85
26 TINGKAT PENGETAHUAN SISWA MADRASAH TSANAWIAH (MTS) AL-SA’ADAH PONDOK JAYA TERHADAP DEMAM TIFOID TAHUN 2009 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : SOFIANI HANDINI 105104003487 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009

Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

Embed Size (px)

DESCRIPTION

D

Citation preview

Page 1: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

26

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA MADRASAH TSANAWIAH (MTS)

AL-SA’ADAH PONDOK JAYA TERHADAP

DEMAM TIFOID TAHUN 2009

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

SOFIANI HANDINI

105104003487

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009

Page 2: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

27

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini, saya:

Nama : Sofiani Handini

NIM : 105104003487

Mahasiswa Program : Ilmu Keperawatan

Tahun Akademik : 2005

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi

saya yang berjudul:

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA MADRASAH TSANAWIAH

(MTS) AL-SA’ADAH PONDOK JAYA TERHADAP DEMAM TIFOID

TAHUN 2009

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan

menerima sangsi yang telah ditetapkan.

Demikian surai pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 11 Desember 2009

Sofiani Handini

Page 3: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

28

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SOFIANI HANDINI, NIM : 1051040034587

Tingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Sa’adah Pondok Jaya

Terhadap Demam Tifoid tahun 2009. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Jurusan Program Studi Ilmu

Keperawatan. Jakarta 2009.

xix + 56 Halaman + 11 tabel + 5 gambar + 4 Lampiran

ABSTRAK

Demam tifoid merupakan salah satu infeksi yang terjadi di usus halus dan

banyak terjadi di Negara yang beriklim tropis. Data World Health Organization

(WHO) tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di

seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun. Di Indonesia

demam tifoid merupakan penyebab kematian ketiga terbesar, pada 91% kasus dialami

oleh anak usia 3-19 tahun. Pada Kabupaten Tangerang demam tifoid tejadi hampir di

seluruh daerah, terutama terjadi pada anak usia sekolah. Hasil survei awal ditemukan

bahwa presentase demam tifoid pada siswa Mts.Al-Sa’adah lebih tinggi daripada dua

sekolah yang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

pengetahuan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Sa’adah Pondok Jaya terhadap

pencegahan demam tifoid tahun 2009.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif.

Jumlah sampel melalui hasil penghitungan statistik didapatkan 96 orang siswa, lalu di

tambahkan 10% menjadi 106 orang siswa. Metode pengambilan sampel adalah

dengan simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukan responden yang terbanyak responden berjenis

kelamin laki-laki 53,4%, rata-rata umurnya adalah 13,17 tahun, sumber informasi

yang di gunakan televisi 49,51% dan sulit mendapatkan informasi mengenai demam

tifoid 65,05%. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan siswa

Mts. Al-Sa’adah Pondok Jaya terhadap pencegahan demam tifoid adalah sedang yaitu

sebesar 57,3%. Penelitian tingkat pengetahuan siswa dibagi lagi menjadi kategori dari

tiap variabel yang ada, maka di dapatkan data bahwa responden yang berjenis

kelamin laki-laki yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang sebesar 52,7%

sedangkan perempuan sebesar 62,5%. Sebagian besar responden memilih televisi

sebagai sumber informasi sebesar 49,51%, sedangkan 70,6% dari siswa yang

memilih sumber informasi televisi mempunyai tingkat pengetahuan sedang dan

responden yang mendapatkan kemudahan informasi sebesar 34,95% yang sebagian

besarnya (67,6%) mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang.

Page 4: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

29

Saran dari peneliti yaitu meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di

sekolah seperti toilet dan diadakannya tempat untuk cuci tangan agar dapat memutus

mata rantai demam tifoid.

Kata kunci : Pengetahuan, Siswa, Demam Tifoid

Daftar bacaan : 38 ( 1986 – 2009 )

Page 5: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

30

FACULTYOF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

THE STUDY PROGRAMME NURSING SCIENCES

SOFIANI HANDINI, NIM : 105104003487

Students' Knowledge Level Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Sa’adah Pondok Jaya of

Typhoid Fever in 2009. Jakarta Islamic State University Hidayatullah Jakarta. Faculty

of Medicine and Health Sciences. Department of Nursing Studies Program. Jakarta

2009.

xix + 56 Pages + 11 tables + 5 picture + 4 Appendix

ABSTRACT

Typhoid fever is one of the infections that occurred in the small intestine and

a lot happened in the tropical countries. Data World Health Organization (WHO) in

2003 estimated there are about 17 million cases of typhoid fever worldwide incidence

of 600,000 cases with deaths each year. Typhoid fever in Indonesia is the third largest

cause of death, in 91% of the cases experienced by children aged 3-19 years. In

Tangerang District typhoid fever occurred in almost all regions, mainly occurs in

children of school age. Initial survey results found that the percentage of students

typhoid fever Mts.Al-Sa 'adah higher than the other two schools. The purpose of this

study was to determine students' knowledge level Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-

Sa’adah Pondok Jaya to the prevention of typhoid fever in 2009.

This research is a quantitative research with descriptive menthode. The

number of sample through statistical calculation results obtained 96 students, and the

added 10% to 106 students. The sampling method with a simple random sampling.

The results showed that most respondents respondent gender male 53.4%, the

average age was 13.17 years, sources of information in 49.51% use the television and

it's hard to get information on typhoid fever 65.05%. The results showed that

students' knowledge level Mts. Al-Sa’adah Pondok Jaya against typhoid fever

prevention is being in the amount of 57.3%. Research students' knowledge level is

further subdivided into categories of each variable exists, then the data found that

respondents gender boys who have a level of knowledge was 52.7% whereas 62.5%

of women. Most respondents chose television as a source of information for 49.51%,

whereas 70.6% of students who choose the source of information has a level of

knowledge of the television medium and the ease of respondents who received

34.95% of the information that most of them (67.6%) have the current level of

knowledge.

Advice from researchers that improve facilities and infrastructure in school

such as toilets and held a place to wash your hands so it can break the chain of

typhoid fever.

Keyword : Knowledge, Student, Typhoid Fever

Reference : 38 ( 1986 – 2009)

Page 6: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

31

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

AL-SA’ADAH PONDOK JAYA TERHADAP DEMAM TIFOID

TAHUN 2009

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 11 Desember 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Ita Yuanita, S.Kp, M. Kep Tien Gartinah, MN

NIP: 150 408 677

Page 7: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

32

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Jakarta, 11 Desember 2009

Penguji I

H. Dadang, S.IP, M.Epid

NIP 19690204 199003 1 006

Penguji II

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep. MKM

NIP 19790520 200901 1 012

Penguji III

Page 8: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

33

Jamaludin, S.Kp, M.Kep

NIP 150 409 469

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVESITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 11 Desember 2009

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tien Gartinah, MN

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof.DR (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And

Page 9: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

34

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sofiani Handini

Tampat Tanggal Lahir : Tangerang, 11 September 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln. Jombang Raya No. 75 Rt.02/01

Kel. Parigi

Kec. Pondok Aren

Tangerang Selatan Kode Pos 15224

E-mail : [email protected]

Pendidikan :

1. SDN 1 Pondok Pucung (1993-1995)

2. SDN Sudimara 3 Ciledug (1995-1999)

3. SMP Al-Mubarak Tangerang (1999-2002)

4. SMU PLUS At-Thahirin Ciledug (2002-2005)

5. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2005-2009)

Page 10: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

35

Lembar Persembahan

Rasulullah SAW bersabda :

“ Tuntutlah oleh kalian akan ilmu pengetahuan, sesungguhnya

menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah azza wajalla, dan

mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah

shodaqoh. Sesungguhnya ilmu itu akan menempatkan pemiliknya pada

kedudukan tinggi lagi mulia. Ilmu adalah keindahan bagi ahlinya di

dunia dan akhirat.” (HR. Ar Rabii’)

Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk Kedua Orangtuaku, Saudaraku

Page 11: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

36

Ayahanda Ir.H.Hadidin & Ibunda Hj.Suhana Komalasari

Adiku Galuh & Baim, Juga Orang-orang Yang Menyayangiku

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

nikmat dan karunia yang diberikan kepada hamba-hambaNya. Begitupula nikmat dan

karunia yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam teriring penulis haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW besrta keluarga, sahabat dan pengikutnya.

Adapun skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan memperoleh selar

Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah banyak

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Untaian terima kasih yang dalam penulis

tunjukan kepada :

Page 12: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

37

1. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And. ; selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negri Jakarta.

2. Ibu Tien Gartinah, MN ; selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Jakarta.

3. Ibu Ita Yuanita, S.Kp, MKes selaku pembimbing I yang telah membimbing

penulis dari awal hingga akhir dengan iringan pikiran, tenaga dan waktu yang

sangat bernilai.

4. Ibu Ns. Sri Mulyani, S.Kep, MKM selaku pembimbing II yang telah

memberikan perhatian dan serta arahan kepada penulis. Semoga segala jasa

Ibu dapat menjadi amalan yang tak akan pernah putus dan diterima di sisi-

Nya. Selamat jalan Ibu, do’a kami selalu menyertaimu.

5. Bapak H. Dadang, S.IP, M.Epid selaku penguji I, Bapak Ns. Waras Budi

Utomo, S.Kep, MKM selaku penguji ke II dan Bapak Jamaludin, S.Kp,

M.Kes selaku penguji ke III yang telah memberikan saran dan masukan yang

sangat berharga dalam pembuatan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf PSIK Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negri Jakarta. Pa Ajip, maaf selalu merepotkan dalam

mengurus surat menyurat. Pa Rahman dan Bu Syam juga.

7. Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiah (MTs) Al-Sa’adah Bapak Drs. Abdul

Karim Ja’far, MM dan Bapak/Ibu guru yang telah menerima dan membantu

penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

Page 13: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

38

8. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan atas fasilitas

kepustakaanya.

9. Papah dan Mamah yang selalu mendoakan, menyayangi dan menasehati demi

keberhasilan fina. Galuh dan baim, adik-adiku yang selalu memberi semangat

dan semua keluarga yang selalu memberikan dukungan baik materi dan non-

materinya.

10. Ka Irwan untuk kasih sayang, cinta, perhatian dan dukungannya kepada

penulis.

11. Sahabat seperjuangan yang telah bersama-sama berjuang mengejar satu kata

“lulus” : Tuti, Tati, Za’a, Mas Tibi, Ciah, Fadil dan Jimi. Untuk Keluarga

Jaboy terima kasih telah menjadi abang yang selalu menemani dan

menyayangi.

