22
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH : METODE PENELITIAN KUALITATIF PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DOSEN : Prof. DR. H. Suwarma Al Muchtar, SH., M.Pd 1. Kemukakan sejumlah fakta bahwa dewasa ini tengah terjadi krisis epistimologi dalam ilmu-ilmu sosial dan PIPS Fakta – fakta yang bisa kita temukan yang membuktikan bahwa telah terjadi krisis keilmuan dalam ilmu – ilmu sosial dan Pendidikan IPS antara lain : a. Tidak berkembangya keilmuan IPS dan ilmu-ilmu sosial, cenderung stagnan. b. Tidak ditemukannya teori-teori baru dalam ilmu sosial c. Tidak mampu menjadi solusi dalam permasalahan sosial, terjadi kesenjangan antara tataran teoritis dan tataran empiris. d. Permasalahan dan realitas sosial dikaji dengan menggunakan pendekatan yang bersifat kuantitatif, padahal permasalahan sosial adalah permasalahan yang bersifat dinamis, tidak pasti dan senantiasa berubah sehingga tidak bisa diukur dengan angka- angka kuantitatif.

Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH       : METODE PENELITIAN KUALITATIF

PROGRAM STUDI   : PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DOSEN                     : Prof. DR. H. Suwarma Al Muchtar, SH., M.Pd

1. Kemukakan sejumlah fakta bahwa dewasa ini tengah terjadi krisis epistimologi

dalam ilmu-ilmu sosial dan PIPS

Fakta – fakta yang bisa kita temukan yang membuktikan bahwa telah terjadi krisis keilmuan

dalam ilmu – ilmu sosial dan Pendidikan IPS antara lain :

a. Tidak berkembangya keilmuan IPS dan ilmu-ilmu sosial, cenderung stagnan.

b. Tidak ditemukannya teori-teori baru dalam ilmu sosial

c. Tidak mampu menjadi solusi dalam permasalahan sosial, terjadi kesenjangan antara

tataran teoritis dan tataran empiris.

d. Permasalahan dan realitas sosial dikaji dengan menggunakan pendekatan yang

bersifat kuantitatif, padahal permasalahan sosial adalah permasalahan yang bersifat

dinamis, tidak pasti dan senantiasa berubah sehingga tidak bisa diukur dengan angka-

angka kuantitatif.

e. Tidak adanya produk yang dihasilkan dari penelitian-penelitian sosial tersebut yang

bisa diterapkan menjadi solusi permasalahan dalam realitas sosial.

2. Sehubungan dengan masalah sosial termasuk masalah pendidikan IPS bersifat

unik dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi maka masalah tersebut

sangat sulit dideskripsikan dengan teori yang ada, hal ini memungkinkan terjadi

"pemandulan" ilmu sosial bila dihadapkan dengan masalah aktual, kemukakan

masalah lain yang menyebabkan adanya kondisi tersebut diatas

Kemandulan yang terjadi dalam pendidikan IPS disebabkan kesenjangan antara teori

dengan fakta empiris di lapangan, sehingga IPS tidak mampu memberikan konstribusi

dalam menangani permasalahan sosial tersebut. Permasalahan sosial yang kompleks

Page 2: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

dan unik tidak cukup hanya diterangkan oleh teori yang bersifat general. Mengapa hal

ini terjadi? Karena penelitian dalam penelitian ilmu sosial menggunakan pendekatan

ilmiah seperti dalam ilmu-ilmu alam. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

yang bersifat objektif, dimana manusia dijadikan sebagai objek yang diteliti, diukur

dengan menggunakan angka-angka dan disimpulkan berdasarkan perhitungan statistik.

Manusia dengan segala keunikannya tidak bisa dijadikan objek penelitian, karena sifat

dinamisnya. Hari ini, kemarin dan besok belum tentu sama. Pengaruh emosional,

lingkungan dan interaksi sosial menjadikan manusia tidak bisa dianggap stagnan seperti

halnya benda-benda mati dalam penelitian ilmu alam. Pendekatan positivistik dalam

penelitian ilmu sosial berkonstribusi besar dalam “memandulkan” ilmu-ilmu sosial

khususnya pendidikan IPS.

