6
SOAL PEKERJAAN KELAS, SELASA TANGGAL 9 DESEMBER 2014 DIKUMPULKAN SELASA TANGGAL 16 DESEMBER 2014 1. Jelaskan mengapa penentuan secara simultan beberapa unsur secara SSA lebih sulit dibandingkan secara FES menggunakan nyala 2. Jelaskan definisi dari : (a)interferensi spektra, (b) interferensi kimia, (c) senyawa releasing agent, (d) protective agent dan (e) ionization suppressor dalam SSA 3. Sebutkan masing-masing satu contoh dari soal 2a, 2b,2c, 2d dan 2e 4. 5,0 mL sampel darah ditambahkan asam trikholoasetat untuk mengendapkan protein di dalamnya. Setelah disentrifugasi menghasilkan larutan, dibuat pH 3 dan diekstraksi menggunakan 2 kali 5 mL metil iso butil keton yang mengandung APDC sebagai agen pengompleks Pb. Ekstraks organik ini selanjutnya diaspirasikan ke nyala udara- asetilen dan menghasilkan absorbansi 0,502 pada 283,3 nm. 5,0 mL larutan standar yang mengandung Pb 0,400 dan 0,600 ppm dengan perlakuan yang sama menghasilkan absorbansi masing-masing 0,396 dan 0,599. Pertanyaan : (a) Hitung ppm Pb dalam sampel jika diasumsikan mengikuti Hukum Beer- Lambert, (b) jelaskan fungsi penambahan APDC . 5. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara spektrofotometri emisi nyala, ICP , dalam hal (a) sumber atomisasi, (b) penanganan sampel dan (c) hasil proses atomisasi 6. Mengapa ICP dapat digunakan untuk analisis unsur-unsur logam secara simultan sedangkan flame emisi tidak, jelaskan secara singkat alasan saudara 7. Na dalam sampel biologis ditentukan secara flame emission spectrometry menggunakan metoda standar,diperoleh data : Absorbansi larutan blanko = 0,05; Absorbansi sampel = 0,550 srta Absorbansi standar 50 ppm = 1,050. Pertanyaan : (a) Hitung konsentrasi Na dalam sampel, (b) Jelaskan keuntungan dan kerugian pemilihan temperatur rendah dan tinggi dalam pengukuran Na ini 8. Seorang mahasiswa menentukan Cr dalam sampel secara FES menggunakan metoda adisi satandar, dengan membuat larutan : dipipet 10,0 mL larutan sampel dan masing-masing ditambah dengan larutan baku Cr 12 ppm dan diencerkan dengan air dalam labu takar hingga volumenya 25,0 mL. Larutan diukur absorbansinya menggunakan FES dan diperoleh

SOAL -JAWABANPEKERJAAN KELAS-9122014.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tho con

Citation preview

SOAL PEKERJAAN KELAS, SELASA TANGGAL 9 DESEMBER 2014 DIKUMPULKAN SELASA TANGGAL 16 DESEMBER 20141. Jelaskan mengapa penentuan secara simultan beberapa unsur secara Ssa lebih sulit dibandingkan secara FES menggunakan nyala2. Jelaskan definisi dari : (a)interferensi spektra, (b) interferensi kimia, (c) senyawa releasing agent, (d) protective agent dan (e) ionization suppressor dalam SSA3. Sebutkan masing-masing satu contoh dari soal 2a, 2b,2c, 2d dan 2e