12. Best Friends such as : Neneng, Ziah, Herna, Lita, Tika yang selalu memberi

nasehat serta seluruh friends Keperawatan dan Non-Keperawatan yang tidak

bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih untuk pengalaman dan

kebersamaanya yang luar biasa.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna bagi bahan pustaka untuk

menambah wawasan dan pengetahuan dan menjadi referensi untuk penelitian

sejenis serta bagi penulis.

Demikianlah paparan kata yang telah penulis coba paparkan dan penulis

mohon maaf apabila kurang etis dalam penulisan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Page 14: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

39

“ Allah niscahya mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka

yang berilmu pengetahuan bertingkat derajat. Dan Allah Maha mengetahui

terhadap apa yang kamu lakukan.” (QS. Al-Mujadalah: 11)

Jakarta,11 Desember 2009

Sofiani Handin

DAFTAR ISI

halaman

SURAT PERNYATAAN................................................................................... i

ABSTRAK ......................................................................................................... ii

Page 15: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

40

ABSTRACK....................................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. iv

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI........................................................... v

PANITIA SIDANG............................................................................................. vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................... vii

LEMBAR PERSEMBAHAN............................................................................. viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... xi

DAFTAR ISI........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN................................................................................... xviii

LAMPIRAN......................................................................................................... xix

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Masalah Penelitian ................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 5

1.4.1 Bagi Penulis.................... ................................................ 5

1.4.2 Bagi Pelayanan Kesehatan................................................ 5

Page 16: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

41

1.4.3 Bagi Siswa........................................................................ 5

1.4.4 Bagi Sekolah Mts. Al-Sa’adah......................................... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI............... 7

2.1 Tinjauan Pustaka.. ............................................................ 7

2.1.1 Pengertian Inisiasi Menyusu Dini ................................... 7

2.1.2 Demam Tifoid.................................................................. 10

1. Pengertian........................................................................... 10

2. Etiologi............................................................................... 10

3. Patofisiologi....................................................................... 11

4. Tanda dan Gejala............................................................... 12

5. Kekambuhan...................................................................... 12

6. Cara Penularan.................................................................. 13

7. Cara Pencegahan............................................................... 13

2.1.3 Karateristik Kelompok Umur 11 sampai 15 Tahun......... 18

2.1.4 Jenis Kelamin.................................................................. 19

2.1.5 Sumber Informasi......................................................... 21

2.1.6 Penelitian Terkait............................................................ 23

2.2 Kerangka Teori..................................................................... 25

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN..................................... 26

Page 17: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

42

3.1 Kerangka Konsep ............................................................ 26

3.2 Pertanyaan Penelitian....................................................... 27

3.3 Definisi Operasional......................................................... 28

BAB IV

METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN ............. 33

4.1 Desain Penelitian ............................................................. 33

4.2 Populasi dan Sampel.......................................................... 33

4.2.1 Populasi....................................................................... 33

4.2.2 Sampel.......................................................................... 33

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian........................................... 35

4.4 Etika Penelitian................................................................... 35

4.5 Alat Pengumpul Data......................................................... 36

4.6 Prosedur Pengumpulan Data................................................ 37

4.7 Pengolahan dan Analisa Data............................................. 38

4.7.1 Pengolahan Data............................................................ 39

4.7.2 Analisa Data.................................................................. 40

4.8 Uji Instrumen Penelitian..................................................... 40

4.9 Tempat Penelitian................................................................ 42

BAB V

HASIL PENELITIAN .............................................................. 43

5.1 Karakteristik Responden ...................................................... 43

Page 18: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

43

5.2 Sumber Informasi.................................................................. 44

5.3 Tingkat Pengetahuan............................................................ 45

5.3.1 Gambaran Umum Demam Tifoid................................... 46

5.3.2 Cara Pencegahan Demam Tifoid.................................... 47

BAB VI

PEMBAHASAN ........................................................................ 49

6.1 Keterbatasan penelitian ......................................................... 49

6.2 Karakteristik Responden........................................................ 50

6.3 Sumber Informasi................................................................... 51

6.4 Tingkat Pengetahuan.............................................................. 52

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 54

A Kesimpulan ............................................................................ 54

B Saran ..................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Page 19: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

44

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif Piaget............................................. 19

Tabel 2.2 Kerangka Teori ................................................................................ 25

Tabel 3.1 Kerangka Konsep………………………… .................................... 26

Tabel 3.3 Definisi Operasional ........................................................................ 28

Tabel 4.1 Kategori Tingkat Pengetahuan......................... ............................... 40

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Umur

Siwa Mts Al-Sa’adah Tahun 2009................................................... 41

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Siwa Mts Al-Sa’adah Tahun 2009.................................................... 43

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Pengetahuan Cara Pencegahan

Demam Tifoid Siwa Mts Al-Sa’adah Tahun 2009............................ 45

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Dilihat Berdasarkan

Jenis Kelamin Siwa Mts Al-Sa’adah Tahun 2009.............................. 46

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Dilihat Berdasarkan

Sumber yang Digunakan untuk Mendapatkan Informasi

Tentang Demam Tifoid Siwa Mts Al-Sa’adah Tahun 2009............... 47

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Dilihat Berdasarkan

Kemudahan Mendapatkan Sumber Informasi Tentang

Demam Tifoid Siwa Mts Al-Sa’adah Tahun 2009............................. 48

Page 20: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

45

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Epidemiological/ Ecological Triad.. ............................................ 16

Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin Siwa Mts Al-Sa’adah Tahun 2009........................ 42

Page 21: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

46

Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Sumber Informasi. Siwa Mts Al-Sa’adah Tahun 2009............... 42

Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Kemudahan Mendapatkan Informasi

Siwa Mts Al-Sa’adah Tahun 2009.................................................. 43

Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Kategori Tingkat Pengetahuan Gambaran Umum Demam Tifoid

Siwa Mts Al-Sa’adah Tahun 2009.................................................. 45

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

CFR : Case Fatality Rate

MTs : Madrasah Tsanawiyah

HCL : Hidrocile Cloride

Page 22: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

47

T.A.B : Tifoid dan Paratifoid A dan B

FAO : Food and Agricultural Organization

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus

YKAI : Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Kominfo : Komunikasi dan Informasi

PSPD : Program Studi Pendidikan Dokter

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengantar Izin Penelitian

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian

Lampiran 3 Hasil Analisa Univariat

Lampiran 4 Progress Report

Page 23: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

48

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

DAFTAR TABEL ................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v

Page 24: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

49

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Masalah Penelitian ................................................................... 4

C. Tujuan

1. Tujuan Umum .................................................................... 4

2. Tujuan Khusus ................................................................... 4

D. Manfaat

1. Bagi Penulis ....................................................................... 5

2. Bagi Pelayanan Kesehatan ................................................. 5

3. Bagi Siswa ......................................................................... 5

4. Bagi Sekolah ..................................................................... 5

5. Bagi Institusi ...................................................................... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 7

1. Pengetahuan ...................................................................... 7

2. Demam Tifoid .................................................................... 10

a. Pengertian ......................................................... 10

Page 25: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

50

b. Etiologi .............................................................. 10

c. Tanda dan Gejala .............................................. 11

d. Kekambuhan .................................................... 12

e. Cara Penularan .................................................. 12

f. Cara Pencegahan ............................................... 13

3. Penelitian Terkait ............................................................... 22

B. Kerangka Teori ........................................................................ 23

BAB III: KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep ..................................................................... 24

B. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 25

C. Definisi Operasional ................................................................ 25

BAB IV : METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Desain Penelitian ..................................................................... 35

B. Populasi dan Sampel ................................................................ 36

1. Populasi ............................................................................... 36

2. Sampel ................................................................................. 36

C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 37

D. Etika Penelitian ........................................................................ 38

E. Alat Pengumpul Data ............................................................... 39

F. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 45

G. Pengolahan dan Analisa Data .................................................. 46

Page 26: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

51

PERNYATAAN KUISIONER ............................................................................... 43

KUISIONER PENELITIAN .................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 51

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Page 27: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

52

3.1 Kerangka Konsep ................................................................................................ 24

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Page 28: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

53

2.1 Epidemiological Triad ........................................................................................ 19

BAB I

PENDAHULUAN

Page 29: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

54

1.1 Latar Belakang

Demam tifoid merupakan salah satu infeksi yang terjadi di usus halus dan

banyak terjadi di Negara yang beriklim tropis. Sinonim demam tifoid adalah typhoid

fever, enteric fever, thyphus abdominalis dan masyarakat umum biasa menyebutnya

tipes. Penyakit ini pertama kali dilaporkan tentang klinis dan anatomisnya oleh

Bretoneau (1813), Cornwall Hewett (1826) melaporkan perubahan patofisiologisnya

lalu Piere Louise (1829) memberikan nama typos yang berasal dari bahasa Yunani

yang artinya asap atau kabut karena umumnya penderita sering disertai gangguan

kesadaran mulai dari ringan sampai berat. Penyakit ini termasuk penyakit menular

seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 tahun 1962

tentang wabah. Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit-penyakit yang

mudah menular dan dapat menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan

wabah. Penularan penyakit ini adalah dengan rute 5F yaitu Feces (kotoran manusia),

Fly (lalat), Food (makanan), Fecal (mulut) dan finger (tangan) yang telah

terkontaminasi oleh bakteri Salmonella Typosa. Demam tifoid menjadi endemik

yang dapat terjadi di mana saja, maka melakukan pencegahan dini akan lebih baik

(Rampengan,1997).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2003 memperkirakan

terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi

600.000 kasus kematian tiap tahun. Kasus ini dilaporkan sebagai endemis di Negara

berkembang dimana 95% merupakan kasus rawat jalan sehingga insiden yang

Page 30: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

55

sebenarnya adalah 15 sampai 25 kali lebih dari yang terlihat seperti fenomena

gunung es.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang dan beriklim

tropis. Penyakit demam tifoid merupakan penyebab kematian umum ke tiga di

Rumah Sakit Umum dengan angka kejadian sebesar 3,5% (Depkes, 2002). Umur

penderita yang terkena dilaporkan antara 3-19 tahun pada 91% kasus, dengan

angka kematian kasus atau case fatality rate (CFR) 1,6-3%. Kasus ini tersebar

secara merata di seluruh propinsi Indonesia dengan insiden di daerah pedesaan

358/100.000 penduduk/tahun dan di daerah perkotaan 760/100.000 penduduk/tahun

atau sekitar 600.000 dan 1,5 juta kasus pertahun.

Banten sebagai salah satu propinsi di Indonesia melaporkan bahwa

demam tifoid terjadi di seluruh Kabupaten/Kota dengan kabupaten Tangerang

menempati urutan ke dua dengan presentase 2,8% dan terutama dilaporkan pada

anak usia sekolah dan daerah dengan sanitasi yang buruk (Depkes, 2007).

