9
ANITA WIJAYANTI 105040100111041 KELAS H AGRIBISNIS SOAL & JAWABAN MODUL 7 1. Apa yang dimaksud dengan pelaku maksimalisasi keuntungan dan produsen yang efesien, kaitkan dengan kondisi di Indonesia yang saat ini terjadi? Jawab: Pelaku maksimalisasi keuntungan adalah seseorang yang dalam proses produksinya melakukan maksimalisasi output dengan menghasilkan penerimaan optimum dan dengan menekan biaya produksi yakni biaya variabel dan biaya tetap. Sedangkan produsen yang efisien adalah pelaku maksimalisasi keuntungan dengan penggunaan faktor produksi (input) secara optimal dan efisien baik efisiensi harga, teknis, maupun ekonomi. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih belum stabil contohnya harga bahan baku (faktor produksi input) masih sering kali meningkat. Kondisi seperti ini mendorong produsen/petani untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dengan cara memanfaatkan faktor produksi tersebut secara optimal dan efisien. Akan tetapi permasalahan yang sering timbul adalah keserakahan pada diri produsen untuk menguasai pasar dengan melakukan kerusakan alam yakni eksploitasi SDA secara berlebihan untuk Page 1 of 9

Soal dan Jawaban dari modul 7 dan 8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ekonomi Produksi Pertanian

Citation preview

Page 1: Soal dan Jawaban dari modul 7 dan 8

ANITA WIJAYANTI

105040100111041

KELAS H AGRIBISNIS

SOAL & JAWABAN MODUL 7

1. Apa yang dimaksud dengan pelaku maksimalisasi keuntungan dan produsen yang

efesien, kaitkan dengan kondisi di Indonesia yang saat ini terjadi?

Jawab:

Pelaku maksimalisasi keuntungan adalah seseorang yang dalam proses produksinya

melakukan maksimalisasi output dengan menghasilkan penerimaan optimum dan dengan

menekan biaya produksi yakni biaya variabel dan biaya tetap. Sedangkan produsen yang

efisien adalah pelaku maksimalisasi keuntungan dengan penggunaan faktor produksi

(input) secara optimal dan efisien baik efisiensi harga, teknis, maupun ekonomi.

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih belum stabil contohnya harga bahan baku

(faktor produksi input) masih sering kali meningkat. Kondisi seperti ini mendorong

produsen/petani untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dengan cara

memanfaatkan faktor produksi tersebut secara optimal dan efisien. Akan tetapi

permasalahan yang sering timbul adalah keserakahan pada diri produsen untuk

menguasai pasar dengan melakukan kerusakan alam yakni eksploitasi SDA secara

berlebihan untuk mendapatkan keuntungan maksimal tanpa mempedulikan keadaan

sekitar.

2. Sebutkan perbedaan antara efesiensi teknik dan efesiensi alokatif dan kaitkan dengan

petani gurem!

Efisiensi teknis

1. Digunakan untuk mengukur tingkat produksi yang dicapai pada tingkat penggunaan

input tertentu.

2. Seorang petani dikatakan efisien secara teknis dibanding petani lain, jika dengan

penggunaan jenis dan jumlah input yang sama diperoleh output secara fisik lebih

tinggi.

Page 1 of 6

Page 2: Soal dan Jawaban dari modul 7 dan 8

Efisiensi alokatif/efisiensi harga

1. Uji efisiensi alokatif dimaksudkan untuk mengetahui rasionalitas petani dalam

melakukan kegiatan usahatani dengan tujuan mencapai keuntungan maksimal.

2. Keuntungan maksimal akan tercapai jika semua faktor produksi telah dialokasikan

secara optimal.

3. Situasi yang diharapkan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai

produk marginalnya (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input tersebut.

4. Penggunaan input optimum dicari dengan melihat nilai tambahan dari satu satuan

biaya dari input yang digunakan dengan satu satuan output yang dihasilkan.

Petani Gurem

Petani gurem hanya memiliki modal terbatas serta teknologi yang minim dan

produktivitas minim pula. Hal tersebut membuktikan bahwa petani gurem memiliki

efisiensi teknis yang rendah karena belum mampu menghasilkan output maksimum dan

efisiensi alokatif yang rendah karena perlu penambahan input produksi untuk

mendapatkan keuntungan.

3. Mengapa petani gurem di Indonesia dikatakan sukar dan tidak memiliki makna?

Petani gurem adalah anggota dari kelompok masyarakat dengan status sosial yang lebih

rendah. Kebanyakan petani gurem tidak mau menanggung resiko sehingga mereka sukar

menerima teknologi dari luar dan sukar menerima perubahan. Rumahtangga petani

yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, lebih mengandalkan penggunaan

tenaga kerja keluarga, selalu berada dalam suatu sistem ekonomi yang lebih luas namun

memiliki akses terbatas terhadap pasar yang cenderung bergerak dalam persaingan yang

tidak sempurna. Beberapa faktor produksi yang dibutuhkan petani gurem tidak tersedia

dan informasi pasar seringkali tidak sempurna. Hal yang berbeda dapat dilihat pada usaha

ekonomi petani besar yang sangat didukung oleh ketersediaan pasar baik bagi sarana

produksi maupun hasil produksi di mana pasar bagi produk mereka mendekati bentuk

persaingan sempurna.