4. 5,0 mL sampel darah ditambahkan asam trikholoasetat untuk mengendapkan protein di dalamnya. Setelah disentrifugasi menghasilkan larutan, dibuat pH 3 dan diekstraksi menggunakan 2 kali 5 mL metil iso butil keton yang mengandung APDC sebagai agen pengompleks Pb. Ekstraks organik ini selanjutnya diaspirasikan ke nyala udara-asetilen dan menghasilkan absorbansi 0,502 pada 283,3 nm. 5,0 mL larutan standar yang mengandung Pb 0,400 dan 0,600 ppm dengan perlakuan yang sama menghasilkan absorbansi masing-masing 0,396 dan 0,599. Pertanyaan : (a) Hitung ppm Pb dalam sampel jika diasumsikan mengikuti Hukum Beer- Lambert, (b) jelaskan fungsi penambahan APDC .5. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara spektrofotometri emisi nyala, ICP , dalam hal (a) sumber atomisasi, (b) penanganan sampel dan (c) hasil proses atomisasi 6. Mengapa ICP dapat digunakan untuk analisis unsur-unsur logam secara simultan sedangkan flame emisi tidak, jelaskan secara singkat alasan saudara 7. Na dalam sampel biologis ditentukan secara flame emission spectrometry menggunakan metoda standar,diperoleh data : Absorbansi larutan blanko = 0,05; Absorbansi sampel = 0,550 srta Absorbansi standar 50 ppm = 1,050.Pertanyaan : (a) Hitung konsentrasi Na dalam sampel, (b) Jelaskan keuntungan dan kerugian pemilihan temperatur rendah dan tinggi dalam pengukuran Na ini 8. Seorang mahasiswa menentukan Cr dalam sampel secara FES menggunakan metoda adisi satandar, dengan membuat larutan : dipipet 10,0 mL larutan sampel dan masing-masing ditambah dengan larutan baku Cr 12 ppm dan diencerkan dengan air dalam labu takar hingga volumenya 25,0 mL. Larutan diukur absorbansinya menggunakan FES dan diperoleh data volume larutan baku Cr yang ditambahkan terhadap absorbansi adalah sebagai berikut :

Volume Baku Cr (12 ppm) yang ditambahkan (mL)A

00,016

50,082

100,101

150,232

200,367

22,50,497

Hitung konsentrasi Cr dalam sampel menggunakan kurva yang dibuat pada kertas grafi yang tersedia

9. Pada analisa suatu campuran logam yang antara lain mengandung besi secara AES telah diidentifikasi garis spectrum besi adalah sbb : 2453,3 ; 2483,3; 2488,2; 2501,1 ; 2522,2; 2535,6; 2549,6; 2562,5; 2598,4 dan 2623, 5 Ao. Didalam daerah spectrum ini telah diketemukan juga garis-garis spectrum lain yang jelas (bukan dari besi) dan panjang gelombangnya telah ditetapkan dengan jalan membanding-kan nya dengan garis-garis besi tersebut. Panjang gelombang yang ditemukan adalah : 2463,5; 2491,5; 2515,3; 2542,5; 2567,9; 2570,0; 2576,1; 2582,5; 2593,7; 2605,7; 2608,6 oA. Ditanyakan :

a. Unsur lain apakah yang terdapat dalam campuran ? berikan alasannya

b. Kapan pemilihan metoda flame fotometer dan kapan mengunakan AES dengan spectrograph dilakukan? Jawaban:1) Penentuan secara simultan beberapa unsur secara Ssa lebih sulit dibandingkan secara FES menggunakan nyala Karena dalam SSA setiap unsur memerlukan lampu katoda berongga yang sesuai dengan unsur yang ditentukan sehingga tidak bisa ditentukan secara simultan2) Definisi dari : (a)interferensi spektra, gangguan yang disebabkan oleh spektra unsur lain yang muncul pada panjang gelombang yang sama atau berdekatan dengan spektra unsur yang ditentukan sehingga keduanya saling tumpang tindih

(b) interferensi kimia, adalah gangguan yang disebabkan oleh senyawa kimia sehingga unsur yang ditentukan sulit diatomkan

(c) senyawa releasing agent, adalah senyawa yang digunakan untuk mengatasi gangguan adanya senyawa lain yang sukar menguap misal : La nitrat; Sr klorida

(d) protective agent adalah senyawa yang digunakan untuk membentuk kompleks logam agar tidak membentuk senyawa yang sukar terdisosiasi misal: EDTA

(e) ionization suppressor dalam SSA adalah senyawa yang ditambahkan untuk mencegah ionisasi dari unsur yang ditentukan pada saat proses atomisasi karena dia mempunyai potensial ionisasi lebih rendah dari pada potensial ionisasi unsur yang ditentukan 3) Contoh (a)interferensi spektra ; Spektra Ba dengan Mg(OH)2; spektra ( b) interferensi kimia: Ca dengan adanya PO43- dan SO42-

