4
PR Ujian dr. Dhani Redhono H., Sp.PD-KPTI, FINASIM Oleh: Esty Jayanti / G99142087 1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi portal? Hipertensi portal adalah meningkatnya gradien tekanan porto sistemik pada sistem vena porta. Tekanan vena porta merupakan hasil dari tahanan vaskuler intrahepatik dan aliran darah pada portal bed. Hipertensi portal paling baik diukur secara tidak langsung dengan menggunakan wedge hepatic venous pressure (WHVP). Perbedaan tekanan antara sirkulasi porta dan sistemik (hepatic venous pressure gradient, HVPG) sebesar 10–12 mmHg diperlukan untuk terbentuknya varises. HVPG yang normal adalah sekitar 5– 10 mmHg. Pengukuran tunggal berguna untuk menentukan prognosis dari sirosis yang kompensata maupun yang tidak kompensata, sedangkan pengukuran ulang berguna untuk memonitoring respon terapi obat-obatan dan progresifitas penyakit hati.Hipertensi portal dapat disebabkan akibat kelainan pre hepatik misal trombosis pada vena lienalis atau vena porta, kelainan post hepatik misal budd-chiari syndrome, atau penyebab intrahepatik non sirotik misal skistosomiasis, sindrom obstuksi sinusoidal.

soal soal ujian sirosis hepatis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

1. hipertensi porta2. patofisiologi ascites pada SH3. derajat encephalopati hepaticum4. tatalaksana pasien hematemesis melena di IGD

Citation preview

PR Ujian dr. Dhani Redhono H., Sp.PD-KPTI, FINASIMOleh: Esty Jayanti / G99142087

1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi portal?Hipertensi portal adalah meningkatnya gradien tekanan porto sistemik pada sistem vena porta. Tekanan vena porta merupakan hasil dari tahanan vaskuler intrahepatik dan aliran darah pada portal bed. Hipertensi portal paling baik diukur secara tidak langsung dengan menggunakan wedge hepatic venous pressure (WHVP). Perbedaan tekanan antara sirkulasi porta dan sistemik (hepatic venous pressure gradient, HVPG) sebesar 1012 mmHg diperlukan untuk terbentuknya varises. HVPG yang normal adalah sekitar 510 mmHg. Pengukuran tunggal berguna untuk menentukan prognosis dari sirosis yang kompensata maupun yang tidak kompensata, sedangkan pengukuran ulang berguna untuk memonitoring respon terapi obat-obatan dan progresifitas penyakit hati.Hipertensi portal dapat disebabkan akibat kelainan pre hepatik misal trombosis pada vena lienalis atau vena porta, kelainan post hepatik misal budd-chiari syndrome, atau penyebab intrahepatik non sirotik misal skistosomiasis, sindrom obstuksi sinusoidal.

Sumber: http://www.jgld.ro/2013/1/15.pdf

2. Patofisiologi ascites karena hipertensi portal?Pada hipertensi porta terjadi peningkatan resistensi vena porta yang diimbangi dengan vasodilatasi splanchnic bed oleh vasodilator endogen. Hipertensi porta akan meningkatkan tekanan transudasi terutama di sinusoid dan selanjutnya kapiler usus. Transudat akan terkurnpul di rongga peritoneum. Vasodilator endogen yang dicurigai berperan antara lain : glukagon, nitric oxide (NO), calcitonine gene relatedpep- tide (CGRP), endotelin, faktor natriuretik atrial (ANF), polipeptida vasoaktif intestinal (VIP), substansi P, prostaglandin, enkefalin, dan tumor necrosis factor (TNF). Vasodilator endogen pada saatnya akan memengaruhi sirkulasi arterial sistemik; terdapat peningkatan vasodilatasi perifer sehingga terjadi proses underfilling relatif. Tubuh akan bereaksi dengan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik, sistem renin-angiotensin- aldosteron dan arginin vasopresin. Hipertensi porta akan meningkatkan tekanan hidrostatik venosa ditambah hipoalbuminemia akan menyebabkan transudasi, sehingga volume cairan intravaskular menurun. Akibat volume cairan intravaskular menurun, ginjal akan bereaksi dengan melakukan reabsorpsi air dan garam melalui mekanisme neurohormonal. Terjadinya retensi air dan garam serta terjadinya transudasi berlebih akhirnya menyebabkan ascites.

3. Sebutkan derajat encephalopati hepatikum?Derajat keparahan encephalopati hepatikum dibedakan dengan kriteriaWest Havenuntuk status mental penderita berdasarkan gangguan saraf otonom, kesadaran, fungsi luhur, perilaku dan ketergantungan pada terapi. Grade 1 Gangguan awareness; Euphoria atauanxietas; Gangguan pemusatan perhatian, terjadi pada 67% penderita dengan sirosis. Sebagian penderita mulai tampakasterixisnamun tidak nyata. Grade 2 - Lethargy atauapathy; Disorientasi minimal terhadap waktu atau tempat, perubahan perilaku.flapping tremor(asterixis) jelas/nyata. Grade 3 -Somnolencesd semistupor, tapi masih respon dengan stimulus verbal, kebingungan, disorientasi mayor. Grade 4 -Coma(tidak respon pada stimulus verbal dan noxious stimuli)

4. Bagaimanakah penatalaksanaan hematemesis melena di IGD?a. Patensi airwayb. Oksigenasi dengan nasal kanul atau NRMc. Evaluasi perdarahan dengan nasogastrictubed. Menilai jalannya perdarahane. Endoskopi daruratf. Terapi medikamentosa: Berikan cairan dextrose 5% intravena, atau NaCl 0,9% / RL untuk orang tanpa kerusakan hepar dibolus 1 flaboth dan koreksi keadaan umum pasien, bila membaik maka dilanjutkan terapi rumatan / maintenance, bila keadaan umum belum membaik maka dilanjutkan dengan bolus D40% 1 flash. injeksi somatostatin 250 g sebagai dosis awal dan dilanjutkan 250 g/jam selama 3-5 hari sampai perdarahan terhenti Injeksi ocreotide dosis awal 100 g dan dilanjutkan 25 g/jam selama 3-5 hari sampai perdarahan terhenti Lactulac 3 x C I atau laksatif untuk mengurangi waktu transit feses sehingga darah dalam usus tidak diubah menjadi amoniak oleh bakteri