri dari Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.

    Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik

    didarat maupun perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga

    kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta

    pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan

    pelestarian ini terdiri dari :

    Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.

    Hutan Produksi Tetap (HP) adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan

    peruntukannya untuk memproduksi hasil hutan dan hasil hutan ikutan, untuk

    memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan,

    industri dan ekspor.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 6

    Hutan Produksi Terbatas (HPT) adalah kawasan hutan produksi yang karena kondisi

    geomorfologi dan struktur tanahnya hanya dieksploitasi dengan sistem Silvikultur

    Tebang Pilih.

    Hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) adalah kawasan hutan produksi yang

    dapat diubah peruntukannya untuk kebutuhan perluasan pembangunan wilayah diluar

    bidang kehutanan seperti : Transmigrasi, Perkebunan, Pertanian, Industri, Pemukiman

    dll.

    Upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian

    sumberdaya alam melalui partisipasi masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar

    hutan telah diwujudkan dalam program perhutanan sosial (Social Forestry). Perhutani

    adalah salah satu pelopor yang sejak lama sudah berupaya meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat sekitar hutan melalui pembangunan hutan tanaman dengan mengembangkan

    berbagai program kegiatan seperti Prosperity Approach sejak 1972.

    Secara keseluruhan laporan yang akan dikembangkan merupakan penggambaran kondisi

    sumberdaya alam yang didasarkan pada konsep state pressure response (SPR) yang

    terdiri dari tiga unsur utama yang akan dianalisis, yaitu:

    Indikator kondisi lingkungan (state); Indikator ini menggambarkan kualitas dan

    kuantitas sumberdaya alam dan lingkungan yang dibuat untuk menggambarkan

    situasi, kondisi dan pengembangannya di masa yang akan datang.

    Indikator tekanan terhadap lingkungan (pressure); Indikator ini menggambarkan

    tekanan dari kegiatan manusia terhadap lingkungan termasuk kualitas dan kuantitas

    sumberdaya alam.

    Indikator respon (response); Indikator ini menunjukkan tingkat kepedulian

    stakeholders terhadap perubahan lingkungan yang terjadi, baik dari kalangan

    pemerintah, industri, LSM, lembaga penelitian, maupun masyarakat umum.

    Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan

    dan lahan, yang ditempatkan pada kerangka daerah aliran sungai. Rehabilitasi

    mengambil posisi untuk mengisi kesenjangan ketika sistem perlindungan tidak dapat

    mengimbangi hasil sitem budidaya hutan dan lahan, sehingga terjadi deforestasi dan

    degredasi fungsi hutan dan lahan.

    Rehabilitasi hutan dan lahan dapat diimplemntasikan pada semua kawasan hutan

    kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional. Sistem RHL dicirikan oleh komponen

    sebagai berikut:

    1. komponen obyek rehabilitasi hutan dan lahan;

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 7

    2. komponen teknologi;

    3. komponen institusi.

    Sistem RHL merupakan sistem yang terbuka, yang melibatkan para pihak yang

    berkepentingan dengan penggunaan hutan dan lahan. Dengan demikian pada prinsipnya

    RHL, diselenggarakan atas inisiatif bersama para pihak. Ini berbeda dengan

    penyelenggaraan RHL, selalu melalui inisiatif pemerintah dan menjadi beban

    tanggungan pemerintah. Dengan kata lain, ke depannya RHL dilaksanakan oleh

    masyarakat dengan kekuatan utama dari masyarakat sendiri. Prinsip-prinsip

    penyelenggaraan RHL secara lebih deskriptif disajikan pada Pola Umum RHL

    Sumber daya manusia adalah semua potensi yang berhubungan dengan data

    kependudukan yang dimiliki oleh Negara atau daerah yang dapat dipergunakan untuk

    memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia/penduduk merupakan sumber daya

    terpenting dalam suatu negara atau daerah. Sumber daya manusia harus memadai, baik

    dilihat dari segi kuantitas maupun segi kualitas. Segi kuantitas bersangkut paut dengan

    jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk. Sedangkan kualitas terutama dilihat dari

    beberapa aspek, seperti tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan kuantitas tenaga kerja

    yang tersedia.

    B. Keanekaragaman Hayati

    Keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup

    (organisme) penghuni biosfer.

    Keanekaragaman hayati disebut juga Biodiversitas. Keanekaragaman atau

    keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan

    warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.

    Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya

    persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman dan

    keberagaman makhluk hidup maka akan menjumpai bermacam-macam tumbuhan

    dan hewan.

    Dari hasil pengamatan atau observasi telah ditemukan adanya keseragaman dan

    keberagaman pada makhluk hidup.

    1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

    2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 8

    Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau

    hewan, anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya.

    3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

    Jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi (PP No.7/1999)

    a. Tumbuhan

    1. Kenari (Canarium Comune)

    2. Mangga Kelapa (Mangifera)

    b. Satwa

    Terdapat 53 jenis satwa liar yang dilindungi di Kabupaten Alor yang

    diklasifikasikan dalam kelompok Aves, Mamalia, Reptilia, Insecta, Mollusca dan

    Pisces. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 1. Daftar Jenis Satwa Liar yang dilindungi di Kabupaten Alor

    No Nama Nama Ilmiah Permasalahan Upaya

    Konservasi

    1 2 3 4 5

    I. AVES

    1. Kakatua Kecil Jambul Kuning Cacatum Sulphurea Perburuan Liar

    Tahap

    Himbauan

    2. Beo Gracula Religiosa

    Venerate

    3. Elang Tiram Pandion haliaetus

    4. Elang Bondol Haliastur Indus

    5. Tuwur Asia Eudynamis Scolopacea

    6. Elang Laut Perut Putih Haliactus Leukogaster

    7. Elang Alap Coklat Accipiter Fasciatur

    8. Elang Alap Kelabu Accipiter

    Novaehollandiae

    9. Elang Tikus Elanus Caeruleus

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 9

    No Nama Nama Ilmiah Permasalahan Upaya

    Konservasi

    1 2 3 4 5

    10. Alap-alap Sapi Falco Moluccensis Perburuan Liar

    Tahap

    Himbauan

    11. Alap-alap Australia Falco Longipennis

    12. Gosong Megapodius

    Reintwardtii

    13. Srigunting Walacea Dierurus Densus

    14. Koakiu/Cicikua Tanduk Philemon Buceroides

    15. Kipasan Dada Hitam Rhipidura Rufifrons

    23. Isap Madu Australia Lichmera Indistincta

    24. Kuntul Karang Egretta Sacra

    25. Kuntul Kerbau Bubulcus Ibis

    26. Dara Laut Biasa Sterna Hirundo

    27. Dara Laut Kaspia Hydroprogne Caspia

    28. Dara Laut Jambul Sterna Bergii

    II. MAMALIA

    1. Rusa Cervus Timorensis

    Perburuan Liar

    Tahap

    Himbauan

    2. Paus Cetacea

    3. Lumba-lumba Air Laut Dolphinidae

    4. Duyung Dugong dugong

    III. REPTILIA

    1. Penyu Hijau Dhelonia Midas Perburuan Liar Tahap

    himbauan

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 10

    Sumber : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II Kab. Alor

    Di Kabupaten Alor, terdapat 33 jenis satwa liar yang tidak dilindungi dalam

    kelompok Aves, namun pemerintah mengupayakan sosialisasi kepada masyarakat untuk

    No Nama Nama Ilmiah Permasalahan Upaya

    Konservasi

    2. Penyu Sisik Erectmohelis Imbricate Perburuan Liar Tahap

    himbauan 3. Sanca Timor Pyton Timorensis

    4. Biawak Timor Varanus Timorensis

    IV. INSECTA

    1. Kupu Raja Plato Troides Plato

    Perburuan Liar

    Tahap

    himbauan 2. Kupu Raja Halena Troides Halena

    3. Kupu Raja Haliform Troides Haliform

    V. MOLLUSCA

    1. Kepala Kambing Cassis Cornuta Perburuan Liar

    Tahap

    himbauan

    2. Teroka, Susu Bundar (Batu

    Lola)

    Tochus Niloticus

    3. Batu Laga (Siput Hijau) Turbo Marmoratus

    4. Nautilus Berongga Nautilus Pompilus

    5. Akar Bahar Anthipates SP

    6. Kima Besar Tridacna Maxima

    7. Kima Raksasa Tridacna Gigas

    8. Kima Sisik Tridacna Squamosa

    9. Kima Kunia Tridacna Crocea

    10. Kima Selatan Tridacna Derasa

    VI. PISCES

    1. Pari Sentani Pritish SP Tahap

    himbauan

    Tahap

    himbauan 2. Hiu Sentani Pritish SP

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 11

    melindungi satwa tersebut agar tidak punah. Adapun ke-33 jenis satwa liar tersebut dapat

    dilihat dalam tabel 2 dibawah ini.