3. kemukakan perbedaan prinsipil antara positivisme dan neo positivisme dan

kemukakan pengaruhnya positivisme dalam penelitian ilmu sosial dan ilmu

pendidikan IPS

Premis utama dalam mahzab positivisme adalah bahwa realitas itu pada dasarnya

bersifat objektif, tidak ada dikotomi tampilan (fakta)/ realitas, dan bahwa dunia adalah

wujud yang real dalam artian tidak dikontruksikan secara sosial (Marsh 2010; 26).

Dengan kata lain, realitas yang ada itu eksis bukan karena hasil dari kontruksi sosial,

akan tetapi dibentuk oleh hukum sebab-akibat sehingga memposisikan peneliti dan

objek yang diteliti pada kondisi objektivisme dalam artian terdapat jarak di antara

hubungan keduanya. Para ilmuan sosial yang datang berikutnya yang disebut mahzab

post positivisme, mengkritik keras pandangan positivisme di atas.

Menurut mahzab post positivisme “fakta” itu sejauh menyangkut masyarakat dan

manusia bukan hanya realitas yang ada sekarang, melainkan juga punya hubungan

dengan masa lampau dan masa yang akan datang. Menurut F. Budi Hardiman masa

lalu dan masa depan membentuk fakta itu untuk hadir pada keadaan sekarang.

Artinya, terdapat proses pembentukan realitas yang telah dimulai sejak masa lampau,

sedang berlangsung, dan menuju kemasa depan yang tertentu (Hardiman 2003; 17)

Pengaruh positivisme terhadap penelitian ilmu sosial sebagaimana yang dijelaskan

Anthony Gidden sebagai berikut (Hardiman 2003; 57):

Page 3: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

Pertama, prosedur-prosedur metodologis ilmu-ilmu alam dapat langsung diterapkan

pada ilmu-ilmu sosial. Gejala-gejala subjektivitas manusia, kepentingan maupun

kehendak dari peneliti, tidak akan mengganggu objek yang diobservasi, yaitu tindakan

sosial masyarakat. Melalui cara ini, objek kajian ilmu-ilmu sosial menempati posisi

yang sama dengan objek kajian ilmu-ilmu alam.

Kedua, hasil-hasil dari riset dapat dirumuskan dalam bentuk ‘hukum-hukum’

sebagaimana dalam ilmu-ilmu sosial.

Ketiga, ilmu-ilmu sosial itu harus bersifat teknis, yaitu menjadikan pengetahuan murni

bersifat instrumental. Pengetahuan itu harus dapat dipakai untuk kepentingan apa saja

sehingga tidak bersifat etis dan juga tidak terkait pada dimensi politis. Ilmu-ilmu sosial,

seperti ilmu-ilmu alam, bersifat bebas nilai (value-free).

Dari pengandaian yang dilakukan oleh mahzab positivisme sebagaimana dijelaskan di

atas, dapat diambil kesimpuan bahwa pada dasarnya ilmuan positivistik ingin

mendudukkan metodologi yang ada dalam kajian ilmu-ilmu alam pada ilmu-ilmu

sosial, yang termasuk di dalamnya kajian ilmu politik. Selain itu, dalam tataran

metodologis positivisme telah melakukan kostruksi sosial kehidupan masyarakat

menurut kontrol atas alam yang setatis.