Penyakit demam tifoid merupakan salah satu dari emerging infectius

disease di era globalisasi yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan, faktor

hygine, sanitasi lingkungan, makanan dan minuman juga kebiasaan cuci tangan

berpengaruh besar dalam peyakit ini (Nasrudin, 2007). Hasil penelitian yang

dilakukan di Kabupaten Purworejo kebiasaan mencuci tangan tanpa sabun sebelum

Page 31: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

56

makan, kebiasaan jajan di pinggir jalan raya ataupun makan di warung dan adanya

riwayat demam tifoid pada keluarga merupakan faktor resiko kejadian demam

tifoid (Santosa, 2006).

Keperawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat

terhadap individu, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan.

Pelayanan yang diberikan berupa tindakan preventif, promotif, kuratif dan

rehabilitatif. Keperawatan komunitas sebagai salah satu bagian dari keperawatan

memberikan pelayanan keperawatan yang berfokus utama pada pencegahan primer

sebagai upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit (Mubarak, 2006).

Hasil survey awal yang dilakukan dengan metode wawancara terhadap 60

siswa di tiga Sekolah ditemukan siswa yang pernah di diagnosa demam tifoid oleh

petugas kesehatan di MTs Al-Sa’adah 20%, Sekolah Menengah Pertama Al-

Mubarak 15% dan Sekolan Menengah Pertama Negri 2 Ciputat 10%. Dari 20%

siswa MTs Al-Sa’adah yang pernah di diagnosa oleh petugas kesehatan menderita

demam tifoid, ternyata ditemukan 100% tidak mengetahui apa penyebab demam

tifoid dan upaya pencegahannya, 50% mencuci tangan sebelum makan namun tidak

menggunakan sabun. Belum terlihatnya peran perawat komunitas di dalam

pencegahan demam tifoid, cukup tingginya siswa yang pernah terkena demam

tifoid dan belum ada data secara rinci tentang gambaran tingkat pengetahuan siswa

terhadap demam tifoid. Hal-hal tersebut di atas membuat peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di MTs Al-Sa’adah dengan judul “Tingkat Pengetahuan

Siswa MTs.Al-Sa’adah Terhadap Demam Tifoid” sebagai salah satu wujud peran

perawat dalam menurunkan prevalensi demam tifoid.

Page 32: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

57

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswa Mts Al-Sa’adah tentang demam

tifoid ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswa Mts.Al-Sa’adah terhadap

demam tifoid ?

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menggambarkan karakteristik siswa MTs. Al-Sa’adah

2. Menggambarkan tingkat pengetahuan siswa MTs. Al-Sa’adah

3. Menggambarkan tingkat pengetahuan siswa Mts. Al-Sa;adah tentang

gambaran umum dan pencegahan demam tifoid.

4. Menggambarkan tingkat Pengetahuan siswa MTs. Al-Sa’adah

berdasarkan jenis kelamin dan sumber informasi

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

Page 33: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

58

1.4.1 Penulis, untuk menambah pengetahuan dan media untuk penerapan ilmu

yang telah diterapkan dibangku kuliah.

1.4.2 Pelayanan Kesehatan, menggunakan hasil penelitian sebagai bahan

masukan dan mengidentifikasi kebutuhan informasi siswa tentang demam

tifoid.

1.4.3 Siswa, agar mampu untuk melakukan pencegahan terhadap demam tifoid.

1.4.4 Sekolah MTs Al- Sa’adah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

informasi yang berguna untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui

tentang demam tifoid.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian deskriptif yaitu suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Pengumpulan data dilakukan

dengan lembar kuisoner.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Tsanawiah (MTs)

Al-Sa’adah kelas VII, VIII dan IX sebanyak 233 orang, sedangkan yang

menjadi sample sebayak 106. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus di

Madrasah Tsanawiah (MTs) Al-Sa’adah.

Page 34: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

59

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengetahuan

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah sesuatu

yang diketahui atau kepandaian yang dimiliki seseorang melalui pendidikan atau

pengalaman. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoadmodjo, 2007).

Page 35: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

60

Menurut Bloom (1959) pengetahuan adalah kemampuan mengenal atau

mengingat materi yang telah dipelajari mulai dari yang sederhana sampai pada yang

sukar dan lebih di tekankan pada kemampuan mengingat yang lebih besar.

Menurut taksonomi Bloom pengetahuan mencangkup enam tingkat domain

kognitif, yaitu :

1. Mengetahui (knowledge)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tingkatan ini menjadikan seseorang mampu mengingat kembali

materi yang dipelajari sebelumnya termasuk hal-hal spesifik dari seluruh yang

dipelajari.

2. Memahami (Comparehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara

benar. Tingkatan ini menjadikan seseorang mampu menjelaskan tentang objek yang

diketahuinya dan dapat menginterpretasikan.

3. Mengaplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain. Tahap ini menjadikan seseorang mampu

menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.

Page 36: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

61

4. Menganalisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Tahap ini menjadikan seseorang

mampu menjabarkan materi suati objek ke dalam komponen-komponen yang saling

berkaitan dalam situasi yang terorganisasi.

5. Mensintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Tahap

ini menjadikan seseorang mampu menyusun formulasi baru dari formulasi yang

ada.

6. Mengevaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Tahap ini menjadikan seseorang

mampu, melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek.

Pengetahuan merupakan domain kognitif yang paling rendah dan

didefinisikan sebagai proses mengingat informasi yang dipelajari (Van Hoozen,

1986). Selain itu pengetahuan dipengaruhi oleh fasilitas (Notoadmodjo, 2007).

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar

kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan (Lestari, 2002). Pengetahuan merupakan

dasar dari domain-domain selanjutnya. Jadi, pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku

Page 37: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

62

yang di dasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoadmodjo, 2007).

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni : Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek) ; Interest (merasa tertarik)

terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul ;

Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi ; Trial dimana

subjek mulai mencoba untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus ; Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkat-tingkat domain kognitif (Notoadmodjo, 2007).

2.1.2 Demam Tifoid

1. Pengertian

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik akut di usus halus yang

disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Thypi dan Salmonella Parathypi A, B

Page 38: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

63

dan C. Penularan terjadi secara fecal oral melalui makanan dan minuman yang

sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman

Salmonella (Bruner dan Suddart,2001; Syaifullah Noer, 2005).

2. Etiologi

Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan Salmonella

yang memasuki tubuh penderita melalui makanan lalu ke saluran pencernaan.

Sumber utama yang terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan

mikroorganisme penyebab penyakit, baik ketika ia sedang sakit atau sedang dalam

masa penyembuhan. Pada masa penyembuhan, penderita pada masih memiliki

Salmonella didalam kandung ampedu atau di dalam ginjal.

Golongan Salmonella yang menjadi etiologi dari demam tifoid Salmonella

Thyposa basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora dan

sekurang-kurangnya mempunyai tiga macam antigen yaitu : Antigen O (somatic)

terletak pada lapisan luar, terdiri dari zat kompleks lipopolisakarisa dan lipid.

Sering juga disebut endotoksik, Antigen H (flagella) terdapat pada flagella, fibriae

dan pilin dan Antigen Vi untuk melindungi fagositosit dan struktur kimia protein

(Nasrudin, 2007).

3. Patofisiologi

Tubuh manusia mempunyai banyak mekanisme pertahanan. Salah satunya di

lambung manusia terdapat HCL (Hidrocile Cloride) berperan sebagai penghambat

masuknya Salmonella dan bakteri lain yang akan masuk kedalam usus. Jika

Salmonella masuk bersama-sama cairan dan makanan, maka terjadi pengenceran

HCL yang akan mengurangi daya hambat terhadap mikroorganisme penyebab

Page 39: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

64

penyakit yang masuk kedalam lambung. Daya hambat HCL ini akan menurun pada

waktu terjadi pengosongan lambung, sehingga Salmonella dapat masuk ke dalam

usus. Salmonella seterusnya memasuki folikel-folikel limfe yang terdapat di dalam

lapisan mukosa atau submukosa usus, bereplikasi dengan cepat untuk menghasilkan

lebih banyak Salmonella lalu memasuki saluran limfe dan mencapai aliran darah

yang akhirnya akan menyebabkan bakteremia. Bakteri dapat mencapai ampedu dan

melewati kapiler-kapiler kantong ampedu atau secara tidak langsung melalui

kapiler-kapiler hati dan kanalikuli ampedu untuk menginvasi usus. Invasi tahap

kedua ini menimbulkan lesi yang luas pada jaringan limfe usus kecil sehingga tanda

dan gejala menjadi jelas. Demam tifoid merupakan salah satu bekteremia yang

disertai oleh infeksi menyeluruh dan toksemia (Rosto, 2008).

4. Tanda dan Gejala

Biasanya tanda dan gejala yang nampak adalah : demam lebih dari seminggu

(siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi) juga

menimbulkan rasa lemas dan pusing, bakteri Salmonella typhi berkembang biak di

hati dan limpa yang mengakibatkan terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan

lambung sehingga terjadi rasa mual. Akibat mual berlebihan, akhirnya makanan tak

bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Sifat bakteri

yang menyerang usus kecil menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang

akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit

buang air besar) dan sakit perut. Biasanya lidah bagian tengah berwarna putih,

pinggirnya berwarna merah, terasa pahit dan cenderung ingin makan yang asam-

asam atau pedas. Umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa

Page 40: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

65

banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan

kesadaran (Algerina, 2008).

5. Kekambuhan

Manusia yang mendapatkan infeksi demam tifoid yang ringan juga

menghasilkan kekebalan yang lemah, kekambuhan dapat terjadi dan berlangsung

dalam waktu yang pendek. Kekambuhan dapat lebih ringan dari serangan primer

tetapi dapat menimbulkan gejala lebih berat daripada infeksi primer tersebut.

Sebanyak 5% penderita demam tifoid kelak akan menjadi karier sementara, sedang

2 % yang lain akan menjadi karier yang menahun (Nasrudin, 2007), sedangkan

10% dari demam tifoid yang tidak diobati akan mengakibatkan timbulnya

kekambuhan (Algerina, 2008).

6. Cara Penularan

Cara penularan demam tifoid adalah melalui melalui fecal oral, kuman

S.typhy masuk kedalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar ke

dalam lambung, kelenjar limfoid usus kecil kemudian masuk kedalam peredaran

darah. Bakteri dalam peredaran darah yang pertama berlangsung singkat yaitu

terjadi 24-72 jam setelah bakteri masuk, meskipun belum menimbulkan gejala

tetapi telah mencapai organ-organ hati, kandung ampedu, limpa, sumsum tulang

dan ginjal. Akhir masa inkubasi yaitu pada 5 – 9 hari kuman kembali masuk ke

aliran darah dan terjadi pelepasan endoktoksin yang menyebar ke seluruh tubuh dan

menimbulkan gejala (Algerina, 2008).