    Tabel 2. Jenis Satwa Liar yang tidak Dilindungi

    No.

    Nama

    Nama Ilmiah

    Kuota

    (tahun

    terakhir)

    Upaya Konservasi

    1 2 3 4 5

    1. Delimukan Jambrud Chalcophaps Indica 2009 Sosialisasi pada

    masyarakat untuk

    melindungi satwa

    2. Cabak Kota Caprimulgus Affinis

    3. Gelatik Batu Kelabu Parus Major

    4. Dece Belang Saxicola Caprata

    5. Remetuk Laut Gerygone Surphurea

    6. Kehicap Ranting Hypothimis Azurea

    7. Kaca Mata Limau Zosterops Citrinellus

    8. Pergam Hijau Ducula Aenea

    9. Tiong Lampu Dollardbord Eurysto Orien

    10. Tuwur Asia Eudynamis Scolapacea

    11. Kokokan Laut Butorides Striatus

    12 Gajahan Pengala Numenius Phaeopus

    13. Trinil Pantai Actitis Phaeopus

    14. Walik Putih Ptilinopus Cinctus Everetti

    15. Walet Sapi Collokalia Esculenta Perneglecta

    16. Pelatuk Picoides Moluccensis Grandis

    17. Seriwang Asia Tersiphone Paradisi

    18. Kehicap Kaca Mata Monarcha Trivirgatus

    19. Kipasan Dada Hitam Rhipidura Rufifrons Semicollaris

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 12

    No.

    Nama

    Nama Ilmiah

    Kuota

    (tahun

    terakhir)

    Upaya Konservasi

    1 2 3 4 5

    20. Kancilan Emas Pachycephala 2009 Sosialisasi pada

    masyarakat untuk

    melindungi satwa

    21. Kekep Babi Artamus Leucorhynchosal

    22. Bondol Taruk Lonchua Molluca

    23. Layang-layang Hirunda sp.

    24. Kirik-kirik Australia Merops Ornatus

    25. Merpati Hutan Columba Livia

    26. Parkit Timor Trichoglossus Haematodus

    Forsteni

    27. Ayam Hutam Hijau Gallus Varius

    28. Pergam Treron Cavirostris

    29. Perkutut Loreng Geopilia Maugei

    31. Kepudang Kuduk

    Hitam

    Oriolus Cinensis

    32. Gagak Corvus sp.

    33. Pipit Lonchura sp.

    Sumber : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II, Kab. Alor

    Terdapat 6 Jenis ternak (satwa budidaya) dan 10 jenis tumbuhan lokal

    (budidaya) di Kabupaten Alor. Adanya jenis ternaknya adalah Kambing, Babi, Sapi Bali,

    Ayam Buras, Rusa Alor dan Entok/Bebek dengan nilai jual dari Rp. 40.000 Rp.

    3.500.000, sedangkan jenis tumbuhannya memiliki kisaran harga dari Rp. 2.250 Rp.

    60.000. Untuk lebih jelasnya dapat ditunjukkan pada tabel 3 dan tabel 4 berikut dibawah

    ini.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 13

    Tabel 3. Ternak (satwa hasil budidaya)

    No. Nama Nama Ilmiah Varietas Nilai Jual

    (tahun terakhir)

    1. Kambing Capra Prisca Lokal Rp. 800.000,-

    2. Babi Sus Verrucoscus Lokal Rp. 1.400.000,-

    3. Sapi Bali Bos Sandaicus Asli Indonesia Rp. 3.500.000,-

    4. Ayam Buras Gallas Varius Lokal Rp. 50.000,-

    5. Rusa Alor Cervus Timorensis Lokal Rp. 800.000,-

    6. Entok/Bebek Cainna Moschata Asli Indonesia Rp. 40.000,-

    Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Alor, 2011

    Tabel 4 . Jenis Tumbuhan Asli (tumbuhan budidaya) yang tidak dilindungi

    No. Nama Nama Ilmiah Nilai Jual

    (tahun terakhir)

    1. Jambu Mente Anacardium Ocidentale Rp. 12.100,-

    2. Kemiri Aleurites Mollucana Rp. 6.500,-

    3. Kesambi Scahalaleichera Oleosa Rp. 17.500,-

    4. Kenari Canarium Indicum, L Rp. 20.000,-

    5. Pinang Areca Catecu Rp. 9.500,-

    6. Mahoni Saetenia Macrophilla Rp. 60.000,-

    7. Jati Tectona Grandis Rp. 12.500,-

    8. Gamelina Gamelina Arborea Rp. 12.500,-

    9. Asam Tamarindus Indica Rp. 2.250,-

    10. Kopi Rp. 20.750,-

    Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Alor, 2011

    Kecamatan Alor Timur Laut adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Alor, di

    mana penduduk kecamatan ini memiliki bahasa tersendiri yaitu Bahasa Kamot. Desa

    Air Mancur terletak di Kecamatan Alor Timur Laut.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 14

    Di Desa ini terdapat sebuah tempat yang bernama Tuti Adagae yang memiliki 65

    jenis tanaman dari jenis yang berbeda. Tabel 5 menunjukan klasifikasi dari ke-65

    jenis tanaman tersebut.

    Tabel 5. Daftar Jenis Tumbuhan Di Tuti Adagae dan Desa Kamot

    No. Nama Ilmiah Suku Nama Daerah Keterangan

    1. Schleichera Oleosa (Lor)

    Oken

    Sapindaceae Kusambi Nectar dihisap Nuri

    Buah dimakan manusaia

    2. Alstonia Scholaris (L) R.Br Apocynaceae Taduk Kayu bahan bangunan

    3. Inocarpus Fagiferus

    (Parkinson) Fosb.