4. kemukakan konsepsi kebenaran ilmiah dan kebenaran alamiah serta implikasinya

terhadap pendekatan dalam penelitian

KonsepParadigma

Ilmiah Alamiah

Teknik yang digunakan Kuantitatif Kualitatif

Kriteria Kualitas Rigor Relevansi

Sumber teori Apriori Dari dasar “grounded”

Persoalan kausalitas Dapatkan X menyebabkan Y Apakah X menyebabkan Y

dalam latar alamiah

Tipe pengetahuan yang

digunakan

Proporsional Proporsional yang diketahui

bersama

Pendirian Reduksionis Ekspansionis

Maksud Verifikasi Ekspansionis

Page 4: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

Orientasi Yang terpenting hasil Lebih mengutamakan proses

daripada hasil

Instrumen Kertas, pensil atau alat-alat

fisik lainnya

Orang sebagai peneliti

Waktu penetapan

pengumpulan data dan

analisis

Sebelum penelitian Selama dan sesudah

pengumpulan data

Desain Pasti (preordinate) Muncul berubah

Gaya Intervensi Seleksi

Perlakuan Stabil Bervariasi

Satuan kaji Variabel Pola-pola

Unsur kontekstual Kontrol Turut campur atas undangan

Sumber : Basrowi (2008:31)

Perbedaan Aksioma Paradigma Positivisme(ilmiah) dan Alamiah

No Aksioma

Tentang

Paradigma

Positivisme/ilmiah

Paradigma

Alamiah/Kualitatif

1 Hakikat kenyatan Kenyataan adalah tunggal,

nyata dan fragmentaris

Kenyataan adalah

ganda,dibentuk, dan me-

rupakan keutuhan

2 Hubungan

pencari tahu dan

yang tahu

Pencari tahu dengan yang

tahu adalah bebas, jadi ada

dualism

Pencari tahu dengan yang

tahu aktif bersama, jadi

tidak dapat dipisahkan

3 Kemungkinan

Generalisasi

Generalisasi atas dasar

bebas-waktu dan bebas-

konteks (pernyataan

nomotetik)

Hanya waktu dan konteks

yang mengikat hipotesis

kerja (pernyataan idiografis)

yang dimungkinkan

4 Kemungkinan

hubungan sebab

akibat

Terdapat penyebab

sebenarnya yang secara

temporer terhadap, atau

secara simultan terhadap

akibatnya

Setiap keutuhan berada

dalam keadaan mempe-

ngaruhi secara bersama-

sama sehingga sukar mem-

bedakan mana sebab dan

Page 5: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

mana akibat

5 Peranan nilai Inkuirinya bebas nilai Inkuirinya terikat nilai

(Sumber : Lexy J. Moleong : 2000 : 3)

Berdasarkan dua tabel di atas, kita bisa melihat bagaimana implikasinya terhadap pendekatan

penelitianh dari adanya perbedaan antara konsep ilmiah dan alamiah. Dari perbedaan konsep

tersebut dalam konsep ilmiah, berdasarkan karakteristik keilmiahannya maka pendekatan

penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, sedangkan dalam konsep alamiah

berdasarkan aksioma diatas maka pendekatan penelitian yangt digunakan adalah penelitian

kualitiatif.

5. kemukakan sejumlah kelemahan dan keunggulan penelitian kualitatif

No Kekuatan Kelemahan

1 Meneliti manusia dalam latar sewajarnya,

secara alamiah

Problem reliabilitas karena subjektivitas

yang ekstrim

2 Penekanan pada interprerasi dan mencari

makna

Resiko pengumpulan data yang tidak

bermakna dan tidak relevan dengan

masalah yang diteliti

3 Mendapatkan pemahaman mendalam

tentang hakikat masalah dan keadaan

responden

Memerlukan waktu yang relatif lebih lama

4 Proses penelitian manusiawi karena peran

peneliti yang menonjol

Masalah representatif

5 Tingkat fleksibilitas yang tinggi Masalah objektifitas

6 Menggambarkan pandangan dunia yang

lebih realistik

Masalah etika penelitian, karena untuk

sampai pada hakikat kehidupan

responden, peneliti harus terlibat secara

pribadi.