7. Cara Pencegahan

a) Imunisasi.

Page 41: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

66

Imunisasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil tifoid dan

paratifoid A dan B yang dimatikan) yang terdiri dari Parenteral Thyphoid Vaccine

(vaksin injeksi) dan Oral Thyphoid Vaccine ( Sulastri, 2001).

b) Kebersihan Tangan

Menurut Larson dalam Perry dan Potter (2005) mencuci tangan adalah

menggosok dengan sabun secara bersama seluruh permukaan kulit dan permukaan

tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas dibawah air mengalir.

Ada berbagai macam teknik mencuci tangan yaitu dengan air mengalir, air

hangat, cairan antiseptik dan sabun. Diantara teknik mencuci tangan tersebut, teknik

mencuci tangan dengan sabun adalah cara yang paling baik. Mencuci tangan

dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan

jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan

memutuskan mata rantai kuman. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan Sabun

Sedunia yang diikuti oleh 20 negara di dunia salah satu diantaranya adalah

Indonesia. Tujuan dari mencuci tangan adalah untuk membuang kotoran dan

organisme yang menempel dari tangan dan untuk mengurangi mikroba. Tangan

yang terkontaminasi merupakan penyebab utama perpindahan infeksi yang sering

terjadi pada setiap orang baik secara kontak langsung ataupun kontak tak langsung

seperti makanan.

c) Pengolahan makan dan Tempat Jajan

Page 42: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

67

Menurut FAO (Food and Agricultur Organisation) makanan jajanan (street

food) di definisikan sebagai makanan dan minuman yag dipersiapkan dan atau

dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum

lainnya yang langsung dikonsumsi dan di makan tanpa pengolahan atau persiapan

lebih lanjut (WHO, 1997).

Kebiasaan jajan pada siswa sekolah merupakan fenomena yang menarik untuk

ditelaah karena berbagai hal: merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi

karena aktivitas fisik di sekolah yang tinggi (apalagi bagi siswa yang tidak sarapan

pagi), pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan menumbuhkan kebiasaan

penganekaragaman pangan, memberikan perasaan meningkatkan gengsi siswa di

mata teman-teman di sekolahnya dan juga dipengaruhi oleh godaan dari media

massa tentang makanan junk food yang sangat bervariasi.

Selain itu banyak jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan sangat

beresiko terjadi pencemaran biologis, kimia dan mengandung zat tambahan

berbahaya yang mengganggu kesehatan, misalnya pada penelitian yang dilakukan

di Bogor telah ditemukan Salmonella Parathypi A di 25-50% pada sampel yang di

jual di kaki lima (Winnarny, 2007).

Standarisasi makanan jajanan yang baik meliputi makanan yang sehat yaitu

makanan yang memenuhi triguna makanan; makanan yang bersih adalah makanan

yang bebas dari lalat, debu, dan serangga lainnya ; makanan yang aman adalah

makanan yang tidak mengandung bahan berbahaya yang dilarang untuk makanan,

seperti zat pewarna dan zat pengawet yang diperuntukkan bukan untuk makanan

dan tidak tercemar oleh bahan kimia yang membahayakan manusia; makanan yang

Page 43: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

68

halal adalah makanan yang tidak bertentangan dengan agama yang dianut oleh

siswa (DepKes- Ditjen BinKesMas, 2001).

Umumnya siswa memiliki kebiasaan jajan makanan di kantin atau warung di

sekitar sekolah dan di pinggir jalan. Makanan jajanan yang berada di pinggir jalan,

kantin maupun warung biasanya lebih retan terhadap kontaminasi kuman dan

kurang higienis seperti dekat dengan tumpukan sampah bisa mengkontaminasi

makanan jajanan tersebut menjadi tidak sehat (Kalbefarma, 2005).

d) Lingkungan

Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia (Anies, 2008).

Tiga faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia disebut sebagai

ecological atau epidemiological triad yang terdiri atas agen penyakit, manusia, dan

lingkungannya. Sehat merupakan kesinambungan dinamis antara ketiga komponen

tersebut dan agen penyakit akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia dan

menimbulkan sakit jika terjadi ketidakseimbangan antara ketiga komponen tersebut.

E

Page 44: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

69

A H

Gambar 2.1 Epidemiological/Ecological Triad

Komponen dalam epidemiological yang termasuk agens penyakit dapat

berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis yang dalam hal ini adalah bakteri

Salmonella Thypi. Faktor manusia (host) sangat kompleks dalam proses terjadinya

penyakit karena faktor tersebut bergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh

individu, seperti usia karena adanya perbedaan penyakit yang di derita di berbagai

jenjang usia, jenis kelamin karena frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi

dibandingkan frekuensi pada perempuan, status kekebalan tubuh yang bisa di dapat

dari imunisasi, gaya hidup seperti memilih makanan dan pengetahuan yang

dimiliki.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian yang efektif

terhadap penyakit di pelajari mekanisme interaksi antara agens penyakit (agent),

manusia (host), dan lingkungan (environment) yaitu interaksi agens penyakit dan

lingkungan yang merupakan suatu keadaan saat agens penyakit langsung

dipengaruhi oleh lingkungan dan menguntungkan agens penyakit itu serta terjadi

pada saat prepatogenesis dari suatu penyakit, contohnya tumbuhnya bakteri

salmonella dalam makanan akibat kontaminasi; interaksi manusia dengan

lingkungan yang merupakan suatu keadaan pada saat manusia langsung dipengaruhi

oleh lingkungannya dan terjadi pada saat prepatogenesis dari suatu penyakit,

contohnya kebiasaan membuat dan menyediakan makanan; interaksi manusia dan

agens penyakit yaitu suatu keadaan saat agens penyakit menetap, berkembang biak,

dan merangsang manusia untuk membentuk respon berupa tanda-tanda dan gejala

Page 45: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

70

penyakit, contohnya perubahan fisiologis seperti demam, mual dan muntah;

interaksi agent penyakit, manusia, dan lingkungan yang merupakan suatu keadaan

saat agent penyakit, manusia, dan lingkungan bersama-sama saling mempengaruhi

dan memperberat satu sama lain sehingga agent penyakit baik secara langsung

maupun tidak langsung mudah masuk ke dalam tubuh manusia, contoh pencemaran

makanan oleh bakteri salmonella juga pencemaran air oleh kotoran manusia

(Chandra, 2007 ; Slamet, 2004 ).

Penelitian dari Nugrahini (2002) menyebutkan bahwa ada hubungan antara

sanitasi lingkungan dan kejadian demam tifoid. Maka usaha yang dapat dilakukan

untuk upaya pencegahan terhadap lingkungan yaitu Penyediaan air minum yang

memenuhi syarat kesehatan yaitu masak air sekurang-kurangnya lima menit penuh

(apabila air sudah masak, biarkan ia lima menit lagi), pembuangan kotoran manusia

(buang air besar dan buang air kecil) yaitu di tempat jamban dan pemberantasan

agent penyebab penyakit demam tifoid yaitu Salmonella dengan cara menyediakan

sumber air bersih dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan

(Kusnoputro, 2000).

2.1.2 Karakteristik kelompok umur 11-15 tahun

Manusia tidak lepas dari proses tumbuh dan berkembang yang akan selalu

terjadi di setiap tingkatan usia. Ada berbagai macam teori dalam proses tumbuh

kembang, salah satunya adalah teori Piaget yang menyatakan bahwa anak secara

aktif membangun pemahaman mengenai dunia melalui empat tahap perkembangan

kognitif.

Page 46: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

71

Piaget percaya bahwa manusia memiliki empat tahapan perkembangan

dalam memahami dunia. Tahapan ini mempunyai empat fase utama yaitu fase

sensorimotor, fase praoperasi, fase operasional konkret dan fase operasional formal.

Setiap fase mempunyai karakteristik yang unik (Santrock, 2007)

Kelompok umur 11 hingga 15 tahun adalah tahapan Piaget yang terakhir yaitu

fase operasi formal,, dalam tahapan ini individu bergerak melalui pengalaman-

pengalaman konkret dan berfikir dengan cara-cara yang abstrak dan lebih logis.

Sebagai bagian dari berfikir abstrak, remaja menembangkan gambaran-gambaran

tentang situasi yang ideal dan akan lebih sistematis menggunakan pemikiran-

pemikiran yang logis.

Kualitas abstraksi pemikiran pada tingkatan operasional formal terlihat jelas

dalam menyelesaikan masalah. Pemikiran operasional konkret perlu melihat

element-element konkret A, B dan C agar mampu membuat kesimpulan logis

bahwa jika A=B dan B=C maka A=C, sedangkan pemikiran operasional formal

mampu menyelesaikan persoalan ini hanya dengan presentasi verbal (Santrock,

2007).

Tabel 2.1

Tahap Perkembangan Kognitif Piaget

Fase Usia Kemampuan Yang Signifikan

Fase Operational

Formal

11

sampai 15

tahun

Remaja melakukan penalaran

dengan cara yang lebih abstrak,

idealis dan logis.

Page 47: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

72

2.1.3 Jenis Kelamin

Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya padat dan

menempati peringkat ke empat jumlah penduduk tebanyak di Dunia setelah Cina,

India dan Amerika Serikat. Hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun

2005 mendapatkan data bahwa jumlah penduduk Indonesia sebanyak 213.375.287

jiwa, dimana penduduk laki-laki sebanyak 107.274.528 jiwa dan perempuan

106.100.759 jiwa. Data diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih

banyak daripada perempuan (Husni, 2005).

Jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan ada beberapa perbedaan yang

biasanya dikatakan sebagai perbedaan gender. Sejumlah besar ulama memandang

bahwa laki-laki menempati posisi superior atas perempuan. Keputusan ini

dihubungkan dengan pernyataan dalam Al-Qur’an yaitu :

“ Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah

telah melebihkan sebahagian dari mereka (laki-laki) atas sebahagian dari yang lain

(perempuan)…….. “ (QS 4: 34)

Az-Zamakhsyari (467-538 H) menyatakan bahwa laki-laki memang lebih

unggul daripada perempuan. Keunggulan itu meliputi akal (al-‘aql), ketegasan (al-

hazm), semangat (al-‘azm) dan keberanian (al-farusiyyah wa ar-ramy). Dahulu kala

perempuan dianggap tidak memiliki kemampuan sehingga selalu di sampingkan

dan tidak dianggap dalam hal apapun. Seiring dengan perkembangan zaman, kini

realitas budaya telah memperlihatkan semakin banyak perempuan yang memiliki

Page 48: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

73

kemempuan intelektual dan kecerdasan nalar. Hal bisa terjadi karena budaya telah

memberikan peluang untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki lebih besar

seperti laki-laki. Mansour Fakih menyatakan bahwa perbedaan gender tidak

menjadi masalah sejauh tidak menyebabkan ketidakadilan bagi laki-laki maupun

perempuan (Muhammad, 2007). Dalam hal ini Nabi bersabda :

“ Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan rupa kamu, tetapi Dia melihat hati

dan amal perbuatan kamu. “ (HR.Muslim).