    Fabaceae Kayang Buah dimakan manusia

    4. Drypetes Neglecta (Kds)

    Pax & K. Hoffa

    Euphorbiceae Kayu Merah -

    5. Canarium Commune

    Auct.Non L. Bursareceae Kanal Buah dimakan Kakatua

    6. Schsfflera sp. Araliaceae - Nectar dihisap burung siap madu

    7. Ficus fariegata Bl. Moraceae Pohon Lilin Buah dimakan Kelelawar

    8. Flagellaria Indica L. Flagellariaceae - -

    9. Scleria Levis Rezt Cyperaceae - Biji dimakan Pipit

    10. Naucle Orientalis L. Rubiaceae Jati Hutan Buah dimakan Kelelawar

    11. Mucuna Diabolica

    Back.ExhHeyne

    Fabaceae Lelahanak Buah meneyebabkan gatal pada

    kulit

    12. Cycas Circinalis L. Cycadaceae Pohon Korma Buah dapat dimakan melalui

    perlakuan khusus

    13. Eugenia Javanica Lmk. Myrtaceae Jambu Air Buah dimakan Nuri

    14. Drypetes Longifolia (BI)

    Pax & K.Hoffa

    Euphorbiaceae Iwing Deh -

    15. Eauhinia Tomentosa L. Fabaceae - Tempat bertengger Nuri Buah

    dapat dimakan

    16. Albizia sp. Fabaceae Kayu Wangi -

    17. Barringtonia Racemosa

    (L.) Spreng

    Lecythidaceae Ketapang Air Nectar diisap Nuri

    18. Magnifera Laurina Bl. Anacardiaceae Mangga

    Hutan

    Kayu untuk bangunan

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 15

    No. Nama Ilmiah Suku Nama Daerah Keterangan

    19. Albizia Lebbeck (L) Bth. Fabaceae Sengon Kayu untuk bangungan

    20. Sterculia Foetida L. Sterculiaceae Nitas -

    21. Ficus Benjamin L. Moraceae Sameboy Buah dimakan Kelelawar

    22. Cerbera Manghas L. Apocynaceae Boot -

    24. Ficus Ampelas Burm.f. Moraceae Sapabli Buah dimakan Kelelawar

    25. Blumea Lacera (Burm.f.)

    DC

    Asteraceae - -

    26. Thespesia Populnea (L.)

    Solver Corr.

    Malvaceae Kayu Tali Dapat dibuat tali

    27. Sesebania Grandiflora (L.)

    Pers

    Fabaceae Gala-gala Tanaman Penghijauan

    28. Terminalia Catappa L. Combretaceae Katapang Laut -

    29. Morindra Citrafolia L. Rubiaceae Sorbot Obat sakit dalam, sakit pinggang

    dan malaria

    30. Citrum Maxima (Burm.f.)

    Merr

    Rutaceae Mure Ditanam dan dimakan

    31. Strychnos Lucida R.Br. Loganiaceae Kayu Ular Buah dimakan pergam dan obat

    malaria

    32. Tamarindus Indica L. Fabaceae Pina Tanaman Perdagangan

    33. Anacardium Occidentale

    L.

    Anacardiaceae Jambu Mete Tanaman Perdagangan

    34. Tectona Grandis L. Verbenaceae Jati Tanaman Penghijauan

    35. Jatroba Curcas L. Euphorbiaceae Paring Buah dimakan burung Pergam

    36. Eucalyptus Alba

    Reinw.Ex.Bl

    Myrtaceae Pei Bata Bahan bangunan, kayu bakar

    tempat bersarang Nuri

    37. Moringa Oleifera Lmk. Fabaceae Morungga Tanaman Penghijauan

    38. Borassus Flabelliper L. Arecaceae Tuak Buah dimakan Kakatua

    39. Bambusa sp. Poaceae Kuh -

    40. Eupatorium Odoratus L. Asteraceae Rumput

    Golkar

    Dominan

    41. Cocos Nucifera L. Arecaceae Watei Dikonsumsi

    42. Mangifera Indica L. Anacardiceae Wai Dikonsumsi

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 16

    No. Nama Ilmiah Suku Nama Daerah Keterangan

    43. Bombax Ceiba L. Bombacaceae Kepoh Hutan Nuri isap Nektarnya

    44. Ananas Comosus (L.) Merr Bromeliaceae Tanamah Dikonsumsi

    45. Bougainville Spectabillis

    Wild

    Nyctaginaceae Bunga Kertas Tanaman hias

    46. Musa Peradisiaca L. Musaceae Mou Dikonsumsi

    47. Zizyphus Jujuba Auct. Non

    Lamk.

    Rhamnaceae Bidara Buah dimakan Nuri

    Tanaman Penghijauan

    48. Leucaena Leucocephala

    (Lmk) De Wit

    Fabaceae Lamtoro -

    49. Caparis Sepiria L. Capparidaceae - -

    50. Pleomele Angustifolia

    (Roxb.)N.E.Br

    Liliaceae Belat -

    51. Eugenia sp. Myrtaceae Sek Monteu -

    52. Arenga Pinata (Wurab)

    Merr.

    Arecaceae Tobata Tanaman Perdagangan

    53. Aleurites Moluccana (L.)

    Wild

    Euphorbiaceae Waile Bahan pintal benang

    54. Gossyypium Hirsutum L. Malvaceae Kase Daun balut luka

    55. Areca Catechu L. Arecaceae

    56. Artocarpus Communis J.R.

    & G. Forst

    Moracaceae Lopore Dikonsumsi

    57. Artocarpus Integer

    (Thunb.) Merr.

    Moracaceae Ton Dikonsumsi

    58. Imperata Cylindrica L. Poaceae Amung Dominan

    59. Euphoria Longan (Lour.)

    Steud

    Sapindaceae - -

    60. Oryza Sativa L. Poaceae E Ditanam

    61. Vigna Unguiculata (L.)

    Walp

    Eabaceae Tan Lapang Ditanam

    62. Ceiba Petandra (L.) Gaertn Bombacaceae Kapok Nectar diisap Nuri

    63. Dysoxylum Acutangulum

    Miq

    Meliaceae - -

    64. Ficus Variegata Bl. Moracaceae Pohon Lilin Buah dimakan Kelelawar

    65. Ficus Racemosa L. Forst Moracaceae Ara Buah dimakan Kelelawar

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 17

    C. Air

    Air adalah materi essensial di dalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup

    didunia ini yang tidak membutuhkan air. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu

    atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu.

    Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan

    tertentu.

    Ditinjau dari segi kualitas, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar air

    tersebut layak untuk dikonsumsi. Adapun persyaratan kualitas air yang harus dipenuhi

    adalah :

    1. Persyaratan Fisik Air

    Jernih atau tidak keruh

    Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat.

    Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.

    Tidak berwarna

    Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti

    mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

    Rasanya berwarna

    Secara fisik, air biasa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit

    atau asin menunjukkan air tersebut tidak baik.

    Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air,

    sedangkan rasa asam disebabkan adanya asam organik maupun asam anorganik.

    Tidak berbau

    Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat.

    Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami

    dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.

    Temperatur Normal

    Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan

    zat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

    Tidak mengandung zat padatan

    Air minum mengandung zat padatan yang terapung didalam air.

    2. Persyaratan Kimia Air

    Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.

    pH (Derajat Keasaman)

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 18

    Penting dalan proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya

    disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama Karbondioksida.

    Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpanan standar

    kualitas air minum dalam pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan

    tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang

    sangat mengganggu kesehatan.

    Kesadahan

    Kesadahan ada 2 macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan non Karbonat

    (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium

    juga Natrium Bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga

    mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan non Karbonat

    (permanen) disebabkan oleh Sulfat dan Karbonat, Chlorida dan Nitrat dari

    Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Aluminium. Konsentrasi Kalsium

    dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit

    tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat

    menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil

    Magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam

    jumlah yang lebih besar sekitar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.

    Besi

    Air yang mengandung banyak Besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa

    logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari

    metal.

    Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk

    yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung di

    dalam air adalah 1,0 mg/l.

    Aluminium

    Batas maksimal yang terkandung di dalam air menurut Peraturan Menteri

    Kesehatan No. 82/2001 yaitu 0,2 mg/l. Air banyak mengandung Aluminium

    menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.

    Zat Organik

    Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan

    maupun sumber energy lainnya bagi flora dan fauna yang hidup diperairan.

    Sulfat

    Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 19

    yang keras pada alat merebus air (panic/ketel) selain mengakibatkan bau dan

    korosi pada pipa.

    Nitrat dan Nitrit

    Pencemaran air dari Nitrat dan Nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat

    dapat terjadi baik dari NO2 atmosfir maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan

    dan dari Oksigen NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter.

    Chlorida

    Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam

    jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan

    berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa

    air.

    Zink atau Zn

    Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. Penyimpangan

    terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet dan rasa mual. Dalam

    jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena

    kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.