Sumber : Wahyu Pramono (1998:19)

6. kemukakan minimal 10 prinsip penelitian kualitatif dan minimal 5 model penelitian

kualitatif

Page 6: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

Prinsip penelitian kualititif menurut Lincoln dan Guba (1985):

1) Latar Alamiah, penelitian kualitatif bersifat alamiah artinya menyajikan fenomena apa

adanya dan mencoba mencari hakikat dari fenomena tersebut

2) Manusia sebagai alat, ( human instrument). Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang

lain merupakan alat pengumpul data.

3) Menggunakan metode kualititatif. Pertimbangan penggunaan metode ini antara lain :

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan keyataan

ganda, kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antar peneliti

dan informan. Ketiga metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan

setting penelitian.

4) Analisis data secara induktif, menyajikan data dari lapangan yang bersifat khusus,

untuk ditarik suatu proporsi atau teori yang dapat digeneralisasikan secara luas.

5) Grounded Theory, penelitian kualitatif lebih menghendaki penyusunan teori substantif

yang berasal dari data.

6) Deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata gambar dan bukan angka-angka.

7) Lebih mementingkan proses daripada hasil. Disebabkan oleh hubungan bagian-bagian

yang sedang ditelitinakan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.

8) Adanya “Batas” yang ditentukan oleh “fokus” sebagai masalah penelitian penting.

9) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data.

10) Desain yang bersifat sementara. Desain disesuaikan dengan lapangan secara terus

menerus.

Model Penelitian kualitatif (dari Moleong, Croswell, Bogdan & Taylor)

1) Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan

kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah

mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat

mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti

subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri.

2) Fenomenologi

Page 7: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau

fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.

Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam

memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54),

Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai

ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep

epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep

epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal

tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.

3) Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk

sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau

menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana

individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon

terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan

suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.

4) Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti

menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup.

Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi

melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam

pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui

wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti

atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

5) Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan

terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai

sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang

dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

Page 8: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

7. kemukakan minimal 5 buah kritik yang sering dilontarkan terhadap penelitian kualitatif

dan kemukakan bantahan anda serta argumentasinya.

1) Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang kurang ilmiah

Bantahan dan Argumen : kritik ini muncul dari mazhab positivisme, dimana unsur ilmiah

dilihat atau dinilai dari objektivitas penelitian, sebagaimana dibahas dalam jawaban pada

nomor sebelumnya bahwa penelitian kualitatif tidak bersifat ilmiah akan tetapi alamiah yang

artinya penelitian ini berupaya mendudukan manusia pada posisi alamiahnya, bukan sebagai

makhluk mati yang bisa diteliti sebagai objek. Setiap manusia memiliki karakteristik

keunikan tersendiri yang tidak bisa dipukul rata seperti dalam penelitian kuantitatif. Riset

kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman

yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. (Catherine

Marshal & Gretchen B Rossman :1995)

Proses dalam melakukan penelitian merupakan penekanan dalam riset kualitatif, oleh karena

itu dalam melaksanakan penelitian, peneliti lebih berfokus pada proses dari pada hasil akhir.

Pemahaman dalam penelitian kualitatif peneliti berbaur menjadi satu dengan yang diteliti

sehingga peneliti dapat memahami persoalan dari sudut pandang yang diteliti itu sendiri.

Penelitian yang menggunakan metode ini, memakai logika berpikir induktif, suatu logika

yang berangkat dari kaidah-kaidah khusus ke kaidah yang berifat umum (Ulber Silalahi,

2006:73)

2) Penelitian kualitatif tidak mempunyai kemampuan mengeneralisir

Bantahan dan Argumen : Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk menggeneralisakan

temuannya pada populasi karena penelitian kualitit tidak bertitik tolak dari sampel. Dalam

penelitian kualitatif digunakan terma transferabilitas, yakni hasil penelitian kualitatif dapat

ditransfer ke latar lain atau subyek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan karakteristik.