Penduduk Indonesia kebanyakan bermata pencaharian petani namun produktivitas di

bidang pertanian tidak berbanding lurus dengan banyaknya jumlah petani. Hal tersebut

Page 2 of 6

Page 3: Soal dan Jawaban dari modul 7 dan 8

diakibatkan karena petani Indonesia mayoritas petani gurem, dengan demikian makna

petani gurem sendiri seperti tidak memiliki makna (tidak di anggap).

4. Carilah salah satu kondisi nyata yang dihadapi petani gurem dengan mengkaitkan/

implikasikan kebijakan!

Kondisi petani gurem yang memiliki lahan sempit dan profit yang rendah akan

menyebabkan petani gurem akan mudah jatuh karena kenaikan saprodi. Misalnya, apabila

pemerintah mengurangi subsidi pupuk, maka harga pupuk akan naik dengan tajam

sehingga menyebabkan petani gurem tidak mempunyai modal untuk membeli pupuk

tersebut. Dan pada akhirnya petani gurem akan mengurangi produksinya atau meminjam

modal dari koperasi.

IMPLIKASI KEBIJAKAN

a. Pengendalian konversi lahan pertanian perlu diupayakan, antara lain melalui

peraturan pemerintah, didasarkan atas Undang-undang Lahan Pertanian Abadi yang

saat ini RUU-nya sedang digarap oleh DPR RI, dan akan segera disahkan menjadi

undang-undang.

b. Penyuluhan pertanian perlu ditingkatkan, terutama mengenai teknologi sistem usaha

tani dan cara diversifikasi usaha tani, termasuk budi daya tanaman hortikultura dan

peternakan, serta kelembagaan agribisnis.

c. Kesempatan kerja di luar pertanian perlu ditingkatkan untuk menyerap tenaga kerja

yang terkonsentrasi di pedesaan, dengan mengembangkan kegiatan perindustrian,

perdagangan, dan sekolah kejuruan.

5. Apa yang anda ketahui dengan analisis Marxian dan apa yang anda impikan terhadap

kondisi petani gurem saat ini?

Konsep Marxian menguraikan keterkaitan hubungan sosial dalam proses produksi.

Hubungan sosial produksi ini berkaitan dengan akses berbagai kelompok yang berbeda

terhadap faktor produksi dan dengan demikian memiliki kekuasaan untuk menentukan

apa yang ingin dihasilkan dalam konteks sosial secara luas. Konsep tersebut membentuk

ide atau pandangan bahwa dalam masyarakat dan era sejarah yang berbeda terdapat cara-

cara yang dominan untuk saling berinteraksi dalam mencapai tujuan produksi. Teori

Page 3 of 6

Page 4: Soal dan Jawaban dari modul 7 dan 8

Marxian secara spesifik memandang pekerja sebagai sumber kapasitas produksi. Untuk

alasan inilah nilai suatu masyarakat terutama terletak pada apa yang mereka produksi.

Oleh karena itu kapasitas daya jual kapitalis sesungguhnya mencerminkan kualifikasi

hasil kerja kaum buruh dan tidak tergantung pada kapitalis ataupun permintaan

konsumen. Dengan kata lain surplus produksi yaitu proporsi nilai sosial yang tidak

dibayarkan sebagai upah pekerja merupakan jerih payah kaum buruh.

Saya berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib petani gurem dengan

memberikan bantuan modal, pendidikan, teknologi, dan juga penyuluhan berkala. Selain

itu petani gurem sendiri harus bisa menjadi petani yang kreatif dengan memaksimalkan

keterbatasan lahan dan mencoba untuk budidaya tanaman lain selain tanaman pangan.

SOAL & JAWABAN MODUL 8

1. Apa yang anda ketahui tentang Usahatani bagi hasil?

Sharecropping atau bagi hasil adalah suatu bentuk pengembalian di mana sewa lahan

atau biaya pemakaian lahan diwujudkan dalam presentase output fisik total yang diperoleh

selama musim tanam tertentu. Karena proporsi bagi hasil umumnya tetap, maka gambaran

penting yang dapat kita peroleh dari kondisi ini adalah bahwa besarnya nilai absolut

pemakaian lahan bervariasi sesuai dengan hasil panen yang diperoleh per musim tanam.