2.1.4 Sumber Informasi

Awal sejarah manusia bertukar informasi melalui bahasa. Bahasa

memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain,

tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja.

Tekhnologi lalu berkembang melalui gambar, tulisan dan terus berkembang hingga

saat ini (Rahmat, 2005).

Ada berbagai macam teknologi informasi yang bisa digunakan oleh manusia

di zaman sekarang ini, mulai dari media cetak seperti koran maupun media

elektronik seperti televisi, radio, internet. Rahmat (2005) mengungkapkan bahwa

fungsi dari media adalah untuk menyampaikan informasi, sebagai pendidik,

menghibur dan mempengaruhi.

Abad ini disebut sebagai abad komunikasi massa karena komunikasi telah

mencapai suatu tingkatan dimana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia

secara serentak. Sedikit banyaknya media informasi ini dapat mempengaruhi

masyarakat mulai dari anak hingga dewasa. Banyak media informasi yang ada dan

Page 49: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

74

yang paling dominan diantara semua tekhnologi informasi adalah televisi (81,8%)

dibandingkan dengan media lain seperti mendengarkan radio, menonton film dan

media elektronik maupun media cetak lainnya. (Sugandi, 2009).

Penelitian Rusdi Muchtar di Sulawesi Utara melaporkan bahwa televisi telah

mengubah kegiatan seluruh penduduk desa. Hal ini juga sesuai dengan penelitian

YKAI (Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia) yang menemukan, ketika anak

menonton televisi cenderung melakukan kegiatan lain yaitu makan (35%), tidur-

tiduran (28%) dan belajar (13%). Dalam keterkaitan antara televisi dan belajar,

penelitian ini menemukan anak yang tak tahan godaan televisi mengaku malas

belajar (80%) dan tidak suka membaca buku (66%) (Jahja, 2006). Tidak hanya di

Indoesia, Schramm, Lyle dan Parker (1961) menunjukkan dengan cermat

bagaimana kehadiran televisi telah mengurangi waktu bermain, tidur, membaca dan

menonton film pada sebuah kota di Amerika. Maka dari itu Dywer (1988)

menyatakan bahwa televisi merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan atau

informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu

untuk membuat orang mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di

layar televisi walau hanya satu kali melihat. Secara umum orang akan mengingat

85% dari apa yang mereka lihat di televisi setelah tiga jam dan 65% setelah 3 hari

(Rahmat, 2005).

Pada pelatihan tentang media literasi terhadap lima puluh orang siswa SMP

(Sekolah Menengah Pertama) di Jakarta pada Juli 2008, Sugandi (2009)

menemukan hampir 80% siswa menjawab bahwa di rumah mereka terdapat tiga

televisi, 20% menjawab dua televisi. Maka dari itu Mulyana dan George Gerbner

Page 50: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

75

menyatakan keniscayaan televisi pada dewasa ini telah menjadi “agama” baru dan

menggeser ajaran agama yang sebelumnya karena mempengaruhi dan digunakan

oleh semua orang tanpa mengenal batasan, namun menurut Rahmat (2005)

pengaruh itu dapat disaring, diseleksi bahkan mungkin ditolak sesuai dengan faktor-

faktor personal yang mempengaruhi anak. Deborah Line Barger menyatakan bahwa

menonton acara televisi pendidikan bermutu dapat membantu anak belajar (Jahja,

2006) demikian pula dengan penelitian dari Pujianti (2003) yang mengungkapkan

bahwa media televisi edukasi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SLTP

(Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) sebesar 72,5% dibandingkan dengan media

pembelajaran kontemporer, namun menurut Seto Mulyadi :

“ Dari laporan Departemen Kominfo yang saya ketahui, tayangan unsur

pendidikan tak sampai 1 persen, hanya 0,07 persen. Jadi, jika bicara soal

pendidikan, jangan nonton televisi”

Mematikan dan menjauhkan televisi dari siklus kehidupan merupakan hal

yang cenderung berat dilakukan di zaman ini, maka langkah yang efektif untuk

dilakukan adalah pada upaya restriktif, yaitu mengatur jam menonton televisi,

terutama pada anak-anak. Suatu analisis regresi yang dilakukan Warren (1999)

memperlihatkan pola menonton anak ternyata bisa dikendalikan tatkala orangtua

melibatkan diri secara aktif dalam proses pendampingan ( Sugandi, 2009).

2.1.5 Penelitian Terkait

Page 51: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

76

Penelitian yang dilakukan oleh Andika Dwi pratiwi yang berjudul “Demam

Tifoid Terhadap upaya Tindakan Prefentive Terjadinya Demam Tifoid Pada

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) dan Mahasiswa Fakultas

Hukum Angkatan 2002 Universitas Jember”. Total sample yang digunakan

sebanyak 156 responden. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh

tingkat pengetahuan demam tifoid terhadap upaya tindakan preventif terjadinya

demam tifoid pada mahasiswa PSPD angkatan 2002 adalah sebesar 14,1%, dan

pengaruh lebih kecil pada mahasiswa Fakultas Hukum yaitu 13%. Pengaruh sikap

tentang demam tifoid terhadap tindakan preventif terjadinya demam tifoid pada

mahasiswa PSPD angkatan 2002 adalah sebesar 12,4% dan pada mahasiswa

Fakultas hukum angkatan 2002 sebesar 15,7%. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah adanya pengaruh yang nyata antara tingkat pengetahuan dan sikap tentang

demam tifoid terhadap upaya tindakan preventif terjadinya demam tifoid pada

mahasiswa PSPD dan mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2002 Universitas

Jember ( Pratiwi, 2008).

Page 52: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

77

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang telah di uraikan pada studi pustaka, maka peneliti

membuat kerangka konsep untuk memudahkan mengidentifikasi konsep-konsep

sesuai penelitian sehingga dapat dimengerti.

Tabel 3.1

Kerangka Konsep dengan judul Tingkat Pengetahuan Siswa

Madrasah Tsanawiah (Mts) Al-Sa’adah Terhadap Demam Tifoid

Deskriptif

V. Umur

Interpretasi

Deskriptif Tingkat

V. Jenis Kelamin Pengetahuan

Deskriptif Siswa Mts

V. Sumber Informasi Al-Sa’adah

Deskriptif

V. Tingkat Pengetahuan

Variabel

Umur

Variabel

Jenis

kelamin

Variabel

Sumber

Informasi

Variabel

Tingkat

Pengetahuan

1. Gambaran

Umum

2. Cara

Pencegahan

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 53: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

78

Kerangka konsep di atas menggambarkan tentang karaktaristik siswa, tingkat

pengetahuan siswa tentang demam tifoid, gambaran tingkat pengetahuan siswa

tentang gambaran umum dan cara pencegahan demam tifoid dan gambaran tingkat

Pengetahuan siswa MTs. Al-Sa’adah berdasarkan jenis kelamin dan sumber

informasi.

3.2. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakreristik siswa MTs Al-Sa’adah

2. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswa tentang Demam Tifoid

3. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswa tentang gambaran umum

dan cara pencegahan demam tifoid.

4. Bagaimana gambaran tingkat Pengetahuan siswa MTs. Al-Sa’adah

berdasarkan jenis kelamin dan sumber informasi.

Page 54: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

79

3.3. Definisi Operasional

Variabel Sub

Variabel

Definisi

Konseptual

Definisi

Operasion

al

Cara Ukur Alat

Ukur

Hasil Ukur Skala

Ukur

Tingkat

Pengetahu

an

Tingkat

pengetahuan

adalah

penilaian

akan

pemahaman

pengetahuan

. Jika

pemahaman

akan

pengetahuan

itu baik

maka

tingkat

pengetahuan

seseorang

akan baik,

bila

pemahaman

akan suatu

hal yang

sedang

maka

tingkat

pengetahuan

Tingkat

pengetahu

an adalah

tingkat

pemahama

n siswa

atau

sejumlah

informasi

yang

dimiliki

siswa

tentang

demam

tifoid.

Siswa

diberi

pertanyaan

tentang

demam

tifoid.

Format

kuision

er.

Tingkat

pengetahuan

kategori tinggi

jika nilai jawaban

yang benar 19-26

, sedang jika nilai

jawaban yang

benar 10-18 dan

rendah jika nilai

jawaban yang

benar 0-9.

Ordina

l

Page 55: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

80

seseorang

akan sedang

begitu pula

sebaliknya.

Gambara

n Umum

Gambaran

umum

tentang

demam

tifoid yang

terdiri dari

definisi,

etiologi,

patofisiologi

, tanda dan

gejala,

komplikasi

dan

kekambuhan

demam

tifoid.

Tingkat

pengetahu

an atau

pemahama

n siswa

tentang

gambaran

umum

demam

tifoid yang

terdiri dari

definisi

penyakit

demam

tifoid,

etiologi,

patofisiolo

gi, tanda

dan gejala,

komplikasi

dan

kekambuh

an

Siswa

diberi

pertanyaan

tentang

gambaran

umum

demam

tifoid yang

terdiri dari

definisi,

etiologi,

patofisiolo

gi, tanda

dan gejala

,

komplikasi

dan

kekambuh

an.

Format

Kuision

er

gambaran umum

kategori tinggi

jika nilai jawaban

yang benar 8-10,

sedang jika nilai

jawaban yang

benar 4-7 dan

rendah jika nilai

jawaban yang

benar 0-3

Ordina

l

Cara Cara Tingkat Format cara pencegahan Ordina

Page 56: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

81

Pencegah

an

pencegahan

demam

tifoid.

pengetahu

an atau

pemahama

n siswa

tentang

cara

pencegaha

n demam

tifoid .

Kuision

er

kategori tinggi

jika nilai jawaban

yang benar 11-16

, sedang jika nilai

jawaban yang

benar 6-10 dan

rendah jika nilai

jawaban yang

benar 0-5

l

Umur Umur

adalah lama

waktu hidup

sejak

dilahirkan.

Lamanya

hidup dari

responden

yang

dihitung

dengan

tahun

mulai dari

lahir

sampai

dilakukan

penelitian.

Siswa

diberikan

pertanyaan

tentang

umurnya.

Format

kuision

er.

Dalam data

numerik.