3) Validitas dan reliabilitas dari penelitian kualitatif layak diragukan;

Page 9: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

Bantahan dan Argumen : berbeda dari penelitian kuantitatif yang mengukur validitas dan

relaibilitas penelitian dari instrumen yang digunakan, maka pada penelitian kuantitatif

validitas dan reliabilitas dilihat dari kepakaran peneliti dan ketepatan dalam memilih

responden sebagai subjek penelitian, sehingga tidak relevan jika meragukan validitas dan

reliabilitas penelitian kualitatif karena tidak adanya instrumen baku yang digunakan.

4) Penelitian kualitatif subjektif, sehingga hasilnya diragukan kebenarannya

Bantahan dan Argumen : Kemungkinan besar kritik tersebut muncul dari pihak yang

berkecimpung dalam studi metode kuantitatif yang mengusung teori positivisme, yang

menekankan bahwa riset pospositivis yang menggunakan metode kualitatif sangat tidak bebas

nilai, terkungkum oleh subyektifitas peneliti, dan terkadang data-data yang terdapat dari

penelitian kualitatif terdistorsi dengan subyektifitas peneliti. Ada benarnya, namun tidak

mutlak salah. Jika kita kaji lebih mendalam dilihat dari sudut pandang pospositivisme, justru

subjektifitas itulah yang merupakan unsur paling krusial dalam penelitian kualitatif. Dengan

alasan bahwa penempatan subjektifitas peneliti kedalam subjektifitas obyek penelitian dalam

suatu penelitian, maka hal-hal yang tidak terungkap dalam penelitian kuantitatif dapat

terungkap melalui subjektifitas yang terdapat pada penelitan kualitatif. Satu literatur

menjelaskan bahwa penelitian kualitatif cenderung mendekati subyektivitas karena

fenomenologisme dan verstehen dikaitkan dengan pemahaman perilaku manusia dari frame

of reference aktor itu sendiri, kedekatan hubungan peneliti dengan obyek penelitian yang

rancu dan kabur, serta perspektif data yang menuju arah “insider”. Akibatnya, penelitian

kualitatif tidak dapat digeneralisasi menjadi studi kasus tunggal dan obyektivitas semakin

terbelenggu oleh ‘daya pikat’ relativisme interpretasi peneliti. (Lexy Moleong: 1989) Apakah

bisa dipertanggungjawabkan dan dikategorikan ilmiah? Itu tergantung dari bagaimana kita

melihat cakupan data yang ada dan interpretasi masing-masing terhadap permasalahan ini.

6) Penelitian kualitatif melanggar etika penelitian, karena kehadiran peneliti dilapangan

bisa mengubah subjek yang diteliti

Bantahan dan Argumen : Penelitian dilakukan secara alamiah, tidak boleh ada intervensi

atau perlakuan tertentu pada subjek dari peneliti. Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa

peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia

dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai

instrument. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak

Page 10: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam laopran penelitian.

Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau

pengamat penuh. Di samping itu perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui

statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.

8. kemukakan sejumlah landasan filosofik penelitian kualitatif

Landasan Filosofi penelitian kualitiatif

1) Post positivisme

Berdasarkan aspek filosofi yang mendasarinya penelitian secara garis besar dapat

dikategorikan menjadi dua dua macam, yaitu penelitian yang berlandaskan pada aliran

atau paradigma filsafat positivisme dan aliran filsafat postpositivisme. Apabila

penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan akhir menemukan kebenaran, maka

ukuran maupun sifat kebenaran antara kedua paradigma filsafat tersebut berbeda satu

dengan yang lain. Pada aliran atau paradigma positivisme ukuran kebenarannya

adalah frekwensi tinggi atau sebagian besar dan bersifat probalistik. Kalau dalam

sampel benar maka kebenaran tersebut mempunyai peluang berlaku juga untuk

populasi yang lebih besar.

Pada filsafat postpositivisme kebenaran didasarkan pada esensi (sesuai dengan

hakekat obyek) dan kebenarannya bersifat holistik. Pengertian fakta maupun data

dalam filsafat positivisme dan postpossitivisme juga memiliki cakupan yang berbeda.