2. Sebutkan salah satu contoh sistem sakap bagi hasil yang anda ketahui!

a. Sistem Maro (garap separuh, bagi separuh)

Sebelum menyerahkan tanahnya kepada penggarap yang dalam sistem ini disebut

pemaro, pemilik mendapatkan sejumlah uang tertentu.

Sebelum dilakukan penggarapan, pemilik tanah mendapatkan hasil bumi yang senilai

uang sebagai gantinya.

Pemilik sebagai satu-satunya penyedia lahan garapan mula-mula bagian tertentu

sering -seperdelapan- dari hasil panen. Setelah pengurangan hasil ini sisanya dibagi di

antara mitra kontrak tersebut secara sama.

b. Sistem Mertelu

Pemilik tanah menyediakan lahan pertanian mendapat dua per tiga hasil panen karena

menyediakan lahan pertanian.

Page 4 of 6

Page 5: Soal dan Jawaban dari modul 7 dan 8

c. Sistem Mrapat

Tipe bagi hasil ini membagi panen tiga perempat untuk pemilik tanah dan seperempat

untuk penggarap.

3. Carilah contoh yang mengilustrasikan kondisi pada ringkasan Modul 8 (hal. akhir)

“Model penyakap” mengilustrasikan fenomena kekuasaan petani penyakap untuk

mengambil keputusan atas penggunaan sarana produksi dengan kendala bagian bagi hasil

yang dapat dia peroleh. Dalam asumsi pasar sempurna petani penyakap akan

mengusahakan lahan usahatani di bawah kapasitas optimum.

Contoh dari ilustrasi diatas adalah para petani penyakap berusaha untuk

memaksimumkan keuntungan. Sehingga petani penyakap menggunakan tenaga kerja dan

menentukan biaya produksi sesuai dengan kemampuan petani penyakap dan kesepakatan

antara petani penyakap dan petani pemilik. Misalnya sistem bagi hasil yang digunakan

adalah sepertiga dimana satu per tiga bagian untuk petani penyakap dan dua per tiga

bagian untuk petani pemilik. Petani penyakap dibebankan untuk membiayai pembelian

bibit dan perawatan tanaman. Sedangkan untuk petani pemilik mendapat beban

pembelian pupuk dan biaya panen.

4. Apakah pernyataan bahwa bagi hasil merupakan pendekatan dari faktor

ketidakpastian, motivasi tenaga kerja, pengawasan, kerjasama dan permasalahan

informasi, cocok dengan kondisi petani penyakap sekarang? Jika anda menjadi

menteri pertanian apa yang sebaiknya yang dibutuhkan petani penyakap?

Bagi hasil adalah merupakan faktor ketidakpastian karena hasil yang didapatkan dari

petani penyakap dan petani pemilik belum pasti karena hasil panen ditentukan oleh

kondisi tanaman dan cuaca. Apabila hasil panen banyak maka pembagian dari kedua

belah pihak akan banyak, namun apabila hasil panen buruk karena hama atau banjir maka

panen akan mengalami kegagalan dan petani penyakap dan petani pemilik tidak

memperoleh keuntungan.

Bagi hasil juga mendorong motivasi bagi para petani untuk memperoleh hasil panen yang

maksimum sehingga mereka bekerja keras untuk pengolah dan merawat tanaman mereka.

Namun perlu juga ada pengawasan dari petani pemilik terhadap hasil panen dan

Page 5 of 6

Page 6: Soal dan Jawaban dari modul 7 dan 8

perawatan dari tanaman tersebut agar tidak terjadi kecurangan yang dilakukan oleh petani

penyakap sehingga akan merugikan petani pemilik. Oleh sebab itu harus ada kerjasama

yang baik dari kedua belah pihak yaitu petani penyakap dan petani pemilik agar hasil

panen yang diperoleh dapat maksimum dan sama-sama untung. Selain itu juga perlu

komunikasi antara petani penyakap dan petani pemilik apabila terjadi kerusakan akibat

hama atau penyakit maka petani penyakap harus segera memberitahu kepada petani

pemilik agar saling dimusyawarahkan bagaiaman mengatasi permasalahan tersebut.

Jika saya menjadi menteri pertanian, saya akan berusaha menyelidiki kondisi petani

penyakap, apakah benar-benar terjalin interaksi antara petani pemilik lahan dan petani

penyakap itu sendiri, agar sistem bagi hasil benar-benar adil. Saya juga akan membentuk

tim penyuluh untuk memberikan ilmu tambahan kepada para petani penyakap yang rata-

rata memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Tujuannya agar petani penyakap dapat

memaksimalkan hasil produksinya dengan keterbatasan yang ada, serta diharapkan petani

juga mampu untuk memanfaatkan teknologi yang ada dalam menggarap lahan

pertaniannya. Dan juga saya akan memberikan kebijakan tentang luas lahan yang boleh

untuk digunakan untuk sistem bagi hasil ini. Agar pembagian sistem bagi hasil ini tidak

terlalu sedikit.

Page 6 of 6