Interva

l

Jenis

Kelamin

Jenis

kelamin

adalah sifat

jasmani atau

rohani yang

membedaka

Jenis

kelamin

siswa

menurut

sifat

jasmaniny

Siswa di

berikan

pertanyaan

tentang

jenis

kelaminny

Format

kuision

er.

Dalam kategori

1. laki-laki

2. perempuan

Nomin

al

Page 57: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

82

n dua

makhluk

sebagai

wanita atau

pria.

a.

a.

Sumber

Informasi

Sumber

informasi

adalah

pemberitahu

an, kabar

atau berita.

Mudah

atau

tidaknya

siswa

mendapatk

an sumber

informasi

dari media

cetak

maupun

elektronik

tentang

demam

tifoid.

Siswa di

beri

pertanyaan

tentang

mudah

tidaknya

mendapatk

an sumber

informasi

tentang

demam

tifoid.

Format

kuision

er.

1. Ya

2. Tidak

Nomin

al

Page 58: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

83

BAB IV

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Menurut Setiadi (2007) metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara

objektif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui pertanyaan terstruktur

atau kuisioner penelitian, setelah itu dicari tingkat pengetahuan dengan analisa data dan

perhitungan statistik.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya menurut Sugiono. (Hidayat, 2008). Populasi pada penelitian ini adalah

siswa Madrasah Tsanawiah (MTs) Al-Sa’adah kelas VII, VIII dan IX sebanyak 233 orang

siswa.

4.2.2. Sampel

Sample adalah pemilihan sekelompok objek dari populasinya yang memenuhi ciri-ciri

tertentu. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Siswa kelas VII, VIII dan IX baik laki-laki maupun perempuan

b. Usia 11 sampai 15 tahun

c. Bersedia menjadi respoden.

Page 59: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

84

Sample penelitian diambil dengan menggunakan rumus Estimasi Proporsi sebagai berikut

:

N = ( Z1-ά/2)2 pq

d2

= (1,96)

2 0,5 . 0,5)

(0,1)2

= 96,04 ≈ 96 orang

Keterangan :

N = jumlah total sample

p = sifat suatu keadaan dalam % ( jika jumlah tidak diketahui dianggap 50%)

q = 100%-p → 0,5

d = 10% → 0,1

ά = 5%

Z1- ά/2 = 1,96

Dari hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 96 orang

di tambah 10% dari 96 untuk mengantisipasi kemungkinan jawaban responden yang tidak

valid. Pada penelitian ini jumlah responden adalah 106 orang yang diambil dari siswa kelas

VII, VIII dan IX dengan perincian sebagai berikut :

Siswa kelas VII = 62 x 106 = 28,20 ≈ 28 siswa

233

Siswa kelas VIII = 105 x 106 = 47,76 ≈ 48 siswa

233

Siswa kelas IX = 66 x 106 = 30,02 ≈ 30 siswa

233

Page 60: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

85

Teknik pengambilan sampel pada tiap kelas di lakukan dengan simple random sampling. Cara

pengambilan responden di dapat dari daftar absen siswa seluruh kelas lalu peneliti mengambil

secara acak nomor absen siswa di setiap kelas hingga terpenuhi kuota yang diinginkan.

4.3 Tempat dan Waktu penelitian

Tempat penelitian di Madrasah Tsanawiah (MTs) Al-Sa’adah berdasarkan pertimbangan

telah dilakukan survey awal dimana prevalensi demam tifoidnya lebih tinggi dibandingkan dua

sekolah lainnya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2009.

4.4 Etika Penelitian

Etika penelitian ini bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas responden,

melindungi dan menghormati hak responden untuk menolak penelitian dan diajukannya

pernyataan persetujuan (informed consent) mengikuti penelitian seperti terlampir. Sebelum

melakukan pengumpulan data, peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah MTs Al-Sa’adah

dengan menyerahkan surat permohonan melakukan penelitian yaitu pengambilan data dari

MTs Al-Sa’adah. Kemudian peneliti mendatangi calon responden di masing-masing kelas dan

memberi penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian, menjelaskan partisipasi responden,

serta kerahasiaan data yang di peroleh. Untuk kejelasan dari responden, maka peneliti merubah

demam tifoid menjadi tipes agar responden mengerti dan lebih memahaminya. Setelah

diberikan penjelasan, peneliti kemudian memastikan bahwa responden benar-benar mengerti

tentang penelitian yang akan dilakukan termasuk keuntungan dan kerugian menjadi subjek

penelitian. Siswa akan diberikan lembar persetujuan dan diminta menandatanganinya. Jika

responden tidak bersedia menjadi subjek penelitian maka responden berhak mengundurkan diri

Page 61: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

86

dari penelitian. Kerahasiaan data yang diperoleh dari responden akan dijaga oleh peneliti

dengan cara memberi kode pada masing-masing kuisioner.

4.5 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner. Kuisoner

memuat beberapa pertanyaan yang di rancang oleh peneliti dengan mengacu pada literature

khususnya mengenai pengetahuan siswa tentang pencegahan demam tifoid sebanya 26

pertanyaan dengan menggunakan pilihan ya dan tidak. Waktu yang dibutuhkan untuk

menjawab pertanyaan kurang lebih 25-30 menit. Kuisioner tersebut berisi tentang petunjuk-

petunjuk untuk pengisisan kuisioner, kode responden, data demografi (umur, jenis kelamin,

dan sumber informasi) serta pertanyaan siswa tentang demam tifoid, etiologi, patofisiologi,

tanda dan gejala, komplikasi, kekambuhan dan cara pencegahan demam tifoid.

4.6 Prosedur Pengumpulan Data

Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini melaliu bebertapa tahap yaitu

:

4.6.1 Mengajukan dan menyerahkan surat permohonan izin kepada pihak sekolah untuk

mengadakan penelitian.

4.6.2 Melakukan pendataan kepada calon responden dengan menjelaskan tujuan dan

manfaat penelitian.

Page 62: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

87

4.6.3 Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk di tandatangani oleh calon

responden, jika calon respoden setuju menjadi subjek penelitian.

4.6.4 Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuisioner.

4.6.5 Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti apabila

ada yang tidak jelas dengan kuisioner.

4.6.6 Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuisioner.

4.6.7 Responden menyerahkan kembali kuisioner yang telah diisi kepada peneliti untuk

diperiksa.

4.6.8 Peneliti mengelompokkan data yang sudah terkumpul sesuai dengan variable

penelitian.

4.7 Pengolahan dan Analisa Data

Analisa data hasil penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu pengolahan data dan

analisa data dengan menggunakan komputer. Analisa yang digunakan pada penelitian ini

adalah analisis univariat. Pada analisis ini data demografi dan pengetahuan siswa tentang

pencegahan demam tifoid dideskriptifkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Adapun tahap

tersebut adalah :

4.7.1. Pengolahan Data

1. Editing, yaitu proses pengecekan kembali kuisioner yang telah diteliti oleh

responden. Pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan, kejelasan, relevansi

Page 63: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

88

serta konsistensi jawaban responden . kuisioner yang belum lengkap akan

dikembalikan kepada responden untuk diisi kembali pada saat itu juga.

2. Coding, yaitu proses merubah data berbentuk huruf dan menjadi data berbilang

sehingga akan mempercepat proses pemasukan data. Pada penelitian ini data-data

yang akan diberi kode meliputi jenis kelamin dan jawaban klien tentang pencegahan

demam tifoid.

3. Scoring, yaitu proses memberi nilai untuk setiap pertanyaan sesuai dengan ketetapan

jawaban responden. Jawaban responden yang tepat akan diberi nilai 1 sedangkan

jawaban yang tidak tepat diberi nilai 0.

4. Processing, yaitu proses pemasukan data ke dalam program komputer.

5. Cleaning, yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah dimasukan untuk

melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian pengkodean yang dilakukan.

Apabila terjadi kesalahan maka data tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai

dengan hasil pengumpulan data yang dilakukan.

4.7.2. Analisa Data

Untuk data demografi dan kriteria sampel dilakukan perhitungan presentase :

P = F x 100%

N

Keterangan :

P = Presentase

F = Jumlah frekuensi

n = Jumlah responden

Page 64: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

89

Pernyataan tentang pengetahuan siswa tentang pencegahan demam tifoid di dalam

kuisioner sebanyak 26 pertanyaan dan masing-masing nilai skor antara 0 sampai 1. nilai

jawaban tertinggi 1 dan yang terendah adalah 0 sehingga skor yang di dapatkan antara 0-26

kemudian data yang dikumpulkan dan di jumlahkan sesuai dengan skor didapatkan lalu

digolongkan tingkat pengetahuan siswa dari tinggi, sedang dan rendah berdasarkan tabel

berikut ini :

Tabel 4.1. Kategori Tingkat Pengetahuan

Total Skor Pengetahuan

0-9

10-18

19-26

Rendah

Sedang

Tinggi

4.8 Uji Instrument Penelitian

Sebelum kuisioner dibagikan kepada sample yaitu siswa Mts Al-Sa’adah, peneliti terlebih

dahulu melakukan uji coba kuisioner yang dilaksanakan dengan responden yang memiliki

karakteristik yang sama di dengan subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa pada 16 Juli

2009 di sekolah SMP AL-Mubarak. Hasil uji realibilitas mendapatkan data yang tidak reliabel

Page 65: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

90

karena alfa cronbach <0,7, maka dari itu peneliti menghilangkan 4 dari 30 kuisioner yang ada

sehingga mendapatkan alfa cronbach 0,7.

4.9 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Mts Al-Sa’adah Pondok Jaya. Mts Al-Sa’adah sudah

bersidiri sejak tahun 1984, dimana status tanah dan bangunananya milik sendiri dibawah

naungan Yayasan Pendidikan Islam Al-Sa’adah (YASPIAS). Jenjang akreditasi Mts.Al-

Sa’adah terakreditasi ”A”. Ruangan yang tersedia yaitu sebanyak 7 Ruangan Kelas, 1 Ruang

Guru, 1 Ruang Administrasi, 1 Ruang Kepala Sekolah dan 2 toilet yang kondisinya kurang

baik.

Page 66: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

91

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Karakteristik Responden

Penelitian ini menyajikan hasil penelitian data demografi dan data siswa Mts Al-Sa’adah

tentang tingkat pengetahuan terhadap pencegahan demam tifoid. Jumlah sample minimal dari

hasil perhitungan rumus besar sampel adalah 96 orang siswa, lalu di tambahkan 10% menjadi

106 orang siswa. Dari 106 responden didapatkan 3 kuisioner yang tidak valid, hal itu

disebabkan oleh responden tidak menjawab lengkap semua pertanyaan di kuisioner sehingga

untuk pengolahan data jumlah respondennya menjadi 103 orang siswa. Hasil penelitian

disajikan dengan menggunakan tabel dan diagram pie.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Umur (Tahun) Siswa MTs Al-Sa’adah tahun 2009

(n=103)

Mean Median Standar deviasi Min-maks

Umur 13,17 13 1,001 11-15

Berdasarkan tabel 5.1 diatas diperoleh informasi bahwa nilai mean umur siswa adalah 13,17

dan nilai maksimum 15.