    3. Persyaratan Mikrobiologis

    Tidak mengandung bakteri pathogen, misalnya : bakteri pathogen coli;

    Salmonella typhi, Vibrio Cholera dan lain-lain.

    Tidak mengandung bakteri non pathogen seperti : Actinomycetes, Phytoplankton

    Coliform, Cladocera dan lain-lain.

    Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu system

    penyediaan air bersih, karenan tanpa air maka suatu system peneyediaan air tidak

    akan berfungsi.

    Macam-macam sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum

    sebagai berikut: air laut, air atmosfer, air permukaan; (air hujan, air sungai dan air

    rawa), air tanah dan mata air.

    D. Udara

    Pemantauan kualitas udara di Kabupaten Alor dilakukan di lima lokasi yaitu

    Kalabahi, Moru, Fanating, Kabir dan Baranusa termasuk dalam kategori lingkungan

    baik, karena bahan pencemar yang terukur masih di bawah nilai baku mutu udara

    ambient berdasarkan Kepmen KLH No. 13/MENKLH/1995 tentang Pedoman Baku

    Mutu Udara Ambien. Sedangkan tingkat kebisingan masih dibawah baku mutu

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 20

    berdasarkan Permenkes No.718/Menkes/Per/XI/1987 Tentang Kebisingan yang

    berhubungan dengan kesehatan.

    Khusus Kabupaten Alor hasil analisis pemantauan tingkat keasaman air hujan (pH)

    sementara belum ada.

    Tabel 6. Pemantauan Kualitas Udara

    No.

    Parameter

    Satuan

    Lokasi Baku

    Mutu Kalabahi Moru Baranusa Kabir Fanating

    1. Partikel Debu mg/m3 0,047 6,01 x 10

    6 0.000266 3.43 x 10

    5 6,075 x 10

    6 0,26

    2. Sulfur Oksida

    (SOx)

    ppm 0,0104 0,03063 0.0614 0,034 0,007922 0,10

    3. Nitrogen

    Oksida (NOx)

    ppm 0.0307 0.00608 0.0122 0,006375 0,0058 0,05

    4. O3 ppm

    5. CO ppm 0,86

    6. Tekanan Udara Milibar 1011,8 1011,8 1011,8

    7. Suhu 0C 34 27.49 28 Tidak

    diisyarat

    kan 8. Kelembaban

    Udara

    % 77 78 78 78

    9. Kebisingan dBA 47,33 41 41 46 70

    E. Laut, Pesisir dan Pantai

    Terdapat beberapa ekosistem pesisir dan laut yang ada di wilayah Kabupaten Alor,

    diantaranya :

    1. Ekosistem Terumbu Karang di Kecamatan Pantar Barat Laut, Kacamatan Pantar

    Barat, Kecamatan Pantar Timur dan Kecamatan Alor Barat Laut.

    2. Ekosistem Mangrove di Kecamatan Alor Barat Laut, Kecamatan Pantar Barat dan

    Kecamatan Pantar Barat Laut.

    3. Ekosistem Padang Lamun di Kecamatan Alor Barat Laut, Kecamatan Kabola,

    Kecamatan Alor Barat Daya, Kecamatan Alor Timur dan Kecamatan Teluk Mutiara.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 21

    F. Iklim

    Secara Umum wilayah Propinsi NTT dikategorikan beriklim tropis sehingga di

    Kabupaten Alor pun relatif sama. Hal ini merupakan hambatan atau kendala yang cukup

    rumit di bidang pertanian dan perkebunan yang mana persiapan lahan untuk

    pengembangan tanaman pertanian mengalami kesulitan, namun kondisi iklim seperti ini

    memungkinkan untuk melakukan usaha pertanian lahan kering maupun perikanan.

    Curah Hujan rata-rata terjadi antara Bulan Desember sampai dengan Bulan Maret sehingga

    antara bulan inilah kegiatan pertanian dan perkebunan dapat dilakukan; sedangkan delapan

    bulan (April-November) yang dinyatakan relatif kering.

    Untuk keadaan iklim, suhu, kelembaban udara, curah hujan dan kecepatan angin

    Kabupaten Alor adalah sebagai berikut :

    a) Temperatur

    Letak Pulau Alor berada di sebelah selatan Khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Alor

    beriklim Semiarid (Kering). Suhu di Alor dapat mencapai 22,2 C sampai 32,2 C.

    b) Kelembaban

    Prosentase kelembaban tertinggi 92%, terendah 80%, penyinaran matahari tertinggi dan

    terendah 62%.

    c) Keadaan Awan

    Keadaan awan di Pulau Alor umumnya berawan tipis. Hal ini disebabkan oleh iklim

    yang kering. Mendekati musim penghujan, walau curah hujan di Alor rendah, Awan

    tebal sesekali nampak di daerah perbukitan.

    d) Keadaan Angin

    Keadaan angin di daerah ini sangat mempengaruhi kehidupan rakyat di Pulau Alor,

    karena pada saat-saat tertentu laut tidak dapat dilayari sama sekali oleh perahu-perahu

    milik masyarakat, hal ini disebabkan keadaan angin yang keras menimbulkan ombak

    dan gelombang yang besar, keadaan angin di daerah ini sebagai berikut :

    (1) Angin Barat

    Bertiup antara bulan September s.d. Januari kecepatan rata-rata 50 s.d. 80 km/jam.

    Pada musim ini keadaan laut ombaknya besar disertai hujan lebat sehingga

    mempengaruhi lalu lintas pelayaran dan sering mengakibatkan kecelakaan.

    (2) Angin Utara

    Bertiup ke selatan antara bulan Februari s.d. Maret dengan kecepatan 30 s.d.

    60 km/jam yang menyebabkan ombak dan gelombang yang besar, curah hujan

    amat kurang kadang-kadang angin bertiup terus menerus selama 1 s.d. 2 minggu

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 22

    kemudian selama 2 s.d. 3 hari keadaan laut tenang kembali, demikian terus-

    menerus berganti-ganti sampai musim berikutnya tiba.

    (3) Angin Selatan

    Bertiup ke utara dengan kecepatan 20 s.d. 40 km/jam pada bulan Juli s.d. Agustus,

    keadaan laut berombak cukup besar.

    (4) Angin Timur

    Bertiup ke barat antara bulan April s.d. Juni dengan kecepatan 15 s.d. 25 km/jam,

    kadang-kadang angin tidak ada sama sekali. Keadaan laut pada umumnya tenang

    sehingga pada musim ini baik sekali untuk pelayaran.

    e) Keadaan Hujan

    Banyak dipengaruhi oleh angin laut. Pada musim hujan, setiap hari turun hujan

    walaupun kadang-kadang gerimis dan mendung saja. Pada musim kemarau, sekali-

    sekali bisa turun hujan, hal ini disebabkan karena wilayahnya dikelilingi lautan luas,

    suhu yang panas menyebabkan kelembaban cukup tinggi.

    Curah hujan tertinggi 355,7 mm pada Bulan Januari. Sedangkan musim terbagi

    menjadi 3 musim yaitu :

    (1) Musim Hujan (September s.d. Nopember).

    (2) Musim Kemarau (Juli s.d. September).

    (3) Musim Pancaroba (Pebruari s.d. Juni).

    f) Penglihatan

    Jarak penglihatan di laut cukup baik, kecuali pada musim penghujan dan ombak

    besar, sedangkan penglihatan di darat dibatasi oleh bukit.

    g) Cahaya

    Intensitas cahaya bergantung pada musim. Pada musim kemarau cahaya yang masuk

    dapat melebihi 95%, sebaliknya pada waktu musim hujan intensitas cahaya yang

    diterima kurang dari 30 %.