(c) senyawa releasing agent: La nitrat; Sr klorida (d) protective agent: EDTA dalam p.k Ca; APDC dalam p.k Pb(e) ionization suppressor : La NO3 dan Sr klorida

4) Konsentrasi Pb 0,400 ppm

NoKonsentrasi Standar Pb (ppm)Absorbansi

10,4000,396

20,6000,599

3sampel0,502

a) Menghasilkan persamaan regresi : Y = 1,015 CPb -0,01 ( r =1), berarti hubungan konsentrasi dan absorbansi adalah linier ( sesuai Hk Beer-Lambert) Jika Y = 0,502 maka C Pb =( 0,502+0,01)/1,015 = 0,504 ppmb) Fungsi APDC untuk releasing agent untuk mengomplekskan Pb agar terpisah dari ion-ion logam pengganggu

5) Persamaan :

(a) proses atomisasi memerlukan sumber eksitasi ;

(b) gangguan yang ada adalah: garis spektrum, pita emisi background, self absorpsion,gangguan kimia

Perbedaan :

(a) sumber eksitasi nyala suhu rendah ; listrik dengan suhu tinggi , menghsilkan atom & ion ; hanya atom;

(b) interferensi lebih kecil dibandingkan nyala

6) ICP dapat digunakan untuk analisis unsur-unsur logam secara simultan sedangkan flame emisi tidak, karena:

Elektron berasal dari plasma ICP ; arc-spark arus DC atau AC; B. E = hc/( ; Karena suhu yang tinggi maka populasi atom lebih banyak, sehingga terbentuk spektrum yang lebih kompleks yang tersusun oleh atom netral dan emisi ion-ion sebagai garis-garis spektra dengan rentang panjang gelombang tertentu dalam fotograf yang intensitasnya menunjukkan konsentrasi atom atom yang bersangkutan, disamping itun terjadinya gangguan ionisasi dalam ICP tidak seberat dalam flame spektrofotometri karena konsentrasi elektron dari ionisasi argon lebih besar dibandingkan ionisasi komponen sampel sehingga ICP dapat digunakan untuk analisis unsur-unsur logam secara simultan, sedangkan flame karena suhunnya terbatas maka hanya mampu mengatomkan unsur logam alkali Na dan K saja dan karena perekam spektrumnya adalah detektor non fotografi maka yang direkam hanya spektrum atom unsur tertentu saja karena itu tidak dapat untuk analisis simultan

7) Pengukuran Na

a. Absorbansi Sampel = 0,550 -0,05 = 0,5 ; Absorbansi Standar 1x1000/11= 90,91 ppm = 1,050-0,05= 1,00 Konsentrasi sampel (0,5/1,0) x90,91 ppm = 45,455 ppmb. Temperatur rendah Na tidak teratomkan, temperatur tinggi Na terionkan8) Konsentrasi Standar Cr akhir adalah

Konsentrasi akhir baku Cr (ppm)A

00,016

50,082

100,101

150,232

200,367

22,50,497

menghasilkan persamaan regresi : Y=0,0426 CCr -0,03125 ( r =0,958) Konsentrasi Cr jika Y = 0, maka C = 0,03125/0,0426 = 0,7336 ppm

ppm maka untuk larutan 10 mL = 25/10 x 0,7336 ppm = 1,834 ppm

9). spectrum besi adalah sbb : 2453,3 ; 2483,3; 2488,2; 2501,1 ; 2522,2; 2535,6; 2549,6; 2562,5; 2598,4 dan 2623, 5 Ao. Panjang gelombang spektrum yang ditemukan selain besi adalah : 2463,5; 2491,5; 2515,3; 2542,5; 2567,9; 2570,0; 2576,1; 2582,5; 2593,7; 2605,7; 2608,6 oA. a) Ada , karena selain serapan Fe ada pita serapan lainnyab) Unsur dengan potensial ionisasi rendah spt logam alkali pakai flame; sedangkan unsur logam berat (potensila ionisasi tinggi) pakai FES