46.6%53.4%

perempuan

laki-laki

Page 67: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

92

Diagram 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di

MTs.Al-Sa’adah tahun 2009 (n=103)

Pada diagram 5.1 memperlihatkan presentase siswa MTs Al-Sa’adah yang terbesar

adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 53,4% dan yang berjenis kelamin

perempuan sebesar 46,6%.

5.2 Sumber Informasi

Diagram 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang

Demam tifoid di MTs Al-Sa’adah tahun 2009

(n=103

Dari diagram 5.2 terlihat bahwa presentase siswa MTs Al-Sa’adah yang terbesar

mendapatkan informasi tentang demam tifoid adalah dari televisi sebesar 49,5% dan dari

Koran sebesar 0,97%.

19.42%

25.24%

4.85%

49.51%

0.97%

lainnya

puskesmas

internet

televisi

koran

Page 68: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

93

Diagram 5.3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kemudahan Mendapatkan

Informasi Tentang Demam Tifoid di MTs Al-Sa’adah tahun 2009

(n=103)

Berdasarkan diagram 5.3 diatas diperoleh informasi bahwa presentase siswa MTs Al-

Sa’adah yang terbesar adalah sulit mendapatkan informasi tentang demam tifoid sebesar

65% sedangkan yang menyatakan mudah sebesar 35%.

5.3 Tingkat Pengetahuan Siswa Mts Al-Sa’adah

Table 5.2

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa MTs Al-Sa’adah tahun 2009

(n=103)

Tingkat Pengetahuan

Siswa MTs Al-Sa’adah

Nilai Persentase

(n) (%)

Rendah 43 47,72

Sedang 60 57,28

Tinggi 0 0

Total 103 100

Hasil analisa pada tabel 5.2 dapat diartikan bahwa presentase siswa MTs Al-

Sa’adah yang terbesar mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang sebesar 57,28 % dan

tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi.

65.05%

34.95%

tidak

ya

Page 69: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

94

Tingkat pengetahuan responden digambarkan kembali secara terperinci sebagai

berikut :

5.3.1. Gambaran Umum Demam Tifoid (pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan

gejala, kekambuhan dan cara penularan)

Diagram 5.4 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Pengetahuan Gambaran Umum

Demam Tifoid siswa MTs Al-Sa’adah tahun 2009

(n=103)

Berdasarkan diagram 5.4 diatas diperoleh informasi presentase siswa MTs Al-

Sa’adah yang terbesar mempunyai tingkat pengetahuan gambaran umum demam

tifoid yang sedang sebesar 69,9% dan presentase siswa MTs. Al-Sa’adah yang

terkecil mempunyai tingkat pengetahuan gambaran umum demam tifoid yang tinggi

sebesar 14,56%.

5.3.2. Cara Pencegahan Demam Tifoid

Tabel 5.3

14.56%

69.9%

15.53%

tinggi

sedang

rendah

Page 70: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

95

Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Pengetahuan Cara Pencegahan Demam Tifoid

Siswa MTs Al-Sa’adah tahun 2009

(n=103)

Tingkat Pengetahuan Cara

Pencegahan Demam Tifoid

Siswa MTs Al-Sa’adah

Nilai Persentase

(n) (%)

Rendah 83 80,58

Sedang 20 19,42

Tinggi 0 0

Total 103 100

Berdasarkan tabel 5.3 diatas diperoleh informasi presentase siswa MTs Al-Sa’adah

yang terbesar mempunyai tingkat pengetahuan cara pencegahan demam tifoid yang

rendah yaitu sebesar 80,58% dan tidak ada yang mempunyai tingkat pengetahuan yang

tinggi

Pada tabel dibawah ini diperlihatkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan siswa MTs

Al-Sa’adah tahun 2009 berdasarkan jenis kelamin, sumber informasi dan kemudahan

mendapatkan informasi.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Terhadap Demam Tifoid Dilihat Berdasarkan

Jenis Kelamin siswa MTs Al-Sa’adah tahun 2009

(n=103)

Jenis

Kelamin

Pengetahuan Demam Tifoid

Rendah Sedang Tinggi Total

n % N % n % n %

Laki-laki 26 47,3 29 52,7 0 0 55 100

Perempuan 18 37,5 30 62,5 0 0 48 100

Total 103 100

Page 71: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

96

Berdasarkan tabel 5.4 diatas diperoleh informasi bahwa tingkat pengetahuan pencegahan

demam tifoid yang rendah dari jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan

yaitu sebesar 47,6%. Sementara dari tingkat pengetahuan pencegahan demam tifoid yang

sedang tidak jauh berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Terhadap Demam Tifoid Dilihat Berdasarkan

Sumber yang Sering Digunakan Untuk Mendapatkan Informasi Siswa MTs Al-Sa’adah

tahun 2009

(n=103)

Sumber

Informasi

Pengetahuan Demam Tifoid

Rendah Sedang Tinggi Total

n % n % n % n %

Koran 1 100 0 0 0 0 1 100

Televisi 15 29,4 36 70,6 0 0 51 100

Internet 3 60 2 40 0 0 5 100

Page 72: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

97

Puskesmas 14 53,8 12 46,2 0 0 26 100

Lainnya 11 55 9 45 0 0 20 100

Total 103 100

Berdasarkan tabel 5.5 diatas diperoleh informasi bahwa tingkat pengetahuan

pencegahan demam tifoid siswa MTs Al-Sa’adah yang sedang memperoleh informasi

yang terbanyak dari televisi sebesar 70,6%, sementara dari tingkat pengetahuan

pencegahan demam tifoid siswa MTs Al-Sa’adah yang rendah juga memperoleh

informasi terbanyak dari televisi sebesar 29,4%.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Terhadap Demam Tifoid

Dilihat Berdasarkan Kemudahan Mendapatkan Informasi Tentang Demam Tifoid

Siswa MTs.Al-Sa’adah tahun 2009

(n=103)

Kemudahan

Mendapatkan

Informasi

Pengetahuan Demam Tifoid

Rendah Sedang Tinggi Total

n % n % n % n %

Ya 12 33,3 24 67,6 0 0 36 100

Tidak 32 47,8 35 52,2 0 0 67 100

Total 103 100

Page 73: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

98

Berdasarkan tabel 5.6 diatas diperoleh informasi bahwa tingkat pengetahuan demam

tifoid siswa MTs Al-Sa’adah yang sedang lebih banyak yang tidak mudah mendapatkan

informasi tentang demam tifoid yaitu sebesar 67,6% sedangkan tingkat pengetahuan

demam tifoid siswa MTs Al-Sa’adah yang rendah juga lebih banyak yang tidak mudah

mendapatkan informasi tentang demam tifoid yaitu sebesar 47,8%.

Page 74: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

99

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

6.1.1 Secara teoritis banyak sekali masalah yang harus diteliti dalam demam tifoid,

tetapi karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana peneliti maka penelitian ini

hanya meneliti beberapa variabel yang terkait dengan demam tifoid yaitu

pengetahuan, beberapa karakteristik (jenis Kelamin dan usia) dan sumber

informasi.

6.1.2 Penelitian ini hanya bersifat deskriptif yaitu penggambaran tingkat pengetahuan

Siswa MTs Al-Sa’adah tentang demam tifoid .

6.1.3 Instrument penelitian ini berupa kuisioner. Kuisioner berisi pertanyaan untuk

mengukur pengetahuan Siswa MTs Al-Sa’adah dan sudah disediakan alternatif

jawaban yaitu Ya dan Tidak, sehingga memungkinkan responden tidak dapat

mengemukakan jawaban dengan bebas. Bentuk pernyataan pada kuesioner dibuat

sesederhana mungkin agar Siswa MTs Al-Sa’adah dapat dengan mudah

memahami maksud dari pernyataan tersebut.

6.2 Karakteristik Responden

Page 75: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

100

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswa tentang

pencegahan demam tifoid yang di lakukan di MTs Al-Sa’adah Pondok Jaya yang melibatkan

106 responden. Pembahasan akan diuraikan berdasarkan variabel-variabel yang diteliti.

Karakteristik 103 responden yang diteliti didapatkan bahwa rata-rata umur siswa MTs.

Al-Sa’adah adalah 13,17 tahun, sedangkan nilai minimum-maksimumnya adalah 11-15 tahun.

Lebih dari 50% responden berjenis kelamin laki-laki 53,4%. Anak umur 11 sampai 15 tahun

menurut Piaget masuk dalam fase operasi formal. Fase operasional formal, dimana anak

mempunyai tahap kemampuan karakteristik beradaptasi dan fleksibel dengan lingkungannya

dan berfikir pola yang abstrak menggunakan tanda atau simbol dan menggambarkan

kesimpulan yang logis.

Jenis kelamin laki-laki yang memiliki tingkat pengetahuan tentang demam tifoid yang

sedang sebesar 52,7% sedangkan perempuan sebesar 62,5%, hal ini menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan tentang demam tifoid perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Penelitian

Hayati (2009) mendapatkan data bahwa tingkat pengetahuan perempuan 15% sedangkan laki-

laki 14,81%, selain itu penelitian Lingustina (2000) menunjukkan bahwa responden perempuan

yang tingkat pengetahuannya baik sebesar 25,8% dan laki-laki 25,6%. Hal ini tidak sesuai

dengan yang dikatakan oleh Az-Zamakhsyari (467-538 H) yang menyatakan bahwa laki-laki

lebih unggul daripada perempuan, keunggulan itu meliputi akal (al-‘aql) tetapi seiring dengan

perkembangan zaman, kini realitas budaya telah memperlihatkan semakin banyak perempuan

yang memiliki kemempuan intelektual dan kecerdasan (Muhammad, 2007).

6.3 Sumber Informasi

Page 76: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

101

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa siswa lebih banyak mendapatkan informasi dari

televisi yaitu sebesar 49,51%, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sugandi

(2009) dimana televisi menempati urutan tertinggi (81,8%) media yang di gunakan oleh anak

usia sekolah daripada media informasi dari cetak maupun elektronik lainnya.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh perkembangan zaman dan kemajuan tekhnologi di era

globalisasi, banyak jenis tekhnologi informasi yang ada mulai dari media cetak seperti koran

maupun media elektronik seperti televisi, radio, dan internet juga tidak menutup

kemungkinann mendapat informasi dari tempat kesehatan seperti puskesmas atau tempat

lainnya. Hal tersebut juga sesuai dengan fungsi dari media massa yaitu untuk menyampaikan

informasi, sebagai pendidik, menghibur dan mempengaruhi (Rahmat, 2003).