    G. Bencana Alam

    Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa

    fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena

    ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat sehingga

    menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan sturktural, bahkan sampai kematian.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 23

    Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari

    kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar

    yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.

    Bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi :

    1. Bencana alam geologis ; disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya

    endogen) yaitu gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.

    2. Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor angin

    dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin

    puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).

    3. Bencana alam ekstra-terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa, contoh:

    hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan bumi

    maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.

    Macam-macam Bencana Alam di Sekitar Kita

    Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan

    saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang

    tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena

    jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak

    kiriman banjir.

    Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :

    a) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,

    b) Pendangkalan sungai,

    c) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong

    royong,

    d) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,

    e) Pembuatan tanggul yang kurang baik,

    f) Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

    Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:

    a) Rusaknya areal pemukiman penduduk,

    b) Sulitnya mendapatkan air bersih, dan

    c) Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.

    d) Rusaknya areal pertanian

    e) Timbulnya penyakit-penyakit

    f) Menghambat transportasi darat

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 24

    Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan,

    diantaranya adalah :

    a) membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga

    menyebabkan terjadinya banjir.

    b) mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung

    air.

    c) membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem

    pipa) sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.

    d) tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi

    penyerapan air.

    e) tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit

    menyerap air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak

    dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini

    pula dapat menyebabkan tanah longsor.

    f) membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai,

    tembok-tembok laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian

    air agar tidak masuk ke dalam daratan.

    Kebakaran Hutan

    adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir,

    kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan

    menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak

    daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga

    sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.

    Penyebab Kebakaran liar, antara lain:

    a) Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.

    b) Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan

    dan lupa mematikan api di perkemahan.

    c) Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan

    gunung berapi.

    d) Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau

    membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.

    e) Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat

    menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 25

    Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan konservasi,

    kesatuan pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan lindung meliputi

    kegiatan: Inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan, inventarisasi faktor penyebab

    kebakaran, penyiapan regu pemadam kebakaran, pembuatan prosedur tetap,

    pengadaan sarana dan prasarana; dan pembuatan sekat bakar.

    Gempa Bumi

    adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah

    sampai tingkat tinggi yang membahayakan.

    Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh

    tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu

    kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak

    dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan

    terjadi.

    Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa

    bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan

    translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena

    materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman

    lebih dari 600 km.

    Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam

    gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan

    gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena

    menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam. Sebagian lagi (jarang juga)

    juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh.

    pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi). Terakhir, gempa juga dapat

    terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan

    memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang

    disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

    Mengantisipasi gempa bumi harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan

    bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi.

    Gunung Meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi

    seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin,

    magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa diprediksi waktunya

    sehinggi korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 26

    Angin Puting Beliung / Angin Ribut adalah angin dengan kecepatan tinggi yang

    berhembus di suatu daerah yang dapat merusak berbagai benda yang ada di

    permukaan tanah. Angin yang sangat besar seperti badai, tornado, dan lain-lain bisa

    menerbangkan benda-benda serta merobohkan bangunan yang ada sehingga sangat

    berbahaya bagi manusia.

    Tanah Longsor adalah tanah yang turun atau jatuh dari tempat yang tinggi ke tempat

    yang lebih rendah. Masalahnya jika ada orang atau pemukiman di atas tanah yang

    longsor atau di bawah tanah yang jatuh maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah

    saja yang longsor karena batu, pohon, pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor

    menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya.

    Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi

    karena pergerakan asa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti

    jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor

    disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor

    pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri,

    sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material

    tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi

    suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut

    berpengaruh :

    Erosi yang disebabkan sungai - sungai atau gelombang laut yang menciptakan

    lereng-lereng yang terlalu curam lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui

    saturasi yang diakibatkan hujan lebat gempa bumi menyebabkan tekanan yang

    mengakibatkan longsornya lereng-lereng yang lemah gunung berapi menciptakan

    simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu getaran dari

    mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir berat yang

    terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju.

    Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-

    rata atmosfer, laut, dan daratan bumi.

    Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33

    0.32 F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate

    Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata

    global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 27

    meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek

    rumah kaca.

    Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan

    global akan meningkat1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F) antara tahun 1990 dan

    2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario

    berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model

    sensitivitas iklim yang berbeda. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan

    menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut,

    meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan

    polapresipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya

    hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

    Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah

    pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan

    serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke

    daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia

    mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau

    membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-

    konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah

    menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan

    emisi gas-gas rumah kaca.

    Kekeringan

    Perlu dibedakan antara kekeringan (drought) dan kondisi kering (aridity). Kekeringan

    adalah kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang diperlukan, sedangkan

    ariditas (kondisi kering) diartikan sebagai keadaan jumlah curah hujan sedikit.

    Kekeringan (kemarau) dapat timbul karena gejala alam yang terjadi di bumi ini.

    Kekeringan terjadi karena adanya pergantian musim. Pergantian musim merupakan

    dampak dari iklim. Pergantian musim dibedakan oleh banyaknya curah hujan.

    Pengetahuan tentang musim bermanfaat bagi para petani untuk menentukan waktu

    tanam dan panen dari hasil pertanian.

    Pada musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada saat

    kekeringan,sungai dan waduk tidak dapat berfungsi dengan baik.

    Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan sistem pengairan dari air hujan juga

    mengalami kekeringan. Sawah yang kering tidak dapat menghasilkan panen. Selain

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 28

    itu, pasokan air bersih juga berkurang. Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi

    langka keberadaannya.Kekeringan pada suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang

    umumnya mengganggu keseimbangan makhluk hidup.

    Kondisi kekeringan dapat ditinjau dari berbagai segi, diantaranya:

    a. Kekeringan meteorologis (meteorological drought)

    b. Kekeringan pertanian (agricultural drought)

    c. Kekeringan hidrologis (hydrological drought)

    d. Kekeringan sosial ekonomi (socio economic drought)

    Beberapa cara untuk mengantisipasi kekeringan, diantaranya:

    a) membuat waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di musim kemarau.

    Selain itu waduk dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan,

    b) membuat hujan buatan untuk daerah-daerah yang sangat kering,

    c) reboisasi atau penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah gundul agar tanah

    lebih mudah menyerap air pada musim penghujan dan sebagai penyimpanan

    cadangan air pada musim kemarau

    Dampak Bencana Alam

    Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau

    menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan

    pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan

    ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan

    menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa

    bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga

    ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa

    keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk

    bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual,

    sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat

    manusia. Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya

    tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi

    tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana

    memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan

    bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk

    mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan

    demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 29

    besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup. Bencana

    berarti juga terhambatnya laju pembangunan. Berbagai hasil pembangunan ikut

    menjadi korban sehingga perlu adanya proses membangun ulang. Kehidupan sehari-

    hari juga menjadi tersendat-sendat. Kenyataan seperti ini berarti pula muncul

    kemungkinan kegagalan di masa mendatang. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari juga

    menjadi sulit padahal penggantinya juga tidak bisa diharapkan segera ada.

    Pada tahun 2009, di Kabupaten Alor terjadi bencana beruntun yaitu

    penyerangan hama pada tanaman yang diikuti kemarau panjang, gempa tektonik,

    banjir, tanah longsor, kebakaran dan wabah penyakit, dan kejadian yang terjadi pada

    kurun waktu 2010 adalah angin putting beliung, kecelakaan transportasi laut,

    kebakaran rumah, kerusakan hutan, banjir dan tanah longsor sebagai akibat dari curah

    hujan yang cukup tinggi.

    Resiko yang timbul akibat bencana tersebut diatas antara lain :

    1. Ancaman lingkungan (enviromental threat) dan kerusakan lingkungan berupa tanah

    longsor, sedimentasi, kerusakan lingkungan pesisir, erosi sungai, berkurangnya

    keanekaragaman hayati wilayah sungai/kali, muka air tanah menurun dan

    sebagainya.