Dalam postivisme fakta dan data terbatas pada sesuatu yang empiri sensual (teramati

secara indrawi), sedangkan dalam postpositivisme selain yang empiri sensual juga

mencakup apa yang ada di balik yang empiri sensual (fenomena dan nomena).

Menurut istilah Noeng Muhadjir (2000: 23) positivisme menganalisis berdasar data

empirik sensual, postpositivisme mencari makna di balik yang empiri sensual.

Kedua aliran filsafat tersebut mendasari bentuk penelitian yang berbeda satu dengan

yang lain. Aliran positivisme dalam penelitian berkembang menjadi penelitian dengan

paradigma kuantitatif. Sedangkan postpositivisme dalam penelitian berkembang

menjadi penelitian dengan paradigma kualitatif. Karakteristik utama penelitian

kualitatif dalam paradigma postpositivisme adalah pencarian makna di balik data

Page 11: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

(Noeng Muhadjir. 2000: 79). Penelitian kualitatif dalam aliran postpositivisme

dibedakan menjadi dua yaitu penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi

dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa. Penelitian kualitatif dalam

paradigma phenomenologi bertujuan mencari esensi makna di balik fenomena,

sedangkan dalam paradigma bahasa bertujuan mencari makna kata maupun makna

kalimat serta makna tertentu yang terkandung dalam sebuah karya sastra.

2) Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa

pengetahuan adalah hasil dari konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri. Manusia

menkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek,

fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar

bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan

yang sesuai (Suparno, 2008:28). Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan tidak

dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada yang lain, tetapi harus

diinterpretasikan sendiri oleh tiap-tiap orang. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah

jadi tetapi merupkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dan dalam proses

itulah keaktivan dan kesungguhan seseorang dalam mengejar ilmu akan sangat

berperan. Penelitian kualitatif bersifat membangun teori baru dengan mengekspansi

dari hal-hal yang bersifat khusus dalam fenomena kedalam suatu teori yang baru.

9. kemukakan karakteristik masalah penelitian, instrumen penelitian, subyek penelitian

Karakteristik masalah penelitian : Masalah adalah suatu keadaan yang bersumebr dari

hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan

(Guba dalam Basrowi : 66). Masalah pada penelitian kualitatif adalah masalah yang bersifat

fenomenologis, masalah yang berhubungan dengan interaksi sosial manusia, keunikan

fenomena pada interaksi tersebut. Menurut Miles dan Huberman (1994), metode penelitian

kualitatif bertujuan untuk mengungkap keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok,

masyarakat atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara komprehensif, rinci,

mendalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Karakteristik Instrumen penelitian : dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau

dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena,

Page 12: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkannya terlebih dahulu sebagai

yang biasa dilakukan pada penelitian klasik, maka sangat tidak mungkon untuk mengadakan

penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Hanya manusia sebagai

instrumen pula lah yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi faktor pengganngu

sehingga apabila terjadi hal yang demikian ia pasti dapat menyadari serta dapat

mengatasinya. Oleh karena itu, pada waktu mengumpulkan data dilapangan, peneliti berperan

serta dalam kegiatan masyarakat.

Pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan daftar cek yang sudah disiapkan sebelum

terjun ke lapangan tidak perlu diperlihatkan apalagi diberikan kepada informan, tetapi cukup

dihafalkan sehingga peneliti di dalam melakukan pengamatan maupun wawancara bisa

terfokus pada pedoman yang telah dihafalkan tersebut.