Berdasarkan data yang ada, siswa MTs Al-Sa’adah menyatakan bahwa teknologi

informasi dominant yang digunakan oleh responden adalah televisi, dimana 70,6% dari siswa

yang mendapatkan sumber informasi dari televisi dan mempunyai tingkat pengetahuan demam

tifoid yang sedang. Siswa juga sulit mendapatkan sumber informasi mengenai demam tifoid

yaitu sebesar 65,05%. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh minimnya acara edukasi, seperi

yang dikemukakan Seto Mulyadi bahwa “ .....tayangan unsur pendidikan tak sampai 1%”. Hal

tersebut sesuai dengan penelitian dari Pujianti (2003) yang mengungkapkan bahwa pengaruh

media televisi edukasi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SLTP sebesar 72,5%

dibandingkan dengan media pembelajaran kontemporer. Televisi merupakan media informasi

yang baik digunakan karena informasi masuk melalui indra penglihatan dan pendengaran (mata

dan telinga) yang menyerap sebagian besar pengetahuan manusia (Notoadmodjo, 2007).

6.4 Tingkat Pengetahuan

Page 77: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

102

Penilaian tingkat pengetahuan responden dilakukan berdasarkan kemampuan siswa dalam

menjawab 26 pertanyaan mengenai demam tifoid termasuk gambaran umum (pengertian,

etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala juga cara penularan) dan cara pencegahan demam

tifoid. Hasil pengolahan data melalui perangkat lunak komputer menunjukkan bahwa

responden memiliki tingkat pengetahuan yang bervariasi tentang demam tifoid yaitu 47,72%

mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah, 57,28% mempunyai tingkat pengetahuan yang

sedang dan tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Hasil ini tidak jauh berbeda

dengan hasil yang didapatkan oleh Astuti (2006) dimana tingkat pengetahuan Ibu tentang

penyakit demam tifoid umumnya sedang. Dimana dari 58 responden yang diteliti terdapat

10,94% yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 76,82% sedang dan 12,24% rendah.

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan dipengaruhi oleh fasilitas. Fasilitas adalah

segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka

mencapai suatu tujuan (Lestari, 2002). Salah satu contoh fasilitas adalah media, kemungkinan

persamaan penelitian ini karena kurangnya responden mendapatkan sumber informasi (media)

yang berhubungan dengan demam tifoid.

Page 78: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

103

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

7.1.1 Karakteristik responden siswa MTs. Al-Sa’adah, adalah:

Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki 53,4%, rata-rata umurnya adalah

13,17 tahun, sumber informasi yang di gunakan televisi 49,51% dan sulit

mendapatkan informasi mengenai demam tifoid 65,05%.

7.1.2 Tingkat Pengetahuan Siswa MTs. Al-Sa’adah

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan siswa MTs. Al-

Sa’adah Pondok Jaya terhadap demam tifoid adalah sedang yaitu sebesar 57,3%.

7.1.3 Tingkat Pengetahuan siswa MTs. Al-Sa’adah tentang gambaran umum dan cara

pencegahan demam tifoid

Hasil penelitian mendapatkan data bahwa presentase siswa MTs Al-Sa’adah yang

terbesar mempunyai tingkat pengetahuan gambaran umum demam tifoid yang

sedang sebesar 69,9% dan siswa MTs Al-Sa’adah yang terbesar mempunyai

tingkat pengetahuan cara pencegahan demam tifoid yang rendah yaitu sebesar

80,58%.

7.1.4 Tingkat Pengetahuan siswa MTs. Al-Sa’adah berdasarkan jenis kelamin dan

sumber informasi.

Hasil penelitian mendapatkan data bahwa responden yang berjenis kelamin laki-

laki yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang sebesar 52,7% sedangkan

perempuan sebesar 62,5%. Sebagian besar responden memilih televisi sebagai

sumber informasi sebesar 49,51%, sedangkan 70,6% dari siswa yang memilih

sumber informasi televisi mempunyai tingkat pengetahuan sedang dan responden

Page 79: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

104

yang mendapatkan kemudahan informasi sebesar 34,95% yang sebagian besarnya

(67,6%) mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang.

.

7.2 Saran

Setelah melakukan penelitian, peneliti merekomendasikan beberapa hal yaitu :

7.2.1 Bagi Peneliti Lain

7.2.1.1 Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan desain penelitian yang lebih

mendalam, misalnya deskriptif korelasi yang membahas tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi pengetahuan siswa terhadap pencegahan demam tifoid.

7.2.1.2 Penelitian selanjutnya diharapkan perbanyak variabel penelitian untuk

mendapatkan perbandingan dan hubungan. Variabel juga dapat dikembangkan

agar dapat menghasilkan teori dan konsep baru.

7.2.2 Bagi Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, terlihat bahwa tingkat pengetahuan

siswa Mts.Al-Sa’adah Pondok Jaya terhadap demam tifoid tergolong sedang dan

sumber informasi yang digunakan sebagian besar adalah televisi. Oleh karena itu

peneliti menyarankan ditampilkannya iklan layanan masyarakat tentang kesehatan,

terutama tentang demam tifoid pada jam anak sekolah menonton televisi agar dapat

menambah pengetahuan mengenai demam tifoid.

7.2.3 Bagi Siswa

Siswa disarankan untuk menambahkan pengetahuan tentang demam tifoid dari

berbagai sumber yang ada.

7.2.4 Bagi Sekolah MTs Al-Sa’adah

Pengembangan kurikulum pendidikan kesehatan perlu untuk meningkatkan

pengetahuan siswa tentang demam tifoid, peran serta guru sangat diharapkan dalam

Page 80: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

105

memberikan informasi yang diperlukan siswa tentang demam tifoid, dan juga

meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah seperti toilet dan

diadakannya tempat untuk cuci tangan agar dapat memutus mata rantai demam tifoid.

Page 81: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

106

DAFTAR PUSTAKA

Algerina. Tifoid Pada Anak. Jakarta : Elex Media Komputindo. 2008

Anies. Manajemen Berbasis Lingkungan. Jakarta : Elex Media Komputindo. 2008

Astuti, Dian Wahyu. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Demam Tifoid pada

Anak. Dari http://adln.fkm.unair.ac.id/gdl diakses tanggal 22 Oktober 2009. 2006

Bloom. Domain of Learning dalam Van Hoozer, et al. The Teaching Process Theory and

Practice Nursing. USA : Appleton Century Corfts. 1986

Brunner dan Suddart. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. 2001

Chandra, Budiman. Pengantar kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC. 2007

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta : Balai

Pustaka. 2003

Departemen Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia 2002. Departemen kesehatan Indonesia:

Jakarta. 2002

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Dasar (RISKESDAS) 2007.

Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008

Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Standarisasi Makanan. Jakarta :

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001

Hidayat, Aziz Alimun. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa

Data. Jakarta : Salemba Medika. 2008

Husni, Ipin ZA. Jumlah Penduduk Laki-laki lebih banyak dari Perempuan. Dari

http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=4247 diakses tanggal 25 Oktober 2009. 2005

Page 82: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

107

Jahja dan Irvan. Menilai Tanggung Jawab Sosial Televisi. Jakarta : Suara

Pemuda. 2006

Kalbefarma. Resiko kesehatan anak terhadap makanan jajanan. Dari http : //www.majalah-

farmasia.com/news.php? BID 23 diakse tanggal pada 30 April 2009. 2002

Kusnoputro, Haryoto. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Universitas Indonesia Fakultas

Kesehatan Masyarakat. 2000

Lestari, Suci. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di Sekolah Menengah Atas

(SMA) 3 Bogor. Laporan Penelitian FIK-Universitas Indonesia Depok. 2002

Lingustina. Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja ”Gaul” Blok M Jakarta

Selatan. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok. 2000

Mawar Hayati. Pengaruh Peer Edukasi Tentang Jajanan Sehat Terhadap Perilaku Jajanan Anak

Usia Sekolah Di Lhokseumawe Aceh . Tesis Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia. 2009

Mubarak, Wahit Iqbal dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto. 2006

Mulyadi, Seto. Sinetron Bahayakan Anak. Dari http://202.146.5.33/kompas-

cetak/0801/15/humaniora/4166849.htm dikutip pada 12 Oktober 2009. 2007

Muhammad, KH. Husein. Fiqih Perempuan. Yogyakarta : LKiS Pelangi Aksara. 2007

Nasrudin. Penyakit Infeksi di Indonesia. Surabaya : Airlangga Univercity Press. 2007

Noer, Syaifullah. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC. 2005

Notoadmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Eka Cipta. 2007

Nugrahini, Kartika. Hubungan Kondisi Sanitasi Rumah dengan Kejadian Demam Tifoid pada

Pasien Rawat Inap di RSUD Brebes. Dari

Page 83: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

108

http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=1452 dikutip pada 22 Oktober

2009. 2002

Perry dan Potter. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. 2005

Pratiwi. Demam Tifoid Terhadap upaya Tindakan Prefentive Terjadinya Demam Tifoid Pada

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter dan Mahasiswa Fakultas Hukum

Angkatan 2002 Universitas Jember. Dari http: //diglib.unej.ac.id/go.php. diakses tanggal

20 April 2009. 2008

Pujianti. Pengaruh Media televisi edukasi dengan Belajar Kontemporer. Dari http :

//diglib.unair.ac.id/go diakses pada 12 September 2009. 2003

Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Persada. 2005

Rampengan. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta : EGC. 1997

Rosto, Elizabeth. Pathophysiology Incredibly Eazly. Philladelphia : Lippincott Williams &

Wilkins. 2008.

Santosa, dkk. Faktor Resiko Kejadian Demam Tifoid Di Kabupaten Purworejo. Jurnal Berita

Kedokteran Masyarakat. Vol 22 hal 180. 2006

Santrock, John. W. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. 2007

Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

2007

Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 2004

Sugandi, Dusi. Mendampingi Anak Menonton Televisi. Dari http://newspaper.pikiran-

rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=85909 diakses tanggal 22 Oktober 2009.

2009

Sulastri. Tatalaksana Demam Tifoid pada anak. Penyusun standarisasi penyakit

pencernaan. Jakarta : Ditjen PPM-PL Republik Indonesia.2001

Page 84: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

109

WHO. Penyakit Bawaan Makanan. Jakarta : EGC. 1997

Winnarny, Anny. Hubungan antara kebiasaan jajan dengan status kesehatan SMP.

Laporan penelitian. Fakultas Ilmu Keperawatan Depok. 2007

.

Page 85: Sofiani Handinitingkat Pengetahuan Siswa Madrasah Tsanawiah Mts

110