    2. Kerusakan sarana dan prasarana pelayanan publik dan masyarakat.

    3. Korban jiwa dan dampak psikologis yang berkepanjangan

    4. Kerugian harta benda.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 30

    BAB II

    TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

    A. Kependudukan

    Pada umumnya pola pertumbuhan penduduk tidak terlepas dari pola

    perencanaan tentang tata ruang pemukiman. Namun kondisi dan kenyataan yang

    dihadapi adalah perencanaan tentang tata ruang pemukiman khusus untuk penduduk di

    daerah perkotaan, tidak sesuai dengan pola tata ruang yang ada. Hal ini disebabkan

    penyebaran penduduk dan pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan sangat cepat

    namun tidak diikuti dengan ketentuan-ketentuan serta regulasi pola perencanaan tata

    ruang.

    Jumlah penduduk Kabupaten Alor tahun 2011 adalah 193.785 jiwa, 94.859

    orang laki-laki dan 98.926 orang perempuan. Rasio Jenis Kelamin pada tahun 2011

    adalah sebesar 95,89 artinya bahwa jumlah penduduk laki laki lebih kecil dari

    penduduk perempuan.

    Kepadatan penduduk Di Kabupaten Alor adalah 68 orang per Km2. Untuk Kecamatan

    dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Teluk Mutiara yaitu 749 orang per Km2 dan

    yang terendah adalah Alor Timur dengan kepadatan penduduk 13 orang per Km2.

    Nilai Dependency Rasio (DR) atau angka beban ketergantungan untuk Kabupaten Alor

    pada tahun 2011 adalah 70,69 % yang berarti bahwa 100 penduduk usia Produktif (15

    16 tahun) menanggung beban 70,69 penduduk usia tidak produktif (15< atau 64>). Nilai

    Youth Dependency Ratio (YDR) adalah 59,67 % yang berarti bahwa 100 penduduk usia

    14 tahun kebawah dan nilai Old Dependency Ratio (ODR) adalah sebesar 11,03 % yang

    berarti 100 penduduk usia produktif menanggung 11 orang penduduk 65 tahun keatas.

    B. Permukiman

    1. Perkembangan Kawasan Pemukiman Kumuh

    Perkembangan kawasan pemukiman kumuh, ditinjau dari aspek lingkungan dan tata

    ruang maka, terdapat beberapa lokasi yang masuk kategori kawasan kumuh namun

    dengan adanya perkembangan yang begitu cepat maka kawasan pemukiman mulai

    ditata sesuai dengan keperuntukan penghuni yang ada di lokasi tersebut.

    Namun demikian kawasan kumuh tetap memberikan suatu nuansa yang kurang

    sehat, karena pembangunannya yang tidak teratur, seperti saluran sanitasi MCK yang

    tidak tersedia sehingga, apabila ditinjau dari sisi lingkungan sangat memprihatinkan,

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 31

    oleh karena itu kawasan kumuh sangat perlu mendapat perhatian dari semua elemen

    yang ada demi kesejahteraan masyarakat.

    2. Akses penduduk terhadap infrastruktur pemukiman (air, energi/ listrik, prasarana

    sanitasi, MCK, dan sebagainya).

    Adapun akses penduduk terhadap berbagai infrastruktur di daerah pemukiman, maka

    perlu dilakukan berbagai upaya terhadap sarana-sarana yang perlu dibangun di daerah

    pemukiman demi menjaga kebersihan, kenyamanan dan keindahan lingkungan, juga

    perlu adanya sosialisasi kepada penduduk yang berada di daerah pemukiman tersebut

    tentang pemanfaatan serta kegunaan dari pada infrastruktur yang ada di sekitar daerah

    pemukiman seperti :

    Kebutuhan Air :

    Sebagaimana kita tahu bahwa di setiap pemukiman yang dihuni oleh setiap

    kelompok masyarakat, maka salah satu faktor yang sangat penting adalah : air

    minum bersih yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang yang ada di daerah

    pemukiman tersebut.

    Disamping itu pula air juga tidak hanya untuk dipergunakan sebagai kebutuhan

    untuk minum saja namun lebih dari itu dipergunakan juga berbagai kebutuhan

    yang ada yaitu antara lain, untuk usaha penataan halaman rumah yang dapat

    memberikan nuansa yang bersih, hijau dan indah sehingga di setiap lingkungan

    pekarangan di daerah pemukiman tidak terkesan kering dan tandus.

    Kebutuhan Energi / Listrik di Daerah Pemukiman :

    Pembangunan sektor ketenagalistrikan di daerah pemukiman memiliki peran yang

    sangat penting dalam menunjang pembangunan suatu bangsa yang moderen.

    Melalui kebijakan Restrukturisasi di sektor ketenagalistrikan, pemerintah perlu

    menata kembali pengaturan aspek ketenagalistrikan untuk menciptakan industri

    tenaga listrik yang berkualitas, efisien, memberikan manfaat kepada konsumen

    khususnya pada daerah pemukiman dan independent secara finansial.

    Pembangunan sektor ketenagalistrikan di daerah pemukiman juga padat teknologi

    dan dapat menimbulkan resiko besar terhadap keselamatan kerja, keselamatan

    umum dan fungsi lingkungan hidup. Sebagai pendamping pengaturan aspek

    bisnis, maka pemerintah menyempurnakan regulasi-regulasi di bidang

    keselamatan / keteknikan untuk memfasilitasi penyediaan dan pemanfaatan tenaga

    listrik yang dilakukan dengan Andal, Aman, dan Akrab (A3) serta Ramah

    Lingkungan.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 32

    Oleh karena itu akses penduduk terhadap Infrastruktur di daerah pemukiman

    khususnya energi listrik, perlu senantiasa memperhatikan kelestarian

    lingkungan hidup, konservasi energi dan diversifikasi sebagaimana digariskan

    dalam energi nasional, keselamatan umum, dan tata ruang wilayah.

    Penyediaan energi listrik di daerah pemukiman perlu di selenggarakan secara

    efisien melalui kompentensi dan transformasi dalam iklim usaha yang sehat

    dengan pengertian dapat memberikan perlakuan yang sama kepada semua

    pelaku usaha dan memberikan manfaat yang adil dan merata kepada konsumen .

    Penyelenggaraan usaha ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin tersedianya

    tenaga listrik dalam jumlah cukup, kualitas yang baik dan harga yang wajar

    untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan

    merata serta mendorong peningkatan ekonomi yang berkelanjutan.

    Untuk penyediaan dan pemanfaatan sumber energi di daerah pemukiman untuk

    membangkit tenaga listrik, maka beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah

    aspek keamanan, keseimbangan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Guna

    menjamin ketersediaan energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka

    diprioritaskan penggunaan sumber energi setempat dengan kewajiban

    mengutamakan pemanfaatan sumber energi baharu dan terbaharukan yang

    ramah lingkungan yaitu; Energi Matahari, Angin, Air, Arus laut, serta

    Gelombang Laut, dan Bio Oil;

    Prasarana Sanitasi / MCK di Pemukiman

    Sistim pengelolaan sanitasi di daerah pemukiman sebagai saluran pembuang

    limbah cair pada kota-kota dalam wilayah Kabupaten Alor, telah berjalan

    meskipun belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada kawasan kota, juga

    pada kawasan pemukiman, sistim pembuangan limbah rumah tangga pada

    sanitasi dan saluran drainase yang ada, telah berjalan namun pada kawasan ibu

    kota kecamatan hal ini belum nampak. Karena sistim sanitasi dan drainase yang

    ada pada kawasan pemukiman hanya efektif pada musim hujan saja, sebagai

    saluran pembuangan limbah air hujan.