Karakteristik Subjek penelitian :

10. pilihlah salah satu laporan penelitian kualitatif tesis atau disertasi kemudian analisis dan

kemukakan komentarnya hal-hal berikut :

Judul Tesis : PENDIDIKAN IPS PADA ERA OTONOMI DAERAH : Studi Kasus Pada

Pembelajaran PPKn di SMUN I Garut

Peneliti : JAMILAH,(2005)

- latar belakang penelitian

Penelitian ini berawal dari ketertarikan penulis oleh Pendidikan IPS yang sifatnya luas dan

tujuannya mulia, yakni sebagai pendidikan yang ada pada awalnya digagas untuk perekat

kehidupan bersama bagi masyarakat internasional yang berbeda kekayaan, asal usul

kebangsaan, agama, etnis dan lain-lain, dan pembaharu pendidikan sebagai wahana untuk

menegakkan keadilan di dalam masyarakat beragam tersebut. Sehingga PIPS ini menuntut

perhatian serius dunia pendidikan sehubungan dengan usahanya untuk memberi pemahaman

terhadap manusia tentang lingkungan sosialnya secara lokal, regional, nasional dan

internasional.

Page 13: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

Penelitian ini merupakan studi kasus pada pembelajaran PPKn di SMUN 1 Garut dengan

tujuan menemukan dan memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Pendidikan IPS pada era

Otonomi Daerah yang diaplikaasikan pada Pembelajaran PPKn di kelas yang menyentuh

sikap afektif maupun psikomotorik, nilai-nilai demokratis dan kehidupan dalam budaya lokal

sehari-hari siswa sesuai dengan makna Otonomi Daerah. Apakah kemudian ditemukan

perkembangan yang berbeda dari penerapan pendidikan IPS tersebut pada era otonomi daerah

dibanding dengan sebelum otonomi daerah terhadap minat dan motivasi siswa untuk belajar

serta perilaku-perilaku yang mengedepankan nilai-nilai kedaerahan dalam diri siswa.

- masalah penelitian

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan Pendidikan

IPS di era otonomi daerah, dengan mengambil studi kasus pada mata pelajaran PPKn

- fokus penelitian

a)Bagaimana Pemahaman guru PPKn terhadap pelaksanaan otonomi daerah dalam implikasi

pembelajarannya,

b) Bagaimana pengelolaan pembelajaran PPKn di era otonomi daerah,

c) Bagaimana kesiapan guru PPKn dalam pembelajaran di era otonomi daerah,

d) Kendala-kendala apakah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran PPKn di era

otonomi daerah,

e) Bagaimana dampak pelaksanaan otonomi daerah terhadap kualitas pendidikan PPKn.

- situs penelitian 

Situs penelitian di SMUN 1 Garut

- teknik pengumpulan dan analisis data

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus,

tahapan analisis data sebagai berikut :

a. Mengorganisir informasi.b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi

natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus

yang lain.

f. Menyajikan secara naratif.

Page 14: Soal Ujian Tengah Semester Metode Penelitian Kualitatif

- kesimpulan dan rekomendasai

Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, pada dasarnya guru

memahami tentang pelaksanaan otonomi daerah sebagai suatu sistem yang digulirkan

pemerintah, tetapi implikasi dalam pembelajaran yang dijalani saat ini belum sepenuhnya

dipahami. Kedua, karena pemahaman guru terhadap otda hanya sebatas sistem pemerintahan,

maka Pengorganisasian dan Pengelolaan pembelajaran IPS-PPKn yang meliputi kegiatan

perencanaan, proses dan evaluasi belum dipengaruhi secara utuh oleh otonomi daerah.

Ketiga, kesiapan terkait dengan sistem pendidikan dan pembelajaran yang diterapkan.

Keempat, kendala utama yang dihadapi guru antara lain belum adanya kurikulum standar

otonomi daerah serta sarana dan prasarana di samping alokasi waktu. Kelima, dampak utama

adalah meningkatnya kualitas pendidikan, pada saat terjadi persaingan yang sehat diantara

setiap wilayah dalam pencapaian target kurikulum yang diharapkan.

Direkomendasikan agar pihak-pihak yang terkait dengan kebijakan pendidikan membuat

kebijakan kurikulum yang jelas, sehingga guru atau para pelaksana fungsional pendidikan

memiliki target yang jelas dalam mengorganisasikan kegiatan pembelajarannya.