19

Slide Paper Tht CA Hipofaring

Embed Size (px)

Citation preview

NEOPLASMA

• Suatu neoplasma, sesuai definisi Willis, adalah “massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan terse

• Suatu tumor dikatakan jinak (benigna) apabila gambaran mikroskopik dan makroskopiknya mengisyaratkan bahwa tumor tersebut akan tetap terlokalisasi, tidak dapat menyebar ke tempat lain, dan pada umumnya dapat dikeluarkan dengan tindakan bedah but telah berhenti”.

• Dikatakan ganas apabila diterapkan pada neoplasma, menunjukkan bahwa lesi dapat menyerbu dan merusak struktur di dekatnya dan menyebar ke tempat jauh (metasatasis) serta menyebabkan kematian.

ANATOMI HIPOFARING

ANATOMI HIPOFARING

EPIDEMIOLOGI

Tumor Ganas Hipofaring

5% dari semua kanker kepala

dan leher

pada dekade keenam dan

ketujuh 80% kasus

adalah laki-laki

5 year survival rate

= 35%

ETIOLOGI

• Penyebab pasti dari tumor ganas hipofaring belum diketahui dengan jelas.

• Merokok dan alkohol.• kekurangan dari zat-zat gizi, serta penurunan imun selular juga

akan menambah berat keadaan penyakit.

MANIFESTASI KLINIS

• Odinofagia• Disfagiabiasanya progresif• Nyeri telinga homolateral• Kenaikan produksi lendir di tenggorokan• Suara serak• Dapat terjadi metastasis homogen• Keadaan umum burukakibat intake makanan kurang.• Syndrome Peterson - Kelly

PERLUASAN TUMOR

1. Karsinoma Sinus Piriformis Tempat yang paling sering terlibat 60% – 70% dari semua tumor ganas hipofaring

2. Karsinoma Dinding Posterior Faring Sering eksofitik Tidak menyerang fasia prevertebra Penyebaran sering ke kelenjar limfe paratrakea maupun ke kelenjar limfe

profunda

3. Karsinoma Regio Postkrikoid Sering tidak menunjukkan gejala sampai pada stadium lanjut Cenderung terjadi pada wanita Bersamaan dengan Syndrome Peterson – Kelly (Syndrome Plummer

Vinson)

DIAGNOSIS

1. Anamnesis Keluhan Faktor resiko Riwayat keluarga Kondisi kesehatan pasien keseluruhan

2. Pemeriksaan Fisik Bertujuan untuk menemukan tanda yang membuktikan

adanya kanker dan penyakit penyerta lainnya Menentukan apakah sudah terjadi penyebaran atau metastase

melalui pemeriksaan kelenjar limfe pada leher

DIAGNOSIS

3. Pemeriksaan Darah Tidak begitu membantu Menilai fungsi hati dan ginjal

4. Pemeriksaan Leher dan Kepala

5. Panendoskopi Prosedur yang mengkombinasikan laringoskopi,

esofagoskopi dan bronkoskopi secara bersamaan Dapat dilakukan bersamaan pengambilan dengan biopsi

jaringan tumor

DIAGNOSIS

6. Pemeriksaan Radiologi Berguna untuk menentukan ada tidaknya penyebaran tumor

7. Computed Tomography Scan CT - Scan Menentukan ukuran tumor Pertumbuhan tumor ke dalam jaringan terdekat Penyebaran tumor ke kelenjar limfe di leher

8. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Untuk memeriksa daerah leher Membantu untuk menghasilkan gambar otak dan spinal cord

dengan jelas MRI terkadang lebih membantu ketimbang CT-Scan

DIAGNOSIS

9. Barium Swallow Melihat penampakan hipofaring dan serta fungsinya dalam

proses menelan.

10. Positron Emission Tomography (PET) Untuk melihat kelompok sel tumor yang masih kecil Membantu menetukan apakah tumor tersebut benign atau

malignant Untuk melihat apakah sudah ada penyebaran

PATOLOGI

• Paling sering adalah karsinoma sel skuamosa.Secara umum terbagi 2 variasi :1. Tipe Infiltrat2. Tipe Eksofitik

• Dapat juga dijumpai tumor jinak paraganglioma

KLASIFIKASI TUMOR DAN

STAGING Menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC) :

Lesi primer pada hipofaring dapat diklasifikasikan sebagai berikut :• Tis : Tumor in situ• T1 : Tumor terbatas pada salah satu bagian dari hipofaring dan

ukurannya kurang dari 2 cm pada sisi terbesarnya.• T2 : Tumor menginvasi lebih dari satu bagian hipofaring atau

menginvasi daerah yang berdekatan dengannya, atau berukuran 2 – 4 cm, tanpa terfiksir pada hemilaring.

• T3 : Ukuran tumor melebihi 4 cm, dengan atau tanpa fiksasi dari hemilaring.

• T4a : Tumor menginvasi salah satu dari : kartilago tiroid atau krikoid, tulang hyoid, kelenjar tiroid, esofagus, kompartemen pusat jaringan lunak.

• T4b : Tumor menginvasi fasia prevertebral, pembungkus arteri karotis, atau menginvasi struktur mediastinum.

KLASIFIKASI TUMOR DAN

STAGINGKelenjar Limfe (N)• Nx : Pembesaran kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai.• N0 : Tidak terdapat penyebaran kelenjar limfe regional• N1 : Pembesaran kelenjar limfe pada ipsilateral dengan ukuran

kurang dari 3 cm• N2a : Pembesaran kelenjar limfe pada ipsilateral dengan ukuran

lebih 3 cm dan kurang dari 6 cm• N2b : Pembesaran kelenjar limfe dengan multi ipsilateral dan

tidak lebih dari 6 cm• N2c : Pembesaran kelenjar limfe dengan bilateral atau

kontralateral dan tidak lebih dari 6 cm• N3 : Pembesaran kelenjar limfe dengan bilateral dan

kontralateral dan lebih 6 cm.

KLASIFIKASI TUMOR DAN

STAGINGMetastase (M)• Mx : Metastase tidak bisa ditemukan• M0 : Tidak ada metastase jauh• M1 : Metastase jauh

 

STADIUM TUMOR GANAS HIPOFARING

Stadium 0 Tis N0 M0

Stadium I T1 N0 M0

Stadium II T2 N0 M0

Stadium III T1, T2 N1 M0

T3 N0, N1 M0

Stadium IV A T1, T2, T3 N2 M0

T4a N0, N1, N2 M0

Stadium IV B T4b Semua N M0

Semua T N3 M0

Stadium IV C Semua T Semua N M1

TERAPI

• Radiasi• Bedah • Kombinasi terapi radiasi dan pembedahan• kemoterapi

KESIMPULAN

• Tumor ganas pada hipofaring jarang terjadi.• Angka kejadian 0,5 % dari semua keganasan.• Tumor ganas hipofaring sebagian besar adalah tipe sel

skuamosa.• Pemeriksaan untuk diagnosis terdiri dari : radiologi, endoskopi

dan biopsi.• Pengobatan dari tumor ganas hipofaring adalah : radiasi,

bedah, kombinasi radiasi dan pembedahan, kemoterapi.