    Untuk penggunaan sarana sanitasi MCK dalam wilayah Kabupaten Alor jumlah

    rumah tangga yang memiliki sarana buang air besar 39.333 rumah tangga yang

    terdiri dari 29.500 sarana milik sendiri, 3.933 sarana milik bersama dan 5900

    sarana milik umum.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 33

    3. Kondisi Ruang Terbuka Hijau (RTH)

    Dalam upaya menjawab berbagai kebutuhan penataan ruang maka berbagai peraturan

    dan pedoman yang berlaku di bidang tata ruang serta memperhatikan berbagai

    karakteristik wilayah Kabupaten Alor yang rawan terhadap bencana alam seperti

    gempa bumi, longsor dan sebagainya.

    Oleh karena itu untuk menjawab berbagai persoalan tersebut diatas maka keberadaan

    Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi kebutuhan yang cukup mendesak,

    mengingat tata ruang wilayah merupakan sebuah dokumen perencanaan yang

    mengatur wilayah struktur tata ruang dan pola pemanfaatan ruang di suatu wilayah

    pemukiman.

    Untuk itu Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tinjau dari aspek kebencanaan, terutama

    dalam penataan zona-zona maka dengan demikian Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang

    berada pada kawasan pemukiman dapat dikatakan sebagai Ruang Terbuka Hijau

    (RTH) yang berbasis Ramah Lingkungan.

    Mengingat Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan pendekatan Lingkungan yang

    berkelanjutan ini akan dilakukan dengan melihat wilayah Kabupaten Alor sebagai

    suatu ekosistim, dengan sub-sub ekosistimnya. Oleh karena itu di kawasan

    pemukiman sangat penting untuk dibangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) demi

    menjaga kelestarian Lingkungan.

    Dengan adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dikawasan pemukiman maka melalui

    pendekatan lingkungan yang berkelanjutan diharapkan setiap kegiatan penataan

    Ruang Terbuka Hijau (RTH) justru akan meningkatkan daya dukung wilayah. Untuk

    itu penataan kawasan-kawasan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) harus

    memperhatikan dampak yang akan ditimbulkannya terhadap ekosistim wilayah dan

    penduduk sekitarnya, agar selaras dengan asas dan tujuan pembangunan yang

    berkelanjutan.

    Pada tahun 2010 Kabupaten Alor telah melakukan penataan kawasan Ruang Terbuka

    Hijau dengan penanaman Glodok Tiang sebanyak 500 pohon, Evergreen 500 pohon

    dan Asam Jawa (Trambessi) 500 pohon.

    4. Permasalahan Sampah

    Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat

    telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik

    sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok

    dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 34

    ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan

    kualitas sampah yang dihasilkan.

    Mengingat di kawasan pemukiman sistim sanitasi maupun drainase seringkali di

    jadikan tempat pembuangan sampah, sehingga apabila terjadi hujan maka saluran

    sanitasi dan drainase selalu meluap, akibat dipenuhi dengan limbah dan sampah.

    Produksi sampah Kabupaten Alor pada tahun 2005, apabila digunakan asumsi 1 orang

    menghasilkan sampah kering dan basah sebanyak 5 liter/hari, maka setiap hari

    sampah yang di hasilkan Di Kabupaten Alor mencapai 873.040 liter atau setara

    dengan 873 m/hari.

    Namun demikian untuk kondisi Kabupaten Alor, pengelolaan sampah secara kontinyu

    masih terbatas pada Kota Kalabahi, berdasarkan data yang ada mencapai 94 m/hari,

    namun sampah yang dihasilkan tersebut tidak sepenuhnya diangkat, namun hanya

    sebagian yang diangkut karena selain termasuk sampah basah yang dihasilkan juga

    sebagian besar masyarakat masih mengolah sampah dengan menumpuk dan

    membakar di pekarangan bahkan ada oknum yang masih dengan sengaja membuang

    sampah ditempat-tempat yang dilarang seperti dipinggir pantai, disungai dan

    disaluran-saluran pembuangan air limbah sehingga mengganggu fungsi dari masing-

    masing sarana/fasilitas tersebut.

    Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan.

    Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sampah merupakan suatu problem yang

    semakin lama semakin kompleks, baik di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten /

    Kota, dan yang lebih kompleks lagi khususnya sampah yang berada di kawasan

    pemukiman yang semakin semaraut, sehingga pola penanganan perlu dibuat suatu

    manegemen persampahan yang jelas dan yang benar sesuai dengan pola

    perubahannya. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik

    pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak

    negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi

    lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.

    C. Kesehatan

    Dalam Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada pasal 1

    butir 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan yang

    sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

    secara sosial dan ekonomis.

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 35

    Adapun derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :

    Faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor bawaan

    (keturunan). Dari keempat faktor tersebut, faktor lingkungan merupakan faktor yang

    paling besar pengaruhnya dibandingkan dengan ketiga faktor yang lain.

    Pada umumnya, bila manusia dan lingkungannya berada dalam keadaan seimbang, maka

    keduanya berada dalam keadaan sehat.

    Tetapi karena sesuatu sebab sehingga keseimbangan ini tergangggu atau mungkin tidak

    dapat tercapai, maka dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan.

    Keseimbangan tersebut sangat kompleks. Dari lingkungan alaminya manusia mengambil

    makanan dan sumber daya lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan materinya,

    ke lingkungan alami pula manusia membuang berbagai bahan buangan baik dari

    badannya maupun dari proses produksinya.

    Proses pengambilan maupun pembuangan ini bila tidak terkendali, menimbulkan dampak

    terhadap lingkungan yang dapat merugikan bagi kehidupan manusia itu sendiri, antara

    lain gangguan kesehatan, gangguan kenyamanan, gangguan ekonomi dan sosial. Dalam

    hal tersebut diatas yang perlu kita cermati adalah bahwa alam mempunyai daya dukung

    dan daya tampung yang terbatas. Bila pengelolaannya tidak seimbang maka kelestarian

    lingkungan juga akan terganggu.

    Perilaku manusia yang tidak sehat, akan memperburuk kondisi lingkungan dengan

    timbulnya man made breeding places bagi kuman dan vektor penyakit maupun sumber

    pencemar yang dapat memajani manusia.

    Memiliki tubuh dan badan yang sehat seumur hidup adalah dambaan setiap orang.

    Namun situasi dan kondisi lingkungan sekitar kita serta bervariasinya daya tubuh

    seseorang terhadap penyakit membuat hal impian tersebut sulit untuk dicapai. Semua

    orang pasti pernah sakit, namun resiko sakit dapat diminimalkan atau dikurangi

    resikonya dengan memperhatikan istirahat, makanan, kondisi psikis/psikologis, daya

    tahan tubuh, ekonomi/financial dan sosial.

    Jumlah penduduk di Kabupaten Alor pada tahun 2011 sebesar 193.875 jiwa dengan usia

    harapan hidup sebanyak 67,25 dan angka kelahiran sebanyak 0,0176 .

    Pola Penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat Kabupaten Alor tahun 2011 adalah

    sebagai berikut :

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 36

    Tabel 2.1. Jenis Penyakit yang Diderita

    No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita

    1. ISPA 63.552

    2. Reumatik 12.046

    3. Penyakit Kulit Infeksi 12.604

    4. Penyakit Lambung 12.605

    5. Penyakit Kulit Alergi 8.513

    6. Malaria Klinis 1.888

    7. Diare 7.875

    8. Penyakit Kulit ( Jamur ) 2.295

    9. Anemia 2.882

    10. Bronchitis 2.533

    Total 126.793

    Sumber : Alor Dalam Angka, 2012

    D. Pertanian

    Sebagian besar penduduk Kabupaten Alor tinggal di daerah pedesaan dan

    bekerja pada sektor pertanian, karena itu sektor pertanian cukup mempunyai peran

    penting dalam sturktur perekonomian Di Kabupaten Alor. Hal ini ditunjukkan pada

    distribusi persentase PDRB Alor atas dasar harga berlaku yang memperlihatkan

    kontribusi sektor pertanian paling dominan dalam penbentukan PDRB Alor tahun 2011

    sebesar 33,97 %.

    Tanam Pangan

    Produksi tanam pangan Di Kabupaten Alor pada tahun 2011 antara lain, padi sawah

    2.986 dan padi ladang sebanyak 6.993 ton, jagung sebanyak 7.455 ton, ubi kayu

    10.542 ton, ubi jalar 654 ton, kacang tanah 28,30 ton, kacang hijau 243 ton, dan

    kacang kedelai sebanyak 3,1 ton.

    Perkebunan

    Produksi perkebunan untuk Kabupaten Alor berturut-turut adalah kelapa sebanyak

    964 ton, kopi sebanyak 114 ton, kapuk 15 ton, jambu mente 1,626 ton, cengkeh 38

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 37

    ton, kemiri 3.218 ton, pinang 108 ton, vanili sebanyak 48 ton, kakau 12,22 ton, kakao

    13 ton, pala sebanyak 1 ton dan lada 2 ton.

    Kehutanan

    Luas Hutan di Kabupaten Alor adalah 103.818,90 ha yang terdiri atas Hutan Lindung

    52.413,95, Hutan Produksi 19.793,95 ha, Hutan Produksi terbatas 22.860,95 ha dan

    Taman Wisata 8,751,05 ha.

    Peternakan

    Populasi ternak besar yang terbanyak Di Kabupaten Alor untuk tahun 2010 adalah

    peternakan sapi dan disusul oleh peternakan kuda.

    Populasi terbesar untuk ternak kecil berturut-turut adalah babi, kambing, rusa dan

    domba.

    Untuk dapat lebih memberdayakan masyarakat Kabupaten Alor, maka Pemerintah

    Kabupaten Alor sudah seharusnya tetap mengembangkan potensi di sektor pertanian,

    meskipun sektor ini bukan sektor basis dan mengalami kemunduran dalam kurun

    waktu 5 (lima) tahun terakhir.

    Pentingnya upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan sektor pertanian adalah

    dikarenakan sebagian besar penduduk Kabupaten Alor tinggal di daerah perdesaan

    dan bekerja pada sektor pertanian.

    Disamping itu, apabila dilihat kontribusinya terhadap PDRB secara keseluruhan,

    sektor pertanian masih memberikan kontribusi yang paling besar, yaitu rata-rata

    sebesar 35,52 persen.

    Sektor petanian yang terdiri atas 5 (lima) sub sektor tidak semuanya mengalami

    penurunan. Untuk sub sektor tanaman pangan ada beberapa produk yang dapat

    diandalkan, antara lain: padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau

    dan kacang kedelai yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Sedangkan untuk sub sektor peternakan, yang terbanyak adalah peternakan Sapi, dan

    disusul oleh peternakan Kuda dan peternakan Kerbau. Untuk detailnya dapat dilihat

    pada tabel berikut :

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 38

    Tabel 2.2. Populasi Ternak Menurut Jenisnya Di Kabupaten Alor

    Tahun 2009 2010

    No Jenis Ternak Tahun

    2009

    Tahun

    2010

    Tahun

    2011

    1 Sapi 3.076 3.155 4.351

    2 Kuda 227 232 93

    3 Kerbau - - 80

    4 Babi 80.509 96.884 69.380

    5 Kambing 44.489 46.715 28.436

    6 Domba 25 26 5

    7 Rusa 336 336 -

    Sumber : BPS Kabupaten Alor dalam Angka, 2012

    E. Industri

    Dalam pembangunan Nasional, struktur perekonomian diharapkan seimbang

    dimana sektor industri sebagai tumpuan utama, sedangkan sektor pertanian sebagai

    penopang yang tangguh. Namun di Kabupaten Alor peran Sektor industri dalam PDRB

    atas dasar harga berlaku masih tergolong kecil yaitu hanya 1,66 %. Sektor perdagangan

    berkembang dengan baik dan memberi peran dalam bentuk Produk Domestic Regional

    Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku untuk Kabupaten Alor dimana kontribusi sektor

    ini pada tahun 2011 sebesar 17,12 %. Kegiatan sektor perdagangan antara lain

    perdagangan besar dan eceran, kegiatan rumah makan, dan penginapan (hotel/ losmen).

    F. Pertambangan

    Kabupaten Alor sudah dikenal sebagai daerah penghasil beberapa bahan

    tambang, terutama bahan galian. Minat investor terhadap potensi bahan tambang yang

    dimiliki oleh Kabupaten Alor cukup tinggi. Potensi bahan tambang dan galian Di

    Kabupaten Alor yang telah dikelola sejauh ini adalah bahan tambang type C berupa

    batu hitam. Bahan tambang dan galian berupa batu hitam telah dikelola oleh beberapa

    pengusaha dengan system pertambangan rakyat dan telah diekspor ke Jepang dan

    Korea. Disamping itu, untuk bahan galian seperti pasir dan batu bangunan juga sudah

    semakin banyak dieksplorasi terutama untuk keperluan tahapan rehabilitasi dan

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 39

    rekonstruksi Kabupaten Alor yang mengalami kerusakan pasca bencana gempa pada

    tahun 2004. Data potensi dan informasi peluang investasi pada sektor produksi semakin

    meningkat pada setiap tahun.

    Pertambangan Kabupaten Alor dapat dilihat pada tabel 3.

    Tabel 2.3. Potensi dan Informasi Peluang Investasi Sektor

    Pertambangan Di Kabupaten Alor Tahun 2009

    No

    Jenis Tambang

    Luas

    Areal

    (Ha)

    Lokasi

    1. Urat kwarsa, biji timah - Desa Wakapsir, Desa Halerman, Desa

    Kuneman, Desa Wolwal (Kec. Alor

    Barat Daya) dan Desa Langkuru

    (Kec. Alor Timur)

    2. Gypsum 80 Desa Sidabui (Kec. Alor Selatan), Desa

    Pido (Kec. Alor Timur Laut).

    3. Emas - Desa Wakapsir Timur (Kec. Alor Barat

    Daya)

    4. Residu Minyak Bumi - Desa Wakapsir (Kec. Alor Barat Daya),

    Pantai Baolang, (Kec. Pantar).

    5. Barit dan Emas - Desa Kuneman (Kec. Alor Selatan),

    Desa Bukit Mas (Kec. Pantar).

    6. Pasir 3 warna - Desa Tude (Kec. Pantar Barat).

    7. Batu Burik - Maukuru (Kec. Alor Timur), Waisika

    dan Taramana (Kec. Alor Timur Laut).

    8. Kaolin - Desa Aramaba (Kec. Pantar Barat).

    Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Alor

    G. Energi

    Kebutuhan energi di Kabupaten Alor akan energi listrik dan air minum untuk

    PDRB Kabupaten Alor atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 sebesar 0,45 %.

    Tenaga listrik yang dibangkitkan di Alor pada tahun 2011 sebesar 16.192.861 KWH dan

    telah menjangkau sebagian besar kecamatan di Kabupaten Alor. Sedangkan pemakaian

  • Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Alor Tahun 2012 Page 40

    air minum yang disalurkan oleh PDAM belum terdapat diseluruh kecamatan dengan

    jumlah pemakaian sebesar 916.361 m3 atau senilai Rp. 1.147.246.600,-

    H. Transportasi

    Sebagai salah satu infrastruktur yang penting Di Kabupaten Alor adalah sarana

    transportasi, untuk jalan yang mengalami rusak berat khusus 813,84 km. Dan 425,15 km

    dari 1.705,75 km panjang jalan dalam kondisi baik. Sebesar 501,150 km yang

    menggunakan aspal dan sisan